case ibu sari kista ovarium
DESCRIPTION
hoooTRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus dengan judul:
Kista Ovarium suspek keganasan dengan efusi pleura dan kista ginjal kanan
Telah diterima dan disahkan oleh :
Dr.Adriyanti, Sp.OG
Pada Tanggal …..............
Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan & Kandungan
Di Rumah Sakit Otorita Batam
Periode 17 Desember - 23 Februari 2013
Batam,……………………
Pembimbing:
( Dr.Adriyanti, Sp.OG)
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan.................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
Status Pasien.............................................................................................................3
Follow up...................................................................................................................10
Analisa Kasus...........................................................................................................13
Tinjauan pustaka
Bab I Perdarahan Post Partum.............................................................................. 16
Bab II Retensio Plasenta......................................................................................... 29
Daftar Pustaka.........................................................................................................35
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sari Kusuma Dewi
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 57 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Griya Sagulung Permai Blok A no.11 Batu Aji
Tgl. Masuk RS : 1 Januari 2013, melalui IGD, pukul 18.50 WIB
MR : 24-48-37
IDENTITAS SUAMI
Nama : Tn. Sutrisno
Umur : 57 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Alamat : Griya Sagulung Permai Blok A no.11 Batu Aji
II. ANAMNESIS ( autoanamnesis tanggal 12 Januari 2013 pukul 13.12 WIB)
Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 2 minggu SMRS
Keluhan tambahan
Batuk – batuk sejak 2 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSOB dengan keluhan sesak nafas sejak 2
minggu SMRS. Sesak nafas yang dirasakan pasien hilang timbul, tidak
disertai bunyi ngiik, dan makin sering akhir-akhir ini. Sesak yang dirasakan
pasien sering dirasakan saat pasien tidur terlentang dan terasa ringan jika
miring ke kanan. Selain itu pasien mengeluh batuk berdahak sejak 2 minggu
SMRS. Batuk berdahak berwarna putih, tidak berbau, dan tidak disertai darah.
Pasien juga mengeluh susah tidur akhir-akhir ini gara-gara sesak nafas.
Pasien juga mengaku memiliki riwayat kista ovarium kanan + 1 tahun
yang lalu (tahun 2011). Awalnya pasien tidak menyadari kalau dirinya
memiliki kista. Saat itu pasien tidak memiliki keluhan apapun tetapi pasien
merasakan ada yang aneh pada perut pasien. Perut sebelah kanan terasa lebih
keras dibandingkan perut sebelah kiri. Pasien juga membandingkan dengan
perut suaminya. Akhirnya pasien pergi berobat dan dinyatakan memiliki kista
ovarium kanan. Dari hasil USG tanggal 21 November 2011 didapatkan massa
berbatas tegas di intraabdomen bagian superior uterus dengan ukuran 13 cm,
tidak disertai ascites. Selain itu terdapat kista ginjal kanan berukuran 6,8 cm.
Hepar, kantung empedu, lien dan pankreas dalam batas normal. Kemudian
keesokan harinya tanggal 22 November 2011 dilakukan pemeriksaan CT-scan
dengan kontras dan didapatkan massa pada adnexa kanan berukuran 14 x 21 x
9,7 cm yang membesar dari rongga pelvis ke rongga abdomen. Kemudian
didapatkan kista hepar berkurang kecil dan kista ginja kanan dengan ukuran
6,7 x 5,7 x 6,6 cm. Pasien direncanakan akan dilakukan operasi namun pasien
menolak. Pasien sempat melakukan pengobatan alternatif namun tidak
memberikan hasil.
Sekarang pasien mersakan benjolan diperut kanan semakin membesar
dan terasa keras namun tidak nyeri. Pasien menyangkal adanya demam, pilek,
nyeri tenggorokan, nyeri dada, nyeri perut, mual, muntah, berat badan
menurun, kaki bengkak, keluar darah dari kemaluan, keputihan, nyeri saat
BAK, maupun saat BAB.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (+), diabetes mellitus (-), asma (-), alergi obat dan
makanan (-), hepatitis (-), tbc (-), riwayat keganasan (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (+) ayah pasien, diabetes mellitus (-), asma (-),
alergi obat dan makanan (-), riwayat anggota yang mengalami seperti ini (-).
Riwayat keganasan (-). Riwayat kembar (-)
Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami menstruasi saat berumur 12 tahun, menstruasi
teratur setiap bulan, 4 minggu sekali, durasi 7-8 hari dengan perdarahan
banyak 1-2 hari. Dapat mengganti 3 - 4 x pembalut setiap harinya, tidak nyeri,
dan tidak memanjang. Pasien sudah menopause sejak + 5 tahun yang lalu.
Riwayat Menikah
Menikah 1 kali + 30 tahun yang lalu.
Riwayat Kehamilan
P2A0
1. Perempuan / BBL 3200 gr / PB 50 cm / PN / cukup bulan / di Purwokerto /
sehat
2. Laki-laki / BBL 3500 gr / PB 50 cm / SC a/i PEB / cukup bulan / di RSOB
/ sehat
Riwayat KB
Sempat menggunakan KB pil untuk 1 bulan setelah kelahiran anak ke-2
selama 1 tahun.
Riwayat Operasi
Pernah operasi sesar 1 kali di RSOB
Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), minum alkohol (-), minum jamu (-), narkoba (-).
III.PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit berat dan lemas
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : TD : 120/90mmHg
N : 98 x/menit , reguler
RR : 30 x/m
S : 36.6 0C
Tinggi Badan : 155cm
Berat badan : 66 kg
Status Gizi : Gizi lebih
Status generalis
Kepala : Normocephali, rambut beruban, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera tidak kuning, miopia, arkus senilis
+/+ , papil edem(-)
Bibir : Mukosa bibir pucat
THT : Sekret tidak ada, mukosa tidak hiperemis
Leher : Perabaan kelenjar tiroid tidak teraba,perabaan kelenjar getah
bening tidak teraba.
Thoraks :
o Cor : S1-S2 noremal reguler,tidak terdapat murmur, gallop tidak
ada
o Pulmo : Suara nafas vesikuler -/+, ronchi -/+, wheezing tidak ada
o Mammae : Sepasang, simetris kanan dan kiri, areola berwarna gelap,
bengkak -/-, dan retraksi puting -/-. teraba massa -/- . Nyeri tekan -/-
Abdomen : (saat di IGD)
o Inspeksi : Buncit, dilatasi vena (-), striae gravidarum (-),
luka bekas operasi (+).
o Palpasi : Teraba massa padat sebesar kepala orang
dewasa, tidak mobile, permukaan irreguler, NT (-), shifting dullnes (+)
o Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat +/+, oedema tungkai pitting -/-
Status ginekologi
Genitalia :
o Pemeriksaan luar : simetris, tanda-tanda radang (-), darah (-),
keputihan (-)
o Pemeriksaan dalam : tidak didapatkan keterangan pemeriksaan dalam
sebelum operasi pada status rekam medis pasien.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Hematologi1 Januari 2013
Jam 13.56 WIB
7 Januari 2013
jam 07:02 WIB
10 Januari 2013 jam
16:15 WIB
(post operasi)
Hb 15.6 g/dL 13,7 g/dL 8,5 g/dL ↓
Ht 45,8% 40,5% 24,9% ↓
Leukosit 9.640 /mm3 7.200/mm3 12.000/mm3 ↑
Trombosit 358.000/mm3 207.000/mm3 147.000/mm3
Eritrosit 5,29 juta/mm3 4,67 juta/mm3 2,89 juta/mm3 ↓
LED 12 mm/jam ↑ 7 mm/jam -
Gol. Darah O
BT - 1’ 30” -
CT - 7’ -
Kimia darah
Ureum 46,7 mg/dl - 17,7 mg/dl
Kreatinin 0,91 mg/dl - 0,75 mg/dl
GDS 106 mg/dl - 106 mg/dl
Albumin - 2,9 gr/dl 1,5 gr/dl ↓
Bilirubin total - - 0,69 mg/dl
SGOT - - 20 U/l
SGPT - - 13 U/l
Alkali fosfatase - - 22 U/l
Elektrolit
Natrium 142 meq/l - 134 meq/l ↓
Kalium 36 meq/l - 27 meq/l ↓
Klorida 107 meq/l - 102 meq/l
Hasil pungsi pleura tanggal 1 Januari 2013
Makroskopis
Volume : + 10 cc
Warna : kuning
Kejernihan : jernih
Bau : amis
Berat Jenis : 1.020
Mikroskopis
Hitung sel : 1800 sel/ul
Hitung jenis sel
Segmen : 65,3 %
Limfosit : 34,7 %
Kimia klinik
Tes Rivalta : (-)
Protein total : 2,4
Bakteriologi
Gram bakteri : (-)
BTA :(-)
Pemeriksaan Foto Rontgen tanggal 1 Januari 2013
Kesan :
- Efusi pleura kanan
- Susp. Efusi pleura kiri dan Bronkopneumoni kiri
Hasil CT SCAN Abdomen pre dan post injeksi kontras Tgl 3 – 1 - 2013
Gambar Kista ovarium dekstra Gambar kista ginjal dekstra
Deskripsi :
- Hepar tidak membesar, permukaan parenkim licin homogen, tampak kista
kecil.
- Ginjal kanan tampak kista berdiameter 7 cm. Tidak tampak batu maupun
hydronefrosis.
- Tampak massa enhancement inhomogen pada adnexa, berbatas tegas yang
membesar sampai dinding anterior abdomen, berukuran 17x13x18 cm.
Massa tampak membesar sampai paraaorta, menekan aorta abdominalis
sebelah kiri.
- KGB paraaorta tidak membesar.
- Tampak asites.
Kesan :
- Massa intrabdomen, tampaknya massa ovarium disertai asites (curiga
keganasan).
- Kista ginjal kanan dan kista kecil lobus kanan hepar.
- Efusi pleura kanan
Hasil pemeriksaan cairan pleura di RSUD Embung Fatimah Tgl 8-1-2013
- Makroskopis : Cairan berwarna kekuningan masing-masing +
2,5 cc dari 2 tempat tabung darah
- Mikroskopis : Sediaan apus dari cairan pleura terdiri dari
sebaran sel-sel radang limfosit, tersebar pula sel-sel
mesothelial yang reaktiv, debris erythrosit, jaringan nekrotik.
Diantaranya tampak berkelompok dan ada pula yang tersebar
satu-satu sel atipik bentuk bulat, oval, individual, inti
polimorfik, hiperkromatis, sitoplasma sedikit yang terletak
diantara “necrotic fragmen” disertai sel radang PMN dan
histiosit.
- Kesimpulan : Reaktif Mesothelial serta ditemukan sel atipik
pada cairan pleura (kemungkinan ke arah metastasis dari
keganasan Ca ovarium yang klinis dan diduga belum dapat
disingkirkan).
V. RESUME
Pasien Ny.S, 57 tahun, datang ke IGD RSOB dengan keluhan sesak nafas
sejak 2 minggu SMRS. Sifat hilang timbul dan makin sering akhir-akhir ini. Sesak
nafas sering dirasakan saat pasien tidur terlentang dan terasa ringan jika miring ke
kanan. Gangguan tidur (+) karena sesak nafas. Batuk berdahak, berwarna putih, tidak
berbau, dan tidak disertai darah sejak 2 minggu SMRS. Riwayat kista ovarium kanan
1 tahun yang lalu dan belum dioperasi. Riwayat Hipertensi (+).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : tampak sakit berat, lemas namun
masih CM. TD: 120/90 mmHg. N: 98x/menit. P: 30 x/m. S: 36.6 0C. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan perut buncit, teraba massa sebesar kepala orang
dewasa, dan adanya shifting dullness (+). Pemeriksaan lab pada saat masuk dalam
batas normal, namun periksaan kadar albumin pada tanggal 7 januari 2013 didapatkan
albumin turun 2,9 g/dl.
Pada pemeriksaan penunjang USG tanggal 21 November 2011 didapatkan
massa berbatas tegas di intraabdomen bagian superior uterus dengan ukuran 13 cm,
tidak disertai ascites. Selain itu terdapat kista ginjal kanan berukuran 6,8 cm.
Pemeriksaan CT-scan dengan kontras tanggal 22 november 2011 didapatkan massa
pada adnexa kanan berukuran 14 x 21 x 9,7 cm yang membesar dari rongga pelvis ke
rongga abdomen. Kemudian didapatkan kista ginja kanan dengan ukuran 6,7 x 5,7 x
6,6 cm. Pemeriksaan CT scan tahun 2012 di dapatkan Tampak massa enhancement
inhomogen pada adnexa, berbatas tegas yang membesar sampai dinding anterior
abdomen, berukuran 17x13x18 cm. Hepar tampak kista kecil dan Ginjal kanan
tampak kista berdiameter 7 cm. Selain itu Pada pemeriksaan rontgen didapatkan efusi
pleura dekstra. Dan hasil dari cairan pleura dicurigai ke arah keganasan.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Kista ovarium dekstra
2. Sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu
3. Batuk – batuk sejak 2 minggu yang lalu
4. Efusi pleura dekstra
5. Asites
6. Kista ginjal dekstra
VII. ANALISA MASALAH
Dalam pengertian luas tumor ovarium mencakup pembengkakan ovarium,
yang biasanya dipikirkan suatu neoplasma. Tetapi tumor ovarium dapat pula berupa
kista fungsional (non neoplastik). Dari sudut diagnosis, semuanya merupakan massa
adneksa yang terkadang sulit untuk dapat memastikan bahwa tumor berasal dari
ovarium.
Pada Pasien ini pertama kali pasien datang pasien mengeluhakan sesak nafas
dan batu-batuk selama 2 mingggu hal ini di dukung dengan hasil rontgen yang berupa
efusi pleura dextra dan suspek bronkopneumoni. Selain itu pasien juga mengeluhkan
adanya adanya rasa tidak nyaman di perut akibat kista ovarium yang di alaminya
kurang lebih 1 tahun terakhir ini, hal ini di dukung dengan di temukan adanya perut
buncit, teraba massa sebesar kepala bayi, serta adanya shifting dullness (+) pada
pemeriksaan abdoment. Selain itu pada pemeriksaan USG dan CT scan di dapatkan
masa pada abomen berupa kista di ovarium, ginjal serta hepar.
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Kista ovarium dekstra susp.keganasan
Susp Bronkopneumonia + Efusi pleura dekstra
Kista hepar + Asites
Kista ginjal dekstra
IX. DIAGNOSIS BANDING
Sindrom Meigs
Karsinoma ovarium dekstra
CHF e.c Hipertensi
X. PENATALAKSANAAN
Rencana diagnostik
Observasi keadaan umum dan tanda vital
Monitor jumlah urin
Cek darah (Hb, Ht, trombosit, eritrosit, leukosit)
Cek urinalisa
EKG
Pemeriksaan tumor marker CEA dan CA125
Konsul dokter spesialis paru, jantung dan anestesi untuk persiapan operasi
Rencana Terapi
IVFD RL 500 cc / 12 jam
Berikan O2 4-6 liter/menit jika masih sesak
Diet kalori 1400 kal
Ambroxol syr 3 x 1 cth
Pasang WSD untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru
Lakukan persiapan operasi laparotomi dan histerektomi
Rawat pasien ditempat ICU pasca operasi sampai kondisinya stabil.
Rencana edukatif
Menjelaskan mengenai keadaan pasien mengenai penyakitnya.
Menjelaskan tentang operasi yang akan dilakukan beserta komplikasi
yang bisa terjadi.
Pasien disuruh banyak istirehat dan menghindari pekerjaan yang berat-
berat setelah operasi.
Motivasi untuk memakan makanan bergizi.
Menjelaskan kapan pasien harus kontrol lagi dan sampai berapa lama.
Jika ada keluhan langsung segera kontrol ke dokter.
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanasionam : dubia
HASIL LAPORAN OPERASI
Operasi dilakukan hari kamis tanggal 10 Januari 2013 jam 08.10 WIB
Laporan
- Setelah peritoneum dibuka, ada ascites warna kuning jernih, dan diambil untuk
pemeriksaan sitologi.
- Tampak massa berwarna putih sebesar ukuran kepala orang dewasa,
berdinding tebal, permukaan intak, tidak didapatkan perlekatan, kemudian
massa diluksir keluar dan ternyata massa berasal dari ovarium kanan. Uterus
lebih kecil dari normal dan ovarium kiri tampak atrofi.
- Diputuskan untuk melakukan HTSOB.
- Dipasang drain dari Cavum Douglasi.
- Kemudian operasi dilanjutkan oleh dr.Oke,SpP
- Oleh dr.Oke,SpP dipasang WSD dari thorak sebelah kanan.
- Kemudian operasi dilanjutkan oleh dr.Mubin, SpU jam 13.00 WIB
- Pasien diposisikan lumbotomi, melakukan insisi interkostal XI – XII kanan,
perdalam sampai menembus peritoneum. Peritoneum disisihkan secara tumpul
ke arah medial sampai ditemukan ginjal dan ureter. Ditemukan kista pada pole
superior sampai mengalami perlengketan pada hepar, kemudian kista
dibebaskan secara tumpul.
- Kista ginjal diaspirasi + 100cc berwarna kuning jernih dan dikirim untuk di
PA. Lalu di unroofing kista dan dipasang drain retroperitoneal.
FOLLOW UP
Tangga
l
Subjektf Okjektif Assesment Penatalaksanaan
14/1/13
Jam
06.15
WIB
Masih
sakit pada
daerah
operasi,
batuk
berdahak
(+), sesak
nafas (+),
lemas,
kentut
(+),
T: 140/90, N: 92x/menit, S:
36,8˚C, P: 24x/menit
KU/kes : TSS/CM
- Kepala : normosefali
- Mata : CA -/-, SI -/-
- Thorak : BJ I – II reg, m (-), g
(-), Sn.ves, rh -/+, wh -/-
- Abdomen : datar, luka op
ditutup verban, terpasang
drain, supel, NT (+), timpani,
BU (+) N
- Ekstremitas : hangat +/+,
edema +/+
- Masih terpasang WSD pada
thorak kanan, masih
terpasang drain pada luka
perut kanan.
- Masih terpasang NGT
- post operasi
laparatomi
H+4 kista
ovarium
dekstra
dengan efusi
pleura dan
kista ginjal
kanan.
-IVFD Asering : Kaen
3B = 2 : 2, 20 tpm /
24 jam
-Inj. Ceftazidime 3 x 1
gr
-Inj. Meropenem 3 x
500 mg
- Bsk cabut NGT
Tramadol 3 x 500 mg
-Mobilisasi
-Diet TKTP
15/1/13
Jam
06.20
WIB
Masih
sakit pada
daerah
operasi,
batuk
berdahak
(+), sesak
nafas (+),
lemas,
kentut
(+),
T: 140/100, N: 82x/menit, S:
36,5˚C, P: 24x/menit
KU/kes : TSS/CM
-
- Thorak : BJ I – II reg, m (-), g
(-), Sn.ves, rh -/+, wh -/-
- Abdomen : datar, luka op
ditutup verban, terpasang
drain, supel, NT (+), timpani,
BU (+) N
- post operasi
laparatomi
H+5 kista
ovarium
dekstra
dengan efusi
pleura dan
kista ginjal
kanan.
-IVFD Asering : Kaen
3B = 2 : 2, 20 tpm /
24 jam
-Inj. Ceftazidime 3 x 1
gr
-Inj. Meropenem 3 x
500 mg
-Tab Metronidazole 3
x 500 mg.
- Syr. Ambroxol 3 x 1
cth
- Masih terpasang WSD pada
thorak kanan, masih
terpasang drain pada luka
perut kanan.
- NGT sudah dicabut
-Tramadol 3 x 500 mg
-Mobilisasi
-Diet TKTP
-Aff DC dan drain
16/1/13
Jam
06.20
WIB
Masih
sakit pada
daerah
operasi,
batuk
berdahak
(+), sesak
nafas (+),
lemas
T: 140/90, N: 78x/menit,
S: 36,3˚C, P: 18x/menit
KU : TSS, CM
- Thorak : BJ I – II reg, m (-), g
(-), Sn.ves, rh -/+, wh -/-
- Abdomen : datar, luka op
ditutup verban, terpasang
drain, supel, NT (+), timpani,
BU (+) N
-
- post operasi
laparatomi
H+6 kista
ovarium
dekstra
dengan efusi
pleura dan
kista ginjal
kanan.
- perbaikan
klinis
-IVFD Asering : Kaen
3B = 2 : 2, 20 tpm /
24 jam
-Tab Ceftriaxon 3 x
500 mg.
-Tab Metronidazole 3
x 500 mg.
- Syr. Ambroxol 3 x 1
cth
-Tramadol 3 x 500 mg
-Mobilisasi
-Diet TKTP
17/1/13
Jam
06.00
WIB
Masih
sakit pada
daerah
operasi,
batuk
berdahak
(+), sesak
nafas (+)
mulai
berkurang
, masih
lemas (+)
T: 140/90, N: 88x/menit,
S: 36,7˚C, P: 18x/menit
KU : TSS, CM
Abdomen:
- Inspeksi : luka tertutup
verban
- Palpasi : supel, NT (+)
- Auskultasi : BU(+) N
- post operasi
laparatomi
H+7 kista
ovarium
dekstra
dengan efusi
pleura dan
kista ginjal
kanan.
- perbaikan
klinis
-IVFD Asering : Kaen
3B = 2 : 2, 20 tpm /
24 jam
-Tab Ceftriaxon 3 x
500 mg.
-Tab Metronidazole 3
x 500 mg.
- Syr. Ambroxol 3 x 1
cth
-Tramadol 3 x 500 mg
-Mobilisasi
-Diet TKTP
18/1/13 Sakit KU: TSS/CM - post operasi -IVFD Asering : Kaen
Jam
06.10
WIB
berkurang
pada
daerah
operasi.
Batuk
berdahak
berkurang
,
Sesak
napas (-)
Mual (-),
muntah
(-)
Flatus (+)
BAB (+)
Mobilisas
i baik
T: 160/100, N: 84x/menit, S:
36,8˚C, P: 16x/menit, BB: 51
kg
Abdomen:
- Luka tertutup verban
- NT (+) pada luka op
-
Lab darah:
- Hb: 12,4 gr/dl
- Ht : 39,0%
- Leukosit: 6.200/mm3
- Trombosit: 355.000/mm3
laparatomi
H+8 kista
ovarium
dekstra
dengan efusi
pleura dan
kista ginjal
kanan.
- perbaikan
klinis
3B = 2 : 2, 20 tpm /
24 jam
-Tab Ceftriaxon 3 x
500 mg.
-Tab Metronidazole 3
x 500 mg.
- Syr. Ambroxol 3 x 1
cth
-Tramadol 3 x 500 mg
-Mobilisasi
-Diet TKTP
-Aff WSD
-Rencana pulang oleh
dr. Oke,SpP
19/1/13
Jam
06.35
WIB
Sakit
berkurang
pada
daerah
operasi,
Batuk
berdahak
berkurang
.
KU : TSS/CM
T: 140/90, N: 84x/menit, S:
36,8˚C, P: 18x/menit
Abdomen:
- datar, luka operasi kering
- post operasi
laparatomi
H+9 kista
ovarium
dekstra
dengan efusi
pleura dan
kista ginjal
kanan.
- perbaikan
klinis
-os boleh pulang
-kontol poli 1 minggu
atau jika ada keluhan
-obat habiskan
BAB II
ANALISA KASUS
Pasien datang ke IGD RSOB dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak
sejak 2 minggu SMRS. Paien juga memiliki riwayat kista ovarium kanan sejak 1
tahun SMRS namun menolak tindakan operatif ketika itu.
Setelah di lakukan anamnesis lebih lanjut, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, dan tindakan operatif di dapatkan diagnosis berupa “kista ovarium dekstra
suspek malignancy disertai dengan efusi pleura dekstra dan asites”. Data yang
menunjang diagnosis tersebut adalah sebagai berikut :
Anamnesis
- Berdasarkan anamnesa didapatkan data pasien
berusia 57 tahun, hal ini sesuai dengan presdisposisi yang mengarah ke
arah pendertita Ca ovarium dengan 50% penderitanya berusia antara 50 –
70 tahun dan pasien sudah menopause + 5 tahun yang lalu. Namun untuk
lebih jelasnya harus dilakukan pemeriksaan PA untuk mengetahui apakah
ini kista jinak atau ke arah keganasan. Kemudian karena faktor usia lebih
dari 40 tahun merupakan faktor terjadinya kista ginjal.
- Adanya sesak kemungkinan dikarenakan
penekanan oleh tumor didalam abdomen ke arah diafragma sehingga
kapasitas paru berkurang atau dikarenakan adanya cairan dalam pleura
sehingga paru sulit untuk berkembang. Kemungkinan batuk juga
disebabkan oleh adanya penekanan pada pusat batuk di bronkus oleh
cairan dan timbulnya dahak dikarenakan adanya transudasi cairan yang
bercampur dengan sekret yang dihasilkan oleh bronkus.
- Suspek keganasan dicurigai karena ukurannya
bertambah besar dalam jangka waktu yang cepat (+ 1 tahun) selain itu
tidak didapatkan tanda perdarahan pergavinam yang biasanya didapat
pada keganasan.
- Massa tidak disertai rasa nyeri, ini menunjukkan
bahwa belum terjadi komplikasi dari kista tersebut. Komplikasi yang
seringnya terjadi adalah torsio, ruptur, perdarahan kedalam kista dan
supurasi.
- Sesuai dengan kepustakaan, pada kasus kista
ginjal yang simple, kebanyakan asimptomatik, dan ditemukan adanya
kelainan secara tidak sengaja pada pemeriksaan radiologis. Pasien ini
tidak mengalami keluhan, ditemukan kelainan secara tidak sengaja pada
saat melakukan pemeriksaan CT scan. Tidak didapatkan keluhan baik
berupa nyeri pada regio ginjal. Manifestasi sistemik juga tidak muncul,
karena fungsi ginjal masih baik.
Pemeriksaan fisik
- Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada
pasien dengan kista ovarium adalah Kista yang besar dan dapat teraba
dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita premonopause yang kurus
dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat
pada wanita postmenopause. Perabaan menjadisulit pada pasien yang
gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya
rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Pada perkusi
mungkin didapatkan ascites yang pasif. Pada pasien ini didapatkan
pemeriksaan abdomen pada inspeksi tampak buncit, pada palpasi teraba
massa sebesar kepala bayi, tidak mobile, permukaan irreguler, NT (-) dan
shifting dullnes (+). Hal ini menunjakan adanya massa pada abomen
selain itu juga menunjukan adanya ascites.
Pemeriksaan penunjang
- USG tanggal 21 November 2011 didapatkan massa
berbatas tegas di intraabdomen bagian superior uterus dengan ukuran 13
cm, tidak disertai ascites. Selain itu terdapat kista ginjal kanan berukuran
6,8 cm. Pemeriksaan CT-scan dengan kontras tanggal 22 november
2011 didapatkan massa pada adnexa kanan berukuran 14 x 21 x 9,7 cm
yang membesar dari rongga pelvis ke rongga abdomen. Kemudian
didapatkan kista ginja kanan dengan ukuran 6,7 x 5,7 x 6,6 cm.
Pemeriksaan CT scan tahun 2012 di dapatkan Tampak massa
enhancement inhomogen pada adnexa, berbatas tegas yang membesar
sampai dinding anterior abdomen, berukuran 17x13x18 cm. Hepar tampak
kista kecil dan Ginjal kanan tampak kista berdiameter 7 cm.
- Dari hasil pemeriksaan penunjang di dapatkan massa
yang membesar secara progresif namun belum di temukan adanya tanda-
tanda metastase selain itu di dapatkan pula gambarang kista pada hepar
dan ginjal
Operatif
- Pada operasi terlihat dijumpai massa kista solid
menempel ke dinding perut berasal dari ovarium dekstra. Kemudian saat
abdomen dibuka disertai dengan asites. Ini mengarah pada suspek
keganasan
- Berat total tumor + 3 kg.
- Setelah operasi, kista ovarium akan dilakukan
pemeriksaan PA untuk mengetahui apakah merupakan suatu keganasan
atau bukan.
Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis pada pasien ini
adalah “kista ovarium dekstra suspek malignancy disertai dengan efusi pleura
dekstra dan asites”.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
KISTA OVARIUM
DEFINISI
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch)
yang tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan,
nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang
berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.5
EPIDEMIOLOGI
Kista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia dan terbanyak ditemukan
pada wanita dalam masa reproduksi dan jarang pada wanita yang telah menopause.
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab
kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi
keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per
100.000 populasi).
Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per
100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista
fungsional dan jinak. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira
22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.
Tumor ovarium yang cenderung ganas sebagian besar adalah kista
adenokarsinoma epitel ovarium, paling sering mengenai wanita Eropa dan Amerika
Utara, sedangkan wanita dari Asia dan Afrika lebih jarang. 20%-nya adalah tumor
malignan potensi rendah, tumor sel garminosa pada kurang dari 5%, dan kurang lebih
2% tumor sel granulosa.
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung telur
timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai
saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH)
normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran
maximum 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau
gagal meresorpsi cairan. Dapat multiple, bilateral dan biasanya asimtomatik.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah
yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna
seperti jerami dan biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung telur,
serta terapi hormon.
FACTOR RESIKO
Riwayat kista ovarium sebelumnya
Siklus menstruasi yang tidak teratur
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
Tingkat kesuburan
Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
Terapi tamosifen pada kanker mamma
KLASIFIKASI
Klasifikasi kista ovarium sampai sekarang belum ada yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Kista
ovarium biasanya tidak bersifat kanker, namun walaupun kista tersebut kecil
diperlukan perhatian lebih lanjut untuk memastikan kista tersebut tidak berupa
kanker.
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik (fungsional). Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan
tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid
A. Tumor Non Neoplastik
1. Tumor akibat radang
a. Abses ovarial
b. Abses tubo – ovarial
c. Kista tubo – ovarial
2. Tumor lain
a. Kista folikel
b. Kista korpus luteum
c. Kista lutein
d. Kista inklusi germinal
e. Kista endometrium
f. Kista steven –leventhal
B. Tumor Neoplastik Jinak
1. Kistik
a. Kistoma ovarium simpleks
b. Kistadenoma ovariun musinosum
c. Kistadenoma ovarium serosum
d. Kista endometroid
e. Kista dermoid
2. Solid
a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
b. Tumor Brenner
c. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma)
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari pertumbuhan,
aktivitas endokrin, atau komplikasi dari tumor tersebut.4,5
A. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
1. Tumor Akibat Radang
Abses Ovarium
Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer
pada penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii
terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri
pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina.
Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing
dan komplikasi intestinal.
Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh
karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi
adekuat supaya terjadi resolusi.
2. Tumor lain
a. Kista Follikel
Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista
ini sering diketemukan secara kebetulan pada pememeriksaan pelvis,
walaupun bisa pecah dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis.
Kista folikel ovarium ini biasanya asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel
de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista
folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar
menjadi kista. Ukurannya bervariasi antara 3-8 cm dan diameter jarang lebih
dari 6-8 cm.
Bila dilihat secara histologi, kista folikuler dilapisi oleh lapisan dalam
berupa sel-sel granulosa dan dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan
yang terdapat di dalam folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat
diresorbsi sehingga menyebabkan pembesaran dari kista folikuler. Bisa
didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di
permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan
cairan yang jernih dan sering kali mengandung estrogen.
Biasanya jenis kista ini tidak menimbulkan gejala, namun apabila
ukuran kista telah membesar maka dapat menyebabkan nyeri panggul,
dyspereunia. Ukuran kista < 6cm dilakukan observasi selama 3 siklus haid
tanpa pengobatan untuk melihat regresi dari kista tersebut. Sebagian besar
kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan
dapat menghilang spontan. Bila setelah observasi tidak didapati adanya regresi
kista atau ukuran kista semakin membesar maka dilakukan tindakan operatif.7,8
Kista folikel
b. Kista Korpus Luteum
Dalam keadaan normal, korpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun
mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum
mempertahankan diri (korpus luteum persistens); pendarahan yang sering
terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna
merah coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna
kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein labih
besar daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan padat dalam
konsistensi, dan lebih mudah menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi
peritoneum.
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa
amenorhea diikuti oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat
menyebabkan rasa berat perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang dalam
kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat mengakibatkan
ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.
Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea
sering menimbulkan kesulitan dalam diferential diagnosis dengan kehamilan
ektopik yang terganggu.
Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang
sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil
perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita hamil.
c. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.
Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum
haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa
vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus
luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.
Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga
akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat
yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein
sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam
jaringan-jaringan perut.9
Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus
menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai
korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.
Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola
hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi
pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.9
d. Steven Levental ovary
Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,
amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan
mengalami hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita
antara usia 15-30 tahun. Kelainan ini merupakan penyakit herediter yang
autosomal dominan.
Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya
menebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunika yang tebal dan
fibrotik. Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi
tidak ditemukan korpus luteum. Kelainan ini biasanya disebabkan oleh
gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada wanita tersebut terdapat
gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen,
hiperplasia endometrii juga sering ditemukan.
Secara klinis memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal
Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan
oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi
dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. 9
d. Germinal inclusion cyst
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak
terdapat pada wanita lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1
cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan
histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah
permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah
memberikan gejala-gejala yang berarti.
e. Kista endometrial
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang
disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran
kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat.
Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding
kista yang dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium
dengan uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam
rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.
B. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif
1. Kistik
a. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi
(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini
suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah
ada keganasan.9
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia
musinosum dari mesothelium. Tumor musinous yang berasal dari teratoid
ditemukan pada penderia yang muda.
Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali
pada masa prapubertas. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-
sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-
kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovaii musinosum
nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa. Kira-kira
10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat
ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi
dapat juga ditemui yang bilateral 8-10%). Kista menerima darahnya melalui
suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan
gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista
dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista
dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.9
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila
terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan
terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna
kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Penanganan untuk kistadenoma ovarii musinosum terdiri atas
pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga
tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu
mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa
mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma
peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista
perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup
dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista
diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang
mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium
yang lain perlu diperiksa pula.9
c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan
kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista
ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum.
Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi
lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan
tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun
dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista
putih keabuan. Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.
Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah.
Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan
pertumbuhan papiler (solid papiloma).
Dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum
mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi
pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang
baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak
(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).9
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.
Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan
kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada
saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.9
d. Kista Endometriois
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang
berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya
lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat,
terutama saat menstruasi dan infertilitas. Kista ini biasanya unilateral dengan
permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang
menyerupai lapisan epitel endometrium.
Gambar Kista Endometrioid
e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang
kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari
semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi
walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran
sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.9
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista
berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu
daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid
(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Kista dermoid
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause.
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak
berarti bahwa semuanya neoplasma ganas, meskipun semuanya memunyai
potensi maligna.
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang
dari 1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau
sel mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua
neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm dan beratnya 20 kg,
dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya
merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma
durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas
jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas
kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii
yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini
sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).
b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari
semua tumor ovarium.
Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya
beberapa kilogram. Lazimnva tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna
kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada
tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat
khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel,
yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan
jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus
tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan
perubahan suara.
Kista ovarium pada kehamilan
Kista ovarium biasanya terdiagnosa pada kehamilan karena penggunaan USG
secara rutin. Kista ini harus dievaluasi dengan cara yang sama dengan wanita yang
tidak hamil, dengan USG dan tes CA 125. MRI lebih dipilih daripada CT scan, namun
keduanya harus dihindari pada trimester pertama.
Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga
menyebabkan abortus, partus prematurus. Tumor yang bertangkai, karena pembesaran
atau pengecilan uterus, terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis, dan infeksi
yang disebut abdomen akut. Dapat juga menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.
Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau persalinan. Tumor besar dan
berlokasi di bawah dapat menghalangi persalinan.
Kista persisten yang lebih besar dari 10 cm atau kista yang berisiko ganas
harus diangkat secara bedah, lebih dipilih pada trimester kedua, terutama pada usia
kehamilan 16-20 minggu.
Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi
ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormone hipofise dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel
yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter
lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-
mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan
yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang
sudah pecah dan segera menutup kembali.
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah
lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan
berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak,
sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit
pada daerah pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg
menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,
induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang
clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila
disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa
dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Manifestasi Klinik
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian
gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi
tumor tersebut. Adanya tumor dapat menyebabkan pembesaran pada perut dan
perasaan penuh pada perut. Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.
Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tetsebut terpuntir atau terjadi ruptur.
Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Pada umumnya tumor
ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan
hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat
terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.
Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi
konstipasi atau sering berkemih. Kista ovarium dapat menyebabkan konstipasi karena
pergerakan usus terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan
defekasi yang sering. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan
dan rasa enak dan rasa sesak. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah
panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama. 10
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan
organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut
membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan
buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa
sesak napas. Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat badan yang drastis.10
DIAGNOSIS
Anamnesa
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa
sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat
juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap
kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.
Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal
jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang
gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix
dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk
fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis. Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.10
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian
sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang
tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan
differensial diagnosis. 10,12
Beberapa cara pemeriksaan yang dapat digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis adalah :
1. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi
dalam tumor.
2. Ultrasonografi
USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista ovarium.
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan yang tidak.
Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu cavitas
yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista seperti ini
tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln juga
kistadenoma serosa atau kista inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke
dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista
neoplasma benigna.
USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing,
paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan
morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan
kandung kemih yang penuh.
USG transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk mengevaluasi
massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites.
Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.
3. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan
kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk
mengidentifikasi organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam kasus
keganasan ovarium.
4. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan,
dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini
biasanya tidak diperlukan
5. Pengukuran serum CA-125
Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125,
CA-125 diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah
massa ini jinak atau ganas.
6. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat
tumor itu.
Gambar Laparoskopi
7. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak
penyakit dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah :
Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang
difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign
pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya.
Tidak ada pembuahan intrauterine.
Kanker Ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal
dan ireguler.
PENATALAKSANAAN
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi
dan tumor non-neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak
memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm
diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus
luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika
selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik
dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.10
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan
tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak
memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan
secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi).
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperiksa.
Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran
kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan
terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk
wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak
dilakukan terapi.
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih
besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunaknan pada pasien
dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan.
Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan panda pasien
dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista
dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak
diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.
Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita
postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35
tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
karsinoma ovarium.
Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk
endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi
ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari
35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.
Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan penteriksaan
sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk
mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.
Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama.
Prosedurnya adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi, dan
appendiktomi (optional). Tindakan hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi
atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika stadiumnya ia masih muda, belum
menpunyai anak, dan derajat keganasan tumor rendah.
Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika
seperti agens alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit
(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2
bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya
setiap tahun sekali.
KOMPLIKASI
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya
kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih
belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk
melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.
Dapat terjadi perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit,
berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala
klinik yang minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan
nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau
lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini
jarang bersifat total. Torsio kista dapat menimbulkan rasa sakit yang berat akibat
tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale.
Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu
jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan serosa, rasa
nyeri akbat robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi hemoragi yang timbul
secara akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus menerus dalam rongga
peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen
akut. Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen, seperti
appendicitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista
denoma ovarii derosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid. Sindroma
Meigs ditemukan pada 40% dari kasus febroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai
asites dan hidrotoraks.
PROGNOSIS
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : Prognosis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium
kontralateral.12
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun
tidak akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak
memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat
dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus
dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi.
Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan
mengecil sendiri.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan
stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering
ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata
41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium
IV.12 Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan
karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis
yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan
dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang
rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka
kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun
adalah 86.2%.12
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom
KD. Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-
7.
2. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis
and Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994. p. 744-51.
3. Helm, CW. Ovarian Cyst. 2008. Diunduh dari :
http://.emedecine.com/med/topic1699.htm, Diakses tanggal 30 Januari 2013
4. Marret H. 2001. Doppler ultrasonography in the diagnosis of ovarian cyst:
indication, pertinence and diagnosis criteria. Dalam: Journal of Obstetry
Gynaecology Biology Reproduction Paris. Hal 20-33.
5. Anurogo, Ditto. 2009. Kista ovarium. Diunduh dari : http://www.
Netsains.com. Diakses tanggal 30 Januari 2013.
6. Boriboonhirunsarn D, Sermboon A. 2004. Accuracy of frozen section in the
diagnosis of malignant ovarian tumor. Dalam: Journal of Obstetry
Gynaecology.
7. Hadibroto BR. 2005. Laparoskopi pada Kista Ovarium. Dalam: Majalah
Kedokteran Nusantara Vol 38 No3. Jakarta. Hal 260-263.
8. Purcell K, Wheeler JE. 2003. Benign disorders of the ovaries & oviducts.
Dalam: Current Obstetric & Gynaecologic diagnosis & treatment Ed 9. Editor:
Decherney AH, Nathan L. New York: Lange Medical Books. Hal 708-15.
9. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2008. Tumor Jinak pada
Alat-Alat Genital. Dalam: Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Hal 338-344.
10. Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346 – 362.
11. Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta : EGC.
12. Sjamjuhidayat dan Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2.
Jakarta: EGC.
13. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor
Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I.
Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.
p. 388-9.
14. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia; 2006. p.130-1
15. Ovarian Cyst. 6 April 2008. (Available at :
http://en.wikipedia.org/wiki/Ovarian_cyst, accessed on 30 Juni 2011)
16. Sanders M. Mucinous Cystadenocarcinoma. (Available at :
http://radiology.uchc.edu/Atlas/GYN/530b.htm, accessed on 30 Juni 2011)