5. analisa kasus dan kesimpulan

5
BAB IV ANALISA KASUS Pasien laki-laki umur 57 tahun rujukan dari RSU Pidie Jaya dengan ulkus kornea impending perforasi. Pasien mengeluhkan mata kiri sakit dan tidak bisa melihat. Gangguan pada mata kiri pasien terjadi 5 hari yang lalu. Nyeri mata kiri dirasakan pada awalnya saat pasien baru bangun tidur, mata dirasakan perih yang sifatnya ringan kemudian lama-kelamaan nyeri memberat terutama saat pasien membuka mata terutama saat berkedip. Sejak itu mata kiri pasien mulai bertambah merah dan bengkak juga muncul putih pada mata pasien dan penglihatan mulai kabur. Saat datang, pasien mengeluhkan nyeri pada mata kiri, perih, merah, berair, silau, kadang-kadang keluar kotoran berwarna kekuningan dan kabur bersamaan dengan keluhan nyeri tersebut. Kurang lebih satu tahun yang lalu mata pasien sebelah kiri sudah pernah sakit terkena tanah sawah dan sembuh sendiri. Pada pemeriksaan visus di dapatkan mata kanan 1/60 dan mata kiri 1/~. Pemeriksaan fisik mata kanan di dapatkan lensa yang keruh dan pada mata sebelah kiri palpebra spasme, konjungtiva tarsal hiperemis, konjungtiva bulbi terpadat injeksi siliar dan injeksi konjungtiva, kornea terdpat ulkus, COA keruh serta iris, pupil dan lapangan pandang sulit dinilai. 24

Upload: punish

Post on 03-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: 5. Analisa Kasus Dan Kesimpulan

BAB IVANALISA KASUS

Pasien laki-laki umur 57 tahun rujukan dari RSU Pidie Jaya dengan ulkus

kornea impending perforasi. Pasien mengeluhkan mata kiri sakit dan tidak bisa

melihat. Gangguan pada mata kiri pasien terjadi 5 hari yang lalu. Nyeri mata kiri

dirasakan pada awalnya saat pasien baru bangun tidur, mata dirasakan perih yang

sifatnya ringan kemudian lama-kelamaan nyeri memberat terutama saat pasien

membuka mata terutama saat berkedip. Sejak itu mata kiri pasien mulai

bertambah merah dan bengkak juga muncul putih pada mata pasien dan

penglihatan mulai kabur. Saat datang, pasien mengeluhkan nyeri pada mata kiri,

perih, merah, berair, silau, kadang-kadang keluar kotoran berwarna kekuningan

dan kabur bersamaan dengan keluhan nyeri tersebut. Kurang lebih satu tahun yang

lalu mata pasien sebelah kiri sudah pernah sakit terkena tanah sawah dan sembuh

sendiri.

Pada pemeriksaan visus di dapatkan mata kanan 1/60 dan mata kiri 1/~.

Pemeriksaan fisik mata kanan di dapatkan lensa yang keruh dan pada mata

sebelah kiri palpebra spasme, konjungtiva tarsal hiperemis, konjungtiva bulbi

terpadat injeksi siliar dan injeksi konjungtiva, kornea terdpat ulkus, COA keruh

serta iris, pupil dan lapangan pandang sulit dinilai.

Sesuai dengan teori bahwa pasien yang menderita ulkus kornea akan

mengalami beberapa gejala klinis yang terdapat pada pasien yaitu seperti berupa

mata nyeri, kemerahan, penglihatan kabur, silau jika melihat cahaya, kelopak

terasa berat atau merasa mengganjal, bintik putih pada kornea, mata berair dan

bisa juga ada kotoran mata berlebih. Kemudian pada pasien ini di dapatkan

riwayat kemasukan benda asing yaitu tanah sawah.5

Pemeriksaan fisik didapatkan gejala objektif berupa adanya injeksi siliar,

kornea edema , hilangnya jaringan kornea dan pada kasus berat dapat terjadi irtitis

disertai dengan hipopion. Pemeriksaan visus didapatkan adanya penurunan visus

pada mata yang mengalami infeksi oleh karena adanya defek pada kornea

sehingga menghalangi refleksi cahaya yang masuk ke dalam media refrakta. Slit

lamp seringkali iris, pupil, dan lensa sulit dinilai oleh karena adanya kekeruhan

24

Page 2: 5. Analisa Kasus Dan Kesimpulan

25

pada kornea. Selain itu, didapatkan hiperemis didapatkan oleh karena adanya

injeksi konjungtiva ataupun perikornea.5

Pasien ketika datang ke IGD RSUDZA langsung dipersiapkan untuk di

lakukan tindakan operasi berupa flap konjungtiva emergency OS atas ulkus

kornea indikasi impending perforasi. Diruangan pasien diberikan obat injeksi

berupa ceftazidime antobiotik beta-laktam golongan cephalosforin generasi ke-3

yang sensitif terhadap bakteri gram negatif-basil dan analgetik injeksi berupa

tramadol HCl yang diberikan setiap 12 jam. Pasien juga diberikan obat diuretik

yaitu acetazolamide 250 mg untuk mengurangi tekanan bola mata, methyl

prednisolon 4 mg untuk anti imflamasi dan obat golongan reseptor histamin H2

antagonis. Untuk pengobatan topikal, pasien diberikan obat antibiotik tetes mata

generasi ke-4 golongan fluorokuinolon yang bersifat spektrum luas, diberikan

sebanyak 8x1 tetes pada mata kiri dan diberikan anti jamur yaitu natamycin

sebanyak 4x1 tetes pada mata kiri serta di berikan obat untuk menurunkan tekanan

bola mata kiri dengan golongan beta-blocker topical yaitu timolol 0,5% sebanyak

2x1 tetes. Untuk mata kanan diberikan obat tetes mata cendo catarlent yang

mengandung potassium iodide untuk mengobati katarak pada mata kanan.

Sesuai terori pasien di indikasi untuk dilakukan operasi berupa flap

konjungtiva karena sudah terjadi impending perforasi pada ulkus kornea. Untuk

pengobatan ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang

mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi

peradangan dengann steroid.1,3

Page 3: 5. Analisa Kasus Dan Kesimpulan

26

BAB VKESIMPULAN

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat

kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai

defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari

epitel sampai stroma. Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi

menyebabkan kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.

Tanda dan gejala ulkus kornea biasanya didapatkan injeksi siliar,

fotopobia, nyeri pada mata, visus yang menurun, sekret, hiperlakrimasi, merasa

ada benda asing, diskontuinitas kornea dan infiltrat.

Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat

tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan

mengurangi reaksi peradangan dengan steroid serta dirawat bila mengancam

terjadinya perforasi.

Kompetensi sebagai dokter umum untuk penyakit ulkus kornea adalah

harus bisa mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan awal dan langsung

dirujuk ke spesialis mata untuk diberikan penanganan selanjutnya, sehingga

prognosis pasien menjadi lebih baik.