5. teknik penjahitan
DESCRIPTION
jahitTRANSCRIPT
![Page 1: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU BEDAH UMUM VETERINER
TEKNIK PENJAHITAN
Kelompok 7:
Ridzki M. F. Binol B04060031
Yevi Nurvirli B04060172
Marina Wijayanti B04060679
Dina Amalia B04060794
M. Faried Hilmy B04060808
Ady Wibowo B04061514
Melati Anggraini B04061358
Bagian Bedah dan RadiologiDepartemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi
Fakultas Kedokteran HewanInstitut Pertanian Bogor
2009
![Page 2: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
Dalam tindakan bedah/operasi yang dilakukan penyayatan pada suatu
jaringan, organ, atau pembuluh darah yang bocor harus segera dilakukan
penjahitan agar darah tidak banyak keluar atau tidak cepat habis. Teknik menjahit
ada 2, yaitu dengan alat dan tanpa alat (manual). Untuk melakukan penjahitan
dengan alat yaitu menggunakan forcep dan pinset. Sedangkan penjahitan secara
manual dibutuhkan benang bedah (surgical suture) dan jarum bedah (surgical
needle).
Benang bedah merupakan salah satu perlengkapan seorang dokter, baik
dokter hewan atau dokter bedah untuk melekatkan atau menyatukan kulit, organ
internal, pembuluh darah, yang mengalami perlukaaan akibat sayatan, trauma,
atau tindakan bedah. Benang harus bersifat kuat agar tidak mudah putus, tidak
bersifat toxic, tidak menimbulkan hipoallergenic pada tubuh pasien, dan fleksibel
sehingga dapat dengan mudah diikatkan dan dibuat simpul, serta benang juga
bersifat tidak tembus cairan yang dapat menimbulkan infeksi sekunder.
Benang bedah dibagi ke dalam 2 bentuk, yaitu dapat diserap (absorbable)
yang dapat didegradasi dengan mudah oleh tubuh dalam jangka waktu tertentu
dan tidak dapat diserap (non absorbable) harus dengan cara manual untuk
menghilangkan dari tubuh. Tipe benang yang digunakan berdasarkan jenis operasi
yang dilakukan, sesuai dengan karakteristik lokasi dan lingkungan jaringan atau
internal organ.
Suture sizes (ukuran benang) ditentukan berdasarkan 2 sistem, yaitu USP
standard (united States Pharmacopeia) dan EP system (European Pharmocopeia).
Karakteristik USP standard adalah memiliki ukuran diameter maksimal dan
minimal dalam inci, kekuatan tarikan simpul minimum, dan bahan benang absorb
(organik), dan non-absorb. Sedangkan karakteristik EP sistem/metrik sistem
memiliki ukuran ketebalan (dalam mm) umumnya 5/0-1, kekuatan tarikan simpul
lebih kuat, dan biasanya digunakan dalam kasus plastic surgery, opthalmologi,
orthopedic.
Surgical needle (jarum bedah) diklasifikasikan berdasarkan pada
bentuknya dan “cross-section”. Jarum bedah digunakan sesuai dengan tempat
![Page 3: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/3.jpg)
dilakukannya operasi. Surgical needle (jarum bedah) memiliki sifat tahan
terhadap korosi (bahan stainles-steel), kuat (rigid) untuk menembus jaringan tanpa
pendarahan, tipis (slim) untuk meminimalkan trauma pada jaringan, lebar (wide)
untuk menutup luka melalui jaringan tanpa menimbulkan abrasi, dan tajam
(sharp) untuk menembus jaringan dengan mudah.
TUJUAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui dan mempraktekkan
berbagai metode menjahit jaringan, pembuluh darah, atau organ, dalam suatu
tindakan bedah (operasi) dengan benar dan aseptis.
PEMBAHASAN
Penjahitan bertujuan menutupi ruang yang terbuka, mendukung dan
memperkuat luka sampai penyembuhan, meningkatkan kekuatan regangannya,
memadukannya dengan kulit asli untuk hasil yang memuaskan dari segi estetik
dan fungsional, serta meminimalisir risiko perdarahan dan infeksi. Teknik
penjahitan yang baik harus memperhatikan kenampakan penutupan yang
dirancang, pemasangan incisi, penanganan jaringan yang hati-hati untuk
mengoptimalkan penyembuhan luka, dan eversi luka untuk memaksimalkan
kemungkinan kerapatan epidermal.
Pemasangan Jahitan
Needle holder digunakan untuk mencengkeram jarum pada posisi distal
bagian badannya, setengah sampai tiga per empat jarak dari ujung jarum. Penahan
jarum tidak boleh diperketat berlebihan karena jarum bisa rusak. Pemasangan
jarum yang tidak tepat dalam needle holder bisa menyebabkan jarum bengkok,
sulit menembus kulit, dan/atau sudut masuk yang tidak diinginkan ke dalam
jaringan. Needle holder dipegang dengan menempatkan ibu jari dan jari keempat
dalam lubang pegangan penjepit dan dengan menempatkan jari telunjuk pada
titik-tumpu penahan jarum supaya stabil. Atau, penahan jarum bisa ditahan dalam
telapak tangan untuk meningkatkan kecekatan.
Forcep diperlukan untuk mencengkeram jarum pada saat keluar dari
jaringan setelah ditusukkan. Tujuannya untuk mengurangi risiko kehilangan jarum
![Page 4: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/4.jpg)
dalam lemak dermis atau subkutaneous, dan khususnya penting jika jarum-jarum
kecil digunakan di area-area seperti pinggang, dimana gigitan jarum yang besar
diperlukan untuk perapatan jaringan yang tepat.
Jarum harus selalu menembus kulit pada sudut 90o, yang meminimalisir
ukuran luka dan mempromosikan pemulihan sisi-sisi kulit. Jarum harus diinsersi
1-3 mm untuk sisi luka, tergantung pada ketebalan kulit. Kedalaman dan sudut
jahitan tergantung pada teknik penjahitan khusus. Secara umum, 2 sisi jahitan
harus sama, dan jarum harus selalu keluar dari kulit tegak lurus dengan
permukaan kulit.
Pengikatan Simpul
Apabila jahitan dipasang dengan baik, jahitan itu harus diamankan dengan
sebuah simpul. Pertama, ujung needle holder diputar searah jarum jam di sekitar
ujung panjang dari material jahitan selama 2 kali putaran. Ujung needle holder
digunakan untuk mencengkeram ujung pendek dari jahitan. Ujung pendek dari
jahitan ditarik melalui loop-loop ujung panjang dengan menyilangkan tangan,
sedemikian rupa sehingga kedua ujung material jahitan terletak pada sisi-sisi garis
jahitan yang berlawanan. Needle holder diputar berlawanan arah jarum jam satu
kali di sekitar ujung panjang jahitan. Ujung pendek dicengkeram dengan ujung
needle holder, dan ujung pendek ditarik melalui loop kembali.
Jahitan harus diperkencang untuk merapatkan ujung-ujung luka tanpa
mengerutkan jaringan. Terkadang, membiarkan sebuah loop terbuka dari jahitan
setelah penusukan pertama cukup membantu. Loop cadangan memungkinkan
setik jahitan sedikit berekspansi dan membantu dalam mencegah strangulasi
jaringan karena tensi yang diberikan pada jahitan meningkat seiring dengan
edema luka yang meningkat. Dengan tergantung pada selera juru-bedah, 1-2
tusukan tambahan mungkin diperlukan.
Ikatan suksesif persegi yang baik cukup penting. Yakni, masing-masing
ikatan harus diletakkan secara sempurna sejajar dengan ikatan sebelumnya.
Prosedur ini penting dalam mencegah pembentukan simpul tidak tepat. Ketika
jumlah tusukan yang diinginkan telah selesai, material jahitan bisa dipotong (jika
setik jahitan yang terpotong digunakan), atau jahitan berikutnya bisa dipasang.
![Page 5: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/5.jpg)
Jahitan Simpul Tunggal (Jahitan Terpotong Sederhana)
Jahitan yang paling umum digunakan dan serba-guna dalam bedah kulit
adalah jahitan simpul tunggal. Jahitan ini dipasang dengan menginsersi jarum
tegak lurus ke epidermis, melintasi epidermis dan ketebalan penuh epidermis, dan
keluar tegak lurus ke epidermis pada sisi luka yang berhadapan. Kedua sisi setik
jahitan harus ditempatkan secara simetris dari segi kedalaman dan lebar. Secara
umum, jahitan harus memiliki konfigurasi yang berbentuk botol (labu), yakni
setik jahitan harus lebih luas pada pangkalnya (sisi dermal) dibanding pada bagian
atasnya (sisi dermal). Jika setik jahitan mencakup volume jaringan yang lebih
besar pada pangkal dibanding pada puncaknya, maka kompresi yang dihasilkan
pada dasar memaksa jaringan bergerak ke depan dan mempromosikan eversi
(penonjolan) sisi-sisi luka. Manuver ini mengurangi kemungkinan pembentukan
scar terdepresi pada saat luka bertraksi selama penyembuhan.
Kegunaan
Jahitan simpul tunggal mudah dipasang, memiliki kekuatan regangan yang
lebih besar, dan memiliki potensi kecil untuk menyebabkan edema luka dan
sirkulasi cutaneous terganggu. Jahitan-jahitan yang terpotong juga memungkinkan
pembedah untuk membuat penyesuaian jika diperlukan agar dapat mengatur
dengan baik sisi luka ketika luka dijahit.
Kekurangan dari jahitan simpul tunggal, yaitu lamanya waktu yang
diperlukan untuk pemasangan dan risiko yang lebih besar untuk crosshatched
marks (yakni bekas seperti rel kereta api) lintas garis jahitan. Risiko crosshatching
bisa diminimalisir dengan menghilangkan jahitan lebih dini untuk mencegah
perkembangan track jahitan.
Jahitan Sederhana
Simple sutures merupakan jenis jahitan bedah yang berumur paling tua
namun biasa dilakukan. Jarum yang sudah dimasukan benangnya, ditusukkan ke
jaringan dan tiap jahitan tersebut, diikat dengan simpul ahli bedah dan diputus
benangnya untuk jahitan selanjutnya. Jarak jarum disisipkan dari tepi jaringan dan
jarak di antara jahitan tergantung dari individualnya tetapi tetap harus disesuaikan
dengan ukuran luka dan ketegangan jaringan.
![Page 6: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/6.jpg)
Jahitan Berlanjut (Continuous)
Terlebih dahulu jarum ditusukkan dan diikat seperti pada simple sutures
pada jahitan pertama. Kemudian tanpa pemutusan benang, dilakukan penjahitan
secara diagonal seperti jahitan jelujur. Pada akhir jahitan baru dilakukan
pengikatan benang menggunakan simpul ahli bedah. Jahitan jenis ini biasanya
cukup menghemat waktu, akan tetapi akibat pengikatan yang tidak terlalu kuat,
hal ini bisa menyebabkan keadaan yang ischemia pada tepi jaringan.
Jahitan Matras Vertikal
Jahitan matras vertikal merupakan sebuah variasi dari jahitan simpul
tunggal. Ini terdiri dari sebuah setik terputus sederhana yang dipasang lebar dan
dalam ke dalam sisi luka dan sebuah setik terputus kedua yang lebih dangkal
ditempatkan lebih dekat ke sisi luka dan dengan arah yang berlawanan. Lebar
setik harus ditingkatkan sebanding dengan jumlah tensi pada luka. Yakni, semakin
tinggi tensi, semakin lebar setik.
Kegunaan
Jahitan matras vertikal bermanfaat dalam memaksimalkan eversi luka,
mengurangi ruang mati, dan meminimalisir tensi pada luka. Salah satu
kekurangan dari jahitan ini adalah crosshatching. Risiko crosshatching lebih besar
karena tensi yang meningkat diantara luka dan keempat titik masuk dan keluar
![Page 7: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/7.jpg)
dari setik dalam kulit. Waktu yang direkomendasikan untuk pemindahan jahitan
ini adalah 5-7 hari (sebelum pembentukan track permukaan epitlial sempurna)
untuk mengurangi risiko scarring.
Jahitan Matras Horizontal
Jaringan matras horizontal ditempatkan dengan memasuki kulit 5 mm
sampai 1 cm dari sisi luka. Jahitan dilewatkan dalam dermis ke sisi yang
berlawanan dari garis jahitan dan keluar dari kulit yang sama jaraknya dari luka
(efeknya sama dengan setik terpotong sederhana). Jarum memasuki kembali kulit
pada sisi yang sama dari garis jahitan 5 mm sampai 1 cm secara lateral dari titik
keluar. Setik dilewatkan ke sisi berlawanan dari luka dimana dia keluar dari kulit
dan simpul diikat.
Kegunaan
Jahitan matras horizontal bermanfaat untuk luka-luka yang memiliki tensi
tinggi karena memberikan kekuatan dan eversi luka. Jahitan ini juga bisa menjadi
setik tertinggal pada ujung luka secara sementara, sehingga memungkinkan
pemasangan setik subkutikular atau setik tsimpul tunggal. Setik temporer
dilepaskan setelah tensi terdistribusi merata pada luka.
Jahitan matras horizontal bisa dibiarkan pada tempatnya selama beberapa
hari jika tensi luka terus berlangsung setelah pemasangan setik yang tersisa. Pada
bagian-bagian dimana tensi yang sangat tinggi berisiko untuk terbukanya jahitan,
jahitan matras horizontal bisa dibiarkan tetap pada tempatnya bahkan setelah
pengangkatan jahitan kulit permukaan. Akan tetapi, ini memiliki risiko untuk
menghasilkan tanda jahitan jika dibiarkan lebih dari 7 hari.
![Page 8: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/8.jpg)
Jahitan matras horizontal bisa ditempatkan sebelum ekscisi yang diusulkan
sebagai sebuah teknik ekspansi kulit untuk mengurangi tensi. Pemulihan yang
membaik bisa dicapai dengan setik ini pada luka tanpa tensi signifikan dengan
menggunakan tusukan-tusukan kecil dan jahitan yang rapi.
Selain risiko munculnya tanda jahitan, jahitan horizontal memiliki risiko
tinggi untuk strangulasi jaringan dan nekrosis ujung luka jika disimpul terlalu
ketat. Dengan melakukan banyak tusukan, penggunaan bolster, dan mengatur
kekecanangan jahitan sesuai kebutuhan, bisa mengurangi risiko dan diupayakan
menghilangkan jahitan sedini mungkin jika memungkinkan. Pemasangan jahitan
dari sisi luka mempermudah pemindahannya.
Jahitan Lembert
Jahitan Lembert digunakan untuk penjahitan daerah pembedahan di
gastrointestinal. Penjahitan langsung pada jaringan yang dimulai dari luar bagian
pemotongan dan masuk ke daerah pemotongan dan dilanjutkan jahitan dari dalam
keluar kemudian dimatikan dengan menggunakan simpul bedah. Penjahitan yang
dilakukan biasanya adalah untuk tunika serosa, muscularis, dan submukosa.
Sedangkan untuk jaringan mukosa jahitan ini tidak dapat digunakan. Jahitan
lembert juga dapat digunakan pada sayatan daerah uterus dan rumen pada hewan
besar. Penjahitan lembert dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian sayatan
dapat bertemu, tidak terlalu renggang, dan tidak terlalu kencang. Keadaan yang
demikian membuat jahitan kuat tidak terlepas ketika hewan bergerak dan
mempercepat penyembuhan. Jahitan ini terletak sejajar dan tegak lurus dengan
![Page 9: 5. Teknik Penjahitan](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082318/54a2482aac7959ec318b459a/html5/thumbnails/9.jpg)
arah sayatan. Jahitan ini terkadang menggunakan beberapa teknik yaitu jahitan
lembert biasa, jahitan lembert sebelum tightening, dan jahitan lembert setelah
tightening.
KESIMPULAN