81030231-hasil-laporan-hiperkes

Upload: fery-anggriawan

Post on 19-Jul-2015

286 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

Kemajuan dalam produktivitas suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting, dan hal ini ditunjang oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan adalah tenaga kerja yang dapat bekerja secara maksimal. Di dalam proses produksi di perusahaan terdapat jenis-jenis pekerjaan yang menuntut gerakan berulang-ulang, posisi kerja yang kurang nyaman, sering mengangkat beban berat, dan alat yang tidak sesuai ukurannya yang akhirnya dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti nyeri otot, nyeri pinggang atau pegalpegal, bahkan cedera atau kecacatan pada sistem otot rangka. Keluhan-keluhan tersebut dapat menyebabkan tingginya angka absensi karyawan serta turunnya produktivitas kerja. Dan untuk mencegah hal tersebut, maka diperlukan pengetahuan yang memadai tentang bahaya potensial ergonomi serta teknik pengendaliannya. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, enginering, manajemen, dan perancangan atau desain. Ergonomi adalah suatu ilmu yang peduli akan adanya keserasian antara manusia dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama kemampuan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan saat bekerja. Dengan demikian ergonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal. Dasar Hukum 1. 2. 3. UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja UU No 13 tahun 2000 tentang Ketenagakerjaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Menurut ILO, ergonomi berarti penerapan ilmu biologi manusia yang sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan

manusia secara optimum, dengan tujuan agar bermanfaat baik dalam efisiensi maupun kesejahteraan. Masalah umum dalam ergonomi adalah : 1. 2. 3. 4. Penyesuaian pekerjaan dengan kondisi fisik. Penyesuaian pekerjaan dengan perilaku kerja. Penyesuain interaksi antara pekerja dengan alat, mesin, dan fasilitas kerja. Penyesuaian interaksi antara pekerja dengan lingkungan. Dengan produktivitas perbaikan kerja, efisiensi kerja maka akan pendapatan diperoleh serta peningkatan mengurangi

peningkatan

perusahaan

terjadinya kelelahan dan kecelakaan kerja.

BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Yamaha pertama kali didirikan pada tahun 1887 oleh Torakusu Yamaha. PT Yamaha Musik Indonesia terletak di Jl.Rawa Gelam I/5, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Perusahaan ini berdiri sejak tanggal 27 Juni 1974. Perusahaan ini memulai produksi pada tanggal 1 Januari 1977. 96% perusahaan YMI ini merupakan milik dari YCJ (Yamaha Corporate Japan), dan 4% adalah milik Nusantik. Perusahaan yang memiliki jumlah karyawan hingga 1600 orang ini, merupakan salah satu dari 3 perusahaan piano terbesar di dunia. YMI juga mendapatkan sertifikat ISO 9002 mengenai pencapaian mutu pada tahun 1998 dan sertifikat ISO 14001 mengenai lingkungan pada tahun 2002. Sejak tahun 1995, PT YMI memulai produksi piano untuk dikirim ke luar negri hingga 97% dari proses produksinya. Perusahaan YMI di kawasan Industri Pulogadung ini dibangun diatas area seluas 17.304 m2 dan memiliki luas bangunan 26.616 m2 yang terbagi dalam 4 gedung yang terpisah. YMI juga memiliki 1 bangunan produksi di lokasi Pulo Kambing. Di Indonesia, YMI memiliki 2 lokasi yaitu di Jakarta dan di Surabaya. Di Jakarta terdiri dari 4 bagian, yaitu YI (Yamaha Indonesia) yang memproduksi upright piano dan grand piano; YMID (Yamaha Music Indonesia Distributor) yang merupakan lokasi showroom piano, dan sekolah musik; YMMA (Yamaha Music Manufacturing Asia) yang memproduksi keyboard; YMMI (Yamaha Music Manufacturing Indonesia) yang memproduksi gitar akustik dan elektrik. Di Surabaya terletak di daerah Pasuruan, terdiri dari YMPI memproduksi terompet, saxophone dan clarinet. dan YEMI yang memproduksi audio dan sound system. Pabrik ini sudah menjalankan P2K3 dengan struktur:

Pabrik YMI memiliki target pada periode 188 (Maret 2011 hingga April 2012), antara lain: 1. 2. 3. Menyiapkan lingkungan dimana pekerja bisa bekerja dengan baik Menciptakan pabrik yang bisa member kesan baik pada customer Menumbuhkan kesadaran pekerja pada bahaya dan ketidakhigienisan

Berikut ini adalah profil perusahaan sejak tahun 1974 hingga kini: 1974 : PT Yamaha Indonesia didirikan 1977 : Memulai pembuatan electon 100, 40 unit organ, 300 unit pianika tiap bulan 1984 : Memulai produksi piano local 1987 : Ulang tahun ke 10 tahun 1990 : Produksi Pianika, Drum, dan Rekorder dialihkan ke YMMI 1994 : Produksi dan melakukan ekspor Clavinova 1995 : Ekpor piano dan memproduksi piano digital 1997 : Ulang Tahun ke 20 tahun 1998 : Mendapatkan sertifikat ISO 9002 1999 : Produksi keyboard electric selain produksi Grand Piano 2002 : Sertifikasi ISO 14001 2005 : Menjadi salah satu dari 3 perusahaan piano terbesar 2007 : Ulang Tahun 30 tahun dan memperluas konstruksi lantai 1 2009 : Memperluas konstruksi lantai 3 Proses produksi di dalam pabrik terdiri dari: 1. 2. 3. 4. Area Wood Working Area Grand Piano Assembly Area Upright Piano Assembly Area Pengecatan

Aktifitas tenaga kerja selama bekerja antara lain:1.

Pk.06.55 pk.07.00 : para karyawan (seluruh staf) melakukan senam Taiso di gedung parkir

bersama 2. 3. Pk.07.00 09.20 Pk.09.20-09.30 : bekerja : istirahat selama 10 menit

4. 5. 6.

Pk.09.30-11.30 Pk.11.30-12.30 Pk.12.30-16.00

: bekerja : ishoma : bekerja

Setelah 8 jam bekerja, para pekerja shift I pulang dan digantikan oleh pekerja shift II hingga pk.24.00 Perusahaan secara berkala melakukan penilaian 5S pada karyawannya setiap 3 bulan, dan memberikan hadiah dan sertifikat penghargaan pada yang menang. Lalu juga diadakan peengoptimalan kegiatan KY (Kiken Yoci) untuk mengajak karyawan lebih peka dalam memprediksi bahaya. Juga diadakan berbagai latihan penanggulangan terhadap bencana, dan Patrol K3 bulanan dan patrol kendaraan bermotor dari kepolisian.

BAB III TINJAUAN TEORITIS

2.1 ERGONOMI Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO = International Labor Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara lingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi. Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkait erat dengan produktivitas dan kepuasan kerja. Adalah sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor formal, informal dan tradisional. Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin, dan lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien, selamat dan nyaman. Dengan demikian dalam penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, proses kerja. Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja. 2) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerja sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja. 3) berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia mesin. Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnnya angka kesakitan akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat. Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi;

1. 2. 3.4.

Tehnik Fisik Pengalaman psikis Anatomi, utamanya yang berhububungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian. Antropometri Sosiologi Fisiologi, terumata hubungan dengan temperatur tubuh, oxygen uptake dan aktivitas otot Desain

5. 6.7.

8.

Aplikasi/ penerapan ergonomik pada tenaga kerja; 1. Posisi kerja Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk di mana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama kerja. Sedangkan posisi dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat bandan tertumpu secara seimbang pada kedua kaki. 2. Proses kerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran antropometrinya. Harus dibedakan ukuran antropometri barat dan timur. 3. Tata letak tempat kerja Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan symbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata. 4. Mengangkat beban Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni ,dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan lain-lain.Beban yang terlalau berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Penyakit-penyakit di tempat kerja yang berkaitan dengan Ergonomi Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain; 1. 2. Pemeriksaan sebelum kerja Pemeriksaan berkala Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya. Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaan dan mendeteksi bila ada kelainan. 3. Nasehat Harus diberikan tentang hygiene dan kebersihan khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur. 2.2 KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat berkerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungan perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan ditempat kerja adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan dari promosi kesehatan adalah: Mengembangkan perilaku kerja sehat Menumbuhkan lingkungan kerja sehat Menurunkan angka absensi sakit Meningkatkan produktivitas kerja Menurunkan biaya kesehatan Meningkatkan semangat kerja

Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh alat/mesin dan masyarakat yang berada disekitar lingkungan kerja ataupon penyakit menular umumnya yang biasa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan supaya menimbulkan keuntungan bagi kedua pihak. Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi pekerja. Gizi kerja adalah gizi/ nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak dapat uang makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja kurang bagi pekerja adalah: Pekerja tidak bekerja dengan maksimal Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang Kemampuan fisik pekerja yan berkurang Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan Reaksi pekerja yang lamban dan apatis Pekerja tidak teliti Efisiensi dan produktivitas kerja berkurang Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit degeneratif, arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi pekerja. Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul saat bekerja merupakan langkah untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal.

BAB IV HASIL PENGAMATAN Pada tugas kunjungan ini, kami diberikan kesempatan untuk melakukakan pengamatan terhadap beban kerja, cara kerja, dan sikap kerja para tenaga kerja di perusahaan ini serta fasilitas pendukung, pelayanan kesehatan, pelayanan gizi dan penyakit akibat kerja yang sering ditemukan / terjadi di perusahaan ini. Adapun hasil dari pengamatan kami adalah sebagai berikut : 1. Beban Kerja Berdasarkan dari hasil pengamatan di lingkungan kerja PT Yamaha Indonesia, perusahaan ini sudah melakukan pengaturan alat dan ruang lingkup kerja yang cukup baik. Beban kerja dari tenaga kerja masih dalam batas normal, yaitu 8 jam/hari. PT Yamaha membagi jam kerja menjadi dua shift yaitu shift pertama yaitu pukul 08.00 16.00 WIB kemudian shift kedua yaitu pukul 16.00 24.00 WIB. 2. Cara Kerja Sebagian besar pekerja bekerja dengan posisi berdiri. Instruksi penggunaan, cara kerja mesin dan cara pengendalian bahaya sudah tertera dengan baik di setiap mesin, tetapi untuk pelaksanaannya tergantung perilaku para pekerjanya masingmasing. PT Yamaha Indonesia tidak melakukan perputaran tugas kerja secara rutin. Tetapi menurut mereka para pekerjanya mempunyai beberapa keahlian dalam tugas kerja sehingga bila terdapat pekerja yang absen, pekerja lain dapat menggantikan. 3. Sikap Kerja PT Yamaha Indonesia menyatakan posisi kerja yang diberlakukan sudah sesuai dengan standar ergonomi yang diterapkan. Tetapi permasalahan yang kami temukan masih ada perilaku kerja yang tidak sesuai dengan standar ergonomi seperti Posisi badan yang membungkuk dan menjangkau peralatan alat kerja yang lebih rendah dan jauh dari jangkauan

Masih ada beberapa

perilaku pekerja yang tidak sesuai dengan

peraturan K3 yang diterapkan oleh perusahaan seperti penggunaan ear muff pada daerah bising, penggunaan masker pada daerah pengolahan kayu yang berdebu, penggunaan sarung tangan pada saat pengecetan, penggunaan sepatu yang telah disediakan dan penggunaan google pada proses buffing. 4. Fasilitas yang mendukung Berdasarkan informasi dari manager HRD PT Yamaha Indonesia diketahui disetiap lantai disediakan tempat meletakan gelas dan sumber air minum pekerja. Sebagian besar ruangan telah menggunakan AC dan ventilasi yang baik hanya pada daerah pengolahan kayu yang tidak menggunakan AC (lingkungan terbuka). Terdapat lima fasilitas tangga darurat di setiap sudut bangunan tetapi dari hasil pemantauan tidak terdapat pegangan tangga pada lantai 3. Fasilitas penerangan pada ruangan sudah cukup baik, tiap jarak kurang lebih 2 meter terdapat lampu penerangan di bagian atap dan pada pekerjaan yang membutuhkan ketelitian terdapat dua lampu yang terfokus untuk menerangi pekerjaan tersebut. Toilet sudah tersedia di setiap lantai, namun tidak sebanding dengan jumlah pekerja yang adaa pada tiap lantai. 5. Pelayanan Kesehatan PT Yamaha menyediakaan beberapa pelayanan kesehatan bagi para pekerja, antara lain : a) Ruang P3K Terletak di lantai dua dengan ukuran 4x4 m2, satu buah ranjang dan dijaga oleh 1 orang dokter dan tiga orang perawat. Dokter datang berkunjung sebanyak tiga kali dalam seminggu. Kegiatan kesehatan antara lain berupa medical check up yang dilakukan 1 kali dalam 1 tahun, terkadang dilakukan kegiatan donor darah, dan audit catering secara berkala. b) Program JAMSOSTEK Seluruh tenaga kerja dan keluarga, diikutsertakan dalam program asuransi kesehatan yang terdiri atas :

i. JAMSOSTEK JAMSOSTEK diperuntukan untuk pekerja kontrakii. Asuransi Kesehatan Reliance

Asuransi ini diperuntukan untuk pekerja tetap Berdasarkan informasi yang didapat, diketahui bahwa 70% klaim asuransi kesehatan berasal dari keluarga pekerja, hanya sebesar 30% sisanya merupakan klaim asuransi dari para pekerja itu sendiri. Program jamsostek yang tersedia bagi para pekerja PT Yamaha Musik Indonesia, yaitu: 6. Jaminan Hari tua Jaminan Kematian Jaminan Kecelakaan kerja Jaminan pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja

Pelayanan Gizi Berdasarkan informasi yang didapatkan dari pihak personalia PT Yamaha

Indonesia, diketahui bahwa mereka menyediakan fasilitas katering dan air minum. Makanan tambahan diberikan untuk pekerja yang lembur. 7. Penyakit Akibat Kerja Berdasarkan informasi yang didapatkan selama kunjungan, terdapat

penurunan jumlah kasus kecelakaan kerja pada periode 2009 2010 yaitu dari 10 kasus menjadi 8 kasus. 8. Pengolahan limbah Berdasarkan informasi yang didapatkan diketahui limbah pabrik

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu limbah B3 dan non B3. Limbah B3 dapat diolah kembali oleh salah satu perusahaan semen untuk bahan bakar untuk pengolahan semen. Sedangkan limbah non B3 juga diolah kembali dan hasilnya digunakan sebagai bahan bakar di PT Yamaha sendiri. Salah satu limbah B3 seperti tinner juga diolah untuk dapat digunakan kembali.

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan Indonesia, yaitu : 1. Kerja, Beban Kerja, dan Cara Kerja Berdasarkan pengamatan kami dan informasi yang didapatkan sebagian tenaga kerja bekerja dalam posisi yang sesuai dengan standar yang berlaku pada perusahaan, tetapi terdapat beberapa pekerja yang cenderung bekerja dalam posisi dan sikap kerja yang tak ergonomis. Hal ini disebabkan karena perbedaan postur tubuh, dan kurangnya kesadaran akan sikap kerja yang ergonomis. Adapun beberapa pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran serta pengawasan dan sangsi yang lebih ketat. Menurut kami beban kerja yang diterapkan pada para pekerja sudah sesuai standar yaitu 8 jam sehari atau 40 jam selama seminggu. 2. yang mendukung Berdasarkan hasil pengamatan kami PT Yamaha Musik Indonesia memiliki fasilitas pendukung yang cukup baik seperti adanya sumber air minum, AC dan ventilasi yang cukup, jumlah dan penempatan tangga darurat yang sesuai, penerangan yang cukup baik dan toilet di setiap lantai. Namun, tangga darurat tersebut masih memiliki kekurangan yaitu tidak terdapat pegangan tangga pada lantai 3. Fasilitas toilet masih tidak sebanding dengan jumlah pekerja yang ada pada tiap lantai. 3. kesehatan Berdasarkan pengamatan dan informasi yang didapat pelayanan kesehatan terhadap tenaga kerja PT Yamaha Musik Indonesia sudah cukup baik. Pelayanan Fasilitas Sikap pengamatan dan diskusi yang kami lakukakan, kami

menyimpulkan dan memberikan saran terhadap proses produksi PT. Yamaha Musik

4. gizi

Pelayanan Pelayanan gizi sudah berjalan dengan cukup baik dan telah didukung oleh

adanya audit katering berkala.5.

Penyakit Dalam satu tahun terakhir pernah ditemukan adanya satu kejadian

Akibat Kerja kecelakaan kerja akibat perilaku yang tidak ergonomis pada salah satu pekerja. Sedangkan keluhan lainnya yang sering dikeluhkan oleh para pekerja berupa ISPA dan demam. 6. n limbah Pengolahan limbah pada PT Yamaha Musik Indonesia telah berjalan dengan sangat baik. Hal ini disebabkan proses daur ulang limbah yang berguna untuk proses produksi selanjutnya. Pengolaha

BAB VI PENUTUPAN Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami menemukan banyak hal positif yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan pada bidang ergonomi dan pelayanan kesehatan terhadap tenaga kerja di lingkungan kerjanya. Namun kami juga menemukan adanya hal hal yang perlu diperbaiki, diantaranya adalah :

Pengawasan tenaga kerja yang tidak menggunakan APD dan tidak Melakukan perbaikan ergonomi sesuai dengan postur tubuh dan Penambahan fasilitas toilet Pemberian sangsi terhadap pelanggaran para pekerja yang tidak Promosi tentang sikap kerja yang ergonomis, kesehatan, dan

melaksanakan cara kerja yang sesuai standar peralatan pekerja.

sesuai standar operasional. keselamatan kerja. Demikian saran yang kami berikan, semoga dapat berkenan dan berdampak positif bagi produktivitas tenaga kerja PT Yamaha Musik Indonesia Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini dikarenakan waktu yang diberikan dalam pengamatan cukup singkat. Kami mohon maaf yang sebesar besarnya bila masih terdapat banyak kekurangan pada pelaporan ini.