4.1. g. batur, pulau bali

20
473 4.1. G. BATUR, Pulau Bali G. Batur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Batoer, Bator Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 08°14' 30” Lintang Selatan dan 115°22' 30” Bujur Timur (Atlas Trop. Ned., 1938, sheet 22) Kab. Bangli, Prop.Bali Ketinggian : 1717 m dpl 686 m diatas muka Danau Batur (M.N.V.Padang, 1951) 1267 m dari kota Bangli Kota Terdekat : Bangli, 23 km, selatan G. Batur Tipe Gunungapi : Strato di dalam kaldera Pos Pengamatan : Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. - Posisi geografi 08 o 17 16.2” Lintang Selatan 115 o 22 43.2” Bujur Timur. Ketinggian ± 1290 m di atas muka laut .

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

473

4.1. G. BATUR, Pulau Bali

G. Batur

KETERANGAN UMUM Nama Lain : Batoer, Bator

Lokasi

a. Geografi

b. Administratif

:

:

08°14' 30” Lintang Selatan dan 115°22' 30” Bujur Timur (Atlas

Trop. Ned., 1938, sheet 22)

Kab. Bangli, Prop.Bali

Ketinggian : 1717 m dpl

686 m diatas muka Danau Batur (M.N.V.Padang, 1951)

1267 m dari kota Bangli

Kota Terdekat : Bangli, 23 km, selatan G. Batur

Tipe Gunungapi : Strato di dalam kaldera

Pos Pengamatan : Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. -

Posisi geografi 08o17’ 16.2” Lintang Selatan 115o22’ 43.2”

Bujur Timur. Ketinggian ± 1290 m di atas muka laut .

Page 2: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

474

PENDAHULUAN

Cara Mencapai Puncak

Pencapaian lokasi kawasan G. Batur adalah dari Denpasar dilanjutkan ke

Kintamani yang dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi, bus, taksi atau kendaraan biro

perjalanan wisata di Bali. Fasilitas jalan, transportasi, termasuk jalan di dalam kaldera G.

Batur sangat baik. Untuk turun menuju dasar kaldera adalah melalui jalan beraspal cukup

baik yang mengelilingi tubuh G. Batur.

Pencapaian kawah/puncak G. Batur dapat dilakukan dari Latengaya atau dari

Yehmampeh. Dari jalur ini waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Kawah 1994 adalah ±

30 menit. Pencapaian kawah dari arah lain adalah dari Kp. Seked dan dari arah timurlaut

yaitu dari Kp. Songan. Dari ketiga arah tersebut yang paling mudah adalah pendakian dari

Kp. Yehmampeh dari arah baratlaut.

Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi

Sumberdaya gunungapi yang terdapat di kawasan G. Batur adalah:

1. Cadangan bahan galian produk erupsi G. Batur, seperti pasir dan kerikil (sirtu).

Cadangan ini tersebar di dalam kaldera.

2. Cadangan endapan leleran lava purna pembetukan kaldera yang penyebarannya

hampir mengelingi kawah-kawah G. Batur dan terbatas di dalam kaldera

3. Cadangan endapan ignimbrit G. Batur yang terserbar luas di luar kaldera,

4. Mata air panas yang lokasinya di Toyobangkah di dalam kaldera.

Wisata

Obyek wisata di kawasan G. Batur, meliputi pendakian kawah-kawah G. Batur,

Danau Batur, panorama Panelokan, upacara keagamaan.

SEJARAH LETUSAN

Kegiatan letusan G. Batur yang tercatat dalam sejarah dimulai tahun 1804 dan

terakhir tahun 2000, secara singkat kegiatan letusannya seperti tabel berikut.

Tabel Tahun erupsi G. Batur yang tercatat dalam sejarah kegiatannya.

Tahun Keterangan

1804 Terjadi erupsi dari kawah utamanya.

1821 Terjadi erupsi dari kawah utamanya.

Page 3: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

475

1849 Letusan dengan aliran lava ke jurusan selatan sampai danau.

1888 Terjadi letusan celah pada lereng tenggara, lava mengalir ke jurusan tenggara sampai danau.

1897 Terjadi lerupsi dari kawah utamanya

1904 Erupsi parasit di sebelah barat, yaitu sekitar G. Anti dan G. Pandang, lavanya tersebar di sekitarnya.

1905 Erupsi dari Kawah Batur I, Batur II dan Batur III. Lavanya mengalir ke jurusan selatan, baratdaya dan selatan.

1921 Erupsi dimulai 29 januari dan berakhir 17 April, aliran lavanya ke arah baratdaya dan selatan.

1922 30 Agustus terjadi Erupsi dari kawah utamanya.

1923 Peningkatan kegiatan selama 2 hari.

1924 Letusan abu terjadi pada bulan Maret.

1925 Awal Januari terjadi letusan abu, diikuti leleran lava pijar selama 1 hari.

1926 Erupsi dimulai 2 Agustus dan berakhir 21 September.

1963 Erupsi dimulai 5 September dan berakhir 10 Mei 1964, letusan disertai leleran lava.

1965 Pada 18 Agustus terjadi letusan abu.

1966 Pada 28 April terjadi letusan abu.

1968 Erupsi dimulai 23 Januari dan berakhir 15 Februari, leleran lava ke arah selatan.

1970 Akhir januari terjadi letusan abu sangat tipis sampai di Kintamani.

1971 Mulai 11 Maret tejadi letusan abu, letusan berlangsung sampai Mei.

1974 Erupsi terjadi pada 12 maret, leleran lava terjadi pada 17 Maret ke arah barat sekitar Yehmampeh.

1994 Erupsi dimulai tgl. 7 Agustus 1994, kegiatan letusan 1994 bersifat eksplosif yang pada awal letusan berupa letusan abu (Foto 3), kemudian letusan-letusan berikutnya disertai lontaran material pijar (Foto 4), mengahsilkan kawah baru (Kawah 1994). Produk letusan lapili dan bom vulkanik hanya mengendap sekitar kawah dengan radius lebih kurang 300 m dari pusat letusan, sedangkan abu letusan mengendap ke arah barat sampai di Kintamani. Tinggi asap letusan berkisar antara 25 - 300 m di atas bibir kawah.

1995 Erupsi 26 Mei 1995, pusat letusan dari Kawah 1994, kegiatannya berupa letusan-letusan eksplosif disertai lontaran metrial pijar. Sifat erupsinya sama dengan kegiatan erupsi 1994.

1997 Erupsi terjadi mulai 8 November 1997, pusat erupsi dari Kawah Batur III. Kegiatan erupsi berupa pelepasan gas kering yang teramati kebiru-biruan yang dikeluarkan dari Kawah Batur III.

1998 Erupsi dimulai 2 Juni 1998, menghasilkan kawah baru (Kawah 1998), yang lokasinya terletak di antara Kawah Batur III dengan Kawah 1994. Letusa-letusan selama Juni 1998 dicirikan oleh letusan-letusan gas kering yang teramati kebiru-biruan, yang pada malam hari termati sebagai semburan /sinar api (Foto 5).

1999 Erupsi dimulai 1 Pebruari 1999, menghasilkan kawah baru (Kawah 1999), kegiatan vulkanik dari kawah ini berupa letusan/hembusan asap (Foto 6). Pada tgl. 15 Maret 1999 pematang yang memisahkan Kawah 1998 dengan Kawah 1999 amblas, sehingga kedua kawah tersebut menjadi satu.

2000 Pada tgl. 7 Juli 2000, pkl 12:16 Wita, kembali terjadi letusan sebanyak 3 kejadian, pusat

Page 4: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

476

letusan dari Kawah 1999. Tinggi asap letusan mencapai maksimum 300 m di atas bibir kawah, condong ke arah baratlaut. Asap letusan berwarna abu-abu kehitaman. Letusan disertai lontaran piroklastik seperti pasir, lapili dan bongkah, mengendap dengan radius lk. 100 m dari pusat letusan. Kejadian letusan kali ini telah mengakibatkan korban 1 orang langsung meninggal dan 1 orang luka-luka, korban tersebut adalah wistawan asing yang mendaki tanpa pemandu wisata. Pada saat letusan 7 Juli 2000, kondisi G. Batur masih dalam status Waspada, dengan saran wisatwan dilarang mendekati pusat letusan dengan radius 500 m dari pusat kegiatan (Kawah 1994).

Karakter Letusan

Junghun 1850, mencatat letusan dan aliran lava tahun 1849 yang mengalir ke arah

selatan sampai Danau Batur. Beberapa letusan seperti pada tahun 1888, 1904 dan 1905.

Pada tahun 1926 letusan G. Batur mengeluarkan leleran lava yang menimbun Desa Batur

namun tidak menimbulkan korban jiwa. Erupsi berupa leleran lava terjadi kembali pada

tahun 1963 dan 1964 ke arah barat, selatan dan baratdaya.

Gambar Letusan G. Batur, 29 Agustus 1994.

Tahun 1968 G. Batur meletus berupa lontaran bahan vulkanik pijar setelah

sebelumnya didahului leleran lava. Dalam tahun 1969 dilaporkan bau belerang di

permukaan Danau Batur, warna airnya berubah dari hijau menjadi putih. Kejadian ini

berlangsung selama dua hari. Berbeda dengan aktivitas sebelumnya erupsi Mei 1971

berupa letusan abu yang menyebar di dalam kaldera dan hujan abu tipis di Kintamani,

kemudian disusul oleh erupsi 1974 berupa letusan yang mengeluarkan leleran lava ke

arah barat, sekitar Yehmampeh.

Letusan periode tahun 1994 - 1995 didominasi oleh letusan strombolian, kemudian

periode 1997 - 1999 letusan-letusannya dominan bersifat letusan gas/asap, sedangkan

letusan 7 juli 2000 berupa letusan strombolian.

Periode Letusan

Periode letusan G. Batur umumya berlangsung lama (bulanan) dengan intesitas

relatif kecil/lemah. Sedangkan tenggang waktu antar kejadian letusan dalam sutu periode

Page 5: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

477

berlangsung beberapa menit/detik hingga beberapa jam. Waktu istirahat antar pereode

letusan 1 s/d 39 tahun.

GEOLOGI

Sejarah pembentukan G. Batur dan kalderanya dimulai dengan pertumbuhan

kerucut gunungapi purba dengan ketinggian lk. 300 m di atas muka laut. Sekitar 29.300

tahun yang lalu terjadi letusan awan panas yang mengandung batuapung berkomposisi

dasit, setelah letusan tersebut terjadilah amblasan pada bagian atas kerucut yang

membentuk Kaldera Batur I, dengan G. Ambang (+2152 m) merupakan sisa tubuh kerucut

purba.

Letusan besar kedua terjadi sekitar 20.150 tahun yang lalu dengan komposisi yang

sama dengan yang pertama, letusan ini diikuti dengan pembentukan beberapa kerucut

dan kubah seperti G. Payang dang dan G. Bunbulan. Amblasan kedua terjadi dan

membentuk Kaldera Batur II dengan kerucut G. Payang dan G. Bunbulan ikut amblas

hampir separuhnya.

Kegiatan purba kaldera ditandai dengan pertumbuhan kerucut G. Batur hingga kini

terbentuk. Kegiatan ini diawali sekitar 5000 tahun yang lalu oleh pembentukan kerucut G.

Batur berkomposisi basal sampai andesit basalan.

Struktur Geologi

Kaldera G. Batur tertutup dari segala arah, merupakan salah satu kaldera terbesar

dan terindah di dunia (van Bemmelen, 1949). Pematang kaldera tingginya berkisar antara

1267 m 2152 m (Puncak G. Abang). Di dalam Kaldera I terbentuk Kaldera II yang

berbentuk melingkar dengan garis tengah lk. 7 km. Dasar Kaldera II terletak antara 120 -

300 m lebih rendah dari Undak Kintamani (dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut

terdapat danau yang berbentuk bulan sabit. Menurut van Bemmelen (1949) danau

tersebut diperkirakan terbentuk bersamaan dengan pembentukan Kaldera II.

Stratigrafi G. Batur

Penyebaran batuan yang dihasilkan dari G. Batur dapat dibagi menjadi 5 periode

yaitu:

Periode I Zaman tersier

Periode II Zaman Kuarter (Pra Kaldera)

Periode III Zaman Pembentukan Kaldera I (29.300 tahun yang lalu)

Periode IV Zaman Pembentukan Kaldera II (20.150 tahun yang lalu)

Page 6: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

478

Periode V Zaman Purna Kaldera (5500 tahun yang lalu)

Periode I Zaman Tersier

Batuan tertua yang tersingkap adalah Endapan aliran piroklastik Bukit Jangkrik,

batuan ini tersingkap di bagian selatan. Batuan selanjutnya yang tersingkap adalah Lava

Cempaga yang berkomposisi basal olivin, batuan ini tersingkap sedikit di bagian selatan.

Batuan mudanya adalah Lava Tejakulak yang tersingkap di bagian utara, tersusun

dari basal olivin porfiritik, abu-abu cerah, fenokris (sekitar 40 %) dicirikan oleh olivin besar

berbentuk euhedral - subhedral dengan plagioklas subhedral (kurang dari 2 mm).

Gambar Peta Geologi Kaldera Batur, Bali (I.S. Sutawidjaja, dkk., 1992)

Gambar 3. Peta Geologi Dalam Kaldera Batur, Bali (I.S. Sutawidjaja, dkk., 1992).

Page 7: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

479

Gambar Legenda Peta Geologi Kaldera Batur, Bali (I.S. Widjaja, dkk., 1992).

GEOFISIKA

Seismik

Pra erupsi G. Batur 1994, sejak awal tahun 1992 gempa vulkanik dangkal lebih

dominan jumlahnya dibandingkan dengan gempa vulkanik dalam seperti terlihat pada

grafik jumlah gempa vulkanik.

Page 8: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

480

Gambar Grafik jumlah gempabumi G. Batur, pra letusan 1994.

Sejak awal letusan G. Batur 1994, kegempaan vulkanik didominasi oleh gempa

tremor vulkanik/letusan. Data gempa vulkanik menjelang letusan 8 November 1997, sejak

Januari sampai dengan Oktober 1997 jumlahnya berfluktuasi antara 5 - 24 kejadian,

Jumlah gempabumi vulkanik dalam mencapai puncaknya pada tgl. 27 Oktober 1997.

Seminggu menjelang letusan, kegempaan vulkanik didominasi oleh gempa vulkanik

dangkal yang meningkat cukup drastis. Data tersebut dapat sebagai indikasi aktivitas

magma (sumber tekanan) relatif dangkal.

Setelah letusan 1997, kegempaan didominasi oleh gempa tremor, kegiatan tersebut

berlangsung sampai dengan terbentuknya Kawah 1998.

Jumlah gempa vulkanik purna erupsi, sejak awal tahun 2001, sejak Januari s/d

April tercatat masing-masing 6, 10, 20 dan 6 kejadian per bulan. Dari hasil pengolahan

data gempa periode Agustus - September 2000, teramati bahwa sumber gempa vulkanik

G. Batur, pada kedalaman antara 2 - 5 km di bawah puncak G. Batur. Data ini

menunjukkan bahwa pusat aktifitas vulkanik G. Batur bawah permukaan relatif dangkal.

.

Page 9: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

481

Gaya Berat

Di Kaldera Batur, anomali gayaberat naik ke arah timur, seperti terlihat pada

(Gambar 5). Ke arah bagian timur mempunyai gradient yang curam (± 30 mgal/3 km) pada

undak Kintamani, terletak di antara dua dinding kaldera. Kemungkinan merupakan indikasi

adanya pengumpulan massa di dalam dinding luar kaldera. Di bagian tengah kaldera,

anomali sisa posistif naik sampai lebih dari 5 mgal, mungkin lebih di antara tendensi

kenaikan di atas, yang mana tidak terlalu menonjol seperti di bagian barat.

Gambar Titik graviti sekitar Kaldera Batur (a), dan distribusi anomali Graviti Bouguer di Kaldera Batur (b).

Geomagnit

Dari hasil penelitian geomagnetik G. Batur harga anomali tinggi terlihat melingkari

G. Batur, yang ditengahnya ditunujukkan oleh anomali rendah. Kondisi tersebut erat

hubungannya dengan kondisi struktur batuan dibagian bawahnya.

Gambar Peta anomali sisa magnet total G. Batur (Salman, P. 1996).

Page 10: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

482

DEFORMASI

Penyelidikan GPS dulakukan pada bulan Mei 1999 dan Februari 2000. Dari hasil

pengukuran GPS diperoleh pergerakan relatif horizontal (Gambar 7). Dari Tampak jelas

bahwa pergerakan horizontal dicirikan oleh pergerakan radial ke arah G. Batur.

Pergerakan horizontal terbesar sekitar 6 cm dan yang paling kecil adalah 0,8 cm.

Pergerakan horizontal seperti pada Gambar 8, menunjukkan bahwa gunung dalam kondisi

deflasi (deflating). Perubahan deflasi sekitar 3 Cm/yr, terjadi pada bagian barat dan

puncak.

Pengukuran GPS di G. Batur pertama pada bulan Mei 1999, dimana G. Batur

dalam kondisi aktif (meningkat kegiatannya), dan pengukuran kedua pada bulan Februari

2001, dimana G. Batur kegiatannya dalam konsisi menurun (aktif normal). Hasil dari dua

kali pengukuran menunjukkan bahwa jaringan GPS teramati terjadi proses deflasi dengan

magnitude pada 0,8 - 6 cm dalam dua tahun. Sumber tekanan diperkirakan berada di

bawah Kawah Batur I, dengan kedalaman lk. 8 km dari dasar kaldera.

Gambar Jaringan GPS di G.Batur (A), arah pergerakan horizontal titik GPS G. Batur (B) dan estimasi lokasi

sumber tekanan lk. 8 km di dasar kaldera (C).

GEOKIMIA

Dari hasil analisis kimia pertama-tama dapat memberikan gambaran bahwa produk-

produk pra kaldera umumnya bersifat basaltik sampai andeistik (SiO2 = 48% - 59%).

Produk-produk kaldera umumnya bersifat dasitik (SiO2 = 62% - 60%). Produk-produk post

kaldera bersifat basaltik-andesitik (SiO2 = 52% - 56%).

Page 11: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

483

Tabel Komposisi kimia Kaldera Batur (Wheller & Varne, 1986).

Pra Kaldera Kaldera

Purna Kaldera

Nomor 67325 67336 67342 67331 67273 67294 67238 67266

SiO2 TiO2 Al2O3

Fe2O3 MnO MgO CaO Na2O K2O P2O5

LOI H2O

-

rest

48.83 1.02 17.62 12.12 0.22 5.78 10.33 2.79 0.60 0.14 -0.39 0.34 0.15

55.18 1.29 16.09 10.76 0.25 2.95 6.92 3.89 2.11 0.47 -0.28 0.21 0.17

58.58 1.33 15.29 9.40 0.23 1.80 5.06 3.51 3.38 0.61 0.01 0.50 0.20

61.69 0.79 16.09 6.64 0.21 1.43 3.98 5.23 2.32 0.31 0.55 0.35 0.14

64.59 0.77 16.18 5.83 0.22 1.16 3.25 5.50 1.60 0.28 0.03 0.07 0.13

65.83 0.55 15.25 4.72 0.18 0.56 2.05 5.16 2.66 0.14 1.65 0.54 0.14

52.94 1.02 18.57 9.23 0.20 2.68 8.20 3.81 0.94 0.27 -0.41 0.08 0.15

54.86 1.03 18.57 9.23 0.20 2.68 8.20 3.81 0.94 0.27 -0.41 0.08 0.15

Total

99.55

100.01

99.90

99.73

99.61

99.43

100.07

99.61

Ba Rb Sr Zr Nb Y La Ce Nd Sc V Ni Cr

178 8 417 41 2 16 7 15 10 33 383 25 35

369 49 362 159 9 40 19 45 27 30 230 5 11

581 97 326 318 17 66 38 88 49 26 26 3 7

444 47 295 153 9 36 18 43 25 17 42 2 2

437 49 280 156 10 33 18 34 22 16 18 2 4

518 74 192 220 13 41 24 50 26 16 6 2 2

232 22 428 78 5 22 16 24 15 27 265 9 9

268 23 431 89 6 26 14 26 18 27 228 6 6

Mg/(Mg+Fe)

0.486

0.352

0.275

0.299

0.283

0.190

0.413

0.365

Analisis kimia air Danau Batur dan mata air panas, sumber dari Data Dasar

Gunungapi Indonesia, 1979, adalah seperti pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel Analisis kimia air Danau Batur (K. Kusumadinata, 1979)

1959 1963

1964

1969 (September)

Di tengah dekat Songan (bualan)

Ks1 dekat Buahan

September Ks2 dekat Abang

Ks3 dekat Trunyan

(Januari) tempat ?

DB1

Db2

Suhu diwaktu pengambilan Kejernihan Warna Bau pH Sadah air

oD

Sisa kering Sisa pijar Hilang dibakar

? - - - 8,6 18,7 1365 mg/l - 165 mg/l

22

oC

jernih t.a t.a 8,2 21,0 1890,0 mg/l 1740,0

22,5

oC

jernih t.a H2S 7,7 19,3 1530,0 mg/l 1402,0

26

oC

jernih agak kuning t.a 8,3 20,8 1883,0 mg/l

? jernih kuning t.a 8,6 20,3 1572,0 mg/l 1400,0

? jernih 10 mg Pt/l t.a 7,2 25,0 1460,0 mg/l 900,0 mg/l

? jernih 10 mg Pt/l t.a 7,2 19,2 1592, 0 mg/l 1240,0 mg/l 352,0 mg/l

Page 12: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

484

CO2 bebas SiO2 Derajat Oksidasi ml KMnO

4

K+

Na+

Ca++

Mg

++

Fe(total) Mn

++

HCO3-

CO3

SO4=

CL--

- 5 mg/l - 38,3 mg/l 344,6 mg/l 42,9 mg/l 54,7 mg/l t.a t.a 274,5 mg/l - 489,7 mg/l 246,1 mg/l

mg/l 150,0 mg/l t.a 9,5 mg/l 5,6 mg/l 27,3 mg/l 439,1 mg/l 35,7 mg/l 69,7 mg/l 0,1 mg/l t.a. 480,1 mg/l 62,1 mg/l 852,1 mg/l 25,5 mg/l

mg/l 128,0 mg/l t.a 34,0 mg/l 22,5 mg/l 21,5 mg/l 343,4 mg/l 34,2 mg/l 62,4 mg/l t.a t.a 403,8 mg/l t.a 639,1 mg/l 85,0 mg/l

1753,0 mg/l 130,0 mg/l t.a t.a 12,6 mg/l 78,4 mg/l 425,7 mg/l 41,2 mg/l 58,2 mg/l t.a t.a 303,1 mg/l 24,8 mg/l 730,4 mg/l 263,5 mg/l

mg/l 172,0 mg/l t.a 16,0 mg/l 69,0 mg/l 76,0 mg/l 316,6 mg/l 38,6 mg/l 65,9 mg/l t.a t.a 261,4 mg/l 38,9 mg/l 484,4 mg/l 248,0 mg/l

560,0 mg/l 47,5 mg/l 94,0 mg/l 1,8 mg/l 146,17 mg/l 146,17 mg/l 47,8 mg/l 79,4 mg/l 0,0 mg/l 0,0 mg/l 423,2 mg/l 0,0 mg/l 73,4 mg/l 242,6 mg/l

7,9 mg/l 13,0 mg/l 6,5 mg/l 258,8 mg/l 258, 8 mg/l 31,4 mg/l 64,2 mg/l 0,0 mg/l 0,0 mg/l 309,3 mg/l 0,0 mg/l 272,2 mg/l 262,4 mg/l

Tabel Analisis kimia mata air panas (K.Kusumadinata, 1979)

YRH MAMPEH LUKLUKAN YEH PRABU NGAN

1917 1959 1964 1917 1964 1963

Suhuwaktupengambilan Kejernihan Warna Bau Rasa Sadah air

oD

PH Sisa Kering Sisa pijar Hilang dibakar Co2 bebas SiO2 Derajat Oksidasi ml. KmnO4 K

+

Na+

Ca++

Fe(total) Mn

++

HCO3-

CO3=

SO4=

Cl- Al3O3 Fe2O3 CaO MgO SO2 H2S Mg

++

Mg

31

oC

- - - - - 7 2.2646 g/l - 0,1634 g/l - 0,1594 - - - - - - - - - 0,3479 g/l 0,0042 g/l 0,0751 g/l 0,0444 g/l 0,6625 g/l t.a - -

43

oC

- - - - 28,8 8,3 158,0 mg/l - 165,0 mg/l 8,8 mg/l 115 mg/l - 43,3 mg/l 304,3 mg/l 78,6 mg/l 0,1 mg/l t.a 384,3 mg/l - 502 177,4 mg/l - - - - - 76,5 mg/l -

44

oC

jernih agak kuning H2S t.a 20,6 8,5 2210,0 mg/l 1980,0 mg/l 230,0 mg/l t.a 135,0 mg/l 31,9 mg/l 183,2 mg/l 425,7 mg/l 38,0 mg/l 75,2 mg/l t.a 454,6 mg/l 75,2 mg/l 669,5 mg/l 280,5 mg/l - - - - - - 66,5 mg/l

31

oC

- - - - - 7 2.3142

mg/l - 0,2042 mg/l - - - - - - - - - - - 0,3073 mg/l 0,0016 mg/l 0,0916 mg/l 0,0445 mg/l tak dihitung - - -

40

oC

jernih agak kuning H2S t.a 20,6 6,5 1736,0 mg/l 1601,0 mg/l 133,0 mmg/l 133,8 mg/l t.a 43,2 mg/l 21,8 mg/l 441,8 mg/l 38,0 mg/l t.a t.a 622,8 mg/l t.a 547,8 mg/l 195,5 mg/l - - - - - - 66,7 mg/l

31oC jernih t.a t.a t.a 27,4 7,4 1494,0 mg/l 1310,0 mg/l 184,0 mg/l t.a 132,5 mg/l 5,0 mg/l 43,7 mg/l 211,6 mg/l 38,4 mg/l 0,6 mg/l t.a 408,1 mg/l t.a 486,9 mg/l 119,0 mg/l - - - - - 95,7 mg/l -

Dari Diagram Segitiga Cl-Li-B (Giggenbach, 1988), terlihat bahwa seluruh air panas

di daerah G. Batur berasosiasi dengan aktivitas vulkanik. Sedangkan komposisi

kimiawinya lebih mencerminkan adanya proses pelarutan dari batuan vulkanik, selain oleh

adanya input dari gas-gas magmatik.

Page 13: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

485

Tabel Hasil analisis kimia air daerah G. Batur (bulan Agustus 2007)

PARAMETER 1 2 3 4 5

Elevasi m dpl 1013 1051 1058 996 1406

Temp (oC) 41.3 31.3 43.4 25.8 19.7

pH 7.15 8.24 6.36 8.70 7.04

Na (ppm) 167.13 155.86 178.40 171.82 24.41

K (ppm) 27.66 31.41 23.50 28.29 5.72

Ca (ppm) 112.48 56.24 98.42 56.24 15.02

Mg (ppm) 59.05 67.49 59.05 75.92 5.83

Fe (ppm) 0.00 2.36 0.14 0.00 0.00

As (ppm) 0.05 0.04 0.04 0.01 0.00

NH3 (ppm) 0.04 0.05 0.03 0.05 0.00

HCO3 (ppm) 500.87 319.40 624.27 341.17 88.21

Cl (ppm) 197.15 179.43 152.85 197.15 26.58

SO4 (ppm) 599.91 651.53 275.29 603.35 11.47

B (ppm) 0.10 0.10 0.10 0.60 0.00

F (ppm) 1.31 1.33 1.30 2.12 0.21

SiO2 (ppm) 51.64 42.91 66.91 32.00 10.36

% balance -35.33 -35.74 -15.82 -37.15 0.36

Keterangan:

1 MAP. Toyo Bungkah 2 MAP. Seked 3 AP. Songan

4 AD. Danau Batur 5 MAD. Tukad Pelisan

Tabel Ratio dan hasil pendugaan temperatur bawah permukaan daerah G. Batur

1 2 3 4 5

Elevasi m dpl 1013 1051 1058 996 1406

Temp. (oC) 41.3 31.3 43.4 25.8 19.7

pH 7.15 8.24 6.36 8.70 7.04

Cl/SO4 0.33 0.28 0.56 0.33 2.32

Mg/Ca 1.57 1.26 1.27 2.36 0.39

Na/K 6.04 5.68 6.63 6.07 4.27

√Ca/Na 0.04 0.03 0.04 0.03 0.16

Na/Ca 3.15 4.69 3.46 5.72 1.62

Ca/Mg 0.64 0.80 0.79 0.42 2.58

Cl/F 151.66 136.97 114.92 93.00 126.58

SiO2 (cond. Cool) 103 95 116 82 40

Na-K (Fournier)

264 271 264 264 303

Na-K (Giggenbach)

276 282 267 276 311

Keterangan:

1 MAP. Toyo Bungkah 2 MAP. Seked 3 AP. Songan

4 AD. Danau Batur 5 MAD. Tukad Pelisan

Dari hasil analisis beberapa contoh gas yang diambil pada tanggal 13 April 2007

dari solfatara yang muncul di bagian puncak G. Batur, terlihat bahwa gas-gas vulkanik

didominasi oleh berturut-turut H2O, SO2, CO2, H2S, NH3 dan HF. Sedangkan gas-gas inert

didominasi oleh berturut-turut N2, H2 dan O2. Munculnya gas-gas SO2 dalam jumlah yang

signifikan menunjukan bahwa pengaruh magmatik yang cukup dominan, sedangkan

keberadaan H2 dan HCl menjadikan suatu indikasi akan adanya reaksi antara magma

dengan batuan (crustal

Analisa terhadap gas Kawah Batur II, diperoleh data bahwa kadar H2O mencapai

56,21 %, CO2 mencapai 21,00 % dan N2 mencapai 16,46 %, sedangkan gas-gas yang

lainnya kecil konsentrasinya seperti ditunjukan pada tabel di bawah ini.

Page 14: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

486

Tabel Analisis kimia dari bahan lepas (K. Kusumadinata, 1979).

Abu 1926

Pasir halus Penelokan 1963

Pasir halus Kintamani 1963

Pasir dan lapili Kintamani 1963

Lapili 1926

Batuapung Kintamani

Lapili 1963

Yeh mampeh

Kalang anyar

SiO2 Al2O3 Fe2O3 TiO2 MnO MgO CaO Na2O K2O P2O5 SO3 H2O

-

FeO Cl Hilang dibakar

51,46 20,24 2,59 - 0,48 5,19 0,82 2,70 1,02 bayangan - - 7,46 - -

52,25 19,76 12,44 0,45 0,15 3,42 8,30 2,45 0,55 0,05 0,01 0,07 - - 0,15

51,82 18,25 13,22 0,38 0,10 3,05 7,85 4,4 0,65 0,05 0,02 0,07 - - 0,20

51,70 19,97 11,28 0,30 0,24 3,25 8,61 0,80 3,40 0,05 0,02 0,10 - - 0,35

51,22 20,18 2,62 0,15 0,46 5,34 8,56 2,81 1,16 0,10 bayangan - 7,41 - -

64,70 25,60 3,72 0,08 0,24 2,24 2,98 5,02 2,79 0,20 bayangan bayangan 2,13 0,03 -

52,10 18,90 12,44 0,40 0,10 3,15 8,10 3,10 0,57 0,04 0,01 0,06 - - 0,10

52,30 19,20 12,44 0,40 0,20 3,20 8,16 3,70 0,20 0,05 0,02 0,10 - - 0,15

Tabel Analisis kimia dari lava (K. Kusumadinata, 1979)

Th? Tanah amblas

1849 Meneng

1905 Batur

1926 Dibawah

1926 Diatas

1963 Komp. I

1963 Komp. II

1963 Bom

1968 192/69

1969 193/69

1968 194/69

SiO2 Al2O3 Fe2O3 TiO2 MnO CaO MgO Na2O K2O P2O5 So3 H2O 110

o

Hilang dibakar FeO Cl

52,80 20,27 11,14 0,89 0,45 8,17 2,81 2,70 0,40 0,06 0,02 0,27 0,36 - -

53,68 20,88 3,27 0,44 0,39 8,47 2,82 3,07 1,27 bayangan - - - 5,45 -

50,45 20,66 2,34 0,46 0,48 8,90 5,27 2,05 0,58 - - - - 8,90 -

51,50 20,35 3,14 0,24 0,30 8,46 4,91 2,76 0,83 bayangan - - - 7,65 -

51,14 20,15 2,98 - 0,48 8,80 5,11 2,62 1,06 bayangan - - - 7,27 -

53,35 18,28 11,14 0,95 0,50 8,15 2,80 3,50 0,90 0,05 0,02 0,27 0,34 - -

51,70 18,07 12,39 0,81 0,40 9,17 3,07 2,79 0,43 0,07 0,56 0,30 0,37 - -

52,80 18,23 11,14 0,96 0,55 8,10 2,80 3,40 1,60 0,08 0,02 0,27 0,37 - -

51,47 21,06 10,62 0,92 0,17 8.85 2,31 3,23 1,89 0,15 0,41 0,15 0,38 - -

51,75 21,06 9,04 0,96 0,18 9,10 2,42 2,89 2,08 0,00 0,24 0,19 0,24 - -

51,60 21,22 10,05 0,68 0,19 8,95 1,44 3,12 2,19 0,02 0,26 0,13 0,19 - -

Tabel Data Kimia gas (%Mol) G. Batur , Bali 14 September 1993 (Hirabayashi) dan 15 September dan 14

November 1993 (Priatna), pada lokasi yang sama.

(HIRAYABASHI, 1993) (PRIATNA, 1993)

GAS 14 SEPTEMBER 15 SEPTEMBER 14 NOVEMBER

SAMPLE 1 SAMPLE 2 SAMPLE 1 SAMPLE 1 SAMPLE 2

T 91,0oC 91,6

oC 92,0

oC 91,0

oC 91,6

oC

H2 - 0,004 0,01 - 0,004 O2 + Ar 5,94 6,74 4,58 5,94 6,74 N2 21,74 24,30 37,58 21,74 24,30 CO2 14,79 11,71 21,00 14,79 11,71 SO2 0,59 0,73 0,42 0,59 0,73 H2S - - 0,005 - - HCL 0,93 0,51 1,21 0,93 0,51 H2O 56,49 56,62 56,21 56,49 56,62

Page 15: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

487

KAWASAN RAWAN BENCANA

Pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) G. Batur adalah sebagai salah

satu sarana (data acuan) dalam pelaksanaan penanggulangan mitigasi bencana letusan

G. Batur. Peta Kawasan Rawan Bencana G. Batur (Gambar 24) dibagi menjadi tiga

satuan yaitu : Kawasan Rawan Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II dan Kawasan

Rawan Bencana I.

Kawasan Rawan Bencana III

Kawasan Rawan Bencana III G. Batur adalah kawasan yang sering terlanda aliran

lava, lontaran batu pijar, hujan abu lebat dan kemungkinan gas beracun. Kawasan ini

meliputi daerah puncak G. Batur dan lereng bagian tenggara, selatan, baratdaya, barat

dan baratlaut. Ke arah tenggara Kawasan Rawan Bencana III ini dibatasi oleh Danau

Batur, sedangkan ke arah lainnya dibatasi oleh dinding kaldera dalam. Karena tingginya

tingkat kerawanan bencana di kawasan ini maka pemukiman dan usaha jasa pariwisata

yang bersifat menetap seperti mendirikan dan rumah makan tidak diperbolehkan. Pada

saat terjadi peningkatan kegiatan/letusan masyarakat juga tidak boleh melakukan kegiatan

apapun di kawasan ini.

Kawasan Rawan Bencana II

Kawasan Rawan Bencana II G. Batur adalah kawasan yang berpotensi terlanda

hujan abu lebat dan kemungkinan perluasan aliran lava serta lontaran batu pijar. Daerah

ini mencakup kaki sebelah utara, timurlautdan timur G. Batur, hingga berbatasan dengan

didinding kaldera dalam Batur dan Danau Batur.

Kawasan rawan bencana hujan abu lebat dan lontaran batu pijar meliputi wilayah

hingga jari-jari lk. 3 km dari puncak G. Batur. Pada peningkatan kegiatan atau erupsi,

pernyataan atau saran apakah penduduk harus mengungsi atau tetap tinggal di tempat,

wisatawan dilarang memasuki kawasan rawan bencana, serta keadaan telah aman

kembali diputuskan oleh pemerintah daerah setempat atas saran dari Pusat Vulkanologi

dan Mitigasi Bencana Geologi.

Kawasan Rawan Bencana I

Kawasan ini hanya akan terancam oleh hujan abu dan kemungkinan lontaran batu

pijar, meliputi kawasan Kaldera Batur dengan radius lk. 6 km dari puncak G. Batur. Karena

tingkat letusan G. Batur lemah, maka KRB I ini umumnya hanya terjadi hujan abu tipis,

dengan demikian secara relatif wilayah ini cukup layak untuk pemukiman dan kegiatan

Page 16: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

488

usaha. Kewaspadaan sangat diperlukan apabila mendirikan bangunan di kaki kaldera

yang berlereng sangat terjal, karena daerah tersebut rawan tanah longsordan batu guling.

Bila terjadi letusan G. Batur, pengungsian dan kebijaksanaan lainnya hanya dilakukan

atas perintah pemerintah daerah setempat berdasarkan saran dari Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi.

Page 17: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

489

Peta Kawasan Rawan Bencana G. Batur

Page 18: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

490

DAFTAR PUSTAKA

Bronto, S. & Martono, A., 1998; Peta Kawasan Rawan Bencana G. Batur, Propinsi

Bali, 1998. Direktorat Vulkanologi.

Sutawidjaja, I.S., 1990; G. Batur, Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus.

Direktorat Vulkanologi, No. 158.

Sutawidjaja, I.S., 1992; Peta Geologi Kaldera Batur, Bali, Indonesia. Direktorat

Vulkanologi.

Chainago, R., dkk., 1990; Pemetaan Geologi Komplek Kaldera G. Batur dan

sekitarnya, Bali, 1990. Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Chainago, R., 1981; Penelitian hasil penafsiran citra landsat dan potret udara G.

Batur dan sekitarnya, tahap ke II, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak

diterbitkan.

Dana, I.N. dkk., 1993; Penukuran metoda potensial diri di G. Batur, Bali, Laporan

Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Darmawan, D., dkk., 2001; Deformation of Batur Volcano Inferred from GPS

Measurements. Prosiding Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, Pertemuan

Ilmiah Tahunan ke-26, Jakarta 3-4 Oktober 2001.

Hamidi, S., 1970; Pemeriksaan kawah-kawah G. Batur, Bali, Tahun 1970, dan

daerah bahayanya, Laporan Direktorat Geologi, tidak diterbitkan.

Ilyas, M.E., 1989; Pemeriksaan kawah dan pengukuran suhu G. Batur, Kabupaten

Bangli, tgl. 5 Juni 1989, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Kadarstia, E. dkk., 1993; Penyelidikkan Petrokimia Batuan G. Batur, Bali, Nopember

1993, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Kamid, M., 1984; Geodinamika G. Komplek Agung dan Batur, P. Bali, Laporan

Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Karsana, A.A., 1994; Kegiatan G. Batur 7 Juli 200, Laporan Direktorat Vulkanologi,

tidak diterbitkan.

Kemmerling, G.L.L., 1982; G. Batur dan Agung di Bali (1917), 1982.

Kusumadinata, K. 1962; Nota peninjauan singkat ke danau Batur - Bali, Laporan

Direktorat Geologi, tidak diterbitkan.

Kusumadinata, K., 1964; Nota Umum mengenai Aktivitas efusiva tahun 1963 di

dalam Kaldera G. Batur (Bali), Laporan Direktorat Geologi, tidak diterbitkan.

Page 19: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

491

Marinelli, G. dan Tazieff, H., 1968; L’Ignimbrite et la Caldera de Batur, Bali,

Indonesia, Bull. Volc. Tome XXXII - 1, 1968, pp. 89 - 120.

Mawardi, dkk., 1990; Petrokimia G. Batur dan sekitarnya, 1990, Laporan Direktorat

Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Nasution, A., 1993; Mt. Batur and Mt. Agung. Aguide Book of Bali Excursion

Prepared for BHP Minerals on 5 Fbruary 1993.

Olas, M., dkk., 1990; Pemasangan seismograf dan pemriksaan G. Batur, Januari

1990, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Padang, M.N.V., 1951; Catalogue of Active Volcanoes of The World Including

Solfatara Fields, Part I, pp. 159 - 162.

Priatna, dkk., 1993; Penyelidikkan Kimia Gas G. Batur, Bali, 1993, Laporan

Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Purbawinata, M.A., 2001; Evaluasi Kegiatan G. Batur, Purna Letusan 7 Juli 2000

s/d April 2001. Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Purbawinata, M.A., 2001; Penurunan Status Kegiatan G. Batur, 3 Mei 2001. Laporan

Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Samuel , 1968; Penyebaran lava G. Batur (Bali) 1968, Laporan Direktorat Geologi,

tidak diterbitkan.

Sean Bulletin, 1989; Batur : Thermal activity. Sean Bulletin vol. 14, no. 11, Nov.

1989 : pp. 11.

Sobana, dkk., 1995; Pemetaan situasi topografi puncak G. Batur, Bali, 1995,

Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Sriwana, T., 1991; Penyelidikkan Kimia Gas dan Air G. Batur, Bali, 1991, Laporan

Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Sudarso, 1968; Hasil pengukuran aliran lava G. Batur (Bali) pada bulan September

1968, Laporan Direktorat Geologi, tidak diterbitkan.

Sudarso, 1974; Pemetaan penyebaran aliran lava 1974, G. Batur, Bali, bulan Juni

1974, Laporan Direktorat Geologi, tidak diterbitkan.

Sudarso, 1975; Pemetaan topografi penyebaran leleran lava 1974, G. Batur, Bali,

Agustus - September 1975, Laporan Direktorat Geologi, tidak diterbitkan.

Suganda, dkk., 1995; Penelitian deformasi G. Batur dengan metode EDM dan

Leveling, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Page 20: 4.1. G. BATUR, Pulau Bali

492

Sulaeman, C., dkk., 1996; Pemeriksaan kawah dan pengamatan gempa G. Batur,

September 1996, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Suryo, I., 1959; Pemeriksaan Danau Batur (Bli) dalam bulan Agustus 1959, Laporan

Direktorat Geologi, tidak diterbitkan.

Suryo, I., 1985; G. Batur, Bulletin of Volcanological Survey of Indonesia, 1985,

No. 106, pp. 79-85.

Sutawidjaja, I.S., 1990; G. Batur, Berita Berkala Vulkanologi, No. 158.

Tulus, dkk., 1992; Pengamatan Gempa dan Pemeriksaan Kawah G. Batur, 1992,

Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Tulus, dkk., 1994; Pengamatan Gempa dan Pemeriksaan Kawah G. Batur, Agustus -

September 1994, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Tulus, dkk., 1996; Pemeriksaan Kawah dan Pengamatan Gempa G. Batur,

September 1996, Laporan Direktorat Vulknaologi, tidak diterbitkan.

Tulus, 1997; Peningkatan Kegiatan G. Batur Oktober 1997, Laporan Direktorat

Vulkanologi, tidak ditebitkan.

Tulus, dkk., 1998; Evaluasi Kegiatan G. Batur 1994 - 1998, di P. Bali, Juli - Agustus

1998, Laporan Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan. Wenten, I.M., dkk.,

1985; Pemeriksaan kawah dan pengukuran suhu G. Batur, Laporan Direktorat

Vulkanologi, tidak diterbitkan.

Wheller, G.E., anad Varne, R., 1986; Genesis of dacitic magmatism at Batur

Volcano, Bali, Indonesia: Implications for the origins of strato volcano

calderas. Departement of Geology, university of Tasmania.

Wikartadipura, S., 1973; Pemriksaan G. Batur , Bali, Laporan Direktorat Geologi,

tidak diterbitkan.

Yokoyama, I. & Suparto, S., 1970; A Gravity Survey on and around Bature Caldera,

Bali. Bull. of the Earthquake Research Institute, Vol. 48, 1970, pp. 317 - 329.