2. design load 2005

29
1 1 Pipe Stress Analysis & Design Pipe Stress Analysis & Design Pipe Stress Analysis & Design Bab II Piping Design Loads Bab II Piping Design Loads BAB II PIPING DESIGN LOADS BAB II PIPING DESIGN LOADS 2 Pipe Stress Analysis & Design Pipe Stress Analysis & Design Pipe Stress Analysis & Design Bab II Piping Design Loads Bab II Piping Design Loads  Bertujuan untuk menj amin keamanan operasi sistem perpipaan dengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagai kondisi pembebanan.  Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan & perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan : - tegangan yang terjadi pada dinding pipa - perpindahan akibat ekspansi pipa - beban-beban pada nozle - frekuensi pribadi sistem  Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban- beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstrain dengan baik.  Bertujuan untuk menjami n keamanan operasi sistem perpipaan dengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagai kondisi pembebanan.  Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan & perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan : - tegangan yang terjadi pada dinding pipa - perpindahan akibat ekspansi pipa - beban-beban pada nozle - frekuensi pribadi sistem  Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban- beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstrain dengan baik. 2.1. Pendahuluan 2.1. Pendahuluan Pipe Stress Analysis Pipe Stress Analysis

Upload: demas-bayu

Post on 10-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pipe Design Load

TRANSCRIPT

  • 11Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    BAB IIPIPING DESIGN LOADS

    BAB IIPIPING DESIGN LOADS

    2Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Bertujuan untuk menjamin keamanan operasi sistem perpipaandengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagaikondisi pembebanan.

    Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan & perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan :

    - tegangan yang terjadi pada dinding pipa- perpindahan akibat ekspansi pipa- beban-beban pada nozle- frekuensi pribadi sistem

    Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban-beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstraindengan baik.

    Bertujuan untuk menjamin keamanan operasi sistem perpipaandengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagaikondisi pembebanan.

    Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan & perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan :

    - tegangan yang terjadi pada dinding pipa- perpindahan akibat ekspansi pipa- beban-beban pada nozle- frekuensi pribadi sistem

    Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban-beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstraindengan baik.

    2.1. Pendahuluan2.1. Pendahuluan

    Pipe Stress AnalysisPipe Stress Analysis

  • 23Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Piping codes :Mengandung batasan-batasan dan aturan-aturan

    stress analysis, setting standard, konstruksi & operasisistem perpipaan. Contoh : ANSI & ASME.

    Piping codes :Mengandung batasan-batasan dan aturan-aturan

    stress analysis, setting standard, konstruksi & operasisistem perpipaan. Contoh : ANSI & ASME.

    Piping Design Dibagi menjadi 2 bagian besar :

    I. Overall system design :- Fluid distribution system- All in line equipment (vessels, pumps, valves)

    II. Detailed component design :- Component- Piping support.

    Analisis sistem memberikan input ke analisis komponen dalambentuk beban-beban komponen dari sistem perpipaan dan bebanbeban tumpuan.

    Piping Design Dibagi menjadi 2 bagian besar :

    I. Overall system design :- Fluid distribution system- All in line equipment (vessels, pumps, valves)

    II. Detailed component design :- Component- Piping support.

    Analisis sistem memberikan input ke analisis komponen dalambentuk beban-beban komponen dari sistem perpipaan dan bebanbeban tumpuan.

    4Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Sistem Perpipaan.

    Typically dibagi menjadi 2 kategori.I. Hot system , design temp. 1500F (660C)II. Cold system, design temp. < 1500F (660C)

    Hot system pipelines memerlukan analisisfleksibilitas yang teliti untuk menentukan gaya-gayathermal, tegangan dan perpindahan.

    Klasifikasi sistem perpipaan juga dilakukanberdasarkan fungsinya (dijelaskan dalam code).

    Sistem Perpipaan.

    Typically dibagi menjadi 2 kategori.I. Hot system , design temp. 1500F (660C)II. Cold system, design temp. < 1500F (660C)

    Hot system pipelines memerlukan analisisfleksibilitas yang teliti untuk menentukan gaya-gayathermal, tegangan dan perpindahan.

    Klasifikasi sistem perpipaan juga dilakukanberdasarkan fungsinya (dijelaskan dalam code).

  • 35Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Piping LoadsJenis-jenis beban pada sistem perpipaan dapat

    diklasifikasikan menjadi 3 :- Sustained Load :

    Beban yang bekerja terus-menerus selamaoperasi normal (contoh : berat, tekanan, dll)

    - Occasional Load :Beban yang terjadi kadang-kadang selamaoperasi normal (contoh : angin, gempa, dll)

    - Expansion Load :Beban akibat perpindahan pada struktur pipa(contoh : thermal expansion, diff.anchordisplacement, dll).

    Beban yang bekerja pada sistem perpipaan harus diteruskanke struktur bangunan penumpu melalui peralatan-peralatanpenumpu & restraints.

    Piping LoadsJenis-jenis beban pada sistem perpipaan dapat

    diklasifikasikan menjadi 3 :- Sustained Load :

    Beban yang bekerja terus-menerus selamaoperasi normal (contoh : berat, tekanan, dll)

    - Occasional Load :Beban yang terjadi kadang-kadang selamaoperasi normal (contoh : angin, gempa, dll)

    - Expansion Load :Beban akibat perpindahan pada struktur pipa(contoh : thermal expansion, diff.anchordisplacement, dll).

    Beban yang bekerja pada sistem perpipaan harus diteruskanke struktur bangunan penumpu melalui peralatan-peralatanpenumpu & restraints.

    6Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    2.2.1 Berat

    Semua sistem perpipaan haruslah dirancangmampu menahan beban berat fluida, isolasi, komponen, dan struktur pipa itu sendiri.Semua beban berat tsb kemudian diteruskan ke

    komponen tumpuan (support) juga harus dirancangmampu menahan beban-beban tsb.Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan

    beban tumpuan adalah dengan memodelkan pipasebagai beam dengan terdistribusi merata.

    2.2.1 Berat

    Semua sistem perpipaan haruslah dirancangmampu menahan beban berat fluida, isolasi, komponen, dan struktur pipa itu sendiri.Semua beban berat tsb kemudian diteruskan ke

    komponen tumpuan (support) juga harus dirancangmampu menahan beban-beban tsb.Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan

    beban tumpuan adalah dengan memodelkan pipasebagai beam dengan terdistribusi merata.

    2.2. SUSTAINED LOADS2.2. SUSTAINED LOADS

  • 47Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Model tumpuan simply supported :

    Tegangan maksimum :

    Gaya tumpuan :

    Model tumpuan fixed end :Tegangan maksimum :

    Gaya tumpuan :

    Model tumpuan simply supported :

    Tegangan maksimum :

    Gaya tumpuan :

    Model tumpuan fixed end :Tegangan maksimum :

    Gaya tumpuan :

    Z8WL2=

    2WLF =

    Z12WL2=

    2WLF =

    8Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Dalam kenyataan, kondisi tumpuan umumnya adalahantara simply supported dengan fixed-end, sehinggategangan maksimum biasanya dihitung denganpersamaan :

    Jadi untuk pipa horizontal lurus, jarak antartumpuan dapat dihitung :

    dimana :L = jarak tumpuan maksimumS = tegangan yang diijinkan (tergantung dari jenismaterial pipa, temperatur dan code)

    Dalam kenyataan, kondisi tumpuan umumnya adalahantara simply supported dengan fixed-end, sehinggategangan maksimum biasanya dihitung denganpersamaan :

    Jadi untuk pipa horizontal lurus, jarak antartumpuan dapat dihitung :

    dimana :L = jarak tumpuan maksimumS = tegangan yang diijinkan (tergantung dari jenismaterial pipa, temperatur dan code)

    Z10WL2= atau lebih konservatif

    Z8WL2=

    WZS10L =

  • 59Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gaya-gaya tumpuan adalah :

    Standard :Untuk menyederhanakan perhitungan, MSS (Manufacturers Standardization Society) memberikan rekomendasi jarak antar tumpuandalam SP-69

    Gaya-gaya tumpuan adalah :

    Standard :Untuk menyederhanakan perhitungan, MSS (Manufacturers Standardization Society) memberikan rekomendasi jarak antar tumpuandalam SP-69

    2)WZS10(F

    2/1=

    10Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Rekomendasi pada SP-69 telah mempertimbangkanukuran pipa, jenis fluida, isolasi, s = 1500 psi (1110,3 Mpa) dan defleksi maksimum 0,1 in (2,5 mm)

    Dalam kasus dimana pipa tidak hanya lurushorisontal, beban-beban yang ditimbulkan padatumpuan dapat dihitung dengan metode Weight Balancing.

    Karena umumnya sistem perpipaan tidak horisontallurus maka dalam menentukan posisi tumpuan perlumempertimbangkan hal-hal berikut :

    Rekomendasi pada SP-69 telah mempertimbangkanukuran pipa, jenis fluida, isolasi, s = 1500 psi (1110,3 Mpa) dan defleksi maksimum 0,1 in (2,5 mm)

    Dalam kasus dimana pipa tidak hanya lurushorisontal, beban-beban yang ditimbulkan padatumpuan dapat dihitung dengan metode Weight Balancing.

    Karena umumnya sistem perpipaan tidak horisontallurus maka dalam menentukan posisi tumpuan perlumempertimbangkan hal-hal berikut :

  • 611Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    1. Tumpuan harus diletakkan sedekat mungkindengan beban terkonsentrasi seperti valves, flanges, dll

    Dari segi tegangan; tumpuan terbaik diletakkanpada peralatan, hal ini sulit dilakukan.

    Peralatan atau equipment tersebut dimodelkansebagai beban terkonsentrasi.

    2. Jika arah pipa mengalami perubahan (belokan) disarankan jarak tumpuan dari tabel SMS, untuk menjaga stabilitas dan untukmengakomodasi beban eksentrik.

    1. Tumpuan harus diletakkan sedekat mungkindengan beban terkonsentrasi seperti valves, flanges, dll

    Dari segi tegangan; tumpuan terbaik diletakkanpada peralatan, hal ini sulit dilakukan.

    Peralatan atau equipment tersebut dimodelkansebagai beban terkonsentrasi.

    2. Jika arah pipa mengalami perubahan (belokan) disarankan jarak tumpuan dari tabel SMS, untuk menjaga stabilitas dan untukmengakomodasi beban eksentrik.

    12Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    3. Standar pada SP-69 tidak berlaku untuk pipavertikal (riser). Tumpuan biasanya ditentukanberdasarkan panjang pipa dan distribusi bebanpada struktur bangunan penumpu. Direkomendasikan tumpuan diletakkan pada bagian atas riser untuk mencegah buckling daninstability. Guide dapat ditempatkan disepanjang riser untukmencegah defleksi pipa. Jarak guide pipa biasanya 2 kali jarak tabel SP-69, dan tidak menahan bebanberat.

    4. Lokasi tumpuan diusahakan sedekat mungkindengan bagunan baja yang ada, sehingga tidakdiperlukan bangunan tambahan untuk menopangstruktur pipa.

    3. Standar pada SP-69 tidak berlaku untuk pipavertikal (riser). Tumpuan biasanya ditentukanberdasarkan panjang pipa dan distribusi bebanpada struktur bangunan penumpu. Direkomendasikan tumpuan diletakkan pada bagian atas riser untuk mencegah buckling daninstability. Guide dapat ditempatkan disepanjang riser untukmencegah defleksi pipa. Jarak guide pipa biasanya 2 kali jarak tabel SP-69, dan tidak menahan bebanberat.

    4. Lokasi tumpuan diusahakan sedekat mungkindengan bagunan baja yang ada, sehingga tidakdiperlukan bangunan tambahan untuk menopangstruktur pipa.

  • 713Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Contoh Soal 1

    Gambar 2.1. Menunjukkan pipeline yang menghubungkan dua buah nozle (A & H). Pipamempunyai diameter nominal 12 in, berisi air danmempunyai tebal isolasi 4,5 in, belokannya long radius dan semua valvenya 150 psi pressure rating gate valve. Tentukan letak-letak penumpu danhitunglah bebannya.

    Contoh Soal 1

    Gambar 2.1. Menunjukkan pipeline yang menghubungkan dua buah nozle (A & H). Pipamempunyai diameter nominal 12 in, berisi air danmempunyai tebal isolasi 4,5 in, belokannya long radius dan semua valvenya 150 psi pressure rating gate valve. Tentukan letak-letak penumpu danhitunglah bebannya.

    14Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.1Gambar 2.1

  • 815Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    2.2.2 Tekanan2.2.2 Tekanan

    Sistem perpipaan umumnya mendapat bebantekanan internal dari fluida yang dialirkanBeban tekanan lebih berpengaruh pada tegangan

    yang ditimbulkan pada dinding pipa dibandingkandengan menimbulkan beban pada tumpuan. Hal inidiakibatkan beban tekan dinetralize olehtegangan pada dinding pipa

    Sistem perpipaan umumnya mendapat bebantekanan internal dari fluida yang dialirkanBeban tekanan lebih berpengaruh pada tegangan

    yang ditimbulkan pada dinding pipa dibandingkandengan menimbulkan beban pada tumpuan. Hal inidiakibatkan beban tekan dinetralize olehtegangan pada dinding pipa

    16Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    P ( AP ) - { PAP/Am }Am = 0P ( AP ) - { PAP/Am }Am = 0

    Gambar 2.4Gambar 2.4

    dimana :

    P = tekanan internal

    Ap = luas penampang rongga bagian dalam pipa

    Am = luas penampang pipa

    dimana :

    P = tekanan internal

    Ap = luas penampang rongga bagian dalam pipa

    Am = luas penampang pipa

  • 917Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Jika penampang pipa tidak continuous makabeban tekanan tidak dapat ditahan oleh teganganpada dinding pipa, sehingga harus ditahan olehrestrain-restrain dan anchor

    Contoh : - slip type expansion joint- bellows expansion joint

    Jika penampang pipa tidak continuous makabeban tekanan tidak dapat ditahan oleh teganganpada dinding pipa, sehingga harus ditahan olehrestrain-restrain dan anchor

    Contoh : - slip type expansion joint- bellows expansion joint

    18Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Beban tekanan pada expansion joint adalahsama dengan tekanan dikalikan luaspenampang

    Beban tekanan pada expansion joint adalahsama dengan tekanan dikalikan luaspenampang

    Gambar 2.5Gambar 2.5

  • 10

    19Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Slip joint : Slip joint : 4

    DA2

    o= Do = diameter luar pipaDo = diameter luar pipa

    Bellows : Bellows : 4

    DA2

    b= Db = diameter dalammaksimum bellowsDb = diameter dalammaksimum bellows

    20Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Contoh soal 2Gambar 2.7 menunjukkan pipeline dengandiameter pipa 12 in mengalami beban tekananinternal gauge 250 psi dan mempunyai slip joint di titik C. Pipa direstrain oleh anchor dititik A dan E, dan oleh vertikal restrain di titikB dan D

    Contoh soal 2Gambar 2.7 menunjukkan pipeline dengandiameter pipa 12 in mengalami beban tekananinternal gauge 250 psi dan mempunyai slip joint di titik C. Pipa direstrain oleh anchor dititik A dan E, dan oleh vertikal restrain di titikB dan D

  • 11

    21Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.7Gambar 2.7

    22Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Penyelesaian contoh 2Penyelesaian contoh 2

    Pipa: Dnominal = 12 in (300 mm)

    P = 250 psi (1724 kPa)

    Pipa: Dnominal = 12 in (300 mm)

    P = 250 psi (1724 kPa)

    lbDPF 919,314

    )75.12()250(4

    2

    0 ===

    2PbM

    A=

    NF 005,1424

    )32385.0()1724( 2 == atauatau

    Dari teori batangDari teori batang

    aPbF

    A 23=

    aPbPaF

    b 232 +=

  • 12

    23Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Maka:

    lbftanchorpadaM .939,2392

    )15)(919,31( ==

    Nm.191,3252

    )58.4)(005,142( ==

    lbanchorpadaF 364,14)50(2

    )15)(919,31)(3( ==N972,63

    )25.15(2)58.4)(005,142)(3( ==

    lbrestrainpadaF 283,46)50(2

    )15)(919,31)(3()50)(919,31)(2( =+=

    N977,205)25.15(2

    )58.4)(005,142)(3()25.15)(005,142)(2( =+=

    Bila: P = 31,919 lb (124.005 N) a = 50 ft (15.25 m)

    b = 15 ft (4.58 m)

    24Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Beban yang dikategorikan occasional loads pada sistemdalam periode yang sebagian saja dari total periode operasisistem ( 1 10 % ). Contoh : snow, fenomena alam(hurricane, gempa, dll), unusual plant operation (relief value discharge), postulated plant accident (pipe rupture, dll)

    Posisi tumpuan yang optimal untuk menahan occasional loads tidak selalu sama dengan posisi tumpuan untuksustained load- Dalam perancangan perlu dilakukan kompromi sehinggatumpuan dapat menahan kedua jenis beban tersebut

    - Contoh : beban dinamik paling baik ditahan dengan rigidsupport. Tapi rigid support akan menurunkan fleksibilitas* Snubber mungkin dapat digunakan

    Beban yang dikategorikan occasional loads pada sistemdalam periode yang sebagian saja dari total periode operasisistem ( 1 10 % ). Contoh : snow, fenomena alam(hurricane, gempa, dll), unusual plant operation (relief value discharge), postulated plant accident (pipe rupture, dll)

    Posisi tumpuan yang optimal untuk menahan occasional loads tidak selalu sama dengan posisi tumpuan untuksustained load- Dalam perancangan perlu dilakukan kompromi sehinggatumpuan dapat menahan kedua jenis beban tersebut

    - Contoh : beban dinamik paling baik ditahan dengan rigidsupport. Tapi rigid support akan menurunkan fleksibilitas* Snubber mungkin dapat digunakan

    2.1 Occasional Loads2.1 Occasional Loads

  • 13

    25Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Rekomendasi untuk menentukan posisitumpuan untuk beban occasional:

    Rekomendasi untuk menentukan posisitumpuan untuk beban occasional:1. Tentukan posisi awal yang sesuai untuk beban

    sustained (berat)

    2. Tentukan jarak tumpuan (span) optimum untukoccasional load. Reduksi span yang didapatsampai coincides dengan kelipatan span tahap 1

    3. Pada sistem pipa dingin,gunakan rigid support disemua tumpuan

    4. Pada sistem pipa panas, tentukan dulu dimanalokasi rigid support dapat ditempatkan. Padatempat tumpuan lain mungkin perlu dipasangsnubber

    1. Tentukan posisi awal yang sesuai untuk bebansustained (berat)

    2. Tentukan jarak tumpuan (span) optimum untukoccasional load. Reduksi span yang didapatsampai coincides dengan kelipatan span tahap 1

    3. Pada sistem pipa dingin,gunakan rigid support disemua tumpuan

    4. Pada sistem pipa panas, tentukan dulu dimanalokasi rigid support dapat ditempatkan. Padatempat tumpuan lain mungkin perlu dipasangsnubber

    26Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Sistem pipa yang terletak outdoor harusdirancang mampu menahan beban anginmaksimum yang terjadi sepanjang umuroperasional pipa tertsebut.

    Kecepatan angin tergantung pada kondisilokal, dan biasanya bervariasi terhadapelevasi

    Sistem pipa yang terletak outdoor harusdirancang mampu menahan beban anginmaksimum yang terjadi sepanjang umuroperasional pipa tertsebut.

    Kecepatan angin tergantung pada kondisilokal, dan biasanya bervariasi terhadapelevasi

    2.1.1 Beban Angin2.1.1 Beban Angin

  • 14

    27Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    28Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Besaran utama dari beban angin adalahdiakibatkan oleh momentum angin yang menganai pipa.

    Beban angin dimodelkan sebagai gayauniform yang searah dengan arah anginsepanjang pipa

    Gaya angin dapat dihitung denganmenggunakan persamaan Bernoulli

    Besaran utama dari beban angin adalahdiakibatkan oleh momentum angin yang menganai pipa.

    Beban angin dimodelkan sebagai gayauniform yang searah dengan arah anginsepanjang pipa

    Gaya angin dapat dihitung denganmenggunakan persamaan Bernoulli

  • 15

    29Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    )USCS( 4.386q DCF d=

    )SI( 4.386q DCF d=

    dimana :

    F = beban angin (N/m)

    Cd = koefisien drag

    q = tekanan dinamik (N/m2) = V2/2D = diameter luar pipa (termasuk isolasi) (m)

    = massa jenis udara (kg/m3)V = kecepatan udara (m/s)

    dimana :

    F = beban angin (N/m)

    Cd = koefisien drag

    q = tekanan dinamik (N/m2) = V2/2D = diameter luar pipa (termasuk isolasi) (m)

    = massa jenis udara (kg/m3)V = kecepatan udara (m/s)

    30Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.10Gambar 2.10

  • 16

    31Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Harga koefisien drag adalahmerupakan fungsi dari bentuk strukturdan bilangan Reynold.

    Bilangan Reynold (dimensionless) adalah parameter yang menunjukkanderajat keturbulenan aliran fluida

    Harga koefisien drag adalahmerupakan fungsi dari bentuk strukturdan bilangan Reynold.

    Bilangan Reynold (dimensionless) adalah parameter yang menunjukkanderajat keturbulenan aliran fluida

    32Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    )USCS( 4.386

    V D Rn =

    = massa jenis udara (kg/m3)V = kecepatan angin (m/s)

    D = diameter pipa (m)

    = viskositas dinamik udara (kg/m s)

    = massa jenis udara (kg/m3)V = kecepatan angin (m/s)

    D = diameter pipa (m)

    = viskositas dinamik udara (kg/m s)

    )SI( 1000V D Rn

    =

    Pada kondisi tertentu, perlu dimasukkan faktorkeamanan tambahan yang disebut dengan Gust factor (biasanya berharga 1.0 1.3)

    Pada kondisi tertentu, perlu dimasukkan faktorkeamanan tambahan yang disebut dengan Gust factor (biasanya berharga 1.0 1.3)

  • 17

    33Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Contoh soal 3Gambar 2.11 menunjukkan sistem pipa dengandiameter nominal pipa 8 in dan tebal isolasi 2 in. Sistem pipa tersebut terkena angin dengan kecepatanmaksimum 75 mph arah utara-selatan. Tentukanbeban yang diterima oleh restrain C, E, dan H padaarah x.

    Contoh soal 3Gambar 2.11 menunjukkan sistem pipa dengandiameter nominal pipa 8 in dan tebal isolasi 2 in. Sistem pipa tersebut terkena angin dengan kecepatanmaksimum 75 mph arah utara-selatan. Tentukanbeban yang diterima oleh restrain C, E, dan H padaarah x.

    34Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.11Gambar 2.11

  • 18

    35Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    2.1.2 Beban Relief Valve Discharge2.1.2 Beban Relief Valve Discharge

    Relief valve digunakan dalam sistemperpipaan sebagai pembuangan tekanandari sistem jika tekanan meningkat di atasoperasi yang aman.

    Saat relief valve discharge, fluida akanmenginitiate jet force yang ditransfer kesistem pipa.

    Relief valve digunakan dalam sistemperpipaan sebagai pembuangan tekanandari sistem jika tekanan meningkat di atasoperasi yang aman.

    Saat relief valve discharge, fluida akanmenginitiate jet force yang ditransfer kesistem pipa.

    36Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    dimana :

    F = gaya discharge

    DLF = dynamic load factor

    m = mass flow rate valve x1.11, lbms (kg/s)

    P = static gauge pressure from discharge (N/m2)

    A = discharge flow area (mm2)

    dimana :

    F = gaya discharge

    DLF = dynamic load factor

    m = mass flow rate valve x1.11, lbms (kg/s)

    P = static gauge pressure from discharge (N/m2)

    A = discharge flow area (mm2)

    Gaya discharge dapat dihitung dengan (B 31.1): Gaya discharge dapat dihitung dengan (B 31.1):

    )USCS( PA2.32

    mVDLFF

    += )SI(

    101PAmVDLFF 6

    +=

  • 19

    37Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    JugaJuga

    )USCS( 1b2

    )ah(50113V 0= )SI(

    1b2)ah(0085.2V 0

    =

    ho = enthalpy stagnasi fluidaho = enthalpy stagnasi fluida

    Harga a dan b diberikan pada tabel berikutHarga a dan b diberikan pada tabel berikut

    38Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    )USCS( P - 1b2

    )ah(33.48b

    1bamP A0

    =

    )SI( P - 1b2

    )ah(10995.1b

    1bamP A0

    12

    =

    DanDan

    PA = tekanan atmosferPA = tekanan atmosfer

  • 20

    39Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.13Gambar 2.13

    40Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Dynamic load factor (DLF) digunakan untukmenghitung kenaikan beban akibat aplikasi yang tiba-tiba dari gaya discharge. Faktor ini bervariasidari 1.1 sampai 2.0 tergantung dari kekakuaninstalasi valve dan waktu pembukaan.

    Perhitungan DLF dapat dimulai denganmenghitung periode natural instalasi valve:

    Dynamic load factor (DLF) digunakan untukmenghitung kenaikan beban akibat aplikasi yang tiba-tiba dari gaya discharge. Faktor ini bervariasidari 1.1 sampai 2.0 tergantung dari kekakuaninstalasi valve dan waktu pembukaan.

    Perhitungan DLF dapat dimulai denganmenghitung periode natural instalasi valve:

    )USCS( EI

    WH1846.0T3

    = )SI( EI

    WH59.114T3

    =

    dimana :

    W = massa valve

    H = jarak pipa utama ke pipa outlet (mm), in

    E = modulus elastisitas pipa

    I = momen inersia pipa inlet (mm4), in4

    dimana :

    W = massa valve

    H = jarak pipa utama ke pipa outlet (mm), in

    E = modulus elastisitas pipa

    I = momen inersia pipa inlet (mm4), in4

  • 21

    41Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Step berikutnya adalah menentukan ratio to/T, dimana to adalah waktu pembukaan valve.

    DLF akhirnya dapat ditentukan dari grafikberikut:

    Step berikutnya adalah menentukan ratio to/T, dimana to adalah waktu pembukaan valve.

    DLF akhirnya dapat ditentukan dari grafikberikut:

    Gambar 2.14Gambar 2.14

    42Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Contoh soal 4Diketahui gaya relief discharge dengan 1500 lb (Gambar 2.15). Run pipe pada tee akibat gaya 1500 lb menerima momen 3000 lb ft. Tentukan resultanreaksi di restraint.

    Contoh soal 4Diketahui gaya relief discharge dengan 1500 lb (Gambar 2.15). Run pipe pada tee akibat gaya 1500 lb menerima momen 3000 lb ft. Tentukan resultanreaksi di restraint.

  • 22

    43Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.15Gambar 2.15

    44Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Sistem perpipaan haruslah didesain mampumenahan beban gempa

    Kriteria seismic dalam perancangan dapatdimulai dengan mengestimasi potensialgempa dalam daerah dimana pipa akandipasang

    Sistem perpipaan haruslah didesain mampumenahan beban gempa

    Kriteria seismic dalam perancangan dapatdimulai dengan mengestimasi potensialgempa dalam daerah dimana pipa akandipasang

    2.1.3 Beban Gempa2.1.3 Beban Gempa

    didapat dari literatur search contoh akibat gempa dalam Mercelli Scale didapat dari literatur search contoh akibat gempa dalam Mercelli Scale

  • 23

    45Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.16Gambar 2.16

    46Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Contoh gempa di US Contoh gempa di US

    Gambar 2.17Gambar 2.17

  • 24

    47Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Analisis yang perlu dilakukan adalah: Analisis yang perlu dilakukan adalah:

    1. Time history analysis Dilakukan berdasarkan catatan gempa

    terhadap waktu Data percepatan, kecepatan dan

    perpindahan tanah dijadikan input untukmenganalisis model dinamik struktur pipa.

    Output hasil analisis adalah dalam bentukperpindahan , tegangan dan gaya-gayatumpuan

    1. Time history analysis Dilakukan berdasarkan catatan gempa

    terhadap waktu Data percepatan, kecepatan dan

    perpindahan tanah dijadikan input untukmenganalisis model dinamik struktur pipa.

    Output hasil analisis adalah dalam bentukperpindahan , tegangan dan gaya-gayatumpuan

    48Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.18Gambar 2.18

  • 25

    49Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    2. Modal Analysis Alternatif lain untuk mendapatkan respon

    struktur terhadap gempa adalah modal analysis

    Model dinamik dari sistem pipa dibagimenjadi sejumlah model single dof yang secara keseluruhan dapat mewakilikarakteristik dinamik sistem pipa

    Spektrum gempa kemudian diaplikasikanpada model untuk mendapatkan responsistem secara keseluruhan

    2. Modal Analysis Alternatif lain untuk mendapatkan respon

    struktur terhadap gempa adalah modal analysis

    Model dinamik dari sistem pipa dibagimenjadi sejumlah model single dof yang secara keseluruhan dapat mewakilikarakteristik dinamik sistem pipa

    Spektrum gempa kemudian diaplikasikanpada model untuk mendapatkan responsistem secara keseluruhan

    50Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Restraint diperlukan untuk menahan bebansustained dan beban occasional. Tetapi jikaterjadi kenaikan temperatur pada saat pipaberoperasi, maka pipa akan ekspansisehingga timbul tegangan yang tinggi

    Kondisi restraint dari sudut pandangthermal, maka tidak ada restraint perlu dirancang restraint yang optimum

    Restraint diperlukan untuk menahan bebansustained dan beban occasional. Tetapi jikaterjadi kenaikan temperatur pada saat pipaberoperasi, maka pipa akan ekspansisehingga timbul tegangan yang tinggi

    Kondisi restraint dari sudut pandangthermal, maka tidak ada restraint perlu dirancang restraint yang optimum

    2.4 Expansion Load2.4 Expansion Load

  • 26

    51Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Ekspansi termal dapat dihitung denganmenggunakan persamaan :

    Ekspansi termal dapat dihitung denganmenggunakan persamaan :

    2.4.1 Perhitungan Beban Termal2.4.1 Perhitungan Beban Termal

    =Thot

    TcolddT L

    dimana :

    =ekspansi termal (mm)L = panjang pipa (mm)

    = koefisien ekspansi termal (mm/mm0C)T = temperatur pipa (0C)

    dimana :

    =ekspansi termal (mm)L = panjang pipa (mm)

    = koefisien ekspansi termal (mm/mm0C)T = temperatur pipa (0C)

    52Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Metode sederhana menghitung beban termalpada tumpuan digunakan metode guided cantileverpada setiap tumpuan akan timbul:

    Metode sederhana menghitung beban termalpada tumpuan digunakan metode guided cantileverpada setiap tumpuan akan timbul:

    2L I E 6M = 3L

    I E 12P =dimana :

    P = gaya-gaya pada tumpuan

    M = momen pada tumpuan

    E = modulus elastisitas

    I = momen inersia

    = pertambahan panjangL = panjang pipa

    dimana :

    P = gaya-gaya pada tumpuan

    M = momen pada tumpuan

    E = modulus elastisitas

    I = momen inersia

    = pertambahan panjangL = panjang pipa

  • 27

    53Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Penggunaan expansion loop adalah alternatifuntuk dapat mengatasi ekspansi termal yang besar

    Penggunaan expansion loop adalah alternatifuntuk dapat mengatasi ekspansi termal yang besar

    Gambar 2.20Gambar 2.20

    54Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Contoh soal 5Sistem yang terlihat pada Gambar 2.26 terbuat dari bajakarbon dan beroperasi pada 3500F (1770C). Sistemtersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm) schedule standar dengan I = 279 in4 (1.16 x 108 mm4) danE = 27.7 x 106 psi (1.91 x 1011 N/m2). Sistem diberitumpuan jangkar (anchors) pada titik a dan G, dan duatumpuan vertikal pada titik D dan E.

    Tentukan :1. Pergeseran yang diserap oleh segmen A-B, B-C, dan E-F2. Gaya dan momen yang diterima oleh segmen A-B, B-C,

    dan E-F3. Gaya dan momen pada tumpuan A

    Contoh soal 5Sistem yang terlihat pada Gambar 2.26 terbuat dari bajakarbon dan beroperasi pada 3500F (1770C). Sistemtersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm) schedule standar dengan I = 279 in4 (1.16 x 108 mm4) danE = 27.7 x 106 psi (1.91 x 1011 N/m2). Sistem diberitumpuan jangkar (anchors) pada titik a dan G, dan duatumpuan vertikal pada titik D dan E.

    Tentukan :1. Pergeseran yang diserap oleh segmen A-B, B-C, dan E-F2. Gaya dan momen yang diterima oleh segmen A-B, B-C,

    dan E-F3. Gaya dan momen pada tumpuan A

  • 28

    55Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.26Gambar 2.26

    56Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Perpindahan pipa akibat beban termal dapatdiestimasi pada titik intermediate denganmengasumsikan variasi linier antara titik-titik yang diketahui perpindahannya.

    Perpindahan pipa akibat beban termal dapatdiestimasi pada titik intermediate denganmengasumsikan variasi linier antara titik-titik yang diketahui perpindahannya.

    2.4.2 Perhitungan Perpindahan Termal2.4.2 Perhitungan Perpindahan Termal

  • 29

    57Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Contoh soal 6Gambar 2.28 menunjukkan semua perpindahan vertikal pada sistem,

    seperti perpindhan nosel dari keadaan dingin ke keadaan panas.Titik A : 2 in (50.8 mm) ke atas, dingin (cold) ke panas (hot)Titik C : 0 inTitik F : 4 in (101.6 mm) ke bawah, dingin ke panasTitik K : 1 in (25.4 mm) ke atas, dingin ke panasTitik L : 0 inTitik M : 0 inMaterial pipa adalah intermediate alloy steel, dan sistem beroperasi

    pada temperatur 9000F (4820C)Tentukana. Pertambahan panjang segmen B-C, C-D, dan I-J b. Pertambahan panjang pegas H1 dan H2c. Besar perpindahan titik E, J, dan I

    Contoh soal 6Gambar 2.28 menunjukkan semua perpindahan vertikal pada sistem,

    seperti perpindhan nosel dari keadaan dingin ke keadaan panas.Titik A : 2 in (50.8 mm) ke atas, dingin (cold) ke panas (hot)Titik C : 0 inTitik F : 4 in (101.6 mm) ke bawah, dingin ke panasTitik K : 1 in (25.4 mm) ke atas, dingin ke panasTitik L : 0 inTitik M : 0 inMaterial pipa adalah intermediate alloy steel, dan sistem beroperasi

    pada temperatur 9000F (4820C)Tentukana. Pertambahan panjang segmen B-C, C-D, dan I-J b. Pertambahan panjang pegas H1 dan H2c. Besar perpindahan titik E, J, dan I

    58Pipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & DesignPipe Stress Analysis & Design

    Bab II Piping Design LoadsBab II Piping Design Loads

    Gambar 2.28Gambar 2.28