78548707 24312778 laporan petrologi batuan beku

28
BAB I PETROLOGI BATUAN BEKU r r r r r r r r r r rr r r r r r r r r r ) v r r r r r r r - r r r r ) r r r r r r r r r r r r r r r r r ) r r r r r r r r r j r r r r r r r r r r r r r r r jr r rj r 1. Pengertian Batuan Beku 1

Upload: rizky-aulia-dewi

Post on 01-Dec-2015

101 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

PETROLOGI BATUAN BEKU

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai

batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan

tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal

dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".

• Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan

beku (batuan seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu

lebur atau magma). Batuan beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.

• Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan

sedimen (batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung

partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).

• Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari

batuan metamorf (batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang

bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui perubahan

kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari tekanan,

suhu, atau keduanya).

Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan

analisa kimia untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi

modern juga menyertakan prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan

kecenderungan dan siklus geokimia dan penggunaan data termodinamika dan

eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan. Petrologi eksperimental

menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk menyelidiki

geokimia dan hubungan fasa dari material alami dan sintetis pada tekanan dan

suhu yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki

batuan pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam

perjalanan kepermukaan pada kondisi asli.

1. Pengertian Batuan Beku

1

Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dai pembekuan larutan

silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak

adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam mengklasifikasikan batuan

beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-

beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada

berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila

kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan

hasil yang memuaskan.

2. Penggolongan Batuan Beku

Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan

utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang

terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.

2.1 Berdasarkan Genetik

Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang

mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan

beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:

a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah

permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga

batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).

contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.

b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau

pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif

cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak

sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga

membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit

porfir dan Diorit porfir.

c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi.

Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat

membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.

Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.

2.2 Berdasarkan Senyawa kimia

2

Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan

menjadi:

a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari

45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.

b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52

%. Contohnya Gabro, Basalt.

c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara

52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.

d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%.

Contohnya Granit, Riolit.

Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa

akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.

2.3. Berdasarkan susunan mineralogi

Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan

tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari

pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan

keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri.

Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama,

sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua

generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik

menggambarkan pembkuan yang cepat.

Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh

Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran

butir mineralnya dapat dibagi menjadi :

a. Batuan dalam

Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun

batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.

3

b.Batuan gang

Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.

c.Batuan gang

Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.

d.Batuan lelehan

Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat

dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa keluarga atau kelompok yaitu:

1. keluarga granit – riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa,

alkali felsparnya melebihi plagioklas

2. keluarga granodiorit – qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na

Plagioklas dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak

dari K Felspar

3. keluarga syenit – trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau

foid tidak dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi

Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak hadir

4. keluarga monzonit – latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau

foid hadir dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau

melebihi K-Felspar

5. keluarga syenit – fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid,

K-Felspar melebihi plagioklas

6. keluarga tonalit – dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama

kuarsa dan plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar

7. keluarga diorite – andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-

Felspar, plagioklas melimpah

8. keluarga gabbro – basalt: intermediet-mafik, mineral utama

plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-felspar

9. keluarga gabbro – basalt foid: intermediet hingga mafik,

mineral utama felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca)

bisa melimpah ataupun tidak hadir

10.keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik

(ol,px,hbl), plagioklas (Ca) sangat sedikit atau absen.

1. Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku

a. Warna Batuan

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral

penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis

magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur

gelasan.

• Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam

yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar

dan muskovit.

• Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku

intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama

banyak.

• Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan

beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral

mafik.

a. Struktur Batuan

Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan

yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada

pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku

struktur yang sering ditemukan adalah:

a. Masif : bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun

lubang-lubang gas

b. Jointing : bila batuan tampak seperti mempunyai

retakan-retakan.kenapakan ini akan mudah diamati pada

singkapan di lapangan.

c. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang

gas,sturktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:

• Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.

5

• Pumisan : bila lubang-lubang gas saling

berhubungan.

• Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun

lubang gas.

d. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh

mineral-mineral sekunder.

a. Tekstur Batuan

Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir

mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran

butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika

warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi,

maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan

keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses

sebelum,dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :

a. Tingkat kristalisasi

Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi:

• Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua

berbentuk kristal-kristal.

• Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian

lagi berupa mineral gelas.

• Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.

a. Ukuran kristal

Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah

dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada

batuan.

Cox,price,harte W.T.G Heinric

Halus < 1mm <1 mm <1 mm

Sedang 1-5 mm 1-5 mm 1- 10mm

Kasar >5mm 5-30 mm 10-30 mm

Sangat kasar >30 mm > 30 mm

6

tabel 2.1

Kisaran ukuran kristal dari beberapa sumber

b. Granularitas

Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat

dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

Equigranulritas

Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal

yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2:

➢ Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa

dibedakan dengan mata telanjang

➢ Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat

dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran

kristalnya sangat halus.

Inequigranular

Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat

dibagi lagi menjadi :

Faneroporfiritik,bila kristal yang besar dikelilingi oleh

kristal-kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata

telanjang.

Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar

yang tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.

a. Gelasan (glassy)

Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila

semuanya tersusun atas gelas.

b. Bentuk Butir

Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai

bidang kristal yang sempurna.

Subhedral, bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh

sebagian bidang kristal yang sempurna.

7

Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh

bidang kristal yang tidak sempurna.

a. Komposisi Mineral

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan

menjadi 4 yaitu:

1. Kelompok Granit – Riolit

Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun

oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang

terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.

2. Kelompok Diorit – Andesit

Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama

tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen

dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil

3. Kelompok Gabro – Basalt

Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari

mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.

4. Kelompok Ultra Basa

Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang

mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

e. Derajat Kristalisasi

Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :

• Holokristalin

Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari

keseluruhan mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa

proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan

terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk kristal yang relatif

sempurna.

8

• Hipokristalin

Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian

mineral membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini

menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih

memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.

• Holohyalin

Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang

keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses

kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak

memungkinkan pembentukan mineral - mineral dengan bentuk yang

sempurna.

f. Sifat Batuan

Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :

• Asam (Felsik)

Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku

asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.

• Intermediet

Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan

beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir

sama banyak.

• Basa (Mafik)

Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah

batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-

mineral mafik.

Proses Kristalisasi Magma

9

Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang

menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat

magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan

menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur.

Proses inilah yang disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan

dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan

melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan

kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang

menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.Kecepatan

pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi,

terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan

lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga

akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang

cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk

kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak

beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).Pada saat

magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling

mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian

tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan

ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap

inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah.

Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau

pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang

lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung

kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.Komposisi dari

magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses

kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka

penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal

tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada

faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat

diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut

sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan

komposisi mineralnya.

10

Hasil Praktikum 1

1. Dasit

Warna : abu-abu cerah

sifat batuan : felsik

struktur : masif

derajat kristalisasi : holokristalin

tekstur : fanerik

Komposisi(mineralogy)

Nama mineral 1 : feldspar

Warna : putih

Kilap : vitreous

Kekerasan : 6

11

Pecahan : eneven

Balahan : 2/3

Bentuk Kristal : monoclinic

Jumlah dlam % : 35%

3 1

2. Gabbro

Warna : gelap / kehitaman

sifat batuan : mafik

struktur : masif

derajat kristalisasi : holokristalin

tekstur : fanerik

2

Komposisi(mineralogy)

Nama mineral 1 : olivin

Warna : hijau kehitaman

Kilap : vitreous

Kekerasan : 6-5

Pecahan : concoidal

Balahan : 2,1;3,1 forming 90

Bentuk Kristal : ortorombic

Jumlah dlam % : 10%

Nama mineral 2 : piroksen

Warna : hitam

Kilap : vitreous

Kekerasan : 6

12

Pecahan : unneven ,concoidal

Balahan : 2,1

Bentuk Kristal : ortorombic

Jumlah dlam % : 50%

Nama mineral 3 : amphibol

Warna : hitam

Kilap : vitreous

Kekerasan : 5-6

Pecahan : unneven

Balahan : 2,1

Bentuk Kristal :ortorombic

Jumlah dlam % : 50%

1 2 3

3. Basalt

Warna : coklat kehitaman

sifat batuan : mafik

struktur : masif

derajat kristalisasi : hipokristalin

tekstur : afanitik

Komposisi(mineralogy)

Nama mineral 1 : piroksen

Warna : hijau kehitaman

Kilap : kaca

Kekerasan : 6,5

Pecahan : unneven

Balahan : ortorombic

Bentuk Kristal : ortorombik

13

Jumlah dlam % : 5%

Nama mineral 2 : olivin

Warna : kuning kehijauan

Kilap : vitreous

Kekerasan : 6

Pecahan : unneven ,concoidal

Balahan : 2,1;3,1 forming 90

Bentuk Kristal : ortorombic

Jumlah dlam % : 5%

Nama mineral 3 : amphibol

Warna : hitam

Kilap : vitreous

Kekerasan : 5-6

Pecahan : unneven

Balahan : 2,1

Bentuk Kristal :ortorombic

Jumlah dlam % : 10%

2 3 1

4. Andesit

Warna : abu-abu cerah

sifat batuan : intermediet

struktur : masif

derajat kristalisasi : hipokristalin

tekstur : afanitik

Komposisi(mineralogy)

14

Nama mineral 1 : hornblende

Warna : hitam

Kilap : dull to vitreous

Kekerasan : 5-6

Pecahan : unneven

Balahan : tidak dapat terlihat

Bentuk Kristal : prismatic panjang

Jumlah dlam % :40%

Nama mineral 2 : kuarsa

Warna : putih

Kilap : vitreous

Kekerasan : 7

Pecahan : concoidal

Balahan : tdak dapat terlihat dengan jelas

Bentuk Kristal : hexagonal

Jumlah dlam % : 35%

Nama mineral 3 : feldspar

Warna : putih

Kilap : vitreous

Kekerasan : 6

Pecahan : tidak sempurna

Balahan : 2/3

Bentuk Kristal : monoclinic

Jumlah dlam % : 15%

15

5. Andesit Porfori 2 1

Warna : abu – abu kecoklatan

sifat batuan : felsik

struktur : masif

derajat kristalisasi : hipokristalin

tekstur : porfiro afanitik

Komposisi(mineralogy)

Nama mineral 1 : hornblende

Warna : hitam

Kilap : dull to vitreous

Kekerasan : 5-6

Pecahan : unneven

Balahan : tidak dapat terlihat

Bentuk Kristal : prismatic panjang

Jumlah dlam % :40%

Nama mineral 2 : feldspar

Warna : putih

Kilap : vitreous

Kekerasan : 6

Pecahan : tidak sempurna

Balahan : 2/3

Bentuk Kristal : monoclinic

Jumlah dlam % : 15%

16

BAB II

Pembahasan Hasil Praktikum

Pada praktikum petrologi acara batuan beku kali ini, pengamatan yang

dilakukan adalah pengamatan secara megaskopis dengan tujuan untuk

menganalisis kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang

diamati ada lima macam, antara lain:

1. Dasit

Batuan dasit ,yang memiliki kenampakan

warna yaitu cokelat kehijauan,sifat batuan dari dasit

yaitu asam,struktur batuannya massif atau pejal,dan

derajat kristalisasinya holokristalin dimana

komposisi mineral penyusunnya mayoritas adalah

mineral kristalin,derajat granularitasnya adalah

fanerik sedang – kasar.Dacite sebagian besar terdiri

atas plagioclase feldspar dengan biotite, hornblende, dan pyroxene (augite dan /

atau enstatite). Telah kuarsa sebagai bulat, berkarat phenocrysts, atau sebagai

unsur tanah-massa.Plagioclase berkisar dari yang oligoclase ke andesine dan

labradorite. Sanidine terjadi, meskipun dalam proporsi yang kecil, di beberapa

dacites, dan ketika berlimpah menimbulkan batu-batu yang membentuk transisi ke

rhyolites. Yang groundmass batuan ini sering mikrokristalin, dengan jaringan

menit interstisial feldspars dicampur dengan butir kuarsa atau tridimit, tetapi

17

dalam banyak dacites itu sebagian besar kaca, sedangkan di lain itu felsitic atau

cryptocrystalline Dacite adalah sebuah batuan beku, batuan volkanik.

andesiterhyoliteIni adalah penengah dalam komposisi antara andesit dan rhyolite.

Proporsi relatif feldspars dan kuarsa di dacite, dan dalam banyak batu vulkanik

lain, diilustrasikan dalam diagram QAPF. Dacite juga ditentukan oleh silika dan

alkali isi dalam klasifikasi TAS. Kata dacite berasal dari Dacia, sebuah provinsi

dari Kekaisaran Romawi yang terletak antara Sungai Danube dan Carpathian

Mountains (sekarang modern Rumania) di mana batu pertama kali dijelaskan.Pada

praktikum praktikan dapat mendeskripsikan bahwa mineral penyusun,dari dasit

yaitu mineral feldspar dimana kedudukan mineral tersebut sebagai mineral

fenikris karena mineral feldspar pada dasit menjadi mineral utama dimana

prosentasenya mencapai 60%.

a. Mineral Feldspar

Mineral Feldspar dengan kenampakan warna putih,kilapnya

vitreous,kekerasannya 6,pecahannya tidak sempurna,belahannya 2/3,bentuk

kristalnya monoclinic atau triclinic,. Larutan padat antara K-felspar dan albite

disebut alkali feldspar. Solid solusi antara albite dan anorthite disebut

plagioclase, atau lebih tepat plagioclase feldspar.Hanya terbatas larutan padat

terjadi antara K-felspar dan anorthite, dan di dua larutan padat, immiscibility

terjadi pada temperatur Common dalam kerak bumi. Albite dianggap baik

plagioclase dan alkali feldspar.Selain albite, barium feldspars juga dianggap

baik alkali dan plagioclase feldspars. Feldspars barium bentuk sebagai akibat

dari penggantian potasium feldspar.

1. Gabbro

Kelompok batuan dalam yang sering disebut

Gabro,yang memiliki warna hitam kehijauan,dengan

sifat batuannya tergolong basa,strukturnya masif

atau pejal,derajat kristalisasi yang dimiliki oleh

gabro yaitu hilokristalin dimana mineral penyusun

dari gabro yaitu mayoritas adalah semuanya mineral

kristalin,tekstur faneritik,susunan mineralnya

18

seragam kasar.Gabro terbentuk sebagai tubuh intrusi dan merupakan batuan yang

umum terdapat dimana-mana,berwarna gelap karena sebagian besar mineral

penyusunya adalah piroksen dan olivine.Di Pulau Jawa,batuan ini terdapat di

selatan Ciletuh,Pegunungan Jiwo,Serayu,dan Pemalang.Gabbro adalah padat,

kehijauan atau berwarna gelap dan mengandung pyroxene, plagioclase,

amphibole, dan olivin (olivin olivin gabbro ketika hadir dalam jumlah besar).The

pyroxene ini kebanyakan clinopyroxene; sejumlah kecil orthopyroxene mungkin

hadir. Jika jumlah orthopyroxene secara substansial lebih besar daripada jumlah

clinopyroxene, batu kemudian sebuah norite. Quartz gabbros juga diketahui

terjadi dan mungkin berasal dari magma yang sudah selesai-jenuh dengan silika.

Essexites mewakili magma gabbros yang orangtuanya berada di bawah jenuh

dengan silika, menyebabkan pembentukan feldspathoid mineral nepheline.(Silica

kejenuhan dari batu dapat dievaluasi oleh normatif mineralogi)Gabbros

mengandung jumlah kecil, biasanya beberapa persen, dari besi-titanium oksida

seperti magnetit, ilmenite, dan ulvospinel. Gabbro umumnya berbutir kasar

dengan ukuran kristal dalam kisaran 1 mm atau lebih besar. Finer grained

equivalents of gabbro are called diabase , although the vernacular term

microgabbro is often used when extra descriptiveness is desired. Berbutir lebih

halus ekuivalen gabbro disebut diabase, meskipun istilah vernakular microgabbro

sering digunakan ketika descriptiveness tambahan yang diinginkan.Gabbro

mungkin sangat kasar berbutir untuk pegmatitic, dan beberapa pyroxene-

plagioclase cumulates dasarnya gabbro berbutir kasar, meskipun ini mungkin

menunjukkan kristal acicular kebiasaan.Gabbro biasanya equigranular dalam

tekstur, meskipun mungkin porphyritic di kali, terutama ketika plagioclase

oikocrysts telah berkembang lebih awal dari groundmass mineral. Pada

praktikum yang lalu praktikan dapat mendeskripsikan bahwa mineral penyusun

dari gabro yaitu,pertama yaitu:

a. Mineral Piroksen

Mineral Piroksen warna yang terlihat yaitu hijau terang – hitam,kilapnya

vitreous,dengan kekerasan 6,5 – 7,pecahan dari mineral piroksen yaitu

conchoidal,belahannya 2,1 ; 3,1-forming 90’angel,bentuk Kristal atau system

Kristal dari piroksen yaitu ortorombik/monoclinic. Para pyroxenes adalah

kelompok penting yang membentuk batu-mineral silikat yang ditemukan di

19

banyak batuan beku dan metamorf batuan. Mereka berbagi struktur umum

yang terdiri dari satu rantai silika tetrahedral dan mereka mengkristal dalam

monoclinic dan ortorombik sistem.Pyroxenes memiliki rumus umum XY (Si,

Al) 2 O 6 (di mana X mewakili kalsium, natrium, besi 2 dan magnesium dan

lebih jarang seng, mangan dan lithium ion dan Y merupakan ukuran yang

lebih kecil, seperti kromium, aluminium, besi 3, magnesium, mangan,

skandium, titanium, vanadium dan bahkan besi +2).Meskipun secara luas untuk

pengganti aluminium silikon dalam silikat seperti feldspars dan amphiboles,

substitusi terjadi hanya secara terbatas di sebagian besar pyroxenes

b. Mineral Olivin

Mineral Olivin warna yang terlihat saat pengamatan yaitu kuning

kehijauan,kilapnya vitreous,dengan kekerasan 6,5 – 7,pecahannya

uneven,belahannya conchoidal,bentuk Kristal atau system kristalnya yaitu

ortorombik. Olivin / Peridot terjadi di kedua mafic dan ultramafic batuan dan

sebagai mineral primer tertentu batuan metamorf. Mg-olivin kaya mengkristal

dari magma yang kaya akan magnesium dan rendah silika.Magma yang

mengkristal untuk mafic batu seperti gabbro dan basal. Ultramafic batu

seperti peridotite, dan dunite dapat residu tersisa setelah ekstraksi dari

magma, dan biasanya mereka lebih kaya akan olivin setelah ekstraksi parsial

meleleh.Olivin dan tekanan tinggi merupakan varian struktural lebih dari 50%

dari mantel atas bumi, dan olivin adalah salah satu Bumi mineral yang paling

umum menurut volume.The metamorphism dari murni dolomit atau batuan

sedimen dengan tinggi magnesium dan silika rendah konten juga

memproduksi Mg-olivin yang kaya, atau forsterit.

c. Mineral Amphibol

Mineral Amphibol dengan kenampakan warna yang terlihat yaitu

hitam,kilapnya vitreous – dull,dengan kekerasan 5 – 6,pecahannya

uneven,belahannya hamper tidak terlihat,system Kristal yang dimiliki oleh

mineral amphibole yaitu monoclinic/ortorombik.Amphiboles adalah mineral

yang baik batuan beku atau metamorf origin; dalam kasus yang pertama

terjadi sebagai konstituen (hornblende) dari batuan, seperti granit, diorite,

andesit dan lain-lain.Orang asal termasuk metamorf contoh seperti yang

20

dikembangkan di kapur melalui kontak metamorphism (tremolite) dan yang

dibentuk oleh perubahan ferromagnesian lain mineral (hornblende).

Pseudomorphs dari amphibole setelah pyroxene dikenal sebagai uralite.

Petrogenesa :Batuan beku ini terbentuk langsung dari pembekuan magma.

Warnanya yang gelap mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dari

magma yang bersifat basa.Batuan ini membeku pada kedalaman dangkal atau

merupakan intrusi dangkal sehingga termasuk pada batuan beku hypabisal,

biasanya dalam bentuk tubuh batuan beku dyke atau sill. Batuan ini pejal atau

massif karena tidak mengalami gaya endogen yang mengakibatkan adanya

retakan.

1. Basalt

Batuan basalt memiliki warna kehitaman, dengan

sifat batuan yaitu basa, Struktur batuannya mafic atau

pejal dan derajat kristalisasinya holokristalin dimana

komposisi mineral penyusun dari basalt mayoritas

mineralnya mineral kristalin, teksturnya afanitik yang

berarti butiran mineral dalam batuannya halus seragam.

Mineralogi dari basalt yang dicirikan oleh dominan yg

mengandung kapur plagioclase feldspar dan pyroxene. Olivine dapat juga

konstituen yang signifikan. mineral hadir dalam jumlah yang relatif kecil

termasuk oksida besi dan besi-titanium oksida, seperti magnetit, ulvospinel, dan

ilmenite. Karena kehadiran seperti oksida mineral, basal dapat memperoleh kuat

magnetis tanda tangan ketika mendingin, dan paleomagnetic studi telah membuat

banyak menggunakan basal. Basalt memiliki tinggi likuidus dan solidus-nilai

temperatur di permukaan bumi di dekat atau di atas 1200 ° C (likuidus) dan di

dekat atau di bawah 1000 ° C (solidus); nilai-nilai ini lebih tinggi daripada umum

lainnya batuan. Mayoritas tholeiites terbentuk pada sekitar 50-100 km kedalaman

dalam mantel. Banyak alkali basalt-basalt dapat dibentuk pada kedalaman lebih

besar, mungkin sedalam 150-200 km usul basal alumina-tinggi terus menjadi

kontroversial, dengan interpretasi bahwa itu adalah mencair utama dan bahwa itu

bukan berasal dari jenis basalt lain.Pada praktikum petrologi batuan beku

21

praktikan dapat mendeskripsikan bahwa mineral penyusun dari basalt diantaranya

yaitu:

a. Mineral Piroksen

Mineral Piroksen dengan warna hijau terang – kehitaman,kilapnya

vitreous,dengan kekerasan 6,5 – 7,pecahannya conchoidal,belahannya 2,1;3,1

– forming 90’ angel,bentuk Kristal yang dimiliki oleh ortorombik/monoclinic.

Para pyroxenes adalah kelompok penting yang membentuk batu-mineral

silikat yang ditemukan di banyak batuan beku dan metamorf batuan.Mereka

berbagi struktur umum yang terdiri dari satu rantai silika tetrahedral dan

mereka mengkristal dalam monoclinic dan ortorombik sistem.Pyroxenes

memiliki rumus umum XY (Si, Al) 2 O 6 (di mana X mewakili kalsium,

natrium, besi 2 dan magnesium dan lebih jarang seng, mangan dan lithium ion

dan Y merupakan ukuran yang lebih kecil, seperti kromium, aluminium, besi 3, magnesium, mangan, skandium, titanium, vanadium dan bahkan besi

Meskipun secara luas untuk pengganti aluminium silikon dalam silikat seperti

feldspars dan amphiboles, substitusi terjadi hanya secara terbatas di sebagian

besar pyroxenes.

b. Mineral Olivin

Mineral Olivin warna yang terlihat saat pengamatan yaitu kuning

kehijauan,kilapnya vitreous,dengan kekerasan 6,5 – 7,pecahannya

uneven,belahannya conchoidal,bentuk Kristal atau system kristalnya yaitu

ortorombik. Olivin / Peridot terjadi di kedua mafic dan ultramafic batuan dan

sebagai mineral primer tertentu batuan metamorf. Mg-olivin kaya mengkristal

dari magma yang kaya akan magnesium dan rendah silika.Magma yang

mengkristal untuk mafic batu seperti gabbro dan basal. Ultramafic batu

seperti peridotite, dan dunite dapat residu tersisa setelah ekstraksi dari

magma, dan biasanya mereka lebih kaya akan olivin setelah ekstraksi parsial

meleleh.Olivin dan tekanan tinggi merupakan varian struktural lebih dari 50%

dari mantel atas bumi, dan olivin adalah salah satu Bumi mineral yang paling

umum menurut volume.The metamorphism dari murni dolomit atau batuan

sedimen dengan tinggi magnesium dan silika rendah konten juga

memproduksi Mg-olivin yang kaya, atau forsterit.

22

c. Mineral Amphibole

Mineral Amphibole dengan kenampakan warna yang terlihat yaitu

hitam,kilapnya vitreous – dull,dengan kekerasan 5 – 6,pecahannya

uneven,belahannya hamper tidak terlihat,system Kristal yang dimiliki oleh

mineral amphibole yaitu monoclinic/ortorombik.Amphiboles adalah mineral

yang baik batuan beku atau metamorf origin; dalam kasus yang pertama terjadi

sebagai konstituen (hornblende) dari batuan, seperti granit, diorite, andesit dan

lain-lain.Orang asal termasuk metamorf contoh seperti yang dikembangkan di

kapur melalui kontak metamorphism (tremolite) dan yang dibentuk oleh

perubahan ferromagnesian lain mineral (hornblende). Pseudomorphs dari

amphibole setelah pyroxene dikenal sebagai uralite.

1. Andesit

Andesit adalah suatu jenis batuan beku

vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur

spesifik yang umumnya ditemukan pada

lingkungan subduksi.Batuan lelehan dari

diorite,berbutir halus,bertekstur halus,dimana

batuan andesit memiliki derajat kristalisasi

holokristalin hingga hipokristalin,yaitu dimana

perbandingan komposisi mineralnya mayoritas

diisi oleh mineral kristalin,sifat dari andesit yaitu intermediet,struktur yang

dimiliki oleh andesit yaitu massif atau pejal.Andesit terbentuk sebagai batuan

lelehan dan batuan gang dalam,yaitu andesit terbentuk berasal dari magma yang

sedang menuju kepermukaan bumi atau membeku dalam celah-celah di kerak

bumi.Batuan golongan ini dapat tersingkap dipermukaan bumi karena erosi

kemudian atau adanya gaya tektonik.Gunung api di Indonesia umumnya

menghasilkan batuan andesit.Batuan andesit yang banyak mengandung mineral

hornblende sehingga disebut dengan andesit – hornblende,sedangkan yang banyak

mengandung piroksen disebut dengan andesit – piroksin.Namun pada praktikum

dengan sub pembahasan petrologi mineral batuan beku,praktikan dapat

mendeskripsikan bahwa batuan andesit memiliki komposisi mineral yaitu :

23

a. Mineral Feldspar

Mineral Feldspar dengan kenampakan warnanya putih,kilapnya

vitreous,kekerasan 6,pecahan dari feldspar tidak sempurna,belahannya yaitu

2/3,system Kristal yang dimiliki oleh mineral feldspar yaitu

monoclinic,jumlah prosentasenya pada andesit pada saat praktikum

diperkirakan sebesar 15%.Feldspars (K Al Si 3 O 8 - Na Al Si 3 O 8 - Ca Al 2

Si 2 O 8) adalah kelompok yang membentuk batu-tectosilicate mineral yang

membentuk sebanyak 60% dari bumi 's kerak. Feldspars mengkristal dari

magma dalam kedua intrusif dan extrusive berapi batu, sebagai vena, dan juga

hadir dalam berbagai jenis batuan metamorf.Rock terbentuk seluruhnya

plagioclase feldspar (lihat di bawah) dikenal sebagai anorthosite.Feldspars

juga ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen.

b. Mineral Hornblande

Mineral Hornblande kilapnya vitreous – dull,warna yang tampak yaitu

hitam,kekerasan yang dimiliki oleh mineral hornblande yaitu 5 –

6,pecahannya uneven,belahannya hampir tidak dapat terlihat,system

kristalnya yaitu monoclinic atau ortorombik,prosentase mineral hornblende

pada andesit saat pengamatan yaitu mencapai 40%.dari prosentase hornblende

seperti itu dapat di asumsikan bahwa andesit tersebut tergolong andesit –

hornblende. . Sangat gelap coklat hornblendes hitam yang mengandung

titanium yang biasa disebut basaltik hornblende, dari kenyataan bahwa

mereka biasanya merupakan konstituen dari basalt dan batu yang

terkait.Common Hornblende adalah konstituen dari banyak batuan beku dan

batuan metamorf seperti granit, syenite, diorite, gabbro, basal, andesit, gneiss,

dan schist.Ini adalah mineral utama dari amphibolites.

c. Mineral kuarsa

Mineral kuarsa dengan warna yang dimiliki yaitu putih

mengkilap,kilapnya vitreous,dan kekerasannya 7,pecahannya

conchoidal,belahannya tidak dapat terlihat dengan jelas,system Kristal yang

dimiliki oleh mineral kuarsa yaitu trigonal atau hexagonal,termasuk kedalam

kelompok mineral Silicates ; Tectosilicates ; Silica group. Quartz adalah

24

paling banyak kedua mineral di Bumi 's kerak benua, setelah feldspar. Ini

terdiri dari kerangka kontinu SiO 4 silikon - oksigen tetrahedra, dengan setiap

oksigen yang dibagi antara dua tetrahedra, memberikan formula keseluruhan

SiO 2.Pada suhu dan tekanan permukaan, kuarsa adalah bentuk paling stabil

silikon dioksida. Kuarsa akan tetap stabil sampai dengan 573 ° C pada 1

kilobar tekanan.Ketika tekanan meningkat temperatur di mana kuarsa akan

kehilangan stabilitas juga meningkat.

Petrogenesa Batuan ini terbentuk di antara zona Hypabisal dan zona permukaan.

Pirit terbentuk lebih dahulu lalu terlingkupi mineral – mineral lain seperti Kuarsa

Plagioclase dan Orthoclase dan. Karena penyusunnya magma intermediate maka

diprediksi batuan ini terbentuk pada daerah subduksi antara lempeng samudera

dan lempeng benua yang magmanya juga bersifat intermediate.

1. Andesit Porfiri

Andesit porfiro memiliki kenampakan

warna abu-abu kecokelatan,sifat batuannya yaitu

asam,strukturnya masif atau pejal,derajat

kristalisasinya hilokristalin dimana mineral

penyusun dari batuan andesit porfiro seluruhnya

bersifat mineral kristalin,teksturnya yaitu porfiro

afanitik,mineral penyusun andesit porfiro yaitu

diantaranya dapat teramati pada saat praktikan melakukan

pengamatan,diantaranya adalah

a. Mineral Hornblende

Mineral Hornblende kilapnya vitreous – dull,warna yang tampak yaitu

hitam,kekerasan yang dimiliki oleh mineral hornblande yaitu 5 –

6,pecahannya uneven,belahannya hampir tidak dapat terlihat,system

kristalnya yaitu monoclinic atau ortorombik,prosentase mineral hornblende

pada andesit saat pengamatan yaitu mencapai 40%.dari prosentase hornblende

25

seperti itu dapat di asumsikan bahwa andesit tersebut tergolong andesit –

hornblende. . Sangat gelap coklat hornblendes hitam yang mengandung

titanium yang biasa disebut basaltik hornblende, dari kenyataan bahwa

mereka biasanya merupakan konstituen dari basalt dan batu yang

terkait.Common Hornblende adalah konstituen dari banyak batuan beku dan

batuan metamorf seperti granit, syenite, diorite, gabbro, basal, andesit, gneiss,

dan schist.Ini adalah mineral utama dari.

b. Mineral Feldspar

Mineral Feldspar dengan kenampakan warna putih,kilapnya

vitreous,kekerasannya 6,pecahannya tidak sempurna,belahannya 2/3,bentuk

kristalnya monoclinic atau triclinic,. Larutan padat antara K-felspar dan albite

disebut alkali feldspar. [1] Solid solusi antara albite dan anorthite disebut

plagioclase, [1] atau lebih tepat plagioclase feldspar.Hanya terbatas larutan

padat terjadi antara K-felspar dan anorthite, dan di dua larutan padat,

immiscibility terjadi pada temperatur Common dalam kerak bumi. Albite

dianggap baik plagioclase dan alkali feldspar.Selain albite, barium feldspars

juga dianggap baik alkali dan plagioclase feldspars. Feldspars barium bentuk

sebagai akibat dari penggantian potasium feldspar.

Petrogenesa Batuan ini terbentuk di antara zona Hypabisal dan zona

permukaan. Pirit terbentuk lebih dahulu lalu terlingkupi mineral – mineral

lain seperti Kuarsa Plagioclase dan Orthoclase dan. Karena penyusunnya

magma intermediate maka diprediksi batuan ini terbentuk pada daerah

subduksi antara lempeng samudera dan lempeng benua yang magmanya juga

bersifat intermediate.

BAB III

KESIMPULAN

• Batuan dengan tekstur holokristalin, inequigranular, porfiroafanitik, dan

strukturmassif dengan kandungan mineral Ortoklas : 30 %, Kuarsa 5 %,

Hornblende 5, Plagioklas 50 %, dan Pirit 10 % dinamakan Porfiri Andesit

26

• Batuan dengan tekstur holokristalin, equigranular, faneroporfiritik dengan

struktur massif dan kandungan mineral kuarsa <10%, Plagioklas 45%, Piroksen

35%, dan K-Feldspar 10 % adalah Gabbro

• Batuan dengan tekstur holokristalin, inequigranular, faneroporfiritik, dan

struktur massif dengan kandungan mineral K - Feldspar 25 %, Hornblende

10 %, Plagioklas 45 %, Kuarsa 15 % dinamakan Porfiri Diorit Kuarsa.

• Batuan dengan tekstur holokristalin,faneroporfiritik, massadasar plagioklas

dan struktur massif dengan kandungan mineral Plagioklas 65 %, dan

Hornblende 35 % dinamakan Porfiri Andesite.

• Batuan dengan tekstur holokristalin, inequigranular, porfiritik, dan struktu

massif dengan kandungan Plagioklas 45 %, Kuarsa 10 %, dan Ortoklas 10 %,

Biotit 35 % dinamakan Diorit Porfir.

• Batuan dengan tekstur holokristalin, inequigranular, fanero porfiritik, dan

struktur massif dengan kandungan mineral Plagioklas 25 %, Hornblende

25, Ortoklas 50 % dinamakan Diabas.

• Batuan dengan tekstur holokristalin, inequigranular, porfiroafanitik, dan

struktur massif dengan kandungan mineral Plagioklas 60 %, Hornblende 35%,

dan Ortoklas 5% dinamakan Porfiri Basalt.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Institut Teknologi Bandung. 2006. Pedoman Praktikum Geologi Fisik. Bandung :

Labroratorium Geologi Dinamik.

Satyana, Awang. 2009. Petrologi Batuan Beku. Jakarta : Blogat WordPress.com.

Website :

27

http://geologycika.blogspot.com/2009/03/petrologi-batuan-beku_30.html

http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=14748518

http://wapedia.mobi/id/Batuan_beku

http://wapedia.mobi/id/Petrologi

http://ilmubatuan.blogspot.com/

28