224721453-ikterus-neonatorum
DESCRIPTION
ikTRANSCRIPT
Ikterus (kuning)
Fenomena transisional
normal/fisiologis
Peningkatan bilirubin
berlebih/non fisiologis
Toksik
Kematian Sekuele
Neuropatologi Kernikterus
Pewarnaan kuning dan nekrosis neuronal
ganglia basal : globus pallidus
nukleus subtalamik nukleus syaraf kranial:
Vestibulokoklear Okulomotorik Fasialis
nukleus serebral
IKTERUS/ HIPERBILIRUBINEMIABatasan
Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa
Hiperbilirubinemia : bilirubin > 5 mg% ( 85 µmol/L).
Prinsip Dasar Ikterus > minggu pertama kehidupan, bayi krg
bulan. Normal/ fisiologis dan non fisiologis. Gejala awal penyakit. Sebab: pembentukan ↗, pengeluaran ↘ Bilirubin sel syaraf otak terganggu cacat/
kematian
ERITROSIT
Hemoglobin
Biliverdin
HemeOksigenase
BiliverdinReduktase
Bilirubin
RES
HEPAR
USUS
Albumin+
Bilirubin
Ligandin
Glukoroniltransferase
Bilirubin Glukoronida
Transporaktif
Fecal BilirubinUrobilinogen
SiklusEnterohepatik
Bilirubin Glukoronida-Glukoronidase
Bilirubin
BILIRUBIN
Tidak terkonyugasi Bilirubin tidak
terkonyugasi Tidak larut dalam air Berikatan dengan
albumin untuk transport
Komponen bebas larut dalam lemak
Komponen bebas bersifat TOKSIK untuk otak
TERKONYUGASI Bilirubin
terkonyugasi Dapat larut dalam
air Tidak larut dalam
lemak Tidak toksik untuk
otak
KERACUNAN BILIRUBIN
Kadar bilirubin terkonyugasi > 20 mg/ dL? >25 mg/ dl? > 30
mg/ dL?
Usia kehamilan Hemolisis Morbiditas lain: asfiksia, hipoglikemia,
asidosis, sepsis Obat-obat yang mengusir bilirubin dari
ikatannya dengan albumin
Mengapa bayi mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupan? Meningkatnya produksi bilirubin
Turnover sel darah merah yang lebih tinggi Umur sel darah merah lebih singkat
Penurunan ekskresi bilirubin Penurunan uptake dalam hati Penurunan konyugasi di dalam hati Peningkatan sirkulasi enterohepatik bilirubin
Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu
IKTERUS FISIOLOGIS
0
2
4
6
8
10
12
14
HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7
S.Bili mg/dl
• Timbul pada hari kedua dan ketiga.• Kadar bilirubin indirek sesudah 2 x 24 jam
tidak melewati 15 mg % pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % pada neonatus kurang bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg % per hari.
• Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg %.• Ikterus menghilang pada 10 hari pertama• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan
keadaan patologik.• Selalu pertimbangkan usia bayi dan kadar
bilirubin
• Terjadi <umur 24 jam.• Setiap pe↑kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi.• Pe↑kadar bil. serum > 0,5 mg/dl/jam atau 5
mg/dl/hari• Adanya tanda penyakit yang mendasari pada
setiap bayi (muntah, letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea/suhu yg tidak stabil).
• Ikterus bertahan selama 8 hari pada BCB atau setelah 14 hari pada BKB
Hiperbilirubinemia fisiologis vs non-fisiologis
02468
101214161820
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
fisiologis
non- fisiologis
Ikterus pada bayi prematur
Awitan lebih dini Puncak lebih lambat Kadar puncak lebih tinggi Memerlukan lebih banyak waktu untuk
menghilang – sampai dengan 2 minggu
Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan dan prematur
0
2
4
6
8
10
12
14
16
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
Cukup bulannormal
Prematur
Penyebab ikterus
Pre hepatik Hepatik Post hepatik
GANGGUAN OBSTRUKTIF - Direct hyperbilirubinemia
Kolestasis Atresia biliaris Kista koledokus
# Bilirubin terkonyugasi > 2 mg/ dL
# Waktu timbul# Warna faeses# Warna urin
DIAGNOSIS
ANAMNESIS Riwayat ikterus : Onset Gejala2 penyerta : Keadaan umum,
aktivitas/pemberian asupan, pucat, dll Riwayat faktor predisposisi : penggunaan obat, infeksi maternal, hematoma
sefal atau memar yang nyata, asfiksia Gol.darah ibu, bapak Masa gestasi (Usia kehamilan) Pemberian ASI eksklusif Kakak juga ikterus
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK Usia kehamilan (Masa gestasi) Pemeriksaan ikterus : wajah → kaudal
tubuh dan ekstremitas Anemis Hepatosplenomegali Memar, hematoma sefal
Penilaian klinis untukkeparahan ikterus
Laju Cephalocaudal Wajah 5 mg/ dl (kurang lebih) Dada atas 10 mg/ dl (kurang lebih) Abdomen dan paha atas 15 mg/ dl ( kurang
lebih) Telapak kaki 20 mg/ dl ( kurang lebih)
Pemeriksaan secara visual kurang tepat
Derajat Ikterus
Daerah Ikterus Perkiraan kadar
bilirubin
I Daerah Kepala dan leher 5,0 mg %
II Sampai badan atas 9,0 mg%
III Sampai badan bawah hingga tungkai 11,4 mg%
IV Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut.
12, 4 mg %
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki
16,0 mg%
Pembagian ikterus menurut metode Kremer
Diagnosis
Uji Laboratorium– Kadar bilirubin: total dan terkonyugasi– Golongan darah ibu dan tipe Rh-nya– Golongan darah bayi dan tipe Rh-nya– Uji Coomb terkonyugasi pada bayi– Hemoglobin– Sediaan hapus darah– Hitung retikulosit
o Penentuan fraksi bilirubin (direk/indirek).
o Test darah (gol darah, apus darah).
o Test coombs.
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P. Penunjang Diagnosis
Saat lahir - hari ke 2Riwayat ikterusRiwayat penyakit keluarga
Sangat IkterusSangat pucat
Hb < 13 g/dl, Ht < 39%
Ikterus hemolitilk
Saat lahir - hari ke 2/>Infeksi maternal
Sangat IkterusTanda infeksi (malas minum, <aktif, lemah, suhu abnormal)
Lekositosis, lekopeni, trombositopenia
Ikterus diduga infeksi/ sepsis
Timbul pada hari 1 Riwayat ibu pengguna
obat
Ikterus Ikterus akibat obat
Diagnosis banding ikterus
Diagnosis banding ikterus
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis
Ikterus hebat hari ke 2
Ensefalopati hari ke 3 - 7
Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati
Sangat ikterusKejang Postur abnormal,letargi
Ensefalopati bilirubin
Ikterus menetap setelah usia 2 minggu
Ikterus berlangsung > 2 mg bayi ckp bl 3 minggu bayi < bl
Urin gelap, feses pucat.
Ikterusberkepanjangan
hari ke 2 /> lebih.BBLR
Bayi tampak sehat Ikterus pada bayi prematur
Hari ketiga bayi cukup bulan, berat lahir lebih 2500 gram, tampak sehat
Ikterus fisiologis
Ikterus yang berkembang secara cepat pada Hari ke-1
Kemungkinan besar Rhesus, ABO, atau penyakit hemolitik lain Sperositosis
Kemungkinan yang lebih kecil Infeksi kongenital Defisiensi G-6-P-D
Ikterus yang berkembang secara cepat setelah usia 48 jam
Kemungkinan besar Infeksi Defisiensi G-6-P-D
Kemungkinan lebih kecil Rh, ABO, sperositosis
TATA LAKSANA
HIDRASI – PEMBERIAN MINUM FOTOTERAPI TRANSFUSI TUKAR
TATA LAKSANABBL
Penilaian ikterus Setiap 8-12jam
ikterus / tidak? TSB/ TcB?
Berat/ tidak?
TSB/ TcB?
Persentil>95
Bisa pulang?
Risk factor?Usia bayi <72jam
pulang
Follow up
terpercaya
TSB/ TcB?
Nilai TSB, usia gestasi,Usia (jam)
evaluasi
TSB/ TcBulang
> Persentil 95
Tata laksana Hiperbilirubinemia pada Neonatus Usia Kehamilan 35 Minggu atau Lebih
Mempromosikan dan mendukung keberhasilan pemberian ASI yang berhasil
Melakukan suatu penilaian sistematik sebelum bayi pulang untuk menilai risiko hiperbilirubinemia yang berat
Melakukan tindak lanjut dini terfokus berdasarkan risiko Ketika diindikasikan, beri terapi pada neonatus dengan
fototerapi atau transfusi tukar untuk mencegah perkembangan ikterus yang berat dan mungkin, kernikterus.
(Pediatrics, July 2004)
Pemberian Minum untuk Mencegah dan Mengobati Ikterus Neonatorum
Ibu harus menyusui bayinya setidaknya 8 sampai 12 kali setiap hari untuk beberapa hari pertama
asupan kalori/dehidrasi Ikterus
Suplementasi dengan air atau air dekstrosa tidak akan mencegah atau mengobati hiperbilirubinemia
Kadar bilirubin serum totalKadar bilirubin serum total
Usia Usia (jam)(jam)
Pertimbangan Pertimbangan fototerapifototerapi
FototerapiFototerapi Transfusi Transfusi tukar jika tukar jika gagalgagal
Transfusi + Transfusi + fototerapifototerapi
25- 4825- 48 1212 1515 2020 2525
49- 7249- 72 1515 1818 2525 3030
7272 1717 2020 2525 3030
Kadar bilirubin serum totalKadar bilirubin serum total
sehatsehat sakitsakit
BBBB FototerapiFototerapi Transfusi Transfusi tukartukar
FototerapiFototerapi Transfusi Transfusi tukartukar
< 1000 g< 1000 g 5-75-7
bervariasibervariasi
4-64-6
bervariasibervariasi
1000- 1000- 1500 g1500 g
7-107-10 6- 86- 8
1500- 1500- 2000g2000g
10- 1210- 12 8- 108- 10
2000- 2000- 2500 g2500 g
12- 1512- 15 10- 1210- 12
> 2500 g> 2500 g 15- 1815- 18 20- 2520- 25 12- 1512- 15 18- 2018- 20
Fototerapi Intensif
Sumber cahaya: cahaya alami siang hari, cahaya putih, cahaya biru, neon fluoresen biru khusus, lampu halogen tungten, selimut serabut optik, dioda yang memancarkan cahaya galium nitrida.
Jarak dari cahaya:cahaya fluoresen harus berada sedekat mungkin 9 sampai 10 cm dari bayi), sinar halogen dapat menyebabkan panas berlebihan
Daerah permukaan: maksimal, lepas semua pakaian kecuali popok, popok juga dapat dilepas
Berkala versus terus menerus Hidrasi
Komplikasi fototerapi
Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi Pemisahan ibu dengan bayi Peningkatan insensible water loss dan
dehidrasi pada bayi prematur Sindrom bronze-baby (bayi dengan
ikterus kolestatik)
Penurunan bilirubin serum yang bagaimana yang diharapkan terjadi dengan fototerapi?
Kecepatan penurunan bergantung pada efektivitas fototerapi dan penyebab yang mendasari ikterus.
Dengan fototerapi intensif, penurunan awal dapat mencapai 0,5 sampai 1,0 mg/ dl/ jam pada 4 → 8 jam pertama, kemudian menjadi lebih lambat.
Dengan fototerapi standard, penurunan yang diharapkan adalah 6% → 20% dari kadar bilirubin awal pada 24 jam pertama.
Kapan fototerapi harus dihentikan?
Bergantung pada usia bayi Penyebab hiperbilirubinemia
Transfusi Tukar
Transfusi Tukar
Produk sisa
Partially packedRed Blood Cells
2XVolume DarahTransfusi Tukar2 X 85 mL/ kg
TRANSFUSI TUKAR –KOMPLIKASI Gagal jantung Hipoglikemia metabolik, hiperkalemia,
hipokalsemia, toksisitas sitrat Emboli udara Trombositopenia Sepsis bakteri Penyakit virus yang ditularkan melalui transfusi Enterokolitis nekrotikans Trombosis vena portal
Angka kematian/gejala sisa menetap 1-12%
FARMAKOTERAPI
Imunoglobulin IV menekan hemolisis isoimun, menurunkan tindakan transfusi
Fenobarbital merangsang aktivitas, konsentrasi UDPGT, ligandin dan jumlah tempat ikatan bilirubin
Metalloprotoporphyrin analog sintesis heme
Apa yang perlu dilakukan :
Pada neonatus dengan ikterus : 1.Melakukan anamnesis, p.f. dan
laboratoris untuk menentukan fisiologis atau patologis
2.Kendalikan kdr bil.agar tidak terjadi kern ikterus
3.Mengendalikan faktor2 risiko 4.Mengobati penyebab dan penyakit
penyerta 5.Melakukan follow up di klinik rehabilitasi 6.Merumuskan pencegahan untuk kelainan
mendatang.
Pengendalian ikt.neonatorum INTERVENSI METABOLISME BIL. 1.Menstimulasi konjugasi 2.Melakukan fotoisomerisasi dengan
terapi sinar 3.Menambah zat2 yang kurang dalam
transportasi dan metabolisme 4.Membatasi sirkulus enterohepatis 5.Mengeluarkan bil.dengan transfusi tukar 6.Mengatasi penyebabnya bila mungkin.
Menilai faktor-faktor risiko ikterus yang jelas
Ketidaksesuaian golongan darah dengan DAT positif
Usia kehamilan 35-36 minggu Pemberian ASI eksklusif – ibu dengan anak
pertama Hematoma sefal atau memar yang nyata Ras Asia Kakaknya juga mengalami ikterus yang nyata Ikterus pada 24 jam kehidupan pertama Kadar bilirubin sebelum bayi pulang pada
zona berisiko tinggi
Pencegahan
Sekunder
Hiperbilirubinemia berat Penilaian sistematis risiko
Golongan darah Penilaian klinis
Evaluasi laboratorium Penyebab kuning Penilaian risiko sebelum keluar RS Kebijakan dan prosedur RS
Evaluasi Laboratorium Kuning dalam 24 jam pertama :
periksa bilirubin Pengulangan tergantung zona
bilirubin
Kuning berlebihan : periksa bilirubin Interpretasi kadar bilirubin sesuai umur
bayi (jam)
Waktu pemeriksaan kembali
Bayi keluar RS Saat pemeriksaan
< 24 jam 72 jam
24 – 47,9 jam 96 jam
48 – 72 jam 120 jam
Penilaian Tindak lanjut BB,persentase perubahan
BB,asupan adekuat, polaBAB dan BAK, dan ada tidak adanya
kuning Penilaian tumbuh kembang secara
adekuat
Langkah Promotif/Preventif
Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil
Penanganan penyebab BBLR Penanganan infeksi maternal, KPD Penanganan asfiksia, trauma lahir Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Contoh Kasus
Seorang bayi laki-laki, usia 1 hari, dibawa ke RS Dustira pada tanggal 02/01/2011 dengan keluhan utama bayi tampak kuning
Sejak 1 hari setelah lahir, ibu penderita melihat bayinya tampak kuning. Warna kuning tampak pertama kali pada mata dan muka yang semakin lama semakin kuning, kemudian menyebar ke badan tungkai dan lengan, telapak tangan dan kaki. Keluhan kuning disertai dengan bayi tampak mengantuk, menangis lemah dan menetek lemah. Keluhan kuning tidak disertai dengan panas badan, kejang ataupun penurunan kesadaran. BAB tidak tampak dempul dan BAK tidak tampak berwarna teh pekat. Karena keluhannya maka penderita dianjurkan dibawa ke RS Dustira oleh bidan.
Selama kehamilan BB ibu naik 8 kg. Ibu memeriksakan kehamilannya pada bidan dan kontrol secara tidak teratur sebanyak 3x selama kehamilan. Selama kehamilan ibu tidak pernah minum obat selain dari bidan, yaitu 2 macam obat tablet berwarna merah 1x/hari dan tablet warna kuning kecil 1x/hari selama 3 bulan dan diberi suntikan 1x. Riwayat hipertensi selama kehamilan (-). Riwayat sakit kuning, kelainan darah dan kekurangan darah dalam keluarga (-). Riwayat mengkonsumsi obat-obatan / jamu selain dari bidan selama hamil atau saat bersalin (-). Riwayat memelihara kucing diakui. Gol. Darah ibu adalah O, sedangkan gol. Darah ayah adalah A, rhesus tidak diketahui.
Penderita lahir pada tanggal 01/01/2011 jam 00.00 dari seorang ibu G2P1A0 yang merasa hamil kurang bulan (36 minggu), letak belakang kepala, lahir spontan, ditolong oleh bidan dan tidak langsung menangis dan tali pusat langsung dipotong. BB lahir 1450 gram dengan PB lahir 38 cm. Riwayat kebiruan pada saat ataupun setelah persalinan tidak diketahui. Penderita langsung disusui ibunya dan penderita tidak tampak menjadi semakin kuning ketika disusui oleh ibunya.
Dari pem. Fisik didapatkan kesadaran penderita letargis, kesan sakit sedang, menangis lemah, ikterik Kramer V, tanda vital : Nadi = 140x/m, anemis, sklera ikterik, hepar teraba 2 cm bac, tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan rata, bising usus (+) normal, refleks primitif: moro, isap, rooting, genggam positif lemah.
Dari pem. Lab rutin didapatkan Hb = 14gr%, Leukosit = 24,000/mm3, Trombosit = 150.000/mm3, PVC = 44%, hitung jenis -/4/4/30/60/4. Pemeriksaan feses didapatkan warna kuning, eritrosit = 0-1/LP, leukosit = 0-1/LP. Dari pemeriksaan urin didapatkan warna kuning, bilirubin (-), urobilin (+).
Diagnosis Banding
Hiperbilirubinemia Neonatorum e.c suspekDD/ Inkompatibilitas ABO Inkompatibilitas Rhesus Defisiensi G6PD
+ bayi kurang bulan (36 minggu) + bayi kecil masa kehamilan, lahir spontan, letak kepala.
Diagnosis Kerja
Hiperbilirubinemia Neonatorum e.c suspek Inkompatibilitas ABO + bayi kurang bulan (36 minggu), bayi kecil masa kehamilan, lahir spontan, letak kepala.
Usul Pemeriksaan
Morfologi darah tepi Retikulosit Biliribun direk / total Uji Coomb’s direk / indirek Golongan darah bayi + Rhesus Pemeriksaan G6PD
Penatalaksanaan
Umum- Pertahankan suhu 36,5 – 37,5 ºC - Pemberian PASI = 1,45 x 80 + 10% = 116 cc / hari = 8 x 14,5 cc / hari personde (dipasang NGT)
KhususTerapi sinar (fototerapi)
PrognosisQuo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonam