2015-05-20-19-50-49_ar mtf 2014_final.pdf

346
Laporan Tahunan 2014 Bangga Membangun Negeri

Upload: hoangtuyen

Post on 30-Dec-2016

268 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

2014

Laporan Tahunan 2014

Bangga Membangun Negeri

Page 2: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Laporan tahunan ini memuat pernyataan kondisi keuangan, hasil operasi, proyeksi, rencana, strategi, kebijakan, serta tujuan Perseroan. Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki prospek risiko, ketidakpastian, serta dapat mengakibatkan perkembangan aktual secara material berbeda dari yang dilaporkan.

Pernyataan-pernyataan prospektif dalam laporan tahunan ini dibuat berdasarkan berbagai asumsi mengenai kondisi terkini dan kondisi mendatang Perseroan serta lingkungan bisnis di mana Perseroan menjalankan kegiatan usaha. Perseroan tidak menjamin bahwa dokumen-dokumen yang telah dipastikan keabsahannya akan membawa hasil-hasil tertentu sesuai harapan.

Laporan tahunan ini memuat kata “Perseroan” dan “Mandiri Tunas Finance” yang didefinisikan sebagai PT Mandiri Tunas Finance yang menjalankan bisnis dalam bidang lembaga pembiayaan. Adakalanya kata “Perusahaan” dan “MTF” juga digunakan atas dasar kemudahan untuk menyebut PT Mandiri Tunas Finance secara umum.

SANGGAHAN DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB / DiSclAimer

Laporan Tahunan PT Mandiri Tunas Finance yang berakhir pada 31 Desember 2014 ini

diterbitkan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas.

Penyebutan satuan mata uang “Rupiah”, “Rp” atau IDR merujuk pada mata uang resmi

Republik Indonesia, sedangkan “Dolar AS” atau USD merujuk pada mata uang resmi

Amerika Serikat. Semua informasi keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah sesuai

dengan Standar Akuntasi Keuangan Indonesia.

Laporan Tahunan Mandiri Tunas Finance 2014 disajikan dalam dua bahasa yaitu Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris dalam buku yang berbeda dengan menggunakan jenis

dan ukuran huruf yang mudah dibaca dan dicetak dengan kualitas yang baik. Laporan

Tahunan ini dapat dilihat dan diunduh di website resmi Mandiri Tunas Finance yaitu

www.mtf.co.id.

TeNTANG lAPOrAN TAHUNAN mANDiri TUNAS FiNANce 2014

Page 3: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

KeSiNAmBUNGAN TemA lAPOrAN TAHUNANmANDiri TUNAS FiNANce (2013-2014)

Tema yang diangkat dalam laporan tahunan Mandiri Tunas Finance selama 2 tahun terakhir merupakan visualisasi dari rencana, strategi, dan kinerja Perusahaan selama tahun buku berjalan. Setiap tema berkolaborasi dengan konsep yang berkaitan dengan kekayaan alam Nusantara sebagai wujud kecintaan kami terhadap Indonesia.

2013Meningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan pada tahun 2013. Berbagai inisiatif strategis telah dijalankan oleh Mandiri Tunas Finance guna mencapai kinerja yang maksimal. Hal ini dilakukan dengan memberikan pelayanan prima dan memuaskan bagi masyarakat luas maupun bangsa. Sejalan dengan Misi Perusahaan, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya selama tahun 2013 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian nasional yang diwujudkan dalam kontribusi pembayaran pajak, pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta pembukaan lapangan kerja baru. Dengan peran tersebut, Perseroan telah mengambil satu langkah maju untuk menjadi kebanggaan Indonesia.

Bertujuan untuk menjadi salah satu kebanggaan Indonesia, kami menvisualisasikannya dengan menampilkan hal-hal yang menjadi ciri khas dan kebanggaan Indonesia ke dalam konsep Laporan Tahunan 2013. Dimulai dari stupa Candi Borobudur yang merupakan salah satu keajaiban dunia; kesenian tradisional, seperti Ondel-Ondel, wayang kulit, tari Bali, dan gong; sejumlah satwa asli Indonesia, seperti Orangutan, Harimau Sumatera, Komodo, dan Badak bercula satu; serta rumah-rumah tradisional khas Indonesia.

2014Berbekal keinginan untuk menjadi kebanggaan Indonesia, Perseroan menunjukkan kinerja yang membanggakan dengan rata-rata pertumbuhan di semua lini di atas 30% setiap tahunnya. Perseroan yakin akan mampu meningkatkan pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif yang turut memberikan kontribusi kepada Negara, baik dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun pembukaan lapangan kerja baru. Ini menjadi bukti bahwa Mandiri Tunas Finance bangga membangun negeri.

Sebagai bentuk kebanggaan tersebut, kami mengangkat konsep wayang kulit yang merupakan seni tradisional Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai karya budaya yang mengagumkan dan warisan dunia yang sangat berharga. Cerita narasi yang disuguhkan memiliki nilai seni yang luar biasa.

Adalah Yudistira, tokoh pewayangan tertua di antara Panca Pandawa (lima Pandawa), atau para putera Pandu dengan Dewi Kunti. Siftanya sangat bijaksana, memiliki moral yang sangat tinggi, adil, sabar, jujur, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi.

Tokoh Yudistira menggambarkan pencapaian Perseroan atas visinya “Menjadi Perusahaan Pembiayaan yang Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun 2014”. Atas kinerja Perseroan yang sangat progesif, maka di akhir 2014, Perseroan menetapkan visi baru yaitu “To be the Most Progressive and Reliable Multifinance in Indonesia”. Hal ini juga tercermin pada tokoh Yudistira yang merupakan pemimpin Panca Pandawa yang arif dan bijaksana serta menjadi contoh bagi keempat Pandawa lainnya .

Page 4: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

daftar isi

SANGGAHAN DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB TeNTANG lAPOrAN TAHUNAN mANDiri TUNAS FiNANce 2014

KeSiNAmBUNGAN TemA lAPOrAN TAHUNAN mANDiri TUNAS FiNANce (2013-2014)

KilAS KiNerJA 20148 Ikhtisar Kinerja 2014

10 Ikhtisar Keuangan

13 Ikhtisar Operasional

14 Grafik Ikhtisar Keuangan

16 Grafik Ikhtisar Operasional

18 Keunggulan Kompetitif

19 Strategi Bisnis 2014

20 Kontribusi Kepada Negara

21 Tindakan Korporasi Tahun 2014

22 Peristiwa Penting 2014

24 Penghargaan dan Sertifikasi

lAPOrAN mANAJemeN28 Laporan Dewan Komisaris

34 Laporan Direktur Utama

PrOFil PerUSAHAAN42 Identitas Perusahaan

44 Sekilas tentang Perusahaan

46 Riwayat Perusahaan

47 Logo Mandiri Tunas Finance

48 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

50 Jejak Langkah

52 Testimoni

54 Bidang Usaha

55 Pemeringkatan Perusahaan

56 Struktur Organisasi

57 Manajemen dan Pejabat Senior

58 Struktur Grup Perusahaan

59 Profil Dewan Komisaris

62 Profil Direksi

65 Profil Deputi Direktur

66 Struktur Pemegang Saham

67 Komposisi Pemegang Saham

69 Ikhtisar Obligasi dan Medium Term

Notes

70 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

dan Direksi

70 Kepemilikan Saham Masyarakat

70 Entitas Anak Perusahaan, Perusahaan

Asosiasi atau Perusahaan Publik

70 Kronologis Pencatatan Saham

71 Kronologis Pencatatan Efek Lainnya

dan Peringkat Efek

74 Nama dan Alamat Perusahaan

Pemeringkat Efek

75 Lembaga Profesi Penunjang Pasar

Modal

76 Peta Jaringan dan Alamat Kantor

Cabang

78 Alamat Kantor Cabang

85 Sumber Daya Manusia

91 Teknologi Informasi

ANAliSiS DAN PemBAHASAN mANAJemeN100 Tinjauan Ekonomi

100 Tinjauan Industri Perusahaan

Pembiayaan

103 Tinjauan Operasi Per Segmen

Usaha

105 Analisis dan Pembahasan Kinerja

Keuangan

105 Laporan Posisi Keuangan

110 Laporan Laba Rugi

113 Laporan Arus Kas

116 Likuiditas dan Solvabilitas

117 Tingkat Rasio Kolektibilitas

Piutang Perusahaan

117 Struktur Modal Perusahaan

dan Kebijakan Manajemen atas

Struktur Modal

118 Kebijakan Manajemen atas

Struktur Modal

119 Ikatan Material Untuk Investasi

Barang Modal

119 Perubahan Material atas

Pendapatan

119 Dampak Perubahan Harga

Terhadap Pendapatan Usaha/

Pendapatan Bersih

120 Informasi dan Fakta Material

yang Terjadi Setelah Tanggal

Laporan

120 Prospek Usaha

120 Perbandingan Target dan

Realisasi

122 Proyeksi 2015

122 Rencana Jangka Panjang

122 Aspek Pemasaran

124 Pangsa Pasar

124 Kebijakan Dividen

125 Realisasi Penggunaan Dana Hasil

Penawaran Umum

126 Informasi Material Perusahaan

Page 5: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

126 Transaksi Afiliasi dan Transaksi

yang Mengandung Benturan

Kepentingan

128 Perubahan Peraturan

Perundangundangan yang

Berpengaruh Signifikan Terhadap

Perusahaan dan Dampak Terhadap

Laporan Keuangan

128 Ikhtisar Kebijakan Akuntasi Yang

Signifikan

128 Aset dan Liabilitas Keuangan

131 Penjabaran Mata Uang Asing

131 Kas dan Setara Kas

131 Piutang Pembiayaan Konsumen

132 Investasi Neto dalam Sewa

Pembiayaan

132 Cadangan Kerugian Penurunan

Nilai

132 Beban Dibayar Dimuka

132 Aset Tetap dan Penyusutan

133 Perpajakan

133 Imbalan Kerja

133 Saham

133 Dividen

133 Laba Per Saham

134 Surat Berharga yang Diterbitkan

134 Transaksi dengan Pihak-Pihak

Berelasi

134 Pengakuan Pendapatan dan Beban

136 Segmen Operasi

136 Kebijakan Akuntansi yang

Berhubungan dengan Imbalan Kerja

TATA KelOlA PerUSAHAAN140 Implementasi Tata Kelola

Perusahaan

141 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan

141 Struktur Tata Kelola Perusahaan

142 Rapat Umum Pemegang Saham

146 Dewan Komisaris

152 Komite-Komite Di Bawah Dewan

Komisaris

152 Komite Audit

159 Komite Nominasi dan Remunerasi

164 Direksi

175 Komite Di Bawah Direksi

176 Sekretaris Perusahaan

180 Kewajiban Penyampaian Data

Hutang Valuta Asing

180 Audit Internal

188 Manajemen Risiko

193 Sistem Pengendalian Intern

194 Perkara Penting yang Dihadapi

Perusahaan

202 Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Kepatuhan

207 Informasi Sanksi Administratif

207 Akuntan Eksternal

208 Kode Etik dan Pakta Integritas

210 Uraian Tentang Program

Kepemilikan Saham oleh

Karyawan atau Manajemen

210 Sistem Pelaporan Pelanggaran

211 Ketaatan sebagai Perusahaan

Pembiayaan

211 Laporan Keuangan Bulanan

Perusahaan Pembiayaan

212 Penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah (Know Your Customer)

dan Pencegahan Praktik

Pencucian Uang

214 Kegiatan UKPN

215 Keanggotaan Organisasi

215 Akses Informasi dan Data

Perusahaan

217 Perkembangan Media Sosial

Perseroan Tahun 2014

218 Penanganan Keluhan Konsumen

224 Pertemua n dengan Institusi Asing

225 Praktik Bad Corporate Governance

225 Kepatuhan Pajak

225 Keberagaman Komposisi Dewan

Komisaris Dan Direksi

TANGGUNG JAWAB SOSiAl PerUSAHAAN228 Filosofi dan Dasar Kebijakan

Tanggung Jawab

228 Tanggung Jawab Sosial Bidang

Ketenagakerjaan, Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

230 Tanggung Jawab Sosial Bidang

Lingkungan Hidup

230 Tanggung Jawab Sosial Bidang

Pengembangan Sosial dan

Kemasyarakatan

232 Program Edukasi dan Literasi

Keuangan 2014

233 Tanggung Jawab Sosial Terhadap

Pelanggan

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan DireksiTentang Tanggung Jawab atas laporan Tahunan 2014PT mandiri Tunas Finance

referensi isi laporan Tahunan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

lAPOrAN KeUANGAN

Page 6: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Pada 2014, kinerja industri pembiayaan

nasional mengalami perlambatan. Menghadapi

hal tersebut, Perseroan telah menerapkan

berbagai kebijakan strategis guna mencapai

pertumbuhan kinerja yang maksimal. Upaya

ini berbuah manis dengan realisasi pencapaian

pada akhir tahun berjalan dimana rata-rata

pertumbuhan di semua lini usaha Perseroan

berada di atas 30% setiap tahunnya.

Perkembangan kinerja Perseroan yang semakin

baik juga tercermin dalam meningkatnya daya

saing dibandingkan perusahaan sejenis, di

samping itu kualitas pelayanan yang diberikan

senantiasa semakin baik ditujukan bagi seluruh

pelanggan, mitra kerja, serta seluruh pemangku

kepentingan lainnya.

Pada masa mendatang, Perseroan optimis dapat

meningkatkan pertumbuhan kinerja secara

progresif, sehat dan berkelanjutan (sustainable)

yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap

industri pembiayaan dan otomotif sehingga

turut memberikan kontribusi kepada Negara,

baik dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM) maupun pembukaan

lapangan kerja baru. Seluruh upaya tersebut

merupakan suatu bukti bahwa Perseroan

bangga membangun negeri.

Kebanggaan untuk menciptakan pelayanan

yang berbudi, berkualitas, dan bermutu tinggi

serta senantiasa dijalankan dengan sepenuh

hati. Perseroan bekerja keras mempertahankan

reputasi sebagai perusahaan pembiayaan paling

progresif, dan terpercaya dalam membangun

negeri dengan tekad untuk memenuhi

kebutuhan setiap pelanggan. Setiap langkah

menjadi tonggak sejarah yang membingkai

kinerja Perseroan dalam memberikan pelayanan

terbaik dan berkualitas bagi seluruh pelanggan.

Bangga Membangun Negeri

Page 7: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 5Laporan Tahunan 2014

PeN

DA

PATA

N

USA

HA 1,51T

TOTA

l A

SeT 7,42T

lAB

A K

Om

PreH

eNSi

F TA

HU

N B

erJA

lAN 234m

Page 8: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Kilas Kinerja 2014

Page 9: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Kilas Kinerja 2014

Page 10: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance8Laporan Tahunan 2014

ikhtisar Kinerja 2014

Pembiayaan baru tahun 2014 mencapai Rp14,78 triliun meningkat Rp3,2 triliun atau 27,48% dari tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun.

Total Pendapatan tahun 2014 mencapai Rp1,51 triliun meningkat Rp347,36 miliar atau 29,79% dari tahun 2013 sebesar Rp1,17 triliun.

Nilai Pembiayaan Mobil Baru di tahun 2014 mencapai Rp13,81 triliun atau naik sebesar 37,20% dari tahun 2013 sebesar Rp10,07 triliun.

Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang dikelola di tahun 2014 mencapai Rp21,16 triliun meningkat Rp5,54 triliun atau 35,41% dari tahun 2013 sebesar Rp15,63 triliun.

Laba Komprehensif Tahun Berjalan tahun 2014 mencapai Rp233,99 miliar meningkat Rp57,7 miliar atau 32,71% dari tahun 2013 sebesar Rp176,31 miliar.

Pembiayaan Baru

Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang

dikelola

Total Pendapatan

Nilai Pembiayaan Mobil Baru

1,51triliun

14,78triliun

233,99miliar

21,16triliun

13,81triliun

27,48%

35,41%

29,79%

37,20%

32,71%

Page 11: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 9Laporan Tahunan 2014

ikhtisar Kinerja 2014

Jumlah konsumen tahun 2014 mencapai 259.321 konsumen meningkat 49.529 konsumen atau 23,61% dari tahun 2013 sebesar 209.792 konsumen.

Imbal Hasil Ekuitas tahun 2014 mencapai 29,69% meningkat 1,92% dari tahun 2013 sebesar 29,13%.

Total Aset tahun 2014 mencapai Rp7,42 triliun meningkat Rp1,78 triliun atau 31,57% dari tahun 2013 sebesar Rp5,64 triliun.

Jumlah jaringan kantor cabang tahun 2014 sebanyak 88 kantor cabang meningkat 11 kantor cabang atau 14,29% dari tahun 2013 sebanyak 77 kantor cabang.

Imbal Hasil Aset tahun 2014 mencapai 4,74% meningkat 6,52% dari tahun 2013 sebesar 4,45%.

Jumlah Konsumen

Imbal Hasil Aset

Jumlah Jaringan Kantor Cabang

Imbal Hasil Ekuitas

Total Aset

29,69%

7,42triliun

259.321Konsumen

4,74%

88kantor cabang

23,61%

14,29%

1,92%

31,57%

6,52%

Page 12: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance10Laporan Tahunan 2014

Ikhtisar keuangan tahun 2014, 2013 dan 2012 di bawah ini

diambil dan atau dihitung dari laporan keuangan tahunan yang

berakhir pada 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 yang telah

laporan Posisi Keuangan

Uraian 2014 2013 2012

ASeT

Kas dan setara kas 273.449 191.239 165.770

Piutang pembiayaan konsumen 5.893.135 4.511.545 3.717.616

Investasi neto dalam sewa pembiayaan 766.524 612.154 327.680

Piutang lain-lain

Pihak ketiga 43.921 26.733 11.484

Pihak berelasi 320.326 223.185 111.373

Cadangan kerugian penurunan nilai (794) (813) (979)

Tagihan kelebihan pajak - - 1.926

Aset pajak tangguhan 10.895 7.737 4.570

Aset tetap 74.531 44.006 27.861

Aset lain-lain 37.811 22.863 20.825

TOTAl ASeT 7.419.798 5.639.462 4.388.126

liABiliTAS DAN eKUiTAS

liABiliTAS

Utang usaha 523.518 260.798 292.264

Utang lain-lain

Pihak ketiga 84.605 27.532 19.960

Pihak berelasi 53.799 134.905 46.550

Utang pajak kini 11.037 15.833 15.745

Beban yang masih harus dibayar 94.395 65.711 38.288

Pinjaman bank 4.291.142 3.241.063 2.690.000

Surat berharga yang diterbitkan 1.447.369 1.196.735 749.800

Liabilitas imbalan kerja karyawan 13.308 9.091 6.554

TOTAl liABiliTAS 6.519.173 4.951.668 3.859.161

Dalam jutaan Rupiah

Dalam jutaan Rupiah

ikhtisar Keuangan

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman

& Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited)

dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material.

Page 13: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 11Laporan Tahunan 2014

Uraian 2014 2013 2012

eKUiTAS

Modal Disetor 250.000 250.000 250.000

Saldo laba

Sudah ditentukan penggunaannya 50.000 50.000 50.000

Belum ditentukan penggunaannya 600.625 387.794 228.965

TOTAl eKUiTAS 900.625 687.794 528.965

TOTAl liABiliTAS DAN eKUiTAS 7.419.798 5.639.462 4.388.126

laporan laba rugi Komprehensif

Uraian 2014 2013 2012

PeNDAPATAN

Pembiayaan konsumen 1.063.442 859.887 637.822

Sewa pembiayaan 87.369 59.897 16.514

Bunga 19.798 7.026 6.626

Lain-lain neto 342.946 239.386 180.107

TOTAl PeNDAPATAN 1.513.555 1.166.196 841.069

BeBAN

Beban keuangan (548.682) (443.492) (312.904)

Gaji dan tunjangan (235.159) (179.317) (138.568)

Beban umum dan administrasi (197.569) (149.541) (112.577)

Penyisihan kerugian penurunan nilai (219.900) (156.743) (121.471)

TOTAl BeBAN (1.201.310) (929.093) (685.520)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 312.245 237.103 155.549

BEBAN PAJAK (78.257) (60.791) (39.001)

lABA TAHUN BerJAlAN 233.988 176.312 116.548

TOTAl lABA KOmPreHeNSiF TAHUN BerJAlAN 233.988 176.312 116.548

lABA Per SAHAm DASAr (rupiah penuh) 94 71 47

Dalam jutaan Rupiah

ikhtisar Keuangan

Dalam jutaan Rupiah

Dalam jutaan Rupiah

Page 14: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance12Laporan Tahunan 2014

rasio-rasio Keuangan Utama

Uraian 2014 2013 2012

PrOFiTABiliTAS

Imbal Hasil Aset 3,58% 3,52% 2,95%

Imbal Hasil Aset* 4,78% 4,73% 3,94%

Imbal Hasil rata-rata Aset* 4,74% 4,45% 4,27%

Imbal Hasil Ekuitas 29,46% 28,98% 24,76%

Imbal Hasil rata-rata Ekuitas 29,69% 29,14% 25,05%

Jumlah Pendapatan / Jumlah Aset 20,40% 20,68% 19,17%

ASeT PrODUKTiF

Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan** 21.161.175 15.627.805 11.443.236

Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama** 14.289.451 10.363.212 7.194.643

Piutang Bermasalah Kelolaan 1,15% 1,16% 1,23%

liKUiDiTAS

Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali) 0,88 0,88 0,88

Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali) 7,24 7,20 7,30

Utang yang Berbunga / Jumlah Ekuitas*** (Kali) 6,37 6,45 6,50

PerTUmBUHAN

Pertumbuhan Pendapatan 29,79% 38,66% 24,06%

Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan 32,71% 51,28% 77,20%

Pertumbuhan Aset 31,57% 28,52% 24,79%

Pertumbuhan Liabilitas 31,66% 28,31% 24,33%

Pertumbuhan Ekuitas 30,94% 30,03% 28,26%

rASiO lAiNNYA

Laba Sebelum Pajak Penghasilan / Pendapatan 20,63% 20,33% 18,49%

Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan 15,46% 15,11% 13,86%

Rasio Efisiensi Biaya 44,82% 45,48% 45,73%

ikhtisar Keuangan

Keterangan:

* menggunakan perhitungan laba sebelum pajak.

** dalam Jutaan Rupiah.

*** Gearing Ratio.

Page 15: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 13Laporan Tahunan 2014

informasi lainnya

Uraian 2014 2013 2012

PemBiAYAAN BArU (Dalam Unit)

Mobil Baru 99.863 71.498 45.073

Mobil Bekas 6.246 13.267 17.599

Sepeda Motor 15.786 17.961 16.550

Alat Berat 43 150 290

JUmlAH PemBiAYAAN BArU 121.938 102.726 79.222

PemBiAYAAN BArU (Dalam Jutaan rupiah)

Mobil Baru 13.815.064 10.069.172 6.457.154

Mobil Bekas 635.173 1.238.611 1.656.494

Sepeda Motor 261.873 282.261 237.280

Alat Berat 63.212 182.120 233.410

JUmlAH PemBiAYAAN BArU 14.775.322 11.590.044 8.350.928

PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK PemBiAYAAN KONSUmeN (Dalam Unit)

120.540 101.699 78.662

PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK PemBiAYAAN KONSUmeN (Dalam Jutaan rupiah)

14.246.001 11.075.234 8.004.897

PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK SeWA PemBiAYAAN (Dalam Unit)

1.398 1.027 560

PemBiAYAAN BArU DeNGAN KONTrAK SeWA PemBiAYAAN (Dalam Jutaan rupiah)

529.321 514.810 346.031

JUmlAH KONSUmeN 259.321 209.792 170.551

JUmlAH KArYAWAN 3.329 2.793 2.371

JUmlAH JAriNGAN USAHA 88 77 68

ikhtisar Operasional

Page 16: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance14Laporan Tahunan 2014

Rp Juta Rp Juta

Jumlah Aset Jumlah liabilitas

2012

2012

2012

2012

2012

2012

2013

2013

2013

2013

2013

2013

2014

2014

2014

2014

2014

2014

0

0

0

4.000.000

400.000

4.000.000

8.000.000

800.000

8.000.000

2.000.000

200.000

2.000.000

6.000.000

600.000

6.000.000

10.000.000

1.000.000

10.000.000

4.388.126

5.639.462

7.419.798

3.859.161

4.951.668

6.519.173

Rp Juta Rp Juta

Jumlah ekuitas Jumlah Pendapatan

0

500.000

1.500.000

100.000

1.000.000

2.000.000

528.965

687.794

900.625

841.069

1.166.196

1.513.555

Rp Juta

laba Komprehensif Tahun Berjalan Jumlah Konsumen

0 0

100.000 150.000

200.000 250.000

50.000 100.000

150.000 200.000

250.000 300.000

116.548

176.312

233.988

170.551

209.792

259.321

Grafik ikhtisar Keuangan

Page 17: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 15Laporan Tahunan 2014

Grafik ikhtisar Keuangan

rasio efisiensi Biaya (%)

2012

2012

20122013

2013

20132014

2014

2014

0

20,00%

40,00%

10,00%

30,00%

50,00%

45,73 45,59 44,82

Imbal Hasil Rata-rata Aset* (%)

Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (%)

Pendapatan lain-lainimbal Hasil rata-rata Aset dan imbal Hasil rata-rata ekuitas

0

0 0

100.000

2.50% 15,00%

200.000

3,50% 25,00%

50.000

2,00% 10,00%

150.000

3,00% 20,00%

4,50%

250.000

300.000

4,00%

35,00%

30,00%

180.107

239.386

342.946

*menggunakan perhitungan laba sebelum pajak

4,27

4,45

4,74

25,05

29,14 29,69

Rp Juta

Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali)

Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali)

likuiditas dan Solvabilitas

2012 2013 2014

0 0

0,83 6,00

0,88 8,00

0,80 5,00

0,85 7,00

0,90 9,00

0,88 0,88 0,88

7,30 7,207,24

Page 18: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance16Laporan Tahunan 2014

Rp Juta

Jumlah (Rp Juta) Jumlah (Rp Juta)

Unit Unit

Rp JutaUnit Unit

Total Pembiayaan Baru Pembiayaan mobil Baru

2012

2012

2012

2012

2013

2013

2013

2013

2014

2014

2014

2014

0 00 0

4.000.000 3.000.00040.000 30.000

8.000.000 6.000.00080.000 60.000

2.000.000 1.500.00020.000 15.000

6.000.000 4.500.00060.000 45.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

7.500.000

9.000.000

10.000.000

100.000

120.000

140.000

75.000

90.000

105.000

6.457.154

45.073

10.069.172

13.815.064

71.498

99.863

8.350.928

11.590.044

14.775.322

79.222

102.726

121.938

Rp Juta

Jumlah (Rp Juta) Jumlah (Rp Juta)

Unit Unit

Rp JutaUnit Unit

Pembiayaan mobil Bekas Pembiayaan Sepeda motor

0 00 0

500.000 150.0005.000 15.000

1.500.000 250.00015.000 25.000

200.000 100.0002.000 10.000

1.000.000 200.00010.000 20.000

2.000.000 300.00020.000 30.000

1.656.494

17.599

1.238.611

635.1726.246

13.267 237.280

16.550

282.261

261.872

17.961

15.786

Grafik ikhtisar Operasional

Page 19: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 17Laporan Tahunan 2014

Jumlah KaryawanPiutang Pembiayaan Bermasalah

2012

2012

2012

2012 2013

2013

2013

2013 2014

2014

2014

2014

00

2.0000.80%

3.0001.20%

1.5000.60%

2.5001.00%

3.5001.40%

2.371

2.793

3.329

1,23%

1,16% 1,15%

Jumlah Piutang Pembiayaan Kelolaan

Jumlah Jaringan Usaha

Hasil Pemeringkatan*

2012 2013 2014

0

60

100

40

80

11.443.236

15.627.804

21.161.176

6877

88

idAidAA idAA

Keterangan:* berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT Pefindo

0

5.000.000

15.000.000

1.000.000

10.000.000

20.000.000

25.000.000

Rp Juta

Grafik ikhtisar Operasional

Page 20: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance18Laporan Tahunan 2014

Sejak diakuisisi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada 2009,

Perseroan memiliki visi “Menjadi Perusahaan Pembiayaan yang

Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun

2014”. Visi tersebut terealisasi dengan pencapaian sebagai

berikut:

Terbaik

Perseroan dinobatkan sebagai Anak Perusahaan terbaik dalam

grup Bank Mandiri dengan dianugerahkannya “The Most

Progressive Business Growth Mandiri Group” oleh PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemegang saham mayoritas.

Penilaian tersebut berdasarkan pada pertumbuhan kinerja

Perseroan selama 2014, yang dinilai per kuartal oleh jajaran

manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Terbesar

Perseroan menduduki peringkat ke-3 terbesar dari sisi

pembiayaan mobil berdasarkan data pembiayaan baru

Perusahaan Pembiayaan yang dihimpun oleh Asosiasi

Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Pencapaian ini sejalan

dengan target Perseroan di awal tahun dan juga fokus usaha

Perseroan yang konsisten di pembiayaan mobil baru.

Terpercaya

Perseroan mendapat apresiasi dari Majalah Swa dan Institute

for Indonesia Corporate Governance (IICG) sebagai “Trusted

Company” dalam pelaksanaan corporate governance.

Pada 2014, Perseroan kembali merumuskan visi ”To Be The

Most Progressive and Reliable Multifinance in Indonesia”

yang ditujukan untuk menghadapi perkembangan industri

pembiayaan hingga 2020. Langkah awal pencapaian visi ini

ditunjukan dengan perolehan pertumbuhan kinerja sebesar

30% dalam setiap tahunnya. Perseroan optimis dapat

mempertahankan kinerja yang tumbuh sustain dan sehat, guna

menjadi perusahaan pembiayaan yang paling progresif dan

terpercaya di Indonesia.

Keunggulan Kompetitif

Page 21: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 19Laporan Tahunan 2014

Strategi Bisnis 2014

1. Fokus pada segmen pembiayaan mobil baru, di mana

Perseroan berhasil meningkatkan portofolio nilai

pembiayaan mobil baru dari 86,8% di tahun 2013 menjadi

93,5% dari total pembiayaan di tahun 2014.

2. Memperluas jaringan kantor cabang untuk penetrasi pasar

dengan membuka 11 (sebelas) kantor cabang baru di

tahun 2014, sehingga jumlah jaringan cabang Perseroan

bertambah menjadi sebanyak 88 kantor cabang di akhir

2014.

3. Memperluas dan mempererat kerja sama dengan Agen

Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor dan

main dealer di seluruh Kantor Cabang Perseroan untuk

meningkatkan kontribusi pembiayaan.

4. Membuat paket-paket pembiayaan yang lebih kompetitif

dan customized untuk memenuhi kebutuhan konsumen,

baik konsumen retail maupun konsumen korporasi.

5. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis, baik dengan

grup PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maupun dengan

jaringan dealer PT Tunas Ridean Tbk untuk mengoptimalkan

dukungan pendanaan, ketersediaan unit kendaraan,

akuisisi konsumen baru maupun pemanfaatan infrastruktur

khususnya dalam pemasaran produk-produk pembiayaan

Perseroan.

6. Melakukan inovasi dan pengembangan teknologi mobile

collection untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi

kerja di bidang collection.

7. Mengembangkan program-program customer loyalty yang

memberikan benefit, kenyamanan dan keuntungan bagi

konsumen Perseroan.

Page 22: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance20Laporan Tahunan 2014

Kontribusi Kepada Negara

Salah satu Misi Perseroan yang utama adalah ikut berkontribusi

positif dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan Misi

tersebut, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya

selama 2014 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi

kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian

nasional, antara lain diwujudkan dalam hal-hal berikut:

1. Kontribusi dalam pembayaran pajak

Selama 2014, kontribusi pembayaran pajak oleh Perseroan

kepada Negara sebesar Rp157.491.873.118, sedangkan

pada 2013 sebesar Rp107.793.073.744, atau mengalami

peningkatan 46%. Kontribusi dalam pembayaran pajak terdiri

dari:

Kantor Peraturan Pajak Jumlah (rp)2014

Jumlah (rp)2013

Pusat PPh Badan 82.039.824.245 62.553.500.250

PPN 19.316.518.326 295.740.930

Daerah PPh Withholding 56.092.619.767 44.910.751.859

PBB 42.910.780 33.080.705

TOTAl 157.491.873.118 107.793.073.744

2. Turut mengembangkan segmen Usaha mikro Kecil dan

menengah (UmKm)

Sepanjang 2014, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan

kendaraan niaga kepada konsumen UMKM sebanyak 43.548

unit kendaraan jenis Pick Up atau 87,14% dari total jumlah unit

kendaraan niaga yang telah dibiayai oleh Perseroan. Dengan

menyalurkan pembiayaan kendaraan jenis Pick Up tersebut,

dapat lebih menunjang transportasi dan operasional dari bisnis

UMKM yang dimiliki oleh konsumen Perseroan dan diharapkan

dapat mengembangkan bisnis UMKM tersebut.

Tipe Kendaraan Niaga Unit %

Heavy Equipment 43 0,09%

Double Cabin 597 1,19%

Pick Up 43.548 87,14%

Truck 5.784 11,57%

TOTAl 49.972 100,00%

3. membuka lapangan kerja baru

Pada 2014, Perseroan telah membuka 11 kantor cabang

baru yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II atau

Kabupaten. Dengan dibukanya kantor-kantor cabang baru

tersebut serta seiring dengan peningkatan volume bisnis

pembiayaan Perseroan, jumlah sumber daya manusia yang

dimiliki Perseroan meningkat sebanyak 536 orang dari 2.793

orang pada 2013 menjadi 3.329 orang pada 2014. Ekspansi

bisnis Perseroan tersebut telah membuka lapangan kerja baru

khususnya disekitar lokasi kantor cabang baru Perseroan.

JUmlAH KArYAWAN2013 2014

2.793 3.329

Pick Up: 87,14%

Truck: 11,57%

Double Cabin: 1,19%

Heavy Equipment: 0,09%

Page 23: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 21Laporan Tahunan 2014

Tindakan Korporasi Tahun 2014

1. rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

Pada 10 April 2014, Perseroan mengadakan RUPS

Tahunan yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham

dengan hasil keputusan, antara lain menyetujui dan

mengesahkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan

Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada

31 Desember 2013; menyetujui penggunaan laba bersih

Perseroan tahun buku 2013 untuk pembagian dividen tunai

sebesar 12% (dua belas persen) dan untuk laba ditahan

sebesar 88% (delapan puluh delapan persen); menetapkan

Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja

(a member firm of Ernst and Young Global Limited) untuk

mengaudit Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember

2014; pemberian tantiem kepada Dewan Komisaris dan

Direksi; memberikan wewenang kepada pemegang saham

mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium

bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014

serta memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan

Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan

pemegang saham mayoritas untuk menetapkan besarnya

fasilitas dan tunjangan bagi Direksi dan Dewan Komisaris

tahun 2014, dan persetujuan untuk mengalihkan dan/

atau menjaminkan lebih dari 50% (lima puluh persen)

kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang untuk

mendapat pendanaan baru di tahun buku 2015; laporan

penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas Obligasi

Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013; serta dalam rangka

konsolidasi manajemen risiko, memberikan wewenang

kepada pemegang saham untuk memperoleh data atau

melakukan kerja sama pengelolaan manajemen risiko serta

menyusun subsidiary guideline principle bersama dengan

pemegang saham.

2. Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi

Berkelanjutan i mandiri Tunas Finance Tahap ii Tahun

2014

Pada 19 Mei 2014, Perseroan menerbitkan Penawaran

Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas

Finance tahap II Tahun 2014 dengan nilai pokok obligasi

sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah)

yang terbagi atas Seri A sebesar Rp425.000.000.000

(empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 3

tahun dan Seri B sebesar Rp175.000.000.000 (seratus tujuh

puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 4 tahun. Dalam

menerbitkan Obligasi Berkelanjutan ini, Perseroan telah

mendapat hasil pemeringkatan idAA (Double A) dari PT

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

3. Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham

Pemegang saham Perseroan melalui Surat Keputusan

Sirkulasi Pemegang Saham yang telah ditandatangani pada

24 Oktober 2014, telah mengambil keputusan antara lain

memutuskan menerima dan mengukuhkan pengunduran

diri Bapak Anton Herdianto dari jabatannya sebagai Direktur

Perseroan terhitung sejak ditandatangani keputusan

tersebut. Alasan pengunduran diri tersebut dikarenakan

Bapak Anton Herdianto mendapat penugasan kembali di

Bank Mandiri sebagai Group Head Strategy & Performance

Group. Dengan demikian, susunan Direksi Perseroan

terhitung sejak keputusan tersebut adalah sebagai berikut :

Direktur Utama : Ignatius Susatyo Wijoyo

Direktur : Harjanto Tjitohardjojo

Keputusan pemegang saham tersebut telah dituangkan

dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT

Mandiri Tunas Finance No. 41 tanggal 28 Oktober 2014,

dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta.

4. Pelunasan Obligasi Vi Seri c Tahun 2011

Perseroan telah melakukan pelunasan Obligasi VI Seri C

Tahun 2011 sebesar Rp350.000.000.000 (tiga ratus lima

puluh miliar Rupiah) pada saat jatuh tempo yaitu 19 Mei

2014.

Page 24: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance22Laporan Tahunan 2014

Peristiwa Penting 2014

Perayaan HUT ke 5

MTF Luncurkan SO Club 50

RUPS MTF Peresmian Corporate Floor COP and Fleet Surabaya

6 Februari 2014, Perseroan

merayakan hari ulang tahun ke-5

bertempat di Ballroom Graha

Mandiri Jakarta.

Perseroan resmi meluncurkan Sales Officer

Club 50 pada tanggal 6 Maret 2014. Sales

Officer Club 50 beranggotakan 50 orang

sales officer terbaik yang dimiliki Perseroan

sepanjang 2013.

10 April 2014, Perseroan mengadakan Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan untuk tahun buku 2013. RUPS

Tahunan tersebut dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham,

Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

Perseroan semakin memperkuat jaringan bisnisnya di Surabaya.

Hal ini ditandai dengan diresmikannya Corporate Floor COP &

Fleet Mandiri Tunas Finance Surabaya pada Rabu, 16 April 2014.

Family Gathering Mandiri Tunas Finance

8 Juni 2014, seluruh karyawan Perseroan beserta keluarganya di

kantor pusat dan kantor cabang Jabodetabek menghadiri acara family

gathering. Acara ini juga serempak dilakukan di seluruh kantor cabang

Perseroan.

Mandiri Tunas Finance Raih Penghargaan di Indonesia Multifinance Award 2014

Perseroan meraih 9 penghargaan terbaik dalam ajang

Indonesia Multifinance Award (IMA) 2014 yang diadakan oleh

Majalah Business Review di Jakarta pada 2 Juli 2014.

Page 25: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 23Laporan Tahunan 2014

Buka Puasa Bersama All Dealer Honda Lampung & Santunan Anak Yatim

MTF Meriahkan IIMS 2014Mandiri Tunas Finance Raih Penghargaan Infobank Multifinance Awards 2014

Media Gathering & Pemaparan Kinerja Mandiri Tunas Finance Semester I

Peresmian Gedung baru kantor cabang Surabaya 1 dan 2

Mandiri Tunas Finance Meriahkan Hari Pelanggan Nasional 2014

10 Juli 2014 , Perseroan mengadakan acara buka puasa

bersama dengan seluruh Dealer Honda Lampung.

Perseroan berpartisipasi dalam Indonesia Internasional

Motor Show (IIMS) tahun 2014 dengan menawarkan paket

pembiayaan yang kompetitif.

19 September 2014 Perseroan berhasil meraih penghargaan sebagai

Multifinance yang berpredikat “Sangat Bagus” dalam kinerja keuangan

selama 2013 untuk kategori perusahaan dengan aset di atas Rp1 Triliun

dari majalah infobank

14 Agustus 2014 Perseroan menggelar Media Gathering yang

dihadiri oleh rekan–rekan media televisi, cetak, dan online di The

Twenty 8 bistro and lounge Jakarta.

Dalam rangka penetrasi bisnisnya di area Jawa Timur dan

sekitarnya, Perseroan meresmikan gedung baru cabang Surabaya

1 dan 2.

4 September 2014 Perseroan memeriahkan Hari Pelanggan Nasional

di Jakarta dan Lampung sebagai bentuk apresiasi kepada pelanggan.

Perseroan memberikan souvenir dan bingkisan istimewa kepada

pelanggan yang melakukan transaksi di kantor cabang Perseroan.

Page 26: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance24Laporan Tahunan 2014

Penghargaan dan Sertifikasi

Infobank Multifinance Award 2014 – Kriteria Multifinance

“Sangat Bagus” (19 September 2014)

indonesia multifinance Awards 2014 (majalah economic review, 2 Juli 2014)

1. The Best CEO2. Best 1st Overall3. Best 1st Non Listed Company with asset > Rp5 T4. Best 1st GCG5. Best 1st Finance

6. Best 1st Information Technology7. Best 2nd CSR8. Best 2nd Risk Management9. Best 3rd Human Capital

Indonesia Most Trusted Companies Award

2014 – Kategori “Trusted Company”

(Majalah SWA & The Indonesian Institute

for Corporate Governance (IICG), 17

Desember 2014)

Page 27: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 25Laporan Tahunan 2014

The Best Subsidiaries Culture Execution Award 2013 (Bank Mandiri, 14 Februari 2014)

“The Most Progressive Business Growth Mandiri Group” (Bank

Mandiri, 2 Desember 2014)

Page 28: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance26Laporan Tahunan 2014

Page 29: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 27Laporan Tahunan 2014

laporan Dewan Komisaris dan Direksi

Page 30: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance28Laporan Tahunan 2014

ANTON SeTiAWAN

Komisaris Utama

laporan Dewan Komisaris

Di tengah persaingan bisnis dan pertumbuhan perekonomian yang cenderung melambat tersebut, Dewan Komisaris menilai Direksi beserta seluruh jajaran senior manajemen Perseroan mampu memanfaatkan kondisi ini menjadi peluang bisnis sehingga kinerja Perseroan berhasil tumbuh 27,5% dari sisi new disbursement dan 32,7% dari sisi profitabilitas dibandingkan tahun 2013 yang lalu.

Page 31: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 29Laporan Tahunan 2014

Memasuki tahun 2014, pada semester I ekonomi Indonesia

tumbuh sebesar 5,2%, lebih lambat bila dibandingkan

dengan pertumbuhan semester I tahun 2013 yang tercatat

sebesar 6,0%. Perlambatan tersebut terutama disebabkan

oleh menurunnya kinerja ekspor dan kondisi politik dalam

negeri terkait penyelenggaraan Pemilu Legislatif. Perlambatan

tersebut terus terjadi sampai dengan akhir tahun 2014, di mana

pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,1% melambat

dibandingkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2013

yang tercatat 5,78%. Namun demikian, inflasi tahun 2014

tetap terkendali pada single digit 8,36% dan lebih baik

dibandingkan inflasi tahun 2013 walaupun di tengah kenaikan

harga BBM bersubsidi, penyesuaian tarif dasar listrik dan tarif

angkutan udara. Tekanan inflasi dan pelemahan Rupiah juga

mendorong peningkatan BI Rate di tahun 2014 dari level 7,50%

menjadi 7,75% yang pada akhirnya mendorong kenaikan

suku bunga kredit beberapa perusahaan pembiayaan. Di

tengah kondisi perekonomian Indonesia yang belum kondusif

tersebut, Dewan Komisaris mencatat Direksi telah bekerja keras

untuk menentukan strategi usaha yang tepat untuk dapat

meningkatkan pertumbuhan kinerja Perseroan di tahun 2014.

Para Pemangku Kepentingan dan Pemegang Saham yang Terhormat

laporan Dewan Komisaris

Penilaian Kinerja manajemen

Sepanjang 2014, persaingan bisnis pembiayaan semakin ketat

seiring dengan diterbitkannya beberapa regulasi di bidang

industri pembiayaan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Di tengah

persaingan bisnis dan pertumbuhan perekonomian yang

cenderung melambat tersebut, Dewan Komisaris menilai

Direksi beserta seluruh jajaran senior management Perseroan

mampu memanfaatkan kondisi ini menjadi peluang bisnis

sehingga kinerja Perseroan berhasil tumbuh 27,5% dari sisi new

disbursement dan 32,7% dari sisi profitabilitas dibandingkan

tahun 2013 yang lalu.

Dewan Komisaris mencatat beberapa pencapaian kinerja

manajemen selama 2014 yang perlu mendapat apresiasi

dimana hal ini dapat terlihat dari indikator kinerja keuangan

Perseroan yang meliputi:

1. Neraca per 31 Desember 2014 ditutup dengan jumlah aset

sebesar Rp7,4 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp1,8

triliun atau 32% dibandingkan dengan jumlah aset pada

neraca akhir tahun 2013 dengan jumlah sebesar Rp5,6

triliun.

Page 32: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance30Laporan Tahunan 2014

2. Nilai pembiayaan baru di tahun 2014 mencapai Rp14,8

triliun, tumbuh sebesar Rp3,2 triliun atau 27,5%

dibandingkan pembiayaan baru di tahun 2013 sebesar

Rp11,6 triliun.

3. Dari pos Laba Rugi tahun 2014, Perseroan memperoleh laba

setelah pajak sebesar Rp234 miliar, tumbuh sebesar Rp58

miliar atau 33% dibandingkan pencapaian laba setelah

pajak tahun 2013 sebesar Rp176 miliar.

4. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan sepanjang

tahun 2014 mencapai Rp21,2 triliun meningkat 36%

dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp15,6 triliun.

5. Pada akhir 2014, Perseroan berhasil menjaga tingkat kredit

bermasalah (Non Performing Loan) pada tingkat yang

terjaga yaitu sebesar 1,15%.

6. Debt to equity ratio (DER) dapat dipertahankan pada

posisi 6,37 kali di tengah ketatnya likuiditas suku bunga

perbankan sepanjang tahun 2014.

Dengan pencapaian indikator kinerja Perseroan tahun 2014

tersebut, Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi telah

menunjukkan kinerjanya yang cukup baik dengan melakukan

berbagai strategi usaha yang mampu meningkatkan performa

Perseroan, antara lain melalui pengembangan jaringan kantor

pemasaran baru, memperluas kerja sama dengan dealer serta

melakukan berbagai improvement, antara lain terkait perbaikan

business process dan pengembangan struktur organisasi.

Dewan Komisaris juga memandang bahwa langkah Direksi

melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi

Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014 sebesar Rp600 miliar

adalah sebagai salah satu langkah untuk memperkuat struktur

pendanaan bagi modal kerja Perseroan di tahun 2014 di

samping adanya dukungan pendanaan yang konsisten dalam

bentuk joint financing dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

sebagai pemegang saham mayoritas.

Rekomendasi dan saran-saran perbaikan yang telah

disampaikan oleh Dewan Komisaris kepada Direksi juga telah

dijalankan dengan cukup baik. Beberapa penghargaan yang

telah diterima oleh Perseroan baik dari internal Grup Bank

Mandiri maupun dari pihak eksternal sepanjang 2014 juga

menjadi cerminan semakin baiknya kinerja Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

Pelaksanaan pengawasan Dewan Komisaris selama 2014

dilakukan sesuai dengan tugas, wewenang, kewajiban, dan

tanggung jawab Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam

ketentuan anggaran dasar serta peraturan perundangan-

undangan yang berlaku. Pengawasan Dewan Komisaris

bertujuan untuk menciptakan keserasian, kesesuaian, dan

konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan

dengan target-target yang telah ditetapkan dalam Business

Plan tahun 2014, serta memastikan implementasi prinsip-

prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik atau good corporate

governance pada seluruh lini organisasi dalam menjalankan

aktifitasnya, baik aktivitas yang dilakukan oleh unit-unit

operasional maupun unit pendukung.

Di tahun 2014, dalam rangka pelaksanaan pengawasan

terhadap pengelolaan Perseroan, Dewan Komisaris dan

Direksi senantiasa secara berkala telah melakukan pertemuan

untuk mengevaluasi kinerja keuangan, AR management

maupun rencana-rencana strategis yang akan dijalankan oleh

manajemen. Fokus pengawasan Dewan Komisaris terhadap

Direksi dititikberatkan kepada 4 faktor, yaitu kinerja keuangan,

strategi bisnis, internal control dan peningkatan kualitas dan

integritas sumber daya manusia. Dalam setiap pelaksanaan

evaluasi kinerja, Dewan Komisaris selalu menegaskan kepada

manajemen untuk selalu mengutamakan kualitas kredit

sehingga proses kredit sejak awal harus dijalankan sesuai

laporan Dewan Komisaris

Page 33: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 31Laporan Tahunan 2014

dengan prosedur yang berlaku. Di samping itu, Dewan

Komisaris juga selalu mengingatkan kepada Direksi agar tetap

konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsip good corporate

governance serta meningkatkan kapatuhan terhadap regulasi

yang berlaku.

Selain melakukan pertemuan berkala dengan Direksi, Dewan

Komisaris juga dibantu Komite Audit melakukan pertemuan

secara rutin dengan Direksi dan jajaran manajemen untuk

melakukan penelaahan laporan keuangan dan proses

pengendalian internal yang dilakukan oleh Perseroan. Komite

Audit telah memberikan catatan dan rekomendasi kepada

Dewan Komisaris untuk selanjutnya disampaikan kepada

Direksi untuk ditindaklanjuti.

Untuk meningkatkan implementasi good corporate

governance, pada akhir tahun 2014 Dewan Komisaris

telah membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi untuk

membantu tugas Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi

nominasi dan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris,

Direksi dan Anggota Komite penunjang Dewan Komisaris.

Diharapkan dengan adanya Komite Nominasi dan Remunerasi

ini, proses nominasi dan remunerasi pengurus Perseroan dan

organ pelaksana Perseroan lainnya dapat dilakukan secara

transparan dan akuntabel sesuai dengan perkembangan usaha

Perseroan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan

pemegang saham dan stakeholders lainnya terhadap

pengelolaan Perseroan.

Selain itu, untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan, Dewan

Komisaris setiap kuartal selama tahun 2014 telah membuat

laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris untuk diserahkan

kepada pemegang saham mayoritas.

Pandangan atas Prospek Usaha yang disusun manajemen

Di tahun 2015, pertumbuhan industri otomotif diprediksi

cenderung stagnan berdasarkan proyeksi dari GAIKINDO. Hal

ini dikarenakan kondisi ekonomi dalam negeri masih akan

dibayangi oleh tekanan inflasi, peningkatan nilai tukar dan

suku bunga Bank Indonesia. Perkembangan pasar otomotif

tentunya akan mempengaruhi bisnis Perseroan. Kondisi ini

harus menjadi perhatian bagi manajemen dalam menjalankan

strategi bisnisnya.

Untuk menghadapi persaingan bisnis di tahun 2015 dan

mencapai sustainable growth, Direksi telah menetapkan target

dan strategi bisnis yang akan dicapai dan dilaksanakan di tahun

2015. Prospek usaha telah disusun oleh Direksi sebagaimana

yang tertuang dalam target dan rencana bisnis Perseroan.

Fokus bisnis Perseroan tahun 2015 di pembiayaan mobil

baru yang telah ditetapkan oleh Direksi dinilai tepat dengan

kondisi perekonomian saat ini dan beberapa tahun ke depan.

Dengan adanya konsistensi fokus di pembiayaan mobil baru

ini diharapkan akan dapat lebih meningkatkan market share

Perseroan sehingga menjadi market leader di beberapa merek

kendaraan tertentu. Secara garis besar, Dewan Komisaris

berpandangan bahwa target dan prospek usaha yang telah

disusun Direksi sudah cukup progresif dan mengharapkan

Direksi dapat memanfaatkan setiap peluang bisnis untuk

meningkatkan kinerja Perseroan.

Dewan Komisaris senantiasa mengingatkan kepada Direksi

bahwa dalam menjalankan business plan agar tetap

mempertimbangkan kondisi makro-ekonomi, pertumbuhan

industri otomotif, kapasitas yang dimiliki oleh Perseroan, dan

tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent financing)

dalam proses kredit agar mendapatkan kualitas pencairan

kredit yang baik.

laporan Dewan Komisaris

Page 34: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance32Laporan Tahunan 2014

Anton SetiawanKomisaris Utama

Jakarta, Maret 2015

Dewan Komisaris

Selain itu, beberapa hal yang menurut Dewan Komisaris perlu

menjadi perhatian bagi Direksi agar dapat terus meningkatkan

performa Perseroan dan pertumbuhan yang sustainable, antara

lain:

1. Meningkatkan market share pada merek-merek mobil baru.

2. Memastikan Non Performing Loan (NPL) dapat tetap

dikendalikan di bawah target.

3. Mengoptimalkan program aliansi strategis dengan group

Bank Mandiri, dengan memanfaatkan jaringan infrastruktur

yang dimiliki oleh Bank Mandiri untuk memperluas kantor

pemasaran.

4. Senantiasa meninjau dan menyempurnakan kebijakan atas

pengelolaan operasional Perseroan.

5. Memperkuat dan mengoptimalkan peran dan fungsi dari

Manajemen Risiko dan Internal Audit.

6. Meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan melalui

pendidikan dan pelatihan, baik formal maupun non formal,

sehingga memperoleh kompetensi dan skill yang sesuai

dengan kebutuhan yang dapat mendukung pertumbuhan

kinerja Perseroan.

Komposisi Anggota Dewan Komisaris

Selama 2014, berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan yang telah diadakan pada 10 April 2014, tidak

ada perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris Perseroan.

Apresiasi

Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada seluruh

karyawan Perseroan dan juga kepada konsumen serta mitra

kerja Perseroan atas loyalitas dan kerja sama yang baik selama

ini. Apresiasi juga disampaikan kepada Komite Audit, Komite

Nominasi dan Remunerasi serta Direksi atas pencapaian kinerja

yang diraih di tahun 2014.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

juga disampaikan kepada para pemegang saham yang telah

memberikan kepercayaan dan dukungan kepada Dewan

Komisaris untuk melakukan pengawasan atas kebijakan-

kebijakan yang diambil oleh Direksi Perseroan. Dewan Komisaris

berkeyakinan Perseroan dapat segera mewujudkan visi dan misi

Perseroan di masa yang akan datang.

laporan Dewan Komisaris

Page 35: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 33Laporan Tahunan 2014

laporan Dewan Komisaris

SArAStri BASKoroKomisaris

Anton SetiAwAnKomisaris Utama

HAnifAH PurnAmAKomisaris Independen

Page 36: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance34Laporan Tahunan 2014

Di tengah perlambatan laju pertumbuhan industri otomotif dan pembiayaan, Perseroan melakukan berbagai langkah inisiatif strategis penting sebagai bagian dari strategi usaha Perseroan di tahun 2014.

iGNATiUS SUSATYO WiJOYO

Direktur Utama

laporan Direksi

Page 37: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 35Laporan Tahunan 2014

laporan Direksi

Perekonomian dalam negeri tahun 2014 yang tumbuh

melambat di level 5,1% dibandingkan tahun 2013 yang

tercatat 5,78%, turut memberikan dampak yang signifikan

terhadap pertumbuhan industri pembiayaan. Hal ini dapat

dilihat pada data dari Bank Indonesia di mana aset Perusahaan

Pembiayaan di tahun 2014 tercatat Rp420 triliun atau hanya

tumbuh 5% dari posisi akhir tahun 2013 atau mengalami

perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun 2013

yang tumbuh 17%. Sedangkan pertumbuhan piutang industri

pembiayaan di tahun 2014 juga hanya meningkat 5% atau

tercatat Rp366 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2013

yang tercatat tumbuh 15%. Pertumbuhan piutang pembiayaan

yang melambat tersebut, antara lain dipengaruhi penurunan

piutang pembiayaan sewa guna usaha sebesar 5% seiring

lesunya industri pertambangan dan harga komoditas yang

terus bergejolak sepanjang 2014.

Perkembangan di industri otomotif selama 2014 juga

berpengaruh pada pertumbuhan industri pembiayaan.

Khususnya terkait penjualan mobil baru berdasarkan data

GAIKINDO pada 2014, penjualan mobil baru hanya mencapai

1.208.019 unit atau mengalami penurunan 2% dibandingkan

penjualan mobil baru di tahun 2013 yang tercatat sebanyak

1.229.901 unit.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, di tahun 2014 jajaran

Direksi telah melaksanakan berbagai inisiatif strategis. Dalam

kaitan tersebut, kami paparkan dalam laporan tahunan ini,

antara lain pencapaian kinerja, sebagai salah satu wujud

pertanggungjawaban kami kepada pemegang saham, Dewan

Komisaris dan segenap stakeholders, serta sekaligus sebagai

implementasi transparansi Perseroan yang senantiasa berupaya

menjunjung tinggi prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(GCG) secara konsisten dan berkesinambungan dalam

menjalankan kegiatan bisnis perusahaan sehari-hari.

Kinerja Perseroan Tahun 2014

Di tengah perlambatan laju pertumbuhan industri otomotif dan

pembiayaan, Perseroan melakukan berbagai langkah inisiatif

strategis penting sebagai bagian dari strategi usaha Perseroan

di tahun 2014, yang meliputi:

1. Fokus kepada segmen pembiayaan mobil baru dengan

meningkatkan market share pada merek-merek mobil

tertentu serta memperluas hubungan kerja sama dengan

dealer-dealer dan Agen Pemegang Merek (APM);

2. Membuka 11 (sebelas) kantor cabang baru di kota-kota

khususnya di Daerah Tingkat II untuk penetrasi market;

Dewan Komisaris dan Pemegang Saham yang Terhormat,

Page 38: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance36Laporan Tahunan 2014

3. Mengembangkan paket-paket pembiayaan otomotif yang

bersifat customized dan kompetitif untuk dapat memenuhi

kebutuhan konsumen;

4. Mengoptimalkan pembiayaan dalam skala besar (fleet

financing) khususnya dengan menggarap customer

based Bank Mandiri, baik dari segmen corporate maupun

commercial banking, terutama nasabah-nasabah anchor

client dan value chain-nya;

5. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis dengan grup

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk

di seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan dukungan

infrastruktur khususnya dalam pemasaran produk-produk

pembiayaan Perseroan;

6. Melakukan strategi corporate branding dan product

branding untuk mendukung pencapaian taget pembiayaan;

7. Meningkatkan kerja sama dengan perusahaan asuransi

rekanan untuk memberikan lebih kenyamanan dan

keamanan kepada konsumen Perseroan, seperti program

asuransi perlindungan kredit dan program xtra protection

bagi ahli waris konsumen.

8. Melakukan pengembangan teknologi informasi, antara

lain program mobile collection untuk meningkatkan

produktivitas kerja serta melakukan perubahan struktur

organisasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

bisnis Perseroan.

Dengan penerapan strategi usaha tersebut, Perseroan mampu

menghasilkan kinerja keuangan yang terus tumbuh secara

berkelanjutan dan meningkat secara signifikan. Hal ini dapat

dilihat dari pencapaian kinerja Perseroan di tahun 2014 sebagai

berikut:

1. Perseroan menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp14,8

triliun, meningkat 27,5% secara tahunan. Pembiayaan baru

tersebut mencapai 92,3% dari target pembiayaan baru yang

ditetapkan di tahun 2014 yaitu sebesar Rp16 triliun. Belum

tercapainya target pembiayaan tersebut dipengaruhi oleh

aktual penurunan penjualan mobil baru tahun 2014 sebesar

2% yang menyebabkan pasar menjadi stagnan, di mana

pada awalnya GAIKINDO memproyeksikan pertumbuhan

otomotif mencapai 10%. Selain itu dipengaruhi juga oleh

persaingan bisnis perusahaan pembiayaan yang semakin

ketat dan juga faktor ekonomi makro dalam negeri serta

kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

2. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan di

tahun 2014 mencapai sebesar Rp21,2 triliun, meningkat

35,4% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp15,6 triliun.

Peningkatan tersebut disebabkan adanya peningkatan

volume pembiayaan di tahun 2014. Piutang pembiayaan

yang dikelola tersebut mencapai 105,5% dari target

piutang pembiayaan yang dikelola di tahun 2014 sebesar

Rp20 triliun.

3. Perseroan mencatat total pendapatan di tahun 2014

sebesar Rp1,51 triliun, meningkat 30% dibandingkan total

pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp1,16 triliun. Dari

total pendapatan tersebut, pendapatan dari pembiayaan

konsumen di tahun 2014 memberikan kontribusi terbesar

yaitu Rp1 triliun atau meningkat 16% dibandingkan

pendapatan pembiayaan konsumen di tahun 2013

sebesar Rp860 miliar, diikuti sewa guna usaha (sewa

pembiayaan) sebesar Rp87 miliar atau meningkat signifikan

45% dibandingkan pendapatan sewa guna usaha (sewa

pembiayaan) di tahun 2013 sebesar Rp60 miliar, dan

sisanya berasal dari pendapatan bunga dan lain-lain.

4. Perseroan juga berhasil mencatatkan perolehan laba tahun

berjalan sebesar Rp234 miliar, melebihi dari target laba

tahun berjalan yang ditetapkan di awal tahun sebesar

Rp223 miliar atau pencapaian 105%. Pencapaian laba

tahun berjalan ini tumbuh 32,7% dibandingkan laba tahun

berjalan tahun 2013 sebesar Rp176 miliar. Peningkatan

laba tahun berjalan ini seiring dengan peningkatan

pendapatan, baik pendapatan pembiayaan konsumen

maupun pendapatan sewa pembiayaan.

laporan Direksi

Page 39: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 37Laporan Tahunan 2014

5. Total aset Perseroan di tahun 2014 tercatat Rp7,4 triliun,

atau tumbuh 31,6% dari tahun 2013 sebesar Rp5,6 triliun.

Pencapaian total aset ini merupakan 99,8% dari target total

aset yang ditetapkan di tahun 2014.

6. Tingkat piutang pembiayaan bermasalah (Non Performing

Loan) Perseroan tahun 2014 dapat dijaga di tingkat yang

wajar di level 1,15%, mengalami perbaikan dibandingkan

tahun 2013 sebesar 1,16%. Tingkat pencapaian NPL ini

109,6% dari target NPL tahun 2014 yang sebesar 1,27%.

Penurunan NPL ini sejalan dengan penerapan manajemen

risiko yang komprehensif dan proses penagihan piutang

bermasalah yang cukup baik.

Selain itu, Perseroan juga berhasil meningkatkan market share

di segmen mobil baru dari 9,2% di tahun 2013 menjadi 12,6%

di tahun 2014 melalui perbaikan proses akuisisi konsumen,

meningkatkan penetrasi market kepada existing dealer maupun

meningkatkan coverage dealer baru, serta melaksanakan

program aliansi strategis dengan grup Bank Mandiri.

Sepanjang 2014, Perseroan menghadapi kendala dan

tantangan usaha, antara lain kenaikan harga Bahan Bakar

Minyak (BBM), kenaikan suku bunga Bank Indonesia dari

7,50% menjadi 7,75% dan nilai tukar Rupiah yang cenderung

terus melemah hingga mencapai posisi Rp12.440 pada akhir

tahun 2014. Kondisi-kondisi ekonomi makro yang belum stabil

juga berpengaruh pada industri otomotif yang pada akhirnya

memberikan tekanan kepada bisnis pembiayaan. Namun

demikian, kondisi tersebut tidak berpengaruh pada likuiditas

sumber pendanaan Perseroan karena sumber pendanaan

Perseroan sebagian besar berasal dari joint financing dengan PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. Untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut Perseroan melakukan berbagai inisiatif baru, efisiensi

operasional Perseroan, inovasi di bidang teknologi informasi

serta otomatisasi berbagai proses operasional Perseroan

sehingga kinerja Perseroan dapat terus tumbuh di tahun 2014.

Sumber Daya manusia

Pada 2014, Perseroan terus berupaya meningkatkan

kualitas dan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki.

Pengembangan kompetensi sumber daya manusia dilakukan,

baik melalui pelatihan-pelatihan internal maupun eksternal.

Salah satunya dengan melanjutkan program strategis yaitu

Managers Development Program (MDP) yang untuk pertama

kalinya telah dijalankan sejak tahun 2012. Program MDP di tahun

ke-3 tersebut bertujuan untuk kaderisasi calon-calon manajer

profesional yang pesertanya diseleksi dari internal pegawai

Perseroan untuk mengikuti masa pendidikan dalam jangka

waktu tertentu sehingga pada akhirnya diharapkan mampu

mendukung perkembangan dan kinerja Perseroan ditahun-

tahun mendatang. Selain itu, di tahun 2014 Perseroan juga

membuka program pendidikan Area Manager Development

Program (AMDP) sebagai salah program pengembangan karier

karyawan.

Direksi berkomitmen untuk terus melaksanakan program

pengembangan kemampuan karyawan setiap tahun agar

kompetensi sumber daya manusia dapat terus ditingkatkan

secara berkelanjutan untuk menghasilkan insan-insan

Perseroan yang berkualitas, profesional dan berdedikasi tinggi

untuk memberikan kontribusi yang terbaik kepada Perseroan.

Prospek Usaha

Meskipun pertumbuhan bisnis multifinance di tahun 2015

diprediksi akan berkisar pada angka 5%-10% karena masih

dibayangi kenaikan harga BBM dan BI rate, namun Perseroan

telah menetapkan target yang progresif di awal tahun 2015

yaitu pertumbuhan pembiayaan baru minimal sama dengan

tahun 2014 atau di atas pertumbuhan pasar. Keyakinan

pertumbuhan di atas rata-rata industri ini didukung oleh

peningkatan daya beli masyarakat seiring bertambahnya

populasi keluarga kelas menengah yang akan membutuhkan

kendaraan bermotor serta semakin banyaknya varian kendaraan

bermotor dengan model yang menarik dan harga yang cukup

terjangkau. Selain itu, sektor industri transportasi, distribusi dan

infrastruktur yang terus berkembang sejalan dengan program

pemerintah akan menjadi potensi pembiayaan bagi Perseroan

dalam mengembangkan kinerjanya.

Untuk mencapai target pembiayaan di tahun 2015, selain

menciptakan produk-produk pembiayaan yang makin

kompetitif, Perseroan juga akan memperluas jaringan kantor

pemasaran terutama dengan dukungan jaringan kantor

laporan Direksi

Page 40: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance38Laporan Tahunan 2014

cabang Bank Mandiri. Perseroan tetap akan fokus pada

pembiayaan mobil baru dengan melakukan diversifikasi pada

pembiayaan multiguna sebagaimana telah diatur oleh Otoritas

Jasa Keuangan. Program efisiensi biaya operasional dan

pengembangan teknologi informasi tetap akan dilanjutkan di

tahun 2015.

Perseroan juga akan lebih mengoptimalkan menggarap

customer based Bank Mandiri, baik untuk segmen passenger

car maupun commercial car. Melalui program aliansi strategis

dengan Bank Mandiri, penetrasi market kepada anchor clients

Bank Mandiri dapat dilakukan lebih efektif. Dengan dukungan

dari grup Bank Mandiri dan Tunas Ridean, Perseroan optimis

memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kinerjanya di

tahun mendatang. Dengan demikian, prospek usaha Perseroan

dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor masih sangat

menjanjikan.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Direksi meyakini bahwa pencapaian kinerja yang baik dapat

terus dipertahankan secara berkelanjutan dalam jangka

panjang dan mencapai berbagai prospek bisnis yang hendak

diraih jika Perseroan dapat melaksanakan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) secara konsisten dengan baik

dan benar. Oleh karena itu, bagi Perseroan, implementasi GCG

merupakan suatu keniscayaan untuk menjaga transparansi

dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan kepada publik.

Pengembangan GCG yang selaras dengan kegiatan bisnis

secara berkesinambungan dan implementasi GCG secara

konsisten tidak hanya akan memberikan perlindungan yang

memadai dan perlakuan yang adil kepada para Pemegang

Saham dan pemangku kepentingan lainnya, namun lebih dari

itu, mendorong Perseroan untuk menciptakan nilai tambah

bagi perusahaan secara maksimal.

Direksi dan segenap Karyawan Perseroan senantiasa

berkomitmen untuk mengimplementasikan standar yang

tinggi dalam penerapan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip

tersebut menjadi referensi bagi pengambilan keputusan

yang bertanggung jawab, menghindari konflik kepentingan,

optimalisasi kinerja, dan peningkatan akuntabilitas. Dalam

praktiknya di lingkungan Perseroan, GCG diimplementasikan

melalui Tata Kelola bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris,

Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Direksi,

Manajemen, serta organ-organ pendukung lainnya.

Perseroan berkeyakinan bahwa salah satu cara untuk

mempertahankan keberlangsungan usaha dan meningkatkan

kinerja seluruh unit kerja adalah komitmen yang kuat dalam

menjalankan prinsip-prinsip GCG yang pada akhirnya bertujuan

untuk mencapai visi baru Perseroan yang telah ditetapkan

di akhir tahun 2014, yaitu “To be the most progressive and

reliable multifinance in Indonesia”.

Wujud implementasi GCG yang telah dilakukan Perseroan

selama tahun 2014, antara lain Dewan Komisaris telah

membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi, konsistensi

dalam implementasi GCG Policy dan Corporate Code of

Conduct, self assessment GCG, optimalisasi whistleblowing

system, meningkatkan pelaksanaan kegiatan Corporate Social

Responsibility, edukasi literasi keuangan, serta setiap proses

pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara transparan

dan bertanggung jawab.

Selama 2014, terkait implementasi GCG Perseroan mendapat

apresiasi “The Best GCG” dari Majalah Economic Review dalam

acara Indonesia Multifinance Award 2014 serta Perseroan juga

mendapat penghargaan sebagai “Trusted Company” dalam

implementasi GCG dari Majalah SWA dan The Indonesian

Institute for Corporate Governance (IICG).

Perubahan Komposisi Direksi

Pada periode tahun 2014, terjadi perubahan susunan anggota

Direksi Perseroan di mana Bapak Anton Herdianto telah

mengundurkan diri sebagai Direktur Perseroan per 24 Oktober

2014 dikarenakan adanya penugasan kembali ke Bank Mandiri

sebagai Group Head Strategy & Performance Group dan

pengunduran dirinya tersebut telah disetujui oleh Pemegang

laporan Direksi

Page 41: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 39Laporan Tahunan 2014

Saham Perseroan melalui Akta Pernyataan Keputusan

Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 41 tanggal

28 Oktober 2014 yang dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH,

Notaris di Jakarta. Perubahan Direksi tersebut juga telah

dilaporkan kepada regulator.

Apresiasi

Sebagai rangkaian kata penutup, seluruh jajaran Direksi

mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi

kepada pelanggan dan mitra bisnis atas dukungan,

kepercayaan dan kerja sama yang telah terjalin dengan

baik selama ini. Penghargaan yang sama juga disampaikan

kepada Pemegang Saham dan kepada Dewan Komisaris

atas segala arahan yang diberikan kepada Direksi. Direksi

juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada

seluruh karyawan yang telah berkarya dengan penuh

dedikasi dan kecintaan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab masing-masing serta mendukung upaya

untuk mewujudkan Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan secara

bahu membahu tanpa mengenal lelah sehingga Perseroan

dapat mencapai berbagai target peningkatan usaha dan

pertumbuhan kinerja Perusahaan secara berkelanjutan.

laporan Direksi

ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama

Jakarta, Maret 2015

DireksiignAtiuS SuSAtyo wijoyo

Direktur Utama

HArjAnto tjitoHArDjojoDirektur

Anton HerDiAntoDirektur

Page 42: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf
Page 43: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Profil Perusahaan

Page 44: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance42Laporan Tahunan 2014

identitas Perusahaan

identitas Perusahaan

Nama perusahaan PT Mandiri Tunas Finance

Bidang Usaha

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga

pembiayaan, di mana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan

kegiatan usaha pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang dan usaha kartu kredit.

Saat ini, Perseroan hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.

Produk dan JasaPembiayaan kendaraan bermotor kepada retail dan perusahaan meliputi mobil baru, mobil bekas,

sepeda motor, kendaraan niaga dan alat-alat berat.

Status Perusahaan Anak Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.

Tanggal Pendirian 17 Mei 1989 dengan nama PT Tunas Financindo Corporation.

Akte Pendirian

• Akta Pendirian No. 262 Tanggal 17 Mei 1989 dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H, Notaris

di Jakarta.

• Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia C2-4868.HT’89 tanggal 1 Juni 1989.

• Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tanggal 18 Juli 1989, Tambahan No. 1369.

Modal Dasar dan

Modal Disetor

Modal Dasar: Rp1.000.000.000.000

Modal Disetor: Rp250.000.000.000

KepemilikanPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 51%

PT Tunas Ridean Tbk 49%

Jumlah Karyawan 3.329 orang

Alamat Kantor Pusat

Graha Mandiri Lt. 3A

Jl. Imam Bonjol No. 61

Jakarta 10310 - Indonesia

Telepon : (62-21) 230 5608

Fax : (62-21) 230 5618

Email : [email protected]

Website : www.mtf.co.id

Jumlah Kantor Cabang

88 kantor cabang tersebar di 27 Propinsi dan kota-kota, seperti Banda Aceh, Medan, Rantau

Prapat, Padang, Bukittinggi, Batam, Pekanbaru, Duri, Jambi, Baturaja, Rokan Hulu, Tanjung Pinang,

LubukLinggau, Muara Bungo, Bengkulu, Palembang, Lampung (7 Cabang), Pangkal Pinang, Cilegon,

Serang, Rangkasbitung, Tangerang (3 Cabang), Jakarta (9 Cabang), Bogor, Cibubur, Cibinong,

Depok, Bekasi (3 Cabang), Sukabumi, Karawang, Bandung (2 Cabang), Tasikmalaya, Garut, Subang,

Cirebon, Semarang, Tegal, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Magelang, Pekalongan, Kudus, Surabaya

(2 Cabang), Malang, Kediri, Jember, Madiun, Tuban, Mojokerto, Gresik, Denpasar (2 Cabang),

Mataram, Pontianak, Balikpapan, Tarakan, Palangkaraya, Samarinda, Banjarmasin, Tanjung,

Banjarbaru, Bontang, Makassar, Parepare, Kendari, Manado, Palu, dan Gorontalo.

Page 45: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 43Laporan Tahunan 2014

identitas Perusahaan

Harga Nominal Saham Rp100 per saham

Bursa Pencatatan

ObligasiBursa Efek Indonesia

Kode Efek TUFI

Tanggal Pencatatan

Obligasi

• ObligasiMandiriTunasFinanceVITahun2011:20Mei2011

•ObligasiBerkelanjutanIMandiriTunasFinanceTahapITahun2013:7Juni2013

•ObligasiBerkelanjutanIMandiriTunasFinanceTahapIITahun2014:26Mei2014

Rating Obligasi dan

Rating Perusahaan

PT Pefindo• RatingObligasi:idAA (Double A)• RatingPerusahaan(Nasional):idAA (Double A; Stable Outlook) PT Fitch ratings indonesia•RatingPerusahaan(Nasional):AA(idn);Stable Outlook.

Sekretaris Perusahaan

Hengki Heriandono

Graha Mandiri Lt. 3A

Jl. Imam Bonjol No. 61

Jakarta 10310 – Indonesia

Telepon : (62-21) 230 5608

Fax : (62-21) 230 5618

Email : [email protected]

[email protected]

Pelayanan Pelanggan

dan Waktu Pelayanan

Email : [email protected]

Telepon (Care Center): (62-21) 230 1825

Senin-Jumat: 08.30 – 17.30 WIB

Jaringan Media Sosial

Facebook fanpage: MTFAutoLoan

Twitter: @MTF_AutoLoan

Youtube: MTFAutoLoan

Instagram: MTFAutoLoan

Google Plus: MTFAutoLoan

Identitas Perusahaan

Page 46: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance44Laporan Tahunan 2014

Sekilas Tentang mandiri Tunas Finance

Sebagai bagian dari Perusahaan Anak PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk, Perseroan dituntut untuk selalu tumbuh

secara progresif dan berkelanjutan serta menjadi

perusahaan pembiayaan yang terpercaya di Indonesia.

Awal didirikan pada tahun 1989 dengan nama PT Tunas Financindo

Corporation yang bergerak di bidang usaha pemberian fasilitas

pembiayaan kendaraan bermotor khususnya bagi konsumen dari

jaringan dealer mobil yang dimiliki oleh Grup Tunas Ridean. Pada tahun 2000,

nama perusahaan diubah menjadi PT Tunas Financindo Sarana. Semenjak tahun

pendirian hingga tahun 2009, seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Grup

PT Tunas Ridean Tbk, yang saat ini merupakan grup otomotif independen

terbesar dengan lebih dari 100 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam perkembangannya, untuk lebih memperluas bisnis pembiayaan serta

meningkatkan kinerjanya, pada 6 Februari 2009, PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk melakukan akuisisi 51% saham Perseroan dari Grup Tunas Ridean dan

mengubah nama PT Tunas Financindo Sarana menjadi PT Mandiri Tunas Finance

yang juga diikuti dengan perubahan logo perusahaan. Sisa saham 49% tetap

dimiliki oleh PT Tunas Ridean Tbk. Sebagai bagian dari Perusahaan Anak PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk, Perseroan dituntut untuk selalu tumbuh secara progresif

dan berkelanjutan serta menjadi perusahaan pembiayaan yang terpercaya di

Indonesia.

Saat ini, Perseroan melayani jenis pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha

(leasing). Pembiayaan yang diberikan oleh Perseroan meliputi pembiayaan

mobil baru, mobil bekas, sepeda motor termasuk motor besar, kendaraan niaga

dan alat berat. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014, jaringan kantor

cabang Perseroan semakin berkembang luas dari 33 kantor cabang menjadi 88

kantor cabang yang saat ini tersebar di 27 provinsi di Indonesia.

Page 47: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 45Laporan Tahunan 2014

Di tahun 2014, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp14,78 triliun dengan jumlah

piutang pembiayaan yang dikelola sebesar Rp21,16 triliun.

Mulai tahun 2003, Perseroan telah menerbitkan dan

mencatatkan Obligasi I di PT Bursa Efek Surabaya yang saat ini

bernama Bursa Efek Indonesia, hingga tahun 2011, Perseroan

juga telah mencatatkan Obligasi VI di PT Bursa Efek Indonesia.

Kemudian Perseroan juga telah melakukan Penawaran Umum

Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013

dan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I

Tahap II Tahun 2014.

Hasil pemeringkatan Perseroan juga selalu meningkat sejalan

dengan kinerja Perseroan yang semakin tumbuh. Pada 2003,

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat

idBBB+ (triple B plus) hingga menjadi idAA (double A) pada

tahun 2012, yang kemudian Pefindo menetapkan kembali

rating idAA (double A) pada tahun 2013 dan 2014. Rating efek

yang semakin baik ini diyakini dapat menekan beban biaya

bunga yang dikeluarkan dengan lebih efisien sehingga dapat

memacu kinerja Perseroan lebih optimal.

Di tahun 2014, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan

baru sebesar Rp14,78 triliun dengan jumlah piutang

pembiayaan yang dikelola sebesar Rp21,16 triliun. Perseroan

telah menguasai 12,6% market share untuk mobil baru di

tahun 2014. Tagline yang diusung Perseroan yaitu Fast and Easy

Page 48: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance46Laporan Tahunan 2014

riwayat Perusahaan

juga menjadi andalan Perusahaan, sebagai pemacu untuk tetap

memberikan solusi terbaik bagi konsumen yang ingin memiliki

kendaraan bermotor dengan proses yang cepat dan mudah.

Dengan memberikan fasilitas serta solusi pembiayaan mudah,

inovatif dan kompetitif bagi para konsumen dalam membantu

mewujudkan impian memiliki mobil (baru dan bekas), sepeda

motor (khusus daerah tertentu) dan kendaraan niaga, baik

perorangan maupun korporasi dalam bentuk pembiayaan

maupun sewa guna usaha, Perseroan tetap menomorsatukan

pelayanan terhadap konsumen dalam hal memberi kemudahan

apalagi didukung oleh kantor cabang yang tersebar di seluruh

Indonesia dan sumber daya manusia yang berkualitas serta

fasilitas infrastruktur yang memadai.

Di tahun 2015, Perseroan berencana untuk terus

mengembangkan jaringan usaha dengan membuka 32 kantor

satelit yang berlokasi di kantor-kantor cabang Bank Mandiri

serta 6 kantor cabang baru di daerah tingkat II yang potensial

untuk meningkatkan penetrasi market dan meningkatkan

market share. Hal ini seiring dengan target peningkatan

pembiayaan baru sebesar 30% di tahun 2015.

Perusahaan Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar, dan TerpercayaSejak 2009, Perseroan mengusung visi Menjadi Perusahaan

Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya

di Indonesia pada tahun 2014. Perseroan telah mampu

menunjukkan kemampuannya sebagai perusahaan pembiayaan

otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya. Hal ini didukung

oleh komitmen serta konsep dan strategis Perseroan dalam

mengembangkan perusahaan untuk selalu lebih maju dan lebih

baik di setiap tahunnya.

Kinerja TerbaikPeningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya

manusia menjadi kunci dalam mencapai target kinerja terbaik.

Untuk itu Perseroan melakukan langkah-langkah untuk

mewujudkan dan membentuk sumber daya manusia terbaik,

antara lain dengan menyelenggarakan program Management

Development Program (MDP) di tahun 2013 dan 2014 di mana

program ini merupakan program pendidikan dan pelatihan

untuk menjaring kandidat terbaik di internal Perseroan serta

meningkatkan kompentensi sumber daya manusia untuk

menjadi Future Leaders Perseroan yang memiliki loyalitas tinggi

serta kapabilitas yang diharapkan. Selain itu, Perseroan juga

melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sistem

serta prosedur operasional, menjunjung tinggi budaya Perwira

Perseroan, meningkatkan kualitas kredit untuk menurunkan

Non Performing Loan (NPL) serta melakukan berbagai upaya

untuk meminimalisir fraud

Di tahun 2014, Perseroan dinobatkan sebagai Anak Perusahaan

terbaik dalam grup Bank Mandiri dengan dianugerahkan

nya“The Most Progressive Business Growth Mandiri Group”

oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemegang saham

mayoritas. Penilaian tersebut didasarkan pada pertumbuhan

kinerja Perseroan selama tahun 2014 yang dinilai per kuartal

oleh jajaran manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Kinerja Terbesar dan TerpercayaPerseroan secara berkelanjutan terus meningkatkan dan

memperluas kerja sama dengan seluruh Agen Pemegang

Merek (APM) kendaraan bermotor dan jaringan dealer serta

showroom di seluruh wilayah kantor pemasaran Perseroan

untuk meningkatkan pangsa pasar. Saat ini, Perseroan telah

bekerja sama dengan hampir seluruh APM sehingga Perseroan

dapat membiayai seluruh merek kendaraan yang dibutuhkan

oleh konsumen. Hal ini membuktikan tingkat kepercayaan

APM dan dealer yang tinggi kepada Perseroan. Dengan adanya

kerja sama tersebut, Perseroan dapat lebih banyak memberikan

berbagai pilihan jenis kendaraan bermotor kepada konsumen

serta mempermudah penetrasi pasar di berbagai wilayah kantor

pemasaran Perseroan.

Page 49: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 47Laporan Tahunan 2014

Riwayat Perusahaan

Perseroan juga terus menambah dan mengembangkan jaringan

kantor pemasaran baru setiap tahun khususnya di Daerah

Tingkat II demi mengoptimalkan potensi pasar yang ada di

daerah tersebut serta untuk lebih mendekatkan diri kepada

konsumen Perseroan. Dengan adanya dukungan penuh dari

seluruh cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia dan program

aliansi strategis yang dijalankan dengan grup Bank Mandiri,

diharapkan target Perseroan menjadi yang terbesar di industri

pembiayaan dapat segera diwujudkan dalam beberapa tahun

ke depan.

Perseroan mengutamakan prinsip kepuasan dan kepercayaan

konsumen serta dealer sebagai prioritas kerja. Untuk itu,

Perseroan senantiasa meningkatkan pelayanan baik kepada

konsumen maupun mitra kerja khususnya jaringan dealer dan

showroom agar dapat terus bersaing dan memiliki competitive

advantage yang lebih dari para kompetitor. Pemberian

kemudahan-kemudahan dan benefit kepada konsumen dalam

produk pembiayaan serta kecepatan dalam setiap penyelesaian

keluhan konsumen menjadi perhatian serius Perseroan. Selalu

membina hubungan baik dengan mitra dealer dan showroom

logo mandiri Tunas Finance

logomark

logotype

makna logo• Logotype dengan huruf kecil memiliki makna ramah dan rendah hati.

• Logomark dalam bentuk gelombang emas cair mencerminkan kesejahteraan yang akan

diperoleh oleh nasabah/konsumen.

• Posisi logomark di atas logotype melambangkan pergerakan maju ke depan dan sekaligus

mencapai kemakmuran.

juga menjadi fokus utama Perseroan. Hal ini dilakukan agar

Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan yang terpercaya

bagi konsumen maupun mitra dealer dan showroom.

Pada 2014, Perseroan menduduki peringkat ke-3 terbesar

dari sisi pembiayaan mobil berdasarkan data pembiayaan

baru Perusahaan Pembiayaan yang dihimpun oleh Asosiasi

Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Pencapaian ini sejalan

dengan target Perseroan di awal tahun dan juga fokus usaha

Perseroan yang konsisten di pembiayaan mobil baru.

Di akhir tahun 2014, Perseroan mendapat apresiasi dari Majalah

Swa dan Institute for Indonesia Corporate Governance (IICG)

sebagai “Trusted Company” dalam pelaksanaan Corporate

Governance.

Pada akhir tahun 2014, Perseroan mengusung visi baru sejalan

dengan target pertumbuhan hingga tahun 2020 yaitu “To be

the Most Progressive and Reliable Multifinance in Indonesia”.

Page 50: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance48Laporan Tahunan 2014

Visi

misi

To Be The Most Progressive and

Reliable Multifinance in Indonesia

• Berorientasi kepada Pemenuhan Kebutuhan

kredit masyarakat untuk mensejahterakan

bangsa

• Ikut berkontribusi positif dalam

perekonomian nasional

• Mengembangkan Sumber Daya Manusia

Profesional

• Memberi keuntungan maksimal bagi

stakeholders

Visi, misi dan Nilai Perusahaan

Visi dan Misi tersebut telah mendapat persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris melalui rapat internal

tentang tujuan Perseroan.

PT mandiri Tunas Finance48Laporan Tahunan 2014

Page 51: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 49Laporan Tahunan 2014

Visi, misi dan Nilai Perusahaan

Nilai PerusahaanBudaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh seluruh

karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan singkatan dari

Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan yang merupakan 3

(tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya mengandung 9 (sembilan)

perilaku utama yang harus diimplementasikan secara konsisten dan

berkelanjutan oleh setiap karyawan.

KePercayaanSetiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai:

• Jujur dan dapat dipercaya

• Bertanggung Jawab

• Berkomitmen

KeWirausahaanSetiap karyawan wajib mempunyai:

• Rasa Memiliki

• Profesionalisme

• Fokus Kepada Pelanggan

KegembirAanSetiap karyawan harus bekerja:

• Antusias, ulet, dan pantang menyerah

• Bersinergi

• Gembira

Budaya PERWIRA dirumuskan dan dikukuhkan sebagai budaya kerja Perseroan pada 11 Desember 2009 di Bandung. Perseroan

senantiasa menekankan kepada setiap karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan mengimplementasikan

budaya Perusahaan yaitu budaya kerja PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja PERWIRA pada awalnya

dirumuskan sendiri oleh karyawan dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja yang menjadi pedoman

berpikir dan berperilaku bagi setiap karyawan.

Pada 14 Februari 2014, Perseroan menerima penghargaan dari Bank Mandiri sebagai “The 1st Best Subsidiaries Culture

Execution Award 2013” yaitu sebuah penghargaan dalam implementasi budaya kerja terbaik di lingkungan Anak Perusahaan

Bank Mandiri.

PT mandiri Tunas Finance 49Laporan Tahunan 2014

Page 52: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance50Laporan Tahunan 2014

1989 1995 1997

201020092008

Pendirian Perseroan dengan nama

PT Tunas Financindo Corporation

Perseroan membuka 1 (satu)

Kantor Cabang baru yaitu di

Jambi

Perseroan memperoleh Investor

Awards sebagai Perusahaan

Multifinance Terbaik Tahun 2008

untuk kategori Aset di atas Rp2

triliun – Rp4 triliun

Perseroan membuka 2 (dua) Kantor

Cabang yaitu Bandung dan Bogor

Pengambilalihan 51% saham

Perseroan oleh Bank Mandiri

(Persero) Tbk.

Perubahan nama Perseroan

menjadi PT Mandiri Tunas

Finance

Perpindahan Kantor Pusat

Perseroan ke Graha Mandiri

Lantai 3A, Jl. Imam Bonjol No.

61, Jakarta 10310

Perseroan membuka 5 (lima) Kantor

Cabang baru yaitu Bekasi, Tangerang,

Surabaya, Depok, dan Semarang

Perseroan membuka 13 (tiga

belas) Kantor Cabang baru yaitu

bumi Serpong Damai (Tangerang),

Pecenongan (Jakarta Pusat),

Denpasar, Pontianak, Kendari,

Palangkaraya, Parepare (Sulawesi

Selatan), Karawang, Tarakan

(Kalimantan Timur), Kediri, Tegal,

Bengkulu, dan Manado)

Jejak langkah

20072004 2006Perseroan membuka 2 (dua) Kantor

Cabang baru yaitu Kotabumi

(Lampung) dan Kalianda (Lampung)

Perseroan membuka 8 (delapan)

Kantor Cabang baru yaitu di Kelapa

Gading (Jakarta Utara), Tasikmalaya,

Medan, Tanjung Duren (Jakarta

Barat), Surabaya I, Balikpapan,

Samarinda, dan Makassar

Perseroan membuka 9 (sembilan)

Kantor Cabang baru yaitu Metro

(Lampung), Tulang Bawang

(Lampung), Tanggamus (Lampung),

Palembang, Pekanbaru, Fatmawati

(Jakarta Selatan), Matraman

(Jakarta Timur), Purwokerto, dan

Banjarmasin

Page 53: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 51Laporan Tahunan 2014

2011 2012 Perseroan membuka 22 (dua puluh dua) Kantor

Cabang baru yaitu Rantau Prapat (Sumatera Utara),

Muara Bungo (Jambi), Padang, Pangkal Pinang,

Banda Aceh, Sukabumi, Serang, Pondok Gede,

Mampang Prapatan (Jakarta Selatan), Kebon Jeruk

(Jakarta Barat), Tuban, Tanjung (Kalimantan Selatan),

Palu, Madium, Jember, Gianyar, Kudus, Magelang,

Mataram, Gorontalo, Bandung 2, dan WTC Mangga

Dua (Jakarta Utara)

Perseroan menerima penghargaan peringkat III Digital

Multifinance Brand dari majalah Infobank dalam acara

Infobank Digital Brand of The year 2011

PT Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan peringkat

Perseroan dengan peringkat AA (idn); Stable Outlook

PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) telah

menaikkan peringkat Perseroan beserta surat utang

Obligasi VI Seri B, Seri C, dan Seri D Tahun 2011 yang

semula peringkat idA+ (Single A Plus; Stable Outlook)

menjadi idAA (Double A; Stable Outlook)

Perseroan berhasil mencapai seluruh strategi inisiatif

sebagaimana yang dipersyaratkan oleh pemegang

saham mayoritas yaitu pencapaian target-target

market share, pendapatan, dan laba bersih

Jejak langkah

2013 2014 Perseroan membuka 9 (sembilan) Kantor Cabang

baru yaitu di Batam (Kepulauan Riau), Bukittinggi (Sumatera Barat), Duri (Riau), Baturaja (Sumatera Selatan), Lubuklinggau (Sumatera Selatan), Cibubur (Jawa Barat), Bandarjaya (Lampung), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan Tangerang 2 (Banten)

Perseroan menerima penghargaan Indonesia Multifinance Award 2013 sebagai “The Best of Good Corporate Governance for Multifinance Indonesia 2013” dari Majalah Business Review

Perseroan menerima penghargaan Anugerah Business Review 2013 dari Majalah Business Review sebagai: The 3rd Best Non Listed Company of the Year

2013 The 3rd Best Finance Performance of the Year

2013 The 4th Best Human Capital of the Year The 5th Best Corporation for Risk

Management of the Year 2013

1. Pemekaran Kantor Wilayah dari 6 Kantor Wilayah menjadi 9 Kantor Wilayah.

2. Perseroan membuka 11 (sebelas) Kantor Cabang baru yaitu di Ujung Batu

(Riau), Tanjung Pinang (Kep. Riau), Bontang (Kalimantan Timur), Cibinong

(Jawa Barat), Rangkasbitung (Banten), Cikarang (Jawa Barat), Garut (Jawa

Barat), Pekalongan (Jawa Tengah), Subang (Jawa Barat), Gresik (JawaTimur)

dan Mojokerto (JawaTimur).

3. Perseroan menerima 9 penghargaan Indonesia Multifinance Award 2014 dari

Majalah Business Review sebagai:

• Best1stOverall

• Best1stNonListedCompanywithasset>Rp5T

• Best1stGCG

• Best1stFinance

• Best1stInformationTechnology

• Best2ndCSR

• Best2ndRiskManagement

• Best3rdHumanCapital

• TheBestCEO

4. Perseroan memperoleh penghargaan sebagai salah satu Multifinance

berpredikat “Sangat Bagus” dari Majalah Infobank di acara Infobank

Multifinance Award 2014.

5. Perseroan memperoleh penghargaan sebagai “Trusted Company” dalam

implementasi Good Corporate Governance dari Majalah Swadan The

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).

Page 54: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance52Laporan Tahunan 2014

Testimoni

Testimoni Konsumen

Pelayanan yang saya dapatkan selama mengambil kredit di MTF sangat baik. Proses diawal pengajuan sangat mudah serta tim Marketing MTF yang ramah dan bersahabat. Usaha saya semakin maju karena MTF memfasilitasi usaha saya sehingga pengiriman barang menjadi terbantu. Terima kasih MTF. Sukses selalu.

Menurut pendapat saya, MTF sangat bagus dan memuaskan. Contoh pada saat saya mau leasing saya tidak perlu datang ke kantor MTF, tapi petugas dari MTF yang datang ke saya. Syarat-syarat dan prosesnya pun mudah, dari segi bunga cukup rendah dan berani bersaing dengan yang lain. Overall, bermitra dengan MTF saya merasa sangat Puas!!!

Bpk. irwandiPemilik usaha Tahta Audio, Pekanbaru

Bpk. H. machmudKadiv. PT multi Santana Baja & Pemilik cV Harapan mulia, cilegon

Page 55: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 53Laporan Tahunan 2014

Testimoni Dealer

Bermitra atau bekerja sama dengan PT Mandiri Tunas Finance kami sangat terbantu karena dari total penjualan

mobil kami sekitar 70% hingga 80% adalah kredit. Pelayanan dan koordinasi dengan MTF juga semakin cepat

dan mudah karena kini letak kantor cabang MTF berdekatan dengan kami. Harapan kami semoga kerja sama ini

semakin baik sehingga PT Mandiri Tunas Finance dan PT Astra Daihastu Serang bisa bertumbuh bersama sama.

Kami Bangga bermitra dengan PT Mandiri Tunas Finance. Pelayanan cepat karena jarak kantor PT Mandiri Tunas

Finance yang dekat kantor kami, juga dari Marketing yang sering kunjungan dan support team sales kami. Paket

paket menarik dan ratenya juga bersaing. Sukses terus untuk PT Mandiri Tunas Finance

Bpk. PattonoBranch manager Astra Daihatsu, Serang

Bpk H. YudiBranch manager Suzuki Dwi Perkasa mobiltama, Serang

Page 56: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance54Laporan Tahunan 2014

Bidang Usaha

Kegiatan Usaha dan Jasa PerusahaanBerdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga

pembiayaan, di mana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha

pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang, dan usaha kartu kredit. Namun untuk saat ini, Perseroan

hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan telah memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha di bidang

pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.1021/KMK.13/1989

tanggal 7 September 1989 yang kemudian diperbaharui oleh Surat Keputusan No. 54/KMK-013/1992 tanggal

15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan No. KEP-352/

KM.10/2009 tanggal 29 September 2009.

Produk dan JasaProduk atau jasa yang dihasilkan berupa pembiayaan kendaraan bermotor, baik kepada konsumen retail maupun

perusahaan dalam bentuk pembiayaan konsumen maupun sewa guna usaha. Jenis kendaraan yang dibiayai

meliputi mobil baru, mobil bekas, sepeda motor, kendaraan niaga, dan alat berat.

Dalam menjalankan

usahanya, Perseroan telah

memperoleh izin untuk

melakukan kegiatan usaha

di bidang pembiayaan

dari Menteri Keuangan

Republik Indonesia.

Page 57: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 55Laporan Tahunan 2014

Pemeringkatan Perusahaan

1. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya

No. 332/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal

Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Obligasi

Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance periode 6 Maret

2015 sampai dengan 1 Maret 2016, yang memutuskan

menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap

Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance senilai

maksimum Rp1.250.000.000.000 (satu triliun dua ratus

lima puluh miliar Rupiah) untuk periode 6 Maret 2015

sampai dengan 1 Maret 2016.

2. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya

No. 333/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal

Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas

Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A dan Seri B Tahun

2013 dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A dan Seri

B Tahun 2014 PT Mandiri Tunas Finance periode 6 Maret

2015 sampai dengan 1 Maret 2016, yang memutuskan

menetapkan kembali peringkat idAA (Double A ) terhadap

Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A dan Seri B Tahun

2013 dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A dan

Seri B Tahun 2014 PT Mandiri Tunas Finance senilai

Rp1.100.000.000.000 (satu triliun seratus miliar Rupiah)

untuk periode 6 Maret 2015 sampai dengan 1 Maret 2016.

3. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya

No. 333A/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal

Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas

Obligasi VI Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance

periode 6 Maret 2015 sampai dengan 19 Mei 2015 yang

memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double

A) terhadap Obligasi VI Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas

Finance senilai Rp150.000.000.000 (seratus lima puluh

miliar Rupiah) untuk periode 6 Maret 2015 sampai dengan

19 Mei 2015.

4. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya

No. 334/PEF-Dir/III/2015 tanggal 9 Maret 2015 perihal

Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas PT

Mandiri Tunas Finance periode 6 Maret 2015 sampai dengan

1 Maret 2016, yang memutuskan menetapkan kembali

peringkat idAA (Double A; Stable Outlook) terhadap PT

Mandiri Tunas Finance untuk periode 6 Maret 2015 sampai

dengan 1 Maret 2016.

5. PT Fitch Ratings Indonesia melalui suratnya No. RC94/DIR/

IX/2014 tanggal 29 September 2014 perihal Peringkat

PT Mandiri Tunas Finance, telah menetapkan peringkat

nasional jangka panjang di AA(idn); Outlook Stabil.

Page 58: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance56Laporan Tahunan 2014

Struktur Organisasi

iNTerNAl AUDiT cOrPOrATe SecreTArY

reGiONAl V mArKeTiNG & PrODUcT DeVelOPmeNT

FiNANce & AccOUNTiNG

leGAl & cOmPliANce reGiONAl i reGiONAl Vi cOP & FleeT BUSiNeSS OPerATiONS

Ar mANAGemeNT reGiONAl ii reGiONAl ViiGeNerAl AFFAirS &

PrOcUremeNTBUSiNeSS eXcelleNce

mANAGemeNT

mANDiri KPmriSK mANAGemeNT reGiONAl iii reGiONAl Viii

iNFOrmATiON TecHNOlOGY

reGiONAl iV reGiONAl iX

HUmAN cAPiTAl

creDiT mANAGemeNT

Unit Kerja PrinsipPengenalan Nasabah (UKPN)

KOmiTe AUDiTKOmiTe NOmiNASi DAN remUNerASi

DireKTUr UTAmA

DeWAN KOmiSAriS

DireKTUr DireKTUr

DePUTi DireKTUr

Page 59: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 57Laporan Tahunan 2014

manajemen dan Pejabat Senior

DeWAN KOmiSAriSAnton Setiawan Komisaris Utama

Sarastri Baskoro Komisaris

Hanifah Purnama Komisaris Independen

KOmiTe AUDiTHanifah Purnama Ketua

Rodion Wikanto Njotowidjojo Anggota

Sunardi Edirianto Anggota

KOmiTe NOmiNASi & remUNerASi Hanifah Purnama Ketua

Sarastri Baskoro Anggota

Eka Fitria Anggota

Nenny Lasmanawati Anggota merangkap

Sekretaris

DireKSiIgnatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama

Harjanto Tjitohardjojo Direktur

DePUTi DireKTUrAde Cahyo Nugroho Deputi Direktur

Albertus Henditrianto Deputi Direktur

KePAlA WilAYAH & KePAlA DiViSi Ivan Ferdinand Thanta Kapala Wilayah 1

Priyono Teddi Utama Kepala Wilayah 2

Ramdhan Safitri Kepala Wilayah 3

Erick Tandayu Kepala Wilayah 4

Sukandar Kepala Wilayah 5

Puji Biso Santoso Kepala Wilayah 6

Imron Kepala Wilayah 7

Bragent Tambunan Kepala Wilayah 8

Mardi Fahmi Kepala Wilayah 9

Julius Subagyo Kepada Divisi COP &

Fleet Business

Saiful Huda Kepala Divisi Internal

Audit

Hengki Heriandono Kepala Divisi Corporate

Secretary merangkap

Kepala Divisi Legal &

Compliance

Tan Rina Kepala Divisi General

Affair & Procurement

Ferry Tupanno Kepala Divisi Risk

Management

Perana Citra Ketaren Kepala Divisi Finance &

Accounting

Wawan Yuliyanto Kepala Divisi Credit

Management

William Francis Indra Kepala Divisi

Information Technology

merangkap Kepala Divisi

Business Excellence

Management

Nenny Lasmanawati Kepala Divisi Human

Capital

Afri Feder Kepala Divisi Marketing

& Product Development

A Tatep Fathurohman Kepala Divisi AR

Management

Dadan Suhendar Kepala Divisi Operation

Andre Tigor Kepala Divisi Mandiri

KPM

Page 60: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance58Laporan Tahunan 2014

PT mandiri Tunas Finance

51,00% 49,00%

100,00%99,99%

100,00%

99,99%

93,23%

100,00%

51,00%

60,00%

60,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

PT Bank mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Syariah mandiri (BSm)

PT mandiri Sekuritas

mandiri international remittance Sendirian

Berhad (mir)

PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB)

Bank mandiri europe limited london

(Bmel)

PT AXA mandiri Financial Services

PT mandiri AXA General insurance

(mAGi)

PT Asuransi JiwainHealth indonesia

PT Tunas ridean Tbk

PT Tunas Dwipa matra

PT Surya mobil megahtama

PT Tunas mobilindo Parama

PT Tunas Asset Sarana

PT Tunas mobilindo Perkasa

PT rahardja eka lancar

PT Surya Sudeco

Struktur Grup Perusahaan

Page 61: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 59Laporan Tahunan 2014

Profil Dewan Komisaris

Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta,

23 Februari 1946, berumur 69 tahun. Alumni

Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Perusahaan

Universitas Nusantara, Jakarta (1970).

Kemampuan kepemimpinannya terlihat dari

berbagai macam pengalaman dalam mendirikan

kelompok Tunas Ridean, antara lain PT Tunas

Mobilindo Parama, Tunas Ridean Tbk dan PT

Mandiri Tunas Finance serta pengalaman sebagai

Komisaris dan Komisaris Utama di berbagai

perusahaan.

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan

sejak 2010 sampai saat ini. Sebelumnya menjabat

sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan

(2009-2010). Saat ini juga menjabat sebagai

Komisaris Independen PT Metropolitan Kentjana

Tbk (2009-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas

Ridean Tbk (2010-sekarang), Komisaris Utama PT

Tunas Dwipa Matra (2005-sekarang), Komisaris

Utama PT Surya Sudeco (2005-sekarang), Komisaris

Utama PT Surya Mobil Megahtama (2005-sekarang),

Komisaris Utama PT Tunas Andalan Pratama

(2004-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas

Asset Sarana (2002-sekarang), Komisaris Utama

PT Tunas Mobilindo Parama (1997-sekarang),

Komisaris Utama PT Tunas Mobilindo Perkasa

(1997-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Ridean

Tbk (2010-sekarang) dan Komisaris Utama PT Raharja

Ekalancar (2012-sekarang).

Pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Tunas

Ridean Tbk (1994-2010). Pada 2006, menerima

penghargaan Ernst & Young Indonesia Entrepreneur

of The Year 2006 untuk Kategori Lifetime

Achievement Award.

Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris

Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara

Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan

No.59 tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh

Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan

masa jabatan sampai dengan 6 Februari 2012 dan

diangkat kembali sebagai Komisaris Utama Perseroan

berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang

Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang

Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat

dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta,

dengan masa jabatan sampai dengan penutupan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

tahun 2017.

Anton SetiawanKomisaris Utama

Page 62: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance60Laporan Tahunan 2014

Profil Dewan Komisaris

Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 14

September 1960, berumur 54 tahun. Meraih

gelar S1 di York University, Canada (1983) dan

Post Graduate Magister Banking & Finance di

Monash University, Australia (1995). Menjabat

sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2010

sampai saat ini yang sebelumnya menjabat

sebagai Komisaris Utama Perseroan (2009-2010).

Selain itu juga menjabat sebagai Executive Vice

President of Consumer Loans Group PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk sejak tahun 2000 hingga

saat ini.

Pernah menjabat sebagai Consumer Banking Director

PT Bank Papan Sejahtera (1996-1997) dan Assistant

Vice President Credit Cycle Head Citibank Card

Centre (1983-1991).

Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris

Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat

Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59

tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh Emi Susilowati,

SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai

dengan 6 Februari 2012 dan diangkat kembali

sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta

Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan

Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 01

tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan

Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa

jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.

Sarastri BaskoroKomisaris

Page 63: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 61Laporan Tahunan 2014

Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 10

Oktober 1961, berumur 53 tahun. Meraih gelar

Bachelor of Science in Electrical Engineering di

University of Southern California, Los Angeles

(1984) dan Master of Business Administration di

California State Polytechnic University, Pomona,

(1987), keduanya di Amerika Serikat.

Menjabat sebagai Komisaris Independen dan

Ketua Komite Audit Perseroan sejak 2009 hingga

saat ini. Menjabat Ketua Komite Nominasi dan

Remunerasi Perseroan sejak November 2014.

Pernah menjabat sebagai General Manager PT

International Master Plan Development (2009-

2011), Komisaris Independen PT Tunas Financindo

Sarana (2005-2008), Vice President of Treasury

Operations HSBC Indonesia Management Office

(2002-2003), Operations and Credit Manager PT

HSBC Securities Indonesia (2000-2001), Direktur

Operasi dan Keuangan PT Kharisma Bank (1991-

1998), General Manager PT Tritunggal Duta Perkasa

(1990), Cost Analyst Electronic Plating Service, Inc.

(1988-1989), di Gardena, Amerika Serikat. Memulai

karir sebagai Credit Analyst Wells Fargo Bank N.A

Commercial Banking Group (1987-1988), di Los

Angeles, Amerika Serikat.

Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris

Independen Perseroan, berdasarkan Akta Berita

Acara No.5 tanggal 23 Desember 2004, kemudian

diangkat kembali sebagai Komisaris Independen

dimana pengangkatan terakhir adalah berdasarkan

Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham

Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham

No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat

dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta,

dengan masa jabatan sampai dengan penutupan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

tahun 2017.

Profil Dewan Komisaris

Hanifah PurnamaKomisaris Independen

Page 64: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance62Laporan Tahunan 2014

Profil Direksi

Warga Negara Indonesia, kelahiran Yogyakarta,

23 Maret 1969, berumur 45 tahun. Meraih gelar

S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1993) dan

S2 Manajemen Internasional di Prasetya Mulya

(2006).

Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan

sejak 2010 hingga saat ini. Bergabung dengan

Perseroan sebagai Direktur Perseroan (2009-

2010). Pernah menjabat sebagai Senior General

Manager Recovery Asset Management Division

& Recovery Division di PT Adira Dinamika

Multifinance (2006-2009), Operation Division Head

PT Astra Sedaya Finance (2005), Collection & Remedial

Division Head PT Astra Sedaya Finance (2004-2005),

Manager Collection Area Jawa PT Astra Sedaya

Finance (2004), Branch Manager Kelapa Gading

PT Astra Sedaya Finance (2002-2003), Service And

Collection Head Fleet PT Astra Sedaya Finance (2000-

2001), Collection Head Cabang Surabaya PT Astra

Sedaya Finance (1998-1999), Representative Office

Head Tangerang PT Astra Sedaya Finance (1997),

Treasury Assistant Manager PT Astra Sedaya Finance

(1995-1996), Finance Officer PT Astra International

(1994) dan memulai karir sebagai Management

Trainee di PT Toyota Astra Motor (1993).

Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur

Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara

Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan

No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh

Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan

masa jabatan sampai dengan 6 Februari 2012 dan

diangkat kembali sebagai Direktur Utama Perseroan

berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang

Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang

Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat

dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta,

dengan masa jabatan sampai dengan penutupan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

tahun 2017.

ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama

Page 65: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 63Laporan Tahunan 2014

Profil Direksi

Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta,

12 Juni 1968, berumur 46 tahun. Meraih gelar

S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,

Universitas Krida Wacana, Jakarta (1991).

Bergabung dengan Perseroan pada 2010 sebagai

Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat

sebagai Vice President Tunas Toyota (2006-

2010), Operation Director Tunas Toyota (2004-

2006), Operation Manager Tunas Toyota (2000-

2004), Kepala Cabang beberapa dealer Tunas

Toyota (1995-2000) dan Sales Manager Toyota

Astra International (1994-1995). Memulai karir

sebagai Sales Supervisor Auto 2000 (1993-1994).

Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur

Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat

Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59

tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati,

SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai

dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan (RUPST) tahun 2015.

Harjanto TjitohardjojoDirektur

Page 66: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance64Laporan Tahunan 2014

Anton Herdianto*Direktur

Warga Negara Indonesia, kelahiran Bandung, 23

Agustus 1969, berumur 45 tahun. Meraih gelar

S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi,

Universitas Padjajaran, Bandung (1993) dan

S2 Magister Akuntansi, Universitas Indonesia,

Jakarta (2001).

Bergabung dengan Perseroan pada 2010 sebagai

Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat di PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Vice President

Change Management Office Directorate-

Non Organic Growth Project (2007-2010),

Vice President Change Management Office

*) Anton Herdianto telah mengundurkan diri sebagai

Direktur Perseroan per tanggal 24 Oktober 2014

dikarenakan adanya penugasan kembali di Bank Mandiri

sebagai Group Head Strategy & Performance Group

dan pengunduran dirinya telah disetujui oleh Pemegang

Saham Perseroan melalui Akta Pernyataan Keputusan

Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 41

tanggal 28 Oktober 2014 yang dibuat oleh Lenny Janis

Ishak, SH, Notaris di Jakarta.

Directorate-Loan Disposal Project (2007), Assistant

Vice President Corporate Development Group-

Transaction & Execution Department (2005- 2006)

dan Senior Manager Internal Audit Group (1999-

2005). Selain itu pernah menjabat sebagai Senior

Auditor PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero)

(1995-1999). Beliau memulai karir sebagai Auditor

KPMG Akuntan Publik (1993-1994).

Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur

Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat

Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59

tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati,

SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai

dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan (RUPST) tahun 2015.

Profil Direksi

Page 67: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 65Laporan Tahunan 2014

Ade cahyo NugrohoDeputi Direktur

Albertus HenditriantoDeputi Direktur

Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 19 Maret 1978, berumur 36 tahun. Meraih gelar S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Indonesia, Jakarta (2002) dan Master in Business Administration dari Rotterdam School of Management, Erasmus University, Netherland (2011) melalui program beasiswa dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bergabung dengan Perseroan pada Oktober 2014 sebagai Deputi Direktur. Beliau pernah menjabat berbagai posisi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu sebagai Department

Warga Negara Indonesia, kelahiran Jakarta, 12 Februari 1969, berumur 46 tahun. Meraih gelar S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1993) .

Menjabat sebagai Deputi Direktur Perseroan sejak Mei 2014 sampai dengan saat ini. Mulai bergabung dengan Perseroan pada 2009 sebagai Kepala Divisi Marketing & Product Development. Sebelumnya beliau pernah bekerja di PT Toyota Astra Financial

Head Decision Support Consumer Finance pada Strategic & Performance Group (2012–2014), Senior Manager Strategic & Performance Group (2007–2010), Manager General Admin & Support – Finance & Strategy Directorate (2005–2007). Karir beliau di Bank Mandiri diawali sebagai peserta Officer Development Program (ODP) pada tahun 2003.

Services sebagai Dealer Relationship Management Department Head (2007-2009). Menjabat sebagai Branch Head merangkap Koordinator Pemasaran area Indonesia Timur di PT Asuransi Astra Buana (2002-2007) dan sebelumnya sebagai Marketing Manager April Fine Paper (1998-2002). Memulai karirnya sebagai Management Trainee di PT Astra Graphia Tbk (1994).

Profil Deputi Direktur

Kiri-Kanan:

Albertus Henditrianto

Harjanto Tjitohardjojo

ignatius Susatyo Wijoyo

Ade cahyo Nugroho

Page 68: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance66Laporan Tahunan 2014

Struktur Pemegang Saham

PT mandiri Tunas Finance

Ny. Suliawati Tjokro

Jardine Strategic Holdings ltd

Jardine matheson Holdings limited

Bermuda

Public Public

Publicchristian milko SetiawanAnton Setiawan

Negara republikindonesia

Public PT Tunas AndalanPratama

Jardine cycle &carriage, ltd Public

PT Tunas ridean TbkPT Bank mandiri (Persero) Tbk

84%

8% 8% 27%

12,4%43,8%43,8%40%60%

51% 49%

73%

56%

17% 44%

83%

Page 69: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 67Laporan Tahunan 2014

Komposisi Pemegang Saham

seluruhnya sebesar Rp62.500.000.000 (enam puluh dua miliar

lima ratus juta Rupiah) dan saham-saham milik PT Tunas Ridean

Tbk sebanyak 650.000.000 (enam ratus lima puluh juta) saham

dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp65.000.000.000

(enam puluh lima miliar Rupiah) kepada PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk dengan nilai transaksi sebesar nilai nominal

tersebut di atas, sebagaimana telah dituangkan dalam Akta Jual

Beli Saham Dalam Rangka Pengambilalihan Perusahaan No.4

tanggal 6 Februari 2009, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul

Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sehingga

dengan adanya jual beli saham tersebut, susunan pemegang

saham Perseroan berubah menjadi sebagai berikut:

Tabel Struktur Kepemilikan Saham Perseroan tahun 2009 – sekarang

Keterangan

Nilai Nominal rp 100 per saham

Persentase (%)Jumlah Saham

Jumlah Nilai Nominal (rp)

Modal Dasar 10.000.000.000 1.000.000.000.000

Pemegang Saham

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.275.000.000 127.500.000.000 51,00

2. PT Tunas Ridean Tbk 1.225.000.000 122.500.000.000 49,00

Jumlah modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

2.500.000.000 250.000.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 7.500.000.000 750.000.000.000

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa Perseroan No.8 tanggal 6 Februari 2009 yang dibuat

dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris

di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan

Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No.AHU-

AH.01.10-01575 tanggal 11 Maret 2009, dan didaftarkan

pada Daftar Perseroan No.AHU-0008560.AH.01.09.Tahun

2009, tanggal 11 Maret 2009, para pemegang saham

Perseroan menyetujui penjualan saham-saham kepunyaan dan

atau milik PT Tunas Mobilindo Parama sebanyak 625.000.000

(enam ratus dua puluh lima juta) saham dengan nilai nominal

Page 70: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance68Laporan Tahunan 2014

Komposisi Pemegang Saham

PT Tunas ridean Tbk

PT Tunas Ridean Tbk berawal dari perusahaan keluarga

dengan nama Tunas Indonesia Motor yang berdiri pada 1967,

kini telah menjadi grup otomotif independen terbesar yang

memiliki 124 outlets yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada

1980, grup mengintegrasikan seluruh bisnis unit ke dalam satu

perusahaan induk PT Tunas Ridean. Kemudian PT Tunas Ridean

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 1995.

PT Tunas Andalan Pratama dan Jardine Cycle & Carriage Ltd

saat ini adalah pemegang saham utama dari PT Tunas Ridean

Tbk masing-masing dengan 43,8% dari jumlah saham yang

beredar.

Profil Singkat Pemegang SahamPT Bank mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdiri pada 2 Okober 1998

sebagai bagian dari program restrukturisasi Perbankan yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu Bank Bumi Daya,

Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank

Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan

perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia dan memiliki bidang usaha perbankan dan jasa

keuangan. Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (60%) dan Publik

(40%).

Tabel Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sejak Perseroan didirikan sampai dengan Laporan Tahunan

ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Periode Tahun modal Dasar modal Disetor (rp)Pemegang Saham

%Nama Jumlah Saham

Pendirian (1989) -

199310.000.000.000 5.000.000.000

•PTTunasRideanTbk

•PTKharismaSetiaUtama

2.500

2.500

50

50

1993 - 1995 10.000.000.000 5.000.000.000•PTTunasRideanTbk

•PTTunasMobilindoParama

2.500

2.500

50

50

1995 - 1997 100.000.000.000 25.000.000.000•PTTunasRideanTbk

•PTTunasMobilindoParama

22.500

2.500

90

10

1997 - 2002 250.000.000.000 65.000.000.000•PTTunasRideanTbk

•PTTunasMobilindoParama

117.000.000

13.000.000

90

10

2002 - 2007 250.000.000.000 65.000.000.000•PTTunasRideanTbk

•PTTunasMobilindoParama

97.500.000

32.500.000

75

25

2007 - 2009 1.000.000.000.000 250.000.000.000•PTTunasRideanTbk

•PTTunasMobilindoParama

1.875.000.000

625.000.000

75

25

2009 – Saat Ini 1.000.000.000.000 250.000.000.000•PTBankMandiri(Persero)Tbk

•PTTunasRideanTbk

1.275.000.000

1.225.000.000

51

49

Seluruh perubahan struktur permodalan dan pemegang saham tersebut di atas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam

Anggaran Dasar Perseroan dan Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas yang berlaku.

Page 71: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 69Laporan Tahunan 2014

ikhtisar Obligasi dan medium Term Notes

ikhtisar Obligasi Tahun

Penerbitan Nama Obligasi Seri Peringkat (*) Jumlah (rp) Tingkat

Bunga Frekuensi Pembayaran

BungaTanggal

PenerbitanTanggal Jatuh

Tempo Keterangan

2003

Obligasi Tunas

Financindo

Sarana I Tahun

2003 dengan

Tingkat Bunga

Tetap

- idBBB+ 500.000.000.000 14.5% p.a setiap 3 (tiga) bulan 4 Juni 2003 29 Mei 2006 Lunas

2004

Obligasi Tunas

Financindo

Sarana II Tahun

2004 dengan

Tingkat Bunga

Tetap

- idBBB+ 350.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 15 Juni 2004 22 Juli 2005 Lunas

2005

Obligasi Tunas

Financindo

Sarana III Tahun

2005 dengan

Tingkat Bunga

Tetap

A idA- 150.000.000.000 10.625%

p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 18 Juli 2006 Lunas

B idA- 100.000.000.000 12.825%

p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 8 Juli 2007 Lunas

C idA- 100.000.000.000 13.250%

p.a setiap 3 (tiga) bulan 1 Juli 2005 8 Juli 2008 Lunas

350.000.000.000

2007

Obligasi Tunas

Financindo

Sarana IV Tahun

2007 dengan

Tingkat Bunga

Tetap

A idA- 150.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari 2007 27 Februari 2008 Lunas

B idA- 100.000.000.000 10.4% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari 2007 22 Februari 2009 Lunas

C idA- 350.000.000.000 11.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 14 Februari 2007 22 Februari 2010 Lunas

600.000.000.000

2008

Obligasi Tunas

Financindo

Sarana V Tahun

2008 dengan

Tingkat Bunga

Tetap

A idA- 350.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 27 Februari 2009 Lunas

B idA- 25.000.000.000 10.50% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 20 Februari 2010 Lunas

C idA- 50.000.000.000 11.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 20 Februari 2011 Lunas

D idA- 175.000.000.000 11.25% p.a setiap 3 (tiga) bulan 12 Februari 2008 20 Februari 2012 Lunas

600.000.000.000

2011

Obligasi Mandiri

Tunas Finance

VI Tahun 2011

dengan Tingkat

Bunga Tetap

A idA+ 48.000.000.000 8.60% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 23 Mei 2012 Lunas

B idA+ 52.000.000.000 9.60% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2013 Lunas

C idA+ 350.000.000.000 10.00% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2014 Lunas

D idA+ 150.000.000.000 10.70% p.a setiap 3 (tiga) bulan 10 Mei 2011 19 Mei 2015 -

600.000.000.000

2013

Obligasi

Berkelanjutan I

Mandiri Tunas

Finance Tahap I

Tahun 2013

A idAA 425.000.000.000 7.75% p.a setiap 3 (tiga) bulan 5 Juni 2013 5 Juni 2016 -

B idAA 75.000.000.000 8.80% p.a setiap 3 (tiga) bulan 5 Juni 2013 5 Juni 2017 -

500.000.000.000

2014

Obligasi

Berkelanjutan I

Mandiri Tunas

Finance Tahap II

Tahun 2014

A idAA 425.000.000.000 10.70% p.a setiap 3 (tiga) bulan 19 Mei 2014 23 Mei 2017 -

B idAA 175.000.000.000 10.85% p.a setiap 3 (tiga) bulan 19 Mei 2014 23 Mei 2018 -

600.000.000.000

Jumlah Obligasi Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2014 rp1.250.000.000.000

(*) Berdasarkan pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek

Indonesia (Pefindo) pada saat penerbitan Obligasi.

Page 72: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance70Laporan Tahunan 2014

Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes

Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan DireksiDewan Komisaris dan Direksi Perseroan tidak memiliki

kepemilikan saham di Perseroan.

Kepemilikan Saham masyarakatPerseroan adalah perusahaan tertutup sehingga saham

Perseroan tidak dimiliki oleh masyarakat umum.

ikhtisar medium Term NotesTahun

Penerbitan Nama mTN Jumlah(rp)

Peringkat (*)

Tingkat Bunga

Frekwensi Pembayaran Bunga

Tanggal Penerbitan

Tanggal Jatuh Tempo Keterangan

2012Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012

200.000.000.000 - 9,95% p.a setiap 3 (tiga)

bulan 2 Februari 2012 2 Februari 2015 Lunas

Jumlah mTN Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2014 200.000.000.000

(*) Berdasarkan pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada saat penerbitan MTN.

entitas Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan PublikPerseroan tidak memiliki Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi

atau Perusahaan Publik lainnya, sehingga informasi terkait hal

ini belum dapat disajikan.

Kronologis Pencatatan SahamPerseroan tidak melakukan penawaran umum saham sehingga

tidak tersedia informasi kronologis pencatatan saham.

Page 73: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 71Laporan Tahunan 2014

Perseroan telah beberapa kali menerbitkan obligasi dan medium

term notes yang dananya digunakan seluruhnya oleh Perseroan

untuk kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor. Walaupun

Perseroan mendapatkan dukungan penuh atas fasilitas

pendanaan terutama Joint Financing dari PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk, namun Perseroan tetap melakukan diversifikasi

pendanaan untuk menunjang kinerja usaha Perseroan.

Penerbitan Obligasi dan medium term notes antara lain

bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan investor serta

mempertahankan eksistensi Perseroan di Pasar Modal.

Adapun kronologis pencatatan obligasi dan medium term notes

Perseroan yang sampai saat ini masih beredar dan tercatat di

PT Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pada 10 Mei 2011, Perseroan menerbitkan Obligasi Mandiri

Tunas Finance VI Tahun 2011 dengan tingkat bunga tetap

dengan jumlah pokok sejumlah Rp600.000.000.000 (enam

ratus miliar Rupiah), dengan jangka waktu paling lama 4

(empat) tahun, yang terdiri dari:

Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp48.000.000.000

(empat puluh delapan miliar Rupiah), berjangka waktu

370 (tiga ratus tujuh puluh) hari dengan bunga 8,60%

per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2012). Pembayaran pokok

Obligasi secara penuh telah dilakukan pada saat jatuh

tempo Obligasi Seri A.

Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp52.000.000.000

(lima puluh dua miliar Rupiah), berjangka waktu 2 (dua)

tahun dengan bunga 9,60% per tahun (jatuh tempo 19

Mei 2013). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh telah

dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri B.

Seri C: Dengan jumlah pokok sebesar

Rp350.000.000.000,(tiga ratus lima puluh miliar Rupiah),

berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan bunga 10,00%

per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2014). Pembayaran pokok

Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh

tempo Obligasi Seri C.

Kronologis Pencatatan efek lainnya dan Peringkat efek

Seri D: Dengan jumlah pokok sebesar Rp150.000.000.000

(seratus lima puluh miliar Rupiah), berjangka waktu 4

(empat) tahun dengan bunga 10,70% per tahun (jatuh

tempo 19 Mei 2015). Pembayaran pokok Obligasi secara

penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri

D.

Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang

performing sekurang-kurangnya sebesar 80% dari nilai

pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)

bulan di mana pembayaran bunga obligasi pertama kali

pada 19 Agustus 2011, sedangkan pembayaran bunga

obligasi terakhir akan dilakukan pada 19 Mei 2015.

Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah

memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT

Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat:

idA+ (Single A plus; Stable Outlook) dan telah dicatatkan di

PT Bursa Efek Indonesia pada 20 Mei 2011.

Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk

menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan

kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi

penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada

Bapepam dan LK melalui surat No. 084/MTF-CSC/VII/2011

tanggal 7 Juli 2011.

Penawaran Umum atas Obligasi Mandiri Tunas Finance VI

Tahun 2011 dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang

pasar modal, yaitu:

Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk

Akuntan Publik : KAP Tanudiredja, Wibisana

dan Rekan (a member firm of

Pricewaterhouse Coopers Global

Network)

Notaris : Fathiah Helmi, SH

Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office

Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia

(PEFINDO)

Page 74: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance72Laporan Tahunan 2014

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek

Pada 2 November 2012, PT Fitch Ratings Indonesia telah

menetapkan peringkat Perseroan (Corporate Rating)

dengan peringkat AA(idn) (Double AA; Stable Outlook).

Pada tanggal 12 Nopember 2012, PT Pemeringkat Efek

Indonesia (PEFINDO) telah menaikkan peringkat Perseroan

(Corporate Rating) beserta surat utang Obligasi VI Seri

B, Seri C dan Seri D Tahun 2011 yang semula dengan

peringkat idA+ (Single A plus; Stable Outlook) menjadi idAA

(Double A; Stable Outlook). Kemudian pada tanggal 5 Maret

2014, melalui surat PEFINDO No. No. 360/PEF-Dir/III/2014

perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas

Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas

Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret

2015, yang memutuskan menetapkan kembali peringkat

idAA (Double A).

2. Pada 30 Mei 2013, Perseroan menerbitkan Obligasi

Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun

2013 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok

sejumlah Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah),

dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang

terdiri dari:

Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp425.000.000.000

(empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah), berjangka

waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan bunga 7,75%

per tahun (jatuh tempo 5 Juni 2016). Pembayaran pokok

Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh

tempo Obligasi Seri A.

Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp75.000.000.000

(tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 48

(empat puluh delapan) bulan dengan bunga 7,80% per

tahun (jatuh tempo 5 Juni 2017). Pembayaran pokok

Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh

tempo Obligasi Seri B.

Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang

performing sekurang-kurangnya sebesar 60% dari nilai

pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)

bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali

pada 5 September 2013, sedangkan pembayaran bunga

obligasi terakhir akan dilakukan pada 5 Juni 2017.

Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah

memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT

Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat:

idAA (Double A) untuk periode 18 Maret 2013 sampai

dengan 1 Maret 2014 dan telah dicatatkan di PT Bursa

Efek Indonesia pada 7 Juni 2013. Kemudian pada 5 Maret

2014, melalui surat PEFINDO No. 359/PEF-Dir/III/2014

perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan

atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance

periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, yang

memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double

A).

Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk

menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan

kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi

penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada

Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. 091/MTF-CSC/

VII/2013 tanggal 8 Juli 2013.

Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I

Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dibantu oleh

lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu:

Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk

Akuntan Publik : KAP Purwantono, Suherman &

Surja (a member firm of Ernst &

Young Global Limited)

Notaris : Fathiah Helmi, SH

Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office

Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia

(PEFINDO)

3. Pada 19 Mei 2014, Perseroan menerbitkan Obligasi

Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun

2014 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok

sejumlah Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah),

dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang

terdiri dari:

Page 75: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 73Laporan Tahunan 2014

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek

Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp425.000.000.000

(empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah), berjangka

waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan bunga 10,70%

per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2017). Pembayaran pokok

Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh

tempo Obligasi Seri A.

Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp175.000.000.000

(serratus tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu

48 (empat puluh delapan) bulan dengan bunga 10,85%

per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2018). Pembayaran pokok

Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh

tempo Obligasi Seri B.

Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang

performing sekurang-kurangnya sebesar 60% dari nilai

pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga)

bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali

pada 23 Agustus 2014, sedangkan pembayaran bunga

obligasi terakhir akan dilakukan pada 23 Mei 2018.

Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah

memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT

Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat:

idAA (Double A) untuk periode 5 Maret 2014 sampai

dengan 1 Maret 2015 dan telah dicatatkan di PT Bursa Efek

Indonesia pada 26 Mei 2014.

Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk

menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan

kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi

penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada

Otoritas Jasa Keuangan melalui surat: 070/MTF-CSC/

VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 perihal Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II

Tahun 2014 per 30 Juni 2014.

Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I

Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014 dibantu oleh

lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu:

Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk

Akuntan Publik : KAP Tanudiredja, Wibisana

dan Rekan (a member firm of

Pricewaterhouse Coopers Global

Network)

Notaris : Fathiah Helmi, SH

Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office

Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia

(PEFINDO)

informasi Penerbitan medium Term Notes

Pada 2 Februari 2012, Perseroan menerbitkan Medium Term

Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012 dengan nilai

nominal sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah),

berjangka waktu 3 (tiga) tahun (jatuh tempo 2 Februari 2015)

dan dengan tingkat bunga sebesar 9,95% per tahun.

Seluruh dana yang diperoleh dari MTN ini telah digunakan

100% untuk menambah modal kerja Perseroan.

Penerbitan MTN III dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang

pasar modal, yaitu:

Agen Pemantau : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Notaris : Lenny Janis Ishak, SH

KonsultanHukum : BM & Partners Law Office

Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia

(PEFINDO)

Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

Perseroan telah melunasi MTN ini pada tanggal jatuh tempo

yaitu 2 Februari 2015.

Page 76: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance74Laporan Tahunan 2014

Nama dan Alamat Perusahaan Pemeringkat efek

PT Pemeringkat efek indonesia (PeFiNDO)Panin Tower Senayan City Lt.17

Jl. Asia Afrika Lot.19 - Jakarta 10270

Telepon : +6221 7278 2380

Faksimile : +6221 7278 2370

Website : http://www.pefindo.com

PT Fitch ratings indonesiaDBS Bank Tower, 24th Floor, Suite 2403

Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Jakarta 12940

Telepon : +6221 2988 6800

Faksimile : +6221 2988 6822

Website : http://www.fitchratings.co.id

Page 77: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 75Laporan Tahunan 2014

lembaga Profesi Penunjang Pasar modal

Akuntan Publik

Purwantono, Suherman, & Surja

(a member firm of Ernst & Young Global Limited)

Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190, IndonesiaTelepon : +6221 5289 5000Faksimile : +6221 5289 4100Website : www.ey.com/idJasa : Pemeriksaan (Audit) laporan keuangan

per 31 Desember 2014 Biaya : Rp390.500.000Periode Penugasan : Januari sampai Desember 2014

Konsultan Hukum

Bm & Partners law Office

Wisma Aldiron Lt. Dasar Suite 15BJl. Gatot Subroto Kav.72 - Jakarta 12780Telepon : +6221 798 1292Faksimile : +6221 790 2539Jasa : Melakukan pemeriksaan segi hukum

atas Perseroan dalam rangka penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014.

Biaya : 120.000.000Periode Penugasan : Desember 2013 sampai Mei 2014

Notaris

Fathiah Helmi, SH

Graha Irama Lantai 6CJl. HR. Rasuna Said Blok X-1 Kav 1-2, Kuningan - Jakarta 12950Telepon : +6221 5290 7304 - 5290 7305-6Faksimile : +6221 5261 136Jasa : Pembuatan akta-akta dalam rangka penerbitanPenawaran

Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014 dan pendaftaran fidusia.

Biaya : Rp78.000.000Periode Penugasan : Januari sampai Mei 2014

Agen Pemantau

PT Bank mandiri (Persero) Tbk

Plaza Mandiri Lt 22 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 - Jakarta 12190Telepon : +6221 52913212Faksimile : +6221 5263428Jasa : Melakukan monitoring terhadap Perseroan berdasarkan perjanjian agen montoring MTN III.Biaya : Rp 35.000.000/tahunPeriode Penugasan : Februari 2012 sampai Februari 2015

Wali Amanat

PT Bank Mega TbkMenara Bank Mega lantai 16Jl. Kapten Tendean Kav 12-14A - Jakarta 12790Telepon : +6221 7917 5000Faksimile : +6221 7918 7100Jasa : Mewakili kepentingan pemegang

obligasi dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 dan Tahap II Tahun 2014.

Biaya : Rp50.000.000/tahunPeriode Penugasan : Juni 2013 sampai Juni 2018

Page 78: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance76Laporan Tahunan 2014

Peta Jaringan dan Alamat Kantor cabang

Sumatera

Kalimantan

Pecenongan

Kelapa Gading

Matraman

Tanjung Duren

Fatmawati

Kebon Jeruk

Mampang Prapatan

Mangga Dua

Pondok Gede

Cilegon

Serang

Pontianak

Banjarmasin

Banjarbaru

Palangkaraya

Samarinda

Balikpapan

Tarakan

Bontang

Serpong (BSD)

Tangerang I

Tangerang II

Rangkasbitung

Bekasi

Karawang

Depok

Bogor

Cibubur

Cibinong

Bekasi 2

Sukabumi

Bandung 1

Bandung 2

Tasikmalaya

Cirebon

Garut

Subang

Tegal

Purwokerto

Semarang

Solo

Kudus

Magelang

Pekalongan

Yogyakarta

Surabaya 1

Surabaya 2

Malang

Kediri

Jember

Madiun

Tuban

Mojokerto

Gresik

Banda Aceh

Medan

Rantau Prapat

Padang

Bukittinggi

Pekan Baru

Duri

Rokan Hulu

Jambi

Muara Bungo

Batam

Tanjung Pinang

Bengkulu

Palembang

Baturaja

Lubuklinggau

Bandar Lampung

Metro

Kalianda

Tulang Bawang

Kotabumi

Tanggamus

Bandarjaya

Pangkal Pinang

Denpasar

Gianyar

Mataram

Jawa

Bali & Nusa Tenggara Barat

Page 79: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 77Laporan Tahunan 2014

SulawesiMakassar

Parepare

Kendari

Manado

Palu

Gorontalo

Page 80: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance78Laporan Tahunan 2014

Alamat Kantor cabang

Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax

Aceh Banda AcehJl. Prof. Dr. Muhammad Hasan, Desa Blang Cut, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh, Aceh.

(0651) 635689 - 635685

(0651) 635668

Sumatera Utara

Medan Jl Iskandar Muda No 75 Medan – 20154.(061) 4565915 / 08286103690

(061) 4538781

Rantau PrapatJL. Jend. A. Yani No 38 Rantau Prapat, Kel. Kartini, Kec. Rantau Utara, Labuhan Batu, Sumatera Utara

(0624) 24008 / 23511 (0624) 23546

Sumatera Barat

PadangJL S Parman No 236 A, Kel. Ulak Karang Barat, Kec. Padang Utara, Padang, Propinsi Sumatera Barat

(0751) 4488970 (0751) 4488972

BukittinggiJl. Raya Bukittinggi – Padang Km. 5 Ruko Samping Showroom Elang Perkasa Motor, Kec. Banu Hampu, Kab. Agam, Sumatera Barat

(0752) 7839132 / 7839214

(0752) 7839133

Riau

Pekan BaruJl.Arifin Ahmad, Komplek Platinum Bisnis Center No 25-26, RT 003/RW 011, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Provinsi Riau 28294

(0761) 63442 Fax: N/A

DuriJl. Hang Tuah No. 386, DURI , Kelurahan Balai Makam, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau

(0765) 595155 / 082883038595 / 082883038596/ 082883038597

(0765) 92078

Rokan HuluJl. Raya Jenderal Sudirman Ujung Batu, Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu, Propinsi Riau.

(0762) 7363485/ (0762) 7363484

(0762) 7363486

Jambi

JambiJl. Gajah Mada No.85, RT 022/RW 006, Kelurahan Jelutung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi

(0741) 7550022 / 23 / 24

(0741) 7550025

Muara BungoJl.Lintas Sudirman Rt.14 Rw.05 Kel. Batang Bungo Kec. Pasar Muara Bungo, Kab. Bungo, Muaro Bungo, Jambi.

(0747) 323782 – 23 (0747) 323779

Kepulauan Riau

BatamKomplek Ruko Trikarsa Ekualita Blok A No. 38 Sungai Panas Batam Centre – Batam 29456.

(0778) 464352 / 464354

(0778) 464356

Tanjung PinangRuko Grand Bintan Centre, Jl. DI Panjaitan KM 9, Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, Propinsi Kepulauan Riau.

(0771) 7335756 (0771) 7335776

Bengkulu BengkuluJl. Pangeran Natadirja KM. 6,5 No. 29 RT. 02 RW. 01 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu

(0736) 347710 (0736) 347575

Sumatera Selatan

PalembangJl. Veteran Kompleks Ruko Rajawali No. 931-932, Kel. 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan

(0711) 378476 / 363999 / 377234

(0711) 370777

BaturajaJl. Dr. Mohammad Hatta, Kelurahan Sukaraya, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan

(0735) 322024 / 322026

(0735) 323717

LubuklinggauJl. Yos Sudarso RT 006 Kel. Majapahit Kec. Lubuk Linggau Timur I Lubuk Linggau, Sumatera Selatan

(0733) 732 9631 (0733) 732 9633

Lampung

Bandar Lampung

Jl. Pangeran Antasari No.91C, Kel. Kedamaian, Tanjung Karang, Bandar Lampung, Lampung

(0721) 772486 / 773557 / 773614

(0721) 773556 / 772487

MetroJl. AH. Nasution No.123B Rt.25 Rw.07, Yosorejo Metro Timur, Kota Metro Lampung, Lampung

(0725) 7851001 / 7850488

(0725) 7851603

KaliandaJl. Kesuma Bangsa No.127, Kel. Way Urang, Kec. Kalianda, Lampung Selatan, Lampung

(0727) 322487 / 323220

(0727) 322386

Page 81: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 79Laporan Tahunan 2014

Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax

Lampung Tulang BawangJl. Lintas Timur Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kec. Banjar Agung, Tulang Bawang, Lampung

(0726) 750570 (0726) 750647

Lampung KotabumiJl. Jend. Sudirman No.88-A, Kel. Tanjung Aman, Kec. Kotabumi, Lampung Utara, Lampung

(0724) 327947 / 24934 (0724) 26124

Lampung TanggamusJl. Jend. A. Yani No.46A Pringsewu (depan BCA) Kab. Pringsewu - Lampung

(0729) 23826 /082880006969 / 082880066969

(0729) 22431

Lampung BandarjayaJl. Proklamator RT 015 RW 006 Lingkungan III, Kelurahan Yukum Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung

(0725) 529691 (0725) 529690

Kep. Bangka Belitung

Pangkal PinangRuko BB Tower, Jl Soekarno Hatta, Blok A No.7, Kel. Bukit Besar, Kec. Girimaya, Bangka Belitung

(0717) 4256832, 4256830, 4256804

(0717) 4256834

DKI Jakarta PecenonganJl. Sukardjo Wirjo Pranoto No.2/6, Kel. Kebon Kelapa, Kec. Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta

(021) 3847288 (021) 3808939

DKI Jakarta Kelapa GadingJl. Boulevard Barat Blok C No.63 A, Plaza Kelapa Gading Inkopal, Kel. Kelapa Gading Barat, Kec. Kelapa Gading, Jakarta

(021) 45851153, 45859263, 45865547, 45865546

(021) 45851157

DKI Jakarta MatramanJl. Jatinegara Timur No. 37 RT 008 RW 04, Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta

(021) 85917920 / 21 / 22 / 23

(021) 8519721

DKI Jakarta Tanjung DurenJL. Prof Dr Latumenten, Komplek Ruko Seasons City Blok A No. 28, Kel. Jembatan Besi, Kec. Tambora, Wilayah Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta

(021) 29618062 / 63 / 64

(021) 29618065

DKI Jakarta FatmawatiJl. RS. Fatmawati, Komplek Pertokoan Duta Mas Blok A1/43, Kel. Cipete Utara, Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

(021) 72780653 / 72796880

(021) 72780656 / 72780657

DKI Jakarta Kebon JerukRuko Rich Palace Shop House and Sweet Regency Blok B nomor 3, Jl. Raya Meruya Ilir (lapangan Bola) nomor 36-40, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan , Jakarta Barat

(021) 58910034 / 58910035

(021) 58910068

DKI JakartaMampang Prapatan

Jl.Duren Tiga , Nomor 29 A-B, RT 005 / RW 001, Kelurahan Duren Tiga ,Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

(021) 79195795 / 79195796

(021) 79190567

DKI Jakarta Mangga DuaGedung WTC Mangga Dua Lantai 4 Blok AL 001 s/d AL003, Jl. Mangga Dua Raya Nomor 8, Jakarta Utara, DKI Jakarta

(021) 29986250 – 52 ( 021) 29986253

Jawa Barat Pondok GedePondok Gede Plaza Blok A Nomor 34, Desa Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat

(021) 84978710 / 84978731

(021) 84978733

Banten CilegonRuko Cilegon Indah Jaya Blok A II No. 5-6, Jl. Raya Cilegon-Serang, kel. Kedaleman, Kec. Cibeber, Cilegon, Banten

(0254) 374909 / 082818931572

(0254) 397413

Banten SerangRuko Serang City Square Blok A No. 07, Jl. Raya Serang-Cilegon KM.3, Kel. Drangong, Kec. Taktakan, Serang – Banten

082818931561 s/d 570,082818931744 -745

(0254) 210945

Banten Serpong (BSD)Ruko BSD Junctions Blok A39 JL. Pahlawan Seribu Kel. Lengkong Wetan Kec. Serpong Utara BSD CITY Tangerang Selatan

(021) 5382090 (021) 5382091

Banten Tangerang IRukan Tangcity Business Park Blok D60 JL. Jendral Sudirman No.1 Cikokol Tangerang Indonesia 15117

(021) 29676323 (021) 29676324

Alamat Kantor Cabang

Page 82: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance80Laporan Tahunan 2014

Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax

Banten Tangerang IIJL. Graha Boulevard Timur, Blok GBVD No. 019, Sek-Graha Gading Serpong, Desa Curugsangereng, Kec. Kelapa Dua, Kab. Tangerang, Banten.

(021) 29418978 (021) 29418971

Banten RangkasbitungJl. Soekarno Hatta By Pass Sumur Buang Cibadak Lebak Rangkasbitung

(0252) 209765 / 082818931934

(0252) 209675

Jawa Barat BekasiRuko Mall Bekasi Square Blok RK-067, RT 001/RW 02, Kel. Pekayon Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Propinsi Jawa Barat

(021) 82436930 / 31 / 32

(021) 82436933

Jawa Barat KarawangRuko Arcadia Blok XII-A, Kavling D 2-3, Galuh Mas, Kel. Sukaharja, Kec. Telukjambe, Karawang, Jawa Barat

(0267) 8457294 (0267) 8457295

Jawa Barat DepokRukan Depok Mall Jl. Raya Margonda Blok B-1 No. 50, Kemirimuka, Beji, Depok, Jawa Barat

(021) 7756733/ 7758948/ 7759144

(021) 7756762

Jawa Barat BogorJl. Siliwangi No. 60 B & B-1 Rt:005/004 Kel.Lawanggintung, Kec.Bogor Selatan - Bogor 16720

(0251) 8371118 / 8370195

(0251) 8332874

Jawa Barat CibuburRuko Cibubur Time Square, Jl. Transyogi Alternatif Cibubur, Blok B4 No. 21, Kel. Jati Karya, Kec. Jati Sampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat

(021) 84300687 (021) 84300667

Jawa Barat CibinongCibinong City Center, Jl. Tegar Beriman Blok D No. 3B, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, 16916.

(021) 29577430 (021) 29577431

Jawa Barat Bekasi 2Ruko ROXY Blok B No.16 Lippo Cikarang, Jalan MH Thamrin Blok B No. 16, Kelurahan Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.

(021) 89903056 (021) 89903180

Jawa Barat SukabumiJl. Otto Iskandar Dinata Nomor 80A, Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat

(0266) 6247458 / 62449541

(0266) 6249245

Jawa Barat Bandung 1Kopo Plaza Kav. C10 – 11, Jl. Peta Lingkar Selatan, Bandung, Jawa Barat

(022) 6040119 / 6040120

(022) 6074550

Jawa Barat Bandung 2Jl. Karapitan Nomor 106 B, Kel. Cikawao, Kec. Lengkong, Bandung, Jawa Barat

(022) 4219029 / 4219039

(022) 4209829

Jawa Barat TasikmalayaRuko Tasik Indah Plaza No.29, Jl. H.Z.Mustofa, Tasikmalaya, Jawa Barat

(0265) 344905 / 344906

(0265) 344844

Jawa Barat CirebonRuko Kesambi Regency No. 4, Jl. Raya Kesambi, Kel. Kesambi, Kec. Kesambi, Cirebon, Jawa Barat

(0231) 210285 (0231) 210280

Jawa Barat GarutJl.Pramuka Blok C No. 12, Komplek Ruko IBC, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat

(0262) 544605 (0262) 4890607

Jawa Barat SubangJl. Otista No. 254, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat

(0260) 415869 (0260) 415879

Jawa Tengah TegalRuko Komp. Nirmala Square Blok D/2, Jl. Yos Sudarso, Tegal, Jawa Tengah

(0283) 324066 (0283) 340113

Jawa Tengah PurwokertoRuko Eks IAIN Jl. M.T. Haryono Nomor 3A-4A, Pasar Wage, Purwokerto, Jawa Tengah

(0281) 642645 (0281) 642646

Jawa Tengah SemarangRuko Mataram Plaza Blok E No. 1, Jl. MT Haryono No. 427-429, Semarang, Jawa Tengah

(024) 3589007 / 3589008

(024) 3587168

Jawa Tengah SoloRuko Adi Sucipto Jl. Adi Sucipto 67 C RT 003/RW 011 Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah 57143

(0271) 738989 / 723557

(0271) 735038

Alamat Kantor Cabang

Page 83: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 81Laporan Tahunan 2014

Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax

Jawa Tengah KudusJl. Raden Agil Kusumadya No. 8, Desa Jati Kulon, Kec. Jati, Kudus, Jawa Tengah

(0291) 4252070 (0291) 4250271

Jawa Tengah MagelangRuko Grand Viko No.12 A, Jl. Soekarno Hatta, Kel. Rejowinangun Utara, Kec. Magelang Tengah, Magelang, Jawa Tengah

(0293) 312406 / 3218686

(0293) 310536

Jawa Tengah PekalonganJl. Dr. Sutomo Blok B2 No. 10, Komplek Ruko Dupan Square, Kelurahan Baros, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah

(0285) 4420100 N/A

D.I Yogyakarta

YogyakartaRuko Sumber Baru Square Kav.W Jl.Ringroad Utara Jombor Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta (Depan Kampus UTY Jombor)

(0274) 860 9901 / 860 9902

(0274) 446 9718

Jawa Timur Surabaya 1Jl. Raya Tenggilis No. 23 Ruko Tenggilis Square Kav 5 & 6 RT 005 RW 002 Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya.

(031) 8420450 (031) 8420495

Jawa Timur Surabaya 2Jl. Raya Tenggilis No. 23 Ruko Tenggilis Square Kav 5 & 6 RT 005 RW 002 Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya.

(031) 8420450 (031) 8420495

Jawa Timur Malang Jl. Letjen Sutoyo No. 55, Malang, Jawa Timur (0341) 486432 (0341) 486429

Jawa Timur KediriJl. Kawi, Ruko Mojoroto Indah Kav. 20, Kel. Mojoroto, Kec. Mojoroto, Kediri, Jawa Timur

(0354) 779239 (0354) 780911

Jawa Timur JemberRuko Gajah Mada Square A9, Jl. Gajah Mada No.187, Kel. Kaliwates, Kec. Kaliwates, Jember, Jawa Timur

(0331) 425959 / 426969

(0331) 483939

Jawa Timur MadiunJl Mayjend Panjaitan Blok A2, Perum Gading Indah, Kel. Pandean, Kec. Taman,Kota Madiun,Propinsi Jawa Timur

(0351) 473176 , 476198,476298/ 08283010067

(0351) 473123

Jawa Timur TubanJl. Diponegoro No.34 C, Kel. Latsari, Kec. Tuban, Tuban, Jawa Timur

(0356) 326381 (0356) 325289

Jawa Timur MojokertoJl. Mojopahit 456, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Propinsi Jawa Timur.

(0321) 329688 (0321) 329611

Jawa Timur GresikRuko Kartini Megah Kav. A10, Jl. RA Kartini No. 150-152 RT 003/RW 007, Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.

(031) 3985189 (031) 3985188

Bali DenpasarJl. Buluh Indah no.53D Kel. Pemecutan Kaja Kec. Denpasar Utara Bali 80118

(0361) 8469893-96 / 8469898

(0361) 8469897

Bali Gianyar Jl. Erlangga No.15 C, Kel. Gianyar, Kec. Gianyar, Gianyar, Bali(0361) 944478 / 944480 / 944488

(0361) 941055

Nusa Tenggara Barat

MataramJl. Panca Usaha No. 9X, Kel. Cilinaya, Kec. Cakranegara, Mataram, Nusa Tenggara Barat 83231

(0370) 645277 / 637100

(0370) 645177

Kalimantan Barat

Pontianak"Jl. Ahmad Yani Komplek Sentra Bisnis Ayani Megamall Blok B No 23 Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak 78121 Kalimantan Barat

(0561) 761195 (0561) 6655718

Kalimantan Selatan

BanjarmasinJl Simpang 4 sultan adam , komp ruko STIHSA no 3, Sungai Andai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

(0511) 4315662 (0511) 4315663

Kalimantan Selatan

BanjarbaruJl. Jend. A.Yani KM.35 Ruko Fortuna No.48 RT 005/RW 001, Kel. Gunung Paikat, Kec. Banjarbaru Selatan, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

(0511) 4772067 (0511) 4772063

Alamat Kantor Cabang

Page 84: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance82Laporan Tahunan 2014

Provinsi Nama cabang Alamat Terkini Telp Fax

Kalimantan Tengah

PalangkarayaJl. Cilik Riwut Km. 3, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah

(0536) 3224277 / 087858566000

(0536) 3224677

Kalimantan Timur

SamarindaJl. Wahid Hasyim No. 26 C RT. 011 Kel. Sempaja Selatan,Kecamatan Samarinda Utara, Propinsi Kalimantan Timur

(0541) 7273930 N/A

Kalimantan Timur

BalikpapanJl. Ruhui Rahayu, RT. 101 No. 140 Ring Road I, Balikpapan, Balikpapan, Kalimantan Timur

(0542) 8860744 /8860743

N/A

Kalimantan Timur

TarakanJl Yos Sudarso Rt 14 No 5 Kel Selumit Pantai Kec Tarakan Tengah

(0551) 2029620 / 2029621 / 2029625

0551-2029625

Kalimantan Timur

BontangJl. Samratulangi No. 79, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur

(0548) 24488 / 24499 (0548) 24441

Sulawesi Selatan

MakassarJl. Veteran Selatan No. 311, Kel. Mamajang Dalam, Kec. Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan

(0411) 832789 / 832567

(0411) 832678

Sulawesi Selatan

ParepareJl. Sultan Hasanuddin No. 16 A, Kelurahan Ujung Sabang, Kecamatan Ujung, Pare-Pare, Sulawesi Selatan

(0421) 28622 / 28623 / 28652

(0421) 28607

Sulawesi Tenggara

KendariKompleks Senapati Land Blok A No. 14, Jl. Brigjend M. Yunus By Pass Kendari, Kel. Bende, Kec. Kadia, Kendari, Sulawesi Tenggara

(0401) 3135093 / 3135094

(0401) 3135085

Sulawesi Utara

ManadoJl. Pierre Tendean Boulevard, Komp. Ruko Marina M. Walk Blok RB No. 49, Kel. Titiwungen Selatan, Kec. Sario, Manado, Sulawesi Utara

(0431) 8820200 / 88820204

N/A

Sulawesi Tengah

PaluJl. Emmy Saelan Nomor 38, Kel. Tatura Utara, Kec. Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah

(0451) 454139 (0451) 454806

Gorontalo GorontaloJl. Nani Wartabone No 131 , Kelurahan Heledulaa Selatan, Kecamatan Kota Timur, Propinsi Gorontalo

(0435) 822315 (0435) 822314

Alamat Kantor Cabang

Page 85: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 83Laporan Tahunan 2014

Kantor cabang Baru di Tahun 2014

Untuk memperluas jaringan pemasaran dan penetrasi pasar

serta meningkatkan kerja sama dengan jaringan dealer,

Perseroan di tahun 2014 telah membuka 11 (sebelas) jaringan

kantor cabang baru sebagaimana telah direncanakan sebagai

bagian dari strategi usaha di awal tahun 2014. Lokasi Kantor

Cabang baru tersebut sebagian besar berlokasi di Daerah

Tingkat II yang merupakan daerah-daerah yang memiliki potensi

untuk perkembangan pembiayaan kendaraan bermotor.

Untuk membuka kantor-kantor cabang baru di tahun 2014,

Perseroan telah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan

yang mendalam, menyusun proyeksi bisnis untuk masing-

masing cabang dan mempersiapkan sumber daya manusia dan

anggaran biaya yang dibutuhkan untuk investasi pembukaan

jaringan kantor cabang baru.

Ke 11 (sebelas) Kantor Cabang baru Perseroan tersebut telah

mendapat izin usaha sebagai Kantor Cabang dari Otoritas Jasa

Keuangan (OJK). Dari 11 (sebelas) Kantor Cabang baru tersebut,

10 (sepuluh) Kantor Cabang baru telah mulai beroperasi di

semester pertama tahun 2014.

Berikut data lengkap 11 (sebelas) Kantor Cabang baru

Perseroan :

No Pulau Provinsi Nama cabang AlamatNomor Surat

dan Tanggal izin Usaha OJK

1 Sumatera RiauMTF Rokan Hulu, Ujung Batu

Jl. Raya Jenderal Sudirman Ujung Batu, Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

KEP-52/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014

2 KalimantanKalimantan Timur

MTF BontangJalan Samratulangi No. 79, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur

KEP-60/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014

3 Jawa Jawa Barat MTF GarutJalan Pramuka Blok C No. 12, Komplek Ruko IBC, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat

KEP-061/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014

4 Jawa Jawa Barat MTF SubangJalan Otista No. 254, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat

KEP-062/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014

Page 86: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance84Laporan Tahunan 2014

No Pulau Provinsi Nama cabang AlamatNomor Surat

dan Tanggal izin Usaha OJK

5 JawaJawa Tengah

MTF Pekalongan

Jalan Dr. Sutomo Blok B2 No. 10, Komplek Ruko Dupan Square, Kelurahan Baros, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah

KEP-63/NB.111/2014 tanggal 5 Juni 2014

6 Jawa JawaTimur MTF MojokertoJalan Mojopahit 456, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

KEP-70/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014

7 Jawa JawaTimur MTF Gresik

Ruko Kartini Megah Kav. A10, Jalan RA Kartini No. 150-152 RT 003/RW 007, Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.

KEP-71/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014

8 SumateraKepulauan Riau

MTF Tanjung Pinang

Ruko Grand Bintan Center, Jl. DI Panjaitan KM 9, Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

KEP-72/NB.11/2014 tanggal 10 Juni 2014

9 Jawa Jawa BaratMTF Bogor, Cibinong

Cibinong City Center, Jalan Tegar Beriman Blok D No. 38, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, 16916.

KEP-73/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014

10 Jawa Jawa BaratMTF Bekasi 2, Cikarang

Ruko Lippo Cikarang, Jalan MH Thamrin Blok B No. 16, Kelurahan Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

KEP-74/NB.111/2014 tanggal 10 Juni 2014

11 Jawa BantenMTF Lebak, Rangkasbitung

Jalan Bypass Soekarno-Hatta, Desa Kaduagung Timur, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

KEP-126/NB.111/2014 tanggal 1 Juli 2014

Dengan penambahan 11 (sebelas) jaringan Kantor Cabang

baru tersebut di atas, maka di tahun 2014 jumlah seluruh

Kantor Cabang Perseroan menjadi sebanyak 88 (delapan

puluh delapan) Kantor Cabang yang tersebar di 27 provinsi di

Indonesia.

Kantor Cabang Baru di Tahun 2014

Page 87: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 85Laporan Tahunan 2014

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang esensial dalam menunjang kinerja dan menjadi aset yang

sangat penting Perseroan. SDM profesional, terpercaya, dan kompeten adalah kunci untuk mencapai visi

Perseroan sebagai Perusahaan pembiayaan otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya.

Selama 2014, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan

guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam

memelihara kinerja Perseroan. Kompetensi SDM yang memadai dan sesuai kebutuhan bisnis Perseroan akan

memungkinkan akselerasi, ekspansi, dan transformasi bisnis Perseroan berjalan dengan baik.

Rekrutmen

Sebagai perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, Perseroan senantiasa melakukan akselerasi,

ekspansi, dan transformasi bisnis guna menghadapi dinamika bisnis jasa pembiayaan yang semakin

kompetitif. Untuk mendukung seluruh kegiatan usaha Perseroan tersebut diperlukan SDM yang baik sejalan

dengan bisnis Perseroan.

Proses rekrutmen dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain penyeleksian, dan perekrutan, sesuai dengan

Man Power Planning. Proses rekrutmen Perseroan mengedepankan asas-asas keterbukaan, kewajaran dan

kesetaraan berdasarkan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki oleh calon karyawan. Kandidat yang

memenuhi standar administrasi di jaring melalui situs perusahaan, iklan, job fair, serta referensi. Untuk posisi-

posisi tertentu yang membutuhkan kompetensi serta keahlian khusus, Perseroan memprioritaskan aspek

pemahaman dan pengalaman calon karyawan terkait jabatan tersebut.

Selama 2014, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam memelihara kinerja Perseroan.

Page 88: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance86Laporan Tahunan 2014

Perseroan menerapkan metode rekrutmen dan seleksi yang

tepat dan cepat dalam menjaring SDM yang berkualitas dan

kompeten di bidangnya. Perseroan mengkualifikasi kompetensi

SDM yang dibutuhkan perusahaan yang mengacu pada rencana

bisnis unit kerja berdasarkan Man Power Planing (MPP). MPP

yang ditetapkan adalah sejalan dengan tujuan dan strategi

bisnis Perseroan, berdasarkan rencana kerja tahunan (Business

Plan) Perseroan sesuai dengan keputusan dari Manajemen.

Dalam MPP juga dijabarkan tentang persyaratan-persyaratan

kompetensi SDM yang akan dipilih melalui proses seleksi yang

transparan, objektif, dan profesional. Perhitungan mengenai

jumlah Manpower Planning (MPP) bersumber dari:

1. Masukan masing-masing Kepala Divisi terhadap target yang

telah ditetapkan Manajemen dan mengacu kepada evaluasi

produktivitas masing-masing divisi/unit kerja.

2. Keputusan budget Man Power Planning (MPP) yang telah

disetujui oleh Manajemen.

Di tahun 2014, Perseroan menyelenggarakan rekrutmen dan

seleksi dengan beberapa cara, antara lain:

1. Internal Perusahaan: dilakukan dengan seleksi karyawan

internal untuk mengisi lowongan jabatan pada suatu unit

kerja sesuai dengan kebutuhan organisasi dan terbuka bagi

karyawan dari unit kerja lain dalam perusahaan.

2. Eksternal Perusahaan: mencari calon karyawan dari eksternal

Perusahaan melalui iklan di media, internet/website/mailing

list, poster/flyer di tempat umum yang representatif,

campus hiring, buku wisuda, referensi karyawan, direct

sourcing, partisipasi bursa tenaga kerja (job fair/career day)

dan walk in interview.

Proses rekrutmen dan seleksi yang diselenggarakan Perseroan

dalam menjaring SDM yang berkualitas dan berkompeten

dalam bisnis jasa pembiayaan meliputi identifikasi kebutuhan

penambahan karyawan, strategi pencarian kandidat, seleksi

calon karyawan, rekomendasi penerimaan karyawan, dan yang

terakhir penerimaan dan penempatan karyawan.

Komposisi

Di tahun 2014, Perseroan memiliki karyawan sebanyak 3.329

orang yang tersebar di seluruh kantor cabang di Indonesia.

Jumlah karyawan Perseroan tersebut telah sesuai dengan

kebutuhan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin

terbuka, interaksi yang semakin kompleks, serta tuntutan

pelayanan yang terbaik bagi pelanggan.

Secara rincian komposisi karyawan Perseroan yang

diklasifikasikan berdasarkan jenjang jabatan, pendidikan, dan

usia serta presentase peningkatannya adalah sebagai berikut:

Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Jabatan

Jabatan31 Desember

2010 2011 2012 2013 2014

Staff 1.374 1.435 1.768 2.100 2.540

Supervisor 316 399 446 528 628

Manager 122 132 151 159 156

Dewan Komisaris dan Direksi 6 6 6 6 5

Jumlah 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329

Sumber Daya Manusia

Page 89: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 87Laporan Tahunan 2014

Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Pendidikan

Pendidikan31 Desember

2010 2011 2012 2013 2014

Sekolah Dasar - - - - -

SLTP dan sederajat 2 1 1 1 1

SLTA dan sederajat 452 412 418 530 606

Akademi 363 417 518 684 735

Sarjana 1.028 1.142 1.434 1.578 1987

Jumlah 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329

Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Status Kepegawaian

Status Kepegawaian31 Desember

2010 2011 2012 2013 2014

Tetap 1.065 1.113 1.578 1.808 2.125

Kontrak 753 859 793 985 1.204

Jumlah 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329

Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Usia

Usia31 Desember

2010 2011 2012 2013 2014

< 20 Tahun 11 3 3 4 2

20 – 29 Tahun 852 856 1139 1.270 1.342

30 – 39 Tahun 821 970 1083 1.328 1.740

40 – 49 Tahun 128 137 140 177 223

> 50 Tahun 6 6 6 14 22

Total 1.818 1.972 2.371 2.793 3.329

Sumber Daya Manusia

Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan

Perseroan menyadari bahwa pendidikan, pelatihan, dan

pengembangan kompetensi SDM merupakan aspek penting

yang harus dilakukan agar kinerja Perseroan dapat sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Sebagai perusahaan yang

bergerak di bidang jasa pembiayaan konsumen, kebutuhan

SDM yang profesional adalah mutlak. Oleh karena itu, Perseroan

mengembangkan kompetensi SDM sebagai salah satu landasan

Perseroan dalam meraih kesuksesan. Perseroan mengemas

kebutuhan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM

melalui training yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga

pelatihan dan pengembangan SDM.

Perseroan menjalankan pelatihan untuk karyawan dengan

berbagai jenis pelatihan seperti internal, eksternal, dan

Management Development Program (MDP). Pelatihan internal

terdiri dari peningkatan soft skill dan hard skill karyawan. Untuk

pendidikan dan pelatihan yang sifatnya soft skill, Perseroan

menjalankannya berdasarkan matriks pelatihan yang sudah

disiapkan untuk tiap posisi, baik itu untuk level staf, supervisor

dan manajer. Matriks pelatihan, antara lain:

• Level staf, antara lain Communication Skills dan Service

Excellence.

Page 90: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance88Laporan Tahunan 2014

• Level supervisor, antara lain Supervisory Skills dan Program

Pembekalan untuk Supervisor

• Level manajer, antara lain Train for Trainer, Leadership

Development, Coaching Technique & Mentoring Program,

Building Effective leadership dan Training Star Integrated

Leadership for Managers.

Untuk pelatihan yang sifatnya hard skill atau technical skill,

secara reguler masing-masing organisasi fungsional Perseroan

juga mengadakan pelatihan dan pendidikan sesuai dengan

fungsinya masing-masing, contohnya:

• Basic Knowledge : Induction Training

• Sales Knowledge : Basic Sales Officer Training, Sales

Force Development Program,

Powerful Presentation Skills

• Credit Knowledge : Credit Analysis for Sales Officer,

Analisa Laporan Keuangan untuk

Supervisor dan Manager, Standar

Penginputan Data Kredit, SOP

• Operations Knowledge : Pelatihan Layanan Prima, BPKB

Insurance

• AR Management Knowledge : Basic AR Management, Risk

Management, Lelang dan Hak

Tanggungan

• Support : Budget Opex, Ketentuan

Perpajakan, Ketentuan

Ketenagakerjaan, KYC

Dalam pelaksanaan pelatihan eksternal selama tahun 2014,

hampir setiap unit kerja atau divisi telah mengirimkan

perwakilannya untuk mengikuti pelatihan eksternal dalam

rangka untuk lebih membuka wawasan, menambah

pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan

profesionalisme. Adapun peserta pelatihan terdiri dari

karyawan-karyawan dari unit kerja/divisi-divisi sebagai berikut:

• Credit Management

• Operations

• Internal Audit

• Risk Management

• AR Management

• Legal & Compliance

• Marketing & Product Development

• Human Resources Development

• Finance & Accounting

• Corporate Secretary

• Information Technology

• General Affair & Procurement

Untuk Management Development Program (MDP), materi yang

diberikan kepada peserta pelatihan, antara lain:

A. Organization Knowledge

• Company Profile

• Corporate Culture

• Service Excellence dan Standar Pelayanan

• Fungsi, Peran dan KPI

B. Multifinance Basic Knowledge

• Usaha Jasa Pembiayaan

• Marketing

• Perkreditan

• Risk Management

• Pendanaan

• Hukum

• AR Management

C. Managerial Development

• Leadership Effectiveness

• Coaching for Perfomance

• Impactful Business Presentation

• Problem Solving & Decision Making

D. Character Building

E. Business Strategy MTF

• Marketing

• Credit

• Operations

• Risk & AR Management

• Perfomance Management

• Budgeting & Profit

• Legal & Compliance

• Fraud & Internal Audit

• HR for Non HR

Sumber Daya Manusia

Page 91: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 89Laporan Tahunan 2014

Jenis Pelatihan dan Peserta Pelatihan Tahun 2014

Jenis Pelatihan Jumlah Peserta

Pelatihan Internal 3.137

Pelatihan Eksternal 157

Management Development Program (MDP)

22

Total 3.316

Sedangkan jumlah peserta training dalam 3 tahun terakhir

dapat terlihat melalui grafik berikut:

2012 2013 2014

1000

2000

500

1500

2500

3000

3500

576

1.967

3.316

Total biaya pelatihan yang dikeluarkan pada 2014 mencapai

Rp1.934.696.025. Biaya pelatihan yang dikeluarkan Perseroan

telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan SDM yang

kompeten dan berkualitas guna menghadapi dinamika

bisnis jasa pembiayaan di Indonesia. Pada 2014, Perseroan

memfokuskan pelatihan pada 4 (empat) program utama, yaitu:

1. Supervisory Skills, program di mana diberikan pelatihan

kepada perwakilan setiap supervisor unit kerja (sales, credit,

operation dan AR management) pada cabang terpilih dari

masing-masing Regional, dan peserta training menjadi

perwakilan Wilayah dalam membagikan pengetahuan dan

ketrampilan yang dibutuhkan kepada setiap unit kerjanya

masing-masing.

2. Service Excellence, program khusus untuk menanamkan

standar pelayanan dari Karyawan baik terhadap pelayanan

internal maupun eksternal. Diharapkan dengan pelayanan

yang prima akan menjadi nilai lebih bagi Perseroan serta

dapat menjawab tantangan dan persaingan yang ada.

3. Leadership Development, program pembekalan

bagi Pemimpin Unit Kerja agar mampu menjalankan

kepemimpinan yang efektif terhadap bawahannya sehingga

akan mampu meningkatkan produktivitas Unit Kerja dalam

rangka pencapaian target perseroan

4. MDP (Manager Development Program), program kaderisasi

kepemimpinan yang bertujuan untuk mempersiapkan

calon-calon manajer profesional dan kompeten yang dipilih

dari internal pegawai Perseroan yang memiliki nilai budaya

perusahaan dan mempunyai kepribadian yang gigih dan

tangguh untuk mau maju dan berkembang bersama dalam

mencapai visi dan misi perusahaan.

Kesejahteraan Karyawan

Perseroan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Regional

(UMR) dalam pembayaran upah dan gaji karyawan sesuai

dengan ketentuan pembayaran upah minimum yang berlaku di

lokasi-lokasi kegiatan usaha Perseroan.

Perseroan senantiasa memberikan perhatian yang besar

terhadap kesejahteraan karyawan melalui penyediaan berbagai

fasilitas, seperti:

a. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang mencakup

Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian serta Jaminan

Hari Tua,

b. Tunjangan makan dan transportasi,

c. Program kepemilikan kendaraan,

d. Tunjangan Hari Raya dan Bonus,

e. Asuransi kesehatan,

f. Fasilitas Pinjaman Karyawan.

g. Kesempatan mendapatkan pelatihan internal maupun

eksternal,

h. Program pendidikan Manager Development Program

(MDP), dan

i. Mengikutsertakan dalam Program Dana Pensiun.

Sumber Daya Manusia

Page 92: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance90Laporan Tahunan 2014

Penilaian Kinerja Karyawan

Perseroan melakukan penilaian atas kinerja karyawan yang

dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun untuk mengevaluasi

tugas dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Penilaian

dilakukan pertama kali oleh karyawan masing-masing,

kemudian dilakukan oleh atasan karyawan melalui konseling

yang selanjutnya akan dilakukan penilaian akhir terhadap

karyawan tersebut. Para Penilai akan memberikan pengarahan

kepada karyawan yang dinilai mengenai kinerja yang telah

dilakukannya dan memberikan evaluasi guna meningkatkan

kinerja karyawan tersebut menjadi lebih baik.

Penilaian kinerja tersebut menjadi dasar pemberian pelatihan,

pengembangan karir, serta peningkatan gaji karyawan oleh

Divisi Human Resources Development.

Reward and Punishment

Perseroan senantiasa memberikan penghargaan atau reward

kepada karyawan berupa kebijakan peningkatan remunerasi

yang disesuaikan dengan kondisi keuangan Perseroan

berdasarkan tingkat inflasi, pasar industri pembiayaan, dan hasil

penilaian terhadap indikator kerja masing unit kerja. Pemberian

reward bertujuan untuk memacu produktivitas karyawan yang

akan terus ditingkatkan secara berkala. Reward yang diberikan

kepada karyawan bervariasi, mulai dari insentif hingga reward

trip yang direncanakan setiap tahun.

Perseroan juga memberikan punishment kepada karyawan

yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perusahaan,

Standard Operation Procedure (SOP), dan Kode Etik Pegawai.

Perseroan memberikan surat teguran dan pembinaan

kedisiplinan terhadap karyawan yang menyalahi aturan

kepegawaian dan pelanggaran SOP. Sanksi berat berupa

pemutusan hubungan kerja diberikan kepada karyawan yang

melakukan pelanggaran berat atau pelanggaran ringan yang

berulang.

Jenis Sanksi

Karyawan Yang diberikan Sanksi (orang)

2010 2011 2012 2013 2014

Surat Teguran 4 33 29 16 26

Surat Peringatan I 28 81 55 19 57

Surat Peringatan II 10 48 25 40 17

Surat Peringatan III 11 22 31 42 12

Pemutusan Hubungan Kerja

2 18 10 8 1

Jumlah 53 202 151 125 113

Pengembangan Karir

Di tahun 2014, Perseroan telah mulai mengembangkan konsep

karir dengan menggunakan sistem Management Development

Program (MDP) yang telah menjaring sebanyak 22 karyawan.

MDP merupakan program pelatihan yang pesertanya berasal

dari internal Perseroan yang dipilih melalui proses seleksi yang

cukup ketat. Materi yang diberikan meliputi in-house training,

on the job training, project assignment dan outbond training

untuk mengembangkan keterampilan bisnis manaejemen

konseptual dan praktis.

Di masa mendatang, Perseroan akan menyelenggarakan MDP

setiap tahun dengan senantiasa meningkatkan penyempurnaan

materi pelatihan agar dapat menciptakan sumber daya manusia

yang profesional, berintegritas, serta berdedikasi tinggi untuk

menunjang kinerja Perseroan.

Sumber Daya Manusia

Page 93: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 91Laporan Tahunan 2014

Teknologi Informasi

Divisi Teknologi Informasi dibentuk untuk memberikan

dukungan penuh pada kegiatan bisnis Perseroan dengan cara

menyediakan solusi dalam bentuk hardware ataupun software

yang tepat guna sebagai media kerja proses bisnis Perseroan.

Dukungan Divisi Teknologi Informasi adalah dalam rangka

memastikan pelaksanaan hal-hal sebagai berikut:

1. Penyediaan pelayanan komputer dan jaringan yang tanpa

interupsi/gangguan kepada unit kerja Perseroan.

2. Kemampuan untuk memulihkan kembali secara efektif dan

efisien dari kejadian yang mengganggu (troubleshooting).

3. Pemeliharaan kerahasiaan, kehandalan, ketersediaan dan

integritas sumber daya informasi Perseroan.

4. Perlindungan aset-aset teknologi informasi Perseroan

termasuk data, piranti lunak dan perangkat keras dari

kemungkinan kerusakan atau kewajiban yang disebabkan

penggunaan fasilitas untuk tujuan yang bertentangan

dengan kebijakan teknologi informasi Perseroan.

5. Penyediaan mekanisme yang efektif untuk merespon

keluhan dan pertanyaan dari pihak internal dan pihak lain

mengenai kemungkinan kejadian penggunaan fasilitas

Teknologi Informasi yang tidak semestinya.

6. Pertanggungjawaban atas perawatan dan

pengimplementasian petunjuk-petunjuk yang berhubungan

dengan Perseroan.

Untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam

melakukan pembayaran, Perseroan mengembangkan metode

pembayaran dengan cara melakukan debet langsung ke rekening

konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan

modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan

perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang

sudah diperjanjikan pada awal penandatanganan kontrak.

Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat mengurangi

aktifitas manual pembayaran di kasir dan penginputan data

serta mengurangi risiko adanya uang tunai di kantor cabang

Perseroan.

Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan memiliki

ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan dan

ketersediaan teknologi informasi. Untuk menjaga kelangsungan

operasional, Divisi Teknologi Informasi melakukan desain

dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau yang dikenal

sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan Data dibangun

dan dikembangkan dengan kondisi serta area yang dianalisa

dan diputuskan berdasarkan beberapa variabel yang umum

digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan telah

diimplementasikan sejak tahun 2007, terdiri dari serangkaian

server dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada

saat terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan

utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba

yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.

Teknologi Informasi merupakan faktor yang penting dalam kegiatan Perseroan. Dukungan teknologi informasi dalam Perseroan menghasilkan data dan analisis akurat yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan-keputusan strategis demi kepentingan Perseroan. Sejak awal berdiri hingga kini, Perseroan terus melakukan investasi dan pengembangan yang dianggap perlu guna menggembangkan teknologi informasi.

Page 94: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance92Laporan Tahunan 2014

Pada periode tahun 1990-an Perseroan mengerti akan

pentingnya teknologi informasi dalam menunjang kegiatan

operasional, dimulai dengan pembuatan sistem yang sederhana

yang terus dikembangkan menjadi sistem yang cukup kompleks,

mampu membantu Perseroan dalam menjalankan operasional

secara baik. Ujian awal Divisi Teknologi Informasi adalah

mengimplementasikan sistem yang digunakan secara online

di beberapa cabang yang ada. Dengan keterbatasan teknologi

jaringan yang ada pada masa itu Divisi Teknologi Informasi

bekerja sama dengan beberapa penyedia jasa telekomunikasi

menghubungkan cabang-cabang dengan kantor pusat.

Cabang-cabang yang berhasil dihubungkan dengan kantor

pusat adalah cabang Surabaya, Semarang, Bandung, Bogor

dan Samanhudi. Krisis Moneter yang melanda Indonesia pada

akhir tahun 90-an mengakibatkan terhentinya perkembangan

teknologi informasi.

Divisi Teknologi Informasi harus melakukan inovasi-inovasi

yang tidak membebankan Perseroan dari sisi keuangan. Pada

1999, Divisi Teknologi Informasi kembali dihadapkan pada

tantangan yang besar yaitu bahaya ancaman yang dikenal

dengan Millenium Bug. Bersama dengan manajemen dan

operasional membuat Businness Contigency Plan sebagai

rencana pemulihan apabila terjadi masalah terutama pada

sistem ketika terjadi peralihan tahun dari 1999 ke tahun 2000.

Di dalam internal Divisi Teknologi Informasi bekerja keras

untuk melakukan review terhadap semua kode program untuk

mengantisipasi Millenium Bug, melakukan perubahan yang

dirasa perlu dan mencatat perubahan yang dilakukan. Semua

kerja keras yang dilakukan berbulan-bulan terbayar, ketika

memasuki 1 Januari 2000, semua sistem mampu beroperasi

secara normal dan sempurna tanpa mengalami kendala yang

berarti.

Divisi Teknologi Informasi pada awal milenium baru menyadari

bahwa sistem yang digunakan saat itu sudah tidak mampu lagi

dikembangkan secara maksimal karena keterbatasan teknologi.

Divisi Teknologi Informasi mulai mencari solusi teknologi baru

yang dianggap bisa menggantikan peran dan fungsi sistem

yang ada saat itu. Sejak akhir tahun 2002, Divisi Teknologi

Informasi bekerja sama dengan penyedia jasa pembuatan

sistem melakukan pemuktahiran sistem menggunakan

teknologi berbasiskan Web yang digunakan untuk menunjang

bisnis Perseroan mulai dari akuisisi account, kustodian hingga

ke collection. Dibuat berdasarkan cetak biru bisnis proses multi

finance yang lengkap, sehingga dapat memimalisasi aktivitas

manual, meningkatkan produktivitas, memastikan konsistensi

data secara aman dan akurat serta menghasilkan laporan-

laporan, termasuk di dalamnya proses persetujuan diproses

secara otomasi terintegrasi ke dalam system. Aplikasi yang

dinamakan e-loan ini telah diimplementasikan sejak akhir 2003

dan hingga kini tetap dikembangkan mengikuti proses bisnis

Perseroan yang dinamis.

Pada 2004, seluruh kantor cabang telah terhubung dengan

kantor pusat melalui media komunikasi yang disediakan oleh

pengelola jasa komunikasi dengan media yang bervariasi.

Hal ini membuat aplikasi yang dikembangkan dapat

diimplementasikan di seluruh kantor cabang guna menunjang

kegiatan operasional secara terpusat.

Perbaikan dan perkembangan secara terus menerus diperlukan

guna memperlancar dan mempermudah operasional Perseroan.

Salah satunya diwujudkan dengan pengembangan kerja sama

dengan salah satu bank terkemuka pada awal tahun 2005. Untuk

memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan

pembayaran. Perseroan mengembangkan metode pembayaran

dengan cara melakukan debet langsung ke rekening

konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan

modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan

perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang

sudah diperjanjikan pada awal penandatangan kontrak.

Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat mengurangi

aktifitas manual pembayaran di kasir dan penginputan data

serta mengurangi risiko adanya uang tunai di kantor cabang

Perseroan. Modul ini diimplementasikan secara terpusat.

Melanjutkan pengembangan dan perbaikan Teknologi

Informasi, pada 2006 Divisi Teknologi Informasi melakukan

pembuatan dan implementasi modul yang mengintegrasikan

aplikasi Perseroan dengan Cash Management System yang

disediakan oleh Bank Mandiri. Modul ini menghilangkan

aktivitas manual pembayaran kepada Dealer dan Showroom

yang bekerja sama dengan Perseroan. Dengan dikembangkan

Teknologi Informasi

Page 95: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 93Laporan Tahunan 2014

dan diimplementasikannya modul ini proses pembayaran

kepada rekan kerja Perseroan menjadi lebih cepat, terintegrasi

serta meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan

proses dan input data, sehingga komitmen Perseroan dalam

melakukan pembayaran dapat dijaga dengan baik.

Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan

memiliki ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan

dan ketersediaan Teknologi informasi. Untuk menjaga

kelangsungan operasional, Divisi Teknologi Informasi

melakukan desain dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau

yang dikenal sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan

Data dibangun dan dikembangkan dengan kondisi serta area

yang dianalisis dan diputuskan berdasarkan beberapa variabel

yang umum digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan

diimplementasikan pada 2007, terdiri dari serangkaian server

dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada saat

terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan

utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba

yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.

Kebutuhan atas sumber dana yang beragam untuk membiayai

kredit konsumen, membuat Perseroan mulai melirik skema

pembiayaan bersama (joint finance). Pembiayaan bersama

antara Perseroan dan Bank, membutuhkan perubahan yang

cukup signifikan di dalam aplikasi yang dikelola Divisi Teknologi

Informasi. Mulai tahun 2008, Perseroan mulai menjajaki

pembiayaan bersama dengan beberapa Bank. Divisi Teknologi

Informasi turut aktif dengan memperlajari dan melakukan sistem

desain yang akan digunakan. Dari informasi yang dikumpulkan

mulai didapatkan benang merah bisnis proses pembiayaan

bersama. Berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan,

Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan unit kerja

terkait secara intensif melakukan perubahan dan pengetesan

pada sistem yang dibuat. Modul baru ini diselesaikan pada

akhir 2008 yang kemudian diimplementasikan pada skema

pembiayaan bersama Perseroan dengan Bank Mandiri pada

awal 2009.

Pengambilalihan 51% saham Perseroan oleh Bank Mandiri pada

awal 2009, merubah struktur Divisi Informasi Teknologi yang

sebelumnya dikelola bersama dengan Divisi Teknologi Informasi

PT Tunas Ridean Tbk. Divisi Teknologi Informasi Mandiri Tunas

Finance di bentuk dengan struktur organisasi yang sederhana

dipimpin oleh satu orang Kepala Divisi dan dibagi menjadi 2

seksi yaitu Software dan Hardware. Tugas Divisi yang baru

berdiri ini dalam waktu yang singkat harus membuat Divisi

Teknologi Informasi berdiri sendiri dan independent sehingga

bisa mengelola segala hal yang berkaitan dengan Teknologi

Informasi Perseroan, tugas-tugas tersebut meliputi:

1. Pembangunan pusat data di kantor pusat yang baru

2. Pembuatan Pusat pemulihan data yang baru

3. Pembuatan jaringan komputer di kantor pusat yangbaru

4. Independensi fungsi Divisi Teknologi Informasi, dan

5. Implementasi modul pembiayaan bersama dengan Bank

Mandiri

Dengan dukungan penuh dari manajemen Perseroan, Divisi

Teknologi Informasi dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut

dengan hasil yang memuaskan, sehingga pada akhir tahun

2009, Divisi Teknologi Informasi sudah dapat beroperasi secara

independent terlepas dari induk Perseroan.

Tahun 2010 merupakan tahun dengan target yang tinggi dan

tuntutan kerja yang tinggi bagi Divisi Teknologi Informasi,

karena pada tahun ini Perseroan melakukan pengembangan

jaringan kantor cabang yang cukup signifikan guna menunjang

target menjualan yang meningkat lebih dari 100 %. Menjalani

tugas dengan target yang tinggi diawali dengan pengembangan

Divisi Teknologi Informasi yang awalnya terdiri dari 2 seksi,

menjadi 2 departemen dengan fungsi yang dibagi secara garis

besar berdasarkan pembagian besar hardware dan software

masing-masing departemen dipimpin oleh kepala departemen

yang bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi. Pada

2010, Divisi Teknologi Informasi telah menyelesaikan beberapa

hal antara lain:

1. Standard Operating Procedure (SOP). Untuk mengatur

tugas dan tanggung jawab semua personel, Divisi

Teknologi Informasi mengembangkan dan membuat SOP

yang merupakan petunjuk dan standar yang digunakan

dalam operasional sehari-hari divisi Teknologi Informasi.

2. Budget Control System merupakan suatu aplikasi

pendukung yang terintegrasi dengan e-loan sebagai

aplikasi inti. Aplikasi ini membantu Perseroan dalam

Teknologi Informasi

Page 96: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance94Laporan Tahunan 2014

melakukan kontrol terhadap penggunaan biaya-biaya

yang sudah direncakan. Semua pengeluaran Perseroan

diproses secara sistematis dari mulai permintaan awal,

persetujuan sampai dengan pembayaran.

3. Procurement System dikembangkan untuk membantu

Departemen General Affairs dalam melakukan kontrol dan

proses pembelian yang sudah direncanakan Perseroan.

Proses dimulai dari permintaan pembelian sampai dengan

persetujuan pembayaran, modul ini diintegrasikan dengan

modul Fixed Asset pada buku besar. Sehingga semua aset

Perseroan dapat dikelola dengan baik.

4. PSAK 50/55 Rev 2006 merupakan regulasi internal yang

mengharuskan Perseroan keuangan melakukan perubahan

dalam hal penyajian laporan keuangan, dibantu oleh

auditor eksternal dan akuntansi. Divisi Teknologi Informasi

mengembangkan modul yang dapat melakukan proses

data dari e-loan menghasilkan journal dan laporan yang

sudah disesuaikan. Perubahan yang dilakukan meliputi

Amortisasi Transaction Cost dan perubahan metode

perhitungan penyisihan dengan menghitung faktor risiko

berdasarkan kerugian yang sudah terjadi. Modul ini

berhasil diimplementasikan pada awal 2010, sehingga

laporan keuangan Perseroan pada Januari 2010 sudah

sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.

5. Insurance Paperless dikembangkan berdasarkan kebutuhan

Perseroan, dengan tingkat transaksi yang semakin tinggi,

maka aktifitas manual menjadi tidak efisien lagi. Modul

ini dikembangkan dengan bekerja sama dengan Divisi

Operation dan Perseroan asuransi rekanan sehingga

proses asuransi dari mulai melakukan cover asuransi,

penerimaan polis, penagihan dapat dilakukan dengan

terpusat dan terintegrasi meminimalisasi kesalahan yang

mungkin terjadi.

6. Floor Financing, bekerja sama dengan Bank Mandiri dalam

pemberian modal kerja kepada rekanan Showroom.

Divisi Teknologi informasi mengembangkan aplikasi yang

melakukan pencatatan jaminan terhadap pinjaman modal

kerja yang diberikan Bank Mandiri kepada Showroom.

Perseroan melakukan kontrol dan verifikasi atas jaminan

yang diberikan berupa BPKB.

7. SMS Center dikembangkan menjadi SMS interaktif yang

dapat memberikan informasi singkat kepada manajemen

tentang kondisi operasional Perseroan. Dengan teknologi

sederhana dan biaya yang relatif terjangkau, SMS Center

telah mampu menyajikan kebutuhan manajemen akan

informasi akurat yang real time secara cepat, antara lain

kondisi penjualan dan kondisi kualitas AR. Di masa yang

akan datang SMS Center akan dikembangkan untuk

memaximalkan fungsi-fungsi yang dianggap perlu sebagai

media yang paling mudah dan cepat dalam penyampaian

informasi.

8. GL System menggunakan SUN GL, bekerja sama dengan

MII sebagai pemenenang tender pengadaan GL System,

implementasi dilakukan dengan cepat karena tidak banyak

perubahaan yang dilakukan mengingat sebelumnya

Perseroan sudah menggunakan SUN GL milik PT Tunas

Ridean Tbk. Selesai diimplementasikan pada laporan

keuangan November 2010.

9. Divisi Teknologi Informasi berhasil menjaga uptime semua

jaringan dan server sesuai dengan KPI yang ditetapkan

pada awal tahun 2010.

10. High Availability diperlukan agar kelangsung perangkat-

perangkat teknologi informasi berada pada taraf yang wajar

dan dapat terus mendukung bisnis Perseroan. Pada akhir

2010, Divisi Teknologi Informasi membangun perangkat-

perangkat yang handal dengan sistem clustering yang

mampu berjalan pada saat terjadi gangguan dan tidak

dapat berfungsi dengan baik.

11. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan

infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk

mengurangi risiko kelemahan dan kerawanan terhadap

keamanan infrastruktur teknologi informasi.

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi informasi yang

cepat dan akurat antar cabang, Perseroan saat ini telah

mengimplementasikan sistem Teknologi Informasi dengan

berbasis internet web yang andal untuk keperluan proses

kredit dan proses transaksi lainnya secara online dengan

konsep single platform. Dengan adanya sistem tersebut semua

transaksi termasuk untuk keperluan pengambilan keputusan

Teknologi Informasi

Page 97: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 95Laporan Tahunan 2014

oleh manajemen Perseroan dapat dilakukan dalam waktu yang

singkat, tepat dan aman. Selain itu, Perseroan telah mempunyai

Disaster Recovery Center yang berlokasi di Bandung, untuk

mengantisipasi adanya gangguan yang disebabkan oleh

bencana alam.

Tahun 2011 merupakan tahun dengan target yang lebih tinggi

bagi Divisi Teknologi Informasi, karena Perseroan melakukan

lanjutan pengembangan jaringan kantor cabang dan sekaligus

menambah kapasitas Disaster Recovery Center menjadi 100%.

Pada 2011, Divisi Teknologi Informasi telah

menyelesaikan beberapa pekerjaan, antara lain:

1. Pengkinian Standard Operating Procedure (SOP).

Beberapa hal teknis seperti Proses Backup dan

pengkinian bentuk Form agar lebih efektif.

membantu Perseroan dalam menjalankan operasional

2. Divisi Teknologi Informasi berhasil menambah kapasitas

Disaster Recovery Center menjadi 100% sesuai dengan

yang ditetapkan di awal tahun 2011.

3. Pembuatan Adequate Data Warehouse merupakan suatu

sistem yang mengarsipkan dan menganalisis data historis

seperti data penjualan, tunggakan, dan informasi lainnya dari

operasi harian. Sistem ini akan menghasilkan suatu bentuk

data yang ditujukan guna kepentingan report management.

4. Upgrade Backoffice System, Divisi Teknologi Informasi

berhasil mengupgrade Backoffice System menggunakan

teknologi terbaru dengan tujuan memperkecil

lubang keamanan yang muncul di sistem lama.

5. Data Recovery Test, Divisi Teknologi Informasi

secara rutin melakukan Data Recovery Test dari

lokasi DRC di Bandung dengan hasil yang baik.

6. Printed Matter Inventory, bekerja sama dengan Departemen

General Affair dalam melakukan inventaris barang cetakan.

7. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan

infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk

mengurangi risiko kelemahan dan kerawanan

terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi.

Pada 2012, Divisi Teknologi Informasi melakukan pembenahan

di sisi manajemen. Pengembangan disisi management ini

dilakukan untuk mendukung optimalisasi kebijakan IT yang

sudah berlaku di perseroan.

Berikut ini adalah pekerjaan yang telah diselesaikan Divisi

Teknologi Informasi pada 2012:

1. Desktop Management, Divisi Teknologi Informasi

melakukan pemasangan perangkat yang mampu

mengontrol terhadap semua komputer yang tersambung

dalam jaringan. Perangkat ini membantu agar semua

komputer di Perseroan dalam keadaan prima secara

software sehingga meminimalisasi gangguan yang

mempengaruhi pekerjaan operasional.

2. Bandwidth Management, Divisi Teknologi Informasi

melakukan pembenahan dalam memaksimalkan

penggunaan bandwidth untuk seluruh Kantor Pusat dan

Kantor Cabang. Pemakaian bandwidth diprioritaskan

kepada hal-hal yang penting, sehingga tidak terjadi

gangguan yang mempengaruhi kinerja sistem secara

signifikan.

3. Email Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan

pemasangan perangkat yang mampu melakukan filter atas

semua konten dan email yang tidak diinginkan. Tujuannya

adalah agar penggunaan email sebagai penunjang

komunikasi kerja menjadi maksimal.

4. HRIS, Divisi Teknologi Informasi bekerjasama dengan

Divisi HR mengimplementasikan sistem yang mampu

menjalankan beberapa aspek pekerjaan di Divisi HR.

Tujuannya adalah untuk membantu Divisi HR dalam

menerapkan Employee Self Service System.

Pada 2013, dengan target perusahaan yang naik dalam

angka yang besar dibandingkan dengan tahun 2012, Divisi

Teknologi Informasi mengembangkan dukungan bisnis dengan

mengadopsi teknologi nirkabel (wireless technology) dan

juga meng-upgrade kapasitas dari sistem Utama yaitu e-loan

dan juga meng-update teknologi yang digunakan agar bisa

mendukung bisnis dengan baik. Beberapa pekerjaan yang telah

dilakukan di tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Teknologi Informasi

Page 98: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance96Laporan Tahunan 2014

1. Koneksi Nirkabel di Cabang (Wireless Branch Connectivity),

Divisi Teknologi Informasi telah melakukan penggantian

model jaringan komputer yang ada di cabang dari teknologi

kabel menjadi teknologi nirkabel. Selain menekan biaya

implementasi, teknologi nirkabel juga efektif dalam

mengurangi troubleshoot jaringan komputer di cabang. Hal

ini masih berlangsung hingga 2014 untuk cabang-cabang

yang akan dibuka.

2. Video Conference, Divisi Teknologi Informasi telah

berhasil mengembangkan dukungan bisnis dengan cara

membantu komunikasi antara Head Office–Cabang dengan

menggunakan aplikasi video conference di mana antara

Head Office dan cabang dapat berkumunikasi tatap muka.

Tujuannya untuk menambah kualitas komunikasi dan juga

membantu efisiensi dalam biaya perjalanan dinas.

3. Upgrade Infrastruktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan

beberapa upgrade infrastruktur yaitu:

a. Aplikasi inti e-loan mobile, Divisi Teknologi Informasi

telah berhasil melakukan mengembangkan aplikasi inti

pada Mobile Phone. Dengan ini penggunaan aplikasi

inti semakin optomal untuk mendukung perkembangan

bisnis perusahaan yang semakin besar.

b. Upgrade infrastruktur jalur komunikasi cabang-

Head Office yang bertujuan mendukung reliabilitas

performansi aplikasi.

c. Upgrade perangkat server yang bertujuan menambah

performansi layanan dan juga mengganti server yang

sudah berumur 5 tahun.

Pada 2014, Divisi Teknologi Informasi berinisiatif

mengembangkan dukungan bisnis dengan teknologi berbasis

mobile dan juga teknologi berbasis web yang difokuskan untuk

sistem kolaborasi. Beberapa pekerjaan yang akan dilakukan

pada 2014 adalah:

1. Mobile Collection, Divisi Teknologi Informasi

mengembangkan aplikasi yang dipadukan dengan teknologi

mobile phone, geo tagging dan juga EDC (Electronic Data

Capture). Mobile Collection akan memadukan teknologi

smartphone dan EDC untuk menerima pembayaran baik

melalui cash maupun secara debit. Dengan penggunaan

teknologi mobile collection ini, Perseoan menargetkan

perbaikan kualitas di umur piutang 1 sampai 30 hari dan

juga membantu kenaikan produktivitas dari field collector.

Dengan teknologi ini, field collector bisa melakukan

penagihan langsung ke debitur dan melakukan proses

penagihan dan pencetakan kuitansi on the spot di tempat

debitur. Bagi manajemen, teknologi ini membantu

melihat secara real time posisi field collector untuk proses

monitoring.

2. Sistem Pengelolaan Dokumen (Document Management

System), Divisi Teknologi Informasi mengembangkan

teknologi berbasis web yang membantu dalam pengelolaan

dokumen untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi

pengelolaan dokumen, sehingga membantu perusahaan

memiliki pengelolaan dokumen yang terorganisasi dengan

baik.

3. Upgrade Reporting Services, Divisi Teknologi melakukan

upgrade pada Reporting Services yang bertujuan

meningkatkan performansi penyediakan data report

yang lebih baik dan lebih cepat untuk analisis data dan

pengambilan keputusan.

4. Upgrade Infrasuktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan

beberapa upgrade pada infrastruktur yakni:

a. Upgrade perangkat Network, bertujuan untuk

meningkatkan performansi aplikasi inti.

b. Penambahan kapasitas perangkat Disaster Recovery

Center yakni melakukan penambahan beberapa server

aplikasi inti dan perangkat jaringan Inti. Tujuannya

agar DRC yang dimiliki cukup memadai dan siap untuk

Teknologi Informasi

Page 99: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 97Laporan Tahunan 2014

mengoperasikan sistem informasi perusahaan jika

bencana terjadi atau kerusakan pada Data Center.

c. Virtualisasi Server, cara untuk melakukan efektifitas

pekerjaan dan efisiensi budget, Divisi Teknologi

Informasi akan melakukan virtualisasi untuk beberapa

server pada Data center maupun DRC. Hal ini dilakukan

untuk mempercepat pengembangan sistem serta

efektivitas penggunaan sumber data dan efisiensi

penggunaan budget serta penggunaan listrik.

Pada 2015, Divisi Teknologi Informasi mengintensifikasi

pengembangan teknologi berbasis mobile karena melihat

perkembangan bisnis yang semakin cepat dan membutuhkan

dukungan baik secara on site maupun off site. Implementasi

mobile application yang dilakukan pada 2014 memiliki impact

yang cukup membantu di sisi bisnis di mana Perseroan bisa

mencapai profit yang direncanakan. Pengembangan dari

teknologi mobile collection yang dilakukan tahun 2014 adalah

mobile survey dan mobile marketing.

Pekerjaan yang dilakukan Divisi Teknologi Informasi di Tahun

2015 adalah sebagai berikut:

1. Marketing Mobile Application, Divisi Teknologi Informasi

mengembangkan aplikasi berbasis mobile yang akan

digunakan sales & marketing sebagai alat bantu dalam

melakukan entry data. Entry data bisa dilakukan ditempat

calon debitur maupun di tempat lainnya yang bertujuan

untuk mempercepat proses kredit. Tujuan dari teknologi ini

adalah memperbaiki SLA Kredit yang ada di MTF.

2. Survey Mobile Application, Divisi Teknologi Informasi

mengembangkan aplikasi mobile yang akan digunakan

oleh Divisi Credit untuk membantu dalam melakukan

proses survei. Teknologi ini membantu team sales &

surveyor untuk melakukan proses survei dan pengambilan

dokumen di tempat calon debitur dan langsung terkoneksi

dengan sistem Utama yang ada di kantor pusat. Sama

seperti Mobile marketing, tujuan dari teknologi ini adalah

mempercepat proses kredit di Perseroan. Teknologi ini juga

mengadopsi teknologi geotagging di mana posisi proses

survei akan ditangkap dan dicatat dalam sistem.

3. Dashboard Data Warehouse, Divisi Teknologi Informasi

mengembangkan aplikasi berbasis web yang membantu

menghubungkan semua data yang dimiliki Perseroan,

aplikasi ini bertujuan untuk dikelola menjadi data baru atau

report, mengurangi kesalahan dalam penyajian data dan

mempercepat pembuatan report yang digunakan dalam

pengambilan keputusan ataupun menyusun Business

Strategy.

4. Upgrade Infrastruktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan

beberapa upgrade pada infrastruktur yakni:

a. Upgrade Link Internet, bertujuan meningkatkan kualitas

internet yang digunakan untuk VPN dan meng-update

informasi.

b. Penambahan Link SDL ke DRC, bertujuan untuk

jalur replikasi data antara Data Center dengan DRC

agar semua data yang ada pada Data Center dapat

direplikasi dengan baik dan realtime terpisah dengan

link backbone yang dipergunakan untuk operasional

sehingga operasional dan replikasi data tidak terganggu.

Teknologi Informasi

Page 100: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance98Laporan Tahunan 2014

Page 101: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 99Laporan Tahunan 2014

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 102: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance100Laporan Tahunan 2014

Perseroan memfokuskan usaha

pada kegiatan pembiayaan mobil

baru yang dapat memberikan

tingkat pengembalian yang

tinggi dengan tingkat risiko yang

terkendali.

TInJAUAn EKonoMIPertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 cenderung

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2013 dari

5,78% menjadi 5,02% serta terjadi peningkatan volatilitas di

pasar modal dan pasar uang. Perlambatan juga terjadi karena

tekanan dan kinerja harga komoditas dunia dan ekspor nasional

yang relatif stagnan. Namun demikian, inflasi tahun 2014 tetap

terkendali pada single digit 8,36% dan lebih baik dibandingkan

inflasi tahun 2013 walaupun di tengah kenaikan harga BBM

bersubsidi, penyesuaian tarif dasar listrik dan tarif angkutan

udara serta ketidakpastian politik di awal tahun. Tekanan inflasi

dan pelemahan nilai tukar Rupiah 2,1% ke posisi Rp12.440/

USD juga mendorong peningkatan BI Rate di tahun 2014 dari

level 7,50 menjadi ke level 7,75 yang pada akhirnya mendorong

kenaikan suku bunga kredit beberapa perusahaan pembiayaan.

Hingga akhir tahun 2014, perekonomian yang kurang kondusif

serta tekanan likuiditas mempengaruhi kinerja multifinance

dalam hal peningkatan pembiayaan baru serta profitabilitas.

Di tengah kondisi ekonomi yang belum kondusif tersebut,

manajemen Perseroan terus berupaya untuk mencapai

pertumbuhan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan di

awal tahun.

TInJAUAn InDUSTRI PERUSAhAAn PEMbIAYAAnDampak kondisi perekonomian yang melambat tersebut juga

dapat dirasakan di sektor perusahaan pembiayaan. Hal ini dapat

dilihat pada data dari Bank Indonesia di mana aset Perusahaan

Pembiayaan di tahun 2014 tercatat Rp420 triliun atau hanya

tumbuh 5% dari posisi akhir tahun 2013 atau mengalami

perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun 2013

yang tumbuh 17%. Sedangkan pertumbuhan piutang industri

pembiayaan di tahun 2014 juga hanya meningkat 5% atau

tercatat Rp366 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2013

yang tercatat tumbuh 15%. Pertumbuhan piutang pembiayaan

yang melambat tersebut antara lain dipengaruhi penurunan

piutang pembiayaan sewa guna usaha sebesar 5% seiring

lesunya industri pertambangan dan harga komoditas yang

terus bergejolak sepanjang tahun 2014.

2012 2013 2014

Rp Juta

Jumlah Pendapatan

0

500.000

1.500.000

100.000

1.000.000

2.000.000

841.069

1.166.196

1.513.555

Tabel Perkembangan Perusahaan Pembiayaan 2010 - 2014.

KETERANGAN (Rp miliar)

2010 Δ 2011 Δ 2012 Δ 2013 Δ 2014

Total Aset Pembiayaan 230,301 27% 291,383 17% 341,568 17% 400,441 5% 420,315

Total Piutang Pembiayaan 186,354 32% 245,299 23% 302,052 15% 348,027 5% 366,138Sumber: Bank Indonesia

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 103: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 101Laporan Tahunan 2014

Di tengah perlambatan ekonomi tersebut, bisnis multifinance

masih mencatat pertumbuhan yang positif dibanding industri

lainnya. Industri multifinance telah terbukti mampu bertahan

dari gejolak krisis ekonomi sejak terjadi krisis moneter tahun

1997/1998. Untuk tetap mempertahankan pertumbuhan

multifinance yang positif ini, pihak regulator semakin

memperketat pengawasan terhadap industri multifinance

ini serta memperluas bidang usaha multifinance agar dapat

bersaing dan tumbuh dengan sehat.

Perkembangan Industri Mobil di Indonesia

Penjualan nasional mobil baru di Indonesia pada 2014 mencapai

1.208.019 unit atau mengalami penurunan 2% dibandingkan

penjualan mobil baru di tahun 2013 yang tercatat sebanyak

1.229.901 unit. Penurunan ini antara lain disebabkan kenaikan

BBM, kenaikan BI Rate dan melemahnya nilai tukar Rupiah

beberapa waktu yang lalu. Realisasi penjualan mobil di tahun

2014 sedikit di bawah target yang diprediksikan oleh GAIKINDO

yaitu 1,25 juta sampai dengan 1,3 juta unit.

Realisasi penjualan mobil yang melemah di tahun 2014 ini juga disebabkan oleh persaingan yang semakin ketat dan kemampuan

daya beli masyarakat yang cenderung menurun.

Tabel Data Penjualan Mobil per bulan tahun 2013 - 2014

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total

2013 96.718 103.278 95.996 102.257 99.697 104.268 112.178 77.94 115.974 112.039 111.841 97.961 1.229.901

2014 103.609 111.824 113.067 106.124 96.872 110.614 91.334 96.652 102.572 105.222 91.327 78.802 1.208.019Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Selama 2014, berikut 20 merek mobil baru yang paling banyak terjual:

Grafik Penjualan Mobil Nasional 2010-2014 (dalam ribuan unit)

2010 20122011 2013 2014

0

800

1,200

600

1,000

1,400

764894

1,116

1,230 1,208

Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

No. Merek Mobil Unit Terjual

1 Toyota Avanza 162.070

2 Toyota Agya 67.074

3 Honda Mobilio 65.839

4 Daihatsu Grand Max 57.151

5 Toyota Kijang Innova 56.157

No. Merek Mobil Unit Terjual

6 Suzuki Carry Pickup 49.662

7 Suzuki Ertiga 47.015

8 Daihatsu Xenia 46.710

9 Daihatsu Ayla 40.775

10 Toyota Rush 29.609

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 104: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance102Laporan Tahunan 2014

No. Merek Mobil Unit Terjual

11 Mitsubishi T-120 SS Pickup 29.378

12 Honda Bryo Satya 26.683

13 Mitsubishi L-300 Pikap 26.394

14 Honda Jazz 22.329

15 Suzuki APV Pikap 21.221

16 Daihatsu terios 18.774

17 Toyota Fortuner 18.480

18 Datsun Go+ Panca 17.787

19 Toyota Yaris 17.774

20 Suzuki Wagon R 17.068

Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia

Penjualan sepeda motor di pasar domestik sepanjang 2014

mengalami kenaikan sekitar 2% menjadi 7.908.941 unit

dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 7.771.014 unit.

Pencapaian peningkatan penjualan sepeda motor ini melambat

dibandingkan tahun sebelumnya, namun jauh lebih baik

daripada penurunan yang terjadi pada penjualan sepeda motor

di tahun 2012 sebesar 11%. Peningkatan penjualan sepeda

motor ini dipengaruhi antara lain oleh meningkatnya mobilitas

masyarakat dan sarana transportasi umum yang belum

memadai.

Grafik Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia

(dalam ribuan unit)

2010 20122011 2013 2014

0

5,100

7,100

4,100

6,100

8,100

7,1427,771 7,909

7,3998,044

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Sepanjang 2014, berikut 10 tipe sepeda motor yang paling

banyak digemari dan laris dalam penjualan:

No. Type Sepeda Motor Unit Terjual

1 Honda Beat 2.062.745

2 Honda Vario Series 1.454.914

3 Yamaha Mio Series 639.775

4 Yamaha V-Ixion 417.859

5 Honda Revo Series 324.343

6 Honda Scoopy 285.906

7 Yamaha Soul GT 229.722

8 Yamaha GT 125 227.037

9 Honda Supra X Injeksi 222.497

10 Yamaha Jupiter MX 210.088 Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

Perkembangan bisnis Pembiayaan Perseroan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan kondisi

keuangan Perseroan, antara lain kondisi perekonomian,

kompetisi dalam industri pembiayaan dan otomotif, tingkat

suku bunga dan variasi produk baru dari bidang otomotif.

Perseroan berupaya untuk senantiasa dekat dengan konsumen

dan penjual (Dealer) dengan prinsip bahwa kepuasan konsumen

dan Dealer adalah misi utama Perseroan. Adapun cara yang

Perseroan lakukan adalah menambah jaringan operasional

agar lebih dekat dengan konsumen dan Dealer, peningkatan

pelayanan jasa pembiayaan misalnya kecepatan proses kredit,

dan melatih tenaga frontliner yang profesional. Kompetisi

yang ketat dalam industri pembiayaan dan otomotif membuat

kompetitor selalu mengeluarkan berbagai program untuk

menarik konsumen dan dealer. Sehingga Perseroan dituntut

untuk lebih profesional, kreatif dan efisien dalam mengelola

Perseroan agar tetap memiliki competitive advantage yang

lebih dari para kompetitor.

Berikut ini data pembiayaan baru Perseroan dalam 3 tahun

terakhir :

Tahun Unit Jumlah (Rp juta)

2012 79,222 8,350,928

2013 102,726 11,590,044

2014 121,938 14,775,322

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 105: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 103Laporan Tahunan 2014

Volume penjualan sangat dipengaruhi oleh tingkat harga (suku

bunga) dan kecepatan serta kualitas pelayanan karena harga

sangat berpengaruh dalam industri pembiayaan otomotif.

Konsumen cenderung mencari alternatif pembiayaan

dengan suku bunga yang terjangkau sedangkan untuk dapat

memberikan pembiayaan suku bunga yang kompetitif maka

Perseroan harus mendapatkan dukungan dana pembiayaan

dari bank maupun kreditur dengan suku bunga pinjaman yang

lebih kompetitif juga. Untuk itu Perseroan senantiasa mencari

alternatif pendanaan yang terbaik salah satunya adalah

penerbitan surat utang agar tetap dapat berkompetisi di

industri pembiayaan. Selain itu, Perseroan juga dituntut untuk

menjaga profesionalisme dan efisiensi perusahaan dengan

meningkatkan profesionalisme dan produktivitas karyawan.

Semakin banyak variasi produk baru dari otomotif, maka minat

konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin besar

sehingga kebutuhan akan pembiayaan oleh konsumen juga

makin tinggi. Dengan demikian, tercipta pasar pembiayaan

yang makin besar untuk mendorong Perseroan menciptakan

berbagai paket program pembiayaan yang menarik bagi

konsumen. Perseroan berkeyakinan peluang usaha dimana

Perseroan beroperasi akan ikut membaik seiring dengan

adanya peningkatan daya beli masyarakat yang disebabkan

membaiknya perekonomian Indonesia.

Berikut ini data pembiayaan baru Perseroan selama 3 tahun

terakhir untuk jenis mobil baru, mobil bekas, sepeda motor dan

alat berat:

Tabel Data Pembiayaan Mobil baru

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2012 45,073 6,457,154

2013 71,498 10,069,172

2014 99,863 13,815,064

Tabel Data Pembiayaan Mobil bekas

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2012 17,599 1,656,494

2013 13,267 1,238,611

2014 6,246 635,173

Tabel Data Pembiayaan Sepeda Motor

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2012 16,550 237,280

2013 17,961 282,261

2014 15,786 261,873

Tabel Data Pembiayaan Alat berat

Tahun Unit Jumlah (Rp Juta)

2012 290 233,410

2013 150 182,120

2014 43 63,212

TInJAUAn oPERASI PER SEGMEn USAhAPerseroan didirikan dan mulai beroperasi pada 1989. Saat ini,

Perseroan fokus dalam bidang pembiayaan konsumen dan

sewa guna usaha. Dalam menjalankan usahanya Perseroan

memberikan kredit konsumen untuk pembelian berbagai merek

kendaraan bermotor serta alat berat. Perseroan memfokuskan

usaha pada kegiatan pembiayaan mobil baru yang dapat

memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat

risiko yang terkendali yaitu terutama merek-merek Toyota,

Daihatsu, Honda, Nissan, Mitsubishi dan Suzuki yang sudah

menguasai lebih dari 80% pangsa pasar otomotif.

Jasa Pembiayaan Konsumen

Semakin banyak variasi produk baru dari otomotif, maka

minat konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin

besar sehingga kebutuhan jasa pembiayaan kendaraan

bermotor oleh konsumen juga semakin meningkat. Dengan

demikian, tercipta pasar pembiayaan yang makin besar serta

mendorong Perseroan untuk menciptakan berbagai paket

program pembiayaan yang menarik bagi konsumen. Kegiatan

pembiayaan diberikan dalam bentuk kredit.

Pemilikan kendaraan bermotor dengan ketentuan pembayaran

kembali secara angsuran tetap setiap bulannya. Perseroan

mengklasifikasikan fasilitas pembiayaannya ke dalam 3 jenis,

yaitu mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor. Perseroan

juga menetapkan persyaratan kredit yang berbeda untuk ke 3

jenis usaha tersebut. Secara umum, jangka waktu pembiayaan

ditetapkan 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan jangka waktu

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 106: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance104Laporan Tahunan 2014

pembiayaan terbanyak adalah selama 3 (tiga) tahun. Sebagai

agunan untuk kredit tersebut adalah berupa Bukti Pemilikan

Kendaraan Bermotor (BPKB) asli yang di simpan oleh Peseroan.

Dokumen tersebut akan diserahkan kepada konsumen apabila

seluruh kewajibannya kepada Perseroan telah dilunasi.

Kegiatan usaha Perseroan yang bergerak dalam bisnis jasa

pembiayaan kendaran bermotor semakin menunjukan kinerja

yang memuaskan. Dari segmen usaha Jasa Pembiayaan

Konsumen, Perseroan meraih pendapatan sebesar Rp1.063,44

miliar naik 23,53% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar

Rp859,88 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi pembiayaan

konsumen dan aset kelolaan Perseroan mengalami peningkatan

di tahun 2014. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2014

adalah sebesar Rp14,25 triliun atau meningkat sebesar Rp3,2

triliun atau 28,63% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar

Rp11,1triliun. Adapun total aset kelolaan Perseroan tahun

2014 adalah sebesar Rp20 triliun mengalami kenaikan sebesar

Rp5,4 triliun atau 36% dari tahun 2013. Selain itu, kenaikan

pendapatan pembiayaan konsumen juga disebabkan oleh

peningkatan dari pembiayaan konsumen yang didanai melalui

skema pembiayaan bersama (Joint Financing) without recourse

yang mendominasi total pembiayaan baru selama tahun 2014

(61% dari total pembiayaan baru pembiayaan konsumen tahun

2014).

Sewa Guna Usaha

Perseroan menawarkan pembiayaan leasing bagi perusahaan

untuk memperoleh barang-barang modal untuk operasional

dengan mudah dan cepat. Kegiatan usaha Perseroan dalam

bidang sewa guna usaha (leasing) mencatatkan pendapatan

sebesar Rp87,37 miliar naik dibandingkan dengan tahun

2013 sebesar Rp59,90 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh

peningkatan realisasi pembiayaan baru sebesar Rp14 miliar

atau 2,82% selama tahun 2014 dari sebesar Rp514,81 miliar

pada tahun 2013 menjadi Rp529,32 miliar pada tahun 2014.

Perseroan yakin bahwa di masa mendatang, peluang usaha dari

jasa pembiayaan kendaraaan bermotor akan tetap meningkat.

Hal ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat yang

disebabkan iklim ekonomi yang semakin baik di Indonesia.

Profitabilitas

Pada 2014, Perseroan mencatat profitabilitas yang secara

umum mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, seperti:

• ImbalHasilRata-rataAset sebesar4,74%meningkatdari

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,45%.• Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas sebesar 29,69%meningkat

dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 29,14%.

• Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset sebesar 20,40% relatif

stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 20,68%.

a) Rasio Imbal hasil Rata-rata Aset dan Rasio Imbal hasil

Rata-rata Ekuitas

Pada 31 Desember 2014 dan 2013, rasio imbal hasil rata-rata

aset Perseroan tercatat sebesar 4,74% dan 4,45%. Imbal hasil

rata-rata aset tahun 2014 naik jika dibandingkan dengan

tahun 2013 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan

konsumenyang berkontribusi pada kenaikan laba tahun

berjalan sebelum pajak sebagai pengembalian atas total aset

yang dikelola Perseroan.

Rasio imbal hasil modal sendiri dipergunakan untuk mengetahui

kemampuan Perseroan meraih laba dari modal yang ditanamkan

dan dicerminkan dari perbandingan antara Laba Tahun Berjalan

(Laba Bersih) dengan modal sendiri.

Pada 31 Desember 2014 dan 2013, rasio imbal hasil modal

sendiri adalah sebesar 29,69% dan 29,14%. Imbal hasil modal

sendiri tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan dengan

tahun 2013 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan

konsumen mengalami peningkatan yang berkontribusi

terhadap kenaikan Laba Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.

b) Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset

Di tahun 2014, jumlah pendapatan/jumlah aset sedikit

mengalami penurunan dari tahun 2013 yang tercatat sebesar

20,68% menjadi 20,40% pada tahun 2014. Hal ini disebabkan

karena rasio pertumbuhan pendapatan Perusahaan lebih kecil

dibandingkan dengan rasio pertumbuhan asetnya. Perseroan

untuk berusaha meraih pasar yang lebih besar untuk mencapai

target menjadi 3 (tiga) besar perusahaan pembiayaan di

Indonesia.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 107: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 105Laporan Tahunan 2014

AnALISIS DAn PEMbAhASAn KInERJA KEUAnGAnAnalisis kinerja keuangan berikut disusun berdasarkan Laporan

Keuangan Perseroan, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan

Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst

& Young Global Limited) untuk tahun buku yang berakhir pada

31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013.

1. Laporan Posisi Keuangan

Aset

Posisi per 31 Desember 2014, jumlah aset Perseroan mencapai

Rp7,4 triliun naik 31,57% dibandingkan dengan tahun 2013

sebesar Rp5,6 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh

kenaikan portofolio piutang pembiayaan konsumen seiring

dengan peningkatan volume pembiayaan konsumen.

Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan

konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No.1

(revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yang

berlaku secara retrospektif efektif sejak 1 Januari 2011) tidak

menyajikan klasifikasi aset ke dalam kategori aset lancar dan

aset tidak lancar.

a. Kas dan Setara Kas

Di tahun 2014, saldo kas dan setara kas Perseroan tercatat

sebesar Rp273,45 miliar, mengalami peningkatan sebesar

Rp82,21 miliar atau sebesar 43% dibandingkan dengan saldo

kas dan setara kas Perseroan pada 2013 sebesar Rp191,24

miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh

peningkatan kas yang ditempatkan pada bank dari Rp128,29

miliar pada 2013 menjadi Rp209,48 miliar pada tahun 2014.

Peningkatan tersebut dikarenakan kebijakan yang akan

membayar kewajiban obligasi yang jatuh tempo pada Februari

dan Mei 2015.

Tabel Kas dan Setara Kas (dalam juta Rupiah)

Kas dan Setara Kas 2013 2014 Perubahan

Kas 12.929 13.951 7,91%

Kas pada Bank 128.290 209.477 63,28%

Deposito Berjangka 50.021 50.021 0,00%

Jumlah Kas dan Setara Kas 191.239 273.449 42,99%

b. Piutang Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2014

tercatat sebesar Rp5,9 triliun mengalami peningkatan sebesar

Rp1,4 triliun atau sebesar 30,62% dibandingkan dengan

saldo piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun

2013 sebesar Rp4,5 triliun. Peningkatan tersebut terutama

disebabkan oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru. Realisasi

pembiayaan baru untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp14,2

triliun atau meningkat sebesar Rp3,2 triliun atau 28,63% dari

realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp11,1 triliun.

Piutang pokok pembiayaan bersama (joint financing) meningkat

37,89% dari tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan

lending baru joint financing sebesar Rp1,2 triliun atau

15,05% dari tahun 2013 sebesar Rp7,9 triliun menjadi sebesar

Rp9,1 triliun pada 2014. Diikuti piutang pokok pembiayaan

sendiri (non joint financing) meningkat 31,07% dari tahun

sebelumnya seiring dengan peningkatan lending baru non

joint financing sebesar Rp2 triliun atau 53,84% dari tahun

2013 sebesar Rp3,7 triliun menjadi sebesar Rp5,7 triliun pada

2014. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan new lending

Perseroan meningkat cukup baik yang mana didukung dengan

perkembangan industri otomotif yang sangat prospektif.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 108: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance106Laporan Tahunan 2014

Tabel Piutang Pembiayaan Konsumen (dalam juta Rupiah, kecuali*)

Piutang Pembiayaan Konsumen 2013 2014 Perubahan

Piutang Pembiayaan Bersama 11.858.993 16.638.656 40,30%

Piutang Pembiayaan Sendiri 5.991.417 8.067.848 34,66%

Total Piutang Pembiayaan Kelolaan 17.850.410 24.706.504 38,41%

Pokok Piutang Pembiayaan Bersama 10.363.212 14.289.451 37,89%

Total Pokok Piutang Pembiayaan Kelolaan 15.008.114 20.377.438 35,78%

Penyisihan Piutang Ragu-Ragu (133.356) (194.852) 46,11%

Piutang Pembiayaan Bersih 4.511.545 5.893.135 30,62%

Piutang Bermasalah * 1,08% 1,01% 6%

c. Investasi bersih Dalam Sewa Pembiayaan

Sejak 2011, Perseroan sudah memulai untuk melakukan

transaksi sewa pembiayaan atau financial lease. Transaksi

ini dikelola oleh Divisi COP and Fleet untuk pembiayaan

kendaraan komersial Perusahaan dan alat berat. Pada

2014, dengan dukungan dari Commercial dan Corporate

Banking Bank Mandiri, Divisi COP and Fleet meningkatkan

fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat khususnya

kendaraan penumpang (passenger) karyawan Perusahaan,

dan kendaraan heavy truck untuk industri infrastruktur,

distribusi dan transportasi. Sehingga pada 2014 ini, Perseroan

mengalami peningkatan investasi neto dalam sewa pembiayaan

sebesar Rp207,29 miliar menjadi Rp920,62 miliar pada

2014 dibandingkan dengan saldo investasi neto dalam sewa

pembiayaan tahun lalu yang hanya sebesar Rp713,33 miliar.

Tabel Investasi bersih dalam Sewa Pembiayaan (dalam juta Rupiah)

Investasi bersih Dalam Sewa Pembiayaan 2013 2014 Perubahan

Piutang Sewa Pembiayaan Bruto 713.332 920.620 29,06%

Nilai Sisa yang Terjamin 173.118 236.200 36,44%

Pendapatan Sewa Pembiayaan yang ditangguhkan (93.641) (136.883) 46,18%

Simpanan Jaminan (173.118) (236.200) 36,44%

Penyisihan Piutang Ragu-Ragu (7.537) (17.213) 128,39%

Jumlah Investasi bersih dalam SewaPembiayaan - bersih

612.154 766.524 25,22%

d. Piutang lain-lain

Komposisi saldo piutang lain-lain Perseroan terdiri dari

pihak ketiga dan pihak yang berelasi. Piutang lain-lain pihak

ketiga sebagian besar merupakan tagihan kepada konsumen

sehubungan dengan penutupan asuransi pembiayaan

konsumen, sedangkan piutang lain-lain pihak yang berelasi

adalah transaksi dengan PT Tunas Ridean Tbk sehubungan

operasional Perseroan. Saldo piutang lain-lain dari pihak

ketiga Perseroan pada 2014 adalah sebesar Rp363,45 miliar,

meningkat sebesar Rp113,53 miliar dibandingkan dengan

saldo piutang Perseroan pada 2013 sebesar Rp249,92 miliar.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 109: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 107Laporan Tahunan 2014

Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan

piutang kendaraan jaminan dan kenaikan pengakuan piutang

Joint Financing pada akhir Desember 2014. Saldo kendaraan

jaminan tahun 2014 tercatat Rp12,11 miliar meningkat sebesar

Rp9,09 miliar dibandingkan tahun 2013 atau meningkat

sebesar 301,63%.

e. Aset Tetap

Saldo aset tetap Perseroan pada 2014 tercatat sebesar Rp74,53

miliar, meningkat sebesar Rp30,53 miliar atau sebesar 69,37%

dibandingkan dengan saldo aset tetap Perseroan pada tahun

2013 sebesar Rp44,06 miliar. Peningkatan tersebut terutama

disebabkan oleh penambahan aset berupa tanah, gedung,

perlengkapan dan peralatan kantor serta renovasi bangunan

sewa sejalan dengan ekspansi usaha Perseroan. Penambahan

aset berupa tanah dan gedung yang berlokasi di jalan raya

tenggilis M-24/7 Tenggilis Mejoyo Surabaya senilai Rp11,2

miliar, tanah dan gedung yang berlokasi di Jl. Duren Tiga,

Pancoran, Jakarta Selatan senilai Rp9,6 miliar, tanah dan

gedung yang berlokasi di jalan Siliwangi, Bogor senilai Rp4,2

miliar, pembelian perabot dan peralatan kantor senilai Rp20,74

miliar, renovasi bangunan senilai Rp6,8 miliar dan bangunan

dalam pengerjaan yang senilai Rp16,24 miliar.

f. Aset Pajak Tangguhan

Di tahun 2014, saldo aset pajak tangguhan Perseroan tercatat

sebesar Rp10,90 miliar, meningkat sebesar Rp3,16 miliar

atau sebesar 41% dibandingkan dengan saldo aset pajak

tangguhan Perseroan pada 2013 sebesar Rp7,74 miliar.

Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pajak

tangguhan atas penambahan koreksi fiskal atas perbedaan

temporer untuk imbalan kerja karyawan dan pencadangan

bonus karyawan.

g. Aset Lain-lain

Saldo aset lain-lain Perseroan di tahun 2014 adalah sebesar

Rp37,81 miliar, meningkat sebesar Rp14.95 miliar atau sebesar

65,38% dibandingkan dengan saldo aset lain-lain operasi

Perseroan pada 2013 sebesar Rp22,86 miliar.Peningkatan

tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan setoran dalam

perjalanan Perseroan (pembayaran angsuran pembiayaan

konsumen melalui kantor pos) sebesar Rp7,78 miliar seiring

bertambahnya aset kelolaan Perseroan dan kenaikan sewa

gedung dimuka sebesar Rp5,59 miliar seiring dengan ekspansi

Perseroan.

LIAbILITAS

Di tahun 2014, utang jangka pendek Perseroan tercatat sebesar

Rp3,3 triliun, meningkat sebesar 31,70% dibandingkan dengan

tahun 2013 sebesar Rp2,5 triliun, sedangkan utang jangka

panjang Perseroan tercatat sebesar Rp3,3 triliun meningkat

sebesar 31,61% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar

Rp2,5 triliun.

Total utang Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp6,5

triliun. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 31,66%

dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat sebesar

Rp5 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pencairan

fasilitas pinjaman bank baru untuk mendukung pertumbuhan

pembiayaan konsumen Perseroan.

Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan

konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No.

1 (revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yang

berlaku secara retrospektif efektif sejak 1 Januari 2011) tidak

menyajikan klasifikasi utang kedalam kategori utang jangka

pendek dan utang jangka panjang.

a. Utang Usaha

Di tahun 2014, jumlah utang usaha Perseroan yang terdiri dari

utang kepada pihak ketiga, baik utang kendaraan maupun

utang asuransi tercatat sebesar Rp523,52 miliar, meningkat

100,74% atau sebesar Rp262,72 miliar dibandingkan dengan

jumlah liabilitas usaha kepada pihak ketiga pada tahun 2013

sebesar Rp260,80 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh

peningkatan utang kepada supplier kendaraan dan perusahaan

asuransi seiring pertumbuhan usaha sehubungan dengan

aktivitas pembiayaan konsumen.

b. Utang Lain-lain

Utang lain-lain Perseroan terdiri dari utang kepada pihak

ketiga dan utang kepada pihak berelasi. Pada 2014, jumlah

utang lain-lain kepada pihak ketiga Perseroan sebesar Rp84,61

miliar atau meningkat sebesar Rp57,07 miliar atau sebesar

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 110: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance108Laporan Tahunan 2014

207% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada

pihak ketiga pada 2013 sebesar Rp27,53 miliar. Peningkatan

tersebut disebabkan oleh pengakuan kewajiban kepada pihak

ketiga terkait transaksi non operasional Perseroan. Pada 2014,

jumlah utang lain-lain kepada pihak berelasi Perseroan sebesar

Rp53,80 miliar, menurun sebesar Rp81,11 miliar atau sebesar

60,12% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada

pihak berelasi sebesar Rp134,91 miliar pada 2013.

Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya kewajiban

pembayaran unit kendaraan yang bersumber dari Joint

Financing (Bank Mandiri).

c. Utang Pajak Kini

Pada 2014, jumlah utang pajak Perseroan sebesar Rp11,04

miliar, menurun sebesar Rp4,80 miliar atau sebesar 30,29%

dibandingkan dengan jumlah utang pajak Perseroan pada 2013

sebesar Rp15,83 miliar. Penurunan ini disebabkan angsuran

yang dibayarkan Perseroan pph ps 25 pada tahun 2014 lebih

besar dibandingkan tahun sebelumnya.

d. beban yang Masih harus Dibayar

Pada 2014, jumlah beban yang masih harus dibayar Perseroan

sebesar Rp94,40 miliar, meningkat sebesar Rp28,68 miliar atau

sebesar 43,65% dibandingkan dengan jumlah beban yang

masih harus dibayar Perseroan pada 2013 sebesar Rp65,71

miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan

pencadangan biaya promosi Perseroan di tahun 2014.

e. Pinjaman bank

Di tahun 2014, jumlah pinjaman bank Perseroan sebesar

Rp4,3 triliun, meningkat sebesar Rp1,05 triliun atau 32,40%

dibandingkan dengan jumlah pinjaman bank Perseroan tahun

2013 sebesar Rp3,2 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan

oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru yang didanai dari

pinjaman bank seiring pertumbuhan usaha Perseroan.

f. Surat berharga yang Diterbitkan

Pada 2014, jumlah surat berharga yang diterbitkan Perseroan

sebesar Rp1,45 triliun, menigkat sebesar Rp250,63 miliar atau

sebesar 20,94% dibandingkan dengan jumlah surat berharga

yang diterbitkan Perseroan pada 2013 sebesar Rp1,2 triliun.

Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh penerbitan

Obligasi Berkelanjutan I tahap II sebesar Rp600 miliar oleh

Perseroan.

g. Liabilitas Imbalan Kerja

Pada 2014, jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan Perseroan

sebesar Rp13,31 miliar, meningkat sebesar Rp4,22 miliar atau

sebesar 46,39% dibandingkan dengan jumlah liabilitas imbalan

kerja karyawan pada 2013 sebesar Rp9,09 miliar. Peningkatan

tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan total benefit yang

diterima karyawan dan jumlah pegawai tetap Perseroan.

Tabel Liabilitas (dalam juta Rupiah)

Liabilitas 2013 2014 Perubahan

Utang Usaha 260.798 523.518 100,74%

Utang Lain-lain 162.437 138.404 -14,80%

Utang Pajak Kini 15.833 11.037 -30,29%

Beban yang Masih Harus Dibayar 65.711 94.395 43,65%

Pinjaman Bank 3.241.063 4.291.142 32,40%

Surat Berharga yang Diterbitkan 1.196.735 1.447.369 20,94%

Liabilitas Imbalan Kerja 9.091 13.308 46,39%

Jumlah Liabilitas 4.951.668 6.519.173 31,57%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 111: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 109Laporan Tahunan 2014

EKUITAS

Pada 2014, Perseroan mencatat ekuitas sebesar Rp900,63

miliar, meningkat 30,94% dari tahun 2013 sebesar Rp687,79

miliar atau mengalami kenaikan Rp212,83 miliar. Peningkatan

tersebut disebabkan oleh meningkatnya Laba Komprehensif

Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.

Tabel Ekuitas (dalam juta Rupiah)

Ekuitas 2013 2014 Perubahan

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 250.000 250.000 0,00%

Saldo Laba

- Sudah Ditentukan Penggunaannya 50.000 50.000 0,00%

- Belum Ditentukan Penggunaannya 387.794 600.625 54,88%

Jumlah Ekuitas 687.794 900.625 30,94%

Tabel Posisi Keuangan tahun 2014 dan 2013 (dalam juta Rupiah)

Posisi Keuangan 2013 2014 Perubahan

Aset

Kas dan setara kas 191.239 273.449 42,99%

Piutang pembiayaan konsumen 4.511.545 5.893.135 30,62%

Investasi neto dalam Sewa Pembiayaan 612.154 766.524 25,22%

Piutang lain-lain 249.918 363.453 45,43%

Tagihan Kelebihan Pajak - - -

Aset Pajak Tangguhan 7.737 10.895 40,81%

Aset tetap – Bersih 44.006 74.531 69,37%

Aset lainnya 22.863 37.811 65,38%

Jumlah aset 5.639.462 7.419.798 31,57%

Liabilitas dan Ekuitas

Pinjaman bank 3.241.063 4.291.142 32,40%

Surat Berharga yang Diterbitkan 1.196.735 1.447.369 20,94%

Kewajiban lainnya 513.870 780.662 51,92%

Jumlah Liabilitas 4.951.668 6.519.173 31,66%

Jumlah Ekuitas 687.794 900.625 30,94%

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 5.639.462 7.419.798 31,57%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 112: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance110Laporan Tahunan 2014

2. Laporan Laba Rugi

Pendapatan

a. Pendapatan Pembiayaan Konsumen

Pada 2014, pendapatan pembiayaan konsumen untuk tahun

2014 adalah sebesar Rp1,06 triliun, meningkat 23,67% atau

sebesar Rp203,55 miliar dibandingkan dengan pendapatan

pembiayaan konsumen di tahun 2013 yang mencapai Rp859,87

miliar.

Peningkatan ini disebabkan realisasi pembiayaan baru

mengalami peningkatan di tahun 2014. Realisasi pembiayaan

baru untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp14,25 triliun,

meningkat sebesar Rp3,17 triliun atau 28,63% dari realisasi

tahun 2013 sebesar Rp11,1 triliun.

b. Pendapatan Sewa Pembiayaan

Pendapatan sewa pembiayaan pada 2014 adalah sebesar

Rp87,37 miliar, meningkat 45,87% atau sebesar Rp27,47

miliar dibandingkan dengan pendapatan sewa pembiayaan

pada tahun 2013 yang sebesar Rp59,90 miliar. Peningkatan

tersebut disebabkan oleh peningkatan realisasi pembiayaan

baru sebesar Rp529,32 miliar pada 2014 dibandingkan tahun

2013 sebesar Rp514,81miliar atau naik 2,82% sebesar Rp14,51

miliar.

c. Pendapatan bunga

Pendapatan bunga pada 2014 tercatat sebesar Rp19,80 miliar.

Pendapatan bunga pada 2014 naik 181,78% atau sebesar

Rp12,78 miliar dibandingkan dengan pendapatan pada 2013

yang mencapai Rp7,03 miliar.

Peningkatan tersebut disebabkan karena kebijakan Perseroan

yang menempatkan dana pada bank lebih besar dibandingkan

tahun 2013 guna membayar kewajiban obligasi yang jatuh

tempo pada Februari dan Mei 2015.

d. Pendapatan Lain-lain neto

Perseroan mencatat pendapatan lain-lain neto di tahun 2014

sebesar Rp342,95 miliar, meningkat sebesar 43,26% atau

sebesar Rp103,56 miliar jika dibandingkan dengan pendapatan

lain-lain pada 2013 sebesar Rp239,87 miliar. Kenaikan ini

disebabkan meningkatnya fee based income seiring dengan

peningkatan pembiayaan baru Perseroan.

Tabel Laba Rugi Komprehensif (dalam juta Rupiah)

Laporan Laba Rugi Komprehensif 2013 2014 Perubahan

Pendapatan

Pendapatan Pembiayaan Konsumen 859.887 1.063.442 23,67%

Pembiayaan Sendiri 541.983 546.796 0,89%

Pembiayaan Bersama 317.904 516.646 62,52%

Sewa Pembiayaan 59.987 87.369 45,87%

Bunga 7.027 19.798 181,78%

Lain-lain Bersih 239.386 342.946 43,26%

Jumlah Pendapatan 1.166.196 1.513.555 29,79%

beban

Beban Keuangan (443.492) (548.682) 23,72%

Gaji dan Tunjangan (179.317) (235.159) 31,14%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 113: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 111Laporan Tahunan 2014

Laporan Laba Rugi Komprehensif 2013 2014 Perubahan

Beban Umum dan Administrasi (149.541) (197.569) 32,12%

Biaya Penyisihan Piutang Ragu-agu (156.473) (219.900) 40,29%

Jumlah beban (929.093) (1.201.310) 29,30%

Laba Sebelum Pajak 237.103 312.245 31,69%

Beban Pajak Penghasilan (60.791) (78.257) 28,73%

Laba Setelah Pajak 176.312 233.988 32,71%

Laba per saham dasar (Rupiah penuh) 71 98 38,03%

beban

a. beban Keuangan

Di tahun 2014, beban keuangan Perseroan tercatat sebesar

Rp548,68 miliar, meningkat 23,72% atau sebesar Rp105,19

miliar dibandingkan dengan beban pada 2013 yang mencapai

Rp443,49 miliar. Peningkatan beban ini disebabkan oleh

adanya peningkatan jumlah pinjaman bank sebesar Rp1,05

triliun atau sebesar 32,40% dibandingkan dengan tahun 2013

dalam rangka mendukung pencapaian target pembiayaan

konsumen Perseroan yang dibiayai sendiri.

b.beban Gaji dan Tunjangan

Beban gaji dan tunjangan tahun 2014 sebesar Rp235,16 miliar

meningkat sebesar Rp55,84 miliar atau sebesar 31,14% dari

beban gaji dan tunjangan pada 2013 sebesar Rp179,32 miliar.

Kenaikan tersebut dikarenakan pertambahan jumlah karyawan

dari 2.793 karyawan pada tahun 2013 menjadi 3.329 karyawan

pada tahun 2014 serta adanya penyesuaian gaji dan tunjangan

serta imbalan pasca kerja disetiap tahunnya.

c. beban Umum dan Administrasi

Beban umum dan administrasi Perseroan di tahun 2014 sebesar

Rp197,57 miliar, meningkat 32,12% atau sebesar Rp48,03

miliar dari tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp149,54 miliar.

Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya

operasional dan pemeliharaan infrastruktur kantor cabang

selama tahun 2014 untuk menunjang target pembiayaan

konsumen baru. Biaya operasional meliputi biaya sewa, gedung,

pemeliharaan, utilitas kantor, perjalanan dinas dan pengelolaan

aset (penagihan) kantor cabang untuk menunjang pencapaian

target pembiayaan baru.

Tabel beban Umum dan Administrasi (dalam juta Rupiah)

beban Umum dan Administrasi 2013 2014 Perubahan

Biaya Penagihan 59.179 84.424 42,66%

Sewa 17.505 23.427 33,83%

Jasa Komunikasi 10.254 11.804 15,12%

Penyusutan Aset Tetap 11.002 11.942 8,54%

Perjalanan Dinas 7.417 11.391 53,58%

Keamanan 6.081 7.743 27,33%

Jasa Pihak Ketiga 5.186 7.006 35,09%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 114: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance112Laporan Tahunan 2014

beban Umum dan Administrasi 2013 2014 Perubahan

Alat Tulis dan Cetakan 4.337 5.137 18,44%

Perbaikan dan Pemeliharaan 5.268 7.825 48,55%

Listrik dan Air 3.763 4.849 28,86%

Jasa Profesional 1.805 3.642 101,75%

Jamuan Bisnis 2.906 4.338 49,28%

Rekruitmen dan Pelatihan 3.777 2.701 -28,48%

Iuran OJK - 1.496 100,00%

Lain-lain 11.061 9.844 -11,00%

Total beban Umum dan Administrasi 149.541 197.569 32,12%

beban Penyisihan Kerugian nilai

Perseroan memiliki beban penyisihan kerugian penurunan

nilai tahun 2014 tercatat sebesar Rp219,90 miliar, meningkat

40,29% atau sebesar Rp63,16 miliar dibandingkan dengan

tahun 2013 yang mencapai Rp156,74 miliar. Peningkatan

beban ini terutama disebabkan karena meningkatnya

penyisihan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari pembiayaan

konsumen sebesar Rp58,96 miliar atau sebesar 39,27%, dari

Rp150,15 miliar di tahun 2013 menjadi Rp209,11miliar di

tahun 2014. Peningkatan penyisihan kerugian penurunan nilai

dari pembiayaan konsumen lebih disebabkan kenaikan saldo

piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp1,44 triliun atau

sebesar 31,07% dari sebesar Rp4,6 triliun per Desember 2014

menjadi Rp6,08 triliun. Secara umum, pada 2014 terdapat

perbaikan kualitas piutang pembiayaan konsumen, namun

demikian Perseroan lebih menjaga rasio kecukupan (coverage)

CKPN Perseroan untuk pembiayaan konsumen dengan

menambah coverage CKPN dari 2,68% pada Desember 2013

menjadi 3,09% pada Desember 2014, di mana peningkatan

tersebut disebabkan Perseroan telah menerapkan metode

perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai yang lebih

konservatif.

Laba Komprehensif Tahun berjalan (Laba bersih)

Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan

pada 2014 adalah sebesar Rp233,98 miliar, meningkat sebesar

32,71% jika dibandingkan dengan Laba Komprehensif Tahun

Berjalan (Laba Bersih) Perseroan pada 2013 yang tercatat

sebesar Rp176,31 miliar. Peningkatan Laba Komprehensif

Tahun Berjalan (Laba Bersih) disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain:

• PeningkatanpendapatandarikegiatanutamaPerseroan

yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan di

tahun 2014 yaitu masing-masing sebesar Rp203,55 miliar

dan Rp27,47 miliar seiring pertumbuhan usaha Perseroan.

• Peningkatanpendapatandarifee based Perseroan di tahun

2014 sebesar Rp103,56 miliar terutama dari pendapatan

asuransi, penalti dan pendapatan penagihan seiring dengan

pertumbuhan usaha dan diversifikasi produk yang dilakukan

Perseroan.Tabel Laporan Laba Rugi (dalam juta Rupiah)

Laporan Laba Rugi 2013 2014 Perubahan

Pendapatan 1.166.196 1.513.555 29,79%

Beban (929.093) (1.201.310) 29,30%

Laba Sebelum Pajak 237.103 312.245 31,69%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 115: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 113Laporan Tahunan 2014

Laporan Laba Rugi 2013 2014 Perubahan

Beban Pajak (60.791) (78.257) 28,73%

Laba Tahun Berjalan 176.312 233.988 32,71%

3. Laporan Arus Kas

Arus Kas

a. Kas bersih digunakan untuk Aktivitas operasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi di tahun

2014 sebesar Rp1,15 triliun, naik 24,35% dari tahun 2013

sebesar Rp926,13 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya

kenaikan penerimaan pendapatan dari pembiayaan konsumen

sebesar Rp2,9 triliun yang dikompensasi dengan kenaikan

pembayaran kepada penyalur kendaraan sebesar Rp3,2 triliun.

Kenaikan kas yang digunakan tersebut dikontribusi juga oleh

peningkatan pembayaran kepada perusahaan asuransi sebesar

Rp468,88 miliar atau 112,5%.

b.Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi

Di tahun 2014, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas

investasi sebesar Rp42,36 miliar naik 56,97% dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar Rp26,98 miliar. Kas bersih ini

digunakan untuk aktivitas investasi terutama untuk perolehan

aset tetap sehubungan dengan penambahan jaringan usaha

baru terutama pada prasarana, kendaraan, perabotan dan

peralatan kantor dan komputer.

c. Kas bersih diperoleh dari/digunakan untuk Aktivitas

Pendanaan

Di tahun 2014, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas

pendanaan adalah sebesar Rp1,28 triliun, meningkat sebesar

30,41% dari tahun 2013 sebesar Rp978,59 miliar. Peningkatan

ini disebabkan oleh adanya kenaikan penerimaan utang obligasi

Rp600 miliar meningkat Rp100 miliar di mana tahun 2013

hanya Rp500 miliar dan peningkatan penerimaan pinjaman

bank untuk pendanaan Consumer Finance dan Financial Lease.

Peningkatan penerimaan utang obligasi tersebut dikompensasi

oleh pembayaran dividen kas sebesar Rp21,16 miliar pada

2014.

Tabel Arus Kas (dalam juta Rupiah)

Arus Kas 2013 2014 Perubahan

Arus Kas Bersih yang Dihasilkan Dari /(Digunakan)untuk Aktivitas Operasi

(926.133) (1.151.646) 24,35%

Arus Kas Bersih yang Dihasilkan Dari /(Digunakan)untuk Aktivitas Investasi

(26.984) (42.357) 56,97%

Arus Kas Bersih yang Dihasilkan Dari /(Digunakan)untuk Aktivitas Pendanaan

978.586 1.276.213 30,41%

Rasio Keuangan

a. Profitabilitas

Rasio imbal hasil rata-rata aset dipergunakan untuk mengetahui

kemampuan Perseroan meraih laba dari seluruh aset yang

diinvestasikan. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rasio

imbal hasil rata-rata aset adalah sebesar 4,74% dan 4,45%.

Jumlah pendapatan/jumlah aset tahun 2014 relatif stabil dari

sebesar 20,68% pada 2013 menjadi 20,40% pada 2014.

b. Aset Produktif

Aset produktif Perseroan terdiri dari Piutang Pembiayaan

Konsumen Kelolaan, Piutang Bermasalah (Non Performing

Loan), Likuiditas dan Solvabilitas, serta informasi keuangan

lainnya. Secara rinci, perolehan aset produktif adalah sebagai

berikut:

• Komposisi piutang yang tergolong lancar terhadap total

piutang per 31 Desember 2014 adalah sebesar 94,25%,

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 116: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance114Laporan Tahunan 2014

relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

93,91%. Perseroan senantiasa menjaga kualitas piutang dan

melakukan seleksi yang ketat terhadap pembiayaan yang

ada. Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam

pembiayaan yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan

prinsip kehati-hatian atau prudent dan menjaga ketaatan

konsumennya untuk melakukan pembayaran tepat waktu

dengan cara mengingatkan, menagih, dan mitigasi risiko.

Berikut ini adalah tabel perkembangan piutang pembiayaan

konsumen berdasarkan jumlah piutang Perseroan.

Tabel Perkembangan Umur Piutang Pembiayaan Konsumen berdasarkan Jumlah Angsuran Piutang Perseroan (dalam

juta Rupiah)

Umur Piutang 2013 % 2014 %

Lancar 16.763.300 93,91% 23.285.103 94,25%

Tunggakan 1-30 hari 649.287 3,64% 802.292 3,25%

Tunggakan 31-60 hari 176.341 0,99% 270.187 1,09%

Tunggakan 61-90 hari 68.060 0,38% 99.477 0,40%

Tunggakan >90 hari 193.422 1,08% 249.445 1,01%

Total Piutang 17.850.410 100,00% 24.706.504 100,00%

• Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan modal

sendiri pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah

sebesar 6,37x, dan 6,45x. Perbandingan antara jumlah

kewajiban dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember

2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar 0,88x. Rasio

ini relatif stabil untuk tahun 2014 dan 2013.

Informasi Keuangan Lainnya:

a. Rasio efisiensi biaya

Di tahun 2014, Cost Effiency Ratio (CER) tercatat sebesar

44,82% atau mengalami penurunan dibandingkan dengan

tahun 2013 yang tercatat sebesar 45,48%. Hal ini disebabkan

pertumbuhan pendapatan melebihi pertumbuhan biaya

terutama terkait SDM, pengelolaan aset Perseroan dan biaya

infrastruktur (sewa, dan lain-lain) sehubungan dengan ekspansi

Perseroan di tahun 2014.

Tabel Rasio Efisiensi biaya

Rasio Efisiensi biaya 2013 2014 Perubahan

Rasio Efisiensi Biaya 45,48% 44,82% -0,66%

Rasio Biaya Overhead dibandingkan dengan pendapatan 28,17% 28,56% 0,39%

b. Komposisi beban Pembiayaan

Beban keuangan Perseroan pada 31 Desember 2014 adalah

sebesar Rp548,68 miliar, meningkat 23,72% atau meningkat

sebesar Rp105,19 miliar dibandingkan dengan beban keuangan

Perseroan pada tahun 2013 yang mencapai Rp443,49 miliar.

Hal ini menunjukkan dengan peningkatan pembiayaan sendiri,

Perseroan tetap melakukan efisiensi dalam pengelolaan beban

keuangan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 117: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 115Laporan Tahunan 2014

Tabel Komposisi beban Pembiayaan (dalam juta Rupiah)

Komposisi beban Pembiayaan 2013 2014 Perubahan

Surat Berharga 94.951 127.011 33,76%

Bank Loan 315.523 382.744 21,30%

Administrasi dan Provisi Bank 29.822 33.205 11,34%

Amortisasi Biaya Emisi Surat Berharga 2.559 3.241 26,65%

Lain-lain 637 2.481 289,48%

Jumlah beban Keuangan 443.492 548.682 41,73%

c. Laba per saham

Perseroan mencatat laba per saham dari Rp71 per lembar

saham pada 2013 menjadi Rp94 per lembar saham pada

2014. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba

komprehensif tahun berjalan (Laba Bersih) Perseroan sebesar

Rp233,98 miliar pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013

yang hanya sebesar Rp176,31 miliar, meningkat 32,71% atau

sebesar Rp57,68 miliar.

Tabel Rasio Keuangan 3 tahun terakhir

Rasio Keuangan 2014 2013 2012

PRoFITAbILITAS

Imbal Hasil Aset 3,58% 3,52% 2,95%

Imbal Hasil Aset* 4,78% 4,73% 3,94%

Imbal Hasil rata-rata Aset* 4,74% 4,45% 4,27%

Imbal Hasil Ekuitas 29,46% 28,98% 24,76%

Imbal Hasil rata-rata Ekuitas 29,69% 29,13% 25,05%

Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset 20,40% 20,68 % 19,17%

ASET PRoDUKTIF

Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan** 21.161.175 15.627.805 11.443.236

Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama ** 14.289.451 10.363.212 7.194.643

Piutang Bermasalah Kelolaan 1,15% 1,16% 1,23%

LIKUIDITAS

Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset (kali) 0,88 0,88 0,88

Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas (kali) 7,24 7,20 7,30

Utang yang Berbunga/Jumlah Ekuitas*** (kali) 1,15% 1,16% 1,23%

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 118: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance116Laporan Tahunan 2014

Rasio Keuangan 2014 2013 2012

PERTUMbUhAn

Pertumbuhan Pendapatan 29,79% 38,66% 24,06%

Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan 32,71% 51,28% 77,20%

Pertumbuhan Aset 31,57% 28,52% 24,79%

Pertumbuhan Liabilitas 31,66% 28,31% 24,33%

Pertumbuhan Ekuitas 30,94% 30,03% 28,26%

RASIo LAInnYA

Laba Sebelum Pajak Penghasilan/Pendapatan 20,63% 20,33% 18,49%

Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan 15,46% 15,11% 13,86%

Rasio Efisiensi Biaya 44,82% 45,48% 45,73%

Keterangan:* menggunakan perhitungan laba sebelum pajak** dalam Jutaan Rupiah*** Gearing Ratios

LIKUIDITAS DAn SoLVAbILITAS

Likuiditas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan untuk

memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset

lancar yang dimilikinya. Likuiditas diukur dengan menggunakan

rasio lancar (current ratio), yaitu perbandingan antara aset

lancar dengan liabilitas lancar. Aset lancar terdiri dari aset yang

akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Di tahun 2014, likuiditas

Perseroan tercatat sebesar 0,94 kali. Secara rinci, perhitungan

likuiditas tersebut adalah:

Aset Lancar Rp3,1 triliun

Liabilitas Lancar Rp3,3 triliunX 100% X 100% = 0,94 kali

Sedangkan di tahun 2013 likuiditas Perseroan tercatat sebesar

1 kali. Perseroan berhasil menjaga likuiditas Perseroan yang

tercermin dalam rasio lancar selama dua tahun terakhir. Hal

ini menunjukan Perseroan berhasil menerapkan konsep miss

match antara jangka waktu pembiayaan dengan jangka waktu

sumber pendanaan.

Solvabilitas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan dalam

memenuhi liabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya

yang tercermin dari perbandingan antara jumlah liabilitas yang

mengandung beban bunga dengan modal sendiri dan juga

perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban

bunga dengan total aset. Perbandingan antara jumlah liabilitas

yang mengandung beban bunga dengan modal sendiri pada

31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar 6,37 kali dan 6,45

kali. Penurunan rasio tahun 2014 dibandingkan dengan tahun

2013 disebabkan kemampuan Perseroan mengelola aset yang

dimiliki dan memperoleh sumber pendanaan yang lebih efisien

untuk mendanai ekspansi dalam pembiayaan konsumen yang

dilakukan Perseroan tahun 2014.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 119: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 117Laporan Tahunan 2014

Tabel Perkembangan Likuiditas dan Solvabilitas

Likuiditas dan Solvabilitas 2013 2014 Perubahan

Rasio lancar 1,00x 0,94x 6%

Rasio liabilitas terhadap ekuitas 6,45x 6,37x 1,24%

TInGKAT RASIo KoLEKTIbILITAS PIUTAnG PERUSAhAAnPerseroan berhasil meningkatkan piutang lancar dari 93,91%

di tahun 2013 menjadi 94,25% di tahun 2014.

Sedangkan kolektibilitas Perseroan tercatat sebesar 1,15%

ditahun 2014. Secara rinci, perhitungan kolektibilitas tersebut

adalah:

Tunggakan > 90 hari 243,11 miliar

Total Piutang Pokok Kelolaan Rp21,14 triliunX 100% X 100% = 1,15 kali

Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam pembiayaan

yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan prinsip kehati-

hatian atau (prudent) dan menjaga ketaatan konsumennya

untuk melakukan pembayaran tepat waktu dengan cara

mengingatkan, menagih, dan menarik kendaraan.

Perusahaan juga mempunyai divisi penyelamatan kredit yang

dinamakan Account Receivable Management Division yang

dipimpin oleh seorang Account Receivable Division Head yang

membawahi beberapa orang Account Receivable Department

Head dan setiap Account Receivable Head akan membawahi

beberapa Remedial Head dan Collection Head.

STRUKTUR MoDAL PERUSAhAAn DAn KEbIJAKAn MAnAJEMEn ATAS STRUKTUR MoDALStruktur Modal

Struktur modal merupakan kombinasi dari modal sendiri

(ekuitas) dan utang (liabilitas). Kombinasi Struktur modal

yang optimal akan memaksimalkan nilai perusahaan. Kondisi

struktur modal optimal dicapai dengan modal rata–rata

tertimbang Weighted Average Costof Capital - WACC yang

minimal. Dengan bertambahnya penggunaan utang, akan

meminimalkan WACC karena biaya utang (cost of debt) lebih

murah dari biaya modal sendiri (cost of equity).

Struktur modal Perseroan adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah):

Struktur Modal 2013 % 2014 %

Total Aset Lancar 2.472.703 43,85 3.076.530 41,46

Total Aset Tidak Lancar 3.166.759 56,15 4.343.268 58,54

Total Aset 5.639.462 100 7.419.798 100

Total Liabilitas Lancar 2.469.908 49,88 3.252.929 49,90

Total Liabilitas Tidak Lancar 2.481.760 50,12 3.266.244 50,10

Total Liabilitas 4.951.668 100 6.519.173 100

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 120: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance118Laporan Tahunan 2014

Struktur Modal 2013 % 2014 %

Total Liabilitas 4.951.668 87,80 6.519.173 87,86

Total Ekuitas 687.794 12,20 900.625 12,14

Total Liabilitas dan Ekuitas 5.639.462 100 7.419.798 100

Komposisi pendanaan antara pinjaman dan permodalan Perseroan:

2013 2014

Pinjaman Bank-57,5%Surat berharga yang diterbitkan-21,2%

Kewajiban lainnya-9,1%Ekuitas-12,2%

Pinjaman Bank-57,83%Surat berharga yang diterbitkan-19,51%

Kewajiban lainnya -10,52%Ekuitas-12,14%

Komposisi Pendanaan Perseroan di tahun 2014 sebesar 88%

dan 12% adalah berasal dari Ekuitas dan Modal Sendiri.

Komposisi ini relatif sama dengan tahun 2013, komposisi

pinjaman yang berasal dari bank relatif stabil dibandingkan

tahun sebelumnya. Sedangkan surat berharga yang

diterbitkan, menurun 1,71% dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini dikarenakan persentase pertumbuhan surat berharga

yang diterbitkan lebih kecil dibandingkan dengan persentase

pertumbuhan modal namun demikian surat berharga yang

diterbitkan mengalami pertumbuhan sebesar 20,94% seiring

dengan meningkatnya pertumbuhan usaha Perseroan.

Kewajiban lainnya meningkat 1,41% di tahun 2014 dibanding

dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan terutama oleh

peningkatan utang kepada supplier kendaraan dan perusahaan

asuransi seiring pertumbuhan usaha sehubungan dengan

aktivitas pembiayaan konsumen.

Saldo ekuitas di tahun 2014 sebesar 900,63 miliar atau

naik sebesar 30,94% dibanding tahun 2013. Namun secara

komposisi terhadap total liabilitas dan ekuitas relatif stabil

sebesar 12%. Hal ini menunjukan dengan komposisi pinjaman

dan ekuitas yang relatif sama Perseroan dapat meningkatkan

imbal hasil sebesar 29,16% atau naik sebesar 0,55%

dibandingkan tahun lalu dan peningkatan laba komprehensif

tahun berjalan sebesar 32,71%.

Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah

menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat

memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat

kepada pemangku kepentingan lainnya, serta memelihara

optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya

modal (cost of capital).

Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur

permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen

yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil

modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru

untuk mengurangi pinjaman.

Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor

permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari

nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium-term

notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari

ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.

KEbIJAKAn MAnAJEMEn ATAS STRUKTUR MoDALBerdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang

Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah

sebesar 10 kali dari total modal.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 121: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 119Laporan Tahunan 2014

Tabel perhitungan gearing ratio Perseroan (dalam juta Rupiah, kecuali*).

Struktur Modal 2013 2014

Pinjaman

Pinjaman yang diterima-neto 3.241.063 4.291.142

Obligasi 996.735 1.247.369

Medium-Term Notes 200.000 200.000

Total Pinjaman 4.437.798 5.738.511

Jumlah Modal 687.794 900.625

Gearing Ratio (kali)* 6,45 6,37

Perseroan melakukan Penempatan deposito pada PT Bank Sinar

Harapan Bali sebesar Rp50 miliar adalah penempatan atas dana

hasil usaha yang berasal dari laba neto Perseroan seperti yang

dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 pasal 70 tentang

Perseroan Terbatas yaitu kewajiban Perseroan untuk melakukan

pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun.

Perseroan memiliki kebijakan Dividen yang tertuang pada Akta

Perjanjian Pemegang Saham No.5 tanggal 6 Februari 2009, Pasal

14 ayat 1 yang menyatakan bahwa pembagian dividen dapat

dilakukan jika terdapat saldo laba positif dan sepanjang kondisi

keuangan Perseroan telah memperhitungkan nilai pencadangan

sesuai kebijakan pemegang saham dan telah mencapai target

profit tahunan, dengan besarnya dividen berkisar antara 35%-

40% dari jumlah Laba Bersih TFS (Perseroan) kecuali ditentukan

lain dalam RUPS.

IKATAn MATERIAL UnTUK InVESTASI bARAnG MoDALDi tahun 2014, Perseroan memiliki ikatan material yang

digunakan untuk membeli aset-aset Perseroan berupa hak atas

tanah, bangunan dan prasarana, peralatan kantor, perabotan

dan kendaraan terutama yang berhubungan dengan keperluan

pembukaan cabang-cabang baru. Sumber pendanaan tersebut

diperoleh dari hasil usaha Perseroan yang seluruhnya dalam

mata uang Rupiah.

Pada 2014, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp42,47

miliar, naik 55,12% atau sebesar Rp15,09 miliar dibandingkan

tahun 2013 yaitu sebesar Rp27,38 miliar.

Pada 2013, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp27,38

miliar, naik 96,54% atau sebesar Rp13,45 miliar dibandingkan

tahun 2012 yaitu sebesar Rp13,93 miliar.

PERUbAhAn MATERIAL ATAS PEnDAPATAnTotal Pendapatan Perseroan di tahun 2014 mencapai Rp1,5

triliun meningkat Rp347 miliar atau 29,79% dari tahun 2013

sebesar Rp1,2 triliun.

Besaran peningkatan atas pendapatan tersebut merupakan

realisasi pembiayaan baru tahun 2014 yang mencapai Rp14,8

triliun meningkat Rp3,8 triliun atau 27,48% dari tahun 2013

sebesar Rp11,6 triliun.

DAMPAK PERUbAhAn hARGA TERhADAP PEnDAPATAn USAhA ATAU PEnDAPATAn bERSIhSelama 2014, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali

kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang memicu terjadinya

kenaikan suku bunga pendanaan dari perbankan. Hal ini

mengakibatkan Perseroan menyesuaikan suku bunga jual

pembiayaan baru kepada konsumen namun diiringi dengan

peningkatan suku bunga pinjaman dana dari perbankan.

Dengan demikian, penyesuaian suku bunga ini berdampak

terhadap pendapatan bunga bersih Perseroan di mana

pendapatan bunga bersih Perseroan hanya mencapai 97% dari

bussiness plan 2014.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 122: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance120Laporan Tahunan 2014

InFoRMASI DAn FAKTA MATERIAL SETELAh TAnGGAL PELAPoRAnPada tanggal 2 Februari 2015, Perseroan melakukan pelunasan

Medium Term Notes (MTN) III Tahun 2012 dengan tingkat

bunga tetap 9,95% sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus

miliar rupiah). Selain informasi tersebut, tidak ada informasi dan

fakta material lainnya yang terjadi setelah tanggal pelaporan

yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.

PRoSPEK USAhAMeskipun pertumbuhan bisnis multifinance di tahun 2015

diprediksi akan berkisar pada angka 5%-10% karena masih

dibayangi kenaikan harga BBM dan BI rate, namun Perseroan

telah menetapkan target yang cukup progresif di awal tahun

2015 yaitu pertumbuhan pembiayaan baru di atas 30% atau

mencapai sebesar Rp20 triliun. Keyakinan pertumbuhan di

atas rata-rata industri ini didukung oleh peningkatan daya

beli masyarakat seiring bertambahnya populasi keluarga kelas

menengah yang akan membutuhkan kendaraan bermotor

serta semakin banyaknya varian kendaraan bermotor dengan

model yang menarik dan harga yang cukup terjangkau. Selain

itu, sektor industri transportasi, distribusi dan infrastruktur

yang terus berkembang sejalan dengan program pemerintah

akan menjadi potensi pembiayaan bagi Perseroan dalam

mengembangkan kinerjanya.

Untuk mencapai target pembiayaan di tahun 2015, selain

menciptakan produk-produk pembiayaan yang makin

kompetitif, Perseroan juga akan semakin memperluas jaringan

kantor pemasaran terutama dengan dukungan jaringan

kantor cabang Bank Mandiri. Perseroan tetap akan fokus

pada pembiayaan mobil baru dengan melakukan diversifikasi

pada pembiayaan multiguna sebagaimana telah diatur oleh

Otoritas Jasa Keuangan. Program efisiensi biaya operasional

dan pengembangan teknologi informasi tetap akan dilanjutkan

di tahun 2015.

Perseroan juga akan lebih mengoptimalkan menggarap

customer based Bank Mandiri baik untuk segmen passenger

car maupun commercial car. Melalui program aliansi strategis

dengan Bank Mandiri, penetrasi market kepada anchor clients

Bank Mandiri dapat dilakukan lebih efektif. Dengan dukungan

dari group Bank Mandiri dan Tunas Ridean, Perseroan optimis

memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kinerjanya di

tahun mendatang. Dengan demikian, prospek usaha Perseroan

dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor masih sangat

menjanjikan.

Selain itu, Perseroan optimis ruang pertumbuhan bagi industri

kendaraan bermotor, khususnya mobil penumpang, pada

masa mendatang diperkirakan masih bertumbuh. Indonesia

diyakini masih menjadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)

memprediksi tahun 2015 penjualan mobil akan stagnan sekitar

1,25 juta unit (detik.com).

Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan,

jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik

dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas,

manajemen berkeyakinan mampu mencapai target di tahun

2015.

Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2015, Perseroan

akan melakukan strategi bisnis guna meningkatkan kinerja

Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan seperti yang

tercantum dalam pembahasan strategi bisnis dalam aspek

pemasaran.

PERbAnDInGAn TARGET DAn REALISASIDi tahun 2014, Perseroan menargetkan perolehan komponen

substansial dan penting sebagai tolok ukur dalam menilai

kinerja Perseroan. Adapun perbandingan antara target dan

realisasi adalah sebagai berikut:

• Pendapatan

Perseroan menargetkan pendapatan usaha di tahun 2014

adalah sebesar Rp1,50 triliun, sedangkan realisasi pendapatan

usaha yang berhasil dicapai Perseroan di tahun 2014 adalah

sebesar Rp1,513 triliun atau mencapai 101% dari target yang

ditetapkan. Hal ini dikarenakan kenaikan realisasi pendapatan

bunga dan fee based income Perseroan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 123: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 121Laporan Tahunan 2014

• Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Di tahun 2014, Perseroan menargetkan Laba Komprehensif

Tahun Berjalan sebesar Rp223,16 miliar, sedangkan realisasi

Laba Komprehensif Tahun Berjalan yang berhasil dibukukan

oleh Perseroan di tahun 2014 adalah sebesar Rp233,99

miliar atau mencapai 105% dari target yang ditetapkan. Hal

ini dikarenakan peningkatan pendapatan, baik pendapatan

pembiayaan konsumen maupun pendapatan sewa pembiayaan

serta peningkatan dari fee based income Perseroan.

• Pembiayaan Baru

Perseroan telah menetapkan target pembiayaan baru di tahun

2014 mencapai Rp16 triliun, sedangkan realisasi pembiayaan

baru yang berhasil dicapai oleh Perseroan di tahun 2014 adalah

sebesar Rp14,77 triliun atau hanya mencapai 92% dari target

yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan semakin ketatnya

persaingan industri pembiayaan seiring dengan peningkatan

suku bunga pendanaan dari perbankan.

• Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola

Perseroan telah menetapkan target total piutang pembiayaan

yang dikelola di tahun 2014 mencapai Rp20,07 triliun,

sedangkan realisasi total piutang pembiayaan yang dikelola

yang berhasil dicapai oleh Perseroan di tahun 2014 adalah

sebesar Rp21,16 triliun, atau mencapai 105% dari target yang

ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan lending

selama tahun 2014 yaitu sebesar 27% jika dibandingkan

dengan lending tahun sebelumnya.

• Total Aset

Perseroan telah menetapkan target total aset di tahun 2014

mencapai Rp7,43 triliun, sedangkan realisasi total aset yang

berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2014 adalah sebesar

Rp7,41 triliun atau berhasil mencapai 99,8% dari target yang

ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan piutang

pembiayaan Perseroan baik dari pembiayaan konsumen

maupun dari sewa pembiayaan.

Secara rinci, perbandingan antara target dengan realisasi dapat terlihat dari tabel berikut:

Tabel Target dan Realisasi Tahun 2014

Target dan Proyeksi Target/Proyeksi2014 Realisasi 2014 Persentase

Pencapaian (%)

Pendapatan (Rp triliun) 1,50 1,51 101

Laba Komprehensif TahunBerjalan (Rp miliar) 223 234 105

Pembiayaan Baru (Rp triliun) 16,00 14,78 92

Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola (Rp triliun) 20,07 21,16 105

Total Aset (Rp triliun) 7,4 7,4 100

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 124: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance122Laporan Tahunan 2014

PRoYEKSI 2015Perseroan memiliki beberapa target/proyeksi yang akan dicapai

di tahun 2015, target/proyeksi tersebut meliputi:

Tabel Target dan Proyeksi Tahun 2015

Target dan Proyeksi Realisasi 2014 Target/Proyeksi2015

TargetPertumbuhan

(%)

Pembiayaan Baru (Rp triliun) 14,78 20,00 35

Pendapatan (Rp triliun) 1,51 2,61 73

Laba Komprehensif TahunBerjalan (Rp miliar) 234 295 26

REnCAnA JAnGKA PAnJAnGPerseroan memiliki rencana jangka panjang untuk menjadi

Perusahaan Pembiayaan yang paling progresif pertumbuhan

kinerjanya serta terpercaya di Indonesia sesuai dengan visi

Perseroan.

ASPEK PEMASARAn Strategi Pemasaran

Untuk mengoptimalkan penetrasi market, pada 2014 Perseroan

telah membuka 11 (sebelas) kantor cabang baru yang

berlokasi di Ujung Batu, Tanjungpinang, Bontang, Cibinong,

Rangkasbitung, Cikarang, Garut, Pekalongan, Subang, Gresik

dan Mojokerto. Dengan adanya kantor cabang baru tersebut,

Perseroan telah memperluas kerja sama dengan dealer-dealer

rekanan serta dapat lebih menjangkau calon konsumen di

daerah-daerah tersebut. Selain membuka jaringan kantor

cabang baru, Perseroan melakukan strategi marketing melalui

promosi di beberapa media dan juga melalui berbagai pameran

otomotif baik bekerja sama dengan dealer maupun dengan

Bank Mandiri.

Di tahun 2015, Perseroan menargetkan pembiayaan baru

sebesar Rp20 triliun atau meningkat 35% dibandingkan

pencapaian pembiayaan baru tahun 2014 sebesar Rp14,77

triliun. Untuk mencapai target tersebut, diantaranya Perseroan

akan membuka 32 kantor satelit di kantor-kantor Bank

Mandiri dan juga 6 Kantor Cabang yang berdiri sendiri. Selain

itu, Perseroan akan mengoptimalkan dukungan karyawan

Bank Mandiri di seluruh Indonesia untuk memasarkan dan

mereferensikan nasabah Bank Mandiri untuk melakukan

transaksi pembiayaan kendaraan bermotor melalui Perseroan

dengan paket pembiayaan yang lebih kompetitif di pasar.

Strategi lainnya yang telah dilakukan Perseroan pada 2014 dan

akan dioptimalkan di tahun 2015, meliputi pembuatan MTF

Member Card, peluncuran produk Asuransi GAP (Guaranteed

Auto Protection), Program Aliansi Perseroan dengan Bank

Mandiri, MTF Mobile Service, serta MAZDA Dealer Financing.

MTF MEMbER CARD

MTF Member Card menjadi salah satu nilai tambah yang

diberikan oleh Perseroan kepada setiap konsumen yang

mengambil pembiayaan melalui Perseroan. Selama tahun

2014, PT El John Metropolitan Wisata Travel Care menambah

merchant-merchant baru yang berhubungan dengan wisata

keluarga dan otomotif untuk dapat dinikmati oleh konsumen

Perseroan.

Dalam rangka meningkatkan loyalitas konsumen Perseroan,

dan mengedukasi penggunaaan kartu MTF member card,

maka di tahun 2014 dilaksanakan beberapa aktivitas bersama

konsumen. Aktivitas yang dilakukan, antara lain Nonton Bareng

di Blitz Megaplex Grand Indonesia di awal tahun 2014, Cuci

Mobil bersama, Rekreasi bersama di Lembah Hijau Lampung,

dana Nonton Bareng film Doraemon di akhir tahun 2014.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 125: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 123Laporan Tahunan 2014

PRoGRAM ALIAnSI PERSERoAn DEnGAn bAnK

MAnDIRI

Aliansi Perseroan dengan Bank Mandiri berjalan semakin erat,

dengan berkembangnya bisnis model, referral/jasa keagenan

menjadi satu segmen produk khusus yang ditujukan untuk

nasabah Bank Mandiri. Melalui Mandiri Kredit Kepemilikan Mobil

(Mandiri KPM), Perseroan memberikan fasilitas pembiayaan

kendaraan untuk nasabah Bank Mandiri dengan produk yang

lebih menarik. Hal ini tentu saja didukung oleh peran serta

aktif dari Cabang Bank Mandiri yang memasarkan produk

pembiayaan kendaraan bermotor ini kepada nasabahnya,

sehingga menjadikan cabang Bank Mandiri sebagai one stop

shopping solution bagi nasabah.

Program ini sejalan juga dengan program penggarapan Anchor

Client Bank Mandiri, di mana terjadi aliansi Bank Mandiri dan

anak perusahaan termasuk Perseroan dalam menggarap

anchor-anchor client yang dimiliki oleh Bank Mandiri terutama

dalam pemenuhan kebutuhan kendaraan operasional

Perusahaan.

Perseroan juga beraliansi dengan Bank Mandiri dalam bentuk

pembukaan rekening Bank Mandiri untuk konsumen baru

yang mengambil pembiayaan di Perseroan. Hal ini bertujuan

untuk memberikan kemudahan konsumen dalam melakukan

pembayaran angsuran serta mengurangi resiko tidak bayar

karena dilakkan dalam bentu autodebet. Selain itu juga

mendukung Bank mandiri dalam meningkatkan pengguna

rekening Bank Mandiri.

ASURAnSI XTRA PRoTECTIon

Program Asuransi Xtra Protection adalah Program perlindungan

asuransi Jiwa kepada konsumen Perseroan dengan benefit,

apabila konsumen meninggal dunia/ketidakmampuan tetap

dalam periode pembiayaan baik karena kecelakaan, sakit atau

penyebab lain maka ahli waris konsumen akan mendapatkan

santunan tetap.

Program ini merupakan program yang memberikan nilai

tambah bagi konsumen Perseroan, di mana konsumen dan ahli

waris mendapatkan perlindungan lebih menyeluruh, karena

apabila konsumen mengalami ketidakmampuan tetap, maka

konsumen akan mendapatkan santunan sehingga meringankan

beban konsumen.

Adapun benefit yang dapat diterima adalah sebagai berikut:

Tipe Aset Kondisi nilai Santunan (Rp)

Mobil Meninggal Dunia/Cacat Total krn Sakit.

30.000.000

Meninggal Dunia/Cacat Total krn kecelakaan.

55.000.000

Motor Meninggal Dunia/Cacat Total krn Sakit.

8.000.000

Meninggal Dunia/Cacat Total krn kecelakaan.

10.000.000

ASURAnSI GAP (Guaranteed Auto Protection)

Program pemberian additional benefit berupa perlindungan

dalam bentuk garansi nilai aset kembali ke nilai faktur

pembelian kendaraan.

Produk ini memberikan jaminan terhadap selisih antara jumlah

penggantian yang diterima dari polis asuransi kendaraan

bermotor jika terjadi kerugian total, sebagaimana didefinisikan

dalam polis, termasuk kerusakan, kebakaran atau pencurian,

dengan harga faktur asli kendaraan pada tanggal dimulainya

asuransi ini sampai dengan Harga Pertanggungan di dalam

ikhtisar polis. Untuk saat ini produk asuransi ini hanya berlaku

untuk kendaraan mobil baru passenger.

Produk ini merupakan produk perluasan dari asuransi unit dan

baru pertama kali dipasarkan di Indonesia. Dalam Program ini

Perseroan bekerjasama dengan Mandiri Axa General Insurance.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 126: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance124Laporan Tahunan 2014

MTF MobILE SERVICE

Adalah bentuk pelayanan Perseroan kepada konsumen melalui

channel Short Messaging Service (SMS), dimana customer dapat

dengan mudah memperoleh informasi terkait pembiayaan

kendaraan hanya melalui SMS ke 99333. Adapun informasi

yang dapat diperoleh adalah

a. Nilai Angsuran dan tanggal jatuh tempo.

b. Nilai Total Sisa Angsuran.

c. Nilai Total Sisa Angsuran dan Denda

d. Status pembayaran terakhir.

e. Informasi cabang Perseroan terdekat.

MAZDA DEALER FInAnCInG

Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan resmi untuk MAZDA

dan Bank Mandiri juga secara resmi memberikan pendanaan

untuk dealer-dealer MAZDA. Hal ini membuka peluang baru

bagi Perseroan untuk melakukan pembiayaan MAZDA secara

captive market dan meningkatkan pembiayaan baru.

PAnGSA PASARBerdasarkan data Registrasi Nomor Polisi nasional (Police

Registration) per 31 Desember 2014 sebanyak 1.130.135 unit,

dengan asumsi market share terhadap mobil baru dihitung

70% dari Police Registration, maka Perseroan memiliki market

share mobil di tahun 2014 di level 12,6% meningkat dibanding

market share tahun 2013 sebesar 9,2%. Di tahun 2015,

Perseroan menargetkan mencapai market share sebesar 15%.

Perseroan berpandangan bahwa meskipun di tahun 2015

pasar otomotif diprediksikan stagnan namun masih memiliki

potensi untuk tumbuh secara positif dan Perseroan dapat lebih

meningkatkan market share serta portofolio pembiayaan mobil

baru. Dalam rangka meraih pangsa pasar, Perseroan terus

menjalin kerja sama dengan hampir seluruh Agen.

KEbIJAKAn DIVIDEnBerdasarkan Akta Perjanjian Pemegang Saham no. 5 tanggal

6 Februari 2009, Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan bahwa

pembagian dividen dapat dilakukan jika terdapat saldo laba

positif dan sepanjang kondisi keuangan Perseroan telah

memperhitungkan nilai pencadangan sesuai kebijakan

pemegang saham dan telah mencapai target profit tahunan,

dengan besarnya dividen berkisar antara 35%-40% dari jumlah

Laba Bersih Perseroan kecuali ditentukan lain dalam RUPS.

Perseroan merencanakan untuk membayarkan dividen

sekurang-kurangnya sekali dalam setahun yang dikaitkan

dengan kondisi keuangan Perseroan dalam tahun buku yang

bersangkutan. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan,

jumlah dividen yang dibayarkan ditetapkan oleh hasil keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan.

Jumlah dividen yang dibayarkan selama 3 (tiga) tahun terakhir

adalah sebagai berikut :

Target dan ProyeksiTahun buku

2013 2012 2011

Laba Bersih (Rp) 176.311.769.806,96 116.548.047.121,56 65.773.000.000

Jumlah Dividen Tunai (Rp) 21.157.412.376,84 17.482.207.068,23 0

Persentase Jumlah Dividen Tunai terhadap Laba Bersih (%) 12% 15% 0%

Jumlah Saham (lembar) 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000

Dividen per saham (Rp) 8,46 6,99 0

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 127: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 125Laporan Tahunan 2014

Target dan ProyeksiTahun buku

2013 2012 2011

Tanggal RUPS Tahunan 10 April 2014 16 Mei 2013 21 Juni 2012

Tanggal Pembayaran Dividen 21 Mei 2014 12 Juni 2013 -

Pada tahun buku 2011, Perseroan tidak membagikan dividen

dikarenakan pemegang saham menyetujui seluruh laba bersih

digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.

REALISASI PEnGGUnAAn DAnA hASIL PEnAWARAn UMUMPenawaran Umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan

I Tahap II Tahun 2014

Sebagai kelanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan

Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 sebesar

Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) yang telah

dilakukan oleh Perseroan pada tahun 2013 yang lalu, maka

pada tahun 2014 Perseroan telah menerbitkan Penawaran

Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun

2014 sebesar Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah)

pada Mei 2014 (PUB I Tahap II).

PUB I Tahap II yang diterbitkan oleh Perseroan tersebut terdiri

dari :

1. Seri A sebesar Rp425.000.000.000 (empat ratus dua puluh

lima miliar Rupiah) berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan

tingkat bunga sebesar 10,70% (sepuluh koma tujuh puluh

persen).

2. Seri B sebesar Rp175.000.000.000 (seratus tujuh puluh lima

miliar Rupiah) berjangka waktu 4 (empat) tahun dengan

tingkat bunga sebesar 10,85% (sepuluh koma delapan

puluh lima persen).

Penerbitan PUB I Tahap II ini telah mendapat pemeringkatan

dari PT Pefindo dengan peringkat idAA (Double A).

Penggunaan Dana

Dari target dana yang dihimpun dari hasil PUB I Tahap II sebesar

Rp600.000.000.000 (enam ratus miliar Rupiah), setelah

dikurangi biaya-biaya emisi sebesar Rp1.386.000.000 (satu

miliar tiga ratus delapan puluh enam juta Rupiah), Perseroan

memperoleh dana bersih sebesar Rp598.614.000.000 (lima

ratus sembilan puluh delapan miliar enam ratus empat belas

juta Rupiah).

Seluruh dana bersih tersebut telah habis digunakan oleh

Perseroan sebagai modal kerja pembiayaan kendaraan

bermotor sesuai dengan tujuan penggunaan dana sebagaimana

tercantum dalam Informasi Tambahan, dengan perincian

sebagai berikut:

a. Pembiayaan kendaraan bermotor untuk tenor 3 tahun

sebesar Rp424.018.250.000 (empat ratus dua puluh empat

miliar delapan belas juta dua ratus lima puluh Rupiah)

b. Pembiayaan kendaraan bermotor untuk tenor 4 tahun

sebesar Rp174.595.750.000 (seratus tujuh puluh empat

miliar lima ratus Sembilan puluh lima juta tujuh ratus lima

puluh ribu Rupiah).

Perseroan telah melaporkan penggunaaan seluruh dana

hasil PUB I Tahap II kepada OJK melalui surat No: 070/MTF-

CSC/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 perihal Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun

2014 per 30 Juni 2014.

Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.X.K.4 Lampiran

Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-27/PM/2003

tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan

Dana Hasil Penawaran Umum, bahwa realisasi penggunaan

dana hasil penawaran umum wajib dipertanggungjawabkan

kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Perseroan

akan melaporkan pertanggungjawaban penggunaan dana PUB

I Tahap II dalam RUPS Tahunan Perseroan yang diadakan tahun

2015.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 128: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance126Laporan Tahunan 2014

PerubahanPenggunaan Dana

Perseroan tidak melakukan perubahan penggunaan dana hasil PUB I Tahap II. Seluruh penggunaan dana hasil PUB I Tahap II

telah digunakan sebagai modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor sesuai dengan rencana penggunaan dana sebagaimana

tercantum dalam Informasi Tambahan dalam rangka penerbitan PUB I Tahap II ini.

InFoRMASI MATERIAL PERUSAhAAnInvestasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi, Restrukturisasi Utang/Modal

Perseroan tidak memiliki aksi korporasi berupa investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi dan

restrukturisasi utang atau modal yang terjadi di tahun 2014.

TRAnSAKSI AFILIASI DAn TRAnSAKSI YAnG MEnGAnDUnG bEnTURAn KEPEnTInGAnDalam tahun 2014 Perseroan memiliki transaksi dengan pihak terafiliasi atau pihak berelasi sebagai berikut:

no Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran transaksi

1 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pemegang Saham Mayoritas

Bank Mandiri menyediakan fasilitas pembiayaan bersama (Joint Financing),kredit modal kerjadan kerjasama dalammemasarkan produk-produk Bank Mandiri danPerseroan

2 PT Tunas Ridean Tbk Pemegang Saham Minoritas

PT Tunas Ridean Tbk mengadakan kerjasama pengadaan kendaraan melalui fasilitas pembiayaan konsumen bagi para karyawan dari Perseroan

3 PT Bumi Daya Plaza Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bumi Daya Plaza sebagai pemberi sewa kepada Perseroan

4 PT Bank Sinar Harapan Bali Dimiliki sebagian besar oleh pemegang saham mayoritas

PT Bank Sinar Harapan Bali menyediakan fasilitas penempatan deposito atas cadangan laba Perseroan

5 PT AXA Mandiri Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT AXA Mandiri menyediakan produk asuransi perlindungan nasabah Perseroan

6 PT Mandiri AXA General Insurance PT Mandiri AXA General Insurance

PT Mandiri AXA General Insurance menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan olehPerseroan

7 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan

8 PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk Badan Usaha Milik Negara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan

9 PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan

10 PT Asuransi KesehatanIndonesia Badan Usaha Milik Negara PT Asuransi Kesehatan Indonesia menyediakan

produk asuransi kesehatan bagi Perseroan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 129: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 127Laporan Tahunan 2014

no Pihak Terafiliasi Sifat Terafiliasi Istimewa Kewajaran transaksi

11 PT Indra Karya Badan Usaha Milik Negara PT Indra Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

12 PT Kertas Letjes Badan Usaha Milik Negara PT Kertas Letjes mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

13 PT Nindya Karya Badan Usaha Milik Negara PT Nindya Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

14 PT Tambang Batubara Bukit Asam Badan Usaha Milik Negara

PT Tambang Batubara Bukit Asam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

15 Perum PPD Badan Usaha Milik Negara Perum PPD mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

16 Perum Perhutani Badan Usaha Milik Negara Perum Perhutani mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

17 PT Jasindo Badan Usaha Milik NegaraPT Jasindo menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan olehPerseroan

18 PT ReasuransiInternasional Indonesia Badan Usaha Milik Negara PT Reasuransi Internasional Indonesia

menyediakan produk asuransi bagi Perseroan

19 PT Perikanan Nusantara Badan Usaha Milik Negara PT Perikanan Nusantara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

20PT PerusahaanPerdagangan Indonesia (Persero)

Badan Usaha Milik NegaraPT Perusahaan Perdagangan Indonesia mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

21 PT Pindad (Persero) Badan Usaha Milik Negara PT Pindad (Persero) mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

22 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Badan Usaha Milik Negara

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Menyediakan fasilitas kredit bagi Perseroan

23 PT Bank DKI Badan Usaha Milik Negara PT Bank Pembangunan DKI Jakarta menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan

24 PT Asuransi KesehatanIndonesia Badan Usaha Milik Negara

PT Asuransi Kesehatan Indonesia sebagai pemegang surat berharga yang diterbitkan oleh Perseroan

25 PT Adhi Karya Badan Usaha Milik Negara PT Adhi Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

26 PT Jamsostek Badan Usaha Milik Negara PT Jamsostek menyediakan fasilitas asuransi tenaga kerja kepada Perseroan

27 PT. Asuransi Jasa Raharja Putra Badan Usaha Milik NegaraPT Asuransi jasa Raharja Putra menyediakan layanan asuransi perlindungan yang dibiayakan oleh perseroan.

28 PT. Berdikari (Persero) Badan Usaha Milik Negara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan

29 PT Wahana Optima Permai Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri

PT Wahana Optima Permaimenyediakan jasa penyewaan gedung perkantoran kepada Perseroan

30 Personil manajemen kunciGrup

Personil manajemen kunci GrupBank Mandiri

Personil manajemen kunci Grup mendapatkan fasilitas pembiayaan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 130: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance128Laporan Tahunan 2014

PERUbAhAn PERATURAn PERUnDAnG-UnDAnGAn YAnG bERPEnGARUh SIGnIFIKAn TERhADAP PERUSAhAAn DAn DAMPAK TERhADAP LAPoRAn KEUAnGAnSelama tahun 2014, tidak terdapat perubahan peraturan

perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap

proses bisnis dan kinerja Perseroan.

IKhTISAR KEbIJAKAn AKUnTASI YAnG SIGnIFIKAnLaporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir

31 Desember 2014 dan 2013 telah disusun dan disajikan

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan

peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan

Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan

Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam

penyusunan laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

adalah sebagai berikut:

ASET DAn LIAbILITAS KEUAnGAn Aset Keuangan

Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam

kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang,

(iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset

keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung

dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen

menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal

pengakuannya.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi

keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang

diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang

sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset

keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak

diungkapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan

non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan

dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

• yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam

waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok

diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal

ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi;

•yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam

kelompok tersedia untuk dijual; atau

• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh

kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang

disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang

diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan

piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi

dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada

biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode

suku bunga efektif.

Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang

pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan,

uang muka dan piutang lain-lain.

Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman

yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba

rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan

pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian

penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai

tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang

diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi

komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”.

Pengakuan

Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk

kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 131: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 129Laporan Tahunan 2014

Penurunan nilai dari aset keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan

mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset

keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan

nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika,

terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut

sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah

pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan

peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi

arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset

keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur

akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran

angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya

penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.

Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas

aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset

keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan

penurunan nilai dilakukan secara kolektif.

Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif

mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai

secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan

tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki

karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan

nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang

penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk

dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang

penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi

berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-

aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa

dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam

Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian

disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi

untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh

pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk

menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode

historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus

buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan

nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua

prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian

telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan

pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam

“cadangan kerugian penurunan nilai”.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan

nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan

secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan

nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur),

maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus

dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian

penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada

laporan laba rugi komprehensif.

Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan,

dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan

kerugian penurunan nilai.

Liabilitas keuangan

Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam

kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur

pada biaya perolehan diamortisasi.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan

posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan

yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga

kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak

diungkapkan.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan

diamortisasi

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur

pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar

ditambah biaya transaksi.

Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas

keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 132: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance130Laporan Tahunan 2014

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan

diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban

bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat

berharga yang diterbitkan.

Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak

kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan

tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah

ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat

atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara

substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka

Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan

berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah

penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan

pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan

atau kadaluwarsa.

Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang

mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah

dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan

setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang

tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan

piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga

upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan

konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang

dibiayai Perseroan.

Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu

untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat

melunasi utang pembiayaan konsumennya.

Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual

kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya

penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi

wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen

berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo

piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang,

kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi

komprehensif tahun berjalan.

Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang

pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah

antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait

atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen

tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto

piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai

dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun

berjalan.

Saling hapus

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai

netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan

hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum

untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui

tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau

untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara

simultan.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika

diperkenankan oleh standard akuntansi.

Klasifikasi instrumen keuangan

Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam

klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan

mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan

tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 133: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 131Laporan Tahunan 2014

Kategori yang didefinisikan oleh PSAK no. 55 (Revisi 2011)

Golongan(ditentukan oleh Perseroan) Sub golongan

Aset keuanganPinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas- Kas- Kas pada bank- Deposito berjangka

Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan

Piutang lain-lain

Aset lain-lain- Piutang karyawan- Piutang bunga- Setoran dalam perjalanan- Uang muka

Liabilitas keuanganLiabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Utang usaha- Utang kendaraan- Utang asuransi

Utang lain-lain- Kantor pendaftaran fidusia- Premi asuransi- Pembiayaan bersama- Lain-lain

Utang lain-lain- Kantor pendaftaran fidusia- Premi asuransi- Pembiayaan bersama- Lain-lain

Pinjaman bank

Surat berharga yang diterbitkan

PEnJAbARAn MATA UAnG ASInGTransaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang

Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal

transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan

liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan

kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi

dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas

moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi

komprehensif.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kurs nilai tukar

yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.440

(nilai penuh) (2013: Rp12.189 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar

Amerika Serikat (“Dolar AS”).

Analisis dan Pembahasan Manajemen

KAS DAn SETARA KASKas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito

berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau

kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan

sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas

tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan.

PIUTAnG PEMbIAYAAn KonSUMEnPiutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan

nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield

enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung

dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang

pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang

diberikan dan piutang.

Page 134: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance132Laporan Tahunan 2014

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen

berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan

konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan

laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya

transaksi.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui

merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran

angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah

pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan

sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan

metode tingkat suku bunga efektif.

Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan

kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh

tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment.

Pembiayaan bersama

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang

setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana

risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama

sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan

pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian

penurunan nilai.

Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-

pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko

kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di

laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan

konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan

bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan

laba rugi komprehensif

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan

berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada

pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian

dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan

pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan

Pembiayaan Konsumen”.

InVESTASI nETo DALAM SEWA PEMbIAYAAnInvestasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah

piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan

diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan

pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan

dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai

piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai

pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa

pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di

laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan

suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih

dengan menggunakan suku bunga efektif.

Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli

aset yang disewa-pembiayaan-kan pada akhir masa sewa

pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada

saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir

diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau

rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif

tahun berjalan.

Investasi neto dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai

pinjaman yang diberikan dan piutang.

CADAnGAn KERUGIAn PEnURUnAn nILAIPerseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian

penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred

losses”.

bEbAn DIbAYAR DIMUKABeban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat

masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis

lurus.

ASET TETAP DAn PEnYUSUTAnISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak

atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna

Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh

pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah

pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 135: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 133Laporan Tahunan 2014

biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal

hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai

bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan

posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih

pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi

dengan akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup

semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan

perolehan aset tetap.

Tanah tidak disusutkan

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan

dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang

bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.

Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa

manfaatnya sebagai berikut:

GolonganMasa manfaat

(tahun)

Bangunan 20

Perabotan dan peralatan kantor 5

Kendaraan 5

Renovasi bangunan sewa 3-5

Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan

disusutkan sampai dengan nilai sisanya.

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai

bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah,

sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar

Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan

berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat

diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian

komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan

dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama

periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan,

setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai

tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan

keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan

dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif.

Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang

dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi

sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan

apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang

telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak

ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud

ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset

tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam

periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan

asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah

terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir

diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah

terpulihkannya.

Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba

rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan

aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk

mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi

nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur

masa manfaatnya.

PERPAJAKAnBeban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui

dalam laporan laba rugi komprehensif.

Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang

diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat

situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah

subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika

dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan

dibayarkan ke kantor pajak.

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan

metode balance sheet liability untuk semua perbedaan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 136: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance134Laporan Tahunan 2014

temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset

dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan

laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak

yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan

tangguhan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan

besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan

memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang

muncul akibat perbedaan temporer tersebut.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat

ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan,

pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

IMbALAn KERJAImbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada

karyawan berdasarkan metode akrual.

Imbalan pasca-kerja

Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang

penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan

Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan

No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung

jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program

pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan

pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun

yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan,

biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia,

masa kerja atau kompensasi.

Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan

posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada

tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan

keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang

belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap

tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode

projected unit credit.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan

mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan

menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas

tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan

yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih

sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari

penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan

asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi

komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun

tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama

periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya

jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode

vesting.

Pesangon pemutusan hubungan kerja

Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika

karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun

normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan

kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk

memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan

suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya

untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu

lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan

didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.

SAhAMSaham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.

DIVIDEnPembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan

keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum

Pemegang Saham Perseroan.

LAbA PER SAhAMLaba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan

dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar

pada periode yang bersangkutan.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 137: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 135Laporan Tahunan 2014

SURAT bERhARGA YAnG DITERbITKAnSurat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term

Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan

diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur

dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang

dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan

surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang

diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat

berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan

metode suku bunga efektif.

TRAnSAKSI DEnGAn PIhAK-PIhAK bERELASIPerseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi.

Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan

PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perseroan jika:

a. Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi

dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas

entitas pelapor;

(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

(iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor

atau entitas induk dari entitas pelapor.

b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi

salah satu hal berikut:

(i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari

kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,

entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi

dengan entitas lainnya).

(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura

bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau

ventura bersama yang merupakan anggota suatu

kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah

anggotanya).

(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari

pihak ketiga yang sama.

(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga

dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas

ketiga.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja

untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor

atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika

entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan

program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi

dengan entitas pelapor.

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama

oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

(vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki

pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan

personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk

dari entitas).

PEnGAKUAn PEnDAPATAn DAn bEbAnPendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan

serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan

interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak

berdasarkan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan

untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset

keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk

mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama

periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga

yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau

penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari

instrumen keuangan atau jika lebih tepat, digunakan periode

yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari

aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan

mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh

persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut,

namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa

datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan

pendapatan administrasi.

Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran

diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan

secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif.

Page 138: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance136Laporan Tahunan 2014

Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya,

menggunakan dasar akrual.

SEGMEn oPERASISebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh

pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk

pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi

dengan komponen lain dari entitas yang sama);

ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala

operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber

daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai

kinerjanya; dan

iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan

informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil

keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional

Perseroan adalah Direksi.

Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha

yang terdiri dari: fleet dan retail.

KEbIJAKAn AKUnTAnSI YAnG bERhUbUnGAn DEnGAn IMbALAn KERJAJumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan

ditentukan sebagai berikut:

(dalam juta Rupiah):

2014 2013

Nilai kini liabilitas 21.270 11.829

Kerugian aktuarial yang belum diakui (7.716) (2.467)

Biaya jasa lalu yang belum diakui (246) (271)

Liabilitas pada laporan posisi keuangan 13.30 9.091

Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif

adalah sebagai berikut:

(dalam juta Rupiah):

2014 2013

Biaya jasa kini 2.978 1.936

Biaya jasa kini 1.433 817

Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested

25 25

Amortisasi kerugian aktuarial 54 201

4.490 2.979

Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja

650 313

Jumlah 5.140 3.292

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi

keuangan adalah sebagai berikut:

(dalam juta Rupiah)

2014 2013

Saldo awal, 1 Januari 9.091 6.554

Penyisihan tahun berjalan

5.140 3.292

Pembayaran tahun berjalan

(923) (755)

Saldo akhir 13.30 9.091

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 139: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 137Laporan Tahunan 2014

Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris

independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos

Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit

dalam laporan aktuarianya tanggal 15 Januari 2015 (2013: 13

Januari 2014). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris

independen adalah sebagai berikut

2014 2013

Tingkat diskonto 8,5% per tahun 9% per tahun

Tingkat kenaikan gaji 7% per tahun 7,0% pertahun

Tingkat kematian TMI 3 TMI 3

Tingkat cacat10% dari Tabel mortalita

10% dari

Tingkat pengunduran diri

7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun

7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun

Tingkat pensiun100,00% usia pensiun normal

100,00% usia pensiun normal

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan

perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap

tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa

kini dan biaya bunga pada 31 Desember 2014 dan 2013:

(dalam juta Rupiah)

2014

Liabilitas imbalan kerja

karyawan

biaya jasa kini biaya bunga

Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin

(428) (430)

Penurunan suku bunga dalam100 basis poin

497 496

(dalam juta Rupiah)

2013

Liabilitas imbalan kerja

karyawan

biaya jasa kini biaya bunga

Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin

(297) (297)

Penurunan suku bunga dalam100 basis poin

347 347

Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program

iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan

pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif

tahun berjalan adalah sebesar Rp676 juta dan Rp513 juta

untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013.

Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana

Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Analisis dan Pembahasan Manajemen

Page 140: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance138Laporan Tahunan 2014

Page 141: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 139Laporan Tahunan 2014

Tata Kelola Perusahaan

Page 142: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance140Laporan Tahunan 2014

A. IMPLEMEnTASI TATA KELoLA PERUSAhAAn

Perseroan menyadari sepenuhnya penerapan Tata Kelola

Perusahaa yang baik (Good Corporate Governance/GCG)

dalam seluruh kegiatan Perseroan adalah suatu hal yang sangat

penting. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban dan

pengelolaan risiko bisnis Perusahaan, implementasi GCG juga

diarahkan sebagai pedoman bagi manajemen dan karyawan

untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh pemakai jasa

dan pemangku kepentingan.

Sebagai perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh

Perusahaan Terbuka, Perseroan selalu berusaha menerapkan

prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap

operasional dan kegiatan Perseroan. Implementasi tata kelola

perusahan yang baik telah menjadi komitmen dari segenap

manajemen dan karyawan Perseroan untuk melaksanakan

praktek penyelenggaraan bisnis yang sehat, beretika,

dan bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan.

Manajemen berkeyakinan bahwa implementasi tata kelola

perusahaan yang baik akan mendukung pencapaian sasaran

bisnis dalam jangka panjang dan memberikan keunggulan

kompetitif dalam menghadapi persaingan.

Adapun tujuan Perseroan menerapkan prinsip tata kelola

perusahaan yang baik antara lain untuk:

1. Memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun

pemegang saham;

2. Memaksimalkan nilai Perseroan agar memiliki daya

saing yang kuat;

3. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulator;

4. Mendorong pengelolaan Perseroan secara

professional, transparan dan efisien serta

memberdayakan fungsi Dewan Komisaris, Direksi,

Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris

Perusahaan;

5. Mendorong agar setiap pengambilan keputusan

atau kebijakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

6. Melindungi Dewan Komisaris dan Direksi dari

kemungkinan adanya tuntutan hukum.

Dalam kinerja Perseroan di tahun 2009, Perseroan selalu

berusaha memberikan yang terbaik baik pemegang saham

dan stakeholders lainnya agar mampu mencapai hasil yang

maksimal.

Pelaksanaan semua kegiatan Perseroan senantiasa selaras

dengan prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi, kewajaran. Lebih lanjut lagi

manajemen dan karyawan telah mewujudkan komitmen

penerapan GCG melalui penandatanganan pakta integritas

berdasarkan pedoman GCG yang diterapkan di seluruh tingkat

organisasi dan kegiatan operasional Perseroan:

a. Transparansi, yaitu menyelenggarakan komunikasi

dengan pihak yang berkepentingan secara akurat,

tepat waktu, jelas, dan konsisten, termasuk

mengungkapkan informasi material yang relevan

kepada seluruh stakeholders.

b. Akuntabilitas, yaitu menuntut agar masing-masing

pihak bertindak sesuai hak, kewajiban dan wewenang

yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya prinsip

akuntabilitas ini maka ada kejelasan fungsi, hak,

kewajiban, wewenang dan tangggung jawab antara

pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi

maupun di setiap bagian dalam Perseroan.

c. Responsibilitas, yaitu mematuhi Standar Prosedur

Operasional dan aturan Perusahaan serta ketentuan

perundangan yang berlaku dengan etika yang baik.

d. Independensi, yaitu bertindak secara mandiri tanpa

mengabaikan kerja sama yang baik.

e. Kewajaran, yaitu selalu mengutamakan keadilan.

Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki

kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil

dari Perseroan. Pemberlakuan prinsip ini di Perusahaan

dengan sendirinya melarang praktik-praktik tercela

yang dilakukan orang dalam yang merugikan pihak

lain. Perseroan selalu menjaga hubungan baik dengan

karyawan dan menghindari praktik diskriminasi serta

menghormati hak-hak karyawan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 143: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 141Laporan Tahunan 2014

Untuk menjamin konsisten implementasi GCG, Perseroan telah

mengadakan rangkaian kegiatan perbaikan pedoman Tata

Kelola, board manual, pedoman etika dan perilaku usaha,

pedoman pelaporan pelanggaran serta penyempurnaan organ

GCG guna menunjang implementasi GCG di masa yang akan

datang. Konsistensi assessment dan audit yang komprehensif

secara berkala sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas

tata kelola perusahaan.

b. KEbIJAKAn TATA KELoLA PERUSAhAAn

Komitmen penerapan tata kelola perusahaan merupakan hal

mutlak bagi Perseroan. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan

infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan

meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung

efektivitas pelaksanaan GCG di lingkungan Perseroan.

Selain itu, Perseroan beserta seluruh jajarannya berkomitmen

penuh untuk melaksanakan praktik GCG dalam setiap

pengelolaan Perseroan. Implementasi terus dilakukan dengan

meningkatkan sosialisasi dan internalisasi prinsip-prinsip

GCG di antara semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan

karyawan Perseroan sehingga menjadi suatu tradisi yang harus

diimplementasikan dalam setiap aktivitas bisnis sehari-hari.

Selain menyetujui Pakta Integritas Karyawan, setiap karyawan

Perseroan diwajibkan menandatangani Surat Pernyataan Kode

Etik agar karyawan mengetahui, memahami serta menjalankan

ketentuan-ketentuan yang berlaku di Perseroan dan tidak

melakukan hal-hal yang dilarang oleh Perseroan sehingga

diharapkan dapat meningkatkan integritas setiap karyawan.

Kebijakan lain yang dilakukan Perseroan dalam upayanya

melaksanakan budaya GCG adalah membuat pengumuman

kepada seluruh karyawan untuk tidak meminta, memberikan

atau menerima hadiah dalam segala bentuk baik langsung

maupun tidak langsung kepada karyawan Perseroan. Dukungan

transparansi kerjasama di antara para pihak dibutuhkan dalam

mewujudkan komitmen Perseroan untuk terus meningkatkan

implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja. Hal

tersebut dilakukan antara lain dengan meningkatkan efektivitas

kerja Komite Audit dan Divisi Internal Audit serta optimalisasi

fungsi Divisi Corporate Secretary. Penerapan GCG bukan

sekedar untuk memenuhi peraturan perundang-undangan,

namun juga Perseroan berkeyakinan bahwa implementasi

tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan

berkesinambungan dapat meningkatkan reputasi dan nilai

Perseroan dimata pemangku kepentingan sebagai tindak nyata

pengembangan potensi bisnis Perseroan.

Penerapan GCG bukan sekedar untuk memenuhi peraturan

perundang-undangan, namun juga Perseroan berkeyakinan

bahwa implementasi tata kelola perusahaan yang baik secara

konsisten dan berkesinambungan dapat meningkatkan reputasi

dan nilai Perseroan dimata pemangku kepentingan sebagai

tindak nyata pengembangan potensi bisnis Perseroan.

C. STRUKTUR TATA KELoLA PERUSAhAAn

Struktur tata kelola Perseroan terdiri atas organ Perusahaan

yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris,

dan Direksi. Organ Perseroan tersebut memainkan peranan

masing-masing dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Fungsi

dari Organ Perseroan dijalankan sesuai dengan ketentuan

perundangundangan, Anggaran Dasar Perseroan dan

ketentuan lainnya yang didasari prinsip bahwa masing-masing

organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas,

fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan.

Dengan demikian RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi dapat

saling memahami tugas, tanggung jawab dan wewenang

masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan dan

Anggaran Dasar Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 144: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance142Laporan Tahunan 2014

Transparency Responsibility

ORGAN UTAMA

ORGAN PENDUKUNG

Accountability Independency Fairness

RUPS

Dewan Komisaris

Sekertaris Dewan Komisaris

Corporate Secretary

Direksi Check & Balances

Komite Audit

Komite Nominasi dan Remunerasi

Risk Management

Internal Audit

Legal & Compliance

Komite Kredit

Komite Personalia

Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah

D. RAPAT UMUM PEMEGAnG SAhAM (RUPS)

Pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

organ tata kelola Perseroan yang memiliki wewenang dan tidak

diberikan kepada Dewan Komisaris maupun Direksi. Hal tersebut

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sesuai

dengan kewenangannya, RUPS dapat mengambil keputusan-

keputusan, antara lain pengangkatan dan pemberhentian

Direksi dan Dewan Komisaris, perubahan Anggaran Dasar

Perseroan, mengesahkan kinerja tahunan Direksi, serta

pengambilan keputusan strategis lainnya yang akan dijalankan

oleh Direksi Perseroan. RUPS diadakan setiap tahunnya sesuai

dengan UUPT, di mana RUPS Tahunan Perseroan diadakan

sebelum batas waktu yang ditentukan oleh UUPT.

Keputusan RUPS

Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS dan 1 (satu) kali

Pengambilan Keputusan Pemegang Saham Sirkulasi. Berikut

ini hasil-hasil keputusan RUPS dan pengambilan keputusan

Pemegang Saham Sirkulasi di tahun 2014.

hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan

Perseroan telah mengadakan RUPS Tahunan pada 10 April

2014 di Jakarta yang dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham

Perseroan dengan hasil keputusan sebagai berikut:

1. Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan

untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2013, serta mengesahkan Laporan Keuangan Tahunan

Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan

Tata Kelola Perusahaan

Page 145: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 143Laporan Tahunan 2014

Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of

Ernst & Young, “EY”) sebagaimana ternyata dalam laporan

Auditor Independen Nomor RPC-4726/PSS/2014 tertanggal

24 Januari 2014 dengan pendapat wajar dalam semua

hal material, dengan demikian memberikan pembebasan

dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig

acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan

atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan

atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan,

yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir

pada tanggal 31 Desember 2013, sejauh tindakan tersebut

bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut

tercermin dalam laporan tahunan dan Laporan Keuangan

Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2013.

2. Menyetujui dan menetapkan Penggunanaan Laba Bersih

Perseroan tahun buku 2013 sebesar Rp176.311.769.806,96

(seratus tujuh puluh enam miliar tiga ratus sebelas juta

tujuh ratus enam puluh sembilan ribu delapan ratus enam

koma sembilan enam Rupiah) sebagai berikut :

a. Membagikan dividen final sebesar 12% dari jumlah laba

bersih Perseroan yang akan dibayarkan oleh Perseroan

kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku

yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 sebesar

Rp21.157.412.376,84 (dua puluh satu miliar seratus

lima puluh tujuh juta empat ratus dua belas ribu tiga

ratus tujuh puluh enan koma delapan empat Rupiah)

atau Rp8,46 (delapan koma empat enam Rupiah) per

lembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang

saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.

b. Sisa laba bersih tahun 2013 sebesar

Rp155.154.357.430,12 (seratus lima puluh lima miliar

seratus lima puluh empat juta tiga ratus lima puluh tujuh

ribu empat ratus tiga puluh koma satu dua Rupiah) atau

sebesar 88% dari jumlah laba bersih akan dibukukan

sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning)

yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan

Perseroan.

3. Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono,

Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young

Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan

mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun

buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014

dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk

menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi

Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor

Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik

Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst

and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak

dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan

untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2014.

4. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan

Komisaris untuk terlebih dahulu mendapat persetujuan

Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya

tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan

Komisaris Perseroan untuk tahun 2013.

5. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan

Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan

Pemegang Saham mayoritas untuk menetapkan besarnya

gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan

Komisaris untuk tahun 2014 dan memberikan wewenang

dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu

mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk

menetapkan besarnya fasilitas dan/atau tunjangan bagi

anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014.

6. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi

Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan

sejak penutupan rapat ini, untuk mengalihkan dan/atau

menjadikan lebih dari 50% kekayaan bersih Perseroan

sebagai jaminan utang atas nama Perseroan guna

mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber

perbankan dan penerbitan obligasi atau surat berharga

dalam 1 transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama

lain maupun tidak, sebesar Rp4.000.000.000.000 (empat

triliun Rupiah) di tahun buku 2015. Di mana untuk setiap

pengalihan dan atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan

dengan kelipatan sebesar Rp1.000.000.000.000 (satu

triliun Rupiah) Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis

kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut.

7. Tidak ada keputusan dan menerima laporan penggunaan

dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi

Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 sebagaimana yang

telah disampaikan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 146: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance144Laporan Tahunan 2014

8. Dalam rangka konsolidasi Manajemen Risiko termasuk

dalam rangka Menjaga Tingkat Kesehatan Perusahaan

Anak, Rapat memberikan wewenang kepada Pemegang

Saham atau pihak yang ditunjuk oleh Pemegang Saham

untuk memperoleh data dan/atau melakukan kerja

sama pengelolaan manajemen risiko, pelaksanaan Audit

Perseroan maupun kegiatan lainnya yang terkait dengan

pengelolaan Perseroan. Pelaksanaan asistensi, kerja sama

pengelolaan manajemen risiko maupun pelaksanaan Audit

Perseroan tidak mengenyampingkan tugas dan wewenang

Direksi dalam melakukan tindakan pengurusan dan tugas

Dewan Komisaris dalam melakukan tindakan pengawasan

perseroan. Perseroan diwajibkan melaporkan setiap

informasi yang relevan dan material kepada pemegang

saham melalui pihak yang ditunjuk atau diberi kuasa oleh

pemegang saham secara berkala serta menyusun subsidiary

guideline principle bersama-sama pemegang saham.

Hasil RUPS Tahunan tersebut di atas telah dituangkan

dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan PT Mandiri Tunas Finance No 24 tanggal 10 April

2014 dibuat oleh Notaris Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di

Jakarta.

hasil Keputusan Pemegang Saham Perseroan secara

Sirkulasi

Para Pemegang Saham Perseroan telah mengambil keputusan

secara sirkulasi pada 24 Oktober 2014 dengan hasil keputusan

sebagai berikut:

1. Menerima dan mengukuhkan pengunduran diri Bapak

Anton Herdianto dari jabatannya sebagai Direktur Perseroan

terhitung sejak ditandatangani keputusan tersebut. Dengan

demikian susunan Direksi Perseroan menjadi sebagai

berikut :

Direktur Utama : Ignatius Susatyo Wijoyo

Direktur : Harjanto Tjitohardjojo

2. Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk

melakukan tindakan-tindakan hukum yang diperlukan

termasuk tetapi tidak terbatas pada menandatangani

dokumen-dokumen yang diperlukan dalam rangka

menjalankan keputusan Sirkulasi Pemegang saham

Perseroan tersebut.

3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan

hak substitusi untuk menyatakan seluruh atau sebagian

keputusan tersebut dalam suatu akta notaris tersendiri,

apabila diperlukan dan untuk itu menghadap di mana

perlu, membuat, suruh membuat dan menandatangani

akta dan surat-surat diperlukan, singkatnya melakukan

apapun juga untuk mencapai maksud tersebut tidak ada

yang dikecualikan.

4. Keputusan tersebut mulai berlaku terhitung sejak tanggal

ditandatangani keputusan tersebut secara lengkap.

Hasil Keputusan Pemegang Saham Perseroan secara sirkulasi

tersebut diatas telah dituangkan dalam Akta Pernyataan

Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No.

41 tanggal 28 Oktober 2014 dibuat oleh Notaris Ibu Lenny

Janis Ishak,SH.

Tata Kelola Perusahaan

Page 147: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 145Laporan Tahunan 2014

InFoRMASI PEMEGAnG SAhAM DAn PEnGEnDALI

UTAMA

PT Mandiri Tunas Finance

ny. Suliawati Tjokro

Jardine Strategic holdings Ltd

Jardine Matheson holdings Limited

bermuda

Public Public

PublicChristian Milko SetiawanAnton Setiawan

negara RepublikIndonesia

Public PT Tunas AndalanPratama

Jardine Cycle &Carriage, Ltd Public

PT Tunas Ridean TbkPT bank Mandiri (Persero) Tbk

84%

8% 8% 27%

12,4%43,8%43,8%40%60%

51% 49%

73%

56%

17% 44%

83%

Tata Kelola Perusahaan

Page 148: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance146Laporan Tahunan 2014

Perlindungan Pemegang Saham

Implementasi GCG di lingkungan Perseroan senantiasa

melindungi hak-hak pemegang saham dan memfasilitasi

pelaksanaan hak-hak pemegang saham. Bagi Perseroan, hak-

hak dasar Pemegang Saham yang dijunjung tinggi meliputi hak

untuk:

1) Mendapatkan metode pendaftaran kepemilikan;

2) Mengalihkan atau memindahkan saham;

3) Mendapatkan informasi yang relevan dan material tentang

korporasi secara tepat waktu dan teratur;

4) Berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS;

5) Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan

Komisaris; dan

6) Mendapatkan bagian dalam keuntungan bisnis Perusahaan.

Dengan memperhatikan hak Pemegang Saham tersebut,

kerangka penerapan GCG di lingkungan Perseroan telah

memberikan perlakuan yang setara dari semua pemegang

saham, termasuk pemegang saham non pengendali. Selain itu,

seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk

memperoleh ganti rugi apabila terjadi pelanggaran atas hak-

hak mereka.

E. DEWAn KoMISARIS

Dewan Komisaris merupakan Organ Perusahaan yang bertugas

untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberi nasihat

terkait dengan pengelolaan Perusahaan yang dilaksanakan oleh

Direksi khususnya terkait strategi usaha, tata kelola perusahaan,

implementasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas dan Tanggung Jawab

1) Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada

Direksi terkait pengurusan Perseroan yang dilakukan

Direksi.

2) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan

Komisaris sebagai bagian tidak terpisahkan dari RKAP.

3) Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang

telah dilakukan selama tahun yang baru lampau kepada

RUPS.

4) Menjalankan fungsi sebagai majelis dimana setiap anggota

dari Dewan Komisaris tidak dapat bertindak secara

individual melainkan berdasarkan keputusan kolektif

Dewan Komisaris.

5) Menyampaikan laporan Triwulan perkembangan realisasi

indikator pencapaian kinerja kepada pemegang saham.

6) Mengajukan calon Auditor Eksternal yang akan mengaudit

Laporan Keuangan Perusahaan untuk ditetapkan dalam

RUPS serta menyampaikan alasan pencalonan Auditor

Eksternal termasuk besarnya imbal jasa yang diusulkan.

7) Memastikan bahwa Auditor Eksternal, Auditor Internal,

Komite Audit serta Komite lainnya memiliki akses terhadap

catatan akuntansi, data penunjang dan informasi yang

diperlukan mengenai Perusahaan untuk melaksanakan

tugasnya.

8) Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab

sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, menjalankan

keputusan-keputusan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar

Biasa serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada akhir tahun 2014, Dewan Komisaris melaporkan kepada

pemegang saham atas pertanggungjawaban tugasnya sebagai

pengawas serta pengelolaan Perseroan oleh Direksi dalam

bentuk Laporan Dewan Komisaris di Laporan Tahunan yang

dimintakan persetujuan dalam RUPS Tahunan yang diadakan

setelah tutup buku.

Persyaratan Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris Perusahaan wajib memenuhi

seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/POJK.5/2013

tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian Kemampuan dan

Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian,

Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan

Penjaminan (POJK No.4). Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

yang akan dilakukan oleh OJK terhadap Dewan Komisaris

meliputi Kompetensi, Integritas dan Reputasi Keuangan.

Penilaian faktor kompetesi, meliputi kriteria:

a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan

jabatannya;

Tata Kelola Perusahaan

Page 149: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 147Laporan Tahunan 2014

b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di

bidang perusahaan pembiayaan dan peraturan perundang-

undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan

pembiayaan;

c. pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan

dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan

d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam

rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan

yang sehat.

Penilaian faktor integritas, meliputi kriteria:

a. tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana

dibidang jasa keuangan dan/atau perekonomian;

b. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan

berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka

waktu paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian

kemampuan dan kepatutan;

c. tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati

dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa

keuangan;

d. tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan

keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang

Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris,

Pegawai dan/atau pihak lain yang dapat merugikan

Konsumen;

e. tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang

usaha jasa keuangan;

f. tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor

Perbankan;

g. tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai

dengan kewenangannya atau diluar kewenangannya;

h. tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan

kewenangannya; dan

i. tidak pernah melanggar peraturan perundang-

undangan dibidang Industri Keuangan Non-Bank

(IKNB).

Penilaian faktor reputasi keuangan, meliputi kriteria:

a. tidak memliki kredit macet;

b. tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi

Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan

Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan

suatu Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan

putusan Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir

sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; dan

c. tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian

uang.

Status kelulusan uji kemampuan dan kepatutan anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

nama Dewan Komisaris

JabatanTanggal Lulus Uji

Kemampuan dan KepatuhanKeterangan

Anton Setiawan Komisaris Utama - Telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan di Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 Januari 2015. Saat ini sedang menunggu hasil uji kemampuan dan kepatutan tersebut.

Sarastri Baskoro Komisaris 17 Desember 2008 Berdasarkan Surat Keputusan ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-529/BL/2008

Hanifah Purnama Komisaris Independen

- Telah melakukan uji kemampuan dan kepatutan di Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 Januari 2015. Saat ini sedang menunggu hasil uji kemampuan dan kepatutan tersebut.

Tata Kelola Perusahaan

Page 150: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance148Laporan Tahunan 2014

Masa Jabatan Dewan Komisaris

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, masa jabatan

Dewan Komisaris adalah sejak RUPS yang mengangkatnya

sampai dengan RUPS Tahunan yang ke 5 (lima) dengan tidak

mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat

memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sebelum

masa jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasannya.

Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris bertanggung

jawab kepada RUPS.

Prosedur, Penetapan, dan Remunerasi Anggota Dewan

Komisaris

Pemberian remunerasi kepada Dewan Komisaris Perseroan

ditentukan dalam RUPS dengan didasarkan pada pertimbangan

lingkup pekerjaan, kondisi Perseroan serta tanggung jawab

masing-masing Dewan Komisaris. Sesuai dengan hasil RUPS

Tahunan tanggal 10 April 2014, pemegang saham telah

memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris

dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan pemegang

saham mayoritas untuk menetapkan besarnya remunerasi

bagi anggota dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014. Jumlah

remunerasi yang diterima Dewan Komisaris selama tahun 2014

adalah sebesar Rp3,82 miliar.

Jumlah remunerasi aktual Dewan Komisaris Perseroan dari

tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

(dalam Jutaan rupiah)

Jenis Remunerasi

Jumlah Anggota Dewan Komisaris Jumlah Remunerasi (Rp Juta)

2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010

Honorium 3 3 3 3 3 1.419 1.270 1.197 1.041 990

Tantiem 3 3 3 3 3 1.044 484 106 500 330

Tunjangan lainnya 3 3 3 3 3 1.356 829 629 714 542

Jumlah 3.819 2.582 1.932 2.255 1.862

Struktur dan Komposisi Dewan Komisaris

Dewan Komisaris diangkat berdasarkan hasil RUPS. Dewan

Komisaris Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu 1 (satu)

orang Komisaris Utama, 1 (satu) orang Komisaris dan 1 (satu)

orang Komisaris Independen. Komisaris Utama bertanggung

jawab untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan Dewan

Komisaris. Semua tindakan Dewan Komisaris adalah

berdasarkan keputusan yang disepakati bersama-sama sebagai

suatu dewan.

Dewan Komisaris Perseroan yang menjabat pada 2014 adalah

Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Akta Pernyataan

Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance Di Luar

Rapat Umum Pemegang Saham No. 01 tanggal 6 Februari

2012, dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan

komposisi sebagai berikut:

Tata Kelola Perusahaan

nama Dewan Komisaris

JabatanTanggal

PengangkatanAkhir Masa Jabatan

Jabatan Lain yang Terafiliasi dengan Perseroan

Anton Setiawan Komisaris Utama 6 Februari 2012 RUPST 2017Presiden Komisaris PT Tunas Ridean Tbk*

Sarastri Baskoro Komisaris 6 Februari 2012 RUPST 2017EVP Consumer Loans Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk*

Hanifah Purnama Komisaris Independen 6 Februari 2012 RUPST 2017 -*PT Tunas Ridean Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah pemegang saham utama Perseroan.

Page 151: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 149Laporan Tahunan 2014

Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September

2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, anggota Dewan

Komisaris Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota

Dewan Komisaris di lebih dari 2 perusahaan pembiayaan

lainnya atau menjadi anggota Direksi di lebih dari 1 perusahaan

pembiayaan lainnya.

Seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak memiliki

hubungan kepengurusan dan atau kepemilikan di perusahaan

pembiayaan lain.

Independensi Dewan Komisaris

Untuk lebih memberdayakan fungsi pengawasan Dewan

Komisaris, keberadaan Komisaris Independen adalah sangat

diperlukan dan menjadi sangat penting. Komisaris Independen

adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan

Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang

saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau

hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi

kepentingan Perseroan. Keberadaan Komisaris Independen di

Perseroan adalah untuk mendorong diterapkannya prinsip tata

kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di

dalam Perseroan melalui optimalisasi Dewan Komisaris agar

dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat

kepada Direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai

tambah bagi Perseroan.

Komposisi jumlah Komisaris Independen Perseroan sebesar

33% (tiga puluh tiga persen), telah memenuhi jumlah minimal

yang disyaratkan dalam Peraturan Pencatatan Efek dari PT

Bursa Efek Indonesia yaitu minimal 30% (tiga puluh persen)

dari jumlah keseluruhan anggota Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris Independen:

1. Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan

Perseroan.

2. Memastikan perlakuan yang adil terhadap stakeholders.

3. Memastikan diungkapkannya transaksi yang mengandung

benturan kepentingan secara wajar dan adil.

4. Memastikan kepatuhan perusahaan pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

5. Menjamin akuntabilitas organ-organ Perseroan.

Persyaratan Komisaris Independen

Komisaris Independen yang dimiliki oleh Perseroan telah sesuai

dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan

Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal

7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit, di mana Komisaris Independen

wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai

wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,

memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan

Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir;

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak

langsung pada Perseroan;

3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan,

anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang

Saham Utama Perseroan; dan

4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun

tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha

Perseroan.

Kebijakan dan Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris

Sesuai ketentuan dalam anggaran dasar, penyelenggaraan

Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila

dipandang perlu:

1. Oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;

2. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota

Dewan Komisaris; atau

3. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih

pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10

(satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham

dengan hak suara.

Tata Kelola Perusahaan

Page 152: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance150Laporan Tahunan 2014

Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat

tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada

setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda

terima paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan,

dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal

rapat. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal,

waktu, dan tempat Rapat.

Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat kedudukan

Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila

semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan

terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan

Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak

mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan

dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan,

yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan

Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Komisaris yang dipilih

oleh dan dari antara anggota Komisaris yang hadir. Seorang

anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan

Komisaris hanya oleh anggota Komisaris lainnya berdasarkan

Surat Kuasa.

Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil

keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu perdua)

dari jumlah anggota Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat.

Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan

musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka

keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan

suara setuju paling sedikit lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah

suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara yang

setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat Dewan

Komisaris yang akan menentukan.

Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak

mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara

untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.

Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat

suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan

suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali

Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada rasa keberatan dari

yang hadir. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap

tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak

dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah

tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan

semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara

tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan

persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis

dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan

yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang

sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat

Dewan Komisaris.

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Dewan Komisaris

Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No: KEP.

KOM/002/2013 tanggal 16 Oktober 2013 tentang Pembagian

Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Dewan Komisaris,

Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya

satu kali dalam dua bulan dan setiap saat jika diminta

seseorang atau lebih anggota Dewan Komisaris. Kuorum Rapat

Dewan Komisaris tercapai jika lebih dari setengah anggota

Dewan Komisaris hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada

Komisaris lain. Keputusan rapat membahas hal-hal yang bersifat

strategis dan atau memerlukan keputusan untuk dibahas dan

diselenggarakan dengan cara musyawarah untuk mufakat.

Jika mufakat tidak terjadi, maka dilaksanakan voting di antara

anggota Dewan Komisaris yang hadir atau diwakilkan rapat

dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari

setengah jumlah suara yang sah. Jika jumlah suara yang setuju

dan tidak setuju sama, maka usulan yang disampaikan ditolak,

kecuali mengenai diri orang akan diputuskan oleh Ketua Rapat.

Tata Kelola Perusahaan

Page 153: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 151Laporan Tahunan 2014

Pada 2014, Dewan Komisaris telah melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebanyak 8 (delapan) kali dengan frekuensi kehadiran

sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

nama Dewan Komisaris

Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Tingkat Kehadiran (%)

Anton Setiawan Komisaris Utama 8 8 100%

Sarastri Baskoro Komisaris 8 8 100%

Hanifah Purnama Komisaris Independen 8 8 100%

Tata Kelola Perusahaan

Program Pelatihan

Guna terus meningkatkan kompetensi sejalan dengan

perkembangan bisnis Perseroan, selama 2014, Dewan Komisaris telah mengikuti berbagai seminar/pelatihan/workshop, antara

lain:

nama Jabatan Jenis Pelatihan/Seminar/Workshop Pelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)

Sarastri Baskoro

Komisaris Training Sertifikasi Coach 60 Hours Approved Coach Specific Training Hours

3-7 Maret 2014 Bank Mandiri -

Refreshment Sertifikasi Management Risiko

24 April 2014 Bank Mandiri -

International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review (A Seminar for Fit and Proper Refreshment for Director, Commissioner, Controlling Shareholder, Sharia Supervisory Board & Foreign Employee)

23 Mei 2014 Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)

4.000.000

Leadership Forum VII Tahun 2014 19-22 Juni 2014 Bank Mandiri -

Hanifah Purnama

Komisaris Independen

Diskusi Panel, Kiprah dan Eksistensi Komisaris Independen, Komisaris Utusan dan Direktur Tidak Terafiliasi dalam Meningkatkan Akuntabilitas Perseroan

19 Februari 2014 Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)

1.200.000

A to Z Multifinance Business (An Overview for Fit & Proper Test Preparation)

16 April 2014 Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)

4.000.000

Page 154: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance152Laporan Tahunan 2014

Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Dalam rangka pencapaian kinerja Perseroan yang lebih baik,

Dewan Komisaris selama tahun 2014 telah menyampaikan

rekomendasi kepada Direksi, antara lain:

1. Melakukan pembiayaan dengan berhati-hati (prudent)

dengan mempertimbangkan risiko bisnis yang terukur.

2. Optimalisasi pencapaian target pembiayaan dengan tetap

menjaga kualitas pembiayaan yang baik.

3. Memperluas jaringan usaha pada daerah-daerah yang

potensial dan dengan perhitungan nilai investasi yang

cermat.

4. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian internal

serta mengutamakan kualitas sumber daya manusia.

5. Meningkatkan efektivitas penerapan prinsip tata kelola

perusahaan yang baik.

Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memberikan

saran dan masukan yang dibutuhkan kepada Direksi dalam

penyusunan dan pencapaian visi, misi, rencana jangka panjang

serta rencana kerja dan anggaran Perusahaan. Di samping

itu, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab melaksanakan

fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan.

Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, GCG

Charter Perseroan serta pedoman mengenai Pembagian Tugas

dan Wewenang serta Tata Tertib Dewan Komisaris.

Tata Kelola Perusahaan

F. KoMITE-KoMITE DI bAWAh DEWAn KoMISARIS

Dalam menjalankan fungsi pengawasannya Dewan Komisaris Perseroan dibantu oleh Komite Audit dan Komite Nominasi dan

Remunerasi yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

1. KoMITE AUDIT

Profil Komite Audit

Selama 2014, susunan keanggotaan Komite Audit Perseroan tidak mengalami perubahan. Adapun komposisinya, yaitu:

nama Komite Audit Jabatan bidang Keahlian

Hanifah Purnama Ketua Komite Audit Keuangan dan Perbankan

Rodion Wikanto Njotowidjojo Anggota Keuangan dan Perbankan

Sunardi Edirianto Anggota Internal Kontrol dan Perbankan

Susunan, komposisi, keahlian, integritas dan kriteria independensi dari Komite Audit tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia dan peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan yang berlaku. Adapun profil yang mencakup riwayat jabatan dan

pengalaman kerja Komite Audit adalah sebagai berikut:

Page 155: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 153Laporan Tahunan 2014

Rodion Wikanto njotowidjojo

Rodion Wikanto njotowidjojohanifah Purnama Sunardi Edirianto

Kiri-Kanan:

Independen di PT Berlian Laju Tanker

Tbk (2014-sekarang).

Pernah menjabat sebagai

Manufacturing Director pada

PT United Can Company (2003-2006).

Pada ADR Group of Companies (1992-

2003), beliau menjabat beberapa posisi

penting, diantaranya President Director

pada PT Bank Eksekutif Internasional

(1993-1998) dan President Director

PT Adrindo Executive Finance (1998-

1999), Vice President pada PT Selamat

Sempurna Tbk (1998-2001), sebagai

Operation Director pada PT Prapat

Tunggal Cipta (1998-2002), dan

sebagai Independent Commissioner

& Head of Audit Committee pada PT

Andhi Chandra Automotive Product

Tbk (2001-2003). Sebagai Bussiness

Development Manager pada PT Inti

Putramodern (1988-1992), Sebagai

Assistant Production Director pada PT

Matahari Alka (1987-1988). Memulai

hanifah Purnama

*Profil Hanifah Purnama telah disajikan

dalam profil Dewan Komisaris.

Rodion Wikanto njotowidjojo

Warga Negara Indonesia, kelahiran

Jakarta, 31 Agustus 1961, berumur

54 tahun. Memiliki latar belakang

pendidikan teknik mesin dari Akademi

Teknik Mesin Industri (ATMI), Solo

(1984) dan memperoleh gelar Master

of Business Administration dari IPWI

Jakarta (1992). Menjabat sebagai

anggota Komite Audit Perseroan sejak

tahun 2009 hingga saat ini.

Beliau juga menjabat sebagai

anggota Komite Audit di berbagai

perusahaan, yaitu PT Indo Kordsa

Tbk (2007-sekarang), PT Tunas

Ridean Tbk (2007-sekarang), dan PT

Sierad Produce Tbk (2009-sekarang),

PT Multi Bintang Indonesia Tbk

(2014-sekarang) serta sebagai Direktur

Rodion Wikanto njotowidjojo -

Anggota Komite Audit

Page 156: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance154Laporan Tahunan 2014

Sunardi Edirianto - Anggota

Komite Audit

karirnya di PT Cakung Utama Indonesia

sebagai Assistant Factory Manager

(1984-1987).

Sunardi Edirianto

Warga Negara Indonesia, kelahiran

Kuningan, 4 Desember 1953,

berumur 61 tahun. Memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas

Krisnadwipayana jurusan Manajemen

Keuangan pada tahun 1984 dan

menyandang gelar Magister Ilmu

Hukum dari Universitas Diponegoro

pada tahun 2008. Bergabung dengan

Perseroan sebagai anggota Komite

Audit sejak tahun 2009 hingga saat ini.

Beliau pernah menjabat sebagai

Regional Internal Control Manager -

Assistant Vice President PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Kanwil VII Semarang

(2006- 2009), Pjs. Deputy Regional

Manager PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk. Kanwil VII Semarang (2007-2008),

Senior Team Leader Audit Credit

Department Internal Audit Group PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk (2005-

2006), Senior Team Leader Audit Retail,

Risk Management, Finance & Support

Department Internal Audit Group PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. (2000-

2004) Senior Relationship Manager

Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta

Merlin (1998-2000), Internal Control

Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta

Merlin (1997- 1998), Relationship

Manager Bank Bumi Daya Cabang

Kudus (1992-1997), Kepala Bagian Kas

- Dana Jasa Rupiah & Valas Bank Bumi

Daya Cabang Mataram Lombok - NTB

(1986-1992). Memulai karirnya di Bank

Bumi Daya Kantor Pusat Urusan Kontrol

Kredit sebagai Auditor (1976-1985).

Dasar hukum Penunjukan dan Periode Masa Jabatan

Anggota Komite Audit

Anggota Komite Audit Perseroan memiliki masa jabatan

mulai tanggal 12 Maret 2012 hingga masa jabatan Dewan

Komisaris berakhir pada 2017, dengan tidak mengurangi hak

Dewan Komisaris untuk sewaktu-waktu mengganti anggota

Komite Audit. Komite Audit yang saat ini menjabat diangkat

pertama kali berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT

Mandiri Tunas Finance Nomor: Kep.Kom/002/2009 tanggal 15

Oktober 2009, yang selanjutnya seluruhnya diangkat kembali

berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Mandiri

Tunas Finance Nomor: KEP.KOM/001/2012 tanggal 12 Maret

2012.

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat

Komite Audit mengadakan pertemuan berkala untuk

mengevaluasi dan menelaah secara transparan berbagai

aktivitas kegiatan Perseroan dan kinerja laporan keuangan

berkala Perseroan untuk selanjutnya melaporkannya kepada

Dewan Komisaris Perseroan secara obyektif dan independen.

Selama 2014, Komite Audit melaksanakan 4 (empat) kali Rapat

Internal Komite Audit, 11 (sebelas) kali Rapat dengan Dewan

Komisaris dan Direksi serta 2 (satu) kali rapat dengan Eksternal

Auditor. Adapun tingkat kehadiran masing-masing anggota

dalam rapat-rapat Komite Audit adalah sebagai berikut:

Tata Kelola Perusahaan

Page 157: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 155Laporan Tahunan 2014

nama Komite Audit Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Tingkat Kehadiran (%)

Hanifah Purnama Ketua Komite Audit 4 4 100%

Rodion Wikanto Njotowidjojo Anggota Komite Audit 4 4 100%

Sunardi Edirianto Anggota Komite Audit 4 4 100%

nama Komite Audit

Jabatan

Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris, Direksi, Eksternal Auditor

Jumlah Rapat

Kehadiran PersentaseJumlah Rapat

Kehadiran Persentase

Hanifah PurnamaKetua Komite Audit

11 11 100% 2 2 100%

Rodion Wikanto Njotowidjojo

Anggota Komite Audit

11 11 100% 2 2 100%

Sunardi EdiriantoAnggota Komite Audit

11 11 100% 2 2 100%

Kegiatan Komite Audit

Dalam melaksanakan fungsi kepengawasan pengelolaan

Perseroan, Komite Audit berperan untuk menunjang kinerja

Dewan Komisaris. Oleh sebab itu dalam menjalankan tugasnya,

Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan

Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

1. Melakukan evaluasi atas laporan keuangan Perseroan

berdasarkan peraturan dan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku.

2. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap

laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada

Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal-hal yang

perlu mendapat perhatian dari Dewan Komisaris.

3. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko

yang mungkin dihadapi oleh Perseroan dan pelaksanaan

manajemen risiko oleh Direksi.

4. Menelaah atas lingkup dan kesesuaian audit eksternal,

honorarium audit eksternal serta independensi dan

objektifitas audit eksternal.

5. Melakukan penelaahan atas implementasi dan efektifitas

pengendalian internal Perseroan.

6. Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap Peraturan

Pasar Modal dan peraturan lainnya yang terkait dengan

kegiatan usaha Perseroan.

7. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan

Komisaris, seperti melakukan kunjungan ke kantor-kantor

cabang Perseroan.

Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit berpedoman

kepada Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan

Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal

7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Piagam Komite Audit

Perseroan tanggal 12 April 2012.

Independensi Komite Audit

Seluruh anggota Komite Audit merupakan anggota yang

professional dan independen dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya tanpa campur tangan dari pihak manapun yang

tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggota

Tata Kelola Perusahaan

Page 158: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance156Laporan Tahunan 2014

Komite Audit juga tidak terkait dengan Direksi, Dewan

Komisaris, maupun pemegang saham. Komite Audit berasal

dari luar perusahaan yang tidak memiliki kepentingan/latar

kaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan

benturan kepentingan (Conflict of Interest) dengan Perseroan.

Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya tunduk pada

ketentuan/hukum dan perundang-undangan yang berlaku di

Perseroan.

Rencana Pelaksanaan Rapat Komite Audit Tahun 2015

Pada 2015, Komite Audit merencanakan untuk mengadakan 11 (sebelas) kali rapat yaitu:

no. hari Tanggal

1 Jumat 16 Januari

2 Selasa 17 Februari

3 Rabu 18 Maret

4 Rabu 22 April

5 Rabu 13 Mei

6 Rabu 10 Juni

7 Rabu 28 Juli

8 Selasa 26 Agustus

9 Rabu 23 September

10 Kamis 29 Oktober

11 Kamis 3 Desember

Remunerasi Komite Audit

Perincian Remunerasi yang dibayarkan kepada Komite Audit pada tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

Jenis RemunerasiJumlah Anggota Komite Audit

Jumlah Remunerasi Komie Audit (Rp Juta)

2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010

Honorium 2 2 2 2 2 144 144 120 102 74

Bonus 2 2 2 2 2 - - - - -

Tunjangan Lainnya 2 2 2 2 2 5,1 5 4 3 1,68

Jumlah 149 149 124 105 76

Remunerasi Komite Audit tersebut di atas tidak termasuk anggota Komite Audit yang merangkap sebagai Dewan Komisaris.

Tata Kelola Perusahaan

Page 159: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 157Laporan Tahunan 2014

Laporan Komite Audit Tahun 2014

Komite Audit menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) yang telah

disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 25 September 2013. Piagam Komite Audit telah disusun berdasarkan ketentuan

Badan Pengawas Pasar Modal. Berdasarkan Piagam Komite Audit, Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tujuan

untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan peran pengawasan terhadap Perseroan. Oleh karenanya, Komite Audit

bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

Komite Audit selama tahun 2014 telah mengadakan 11 (sebelas) kali pertemuan gabungan bersama Dewan Komisaris, Direksi,

Divisi Internal Audit dan 2 (dua) kali pertemuan dengan Retail Audit Goup Bank Mandiri, dan 2 (dua) kali pertemuan dengan

Eksternal Auditor, serta melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Mendiskusikan hasil pemeriksaan laporan keuangan tahunan serta kualitas laporan keuangan tahunan secara keseluruhan

dengan Eksternal Auditor.

2. Menelaah laporan keuangan triwulanan sebelum dipublikasikan.

3. Melakukan evaluasi bersama manajemen terhadap efektivitas pengendalian internal.

4. Secara berkala setiap satu bulan sekali, membahas temuan-temuan Internal Audit bersama Divisi Internal Audit, Direksi dan

Dewan Komisaris.

5. Menyampaikan Laporan Penelaahan Komite Audit, secara periodik per triwulan kepada Dewan Komisaris Perseroan.

Dari hasil pertemuan-pertemuan tersebut, maka Komite Audit selama menjalankan fungsi pengawasannya di tahun 2014

berpandangan sebagai berikut:

1. Manajemen telah mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Internal dan Eksternal Auditor telah bekerja secara independen dan obyektif dalam melaksanakan tugas auditnya.

3. Tidak terdapat kesalahan yang material terhadap penyajian laporan keuangan Perusahaan.

4. Hasil penilaian audit internal pada tahun 2014 membaik dengan nilai rata-rata rating sebesar 70.14 dengan kategori Fair dalam

skala tinggi, dengan catatan manajemen di tahun 2015 diharapkan dapat menuntaskan kelemahan kontrol pada beberapa Top

Risk Cabang, yang masih didominasi oleh temuan mandatory comply.

Demikian Laporan Komite Audit ini dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Komite Audit.

Jakarta, 17 Februari 2015

HANIFAH PURNAMA RODION WIKANTO NJOTOWIDJOJO SUNARDI EDIRIANTO

Ketua Anggota Anggota

Tata Kelola Perusahaan

Page 160: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance158Laporan Tahunan 2014

Pelatihan Komite Audit 2014

Selama 2014, beberapa pelatihan yang diikuti anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:

nama JabatanJenis Pelatihan/Seminar/

WorkshopPelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)

Hanifah PurnamaKetua Komite

Audit

Seminar: COSO 2013 - Translating Principles into Actions - Roles of Audit Committee, BOC and BOD

24 April 2014Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

1.000.000

Workshop Fundamental Competencies of Audit Committee Professionals

21-22 Agustus 2014

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

3.500.000

Rodion Wikanto Njotowidjojo

Anggota Komite Audit

Learning Experience of Annual Report Awards 2012

Januari 2014

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

-

Diskusi Panel, Kiprah dan Eksistensi Komisaris Independen, Komisaris Utusan dan Direktur Tidak Terafiliasi dalam Meningkatkan Akuntabilitas Perseroan

19 Februari 2014

Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)

900.000

Seminar: COSO 2013 - Translating Principles into Actions - Roles of Audit Committee, BOC and BOD

24 April 2014Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

1.000.000

Governance & Risk for Crime Cases: Studi Kasus Telkom

April 2014

Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI)

-

Workshop Fundamental Competencies of Audit Comitte Professionals

21-22 Agustus 2014

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

3.500.000

Enterprise Risk Management 2014

4-5 Desember 2014

Enterprise Risk Management Academy (ERMA)

-

Sunardi EdiriantoAnggota Komite

Audit

Seminar: COSO 2013 - Translating Principles into Actions - Roles of Audit Committee, BOC and BOD

24 April 2014Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

1.000.000

Workshop Fundamental Competencies of Audit Committee Professionals

21-22 Agustus 2014

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

3.500.000

Tata Kelola Perusahaan

Page 161: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 159Laporan Tahunan 2014

2. KoMITE noMInASI DAn REMUnERASI

Dasar Pembentukan Komite nominasi dan Remunerasi

Komitmen Perseroan untuk mengimplementasikan prinsip tata

kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

menjadi elemen penting untuk mendukung Perseroan menjadi

lembaga pembiayaan terbesar, terbaik dan terpercaya di

Indonesia.

Salah satu organ pelaksana tata kelola perusahaan adalah

Dewan Komisaris yang memiliki kewenangan dalam

pengawasan secara umum dan/atau khusus terhadap jalannya

kegiatan usaha Perseroan dan memberi nasihat/masukan/

rekomendasi kepada Direksi. Dengan mengacu pada regulasi

atau ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, dan sebagai salah satu pengawasan Dewan

Komisaris yaitu menjalankan fungsi nominasi dan remunerasi

bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi, Anggota Komite

penunjang Dewan Komisaris, serta kerangka Nominasi dan

Remunerasi pejabat Perseroan dan pegawai secara keseluruhan

maka dibentuk Komite Nominasi dan Remunerasi.

Diharapkan dengan adanya Komite Nominasi dan Remunerasi

ini, proses Nominasi dan Remunerasi pengurus Perseroan dan

organ pelaksana Perseroan lainnya dapat dilakukan secara

transparan dan akuntabel sesuai dengan perkembangan usaha

Perseroan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan

pemegang saham dan stakeholders lainnya terhadap

pengelolaan Perseroan.

Persyaratan

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memenuhi

persyaratan kemampuan dan pengalaman serta persyaratan

independensi, yaitu:

1. Memiliki integritas, obyektifitas dan etika yang tinggi;

2. Mempunyai pengetahuan yang memadai termasuk

ketentuan dan peraturan serta perundangan yang berlaku;

3. Paling sedikit salah satu dari anggota komite harus memiliki

latar belakang pendidikan dan atau pengalaman kerja

dibidang nominasi, remunerasi pegawai, atau Human

Resource Development;

4. Mampu bersikap independen yaitu mampu melaksanakan

tugas secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun;

5. Bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus

melalui pendidikan dan pelatihan;

6. Bukan merupakan orang dalam Kantor Konsultan Hukum,

Kantor Konsultan Sumber Daya Manusia, Kantor Konsultan

Business Development, atau pihak lain yang memberi jasa

assurance, jasa non-assurance, dan/atau jasa konsultasi lain

kepada Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir

sebelum diangkat sebagai anggota komite oleh Dewan

Komisaris.

Pengangkatan dan Pemberhentian Komite nominasi dan

Remunerasi

Komite Nominasi dan Remunerasi, dibentuk berdasarkan Surat

Keputusan Dewan Komisaris dan bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris. Komite Nominasi dan Remunerasi bekerja

secara kolektif dan melaksanakan tugasnya secara independen

terhadap manajemen Perseroan.

Sesuai dengan Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi PT

Mandiri Tunas Finance yang disahkan di Jakarta pada tanggal

29 Oktober 2014, telah diatur bahwa jumlah Komite Nominasi

dan Remunerasi PT Mandiri Tunas Finance paling kurang terdiri

dari 3 (tiga) orang anggota dengan ketentuan satu di antara

anggota Komite merupakan Komisaris Independen, anggota

Komite lainnya dapat berasal dari anggota Dewan Komisaris,

pihak yang menduduki jabatan manajerial di bawah Direksi

Tata Kelola Perusahaan

Page 162: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance160Laporan Tahunan 2014

yang membidangi sumber daya manusia dan pihak yang berasal

dari luar Perseroan yang harus memiliki pengalaman terkait

Nominasi dan Remunerasi dan tidak dapat merangkap jabatan

sebagai anggota komite lainnya yang dimiliki Perseroan.

Pengangkatan anggota Komite Nominasi dan Remunerasi PT

Mandiri Tunas Finance diputuskan melalui Surat Keputusan

Dewan Komisaris Nomor KEP.KOM/01/2014 tanggal 26

November 2014.

Anggota Komite diangkat untuk masa jabatan tertentu

dan dapat diangkat kembali. Masa jabatan anggota Dewan

Komisaris yang merangkap sebagai anggota Komite sama

dengan masa kerja penunjukannya sebagai anggota Dewan

Komisaris yang ditentukan oleh Anggaran Dasar Perseroan

atau Rapat Umum Pemegang Saham. Masa jabatan anggota

Komite yang bukan berasal dari anggota Dewan Komisaris

tidak boleh lebih lama daripada masa jabatan Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris dapat memberhentikan sewaktu-waktu

anggota Komite yang bukan anggota Dewan Komisaris, jika

berdasarkan pertimbangan Ketua Komite yang bersangkutan

tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

Jumlah dan Komposisi Komite nominasi dan Remunerasi

Komite diketuai oleh Komisaris Independen. Salah satu anggota

Komite yaitu Angggota Komite dari pihak yang menduduki

jabatan manajerial dibawah Direksi yang membidangi sumber

daya manusia ditetapkan sebagai Sekretaris Komite.

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris KEP.

KOM/01/2014 tanggal 26 November 2014 maka komposisi

Komite Nominasi dan Remunerasi PT Mandiri Tunas Finance

adalah sebagai berikut:

nama Jabatan

Hanifah Purnama Ketua

Sarastri Baskoro Anggota

Eka Fitria Anggota

Nenny Lasmanawati Anggota merangkap Sekretaris

Profil Anggota Komite nominasi dan Remunerasi*Profil Hanifah Purnama dan Sarastri Baskoro telah disajikan dalam profil Dewan Komisaris

Sarastri baskorohanifah Purnama

Kiri-Kanan:

nenny LasmanawatiEka Fitria

Page 163: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 161Laporan Tahunan 2014

Eka Fitria - Anggota Komite nominasi dan Remunerasi

Warga Negara Indonesia, 36 tahun, dilahirkan di Medan pada

tanggal 20 Agustus 1978. Menyelesaikan pendidikan S1 di

Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun

2000 dan Master in Business Administration dari IE Business

School, Madrid, Spanyol, pada tahun 2011.

Eka Fitria - Anggota Komite nominasi

dan Remunerasi

Bergabung dengan Perseroan sebagai anggota Komite Nominasi

dan Remunerasi pada bulan Desember 2014. Saat ini beliau

bekerja di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Department

Head Human Capital Strategy & Policy Group (2014-sekarang).

Sebelumnya beliau pernah menjabat beberapa posisi di PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk yaitu sebagai Chief Dealer Treasury Group

(2012-2013), Senior Manager Treasury Group (2007 -2010),

Manager Treasury Group (2005-2006), Assistant Manager

(2004), dan Officer Development Program (2003). Memulai

karir di Adhyaksa & Co Lawyers sebagai Associate (20012002).

nenny Lasmanawati – Anggota merangkap Sekretaris

Komite nominasi dan Remunerasi

Warga Negara Indonesia, 50 tahun, dilahirkan di Jakarta pada

tanggal 19 Agustus 1964. Menyelesaikan pendidikan S1 di

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia pada tahun 1990.

nenny Lasmanawati – Anggota merangkap Sekretaris Komite nominasi dan Remunerasi

Menjabat sebagai anggota merangkap Sekretaris Komite

Nominasi dan Remunerasi pada bulan Desember 2014. Saat ini

beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Human Capital Perseroan

sejak tahun 2012. Sebelumnya beliau pernah bekerja di PT

Asuransi Bintang Tbk sebagai Group Head Human Resources

(2009-2012). Selain itu pernah bekerja di PT Bank Danamon

Tbk sebagai Assessment Center Manager (2007-2009), PT Data

Dimensi Indonesia sebagai Assessment Center Manager (2000-

2007), dan di PT Bank Bali sebagai Assessment Staf. Memulai

karirnya sebagai Operation Manager di PT Trinindo Cakrabuana

(1990-1995).

Tata Kelola Perusahaan

Page 164: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance162Laporan Tahunan 2014

Piagam Charter Komite nominasi dan Remunerasi

Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, Komite Nominasi dan

Remunerasi PT Mandiri Tunas Finance telah dilengkapi Piagam

Charter yang ditetapkan pada tanggal 29 Oktober 2014. Pedoman

Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi, mengatur beberapa

hal terkait dengan: (a) Tugas dan Tanggung Jawab Komite, (b)

Kewenangan Komite, (c) Rapat Komite dan (d) Organisasi Komite.

Piagam Charter Komite Nominasi dan Remunerasi di review secara

berkala untuk memastikan bahwa cakupan pedoman tersebut selalu

sejalan dengan kebutuhan, dan/atau regulasi lain yang berlaku.

Fungsi, Wewenang dan Tugas Komite nominasi dan

Remunerasi

Fungsi

1. Menyusun, melaksanakan dan menganalisa kriteria dan

prosedur nominasi bagi calon Direksi dan Dewan Komisaris dan

juga prosedur pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris;

2. Mengidentifikasi calon Direksi dan Dewan Komisaris baik dari

dalam maupun dari luar yang memenuhi syarat untuk diajukan/

diangkat menjadi Direktur atau Dewan Komisaris;

3. Menyusun kriteria penilaian kinerja Direksi;

4. Mengusulkan suatu sistem remunerasi yang sesuai bagi Direksi

dan Dewan Komisaris berupa sistem penggajian, pemberian

fasilitas dan tunjangan, opsi yang diberikan serta sistem pensiun;

5. Memastikan pelaksanaan kepatuhan Perseroan terhadap

ketentuan dan atau regulasi OJK, Kementrian Ketenagakerjaan,

dan regulasi terkait lainnya termasuk hal-hal yang menjadi

keputusan RUPS Perseroan; dan

6. Mendukung aktifitas pengembangan sumber daya manusia

yang profesional.

Wewenang

1. Komite dapat mengakses catatan atau informasi tentang

pegawai Perseroan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas

Komite;

2. Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana diatur

dalam poin 1 di atas, Komite bekerja sama dengan

mitra kerja diantaranya Sekretaris Dewan Komisaris,

Komite Penunjang Dewan Komisaris, tim terkait di level

manajemen khususnya Human Resources Development

Division, dan unit-unit kerja Perseroan terkait lainnya

(jika diperlukan);

3. Komite mempunyai wewenang berkomunikasi

langsung dengan pegawai, termasuk Direksi dan pihak

yang terkait dengan pelaksanaan tugas Komite;

4. Apabila diperlukan Komite dapat melibatkan tenaga

ahli dan/atau konsultan/pihak independen di luar

Komite atau membentuk ad hoc team yang diperkukan

untuk membantu pelaksanaan tugasnya atas biaya

Perseroan;

5. Komite melakukan kewenangan lain yang diberikan

oleh Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan Tanggung Jawab yang terkait dengan Fungsi

Remunerasi:

1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi

Perseroan yang meliputi Gaji, Honorarium, Tunjangan

Hari Raya (THR), Benefit (medical, health, loan facility,

dan lainnya), Bonus/Insentif (untuk karyawan), dan

Tantiem (untuk Dewan Komisaris dan Direksi); dan

2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai kebijakan remunerasi bagi anggota Direksi

dan/atau Dewan Komisaris untuk disampaikan ke

RUPS serta kebijaksanaan remunerasi pejabat Eksekutif

dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan

kepada Direksi;

3. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi Perseroan

telah sesuai dengan kinerja keuangan Perseroan dan

pemenuhan cadangan sesuai peraturan/regulasi yang

berlaku, evaluasi prestasi kerja individual, kewajaran

peer group didalam maupun diluar Perseroan, dan

strategi pengembangan Perseroan jangka panjang.

Tata Kelola Perusahaan

Page 165: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 163Laporan Tahunan 2014

Tugas dan Tanggung Jawab Yang Terkait Dengan Fungsi

Nominasi

1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau

Dewan Komisaris;

2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai kebijakan, dan kriteria yang dibutuhkan dalam

nominasi anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris;

3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai nama calon anggota Direksi dan/atau Dewan

Komisaris;

4. Menelaah, dan mengusulkan perencanaan suksesi

(succession plan) anggota Direksi dan/atau Dewan

Komisaris;

5. Melakukan penilaian berdasarkan tolok ukur (benchmark)

yang telah disusun sebagai bahan evaluasi kinerja dan

pengembangan kemampuan Direksi dan/ atau Dewan

Komisaris;

6. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi

dan/atau Dewan Komisaris;

7. Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen

yang akan menjadi anggota Komite penunjang Dewan

Komisaris.

8. Merekomendasikan persetujuan perubahan struktur

organisasi sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi.

Pelaksanaan Tugas Komite nominasi dan Remunerasi

Selama tahun 2014 Komite Nominasi dan Remunerasi telah

melakukan kegiatan antara lain:

1. Melakukan pembahasan Rencana Kerja Komite Nominasi

dan Remunerasi.

2. Melakukan pembahasan usulan benchmark remunerasi dan

grading pegawai.

3. Melakukan pembahasan paket remunerasi pengurus dan

memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.

Tata Kelola Perusahaan

Rapat Komite nomiinasi dan Remunerasi

Sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Nominasi dan

Remunerasi, Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi

diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan penugasan

dari Dewan Komisaris, sekurang kurangnya sekali dalam satu

tahun. Rapat hanya dapat diselenggarakan bila dihadiri paling

kurang 51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota

Komite termasuk kehadiran seorang Komisaris Independen dan

Sekretaris Komite. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite. Jika ketua

komite berhalangan hadir maka rapat dapat diselenggarakan

dengan dipimpin oleh anggota komite yang lain berdasarkan

musyawarah mufakat. Sekretaris Komite harus hadir disetiap

rapat dan mencatat jalannya rapat. Apabila sekretaris komite

berhalangan hadir, salah satu pegawai tingkat manajerial

yang membidangi sumber daya manusia dapat menggantikan

sekretaris komite tersebut.

Keputusan rapat Komite dilakukan berdasarkan musyawarah

mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat,

pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara

terbanyak. Hasil rapat Komite wajib dituangkan dalam risalah

rapat yang ditanda tangani oleh seluruh anggota yang hadir

dan didokumentasikan secara baik oleh Sekretaris Komite.

Perbedaan pendapat (dissenting opinions) dalam pengambilan

keputusan yang terjadi dalam rapat Komite wajib dicantumkan

secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan

pendapat tersebut.

Pelaksanaan fungsi Komite dilakukan secara transparan dan

akuntabel. Komite membuat laporan kepada Dewan Komisaris

atas setiap penugasan yang diberikan dan atau untuk setiap

masalah yang diidentifikasi memerlukan perhatian Dewan

Komisaris.

Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Komite nominasi

dan Remunerasi

Selama tahun 2014, Komite Nominasi dan Remunerasi telah

menyelenggarakan 1 (satu) kali rapat dengan agenda sebagai

berikut:

Page 166: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance164Laporan Tahunan 2014

Tanggal Rapat hanifah Purnama Sarastri baskoro Eka Fitrianenny

Lasmanawati

10 Desember 2014 √ √ √ √

Frekuensi Kehadiran Komite nominasi dan Remunerasi

Komite nominasi dan Remunerasi

Jumlah Rapat Kehadiran %hadir

Hanifah Purnama 1 1 100%

Sarastri Baskoro 1 1 100%

Eka Fitria 1 1 100%

Nenny Lasmanawati 1 1 100%

Pelatihan Komite nominasi dan Remunerasi Tahun 2014

Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan baru dibentuk

pada 26 November 2014 sehingga belum ada pelatihan yang

diikuti oleh Komite Nominasi dan Remunerasi di tahun 2014.

G. DIREKSI

Secara umum, Direksi bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa seluruh aktivitas pengelolaan Perseroan seperti

operasional, keuangan, hal lain-lain berjalan secara efisien

dan efektif serta sesuai prinsip-prinsip GCG. Direksi senantiasa

melaksanakan pengelolaan usaha sekaligus mengelola dan

melindungi kekayaan perusahaan, strategi, dan rencana

anggaran secara teratur serta merupakan representasi dari

perusahaan baik secara internal maupun eksternal.

Secara khusus, Direksi terus melaksanakan strategi yang telah

ditetapkan dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan

serta memastikan agar seluruh komponen Perseroan bekerja

dalam koridor nilai-nilai perusahaan secara konsisten.

Direksi senantiasa menjalankan tugas kepengurusan Perseroan

dengan memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh

pihak terkait dengan aktivitas bisnis Perseroan. Peran ini dan

tanggung jawab Direksi Perseroan dijabarkan dalam Anggaran

Dasar dan dirinci lebih lanjut dalam Pembagian Tugas dan

Wewenang serta Tata Tertib Direksi sesuai dengan Keputusan

Direksi No.021/SK-DIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011.

Tata Kelola Perusahaan

Direksi wajib tunduk kepada ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, Anggaran Dasar serta keputusan

RUPS.

Persyaratan Direksi

Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung

jawab penuh atas terlaksananya GCG sebagai bagian dari

pengelolaan Perseroan yang konsisten dan berkesinambungan.

Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan melalui

RUPS. Setiap anggota Direksi yang akan diangkat wajib

memenuhi seluruh persyaratan Kemampuan dan kepatutan

sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/

POJK.5/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian

Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan

Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan

Perusahaan Penjaminan (POJK No.4).

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang akan dilakukan

oleh OJK terhadap Direksi meliputi Kompetensi, Integritas dan

Reputasi Keuangan.

Penilaian faktor kompetensi, meliputi kriteria:

a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan

jabatannya;

b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di

bidang perusahaan pembiayaan dan peraturan perundang-

undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan

pembiayaan;

c. Pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan

dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan

Page 167: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 165Laporan Tahunan 2014

d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam

rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan

yang sehat.

Penilaian faktor integritas, meliputi kriteria:

a. Tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana dibidang

jasa keuangan dan/atau perekonomian;

b. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan

berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka waktu

paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian kemampuan

dan kepatutan;

c. Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati

dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa

keuangan;

d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan

keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang Saham,

anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pegawai dan/

atau pihak lain yang dapat merugikan Konsumen;

e. Tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang

usaha jasa keuangan;

f. Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor

Perbankan;

Tata Kelola Perusahaan

g. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai

dengan kewenangannya atau di luar kewenangannya;

h. Tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan

kewenangannya; dan

i. Tidak pernah melanggar peraturan perundang-undangan

dibidang Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).

Penilaian faktor reputasi keuangan, meliputi kriteria:

a. Tidak memliki kredit macet;

b. Tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi

Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan

Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu

Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan putusan

Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum

penilaian kemampuan dan kepatutan; dan

c. Tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian uang.

Anggota Direksi Perusahaan Pembiayaan wajib memenuhi

seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan

POJK No.4. Seluruh anggota Direksi Perseroan telah memenuhi

kelulusan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang diadakan

oleh Bapepam dan LK, sebagai berikut:

nama Direksi JabatanTanggal Lulus Uji Kemampuan dan

KepatuhanKeputusan bapepam dan LK nomor

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 23 Juni 2009 Kep-162/BL/2009

Anton Herdianto* Direktur 22 Juni 2010 Kep-237/BL/2010

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 5 Juli 2010 Kep-273/BL/2010*Anton Herdianto telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perseroan per tanggal 24 Oktober 2014.

Struktur dan Komposisi Direksi

Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan melalui

keputusan RUPS. Masa jabatan masing-masing anggota Direksi

berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang kelima sejak

tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak dari RUPS

untuk memberhentikan para anggota Direksi sebelum masa

jabatannya berakhirnya dengan menyebutkan alasannya.

Di tahun 2014 terjadi perubahan Direksi di mana Anton

Herdianto telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perseroan

per tanggal 24 Oktober 2014 dikarenakan adanya penugasan

kembali di Bank Mandiri sebagai Group Head Strategy &

Performance Group dan pengunduran dirinya telah disetujui

oleh Pemegang Saham Perseroan melalui Akta Pernyataan

Page 168: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance166Laporan Tahunan 2014

Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 41 tanggal 28 Oktober 2014 yang dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH,

Notaris di Jakarta. Dengan demikian susunan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:

nama Direksi Jaba tanTanggal

PengangkatanAkhir Masa Jabatan

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 6 Februari 2012 RUPS Tahunan Tahun 2017

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 29 Juni 2010 RUPS Tahunan Tahun 2015

7. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan tanggung

jawab sosial Perseroan serta mendorong penerapan

prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam

Perseroan.

8. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau

lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan

dan usaha Perseroan.

9. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas

nama Direksi serta mewakili Perseroan dan berhak

mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau

kuasanya dengan memberikan kepadanya atau

kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu

sebagaimana diatur dalam Surat Kuasa.

10. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari Direksi

lainnya.

· harjanto Tjitohardjojo, sebagai Direktur Sales dan

Marketing

1. Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinasikan

seluruh bisnis unit dalam mengembangkan dan

memasarkan produk dan aliansi sehingga lebih

marketable dan profitable

2. Mengarahkan dan mensupervisi divisi-divisi dan kepala

wilayah yang berada di bawahnya.

3. Memimpin dan mengarahkan kebijakan dan strategi

yang berhubungan dengan kegiatan bisnis dan

pemasaran untuk jangka panjang, jangka menengah

dan jangka pendek.

4. Membantu Direktur Utama dalam mengarahkan proses-

proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi

tantangan persaingan bisnis dengan mendorong

bisnis unit membuat produk supaya lebih dinamis dan

kompetitif.

Tata Kelola Perusahaan

Seluruh Direksi Perseroan saat ini menetap di Indonesia dan

tidak merangkap jabatan sebagai Direksi pada perusahan

pembiayaan lain ataupun merangkap sebagai anggota

Dewan Komisaris pada perusahaan pembiayaan lainnya sesuai

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indoensia Nomor

84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 tentang

Perusahaan Pembiayaan.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Direksi

memiliki tugas dan tanggung jawab khusus yang telah

ditetapkan dalam Rapat Direksi, yaitu:

· Ignatius Susatyo Wijoyo sebagai Direktur Utama

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengurusan Perseroan

sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan

keputusan RUPS Perseroan dengan memperhatikan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Mengarahkan proses perubahan yang diperlukan

untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan

mendorong bisnis unit membuat produk dengan lebih

dinamis dan kompetitif.

3. Mengkoordinasikan kelancaran pelaksanaan tugas-

tugas yang berhubungan dengan Business Unit dan

Supporting Unit agar berjalan lancar, efektif dan efisien.

4. Mengarahkan dan mengontrol divisi-divisi yang berada

dibawahnya.

5. Meningkatkan citra Perseroan dengan membina

hubungan baik dengan semua stakeholder.

6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan

tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai

maksud dan tujuan.

Page 169: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 167Laporan Tahunan 2014

5. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan

tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai

maksud dan tujuan.

6. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau

lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan

dan usaha Perseroan.

7. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama

Direksi serta mewakili Perseroan dalam hal Direktur

Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab

apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan oleh pihak

ketiga.

Pedoman dan Tata Tertib Direksi

Dalam rangka untuk menjamin kelancaran tugas-tugas

Direksi serta tata tertib kerja Direksi dan pembagian tugas

masing-masing, Direksi telah menetapkan Keputusan Direksi

No.021/SKDIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011 tentang

Pembagian Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Direksi

Perseroan.

Dalam Keputusan Direksi tersebut telah ditetapkan hal-hal

sebagai berikut: pembidangan tugas masing-masing Direksi,

tanggung jawab dan kewenangan Direksi, etika dan waktu

kerja, dan tata tertib rapat Direksi.

Prosedur dan Penetapan Remunerasi Direksi

Sesuai dengan ketentuan Pasal 96 ayat 1 Undang-undang

Nomor: 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, jumlah

remunerasi para anggota Direksi, yang mencakup gaji dan

tunjangan lainnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Rapat

Tata Kelola Perusahaan

Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan kewenangan

Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dapat dilimpahkan

kepada Dewan Komisaris. Keputusan Remunerasi didasarkan

pada pertimbangan lingkup Perseroan, pencapaian Key

Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pada awal tahun

serta tanggung jawab masing-masing Direksi.

Adapun prosedur penetapan remunerasi bagi Direksi adalah

sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi kepada

RUPS.

2. RUPS menetapkan remunerasi bagi Direksi.

Prosedur Remunerasi Direksi dalam tahun 2014 ditetapkan

dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 10 April

2014 sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Rapat Umum

Para Pemegang Saham Tahunan PT Mandiri Tunas Finance

No. 24 dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH., Notaris di Jakarta,

dimana pemegang saham telah menyetujui untuk memberikan

wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih

dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas

untuk menetapkan besaran gaji dan honorium bagi anggota

Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013. Pemberian

remunerasi untuk tahun 2013 kepada Direksi memperhatikan

realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) pada

tahun 2013. Selama tahun 2014, Direksi Perseroan menerima

remunerasi sebesar Rp10 miliar.

Jumlah aktual remunerasi Direksi Perseroan dari tahun 2010–

2014 adalah sebagai berikut:

Jenis RemunerasiJumlah Direksi

Jumlah Remunerasi Direksi (Rp Juta)

2014* 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010

Honorium 3 3 3 3 3 3.378 3.293 3.016 1.622 2.534

Tantiem 3 3 3 3 3 2.609 1.210 822 1.250 1.170

Tunjangan Lain 3 3 3 3 3 4.024 2.595 2.901 2.028 1.519

Jumlah 10.011 7.098 6.740 5.900 5.223*Satu orang anggota Direksi aktif sampai dengan September 2014

Page 170: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance168Laporan Tahunan 2014

Remunerasi per orang Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit

Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun

Jumlah Dewan Komisaris (orang)

Jumlah Direksi (orang)Jumlah Komite Audit

(orang)

Di atas Rp2 miliar - - -

Di atas Rp1 miliar s/d 2 miliar - 3 -

Di atas Rp500 juta s/d Rp1 miliar 1 - -

Di bawah Rp500 juta 2 - 3

hubungan Remunerasi Dengan Kinerja Perusahaan

Keputusan remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup

pekerjaan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang

ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab asing-masing

Direksi. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris menentukan

dasar penetapan remunerasi bagi Direksi yang berbasiskan pada

metode balance scorecard dengan menggunakan parameter

yang telah ditentukan.

Rapat Direksi

Rapat Direksi dilakukan oleh seorang atau lebih anggota Direksi

dengan berdasarkan atas permintaan tertulis dari seorang atau

lebih anggota Direksi atau permintaan tertulis dari pemegang

saham yang bersama-sama mewakili sepersepuluh atau lebih

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat

atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap

anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling

lambat tiga hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak

memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu,

dan tempat rapat.

Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama namun apabila

berhalangan untuk hadir dan tidak perlu dibuktikan kepada

pihak ketiga atas ketidakhadirannya, maka Rapat Direksi dapat

dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan

dari anggota Direksi yang hadir. Seorang anggota Direksi dapat

diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya

berdasarkan Surat Kuasa.

Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan

yang mengikat apabila lebih dari setengah jumlah anggota

Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat. Keputusan Rapat Direksi

diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak

tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara

berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari setengah dari

jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara

yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat

Direksi yang akan menentukan.

Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan satu

suara dan tambahan satu suara untuk setiap anggota Direksi

lain yang diwakilinya. Pemungutan suara mengenai diri orang

dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan,

sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan

secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada

rasa keberatan dari yang hadir. Suara blanko dan suara yang

tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap

tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara

yang dikeluarkan.

Direksi dapat mengambil keputusan yang sah tanpa

mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan sudah adanya

pemberitahuan secara tertulis pada semua anggota Direksi dan

semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul

yang diajukan dengan menandatangani persetujuan tersebut.

Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai

kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan

sah dalam Rapat Direksi.

Tata Kelola Perusahaan

Page 171: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 169Laporan Tahunan 2014

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat

Selama 2014, Direksi secara berkala telah melakukan pertemuan sebanyak 12 (dua belas) kali pertemuan. Berikut data rapat-rapat

Direksi beserta kehadirannya:

nama Direksi Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Persentase

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 12 12 100%

Anton Herdianto Direktur 12 10 83%

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 12 12 100%

nama Dewan Komisaris dan Direksi

Jabatan Jumlah Rapat Jumlah KehadiranTingkat

Kehadiran (%)

Anton Setiawan Komisaris Utama 11 11 100%

Sarastri Baskoro Komisaris 11 11 100%

Hanifah Purnama Komisaris Independen 11 11 100%

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 11 11 100%

Anton Herdianto Direktur 11 10 91%

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 11 11 100%

Rapat yang sudah dilakukan tersebut menghasilkan berbagai

keputusan dan kebijakan yang telah dibahas dan diputuskan

bersama dalam Rapat Direksi, antara lain:

1. Evaluasi kinerja operasional dan keuangan setiap bulan.

2. Pengembangan paket-paket produk pembiayaan.

3. Optimalisasi strategi pemasaran terutama untuk

mengoptimalkan captive market yang tersedia.

4. Penyempurnaan kebijakan dan proses kredit.

5. Pengembangan sumber daya manusia dengan

melaksanakan program penilaian karyawan secara

berkala dan pelaksanaan program Managers

Development Program (MDP) untuk meningkatkan

potensi dan kompetensi karyawan Perseroan.

6. Pembahasan hasil temuan-temuan Divisi Internal Audit.

7. Penyempurnaan kebijakan dan prosedur pengelolaan

manajemen risiko.

8. Penyesuaian struktur organisasi sesuai perkembangan

bisnis Perseroan.

9. Rencana pembelian aset gedung kantor cabang baru.

Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

Pada 2014, Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan

dengan Direksi sebanyak 11 (sebelas) kali rapat dengan tingkat

kehadiran sebagai berikut:

Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit

Di tahun 2014, Perseroan mengadakan rapat gabungan yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit sebanyak 11

(sebelas) kali rapat. Secara rinci, dapat disajikan melalui table berikut:

Tata Kelola Perusahaan

Page 172: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance170Laporan Tahunan 2014

nama Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Presentase

Anton Setiawan Komisaris Utama 11 9 82%

Sarastri Baskoro Komisaris 11 9 82%

Hanifah Purnama Komisaris Independen 11 11 100%

Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama 11 9 82%

Anton Herdianto Direktur 11 7 64%

Harjanto Tjitohardjojo Direktur 11 8 67%

Rodion Wikanto Njotowidjojo

Anggota Komite Audit 11 11 100%

Sunardi Edirianto Anggota Komite Audit 11 11 100%

Program Pelatihan Direksi 2014

Dalam rangka meningkatkan kompetensi seluruh jajaran Direksi, Perseroan menyelenggarakan program pelatihan sebagai berikut:

nama JabatanJenis Pelatihan/

Seminar/WorkshopPelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)

Ignatius Susatyo Wijoyo

Direktur Utama Workshop: Tinjauan Efektivitas “One and Two Tier Boards”

4 November 2014 Bank Mandiri -

International Seminar "Financial Literacy for Women and SME's"

25-26 November 2014

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

-

Sosialisasi Peraturan OJK tentang Perusahaan Pembiayaan

16 Desember 2014 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

-

Anton Herdianto

Direktur International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review (A Seminar for Fit and Proper Refreshment for Director, Commissioner, Controlling Shareholder, Sharia Supervisory Board & Foreign Employee)

23 Mei 2014 Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia

(APPI)

4.000.000

Harjanto Tjitohardjojo

Direktur Integrating Marketing & Finance 2014

20-22 Agustus 2014 Markplus, Inc. 16.500.000

Tata Kelola Perusahaan

Page 173: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 171Laporan Tahunan 2014

nama JabatanJenis Pelatihan/

Seminar/WorkshopPelaksanaan Penyelenggara biaya (Rp)

International Seminar on Market Conduct “A New Era of Conduct Supervision: Consequencess, Challenges, and Opportunities”

8-9 Oktober 2014 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

-

Strategic Marketing Management

8-12 Desember 2014 Chicago Booth School, USA

111.338.500

Kebijakan Perusahaan Tentang Penilaian Terhadap

Kinerja Direksi

Jumlah remunerasi anggota Direksi ditetapkan berdasarkan

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang berdasarkan

atas ketentuan Pasal 96 ayat 1 Undang-undang Nomor

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Remunerasi

diputuskan sesuai dengan pertimbangan lingkup pekerjaan,

pencapaian kinerja secara keseluruhan, kondisi Perseroan,

pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan

pada awal tahun serta tanggung jawab masing-masing Direksi.

Adapun prosedur penetapan bagi Direksi adalah sebagai

berikut:

1. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi kepada

RUPS.

2. RUPS menetapkan remunerasi bagi Direksi.

Remunerasi Direksi dalam tahun 2014 telah ditetapkan dalam

RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 10 April 2014

dengan mempertimbangkan hasil rapat Dewan Komisaris.

Selama tahun 2014, Direksi Perseroan menerima remunerasi

sebesar Rp10 miliar.

Perseroan menilai bahwa kebijakan remunerasi terhadap

Direksi telah sejalan dengan pencapaian kinerja yang diberikan

di tahun 2013.

Tata Kelola Perusahaan

hubungan Remunerasi Dengan Kinerja Perusahaan

Keputusan remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup

pekerjaan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang

ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab masing-

masing Direksi. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris

menentukan dasar penetapan remunerasi bagi Direksi

yang berbasiskan pada metode balance scorecard dengan

menggunakan parameter yang telah ditentukan.

Indikator Kinerja

Penilaian kinerja Direksi selama tahun 2014 dilakukan

berdasarkan metode balance scorecard dengan menggunakan

parameter sebagai berikut:

1. Pencapaian kinerja sesuai Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) yaitu meliputi pencapaian target angka-

angka keuangan seperti volume pembiayaan, profitabilitas,

pembiayaan joint financing, cost efficiency ratio, cost of

credit dan piutang pembiayaan bermasalah.

2. Penyempurnaan dan pengembangan proses bisnis

pembiayaan, meliputi antara lain proses kredit, proses

operasional, proses pemasaran, dan proses collection.

3. Perluasan jaringan usaha dan peningkatan kerjasama

aliansi.

4. strategis dengan Group serta pengembangan kerjasama

dengan dealer dan showroom.

5. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan

corporate branding.

Page 174: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance172Laporan Tahunan 2014

Pemenuhan Syarat Keberlanjutan

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/

POJK.5/2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian, Dana

Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan,

telah ditentukan di dalam Pasal 21 bahwa tentang Syarat

Keberlanjutan bahwa anggota Direksi dan Dewan Komisaris

Perusahaan Pembiayaan yang lulus dalam penilaian kemampuan

dan kepatutan wajib memenuhi syarat keberlanjutan paling

sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

Tata Kelola Perusahaan

Terkait dengan pemenuhan ketentuan OJK tersebut di atas, Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang telah lulus dalam uji

kemampuan dan kepatutan telah memenuhi Syarat Keberlanjutan di tahun 2014, dengan data sebagai berikut :

no. nama JabatanPemenuhan Syarat Keberlanjutan

Kegiatan Tanggal Tempat Penyelenggara

1Sarastri Baskoro

KomisarisMengikuti International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review.

23-Mar-14 Bali APPI

2Ignatius Susatyo Wijoyo

Direktur Utama

Pengajar AR Management dalam Workshop "How To Be A Good & Qualified Multifinance Branch Manager".

24 - 26 Apr 2014

Bogor APPI

Pengajar dalam Kuliah Umum (Edukasi) "Mengenal Industri Perusahaan Pembiayaan dan Prospek Karirnya"

6-May-14 SamarindaUniversitas

Mulawarman & Perseroan

Pembicara Talkshow Multifinance Industry Seminar: "Mengejar Pertumbuhan Multifinance di Tengah Perlambatan"

1-Oct-14 Jakarta

Majalah Infobank

& Sungard Financial Systems

3Anton Herdianto(*)

DirekturMengikuti International Seminar Asia Pacific and Indonesia Economic Review

23-Mar-14 Bali APPI

4Harjanto Tjitohardjojo

Direktur

Pengajar dalam Kuliah Umum (Edukasi) "Mengenal Industri Perusahaan Pembiayaan dan Prospek Karirnya"

6-May-14 SamarindaUniversitas

Mulawarman & Perseroan

International Seminar on Market Conduct "A New Era of Conduct Supervision : Consequences, Challenges, and Opportunities".

8 - 9 Sept 2014

Bali OJK

Berdasarkan ketentuan tersebut, pemenuhan syarat

keberlanjutan harus dilakukan dengan cara mengikuti atau

melakukan kegiatan di bidang industri keuangan yaitu:

1. Mengikuti seminar, workshop, atau kegiatan lain yang

sejenis;

2. Mengikuti kursus, pelatihan, atau program pendidikan

sejenis;

3. Menulis makalah, artikel, atau karya tulis lain yang

dipublikasikan; atau

4. Menjadi pembicara dalam kegiatan seminar atau workshop,

menjadi pengajar atau menjadi instruktur dalam kegiatan

kursus, pelatihan atau program pendidikan sejenis.

Page 175: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 173Laporan Tahunan 2014

no. nama JabatanPemenuhan Syarat Keberlanjutan

Kegiatan Tanggal Tempat Penyelenggara

Keterangan :

*Telah mengundurkan diri pada 24 Oktober 2014.

Penilaian kinerja Direksi secara keseluruhan dilakukan oleh

Dewan Komisaris dan menjadi dasar dalam menentukan

remunerasi Direksi.

Rencana Jadwal Rapat Direksi tahun 2015

no. hari Tanggal

1 Selasa 13 Januari

2 Selasa 10 Februari

3 Selasa 10 Maret

4 Selasa 7 April

5 Selasa 12 Mei

6 Selasa 9 Juni

Tata Kelola Perusahaan

no. hari Tanggal

7 Rabu 7 Juli

8 Selasa 11 Agustus

9 Selasa 8 September

10 Selasa 6 Oktober

11 Selasa 10 Oktober

12 Selasa 8 Desember

Pelaksanaan Keputusan RUPS Tahunan Tahun buku 2014

oleh Direksi

Direksi telah melaksanakan seluruh keputusan yang telah

diambil dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada 10 April

2014 di Jakarta.

hASIL KEPUTUSAn RUPS TAhUnAn TAhUn bUKU 2013 DAn REALISASInYA

Agenda hasil Keputusan RUPST Realisasi

Pertama

Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, serta mengesahkan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young, “EY”) sebagaimana ternyata dalam laporan Auditor Independen Nomor RPC-4726/PSS/2014 tertanggal 24 Januari 2014 dengan pendapat wajar dalam semua hal material, dengan demikian memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan, yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Terealisasi

Page 176: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance174Laporan Tahunan 2014

Kedua

Menyetujui dan menetapkan Penggunanaan Laba Bersih Perseroan tahun buku 2013 sebesar Rp176.311.769.806,96 (seratus tujuhpuluh enam miliar tigaratus sebelas juta tujuhratus enampuluh sembilan ribu delapanratus enam koma sembilan enam rupiah) sebagai berikut :a. Membagikan dividen final sebesar 12% dari jumlah laba bersih Perseroan yang akan

dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp21.157.412.376,84 (duapuluh satu miliar seratus limapuluh tujuh juta empatratus duabelas ribu tigratus tujuhpuluh enan koma delapan empat Rupiah) atau Rp8,46 (delapan koma empat enam rupiah) perlembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.

b. Sisa laba bersih tahun 2013 sebesar Rp155.154.357.430,12 (seratus limapuluh lima miliar seratus limapuluh empat juta tigaratus limapuluh tujuh ribu empatratus tigapuluh koma satu dua rupiah) atau sebesar 88% dari jumlah laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning) yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan Perseroan.

Terealisasi

Ketiga

Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

Terealisasi

Keempat

Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya tantieme yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2013.

Terealisasi

Kelima

Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014 dan memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas dan/atau tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2014.

Terealisasi

Keenam

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan sejak penutupan rapat ini, untuk mengalihkan dan/atau menjadikan lebih dari 50% kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan dan penerbitan obligasi atau surat berharga dalam 1 transaksi atau lebih, baik yang berkaitan atu sama lain maupun tidak sebesar Rp4.000.000.000.000 (empat triliun rupiah) di tahun buku 2015. Dimana untuk setiap pengalihan dan atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan dengan kelipatan sebesar Rp1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut.

Terealisasi

Tata Kelola Perusahaan

Page 177: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 175Laporan Tahunan 2014

KetujuhTidak ada keputusan dan menerima laporan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 sebagaimana yang telah disampaikan.

Terealisasi

Kedelapan

Dalam rangka konsolidasi Manajemen Risiko termasuk dalam rangka Menjaga Tingkat Kesehatan Perusahaan Anak, Rapat memberikan wewenang kepada Pemegang Saham atau pihak yang ditunjuk oleh Pemegang Saham untuk memperoleh data dan/atau melakukan kerja sama pengelolaan manajemen risiko, pelaksanaan Audit Perseroan maupun kegiatan lainnya yang terkait dengan pengelolaan Perseroan. Pelaksanaan asistensi, kerjasama pengelolaan manajemen risiko maupun pelaksanaan Audit Perseroan tidak mengenyampingkan tugas dan wewenang Direksi dalam melakukan tindakan pengurusan dan tugas Dewan Komisaris dalam melakukan tindakan pengawasan perseroan. Perseroan diwajibkan melaporkan setiap informasi yang relevan dan material kepada pemegang saham melalui pihak yang ditunjuk atau diberi kuasa oleh pemegang saham secara berkala serta menyusun subsidiary guideline principle bersama sama pemegang saham.

Terealisasi

KoMITE DI bAWAh DIREKSI Komite Personalia

Di awal tahun 2013, Direksi telah membentuk Komite Personalia

berdasarkan Surat Keputusan Nomor 001/SK-DIR/MTF/I/2012

tanggal 2 Januari 2012 tentang Komite Personalia.

Tugas Komite Personalia

1. Menyusun kebijakan Human Resources;

2. Menetapkan status pegawai: promosi, demosi, mutasi, dan

lain-lain;

3. Menetapkan kebijakan Human Resources: pembuatan

Buku Pedoman Perusahaan, Surat Keputusan, dan lain-lain;

4. Menetapkan reward dan penalty untuk pegawai;

5. Membentuk kode etik perusahaan, memastikan terjadinya

sosialiasi kode etik serta pengambilan keputusan terhadap

penyimpangan etika kerja.

Keanggotaan dan Struktur Organisasi:

· Komite Personalia terdiri dari Anggota Tetap dan Anggota

Tidak Tetap.

· Anggota Tetap, adalah anggota yang wajib hadir dalam

setiap rapat komite kecuali dengan ijin Ketua Komite

Personalia.

· Anggota Tidak Tetap adalah peserta undangan pada rapat

Komite Personalia.

Struktur organisasi Komite Personalia terdiri dari:

Ketua (Komite Member):

- Direktur Utama (merangkap anggota komite)

Anggota Tetap (Voting Member):

- Direktur

Sekretaris/Anggota Tetap (Non Voting Member):

- Kepala Divisi Human Resources Development

Anggota Tidak Tetap (Non Voting Member):

- Kepala Divisi/Unit Kerja/Kepala Wilayah

- Pegawai lainnya

Rapat Komite Personalia diadakan secara berkala, setiap 2

(dua) bulan sekali pada minggu pertama atau atas permintaan

Ketua Komite/salah satu anggota Komite Personalia jika ada

sesuatu hal yang mendesak. Rapat dinyatakan korum bila

dihadiri oleh minimal 2 (dua) Anggota Tetap dan Ketua Komite.

Keputusan rapat berupa kebijakan yang bersifat individual

tentang status kepegawaian akan disampaikan oleh Sekretaris

Komite Personalia kepada atasan langsung pegawai yang

bersangkutan untuk dilaksanakan. Sedangkan keputusan rapat

yang berupa kebijakan yang bersifat umum akan ditindaklanjuti

oleh Sekretaris Komite Personalia.

Dalam menjalankan pengelolaan Perseroan, khususnya dalam

penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik,

Tata Kelola Perusahaan

Page 178: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance176Laporan Tahunan 2014

Direksi dibantu oleh fungsi Audit Internal dan Sekretaris

Perusahaan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan

Perseroan dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Keputusan-keputusan Komite Personalia selama tahun 2014

meliputi:

1. Pembahasan untuk Kebijakan/Ketentuan Cash, Benefit dan

Fasilitas Kepegawaian

a. Surat Keputusan Direksi No. 009A/SK-DIR/MTF/XII/2014

tentang Fasilitas Kesehatan Pegawai.

b. Surat Keputusan Direksi No. 005/SK-DIR/MTF/V/2014

tentang Addendum Atas SK No. 013/SK-DIR/MTF/2012

tentang Fasilitas CAP.

2. Pembahasan tentang Performance, Penugasan, Penempatan

dan Mutasi Pegawai

a. Surat Keputusan Direksi No. 003/SK-DIR/MTF/IV/2014

tentang Penugasan Pegawai.

b. Surat Keputusan Direksi No. 009/SK-DIR/MTF/VIII/2014

tentang Addendum Atas SK No. 003/SK-DIR/MTF/

IV/2014 tentang Penugasan Pegawai.

c. Surat Keputusan Direksi No. 009/SK-DIR/MTF/VIII/2014

tentang Addendum Atas SK No. 003/SK-DIR/MTF/

IV/2014 tentang Penugasan Pegawai.

3. Pembahasan tentang Struktur Organisasi dan Kegiatan

Perusahaan

a. Surat Edaran No. 041/SE/MTF/IX/2014 tentang

Ketentuan Pengunduran Diri Pegawai.

b. Surat Keputusan Direksi No. 004/SK-DIR/MTF/V/2014

tentang Perubahan Struktur Organisasi.

c. Surat Keputusan Direksi No. 006/SK-DIR/MTF/VII/2014

tentang Perubahan Struktur Organisasi Divisi Operations

dan Divisi AR Management.

d. Surat Keputusan Direksi No. 006A/SK-DIR/MTF/VII/2014

tentang Struktur Organisasi Perusahaan.

e. Surat Keputusan Direksi No. 007/SK-DIR/MTF/VIII/2014

tentang Addendum atas SKD 019/SK-DIR/MTF/XII/2013

tentang Perubahan Struktur Organisasi Kantor Wilayah.

f. Surat Keputusan Direksi No. 010/SK-DIR/MTF/X/2014

tentang Addendum atas SKD 006A/SK-DIR/MTF/

VII/2014 tentang Struktur Organisasi Perusahaan.

Tata Kelola Perusahaan

g. Surat Keputusan Direksi No. 011/SK-DIR/MTF/

XII/2014tentang Perubahan Struktur Organisasi Kantor

Pusat PT Mandiri Tunas Finance.

h. Memo Internal No. 068/Memo-HRD/MTF/VII/2014

tentang Perubahan dan Pengalihan Fungsi, Tugas, dan

Tanggung Jawab BMM & BOM

i. Memo Internal No. 076/Memo-HRD/MTF/VIII/2014

tentang Tanggung Jawab atas Kinerja Regional atau

Cabang terkait Mutasi atau Promosi Pejabat Regional

atau Cabang

j. Memo Internal No. 113/Memo-HRD/MTF/XII/2014

tentang Penilaian Pegawai PeriodeTahun 2014

SEKRETARIS PERUSAhAAn Dalam menjalankan fungsi komunikasi kepada pihak eksternal

dan internal, Direksi Perseroan dibantu oleh Sekretaris

Perusahaan atau Corporate Secretary. Keberadaan Corporate

Secretary pada awalnya diatur dalam Peraturan Bapepam

No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep.63/

PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan

Sekretaris Perusahaan. Perseroan sebagai salah satu Emiten

Surat Utang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berdasarkan

Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tersebut diwajibkan memiliki

fungsi Corporate Secretary yang selain menjalankan fungsi

komunikasi juga diharapkan dapat membantu Direksi dalam

menjalankan good corporate governance dan pelayanan

(government relation) kepada pihak yang berkepentingan

(stakeholders) yang bertujuan untuk menciptakan keterbukaan

dan memelihara goodwill Perseroan di mata regulator sesuai

koridor kepatutan dan etika bisnis .

Selain itu, pelaksanaan program-program kegiatan Perseroan

baik kegiatan bisnis maupun kegiatan untuk memenuhi

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat juga

menjadi fokus kegiatan dari Corporate Secretary.

Corporate Secretary di Perseroan membawahi Departemen

Corporate and Marketing Communication dan Departemen

Customer Care & Services. Melalui keberadaan Corporate

Secretary, Perseroan dapat memastikan penyampaian informasi

dilakukan secara secara akurat, transparan dan tepat waktu

kepada instansi yang terkait, Pemegang Saham Perseroan

maupun kepada pemangku kepentingan lainnya.

Page 179: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 177Laporan Tahunan 2014

Dalam perkembangannya, Otoritas Jasa Keuangan merubah

Peraturan Bapepam No. IX.I.4 tersebut dengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 35/POJK.04/2014 tanggal

8 Desember 2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau

Tata Kelola Perusahaan

Perusahaan Publik. POJK tersebut bertujuan untuk mendorong

kinerja Perseroan, melindungi kepentingan pemangku

kepentingan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Profil Sekretaris Perusahaan

hengki heriandono

Warga Negara Indonesia, 43 tahun, dilahirkan di Jakarta, 19

Juni 1971. Menyelesaikan pendidikan Strata satu di Fakultas

Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1995. Bergabung

di Perseroan sebagai Kepala Divisi Corporate Secretary pada

tahun 2010 sampai saat ini.

hengki heriandono - Sekretaris

Perusahaan

Pada tahun 1996-1998 bekerja di PT Bhuwanatala Indah Permai

Tbk sebagai Assistant Corporate Legal Manager. Kemudian

menjabat sebagai Corporate Secretary dan Corporate Legal

Manager PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk pada tahun 1998-

2009. Memulai karir di PT BDNI Securities sebagai Corporate

Finance pada tahun 1995-1996. Beberapa pelatihan yang

diikuti selama 2014, antara lain:

Jenis Pelatihan/Workshop/Seminar Waktu Penyelenggara biaya (Rp)

Workshop ”Annual Report Award 2012 dan Korelasi antara Implementasi GCG, Global Reporting Initiatives dan Annual Report Award”.

29 Januari 2014 PT Bursa Efek Indonesia -

Workshop “Penanganan Keluhan Konsumen Multifinance sebagai Amanat POJK No. 1 / 2013”.

26 Maret 2014Asosiasi Perusahaan

Pembiayaan Indonesia (APPI)

3.000.000

Seminar “Indonesia Setelah Pemilu 2014”. 22 Mei 2014PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

-

Sosialisasi “Compliance terhadap Peraturan OJK dan PSAK Baru”.

25 November 2014 Otoritas Jasa Keuangan -

Page 180: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance178Laporan Tahunan 2014

Jenis Pelatihan/Workshop/Seminar Waktu Penyelenggara biaya (Rp)

Sosialisasi Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP)

2 Desember 2014 PT PEFINDO Biro Kredit -

Training “Awaken Best Performance 2014” . 5 Desember 2014 3B Consulting -

Dasar hukum Penunjukan Sekretaris Perusahaan

Direksi Perseroan telah menunjuk dan mengangkat Hengki

Heriandono sebagai Sekretaris Perusahaan Perseroan terhitung

sejak tanggal 24 April 2010 sebagaimana termaktub dalam

Surat Penunjukan No. 0263/SK-TTP/HRD/IV/2010 tanggal 24

April 2010. Berikut ini adalah informasi tentang Sekretaris

Perusahaan Perseroan:

Nama : Hengki Heriandono

Alamat : Graha Mandiri Lt.3A, Jl. Imam Bonjol 61,

Jakarta 10310

Telpon : (62-21) 2305608

Faks : (62-21) 2305618

E-mail : [email protected];

: [email protected]

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR KOMITE AUDIT

KEPALA DIVISICORPORATE SECRETARy

KEPALA DEPARTEMENCORPORATE & MARKETINg

COMMUNICATION

KEPALA DEPARTEMENCUSTOMER CARE & SERVICES

Ket: KoordinasiSupervisi/Pembinaan

Tugas Sekretaris Perusahaan

Selama tahun 2014, Corporate Secretary telah menjalankan

fungsi dan tugasnya sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan (POJK) No. 35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember

2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan

Publik, antara lain sebagai berikut:

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan dan Corporate Action seperti Penawaran

Umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap II tahun 2014.

2. Mengikuti Rapat-Rapat Direksi dan Dewan Komisaris serta

membuat berita acara Rapat-Rapat tersebut.

3. Mengikuti perkembangan regulasi khususnya peraturan-

peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal dengan

mengikuti berbagai seminar, workshop dan pertemuan

yang diadakan oleh OJK, PT Bursa Efek Indonesia, PT

Kustodian Sentral Efek Indonesia, Asosiasi Emiten Indonesia

serta lembaga lainnya.

4. Mempersiapkan Laporan Tahunan dan publikasi laporan

keuangan maupun hasil pemeringkatan surat utang di surat

kabar.

5. Menyampaikan laporan keuangan berkala kepada

regulator.

6. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi

ketentuan yang berlaku antara lain Undang-Undang Pasar

Modal, Undang-Undang Perseroan Terbatas dan peraturan

pelaksanaannya.

7. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan

dengan pihak ketiga lainnya seperti Pemegang Saham,

media massa, OJK dan Lembaga Keuangan, PT Bursa Efek

Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan otoritas

Pasar Modal lainnya.

8. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang diadakan oleh

Perseroan.

9. Memastikan bahwa laporan-laporan yang wajib dilaporkan

oleh Perseroan kepada instansi-instansi yang berwenang

dilakukan secara benar dan tepat waktu.

Publikasi Informasi Perusahaan

Informasi mengenai laporan keuangan berkala, hasil Rapat

Umum Pemegang Saham Tahunan dan hasil pemeringkatan

melalui media massa dilakukan Perseroan dalam rangka

keterbukaan informasi serta penyebarluasan informasi sesuai

Tata Kelola Perusahaan

Page 181: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 179Laporan Tahunan 2014

dengan jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang

berlaku. Publikasi informasi yang telah dilakukan Perseroan

selama tahun 2014, adalah:

1. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba

Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per

31 Desember 2013 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar

Harian Investor Daily dan Jakarta Globe pada tanggal 17

Februari 2014.

2. Pengumuman hasil Pemeringkatan Tahunan atas Obligasi

Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance yang menetapkan

kembali peringkat idAA (Double A) dan hasil Pemantauan

Pemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun

2011 yang memutuskan menetapkan kembali peringkat

idAA (Double A), dari PT Pemeringkat Efek Indonesia

(PEFINDO), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily

pada tanggal 12 Maret 2014.

3. Pengumuman Hasil Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan Perseroan yang telah dilaksanakan pada tanggal

10 April 2014, yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor

Daily dan Media Indonesia pada tanggal 14 April 2014.

4. Informasi Tambahan dalam rangka Penawaran Umum

Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014

yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada

tanggal 5 Mei 2014.

5. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan

Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tengah

Tahunan Perseroan per 30 Juni 2014 (Unaudited), yang

dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal

24 Juli 2014.

6. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba

Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per

31 Desember 2014 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar

Harian Investor Daily dan Bisnis Indonesia pada tanggal 16

Februari 2015.

Penyerahan Laporan Keuangan berkalaSesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Lampiran

Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-346/BL/2011 tanggal

5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala

Emiten atau Perusahaan Publik serta Peraturan Bapepam

Nomor X.K.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK

Nomor Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang

Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten

Atau Perusahaan Publik, pada tahun 2014 Perseroan telah

menyampaikan Laporan Keuangan berkala secara tepat waktu

kepada regulator sebagai berikut:

Tata Kelola Perusahaan

Jenis Laporan Keuangan berkalaTanggal Penyampaian Kepada

otoritas Jasa Keuangan bursa Efek Indonesia

Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013

(Audited)19 Februari 2014 18 Februari 2014

Laporan Keuangan Triwulan per 31 Maret 2014 (Unaudited) 30 April 2014 30 April 2014

Laporan Tahunan 2013 25 Maret 2014 17 April 2014

Laporan Keuangan Tengah Tahunan per 30 Juni 2014

(Unaudited)24 Juli 2014 24 Juli 2014

Laporan Keuangan Triwulan per 30 September 2014

(Unaudited)31 Oktober 2014 31 Oktober 2014

Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2014

(Audited)16 Februari 2015 16 Februari 2015

Page 182: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance180Laporan Tahunan 2014

Selain laporan keuangan berkala tersebut, Perseroan juga

menyampaikan laporan-laporan yang diwajibkan dalam

Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal

29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, antara

lain laporan keuangan bulanan perusahaan pembiayaan dan

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor

Akuntan Publik kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank

Indonesia

KEWAJIbAn PEnYAMPAIAn DATA hUTAnG VALUTA ASInGBerdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-30/

PM.2/2013 tanggal 7 Februari 2013 dan No. S-124/PM.23/2013

tanggal 27 Februari 2013 perihal Permintaan Data Hutang/

Kewajiban Dalam Valuta Asing, Emiten atau Perusahaan Publik

diminta untuk menyampaikan:

1. Laporan mengenai jumlah hutang/kewajiban dalam valuta

asing;

2. Proyeksi pembayaran hutang/kewajiban dalam valuta asing

per bulan; serta

3. Informasi jatuh tempo hutang/kewajiban dalam valuta

asing.

Dalam hal emiten tidak mempunyai atau memiliki hutang/

kewajiban dalam valuta asing, emiten diminta untuk tetap

melaporkan kepada OJK dengan menggunakan formulir yang

telah ditentukan.

Laporan tersebut di atas wajib disampaikan kepada OJK paling

lambat tanggal 10 setiap bulannya dengan menggunakan

formulir sebagaimanaterlampirdalam surat OJK No. S-30/

PM.2/2013 tanggal 7 Februari 2013 tersebut.

Perseroan selama tahun buku 2014 tidak memiliki hutang atau

kewajiban dalam valuta asing, namun demikian Perseroan

tetap memenuhi kewajibannya memberikan data hutang

dalam valuta asing dengan kondisi nihil kepada OJK dengan

tepat waktu sesuai dengan formulir yang telah ditentukan.

Adapun pelaksanaan pelaporan data hutang dalam valuta

asing kepada OJK selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Data hutang Valuta Asing

2014Jumlah (Rp)

Tanggal Pelaporan Kepada oJK

Januari Nihil 10 Februari 2014

Februari Nihil 7 Maret 2014

Maret Nihil 8 April 2014

April Nihil 9 Mei 2014

Mei Nihil 6 Juni 2014

Juni Nihil 8 Juli 2014

Juli Nihil 7 Agustus 2014

Agustus Nihil 3 September 2014

September Nihil 7 Oktober 2014

Oktober Nihil 6 November 2014

November Nihil 4 Desember 2014

Desember Nihil 6 Januari 2015

AUDIT InTERnALDalam rangka mengelola Perseroan secara efektif dan efisien

serta sebagai dasar kegiatan operasional yang sehat dan aman,

Perseroan telah menyusun Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Penerapan SPI oleh seluruh fungsi dan unit kerja di Perseroan

dinilai secara periodik oleh Divisi Audit Internal. Divisi Audit

Internal merupakan unit independen yang bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Utama. Dalam pelaksanaan tugasnya,

divisi ini secara fungsional juga melaporkan kegiatannya kepada

Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Secara umum, fungsi dari Divisi Audit Internal dibagi menjadi 2,

yaitu fungsi assurance dan consulting.

1. Fungsi Assurance

Pelaksanaan fungsi assurance oleh Divisi Audit Internal

bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian internal,

manajemen risiko dan tata kelola telah dilakukan oleh seluruh

unit kerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis di

Perseroan maupun peraturan eksternal. Hasil penilaian tersebut

dilaporkan oleh Divisi Audit Internal secara berkala kepada

Direksi Perseroan dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.

Tata Kelola Perusahaan

Page 183: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 181Laporan Tahunan 2014

Dalam melaksanakan fungsi assurance, Divisi Audit Internal

mempergunakan metode audit berbasis risiko atau Risk Based

Audit. Dalam metode tersebut, penentuan unit kerja yang

akan diaudit dan ruang lingkup audit dilakukan berdasarkan

evaluasi risiko yang dilakukan secara periodik. Selama tahun

2014, Divisi Audit Internal telah melaksanakan 57 (lima puluh

tujuh) penugasan audit umum (general audit), terdiri dari

2 (dua) penugasan di Kantor Pusat dan 55 (lima puluh lima)

penugasan di Kantor Cabang serta 6 (enam) penugasan audit

khusus (special audit) di Kantor Cabang.

Dari penugasan audit umum selama tahun 2014, secara umum

terdapat perbaikan kualitas pengendalian internal dari tahun

2013. Hal ini tercermin dari kenaikan rata-rata audit rating

seluruh cabang yang diaudit selama tahun 2014 sebesar 70,14

(55 Cabang) naik dibandingkan rata-rata audit rating tahun

2013 sebesar 68,10 (46 Cabang).

Namun demikian, masih diperlukan adanya peningkatan

disiplin pelaksanaan prosedur dan optimalisasi control oleh

seluruh jajaran pegawai Cabang, serta peran dari unit Supervisi

di Area dan Wilayah sebagai 2nd lines of defense.

Selain penugasan audit umum yang dilakukan secara periodik,

Divisi Audit Audit Internal juga melakukan penugasan audit

khusus (special audit) untuk permasalahan tertentu. Selama

tahun 2014, Divisi Internal Audit telah melaksanakan 6

special audit di Cabang, yang secara umum terkait dengan

penggunaan biaya representasi dengan dealer/showroom serta

proses permohonan kredit.

Setiap penugasan assurance dilaporkan kepada Direksi

Perseroan dan pihak yang diaudit dilengkapi dengan rencana

tindaklanjut perbaikan, termasuk sanksi apabila diperlukan.

Kemajuan tindaklanjut perbaikan harus dilaporkan oleh pihak

yang diaudit kepada Divisi Audit lnternal secara periodik untuk

memastikan bahwa setiap pihak yang diaudit selalu berupaya

melakukan penyempurnaan atau perbaikan.

2. Fungsi Consulting

Pelaksanaan fungsi consulting oleh Divisi Internal Audit

bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

Perseroan dalam rangka perannya sebagai strategic partner

melalui penelaahan risiko dan kontrol atas suatu proses atau

aktivitas yang akan disusun atau akan dievaluasi oleh Perseroan

dan memberikan saran dan masukan perbaikan proses.

Dalam melaksanakan fungsi consulting, Divisi Audit Internal

melakukan analisa sendiri atau bekerja sama dengan unit kerja

atau Divisi lain. Cakupan kegiatan consulting yang dilakukan

oleh Divisi Audit Internal selama tahun 2014 meliputi evaluasi

atas kegiatan pemasaran melalui satelite office dan penggunaan

biaya dalam rangka membina hubungan baik dengan dealer.

Di tahun 2015, fokus audit diarahkan untuk mengevaluasi

efektivitas pengendalian internal terhadap risiko utama bisnis

yang dihadapi oleh Perseroan sebagai salah satu upaya mitigasi

yang harus dilakukan. Dalam proses prioritisasi risiko-risiko

utama yang akan dievaluasi mitigasinya, Divisi Audit Internal

telah mendapat masukan dari unit kerja terkait dan arahan dari

Direksi Perseroan. Masukan dan arahan tersebut mencakup

risiko utama pada proses bisnis dan proses pendukungnya,

khususnya yang ada di jaringan kantor cabang untuk

mendukung terciptanya pemberian pembiayaan yang lebih

berkualitas dan penurunan AR Loss sesuai target yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

Metode audit yang akan dipergunakan pada tahun 2015

mencakup:

1. General Audit

a. Operational Audit (Branch)

Penugasan audit umum dengan ruang lingkup audit

mencakup risiko-risiko utama yang ada di Cabang

(Branch Top Risks) dengan mengacu kepada masukan-

masukan dari Direksi Perseroan pada saat penyusunan

Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan (Annual Audit

Plan). Targetnya adalah 58% Jaringan Kantor Cabang

atau 50 Cabang.

b. Thematic Audit

Penugasan audit umum dengan ruang lingkup audit

mencakup risiko-risiko spesifik pada proses tertentu

yaitu risiko pada proses pengelolaan dana marketing

dan risiko pada proses funding dan disbursement.

Tata Kelola Perusahaan

Page 184: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance182Laporan Tahunan 2014

2. Special Audit

a. Penugasan khusus untuk menindaklanjuti informasi

terkini dari whistleblower system dan Early Detection

System (EDS).

b. Penugasan khusus untuk melakukan review beberapa

business initiative.

3. on Desk Monitoring

Divisi Audit Internal melakukan on desk monitoring atas

data operasional cabang secara berkelanjutan. Indikasi

kelemahan dari hasil on desk akan disampaikan kepada

klien (Branch) setiap bulan sebagai salah satu bentuk early

warning signal dari strategic partner dan dimonitor tindak

lanjutnya.

Hasil on desk juga dikomunikasikan kepada unit kerja

terkait di Kantor Pusat untuk dibahas perbaikannya.

Struktur organisasi & Kedudukan Divisi Audit Internal:

Untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bapepam - LK No.

IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam

Unit Audit Internal yang juga diatur dalam Surat Keputusan

Ketua BAPEPAM – LK No. KEP-496/BL/2008 tertanggal 28

Nopember 2008, Perseroan telah membentuk Piagam Unit

Audit Internal yang telah disahkan oleh Direksi dan disetujui

oleh Dewan Komisaris terakhir pada tanggal 1 Juni 2012.

Di dalam Pedoman Unit Audit Internal Perseroan disebutkan

bahwa kedudukan Audit Internal adalah:

1. Audit Internal adalah unit kerja dalam organisasi

Perseroan, yang membantu Direktur Utama dan Dewan

Komisaris melalui Komite Audit untuk menjalankan fungsi

pengawasan dalam mewujudkan visi dan misi Perseroan.

2. Divisi Audit Internal dipimpin oleh Kepala Divisi yang

diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas

persetujuan Dewan Komisaris.

3. Kepala Divisi Audit Internal bertanggungjawab langsung

kepada Direktur Utama dan melakukan kordinasi dengan

Komite Audit.

4. Seluruh Auditor dan unit kerja yang berada dalam Divisi

Audit Internal bertanggungjawab kepada Kepala Divisi

Audit Internal.

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA KOMITE AUDIT

KEPALA DIVISI

INTERNAL AUDIT

AUDIT DEVELOPMENT &

ASSURANCE DEPT. HEAD

DISTRIBUTION & BUSINESS

AUDIT DEPT. HEAD

DISTRIBUTION & SUPPORT

AUDIT DEPT. HEAD

Ket: Koordinasi Supervisi/Pembinaan

Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal:

1. Audit Internal bertanggungjawab untuk merencanakan,

melaksanakan, mengatur dan mengarahkan audit dengan

penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai risiko

tinggi serta mengevaluasi prosedur/control system yang

ada untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan

sasaran Perseroan dapat dicapai secara optimal dan

berkesinambungan.

2. Menyusun Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan (RKPT)

berikut anggarannya, baik pemeriksaan manajemen

operasional yang bersifat rutin maupun audit khusus

(tematik), yang dilakukan di cabang, unit kerja tertentu

atau divisi tertentu di Kantor Pusat.

3. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi

yang objective tentang kegiatan yang diperiksa kepada

manajemen serta tindakan yang perlu diambil sebagai

penanganan atas hasil pemeriksaan terbatas pada

pelaporan dan pengungkapan.

4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan

tersebut secara berkala kepada Direktur Utama dan secara

triwulanan kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit.

5. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk peningkatan

kualitas audit serta melakukan pengembangan teknik audit

untuk memperkuat pengendalian intern Perseroan.

6. Atas rekomendasi yang diberikan, Audit Internal

bertanggungjawab memantau, menganalisis, dan

melaporkan pelaksanaan tindaklanjut perbaikan yang

telah disarankan dari auditee kepada manajemen. Dalam

Tata Kelola Perusahaan

Page 185: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 183Laporan Tahunan 2014

hal auditee tidak menindaklanjuti temuan sebagaimana

rekomendasi audit, maka hal tersebut akan turut dilaporkan

kepada manajemen dan mempengaruhi audit rating

berikutnya.

7. Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan

pemeriksa ekstern sehingga dapat dicapai hasil audit yang

optimal.

8. Melaksanakan investigasi terhadap hal-hal yang diduga

atau terindikasi fraud, dan melaporkannya kepada Direktur

Utama danDewanKomisarismelaluiKomite Audit.

Kewenangan Audit Internal Perseroan

1. Melakukan penugasan audit terhadap kegiatan semua unit

kerja dan cabang dalam organisasi Perseroan.

2. Mendapat akses terhadap semua data dan dokumen

dalam bentuk hardcopy maupun softcopy serta informasi

obyek audit termasuk di dalamnya catatan karyawan dan

sumber daya serta hal-hal lain yang dianggap perlu untuk

menunjang kegiatan audit.

3. Melakukan penelusuran terhadap indikasi kasus/masalah

pada setiap aspek dan unsur kegiatan baik berupa penipuan,

pemalsuan, penggelapan, pencurian, atau hal-hal lainnya

yang dapat menimbulkan kerugian material maupun

immaterial bagi perusahaan. Penelusuran terhadap suatu

kasus/masalah terbatas pada pengungkapan dan pelaporan

kepada manajemen.

4. Melakukan komunikasi secara berkala dengan anggota

Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit.

5. Dalam hal komunikasi secara berkala denganDireksi,

Dewan Komisaris, dan Komite Audit dimungkinkan

untuk mengundang pihak lainnya, seperti Audit Internal

Pemegang Saham (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan/atau

PT Tunas Ridean) maupun pihak ketiga lainnya.

6. Melakukankomunikasiperbaikandengan Divisi lain di Kantor

Pusat untuk mendapatkan tindak lanjut permasalahan yang

disampaikan dalam Laporan Hasil Audit.

7. Dalam hal terdapat kejadian/peristiwa yang berdampak

material dan atau significant bagi Perseroan, maka Kepala

Audit Internal berwenang mengadakan rapat secara

insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite

Audit.

8. Dalam hal dilakukan pemeriksaan oleh auditor eksternal

terhadap Perseroan, audit Internal melakukan koordinasi

kegiatannya dengan auditor eksternal.

Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor internal

dalam pelaksanaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor

internal tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki

integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan independen. Kode

Etik Auditor Internal mengacu pada prinsip-prinsip yang relevan

dengan profesi dan kegiatan audit sesuai dengan standar

perilaku The Institute of Internal Auditors (IIA).

Kode Etik mengatur prinsip dasar perilaku Auditor Internal,

yang dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan yang

seksama dari masing-masing Auditor Internal. Pelanggaran

terhadap KodeEtik merupakan pelanggaran terhadap disiplin

Perseroan yang dapat mengakibatkan Auditor Internal diberi

peringatan, diberhentikan dari tugas di lingkungan Audit

Internal dan atau dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan

tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Para Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi

Kode Etik - Standar Perilaku, yaitu sebagai berikut:

1. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif, cermat dan

sungguh-sungguh serta selalu mempergunakan

kemahiran jabatan (Due Professional Care) dalam

melaksanakan tugas.

2. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi,

Perseroan dan Unit Audit Internal

3. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

Auditor Internal senantiasa harus mempertahankan sikap

bebas (Independent).

4. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan

atau patut diduga dapat merugikan profesi Audit Internal

atau Perusahaan.

5. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan

kepentingan perusahaan (Conflict Of Interest) atau yang

mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas kewajiban

secara obyektif.

Tata Kelola Perusahaan

Page 186: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance184Laporan Tahunan 2014

6. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan

dari siapapun, baik langsung maupun tidak langsung,

termasuk dari obyek penugasan, klien, customer,

pemasok, rekanan dan atau pihak yang berkepentingan

dengan perusahaan yang menggangu atau patut diduga

dapat mengganggu pertimbangan profesional auditor.

7. Mematuhi sepenuhnya standar professional Audit Internal,

kebijakan perusahaan dan peraturan perundangan.

8. Memelihara dan mempertahankan moral, dan martabat

Auditor Internal.

9. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk

kepentingan atau keuntungan pribadi atau hal lain

dengan alasan yang dapat menimbulkan atau patut

diduga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan

baik dari sisi financial maupun dari sisi citra Perusahaan.

10. Tidak dibenarkan mengungkapkan informasiapapun yang

dikertahuinya karena menjalankan tugas Audit Internal

kepada siapapun, kecuali melalui ketentuan/prosedur

yang berlaku.

11. Melaporkan semua hasil penugasan yang material dengan

mengungkapkan kebenaran sesuai fakta yang ada

dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan

Perusahaan dan atau dapat merupakan pelanggaran

hukum.

Penanggung jawab utama dari penerapan Sistem Pengendalian

lnternal Perusahaan adalah Direksi, khususnya Direktur Utama,

yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Divisi Audit lnternal

dalam memonitor efektivitasnya.

Tata Kelola Perusahaan

Profil Divisi Audit Internal

Kepala Divisi

Saiful huda - Kepala Divisi Audit

Internal

Kepala Divisi Audit Internal saat ini dijabat oleh Saiful Huda.

Beliau dilahirkan di Semarang pada tahun 1971 dan diangkat

sebagai Kepala Divisi Audit Internal sejak tanggal 26 Maret

2013. Sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi Audit Internal

Perseroan, beliau menjabat sebagai Assistant Vice President PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Pusat dengan pengalaman

di bidang audit operasional dan Perkreditan (Kredit Konsumer,

Kredit Komersial, dan Kredit Korporasi) selama 15 tahun.

Terakhir menjabat sebagai Team Leader, Retail Audit Group,

Direktorat Internal Audit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saiful

Huda memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada tahun 1996

dan Master of Business Administration (MBA) pada tahun

2010, keduanya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Di bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko, Saiful Huda

memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor(QIA) pada

tahun 1998 dan Certificationin Risk Management Assurance

(CRMA) pada tahun 2013.

Page 187: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 185Laporan Tahunan 2014

Saiful Huda juga aktif di beberapa asopsiasi profesi Audit

Internal antara lain di Forum Komunikasi Satuan Pengawas

Intern (FKSPI) sejak tahun 2007 sebagai staf Ketua Umum FKSPI

periode 2007-2010, dilanjutkan sebagai Wakil Sekretaris pada

periode kepengurusan 2010-2013 dan terakhir sebagai Ketua

Umum FKSPI periode 2013-2016.

Tata Kelola Perusahaan

Selain di FKSPI, Saiful Huda juga aktif di asosiasi profesi auditor

internal perbankan yaitu Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB)

sebagai Wakil Sekretaris Jenderal pada periode kepengurusan

2008-2011 dan periode 2011-2014 serta sebagai Ketua Bidang

Organisasi dan Keanggotaan 2014-2017.

Pelatihan selama tahun 2014 yang pernah diikuti oleh Kepala

Divisi Audit Internal adalah sebagai berikut :

Jenis Pelatihan/Seminar/Workshop Pelaksanaan Penyelenggara biaya

Workshop “Manager As A Coach” 5-6 September 2014 Bank Mandiri -

Seminar Nasional Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI): “Combined Assurance Dalam Menjamin Corporate Sustainability”

17-19 September 2014

Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI)

-

Panel Forum “Harmonisasi Peran Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Komite Audit Untuk Menjaga Kinerja Perusahaan Yang Sustainable dan Prudential”

30 Oktober 2014Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI) Pusat

-

Sharing Session “Ekspektasi CEO terhadap peran Internal Audit” dan “Anti Fraud Program di lingkungan BUMN”

11 Desember 2014

Forum Komunikasi Satuan Pengawas Internal (FKSPI) Komisariat ESDM

-

Deddy ZulfachrieSaiful huda

Kiri-Kanan:

Dayu RasminiAngga Surya Putra

Page 188: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance186Laporan Tahunan 2014

Jumlah Pegawai Divisi Audit Internal

Sampai dengan akhir Desember 2014,jumlah pegawai Divisi

Audit Internal berjumlah 21 orang, dengan komposisi sebagai

berikut:

Jabatan Jumlah (orang)

Kepala Divisi 1

Kepala Departmen 2

Supervisor 6

Staf 12

Total 21

Jumlah pegawai tersebut merupakan hasil dari identifikasi

dan kajian atas pengelolaan sistem pengendalian internal dan

efektivitas pengawasannya yang dilakukan oleh Manajemen

Perseroan. Adapun rincian pejabat di Divisi Audit Internal

adalah sebagai berikut:

1. Kepala Divisi : Saiful Huda

2. Kepala Departemen : 1. Deddy Zulfachrie

2. Dayu Rasmini3. Angga Surya Putra

Untuk menjaga kualitas proses audit, pejabat di Divisi Audit

Internal telah memiliki sertifikasi Qualified Internal Audit (QIA)

sebanyak 2 orang.

PEnGADAAn bARAnG DAn JASA

Prosedur dan Tata Cara Pengadaan barang

Setiap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus dilakukan

oleh pihak yang berwenang memproses pengadaan mulai dari

perencanaan, pengadaan, pemilihan/seleksi penyedia Barang

dan Jasa, serta pengawasan pelaksanaan pengadaan dengan

memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:

1. Efisien, berarti pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan

dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas

untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu

sesingkatsingkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Efektif, berarti pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran

yang ditetapkan.

3. Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan Barang/Jasa

harus terbuka bagi penyedia Barang/Jasa yang memenuhi

persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat

diantara penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi

syarat/criteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur

yang jelas dan transparan.

4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi

mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis

administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,

penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka

bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi

masyarakat luas pada umumnya.

5. Adil / Tidak Diskriminatif, berarti memberikan perlakuan

yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan

tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak

tertentu, dengan cara dan atau alas an apapun.

6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik,

keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan

tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat

sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku

dalam pengadaan barang/jasa.

Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

Dalam melaksanaan pengadaan barang dan jasa, Perseroan

telah menerapkan prosedur sebagai berikut:

a. Pelaksana Pengadaan Terdapat 3 kelompok pelaksana

pengadaan yang dapat memproses pengadaan barang dan

jasa perusahaan, yaitu:

- Departemen Procurement dan General Affair

- Tim pengadaan yang terdiri dari Departemen

procurement dan General Affair ditambah dengan unit

kerja lain yang terkait serta;

- Panitia pengadaan yang terdiri dari Departemen

Procurement dan General Affair dan/atau Divisi terkait

dan Legal untuk melaksanakan proses pengadaan

Barang dan Jasa yang pada dasarnya dilaksanakan

secara Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas atau

Seleksi Umum/Seleksi Terbatas.

b. Dokumen pengadaan:

Setiap pelaksanaan Pengadaan barang dan jasa wajib

didokumentasikan untuk digunakan sebagai bukti otentik

pengadaan Barang dan Jasa.

Tata Kelola Perusahaan

Page 189: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 187Laporan Tahunan 2014

c. Daftar Penyedia barang dan jasa:

Penyedia barang dan jasa harus memenuhi kulaifikasi yang

ditetapkan sehingga pengadaan barang dan jasa sesuain

dengan spesifikasi yang ditetapkan.

d. Sistem Penyampaian penawaran:

Cara penyampaian penawaran dapat memilih salah satu

dari ketiga sistem yang telah ditetapkan sebelumnya

didalam dokumen pengadaan yaitu:

- Sistem satu sampul: sistem ini diberlakukan untuk

pengadaan bvv spesifikasi teknis, metode kerjanya dan/

atau produknya dapat dibuat dengan jelas dan pasti.

- Sistem dua sampul: Sistem ini diberlakukan untuk

barang dan jasa tertentu yang memiliki range (koridor)

spesifikasi untuk setiap aspek teknisnya sehingga

siperlukan evaluasi teknis yang mendalam untuk

menjamin kulatisa barang dan jasa tersebut sebelum

dilaksanakan proses evaluasi harga.

- Sistem bertahap: sistem ini hanya diberlakukan untuk

pemgadaan barang dan jasa yang sifatnya kompleks,

berteknologi tinggi, dan nilai pengadaannyan relative

besar serta memerlukan penyesuaian criteria teknis/

kinerja/desain untuk menyetarakan spesifikasi teknis

diantara penyedia barang dan jasa sebagai mana yang

dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.

e. Sistem evaluasi penawaran: dibedakan menjadi 2 bagian

yaitu:

- Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan barang

dan jasa yang terdiri dari sistem gugur, sistem nilai,

sistem penilaian biaya selama umur ekonomis

- Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan jasa

konsultasi yang dibagi menjadi Sistem evaluasi kualitas,

sistem evaluasi kualitas dan biaya, sistem evaluasi biaya

terendah.

f. Bentuk dan jenis ikatan kerja:

- Bentuk ikatan kerja terdiri dari: bukti pembelian barang,

SPK, Kontrak kerja.

- Jenis Ikatan kerja terdiri dari: Ikatan Lumpsum, Ikatan

harga satuan dengan volume, ikatan gabungan

lumpsum dan unit price, ikatan terima jadi., ikatan

harga satuan tanpa volume pemesanan pasti, ikatan

penyerahan bertahap dengan batas volume maksimal,

ikatan cost plus fee, ikatan presentase.

g. Jaminan dalam pengadaan barang dan jasa:

Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus

disadari adanya risiko-risiko yang mungkin Timbul,

diantaranya pengunduran diri dari penyedia barang dan

jasa, wan prestasi, risiko penarikan uang muka, dan risiko

lainnya.

Jenis-jenis pelelangan:

a. Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas

Pelaksanaan metode ini dilaksanakan apabila nilai tender

diperkirakan lebih dari 5 milyar Rupiah dengan ketentuan

pelaksanaan sebagai berikut:

- Pengumuman Prakualifikasi

- Pemasukan Dokumen prakualifikasi

- Evaluasi dokumen prakualifikasi

- Penetapan pengumuman prakualifikasi

- Undangan pengambilan dokumen pengadaaan

- Penjelasan lelang

- Pemasukan dan pembukaan penawaran

- Evaluasi penawaran

- Pembuatan berita acara hasil pelelangan

- Penetapan pemenang lelang

- Pengumuman pemenang lelang

- Sanggahan peserta lelang

- Penandatanganan kontrak

- Pembayaran uang muka

b. Pemilihan Langsung

Tata cara pengadaan barang dan jasa dengan metode

pemilihan langsung dilaksanakan dengan proses sebagai

berikut:

- Undangan kepada penyedia barang dan jasa

- Pemberian penjelasan dokumen pengadaan

- Penyampaian penawaran

- Pembukaan penawaran

- Evaluasi penawaran

- Klarifikasi teknis dan negosiasi

- Penetapan penyedia barang dan jasa terpilih

- Penunjukkan penyedia barang dan jasa

- Penandatanganan konrak

Tata Kelola Perusahaan

Page 190: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance188Laporan Tahunan 2014

MAnAJEMEn RISIKo

I. PRInSIP PEnERAPAn MAnAJEMEn RISIKo

Pengelolaan risiko pada Perusahaan dilaksanakan berprinsip

pada azas proaktif early detection yang ditujukan untuk

mendukung pertumbuhan Perusahaan yang cepat, sehat dan

berkesinambungan serta memelihara tingkat risiko dan imbal

balik pada tingkat yang optimal. Pendekatan manajemen

risiko dilakukan oleh Perusahaan secara komprehensif untuk

mengidentifikasi, mengukur, memprioritasikan, mengelola dan

memantau risiko-risiko yang berdampak pada bisnis, operasional

dan organisasi. Manajemen risiko di Perseroan ditujukan untuk

menjaga modal Perusahaan, meningkatkan nilai perusahaan,

mengoptimalkan profil risk-return, mendukung proses

pengambilan keputusan serta melindungi reputasi Perusahaan.

Perseroan, sebagai Perusahaan Anak PT Bank Mandiri

(persero)Tbk telah melakukan Konsolidasi Risiko dengan

Perusahaan induk dimana aktivitas ini merupakan bukti

kepatuhan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

17/POJK.03/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang

Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi

Keuangan, yang mana penerapan manajemen risiko

Perusahaan merupakan pendekatan terpadu dan konsisten

dalam melakukan penelaahan, pengukuran, pemantauan dan

pengelolaan risiko terhadap seluruh komponen kelompok

Perusahaan. Perkembangan konsolidasi ini secara berkala telah

dikomunikasikan Bank Mandiri kepada Regulator dalam forum

diskusi profil risiko ataupun Risk Based Bank Rating.

Konsep konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan

Induk dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu:

1. First Line, yang berkaitan dengan pemenuhan ketentuan

POJK Nomor 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi

Keuangan.

2. Second Line, yang lebih merupakan pendekatan kebutuhan

internal Perusahaan secara keseluruhan yang mencakup

perangkat (tools), kesadaran risiko (awareness), tata kelola

perusahaan (governance), dan system informasi manajemen

risiko (system)

Berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan dalam rangka

konsolidasi risiko antara lain:

• Annual Risk Consolidation Conference (ARCC) antara

Perusahaan Induk dan seluruh Perusahaan Anak;

• Forum Enterprise Risk Management (FERMA) yang

dilakukan bersama Bank Mandiri setiap triwulan untuk

membahas perkembangan Profil Risiko MTF;

• Risk Awarness Survey (RAWS) setiap tahun untuk

mengetahui perkembangan risk awareness pegawai

dari tahun ke tahun;

• Penetapan profil risiko Perusahaan dengan

menggunakan tools Risk Profile Extended (RPX) yang

dapat diakses secara online oleh responden;

• Penetapandanpemantauantop10OperationalRiskdi

MTF melalui tools Risk Control & Self Assesment (RCSA);

• PengumpulaneventsyangmenyebabkanRisks&Losses

dengan tools MTF Loss Database (MLED);

• Monitoring kondisi likuidas perusahaan secara

mingguan yang juga dilaporkan kepada Perusahaan

Induk sebagai bentuk konsolidasi risiko.

• Pelaksanaan Early Detection System untuk sebagai

bentuk quality assurance proses kerja Perseroan

• Stress Testing kualitas portofolio sebagai bentuk

antisipasi aksi perusahan pada kondisi lingkungan bisnis

yang buruk.

• PerhitunganExpectedLoss/RiskPremiumyangmeliputi

Probalility of Default, Exposure at Default (EAD) dan

Loss Given Default.

Tata Kelola Perusahaan

Page 191: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 189Laporan Tahunan 2014

Dalam implentasi manajemen risiko di Perseroan, Perusahaan

bertumpu pada 4 pilar yang diuraikan sebagai berikut:

Pilar 1

Pengawasan Aktif Dewan

Komisaris

Pilar 4

Pengendalian Internal

Pilar 3

Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan system informasi

manajemen

Pilar 2

Kebijakan dan Penerapan

Batasan

PEnERAPAn MAnAJEMEn RISIKo

Pilar 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris

Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis

melalui:

• Penetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko

termasuk penetapan otoritas dalam pemberianbatasan

serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;

• Evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala;

• Terdapatnya Komite Audit, Unit Kerja Compliance sertaDivisi

Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam

melaksanakanfungsi pengawasannya;

Pilar 2. Kebijakan dan Penerapan batasan

Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen

risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan

dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut

diterjemahkan ke dalam Standart Operational Procedure dan

Surat Edaran yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan.

Perusahaan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai

batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun

yangbukan transaksi kredit.Kebijakan pencadangan kerugian

piutang Perusahaan juga sejalan dengan kebijakan pencadangan

pada Perusahaan Induk yang sesuai dan patuh terhadap

Peraturan BankIndonesia (selaku regulator Perusahaan Induk).

Pilar 3. Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan System

Informasi Manajemen

Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi,

mengukur dan mengawasi risiko 8 risiko Utama di Perseroan

dengan menggunakan system Risk Profile Extended (RPX)

secara berkala setiap triwulan. Delapan Area Risiko Utama

Perseroan tersebut antara lain Risiko Kredit, Risiko Operasional,

Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum,

Risiko Reputasi dan Risiko Strategic.

Tata Kelola Perusahaan

Page 192: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance190Laporan Tahunan 2014

Pilar 4. Pengendalian Internal

Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang secara independen

melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan

Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Unit Audit

Internalmencakup:

• Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari

semua proses yang ada di dalam Perusahaan;

• Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan

proses pengendalian aktivitas-aktivitas didalam Perusahaan

termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses

tersebut; dan

• Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan

lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit

eksternal

II. PEnGELoLAAn RISIKo MELALUI AKTIVITAS

oPERASIonAL

Pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional utamanya

ditujukan untuk pengelolaan risiko kredit dan risiko operasional

pada level yang dapat diterima.

1. Pengelolaan Risiko Kredit

Risiko kredit berasal dari aktivitas pemberian kredit.

Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk mengukur,

mengantisipasi, dan meminimalisir kerugian akibat

kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya.

Kebijakan Kredit

Penjabaran kebijakan kredit secara operasional dituangkan

dalam bentuk Standart Operational Procedure (SOP).

Proses pengelolaan kredit diawali dengan penetapan target

market, melakukan risk assessment dan monitoring atas

pemberian kredit.

Perusahaan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam

pemberian kredit, dimana fungsi analisa kredit dilakukan

oleh unit bisnis dan unit risiko kredit yang independen,

fungsi persetujuan kredit dilakukan secara “4 eyes principle”

Persetujuan Kredit

Dalam menilai aplikasi kredit, Perseroan senantiasa mengacu

pada regulasi dan prinsip kehati-hatian diantaranya

berdasarkan faktor penilaian kemampuan membayar,

prospek usaha dan kinerja debitur.

Proses kredit dan pengelolaan risiko kredit segmen retail

dilakukan melalui proses end-to-end yang terintegrasi dalam

system e-Star. Proses pengambilan keputusan pada segmen

corporate atau fleet dilakukan melalui Rapat Komite Kredit

(RKK). Sedangkan pada segmen retail dilakukan melalui

sistem credit scoring.Model credit scoring secara berkala

dilakukan validasi untuk memastikan keakuratannya.

Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan kredit,

perusahaan telah memberikan kewenangan memutus

kredit kepada pejabat yang ditunjuk berdasarkan kualifikasi

tertentu.

Monitoring Kredit

Monitoring kredit pada segmen corporate atau fleet

dilakukan dengan menggunakan metode Watch List.

Watch List merupakan suatu metode standard, terstruktur

dan komprehensif dalam memantau kinerja debitur,

sehingga dapat segera dilakukan penanganan dini untuk

mencegah penurunan kualitas kredit debitur. Monitoring

dilakukan secara harian dengan adanya fungsi kerja khusus

penanganan account bermasalah/berpotensi bermasalah di

unit kerja fleet.

Monitoring untuk kredit retail dilakukan pada tingkat

portofolio melalui analisa portofolio dari berbagai aspek

(kualitas dan kuantitas portofolio dari berbagai sudut

analisa) yang dituangkan dalam monthly portfolio review.

Perusahaan juga melakukan monitoring secara berkala

terhadap pejabat pemegang kewenangan memutus kredit

untuk memantau kualitas keputusan.

Sebagai langkah antisipatif (early warning signal), dilakukan

proses simulasi dan stress testing terhadap portofolio

secara berkala untuk mengetahui perubahan kualitas

portofolioterhadap perubahan makro ekonomi. Hasil

simulasi memberikan panduan bagi Perusahaan untuk

memonitor secara lebih ketat sektor-sektor atau debitur-

debitur yang berpotensi mengalami penuruan kualitas

serta untuk menetapkan langkah-langkah antisipatif guna

mencegah terjadinya dampak yang buruk.

Tata Kelola Perusahaan

Page 193: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 191Laporan Tahunan 2014

Credit Collection dan Recovery

Perusahaan secara khusus menjalankan kebijakan

penanganan collection dan recovery yang dibuat secara

lebih terfokus, sistematis, agresif dan terintegrasi

berdasarkan jenis produk dan masing-masing bucket

collection. Kebijakan tersebut didukung oleh Automatic

Collection System yang sifatnya end-to-end dan dilengkapi

dengan collection reports.

2. Pengelolaan Risiko operasional

Risiko operasional dapat disebabkan karena ketidakcukupan

atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem, atau adanya factor eksternal yang

mempengaruhi operasional Perusahaan. Pengelolaan risiko

operasional yang efektif dapat menekan kerugian akibat

risiko operasional. Dalam rangka meningkatkan efektivitas

pelaksanaan pengelolaan risiko operasional, Perusahaan

melakukan hal seperti penyelarasan metodologi Risk Based

Audit melalui sinkronisasi risk library; menyediakan media

komunikasi dengan Direktur Utama yang dinamakan “letter

to CEO” sebagai Whistle Blowing System; dan melakukan

implementasi perangkat yang dinamakan Operational

Risk Management Tools (ORM Tools). ORM Tools yang

dipergunakan untuk pelaksanaan ORM adalah sebagai

berikut:

a. Risk & Control Self Assesment (RCSA)

RCSA dipergunakan untuk identifikasi dan menilai

risiko yang melekat pada aktivitas, dan menilai kualitas

kontrol.

b. MTF Loss Events Database (MLED)

MLED merupakan form yang digunakan untuk mencatat

seluruh kerugian akibat risiko operasional yang terjadi

pada unit kerja. Pencatatan dilakukan oleh setiap unit

kerja setiap bulan secara online/web based.

c. Pool Informasi Debitur (PID)

PID merupakan pengumpulan data bersama oleh Bank

Mandiri dan seluruh Perusahaan Anak terkait: 100

Debitur terbesar pada masing-masing perusahaan,

Debitur-debitur yang pernah ditolak pada proses

akuisisi kredit, debitur-debitur Non Performing Loan

dan debitur-debitur yang pernah direstrukturisasi.

Tata Kelola Perusahaan

d. Risk Profile Extended (RPX)

RPX Merupakan tools yang digunakan untuk membuat

profile risiko perusahaan dengan menilai tingkat risiko

di masing masing area risiko. Up date profil risiko ini

dilakukan setiap kuartal dan dibahas secara khusus

dengan perusahaan induk melalui Forum FERMA.

Dalam hal pengelolaan risiko operasional, unit kerja

Risk Management berperan sebagai second line

of defense dan Internal Audit sebagai third line of

defense. Sedangkan unit kerja bisnis sebagai risk owner

merupakan first line of defense yang bertanggung

terhadap pengelolaan risiko operasional pada unit kerja

masing-masing

business Continuity Management

Selain tools tersebut di atas, untuk menjamin kelangsungan

operasional perusahaan dalam kondisi darurat, Perusahaan

memiliki suatu rencana komprehensif yang berisi langkah-

langkah yang harus diambil sebelum, selama dan setelah

terjadinya suatu keadaan darurat. Kebijakan perusahaan

dalam menjamin kelangsungan operasional bisnis

diatur dalam Business Continuity Plan (BCP). Pada saat

ini, Perusahaan sedang mengembangkan BCP menjadi

Business Continuity Management (BCM) yang mencakup

Business Continuity Plan (BCP), Disaster Recovery Plan (DRP)

dan Emergency Response Procedure (ERP). DRP merupakan

proses Information Technology untuk menduplikasi

database pada saat yang bersamaan di dua lokasi yang

berbeda.

3. Pengelolaan Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas dapat terjadi apabila Perusahaan gagal

menyediakan likuiditas dengan harga yang wajar dan

nyaman secara bisnis. Perusahaan telah mengikat perjanjian

dengan Bank Mandiri dalam hal Pembiayaan Bersama (Joint

Financing) sehingga dihasilkan komitment penyediaan

pendanaan dari Bank Mandiri sepanjang tahun. Selain

pembiayaan bersama, Perusahaan juga telah mendapatkan

komitment pinjaman dari beberapa bank lokal maupun

swasta internasional dengan jangka waktu yang cukup

Page 194: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance192Laporan Tahunan 2014

panjang dan mengcover tenor pinjaman debitur.Dengan

demikian, baik pendanaan maupun pembiayaan dilakukan

dalam suku bunga fix dengan tenor fix. Hal ini dilakukan

sebagai strategy gapping atau miss match likuiditas.

Seluruh pinjaman diberlakukan pada suku bunga fix dalam

denominasi rupiah sehingga Perusahaan tidak terpapar

pada risiko pasar.

4. Risiko Lain

Disamping risiko-risiko utama, Perusahaan juga menaruh

perhatian pada risiko-risiko lain yang harus dikelola, antara

lain: risiko kepatuhan, hukum, reputasi, strategic, teknologi

informasi, kompetitor, human resources, dan risiko business

interruption. Setiap triwulan keseluruhan risiko tersebut

bersama risiko-risiko utama dinilai dan diukur oleh senior

management melalui system Risk Profile Extended (RPX).

Dalam hal risiko hukum, Perusahaan terus berusaha

meningkatkan pengendalian risiko hukum, antara lain

dengan melengkapi personil legal & compliance group

untuk memastikan setiap kegiatan/transaksi telah

mendapatkan kajian dari sisi hukum, dan setiap proses

persidangan dapat ditangani dengan optimal. Hingga saat

ini, Perusahaan belum pernah mengalami kekalahan dalam

proses persidangan.

Dalam hal risiko strategis, Perusahaan melakukan review

kinerja dan evaluasi kebijakan penyusunan target bisnis

dan melakukan langkah-langkah perbaikan dalam rencana

strategi dan target bisnis dengan mempertimbangkan

kondisi internal dan eksternal, apabila diperlukan.

Dalam hal risiko kepatuhan, Perusahaan memiliki code of

conduct sebagai pedoman berperilaku dan merupakan

bagian budaya perusahaan (corporate culture). Dalam

tahap perencanaan strategis, Perusahaan selalu menilai

kecukupan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Tata Kelola Perusahaan

Dalam hal risiko reputasi, Perusahaan telah memiliki unit

kerja customer care yang khusus memfokuskan diri pada

penanganan pengaduan debitur. Perusahaan juga memiliki

Contact Centremelalui berbagai contact points seperti

telepon, website dan media sosial sehingga debitur dapat

langsung menyampaikan keluhan dan inquirymengenai

produk dan layanan Perusahaan. Perusahaan juga secara

aktif melakukan kegiatan Corporate Social Responsibity

yang dilaksanakan di bidang pendidikan, kesehatan,

olahraga, lingkungan hidup dan bantuan korban bencana

alam.

III. DATA PRoFIL KonSUMEn bERDASARKAn

DEMoGRAFI & JEnIS PEKERJAAn

IV.

6.37%

7.10%

7.53%

9.99%

11.49%

11.58%

12.57%

Jabodetabek, Banten

33.39%

Jawa Barat

Sumatera Utara

Sumatera Selatan

Jawa Timur, Bali

Kalimantan

Jawa Tengah

Sulawesi

DISTRIbUSIDEbITUR PERSERoAn 2014

Wiraswasta

58.05%

TNI / POLRI

Profesional

Pendidikan

Pegawai Swasta

Pegawai Negeri

Lain-lain

0.53%0.82%

0.07%

7.44%

0.08%14.79%

DISTRIbUSIPEKERJAAn DEbITUR PERSERoAn 2014

18.22%

Company

Page 195: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 193Laporan Tahunan 2014

V. FoKUS DAn InISIATIF PEnGEnDALIAn RISIKo

TAhUn 2014

Focus dan inisiatif pengendalian risiko perusahaan tahun

2014 adalah Risiko Kredit dan Risiko Operasional. Risiko kredit

dilakukan dengan penerapan AR Management yang terkendali

dan terawasi. Salah satu pengendalian yang telah diterapkan

adalah implementasi mobile collection yang bertujuan

memudahkan penagihan serta monitoring hasil penagihan.

VI. FoKUS DAn InISIATIF MAnAJEMEn RISIKo TAhUn

2015

Fokus dan inisiatif manajemen risiko tahun 2015 masih

tetappada Risiko Kredit dan Risiko Operasional. Hal ini terlihat

dalam KPI Perseroan yang sebagian besar fokus pada kualitas

portofolio kelolaan. Dari sisi Risiko Operasional, tahun 2015

merupakan tahun pengimplementasian Key Risk Indicator

(KRI) sebagai Early Warning Systemyang terintegrasi. Selain

itu terdapat inisiatif mobile survey untuk memudahkan proses

survey yang bertujuan mendapatkan kredit dengan kualitas

yang baik.

SISTEM PEnGEnDALIAn InTERn Perseroan memiliki sistem pengendalian intern dengan tujuan

untuk :

1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Perseroan,

2. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat,

3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang

berlaku,

4. Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan

termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran terhadap

prinsip kehati-hatian, dan

5. Meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi biaya.

Sebagai proses yang dijalankan oleh seluruh jajaran Perseroan,

maka Sistem Pengendalian Intern diterapkan mulai dari

penetapan sasaran dan strategi di seluruh organisasi,

identifikasi kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang

dapat mempengaruhi sasaran dan strategi dimaksud, dan

pengelolaan risiko agar tetap berada dalam batas toleransi (risk

appetite), untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam

rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Tata Kelola Perusahaan

Kerangka kerja sistem pengendalian internal yang menjadi

acuan perseroan adalah kerangka kerja yang telah dipraktekkan

oleh perusahaan-perusahaan terbaik di industri terkait (best

practices) yaitu COSO Internal Control Framework, yang

mencakup komponen-komponen :

1. Lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan,

yang terdiri dari integritas, nilai etika dan kompetensi

seluruh pegawai dan Manajemen perusahaan, filosofi

dan gaya kepemimpinan manajemen termasuk cara yang

ditempuh dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung

jawabnya, pengorganisasian dan pengembangan sumber

daya manusia serta perhatian dan arahan yang dilakukan

oleh Direksi dan Komisaris.

2. Manajemen risiko, yang mencakup proses identifikasi,

analisa, penilaian dan mitigasi atau respon atas risiko yang

relevan dengan bidang usaha perusahaan.

3. Aktivitas kontrol, mencakup tindakan-tindakan yang

dilakukan agar seluruh proses di perusahaan terkendali

sesuai sasaran yang telah ditetapkan, antara lain aktivitas

yang terkait dengan struktur organisasi mencakup

kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian

atas prestasi kerja, pembagian tugas dan pengamanan aset

perusahaan.

4. Sistem informasi dan komunikasi, mencakup aktivitas yang

terkait dengan penyajian laporan kegiatan perusahaan dan

penyampaiannya kepada pihak terkait, yang antara lain

mencakup informasi dan komunikasi kegiatan operasional,

kegiatan finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan

peraturan yang berlaku.

5. Monitoring, mencakup aktivitas atau proses penilaian

terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk

kualitas fungsi Audit Internal dan kualitas unit kerja di

dalam struktur organisasi perusahaan, sehingga system

pengendalian internal dapat dilaksanakan secara optimal,

dan penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi

dan Komisaris melalui Komite Audit.

Pengendalian Keuangan dan operasional

Peraturan dan kebijakan perseroan mengharuskan adanya

upaya untuk memelihara catatan dan menyajikan laporan

keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum, yang mewajibkan pengungkapan seluruh transaksi

Page 196: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance194Laporan Tahunan 2014

material yang mempengaruhi perubahan nilai asset, kewajiban

dan modal. Hal tersebut dilakukan untuk menghindarkan

dari penyelewengan keuangan. Disamping itu, perseroan

senantiasa memelihara sistem pengendalian internal yang

menjamin keandalan dan kecukupan setiap transaksi.

Penyajian laporan keuangan (neraca, laporan rugi laba,

laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas) pada setiap

tahun buku dilakukan untuk memenuhi kepentingan semua

pihak yang terkait dengan perseroan. Perseroan mempunyai

komitmen untuk mengungkapkan laporan tersebut kepada

semua pihak yang berkepentingan secara adil dan transparan

berdasarkan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Untuk memenuhi semua prinsip di atas, perseroan telah

memiliki kebijakan yang menjamin bahwa transaksi dicatat

dengan segara, akurat dan dilengkapi dengan dokumen

pendukung yang memadai. Transaksi yang tercatat dalam

sistem akuntansi sekurang-kurangnya telah mendapatkan

persetujuan manajemen yang memiliki kewenangan untuk

keperluan tersebut dan dicatat dengan benar. Setiap laporan

keuangan perusahaan secara wajar dan akurat menggambarkan

transaksi yang sebenarnya tanpa sedikitpun adanya upaya

menyembunyikan fakta kepada pembaca laporan. Semua

pihak, baik Direksi, Komisaris dan Karyawan yang bertanggung

jawab atas fungsi-fungsi tersebut, wajib memahami dan

menjalankan kebijakan sistem pengendalian internal dan

prosedur pencatatan akuntansi keuangan perseroan.

Tata Kelola PerusahaanTata Kelola Perusahaan

Perseroan senantiasa memelihara sistem pengendalian internal

yang menjamin keandalan sistem akuntansi keuangan. Sistem

pengendalian internal diberlakukan untuk menjaga asset

terhadap penyalahgunaan dan pengalihan kepemilikan secara

tidak sah, menjaga keabsahan catatan-catatan akuntansi

dan keandalan informasi keuangan yang digunakan di dalam

perusahaan maupun yang dipublikasikan.

Manajemen perseroan senantiasa melakukan penilaian

efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan

perseroan. Selain itu, evaluasi atas efektivitas pengendalian

internal atas pelaporan keuangan juga dilakukan oleh Kantor

Akuntan Publik pada saat proses pelaporan keuangan tahunan.

PERKARA PEnTInG YAnG DIhADAPI PERUSAhAAnPokok dan Status Perkara

Sampai dengan akhir tahun 2014, Perseroan memiliki 44

perkara hukum. Perseroan terlibat dalam beberapa perkara

perdata. Perkara-perkara perdata yang dihadapi oleh Perseroan

pada umumnya timbul dalam kaitannya dengan tindakan

Perseroan memperoleh jaminan pelunasan hutang dari para

konsumennya karena adanya kelalaian para konsumen dalam

melakukan kewajiban pembayaran atas fasilitas pembiayaan

kendaraan bermotor yang diberikan Perseroan saat ini adalah

sebagai berikut:

Daftar kasus Posisi Perkara Pidana &

Perdata

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

1 Palembang 154/Pdt.G/2011/PN.PLG. Pengadilan Negeri Palembang

1 November 2011

Tergugat II / Penggugat Rekonpensi

Djuanda Adi Patria

Wanprestasi Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Palembang. MTF menang pada Tingkat Banding.

Perkara Banding sudah diputus oleh PT Palembang tanggal 21 Agustus 2014, dan diterima oleh kuasa hukum MTF tanggal 25 Nopember 2014; Bahwa sampai dengan Juni 2014 belum terdapat upaya hukum kasasi dari pihak manapun. Case Closed Juni 2014

Page 197: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 195Laporan Tahunan 2014

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

2 Padang 140/Pdt.G/BPSK/2013/PN.Pdg. Pengadilan Negeri Padang

29 Agustus 2013

Pemohon Keberatan

Romi Putra Permohonan Keberatan

MTF Kalah pada BPSK Padang. MTF menang pada Pengadilan Negeri Padang.

Romi Putra (Termohon Keberatan) tidak mengajukan Banding. Case Close 2014

3 Matraman 335/Pdt.G/2011/PN.JKT.TIM. Pengadilan Negeri Jakarta Timur

8 Juni 2011 Penggugat 1. Rahmat Sori. A. Harahap (Konsumen/ Tergugat 1) 2. Solahudin (Tergugat II)

Wanprestasi MTF Menang pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur, MTF Menang pada Pengadilan Tinggi Jakarta

Rahmat S.A.H. (Tergugat) mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung . Masih dalam proses pemeriksaan di MA.

4 Fatmawati 533/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

4 Oktober 2011

Tergugat Ong Tik Gie Perbuatan Melawan Hukum

MTF Kalah pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. MTF menang pada Tingkat Banding.

Ong Tik Gie mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung

5 Yogyakarta 179/Pdt.G/2011/PN.Slmn. Pengadilan Negeri Sleman

28 November 2011

Tergugat Ari Murdowo Perbuatan Melawan Hukum

MTF Menang pada Pengadilan Negeri Sleman. MTF Menang pada Pengadilan Tinggi Yogyakarta,

Ari Murdowo (Penggugat) mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.

6 Tasikmalaya 55/Pdt.G/2011/PN.Tsm. Pengadilan Negeri Tasikmalaya

5 Desember 2011

Tergugat 1) Irma Fitriana; 2) Asep Saepul Hidayat

Perbuatan Melawan Hukum

MTF Menang pada Pengadilan Negeri Tasikmalaya. MTF Menang pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat.

Irma (Penggugat) mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.

7 Bandung 1 83/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Pst. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

25 Februari 2013

Tergugat I Iwan Setiawan

Pembatalan Perjanjian dan Jadwal Ulang Pembayaran Sisa Hutang

MTF Menang pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Gugatan digugurkan

8 Purwokerto 13/Pdt.G/2013/PN.Clp. Pengadilan Negeri Cilacap

28 Februari 2013

Tergugat Drs. Karim Perbuatan Melawan Hukum

MTF menang pada Pengadilan Negeri Purwokerto (Eksepsi diterima), dibacakan pada tanggal 26 November 2013.

Putusan tersebut telah Inkracht karena pihak lawan tidak mengajukan upaya hukum (Banding)

Tata Kelola PerusahaanTata Kelola Perusahaan

Page 198: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance196Laporan Tahunan 2014

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

9 Surabaya 164/Pdt.G/2012/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya

27 Februari 2012

Tergugat Yanius Perbuatan Melawan Hukum

MTF Menang Pada Pengadilan Negeri Surabaya. MTF Menang Pada Pengadilan Tinggi Surabaya.

Yanius (Penggugat) mengajukan Banding. Risalah Pemberitahuan isi Putusan PT Surabaya tanggal 23 Mei 2014 sampai dengan saat ini tidak ada upaya kasasi dari Yanius. Case Closed Juni 2014

10 Kediri 70/Pdt.G/2012/PN.Kdr. Pengadilan Negeri Kediri

5 November 2012

Tergugat I Ahmad Farid Pembatalan Perjanjian

MTF Menang Pada Pengadilan Negeri Kediri. MTF Menang Pada Pengadilan Tinggi Jawa Timur.

Ahmad Farid (Penggugat) mengajukan Kasasi. Masih dalam proses mengajukan kontra memori kasasi

11 Surabaya 1 528/Pdt. G/2013/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya

26 Juni 2013 Tergugat Ngatminah Perbuatan Melawan

Hukum atas Pencantuman Klausula Baku

MTF Menang Pada Pengadilan Negeri Surabaya dan Putusannya adalah Gugatan Penggugat tidak dapat diterima/N.O. (niet ontvankelijke verklaard)

Case Closed Juni 2014

12 Palembang 14/Pdt. G/2013/PN.Bkl. Pengadilan Negeri Bengkulu

15 Juli 2013 Turut Tergugat I

PT Kencana Indah Mandiri

Perbuatan Melawan Hukum

Perkara sudah di putus oleh PN Bengkulu, namun per Bulan Maret 2014 MTF telah melakukan Eksekusi Jaminan Fidusia terhadap ke-5 Unit Kenderaan tersebut

13 Magelang 38/FP/XI/2013, BPSK Kota Magelang

6 November 2013

Teradu Sumarwanto Pengaduan Konsumen di

BPSK

BPSK memutuskan agar Konsumen membayar kepada MTF sebesar Rp. 105 Juta.

Case Closed Januari 2014.

14 Tasikmalaya 051/Pdt.G/2013/PN.TSM, Pengadilan Negeri Tasikmalaya

19 November 2013

Pemohon Keberatan

Deviani Permohonan Keberatan ke Pengadilan

Negeri Tasikmalaya atas Putusan BPSK Kota

Tasikmalaya (atas nama Pengadu Deviani)

MTF Kalah pada BPSK Kota Tasikmalaya. MTF Menang pada Pengadilan Negeri Tasikmalaya.

Deviani mengajukan Kasasi. Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.

Tata Kelola Perusahaan

Page 199: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 197Laporan Tahunan 2014

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

15 Padang 9/BPSK/PERKARA/XII/2013 BPSK Kota Bukittinggi

Februari 2014

Teradu Adek Oktavia Pengaduan Konsumen di

BPSK

MTF Kalah pada persidangan di BPSK Bukit Tinggi

MTF mengajukan keberatan atas Putusan BPSK Bukit Tinggi ke PN Bukit Tinggi dan MTF menang, saat ini sedang proses Kasasi.

16 Pekanbaru 36/PDT/EKS-PTS/2013/PN.PBR Pengadilan Negeri Pekanbaru

29 Januari 2014

Turut Termohon Eksekusi

Jhony Putra Permohonan Eksekusi

Permohonan Eksekusi tersebut ditolak oleh Majelis Hakim pemeriksa perkara pada Pengadilan Negeri Pekanbaru

Case Closed Januari 2014.

17 Palembang 17/Pdt. G/2013/PN.LT. Pengadilan Negeri Lahat

Januari 2014 Tergugat Yusmitra Perbuatan Melawan Hukum

MTF Menang di Pengadilan Negeri Lahat

Putusan menggugurkan gugatan Case Closed Juni 2014

18 Padang 48/PDT/EKS-PTS/2014/PN.Pdg., BPSK Kota Padang

September 2014

Termohon Eksekusi

Zakariah Ismail

Permohonan Eksekusi atas Putusan BPSK

MTF kalah pada BPSK Kota Padang

Case Closed September 2014.

19 Pekanbaru 02/Pts/BPSK/II/2014 BPSK Kota Pekanbaru

20 Januari 2014

Teradu Musniarti Binti Muin

Pengaduan Konsumen di

BPSK

BPSK memutuskan bahwa Pengaduan Konsumen ditolak

Case Closed Februari 2014.

20 Pekanbaru 09/BPSK/PKR-SEKT/III/2014 BPSK Kota Pekanbaru

Maret 2014 Teradu Musniarti Binti Muin

Pengaduan Konsumen di

BPSK

MTF belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan BPSK Pekanbaru

MTF belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan BPSK Pekanbaru

21 Kelapa Gading

58/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Ut. Pengadilan Negeri Jakarta Utara

17 Februari 2014

Penggugat Tonny Wanprestasi - Proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara masih berjalan dan masih dalam tahap Pembuktian

22 Karawang 015/REG/BPSK-KRW/III/2014 BPSK Karawang

Maret 2014 Teradu Enjen Suhendar

Pengaduan Konsumen di

BPSK

- Proses persidangan di BPSK Karawang sudah terdapat perdamaian, yang dinyatakan dalam Pernyataan Perdamaian (Closed Case Maret 2014)

Tata Kelola Perusahaan

Page 200: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance198Laporan Tahunan 2014

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

23 Karawang 01/REG/BPSK-KRW/I/2014 BPSK Karawang

Januari 2014 Teradu Kamaludin Pengaduan pihak ketiga

an Puga Baihaqi kepada

BPSK Kab. Karawang terhadap

MTF terkait klaim asuransi Jasindo atas kendaraan

milik konsumen

MTF Cabang Karawang a.n

Kamaludin

BPSK memutuskan bahwa Pengaduan Konsumen ditolak

Case Closed Januari 2014.

24 Cirebon 04/Pdt.Plw/2014/PN.CN. Pengadilan Negeri Cirebon

16 Februari 2014

Penggugat Sosi K & Risnawati

Gugatan Perlawanan

Atas Sita Jaminan

Pengadilan Negeri

Cirebon

- Proses persidangan di Pengadilan Negeri Cirebon masih berjalan dan masih dalam tahap Kesimpulan.

25 Surabaya 129/Pdt. G/2014/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya

Maret 2014 Tergugat Siti Mariam Perbuatan Melawan

Hukum atas Pencantuman Klausula Baku

- Pengadilan Negeri Surabaya telah menjatuhkan Putusan terhadap Perkara tersebut dengan amar Gugatan tidak dapat diterima (N.O)

26 Tanggerang 019/BPSK/II/2014 BPSK Kab. Tanggerang

Februari 2014

Teradu Putri Rohana B Bintang

Pengaduan Konsumen

di BPSK Kab. Tanggerang

- Case Closed 10 April 2014

27 Padang 9/BPSK/PERKARA/XII/2013 BPSK Kota Bukittinggi

Februari 2014

Teradu Adek Oktavia Pengaduan Konsumen di

BPSK

MTF Kalah pada persidangan di BPSK Bukit Tinggi

MTF mengajukan keberatan atas Putusan BPSK Bukit Tinggi ke PN Bukit Tinggi

28 Batubara 048/BB/P3K/IV/2014 BPSK Kab. Batubara

April 2014 Teradu Azwar Pengaduan Konsumen di

BPSK

Masih dalam proses negosiasi antara cabang dan debitur

Tata Kelola Perusahaan

Page 201: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 199Laporan Tahunan 2014

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

29 Gorontalo 30/Pdt.G/2014/PN.Gtlo. Pengadilan Negeri Gorontalo

22 Juli 2014 Tergugat Abd. Rahman Lamanta

Perbuatan Melawan Hukum

Perdamaian Telah terjadi Perdamaian antara MTF dengan Penggugat diluar pengadilan, dan pada tanggal 12 Januari 2015 akan dilakukan pencabutan Gugatan oleh Penggugat pada Persidangan agenda Pembacaan Gugatan.

30 Pekanbaru 09/PTS/BPSK/III/2014/PN.PBR. Pengadilan Negeri Pekanbaru

22 Juli 2014 Termohon Eksekusi

Musniarti Binti Muin

Permohonan Eksekusi

atas Putusan BPSK Kota Pekanbaru

MTF belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan BPSK Pekanbaru sehingga Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru menolak Permohonan Eksekusi tersebut

MTF hingga saat ini belum menerima Risalah Pemberitahuan Putusan resmi dari BPSK Pekanbaru

31 Palangkaraya 119/Pdt.G/2014/PN.Plk. Pengadilan Negeri Palangkaraya

15 Agustus 2014

Tergugat M. Rida Ansari

Perbuatan Melawan Hukum

- Proses persidangan di Pengadilan Negeri Palangkaraya masih berjalan dan masih dalam tahap Mediasi

32 Muara Bungo

70/Pdt.G/2014/PN.Mrb. Pengadilan Negeri Muara Bungo

September 2014

Tergugat Marsono Wanprestasi - Proses persidangan di Pengadilan Negeri Muara Bungo masih berjalan dan agenda selanjutnya adalah Replik

33 Palembang 139/Pdt.G/2014/PN.Plg. Pengadilan Negeri Palembang

September 2014

Tergugat Yusmitra Perbuatan Melawan Hukum

- Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Palembang dalam Tahap Mediasi

34 Palangkaraya 154/Pdt.G/2014/PN.Plk. Pengadilan Negeri Palangkaraya

21 Oktober 2014

Tergugat Jemi Karter (Hermawan)

Pencantuman Klausula Baku

- Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Palangkaraya dalam Tahap Jawaban dari MTF

Tata Kelola Perusahaan

Page 202: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance200Laporan Tahunan 2014

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

35 Jember 132/Pdt.G/2014/PN.Jmr. Pengadilan Negeri Jember

6 November 2014

Tergugat Agus Santoso

Perbuatan Melawan Hukum

- Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jember dalam Tahap Mediasi

36 Surabaya 843/Pdt. G/2014/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya

6 November 2014

Tergugat Kristono Wanprestasi - Masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya dalam Tahap Eksepsi dan jawaban

37 Cirebon 64/Pdt.G/2014/PN. Cbr., Pengadilan Negeri Surabaya

8 Desember 2014

Tergugat I Munari Wanprestasi - Masih dalam proses pemanggilan oleh Pengadilan Negeri Cirebon

38 Pekanbaru 212/Pdt. Sus/BPSK/2014/PN.Pbr. Pengadilan Negeri Pekanbaru

24 November 2014

Pemohon Keberatan

Sudirman Pengaduan Konsumen di

BPSK

MTF Kalah pada persidangan di BPSK Kota Pekanbaru

Masih dalam proses pemanggilan oleh Pengadilan Negeri Pekanbaru

39 Pecenongan 47/Pdt.Sus-PKPU/2014/Pn.Niaga.Jkt.Pst., Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

- Kreditur Separatis

Charles A Simbolon

PKPU - Telah adanya kesepakatan perdamaian atas permasalahan ini, yaitu Charles A. Simbolon akan tetap melakukan kewajiban pembayaran angsurannya sesuai tanggal jatuh tempo pada perjanjian

40 Padang 54/P3K/VIII/2014 BPSK Kota Padang

22 Agustus 2014

Teradu Budi Indarto Pengaduan Konsumen

di BPSK Kota Padang

Budi Indarto (Pengadu) telah sepakat untuk berdamai dengan MTF (Teradu) sebagaimana telah tertuang dalam Akta Perdamaian tertanggal 19 September 2014.

Case Closed 24 September 2014

Tata Kelola Perusahaan

Page 203: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 201Laporan Tahunan 2014

Tata Kelola Perusahaan

no Cabangnomor

Registrasi Perkara

Tanggal Perkara

Posisi Perseroan

Pihak Lawan

Materi Perkara

Putusan Pada Pengadilan

Tingkat Sebelumnya

Satus Perkara

41 Padang 72/P3K/X/2014. BPSK Kota Padang

20 Oktober 2014

Teradu Afridon Pengaduan Konsumen

di BPSK Kota Padang

BPSK telah memutus bahwa perusahaan asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI) harus membayar klaim asuransi sebesar Rp.

Masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum terhadap putusan BPSK tersebut

42 Padang 76/P3K/X/2014. BPSK Kota Padang

Oktober 2014

Teradu Yul Jasrul Pengaduan Konsumen

di BPSK Kota Padang

BPSK telah memutus bahwa MTF harus mengembalikan unit kendaraan yang telah ditarik dari konsumen, serta konsumen diwajibkan untuk membayar segala tunggakan angsuran dan denda kepada MTF.

Masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum terhadap putusan BPSK tersebut

43 Cirebon 17/REG/BPSK/XI/2014. BPSK Kabupaten Cirebon

28 November 2014

Teradu Adep Hidayat

Pengaduan Konsumen

di BPSK Kabupaten

Cirebon

BPSK hanya menegaskan bahwa MTF agar membantu pengembalian angsuran konsumen yang digelapkan oleh marketing sebanyak 1 angsuran

Tercapai Perdamaian dalam mediasi

44 Fleet 59/PDT.SUS-PKPU/2014/PN.NIAGA.JKT.PST., Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

November 2014

Kreditur PT Bakrie Telecom

Permohonan PKPU oleh

PT Netwave Multi Media

- Putusan pada tanggal 9 Desember 2014 menyatakan bahwa PT Bakrie Telecom berdamai dengan para Krediturnya

Dampak Perkara/Gugatan Terhadap Kinerja Perusahaan

Secara umum, Perseroan meyakini bahwa perkara-perkara di

tahun 2014 tidak berdampak material terhadap kegiatan usaha

dan kondisi keuangan Perseroan dan sampai saat ini tidak ada

perkara perdata ataupun pidana yang dihadapi anggota Dewan

Komisaris maupun Direksi Perseroan yang dapat menghalangi

kelangsungan Perseroan.

Page 204: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance202Laporan Tahunan 2014

PELAKSAnAAn TUGAS DAn FUnGSI KEPATUhAnDalam upaya mencapai tujuan Perseroan pada tahun 2014,

pelaksanaan tugas dan fungsi kepatuhan merupakan salah

satu organ pendukung yang diyakini Manajemen secara terus

menerus telah melakukan tugas dan tanggungjawab dalam

upaya meningkatkan kepercayaan stakeholders’ dan menjadi

nilai tambah bagi pemegang saham.

1. Implementasi Fungsi Kepatuhan

a. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan

Kegiatan usaha pembiayaan yang terus mengalami

perubahan sejalan dengan perkembangan teknologi

informasi dan integrasi pasar keuangan, telah membuat

kompleksitas bisnis dan eksposur risiko semakin tinggi.

Eksposur risiko yang semakin meningkat, menuntut

Perseroan untuk terus mengikuti dan berhati-hati

terhadap implementasi regulasi terkait perusahaan

pembiayaan.

Fungsi kepatuhan yang dijalankan Perseroan adalah

serangkaian tindakan atau langkah-langkah untuk

memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh

Perseroan telah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab fungsi kepatuhan merupakan salah

satu unsur penting dalam upaya peningkatan ketahanan

Perseroan sebagai perusahaan pembiayaan. Selama

tahun 2014, pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

fungsi kepatuhan telah dilaksanakan antara lain

tercermin dalam:

1) Mendukung setiap unit kerja melalui penyediaan

rekomendasi tindakan (advisory services) operasional

dan bisnis serta summary of regulations;

2) Melaksanakan kepatuhan dan prinsip kehati-hatian

mulai dari seluruh unit kerja di kantor pusat sampai

seluruh kantor cabang sehingga jalannya kegiatan

usaha sesuai dengan regulasi OJK dan peraturan

perundangan terkait lainnya;

3) Peningkatan pengetahuan seputar regulasi melalui

knowledge enhancement kepada seluruh karyawan

dan knowledge sharing kepada unit kerja sesuai

regulasi yang berlaku.

4) Pemenuhan terhadap seluruh komitmen kepada

OJK dan otoritas yang berwenang lainnya. Terhadap

pemenuhan komitmen ini, unit kerja kepatuhan

secara terus menerus secara berkala melakukan

pemantauan terhadap seluruh regulatory obligation

yang ada agar disampaikan tepat waktu. Selama

tahun 2014, seluruh komitmen dan regulatory

obligation (reporting dan non-reporting) kepada OJK

dan otoritas berwenang lainnya telah disampaikan

dengan baik dan tepat waktu.

Pelaksanaan fungsi kepatuhan senantiasa menekankan

pada peran aktif dari seluruh elemen organisasi

kepatuhan yang terdiri dari manajemen, satuan kerja

kepatuhan, dan unit kerja pendukung lainnya.

Selama tahun 2014, Perseroan telah berhasil

menjalankan fungsi kepatuhan dengan baik. Hal ini

dibuktikan dengan tidak adanya sanksi administratif

maupun denda yang dikenakan oleh OJK maupun

regulator terkait lainnya kepada Perseroan dalam

menjalankan kegiatan usahanya.

b. Unit Kerja Kepatuhan

Peraturan OJK No. 30 Tahun 2014 tentang Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan

mensyaratkan pada bulan November 2015, setiap

perusahaan pembiayaan wajib memiliki satuan kerja

atau pegawai yang melakukan fungsi kepatuhan.

Perseroan telah memenuhi ketentuan ini sebagai bentuk

komitmen Perseroan dan pemegang saham pengendali

untuk tetap menjaga jalannya kegiatan usaha

perusahaan secara sehat dan teratur sesuai regulasi

yang berlaku. Unit kerja kepatuhan merupakan salah

satu pilar governance structure dalam risk management

framework khususnya terhadap pengelolaan risiko

Tata Kelola Perusahaan

Page 205: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 203Laporan Tahunan 2014

kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, unit kerja

kepatuhan mendukung manajemen secara aktif untuk

menanamkan compliance culture kepada seluruh

elemen perusahaan.

Tugas dan tanggungjawab unit kerja Kepatuhan

di Kantor Pusat dalam hal menjalankan tugas dan

tanggungjawab kepatuhan antara lain:

1) Melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan,

dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan

dengan mengacu pada peraturan OJK mengenai

perusahaan pembiayaan;

2) Menilai kesesuaian kebijakan, ketentuan, maupun

prosedur yang dimiliki oleh Perseroan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Melakukan review dan/atau merekomendasikan

pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,

ketentuan, maupun prosedur yang dimiliki oleh

Perseroan agar sesuai dengan ketentuan OJK dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4) Bertindak sebagai liaison officer perusahaan terkait

fungsi kepatuhan kepada OJK dan otoritas terkait

lainnya; dan

5) Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan

Fungsi Kepatuhan.

2. Peraturan Perundang-Undangan

Pada tahun 2014, OJK telah melakukan penyesuaian

regulasi dan kebijakan yang komprehensif di bidang

penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan, antara

lain mengenai perizinan dan kelembagaan, kegiatan usaha,

tingkat kesehatan, manajemen risiko, sumber pendanaan,

dan tata kelola perusahaan yang baik. Penyesuaian kebijakan

tersebut diharapkan dapat menciptakan pengaturan yang

jelas dan memberikan kepastian hukum, yang dapat

meningkatkan peranan perusahaan pembiayaan. Sampai

dengan akhir tahun 2014, OJK (d/h BAPEPAM-LK) telah

mengatur perusahaan pembiayaan dengan ruang lingkup

regulasi seperti tergambar pada ilustrasi dibawah ini:

Tata Kelola Perusahaan

PT Mandiri Tunas Finance

Perlindungan Konsumen

PoJK 1/2013

PoJK 1/2014

SEoJK 1/2014

SEoJK 2/2014

SEoJK 12/2014

SEoJK 13/2014

SEoJK 14/2014

IuranoJK

PP 11/2014

PoJK 3/2014

SEoJK 4/2014

Risk based Supervision

PoJK 10/2014

PoJK 11/2014

Kegitan Usaha

PoJK 28/2014

PoJK 29/2014

PoJK 30/2014

PoJK 31/2014

Laporanbulanan

PoJK 3/2013

SEoJK 6/2013

Fit & Proper

Test

PoJK 4/2013

SEoJK 3/2014

P4Mn

PMK30/2010

PER-05/2011

PoJK 17/2014

PoJK 18/2014

Konglomerasi Keuangan

Page 206: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance204Laporan Tahunan 2014

Perkembangan regulasi yang terjadi selama tahun 2014

dan dampaknya bagi Perseroan adalah sebagai berikut:

a. Regulasi terkait Iuran oJK

Peralihan fungsi pengawasan dan pengaturan lembaga

jasa keuangan non bank dari BAPEPAM-LK ke OJK

diikuti dengan regulasi yang mewajibkan pelaku usaha

jasa keuangan untuk membayar iuran tahunan kepada

OJK. Selama tahun 2014, Perseroan telah membayar

seluruh iuran tahunan tepat waktu sesuai regulasi yang

berlaku.

b. Regulasi terkait Risk based Supervision

Dalam rangka mewujudkan sektor jasa keuangan non-

bank yang sehat dan akuntabel, OJK memerlukan sistem

pengawasan yang efektif dan berbasis risiko yang salah

satunya adalah instrumen penilaian tingkat risiko bagi

lembaga jasa keuangan non-bank untuk menentukan

prioritas dan intensitas pengawasan. Penilaian tingkat

risiko bagi lembaga jasa keuangan non-bank perlu

dilakukan secara berkala sebagai bagian dari manajemen

risiko untuk mengetahui tingkat risiko terkini sebuah

perusahaan beserta langkah-langkah mitigasinya.

Untuk pertama kali berdasarkan regulasi yang berlaku,

Perseroan akan melaporkan hasil penilaian tingkat risiko

perusahaan tahun 2014 pada Februari 2015.

c. Regulasi terkait Konglomerasi Keuangan

Kegiatan usaha jasa keuangan yang tumbuh secara

berkelanjutan memiliki daya saing yang tinggi. Hal

ini memerlukan penerapan tata kelola perusahaan

dan manajemen risiko yang baik dan tepat. Indonesia

memiliki Lembaga Jasa Keuangan yang tergabung dalam

suatu hubungan kepemilikan dan/atau pengendalian di

berbagai sektor jasa keuangan sehingga berdampak

meningkatnya kompleksitas transaksi dan interaksi

antar lembaga jasa keuangan dalam suatu hubungan

konglomerasi keuangan. Untuk mengelola implementasi

tata kelola perusahaan yang terdiri berbagai jenis

usaha jasa keuangan serta mengatur eksposur risiko

atas atas setiap hubungan konglomerasi tersebut, OJK

menetapkan regulasi terkait tata kelola dan manajemen

risiko secara terintegrasi. Perseroan merupakan bagian

dari konglomerasi keuangan yang berada dibawah

pengendalian PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Perseroan

sebagai anak perusahaan telah memberikan masukan

terhadap implementasi tata kelola dan manajemen risiko

terintegrasi yang akan diterapkan oleh PT Bank Mandiri

(Persero), Tbk. selaku entitas Utama kepada seluruh

anak perusahaannya. Selai itu, terhadap kebijakan

konglomerasi keuangan yang nantinya ditetapkan,

Perseroan akan mengikuti dan menjalankan kebijakan

tersebut sesuai ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan

sebagai perusahaan pembiayaan.

d. Regulasi terkait Kegiatan Usaha Perusahaan

Pembiayaan

Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu

penggerak roda perekonomian nasional melalui produk

dan layanan pembiayaan yang dipasarkan kepada

masyarakat. Kegiatan usaha yang ada sesuai PMK 84

Tahun 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan membatasi

kegiatan usaha hanya pada pembiayaan konsumen,

sewa guna usaha, kartu kredit, dan anjak piutang. Pada

tahun 2014, OJK telah melakukan pembaharuan dengan

melakukan penyesuaian kebijakan yang komprehensif di

bidang kelembagaan, penyelenggaraan usaha, dan tata

kelola perusahaan pembiayaan. Penyesuaian kebijakan

tersebut diharapkan dapat menciptakan pengaturan

yang jelas dan memberikan kepastian hukum, yang

dapat meningkatkan peranan Perusahaan Pembiayaan

dalam sistem perekonomian nasional. Unit kerja

kepatuhan bersama-sama dengan unit kerja terkait

telah melakukan secara bertahap untuk melakukan

penyesuaian yang harus dilakukan terhadap aktivitas

operasional dan bisnis Perseroan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 207: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 205Laporan Tahunan 2014

3. GCG

a. Kebijakan GCG

Perseroan menyadari bahwa salah satu cara untuk

mempertahankan keberlangsungan usaha dan

meningkatkan kinerja seluruh unit kerja terkait adalah

komitmen yang kuat dalam menjalankan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance. Komitmen ini

sangat diperlukan dalam upaya mencapai visi Perseroan

menjadi : To be the most progressive and reliable

multifinance in Indonesia.

Pemahaman dan Implementasi Good Corporate

Governance (GCG) memiliki peran penting untuk

memastikan serta menjamin pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab manajemen dijalankan dengan baik

sehingga dapat menuntun Perseroan untuk mencapai

visi dan misi yang telah ditetapkan pada awal tahun

2014. Implementasi GCG merupakan usaha Perseroan

untuk memberikan added value kepada para pemangku

kepentingan. Implementasi GCG di Perseroan sejalan

dengan ketentuan dan perundang-undangan yang

berlaku. Sebelum OJK memberlakukan POJK 30 Tahun

2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi

Perusahaan Pembiayaan, Perseroan telah menerapkan

prinsip-prinsip GCG yang dituangkan dalam Kebijakan

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Mandiri Tunas

Finance pada tahun 2013 dan peraturan bagi emiten

yang tercatat di BEI. Kedepannya, Perseroan akan

melakukan penyempurnaan terhadap pelaksanaan Tata

Kelola Perusahaan melalui pemenuhan POJK 30 Tahun

2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi

Perusahaan Pembiayaan.

Melalui peran aktif dan dukungan penuh Dewan

Komisaris dan Direksi, Perseroan melakukan

implementasi penerapan prinsip-prinsip GCG pada

setiap aspek bisnis dan pada semua jajaran organisasi,

hal tersebut diwujudkan dalam aspek-aspek sebagai

berikut:

1. Pemegang Saham & Rapat Umum Pemegang

Saham;

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Komisaris;

3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

4. Pelaksanaan Tugas Komite;

5. Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi;

6. Kelengkapan Unit Kerja Pendukung;

7. Penerapan Fungsi Audit Eksternal;

8. Penerapan Informasi & Kerahasiaan Data

Perusahaan.

Dalam menyusun kebijakan Tata Kelola Perusahaan,

Perseroan sebagai anak perusahaan BUMN perbankan

terbesar di Indonesia mengadopsi berbagai ketentuan

eksternal sebagai referensi, antara lain di bidang

perbankan, Perseroan terbatas, Peraturan OJK, serta

pedoman GCG untuk lemabaga jasa keuangan.

Asas-Asas GCG

1) keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan

dalam proses pengambilan keputusan dan

keterbukaan dalam pengungkapan dan penyediaan

informasi yang relevan mengenai perusahaan, yang

mudah diakses oleh Pemangku Kepentingan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan di bidang

pembiayaan serta standar, prinsip, dan praktik

penyelenggaraan usaha pembiayaan yang sehat;

2) akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi

dan pelaksanaan pertanggungjawaban Organ

Perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat

berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan

efisien;

3) pertanggungjawaban (responsibility), yaitu

kesesuaian pengelolaan Perusahaan dengan

peraturan perundang-undangan di bidang

Perusahaan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip,

dan praktik penyelenggaraan usaha pembiayaan

yang sehat;

4) kemandirian (independency), yaitu keadaan

Perusahaan yang dikelola secara mandiri dan

profesional serta bebas dari Benturan Kepentingan

dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun

yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan di bidang pembiayaan dan nilai-nilai etika

serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan

usaha pembiayaan yang sehat; dan

Tata Kelola Perusahaan

Page 208: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance206Laporan Tahunan 2014

5) kesetaraan dan kewajaran (fairness), yaitu

kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan di dalam

memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan

yang timbul berdasarkan perjanjian, peraturan

perundang-undangan, dan nilai-nilai etika serta

standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha

pembiayaan yang sehat.

b. Struktur GCG

Dalam upaya mendukung tercapainya visi dan misi

Perseroan, pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan

sehingga menjadi pedoman praktis yang dapat dijadikan

acuan oleh Perseroan dalam melaksanakan GCG.

Perseroan telah menyusun pilar implementasi GCG sesuai

ilustrasi dibawah. Komite-komite yang telah dibentuk

membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan

tugas dan kewajibannya, serta merumuskan kebijakan

sesuai ruang lingkup tugas komite yang bersangkutan.

Manajemen Perseroan juga telah membentuk unit kerja

pendukung untuk mengawal implementasi GCG. Unit

kerja tersebut adalah Corporate Secretary Division,

Internal Audit Division, Compliance Department, Risk

Management Division, serta HRD Division.

Tata Kelola Perusahaan

PILAR I: VISI, MISI & PILAR II: bUDAYA PERUSAhAAn

PILAR III: PEDoMAn GCGPILAR IV: InFRASTRUKTUR PEnDUKUnG

bUDAYA PERWIRA

kePERcayaan kegembiRAan

keWIrausahaan

Menjadi Perusahaan Pembiayaan otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun 2014

• Berorientasi Kepada Pemenuhan Kebutuhan Pasar dengan Service Excellent

• Ikut Berkontribusi Positif Dalam Perekonomian Nasional• Mengembangkan Sumber Daya Manusia Profesional• Memberi Keuntungan Yang Maksimal Bagi Stakeholders

VISI

MISI

PILAR I

PILAR II

PILAR III

PILAR IV

Transparansi Informasi &

Kinerja

Risk Management

Whistle blower Policy

Code of Conduct

Pedoman GCG

1st Layer

2nd Layer

3rd Layer

• RUPS & Struktur Organisasi Perusahaan• Dewan Komisaris• Komite Audit• Direksi

• Divisi Legal & Compliance• Corporate Secretary• Divisi Risk Management• Divisi Internal Audit• Divisi Human Resources Development

• Kebijakan Prosedur• Assesment• Audit• Keterbukaan Informasi & Kinerja Perusahaan

Page 209: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 207Laporan Tahunan 2014

Perseroan telah memiliki struktur dan kebijakan

penerapan Tata Kelola Perusahaan dalam bentuk GCG

Policy dan Corporate Code of Conduct. Selain itu,

Perseroan telah memiliki pedoman organisasi Perseroan

dalam menjalankan tugasnya antara lain: tata tertib

Dewan Komisaris, tata tertib Direksi, Piagam Komite

Audit dan Piagam Komite Nominasi & Remunerasi.

Kebijakan dan prosedur tersebut senantiasa dikaji untuk

disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan bisnis

serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Self Assessment GCG

Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar GCG

tersebut di atas, Perseroan berpedoman pada berbagai

ketentuan dan persyaratan minimum serta pedoman

yang terkait dengan pelaksanaan tata kelola yang

baik dari pemegang saham pengendali. Dalam upaya

perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan tata

kelola yang baik, Perseroan sebagai bagian dari salah satu

konglomerasi keuangan di Indonesia selalu berupaya

untuk yang berlaku. Secara rutin setiap tahunnya,

Perseroan Feedback atas hasil Self Assessment segera

dilakukan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan.

d. Penghargaan GCG

Selama tahun 2014, penghargaan yang diterima oleh

Perseroan terkait GCG adalah sebagai berikut :

1. Perseroan meraih penghargaan “The Best GCG”

dari Majalah Business Review dalam acara Indonesia

Multifinance Award (IMA) 2014.

2. Perseroan memperoleh penghargaan sebagai

“Trusted Company” dalam implementasi GCG

dari Majalah Swa dan The Indonesian Institute for

Corporate Governance (IICG).

InFoRMASI SAnKSI ADMInSTRATIFSelama tahun 2014, Perseroan tidak menerima sanksi

administratif yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.

AKUnTAn EKSTERnALUntuk menyajikan laporan keuangan kepada pemegang

saham, Perseroan menggunakan jasa auditor eksternal yang

independen yang pemilihannya dilakukan melalui suatu proses

seleksi pengadaan jasa Auditor Independen untuk mengaudit

Laporan Keuangan Perseroan per 31 Desember 2014. Proses

seleksi dilakukan secara transparan dan independen oleh suatu

tim yang anggotanya terdiri dari Divisi GA & Procurement,

Divisi Finance & Accounting, Divisi Internal Audit, Divisi Risk &

AR Management, Divisi Legal & Compliance, Divisi Operation

dan Divisi Corporate Secretary. Tahapan pengadaan dimulai

dari mengundang 4 (empat) Kantor Akuntan Publik (KAP)

terbesar, penyampaian proposal jasa audit oleh masing-

masing KAP, presentasi masing-masing KAP dan tahap akhir

adalah negosiasi biaya. Hasil Penilaian didasarkan pada

faktor teknis dan faktor finasial. Selanjutnya hasil proses

akhir seleksi berupa penilaian yang dibuat oleh tim pengadaan

diajukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk mendapat

persetujuan dan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) Tahunan Perseroan.

Pada RUPS Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada

tanggal 10 April 2014, pemegang saham Perseroan telah

menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman

& Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited)

untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun

buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2014

serta memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk

menetapkan honorarium Akuntan Publik dan persyaratan

lainnya bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor tersebut serta

menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal

Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a

member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab

apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan

Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2014.

Tata Kelola Perusahaan

Page 210: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance208Laporan Tahunan 2014

Pertimbangan Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan

Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of

Ernst & Young Global Limited) adalah selain pernah mengaudit

untuk tahun buku 2012 sampai dengan 2013, Perseroan

menilai kemampuan teknis dari Kantor Akuntan Publik tersebut

telah sesuai dengan yang diharapkan oleh Perseroan dan telah

memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam Nomor VIII.A.2

tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Audit

di Pasar Modal.

Berikut ini daftar nama Kantor Akuntan Publik dan Auditor yang

mengaudit laporan keuangan Perseroan sejak tahun buku 2009 –

2014:

Tata Kelola Perusahaan

Tahun buku nama Kantor Akuntan Publik nama Auditor

2009 Haryanto Sahari & Rekan (PwC) Drs. Irhoan Tanudiredja CPA

2010 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Lucy Luciana Suhendra, SE, Ak, CPA

2011 Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC) Lucy Luciana Suhendra, SE, Ak, CPA

2012 Purwantono, Suherman, & Surja (EY) Peter Surja, CPA

2013 Purwantono, Suherman, & Surja (EY) Peter Surja, CPA

2014 Purwantono, Suherman, & Surja (EY) Danil Setiadi Handaja, CPA

Adapun biaya untuk jasa audit professional untuk tahun buku

2014 tersebut adalah sebesar Rp390.500.000,- (tigaratus

Sembilan puluh juta lima ratus ribu rupiah). Akuntan Publik

yang mewakili pelaksanaan audit laporan keuangan tahun

buku 2014 (Signing Partner) adalah Danil Setiadi Handaja, CPA.

KoDE ETIK DAn PAKTA InTEGRITASPerseroan telah memiliki panduan Kode Etik Karyawan yang

berlaku bagi karyawan dan manajemen Perseroan. Kode

Etik Karyawan tersebut dicantumkan di lampiran buku

Peraturan Perusahaan periode 2014-2016 yang dibagikan

kepada seluruh karyawan Perseroan agar dapat dipahami dan

diimplementasikan dalam aktifitas kerja sehari-hari.

Pokok-pokok kode etik Perseroan adalah sebagai berikut:

1. Wajib melaksanakan tugas pokok sesuai dengan uraian

pekerjaan dan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan oleh

perusahaan.

2. Mencurahkan semua kemampuan diri untuk perusahaan,

tidak bekerja dan mengikatkan diri pada pihak ketiga, baik

perorangan maupun badan usaha atau lembaga lainnya

untuk mendapatkan imbalan, kecuali telah mendapat ijin

tertulis dari Perusahaan.

3. Senantiasa melandasi seluruh tindakan dengan

mengutamakan kepentingan Perseroan, tidak

mengutamakan keuntungan pribadi/organisasi/kelompok

(conflict of interest).

4. Menerima dan memahami imbalan yang diberikan Perseroan

telah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, sehingga

tidak akan meminta atau menerima imbalan dalam bentuk

apapun dari pihak-pihak terkait dengan Perseroan.

5. Menjaga diri untuk bersikap profesional, sehingga

tidak akan melakukan upaya atau tindakan yang dapat

merugikan pihak-pihak terkait dengan Perseroan, termasuk

tidak terbatas pada klien, konsumen, relasi dalam hal-hal

yang dapat melanggar kode etik.

6. Menjaga diri untuk selalu dapat dipercaya dalam bekerja

dan akan selalu menjaga kerahasiaan atas:

a. Semua informasi dan data mengenai Perseroan yang

dapat dikategorikan sebagai rahasia perusahaan.

b. Semua informasi yang telah dipercayakan oleh

konsumen kepada Perseroan.

c. Semua transaksi yang telah dilakukan konsumen melalui

Perseroan.

d. Semua kode rahasia yang telah dipercayakan kepada

karyawan dalam rangka menjalankan tugas.

Page 211: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 209Laporan Tahunan 2014

7. Menjaga diri untuk bersikap profesional dalam bekerja

dengan menghindarkan diri dari adanya hubungan keluarga

langsung dengan salah seorang karyawan di Perseroan

(bapak, ibu, suami/istri, kakak, adik dan anak).

8. Selalu mengutamakan tugas-tugas Perseroan, tidak

memakai waktu kerja untuk usaha/bisnis pribadi.

9. Mengenakan Kartu Tanda Pengenal / Kartu Identitas

Karyawan yang diberikan Perseroan selama berada

dilingkungan pekerjaan.

10. Berlaku sopan dan menjaga Suasana persaudaraan serta

keakraban dalam lingkungan kerja. Menghindarkan

diri untuk menggunakan kekerasan fisik, mengancam,

memfitnah ataupun mencemarkan nama baik sesama rekan

kerja, yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan.

11. Memelihara lingkungan kerja yang sehat dan bersih,

serta menjauhkan diri dari penyalahgunaan obat-

obat psikotropika dan obat-obat terlarang, termasuk

dalam hal penggunaan, pengedaran, perdagangan dan

kepemilikannya.

12. Mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan.

13. Mematuhi Prosedur Operasional & Prosedur Administrasi

yang telah digariskan oleh perusahan.

14. Menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai budaya

perusahaan.

Setiap karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode

Etik Pegawai pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan

dan menyerahkannya kepada Divisi Human Resources

Development. Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran

terhadap Kode Etik Pegawai akan diberikan sanksi sesuai

dengan Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai

dengan pemutusan hubungan kerja.

Setiap karyawan Perseroan juga diharuskan menandatangani

Pakta Integritas yang berisi antara lain setiap karyawan

harus selalu menjunjung tinggi nilai integritas (kualitas moral

dan akhlak) yang baik dan jujur, tidak akan melakukan

penyalahgunaan wewenang dan mematuhi segala ketentuan

peraturan perusahaan atau kebijakan perusahaan yang telah

atau akan ditetapkan. Jika terjadi pelanggaran atas Pakta

Integritas ini, karyawan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan

yang berlaku.

Sosialisasi dan Universalitas Kode Etik

Kode Etik berlaku secara universal kepada seluruh jajaran

Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan Perseroan. Sosialisasi

Kode Etik dilakukan dengan mencantumkan pada lampiran

buku Peraturan Perusahaan periode 2014-2016 yang dibagikan

kepada seluruh karyawan Perseroan agar dapat dipahami dan

diimplementasikan dalam aktivitas kerja sehari-hari. Selain

itu internalisasi Kode Etik dilakukan melalui poster-poster,

Email Blast, Induction Program, dan dalam setiap pertemuan-

pertemuan yang diadakan secara berlaku.

Pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan, setiap

karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik

karyawan dan menyerahkan kepad Divisi Human Resources

Development. Berlaku sanksi bagi setiap pelanggaran Kode

Etik Karyawan yang dilakukan Karyawan. Sanksi sesuai dengan

Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai dengan

pemutusan hubungan kerja.

Untuk menegakkan implementasi kode etik karyawan,

Perseroan telah menyediakan sarana Whitleblowing System

sebagai fasilitas untuk melaporkan atau mengadukan adanya

dugaan pelanggaran kode etik.

Budaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh

seluruh karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan

singkatan dari Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan

yang merupakan 3 (tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya

mengandung 9 (sembilan) perilaku utama yang harus

diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan oleh

setiap karyawan.

Tata Kelola Perusahaan

Page 212: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance210Laporan Tahunan 2014

budaya Kerja PERWIRA

KePERcayaan Setiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai:• Jujur dan dapat dipercaya • Bertanggung Jawab• Berkomitmen

KeWIrausahaan Setiap karyawan wajib mempunyai:• Rasa Memiliki• Profesionalisme• Fokus Kepada Pelanggan

KegembiRAan Setiap karyawan harus bekerja:• Antusias, ulet, dan pantang menyerah• Bersinergi• Gembira

Perseroan senantiasa menekankan kepada setiap

karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan

mengimplementasikan budaya Perusahaan yaitu budaya kerja

PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja

PERWIRA pada awalnya dirumuskan sendiri oleh karyawan

dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja

yang menjadi pedoman berpikir dan berperilaku bagi setiap

karyawan.

URAIAn TEnTAnG PRoGRAM KEPEMILIKAn SAhAM oLEh KARYAWAn ATAU MAnAJEMEnSampai dengan tahun 2014, saham Perseroan tidak dimiliki

oleh karyawan atau manajemen.

SISTEM PELAPoRAn PELAnGGARAn Perseroan telah memiliki dan menerapkan Whistleblowing

System berdasarkan Surat Direksi Nomor: 063/MTF-DIR/

VII/2011 tanggal 20 Juli 2011. Penerapan Whsitleblowing

System ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan prinsip-

prinsip tata kelola perusahaan yang baik, mendeteksi dan

mengantisipasi terjadinya kecurangan atau pelanggaran dalam

Perseroan.

Mekanisme Whistleblowing System diterapkan bagi seluruh

stakeholder untuk mengawasi dan menyampaikan tindakan

yang tidak sesuai dengan kode etik perusahaan dan

Tata Kelola Perusahaan

menyimpang dari prinsip GCG. Secara internal, Whistleblowing

System digunakan pula sebagai media untuk menyampaikan

saran-saran ataupun ide-ide yang konstruktif dari karyawan

untuk kemajuan dan perkembangan Perseroan kedepannya.

Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan Laporan

Mekanisme penyampaian pelaporan maupun penyampaian

saran-saran dapat dilakukan melalui SMS atau telepon melalui

nomor: 0817 0919 103, melalui alamat email: direktur.

[email protected], melalui alamat surat ke kantor pusat

Perseroan ataupun dapat menyampaikan secara langsung

kepada manajemen. Perseroan telah menunjuk Kepala Divisi

Internal Audit dan Kepala Divisi Corporate Secretary untuk

mengelola dan menangani pengaduan yang masuk melalui

Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan

pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan.

Perlindungan dan Pengaduan

Perseroan akan menjaga penuh kerahasiaan setiap pelapor yang

menyampaikan pelaporannya agar hal ini dapat memberikan

kenyamanan dan keamanan bagi setiap pelapor.

hasil Laporan Pengaduan

Selama 2014, Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh

karyawan Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya

dugaan pelanggaran kode etik karyawan dan menyampaikan

ide-ide perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan

yang masuk telah ditindaklanjuti melalui Divisi Internal Audit

maupun divisi terkait lainnya.

Berikut rincian pelaporan pelanggaran kecurangan dan

penyampaian ide perbaikan:

Jenis Penyampaian Jumlah

Telah Diselesaikan/

Ditindaklanjuti

Masih Dalam Proses

Dugaan Kecurangan 3 3 -

Keluhan, Saran, Usul 1 1 -

Page 213: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 211Laporan Tahunan 2014

KETAATAn SEbAGAI PERUSAhAAn PEMbIAYAAnSebagai Perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak tahun 1989, Perusahaan senantiasa taat kepada peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No.84/PMK.012/2006 tanggal 19 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut, diantaranya sebagai berikut:

no. Keterangan Regulasi Status Catatan

1 Modal Disetor Minimal Rp. 100 Miliar. Memenuhi ketentuanModal disetor Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp 250 miliar.

2 Modal Sendiri Minimal 50 % dari modal disetor.

Memenuhi ketentuanModal Sendiri Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp900 miliar.

3Pembatasan jabatan untuk Direktur

Tidak merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lain.

Memenuhi ketentuan

Berdasarkan data Perseroan selama tahun 2014 tidak ada Direksi Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya.

4Pembatasan jabatan untuk Komisaris

Tidak merangkap jabatan di lebih dari 3 (tiga) perusahaan pembiayaan lain.

Memenuhi ketentuan

Berdasarkan data Perseroan selama tahun 2014 tidak ada Komisaris Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya.

5Jumlah minimum Piutang Pembiayaan

Minimal 40% dari jumlah Aset.

Memenuhi ketentuan

Jumlah piutang pembiayaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 89,75% dari jumlah aset.

6Jumlah pinjaman dibanding modal sendiri

Maksimal 10 kali. Memenuhi ketentuan

Jumlah Pinjaman yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah 6,37 kali dari modal sendiri.

LAPoRAn KEUAnGAn bULAnAn PERUSAhAAn PEMbIAYAAnSesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 3/POJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non

Bank, Perusahaan Pembiayaan wajib mengirimkan Laporan Bulanan kepada OJK paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Dalam

hal pada tanggal 10 jatuh pada hari libur, maka Laporan Keuangan Bulanan disampaikan pada hari kerja berikutnya.

Tata Kelola Perusahaan

Page 214: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance212Laporan Tahunan 2014

Selama tahun 2014, Perseroan telah melaporkan kepada OJK

Laporan Keuangan Bulanan secara tepat waktu dan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut :

Laporan Keuangan bulanan

Tanggal Penyampaian Kepada oJK

Januari 10 Februari 2014

Februari 10 Maret 2014

Maret 10 April 2014

April 9 Mei 2014

Mei 10 Juni 2014

Juni 10 Juli 2014

Juli 8 Agustus 2014

Agustus 9 September 2014

September 7 Oktober 2014

Oktober 10 November 2014

November 9 Desember 2014

Desember 8 Januari 2015

Tata Kelola Perusahaan

PEnERAPAn PRInSIP MEnGEnAL nASAbAh (KnoW YoUR CUSToMER) DAn PEnCEGAhAn PRAKTIK PEnCUCIAn UAnGSesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 30/PMK.010/2010 tanggal 9 Februari 2010 tentang

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan

Non Bank, serta untuk mencegah terjadinya praktik pencucian

uang (money laundering) melalui jasa perusahaan pembiayaan,

maka Perseroan telah memiliki dan menerapkan Pedoman

Prinsip Mengenal Nasabah yang juga telah disampaikan kepada

Bapepam/Otoritas Jasa Keuangan.

Terkait Pedoman Prinsip Menegenal Nasabah tersebut,

Perseroan membentuk Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah

(UKPN) yang berkedudukan di Kantor Pusat dan Petugas

Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang ada disetiap kantor

cabang Perseroan. Ketua UKPN saat ini dijabat oleh Kepala

Divisi Corporate Secretary dan dibantu oleh Kepala Divisi

Internal Audit dan Unit Kerja Compliance. Sementara PMN

di kantor-kantor cabang dijabat oleh Operation Head yang

bertanggungjawab kepada UKPN dalam melaporkan transaksi-

transaksi keuangan yang mencurigakan.

Page 215: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 213Laporan Tahunan 2014

Struktur organisasi UKPn

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR DIREKTUR

KOMITE AUDIT

DIV. INTERNAL AUDIT UKPN

PMN PMN

Tugas dan Wewenang Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah

(UKPN):

a. Tugas

• Menyusun dan memelihara Pedoman Pelaksanaan

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN).

• Memastikan adanya sistem informasi dan prosedur

identifikasi Nasabah yang memadai, termasuk

memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan

Nasabah telah mengakomodasi data yang diperlukan

dalam pelaksanaan PMN.

• Memantau Rekening dan pelaksanaan transaksi

Nasabah.

• Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan

analisis transaksi nasabah untuk memastikan ada

tidaknya Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM) dan/

atau Transaksi Keuangan Tunai (TKT).

• Menatausahakan hasil pemantauan dan evaluasi.

• Memantau pengkinian data dan profil Nasabah.

• Menerima dan melakukan analisis atas laporan TKM

dan/ atau laporan TKT yang disampaikan oleh unit-unit

kerja yang ditugaskan.

• Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang

akan dilaporkan kepada PPTAK..

b. Wewenang

• Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan

yang ada di seluruh unit organisasi.

• Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap

pelaksanaan PMN yang terafiliasi atau memiliki

kepentingan atas suatu TKM dengan Direksi atau

Dewan Komisaris.

• Mengusulkan kepala cabang dan/atau staf pada unit

kerja terkait untuk membantu pelaksanaan PMN.

c. Tanggung Jawab

• Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan

PMN di Perusahaan Pembiayaan terlaksana.

• Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang

akan disampaikan kepada PPATK.

• Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan

kebutuhan pelatihan tentang PMN bagi para pejabat

dan karyawan Perusahaan Pembiayaan.

• Menjaga kerahasiaan data Nasabah.

Tata Kelola Perusahaan

Page 216: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance214Laporan Tahunan 2014

KEGIATAn UKPnDalam rangka memenuhi ketentuan dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tanggal 9 Pebruari

2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, selama tahun 2014 UKPN Perseroan telah

melakukan 8 (delapan) kali sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan

Yang Mencurigakan kepada sejumlah karyawan Perseroan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kehati-hatian

karyawan terhadap kemungkinan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan.

Berikut kegiatan sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan Yang

Mencurigakan selama tahun 2014.

no Pelatihan hari/ Tanggal Peserta narasumber Materi

1 Induction Training 2014-Batch 1 dan Batch 2

•Senin,3Februari,2014•Jumat, 11 April 2014

Karyawan yang baru bergabung dengan Perseroan

Rafi Wisesa & Irene Yulita

Know Your Customer (“KYC”) dan Anti Money Laundering(“AML”)

2

Induction Training 2014-Batch 3 dan pelatihan pembekalan AMDP tahun 2014

Jumat, 5 September 2014

Karyawan yang baru bergabung dengan MTF dan pelatihan untuk calon para Area Manager yang akan ditempatkan di kantor cabang

Rafi Wisesa & Irene Yulita KYC dan AML

3 Sharing Session dengan Internal Audit Jumat, 14 Februari 2014

Divisi Internal Audit di Kantor Pusat

Rafi Wisesa & Irene Yulita

Implementasi KYC dan AML di Perusahaan Pembiayaan

4 Pembekalan Outlet Manager Selasa, 18 Februari 2014

Karyawan yang menjabat sebagai Outlet Manager di kantor cabang

Rafi Wisesa & Irene Yulita KYC dan AML

5 Pembekalan Operation Head Rabu, 26 Februari 2014

Karyawan yang menjabat sebagai Operation Head di kantor cabang

Rafi Wisesa & Irene Yulita KYC dan AML

6 Pembekalan Credit Head Jumat, 7 Maret 2014

Karyawan yang menjabat sebagai Credit Head di kantor cabang

Rafi Wisesa & Irene Yulita

KYC dan AML

7Induction Training Kantor Cabang Mojokerto dan Gresik

Selasa, 11 April 2014

Karyawan baru di Kantor Cabang Mojokerto dan Gresik

Rafi Wisesa KYC dan AML

8Service Exellence Training 2014 – Batch 1 s.d Batch 4

• Rabu,11Juni2014• Rabu,18Juni2014• Rabu,25Juni2014• Kamis,3Juli2014

Pelatihan untuk customerservicedikantor cabang

Rafi Wisesa & Irene Yulita

KYC dan AML

Tata Kelola Perusahaan

Page 217: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 215Laporan Tahunan 2014

Selama tahun 2014, UKPN Perseroan menemukan adanya

2 (dua) transaksi keuangan yang mencurigakan yang harus

dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (PPATK) sesuai dengan parameter yang telah

ditetapkan oleh Perseroan. Temuan-temuan transaksi keuangan

mencurigakan tersebut telah dilaporkan kepada PPATK sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

KEAnGGoTAAn oRGAnISASISebagai unit usaha pembiayaan yang aktif, Perseroan aktif

dalam keikutsertaan sebagai anggota Asosiasi Perusahaan

Pembiayaan Indonesia (APPI). Selain itu Perseroan juga menjadi

anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) serta aktif berpartisipasi

dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lembaga-lembaga

tersebut, seperti seminar, pelatihan dan dalam bidang olah

raga.

Tata Kelola Perusahaan

AKSES InFoRMASI DAn DATA PERUSAhAAnUntuk dapat mengakses informasi mengenai Perseroan

maupun produk-produk pembiayaan Perseroan, masyarakat

dapat mengunjungi situs Perseroan dengan alamat situs www.

mtf.co.id. Di dalam situs tersebut, Perseroan menyediakan

informasi antara lain mengenai informasi keuangan, berita-

berita kegiatan Perseroan, simulasi kredit, daftar alamat kantor

cabang, serta kanal untuk menyampaikan keluhan konsumen

ataupun meminta informasi mengenai produk pembiayaan

yang diberikan oleh Perseroan. Melalui situs ini diharapkan

dapat dilakukan penyebaran informasi secara luas berkaitan

dengan operasional Perseroan maupun informasi lainnya secara

lebih komprehensif.

Page 218: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance216Laporan Tahunan 2014

Berdasarkan data dari Google Analytics, jumlah pengunjung situs perseroan selama tahun 2014 meningkat 60% dibandingkan

tahun 2013. Data pengunjung situs Perseroan selama tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut:

Keterangan 2013 2014 Perubahan

New Visitor 71.480 109.867 53,70%

Returning Visitor 24.699 44.493 80,14%

Total Visitor 96.179 154.360 60,49%

Sumber: Google Analytics

Perkembangan Jumlah Pengunjung Situs Perseroan Tahun 2012-2014

 3,961    

 4,430      6,007    

 5,811    

 5,021    

 6,174    

 5,145    

 6,841      7,389      8,571    

 7,944    

 8,933    

 9,794    

 8,057    

 8,376    

 5,374    

 6,270      7,115    

 7,539      7,018    

 8,635      8,832      9,751      9,418    

 10,403    

 10,177    

 12,229    

 11,252    

 11,744      12,051    

 10,875    

 13,681    

 13,931    

 14,455      15,705    

 17,857    

 -­‐        

 2,000    

 4,000    

 6,000    

 8,000    

 10,000    

 12,000    

 14,000    

 16,000    

 18,000    

 20,000    

Jan   Feb   Mar   Apr   May   Jun   Jul   Aug   Sep   Oct   Nov   Dec  

2012  

2013  

2014  

Sumber: Google Analytics

Perseroan senantias melakukan pengkinian data situs Perseroan maupun melakukan pengembangan atas situs tersebut agar

informasi yang disajikan melalui situs Perseroan dapat lebih lengkap dan terkini serta mudah diakses oleh para stakeholders.

Tata Kelola Perusahaan

Page 219: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 217Laporan Tahunan 2014

Tata Kelola Perusahaan

Selain melalui situs tersebut, Perseroan juga memiliki jaringan

social media yaitu facebook fanpage dengan account MTF

AutoLoan, Twitter dengan account @MTF_Autoloan serta

Youtube dengan alamat www.youtube.com/MTFAutoLoan.

Dengan adanya sosial media ini diharapkan dapat lebih

meningkatkan hubungan antara Perseroan dengan

konsumennya maupun stakeholders lainnya.

Jenis Media Keterangan

Website www.mtf.co.id

Facebook Fanpage MTF Autoloan

Twitter @MTF_AutoLoan

Youtubewww.youtube.com/MTFAutoLoan

Email [email protected]

Care Center 021-230 1825

SMS Request on Demand 99333

Perseroan juga selalu menjaga hubungan baik dengan media

massa yang merupakan salah satu stakeholder Perseroan. Oleh

sebab itu dalam setiap aksi korporasinya maupun dalam rangka

promosi produk pembiayaan, Perseroan selalu melibatkan

media massa baik media cetak, media online maupun media

elektronik. Selama tahun 2014, media massa yang digunakan

oleh Perseroan untuk menyampaikan produk atau informasi

mengenai Perseroan adalah Surat Kabar Harian Bisnis

Indonesia, KOMPAS, Investor Daily, Indonesia Finance Today,

Kontan, Majalah Inflight Garuda dan Lion Air, Majalah SWA

serta beberapa surat kabar di daerah Lampung, Jawa Tengah

dan Bali, sedangkan media berita elektronik yang digunakan

adalah detik.com, Indonesiafinancetoday.com, Bisnis Indonesia

Online dan Kontan Online.

PERKEMbAnGAn MEDIA SoSIAL PERSERoAn TAhUn 2014Guna mendekatkan diri kepada konsumen dan masyarakat

luas serta sebagai sarana media promosi dan informasi, sejak

Agustus 2012 Perseroan telah meluncurkan jejaring media

social facebook fanpage dan twitter dan kemudian diikuti

dengan membuat akun Youtube, Google+, dan Instagram.

Dalam perkembangannya jumlah pengakses jejaring media

social facebook fans, Twitter, Youtube, Google+, dan Instagram

yang diberi nama MTF Auto Loan menunjukkan peningkatan

tiap bulannya sampai dengan akhir tahun 2014.

Facebook Fanspage MTF Auto Loan sampai dengan tahun

2014 telah memiliki sebanyak 6.312 fans yang terdiri dari

80% laki-laki dan 20% perempuan.

Untuk saluran YouTube MTF Auto Loan sampai dengan tahun

2014 telah mengunggah 10 video yaitu video new company

profile Mandiri Tunas Finance, Mandiri Tunas Finance company

profile, Aku dan Dirimu - Ari Lasso feat MTF Idol Pipit Yunita,

Mandiri Tunas Finance Peduli Keselamatan Berkendara,

MTF Amazing Track Singapore 2012, 5 Tahun Mandiri

Tunas Finance, Aksi Donor Darah Mandiri Tunas Finance,

Arti Merdeka Mandiri Tunas Finance, MTF Member Card,

MTF Milik Kita. Total penayangan video sebanyak 3.453 kali

dengan estimasi durasi waktu penayangan sebanyak 10.585

menit waktu penayangan. Tayangan video disaksikan melalui

halaman YouTube sebanyak 69% atau 2.376 views, ditautkan

ke website lain yang disambungkan dengan YouTube sebanyak

18% atau 630 views, telepon seluler sebanyak 12% atau 426

views, dan halaman YouTube lainnya sebesar 0,6% atau 21

views.

Page 220: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance218Laporan Tahunan 2014

Selain Facebook, Twitter, dan YouTube MTF Auto Loan yang

sudah dipublikasikan di tahun 2012, pada pertengahan

tahun 2014 Perseroan juga meluncurkan akun Instagram dan

Google+ sebagai alternative saluran media sosial lain yang

tengah diminati oleh masyarakat dan sebagai upaya untuk terus

mendekatkan diri dan sebagai media promosi dan informasi

Perseroan kepada masyarakat.

Berikut jumlah pengakses media sosial MTF Auto Loan sampai

dengan akhir tahun 2014:

Jenis Media Keterangan Jumlah Pengikut

facebook fanpage MTFAutoLoan 6.312

Twitter MTF_AutoLoan 6.515

YouTube MTFAutoLoan 3.453

Instagram mtf_autoloan 56

Google+ MTFAutoLoan 26

Tata Kelola Perusahaan

PEnAnGAnAn KELUhAn KonSUMEnUntuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

konsumennya, Perseroan senantiasa memperhatikan setiap

keluhan konsumennya. Penanganan dan penyelesaian keluhan

konsumen dilakukan melalui unit kerja Customer Care &

Services di Kantor Pusat maupun Customer Care & Services

Officer di setiap kantor cabang dengan koordinasi unit

kerja terkait. Konsumen dapat menyampaikan keluhannya

melalui berbagai media yang telah disediakan oleh Perseroan

untuk mempercepat dan mempermudah konsumen dalam

menyampaikan keluhannya, yaitu sebagai berikut :

Jenis Media Keterangan

Website www.mtf.co.id

Facebook Fanpage MTF Autoloan

Twitter @MTF_AutoLoan

Email [email protected]

Care Center 021-230 1825

Yahoo Messenger [email protected]

Berikut data jumlah keluhan konsumen Perseroan per bulan selama tahun 2014 :

Jan

12

60

49

31

1822

16

6358

45

56

17

JulFeb AguMar SepApr OktMei NovJun Des

Page 221: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 219Laporan Tahunan 2014

Selama tahun 2014, jumlah keluhan konsumen yang diterima

oleh Perseroan sebanyak 447 keluhan, meningkat hampir 2

kali lipat dibandingkan tahun 2014 sebanyak 299 keluhan.

Peningkatan keluhan tersebut didominasi akibat adanya

keluhan ID BI Checking Konsumen sebanyak 53% dikarenakan

belum terupdatenya data konsumen oleh Bank Mandiri.

Seluruh keluhan di tahun 2014 telah diselesaikan seluruhnya

dengan baik oleh Perseroan.

53%

BI Checking

Asuransi

Lain-lain

Pelayanan

Angsuran

Kontrak

Pendebetan

Collection

KATEGoRI KELUhAn

12%

3%1%

12%

5%7%

7%

Tata Kelola Perusahaan

Dari total keluhan konsumen di tahun 2014, 42% diantaranya

disampaikan melalui layanan telepon care center, 31% melalui

kantor cabang, 10% melalui email, 8% melalui website, 6%

melalui social media dan sisanya melalui walk in, surat ke

HO, Bank Mandiri, Media Cetak dan Media Sosial . Keluhan

yang telah disampaikan oleh konsumen menjadi masukan bagi

Perseroan dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk dapat

lebih memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya.

Care Center

Email CS

Sosial Media

Kantor Cabang

Lain-lain

Website

MEDIA PEnYAMPAIAn

KELUhAn

41%

10%

6%

31%

4%8%

hubungan dengan Media MassaSebagai salah satu stakeholders, media massa mempunyai

peranan penting dalam perkembangan usaha Perseroan. Oleh

sebab itu, Perseroan senantiasa menjaga hubungan baik dengan

media massa dengan selalu menjalin komunikasi yang intensif

dan memberikan informasi yang terkini mengenai Perseroan

khususnya mengenai perkembangan kinerja Perseroan dari

waktu ke waktu. Peningkatan hubungan baik dengan media

massa tidak hanya dilakukan di Jakarta namun juga dengan

media massa di daerah-daerah dimana lokasi cabang Perseroan

berada. Penyampaian informasi terkini Perseroan kepada media

massa disampaikan melalui Corporate Secretary ataupun

dapat langsung oleh Direksi Perseroan dalam kesempatan-

kesempatan tertentu.

Page 222: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance220Laporan Tahunan 2014

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perseroan di tahun 2014 dalam rangka meningkatkan

hubungan kerjasama yang baik antara Perseroan dengan media massa adalah sebagai berikut :

1. Melakukan kegiatan Media Visit pada tanggal 29 April 2014 ke kantor Redaksi Harian Kontan

dalam rangka meningkatkan hubungan baik dengan Media dan menjelaskan perkembangan

kinerja Perseroan terkini.

2. Mengadakan Media Gathering pada tanggal 14 Agustus 2014 untuk menyampaikan informasi

kepada media cetak, media online maupun media elektronik terkait kinerja usaha Perseroan

semester I tahun 2014.

3. Melakukan Media Visit pada tanggal 22 September 2014 ke kantor Redaksi Otomotif Group dalam

rangka penjajakan kerjasama dan update bisnis dan kinerja Perseroan

4. Mengadakan Media Gathering pada tanggal 30 Oktober 2014 untuk menyampaikan informasi

kepada media cetak, media online maupun media elektronik terkait kinerja usaha Perseroan Kuartal

3 tahun 2014.

Dalam setiap kegiatan maupun dalam rangka promosi produk pembiayaan, Perseroan selalu melibatkan

media massa baik media cetak, media online maupun media elektronik. Selama tahun 2014, kerjasama

peliputan maupun penyajian berita mengenai Perseroan dilakukan melalui berbagai media, antara lain

sebagai berikut:

Tata Kelola Perusahaan

Page 223: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 221Laporan Tahunan 2014

Jenis Media nama Media

Media Cetak

Konta, Investor Daily, The Jakarta Post, Kompas, Indopos, Suara Karya, Bisnis Indonesia, Jakarta Globe, Suara Pembaruan, Neraca, Rakyat Merdeka, Sinar Harapan, Koran Jakarta, Jawa Pos, Lampung Pos. Radar Bisnis, Radar Banten, Jurnal Nasional, Majalah Multifinance, Pontianak Post, Garuda Inflight Magazine, Lion Inflight Magazine, Sriwijaya inflight magazine

Media Online

viva.co.id, sindonews.com, gebraknews.com, infosatu.com, ift.co.id, kabarbisnis.com, kontan.co.id, bertuahpos.com, rimanews.com, bisnis.com, bewara.co, antarafoto, kompas.com, detik.com, inilah.com, beritasatu, okezone, tribunnews, infobanknews.com, wartaekonomi.co.id, gatra.com, iqplus.info, Ipotnews.co, cnnindonesia.com, metrotvnews.com, indopos.co.id, koran-jakarta.com, imq21.com, jpnn.com, swa.co.id, agrofarm.co.id, aktual.co.

Media Elektronik Bloomberg TV, Beritasatu TV

Survei Konsumen Tahun 2014Pada 2014, Perseroan melakukan Survei Konsumen yang bertujuan untuk :

1. Mengetahui persepsi konsumen.

2. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen.

3. Menunjukkan komunikasi dan komitmen terhadap kualitas pelayanan kepada konsumen.

4. Sebagai pedoman penyusunan rencana dan strategi usaha serta perbaikan proses kerja.

5. Mengevaluasistandarpelayanankepadakonsumen.

Adapun metode dan teknis pelaksanaan Survei Konsumen tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Metode surveiMengajukan beberapa pertanyaan sederhana disertai pilihan jawaban kepada target konsumen responden melalui telepon.

Target konsumen responden Konsumen Perseroan periode Januari – Juni 2014

Kategori konsumen Lancar s/d Overdue 1 - 7 hari

Target jumlah responden 3.000 orang

Periode Survei 3 (tiga) bulan dari 15 September – 28 November 2014

Pelaksana Survei 78 orang Customer Care & Services Officer di Kantor Cabang

Jenis Pertanyaan Survei

1. Dari mana Anda mengetahui Mandiri Tunas Finance?

2. Apa alasan Anda memilih kredit di Mandiri Tunas Finance?

3. Bagaimana pendapat Anda tentang proses pengajuan kredit di Mandiri Tunas Finance?

4. Bagaimana pendapat Anda tentang keseluruhan pelayanan yang diberikan oleh Kantor

Cabang kami?

5. Bagaimana pendapat Anda tentang informasi yang disampaikan oleh marketing Mandiri

Tunas Finance?

6. Bagaimana pendapat Anda tentang petugas penagihan kami baik melalui telepon atau

datang ke rumah?

7. Bagaimana pendapat Anda tentang fasilitas pembayaran angsuran yang kami berikan?

Tata Kelola Perusahaan

Page 224: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance222Laporan Tahunan 2014

Hasir Survei Konsumen yang telah dilakukan oleh Perseroan

adalah sebagai berikut :

Jumlah Responden Konsumen : 3.801 orang

Jumlah Cabang Lokasi Survei : 44 Kantor Cabang

Hasil Survei :

1. Sebanyak 56% konsumen responden mengetahui Mandiri

Tunas Finance melalui DEALER, diikuti oleh 19% konsumen

responden mengetahui melalui REFERENSI.

Iklan Koran

Media Sosial

Website

Dealer

Referensi

Lain-lain

Darimana Konsumen

Mengetahui MTF

56%

19%

10% 9%3%

3%

2. Sebanyak 31% konsumen responden memilih Mandiri

Tunas Finance sebagai perusahaan pembiayaan dengan

alasan PROSES KREDIT CEPAT, diikuti 23% konsumen

responden memilih dengan alasan JARINGAN KANTOR

CABANG yang tersebar luas.

Proses Cepat

Bunga Ringan

Jaringan

Kemudahan Pembayaran Angsuran

Pelyanan Prima

Referensi

Lain-lain

Alasan Memilih MTF31%

11%

23%

8%

4%

19%

4%

Tata Kelola Perusahaan

3. Sebanyak 62% konsumen responden menilai proses

persetujuan kredit di Mandiri Tunas Finance sudah CEPAT,

sedangkan 21% konsumen responden menilai proses

persetujuan kredit di Mandiri Tunas Finance CUKUP CEPAT.

Sangat Cepat

Cepat

Cukup Cepat

Lambat

Proses Kredit di MTF

15%

62%

21%

2%

4. Sebanyak 60% konsumen responden menilai pelayanan

Kantor Cabang Mandiri Tunas Finance sudah BAIK, diikuti

27% konsumen responden yang menilai CUKUP BAIK.

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Buruk

Pelayanan Kantor

Cabang

11%

60%

27%

2%

Page 225: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 223Laporan Tahunan 2014

Tata Kelola Perusahaan

5. Sebanyak 55% konsumen responden menilai informasi

yang diberikan oleh marketing Mandiri Tunas Finance

sudah LENGKAP, sedangkan 32% konsumen responden

menilai sudah CUKUP LENGKAP.

Sangat Lengkap

Lengkap

Cukup Lengkap

Tidak Lengkap

Informasi yang

diberikan Marketing

MTF

8%

55%

32%

5%

6. Sebanyak 62% konsumen responden menilai pelayanan

petugas penagihan (collector) Mandiri Tunas Finance sudah

CUKUP RAMAH, diikuti 29% konsumen responden yang

menilai sudah RAMAH.

Sangat Ramah

Ramah

Cukup Ramah

Tidak Ramah

Pelayanan Petugas

Penagihan (Collector)

MTF

6%

29%

62%

3%

7. Sebanyak 76% konsumen responden menilai fasilitas

pembayaran angsuran di Mandiri Tunas Finance sudah

BAIK, diikuti 19% konsumen responden yang menilai

sudah CUKUP BAIK.

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang

Fasilitas Pembayaran

Angsuran

2%

76%

19%

3%

Di tahun 2015 Perseroan merencanakan akan melakukan

kembali Survei Konsumen serta Survei Dealer untuk dapat lebih

memahami persepsi Konsumen dan Dealer terhadap Perseroan.

Page 226: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance224Laporan Tahunan 2014

PERTEMUAn DEnGAn InSTITUSI ASInGSebagai emiten obligasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dalam rangka implementasi prinsip transparansi sebagai salah satu

prinsip tata kelola Perusahaan yang baik, Perseroan di tahun 2014 melakukan beberapa kali pertemuan dengan institusi asing.

Inisiatif pertemuan tersebut berasal dari pihak institusi asing dan Direksi Perseroan menyambut baik diadakannya pertemuan

tersebut selain untuk menginformasikan kinerja Perseroan juga untuk membantu pihak institusi asing dalam pengumpulan data

mengenai industri otomotif dan industri pembiayaan di Indonesia terkait penelitian atau analisa pasar yang sedang dilakukan

oleh institusi asing tersebut. Seluruh pertemuan dengan institusi asing tersebut dilakukan di kantor pusat Perseroan di Jakarta dan

dihadiri oleh seluruh Direksi Perseroan.

Adapun pertemuan yang dilakukan Perseroan dengan institusi asing selama tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tanggal Pertemuan

nama Institusi AsingAsal

negaranama PIC Tema Pertemuan

16 Juli 2014

Hitachi Research InstituteAlamat :Akihabara Daibiru Building 18 – 13,Sotokanda 1 – chome,Chiyoda-ku, Tokyo, Japanwww.hitachi-hri.com

Jepang

Yuji Fujii (Associate Senior Researcher)Toshihiro Yabuki (Senior Researcher)

Prospek Industri Otomotif dan Perkembangan Jasa Pembiayaan di Indonesia

17 Juli 2014

Mitsubishi UFJ Morgan StanleyAlamat :Mitsubishi Building, 2-5-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyowww.sc.mufg.jp

JepangNobuyaki Saji (Chief Economist Equity Research Dept.)

Indonesia Economy and Implication on Japanese

Economy

29 Agustus 2014

PricewaterhouseCoopers AarataAlamat :Sumitomo Fudosan Shiodome Hamarikyu Building 8-21-1 Ginza,Chuo-ku, Tokyo

Jepang

Dr.Yasuko Nomura (Senior Manager Governance, Risk and Compliance)Yuki Konaka (Governance, Risk and Compliance)

Eco Auto Lease

Tata Kelola Perusahaan

Page 227: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 225Laporan Tahunan 2014

PRAKTIK bAD CoRPoRATE GoVERnAnCESelama 2014, Perseroan tidak melakukan segala hal yang berkaitan dengan praktik-praktik bad corporate governance. Praktik

ini cenderung akan merusak sitem tata kelola yang telah dibangun Perseroan. Adapun informasi yang dapat dihimpun Perseroan

mengenai hal ini adalah sebagai berikut:

no Keterangan Praktik

1 Adanya laporan sebagai Perusahaan yang mencemari lingkungan Nihil

2Perkara penting yang sedang dihadapi Perusahaan, entitas anak, Anggota Direksi dan/atau Anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan

Nihil

3 Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Nihil

4 Ketidakpastian penyajian laporan keuangan dengan PSAK Nihil

KEPATUhAn PAJAK Perseroan senantiasa memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai kontribusi dan kepatuhan terhadap

negara. Hal ini sejalan dengan semangat Pemerintah untuk meningkatkan pembangunan melalui optimalisasi penerimaan pajak.

KEbERAGAMAn KoMPoSISI DEWAn KoMISARIS DAn DIREKSI Kualitas setiap insan dalam Perusahaan merupakan faktor yang amat signifikan dalam menunjang kemajuan Perusahaan pada

masa mendatang. Kualitas ini dapat dilihat baik dari segi keterampilan, kompetensi maupun etos kerja yang dipandang sebagai

kunci utama keberhasilan dan kemajuan Perusahaan. Kualitas tersebut tentunya dimiliki oleh para pimpinan Perusahaan. Oleh

karenanya, Perusahaan memandang perlu adanya keterampilan yang beragam untuk mendukung peningkatan kompetensi, guna

memenuhi kelengkapan keahlian yang diperlukan dalam jajaran kepemimpinan, khususnya bagi jajaran Dewan Komisaris serta

Direksi.

Pelaksanaan tata kelola perusahaan dirancang untuk menciptakan iklim yang mendorong adanya partisipasi konkret seluruh

pemangku kepentingan serta adanya keberagamanan dalam susunan komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi. Keberagaman

ini diwujudkan melalui pembentukan komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi yang memenuhi berbagai aspek yang diperlukan

baik dari segi kualifikasi akademis, keterampilan, usia serta atas dasar prinsip anti diskriminasi.

Tata Kelola Perusahaan

Page 228: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance226Laporan Tahunan 2014

Page 229: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 227Laporan Tahunan 2014

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Page 230: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance228Laporan Tahunan 2014

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

A. FILOSOFI DAN DASAR KEBIJAKAN TANGGUNG

JAWAB

Pemanasan bumi, globalisasi, kesenjangan sosial dan ekonomi

serta perkembangan teknologi infomasi mendorong adanya

peningkatan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan

(Corporate Social Responsibility/CSR) bagi masyarakat Indonesia

umumnya, serta lingkungan sekitar Perseroan khususnya.

Di sisi lain, untuk tujuan keberlanjutan bisnis, Perseroan juga

menyadari pentingnya CSR sebagai fondasi dalam membangun

kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Prinsip-prinsip

CSR pada dasarnya berlaku umum, tetapi penerapan yang

sukses sangat dipengaruhi oleh strategi bisnis perusahaan

terhadap kepentingan masyarakat tempat Perseroan beroperasi.

Guna tercapainya kondisi perusahaan sebagai Good Corporate

Citizen, Perseroan senantiasa membangun hubungan baik

dengan para stakeholders, masyarakat dan lingkungannya.

Hubungan baik tersebut bukan saja membawa manfaat

kepada stakeholders tetapi juga manfaat jangka panjang bagi

Perseroan.

Dalam menjalankan bisnis, Perseroan senantiasa menyelaraskan

kegiatan-kegiatan CSR Perseroan terhadap kebutuhan

masyarakat dan lingkungan sekitar, dengan menggunakan

strategi CSR yang terintegrasi dengan strategi bisnis Perseroan.

Hal ini bertujuan untuk membentuk kerja sama jangka

panjang serta pertumbuhan yang berkelanjutan. Kegiatan

CSR ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian terhadap

sesama, juga dalam rangka membantu program Pemerintah

untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu

atau yang sedang tertimpa musibah. Hubungan bersinergi

antara Perseroan dengan masyarakat dan lingkungan hidup

merupakan pola hubungan saling ketergantungan.

Dasar Kebijakan

Secara garis besar, kebijakan umum CSR yang diterapkan

dalam Perseroan adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang RI No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen

2. Undang-Undang RI No 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

3. Undang-Undang RI No 40 tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas

Garis Besar Kegiatan

Selama 2014, program CSR Perseroan yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2. Lingkungan Hidup

3. Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan.

4. Tanggung jawab Terhadap Nasabah.

Biaya Kegiatan

Sepanjang 2014, biaya yang telah dikeluarkan oleh

Perseroan untuk pelaksanaan aktivitas berkaitan dengan CSR

adalah sebesar Rp344.744.736. Jumlah ini meningkat 49%

dibandingkan dengan biaya CSR tahun 2013. Adapun biaya

CSR yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dalam 3 (tiga) tahun

terakhir adalah sebagai berikut:

2012 2013 2014

Biaya CSR Rp157.000.000 Rp.232.122.050 Rp344.744.736

Pada 2015, Perseroan akan lebih meningkatkan program CSR

agar dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat

dengan melakukan berbagai aktivitas sosial.

B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BIDANG

KETENAGAKERJAAN, KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA

Kebijakan

Dalam bidang Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan

Kerja, Perseroan fokus untuk membentuk lingkungan kerja

yang mendukung pencapaian target yang maksimal. Kondisi

kerja yang baik dapat diwujudkan dengan memberikan

kepastian mengenai jaminan kesehatan dan keselamatan para

pegawai saat bekerja.

Area kerja operasional Perseroan yang pada umumnya dilakukan

di lingkungan perkantoran, memiliki tingkat risiko kerja lebih

Page 231: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 229Laporan Tahunan 2014

Di tahun 2014, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp14,78 triliun dengan jumlah piutang pembiayaan yang dikelola sebesar Rp21,16 triliun.

rendah dibandingkan dengan area kerja sektor industri lainnya.

Namun, hal ini tidak mengurangi upaya Perseroan dalam

memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.

Kegiatan

Sebagai bentuk jaminan kesehatan dan keselamatan kerja,

seluruh karyawan Perseroan dilindungi dan diikutsertakan

dalam program asuransi kesehatan wajib melalui Program

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan

asuransi kesehatan tambahan melalui Asuransi Kesehatan

Komersial (Non BPJS) serta mendapat bantuan biaya melahirkan

dan bantuan pembelian kacamata. Adapun manfaat yang

diberikan dari Asuransi Kesehatan Tambahan adalah sebagai

berikut:

1. Jaminan Rawat Jalan

2. Jaminan Rawat Inap

3. Tunjangan kecelakaan diri (meninggal dunia dan cacat

tetap total)

4. Santunan duka

Mayoritas kegiatan karyawan berada di dalam gedung

bangunan, maka program Ketenagakerjaan, Kesehatan

dan Keselamatan Kerja Perseroan dijalankan dengan lebih

menitikberatkan pada pelaksanaan program dasar untuk

mencegah risiko kecelakaan kerja dan memastikan kesehatan

pegawai, salah satunya dengan mengadakan latihan evakuasi

dalam keadaan darurat.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Page 232: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance230Laporan Tahunan 2014

Perseroan juga menerapkan program standar keselamatan

kerja di lingkungan perkantoran dengan menyiapkan peralatan

dasar keselamatan yang memadai. Dengan memperhatikan

semua aspek tersebut, membuktikan tidak adanya kecelakaan

kerja yang terjadi sepanjang tahun 2014.

C. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BIDANG LINGKUNGAN

HIDUP

Kebijakan

Perseroan berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan

dengan mengimplementasikan beberapa kebijakan untuk

menjaga lingkungan mulai dari lingkungan Perseroan sendiri.

Hal ini dilakukan secara berkelanjutan, dengan harapan dapat

membawa perubahan positif kepada masyarakat luas.

Kegiatan

Karyawan dianjurkan untuk meminimalisasi penggunaan kertas

dan energi sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian

alam. Kegiatan sederhana ini diharapkan mampu mendorong

kesadaran karyawan terhadap lingkungan dan kemudian

menerapkan hal tersebut di wilayah yang lebih besar sehingga

memberikan dampak yang lebih luas.

Pada 2014, Perseroan juga melaksanakan kegiatan CSR

terhadap lingkungan, diantaranya sebagai berikut:

1. Pemberian bantuan pemeliharaan lingkungan disekitar

kantor-kantor cabang Perseroan.

2. Pemberian sumbangan 235 bibit tanaman untuk anak-anak

SD Kartika di Makassar.

3. Melakukan kampanye hemat energy melalui poster di

seluruh kantor cabang Perseroan.

D. TANGGUNG JAWAB SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN

SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN

Kebijakan

Perseroan menjalankan program CSR dalam bidang sosial

sebagai respon terhadap kebutuhan masyarakat sekitar.

Program ini meliputi bidang sosial dan kesehatan, keagamaan

serta pendidikan.

Kegiatan

Sebagai bentuk kepedulian sosial Perseroan, baik kepada

karyawan maupun kepada masyarakat sekitar Perseroan,

beberapa program CSR telah dilakukan di sepanjang 2014.

Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Page 233: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 231Laporan Tahunan 2014

1. Bidang Sosial dan Kesehatan

• Aksi Donor Darah sebanyak 5 kali dengan jumlah

pendonor seluruhnya sebanyak 452 orang.

· Pemberian sumbangan dana untuk korban banjir

Bandang di Manado.

• Pemberian bantuan dana dan kebutuhan bahan

pokok kepada Panti Asuhan di Jakarta, Lampung dan

Pontianak.

· Mengadakan pengobatan massal gratis bagi warga di

Cilegon.

2. Bidang Keagamaan

• Acara bagi-bagi takjil sebanyak 1.725 paket untuk

pengendara kendaraan bermotor yang ada di seputaran

kantor cabang MTF Kebon Jeruk, Tanjung Pinang dan

MTF Pekalongan.

• Kunjungan ke beberapa Panti Asuhan serta pemberian

sumbangan dalam rangka memperingati bulan suci

Ramadhan dan Hari Raya Natal.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

3. Bidang Pendidikan

• Pelaksanaan Program Magang bagi siswa SMU dan

Universitas untuk memberi kesempatan kepada mereka

menggali pengalaman bekerja di Perseroan.

• Pemberian Program Beasiswa setiap tahun bagi anak

karyawan Perseroan yang berprestasi dari tingkat

Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum.

• Sumbangan buku pengetahuan dan Genset untuk

membantu pendidikan anak-anak jalanan yang berada

di bawah naungan Sekolah Kolong Pelangi Jakarta.

• Pelaksanaan kuliah umum di Fakultas ilmu Ekonomi

Universitas Mulawarman, Samarinda, Universitas

Lampung dan STIE TRISAKTI, Jakarta, sebagai bagian

partisipasi aktif Perseroan dalam melakukan Edukasi

Literasi Keuangan yang juga merupkan program

nasional Otoritas Jasa Keuangan dengan menghadirkan

pembicara dari jajaran manajemen Perseroan.

Selain aktivitas tersebut, Perseroan dan karyawan Perseroan

juga turut memberikan bantuan donasi bagi karyawan

atau keluarga karyawan yang sedang mengalami sakit atau

kedukaan sebagai wujud solidaritas serta agar dapat membantu

meringankan beban karyawan dan keluarganya.

Page 234: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance232Laporan Tahunan 2014

PROGRAM EDUKASI DAN LITERASI KEUANGAN 2014

Untuk mendukung Program Nasional Literasi Keuangan

yang diprakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan, Perseroan di

tahun 2014 telah berperan aktif dalam melakukan beberapa

Program Kerja Edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan

masyarakat, sebagai berikut:

Pelaksanaan Program Kerja Edukasi untuk meningkatkan

Literasi Keuangan Masyarakat Tahun 2014

No.Tanggal

Pelaksanaan Aktivitas Peserta Kota

Program Literasi Keuangan

Nara Sumber Penyelenggara

1 22-Feb-14Kuliah Umum

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada

JogjakartaPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan

Ign. Susatyo Wijoyo (Direktur Utama)

Perseroan

2 7-Mar-14 Talk ShowPegawai PT Aplikanusa Lintasarta

JakartaPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan

Ign. Susatyo Wijoyo (Direktur Utama)

Perseroan

3 26-Mar-14 Talk Show

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

PalembangPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan

Bragent Tambunan (Regional Manager 2) dan Arief Pramono (Kepala Cabang Palembang)

OJK, APPI dan Perseroan

4 6-May-14Kuliah Umum

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

SamarindaPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan

Ign. Susatyo Wijoyo (Direktur Utama) dan Harjanto Tjitohardjojo (Direktur)

Perseroan

5 13-May-14 Talk Show

UMKM, Dosen, Guru SMU, Mahasiswa, Pelajar SMU dan Ibu Rumah Tangga

JambiPengenalan Produk dan Jasa Perusahaan Pembiayaan

Felix Simatupang (Kepala Cabang Jambi)

OJK Provinsi Jambi

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Realisasi Program Edukasi tahun 2014 ini telah dilaporkan

kepada Otoritas Jasa Keuangan u.p Bidang Edukasi dan

Perlindungan Konsumen OJK pada tanggal 8 Januari 2015

melalui surat Perseroan No. 04/MTF-CSC/I/2015.

Page 235: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 233Laporan Tahunan 2014

E. TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP PELANGGAN

Kebijakan

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembiayaan

konsumen, Perseroan senantiasa menjadikan konsumen sebagai

bagian terpenting dari mata rantai usaha Perseroan. Perseroan

senantiasa berupaya memperbaiki standardisasi pelayanan

kepada konsumen agar dapat memberikan pelayanan yang

prima kepada seluruh konsumen dan juga meningkatkan

kesadaran semua karyawan untuk memberikan pelayanan

yang ramah dan sopan kepada setiap konsumen.

Kebutuhan informasi konsumen dan calon konsumen menjadi

priotitas bagi Perseroan. Untuk itu, kebutuhan informasi

maupun setiap keluhan konsumen yang disampaikan akan

diproses secara cepat dan tepat dalam rangka memberikan

kelengkapan informasi maupun solusi penyelesaian keluhan.

Kegiatan

Perseroan memberi kemudahan dan perlindungan kepada

konsumen untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun

pelayanan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Setiap karyawan atau unit kerja terkait harus memberikan

informasi yang jelas dan lengkap terkait proses kredit

kepada setiap calon konsumen.

2. Mencantumkan nomor telepon pusat pelayanan (care

centre) maupun alamat situs Perseroan dalam setiap media

promosi produk pembiayaan kendaraan bermotor.

3. Menyediakan pusat pelayanan konsumen dengan nomor

(021) 2301825 atau dapat melalui alamat situs www.mtf.

co.id pada menu hubungi kami, atau dapat melalui email

[email protected].

4. Disetiap kantor cabang Perseroan terdapat Customer Care

& Services Officer yang siap membantu melayani setiap

konsumen.

Selain itu, beberapa kegiatan yang melibatkan konsumen

juga dilakukan Perseroan selama 2014. Kegiatan kepedulian

terhadap konsumen adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan kegiatan soalialisasi Safety Riding di

Lampung bekerjasama dengan dealer sepeda Motor

Honda, Kepolisian dan Mahasiswa.

2. Mendukung setiap aksi sosial yang diadakan oleh mitra

bisnis (dealer), contohnya sumbangan untuk korban

bencana alam, dan lain-lain

Dampak Kegiatan

Komitmen Perseroan dalam melindungi hak konsumen telah

memberi dampak yang besar bagi perkembangan bisnis

Perseroan. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan

semakin meningkat.

Bagi Perseroan, pelanggan merupakan yang utama sehingga

hak konsumen yang terdiri atas hak atas kenyamanan,

keamanan dan keselamatan dalam penggunaan jasa Perseroan;

hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi,

ganti rugi dan penggantian; dan lainnya, senantiasa dipenuhi

oleh Perseroan.

Page 236: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 237: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 235Laporan Tahunan 2014

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014 PT Mandiri Tunas Finance

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Mandiri Tunas Finance tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Anton SetiawanKomisaris Utama

Ignatius Susatyo WijoyoDirektur Utama

Harjanto TjitohardjojoDirektur

Hanifah PurnamaKomisaris Independen

Sarastri BaskoroKomisaris

Dewan Komisaris

Direksi

Jakarta, Maret 2015

Page 238: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 239: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas F inance Laporan keuangan tangga l 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tangga l tersebut beserta laporan auditor independen/ Financial statements as of December 31, 2014 and for the year then ended with independent auditors’ report

Page 240: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf
Page 241: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT MANDIRI TUNAS FINANCE FINANCIAL STATEMENTS

AS OF DECEMBER 31, 2014 AND FOR THE YEAR THEN ENDED

WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

Daftar Isi Table of Contents

Halaman/ Page Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Posisi Keuangan.............................................. 1-2 .................................... Statement of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif ................................. 3 ........................... Statement of Comprehensive Income

Laporan Perubahan Ekuitas .......................................... 4 .................................... Statement of Changes in Equity Laporan Arus Kas .......................................................... 5-6 .............................................. Statement of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan ................................... 7-93 ............................... Notes to the Financial Statements **************************

Page 242: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf
Page 243: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf
Page 244: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

1

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION

As of December 31, 2014 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ Notes 2014 2013

ASET ASSETS 2c,2d,2e,2q, Kas dan setara kas 4,24a,25,26 273.449 191.239 Cash and cash equivalents 2c,2f,5,25, Piutang pembiayaan konsumen 26,27 Consumer financing receivables Pihak ketiga 6.080.567 4.639.163 Third parties Pihak berelasi 2q,5,24a 7.420 5.738 Related parties

6.087.987 4.644.901 Dikurangi: cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (194.852) (133.356) impairment losses

5.893.135 4.511.545 Investasi neto dalam 2c,2g,6, Net investment in sewa pembiayaan 25,26 financial leases Pihak ketiga 783.737 619.691 Third parties

Dikurangi cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (17.213) (7.537) impairment losses

766.524 612.154 Piutang lain-lain 2c,7,25,26 Other receivables Pihak ketiga 43.921 27.546 Third parties Pihak berelasi 2q,7,24a 320.326 223.185 Related parties

364.247 250.731 Dikurangi cadangan kerugian Less: allowance for penurunan nilai 2h (794) (813) impairment losses

363.453 249.918 Aset pajak tangguhan 2k,8c 10.895 7.737 Deferred tax assets Fixed assets Aset tetap (net of accumulated (setelah dikurangi akumulasi depreciation of Rp45,741, penyusutan sebesar Rp45.741, Rp35,858 as of Rp35.858 pada tanggal December 31, 2014 and 31 Desember 2014 dan December 31, 2013, 31 Desember 2013) 2j,9 74.531 44.006 respectively) 2c,2i,2q,10, Aset lain-lain 24a,25,26,27 37.811 22.863 Other assets

TOTAL ASET 7.419.798 5.639.462 TOTAL ASSETS

Page 245: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

2

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)

As of December 31, 2014 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated) 31 Desember/December 31

Catatan/ Notes 2014 2013

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY Utang usaha 2c,11,25,26 523.518 260.798 Trade payables Utang lain-lain 2c,12,25,26 Other payables Pihak ketiga 84.605 27.532 Third parties Pihak berelasi 2q,12,24b,26 53.799 134.905 Related parties Utang pajak kini 2k,8a 11.037 15.833 Current tax liabilities Beban yang masih harus dibayar 2c,13,25,26 94.395 65.711 Accrued expenses Pinjaman bank 2c,14,25,26 Bank loans Pihak ketiga 2.394.069 1.937.305 Third parties Pihak berelasi 2q,14,24b 1.911.735 1.318.522 Related parties

4.305.804 3.255.827 Biaya provisi yang belum diamortisasi (14.662) (14.764) Unamortized provision cost

4.291.142 3.241.063

2c,2p, Surat berharga yang diterbitkan 15,25,26 Securities issued Pihak ketiga 1.032.000 839.000 Third parties Pihak berelasi 2q,15,24b 418.000 361.000 Related parties

1.450.000 1.200.000 Beban emisi yang belum diamortisasi (2.631) (3.265) Unamortized issuance cost

1.447.369 1.196.735 Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l,16 13.308 9.091 Employee benefits obligation

TOTAL LIABILITAS 6.519.173 4.951.668 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY Modal saham Share capital Authorized capital - Modal dasar - 10.000.000.000 10,000,000,000 ordinary lembar saham biasa dengan shares with a par value nilai nominal Rp100 (nilai penuh) of Rp100 (full amount) per saham per share Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid up penuh - 2.500.000.000 lembar capital - 2,500,000,000 saham 2m,17 250.000 250.000 ordinary shares Saldo laba Retained earnings Sudah ditentukan penggunaannya 18 50.000 50.000 Appropriated Belum ditentukan penggunaannya 600.625 387.794 Unappropriated

TOTAL EKUITAS 900.625 687.794 TOTAL EQUITY

TOTAL TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 7.419.798 5.639.462 LIABILITIES AND EQUITY

Page 246: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

3

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME

For the Year ended December 31, 2014

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

Catatan/ Notes 2014 2013

PENDAPATAN 2r REVENUE Pembiayaan konsumen 2q,19a,24c 1.063.442 859.887 Consumer financing Sewa pembiayaan 19b 87.369 59.897 Financial lease Bunga 2q,19c,24c 19.798 7.026 Interest Lain-lain - neto 2q,19d,24c 342.946 239.386 Others - net

Total pendapatan 1.513.555 1.166.196 Total revenue

BEBAN 2r EXPENSES Beban keuangan 2q,20,24d (548.682) (443.492) Financial Charges Gaji dan tunjangan 2q,21,24d (235.159) (179.317) Salaries and benefits General and administration Beban umum dan administrasi 2q,22,24d (197.569) (149.541) expenses Penyisihan kerugian penurunan nilai: Provision for impairment losses: Pembiayaan konsumen 2c,2h,5 (209.114) (150.153) Consumer financing Sewa pembiayaan 2c,2h,6 (10.805) (6.756) Financial leases Piutang lain-lain 2c,2h,7 19 166 Other receivables

Total beban (1.201.310) (929.093) Total expenses

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 312.245 237.103 INCOME BEFORE TAX EXPENSE BEBAN PAJAK 2k,8b (78.257) (60.791) TAX EXPENSE

LABA TAHUN BERJALAN 233.988 176.312 INCOME FOR THE YEAR Pendapatan komprehensif lain - - Other comprehensive income

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE TAHUN BERJALAN 233.988 176.312 INCOME FOR THE YEAR

LABA PER SAHAM DASAR BASIC EARNINGS PER SHARE (Rupiah penuh) 2o,23 94 71 (Full amount)

Page 247: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

4

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY

For the Year ended December 31, 2014

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Saldo laba yang Saldo laba yang sudah ditentukan belum ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Catatan/ Modal saham/ Appropriated Unappropriated Total Ekuitas/ Notes Share capital retained earnings retained earnings Total Equity

Saldo 31 Desember 2012 250.000 50.000 228.965 528.965 Balance 31 December 2012 Total laba komprehensif Total comprehensive tahun berjalan - - 176.312 176.312 income for the year Pembayaran dividen kas 2n,18 - - (17.483) (17.483) Payment of cash dividends

Saldo 31 Desember 2013 250.000 50.000 387.794 687.794 Balance 31 December 2013 Total laba komprehensif Total comprehensive tahun berjalan - - 233.988 233.988 income for the year Pembayaran dividen kas 2n,18 - - (21.157) (21.157) Payment of cash dividends

Saldo 31 Desember 2014 250.000 50.000 600.625 900.625 Balance 31 December 2014

Page 248: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

5

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF CASH FLOWS

For the Year ended December 31, 2014

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

Catatan/ Notes 2014 2013

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari konsumen: Cash received from customers: Pembiayaan konsumen 17.295.630 14.434.264 Consumer financing Sewa pembiayaan 450.959 282.978 Financial leases Bunga 19.778 6.981 Interest Pendapatan penalti 35.969 36.127 Late payment penalties Penerimaan dari piutang Recovery from yang telah dihapusbukukan 28.967 27.790 written-off receivables Premi asuransi 1.209.037 1.058.100 Insurance premiums Penerimaan atas restitusi pajak - 1.926 Receipt from tax refund Pengeluaran kas untuk: Cash disbursements for: Pembayaran fasilitas pembiayaan bersama dan Repayments of joint penyaluran pemberian kredit financing and channeling without recourse (3.067.045) (3.567.449) without recourse facilities Pembayaran kepada penyalur kendaraan (15.213.263) (11.996.221) Payments to car dealers Pembayaran beban keuangan (540.636) (439.567) Payments for financial charges Pembayaran pajak penghasilan (86.211) (63.871) Payments for income tax Pembayaran gaji dan Payments for tunjangan (223.497) (167.111) salaries and allowances Pembayaran beban Payments for general and umum dan administrasi (175.830) (123.460) administrative expenses Pembayaran kepada perusahaan Payments to insurance asuransi (885.504) (416.620) companies

Kas neto yang digunakan Net cash used in untuk aktivitas operasi (1.151.646) (926.133) operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sales of Hasil penjualan aset tetap 117 398 fixed assets Pembelian aset tetap 9 (42.474) (27.382) Purchases of fixed assets

Kas neto yang digunakan Net cash used in untuk aktivitas investasi (42.357) (26.984) investing activities

Page 249: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

secara keseluruhan.

The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements

taken as a whole.

6

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENT OF CASH FLOWS (continued)

For the Year ended December 31, 2014

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

Catatan/ Notes 2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan pinjaman bank 8.293.368 5.817.487 Proceeds from bank loans Penerimaan utang obligasi 600.000 500.000 Proceeds from bonds payable Pembayaran pinjaman bank (7.243.391) (5.265.794) Repayment of bank loans Pembayaran utang obligasi Repayment of bonds issued dan Medium-Term Notes (350.000) (52.000) and Medium-Term Notes Pembayaran beban emisi Payment of securities surat berharga (2.607) (3.624) issuance costs Pembayaran dividen kas 18 (21.157) (17.483) Payment of cash dividends

Kas neto yang diperoleh Net cash provided by dari aktivitas pendanaan 1.276.213 978.586 financing activities

Kenaikan neto Net increase kas dan setara kas 82.210 25.469 in cash and cash equivalents Kas dan setara kas pada Cash and cash equivalents awal tahun 191.239 165.770 at beginning of year

Kas dan setara kas pada Cash and cash equivalents akhir tahun 273.449 191.239 at end of year

Page 250: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7

1. INFORMASI UMUM 1. GENERAL INFORMATION

PT Mandiri Tunas Finance (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta, No. 262. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Pada tanggal 18 Agustus 2000, Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Tunas Financindo Sarana berdasarkan Akta Notaris Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notaris di Jakarta No. 49. Akta perubahan ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-Undangan melalui Surat Keputusan No. C-21195HT.01.04.TH2000 tanggal 22 September 2000. Pada tanggal 30 November 2007, Perseroan melakukan penyesuaian Anggaran Dasar terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, No. 94. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008. Pada tanggal 26 Juni 2009, Perseroan mengubah nama Perseroan menjadi PT Mandiri Tunas Finance berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notaris di Jakarta, No. 181. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta, No. 38 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penghapusan satu ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24971 tanggal 3 Agustus 2011. Perubahan susunan anggota Dewan Komisaris yang terakhir dilakukan pada tanggal 6 Februari 2012, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 01 yang dibuat oleh Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, yang penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroannya telah diterima dan dicatat di dalam database sistem administrasi Badan Hukum di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 tanggal 6 Juni 2012. Perubahan susunan Direksi yang terakhir dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 41 yang dibuat oleh Lanny Janis Ishak, S.H., Notaris di Jakarta, yang penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroannya telah diterima dan dicatat di dalam database sistem administrasi Badan Hukum di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-37791.40.22.2014 tanggal 28 Oktober 2014.

PT Mandiri Tunas Finance (the “Company”) was incorporated with the name of PT Tunas Financindo Corporation on 17 May 1989 based on Notarial Deed of Misahardi Wilamarta, S.H., Notary in Jakarta, No. 262. The Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 dated 1 June 1989 and were published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. On 18 August 2000, the Company changed its name to PT Tunas Financindo Sarana based on Notarial Deed of Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notary in Jakarta No. 49. This deed was approved by the Minister of Law and Regulation in its Decision Letter No. C-21195HT.01.04.TH2000 dated 22 September 2000. On 30 November 2007, The Company complied its Articles of Association to The Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Company based on Notarial Deed Herawati, S.H., Notary in Jakarta, No. 94. This Deed approved by Minister of Law and Human Rights in Decision Letter No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 dated 12 February 2008. On 26 June 2009, the Company changed its name to PT Mandiri Tunas Finance based on the amendment of the Articles of Association by the Notarial Deed of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notary in Jakarta, No. 181. The Articles of Association have been amended from time to time, the latest amendment by the Deed of No. 38 dated 21 June 2011 made before Emi Susilowati S.H., Notary in Jakarta, concerning the removal of one clause in the Company’s Articles of Association. This deed was approved by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-24971 dated 3 August 2011. The latest change in the composition of the Board of Commissioners as stated on the Deed No. 01 dated 6 February 2012, was made before Emi Susilowati, S.H., Notary in Jakarta, which the notification receipt of the change in corporate data has been received and recorded in the database administration system of legal entity in the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 dated 6 June 2012. The latest change in the composition of Directors conducted on 28 October 2014, as stated on the Deed No. 41, was made before Lanny Janis Ishak, S.H., Notary in Jakarta, which the notification receipt of the change in the corporate data has been received and recorded in the database administration system of legal entity in the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-37791.40.22.2014 dated 28 October 2014.

Page 251: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

8

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Kegiatan komersial Perseroan dimulai pada tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai Perseroan pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.013/1989 tanggal 7 September 1989, sebagaimana diubah dengan Surat Keputusan No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.

The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.013/1989 dated 7 September 1989, as amended by the Decision Letter No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No. 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001 and the latest amendment by the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-352/KM.10/2009 dated 29 September 2009. Currently, the Company is engaged in consumer financing activities and finance lease.

Perseroan berdomisili di Jakarta Pusat dan mempunyai 88 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.

The Company is domiciled in Central Jakarta and has 88 branches throughout Indonesia.

Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama mengalihkan kepemilikan sahamnya di Perseroan sejumlah masing-masing 650.000.000 lembar saham dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 tanggal 6 Februari 2009.

On 6 February 2009, PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama have transferred their ownership in the Company amounting to 650,000,000 shares and 625,000,000 shares, respectively, representing 51% of total issued and fully paid-up shares, to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. by the Notarial Deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 dated 6 February 2009.

Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance ke Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:

The Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds on the Indonesian Stock Exchange as follows:

Obligasi/Bonds Tanggal terbit/Issue date Nilai nominal/Nominal value

I 29 Mei/May 2003 500.000 II 22 Juni/June 2004 350.000 III 8 JuliJuly 2005 350.000 IV 22 Februari/February 2007 600.000 V 20 Februari/February 2008 600.000 VI 6 Mei/May 2011 600.000

Berkelanjutan I tahap I/ Continuing Bonds I Phase I

5 Juni/June 2013 500.000

Berkelanjutan I tahap II/ Continuing Bonds I Phase II

23 Mei/May 2014 600.000

Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI tahun 2011 (“Obligasi VI”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi VI tahun 2011 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 29 tanggal 25 Februari 2011 jo. Add.1 No. 7 tanggal 5 April 2011, jo. Add II No. 16 tanggal 11 April 2011, jo. Add III No. 1 tanggal 2 Mei 2011 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi VI.

On 20 May 2011, the Company issued and registered Bonds Mandiri Tunas Finance VI (“Bonds VI”) on Indonesia Stock Exchange. The issuance of Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 25 February 2011 jo. Add.1 No. 7 dated 5 April 2011, jo. Add II No. 16 dated 11 April 2011, jo. Add III No. 1 dated 2 Mei 2011 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Bonds VI holders.

Page 252: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

9

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Pada tanggal 7 Juni 2013, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan I Tahap I”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 29 tanggal 22 Maret 2013, jo. Addendum I No. 61 tanggal 17 April 2013, jo Addendum II No. 47 tanggal 20 Mei 2013 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi Berkelanjutan I Tahap I.

On 7 June 2013, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“Continuing Bonds I Phase I”) on the Indonesia Stock Exchange. The issuance of Continuing Bonds I Phase I and Trusteeship Agreements No. 29 dated 22 March 2013, jo. Addendum I No. 61 dated 17 April 2013, jo. Addendum II No. 47 dated 20 May 2013 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Continuing Bonds I Phase I.

Pada tanggal 26 Mei 2014, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014 (”Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II ini serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 5 tanggal 2 Mei 2014 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi Berkelanjutan I Tahap II.

On 26 May 2014, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase II Year 2014 (“Continuing Bonds I Phase II”) on the Indonesia Stock Exchange. The issuance of Continuing Bonds I Phase II and appoinment of Trustee based on Trusteeship Agreements No. 5 dated 2 May 2014 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Continuing Bonds I Phase II.

Lihat Catatan 15a untuk rincian utang obligasi. Refer to Note 15a for details of bonds payable.

Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN pertama.

On 24 Januari 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 Januari 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for the first MTN holders.

Lihat Catatan 15b untuk rincian MTN. Refer to Note 15b for details of the MTN.

Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The members of the Company`s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Anton Setiawan Anton Setiawan President Commissioner Komisaris Sarastri Baskoro Sarastri Baskoro Commissioner Komisaris Independen Hanifah Purnama Hanifah Purnama Independent Commissioner Direksi Directors Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Direktur Utama Wijoyo Wijoyo President Director Direktur - Anton Herdianto Director Direktur Harjanto Tjitohardjojo Harjanto Tjitohardjojo Director

Page 253: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

10

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: (lanjutan)

The members of the Company`s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee as of 31 December 2014 and 2013 are as follows: (continued)

31 Desember/December 31

2014 2013

Komite Audit Audit Committee Ketua Hanifah Purnama Hanifah Purnama Chairman Anggota Sunardi Edirianto Sunardi Edirianto Member Rodion Wikanto Rodion Wikanto Anggota Njotowidjojo Njotowidjojo Member

Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.5.

Establishment of the Company’s Audit Committee in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.5.

Sekretaris Perusahaan Perseroan dan Kepala Divisi Audit Internal Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The Company’s Corporate Secretary and the Head of Internal Audit Division as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Sekretaris Perusahaan Hengki Heriandono Hengki Heriandono Corporate Secretary Kepala Divisi Audit Internal Saiful Huda Saiful Huda Head of Internal Audit Division

Pembentukan Sekretaris Perusahaan Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.

Establishment of the Company’s Corporate Secretary is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.4 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 dated 17 January 1996.

Pembentukan Divisi Audit Internal Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008.

Establishment of the Company’s Internal Audit Division is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.7 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 dated 28 November 2008.

Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan memiliki 3.329 karyawan (2013: 2.793 karyawan) (tidak diaudit).

As of 31 December 2014, the Company has 3,329 employees (2013: 2,793 employees) (unaudited).

Entitas induk langsung dan entitas induk terakhir Perseroan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.

The direct and ultimate holding entity of the Company is PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, state-owned company owned by the Government of the Republic of Indonesia.

Page 254: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

11

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. ACCOUNTING POLICIES

Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The significant accounting policies, applied in the preparation of the Company’s financial statements as of and years ended 31 December 2014 and 2013 were as follows:

a. Pernyataan Kepatuhan a. Statement of Compliance

Laporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

The financial statements as of and years ended 31 December 2014 and 2013 have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Bapepam-LK Regulation No. VIII.G.7 regarding “Emiten or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012.

b. Dasar penyusunan laporan keuangan b. Basis of preparation of the financial

statements

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya historis kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

The financial statements have been prepared on the accrual basis, except for the statements of cash flows, and using the historical cost concept of accounting, except as disclosed in the relevant notes herein.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya.

The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings or restricted.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan

pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan

- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

The preparation of financial statements in conformity with Indonesian financial accounting standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and

liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and

- the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Page 255: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

12

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Dasar penyusunan laporan keuangan (lanjutan)

b. Basis of preparation of the financial statements (continued)

Mata uang penyajian yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional.

The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain.

Amounts in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.

c. Aset dan liabilitas keuangan c. Financial assets and liabilities

Aset Keuangan Financial Assets

Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

The Company classifies its financial assets in the following categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diungkapkan.

During the years and at the date of statement of financial position, the Company only has financial assets classified as loans and receivables. Therefore, the accounting policies related to classifications other than loans and receivables are not disclosed.

Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

• yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk

dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

• those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

• those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or

• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan

memperoleh kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

• those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration and receivables.

Page 256: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

13

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)

Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan) Loans and receivables (continued)

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Loans and receivables are initially recognized at fair value plus transaction costs and administration income and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.

Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, piutang lain-lain dan aset lain-lain (piutang karyawan, piutang bunga, setoran dalam perjalanan dan uang jaminan).

Loans and receivables consist of cash and cash equivalent, consumer financing receivables, net investment in finance leases, advances, other receivables and other assets (employee receivables, interest receivables, deposit in transit and security deposit).

Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.

Income from financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of comprehensive income and is reported as “Consumer financing income” and “Financial leases income”.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”.

In the case of impairment, allowance for impairment losses is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses”.

Pengakuan Recognition

Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.

The Company uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial assets transactions.

Penurunan nilai dari aset keuangan Impairment of financial assets

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

Page 257: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

14

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)

Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) Impairment of financial assets (continued)

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.

Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.

Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan penurunan nilai dilakukan secara kolektif.

The Company assesses impairment of financial assets individually for financial assets that are individually significant, and collectively for financial assets that are not individually significant.

Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for individually assessed financial assets, it includes the financial assets in a group of financial assets with similar credit risk characteristic and collectively assesses them for impairment. Financial assets that are individually assessed for impairment are not included in a collective assessment of impairment.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.

Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “cadangan kerugian penurunan nilai”.

When a receivable is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivables are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “allowance for impairment losses".

Page 258: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

15

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)

Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan) Impairment of financial assets (continued)

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as an improvement in the debtor’s receivable rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting theallowance for impairment losses. The amount of the impairment reversal is recognized in the statement of comprehensive income.

Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.

Subsequent recoveries of receivable written off are credited to the allowance for impairment losses.

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

The Company classifies its financial liabilities in the category of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortized cost.

Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak diungkapkan.

During the years and at the date of statement of financial position, the Company does not have financial liabilities at fair value through profit or loss. Therefore, the accounting policies related to this classification are not disclosed.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Financial liabilities measured at amortized cost

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.

Financial liabilities at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs.

Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan.

Financial liabilities measured at amortized cost are trade payables, other payables, accrued interest expenses, bank loans and securities issued.

Page 259: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

16

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Penghentian pengakuan Derecognition

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (if substantially all the risk and rewards were not transferred, the Company tests control to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognized when they have been redeemed or otherwise extinguished.

Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai Perseroan.

Consumer financing receivables are derecognized when the receivables have been written-off. Doubtful accounts are written off when they have been overdue for more than 180 days or determined to be not collectible. The write offs of doubtful accounts do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously. Consumer financing receivables could be settled by selling their motor vehicle that financed by Company.

Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya.

The Company receives motor vehicles from customers and assist them in selling their motor vehicles so that the customers are able to settle their consumer financing payables.

Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

The customers give the right to the Company to sell the motor vehicles or take any other actions to settle the outstanding consumer financing receivables in the events of default. Customers are entitled to the positive difference between the proceeds from sale of the motor vehicles and the outstanding consumer financing receivables. If difference is negative, the resulting loss is charged to the current year statement of comprehensive income.

Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Motor vehicle collaterals owned by customers for settlement of their consumer financing receivables, presented at the lower of carrying value of the related consumer financing receivables or the net realizable value of motor vehicle collaterals. The difference between the carrying value and the net realizable value of receivables is recorded as allowance for impairment losses and charged to the current year statement of comprehensive income.

Page 260: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

17

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) c. Financial assets and liabilities (continued)

Saling hapus Offsetting

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

Financial assets and financial liabilities shall be offset and the net amount is presented in the statement of financial position when and only when, the Company has a legal enforceable right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or to realize the asset and settle the liability simultaneously.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standard akuntansi.

Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.

Klasifikasi instrumen keuangan Classification of financial instruments

Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

The Company classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:

Kategori yang didefinisikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)/

Category as defined by SFAS No. 55 (Revised 2011)

Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/

Class (as determined

by the Company)

Subgolongan/

Subclasses

Aset keuangan/ Financial assets

Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents - Kas/Cash on hand - Kas pada bank/Cash in banks - Deposito berjangka/Time deposit Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables Investasi neto dalam sewa pembiayaan/Net investment in financial lease

Piutang lain-lain/Other receivables

Aset lain-lain/Other assets - Piutang karyawan/Employee receivables - Piutang bunga/Interest receivables - Setoran dalam perjalanan/Deposit in transit - Uang jaminan/Security deposit

Liabilitas keuangan/ Financial liabilities

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortized cost

Utang usaha/Trade payables - Utang kendaraan/Vehicle payables - Utang asuransi/Insurance payables Utang lain-lain/Other payables - Kantor pendaftaran fidusia/Fiduciary register office - Premi asuransi/Insurance premium - Pembiayaan bersama/Joint financing - Lain-lain/Others Beban bunga yang masih harus dibayar/Accrued interest expenses Pinjaman bank/Bank loans Surat berharga yang diterbitkan/Securities issued

Page 261: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

18

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Penjabaran mata uang asing d. Foreign currency translation

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the date of statement of financial position, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statements of comprehensive income.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.440 (nilai penuh) (2013: Rp12.189 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).

As of 31 December 2014 and 2013, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp12,440 (full amount) (2013: Rp12,189 (full amount)) for 1 United States Dollar (“US Dollar”).

e. Kas dan setara kas e. Cash and cash equivalents

Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan.

Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, which are not restricted and are not pledged as collateral for any borrowing and that are readily convertible to known amounts of cash which are subject to insignificant risk of changes in value.

f. Piutang pembiayaan konsumen f. Consumer financing receivables

Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Consumer financing receivables are recognized initially at fair value, added with directly attributable transactions costs and deducted by yield enhancing income, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy for loans and receivables.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income at the transaction date.

Page 262: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

19

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

f. Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan) f. Consumer financing receivables (continued)

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.

Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognized as income over the term of the contract using the effective interest rate.

Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment.

Credit restructuring can be done by over contract, asset replacement, repay back, change the due date, change the tenor and/or increase the down payment.

Pembiayaan bersama Joint financing

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.

Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.

Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif.

Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the statement of financial position. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are also presented on a net basis in the statement of comprehensive income.

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.

For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Income”.

Page 263: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

20

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

g. Investasi neto dalam sewa pembiayaan g. Net investment in financial leases

Investasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.

Net investment in finance leases represent lease receivables plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowances for impairment losses. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognized as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of comprehensive income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.

Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.

Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income.

Investasi neto dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Net investment in finance leases are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy of loans and receivables.

h. Cadangan kerugian penurunan nilai h. Allowance for impairment losses

Perseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred losses”. Lihat Catatan 2c.

The Company calculates the allowance for impairment losses using the incurred losses methodology. Refer to Note 2c.

i. Beban dibayar dimuka i. Prepaid expenses

Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using the straight-line method.

Page 264: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

21

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Aset tetap dan penyusutan j. Fixed assets and depreciation

ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.

IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights (“Hak Guna Usaha” or “HGU”), Building Usage Right (Hak Guna Bangunan or “HGB”) and Usage Rights (“Hak Pakai” or “HP”) when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under the “Fixed Assets” account and not amortized. Meanwhile the extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP were recognized as part of “Deferred Charges, Net” account in the statements of financial position and were amortized over the shorter of the rights' legal life and land's economic life.

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation.

Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.

Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.

Tanah tidak disusutkan. Land is not depreciated.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.

Construction in progress is stated at cost and transferred to the respective fixed asset account when completed and ready to use.

Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful lives as follows:

Masa manfaat (tahun)/ Golongan Useful life (years) Classsification

Bangunan 20 Buildings Perabotan dan peralatan kantor 5 Furniture and office equipment Kendaraan 5 Vehicles Renovasi bangunan sewa 3 - 5 Leasehold improvement

Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.

Fixed assets except land and construction in progress are depreciated to their residual value.

Page 265: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

22

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) j. Fixed assets and depreciation (continued)

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognized as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. Amounts in respect of replaced parts are derecognized. All other repairs and maintenance are charged to the statement of comprehensive income during the period in which they are incurred.

Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.

The assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if appropriate, at each date of statement of financial position.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognized in the statement of comprehensive income.

Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

An assessment is made at each reporting period as to whether there is any incication that previously recognized impairment losses recognized may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment losess is reversed ony if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount.

Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur masa manfaatnya.

Reversal of an impairment loss is recognized in the statements of comprehensive income. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.

Page 266: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

23

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

k. Perpajakan k. Taxation

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statements of comprehensive income.

Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.

Management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Deferred income tax is determined using the liability method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.

Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal have been decided.

l. Imbalan kerja l. Employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.

Imbalan pasca-kerja Post-employment benefits

Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

Post-employment employee benefits, such as pensions, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labor Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).

Page 267: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

24

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Imbalan kerja (lanjutan) l. Employee benefits (continued)

Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Post-employment benefits (continued)

Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans. A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.

Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.

The liability recognized in the statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the date of statement of financial position, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method.

Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.

Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line method over the expected average remaining working lives of the employees.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.

Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.

Past-service costs are recognized immediately in the statement of comprehensive income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortized on a straight-line method over the vesting period.

Page 268: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

25

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Imbalan kerja (lanjutan) l. Employee benefits (continued)

Pesangon pemutusan hubungan kerja Termination benefits

Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.

Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Benefits falling due more than 12 months after statements of financial position’s date are discounted to reflect its present value.

m. Saham m. Share capital

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Ordinary shares are classified as equity.

n. Dividen n. Dividends

Pembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.

Final dividend distributions are recognized as a liability in the financial statements at the date when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of Shareholders.

o. Laba per saham o. Earnings per share

Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Earnings per share is calculated by dividing income for the year by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.

p. Surat berharga yang diterbitkan p. Securities issued

Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Securities issued consist of Medium-Term Notes and bonds payable. Securities issued are classified as financial liabilities at amortized cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of securities are deducted from the amount of securities issued and amortized over the period of the securities issued using the effective interest rate method. Refer to Note 2c for the accounting policy of financial liabilities at amortized cost.

Page 269: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

q. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi q. Transactions with related parties

Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.

The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures”.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perseroan jika:

The Company considers the following as its related parties:

a. Orang atau anggota keluarga dekatnya

mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

(iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

a. a person or a close member of that person's family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control of the

reporting entity;

(ii) has significant influence over the reporting entity; or

(iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

b. suatu entitas berelasi dengan entitas

pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah

anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

(vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

b. an entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i) the entity and the reporting entity are

members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).

(ii) one entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).

(iii) Both entities are joint ventures of the same third party.

(iv) one entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.

(v) the entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.

(vi) the entity is controlled or jointly

controlled by a person identified in (a).

(vii) a person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).

Page 270: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

27

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

q. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)

q. Transactions with related parties (continued)

Seluruh transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.

All transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.

r. Pengakuan pendapatan dan beban r. Income and expense recognition

Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan, komisi asuransi dan biaya jasa perantara asuransi serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.

Income from consumer financing and finance leases, insurance commission and insurance brokerage fee and expense for all interest bearing financial instruments are recognized over the term of the respective contracts using the effective interest rate method.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan pendapatan administrasi.

When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but does not consider future credit losses. These calculations include transaction costs and administration income.

Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif.

Interest income and late payment penalties are recognized upon receipt. Interest income is presented on a gross basis in the statements of comprehensive income.

Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual.

Income and expense are recognized as incurred on an accrual basis.

Page 271: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

28

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Segmen Operasi s. Operating Segment

Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

An operating segment is a component of entity which:

i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang

memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan,

iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

i. involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);

ii. operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and,

iii. separate financial information is available.

Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perseroan adalah Direksi.

The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is the Board of Directors.

Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha yang terdiri dari: fleet dan retail (lihat Catatan 28).

The Company discloses the operating segment based on business segment that consists of fleet and retail (refer to Note 28).

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING

3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS

Penyusunan laporan keuangan Perseroan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.

The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period.

Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.

Pertimbangan Judgments

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perseroan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:

Page 272: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

29

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS (continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial

Liabilities

Perseroan menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan seperti diungkapkan pada Catatan 2c.

The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2c.

Sewa Leases

Perseroan mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana perseroan bertindak sebagai lessee untuk sewa tempat. Perseroan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang diahlikan berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), yang mensyaratkan Perseroan untuk membuat pertimbangan dengan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.

The Company has several leases whereas the Company act as lessee in respect of rental location. The Company evaluates whether significant risks and rewards of ownership of the leased assets are transferred based on SFAS No. 30 (Revised 2011) which requires the Company to make judgment and estimates of the transfer of risks and rewards related to the ownership of assets.

Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Perseroan atas perjanjian sewa tempat yang ada saat ini, maka transaksi sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Based on the review performed by the Company for the current rental agreement of rental location accordingly, the rent transactions were classified as operating lease.

Sumber utama ketidakpastian estimasi Source of uncertainty in estimates

a. Cadangan kerugian penurunan nilai a. Allowance for impairment losses

Perseroan melakukan review atas piutang yang diberikan pada setiap tanggal laporan untuk melakukan penilaian atas cadangan penurunan nilai yang telah dicatat. Justifikasi manajemen diperlukan dalam menentukan tingkat cadangan yang dibutuhkan.

The Company reviews its receivables at reporting date to evaluate the allowance for impairment losses. Management’s judgment is applied in the estimation when determining the level of allowance required.

Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan data kerugian historis (lihat Catatan 2c).

The Company estimates the collective impairment allowance for its consumer financing receivables and net investment in financial leases based on historical loss experience (refer to Note 2c).

b. Imbalan pasca kerja b. Post-employment benefits

Imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat liabilitas imbalan pasca kerja (lihat Catatan 2l).

Post-employment benefits are determined based on actuarial valuation. The actuarial valuation involves making assumptions about discount rate, expected rate of return, on investments, future salary increases, mortality rate, resignation rate and others. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations (refer to Note 2l).

Page 273: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

30

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

3. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGMENTS (continued)

Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan) Source of uncertainty in estimates (continued)

c. Penyusutan dan estimasi umur manfaat aset

tetap c. Depreciation and estimated useful lives of

fixed assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap seperti diungkapkan pada Catatan 2j. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over their estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets as disclosed in Note 2j. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS 31 Desember/December 31

2014 2013

Kas 13.951 12.929 Cash on hand

Kas pada bank Cash in banks Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 8.298 9.083 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 139 816 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank CTBC Indonesia 94 14 PT Bank CTBC Indonesia PT BPR Karyajatnika Sadaya 73 - PT BPR Karyajatnika Sadaya PT Bank CIMB Niaga Tbk. 36 45 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Panin Tbk. 27 1.468 PT Bank Panin Tbk. Bank of China Limited 25 21 Bank of China Limited PT Bank Mega Tbk. 24 149 PT Bank Mega Tbk. PT Bank Commonwealth 23 22 PT Bank Commonwealth PT Bank OCBC NISP Tbk. 18 31 PT Bank OCBC NISP Tbk. The Hongkong & Shanghai The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited 14 64 Banking Corporation Limited PT Bank Bukopin Tbk. 11 11 PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank UOB Indonesia 4 26 PT Bank UOB Indonesia

8.786 11.750 Dolar AS US Dollars Standard Chartered Bank, Jakarta 61 50 Standard Chartered Bank, Jakarta Pihak berelasi Related parties Rupiah Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 198.441 64.845 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1.276 876 (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 840 549 (Persero) Tbk. PT Bank DKI 31 48 PT Bank DKI PT Bank Sinar Harapan Bali 24 50.127 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 18 44 Jawa Barat dan Banten Tbk.

200.630 116.489

Page 274: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

31

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) 31 Desember/December 31

2014 2013

Deposito berjangka Time deposit Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Mega Tbk. 18 18 PT Bank Mega Tbk. Pihak Berelasi Related Parties Rupiah Rupiah PT Bank Sinar Harapan Bali 50.000 50.000 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 3 3 (Persero) Tbk.

50.003 50.003

273.449 191.239

Tingkat suku bunga deposito berjangka dan giro dalam mata uang Rupiah untuk tahun 2014 dan 2013 berkisar sebagai berikut:

The interest rates for time deposits and current accounts for the years ended 2014 and 2013 are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Deposito 4,75% - 9,75% 4,25% - 9,25% Time deposits Giro 0,00% - 8,00% 0,00% - 6,25% Current accounts

Penempatan deposito pada PT Bank Sinar Harapan Bali sebesar Rp50.000 adalah penempatan atas dana hasil usaha yang berasal dari laba neto perseroan seperti yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 pasal 70 tentang “Perseroan Terbatas” yaitu kewajiban perseroan untuk melakukan pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun.

Placement of time deposit at PT Bank Sinar Harapan Bali amounting to Rp50,000 represent the placement of the funds derived from the Company’s net income as required by Law No. 40 article 70 concerning “Limited Liability Companies” whereby the Company shall make a provision for a certain amount of the net income each year.

Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24a for details of balances and transaction with related parties.

Page 275: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

32

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 31 Desember/December 31

2014 2013

Piutang pembiayaan konsumen - bruto: 24.706.504 17.850.410 Consumer financing receivables - gross: Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit Joint financing and channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah Pihak berelasi (16.638.656) (11.858.993) Related parties

Piutang pembiayaan konsumen - bruto: Consumer financing receivables - gross: Pembiayaan sendiri 8.067.848 5.991.417 Direct financing

Dikurangi: Less: Pendapatan pembiayaan konsumen Unearned income on consumer yang belum diakui: (4.329.066) (2.842.296) financing: Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit Joint financing and channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah Pihak berelasi 2.349.205 1.495.780 Related parties

Pendapatan pembiayaan Unearned income on consumer konsumen yang belum diakui: financing: Pembiayaan sendiri (1.979.861) (1.346.516) Direct financing

Dikurangi: Less: Cadangan kerugian penurunan nilai (194.852) (133.356) Allowance for impairment losses

Neto 5.893.135 4.511.545 Net

Seluruh kontrak pembiayaan yang disalurkan Perseroan adalah untuk kendaraan bermotor.

All consumer financing contracts provided by Company are for motor vehicles.

Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.

The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 60 months.

Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2014 dan 2013 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:

Installments of consumer financing receivables - gross balance as of 31 December 2014 and 2013 which will be received from customers based on the maturity dates are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Tahun Year 2014 - 7.868.722 2014 2015 10.303.514 5.640.765 2015 2016 7.615.902 3.067.720 2016 2017 4.677.818 1.097.519 2017 2018 1.877.611 175.244 2018 2019 230.824 440 2019 2020 dan sesudahnya 835 - 2020 and later

24.706.504 17.850.410

Page 276: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

33

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)

Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2014 and 2013 are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Mobil 15% 13% Car Sepeda Motor 31% 24% Motorcycle

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto adalah sebagai berikut:

The aging analysis of consumer financing receivables - gross are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Belum jatuh tempo 23.285.103 16.763.300 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 90 hari 1.171.956 893.688 1 - 90 days 91 - 120 hari 102.903 73.280 91 - 120 days 121 - 180 hari 130.713 102.920 121 - 180 days > 180 hari 15.829 17.222 > 180 days

24.706.504 17.850.410

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the allowance for impairment losses are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Saldo awal 133.356 90.777 Beginning balance Penyisihan selama tahun berjalan 209.114 150.153 Provision made during the year Penghapusan piutang ragu-ragu (176.030) (134.864) Receivables written-off Pemulihan kembali piutang Recovery from receivables yang telah dihapusbukukan 28.412 27.290 written-off

Saldo akhir 194.852 133.356 Ending balance

Seluruh piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi secara kolektif terhadap penurunan nilai dan Perseroan telah mencadangkan cadangan kerugian penuruan nilai.

All consumer financing receivables as of 31 December 2014 and 2013 are collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.

Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 0,0027% dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto (2013: 0,0189%).

The balance of restructured consumer financing receivables as of 31 December 2014 was 0.0027% of the consumer financing receivables balance - gross (2013: 0.0189%).

Page 277: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

34

5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2014, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp4.013.436 (2013: Rp3.997.095).

As of 31 December 2014, total consumer financing receivables pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp4,013,436 (2013: Rp3,997,095).

Berdasarkan penelaahan terhadap piutang pembiayaan konsumen pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.

6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN 6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES 31 Desember/December 31

2014 2013

Investasi neto dalam sewa pembiayaan Net investment in financial leases Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah Piutang sewa pembiayaan bruto 920.620 713.332 Finance lease receivable - gross Nilai sisa yang terjamin 236.200 173.118 Guaranteed residual value Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan (136.883) (93.641) Unearned leased income Simpanan jaminan (236.200) (173.118) Security deposit

Piutang sewa pembiayaan 783.737 619.691 Finance lease receivable Cadangan kerugian penurunan nilai (17.213) (7.537) Allowance for impairments losses

Neto 766.524 612.154 Net

Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan.

The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 36 months.

Piutang sewa pembiayaan - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

Finance leases receivable - gross have the following settlement agreement:

31 Desember/December 31

2014 2013

Tahun Year 2014 - 368.706 2014 2015 458.400 267.864 2015 2016 296.360 64.788 2016 2017 129.785 11.315 2017 2018 35.972 659 2018 2019 dan seterusnya 103 - 2019 and later

920.620 713.332

Page 278: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

35

6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)

6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the allowance for impairment losses are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Saldo awal 7.537 1.767 Beginning balance Penyisihan selama tahun berjalan 10.805 6.756 Provision made during the year Penghapusan piutang (1.684) (1.486) Receivables written-off Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan 555 500 Recovery of written-off receivables

Saldo akhir 17.213 7.537 Ending balance

Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2014 and 2013 are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Mobil 16,55% 12,3% Car Alat berat 9,01% 12,3% Heavy Equipment

Analisa umur piutang pembiayaan investasi neto dalam sewa pembiayaan - bruto adalah sebagai berikut:

The aging analysis of net investment in financial leases - gross are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Belum jatuh tempo 846.024 664.369 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 - 90 hari 42.123 33.347 1 - 90 days 91 - 120 hari 2.983 3.723 91 - 120 days 121 - 180 hari 29.490 1.453 121 - 180 days > 180 hari - 10.440 > 180 days

920.620 713.332

Pada saat transaksi sewa pembiayaan ditandatangani, penyewa pembiayaan memberikan uang jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewa pembiayaan pada saat transaksi berakhir bila penyewa pembiayaan menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut. Jika penyewa tidak menggunakan hak opsinya, jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan.

At the signing of lease contracts, the lessee is required to pay a security deposit, which will be applied against the selling price of the leased asset at the end of the lease term if the lessee exercises his option to purchase the leased asset. Otherwise, the security deposit will be refunded to the lessee.

Page 279: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

36

6. INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)

6. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, investasi neto dalam sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp700.175 (2013: Rp100.488).

As of 31 December 2014 and 2013, total net investment in financial lease pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp700,175 (2013: Rp100,488).

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.

Management believes that the existing allowance for impairment losses is adequate to cover possible losses arising from uncollectible finance lease receivable.

7. PIUTANG LAIN-LAIN 7. OTHER RECEIVABLES 31 Desember/December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Piutang asuransi 21.729 19.279 Insurance receivables Receivables from sales of collateral Piutang penjualan kendaraan jaminan 12.105 3.014 vehicle Piutang akseptasi klaim 3.499 - Claim acceptance receivables Piutang koperasi 133 152 Receivables from “koperasi” Lain-lain 6.455 5.101 Others

43.921 27.546

Dikurangi: Less: Cadangan kerugian penurunan nilai (794) (813) Allowance for impairment losses

43.127 26.733 Pihak berelasi Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 283.675 222.565 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 36.031 - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) PT Tunas Ridean Tbk 620 620 PT Tunas Ridean Tbk

320.326 223.185

363.453 249.918

Lihat catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

The movements in the allowance for impairment losses are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Saldo awal 813 979 Beginning balance Pembalikan selama tahun berjalan (19) (166) Reversal made during the year

Saldo akhir 794 813 Ending balance

Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang.

Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible receivables.

Page 280: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

37

8. PERPAJAKAN 8. TAXATION

a. Utang pajak kini a. Current tax liabilities 31 Desember/December 31

2014 2013

Pajak penghasilan badan Corporate income tax (lihat Catatan 8b) 4.504 10.656 (refer to Note 8b) Pasal 25 6.533 5.177 Article 25

11.037 15.833

b. Beban pajak b. Tax expense

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Kini - final 3.960 1.405 Current - final Kini - non final 77.455 62.553 Current - non final Tangguhan (lihat Catatan 8c) (3.158) (3.167) Deferred (refer to Note 8c)

78.257 60.791

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s income before tax expense are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Laba sebelum beban pajak 312.245 237.103 Income before tax expense Pajak dihitung pada tarif pajak 78.061 59.276 Tax calculated at tax rates Penghasilan bunga dikenakan Interest income subject to pajak final (4.949) (1.757) final tax Beban yang tidak dapat dikurangkan 1.185 1.867 Non-deductible expenses Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final 3.960 1.405 Income tax article 4 (2) - final

Beban pajak 78.257 60.791 Tax expense

Page 281: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

38

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

b. Beban pajak (lanjutan) b. Tax expense (continued)

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

Reconciliation between income before tax expense, as shown in the statements of comprehensive income, and estimated taxable income is as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Laba sebelum beban pajak 312.245 237.103 Income before tax expense

Koreksi fiskal: Fiscal corrections: Beda temporer Temporary differences Penyisihan kerugian penurunan nilai (19) (166) Provision for impairment losses Selisih antara nilai buku aset Difference in net book value tetap komersial dan fiskal (359) 1.842 between commercial and fiscal Penyisihan imbalan kerja karyawan 4.217 2.536 Provision for employee benefits Penyisihan bonus 7.642 8.458 Provision for bonus Penyisihan suspend 1.150 - Provision for suspend

12.631 12.670 Beda tetap Permanent differences Beban yang tidak dapat dikurangkan 4.741 7.467 Non-deductible expenses Penghasilan bunga dikenakan pajak final (19.798) (7.026) Interest income subject to final tax

(15.057) 441 Penghasilan kena pajak 309.819 250.214 Taxable income

Beban pajak 77.455 62.553 Tax expense Dikurangi: Less: Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes Pasal 23 (1.567) (205) Article 23 Pasal 25 (71.384) (51.692) Article 25

Utang pajak penghasilan badan 4.504 10.656 Corporate income tax payable

Pendapatan bunga yang Interest income dikenakan pajak final 19.798 7.026 subject to final tax

Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final 3.960 1.405 Income tax article 4 (2) - final Dikurangi: Less: Pajak dibayar di muka (3.960) (1.405) Prepaid tax

- -

Perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2014 menjadi dasar pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan tahun 2014.

The corporate income tax calculation for year 2014 will becomes the basis when the Company file its Annual Corporate Income Tax Return year 2014.

Untuk tahun 2013, Perseroan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan sesuai dengan perhitungan di atas.

For year 2013, the Company has submitted its Annual Corporate Income Tax Return in accordance with the above computation.

Page 282: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

39

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

c. Aset/(liabilitas) pajak tangguhan - neto c. Deferred tax assets/(liabilities) - net Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of 1 Januari/ Comprehensive Penyesuaian/ 31 Desember/ January 2014 income Adjustment December 2014

Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai 203 (5) - 198 impairment losses Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal 397 (90) - 307 commercial and fiscal Penyisihan imbalan Provision for employee kerja karyawan 2.273 1.054 - 3.327 benefits Penyisihan bonus 4.864 1.911 - 6.775 Provision for bonus Penyisihan suspend - 288 - 288 Provision for suspend

7.737 3.158 - 10.895

Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of 1 Januari/ Comprehensive Penyesuaian/ 31 Desember/ January 2013 income Adjustment December 2013

Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai 245 (42) - 203 impairment losses Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal (63) 460 - 397 commercial and fiscal Penyisihan imbalan Provision for employee kerja karyawan 1.638 635 - 2.273 benefits Penyisihan bonus 2.750 2.114 - 4.864 Provision for bonus

4.570 3.167 - 7.737

d. Surat ketetapan pajak d. Tax assessment letter

Tahun pajak 2006 Fiscal year 2006

Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar atas pajak penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp6.588 dari sejumlah Rp6.574 yang diklaim oleh Perseroan dan ketetapan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini sebesar Rp16.012 pada tanggal 10 Desember 2008.

In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming an overpayment of corporate income tax amounting to Rp6,588 out of Rp6,574 claimed by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp16,026. The Company paid the amount of Rp9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with the tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against part of these assessments amounting to Rp16,012 on 10 December 2008.

Page 283: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

40

8. PERPAJAKAN (lanjutan) 8. TAXATION (continued)

d. Surat ketetapan pajak (lanjutan) d. Tax Assessment letter (continued)

Tahun pajak 2006 (lanjutan) Fiscal year 2006 (continued)

Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp15.

On 2 October 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the reduction in 2006 VAT administration sanction of Rp15.

Pada tanggal 21 Oktober 2009, Kantor Pajak menolak semua sisa keberatan Perseroan. Perseroan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Oktober 2009. Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 dan PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 tanggal 15 Maret 2011 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 9 Mei 2011 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp14.071 dan bunga sebesar Rp6.754.

On 21 October 2009, the Tax Office rejected all of the Company’s remaining objections. The Company submitted an appeal to the tax court on 29 October 2009. The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 and PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 dated 15 March 2011 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral and insurance discount, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral and insurance discount were not subject to VAT. The Company obtained a tax refund letter dated 9 May 2011 and then received the tax refund from the Tax Office amounting Rp14,071 and interest of Rp6,754.

Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2011. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan No. 749/B/PK/PJK/2011 tanggal 2 Agustus 2012.

The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 30 June 2011. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letters No. 749/B/PK/PJK/2011 dated 2 August 2012.

Perseroan memperoleh surat restitusi pajak perihal pengurangan denda untuk tahun pajak 2006 tertanggal 22 Agustus 2013 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp1.930.

The Company obtained a tax refund letter regarding deduction of tax penalty for fiscal year 2006 dated 22 August 2013 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp1,930.

e. Administrasi e. Administration

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Taxes ("DGT") may assess or amend taxes within a certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within ten years from the time the tax becomes due, but no later than 2013, while for fiscal years of 2008 and onwards, the period is within five years from the time the tax becomes due.

Page 284: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

41

9. ASET TETAP 9. FIXED ASSETS 2014

1 Januari/ Penambahan/ (Pengurangan)/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ January 1 Additions (Deductions) Reclassifications December 31

Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 6.261 - - 15.518 21.779 Land Bangunan 8.093 137 9.339 17.569 Buildings Kendaraan - 6 - 6 Vehicles Perabotan dan peralatan kantor 43.961 20.237 (2.066) - 62.132 Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa 12.929 5.857 - - 18.786 Leasehold improvement Bangunan dalam pengerjaan 8.620 16.237 - (24.857) - Construction in progress building

79.864 42.474 (2.066) - 120.272

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan (1.830) (432) - - (2.262) Buildings Kendaraan - (1) - - (1) Vehicles Perabot dan peralatan kantor (25.176) (8.015) 2.059 - (31.132) Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa (8.852) (3.494) - - (12.346) Leasehold improvement

(35.858) (11.942) 2.059 - (45.741)

Nilai buku neto 44.006 74.531 Net book value

2013

1 Januari/ Penambahan/ (Pengurangan)/ Reklasifikasi/ 31 Desember/ January 1 Additions (Deductions) Reclassifications December 31

Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 3.190 - - 3.071 6.261 Land Bangunan 3.470 3.947 (95) 771 8.093 Buildings Kendaraan 480 - (480) - - Vehicles Perabotan dan peralatan kantor 34.689 9.803 (531) - 43.961 Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa 8.722 4.207 - - 12.929 Leasehold improvement Bangunan dalam pengerjaan 3.037 9.425 - (3.842) 8.620 Construction in progress building

53.588 27.382 (1.106) - 79.864

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan (1.560) (306) 36 - (1.830) Buildings Kendaraan (304) - 304 - - Vehicles Perabot dan peralatan kantor (19.684) (6.023) 531 - (25.176) Furniture and office equipment Renovasi bangunan sewa (4.179) (4.673) - - (8.852) Leasehold improvement

(25.727) (11.002) 871 - (35.858)

Nilai buku neto 27.861 44.006 Net book value

Rincian bangunan dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Details of construction in progress building as of 31 December 2013 are as follows:

31 Desember/December 2013

Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ penyelesaian/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion completion

Renovasi dalam penyelesaian untuk pembukaan jaringan Renovation in progress usaha baru 8.620 2014 75% - 95% for new business networks

8.620

Page 285: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

42

9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued)

Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Adira Dinamika dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp98.845 pada 31 Desember 2014 (2013: Rp73.680) yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi.

Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Adira Dinamika, for a sum insured of Rp98,845 as of 31 December 2014 (2013: Rp73,680) which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake.

Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara 21 Oktober 2017 sampai dengan 24 September 2027. Manajemen berpendapat bahwa HGB tersebut dapat diperbaharui atau diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, which will be due ranging from 21 October 2017 to 24 September 2027. Management believes that the HGB can be renewed or extended upon expiration.

Rincian keuntungan atas pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:

Details of gain on disposal of fixed assets are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Hasil pelepasan aset tetap 117 398 Proceed from disposal of fixed assets Nilai buku aset tetap (7) (235) Book value

Laba atas pelepasan aset tetap 110 163 Gain on disposal of fixed assets

Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif.

Gain on disposal of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statement of comprehensive income.

Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Management believes that there is no impairment of Company’s assets as of 31 December 2014 and 2013.

Tidak ada aset tetap yang dijadikan jaminan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

There were no fixed assets pledged as collateral as of 31 December 2014 and 2013.

Page 286: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

43

10. ASET LAIN-LAIN 10. OTHER ASSETS 31 Desember/December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Sewa dibayar dimuka 16.137 11.069 Prepaid rent Setoran dalam perjalanan 12.772 4.989 Deposit in transit Asuransi dibayar di muka 418 102 Prepaid insurance Piutang bunga 241 220 Interest receivable Perbaikan dan pemeliharaan dibayar di muka 138 282 Prepaid service and maintenance Piutang karyawan 119 135 Employee receivables Lain-lain 7.020 5.624 Others

36.845 22.421 Pihak berelasi Related parties Sewa dibayar dimuka 966 442 Prepaid rent

37.811 22.863

Lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung.

Others mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage related to building rent.

Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.

11. UTANG USAHA 11. TRADE PAYABLES 31 Desember/December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Utang kendaraan 436.236 197.815 Vehicle payables Utang asuransi 87.282 62.983 Insurance payables

523.518 260.798

Utang usaha merupakan utang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan utang kepada perusahaan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor.

Trade payables represent payables to suppliers for motor vehicle financing and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.

Page 287: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

44

12. UTANG LAIN-LAIN 12. OTHER PAYABLES 31 Desember/December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Titipan konsumen 37.230 13.565 Customer deposits Liabilitas pajak Tax liabilities Pasal 21 6.043 7.243 Article 21 Pasal 23 924 1.498 Article 23 PPh Final 188 21 Final Tax PPN keluaran 19.292 2 VAT out Lain-lain 20.928 5.203 Others

84.605 27.532

Pihak berelasi Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 53.559 134.665 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 240 240 PT Tunas Ridean Tbk.

53.799 134.905

138.404 162.437

Titipan konsumen terutama berhubungan dengan cicilan pembayaran piutang pembiayaan konsumen yang masih dalam proses identifikasi.

Customer deposits represent installment of consumer financing receivables which are still in identification process.

Lain-lain terutama terdiri dari utang kepada pihak ketiga yang berkaitan dengan biaya notaris, fidusia, dan pembelian aset tetap.

Others mainly consist of payables to third parties related to notary fee, fiduciary, and purchasing of fixed assets.

Lihat Catatan 24b untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 24b for details of balances and transactions with related parties.

13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 13. ACCRUED EXPENSES 31 Desember/December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Gaji dan tunjangan 29.068 21.624 Salaries and allowances Bunga yang masih harus dibayar 25.023 20.320 Accrued interest Promosi 28.819 16.419 Promotion Telepon 1.409 1.166 Telephone Perbaikan dan pemeliharaan 833 538 Repairs and maintenance Lain-lain 9.243 5.644 Others

94.395 65.711

Page 288: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

45

14. PINJAMAN BANK 14. BANK LOANS 31 Desember/December 31

2014 2013

Revolving 199.940 652.976 Revolving Non revolving 4.105.864 2.602.851 Non revolving

4.305.804 3.255.827 Biaya provisi yang belum diamortisasi (14.662) (14.764) Unamortized provision cost

4.291.142 3.241.063

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties PT Bank Danamon Februari/ Indonesia Tbk. - 22.500 - 1.250 - February 2014 Juli/ - 15.000 - 2.917 - July 2014 Juli/ - 13.500 - 2.625 - July 2014 September/ PT Bank Central Asia Tbk. - 250.000 - 229.167 - September 2016 September - 155.000 - 142.083 - September 2016

- 456.000 - 378.042

Pihak berelasi/Related parties PT Bank Negara Oktober/ Indonesia (Persero) Tbk. - 4.174 - 640 - October 2014 Desember/ - 1.054 - 161 - December 2014 Desember/ - 65.599 - 17.566 - December 2014 Desember/ - 478 - 92 - December 2014 Desember/ - 242 - 20 - December 2014 Januari/ Januari/ 17.980 17.980 222 4.977 January 2015 January 2015 Januari/ - 3.646 - 15 - January 2014 Februari/ Februari/ 557 557 12 150 February 2015 February 2015 Maret/ Maret/ 12.576 12.576 394 3.415 March 2015 March 2015 Maret/ - 5.499 - 184 - March 2014 Maret/ Maret/ 3.305 3.305 132 1.014 March 2015 March 2015 Maret/ - 13.024 - 1.109 - March 2014 April/ - 11.139 - 1.499 - April 2014 April/ April/ 2.848 2.848 137 1.049 April 2015 April 2015 April/ - 724 - 63 - April 2014 Mei/ Mei/ 2.496 2.496 172 894 May 2015 May 2015 Juni/ Juni/ 8.287 8.287 1.033 3.487 June 2015 June 2015 Juni/ Juni/ 1.654 1.654 186 771 June 2015 June 2015 Juni/ - 1.174 - 184 - June 2014 Juni/ Juni/ 4.913 4.913 289 1.280 June 2015 June 2015 Juli/ Juli/ 17.244 17.244 1.783 7.197 July 2015 July 2015 Juli/ Juli/ 4.101 4.101 592 1.958 July 2015 July 2015

Page 289: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

46

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Agustus/ Agustus/ (lanjutan/continued) 27.227 27.227 4.491 14.275 August 2015 August 2015 Agustus/ Agustus/ 8.878 8.878 1.502 4.673 August 2015 August 2015 Agustus/ Agustus/ 685 685 116 285 August 2015 August 2015 September/ September/ 22.657 22.657 4.198 12.688 September 2015 September 2015 September/ September/ 13.360 13.360 2.569 7.595 September 2015 September 2015 September/ September/ 16.256 16.256 3.058 8.940 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 24.774 24.774 4.939 13.322 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 20.262 20.262 4.025 11.327 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 3.848 3.848 628 1.744 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 6.937 6.937 1.851 4.342 October 2015 October 2015 November/ November/ 10.007 10.007 2.807 6.282 November 2015 November 2015 November/ November/ 51.635 51.635 11.176 30.720 November 2015 November 2015 April/ April/ 5.529 5.529 1.457 3.844 April 2016 April 2016 Mei/ Mei/ 10.337 10.337 4.401 8.349 May 2016 May 2016 Juni/ Juni/ 1.115 1.115 497 823 June 2016 June 2016 April/ 244 - 18 - April 2015 - Mei/ 624 - 255 - May 2015 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Desember/ - 98.000 - 98.000 - December 2016 Desember/ 49.000 - 49.000 - December 2017 - Desember/ 49.000 - 49.000 - December 2017 - Desember/ 49.000 - 49.000 - December 2017 -

447.336 504.221 199.940 274.934

Jumlah/Total revolving 447.336 960.221 199.940 652.976

Non revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties April/ PT Bank Central Asia Tbk. - 25.000 - 2.778 - April 2014 Mei/

- 40.000 - 5.556 - May 2014 Mei/ - 25.000 - 3.472 - May 2014 Mei/ - 50.000 - 6.944 - May 2014 Juni/ - 30.000 - 5.000 - June 2014 Juni/ - 40.000 - 6.667 - June 2014 Juni/ - 20.000 - 3.333 - June 2014 Juni/ - 20.000 - 3.333 - June 2014 Juni/ Juni/ 64.000 64.000 10.667 32.000 June 2015 June 2015 Juni/ Juni/ 30.000 30.000 5.000 15.000 June 2015 June 2015 Juli/ Juli/ 25.000 25.000 4.861 13.194 July 2015 July 2015 Juli/ Juli/ 20.000 20.000 3.889 10.556 July 2015 July 2015

Page 290: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

47

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) PT Bank Central Asia Tbk. Juli/ Juli/ (lanjutan/continued) 31.000 31.000 6.028 16.361 July 2015 July 2015 Agustus/ Agustus/ 50.000 50.000 11.111 27.778 August 2015 August 2015 September/ September/ 15.000 15.000 3.750 8.750 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 15.000 15.000 4.167 9.167 October 2015 October 2015 Januari/ Januari/ 75.000 75.000 27.083 52.083 January 2016 January 2016 Januari/ Januari/ 25.000 25.000 9.028 17.361 January 2016 January 2016 Februari/ Februari/ 75.000 75.000 29.167 54.167 February 2016 February 2016 Maret/ Maret/ 50.000 50.000 20.833 37.500 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 75.000 75.000 31.250 56.250 March 2016 March 2016 September/ 250.000 - 145.833 - September 2016 - September/ 155.000 - 90.416 - September 2016 - Maret/ 70.000 - 43.750 - March 2016 - Maret/ Maret/ PT Bank Commonwealth 30.000 30.000 12.500 22.500 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 35.000 35.000 14.583 26.250 March 2016 March 2016 April/ April/ 65.000 65.000 28.889 50.555 April 2016 April 2016 Juni/ 50.000 - 41.667 - June 2017 - Juni/ 19.000 - 15.833 - June 2017 - Februari/ PT Bank Panin Tbk. - 100.000 - 5.555 - February 2014 Februari/ - 50.000 - 2.778 - February 2014 Maret/ - 75.000 - 6.250 - March 2014 Maret/ - 25.000 - 2.083 - March 2014 Maret/ - 25.000 - 2.083 - March 2014 April/ - 50.000 - 5.556 - April 2014 April/ - 75.000 - 8.333 - April 2014 Agustus/ - 25.000 - 5.556 - August 2014 Agustus/ - 20.000 - 4.444 - August 2014 Agustus/ - 55.000 - 12.222 - August 2014 Oktober/ - 50.000 - 13.889 - October 2014 November/ - 150.000 - 45.833 - November 2014 Februari/ Februari/ 97.000 97.000 5.389 37.722 February 2015 February 2015 Maret/ Maret/ 30.000 30.000 2.500 12.500 March 2015 March 2015 April/ April/ 20.000 20.000 2.222 8.889 April 2015 April 2015 Mei/ Mei/ 53.000 53.000 7.361 25.028 May 2015 May 2015 Agustus/ 38.600 - 12.867 - August 2014 September/ - 21.000 - 7.875 - September 2014 September/ - 13.000 - 4.875 - September 2014 September/ - 13.000 - 4.875 - September 2014 Oktober/ - 16.000 - 6.667 - October 2014 September/ September/ 50.000 50.000 12.500 29.167 September 2015 September 2015

Page 291: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

48

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) September/ September/ PT Bank Panin Tbk. (lanjutan) 60.000 60.000 15.000 35.000 September 2015 September 2015 Oktober/ Oktober/ 60.000 60.000 16.667 36.667 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 28.400 28.400 7.889 17.355 October 2015 October 2015 November/ November/ 19.000 19.000 5.806 12.139 November 2015 November 2015 Desember/ Desember/ 27.000 27.000 9.000 18.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 45.000 45.000 15.000 30.000 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 70.000 70.000 23.333 46.667 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 11.500 11.500 3.833 7.667 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 20.000 20.000 10.000 15.000 December 2016 December 2016 Januari/ Januari/ 60.000 60.000 21.667 41.667 January 2016 January 2016 Januari/ Januari/ 25.000 25.000 9.028 17.361 January 2016 January 2016 Januari/ Januari/ 22.500 22.500 8.125 15.625 January 2016 January 2016 Maret/ Maret/ 56.000 56.000 23.333 42.000 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 50.000 50.000 28.125 40.625 March 2017 March 2017 Maret/ - 15.000 - 3.750 - March 2014 Maret/ Maret/ 85.000 85.000 35.417 63.750 March 2016 March 2016 Maret/ Maret/ 59.000 59.000 24.583 44.250 March 2016 March 2016 Maret/ - 15.000 - 3.750 - March 2014 Mei/ - 20.000 - 8.333 - May 2014 Juni/ Juni/ 10.000 10.000 5.000 8.333 June 2016 June 2016 Juni/ Juni/ 50.000 50.000 25.000 41.667 June 2016 June 2016 Juni/ Juni/ 40.000 40.000 20.000 33.333 June 2016 June 2016 Agustus/ Agustus/ 125.000 125.000 69.444 111.111 August 2016 August 2016 Agustus/ Agustus/ 75.000 75.000 41.667 66.667 August 2016 August 2016 Desember/ Desember/ 10.000 10.000 6.667 10.000 December2016 December 2016 Maret/ 200.000 - 150.000 - March 2017 - Maret/ 190.000 - 142.500 - March 2017 - Maret/ 100.000 - 75.000 - March 2017 - Mei/ 10.000 - 8.055 - May 2017 - Juni/ 80.000 - 66.667 - June 2017 - Juni/ 120.000 - 100.000 - June 2017 - Juni/ 200.000 - 166.667 - June 2017 - Agustus/ 40.000 - 35.555 - August 2017 - September/ 50.000 - 45.833 - September 2017 - Desember/ 200.000 - 200.000 - December 2018 - Desember/ 50.000 - 50.000 - December 2017 - Desember/ 50.000 - 50.000 - December 2017 - Desember/ 70.000 - 70.000 - December 2017 -

Page 292: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

49

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) Juni/ PT Bank OCBC NISP Tbk. - 50.000 - 8.333 - June 2014 Juli/ - 30.000 - 5.833 - July 2014 Juli/ - 20.000 - 3.889 - July 2014 Desember/ - 10.000 - 3.333 - December 2014

Februari/ Februari/ 40.000 40.000 2.222 15.556 February 2015 February 2015 Februari/ Bank of China Limited 10.000 - 1.667 - February 2015 - Februari/ 10.000 - 1.667 - February 2015 - Juni/ 8.500 - 6.375 - June 2016 - Oktober/ 22.500 - 18.750 - October 2015 - Oktober/ 30.000 - 25.000 - October 2015 - November/ 69.000 - 63.250 - November 2015 - Desember/ PT Bank CTBC Indonesia 20.000 - 20.000 - December 2017 - Desember// 80.000 - 80.000 - December 2017 -

4.132.400 3.180.000 2.394.069 1.559.263

Pihak berelasi/ Related parties Januari/ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 25.000 - 806 - January 2014 Januari/ - 15.000 - 483 - January 2014 April/ - 12.000 - 1.527 - April 2014 Juli/ - 14.500 - 3.186 - July 2014 September/ - 11.500 - 3.221 - September 2014 Februari/ Februari/ 10.000 10.000 642 4.265 February 2015 February 2015 Mei/ Mei/ 10.000 10.000 1.564 5.076 May 2015 May 2015 Mei/ Mei/ 8.500 8.500 1.330 4.315 May 2015 May 2015 Oktober/ Oktober/ 11.000 11.000 3.375 7.089 October 2015 October 2015 Oktober/ Oktober/ 11.000 11.000 3.358 7.070 October 2015 October 2015 Oktober/ - 3.000 - 1.310 - October 2014 Oktober/ - 4.000 - 1.747 - October 2014 Oktober/ Oktober/ 6.000 6.000 1.832 3.856 October 2015 October 2015 Oktober/ - 1.000 - 437 - October 2014 Oktober/ Oktober/ 70.000 70.000 21.368 44.990 October 2015 October 2015 November/ November/ 28.000 28.000 9.368 18.746 November 2015 November 2015 November/ - 6.000 - 2.873 - November 2014 November/ - 8.000 - 3.830 - November 2014 November/ - 4.600 - 2.202 - November 2014

Page 293: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

50

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. November/ November/ lanjutan (continued) 22.500 22.500 7.527 15.063 November 2015 November 2015 November/ November/ 7.000 7.000 2.342 4.686 November 2015 November 2015 Desember/ - 10.800 - 5.622 - December 2014 Desember/ Desember/ 64.000 64.000 23.272 44.548 December 2015 December 2015 December/ - 6.000 - 3.123 - December 2014 Desember/ Desember/ 17.300 17.300 6.291 12.042 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 4.900 4.900 1.782 3.411 December 2015 December 2015 Januari/ Januari/ 10.000 10.000 3.925 7.225 January 2016 January 2016 Maret/ - 16.000 - 4.120 - March 2014 April/ April/ 60.000 60.000 28.666 48.025 April 2016 April 2016 April/ April/ 30.000 30.000 5.349 20.543 April 2015 April 2015 April/ - 10.000 - 3.422 - April 2014 Mei/ Mei/ 23.000 23.000 11.633 18.999 May 2016 May 2016 Mei/ Mei/ 28.000 28.000 6.219 20.303 May 2015 May 2015 Mei/ - 9.000 - 3.837 - May 2014 Mei/ Mei/ 40.000 40.000 20.231 33.041 May 2016 May 2016 Juni/ Juni/ 100.000 100.000 53.357 85.144 June 2016 June 2016 Juni/ Juni/ 50.000 50.000 26.679 42.572 June 2016 June 2016 Juli/ Juli/ 60.000 60.000 33.670 52.600 July 2016 July 2016 Agustus/ Agustus/ 22.500 22.500 13.283 20.304 August 2016 August 2016 Desember/ 98.000 - 68.683 - December 2016 - Januari/ 25.000 - 18.175 - January 2017 - Januari/ 98.000 - 71.245 - January 2017 - Februari/ 49.000 - 36.927 - Feberuary 2017 - Februari/ 49.000 - 36.927 - February 2017 - Februari/ 49.000 - 36.961 - February 2017 - Februari/ 49.000 - 36.961 - February 2017 - Maret/ 49.000 - 38.247 - March 2017 - Maret/ 40.000 - 31.222 - March 2017 - Juni/ 41.000 - 35.106 - June 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - September/ 49.000 - 45.528 - September 2017 - Oktober/ 49.000 - 46.697 - October 2017 - Oktober/ 49.000 - 46.697 - October 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 - November/ 49.000 - 47.849 - November 2017 -

Page 294: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

51

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Jumlah pinjaman/ Jatuh tempo fasilitas/ Withdrawn facility amount Loan amount Maturity date of the facility

2014 2013 2014 2013 2014 2013

Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) Maret/ PT Bank DKI - 25.000 - 2.396 - March 2014 Maret/ - 25.000 - 2.396 - March 2014 April/ - 25.000 - 3.180 - April 2014 April/ - 25.000 - 3.180 - April 2014 Mei/ - 25.000 - 3.958 - May 2014 November/ - 50.000 - 16.972 - November 2014 Desember/ - 5.000 - 1.844 - December 2014 Mei/ Mei/ 22.000 22.000 3.462 11.209 May 2015 May 2015 Juni/ Juni/ 23.000 23.000 4.301 12.315 June 2015 June 2015 September/ September/ 35.000 35.000 9.677 21.582 September 2015 September 2015 Desember/ Desember/ 5.000 5.000 1.822 3.484 December 2015 December 2015 Desember/ Desember/ 20.000 20.000 7.279 13.928 December 2015 December 2015 Januari/ Januari/ 30.000 30.000 11.785 21.683 January 2016 January 2016 Juni/ Juni/ 10.000 10.000 5.336 8.514 June 2016 June 2016 Juli/ Juli/ 50.000 50.000 28.104 43.854 July 2016 July 2016 Juli/ Juli/ 40.000 40.000 22.483 35.083 July 2016 July 2016 September/ September/ 100.000 100.000 62.281 92.863 September 2016 September 2016 Januari/ Maret/ 25.000 25.000 18.212 - January 2017 March 2014 Oktober/ 35.500 - 33.825 - October 2017 - Desember/ 30.000 - 30.000 - December 2017 - PT Bank Pembangunan Daerah Oktober/ Jawa Barat dan Banten Tbk. - 20.000 - 5.882 - October 2014 Oktober/ - 20.000 - 6.667 - October 2014 Oktober/ - 20.000 - 6.897 - October 2014 Oktober/ - 20.000 - 7.143 - October 2014 Oktober/ - 5.000 - 1.786 - October 2014 Oktober/ - 15.000 - 5.556 - October 2014 November/ November/ 30.000 30.000 10.000 20.909 November 2015 November 2015 November/ November/ 35.000 35.000 11.667 24.394 November 2015 November 2015 November/ November/ 35.000 35.000 12.031 25.156 November 2015 November 2015 November/ November/ 50.000 50.000 17.188 35.937 November 2015 November 2015 November/ November/ 20.000 20.000 6.875 14.375 November 2015 November 2015 November/ November/ 30.000 30.000 10.313 21.562 November 2015 November 2015 April/ 50.000 - 40.000 - April 2017 - Maret/ 75.000 - 59.559 - March 2017 - April/ 50.000 - 41.176 - April 2017 - Desember/ 100.000 - 100.000 - December 2017 -

2.631.200 1.778.900 1.711.795 1.043.588

Jumlah/Total non-revolving 6.763.600 4.968.900 4.105.864 2.602.851

Jumlah/Total 7.210.936 5.929.121 4.305.804 3.255.827

Page 295: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

52

14. PINJAMAN BANK (lanjutan) 14. BANK LOANS (continued) Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya.

Bank loans have the following settlement aging profile.

31 Desember/December 31

2014 2013

Tahun Year 2014 - 1.693.163 2014 2015 2.263.581 1.174.240 2015 2016 1.391.936 385.299 2016 2017 600.287 3.125 2017 2018 dan sesudahnya 50.000 - 2018 and there after

4.305.804 3.255.827

Pinjaman bank dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 8,25% - 12,00% per tahun (2013: 7,80% - 11,25% per tahun).

The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging between 8.25% - 12.00% per annum (2013: 7.80% - 11.25% per annum).

Selama tahun 2014 dan 2013, Perseroan telah melakukan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman sesuai jadwal yang ditetapkan.

During year 2014 and 2013, the Company has paid the loan principal and interests installments on schedule.

Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp3.088.414 pada tanggal 31 Desember 2014 (2013: Rp3.097.095) dan piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan sejumlah Rp645.197 pada tanggal 31 Desember 2014 (2013: Rp100.488).

These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp3,088,414 as of 31 December 2014 (2013: Rp3,097,095) and net investment in financial leases receivables amounting to Rp645,197 as of 31 December 2014 (2013: Rp100,488).

Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan seperti rasio jumlah utang bunga terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 dan kewajiban penyampaian laporan lainnya. Perseroan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas.

The loan facilities from those banks require the Company to provide a written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is also obliged to comply with financial covenants such as gearing ratio not exceeding 10:1 and other reporting obligations.The Company has complied with the above requirements.

Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.

The loan facilities are used for the Company’s working capital.

Lihat Catatan 27 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.

Refer to Note 27 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.

Page 296: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

53

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN 15. SECURITIES ISSUED 31 Desember/December 31

2014 2013

Obligasi VI 150.000 500.000 Bonds VI Medium Term Note III 200.000 200.000 Medium-term Notes III Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 500.000 500.000 Continuing Bonds I Phase I Obligasi Berkelanjutan I Tahap II 600.000 - Continuing Bonds I Phase II

1.450.000 1.200.000 Dikurangi: Less: Beban emisi yang belum diamortisasi: Unamortized issuance costs: Saldo awal 3.265 2.200 Beginning balance Penambahan 2.607 3.624 Additions Amortisasi (lihat Catatan 20) (3.241) (2.559) Amortization (refer to Note 20)

2.631 3.265

Jumlah 1.447.369 1.196.735 Total

Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya:

Securities issued have the following maturity profile:

31 Desember/December 31

2014 2013

Tahun Year 2014 - 350.000 2014 2015 350.000 350.000 2015 2016 425.000 425.000 2016 2017 500.000 75.000 2017 2018 dan sesudahnya 175.000 - 2018 and there after

1.450.000 1.200.000

a. Utang obligasi a. Bonds payable

Obligasi VI Bonds VI

Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas empat seri:

On 20 May 2011, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds VI Year 2011 (“Bonds VI”) on the Indonesia Stock Exchange with a nominal value of Rp600,000 which consist of four series:

Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment

Seri/Series A 48.000 8,60% 23 Mei/May 2012

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series B 52.000 9,60% 19 Mei/May 2013

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series C 350.000 10,00% 19 Mei/May 2014

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series D 150.000 10,70% 19 Mei /May 2015

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Page 297: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

54

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)

Obligasi VI (lanjutan) Bonds VI (continued)

Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimal 80% untuk Obligasi VI dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2014, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp120.000 (2013: Rp400.000) (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi VI.

These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 80% of the nominal value of Bonds VI. As of 31 December 2014, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp120,000 (2013: Rp400,000) (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Bonds VI.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perseroan tidak menempatkan kas pada rekening penampungan dikarenakan jaminan yang ada cukup untuk menutupi utang obligasi.

As of 31 December 2014 and 2013, the Company did not place cash into the escrow account as the security was sufficient to cover the outstanding bonds payable.

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.

The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.

Sesuai dengan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 253/PEF-DIR/II/2011 dan No. 254/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat obligasi VI adalah idA+ stable outlook.

Based on report No. 253/PEF-DIR/II/2011 and No. 254/PEF-DIR/II/2011 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 25 February 2011. Bonds VI have been rated idA+ stable outlook.

Dalam pemantauan tahunan atas Obligasi VI, PT Pefindo dalam suratnya No. 164/PEF-Dir/I/2012 tanggal 30 Januari 2012 telah menetapkan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap Obligasi VI untuk periode 30 Januari 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.

In the annual monitoring for Bonds VI, PT Pefindo, in its letter, No. 164/PEF-Dir/I/2012 dated 30 January 2012 has rated idA+ (Single A Plus) the Bonds VI for period from 30 January 2012 until 1 February 2013.

Dalam Pemantauan Khusus (Special Review), PT Pefindo melalui suratnya No. 1832/PEF-Dir/XI/2012 tanggal 12 Nopember 2012 telah meningkatkan peringkat atas Obligasi VI Seri B, Seri C dan Seri D dari idA+ (Single A Plus) menjadi idAA (Double A) untuk periode 12 Nopember 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.

In the Special Monitoring (Special Review), PT Pefindo in its letter No. 1832/PEF-Dir/XI/2012 dated 12 November 2012 has increased the rank VI Bonds Series B, Series C and Series D from idA (Single A Plus) to id AA (Double A) for the period 12 November 2012 to 1 February 2013.

Kemudian dalam Pemantauan Tahunan, PT Pefindo melalui suratnya No. 206/PEF-Dir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 1 Februari 2014.

Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 206/PEF-Dir/II/2013 dated 4 February 2013 has rated idAA (Double A) the Bonds VI Bonds Series C and Series D for the period 1 February 2013 until 1 February 2014.

Page 298: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

55

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)

Obligasi VI (lanjutan) Bonds VI (continued)

Dalam pemantauan kesiapan pembayaran Obligasi VI Seri B Tahun 2011, PT Pefindo melalui suratnya No. 208/PEF-Dir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi VI Seri B Tahun 2011 untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 19 Mei 2013.

In the monitoring of payment readiness for Series B Bonds VI in 2011, PT Pefindo in its letter No. 208/PEF-Dir/II/2013 dated February 4, 2013 has rated idAA (Double A) the Series B Bonds VI in 2011 for the period 1 February 2013 until 19 May 2013.

Dalam pemantauan berikutnya, PT Pefindo melalui suratnya No. 529/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.

In the monitoring through letter No. 529/PEF-Dir/III/2013 dated March 19, 2013 has rated idAA (Double A) the Bonds VI for Series C and Series D in 2011 for the period March 18, 2013 untill March 1, 2014.

Kemudian dalam Pemantauan Tahunan, PT Pefindo melalui suratnya No. 360/PEF-Dir/III/2014 tanggal 5 Maret 2014 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015.

Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 360/PEF-Dir/III/2014 dated 5 March 2014 has rated id AA (Double A) the Bonds VI Bonds Series C and Series D for the period 5 March 2014 until 1 March 2015.

Perseroan telah melunasi Utang Obligasi VI seri A, B dan C masing-masing sebesar Rp48.000, Rp52.000 dan Rp350.000 pada tanggal 23 Mei 2012, 17 Mei 2013 dan 19 Mei 2014.

The Company has settled Bonds VI Series A and B amounting to Rp48,000, Rp52,000 and Rp350,000 on 23 May 2012, 17 May 2013 and 19 May 2014, respectively.

Obligasi Berkelanjutan I Continuing Bonds I

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013

Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013

Pada Tanggal 28 Mei 2013, Perseroan telah memperoleh persyaratan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. S-144/D.04/ 2013 dalam rangka penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan I”) dengan nilai nominal Rp500.000 yang terdiri atas dua seri:

On 28 May 2013, the Company received the effective notification from the Financial Services Authority through its letter No S-144/ D.04/2013 in conjunction with continuing public offering of Mandiri Tunas Finance continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“continuing Bonds I”) with a nominal value of Rp500,000 which consist of two series:

Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment

Seri/Series A 425.000 7,75% 5 Juni/June 2016

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series B 75.000 7,80% 5 Juni/June 2017

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Page 299: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

56

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)

Obligasi Berkelanjutan I (lanjutan) Continuing Bonds I (continued)

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (lanjutan)

Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (continued)

Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 60% untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2014, piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan yang dijaminkan adalah sejumlah Rp275.792 dan Rp24.208. Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp300.000 (lihat Catatan 5 dan 6). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I.

These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 60% of the nominal value of Continuing Bonds I Phase I. As of 31 December 2014, the amount of consumer financing receivables and financial lease receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp275,792 and Rp24,208 As of 31 December 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp300,000 (refer to Note 5 and 6). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Continuing Bonds I Phase I.

Dalam perjanjian perwaliamanatan juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perseroan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Perseroan kecuali untuk kegiatan usaha Perseroan sehari-hari.

The trustee agreement provides several negative covenants to the Company, among others, collateral with fiduciary transfer of consumer financing receivables and debt to equity ratio not to exceed 10:1. Moreover, during the year that the bonds principals are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, merge unless performed on the same business and to sell or assign more than 50% of the Company’s asset, except for Company’s normal business transactions.

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.

The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.

PT Pefindo telah menetapkan peringkat idAA (Double A) terhadap obligasi berkelanjutan sesuai suratnya No. 528/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.

PT Pefindo has rated idAA (Double A) the Continuing Bonds based on its report No. 258/PEF-Dir/III/2013 dated 19 March 2013 for period 18 March 2013 until 1 March 2014.

Kemudian dalam pemantauan tahunan PT Pefindo melalui suratnya No. 359/PEFDir/III/2014 tanggal 5 Maret 2014 telah menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I untuk periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015.

Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 359/PEF-Dir/III/2014 dated 5 March 2014 has rated idAA (Double A) for the Continuing Bonds I Phase I for the period 5 March 2014 until 1 March 2015.

Page 300: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

57

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Utang obligasi (lanjutan) a. Bonds payable (continued)

Obligasi Berkelanjutan I (lanjutan) Continuing Bonds I (continued)

Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014

Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase II Year 2014

Pada Tanggal 23 Mei 2014, Perseroan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2014 (”Obligasi Berkelanjutan I Tahap II”) dengan nilai nominal Rp600.000 yang terdiri atas dua seri:

On 23 May 2014, the Company issued Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2014 (“Continuing Bonds I Phase II”) with a nominal value of Rp600,000 which consist of two series:

Tingkat bunga tetap per tahun/ Obligasi/ Nilai nominal/ Fixed interest Jatuh tempo/ Cicilan pokok Obligasi/ Bonds Nominal value rate per annum Due date Bonds principal instalment

Seri/Series A 425.000 10,70% 23 Mei/May 2017

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Seri/Series B 175.000 10,85% 23 Mei/May 2018

Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.

Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimal 60% untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap II dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp329.230 (2013:RpNil) dan piutang investasi sewa neto sejumlah Rp30.770 (2013:RpNil) (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen dan piutang investasi sewa neto kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap II.

These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 60% of the nominal value of Continuing Bonds I Phase II. As of 31 December 2014 and 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp329,230 (2013:RpNil) and net investment in financial lease receivables Rp30,770 (2013:RpNil) (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables and net investment in financial lease receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Continuing Bonds I Phase II.

b. Medium-Term Notes (MTN) b. Medium-Term Notes (MTN)

Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap 9,95% sebesar Rp200.000 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN III.

On 24 January 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 with a 9.95% fixed interest rate, in a principal amount of Rp200,000 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 January 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for MTN III holders.

Page 301: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

58

15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN (lanjutan)

15. SECURITIES ISSUED (continued)

b. Medium-Term Notes (MTN) (lanjutan) b. Medium-Term Notes (MTN) (continued)

MTN III tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen perseroan sebesar 100%. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah Rp200.000.

These MTN III are secured by 100% consumer financing receivables. As of 31 December 2014 and 2013, consumer finance receivables pledged as collateral amounted to Rp200,000.

Selama MTN III belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan antara lain, membayar, membuat atau menyatakan deviden atau distribusi pembayaran lain selama Perseroan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang, mentransfer atau mengalihkan harta kekayaan sebesar 50% atau lebih dari aset Perseroan (kecuali untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, penurunan modal dasar atau modal ditempatkan dan disetor, penggabungan, konsolidasi atau peleburan, memberikan pinjaman dimana keseluruhan pinjaman melebihi Rp120.000 dan melakukan investasi secara langsung dalam bentuk portofolio saham dari perusahaan lain.

During the period that MTN III is still outstanding, the Company is not allowed to, among others, pay, make or declare any dividends or other distribution payments during the Company fails to make payment of the amount owed, or transferring or diverting assets by 50% or more of the assets of the Company (except for normal business transactions), changes in core business, decrease in authorized capital or issued and paid-up capital, merger, consolidation or amalgamation, making loans with amount greater than Rp120,000 and making direct investment in shares portfolio of other companies.

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.

The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.

16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN 16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION

Jumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut:

The amounts recognized in the statement of financial position are determined as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Nilai kini liabilitas 21.270 11.829 Present value of obligations Kerugian aktuarial yang belum diakui (7.716) (2.467) Unrecognized actuarial losses Biaya jasa lalu yang belum diakui (246) (271) Unrecognized past service costs

Liability in the statement of Liabilitas pada laporan posisi keuangan 13.308 9.091 financial position

Page 302: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

59

16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)

Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

The amounts recognized in the statement of comprehensive income are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Biaya jasa kini 2.978 1.936 Current service costs Biaya bunga 1.433 817 Interest costs Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested 25 25 Past service costs - vested Amortisasi kerugian aktuarial 54 201 Amortization of actuarial losses

4.490 2.979

Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja 650 313 Termination

Jumlah 5.140 3.292 Total

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

The movements in employee benefits obligation in the statements of financial position are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Saldo awal, 1 Januari 9.091 6.554 Beginning balance, 1 January Penyisihan tahun berjalan 5.140 3.292 Provisions made during the year Pembayaran tahun berjalan (923) (755) Payment during the year

Saldo akhir 13.308 9.091 Ending balance

Mutasi nilai kini dari imbalan kerja yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

The movements of present value of employee benefit obligation in the statements of financial position are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Saldo awal, 1 Januari 11.829 12.767 Beginning balance, 1 January Biaya jasa kini 2.978 1.936 Current service costs Biaya bunga 1.433 817 Interest costs (Keuntungan)/kerugian pada Actuarial (gains)/losses kewajiban aktuaria 5.030 (3.691) on obligation

Saldo akhir 21.270 11.829 Ending balance

Page 303: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

60

16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)

Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 15 Januari 2015 (2013: 13 Januari 2014). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:

The liability for employee benefits is calculated by independent actuary PT Ricky Leonard Jasatama (formerly: PT Rileos Pratama) which used the projected unit credit method in its report dated 15 January 2015 (2013: 13 January 2014). The principal actuarial assumptions used by the independent actuary were as follows:

2014 2013

Tingkat diskonto 8.5% per tahun/per annum 9% per tahun/per annum Discount rate Tingkat kenaikan gaji 7% per tahun/per annum 7% per tahun/per annum Salary increment rate Tingkat kematian TMI 3 TMI 2 Rate of mortality Tingkat cacat 10% dari/from TMI 3 10% dari/from TMI 2 Rate of disability Tingkat pengunduran diri 7% per tahun pada usia 7% per tahun pada usia Rate of resignations sampai dengan 40 tahun sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun/ 0,00% pada usia 55 tahun/ 7% per annum up to 40 7% per annum up to 40 years old and decrease years old and decrease linearly up to 0,00% at linearly up to 0,00% at 55 years old 55 years old Tingkat pensiun 100,00% usia pensiun 100,00% usia pensiun Rate of retirements normal/ normal/ 100,00% at normal 100,00% at normal retirement age retirement age

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa kini dan biaya bunga pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:

The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of 31 December 2014 and 2013:

2014

Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost Kenaikan suku bunga Increase in interest rate dalam 100 basis poin (428) (430) in 100 basis point Penurunan suku bunga Decrease in interest rate dalam 100 basis poin 497 496 in 100 basis point

2013

Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost Kenaikan suku bunga Increase in interest rate dalam 100 basis poin (297) (297) in 100 basis point Penurunan suku bunga Decrease in interest rate dalam 100 basis poin 347 347 in 100 basis point

Page 304: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

61

16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)

Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif tahun berjalan adalah sebesar Rp676 dan Rp513 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

The employees of the Company are also included in the defined contribution pension plan which was effective in August 2012. The Company’s contribution to the plan which is reported in statement of comprehensive income amounted to Rp676 and Rp513 for the years ended 31 December 2014 and 2013. This pension plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

17. MODAL SAHAM 17. SHARE CAPITAL

Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s shareholders as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:

Jumlah Persentase saham/ kepemilikan/ Number of Nilai/ Percentage of Pemegang saham shares Value ownership (%) Shareholders

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.275.000.000 127.500 51,00 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 1.225.000.000 122.500 49,00 PT Tunas Ridean Tbk.

2.500.000.000 250.000 100,00

18. PENGGUNAAN LABA 18. PROFIT DISTRIBUTIONS Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perseroan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurang-kurangnya 20,00% dari jumlah modal Perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp50.000.

A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20.00% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as of 31 December 2014 and 2013 is Rp50,000.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 10 April 2014 memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Menyetujui pembagian dividen final tahun 2013

sejumlah Rp21.157 dari laba neto tahun 2013.

The Annual General Shareholders Meeting on 10 April 2014 resolved the following: - Approval of the declaration of 2013 final

dividends amounting to Rp21,157 from the 2013 net income.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 16 Mei 2013 memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Menyetujui pembagian dividen final tahun 2012

sejumlah Rp17.483 dari laba neto tahun 2012.

The Annual General Shareholders Meeting on 16 May 2013 resolved the following: - Approval of the declaration of 2012 final

dividends amounting to Rp17,483 from the 2012 net income.

Page 305: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

62

19. PENDAPATAN 19. REVENUE

a. Pembiayaan konsumen a. Consumer financing Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 474.795 559.019 financing income Amortisasi biaya transaksi dan Amortization of transaction cost yield enhancing income 67.431 (20.882) and yield enhancing income Pendapatan yang masih harus diterima dari piutang Accrued income yang mengalami penurunan nilai 3.312 2.927 on impaired asset Pendapatan dari pembiayaan Income from without bersama without recourse 516.646 317.904 recourse joint financing

1.062.184 858.968

Pihak berelasi Related parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 1.258 919 financing income

1.063.442 859.887

b. Sewa pembiayaan b. Financial lease

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Realisasi pendapatan Realized consumer pembiayaan konsumen 89.433 60.304 financing income Amortisasi biaya transaksi dan Amortization of transaction cost yield enhancing income (2.064) (407) and yield enhancing income

87.369 59.897

c. Bunga c. Interest

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Deposito berjangka Time deposits dan rekening koran 8.457 2.053 and current accounts Pihak berelasi Related parties Deposito berjangka Time deposits dan rekening koran 11.341 4.973 and current accounts

19.798 7.026

Lihat Catatan 24c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 24c for details of balances and transactions with related parties.

Page 306: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

63

19. PENDAPATAN (lanjutan) 19. REVENUE (continued)

d. Lain-lain - neto d. Others - net Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Diskon asuransi 197.734 173.705 Insurance discount Pendapatan penalti 35.969 36.127 Penalty income Pendapatan penagihan 28.196 22.029 Collection income Pendapatan akseptasi klaim 8.453 - Acceptance claim income Keuntungan penjualan aset tetap 110 163 Gains on sales of fixed asset Lain-lain 22.107 7.362 Others

292.569 239.386

Pihak berelasi Related parties Pendapatan akseptasi klaim 50.377 - Acceptance claim income

342.946 239.386

Diskon asuransi merupakan pendapatan premi asuransi yang diterima oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Utang kepada perusahaan asuransi dicatat sebagai utang usaha di laporan posisi keuangan (lihat Catatan 11).

Insurance discount represents insurance premiums income received by the Company in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the statement of financial position (refer to Note 11).

20. BEBAN KEUANGAN 20. FINANCIAL CHARGES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Bunga pinjaman bank 226.635 198.632 Interest on bank loans Bunga surat berharga yang diterbitkan Securities issued interest: Medium-Term Notes 19.900 19.900 Medium-Term Notes Utang obligasi 107.111 75.051 Bonds payable Administrasi dan provisi bank 33.205 29.822 Administration and bank provisions Amortisasi biaya emisi surat Amortization of securities berharga yang diterbitkan: issuance cost: Medium-Term Notes 415 405 Medium-Term Notes Utang obligasi 2.826 2.154 Bonds payable Lain-lain 2.481 637 Others

392.573 326.601 Pihak berelasi Related parties Bunga pinjaman bank 156.109 116.891 Interest on bank loans

548.682 443.492

Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties.

Page 307: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

64

21. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN 21. SALARIES AND BENEFITS EXPENSES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Gaji dan tunjangan 216.133 166.003 Salaries and allowances Imbalan pasca kerja karyawan 4.217 2.536 Post employment benefits Biaya pesangon 979 857 Termination

221.329 169.396 Pihak berelasi Related parties Gaji dan tunjangan 10.177 8.227 Salaries and allowances Tantiem 3.653 1.694 Tantiem

13.830 9.921

235.159 179.317

Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.

Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties.

22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 22. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Biaya penagihan 84.424 59.179 Collection fee Sewa 19.911 14.646 Rent Penyusutan aset tetap (Catatan 9) 11.942 11.002 Depreciation of fixed assets (Note 9) Komunikasi 11.804 10.254 Communications Perjalanan dinas 11.391 8.185 Travelling Perbaikan dan pemeliharaan 7.825 5.268 Repairs and maintenance Keamanan 7.743 6.081 Security Jasa pihak ketiga 7.006 5.186 Third parties service Alat tulis dan cetakan 5.137 4.337 Stationaries and printings Listrik dan air 4.849 3.763 Utilities Jamuan bisnis 4.338 2.906 Corporate entertainment Jasa profesional 3.642 1.805 Professional fees Rekrutmen dan pelatihan 2.701 3.777 Recruitment and training Iuran OJK 1.496 - OJK fees Lain-lain 9.844 10.293 Others

194.053 146.682 Pihak berelasi Related parties Sewa 3.516 2.859 Rent

197.569 149.541

Lain-lain merupakan beban legal, perijinan, piknik perayaan, iklan, asuransi, sumbangan, parkir, koran dan majalah.

Others represents legal, corporate event, advertising, insurance expenses, donation, parking, newspaper and magazine.

Page 308: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

65

23. LABA PER SAHAM 23. EARNINGS PER SHARE Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Laba tahun berjalan 233.988 176.312 Income for the year

Number of ordinary shares Jumlah saham biasa yang beredar outstanding (in thousands) (dalam ribuan) (lihat Catatan 17) 2.500.000 2.500.000 (refer to Note 17)

Laba per saham dasar Basic earnings per share (nilai penuh) 94 71 (full amount)

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK

BERELASI 24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH

RELATED PARTIES

Sifat hubungan dengan pihak berelasi The nature of relationships with related parties

Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

The nature of relationships with related parties are as follows:

Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Pihak berelasi/Related parties Nature of relationship with the related parties

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pemegang saham mayoritas/Controlling shareholder PT Tunas Ridean Tbk. Pemegang saham minoritas/Minority shareholder PT Bumi Daya Plaza Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Sinar Harapan Bali Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT AXA Mandiri

Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Mandiri AXA General Insurance Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company PT Asuransi Kesehatan Indonesia Badan usaha milik negara/State-owned company PT Adhi Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Indra Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Jamsostek Badan usaha milik negara/State-owned company PT Kertas Letjes Badan usaha milik negara/State-owned company PT Nindya Karya Badan usaha milik negara/State-owned company PT Tambang Batubara Bukit Asam Badan usaha milik negara/State-owned company Perum PPD Badan usaha milik negara/State-owned company Perum Perhutani Badan usaha milik negara/State-owned company PT Jasindo Badan usaha milik negara/State-owned company PT Asuransi Jasa Raharja Putra Badan usaha milik negara/State-owned company PT Reasuransi Internasional Indonesia Badan usaha milik negara/State-owned company PT Perikanan Nusantara Badan usaha milik negara/State-owned company PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company PT Pindad (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company

Page 309: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

66

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Sifat hubungan dengan pihak berelasi (lanjutan) The nature of relationships with related parties

(continued)

Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: (lanjutan)

The nature of relationships with related parties are as follows: (continued)

Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Pihak berelasi/Related parties Nature of relationship with the related parties

PT Berdikari (Persero) Badan usaha milik negara/State-owned company PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company

PT Bank DKI Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company

PT Bank Jatim PT. Wahana Optima Permai

Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri /Controled by Bank Mandiri’s Pension Fund

Personil manajemen kunci Grup/Group’s key management personnel

Personil manajemen kunci Group Bank Mandiri/ Key management personnel of Bank Mandiri Group

Dalam kegiatan normal usaha, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Transaksi dengan pihak berelasi tersebut dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak tidak berelasi.

In normal course of business, the Company enters into certain transactions with parties which are related to the management and/or owned by the same ultimate shareholder. Transactions with related parties were conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties.

Saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Balances and transactions with related parties are as follows:

a. Aset a. Assets

31 Desember/December 31

2014 2013

Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Kas pada bank (lihat Catatan 4) Cash in banks (refer to Note 4) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 198.441 64.845 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1.276 876 (Persero)Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 840 549 (Persero)Tbk. PT Bank DKI 31 48 PT Bank DKI PT Bank Sinar Harapan Bali 24 50.127 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 18 44 Jawa Barat dan Banten Tbk.

200.630 116.489

Deposito berjangka Time deposit PT Bank Sinar Harapan Bali 50.000 50.000 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 3 3 (Persero) Tbk.

50.003 50.003

Page 310: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

67

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: (lanjutan)

Balances and transactions with related parties are as follows: (continued)

a. Aset (lanjutan) a. Assets (continued)

31 Desember/December 31

2014 2013

Piutang pembiayaan konsumen Consumer financing receivable Personel manajemen kunci Grup 6.575 5.425 Group’s key management personnel PT Adhi Karya (Persero) Tbk 530 100 PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Berdikari (Persero) 191 - PT Berdikari (Persero) PT Perusahaan Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 95 169 Indonesia PT Perikanan Nusantara 24 32 PT Perikanan Nusantara PT PINDAD (Persero) 5 12 PT PINDAD (Persero)

7.420 5.738

Piutang lain-lain Other receivables (lihat Catatan 7) (refer to Note 7) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 283.675 222.565 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Asuransi Jasa PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 36.031 - Indonesia (Persero) PT Tunas Ridean Tbk. 620 620 PT Tunas Ridean Tbk.

320.326 223.185

Sewa dibayar di muka (lihat Catatan 10) Prepaid rent (refer to Note 10) PT Bumi Daya Plaza 810 442 PT Bumi Daya Plaza PT Wahana Optima Permai 156 - PT Wahana Optima Permai

966 442

Jumlah aset Total assets associated with kepada pihak berelasi 579.345 395.857 related parties

Persentase terhadap total aset 7,81% 7,02% Percentage to total assets

Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Tunas Ridean Tbk dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) terutama berhubungan dengan transaksi usaha.

Other receivables from related party to PT Tunas Ridean Tbk and PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) are in respect of trade activities.

Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan pembayaran ke dealer untuk porsi pembiayaan bersama yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perseroan.

Other receivables from related party to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. represent payment to dealers for joint financing portion which was paid in advance by the Company.

Page 311: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

68

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

b. Liabilitas b. Liabilities

31 Desember/December 31

2014 2013

Utang lain-lain (lihat Catatan 12) Other payables (refer to Note 12) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 53.559 134.665 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 240 240 PT Tunas Ridean Tbk.

53.799 134.905

Pinjaman bank (lihat Catatan 14) Bank loans (refer to Note 14) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.311.419 666.883 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 308.809 176.264 Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank DKI 238.567 298.441 PT Bank DKI PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 52.940 176.934 (Persero) Tbk.

1.911.735 1.318.522

Surat berharga yang diterbitkan Securities issued PT Taspen (Persero) 160.000 60.000 PT Taspen (Persero) Dana Pensiun Bank Mandiri 81.000 65.000 Dana Pensiun Bank Mandiri BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan 78.000 138.000 & Ketenagakerjaan PT Bank Jatim 60.000 60.000 PT Bank Jatim PT AXA Mandiri 20.000 20.000 PT AXA Mandiri PT Asuransi Jasa Raharja Putra 8.000 3.000 PT Asuransi Jasa Raharja Putra PT Bumi Daya Plaza 5.000 5.000 PT Bumi Daya Plaza PT Mandiri AXA General Insurance 3.000 3.000 PT Mandiri AXA General Insurance PT Asuransi Jasa PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 2.000 5.000 Indonesia (Persero) DPLK Bank Mandiri 1.000 - DPLK Bank Mandiri PT Reasuransi Internasional PT Reasuransi Internasional Indonesia - 2.000 Indonesia

418.000 361.000

Jumlah liabilitas kepada pihak Total liabilities associated berelasi 2.383.534 1.814.427 with related parties

Persentase terhadap total liabilitas 36,56% 36,64% Percentage to total liabilities

Pada tahun 2014 dan 2013 utang lain-lain kepada pihak berelasi terutama berhubungan dengan utang angsuran pokok termasuk bunga kepada pemberi pembiayaan bersama.

In 2014 and 2013 other payables to related parties are mainly in respect of payables related with installments including interest to joint financing principals providers.

Page 312: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

69

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

c. Pendapatan c. Revenue

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pembiayaan konsumen Consumer financing (lihat Catatan 19a) (refer to Note 19a) Personil manajemen kunci Grup 1.151 890 Group’s key management personnel PT Adhi Karya (Persero) Tbk 71 10 PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Perusahaan Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 22 2 Indonesia PT Perikanan Nusantara 7 10 PT Perikanan Nusantara PINDAD (Persero) 4 7 PINDAD (Persero) PT Berdikari (Persero) 3 - PT Berdikari (Persero)

1.258 919

Bunga (lihat Catatan 19c) Interest (refer to Note 19c) PT Bank Sinar Harapan Bali 7.832 3.827 PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 3.467 1.094 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 16 13 Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank DKI 12 9 PT Bank DKI PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 11 10 (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 3 20 (Persero) Tbk.

11.341 4.973

Lain-lain (lihat Catatan 19d) Others (refer to Note 19d) PT Asuransi Jasa PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 42.865 - Indonesia (Persero) PT Mandiri AXA PT Mandiri AXA General Insurance 7.512 - General Insurance

50.377 -

Jumlah pendapatan dari Total revenue associated pihak berelasi 62.976 5.892 with related parties

Persentase terhadap total pendapatan 4,16% 0,51% Percentage to total revenue

Pendapatan bunga berkaitan dengan penempatan dana kepada pihak berelasi dengan tingkat bunga 0,00% - 9,75% (2013: 0,00% - 9,75%).

Interest income relates to funds placement to related parties with interest rate from 0.00% - 9.75% (2013: 0.00% - 9.75%).

Page 313: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

70

24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

24. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

d. Beban d. Expenses

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

General and Beban umum dan administrasi administrative expenses Beban sewa gedung Building rental expense PT Bumi Daya Plaza 3.389 2.859 PT Bumi Daya Plaza PT Wahana Optima Permai 127 - PT Wahana Optima Permai

3.516 2.859

Beban gaji dan tunjangan Salaries and benefits Kompensasi Dewan Boards of Commisioners and Komisaris dan Direksi Directors compensation Dewan Komisaris Board of Commissioners Imbalan kerja jangka pendek: Short-term employee benefits: Gaji dan tunjangan 2.775 2.247 Salaries and allowances Tantiem 1.044 484 Tantiem Direksi Directors Imbalan kerja jangka pendek: Short-term employee benefits: Gaji dan tunjangan 7.402 5.980 Salaries and allowances Tantiem 2.609 1.210 Tantiem

13.830 9.921

Beban keuangan Financial charges PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 97.680 51.403 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank DKI 25.576 23.338 PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 22.221 18.362 Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 10.632 23.788 (Persero) Tbk.

156.109 116.891

Jumlah beban kepada pihak Total expenses associated berelasi 173.455 129.671 with related parties

Persentase terhadap total beban 14,44% 13,96% Percentage to total expenses

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT Pendahuluan dan gambaran umum Introduction and overview

Perseroan memiliki eksposur terhadap risiko-risiko sebagai berikut: • Risiko pasar • Risiko kredit • Risiko likuiditas • Risiko operasional

The Company has exposure to the following risks: • Market risk • Credit risk • Liquidity risk • Operational risk

Page 314: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

71

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Kerangka manajemen risiko Risk management framework

Konsep manajemen risiko Perseroan adalah mengacu dari konsep Enterprise Risk Management (ERM) yang digunakan oleh induk entitas Perseroan yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan operasional Perseroan. ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Perseroan, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Perseroan sehari-hari. Dengan ERM, Perseroan akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Tahun ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya terkait dengan “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Entitas Anak”, yang dilaksanakan Perseroan dalam kapasitasnya sebagai Entitas Anak dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, pemegang saham pengendali Perseroan. Kerangka pengelolaan risiko ini mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prinsip kehati-hatian dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi.

The concept of risk management of the Company refers to Enterprise Risk Management (ERM) implemented by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (parent company) which were adopted to the needs of business and operational of the Company. ERM is an inherent business risk management process in the Company’s business process, which means, risk management becomes part of daily business decision making. By using ERM, the Company will have systematic and comprehensive framework for risk management (credit risk, market risk and operational risk) by connecting capital management and business risk encountered as whole. This year is a continuation from previous years in term of “Implementation Of Consolidated Risk Management For Bank’s Controlling Subsidiary Companies”, which is implemented by the Company in its capacity as the Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, the controlling shareholder of the Company. This risk management framework refers to Bank Indonesia regulation (PBI) No 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 concerning the Application of Risk Management for Commercial Bank as amended by PBI No.11/25/PBI/2009 dated on 1 July 2009 concerning the Amendment on Bank Indonesia Regulation No.5/8/PBI/2003 concerning the Application of Risk Management for Commercial Bank. This framework is included in the Risk Management Policy of Bank Mandiri (KMRBM) in line with the plan to apply Basel II Accord gradually in Indonesia. Within this risk management framework, the Company set up a range of policies in order for risk management to function as a business enabler so that bussines can still grow within the corridor of prudential principle by applying the ideal risk management process (risk identification - measurement - monitoring - management risk) at all level of organization.

Lebih lanjut, kemitraan antara Perseroan dengan Entitas Induk merupakan hal yang sangat penting, mengingat keduanya menghadapi tantangan regional dan global yang sama dalam mengelola pertumbuhan bisnis yang cepat dan dalam suasana kompetisi yang ketat, namun pada saat yang bersamaan Perseroan harus tetap mampu menyelenggarakan praktik bisnis tersebut berdasarkan dan mengacu kepada prinsip kehati-hatian.

Further, the partnership between the Company and the parent company is a very important thing considering both have to faced the same regional and global challenge in managing fast business growth and strict competition, but at the same time the Company must implement such of business practices based on prudential principle.

Page 315: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

72

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, manajemen Perseroan memiliki komitmen penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perseroan tetap dapat terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perseroan. Divisi Manajemen Risiko yang berperan secara aktif dalam mengkoordinasikan tindakan-tindakan pencegahan, proaktif dan responsif dengan seluruh karyawan dari berbagai tingkatan yang ada di dalam Perseroan untuk mendukung penerapan manajemen risiko ini, karena semua bagian di dalam Perseroan masing-masing akan memainkan peranan penting.

As a company engages in financing activities, the Company’s management is fully committed to implement risk management comprehensively, which essentially covers the adequacy of policies, procedures and risk management methodology; hence, the Company's business activities could remain be directed and controlled at an acceptable risk limit, at the same time the Company can still be profitable. Risk Management Division is playing an active role in coordinating preventive, proactive and responsive actions with all employees from various levels within the Company in order to support the implementation of risk management, because all divisions of the Company will play their respective important roles.

Dalam penerapan manajemen risiko, Perseroan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan. Perseroan memiliki suatu mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, which could be described as follows:

Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors

Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup: • Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan

manajemen risiko secara berkala; • Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas

yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi;

• Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;

• Terdapatnya Komite Audit dan sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan melalui Surat Edaran No. 030/SE/MTF/VI/2012 membentuk Forum Enterprise Risk Management dengan dikoordinir oleh Direktorat Risk Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai bentuk konsolidasi manajemen risiko.

Active supervision is reflected since annual business planning, which includes: • Approving and evaluating risk management

policies on a regular basis; • Evaluating and approving activities that require

approval from the Board of Commissioners or Board of Directors;

• Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis;

• The presence of the Audit Committee as an organ of the Board of Commissioners in carrying out their supervisory functions; and through Circular Letter No. 030/SE/MTF/VI/2012 established Enterprised Risk Management Forum coordinated by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Risk Management Directorate in term of implementation of consolidated risk management.

Page 316: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

73

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)

Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan)

Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors (continued)

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk dibentuk dengan menempatkan wakil dari Entitas Induk sebagai Kepala Divisi yang membawahi fungsi manajemen risiko Perseroan. Kerangka tersebut juga dilaksanakan melalui pemeriksaan kinerja secara berkala oleh Entitas Induk terhadap Perseroan, menyangkut kinerja keuangan, pengawasan sistem informasi akuntansi, serta tingkat kesehatan dan profil risiko dari piutang pembiayaan konsumen.

The consolidated risk management framework with Parent Company is established through assigning representatives from Parent Company as Division Head of Risk Management. The framework is also implemented through regular performance assessment by the Parent Company on the Company, concerning the financial performance, monitoring on accounting information system, as well as the level of soundness and risk profile of the Company’s consumer financing receivables.

Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan Pillar 2: Policy and Implementation of Limits

Perseroan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/ otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.

The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies regarding limitation on approval/ authorization for both credit and non-credit transactions.

Salah satu contoh kemitraan dalam pengelolaan manajemen risiko antara Perseroan dan Entitas Induk adalah perjanjian kerjasama pemberian kredit without recourse dimana Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi berdasarkan batasan produk ataupun kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh Entitas Induk. Kebijakan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang Perseroan juga mengikuti kebijakan penyisihan pada Entitas Induk yang sejalan dan patuh terhadap Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

An example of partnership between the Company and Parent Company in managing risk is joint financing without recourse agreement where the Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing based on limitation of product or pre-determined criteria established by Parent Company. The Company’s policy in relation with allowance for impairment losses on receivables also comply with the Parent Company's policy, which is in line and in compliance with Indonesian Financial Accounting Standards.

Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Sistem Informasi Manajemen

Pillar 3: Identification, Measurement, Monitoring and Management Information System

Perseroan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Forum Enterprise Risk Management (FERMA) dengan Entitas induk. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perseroan mampu menyediakan data/informasi secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen, Entitas Induk atau pihak ketiga yang terkait lainnya.

The Company has a set of tools to identify, measure and monitor risks, especially credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism, as well as through the regular meetings of the Company’s Enterprise Risk Management Forum (FERMA) with Parent Company. In addition, the Company’s major information technology system is capable of providing instant and accurate data/information to the management, Parent Company or other related third parties.

Page 317: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

74

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Kerangka manajemen risiko (lanjutan) Risk management framework (continued)

Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Sistem Informasi Manajemen (lanjutan)

Pillar 3: Identification, Measurement, Monitoring and Management Information System (continued)

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk terlaksana melalui penyampaian paparan risiko Perseroan yang ada secara berkala kepada Komite Manajemen Risiko Entitas Induk, termasuk penyampaian laporan berkala terkait aspek kepatuhan, hukum dan lainnya kepada Entitas Induk.

The consolidated risk management framework with Parent Company is conducted through the reporting of the Company's risk exposure periodically to Parent Company’s Risk Management Committee, including the periodic reporting in relation to the compliance, legal and other aspects to the Parent Company.

Pilar 4: Pengendalian Internal Pillar 4: Internal Control

Perseroan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Direktur Utama dan melakukan koordinasi dengan Komite Audit secara rutin setiap bulan. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup: • Menyediakan penilaian atas kecukupan dan

efektivitas dari semua proses yang ada di dalam Perseroan;

• Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas di dalam Perseroan, termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan

• Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan,hukum dan audit eksternal).

The Company has an Internal Audit Division which independently reports on the process and assessment result to the President Director and regularly coordinate with Audit Committee monthly. The accountability of the Internal Audit Division includes: • Providing assessment on the adequacy and

effectiveness of all existing processes within the Company;

• Reporting on important issues related to the control process of activities within the Company, including potential improvements to these processes; and

• Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal and external audit).

Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk juga dicerminkan dengan dilaksanakannya audit reguler/audit teknologi informasi/audit terintegrasi atas unit-unit di Perseroan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Entitas Induk.

The consolidated risk management framework with Parent Company is also reflected in the mplementation of regular audit/information technology audit/integrated audit on the business units in the Company by Parent Company’s Internal Audit Unit (SKAI).

Guna penguatan pengendalian internal dan proses konsolidasi antara Entitas Induk dengan Entitas Anak, Kepala Divisi Internal Audit perseroan diseleksi dan ditetapkan oleh Entitas Induk sebelum ditempatkan di Perseroan.

For the purpose of strengthening Internal Control and consolidation process between Parent Company and Subsidiary Company, Head of Internal Audit Division is selected and determined by Parent Company before being assigned in the Company.

Page 318: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

75

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar Market risk Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perseroan. Dalam perencanaan usaha Perseroan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perseroan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Market risk is the risk which is primarily caused by the changes in interest rates, exchange rate of Rupiah currency, commodity prices and the price of capital or loans, which could expose to the Company. In the Company's business planning, market risk with direct impact to the Company is in terms of interest rates management.

Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perseroan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perseroan meningkat. Untuk itu, Perseroan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.

Changes in interest rates would become a risk at the point of change, especially when the interest rate is raised, which would cause losses to the Company, hence resulting in increased Company's credit risk. Therefore, the Company consistently implements fixed interest rate management by doing adjustment on lending interest rate and cost of funds.

Sumber pendanaan Perseroan yang terbesar berasal dari skema pembiayaan bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan tingkat bunga tetap dan jangka waktu yang sama dengan piutang pembiayaan konsumen.

The largest source of funding for the Company comes from a joint financing scheme with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. with fixed interest rate and same period with the consumer financing receivables.

Perseroan juga menerbitkan obligasi dan medium-term notes yang sebagian besar mempunyai jangka waktu yang panjang, yaitu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga tetap serta sejumlah kecil pinjaman dari bank swasta nasional dengan tingkat bunga mengambang.

The Company’s funding source is also from the issuance of bonds and medium-term notes mostly for long-term, i.e. for 3 (three) years, with fixed interest rates and as well as a small number of loans from the national private banks with floating interest rates.

Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perseroan saat ini, risiko pasar Perseroan adalah minimal. Perseroan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dalam mata uang asing.

With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is minimal. The Company does not have consumer financing business in foreign currency.

Page 319: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

76

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued) Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perseroan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga:

The following tables summarize the Company’s financial assets and liabilities at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual repricing or maturity dates to see the impact of changes in interest rates:

2014

Tingkat bunga tetap/Fixed rate

Lebih dari 1 tahun Bunga Lebih dari 3 sampai 2 Tidak mengambang Kurang dari 1 1 bulan bulan sampai 1 tahun/ Lebih dari dikenakan <3 bulan/ bulan/Less sampai 3 bulan/ tahun/Over 3 Over 1 2 tahun/ bunga/ No Floating Rate < 3 than 1 month months year to 2 Over 2 interest rate Jumlah/ months 1 month to 3 months to 1 year years years charges Total

Aset keuangan Financial assets Kas dan setara kas 259.498 - - - - - 13.951 273.449 Cash and cash equivalents Consumer financing Piutang pembiayaan konsumen - 179.792 363.226 1.599.839 1.875.422 2.069.708 - 6.087.987 receivable Investasi neto dalam Net investment in sewa pembiayaan - 32.984 66.067 277.498 256.751 150.437 - 783.737 financial leases Piutang lain lain - - - - - - 364.247 364.247 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 15.415 15.415 Other assets

Jumlah aset keuangan 259.498 212.776 429.293 1.877.337 2.132.173 2.220.145 393.613 7.524.835 Total financial assets

Liabilitas keuangan Financial liabilities Utang usaha - - - - - - 523.518 523.518 Trade payables Utang lain-lain - - - - - - 98.657 98.657 Other payables Beban bunga yang masih harus dibayar - 25.023 - - - - - 25.023 Accrued interest expenses Pinjaman bank - 202.928 401.210 1.651.743 1.387.242 648.019 - 4.291.142 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - - 199.966 149.884 424.267 673.252 - 1.447.369 Securities issued

Jumlah liabilitas keuangan - 227.951 601.176 1.801.627 1.811.509 1.321.271 622.175 6.385.709 Total financial liabilities

Jumlah selisih penilaian bunga 259.498 (15.175) (171.883) 75.710 320.664 898.874 (228.562) 1.139.126 Total interest repricing gap

2013

Tingkat bunga tetap/Fixed rate

Lebih dari 1 tahun Bunga Lebih dari 3 sampai 2 Tidak mengambang Kurang dari 1 1 bulan bulan sampai 1 tahun/ Lebih dari dikenakan <3 bulan/ bulan/Less sampai 3 bulan/ tahun/Over 3 Over 1 2 tahun/ bunga/ No Floating Rate < 3 than 1 month months year to 2 Over 2 interest rate Jumlah/ months 1 month to 3 months to 1 year years years charges Total

Aset keuangan Financial assets Kas dan setara kas 178.310 - - - - - 12.929 191.239 Cash and cash equivalents Consumer financing Piutang pembiayaan konsumen - 155.548 309.232 1.303.460 1.522.976 1.353.685 - 4.644.901 receivable Investasi neto dalam Net investment in sewa pembiayaan - 26.846 55.598 221.144 242.864 73.239 - 619.691 financial leases Piutang lain lain - - - - - - 250.731 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 6.180 6.180 Other assets

Jumlah aset keuangan 178.310 182.394 364.830 1.524.604 1.765.840 1.426.924 269.840 5.712.742 Total financial assets

Liabilitas keuangan Financial liabilities Utang usaha - - - - - - 260.798 260.798 Trade payables Utang lain-lain - - - - - - 153.673 153.673 Other payables Beban bunga yang masih harus dibayar - 20.320 - - - - - 20.320 Accrued interest expenses Pinjaman bank - 169.382 326.069 1.189.951 1.168.996 386.665 - 3.241.063 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - - - 349.715 349.277 497.743 - 1.196.735 Securities issued

Jumlah liabilitas keuangan - 189.702 326.069 1.539.666 1.518.273 884.408 414.471 4.872.589 Total financial liabilities

Jumlah selisih penilaian bunga 178.310 (7.308) 38.761 (15.062) 247.567 542.516 (144.631) 840.153 Total interest repricing gap

Page 320: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

77

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit Credit risk

Pengelolaan risiko kredit perseroan diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No.30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No.PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perseroan Pembiayaan. Tahun 2012, Perseroan juga telah menjalankan aturan uang muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.43/PMK.010/2012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012.

The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management to avoid from the decline in the quality or being Non Performing Loan (NPL). It starts from the process of receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee. The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No.30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No.PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies. In 2012, the Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No.43/PMK.010/2012 concerning Down Payment for Consumer Financing, and Bank Indonesia Cirrcular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012.

Untuk setiap kategori aset keuangan, Perseroan harus mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.

For each financial asset category, the Company should disclose maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis.

i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit i. Maximum exposure to credit risk

Eksposur Perseroan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang pembiayan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan).

The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the consumer financing receivables and net investments in financial leases, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount (without taking into account any collateral held).

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit ii. Concentration of credit risk analysis

Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya.

Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.

Page 321: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

78

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

Perseroan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen yang pelanggannya kebanyakan adalah individu dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.

The Company is currently engaged in consumer financing business in which the customers are mainly individuals and they are not concentrated in the specific geographic region.

Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko aset keuangan konsumen yang dimiliki Perseroan: (bruto)

The following tables set out the total credit risk and risk concentration of financial assets of the Company: (gross)

a. Sektor geografis a. Geographical sector

2014

Lainnya/ Jumlah/ Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Others Total

Kas dan setara kas 258.753 474 144 127 - 259.498 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 3.845.389 1.484.977 429.830 327.791 - 6.087.987 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 649.051 294 4.138 130.254 - 783.737 corporate Piutang lain-lain 362.459 988 464 336 - 364.247 Other receivables Aset lain-lain 15.684 (341 ) 47 25 - 15.415 Other assets

5.131.336 1.486.392 434.623 458.533 - 7.510.884

2013

Lainnya/ Jumlah/ Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Others Total

Kas dan setara kas 177.710 401 118 81 - 178.310 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.783.608 1.292.806 329.595 238.892 - 4.644.901 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 559.942 517 - 59.232 - 619.691 corporate Piutang lain-lain 250.411 228 11 81 - 250.731 Other receivables Aset lain-lain 6.728 (682 ) 93 41 - 6.180 Other assets

3.778.399 1.293.270 329.817 298.327 - 5.699.813

b. Sektor industri b. Industry sector

2014

Lembaga Keuangan/ Financial Konsumen/ Lain-lain/ Jumlah/ Institution Customers Others Total

Kas dan setara kas 259.498 - - 259.498 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables:

perorangan - 6.087.987 - 6.087.987 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi - 783.737 - 783.737 corporate Piutang lain-lain - - 364.247 364.247 Other receivables Aset lain-lain - - 15.415 15.415 Other assets

259.498 6.871.724 379.662 7.510.884

Page 322: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

79

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

b. Sektor industri (lanjutan) b. Industry sector (continued)

2013

Lembaga Keuangan/ Financial Konsumen/ Lain-lain/ Jumlah/ Institution Customers Others Total

Kas dan setara kas 178.310 - - 178.310 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables:

perorangan - 4.644.901 - 4.644.901 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi - 619.691 - 619.691 corporate Piutang lain-lain 222.565 - 28.166 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - 6.180 6.180 Other assets

400.875 5.264.592 34.346 5.699.813

c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset

keuangan c. Based on quality of financial assets

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:

As of 31 December 2014 and 2013 credit risk exposure of financial asset is divided into:

2014

Cadangan Jatuh tempo kerugian dan tidak penurunan Belum jatuh tempo dan mengalami Mengalami nilai/ tidak mengalami penurunan penurunan Allowance for penurunan nilai/ Neither nilai/Past due nilai/ impairment Jumlah/ past due nor impaired but not impaired Impaired losses Total

High grade Standard grade

Kas dan setara kas 259.498 - - - - 259.498 Cash and cash equivalent Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.971.623 2.672.709 361.451 82.204 (194.852 ) 5.893.135 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 437.509 281.309 34.738 30.181 (17.213 ) 766.524 corporate Piutang lain-lain 364.247 - - - (794 ) 363.453 Other receivables Aset lain-lain 15.415 - - - - 15.415 Other assets 4.048.292 2.954.018 396.189 112.385 (212.859 ) 7.298.025

2013

Cadangan Jatuh tempo kerugian dan tidak penurunan Belum jatuh tempo dan mengalami Mengalami nilai/ tidak mengalami penurunan penurunan Allowance for penurunan nilai/ Neither nilai/Past due nilai/ impairment Jumlah/ past due nor impaired but not impaired Impaired losses Total

High grade Standard grade

Kas dan setara kas 178.310 - - - - 178.310 Cash and cash equivalent Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 2.080.847 2.180.820 306.429 76.805 (133.356 ) 4.511.545 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 399.827 176.568 29.361 13.935 (7.537 ) 612.154 corporate Piutang lain-lain 249.918 - - 813 (813 ) 249.918 Other receivables Aset lain-lain 6.180 - - - - 6.180 Other assets 2.915.082 2.357.388 335.790 91.553 (141.706 ) 5.558.107

Page 323: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

80

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset

keuangan (lanjutan) c. Based on quality of financial assets

(continued)

Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: - High grade, yaitu tidak terdapat

keraguan atas pengembalian aset keuangan.

- Standard grade, yaitu terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun sampai saat ini belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.

The explanation of loan under quality ”neither past due nor impaired” were as follows: - High grade, which is no - doubt over

the repayment of financial asset.

- Standard grade, which is there is - certain consideration related to the ability of the customer in making payment at maturity date, however until now there has not been any delay in payment of principal and interest at maturity date.

Piutang pembiayaan konsumen dan investasi sewa pembiayaan yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai.

Consumer financing and financing lease receivables which installments are overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets.

Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.

As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles financed by the Company.

Tabel berikut menunjukkan aging analysis terhadap piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai.

The following table summarizes the aging analysis of consumer financing receivables and net investment in financial leases which are past due but not impaired.

2014

Jumlah/ 1-30 hari/days 31-60 hari/days 61-90 hari/days Total

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 246.688 83.539 31.224 361.451 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 31.098 2.492 1.148 34.738 corporate

277.786 86.031 32.372 396.189

Page 324: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

81

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)

c. Berdasarkan kualitas kredit dari aset

keuangan (lanjutan) c. Based on quality of financial assets

(continued)

2013

Jumlah/ 1-30 hari/days 31-60 hari/days 61-90 hari/days Total

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen: receivables: perorangan 215.377 65.433 25.619 306.429 individual Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan: leases: korporasi 24.892 538 3.931 29.361 corporate

240.269 65.971 29.550 335.790

Risiko likuiditas Liquidity risk

Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perseroan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari Entitas Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan baik.

Liquidity risk is the risk, whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from Parent Company through joint financing scheme, this risk could be managed properly.

Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:

The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2014 and 2013:

2014

Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value

ASET ASSETS Kas dan setara kas 273.449 - - - - 273.449 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan konsumen 179.792 908.669 1.054.396 3.945.130 - 6.087.987 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 32.984 164.411 179.154 407.188 - 783.737 leases Piutang lain-lain 283.675 - - - 80.572 364.247 Other receivables Aset lain-lain - - - - 15.415 15.415 Other assets

Total aset 769.900 1.073.080 1.233.550 4.352.318 95.987 7.524.835 Total assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 523.518 - - - - 523.518 Trade payables Utang lain-lain 98.657 - - - - 98.657 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 25.023 - - - - 25.023 interest expenses Pinjaman bank 202.928 987.328 1.065.625 2.035.261 - 4.291.142 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 349.850 - 1.097.519 - 1.447.369 Securities issued

Total liabilitas 850.126 1.337.178 1.065.625 3.132.780 - 6.385.709 Total liabilities

Total perbedaan jatuh tempo (80.226 ) (264.098 ) 167.925 1.219.538 95.987 1.139.126 Total maturity gap

Page 325: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

82

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued) 2013

Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value

ASET ASSETS Cash and cash Kas dan setara kas 178.310 - - - 12.929 191.239 equivalents Piutang pembiayaan konsumen 155.548 755.249 857.443 2.876.661 - 4.644.901 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 26.846 130.000 146.742 316.103 - 619.691 leases Piutang lain-lain 222.565 - - - 28.166 250.731 Other receivables Aset lain-lain - - - - 6.180 6.180 Other assets

Total aset 583.269 885.249 1.004.185 3.192.764 47.275 5.712.742 Total assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 260.798 - - - - 260.798 Trade payables Utang lain-lain 153.673 - - - - 153.673 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 20.320 - - - - 20.320 interest expenses Pinjaman bank 169.382 761.076 754.944 1.555.661 - 3.241.063 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 349.715 - 847.020 - 1.196.735 Securities issued

Total liabilitas 604.173 1.110.791 754.944 2.402.681 - 4.872.589 Total liabilities

Total perbedaan jatuh tempo (20.904 ) (225.542 ) 249.241 790.083 47.275 840.153 Total maturity gap

Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan berdasarkan pada undiscounted cash flows pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The tables below show the remaining contractual maturities of financial liabilities based on undiscounted cash flows as of 31 December 2014 and 2013.

2014

Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value

LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 523.518 - - - - 523.518 Trade payables Utang lain-lain 98.657 - - - - 98.657 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 25.023 - - - - 25.023 interest expenses Pinjaman bank 240.284 1.147.693 1.202.784 2.206.418 - 4.797.179 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 404.777 - 1.309.463 - 1.714.240 Securities issued

Total 887.482 1.552.470 1.202.784 3.515.881 - 7.158.617 Total

2013

Tidak Lebih dari 6 mempunyai Kurang dari bulan sampai 1 Lebih dari kontrak jatuh Nilai satu bulan/ 1-6 tahun/ Over than 1 tahun/ tempo/No tercatat/ Less than bulan/ 6 month to Over than contractual Carrying one month months 1 year 1 year maturity value

LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha 260.798 - - - - 260.798 Trade payables Utang lain-lain 153.673 - - - - 153.673 Other payables Beban bunga yang Accrued masih harus dibayar 20.320 - - - - 20.320 interest expenses Pinjaman bank 195.158 870.540 849.614 1.662.861 - 3.578.173 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan - 367.215 - 998.789 - 1.366.004 Securities issued

Total liabilitas 629.949 1.237.755 849.614 2.661.650 - 5.378.968 Total liabilities

Page 326: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

83

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko operasional Operational risk

Perseroan juga sangat peduli terhadap risiko operasional, karena permasalahan yang timbul sehubungan dengan risiko ini dapat berdampak dan berpengaruh luas terhadap kinerja Perseroan secara keseluruhan. Secara umum, risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan karena kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system ataupun permasalahan-permasalahan yang berdampak pada operasi Perseroan. Penanganan risiko operasional dalam Perseroan dilakukan dengan 3 (tiga) langkah, yaitu: - Pengidentifikasian risiko - Pengukuran risiko - Manajemen, pengawasan dan pengendalian

risiko

The Company is also very concerned about the operational risk, because the problems arised in relation with this risk could bring significant impact and affect to the overall Company’s performance. In general, operational risk is the risk caused by shortcomings and failures of internal processes, human errors, system failures or problems that could bring impact to the Company's operations. The operational risks in the Company are handled through 3 (three) steps as follows:

- Risk identification - Risk measurement - Risk management, supervision and control

Ketiga langkah di atas merupakan satu kesatuan proses yang tidak terpisahkan. Langkah di atas telah diterjemahkan Perseroan dalam mekanisme manajemen risiko operasional sebagai berikut:

The three steps above are inseparable unified process. The steps above have been converted to the Company's operational risk management mechanism as follows:

Operational Risk Management System (ORMS) Operational Risk Management System (ORMS)

ORMS merupakan implementasi dari kewajiban Perseroan sebagai Perseroan Anak dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. untuk melakukan pengendalian risiko operasional dengan cara melakukan pencatatan kejadian berisiko pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut, seperti yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006 perihal “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perseroan Anak”.

ORMS is an implementation of the obligation of the Company as a Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. to carry out operational risk control by recording risk event at the time this risk event occurred, as regulated in Bank Indonesia Regulation No. 8/6/PBI/2006 dated 30 January 2006 regarding "Implementation of Consolidated Risk Management for Banks Performing Control on Subsidiary Companies".

ORMS adalah sebuah aplikasi intranet berbasis web yang digunakan sebagai alat bantu pengelola risiko operasional yang dirancang agar pencatatan kejadian berisiko dapat dilakukan pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut dan direkam ke dalam database. Laporan yang terekam melalui menu laporan tersebut kemudian akan dipindahkan ke dalam aplikasi ORMS Entitas Induk sebagai bentuk dari perwujudan konsolidasi Laporan Risiko Operasional Bank.

ORMS is a web-based intranet application that is used as an operational risk management tool and is designed for recording the operational risk event at the time of occurrence of this risk event and stored into database. The report stored through the reporting menu would then be transferred to Parent Company’s ORMS application as the form of the consolidated Bank’s Operational Risk Report.

Page 327: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

84

25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Manajemen permodalan Capital management

Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal.

The Company’s objectives when managing capital are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.

Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.

In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt.

Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium-term notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.

Consistent with other players in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including bonds payable and medium-term notes) divided by total capital. Total capital is calculated as ‘equity’ as shown in the statements of financial position.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Perusahan Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.

Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No.84/PMK.012/2006 dated 26 September 2006 regarding Multifinance Company, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital.

31 Desember/December 31

2014 2013

Pinjaman Debt Pinjaman yang diterima - neto 4.291.142 3.241.063 Borrowings - net Obligasi 1.247.369 996.735 Bonds Payable Medium-Term Notes 200.000 200.000 Medium-Term Notes

Total Pinjaman 5.738.511 4.437.798 Total Debt

Jumlah Modal 900.625 687.794 Total Capital

Gearing Ratio 6,37 6,45 Gearing Ratio

Perseroan senantiasa menjaga jumlah maksimum gearing ratio lebih kecil dari ketentuan yang ditetapkan melalui analisa alternatif pembiayaan baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi ataupun optimalisasi dana joint financing. Perseroan juga menghitung biaya dana dari alternatif pembiayaan yang dipilih untuk memastikan biaya dana tersebut dapat menghasilkan pendapatan maksimum bagi Perseroan.

The Company always maintains the maximum amount of gearing ratio at smaller level than the applicable regulation by performing an analysis to determine financing alternative whether through the bank loans, bonds issuance or joint financing fund optimization. The Company also calculates the cost of fund of each financing alternative selected by the Company to ensure it could generate a maximum income for the Company.

Page 328: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

85

26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Perseroan:

The following tables set out the carrying amounts and fair values of the Company’s financial instruments:

2014

Biaya perolehan diamortisasi Pinjaman yang lainnya/ diberikan dan Other Nilai tercatat/ piutang/Loans and amortized Carrying Nilai wajar/ receivables cost value Fair value

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 273.449 - 273.449 273.449 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan konsumen 6.087.987 - 6.087.987 6.436.367 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 783.737 - 783.737 784.362 leases Piutang lain-lain 364.247 - 364.247 364.247 Other receivables Aset lain-lain 15.415 - 15.415 15.415 Other assets Total aset keuangan 7.524.835 - 7.524.835 7.873.840 Total financial assets LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha - 523.518 523.518 523.518 Trade payables Utang lain-lain - 98.657 98.657 98.657 Other payables Pinjaman bank - 4.291.142 4.291.142 4.290.350 Bank loans Beban bunga yang masih harus dibayar - 25.023 25.023 25.023 Accrued interest expenses Surat berharga yang diterbitkan - 1.447.369 1.447.369 1.456.737 Securities issued Total liabilitas - 6.385.709 6.385.709 6.394.285 Total liabilities

2013

Biaya perolehan diamortisasi Pinjaman yang lainnya/ diberikan dan Other Nilai tercatat/ piutang/Loans and amortized Carrying Nilai wajar/ receivables cost value Fair value

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 191.239 - 191.239 191.239 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan konsumen 4.644.901 - 4.644.901 4.906.010 Consumer financing receivables Investasi neto dalam Net investment in financial sewa pembiayaan 619.691 - 619.691 617.005 leases Piutang lain-lain 250.731 - 250.731 250.731 Other receivables Aset lain-lain 6.180 - 6.180 6.180 Other assets Total aset keuangan 5.712.742 - 5.712.742 5.971.165 Total financial assets LIABILITAS LIABILITIES Utang usaha - 260.798 260.798 260.798 Trade payables Utang lain-lain - 153.673 153.673 153.673 Other payables Pinjaman bank - 3.241.063 3.241.063 3.201.969 Bank loans Beban bunga yang masih harus dibayar - 20.320 20.320 20.320 Accrued interest expenses Surat berharga yang diterbitkan - 1.196.735 1.196.735 1.095.317 Securities issued Total liabilitas - 4.872.589 4.872.589 4.732.077 Total liabilities

Page 329: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

86

26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)

26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:

The following methods and assumptions are used to estimate the fair values:

Nilai wajar kas dan setara kas, piutang lain-lain, aset lain-lain, utang usaha, beban bunga yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, other assets, trade payables, accrued interest expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments.

Nilai wajar piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, pinjaman yang diterima dan surat berharga yang diterbitkan dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The fair value of consumer financing receivables, net investment in financial leases, bank loan and securities issued are determined by discounting cash flows using market interest rate as of 31 December 2014 and 2013.

Perseroan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini: - Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif

untuk instrumen keuangan yang sejenis, - Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input

yang dapat diobservasi, - Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan

input signifikan yang tidak dapat diobservasi.

The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: - Level 1: Quoted market price in an active

market for an identical instrument, - Level 2: Valuation techniques based on

observable inputs, - Level 3: Valuation techniques using significant

unobservable inputs. 27. PERJANJIAN KERJASAMA 27. COOPERATION AGREEMENTS

Pembiayaan bersama Joint financing

Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pembiayaan bersama without recourse dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.

The Company entered into a joint financing without recourse agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing and earns the spread between the margin received from customers and the interest paid to the joint financing provider.

Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 5,00% dari Perseroan dan maksimal 95,00% dari pemberi pembiayaan bersama. Sejak tanggal 20 Desember 2013, porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,00% dari pemberi pembiayaan bersama.

Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 5.00% from the Company and a maximum of 95.00% from joint financing providers. Since 20 December 2013, the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.

Page 330: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

87

27. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 27. COOPERATION AGREEMENTS (continued)

Pembiayaan bersama (lanjutan) Joint financing (continued)

Pada tanggal 6 Februari 2009, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tertanggal 4 Desember 2014, yang menaikkan fasilitas pembiayaan bersama menjadi sebesar Rp20.500.000 dengan porsi fasilitas pembiayaan bersama sebesar minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,00% dari pemberi pembiayaan bersama.

On 6 February 2009, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Joint Financing Agreement with the total joint financing facility in the amount of Rp2,000,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The agreement was amended several times, the latest by the amendment of the Joint Financing agreement between PT Mandiri Tunas Finance and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dated 4 December 2014, which increase the total joint financing facility to Rp20,500,000 with the portion of joint financing facility minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.

Pada tanggal 29 Agustus 2013, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengambilalihan Piutang Pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan sebesar Rp1.100.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah diperpanjang dengan jangka waktu sampai dengan sampai dengan tanggal 28 Februari 2015.

On 29 August 2013, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Consumer Asset Purchase Agreement with the total facility in the amount of Rp1,100,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The agreement was extended with periods up to 28 February 2015.

Jumlah pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri yang dikelola oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Total joint financing amount with Bank Mandiri managed by the Company as of 31 December 2014 and 2013 are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Jumlah pembiayaan 14.289.451 10.363.213 Amount financed Rata - rata jangka pembiayaan (tahun) 3 3 Average of financing period (years)

Asuransi Insurance

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan bekerja sama dengan PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna dan PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life dan PT Asuransi Raksa Pratikara.

In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life and PT Asuransi Raksa Pratikara.

Page 331: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

88

27. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 27. COOPERATION AGREEMENTS (continued)

Sewa gedung Building rental

Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2014 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp507 untuk setiap jangka waktu 3 bulan dan akan ditinjau kembali setiap satu tahun sekali dengan kenaikan tarif maksimal sebesar 5,00% per tahun.

On 31 August 2009, the Company signed an office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2014. The Company is required to pay in advance of Rp507 for each quarter. The tariff will be reviewed on annual basis with a maximum tarif increase of 5.00% per annum.

Pada tanggal 21 Agustus 2014, Perseroan menandatangani pembaruan perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2019 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp882 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun pertama, Rp988 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun kedua, Rp1.106 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun ketiga, Rp1.239 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun keempat, dan Rp1.388 untuk setiap jangka waktu 3 bulan pada tahun kelima.

On 21 August 2014, the Company signed a renewal of the office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2019. The Company is required to pay in advance of Rp882 for each quarter in the first year, Rp988 for each quarter in the second year, Rp1,106 for each quarter in the third year, Rp1,239 for each quarter in the forth year, and Rp1,388 for each quarter in the fifth year.

Selama tahun 2014, Perseroan mencatat beban sewa sebesar Rp3.389 (2013: Rp2.859) dari sewa ruangan kantor ini.

During 2014, the Company recorded rental expense of Rp3,389 (2013: Rp2,859) from this office space rental.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, pembayaran sewa minimum masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan berdasarkan perjanjian sewa tersebut adalah sebagai berikut:

As of December 31, 2014 and 2013, the future minimum rental payments under non-cancellable operating leases under these lease agreement are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Sampai dengan satu tahun 3.740 1.311 Within one year Lebih dari satu tahun sampai After one year but not more than lima tahun 16.908 - five years

Total 20.648 1.311 Total

Page 332: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

89

28. SEGMEN OPERASI 28. OPERATING SEGMENT

Segmen operasi Perseroan dibagi berdasarkan kelompok nasabah utama dan produk, sebagai berikut: Fleet dan Retail. Dalam menentukan hasil segmen, beberapa akun aset dan liabilitas serta pendapatan dan biaya yang terkait diatribusikan ke masing-masing segmen berdasarkan kebijakan pelaporan internal manajemen.

The Company’s operating segments represent the key customer and product groups, as follows: Fleet and Retail. In determining the segment results, certain assets and liabilities items and related revenues and expenses are attributed to each segment based on internal management reporting policies.

Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing segmen dalam pelaporan segmen Perseroan: - Fleet

Termasuk dalam pelaporan segmen fleet adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan untuk nasabah korporasi.

- Retail Termasuk dalam pelaporan segmen retail adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen untuk nasabah individu.

- Lain-lain Termasuk dalam pelaporan segmen lain-lain adalah informasi pelaporan segmen operasi terkait dengan aktivitas treasuri dan kantor pusat seperti pendapatan bunga bank dan beban umum dan administrasi yang tidak dapat dialokasikan.

The following summary describes the operations in each of the Company’s reportable segments: - Fleet

Included in the fleet segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of financing to corporate customers.

- Retail Included in the retail segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of consumer financing to individual customers.

- Others Included in the other segment reporting is reporting segment information associated with treasury and head office activities such as bank interest income and general and administrative expenses that can’t be allocated.

Informasi mengenai hasil dari masing-masing bisnis segmen disajikan di bawah ini. Kinerja diukur berdasarkan laba segmen sebelum pajak penghasilan, sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang ditelaah oleh manajemen Perseroan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.

Information regarding the results of each reportable segment is included below. Performance is measured based on segment profit before income tax, as included in the internal management reports that are reviewed by the Company’s management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.

2014

Retail Fleet

Mobil/ Motor/ Mobil/ Motor/ Lain/ Jumlah/ Information by Informasi segmen usaha Car Motorcycle Car Motorcycle Other Total business segments

Pendapatan Revenue Pembiayaan konsumen 926.682 82.240 53.267 1.253 - 1.063.442 Consumer financing Sewa Pembiayaan 9.465 - 77.904 - - 87.369 Financial Lease Bunga 25 1 - - 19.772 19.798 Interest Lain-lain - neto 302.016 15.512 16.377 95 8.946 342.946 Others - net

Total pendapatan 1.238.188 97.753 147.548 1.348 28.718 1.513.555 Total revenue

Beban Expenses Beban keuangan (429.224 ) (29.354 ) (89.389 ) (715 ) - (548.682 ) Financial charges

Beban gaji dan tunjangan (136.639 ) (17.622 ) (5.558 ) - (75.340 ) (235.159 ) Salaries and benefits Beban umum dan General and administration administrasi (147.092 ) (11.024 ) (3.900 ) - (35.553 ) (197.569 ) expenses Penyisihan kerugian Provision for penurunan nilai (174.945 ) (30.886 ) (14.055 ) (14 ) - (219.900 ) impairment losses

Total beban (887.900 ) (88.886 ) (112.902 ) (729 ) (110.893 ) (1.201.310 ) Total expenses

Laba sebelum beban pajak 350.288 8.867 34.646 619 (82.175 ) 312.245 Income before tax expense Total aset 5.324.962 361.218 1.045.662 8.368 679.588 7.419.798 Total assets Total liabilitas 5.066.250 340.702 922.359 7.136 182.726 6.519.173 Total liabilities

Page 333: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

90

28. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 28. OPERATING SEGMENT (continued) 2013

Retail Fleet

Mobil/ Motor/ Mobil/ Motor/ Lain/ Jumlah/ Information by Informasi segmen usaha Car Motorcycle Car Motorcycle Other Total business segments

Pendapatan Revenue Pembiayaan konsumen 736.465 73.039 49.033 1.350 - 859.887 Consumer financing Sewa Pembiayaan 6.281 - 53.616 - - 59.897 Financial Lease Bunga 20 5 - - 7.001 7.026 Interest Lain-lain - neto 210.305 13.081 15.855 145 - 239.386 Others - net

Total pendapatan 953.071 86.125 118.504 1.495 7.001 1.166.196 Total revenue

Beban Expenses Beban keuangan (351.844 ) (27.222 ) (63.835 ) (591 ) - (443.492 ) Financial charges

Beban gaji dan tunjangan (97.809 ) (15.332 ) (4.318 ) - (61.858 ) (179.317 ) Salaries and benefits Beban umum dan General and administration administrasi (105.075 ) (11.482 ) (2.156 ) - (30.828 ) (149.541 ) expenses Penyisihan kerugian Provision for penurunan nilai (123.116 ) (24.327 ) (9.294 ) (6 ) - (156.743 ) impairment losses

Total beban (677.844 ) (78.363 ) (79.603 ) (597 ) (92.686 ) (929.093 ) Total expenses

Laba sebelum beban pajak 275.227 7.762 38.901 898 (85.685 ) 237.103 Income before tax expense Total aset 4.212.315 325.279 852.153 8.468 241.247 5.639.462 Total assets Total liabilitas 3.711.822 299.156 724.505 7.511 208.674 4.951.668 Total liabilities

Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: Geographical information are as follows: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Pendapatan Revenue Regional I (Sumatera) 155.224 115.740 Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) 222.307 194.655 Region II (Sumatera) Regional III (Jabodetabek) 194.822 148.312 Region III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) 212.491 171.138 Region IV (Jabodetabek) Regional V (Jawa Barat) 150.360 117.551 Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI (Jawa Tengah, Yogyakarta) 91.466 68.095 (Jawa Tengah, Yogyakarta) Regional VII (Jawa Timur) 115.253 77.676 Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) 101.922 85.503 Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) 92.096 60.527 Regional IX (Sulawesi) Fleet 148.896 119.998 Fleet Lainnya 28.718 7.001 Others

Total pendapatan 1.513.555 1.166.196 Total revenue

Beban Expenses Regional I (Sumatera) (132.322) (104.382) Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) (185.622) (161.473) Region II (Sumatera) Regional III (Jabodetabek) (142.185) (107.052) Regional III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) (136.689) (105.590) Regional IV (Jabodetabek)

Regional V (Jawa Barat) (98.140) (71.874) Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI (Jawa Tengah, Yogyakarta) (70.862) (51.740) (Jawa Tengah, Yogyakarta) Regional VII (Jawa Timur) (72.513) (51.292) Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) (70.694) (61.897) Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) (67.759) (40.907) Regional IX (Sulawesi)

Fleet (113.631) (80.200) Fleet Lainnya (110.893) (92.686) Others

Total beban (1.201.310) (929.093) Total expenses

Laba sebelum beban pajak 312.245 237.103 Income before tax expenses

Page 334: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

91

28. SEGMEN OPERASI (lanjutan) 28. OPERATING SEGMENT (continued)

Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: (lanjutan)

Geographical information are as follows: (continued)

31 Desember/December 31

2014 2013

Aset Assets Regional I (Sumatera) 613.481 514.723 Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) 873.142 807.449 Regional II (Sumatera)

Regional III (Jabodetabek) 877.765 701.158 Regional III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) 1.015.322 763.317 Regional IV (Jabodetabek)

Regional V (Jawa Barat) 616.276 457.668 Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI (Jawa Tengah, Yogyakarta) 346.127 321.680 (Jawa Tengah, Yogyakarta)

Regional VII (Jawa Timur) 468.188 326.539 Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) 425.465 340.803 Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) 450.414 308.070 Regional IX (Sulawesi) Fleet 1.054.030 860.621 Fleet Lainnya 679.588 237.434 Others

Total aset 7.419.798 5.639.462 Total assets

Liabilitas Liabilities Regional I (Sumatera) 591.948 453.661 Region I (Sumatera) Regional II (Sumatera) 822.160 729.356 Regional II (Sumatera) Regional III (Jabodetabek) 841.145 627.537 Regional III (Jabodetabek) Regional IV (Jabodetabek) 936.785 655.187 Regional IV (Jabodetabek) Regional V (Jawa Barat) 581.931 400.834 Regional V (Jawa Barat) Regional VI Regional VI

(Jawa Tengah, Yogyakarta) 333.792 280.267 (Jawa Tengah, Yogyakarta) Regional VII (Jawa Timur) 454.314 285.027 Regional VII (Jawa Timur) Regional VIII (Kalimantan) 416.312 306.778 Regional VIII (Kalimantan) Regional IX (Sulawesi) 428.565 272.331 Regional IX (Sulawesi)

Fleet 929.495 732.016 Fleet Lainnya 182.726 208.674 Others

Total liabilitas 6.519.173 4.951.668 Total liabilities

29. LIABILITAS KONTINJENSI 29. CONTINGENT LIABILITIES

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Perseroan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan.

The Company does not have any significant contingent liabilities as of 31 December 2014 and 2013.

Page 335: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

92

30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI

30. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perseroan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014:

The following are several accounting standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2014 financial statements:

• PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan

Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

• SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective 1 January 2015. This SFAS change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.

• PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja,

yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.

• SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective 1 January 2015. This SFAS, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.

• PSAK No. 46 (Revisi 2014): Pajak Penghasilan,

yang diadopsi dari IAS 12, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.

• SFAS No. 46 (Revised 2014): Income Taxes, adopted from IAS 12, effective 1 January 2015. This SFAS now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a non-depreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model.

• PSAK No. 48 (Revisi 2014): Penurunan Nilai

Aset, yang diadopsi dari IAS 36, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual (termasuk goodwill) atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode.

• SFAS No. 48 (Revised 2014): Impairment of Assets, adopted from IAS 36, effective 1 January 2015.

This SFAS provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cash-generating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period.

• PSAK No. 50 (Revisi 2014): Instrumen

Keuangan: Penyajian, yang diadopsi dari IAS 32, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hokum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.

• SFAS No. 50 (Revised 2014): Financial Instruments: Presentation, adopted from IAS 32, effective 1 January 2015.

This SFAS provides more deep about criterion on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis.

Page 336: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

The original financial statements included herein are in Indonesian language.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam jutaan Rupiah,

kecuali dinyatakan lain)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

93

30. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)

30. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)

Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perseroan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014: (lanjutan)

The following are several accounting standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2014 financial statements: (continued)

• PSAK No. 55 (Revisi 2014): Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS 39, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrument keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal.

• SFAS No. 55 (Revised 2014): Financial Instruments: Recognition and Measurement, adopted from IAS 39, effective 1 January 2015. This SFAS, among others, provides additional provision for the criteria of not an expiration or termination of the hedging instrument, and provision to account financial instruments at the measurement date and after initial recognition.

• PSAK No. 60 (Revisi 2014): Instrumen

Keuangan: Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS 7, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.

• SFAS No. 60 (Revised 2014): Financial Instruments: Disclosures, adopted from IFRS 7, effective 1 January 2015. This SFAS, among others, provides additional provision on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on Transfers of financial instruments.

• PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang

diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.

• SFAS No. 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective 1 January 2015. This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.

Perseroan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Perseoran.

The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these accounting standards on its financial statements.

31. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN 31. COMPLETION OF THE FINANCIAL

STATEMENTS

Manajemen Perseroan bertanggung jawab penuh atas penyusunan laporan keuangan yang disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 23 Januari 2015.

The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements which were authorized for issue on 23 January 2015.

Page 337: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance236Laporan Tahunan 2014

REFERENSI ISI LAPORAN TAHUNAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Page 338: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 237Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

I. Umum

Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.

Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.

Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas. Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di:1. Sampul muka;2. Samping; 3. Sampul belakang; 4. Setiap halaman

Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan √

II. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat antara lain:1. Penjualan/pendapatan usaha2. Laba (rugi)3. Total laba (rugi) komprehensif4. Laba (rugi) per saham

11

Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat antara lain:1. Modal kerja bersih2. Jumlah investasi pada entitas asosiasi dan/atau joint venture 3. Jumlah aset4. Jumlah liabilitas5. Jumlah ekuitas

10-12

Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.

Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan. 12

Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Jumlah saham yang beredar; 2. Kapitalisasi pasar;3. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan4. Volume perdagangan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua)

tahun buku terakhir (jika ada).

N.A

Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.

Informasi memuat:1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar

(outstanding)2. Tingkat bunga/imbalan3. Tanggal jatuh tempo4. Peringkat obligasi/sukuk

21,69-70

III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi

Laporan Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh

Direksi.3. Perubahan komposisi Dewan Komisaris dan alasan

perubahannya (jika ada)

28-33

Laporan Direksi Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain

kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan

2. Gambaran tentang prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan 4. Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya

(jika ada)

34-39

Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut:1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung

jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan.

3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya

4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan

233

Page 339: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance238Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

IV. Profil Perusahaan

Nama dan alamat lengkap perusahaan Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website

42

Riwayat singkat perusahaan Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada).

44-47

Bidang usaha Uraian mengenai antara lain:1. Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir;

dan2. Penjelasan mengenai produk dan/atau jasa yang dihasilkan

54

Struktur organisasi Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah direksi

56

Visi dan misi perusahaan Mencakup:1. visi perusahaan;2. misi perusahaan; dan3. keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh

Direksi/Dewan Komisaris

48

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan

Komisaris

59-61

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi Informasi memuat antara lain:1. Nama2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain)3. Umur4. Pendidikan5. Pengalaman kerja6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi

62-64

Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)

Informasi memuat antara lain:1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan

adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan4. Biaya yang telah dikeluarkan

13, 86-87

Komposisi pemegang saham Mencakup antara lain:1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham2. Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan

saham masing-masing kurang dari 5%,dan persentase kepemilikannya

67-68

Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi Informasi memuat antara lain :

1. Nama entitas anak dan/atau asosiasi2. Persentase kepemilikan saham3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/atau entitas

asosiasi4. Keterangan status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi

(telah beroperasi atau belum beroperasi)

70

Struktur grup perusahaan Struktur grup perusahaan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV), atau pernyataan tidak memiliki grup

58

Kronologis pencatatan saham Mencakup antara lain:1. Kronologis pencatatan saham2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan

perubahan jumlah saham3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan

akhir tahun buku4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan

70

Page 340: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 239Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Kronologis pencatatan efek lainnya; Mencakup antara lain:1. Kronologis pencatatan efek lainnya2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan

perubahan jumlah efek lainnya3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai

dengan akhir tahun buku4. Nama Bursa dimana efek lainnya dicatatkan5. Peringkat efek

71-73

Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal

Informasi memuat antara lain:1. Nama dan alamat BAE2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek

75

Penghargaan dan/atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional

Informasi memuat antara lain:1. Nama penghargaan dan/atau sertifikasi2. Tahun perolehan3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikasi4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)

24-25

Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)

78-82

V. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan

Tinjauan operasi per segmen usaha Memuat uraian mengenai:1. Produksi/kegiatan usaha;2. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi;3. Penjualan/pendapatan usaha;4. Profitabilitas; untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam

laporan keuangan (jika ada)

103-104

Uraian atas kinerja keuangan perusahaan Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai:1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang dan total

liabilitas3. Ekuitas4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi), pendapatan

komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif5. Arus kas

105-117

Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan

Penjelasan tentang :1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun

jangka panjang2. Tingkat kolektibilitas piutang

117

Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)

Penjelasan atas:1. Struktur modal (capital structure), dan2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure

policies)117-119

Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal

Penjelasan tentang:1. Tujuan dari ikatan tersebut2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan

tersebut3. Mata uang yang menjadi denominasi4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk

melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkaitCatatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan

119

Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.

Penjelasan mengenai:1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan

bersih2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan material dari penjualan

atau pendapatan bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.

119

Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, struktur permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan

Informasi memuat antara lain:1. perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil

yang dicapai (realisasi)2. target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun

mendatang

120-121

Page 341: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance240Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan

Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.

Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan

120

Uraian tentang prospek usaha perusahaan Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya

120

Uraian tentang aspek pemasaran Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar

122-124

Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir

Memuat uraian mengenai:1. Jumlah dividen kas 2. Jumlah dividen kas per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun

Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya

124-125

Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)

Memuat uraian mengenai:1. Total perolehan dana,2. Rencana penggunaan dana,3. Rincian penggunaan dana,4. Saldo dana, dan5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana

(jika ada)

125-126

Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi atau restrukturisasi utang/modal.

Memuat uraian mengenai:1. Tujuan dilakukannya transaksi;2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi;3. Sumber dana.

Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

126

Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.

Memuat uraian mengenai:1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi;2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;3. Alasan dilakukannya transaksi;4. Realisasi transaksi pada periode berjalan;5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas

transaksi;6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait

Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan

126-127

Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan

Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan

Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan

128

Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan

Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan

128

VI. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Uraian Dewan Komisaris Uraian memuat antara lain:1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris

2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi

dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisarisrja Dewan Komisaris)

4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan

5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris

6. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib Dewan Komisaris

146-152

Page 342: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 241Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Uraian Direksi Uraian memuat antara lain:1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing

anggota Direksi2. Frekuensi pertemuan3. Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi

direksi5. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata

tertib kerja Direksi)

164-175

Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi Mencakup antara lain:1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan

Komisaris dan/atau Direksi2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas

kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi3. Pihak yang melakukan assessment

171

Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi Mencakup antara lain:1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan

jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Direksi

3. Pengungkapan indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi

167

Informasi mengenai Pemegang Saham Utama dan Pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu

Dalam bentuk skema atau diagram145

Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, DewanKomisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali

Mencakup antara lain:1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi

lainnya2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Dewan

Komisaris3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang

Saham Utama dan/atau Pengendali4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan

anggota Dewan Komisaris lainnya5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan

Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali

Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan

149

Komite Audit Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit

2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit

3. Independensi anggota komite audit 4. Uraian tugas dan tanggung jawab5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit

152-158

Komite Nominasi dan Remunerasi Mencakup antara lain:1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite

nominasi dan/atau remunerasi2. Independensi anggota komite nominasi dan/atau remunerasi3. Uraian tugas dan tanggung jawab4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi dan/atau

remunerasi5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi

dan/atau remunerasi

159-164

Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan

Mencakup antara lain:1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain2. Independensi anggota komite lain3. Uraian tugas dan tanggung jawab4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain

N.A

Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan Mencakup antara lain:1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan

176-180

Uraian mengenai unit audit internal Mencakup antara lain:1. Nama ketua unit audit internal2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan5. Uraian pelaksanaan tugas6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit

internal

180-186

Page 343: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance242Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Akuntan Perseroan Informasi memuat antara lain:1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan

tahunan2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit

laporan keuangan tahunan3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan

oleh akuntan publik4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan

keuangan tahunan

Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan

207-208

Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Mencakup antara lain:1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas

sistem manajemen risiko3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut

188-193

Uraian mengenai sistem pengendalian intern Mencakup antara lain:1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern, antara

lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan

kerangka yang diakui secara internasional/COSO (control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring activities)

3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern

193-194

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup

Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan

hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain

4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki

230

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja

Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik ketenagakerjaan,

kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, dan lain-lain

228-230

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan

Mencakup antara lain informasi tentang:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial

dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain.

220-221

Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen

Mencakup antara lain:1. Kebijakan,2. Kegiatan yang dilakukan, dan3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab produk,

seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain

232

Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan

Mencakup antara lain:1. pokok perkara/gugatan2. status penyelesaian perkara/gugatan3. pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan4. sanksi administrasi yang dikenakan kepada entitas, anggota

Direksi dan Dewan Komisaris, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi)

Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan

194-201

Page 344: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance 243Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Akses informasi dan data perusahaan Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya

215-217

Bahasan mengenai kode etik Memuat uraian antara lain:1. Isi kode etik2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level

organisasi3. Upaya dalam penerapan dan penegakannya4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture)

yang dimiliki perusahaan

208-210

Pengungkapan mengenai whistleblowing system Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain:1. Penyampaian laporan pelanggaran2. Perlindungan bagi whistleblower3. Penanganan pengaduan4. Pihak yang mengelola pengaduan5. Hasil dari penanganan pengaduan

210

VII. Informasi Keuangan

pernyataan direksi dan/atau dewan komisaris tentang tanggung jawab atas laporan keuangan

Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang tanggung jawab atas laporan keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Opini auditor independen atas laporan keuangan Laporan Keuangan Konsolidasi

Deskripsi auditor independen di opini Deskripsi memuat tentang:1. Nama & tanda tangan2. Tanggal Laporan Audit3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik

Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:1. Laporan posisi keuangan (neraca)2. Laporan laba rugi komprehensif3. Laporan perubahan ekuitas4. Laporan arus kas5. Catatan atas laporan keuangan6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan)

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya

Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAK Laporan Keuangan Konsolidasi

Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan arus kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut:1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi,

dan pendanaan2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk

melaporkan arus kas dari aktivitas operasi3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan/atau

pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan

4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Ikhtisar kebijakan akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya:1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan3. Pengakuan pendapatan dan beban4. Aset Tetap5. Instrumen Keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Page 345: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

PT Mandiri Tunas Finance244Laporan Tahunan 2014

REFERENSI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

KRITERIA PENJELASAN HALAMAN

Pengungkapan transaksi pihak berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain:1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak

berelasi;2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan

dan beban terkait; dan3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau

liabilitas.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini;2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba

akuntansi;

3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan;

4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan

5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Metode penyusutan yang digunakan;2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model

revaluasi dan model biaya;3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam

mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan

4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi

Laporan Keuangan Konsolidasi

Kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan imbalan kerja Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Jenis imbalan kerja yang diberikan kepada karyawan;2. Deskripsi umum mengenai jenis program imbalan pascakerja

yang diselenggarakan oleh perusahaan;3. Kebijakan akuntansi perusahaan dalam mengakui keuntungan

dan kerugian aktuarial; dan4. Pengakuan keuntungan dan kerugian untuk kurtailmen dan

penyelesaian.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan Hal-hal yang harus diungkapkan:1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap

kelompok instrumen keuangan;2. Klasifikasi instrumen keuangan;3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan;4. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko;5. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko

pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan6. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara

kuantitatif.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Penerbitan laporan keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain:1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Page 346: 2015-05-20-19-50-49_AR MTF 2014_FINAL.pdf

Bangga mem

bangun Negeri

Laporan Tahunan2014

PT Mandiri Tunas Finance

Graha Mandiri Lt. 3AJl. Imam Bonjol No. 61Jakarta 10310Tel. (62-21) 2305608Fax. (62-21) 2305618

www.mtf.co.id

Laporan Tahunan 2014