5 bab ii tinjauan pustakarepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. bab ii.pdf · hidup dan hubungan...

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nematoda Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik, tidak bersegmen, dan tubuhnya bilateral simetrik. Tubuhnya sudah mempunyai saluran pencernaan (system digestive), mulut (oral), kerongkongan (sofagus), usus (intestinum), dan anus. (Onggowaluyo), 2002). Nematoda mempunyai jumlah spesies terbesar diantara cacing-cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing-cacing tersebut berbeda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes-parasit (host-parasite relationship). (Gandahusada, 2006). 2. Nematoda Usus Nematoda Usus adalah nematoda yang berhabitat disaluran pencernaan manusia dan hewan. Manusia merupakan hospes beberapa Nematoda intestinal. Sebagian besar dari Nematoda ini adalah penyebab masalah kesehatan masyarakat ada di Indonesia. Nematoda Usus terdapat beberapa spesies yang tergolong “Soil Transmilted Helminth”, yaitu Nematoda yang dalam siklus hidupnya untuk mencapai stadium efektif, memerlukan tanah dengan kondisi tertentu. (Safar, 2009). 3. Ascaris lumbricoides Ascaris lumbricoides yang secara umum dikenal sebagai cacing gelang yang tersebar luas diselurus dunia, terutama di daerah tropis yang kelembaban udaranya tinggi. Diinfeksi cacing ini endemis dibanyak daerah dengan jumlah penderita lebih dari 60%. Tempat hidup cacing dewasa adalah didalam usus halus manusia, tapi kadang-kadang cacing ini dijumpai mengembara dibagian usus lainnya. (Soedarto, 2010). a. Klasifikasi Ascaris lumbricoides Kingdom : Animalia Filum : Nemathelminthes Kelas : Nematoda

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Nematoda

Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik, tidak

bersegmen, dan tubuhnya bilateral simetrik. Tubuhnya sudah mempunyai

saluran pencernaan (system digestive), mulut (oral), kerongkongan (sofagus),

usus (intestinum), dan anus. (Onggowaluyo), 2002).

Nematoda mempunyai jumlah spesies terbesar diantara cacing-cacing yang

hidup sebagai parasit. Cacing-cacing tersebut berbeda dalam habitat, daur

hidup dan hubungan hospes-parasit (host-parasite relationship). (Gandahusada,

2006).

2. Nematoda Usus

Nematoda Usus adalah nematoda yang berhabitat disaluran pencernaan

manusia dan hewan. Manusia merupakan hospes beberapa Nematoda intestinal.

Sebagian besar dari Nematoda ini adalah penyebab masalah kesehatan

masyarakat ada di Indonesia. Nematoda Usus terdapat beberapa spesies yang

tergolong “Soil Transmilted Helminth”, yaitu Nematoda yang dalam siklus

hidupnya untuk mencapai stadium efektif, memerlukan tanah dengan kondisi

tertentu. (Safar, 2009).

3. Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides yang secara umum dikenal sebagai cacing gelang

yang tersebar luas diselurus dunia, terutama di daerah tropis yang kelembaban

udaranya tinggi. Diinfeksi cacing ini endemis dibanyak daerah dengan jumlah

penderita lebih dari 60%. Tempat hidup cacing dewasa adalah didalam usus

halus manusia, tapi kadang-kadang cacing ini dijumpai mengembara dibagian

usus lainnya. (Soedarto, 2010).

a. Klasifikasi Ascaris lumbricoides

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelminthes

Kelas : Nematoda

Page 2: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

6

Sub Kelas : Phasmida

Familia : Ascarididae

Ordo : Rhabdidata

Sub-ordo : Ascaridata

Genus : Ascaris

Spesies : Ascaris lumbricoides

(Irianto, 2009)

b. Morfologi Ascaris lumbricoides

Cacing dewasa mempunyai ukuran paling besar diantara Nematoda

intestinal yang lain. Bentuknya silindrik dan ujung anterior lancip. Bagian

anterior dilengkapi oleh tiga bibir (triplet) yang tumbuh dengan sempurna.

Cacing betina panjangnya 20-35 cm, sedangkan yang jantan panjangnya 15-31

cm. Cacing jantan ujung posteriornya lancip dan melengkung ke arah ventral,

dilengkapi pepil kecil dan dua buah spekulum berukuran 2 mm, sedangkan

pada cacing betina bagian posteriornya membulat dan lurus, dan 1/3 pada

anterior tubuhnya terdapat dicincin kopulasi, tubuhnya berwarna putih sampai

kuning kecoklatan dan diselubungi oleh lapisan kutikula yang bergaris halus.

(Onggowaluyo, 2002).

Telur mempunyai empat bentuk, yaitu tipe dibuahi (fertilized), tidak

dibuahi (afertilized), matang, dan dekortikasi. Telur yang dibuahi besarnya

60x42 mikron, dinding tebal terdiri dari dua lapis. Lapisan luarnya terdiri dari

jaringan albuminoid, sedangkan lapisan dalam jernih. Isi telur berupa massa sel

telur. Telur yang tidak dibuahi berbentuk lonjong dan lebih panjang dari pada

tipe yang dibuahi, besarnya 90x40mikron, dan dinding luarnya lebih tipis.

Sedangkan telur dekortikasi yaitu telur yang lapisan luarnya (albuminoid)

sudah hilang (Onggowaluyo, 2002).

Page 3: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

7

Sumber : Prianto, 2008

Gambar 2.1 : A. Cacing dewasa jantan Ascaris lumbricoidesB. Cacing dewasa betina Ascaris lumbricoidesperbesaran makroskopis.

Sumber : Prianto, 2008

Gambar 2. 2. Telur cacing Ascaris lumbricoides dibuahi (fertil) bentukoval/lonjong/bulatPerbesaran 40x10.

Sumber : Prianto, 2008

Gambar 2.3 Telur cacing Ascaris lumbricoides dekortikasibentuk lonjong Perbesaran 40x10.

Vitalin(dalam)

Hialin(tengah)

Albumin(luar)

Granulahalus

Granula halus Lapisan Vitalin

Lapisan hialin

Lapisan albumin tidaktampak

Page 4: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

8

Sumber : Prianto, 2006\

Gambar 2.4 Telur cacing Ascaris lumbricoides tidakdibuahi (infertil)bentuk oval, lebih Panjang Perbesaran

40x10.c. Siklus hidup ascaris lumbricoides

Telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infeksi dalam kurun

waktu kurang lebih 3 minggu, apabila bentuk infeksi ini tertelan oleh manusia,

maka telur akan menetas didalam usus halus kemudian larvanya akan

menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe

selanjutnya menuju jantung, paru-paru, trachea dan sampai ke faring, karena

itulah penderita menjadi batuk sehingga larva cacing ini menjadi ke esophagus

dan akhirnya menuju ke usus halus kemudian berkembang biak menjadi

dewasa. Waktu yang diperlukan dalam perkembangbiakan ini kurang lebih 2

bulan (Hasyimi, 2010).

Dinding tigalapis tipis

Granulakasar

Page 5: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

9

Sumber : Safar, 2009

Gambar2.5 Siklus hidup Ascaris lumbricoides.

d. Patogenesis dan Gejala Klinik Ascaris lumbricoides

Infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides merupakan infeksi

yang sangat umum. Kebanyakan penderitanya adalah anak-anak. Infeksi ini

dapat menimbulkan kematian, baik di karenakan larva maupun cacing

dewasanya. Larva cacing Ascaris lumbricoides dapat menimbulkan hepatitis,

Ascariasis pneumonia, juga kutaneus adema, yaitu adema pada kulit, terhadap

anak-anak dapat mengakibatkan nausea (rasa mual), kolik (mulas), diare,

urtikaria (gatal-gatal), kejang-kejang, meningitis (radang selaput otak), juga

kadang-kadang menimbulkan demam, apatis, rasa mengantuk, strabismus

(mata juling), dan paralysis (kelumpuhan) dari anggota badan. Terjadi hepatitis

di karenakan larva cacing menembus dinding usus dan terbawa aliran darah

vena ke dalam hati, sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada hati (Irianto,

2009).

e. Diagnosis

Diagnosa akan lebih mudah ditegakkan apabila di temukan cacing dewasa

keluar melalui lubang hidung, mulut, atau anus, bersama bahan muntahan atau

bersama feses. Pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan specimen feses

Page 6: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

10

dapat dilakukan dengan menentukan bentuk diagnostic berupa telur cacing.

(Prasetyo, 2013).

f. Pengobatan

Berbagai obat cacing yang efektif untuk mengobati askariasis dan hanya

menimbulkan sedikit efek samping adalah mebendazol, pirantel pamoat,

albendazol dan levamisol. Obat-obat cacing ini diberikan dengan takaran

sebagai berikut :

1) Mebendazol, 500 mg dosis tunggal

2) Pirantel, dosis tunggal 10 mg/kg berat badan(base) maksimum 1.0g

3) Albendazol, 400 mg dosis tunggal

4) Levamisol, 120 mg dosis tunggal (dewasa), 2,5 mg/kg berat badan dosis

tunggal (anak). Selain itu piperasin dan obat cacing lainnya masih dapat

dipergunakan untuk mengobati penderita askariasis. (Soedarto,2011).

4. Trichuris trichiura

Hospes definitifnya manusia. Cacing dewasa hidup dalam usus besar

manusia, terutama di daerah sekum dan colon. Cacing ini juga kadang di

temukan diapendiks dan ileum bagian distal. Penyakit yang disebabkan cacing

ini disebut trikuriasis (Onggowaluyo, 2002:15).

a. Klasifikasi Trichuris trichiura

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelminthes

Kelas : Nematoda

Sub Kelas : Aphasmida

Ordo : Enoplida

Super Famili : Trichuriudea

Famili : Trichuridae

Genus : Trichuris

Spesies : Trichuris trichiura

Sumber: Irianto,2009:12.

b. Morfologi Trichuris trichiura

Cacing dewasa mempunyai cambuk sehingga disebut cacing cambuk. Tiga

3/5 bagian interior tubuh halus seperti benang, pada ujungnya terdapat kepala,

Page 7: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

11

esophagus sempit berdinding tipis terdiri dari satu sel, tidak memiliki bulbus

esophagus. Bagian anteriror yang halus ini akan menancapkan dirinya pada

mukosa usus. 2/5 bagian posterior lebih tebal, berisi usus, dan perangkat alat

kelamin (Natadisastra, 2009).

Telur cacing khas bentuknya seperti tempayan (tong) dan kedua ujungnya

dilengkapi dengan tutup (operkulim) kulit telur berwarna kuning dan

mempunyai 2 kutub jernih yang menonjol (Onggowaluyo, 2002).

Panjang cacing betina antara 35 mm-50 mm, sedangkan cacing jantan 30

mm-40 mm. Biasanya menempati daerah cocum dan apendix. Menular melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi telurnya (Entjang, 2003).

Sumber : Prianto, 2006

Gambar 2.6 Cacing dewasa Trichuris trichiura (A. Jantan, B. Betina)

Perbesaran makroskopis.

Sumber : Prianto, 2006

Gambar 2.7 Telur Trichuris trichiura bentuk seperti tempayan

dengan tonjolan di kedua ujungnya Perbesaran 40x10.

Dinding sel

Granula

Mukoid plug

Page 8: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

12

c. Siklus hidup Trichuris trichiura

Telur cacing ini mempunyai pematangan dan menjadi infektif ditanah

dalam 3-4 minggu lamanya. Jika manusia tertelan telur cacing yang infektif,

maka didalam usus halus dinding telur pecah dan larva keluar menuju sekum

lalu berkembang biak menjadi cacing dewasa. Waktu satu bulan sejak

masuknya telur infektif ke dalam mulut, cacing telah menjadi cacing dewasa

dan cacing betina sudah mulai mampu bertelur. Trichuris trichiura dewasa

dapat hidup beberapa tahun lamanya didalam usus manusia.

(Soedarto,2010:193).

Sumber : Sutanto, 2013

Gambar 2.8 Siklus hidup Trichuris trichiura.

d. Patogenesis dan gejala klinis

Infeksi kronis dan sangat berat menunjukan gejala-gejala anemia berat,

Hb rendah, karena seekor cacing tiap hari menghisap darah kurang lebih

0,005 cc. Diare dengan tinja sedikit darah, sakit perut, mual, muntah, dan

berat badan menurun. (Natadisastra,2009:80)

e. Diagnosa

Trichuriasis dapat ditegakkan diagnosanya berdasarkan ditemukannya

telur cacing Trichuris trichiura dalam tinja atau menentukan cacing dewasa

pada anus atau prolaps rekti. (Natadisastra, 2009:80)

Page 9: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

13

f. Pengobatan

Karena cacing dewasa membenamkan kepalanya didalam dinding usus,

Maka pengobatan terhadap infeksi cacing ini sukar di lakukan dengan cepat.

Pengobatan cacing trichurus trichiura sebaiknya diberikan kombinasi dua

obat cacing secara bersamaa-sama, yaitu kombinasi pirantel pamoate dan

oksantel pamoat. Pirantel pamoat diberikan dengan dosis 10 mg/kg berat

badan dan oksantel pamoat dengan dosis 10-20 mg/kg berat badan/hari.

Kombinasi ini diberikan bersama dalam bentuk dosis tunggal

(Soedarto,2010).

5. Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)

Cacing ini menyebebkan nekatoriasis dan ankilostomiasis. Penyebaran

cacing ini diseluruh daerah katulistiwa dan ditempat lain dengan keadaan

yang sesuai, misalnya didaerah pertambangan dan perkebunan. Prevalensi di

Indonesia yang cukup tinggi. (Hasyimi, 2010).

a. Klasifikasi Cacing tambang

Filum : Nemathelminthes

Kelas : Nematoda

Sub Kelas : Phasmida

Ordo : Rhabsitida

Sub Ordo : Strongylate

Famili : Ancylostomatidae

Genus : Ancylostoma dan Necator

Spesies : Ancylostoma duodenale dan Necator americanus

(Irianto,2009).

b. Morfologi cacing tambang

Telur cacing tambang mirip satu spesies dengan spesies lainnya,

sehingga susah dibedakan. Telur bentuk lonjong, tidak berwarna berukuran

sekitar 65x40 mikron, dinding tipis, tembus sinar, dan berisi embrio yang

mempunyai empat blastomer. Cacing tambang mempunyai dua stadium larva

yaitu larva rhabditiform tidak infektif dan larva filariform infektif. Larva

rhabditiform bentuk tubuhnya agak gemuk dengan panjang sekitar 250

Page 10: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

14

mikron dan larva filaform yang berbentuk langsing panjang tubuhnya sekitar.

600 mikron (Soedarto,2010).

Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing betina

Ancylostoma duodenale ukuran 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 8-11 x 0,5

mm, bentuknya menyerupai huruf C. Necator americanus berbentuk huruf S,

yang betina 9-11 x 0,4 mm dan yang jantan 7-9 x 0,3 mm. Rongga mulut

Ancylostoma duodenale mempunyai dua pasang gigi, Necator americanus

mempunyai sepasang benda kitin. Alat kelamin pada yang jantan adalah

tunggal yang di sebut bursa copalatrix. Ancylostoma duodenale betina dalam

satu hari bertelur 10.000 butir, sedang Necator americanus 9.000 butir. Telur

dari keduan spesies ini tidak dapat di bedakan, ukurannya 40-60 mikron,

bentuk lonjong dengan dinding tipis dan jernih. (Safar,2010).

Sumber: Belajarterusbiologi.blogspot.com/2011/03/nemathelminthes.html

Gambar 2.9Cacing tambang dewasaCacing DewasaN.americanus,Perbesaran makroskopis

Sumber :Belajarterusbiologi.blogspot.com/2011/03/nemathelminthes.html

Gambar 2.10 Cacing dewasa A.duodenale, Perbesaran makroskopis.

Page 11: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

15

Sumber : Prianto, 2002

Gambar 2.11 Telur cacing tambang.

Sumber : Prianto, 2006

Gambar 2.12A. Larva Rabditiform, B. Larva Filariform.

c. Siklus hidup cacing tambang.

Cacing tambang dewasa hidup didalam rongga usus halus serta melekat

pada mukosa dinding usus. Cacing akan bertelur kemudian telur-telur tersebut

akan keluar bersama dengan tinja. Dalam waktu kurang lebih satu setengah

hari akan keluar larva rhabditiform kemudian apabila setelah lebih dari satu

setengah hari rhabditiform akan berubah menjadi bentuk runcing, filariform

yang mampu menembus kulit manusia. Setelah larva menembus kulit

manusia, larva akan menuju kapiler darah selanjutnya menuju jantung bagian

kanan kemudian menuju paru-paru. Dari paru-paru, larva akan menuju ke

bronchus dan trachea kemudian kelaring dan akhirnya kembali ke usus halus.

(Hasyimi, 2010).

BAAnterior mulut terbuka

Eosofagus

Posterior, ekor berujung lancip

Anterior mulut terbuka

Eosofagus

Posterior ekor berujung lancip

Dinding satu lapistipis

Granula bersegmen

Page 12: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

16

Sumber : Safar, 2010

Gambar 2.13Siklus hidup Cacing Tambang.

d. Patogenesis dan gejala klinis Cacing tambang.

Larva di dalam paru menyebabkan lesi berupa bercak-bercak hemoragi.

Didalam usus cacing dewasa dengan mulutnya yang dilengkapi dengan

lempeng khitin pada Necator americanus dibagian dorsal dan dua pasang gigi

pada Ancylostoma duodenale menancapkan diri pada vili mukosa usus, yang

diisap kedalam mulut sehingga kapiler pecah, usus terluka dan keluar darah

yang kemudian masuk kedalam mulut cacing. Ada 2 pendapat yaitu cacing

menggunakan darah untuk hidupnya. Luka yang dibuat cacing akan terus

mengeluarkan darah dengan di keluarkan zat anti-beku oleh cacing. Pada

waktu melakukan kopulasi cacing-cacing jantan meninggalkan lokasinya

diusus, mencari cacing betina, sehingga terdapat luka dimana-mana yang

mengeluarkan darah. Semakin banyak cacing dewasa semakin banyak luka

yang di timbulkannya. Hal tersebut mengakibatkan anemia yang sifatnya

hipokrom normositer. (Prasetyo,2010)

e. Diagnosa

Infeksi dengan beberapa cacing tambang tidak akan menimbulkan gejala

klinik, dalam tinja segar di temukan banyak telur ciri-ciri khas, sedangkan

didalam spesimen tinja yang lama dapat di temukan larva rhabditiform atau

filariform. (Hadidjaja,2011).

Page 13: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

17

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Kecacingan Pada

Manusia

a) Faktor lingkungan

Area pertanian merupakan lahan yang relatif gembur karena sering

mengalami pengolahan oleh para petani untuk penaman tanaman pangan.

Lahan pertanian di desa tidak selalu berupa tanah persawahan, tetapi juga

berupa kebun di sekeliling rumah yang biasanya ditanami palawija, pohon jati

dan pohon produktif lainnya seperi pohon buah buahan. Rindangnya tanaman

ini akan membuat suasana tanah di kebun di sekeliling rumah menjadi teduh

dan sebagian tanah kebun tidak mendapat sinar matahari secara langsung.

Kondisi ini sagant disukai cacing tambang untuk perkembangbiakanya. Suhu

optimum untuk pertumbuhan larva Necator americanus adalah 28-30o C

sedangkan suhu optimum untuk pertumbuhan larva Ancylostoma duodenale

adalah 23-25oC. (Sumanto, 2010).

b) Faktor perilaku

Kebiasaan kurang baik seseorang seperti tidak menggunakan alas kaki

pada saat beraktivitas, tidak mencuci tangan sebelum makan, membiarkan

kuku tangan panjang dan kotor, yang dapat memicu terjadinya infeksi

kecacingan. (Sumanto, 2010).

c) Sanitasi sekolah

Kenyataan yang sering ditemui pada hampir sebagian besar Sekolah

Dasar dipedesaan memiliki kondisi sanitasi kamar mandi yang cukup

memprihatinkan hampir dapat dipastikan perawatan kamar mandi ini kurang

dari baik. kondisi sanitasi yang kurang baik inilah yang dapat menyebabkan

terjadinya infeksi cacing tambang pada anak sekolah dasar. (Sumanto, 2010).

d) Sanitasi rumah

Lingkungan rumah merupakan tempat berinteraksi paling lama dari

anggota keluarga termasuk di dalamnya adalah anak. Kondisi rumah yang

baik dalam hal sanitasi akan membantu meminimalkan terjadinya gangguan

kesehatan bagi penghuninya. Anak usia sekolah merupakan anggota keluarga

yang masih harus mendapatkan pengawasan dalam aktifitas kesehariannya.

Dalam hal kesehatan, prilaku bermain merupakan hal yang penting

Page 14: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.poltekkes-tjk.ac.id/552/5/6. BAB II.pdf · hidup dan hubungan hospes-parasit (hos t-parasite relationship). (Ga ndahusada, 2006). 2. Nematoda Usus

18

diperhatikan dalam kaitannya dengan kondisi sanitasi lingkungan rumah.

Kondisi sanitasi lingkungan rumah yang baik tentu akan memberikan rasa

aman dan nyaman bagi anak untuk bermain. (Sumanto, 2010).

B. Kerangka konsep.

Siswa kelas 1 - 5 SDN 4Datarajan Kecamatan UluBelu KabupatenTanggamus.

Penderita Nematoda ususAscaris lumbricoides,Trichuris trichiura, dancacing tambang(Ancylostima duodenale danNecator americanus)