8_analisis hubungan pengendalian internal (versi coso) terhadap indikasi kecurangan laporan keuangan...

21
119 ANALISIS HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL (VERSI COSO) TERHADAP INDIKASI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SYARIAH Hikmah Fauziati Mulyaning Wulan STEI SEBI ABSTRAK Perkembangan koperasi syariah yang semakin meningkat, menuntut koperasi syariah membuat suatu pengendalian internal yang efektif. Beberapa kasus kecurangan yang terjadi menandakan bahwa koperasi syariah belum memiliki pengendalian internal yang baik. Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) membentuk sebuah kerangka pengendalian internal untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengendalian internal pada koperasi syariah terhadap indikasi kecurangan laporan keuangan yang diwakili oleh ketiga komponen yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian dan monitoring. Sedangkan indikasi kecurangan laporan keuangan diwakili oleh indikasi manipulasi laporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan mengggunakan software SPSS 16.00 for windows dengan populasi penelitian koperasi syariah yang ada di Kecamatan Cimanggis, Tapos, dan Bojongsari Kota Depok. Sedangkan sampel adalah koperasi syariah yang tercatat dalam Dinas Koperasi, UKM dan Pasar Kota Depok serta aktif dalam kegiatan operasionalnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pada koperasi syariah yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian. Dari hasil pengujian dengan korelasi Rank Spearman menunjukkan ketiga hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komponen pengendalian internal, yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, dan monitoring terhadap indikasi kecurangan pada laporan keuangan koperasi syariah. Kata Kunci: Hubungan, Pengendalian Internal, COSO, Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan, Koperasi Syariah. ABSTRACT The development of Islamic cooperatives is increasing, demand sharia cooperatives make a effective internal controls. Some cases of fraud indicates that the cooperative sharia does not yet have a good internal control. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) establish a framework of internal controls to identify the factors that cause the occurrence of fraud. Study aimed to analyze the relationship between internal control in cooperative sharia indications of fraud against the financial statements are represented by three components, namely the control environment , control activities and monitoring. While indications of fraud financial statements represented by the indication of manipulation of financial statements and misappropriation of assets. This study uses a quantitative methodology using existing software SPSS for windows 16.00 by Islamic cooperative study population was Cimanggis, and Bojongsari Tapos Depok. While the sample is recorded in Islamic cooperatives Cooperatives, SMEs and Markets Depok and active in its operations. Sampling in this study was conducted with a purposive sampling method. Methods of data collection is done by distributing questionnaires to the cooperative that Shariah has met the criteria of the study sample. From the results of the Spearman Rank correlation test shows a third alternative hypothesis (Ha) is accepted. It shows that

Upload: euiz-ratna-sari

Post on 14-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 119

    ANALISIS HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL (VERSI COSO) TERHADAP

    INDIKASI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SYARIAH

    Hikmah Fauziati Mulyaning Wulan

    STEI SEBI

    ABSTRAK

    Perkembangan koperasi syariah yang semakin meningkat, menuntut koperasi syariah membuat suatu pengendalian internal yang efektif. Beberapa kasus kecurangan yang terjadi menandakan bahwa koperasi syariah belum memiliki pengendalian internal yang baik. Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) membentuk sebuah kerangka pengendalian internal untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengendalian internal pada

    koperasi syariah terhadap indikasi kecurangan laporan keuangan yang diwakili oleh ketiga komponen yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian dan monitoring. Sedangkan indikasi kecurangan laporan keuangan diwakili oleh indikasi manipulasi laporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan mengggunakan software SPSS 16.00 for windows dengan populasi penelitian koperasi syariah yang ada di Kecamatan Cimanggis, Tapos, dan Bojongsari Kota Depok. Sedangkan sampel adalah koperasi syariah yang tercatat dalam Dinas Koperasi, UKM dan Pasar Kota Depok serta aktif dalam kegiatan operasionalnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pada koperasi syariah yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian. Dari hasil pengujian dengan korelasi Rank Spearman menunjukkan ketiga hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komponen pengendalian internal, yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, dan monitoring terhadap indikasi kecurangan pada laporan keuangan koperasi syariah. Kata Kunci: Hubungan, Pengendalian Internal, COSO, Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan, Koperasi Syariah.

    ABSTRACT The development of Islamic cooperatives is increasing, demand sharia

    cooperatives make a effective internal controls. Some cases of fraud indicates that the cooperative sharia does not yet have a good internal control. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) establish a framework of internal controls to identify the factors that cause the occurrence of fraud. Study aimed to analyze the relationship between internal control in cooperative sharia indications of fraud against the financial statements are represented by three components, namely the control environment , control activities and monitoring. While indications of fraud financial statements represented by the

    indication of manipulation of financial statements and misappropriation of assets. This study uses a quantitative methodology using existing software SPSS for windows 16.00 by Islamic cooperative study population was Cimanggis, and Bojongsari Tapos Depok. While the sample is recorded in Islamic cooperatives Cooperatives, SMEs and Markets Depok and active in its operations. Sampling in this study was conducted with a purposive sampling method. Methods of data collection is done by distributing questionnaires to the cooperative that Shariah has met the criteria of the study sample. From the results of the Spearman Rank correlation test shows a third alternative hypothesis (Ha) is accepted. It shows that

  • 120

    there is a significant relationship between the components of internal control, namely the control environment, control activities and monitoring for indications of cheating on the cooperative's financial statements sharia. Keywords: Correlation, Internal Control, COSO, Indications Fraud Financial Report, Cooperative Sharia. 1. Pendahuluan

    Perkembangan perekonomian sektor mikro di Indonesia semakin lama semakin berkembang. Data kementrian koperasi per tahun 2012 menyebutkan bahwa jumlah usaha mikro meningkat pesat menjadi 56,5 juta unit pada tahun 2012. Jumlah usaha kecil pada tahun 2012 mencapai 56,4 juta, termasuk usaha mikro. (kemenkop.go.id). Berikut merupakan tabel perkembangan usaha ekonomi mikro di Indonesia.

    Tabel 1.1 Perkembangan Ekonomi Mikro

    No Unit

    Usaha

    Satuan Tahun

    2011

    Tahun

    2012

    Perkembangan

    Tahun 2011-2012

    Jumlah %

    1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) - Usaha

    Mikro - Usaha

    Kecil - Usaha

    Menengah

    Unit Unit Unit Unit

    55.206.444 54.559.969 602.195 44.280

    56.534.592 55.856.176 629.418 48.997

    1.328.147 1.296.207 27.223 4.717

    2,41 2,38 4,52 10,65

    2. Usaha Besar

    Unit 4.952 4.968 16 0,3

    Sumber: Kemenkop.go.id Namun, tidak sejalan dengan perekonomian mikro, kondisi koperasi kini

    memprihatinkan. Menurut data Departemen Kementerian Koperasi, sekitar 28% koperasi dinyatakan tidak aktif setiap tahunnya. Berdasarkan data Juni 2013, jumlah koperasi di Indonesia tahun 2012 berjumlah 194.295 unit dan yang tidak aktif berjumlah 54.974 unit. Adapun tahun 2013, koperasi di Indonesia berjumlah 200.808 unit. Dari total tersebut, 142.387 unit masih aktif sedangkan 58.421 unit dinyatakan tidak aktif.

  • 121

    Grafik 1.1

    Koperasi Di Indonesia

    Sumber: Departemen Kementrian Koperasi

    Hal tersebut cukup memprihatinkan, mengingat koperasi merupakan bentuk usaha yang menggerakkan ekonomi rakyat dan memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan usaha ekonomi rakyat. Salah satu bentuk koperasi adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Koperasi syariah merupakan lembaga keuangan yang bergerak pada bidang bisnis dan sosial serta mempunyai visi yang mengarah pada perwujudan masyarakat sejahtera dan adil.

    Meskipun memiliki latar belakang syariah, koperasi syariah ternyata masih memiliki kekurangan dalam hal pengendalian internal. Lemahnya pengendalian internal baik dari segi lingkungan, aktivitas, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, serta pengawasan dapat menimbulkan kesempatan untuk melakukan tindakan fraud atau kecurangan.

    Untuk dapat mengindikasi adanya kecurangan pada laporan keuangan, suatu entitas perlu menerapkan pengendalian internal yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap hubungan pengendalian internal pada perusahaan dalam hal ini adalah koperasi syariah. Suzy Novianti (2008) meneliti tentang skeptisme profesional auditor dalam mendeteksi kecurangan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Paramita Puspitadewi dan Soni Agus Irwandi (2012) yang meneliti tentang hubungan keadilan organisasional dan kecurangan pegawai dengan moderating kualitas pengendalian internal. Penelitian lainnya dilakukan oleh Fanny Novian Tedjkusuma (2012) yang meneliti tentang pentingnya red flag bagi auditor independen untuk mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan.

    Dari penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti di atas, didapatkan hasil yang berbeda mengenai hubungan kelima komponen pengendalian internal terhadap indikasi kecurangan pada laporan keuangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan pengendalian internal terhadap indikasi kecurangan pada laporan keuangan koperasi syariah.

    Penelitian ini dimotivasi karena masih banyaknya kasus kecurangan terkait kecurangan laporan keuangan dalam tindakan manipulasi ataupun

    penyalahgunaan aset yang terjadi dalam koperasi. Menurut Syarief Hasan, Menteri Koperasi dan UKM sebanyak 25% dari total koperasi yang ada di Indonesia mengalami fraud. (www.kemenkop.go.id). Beberapa data dan kelibatan pihak manajemen yang melakukan tindakan kecurangan dapat dilihat dari tabel berikut.

  • 122

    Tabel 1.2

    Kasus Kecurangan Pada Koperasi Syariah No. Koperasi Syariah Tahun Pihak Yang

    Terlibat

    Kecurangan (fraud)

    1. Koperasi Syariah Sunar

    Budi Jamilah Sejahtera

    Karanganyar, Banten

    2011 Muzamil

    Sulasiah

    (ketua

    koperasi

    syariah)

    Muzamil menyalahgunakan aset

    dengan menggelapkan dana subsidi

    pembangunan perumahan bagi

    masyarakat berpenghasilan rendah

    MBR Karanganyar dari

    Kementerian Perumahan Rakyat

    senilai Rp.3,612 Milyar.

    2. Koperasi Jasa

    Keuangan (KJKS)

    Baitul Maal Wat

    Tamwil (BMT) Bina

    Sejahtera Mandiri

    kecamatan

    Wuryantoro, Wonogiri

    Jawa Timur

    2013 Adhimas Syah

    Priyo Aji

    (Manajer)

    Adhimas melakukan

    penyalahgunaan aset dengan

    melipatkan uang nasabah hingga

    mencapai Rp.2,7M. Selain itu

    Adhimas juga terindikasi

    menggunakan uang negara senilai

    Rp.100 juta.

    3. Koperasi Serba Usaha

    Bina Mandiri,

    Kecamatan Sukmajaya,

    Depok

    2013 Purwandriono

    (Direktur

    Utama)

    Andri melakukan tindakan

    penyalahgunaan aset dengan

    merugikan nasabah dengan

    menggunakan modus menawarkan

    investasi untuk usaha penyediaan

    alat tulus kantor (ATK). Setiap

    nasabah ditawari investasi antara

    Rp30juta hingga Rp.5 miliar

    dengan keuntungan lebih dari 10%.

    Sumber: Diolah dari koran Tempo dan Portal Wonogiri, Mei 2013

    Penelitian ini dilakukan dikota Depok yang memiliki pertambahan signifikan jumlah koperasi tiap tahun. Data Dinas Koperasi, UMKM dan pasar kota Depok mencatat kenaikan jumlah koperasi pertahun meningkat. Tahun 2011 koperasi di Depok bertambah 43 unit dan di Tahun 2012 koperasi di Depok bertambah 15 unit. Berikut gambar jumlah penambahan koperasi di Depok.

    Grafik 1.2

    Kenaikan Jumlah Koperasi di Depok

    Sumber: kumkp.depok.go.id

  • 123

    Sama halnya dengan koperasi di Indonesia, koperasi di Depok juga banyak yang tidak aktif. Dari total keseluruhan koperasi di Depok yang berjumlah 597 unit, hanya 366 unit yang aktif. Sedangkan 231 unit dinyatakan tidak aktif. Dari jumlah tersebut, koperasi syariah hanya berjumlah 33 unit. (kukmp.depok.go.id).

    2. Landasan Teori 1) Pengendalian Internal

    Dalam menjalankan bisnis, sebuah perusahaan senantiasa menghadapi risiko yang dinamakan risiko bisnis (bussiness risk). Termasuk diantaranya adalah risiko terjadinya tindak kecurangan (fraud) pada laporan keuangan. Untuk dapat mencegah dan mengindikasi adanya tindak fraud tersebut, perusahaan perlu menerapkan struktur pengendalian internal dalam manajemennya.

    Pengendalian internal merupakan suatu proses perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah

    diterapkan. Pengendalian internal yang terdapat dalam perusahaan tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan saja tetapi meliputi segala aspek kegiatan perusahaan. Pengendalian internal dapat digunakan untuk:

    1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan 2. Memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disampaikan kepada

    pimpinan adalah benar 3. Meningkatkan efisiensi usaha, dan 4. Memastiksan bahwa kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh

    pimpinan telah dijalankan dengan baik. Dengan pengendalian internal yang baik, terjadinya fraud dapat dideteksi dan ditanggulangi secara dini sehingga kerugian dapat dihindari.

    2) Pengendalian Internal Versi COSO Salah satu framework pengendalian internal yang banyak digunakan oleh

    badan usaha adalah versi Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO). COSO merupakan organisasi sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utama dari COSO adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut.

    Adapun pengendalian internal menurut COSO (2012) adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut:

    a. Keandalan pelaporan keuangan b. Efektivitas dan efisiensi operasi c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

    Berdasarkan rekomendasi COSO, pengendalian internal terdiri atas lima komponen yang saling terkait. Adapun komponen pengendalian internal adalah sebagai berikut ini

    a. Lingkungan pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan

    mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Menurut COSO, lingkungan pengendalian mencakup hal-hal sebagai berikut:

    a. Integritas dan nilai etika b. Komitmen terhadap kompetensi c. Partisipasi dewan komisaris atau dewan audit

  • 124

    d. Filosofi manajemen dan gaya operasi e. Struktur organisasi

    b. Aktivitas pengendalian (Control Activities)

    Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas sudah dilaksanakan.

    a. Pemisahan tugas dan tanggung jawab b. Otorisasi transaksi dan aktivitas c. Dokumentasi dan pencatatan d. Pengawasan fisik atas aset dan pencatatan

    c. Penaksiran risiko

    Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan internal maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif

    mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan seperti perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki serta adanya teknologi baru.

    d. Informasi dan komunikasi

    Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan meliputi sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi). Hasil sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

    e. Pengawasan (Monitoring)

    Monitoring atau pemantauan proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor internal atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontibusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi penggunaan informasi dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.

    3) Kecurangan Pada Laporan Keuangan

    Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang paling menggambarkan kondisi sebuah perusahaan. Atas dasar itulah, sebuah perusahaan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan pentingnya laporan keuangan. Sebuah perusahaan tentu memiliki tujuan jangka pendek yaitu memaksimalkan laba dengan meningkatkan pendapatan ataupun menekan biaya yang dikeluarkan. Atas dasar itulah perusahaan ingin terlihat kinerjanya baik. Hal inilah yang membuat kecurigaan akan kecurangan pada laporan keuangan dibangun. Dengan kata lain,

  • 125

    motif terjadinya kecurangan pada laporan keuangan berasal dari internal perusahaan.

    Menurut teori Donald R. Cressey (1953) dalam Norbarani (2012) fraud timbul karena ada beberapa penyebab. Penyebab terjadinya fraud ini biasa disebut dengan fraud triangle atau segitiga kecurangan. Adapun tiga faktor tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

    Gambar 2.2

    Fraud Triangle

    1. Pressure (tekanan), yaitu adanya insentif/tekanan/kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan.

    2. Opportunity (peluang), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi.

    3. Rationalization (rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud.

    Kecurangan pada laporan keuangan biasanya terjadi pada bentuk salah

    penyajian yang disengaja baik dalam bentuk jumlah maupun dalam bentuk penyajian pos-pos yang dapat membuat kinerja perusahaan terlihat baik. Menurut SAS No.99 terdapat dua jenis kesengajaan salah saji yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dan pertimbangan terjadinya kecurangan, yaitu:

    1. Fradulent financial reporting, yaitu salah saji yang disengaja atau kelalaian dalam jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang didesain untuk merugikan pengguna laporan keuangan.

    2. Misappropriation of assets, yaitu penyalahgunaan aset yang dilakukan dalam beberapa cara (termasuk menggelapkan penerimaan, mencuri aset berwujud dan aset tidak berwujud atau menyebabkan organisasi membayar untuk barang dan jasa yang tidak diterima). Penyalahgunaan aset biasanya disertai dengan pencatatan palsu dalam menyembunyikan fakta dalam penyajian di laporan keuangan.

    Kedua tipe kecurangan pada laporan keuangan tersebut menurut Tuanakotta

    (2007:162) dalam Hermiyetti (2010) dapat diindikasi dengan mengaktifkan pengendalian internal. Pengendalian internal adalah pengendalian yang biasanya diterapkan sebuah perusahaan. Manajemen perlu menerapkan pengendalian internal yang baik dan efektif agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai demi mencegah terjadinya kecurangan.

    4) Koperasi Syariah

    Secara umum, prinsip operasional koperasi adalah membantu kesejahteraan para anggota dalam bentuk gotong royong (taawun ala birri) dan bersifat kolektif

  • 126

    (berjamaah) dalam membangun kemandirian hidup. Dengan kata lain, koperasi syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya (Buchori, 2012, hal:7)

    Konsep utama operasional koperasi syariah adalah menggunakan akad syirkah mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula.

    Azas usaha koperasi syariah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak dimonopoli oleh salah satu pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh, maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proporsional. Adanya prinsip dalam koperasi syariah tersebut menjadi sebuah dasar dalam penerapan pengendalian internal didalam manajemennya. 5) Penerapan Pengendalian Internal Versi COSO pada Koperasi Syariah

    Dalam Islam, pengendalian internal didasari atas rasa iman dan percaya

    kepada 6 (enam) perkara yang wajib diimani oleh tiap individu muslim. Enam perkara itu adalah iman kepada Allah SWT, iman kepada Para malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada para Nabi dan Rasul, iman kepada hari kiamat, serta iman kepada ketetapan Allah (Qadha dan Qadar).

    Rasa iman dan keyakinan tersebut melahirkan rasa yakin bahwa segala perbuatan dan perilaku manusia di dunia ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Baik perbuatan besar maupun perbuatan sekecil apa pun akan dibalas oleh Allah. Rasa iman itu pula melahirkan kepercayaan bahwa setiap amal dan perbuatan manusia tidak luput dari penglihatan dan pengawasan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8 sebagai berikut:

    Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang megerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)-nya pula. Koperasi syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional yang

    menerapkan prinsip syariat Islam. Adanya prinsip islam dalam koperasi syariah tersebut menjadi sebuah dasar dalam penerapan pengendalian internal didalam manajemennya. Dengan menerapkan sebuah pengendalian internal versi COSO dalam koperasi syariah tentu akan memperkuat pengendalian internal tersebut. Rukun Iman yang merupakan prinsip utama dalam Islam diterapkan dalam pengendalian internal COSO yang terdiri dari kelima komponennya yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi serta pengawasan tentu akan melahirkan sebuah pengendalian internal yang akan menciptakan good corporate governance yang bercorakkan islami. Dengan good corporate governance yang bercorak islami tersebut, tentu standar-standar dan praktek dalam sebuah perusahaan akan dituntut sesuai dengan syariat agama Allah SWT.

    6) Penelitian Terdahulu

    Penelitian mengenai pengendalian internal maupun tentang indikasi kecurangan sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Beberapa penelitian terkait dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

  • 127

    Tabel 2.2

    Ringkasan Penelitian Terdahulu

    No. Peneliti Tahun Penelitian

    Judul Penelitian

    Hasil Penelitian

    1. Rendi Cristofel S

    2010 Moderasi Pengendalian Internal Pada Hubungan Pengaruh Keadilan Organisasional Terhadap Tingkat Kecurangan (Fraud)

    Interaksi keadilan organisasi dengan sistem pengendalian internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap fraud karyawan

    2. Hermiyetti 2010 Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal Terhadap pencegahan Fraud Pengadaan Barang

    Terdapat pengaruh pada penerapan lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi dan pengawasan secara parsial dan simultan terhadap pencegahan fraud

    3. Patricia Angelo Santoso

    2012 Evaluasi penerapan Internal Control Berdasarkan Kerangka COSO 2012 Pada Divisi Kartu Kredit Pada Bank X

    Penerapan aktivitas yang sesuai dengan kerangka COSO 2012 dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian internal perusahaan juga dapat memitigasi risiko perusahaan

    4. Paramita Kusumadewi

    dan Soni Agus Irwandi

    2012 Hubungan keadilan

    organisasi dan kecurangan pegawai dengan moderating kualitas pengendalian internal

    Adanya hubungan organisasional

    terhadap kecurangan pegawai dengan moderating kualitas pengendalian internal

    5. Fanny 2012 Pentingnya Red Red flag menjadi

  • 128

    Novian Tedjakusuma

    Flag Bagi Auditor Untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan

    suatu yang penting dalam membantu auditor independen untuk mendeteksi kecurangan karena red flag membantu auditor untuk lebih memfokuskan kinerjanya

    Sumber: Data diolah, 2014

    Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif yang meneliti hubungan kedua variabel yaitu pengendalian internal dengan indikasi kecurangan pada laporan keuangan koperasi syariah. Pengendalian internal yang dimaksud meliputi 3 komponen versi COSO yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian dan monitoring. Sedangkan indikasi kecurangan pada laporan keuangan dilihat berdasarkan penyajian yang salah dan penyalahgunaan aset. 7) Kerangka Pemikiran Sebuah entitas tentu akan menghadapi risiko bisnis. Salah satu bentuk risiko tersebut adalah adanya tindakan kecurangan pada laporan keuangan. Untuk mencegah dan mengindikasi adanya tindakan kecurangan pada laporan keuangan tersebut maka manajemen perlu menerapkan pengendalian internal. Jika struktur pengendalian internal berupa lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian serta pengawasan sudah ditempatkan dan berjalan dengan baik, maka peluang indikasi kecurangan pada laporan keuangan akan berkurang. Framework yang tepat dalam menerapkan sebuah pengendalian internal saat ini adalah versi COSO, karena dengan menerapkan pengendalian internal yang berdasarkan pada kelima komponennya, akan terbentuk sebuah pengendalian internal yang baik. Koperasi syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional dengan pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Prinsip itulah yang menjadikan dasar penerapan pengendalian internal dalam sebuah koperasi syariah. Dengan menerapkan COSO pada pengendalian internal sebuah koperasi syariah, tentu akan melahirkan sebuah pengendalian internal yang akan menciptakan good corporate governance yang bercorakkan islami. Dengan good corporate governance yang bercorak islami tersebut, tentu standar-standar dan praktek dalam sebuah koperasi syariah akan dituntut sesuai dengan syariat agama Allah SWT.

    Berdasarkan telaah tersebut, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Gambar 2.3

    Kerangka Pemikiran

    Sumber: Data diolah, 2014

  • 129

    3. Metode Penelitian 1) Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuisioner ke koperasi syariah di Kota Depok yang telah memenuhi standar sampel penelitian ini. Kuisioner diberikan kepada manajer koperasi sebagai pihak yang menjalani kegiatan operasional pengendalian internal di koperasi syariah.

    Selain menggunakan kuisioner, pengumpulan data juga dilakukan dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur yang terkait seperti buku auditing, buku sistem akuntansi serta jurnal ilmiah, surat kabar, media online dan referensi lain yang terkait. Selain itu, data juga didapat dengan mencatat dan mengumpulkan data-data dari beberapa situs resmi seperti situs resmi Kementerian Koperasi Indonesia, situs resmi Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kota Depok serta media online lain yang terkait dengan penelitian ini.

    2) Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan

    variabel independen. Variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut: X1 = Lingkungan Pengendalian X2 = Aktivitas Pengendalian X3 = Monitoring Y = Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan

    3) Analisis Korelasi Rank Spearman Analisis data dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical

    Package For Social Science) 16.0 for windows. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Korelasi Rank Spearman. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen dengan menggunakan skala ordinal. (Sugiyono, 2009). Analisis korelasi Rank Spearman digunakan karena jumlah data relatif kecil serta asumsi-asumsi klasik parametrik tidak terpenuhi.

    Dalam penelitian ini, korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan kelima komponen pengendalian internal terhadap indikasi kecurangan laporan keuangan.

    Model persamaan korelasi Rank Spearman yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah:

    Dimana:

    rs: Koefisien korelasi Rank Spearman

    n: Jumlah sampel

    di: Selisih rangking antara variabel kelima komponen internal control (X) dengan variabel indikasi fraud laporan keuangan (Y) untuk tiap responden

    1 & 6: Angka konstan

  • 130

    4) Hipotesis

    Hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Berdasarkan identifikasi masalah dan tujuan yang dicapai, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Ha1: Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan pada laporan keuangan

    Ha2: Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan pada laporan keuangan

    Ha3: Terdapat hubungan yang signifikan antara monitoring dengan indikasi kecurangan pada laporan keuangan

    4. Analisis dan Pembahasan Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah koperasi syariah

    yang ada di Kecamatan Cimanggis, Tapos, dan Bojongsari kota Depok yang berjumlah 20 unit. Namun, setelah dilakukan purposive sampling, objek penelitian yang layak dijadikan sampel penelitian ini berjumlah 8 unit, yaitu 6 di Kecamatan Cimanggis dan 2 di Kecamatan Tapos. Sedangkan sisanya berjumlah 12 unit dihilangkan dari objek penelitian karena tidak memenuhi kriteria sampel penelitian. Adapun 8 koperasi syariah yang menjadi objek penelitian ini adalah KJKS Berkah Madani, KJKS Berkah Madani Cimanggis, KBMT Al-Istiqomah, BMT Amaliyah At-Taufiq, KBMT El-Anshar, Koperasi Syariah Serba Usaha Salimah (Kossuma), KJKS Bina Usaha Muhajirin dan Koperasi Syariah Bina Usaha Sejahtera.

    Analisis data responden dalam penelitian ini berdasarkan lokasi kecamatan koperasi syariah. Berikut merupakan tabel data demografi responden.

    Tabel 4.1

    Data Demografi Responden

    Kecamatan Jumlah Persentase

    Cimanggis 6 75%

    Tapos 2 25%

    Total 8 100%

    Sumber: Data Diolah, 2014

    Dari tabel di atas, dapat dilihat berdasarkan lokasi kecamatan, jumlah koperasi syariah yang menjadi responden di Kecamatan Cimanggis jauh lebih banyak daripada koperasi syariah di Kecamatan Tapos. Koperasi syariah di Kecamatan Cimanggis berjumlah 6 unit atau sebesar 75%. Sedangkan koperasi syariah yang menjadi responden di Kecamatan Tapos berjumlah dua unit atau

    sebesar 25%.

    1) Uji Hipotesis a. Hubungan Lingkungan Pengendalian dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan Hasil untuk mengetahui hubungan antara lingkungan pengendalian dengan

    indikasi kecurangan laporan keuangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  • 131

    Tabel 4.2 Hubungan Lingkungan Pengendalian Dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan

    Correlations

    Lingk.P Fraud

    Spearman's rho Lingk.P Correlation Coefficient 1.000 -.709*

    Sig. (2-tailed) . .049

    N 8 8

    Fraud Correlation Coefficient -.709* 1.000

    Sig. (2-tailed) .049 .

    N 8 8

    *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

    Sumber: data diolah dengan SPSS

    Dari tabel 4.2 terlihat bahwa nilai signifikansi variabel lingkungan pengendalian kurang dari 0,05 (0,049 < 0,05). Karena p-value kurang dari 0,05, maka hipotesis satu (Ha1) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan pada laporan keuangan.

    b. Hubungan Aktivitas Pengendalian dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan Hasil untuk mengetahui hubungan antara aktivitas pengendalian dengan

    indikasi kecurangan laporan keuangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 4.3 Hubungan Aktivitas Pengendalian dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan

    Correlations

    Aktiv.P Fraud

    Spearman's rho Aktiv.P Correlation Coefficient 1.000 -.825*

    Sig. (2-tailed) . .012

    N 8 8

    Fraud Correlation Coefficient -.825* 1.000

    Sig. (2-tailed) .012 .

    N 8 8

    *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

    Sumber: data diolah dengan SPSS

    Dari tabel 4.3 terlihat bahwa nilai signifikansi variabel aktivitas pengendalian kurang dari 0,05 (0,012 < 0,05). Karena p-value < 0,05, maka Hipotesis ke-2 (Ha2) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan pada laporan keuangan. b. Hubungan Monitoring dengan Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan

    Hasil untuk mengetahui hubungan antara monitoring dengan kecurangan laporan keuangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  • 132

    Tabel 4.4

    Hubungan Monitoring dengan Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan

    Correlations

    Monitoring Fraud

    Spearman's rho Monitoring Correlation Coefficient 1.000 -.712*

    Sig. (2-tailed) . .048

    N 8 8

    Fraud Correlation Coefficient -.712* 1.000

    Sig. (2-tailed) .048 .

    N 8 8

    *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

    Sumber: data diolah dengan SPSS Dari tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi variabel monitoring kurang dari

    0,05 (0,048 < 0,05). Karena p-value < 0,05, maka hipotesis ke-3 (Ha3) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel monitoring dengan indikasi kecurangan pada laporan keuangan. 2) Interpretasi Korelasi Rank Spearman a. Hubungan Lingkungan Pengendalian dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan Dari tabel 4.2 terlihat bahwa berdasarkan hasil pengujian korelasi antara

    lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan didapatkan nilai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar -0,709 (rs = -0,709). Artinya besar nilai kekuatan korelasi antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan sebesar 0,709. Nilai koefisien ini menurut Sarwono (2006) tergolong ke dalam hubungan yang kuat.

    Selain itu, berdasarkan nilai signifikansi yang telah ditetapkan 0,05, hubungan antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan signinfikan karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,049 < 0,05). Kemudian, karena nilai koefisien korelasi antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan bernilai negatif, maka hubungan antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan berlawanan arah. Artinya, semakin tinggi koperasi syariah meningkatkan pengendalian pada lingkungan pengendalian, maka indikasi terjadinya kecurangan pada laporan keuangan semakin rendah.

    b. Hubungan Aktivitas Pengendalian dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan Dari tabel 4.3 terlihat bahwa berdasarkan hasil pengujian korelasi antara

    aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan didapatkan nilai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar -0,825 (rs = -0,825). Artinya besar nilai kekuatan korelasi antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan

    laporan keuangan sebesar 0,825. Nilai koefisien ini menurut Sarwono (2006) tergolong ke dalam hubungan yang sangat kuat.

    Selain itu, berdasarkan nilai signifikansi yang telah ditetapkan 0,05, hubungan antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan signinfikan karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,012 < 0,05). Kemudian, karena nilai koefisien korelasi antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan bernilai negatif, maka hubungan antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan berlawanan arah. Artinya semakin tinggi koperasi syariah meningkatkan pengendalian pada aktivitas

  • 133

    pengendalian, maka indikasi terjadinya kecurangan pada laporan keuangan semakin rendah.

    c. Hubungan Monitoring dengan Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan

    Dari tabel 4.4 terlihat bahwa berdasarkan hasil pengujian korelasi antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan didapatkan nilai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar -0,712 (rs = -0,712). Artinya, besar nilai kekuatan korelasi antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan sebesar 0,712. Nilai koefisien ini menurut Sarwono (2006) tergolong ke dalam hubungan yang kuat.

    Selain itu, berdasarkan nilai signifikansi yang telah ditetapkan 0,05, hubungan antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan tidak signinfikan karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,048 < 0,05). Kemudian, karena nilai koefisien korelasi antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan bernilai negatif, maka hubungan antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan berlawanan arah. Artinya, semakin tinggi koperasi syariah

    meningkatkan pengendalian pada monitoring, indikasi terjadinya kecurangan pada laporan keuangan semakin rendah.

    3) Pembahasan Hasil Uji Korelasi a. Hubungan Lingkungan Pengendalian dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

    hubungan yang signifikan antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa lingkungan pengendalian memiliki hubungan yang berlawanan dengan indikasi kecurangan laporan keuangan sebesar -0,709. Hubungan lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan signifikan karena nilai signifikansinya

  • 134

    Kemudian, koperasi syariah juga telah mengupayakan sepenuhnya mendapatkan karyawan yang berkompeten dan jujur terhadap tugasnya. Karyawan yang direkrut ditempatkan berdasarkan pendidikan dan keahlian yang dimilikinya.

    b. Hubungan Aktivitas Pengendalian dengan Indikasi Kecurangan Laporan

    Keuangan Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan

    yang signifikan antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa aktivitas pengendalian memiliki hubungan yang berlawanan dengan indikasi kecurangan laporan keuangan sebesar -0,825. Hubungan aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan signifikan karena nilai signifikansinya

  • 135

    Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari kuisioner yang diberikan serta konfirmasi kepada pihak koperasi syariah di Kota Depok, monitoring merupakan kegiatan yang harus dilakukan manajemen untuk meningkatkan kualitas pengendalian internal. Hal ini dikarenakan adanya pengawasan langsung dari atasan ke bawahannya meskipun belum dilaksanakan dengan baik. Para petinggi koperasi syariah tersebut mengawasi kinerja karyawan minimal satu kali dalam waktu satu minggu. Selain itu, meskipun koperasi syariah belum menerapkan prinsip-prinsip keagamaan dalam pengawasan terhadap kegiatan rutinitas operasional, karyawan dianggap mampu melakukan pengawasan secara individu karena menganggap Allah SWT melalui malaikat-malaikatnya selalu mencatat dan mengawasi perbuatan yang dilakukan. 5. Kesimpulan dan Saran 1) Kesimpulan Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

    1. Hasil uji korelasi dengan Rank Spearman terhadap hipotesis pertama bahwa terdapat hubungan signifikan antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan, menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan. Besar nilai koefisien korelasi antara lingkungan pengendalian dengan indikasi fraud laporan keuangan sebesar -0,709 dan nilai signifikasi kurang dari 0,05 (0,049 < 0,05). Karena p-value < 0,05, maka hipotesis satu (Ha1) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel lingkungan pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan.

    2. Hasil uji korelasi dengan Rank Spearman terhadap hipotesis kedua bahwa terdapat hubungan signifikan antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan, menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan. Besar nilai koefisien korelasi antara aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan sebesar -0,825 dan nilai signifikasi kurang dari 0,05 (0,012 < 0,05). Karena p-value < 0,05, maka hipotesis dua (Ha2) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel aktivitas pengendalian dengan indikasi kecurangan laporan keuangan

    3. Hasil uji korelasi dengan Rank Spearman terhadap hipotesis ketiga bahwa terdapat hubungan signifikan antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan, menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan. Besar nilai koefisien korelasi antara monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan sebesar -0,712 dan nilai signifikasi kurang dari 0,05 (0,048 < 0,05). Karena p-value < 0,05, maka hipotesis tiga (Ha3) diterima. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel monitoring dengan indikasi kecurangan laporan keuangan

    2) Keterebatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, sehingga tidak menutup kemungkinan dilakukan pengembangan di masa mendatang. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Objek penelitian dalam penelitian ini hanya di beberapa kecamatan kota Depok, yaitu: Kecamatan Cimanggis, Tapos dan Bojongsari.

  • 136

    b. Penelitian ini hanya menggunakan tiga komponen pengendalian internal versi COSO yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian dan pengawasan (monitoring).

    3) Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, terdapat beberapa poin yang dapat dijadikan saran dalam penelitian ini. Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

    a. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah dan memperluas jumlah sampel penelitian sehingga hasil penelitian dapat menggambarkan kondisi koperasi syariah secara komprehensif.

    b. Selanjutnya, diharapkan untuk memasukkan variabel secara keseluruhan dari kelima komponen pengendalian internal versi COSO agar karakteristik pengendalian internal COSO dapat tergambarkan secara detail pada sebuah koperasi syariah

    Daftar Pustaka Al-Quranul Karim. (2013). Jakarta: PT. Insan Media Pustaka Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh

    Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat American Institute Certified Public Accountant (AICPA). 2002. Statement of Auditing

    Standards No. 99 (SAS No. 99): Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit

    Amrizal. (2004). Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor.

    Jakarta: Direktorat Investigasi BUMN dan DUMD Deputi Bidang Investigasi Association of Certified Fraud Examiners. (2012). ACFE Report to The Nations 2012 Astuti, Wati Aris. (2009). Pengaruh Komite Audit Terhadap Pengendalian Internal

    Perusahaan Pada PT. Dirgantara Indonesia (Persero). Jurnal Riset Akuntansi, vol. 1.1, hal 97-117

    Awami, S. N.. (2009). Peranan Lembaga Keuangan Mikro dan Kontribusi Kredit

    Terhadap Pendapatan Kotor UKM Rumah Tangga Setelah Menjdi Direktur. Mediagro, vol. 5.2, hal 1-11

    Buchori, Nur. S. (2012). Koperasi Syariah: Teori dan Praktik. Tangerang: Pustaka

    Aufa Media Christofel, Rendi. (2010). Moderasi Pengendalian Internal Pada Hubungan Pengaruh

    Keadilan Organisasional Terhadap Tingkat Kecurangan (Fraud). Semarang: Universitas Diponegoro

    Committee of Sponsoring Organizations of Teadway Commission (COSO). (2012).

    Internal Control Integrated Framework. NewYork: AICPA Publication Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, edisi

    ketiga. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro

  • 137

    Hermiyetti. (2010). Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang. http://journal.uii.ac.id/indeks.php/JAAI/article/viewfile/2252/2054 (diakses pada 10 Maret 2013)

    Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standard Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba

    Empat Infowonogiri.co.id. (diakses pada 30 September 2013) Kurniawan, Yuanita. (2012). Persepsi Auditor Internal Terhadap Deteksi Fraud.

    Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi vol. 1.2, hal 49-52 Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat Norbarani, Listiana. (2012). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Dengan

    Analisis Fraud Triangle Yang Diadopsi Dalam SAS No.99. Semarang: Universitas Diponegoro

    Noviyanti, Suzy. (2008). Skeptisme Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal

    Akuntansi dan Keuangan Indonesia vol.5.1, hal 102-125 Puspitadewi dan Irwandi. (2012). Hubungan Keadilan Organsisaional dan

    Kecurangan Pegawai Dengan Moderating Kualitas Pengendalian Internal. The Indonesian Accounting Review vol. 2.2, hal 159-172

    Santoso. P.A.. (2012). Evaluasi Penerapan Internal Control Berdasarkan Kerangka

    COSO 2012 Pada Divisi Kartu Kredit Pada Bank X. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya vol.1.1, hal 1-14

    Sarwono, Jonathan. (2006). Mengenal Korelasi. Universitas Negeri Yogyakarta Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:

    Andi Offset Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Bussiness: Metodologi Penelitian

    Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (2000). Metode penelitian bisnis. Bandung: alfabeta Sugiyono. (2009). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta Suharyadi & Purwanto S.K.. (2009). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan

    Modern. Jakarta: Salemba Empat

    Tara, M. Azwir Dainy. (2001). Strategi membangun ekonomi rakyat. Jakarta: Nuansa Madani

    Tedjakusuma, F.N.. (2012). Pentingnya Red Flag Bagi Auditor Independen Untuk

    Mendeteksi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi vol.1.3, hal 47-52

    Tempo (diakses 30 September 2013)

  • 138

    Umar, Husein. (2007). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers

    Uyanto, Stanislaus S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS Edisi 3. Jakarta:

    Graha Ilmu Permai Yogyakarta www.depoknews.com www.kemenkop.go.id www.kukmp.depok.go.id Lampiran

    JAWABAN KUISIONER RESPONDEN KOPERASI SYARIAH Variabel Lingkungan Pengendalian (X1)

    Variabel Aktivitas pengendalian (X2)

    RESPONDEN KEC USIA

    KOPERASI LP1 LP2 LP3 LP4 LP5 LP6 LP7

    1 1 3 5 5 5 4 4 4 4

    2 2 3 5 5 5 4 4 4 4

    3 2 3 5 5 4 4 4 4 4

    4 1 2 5 5 4 5 5 5 5

    5 1 2 4 3 3 4 3 3 3

    6 1 3 5 5 4 3 5 3 3

    7 1 2 4 4 3 2 4 3 3

    8 1 2 3 4 3 2 4 4 4

    RESPONDEN KEC USIA

    KOPERASI AP1 AP2 AP3 AP4 AP5 AP6 AP7

    1 1 3 4 4 4 4 4 4 4

    2 2 3 4 4 5 4 5 4 4

    3 2 3 4 4 5 4 4 4 4

    4 1 2 4 5 5 4 5 4 4

    5 1 2 3 3 4 3 3 3 3

    6 1 3 2 2 5 2 2 4 1

    7 1 2 4 4 5 4 4 5 3

    8 1 2 3 3 2 3 3 4 4

  • 139

    Variabel Monitoring (X3)

    Variabel

    Indikasi Kecurang

    an

    Laporan

    Keuangan

    (Y)

    Variabel Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan (Y)

    RESPONDEN KECAMATAN USIA

    KOPERASI M1 M2 M3 M4

    1 1 3 5 5 5 4

    2 2 3 5 5 5 5

    3 2 3 4 5 4 4

    4 1 2 5 4 4 4

    5 1 2 4 3 4 3

    6 1 3 5 4 5 3

    7 1 2 4 4 4 3

    8 1 2 4 4 4 4

    RES KEC.

    USIA KOPERAS

    I MLK1

    MLK2

    MLK3

    MLK4

    MLK5

    PA1

    PA2

    PA3

    PA4

    PA5

    1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1

    2 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1

    3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1

    4 1 2 2 2 2 2 4 2 1 1 1 1

    5 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2

    6 1 3 4 1 4 4 4 4 3 2 4 2

    7 1 2 1 1 2 2 2 3 1 3 3 2

    8 1 2 1 2 2 2 1 3 1 2 2 1