2. outline zirkon2

10
OUTLINE SKRIPSI PERBANDINGAN NILAI POROSITAS DAN DENSITAS KAOLIN- ZIRKONIA KONSENTRASI 60:40 DAN KONSENTRASI 40:60 YANG DIIMPREGNASI PMMA UNTUK APLIKASI DENTAL BRIDGE MATERIAL Disusun oleh: CINDY JUWITA SARI GUNAWI G1G009052 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO

Upload: dinar-ardhananeswari

Post on 27-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhghjg

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Outline  Zirkon2

OUTLINE SKRIPSI

PERBANDINGAN NILAI POROSITAS DAN DENSITAS KAOLIN-

ZIRKONIA KONSENTRASI 60:40 DAN KONSENTRASI 40:60 YANG

DIIMPREGNASI PMMA UNTUK APLIKASI DENTAL BRIDGE

MATERIAL

Disusun oleh:

CINDY JUWITA SARI GUNAWI

G1G009052

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2012

Page 2: 2. Outline  Zirkon2

A. Latar Belakang

Masyarakat saat ini semakin banyak yang menggunakan gigi tiruan

karena terjadinya kehilangan gigi membuat estetik mereka menjadi tidak enak

dipandang, sehingga terus dikembangkan penemuan sebagai bahan dasar

pembuatan gigi tiruan. Salah satunya yaitu mahkota jembatan gigi atau dental

bridge. Bahan pembuatan dental bridge masih didominasi dari logam. Logam

memiliki estetik yang kurang bagus. Oleh karena itu, ada material lain yang

terus dikembangkan sebagai bahan pembuatan dental bridge yaitu keramik.

Keramik berdasarkan sifat struktur pendukungnya dibagi 3 yaitu metal-

ceramics, reinforced ceramic core system dan resin-bonded ceramics. Bahan

yang terkandung dalam reinforced ceramic core system adalah aluminium

murni dan zirkonia. Beberapa tahun terakhir, zirkonia mulai diaplikasikan

sebagai material restorasi gigi seperti untuk mahkota, filler resin komposit dan

dental bridge. Zirkonia banyak terdapat di Indonesia. Penggunaan zirkonia

sebagai biomaterial dalam kedokteran gigi sangat berpotensial untuk diteliti

dan dikembangkan karena sifat mekanisnya baik, memiliki estetis yang baik,

sifat biokompabilitas yang baik, daya tahan kimia yang kuat, tahan abrasi, dan

tahan korosi.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menguji kekuatan tekan dan

kekerasan kaolin-zirkonia, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

yaitu menguji nilai porositas dan densitas kaolin-zirkonia yang diimpregnasi

PMMA (Polymethyl Methacrylate) untuk aplikasi dental bridge.

B. Rumusan Permasalahan

Bagaimana perbandingan nilai porositas dan densitas kaolin-zirkonia

konsentrasi 60:40 dan konsentrasi 40:60 yang diimpregnasi PMMA untuk

aplikasi dental bridge material?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan dan membandingkan nilai porositas kaolin-zirkonia

konsentrasi 60:40 dan konsentrasi 40:60 yang diimpregnasi PMMA untuk

aplikasi dental bridge material.

Page 3: 2. Outline  Zirkon2

2. Mendeskripsikan dan membandingkan densitas kaolin-zirkonia

konsentrasi 60:40 dan konsentrasi 40:60 yang diimpregnasi PMMA untuk

aplikasi dental bridge material.

D. Landasan Teori

1. Zirkonia

Zirkonia atau yang biasa disebut juga zirkonium dioksida (Zr02)

merupakan bahan semikonduktor keramik yang mempunyai sifat tahan

korosi, memiliki titik lebur yang sangat tinggi (>2000 °C), dan sensitif

terhadap gas oksigen. Zirkonia termasuk material yang bersifat polimorfi

yang memiliki 3 macam struktur kristal yaitu monoklinik (tidak stabil pada

suhu 1000-1100o c), tetragonal, dan kubus (paling stabil). Saat struktur

monoklinik bertransformasi menjadi tetragonal, terjadi perubahan volume

(3-5%). Dampaknya akan terjadi keretakan mikro yang bisa menimbulkan

kerusakan pada material (Awan, 2007).

Zirkonia merupakan salah satu jenis dari keramik oksida. Keramik

zirkonia dari segi sifat fisis dan mekanis lebih unggul dibandingkan

keramik oksida lainnya seperti: AL2O3, MgO, SiO2, ZnO, PZT, PLTZ dan

ferrite (shimazu, 1991). Sifat-sifat tersebut adalah densitas yang tinggi

(5,5-5,6 g/m3), kofisien muai termal yang rendah (8-9 x 10-6 0C-1),

kekerasan yang tinggi (Hv: 1500 kgf/mm2), kekuatan mekanis yang tinggi,

titik lebur sekitar 2900oC dan bersifat konduktor listrik pada suhu tinggi.

Dengan sifat-sifat tersebut, keramik zirkonia mempunyai bidang aplikasi

yang luas seperti pada komponen automotif, alat pemotong dan lain-lain

(Richerson, 1982).

Dalam pembuatan keramik zirkonia bahan baku (ZrSiO4) yang cukup

banyak terdapat di indonesia harus melalui proses pemurnian dan

pembakaran pada suhu tinggi (sintering). Proses pembakaran pada suhu

yang tinggi merupakan proses yang menentukan terhadap kualitas akhir

dari suatu produk keramik. Selama proses sintering terjadi perubahan pada

sifat fisis keramik yaitu penyusutan (shrinkage), pembesaran butir (grain

growth) dan perubahan pori. Ketiga macam perubahan tersebut akan

Page 4: 2. Outline  Zirkon2

mengakibatkan perubahan densitas, porositas, dan sifat mekanis dari benda

keramik (Reynen, 1979).

Salah satu aplikasi zirkonia dalam bidang kedokteran gigi digunakan

sebagai bahan pembuatan dental bridge. Zirkonia lebih banyak dipilih oleh

para ahli kedokteran gigi dibanding alumina karena lebih kuat dan lebih

tahan terhadap fraktur. Selain itu, zirkonia juga memenuhi syarat sebuah

biokeramik untuk dikembangkan sebagai dental material karena sifat nya

yang inert, bioaktive, dan juga tahan korosi. Zirkonia menggantikan emas

ataupun stainless steel yang dahulu digunakan karena estetiknya lebih baik

dan memberi hasil gigi yang translusen dan transparan pada sinar X-ray

(Parker, 2007;Anusavice, 2003).

2. Kaolin

Kaolin adalah jenis lempung yang mengandung mineral kaolinit dan

terbentuk melalui proses pelapukan. Kaolin adalah keramik yang harus

dicmpur dengan bahan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menambah

keplastisan dan ketahanan api. Bahan kaolin yang telah dikalsinasi dalam

kondisi yang dapat dikendalikan untuk menciptakan alumina silikat yang

reaktif disebut metakaolin.

3. PMMA

PMMA (Polymethyl Methacrylate) adalah istilah kimia yang

diberikan kepada resin yang dihasilkan dari MMA (Methyl Methacrylate

Monomer). PMMA memiliki sifat yang menguntungkan yaitu estetik,

warna dan tekstur mirip dengan gingiva sehingga estetik di dalam mulut

baik, daya serap air relatif rendah dan perubahan dimensi kecil.

4. Dental bridge

Bridge atau gigi tiruan jembatan adalah salah satu cara untuk

menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang, dan dilekatkan ke satu atau

lebih gigi asli atau akar gigi yang bertindak sebagai penayngga. Suatu

bridge dapat menggantikan satu  atau lebih gigi baik secara fungsional

maupun estetik. Bahan untuk pembuatan gigi tiruan jembatan biasanya

adalah resin akrilik, logam, porselen atau keramik.

Page 5: 2. Outline  Zirkon2

Tujuan pemakaian gigi tiruan jembatan adalah (Smith, 2007) :

a. Memperbaiki penampilan

Pada pasien dengan kehilangan gigi, terutama gigi anterior, tentu saja

penampilan harus diperhatikan. 

b. Kemampuan mengunyah

Banyak pasien tidak bisa makan dengan baik karena banyaknya gigi

yang hilang.

c. Stabilitas Oklusal

Stabilitas oklusal dapat hilang karena adanya gigi yang hilang.

Kehilangan gigi dapat menyebabkan gigi disekitarnya ekstrusi, migrasi

dan merusak stabilitas oklusi pasien.

d. Memperbaiki pengucapan

Kehilangan gigi insisivus atas dapat menganggu pengucapan

seseorang.

e. Sebagai splinting periodontal

Kehilangan gigi dapat menyebabkan gigi tetangganya goyang, jadi gigi

tiruan jembatan dapat berfungsi juga sebagai splinting.

E. Metode Penelitian

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

1) Dental bridge kaolin-zirkonia konsentrasi 60:40 yang diimpregnasi

PMMA.

2) Dental bridge kaolin-zirkonia konsentrasi 40:60 yang diimpregnasi

PMMA.

b. Variabel terikat

1) Nilai porositas

2) Densitas

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris murni

dengan post test only control group design.

Page 6: 2. Outline  Zirkon2

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Industri,

ITB.

4. Sampel Penelitian

Sampel yang dipakai adalah kaolin-zirkonia dengan menggunakan

perbandingan konsentrasi 60:40 dan 40:60 yang diimpregnasi PMMA.

5. Rencana Analisis

Analisis yang akan digunakan adalah analisis univariat yaitu

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya.

6. Ringkasan Cara Kerja

a. Membuat sampel uji

b. Melakukan impregnasi dengan PMMA

c. Melakukan pengukuran nilai porositas dan densitas sampel uji

d.

Bagaimanakah perbandingan Scaffold berbasis alginat dengan Scaffold berbasis alginate- kitosan dengan penambahan karbonat apatit terhadap struktur pori dan sifat mekanis dari Scaffold sebagai Bonegraft

1. Kitosan

Kitosan merupakan polisakarida alam yang terdapat di biota

laut, dengan strukturnya menyerupai glycosaminoglycansi33. Kitosan

terdiri dari glusamine dan acetylglusamine yang dihasilkan dari ikatan

1-4 glicosideic. Kitosan diperoleh dari eliminasi asetil kitin. Kitosan

memiliki karakter bioresorbabel, biokompatibel,non-

toksin,nonantigenik,biofunsional dan osteokonduktif. Karakter

osteokonduktif yang dimiliki kitosan dapat mempercepat pertumbuhan

osteoblas sehingga dapat mempercepat pembentukan mineral tulang.

Karakter lain yang dimiliki kitosan adalah tidak larut dalam air, alkali

dan pelarut organik tetapi larut dalam larutan asam organik dan dapat

terdegradasi oleh enzim dalam tubuh. Kitosan dapat dibentuk menjadi

struktur berpori dengan freezing dan lyophilizing (Li Z et al,2005).

Page 7: 2. Outline  Zirkon2

Kitosan merupakan polimer alami yang memiliki karakteristik bioresorbable, biokompatible, non-toksin, non-antigenik,biofungsional dan osteokonduktif.Karakteristik osteokonduktif inilah yang mempercepat pertumbuhan osteoblas sehingga dapat mempercepat pembentukan mineral tulang