77764025 case kista ovarium

Upload: yunita-sari

Post on 29-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • CASE REPORT KISTA OVARIUM BILLATERAL

    I. IDENTITAS PASIEN

    II. ANAMNESIS

    Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah

    Anamnesis Khusus :

    Pasien P2A0 datang ke rumah sakit mengeluh nyeri perut kanan bawah seperti

    tertusuk tusuk sejak 6 jam sebelum SMRS . Nyeri tekan pada perut bagian

    bawah dirasakan pasien. Selain itu demam juga dirasakan pasien sejak 3 hari

    1

    Nama : Ny. YUmur : 35 tahunAlamat : BanjarwangiPendidikan : SDPekerjaan : IRTAgama : Islam

    Suami : Tn. AUsia : 40 tahun

    Pendidikan ; SMP

    Pekerjaan : BuruhTanggal Masuk RS : 25 September 2011No. CM : 01435815

  • SMRS, demam dirasakan sepanjang hari. Mual dan muntah dirasakan pasien sejak

    1 hari SMRS. Sebelumnya pasien pernah mengalami gejala yang sama dan pasien

    berobat, dikatakan menderita radang usus. Pasien merasakan adanya benjolan di

    perut sejak 6 bulan SMRS, akhir akhir ini pasien juga merasakan nyeri saat

    menstruasi sejak 6 bulan SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi

    yang tidak teratur sejak 1 tahun SMRS. Nyeri saat berkemih dirasakan pasien

    sejak 3 bulan SMRS. Nyeri saat bersenggama tidak dirasakan pasien. Dikeluarga

    pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama.

    III. RIWAYAT OBSTETRI

    IV. KETERANGAN TAMBAHAN

    Menikah yang pertama

    Usia saat menikah : Perempuan : menikah pertama : 19 tahun, SD, IRT

    Laki-laki : menikah petama : 24 tahun,SD, Buruh

    Riwayat menstruasi :

    menarche : umur 14 tahun.

    siklus : teratur 30 hari sekali.

    banyaknya : biasa (2- 3 pembalut/ hari)

    lamanya : 7 hari

    Nyeri haid : tidak

    HPHT : 15 September 2011

    2

    Kehamilan

    ke

    Tempat Penolong Cara

    Kehamilan

    Cara

    Persalinan

    BB

    lahir

    Jenis

    kelamin

    Usia Keadaan

    Hidup/MatiI Rumah Paraji 9 bulan Spontan 2800 gr 15 thn HII Rumah Paraji 9 bulan Spontan 3000 gr 11thn H

  • V. PEMERIKSAAN FISIK (269-2011)

    Keadaan Umum : ComposmentisTekanan Darah : 100/70 mmHgNadi : 92 x/menitPernafasan : 24 x/menitSuhu : 36,5 Konjungtiva : Tidak Anemis

    Sclera : Tidak Ikterik

    Leher : Tiroid: t.a.k

    KGB : Tidak teraba membesarJantung : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop(-)Paru-paru : Sonor, VBS kiri = kananAbdomen : Datar tegang , Teraba massa pada abdomen bawah.

    Hepar : sulit dinilai

    Lien : sulit dinilaiExtremitas : Oedem : -/-

    Varises : -/-

    Status Ginekologik

    Pemeriksaan Luar

    Inspeksi : Datar tegang

    Palpasi :

    Fundus Uteri : tidak teraba

    3

  • Massa tumor: teraba massa pada abdomen bawah, permukaan rata, mobile,

    konsistensi kistik.

    Inspekulo : Tidak Dilakukan

    Pemeriksaan Dalam

    Vulva : t.a.k

    Vagina : t.a.k

    Portio : tebal lunak

    Osteum Uteri Eksternum : tertutup

    Corpus Uteri : bentuk dan konsistesi normal

    Parametrium kanan-kiri : NT ( +), teraba massa kistik

    Cavum douglas : Tidak menonjol, tidak teraba massa, NT(+), nyeri

    goyang (+)

    VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    USG:

    Massa 6, 25 x 4,9 cm

    I Kista ovarium 5,51 x 4,9 cm

    II Kista ovarium 5,20 x 4, 55 cm

    Kesan: Kista Ovarium Bilateral

    4

  • Laboratorium: 26-09-2011

    1. HEMATOLOGI

    Nama Test Hasil Unit Nilai Normal Darah Rutin Hemoglobin 11,2 g/dl 12 - 15Hematokrit 37 % 35 - 47Leukosit 15.800 /mm3 3.800 -10.600Trombosit 286.000 /mm3 150.000 440.000Eritrosit 4,34 juta/mm3 3,6 5, 8

    VIII. DIAGNOSIS KERJA

    - Kista ovarium billateral

    IX. RENCANA PENGELOLAAN

    Observasi keadaan umum; nadi, tekanan darah, respirasi, suhu

    Infus, cross match, sedia darah

    Rencana Kistektomi dan Appendiktomi

    Informed Consent

    X. LAPORAN OPERASI

    Tanggal Operasi : 27 -09 - 11

    Operator : dr. Fahdi dan dr. Denok

    Asisten I : Zr. Acep

    Ahli Anestesi : dr.Hj Hayati Usman, Sp.An.

    Asisten Anestesi : Zr. Nenden, Fitri

    Diagnosa Pra Bedah : Kista ovarium billateral

    Diagnosa Pasca Bedah : Post kistektomi a.i ruptur kista ovarium kanan & kista

    5

  • ovarium kiri

    Appendiktomi a.i appendisitis akut

    Indikasi Operasi : Kista ovarium billateral + appendisitis akut

    Jenis Operasi : Kistektomi billateral + appendiktomi

    Jenis Anestesi : Narkose umum

    Kategori Operasi : Terencana

    Desinfeksi kulit : Betadine 10 %

    XI. PROSEDUR OPERASI:

    Laporan Operasi Bedah

    DO 1 : Obgyn : Kistektomi

    DO 2: Bedah : appendix letak anterocaecal, diameter 1 cm, panjang 5 cm

    1. Dilakukan tindakan a dan antiseptik daerah abdomen dan sekitarnya.

    2. Insisi pada mediana pfanennstiel 10 cm

    3. Pasien dikonsulkan dorante ops dari bedah

    4. Setelah peritoneum dibuka tampak massa 1 berukuran 10x10x10 cm berwarna

    putih kebiruan, mengeluarkan cairan berwarna kecokelatan, konsistensi kenyal.

    5. Massa 2 berukuran 10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, konsistensi kenyal

    yang mengadakan perlengketan pada omentum dan dinding posterior uterus.

    6. Kesan : ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

    7. Diputuskan untuk dilakukan kistektomi bilateral

    8. Kista pecah keluar cairan kecokelatan dan dibebaskan dari perlengketan dan

    jaringan yang sehat

    9. Perdarahan dirawat

    10. Luka dicuci dengn Nacl 0,9 %

    11. Operasi dilanjutkan oleh bagian bedah

    12. Dilakukan identifikasi caekum dan appendiks dan dilakukan appendiktomi

    13. Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah. Dilakukan

    pembilasan rongga abdomen dengan Nacl 0,9 %. Kassa perut diangkat.

    14. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no.1.0. Kulit

    dijahit secara subkutikuler.

    15. Perdarahan selama operasi 500 cc

    16. Diuresis selama operasi 300cc

    6

  • Terapi : Cefotaxim 2x1gr (iv)

    Metronidazol 2x500mg (iv)

    Kaltropene supp 2 x 1

    Tindakan Post operasi : Observasi tekanan darah, nadi, respirasi dan

    suhu tiap 15 menit. Sampai pulih sadar.

    Puasa sampai bising usus (+).

    XII. DIAGNOSIS KERJA AKHIR

    Post appendiktomi perlaparotomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i

    ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

    XIII. FOLLOW UP

    PRE OPERASI

    T anggal 26 09 - 11

    S : Kel : Nyeri perut, Nyeri saat BAK dan sakit kepala

    O : KU : CM

    TD : 110/80

    N : 82x/menit

    R : 20x/menit

    S : 36,5

    Konjungtiva anemis -/-

    Sclera ikterik -/-

    Abdomen : Datar tegang

    NT(+), DM (-), PS/PP (-),

    PP : -

    Bab/Bak : -/ +

    A: Appendicitis akut

    P: Konsul obgyn :

    7

  • Jawaban konsul : Kista ovarium billateral

    Appendiktomi

    POST OPERASI

    POD I tanggal 28 09 - 11

    S : Kel : -

    O : KU : CM

    TD : 110/70

    N : 88x/menit

    R : 20x/menit

    S : 36,5 C

    Konjungtiva anemis -/-

    Sclera ikterik -/-

    Abdomen : datar lembut. NT(-), DM (-), PS/PP (-), BU (+)

    Luka Op : tertutup verband, nyeri

    Bab/Bak : -/ terpasang kateter.

    A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur

    kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

    P ; Observasi KU, TNRS, perdarahan

    Test feeding

    Lepas kateter

    Mobilisasi

    Cefotaxime 2x1gr (iv)

    Metronidazol 3x500mg (iv)

    Kaltropene Supp 2x1

    8

  • POD II tanggal 29 -09 - 11

    S : Kel -

    O : KU : CM

    TD : 100/70

    N : 92 x/menit

    R : 20x/menit

    S : 36 C

    Konjungtiva anemis -/- Sclera ikterik -/-

    Abdomen : datar lembut.

    Luka Op : Tertutup verban , pus (-). NT -/-, PP/PS -/-

    Bab/Bak : - / +

    A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur

    kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

    P ; Cefadroxyl 2x500mg

    Asam mefenamat 3x500mg

    POD III tanggal 30 09 -11

    S : Kel -

    O : KU : CM

    TD : 110/60

    N : 80x/menit

    R : 20 x/menit

    S : 36 C

    Konjungtiva anemis -/-

    Sclera ikterik -/-

    Abdomen : datar lembut.

    Luka Op : Kering terawat, pus (-), NT -/-, DM -/-, PS/PP -/-

    Bab/Bak : +/ +

    A ; Post appendiktomi a.i appendicitis akut + post kistektomi billateral a.i ruptur

    kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri

    P ; GV

    Cefadroxyl 2x500mg

    Asam mefenamat 3x500 mg

    Boleh Pulang

    9

  • PERMASALAHAN

    1. Apakah diagnosis dan prosedur diagnostik pasien pada kasus ini sudah benar ?

    2. Apakah tindakan yang dilakukan pada pasien ini sudah benar ?

    3. Bagaimana prognosis pasien ini ?

    PEMBAHASAN KASUS

    1. APAKAH DIAGNOSIS DAN PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA KASUS INI

    SUDAH BENAR?

    Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung yang tumbuh abnormal

    dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan

    lainnya. Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi

    semisolid yang tumbuh dalam indung telur (ovarium).

    Gambar 1. Kista Ovarium

    Kista ovarium biasanya terjadi pada wanita premenopause, paling seringterdapat

    pada wanita berusia 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Pada

    wanita yang siklus haidnya teratur angka kejadiannya 30% sedangkan yang tidak

    teratur 50%.

    10

  • A. Klasifikasi

    Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi :

    Tumor ovarium jinak

    a. Kistik

    Tumor ovarium non neoplastik:

    Kista folikel

    Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun

    tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang

    setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia

    yang lazim, melainkan memebesar menjadi kista.

    Kista Korpus luteum

    Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus

    albukans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan yang

    sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang

    berwarna merah cokelat karena darah tua

    Kista inklusi germinal

    Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

    germinativum pada permukaan ovarium.

    Kista teka lutein

    Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.

    Kista endometrium

    Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.

    Gambar 2 . Kista endometriosis

    11

  • Kista stein leventhal

    Disebabkan karena peningkatan kadar LH yangmenyebabkan hiperstimuli

    ovarium.

    Tumor ovarium neoplastik :

    Kistoma ovarii simpleks

    Kista ini mempunya permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

    billateral, dan dapat menjadi besar

    Kistadenoma musinosum

    Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu

    teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-

    elemen lain.

    Kistadenoma serosum

    Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium

    ( germinal epithelium)

    Kista endometroid

    Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam

    terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.

    Kista dermoid

    Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di mana

    struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempyrna, seperti epitel kulit,

    rambut, gigi, dan produk glandula sebasea.

    b. Solid

    Berupa fibroma, lymfangioma, mesothelioma, osteokondroma, tumor Brenner.

    Tumor ovarium ganas

    a. Kistik

    Kistadenokarsinoma musinosum, kistadenokarsinoma serosum, dan epidermoid

    karsinoma

    b. Solid

    Karsinoma endometroid dan mesonefroma.

    12

  • B. Etiologi

    Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin:

    Gestational tropoblastic neoplasma ( molahidatidosa dan khoriokarsinoma)

    Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan

    ovarium mengalami perubahan neoplastik.

    Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik.

    Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadiinduksi

    ovulasi melalui manipulasi hormonal.

    Faktor resiko:

    Riwayat kista ovarium sebelumya

    Siklus menstruasi yang tidak teratur

    Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

    Menstruasi dini ( usia 11 tahun atau lebih muda)

    Tingkat kesuburan

    Hormon yang tidak seimbang

    Pembahasan

    Berdasarkan anamnesa didapatkan data pasien berusia 35 tahun, hal ini sesuai

    dengan predisposisi penderita kista ovarium dengan 50% penderitanya berusia antara 30

    50 tahun. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak 1 tahun

    SMRS.

    C . GEJALA KLINIS

    Sebagian kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahya.

    Gejala klinis kista ovarium adalah sebagai berikut:

    Perut terasa penuh, berat dan kembung

    Tekanan pada kandung kemih dan rektum

    Haid tidak teratur

    Nyeri panggul yang menetap atu kambuhan yang dapat menyebar ke pinggang

    bawah

    Nyeri senggama

    Mual, muntah atau pengerasan payudara mirip pada saat hamil

    13

  • Pembahasan

    Gejala klinis pada pasien ini antara lain Pasien merasakan adanya benjolan di perut

    sejak

    6 bulan SMRS, akhir-akhir ini pasien merasakan nyeri saat menstruasi sejak 6 bulan

    SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak 1 tahun

    SMRS, hak ini mungkin diakibatkan karena ketidakseimbangan hormonal.. Nyeri saat

    berkemih dirasakan pasien sejak 3 bulan SMRS, hal ini mungkin disebabkan karena

    penekanan kista terhadap kandung kemih.

    D. DIAGNOSIS

    1. Anamnesis

    Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor

    resiko serta kemungkinan komplikasi yang terjadi.

    Timbulnya benjolan di perut dalam waktu yang relatif lama, ditentukan sifatnya

    ( besar, lokasi, permukaan, konsistensi, mobilitas)

    Gangguan buang air kecil/besar

    Mual dan muntah

    Perdarahan pervaginam

    Nyeri perut

    2. Pemeriksaan fisik

    a. Ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dengan ukuran > 5 cm

    b. Letak tumor diparametrium kiri/kanan atau mengisi cavum Daughlas

    c. Konsistensi kistik, mobile dan permukaan tumor umumnya rata

    3. USG

    USG merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium. Dengan

    pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor bersal dari

    uterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula

    antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak. Dapat membantu

    mengidentifikasi karakteristik kista ovarium .

    14

  • 4. Foto Roentgen

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks. Pemeriksaan

    pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk

    menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan

    dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolong sigmoid

    5. Pengukuran serum CA-125

    Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125

    diasosiasikan dengan kan ker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak

    atau ganas.

    6. Laparoskopi

    Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop.

    Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk

    pemeriksaan PA.

    Pembahasan

    Pada kasus ini, pasien didiagnosis sebagai kista ovarium. Berdasarkan anamnesis

    diketahui bahwa terdapat keluhan adanya Pasien merasakan adanya benjolan di perut sejak

    6 bulan SMRS, akhir akhir ini pasien juga merasakan nyeri saat menstruasi sejak 6

    bulan SMRS. Selain itu pasien merasakan siklus menstruasi yang tidak teratur sejak 1

    tahun SMRS. Nyeri saat berkemih dirasakan pasien sejak 3 bulan SMRS. Nyeri saat

    bersenggama tidak dirasakan pasien. Dikeluarga os tidak ada yang menderita penyakit

    yang sama

    Kista ovarium adalah tmor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang

    normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel

    embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama

    pembedahan yang mengandung material sebasea kenta berwarna kuning yang timbul

    dilapisan kulit.

    Kista ovarium biasanya tanpa gejala, biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada

    pemeriksaan dengan USG untuk penyakit lain. Adanya nyeri di perut bawah merupakan

    15

  • gejala yang paling sering dilaporkan. Nyeri dapat bersifat menusuk, hilang timbul, onsetnya

    cepat tapi menyeluruh . Mual dan muntah bukangejala yang spesifik. Perdarahan pervaginam atau

    spotting dapat terjadi karenaadanya penurunan tingkat estrogen dan terjadinya

    ketidakseimbangan hormonal, perubahan frekuensi buang air kecil, gangguan defekasi,

    badan terasa letih,kembung dan dispareunia.

    Pada kasus ini gejala yang dominan adalah nyeri perut yang dirasakan sejak 6 jam

    SMRS disertai benjolan di perut pasienyang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Sebagian

    besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista, sehingga sering kista ovarium

    ditemukan saat ukurankista sudah membesar. Nyeri hanya terjadi ketika pasien mengalami

    menstruasi. Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista

    yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya menjaditeregang, perdarahan yang

    terjadi di dalam kista dan tangkai kista yang terpeluntir.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,dengan

    tanda vital dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan kepala, leher, thorak dan ekstremitas

    tidak dijumpai adanya kelainan. Pada pemeriksaan ginekologiditemukan perut tampak

    datar tegang , pada palpasi teraba massa pada abdomen bagian bawah , permukaan rata,

    permukaan rata, mobile, konsistensi kistik. Pada pemeriksaan dalam adanya nyeri tekan , teraba

    massa kistik, cavum douglas tidak menonjol, tidak teraba massa disertai nyeri tekan dan

    nyeri goyang .

    USG merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium dan dapat

    membantu mengidentifikasi karakteristik kista ovarium . Dari hasil USG didapatkan massa

    6, 25 x 4,9 cm, kista ovarium kiri berukuran 5,51 x 4,9 cm dan kista ovarium kanan

    berukuran 5,20 x 4, 55 cm.

    Kesan: Kista Ovarium Bilateral .

    16

  • E. KOMPLIKASI

    1. Torsi

    Torsi terjadi hanya jika pedikel sangat panjang dan tumor tidak terfiksasi pada

    struktur yang lain. Tumor yang besar jarang terjadi pemutaran karena tidak memiliki

    ruang untuk melakukan pergerakan secara bebas. Komplikasi ini biasanya khusus

    terjadi pada kista dermoid dan fibroma, tetapi beberapa ukuran tumor yang moderate

    yang tidak mengalami fiksasi dapat juga terjadi torsi. Ketika terjadi torsi, lilitan

    timbul pertama kali pada vena , suplai darah pada arteri tetap berlanjut, dan tumor

    akan berisi darah yang kemudian akan menjadi kemerahan dan kadang terjadi

    perdarahan intraperitoneal.

    2. Ruptur

    Ruptur spontan dari ovarium dapat timbul. Hal ini disebabkan suplai darah yang

    tidak adekuat pada dinding tumor. Kalau ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil

    maka nyeri yang ditimbulkan minimal atau tidak ada, tetapi pada tumor yang besar ,

    maka dapat ditemukan nyeri yang berat disertai dengan muntah dan lebih lanjut

    dapat terjadi syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat dirasakan nyeri tekan

    rigiditas, pada pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri tekan, tetapi kista

    yang mengalami kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan.

    Gambar 3. Ruptur Kista

    17

  • 3. Perdarahan

    Perdarahan dapat menyebabkan pembesaran tumor (distensi) sehingga menyebabkan

    nyeri perut, kadang perdarahan masif timbul pada tumor ovarium, terutama pada

    kasus keganasan, ini menyebabkan nyeri yang serupa dengan torsi.

    4. Penekanan

    Penekanan pada bagian dalam pelvic akan menyebabkan retensio urin, tumor

    biasanya akan selalu naik dari rongga pelvic ke rongga abdomen.

    5. Infeksi

    Infeksi jarang terjadi dimana tumor terlibat pada proses inflamasi lokal seperti

    appendicitis, divertikulitis atau penyebaran luas setelah abortus atau partus.

    6. Perubahan ke arah keganasan,

    Setelah tumor diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang

    seksama. Adanya ascites mencurigakan adanya anak sebar, memperkuat diagnosa

    keganasan.

    Pembahasan

    Komplikasi yang terjadipada pasien ini adalah adanya infeksi dan terjadi ruptur

    kista ovarium kanan. Infeksi terjdi akibat terlibatnya pada proses inflamasi lokal pada

    appendiks dan pada pasien ini dilakukan juga appendiktomi. Ruptur kista ovarium kanan

    pada pasien ini disebabkan suplai darah yang tidak adekuat pada dinding tumor. Kalau

    ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil maka nyeri yang ditimbulkan minimal atau

    tidak ada, tetapi pada tumor yang besar , maka dapat ditemukan nyeri yang berat disertai

    dengan muntah dan lebih lanjut dapat terjadi syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat

    dirasakan nyeri tekan rigiditas, pada pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri

    tekan, tetapi kista yang mengalami kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan. Pasien

    ini merasakan adanya nyeri tekan sekitar daerah abdomen disertai mual dan muntah sejak

    1 hari SMRS.

    18

  • F. DIAGNOSIS BANDING

    Endometriosis

    Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo

    yang rendah sehingga memberikan kesan padat

    Kehamilan Ektopik

    Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba,

    dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada

    pembuahan intrauterine.

    Kanker Ovarium

    Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound didapatkan dinding tebal dan ireguler.

    G . PENATALAKSANAAN

    Tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tuomor ovarium nonneoplastik

    tidak. Jika tumor ovarium tidak memberikan gejala atau keluhan pada penderita dengan

    diameter kurang dari 5 cm kemungkinan besar adalah tumor non neoplastik. Tidak jarang

    tumor tersebut mengalami pengecilan spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan

    ulang setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.

    Oleh sebab itu sebaiknya ditunggu 2-3 bulan sementara mengadakan pemeriksaan

    ginekologi berulang. Jika selama kurun waktu observasi dilihat peningkatan pertumbuhan

    tumor tersebut, kemungkinan besar tumor tersebut bersifat neoplastik dan dapat

    dipertimbangkan pengobatan operatif. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan

    aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.

    Penatalaksanaan kista ovarium tergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran,

    jenis kista, usia, kondisi kesehatan umum, rencana kehamilan, gejala yang dialami, masih

    menstruasi atau tidak. Biasanya dapat diberikan terapi hormon untuk mengecilkan kista

    ovarium. Tetapi hormon juga memberikan perlindungan terhadap kista ovarium maligna.

    Kista ovarium dapat dihilangkan dengan memanipulasi tubuh seakan-akan terjadi

    kehamilan. Ketika hamil tidak terjadi ovulasi, tidak ada folikel dan tidak ada kista ovarium.

    Dengan menggunakan progesteron alami pasien dapat memanipulasi tubuh seakan-akan

    terjadi kehamilan dan mencegah kista oavarium berkembang.

    19

  • Progesteron merupakan hormon yang di produksi tubuh selama pertengahan siklus

    haid. Progesteron alami secara tidak langsung memberikan sinyal kepada ovarium untuk

    berhenti bertelur, yang mana sama halnya bahwa progesteron alami memerintahkan

    ovarium untuk memberikan sinyal kepada kista ovarium untuk berhenti berkembang.

    Mekanisme sinyal yang menghentikan ovulasipada satu ovarium setiap siklus adalah

    produksi progesteron pada ovarium yang lain. Jika progesteron dalam jumlah cukup

    diberikan pada saat ovulasi, kadar LH akan terhambat dan kedua ovarium akan

    menganggap bahwa ovarium yang lain telah berovulasi sehingga ovulasi tidak muncul.

    Demikian pula halnya bahwa kadar tinggi estriol dan progesteron pada kehamilan secara

    sukses menghambat aktivitas ovarium selama 9 bulan. Oleh sebab itu, pemberian

    progesteron dari hari ke 10 ke 26 pada siklus akan menekan LH dan efek luteinisasinya

    sehingga kista ovarium tidak akan terstimulasi dan akan mengecil kemudian menghlang

    tanpa penanganan lebih lanjut.

    Adapun indikasi operasi pada kista ovarium adalah :

    1. Kista berdiameter lebih dari 5 cm, dan telah diobbservasi selama 6 8 minggu

    tanpa ada pengecilan tumor.

    2. Ada bagian padat dari dinding tumor.

    3. Dinding tumor bagian dalam berjonjot.

    4. Kista lebih besar dari 10 cm disertai ascites

    5. Adanya kista torsi atau ruptur kista

    Tindakan operatif pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah

    pengangkatan tumor dengan kistektomi bila masih ada jaringan ovarium yang sehat. Akan

    tetapi jika tumornya besar atau terdapat komplikasi dapat dilakukan tindakan ovarektomi

    atau pengangkatan ovarium, biasanya disertai pengangkatan tuba ( salphingo-ooforektomi).

    Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat

    keganasan atau tidak. Jika terdapat keganasan dan ditemukan tumor pada usia lebih 50

    tahun operasi yang tepat adalah histerektomi dan salpingo-ooforektomi billateral. Akan

    tetapi untuk wanita muda yang masih ingin mendapatkan keturunan dan dengan tingkat

    keganassan yang rendah dapat dipertimbangkan untuk dilakukan operasi yang tidak

    seberapa radikal.

    20

  • Pembahasan

    Pada pasien ini saat dilakukan operasi tampak massa pada ovarium kanan berukuran

    10x10x10 cm berwarna putih kebiruan, mengeluarkan cairan berwarna kecokelatan,

    konsistensi kenyal. Pada ovarium kiri tampak massa berukuran 10x10x10 cm berwarna

    putih kebiruan, konsistensi kenyal yang mengadakan perlengketan pada omentum dan

    dinding posterior uterus. Kesan : ruptur kista ovarium kanan dan kista ovarium kiri.

    Sehingga diputuskan untuk dilakukan kistektomi bilateral. Dilakukan kistektomi billateral

    karena masih tampak jaringan ovarium yang masih sehat dan usia pasien 35 tahun. Tidak

    dilakukan salpingo-ooforektomi karena kita masih memikirkan fungsi menstruasi dan

    fungsi reproduksi pada pasien ini. Selain itu pada pasien ini terjadi infeksi pada appendiks

    sehingga dilakukan pula tindakan appendiktomi.

    3. Bagaimana prognosis pada pasien ini ?

    William Helm, C 2005 dkk mengatakan bahwa : Prognosis dari kista jinak sangat

    baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau ovarium

    kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan

    stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan

    sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41,6 %,

    bervariasi antara 86,9% untuk stadium FIGO Ia dan 11,1% stadium IV.

    Pembahasan:

    Prognosis pada pasien ini adalah :

    Quo ad vitam : ad bonam, kondisi os setelah dilakukan histerektomi keadaan

    tanda vital os baik T: 110/60 mmHg, N : 80 x/menit R: 20 x/menit,

    S: 36 C

    Qoo ad functionam :

    Fungsi menstruasi :

    dubia ad bonam , karena ovarium masih dapat berfungsi dengan baik

    sehingga pasien ini masih bisa menstruasi.

    Fungsi reproduksi : dubia ad bonam , karena pasien masih memilik ovarium.

    Fungsi sexual : ad bonam, karena tidak ada intervensi pada genitalia

    eksterna.

    Quo ad sanationam : ad bonam , karena os dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan

    baik.

    21

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Prawirohardjo, S. Tumor Jinak pada Alat-alat genital. Ilmu Kandungan. Edisi

    Kedua 2009 . Jakarta . P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 351 365

    2. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. Tumor Ovarium . Ginekologi edisi 2 ,

    2010 . Bandung : Elstar Offset. Hal : 176 195

    3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS Bagian II

    Ginekologi, Tumor ovarium . Edisi 2. Tahun 2005. Bandung Hal 107 - 108

    4. Tumor ovarium diunduh dari :

    http:www . digilib.unsri.ac.id/download/Ca%20 Ovarium %20Germ%20Sel.pdf

    5. Tumor-tumor ovarium

    http:www . jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/112962124.pdf

    22

  • CASE REPORT

    KISTA OVARIUM BILLATERAL

    Disusun Oleh :

    Dara Deanita Ayunis

    1102007072

    Pembimbing :

    Dr. Rizki S. Nurahim . SpOG

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN

    KLINIK

    BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    RSU Dr. SLAMET GARUT

    2011

    23

    CASE REPORT KISTA OVARIUM BILLATERALI. IDENTITAS PASIENII. ANAMNESISIII. RIWAYAT OBSTETRIV. PEMERIKSAAN FISIK (269-2011)IX. RENCANA PENGELOLAAN