resus ikterus neonatorum
DESCRIPTION
refleksi kasusTRANSCRIPT
Oleh : Nurul Emma Nurdina20080310193
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKRUMAH SAKIT JOGJA
2013
REFLEKSI KASUSHIPERBILIRUBIN DAN
IKTERUS NEONATORUM
Sejak empat hari setelah lahir bayi tampak kuning. Warna kuning tampak pertama kali pada mata, kemudian menyebar kebadan tungkai dan lengan tapi tidak pada telapak tangan dan kaki. Bayi terlihat bugar, menagis kuat, gerak aktif. Keluhan kuning tidak disertai panas badan, kejang atau pun penurunan kesadaran. Buang air besar tidak tampak seperti dempul dan buang air kecil tidak tampak berwarna teh pekat.
Bayi lahir spontan dengan BBL 3300 gram. Kehamilan normal tidak ada kelainan dan penyulit.
KASUS
Pemeriksaan fisik : 1. Nadi : 120x/m RR : 50x/m
2. krammer II-IIIBilirubin Total : 12,2Bilirubin Indirek : 11,75Bilirubin Direk : 0,45
PEMERIKSAAN
Apakah indikasi dilakukannya fototerapi? Dan bagaimana
membedakan hiperbilirubin fisiologis dengan patologis?
PERMASALAHAN
Hiperbilirubinemia adalah terjadinya peningkatan kadar plasma bilirubin lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi. Kadar normal maksimal adalah 12-13 mg% (205-220 µmol/L).
Peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 90.
HIPERBILIRUBINEMIA
1. Peningkatan produksi bilirubina. Isoantibodi : ABO, Rh, antibodi Minorb. Defek enzim : G6PD, pyruvate kinase deficiencyc. Defek strutural : sferositosis, elliptositosisd. Trauma persalinan : sefalohematoma, excessive bruisinge. Polisitemia
2. Impaired bilirubin conjugationa. Gilbert syndromeb. Crigler-najjar syndromec. Human milk jaundice (ikterus karena ASI)
FAKTOR RESIKO HIPERBILIRUBINEMIA
3. Penurunan ekskresi bilirubina. Obstruksi bilier : atresia bilier, choledocal cyst, dubin-
johnson syndrome, rotor syndrome
4. Penyebab lain (kombinasi)a. Etnik Asiab. Prematuritasc. Gangguan metabolik : hypotiroid, galactosemiad. DM pada kehamilane. Infeksi : ISK, Sepsisf. Breastfeeding (pemberian ASI)g. Drugs : sulfisoxazole, streptomycin, benzyl alcohol,
kloramfenikol
CONT...
Physiologic jaundice TSB (total serum bilirubin) mencapai puncak
konstrasinya pada hari ke 3 – 5 setelah kelahiran.Tingginya kadar TSB pada masing-masing bayi
sangat tergantung pada ras, tipe pemberian ASI, dan faktor genetik.
Kadar rata-rata TSB (kadar tertinggi) pada bayi etnis Asia adalah 10mg/dl.
Penyebab utama physiologic jaundice antara lain :
HYPERBILIRUBINEMIA NON PATHOLOGIC
1. Early onset berhubungan dengan proses pemberian minum
Penyebab tersering dari ikterus fisiologis.Bayi yang mendapat ASI mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami hiperbilirubin dikarenakan beberapa faktor yaitu :a. Asupan cairan : kelaparan, frekuensi menyusui,
kehilangan berat badan, dehidrasib. Hambatan ekskresi bilirubin hepatik : pengaruh hormon
pregnandiol, lipase-free faty acid, unidentified inhibitorc. Intestinal reabsorption of bilirubin : pasase mekonium
yang terlambat, pembentukan urobilinoid bakteri, beta-glukoronidase, hidrolisis alkaline, asam empedu
HUMAN MILK JAUNDICE
2. Late onset berhubungan dengan ASI Diyakini dipengaruhi oleh kandungan ASI yang dapat
mempengaruhi proses konjugasi dan ekskresi Penyebabnya belum diketahui secara pasti tetapi bila
dihubungkan dengan feaktor spesifik dari ASI yaitu : 2 alfa- 20 beta-pregnandiol yang mempengaruhi UDPGT atau pelepasan bilirubin konjugasi dari hepatosit peningkatan aktifitas lipoprotein lipase yang kemudian melapaskan asam lemak bebas ke dalam usus halus penghambatan konjugasi akibat peningkatan asam lemak tak tersaturasi atau beta glukorunidase atau adanya fektor lain yang menyebabkan meningkatnya faktor enterohepatik.
Proses terjadinya hiperbilirubin pada bayi prematur dan bayi aterm hampir sama. Namun pada bayi prematur kejadiannya lebih berat dan lebih lama.
Hal ini disebabkan karena belum matangnya sel darah merah, sel hepar, dan traktus gastrointestinal pada bayi prematur.
Kadar TSB antara 10-14 mg/dl terbukti meningkatkan kejadian BIND (bilirubin-induced neurology dysfunction) pada bayi prematur.
PREMATURE
1. Unconjugated Hyperbilirubinemia (Hiperbilirubin tak terkonjugasi)
Dibagi dalam 4 kategori yaitu :a. Peningkatan produksi bilirubin : penyakit hemolisisb. Defisiensi uptake heparc. Peningkatan sirkulasi enterohepatic : breastmilk
jaundice, ileus d. Impaired conjugated of bilirubin : gilbert syndrome,
crigler-najjar syndrome type II
HYPERBILIRUBINEMIA PATHOLOGIC
2. Conjugated hyperbilirubinemiaPeningkatan bilirubin terkonjugasi berhubungan dengan proses terjadinya infeksi (biasanya infeksi saluran kemih) dan sepsis.
Jika peningkatan bilirubin terkonjugasi terus terjadi hingga usia > 3 minggu kemungkinan penyebabnya adalah cholestatis dan atresia bilier
CONT...
3. KernicterusMerupakan perubahan neuropatologi yang ditandai oleh deposisi pigmen bilirubin pada beberapa daerah di otak terutama di ganglia basalis, pons, dan serebelum.
Kern ikterus digunakan untuk keadaan klinis yang kronis dengan sekuele permanen karena toksik bilirubin.
Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup
bulan ≥ 13 mg/dl atau bayi kurang bulan ≥ 10 mg/dl
Kadar bilirubin direk > 2 mg/dl Peningkatan bilirubin > 5 mg/dl dalam 24
jam Ikterus menetap pada usia > 2 minggu Ikterus yang terjadi akibat hemolisis Terdapat faktor resiko
KRITERIA DIAGNOSTIK IKTERUS PATOLOGIS
1. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8-12 kali/hari
2. Penilaian terhadap resiko terjadinya hyperbilirubinemia berat selama periode neonatal
3. Evaluasi laboratorium : pengukuran TSB pada bayi yang mengalami ikterus dalam 24 jam pertama setelah lahir.
4. Evaluasi penyebab ikterus5. Penilaian resiko sebelum bayi dipulangkan6. Kebijakan dan prosedur RS : wajib memberikan informasi
secara lisan dan tertulis tentang kuning kepada orang tua bayi
7. Pengelolaan bayi dengan ikterus
TINDAKAN PENCEGAHAN&MANAJEMEN