3 isi makalah

Upload: aditama-yudha-atmanegara

Post on 06-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nnnn

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan yang dipaparkan sebagai berikut.

1.1 Latar BelakangCar Free Day (CFD) atau hari bebas kendaraan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam bidang lingkungan dan transpotasi. Di Indonesia hari bebas motor pertama kali diselenggarakan tahun 2000 di Surabaya. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye peningkatan kualitas udara kota yang bernama segar suroboyoku rek (Wikipedia, 2014). Car Free Day tak lama juga semakin merambah ke kota-kota lain. Salah satunya Malang, CFD di sini merupakan salah satu kegiatan warga Malang yang dilakukan setiap hari Minggu. Pembukaan Car Free Day Malang di adakan pada tanggal 18 Desember 2011. Setelah itu kegiatan CFD di jadikan agenda rutin setiap hari Minggu. Car Free Day diadakan di sepanjang jalan Ijen, jalan yang biasa di gunakan sebagai jalan raya diubah menjadi tempat yang cocok untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga, kawan-kawan atau bersama pasangan, karena saatCar Free Day, jalan Ijen tertutup untuk kendaraan bermotor. Kegiatan ini dimulai dari pukul 05.30 sampai jam 10.00.Tempat ini juga menjadi tempat berkumpulnya Komunitas-komunitas yang ada di Malang di antaranya ada komunitas sepeda ontel, skate board, free style, pecinta fotografi, pencipta reptile dan binatang langka juga ada disini dan masih banyak lagi. Di area sekitar Car Free Day juga disediakan panggung kecil dan biasanya digunakan untuk hiburan dan berbagai pertunjukan yang ada.Selain wisata berolahraga, di CFD juga terdapat banyak penjual. Mulai dari Jalan Ijen sampai dengan Jalan Semeru. Stand-stand ini biasa disebut pasar minggu CFD. Banyak sekali pengunjung yang berminat untuk mengunjungi pasar minggu di kawasan Jalan Semeru ini, baik mulai dari kalangan muda sampai tua dan miskin sampai kaya.Kegiatan Car Free Day ini sebenarnya memiliki fungsi utama yaitu sebagai ruang publik dan ruang sosial untuk warga kota. Menurut Allan B Jacob (1995) ruang publik berfungsi sebagai ruang interaksi sosial penduduknya, menciptakan ide-ide kreatif dan revolusi sosial bahkan merangsang penduduk untuk berkreatifitas dan berkegiatan bersama. Kegiatan ini menjadikan warga kota yang biasanya jarang berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya menjadi semakin intens untuk melakukan interaksi. Dengan adanya interaksi ini ternyata menimbulkan beberapa hal positif seperti terjadinya hubungan sosial yang lebih baik antara sesama masyarakat Kota Malang, menciptakan berbagai komunitas-komunitas kreatif dengan orang-orang yang memiliki hobi yang sama tergabung di sini. Dari hasil observasi, banyak yang mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya masyarakat dapat saling berinteraksi dengan orang-orang sekitar yang biasanya jarang sekali mereka temui.Oleh karena itu, di sini penulis bermaksud untuk melakukan observasi dan wawancara kepada beberapa individu pengunjung CFD serta penjual di CFD dengan tujuan belajar dan mencari informasi tentang bagaimana saja karakteristik individu pengunjung serta karakteristik kelompok sosial seperti pedagang yang ada di wilayah Car Free Day ini.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut.1. Bagaimana metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian atau observasi?1. Bagaimana definisi karakteristik individu dan karakteristik sosial?1. Bagaimana definisi kelompok sosial dan apa saja persyaratan sebuah kelompok sosial?1. Bagaimana karakteristik individu pengunjung di Car Free Day Malang?1. Bagaimana karakteristik kelompok sosial pedagang di Car Free Day Malang?

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disusun beberapa tujuan penulisan sebagai berikut.1. Menjelaskan jenis-jenis metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian atau observasi.2. Mendiskripsikan definisi karakteristik individu dan karakteristik sosial.3. Menjelaskan definisi kelompok sosial dan persyaratan sebuah kelompok sosial.4. Menjelaskan karakteristik individu pengunjung di Car Free Day Malang.5. Menjelaskan karakteristik kelompok sosial pedagang di Car Free Day Malang.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dikaji tentang (1) individu (2) interaksi sosial, (3) kelompok sosial yang dadasari oleh teori-teori para ahli, dan (4) stratifikasi Sosial

2.1 IndividuIndividu berarti orang seorang. Orang yang seorang yang dimaksud mengacu pada manusia atau satu orang manusia saja. "In-dividere" berarti makhluk individual yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Kata sifatnya "individual", menunjuk pada satu orang dengan ciri-ciri khas yang melekat pada dirinya dan sekaligus untuk membedakan dengan masyarakat. Ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya identitas khusus, disebut sebagai"kepribadian".Unsur-unsur pada individu adalah :a. IdMerupakan hasrat, nafsu, atau keinginan manusia untuk melakukan dan merasakan.Contoh : lapar, haus, ngantuk, dsb b. EgoMerupakan tindak lanjut atau tindakan manusia untuk memenuhi id.Contoh : makan ketika lapar, tidur ketika mengantuk, dsb.c. Super Egod. Merupakan unsur dalam individu unuk mengontrol ego, agar tindakan yang dilakukan tidak menyalahi aturan yang ada.Contoh : adanya berontak dari hati kecil ketika akan menyontek untuk mendapatkan nilai yang baik. Tiap individu satu memiliki karakter dan kehidupan yang berbeda dengan individu lain. Tiap individu tersebut juga memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-beda pula. Misalnyasi A, tiap harinya ia selalu makan dengan lauk minbimal telur. Ia selalu bermain di mall, makan dengan mewah dan juga bertempat tinggal di rumah yang mewah. Berbeda dengan si B. ia selalu makan dengan lauk seadanya, mein di lapangan atau di kali dan bertempat tinggal di rumah yang sederhana pula.Dari contoh di atas, tak ada yang sama antara individu satu dengan individu lain, meski mereka itu keluarga atau bahkan saudara kembar.

2.2 Interaksi SosialInteraksi sosial terjadi karena adanya sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berhubungan dan didasari oleh kebutuhan manusia yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka interaksi sosial ini terjadi. Dalam pendekatan interaksi sosial dapat terjadi dengan beberapa cara salah satunya adalah pendekatan interaksionisme simbolis. Pendekatan ini bersumber pada pemikiran Mead. Symbol merupakan sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh orang yang mempergunakannya. Makna atau nilai tersebut hanya dapat ditangkap melalui cara-cara non-sensoris.Menurut Blumer pokok pikiran interaksionisme ada tiga: manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dipunyai sesuatu tersebut baginya, makna yang dipunyai tersebut berasal atau muncul dari hasil interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya, dan makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran, yang digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya.Thomas dikenal dengan ungkapannya bahwa bila orang mendefinisikan situasi sebagai hal yang nyata, maka konsekuensinya nyata. Yang dimaksudkannya di sini ialah bahwa definisi situasi yang dibuat orang akan membawa konsekuensi nyata. Thomas membedakan antara definfisi situasi yang dibuat secara spontan oleh individu, dan definisi situasi yang dibuat oleh masyarakat, yaitu ia melihat adanya persaingan antara kedua macam definisi situasi tersebut.Hall mengemukakan bahwa dalam interaksi dijumpai aturan-aturan tertentu dalam hal penggunaan ruang. Dari penelitiannya hall menyimpulkan bahwa dakam situasi sosial orang cenderung menggunakan empat macam jarak, yakni jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik.Hall antara lain membahas pula aturan mengenai waktu. Hall mencatat bahwa dalam masyarakat berbeda dijumpai pengguanaan waktu secara berbeda karena adanya persepsi berbeda mengenai waktu. Menurut Hall dalam interaksi kita tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tetapi juga apa yang dilakukannya. Komunikasi nonverbal atau bahasa tubuh kita gunakan secara sadar maupun tidak untuk menyampaikan perasaan kita kepada orang lain. Studi sosiologis terhadap gerak tubuh dan isyarat tangan ini dinamakan kinesics.Karp dan Yoels mengemukakan bahwa untuk dapat berinteraksi seseorang perlu mempunyai informasi mengenai orang yang berada di hadapannya. Manakala kita tidak mengetahui riwayat hidupnya dan/atau kebudayaannya maka interaksi sukar dilakukan. Sumber-sumber informasi yang disebutkan Karp dan Yoels adalah ciri fisik yang diwarisi sejak lahir seperti jenis kelamin, usia, dan ras serta penampilan daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan percakapan.Menurut Goffman dalam suatu perjumpaan masing-masing pihak membuat pernyataan dan memperoleh kesan. Ia membedakan dua macam pernyataan: pernyataan yang diberikan dan pernyataan yang dilepaskan. Menurutnya masing-masing pihak berusaha mendefinisikan situasi dengan jalan melakukan pengaturan kesan.Knapp membahas berbagai tahap yang dapat dicapai dalam interaksi. Tahap-tahap interaksi tersebut terbagi dalam dua kelompok besar, yakni tahap-tahap yang mendekatkan peserta interaksi, dan tahap-tahap yang menjauhkan mereka.2.3 Kelompok SosialKelompok sosial sangat penting karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Tanpa kita sadari sejak lair himgga ajal kita menjadi anggota berbagai jenis kelompok. Dengan menggunakan tiga criteria, yakni kesadaran jenis, hubungan satu sama lain, ikatan organisasi. Bierstedt membedakan empat jenis kelompok: kelompok asosiasi, keloompok sosial, kelompok kemasyarakatan, dan kelompok statistic.Menurut Meton kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan sedangkan kolektifitas merupakan orang-orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagi nilai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral umtuk menjalankan harapan peranan. Konsep lain yang diajukan Merton ialah konsep kategori sosial.Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidairtas mekanis, dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organis. Solidaritas mekanis merupakan cirri yang menandai masyarakat yang sederhana, sedangkan solidaritas organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang telah mengenal pembagian kerja yang rici dan diperastukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.Toennies mengadakan perbedaan antara dua jenis kelompok: Gemeinschaft dan Gesellschaft. Gemeinschaft merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif; suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Gesellschaft merupakan kehidupan publik, yang terdirir atas orang-orang yang kenetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap amndiri dan bersifat sementara dan semu.Cooley memperkenalkan konsep kelompok primer. Sebagai lsejumlah ahli sosiologi menciptakan konsep kelompok sekunder, yakni suatu konsep yang tidak kita jumpai dalam karya Cooley. Suatu kalidifikasi lain yaitu suatu pembedaan antara kelompok luar dan kelompok dalam, di dasarkan pada pemikiran Sumner. Sumner mengemukakan bahwa di kalangan anggota kelompok dalam dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan, dan kedamaian sedangkan hubungan antara kelompok dalam dengan kelompok luar cenderung ditandai dengan kebencian, permusuhan, perang, dan perampokan.Merton mengamati bahwa kadang-kadang perilaku seseorang mengacu pada kelompok lain yang dinamakan kelompok acuan. Di kala seseorang berubah keanggotaan kelompok, ia sebelumnya dapat menjalani perubahan orientasi, yaitu suatu proses yang oleh Merton diberi nama sosialisasi antisiaporis.Suatu klasifikasi yang digali Geertz dari masyarakat Jawa adalah pembedaan anara kaum abangan, santri, dan priyayi. Menurut Geertz pembagian masyarakat yang ditelitinya ke dalam tiga tipe budaya ni didasarkan atas perbedaan pandangan hidup di antara mereka.Menurut Webber dalam masyarakat modern kita mejumpai suatu sistem jabatan yang dinamakan birokrasi. Organisasi birokrasi yang disebutkan Weber mengandung sejumlah prinsip. Prinsip-prinsip tersebut hanya dijumpai pada birokrasi yang oleh Weber disebut tipe ideal, yang tidak akan kita jumpai dalam masyarakat.Suatu gejala yang menarik perhatian banyak ilmuan sosial adalah berkaitan antara kelompok formal dan kelompok informal. Dalam organisasi formal akan terbentuk berbagi kelompok informal. Nilai dan aturan kelompok informal dapat bertentangan dengan nilai dan aturan yang berlaku dalam organisasiformal. 2.4 Stratifikasi Sosial2.4.1 PengertianStratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin stratum (tunggal) atau strata (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Jadi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Definisi stratifikasi social menurut para ahli :

a. Pitirim A. SorokinStratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).b. Max WeberStratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.c. CuberMendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. 2.4.2 Sebab-sebab Terjadinya Stratifikasi SosialSetiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.

2.4.3 Proses Terjadinya Stratifikasi SosialStratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut :a. Terjadi secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.2.4.4 Kriteria Dasar Pembentukan Stratifikasi SosialKriteria atau ukuran yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut :a. KekayaanKekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada. Kekayaan sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dan akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang tidak / sedikit mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah atau miskin. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.b. Kekuasaan dan wewenangKekuasaan dan wewenang dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.c. KeturunanUkuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar : Andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat Jawa, Tengku di masyarakat Aceh, dsb.d. Ukuran kehormatanUkuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.e. Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuanUkuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.Apabila pengertian kelas ditinjau dengan lebih mendalam maka akan dijumpai beberapa kriteria tradisional, yaitu :

a. Besar atau ukuran jumlah anggota-anggotanyab. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya. c. Kelanggengan d. Tanda-tanda/lambang-lambang yang merupakan ciri-ciri khas. e. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain) f. Antagonisme tertentu. 2.4.5 Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosiala. Ascribed StatusAscribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.b. Achieved StatusAchieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.c. Assigned Statusd. Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.2.4.6 Sifat Stratifikasi SosialMenurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi.a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh:

Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana. Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih. Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.Contoh : Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.c. Stratifikasi Sosial CampuranStratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Contoh : Seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.2.4.7 Fungsi Stratifikasi SosialStratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut.a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkahlaku, cara berpakaian dan bentuk rumah.e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

BAB IIIPEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai (1) teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian atau observasi, (2) definisi karakteristik individu dan karakteristik sosial, (3) definisi kelompok sosial dan persyaratan sebuah kelompok sosial, (4) karakteristik individu pengunjung di Car Free Day Malang, (5) karakteristik kelompok sosial pedagang di Car Free Day Malang, yang dipaparkan sebagai berikut.

3.1 Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian Menurut Arikunto (2002: 136) metode penelitian ialah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti wawancara, observasi, tes maupun dokumentasi. Sedangkan menurut Subagyo (2006: 2) metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan.Jadi metode penelitian dapat dikatakan sebagai proses yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dengan berbagai cara yang bertujuan untuk menemukan pemecahan atau solusi terhadap permasalahan yang sedang diteliti.Cara pengumpulan data suatu penelitian dapat berupa wawancara, observasi, tes maupun dokumentasi.Dalam penelitian ilmiah terdapat 4 metode yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian seperti yang dipaparkan oleh Nawawi dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Bidang Sosial tahun 2005 yaitu sebagai berikut:1) Metode FilosofisMetode filosofis adalah metode pemecahan masalah yang diselidiki secara rasional melalui perenungan atau pemikiran yang terarah, mendalam dan mendasar tentang hakekat sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik dengan mempergunakan pola berfikir aliran filsafat tertentu maupun dalam bentuk analisa sistematik berdasarkan pola berfikir induktif, deduktif, fenomenologis dan ain-lain dan dengan memperhatikan hukum-hukum berfikir (logika).2) Metode DeskriptifMetode deskriptif adalah metode pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.3) Metode HistorisMetode Historis adalah metode pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian atau keadaan masa lalu, selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang4) Metode EksperimenMetode eksperimen adalah metode pemecahan masalah dengan mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul dengan variabel yang sengaja diadakan.Pada makalah ini penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif. Tujuan penggunaan metode diskriptif tersebut adalah untuk mengetahui serta menggambarkan karakteristik individu dan karakteristik kelompok sosial (pedagang) di Car Free Day Malang.3.1.1 Subjek PenelitianSubjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi) . Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subjek penelitian inilah terdapat objek penelitian. (Hanaf, 2012)Secara sederhana subjek penelitian dapat dikatakan sebagai informan. Pada penulisan makalah ini yang menjadi subjek penelitian adalah para pengunjung dan kelompok sosial pedagang di Malang Town Square.3.1.2 Tempat PenelitianTempat penelitian adalah tempat pengambilan data. Pada penulisan makalah ini tempat penelitian dilaksanakan di Car Free Day Malanh tepatnya di Jalan Ijen, Malang, Jawa Timur, Indonesia.3.1.3 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data disini dapat berupa angket, wawancara, dan observasi. Yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua teknik pengumpulan data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik pengumpulan data itu adalah: setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus ada datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif penggunaan berbagai teknik sangat diperlukan. Jika satu teknik dipandang mencukupi, maka teknik lain tidak perlu digunakan dan tidak efisien. Teknik atau cara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan teknik observasi dan wawancara secara langsung di daerah penelitian. Adapun yang di maksud teknik angket, observasi dan wawancara adalah sebagai berikut.1. AngketAngket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. (Hendry, 2006)Jadi, teknik ini dapat juga disebut dengan kuisioner yang terdapat data-data, baik checklist maupun data yang harus diisi atau dijawab oleh responden.2. ObservasiObservasi menurut Nawawi (2005: 94) yaitu memaparkan observasi langsung merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. peristiwa, keadaan atau situasi itu dapat dibuat dan dapat pula yang sebenarnya. Pengamatan dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan alat.Jadi observasi adalah pengamatan langsung di lapangan secara cermat terhadap subyek yang diteliti pada tempat penelitian. Pada penulisan makalah ini observasi dilakukan untuk mengetahui karakteristik individu pengunjung serta kelompok sosial pedagang di Car Free Day Malang. 3. WawancaraWawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. (Pasaribu, 2011). Sedangkan maksud dari wawancara menurut Koentjaraningrat (1997: 129) wawancara atau metode interview mencakup cara yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan menumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.Jika disimpulkan, wawancara adalah pengambilan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti kepada subyek penelitian atau informan. Pada penulisan makalah ini wawancara dilakukan untuk mengetahui karakteristik individu pengunjung serta kelompok sosial pedagang di Car Free Day Malang.Pada penulisan makalah ini teknik observasi dan wawancara di fokuskan pada hal-hal sebagai berikut:a. Karakter individu pengunjung terkait dengan: jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kedudukan dalam masyarakat sekarang, suku /kelompok sosial.b. Karakter kelompok sosial (pedagang) terkait dengan: macam barang dagangannya, rata-rata omset dan pendapatan perhari, dan permasalahan yang sering dijumpainya.

3.2 Definisi Karakteristik Individu dan Karakteristik SosialDefinisi operasionalisasi variabel dan sub variabel dalam penelitian ini sebagai berikut.Pertama, karakteristik individu dan karakteristik sosial adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang pada warga perumahan dan warga dusun. Sub variabel karakteristik individu meliputi usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lamanya menetap,dan asal daerah, sedangkan sub variabel karakteristik sosial adalah perilaku komunikasi (Nasution, 2009: 73). Untuk jelasnya definisi sub variabel adalah sebagi berikut.a. Usia, adalah lamanya hidup responden yang terhitung sejak kelahirannya sampai saat dilakukan penelitian yang dinyatakan dengan satuan tahun. Sub variabel ini dapat digunakan untuk menganalisis usia tua, menengah, dan muda dalam melakukan solidaritas dan partisipasi sosial.b. Tingkat Pendidikan, adalah jenjang pendidikan yang ditempuh melalui pendidikan formal. Lamanya responden menyelesaikan pendidikan terakhir berdasarkan satuan tahun. Sub variabel ini digunakan untuk menganalisis jenjang pendidikan mulai dari tidak tamat sekolah dasar sampai dengan program magister (S2)c. Jenis Pekerjaan, adalah kegiatan mata pencaharian responden yang dapat menghasilkan pendapatan, yang dipergunakan sebagai tolak ukur kesibukan dari bekerja penuh maupun bekerja tidak penuh. Dengan konsep kerja tersebut dapat digunakan untuk menganalisis jenis pekerjaan responden dengan asumsi masyarakat terhadap prestise kerja, meliputi: buruh tani, buruh bangunan, dan buruh pabrik pada kategori prestise rendah, pedagang atau wiraswasta prestise sedang, dan PNS, TNI, Polri, dan BUMN prestise tinggi.d. Tingkat Pendapatan, adalah gaji atau upah dalam bentuk uang rupiah yang diperoleh dari pekerjaan respondenuntuk dapat memnuhi kebutuhan hidup perbulan, diukur dalam satuan rupiah.e. Lamanya Tinggal, adalah lamanya responden menetap atau bertempat tinggal di rumahnya sekarang berdasarkan satuan tahun, diukur dengan tahun.f. Asal Daerah, adalah tempat tinggal asal responden sebelum menetap di tempat tinggal sekarang.g. Perilaku Komunikasi, merupakan kegiatan interaksi komunikasi responden dalam bentuk bertukar pendapat dankomunikasi antar pribadi dengna orang lain, diukur dengan skor: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu.Jadi, karakteristik individu dan karakteristik sosial merupakan ciri-ciri khusus atau karakter yang berbeda-beda, seperti usia, status sosial, pekerjaan, dan sebagainya yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu kelompok atau masyarakat.

3.3 Definisi Kelompok Sosial dan Persyaratan Sebuah Kelompok SosialKelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Soekanto (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial. 1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. 2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. 3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama misalnya, dan dapat pula menjadi faktor pengikat/pemersatu. 4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai perilaku. 5. Bersistem dan berproses. Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar, pada waktu-waktu tertentu mereka pasti berkumpul, misalnya pada makan pagi bersama, siang dan malam. Setiap anggota mempunyai pengalaman-pengalaman masing-masing dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya di luar rumah. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar-menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat-saat demikian, yang terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata, tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin telah mengalami perubahan-perubahan, walaupun sama sekali tidak di sadari. Saling tukar-menukar pengalaman tersebut oleh Bogardus (1945 : 4) disebut social experiences di dalam kehidupan berkelompok, mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Penelitian terhadap sosial experiences tersebut sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan kepribadian. Suatu kelompok sosial cenderung untuk tidak menjadi kelompok yang statis, akan tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Kelompok tadi dapat menambhkan alat-alat perlengkapan untuk dapat melaksankan fungsi-fungsinya yang baru di dalam rangka perubahan-perubahan yang di alaminya, atau bahkan dapat mempersempit ruang lingkupnya. Kelompok sosial dapat dibagi menjadi in-group dan out-group. Menurut Sumner, in-group adalah kelompok sosial dengan mana individi mengidentifikasikan dirinya. Jelasnya, bahwa apabila suatu kelompok sosial merupakan in-group atau tidak, bersifat relatif dan tergantung pada situasi-situasi sosial yang tertentu. Sedangkan out-group diartikan sebagai kelompok yang menjadi lawan dan in-group nya (Soekanto, 2003 : 123). Sikap in-group pada umumnya di dasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok, sedangkan sikap out-group selalu ditandai dengan kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Menurut Polak, perasaan in-group dan out-group atau perasaan dalam serta luar kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan etnosentrisme. Anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu, sedikit banyak akan mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sendiri sebagai sesuatu yang terbaik apabila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lain. Kecenderungan tadi disebut etnosentrisme, yaitu suatu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Pada umumnya etnis Cina menunjukan orientasi in-groupnya, sebagai salah satu anggota dari sebuah klan. Penggunaan klan menunjukkan adanya interest yang kuat pada famili-familinya dan secara intents akan cenderung kurang perhatiannya kepada orang lain (out-group), rasa interest ini akan membuat mereka memiliki rasa satu group yang erat dalam lingkungan kelompoknya, sehingga mereka mempunyai orientasi yang kuat terhadap kelompok sosialnya sehungga akan menghambat interaksi sosial yang harmonis dengan anggota out-group nya. Asas familisme pada ajaran Cina yang mengutamakan kepentingan klen (kepentingan kelompok) lebih diutamakan daripada kepentingan kelompok lain (etnis yang berbeda). Segala apa yang dilakukan ditujukan demi kepentingan dalam klan. Orientasi kehidupan semacam ini kurang mempunyai kepentingan kepada masyarakat luas. Keadaan yang demikian tidak memungkinkan terjadinya komunikasi dan kontak sosial secara harmonis dengan kelompok sosial yang berbeda, sehingga akan menghambat interaksi yang harmonis antara etnis Cina dengan etnis lainnya Orang Cina yang memiliki etos kerja untuk kekeluargaan dan diri sendiri cenderung memperhatikan keluarga. Mereka kurang memiliki perhatian pada masyarakat luas sebagai out-group nya, sehingga rendah tingkat interaksi sosialnya dengan kelompok lainnya.

3.4 Karakteristik Individu Pengunjung Car Free Day MalangRata-rata pengunjung individu di Car Free Day Malang berasal dari warga kota Malang ataupun warga lain yang berdomisili di kota Malang, entah itu sebagai mahasiswa ataupun bekerja. Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan kebanyakan dari pengunjung itu adalah pelajar ataupun mahasiswa yang memiliki kedudukan sebagai warga biasa dalam masyarakat dan sebagai anak dalam keluarga. Dari beberapa individu yang telah penulis wawancarai, mereka mengungkpkan kelebihan dan kelemahan Car Free Day Malang.Salah seorang yang bernama Yuni mengatakan bahwa Car Free Day Malang ini sebetulnya enak untuk berbelanja karena barang-barangnya modelnya bagus. Selain itu, menurut individu di sini barang-barang yang dijual juga relatif murah dan pas di kantong para mahasiswa, namun kekurangannya adalah terkadang ada beberapa pakaian bekas yang telah dicuci dan dijual kembali. Seandainya baju-baju tersebut tidak benar-benar bersih, hal ini dapat saja mengakibatkan tertularnya penyakit atau bakteri penyakit yang mungkin masih terdapat di pakaian kepada si pembeli.Ada pula Pengunjung lain yang bernama Yoga mengatakan pendapatnya bahwa Car Free Day Malang merupakan sarana yang bagus untuk refreshing karena di sini memberikan suatu hiburan dan wahana yang menarik seperti perkusi, dancer,beat box, break dance, stand up comedy,tari tradisional, dll. Hal ini membuat pikiran tidak setres setelah penat menjalani rutinitas kuliahnya. Ada pengunjung ibu-ibu yang berkunjung di Car Free Day bernama ibu Fifi yang berasal dari kota batu kedudukan dalam masyarakat hanya masyarakat biasa yang bekerja sebagai ibu rumah tangga bu Ida mengatakan pendapatnya bahwa Car Free Day merupakan sarana hiburan dan juga tempat yang pas untuk berolahraga. Menurutnya olahraga sangatlah penting bagi kesehatan tubuhnya. Apalagi untuk seorang ibu rumah tangga yang harus mengurus dengan baik urusan rumah tangganya. Maka dari itu, tak heran jika setiap Minggu pagi Bu Fifi beserta rombongannya ini berbondong-bondong untuk melakukan senam pagi di Car Free Day Malang.Begitu pula dengan olahraga yang dilakukan oleh para pemuda di CFD antara lain adalah bersepeda, jogging, skate board, dll. Jadi, selain fasilitas belanja, Car Free Day juga tempat yang tepat untuk berolahraga. Pengunjung di sana bisa bersepeda bebas, setiap pengunjung juga bisa menyewa sepeda di kawasan Car Free Day Malang, jadi jika ada individu atau pengunjung yang malas berjalan kaki dan ingin menggunakan sepeda, mereka dapat menyewa di stan persewaan sepeda yang sudah di sediakan.Menurut Pitirim Sorokin (dalam Narwoko dan Susanto, 2007) mengukur status sosial seseorang dapat dilihat dari: Jabatan, Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan, Kekayaan, Politik, Keturunan, AgamaDi Car Free Day Malang dapat dijumpai individu dengan status sosial yang beragam. Namun berdasarkan apa yang diutarakan oleh Pitirim Sorokin di atas hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu pengunjung Car Free Day Malang rata-rata berkedudukan sebagai masyarakat biasa.Pengunjung di sana juga tak mengenal rupa dan umur. Baik individu dari kalangan atas - bawah, tua - muda, dan kaya miskin dapat dijumpai di sana. Semua dapat berkumpul meski di antara mereka terdapat karakteristik yang berbeda-beda. Justru dengan perbedaan individu itulah kita dapat melebur menjadi satu untuk saling mengisi dan melengkapi perbedaan itu sendiri.

3.5 Karakteristik Kelompok Sosial Pedagang Car Free Day MalangKelompok sosial merupakan sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dan saling menyadari kepentingan antar sesama anggota. Kelompok sosial diciptakan oleh masyarakat yang saling menyadari betapa pentingnya interaksi untuk menjaga kerukunan hidup bermasyarakat. Dengan saling memahami perilaku dan menanamkan norma yang mengatur untuk kepentingan bersama.Menurut Soejono Soekanto dalam (Pelajar, 2014), suatu kelompok sosial memiliki beberapa ciri utama yang menunjukkan kelompok tersebut, diantaranya: Setiap anggota harus saling menyadari bahwa mereka adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok. Adanya hubungan timbal balik antar anggota kelompok. Adanya faktor yang mempererat kebersamaan para anggotanya, semisal persamaan nasib. Memiliki struktur dan kaidah yang mengatur interaksi antar anggota kelompok Memiliki sistem dan proses yang jelas dan dijalankan anggota kelompok.Sementara keberadaan kelompok sosial dalam masyarakat oleh Robert Bierstedt dibedakan menjadi empat jenis: Kelompok statistik, merupakan kelompok yang bukan organisasi serta tidak memiliki kesadaran dan hubungan sosial. Kelompok kemasyarakatan, merupakan kelompok yang memiliki persamaan namun tidak memiliki kesadaran dan hubungan sosial. Kelompok sosial, merupakan kelompok yang memiliki kesadaran sosial dan saling berhubungan satu sama lain. Kelompok asosiasi, merupakan kelompok yang memiliki kesadaran jenis dan memiliki persamaan kepentingan, baik kepentingan pribadi maupun bersama.Pengelompokan jenis tersebut diatas didasarkan pada ada tidaknya organisasi dan hubungan maupun kesadaran sosial dari anggota kelompok yang bersangkutan.Di sini, pedagang merupakan salah satu kelompok sosial. Mengapa? Karena pedagang telah memenuhi syarat-syarat dari kelompok sosial itu sendiri seperti para pedagang memiliki tujuan yang sama sehingga berkumpul dan saling berinteraksi dalam suatu tempat yang mempunyai struktur, sistem dan kaidah yang diketahui dan dilaksanakan bersama.Berikut adalah beberapa karakteristik pedagang di kawasan Car Free Day Malang: Banyak pedagang dikawasan CFD yang berpengaruh besar terhadap pengunjungnya, karena barang yang di perdagangkan itu kualitas da modelnya itu bagus dan keren untuk sarana fashion, karena sebagian pedagang di CFD barang yang diperdagangkan berupa pakaian dan acesoris yang berpengaruh besar terhadap pengunjung di CFD untuk sarana fashion.Dari hasil wawancara yang penulis lakukan mendapatkan nasumber bernama Pak Widji. Pak Widji seorang pedagang acesoris sepertitopi, sal, sandal, kalung, gelang, kacamata, gantungan kunci, slayer, dompet, dll. Dengan pendapatan per hari bisa mencapai 500.000 dan kalau weekend atau hari libur mencapai 1.000.000 sampai 2.000.000. Rata-rata pendapatan per bulan 20.000.000, tetapi kalau rame pendapatannya mencapai 30.000.000.Ketika saya mewawacarainya ada beberapa permasalahan dalam perdagangan sepertikomplain dari customer, barang yang sudah habis masih dicari. Selain itu faktor sepi pengunjung juga merupakan penghambat.Selanjutnya saya mewawancarai pedagang di CFD yang bernama Mbak Firda. Mbak Firda seorang pedagang lampion. Dengan pendapatan per hari 500.000 dengan tergantung kepada pembeli kalau pembelinya sepi bisa pendapatan per hari bisa kurang dari 500.000 tetapi kalau rame bisa mencapai 1.000.000 bahkan bisa lebih kalau weekend atau hari libur. Rata rata pendapatan per bulan bisa 15.000.000- 20.000.0000 per bulan. Ketika saya mewawancarainya ada beberapa permasalahan dalam perdangan seperticustumer kalau mengambil baju yang bikin perdangan tidak jalan kalau sudah dipegang tangan, tidak bisa keluar, salah paham antar teman.Dan yang terakhir pedagang yang saya wawancarai di CFD bernama Mbak Dini. Mbak Dini seorang pedagang salad buah dengan beraneka ragam jenis buah, Dengan pendapatan tiap hari mencapai 50.000- 150.000 per hari. Rata- rata pendapatan tiap bulan mencapai 1.500.000 per bulan. Ketika saya mewawancarainya ada permasalahannya seperti sepi oleh pembeli.Dalam suatu perdagangan tidak semua bisa lancar tanpa adanya permasalahan dalam perdagangan dalam hasil saya mewawancarai para pedagang di CFD seperti yang diatas ada beberapa permasalahannya ada yang permasalahannya atau berbeda. Banyak pedagang yang mengeluh kepada custumer, menawar barang, permasalahan dengan bosnya, barang yang sudah habis masih dicari dll.Selain kelompok sosial berupa pedagang, di CFD juga terdadap banyak komunitas atau kelompok sosial lainnya. Salah satunya adalah Komunitas Perkusi.

Gambar 3.5.1 Kelompok Sosial Perkusi

CFD, kegiatan tersebut sudah menjamur di kota-kota besar, salah satunya adalah Kota Malang. Di Malang kegiatan CFD dilaksanakan sepanjang jalan Ijen sampai menuju kawasan Pasar Minggu. Di sana banyak sekali makanan dan minuman di pinggir jalan serta banyak hiburan-hiburanSelain terdengar alunan musik senam pagi yang membuat semua orang ingin bergoyang juga terdapat musik-musik lainnya. Mulai dari musik tradisional, K-Pop, barat, dsb. Penulis tertarik dengan salah satu musik tradisisonal yang bernama Putra Sanggara. Keseluruhan personil Putra Sanggara terdiri atas 22 orang. Mereka saling memukul alat-alat musik yang menghasilakn alunan musik menggema kesana kemari. Kegiatan tersebut diketuai oleh Bapak Suyatno.

Gambar 3.5.2 Suyatno, Personil Perkusi

Penghasilan yang mereka dapatkan sekitar 400 ribu dalam seklai petas di CFD. Namun, penghasilan tersebut tidak dibagikan untuk para personil, tetapi dikumpulkan untuk membeli peralatan yang masih minim. Sehingga dapat dikatakan para personil bermain dengan sukarela. Akan tetapi mereka tetap senang dan bersemangat.Di Car Free Day, memunculkan beberapa komunitas. Bukan hanya itu. Tempat ini menjadi tempat berkumpulnya Komunitas-komunitas yang ada di Malang di antaranya ada komunitas sepeda ontel, skateboard, free style BMX, pecinta fotografi, pencipta reptil dan binatang langka dan lain sebagainya. Saya juga wewawancarai salah satu komunitas yaitu komunitas sepeda ontel. Mereka mengaku sangat leluasa sekali menjalankan aktifitasnya pada hari minggu tersebut. Karena tempatnya yang luas, indah, nyaman dan aman sangat mendukung sekali. Di area sekitar Car Free Day juga disediakan panggung kecil dan biasanya digunakan untuk hiburan dan berbagai pertunjukan yang ada. Di Car Free Day ini menurut mereka dapat menemukan beberapa orang dengan hobi yang sama sehingga dapat saling berinteraksi, dapat membicarakan tentang hobi mereka yang sama sehingga dapat memiliki pengetahuan yang lebih tentang hobinya.Dari hasil observasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya Car Free Day, masyarakat Kota Malang dapat lebih melakukan interaksi secara aktif. Perbedaan yang memisahkan antara masyarakat semakin tipis. Dapat saling menghargai perbedaan yang ada dan dapat saling membantu jika terjadi masalah.

BAB IVPENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai (1) kesimpulan, (2) saran yang dipaparkan sebagai berikut

4.1 KesimpulanPada dasarnya, setiap individu pasti mempunyai id, ego dan super ego. Ketiganya tersebut akan membentuk sebuah karakteristik dimana setiap karakteristik individu satu dengan yang lain berbeda. karakteristik individu dan karakteristik sosial merupakan ciri-ciri khusus atau karakter yang berbeda-beda, seperti usia, status sosial, pekerjaan, dan sebagainya yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu kelompok atau masyarakat. Begitu pula dengan karakteristik individu dan kelompok sosial yang ada pada Car Free Day Malang.Teknik pengumpulan data disini dapat berupa angket, wawancara, dan observasi. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Observasi adalah pengamatan langsung di lapangan secara cermat terhadap subyek yang diteliti pada tempat penelitian. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara langsung dilapangan karena dianggap lebih efektif dan efisien.Pengunjung yang kebanyakan datang ke Car Free Day menurut hasil observasi adalah dari kalangan remaja seperti anak kuliahan dan pekerja kantoran. Mereka kebanyakan ingin melepas kejenuhan dan ingin tetap menjaga kesehatan serta ingin menghirup udara bersih yang bebas dari asap berbagai jenis kendaraan.Di Car Free Day, memunculkan beberapa komuinitas. Tempat ini menjadi tempat berkumpulnya Komunitas-komunitas yang ada di Malang di antaranya ada komunitas sepeda ontel, skateboard, free style BMX, pecinta fotografi, pencipta reptile dan binatang langka dan lain sebagainya. tempat ini dijadikan sebagai tempat berkumpulnya komunitas-komunitas kreatif. Hampir semua komunitas bisa berkumpul untuk bertemu teman-teman mereka yang berasal dari tempat lain. Bisa jadi, mereka telah membuat janji bertemu untuk melakukan aktifitas rutin untuk komunitas mereka.Dari hasil observasi yang dilakukan di Car Free Day dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya Car Free Day, masyarakat Kota Malang dapat lebih melakukan interaksi secara aktif. Perbedaan yang memisahkan antara masyarakat semakin tipis. Dapat saling menghargai perbedaan yang ada dan dapat saling membantu jika terjadi masalah.

4.2 SaranBerdasarkan pembahasan makalah di atas, diharapkan pemerintah dapat terus menyelenggarakan Car Free Day di Kota malang. Pemerintah juga harus menambah fasilitas agar kegiatan yang dilakukan di Car free Day ini dapat berjalan lebih baik. Hal ini dilakukan sebab dengan adanya kegiatan ini masyarkat kota dapat memelihara kesehatanya sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu interaksi masyarakat akan semakin terjalin dengan baik. Dengan ini diharapkan masyarakat kota malang dapat hidup berdampingan, dapat hidup rukun dan dapat saling memberi manfaat.

31