case ibu sari kista ovarium

64
LEMBAR PENGESAHAN Laporan kasus dengan judul: Kista Ovarium suspek keganasan dengan efusi pleura dan kista ginjal kanan Telah diterima dan disahkan oleh : Dr.Adriyanti, Sp.OG Pada Tanggal ….............. Dalam Rangka Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan Di Rumah Sakit Otorita Batam Periode 17 Desember - 23 Februari 2013 Batam,…………………… Pembimbing:

Upload: yanuar-aditya

Post on 05-Dec-2014

264 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hooo

TRANSCRIPT

Page 1: Case Ibu Sari Kista Ovarium

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul:

Kista Ovarium suspek keganasan dengan efusi pleura dan kista ginjal kanan

Telah diterima dan disahkan oleh :

Dr.Adriyanti, Sp.OG

Pada Tanggal …..............

Dalam Rangka Memenuhi Tugas

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan

Di Rumah Sakit Otorita Batam

Periode 17 Desember - 23 Februari 2013

Batam,……………………

Pembimbing:

( Dr.Adriyanti, Sp.OG)

Page 2: Case Ibu Sari Kista Ovarium

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan.................................................................................................1

Daftar Isi...................................................................................................................2

Status Pasien.............................................................................................................3

Follow up...................................................................................................................10

Analisa Kasus...........................................................................................................13

Tinjauan pustaka

Bab I Perdarahan Post Partum.............................................................................. 16

Bab II Retensio Plasenta......................................................................................... 29

Daftar Pustaka.........................................................................................................35

Page 3: Case Ibu Sari Kista Ovarium

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Sari Kusuma Dewi

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 57 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa

Alamat : Griya Sagulung Permai Blok A no.11 Batu Aji

Tgl. Masuk RS : 1 Januari 2013, melalui IGD, pukul 18.50 WIB

MR : 24-48-37

IDENTITAS SUAMI

Nama : Tn. Sutrisno

Umur : 57 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pensiunan

Agama : Islam

Alamat : Griya Sagulung Permai Blok A no.11 Batu Aji

II. ANAMNESIS ( autoanamnesis tanggal 12 Januari 2013 pukul 13.12 WIB)

Keluhan Utama

Sesak nafas sejak 2 minggu SMRS

Keluhan tambahan

Batuk – batuk sejak 2 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSOB dengan keluhan sesak nafas sejak 2

minggu SMRS. Sesak nafas yang dirasakan pasien hilang timbul, tidak

disertai bunyi ngiik, dan makin sering akhir-akhir ini. Sesak yang dirasakan

Page 4: Case Ibu Sari Kista Ovarium

pasien sering dirasakan saat pasien tidur terlentang dan terasa ringan jika

miring ke kanan. Selain itu pasien mengeluh batuk berdahak sejak 2 minggu

SMRS. Batuk berdahak berwarna putih, tidak berbau, dan tidak disertai darah.

Pasien juga mengeluh susah tidur akhir-akhir ini gara-gara sesak nafas.

Pasien juga mengaku memiliki riwayat kista ovarium kanan + 1 tahun

yang lalu (tahun 2011). Awalnya pasien tidak menyadari kalau dirinya

memiliki kista. Saat itu pasien tidak memiliki keluhan apapun tetapi pasien

merasakan ada yang aneh pada perut pasien. Perut sebelah kanan terasa lebih

keras dibandingkan perut sebelah kiri. Pasien juga membandingkan dengan

perut suaminya. Akhirnya pasien pergi berobat dan dinyatakan memiliki kista

ovarium kanan. Dari hasil USG tanggal 21 November 2011 didapatkan massa

berbatas tegas di intraabdomen bagian superior uterus dengan ukuran 13 cm,

tidak disertai ascites. Selain itu terdapat kista ginjal kanan berukuran 6,8 cm.

Hepar, kantung empedu, lien dan pankreas dalam batas normal. Kemudian

keesokan harinya tanggal 22 November 2011 dilakukan pemeriksaan CT-scan

dengan kontras dan didapatkan massa pada adnexa kanan berukuran 14 x 21 x

9,7 cm yang membesar dari rongga pelvis ke rongga abdomen. Kemudian

didapatkan kista hepar berkurang kecil dan kista ginja kanan dengan ukuran

6,7 x 5,7 x 6,6 cm. Pasien direncanakan akan dilakukan operasi namun pasien

menolak. Pasien sempat melakukan pengobatan alternatif namun tidak

memberikan hasil.

Sekarang pasien mersakan benjolan diperut kanan semakin membesar

dan terasa keras namun tidak nyeri. Pasien menyangkal adanya demam, pilek,

nyeri tenggorokan, nyeri dada, nyeri perut, mual, muntah, berat badan

menurun, kaki bengkak, keluar darah dari kemaluan, keputihan, nyeri saat

BAK, maupun saat BAB.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi (+), diabetes mellitus (-), asma (-), alergi obat dan

makanan (-), hepatitis (-), tbc (-), riwayat keganasan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Page 5: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Riwayat hipertensi (+) ayah pasien, diabetes mellitus (-), asma (-),

alergi obat dan makanan (-), riwayat anggota yang mengalami seperti ini (-).

Riwayat keganasan (-). Riwayat kembar (-)

Riwayat Menstruasi

Pasien mengalami menstruasi saat berumur 12 tahun, menstruasi

teratur setiap bulan, 4 minggu sekali, durasi 7-8 hari dengan perdarahan

banyak 1-2 hari. Dapat mengganti 3 - 4 x pembalut setiap harinya, tidak nyeri,

dan tidak memanjang. Pasien sudah menopause sejak + 5 tahun yang lalu.

Riwayat Menikah

Menikah 1 kali + 30 tahun yang lalu.

Riwayat Kehamilan

P2A0

1. Perempuan / BBL 3200 gr / PB 50 cm / PN / cukup bulan / di Purwokerto /

sehat

2. Laki-laki / BBL 3500 gr / PB 50 cm / SC a/i PEB / cukup bulan / di RSOB

/ sehat

Riwayat KB

Sempat menggunakan KB pil untuk 1 bulan setelah kelahiran anak ke-2

selama 1 tahun.

Riwayat Operasi

Pernah operasi sesar 1 kali di RSOB

Riwayat Kebiasaan

Merokok (-), minum alkohol (-), minum jamu (-), narkoba (-).

III.PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit berat dan lemas

Page 6: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital : TD : 120/90mmHg

N : 98 x/menit , reguler

RR : 30 x/m

S : 36.6 0C

Tinggi Badan : 155cm

Berat badan : 66 kg

Status Gizi : Gizi lebih

Status generalis

Kepala : Normocephali, rambut beruban, tidak mudah dicabut.

Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera tidak kuning, miopia, arkus senilis

+/+ , papil edem(-)

Bibir : Mukosa bibir pucat

THT : Sekret tidak ada, mukosa tidak hiperemis

Leher : Perabaan kelenjar tiroid tidak teraba,perabaan kelenjar getah

bening tidak teraba.

Thoraks :

o Cor : S1-S2 noremal reguler,tidak terdapat murmur, gallop tidak

ada

o Pulmo : Suara nafas vesikuler -/+, ronchi -/+, wheezing tidak ada

o Mammae : Sepasang, simetris kanan dan kiri, areola berwarna gelap,

bengkak -/-, dan retraksi puting -/-. teraba massa -/- . Nyeri tekan -/-

Abdomen : (saat di IGD)

o Inspeksi : Buncit, dilatasi vena (-), striae gravidarum (-),

luka bekas operasi (+).

o Palpasi : Teraba massa padat sebesar kepala orang

dewasa, tidak mobile, permukaan irreguler, NT (-), shifting dullnes (+)

o Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas

Akral hangat +/+, oedema tungkai pitting -/-

Status ginekologi

Genitalia :

Page 7: Case Ibu Sari Kista Ovarium

o Pemeriksaan luar : simetris, tanda-tanda radang (-), darah (-),

keputihan (-)

o Pemeriksaan dalam : tidak didapatkan keterangan pemeriksaan dalam

sebelum operasi pada status rekam medis pasien.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium

Hematologi1 Januari 2013

Jam 13.56 WIB

7 Januari 2013

jam 07:02 WIB

10 Januari 2013 jam

16:15 WIB

(post operasi)

Hb 15.6 g/dL 13,7 g/dL 8,5 g/dL ↓

Ht 45,8% 40,5% 24,9% ↓

Leukosit 9.640 /mm3 7.200/mm3 12.000/mm3 ↑

Trombosit 358.000/mm3 207.000/mm3 147.000/mm3

Eritrosit 5,29 juta/mm3 4,67 juta/mm3 2,89 juta/mm3 ↓

LED 12 mm/jam ↑ 7 mm/jam -

Gol. Darah O

BT - 1’ 30” -

CT - 7’ -

Kimia darah

Ureum 46,7 mg/dl - 17,7 mg/dl

Kreatinin 0,91 mg/dl - 0,75 mg/dl

GDS 106 mg/dl - 106 mg/dl

Albumin - 2,9 gr/dl 1,5 gr/dl ↓

Bilirubin total - - 0,69 mg/dl

SGOT - - 20 U/l

SGPT - - 13 U/l

Alkali fosfatase - - 22 U/l

Elektrolit

Natrium 142 meq/l - 134 meq/l ↓

Kalium 36 meq/l - 27 meq/l ↓

Klorida 107 meq/l - 102 meq/l

Page 8: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Hasil pungsi pleura tanggal 1 Januari 2013

Makroskopis

Volume : + 10 cc

Warna : kuning

Kejernihan : jernih

Bau : amis

Berat Jenis : 1.020

Mikroskopis

Hitung sel : 1800 sel/ul

Hitung jenis sel

Segmen : 65,3 %

Limfosit : 34,7 %

Kimia klinik

Tes Rivalta : (-)

Protein total : 2,4

Bakteriologi

Gram bakteri : (-)

BTA :(-)

Pemeriksaan Foto Rontgen tanggal 1 Januari 2013

Kesan :

- Efusi pleura kanan

- Susp. Efusi pleura kiri dan Bronkopneumoni kiri

Hasil CT SCAN Abdomen pre dan post injeksi kontras Tgl 3 – 1 - 2013

Page 9: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Gambar Kista ovarium dekstra Gambar kista ginjal dekstra

Deskripsi :

- Hepar tidak membesar, permukaan parenkim licin homogen, tampak kista

kecil.

- Ginjal kanan tampak kista berdiameter 7 cm. Tidak tampak batu maupun

hydronefrosis.

- Tampak massa enhancement inhomogen pada adnexa, berbatas tegas yang

membesar sampai dinding anterior abdomen, berukuran 17x13x18 cm.

Massa tampak membesar sampai paraaorta, menekan aorta abdominalis

sebelah kiri.

- KGB paraaorta tidak membesar.

- Tampak asites.

Kesan :

- Massa intrabdomen, tampaknya massa ovarium disertai asites (curiga

keganasan).

- Kista ginjal kanan dan kista kecil lobus kanan hepar.

- Efusi pleura kanan

Hasil pemeriksaan cairan pleura di RSUD Embung Fatimah Tgl 8-1-2013

Page 10: Case Ibu Sari Kista Ovarium

- Makroskopis : Cairan berwarna kekuningan masing-masing +

2,5 cc dari 2 tempat tabung darah

- Mikroskopis : Sediaan apus dari cairan pleura terdiri dari

sebaran sel-sel radang limfosit, tersebar pula sel-sel

mesothelial yang reaktiv, debris erythrosit, jaringan nekrotik.

Diantaranya tampak berkelompok dan ada pula yang tersebar

satu-satu sel atipik bentuk bulat, oval, individual, inti

polimorfik, hiperkromatis, sitoplasma sedikit yang terletak

diantara “necrotic fragmen” disertai sel radang PMN dan

histiosit.

- Kesimpulan : Reaktif Mesothelial serta ditemukan sel atipik

pada cairan pleura (kemungkinan ke arah metastasis dari

keganasan Ca ovarium yang klinis dan diduga belum dapat

disingkirkan).

V. RESUME

Pasien Ny.S, 57 tahun, datang ke IGD RSOB dengan keluhan sesak nafas

sejak 2 minggu SMRS. Sifat hilang timbul dan makin sering akhir-akhir ini. Sesak

nafas sering dirasakan saat pasien tidur terlentang dan terasa ringan jika miring ke

kanan. Gangguan tidur (+) karena sesak nafas. Batuk berdahak, berwarna putih, tidak

berbau, dan tidak disertai darah sejak 2 minggu SMRS. Riwayat kista ovarium kanan

1 tahun yang lalu dan belum dioperasi. Riwayat Hipertensi (+).

Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : tampak sakit berat, lemas namun

masih CM. TD: 120/90 mmHg. N: 98x/menit. P: 30 x/m. S: 36.6 0C. Pada

pemeriksaan abdomen didapatkan perut buncit, teraba massa sebesar kepala orang

dewasa, dan adanya shifting dullness (+). Pemeriksaan lab pada saat masuk dalam

batas normal, namun periksaan kadar albumin pada tanggal 7 januari 2013 didapatkan

albumin turun 2,9 g/dl.

Pada pemeriksaan penunjang USG tanggal 21 November 2011 didapatkan

massa berbatas tegas di intraabdomen bagian superior uterus dengan ukuran 13 cm,

tidak disertai ascites. Selain itu terdapat kista ginjal kanan berukuran 6,8 cm.

Pemeriksaan CT-scan dengan kontras tanggal 22 november 2011 didapatkan massa

pada adnexa kanan berukuran 14 x 21 x 9,7 cm yang membesar dari rongga pelvis ke

Page 11: Case Ibu Sari Kista Ovarium

rongga abdomen. Kemudian didapatkan kista ginja kanan dengan ukuran 6,7 x 5,7 x

6,6 cm. Pemeriksaan CT scan tahun 2012 di dapatkan Tampak massa enhancement

inhomogen pada adnexa, berbatas tegas yang membesar sampai dinding anterior

abdomen, berukuran 17x13x18 cm. Hepar tampak kista kecil dan Ginjal kanan

tampak kista berdiameter 7 cm. Selain itu Pada pemeriksaan rontgen didapatkan efusi

pleura dekstra. Dan hasil dari cairan pleura dicurigai ke arah keganasan.

VI. DAFTAR MASALAH

1. Kista ovarium dekstra

2. Sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu

3. Batuk – batuk sejak 2 minggu yang lalu

4. Efusi pleura dekstra

5. Asites

6. Kista ginjal dekstra

VII. ANALISA MASALAH

Dalam pengertian luas tumor ovarium mencakup pembengkakan ovarium,

yang biasanya dipikirkan suatu neoplasma. Tetapi tumor ovarium dapat pula berupa

kista fungsional (non neoplastik). Dari sudut diagnosis, semuanya merupakan massa

adneksa yang terkadang sulit untuk dapat memastikan bahwa tumor berasal dari

ovarium.

Pada Pasien ini pertama kali pasien datang pasien mengeluhakan sesak nafas

dan batu-batuk selama 2 mingggu hal ini di dukung dengan hasil rontgen yang berupa

efusi pleura dextra dan suspek bronkopneumoni. Selain itu pasien juga mengeluhkan

adanya adanya rasa tidak nyaman di perut akibat kista ovarium yang di alaminya

kurang lebih 1 tahun terakhir ini, hal ini di dukung dengan di temukan adanya perut

buncit, teraba massa sebesar kepala bayi, serta adanya shifting dullness (+) pada

pemeriksaan abdoment. Selain itu pada pemeriksaan USG dan CT scan di dapatkan

masa pada abomen berupa kista di ovarium, ginjal serta hepar.

VIII. DIAGNOSIS KERJA

Kista ovarium dekstra susp.keganasan

Susp Bronkopneumonia + Efusi pleura dekstra

Page 12: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Kista hepar + Asites

Kista ginjal dekstra

IX. DIAGNOSIS BANDING

Sindrom Meigs

Karsinoma ovarium dekstra

CHF e.c Hipertensi

X. PENATALAKSANAAN

Rencana diagnostik

Observasi keadaan umum dan tanda vital

Monitor jumlah urin

Cek darah (Hb, Ht, trombosit, eritrosit, leukosit)

Cek urinalisa

EKG

Pemeriksaan tumor marker CEA dan CA125

Konsul dokter spesialis paru, jantung dan anestesi untuk persiapan operasi

Rencana Terapi

IVFD RL 500 cc / 12 jam

Berikan O2 4-6 liter/menit jika masih sesak

Diet kalori 1400 kal

Ambroxol syr 3 x 1 cth

Pasang WSD untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru

Lakukan persiapan operasi laparotomi dan histerektomi

Rawat pasien ditempat ICU pasca operasi sampai kondisinya stabil.

Rencana edukatif

Menjelaskan mengenai keadaan pasien mengenai penyakitnya.

Menjelaskan tentang operasi yang akan dilakukan beserta komplikasi

yang bisa terjadi.

Pasien disuruh banyak istirehat dan menghindari pekerjaan yang berat-

berat setelah operasi.

Page 13: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Motivasi untuk memakan makanan bergizi.

Menjelaskan kapan pasien harus kontrol lagi dan sampai berapa lama.

Jika ada keluhan langsung segera kontrol ke dokter.

XI. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad malam

Ad fungsionam : dubia ad malam

Ad sanasionam : dubia

HASIL LAPORAN OPERASI

Operasi dilakukan hari kamis tanggal 10 Januari 2013 jam 08.10 WIB

Laporan

- Setelah peritoneum dibuka, ada ascites warna kuning jernih, dan diambil untuk

pemeriksaan sitologi.

- Tampak massa berwarna putih sebesar ukuran kepala orang dewasa,

berdinding tebal, permukaan intak, tidak didapatkan perlekatan, kemudian

massa diluksir keluar dan ternyata massa berasal dari ovarium kanan. Uterus

lebih kecil dari normal dan ovarium kiri tampak atrofi.

- Diputuskan untuk melakukan HTSOB.

- Dipasang drain dari Cavum Douglasi.

- Kemudian operasi dilanjutkan oleh dr.Oke,SpP

- Oleh dr.Oke,SpP dipasang WSD dari thorak sebelah kanan.

- Kemudian operasi dilanjutkan oleh dr.Mubin, SpU jam 13.00 WIB

- Pasien diposisikan lumbotomi, melakukan insisi interkostal XI – XII kanan,

perdalam sampai menembus peritoneum. Peritoneum disisihkan secara tumpul

ke arah medial sampai ditemukan ginjal dan ureter. Ditemukan kista pada pole

superior sampai mengalami perlengketan pada hepar, kemudian kista

dibebaskan secara tumpul.

- Kista ginjal diaspirasi + 100cc berwarna kuning jernih dan dikirim untuk di

PA. Lalu di unroofing kista dan dipasang drain retroperitoneal.

FOLLOW UP

Page 14: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Tangga

l

Subjektf Okjektif Assesment Penatalaksanaan

14/1/13

Jam

06.15

WIB

Masih

sakit pada

daerah

operasi,

batuk

berdahak

(+), sesak

nafas (+),

lemas,

kentut

(+),

T: 140/90, N: 92x/menit, S:

36,8˚C, P: 24x/menit

KU/kes : TSS/CM

- Kepala : normosefali

- Mata : CA -/-, SI -/-

- Thorak : BJ I – II reg, m (-), g

(-), Sn.ves, rh -/+, wh -/-

- Abdomen : datar, luka op

ditutup verban, terpasang

drain, supel, NT (+), timpani,

BU (+) N

- Ekstremitas : hangat +/+,

edema +/+

- Masih terpasang WSD pada

thorak kanan, masih

terpasang drain pada luka

perut kanan.

- Masih terpasang NGT

- post operasi

laparatomi

H+4 kista

ovarium

dekstra

dengan efusi

pleura dan

kista ginjal

kanan.

-IVFD Asering : Kaen

3B = 2 : 2, 20 tpm /

24 jam

-Inj. Ceftazidime 3 x 1

gr

-Inj. Meropenem 3 x

500 mg

- Bsk cabut NGT

Tramadol 3 x 500 mg

-Mobilisasi

-Diet TKTP

15/1/13

Jam

06.20

WIB

Masih

sakit pada

daerah

operasi,

batuk

berdahak

(+), sesak

nafas (+),

lemas,

kentut

(+),

T: 140/100, N: 82x/menit, S:

36,5˚C, P: 24x/menit

KU/kes : TSS/CM

-

- Thorak : BJ I – II reg, m (-), g

(-), Sn.ves, rh -/+, wh -/-

- Abdomen : datar, luka op

ditutup verban, terpasang

drain, supel, NT (+), timpani,

BU (+) N

- post operasi

laparatomi

H+5 kista

ovarium

dekstra

dengan efusi

pleura dan

kista ginjal

kanan.

-IVFD Asering : Kaen

3B = 2 : 2, 20 tpm /

24 jam

-Inj. Ceftazidime 3 x 1

gr

-Inj. Meropenem 3 x

500 mg

-Tab Metronidazole 3

x 500 mg.

- Syr. Ambroxol 3 x 1

cth

Page 15: Case Ibu Sari Kista Ovarium

- Masih terpasang WSD pada

thorak kanan, masih

terpasang drain pada luka

perut kanan.

- NGT sudah dicabut

-Tramadol 3 x 500 mg

-Mobilisasi

-Diet TKTP

-Aff DC dan drain

16/1/13

Jam

06.20

WIB

Masih

sakit pada

daerah

operasi,

batuk

berdahak

(+), sesak

nafas (+),

lemas

T: 140/90, N: 78x/menit,

S: 36,3˚C, P: 18x/menit

KU : TSS, CM

- Thorak : BJ I – II reg, m (-), g

(-), Sn.ves, rh -/+, wh -/-

- Abdomen : datar, luka op

ditutup verban, terpasang

drain, supel, NT (+), timpani,

BU (+) N

-

- post operasi

laparatomi

H+6 kista

ovarium

dekstra

dengan efusi

pleura dan

kista ginjal

kanan.

- perbaikan

klinis

-IVFD Asering : Kaen

3B = 2 : 2, 20 tpm /

24 jam

-Tab Ceftriaxon 3 x

500 mg.

-Tab Metronidazole 3

x 500 mg.

- Syr. Ambroxol 3 x 1

cth

-Tramadol 3 x 500 mg

-Mobilisasi

-Diet TKTP

17/1/13

Jam

06.00

WIB

Masih

sakit pada

daerah

operasi,

batuk

berdahak

(+), sesak

nafas (+)

mulai

berkurang

, masih

lemas (+)

T: 140/90, N: 88x/menit,

S: 36,7˚C, P: 18x/menit

KU : TSS, CM

Abdomen:

- Inspeksi : luka tertutup

verban

- Palpasi : supel, NT (+)

- Auskultasi : BU(+) N

- post operasi

laparatomi

H+7 kista

ovarium

dekstra

dengan efusi

pleura dan

kista ginjal

kanan.

- perbaikan

klinis

-IVFD Asering : Kaen

3B = 2 : 2, 20 tpm /

24 jam

-Tab Ceftriaxon 3 x

500 mg.

-Tab Metronidazole 3

x 500 mg.

- Syr. Ambroxol 3 x 1

cth

-Tramadol 3 x 500 mg

-Mobilisasi

-Diet TKTP

18/1/13 Sakit KU: TSS/CM - post operasi -IVFD Asering : Kaen

Page 16: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Jam

06.10

WIB

berkurang

pada

daerah

operasi.

Batuk

berdahak

berkurang

,

Sesak

napas (-)

Mual (-),

muntah

(-)

Flatus (+)

BAB (+)

Mobilisas

i baik

T: 160/100, N: 84x/menit, S:

36,8˚C, P: 16x/menit, BB: 51

kg

Abdomen:

- Luka tertutup verban

- NT (+) pada luka op

-

Lab darah:

- Hb: 12,4 gr/dl

- Ht : 39,0%

- Leukosit: 6.200/mm3

- Trombosit: 355.000/mm3

laparatomi

H+8 kista

ovarium

dekstra

dengan efusi

pleura dan

kista ginjal

kanan.

- perbaikan

klinis

3B = 2 : 2, 20 tpm /

24 jam

-Tab Ceftriaxon 3 x

500 mg.

-Tab Metronidazole 3

x 500 mg.

- Syr. Ambroxol 3 x 1

cth

-Tramadol 3 x 500 mg

-Mobilisasi

-Diet TKTP

-Aff WSD

-Rencana pulang oleh

dr. Oke,SpP

19/1/13

Jam

06.35

WIB

Sakit

berkurang

pada

daerah

operasi,

Batuk

berdahak

berkurang

.

KU : TSS/CM

T: 140/90, N: 84x/menit, S:

36,8˚C, P: 18x/menit

Abdomen:

- datar, luka operasi kering

- post operasi

laparatomi

H+9 kista

ovarium

dekstra

dengan efusi

pleura dan

kista ginjal

kanan.

- perbaikan

klinis

-os boleh pulang

-kontol poli 1 minggu

atau jika ada keluhan

-obat habiskan

Page 17: Case Ibu Sari Kista Ovarium

BAB II

ANALISA KASUS

Pasien datang ke IGD RSOB dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak

sejak 2 minggu SMRS. Paien juga memiliki riwayat kista ovarium kanan sejak 1

tahun SMRS namun menolak tindakan operatif ketika itu.

Setelah di lakukan anamnesis lebih lanjut, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang, dan tindakan operatif di dapatkan diagnosis berupa “kista ovarium dekstra

suspek malignancy disertai dengan efusi pleura dekstra dan asites”. Data yang

menunjang diagnosis tersebut adalah sebagai berikut :

Anamnesis

- Berdasarkan anamnesa didapatkan data pasien

berusia 57 tahun, hal ini sesuai dengan presdisposisi yang mengarah ke

arah pendertita Ca ovarium dengan 50% penderitanya berusia antara 50 –

70 tahun dan pasien sudah menopause + 5 tahun yang lalu. Namun untuk

lebih jelasnya harus dilakukan pemeriksaan PA untuk mengetahui apakah

ini kista jinak atau ke arah keganasan. Kemudian karena faktor usia lebih

dari 40 tahun merupakan faktor terjadinya kista ginjal.

- Adanya sesak kemungkinan dikarenakan

penekanan oleh tumor didalam abdomen ke arah diafragma sehingga

kapasitas paru berkurang atau dikarenakan adanya cairan dalam pleura

sehingga paru sulit untuk berkembang. Kemungkinan batuk juga

disebabkan oleh adanya penekanan pada pusat batuk di bronkus oleh

cairan dan timbulnya dahak dikarenakan adanya transudasi cairan yang

bercampur dengan sekret yang dihasilkan oleh bronkus.

Page 18: Case Ibu Sari Kista Ovarium

- Suspek keganasan dicurigai karena ukurannya

bertambah besar dalam jangka waktu yang cepat (+ 1 tahun) selain itu

tidak didapatkan tanda perdarahan pergavinam yang biasanya didapat

pada keganasan.

- Massa tidak disertai rasa nyeri, ini menunjukkan

bahwa belum terjadi komplikasi dari kista tersebut. Komplikasi yang

seringnya terjadi adalah torsio, ruptur, perdarahan kedalam kista dan

supurasi.

- Sesuai dengan kepustakaan, pada kasus kista

ginjal yang simple, kebanyakan asimptomatik, dan ditemukan adanya

kelainan secara tidak sengaja pada pemeriksaan radiologis. Pasien ini

tidak mengalami keluhan, ditemukan kelainan secara tidak sengaja pada

saat melakukan pemeriksaan CT scan. Tidak didapatkan keluhan baik

berupa nyeri pada regio ginjal. Manifestasi sistemik juga tidak muncul,

karena fungsi ginjal masih baik.

Pemeriksaan fisik

- Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada

pasien dengan kista ovarium adalah Kista yang besar dan dapat teraba

dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita premonopause yang kurus

dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat

pada wanita postmenopause. Perabaan menjadisulit pada pasien yang

gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya

rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Pada perkusi

mungkin didapatkan ascites yang pasif. Pada pasien ini didapatkan

pemeriksaan abdomen pada inspeksi tampak buncit, pada palpasi teraba

massa sebesar kepala bayi, tidak mobile, permukaan irreguler, NT (-) dan

shifting dullnes (+). Hal ini menunjakan adanya massa pada abomen

selain itu juga menunjukan adanya ascites.

Pemeriksaan penunjang

Page 19: Case Ibu Sari Kista Ovarium

- USG tanggal 21 November 2011 didapatkan massa

berbatas tegas di intraabdomen bagian superior uterus dengan ukuran 13

cm, tidak disertai ascites. Selain itu terdapat kista ginjal kanan berukuran

6,8 cm. Pemeriksaan CT-scan dengan kontras tanggal 22 november

2011 didapatkan massa pada adnexa kanan berukuran 14 x 21 x 9,7 cm

yang membesar dari rongga pelvis ke rongga abdomen. Kemudian

didapatkan kista ginja kanan dengan ukuran 6,7 x 5,7 x 6,6 cm.

Pemeriksaan CT scan tahun 2012 di dapatkan Tampak massa

enhancement inhomogen pada adnexa, berbatas tegas yang membesar

sampai dinding anterior abdomen, berukuran 17x13x18 cm. Hepar tampak

kista kecil dan Ginjal kanan tampak kista berdiameter 7 cm.

- Dari hasil pemeriksaan penunjang di dapatkan massa

yang membesar secara progresif namun belum di temukan adanya tanda-

tanda metastase selain itu di dapatkan pula gambarang kista pada hepar

dan ginjal

Operatif

- Pada operasi terlihat dijumpai massa kista solid

menempel ke dinding perut berasal dari ovarium dekstra. Kemudian saat

abdomen dibuka disertai dengan asites. Ini mengarah pada suspek

keganasan

- Berat total tumor + 3 kg.

- Setelah operasi, kista ovarium akan dilakukan

pemeriksaan PA untuk mengetahui apakah merupakan suatu keganasan

atau bukan.

Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis pada pasien ini

adalah “kista ovarium dekstra suspek malignancy disertai dengan efusi pleura

dekstra dan asites”.

Page 20: Case Ibu Sari Kista Ovarium

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

KISTA OVARIUM

DEFINISI

Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch)

yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan,

nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang

berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.5

EPIDEMIOLOGI

Kista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia dan terbanyak ditemukan

pada wanita dalam masa reproduksi dan jarang pada wanita yang telah menopause.

Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab

kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi

keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per

100.000 populasi).

Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per

100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista

fungsional dan jinak. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira

22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.

Tumor ovarium yang cenderung ganas sebagian besar adalah kista

adenokarsinoma epitel ovarium, paling sering mengenai wanita Eropa dan Amerika

Utara, sedangkan wanita dari Asia dan Afrika lebih jarang. 20%-nya adalah tumor

Page 21: Case Ibu Sari Kista Ovarium

malignan potensi rendah, tumor sel garminosa pada kurang dari 5%, dan kurang lebih

2% tumor sel granulosa.

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan

hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung telur

timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai

saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon

terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH)

normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran

maximum 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau

gagal meresorpsi cairan. Dapat multiple, bilateral dan biasanya asimtomatik.

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang

fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah

yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna

seperti jerami dan biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung telur,

serta terapi hormon.

FACTOR RESIKO

Riwayat kista ovarium sebelumnya

Siklus menstruasi yang tidak teratur

Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)

Tingkat kesuburan

Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang

Terapi tamosifen pada kanker mamma

KLASIFIKASI

Klasifikasi kista ovarium sampai sekarang belum ada yang benar-benar

memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Kista

ovarium biasanya tidak bersifat kanker, namun walaupun kista tersebut kecil

Page 22: Case Ibu Sari Kista Ovarium

diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan kista tersebut tidak berupa

kanker.

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non

neoplastik (fungsional). Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan

tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid

A. Tumor Non Neoplastik

1. Tumor akibat radang

a. Abses ovarial

b. Abses tubo – ovarial

c. Kista tubo – ovarial

2. Tumor lain

a. Kista folikel

b. Kista korpus luteum

c. Kista lutein

d. Kista inklusi germinal

e. Kista endometrium

f. Kista steven –leventhal

B. Tumor Neoplastik Jinak

1. Kistik

a. Kistoma ovarium simpleks

b. Kistadenoma ovariun musinosum

c. Kistadenoma ovarium serosum

d. Kista endometroid

e. Kista dermoid

2. Solid

a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma

b. Tumor Brenner

c. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma)

Page 23: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor

ovarium yang kecil. Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari pertumbuhan,

aktivitas endokrin, atau komplikasi dari tumor tersebut.4,5

A. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)

1. Tumor Akibat Radang

Abses Ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer

pada penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii

terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri

pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina.

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing

dan komplikasi intestinal.

Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh

karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi

adekuat supaya terjadi resolusi.

2. Tumor lain

a. Kista Follikel

Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista

ini sering diketemukan secara kebetulan pada pememeriksaan pelvis,

walaupun bisa pecah dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis.

Kista folikel ovarium ini biasanya asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel

de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista

folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah

pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar

Page 24: Case Ibu Sari Kista Ovarium

menjadi kista. Ukurannya bervariasi antara 3-8 cm dan diameter jarang lebih

dari 6-8 cm.

Bila dilihat secara histologi, kista folikuler dilapisi oleh lapisan dalam

berupa sel-sel granulosa dan dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan

yang terdapat di dalam folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat

diresorbsi sehingga menyebabkan pembesaran dari kista folikuler. Bisa

didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di

permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan

cairan yang jernih dan sering kali mengandung estrogen.

Biasanya jenis kista ini tidak menimbulkan gejala, namun apabila

ukuran kista telah membesar maka dapat menyebabkan nyeri panggul,

dyspereunia. Ukuran kista < 6cm dilakukan observasi selama 3 siklus haid

tanpa pengobatan untuk melihat regresi dari kista tersebut. Sebagian besar

kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan

dapat menghilang spontan. Bila setelah observasi tidak didapati adanya regresi

kista atau ukuran kista semakin membesar maka dilakukan tindakan operatif.7,8

Kista folikel

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal, korpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun

mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum

mempertahankan diri (korpus luteum persistens); pendarahan yang sering

terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna

merah coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna

kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein labih

besar daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan padat dalam

Page 25: Case Ibu Sari Kista Ovarium

konsistensi, dan lebih mudah menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi

peritoneum.

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa

amenorhea diikuti oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat

menyebabkan rasa berat perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang dalam

kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat mengakibatkan

ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.

Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea

sering menimbulkan kesulitan dalam diferential diagnosis dengan kehamilan

ektopik yang terganggu.

Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang

sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil

perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita hamil.

c. Kista Lutein

Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.

Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum

haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa

vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus

luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.

Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga

akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat

yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein

sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam

jaringan-jaringan perut.9

Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid

kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus

menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis

ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai

korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.

Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola

hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,

Page 26: Case Ibu Sari Kista Ovarium

dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi

pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.9

d. Steven Levental ovary

Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,

amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan

mengalami hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita

antara usia 15-30 tahun. Kelainan ini merupakan penyakit herediter yang

autosomal dominan.

Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya

menebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunika yang tebal dan

fibrotik. Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi

tidak ditemukan korpus luteum. Kelainan ini biasanya disebabkan oleh

gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada wanita tersebut terdapat

gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen,

hiperplasia endometrii juga sering ditemukan.

Secara klinis memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal

Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan

oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi

dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. 9

d. Germinal inclusion cyst

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari

epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak

terdapat pada wanita lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1

cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan

histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah

permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah

memberikan gejala-gejala yang berarti.

e. Kista endometrial

Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang

disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran

kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat.

Page 27: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding

kista yang dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium

dengan uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam

rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.

B. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif

1. Kistik

a. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,

seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di

dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak

lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi

(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini

suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya

berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas

pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang

dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah

ada keganasan.9

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin

muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia

musinosum dari mesothelium. Tumor musinous yang berasal dari teratoid

ditemukan pada penderia yang muda.

Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali

pada masa prapubertas. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-

sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-

kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovaii musinosum

nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan

berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa. Kira-kira

Page 28: Case Ibu Sari Kista Ovarium

10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat

ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi

dapat juga ditemui yang bilateral 8-10%). Kista menerima darahnya melalui

suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan

gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista

dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista

dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.9

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila

terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan

terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna

kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

Penanganan untuk kistadenoma ovarii musinosum terdiri atas

pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga

tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan

pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu

mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa

mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma

peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista

perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup

dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista

diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang

mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium

yang lain perlu diperiksa pula.9

c. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan

kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista

ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum.

Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi

lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan

tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun

dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista

putih keabuan. Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke

dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.

Page 29: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah.

Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan

pertumbuhan papiler (solid papiloma).

Dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum

mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi

pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang

baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak

(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus

dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).9

Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.

Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu

dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan

kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada

saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.9

d. Kista Endometriois

Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang

berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya

lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat,

terutama saat menstruasi dan infertilitas. Kista ini biasanya unilateral dengan

permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang

menyerupai lapisan epitel endometrium.

Gambar Kista Endometrioid

e. Kista Dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang

kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari

Page 30: Case Ibu Sari Kista Ovarium

semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi

walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran

sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana

struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,

rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai

lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan

mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak

dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.9

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista

kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian

kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista

berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar

dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu

daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan

entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi

(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa

traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid

(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari

kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan

rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan

gelondongan seperti konde.

Kista dermoid

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri

mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan

dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.

Page 31: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista

dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause.

2. Solid

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak

berarti bahwa semuanya neoplasma ganas, meskipun semuanya memunyai

potensi maligna.

a. Fibroma ovarii

Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang

dari 1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau

sel mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua

neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita menopause.

Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm dan beratnya 20 kg,

dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya

merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma

durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas

jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas

kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii

yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini

sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).

b. Tumor Brenner

Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,

biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari

semua tumor ovarium.

Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya

beberapa kilogram. Lazimnva tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna

kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada

tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat

khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel,

yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.

Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan

jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan

Page 32: Case Ibu Sari Kista Ovarium

histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus

tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.

c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)

Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya

bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala

maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan

perubahan suara.

Kista ovarium pada kehamilan

Kista ovarium biasanya terdiagnosa pada kehamilan karena penggunaan USG

secara rutin. Kista ini harus dievaluasi dengan cara yang sama dengan wanita yang

tidak hamil, dengan USG dan tes CA 125. MRI lebih dipilih daripada CT scan, namun

keduanya harus dihindari pada trimester pertama.

Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga

menyebabkan abortus, partus prematurus. Tumor yang bertangkai, karena pembesaran

atau pengecilan uterus, terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis, dan infeksi

yang disebut abdomen akut. Dapat juga menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.

Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau persalinan. Tumor besar dan

berlokasi di bawah dapat menghalangi persalinan.

Kista persisten yang lebih besar dari 10 cm atau kista yang berisiko ganas

harus diangkat secara bedah, lebih dipilih pada trimester kedua, terutama pada usia

kehamilan 16-20 minggu.

Patofisiologi

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan

kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi

ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak

menghasilkan hormone hipofise dalam jumlah yang tepat.

Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel

yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal

mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak

sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.

Page 33: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang

disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter

lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi

korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista

ditengah-tengah.

Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis

dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-

mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional

dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang

disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,

termasuk FSH dan HCG.

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau

sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan

yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang

sudah pecah dan segera menutup kembali.

Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah

lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan

berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak,

sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit

pada daerah pelvis.

Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan

choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg

menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,

induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang

clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila

disertai dengan pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak

terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas

dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling

sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik

parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa

dan mucinous.

Page 34: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini

adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel

primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan

germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

Manifestasi Klinik

Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam

waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian

gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi

tumor tersebut. Adanya tumor dapat menyebabkan pembesaran pada perut dan

perasaan penuh pada perut. Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.

Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tetsebut terpuntir atau terjadi ruptur.

Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Pada umumnya tumor

ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan

hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat

terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.

Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi

konstipasi atau sering berkemih. Kista ovarium dapat menyebabkan konstipasi karena

pergerakan usus terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan

defekasi yang sering. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan

dan rasa enak dan rasa sesak. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah

panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama. 10

Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites

(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan

organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut

membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan

buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat

penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa

sesak napas. Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat badan yang drastis.10

DIAGNOSIS

Anamnesa

Page 35: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa

sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat

juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan

rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap

kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita

premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal

jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang

gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix

dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk

fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau

endometriosis. Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.10

Pemeriksaan Penunjang

Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian

sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang

tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan

differensial diagnosis. 10,12

Beberapa cara pemeriksaan yang dapat digunakan untuk membantu

menegakkan diagnosis adalah :

1. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.

Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi

dalam tumor.

2. Ultrasonografi

USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista ovarium.

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor

berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau

solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas

dan yang tidak.

Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu cavitas

yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista seperti ini

Page 36: Case Ibu Sari Kista Ovarium

tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln juga

kistadenoma serosa atau kista inklusi.

Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke

dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista

neoplasma benigna.

USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing,

paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan

morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan

kandung kemih yang penuh.

USG transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi

massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites.

Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.

3. CT Scan

Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan

kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk

mengidentifikasi organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus

keganasan ovarium.

4. MRI

MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan,

dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini

biasanya tidak diperlukan

5. Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125,

CA-125 diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah

massa ini jinak atau ganas.

6. Laparoskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah

tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat

tumor itu.

Page 37: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Gambar Laparoskopi

7. Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan

bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei.

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak

penyakit dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah :

Endometriosis

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang

difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.

Kehamilan Ektopik

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign

pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya.

Tidak ada pembuahan intrauterine.

Kanker Ovarium

Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal

dan ireguler.

PENATALAKSANAAN

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi

dan tumor non-neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak

memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm

diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus

luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan

menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika

Page 38: Case Ibu Sari Kista Ovarium

selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita

dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik

dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.10

Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan

tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak

memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan

secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan

pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi).

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk

diperiksa.

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.

Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran

kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan

terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk

wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak

dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih

besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunaknan pada pasien

dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan.

Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan panda pasien

dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista

dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak

diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.

Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita

postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35

tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan

karsinoma ovarium.

Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk

endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi

ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari

35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.

Page 39: Case Ibu Sari Kista Ovarium

Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan penteriksaan

sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk

mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama.

Prosedurnya adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi, dan

appendiktomi (optional). Tindakan hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi

atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika stadiumnya ia masih muda, belum

menpunyai anak, dan derajat keganasan tumor rendah.

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi,

disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika

seperti agens alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit

(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2

bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya

setiap tahun sekali.

KOMPLIKASI

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya

kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih

belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk

melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker

ovarium.

Dapat terjadi perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit,

berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala

klinik yang minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan

nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau

lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini

jarang bersifat total. Torsio kista dapat menimbulkan rasa sakit yang berat akibat

tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale.

Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu

jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan serosa, rasa

nyeri akbat robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi hemoragi yang timbul

secara akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus menerus dalam rongga

peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen

Page 40: Case Ibu Sari Kista Ovarium

akut. Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen, seperti

appendicitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.

Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista

denoma ovarii derosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid. Sindroma

Meigs ditemukan pada 40% dari kasus febroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai

asites dan hidrotoraks.

PROGNOSIS

William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : Prognosis dari kista jinak sangat

baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium

kontralateral.12

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan

sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun

tidak akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak

memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat

dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus

dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi.

Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan

mengecil sendiri.

Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan

stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering

ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata

41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium

IV.12 Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan

karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis

yang buruk.

Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal

memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan

dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor

nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang

rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka

Page 41: Case Ibu Sari Kista Ovarium

kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun

adalah 86.2%.12

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom

KD. Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-

7.

2. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis

and Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994. p. 744-51.

3. Helm, CW. Ovarian Cyst. 2008. Diunduh dari :

http://.emedecine.com/med/topic1699.htm, Diakses tanggal 30 Januari 2013

4. Marret H. 2001. Doppler ultrasonography in the diagnosis of ovarian cyst:

indication, pertinence and diagnosis criteria. Dalam: Journal of Obstetry

Gynaecology Biology Reproduction Paris. Hal 20-33.

5. Anurogo, Ditto. 2009. Kista ovarium. Diunduh dari : http://www.

Netsains.com. Diakses tanggal 30 Januari 2013.

6. Boriboonhirunsarn D, Sermboon A. 2004. Accuracy of frozen section in the

diagnosis of malignant ovarian tumor. Dalam: Journal of Obstetry

Gynaecology.

7. Hadibroto BR. 2005. Laparoskopi pada Kista Ovarium. Dalam: Majalah

Kedokteran Nusantara Vol 38 No3. Jakarta. Hal 260-263.

8. Purcell K, Wheeler JE. 2003. Benign disorders of the ovaries & oviducts.

Dalam: Current Obstetric & Gynaecologic diagnosis & treatment Ed 9. Editor:

Decherney AH, Nathan L. New York: Lange Medical Books. Hal 708-15.

Page 42: Case Ibu Sari Kista Ovarium

9. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2008. Tumor Jinak pada

Alat-Alat Genital. Dalam: Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Hal 338-344.

10. Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346 – 362.

11. Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.

Jakarta : EGC.

12. Sjamjuhidayat dan Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.

Jakarta: EGC.

13. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor

Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I.

Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.

p. 388-9.

14. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik

Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi

Indonesia; 2006. p.130-1

15. Ovarian Cyst. 6 April 2008. (Available at :

http://en.wikipedia.org/wiki/Ovarian_cyst, accessed on 30 Juni 2011)

16. Sanders M. Mucinous Cystadenocarcinoma. (Available at :

http://radiology.uchc.edu/Atlas/GYN/530b.htm, accessed on 30 Juni 2011)