8. bab vi bahan galian
TRANSCRIPT
70
BAB VI
BAHAN GALIAN
Bahan galian merupakan bahan yang dijumpai di alam baik berupa unsur
kimia, mineral, bijih ataupun segala macam batuan. Dalam pengertiannya
termasuk bahan yang berbentuk padat misalnya emas; perak; batugamping;
lempung; dan lain-lain, berbentuk cair misalnya minyak bumi; yodium; dan lain-
lain, maupun yang berbentuk gas misalnya gas alam (Sukandarummidi, 1998).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang dimaksud dengan mineral
adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan
kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk
batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Mineral yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam industri/produksi dikenal sebagai bahan galian.
(Sukandarrumidi, 1998).
Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dinyatakan bahwa usaha
pertambangan terdiri atas dua (2) golongan, yaitu :
1. Pertambangan Mineral : pertambangan mineral dibagi lagi menjadi 4
golongan, yaitu :
Golongan mineral radioaktif contohnya uranium, radium dll
Golongan mineral logam, termasuk mineral ikutannya, contohnya
besi, mangan, molibden, krom, walfrom, vanadium, titan, bauksit,
70
71
tembaga, timbal, seng, emas, perak, platina, air raksa, intan, arsen,
antimon, bismut, iridium, rhuterium, cerium, dan logam-logam
langka lainnya, berilium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, klorit,
felspar, barit, yodium, brom, klor,.
Golongan mineral bukan logam, contohnya nitrat-nitrat, posfat-
posfat, garam batu, asbes, talk-mika, grafit, magnesit, yarosit,
leusit, belerang dan
Golongan batuan contohnya, batugamping, basalt, trakit, tanah liat,
dll.
2. Pertambangan Batubara
6.1 Keberadaan Bahan Galian di Daerah Penelitian
Penyebaran bahan galian yang terdapat di alam ditemukan dalam bentuk
tidak merata, disebabkan oleh adanya perbedaan jenis litologi dan proses, serta
aktivitas geologi yang mempengaruhi pembentukannya (Sukandarrumidi, 1998).
Pada Bab II Pasal 2 mengenai Asas dan Tujuan, disebutkan bahwa
pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berasaskan : (a) manfaat,
keadilan, dan keseimbangan; (b) keberpihakan kepada kepentingan bangsa; (c)
partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas; (d) berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
Adapun pada Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2010, diuraikan
mengenai pengelompokan mineral dan batubara ke dalam 5 (lima) golongan
komoditas tambang:
72
a. Mineral Radioaktif, meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan
galian radioaktif lainnya;
b. Mineral Logam, meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas,
tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismuth,
molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit,
antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi,
galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium,
dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium,
scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium,
selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;
c. Mineral Bukan Logam, meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa,
fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika,
magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar,
bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit,
tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen;
d. Batuan, meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome,
tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit,
basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert,
kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit,
topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu
kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir
alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah
merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak
73
mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan
e. Batubara, meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.
Berdasarkan undang-undang Pemerintah No.23 Tahun 2010 maka bahan
galian yang ada di daerah penelitian termasuk dalam pertambangan batuan.
6.2 Pemanfaatan Bahan Galian di Daerah Penelitian
Keberadaan bahan galian tidak terlepas dari asosiasi dan jenis litologi
penyusunnya, dan proses serta aktivitas geologi yang sedang berlangsung. Kedua
hal tersebut sangat mempengaruhi proses pembentukan, penyebaran, jumlah dan
volume serta mutu bahan galian tersebut. Untuk mengetahui pemanfaatan dari
bahan galian tersebut maka diperlukan informasi mengenai bahan galian didaerah
penelitian, seperti lokasi keterdapatan, genesa, asosiasi litologi penyusun bahan
galian tersebut, karakteristik fisik serta keterdapatan bahan galian tersebut apakah
ekonomis untuk dikelola atau tidak.
Bahan galian yang dijumpai di daerah penelitian merupakan golongan
pertambangan batuan, yang berupa basal dan sirtu (pasir dan batu).
Penyebaran bahan galian berupa basal di daerah penelitian dijumpai cukup
banyak yaitu sekitar 69% dari luas daerah penelitian yang meliputi bagian Barat
Laut hingga Tenggara pada daerah Salo Lombok dan menyebar dari Utara ke
Selatan sepanjang anak sungai Salo Talorong, Salo Arangan, dan Salo Barabba.
74
Potensi bahan galian sirtu tersebar cukup banyak dan dijumpai sepanjang
aliran sungai Salo Lombok, terutama pada kelokan sungai seperti pada stasiun 21,
25, 33 dan 66. ( Foto 6.1 )
Namun karena sarana dan prasarana yang belum memadai seperti jalan
dan kondisi jalur yang cukup jauh dan terjal dari jalan utama sehingga bahan
galian basal dan sirtu belum bisa di eksploitasi secara maksimal.
Penggalian bahan galian ini telah dilakukan penduduk secara tradisional
menggunakan pacul. Bahan galian ini digunakan sebagai pengerasan jalanan serta
bahan timbunan.
Foto 6.1. Kenampakan singkapan sirtu sebagai potensi bahan galian golongan batuan pada daerah Salo Lombok