1{(lta keuangan

448
1{(lTA KEUANGAN OAN RANCANGANANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 1977/1978 REPUBLIK INDOhIESIA F'lOIIffiAiI ^Irgt ruIrl n/rfllFrulllqt rI

Upload: dangxuyen

Post on 13-Jan-2017

332 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1{(lTA KEUANGAN

1{(lTA KEUANGANOAN

RANCANGAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN 1977/1978

REPUBLIK INDOhIESIAF'lOIIffiAiI

^Irgt ruIrln/rfllFrulllqt rI

Page 2: 1{(lTA KEUANGAN

DAFTAR ISI

Umum

Perkembangan harga

2.2.1. Indeks biaya hidup2.2.2. Indeks harga 9 macam bahan pokok2.2. 3. Perkembangan harga barang-barang utama

lainnya2.2.4.Indeks harga emas dan indeks harga valuta asing

serta devisa2.2.5. Harga beberapa barang ekspor utama dan barang

ekspor lainnya

2.3. Perkembangan gaji dan upah

BAB III. PELAKSANAAN APBN 197611977

3 .1 , Umu mPenerimaan dalam negeriPenerimaan pembangunanPengeluaran rutin

3.5. Tabungan Pemerintah3.6. Pengeluaran pembangunan

RENCANA APRN 1977/1978

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I . UM UM

BAB II. PERKEMBANGAN HARGA, GAJIDAN UPAH

Halaman

!'l

xviii

xxiii

1

a a

2 l

t

40

+6

50

50) U

62

,lL

2 .1 .

t )

z 5

29

t t

J O

3.3 .3.+.

BAB IV.

/' 66

\ / J

73

)t '

t Umum+.1.

+.2.Penerimaan dalam negeri 78

814.2.1. Pajak langzung

Page 3: 1{(lTA KEUANGAN

4.2.2. Pajak tidak langsung

4.2.3. Penerimaen minyak

Halaman

879+96

98

100

l02

104106106r07

108

108

4.3 .

+.+.

+ . ) .

+.6.+.7.

5 .4 ,

) . ) .

133

138

r 5 6

1+Z745145

t47

147

t47L+9

1 q 2

t52

4.2.4. Penerimaan bukan paj ak

Penerimaan pembangunan

Pengeluaran rutin

4.4.1. Belanjapegawai . . . . . . , . . . . . .

4.4.2. Belanja barang . . . . . , . , . . . . . , . . .4.4.3. Subsidi daerah otonom4.4.4, Bunga dan cicilan hutang4.4.5. Lain- la in pengeluaran rut in . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tabungan Pemerintah

Pengeluaran pembangunan

Pengawasan keuangan negara

BAB V, PERKEMBANGAN MONETER DAN PERKREDITAN .....,...

5 1 T T h r r m

5 .2. Perkembangan jumlah uang betedar dan sebab-sebab per-

ubahannya

5.3. Dana kredit oerbankan

5.3.1. Pengerahan dana kredit perbankan

5.3.1.1. Deposi to ber jangka5 .3 .7 .? . Tabanas dan Taska . . . . . . , , . . . . . . . . . . . . . . , , . . . . .

5.3. 1. 3. Sert i f ikat deposi to . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . .

Sektor perasuransian . , . . . . . . . . . . . . . . .

Lemb4ga keuangan bukan bank, pasar uang dan modal .,,

5.5.1. Lembaga keuangan bukan bank

5.5.2. Pasar uang dan modal

Perkembangan kredit perbankan

5.6.1. Perkembangan pemberian kredit menurut sektoroerbankan

r z t

729' 1 J O

5.6 .

Page 4: 1{(lTA KEUANGAN

5.6.2. Perkembangan pemberian kredit menurut sektor

5.7. Perkiraan jumlah uang beredar dan kredit perbankan

Halaman

r ) )

f

Pemerintah dan swasta

5.6.3. Perkembangan pemberian kredit perbankan menu-

rut sektor ekonomi 156

5.6.4. Perkembangan pemberian kredit perbankan

m€nurut Dat i L. . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 159

5.6.5. Perkembangan pemberian kredit investasi .......... 162

5.6.6. Perkembansan kredit investasi kecil (KIK), kreditmodal keria permanen (KMKP) dan kredit

kecil 165

169tahun 1977 /1978

BAB VI. PERDAGANGAN LUAR NEGERI DAN LALU LINTAS DE-

VISA . . . . . . . . . . . . . . . r71

6 .1 . U m u m . . . . . . . . . . . . . . . . . . 171 -

6.1.1. Perkembangan ekonomi dan mon€ter internasio-

nal """" " """ 771

6.1.2. Kebijaksanaan perdagangan luar negeri

6.2. Perkembangan neraca pembaylran ..... '. ....".'.

6.2.1. Transaksi berjalan

6 .2 .7 .1 . Ekspor . . . . . . . . . . . . ' . . 176

6.2.7.2. Impor . . . . . . . . . . . " . . 176

6.2.1.3. Pengeluaran jasajasa . . . . . . . . . . . . . . " . . . " 176

6.2.1.4. Penerimaan minyak bersih (netto) .... 179

6.2.2. Laht lintas modal dan tansfer . I79

6.3. Perkembangan realisasi nilai ekspor 180

6.4. Perkembangan realisasi nilai impor .....'......... l9O

6.5. Perkembangan bantuan luar negeri ..."'....... . l9o

6.6. Perkiraan neraca pembayaran tahtn 1977 /1978 ...... '.... 2oz

6.6.1. Perkiraan nilai ekspor 2oz

6.6.2. Perkirzzn nilai impor 203

l t )

r t o

h'

l l l

Page 5: 1{(lTA KEUANGAN

6.6.3. Perkiraan penerimaan minyak . . , . , . . . . , . . . . . . . . . , . . . . . . . .6.6.4. Perkiraan lain{ain

BAB VII PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN FAKTOR-FAKTORFRODUKSI

Halaman

203203

205

Umum ZO5

Perkembangan pendapatan nasional 2o5

Keadaan pangan . . . . . . . . . . . . . Zl2

Produksi pertanian .. 279

7.4.1. Tanaman bahan makanan 221

7.4.2. Taniman perkebunan 2357.4.3. Kehutanan . , . . . . . . . , . , . . . . . . . . . 2457.4.4. Peternakan , , . , . . . . . . , , . . . . . . . . . . 252

7.4.5. Perikanan .. 263

7.5. Industri

7.5.1. Industri tekstil7.5,2. Lnekaindustr i dan keraj inan . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . ,7.5.3. Industri logam dan mesin7.5.4. Industri kimia

7 .6. Penambangan

7.6.1. Minyak dan gas bumi7.6.2. Hasil tambang lainnya

7 .7 .

7 .8 .

Pariwisata

Penanaman modal

7.8.1. Penanaman modal dalam neger i . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . .

7.8.2. Penanaman modal asing . . . . . . . . . . . . . . . .

7 .9. Prtsxana

7.9.1. Sektor pengairan . . . . . . . . . . . , . .7 .9.2. Sektor cipta karya7.9.3. Sektor tenaga listrik dan gas

290

297

297

302

319

269

27828+

32L

322t L t

332

333J ' J

336

lv

Page 6: 1{(lTA KEUANGAN

t-

7.9.4. Sektor bina marga

7 .9 .5 . Pe rhubungan , . . . . . ' . . . . . . . , . '

7.10. Pendidikan, keb'rdayaan dan kcsehatan

7.10.1. Pendidikan dan kebudayaan

7.10.2. Kesehatan dan keluarga berencana '."".. " "" ""'

7.11. Ten4ga kerja, transmigrasi dan koperasi

7.11.1. Tenaga kerja

7.11.2. Transmigrasi

7.11.3. Koperasi

7,12. Pertahanan, keamanan dan hukum ..'."........,..

7,13. Pemerintahan dalam negeri ........." '.

7, 14. Kesejahteraan sosial

7 .15 . Agams . . . . . . . . . . . . . . . .

7.16. Penenngan

7.16.1. Radio

7.16.2. Televisi

7 ,16 .3 . F i lm

7.16.4. Pers

Halaman

7L1

347

113

373

178

386

Jdo

386

389

393

19+

39s

400

+oI40r404

+04

Page 7: 1{(lTA KEUANGAN

Tabel II. l.

Tabel II. 2.

Tabel II. 3.

Tabel II. t.

Tabel IL 5.

Tabel II. 6.

Tabel IL 7.

Tabel II. 8.

Tabel II. 9.

Tabel IL 10.

Tab€l II. 11.

Tabel IL 12.

Tabel III. 1.

DAFTAR TABEL

Persentase kenaikan indeks biaya hidupdi Jakarta, 1969/1970 - 7976/7977

Indeks harga biaya hidup berdasarkan 62 macam ba-rang/jasa di Jakarta,19691197O - 7976tt977 ........,

Indeks biaya hidup, indeks 9 macam bahan pokokdan indeks beras di Jakarta, !969/1970 - 7976/lg77

Harga dan indeks 9 bahan pokok di Jakarta,1969/1970 - 7976/1977

Halaman

21,

27

30

32

48

49

) l

Perkembangan harga rztz-ra'ta gula pasir, tepungterigu dan tekstil di beberapa kota besar diIndonesia, 197 3/ 797 + - 797611977

Harga nta-rata d,an indeks valuta asing di Jakarta,7969/7970 - L976/7977

Harga dan indeks rata-rata emas serta kurs danindeks rata-rata devisa kedit dan devisa umumdi Jakarta, 1969/7970 - 1976/1977

Perkembangan harga lokal bahan-bahan ekspordi Jakarta, 1969/1970 - 1976/1977

Perkembangan harga barang-barang ekspor utamadan barang-barang ekspor lainnya di pasar interna-sional, 7969 / I97 O - I97 6 / 797 7

Perkembangan harga beberapa barang di pasarLondon,7973/7974 - 7976/1977 45

Perkembangan upah minimum dan maksimumuntuk berbagai sektor, Juli 1975 - Juli 1976 .........

Perkembangan upah riil, upah minimum dan maksi-mum untuk berbagai sektor, Juli 1975 - luli 1976

Ikhtisar APBN, 1969ll97o - 1976/1977

35

t l

38

+7

43

Page 8: 1{(lTA KEUANGAN

Tabel IIl. 2. Penerimaan dalam negeri, 197 6t1977

Ilalsman

54

56

60

63

65

67

72

74

75

79

82

E9

95

97

99

lor ---'

105

109

Tabcl IIl. 3. Penerimaan pajak langsung, 1976ft977

Tabel IIL 4. Penerimaan pajak tidak langsung, 197611977

Tabel III. 5. Perkembangan penerimaan dalam ncgeri menurutsektot, 197611977

+.Tabel III. 6. Pengeluaran rut;ln,1976t1977

Trbel III. 7. Belanja pegawgj,1976t1977

Tabcl III. 8. Pelaksanaan APBN f97611977, Semester I

Tabcl IV. 1.a. Pelaksanaan ApBN dalam REpELITA I,r969tr97A- 073^97+

Tabcl IV. 1.b. Pelaksanaan APBN delam REPELITA II.1974n97s - 1978t1979

Trbel lV. 2. Perkembrngan penerimaan dalam negeri,196911970 - 7977 tr978

Tsbcl lV. 3. Perkembangan penerimaan pajak langsung,19691t970 - 1977t7978

Tabel IV. 4, Perkembangan penerimaan pajak tidak langsung,r969n970 - 1977tr978

Tabel IV. 5. Perkembangen penerimaen rrinyok,r969tr970- t977n978

Tobel IV. 6. Perkcrnbangen penerimaan bukan pajak,r969t7970 - 1977/r978

Tsb€l IV. 7. Perkernbangan bantuan luar negeri,t969t1970 - 19.77n978

* Tabcl IV. 8. Perkembangan pengeluaran rutin,1969^970 - 1977tr97$

Tabcl IV. 9. Belanja pegawai, 196911970 - 197711978

Tabel lV. 10. Pcrkembangan tabungan Pemerintah,7969n970 - L977n978

vll

Page 9: 1{(lTA KEUANGAN

Halaman

Tabel IV. 11.

Tabel IV. 12.

Tabel IV. 13.

Perkembangan pengeluaran pembangunan,1969/r970 - 1977 t7978

Hasil pemeriksaan khusus proyek-proyekREPELITA, 19691197O s ld 797 5 /197 6

Rencana anggaran pendapatan dan belanja negara,7977 / t97 8

Perkembangan jurnlah uang beredar,

1969/1970 - 797 6n977

Sebab-sebab perubahar jumlah uang bercdar,1969t1970 - 7976/r977

Perkembangan jumlah uang beredar dandeposito dalam arti rttl, 19691197O - 1976/1977 ..

Pcrkembangan dana kredit perbankan,

t972n973 - 1976/1977

Perkembangan deposito berjangka bank-bank

Pemerintah, Tabanas dan'I'asl<a, 1969/797O -

1 9 7 6 / 1 9 7 7

Perkembangan sertifikat deposito bank-bank,t 9 7 1 - 1 9 7 6

lnvestasi dana, 1969 - 197 5

Perkembangan kredit perbankan menurut sektorPemerintah dan sektor swasta, 1969/1970 -

1 9 7 6 / 1 9 7 7

Perkembangan kredit perbankan menurut sektorekonomi, 1969/1970 - 197 6/197 7

Perkembangan pemberian kredit perbankan me-nurut DATI I tidak termasuk kredit langsung BI,Mei 797 6

Perkembangan kredit investasi, 19691197O -

1976/1977

I t J

127

Tabel V.

Tabel V.

Tabel V.

Tabel V.

Tabel V.

Tabel V. 6 .

Tabel V. 10.

1 .

2 .

. J .

1

5 .

128

13+

1 J )

136

1,10

153

157

143

146

148Tabel

Tabel

Tabel V. 9.

v. 7 .

v .L

r o l

I O J

Tabel V. 11.

VIII

Page 10: 1{(lTA KEUANGAN

Tabel V. 12. Petkembangen kredit investasi kecil dan kreditmodal ke{a permenen yang disetujui,197+ - 1976

796911970 -

Halaman

t77

778

181

782

183

191

192

166

168Tsb€l

Tabel

Tabel VL 1.

Tabcl VI. 2.

Tabel VI. 3.

Tabcl VI. 4,

Tabel VI. 5.

Tabel VI. 6.

Tabcl W. 7.

Tabel VI. 8.

Tabel

Tabel

Tabel VL 11.

Trb€l VII. 1.

V. 13r

v. 14.

Perkernbangan kredit kecil, 1974 - 1976

Prognosa jumlah uang beredar dan kreditperbankan dalam rupialr, l97Z /197A

Petkembangan neraca pembayaran,196911970 - r97+tr975

Perkembangan neraca pembayaran,1975/7976 - 7976t1977

Perkembangan nilai ekspor,

170

-l

r975/r976

Perkembangan nilai ekspor minyak, barang-barangutama dan lennya, 1975/1976 - 197611977

Perkcmbangan harga beberapa barang ekspordi pasar dunia

Perkembangan realisasi nilai impor,1969t1970 - t975A976

Perkembangan realisasi nilai impor,r975t7976 - 7976t1977

Komitmen bantuan luar negeri,1969/1970 - r976n977

Baatuan luar negeti,1975/7976 - 797611977

Realisasi bantuan luar negei, 1969/1970 -r976tr977

Perkem bangan neraca pembayarrn,7975n976 - 1977/7978

Produk domestik bnrto atgs dasa,r harga yang

vr. 9.

u. 10.

198

t99

200

244

bcrlaku. 1971 - 1975

ix

26

Page 11: 1{(lTA KEUANGAN

Tabel VIl. 2.

Tabcl VIL 3.

Tabel YIl. 4.

Tabel VII. 8.

Tabel VII. 9.

Tabel VII. 10.

Tabel

Tabel

Tabel VlI. 13.

Tabel VII. 14.

Ilalaman

207

209

2to

2tL

214

216

217

220

Produk domestik bruto atas dasar harga konstiurtahun 1173,7971 - t975

Penggunaan produkharga yang berlaku,

Penggunaan produkharga konstan ta}un

domestik bruto atas dasart97t - 1975

domestik bruto atas dasar1973, r97r - r97 5

Tabel YII. 5. Distribusi produk domestik bruto atas dasar hergayang berlaku, L97 L - 1975

Tabel VII. 6. Pengadaan beras drlam negeri dan impor,1970/r97t - 1975tr976

Tabel VII. 7. Perkembangan harga dasar padi dan gabah,1973/797+ - r976n977

223

223

225

VII . 11.

vTt. 12,

Perkembangan harga beras kwalitas medium dihe-berapa kota di Indonesia, l970ll97l - 197617977

Produksi beberapa hasil pertanian terpenting,7969 - 7975

Areal panen, rata-rata hasil padi per hektar danproduksi beras, 1969 - 1975

Lqas panen Bimas dan Inmas padi, 1969 - 1975 ......

Penggunaan pupuk untuk tanaman pangan,1969 - 1975

Penggunaan pestisida untuk tanaman pangan,1969 - 7975 226

lerkembanganr97117972 - 7

penyaluran kredit Bimas padi,9761r977

Tabel VII. 15. Perkembangan jumlah alat pengolahan padi,1969 - 7975

Tabel VII. 16. Luas panen, hasil rata-rata dan produksi jagung,

227

227

231

x

1969 - r97 5

Page 12: 1{(lTA KEUANGAN

I

Tabel VIl. 17. Luas panen, hasil rata-rata dan produksiubi ka1'u, 7969 - 1975

Tabel VII. 18. Luas panen, hasil rata-rata dan produksi ubi jalar,

7969 - 197 5

Tabel VII. 19. Luas panen, hasil rata'rata dan produksi kacang-kacangan, 1969 - 7975

Tabel VII. 20. Luas panen dan produksi hortikultura,1969 - r975

Tabel VIL 21. Produksi beberapa hasil perkebunan rakyat,1969 - 797 5

Halaman

237

) 7 ,7

233

236

4

Tabcl VII. 22. Produksi beberapa hasil perkebunan besar swasta,

1969 - 1975 ... 238

Tabel VII. 23. Produksi beberapa hasil perkebunan negara,

1969 - r97s ... 247

Tabel VII. 24. Penetimaan ekspor hasil utama perkebunan,1969 - 1975 2+2

Tabel VII. 25. Volume ekspor hasil utama perkebunan,1969 - t975 ... 24+

Tabel VII. 26. Perkembangan produksi kayt,7969 - I975 .........

Tabel VII. 27. Perkembangan ekspor kzyr, 1969 - 7975 ......,......

Tabel VIL 28. Perkembangan ekspor rotan dan damar,1969 - 197s . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . , .

Tabel YII. 29. Perkembangan hak pengusahaan hutan sampardengan Maret 1976 . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tabel VIL 30. Perkembangan areal reboisasi dan penghijauan,

2+6

z+6

249

250

z ) r1969tr970 - 1975/1976

Tabel VII. 31. Perkembangan produksi dagang,7969 - 1975 ......... 253

Tabel VII. 32, Jumlah pemotongan ternak dan unggas, 1969-7975 255

xl

Page 13: 1{(lTA KEUANGAN

Halarnan

Tabcl

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

v I I . 33 .

vrr. 34.

VII, 40.

vrl. 41.

vlt, 42.

vn. 43.

vII. 44.

vrr. 45.

vII. 45.

vil. 47.

256

) 4 7

260

267

262

263

vt l 35 .

vII . 36.

1969 - 1975

Produksi vaksin dan obat-obatan, 1969 - lg7 5 ..

Volume ekspor ternak dan hasil-hasilnya,1969 - 7975

vlr. 37. Nilai ekspor ternak dan hasil-hasilnya,7969 - 1975

Perkembangan produksi ikan, 1969 - lgTS

Penyebaran perahu motor dan perahu layarpenangkapan ikan menurut daerah, 1970 -197 5

Perkembangan populasi ternak,1969 - r97 5

Perkembangan produksi telur dan susu,

Volume dan nilai ekspor hasil-hasil perikanan ,7969 - r975

vil. 38.

vII . 39.

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tabel

Tobel

Tabel

Tabel

Volume dan nilai ekspor udang terhadap eksporperikanan, 1969 - lg75

264

266

268

270

272

273

275

276

277

Produksi beberapa hasil industri, 1968 -r97 5 t797 6

Nilai ekspor beberapa hasil industri Indonesia,1968 - r975

Perkembangan penanaman modal dibidang indus-tri,1967 - luli 1976

Target dan realisasi produksi industri tekstil,7969tr970 - 7975/7976

Pelaksanaan pembangunan fisik industriteksil, 797 4/ 197 5 - 197 5 / 197 6

Proyekproyek PMDN dibidang industri tekstilyang telah disetujui, 7969t7970 - t97Shgl6 ,..

x11

Page 14: 1{(lTA KEUANGAN

Halaman

277

+

Tabel VII. 48.

Tabel VlI. 49.

Tabel VII. 50.

Tabel VII. 51.

Tabel VII. 52.

Tabel VIL 53.

Tabel VII. 54.

Tabel VII. 55.

Tabel VII. 56.

Tabel VII. 57.

Tabel YII. 58.

Tabel VIl. 59.

Tabel VII. 60.

Proyek-proyek PMA dibidang industri

tekstil yang telah disetujui, 1969ll97O - 197511976

Produkli beberapa hasil aneka industridan kerajinan, 796917970 - 197511976

Nilai ekspor hasil aneka industri dan ke'

rajinan, l97O - 1976 .

Perkembangan produksi beberapa hasil

industri logam dan mesin, 1969ll97O - 19751f976

Perkembangan nilai ekspor batang-barangelektronika, 7970 - 7975

Perkembangan beberapa hasil industrikimia, 1969/r970 - 7975/1976

Volume dan nilai produksi pabrik - pabrik

kertas, 1974/797 5 - 797511976

Perkembangan produksi dan ekspor minyak

mentah, 1969/1970 - 797 5/1976

Perkembangan pengilangan minyak bumi,

1969 - r97 5

Produksi dan pemanfaatan gas bumi'1970 - 1975

Perkembangan produksi dan ekspor bijih

timah, 7969 / 197 O - 197 5 I 797 6

Produksi dan ekspor bijih nikel, 1969lL97o '

797 5t7976

Produksi dan ekspor bauksit, 196911970 -

r975/7976

Produksi dan ekspor pasit besi, 1969/1970 -

197 5/r976

279

283

285

289

29 l

296

298

298

300

303

308

31Q

1 1 1

7 1 J

L

*Tabel VII. 61.

Tabel VII. 62. Produksi logam emas dan logam perak,

1969/1970 - 7975/1976

xl l l

Page 15: 1{(lTA KEUANGAN

Halaman

Tabel VIl. 63.

Tabel VII.

Tabel VII.

Tabel VII.

Tabcl VII.

Tabel VIL

Tabel VII.

Tabel VII. 70.

Tabel VI I . 71,

Tabel Yl l ,72.

Tabel VII. 7 3.

Tabel VII. 74.

Tabel VIl. 75.

Tabel VIL 76.

o t ,

65 .

66.

( , t .

68.

69.

Ekspor Iogam perak serta penjualan logamemas dan logam perak didalam negeri,1969tr970 - 7975/r976

Produksi batu bara, 196911970 - 197511976 .

Produksi dan volume ekspor tembaga konsentrat,7969 - 7976

Produksi dan ekspor batu granit, 1969 - 1976 ' .

Produksi bahan galian usaha pertambangan swastanasional, perusahaan daerah dan lainJain,1972 - 197 5

Perkembangan produksi pariwisata, 7969 - 1975 .

Proyek-proyek penanaman modal dalam negeriyang telah disetujui Pemerintah, 1968 - 797611977

Proyek-proyek penanaman modal dalam negeriyang mendapat fasilitas masa bebas pajak dan

perangsang Penanaman modal, 1968 - 197 6 '.".'

Proyek-proyek PMDN menurut lokasi usahanya,1968 - 197 6 / r977 . . . . , . . . . . . . . . , . . . . . . , .

Proyek-proyek penanaman modal asing yang telahdisetujui Pemerintah menurut bidang usaha,7967 -7976 /1977 . . . . . .

Proyek-proyek penanaman modal asing yang

disetujui Pemerintah menurut negara asal,t 967 -1976 /1977 . . . . . .

Proyek-proyek PMA menurut lokasi usaha,7967 - 7976

Pelaksanaan pembangunan pengairan,1969/r970 - 79751r976

Realisasi pembangunan tenaga listrik,

79 69 / 197 0 - r97 5 / 797 6 . . . . , . , . .

3r3

314

t 1()

) t l

3r8

320

325

326

lz8

330

' J L

) ) ' t

J ) |

XIV

Page 16: 1{(lTA KEUANGAN

{

Halaman

Tabef VII. 77. Pengusahaan tenaga listrik, 1972/7973 - 797511976 J38

Tabel VII. 78. Hasil rehabilitasi kegiatan produksi gas, 1969/1970 -

797s/7976' 339

Tabel \4L 79, Hasil yarrg dicapai dalam pembanglnan binamarga,

19691197 o - 197511976,, . . . 3+3

Tabel VII. 80. Perkembangan armada angkutan jalan rayq1969 - 1975 349

Tabel VIL 81. Perkembangan produksi perkereta apian,1969 - 197s 350

Tabel VIL 82. Perkemba4gan rehabilitasi perketeta apian,1969/1970 - 1975/1976

I

Tabel VlI. 83. Perkembangan pelayaran niaga nusantara,

1969 - 1975 .

Tabel VII. 84. Perkembangan armada dan muatan pelayaranlokal , 1969 - 7975 .

Tabel VII. 85. Perkembangan armada pelayaran samudera,1969 - 197 5

Tabel VII. 86. Realisasi fisik pembangunan fasilitas pelabuhan,1969/r970 - r97 5/r976

Tabel VII. 90. Perkembangan penerbangan sipil dalam negeri,1969 - 1.975

Tabel VIL 91. Perkembangan penerbangan sipil keluar negeri,1969 - 1975

J ) r

354

356

J ) 6

5 ) v

Tabel VIL 87. Perkembanganrehabilitasi/pembangunanfasilitaskeselamatan pelayaran, 1972/7973 - 7975/1976 360

Tabel VII. 88. Hasil kegiatan produksi jasa dan industri maritim,7969 - 1975 361

Tabel VII. 89. Perkembangan hasil pengerukan pelabuhan,1969/7970 - 7975/1976 t o L

365

366

Page 17: 1{(lTA KEUANGAN

Halaman

Tebel VII. 92.

Tabel VII. 93.

Tab€MI.

Tabel VII.

Tgbel VIL 96.

Tabel VII. 97.

Tabel VII. 98.

Tabel YIL 99,

Tcbel V[.lfi).

Tabel VII.101.

Tabel VII.102,

Tabel VIL103.

Tabel VII.104.

Trbel VII.105.

Tcb€l VII.106.

9+.

95.

Perkembangan arus lalu lintas pos dan giro,1969 -7975 . . . . . . . .

Perkembangan pembangunan pos dan giro,1969/1970 - r975/1976

Jumlah unit telepon otomat, 7969 - 1975 . . . . . .

Perkembangan produksi telekomunikasi,1969 - 7975

Pembinaan pendidikan sekolah dasat, 197 3 / 197 4 -

r976/r977

Perkembangan penyediaan sarana pendidikan,r969n970 - 1976/1977

Jumlah penderita dan vaksinasi BCG yang telah di -

laksanakan, 19691L970 - 197511976

Perkembangan jumlah beberapa jenis tenaga kese-hltan, 1973/1974 - 797 6/1977

Perkembangan kegiatan usaha-usaha kesehatansekolah, 1969/1970 - 1975/7976

Jumlah akseptor baru yang dicapai menurut meto-de kontrasepsi, 196917970 - 1976/7977

Perkembangan jumlah klinik, personalia danpetugas lapangan keluarga berencana,1969/7970 -7975/1976

Pcrkembangan penduduk Indonesia menurutgolongan umur pada tahun 1971 serta proyeksinyasampai dengan tahun 1978

Hasil penempatan transmigran, 1969/1970 -

797 5/r976

Perkembangan jumlah koperasi, 1969 - 7975 . . . .

Perkembangan simpanan koperasi,1969 - 797 5

368

370

37r

372

5 t t

377

379

381

38?

384

385

387

388

390

xvl

397

Page 18: 1{(lTA KEUANGAN

Tabel VII.107.

Tabel VII.108.

Jumlah BUUD dan KUD seluruh Indonesia,

1973 - 1976

Pendayagunaan tenaga tuna karya ke sektorpertanian di Lempung dan Bengkulu'

Halamrn

392

r969tr970 - 197611977396

399

+Teb€l VII.109.

Tabcl VII.l1O.

Tabel VII'l11.

Jumlahjemaah heii,196911970 - 197611977 " " '

Jumlah jam siaran TV - RI menurut klasifikasi'4021969 - 1975

Jumlah studio, stasiun pemancar,pesaryat televisi'

luas daerah dan jumlah pendudnk dacrah pen-

caran TV-RI, 1969 - 1975 40t

L

*.

r<vu

Page 19: 1{(lTA KEUANGAN

Grafik l . 1 .

t. z.

DAFTARGRAFIK

Halarnan

Beberapa indikator ekonomi lndonesia

Juni 1969 - September 7976 . . . . . . . . . . . . . . . 20

Perkembangan harga beberapa barang di pasarLond,on,l97 3 /197 4 - L976/1977 2f

Indeks umum hzrga 62 macam barang/jasa diJakartz, 1969/1970 - 7976/1977 25

Perkembangan indeks harga biaya hidup menurutsektor di Jakarta,7969/1970 - 1976/1977 . , . . . . . . . . . Zg

Perkernbangan indeks harga beras, 9 bahan pokokdan biaya hidup, l96911970 - 197617977 31

Perkembangan harga emas, valuta asing dan devisa,19691r970-1976n971 39

Perkembangan harga barang-barang ekspor,1969/1970 - 1976/7977 44

Perkembangan APBN, 1969/1970 - 1976/1977 ... 52

Penerimaan nqam, 1975/7976 - 19?6/1977 . . . . , , , 53

Penerimaan dalam negeri, 1975/1976 - 197611977 57

Pengeluaran Nt in,7975/7976 - 1976/1977 . . . . . . . . . . . 66

Pengeluaran pembangunan, 1975/7976 - 1976/1977 69

Perbandingan penerimaan negara dalam APBN danREPELITA,7969t197D-1977/t978 76

Perbandingan pengeluaran negara dalam APBN danREPELITA, t969/7970- 7977/1978 77

Perbandingan penerimaan dalam negeri danREPELITA 1969/1970 - 1977/7978 80

Penerimaan dalam negeri, 1969/1970 - 197711978 83

Pengeluaran rutin, 7969/197O - L97717978 ........... 103

Perbandingan tabungan Pemerintah dalam APBNdan REPELITA, 1969/1970 - 797711978 . . . . . . . . . . . 110

Grafik II. t.

Grafik ll. 2.

Grafik II. 3.

Grafik lI. 4.

Grafik II. 5.

Grafik III. l.

Gmfik IlI. 2.

Grafik IIL 3.

Grsfik III. 4.

Grafik III. 5.

Grafik IV. r.

Grafik lV. 2.

Grafik IV. 3,

Grafik lV. 4.

Grafik IV. 5.

Grafik IV, 6.

I

l

XVIII

Page 20: 1{(lTA KEUANGAN

T

Halaman

Grafik lV. 7. Dana pembangun an, 1969/1970 - 1.977/1978 111

Grafik IV. 8. Pengeluaran pembangunan, 1969ll97Q1977/1978 116

Grafik V. l. Kredit perbankan, jumlah uang beredar dan danakredi t perbankan , 19691197 0 197611977 . . . . . . . 737

Grafik V. 2. Dana kredit perbankan menurut sumber,197217973 - 1976/1977 . . 14r

Grafik V. 3, Deposito berjangka menurut waktu,1969/1970 - 1976/1977 . . r+4

Grafik V. 4. Perkembangan kredit perbankan menurut sek-tor Pemerintah dan sektor swastz, 79691197Q-197611977 154

Grafik V. 5. Perkembangan kredit perbankan menurut sek -

tor ckonomi, 1969/1970 - I97611977 . . . . . . 158

Grafik V. 6, Perkembangan kredit investasi yang disetujuiperbankan, 1969/1970 - 1976/1977 . . . . . . . . . 764

Grafik V. 7. Perkembansan kredit investasi kecil dankredit rnodal kerja permanen, I974/1975 -

1976]1977 767

Grafi k Vl. l. Perkembangan nila.i ekspor keseluruhan,1969/1970 - 1976/1977 184

Grafik vl. 2. Perkembangan nilai ekspor barangbarang uta-ma dan lainnya, 1969/1970 - 197611977 185

Grafik VI. 3. Nilai ekspor minyak, barang utama dan baranglainnya, 1975/1976 - 19761t977 186

Grafik Vl. 4. Perkembangan nilai ekspor minyak kelapa sa -

wit, kopi dan tembakau, 7969/1970 -

1976/1977 187

Grafik VL 5. Perkembangan nilai ekspor kayu, karet danbarang lainnya, 1969/7970 - 1976/1977 .... 188

xlx

Page 21: 1{(lTA KEUANGAN

t raflk

Crafik

Grafik

Grafik

Gralik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

Grafik

v l .

YI. 7 .

8.

1 .

2.

Pcrliembangan nilai impor mcnurut go -

lo:rgan barang, 1969/197O 197 6/197 7

Pcrkembangan nilai impor bcberapa bl -

rang konsumsi 19691197O 1976/1977

Perkcmbangan nilar impor beberapa ba -

han baku/penolong, 1969/197O -

1976/1977

Perkembangan nilai impor beberapa barang modal , 1969/197O - 1976/1977 . . .

Nilai impor menurut golongan barang,1975 t1976 - t97 6t 1977

Komitmcn ban b.ran luar negcri,196911970 - r97 6/7977

Halamarr

19J

194

9.

10 .

1 1 .

195

196

19?

20r

208

z t )

224

228

23+

247

254

258

267

V I ,

VII,

VII.

v .

VII .

VII.

VII.

VII.

+.

5 .

6.

7,

8.

9.

10.

3, Produksi beras dan hasil rata-rata nadiper hektar, 1969 - 1975

Produk domest ik bruto, l97 l

Pengadaar beras dalam negcrip o r . 1 9 7 0 / 1 9 7 1 - 1 9 7 5 1 1 9 7 6

Produksi hortikultura,

Penerimaan ckspor hasil

- 1975

dan im

1969 - t975 . . .

utama perkebun-

Jumlah dan kapasitas alat pengolahan padi, 1969 - 197 5

an, 7969 - 197 5

Produksi, ckspor dan nilai ekspor kayu,1969 - 1975

Grafik VIL

Grafik VIl.

Grafik VlI.

Produksi daging, 1969 -

Produksi telur dan susu,

Volume dan nilai eksporrikanan, 1969 - 1975

1975

t969 - r97s

hasil-hasil pe

Perkembangan beberapa hasil aneka industri dan kerajinan, 1969ll97O

vlt. r t.

197 5 /197 6 280

Page 22: 1{(lTA KEUANGAN

Halaman

Grafik VIL 12, Perkembangan beberapa hasil aneka industri dankerajinan, 1969/1970 - 197511976

Grafik VIL 13. Perkembangan beberapa hasil aneka industri dankerajinan, 1969/797O - 1975/1976

Grafik VIL 14. Perkembangan beberapa hasil industri logam danmesin, 1969/1.970 - t97 5 /797 6

Grafik VII. 15. Perkembangan beberapa hasil industri logam danmesin, 1969/1970 - 1975/7976

Grafik VII. 16. Perkembangan beberapa hasil industri logam danmesin, 1969/7970 - 1975 /1976

Grafik VlI. 17. Perkembangan beberapa hasil industri kimia,t969/1970 - 1975/1976

Grafik VII. 18. Perkembangan beberapa hasil industri kimia,7969/7970 - r97 511976

Grafik VII. 19. Perkembangan beberapa basil industri kimra,

281

282

+ 286

287

) o 7

, o I

A 1969/1970- t975tr976 294

Grafik VII. 20. Perkembangan produksi dan ekspor minyakmentah, 1970/1971- - 1975/1976 . . . . . , , . . , . . . 299

Gtafik VIl. ?1. Perkembangan produksi dan pemanfaatan gasbumi , 1970 - 1975 . . . . . , . . . . . . . 301

Grafik VII. 22. Produksi beberapa hasil tambang,t970/1971- 1975/1976 . , 304

Grafik VIL 23. Perkembangan ekspor beberapa hasil tambang,1,97r/7972 - r97str976 , , . 305

Grafik VII. 24. Perkembangan ekspor beberapa hasil tembang,1970/1971 - t975/r976 . . . 306

Grafik VII. 25. Proyek-proyek penanaman modal dalam negeriyang telah disetujui Pemerintah,1968 - 1975 / 1976 . . . . . . . . . . . , . . . . . 324

Grafik VIL 26. Proyek-proyek penanaman modal esing yangtelah disetuiui Pemerintah.1967 -197 5 /197 6 329

+

xxl

Page 23: 1{(lTA KEUANGAN

Grafik Vll. 27.

Grafik VIL 28.

Grafik vil 29.

VII. 30.

vrl 31.

vtr. 32.

Grafik

Grafik

Grafik

Halaman

Hasil rehabilitasi kegiatan produksi gas,

1969/1970 - 1975/7976.. . . . . . 340

Perkembangan pemeliharaan dan rehabilitasijalan, 1969/197o - 7975/1976 344

Perkembangan peningkatan jalan dan pembangun-

an baru, 1.969/7970- 197517976 345

Hasil-hasil pembangunan jembatan, 1969/ 797O -

1975 /1976 . . . ; . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 346

Perkembangan pelayaran niaga nusantara,1 0 ( o - 1 0 7 ( ? < (

Hasil pengerukan pelabuhan, 1969/1970 -

1975/1976 363

I

I

XXTI

Page 24: 1{(lTA KEUANGAN

DAFTARLAMPIRAN

Hahurrn

r '"rnFirn 1. Petkiraen Pcacrimarn Ncgara

TahunAnggaran l977ll97| I

Bclonjr Rutin 1977 11978, pcrincian

mcnurut s€ktor/sub sektor

rgnlirn 3r Anggaran Belanjr Pcmbangunen lgT1'AgTB

crsunrn scktor/sub scktor ( unpa bantuanproyek dan kredit ckspor )

t^

3b. Nilai rupietr bentuan proycVtehnis dan lircdit

ekspot 797711978, pcrincian mcnurut sektor/sub scktor $

Irarpirrn +. Rancangan Undeng-Undang Republik lndonesirNomor Tahun 1977 tcntartg Anggeran

Pcndapatan dan Bclanja Ncgara Tahun Anggaranr977n978 18

xxtu

Page 25: 1{(lTA KEUANGAN

,t-

BAB I

UMUM

Sepuluh tahun sudah Orde Baru melaksanakan tugas sejarahnya menata

kembali kehidupan bangsa sesuai dengan makna dan semangat Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945.

Usaha untuk menciptakan dan membina stabilitas nasional merupakan langkah

penting yang harus diwujudkan dan terus dimantapkan. Untuk itu harus ditegak-

kan kembali azas dan sendi demokrasi yang sehat, demokrasi yang didukung oleh

realita jiwa bangsa yang tersimpul dalam falsafah perjuangan kemerdekaan, yakni

Pancasila.

Melalui hasil{rasil sidang urnum ke IV MPRS, maka telah semakin mantaplalt

arah dan gerak perjuangan Orde Baru, karena rakyat telah memberikan pedoman

yang jelas bagi pelaksanaan tugas dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh Pemerintah

dipelbagai bidang. Semenjak itu tampak kemajuan dalam berbagai bidang dalamproporsi yang sesuai dengan kesanggupan serta pengutamaan masing - masing

kegiatan.

Kemajuan-kemajuan dibidang politik tampak dengan terselenggaranya Pemilih'

an Umum pada br:lan Juli 1971 yang dilaksanakan dalam suasana tertib dan

tenang. Atas dasar hasil Pemilihan Umum 1971 itu terbentuklah Majelis Per-

musyawaratan Rakyat yang dalam Sidang Umumnya pada tahun 1973 telah

berhasil mencapai kesepakatan nasional yang sangat penting dan bermakna strategis,yakni Garisgaris Besar Flaluan Negara serta Ketetapan-ketetapan lainnya yangbernafaskan semangat mempertahankan Pancasila dan Und ang-und ing Dasar 1945.

Telah merupakan sikap pokok dari Pemerintah Orde Baru bahwa PemilihanUmum adalah tugas, kewajiban dan tanggung jawab nasional. Menyadari betapapentingnya pembangunan demokrasi dan kehidupan politik yang bersendikanPancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka Pemilihan Umum yang diadakantiap 5 tahun dengan tata-cara yang terus disempurnakan itu, hatus menjadi

lembaga yang membudaya dalam masyarakat bangsa. Dalam hubungan ini Pe-

milihan Umum kedua yang diselenggarakan oleh Pemerintah Orde Baru dan

akan dilangsungkan dalam bulan Mei 7977 seyogyanya membawa hasil yang

menjamin kelangsungan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan pembangunen

nasional.

Penataan kehidupan politik bagi kemantapan mekanisme demokrasi Pancasilamerupakan salah satu kegiatan yang memperkokoh stabilitas nasional dalam

Page 26: 1{(lTA KEUANGAN

2

pengertien stabilitas yang dinamis, yakni suasana stabil yang tetap memberikanrurng gerak bagi adanya perubahan dan kemajuan. Pengalaman menunjukkarr,bahwa tanpa adanya stabilitas, baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya sertakeamanen drn ketcrtiban, tidak mungkin diusahakan pembangunan.

Dalam mengusahakan pembangunan dengan stabilisasi didalam ruang lingkupPencasila sebagai landasan idiil dan Undang-undang Dasat 1945 sebagai landasanstnrkturil, kondisi dan situasi didalam negeri harus merupakan sumber pokoksetiap pertimbangan kepentingan dan titik tolak utama setiap kebijaksanlan y^ngmenggeralkan pengabdian. Namun disedari pula bahwa perkembangan tehnologitelah sangat mendekatkan- hubungan antar bangsa dan antar 'negara, sehingga per-kembangan dalarn berbagai bidang, khususnya dibidang ekonomi yang terjadididunia internasional akaa terasa penganrhnya di Indonesia.

Seperti diketahui, sejak aiwulan terakhir 1973 hingga pertengahan tahun1975 situasi. ekonomi dunia ditandai oleh kelesuan kegiatan ekonomi sebagaiakibat dari resesi yang berkecamuk di negara-negara industri. Hal ini terungkapdengen jelas melalui turgginya laju inflasi, merosotnya produksi riil serta meluas-nya p,engangguran. Keadaan ini juga mempengaruhi perekonomian Indonesia yangterlihat pada meningkatnya laju inflasi yang mencapai 33,3 persen dalam tahun1974 dibandingkan dengan 27,4 pusen dalam tahun 197 3 dan menurunnya lajupeftumbuhan ekonomi dari 11,3 persen pada tahun 197J menjadi 7,5 persenuntuk talrun 1974.

Sejak Semester lI tahur 1975 keadaan ekonomi telah mulai menunjukkandtik terang dan dalam tahun 1976 gejala perbaikan telah tampak lebih jelas.

Di negara-negara industri produk domestik brutonya ddam arti riil diperkira-kan akan naik dengan 5,5 persen ditdrun 1976. Perkembangan ini adalah sebagaiakibat dari pada kenaikan produk domestik bruto yang telah terjadi di AmerikaSerikat, Perancis, Jerman Barat dan Jepang pada periode yeng sama. Jepang umpa-manya diperkirakan akan mengalami kenaikan produksi domestik bruto yang ter-tinggi yaitu sebesar 6,5 persen setahun, sedangkan Inggris dan Itali memperolehkenaikan yang relatip kecil yaitu masing-masing sebesar 3,0 perseh dan 3,5 persendalam tahun 1976.

Pemulihan kegiatan ekonomi tersebut membawa pelbagai akibat positip ter-hadap situasi ekonomi dunia pada umumnya. Harga intemasional barang-barangprimer yang terus menurun sejak tatrun 7974, dalam Semester I tahun 1976 telahmenunjukkan perbaikan. Dalam pada.itu volume perdagangan dunia untuk tahun1976 diperkirakan akan naik derrgan 10-11 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Page 27: 1{(lTA KEUANGAN

/-

3

Kebutuhari impor negara-negara maju akan bahan-bahan primer diperkirakan

akan lebih meningkat dibandingkan dengan periode emPat tahun sebelumnya.

Sehubungan dengan itu diperkirakan bahwa negara-negara berkembang peng-

ekspor minyak, dalam tahun 1976 *'an mengalarni surplus dalam neraca berjalan-

nya lebih besar dibandingkan dengan tahun 1975. Dilain pihak ddam periode

yang sama defisit yang dialami oleh negara-negara berkembang yang bukan peng-

ekspor minyak menjadi lebih kecil dari pada tahun 197 5.

Perbaikan-perbaikan s€perti yang diketengahkan diatasjuga berpengaruh pada

perekonomian lhdonesia. Untuk tahun LnffialerL L977ll97I ekspor minyak bersih

diperkirakan akan mencapai US $ 4.278 juta dibandingkan dengirn US $ 3.659 juta

dalam tahun 19761t977, Sementara itu ekspor diluar minyak untuk periode yang

sama diperkirakan akan meningkat dengan 13,9 persen.

Segi lain yang perlu mendapat perhatian ialah perbedaan yang menyolok

entara negara-negara maju dan negara-negara berkembang, satu dan lain sebagai

akibat dari masa lampau yang bertalian dengan imperialisme/kolonialisme dan

dipertajam oleh kemajuan tehnologi dan perkembangan industri. Maka dapatlah

dimengerti m€ngapa negara-negara berkembang berusaha dengan sungguh-sungguh

untuk mengejar ketinggalan mereka dengan memusatkan perhatian kepada pem'

bangunan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi,

Namun dalam dasawarsa tujuh puluhan sekarang ini perbedaan tingkat hidup

rakyat dan perkembangan ekonomi dari negara-negara industri/maju dengan negara-

negara berkembang malah menjadi bertambah besar.

Sekalipun kesadaran internasional telah menimbulkan.hubungan antar negara

dan antar bangsa yang lebih intensip berdasarkan prinsiparinsip kemanusiaan yang

adil dan beradab, akan tetapi ketegangan yang mungkin timbul sebagai akibat

pergeseran kepentlngan dan latar belakang sejarah perkembangan, seyogyanya

diikuti dengan saksama agar perkiraan keadaan bagi penentuan kebijaksanaan

dapet dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Seperti yang telah diketengahkan diatas dalam dasawarsa tujuh puluhan iniperbcdaan tingkat hidup rakyat antara negara-negara maju dan negara-negara ber-

kembang mahh bertambal besar. Sekedar contoh dapat diungkapkan, bahwapendapatan perkaprta negara-negare bert(embang hanya naik dengan US $ 2 per-

tahun, yaitu ratarate US $ 130 pada tahun 1965 menjadi rata-rata US $ 150

dalam tahun 1975. Kenyataan yang pahit ini telah menempatkan masalah pem-

bangunan ekonomi menjadi pusat perhatian di negara-negara berkembang'

Ditinjau dari sudut strategi dasar pembangunan, bangsa Indonesia telah

Page 28: 1{(lTA KEUANGAN

4

dibimbing oleh prinsip keadilan sosial sebagai salah satu.sila dari pancasila. Olehsebab itu sejak semula Pemerintah Orde Baru tidak berpijak pada strategi per-tumbuhan ekonomi semata, melainkan sekaligus pula menangani masalah pemera-tajrn pendapatan dalam proporsi yang sesuai dengan kenyataan dan kesanggupan.Pengutamaan pembangunan ekonomi bertujuan untuk memperbesar kesanggupanagar lebih banyak yang dapat dikerjakan bagi kesejahteraan rakyat. Kenyataan inidapat dilihat dari apa yang telah dicapai selama sepuluh tahun Orde Baru.

Memperhatikan laju pertumbuhan ekonomi akan tampak, bahwa selama tigatahun yakni dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1975 pertumbuhan tersebutadalah rata-rata hampir 8 persen setahun. Kemajuan tersebut terlihat dengan jelasapabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan dalam tahun-tahun 1963 sampaidengan tahun 1965 yang hanya mencapai ratalate kurang dari 1 persen. Adanyaproduk domestik bruto yang terus meningkat ini telalr memberi kemungkinan yanglebih luas bagi terselenggaranya kegiatan yang langsung menyangkut kepentinganrakyat banyak, sehingga penghidupan rakyat bertambah baik.

Hal yang patut untuk diperhatikan ialah membesarnya peranan pembentukanmodal domestik bruto selama periode tersebut. Seperti diketahui, dengan rnakinbesarnya pembentukan modal domestik bruto berarti pada gilirannya akan nre-nambah besar volume produksi domestik bruto dan sekaligus akan lebih memper-cepat laju pertumbuhan ekonomi. Dalam tahun 1975 jumlah pembentukan modaldomestik bruto adalah sebesar 21,4 persen dari produk domestik bruto, sedangkanjumlah tersebut hanya 8,4 persen dalam tahun 1965.

Gambaran ini akan lebih jelas bila ditelaah perkembangan yang telah dicapaidisektor pertanian yang merupakan titik senrral pembangunan. Seperti diketahui,sebagian besar rakyat Indonesia hidup dari hasil pertanian dan struktur perrk.r.,lomi^an Indonesia adalah struktut agraris. Namun pengutamaan sektor pertanian bukan-lah untuk kepentingan sektor itu semata. Tujuannya adalah jelas, yakni agarsektor pertanian yang kuat dapat menumbuhkan dan memperkembangkan sektorindustri, sehingga perubahan struktur ekonomi Indonesia dari agraris ke industriakan memperkuat daya tafian ekonomi Indonesia terhadap goncangangoncanganekonomi dunia. Tentang ini, Garisgaris Besar Haluan Negara menegaskan bahwa"Pembangunan Jangka Panjang harus pula mampu membawa perubahanaerubah -an fundamentil dalam struktur ekonomi Indonesia sehingga produksi nasionalyang berasal dari sektor*ektor diluar pertanian akan merupakan bagian yangsemakin besar, dan industri menjadi tulang punggung ekonomi; bagian pendudukyang hidup dari sektor-sektor diluar penanian semakin bertambah dan komposisiekspor akan berubah sehingga ekspor Indonesia akan semakin banyak terdiri dari

Page 29: 1{(lTA KEUANGAN

}t

5

bahan-bahan yang telah diolah dan barang-barang jadi. Dengan demikian akanbcrarti meningkatnya ketahanan ekonomi Indonesia terhadap perubahanjrerubah-an keadaan alam dan kegoncangan-kegoncangan ekonomi dunia".

Oleh sebab itu, meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap produk do-mestik bruto makin mengecil yaitu dari tlta-rlta 53 persen untuk pcriodeL96O-t965 menjadi ratatata 46 persen untuk periode 7969-1974, akan tetapivolume riil yang dihasilkan oleh sektor. ini rnakin bertambah besar. Peningkatanproduksi pertanian haruslah senantiasa diusahakan mengingat arti strategisnyaterhadap kemantapan harga dan pencukupan kebutuhan karena bertambahnyapenduduk.

Berbagai usaha telah dilakukan agar produksi pertanian terus dapat ditingkat-kan dan k€mantapan harganya terus dapat dipenahankan dalam perimbanganyang serasi dengan harga bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya, satu dan lainuntuk menjamin naiknya penghasilan petani produsen disamping 4elindungi ke-pentingan konsumen dalam batas-batas yang wajar. Kebijaksanaan penetapan hargaberas terendah dan teninggi, pengembangan sistem Bimas dan Inmas, BUUD/KUD,persediaan fasilitas produksi, perluasan dan intensifikasi persawahan, pupirk danobat-obatan, mekanisasi pertanian dan pemberian kredit, serta pembentukancadangan penyangga, adalah contoh-contoh dari kebijaksanaan yang menjalinproduksi, pemasaran dan konsumsi dalam satu rnata rantai yang padu.

Dibidang pertanian padi misalnya, usaha perluasan areal panen padi diwujudkan berupa pembukaan sawah pasang surut, pengusahaan tana.h keringdan pembukaan sawah*awah baru. Usaha intensifikasi dilakukan melalui pe-ningkatan intensitas pertanaman berdasarkan sistem Bimas dan Inmas.

Sementara itu luas areal intensifikasi telah bertambah, dimana dalam tahun1975 telah menjadi lebih dari 3 juta hektar. Sejalan dengan perluasan areal Bimas,jumlah kredit Bimas padi yang telah disalurkan pada tahun 197517976 tellt':,melampaui Rp 72 milyar, sedangkan jumlah petani peserta Bimas senantiasa ber-tambah.

Jumlah produksi beras dalam tahun 1975 telah mencapai lebih dari l5 jutaton, sedangkan produksinya pada tahun 1965 belum lagi mencapai 9 juta ton.

Adapun produksi sembilan hasil bumi utama yang diekspor seperti kopi,karet, lada, kelapa sawit, teh, kopra, tembakau dan lain{ain, telah menunjukkangambaran yang lebih baik dari sepuluh tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, hakekat kebijaksanaan dibidang kehutanan adalah me.manfa-atkan hasil hutan untuk pembangunan dan sejalan dengan itu membina

t

Page 30: 1{(lTA KEUANGAN

o

sumbersumbcr alam untuk meningketkan produksi kayu dan hasil hutan lainnya,baik untuk mernenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Apabila nilai eksporkayu dalem tahun 1965 baru berjumlah US $ 2,0 juta dan menduduki urutan )re-sembilan diantara sepuluh barang ekspor diluar minyak, maka dalam tahun 1975ekspor kayu telah merrcapai jumlah US $ 501,6 juta, setringga melonjak menempatiuruan pertama. Pada akhir Marct 197 6 sekitar 20 juta hektar areal telah diberikankepada 267 pemeeng HPH dengan jumlah rencana investasi sebesar US $ 979,2juta.

Untuk menjaga kelestatian hutan dan kesuburan tanah, maka dalam tahun197511976 telah berhasil dilakukan penghutanan kernbali/reboisasi hampir 83.858hektar disamping reelisa5i p.*nn penghijauan seluas lebih dari 70.623 hektar.Hasil da.ri kegiatan penghijauan dalam beberapa tahun terakhir ini telah mulaitampak, tanah yeflg telah gundul/kritis dibeberapa daerah tettentu, kini untuksebagian telah hijau kembali.

Seperti telah diketengahkan diatas, pembangunan ekonomi pada dirinya ada.lahslatu proses dimana bukan saja hasil produksi bertambah besar, melainkan sejalandengan itu terjadi pula penrbahan dalam struktur perekonomian yang betsangkutan.

Mbngikuti perkanbangen pembangunan di sektor industri akan tampak, bahwaselama sepuluh tahun Orde Baru telah terjadi pelbagai perkernbangan yang meng-gemhirakan. Produksiaroduksi industri pangan dan aneka industri seperti: sabuncuci, minyd< kclapa, margarine, korek api dan sebagainya telah memperlihatkankenaikan yang cukup berarti. Demikian pula dengan produksi industri lainnyaseperti: benang tenun, tekstil, kertas, ban kendaraan, pupuk, zat asam, kaca, besibeton, seng dan peralatan kendaraan ber'motor.

Dalam rangka pembangunan ekonomi Indonesia dewasa ini, tampak betapapentingnya peranan pertembangan, terutama minyak bwni baik bagi penerimaannegara maupun.bagi cadangan devisa. Sektor ini juga memberikan sumbangan positiplainnya seperti perluasan kesempatan kerja, perataen pendapatan dan pengembangandunia usahe dan sebagainya sehingga pengamanan perkembangannya merupakankeharusan. Selama sepuluh tahun Orde Baru produksi hasil tambang seperti 'minyak bumi, gas bumi, timah, ernas, batu bara dan sebagainya memperlihatkankenaikan yang menggembirakan.

Dewasa ini minyak bumi telalr memberikan sumbangan yang substansiil bagiperkembangan pembangunan, narnun keterbatasannya dan perenannya dalam per-caturan politik internasional telah mendorong kearalr perhatian yang lebih besarkepada peningkatan produksi hasil tambang lainnya seperti batu bara. Oleh sebabitr tambang-tambang batu bara di Sawah Lunto dan Bukit Asam telah lebih di-peliuas dondiintensifkan penambangannya.

-l

I

Page 31: 1{(lTA KEUANGAN

+

L

I

Disamping itu hasil-hasil tambang seperti nikel dan tembaga yang kini sedang

diolah dalam rangka penanarnan rnodal, jelas akan memberikan sumbangan yan;

lebih besar bagi pertumbuhan pembangunan dalam tahap-tahap selanjutnya.

Untuk menjamin agar sektor pertarnbangan tetap memberikan jasanya bagipeningkatan usaha pembangunan, maka telah pula dilaksanakan kegiatan pe-nunjang seperti inventarisasi kekayaan alam, penelitian pertambangan, masalahlingkungan hidup dan lain sebagainya.

Proses pembangunan yang sedang berjalan tidaklah akan dapat mencapaisasarannya jika tidak ters€dia satu perangkat prasarara yang baik dan meluas

diseluruh kawasan nusantara. Pada prinsipnya prasarana juga berproduksi, artinyaselalu menambah guna dan faedah tethadap satu jenis barang dan jasa.

Selama sepuluh tahun Orde Baru pelbagai kemajuan telah dicapai di sektorini. Mengikuti arah pengutamaar pembangunan, maka perbaikan dan penyem-purnaan irigasi telah dikerjakan dengan penuh kesungguhan, pembangunan jaring-

an irigasi baru diperluas dan pengaturan serta pembangunan sungai dan rawaterus ditingkatkan.

Dalam pada itu arti penting dari listrik bagi kegiatan pembangunan telah

disadari sejak semula. Oleh karena itu pembangunan p€mbangkit tenaga Iistrikterus ditingkatkan dan dalam tahtn 197517976 telah mencapai lebih dari167,044 MW. Sejalan dengan itu digiatkan pula rehabilitasi dan pembangunanjaringan uansrnisi serta rehabilitasi dan pembangunan jaringan distribusi.

Sementara itu jaringan perhubungan semakin meluas keseluruh kawasanRepublik Indonesia , jalan dan jembatan baru semakin banyak dibangun disamping pemeliharannya semakin diintensipkan. Dalam hubungan ini perlu pulauntuk dikehukakan bahwa pada pertengahan tahun 1976 telah diresmikan pe-makaian sebagian jalan raya lintas Sumatera, yakni antara Muara Bungo (Jambi)

dan Sawah Tambang (Sumatera Barat). Sementara itu armada angkutan lalanseperti bis, mobil barang/truk dan sebagainya, tahun demi tahun semakin ber-tambah jumlahnya, sedangkan produksi jasa angkutan kereta api telah pula ber-kembang. Kemajuan-kemajuan seperti itu dapat pula dilihat pada perhubunganlaut, perhubungan udara, pos dan giro, telekomunikasi dan geofisika serta pari-wisata.

Dalam perkembangan telekomunikasi satu hal perlu dicatat yakni diluncur-kannya satelit Palapa I di Tanjung Kennedy pada bulan Agustus 1976 yang lalu.Dengan adanya satelit Palapa I ini, maka semakin meluas dan mudahlah hubunganantara daerah yang satu dengan yang lainnya baik bagi dalam negeri maupun

Page 32: 1{(lTA KEUANGAN

8

dengan luar negeri. Yang jclas ialah bahrva satelit Palapa harus dapat dimanfaat-kan sebaik-baiknya terutama untuk lcepentingan kelancaran komunikasi yangsangat penting bagi berhasilnya pembangunan nasional.

Tujuan pembangunan nasional ialah untuk mewujudkan masyarakat adildal makmur yang merata matcriil dan qpirituil berdasarkan Pancasila didalamwadah negara kesatuan Repubtik Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bersatu,dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamisserta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dandamai, Adapun arah pembangunan nasional ialah, bahwa pembangunan nasionaldilaksanakan didalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya danpembangunan seluruh masyarakat lndonesia. Ini berarti bahwa pembangunantidak hanya mengejar kemajuan lahiriah saja, akan tetapi juga memperhatikankepuasan batiniah serta keselarasan dan keseimbangan diantara keduanya,Sehubungan dengan itu, perhatian Pemerintah dicurahkan sepenuhnya kepadausaha-usaha yang menyangkut langsung kesejahteraan rakyat. Usaha-usaha telahdilakukan sejak REPELITA I dan dilanjutkan serta ditingkatkan dalamREPELITA II sekarang ini, satu dan lain disesuaikan dengan urutan prioritasyang telah merupakan kesepakatan nasional.

Seperti diketahui, lndonesia termasuk salah satu negara didunia yang padatpenduduknya. Oleh scbab itu nrasalah kependudukan umumnya dan khususnTatenaga kerja selalu mendapat perhatian yang seksama dalam setiap kegiatan pem-bangunan. Keadaan tenaga kerja di Indonesia ditandai oleh adanya beberapamasalah yarrg bersifat strukturil. Yang pertama ialah adanya pertumbuhan pen-duduk yang tinggi dan telah menyebabkan adanya kelebihan. tenaga kerja secaraumum. Yang kedua ialah adanya kenyataan bahwa pasar tenaga kerja masihbelum rnampu menyalurkan tenaga kerja s€cara tepatguna karena banyaknyahambatan-hambatan yang terdapat dalam pelaksanaannya. Sedanglian yang ke-tiga ialah adanya penyebaran tenaga kerja yaug kurang merata diantara berbagaipulau di Indonesia sebagai akibat penyebaran penduduk yang kurang seimbang.

Dalam masa Orde Baru,masalah tenaga kerja itu ditanggulangi melalui se-rangkaian kebilaksanaan yang saling bertautan yang terletak disektor fiskal,moneter, sosial dan sebagainya. Sekedar contoh dapat kiranya diketengahkan,bahwa hasil-hasil yalg dicapai dalam Keluarga Berencana akan mengurangi per-tambahan angkatan kerja dalam jangka panjang. Disamping kebijaksanaan diber-bagai sektor pembangunan yang diarahkan kepada perluasan kesempatan kerja,ditempuh pula kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus untuk mengatasi masalah tena.ga kerja dalam jangka waktu pendek. Langkah{angkah khuzus yang telah ditempuh

Page 33: 1{(lTA KEUANGAN

+

9

dalam rangka mengatasi masalah-masalah pengangguran di pedesaan terdiri atasusaha-usaha pe uasan kesempatan kerja melalui proyek Padat Karya Gaya Baru,oengembangan usaha-usala non pertanian, pengembangan prasarana melaluiProgram Inpres Kabupaten, usaha penghijauan dan reboisasi serta usaha-usahalainnya. Dengan penyediaan dana lebih kurang Rp 10 juta untuk setiap kecamatan,dalam tahun 7975/7976 telah dilaksanakan proyek Padat Karya Gaya Baru di17 propinsi, mencakup 138 kecamatan yang tergolong miskin dan padat pen-duduknya dengan tingkat pengangguran yang relatif tinggi. Upah yang diberikankepada para pekerja sebagai imbalan disezuaikan dengan tingkat upah minimumyang berlaku di daerah bersangkutan. Penggunaan sejumlah besar tenaga kerjadapat dilihat dari panjang jalan desa yang dibuat dan meningkat drri tahunsebelumnya. Demikian juga peningkatan penghijauan yang telah mendekati duakali dari apa yang telah dilakukan dalam tahun 197417975, sedangkan pemba-ngunan dan rehabilitasi pengairan tertiair telah terlaksana sepanjang kurang lebih500 km.

Apabila diteliti dengan saksama berbagai program yang telah dilaksanakanseperti yang antara lain telah diungkapkan diatas, maka dapadah disimpulkanbahwa masalah perluasan kesempatan kerja telah ditangani secara konsepsionaldan dengan penuh kesungguhan.

Seperti yang telah diutarakan diatas, penyebaran tenaga kerja di daerah-daerah tidak merata: Pulau Jawa dan Pulau Bali yang luasnya hanya 7 persendari luas seluruh Indonesia ternyata harus menampung lebih dari separoh pen-duduk Indonesia yang berjumlah sekitar 1 3 3 juta.

Oleh sebab itu, transmigrasi m:rupakan masalah penting yang harus di,tanggulangi secara integral. Apabila diwaktu-waktu yang lampau penempatantansmigrasi hanya didasarkan kepada pertimbangan?ertimbangan sosial demo-grafis dan sosial politis semata, maka sejak REPELITA I kegiatan transmigrasitelah dikaitkan secara langsung dengan kegiatan-kegiatan pembangunan di daerahdan proyek-proyek yang nremerlukan tenaga kerja dalam rangka peningkatanproduksi pangan. Dengan demikian penempatan uansmigrasi semakin tlikaitkandengan proyek-proyek pembangunan seperti pembangunan jalan raya lintasSumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah-daerah pasang surut. Sejalan dengan itu,maka pemilihan daerah asal calon transmigran juga dilakukan dengan mengutama.kan daerah/wilayah yang berkaitan dengan proyek-proyek pembangunan sertadaerahdaerah prioritas yang telah ditetapkan seperti daerah bencana alam, banjirserta waduk pengendalian banjir. Dalam hubungan ini patut kiranya dike-tengahkan penempatan para transmigran dalam rangka pembangunan waduk

L

t

Page 34: 1{(lTA KEUANGAN

10

pengendalian banjir di Kabupaten Wonogiti - transmigrasi bedol desa - ke proyek

tansmigrasi Sitiung/Sumatera Barat. Dengan kebijaksanaan transmigrasi yang

dikaitkan langsung dengan kegiatan pembangunan, serta persiapan'persiapan yang

dilakukan di daerahdaerah penempatan uansmigrasi seperti status tanah, pra-

sarana yang minimal dan sehat, maka nansmigrasi swakarsa telah pula berkembang.

Dalam pada itu pembangunan disektor pendidikan telah menghasilkan per-

luasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu pendidikan, pe-ningkatan penglolaan sistim pendidikan, pendidikan diluar sekolah, pembinaan

generasi muda dan pembinaan olah raga. Disamping itu tampal dengan jelas,

bahwa selama sepuluh tahun Orde Baru ini semakin banyak gedung SekolahDasar direhabilitir dan dibangun baru, bertambah banyak pula buku-buku per-

pustaka.an serte perlengkapan sekolah lainnya yang tersedia, sehingga zuasana

belajar bertambah baik. Berhasilnya usaha dibidang pendidikan akan memungkin-

kan tercapainya masyarakat lndonesia yang maju yang dapat melanjutkan per'juangan untuk mencapai cita-cita bangsa.

Adalah idaman dari setiap bangsa yang membangun, bahwa masyarakat

maju, adil dan makmur adalah masyarakat yang sehat, bebas dari segala penyakit,

mengkonzumsikan makanan yang bergizi tinggi dan cukup rekreasi. Untuk me-

wujudkan hal ini, maka Pemerintah selama sepuluh tahun terakhir ini telah

melakukan kegiatan-kegiatan seperti peningkatan pelayanan kesehatan, pem-

berantasan penyakit menular, peningkatan nilai gizi makanan rakyat, penyuluhan

kesehatan, pengawasan obat-obatan dan lain sebagainya.

Selain dari pada itu, sezuai dengan sikap dasar untuk memberi pelayanan

sebaik-baiknya kepada masyarakat, telah dibangun pula Puskesmas disetiap

Kecamatan, sedangkan tenaga dokter dan perawat telah bertambah banyak.

Membangun, bukan saja berarti mendayagunakan faktor-faktor produksiyang potensiil menjadi faktor-faktor produksi riil, yang selanjutnya dipergunakan

untuk memprodusir barang-barang dan jasa, akan tetapi didalamnya termasuk

puli usaha penemuan tehnik produksi baru dan pencarian sumber baru. Yang

terakhir ini adalah sangat penting, yaitu untuk memelihara agar jumlah yang

dihasilkan selalu meningkat dan laju pertumbuhan pembangunanpun tidak ter-hambat. Oleh sebab itu pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi diarahkanpada pengembangan kemampuan nasional dalam ilmu dan tehnologi yang diperlu-

kan sesuai dengan kebutuhan serta prioritas pembangunan. Untuk mencapai

tujuan ini, keahlian dan kenampilan tenaga yang tersedia ataupun tenaga baru

terus ditingkatkan, kerjasama erat antara Lembaga Pendidikan, Penelitian dan

,

Page 35: 1{(lTA KEUANGAN

l-

Pengembangan dengan pihak-pihak yang mcmanfaatkan hasilnya perlu digalakkan,Kecuali itu perlu juga dibarengi dengan peningkatan kegiatan Pusat Penelitian danPengembangan Ilmu Pengetahuan serta Tehnologi dan peningkatan kesadaran ma-

ryarakat mengenai pentingnya peranan ilmu pengetahuan dan tehnologi bagipembangunan.

Dalam hubungan inilah perspektif pertumbuhan perekonomian sampai tahun1985 telah dikerjakan dan dilar,jutkan dengan prospek pertumbuhan perekonomi-an sampai tahun 2000. Sementara itu dalam t:ahun 197511976 telah pula dilakukanpenelitian potensi sumber daja ekonomi yang dipusatkan kepada empat jenissumber kekuatan ekonomi Indonesia, yaitu sumber hayati perairan, sumber dayaenergi, sumber daya kehutanan dan sumber daya tambahan ekonomi Indonesia

Satu masalah pokok yang selalu mendapat perhatian dan dengan tekun dilak.sanakan oleh Pemerintah adalah masalah pembinaan aparatur negara, termatuk di-dalamnya aparatur badan-badan usaha negara. Pemerintah menyadari bahwa ber-hasil tidaknya usaha pembangunan serta pelaksanaan ugas-tugas Pemerintahanlainnya, banyak sedikitnya tergantung pula pada kemampuan aparatur negara.Berbagai usala telah dilakukan unruk m€nertibkan dan menyempurnakannya bail<struktur organisasi, tata kerja maupun personalianya.

Pengetahuan dan kerampilan ditingkatkan melalui pendidikan dan latihan,tata kerja disempurnakan dan perincian ogas dilakukan dengan lebih seksama.Disamping itu tindakan tegas telah dan akan terus dilakukan terhadap aparaturnegara yang melakukan penyelewengan dan penyalah-gunaan wewenang, muripu-lasi dan korupsi, pelanggaran tata tertib dan disiplin. Namun dipihak lain, Pemerin'tahpun selalu mengusahakan perbaikan nasib pegawai negeri dan para pehsiunanberupa kenaikan gaji serta fasilitas-fasilitas lainnya dalam batas-batas kesanggupankeuangan negara. Dalam tahun anggaran 1977 /1978 ini P.emerintah telah menetap-kan sistim penggajian baru yang sekaligus meningkatkan pendapatan pegawai negeridan para pensiunan serta menjadikan strukrur gajilpensiun menjadi lebih riil.

Semua usaha ini ditujukan agar aparaftr negata menjadi alat yang berwibawa,efektif, efisien dan bersih, mampu menjalankan tugasnya dibidang masing-masingdan hanya mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat.

Apabita pembangunan yang berhasil merupakan jaminan yang kuar bagi ke'langsungan eksistensi bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia, maka kegi-atan penyelundupan yang dilakukan dalam skala dan dingan cara-cara yang bukansaja merugikan keuangan negata dan merongrong kewibawaan Pemerintalt, melain-kan telah meningkat kepada perbuatan subversi ekonomi ,merupakan ancamanyang harus ditanggulangi dengan segenap kemampuan, Penangkapan dilakukan ter-hadap semua pihak yang terlibat dalam penyelundupan, pemeriksaan dipusatkandizuatu tempat yang dipilih demi pengamanan, pengajuan den penunturan di-pengadilan semuanye berlangsung siezuai dengan ketentuan perundang-undangan.

L

+

Page 36: 1{(lTA KEUANGAN

72

Sejak semula telah ditegaskan, bahwa Orde Baru adalah sekaligus OrdeKonstitusional dan Orde Pembangunan. Ini berarti bahwa kegiatan pembangunanharus dilaksanakan dalam rangka tertib hukum, dalam rangka sistim konstitusi.Oleh sebab inr berbagai ikhtiar pembangunan yang direncanakan, kegiaan-kegiatanyang dilakukan, perubahan-perubahan yang diinginkan serta hasil*rasil yang hendakdikembangkan. tidak boleh berlangsung dengan mengabaikan ketentuan hukumyang berlaku dan tata-cara yang telah ditetapkan. Sekalipun hukum harus memberibentuk kepada semua kegiatan dan dengan demikian menjaga kestabilan, namunpembangunan dibidang hukum terus pula dilakukan agar sejalan dengan aspirasirakyat dan tidak bertentangan dengan kesadaran hukum masyarakat yang telah majusezuai dengan perkembangan'hasil pembangunan.

Didalam masyarakat yang sedang membangun, terutama di negara-negara yangsedang berkembang pada umumnya karena perbedaan tingkat pendidikan, makatidak semua warga dapat memahami dengan jelas arti pembangunan yang akan dila-kukan dan meresapkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Unruk itu diperlukanpenefangan yang intensip .dan konstruktip, penerangan yang sanggup mengobarkankegairalian rakyat untuk membangkitkan partisipasinya dalam pembangunan, mem-perkokoh stabilitas nasional, mengembangkan pertumbuhan demokrasi Pancasila,memperkuat kehidupan konstitusional dan tegaknya hukum. Oleh sebab itu sejaksemula telah diusahakan penyempurnaan sistim dan pengembangan saxana pene-rangan sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Selama sepuluh tahun OrdeBaru telah ditingkatkan pelalcsanaan pengembangan operasi penerangan, pengem-bangan sarana radio, televisi dan film, pembinaan dan pengembangan pers dan lainsebagainya.

Selanjutnya, untuk memperbesar arus penerangan ke daerah pedesaan, dalamtahr:n 197511976 telah mulai dikembangkan 27 pusat penerangan Masyarakat yangdilengkapi dengan media elektronika dan mesin cetak kecil serta satuan penerangankeliling untuk meningkatkan daya dan jangkauan penerangan. Pusat PeneranganMasyarakat sebagai unit pelaksana juga rnenampung dan menyalurkan keatas arusbalik yang diperoleh dari masyarakat.

Dengan demikian komunikasi timbal balik akan lebih berkembang, sehinggamekanisme demokrasi yang bertopang diatas hikmah kebijaksanaan dalam per-musyawaratan perwakilan akan berfungsi dengan lebih baik,

Sepeni yang telah dijelaskan pertumbuhan ekonom.i harus berjalan seiringdengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pada hakekat-nya kebijaksanaan ini mendapatkan manifestasinya daram kebijaksanaan bantuankepada golongan ekonomi lemah dan bantuan kepada daerah, kebijaksanaan yangtelah dengan sadar dilaksanakan oleh Pemerintah Orde Baru.

Page 37: 1{(lTA KEUANGAN

It*

13

Kredit Bimas yang tebit L,ctliasjl mtrmbaatu rnenirrgltatkan produkrr dan petl-

dupatan petani adalalr kegiatan utama; kebijaksanaan ini kemudian ditarlutkan

dengan pemberian Ktedit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen(KMKP) dan Kredit Kecil. Dalam tahuu anggaran ini bantuan tersebut dilengkapi

pula dengan Kredit Candak Kulak, yakni kredit yang jumlah maksimumnya Rp 15

ribu dan diperuntukkan bagi baL"ul-bakul dan pedagang kecil-kecilan di desadcsa

Untuk kredit ini tidak diperlukan jaminan bank, cukup dijamin oleh Kepala Desa

dan orang-orang terkemuka setemPat, dengan bunga yang rendah dan dengan jang-

ka waktu yang disezuaikan dengan cara berdagang masing-masing penetima kredit'

Sebagai penyalur kredit candak kulak bertindak BUTJD/KUD Penuqasan BULrD/

KUD dalam pemberian kedit candak kulak erat hubungannyir dengan kedudukan

BUUD/KUD sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi rakyat berdasarkan azas ke-

keluargaan. Deigan mempcrhatikan kesanggupan BUUD/KUD di masing-masing

daerah, maka pemberian kredit candak kulak kepada pedagang kecil'kecilan dj

seluruh Indonesia akan dilaksanahan secara bertahap.

Apabila diikuti perkembangan pemberian kedit kepada g<-rlongan ckouotlt i

lemah ini, maka akan diperoleh gambaran bahwa jumlah dana yang telah disctujuj.

tidak termasuk kedit Bimas, pada akhir Muer 1976 adalah lebih dari t(p 79 inilyat

dan melayani sekitar 234 ribu nasabah,

Dalam pada itu, bannran pembangunan daeralr tclah berhasil menumb rltkart

inisiatif Pemerintah Daerah dan menggugah semangat rakyat di daerah yang ber'

sangkutan untuk turut serta dalam pelaksanaan pembanguna n

L-lengan diterimanya penggabungan Timor Timur rnenjodi Propiiisi kc 27

dari negara Kesa an Republik Indonesia, maka bantuan pembangunan d;r'ral'

akan diberikan pula kepada Propinsi baru tersebut.

Disamping itu kepada Proprnsi Timor Timur akan diberikan iuga hat'tuan

dalam bentuk lnprcs Sekolah Dasar. Inpres Kesehatan dan Inpres lainnva

Menyadari bahwa kekuatan Negara Republik Indorresia bertop'ang pa.da de :'a'

dirnana bermukrm sebagian besiu takyat lndonesia, maka kebijaksanaan Pemcrintah

ditujukan untrrk merangsang pembarrgunan desa dengan tata cara yang bersuntber

pada kepribadian lndonesia yakni gotong royong

Ternyata bahwa bantuan kcpada desa yang dimulai dengan Rp 100'000''

diawal REPELITA I telah meningkat menjadi Rp 300 000,- pada tahun 1976/1977

dan telalr dimanfaatkan dengan baik. Untuk tahun 1977/1978 bantuan kepaoa desa

ditingkatkan lagi menjadi RP 3 50.000,'. Dengan derrrrltian desa telah mulaj ber'

kembang dan terbuka untuk hal-hal yang berhubungan dengan kemajuan' Satu

gejala yang menggembirakan ialah bahwa dengan hasil*rasil yang telah dicapai

L

t

Page 38: 1{(lTA KEUANGAN

t4

dalam pembangunan desa, arus perpindahan rakyat dari desa ke kota telah dapatdikurangi.

Bantuan pembangunan Kabupaten yang bertujuan untuk menciptakan danmempetluas lapangan kerja telalr menunjukkan perkembangan yang berarti. Bantuanyang dimulai pada ta}un l97O/7971dengan perhitungan sebesar Rp 50,- per jiwatelah meningkat menjadi Rp ,$O0,- per jiwa dalam tafun 7976/1977 dengan mini-mum Rp 30 juta untuk setiap Kabupaten. Dalam tahun 1977/1978 bantuan ter-sebut akan ditingkatkan lagi menjadiRp 45 0,- per jiwa dengan minimum Rp 4O jutanntuk setiap Kabupaten. Disamping itu, sejak tahtn 7976/7977 bantuan tersebutdilengkapi pula dengan pemberian 282 buah mesin gilas jalan yang ternyata besarmanfaamya bagi kegiatan pembangunan Kabupaten. Oleh sebab itu dalam tahunt977 /7978 jumlah mesin gilas jalan yang akan diberikan kepada Kabupaten adalahlebih besar yakni 295 buah. Kenyataan menunjukkan bahwa bantuantantuan ter.sebut telah menghasilkan pembangunan proyek prasarana produksi dan perhubung-an yang sangat berguna bagi lalu-lintas perekonomian, baik dalam Kabupaten irusendiri maupun dalam hubungannya dengan daerahdaerah lain.

Dalam pada itu, untuk meningkatkan keserasian antara pembangunan sektoraldan regional serta mengusahakan keserasian laju pertumbuhan antara daerah dan me-ratakan hasil pembangunan telah pula diberikan bantuan pembangunan Daerah ting'kat I. Bantuan ini diberikan kepada daerah dalam rangka melaksanakan pembangun-an dan perbaikan proyek-proyek Dati I. Sebagian dari bantuan ini diarahkan untukmeningkatlan taraf ekonomi maupurr sosial budaya dan mengembangkan daerahminus/kritis. Bantuan ini tahun demi tahun selalu ditingkatkan dan untuk tahun1977 /7978 setiap Dati I akan memperoleh tidak kurang dariRp I ,5 milyar, sedangkandalam tahun 197 6/1977 bantuan minimum tersebut adalah Rp 1 milvar untuksetiap Dati I.

Pada tahun 1977/1978 telah pula direncanakan peningkatan pada InpresSekolah Dasar yakni dengan tersedianya dana untuk membangun 15 ribu gedungSekolah Dasar; dalam tahun 1976/1977 dana yang tersedia adalah untuk pem-bangunan 10 ribu gedung Sekolah Dasar.

Sementara itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada rakyatyang membutuhkannya, maka Inpres sarana kesehatan/Puskesmas untuk tahun1977 /7978 akan dikembangkan dengan mengadakan Puskesmas keliling.

Kegiatan penghijauan dan reboisasi adalah sangat penting bagi kelestarian ta-nah sebagai sumber utama pendapatan rakyat. Dalam tahun 1976/1977 sasaranpenghijauan adalah 3OZ ribu hektar dan reboisasi sebanyak 122 ribu hektar, sedang-kan dalam rahun 197717978 akan ditingkatkan masing-masing menjadi 630 ribuhektar dan 219 ribu hektar.

Page 39: 1{(lTA KEUANGAN

+

15

Adapun Inpres Pasar bertujuan untuk mendorong daerahdaerah membangunpasat yang dapat digunakan oleh rakyatlgolongan ekonomi lemah untuk rnemasar.kan hasilnya dan membeli kebuohannya. Dalam 'hun 197611977 telah disediakandana sebesar Rp 5 milyar untuk bantuan subsidi bunga; untuk tahun 797711978drnz yang disediakan adalah sebesar Rp 5,2 milyar.

Dengan bantuan-bantuan yang telah diberikan dan terus ditingkatkan sesuaidengan kesanggupan, maka tampaklah bahwa pelbagai hasil sudah dinikmati olehrakyat yaitu yang berwujud bertambahnya fasilitas pendidikan, naiknya jumlah

buku-buku, sepakin banyak tanah kritis yang ditanami kembali, bertambah baik-nya sarana kesehatan dan lain sebagainya.

Pembangunan adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus sesuaidengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan. Di Indonesia, tujuan pembangunanyang hendak dicapai sudah jelas; demikian pula kebijaksanaan pokok dan tahaptalapnya, kar.ena semua itu telah tersurat didalam Garisgaris Besar Haluan Negara.

Namun disadari sepenuhnya, bahwa untuk memulai usaha pembangunan diper-lukan persyaratan tertentu yang harus terlebih dahulu dipenuhi. Persyaratan yangharus dipenuhi antara lain adalah stabilitas harga. Peugalaman dimasa Orde Lamadimana berkecamuk inflasi tak terkendali telah memperteguh keyakinan, bahwapengendalian harga mutlak diperlukan bukan saja untuk rrremulai, tetapi juga bagikelangsungar dan berhasilnya pembangunan. Sekedar gambaran dapat diketengah-kan, bahwa pada tahun 1966 laju inflasi mencapai puncaknya yang tertinggi se-panjang scjarah Republik Indonesia yaitu 650 persen.

Untuk mengatasi inflasi yang setinggi itu dan telah mengakibatkan kekacauanekonomi dan kegoncangan sosial, maka Pemerintah Orde Baru telah melancarkanserangkaian kebijaksanaan yang saling bertautan dan terletak dibidang moneter,fiskal dan perdagangan. Hasilnya telah rrenjadi kenyataan, laju inflasi telah men-capai tingkatnya yang paling rendah ditahun I97l/1972, yaitu 0,8 persen.

Namun diawal periode REPEI-ITA II, laju inflasi menunjukkan perkcmbanganyang agak meningkat. Dalam tahun 1972/7973 tingkat inflasi adalah sebesar20,8 persen, satu dan lain sebagai akibat adanya musim kemarau yang prnjang.Kelesuan ekonomi internasional dan tingginya tingkat inflasi di negara-negaraindustri dalam tahun 7973/7974 telah mempengaruhi perekonomian Inclonesiasehingga laju inflasi meningkat dengan cukup tinggi, 1'akni 47,4 persen. Gejalainflasi ini kemudian dikenal dengan istilah inflasi impor.

Menghadapi kenyataan ini Pemerintah telah rnengambil serangkaian kcbi-jaksanaan antara lain dibidang fiskal, moneter dan per<ragangan luar negeri sehinggaberhasil menurunkan laju inflasi menjadi 19,8 pcrsen pada tahun 197511976Pemerintah terus berusa}ra agar lz|u inflasi dapat dikendalikan sedemikian rupasehingga tetap berada dalam batas-batas yang tidak membahays.kxn perkembanganpembangunan.

L

+

Page 40: 1{(lTA KEUANGAN

l 6

Seperti diketahui, meningkatnya kegiatan pembangunan membawa sertapenambahan jumlah uang beredar. Mengingat betapa besarnya pengaruh jumlahuang beredar kepada perkembangan harga, maka pengendalian jumlah uang ber-edar dilakukan dari waktu ke waktu dengan penuh perhitungan.

Pemerintah selalu berusaha agar pertambahan jumlah uang beredar disatupihak tidak mengganggu stabilitas harga dan dipihak lain dapat lebih mendoronglaju pembangunan. Kenyataan menunjukkan, bahwa selama sepuluh tahun OrdeBaru, tingkat pertambahan jumlah uang beredar selalu Iebih besar dari pada lajuinflasi setiap tahunnya. Keadaan ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakatterhadap rupiah sudah semakin meningkat.

Pertambahan jumlah uang beredar untuk sebagian besar berasal dari pertambah-an volume perkreditan bank. Apabila pada akhir tahtn 1975/197 6 volume per-kreditan bank seluruhnya sudah mencapai jumlah Rp 2.oo4,5 milyar atau kenaikanlebih dari 14 kali dibandingkan dengan posisinya pada permulaan REPELITA I,maka pada akhir Agustus 1976, jumlah tersebut telah rnencapai Rp 2.266,0 milyar.Dari jumlah tersebut Rp 213,2 mtlyzr adalah kredit investasi yang disalurkankesektor-sektor yang produktip seperti r industri, pertambangan, pertanian dansebagainya.

Telah menjadi sikap dasar dari Pemerintah Orde Baru, bahwa dana pem-bangunan liarus dikerahkan dari masyarakat. Ternyata usaha pengerahan danayang dilakukan melalui deposito berjangka, 'iabanas dan Taska tclah memPer-

lihatkan peningkstln y^ng mengesankan. Tampak bahwa kebiasaan rnenabung

dan menyalurkan dananya melalui sektor moneter teleh mulai melembaga,

suatu gejala yang sangat membantu perkembangan kegiatan pembangunan.

Seperti diketahui, untuk keperluan pembangunan dibutuhkan dana dalamjumlah yang terus meningkat. Sudah menjadi tekad bangse, bahwa pembangun-

an harus dibiayai dengan dana yang berasal dari dalam negeri. Adapun

dana-dana tersebut dalam kenyataan adalah berupa penambahan kredit darisistim monetet, kenaikan cadangan devisa dan tabungan pemerintah, Adalahmenarik untuk diketengahkan betapa tabungan pemerintah telah berkembangdengan cepat. Seperti diketahui tabungan pemerintah ialah selisih antara pc-nerimaan dalam negeri dikurangi dengan pengeluaran rutin. Untuk itu penerimaandalam negeri senantiasa diusahakan agar tems meningkat jumlahnya, sedang di-lain pihak penghematan terhadap pengeluaran rutin terus dilakukan dalam batas'batas yang tidak menghambat pelaksanaan tugas umum pemerintahan. Padetahun 1969/1970 tabungan pemerintah baru berjumlah RP 27,2 milyar danhanya 23,0 persen dari keseluruhan dana pembangunan, namun dalam taiun'1 i - . r . , t , , ,

t i \ ' ' i t' t '

Page 41: 1{(lTA KEUANGAN

+

77

1977/1978 diperkirakan akan mencapai Rp 1.404,8 milyar atau lebih dari 64

persen dari keseluruhan dana penrbangunan.

Dalarn hubungan ini, satu kejadian Penting yang bermula pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara 'lahun Anggaran 197611977 pellu kiranya diulang

ungkapkan. Setelah diusahakan tlengan tekr'rn untuk terus menerus meningkatkan

anggaran pembangunan, mrrka dalam tahun 197617977 jumlah anggaran penr-

bangunan telah melampaui jumlah anggaran rutin. llal vang demikiarl itu akan

terlihat pula dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 'I'lhun Al)ggaran

197711978lni .

Jelas kiranya bahwa. keadaan yang merupakan perwljudan dari semakin

besarnya kegiatan pembangunan ini, seyogyanya dipertahankan dan dapat di-

kembangkan.

Sekalipun telah ditegaskan tekad, bahwa dana dari dalam negeri adalah

sumber utama, namun pemanfaatan dana dari luar negeri untuk melengkapi pem-

biayaan pembangunan tidaklah diabaikan. Penggunaan dana dari luar negeri ter-

cermin didalam pemasukan modal bersih pada neraca pembayaran, yang pada

hakekatnya dilaksanakan baik oleh sektor pemerintah maupun oleh sektor swasta.

Dsektor Pemerintah pemasukan modal luar negeri pada umumnya berupa

banfuan program dan bantuan proyek. Pada permulaan pernbangunan, bantr.ran pro-

gram merupakan bagian terbesar dari bantuan luar negeri. Namun sesuai dengan ke-

bijaksanaan Pemerintah, bantuan program mengecil dari tahun ke tahun dan dalam

tahun 797711978 bantuan program tidak ada lagi; yang ada hanya bantuan provek

dan jumlahnya untuk tahun anggar::n ini adalah sebesar Rp 727,5 mtlyar '

Pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah tcrutama terletak dibidang

prasarana dan sarana yang harus menunjang kegiatan Penanaman modal yang

dilakukan oleh masyarakat,

Sekedar gambaran dapat dikemukakan, bahwa penanaman modal dalatr

negeri berkembang dengan cepat. Pada petrnulaan REPELITA I, proyek pe-

naftrman modal dalam negeri baru berjumlah I95 proyek dengan jumlah investasi

yang telah diserujui sebesar Kp 54 milyar. Jumlah proyek Penanaman modal dalam

negeri dalam berbagai sektor pada permulaan rahun 797611977 telah mencapai

2.488 proyek, sedangkan jumlah investasinya telah mencapai Rp 1,924 milyar.

Pemasukan modal luar negeri di sektor swasta antara lain tercermin didalam

persetujuan dan realisasi penanaman modal asing. Seperti diketahui penanaman

modal asing mulai menjadi intensif semenjak dikeluarkannya Undang'undang

tentang Penanaman Modal Asing di tahun 1967. Modal luar negeri yang masuk

ke Indonesia diinvestasikan diberbagai sektor ekonomi seperti Pertanian, industri,

pertambangan, pariwisata dan lain sebagainya'

+

, te / rotv t#f'rr

Page 42: 1{(lTA KEUANGAN

18

Sementara itu, usaha-usaha untuk lebih mengintensilkan pengerahan dana darimasyarakat lebih digiatkan lagi, sedangkan peranan lembaga asuransi dan lembagakeuangan lainnya, semakin berarti. Betapapun kemajuan yang relah dicapai dibi-dang pengerahan dana melalui dunia perbankan dan lembaga keuangan lainnya, pe-ngerahan dan penyalutan dana baik dari sumber-sumber dalam negeri maupun datiluar negeri untuk mempercepat laju pembangunan, perlu pula digiatkan melaluiPasar Modal atau Bursa Surat-surat Berharga.

Selain dari pada itu, Pasar Modal juga dimaksudkan unruk mempercepatproses pengikut sertaan masyarakat terutama golongan ekonomi lemah dalampemilikan perusahaan serta pemerataan pendapatan.

Mengingat peranan yang akan dimainkan oleh Pasar Modal adalah demikianpenting, maka langkah-langkah untuk mendorong perkembangannya telah dilaku-kan dengan penuh kesungguhan. Dalam tahun anggaran 1977/1978 ini Pasar Modalbeserta lembagalembaga yang mendukung kegiatannya diharapkan sudah mulaidapat beroperasi.

Kiranya jelas, bahwa pembangunan memerlukan devisa dalam jumlah yangbesar. Peningkatan cadangan devisa erat hubungannya dengan usaha untuk me-ningkatkan ekspor dan mengarahkan impor. Paket I April 1976 disampingbertujuan untuk meningkatkan baik volume maupun nilai ekspor Indonesia,juga sekaligus bertujuan agar tercipta diversifikasi dalam ekspor. Dengan de-rnikian, Irrdonesia sedikit banyak akan bisa melindungi dirinya terhadap perubalankonjungnrril yang terjadi di perekonomian internasional.

Dalam tahun 1975 nilai ekspor termasuk minyak mencapai jumlah US $ 6.673juta itau suant kenaikan lebih dari 10 kali dibandingkan nilainya pada tahun 1965.

Dilain pihak, kebijaksanaan dibidang impor selalu diarahkan terutama kepadabarang mo<ial sena bahan baku dan bahan penolong untuk keperluan investasi,sedangkan barang-barang konsumsi sejauh mungkin digunakan hasil produksidalam negeri. Untuk membantu perkembangan industri dalam negeri, makaPemerintah melindunginya dengan kebijaksanaan tarip yang rasional, yaitu disarupihak ikut mendorong industri dalam negeri dan dilain pihak tidak merugikankonsumen. Dalam tahun 7975, niai impor bukan minyak diperkirakan mencapaijunrlah US $ 5.225 juta atau suatu kenaikan lebih dari 9 kali dibandingkan denganjumlahnya pada tahun 1965.

Usaha-usaha pengumpulan dana untuk pembangunan dan proses pembangunanitu sendiri tidaklah mencapai hasil seperti yang diperkirakan, apabila tidak di-barengi dengan adanya suatu perangkat pengawasan yang efektif. Fungsi peng-awasan merupakan alat pengaman yang utama bagi berhasilnya pelaksanaan suatu

Page 43: 1{(lTA KEUANGAN

l+

t 9

rencana. Sebagaimana diketahui, Pengawasan Preventif dilakukan dengan me-

ngadakan berbagai ketenftan dan peraturan sePerti Penggunaan Daftar Isian

Proyek dan Daftar Isian Kegiatan, Keputusan Presiden tentang pedoman pelak-

sanaan APBN dan sebagainya. Disamping itu dilakukan pula pengawasan represif,

yakni dengan mengadakan pemeriksaan dan penilaian secara berkala terhadap

proyek rnaupun kegiatan yang telah dilaksanakan.

Dengan makin meningkatnya pembangunan maka pengawasan yang harus

dilakukan menjadi benambah luas. oleh sebab itu sistim dan prosedur Pengawasanterus disempurnakan, sedangkan latihan dan pendidikan tenaga pengawasan terus

diintensifkan.

Berbagai kegiatan telah dilakukan oleh Pemerintah : Anggaran PendaPatan

dan Belanja Nelara makin lama makin besar, jangkauan kreditpun bertambah luas

dan bersama dengan sektor ekonomi luar negeri yang tetus berkembang me-

nentukan irama dan gerak pembangunan'

Dalam sepuluh tahun ini, suaru jangka waktu yang relatif singkat bila dilihat

dari perjalanan sejarah suatu bangsa, Pemerintah Orde Baru telah sanggup meng-

hamparkan hasil pembangunan yang mengundang kegairahan dan menopang ha-

rapan. Jalan menuju tercapainya cita-cita bangsa memang masih panjang' Apa

yang telah dihasilkan barulah untuk memperkokoh landasan menuju tercapatnya

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Oleh sebab itu tekad harus

dibulatkan, upaya ditingkatkan dan disiplin diketatkan agar jalan mendaki rahap"

tahap pembangunan betapapun sulitnya, terus terarah menuju sasaran.

Memang banyak pengorbanan yang telah diberikan dan masih banyak lagi

kesulitan yang mungkin nrenghadang dan meminta pengorbanan yang lebih besar

dari generasi yang kini tengah berjuang mendorong tingkatkan pembangunan'

Namun pengorbanan yang betapapun beratnya, bukanlah derita yang sia-sia, karena

dengan berhasilnya pembangunan, rakyat Indonesia akan hidup dalam suatu

masyarakat yang maju, makmur, adil dan sejahtera, masyarakat yang sekaligus

sosialis dan religius.

l-

Page 44: 1{(lTA KEUANGAN

20

EIee€Ed.sE P

!r trgl ,tE

d lt F .{ E

€ J :

! a

! t ?H 6 l l o l; r o >

T€ 3€, g { E {

€l

t{zxE F

ti '!

t{

i

Page 45: 1{(lTA KEUANGAN

2L

z

zrl

I

z

z

EE]ulrl

,t

I

{

E E ; 5

t{

I9 9 : e

I

rx I 5 5 6 5 09 9 q o

E E 5 6 'n o

1 5 E E E c+ + d J ' t

; ; ; ; 6 0

Page 46: 1{(lTA KEUANGAN

2,1 ,

BAB I I

PERKEMBANGAN HARGA GAII DAN I.JPAII

UMUM

Menciptakan stabiltes yang mendukung pcmbangunan adalah menrpa-kan bagian penting dari strategi nasional. Meskipun telah banyak hasil yang

sudah dikenyam selama dua tahap pelaksanaan REPELITA, namun dirasakan

bahwa demi kelancaran tahap-tahap penrbangunan selanjutnya, maka pro-gram stabilisasi yang tercermin didalam program pengendalian inflasi masihtetap dip ertahankan.

Berdasarkan perubahan indeks harga 62 macam barang dan jasa di

Jakarta, dapat diketahui bahwa dalarn tatlun ketiga pelaksanaan REPELITA II197611977 sampai - dengan bulan Oktober 1976 tingkat inflasi menunjukkankenaikan scbesar 9,41 persen, Persentase kenaikan harga tersebut ruta-rata1,34 persen sebulan, adalah sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan per-kembangannya pada periode yang sama tahun yang lalu yaitu sebesar 9,28persen dengan tlta. - rlta 1,33 persen sebulan. Walaupun diawal tehun7976/7977 telah diadakan penyesuaian harga bahan bakar namun hal initidak maryebabken meningkatnya laju inflasi yang lebih besar dari tingkatnyaditahun 1975i1976. Kestabilan harga ini tampak pula pada perkembangan

indeks harga 9 bahan pokok di Jakarta. Indeks tersebut berfungsi pula se-bagai pengukut tingkat harga kebutuhan pokok seharitari ddam waktu yanglebih singkat. Perkembangan terakhir dari pada indela ini telah menunjukkansedikit kenaikan yaitu sebesar 0,02 persen dalam tahun L97611977 sa:nptidengan bulan Oktober 1976. Persentase ini addlrh jauh lebih rendah jika di-bandingkan dengan periode yang sama tahun yang lalu yaitu sebeser 7,30pers€n.

Dibidang ekspor Pemerintah telah mengeluarkan serangkaian kebijak-sanaan pada tanggal I April 1976 yang bertujui, untuk merangsang peningkat-an ekspor bukan minyak. Disamping untuk meningkatkan penerimaan dwisa,maka usa}a peningkatan ekspor bemrjuan pula mendorong kegiaan ekonomidi daerahdaerah ekspor, ineningkatkan pendapatan petani ekspor dan peng-rajin serta memperluas kesempatan kerja. Ketergantungan harga barang-barengekspor Indonesia terhadap keadaan pasaran barang-barang tersebut di pasarinternasional, memerlukan usala supaya daya saing barang:barang tersebufdi pasaran luar negeri menjadi lebih baik. Untuk ini telah diberikan keringen-an-kednganan di bidang ekspoi melalui kebijekianaan 1 April 1976.

+

l-

Page 47: 1{(lTA KEUANGAN

2'

Selama tahun anggeran 197611977 sampai dengan bulan Oktober 1976harga barang$arang ekspor baik di dalam negeri maupun di pasar inter-nasional tampak terus menanjak, terutama disebalkan karena telah mulaipulihnya kembali perekonomian dunia. Terjadinya kenaikan harga barang-barang ekspor terscbut telah bergerak sejak bulan Juli 1975, yaitu setelahmengalami kemerosotan pada awal tahun 1974/797 5 sampai dengan bulan

Juni 1975 sebagai akibat zuasana resesi yang terjadi dalam periode tersebut,

Seirama dengan perkembangan harga diluar negeri, maka selama u}run ang-guan 197 61197 7 sampai dengan bulan Oktober 1976 harga emas didalam negeritelah mengalami penurunan sebear 4,76 persen. Penurunan tersebur sebenarnya telah berlangzung sejak awal talnn 1975/7976. Pelelangan emasyang telah diadakan oleh Pemerintah Amerika Serikat pada bulan Januari1975 dan Juni 1975 serta oleh Dana Moneter Internasional pada tanggal2 Jun 1976, 14 lu,li 7976 dan 15 September 1976 a,dd,h merupakan faktorutama yang menyebabkan tumnnya harga emas tersebut dipasar internasional.

Perkernbangan kurs valuta asing dibursa luar negeri berpengaruh pulaterhadap fluktuasi indeks harga valuta tersebut di Jakarta. Selama periodeMar* 1976 sampai dengan bulan Oktober 1976, indeks rata-rata valuta asingdi Jakarta telah mengalami penurunan sebesar 5,36 pcrsen, terutama di-sebabkan karena terus menurunnya harga poundsterling Inggris. Dilain pihaliindeks devisa kredit dan devisa umum dalam oeriode tersebut tidak me-ngalami perubahan.

Kebijaksanaan Pernerintah dibidang pengupahan dalam REPELITA IIditujukan untuk peningkatan produksi, perluasan kesempatan kerja, sertapemerataan pendapatan.

2.2. Perkembangan harga

2.2.1. Indeks biaya hidup

Sebagaimana diketahui laju inflasi di Indonesia biasanya diukur denganindeks harga 62,mrcarlr barang dan jasa di Jakarta yang disebut juga indeksbiaya hidup.

Dalam Tabel Ii. l. dapat dilihat bahwa disaat permulaad tahunREPELITA ll-1974/197 5 tingkat inflasi telah dapat ditekan menjadi 20,1persen dari tingkat 47,35 persen diakhir tahun pelaksanaan REPELITA I.Usaha Pemerintah dalam menstabilkan tingkat harga tersebut telah dirintis

I

Page 48: 1{(lTA KEUANGAN

24

Tabe l I I . 1 .

PERSENTASE KENAIKAN INDEKS BIAYA HIDI,'P DI JAKARTA

19691L970 - 19761L977

Tahun Persentase kenaikan

+RJPELITA I

1969^970

1970/t971

r97Llr972

1972/197 3

197 3/1974

R-EPELITA II

197 4/r975

19751197 6

7976/7977 ( sampai dengan bulan Oktober )

+ lO,65Vo

+ 7,78Vo

+ 0 ,81%

+ 2O,79%

+ 47 ,35oh

A

+ 2O,7O/o

+ 19,770k

+ 9,41%

1

Page 49: 1{(lTA KEUANGAN

25

I.,!

!4

E

E

x

z

t

,t-

,t

r t l

l l

F

Page 50: 1{(lTA KEUANGAN

26

melalui rangkaian kebijaksanaan dibidang moneter, fiskal dan perdaganganpade tanggal 9 April 1974, yang kemudian disertai pula oleh langkah-langkahpenyesuaiannya pada tanggal 28 Desember 1974. Dalam pada itu dapat puladiketengahkan bahwa di tahun kedua pelaksanaan REPELITA II - 7975/1976,tingkat inflasi menjadi sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 19,77persen, walaupun subsidi terhadap beberapa barang tertentu seperri beras,gula pasir dan pupuk sudah dikurangi.

Selanjutnya di tahun ketiga pelaksanaan REPELITA II, tepatnya selamatujuh bulan dalam tahun anggaran 1976/1977, indeks biaya hidup menunjuk-kan'kenaikan sebesar 9,41 persen atau tata-rata 1,J4 persen sebulan; yairudari indeks l.+36,87 pada bulan Mtet 1976 menjtdi 1.572,05 pada bulanOktober 1976. Kenaikan harga selama periode tersebut erat hubungannyadengan meningkatnya indeks harga di sektor makanan sebesar 8,03 persen,sektor perumahan sebesar 19,68 persen; demikian pula sektor pakaian dansektor lain-lain naik masing-masing sebesar 10,09 persen dan 10,09 persen.

Kenaikan yang terjedi pada sektor makanan antara lain disebabkan me-ningkatnya harga kopi, minyak goreng, gula kelapa, susu segar dan teh.Harga minyak goreng selama periode tersebut telah meningkat sebesar50,67 persen. Hal tersebut disebabkan karena menipisnya persediaan dipasar-an, sebagai akibat kurang lancarnya pemasuken kopra dari daerah penghasil,disamping adanya spekulasi para pedagang. Sedangkan kenaikan yang cukupbesar terhadap harga kopi yairu sebesar 56,57 persen, adalah erat hubungan-nya dengan pengaruh melonjaknya harga kopi dipasar internasional. Akibat-nya harga teh sebagai bahan pengganti kopi mengalami kenaikan pula.Disamping itu selama periode tersebut harga beras, lombok merah danbawang merah telah mengalami penurunen. Penyaluran yang cukup lancarkepasaran, serta tibanya musim panen merupakan penyebab turunnya hargabarang-barang tersebut.

Pada sektor perumalan kenaikan telah terjadi pada harga air minum,minyak tanah dan tarip lisaik. Kenaikan harga air minum ahtara laindisebabkan karena naiknya harga satuan implementasi yaitu yang menun-jang produksi air minum. Sedangkan kenaikan harga minyak tanah dantarip listrik disebabkan adanya penyesuaian harga yang berlaku mulai bulanApnl 1976.

f

L

-i

Page 51: 1{(lTA KEUANGAN

27

Tabe l I I . 2 .

INDEKS HARGA BIAYA HIDUP BERDASARKAN 62 MACAM BARANG{ASA

Dr JAKARTA, 1969^97O - t976tL977( Oktober 1966 = r00 )

AJdir masahd€lc

Mlkmen( 6 3 % )

lndeks lndeksPerumalrsn Pakairn

( 1 1 % ) ( 9 % )

hdeks hdek6Lain-lain Umum( 1 7 % ) ( 1 0 O % )

1969lr970 JuniSeptemberD es€mbcrMaret

l97ol197r JuniSeptemberDesemberMaret

L97717972 JuniSeptemberDesembcrMaret

L97211973 JuniS cptemberDes€mberMaret

197311974 JuniSeptemberDcsemberMaret

197411975 JuniSeptemberDesembcrMtret

19751t976 JuniScptembe!Des€mberMare t

197611977 AprilM e iJuniJuliAgustusseptemberOktober

434,13447,A850, ,05<)L 70

50t,72+85,29509,3 8554,95

502,52+92,74520,7 3< < A 1 7

5 32,59545,76753,20? +o,83

806,45871,9 3966,81

1.t28,41

1.148,811 . r 7 1 , 1 87.27 7,96t.343,92

1.358,491.464,441.577,567.652,r2

1.651,07r.667,467.707,271.717,80t ,?4+, t31.789,t9r.78 5,ff)

437 ,OO5t7,67504,69662,89

722,74702,90750,6676r ,58

757,9r746,99757,917 5 4,28

742,OO761,58764,87779,O2

829,5293r,25483,49

1.029,81

t.o56,521.065,941.084,58t. r40,84

1.3 3 3,08L.372,281.43 5,95|.462,02

t ,517,67L.572,971.601,131.656, t71.708,71t .72t ,69t-719.7 6

360,05362,16389,24390,O9

325 ,62 524 ,82 4t8 ,42t12,57 547,t9 458,52328,25 537,41 i+83,39346,68 572,06 516,56

592,70 5r1,79600,07 50+,76600,96 526,326t7,O2 556,75

38A,29 617,32 525,98390,55 617,80 519,83399,46 622,84 5 39,31a98,63 631,61 56t,27

398,63 63r,61377,55 614,8239A 32 644,99427,43 65r,17

441 ,O9 7 07 ,O7495,53 7 49,45525 ,24 477 ,7 5578,58 933,89

620,46 1.O97,14o o / , o o l . I l , o ! , / )

699,59 1.155,38706,45 1.179,47

7 l t , 1 5 | . 2 2 5 , 2 4719,40 t.220,83764,82 1.250,74774,22 1. ! ro,O3

792,24 r .322,16803,87 1.368,08809,80. 1.368,54809,80 r .395,68824,68 |.424,85ast,o9 1.++1,77a52,36 1.4+2,r7

, +6,665 5 3,0867 8,65677,93.

7 3 2 , 5 979+,3r86r ,95994,9r

1 . O 5 1 , 5 11.O78,19r . 1 5 1 , 7 81.t99 ,691,231,801.298,921,374,58t.436,87

|.446,641.469,53r .495,501 . 5 1 0 , 8 91.t37 ,871.572,22r .572,O5

Page 52: 1{(lTA KEUANGAN

28

fts

9 {I o2 4

F

P F I

= ! l

\o

FT

F

ztrl F

E \ ], \ o

ER< l

. ' ; > oA . j F i O r- | q {

z a

z

zxEI

4d ? E c

E F T3 E? F r a iE L8" S

** * re.E .E ,i .E .E

l l

-

Page 53: 1{(lTA KEUANGAN

t'

29

Kenaikan harga disektor pakaian antara lain disebabkan karena me-

ningkatnya harga sarung dan sandal kulit sebagai akibat cukup ramainya

permintaan menjelang lebaran.

Penyebab kenaikan harga di sektor lain{ain, antara lain terjadi pada

harga tablet influensa sebesat 28,58 persen sebagai akibat menipisnya per'

sediaan di pasaran. Selain itu sesuai dengan meningkttnya tzraf hidup, maka

selama periode tersebut upah pembantu mengalami kenaikan sebesar 25,00

pers€n.

Perkembangan indeks biaya hidup secara terperinci dapat diikuti pada

Tabel IL2. dan Grafik II.1. serta Grafik II.2'

2,2.2. Indeks hatga 9 macam bahan pokok

Disamping indeks biaya hidup sebagai pengukur tingkat inflasi dalam

masa sebulan, maka untuk mengetahui perkembangan harga barang-barang

kebutuhan masyarakat sehari-hari dalam waktu yang lebih singkat, dapat

dilihat pada indeks harga 9 bahan pokok di Jakarta.

Searah dengan perkembangan indeks biaya hidup yang telah dapat di-

kendalikan dalam tahun pertama REPELITA II, maka indeks harga 9 bahan

pokokpun pada masa yang sama telah turun menj adi t1,22 persen dibanding'

kan dengan 31,22 persen diakhir tahun REPELITA I. Dalam tahun kedua

REPELITA 11 yaitu 1975/7976 indeks tersebut mengalami kenaikan sebesar

19,88 persen ̂ t^1r tltl-rata 1,66 persen sebulan. Persentase kenaikan indeks

yang cukup berarti terjadi pada bulan Nopember 1975 yaitu sebesar 6,07

persen. HaI ini antara lain disebabkan karena meningkatnya harga beras se-

besar 8,34 persen sebagai akibat tibanya musim paceklik dan musim hujan

yang agak mengganggu penyaluran beras kepasaran. Disamping itu, dibulan

tersebut trlah terjadi pula kenaikan harga gula pasir sebesar 11,57 persen

karena adanya penyesuaian harga sejak tznggal 29 Oktober 1975; sedangkan

harga minyak goreng menunjukkan penurunan sebesar 5,33 persen sebagai

akibat lancarnya penyaluran kopra dari daerah penghasil dengan harga yang

cukup murah.

Dibulan-bulan lainnya dalam tahun 1975/1976, indeks harga 9 bahan

pokok menunjukkan perubahan yang tak begitu berarti, bahkan diakhir tahun

I97 517976 yaitu pada bulan Maret 1976, indeks harga tetsebut mengalami

penurunan sebesar 0,54 persen.Sclanjutnya dalam tahun ketiga REPELITA ll'797 6/ 1977 sampai de-

ngan bulan Oktober 1976, indeks harga 9 bahan pokok menunjukkan

-L

\

Page 54: 1{(lTA KEUANGAN

30

Tabe l I I . 3 .

INDEKS BIAYA HIDUP, INDEKS 9 MACAM BAHAN POKOKDAN INDEKS BERAS DI JAKARTA

1969tr970 - t976tr977

Akhir masaIndeks biaya hidup

Oktobcr 1966=100

bdeks 9 bahan pokok

Oktober 1966=100

Indeks beras

rata-rata 1966=l0O

196911970 JuniSeptemb€rDesemberMaret

l97O/1971 JlniSeptemb€rDesemberMa.Ict

r97U7972 JuniqmrFm teF

DesemberMaret

197211971 JuniSep rembe rDesemberMaret

197311974 JuniSeptemberDesemberMaret

197411975 JuniSeptemberDesemberMaret

197511976 JuniSentem ler

Desember

Maret

197611977 AprilM e i

Juni

JuliAgustusSeptember

Oktober

438,42+58,5248 3,3 9) l o , ) o

511,79504,7 6526,12) ) o , / )

525,985 r9,8 3

) o t , a t

546,6655 3,08678,65671,93

7 32,597 9 4 7 7

863,95998,91

1 . 0 5 1 , 5 1

1,078,191 , 1 5 1 , 7 8r.799,69

1.231,80

1.298,92

7.378,58L,416,87

|.+46,64r .469,51

l .495,50

1.510,89r .537,871 1 7 7 ' r '

1.572,O5

4 3 6 , 1 0509,24549,24592,58

548,3+5 t 6 , 7 0562,46601,80

516$95r4,92514,975 8 1 , 6 3

5 + 1 , L 6583,969+8,25I61,O3

899,321.O04,401.o49,911.129,85

1.05 3,03t.o+9,621.18 3,061.256,67

1 . 1 9 3 , 3 01.335,941.481,7 81.506,48

1.470,+21.4+t ,92r .47 0,711.486,61r.506,o71.506,94t.506,76

524,70652,277r l . so

807,41

691,35684,2r695,967 5 3,48

608,66619,75644,73713,60

640,94701,84

| .379,7 +1 . 1 8 1 , 2 8

t .779,28t , 2 7 1 , 7 61 . 3 0 3 , 3 61 . 3 3 7 , 8 5

1.190,11r.187 ,627,147 ,o71.522,06

r.406,921.664,501.925,40't.920,22

1..797 ,90r . 7 2 7 , 6 1t .7 52,141.742,641.8r5,081 . 8 r 8 , 9 11.811,08

Page 55: 1{(lTA KEUANGAN

31

F

< a r

g c

F

z

Iz l "{ F ^

s;:; l a u

)i

zz

vdE

+

E; +! 6 E

. E T S

3 * *

t l

^

Page 56: 1{(lTA KEUANGAN

32

E 4

9 :9 , €

a 5 i 6

E

i!

J

I

.!

'I

-.

.e3

I

_i ii .: -l c.i -.; _i

4 - " q q F . : " : . e o q c j . r 1 n i o r 9 o . ' 1 q

9 v ] q e 4 u - 1 9 6 6

-: .,i -i -i a,i -.i -i

, d I d ' i - ' ; - ' o i r : c i d 6 ' d d ' t d 6 ' 6 _ ;

A ad r d " o - 6 " o . r - 9 o r o 9 @ - q - { - 4 q o - 6 . ?

; r P e B S e g S S 3 3 3 3 3 3 e Fq a < 2 q q 9 6 @ 5

d c i c j 6 i 6 - . i . i d 6 ' d d i o _ i i " j 6 - d i o i ;

,.,1 .,i .,i ( -

< € - i ' i - i & -

i . i 9 6 i

N

- at q 4 - n l 1 - - o - , - - t s - F _ @ . F _ d l @ _ q r . o - r - -

4EqqqqSaE

6 d n i d - ' d - ' ; a i c i u i d t i i . i o - o i d F :

-: .,i -: -.t ,,: -.: -,i

. ! c ! d 1 u ! - 6 - r - q d - d " @ " c - + - n o o F !€ c * 6 - d d 6 i -

6 F _ @ 6 o - o ^ q ! r; . i . i r j r t o ' { i r i

" i - . i d d i 6 " i e o o N

. l o i r i i ; @ F o d o i i . . i c i ' i { i q t F c i d i

3 8 ) P i , g , : E S 8 $ 9 S : 8 3 ;

F.i | .i .i !t !i oo_ !i !i d ct di d oi d{ d ct 6i dt

f

2

A

^

Page 57: 1{(lTA KEUANGAN

33

kenaikan sebesar 0,02 persen, yaitu dari indeks 1.506,48 pada bulan Maret1976 menjadi indeks 1.5O6,78pada bulan Oktober 1976. Adapr:n sebab daripada kenaikan tersebut antara lain adalah karena meningkatnya harga mi-nyak goreng sebesar 50,67 persen dan minyak tanah sebcsar 20,00 persen.Kenaikan terhadap harga minyak goreng disebabkan karena menipisnya perse-diaan dipasaran akibat kurang lancarnya pemasukan kopra dari daerah penghasildisamping adanya spekulasi para pedagang. Sedangkan harga beras selamaperiode tersebut mengalami penurunan sebesar 3,48 persen akibat lancarnyapenyaluran kepasaran.

Jika dilihat perkembangannya sejak Triwulan l-7976/1977, maka indekstersebut menunjukkan penurunan sebesar 2,37 persen yang terutama disebab-kan kar€na turunnya indeks harga beras sebesar 6,58 persen, akibat lancarnyapenyaluran. Meskipun indeks harga bahan-bahan pokok lainnya mengalamikenaikan namun pengaruhnya adalah kecil terhadap indeks keseluruhan.

Dalam Triwulan II-t976/7977 indeks 9 bahan pokok meningkat se-besat 2,46 persen, yang antara lain disebabkan karena naiknya harga berassebesar 3,70 persen sebagai akibat kurang berhasilnya panen gadu. Selainitu harga tekstil naik sebesar 1,00 persen sebagai akibat ramainya per-mintaan menjelang lebaran. Dalam brjlan pertama Triwulan lll-Ig7 6/IgT7indeks harga 9 bahan pokok mengalami penurunan 0,01 persen yang ter-utama disebabkan karena turunnya indeks harga beras yaitu sebesar 0,3gpersen sebagai akibat lancarnya penyaluran kepasaran.

Secara terperinci data perkembangan indeks dan harga 9 bahan pokokdi Jakarta dapat diikuti dalam Tabel II.4. dan Grafik IL3.

2,2.3. Perkembangan harga barang.barang utama lainnya

Dalam kebutuhan hidup masyarakat seharihari, barang-barang utamayang mempunyai peranan sangat penting antara lain adalah beras, tepungterigu, gula pasir dan tekstil.

Fluktuasi harga beras berpengaruh cukup besar terhadap penentuanindeks biaya hidup dan indeks keseluruhan 9 macam bahan pokok..Olehkarena itu kebijaksanaan dibidang perberasan tetap ditujukan untuk mem-pertahanken keseimbangan antara penawaran dan permintaan, pada tingkatharga yang layak bagi para konsumen dan wajar bagi para petani produsen.Untuk mencapai tujuan tersebur antara lain telah diarnbil langkah mem-perbesar peranan stock sarana penyangga yang dimiliki oleh pemerintah.

A

Page 58: 1{(lTA KEUANGAN

+

34

Dengan demikian akan mengurangi kepekaan situasi beras terhadap ke-

.urrlkin.n pembahan'perubahan yang terjadi dibidang produksi, baik di-

dalam maupun diluar negeri.

Dari Tabel II.3. dan Grafik II.3. dapat dilihat perkembangan indeks

harga beras sejak pelaksanaan REPELITA I - 1969/1970 sampai tahun ke'

tia pelaksanaan REPELITA II. Selama tahun anggaran 1976/1977 szmpai

dingan bulan Oktober 1976 indeks harga beras mengalami Penurunarr

sebesar 5,68 persen atau tuta'tut& 0,81 persen sebulan; yaitu dui indeks

l.gZO,ZZ pada bulan Marct 1976 menjadi 1.811,08 pada bulan Oktober

7976. Da,lam Triwulan | ' 197611977 harga beras telah memrnjukkan pe-

nurunan sebesar 8,75 persen, anBra lain disebabkan karena cukupnya

persediaan beras dipasaran akibat musim panen didaerah penghasil' Sedang-

kan pa.da Triwula n Il-197 61197 7 indeks beras meningkat sebesar 3 ,81 persen

yanj disebabkan karena kurang berhasilnya panen gadu akibat musim kering'

pada bulan pertama Triwulan lll-1976/1977 indeks beras mengalami pe-

nurunan sebesar 0,43 persenrkatena cukup lancarnya penyaluran kepasaran'

Dibandingkan dengan perkembangannya pada periode yang sama tahun

lalu yanj mengalami kenaikan sebesar 10,74 persen, maka indeks beras

dalam periode lg76lLg77 sampai dengan bulan Oktober 1976 telah me-

nunjukkan kemanmPan.

Dalam Tabel II.5. dapat pula dilihat perkembangan harga barangSarang

utama lainnya seperti tePung terigu, gula pasir dan tekstil kasar dibeberapa

kota besar di Indonesia. Selama uhun Lrrggarln 1976/1977 sampai dengan

bulan Oktober 7976 ni harga barang-barang tersebut pada umumnya me-

ngalami kestabilan, akibat cukup banyaknya persediaan dipasaran disamping

transaksi pasar yang tak begitu ramai' Selama periode tersebut harga tepung

terigu dibeberapa kota di Indonesia berkisar antara Rp 118,-dan Rp 136,67

tiap kilogram. Adapun harga yang terendah berfluktuasi antara Rp 118,-

dan Rp 120,- terjadi di Ujung Pandang dan harga tertinggi yang berkisar

antara Rp 727,80 dan Rp 136,67 terjadi di Medan' Demikian pula halnva

pada periode yang sama rahln 1975/7976 yang lalu, harga tepung tetiu

yang terendah dan yang tertinggi terjadi pula di Ujung Pandang dan di

Medan. Secara keseluruhan harga tepung terigu dalam tahun 7976/1977

sampai dengan bulan Oktober 1976 ifi adalah sedikit lebih tinggi dibanding-

kan dengan harganyz pada periode yang sama di tahun 7975/1976' yaint

berkisar antara Rp 90,- dan Rp 114,' trap kilogtam.

.\

Page 59: 1{(lTA KEUANGAN

J )

+

+

.E

'-

,- ,- r- ,- L ,- ,- F-S- q ,. ,. E- i_ ,. { r" r- ,- r- r. ,- ,- ,.

Eq ,. , . : . 1 4q,. q , . ,- q6. ,- qfr" , . , . q ," ,",^ , .

i o

d v i o d N d d i t d d d - i 6 i d d d i d i ; ; u i , j 6 _ ? . i 6 . : -

-8. ' . - ' " - rF. L- 4 i : rq , . -L ' . ' " $B;- : *1.* ; r

3 F , g , , $ | , * n , t , , B g , t , , s 3 ,o l j : l d ! i " t " i , . i d , i < t o d d ! i c i + + d < j d c t a i " j j

, - : o - a i 6 , i . i i t t r i d " d t d d d d d r i . i u i d c , i o ' d j dc r 4 q 6 q 6 F N o i i ' ! 6 o 6

qq ' . lB ' qq ' . EB ' . s? ' * - 8 - ' - 3 " t , " t t - , .@ : ! o a _ o t n i " t . : " j " i d o i c ! ' f d < t

3 r , t F l , p 3 , t 6 , 8 , 8 i l , t 9 ,i t d i ! i . j < i q i o i c t i t d d ! i , 0 6 ! i . i d d F j - . i

93€ 99G 99? 99c 99c 99? 99GE i ; E E ! ' - e - E i E E i n E a - i E ; t s E i .

99?

FEF$ .$F ,S$z . e e ; ! . 1 e . i ! . H . e . ; 3 . : g . i

9*= ! " ic 9*c iFc 9*= TEr ?1e ?4qr"3d roai Sdi e'dJ g3J c"3f E3f r"df

. E €3 5E C C

+5?FE E 5 d

* E e qE * E i .EFE!o > , Z a

!

a

R

sh5

ie

II

6

F

lrz

c

F <

7 ea z

z

z

E

Page 60: 1{(lTA KEUANGAN

-i

36

Selama periode itu pula harga gula pasir dibeberapa kota besar diIndonesia mengalami persentas€ kenaikan yang seirnbang diantara kota-kotatersebut. Hargz yang terjadi berkisar antara Rp 174,58 dn Rp 202,50 tiapkilogram, sedangkan tingkat harga terendalr dan tertinggi terjadi di Semarangdan di Ujung Pandang. Untuk harga gula ini, sejak tanggal 5 Mel 1976Pemerintah telah menetapkan harga dasar bagi gula pasir milik petani teburakyat yaitu Rp 121,79lkilogram. Penetapan harga dasar ini dimakzudkanuntuk meningkatkan pendapdtan petani tebu rakyat sekaligus untuk meng-hilangkan sistim ijon, karena petani telah mengetahui harga yang sebenat-nya. Sedangkan hal tersebut tidaklah merubah harga penebusan penyalurmaupun harga eceran di pasar.

Perkembangan harga tekstil kasar dibeberapa kota besar di Indonesiadalarn periode 1976/7977 adalah sangat stabil, Hal ini antara lain merupakanakibat pesatnya perkembangan industri tekstil didalam negeri, disampingpersediaan yang sangat mencukupi dipasaran dengan mutu tekstil tidak kalah

dengan buatan luar negeri.

Selama tahun 197611977 sampai dengan bulan Oktober 1976 har'ga teksul kasar berkisar antara Rp 175,- dan Rp 250,- tiap meter. Hargaterendah yang berfluktuasi antara Rp 175,- dan Rp 200,- tiap meter terjadidi Banjarmasin dan harga tertinggi adalah di Denpasar yang berkisarantara Rp 200,- dan Rp 250,- tiap meter. Hal ini tak jauh berbeda denganperkembangannya pada periode yang sLmL tahw 7975/1976 yang lalu.Kemantapan harga tekstil ini adalalr besar artinya terhadap usaha penang-gulangan tingkat inflasi yaitu melalui pengaruhnya pada sektor pakaian.

2,2.4. Indeks harga emas dan indeks harga valuta asing serta devisa

Dalam Tabel II.6. dan Tabel II.7. serta Grafik II.4. dapat dilihat per-kembangan indeks harga emas, valuta asing serta devisa kredit dan devisaumum sejak REPELITA I. Dalam tahtn 1976/7977 sampai dengan bulanOktober 1976, indeks harga emas menunjukkan penurunan sebesa.r4,76 persen untuk emas 24 kanr, dan 5,04 persen serta 5,34 persen bagiemas 23 karat dan 22 karat. Keadaan ini telah terjadi pula pada masa yangsama di ta.hun 197517976 yang lalu, yaitu masing-masing mengalami pe-nunrDan sebesar 13,08 persen untuk emas 24 karat dan 13,67 persen scrtr'13,81 persen bagi emas 2J kant dan 22 katat. Adapun sebab penurua;rnharga emas yang terjadi baik pada tahun yang lalu maupun sekarang adala.lrkarena lesunya minat pembeli serta sepinya transaksi pasar; disamping

A

Page 61: 1{(lTA KEUANGAN

37

I

r o ( o € € 1 | . ) r o . o( o ( o ( o ( o c r o o

l- r- t" r. t. r- t-i o l o ( ) r ) o o oa h o r o r o r o o o

o o o o o o o9 r.

"1"1 l" r. t^ l. r- r. r. r^ r^ r" r.5l r" r- r.q '4 t" t.c( t. LE L t_ t" r" t" t. t^ i-

l q l a € n 9 o l n q r q r 9 o $ Q 9 9 . o ! ) ' 6 r l r F F Q o 6 . r o ( ' c \ i o + - o o c i ( r i o! 0 € ' I ' 1 l ] a o t s F c o c a o i 0 r ) c i ) ( o + c o c \ c o c D c \ l ( C ) + l I ' ) a p c a i i i r i j r 6 c . l * + d ! a \c p c o c D c o c o . D € c D c o q q q q 3 t 0 1 . r ? 6 3 | 5 o ' o , o ' o r o 6 c ^ a o 0 o F r F n t s t s

g r r p o o o ( ) 6 o o o o o o o 0 o ! t ! r ! ) o c Q 1 r ) . o o r o o 9 r D r l o o o o o 6 r o oc l c , l f l . q ( l r y c { q q q o - o - " . 1 . r 1 1 c { \ q < D ^ \ 6 - o - q { r o - c . l 6 t q a u ! q ( l 1 1 o - 6

t s ^ | ( 1 ' f r N F o C @ r n N t O a , ) - ! ) r O t s O i i c \ c \ t N A t N c o o de 9 9 9 9 Q O O O t t ( ' ( o ( O 1 0 ( O o c o 6 r l i c n - - r - - i c ! d ro . c o o . ) . o o o o . r 0 o s + t i ! + ! | i + + + + + + t r + + i r + n r + + +

9 o ( | q r c \ l c . r \ F q | o . t o c a . r ) + o ( ' . E + € n . i q l r Q - € 6 € ' t ! 6 o c { c , F N\1 r . r - o " 5" .o^ ( .^ .o -o-1co- o Id l11 f i r io rq @.qca"+- c . l o^ L . . F - .1F- f i - -4q 1\ ! : ! : l : c \ r c ) O r r i o q o + o a c { F + d ) N 6 } o n o ! r 6 r ) ( . ' + r } o r F r O o . i r i < t + I r ;RRRR RRRR RSSS *S$* HHHS H**S SgSS SRRRRRd

6 O 1 ! ) 1 6 c o c i ) r o r o r o o f i o o , o ! 9 9 g o ) € 9 t = 9 o ! o r o . i l ( ) ( ) | o ( l ( D { r 6d lqqo l 1 "11 \ \c lq \ qq \ ,4 - ' ! t o I .1co- o - + . e . lo - ,o -c ! ts_1 c . i - o i c { r r_ r t ! r i - Fq r F - - o h F 5 F c o c o r + i r . o @ c ) c o o o r + c a c h o @ i F c o o c 6 a r ( o r c o 6 N j$ $ l ! l q + r f t l + o o i - < h c l i + t t i + c { * 1 r . ) i r i l o . r d r o F F 6 6 6 6 6 i

t r ! r r o r c 1 . ) t t ! t r I ) l o r o 6 l o 6 r o f r ! r | o + ' 4 t } | + t i + t i + t t +

d l F c Q 0 o e r o o o o ! + + ! + + r t , o o c \ r c v i + < r r o + o ! c a o t s 6 N(o"@"€"Q" 1 \ \ . . : .1o-o^n l q .qorc { 6 {co .qq . l too- \ o r ) .d2q,o-

o r c o o r o r r o o o c r t r . ) r o F F + + + o 6 - l c . r o r + o c o + c D c \ r ( o 0 F ( oE r o r o l 0 . o o o o o c n 0 . r { i + { i ( ) c 1 r 6 . 1 0 ( r + | n r t i + c o o 6 n N < | @

0 ( ) e o t l + ! i r t + i + i + o o + o o t . o 6

o o o o 1 6 f ) oqqqq r^ r- r- r^ r" L l- r- r^ r-\ t- t- ts- L!2 t- r- t-F- r_qc! t-$ q ) S ! r N O O N c \ r r o f i r o ! r | o q q o o 0 . ) 0 F r r o o r o c o i o F < , 6O O O O - i H F F u t l l r @ < , r D F F - F 6 ' 1 6 6 o 6 6 i * d t ( 6 6 . i i! r $ ! r r r { . \ f l f ! ! r + ! l + ! i + < " + r o 6 | . r @ ( l ) @ ( o 6 6 6 6 r i +

iq l : " EEE8. r^a8"8. qr .qq Eqql qq3.q 3.E" iq q8^qEG-b.33E33 3$$$ Sss+ +R:R +R;8 N: :R R;3P Fes€S$?

N r ' ) c i c r t d l o o c o ! o a 1 . n a 1 . 4 q n o o o . ) o o o o A | o o A r N c i N c { a . l c \ &

QQ r " t rBQ ! ! , . l " t ' . , - {E E r . iQ P . r -Q r . r .QQ r ^ r " , . ' " r . { r . t ^N C { d l 0 r ) o o c \ r N c . ) o i l F o 1 0 f l F F c \ r r A 6 @ 66 r N 6 r c \ r c { c { r ! 6 r a . r c 1 + + + + r r ( o ( o t s ( o ( o ( o r o F € . t ! ( 0 F ( o 1 6 t 6 ( l i ( ! j ( o r . 6 r o

o o i - o n o o o o o o o i r r r r o - l o c o o n ( o ( D o o ! o + 6 6 6 6 6 6 6 6 0 1o o N f - t r o o o o O O O t s F N r - o o F + + + N c i { r + i + i + i * +dddd - - : c t c i c i < i dd ' ! t ddd , r i d r i dd dd , r ' d < t . i - . i d dd dddd dl , f . ! \ ! l ! ! : ! . E ! E ) q , o | o ' q l O o t o r o r c r | 0 r o ' o r 6 ' o r 0 ' o o ' o ' < D o r o r o ' o r o ,

N C . I N N C \ T N C ! 6 T N N N d 6 & A ' N " ^ J & N N N

o 6 6 l o nI I I r , ! ) | | | t F . r - | r l F | | r L | | |

n , + + q . n r n a t $ 6 f r < r ' l ) | r ) r 0 r $ l l l ( , | ! l r ) r l 6 st f + r l + q $ $ + + i < + 3 + + + + + + + + + + +

-€i; -€g; -ii; -tE; -*i' -tr; -tE; =-- ,tr: EFtt i : =" f i : ! E * : : ef r : : s , g : : , . . t : : s" g ; ; . . ! : 5 tE;dAE : ,84E;gA> : ,88>: ,8A> 3.9Ai : .SAi ;>3:<- fd

l" l. l^ t" t" t^ r" t" t- r- r- r-

d l . . ) co oo ooenf) !o 0r) !+ ++

o - t i l r ( o t s

o ! o ) o , o i o ' O r o o ,

o | o i N c r t + t ) ( o( o Fo r 0 1 0 r o r o o o l o l

'ra

,t

x

bb

Eb

I

.{

=

s

F

z

< F^

dF

Page 62: 1{(lTA KEUANGAN

3E+ * + { t a ! { . t + { + + * + + { + ! | l r r . a t +

6 o N a i - d i 6 d i - 6 € a r i r c 6 d 6 d € e @ 6 . o . o € a d i t 6 o @ d € 6 @ 6 a o od d d d . . f } j t : ^ : d d 6 d d . d d < i d 6 { t d d < t d < i d d < i d C d c - d 6 - d

. . . ^ c r q ' .o o i - c t € c i c i c t o s 6 6 6 6 6

& r 6 ; i . r 6 6 6 a - i + + { ' + + + + { i , + r r { * { , a

+ + * t ! l . | + + + ! l * ! | l ! ! r ! ! t

i r i r ; . . ; r < { . d $ c i d i d i o i t . d . d . 6 c t c t d d d i d i . . ^ a i d c i d i c t q i d d c t ! 6 d d. A o 6 6 d r o 6 c a + t j . + 6 6 6 ( . c a o d a 6 6 e € e

s F 33-* ; - i

.33 r9 . , -

rFE8R38

**$g*gr

I! 9 h , 2 r ! h 9 i ! 4 t 4 !E € 6 € E E E i E € E € € f . . I E g

, - g E i . - r E n . - ! 3 i . - s 5 ! . - t E i . - s e E . - c 5 ! r r - , - E ! E4 3 d l 4 J J d t r , d a J i # d : . 4 # d : ! , 3 d i E s d E { r ! , e , i r f i 6

+ { { + + ! t + i

j i i j . . i j j

, 33 . . t 3

. j j r i c . t d . l . i . i i

: " j j

j j j j

gs${ dddt 'j i . i o t c . l i - i i

a< ; o i . : o i < t c t d " :

di i 6.i c.l ..1 ..1 i j

I L r t . - ! 2 q . . L

, i F a d i d d { ; t j

. , : i i i ;

. . : . - ' . { ! r r , ^

5 E E 6 6 E E 5 E 5 I 5 E

+ + s 6 ; ' ; ' 3 e 3 d + d

vI

zZ a< F

g

+

I

+

Page 63: 1{(lTA KEUANGAN

39

=

5Ei F5E

Fo\

I

o\

c\

o\

€\

F

e\

c\I

F r lo\ F!'! Eli- F!

9a

F

6

f

EI

z

z

9 g

<:z

z

E*H

L

.t*E

I

tsI

nE g*s EEEI$s;. t s r . E

+

t lI I

Page 64: 1{(lTA KEUANGAN

f

40

pengaruh merosotnya harga logam mulia tersebut di bursa internasional.Di London sebagai salah satu bursa emas internasional telah terjadi ke-

merosotan harga logam mulia tersebut dari US $ 129,55 per troy ouncearau Rp 1.728,72 tiap gram pada bulan Marct 1976, menjadi US $ 115,50per troy ounce atau Rp 1.541,24 tiap gram pada bulan Oktober 1976. Hal

ini berarti bahwa selama periode itu telah terjadi penurunan sebesar10,85 persen, yang membawa pengaruh terhadap turunnye harga emas

didalam negeri. Merosotnya harga emas di pasar London terutama disebab-

kan karena pelelangan emas yang telah diadakan oleh Pemerintah Amerika

Serikat pada bulan Januari 1975 dan Juni 1975 serta oleh Dana MoneterInternasional pada tanggal2 Juni 1976,74 l:uli 7976 dan 15 September 1976.

Perkembangan kurs valuta asing dibutsa luar negeri akan berpengaruh

pula terhadap fluktuasi indeks harga valuta tersebut di Jakarta. Selama periodeyang sama tsh,rn 1976/7977 indeks rata+atl valuta asing di Jakarta yang

terdiri dari dollar Amerika, dollar Singapura, poundsterling Inggris dan

dollar Australia mengalami penurunan sebesar 5,36 Persen. Penurunan ter-

sebut terutama disebabkan karena merosotnya indek harga poundsterlingInggris sebesar 13,25 persen, akibat inflasi yang terjadi dinegara yang ber-

sangkutan. Disamping itu indeks harga dollar Singapura dan dollar Australia

selama periode tersebut meningkat sebesar l,82'persen dan 1,01 persen.Sedangkan indeks harga dollar Amerika tidak mengalami p€rubahan. Pola

tersebut agak berbeda dengan perkembangannya pada periode yang ssmatahun yang lalu, dirnana penurunar indeks rata-rata valuta asing tersebutsebesar 9,72 persen adalah disebabkan karena menurunnya indeks dollarSingapura, poundsterling Inggris dan dollar Austalia.

Dalam masa yang sama dttlhun 1976/7977 indeks devisa kedit dandevisa umum tidak mengalami perubahan, yaitu tetap mantap pada hargaRp 415,- .

2.2.5. Hatga beberapa barang ekspor utama dan barang ekspor lainnya

Dalam bidang ekspor, Pemerintah telah mengeluarkan serangkaiankebijaksanaan pada tanggal l April 1976, yang meliputi penurunan pajakekspor, penghapusan segala macam pungutan didaerah, penurunan bungakredit ekspor, penurunan tarip angkutan laut untuk semua barang ekspor

tennasuk penul'unan ongkos pelabuhan seperti sewa gudang dan lainnya,

usaha-usaha lain seperti penyederhanaan tata cara ekspor dan sebagainya.Hal tersebut adalah untuk merangsang peningkatan ekspor, yang bcrtujuan

A

-[

Page 65: 1{(lTA KEUANGAN

Y

*

4r

q€"6" , ] @"{ i6^d l € . { i v t€ - q ry1q 'o .d ls ,1 o -6"n :o- - :6 "o"s" o : ! i6 "G"d l1a

@ q . : n q q c q . ! q q

- i - , : - d i o i d i . i - . 1 ; - . i - i - , : i - j i 6 i . . i N

| " o . | . _ " - " - - d . L ! i @ " @ " d l N " t l ! : o r \ ! t . d + 6 @ € 6i t s F c i t s ( j r ' - . \ i 6 . i c t . i F i F i d < i d d d t d i 6 f d d i j c i d i d

.E ! .E ! "sE -gE 3 r 5 r ;E ^ ; .F 1 F l F i F 4 F e 1 4 E 2 : i - .

. - 9 l i . - q E r - ! E ; . - 9 E i . - g E r . - ! E z . - ! E t ; - E ! €c o r i c a r t c a n ; ! o . l l t c o . a a c L , 4 , a . a P t : u = a " d : -EAdJ g t8 : i ; d l 4AdC:36S r , ,Fd f iSAJ < ' : 3S .X6

o o

3

$e

3'ts

Ebe

t

R

O =z e

=l.

Page 66: 1{(lTA KEUANGAN

f

42

tidak hanya untuk meningkatkan penerimaan devisa, tetapi lebih jauh lagi

yaitu untuk mendorong kegiaten ekonomi di daerahdaerah ekspor, mening-

katkan pendapatan petani ekspot dan pengtajin, serta memperluas kesem-

tan kerja. Usaha lain dalam penggalakan ekspor tersebut adalah mendirikan

Pusat Pengembangan Perdagangan terutama di pusat-pusat perdagangan dunia

seperti New York, Hamburg, London dan Jeddah.

Dalam tahun anggaran 1976t1977 sampai dengan bulan Oktober 1976,

baik didalam negeri maupun di pasar internasional, harga barang-barang

ekspor tampak tems menanjak. Kenaikan harga barang-barang ekspor ini

terutama disebabkan karena mulai pulihnya kembali perekonomian drrnia

yaitu dengan meningkatnya aktivitas industri. Kenaikan harga barang-barang

ekspor sebenarnya telal bergerak sejak bulan Juli 1975, setelah mengalami

kemerosotar pada awal tahun 1974/1975 sampai dengan bulan Juni 1975

sebagai akibat 5u15sna. resesi yang terjadi dalam periode tersebut'

Uniuk menjaga kelancaran dan kepastian perdagangan dan pemasaran

barang-barang ekspor didalam negeri, Pemerintah mengadakan standardisasi

yang bertujuan meningkatkan mutu serta menaikkan harga barangtarang

ekspor. Dalam Tabel II, 8' dapat dilihat perkembangan harga barang$arang

ekspor di pasar lokal Jakarta sejak REPELITA I. Kenaikan harga yang cukup

berarti telah terjadi pada harga kopi robusta, kopra, lada Putih dan karet

RSS I dalam masa 197617977 sampai dengan bulan Oktober 7976 nasng

masing mengalami kenaikan sebesar 110,76 persen, 97,43 persen, 36 '98 persen

dan lg,tO persen. Hal tersebut antara lain disebabkan karena meningkatnya

harga barang-barang tersebut dipasar luar negeri'

Selama periode yang sama taltun '1976/197 7 di pasar internasional,

harga karet RSS III di New York, London dan Singapura masing-masing

naik 11,82 persen,27,87 persen dan 5,33 persen Kenaikan harga karet

itam ini antara lain disebabkan karena perdagangan spekulasi dan me'

numnnya poundsterling Inggris, di samping adanya ketegangan-ketegangan

sekitar kemungkinan naiknya harga minyak OPEC yang mendorong kenaik'

an harga karet sinteds dan menyeret pula harga karet alam Faktor lain

yang manyebabkan meningkamya harga karet adalah karena akan diDaikkan'

nya jumlah persediaan Penyangga Amerika Serikat, Demikian pula halnya

dengan harga kopra di.pasar Manila dan London masing-masing teiah naik

70,31 persen dan 75 ,61 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh semakin rne-

nipisnya persediaan kopra di pasrr <lunia. Kenaikan harga terjadi pula pada

harga timah di London sebesar 34,18 persen karena dinaikkannya harga

{

-)

Page 67: 1{(lTA KEUANGAN

43

$F39

33e38 33583 r3 Bs i

s 3 s s 5 g3 +

-I

*

, s $ 3 L , 3 S s s F B S 8- 9 9 & 5 : : -

S B S E , 3 : B t s e Cd I l o t , 6 r j ! i r j . . 1 , i i j . a i r d i o i u i

3 e 3 3

s a 8 3 3 ; 5 S

9 3 ! l g i 3 t :i . i 9 d s i d d P '

. : c o _ d 6 i + o i d F i ! o - 6 d i d

d o d ' d o i F l d j ' d d . j € ' d i

i : . ! r r :o : c r i id d+d. i d " i " j

_ . . . i od d o i . : ! i ; + * ; ;c , i9 R x & ; R R F 9 : 9 : J 1 5 3 ! ; F B S F D $ 3 e * i l

d . - 1 9 , r . - - N - 4 . ! q F - 6 r q d l q q q - " d . r : q c , t - @ - i r j - o i - i - - q - + -

E$HH EC6! EEE: iE :H R* f lF E;8 f r CHIN

d d j - , - d r j . i d o ' . i " . i 0 6 _ d r j d

: a d : 4d d I < - t , : , , : , 43 5. - - i . - , i . - . - n: , 3 d : E r J d : i i a d sla "8E E.$AI

N " r . d . " l s t o l \ L . j - - F - d - . ! f i q e

r : ! : ! | t \ 9 r . ? r q q 9 q - c i ! , '

r - @ - 6 - q e r - 6 - N -

4 1 9 { n : " 1 . . : 1

6 i d ! id i o i i r d o i oddd. . : . . id t+ 'E i

t ' d ( i o j o i , t d i ! i ,d .j ir.i ci oi .i ci

P S - ' e 3 A H

i s3" i . q3 . {q , .qqe. e -E.Eq qq?.q q3 .qa e .3 - , r .4E"E.s"B 3 g : g s E S $ 3 3 3 3 3 t 3 i F S : g E E 9 d 8 9 3 3 8 g

- - € " c ! 1 u l l o - c r q q q a - F - + qsrtg! :iE iiH g{'f : ' 3.8'r g I i d5 E' qd

,d ci qi -' di d -i d .: .i N_

o - q a 1 q q " 1 a L o - q q o ! 0 !

i s E q E B 3 3 S B 3 8 f l R 8 s 3 3 9 3 9 F 3 g{ ! . ' i i 9 ' o t d F i d + ; . . i a i c i , i c d d J E i o i ; . t { + +

aI

- , !

EEd , 7

I

; td

Tiq E

E S

. ??i

e?E i- J

;€ i

* a

Ft+o d

A Ee l- l

:5{Bt

{ EE E .. $aa

€ ;i ll r

tt

' t

?

E

.E

e

€e!

F

2

, L

z

faY t a

z

z

E

Page 68: 1{(lTA KEUANGAN

B

si z

FE; F ZF O

FE^ : c

SE.\r iE\ <a>t <F ( 9

gf ;d

E s E E H'E 3 g $ E R E E E

!1

32 ^o s4 E

i €

2

z

F \

X E

?E

v

!

a

sq

q

R

\.

5

e

v

3z ^

l(

: i * R

i t s- E PZ l

z

Ev

L

Page 69: 1{(lTA KEUANGAN

45

T r b e l I I . 1 0 .

PERXEMAANGAN HARGA BEBERA}A BARANG DI PASA.R T,oNDoN

r97yr974 - 1976n9?7

/\lti pcfo&Rqbbcr Ccftct

t/m ton f,/m ton

T i r

X,/6 totr

Copncr

f/E ton

Ux Goldus t /

X,/|l aon ttoy ooE!

+

{

r97 51t97+

t97 411975

r97 51t976

t9761t977

Martt

Juni

ScptctDbcr

I)creitrbcr

Marct

Juni

Scptcmb€r

D€saEbcr

Marct

AFil

M . i

Juni

JuxAgu8tu!

Scptcmbcr

Oktobcr

9.953,00

3.89t,00

!.Et0,00

3.090,0o

9.065,00

9.060,00

3. r2 r,00

&0?2,00

J.?00,00

3.880,00

4.300,00

4.50{,00

4,770,00

4,4S2,00

4.658,0O

4.870,00

1.rs6,00

1.062,00

640,00

5,14,00

565,86

528,50

592,00

565,00

715,00

E70,00

8t0,00

900,00

922,00

854,0O

835,00

764,0O

427,00 566,00

125,00 555,00

284,00 525,00

269,10 469,00

276,50 412,0,0

2A2,50 4{7,00

345,00 735,00

966,00 ?65,00

465,00 E57,50

515,00 1,285,00

550,00 1.375,00

570,00 r..*94,00

510,00 1.410,00

530,00 1,575,00

490,00 1.601,00

620,00 2085,00

706,00 I I r,7!

620,00 141,75

39t,00 l5r,t0

932,25 1E5,75

334,00 l71,tO

tEo,50 164,38

341,00 137,50

34r,00 tt8,88

396,00 129,55

444,50 l2&,rc

422,00 125,80

4m,00 124,t5

434,00 I 12,50

413,00 104,13

410,50 119,50

377,00 115,50

tFnn ' ,

DniAlitf .,--,i

Page 70: 1{(lTA KEUANGAN

+6

dasar dan harga tertinggi oleh International Tin Council ( ITC ). peningkat-an harga yang cukup berarti telah terjadi pula di pasar London rerhadap bijisawit, lada putih dan lada hitam masing.masing sebesar 58,62 persen, 15,04persen dan 14,05 persen. Kenaikan harga lada disebabkan karena penawaranke pasaran dunia berkurang akibat pengaruh iklim. Merosotnya kapasitasproduksi penghasil kopi utama yaitu Brazilia sejak terserang hawa dingin(frcist) ternyata membawa pengaruh cukup besar atas persediaan di pasaran.Hal ini telah menyebabkan melonjaknya harga kopi di Singapura dan diNew York masing-masing sebesr 77,44 persen dan 66,79 persen. per-kembangan harga barang-barang ekqpor di pasar internasional dapat diikutipada Tabel II. 9.dan Grafik II, 5.

2.3, Perkembangan gaji dan upah

Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu tujuan dari REPELITA Iladalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini erat hubungannyadengan masalah perbaikan sistim gaji dan upah. Kebijaksanaan penetapanupah haruslah seirama dengan peningkatan produksi, perluasan kesemparankerja serta perataan pendapatan. Untuk ini telah diadakan lokakarya pe-ngupahan di Yogyakarta pada tahun 7974 dan di Medan pada bulan Januari1976, yang diikuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan langsung dgnganmasalah pengupahan, yaitu Pemerintah, pengusaha dan buruh sertaUniversitas,

Didalam lokakarya-lokakarya tersebut telah dicapai suatu kesepakatanbahwa perlu diambil langkah-langkah yang nyata unruk mencapai dua sasarandibidang pengupahan yang telah digariskan didalam REpELITA II. Sasarantersebut adalah mengusahakan penetapan upah minimum secara regionaldan sektoral nasional serta mengusahakan perbandingan yang waJar antaraupah terendah dan upah terringgi disu atu perusahaan dan disuatu sektor,antar sektor dan antar daerah, serta antaf,a tenaga kerja Indonesia dantenaga asing. Disamping itu, sedang dipersiapkan suatu rencana peraruranPemerintah untuk memberikan dasar hukum dari penetapan upahminimum.Dalam rancangan peraturan tersebut dimuat antara lain fungsi dari Dewan-dewan Penelitian Pengupahan untuk mengajukan uzul penetapan upah mi.nimum sctelah melakukan penelitian dan pertimbang Ln yung seksama,Disamping itu rerdapat pula sifat mengikar dari upah minimum yang telahditetapkan dan sangri hukuman pidana terhadap pelanggaran pelaksanaannya.

Selama periode bulan Januari sampai dengan bulan Juli 1976, upah

t

Page 71: 1{(lTA KEUANGAN

.+

47

bagi seorang pekerja dan isteri beserta dua orang anak dibeberapa jenis

penrsahaan/sektor telah mengalami kenaikan, baik upah minimum maupunmaksimum. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel ll1l.B.ata-rata upah minimumselama periode tersebut naik sebesar Rp 7.058,27 atau 4,58 persen dan rata'

rata upah maksimum naik sebesar Rp 13.856,81 atau 7,90 P€rs€n. Sedangkanperkembangannya selama setahun terakhir ini yaitu dari bulan Juli 1975

sampai dengan bulan Juli 1976, baik rataalta upah minimum maupun rata-

rata upah maksimum telah mengalami kenaikan, yaitu masing-masing sebesar

9,83 persen atau Rp 2.163,27 dan 19,27 Pers€n atau Rp 30.586,95.

Bila upali minimum dan maksimum tersebut dibandingkan dengan indeks

biaya hidup pada periode yang sama, maka dapatlah dilihat tingkat perkem-

bangan upah dalam arti riil seperti tircantum dalam Tabel II.12. Untuk

mengatasi perbedaan dalam perkembangan upah minimum dan upah mak-

simum, telah diadakan rapat teknis penetaPan upal minimum di Semarang

pada bulan Juli 1976. Dalam rapat tersebut telah dibahas dan dirumuskan

garis kebijaksanaan penetapan upah minimum dan tata cara pelaksanaan

pro$am penetapan upah minimum.

{

Page 72: 1{(lTA KEUANGAN

4E

lA

*

F

+ + + + + | + + + + l + + + + |

i ! ! H . n q F . c l 9 F . i \ o o O O \ o Oi @ m H N c | O C ) ! N C | \ C t | . r 6 a O Fo i F i + F . t o n i + r i d - i d i j f o t j < r t 6 o i

F c \ H ( \ | F t - C , r t t

l t \ o N o ( > r t F oN c O € < ) l 6 e t 6 l O H a t | ^ t 6 6 r r { r I

Fs$t$R€88 SFenREsegv N u r < ) N € N F . . n \ O N O \ 6 u r O \ . n € -c o r o ' o + + ' ; d + + i c d + + o i J ' i d ;

{ . o : t ( \ | r < . * 1 c r | N i r F - \ o € € h @ d r €d F t N i c { ! - t ^ )

Q + = 1 O c o Q i . - o r . - N o o o t . .o - 1 q n r - \ n q t - " : ' l c o - q t - o - + - \ o - t -\ o r n o \ d a r \ o Q i ( ) o \ . n | . | O u | F . F i 6r a F - g t \ F - \ o F . 9 r i o | . r 1 , | + r \ o \ i F . c o 6. . ' l o q 6 t q c l , 1 q o q q 9 " 1 q q q | q q " l Qc o Y \ c o + 6 i . + t \ o r ( 6 6 ! | . r , l

v c . t d r 6 f { N i r ^ i \ 6 r c o o \ \ o . | (i N N d i H N

r l i t - Q \ O O F . . a 6 O N O r , -a : \ N . " 1 r - " l q ' o - l ^ l ^ q : ' a t N + \ o I€ = u r : ( \ r o c r ' i q ) F c l r i c i v i + r a . . i c it A o 6 l \ O O \ A t O + r - { N t . o \ O F . c o 6n99en tqoqq q i9 . r n9q4e@ . ! 6 r - + F i u | r r | r ? | \ o l a t t r A o \ c \ . n t t ( \ r

! i ( \ i F i m N N r 6 | ^ ! t r C O o r \ O N 6d N N r - r i H . $

O . ! + l O | ' | i - € c ) F -'f +- \o^ '- l- rp l- l" t" \'l @. t- l- +- t- \o- t^o \ @ c ! . 6 N N C O Q Q O r - . n d u r 6 + r o. n o N r t \ o + a N e \ o r @ t < , \ < N ' 6€ O \ F l O \ N + i N O a - . . 1 N O r O \ i O c OF . $ i { i F i + - r - + . i + r i o + o i o i + N . , i

t c . t i - 6 N N i N + t - o c a o \ r + 6 6 \i ( { c . t i

\oFc\

r9

lxi r r

t , -= r..J O \

i o \

F

ll

ah

xFI

td

vPz

zE

2

z

E!4

Page 73: 1{(lTA KEUANGAN

+9

r N € F - i < ( O i u r t - < . O \ O o \ - O O +H ! F i N r p o \ r N \ o i o l r 1 6 ( o r \ o \ o 6i i 6 i r j . d d ' d o i d t : o i , ' i b i i d d ' ' ;

$ ' i N : H + r N N

l l l + l l l l l l l l + l l + + |

N u r N r A + N r A r . r \ O O N r C O r i 6 + t Y rl \ F F . . n 6 6 O \ F - O \ { ' d + r . | @ F F 6 \ O+ r | + 6 F O \ N . n F . + r . N c . l O \ O 6 c o \ O

c ' i . j ' . i . j ' j ' i c < j u i + d + d i c j c j +

F F - O \ a O d C r c . l \ O Q i t s - + r . r \ O o ( F .6 F - ( \ | F u r F - O \ ( \ l t r \ + A . n \ O + r C O O \ h{ - \ o \ o o c o o \ + t 1 . . Q N i N . ^ r N r a 1 6

. . i . . j . i ; - i - i o i ' d + o i v i i o i d i u i

O \ O \ . 1 6 r . r O \ t t l ' \ + N Q c O f - u rN q \ ; + d : o c i l d r c o \ o + r ' | + t \ F c t rr ^ t \ r a : O \ O \ O v r € t . r n \ O O \ F , \ O r + O \

A i ' j . i 6 i . i . i c t t $ u i q ' F i . ' i c t + v i

i i - + r | \ o i O \ r i + \ o < l O - \ O \ O N C O6 0 c ' . r l € 6 6 t C O u r C o r | 6 t - c F \ o t F c or ' | o \ r ( O . i C O \ O @ ! l \ O . . r A C | ' l F Q N

G i . i c i . i . i d \ d o d N ' d d i o i d ' d

\ot\c\

= r \; o \

: : t \: o \a t-r

H ,,r= t'-! q \

7x

FX

X

trt

?2

E

E

N Z -= D

tr

z

z

EI{t4fi

+

{

"(

Page 74: 1{(lTA KEUANGAN

{ '

BAB I I I

PELAKSANAAN APBN I97 6 / I97 7

3 .1 . Umum

Dalam rangka penyediaan dana untuk memperluas jangkauan pem-bangunan yang semakin meningkat, rnaka selama Semester l-1976/1977 telahberhasil dihimpun tabungan Pemerintah sebesar Rp 588,1 milyar. Jumlah inidiperoleh dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluamnrutin, yairu masing-masing sebesar Rp 7.261,8 milyar dan Rp 673,7 milyar.Dengan demikian, jika dibandingkan dengan realisasi Semester-l tahun se-belumnya, maka telah terjadi suaru peningkatan yang cukup berar:tj dalambidang penerimaan dalam negeri maupun di bidang pengeluaran rutin.

Berbagai langkah kebijaksanaan telah dilakukan untuk memperbesa.rtabungan Pemerintah sesuai dengan program yang telah digariskan, yaknipelaksanaan pembangunan yang secara bertahap harus dibiayai dengan sumber-sumber dari dalam negeri. Langkah-langkah Pemerintah yang dimaksud, adalahberupa tindakan serentak untuk meningkatkan penerimaan negara khusus-nya penerimaan dalam negeri setta usaha untuk mengadakan efisiensi di bi-dang pengeluarannya. Disamping itu, juga telah dilakukan pcngarahan danpembinpen serta pengawasan di bidang pengeluaran negara, satu dan lain haldimaksudkan agar dana yang tersedia dapat menunjang pembangunan secaramaksimal.

Disamping tabungan Pemerintah, maka dalam Semester l-797611977telah direalisir penerimaan pembangunan yang berasal dari bantuan luarnegeri sebesar Rp 377,9 milyar dan saldo anggaran lebih tahun 797511976sebesar Rp 3,2 mllyar. Dengan semakin meningkatnya dana pembangunanyang tersedir, maka selama Semester l-1976/1977 telah dapat dkealisirpengeluaran pembangunan sebesar Rp 778,3 milyar.

Hasil dari pelaksanaan APBN 197611977 selama Semester I secara ke-seluruhan dapat dilihat dalam Tabel IIL1.

3.2. Penerimaan dalam negeri

Peningkatan dan penertiban penerimaan negara yang diusahakan olehPemerintah diperlukan sebagai penunjang dan merupakan salah satu usah!-untuk memperluas jangkauan pembangunan. Disamping itu, kebijak*rnr.air ..libidang penerirnaan negara selama Semester l-1976/7977 juga tetap diseL:;r,i'kan ke arah tercapainya tingkat kestabilan yang semakin mantap, Dal r:rr

+

I

Page 75: 1{(lTA KEUANGAN

) l

t .F.

+

+

lo^

+

+-FT

+

+

F'

+

t4

J

O 1 6 N \ O

\ o t - o f -

o F \ o io or a.l t\

\ o € o \ o \

\o \o \o o\

c o Q \ o s f

d o d ; G i

+ o t o \ O+ ' , i d . i

e

Ca a- F.

q i i d iO o \ N i \

\ g O i o \

\ o o @ r

d E

E 8o 5 - -- F 9 E o ;

9 pb : 4 6 .

$qEi: E E:f l S . r i

co. \\o l'-N \ O

q \o^

6 i - i

a . O

\ o iO\ F.

o c o

o i

\ O N

{ o d

{i

c q

t\

F

t-

t-o\

N

o\

o'

o\

o.\o

t -i\

t .

Fg

Page 76: 1{(lTA KEUANGAN

J

G r r f i k I l I . l .

PERKEMBANGAN APBN, 1969/1970 - IYI6II977( delan milyrr rupiah )

+

l974r97l 1y'511976 l976fi9'?ATBN

l970ny/r r97vr9n $nlr973 rcr3lu74

Page 77: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k l l l . 2 .

PENERIMAAN NEGARr'b r97517976 - 1976n977

( dalam milyar rupiah )

53

4

I

f n.".rimurn dalam negeri scmcster I

I pen€drnaan p€mbangunan semester I( bantuan luar n€geri )

f n"ttu-^"" dalam neseri ( A?BN )

p€nerituaan p€mbangunan ( AIBN )( bantuan lu negeri )

1975 /1976

Page 78: 1{(lTA KEUANGAN

54

+(\

co^

\oN

NN

!{

@ t-'r \clF i 6 dr-t art rar

t-r t-l \o

Fl r!.t F.\ o r { -a f n

a{ vI to-Fl C\ Flt.11 r.t ar1l - N

Jd. F

g

E d <(,Y

!rI

a

o

rt)

b\Fo\\ot \o\

tro\

T\o\

iit

!J

{,

-4

F-F.o\

\oF.

zt!

I

Page 79: 1{(lTA KEUANGAN

55

hubungan ini, realisasi penerimaan dalam negeri telah meningkat sebesarRp 239,5 milyar atau 23,4 persen, yaitu dari Rp 1.022,3 milyar dalamSemester I-197511976 menjadi Rp 7.267,8 milyat d,zlam Semesrer l-1976/1977.Adanya peningkatan di bidang penerimaan ini, menyebabkan ?emerintah da-pat memperluas jangkauan pembangunan disamping dapat menjamin penye-diaan biaya rutin Pemerintah yang juga semakin besar jumlahnya.

Meningkamya penerimaan dalam negeri tersebut di atas, disebabkan olehkarena penerimaan pajak langsrng diluar minyak bertambah 5,2 persen,sedangkan jenis penerimaan lain seperti pajak tidak langzung diluar minyak,penerimaan minyak dan penerimaan bukan pajak masing-masing telah ber-tambah sebesar 31,8 persen,23,9 persen dan 50,6 persen. Perkembangan pe-nerimaan pajak langsung di luar minyak tersebut merupakan suatu pantulandari harapan ke arah tercapainya suanr azas keadilan pemerataan pembebananpajak untuk pembangunan. Dalam pada itu, meskipun Pemerintah secara ber-tahap telah memperingan beban pajak, khuzusnya terhadap barang yangessensiil dan sangat diperlukan oleh masyarakat, namun penerimaan pajaktidak langsung, penerimaan minyak dan penerimaan bukan pajak secara sadarjuga terus-menerus diusahakan peningkatannya. Perkembangan realisasi pene-rimaan pajak langsung selama Semester l-7976/1977 secara terperinci dapatdilihat dalam Tabel IIL 3.

Realisasi pajak pendapatan dalam Semester l-7976/1917 telah mening-kat 33,0 persen, yaitu dari Rp 29,4 milyar dalam Semester i-7975/I976menjadi Rp 39,1 milyar dalam Semester 1-197611977. Bila dibandingkandengan yang direncanakan dalam APBN, penerimaan tersebut telah mencapai48,0 persen dari yang dianggarkan. Meskipun Pemerintah telah menurunkanbeban pajak pendapatan tahun 1976, tetapi kenaikan penerimaan dari pajakpendapatan masih akan dapat diwujudkan sebagai akibat dari adanya per-kembangan ekonomi serta peningkatan kegiatan penagihan pajak.

Penerimaan pajak perseroan dalam Semester l-1976/7977 adalah sebesarRp 54,5 milyar, yang berarti 33,9 persen dari jumlah yang direncanakandalam APBN. Dalam hubungan ini, tarip umum pajak perseroan tidak me-ngalami perubahan, yaitu tetap sebesar 20 pcrsen dengan tambahan pajakuntuk laba kena pajak yang berjumlah di atas Rp 10 juta sebesar 25 persen.

Meskrpun pajak perseroan dalam Semester l-7976/1977 tidak berkem-bang sebagaimana yang diharapkan, namun penerimaan MPO dan pajak pen-dapatan telah menunjukkan tingkat perkembangan yang cukup besar, se-hingga ini berarti bahwa dun.ia usaha juga mengalami suatu kemajuan.

A

Page 80: 1{(lTA KEUANGAN

56

€^c-

co

N

c-

o^ r.-- q q .o- t.^ co Fr \o o\ e.l

N cil

I

t i r o + 6 1 0 \^ : - f . - i 6 i . . i oH ,;h F. \o .l

* _ + ^ - i c o ^ q \o . \ \ o o " i o \ o .N F - r a r v

>-

l . j { . : 4

.i l!O r A C r - r -

J' t d;-{,t4

!.tq,

th

t\o\

F.

o

q,r

't

Ft-o\

\ot\o\i

Z 'o

il

z

+

-{

Page 81: 1{(lTA KEUANGAN

G t g f i k l l l . 3 '

PENERIMAAN DALAM NEGERI, I97511976 - I97611977

( dalam milyrr ruPirh )

57

t

I

pejat ti&k langrun8

peneriBaan bulan peFk

Page 82: 1{(lTA KEUANGAN

{

58

Dalam pada itu, realisasi pajak perseroan minyak yang merupakan

bagian terbesar dati sumber penerimaan negara, dalam Semester l-197611977

adalah sebesar Rp 671,0 milyar, yang berarti telah mencapai 40,5 Persen

dan ymg direncanakan dalam APBN. Bila diband.ingkan dengan realisasinya

dalam Semester l-197511976, maka penerimaan tersebut telah menunjukkan

zuatu peningkatan sebesar Rp 120,5 milyar atau 21,9 persen' Kenaikan harga

ekspor minyak sebesar US $ 0.20 yaitu dari US $ 12.60 menjadi US $ 12'80

per banel sejak Oktober 1975, zdalah sebagai salah sa faktor penyebab

meningkamya pajak perseroan minyak dalam periode tersebut diatas' Faktor

lainnya adalah berupa perjanjian baru dalam rangka konrak karya dan konrrak

bagi hasil yang telah disetujui bersama antare Pemerintah Indonesia dengan

perusahaan minyak asing dalam rangka mewujudkan sistim pembagian yang

Iebih adil.

Sebagai halnya penerimaan pajak pendapatan, maka penerimaan MPO

juga telalr berkembang seperti yang diharapkan. Dalam Semester l-7976t1977

penerimaan tersebut telah mcningkat 36,2 persen, yaitu dari Rp 45,8 milyar

dalam Semester l-1975/1976 menjadi Rp 62,4 mllyar dalam Semester

l-797617977. Bila dibandingkan dengan yang direncanakan dalam APBN

lg76lLg77,maka penerimaan tersebut telah mencapai 50,5 persen dari yang

dianggarkan.

Serangkaian kebijaksanaan telah dilaksanakan oleh Pemerintah, yaitu

antara lain berupa pembebasan pungutan MPO atas pekerjaan pemborongan

rumah murah yang biaya pembangunannya tidak melebihi dari Rp 2,5 juta

dan apabila luas bangu.nan (permanen) tidak lebih dari 70 meter persegi'

Disamping kebijaksanaan tersebut diatas, sezuai dengan meningkatnya harga

pada umumnya, Pemerintah juga telah menaikkan tarip pungutan MPO atas

ekspor ka1-u, kopi dan jenis ekspor lainnya. Meskipun demikian, kenaikan

tarip MPO tersebut bukanlah berarti sebagai penambahan beban pajak, sebab

pada akhir tahun dapat diperhitungkan kembali dengan besarnya pajak per-

seroan yang terhutang.

Realisasi penerimaan Ipeda dalam Semester l-1976/7977 adalah Rp 23 ,2

milyar, yang berarti telah mencapai 65,9 persen dari yang direncanakan

dalam APBN. Sebagaimana telah diatur dalam Inpres No' 6 tahun 1976,

kepada Daerah Tingkat lI yang dapat mencapai taxget, diberikan tambahan

bantuan pembangunan. Dengan melalui kebijaksan4an tersebut, maka diharap-

kan dapat menambah gairah bagi Daerah Tingkat II terhadap pembangunan

didaerahnya. Sejalan dengan kebijaksanaan tersebut, juga telah diuszhakan

+

I

Page 83: 1{(lTA KEUANGAN

unftk mempercepat penyelesaian pengenaan Ipeda besena pemungutannyabaik terhadap pokok pengenaan tahun berjalan maupun terhadap tunggakandari tahun-tahun sebelumnya.

Penerimaan pajak kekayaan, pajak atas bunga, dividen dan royalty danpajak langsung lainnya telah mencapai Rp lO,9 milyar yang berarti ,14,5 persendari jumlah yang direncanakan dalam APBN.

Meskipun penerimaan pajak langsung pada umumnya telah dapat diting-katkan, namun penerimaan pajak tidak langsung perlu terus diusahakan pe-ningkatannya searah dengan berkembangnya investasi diberbagai sektor in-dustri dan perdagangan sebagai akibat dari fasilitas fiskal yang telah diberikanPemerintah.

Dalam pelaksanaannya, penerimaan pajak tidak langsung selamaSemester l-1976t1977 dapat mencapai tealisasi sebesar Rp 353,1 milyar yangberarti telah mencapai 53,3 persen dari yang direncanakan dalam APBN.Keadaan ini telah menunjukkan zuatu peningkatan yang cukup pesat bile di-bandingkan dengan realisasi Semester pertama tahun sebelumnya.

Realisasi penerimaan pajak penjualan dan bea mazuk, dalam Semesterini nampak lebih menonjol bila dibandingkan dengan perkembangan jenisjenispajak tidak langzung lainnya. Meskipun demikian, Pemerintah tetap memberi-kan perbedaan yang tajrm antara ta.rip barang-barang yang sangat essensiildengan barang-barang konsumsi bersifat mewah. Didalam hubungan iniPemerintah antara lain telah mernberikan pembebasan pajak penjualan ataspembangunan rumah murah, bis, truck dan kendaraan komersiil lainnya'yangdirasakan sangat penting bagi keperluan rakyat banyak. Di lain pihak, tarippajak penjualan untuk kendaraan mewah seperti sedan dan station wagon ha-sil rakitan dalam negeri telah dinaikkan. Didalam pelaksanaannya selamaSemester l-1976/7977 realisasi penerimaan pajak penjualan telah mencapaiRp 75,1 milyar yang berarti 49,5 persen dari yang direncanakan dalam APBN.

Sejalan dengan kebijaksanaan dibidang tarip pajak penjualan tersebut,Pemerintah juga telah memberikan pembebasan bea mazuk dan pajak pen-jualan impor atas impor kendaraan bermotor komersiil tertentu dalam ke-adaan CKD dan sebaliknya menaikkan tarip bea masuk dan pajak penjualanimpor atas impor sedan. Serangkaian kebijaksanaan tersebut dimaksudkanagar pola pengangkutan lebih diarahkan untuk kepentingan sarana umum.

Penerimaan cukai dalam Semester l-1976/7977 adalah sebcsar Rp 59,1milyar yang berarti telah meningkat 31,0 persen bila dibandingkan denganrealisasi Semester l-197 5/7976. Peningkatan ini antara lain disebabkan karenaadanya penyesuaian harga dasar untuk memungut cukai bir dan alkoholsulingan pada bulan Desember 1975. Disamping itu sebagai akibat sem:r.kin

Page 84: 1{(lTA KEUANGAN

60

N

tr

r , ' 1 O \ O + O O a Ot ' i - i i " ? i e J+ . 6 + - r 9 +

r ; l

. i O c O + \ Or . r o o , \ o \ o , i +N r r N N f r

\ c o - 1 \ 1 . * o \N \ O \ o o o f -r / r r n + 0 o . . l

O. -l

i z ^

(n

0)

q,

o

t\t\

t\

zu )^

' z ' 2+< *- i l t

z

E

z

{

I

Page 85: 1{(lTA KEUANGAN

67

meningkatnya harga jual rokok di pasaran, maka telah diambil langkah untukmenetapkan kembali harga limit tembakau. perlu diketengahkan, bahwa hasiltembakau yang diizinkan menggunakan pita harga limit hanya yang benar$enarbermutu rendah, sedarrgkan terhadap perusahaan yang mutu produksinya sudahbaik tidak dibenarkan menggunakan harga limit.

Untuk menanggulangi masalah beredarnya rokok polos telah dilakukantindakan-tindakan preventip dan represip antara lain berupa pengawasan ter-hadap kemungkinan pengedaran rokok polos baik oleh pabrikaabrik peme-garg suat izin perusahaan maupun terhadap kemungkinan pemazukan rokokluar negeri ke dalam daeralr pabean. Dalam pada itu, untuk memudahkanpengawasan serta pencegahan pemalzuan pita cukai, maka disamping operasipemberantasan pemasaran rokok polos, Pemerintah telah pula melakukanperubahan warna pita cukai.

Penerimaan bea mazuk dalam Semester l-7976/19T7 adalah sebesarRp 126,1 milyar, yang berarti Rp 39,4 milyar ztau 45,4 persen lebih besarbila dibandingkan dengan realisasinya dalam Semesrer I tahun s€belumnya.Peiaksanaan di bidang bea masuk diarahkan untuk menunjang pertumbuhanproduksi dalam negeri sesuai dengan yang digariskan serra memperluas ke-sempatan kerja. Disamping itu, usaha untuk memberantas penyelundupan terusditingkatkan. Hal ini adalah penting sebagai usaha untuk melindungi pereko-notnian pada umumnya dan unruk menyelamatkan pemazukan keuangan negarapad: khususnya. Sehubungan dengan itu, Pemerintalr antara lain telah melaku-kan pemeriksaan jabatan terhadap barang-barang impor tertentu serta tindakanyang lebih tegas sepeni anrara lain pencabutan izin usaha terhadap perusahaanserta sanksi yang lebih tegas terhadap oknum yang terlibat dalam kazus penye-lundupan dan sebagainya. Dengan berbagai kebijaksanaan ini, maka tarip rata-rata bea masuk selama Semesrer I-7976/7977 dapat ditingtatkan setringgapenerimaan bea mazuk unruk Seme ster l-1,97 6 /1977 telah mencapai 56,5 persendari yang dianggarkan.

Penerimaan pajak ekspor dalam Semester I-197611977 adalah sebesarRp 26,8 milyar, yang berarti telah mencapai 73,8 persen dari yang direncana-kan dalam APBN. Adapun kebijaksanaan penurunan dan/atau pembebasanpajak ekspor telah menyebabkan penerimaan pajak ekspor dalam Semester l-7976/7977 menjadi tebih rendah bila d.ibandingkan dengan realisasi Semester Itahun sebelumnya. Kebijaksanaan tersebut bertujuan untuk mendorong per-perkembangan ekspor', khususli'ia ekspor barang setengah jadi, ekspor hasilindustri, barang jadi dan kera;jinan rakyar serta barang-barang baru yangmemiliki prospek pemasaran yang baik.

Page 86: 1{(lTA KEUANGAN

62

Meskipun penerimaan pajak ekspor menurun, namun dilain pihak realisasiekspor diluar minyak untuk periode tersebut telah berkembang sesuai denganyang diharapkan,

Realisasi penerimaar minyak lainnya dalam Semester l-7g76/7977 adalahsebesar Rp 11,4 milyar, yang t:erartt 64,4 persen dari yang direncanakan dalamAPBN. Untuk menjamin kelancaran pengadaan bahan bakar minyak dalamnegeri, maka sejak bulan April 1976 Pemerintah telah melakukan penyesuaianharga jual oahan bakar minyak.

Penerimaan pajak tidak langzung lainnya, yakni penerimaan dari bea me-terai, bea lelang dan lain{ain dalam Semester I-79?611977 nampak menurunbila dibandingkan dengan realisasi Semester l-1975/L976. Menurunnya pe -nerimaan tersebut adalah sebagai akibat dihapuskannya bea meterai daganghasil bumi, yaitu dalam rangka mendorong ekspor dan perdagangan padaumumnya.

Penerimaan bukan pajak dalam Semester l-1976/797? dapat direalisirsebesar Rp 47,6 nilyar, yang berarti 50,6 persen lebih besar bila dibandingkandengan realisasi dalam Semester I tahun sebelumnya. Seperti halnya penerima-an dari sektor perpajakan, maka penerimaan Pemerintah atas bagian laba Bankmilik negara dan Perusahaan Negara serta penerimaan jasajasa dan penerimaanbukan pajak lainnya, juga terus diusahakan peningkatannya.

Dalarn Tabel III.5. dapat dilihat besarnya peranan masirig-masing jenispenerimaan secara sektoral selarna Semester l-197 61 I97 7.

Sebagai akibat pengaruh perkembangan ekonomi pada umumnya sertaberbagai kebijaksanaan Pemerintah di sektor perdagangan, ekspor, impor dansektor minyak, maka penerimaan dalam negeri telah mcningkat 23,4 persenbila dibandingkan dengan realisasi Semester I tahun sebelumnya. Didalamhubungan ini, penerimaan pajak dari sektor usaha/perdagangan dan sektorminyak telah meningkat 14,8 persen dan 23,9 persen. Sedangkan sektor lain-nya, yakni sektor impor dan penerimaan bLrkan pajak masing-masing me-ningkat dengan 42,6 persen dan 50,6 persen.

Penerimaan pemban gunanDisamping tabungan Pemerintah sebesar Rp 588,1 milyar, maka dalam

Semester l-7976/1977 juga telah direalisir penerimaan pembangunan yangberasai dari bantuar luar negeri sebesar Rp 377,9 rnilyar. Meskipun pem-biayaan pembangunan pada prinsipnya harus berasal dari sumber-sumber dalamnegeri, akan tetapi untuk mencapai hasil pembangunan yang maksimal masihdiperlukan dana yang berasal dari bantuan luar negeri sebagai pelengkap.Didalam hubungan ini, maka telah direalisir penerimaan bantuan programdan bantuan proyek masingmasing sebesar Rp 2,3 milyat dan Rp 375,6 milyar.

l+

J . J .

Page 87: 1{(lTA KEUANGAN

o t

T a b e l I l I . 5 .

PERKEMBANGAN PENERMAAN DAIAM NEGERI

197 6 | 1977

( dalam milyar rupiah )

MENURUT SEKTOR,

Sektor/jenis penerimaanr97 5/7976

S"-"tt* t

197 6/ 197 7

S"-astat I

Kenaikan

( % )

L Sektor usaha/pcrdagangur

a. Pajak pendapatan

b. Pajak perseroan

c . M P O

d . C u k a i

e. Pajak penjualan

f . I p e d a

g. l,ain - lain

Il. Sektor impor

a. Bea mazuk

b. Pajak peojualan irnpor

IIl. Sektor ekspor

Pajak ekspor

IV, Sektor rDinyak

a. Pajak perseroan minyak

b. Penerimaan minyak lainnya

V. Penerimaan bukan pajak

246,4

29,4

45,8

+) , r

L9,4

t7 ,6

123,5

86,7

36,4

30,I

30 ,1

550,7

o,2

31,6

324,939,1

62,459, r7 5 , 1

I ) , J

176,7

126,7

50,0

26,8

26,8

642,4

6 7 I , O

11,4

+7,6

14,8

3 3 , 0_ 28,7

?6,2

3 1 , 0

t9,6- 1 l o

42,6

45,4

3 5 , 9

- 11 ,O- r 1 , o

23,9

21,9

5.600,0

50,6

J u m I a h 1,o22,3 r.267,8 23,4

Page 88: 1{(lTA KEUANGAN

t . . t .

64

Pengeluaran rutin

Realisasi pelaksanaan pengeluaran rutin selama Semester l-797611977mencapai jumlah sebesar Rp 67 3 ,7 milyar. Jumlah tersebut dibandingkan

flengan reafisasi Semester I - 1975/1976 menunjukkan kenaikan sebesarRp 1i9,4 milyar atau meningkat 21,5 persen. Jumlah realisasi pengeluaranrutin sebesar itu terdiri dari belanja pegawai/pensiun sebesa.r Rp 328,9 milyat,belanja barang sebesar Rp 723,7 milyar, pengeluaran , untuk subsidi daerahotonom sebesar Rp 169,8 milyar, pembayaran untuk bunga dan cicilanhutang sebesar Rp 31,6 milyar dan lain{ain pengeluaran rutin sebesarRp 19,7 milyar. Perincian realisasi pengeluaran rutin selama Semester I -

197 611977 dapat dilihat pada Tabel III.6.

Belanja pegawai dan pensiun masih tetap merupakan bagian terbe-sar dari pengeluaran rutin dan dalam perkemb Lngannya menunjukkanpersentase yang terbesar dibandingkan dengan pengeluaran rutin lainnya.Realisasi belanja pegawai Semester | - 197 611977 adalah sebesar Rp 328Bmilyar. Dari jumlah tersebut nampak meningkat sebesar Rp 38,3 milyar atau13,2 persen dibandingkan dengan realisasi belanja pegawai Semester I -

7975/1976. Peningkatan tersebut anta.ra lain karena dalam tahun angbaran197617977 telah diadakan peningkatan gaji khusus bagi pegawai negerigolongan I dan golongan tamtama ABRL Realisasi belanja pegawai sebesarRp 328,9 milylr tersebut, terdiri dari tunjangan beras sebesar Rp 62,3milyar, gaji/pensiun sebesar Rp 225,0 milyar, biaya makary'lauk pauk sebesarRp 27,7 mrlyaLr,lainlain belanja pegawai dalam negeri sebesar Rp 7,6 milyardan belanja pegawai luar negeri sebesar Rp 6,3 milyar. Perincian rea.lisasibelanja pegawai selama Semester l-1976/1977 dapat dilihat pada Tabel III.7.

Dalam hal belanja barang selama Semester I - 797611977 realisasinyaadalah sebesar Rp 723,7 milyar, hal ini berarti jumlah peningkatannyatidak begitu besar bila dibandingkan dengan realisasi belanja furang S€mester l-1975/7976. Jumlah tersebut terdiri dari belanja barang dalam negeri sebesarRp 119,2 milyar dan belanja barang luar negeri sebesar Rp 4,5 m yzr.

Subsidi daerah otonom merupakan pengeluaran yang dipergunakan un-tuk membantu keuangan daerah otonom, yaitu untuk pembayaran gaji dantunjangan beras pegawai-pegawai daerah otonom. Realisasi pengeluaran iniselama Semester | - 1976/7977 adalah sebesar Rp 169,8 mtlyar, yngberarti meningkat sebesar Rp 56,4 milyar atau 49,7 persen bila dibanding-kan densan realisasi Semester I - 197511976. Kenaikan tersebut disebabkan

/F

'(

Page 89: 1{(lTA KEUANGAN

d

t -

c\

E

N Cl .n co t- rn o\ \o Fl t- r.r. n O . . l + O \ F . O o O - O . O

.:l a! r.,t lf' i .rr co

t *

O . t r N r . r c a o c o \ O O \ O F€ . ' | o \ + a , c - N . r * O O \(\ al -.r \O \O a.| rn !-r.n !-l Y-r F<

\o- q vr o\ +- vr o\ co- o\ o\ .1Q ) r n \ O \ O r i , | r F \ N c ) . - r +o\ (\ r-r r-1 o e.l Nel ri r-r r-l r-r

bo

E ! qY 2o -

r - r N n . l + r . l

,rZ ̂ .E a <

X

r..t-

t-.

ts

F.

Ea

0

0,

q

a

rcc?

bo(u

q,

t'\t\

C - ^

H

zF]

Page 90: 1{(lTA KEUANGAN

Iain - lain

Bunga dan Cicilan hutang

Subsidi Daemh Otonom

Belanja barang

Belanja pegak?i

G r a f i k l l l . 4 .

PENGELUARAN RUTIN 1975l1976 _ I97611977

( dalam milyar rupiah )

66

2.000

1.600

1.200

800

2.000

1.200

400{400

AIBN RealisasiSemester I

r97511976

APBN RealisasiS€megte! I

19761t977

Page 91: 1{(lTA KEUANGAN

67

tEEa,

t

!a

!P

(\I

q.sGI

\ooo\(\l

1:

l\ !-l i< r

. , i e f r i d d!-{ F{ N Fl Fl

\o anF \ O

q \\ o r

F . ( \ l m r + r

.rl A^ \N T A N\ O N N

GI

rtr O (\lrtt o (\l

N

eL ^' 5 ttx

tu

e,

!Jat

g€tl&

gtE.,atl

a6.Jx

EH

9ott

Fa\o\\ot-6

\oF\o\

Fo.

t\Fo\

\ o ^5€

F. -r 'E

trltsl

i-

-(

Page 92: 1{(lTA KEUANGAN

68

karena adanya peningkatan gaji pegawai negeri golongan I sena bertambahnyaguru€ilru SD dan perawat?erawat.

Realisasi pembayaran bunga dan cicilan hutang selama Semester l-1976/1977 adalah sebesar Rp 31,6 milyar. Jumlah tersebut terdiri daripembayaran bunga dan cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 1,0 milyarserta pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri sebesar Rp 30,6 milyar.

Realisasi lainlain pengeluaran rutin S€mester | - lg76/1977 sebesar19,7 milyar terdiri dari pengeluaran untuk persiapaa pemilu sebesar18,1 milyar dan lainLain pengeluaran rutin sebesar Rp 1,6 milyar.

3.5. Tabungan Pemerintah

Selama Semester | - ),976/7977 realisasi tabungan pemerintah mencapaijumlah sebesar Rp 588,1 milyar. Jumlah tersebur merupakan selisih antararealisasi penerimaan dalam negeri se$esar Rp f .261,8 milyar dan jumlah reali-sasi pengeluaran rutin sebesar Rp 673,7 miyar,

Tibungan Pemerintah merupakan dana bagi pembiayaan anggaran pem-bangunan di luar bantuan proyek, sehingga peningkatan tabungan pemerintah

tersebut merupakan suatu hal yarg penting untuk dapat membiayai an11aranpembangunan dari sumber-sumber dalam negeri. Ini dapat dimungkinkan me-Ialui peningkatan penerimaan dalam negeri sedang di lain pihak diadakannyapenghematan dalam pengeluaran rurin.

3.6. Pengeluaran pembangunan

Realisasi pengeluaran pembangunan di luar bantuan proyek selamaSemester | - 7976/7977 mencapai jumlah sebesar Rp 402,7 milyar. Sementaraitu realisasi bantuan proyek selama Semester l - 7976/lg77 mencapai jumlahsebesar Rp 375,6miyar. Dengan demikian seluruh pembiayaan pembangunanselama Semester | - 197 6/1977 telah mencapai jumlah Rp 778,3 mllyar.Realisasi pengeluaran pembangunan di luar bantuan proyek selama Semester I-7976/I977 terdiri dari pembiayaan pembangunan Departemen/Lembaga se-besar Rp 233,2 mllyzr, pembiayaan pembangunan untuk daerah sebesarRp 119,9 milyar dan pembiayaan pembangunan lainnya sebesar Rp 49,6milyar.

Pembiayaan pembangunan melalui Departemen/Lembaga tersebut terdiridari pengeluaran pembangunan untuk Hankam sebesar Rp 27,3 milyar danpembiayaan pembangunan Departemen/Lembaga lainnya sebesar Rp 205,9milyar. Realisasi pengeluaran pembangunan Departemen/Lembaga selarra

RpRp

I

Page 93: 1{(lTA KEUANGAN

G r s f i k I I L 5 .

PENGELUARAN PEMBANGUNAN Ig7'A976 _ 197611977 .,

69

I

A

APBN RratiladScdc,tcr I

1976/r9?6

r) diluar bentu.sn proyct

( dslam milyar rupirh )

Page 94: 1{(lTA KEUANGAN

1

70

Semester | - 1976/7977 nampak meningkat dibandingkan dengan realisasiSemester I - 1975/7976. Peningkatan tersebut disebabkan karena meningkat-nya daya serap masing-masing Departemen dalam melaksanakan proyek tahunr976 /1977 .

Realisasi pembiayaan pembangunan untuk daerah selama Semester I-197611977 adalah sebesar Rp 119,9 milyar. Bila dibandingkan dengan reali-sasi Semester | - 7975/1976 jumlah tersebut meningkat sebesar Rp 23,9milyar atau 24,9 persen. Kenaikan tersebut antara lain karena makin me-ningkatnya volume anggaran pembangunan untuk daerah dalam tahun anggar-an I976/7977.

Meningkatnya pembiayaan pembangunan untuk daerah berati penyebar-an kegiatan pembangunan secara lebih merata keseluruh daerah yang me-mungkinkan peningkatan partisipasi masyarakat daerah dalam pelaksanaanpembangunan.

Realisasi pembiayaan pembangunan untuk daerah selama Semester I-L976/1977 tersebut diatas terdiri dari bantuan pembangunan desa sebesarRp 11,O milyar, bantuan pernbangunan kabupaten sebesax Rp 26,8 milyardan bantuan pembangunan Dati I sebesar Rp 29,9 milyar. Selanjutnyadalam jumlah itu termasuk pula bantuan pembangunan Irian Jaya sebesarRp 2,1 milyar, bantuan pembangunan Sekolah Dasar sebesar Rp 20,2milyar, bantuan pembangunan sarana kesehatan sebesar Rp 4,2 milyar.Selain dari pada itu pembiayaan pembangunan mela_lu.i dana Ipeda telahdirealisir sebesar Rp 23,2 mtlyzr dan bantuan pembangunan melalui InpresPenghrjauan sebesar Rp 2,5 milyar.

Meskipun jumlah bantuan pembangunan desa dalam tahun 19Z6/7977diperhitungkan per desa sama dengan tahun 1975/1g76, akan tetapi banyak_nya desa dalam perhitungan bantuan tahun t976/7977 lebih besar bila di_bandingkan dengan tahun 7975/1976. Dalam pada itu, perhitungan bantuanpembangunan kabupaten dalam tahun 7976/L977 adalah sebesar Rp 400,_per jiwa dan sepeni diketahui jumlah bantuan minimum telah dinaikkanmenjadi Rp 30 juta.

Bantuan pembangunan Dati I berjumlah sekurang-kurangnya Rp 1 milyartiap propinsi lartg berarti bahwa bantuan yang terendah mengalami pe_ningkatan sebesar Rp 25O juta dibandingkan dengan tahun l9Z 5/lg7 6.Selanjutnya bantuan untuk Irian Jtya ad,alah dimaksudkan unfltk rerusmeningkatkan pembangunan di daerah Irian Jaya.

I

tl

Page 95: 1{(lTA KEUANGAN

77

Pcmbiayaan pembangunan lainnya meliputi pengeluaran untuk subsidipupuk, penyertaan modal Pemerintalr dan lain-lain. Subsidi pupuk selamaSemester l-197611977 mencapai jumlah sebesar Rp 10,6 milyar. Subsidipupuk tersebut antara lain digunakan untuk zubsidi pupuk dalam negeri dansubsidi atas kerugian pemasaran pupuk.

Realisesi penyertaan modal Pemerintah selama Semester l-1976t1977adeleh sebesar Rp f9,3 milyar. Lain-lain pengeluaran pembangunen yangterdiri dari berbagai pengelueran pembangunan untuk program pembangunanindustri, pembiayaan untuk Perumnas, program keluarga berencana, pro-gran peningkatan dan pengernbangan statistik, sensus dan lain-lain, selameSernester I-197611977 telah mencapai jumlah s€besar Rp 19,7 milyar.

Page 96: 1{(lTA KEUANGAN

72

Tabe l I I l . 8 .

PELAKSANAAN APBN 1976/1977, SEMESTER IT)( dalam milyar ruPiah )

Jenis PenerimaanRealisasi

S€mester IJerds Pengeluaran

Realisasi

Semester I

-{PENERN'TAAN DALAM

NEGERI

A. Pajak langsung

1. Pajak pendapatan

2, Pajak perseroan

3. Pajak perseroan minYak

4 . M P O

5 , l p e d a

6. La in ' la in

B. Pajak tidak langsung

L Pajak penjualan

2. Pajak penjualan imPor

3 . C u k a i

4, Bea masuk

5. Pajak eksPor

6. Penerimaan minyak lainnYa

7. La in ' la in

C. Penerimaan bukan Pajak

PENERIMAAN PEM .

BANGUNAN

1, Bantuan Program

2. Bantuan Proyek

PENGELUARAN RUTIN

1. Belanja pegawai

2. Belanja barang

3. Subsidi daerah otonom

4. Bunga dan cicilan hutang

5. Lain - lain

PENGELUARAN

PEMBANGUNAN

A. Pembi&yaan DePartemen/ 2!3,2

l*mbaga

l.Departemen/Lembaga 2o5,9

2. Departemen Hankam 27 ,1

B. Pembiayaan bagi Dacrah ll9'9

1. Bantuan desa 1t,0

2. Bantuar KabuPaten 26,8

3. Bantuan Pemb. Dati - I 29'9

4. lrian Jaya 2'1

5. Pembangunan S.D. 2O,2

6. Pelayanan Kesehatan/ +,2

Puskesmas

7. Bantuan Pemb, Pasar

8. Bantuan Penghijauan 2,5

9 . l p e d a 2 t ' 2

C. Pembiayaan lain - lain 49,6

1. Subsidi pupuk 10'6

2. Penyertaan modal Pem. 19'3

3. Lain - lain l9'7

D. Bontuan hoy€k 375 '6

|.261,8

861, I

67 l ,O

62,+

23,2

10,9

3 5 3 , 1

7 5 , 1

50,0

59,1

126,1

26,8

1 1 , 4

+,6

+7,6

t77,9

2 , 3

t / ) , o

67 3,7t28,9123,7

169,83r,61 4 7

77 8 ,1

+

II.

{

J u m l a h

1) Angka sementara

1,639,7 J u m l a h r.452,O

Page 97: 1{(lTA KEUANGAN

BAB IV

RENCANA APBN 197711978

4 .1 .Umum

APBN merupakan penuangan pelaksanaan yang lebih rerperinci darirencana pembangunan lima tahun. Sehubungan dengan ini, kebijaksanaanfiskal dalam tahrn 7977/7978 juga diserasikan dan diarahkan untuk men-capai sasaran-sasaran dari REPELITA II.

Kebijaksanaan fiskal dalam tahun 197717978 pada hakekatnya merupa-kan kelanjutan daripada kebijaksanaan tahun-tahun sebelumnya dan diarah-kan bukan sekedar untuk menunjang peningkatan laju pertumbuhan ekonomi,melainkan juga untuk mewujudkan secara nyata perataan pembangunan.Di samping itu, stabilitas ekonomi harus t€tap dikendalikan dan diusahaktrnkemantapannya. Sehubungan dengan itu prinsip anggaran berimbang tetapdipakai sebagai pedoman dalam penyusunan RAPBN 1977/7978.

Berdasarkan kerangka kerja tahunan yang dituangkan dalam RAPBN1977/7978, usaha penting untuk meratakan pembangunan kesemua daerahakan terus ditingkatkan dengan memperbesar bantuan-bantuan kepada daerahtingkat I, kabupaten, desa dan bantuan-bantuan lain yang dikenal sebagaibantuan Inpres. Bantuan-bantuan tersebut merupakan kekuatan yang me-mutar roda pembangunan daerah menjadi semakin cepat da4 selanjutnya pem-bangunan nasional secara keseluruhan akan meningkat pula.

Dalam RAPBN 1977/7978, jumlalr penerimaan negara dan pengeluarannegara direncanakan berimbang pada jumlah Rp 4.247,3 milyar yang berartiRp 726,7 milyar atau 20,6 persen lebih besar dari A?BN 1976/7977. Dlrrijumlah tersebut, direncanakan penerimaan dalam nigeri dan pengeluaran.rutin masing-masing sebesar Rp 3.484,2 milyar dan Rp 2.079,4 milyar.Dengan demikian direncanakan untuk tahun 1977/1978 dapat dihimpuntabungan Pemerintah sebesar Rp 1.404,8 milyar.

Sejalan dengan prinsip, bahwa pembangunan harus berdasarkan padakemampuan sumber dalam negeri, maka peranan tabungan Pemerintah perluterus ditingkatkan. Meskipun demikian, kebijaksanaan di bidang penerimaannegara tidak saja ditujukan untuk memperbesar sumber dana anggaxan negara,tetapi juga diarahkan untuk meningkatkan tabungan masyarakat dan investasiyang produktip.

Untuk memperluas jangkauan pembangunan dan mendapatkan hasil

Page 98: 1{(lTA KEUANGAN

€" c{ n1 ,o" 6{ .t q, <E- (D- 6r@ " c o o c o 6 { + , c o

F O ( o O 0 0 C ' r r d ) + a oN 6 t $

o t i ( o c 4 o . n o 1 o t o j o@ o N c o + o r E ) D - +( D + , c { @ + . n o o \ D r n. . ; - j - - " . : , . i - -

r 6 + , 6 ) i c oc o o € ++ i + f j *

$ o e r r o ( o ( o oc { 6 r c ! + @ 9 , o : l n +

o c o c {r o r l :

+ . o ) | o A , t t r n t t + o +o c ! c o € ( o + N

q 1 o r f ) , o . q n : q . o r o -@ o r c o r o r o o + ' ( ) e f )6 ! + N . O + 3 1 i o ) 1 6 l t i

+ i ! o O r ' 6 c o o i ) . D r l )c . r ( E + c o o t ( 6 6 r c l r N c r r

r A r c \ i

@ . / ) . . ) o , l ! r o . o 6 @ r ot s ! + 6 N { i F 6 6 O +

O d l r N N O r . oco 00 a{ roi i 0 1 c \ r

6 tl. rf or (ll co cr') cit F (oc { o 6 r o r d ) r 0 N 6 \ 1 1 . 0 d )

f i 0 r . D ( o r r iF € r o o r c o i

u

ti

a

?

g

E

It

F

j

H

td

&

FF.t

HlIJraF^

, E9€i < l E= E i : . H

Z ' 1

.1

H

+

A

Page 99: 1{(lTA KEUANGAN

q . n : q \91H3r o l ' l q

6r, 6to) Clt

l r l l t l r l

| o q t

75qa 'o -1qa \ \qq9 o ! 9 9 $ q r N c o r . i l o c \ l

o o 6c l q c ! c ! i ; + + d 6 :o d + c i 6 i i d d + c . , i

6 r i q o t i t q q q " l a q38S:59RRe3{ q q - - q o l c Y F -c -

oo ro rod r . r t d r - ! r l

o N F r o r o i6 f i

F q @ ( 6 6 o r O tc ) 1 0 F c \ r | ! ' ( ! t a r d r o { t' o i o o q t o ) o n € ( o i o c r

t h c t F i; :

t {' 6 N!t o)

8 A

T

T

z4F

,l

ta

I

-|Il

I ' J ^C i a ^

vrtt{

+

{

. o 6t l o o r : qo o @ c \ r

q o l n a r

oq. 1 ft q ot 6r 11 '.1D N F O F

O l D N o . t r o | o r | l c {n : F N . . : . . : r : r

v 6 | c { -

ro (O O' or

o! 6t. t o t o

I I c,,, cD

q q ^ ^

r i . -t l

nl ot ,q q.

c{ rai @ 6l

f. i: c9 or- \ .'r- {:.i H o o t s 1 6 -0 r F o r o 0 r € { r :r r i ! q d ? o r T

6 r q d r

aJ .,? o

{i (o co clr

1 6 € 6 H6 r s r + 6 |

Page 100: 1{(lTA KEUANGAN

G r r f l k l V . 1 .

PERBANDINGAN PENERIMAAN NEGARA DALAII{ APBN DAN R"EPEUTA196911970 - t977 tr97t( ddan mily& rupidr )

76

I.

r9el970 1970/r9?r t97tl1C72 rCt2!1n3 rn3,r974 19741976 r975llC16 rgl6llSlT lgnqn&

/i'PBN RAPBN

Page 101: 1{(lTA KEUANGAN

P:- s1 - : rDEiAI lTir . . -" . , L . . r ; . t { f . I .

G r . f i k 1 V . 2 .

PERBANDINGAN PENGELUARAN NBGARA DALIIM AXBN DAN REPELITA' 1969tr970 - r9f7tt978

( ddam nflyrr ruplrh )4.500

I

+

.r(

rstolrcn rctutct2 rgt6/rw rmirg7r(APEN ) (RTXBN)

! fagcluerln ecEbensunra

I P.nScluar.D rut'r.D

I r"ogto-"np.nbangunrn

rgturclo rg76A9n

R E P E L I T A t rR , E P E L I T A I

Page 102: 1{(lTA KEUANGAN

78

yang maksimal, maka penyerapan potensi modal, teknologi serta skill yangberasal dari luar negeri masih diperlukan sebagai pelengkap. Jumlah bantuanluar negeri yang direncanakan untuk tahun anggaran I977/L9ZB adalah,Rp 763,1 milyar atau 6,4 persen lebih tinggi dari ApBN 1976/|9TZ. Daiijumlah tersebut 95,3 persen berasal dari penerimaan bantuan proyek, dan4,7 persen dari penerimaan bantuan program. Dengan demikian jumlah danapembangunan yang direncanakan dalam r.ahun 1977/1978 adalah sebesarRp 2.167,9 mi lyar.

4.2. Penerimaan dalam negeri

Untuk memperoleh hasil pembangunan yang maksimal diharuskan ada-nya peningkatan penerimaan dalam negeri. Hal ini mengharuskan pemerintahuntuk menggali semaksimal mungkin segenap potensi fiskal dengan tidakmenyimpang dari peraturan yang berlaku. Usaha peningkatan penerimaandalam negeri ini dibarengi pula dengan berbagai kebijaksanaan untuk mening-katkan gairah investasi dan peningkatan tabungan masyarakat, yeng secaf,atidak langsung'akan berpengaruh pula terhadap perkembangan penerimaannegara. Pada hakekatnya, kebijaksanaan penerimaan negara khususnya dibidang perpajakan ditujukan untuk menunjang usaha memanrapkan stabilisasidan pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan keqa dan meratakanhasil pembangunan.

Sejak dimulainya REPELITA I, Pemerintah secara bertahap telah me-lakukan perbaikan anara lain meliputi sistim pemungutan paja.k, administrasiyang lebih baik serta penyesuaian tarip. perbaikan administrasi dan organisasiantara lain terwujud dalam usaha penyederhanaan tata-carc. pemungut-an pajak, yaitu melalui sistim MpS/MpO, perbaikan tara-laksana pabeanserta perbaikan organisasi di lingkungan zparat ya,ng melola pendapatannegara. Perbaikan ini dimaksudkan agar Pemerintah dapat meningkatkan ke-mampuannya sesuai dengan perkembangan ekonomi pada umumnya dalamrangka meningkatkan penerimaan negara.

Kebijaksanaan lain yang tidak kalah pentingnya adalah berupa usahapeningkatan pelayanan masyarakat, yakni melalui penambahan tempat-tempatpembayaran serta bimbingan untuk mempedancar pembayaran pajaknya.

Sehubungan dengan usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak danusaha mendorong tercapainya iklim yang baik bagi perkembangan duniausaha pada umumnya, maka dalam tahun 1970 pemerintah secara serentaktelah rnelakukan penyempurnaan perundang - undangan Ordonansi pajak

I

,l

Page 103: 1{(lTA KEUANGAN

Tabe l ry .2 .

PERXEMBANGAN PENERIMAAN DALAM NEGERI196911970 -1977^978

( dalam milyar rupiah )

79

{_Y-

Tahun AnggaranPersentaee

REPELITA I

1969n970

1970/t97L

t97LtL972

t972n97'

t973n974

REPELITA II

r97411975

797511976

rg76t1s77 r)

1977 /rg78 2)

241,7

3+4,6

428.O

590,6

967,7

L.753,7

2.241,9

2.803,2

?.484,2

+

100,9

83,4

162,6

377,r

+ 786,0

+ .+99,2

+. t61,3

+ 681,0

+

+

+

+

+

+

+ 81,2

+ 27,8

+ 25,0

+ 24,'

4t,4

24,2',

38,O

6t,9

1 ) A P B N

2 ) R A P B N

Page 104: 1{(lTA KEUANGAN

2000 2000

t 000 r000

G t s f i k I V . 3 ,

PERBANDINGAN PENERIMAAN DALAM NEGERI DAN REPELITA

r9691t970 - 1977lrya( delan milYat mPidr )

80

,100O 4000

3000 3000

197U92 r974r9n 193/19?4 1974n95 19?519,6ry/qrgz 19?8/198APEN RAPAN

+-

-{

I n.rkiraan nep"ut^

f reatirailncrkkaanAPBN

r9oA97O

Page 105: 1{(lTA KEUANGAN

81

Perseroan 1925, Ordonansi Pajak Pendapatan 1944, Undang-Undang PajakDividen dan Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing serta Penanam-an Modal Dalam Negeri. Dalam pada itu pembinaan ketrampilan dan disiplinaparafur pemungut pajak terus menerus diusahakan peningkatannya. Denganbertitik tolak dari kebijaksanaan meningkatkan penerimaan negara, makasecara bertahap telah dilakukan keringanan dan penyesuaian tarip pajakpendapatan, pajak perseroan, pajak penjualan, bea masuk, cukai, pajak ekspordan sebagainya. Di samping untuk mendorong dan mengarahkan tabunganmasyarakat dan investasi yang produktip serta menggairahkan usaha danperdagangan pada umumnya, maka kebijaksanaan tersebut secara tidak lang-sung juga akan besar ̂rtinyabagi perkembangan penerimaannya.

Melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut dapar rerlihat perkernbang-an penerimaan dalam negerr sebagai berikut. Jika dalam tahun 1969/7970,yang merupakan tahun pertama REPELITA I, jumlah penerimaan dalamnegeri baru mencapai Rp 243,7 milyar, maka pada akhir REPELITA I yaitutafun 1973/797 4 telah meningkat rnenjadi Rp 967,7 milyar. Dalam per-kembangan selanjutnya yaitu untuk ta'hun 1974/t975 dan 197511976 pene-rimaan tersebut meningkat lagi masing-masing menjadi Rp 1.7 53,7 milyt di;nRp 2.247,9 milyar. Untuk tahw 1977/1978 direncanakan penerimaan dalamnegeri sebesar Rp 3.484,2 miiyar atau 24,3 persen lebih tinggi dari APBN7976/7977. Dari jumlah tersebrit direncanakan penerimaan pajak langsung,pajak tidak langsung dan penerimaan bukan pajak masing-masing akan dapatmencapai Rp 2.497 ,l milyar, Rp 898,2 milyar dan Rp 88,9 milyar. Diluarpenerimaan minyak, maka penerimaan pajak langsung dan pajak tidak lang-zung direncanakan sebesar Rp 549,8 milyar dan Rp 916,4 milyar.

4.2.1. Pajak langsung

Dalam pelaksanaan REPELITA I, pajak langsung telah menghasilkanjumlah penetimaan sebesar Rp 1.201,4 milyar. Dari jumlah tersebut pajakpendapatan, pajak perseroan dan pajak perseroan minyak masing-masing telahmencapai Rp 101,0 milyar, Rp 136,5 milyar dan Rp 773,1 milyar. SedangkanMPO, Ipeda dan pajak langsung lainnya mencapai Rp f45,5 milyar, Rp 34,2milyar dan Rp 10,6 milyar. Penerimaan pajak langsung diluar penerimaanminyak reaiisasinya terus meningkat meskipun tingkat harga adalah relatifstabil. Penerimaan tersebut telah meningkat sebesar 22,5 persen dalam tahun7970/1977 dan kemudian melonjak dalam tahun tg7Z/t973 dan tahun1973/1974. Dalarn tahun 7972/1973 dan 1973/7974, penerimaan pajak lang,sung diluar minyak meningkat lebih dari 50 persen, antara lain disebabkan

^-

-{

Page 106: 1{(lTA KEUANGAN

82

Tabe l IV .3 . -PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAIAK LANGSTJNG I}

1969tr970 - 1977tr978

( delom milyar nrpiah )

KenaikanTahun anggaran Jumlah

Jumlah PersentAS€

REPELITA I :

1969/7970

1970/r97r

1977A972

19tzn97it

1973n914

REPELITA II;

1974^975

1975il976

r9761L977 2l

1977 t1978 tl

43,2

52,9

68,5

103,3

t60,+

255,6

343,0

425,7

549,8

9,7

15,6

34,8

57,L

+ 95,2

+ 87,4

+ 82,7

+124,1

22,5

29,5

50,8

55,3

59,+

34,2

24,7

29,2

+

+

+

+

+

+

+

+

I ) Dilqar $iryak

2 ) A P B N

8 ) R A P B N

Page 107: 1{(lTA KEUANGAN

G r s f i k | V , 4 ,

PENERIMAAN DAIJ\M NEGERI, 196911970 _ 197717974

( dalam miVar tupiah )

II

paiak lanFunE

pajat tidak langsung

minyak

prn€rirDaan bukan pqiak

83

L

4000

3000

2000

r000

4000

3000

m00

1000

1976[977 197749?8APSN RAIBN

r9@/r970 r9o/r9?r 1p'Ur972 1C741975 r9?Slr974 1n4l'915 19151916

Page 108: 1{(lTA KEUANGAN

84

karena beberapa perusalaan PMA dan PMDN telah mulai berproduksi danmembayar pajaknya sehubungan dengan telah habisnya masa fasilitas pem-bebasan pajak. Di samping itu secara langsung dan tidak langsung, meningkat-nya penerimaan tersebut juga dipengaruhi oleh adanya usaha-usaha penam-bahan wajib pajak baru, peningkatan aperatur perpajakan baik secara kwali-tatip maupun secara kwantitatip, penertiban pemungutan pajak dengan mem-berikan urutan nomor pokok nasional kepada seluruh wajib pajak sertapeningkatan pelayanan kepada wajib pajak untuk memperlancar pembayaranpajaknya. Usaha memperluas dan meratakan kewajiban pajak dalam masyara-kat terus diusahakan, baik melalui cara kerja yang konvensionil dan rutinseperti pembinaan wilayah maupun melalui cara khusus seperti penunjukan

bendaharawan dan perusahaan/bank negara sebagai wajib pungut, penertibanpelaksanaan sistim surat keterangan fiskal antar pulau dan sebagainya.

Untuk mcningkatkan kesadaran wajib pajak, maka di samping ditempuhcara lunak yaitu berupa bimbingan dan penerangan, maka Pemerintah juga

bersikap lebih tegas dalam melaksanakan pengenaan pajak, khuzusnya kepadapara wajib pajak yang tidak patuh. Terhadap wajib pajak yang tidak mengem-balikan SPT akan diberikan teguran dan peringatan. Melalui berbagai kebijak-sanakan tersebut diatas, maka dalam tahun 7977/1978 direncanakan pene-rimaan pajak langzung diluar minyak sebesar Rp 549,8 milyar. Didalamjumlah tersebut, penerimaan pajak pendapatan direncanakan sebesar Rp 1 13,9milyar yang berarti menunjukkan suatu peningkatan sebesar Rp 32,4 mllyarbila dibandingkan dengan APRN 7976/7977. Kenaikan ini antara lain disebab-kan karena semakin besarnya pendapatan para usahawan dan upah buruh se-bagai akibat pengaruh perkembangan ekonomi pada umumnya. DalamREPELITA I penerimaan pajak pendapatan telah meningkat setiap tahunnya,yaitu dari Rp 12,1 milyar dalam tahtn 1969/197O menjadi Rp 34,4 milyardalam tahun 197311974. Dalam tahun pertama dan kedua REPELITA II pe-nerimaan tersebut juga telah diusahakan peningkatannya. Meningkatnya pe-nerimaan pajak pendapatan tersebut adalah merupakan ikitiar yang w$runtuk memungkinkan pemerataan pendapatan. Meskipun demikian, Pemerin-tah secara bertahap juga telah menurunkan beban pajak dengan cara menaik-kan batas pendapatan bebas pajak dan penyesuaian tarip pajaknya. Bataspendapatan bebas pajak yang sejak tahun 1969 ditetapkan Rp24.000,- danRp 22.000,- untuk wajib pajak dan isteri, maka dalam tahun 1973 dinaik-kan masing-masing menjadi Rp 60.000,-. Dalam periode yang sama, batas pe n-dapatan bebas pajak unruk setiap anak telah dinaikkan dari Rp 6.000,- men-jadi Rp 24.000,-.

21

Page 109: 1{(lTA KEUANGAN

8 5

Serangkaian kebijaksanaan tersebut, rer:us dilanjutkan dalam REpE-LITA II dan diarahkan untuk menciprekan iklim fiskal yang semrkin baik bagipembangunan serta meningkatkan kcpatuhan masyarakat dalam melaksanakankewajiban pajaknya. Sejalan dcngan itu, maka beban pajak pendapirtan rahun1977 telahdipcringan yaitu antara lain dengan merubah tarip atas lapisan pen_dapatan sisa kena pajak serta rnenaikhan batas pendapatan hebas pajak. Dalamttthtn I977, batas pendapatan bebas pajak untuk diri wajib pajak dan istcridinaikkan masing-masing menjadi Rp 135.000,- sedangkan unruk setiap anaktanggungan ( sampai batas lima orang ) naik menjadi Rp 60.000,_.

Dalam pada itu, pcnerimaan pajak perscroan dalam tahun anggaran1977/1978 direncanakan sebesar Rp 165,4 milyar. Dalam usaha mendoronginvestasi dan produksi, maka disamping penurunalr tarip pajak pcrseroanPemerintah jLrga telah memberikan fas itas-fasilitas perpajakan berupa fas itasbebas pajak dan perangsang penanaman modal terhadap perusahaan_perusaha_an dalam rangka PMA dan pMDN. Hasilnya telah nampak bukan saja dibidangpencrimaannya, melainkan juga dibidang penyerapan tenaga kerja dan per_kembangan industri pada khususnya. Selanjutnya dengan telah berproduksi_nya perusahaan-perusahaan dalam rangka pMA dan pMDN scrta habisnyafasilitas perpajaknn yang telah dinikmatinya, maka penerimaan pajak persero_an nampak meningkat terutama dalam tahtn Ig74/197 5.

Sebagai pelengkap kebijaksanaan pemerintah di bicang pcnanxmanmodal asing di Indonesia, maka telah diadakan perjanjian perpajakan dengannegara-negara lain, dengan maksud mencegah perpajakan secara bcrgandaatas laba dan pendapatannya, dan mengatur persoalan-persoalan perpajakanyang timbul diantara dua negara. Dengan adanya perjanjian perpajakan ini,diharapkan minat para investor melakukan investasinya di Indonesia menjrdilebih besar.

Di samping itu, untuk mendorong berkembangnya dunia usaha padaumumnya, maka beban pajak perseroan atas Iaba tahun buku yang berakhirsetelah bulan luni 1924 telah diturunkan. Dengan adanya penyesua:an tariptersebut, maha laba perusahaan yang tidak lcbih dari np iO.luta hanya di_kenakan tarip dasar 20 persen dan tidal< dikenakan tarip tambahan 25 persen.

fi samping penyesuaian tarip pajak perseroan, maka kebijaksanaan penting

lainnya juga telah dilaksanakan pemerintah yaitu berupa patokan tentangbatas

_ penyelesaian penetapan pajak serta penentuan dasar perhitungan MpS

yang lebih sederhana. Sedangkan untuk mengamank"n peneri-aan pqaknyt,oleh, Pemerintah telah ditetapkan persyaratan surat keterangan fiskal untukpembukaan dan pemberian izin usaha perwakilan perusahaan dagang asrngserta persyaratan surat keterangan fiskal antar pulau.

Page 110: 1{(lTA KEUANGAN

86

Seperti halnya pajak pendapatan dan pajak perseroan, maka pe-nerimaan MPO juga terus ditingkatkan. Bila pada awal REPELITA I tahun196911970 penerimaan MPO adalah sebesar Rp 15,3 milyar, maka pada akhirREPELITA I telah meningkat menjadi Rp 56,8 milyar, dan meningkat lagimenjadi Rp 97,3 mlIyar pada tahun 1975/1976. Dalam tahun t9T7/I9ZB di-rencanakan penerinraan MPO sebesar Rp 196,4 milyar, yang berarti menunjuk-kan peningkatan sebesar Rp 72,9 mllyar atau 59,0 persen bila dibandingkandengan APBN 797 6/1977 .

Pada hrkekatnya, MPO adalah merupakan pungutan pendahuluan ataspendapatan atau laba yang kemudian diperhitungkan kembali pada saat per-hitungan rLkhir pajak pendapatan atau pajak perseroan. Didalam rangka me-ngamankan dan meningkatkan penerimaan pajak, Pemerintah telah menunjuklembaga Pemerintah dan baclan usaha rettentu sebagai wajib pungut, yaitu an-tara lain bank-bank devisa, eksportir, importir, indentor perusahaan industribesar, pernborong, kontrakror minyak bumi yang tingkat kegiatannya bukantaraf survey/eksplorasi dan badan-badan Pemerintah seperti KPN, bendahara-wan, Badan Urusan Logistik, Kantor Lelang Negara, serta Direktorat JendralBea dan Cukai. Guna lebih meningkatkan penerimaan MPO ini, maka pemerin-tah juga telah menunjuk Bank Pemerintah dan perusahaan-perusahaan negarasebagai wajib pungut.

Sehubungan dengan usaha untuk meningkatkan penerimaannya, maka,Pemerintah telah menaikkan rarip pungutan MpO untuk ekspor kayu, kopidan barang ekspor lainnya sejalan dengan perkembangan harga ekspor padaumumnya. Sesuai dengan sifat MPO yaitu sebagai pungutan pendahuluan,maka naiknya tarip MPO atas balang-barang ekspor rersebur tidak berarti me-rupakan penarnbahan beban terhadap beban pajak perseroan.

Penerimaan iuran pembangunan daerah dalam tahun L97T /797g dten-canakan sebesar Rp 42,5 milyar yang berarti 20,7 persen lebih besar daii yangdirencanakan dalam APBN 1976/1977. Bersamasama dengan pemberian ban-tuan pembangunan dari Pemerintah pusat, maka penerimaan lpeda tersebutlangsung digunakan untuk nrenunjang pembangunan di daerah, Kerjasamayang lebih baik antara Direktorat Ipeda dengan pemerintah daerah juga lebihdisempurnakan agar tidak terjadi pekerjaan ganda yang memboroskan baikbiaya maupun tenaga, tenitama di bidang pemunguran Ipeda, baik terhadappokok pengenaan tahun yang berjalan maupun terhadap tunggakan dari tahun-tahun sebelumnya.

Usaha Pemerintah lainnya adalah berupa peningkatan kegiatan team

Page 111: 1{(lTA KEUANGAN

87

pemungut, baik ditingkat kabupaten maupun ditingkar kecamatan. Kegiatanteanr Ipeda tingkat kabupaten dititik beratkan pada administrasi serta tertibpenyeroran hasil Ipeda ke Kas Kabupaten, sedangkan untuk tingkat kecamatandititik beratkan pada pengawasarr terhadap kegiatan pemungutan yang harusdilaksanakan di desa. Disanrping kebijaksanaan tersebut diatas, maka olehPemerintah juga telah dilakukan pcnyempurnaan organisasi, yaitu berupa pe_limpahan Direktorat Ipeda dari Direktorat Jendral Moneter kepada DirektoratJerrdral Pajak.

Dalam pada itu, penerimaan pajak kekayaan, pajak atas burrga, dividendan royalry dan .pencrimaan pajak Iangsung lainnya diusahakan juga pe-ningkatannya. Usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak kekayaan adalahmerupakan salah satu pencerminan kebijaksanaan Pernerintah dalam rangkapemerataan pembebanan pajak. Untuk tzhrn 7977 batas kekayaan bebas pa-jak direncanakan tidak mengalami perubahan, yaitu tetap sebesar Rp 14juta,dengan taripnya sebesar 5 permil.

Sementara itu untuk meningkatkan efisiensi dan kelancaran dibidang pe-rnungutan pajaknya, maka Pemerintah telah pula menerapkan sistim MpSatas pajak bunga, dividen dan royalry. Di samping itu, sebagai salah satu usahauntuk ikut membina dan mengembangkan pertumbuhan bank-bank swastanasional, maka Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan yang bersifat men-dorong agar bank swasta nasional melakukan penggabungan. Terhadap bankswasta nasion?J yang mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan peng-gabungan, dapat diberikan fasilitas perpajakan yang bersifat keringanan ataspengenaan pajak perseroan, PBDR, bea meterai dan bebas dari pengusutanfiskal atas modal emisi yang ditempatkan serta kelonggaran pelunasan pajak.Mengingat bahwa proses penggabungan itu memerlukan cukup waktu yang la-ma, seda.nghan masih banyak bank-bank yang menyatakan keinginannya untukmelakukan penggabungan, maka pemberian fasilitas yang semula berakhirtanggal 31 Desember 1972, telah diperpanjang sampai dengan 31 Desem_ber 7977 .

Dalam tahun anggaran 7977/1.979, seluruh penerimaan pajak langsungIainnya direncanakan sebesar Rp 31,6 milyar yang berarti 29,0 persen lebihbesar dari APBN 797 6/7977 .

4.2.2. Pajak tidak langsung

Sifat dan .fungsi pajak adalah bukan hanya sekedar diarahkan untukmengisi Kas Negara sebesar-besarnya, melainkan juga diarahkan untuk m€-ngatur pola produksi dan konsumsi masyarakat ke arah perkembangan yang

Page 112: 1{(lTA KEUANGAN

88

telah digariskan. Mengingat bahwa pajak tidak langsung be$an pajaknya dapatdilimpahkan kepada pihak lain, sehingga berpengaruh terhadap tinggi rendah-nya harga barang, maka penyesuaian tarip pajak tidak langsung selalu dilaku-kan dengan seksama dan diarahkan secara bertahap untuk menunjang stabilisasi dan pembangunan ekonomi. Didalam hubungan ini, sejak REPELITA Irelah dilakukan penurunan tarip pajak tidak langsung terhadap barang yangsangnt diperlukan masyarakat atau yang sangat diperlukan untul< mendorongpcrkembangan produksi dalam negeri. Di samping itu terhadap barang yangbcrsifat mewah serta sudah dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri tetapdikenakan tarip yang relatip lebih tinggi.

Jumlah penerimaan pajak tidak langsung diluar minyak pada awalREPELI'I'A I ( tahun 196911970 ) telah mencapai Rp 131,6 milyar, jumlahtcrsebr.rt berkembang menjadi Rp 474,3 milyar pada awal REPELITA lI(rahurr 197411975) dan meningkat lagi menjadi Rp 540,5 milyar pada tahunr97 5/r97 6.

Melalui kebijaksanaan yang telah dirintis selama REPELITA I serta ber-bagai penyempurnaan yang telah dilakukan, maka direncanakan penerimaanpajak ridak langsurrg dilLrar minyak tahun 7977/1978 adalah sebes:rI tp 9t6,4. r l i lyar yang berart i terdapat peningkatan Rp 27I,2 rni lTaratau 42,O pcrsen dari APBN 1976/1977.

Pencrirnaan pajak penluatan untuk tahun anggaran 7977 /L978 dtten'c:rnakan sebesar Rp 231,4 milyar atau meningkat 52,5 persen dari APBN

197611977. Didalam realisasinya penerimaan tersebut telah menunjukkanpeningkatannya yaitu dari I(p 15,1 milyar dalam tahun 1969/197O meryzdiRp 54,6 milyar pada tahun 1973/7974. Kenaikan yang pesrt teriadi pada awalRIPELITA II tahun 19741197 5, yairtt menjadi Rp 84,9 milyar yang Derartl

55,5 pcrsen lebih besar dari ta-hun sebelumnya Jumlah tersebut, dapat me-nrngkat lagi pada tahun 1975/7976 menjadi Rp 119,2 milyar. Meningkatnyapenerimaan tersebut antara lain disebabkan oleh karena pengaruh PMA/PMDNyang telah mulai melemparkan hasil produksinya

Salah satu kebijaksanaan yang telah ditempuh Pemerintah adalah berupapenurunan tarip umum pajak penjualan yaitu dari 20 persen menjadi 10 persendalam tahun 1971, Di samping itu tarip pajak penjualan atas barang mewahdan jasa masing-masing telah diturunkan r.lari 50 persen dan 20 persen menjadi20 persen dan 5 persen, sedangkan barang yang cssensiil pltda rimumnya juga

diturunkan pajaknya. Penycsuaian tarip pajal< pen1uatan secara bertahapclalam tahun-tahun berikutnya terus dilanjutkan, dan pada L-rrun 1974 telahdiadakan peninjauan kembali secara menyelunrh terhadap penggolungan taripbarang-barang hasil dalam negeri yaitu dalam rangka lebih mendorong per-kembangan produksi dan konsumsi dari l.,,lrang hastt dalam negeri.

4

Page 113: 1{(lTA KEUANGAN

89

Tabe l IV .4 .

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAJAK TIDAK LANGST,'NG 1 )

19691t970 -t977tr978

( dalam milyar rupiah )

KenaikanTahun anggatan JumlahJumlah Persentas€

REPELITA I I

1969 / 1970

l97u / 7977

197L I r97Z

1972 | 7973

1973 t 797+

REPELITA II I

1974 | 1975

1975 | 1976

tg76 / L977 2'

lg77 /19783)

131 ,6

I79,4

19r,3

222,2

375,3

+ +7 ,8

+ 11 ,9

+ 30,9

+ 15 3 ,1

+ 99,0

+ 66,2

+lo+,7+ 7 7 1 ' )

36,3

6,6

L6,2

68,9

26,4

14,0

79,4

42,O

I

+

+

+

+

+

+

+74,J

540,5

6+5,2

916,+

1) diluar minyak2 ) A P B Nr ) R A P B N

Page 114: 1{(lTA KEUANGAN

I

Kebijaksanaan yang telah ditempuh ini, dilanjutkan lagi dengan adanyakebijaksanaan Pemerintah menjelang akhirJuli L976 yang khususnya ditujukanuntuk kendaraan bermotor komersiil hasil perakitan dalam negeri yaitu dengancara memberikan pembebasan pajak penjualan yang tadinya dikenakan taripefektip sebesar 2 persen. Maksud kebijaksanaan ini adalah.agar kendaraan ber-motor komersiil yang sangat diperlukan untuk pengangkutan penumpang danbatang bagi rakyat banyak, produksinya dapat semakin meningkat. Sedang se-baliknya terhadap kendaraan bermotor perorangan dan non komersiil dalamjenis sedan dan station wagon dikenakan tarip yang sama besarnya denganbarang-barang yang tergolong barang mewah yaitu sebesar 20 persen.

Dalam pada itu, penerimaan pajak penjualan impor untuk tahun 1977 /1978 direncanakan sebesar Rp 124,6 milyar, yang berarti 39,5 persen lebihbesar dari APBN 1976/7977 .

Arah kebijaksanaan pajak penjualan impor pada dasarnya sama denganpajak penjualan yang dikenakan atas barang-barang hasil dalam negeri, yaitudisamping untuk memantapkan stabilitas harya luga ditujukan untuk me-nunjang perkembangan industri dalarn negeri. Sejalan dengan ini, maka dalamusaha meningkatkan kepentingan sarana umum, khususnyz zlzt peng-angkutan berupa bus, truck dan sejenisnya, Pemerintah telah memberi-kan pembebasan seluruhnya pada pajak penjualan impor atas impor barang-batang tersebut dalam keadaan CKD, sedang bagi jenis kendaraan bermororsedan dan station wagon dalam keadaan CKD taripnya telah dinaikkan dari10 persen menjadi 20 persen.

Sementara itu, penerimaan negara yang berasal dari pungutan cukai tem-bakau, cukai gula, cukai bir dan alkohol sulingan dalam tah,tn 7977 /1978 drrencanakan sebesar Rp 169,9 milyar yang berarti Rp 47,0 milyar atau 38,2persen lebih besar dari APBN t97611977. Bila dilihat realisasi penerimaancukainya, maka penerimaan tersebut telah meningkat yaitu dari Rp 32,1 milyar,pada awal REPELITA I menjadi Rp 61,7 milyar dalam tahtn 1973/7974,yaitu akhir REPELITA I. Penerimaan tersebut kemudian meningkat lagi dalamREPELITA II, yaitu untuk tahun-tahtn 1974/1975 d,an 197511976 dimtnamasing-masing menjadi Rp 74,4 mlyar dan Rp 97,3 milyar.

Berkembangnya penerimaan ters€but antara lain disebabkan oleh kenaik-an ha.rga dasar untuk pengenaan cukai gula, bir, alkohol sulingan dan pitacukai tembakau serta pengaruh peningkatan produksi dan pemasaran sertaintensifikasi dibidang pemubgutannya. Khusus terhadap hasil tembakauPemerintah selalu melakukan penyesuaian pita cukainya sesuai dengan pe-ningkatan harga jua.l sebagai akibat dari fluktuasi harga bahan bakunya.

Page 115: 1{(lTA KEUANGAN

91

Untuk menciptakan kestabilan harga hasil tembakau, maka Pemerintah telahberusaha mengadakan pengendalian harga bahan baku cengkeh antara lain me-lalui peningkatan produksi ataupun impor serta penetapan harga dan kelancar-an penyalurannya. Disamping itu, untuk menciptakan persaingan yang wajaratas pemasaran hasil tembakau dan pengamanan dari segi penerimaan cukai-nya, maka usaha pemberantasan pengedaran rokok polos dan pemakaian pitapalsu terus diintensipkan. Sedang dibidang cukai gula, Pemerintah telah me-ngintensipkan pula pengawasan pelunasan cukai gula. yang dibayar secarasentral serta menyelenggarakan pengawasan secara fisik terhadap semuapabrik gula.

Sepeni halnya dengan penerimaan pajak penjualan impor, maka pene-rimaan bea masuk sangat dipengaruhi oleh perkembangan impor yang setiaptahun nilainya selalu berubah karena fluktuasi ekonomi internasional serta pe-ngaruh perkembangan ekonomi pada umumnya. Pada dasarnya kebijaksanaanbea mazuk sejak REPELITA I dan juga dalam tahap REPELITA II ditujukandisamping untuk kepentingan penerimaannya, juga untuk mendorong pertum-buhan usaha dan industri dalam negeri serta perluasan kesempatan kerja. Sesuaidengan kebijaksanaan ini, maka pola dan realisasi impor Indonesia dewasa inicenderung mengarah kepada impor barang modal dan bahan baku dengan taripbea masuk yang telatip rendah. Meskipun demikian, penerimaan bea masukterus diusahakan peningkatannya yaitu antara lain melalui pencegahan danpemberantasan penyelundupan, serta peningkatan mutu personalia dan perbaik-an administrasi bea mazuknya,

Penyelundupan adalah bukan sekedar merugikan penerimaan negara danmerongrong kewibawaan Pemerintah, akan tetapi juga merupakan perongrong-an nasional. Sehubungan dengan kebijaksanaan ini, Pemerintah telah me-lakukan berbagai tindakan antara lain meliputi penerriban di bidang kemas-an ( packing ) barang impor serta penertiban terhadap impor barang, baikyang melahri pelabuhan maupun yang melalui Kantor Pos. Disamping itu,Pemerintah juga telah melakukan pemeriksaan jabatan terhadap sejumlahbarang impor tertentu yang termasuk dalam daftar barang yang seringdimasukkan sebagai barang selundupan. Namun demikian, untuk menun-jang kelancaran pelaksanaan pembangunan, terhadap imporbarang-barangkeperluan pembangunan serta dalam rangka bantuan proyek, tidak di-perlakukan pemeriksaan secara jabatan, dan telah diusahakan agar penye-

lesaian dokumennya dapat lebih lancar.

Page 116: 1{(lTA KEUANGAN

92

Dilain pihak, untuk dapat mengembangkan indusui dalam negeri,Pemerintah telah rnemberikan perlindungan dengan mengadakan tarip proteksiuntuk barang-barang impor tertentu. Proteksi ini adalah berupa kenaikantarip bea mazuk untuk impor barang-barang yang telah diproduki di dalamnegeri, yaitu antara lain : tekstil, kawat berduri, ban luar dan ban dalam,kabel lisuik dan sebagainya. Bersamaan dengan kebijaksanaan tersebut,Pemerintah juga telah melakukan penurunan bea mazuk dalam rangka pe-ningkatan hasil perrenian, perkebunan, industri barang-barang rakitan, angkut-an dan sebagainya.

Dalam pada itu, untuk mengadakan intensifikasi di bidang pemungutanbea masuk, Indonesia telah menggunakan sistim Brussels Tariff Nomenclature.Makzud lain dari kebijaksanaan tersebut adalah untuk memperlancar hubunganperdagangan dengan negara-negara tetangga sepeni Malaysia, Singapura,India, Pakistan dan Thailand, yang telah sarnl-sama menggunakan sistimtersebut.

Dalam rangka menunjang terciptanya sejumlah dana yang memadai se-bagai zumber pembiayaan pembangunan, maka penerimaan bea masuk telahdapat ditingkatkan, yaitu dari Rp 128,2 milyar dalam tahun 1973/1974 men-jadi Rp 160,6 milyar dalam tthun 1974/1975 dan meningkat lagi dalam ta-hun 797 5 /I97 6 menjadi Rp 174,0 milyar. Untuk tahun 797 7 /7978 direncana-kan penerimaan bea masuk sebesar Rp 31 I ,0 milyar, yang berarti meningkat39,3 persen dar i APBN 1976/7977.

Dilain pihak, untuk tahun 7975/1976 penerimaan pajak ekspor menun-jukkan realisasi yang seciikit lebih rendah bila dibandingkan dengan rea.lisasitzhun 7973/7974 dan 7974/197 5. Menurunnya penerimaan tersebut antaralain dikarenakan pemasaran barang-barang ekspor ke luar negeri yang lesusebagai akibat berbagai kisis ekonomi internasional yang masih terasapengaruhnya dalam tahun 797 517976.

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka guna memperkuat dayasaing barang-barang ekspor Indonesia di pasaran luar negeri, telah diambilberbagai langkah usaha oleh Pemerintah antara lain melalui peningkatan mutudan peningkatan tarap pengolahan barang, Usaha peningkatan mutu barangekspor dimulai dengan menetapkan ,16 jenis barang kedalam standar mutudan menerapkan kebijaksanaan pengawasan mutu. Sedangkan usaha pening-katan pengolahan barang yang di ekspor seperti dari kay'u log menjadi kayugergajian, selain menambah mutu dan nilai juga ditujukan pada perluasankesempatan kerja di dalam negeri.

Page 117: 1{(lTA KEUANGAN

93

Selain itu, berbagai tindakan telah pula diambil oleh Pemerintah dalamrangka mcmpercepat proses diversifikasi. Kebijaksanaan ini dimaksudkanuntuk menghindari ketergantungan ekspor pada beberapa jenis barang sajadan pada pasaran tradisionil tertentu.

Serangkaian kebijaksanaan lainnya unruk mendorong ekspor selamatzh.tn 7975/7976 adalah dalam bentuk fasiltas fiskal antara lain berupapengembalian bea masi,rk atas pemasukan barang yang diolah kembali untukdi ekspor (drarv back system) dan fasilitas bonded warehouse, serta penye-suaian yang lebih cermat dari harga patokan.

Selanjutnya dalam awal tr/rrun 197611977 Pemerintah telah mengeluar-kan serangkaian kebijaksanaan secara integral dalam rangka mendorong per-kembangan ekspor barang jadi dan setengah jadi, ekspor hasil industri dankerajinan rakyat serta ekspor barang-barang bam yang memiliki prospekyang baik di bidang pemasarannya. Sehubungan dengan itu, di samping telahdilakukan penurunan pajak ekqpor, maka untuk menggalakkan ekspor, telahpula diambil kebijaksanaan antara lain berupa penurunan stku bunga kredituntuk ekspor, penurunan provisi bank dan penyediaan dana kedit yangcukup bagi pelaksanaan program peningkatan ekspor. Di samping itu,Pemerintah juga relah mengusahakan penurunan ongkos angkutan laut,penghapusan pungubn cess, bea meterai dagang dan pungutan daerah lainnya.Dalam pada itu, unruk membantu ekspor di daerah, maka ijin pengenal eksporberdasarkan kebijaksanaan baru tersebut sudah dapat diperoleh pada kantorwilayah Departemen Perdagangan di daerah dan tidak perlu lagi ke kantorpusat di Jakarta.

Melalui usaha-usaha tersebut, jumlah ekspor di luar minyak dalam tahun7977/1978 diperkirakan sebesar US $ 2.896,0 juta. Dengan demikian untuktahun anggaran 19771L978 direncanakan penerimaan pajak ekspor sebesarRp 67,0 milyar, yang berarti 84,6 persen lebih besar dari APBN 7926/t977.

Penerimaan dari bea mererai, bea lelang dan lainJain pajak tidak langsunglainnya dalam tahun 1977/7978 secara keseluruhan direncanakan sebesarRp 12,5 milyar. Di bidang bea meterai, Pemerintah telah menurunkan danmenyederhanakan tarip bea meterai yang telah dituangkan dalam serangkaiankebijaksanaan Pcmerintah yang berlaku sejak tanggal 5 Maret 19 75. Kebijaksa-naan tersebut dimaksudkan untuk menunjang pertumbuhan pasar uang danmodal, meringankan beban masyarakat golongan ekonomi lemah dalam mem-peroleh bantuan kedit dari bank, menunjang pembangunan perumahan danmengurangi biaya-biaya perusahaan yang pada gilirannya akan meningkatkankegiatan pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Page 118: 1{(lTA KEUANGAN

1

94

Selanjuurya pada awal April 1976, sejalan dcrgan kcbijaksanaanPemcrintah untuk merangsang peningketan ekryor dan menunjeng kelancaranperdagangan hasil bumi di dalam negeri dan menyelaraskan sistim pungutanpajak pada umumnya maka Pemetintah telah pula menghapuskan bea meteraidagang untuk hasil bumi.

4.2.3, Penerimaan minyak

Selama REPELITA I sektor minyak telah menghasilkan penerimaan se-besar Rp 918,4 milyar yang terdiri atas pajak perseroan minyak sebesarRp 773,1 milyar dan penerimaan minyak lainnya sebesar Rp 145,3 milyar.Realisasi pajak perseroan minyak selama REPELITA I berhasil ditingkatkanyaio dari Rp 48,3 milyar dalam tahun 196911970 menjadi Rp 344,6 milyardalam tahun 197317974.

Pada rwtl REPELITA lI tahun 197411975 penerimaan pajak perseroanminyak tela.h mencapai Rp 973,1 milyar dan meningkat lagi dengan pesatmenjadi Rp 1.249,1 milyar pada tahun 197511976. Direncanakan penerimaanpajak perseroan minyak untuk tahun 1977/1978 adalah Rp 1.947,3 milyar.

Jika dibandingkan dengan APBN 1976/1977 maka hal ini menunjukkan ke-naikan sebesar Rp 290,8 milyar. Meningkamya penetimaan pajak perseroanmiryak tersebut terutama semenjak akhir tahun REPELITA I, disebabkankarena pengaruh kenaikan harga ekqpor minyak, di samping persetujuan barumengenai perubahan sistim perhitungan pengenaan pajak terhadap perusahaan-perusahaan minyak asing. Pada bulan April 1973, harga ekspor minyakIndonesia telah meningkat menjadi US $ 3,75 per barrel. Harga minyak ter-sebut bertahan selama Semester | - L9731L974, kemudian meningkat lagidalam bulan$ulan Oktober, Nopember dan awal tahun 1974. Meskipun harga-harga bahan tambang pada umumnya menurun pada akhir tahun 1974 danselanra tahun 1975, namun berkat kedudukan dan tindakan OPEC, makaharga minyak bumi telah meningkat dalam bulan Oktober 1975 menjadi,US $ 12,80 tiap barrel. Sedangkan sebehrmnya, yaitu dalam awal tahunanggaran 197411975 harga ekpor minyak Indonesia telah meningkat dariUS $ 10,80 menjadi US $ 11,70 per barrel dan meningkat lagi pada bulan

luli 1974 menjadi US $ 12,60 per banel.

Dalam pada itu, untuk menciptakan pembagian keuntungan antaraperusahaan minyak asing dan Pemerinta$ menjadi lebih adil, serta lebihsesuai dengan tuntutan tata ekonomi dunia baru, maka sejak lanwti 1976Pemerintah telah mengajukan perjanjian baru untuk memperoleh tambahan '

hasil minyaknya. Dalam rangka kontrak karya, kebijaksanaan tersebut ditekan-kan kepada penambahan kewajiban kontraktor untuk setiap banel minyakmenuh yang dihasilken, sedangkan untuk kontak bagi hasil ditekankan padapcnyesuaian p€rhitung4n biaya dan p€rsentase ponbagian keunturgan,

I

{

Page 119: 1{(lTA KEUANGAN

95

Tabe l IV .5 .

PERKEMBANGAN PENERIMAAN MINYAK

r9691t970 - 1977n978

( dalam milyar rupiah )

Tahun anggaranPojak

penrcroanminyak

Penerimasnminyakloinnya

JumlahKenaikan

Jumlah P€rs€ntase

REPEIJTA I

1969tL970

1970A97.1

Ls7Ltrg7,?,.,

r972trgJ'-Ii Jjj.c !

'-'

Le73llq,7#,- : ; . . i l . ' ' :

igri :s;l;:

48,3

68,8

r12 ,5

198,9

: . . . .344 ,6

6s,8. ' i i ' q

99,2 + 33,4st!:, +r>.1si i

7+.O,7 . + 41 ,5 : , ! , r :+'23O,5 't' + 89,8r;i +

17,5

30,+

28,2

3r,6

59'8

41,8

63,8

65,8, : r ' . - . i : . , . , , : i , ; j , I x

. 37,6 ..:. "382,4 '':rry +i lS,l'iZi:q +' , , : .r : i , - , : i , , t , - l i . i l i ; ; ;ohfl

' , i : r ' l - - ' , , i 1 . , , : ' , r : . i t r l ' 1 . . i i Jd ' Je

pBpgffifrrli'r,: -:l' : | 1 " : i' ii ;ricr;i'i;;sl;trj tslr;ij rllrlslr---

;iE-lie i '-.;'r": , ii:: i;:' ' l t,;r':'-t,tt' L.t;rt ,i:u s;j'"ic ar:iridlrrt i i.'r,dsrJ cgud19744,il916,:.1, ',-' i. . .t0.73r1:, "..:'::.;- 15,9 ,:,' ' t;'.' irg5!1..,2.u I q{igryll6sl3z + 150,4

1) A$idft ;tr.'.rz ,iitra r(id:! ih*i*:rrr dstni;sur:f r,{b Stli?$ >lclniru rre*dsarnsq

2) RApl i iN ' ' ' : - i , l j 1 t ' l , r j i i { : r ;n r t i r t t c ' ; l ' i r ! ; r ' r ' r ; ; i r i j l i i i : i r i t? i l3 ! ) r " ' - '

! r ' : ! i : l r , : a l : ' < r l , : : t : ' : . : l r ' ' . . ' ' l

'

Page 120: 1{(lTA KEUANGAN

{

96

Di samping berbagai usaha tersebut, maka oleh Pemerintah juga tclahdilakukan penyempurnaan di bidang perundang-undangan guna nenctapkanlandasan kerja dan meningkatkan kemampuan serta menjamir usaha-usahaPertamina. Sejalan dcngan kebijaksanaan tersebut, maka dalam tahun 1975/7976 Pemerrntah juga telah mcngambil senngkaizn kebijaksanaan yang ber-tujuan untuk membantu menyehatkan keuangan Pertamina, yairu antarrIain berupa penataan kembali kegiatan Pertamina secara menyeluruh, baikdalam bidang organisasi, adminisuasi maupun keuangan serta usaha-usahayang bertujuan mengurangi beban Pertamina dengan jalan penelitian danpenilaian proyek-proyek Pertamina dan perundingan?erundingan denganpihak kontraktor.

Dalam pada itu, sejak REPELITA I, Pemerintah telah mengambil kebi-jaksanaan, yaitu di samping penekanan segi biaya telah pula dilakukan pe-nyesuaian harga jual bahan bakar minyak dalam negeri. Kebijaksanaan inidimaksudkan teftttam& untuk menjamin produksi dan kelancaran disuibusi,serta untuk mengurangi beban subsidi yang memberatkan pen€rimaan negara.Meskipun demikian, dalam tahun 797+/7975 dan I975/1976 realisasi pene-rimaan minyak [ainnya menunjukkan defisit, oleh karena meningkatnya hargaminyak mentah pada khuzusnya dan biaya pengadaan bahan bakar minyakdalam negeri pada umumnya.

Untuk tahun 197'117978 diperkirakan penerimaan minyak lainnya akanmengalami defisit sebesar Rp 18,2 milyar.

4,2.4. Penerimaan bukan pajak

Penerimaan dalam negeri, selain berasal dari penerimaan pajak langzungdan pajak tak langsung juga berasal dari penerimaan bukan pajak. Meskipunpenerimaan pajak telah dapat ditingkatkan, akan tetapi penerimaan bukan pa-jak terus diusahakan peningkatannya, yaitu agar dapat menunjang secaramaksimal peningkatan kegiatan rutin Pemcrintah serta perkembangan kegiat-^ - - - - 1 - ^ - - . . - ^ -

Sehubungan dengan usaha peningkatan penerimaan bukan pajak, makaPemerintah anta-ra lain telah melakukan penyederhanaan pemungutan yangberlaku kepada para pengusaha di bidang kehutanan.

Usaha penting lainnya adalah berupa penyempurnaan di bidang adminis"trasi khuzusnya yang menyangkut tertib pembukuan dan penata-usahaan pe-nerimaannya. Untuk menunjang kebijzksanaan ini, Pemerintah antara lain te-lah menetapkan bahwa setiap pcngajuan rencana investasi oleh perusahaannegara harus dilampiri tanda pelunasan pernbayaran dana pembangunansemesta serta tidak lagi terhutang pajak perseroan daJI pajak-pajak negaralainnya.

I

Page 121: 1{(lTA KEUANGAN

97

Tabe I IV .6 .

PERKEMBANGAN PENERIMAAN BUKAN PAJAK

r969tr970 - 1977 n978

( dalam milyar rupiah )

KenaikanTahun anggaran Jumleh

Jumlah Pefsentaf€

REPELITA I :

r969/1970

r970lL97r

197Ut972

t972n973

L973t797+

REPELITA II :

r974tt975

r975/r976

1976^977 r,

rg77 tLg782\

3,1

13,1

27,5

t+,6

+9,8

66,6

110,4

58 ,1

88,9

+ 16,8

+ 43,8

- 52 ,3

+ 30,8

10,0

1+,4

7, r

15,2

322,6

709,9

25,8

43,9

13,7

6s,8

47,4

53,o

,(1

*

t )

2)A P B NR A P B N

Page 122: 1{(lTA KEUANGAN

4.3.

98

Dengan melalui berhagai kebijaksanaan tersebut, maka untuk tahun79771L978 direncanakan penerimaan bukan pajak sebesar Rp 88,9 milyar.Bila dibandingkan dengan yang direncanakan dalarn APBN 19761L977 beranimenunjukkan peningkatan sebesar Rp 3o,8 milyar atau 53,0 persen.

Penerimaan pembangunan

Sebagaimana telah disebut dimuka, maka unruk mendapatkan hasil yangmaksimal, disamping tabungan Pemerintah diperlukan pula dana bantuan

luar negeri s€bagai pelengkaP pembangunan. Penerimaan pembangunzn yangberasal dari bantuan luar negeri tersebut bersama-sama dengan tabungan Peme-rintah betfungsi sebagai dana untuk pembiayaan pembangunan sektor-sektoryang kurang menarik bagi investasi swasta, seperti misalnya pembangunan iriga'si, jembatan, jalan, telekomunikasi dan sebagainya. Proyek'proyek pemba-ngunan tersebut meskipun tidak secara langsung menghasilkan Penerimaannegara, namun dalam jangka panjang mempunyai etek ganda yang sangat ber-faedah bagi perkembangan ekonomi.

Penerimaan pembangunan berupa bantuan program diperoleh dari nilailawan hasil penjualan devisa kredit, bantuan pangan, serta non pangan.Peranannya sebagai zumber penerimaan pembangunan makin menurun bila di-

bandingkan dengan tabungan Pemerintah. Dalam awal REPELITA I tahun1969/7970 penerimaan bantuan progam berjumlah Rp 65 ,7 milyar makr padaawal REPELITA II turun menjadi Rp 36,1 milyar dan pada tahun 197511976

menurun lagi menjadi Rp 20,2 milyar. Penurunan ini erat hubungannyadengan kebrlaksanaan Pemerintah agar pembiayaan Pemerintah digali darisumber dalam negeri, sedangkan bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap

saja. Untuk tahun anggaran 1977 /1978 penerimaan bantuan program yangdirencanakan adalah sebesar Rp 35,6 milyar atau hanyr 4,7 persen dariseluruh penerimaan bantuan luar negeti yang direncanalan.

Dalam pada itu, penerimaan bantuan proyek yang secara langsung juga

dibukukan sebagai pengeluaran pembangunan dalam jumlah yang sama,unnrktahun 7977 /1978 direncanakan sebesar Rp 727,5 mtlyar. Perlu kitanya dikemukakan bahwa penedmaan bantuan proyek hanya sedikit meningkat biladibandingkan dengan APBN 197611977, antara lain disebabkan oleh katenabantuan berryarat kutang lunak tahun 197711978 diperkirakan lebih rendahbila dibandingkan dengan tahun 7976/7977.

{

I

Page 123: 1{(lTA KEUANGAN

99

Tabe l IV .7 .

PERKEMBANGAN BANTUAN LUAR NEGERI

19691t970 - 1977 /1978

( dalam milyar rupiah )

Tahun anggaranBantuanprogfam

Bantuanproyek Jumlah

Kenaikan

Jumlah Persentase

REPELITA

1969tr970

t970tr97r

r97 Ll197 2

1972t797 3

1973t1974

I :

REPELITA II:

r974tr97 5

197 5 /r97 6

1976/1977 L'

t977tL978 2l

65,7

78,9

90,5

95,5

89,8

36,1

20,2

lo,2

J5,6

25,3

+1 , )

45,0

A J 7

114,7

r95,9

477,4

707,2

727 ,5

91 ,0

L20,+

r t ) , f ,

157,8

203,9

29,+

15,7

22,3

46,r

28,7

259,6

?25,8

4 1 7

32,3

1 ) <

16,5

29,2

13,8

771,9

+5,9

6,4

232,o

49r,6

777 ,4

763 , r

1 ) A P B N

2 ) R A P B N

Page 124: 1{(lTA KEUANGAN

100

{

4.4. Pengeluaran rutin

Kebijaksanaan pokok pengeluaran rutin dalam APBN tafin 7977 /7978

berpedoman pada pengh€matan, efisiensi, pengarahan dan pengendalian pem-biayaan, sezuai dengan prioritas kegiatan Pemerintah. Kebijaksanaan tersebut

ditempuh dengan tujuan untuk memperbesar tabungan Pemeriltah sebagai

zumber utama pembiayaan pembangunan. Dalam tahun 1976/L977 anggaran

pembangunan yang disediakan untuk pertama kalinya telah melampauianggaran rutirl Gejala yang sama akan terlihat dalam rencana APBN 1977 /1978.Kalau pada petmulaan REPELITA I anggaran pembangunan sebagian besar di

peroleh dari bantuan luar negeri, maka dalam REPELITA selanjutnya diharap-

kan pengeluaran pembangunan dapat dibiayai sebagian besar dengan ke-

mampuin sendiri.

Adanya kebij aksanaan penghematan dan efisiensi dibidang pengeluiuan

rutin, harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan terhadap masy4rakat.Dengan dilakukannya perbaikan administrasi dan penyempumaan strukturorganisasi aparatur Pemerintah, peningkatan mutu pegawai melalui pendidikan

den latihan, perbaikan gaji pegawai dan tindakan terhadap pegawai negeri

yarlg melanggar disiplin dan menyalah gunakan jabatan, diharapkan pelayananPemerintah pada masyarakat dapat ditingkatkan.

Sebagai konsekwensi adanya peningkatan kegiatan Pemerintah dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat, maka terdapat pula peningkatandalam pembiayaan pengeluaran rutin yang meliputi belanja pegawai, belanjabarang, subsidi daerah otonom dan lain-lain pengeluaran rutin. Dalampenyusunan RAPBN f 97711978 direncanakan beberapa kebijaksanaan yangdigunakan sebagai landasan menyusun perkiraan pengeluaran rutin. Ke-bijaksanaan tersebut antara lain adalah bahwa sejak berlakunya APBN tahun7977 /7978 Pemerintah merencanakan perbaikan penggajian pegawai negeri/ABRI. Sejalan dengan perubahan penggajian para pegawai maka terhadappara pensiunan diadakan pula perbaikan dalam penerimaan pensiun. Belanjabarang juga ditingkatkan dalam rangka menampung kenaikan akan ke-

perluan alat perkantoran dan pemeliharaan, terutama belanja barang dalamnegeri.

Suatu hal yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa dalam tahunanggaran t9771L978 pelunasan kembali hutang luar negeri beserta bunganyatelah mencapai jumlah sebesar Rp 227,7 milyar. Kewajiban pembayaran bunga

A.

\\" .

{

Page 125: 1{(lTA KEUANGAN

1 0 1

T a b e l w . 8 .

PERIGMBAI\GAN PENGELUARAN RUTIN1969/1970 - 1977 treTa

( dalam milyar rupiah )

K e n a i k a nThhun anggaran Jumlah

Jumlah Penentase

ReFIita I :

1969lt97O

19701r971

t97 r11.972

197211973

19731t974

Repelita :

t9'141 r97 s

197 slr976

r97611977

L97711974

1.016,1

1.332,6

1.600,3

2.O79,4

+ 71t7

+ 60,9

+ 89,0

+ 275,2

302,8

3 1 6 , 5

267 ,7

+7 9,7

T JJ ' I

+ zt, l

+ 25,5

+ 62fi

42,4

3 1 , I

20,1

+ 299

216,s

288,2

349\l

43 8,1

7 t3,3

+

+

+

+

+

1 )

2 '

1 )

2)

Angka APBN

Angks RAPBN

Page 126: 1{(lTA KEUANGAN

t02

dan cicilan hutang luar negeri ini perlu mendapatkan prioritas dalarn rencana

pengeluaran rutin tzhrn 1977 /7978.

Dalam tahun ang ga:ran 197711978 seluruh pengeluaran rutin direncanakan

sebesar Rp 2.o79,4 mllyar. Jumlah tersebut meliputi belanja pegawai dan

pensiun sebesar Rp 886,9 milyar, belanja barang sebesar Rp 345 '5 milyar'

subsidi kepada daerah otonom sebesar Rp 460,4 milya;t, bunga dan'cicilan

hutang sebesar Rp 230,0 milyar dan lain-lain pengeluaran rutin sebesar

Rp 156,6 milyar. Apabila dibandingkan dengan perkiraan anggaran tahun

197617977 yang berjumlah Rp 1.600,3 milyar, maka rencana pengeluaran

rutin tahun 1977 tL978 akan mengalami kenaikan sebesar Rp 479'7 mllyar

atau meningRat sebesar 29,9 persen. Perkembangan pengeluaran rutin sejak

tahun 1969 /7970 sarnpai dengan tahun 79771L978 dapat dilihat pada

Tabel IV.8.

4.4.1. Belanja pegawai

Sejak REPELITA I gaji pegawai negeri/ABRl secara beftahap telah di-

tingkatkan seslai dengan perkembangan keadaan keuangan negara. Hal

tersebut dimaksudkan agar ke sejahteraan pegawai juga meningkat. Kepada

pegawai negeri/ABRl tetap diberikan tunjangan beras yang harganya di-

sesuaikan dengan harga dipasaran.

Peningkatan gaji pegawai negeri/ABRl yang pernah dilakukan sejak

permulaan REPELITA I hingga sekarang adalah sebagai berikut, dalam tahun

7969/7970 gaji dinaikkan sebesar 50 persen dari gaji bersih yang diterima(take home pay); demikian juga pada tahun anggaran T9TO|L9TL Selanjut-

nya dalam tahun berikutnya gaji pegawai negeri/ABRl secara bertahap me-

ningkat 10O persen dari gaji pokok.

Dalam tahun 7974/L975 Pemerintah menaikkannya dengan jumlah yang

lebih besar lagi yaitu sebesar 200 persen dari gaji pokok, kecuali untuk Paraguru, perawat, hakim dan tenaga peneliti, dimana kenaikannva mencapai400 persen dari gaji pokok. Sejak bulan Januari 1975 tunjangan kerja bagi

pegawai negeri/ABRl telah menjadi 9o0 persen dari gaji pokok, sedang gaji

minimum pegawai negeri/ABRl terendah adalah sebesar Rp 10.000,-.

Dengan telah dilakukannya beberapa kali kenaikan gaji pegawai negeri/ABRI atas dasar PGPS 1968 tersebut, maka sistim pethitungan gaji perlu di-sederhanakan. Oleh karena itu dalam tahtn797 7 /797I direncanakan perubahan

t

4

Page 127: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k I V . 5 .

PENGELUARAN RUTIN. 1969/1970 - 197711978( dalan rnilyar rupiah )

r

.L

{

r97ln9?2 r9?2n973 r94/r975 1975/1976 '976lr9n rv7li918( APBN} (RAPBN)

Ir

Lain - lain

Bunga dan cicilan hutan8

Subgidi &crah otonom

Belanja barartg

Bela4ja peEawai

R E P E L I T A I R E P E L I T A N

Page 128: 1{(lTA KEUANGAN

Y

104

sistimatika penggajian pegawai negeri dan ABRI secara menycluruh dan se-kaligus menaikkan gaji pegawai negeri/ABRl. Sejalan dengan itu, direncana-kan perbaikan dalam jumlah penerimaan pensiun bagi para pensiunan.

Sebagai akibat dari perubahan penggajian pegawai dan penerimaan pensiun,maka pengeluaran belanja pegawai/pensiun tahun 197 7 /797 8 diperkirakan akanmeningkat denganjumlah yang cukup besar. Dengan perbaikan tersebut, dalamtahun anggaran 1977/7978 minimum gaji pokok pegawai negeri/ABRl di-tetapkan sebesar Rp 12.000,- sedang maksimumnya ditetapkan sebesarRp 120.000,-. Diatas gaji pokok tersebut masih diberikan tunjangan isteriscbesar 5 persen, tunjangan anak 2 persen per anak, dan tunjangan jabatan bagiyang memegang jabatan sebesar 20 persen.

Sesuai dengan perubahan sistim penggajian pegawai negeri/ABRI tersebut,kepada para pensiunan yang dipensiun sebelum 1 J muart 7977 diberikan ke-naikan uang bantuan pensiun, yaitu dari 270 persen menjadi 500 persen daripenghasilan (pensiun pokok + tunjangan keluarga), Bagi mereka yang pensiunmulai 1 Januari 1977 diberikan pensiun sebesar 75 persen dari gaji pokokbaru yang berlaku mulai I Aprtl 1977.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka pengeluaran untuk gajilpcnsiuntahun 1977/1978 diperkirakan akan mencapai jumlah sebesar Rp 670,5milyar. Bila dibandingkan dengan tahun 7976/1977 perkiraan tersebut akanmeningkat dengan jumlah yang cukup besar yaitu Rp 232,5 milyar atau ber-tambah 5 3,1 persen.

Selanjutnya, belanja makan / lauk pauk, lain-lain belanja pegawaidalam negeri dan belanja pegawai luar negeri dalam tahun 197711978 diper-kirakan masing-masing berjurnlah sebesar llp 47 ,9 mllyar, Rp 28,5 milyar danRp 14,7 milyar. Pcrkembangan realisasi belanja pegawai semenjak tahun),969/1970 dapat diikuti dalam Tabel IV, 9.

4.4.2. Belanja barang

Belanja barang merupakan bagian dari pembiayaan dalam pengeluaranrutin untuk membeli alat-alat perkantoran, biaya pemeliharaan kekayaan negara,biaya perjalanan dinas dan lain-lain. Kebrjaksanaan pembelian barang tetapdiutamakan pada pembelian barang-barang produksi dalam negeri sepanjangmemenuhi syarat yang diperlukan. t)alam pelaksanaan pembiayaan kegiatanini tetap dilakukan penghematan disamping mcnguramakan prioritas. Selanjut-nya untuk mempermudah pengawasan penggunaannya, maka tata cara pe-laksanaan pembelian setiap tahun disempurnakan baik terhadap prosedur mau-pun administrasinya. Untuk itri kini sedang ..!ilnkr.rkan penvempurnaan metodepembelian, penyimpanan dan tata laksana terhadap pengadaan barang.

,L

{

Page 129: 1{(lTA KEUANGAN

Y

J.

l05

zZ E

<e

\o@

0\

+.€

. r q q , r ' " \r ^ O t \ c O +a.r F !t F,t

*3i33- .6 !r. 6il :

o: q '.I co^ r-^i a. _ i Q + N . . . i

r^ a\ !- t- cEo i i d + o i| ^ a N a j

\ o o \ € G t +d - i ' d d r lrar c\

6 \ O \ O 6 \ Oj . j + b j v i

O\ F- r!r o \ a t +m o \

u: \o^ \ .o_ @-6 O F r O +

. i c . i ; + u i

" a oa\a

t rt-q\

t-t

t-

\ot-q\

Fo\

lio\ao

D\o\Fl

t.t .o'

o ^

zFl

Page 130: 1{(lTA KEUANGAN

(

106

Perkembangan belanja barang riap tahun juga menunjukkan jumlah yangterus meningkat. peningkatan ini sesuai dengan tingkat pembangunan- daivolume keuangan negara.

Pada permulaan REPELITA II, sejalan dengan peningkaran volume ke_uangan negara dan berhasilnya usaha pemerintah dalam menghimpun pendapat-an negara, maka dimungkinkan penyediaan anggaran yang makin dis.s.r"ikandengan hasil-hasil pembangunan. Tanpa mengesampingkan penghematan danefisiensi terhadap pembiayaan belanja barang, melalui prio'ritai pernbiayaantelah dapat ditingkatkan pendidikan apararur negara, perlengkapan kantor dansebagainya, sehjngga pelayanan masyarakat secara bertahap dapat diperbaiki.

Dalam permulaan REpELITA ll, pengeluaran belanja barang telah dapatditingkatkan sebesar 59,1 persen darirahun lgTi/1g74 dan selaniutnva dalamtahun 1975/1976 dengan 74,0 persen dari tahun lg74/1g75. Dalam tahunI976/1977 belanja barang peningkarannya dimaksudkan sekedar untuk men_jaga kelangsungan jalannya roda pemerintahan dan pemeliharaan harta ke_kayaan negara. Selanjutnya dalam perkiraan APBN tahun 1977 /1978 belaniabarang direncanakan sebesar Rp 345,5 milyar yang berarti mcningkat seb.sarRp 32,6 milyar atau 10,4 persen bila dibandingkan dengan A1BN lg76t1g77.

4.4.3. Subsidi daerah otonom

Subsidi daerah otonom dalam perkembangannya juga terus meningkatsesuai dengan perkembangan kegiatan di daerah dan peninjkatan gaji pegaivailpensiun di daerah. Bila dalam tahun 1969/1970 j'miah reirisasinia'uirri men-capai sebesar Rp 44,1 milyar, maka dalam tzhun 1973/1974 telah berkembangmenjadi Rp 108,6 milyar. Selanjutnya dalam permulaan REpELITA Il tahun7974/197s jumlah realisasinya mencapai seiitar dua kali rearisasi tahun1973/7974. Untuk ApBN tahun 1976/1977 jumlah yang dianggarkan adalahsebesar Rp 307,0 milyar. Tahun anggaran 1g77/lg1g subsidi daerah otonomdirencanakan sebesar Rp 46O,4 milyar. Jumlah tersebut terbagi untuk lrianJaya sebesar Rp 2I,7 milyar dan daerah otonom lainnya sebJsar Rp 43g,7milyar. Bila dibandingkan dengan anggaran aLhun 7976/7977jumlah iersebutdiperkirakan akan meningkat sebesar Rp 153,4 milyar arau 4g,9 persen. pe_ningkatan tersebut disebabkan anrara lain karena adanya perubahan gaji pe_gawai dan tambahan subsidi kepada daerah otonorn terutama untuk menam_pung akibat keuangan.dengan dihapuskannya Spp dari kelas satu sampaidengan kelas tiga Sekolah Dasar.

4.4.4. Bunga dan cicilan hutang

, _. Pengeluaran bunga dan cicilan hutang meliputi pembayaran bunga dan

cicilan hutang dalam negeri dan luar negeri. Kebijaksanaan pembayaran-b,rnga

A

+

Page 131: 1{(lTA KEUANGAN

707

dan cicilan hutang tetap didasarkan pada pemenuharr kewajiban Pemerintahpada saat jatuh waktunya dan sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati.DaJam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa beban penrbayaran kembalihutang tiy'ak mengganggu laju pembangunan, terutama terhadap pembiayaanprogram pembangunan yang prioritasnya telah tercantum dalam REPELITA.Perkembangan pengeluaran bunga dan cicilan hutang luar negeri semula me-nunjukkan persentase beban yang semakin kecil terhadap pendapatan dalamnegeri. Bila dalam tzhun1977/7972 persentase terhadap peningkatan pendapat-an dalam negeri tercatat sebesar 9,5 persen, maka dalam tahap berikutnya ter-catat sebesar 7,7 persen, 6,5 persen, 3,8 persen dan 3,2 persen.

Dalam tahun 197611977 anggaran yiurg disediakan untuk bunga dan cicil-an hutang luar negeri diperkirakan sebesar Rp 772,2 nilyar arau merupakanbeban sebesar 6,1 persen dari perkiraan penerimaan dalam negeri. Sedang dalamrencana APBN tahtn 1977 /7978 anggaran untuk bunga dan cicilan hutangluar negeri direncanakan sebesar Rp 221,7 milyar atau 6,3 persen dari per-kiraan penerimaan dalam negeri. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanyakewajiban penibayaran dari pinjaman penyelesaian proyek-proyek yang di-prioritaskan dalam tahun bersangkuran, yaitu pembayaran hutang jangkapendek atas dasar kredit ekspor yang meliputi pinjaman unrux penyelesaianproyek dibidang tenaga listrik, perhubungan, bina marga, telkom, perranian,pengairan, pertambangan dan industri.

Dalam tahun anggaran 197711978 seluruh pembayaran bunga dan cicilanhutang direncanakan sebesar Rp 230,0 milyar. Jumlah tersebut terdiri darirencana pembayaran bunga dan cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 8,3milyar dan rencana pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri sebesarRp 227 ,7 milyar.

4.4.5. Lain-lain pengeluaran rutin

Lain-lain pengeluaran rulin merupakan pembiayaan untuk subsidi imporpangan, biaya penyelenggaraan Pemilu dan lain-lain pengeluaran rutin yangbersifat non departemen.

Perkembangan realisasi lain-lain pengeluaran rutin dalam tahun pertamaREPELITA I hanya menunjukkan jumlah yang sangat kecil dibandingkandengan jumlah seluruh pengeluaran rutin. Sejak tahun I973llg7+ terdapat pe-ningkatan yang cukup besar, harena sejak tahun itu, dalam rangka usaha pe-ngendalian inflasi, Pemerintah telah melakukan irnpor komersiil bahan panganguna menutup kcbutuhan pangan dalam negeri. OIeh karena harga tnpor pa-ngan cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga dalam negeri, maka Pem€-rintah tehh memberikan subsidi atas impor komersiil pangan. Akibat adanyakebijaksanaan tersebut, maka dalam tahun 1973/L974 pengeluaran subsidi

Page 132: 1{(lTA KEUANGAN

\,._,

(

Fangan mencapai jumlah sebesar Rp 150 milyar. Perkembangan selanjutnyamenunjukkan bahwa krisis-krisis yang melanda dunia mulai mereda. Sejalandengan makin membaiknya keadaan pangan dunia, maka harga impor panganmulai menurun. Keadaan ini terlihat pada perkembangan realisasi subsidi pa-ngan tahun 197411975 yang tercatat sekitar Rp 141,0 milyar, kemudian tahun1975/1976 turun lagi menjadi .Lp 50,0 milyar. Dalam APBN 1976/1977 di-rdiakan scbesar Rp 111,4 milyar untuk subsidi pangan tersebut, sedang dalamtahrn 1977 /7978 direncanakan sebesar Rp 9,0 milyar.

Lain-lain pengeluaran rutin tahun anggaran 197717978 direncanakansebesar Rp 156,6 milyar, yang terdiri dari biaya penyelenggaraan Pemilus€besar Rp 10,O milyar, subsidi pangan sebesar Rp 9,0 milyar, bantuan Pe-merintah kepada Pertamina dalam rangka memenuhi kewajibannya sebesarRp 130,9 milyar dan pengeluaran rutin lainnya sebesar Rp 6,7 mrlyar.

4.5. Tabungan Pemerintah

Tabungan Pemerintah merupakan dana yang berasal dari dalam negeri,yaitu selisih antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Denganberhasilnya pembangunan, maka telah dimungkinkan peningkatan penerimaandalam negeri. Di samping itu dengan melalui efisiensi dan usaha penghematandibidang pengeluaran rutin, maka dalam perkembangalnya tabungap Pemerin-tah setiap ahun dapat terus ditingkatkan. Bila dalam tahun 1966 dan 1967belum berhasil dihimpun tabungan Pemerintah dan rahun 1968 baru terdapatkeseimbangan antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin, makasejak tahun pertama REPELITA I sebagian dari pengeluaran pembangunantelah dapat dibiayai dari tabungan Pemerintah, walaupun baru merupakan23 persen dari seluruh pengeluaran pembangunan. Perkembangan selanjumyamenunjukkan bahwa tabungan Pemerintah dari tahun ketahun muliai meme-gang peraran sebagai zumber dana pembangunan yang berasal dari dalamnegerl.

Dalam tahun 797511976 tabungan Pemerintah telah dapat membiayaipengeluaran pembangunan sebesar 65,1 persen, termasuk bantuan proyek.Selanjumya dalam APBN 797617977 diperkirakan rabungan Pemerintah se-besar Rp 1.2O2,9 milyu dan merupakan 62,6 persen dari rencana seluruhpengeluaran pembangunan. Dalam perkiraan anggfian tthun l977ll97} di-rencanakan akan depat membiayai 64,8 persen dari seluruh pengeluaran pem-bangunan.

4.6. Pengeluaran pembengunan

Dalam talrun keempat pe laksanaan REPELITA II ihi jumlah pengeluaran

I

4

Page 133: 1{(lTA KEUANGAN

109

T s b e l I V . 1 0 .

PERKEMBANGAN TABUNGAN PEMERINTAH. 196911970 - T9771797A

( dalaar mlyar mpiah )

K c n a i k s nTahun anggaran Jumlah

J,r-lah Pcmentrse

R€Fditt I

1969tL970

7970n971

1977n972

r972n973

r97yr97+

R€pclit4 II:

r974tr975

r975tr976

1976n97?

1977n978

27,2

56,4

78,9

L52,5

254,4

7t7,6

909,3

r.2o49 rl

1.404,8 2)

+ 292

+ 22,5

+ 7t ,6

+ 101r9

+ 483,2

+ 171,7

+ 29!,6

+ 2O1,9

+

+

to7,+

39,9

9 3,3

663

r89,9

23,3

32,t

16,8

A7 '

f) Angka AIBN

2) Angta RAPBN

Page 134: 1{(lTA KEUANGAN

G r r f i k | V . 6 ,

PERBANDINGAN TAAUNGAN PEMERINTAH DAL/IM AIBN DAN R.EPEI,ITA

r969n970 - rgf 7lrng( dalsq milyu rupiah )

110

v

A

+

re6qre?0 19$0?1 r97qrg72 rnzLnr rgrqlg4 g,qrm( IPBN )

lsnl'g78( R-AIBN)

N , E ' E L I T A l lR . E P E L I T A I

Page 135: 1{(lTA KEUANGAN

G r r f i k I V , 7 . 1 1 1

DANA PEMBANGUNAN 1969/T970 - I977II97A ''

( dalam nilyar rupiah )t,6fl)

Yr.mo 1,200

800 800

{00 .ltt0

1969/1970 r9?0/19tt l97rlr972 r972lr97t r973lr974 191411976 197611976 r9761t971 19??/19?8(AIBN ) (nAPBN)

N , E P E L I T A I+) t .opa blDturD proyck

f , ,EPBI . ITA I I

! r"r"nga" P"E"riot"h

! xui t m" banturn progan

Page 136: 1{(lTA KEUANGAN

Y

l 12

pembangunan dipetkirakan akarf mengalami peningkatan dibandingkan de-

ngan uhun sebelumnya. Dilihat dari perkembangan pelaksanaan REPELITA I

sampai dengan pelaksanaan tahun ketiga REPELTTA II, realisasi pengeluaranpembangunan rneningkat dengan jumlah yang semakin besar setiap tahunnya,bahkan dalam APBN 1976/1977 dzn 1977 /1978 jumlah anggaran pembangun-an telah melebihi jumlah anggaran rutin. Dalam tahun anggaran 197711978pengeluaran pembangunan diluar bantuan proyek diperkirakan akan menca-pai jumlah sebesar Rp 7.44O,4 milyar. Sedangkan perkiraan bantuan proyekakan mencapai jumlah sebesar Rp 727,5 milyar, sehingga seluruh pengeluaranpembangunan diperkirakan sebesar Rp 2.767,9 milyar.

Proyek-proyek pembangunan yang diprioritaskan dalam REPELITA II

terus ditingkatkan. Dalam tahun anggaran 7977/7978 peningkatan Pembiaya-an pembangunan ini diarahkan unruk mencapai sasaran pembangunan yangtercantum dalam REPELITA II, yaitu perbaikan dan peningkatan kesejah-teraan rakyat banyak. Dalam pada itu pembangunan dibidang ekonomi, di-prioritaskan pada bidang pertanian dalam arti luas dan diarahkan kepada ke-seimbangan bidang industri dan pertanian Pada tahap-tahaP berikutnya' De-ngan demikian arah sasaran pembangunan tetaP ditujukan un k meningkat-kan kemampuan serta meratakan pendapatan dan meratakan hasil pembaxgun-an. Walaupun titik berat pembangunan dibidang ekonomi, namun pembangun-an dibidang-bidang lainnya juga ditingkatkan dan ini meliputi bidang'bidangsosial budaya, politik dan pertahanan/keamanan nasional.

Pembangunan proyek-proyek Inpres, seperti Inpres bantuan pembangun-an desa, kabupaten, l)ati l, Sekolah Dasar dan sarana kesehatan/Puskesmas,dalam pelaksanaannya telah menunjukkan hasil-hasil yang cukup baik. Per-kembangan hasil-hasil pembangunan melalui proyek Inpres, antara lainterwujud dengan lebih baiknya sarana jalan dan irigasi desa; sarana produksidan sarana pemasaran disetiap kabupaten. Dengan Inpres bantuan pembangun-an Dati I dimungkinkan terpeliharanya jalan, jembatan, irigasi, pelabuhan,bendungan disetiap propinsi, sehingga masyarakat dapat menikrnati jasa yanglebih baik dan dapat memperlancar pemasaran hasil. hasil produksi pertaniandan industri dalam negeri dari satu daerah ke daerah lainnya. Selanjutnyadengan hasil bantuan pembangunan Inpres Sekolah Dasar, sebagian besaranak-anak yang berumur 7-12 tahun telah mendapat kesempatan un kbelajar di Sekolah Dasar. Dengan bantuan pembangunan Inpres kesehatantelah dapat dibangun gedung Puskesmas lengkap dengan rumah dokter danalat-alat medis sederhana untuk setiap kecamatan diseluruh Indonesia. Saralakesehatan berupa sanitasi air minum/pompa air, sumur air minum dan jamban-jamban keluarga semakin membaik, sehingga dengan demikian dapat dicegahberjangkitnya penyakit menular.

L

4

Page 137: 1{(lTA KEUANGAN

113

Tabe l IV . l 1 .

PERKEMBANGAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN 1)1969 tL970 - 1977 /r97 8( dalam milyar rupiah )

Kena i kanTahun anggaran Jumlah

Jumlah Persentase

Repelita I :

7969/1970

1970/L97 L

7971./r972

7972tr973

197,.3/r974

Repelita II :

797 4t797 5

r975n976

1976/r977

t977 t7978

7 65,9

926,3

7 .2 l3 ,7 2 )

7.440,4 3)

. ! ? < t

+ 22,8

+ 85 ,0

+ 100,9

429,1

r60,+

286,8

+ 1 7 O

+ 17,8

+ 56,1

+ 4 ) *

' t 7 7 L

20,9

31 ,0

18,7

92,9

r28, r

150,9

235,9

3 36,8

+

+

+

+

+

+

1) Diluar bantuan proyek

2 ) A n g k a A P B N

3 ) A n g k a R A P B N

Page 138: 1{(lTA KEUANGAN

f

i r+

Selain dari pada itu untuk lebih cepat rercapainya pemerataan hasil-hasilpembangunan, maka sejak tzhun L976/1977 bantuan pembangunan Inprcs di:perluas lagi dengan disediakannya bantuan kepada pengusaha lemah untukberusaha melalui bantuan pembangunan dan pemugaran pasar. Selanjutnyauntuk menjaga kelestarian tanah maka di kabupaten-kabupaten yang telahmengalami tanah kritis diberikan bantuan untuk penghijauan. Anggarannyayang disediakan dalam tahun 197611977 merupakan baatuan pembangunankepada daerah berupa bantuan pembangunan Inpres Penghijauan. perlu di-ketphui bahwa sejak tahun anggaran 7977/1978 untuk daerah Timor Tirnurselain melalui Inpres telah mulai disediakan pembiayaan pembangunan untukproyek-proyek sektoral.

Di samping melalui pembiayaan bantuan pembangunan proyek-proyekInpres, proses pemerataan pembangunan juga terjadi melalui hasil pembangun-an yang dilaksanakan secara sektora.l arlura lain melalui proyek-proyek depar-temen yang melaksanakan program-program pembangunan sektoral. Proyek-proyek pembangunan tersebut tersebar diseluruh daerah dalam wujud jalan-jalan raya, bendungan, proyek pasang surut, jembatan, pelabuhan laut danlandasan pesawat udara, proyek salutan irigasi, proyek pembangkit tenagalistrik, telekomunikasi, perhubungan darat, laur dan udara.

Disektor pertanian terurarna dalam rangka peningkatan produksi panganden peningkatan penghasilan petani, Pemerintah telah mengeluarkar anggaranyang cukup besar untuk subsidi pupuk yang disalurkan ke petani melaluiBUUD. Di samping itu telah dibangun pabrik pupuk di Palembang dan sedangdibangun di Jatibarang dalam rangka memenuhi keburuhan pupuk dalam negeri.

Sektor-sektor pembangunan lainnya yang tersebar diselumh Indonesiameliputi sektor pertambangan minyak, tambang gas alam, batu bara, timahdar sebagainya. Kemudian ditingkatkan pula pembarrgunan sektor industribaja, industri af at-alat perumahan, industri maritim, pengolahan bahan makan-an dan sebagainya. Pembangunan sektor Agama dan Kepercayaan TerhadapTuhan Yang Mahaesa juga ditingkatkan antara lain pembangunan tempat-tempat ibadah, madrasah, pondok.pondok pesanfren, penerbitan kitab sucidan sebagainya. Peningkatan pembangunan disektor pendidikan, sosial, bu-daya dan pertahanan nasional telah dimungkinkan karena telah berhasilnyausaha-usaha Pemerintah dalam menghimpun dana pembangunan dari sumberpendapatan dalam negeri yang terwujud dalam tabungan Pemerintah.

Dalam pada itu secara terus-menerus ditingkatkan usaha koordinasi danintegrasi sebaik mungkin. Pelaksanaan sistim pembiayaan pembangunan yang

.L.

4

Page 139: 1{(lTA KEUANGAN

115

telah dilakukan dengan sistim DIP dircruskan dan disempurnakan. Penyempur-naan terscbut di.laksanakan dalam perencanaan proyek atau perencanaan peng-gunaan danapembangunan dan tata hubungan dengan lembaga yang terlibatdala;n kegiatan pembiayaan pernbangunan serta adminisuasinya. Hal ini di-maksudkan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan, terutama pelaksa-naan proyek-proyek yang mendapat prioritas dalam REPELITA II. Adminis-trasi pemb.iayaan pembangunan diusahakan cukup luwes agar tidak meng-hanrbat pelaksanaan pembangunan tanpa meninggalkan keterarahan danadanya pengawasan yang efektif.

Perkiraan anggaran pembangunan tahun 1977/7978 diluar bantuan pro.yck direncanakan sebesat Rp 1.440,4 milyar. Dari jumlah tersebut direncana-kan untlk pembiayaan anggaran pembangunan melalui Departemen/Lembagatermasuk Hankam adalah sebesar Rp 800,2 milyar. Anggaran pernbangunanuntuk bantuan pembangunan daerah termasuk lpeda sebesar Rp 3 59,8 milyardan lain-lain anggar^n pembangunan sebesar Rp 280,4 milyar, terbagi atasanggaran untuk subsidi pupuk sebesar Rp 36,1 milyar, penyenaanmodal Pemerintah sebesar Rp 166,4 milyar dan lain-lain anggaran pembangun-an sebesar Rp 77,9 milyar. Jurnlah perkiraan pengeluaran pembangunan untukdaerah tahun 1977/1978 sebesar Rp 359,8 milyar terbagi atas ,

Rp 2 3,2 milyar,Rp 69,1 milyar,Rp 75,0 milyar,Rp 5,5 milyar,Rp 85,0 milyar,

6. Bantuan pemi-rangunan sarana kesehatan/Puskesmassebesar Rp 26,3 milyar,

1' Bantuan pembangunan desa sebesar2. Bantuan pembangunan kabupaten sebesar3. Bantuan pembangunan Dad I sebesar4. Bantuan pembangunan Irian Jaya sebesar5. Bantuan pembangunan Sekolah Dasar sebesar

7, Bantuan pembangunan melalui dana Ipeda sebesar8. Bantuan pembangunan Inpres Pasar sebesar9. Bantuan pembangunan Inpres Penghijauan sebesar

10. Bantuan pembangunan Timor Timur sebesar

Rp 42,5 milyar,Rp 5,2 milyar,Rp 24,5 milyar,Rp 3,5 milyar.

Bantuan pembangunan desa selama REPELITA I diperhitungkan sebesarRp 100.000,- per desa. Sejak REPELITA lI jurnlah perhitungan bantuan tiapdesa dinaikkan menjadi Rp 200,000,- per desa pada tahun 197411975 da-nRp 300.000,- per desa.pada tahun 197511976. Dalam tahun 197611977meskipun jumlah bantuan per desa tetap sebesar Rp 300.000,- akan tetapijumlah dana yang dianggarkan meningkat dari Rp 15,9 milyar menjadiRp r9,8 milyar. Hal ini disebabkan antara lain karcna perkembangan tingkatperekonomian daerah dalam sesuatu wilayah, sehingga daerah yang berstarusdesa makin benambah. Selanjutnya untuk anggaran tahun 197711978 bantuan

Page 140: 1{(lTA KEUANGAN

Grsf ik IV.&

PENGELUA.RAN PEMBANGUNAN, 1969 II97O _ 11977 II97S.I( dalam milyar rupiah )

r76

Y

t

1969/r970 1970lr9?r rc7r11972 197211973 197311974 19741197 h ls? 6 ll9 ?6 1976 lr97 1 1977 11978( ATBN ) ( RA,PBN )

R E P E L I T A I

*) tanpa b|ntran ploy€k

R E P E L I T A I I

Page 141: 1{(lTA KEUANGAN

Y

t

777

pembangunan per desa diperhitungkan sebesar Rp 350.000,- dengan jumlah

desa sebanyak 58.675 dan bantuan desa di Timor Timur sebesar Rp 228 juta,

sehingga untuk tahun 797717978 direncanakan jumlah bantuan desa menjadiRp 2 3,2 milyar.

Dalam perkiraan tah:un 1977 /797 8 jumlah bantuan pembangunan ka-bupaten direncanakan sebesar Rp 69,1 milyar. Perhitungan bantuan pem-bangunan kabupaten ini didasarkan atas jumlah penduduk pada setiap ka-bupaten. Dalam tahun 7970/7977 diperhitungkan Rp 50,- per jiwa; selanjut-nya dalam tahtn 7973/7974 menjadi Rp 150,- per jiwa. Tahun 7976/1977bantuan tersebut diperhitungkan sama dengan tahun 79751I976 yaitu sebesarRp 400,- per jiwa, sedangkan minimum bantuan untuk setiap kabupatenditetapkan sebesar Rp 30 juta. Perhitungan untuk tahrn 1977/797 8 adalahRp 450,- per jiwa dan minimum bantuan dinaikkan menjadi Rp 40,- juta.Perlu diketahui dari rencana bantuan pembangunan kabuparen sebesar Rp d9,1milyar termasuk bantuan mesin gilas dan bantuan untuk kabupaten-kabupatendi Timor Timur sebesar Rp 520,- juta.

Mengenai bantuan pembangunan Dati I dalam tahun 197 6/7977 adalahsebesar Rp 61,5 milyar. Dalam tahun 1977/7978 barltuan pembangunanDati I direncanakan meningkat menjadi Rp 75,0 milyar. Bantuan ini sejakREPELITA II setiap tahun nampak terus meningkat. Tahun 7974/7975 mini-mum banruan per Dati I sekurang-kurangnya Rp 500 juta, tahun 1975/1976

menjadi Rp 750 juta, sedang untuk tahun !97611977 minimum bantuan ada-lah Rpl,0 milyar. Dalam tah,tn 1977/7978 minimum bantuan menjadi Rp 1,5

milyar pel Dati I. Demikian pula untuk Dati I.Timor Timur telah disediakanpembiayaan bantuan pembangunan Dati I sebesar Rp 1,5 milyar.

Bantuan pembangunan Sekolah Dasar merupakan program pembangunandibidang pendidikan yang telah berhasil menambah jumtah gedung dan fa-

silitas-fasilitasnya, karena selama empat tahun ini telah dapat menghasilkan+ 16,000 gedung Sekolah Dasar baru lengkap dengan fasilitas-fasilitasnya

termazuk bantuan buku-buku pelajaran serta buku-buku bacaan bagi SekolahDasar. Disamping iiu telah pula diadakan perbaikan 13.300 gedung SekolahDasar lama, penataran guru-guru dan pengangkatan guru-guru Sekolah Dasar

baru, juga dalam tahun 797617977 telah dap.rt disediakan dana untuk per-

baikan SD swxstir dan madrasrh. Dengan berh asilnya program pembangunan

Inpres Sekolah Dasar, maka sebagian besar dari anak yang telah berumur

7-12 tahun diharapkan telah mendapat kesempatan belajar di Sekolah Dasar.

+

Page 142: 1{(lTA KEUANGAN

118

Realisasi bantuan pembangunan Sekolah Dasar setiap tahun nampakterus meningkat.berturut-rurut darii Rp 17 ,2 milyar pada tahun 197 3/1974menjadi Rp 19,7 milyar, Rp 49,9 milyar dan Rp 57,3 milyar dalam tahun197611977. Selanjutnya untuk perkiraan tthlun 1977 /L978 bantuan pem-bangunan Sekolah Dasar direncanakan ditingkatkan menjadi Rp 85,0 milyar.Bantuan tahun 1977/1978 meliputi banruan pembangunan 15.000 gedungSekolah Dasar baru termasuk pompa airlsumur, pembiayaan untuk penyediaanbuku bacaan/perpustakaan, pengangkatan guru, perpindahan guru, perbaikankembali Sekolah Dasar negeri dan swasta yang sudah ada dan Madrasah/Ibtidaiyah swasta.

Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, hygiene dan sanitasiserta mencegah berjangkitnya penyakit menular, maka sejak tahm 1974/1975telah diadakan bantuan pembangunan kesehatan melalui Inpres sarana ke-sehatan/Puskesmas tefinasuk bantuan obat-obatan. Dengan Inpres ini telahdibangun sarana air minum (zumur, pompa air minum, sumber air minumdengan pipa-pipanya dan sebagainya) dan pembangunan jamban-jamban ke-luarga disetiap daerah yang sangat memerlukannya. Disamping itu secarabertahap dibangun gedung Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) denganfasilitas medis sederhana, tiga buah rumah petugas Puskesmas untuk setiapkecamatan di seluruh Indonesia. Dengan mulai berhasilnya usaha peningkatankeuangan negara, telah dimungkinkan pula untuk memberikan bantuan gunamemperbaiki Puskesmas lama dan bantuan pembangunan tiga buah rumahuntuk petugas Puskesmas lama.

Selanjutnya sejak dua tahun terakhir ini telah diberikan bantuan obat-obatan, yaitu dalam tahun 197511976 sebesar Rp 50,- per jiwa dan tahun197617977 dinaikkan menjadi sebesar Rp 65,- per jiwa. Realisasi banruankesehatan sejak tahun 797+/197 5 berkembang dari Rp 5,3 milyar meningkatmenjadi Rp 15,2 milyar ( 197517976 ) dan Rp 20,8 milyar dalam tahun7976/7977 . Dalam anggaran tahun 1977ll97 8 bantuan ini diperkirakan akanmeningkat menjadi Rp 26,3 milyar yang direncanakan untuk bantuar obat-obatan sebesar Rp 65,- per jiwa, perbaikan kembali 75O buah gedungPuskesmas lama, pembangunan 600 rumah dokter, pengadaan kegiatan Pus-kesmas keliling, bantuan alat-alat medis, sarana petugas lapangan, penyediaansatana air bersih dipedesaan dan jamban keluarga termasuk banftan saranakesehatan di orooinsi Timor Timur.

Page 143: 1{(lTA KEUANGAN

Y

779

Bantuan pembangunan melalui dana lpeda setiap tahun terus meningkat.

Hal ini sejalan dengan peningkatan sektor penerimaan lpeda. Untuk tahun1977/1978 direncanakan pengeluaran pembangunan melalui lpeda sebesarRp 42,5 milyar. Pengeluaran ini dalam pembukuan APBN tercatat baik se-bagai penerimaan maupun sebagai pengeluaran.

Dalam rangka peningkatan pemerataan pembangunan keseluruh daerahmulai tahun 1976/1977 telah diadakan bantuan pembangunan Inpres Pasardan Inpres Penghijauan. Bantuan pembangunan Inpres Pasar dimaksudkanuntuk membantu daerah guna membangun pasar dalam rangka memberikesempatan berusaha kepada golongan ekonomi lemah, Anggaran yang disediakan dalam tahun 1976/7977 adalah sebesar Rp 5,0 milyar, yaitu danayang disediakan untuk membiayai bunga atas kredit yang disalurkan melalui

bank dan memperpanjang jangka waktu pengembaliannya. Selanjutnya untuk

tahun !977 /1978 direncanakan dana Inpres Pasar sebesar Rp 5,2 milyar,

Dalam usaha untuk menyelamatkan kelestarian sumber-sumber alam,tanah, hutan dan air di daerah tanah kritis maka sejak tahun 79761L977 te-lah disediakan dana pembangunan melalui Inpres Penghijauan sebesarRp 16,0 milyar. Dana ini untuk ta,hun 7977 /197 8 direncanakan sebesarRp 24,5 milyar.

Perlu ditambahkan bahwa berhubung dengan telah masuknya TimorTimur sebagai propinsi yang ke 27 dalam wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia, maka sejak tahun anggaran 1977 /7978 telah disediakan pembiayaanpembangunan sektoral untuk Timor Timur yang direncanakan sebesarRp 3,5 milyar, disamping bantuan pembangunan dalam bentuk Inpres.

Secara sektoral rencana seluruh pengeluaran pembangunan sebesarRp 2.167,9 milyar termasuk bantuan proyek antara lain terdiri dari Rp 376tmilyar untuk sektor penanian dan irigasi, Rp 148,1 milyar disediakan untuksektor industri dan pertambangan, Rp 231,5 milyar bagi sektor tenagalistrik, Rp 364,7 milyar untuk sektor perhubungan dan pariwisata, Rp 235,6milyar untuk sektor pembangunan regional dan daerah, Rp 219,5 milyar

untuk sektor pendidikan, kebudayaan nasional dan pembinaan generasi muda.Pengeluaran pembangunan untuk sektor-sektor lainnya adalah sebesarRp 592,1 milyar.

Secara terperinci anggaran pembangunan untuk proyek-proyek menurutsektor yang dilaksanakan termasuk bantuan proyek tahun 1977 /1978 adalahsebagai berikut :

Page 144: 1{(lTA KEUANGAN

2.

1 . SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor Pertanian

Sub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Sub Sektor Industri

Sub Sektor Penambangan

SEKTOR TENAGA LISTRIK

Sub Sektor Peningkatan Tenaga Listrik dan Gas

SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Sub Sektor Perhubungan

Sub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor Perdagangan

Sub Sektor Kopcrasi

SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Sub Sektor Tenaga Kerja

Sub Sektor Transmigrasi

SEKTOR PEMBANGUNAN REGIONAL DAN

DAERAH

Sub Sektor Desa dan Daerah

Sub Sektor Tata Ruang

SEKTOR AGA]\,TA DAN KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHAESA

Sub Sektor Agama dan Kepercayaa.n

Terhadap Tuhan Yang Mahaesa

r20

(dalam ribuan rupiah)

376.390.800

119 .5 38 .000

256.852.800

148.058.700

129 .915 .100

18 .143 .600

231.496.500

231.496.500

36+.706,900

i57 5 91 .300

7 .1 1 5 .600

11.868.000

9 .171 .OOO

2.69 5 .OOO

65.708.600

6.207.OOO

59.501 .600

235.640.000

225.336.O00

10.3 04.000

8.244.000

LZ4+ .OOO

.?.

5.

6.

8.

Page 145: 1{(lTA KEUANGAN

9. SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONALDAN PEMBINAAN GENERASI MUDA

Sub Sektor Pendidikan Umum dan

Pembinaan Generasi Muda

Sub Sektor Pendidikan dan Latihan

InstitusioniVKedinasan

Sub Sektor Kebudayaan

SEKTOR KESEHATAN, KELUARGA BERENCANADAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Sub Sektor Kesehatan

Sub Sektor Ke luarga Berencana

Sub Sektor Kesej ahteraan Sosial

SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DANPENYEDIAAN AIR MINUM

Sub Sektor Perumahan Rakyat

Sub Sektor Air Minum dan Kesehatan

Lingkungen

SEKTOR TERTIB HUKUM DANPEMBINAAN HUKUM

Sub Sektor Tertib Hukum

Sub Sektor Pembinaan Hukum Nasional

SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN

NASIONAI.

Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional

t27

( dalam ribuan rupiah )

219.505.000

190.892.000

18.72 3.000

9.890.000

7r.632.7 00

56.273.700

9.224.NO

6.13 5.000

.68.381,300

24.800.000

43.581.300

11.758.000

10.75 3.000

1.005.000

56.000.000

56.000.000

!r

10.

11 .

+

t2.

13 .

Page 146: 1{(lTA KEUANGAN

74.

l f .

SEKTORPENERANGAN DANKOMI,'NIKASI

Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi

SEKTOR PENGEMBANGAN ITilU DANTEHNOLOGI, PENELITIAN DANSTATISTIK

Sub Sektor Pengembangan Ilmu dan

Tehnologi

Sub Sektor Penelitian Umum

Sub Sektor Peneiitian Institusionil

Sub Sektor Statisrik

SEKTOR APARATUR NEGARA

Sub Sektor Prasarana Lembaga

Teft inggilTinggi Negsra

Sub Sektor Aparatur Pemerintahan

Sub Scktor Keuangan Negara

SEKTOR PENYERTAAN MODALPEMERINTAH

Sub Sektor Penyeftasn Modal Pemerintah

122

(dalam ribuan rupiah)l

rt.27t.200

rr.273.200

37.866.200

9.266.200

2.475.0O02,1.350.000

1.775.NO

59.866.000

1.353.000

+4.934.OOO13.579.000

1E9.504.100

189.504.1@

16.

17.

#JUMLAH 2.167.900.000

Page 147: 1{(lTA KEUANGAN

v

I

t L 7

4.7, Pengawasan keuangan negara

Pengawasan adalah salah satu aspek yang penting untuk mencapai suatusasaran tertentu dengan efektif dan efisien terhadap pelaksanaan dari suaturencana yang telah ditetapkan. Pengawasan merupakan salah satu mata rantaidari suatu rangkaian proses pengelolaan dan merupakan alat pengaman bagiberhasilnya pelaksanaan suatu rencana. Sesuai dengan perkembangan pem-bangunan dewasa ini, pengawasan disegala bidang perlu terus ditirgkatkan,karena pembangunan ridak saja dilaksanakan ditingkat pusat, tetapi merata ke-seluruh daerah.

Pengawasan yang efektif dan efisien memerlukan seperargkat pengawasanyang tangguh, informasi yang lengkap dan sistim keuangan sefta administrasikeuangan yang baik pula. Dalam rangka peningkatan dan penyempurnaanpengawasan, dibidang organisasi telah dilaksanakan dengan adanya KeputusanPresiden No.70 tahun 1971, Keputusan Presiden No.25 tahun 1973, KeputusanPresiden No.44 dan No.45 tahun 1974 dan Undang-undang No.5 tahun 1974.

Dengan Keputusan Presiden dan Undang-undang tersebut maka aparatPengawasan dalam tubuh Pemerintah terdiri atas r Inspektur Jendral Pem-bangunan, Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara pada DepartemenKeuangan, Inspektorat Daerah pada Daerah-Daerah Tingkat I.

Sehubungan dengan peningkatan dibidang organisasi tersehut, maka se-cara bertahap telah dilakukan pula penyempurnaan dibidang tata kerja pe-ngawasan keuangan negara, sehingga jelas kedudukan tugas pokok dan fungsinya masing-masing perangkat pengawasan tersebut. Koordinasi antafa masing-masing perangkat p€ngawasan terus menerus ditingkatkan. Dengan adanyakoordihasi dalam hubungan pemeriksaan keuangan, diharapkan pula akan ter-dapat keseragaman mengenai sasafan pemeriksaan, cura. memeriksa dan ke-seragaman cara melaporkan dan bentuk laporannya, Dengan adanya keseragam-an tersebut maka laporan hasil pemeriksaan dapat disusun dalam satu "bahasa"yang sama, dan saling mengisi serta saling melengkapi, Dengan demikian ber-dasarkan laporan hasil pemeriksaan rersebut dapat disusun suatu kompilasilaporan yang menyeluruh dan dapat mencakup jangkauan yang lebih luas.

Dari hasil kompilasi itu akan dapat diketahui adanya penyimpanganserta hambatan dalam pelaksanaan APBN, sehingga tiap Departemen llembagaNegara akan dapat melakukan tindakan pengamanan, baik yang bersifat ad-ministrasi proseduril maupun yang bersifat justisionil.

4

Page 148: 1{(lTA KEUANGAN

124

Pengawasan keuangan negara dalarn pelaksanaannya dilakukan melaluipengawasan yang bersifat prcventip dan pengawasan yang bersifat represip,Kedua jenis pengawasan ini pada hakekatnya merupakan satu k€satuan yangsaling isi mengisi satu sama lain dan saling mempengaruhi serta kedua-duanyatidak dapat diabaikan.

Pengawasan preventip

Pengawasan yang bersifat preventip dilakukan melalui penilaian-penilaianyang terjadi sebelum suatu tindakan dilakukan. Hal ini bisa terjadi karenaadanya tlta cara" yzn1 harus ditempuh untuk melaksanakan suatu tindakan.Bentuk nyata dari pengawasan preventip tercermin dalam berbagai per-aturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang harus ditaati. Dalan rangkapeningkatan pengawasan preventip telah dilakukan penyempurnaan terhadapKepurusan Presiden mengenai Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatandan Belanja Negara pada tiap tahun anggaran,

Penyempurnaan tersebut ada yang mengenai keluwesan prosedur pelak-sanaan tanpa mengurangi segi keamanannya dan ada pula yang merupakanpenyesuaian dengan perkembangan keadaan yang memerlukan ketentuan-ketentuan baru.

Pengawasan yang bersifat preventip terhadap kekayaan negara yang di-pisahkan, dilaksanakan dengan mengadakan pembagian t'ungsi didalam unitmasing-masing. Demikian pula peny.usunan pedopan PAP (Penyusunan

Anggaran Perusahaan) dimaksudkan agar perusahaan negara dapat menyusunanggarannya dengan baik dan benar. Di samping itu penyusunan pedomanPAP tersebut merupakan salah satu usaha dalam rangka pengawasan preventip.

Dengan disyahkannya Undang-undang No.9 tahun 1969 yang pada inti-nya membagi usaha negara menjadi tiga jenis usaha, maka terbukalah ke-sempatan bagi kebanyakan perusahaan negara unruk mengalihkan bentuknyarnenjadi Perum, Persero dan Perjan- Keputusan Presiden No.64 tahun 1969menentukan tata ca;.a yang harus diikuti dalam pengalihan bentuk PerusahaanNegara menjadi Persero. Penentuan rzrz. clra. pengalihan bentuk ini merupa-kan salah satu tindakan pcngawrsan prevcntip.

Pengawasan reptesip

Pengawasan yang bersifat represip dilakukan melalui pemeriksaan ter-hadap suatu pelaksanaan yang telah dilakukan, Pengawasan yang bersifatrepresip ini sejak REPELITA I terus menerus ditingkatkan dan disempurnakan.

Page 149: 1{(lTA KEUANGAN

V

x

725

Apabila dalam tahun pertama REPELITA I sasaran pemeriksaan hanya di-tujukan terhadap kebenaran saldo kas pada seseorang bendaharawan, makaselanjumya dari tahun ke tahun sasaran tersebut dipeduas sesuai dengantahap peningkatan pengawasan, Dalam tahun pertama RBpELITA II bahkansasaran pemeriksaan ini lebih ditingkatkan lagi yaitu kearah apakah hasilpisik yang telah dicapai dalam pelaksanaan pembangunan telah mencapaisasaran fungsionilnya dalam arti digunakan sesuai dengan rencana yang telahditetapkan,

Dalam rangka pemeriksa"an terhadap pelaksanaan keuangan negara telahdilakukan pemeriksaan rurin dan pemeriksaan khusus yang selain mencakupbidang pelaksanaan APBN, juga mencakup bidang pelaksanaan ApBD,terhadap proyek-proyek yang dibiayai dengan dana Inpres. Dati hasil pe-meriksaan rutin tersebut diatas akan dapat diketahui adanya penyimpanganyang perlu diselidiki dan apakah penyimpangan terscbut merupakan gejalaumum atau tidak. Untuk mengetalui hal tersebut dilakukan pemeriksaankhusus, yakni pemeriksaar yang dilakukan secara menyeluruh dan serentak,

Dapat dikemukakan pula bahwa jumlah proyek REPELITA yang telahdiperiksa dalam rangka pemeriksaan khusus, telah meningkat dari tahun ketahun. Bila dalam tahun 196917970 a;da 759 proyek atau 20,18 persen dariseluruh obyek pemeriksaan, maka untuk tthun l97S/I976 jumlah proyek itutefah mencapai 2"572 proyek atzu 81,21 persen dari seluruh proyekREPELITA.

Ditinjau dari segi penyimpangan ydng dikonstatir dalam pemeriksaankhusus itu ternyata bahwa penyimpangan-penyimpangan itu pada umumnyatidak membahayakan pelaksanaan proyek. Meskipun demikian, penyimpang-an tersebut tetap menjadi perhatian aparat pengawasan, satu dan lain dalamrangka usaha mengurangi dan mengendalikannya sehingga tidak berubahmenjadi penyimpangan yang membahayakan pelaksanaan proyek.

Selain peningkatan dan penyempurnaan dibidang pengawasan preventipmaupun represip tetsebut, dalam rangka menanggulangi kekurangan tenagayang mempunyai kemampuan keahlian dibidang pengawasan keuangan negiua,telah diadakan penatiuan untuk bendahslawan yaitu Penataran A, untuktenaga-tenaga administrasi keuangan, Penataran B dan penataran untuk tenagapengawasan anggLtan atau Penataran C,

Dalam rangka mengamankan harta kekayaan negara khususnya pada per-usahaan milik negaru yang akhir-akhir ini semakin berkembang, maka telahdilakukan berbagai usaha antara lain peningkatan mutu administrasi

Page 150: 1{(lTA KEUANGAN

perusahaan, peningkatan laporan keuangan, peningkatan muru pengawasandan pemeriksaan serta peningkatan kwantitas pengawasan.

Dalam beberapa kelompok bidang usaha perusahaan negara, telah diusahakan penyeragaman sistim akuntansi agar dapat diperoleh laporankeuangan yang dapat diperbandingkan satu sama lain, yaitu untuk memudah-kan evaluasi perkembangan masing-masing perusahaan. Selain dari pada itutelah diberikan saran-saran perbaikan dan bimbingan dalam penyusunanlaporan keuangan sebagai pertanggungan jawab tahunan dari perusahaan miliknegara, sehingga dapat ditingkatkan kemutakhirannya dan dapat lebih ber-manfaat untuk pemegang saham dalam menilai pertanggungan jawab keuanganperusa.ntan,

Dengan ditingkatkannya mutu, diharapkan pengawasan dan pemeriksa-an menjadi lebih lancar. Jika beberapa tahun yang lalu pemeriksaan menjadilebih banyak ditujukan kepada pos-pos tertentu saja, maka pada saat inipemeriksaan dapat dilakukan untuk memberikan pendapat atas laporankeuangan secara keseluruhannya. Dengan pemeriksaan yang lebih lancardan penambahan tenaga pemeriksa, maka jumlah perusahaan yang diperiksasecara keseluruhr.nnya dapat lebih banyak.

Hasil pemeriksaan terhadap cabang-cabang perusahaan, telah diperguna-kan oleh Direksi Perusahaan dalam melakukan koreksi-koreksi terhadapcabang-cabang termaksud, sehingga tindak lanjut dari pemeriksaan menjadilebih efektip, Di samping itr.r pemeriksaan-pemeriksaan tcrmaksud akanmenimbulkan rasa keharusan untuk bertindak tertib bagi yang bersangkutan,sehingga pemeriksaan yang sifatnya represip akan mempunyai pengaruhpreventip yang akan meluas sampai di cabang-cabang perusahaan. Jika bebera-pa tahun yang lalu kesimpulan pemeriksaan masih banyak menunjukkan per-nyataan pendapat akuntan atas laporan keuangan yang tidak wajar dan peno-lakan memberi pendapat, maka pada saat ini sudah banyak yang diberipcrnyataan wajar atau setidak-tidaknya wajar dengan catatan. Hal ini me-nunjukkan adanya kemajuan dalam mutu pembukuan perusahaan-perusahaanmrlik negara.

Laporan hasil pemeriksaan menjadi lebih luas digunakan sebagai bahanbagi pemegang saham dalam memilih dan rnengambil berbagai keputusan ke-bijaksanaan, misalnya : pengesahan anggaran perusahaan, pengesahan laporantahunan dan pertanggungan jawab keuangan, keputusan investasi dan pe-nyertaan, keputusan reorganisasi, penetapa-ri modal dansebagainya.

Page 151: 1{(lTA KEUANGAN

1'17

F

-,t

t-

rl

ET

9 t

- : i q 4

@ . , .

d o r l I I; F

o ! . 1

- i c , i d i+ r i d r i . i

Y

!-J

EIE|4e> \ o9Hi r= o \

z i< 5

l d

E

hl

).

A

Page 152: 1{(lTA KEUANGAN

728

T a b e l l v . l 3 .

RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BE LA}IJA NE GARA, I97 7 1I9 7 8

( dalam milyar rupiah )

Penerimaan J um lah Pengeluaran Jumlah

A. DALAM NEGERI

I. Pajak l3ngsung

1. Pajak Pendapatar;

2. Pajak Perseroan

i. Prjak-P€rseroan-Minynk

3.484,2

2.497 tr

1 1 3 , 9

t65 ,4

1 q47 I

196,4

L'' 5

31,6

898,2

124,6

169,9

3 1 r , 0

67 ,o

* 18,2

l a t ,

88,9

763,l

f 5,6

727,5

A . R U T T N 2 , 0 7 9 , 4

I. Belanja Pegawai 886,9

1. Tunjangan Beras 125,3

2. Gaji/Upah/Pensiu \ 670,5

3. Biaya makan (lauk-pauk) +7,9

4. Lain-lain-Belanja-Pegawai- 28,5

Dalam-Negeri

Y

5

6.

M P O

IPEDA

Lainlain

II. Palak-Tidak-Langsung

1. Pajak P€njualan

2. Pajak-Penjualan-lmpor

J . L U K A I

4, Bea Masuk

5, Pajak Ekspor

6. Penerimaan-Minyak-Lainnya

7. LainJain

IIL Pt rerirnaan-Bukan-Pajak

B. PEMBANGINAN

L Bantuan Program

II. Bantuan Proyek

5. Bclar)ja Pegawai Luar-Negeri

Il. Belanja Barang

1. Dalam Negeri

2. Luar Negeri

IlI. Subsidi Daerah Otonom

1. Irian Jaya

2, Dacrai Otonom Lainnya

IV. Bunga & Cicilan Hutang

1. Dalam Negeri

2. Luar Ncgeri

V. Lain-lain

B. PEMBANGTJNAN

I. Pembiayaan dalan Rupiah

lI. Bantuan Proy€k

14,7

J + ) , )

127,1

18,4

460,4

21,7

418,7

230,0

8 , 3

221,7

156,6

2 .167,9

r,440,4

l r ' f <

J U M L A H 4.247,! J U M L A H +.2+7,3

Page 153: 1{(lTA KEUANGAN

'r

BAB V

PERKEMBANGAN MONETER DAN PERKREDITAN

5 . l .Umum

Peningkatan produksi dan pemeliharaan kestabilan tetap merupakantujuan pokok dari kebijaksanaan moneter. Didalam mencapai tujuan tersebutkebijaksanaan moneter diarahkan pula kepada usaha pemerataan pendapatandan perluasan kesempatan kerja. Landasan kebijaksanaan moneter ini terungkapdidalam kebijaksanaan monet€r yang telah dijalankan dalam REPELITA Imaupun yang tengah dan akan dilaksanakan dalam REPELITA IL

Tak dapat disangkal kiranya bahwa pembentukan harga didalam negeripada dirinya adalah merupakan hasil akhir dari faktor moneter dan strukrurilserta pengaruh perkembangan perekonomian diluar negeri. Dapat dipahamibahwa usaha pemeliharaan dan pemantapan kestabilan merupakan tugas yangcukup berat. Menyadari akan keterbatasan ruang lingkup kebijaksanaan mo-neter, usala pemeliharaan kestabilan di Indonesia s€nantias:- dilakukan me-lalui seperangkat kebijaksanaan ekor omi-keuangan yang menyeluruh dimanatercakup pula di dalamnya kebijaksanaan dibidang keuangan negara danperdagangan.

Selama REPELITA I tingkat harga pada umumnya menunjukkan per-kembangan yang relatip stabil. Meskipun pada tahun terakhir REPELITA Itingkat harga mengalami kenaikan yang tinggi, namun dalam perkembanganselanjutnya tingkat kenaikannya kembali menunjukkan penurunan. Kebijak-sanaan moneter 9 April 7974 serta langkah penyesuaiannya pada tanggal28 Desember 797 4 telah memberikan hasil yang positip,

Volume pertambahan uang beredar selama REPELITA I dan dalampelaksanaan REPELITA II menunjukkan jumlah yang makin besar, sementarasebab-sebab perubahannya tetap terutama berasal dari sektor kegiatan yangproduktip. Pengaturan jumlah uang beredar senantiasa dilandasi dengan tujuanpemeliharaan kestabilan dan mendorong kegiatan dunia usaha pada umumnya,

Peningkatan hasil penerimaan ekspor bagi perekonomian Indonesia me-mungkinkan perluasan dan pemantapan basis perekonomian karena meningkat-nya dana-dana pembangunan yang tersedia. Sebagai usaha merangsang per-kembangan ekspor, disamping kebijaksanaan yang ditempuh dibidang per-dagangan luar negeri dan fiskal, dibidang moneter khususnya pada tanggal1 April 1976 diadakan penyesuaian suku bunga pinjarran untuk ekspor danptoduksi barang ekspor. Kebijaksanaan ini adalah merupakan tindak lanjut

129

Page 154: 1{(lTA KEUANGAN

130

dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh sebelumnya, Suku bungapinjaman untuk sektor tersebut diturunkan menjadi 12 persen s€tahun yangsebelumnya 15 persen setahun. Sedangkan suku bunga pinjaman likwiditas

Bank Indonesia turun dari 10 perscn setahun menjadi 5 persen setahun,

Dalam struktur perekonomian Indonesia, sektor perdagangan merupakansektor terbesax setelah sektor pertanian. Peningkatan Peranannya bertalian

dengan keperluan adanya pembinaan dan pengembangan kelembagaannya.Untuk itu maka berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7/1976 disediakanpemberian. pinjarnan investasi guna membiayai pembangunan dan pemugaranpasar-pasar didaerah-daerah. Dana yang tersedia diberikan kedaerah-daerahtingkat I untuk kemudian diteruskan kedaerah-daerah tingkat II Kabupatcn/Kota Madya yang memerlukannya.

Pembangunan pasar didaerah-daerah adalah sejalan dengan usaha me-Iengkapi bantuan kepada para pengusaha dan petani kecil. Bagi para peng-usaha kecil disediakan fasilitas Kredit lnvestasi Kecil (KIK), Kredit ModalKerja Permanen (KIvtKP) dan Kredit Kecil. Persyaratan yang dikenakan tetap

tidak mengalami perubahan, yaitu lebih dngan dan sederhana dari pada kreditinvestasi biasa. Kemudian untuk lebih memperlancar pelaksanaan pemberiankredit tersebut maka para nasabah dapat memperoleh KIK dan KMKP secaraberkelompok dan kepada bank-bank Pemerintah ditetapkan pembagian tugasberdasarkan sektor pelayanannya. Pada akhir September 1976 jumlah KIKyang telah disetujui meliputi 25.026 permohonan dengan nilai nominalRp 43,889 juta. Sementara K-NIKP sampai dengan September 1976 meningkatmenjadi Rp 579% jur:- dengan 148.896 jumlah permohonan. Dalam pada itu

Iffedit Kecil yang meliputr kredit tnvestasi dan eksploitasi meningkat dari

Rp 5.029 juta pada akhir Maret 1976 menjadi Rp 6.289 juta pada akhir

Agustus 1976,

Sebagai kelanjutan dari usaha membantu keperluan akan modal parapenguslha dan pedagang kecil didesa-desa maka pada akhir tahun 1'97 6 telahdilaksanakan pula program Kredit Candak Kulak.

Untuk menunjang terlaksananya Program-Program kredit dan tujuankebijaksanaan moneter lainnya dengan lebih efektif dan efisien, khususnya

dalam rangka terwujudnya pemerataan pendapatan, diadakan penyempurnaandan pengembangan lembaga{embiga keuangan. Lembaga keuangan yang di'

dirikan terutama dalam rangka membantu golongan ekonomi lemah dan

pengusaha kecil adalah antara lain P.T. Askrindo dan P.T. Bahana.

Page 155: 1{(lTA KEUANGAN

J'

131

Pada tahun 1975 kredit yang dijamin oleh P.T. Askrindo mencapai jumlahRp 43,8 rnilyar. Sedangkan bantuan yang dapat diberikan oleh P.T. Bahanaialah berupa penyertaan modal, pengelolaan menejemen dan pengembanganpemasaran. Usaha kearah peningkatan peranannya terus diadakan. Kebijaksana-an yang dilaksanakan oleh P.T. Bahana selain dalam bentuk penyertaan modaljuga memberikan bantuan keuangan sementara ( bridging financing ) selama me-nunggu diberikannya kredit dari bank Pemerintah.

Lembaga keuangan yang terpenting dalam sistim moneter di Indonesiaialah lembaga perbankan. Pembinaan dan pengembangan bank-bank swastanasional terus menerus dilakukan melalui dorongan untuk mengadakan pe-leburan atau penggabungan usaha. Untuk merangsang usaha kearah tersebutmaka batas waktu pemberian fasilitas perpajakan diperpanjang lagi hinggaakhir Desember 1977. Selain dari pada itu dalam rangka mendorong usahabank-bank swasta nasional kearah perkembangan yang lebih sehat, sejak Juni1975 Bank Indonesia telah meningkatkan fasilitas pemberian kredit likwiditas-nya. Sampai dengan akhir Juli 1976 telah ada 19 bank yang melakukan peng-

gabungari usaha yang semula terdiri dari 36 bank. Terhadap bank-bank Pem-bangunan Daerah ditetapkan tatacara penilaian tingkat "kesehatan" y^ngsama dengan yang berlaku bagi bank-bank swasta nasional. Dengan demikiandiharapkan agar bank-bank umum swasta nasional yang ada nantinyabanar-benar dapat memberikan partisipasinya dalam pelaksanaan kebi -

jaksanaan ekonomi moneter dan pembangunan yang dijalankan Pemerintah.Sementara itu guna lebih mendorong kegiatan usaha diberbagai daerah,maka bank-bank asing diperkenankan untuk memberikan jasajasa per-bankan diluar Jakarta dengan syarat mengadakan kerja sama dengan bank-bank nasional.

Lembaga keuangan lainnya diluar lembaga perbankan ialah lembagakeuangan yang kegiatan usahanya ditujukarr kepada pengembangan pasar uangdan modal dan memperluas penghimpunan dana dari masyarakat. Pendirianlembaga-lembaga keuangan tersebut hanya diberi\an dalam bentuk usahabersama (joint venture) dengan memenuhi petsyaratan-persyaratan tertenru.

Dalam melakukan kegiatannya juga diadakan pembatasan-pembatasan antaralain pelarangan pemberian kredit keluar negeri dari dana yang dihimpun di

Indonesia dan menjalankan usaha perbankan. Penanaman dana oleh lembaga-

lembaga keuangan tersebut sampai dengan akhir September 1976 telah ber-jumlah Rp 81.156juta. Lembaga-lembaga keuangan tersebut diharapkan dapat

mendorong masyarakat untuk mengadakan investasi dalam surat-surat ber-harga dan memungkinkan terbentuknya pasar uang dan modal yang sehat.

ts

Page 156: 1{(lTA KEUANGAN

132

Dengan mcluasnya pen.rbangunan, maka diperlukan pembiayaan yangmakin besar. Oleh karena itu pelbagai sumber dana dalam negerl perlu di-usahakan dan digrli secara terus-menerus. Pasar modal adalah salah satu saranauntuk mencapai tujuan tcrsebut. Melalui pasar modal, masyarakat secara aktifdapat i,erpartisipasi dalam pembangunan. Pasar modal merupakan pula salahsatu rnekanisme pem€rataan pendapatan. Pengerahan dana dari masyarakatmelalui penjualan surat-surat berharga memerlukan tatacffa ya gsehat, ter-arur dan tertib sehingga tidak merugikan kepentingan umum/pemilik modal.Oleh karena itu pembinaan pasar uang dan modal harus dilakukan secarahati-hati dan cermat namun penuh kepastian untuk menghindarkan hal-halyang tidak diinginkan. Dalarn rangka itu ditentukan tatz-c rL penawaran efek-efek kepada masyarakat dan peroagangannya melalui butsa scrta perantaradibidang pasar modal. K€tentuan tersebut disatu pihak memberikan per-

lindungan kepada masyarakat atau pemilik modal, dilain pihak memberikesempatan kepada pengusaha untuk mencari modal usahanya.

Lembaga keuargan lainnya yang mempunyai arti penting sebagai lembagayang bergerak dalam pengerahan dana masyarakat iala} sektor perasuransian.Sektor perasuransian memperluas pengerahan dana yang telah ada, yang ter-utama dilakukan oleh sektor perbankan. Bidang penggarapannya meliputiasuransi kerugian, asuransi jiwa dan asuransi sosial. Peranan ganda yang di-mainkannya yaitu menjamin kelangsungan produksi dan sumber pembiayaanpembangunan. Balas jasa yang diperolehnya berupa premi ditanamkan dalambentuk deposito berjangka, pinjaman, pembellan saham dan obligasi serta ke-kayaan lain yang menghasilkan. Didalam menjamin kelangsungan produksiterkandung usaha peningkatan kesejahteraan sosial pegawai negeri dan tenagake{a sektor swasta sebagai faktor produksi terpenting, melalui program asuransisosial. Program tersebut meliputi pemeliharaan kesehatan, penyediaan danapensiun dan tabungan asuransi hari tua dan perumahan. Jaminan sosial bagitenaga kerja sektor swasta diselenggarakan oleh Dana Jaminan Sosial yang be-rada dilingkungan Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi yangpada waktu ini meliputi program asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja.Penyelenggaraan asuransi sosial bagi pegawai negeri dilaksanakan oleh PerumTASPEN, Perum ASABRI dan Badan Penyelenggara Dana PemeliharaanKesehata.r Pusat ( Health Insurance ).

Investasi darr- slKtor perasuransian sejalan dengan meningkatnya premiyang masuk yang sampai dengan akhir tahur' 197 5 telah berjumlah Rp 47 .27 6juta, dimana bagian terbesar merupakan investasi dana asuransi sosial.Peningkatan premi maupun investasi dana mencerminkan kesadaran asuransimasyarakat yang niakin meningkat pula.

Page 157: 1{(lTA KEUANGAN

F

Kebijaksanaan moneter dan penyempurnaan dibidang kelembagaan sistimmoneter dalam arti yang luas mempengaruhi perkembangan dana-dara yangdapat dikumpulkannya. Dana yang dapat dikumpulkan melalui sektor per-bankan dalam dua triwulan pertama 1976/1977 telah bertambah denganRp 132,7 milyar(8,2 persen). Sementara iru perkembangan menunjukkan bah-wa dana giro cenderung secara relatif menurun sedangkan dana deposito me-nunjukkan perkembangan secara relatif meningkat. Akan tetapi bagian danagiro terhadapjumlah uangberedar menunjukkan bagian yang bertambah besar.Perkembangan ini tiada lain menunjukkan penggunaan uang giral makin me-ningkat berbarengan dengan simpanan jangka panjang masyarakat yang makinmembesar. Dalam pada itu komponen tebungan yang merupakan simpananjangka pendek masyarakat makin meningkat pula.

Komponen terpenting dana deposito adalah deposito berjangka, khusus-nya deposito berjangka bank-bank Pemerintah, sertifikat deposito serta jenisdeposito lainnya. Sedangkan dalam komponen dana tabungan yang terpentingadalah Tabanas dan Taska.

Perkembangan deposito berjangka setelah mengalami sedikit kelambanandalam tahun 1973 kembali naik pada tahun 7974 dan 7975 yairu masing-masingsebesar 59,2 persen dan 61,9 persen. Kenaikan ini merupakan hasil dari rangkai-an kebijaksanaan moneter yang dilaksanakan pada 9 April 7974 dan28 Desember 7974. Dzlam semester t-1976/1977 deposito berjangka me-nunjukkan peningkatan sebesar Rp 109,8 milyar (24,6 persen).

Perkembangan Tabanas dan Taska menunjukkan kecenderungan persen-tase kenaikan yang makin meningkat. Setelah mengalami penurunan dalamtingkat kenaikannya pada tahun 1973, dalam tahun-tahun berikutnya terusmengalami kenaikan. Program pengerahan tabungan melalui Taban.rs danTaska kini telah diperluas kepada pegawai negeri.

Perkembangan sertifikat deposito dalam beberapa waktu terakhir ini me-nunjukkan sedikit penurunan. Agar sertifikat deposito dapat lebih likwid, bank-bank yang mengeluarkan sertifikat deposito dan lembaga keuangan merencana-kan mengadakan pasar sekunder, Dengan demikian tingkat bunganya dapatlebih normal dan ditentukan oleh perimbangan kekuatan pasar. Selaindari pada itu untuk merangsang jual beli sertifikat deposito, diberikan ke-ringanan berupa pembebasan pajak atas bunga, dividen dan royalty (pBDR).

5.2. Perkembangan jumlah uang beredar dan sebab-sebab perubahannya

Sampai dengan bulan September 1976 posisi jumlah uang beredar berjum-lah Rp 1.610,7 milyar, yang terdiri dari uang kartal sebesar Rp 787,L milyar(49 persen) dan uang giral sebesar Rp 823,6 mllyar ( 5 I persen). Dibandingkandengan posisi pada akhfu Marct 7976 yang berjumlah Rp 1.426,2 milyar,

A

Page 158: 1{(lTA KEUANGAN

134

T r b e l

PERKEMBANGAN JUMLAH UANG REREDAR

1969^970 - 197 6tr977( dalam rnilyar rupiah )

Akhir waktu UanBkartal % Jumlah Mutasi Pcrsen t.&se

kenaikan

1969 t197 0

1970/1971

197 1 /1972

r972/197 3

197 3/1.974

I,lare r

i\,[afc t

Marer

Mare t

JuniSeptember

Descmber

Maret

Kumularip

Ju ni

September

De s€mber

Maret

Kumulatip

JuniSeptembcr

Desember

Mare t

Kumulatip

April

M e i

Juni

JuliAgusrus r)

Septembcr ' /

2 1 0 , 8

270,2

360,3

5 3 0 , 3

5 98 ,8

6 2 9 , l

669,o

78+,3

825,6

871,5

937,5

1 .025,8

1 . 1 1 6 , 8

1-264,3

1.250,7

1 .426,2

t .4J8 ,1

L.439,5

| .445 ,61 .+7 | ,3

1 . 5 3 1 , 0

1.610,7

+ 80 ,0+ 59,4+ 90 ,1+ 170,0

+ 68,5

+ 3 0 , 3+ 39,9

+ 25 4 ,O

+ 41,3

+ +7,9

+ 64,0

+ 8 8 , 3

+ 9 1 , 0

+ 147,5_ 1 A - )

+ 176,1

+ 400,4

+ 1 1 , 9

+ 1 , 4

+ 6 , 1

+ 25,7+ 59,7

r974tr975

r97 5 /1976

197 6 t r97 7

726,3r66,8210,32 9 r , 13 3 1 , 6350,83 7 5 , 0+21,1

436,9

+94,2) J d , )

5 48,+

6 5 3 , 9

625,1

658,4

667,6

680,7

692,4

705,1

722,6

787,1

84,5

IO i ,4

15 0 ,0

267,2

278,3

29 + ,O

363,2

388,7

+1A,2

++3,3487 ,3

568,4

610,+

624,8

'o:''

7 70,5

7 58,8

7 52,8

7 66 ,2

808,4

823,6

6 t ,2

28,21 t I

47 ,212,9

o ' J

17,2

47 ,9

s t

5 , 8

q 4

3 0 ,8

8 , 9

11,2

I , t

14 ,1

39,0

0 ,8

o , l

0 ,4

t , 8

+,0s ?

60

6 Z

5 8

5 5

5 5

J O

5+

5 3

5 35 2

49

5 046

+6474A4847

49

40

38

42

45

45

44

44

46

+748

+748

5 1

48

50

:

5 4

) J

t z

5 3

5 1

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

l) Angka semcnta$

Page 159: 1{(lTA KEUANGAN

135

'E

Itb

F

C n + d i - - r - t -r : \ o h d \ o \i N 6 r . \

+ + + + + +

o - r - - i a - ' - I " r o : a a ^ q o : o - ' l " r c ) . " ) q t . l q

SsRE€3s:$++gsS;5:FB+ + + + + + + + + + + + + + + + l + +

.t- "1

..! O- \o_ ao- co- dl -^ o\ cO^ O: 6 d co o \O co + Or \O \O r.r ur 6

6 i b i a i ' d d . r i . j i + +o .N dod . - : d * i s ] u i . i i c t i ' i F i c . id r c . r o H r ' l c o i \ o * F . r _ - N r r q r F i : r / . | N

d a.l

| | | | l l l l l l l l l l + + + l + l + l l - l - +

q co- q a^.D_'o- *^ \v) co-.o^ ^l t^ 1 qa"\co"q o: 'a-?- q'o- o:F o i ^ i c i i N , A o O O O * . . 1 c o \ o o \ q r ! i t t - \ o a o \ N * | n; r - , o i v r 6 ; 6 o c o - F d + r n o \ l ^ + o \ c o F H m \ o

| | | l l l l l l l ' l l l l l l l l + l l l l l

F \ o H r i t . . . o \ \ o o r H \ o r ^ h N c O r N t o H \ O o t O i o o ' c o t s -

- i j ; ; " i J ; J d o ' d . i d ; - i ' d o d d . d . i d { q s i o i6 i \ i N ( . . r . a N a o f - i O . . l o + i F - 6 i . n I ' r < ' \ c ^ . ' l :

$ i : r ^ t f r a q h c t @

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

q | N 6 0 \ o \ N

+ d d . r ' ; o o -s + r @ a - oN i

l + + l + +

i N i l \ a + \ O h F l 4 N a - \ O i N

+ \ o c o h c o r | 0 c + € . n F - $ o ri 6 N . n . 6 + N i ! f * < r

N N

| | + I l l + + | l r + i r

o- F-_ ,a +-'o-o. o- n q 'o. -1 q1\ co" co. o- 4..o. co"'o.gqn'o.F - + a + u | o i r . r n 6 + H 6 a . l t t r . l F . i ' - r t o ! r s \ ! t \ o' -

o e r r \ i . n o \ r ^ o \ d \ N \ o ; c o ^ r i O ! . o . E u r N({ 'r Fr

I | + + + l + + + + + | l + I I l + | + | l + | |

Er f 4C F .Es ? q'sE E;s Erz es EE i ;E€ui "-;rEEE E :"fr8 s t :,fAsi 1,tr88s e;tt$,f

t\o\

\oF.o\

l + + + +

= E

\ot .o.

t\o\

o.

No\

l-. l'- a\ r'\ i-gr ( ( o\ O\

€ t \ F - t - a \o\ o\ o\ o\ o\

5E

^ € -! d eR B E; E I

5'F 6

rli

!gJ I , |z

?

IIt

z

t o\ -c

. = ; 'aN 3 r . F- . ; J 6 -' , ' r ; H

aEI

Ei

{

''

Page 160: 1{(lTA KEUANGAN

136

ti

dl o{ i: irr '.16r. oi or r1\ @. 6r" co^ 11 o. or q 6{€ t s o + + r o r o + F - ( o F ( ' r o o f ) ( o r o < h6 {i nt {. + () ro ts o c.! o' d) ort c\r L\t c\.o {,. r ) d l o r l o o . o ! i c o + * + i i r t + { i

o o r + c r t 6 r ! r o o o r r ' , ( o i o r 1 r ] + o ! o r o a o6 F c o N O a A : € c O < D 6 1 6 O t s O r r ) O i N + 6 t 6 tN a o 6 { a r 6 r o o N 6 r ( ) f r r d l @ 0 . ) s r c o @ c o o o c . rc.t N ir lti ro

c r - . + + - a . q . o l o ^ o ) o ' u l q q + c o 0 6 ( o NgHHE etqq EiHfr $*a:i3$

+ o + , i c o + t s a r i F + , a { . o q i t s o @ $d c . t c t o i o i d + l l < l c . i o i l : F : i r l : d d d

t , c b r ' l o 6c \ r N 0 . ) + + $ f , 6 ( o F N 6 @ . o i o o o r s l

r o r o f r c o . a r o ( o . o o N+ o ( D 6

c \ r F c o t { i d r + i t s o . r i@ 6 0 r o - ! r i s + 6 ( o

a o o o ( o i a r r { o o c o + r r o N i ( o c D { or @ c o + t s i F F o r t o 6 r c o i ( o + F o | o r + O €

€ o r c { a o + r o F € d J + + f } f )

€ c . , r c o a n c o d o c no o o o c o o o r +N C i r c o | r ) r D { 0 ( o F

:

.3 i 3 I _3 ! - - iE 4 F E E Z - F

!E ,E t ;gE i ;EE i .ESEi a . - ' I :EE, = U A - O t ? : - O 9 l l - O l , - a l - - - ? - t: ; : i : : ; ; d i ; 8 d : ; 3 d : { > : : d " icr : c {ao t i 1 l ) ro

o r o r 0 r o r o r o ) o o )

sro F c.r co + ro (l)

o r o r o r c l O r C r O l

F 5 -

? E . -E;J

s -: F ' -t : g :E i i" ' r

HssagjEc

$a

! 6

{ l

*I

d

F

Et i

t{

Page 161: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k V . 1 .

KREDTT PERBANKAN, JUMLAH UANG BEREDAR

DANA KREDIT PERBANKAN, 196917970 _ 1976/7977

( dalam milyar rupiah )

t t7

DAN

Y

2.250

+ 1.650

r.350

1.050

750

II

R E P E L I T A

Jurnlah kredit p€rbankan

Jurnlai uaig ber€dar

Dana I'redit pcrbankan

R E P E L I T A

450

l96B/1970 197311974

Page 162: 1{(lTA KEUANGAN

1 3 8

berarti selama tzhw7976ll977 sampai dengan bulan September 1976 jumlahuang beredar telah bertambah dengan Rp 184,5 milyar (12,9 persen). Dalamperiode yang sarna tahun lrlu iumlah uang beredar bertambah sebesarRp 238,5 mi lyar (23,3 persen) ,

Dilihat dari sebab-sebab yang mempengaruhi perubahannya dalam tahunL976/7977 sampai dengan bulan September 1976, pertambahan jumlah uangberedar disebabkan oleh pertambahan sektor tagihan pada perusahaan danperorangan s€besar Rp 318,6 milyar dan sektor luar negeri sebesar Rp 159,6milyar. Dilain pihak sektor tagihan pada Pemerintah pusat, deposito berjangkadan tabungan serta sektor lainnya dalan.r periode tersebut mempunyai penga-ruh mengurangi jumlah uang beredar.

Perbedaan pola sebab-sebab perubahan jumlah uang beredar yang me-nonjol terjadi pada sektor Iuar negeri. Baik untuk periode yang sama maupununtuk keseluruhan tahun yang lalu, sektor luar negeri menunjukkan pengaruhmengurangi jumlah uang beredar.

Perkembangan yang terjadi didalam semester I uhun 7976/7977 inisatu dan lain hal mencerminkan kemajuan-kemajuan yang telah dapat dicapaikembali dibidang neraca pembayaran.

Jumlah uang beredar dan uarg kwasi sampai dengan September 1976 me-ningkat sebesar Rp 318,8 milyar (13,9 persen) yairu menjadi Rp 2.599,2milyar dibandingkan dengan posisi Maret 1976. Pada periode yang samatahun yang lalu uang beredar dan uang kwasi bertambah sebesar Rp 395,0milyar (24,9 persen). Dinilai berdasarkan harga-harga pada Juni 1969 sclamaperiode Maret 1976 - September 1976 nilzi rii l uang beredar dan kwasi me-ningkat dengan Rp 28,9 milyar (4,2 persen),

5.3. Dana kredit perbankan

5.3.1. Pengerahan dana kredit perbankan

Sejak dimulainya REPELITA senantiasa diusahakan agar pengerahan danakredit perbankan yang terdiri dari dana giro, dana deposito dan dana tabungandapat memberikan sumbangan yang makin berarti dalam pembiayaan pem-bangunan.Tujuan Pemerintah mengerahkan dana dari masyarakat melaluisektor perbankan disamping sebagai usaha penghimpunan dana adalah jugadalam rangka memelihara kestabilan ckonomi,

Dibidang dana deposito, sejak trhun 1968 telah diadakan gerakan de-posito berjangka tlengan lnstruksi Presidcn No. 28 tahun 1968. Agar dapatmendorong masyarakat untuk mcnabung ditetapkan suku bunga depositoyang cr.rkup tinggi, yaitu sebesar 6 persen sebulan untuk deposito berjangkawaktu 12 bulan, 5 persen sebulan untuk deposito berjangka waktu 6 bularldan 1% persen sebulan untuk deposito berjangka waktu kurang dari 3 bulan.

*

Page 163: 1{(lTA KEUANGAN

139

Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang terjadi, maka secara bertahapsuku brrnga tersebut diturunkan. Dewasa ini suku bunga tertinggi adalah se-besar 2 persen sebulan untuk deposito be{angka waktu 24 bulan, sedangkansuku bunga terendah adalah % persen sebulan untuk deposito berjangka waktukurang dari 3 bulan.

Dalam usaha meningkatkan dana tabungan lainnya maka sejak bulanPebruari 1969 oleh Pemerintah telah diselenggarakan gerakan Tabungan Ber-hadiah 1969. Tujuan dari usaha tersebut adalah untuk memupuk kebiasaanmenabung dalam masyarakat. Kepada para penabung selain diberikan bunga,juga disediakan hadiah-hadiah yang menarik. Pada bulan Agustus 197 I gerakanTabungan Berhadiah 1969 dihentikan dan dilanjutkan dengan gerakan Ta-bungan Pembangunan Nasional (Tabanas) dan Tabungan Asuransi Berjangka(Taska). Sebagaimana halnya Tabungan Berhadiah 1969, maka pada Tabanasdisamping bunga, juga tetap diberikan hadiah-hadiah. Sedangkan Taska dikaitkan dengan asuransi jiwa agar dapat ditanamkan pengertian dan ke-sadaran yang lebih luas dikalangan masyarakat akan manfaat dari padaasuransi.

Dana giro mempunyei arti yang penting pula dalam usaha pengerahandana perbankan. Meskipun untuk dana giro tidak diberikan perangsang yangberarti sebagaimana halnya pada dana deposito dan tabungan, akan tetapijumlah dana giro ini terus meningkat hampir seimbang dengan jumla.[ danadeposito dan tabungan. Hal ini antara lain menunjukkan bahwa usaha giralisasioleb Pemerintah telah ditanggapi oleh maryarakat s€cara positip. Keadaan initerbukti dengan meningkatnya lalu lintas pembayaran yang mempergunakanjasa bank yang tercermin dengan meningkatnya uang giral terhadap jumlahuang beredar, Pada awal REPELITA I persentase uang giral terhadap jumlahuang beredar baru sebesar 38 persen. Persentase ini kemudian meningkatyaitu menjadi 51 persen pada bulan September 1976.

Perkembangan dana kredit perbankan sampai dengan akhir September

1976 mencapai jumlah Rp 1.742,5 milyar. Jumlah ini terdin dari dana giro,dana deposito dan dana tabungan masing-masing sebesar Rp 882,8 milyar(50,7 persen), Rp 7 5!,9 milyar (43,2 persen) dan Rp 107,8 milyar (6,1 persen).Hal ini berarti bahwa selama tahun anggaran 197611977 sampai dengan akhirSeptember 1976 telah terdapat kenaikan dana kredit perbankan sebesarRp 132,7 milyar (8,2 persen). Kenaikan t€rsebut masing-maslng berasal darikenaikan dana deposito sebesar Rp 118,5 milyar (18,7 persen) dan danatabungan sebesar Rp 25,7 milyar (31,3 persen), sedangkan dana giro meng-alami penurunan sebesar Rp 11,5 milyar (1,3 persen).

Page 164: 1{(lTA KEUANGAN

140

ii

q a r 6 r_ n : c . < i o^ r l 6 { , q \ q o t \ { io c \ r c { @ ( o @ t s r N o c D { o

N O N O O + r O. n ( o ( o F o t F ! t 6 r --i

. 1 ' r I c 4 - \ o l q d 1 - 1 € " q q \ n : c g 1 6 * o : q c o -q r + i i o @ o o @ N F + | o s r o ( o q r c { ! 9 q to 1 . i \ o 6 a r + ' 6 o t s o r O F . { ot Y | l ) € N : + N i . : c o F -

o1 Lo- q. d.," 1 \ @" co" c,l o. df il \ q. qo- q d?. ol 1o r < N o r t s - N r N r o o r r q o c o l c o! l , @ c o c D ! | , c r ) t i o d r F c F c . r ( o ( o < , c r )

i .,:

o- .o" <l o- df c.- c.(|" '1 t" \c , o F @ 6 l l o r r i 1 l o 1 6 o , I

4 c ) t i O c o ( D 'cI f) c) or H

o r @ - @ " \ " i l

q \ n : , o " ' 1 1 o l \ q i : c . . q q . 1o r c r N ( o c 1 + . o 1 1 1 € o r F . I o G n o h s t $ c n a !

o c \ r t s € € c { c | o r . ! @c . l @ L 1 c r i q c E @

t r 6 r t s ( ' + € i f |' ! ) 6 r ) ( o $ 1 l ' 6 C O c O

N f r F O iq c o ( e

a.l

o , q

i i 6 - '

+

Ei ..r I

l , + 6 r c . . |+ ( J i o < c 0

ro" \ (o^ o,r nc . . r N f r + o o

d r + F t\ o c \ r o o

o

c { € o r

6 I + @ N N: - r o o

o : @ o t oc n ( o + o . ro r- 6l ro

.a- q \ ,o. ,r:i or o! 6t f-o t s r

tr cn co 4r') o; o t - 6 n . ! !

cD N o.r or No + + :

{ i d F : c t

,5" r: ol o"

\ q . o - \

s.E

5

E

4 -t 9 i .t o E E 'i . : F ;

dEi>

{

z

z< t ' .

=qlv'r'1

*

t

,

F-+

it

ll

€f t

i,

,e

E

EI

6 B

5*F5B>

Page 165: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k V . 2 . 1 4 1DANA KREDIT PERBANKAN MENURUT SUMBER 19721197! _ I9761197?

( dalam rnilyar rupiah )2.000

nr.500

* r.ooo

19?61r977( r/d sept )

I197 51r976

r97411975

197311574

r97211978

250

Page 166: 1{(lTA KEUANGAN

{

t

r42

Ditinjau dari jenis bank penyelenggara, maka kenaikan dana depositosebesar Rp 118,5 milyar berasal dari bank-bank umum Pemerintah sebesarRp 109,6 mllyar (21,4 persen) dan dana deposito pada bank-bank umumswasta sebesar Rp 8,9 milyar (7,4 persen), Kenaikan dana tabungan sebesarRp 25,7 milyar (31,3 persen) berasal dari kenaikan dana tabungan bank-bank

umum Pemerintah scbesar Rp 24,7 mtlyar (32,2 persen) dan kenaikan danatabungan bank-bank umum swasta sebesar Rp 1,0 milyar (18,5 persen). Se-dangkan penurunan dana giro sebcsar Rp 11,5 milyar (1,3 persen) disebabkankarena adanya penurunan dana giro bank-bank umum Pemerintah sebesarRp 28,7 milyar (4,6 persen) dan kenaikan dana giro bank-bank umum s:wastascbesar Rp 17,2 milyzr (6,5 pcrsen), Perkembangan dana kredit perbankandapat diikuti pada Tabet V.4

5.3.1.1. Deposi to ber jangka

Perkembangan deposito berjangka dalam REPELITA I dan dalam pelak-sanaan REPELITA Il senantiasa menunjukkan peningkatan kecuali padatahun terakl.rir IIEPELITA I. Hal ini disamping meningkatkan dana perbankanjuga berarti memperbesar peranannya dalam rangka pemantapan kestabilanekonomi. Ditinjau menurut jenisnya jumlah deposito sebagian besar terdiridari deposito bcrjangka 24 bulan dan 12 bulan. Keadaan tersebut mencermin-kan adanya kepercayaan masyarakat terhadap kestabilan yang telah dan akandapat dicapai.

Pada akhir September 1976 deposito berjangka telah mencapai jumlah

sebesar Ilp 556,3 nilyar. Dari jumlah tersebut sebagian terdiri dari <iepositoberjangka waktu 24 bulan yaitu sebesar Rp 47 I,2 nilyar (84,7 persen),deposito bcrjangka waktu 12 bulan sebesar Rp 47,5 milyar (8,5 persen) dan

deposiro berjangka waktu 6 bulan sebesar Rp 24,1 milyar ( 4,4 persen ).

Selama tahun 797 611977 sampai dengan aklir September 1976 deposito

berjangka telah menunjukkan kenaikan sebesar Rp 109,8 milyar (24,6 persen).Kenaikan tersebut adalah Rp 33,0 milyar lebih besar bila dibandingkandengan kenaikan pada periode yang sama tahun lalu. Dilihat menurut jangkawaktunya, maka dari kenaikan sebesar Rp 109,8 milyar (24,6 persen), se-b:gian besar berasal dari kenaikan deposito berjangka waktu 24 bulan yaitusejumlah Rp 77,0 milyar ( 19,5 persen ),deposito berjangka waktu 12 bulanscbcsar Rp 18,1 milyar ( 61,6 persen ) dan deposito berjangka waktu 6 bula.nsebcsu Rp 12,6 mtlyar ( 109,6 persen ). Perkembangan deposito berjangkadag+t diikuti pada Tabel V.5.

^

Page 167: 1{(lTA KEUANGAN

1+3

F

r7

t,

i dt ..: ri .d .j .a5 . *

* . *

d d d t d r a . i ;t . *

d + o i 6 i r j 6 i d

d { d . i o i d t o ' c ;R - *

c t d { _ . i c t d . . '

d d o i d l t 6 i < iE - N -

. i d t r i d d t i {

6

-6

t

s

F

a

..t

d { t d d . i - a d

. : a : € - 6 . q

. d r t d c i d

r t o N

l S d r i d I

I t ! ' c i j d i l

t

F

Bss

5

Fai

I

J!

3

xb

a

i

!T

IEI!

d

ts

t

I

i

T

EI

xf,z

2

f

112

z

,

A,

z

2

EYq

Page 168: 1{(lTA KEUANGAN

c r d f i k V . 3 .

DEPOSTTO BERJANGKA MENURUT WAKTU, 196911970 - 197611977( dslsm Eilyc rupirh )

144

600

,t60

300

r il6o+'

75

{

I

III

I

R E P E L I T A I

3 bul.tr d,.u ldrnDgdtrt 5 bdan

6 bulsn

lZ bul.n

lE bulEu

24 bd|n

ts1ul974r9721r973

r97 | 11972

roTo/r97r

R E P E L I T A

rs?5l1971( r/d scpt )

ts74lt976

Page 169: 1{(lTA KEUANGAN

( - t I t

145

Tabanas dan Taska'fujuan

Tabanas dan Taska terutama adalah untuk memupuk kebiasaan

rnenabung bagi segenap lapisan masyarakat, yang Penting artinya bagi p€m-

b.rngLurtln. Sejalan dengan tujuan tersebut, Tabanas dan Taska telah diper-

luas Jengan gerakan Tabungan Pelajar yaitu jenis Tabanas khusus untuk

para pelajar. Disamping itu diadakan pula gerakan Tabungan Pramuka.

Kebijaksanaan yang terbaru dalam rangka mensukseskal Gerakan Tabungan

Nasional adalah Tabungan Pegawai, mengingat bahwa jumlah pegawai di

Indonesia cukup besar. Tabungan pegawai diharapkan dapat memberikan

sumbangan yang cukup berarti dalam melengkapi penghimPunan dana dari

masyarakat.

Sampai akhir September 1976 posisi Tabanas dan Taska telah mencapaijumlah sebesar Rp 97.508 juta dan Rp 162 juta dengan jumlah penabung

masing-masing sebtnyak 4.988.?34 orang dan 1 1.867 orang. Dengan demikianmaka selama tahun anggaran 7976/7977 sampai denean akhir September

1976 Trbanas dan 'faska masing'masing menunjukkan kenaikan sebesar

Rp 15 535 juta (19,1 persen) dan sebesar Rp 35 juta (27,6 persen).

Kcnaikrr' 'labanas dan Taska tersebut adalah lebih besar dibandingkandengan ienaikannya pada periode yang sama tahun lalu. Perkembangan

Tabanas dan l-aska dapat diikuti pada Tabel V.5.

Sertifikat dcposiro

Pengumpulan dana melalui sertifikat deposito yang diselenggarakan oleh

bank$ank Pemerintah dan bank-bank swasta diusahakan untuk dikem-

iiangkan Sifat dari p;rda sertifikat deposito pada prinsipnya adalah dapat

Jiperjual-behkan. Adanya faktor ini diharapkan pada saamya akan mendo-

rong rerbentuknya pasar uang dan modal di lndonesia. Sehubungan dengan

hal terscbut maka untuk merangsang jual-beli sertifikat deposito di kalang-

an rnirsyalakat, diberikan keringanan berupa pembebasan pajak atas bunga,

dividen ctan royalry.

Peredaran sertriikat deposito samPai dengan akhir Septenrber 1976 relah

nrencapaijunt lah sebesar itp 58.611,5 juta. Dibandingkan dengan posisi pada

alrhir tahun 197511976 berarti selama tahun anggaran 7976/1977 nmpa'i

akhir Septcmber 1976 sertifikat dcpostto rnetrgalami penurunan sebesar

Rp 35-781,7 nilyar (37,9 persen). Petrurunan tersebut disebabkan karena

jumlah pelunasall sertifikat deposito adalan lebih besar dibandingkan dengan

jumlah penjualannya. Perkembangan sertifikat deposito dapat diikuti pada

Tabel V.6.

5 . l . 1 . 3 .

t

Page 170: 1{(lTA KEUANGAN

146

T a b e t V . 6 ,

PERKEMBANGAN SERTIFIKAT DEPOSITO BANK.BANK

r97L - 1976

( dalam iuta rupiah )

P c r i o d e Dalam Perederan

Oktober

Januari

Januari

Januari

Januari

April

Juli

Oktober

Januari

Aptil

Juli

Desember

Desember

Desember

Desember

Maret

Juni

September

Desember

Maret

Juni

September

2.380,2

3 7.588,5

56.27 | ,9

309.887,1

t2t .363,O

ro5.295,O

125.634,5

ro2.897,O

149,1o7,4

80.6 32,1

66.39+,5

2.508,6

32.815,4

32.232,5

269.Ot5 ,6

176.067 ,O

104.616,O

r77 .7 51 ,O

1t1.627 ,6

t31.85r,2

L02.3 3L,+

80.244,1

2 . 1 1 8 , 8

8.65 3 ,9

31.7 3 5 ,O

72.952,6

79.5 30 ,8

85,005,7

93.780,0

81.807, I

94.393,2

71.99 3,9

5 8 .61 1 ,5

197 |

t972

1971

1974

t97 5

1975

1975

rgi 5

7976

1976

t976

Page 171: 1{(lTA KEUANGAN

r+7

5.4. Sck tor pcrasuransian

Kcgiatan sektor perasuransian merupakan perluasan dari usaha pengerah-xn dana yang dapat dilakukan oleh sektor perbankan. Jumlah dana yangdihimpun digunakan untuk kegiatan investasi yang produktip.

Untuk mengembanghan sektor perasuransian maka Pemerintah memberi-kan keringanan pajak pada perusahaan asuransi kerugian asing yang melaku-krn kerjasama dengan perusahaan asuransi kerugian nasional. Dengan kebijak-sanaan tersebut, diharapkan pada akhir tahun 1976 semua perusahaan asuransikerugran asing akan rnengadakan kerjasama dengan perusahaan asuransi

Dibidang perusahaan asuransi sosial berdasarkan Surat KeputusanPresiden Nomor 56 tahun 1974 telah ditetapkan besarnya iuran yang di-pungut bagi pegawai negeri. Besarnya iuran untuk dana pensiun adalah 4(empat) persen dari penghasilan setiap bulan yang mulai berlaku sejak bulan

Januari 1975. Selanjutnya mengenai perusahaan asuransi jiwa, Pemerintahtetap melarang beroperasinya perusahaan asuransi asing. Sedangkan untukperusahaan reasuransi, Pemerintah telah membebaskan pajak penjualan atasDremi asuransi.

Ditinjau dari perkembangan investasi dana, maka jumlah yang terbesaradalah investasi dana perusahaan asuransi sosial. Sampai akhir tahun 1975investasi dana sektor perasuransian telah mencapai jumlah sebesar Rp 47.276juu, yang terdiri dari investasi dana asuransi kerugian sebesar Rp 78.247 j)ta(38,6 persen), asuransi jiwa sebesar Rp 7.883 jltz (16,7 persen) dan asuransisosial sebesar Rp 21.146 juta (44,7 persen). Dibandingkan dengan periodeyang sama tahun lalu maka investasi dana menunjukkan kenaikan yang cukupbesar yaitu sebesar Rp 23.827 jrta (101,6 persen). Perkembangan investasidana dapat diikuti pada Tabel V.7.

5.5. Irmbaga keuangan bukan bank, pasar uang dan modal

5.5.1. Irmbaga keuangan bukan bank

Pada prinsipnya lembaga keuangan bukan bank yang diatur denganSurat Keputusan Menteri Keuangan No. 792IMK/M72/797O adalah meliputilembaga yang melakukan usaharya dibidang pembiayaan pembangunan,sebagai peranta-ra penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga dan se-bagai badan perwakilan dari perusahaannya. Dana dari lembaga keuangan bu-kan bank ini antara lain ditanam dalam bentuk call monev. surat-surat ber-harga dan penyertaan dalam perusahaan.

Dalam perkembangannya kegiatan lembaga keuangan bukan bank telah

Page 172: 1{(lTA KEUANGAN

148

Tabe l V .7 .

INVESTASI DANA, 1969 _ 1975

( dalam juu rupiah )

B idang 1969 r97 0 t97l 1972 r973 1974 1975

Asuransi kerugiandan reasuransi

Asuransi jiwa

Asuransi sosial

1.103

30

1.5 60

2.073

222

2.63r

+.344

!to4

3.163

5.475

961

3.756

8.889 12.827 78,247

2.051 2.440 7.883

4.872 8.188 2r.146

Jum lah 4.926 7.9rr 10,792 15.812 23.455 47.276

Page 173: 1{(lTA KEUANGAN

7+9

rnemberikan peranan yang berrrti bagi pembiayaan pembangunan. Dibanding-kan dengan jumlah penanaman dana pada bulan Maret 1976 sebesarRp 68.997 jura maka sampai akhir bulan September 1976 penanaman danadari lembaga keuangan bukan bank ini telah mencapai jumlah sebesarRp 81.156 juta. Jadi selama tahun 197 617977 sampai dengan akhir September1976 penanaman dana menunjukkan kenaikan sebesar Rp 12.159 jut^(17,6 persen). Kenaikan terbesar berupa penanaman dana pada surat$uratberharga.

5.5.2. Pasar uang dan modal

A.pabila dalam REPELITA I, kebijaksanaan monerer terutama tertujupada tercapainya program stabilisasi ekonomi dan pengembalian kepercayaanmasyarakat terhadap lembaga-lembaga keuangan, maka dalam REPELITA IIkebijaksanaan moneter akan banyak diarahkan pula pada penghimpunantabungan maryarakat, perluasan kesempatan kerja, meratakan pendapatanserta memperbaiki keadaan golongan ekonomi lemah. Juga akan diadakanperbaikan susunan dan efisiensi kerja lembaga-lembaga keuangan, termasuklembaga{embaga perbankan dan pembentukan lembaga-lembaga baru dalamrangka pengembangan pasar uang dan modaI.

Oleh sebab itu, pasar uang dan modal yang telah ada berdasarkanUndang-undang Nomor 15 tahun 1952 harus dikembangkan dan disesuaikandengan kondisi dan situasi serta pembangunan nasional. Dengan pengembang-an pasar uang dan modal diharapkan danadana didalam negeri akan dapatdimanfaatkan secara lebih efisien; pemilikan perusahaan oleh maryarakatlebih merata seningga lebih banyak anggota yang dapat turut menikmatikeuntungan dari perusahaan khususnya sebagai pemegang saham.

Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk turutmembeli saham-saham perusahaan yang dijual dibursa pasar modal, oleh Pe-merintah telah dibentuk suatu perusahaan pers€roan yaitu PT. Danareksayang bertugas melakukan pembelian saham-saham yang dijual dibursa untukkemudian dijual kepada masyarakat luas dalam bentuk pecahanpecahan sahamyang kecil (sertifrkat saham) sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas.Sertifikat saham ini mempunyai nilai nominal Rp 10 ribu. Untuk me4jaminagar dana yang ada pada PT. Danareksa dapat mencapai sasaran pemerataan,maka penjualan sertifikat saham harus diutamakan pada golongan maqyarakaryang kernampuannya masih terbaras, seperri pegawai negeri, karyawan pe-rusahaan, petani dan sebagainya. Untuk mencegah penumpukan atau pemilik-an saham suatu perusahaan pada seseorang atau sekelompok kecil orang-orang,

.t-

Page 174: 1{(lTA KEUANGAN

150

maka penjualan sertifikat saham dari satu perusahaan dibatasi sebanyll<'banyaknya sampai seratus sertifikat saham bagi seorang. Kepada PT. f)anirreksa

disediakan modal pertama Rp 10 milyar dan secara bertahap modal tersebut

akan ditingkatkan menjadi Rp 50 milyar,

PT. Danareksa diberi fasilitas perpajakan berupa pernbebasan pajak per-

seroan atas laba hasil usahanya, serta pembebasan bea meterai modal atas pe-

nempatan dan penyetoran modal saham.

Pengerahan dana dari masyarakat melalui penjualan surat-surat berharga

memerlukan tata cara yang sehat, teratur dan tertib sehingga tidak merugikan

kepentingan umum atau pemilik modal. Oleh karena itu pengaturannya harus

dibuat sedemikian rupa sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang sudah

berjalan baik dan telah menghasilkan laba selama beberapa tahun berturut-

turut sajalah yang diperkenankan menjual surat berharga, Dengan menejemen

yang baik, administrasi yang rapi, laporan keuangan yang memadai dan di-

periksa oleh akuntan publik, maka dunia usaha diharapkan akan lebih ber-

kembang.

Seperti diketahui usaha kearah pengembangan Pasar uang dan modal

telah dimulai sejak tahun 1969. Untuk mendorong/menunjang kegiatan pasaruang dan modal, maka pada akhir tahun 1970 telah ditetapkan Peraturanyang menjadi dasar didirikannya lembaga-lembaga keuangan bukan bank

dan bukan asuransi.

Pada pertengahan tahun !974 telah dikeluarkan ketentuan-ketentuan

yang mengarur tlta-cafz penawaran efek kepada masyarakat dan perdagangan

serta perantara dibidang pasar modal. Peraturan tersebut dimaksudkan untuk

mendorong perusahaan-perusahaan agar bersedia menawarkan efek-efeknya

kepada masyarakat dan memberi kesempatan para pemilik dana untuk meng-

investasikan dananya dengan cara lain yang lebih sehat, Sehubungan denganitu, untuk memperlancar jalannya pasar uang dan modal maka Pemerintah

telah memberikan fasilitas keringanan perpajakan yang meliputi penilaiankembali aktiva tetap perusahaan dan keringanan pajak perseroan bagi pcr-

usahaan yang menjr,ral sahamnya melalui pasar uang dan modal, serta beberapa

keringanan perpajakan bagi pembeli saham dan komisioner dalam jual beli

saham yang dilakukan melalui pasar uang dan modal.

Fasilitas penilaian kembali diberikan hanya satu kali dan dilakukan

setinggi-tingginya menumt nilai wajar aktiva tetap perusahaan. Penilaian kem-

bali tersebut dilakukan oleh perusahaan penilai yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan. Sehubungan dengan ini Pemerintah telah menetapkan beberapa

+

'L

Page 175: 1{(lTA KEUANGAN

151

ketentuan yang harus diikuti dalam rangka penentuan nilai wajar aktivatetap perusahaan.

Pajak perseroan dibebaskan terhadap selisih antara nilai buku dan nilaiwajar. Disamping itu dalam hal saham yang dimiliki oleh pemegang sahamlama mengalami kenaikan nilai akibat penilaian kernbali, maka kenaikannilai tersebut dibebaskan dari pajak perseroan, pajak pendapatan dan pajakatas bunga, dividen dan royalty.

Kelonggaran perpajakan tersebut hanya berlaku apabila perusahaan men-jual sahamnya sekurang-kurangnya 15 persen dalam waktu 3 tahrn sejakpermohonan pendaftaran dinyatalan berlaku. Apabila peryaratan tersebuttidak dipenuhi, maka perusahaan yang bersangkutan wajib membayar pajakperseroan sebesar 20 persen atas selisih akibat penilaian kembali. Fasilitasini diberikan selama jangka waktu 5 tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari7977.

Dalam pada itu beberapa ketentuan telah pula diatur sehubungan dengankeringanan perpajakan bagi perusahaan yang menjual saham-sahamnya me-lalui pasar modal.

Apabila perusahaan menjual sekurang-kurangnya 30 persen dari sahamnyamaka pajak perseroan diturunkan menjadi 35 persen (yang berlaku adalah45 persen) atas laba yang melebihi Rp 10 juta. Dilain pihak jika perusahaan

menjual sekurang-kurangnya 51 persen dari sahamnya, maka pajak perseroan-nya diturunkan menjadi 25 persen atas laba yang melebihi Rp 10 juta.

Keringanan perpajakan tersebut diberikan selama 5 tahun terhitungmulai tahun pajak pada saat perusahaan telah menjual 30 persen atau 51persen dari sahamnya, dengan ketentuan saat tercapainya penjuaJan dimaksudmasih termasuk dalam masa berlakunya keringanan perpajakan (5 tahun).

Perlu pula ditegaskan disini bahwa keringanan perpajakan ini tidak ber-laku secara kumulatip dan lanya berlaku apabila saham-saham d:ijual melaluipasar modal kcpada pcrorangan warga negara Indonesia atau badan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Kelonggaran perpajakan ini berlaku untukjangka waktu 5 tahun terhitung mulai tanggal 1 Jarntrti 1977.

Selanjutnya terhadap para pembeli saham dan peserta modal yangmelalui pasar uang dan modal Pemerintah juga telah memberikan ke-ringanan perpajakan yzng antzra lain berupa : tidak dilakukan peng-usutan fiskal terhadap asal-usul uang. pembelian saham/bukti penyertaan

modal sampai dengan jumlah Rp 10 juta ; tidak dilakukan pemungutan

*

Page 176: 1{(lTA KEUANGAN

1 5 3

E

EitE.:

ll i

i ? g L

i r l

q. 1 q ,o ror r r

q , o " q . q q q .

6"q q .@- { : q

O E F G G 9

1 g 5 E R b

$$; $.a$$$$$ $ 5$

$.$u g$i.gd'H$ s' $g

nFo Egs'$;$$ B *q

$$3 g$$$F$$ g ;;

$fr3 $Ee$H$$ s *$

$.$-* $$3;$g'g'i s$

f,Fs $$E'3F$.E !' 3:'

$$'; FFaF$.$; g F,$

q$3 i$13$$ii F $$

$$* €fl.3.if $ s n3

5ia.; $6'F$s*4;; $S

q-$.B Ail$iF;8 3 :s

f $$ $$ gggl': -*F

$ 3 fr i3fi '-$ds,f 3$

FS*xi: g$s..F ,$

: ' ;r 3F;3- a-3 A- ,F

t

E

a

t

E'

J

H

d

&F!

2

z

9 9 {

z

2

7

:

r

*

Page 177: 1{(lTA KEUANGAN

r54G r a f i k V . 4 .

PERKBMBANGAN KREDIT PERBANKAN MENURUT SEKTOR PEMERINTAH

DAN SEKTOR SWAS"TA, 196911970 - r97 611977( dalam milyar rupiah )

{

RTPELITA I

S€ktor Pcmerintah

E s€ktor srrasta

r9?3/1974

r97 | lr97 2

r97O lr971

1969/ r970

t976lls17( sid Sept.)

t9741197 6

Page 178: 1{(lTA KEUANGAN

t

1 ( {

sebesar Rp 1.679,1 milyer (73,4 persen). Menyusul kedit langsung Banklndonesia sebesar Rp 352,2 milyar (15,4 persen), kredit bank swasta nasionaltermasuk likwiditas Bank Indonesia sebesar Rp 778,4 r,:rilyu (7,8 persen) dankredit cabang bank asing sebesar Rp 78,1 milyar (3,4 persen;.

Dalam tahun anggaran I976/797T sampai dengan bulan September 1976pemberian kredit perbankan telah meningkat sejumlah Rp 283,3 milyar (14,1persen). Kenaikan tersebut terdiri dari kenaikan kredit langsung Bank Indonesiasebesar Rp 88,4 milyar (33,5 persen) dan kredit bank-bank pemerintah ter-masuk likwiditas Bank Indonesia sebesar Rp 163 ,3 milyar (10,8 persen).Disamping iru kredit bank swasta nasional rermasuk kredit likwiditas BankIndonesia dan kredit cabang bank asing mengalami peningkatan pula masing-masing sebesar Rp 29,4 milyar (79,7 persen) dxn Rp 2,2 milyar (2,9 persen).Perkembangan pemberian kredit bank swasta nasional selama pelaksanaanREPELITA menunjukkan adanya peningkatan. Keadaan tersebut satu dan lainhal mencerminkan adanya perkembangan bank swasta nasional yang semakinmembaik, sejalan dengan usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangkapeningkatan peranan bank swasta nasional.

Dalam periode tersebut pemberian kredit Bank Indonesia telah,me_ningkat sebesar Rp 174,6 milyar (22,4 persen) dan sejumlah Rp 86,2 milyar(16,8 persen) adalah berupa kenaikan kredit likwiditas. Kenaikan kredit likwi_ditas tersebut terdiri dari kenaikan kredit likwiditas untuk bank-bank peme_rintah dan kredit likwiditas untuk bank swasta nasional masing-rnasing sebesarRp 86,0 milyar ( 16,9 persen) dan Rp 0,2 milyar (2,3 persen). Kredit likwiditasBank Indonesia terutama digunakan untuk pembiayaan kegiatan di sektorpertanian, pembiayaan investasi dan produksi gula. Adapun kenaikan kreditlangsung sebesar Rp 88,4 milyar (33,5 persen) antara lain digunakan untuksektor pertambangan, perdagangan dan pertanian. Dalam periode yang samatahun lalu kenaikan kredit langsung Bank Indonesia adalah sebesar Rp 100,7milyar (56,2 persen).

5.6.2. Perkembangan pemberian kredit menurut sektor pemerintah dan swasta

Posisi pemberian kredit perbankan sebesar Rp 2.2g7,9 milyar digunakanuntuk kegiatan sektor swasta sebesar Rp 1,.3TO,9 milyzr (59,9 persen) dansektor Pemerintah sebesar Rp 916,9 nilyar (40,1 persen).

Kenaikan pemberian kredit perbankan sebesar Rp 2g3,3 milyar (14,1persen) dalam psriode Maret 1976-September 1976 terdiri dari kenaikan kreditsektor swasta sebesar Rp 47,3 milyar (3,6 persen) dan sektor pemerintah

Page 179: 1{(lTA KEUANGAN

156

se besar Rp 236,0 milyzr (34,7 persen). Dalam pcriode Maret 197 5 - September1975, kenaikan kredit untuk sektor swasta adalah sebesar Rp 150,2 milyar(15,0 persen) dan sektor Pemerintah adalah sebesar Rp 192,7 milyar (42,7persen).

Kenaikan kredit untuk sektor Pemerintah terutama berasal dari kenaikankredit likwiditas dan kredit langsung Bank Indonesia. Pemberian kredit likwi-ditas Bank lndonesia kepada bank-bank terutama digunakan untuk pembiayaanprogrrm-program yang diprioritaskan Pemerintah. Sedangkan pembcrian kreditlangsung Bank Indonesia sebagian besar ditujukan untuk pembiayaan pengadaan

Pangan.

Dalam pada itu kenaikan kredit untuk sektor swasta terutama berasal darikenaikan kredit bank umum Pemerintah.

5.6.3, Perkembangan pernberian kredit perbankan menurut sektor ekonomi

Dalam rangka program pcngembangan ekspor, di bidang perkrediran relahdiadakan penurunan suku bunga pinjaman untuk ekspor dan produksi barangekspor yaitu dari 15 perscn menjadi 12 persen per tahun. Demikian pula sukubunga kredit likwiditas Bank Indonesia diturunkan dari 10 persen menjadi5 persen per uhun. Ketentuan ini berlaku sejak tanggal \ Aprll I976.

Pemberian kredit sebesar Rp 2.287,8 milyar sampai dengan akhir Septem-ber 1976, digunakan untuh sektor produksi sebesar Rp 1.025,1 milyar (44,8persen), sektor perdagangan sebesar Rp 849,4 milyar (37,1 persen), sektorjasajasa dan sektor lain{ain masing-masing sebesar Rp 276,5 mily ar (9,5 per-sen) dan Rp 196,8 milyar (8,6 persen). Adapun kredit untuk sektor produksiterdiri dari kredit untuk sektor pertanian sebesar Rp 240,6 milyzr (23,5persen), sektor pertambangan sebesar Rp 191,2 milyar (18,6 persen) dansektor perindustrian sebesar Rp 593,3 milyar (57,9 persen).

Kcnaikan kredit perbankan sebesar Rp 283,3 milyar (14,1 persen) dalamperiode Maret 1976 - September 1976 zntara lain terdiri dari kenaikan kredituntuk sektor produksi yaitu sebesar Rp 124,8 milyar (13,9 persen), Kenaikanterscbut berasal dari kenaikan kredit untuk sektor pertambangan dan sektorperindustrian masing-masing sebesar Rp 52,9 mrlyar (38,2 persen) dan Rp 83,1milyar (16,3 pcrscn) dan penurunan kredit sektor pertanian scbesar Rp 11,2milyar (4,4 persen). Adapun kenaikan kredit untuk sektor perdagangan adalahsebesar Rp 83,1 milyar (10,8 persen), yang terutama digunakan untukkegiatan pengadaan pangan. Sedangkan kenaikan kredit disektor jasajasa dan

Page 180: 1{(lTA KEUANGAN

L t /

'a

- E -a t

d t , - - r j . j d d i d i dc . ! c d + - 1

r: o- o- q @- !: o- N-

B R : 3 3 S 3 F. ! q 6 + q

1 c ! 6 o 6 - + €d i l . d . j ' ; l - ' { i J

a i ; , i

o 9 0 9 . - " . 1 . e q a - q

; F : F 9 3 3 $- o F $ q

o " 1 4 . q q q q . c tB R : E I 3 5 *q o N 6 6

q q @ . q q 1 d - . :

< A N N O

* *o l . ro * - " .

o . i 6 i { ! t d F . j ' j

t @".1 c. €- @- d- !q

q q 6 f , 6

n * . . l * * - . r *

i ? t - . q o l n l o - qRrh 3sg$ s

q q @ " @ . + - @ _ 9 o -

1 + 6 N -

d n r d i ; d i - i , i . - _

j

e- \ \ o^ a-.! o- .l

B H S r t -

' l l d i l I d i

' o - 6 -

r r r d r r r I

6

a i d d c ; o i d i iH : - 6 F 3 3

c i d d , o ' d . . t d i

i

e ,.l -1 q q o- !.r 4

r.! {i 1\ ol o- q +-8 $ 3 1 3 6 $ 3

o- a, d. N- €. o- 6- o-

B B g : : 9 N E;

q o l o " q q @ - q o !

* i*s : : - isR . R g g e *

. i j l 6 i r j r i d o i d i

;ql q q.1 o. @- @_ os

n i 6 q

RS: : O * *=

d.j di r' i 6i ,i c,i;F - : 3 $ A 1

6i rj ct nt ci ,r_ di !i

E.FS; i ; :F

. i f - i d " . ' 6 i

- .I N + o

o 1 I '

o . ' l l d i I

F l r @ l l

e

G

l'

.4

5

b

B

E

E

3

:

I

9 ls l

d l

st

I

zII

t , !

F F ^l ! , c9 j { E

o i > S I

;EJE:*5ch c < l

Hq3

zdzsE

H

{

r

Page 181: 1{(lTA KEUANGAN

158G r a f i k V . 5 .

PERKEMBANGAN KREDIT PERBANKAN MENURUT SEKTOR EKONOMI1969tr970 - r976n977( drkm milyar rupiah )

{.

Page 182: 1{(lTA KEUANGAN

{

r59

sektor lain-lain masing-masing adalah sebesar Rp 26,2 milyar (13,8 persen)dan Rp 49,2 milyar (33,3 persen).

5,6.4, Perkembangan pemberian kredit perbankan menurut Dati I

Posisi pemberian kredit perbankan tidak termasuk kredit langsung BankIndonesia untuk Dati I sampai dengan akhir Mei 1976 telah mencapai jumlahRp 1.815,0 milyar. Jumlah tersebut meliputi kedit sektor produksi sebesarRp 842,2 milyar (46,4 persen), sektor perdagangan sebesar Rp 637,4 nrlyar( 35,1 persen) dan sektor lainlain sebesar Rp 3 35,4 milyar ( 18,5 persen). Polapenggunaan ini tidak trerbeda dengan keadaan pada akhir Juni tahun yangIalu, dirnana sektor produksi tetap merupakan bagian yang terbesar.

Kredit untuk sektor produksi sebesar Rp 842,2 milyar (46,4 persen)terbagi atas bidang-bidang perranian, pertambangan dan indusrri. Di bidangpertanian terutama dimanfaatkan untuk intensifikasi pertanian rakyat, perke-bunan dan kehutanan. Dalam pada itu tambang biji logam, minyak dan gasbumi merupakan bagian yang terbesar didalam memanfaatkan kredit di bidangpertambangan. Sedangkan di bidang perindustrian terutama diserap untukmembiayai industri sandang, pangan, industri kimia dan logam dasar.

Sementara itu posisi kredit di sektor perdagangan sebesar Rp 637,4milyar (35,1 persen) yang meliputi perdagangan besar dan perdagangan kecilterutama digunakan untuk membiayai ekspor dan impor serta perdagangandalam negeri. Kemudian kredit di sektor lain-lain sebesar Rp 335,4 milyar(18,5 persen) sebagian besar dipergunakan untuk kegiatan di bidang jasajasaterutama untuk transportasi darat maupun laut, komunikasi dan sarana per-hotelan.

Kredit daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya pada akhir Mei 1976 telahmencapai jumlah sebesar Rp 888,9 milyar. Sebagian besar dari jumlah inidigunakan untuk kegiatan di bidang perdagangan yaitu sebesar Rp 383,8milyar (43,2 persen), menyusul kegiatan produksi sebesar Rp 338,i milyar(38,0 persen) dan selebihnya untuk sektor lain-lain sebesar Rp 167,0 milyar(18,8 perscn). Kredit perdagangan sebesar Rp 383,8 milyar (43,2 persen)terutama dipergunakan untuk pembiayaan impor dalam rangka PL 480, dis-tribusi dan impor lainnya. Dalam pada itu di sektor produksi sebagian besarkredit dimanfaatkan dibidang industri yang meliputi industri sandang, logamdasar dan pangan. Sementara itu kedit di bidang pertanian terurama ditujukanuntuk usaha perikanan dan pemotongan kayu (logging). Sedangkan di bidangpertambangan digunakan untuk tambang biji logam, minyak dan gas bumi.

L

Page 183: 1{(lTA KEUANGAN

160

Kredit untuk sektor lain{ain sebagian besar diserap di bidang pengangkutan

darat, Iaut dan real estate.

Pada waktu yang sama Dati I Jawa Timur telah memperoleh kredit

sejumlah Rp27J,2 milyar (15,1 persen dari seluruh kredit Dati I). Kredit ter-

sebut terbagi atas kredit produhsi sebesar Rp 159,0 milyar (58,2 persen),

kredit perdagangan sebesar Rp 75,1 milyar (27,5 persen) dan kredit lain-lain

sebesar Rp 39,1 milyar (14,3 persen). Sebagian dari kredit produksi yang

berjumlah Rp 159,0 milyar (58,2 persen) adalah untuk sektor industri yang

meliputi industri pangan, industri kimia, logam dasar serta industri perkayuan

Disektor pertanian kredit terutama diarahkan untuk intensifikasi pertanian

dan perkebunan. Scmentara itu kegiatan distribusi dan pengadaan gula meng-

ambil bagian terbesar didalam kredit untuk sektor perdagangan. Sedangkan

kredit untuk sektor lain-lain sebesar Rp 39,I milyar sebagian besar diarahkan

untuk kegiatan di bidang jasa, terutama pengangkutan darat.

Jumlah kredit Dati I Jawa Barat sampai dengan aklir Mei 1976 berjumlah

Rp 159,8 milyar (8,8 persen). Kredit tersebut digunakan untuk sektor produk-

si sebesar Rp 83,8 milyar (52,5 persen), sedangkan sebesar Rp 47,5 milyar(29,7 persen) adalah untuk sektor lain{ain dan selebihnya sebesar Rp 28,5

milyar (17,8 persen) untuk sektor perdagangan.

Pada waktu yang sama kredit perbankan bagi Dati I Jawa Tengah men-capai jumlah Rp 129,2 milyar (7,1 persen). Sebagian besar dari jumlah ter-sebut berupa kredit untuk sektor produksi yakni sebesar Rp 89,1 milyar(69,0 persen) yang penggunaannya adalah untuk pembiayaan perkebunan,

intensifikasi pertanian rakyat dan industri sandang. Selebihnya masing-masingsebesar Rp 21,6 milyar (16,7 persen) dan Rp 18,5 milyar (14,3 persen)

adalah kredit untuk sektor lain{ain dan sektor perdagangan.

Dalam pada itu penggunaan kredit perbankan oleh Dati I Sumatera

Utara berjumlah Rp 82,4 milyar (4,5 persen). Sebesar Rp 49,0 milyar

(59,5 persen) adalah kredit untuk sektor produksi, yang terutama ditu-

jukan pada bidang perkebunan dan industri crumb rubber. Selebihnya

adalah merupakan kredit untuk sektor perdagangan dan sektor lain{ain

yaitu masing-masing sebesar Rp 21,6 mtlyar (76,2 persen) dan Rp 1i,8

milyar ( 14,3 persen).

Page 184: 1{(lTA KEUANGAN

161

T a b e l V . 1 0 .

PERKEMBANGAN PEMBERIAN KR.EDIT PERBANKAN MENURUT DATI I

TIDAK TERMASUK KREDIT LANGSTJNG B.I.

MEt 7976( dalrm milyar rupiah )

D a t i Ptodul<ci Perdagangrn Lain.lain Jumlalr

I

>

D K I J e k a r t a R a y a

Jawa Timur

Jawa Barat

J awa Tergah

Sumatera Utara

Sulawesi Selatan

Kalimantan Barat

L a m p u n g

Sumatera Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Sumatera Barat

Sulawesi Utara

Yoryakarta

R i a u

B a l i

Dati I lainnya

3 38 ,1

159,o

83,8

89,1

49,O

14,I

24,3

14,4

r 1,6

8,9

9,2

) , d

8,6

5 , 3

t l

14,0

3 8 3 , 8

7 5 , 7

28,5

18,5

zr,61 1 , 8

1 7 1

8,4

J ' )

r0,3

! ,4

6,2

19,3

167,O

? q 1

z t , o

r 1 ,8

7 ,8

1 ,6

r ,72 , r

2,5

f , )

2,6

3,95 4

8,0

888,9

27 3,2

159,8

129,2

82,+

!2,2

30,6

26,O

20,9' l o ' l

16,8

L6,6

15,9

15,2

13,2

J u m l a h u2,2 6t7,4 tt5,4 1.815,0

Page 185: 1{(lTA KEUANGAN

r62

Kredit Dati I Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakanz dan fuau,

sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan sektor produksi. Sedurgkan sele-bihnya adalah digunakan untuk sektor perdagangan dan sektor lain-lain.

Berbeda dengan Dati I tersebut diatas, di daerahdaerah seperti Lampung,

Sumatera Selatan, Sulawesi Utara dan Bali, kredit perbankan terutama diper-gunakan untuk kegiatan sektor perdagangan, sektor produksi dan sektor lain-

lain.

Kredit yang digunakan oleh Dati I lainnya berjumlalr sebesar Rp 41,3milyar (2,3 persen). Sebagian besar ditujukan unruk sektor perdagangan yaitu

sebesar Rp 19,3 milyar (46,7 persen). Sedangkan untuk sektor produksi dan

sektor lain-lain masing-masing adalah sebesar Rp 14,0 milyar (33,9 persen)

dan Rp 8,0 milyar (19,4 persen).

J.f ,J. Perkembangan pemberian kredit investasi

Kredit investasi mempunyai peranan penting guna memenuhi kebutuhan

akan modal untuk pembiayaan pembangunan. Pengarahan penggunaan kredit

investasi dilakukan melalui penggolongan jenis kredit yang diprioritaskan ke'

pada golongan ekonomi lemah . Kredit investasi terbagi atas empat golongan

dimana untuk golongan I dan II ditetapkan syarat-syarat yang lebih ringan

dari pada golongan III dan IV yang meliputi pinjaman investasi dalam jumlah

yang lebih besar, Selanjutnya dalam rangka peningkatan fasilitas/prasarana

perdagangan maka sejak tahun 1976 disediakan dana kredit investasi untuk

pembiayaan pembangunan dan pemugaran pasar-pasar didaerahdaerah.

Pada akhir Agustus 1976 kredit investasi yang disetujui bank-bank Peme-rintah telah mencapai jumlah Rp 289,8 milyar. Jumlah tersebut terutama di-

gunakan untuk pembiayaan sektor industri yaitu sebesar Rp 124,4 milyar(42,9 persen), sektor jasajasa sebesar Rp 105,5 rnilyar (36,8 persen) dan sek-

tor peftanian sebesar Rp 38,1 milyar (13,1 persen). Adapun sektor pertam-

bangan dan sektor lainnya masing-masing mengambil bagian sebesar Rp 5,1milyar (1,8 persen) dan Rp 15,7 milyar (5,4 persen). Pada akhir Marct 797 6

tel*h disetujui pemberian kredit investasi sejumlah Rp 269,5 milysr. Dengan

demikian berarti bahwa selama periode Maret 1976-Agustus 1976 kredit in-

vestasi yang disetujui bank diperkirakan meningkat sebesar Rp 20,3 nilyar(7,5 persen). Adapun penggunaannya antara lain diarahkan untuk kegiatan

sektor industi, sektor jasa - jasa dan sektor pertanian, yaitu masing-masing

sebesar Rp 14,8 milyar (72,9 persen), Rp 2,8 milyar (13,8 persen) dan

Page 186: 1{(lTA KEUANGAN

163

FE

.6- 1 -r -- !) \ ci -, q -. q +,' i c 6 < ' o ' o f )6 6 c r = 6 . .

"1 .c- +- c{ 'o- fi -. |.c. dI -, oa. cr

N _ N - 6 6 6 O - ( o 6 6 -a 6 1 . .

d q q - ^ o o " ! : q . - . r - - - \ 1. ; r N o + 6 N + L l f r + r Fd j $ n 9 - , . o

!1 o'- €- ar" \ -" i:. s, o) 1 <l \

6 . r o o -

- e^ \ N- (4- 1 €" o! c4. -. N. dl.

d . { . c 6 o @ 6 t s € @ ^ ^ r a; d o N c ! N - 6 ;

. o o - r o " q r y ( o . q o . ' 1 - . \ o )d i c ! f i o . q + ( o + \ o o l n o rd i c 4 o @ N r

+ + c o i + c {; c . i

" . i d c . i i

" i ; c r i d d dc . i 6 o r o c . { r

t s + + F r i; ; o t o ; " i o i c t o i d . i do r - o l

( o , \ \ N " . o " \ c " \ @ ^ 1 c o " 1L ; 6 ( o o t s N N c i c D o ' l l c n

= :

c4 - co c..l () a{-i di -j d ,-d ,-r ..i -' .d d p "d9 - '

o- ca- o] q c{ . - . q q d: 1 q,o.+ € o 6 6 -

= - '

.o N_ -:. q dt ol q r- q N" N. c.r.

s= s o g 9 9o )6 o + -

- l l F , o : l i d; .EBE ' :T

;riIst

; - - : . . : d c i d i d r : d o - o- c a o

a p 6 r o c { 6 0 )d - i d d . r i r i d s i . j d o i - - i+ i r 6 o r

N N o ) + c o +d d n r d . { r d

c \ r 6 i : c o ro i d i d d + d

o - \ . 1 { d l q6 0 i o o c . r

+

| : d n r d " . t d

,.'- <r- ol q n1 --:( o ' ) + c J r o o

r o - c a o r 3 r n 1i d i d < i . . : or o i

{

o\

t\o\

o\

o.\o

- < pth ;- l e hq r > . =E 2 '' r i E

z

z

EX

F

-

F;

Page 187: 1{(lTA KEUANGAN

G r r f i k V . 6 .

PERKEMBANGAN KREDIT INVESTASI YANG DISETUJUI PERBANKAN

196911970 - 197611977

( ddam mityar ruPiah )

764

{

R E P E L T T A

Scktor pcrtanian

S€ktor jare.jrre

S.ttor indu.tri

R E E E L I T A U

Page 188: 1{(lTA KEUANGAN

d.

r65

Rp 2,2 milyar (10,8 persen).

Selanjutnya dari jumlah kredit investasi yang telah disetujui sebesarRp 289,8 milyar, realisasinya adalah sebesar Rp 213,2 nilyar atar 7j,6persen. Kredit terscbut digunakan unruk kegiatan sektor industri sebcsarRp 87,6 milyar (41,1 persen), sektor jasajasa sebesar Rp 77,0 milyar (36,1ptrsen) dan untuk sektor pertanian sebesar Rp 32,1 milyar (15,1 persen).Sedangkan sektor pertambangan dan sektor lain{ain masing-masing meman-faatkan kredit investasi sebesar Rp 5,1 milyar (2,4 persen) dan Rp 11,4 mil-yar (5,3 persen). Pada akhir Maret 1976 kredit investasi yang direalisir adalahsebesar Rp 796,4 milyar (72,9 persen). Dengan demikian dalam periode Maret1976 - Agustus 1976 realisasi pemberian kredit investasi mengalami pening-katan sebesar Rp 16,8 milyar (8,6 persen).

5.6.6. Perkembangan Kredit Invesrasi Kccil (K.LK.), Kredit Modal Kerja permanen(K.M.K.P.) dan K{edit Kecil

Dalam rangka meninghatkan peranan serta memperlancar pemberianKredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanei (KMKP)dalam usaha membantu pengusaha go.longan ekonomi lemah, maka kepadabank-bank Pcmerintah ditetapkan tugas masing-masing bank berdasarkansektor pelayanannya-

Sampai dengan akhir Scptember 1976 jumlah permohonan KIK danKMKP yang disetujui telah mencapai jumlah Rp 101.882 juta unt,tk t7 3.9ZZpermohonan. Dari jumlah tersebut sebesar Rp 43,889 juta (43,1 persen)adalah berupa nilai KIK yang disetujui untuk 25,026 permohonan. Sedangkansebesar Rp 57.993 juta (56,9 persen) adalah nilai KMKP yang disetujui untuk148.896 permohonan. Dibandingkan dengan KIK dan KIvIKP yang disetujuipada akhir Maret 197 6 yairu sebesar Rp 74.546 juta dengan perrnohon-an sebesar 103,085, maka dalam periode Maret 1976 - September 1976junrlah tersebut menrrnjukkan peningkatan sebesar Rp 27.036 juta (36,1persen). Kenaikan tersebut terdiri dari kenaikan KIK sebesar Rp 9.799 juta(23,7 persen) dan I(VIKP sebesar Rp 17.237 jlJta (42,3 persen). Dibanding-kan dengan kenaikan permohonan KIK dan KNIKP yang disetujui padaperiode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp 7?.2O6 jutz (33,3 persen),maka kenaikan nilai KIK dan KIVIKP yang disetujui dalam periode Maret1976-September 7976 zdalah lebih besar. Hal ini antara lain mencerminkanbahwa golongan ekonomi lemah telah semakin memanfaatkan kredit tersebut.

Sejalan dengan usaha meningkatkan peranan kredit dalam membantupengusaha ckonomi lemah maka sejak bulan Aprtl 1974 usaha tersebut telah

^

Page 189: 1{(lTA KEUANGAN

r o o

T a b e l v . 1 2 .

PERKEMBANGAN KR,EDIT INVESTASI KECIL DAN KR.EDIT MODAL

KERJA PERMANEN YANG DISETUJUI, I97 4 _ 1976( dalam juta rupish )

K I K KMKP

197 4 Maret

J u n iSeptember

Desember

197 5 Maret

J u n i

J u l iAgusrus

Septcmber

Oktober

Nopember

Descmber

1976 JanuariPebruari

Maret

A p r i l

M e i

J u n i

J u l iAgustus

September

5.66717.573r3.36ar5.25r

18.76821.657

23.O7724.L8625.35426.83928.091

29.5 +431.00234.09035.399,6.90439.O2541.2rt42.890+3.889

4.488tr.069t3.o7 2r5.502

r7.9r+20.69121.33723,21+24.70226.08627,27828,649

30,66211,87940.75644.179M.776+9.2rO5 3.81456.54657.993

{

-{

Page 190: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k V . 7 .

PERKEMBANGAN KREDIT INVESTAST KECIL DAN KREDIT

MODAL KERJA PERMANEN, 197+11975 _ 197617977

( dalam mitYar ruPiah )

167

rsl6trili( s/d Scptcobcr )

t97411975 1975 /1976

Page 191: 1{(lTA KEUANGAN

168

Tabe l V . 13 .PERKEMBANGAN KREDIT KECIL

r97+ - 1976( nilai dalam juta rupiah )

Peminjarn

t. 1974 luniSeptemberDesember

1975 JanuariPebruariMaret

AprilMe i

Juni

JuliAgustus

September

OktoberNopember

Desember

1976 JanuariPebruari

Maret

AprilMe i

JuniJuliAgustus

9.69730.60446.750

52.87356.t62.67.82472.+967r.o8286.45598.+94

r04.082707.O52105.361170.246179.948

176.769t72 .756r31.603148.263163.085147.O87160.645166.740

410r . r7 51.618

7.7351.9t22.1362.5202.6773.r371.6623.922+,74L3.9894.1944.499

4.3594.50r5.O29) .o ) /6.o365.6506.o796.289

>

Page 192: 1{(lTA KEUANGAN

t69

diperluas dengan program pemberian Kredit Kecil kepada para petani dan peng-

usaha kecil di desa. Posisi kredit ini sampai dengan akhir Agustus 797 6 telahmencapai jumlah sebesar Rp 6.289 juta untuk 166.740 peminjam. Adapun po-

sisinya pada bulan Marct 7976 adalah sebesar Rp 5.029 juta dengan 131.603peminjam. Kredit Kecil di desa-desa penggunaannya diarahkan untuk pembia-yaan eksploitasi dan investasi. Jangka waktu kredit eksploitasi adalah permu-

sim untuk sektor pertanian, sedangkan untuk sektor lainnya berjangka waktumaksimal 1 tahun dengan suku bunga masing-masing sebesar 15 pcrsen setahun.Adapun untuk kredit investasi, jangka waktunya maksimum 3 tahun dengan su-ku bunga 12 persen setahun. Dalam periode Maret 1976-Ag!stus 197 6 pe mberi-

an Kredit Kecil ini mengalami pcningkatar sebesar Rp 1,260 juta (25,1 persen)

untuk 35.137 peminjam. PT. Askrindo dalam usahanya memberikan pertang-

gungan atas permohonan kredit pengusaha kecil dalam tahun 1975 telah

memberikan jaminan atas plafond kredit sebesar Rp 43,8 milyar kepada

172.942 peminlam dipelbagai daerah. Kredit yang dijamin tersebut antara

lain digunakan untuk sektor perdagangan sejumlah Rp 16,7 milyar (38,1

persen), sektor perindustrian sebesar Rp 5,3 milyar (12,1 persen) dan sektor

pertanian sebesar Rp 9,3 milyar (21,2 persen)' Selanjutnya untuk sektor jasa-

jasa sebesar Rp 8,1 milyar (18,5 persen) dan sektor lainJain sebesar Rp 4,4

milyar (10,1 persen). Sementara itu dalam rangka menciptakan kondisi berusaha

yang lebih baik bagi pengusaha yang tergolong ekonomi lemah, peranan

PT. Bahana senantiasa ditingkatkan. Dalam perkembangannya masih dihadap-

kan pada masalah-masalah yang timbul karena perusahaan-perusahaan kecil

pada umumnya belum berbentuk Perseroan Terbatas dengan kemampuan

menejemen yang sangat tcrbatas.

5.7. Perkiraan jumlah uang beredar dan kredit perbankan tl,hl.un 197711978

Perkiraan jumlah uang bcredar didasarkan pada anggapan-anggapan bah-

wa kenaikan harga dalam tahtn 797711978 lebih rendah dibandingkan

dengan tahun 197 61 1977 .

Pada akhir rahun 197 6/1977 jurniah uang beredar dan kredit perbankan

diperkirakan scbesar Rp 1.819,o milyar dan Rp 2 553,0 milyar' Dalam tahun

lg77l7g7s jumlah uang beredar diperkirakan akan bertambah dengan

Rp 400,2 milyzr (22,O persen), sedangkan kredit perbankan bertambah

dengan Rp 536,1 milyar (21,0 persen) Dengan demikian posisi jumlah uang

beredar dan kredit perbankan pada akhir tthun 197711'97 8 diperkirakan

mencapaijumlah Rp 2.219,2 milyar dan Rp 3.089,1 milyar.

Page 193: 1{(lTA KEUANGAN

r70

o^ \o^ o^ o^ N^ \o- +^ .1 'o^ o^ ,rl .o^ l/l _Q- .-lc'l o ..l r' o\ - 0o F- Fr 1.l.| + + + .. o\\O 0O N cO cO c'l CO AO h N O\ * O h cON . . , r ' o q c \ l 6 l a { : 9 \ o q q

" . 1 q

r - r . - r N N . n

co (\ .6 ..t .n \o r.r r co co .o ..r N o No o o o * r rh tr r^ \o r{- o \o o\ o\'--1 \ \O .n Cp N F- f.r N ,-r \O r N .-r t-.rN N . 6 r . : N c o c o o \ q - 1 q q t o q . i

r-l t-r t-r Fr !-{ i-r 6l

l- cOf- f.o. o\

\ O Ft\ f-O\ cr.

t-o\

r.-

O . < c t f n + v lr \ N r \ F - F - F -O\ o\ O\ O. O. O\

o . o . - r N . . ' +\ o f - N F . t - F -O\ O\ o\ o\ O\ o\

.o

- i

= P

ct

=

F

E t c .

z<< F -/'i t-

. / =1 - ^A E E

. - ; , ( lr f | r j ' ^A l l t Q r : i

. . r l l > E- c ! C h- t r=} '1 ) Z . l ' =,o< i t r!BD<E

2&rJ tCz tu

t\

Page 194: 1{(lTA KEUANGAN

+

BAB VII

PERKEMBANGAN PRODT]KSI DAN FAKTOI{ - FAKTOR PRODUKSI

7 . 1 . U m u r n

Kegiatan pembangunan dalam REPELITA II diarahkan untuk rneningkat-

kan pertumbuhan baik produksi barang maupun produksi jasa dengan laju

yang tebih cepat. Sehubungan dengan itu Pcmerintah telah menjalankan ber-

bagai kebijaksanaan yxng merupakan tindak lanjut dari kebijaksanaan yang

dijalankan dalam REPELITA I, yaitu untuk uencapai sasaran-sasaran pem'

bangunan. Berbagai kebijaksanaan tersebut ditujukan untuk meningkatkan

pertumbuhan produksi barang. produksi jasa dan meratakan penyebaran hasil

produksi dengan memperluas kesempatan kerja tetap dijalankan sccara ber-

sama-sama dan seimbang. Disamping itu terus pula ditingkatkan usaha'usaha

untuk membina swadaya, merangsang prakarsa serta partisipasi aktif seluruh

masyarakat dalam pembangunan.

Hasil pembangunan yang telah dicapai, antara lain dapat dilihat melalui

perkembangan hasil produksi dan faktor-faktor produksinya, baik fisik ma'r-

pun jasa atau pada perkembangan produk domestik bruto dan pendapatan

nasional. Perkembangan produksi dan faktor"faktor produksi ini merupakan

salah satu ukuran untuk menilai pelaksanaan pembangunan, disamping me'

mang merupakan salah satu tujuan dari pembangunan.

7.2. Perkembangan pendapatan nasional

Pendapatan nasional rr'"rupakan salah satu indikator untuk melihbt

perkembangan ckonomi suatu negara. Di lndonesia dipakai dua cara

pendekatar.r untuk mengukur perkembangart PendaPatar nasional, yaitu me-

nurut lapangan usaha/sektor dan rnenurut Penbgunaannya

Dilihat dari sudut lapangan usaha, pendapatan nasional dibagi dalam

tujub sektor utama yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor

pertambangan, sektor perusahaan industri, sektor listrik, gas dan air minum,

sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor per-

dagangair, Iembaga keuangan dan jasa lainnya.

Dari sudut Penggunaannya maka seluruh pendapatan nasional pada suatu

periode tertentu digunakan untuk keperluan konsumsi masyarakat, konsumsi

Pemerintah, pembentukan modal dan ekspor bersih

Tabel VIL 1. dan Tabel VII. 2. memutt Perkembangan produk domestik

bruto menurut lapangan usaha atas dasar harga yang berlaku dan harga

205

Page 195: 1{(lTA KEUANGAN

206

E

o\

c.l

€\or-

f-

NF.\o

oF

F

Eo

v

hO\ \O '.r| c'l O O t-r O++ o . cD t . . \o r N ro h + { ' O l ' | l / . r t\ l N - N

F . \ O i < t - o N \ O N F .cr. cr, O F- o\ rr-r O !t- O+ O < _ . n c O < f s i --i ni .i 6i .^

+O . n F € O O N F - .i F . . r | . . | r . . t \ O t d| ' - r / . r H a o \ o N l \ l oN i i N

t. - \O *r cO O {_ N .... 6 F - \ o o \ < l - N F - c o ie q F . + + i - r l :

\ O < l { _ F \ m C O c . l F \+ \ o c o o \ o i N . o d\ o o \ \ O N r n

F - . N . 6 + h \ O F

o\

t -o\

t-o\

Nt.-o\

t'\o\

bo

' t

h l l

Q 9

Page 196: 1{(lTA KEUANGAN

207

E

N9F\

a.l|,,

+

F-

Nt -

\o

\o.o\

F

V

Fv)

o

p

.o t r..r co cr 1j F. ..' \a! ! q + ! ! + + l . ' o 6c q \ - c P c O . . r . ^ +6 r . - i < ' i

- ' i O o . , r ' r i O m -i c Q . 6 r r . r . n ( \ l Q o F -T P , 1 c p r \ m N r <a $ H r . t

ric l r r |F - , - r O d e . r r - n ,F-i F- .n m l.r f6 \O r/.r\ ,,.1 n cO \O .,r N ON Fr r-.1 (\.l

No \ r . r + + . * d o l o .f - - \ O F . \ O N N c n r -a . ( t q ' o ' . ' N N c oN ii -.i

f-' : \ o ! i H o ! : - o c .q . ! o r o \ N a - F Fq ! : q ' . ' + i N F -N - i F

- i 6 i * i + - i . d F

l'\

!-l

+t'\

F.

Nt.

t\

' t

+

^ F \

) EE t a

. a € ^

- \ ;v ' o& c ';r' s

+

Page 197: 1{(lTA KEUANGAN

208

sI

ss

IF"-E5

EiJ

. l q

-,: v ,a

> F q '

j g l' - A - a6 O 9 .

f . X

e., *

i l &6 a

- * -5 t !-ti3

E

I

Page 198: 1{(lTA KEUANGAN

209

F

a i :

t ' e F

<&<

i ! r - r \ \ o N Q r i - \ o N + o+ N d d a ' t ) O \ O O \ r ? | c Or + F - N q \ O . o q ! € a . t . f lC t + C O \ O t - r t . | \ O t f \ +@ i N a . l N N l F r o

\ O O O i F - O - ' r o \ ^ O . 6 \ oc | C - t . - r r v | € F O F - O \ +d < r O \ O O \ \ O O \ O + r n t -o . . . t - * G t F \ r ^ ( \ + \ oF - .1 - .1 - i 6 i d to o '

F . o o . n \ o + F . a - o o F -o \o co .+ r .n l.r t- co o\ oO \ i O i F r . i + c ) N . . | *F . l ' - N . . | . ^ r \ N r t r . . r + F .+ - J -6 | . c i ' ^

\ o o o c o t f o ! f \ o o c - o .i + F- .$ (\il + o\ !r. \o \oo i r . r r \ o \ o r . r o . 6 c N I \rt- <f cD I' cp r.r r.r + N N cp. . i + l+

\ O O O r . 1 a c ] F - . . O N \ ON - O O \ - r . . 1 \ O t O \ 0 O F -. . r + c o N * F \ \ o o r - { . na o m t h \ o \ o \ o N Nc ' i * i i f i

.U

= - . =: - r ( L -

; x > .= v $^ ^ - =

-r c! ..| + r \o F\ (E o\

F

T\o,

tr

Nt-

F\

F

z \

Page 199: 1{(lTA KEUANGAN

2ro

)'

q , 1 ' o - \ o - \ o . c - * l \ 1 q " )c ) i a o s t - c c o . o r - J -

a.t . a.t -f o ei 'o r, i- o\ c\I r c \ o : o \ \ o h . . 1 . t f . ^,; -..: -j -j -i ,- | i- €

\ o c o + c ) o c c F - r - \ cH r o . . r o \ : o \ N d o o \1 t \ + O , O i f \ C F - ' . | F - +. l r - t t 9 . ' l . 6 . a . n ! i o

i F i r . \ t ' c \ o

N O O . r . l \ O ! f , c . t . O ( ) No \ o c o + r m l . | N c o o \ 3o\ r.r (:) rr-| r-r r + o 6t .6 +t- F- a\ ..| .fi F. N ri.i .n + F+ - i . j - i ' o r < i

i O O s F d ' N < ) N 1 . , N , . 1

. . i $ 6 i " i " i FJ i 'd + . i - D jd . t . N N \ O F - O \ 9 \ O \ O. f | r , O i O \ O i ( i O N . e r c l

+ -i -i \ci I ,.i ';

c_ .-i q co^ t-- F-- \ o- q q o.r^r - + \ O O o ' . o . o l \ O F . ^ +. n . n \ O O \ N q \ F N t . - \ t C Pq , 0 o € F - n , ' l N - e ,+ r s t -

E

; ? - o

< c ( <

. . 1

* r.i ; -t n : ll r. r- i -

t -

+F-o.

NNo.

f-

c.

bo

a rt t =

Page 200: 1{(lTA KEUANGAN

2 . 1 1

c - € ^ " . I 1 q\ o N o : o\ o i N o

+ '-r

N + c D l . ' o

" i d d i + + d i..t o

1 \o- \ \o- c-6 o \ o c - O\ o : H o

+ :

q c " " 1 q c o - 1 c o ^ o -N N € C 6 $ C A O4 N N O

A A F . O O5

+ i

-- 1 e^ -" q cD" co- o"a N o \ a 6 6 c \ o+ r N A

' i c o $ or t o \ @ N eF \ i ' C

d 6 @ N oi \ O \ r n N Cc t : , O

. o 5 ! i h r : t + o+ d d i ; + d d

h a o c a + c o o o \ ei i o i d * i + d d+ : 6 C '

- ot i

i F r 4 ? h € r \

t-

o\

=

!-

Y I

9 f ta a <

Page 201: 1{(lTA KEUANGAN

7 .3 .

2rz

konstan tahun 1973, Produk domestik bruto atas dasar harga konstantahun 1973 dar i tahun 1971 sampai dengan tahun 1975 te lah mcningkat sebesar Rp 2 020,3 milyar atau 8,0 persen per rahun, Dibandingkandengan pertunrbuhan penduduk sebesar rirta-rata 2,4 persen per tahunberard sclama tahun 1971 - 1975 lqu pcrtumbuhan ckonon.ri bersihadalah 5,6 persen per terhun. Atas dasar harga yang berlaku, besarnya pe-ngeluaran untuk konsumsi rumah tangga pada tirhun Ig75 ad:,lalt Rp 8.051,2milyar atau 66,0 persen dari produk domcstik bruto yang pada tahun 1971adalah sebesar Rp 2 832,6 milyar atau 77,1 pcrsen dari produk domestikbruto. Besarnya konsumsi Pemerintah meningkirt menjadi 12,6 persen padatahun 1975 dari sebesar 9,3 persen dalam tahun 1971. pembentukan modaldomestik bruto tahun 1975 besarnya menjadi 20,3 persen sedangkan padatahun 1971 adalah 15,8 persen ( Tabel VIl. 3. - Tabel VII. 5. ).

Dilihat dari sudut sumbangan masing-masing sektor ekonomi, yaituberdasarkan lapangan usaha, maka selarna periode itu penyumbang terbesaradalah sektor pertanian. Namun demikian sumbangan sektor perranran rer-hadap produk domestik bruto dalam tahun 1975 menurun sebesar 11,6persen bila dibandingkan dengan sumbangannya pada tahun 1971.

Sektor berikutnya menurut besarnya peranan adalah sektor perdagangan,lembaga keuangan dan jasa lainnya, meskipun persentase sumbangannya mc-nurun. Kcmudian menyusul sektor pertambangan, sektor perusahaan industridan selanjutnya diikuti oleh scktor bangunan serra scktor pengangkutxn dankomunikasi. Semcntare itu sektor listrik, gas dan air rninum peranarnyaterkecil dan relatip stabil dalam periode t97t - I7TS ( Tabel VII. 5. ).

Keadaan pangan

Masalah pangan khususnya beras retap menduduki tempat yang masihsangat menentukan dalam segala aspek kehidupan rakyat Indoncsia. Hal initercermin dalam kenyataan, dimana sekitar dua pcrtiga dari pengeluaranrumah tangga adalah dipergunakan untuk sektor makanan arau hampir seper.duanya dari jumlah tersebut khususnya dikeluarkan untuk mendapatkan beras.Oleh karena itu, usaha-usaha Pemerintah kearah stabilisasi harsa beras danstabilisasi ekonomi pada umumnya masih tetap diperlukan.

Sejalan dengan usaha stabilisasi ekonomi tersebut, pemerintah selalupula berusaha untuk mempertahankan tingkat harga beras pada harga yangcukup wajar dan layak, baik untuk kepentingan konsumen maupun produsen-nya. Dalam usaha ini Pemerintah tclah mengambil berbagai langkah, antaralain seperti memperkuat pcrsediaan beras sebagai cadangan penyangga dan

Page 202: 1{(lTA KEUANGAN

+

2t3

membangun sejumlah tempat-tempat penyimpanan yang cukup berpotensi

serta strategis dalam penyalurannya.

Kebijaksanaan hdrga, yaitu dengan menetapkan tingkat harga tertinggi

dan terendah seperti yang telah dijalankan pada tahun-tahun sebelumnya ura-

sih tetap dipertahankan. Demikian pula halnya dibidang pengadaan beras,

Pemerintah masih tetap membeli beras produksi dalam ncgeri disamping

treras impor. Khusus dibidang pengadaan dalam negeri, Pemerintah tetap

rnenitik beratkan pada pembelian gabah disamping beras terutama didaerah'

daerah yang harga berasnya berada dibawah batas harga terendah. Sehubungarr

dengan ini dalam melaksanakan pembelian beras di dalam negeri tersebut,

maka peranan Badan Usaha Unit Desa dan Koperasi Unit Desa lcbih ditingkat-

kan lagi. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mendorong pertunlbuh:tn Lembaga

tersebut dan untuk memberi peluang bagi perkembangan ekonomi di pedesran.

Dalam tahun 19751I976 seperti terlihat pada Tabel VII.6. jumlah beras

hasil pembelian dalam negeri meningkat menjadi 539 ribu ton dibandingkan

dangan 5 3 6 rilru ton pada tahun L97 4/197 5, sedangkan pada tahun 19721 197 3

jumlah beras yang berhasil dibelihanya sebesar 138 ribu ton. Dengan demikian

pembelian beras dalam negeri pada tthun I975/7976 tersclrut merupakan

jumlah tertinggi sejak berlangsungnya REPEI.ITA I dan ITEPELITA Il. Keada-

an ini antara lain menggambarkan bahwa harga pembclian beras di dalam ncgeri

adalah cukup menarik bagi petani, di samping produksi beras yang luga telah

tambah me ningkat. Sementara itu jumlah pembelian berrrs dalarn rrcgcri pada

tahttn 797 6/!97 7 sampai dengan bulur oktobcr 1976 telah mentapai 377

ribu ton. Jumlah tersebut akan me:.ingkat lagi nenjelang akhir tahuu

7 9 7 6 / 7 9 7 7 .

Dalam pada itu jumlah beras yang di impor pada tahun 197511976 ada-

Iah sebesar 668 ribu ton, sedangkan dalam tahun 197411975 mencapai 1.137

ribu ton dzn 1.225 ribu ton pada tahun L9731197+ Dilihat menurut sumber

pembiaya-annyr, maka impor beras dalam tahtn I97511976 tersebut terdiri

dari 6 ribu ton melalui bantuan pangan dzn 662 ribu ton melalui impor

komersiel. Jumlah impor beras pada tahtn 197517976 adalah 469 ribu ton

ata:':- 41,2 persen lebih rendah dari impor tahun 197+/1975 dan 557 ribu ton

atalr 45,5 persen lebih kecil dari tahun 1973/1974, FIa.l ini juga sekaligus

menggambarkan, bahwa keadaan pangan yang manlaP berhasil diciptakan

dalam tahun 197 51797 6.

Selanjutnya dalam Tabel VII.7. ilapar dilihat tcntang perkembang:rn

harga dasar padi dan gabah ditingkat Petani. Tingkat hargir daslr ini sctirp

{

Page 203: 1{(lTA KEUANGAN

2L+

> qF -A c 9

; N

- c >

f - i

o. co \o 6l.1') \o \or/1 \o \o

\O F. (\| n\rn F. \C)vr o\

.j

6 v l \ O o | ' ,\o {\l \o ulN ( \ I F { o

€ t l ' N N. n . n i Nd N \ O \ O

\i/

N t l - + O. c { a o *,^ L !j-

+ + r . , o \o \ \ o . n N+ F - \ O

!,,oI)

E;d rd r

!fF.o\

to\

D\o\

Fo\

F.o\

F.o\

i^.

Nt\

D-

i.-

(.1F-

t\

E!

v

E=

z

eOnPa t r rR 'd < = -F * -

t;Il t,\

z

z(llCr

Page 204: 1{(lTA KEUANGAN

2t5G r a f i k V l L 2 .

PENGADAAN BERAS DALAM NEGERI DAN IMPOR

1970n971 - r97 511976

+

R i b u t o D

II

r970lr97t r97rlr972

Dalan ne8e

I m p o r

197211973 197311974 19741197 5 r97 511976

Page 205: 1{(lTA KEUANGAN

276

=>' 6 H

>q

i i.l

6 ; d xd . i { F : \o \o

E ; ; X. ! q r F .

o c oO F c D Q

6 < t

c.l t'\ \O +* a . l F 0 1

N G I

Q Ori o\c \ c o h +

e r N

< n o

t -o\

t \

t-

\ci -q\

t!o\

t -

o.

1

z

ex

zo \

Ev

{

Page 206: 1{(lTA KEUANGAN

7 1 ' , l

+

+

}*

q8-qq€-$ -8 -

8 .q3 .q \ -E

d . i c i 6 o i i d

R889S5sb : . d e d o i { i + l i

I 8 S S 8 9 :

€ o 6 r . 6 F €

d.o- cf, -i 'd di .j

o i . r h + b €

o o t s N i € 6

v ! f a € F : N

( o 0 6 . 6 6 6 6dr o. nl d. o- 6- 6-. 1 . | . ! l - 6 i €

| o e s \ o N t s o. r o - \ r - d ! s - o -c r r r \ r o 6 t s F . o

O o o a o i +

d F i d 4 t + { t j

o o € * € 6 No- n o. N. o- €- (,!

€ K R E h R :+ . i s i 6 k i . f v i

8 € : F F R 3e ; ' . i { 6 d +

t3 ;+e3Bd . j | i . f d d i n i

3 R 8 5 S 3 h

N O O F O \ N O!- u.\ o- €- q .1 o-

$+8BS. t8o \ N o € \ O C \ h1 n u 1 \ n - € - . . 1. r q r N o o E q

! r q 6 r r h e Fo \ o \ o \ a 6 6 . n

I IT iTTS

zs:

\Jz

zj

d q t i { t " i ;

s$sRsF

€ 4 € b E 6 F9 € - d r € - \ c o _ q

8 9 R , r - * $ 9d . i S d ( ' . i j

5RH+S*Si j + d E i ' d F :

E R S H A R I. i d + r i { i . i ;

n N N N r r b €e . u ) 1 \ o : € - F _

d . i d + + { t o i

->n ; i ; ;o \ o \ o \ 6 o \ o \ o \

z5

!ll

I

I

A

5.zsf

E

7

trlzxz

5X

E t'.

FI

?z

z{=L

EI

Page 207: 1{(lTA KEUANGAN

218

st-x .8.At

s- t-a s. e.8-

5 r-r"{8_E$$ebn:

i 3 $?-,qF

[$3383

*3:3$F

iBFg Ft3Bt*si3 3F*B**3 gs R I e-t_€_8.FnssRg i

?$$EeE

$?$shg

h- E_ 3.8- S- EsrsEiF

:BB36E

:FE*tg&fl- g-3- t,3": g3RFB

s-q \4G. t4

*39as*i*nngg33i

33FR*3-3u i 6 + r o 6 6

xi- R, $- s. s. s. R.eH$3EEI

t r 3R-K"3"i-*3S38S=

i ^ O . o o ' o ' o ' 6

i :T i IFPl a \ a n o ' o o 6 d

z

E

z

s-8-:43-s3$s:EI

R 3.F 3::

a 8,3. t_6:53688s

:398s ,9fh*BER

t8-q=-E R.$eG!eE

I R3"S.e_R"5$ [9SE

3 3$!gg si 8-P-$" 6,

s88*a

sR83A.d F .!i rj .i

3831 :e + + \ o i

.d ri + <i ,o-

;

o-

6

(,z

z3

R X F ! N Eh + € 9 9 :

I I3 -S .q€ .

r- t-t 8-b- s_SR6EEI

q.8-i qq b"RFs :8 i

9- 8- ?- R- =. F. 3-

z

:

j ' ! t . i F n i d

8c8 tFs

s8?Rs3

{

*+nFRg

€ a+_$.qis-n$+Fs9I

3_t E-$"\4

+ + F . . . d !

t qF-ReE-+ t N N C N

t-t-QE-8. q

r-e-e- a3_s.q

4

839 :n8F

*H$f ,esg

E

e?

e!

I

EE

z

I

o

-sEa

zD

Y

z

i

Page 208: 1{(lTA KEUANGAN

2r9

tahun biasanya ditinjau kembali sesuai dengan usaha untuk meningkatkan pen-

dapatan dan kemakmuran Petaui.

Dalam tahun 1975/1976 Pemerintah menetapkan harga dasar gabah ke-

ring lumbung didesa sebesar Rp 54,50 per kilogram, yang mulai awal Pebruari

tahun 197617977 ditingkatkan menjadi Rp 64,- per kilogram' Hal ini berarti

terdapat kenaikan sebesar lT,4persendiatas harga dasar tahun 197511976'

Demikian pula dengan padr kering lumbung didesa yang sernulaharga dasar-

nya Rp 42,- per kilogram dalam tahun 197611977 dinaikkan menjadi Rp 50'-'

Disamping itu untuk lebih menggairahkan penyerapan pupuk oleh petani

serta untuk lebih memberikan peluang pada peningkatan pendapatan mereka'

pada awal MT lg76/L977 Pemerintah telah menurunkan harga pupuk Urea'

TSP dan NPK yang semula Rp 80,- menjadi Rp 70,- per kilogram' Demikian

pula halnya harga pupuk DAP yang semula harganya Rp 110,- diturunkan

menjadi Rp 90,- per kilogram Harga baru tersebut mulai berlaku pada tanggal

1 Oktober 1976 baik untuk petani Bimas maupun Inmas danjuga untuk sektor

di luar Bimas/lnmas.

Sebagai usaha untuk membantu dan memperbesar persediaan pangan di

dalam negeri, maka untuk tahtn 7977/797 8 diperkirakan masih diperlukan

impor gandum. Scperti diketahui gandutn tersebut diolah sendiri menjadi

tepung terigu, di samping dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan pa-

ngan, variasi sefta mutu gizi n.rak:Lnan, juga untuk menyediakan lapangan

kerja. Adapun jumlah impor gandum dalam tthun 1975/1976 mencapai

834 ribu ton.

Perkembangan harga beras kwalitas medium sejak tahun 1970/1971'

lg76/1977 di beberapa kota besar terpenting dapat dilihat dalam Tabel VII'8'

7.4. Produksi pertanian

Sebagainrana tclah digariskan dalam kebijaksanaan pembangunan, se-

tiap tahunnya selalu diuslhakan agar perkembangan pioduksi disektor per-

tanian yang meliputi hasil tanaman bahan makanan' perkebunan, kehutanan'

pcternakan dan perikanan secara absolut terus meningkat Hal ini sejalan

dengan usaha lainnya untuk mcningkatkan Pcndapatan serta taraf hiduP

rakyat Indonesia yang sebagian besar berada di sektor ini

Sampai dengan tahun 1975 seperti dalam Tabel VII'9' produksi be-

berapa hasil pertanian terpenting terus memperlihatkan perkembangan' wa-

laupun disana-sini telah terjadi fluktuasi dari produksi hasil-hasil pertanian

tersebut. Masalah ini adalah tidak Iepas dari pengaruh faktor-faktor yang sukar

+

Page 209: 1{(lTA KEUANGAN

220

E , E 5 E

* i g H E

O F . N( \ @ 6 @ 6 o + 6 6 \ O o o + : 6 r \ O t _ F u | O O+ 6 N F. € .n O\ (l .n N 6 (\l t. € v1 t-- d N E r^ \O .n. n \ o 6 + q t . n o \ + r t F c o . n t F A G I \ o . nr ^ N N N €

ir o\ Nt ' : i O \ ( F \ O \ r r - o i . d C O F \ e t t c O r h t . . - ( ) 6 O Ot - - r . r . n \ o 0 O O r f O \ O 0 1 l ^ r r t N r \ O H N E i N \ Oe l q 9 I r h o \ h $ s m + i o . r . l \ o \ o6 6 6 N N

-- ' t - o- - n;F . c ) € F - * c ) € h ( ' 1 i r 6 O \ r . c ) t - N O \ ( ) ( f N \ O s tO O\ aO cO + q\ oO O\ F cO m + cO .n h \O 6r N € Fr i\ei|9 9 n " l v r N c o m 6 c o N N r i I ' o n

t 6 H c t l

6 * r A \ O c O N \ O . a \ O F ] F : c O c ) H + - . a c O O ' m . j n c |co ur ao \o H r& .6 .n \o F .n Q c- H H 6 i i a\ .n 01 NH N . n € ) | ^ N c o + . n c o N . a N6 6 l O N F -

r { . ( o+ \ O O H \ O + O t N c o r + o \ 6 \ 0 H t + \ O d . . t c ) c oN A ' q \ H i @ G | N . G \ O 6 O + t O t . - i N F + F €F \ o \ o ^ . t r ^ N a o + 6 @ c r t r : O F . o \. n N o N r \

\o .no u r @ r @ r i o i + @ 0 \ N F o r + 6 F . c o 6 m @ \ c l+ N t. F. O\ rO O (\l H ni al (> r O @ \O i r t\ F. \Or|d l O ! ' i ! t N C O t s C A t l N d t O r a €. r | N O N

a.q \ N N O O \ F r 0 \ 9 \ t \ @ @ q \ i | ^ N N t + N . n O F+ O\ H \o @ \o (o N (> 14 N F. co N t- \o : d (o N a.t coN N C G I . a N N { 6 t \ i d r r O \ r a r . lri oi o.i . i r '-

- i . i di + ui G bi ad oi d ' j . i ; +' i .d t- ct oi cj " i . i - iF r F r e { N a l N

N

r\a\

F.o\!i

F.o\

Nt\o\

t\o\

o\\oo\

a-o\

zztr

zz

: l c d r A ^= - i t \q F o \ C

- ; i t 5

:3s€F <-

.A

+

I

Page 210: 1{(lTA KEUANGAN

zz l

untuk diatasi seperti bencana alam, perubahan iklim dan gangguan alamilainnya.

Adanya gangguarr eksplosi hama wereng, virus padidan banjir dibeberapadaerah produscn utama telah menyebabkan kenaikan produksi beras tidaksepcrti yang diharapkan. Terjadinya banjir dan curah hujan yang rclatiptinggi, tclah menyebabkar.r produksi palawrja seperti jagung, ubi kayu dankedele turut pula terganggu,

Sementara itu produksi hasil perkebunan, kchutanan sepel.ti kayu jati,petemakan dan perikanan telah menunjukkan perkembangan yang cukupberarti. Secara keseluruhan dapat dikatakan, bahwa produksi hasil perranianyang terpenting sampni dengan talun kedua REPELITA II telah dapat di_tingkatkan dari tahuu-tahun sebelumnya,

7 .4.1. Tanamnn bahan makanan

Kornoditi yang dihasilkan oleh tanaman bahan makanan antara lainmeliputi beras, hasil palawija dan hortikultura.

Dalam tahun 1975 produksi tanaman bahan makanan seperti beras,ubi jalar dan kacang tanah menunjukkan peningkatan, kecualijagung, ubi kayudan kedele yang produksinya belum meningkat. Namun demikian prodrrksipalawija tersebut masih tetap lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasilyang pernah dicapai dalam pelaksanaan REPELITA L produksi jagung dalamtahun 1975 adalah sebesar 15,1 persen lebih tinggi dari produksi yang dicapaipada tahrrn 1969, sedmgkan ubi kayu dan ke dele masing-masing lebih t.inggi12,9 persen dan 44,7 persen,

Beras

Berdasarkan data sementara produksi beras dalam tahun 1975 adalahsebesar 15.342 ribu tcn, sedangkan produksi Jalam cahun 1974 adalzh se_besar 75.276 ribu ton. perkembangan yang lebih terperinci dapat dilihatdalam Tabel VILIO.

Adapun yang menyebabkan kurangnya laju perkembangan produksiberas dalam tahun 1975 antara lain adalah karena adanya eksplosi hama we_reng dan virus padi di daerahdaerah utama penghasil padi serta adanyapenyakit lain seperti penggerek batang, ganjur ulat tentara, kepinding tanah,hama putih, walang sangit dan rikus.

Disamping itu banjir besar yang melanda beberapa daerah di pulau Jawada.n daerah-daerah ]a.in di .luar pulau Jawa juga telah menyebabkan rusaknya

Page 211: 1{(lTA KEUANGAN

+

222

tanaman padi dan berkurangnya areal padi yang dapat di panen pada tahun

tersebut.

Sehubungan dengan gangguan dan bencana tersebut Pemerintah telah me-

lakukan berbagai usaha, misalnya untuk menanggulangi hama dan virus padi,

telah diusahakan penyemprotan baik melalui darat maupun udara oleh Brigade

Proteksi Tanaman dan Satuan Udara Pertanian. Demikian pula dalam usaha

menanggulangi banjir telah pula diadakan perbaikan saluran-saluran air dan

irigasi yang rusak disamping dibangun sarana yang baru

Walaupun terjadi gangguan terhadap produksi beras, namun masalah

yang penting seperti usaha meningkatkan produksi rata-rata per hektar ( yield )dapat dikatakan telah cukup berhasil. Dalam tahun 1974 rart-rata produksi

padi per hektar adalah 34,53 kwintal atau 3,3 persen lebih tinggi dari tahun

1973. Produksi rata-rata pada tahun 1975 mencapai 34,71 kwintal, berarti0,5 persen lebih tinggi dari tahun 1974. Jumlah tersebut adalah 18,1 persen

Iebih besar dari rata-rata produksi yang pernah dicapai dalam tahun 1969.

Usaha memperluas areal panen padi terus ditingkatkan baik melalui

ekstensifikasi yang antara lain berupa pcmbukaan sawah pasang surut, tanah

kering dan pembuatan sawah-sawah baru, maupun dengan intensifikasi seperti

melalui peningkatan intensitas Penanaman, yaitu melalui peningkatan kegiatan

Bimas dan Inmas serta Panca Usalra lengkap.

Dalam Tabcl VII.I1. terlihat bahwa luas areal intensifikasi dahm tahun1975 belum berkembang seperti yang diharapkan Namun demikian, areal

Bimas Baru dalam tahun tcrsebut telah meningkat sebesar 54 ribu hektar

atau 2,5 persen diatas areal Bimas Baru tahun 1974.

Sebagai akibat naiknya areal Bimas Baru tersebut, maka telah terjadi

penyusutan terhadap areal Inmas pada tahun 1975 sebesar 9,8 persen. Diharap-

kan dalam tahun-tahun berikutnya Iuas areal Inmas akan meningkat lagi

yaitu dengan adanya kebrjaksanaan 1 N{ei 1976, dimana sistim distribusi

pupuk untuk keperluan Bimas dan lnrnas menjadi lebih sederhana lagi.

Disamping icu penycbaran benih varitas unggul baru (VUB) dan benih

varitas unggul tahan wereng (VUTW) sePerti PB 28, PB 30 dan PB 34 tetapditingkatkan. Diharapkan dengan meratanya penggunaan bibit unggul baru

dan tahan wereng tersebut serta ditunjang pula oleh penetraPan tehnologibaru melalui Panca Usaha lengkap, produksi beras dalam tahun selanjutnyadapat meningkat dengan mantap.

Sementara itu dengan perluasan areal intensifikasi, bertambahnya rata-

rata produksi per hektar dan meratanya penggunaan bibit unggul, Penggunaanpupuk turut pula meningkat. Hal ini terlihat dalam Tabel VII.12' Jumlah pu-

puk yang diserap oleh petani diperkirakan akan lebih besar lagi dengan adanya

Page 212: 1{(lTA KEUANGAN

223T a b e l V l t . l 0 .

AREAL PANEN, RATA.RATA HASIL PADI PER HEKTARDAN PRODUKST BERAS, 1969 _ 1975

T a h u r Ar?dl pancn Rlta{ata produlsi Fdi hoduk8i bera6( ribu ha ) ( kwtla ) ( ribu ton )

1 9 6 9

1 9 7 0

l 9 7 l

t 9 7 2

1 9 7 3

l 9 7 , r l )

1 g 7 5 2 )

8.0r4

E. t35

E.324

?.898

E.4038.509

8.501

29,59

3r,06

3 r ,70

32, l0

33,4334,59

s4,7 |

12,249

13,140

19,724

13.183

14.60715.276

15.342

| ) Angka dip€.baiki

2) Angka scnrentara

T r b e l V I L 1 1 .

LUAS PANEN BIMAS DAN INMAS PADI. 1969 _ 1975( ribu ha )

U r s l a n 1969 19?0 l 97 l 197? r973 19?4r) $7621

Bima3

Biasa

Baru

Inmrs

Biasa

Baru

1.309

926383

a2l

72299

t.?48

8054+b

905

3n4

1.396

827

569

1 .3 ! :

867

525

r.20s6 2 1

582

1.966

1 . 1 6 6

800

1 .790

658

t . l 3 ?

2 . 1 1 1

r.0891,O22

2.676 2.66t

474 405

2.202 2.256

1.048

4 1 0

638

945

316

629

TNTENSIFIXASI 2.130 2.153 2.788 3. r69 3.901 3.724 3,606I

l) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

Page 213: 1{(lTA KEUANGAN

vFI

Fl

, .9X

z

EI

14

4g

I3

H E6 €

III

I

tx.-+---.r-.i{

i i 6 1 6 d. . ' c '

'!' G .i. ril

Page 214: 1{(lTA KEUANGAN

7 t <

EO bO ii

<<a

n: o^ rf- .1 c{ oqN F . t f C D O \ ' - r lo \ o \ + O F - c or.r r-1 N .rr .6 rvr

o - 9 - . f t q r a li; 6 Fl N t-l \C)

G | t Y r ( \ l v r . . | N\ O F . + d t r . 1 6 O..| ..r (! tt \o o\

N. -1 at .'r q. o. ,':r'|. c.t o\ Gt c.,t Nr.| \O Fr \O ri AO( \ l N r Y r N . n

O \ O F 6 t r n + r\o t. F. F- r.\ r\ r\O. O\ O\ O\ Or O. O\r-{ Fl Fl Fl r< r<

crv

A.

E

F

.rz

zti

2 t '

zD

zA

.+

Page 215: 1{(lTA KEUANGAN

2 2 6

perobahrn sistil.n perltsaral) pupuh yang tclah berlangsung sejak i iVlei 1976.Scjak tanggal terscbnt sistenr randa terima pembayaran pupul< (TTpp) unrukInmirs dan tanda setortn harga pupuk (TSHP) untLrk kepcrluan diluar Bimas/Inmas te lah d i t iadakan. Adapun unruk Bi r ras m:rs ih retxp d ipakai s is tcmberdasarkrn surat permintaan pemindah bukuan (SPPB),

Sclanjutnya dalarn masalah pupuk tersebut mula i awal MT lg76/1977telah diadakan penyesuaian harga pupuk, baik untuk Bimas/lnmas maupununtuk mendorong peningkatan produksi sektor pertanian lainnya. Harga pu-puk untuk keperluan Uimas/lnmas dan diluar Bimas/lnmas ditetapkan sama,yai tu Rp 70,- per k i logram bagi pupuk Urea, TSP, NPK 15-15 15 danRp 90,- per kilogram untuk pupuk DAP, Iujuan larn yang ingin dicapai mc-Ialui kebijaksanaan tersebut adalah untuk meningkatkan pendapatan petanid i luar padi dan peningkatan volunre ekspor hasi l bumi ,

Selain pupuk, penggunaan pesrisida dalam tahun 1975 juga meningkat,ya i tu 83,6 perscn untuk insekt is ida dan 82,8 persen untuk rodent is ida d i -bandingJ<an dengan jumlah yang d ipergunakan pada rahun 1974. Keadnan in ijauh lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 1969, yaitu masing-mrsingjenis pcst is ida teLah naik sebesar 93,3 pcrsen dan 1.16,3 persen. I Ia l in i dapatdilihat dalam Tabel VIL 13.

T a b e l V I I . l i .

PENGGUNAAN PESTISIDA UNTUK TANA}IAN PANGAN1969 - t97 5

?

Tah un Insektisida( ton)

Rodcntisida r )(ton)

r969r970197 t197 2197 3r97 +1 9 7 5 2 )

1 .209 ,31 .075 ,61 .555 .6l 410 ,0r .504 ,21 .273 ,02 .337 ,0

33 ,75 ) 4

5 3 ,05 3 ,0

i 16 ,0

83 ,0

I ) Equivalenr Zinkplrospicle

2) Angka semento.ra

Page 216: 1{(lTA KEUANGAN

227

T a b e l V l I . 1 4 .

PERKEMBANGAN PENYALURAN KREDIT BIMAS PADIt97u7972,- t976tr9?7

U r r i r D rg7urg72 tg72lrs7! r91rltg14 rg?4lrsl! 197511976 tgl6lrg77ll

f

Realirasi penyaluren&re dit (juta rupiah )

Pengmbatian kredit l)

( juto tupiah )

Jumlsh p€tani pe3erta( ribu orang )

l1529,9 36.458,0

r4.416,6 33.507,4

2,p71*! 3.106,9

59.174,1 72.322,A 30.019,9

43.870,2 46.016'4 2.678,0

3.619,5 S.4E0,9 r.203,8

9.8 r 2,4

9.354,0

1.45t,4

l) Sampai dcngan I5 Nopember 1976

+ Ts b e Ml . l5 .

PERKEMBANGAN JUMLAH ALAT PENGOLAHAN PADI1969 - 1975

T a h u nPenggilingan psdi

dan hullcr( buah )

Krpalit r produlsib€rrr icl3hun( juta ton )

1 9 6 91 9 7 0r 9 7 l

1 9 7 31 9 7 41 9 7 5 - '

10.00010.47 512.963r7.5382t.97428,95229.203

3,00

5,40

12,1913,50r3 ,62

l

l) Angka sementara

Page 217: 1{(lTA KEUANGAN

228

I

sE.d_t,1)

s5Y

aP:igd

ah

2

.t

ztd

+ !-j F r,l

r s5r < l

r ?sn F o \' . = F

st

E2

FJ

E

{

Page 218: 1{(lTA KEUANGAN

1

BAB V I

PERDAGANGAN LUAR NEGER.I DAN LALU LINTAS DEVISA

6 .1 .Umum

6.1.1. Perkembangan ekonomi dan moneter internasional

Setelah lebih dari dua tahun perekonomian dunia dilanda resesi, makasejak pertengahan kedua rahun 1975, situasi ekonomi dunia ditandai denganmulai meningkatnya produksi riil. Kenaikan produksi riil ini erat hubungannyadengan telah mulai pulihnya kembali kegiatan ekonomi di negara-negaraindustri. Apabila dalam semester pertarna dan kedua tahun 7974 sertasemester peffama. tahun 1975 rata-ratt kenaikan produksi riilnya masihmenunjukkan angka negatip, maka dalam periode berikutnya telah mulaitampak adanya kenaikan yang nyata. Pertumbuhan produksi riil negara-negaraindustri tersebut telah meningkat dari -4,5 persen dalam pertengahanpertama tahun 1975 menjadi4,6 persen dalam pertengahan kedua tahun 1975.Diperkirakan bahwa dalam tahun 1976 ini akan meningkat lagi menjadi5,5 persen. Secara regional, perkembangan produksi riil di Amerika Serikat,Inggris, Jerman, Perancis, dan Jepang dalam pertengahan kedua tahun 1975masing-masing telah meningkat menjadi 8,0 persen, - 1,6 persen,4,7 persen,3,8 persen dan 3,6 persen. Meningkatnya kegiatan-kegiatan ekonomi tersebuttelah dibarengi dengan menurunnya ringkat inflasi dunia yang telah mulaitampak sejak p€rt€ngahan kedua tahun 197 5 . Hal ini terjadi terutama sebagaiakibat dari kebijaksanaan anti inflasi yang telah diambil oleh negara-negaramaju dan berkembang.

Tingkat inflasi negara-negara industri tampak mulai menurun, yaitudari 10,9 persen dalam pertengahan pertama tahun 1975 menjadi 8,2 persenpada periode pertengahan berikutnya. Diperkirakan bahwa rata-rata tingkatinflasi ini akan lebih rendah lagi dalam tahun 1976. penurunan tingkatinflasi ini lebih nyata lagi bila dilihat secara regional. Di Amerika Serikat,tingkat inflasi turun dari 9,2 persen dalam semester I menjadi 6,3 persendalam pertengahan kedna tahun 1975. Sedangkan di negara-negara industriyang lairr seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Jepang dalam pertengahankedua tahun 1975 tersebut rata-rata tingkat inflasi telah turun menjadi25,9 persen, 8,6 persen, 4,7 perscn dan 5,3 persen. Rata-rata tingkat inflasidi negara-negara tersebut diperkirakan akan lebih menurun lagi dalam tahunl v l o l n l _

171

,,1:

Page 219: 1{(lTA KEUANGAN

172

Penurunan tingkat inflasi ini telah mempunyai pengaruh yang berartiterhadap pertumbuhan perdagangan luar negeri di negara-negara industri dannegara-negara berkembang. Volume perdaga4gan dunia dalam tahun 1976 inidiperkirakan akan meningkat menjadi 11,0 persen dibandingkan dengan- 4,5 persen dalam tahun 1975. Sclama tahun 1976 ini volume ekspornegara-negara industri tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 12,0persen dibandingkan dengan - 4,5 persen dalam tahun l975.Di negara-nega-ra penghasil minyak utama kenaikan volume ekspor tersebut diperkirakanakan lebih menyolok lagi, yaitu dari - 11,0 persen dalam tahun 1975 menjadi10,0 persen dalam tahun 7976 int. Sementara itu negara-negara berkembanglainnya diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 8,5 persen dalamt a n u n I y l o .

Dalam pada itu volume impor di negara-negara industri tersebut dalamtahun 1976 naik menjadi 13,5 persen dari - 7,5 persen dalam tahun 1975.Akan tetapi volume impor di negara-negara penghasil minyak justru dalamtahun 1976 diperkirakan akan menurun dari 43,5 persen dalam tahun 1975menjadi 15,5 persen dalam tahun 1976.

Meningkatnya volume perdagangan dunia ini telah membawa pengaruhyang besar terhadap perkembangan neraca pembayaran di negara-negaraindustri dan berkembang. Dalam hubungan ini surplus neraca berjalan negara-negara berkembang pengekspor minyak diperkirakan akan meningkat dariUS $35,0milyar dalam tahun 1975 mcnjadi US $ 42,0milyar tahun ber.ikutnya.Akan tetapi sebaliknya rreraca berjalan negara-negara industri pada unumnyadiperkirakan akan mcngalami penurunan dari US $ 16,8 milyar dalam tahun1975 menjadi US $ 2,5 milyar dalam tahun berikutnya. Sedangkan negara-negara berkembang bukan pengekspor minyak diperkirakan bahwa dalamtzhun 1976 ini pada umunrnya masih akan mengalami defisit pada neracaberjalan.

Sejak terjadinya kenaikan harga minyak beberapa tahun yang lalu, neracapembayaran dari berbagai negara telah mengalami perubahan yang sangatdrastis. Disatu pihak tampak mcningkatnya surplus neraca pembayaran negara-negara berkembang pengekspor minyak, dan dipihak Iain defisit neracapembayaran yang menyolok diberbagai negara.

Dengan pulihnya kembali kegiatan ekonomi disatu pihak dan masihtingginya tingkat harga yang berlaku serta ketidak seimbangan neraca pem-bayarair berbagai negara dipihak lang lain telah menimbulkan beberapamasalah.

Meskipun n€gara-negara industri saat ini telah mengalami penurunanharga dibandingkan dengan periode sebelumnya, namun tingkat harga yang

,l

Page 220: 1{(lTA KEUANGAN

'\

174

justru diturunkan menjadi nol persen. Beberapa jenis barang ekspor tetapdikenakan 10 persen, namun jumlahnya terbatas dan merupakan barang-barang yang keadaannya cukup baik dipasaran luar negeri,

Dalam pada itu unruk lebih menekan biaya produksi barang ekspor,telah diambil kebijaksanaan dibidang cess, dana rehabilitasi dan lain se-bagainya, Perubahan kebijaksanaan tersebut dimaksudkan agar penghasilanyang diterima oleh produsen menjadi bertambah besar, sehingga diharapkandapat meningkatkan kegiatan ekspor,

Dibidang perbankan suku bunga kredit ekspor telah diturunkan dari15 persen menjadi 12 persen. Demikian pula provisi bank telah diturunkandari setengah persen menjadi seperempat persen. Sedangkan jumlah kredityang dapat dipinjamkan. kepada setiap nasabah juga ditambah. Untuk mem-bantu eksportir lemah yang tidak mempunyai jaminan yang cukup, disedia-kan pula asuransi kredit oleh PT. ASKRINDO.

Untuk lebih meningkatkan daya saing barang-barang ekspor di luarnegeri, Pemerintah juga menurunkan tarip angkutan laut sebanyak 10 pers€n.Ketentuan ini berlaku untuk semua macam barang ekspor dan semua jurusan

pelabuhan tujuan. Se)anjutnya beberapa komponen ongkos pelabuhan pe-muatan dan tujuan juga diturunkan. trCrusus untuk ekspoq kayu, tarip logponddan toeslag " panjang " juga diturunkan.

Untuk melancarkan arus barang ekspor, prosedur pelaksanaannya telahdisederhanakan, yairu dengan mengurangi jumlah dokumen yang diperguna-kan. Untuk ekspor kayu yang sebelumnya diperlukan 11 dokumen diluarformulir E 3, sekarang cukup dengan 1 formulir saja.

Sedangkan pemberian Angka Pengenal Ekspor Umum dan Angka Pe-ngenal Ekspor Terbatas yang sebelumnya diberikan oleh kantor DepartemenPerdagangan Pusat sekarang cukup melalui Kantor Wilayah saja.

Selanjutnya Pemerintah telah pula menghapuskan pungutan bea me-terai dagang yang terhutang atas pemberitahuan jual-beli hasil bumi dan ha-sil-hasil lainnya. Dibidang pemasaran barang-barang ekspor sedang disiap-kan pembentukan pusatTusat pengembangan perdagangan di luar negeri(Trade Promotion Centers) seperti di New York, London, Hamburg dan

Jeddah. Demikian pula untuk meningkatkan kwalitas dibentuk pusat peng-olahan barang ekspor diberbagai kota pelabuhan di Indonesia.

Sementara itu Indonesia sebagai anggota dari "Kelompok 77", dalamkonperensi UNCTAD di Nairobi telah mengusulkan " program komoditiyang terpadu " ( integrated commodity program ). Dalam huhungan ini

7

.,\

Page 221: 1{(lTA KEUANGAN

r73

berlaku serta jumlah pengangguran masih relatip tinggi. Oleh karena itu didalammelaksanakan kebrjaksanaan ekspansi,kebanyakan negara berusaha untuk mem-bendung inflasi. Hal ini mereka lakukan dengan jalan kebijaksanaan fiskal danmoneter yang dapat mengendalikan pertumbuhan permintaan dalam masyarakat.Disamping kebijaksanaan tersebut, dilakukan pula tindakan-tindakan sepertimengatasi hambatan-hambatan disektor produksi, kebijaksanaan tingkat upahdan sebagainva,

Usaha-usaha untuk mengadakan pembaharuan sistim moneter internasionaltelah dimulai dengan pembentukan "Panitia Dua Puluh" pada tahun 1972.Dengan teiah selesainya masa kerja Panitia tersebut, maka pada tahun 1974 di-bentuk "Panitia Interim" dan "Panitia Pembangunan".

Didalam sidangnya di Kingston, Yamaica, pada awal tahun 1976, perubah-an-perubahan Anggaran Dasar Dana Moneter Internasional telah disetujui olehkedua Panitia tersebut. Dengan demikian maka hal ini merupakan pencerminandari pembaharuan sistim moneter internasional. Pada prinsipnya perubahanAnggaran Dasar Dana Moneter Internasional meliputi masalah-masalah pokokseperti pengaturan kembali nilai tukar mata uang, pengurangan peranan emasdalam sistim moneter internasional serta peningkatan peranan SDR. Perubahanini dimaksudkan agar dapat dilaksanakan lebih baik proses penyesuaian neracapembayaran disamping memperbaiki ciri-ciri SDR untuk dapat menjadi cadangandevisa utama.

6,1.2. Kebijaksanaan perdagangan luar negeriKebijaksanaan dibidang ekqpor dan impor

Dibidang perdagangan luar negeri kebijaksanaan Pemerintah masih tetapditujukan kepada usaha-usaha untuk mendorong kegiatan peningkatan ekspor.Dengan meningkatnya ekspor penerimaan devisa akan menjadi lebih besar,sehingga pada gilirannya pendapatan masyarakat dan kesempatan kerjanyapunmenjadi bertambah besar pula. Sehubungan dengan hal ini Pemerintah telah me-lakukan langkah-langkah, baik didalam negeri maupun di forum-forum inter-nasional.

Di dalam negeri telah diambil kebijaksanaan dalam rangka "Paket 1 April1976" antata lain dengan menurunkan pajak ekspor beberapa jenis barang ter-tentu. Kebijaksanaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing barang-barang ekspor di pasaran luar negeri, terutama di negara-negara industri, sepertiJepang, Amerika Serikat dan sebagainya. Sementara itu kebijaksanaan ini me-rupakan kebijaksanaan yang mcnyeluruh yarg melipuri bidang perdagangan,bidang perpajakrrn, pungutan-pungutan daerah, perkreditan, tarip angkutan danbidang kelembagaan.

Besarnya pajak ekspor yang sebelumnya adalah 10 persen dari nilai eksporditurunkan menjadi 5 persen, sedangkan untuk sebagian besar barang ekspor

Page 222: 1{(lTA KEUANGAN

{

t I )

oleh Kelompok 77 diusulkan agar dibentuk suatu dana bersama ( commonfund ) untuk membiayai suatu cadangan penyangga ( buffer stock ) terhadapbeberapa macam komoditi. Tujuan dari pada "common fund" ini adalahagar harga barang-barang ekspor dari negara-negara berkembang dapat lebihstab il ,

Dalam pada itu perlakuan terhadap beberapajenis barang ekspor berdasar-kan "Generalized System of Preference" (GSP) dari negara-negata maju telahberhasil diperjuangkan oleh Indonesia bersama-sama dengan negara berkembanglainnya. Negara-neglra ylng memberikan keringanan bea masuk berdasarkanGSP adalah anggota MEE, Jepang, Selandia Baru, Australia, Finlandia, Norwegia,Swedia, Bulqaria, Chekoslowakia, Hongaria, Austria, Uni Sovyet dan AmerikaSerikat.

Dibidang impor, telah diambil kebijaksanaan penetapan harga patokan ter-hadap barang-barang yang diimpor. Tindakan ini dilakukan untuk melindungiindustri dalam negeri serta meningkatkan penerimaan negara.

6,2. Perkembangan neraca pembayaran

Pulihnya kembali kegiatan ekonomi di negara-negara industri dan ber-kembang telah mempunyai pengaruh yang positip terhadap pertumbuhanperdagangan luar negeri di berbagai negara. FIal ini tampak jelas dengan semakinmeningkatnya volume perdagangxn luar negeri Indonesia, sehingga pada giliran-nya membawa perbaikan pada neraca pembayaran.

Semakin baiknya posisi neraca pembayaran ini antara lain telah tercermindalam rneningkatnya ekspor pada tahun 1976/7977. Apabila dalam tahun7975/f976 nilai ekspor minyak baru mencapai jumlah US $ 5.312 juta, makadalam perkiraan ridrsasi tahun 197611.977 telah naik menjadi US $ 6.189 jutaatau meningkat dengan 76,5 persen. Demikian pula halnya dengan penerima-an devisa ekspor bukan minyak yang realisasrnya dalam tahun 1976/1977diperkirakan meningkat dengan 35,8 persen, yaitu menjadi US $ 2.543 juta.Adapun perkiraan realisasi pengeluaran devisa untuk impor dan jasa-jasa bukanminyak dalam tafu:n 1976/197 7 masing-masing adalah sebesar US $ 6.414 jutadan US $ 1.208 juta. Dari perkembangan rersebut dapat diperkirakan bahwarealisasi transaksi berjalan dalam tahun 1976/1977 akan mengalami defisitscbesar US $ 1.420 juta.

De{isit transaksi berjalan ini disebabkan karena pertumbuhan pengeluaranuntuk impor dan jasajasa lebih besar dibandingkan dengan penerimaan devisaekspor. Tetapi karena diperkirakan realisasi pemasukan modal netto dalamtah,tn 1976/797 7 berjumlah US $ 1.961 juta, maka jumlah tersebut dapar menu-tup defisit transaksi berjalan. Oleh karena itu realisasi neraca pembayaran dalamtahun 1976/1977 diperkirakan akan mengalami surplus sebesar US $ 655 juta.

>

*

Page 223: 1{(lTA KEUANGAN

t76

Dengan demikian maka perkiraan realisasi neraca pembayaran dalirm rahun1976/1977 menunjukkan keadaan yang lebih baik bila dibandingkan clengantahun sebelumnya.

Perkembangan terperinci tentang neraca pembayaran ,.jalaln clhun7969 / r97 o-L 97 4/ 797 5 dan tahun 197 5 / 797 6-197 6 / 197 7 dapar triik' ti tralamT4b€l VI.1. dan Tabel VI.2.

6.2.1. Transaksi berjalan

6 .2 .1 .1 . Ekspo r

Berbagai langkah telah diambil untuk meningkatkan ekspor minyak danbukan minyak dalam tahun 1976/1977. Dibidang minyak bumi telah dicapaipersetujuan tentang rambahan kewajiban penyeroran oleh para kontraktor minyak asing. Oleh karena itu diharapkan bahwa penerimaan devisa dari minyakini akan dapat mencapai jurnlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan rt-hun sebelumnya. Hasil dari kebijaksanaan tersebut serta kebijaksanaan 1 April1976 tercermin pada semakin meningkatnya ekspor minyak dan bukan minylkdalam tahun 1976/1977. Apabila dalam t:rhun 1975/1976 nilai ekspor mi-nyak dan bukan minyak baru mencapai jumlah US $ 7.195 juta, maka dalamperkiraan realisasi tahun 7976/1977 akan meningkar menjadi US $ g.732 juta.Hal ini berarti bahwa nilai ekspor minyak dan bukan minyak dalam rahun1976/7977 mengalami kenaikan sebesar US $ 1.547 luta arau Zl,5 persen.

6 .2 . l . 2 . lmpo r

Dalam tahun 7976/1977 ini, realisasi impor atas dasar bancuan proyekdiperkirakan akan meningkat dalam jumlah yang cukup besar bila dibantling-kan dengan periode sebelumnya. Apabila dalam rahun 1975/7976 tmporatas dasar banruan proyek ini baru berjumlah US $ 872 jutt, maka dalamperkiraan realisasi tahun 197 6/1977 telah meningkat menjadi US $ 1.g64juta, atau suatu kenaikan sebesar 113,8 persen.

Dengan meningkatnya impor atas dasar bantuan proyek ini, makajumlah impor dalam tahun 1976/1977 akan menjadi semakin besar. pcr-kiraan realisasi impor minyak dan bukan minyak dalam tahtn 7976/1977adalah sebesar US $ 8.015 jura. Dibandingkan dengan tahcn !9Z5/19T6,rnaka perkiraan realisasi impor dalam tahun I976/1977 mengalami kcuaikansebesar US $ 1.998 juta rtau 33,2 persen. Kenaikan ini disebabkan karenadisamping meningkatnya impor atrs dasar bantuan proyek, juga karenasemakin besarnya impor dengan devisa umum dan pemasukan modal swasta.

6.2.1.3. Pengeluaran jasajasa

Perkiraan realisasi pengeluaran jasajasa minyak dan bukan minyak

Page 224: 1{(lTA KEUANGAN

177cl \,-" N. (o^.o- n (o- €- \ q \ ,.o. q 1q o) o: o)

( l ) N € $ N d ) r c | r ( o 6 +@ r r f N o c { c o i o I

+ + + + + + + + + l + + + l + + l + I

( o d e ' { ) 6 r c a o t D 0 9 6 @ o o s N - o r c . { i c ,. c c c 6 F- r o @ o r 6 r - c r ) d o. : ; A i d . . i 3 - - i o . i c . i I

+ + + l l I I l + | + + + + | | + | +

L i r N r r - + F i i F o< ; ' j d < t o i < c ' r . t d d , r i ; c t < i c r i d 6 i ! r 6 i d

l . o - < o ' F 6 t

+ + + + + + + + + + + + + l + + + t

- c o O \ o + @ i N( D 6 + O , i @ r c a + c a ! r

n - or \0 ro c.r Ardi ,..r .r di 6i i I

+ + + l l I l l l + | + + + + + | +

f )o cnc{o c ! (o r .o .n r l c . r io ' ( r (o. i d i i i i d c . i . . i d c . i n r d d c i . j r : 6 , i { i o i

N c . ) 6 r o { . c . t o + t l ! ] < * ?

+ + + + + + + + + + + + + + + + I +

q ' 6 $ o o , N o , ( l ) r ( o r o o 1 6 0 o F r o€ r4o1r ) 6 04 r t r ca @ or t 6 c \ |- ( o r o + c ! u l . o o r + s : + . o t

. : . j i l l

+ + + | I I I I I l + | + + + + I + + |

I

I

! ! F E i i r r ( o 6 | o r' f i - i f r i d FJcn v i <t o i. n t ( o | o 6 r

+ + + + + + + + + +

. 9 ! n c ! c , o € + c ) c o + @Y C ( ) d r ( ' € r c D F O r

I

+ r o l o r :.ri c.i di i.i d oi c'i ad od

r + c ! H 6 I

+ + + + + + + + +

! i c $ : N o i i + rN C r ( D € c n + V l o d

j j j

+ + + l l l l l l

6 r q € ^

+ + +

+ l + l

t + l + + +

t t +

I

+ + +

+ + +

+ +

$ + n + ( a d N o . , i ( o r o o O; " - : d d d d d t + o d c i d - . r c i

4 t j N + - N

+ + + + + I + + + l + I I

+ d o Q + ( o M r c c ? ) €o nr 10 trt !r ; cn 6! c.tq n * c Y i 6 N r E - ! l

+ + + | I | | | I l + | +

r . - i o r l ' c r l6 . r . . ) C D 6 i r

+ l l + +

.l

E E5 . E. 5 E

d l t t { dc ->5

$ + o F a o o c o + + F c { d at ' . @ € C ! r ! c o r O : O o r o ,q 6 € . ^ l - n N r l n r o

+ + + | | | | | | l + |

6

)-

Page 225: 1{(lTA KEUANGAN

t78

T a b e I M . 2 .

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN, T97511976 _ I97611977( dslan jutaan US $ )

197511976 r97617977(reslisasi) (perkiraan)

197611977 persenEK€( perkirean perubahan

reslis{si )

L BaranS.bal'r.Its dar jara.ja|.

l. Etrpor,Iob

minyattanpa minyak

2 , l m p o rminyaktanpa minyal, c&f

3. Ja'r -jara

minyak

tanpa minyak, diluar fr€ight

4, Thaneaksl bcrjatxnminyah

tanpa minyak

ll. PemasukgJr modd Pemcrintah

l. Bantuan progmm

2. BantuEn proyek

3. Lain-lain

IIL Pemarukan modal swasta

IV. P€mbayaraD hurang

V. JunJah ( I s/d IV )

\4. Selisih yang belum dapat dlperhitungkan

VlI. Lllu.lintarmon€ter

+ 7,185+ 5.512+ 1 .873

- 6.017

- 5.090

- 2.022- 1,247

- 854+ s . l3E- 3.992

+ 74+ 872+ 1.049

- 1.075

l l

35S

364

+ 7,478+ 5,823+ 2.065

- 7.117- 1.249- 5.868

- 2.281- 1 , t74- 1 . r 0 7

- 1.520+ 3.400- 4.920

+ 1.700

+ 1,365+ 935

+ 570

- 170

+ 8,? 32+ 6.189+ 2,543

- E,0r5- 1.601- 6.4t4

- 2.rt7- 929- 1.208

- r,420+ 9.659- 5.079

+ 2,092

+ 168+ 1 .864

+ 9 3

- 164

+ 541

+ 1 1 4

655

+ 21,5+ 16,5

+ 33,2+ 72,7+ 26,0

- 25,5

+ 66,3+ 16,6+ 27,2

+ 1,9

+ t27 ,0+ 1 1 3 , 8

+ 10E,7

+ 113,0

t

580

580 '/-

Page 226: 1{(lTA KEUANGAN

179

dalam tahun 79V6/7977 adalah sebesar US $ 2.137 juta. Jumlah ini berartilebih kecil dibandingkan dengan perkiraan dalam neraca pembayaran tahun1976/1977. Sementara itu realisasi pengeluaran jasajasa minyak dan bukahminyak tahun 797517976 telah berjumlah US $ 2.022 juta. Dengan demikianmaka perkiraan realisasi pengeluaran jasajasa dalam tahun 197 6/1977 rersebutmengalami kenaikan sebesar US $ 115 juta atau 5,7 persen.

Adapun pengeluaran jasajasa minyak dan bukan minyak dalam perkiraanrealisasi tahun 797611977, masing-masing adalah sebesar US $ 929 juta danUS $ 1.208 juta. Dibandingkan dengan rehun 1975/7976, maka perkiraanrealisasi pengeluaran jasajasa bukan minyak tahw 1976/7977 mengalamikenaikan sebesar US $ 433 juta atau 55,9 persen. Meningkatnya pengeluaranjasajasa bukan minyak dalam tahun 1976!1977 ini disebabkan antara lainkarena semakin besarnya pembayaran bunga pinjaman luar negeri, biayaperjalanan ke Iuar negeri dan lain sebagainya.

6.2.1.4. Penerimaan minyak bersih (netto)

Pertumbuhan ekspor minyak yang lehih cepat dibandingkan denganimpor dan pengeluaran jasijasanya telah mengakibatkan semakin meningkat-nya penerimaan minyak bersih (netto). Hal ini tampak jelas dari semakinbesarnya penerimaan minyak netto dalam tahun 797611977. Apabila dalamta,hun 1975/7976 realisasi penerimaan minyak (netto) tersebut adalah sebisarUS $ 3.138 juta, maka dalam perkiraan realisasi tahun 7976/1977 diharapkanakan meningkat menjadi US $ 3.659 juta atau 16,6 persen.

Dalam pada itu bila dibandingkan dengan perkiraan penerimaan minyakbersih (netto) dalam neraca pembayaran tahun 7976/1977 sebesar US $ 3.400juta, maka realisasinya diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 7,6 persen,

6.2.2. Lafu lintas modal dan transfer

Bantuan luar negeri yang diterima Pemerintah terdiri dari bantuanprogam, bantuan proyek dan lainlain. . Penerimaan bantuan luar negerimenunjukkan perkembangan kearah bantuan proyek yang lebih besar. Padaumumnya bantuan proyek tersebut berasal dari negara-negara yang tergabungdalam IGGI dan badan-badan keuangan intemasional sepeni IBRD dan IDA.Namun demikian dengan telah ser4akin baiknya situasi perekonomian, Indo-nesia mampu untuk menerima pinjaman luar negeri dengan syarat-ryaratkurang lunak. Pinjaman ini dikenal dengan iaSilitas kredit ekspor, dan di-maksudkan untuk lebih m€mpercepat proses pembangunan yang sedang diialankan.

t

Page 227: 1{(lTA KEUANGAN

180

Meningkatnya proses pembangunan ini tampak jelas dengan semakinbesarnya penerimaan bantuan proyek dalam tahun 1g76/79j7. Bila tlalamtahun 1975/1976 banman proyek tersebut baru berjumlah US $ 872 jutamaka dalam perkiraan realisasi tahun 197611977 akan meningkat menjadiUS $ 1.864 juta atau 113,8 persen. Sedangkan untuk lebih. memantapkanpersediaan bahan pangan, maka dalam perkiraan realisasi tahun lg76/1977diterima pula bantuan program yaitu sebesar US $ 168 juta.

Adapun perkiraan realisasi pemasukan modal swasta (netto) dalam tahun197 6/7977 diharapkan dapat mencapai jumlah US $ 93 juta. Hal ini adalahlebih kecil dibandingkan dengan perkiraan neraca pembayaran dalam tahun7976/7977. Sementara itu realisasi lalu lintas modal swasta dalam tahun7975/7976 telah menunjukkan angka yang negarip sebesar US $ 1.075 juta.Dengan demikian perkiraan realisasi pemasukan modal swasta ( netto ) dalamtahun 1976/1977 telah mengalami kenaikan.

Kewajiban membayar hutang-hutang luar negeri untuk rahun lg76/1977diperkirakan mencapai jumlah US $ 164 juta. Pembayaran bunga dari hutangluar negeri t€rsebut termasuk didalam pengeluaran jasajasa (netto) dalamperiode yang bersangkutan.

Perkembangan yang lebih terperinci tentang neraca pcmbayaran tahun197617977 ini dapat diikuti dalam Tabel VI.2.

6.3, Perkembangan realisasi nilai ekspor

Kebijaksanaan Pemerintal-r untuk meningkatkan ekspor tidak hanya ter-batas pada penurunan pajak ekspor dan pungutan.pungutan yang lain, namunlebih luas lagi yairu antara lain melalui penyebaran pemasarannya, Disampingitu dengan mulai meningkatnya kegiatan ckonomi diberbagai negara indrrstritelah mengakibatkan pula semakin besarnya permintaan barang-barang primerdari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu diharap-kan bahwa dalam periode selanjutnya nilai ekspornya akan dapat lebih di-tingkatkan.

Hasil dari tindakan-tindakan rersebut telah tampak dengan meningkat-nyajumlah ekspor bukan minyak dalam lima bulan pertama tahun 1gT6/1977dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Realisasi sementaranilai ekspor bukan minyak dalam tahun 7976/1977 selama periode April -Agustus 1976 adalah sebesar US $ 1.053,4 juta. Hal ini berani US $ 407,2juta atau 63,0 persen lebih besar dibandingkan dengan ekspor pada periodeyang sarna tahun 7975/1976. Berbagai jenis barang yang telah mengalami

Page 228: 1{(lTA KEUANGAN

1811 q q a 1 0 -o ; d . i r , i f - . i d i i c t ; ; - . : r a - d i j d - d

4 ; 6 b l

u ? . ! e q 1 ! c F - d l ! ) 1 o " € . q 6 - - i r : . : o !- : : 3 3 9 ; : 6 S * R 9 r ; 3 S . F 3. . . ; . . .

P : 4 3 x S g B 6 D $ N N , i 3 : j g B tE @ { i -

; i

5 . q 1 ^ o - c i 1 ? . o - t c @ . \ o - a . 1 a ] e - q d r5 a I ? : * 3 - E g g i B g i s - 3 F t

$H-i?F$g;-3 36E;-FFEs 3 s*

, i**3fr! ' : 'AF igjHEFgB l i

6 3 3 6 $ e g : ? - R = 9 - S ; : 6 6 $

; o 6 -

-i

g ! : s s s R; .

F a

9 3

S a

F i i

E. E.

i , g

S E8 E

! . !

E3f l F

! €3. 3.

R a{ . 9

I

s. -X i '

az

2

{

'7

Page 229: 1{(lTA KEUANGAN

182

T a b e l v I . 4 .

PERI(EMBANGAN NILAI EKSPOR MINYAK, BARANGBARANG UTAMA DAN I AINNYA

r975tr976 - 1976^977

( dalam jutaan US $ )

l97j 17976 197611977 persent4ss

April - Agushrs Apdl - Agusurs Perubahan

)FBarang Ut4ma

1 . K a y u

2 , K a r e t

J . I t m a n

4. Minyak kelapa sawit

5 . K o p i

6. Tembakau

7 . T e h

8. Bij i kelapa sawit

Barang hinnya

l. f lewan dan hasiLhasilnya

2 . L a d a

3. Bungkil kopra

4. Lain-lain

Junrlah (r + ll)

M i n y a k

Jumlah (l + l l + l l l)

5t 5,0

177,3

t 3 7 , +

72,6

55,6

44,7

24,8

20,8

1,8

117,2

33,4

6,6

9,3

61,9

646,2

l.9lo,l

2,556,3

15r ,5

262,6

tno 1

63,6

41,4

1 3 0 , 3

2t ,6

2 t , 9

I ,O

30r,9

+8,'1

1 9 7

lo,2

223,'

1 .053,4

2,473,2

3.526,6

+ 40,5

+ 48,1

+ 52,2

- 25,5

- 12,9

+ 5 l

- 44,4

+ 171,5

+ 45 ,8

+ 198,5

+ 9 ,7

+260,7

+ 63 ,0

+ 29,5

+ I8 ,0

+

Page 230: 1{(lTA KEUANGAN

183

> 5 .

( ;

@ N F o * c +d d o d r d i d d d ++ + + l + ,

: : i i = H o+ ;

d j " 3 { = &

q o q t o - l , . , ?A i - i o 6 t , . l . i : Z

= 't'+ l l l l + +

+

Q S

i - i g ii i : : J 5 3

ui ..'E = < t ' 1' l t ; + o

ESSr: -3; d i + . !& : - c t 8 ?

I

9 _?1E::Efiesfis Fr ; ' ' - c: o . : . i ? * + e. . 'n i f rSs6frH**

+ + + + + + + + + +

3R8R€-3;$ iqEs3H:FF

fstsj t ; ; i33+ + + + + + : ; ; T

c

4 i

j . \ i . i + d , i . l d o i c i

l +

qFr 3-F; :

+

8€3{3 td . j

q q q 6 r \o c r+ t + t 1

r , -H $ EE

9 9 - e6 A P i t

i ' o99

g ! i r e6 ir s€

E! I f ;

a , .i / ! r ;i s I t

i r C i iE 'B. .E

6 i i d ' i

z

z, ;<

z

z

E

7

Page 231: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k M . 1 .

PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR KESELURUHAN

t969n970 - r976n977

( dalam jutaa,n US $ )

784

7.500

t! u"pn minyat

! miavak

rgftIgt4 l97qln5 1975[9/6 r97ql9f7

( r/d Agurtur )

Page 232: 1{(lTA KEUANGAN

c r s f i k V I . 2 " 1 8 5

PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR BARANG - BARANG UTAI{A & IITINNYA

19691r970 - 197611977

( dalaur jutaan US $ )

2.400 2.,100

f t"r,r'g "urna

I lanng tainnya

{

1969/19?0 l9?0/19?l r97llr972 l972lr97l r97'lr974 197411975 197611976 197611977

Gid Agultur)

Page 233: 1{(lTA KEUANGAN

c r s f i k V t . 3 .NITIU EKSPiOR MINYAK MRANG UTAMA DAN BA"RANG I.AINNYA

r975t1976 - 1976t7977( dalan pesenase dari juurlah )

t

7

+

r97 t1197 6( redboi )

APrif - Agurtur

197611971( seldent r. )

Apdl - Agultut

| "ttttv"r

! barane uuna

! baran8 lainnva

Page 234: 1{(lTA KEUANGAN

9 0 0 0R : O

I TT

t'rl

RPc t t

F{e*

3

v

:F2

Al

X

!F( a F

tltrt

zz

zEEtrJN

Page 235: 1{(lTA KEUANGAN

188

F I

H <

o

sr6FJ ,q .E

ffil

z2

J

2

z

rJ

zz(Jz

EEtrt

v

e = E =R8E5

Page 236: 1{(lTA KEUANGAN

t

r89

kenaikan ekspor dalam tahun 1976/1977 adalah kayu, karet, kopi, lada danlain-lain.

Perkembangan yang menyolok terjadi terhadap nilai ekspor lada yangtelah meningkat lebih dari 198 persen dalam lima bulan pertama tahun1976/7977. Kenaikan ekspor ini disebabkan karena disamping panenan ladayang telah berhasil dengan baik, juga karena meningkatnya permintaan ladadi pasar internasional. Nilai ekspor lada dalam lima bulan pertama tahun7976/7977 adalah sebesar US $ 19,7 juta. Dibandingkan dengan periode yangsama tahun 7975/7976 maka nilai ekspor dalam masa tersebut mengalamikenaikan sebesar US $ 13,1 juta.

Sementara itu meningkatnya harrga ratt-rata kayu log di Jepang selamaperiode April - Agustus 1976 dibandingkan dengan periode sebelumnya telahmendorong meningkatnya ekspor kayu. Apabila dalarn bulan April - Agusrus7975/1976 ini nilai ekspor kayu baru berjumlah US $ 177,3 juta, maka dalamperiode yang sama tahun 197 6/1977 telair meningkat menjadi US $ 262,6juta. Dengan demikian maka nilai ekspor kayu selama periode April - Agustus1976/1977 mengalami kenaikan sebesar US $ 85,3 atau 48,1 persen.

Nilai ekspor karet selama periode April - Agustus 197 6/1977 adalahsebesar US $ 209,1 juta. Sedangkan nilai ekspor karet dalam periode yangsama tahun 197511976 berjumlah US $ 137,4 juta. Hal ini berarti bahwanilai ekspor karet dalam periode tersebut telah mengalami kenaikan sebesarUS $ 71,7 juta atau 52,2 persen. Kenaikan ini antara lain disebabkan karenameningkatnya harga karet di pasar internasional.

Rata-rata harga karet RSS III di pasar Amerika selama April - Agustustahun 1976/1977 telah mencapai US $ 38 sen per lb. Dibandingkan denganrata-rlta. harga karet pada periode yang sama tahun 7975/7976 sebesarUS $ 2S sen per lb, maka dalam periode April - Agustus tahun 1976/I977 ini

telah terjadi kenaikan sebesar US $ 10 sen per lb atau 35,7 P€rsen.

Gagalnya penenan kopi diberbagai negara penghasil seperti di Braziliadan Afrika telah mempengaruhi pasaran kopi dunia. Keadaan ini telah meng-akibatkan meningkatnya harga kopi dalam lima bulan pertama tahun1976/7977. Gejala meningkatnya harga kopi ini telah dimanfaatkan olehprodusen ekspor kopi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya. Adapunnilai ekspor kopi dalam lima bulan pertama tahun 1976/1977 adalah sebesarUS $ 130,3 juta. Dengan demikian nilai ekspor kopi dalam tahun 797617977ini telah meningkat dengan US $ 85,6 juta atau 191,5 persen dibandingkandengan periode yang sirma tzhun 797 5 / 797 6 .

?

-{

Page 237: 1{(lTA KEUANGAN

190

Perkembangan terperinci tentang jenisjenis barang ekspor bukan minyakselama periodc April-Agustus 1976/1977 ini dapat diikuti dalam Tabel VI.4.

6.4. Perkembangan realisasi nilai impor

Dilihat pertumbuhannya, maka sejak permulaan REPELITA II pcr-kembangan impor barang-barang modal telah menunjukkan laju yang semakinbesar. Hal ini dapat dilihat dalam Tabei VI. 6. dan Tabel VI. 7. dimana persen-tase impor barang-barang modal tersebut adalah sebesar 28,3 persen, 55,1rersen dan 48,2 pcrsen masing-masing unruk rallun '1974/Ig7S, 1975/1976dan tahun 197611977. Dipihak yang lain persentase impor barang konsumsidalam periode tersebut adalah sebesar 21,9 persen, 17,5 persen dan26,0 persen. Sedangkan impor bahan baku/penolong dalam tahun 797+/7975,1975/L976 dan 1976/1977, masing-nrasing adalah sebesar 49,8 persen,27,4 persen dan 25,8 persen. Dengan demikian maka pola impor selama tigatahun pertama REPELITA II ini telah semakin mengarah kepada impor bahanbaku/penolong dan barang modal.

Dalam pada itu realisasi jumlah impor dalam tahun 7976/L977 sr;npdengan bulan Agustus adalah s€besar US $ 1.989,6 juta. Dibandingkan denganperiode yang sama tahun 7975/1976 yang betjumlah US $ 2.f88,5 juta makaimpor dalam tah',n 1976/1977 mengalami penurunan sebesar US $ 19S,9 jutaatau 9,1 persen, Penurunan ini antara lain disebabkan karena berkurangnyaimpor mesin-mesin, alat-alat transpor dan lain{ain. Meskipun nilai impor se-lama periode tersebut menurun, namun impor barangSarang modal dalamtahun 1976/7977 masih menunjukkan jumlah yang lebih besar dibandingkandengan impor barang konsumsi dan bahan baku/nenolong.

Adapun menurunnya impor bahan baku/penolong dalam periode April-Agustus 1976l1977 Lrr::rrc,lain disebabkan karena berkurangnya impor pupuk,cengkeh dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena persediaan dan produksidalam negeri telah dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan. Sedangkanmeningkatnya impor barang konsumsi terutama disebabkan karena semakinbesarnya impor beras dalam periode April-Agustus 1976/7977 dalam rangkamenambah persediaan pangan di dalam negeri.

6.5, Perkembangan bantuan luar negeri

Untuk lebih mempercepat proses pembangunan, maka telah diterimabantuan luar negeri dengan syarat{yarat yang kurang lunak. Namun dcmikianfantuan luar negeri ini tetap merupakan pelengkap pembiayaan pembangunan.

Page 238: 1{(lTA KEUANGAN

791' q ' q i 3:N f rE

ol (o- { ol +" dt cv- @- \cr q".l oI o- (o" cr o- 11q ry nli 4 t , d r + r o c o t r @ | r r s ) c o c \ r 6

@ + o r 6 ! l r q aF | @ 6 l ; i n r { r

- 6 i j t i

5

o

c

d

5

r t ) + ! O r a o r F t o i i o r N 1 6 . O . O ' : O - a O - . O -

i ; i , ; c f + " j c . i d c t d , r t d d $ S R D I S B E B gss,**f l- :-.E.

l**'ts ;3F$$EFF$friE pll$qa *q t * s : - o : c { ! i r c n r o 4 r * : H F - F - = x s

oe. \ \o " ' . i o r l aa \ " :11 1 i333 ; : - :F33 3t r i + o N t s F @ c o ( o c o : N 6 !g R - t i * 3 + 6 ; * @ ; d ; . i c { o F s * = * - R i

1 dl o'^ <i (,. q .o- F: -" c{ a .: -- \ oo* o- o^ o- l1 --l

.6. -'f q l-

Hsf sig sssEi$$s*:$g ge€e5F E

o + F o c { @ + t s @ + r a o i F q ' : c r t o l r | r o c ,; ; ; ; + , o - . : ' i " i A " i u d 6 i i r " i n r d i

" : 0 6 . . i d n : t '

* = - F i S * * i d r ; . . r c { " r - . i 9

S + - * R E

9,

1

$ t O { i o : ( o l n 6 . r c ) i + o i A r N @ ! i . r o c o 6 r O + . O c r @ @

i r ; ; ' ; i ; { i d { . j j { n i d f 9 - B f g ' r S " d f n BH : - ^ 9 3 - * e - - ; 6 - . c . r c ,

- rdEe

+

t

9 s E

. E ?cs :L -

gtE& ' = r

8 . 59 ^ { E

t . - ?g i E

f r -g lE&. -

t .

t

I

q\

O \ ^

rl

2

2

ExF]

zd -

7,

r - 1

Ai i

?lt

Page 239: 1{(lTA KEUANGAN

192

T a b c M . 7 ,

PERKEMBANGAN REALISAST NILAT MPOR. 1975/1976 - T97611977

( dalam jutaan US $ )

Jcnis barangf975/f9 ?6 pcrscr tatc

April - Atustus dartjumhh

197611977 perscntark

April - fuustus deri junhh

I. BaranS konsumi

L Beras2. Tepung teiigu3. Tektil4. Laimya

tr, Bahar br-ku/pcnoto4

L C"n8l."h2. Bahad ldmia3. Ilaiil-liaril dan

Pr€Psrat kimia4. Bahan cat

. 5. Pupuk

6. Kertas

7, Benang tcnun

E, Cambric & Shtuting

L S€men

10. Hasil dari besi/baja

ll. Lainnya

Ill. Bararrg.barang modrl

l. Pipa besi/l'aja

2. Mesin-mesin

3, Alat frarBport

4. Alat Eansport lain

5. Lainnya

l V . J u m h h ( l + l I + I I I )

289,1

t2,0

9,726?,4

.566,E

52,863,1

6,3

E l ,8

35,0

t q t

71,5

16 7 ,6

1.332,6

I I ,E

125,5

109,3

r.046,8

2.18t,5

t5,2

608

r00,0

5r6,4143,5

950,2

513,3

9 ' A

82,2

55,05,2

58,1

, , ,96,2

t26,4

9598

90,433,57 4,8

1.9E9,6

26,0

2$n

4tP

r00,0

+

25,9

Page 240: 1{(lTA KEUANGAN

193c r a f i k v t . 6 .

PERKEMBANGAN NTLAI IMPOR MENURUT GOLONGAN BARANG

796917970 - r976n977

( dslam jutasn US $ )

4500 4.500

Ir

barang konsurnsi

bahan baku/penolong

br.|snE modal

f

Page 241: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k V L 7 .

PERKEMBANGAN NII-AI IMPOR BEBERAPA BABANG KONSUMSI

1969 tr970 - 197611977( dalem jutaan US $ )

194

1.200 i.200

IffiI

tekstil

bcrag

lainnya

900

6oo

{

1969i l9?0 l9?0/197r r971lr972 rgn[gn r9pl974 1974119751575I9J6 197611977( r/d Agurtur )

Page 242: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k V I . 8 .

PERKEMBANGAN NILAI IMPOR BEBERAPA BAHAN BAKU/PENOLONG

19691t970 - 197611977( dalam jutaan US $ )

195

300 300

J benang tenun

f r"r,"'' umi"

+

150+

-t

lnqp17( s/d fulrstur )

1960/1970 1970/r9r l*rn972 l974l9n l!t\In4 "9741976

Page 243: 1{(lTA KEUANGAN

I99 t96 Dpuolrr sqql . nl?'I 'lll

EsItunllqr.qP

lrdcp Enlrq tuti qlqes 'lA

( A r p / s r ) q q E " f ' A

Suernq uersAsqu.d 'AI

e$€,iu l"porll uqruar||ail 'm

ulq-u_rq 't

Ie^od uenlu?fl 'Z

urEr8ord uenlu?B 'I

II4UF..Ered lspour uetntcurod 'tr

lEIulu edu€l

lelu!I[UEIElrq F{cruc{

'}

lf,te{JIsn p '$^u!ur edual

lB,tl4tu?8e['s|sf 't

J r8 c '{efi4ur edusl

{BAuFrr

rcdurl 'A

lEiurur eduslIe^ulur

qoJ'ro&lf 'I

?6el.er€l usp Euerr(tturrc g '1

I ' I8 r +

t'99I +

9 ' I t -

6 '9 I +6'tG -

c'gl +€'or r9'sr +

€'0 -

g'E +

6'SI +9 ' I I +z'zt +

I 99 +

I9l -

0 g +

6tl ' l +

66L'r +

soz'9 -8lZ' i +

Iof I -

9Z0 I -

92j 7, -

869 9 -

969'I -

t6a'8 -

968'Z +668 9 +962,'6 +

€ 9 €

I I _

9r,0'I -

6t0'l +rLA +,L +

966'I +

266'€ -

8GI '€ +

098

L iz ' t -

zzo'z -

060'9 -

L Z 6 -

zI0'9 -

€18 ' I +Z I6 ' 9 +

941'L +

i I t

its

0'€rr + '9r

4'80I + €6 +

8'61I + '98' l +

| ' LZ I + 89 I +

6'I + 460'Z +

Z'LZ + 610'9 -

9'9I + 699'G +

6'99 + 0Z''r -

6'99 + 802'I -

9'92 - 626

L'9 + Ltt 'z -

0'92 + ' I t3 -

L'ZL + 109'I -

| ' t i + 910'8 -

8'96 + E+g'Z +

9'9I + 68I '9 +q',tz + zGL'8 +

-f-

EEqeqtuad

*eruad?d

(q"".r-!Dd)

aL6V LL6l

( Frqr?erusr$rqrud ueeaFd ) (F3qJ3"4.dstndr.d /46I/9t6I 9!6I/916I

( $ Sn u8grnl ur3I8P )

8L6rt LL6r - 91611916r'N\TUVMWSd Vf,VUdN NVCNVSffiXUqit. I I ' I A I A q B J

lo7,

Page 244: 1{(lTA KEUANGAN

{

'II'IA laq8l urqEP rrDInP ]T.0EP 8L6l/1161unrlel u€J?lequrad zru:au uzznlred Suauat lcutndlar ueSutquorya6

'rrnf gtr7 g gn qqrunfraq ue{e ualerrrrtdtp tnqasrel oDeu l?poururlnseuad gL6ltLL6l unqel {ruun'zrn[ 56 g Sn r?saqes WFPB LL6I19L6Iunqel ouarr

"rs",r\s I?pour u?{nseued rseslear ueerl4rad nlr eptd uqrq'?ln[

I9t $ Snqelrunf redzruaru uole ua1e.41rodrp rnqesral ua8au .ten1 Strernq 1o1od uerzd-zqr:ed 97611726I unq?1 {ruuo

'ernf t9I $ Sn r?seqes qEI?p? LL6I/7L6Iunq?t ur?l?p r.ra8au:en1 Euernq >1o4od ue;eltqruad Is?sll?at u€eJl{red

ulq-u!?I uEErplra d, 'n'9'9

' LL6llg L6l unrPl u?{8upu?qr p ftsaq qtqrl

uas.rad 6'91 nelr- a;nl g77'tr 5 gp gqrunfraq ue:14 ue>1erp1:adlp tnqesret rlsraq

lzlurur ureuruaued 926117261 unqel Intun '€rn[ 6S9'g g 5n qcltunf

rzdrruaru uerlerrqrcdrp qrsraq qzdurur ueuutuaued tseswar LL6\l9L6lunrln urzl?p n]r ?uan{ qalg'lefunu IrBp ?sr op uteuuauad ut4ra4Swuaut

rtdep ueldzrtqrp Sutsz qedwur uezr{tsn:ad rteq uarn8und uuqrlz,ta4 uzquq-uret uerfusfuad ulurnfuasp u?Euep uep {?{ultu ueJes?ruod urs?nlnd

:lzdurur uuzuruauad urz.n1ra;'6'9'9

'EL6l/LL6l unqzr :odrur arunlon dzpeq-:at elnd qrue5uad rrlunduraru u"{€ lul I?H

'erprs:al dnrlnr q?lel u?t8?qesgL6y LL6l unr{Et urtlep w{nl:adrp bue,{ 3uo1oued7n1eq uegeq sruof refuq.rag '3

| 8L6l/ LL6t unqzr :odru1

3runlo^ rqu?tuedusur uz4e efflurqas'rod(Irr tuaruq sruaf udz,raqaq uu1-uu?Stlueul rrdap lqnur uele uvlderaqp rra8au uulrp rp tusnpur uer?rEe) 'I

'ln{rJaq rEs?qes rsrunsu-rsrunse eprduzlr?stprp rur u?€rrlrad '?rn[ 869'9 $ Sn Wlurnf teducuaur u?I" tnqasr:tlr1e,(urru wlnq :odun rqru 8L6l/ LL6I unqEr urEl?p umgtq uop.n4radrq

'9L6ySL6l unq€r tuq?p J T r {?Iurtuue:pq:odun repu ua8uep utlSurpu?qrp uasnd O'gZ nuru elnf tZ€'I $ Snuz8urp ra1?uruaur prsreq lq qzlunf 'unl

]I]'9 $ Sn n6:qas qq?pt g T r)qzlwru ucqnq ;orftur rqru rs?sqeer u?Enlred Zt6UgUl unr;at urq?O

rodtul ;u1u user!)ued '2.9.9

'rods4a uurr€a4 q"qureuaru redep elnduoldrrrqrp rra8au .rznl rp uaSuuBeprad ueSuequa8uad lesnd aduueltrlplg 'g

J

' {

I

Page 245: 1{(lTA KEUANGAN

: IOOSI3

u?tu?quo$ad dtpuqrar drrrsod qnru8ued rclundurau rrr.1e 8L6IlLL6lunqBr tuel?p ueleq?snlp u?I? 8uB{ uaBau uzpp e8req req8urr utdetuerue;1 '€

t 1ed51a w41e13uluau qlqel ledtP Uu>TE rul IBq 8261/116I unq?l

ur?Iep E1fiq?q uelcrtlredtp ntt euarerl qalp 'rods4a rotrlas r8eq utrl8unrun5u-aur Suud urnll uellraquraur ledep uz>ldereqp 9Z6I llrdv 1 umuesleflqay'7

lue:1rt18uFrp rzdzp uele 4ai(u1u ue4nq rods:1a arnqeq rn>ldzrzqtp

gL6I/LL6l unq?l ur?Fp rur ?uu€{ q}lo '?IseuoPul InsBural Suzque>peq

ersbu-tra83u uep rourud Sw.leg8ue.req uteluurad qequeuoru rzdep

ueqe ue4dunqrp 1:tsnpur t:cfau-erz8au tp ttuouola urlztfa:1 edue:lffurua141 '1

'rn4rraq p8zqas

rsunsr-rstuns? Bp?d u?Ins?ptp Iut rodsrla utznqra6'zlnf 969'7 g 5n rzdzruau

uzrp ualrr.nlredrp lelqu ue4nq rods>1e Yltu 8L61lLL6l unqut Intun'e1nd te48utueur qelar >lefurur

uurlnq :ods1a qqurnf rqeu luolslperl tuertq rungp rodsla zlutuequra4

-req q"[ar ua8uap nr1 Sqduresrg 'lsuors?uratq .ruszd rp rodsla Swnq-Sutruq

utrcq zdurolturueru ?uarzl u?{q?qaslP urq tJ?lu" Iul u?Il?uax 'ues'lad g'55

nel? t1nl 04g $ Sn nsaqae uc4reuerl lurqe8uau W1p7 LL6ll9L6l lutlryr

rodsqa rqlu e>Vtlu'gL6IlSLil unqel uz8uap uzlSurputqlq 'srn[ €t5'Z $ Sn

rusaqas qq"pe LL6I19 L6l unqtl {dulut uu:1nq .rods4a lseslleer ue?n1rod

rodsla P1ru usur!{rad 'I'9'9

8L6:'.tLL6l unr;a w.rur(cquad uesrau uus4$ad '9'9

':1ai{ord utruueq urn[ t98'I $ Sn uEP ura8o.rd usruu€q ulnf 89I $ Sn

F?p r4pmr Suei 'mnf z€0'z $ Sn lederuaur uqt wldureqlp LL6ll9L6lunqut rrafeu ftnl uEruusq lsssflser uaBir-{rad m1 errrueuag'srn[ 6no'I $ Snuup urn! zz8 $ sn tEnl tL S sn r8saqts gqtpt Sulsaur-'qs?u ulq'ulq

uzp qafo.rd u?uusq 'um.r3o,rd uuntrrBq nlru,{ tanl 566'I $ Sn r?saqa6 qslEP?

nsrlnp WIar trnl gL6ItSL6l unqzr ruqep robu renl ueuwq undtpy'g L6Ilg L6l unget uounluorl rniuap

uzq8qpuuqlp llrol qlqel lul qqunf '?rn[ Z']0I'I g Sn r€saqes qsl?Pt lunfuqnq uctuep pdvlcs 29611926I unq?r ua8au rtq u€musq uauqlutoy

'4alo.rd uunrwq tpederl qe:c8uew q1qa1 1u1 ua8au .renl u?nlueq s{sur'rtuoso{a usspee{ e,(ulqers unleu utfuep ldsrer uE{V 'ut8utd wnrwq utp

08' 'IiI 'rlpeq ?q^rp ?dn:aq 3w,( um.6ord utuueq eptd ue4ra.raq rlrntp

q1qa1 nasnf ga8eu rtnl uantutq 'Iurouolt ts?s![tq?ls apoued epe6 'uufutq

-ue>1.rod lurrpSuau sn&n lnqasral u53au .renl rrBuuzq rftp rp:z rur Sutdruest6

F

I

}.

zoz

Page 246: 1{(lTA KEUANGAN

( tlafot P/r )

46ra16l 9rfifir6r

laiod ulrrlqsq

l[rdord urqurq

II

009'r

( rsrE4qw)Lt6rt9l6i - {/t6v6t6r hrtst{ uvffr IiIVTUATVI NnnlrruEl

' r I ' I A { ! J E r 0t0z

Page 247: 1{(lTA KEUANGAN

r

trt

-

z-1

^ z

J \ oo\\o

\o

{.i

SFF

g J t s N( q @ \ o q .N O + { t s

+ r J( p @ m t ao + \ o { o

' r l c t \ + ' J J a oq o q @ c a

F H l \ )

l 0 0 w o a a' c \ o u \ o { .o.

+ F t s t s No r F + o q €o . F u \ o o \

l . F O . O O r r r r$ O \ O \ O \

!' l'\ o 0 a\ O . A { H N J a i . lq \ 0 N F @ u r . F

b oo \ ( ^ H o \$ o o \ N c E

(

002

Page 248: 1{(lTA KEUANGAN

E!DzH

zF

v \ o rto\

\o-l

\c{-l

E

\c-.t

\o{

T

o\o{o\\o{{

.i

f,

?t

\o.ll

\.,{

€{

\o{

o\ qi

\ - o \

{ t r ( . o \6 l \ ) + \ Ob -6 b' -o. 'o ie

; - bo +_+ -o-it rl

\o (!C ^ \ 0 v r (+ @ - F \ OF \ O C h O \ O h ,

h ) N

; - bQ +-f -c. o'{ { r b

66r

T

"(

+

{

Page 249: 1{(lTA KEUANGAN

t-

A

=Fl3F]z

z'-i

EZ F t

\oo\\otf\o..t

I\o{o\

\o..I{t

F' DJ

o \ + NO F + N c o + q v lJ-

-+ ,.o _0o :' i _ao jr

\ o v | l Q q r u o \ t D

o . a N+ f € t , v r c \ ( . ur J r q N + € ( ' \ + O. t s q - r \ o ( D o ( a {

o a ^ q \ F ^ h rv r . . t o + a { | 9 . F

" o p . 6 9 " s J ) ) o ) o

F \ O q \ . . l N Q \ F r J r

i - ^ . o F ^ | Jr j r 0 o . t r t \ ) F . F t s l !

\r O\ ur O\ O\'+ b.

'+ -o -o b'+

'c

r r ^ No \ + u J l r I v | u t No N o \ o u o { +-€

;- 'N -!" -v.

\ "'o \

6 a + F r N ^ +s € I st tB HF ' F 1 . n C O N O \ O \ C

; - ^ ; -{ \ O F q ^ q \-.. -+ J\' i -.o r.1^ JaO v r Q a ( ' \ ( l \ c ) ( r N

; - ^ bO \ 6 + v t ^ e r. F . S 6 t o \ t v r 0 \- l \ o . . f o F c

Page 250: 1{(lTA KEUANGAN

rnoueuerel I

ruopualnleqwqeq !

pun"ootl t*rn !

rqsnAv - tpdv( seluesrar )LL6rl9L6r

stBrntv - Fdv( p€rlFrr )9L6v9L6l

F

.*I

( r|rfunf f.tsp crquasad urq8p )LL6v9L6r - 9L6V9L6r

DN\ff,vfl NVCNUTOC InUnNArr rodtrll nrllN. O I I A { I J 8 I OL6r

Page 251: 1{(lTA KEUANGAN

tl6thl6r tt6rltl6t s!,6!a a$lrL6 Ia6I/0r6I 0r6v@6l

E/(slllsl

uodrrr8lllBlr

qBcu.qncE

9L6l 6r( |nrntv p/. )

u6rhl51

)-

000'I

009

000'r

000'a

In

( $ Sn urllnf urrFp )LL6v9L6t - OL6v 6961

.IV(IOW CNVf,VA VdVU SIIS UOdWI llr-IlN NVS|{UflWTXUIiI' 6 ' I A { ! J 8 J 096r

Page 252: 1{(lTA KEUANGAN

t'

Sclalan dengan perkembangan produksi beras dan luas areal Bimas,jumleh kredit Bimas padi yang telah tersalur terus pula meningkat. Realisasrpcnyrluran kredit Bimas padi dalam tahun anggaran 7975iI976 telah men-capai Rp 72.322,3 juta, sedangkan dalam tahun 7974/1975 hanya sebesarttp 53.174,1 juta. Keadaan ini menunjukkan bahwa realisasi pehyaluraokredit Bimas padi dalam tahtn 1975/7976 adalah Rp 19.148,2 jurir 3r,ii,36,0 persen lebih tinggi dari penyaluran kredit Bimas rahun 1,974/i975arau 637,1 persen lebih besar dari jumlah yang disalurkarr pada tahun1971/1972, hal ini dapat dilihat pada Tabel VIL14.

Mengenai jumlah petani peserra Bimas padi dalam tahun 197511976adalah 3.48O,9 ribu orang, sedangkan pada tahun 7974/7975 adalah 3.619,5ribu orang. Bcrarti jumlah petani peserta Bimas padi tahun 1975l1976 sedikirberkurang dari tahun 797417975. Namun demikian jumlah tersebur masihtetap lebih tinggi scbesar 12,0 persen dari tahun 1973/7974 atau 138,7 persendari tahun 197l/7972.

l)alam tahun 1976/1977 yang baru menginjak pada pertcngahan bulanNopcmber 1976 jumlah petani peserta Bimas padi telah mencaoai 1.2O3,8ribu orang dan jumlah kredit yang disalurkan adalah sebesar Rp 30.019,9juta.

Perkembangan jumlah alat pengolahan padi seperti terlihat dalarnTabel VlI. 15. pxda tahun 1975 telah bertambah dengan 251buah dari ke-adaan pada tahun 1974. Jumlah alat pcngolahan padi tersebut diharapkan akenlebih besar lagi dirahun berikutnya agar daput rnengJrnbargi iaju pcrtambahanproduksi padi. Scjalan tlengan meningkatnya jumlah alat pengoiahan padi ter-scbut, kapasitas bcras yang dapat diolah juga meningkat yaitu ciari I J,50 jura.ton pada tahun 1974 menjadi 13,62 juta ron untuk tahun 1975.

Palawija dan hortikultura

Secara keseluruhan produksi palawiia da-tam rahun 1975 m.enunjukkanpcningkatan, meskipun diantaranva sepertijagung, ubi ka,vu dan kettelc scdjkitmenurun- Turunnya produ,ksi komoditi tersebut terutama karena bcrkurang-nya areal sebagai akibat terjadin,va pergeseran kepada tanaman padi. Disa;noingiru banyaknya curah hujan atau iklim yang cukup basah dalam tahun 1975mcnyebabkan terjadinya gangguan terhadap ttnaman tersebut. Adapu;r pro-duksr palawija lainnya seperti ubi jatat dan kacang tanah dalarn tahun 1975;nenunjukkan peningkatan yang cukup menggcnrbirakan.

+

Page 253: 1{(lTA KEUANGAN

232T s b e I V I I ' 1 8 .

L U A S P A N E N , H A S I L R A T A - R A T A D A N P R O D U K S I U B I J A L A R

t969 - 797 5

T a h u nLuas paneo( ribu ha )

Ilasil reta-ratg( kw/hg )

hoduksi( ribu ton )

1969

7970

7977

1972

t97 3

$74 r )

1'.c'75 2)

369

5 r t

357

3 3 8

379

3J0

304

6r,2

60,9

67,9

6 1 , 1

6 3,0

75,0

az,o

2.260

2.775

2.Ztl

2.066

2.387

2.469

2.478

Y

r) Angka dipabaiki

2) ArBkr sementar8

T a b e M I . 1 9 '

LUAS PANEN, HASIL RATA-RATA DAN PRODT'KSI KACANG'T(ACANGAN

1969 - 1975

"r

Iras psnen( ribu ha )

Ilasil rsta-rat4( kw/ho )

hoduksi( ribu ton )

T a h u nkac.tanah kedele kac. Bnsh kedele kac. tAnsh kedele

1969

1970

197 |

t97 2

797 3

lg7 4 r)

1975 2)

372

380

176

354

416

4 1 1

476

t t 4

695680

697

7+3

764

733

7, t8

7 ,40

7,97

6,98

7 ,48

7 ,92

7 ,O21 1 '1

7 5 0

7 ,43

7 ,24

7 ,67

7 ,68

267

287244

2A2

290

307

330

389+985 1 6

5 1 8

541

589

5 6 3

{

r ) Angka diperbaiH

2) fuigka 3€m€ntal?

Page 254: 1{(lTA KEUANGAN

L 5 7

) x E

E U

N N r . r \ O O . O \ O \l \ . n o r f r \ \ oa t . f l + o ' N i t rc . i ; ; " . ; + ; ' . i

0o ..r + \o \o ..1 c}\0o .?| r.r \O O\ a\ i.rr j - l r 1 r \ o \ o f - t .

O : r * \ O F r \ Oo { - i c ^ f . 0 . +\o \o l- \o \o \o rA

N l-- O r.' O' vlO \ \ O N O \ | - - =c - o o o i ( \ t t r Y.j .j 6i .'i t..i 6i N

N

o \ o * N . n + 5\O l'\ l'\ t'* t\ t'- t\O' O. O\ o\ O\ O\ Or

t 4 Q

o xOi rr

F

a ^Z Ar! -C

9 . O

x r! . 6

F Sv ! ^

Fl v

Y

F..1

tsL

r { v

= - F .

t 4 z

zz

q)

F 1

{

Page 255: 1{(lTA KEUANGAN

t!

5

I

ra

?. , t

- i FP F O \

r o l: : l a ,c ; q \

. :u-v 3

Page 256: 1{(lTA KEUANGAN

,t

2 1 5

m€lengkapi cirtur sarann unil deiil l)isamping itu tctrp dius:rhlkrLrr egrLr klcdit

Bimas palarvija yang tclalr licrhngsung scjak MT 1977/ 197 3 bcnartcnar dapat

dimanfaatkan unt'rk lebih mcnunjang pcrkernl)ilngrn produlisi palarvija.

Produksi hortikultura scperti savuran tlan burh-bLrahlrr, pcrkcrnbangair-

nya dapat d i l ihat dr lam Tlbc l V l l . 20. Fr<rduksi srvuran dr lanr t rhun 1975

belum memperlihatkan pcrkcmbangau scpcrti var)g dihurrplian, hal ini;rntaralain karena masih lambatnya pertambahan areal panennya. Walnupun dcnrikianusaha-usaha untuk pengcrnbangan prcduksi hor-tikultura tcrscbut telus di-

galakkan, baik mclalui budidaya talii lman nrtupun fasilitas l)( n]irsiir',l l lnvl.

7.4.2. Trnaman pcrkeburran

Produksi bebciapa hrs i l perLebu, , r r , r r ' . ing mcl iput i pcr l ; .ebu, ia , i r : : i i i i r t ,perkebunan bcsar swasta dan perkcllunan ncgara pada tahun 1975 umumnvir

meningkat. Namun demikian pcningkatan produksi yang lcbih pesat terap

diusahakan scpcrti melalui usrha intr:nsifikasi dengan pcndckatan secala me-

nyeluruh lewat proyect lnanagemcnt unit ([,MU) Pcmbinlan ini dilaksanrkan

sejak dari persiapan pembibitan sampxr penanaman, pcngolahan scrta pemasar-

an hasilnya dan tclah diterapkan patla bebcrapa tanrman scpcruikelapa, knrct.

cengkeh dan lada.

Untuk meningkatkan produksi pe lkcbunan rakyat re luh pnla d i rcr rpkan

pola pusat pengemi;anplan (ccntrc ot grolvrh) dan pcrkcbunan inri (nucleus

estatr:), dimana perkelrunan besar nrilik ncgarir diharapkan dirp.rt rrtclinrpahkln

ketrampi lar r tehnis , tehnologi , fas i i i tus pcngo)ahl in , s l rana 1, r 'odnhsi dr .n

membantu pemasaran hasi l pcrkebun,r ' r rakvat d i sck i t r , rnvr l is t rnr in i te lahdi laksanakrn pedr us. r i ra t t r l i t t l iu , kr : t t dan kel i tp : r s ;nr i t I ) r 'ns: rn r lcnr i l ; i r r lpcningkatan pcndap: , r ln dan ke m:rkmur. r r ; pct i rnr , r l iur lcb ih c lap.r r d iha:-apki rn

Perkebunan rakyat

Dalarn ' I 'abr : l VI t , 21. dapat d i l ihat , b l ihvuu . - l i rur t r r r , r prc ' r lLr l is i has i l pcr-kebunan rakyat t ' rng sangat besar kenr i ik rnuva pa( l r t rhr rn 1975 adalahcengkeh, yaitu scbesar 6,7 pcrsen dari prodrrksi tahtrn 1974. l 'rrrrluksi ktl:Lpayang dihiturrg dalam cqurvalcnt kopra dalanr wakrLr y,ltr51 sanra juea nrcningkatmenjadi 1 .457 r ibu tcn atau naik dengan 2,7 persen dar i prot luks inva padatahun 197 4.

Sementara itu produksi karet raky,at, kopi, gula mcrah dan tcnrbakau

pada tahun 1975 masing-masing sedik i t menurun, ) ,a i tu 1,2 pe: 'sen. 1,4 pelsen,

11,6 persen dan 5,7 persen d ibandingkan dengr i : r thun scbelumnya. ' furun-

Page 257: 1{(lTA KEUANGAN

.L

236

a ,

3 f . - € r ^ - C r - ;c ' . - r - - - ^ t c . !r.. -t -

t \ : c c + a c - i6 4 5 - + N -

..1

^ r F . i o + ! i - . \ + -c - + r - - ^ l ^ J a A t

- € = h - € g \ F . . . ir - 5 i - F N 6 \ o _

+a 4 c , . . r i N = , ^ ) r . a i6 ' I \ . < N C I N F

E :

t

t .o\

t ^o.

o.

a

=zzT

= - 5

t r2 - t - o- i a l =, ' < ^ a- F Y I =

3 - X L

h t r

* . . 1 F i + h ' 5 r \ . C c \

Page 258: 1{(lTA KEUANGAN

-i(

'237

nya prodr.rksi l(irrct terutalnil cliserrabkr:r ban1"': t"nanlan liaret rakytt lrang

telah tuir ciln tidlk produktip lagi, disarnping tcrdapat pu!a resesi ekonomi

dunia paila tahurr tcrscbut.

1'urunn.v.-a produlisi gul:r rnerah Takyat, terutlma krren.'. bcralihnya usaha

tani tebu kc sistcnt tebu rakyat intensifikasi ( 1'Itl ) yang relah dimulai sejak

tahtn 197511976, Mehlui sistcm ini para perani tebu menggilingkan tebunya

di pabrik gula terdekat dengan cara atau sisrem bagi hasil. Adapun pcmbagian

hasilnya adalah 45 persen untuk pabrik gula dan 55 persen untuk petani bila

rende mennya mencapai 8 Pcrsen.

Agar lebih menggairahkan petani tebu rakyet, maka aturan bagi hasil

ditetapkan 40 persen untuk pabrik gula dan 60 pcrscn untuk petani dari

kelebihan hasil tersebut bila rendemennva mencapai diltas 8 sampai dengan

10 persen. Scdangkan b i l i r rendenrcn mcnclpr ' t i d ia tas l0 persen s lmpai l2

persen, maka dar i ke lcb ihan hasi l i tu 35 pcrscn untu l i p lbr ik gul r r d : rn 65

petsen untuk Pet ln i . ' l -e taPi apabi la rcndcmcnn) ' l mcncaPtr i d i i t t i rs 12 pcrscn '

bcrarti lcelebihan htrsil tersebut hanya 30 pcrsel mcrupakilrr brgian pabrik

gula drn 70 persen untuk Pctani

Dengan dcrnikian jelas terlihat, bahwa semakin tinggi rendemen tebu

rakyat berarti semakin besar bagiarr yang dimiliki oleh petani Hrl ini sesuai

dengan usaha untuk memantapkan produksi gula dan meningkatkan pendapat-

an petani tebu.

Disamping itu untuk lebih memberi kesempatan kepada petani tebu

rakyat, harga gula milik petani tcbu rakyat telah ditetapkan lcbih tinggi dari

provenue yang diterima oteh pabrik gula Sejak tanggal 5 Mei 1976 provenue

gula atau penerimaan pabrik adalah sebesar Rp. 10 907.69 per kwintal,

sedangkan pencrimaan petani per kwintal gula adalah scbcsnr Rp 12 179'01'

Olch karcna itu diperkirakan balrwa dengan lebih scmpurna dan merata-

nya pelaksanaan sistem tebu rakyat, produksi gula mcrah rakyat aknn lebih

merosot di tahun-tahun yang akarr datang. Selaili itu kcpeda petani diberi

kebebasan untuk mcmasarkatr gula bagian miliknya

Perkebunan besar swasta

Dibidang perkebunan bcsar swasta seperti terlihat pada Tabel VII'22 ' ham-

pi r semua jenis produksi mcnunjukkan pcningkatan yang menggembirakan'

Page 259: 1{(lTA KEUANGAN

238

t.,o

. + -

O \ O + N . C @ - i =o F c c F

+ c r \ o \ c o N N oF - - a {

c.lO

o o c € . n - . ) . ^ iC - C N O

l\

c c N \ c + r - 3 - 3N a o

coo^

. o \ \ o c r + N O: f \ i t \

C o \ r . i C . a N: \ o _ N

t -

+c\o\

N

t-

a-o\

t'\

o'o\

l-

U)

th

llJ

z.z

{\.1 .r^

a

Page 260: 1{(lTA KEUANGAN

239

Produksi cengkeh telah berkembang dari o,O2 ribu ton pada tahun 1974menjadi 0,07 ribu ton dalam tahun 1gT5 ztau n"it ,.U.r". 250,0 persendari tahun 1974. produkningkatan *b.,,.,,, ; ;.;::" ffi,.|i,jff!.i} llt

*r menunjukkan pe-

. produksi teh, kopi dan kopra

laik sebesar 40,0 persen, 50,0 persehasil yang dicapai pada tahun 197udipengaruhi oleh keadaan pasaran y.maupun dipasaran dunia. Harga kopilain karena berkurangnya penawaranproduksi komoditi tersebur dibeberapmisalnya keadaan iklim yang cukup cyang cukup deras dinegara rersebutgundul. Akibatnya produksi kopi tu;pasaran dunia. Kolumbia juga mengha

:ilT;;;*--egara lain vang produksi kopinva menurun seperti uganda

rgan konsumsi kopi yang relatrp stabilrusak tidak dapat diusahirkan dalam

an wajarlah kalau harga kopi dipasaran

nege' rnenyebabkan naiknya prodrur, ;#: r#;mbaiknya pasaran di daram

nrnyak sawit dalam tahun 1975 telahrda rahun 1974, sed angkan produksiI'ang diharapkan, Untuk tahun_tahun'ak sawit dan in ri sawit tersebur aklnrema1aan tanaman kelapa sawit yang

ran besar swasta dalam tahun 1975aitu sebesar 50,0 persen dari produksi

Page 261: 1{(lTA KEUANGAN

2+2

.t l:' F g

EE' 69

aoF

\o+ca\o

o\*

+

+r+*

(ot\

O O \ F r € ? < r . r A c | O F -r t O r { t . C O r ( \ l . 6 r . v |\ o 6 l o . r r h N r . l

r v r N f ' | h O + \ O \ O r F rr\ rYr r-. r^ \O cO + .n N \Oc o ( \ l o ? n \ o N l t+ r.r

O \ O + O \ v r a O O c | F . | ' r' i . ' i r j +c . i t ' { td i6O \ ( \ | F . + c - N . n

q .€ - qo -o - \ u r q - 1 + -r . r f - N Q N . 6 O ' - r e { . nC H D \ . a ' t N m

6 r c \ r + o \ r n r a r F - F * C O *6 t \ o r n O \ \ O 1 6 + c € F { t +N N r - { t N 6 l(\

q . 1 E o - u l u l o ^ q t n i ?O L r | ' r F { \ O r N F r C l t\ O . ? | \ O F t . n(\

r-^- .o^ ,'l co- ol o- +- \ .o" 't'-O O - . { . 6 o 1 + O O \ F r 1 6Gl ol r F{ c.t Fr(\l

. j c . i . i + . ' i € N a o o i o

t{

b.o\

.tF.o\

F6

l\.o\

oFo\

CA\o6

j

q,

zzlq

EI{I

F YU'XFTzEFIzt-l

Page 262: 1{(lTA KEUANGAN

2+tG r a f i k V I L 6 .

PENERIMAAN EKSPOR HASIL UTAMA PERI(EBI'NAN

1969 _ 1975

{

Page 263: 1{(lTA KEUANGAN

244

! g

- : . ! Q o \ + h \ o _

f 9 -dod+o io iF\ ..) i i".

-i-- ry "1 c- co r.- F \El. - o i " t - ; - i d o d 6 i' + c C N h H F - i . . |CO . \ i ' -

n

l-l- F-- ol \O- cO \O .., C)P I l 6 o i a - i d Nsx-'.9--Ki

€ . t l + . o ^ q F - r y i+ \ o - + r - r A w i x -I . I ' . , \ r 6 N l { i i

.: o^ 'o- co- rr.l N m r.l9 q o 9 . f ! - + o d G i5 , 9 ! - v D - N i NI \ N

C{ r\ r+

9 q \ ( i ' r - + a i J . . i9 6 + + O F o .

v 1 1 \ - . 1 . _ : \ \ _I> 9' ...r 'o r- €j v1 oiql r\ \t- .n :o d : i ' ' ; . - -

S

o.o

I

B> - o

d r !

o , * : - - - * 5, l ' ^ ^ G; ?; , ;: E Fv=EFt i812J 6 i - j + , " i ' d r - o d

FI

a-

t-o\

+FTo.

t\

t\o\

c-O1

0\

tr

/.l

z

* , 4 r ^ ^

t

Page 264: 1{(lTA KEUANGAN

245

Berbeda halnya dengrn teh, volume ekspornya turun sebesar 17,6 persentetapi nilai ekspornya naik sche sar 2 1,6 persen. Demikian pula dengan tem-bakau, dimana volume eksponrya turun sebesar 30,2 persen tetapi nilai ekspor-nya meningkat sebesar 6,5 persen, Kcdua hal ini terjadi terutama sebagaiakibat naiknya harga dari komoditikomoditi tersebut di pasaran dunia.

7.4.3, Kehutanan

Hutan di Indonesia mcrupakan salah satu sunrber alam yang penting,dimana pernanfaatannya ditujukan baik untuk perkembangan perekonomiahmaupur: terhadap perlindungan lingkungan hidup. Sumber-sumber alirm yanBdilola dari sektor ini disanrping diusahakan unruk produksi yang memberikanpenghasilan kepada rakyat dan devisa bagi negara, juga harus diarahkan pulapada peranan hutan sebagai penjaga kelestarian lingkungan hidup.

Oleh karena itu di cialam usaha melola hutan, ntasalah lingkunganhidup perlu diperhatikan, sehirrgga dengan demikian bukan hanya tujuanekonomi saja yang diutarnakan. Dengan adanya kecenderungan inilah, makapengawasan areal produksi harus ditingkatkan, baik yang langsung sepertiberupa produksi kayu serta hasil hasil lainnya, maupun yang tidak langsungseperti tata air dan pengawetan tanah.

Dalam tahun 1975 jumtah produksi kayu secara kcseluruhan adalah19.000 ribu meter kubik sepcrti terlihat dalam Tabel VII.26. Dari jumlahtersebut terdapat produksi kayu rimba sebesar 18.340 ribu meter kubik dankayu jati sebesar 660 ribu meter kubik. Dibandingkan dcngan tahun 1974yang produksinya sebesar 23.280 ribu meter kubik, kclihatannya produksikayu seluruhnya dalam tahun 1975 belum begitu berkembang. Walaupundemikian produksi kayu jati pada tahun 1975 tclah meningkat sebesar 6,5persen dari hasil yang dicapai pada tahun 1974.

Faktor penyebab fllrunnya produksi kayu rimba, terutama karena pe-ngaruh resesi ekonomi dunia yang kini telah berangsul baik, lagi pula padatahun tersebut masih terjadi kegoncangan harga kayu di pasaran negara-negarayang mengimpor kayu lndonesia. Disamping itu hal tersebut disebabkan ada-nya pembatasan atau kebijaksanaan Pemerintah dalam usaha unruk mencegahpemborosan dan menjaga kelestarian hutan. Namun dcmikian jika dibanding-kan dengan awal pelaksanaan REPELIT'A I, produksi kayu rimba dalam tahun1975 masih jauh lebfi besar yaitu meningkar sebesar 141,7 persen.

Dalam pada itu karena adanya pengawasan yang ketat serta penglolaanhutan jati yang cukup baik, produksi kayu jati telah meningkat d ari 62O ribu

.}l-

lL

Page 265: 1{(lTA KEUANGAN

2+6Tabe l V I I . 26 .

PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU1969 - 1975( ribu m3 )

Tahun J a t i R i r nba I u m l a h

t1969

1970

797 |

7972

1.973

r974r)

7g7 52)

520

) o d

770

597

o / o

6ZO

660

7.587

11 .8 56

12.968

77 .720

25.124

22.660

18 .340

8.707

72.+24

13 . 7 38

17 . 7 r 7

25 .800

23 .280

19.000

1) Angka diperbaiki

2) Angka sementtra

T a b e l V I I . 2 7 .

PERKEMtsANGAN EKSPOR KAYU

1969 - 1975

TahunEkspor kayu( ribu m3 )

Persentase eksporterhadap produksi

Nilai ekspor( juta US $ )

1969

t970

r977

r972

r973

7974

rg7 52)

3 .596

10.760

13 ,891

9.489 7)

18.448

1 l o ? 1

26,o2

100,60

168,83

230.65

583 ,90

725 ,72

501 ,60

44 1

< q K

77 ,9

7 8,4

7 4 7

1 )

I1 )

1) Angka diperbaiki2) Angka sementala

Page 266: 1{(lTA KEUANGAN

2+7

&

v1E

. 4

via

v

A

{

f l 5

h 6x ,ra

5E$7

& E

5

d

p

Page 267: 1{(lTA KEUANGAN

248

meter kubik dalam tahun 1974 menjadi 660 ribu meter kubik pada tahun1975. Usaha kearah peningkatan produksi yang lebih mantap terus drjalankanmengingar adanya pasaran yang cerah terhadap jenis kayu tersebut.

Perkembangan ekspor kayu dapat dilihat dalam Tabel vL ZT. Darzmtahun 1975 telah di ekspor kayu sebesar 13.921 ribu meter kubik dengannilai US g 501,60 juta. Volume ekspor kayu tersebut merupakan 73,3 persendari produksi kayu InConesia sedangkan sisanya di pasarkan di dalam negeri.Sementara itu nilai ekspor kayu pada tahun 1974 mencapai US $ 725,72 juta,dimana volume ekspornya merupakan 79,2 persen dari iroduksi dalam tahuntersebut. Keadaan ini juga sekaligus menggambarkan b"h*" perkembanganpenerimaan ekspor kayu dalam tahun 197i sedikit menurun. Har ini antaralain karena telah semakin tumblhnya industri pengolahan kayu di dalam negerisehingga mengurangi volume kayu yang dapat i ekrpo.. Keadaan ini akanturut pula mempengaruhi komposisi penerimaan ekspor barang_barang utama.Patut dicatat, bahwa sumbangan kayu terhadap niiai ekspor baran!.bar"ngutama Indonesia adalah 34,3 persen dalam tarhun 1972,4S,t persen dalamtahun 1973 dan pada tahun 79j4 sertt 1975 masing_masrng sebesar 42,0persen dan 3 6,1 persen,

Dalam menunjang peningkatan produksi kayu Indonesra, pemerintahte.lah merintis usaha diversifikasi pasaran, artinya pemasaran kayu bukansaja diarahkan kesatu atau dua negara pemakai rertentu, tetapi juga ke_negara lain dimana kayu Indonesia belunr dikenal dengan baik. Kecuali pen_canan pasar-pasar yang bam, pemerintah juga berusahi untuk ,..p.rkJ*fkan jenis-jenn kayu yang kurang dikenai. tenjajakan kearah ini dilakukanmelalui kerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk mengikuti perkem-Dangan penggunaan kayu di negara konsumen, sehingga gamDarzn pem:rsar_an dan harga yang menguntungkan dapat diperoleh,

. Perkembangan ekspor hasil-hasil hutan lainnya seperri rotan dan damar

dapat dilihat pada Tabel VIL Zg. Ekspor rotan dalam tahun 1974 mencapai53,4 ribu ton dan damar sebesar 9,3 ribr.l ton, sedangkr.n pada tahun 1975ekspor hasil hutan terscbut masing_masing adalah sebesar 42,9 ribu tondan 4,3 ribu ton. penurunan volume ekspor rotan dan damar sepertl tersebutdiatas satu dan lain hal karena berkurangnya produksi sebagai akibat pe_nebangan kayu rimba yang telah dilakukan.

.\

Page 268: 1{(lTA KEUANGAN

249

I 4 b e M I . 2 8 .

PERKEMBANGAN EKSPOR ROTAN DAN DAIIARr 969 _ r97s

I n h u n R o t a n( ribu ton )

D a r n a r( ribu ton )

1 9 61 9 t '1 9 t 't 9 7t 9 7r 9 7t 9 7

0I2

.l45 - ' ,

l l 4

3 8 , 532,24? ,24 1 3

5 3 ,44 ) q

10,010,0

9 )

10,4

1 0 , 7 I )

g l

.1 , l

)-

I ) Angka dipcrbaik i

2) r \ngka scnrel l tnra

Berdasarkan data vang rersedia sampai akhir bulan Marct 1976 sepertitcrlihat pada Tabel V1I.29., jumlah pcrusahaan yang rclah memperoleh hakpcngusir"haan hutan (HPH) mencapai jumlah 267 buah yaog melipuri arealsebcsar 26.204 ribu hektar dan rcncana inyestasi sebesar US $ 979,2 juta danRp 520,- juta- Kcadaan ini adalah lebih rneningkat bila dibandingkan dengankerdaan pada akhi r bu lan L, laret 1975. Pcrusahaan pemegang HPH te lahnreningliar sebesaf 10,3 persen, luas areal lcbih besar 7,2 persen dan rencanainvestasi beftalnbah sebesar 7,5 persen. Apabila dibandingl<an delgau akhirbulan Marct 1974, l<eaclaan pada akltir bulan trlaret 1976 rcrsebut adalah jauhlcbih besar lagi, yeitu pefusahaan pcmcgang IIPII bertan.rbah scbesar 87 buahat :LLl na ik scbcsar 48,3 persen, luas areal ua ik scbcsar 8.886 r ibu hektar atau51,3 pcrscn c lan rcncana investas i meningkat sebesar US $ 229 lu ta atau3 0.6 pcrsen.

Sehnjutnyr jumlah pcrusahaan yang telah mendapat ij in inr.estasi sam-pai alihir br.rlan Marct t976 relah bertambal.r mcnjadi 7l buah, Luns arcalnyanrilr dengr.n 6.148 ribu hekrardan rencana invcstasi naik sebesar US $ I82 jlta.Scmentara inr perusahaan-perusahaan yang baru dalam tahap pcrsetujurrrkchutanln, pcrsctujuan surve)r dan persetujuan sernentara urasing-masingadalah 27 bLrah,233 burh dan 48 buah pcrus.ehaan yang mel\ruti luas areal-nla masing-masing sebesar 2,419 ribu hcktar, 29.343 ribu hektar dan1.247 r rbu hchtar-

'/.

Page 269: 1{(lTA KEUANGAN

250

N

N C O +o i e i c . i l lt- (D \oo\

. + c O O . +O + = t f ! 'c..! -l s "1 r!\ o \ o N o \N C't

N d f - . n 0 9

R c - N R r r

?

.j oi ^i + -i'

{at )D

P ; :

. t v

E3a v

tr

z

Z . o

d

Page 270: 1{(lTA KEUANGAN

25r

T a b e l V I I . 3 0 .

PERKEMBANGAN AREAL REBOISASI DAN

196911970 - r97 5tr976

PENGHIJAUAN

Tahun Reboisasi( ha )

Penghijauan(ha )

7969n970

1970/1977

r97r/7972

r972tr97 3

1973/r974

t97 4/r97 5

7975/r976

33.17 4

3 5 .315

22.t lg

3 5.65 0

s3.402

45.582

8 3.85 8

749.578

98.681

702.259

107.855

104.5 00

t+9.802

70.623

Page 271: 1{(lTA KEUANGAN

*

)

)< )

Di bidang pembinaan perlindungan lingkungan dan pengawetan tanahtelah pula diusahakan

leningkatan k.giatan

-pengiilauan dan reboisasi dipel_

bagai daerah terutama di daerah tanah kritis dan-wilayah daerah aliran sungai(DAS). Usaha ini adalah untuk menjaga kelestarian tanah dan lingkunganhidup.

Dalam tahun lgTS /1976.rperti rerlihar pada Tabel VII.30. tanah yangdireboisasikan telah mrme ripu ti ruas T o 6 z s hi ̂::: .i J:.i :'r:Jft

'f H i:;* r,..,Tiil:l

usahakan untuk lebih ditingk ti;an lagip"d" iahun-tahun berikutnya.

7.4.4. Petemakan

Pengembangan sub sektor peternakan seperti bidang lainnya, juga telahditingkatkan. Hal ini disadari mengingat pera'an sub sektor ini penting sekalidalam penyediaan protein hewani yang saagat dibutuhkan terurama dalamrangka pembangunan manusia seutuhnya.

Diperkirakan rata_tlta konsumsi daging per kapita di Indonesia padatahun 1975 adalah sebesar 3,33 kg per t"hurr. 1u_hf, tersebut telal me_n.ingkat 4,7 persen dari konsumsi per kapita dalam tahun 1974. Konzumsitelur dan susl juga menunjukkan peninlkatan yang pesat, masing_masingsebesar 31,1 persen dan 11,9 persen dari konzumsi per kapita di tahun 197a1

Sebagai akibat dari kenaikan k:onsumsi tersebut, produksi daging seperti

:::iT:: 11i. raber vrr.3r.. secara keseluruhan da# tahun 1t;; j"r;, _.-ningkat sebesar 7,6 perscn dari tahun 1974 atau 14,3 persen aari,"frr'1r'iSii

Adapun jenis daging yang peningkatan produksinya tinggi pada tahun 1975

l",t^.}t.-"1^,:: Jain seperti daging kambing yUtu ,"U.rri'1i,4 persen, daging

l.Jl::-':0,.'1 1 4, 0 p er sen,

.d agi n g dombaieb esa. 1 0, 8 p"; ;, I ;l;; ";;;;

:l-Tr,"t:1 o::*1 o*t..:lnr". 1e74. perkembangan jumlah pemoronsan

ternak dan unggas dapat dilihat dalam Tabel VII.32.Dalam rangka untuk memenuhi kenaikan permintaan di dalam negeri

maupun untuk tujuan ekspor, maka pemeriniah berusaha "g",

p.od,lkripeternakan dapat berkembang terus. Untuk ini pemerintah telah menunjangdan menyediakan fasilitas.fasilitas kearah pengembangan tersebut yarg me_liputi usaha-usaha- seperti penyuluhan, p.rni"rinr"rrn "d*

p.n..grr,* l"_"penyakit, penyediaan dan penyebaran bibit ternak unggut, peningkatanproduksi obat-obaten, perbaikan sarana pengolahan dan lemasaran hasil,penyediaan kredit serta lain-lainnva.

Page 272: 1{(lTA KEUANGAN

253

t

tt+oiF

ootl$\o

\c

c

\o

GI

q\

(O A 6 |.r a't a.. .a6 6 . 6 < > r o O \ F \n q . l a \ @ oRFR:S 3

t\ tt (o vr \o co (\l

3n9853:ci r.i u; ci + ui5 \ o H d +

€€$qEfi$q r g \ \ n d F a pc r : . r + +

ETHHE$ir < j F n i o c . i c . i

+

Egq$qEE\ N N O \ O 6 t

+

BF8$B$Sq - l n \ 9 b . \r : + . . r o r + c\ s r i n

3S}3FFBs \ + ( : ' \ o H F . d+ d r ' i o i + a i9 l l i 6 ;

- , i : ; . - q , i !

" ; E E F " ;d r l , ) d O < d t E

o 9 \ 4 A r o y b

FCA

Fq\

F6

t .

o\\o

c{

Fq\

{t\o\

z

t )

.n F ret

t -Z

vtrJa

Page 273: 1{(lTA KEUANGAN

.254

*

. r z1 9 6F A5:5Fr o =

&

t

Page 274: 1{(lTA KEUANGAN

r55

'gf,- Cl ' )€tE EE C

: . a ' 4 ' , t { . 1 \- t f , q i ; 5 i g6 . r t + { i ; . + r er ' + ? 6 = i -j . i j - . . l r

6 r r a o r r a t t ,l t : | s \ a : ! B ! * 'l E & i . B * n- r ' . r 6 . ! . i 6

€ r t q a \ F a - e. i c i i i + r l . f- + t t . a to . t - r i A - q

"i- -: : -e. \ c. =.' t ! a . { o * f r ', - a l t F n- i 4 ? f \ r r -

qa t : qe \ c\ D A € F - E ?C * r ' | . r . ? -3 . r l i l l a - -: €

yt

r r i i : . r * 6 8j - i - i * i : ' r d J5 r . 3 | ! C . !l } \ . r c l l ' € i |

.i

1 + . € . : n - : € .F g \ = 6 = € :ess$s n

. - l io.-" :. : ; E o - il ! r , i ' n _ C( r X Y 6 E 5 d e

t,

rl

b

I.l

E.!E

t

s

FC

t

t\f

(!t,

2

a*

d3-;ETit F l t

-

I-

Page 275: 1{(lTA KEUANGAN

256

f,

O \ i 6 N \ O t \ \ O O r \ NF - O \ . . r . { . { q + F . + \ O6 ! | . 6 r . r o \ 0 $ a O +6 ' . i d ; d ; . i +

q \ F

O € 6 r - 6 € O O O OC O @ i r i O O O r i h N1 q " - r q q ' o 9 t 9\ o N \ o 6 N < A 6 m

@ 3

i \ @ o r 6 t - . ( b r a - 6 $6 r - c a o \ + \ o + o F . c . l9 1 \ n \ ' o a l . r . :\ o N \ o 6 c ! N N i

€ i

€ @ N O , \ O e 6 N O r j .s \ o N c o o . 6 ( } r N o ( fN C a : O \ 6 \ O \ O Q *\ o N t - N h < s N

h \ o \ o h \ o N h . f o \ \ or f \ o c r r + + c o \ o s o \ -N O \ O \ i 6 \ O @ l ' . *\ o N \ o 6 s i : a

O O \ \ O \ O N O \ N N S Qo u r t - 6 \ O \ O o r r . t o o t -: c \ € \ o F - 6a ( \ | \ o m 6 N F \o

F F . r \ O + c O c O . r . D @ O ,t 6 r - : f o \ c . + c O o O €< l o \ | ' r o 1 c o \ o f - . o Na . ' i N ^ i c . i - F

\o

DO

h.o\

t .

o\

Fo\

o,o\

::q

F.

I

o.

\j

ziri &f ^ l ! ^

7

z

xtitl

Page 276: 1{(lTA KEUANGAN

+

2 5 7

Dalam usaha untuk meningkatkan muru genetik ternak, pada tahun 19 75

relah disebarkan bibit ternak seperti sapi Bali sebanyak 7.736 ekor, sapi

perah 17 ekor, sapi peranakan Onggole 358 ekor, sapi Sumba onggole 1.440

el<or, kerbau 1.488 ekor, kuda 265 ekor, babi 240 ekor dan domba sebanyak

435 ekor. Disamping itu pad:r tahun yang sama telah disebarkan 28,822

dosis mani beku yang terdiri dari 20.297 dosts mani beku sapi perah dan

8,525 dosis mani beku sapi potong.

Semer')tara itu jumlah mani beku yang diimpor dalam tahun 1975

mcncapl 32,217 dosis , b ib i t sapi sebanyak 1.151 ekor , 722 ekor babi , 100

ckor domb:r dan ayam petclur 109.608 ekor scrta ayam broiler sebanyak

36.874 ckor. Semua jenis bibit ternak impor tersebut ditujukan untuk

pengembangan usaha peternakan di lndonesia agar menjadi lebih mantap.

Di bidang penyediairn mal<anan ternak, telah pula diperkenalkan jenis

rumput unggul, Pelaksanaan program penghi.jauan dan pengawcran tanah

dil<aitkan pula dengan masalah penyediaan makanan ternak. Demikian puln

usaha-usaha Iain yang telah berjalan lancar seperti Bimas Ayam dan Panca

Usaha Ternak Potong terus dikembangkan dan ditunjang oleh Pemerintah.

Adanya berbagai usaha Pemerintah tersebut diharapkan produksi ternak

dan hasil-hasilnya di tahun-tahun mendatang al<an lebih berkembang dengan

pesat. Meskipun perkernbangan populasi ternak dalam tahun 1975 belum

meningkat scpcfti yang diharapkan, namun keadaan ayam ras, ayam kampung,

kuda, babi, sapi, kerbau dan kambing telah lebih berkembang dari keadaan

pada tahun 1974 (Tabel VII.33.).

+

T a b e M I . 3 4 .

PERKEMBANGAN PRODUKSI TELUR DAN SUSU

1 9 6 9 - r 9 7 s

T a h u 1 1 Telur( ribu ton )

Susu( juta liter )

1 9 6 91 9 7 0t 9 7 |1 9 ' 1 2t 9 7 31 g 7 4 1 'rg ' . 52 '

57 ,7 l )

s8 ,6 l )

68 ,4 1 )

8 1 , 4

98,1\26,O

28,929,33 5 , 83 7 , 73sp56,950,7

l )2l

Angha diperbaikiAngka s€menbra

Page 277: 1{(lTA KEUANGAN

258

,t

I

r , {9 F H-l:

*

; 2=- X-> - F

. & - l

. r X

t

Page 278: 1{(lTA KEUANGAN

2 5 9

Prut luhs i te l r . l r te lah rneningl<at dar i 98,1 r ibu ron pada rahun I974menjadi 126,0 r ibu ton dalam tahun 1975, hal in i dnpat d i l ihar c le lanrTabcl V l l ,3" l , I ' roduksi fehrr tcrscbut tc lah ber tanrbah seki r i r r 28,4 perscndibandingl ian dengan l ieac la ln pada tabun sebclumnva. peningkaran in i sr tudan la in hal drsebrbkal nreningkatnya populas i avarr kampung scbcsar.1,3 pcrsen, a\ ian l ras sebesl r 11,5 pcrsen dan 6,2 pcrscrr i t ik dalarn tahrLI1975. Popuiasr s : rp i perrh tc lah ncningkat sebesar 5,8 persen dar i kcrc laarrpada t i rhun 1974, n l r run belum lagi mcnglk ibathan pcningl , :a tan pror luks isusu vang cukup berar t i ,

Dalam usaha untuk pemberantasan penyal<it ternah, maka penvediilanvaksin dan obat-obattn terus ditingl(atkan. Vaksin yang tidak tlibutuhkantidak diproduksi lagi, seclangkan yang diburuhkan terap ditingkatkan produlisi-nya. Hal in i dapat d i l ihat pada Tabel VIL35.

Di bidang ckspor terntk dapat ditambahkan bahu,a voiumc ekspor ter-nlk dalam tahun 1974 seperti yang terlihat pada Tabcl VII.l6. tclllt l.netl-capai jr.rmlah 56,2 ribu el<or, kulit sebanval< 3,6 ribu tou dan tulang seban\-aii9,2 ribu ton. Jr-tmlah tersebut dalam tahun 1975 rnasing-n-rasing menjldi36,1 r ibu eLror ' ,2 ,9 r ibr . r to : r dan 7,3 r ibu ton.

Adanya l<enailtal kousur.nsi daging di dalam negeri menvebabkan beiummeningliatnya ekspor ternak, sedangkan dilain pihak populasi ternak belnmcukup berl<embang. Disanrping iru Pcperintah masih tetap melarang eksporkulit mentah dengan maksud unftl< mclindungi industri di dalam negeridan juga untuk meningkatkan mutu ekspor kr.r lit agar dapat mempcrolehharga yang layak di pasaran Iuar negeri.

Pelbagai hal scperti digambnrl<an diatas rnenyebabkan nilai ekspor ter-nakdalam tahun 1975 n. renjadi sebesar US $ 6,537,8 r ibu arau lebrh rendah28,4 persen dari nilai ekspor daltrm tahun 197,1. \Valnupun dcmikian jikadibanding dengan nilai ekspor yang tlicapai clalam rahun 1969, maha nilaiekspor ternak dalam tahun 1975 telah nark hampir nrjuh kali l ipat. Hal ini da-pat d i l ihat pada Tabel Vl I .37.

Nilai ckspor kulit dalam tahun 1975 rrengirlami kenaikan sebesar21,7 persen dari tahun 1974, walaupun volume el<spornya nrrun sebcsar19,4 persen. Hal ini antara lain karena harga yang rreningkat dipasaran Iuarnegeri. Dalam pada itu nilai ekspor tulang turun sebesar 16,0 persen padatahun 1975, terutama karena berkurangnva volume ekspor t r r lang da)ampcr iut lc tcrscbut scbesl r 20,7 pcrscn

t

t

-

Page 279: 1{(lTA KEUANGAN

260

x

I

r'r !,r o< a z

&

g

6 0- o" o- o. o. o. N. o" .l c{I o o < ) 6 6 + : + ( t \ €'

o o 6 N ( 6 € €o\ Fr r 6 + r+ N' i - i

! - O C O r - h 6 < ) o \ o C\ o Q o r . . l o \ 6 i i ( E a r\ O Q h C , I C 6 6 + ' o

c r N F | | + n - N

" . : l . j J

"l o^ c- a" +" \ c- 'o. ") +- o: ,'l

v - , c c : + \ o N r + o F F 6. o h c a , F r : o a +N N.C f \ t | - o r . .1

F ; 6 i

N O h 6 + A C O \ O Q i . O 6 \ OG{ N coo\ co o\ F. o + o N \o i6 t \ - o \ F . n ! t . t + + mi M @ + i o \ 6 +

. o h o N f - 6 6 \ o \ o h i o \\ ^ 6Ni CO f - \o 6 C\ CO O\ COs a o < ) o i c t \ @ t - - \ o I N +

6 r o 6 d o ! +

@ 6N

h c o c o i + o h + 6 o \ F \ o Q. . . r s o \ o N c 6 N 6 o o \ c o 66 N . . r + + 6 \ O @ +

\o 6J

Q O \ i \ O : h 6 . . 1 6 O : . l

^ i de . iv i ; - : + r . . q i + o i io r . . l o N ! co < t co i N

\A \O ..lod

< F A

-t ,., \c l- aD o\ o

t-

t -

o\

t'.o\

No.

No\

o.

o,

Io.

iF

; c ^= F , Et s€- v 5

i z i

zav

vl

Page 280: 1{(lTA KEUANGAN

4 ( ) I

' o F

E d

n a ,

el

No\

.o-

gi

a \ r f n r o .c . l ( ) C F O

N i d € h t c o o \\ o n N s i c r o o

'o- 1 ".r q 'o- vI .1 \

$ f i : < . N o i c )

-i .: 'o- t €-\ o 1 6 c d a

( l + u | . ^ r -+ a - r O F O

\ O C D t \ r | \ Or N o F o

q .! \ co" <t" \o^ co^ o-\ o 0 0 Q \ o 6 0 d a

N N OF f d o d

q 'o- 't-

CO O\ d\

t-0.

F

F

F

,9

F

o\

o\

k

I2

il

' d E

tq

2Fl

Page 281: 1{(lTA KEUANGAN

x

Tl

F

262

E E

tr

G

caF.

o\

F

+-t

F.

+-co

oO O. O\ rl. o. ..r 01 !i rl - + N \ O h ( n s a \ +h N i r i d o 6 c D \ o| 1 P r - Q + - 1 C - '\ o h q \ 6 s

\ o 6 n o m i . n 6 0 \c ' \ i @ s t Q h q ) c O u r. r t - s h r t o \ o . i + o .' 1 A 9 a \ - q e . l . rO \ r i i F - i

1 - t o ^ . 1 \ - 1 o . + . c o -c o 6 N i @ + c o u il i r n i | ^ ! i o \ Q O o! t r \ o c D a - 6 !

+ ; d ; + . . i

O \ < c O i O O O \ . . r c ,i r \ o q \ 6 c o \ o i c! . - N @ O \ O , C r , O \ O" t * ) . j , 1 . 1 - - t F. n N d c O 6

.n ri co F\ .! r-r N r\ \oq d F i d e i j r a . i ' c i " iY \ O c o F o \ m \ t + tc - N + r . r \ O N N O N' j - i u i . j e . ! . j

1 a- "1 'o^ 'o- .l .l c)^ !1c r o o o o r ^ . j N 6 i! 9 O \ o . r \ O c E i 6 t \g . ? € q 4 m t ' o , - rN i r . 1 i N

O O e O \ r , - m \ C \ o r a .r - \ O : m + Or t o \ r @ d t . c o o \ 6( E 6 e { O i d i o \ \ o

. . i . i . . j

O . ; . : : E Er c v : u . o F o

€ . ^ w - , ) . ; r , n eF v / *

u t jF l . F

F.q\

\o

E

D-

I

{

zFl

v)t\ rri

- j r l ^

5 d*<u)

Y zA

z

F

U'!4

,.1

z

Page 282: 1{(lTA KEUANGAN

263

7.4.5. Pedkanan

Sejak REpELITA I dimulai dan dilanjutkan lagi dengan pelaksanaanREPELITA II, produksi terikanan baik hasiiperikalaln laut maupun perikan_an darat terus menunjukkan penhgkatan yang berarti,

Dalam Tabel VII.3g. dapat dilihat, bahwa produksi ikan pada tahun1975 adalah sebesar 1.397 ribu ton yang terdiri dari ikan laut sebesar 994 rtbuton dan ihan darat 403 ribu ton. pada rahun 1974 produksi ikan tersebuthanya sebesar 1.i44 ribu.ton_dan pada tahun t969 produksiny ahanya I.274ribu ton. Dengan demikian hasil ikan dalam tahun 1975 ituadalah lebihbanyak 3,9 persen dari produksi pada tahun 1974 atut lebih tinggi 15,1persen dari hasil yang pernah dicapai dalam tahun 1969.

T a b e l V I I . 3 B .

PERKEMBANGAN PRODUKSI IKAN1969 _ 7975( ribu ton )

T a h u n I kan lau t Ikan darat Jumlah produksi

r 9 6 91 . 9 7 0

L 9 7 tr 9 7 2

1 g 7 3 1 )1 g 7 4 r )r 9 7 5 2 )

1.214

1.229

1.244

1.269

t .279' t .34+

1.397

745

808

820

836

886

949

994

429421

42+

433

393

395403

l ) Angka dipe6aikiAngka sementara

Perkembangan produki ika_n laut ya-ng terus meningkat dan mantapdimungkinkan karena sarana penangkapannya iug" terus berkembang.Kapal motor dalam tahun I975 jtmlahnyatelah meningkat sekitar 2,5 persendari tahun 7974 areru 34,g persen diatas tahun f9z3i Jumlah perahu layardalam tahun 1975 yzng sebanyak ZSZ.IOO buah adalah lebih tinggi 11,5persen dari keadaan pada tahun 1973, seperti terlihat pada Tabel VIL39.

Page 283: 1{(lTA KEUANGAN

26+

x

tsT :

' 8 3,t

:=

*

o r o + c o

d i + o i 6 i r+ + i o d

6 : H + o !

q q q q qr N @ o o ( o

c\r io (o .+ (p. . ) 6 : + r ot s 6 N ( o ' Od ..i oi oi i.j

vEq i d i

q q q q q€ o { i $ f t+ u ) : o J N

- o r t s c o ( P

( o o + + 6

6 c l c n t s c od c o c d d o

" . 1 g " t ! q t :

+ o ' o , o o

+ r f l . o c r $ ( o! o + o o o l. , t c o + \ o r

o : F o r o lr 6 c { r O , o !

d j d ;

r o t s r o d o c {. 4 C h u ) N 6

+q t s q

o ( o o F sc..! c4 +

< o

< l'1 oD I

t l l <t r C

Page 284: 1{(lTA KEUANGAN

X

265

Dalam pada itu untuk lebih meningkatkan usaha perikana.n, pada tahun

1975/7976 Pem6rintah telah merintis pembangunan delapan basis operasi

perikanan disamping penyediaan fasilitas dan sarana produksi serta pemasaranlainnya. Sementara iru bagi budidaya ikan air tawar, telah disediakan pula

fasilitas untuk dapat meningkatkan produktivitasnya melalui usaha intensifi-kasi. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Pemerintah telah menyediakankredit usa}a dalam bentuk KIK dan KMI(P. Danadana lain seperti fasilitas

hredit dari Bank Dunia juga telah digunakan untuk usaha intensifikasi per-ikanan tambak di Jawa Barat, Jawa'lengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Dalam rangka peningkatan pendapatan kaum nelayan dan petani tambakyang udak hanya berorientasi pada peningkatan produksi saja, Pemerintahte lah pula menginrodusir pola pemasaran ikan melalui pengembangan BUUD/KUD dan pola perusahaan inti milik Pemerintah. Melalui pola ini diharapkanagar perusahaan perikanan milik Pemerintah dapat melimpahkan menejemen,modal dan fasiljtas untuk pemasaran hasil produksi petani perikanan, di-samping mer Lnjang usaha-usaha yang dilakukan 'leh BUUD/KUD. Adanyakebijaksanaan ini diharapkan abar fungsi pokok BUUD/KUD dalam pengolah-an dan pcmasaran hasil dapat lebih dikembangkan.

Perkembangan ekspor hasil pcrikanan dalam tahun 1975 seperti terlihatpada Tabcl VII. 40. lceadaannya scdikit belum berkembang dibanding dengantahun 1974. Hal ini antara lain disebabkan naiknya konsumsi ika.n per kapitadi dalam ncgeri dari 9,7 kg per tahun pada REPELITA I menjadi sekitar10,6 kg pada tahun 1975. Adanya kenaikan konsumsi ini akan menaikkanpermintaan di dalam negeri dan ini jclas akan mengurangi volume ekspor.

Dengan membaiknya pasirran ikan hias di pasar luar negeri, volumeekspornya dalam tahun 1975 telah rneningkat sebesar 5,2 persen dari tahun1974 dan nrlainya telah bertambah sebcsar 70,4 persen. Nilai ekpor ikansegar juga meningkat sebesar 3 1 ,4 persen dibanding dengan tahun 1974, ter-utama karena naiknya harga ikan segar di luar negeri seperti Singapura danHongkong.

Dalam pada itu komoditi udang mcrupakan hasil terpenting dalam eksporhasil-hasil perikanan Indonesia. Dalam tahun 1975 sebanyak 61,7 persen darivolume ekspor lrasil perikanan terdiri dari udang atau 88,9 persen dari nilaiekspornya. Dalam tahun 1974 volume ekspor udang tersebut hanya 59,5persen dari total ekspor, sedangkan pada tahun 1969 adalah 26,3 persen.Dengan demikian jelas daprt digamfarkan bahwa betapa pentingnya perananudang dalarn komoditi ekspoi hasil perikanan Indonesia. Hal ini dapat dilihatpada Tabel VII. 41.

\'

.t

Page 285: 1{(lTA KEUANGAN

266

x

-t

! E

€ H

c c o o \ t ' . \ o + No\

+ O \ + + 6 + Nj r t o . + @ + c o+ q q q - : a . ' 1^ i € ( b i - c o . n c o

4 \ O O \ @

\ o o \ o \ o c o 6ar \O t'- rlq q \ - 1 a q \F N O i N f f O. . { e . ] 6 + +

a . l f r c p r | @ \ o6 + F \ O \ O o O \a q ' 1 e o q ' 1 9

+ 6 r ^ r . * +c O c O t - O \ . l it-- F- o\ o \o t--. D 6 r \ o c o +

+ + o \ F + a di a l r | 0 o l -

i € N h r | \ O: c O O \ f - C O. : . . ' 1 q o q . 1 a ^ 1

e ' l 6 \ 0 h

t . . + c D 4 O o \ \ o+ . r" 1 \ 9 q a 9 q

a N t 6 o ,

N + h < ) \ O 6+ a o o . c o o N

i ( \ l

o . \ o + O \ + c O c Ac A @ + F 6 \ 0N h N l - - a . t f -

N

c O i l c O f - N N\o \o \o co

\ o 6 c o @ - . 1 q l

\ o o . N d 0 o 6N S O \ a - r - ! t O

c E t \ o H u l

o \ ic o N c \ l

€ ) 6 6 s t t ' - a \@ N

: a t N 6 a l

O \ Q r F r b l | .\ o N t \ c \ t \ F \O\ O\ O\ O. o\ Or O,

2A9

: !

2Z

E : .

E ;J

X

; E

22

= : lj e

5 JE a

'E

F ^

€ e

zE

t :

F

'l

zz}4

rl

, J

zz

FI

EF.t

Page 286: 1{(lTA KEUANGAN

X zzJt!l

I

Ie F li a ,.'; <R

a / l- r - ^; HR! 9 -

Izz

:-l

z

J

- 9

$;5 $

I I 9I I *

N " s

F E

o , #

o i6 Z

Page 287: 1{(lTA KEUANGAN

268

EE{El.r qJ

E 8

PP

o- q .'f ,'f q \o^ o\O . { | . . r ^ * i < €+ \ O F . a O 6 O . 6

N OO AO (\l r.! t\\o .r.| o\ \o r o\ Fr( j . t 1 + v r r r \ o

F T N

O \ Q F r ( \ l . n + l 7 l\ o c \ F - t \ t \ c r F( } . A O \ O \ O \ A O \

z

tu

F

zzXItd

&eJt4M

ci

F CEvtv4

z2

Page 288: 1{(lTA KEUANGAN

269

Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan perikanan, pemerintah

terus menunjang usaha-usaha keuah peningkatan produksi udang, baik udanglaut maupun udang hasil perikanan darat disamping usaha peningkatan hasilperikanan lainnya. Pengaturan dalam bidang penangkapan telah dilakukan,seperti dengan penenftan jalur-jalur penangkapan bagi perikanan tradisionildan bagi penangkapan dengan peralatan modern. Hal ini untuk menjaga ke-serasian dalam usaha-usaha penangkapan perikanan, sehingga dengan demikianterwruj ud pemerataan hasil diantara para nelayan.

7.5. Industri

Langkah-langkah untuk meningkatkan produksidi bidangindustri dalamtahun kedua REPELITA terus terap diusahakan oleh Pemerintah sepertihalnya pada tahun-tahun sebelumnya. Disamping itu adanya resesi ekonornidunia pada tahun 1975/1976 berpengaruh pula terhad:,p perkembangandi sektor industri dalam negeri, seperti industri-industri yang bahan bakunyasebagian besar masih diirnpor dan industri-industri yang pemasaran produk-produknya ditujukan ke luar negeri.

Pada umumnya produki industri tekstil dan indusri kimia dalamtzhun I975/1976 meningkat dibandingkan dengan produksi dalam tahunsebelumnya. Disektor industri logarn dan mesin beberapa jenis produksinyameningkat, sedangkan produksi aneka industri dan kerajinan relatif stabildibandingkan dengan produksi tah't n 197417975. Gambarln yang menyeluruhdari perkembangan beberapa hasil industri dapat dilihat pada Tabel ViL42.

Sementara itu nilai ekspor beberapa hasil industri Indonesia pada tahun1975 seperti hasil aneka industri dan kerajinan adalah meningkat dibanding-kan dengan tahun sebelurnnya. Dilain pihak nilai ekspor hasil-hasil tekstil,logam dan mesin mengalami penurunan, antara lain karena adanya kelesuanharga di luar nege.i (TabeMl.43. ).

Perkeirbangan penananan modal di bi<t:rrrg industri pada umumnyameningkat seperti tercermin dalam Tabel VIL44. Usaha peningkatan volumeproduksi adalah selalu dibarengi dengan peningkatan/perbaikan mutu produksimelalui antara lain perbaikan proses produksi, peningkatan ketrampilan,p€rbaikan komposisi bahan dan pemanfaatan hasil penelitran.

Dalam rangka untuk menggalakkan produksi industri dalam negeri,Pemerintah memberikan perlindungan yang waju bagi pertumbuhan industri,terutama untuk mengatasi persaingan antara hasil produksi dalam negeri danbarang impor sejenis, seperti barang-barang tekstil, ban, elektronika, alatalat

Y

+

Page 289: 1{(lTA KEUANGAN

270

g ' f ,

ETS E

E3

\ o q - r \ | ! , - 1 1 N - 1 6 { 4 q , n , a . - 1 f i 6 l o . 9 {6 i O - 6 | o . r N + | l ' ro o N 6 : + e |oc \ |q !o d ' r t r =

- - *

l.I oq" 9. €- '6- or \ \ 6r6 n H t s N I O r' ; c . r o r 6 r * + * 3

3

!i ..1 ..'- q

n l 1 q ' . i

G { o t 9 . qc ) , + o . r 6 . rr l ( o i 6 | | |

\ \ q ot cE- q. o- 1 o" o" o- co_ q.r 6 r o r o | o 0 - d€ ; i s R r t ( o 6 N c o r o f t

q a,o- 6! o- r! ot e. or q o. o- o^

3r..sH*38iFs-E

q 6l \.1 |r|. \ ..,- 6l il c. o. 9. o"jF F F 'ii co H o cr ro c.r @ o.i i i r! tO 6I .rl o.r lt rO dl :t

r J . |

9. c!'o- q ca- o" \ q o- o. 6I q.-r i d| + o c! 3r) (0 lo 0 rlr o| - r c l ( o a v d t N i F ! . )

aa6{ 9. n q cr i1 nl \ c6- o- L o^

I F 0o o o r c{ r ii € (t 1ll a{- 8 * : * - $ *R

a6aq (o 61 6t o- 61 9. \ q. q, o- ol

r r ' isHFsR=i ls" ,9

o- o.qo- r r r ? o- qo. o^ o- q. q, , q.( D r r o t o r . o c r o . ! l ! . 6 c t . ot t i l i r d o 6 r 0 o c f i F l i

tl al

ts

= . ? $ 0 5 !

EgSEEI!EEEEEi;iTSEa a a ) a a a a ) , t t . > . } l r t r t t€€€df €€€f f €€ 'E eE.E, f f

c i d F : d 6 i o ' i c i d i + ' - ; d ' : , , o ' o i ̂ ;

d ( o N d r r : t o -

. i d q { :

=Id3-

o" r: ..1. 9. ro.

A A

. o " 9 , q \RSDS

n o - o f o "

'.:

o- o- ro- q.

.a ,.i .i A-

q . o . o - q

$ H $E

q. ?. ol 1

* o * o .cii d c.i .d

B = . s9 e 5 rE a 4 !

E€ € €

ts'E

E

' i c i d ; ! d

5#5

F

6|

.'!

-!

o

a

It

I

a

Y

\oF6

i\6

Iloo\

3c | ! A

> 2 .

s d3 <

F *

EI

x

O.

+

+

Page 290: 1{(lTA KEUANGAN

277

.r

+

*

g F

3

.5o " o l o . q 6 - , , \ - " c . L r LO c { A r o A t r o L v +

d l ' d : . o - r b - . : c Y \ \ o - q q

*$HRE :Fi,3*E$,,

_ o ^ o - O ^ o . q o - o . o . O . o - ( ) - 6 N

ReEE$n*nd .D . i . iNR s i -i r i - . ; l o

o_ o_ o. q q o] o. o- o^ o- q dfd c.i d d d d d .di oi co '(i 6 N o oi

".o6 F F o o o , - . 1 N t : 6 r o o

o - o - - o _ o . q q , q q e " o - q - ^ o 18 : = 3 3 = 9 R F 6 3 @ | | 3 P r;

' - - - - i " . o ; ( =

o- q 'o_ - c_ n 9,c- o-ul o. ().

g-g !$ !PR Ss ,

I

cc E t t b i- E i i

c . i d ; + < i 6 c d 6 i

o- o" o- "o- o- o-

€ r o + i l + oI t s . o 6 | ' |

o I q o " \ o - o - q, N l o 0 + { l 6 0 , , ,

o r+1 o c.IF c \ r O N

d { i 6 i d d

1 4 E Q -5 . 6 . 5 2 V

E

F ! f

, - a , o 5^ , : E e ! i! . E 6 E :

c . i d ; + d d

EEJE.:

F

B

F

N

F

s16

,8

E

,9

Page 291: 1{(lTA KEUANGAN

272

Tabe l V IL43 .

NILAI EKSPOR BEBERAPA HASIL INDUSTRI INDONESIA

1968 _ 1975

( dalam US $ & FOB )

Y

TahunAneka

Logam dan mesindan kerajinan

Bidang Industri

+

1968

1969

1970

7977

1972

1973

r974

$752 ' )

s68.2001)

77+.300

1.3 34.000

7.226.200

1.796.100 I)

3.917.000 1)

4.99+.ooo 1)

2.72s.600

163.9001)

370.700

830.500

2.832.OOO

7.979.+OO

5.600.000

79.426.9oo1)

29.rO5.900

+2.958.400

5 6.83 5.500

77.374.600

81.972.800

+1) Angka diperbaiki2) Algka sementara

H

Page 292: 1{(lTA KEUANGAN

273

Tabe l V tL44 .

PERKEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG INDUSTRI

1967 - luli 197 6

P M D N P M A tT a h u n

J umlah Rencane investaiProyek ( juta Rp )

Rencana investasi(ribu US $ )

JumlahProyek

1967

1968

1969

1970

t9? |

1972

197 3

r97 4

1975 r)

llq7621

J.282

28.347

43.557

108.502

170.704

282.214

212.O94

175.799

252.994

t7.966

4t.790

44.862

r r9 .636

229,O9l

t32.925

!57.046

a22.460

119.+35

35.618

1 ' '

1 1 6

224

234

344

3 3 1

2t9

7 2 7

6 1

l l

27

3 7

64

65

5 3

8 l

6 l

35

1 0

J u m l a h 7,7 32 r.317.493 446 7.960.829

l) Angka diperbaiki

2) sampai dengan bulanJuli 1976

Page 293: 1{(lTA KEUANGAN

T

+

listrik, makanan, dalam kaleng, kosmetik, komponen'komponen kendaraan

bermotor dan arloji.

7.5.1. Indusni tekstil

Dalam tahun 197517976 perkembangan industri tekstil tetap meningkat

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi tekstil dalam tahun kedua

REPELITA Il meningkat sebesar 4,43 persen dibandingkan dengan tahun

1974/7975. Produksi benang tenun walaupun tidak mencapai angka sasaran,

tetapi meningkat dengan meyakinkan yaitu sebesar 22,36 persen' SePertl

diketahui industri tekstil meliputi industri pemintalan' pertenunan' pera1utan

dan industri pakaian jadi.

Perkembangan produksi tekstil pada tahun 197517976 agak terhambat

karena masih adanya saingan dari tekstil impor jenis tertentu'

Perkembangan realisasi produksi tekstil dan sasaran yang ditetapkan

sejak REPELITA I sampai tahun kedua REPELITA II dapat dilihat pada

Tabel VIl.45. S€dangkan mengenai hasil usaha pengembangan industri

tekstil dalam tahw 7975/1976 secara fisik dapat dilihat pada Tabel VII''f6'

Hasil perkembangan fisik tersebut adalah sebagai realisasi dan kegiatan

investasi yang pesat di bidang indusni tekstil, baik melalui PMDN maupun

PMA. Perkembangan proyek-proyek PMDN dan PMA di bidang industri

tekstil dapat diikuti pada Tabcl VIL47. dan Tabel VII.48.

Drrlam tahun lg75/7976 dan 19761\977 di bidang industri tekstil,

Pemerintah telah mengambil beberapa kebijaksanaan antara lain sebagai

ber ikut.

Guna tctap mempertahankan hasil produksi yang telah dicapai, terus

diusahakan pengadaan bahan baku kapas yang cukup. Mengingat pembelian

kapas melalui bantuan kredit PL-180 dari Amerika Serikat dirasakan berat

syarat-syaratnya, maka sejak tahun 1975 Pemerintah telah mendapatkan

sumber lain, yakni pe mbelian kapas secara komersiel juga dari Amerika Serikat'

Dalam usaha mendorong industri pakaian jadi untuk ekspor, Pemerintah

telah memberikan fasilitas yang disebut drawback system yang memungkin'

kan para pengusaha pakaian jadi untuk restitusi pembayaran bea masuk

atas bahan-bahan baku dan penolong yang diperlukan.

Kebijaksanaan pembinaan industri tekstil kecil oleh Pemerintrh ditempuh

melalui proyek Bimbingan dan Pengembangan Industri Kecil (BIP IK) yang

dimulai pada tahw 197417975, yaitu antara lain dengan mendirikan pusat

+

Page 294: 1{(lTA KEUANGAN

{

+

I

275

!e' e g

! ;

o v r | ' r r c | o ov r t \ F \ F O a . r o \* 1 6 \ O F O \ O \ O .

a o . . | o o D - o - rO\ (D N Fl \O :l' F.:ts O\ (Yt vr N t\ r_li + v r t - € o o . o \ o

FI

6r <i- O\ t-| + O .tlN + c O + - r - . \ OF{ .'"r o\ + .f| t\ o\!-.{ F{ !-r (Yr + * .vr

'o^ q -1 " :q o- €-

t \ 1 6 | Y t a O u r a a r O| v r \ o r . ^ o o \ r N. v r + r r r 6 + t t r \ O

o o o r . r r ^ \ o oO \ o N f \ r i ( o tFl N .i .+r ci {- r.l

O O O - r ( \ O tI , - F * o i N \ o + r ' |f\ F{ rtr \O Ft \O *,-r (\l N 6l rr1 .'l .l

€ € € o o c ot \ 6 r r ' | N

6l vr f'. N

o o N r + o \ oF - t - - r f f r o o \ c {F F l ( v ! . i \ O € Nr-{ ({ 6l c.l 61 6l .n

F T N

c ' r . r N . 6 + | r | \ OF- t- t- c\ l.- F- F..O\ O.. O. O. O. o\ O\

r-l Fl i.{ t-t

O\ O E-r Ol ffr ril' r.l\o l,- F. F.- F- F- t.O\ O. O. o\ O\ O. O\!-l Ft r-l !-l ?-r r-.1 i

q,ED

GIx

z

*

9o

,

(l|J

z

v

0,EE-9E. O d

lr

Ea ^

E3B"EE e

FrFtag

at)

& l

.E aX. o { - . ^F E}

<o\&z

l{

F

Page 295: 1{(lTA KEUANGAN

276

N r ( > c o c . l No ^r t-- ...,1 \o m6 . O + O ' O \ ! -

O O t - e i O dF| O r+ F l'- ..1

^r o\F d c i r '< t h \ o

o o N + o +\o \o <- t-- r- o0o \ o F t c oe.i or r- i-i \ o

Q o o o o u lY o O O 6 a -Y O d O T NY 1 o u i r - ;

.i

F! ;> c ae5

oo

E

r l r l

t -(

F

o\

t\

tl

E

. H =€rc -i;tsJEfrut trl

tu

Y11

trat)vF{

th

z,^. , t rl4 0^

r - { <}' t 4 iE a-\

z

zv>v,.1Li

+

Page 296: 1{(lTA KEUANGAN

Tabe l V I I . 47 .

PROYEK.PROYEK PMDN DI BIDANG INDUSTRI TEKSTILYANG TELAH DISETUJUI

1969n970 - r975^976

277

T a h u nRencana Investasi

( juta ruPiah )

Tenaga Kerja

Indonesia Asing

1969/ 197 0

1970/r97r

197 t/ t972

1972/797 3

197 3/1974

1974n975

797 5 /r97 6

5376

76

r08

29

28,670,69

28.808,35

21.89r,84

71. ,O37,96

208.251,98

61.746,52

44.r93,41

r4.967

28.r64

24.O24

27.962

59.198

12.L69

l q ? ? o

8 3

104

1 5 4

21,

578

106

o',

15.044

28.268

24.178

28.17 5

59.77 6

12.275

19.321

{

J u m l a h +25 +70,600,?5 185.707 1.3 30 r87,O37

+Tabe l V I I ' 48 .

PROYEK-PROYEK PMA DI BIDANG INDUSTRI TEKSTILYANG TELAH DISETUJUI

r969t7970 - t97 5n976

T a h u nRencana Investasi

( juta rupiah )

Tenaga Kerjs

Indonesia Asing

1969/1970

r97011971

r97l /1972

7972/797 3

197 1/797 4

197 4t197 5

797 5t7976

l 8

1 0

I 2' t q

3 6

+0.404,40

19.471,80

17 .409,25

+r.305,25

319.882,00

26.Ob3,90

L2.968,75

8.47 5

r4.508

r0.855

15,25 3

30.164

1 . 8 5 9

1.2J5

301 8 .776

310 14 .818

233 11 ,088

375 15.628

961 31.125

89 1.948

7 8 1 . 3 1 3

t-

J u m l a h t02 479.445,35

Page 297: 1{(lTA KEUANGAN

Y

278

pelayanan teknis, senffal industri tekstil, pusat pelayanan perajutan di Bandungdan pusat bantuan pemasaran di Jakarta. Selain daripada itu dalam tahun197 5 /1976 dibangun pula pusat Pelayanan Teknologi Tekstil di Majalaya danPekajangan serta 2 unit peralatan konpeksi untuk Jawa Tengah dan SumateraBxat.

Di bidang penanaman modal telah ditempuh kebijaksana-an yang dituju-kan guna mendorong penanaman modal di luar Jawa, teruama bagi industritekstil dan untuk memberikan peluang yang lebih besar kepada golonganekonomi lemah.

Ijin untuk mendirikan pabrik,pabrik tekstil di pulau Jawa untuk semen-tara tertutup karena pabrik yang sudah ada telah dianggap cukup, Dalam padaitu para pengusaha perajutan tekstil yang memiliki ijin ATBM, diberikan ke-sempatan untuk memodernisasikan peralatan.

7.5.2. Aneka industri dan kera jinan

Aneka industri dan kerajinan rneliputi jenisjenis indusui makanan,minuman, kesehatan dan alat-alat kesehatan, barangtrarang keramik, email,cat, plastik, kay'u, alat-alat olah raga dan hiburan, alat-alat rumah tanggaserta industri kerajinan,

Volume produksi aneka industri yang merupakan barangiarang kebu-tuhan sehari-hari, seperti minyak kelapa, minyak goreng dan rokok putihdalam tahun 1975/L976 rclatip stabil dibandinghan dengan produksi tahun197411975. Peningkatan jumlah produksi yang cukup berarti dalam tahun797 5/I97 6 relth terjadipada produksi sabun cuci sebesar 8,1 persen, tapal gigi1 5 ,2 persen dan korek api 10,3 persen. Hasil-hasil produksi lainnya dari bidarganeka industri dan kerajinan pada umumnya juga meningkat, scperti barang-barang kerajinan untuk ekspor.

Perkembangan produksi aneka industri kerajinan sejak REPELITA Idapatdilihat pada Tabel VI1.49., sedangkan beberapa produksi.lain yang tidaktercantum dalam tabel produksi tersebut juga memperlihatkan perkembanganyang meningkat. Produksi susu kental manis yang pada tahun 1974 berjumlah2.526 ribt peti @ 48 kaleng naik menjadi 2.541 ribu peti pada tahun 1975.Produksi industri cold storage untuk udang juga diperkirakan meningkat,demikian pula halnya dengan indusui makanan ringan dan minuman ringan.Adanya larangan ekspor kulit jadi telah mendorong industri barang$arangdari kulit dalam negeri yang kegiatannya pada tahun 1975 dipetkirakan me-ngalami kenaikan sebesar 30 persen dibanding tah,,n 7973/1974.

Perkembangan nilai ekspot hasil aneka industri dan kerajinan dalamperiode ta}un 1970-1975 terus meningkat (Tabel VIL50.). Dari 33 komoditiindustri ringan yang diekspor sebagian besar nilainya berasal dari minyaketeris, gaplek, tepung tapioka, rnakanan rcrnal<, makanan kering dan makanan

+

Page 298: 1{(lTA KEUANGAN

279

{

SE

$4 €

<{

co- a- o" 1 o" o- o- co. o-U ' l o i a 6 F - o\ o r n \ a ' 6 N r o ' 6 c oN . r t r 6

o. !'- o: 'o- q O- o- <,- \ur o\ €. o i F- \o r'\ +\ o N < - ' 6 N o t \ oN r t - . n

"1 t-- ..'^ .r t" o. o. .o- t-_+ c o a o o \ o N \ o N\ O NN F i

c'.t N' 6 A O O N @ c ) A \ O \ Ol t c o N 6 \ o r o \ o @\ o N 6 N a F - . . | F

+ e l

Nr - c . l + r l F - Q O \ O No N l . . t H + c ! € h o \\ o a r . . l ( r t i { N Na { :

N o N h F - O O O€ € a r o 6 N h q lh N . N N i N NN i

h . r . n o \ i o \ r . t l l\ o N i €N i c {

b! ba

!i il

E E E.E i x ;5 5i - E E k L Y t F

a a r - l ' . } d d a 2

€€€E'Ei.a€€

.i ..i i"i + ui 'rj r- di oi

\oFo.

t..

t\

Fo\

o\

t ,

&

x

z

c

zz

Xz

FI' \O=) F'A O \

qz<

"?dtrr o\

v1

Page 299: 1{(lTA KEUANGAN

e

4

F

q r -

7

F

. - = o

zUz

=;

+

r l -

Page 300: 1{(lTA KEUANGAN

' r b o I I3 F I Ic ! i i +

t$

X,)

vov

z2

2

(-c

zs; i < :

i | r t -- z o ,. l , . l l

:# ru<q

F J X

z

z

E

{

Page 301: 1{(lTA KEUANGAN

283

T a b e l V I I . 5 0 .

NILAI EKSPOR HASIL ANEKA INDUSTRI DAN KERAJINAN

1970 _ 197 6( dalam ribu US $ & FOB )

T a h u nNilai ekspor 33 komoditi

Industri ringanNifai ekspor 26 batntg

Kerajinan rakyat Jumlah

YI I7 o r l

197 L

7972

t97 3

r97 41)

tg 7 5 2 )

' J ,97 6 3 )

19.+26,O

22.512,0

33.525,0

39.268,o

62.060.8

39.770,1

+8.537,8

6 .5 9 3 ,0

9.43 3,O

t7 .567 ,O

9.25 3 ,8

42.202,7

13 .327,3

r9 .426,O

29 .LOs ,Q

+2.9-5 8,r)

) o . 6 J ) . i r

7 r .314,6

R 1 A 7 ) L

6 1 . 8 5 9 , l

{

l) Angka diperbaiki

2) Angka sementara

3) Sampai dengan April 1976

Page 302: 1{(lTA KEUANGAN

284

kalengan, barangtrarang dari kulit, rokok ketek, udang kering, udang bekudan krupuk udang. Diantara 26 jenis barang hasil kerajinan yang telah mema-suki pasaran ekspot, yang menonjol adaldr barang-barang anyaman, bahankulit, ukiran, parung, keramik dan barang'barang d:Lri logam.

Adanya peningkatan mutu barang, perbaikan disain dan pengepakan,maka pemasaran barang-barang tersebut keluar negeri semakin lancar. Usahapeningkaan volume dan mutu produksi barang aneka indusci dan kerajinanantAra lzin sebagai hasil dari banaan Pemerintah rnelalui prqgram pepbinaanindustri seperti penyuluhan melalui BIPIK, pengembangan penyediaan bahan-bahan baku dan pendirian pusat-pusat bantuan.

7,5,3, Industri logam dan mesin

Pengembangan industri logam dan mesin akan dititikberatkar padaproduksi bahan-bahan dan barang-barang modal termasuk barangtrarang se-tengah jadi.

Perkembangan yang menonjol di bidang industri logam dan mesin ter-jadi pada beberapa jenis hasil produksi industri logam seperd plat seng, mesinjahit, baterai kering, besi beton dan kawat baja, kendaraan bermotor dan elek-tronika. Sedangkan pada jenis industri logam dan mesin terasa adanya penga-ruh resesi ekonomi dunia dan persaingan dengan barang-barang impor sejenis.

Produksi plat seng pada tahun 1975/1976 mencapai jumlah sebesar170.000 ton, sedangkan produksi tahun1974/7975 adalah sebesar 70.000 ton'Hal ini berarti telah terjadi peningkatan sebesar 142 Persen.

Produksi kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor) meningkat seki-tar 20 persen dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Dalam rangkamemperbesar produksi kendaraan komersiel (seperti truk, bus dan pick-up)Pemerintah telah menempuh kebijaksanaan untuk mendorong peningkatanproduksi kendaraan tersebut antara lain dengan keringanan pajak dan mengu-rangi peningkatan produksi kendaraan pribadi beroda empat. Sebelum itu

telah dilakukan pula penghapusan bea masuk dan pajtk penjualan untukkomponen CKD dari kendaraan bermotor niaga dan menaikkan bea masuk,

MPO serta pajak penjualan komponen CKD untuk kendaraan penumpang.Dalam pada itu u ntuk menggalakkan perkembangan industri dalam negeripada umumnya, maka di bidang industri kendaraan bermotor dan barang-barang elektronika semakin diperluas pula pelaksanaan program peningkatanpenggunaan komponen barang-barang yang dihasilkar di dalam negeri.

Dalam rangka meningkatkan kwalitas hasil industri logam dan mesin,telah dimulai pembuatan standardisasi antara lain untukbesi beton, plat seng,alat penyemprot hama dan industri gula.

{

Page 303: 1{(lTA KEUANGAN

285

-iI il

F3R8€R:88888e88[Ee Q " r . 1 - - q q q q n q e q h qc O O d O < l O . r F d O \ 6 < rF - 6 f - O \ 6 r n N N

E9ER9P9P9PERE3RR3Ed:E: , iY EEEq44qE;4n : i A { O 6 c 4 < l ' O \ c o r n\ o h c \ 0 \ 6

Pss8g8:88888888€8x = ,- . - . q q v : q q q h csB R39: :3* 'o ' 4

O O -- i ^ \ a a

tE ; t s8+-E5566EE56E6 O - F h 9 o . a . o . a q q , ' l 6 r n6 O ( ! t ' 6 l . l . . l o \ O r - N6 1 6 \ o d F F \ i o r

a- e-^ o . { \ o l a . { \ o o o a o Q 9 Q Q

58k+.* e€ rEE{CAR,:s € ' s 'o t$o

aG a ^ G a^r N F. r.1 \O d

. o o d " i + ; d 9 S e e l P ? PR3 ' * - {q rE i i l qEHl6 i ; { ' d o h { t 6

.a6i q vr '"1

SEH€" ' : r8D 833388ta6 - : rE i4q {n " t; ; c o i < _ 6 + F e l a r

el, E E E E . C ld . n . i c i - j d2 2 2 A 2 7

A A t = , r , { - : : : : E I I . e: ; fC+i2r;3iG3:: ; ;

J c ' i ; + v i ' < i F o d o i d . : n i ; + d ' q F

Fq\

o\

o\

o\

o\

o\

o.\oo\

I

t

dl

ztt')

E

'rvFIA2

Z ' ol'-r t \

}4

z

)-

Page 304: 1{(lTA KEUANGAN

f

o

z,

F]

c ! < g

" nR

z

X

o. ( o

Page 305: 1{(lTA KEUANGAN

9l

t l

z

z

z

E{

tJ

F \ Ou l D q

z

2

rrlx

I E ' | |' E .o l t

-E R F pa.t .4

4

F

3

lFgr5l*

rF11

Eoz-

EIF

- o o o o. o ( o n r c \

+-s F = o'

ra iI9I >I -

IRI3Id

Page 306: 1{(lTA KEUANGAN

288

Rfq , s;E

z

F

'.]

FIF

ztrlEz

E

.<

,"-h 5i tR

. i < c ):EH;s{o<g

f i o \lrl FE

2

zrl=utsl

+

4{

IE

Page 307: 1{(lTA KEUANGAN

289

Tabe l V I I . 52 .

PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR BARANG. BARANG ELEKTRONIKA

1970 - 1975

( r i buUS$)

T a h u n Nilai - Ekspor

+

1 9 7 0

l 9 7 l

t 9 7 2

1 9 7 3

1 9 7 4

1 9 7 5

1 6 3 , 9

37 D,' l

8 30 ,5

2 .832,0

7 .919,+

t2 .947,6

Page 308: 1{(lTA KEUANGAN

Industri clekrronika mencatat suatu perkembangan yang agak baikterutama pada produksi televisi yang telah meningkat 22,9 percen dibanding-kan dengan produksi rzhtn 197417975.

Indusni perkapalan telah mulai menunjukkan adanya peningkatandalam memproduksi kapal-kapal baja dengan ukuran 500, 700 dan 1.000 dwt.

Perkembangan produksi beberapa hasil industri logam dan mesin dapatdilihat pada Tabel VIL51. Nilai ekspor barang-barang elektronika termuatdalam Tabel VlI.52.

7.5.4. Industri kimia

Penyelesaian pembangunan beberapa pabrik baru dan perluasan pabrikdalam tahun 1975/7976 telah dapat meningkatkan kapasitas produksiindustri kimia. Di bidang industri kimia jenis-jenis produksi yang mengalamikenaikan yzng agak menonjol adalah produksi pupuk urea, semen, insek-

tisida, kertas, kaca dan gas-gas untuk indusui ( Tabel VII'53. ). Selain

volume produksi yang bertambah pada beberapa hasil industri kimia,juga terdapat perbaikan kwalitas dan adanya jenis-jenis produksi baru padacahtn 797 5 /t97 6 seperli produksi ban radial.

Sementara itu dengan semakin meningkatnya beberapa jenis produksipupuk nitrogen, ban kendaraan bermotor dan asam sulfat, diharapkan volumeproduksi pupuk yang dibutuhkan dalam negeri akan dapat dipenuhi padaakhir REPELITA II. Produksi pupuk urea pada tahun 7975/1976 mencapai396,7 ribu ton atau meningkat 89,7 persen dibandingkan dengan produksipada tahun 7974/1975. Hal ini antara lain karena dibangunnya pabrikPusri Il yang telah selesai pada tahun 1974, sedangkan pupuk ZA yang di-hasilkan dari Petrokimia Gresik dalam tzhun I97 5 /L97 6 mengalami sedikitpenurunan, antara lain karena disesuikan dengan daya serap pemasaran.

Pada waktu ini di Palembang sedang dilaksanakan pembangunan pabrikPusri III dan Pusri IV. Kedua pabrik tersebut masing-masing berkapasitasproduksi 570.000 ton setahun. Direncanakan pembangunan Pusri III akan

selesai pada awal tahun 1977 dan Pusri IV akan selesai pada akhir tahun

1977. Demikian pula di Cikampek juga dibangun pabrik pupuk Urea dengan

kapasitas produksi 570.000 ton dan pabrik pupuk fodat (TSP, DAP dan NPK)

di Gresik dengan kapasitas produksi 460.000 ton setahun.

Dalam bidang industri petrokimia pada tahun 197511976 telah diha-

silkan insektisida dalam bentuk serbuk sebesar 794,3 ton dan dalarn

bentuk cair sebanyak 781,2 ribu liter. Hal ini berarti meningkat masing'

masing sebesar 157,0 persen dan 157,6 persen dibandingkan dengan produksi

tafutn 1974/7975.

Page 309: 1{(lTA KEUANGAN

791

. s a

? i < j . a c d c 1 d i . , ic'i dj +

ar l. t- O0 cO h l'- l.\ \.l N O r- h. d d 6 o d . i i - i d i d c d d i < i jo \ : + : o 6 6 \ o - i r +

c + Nd N

o . o . . t c o + + o + 0 o + o + r ^Q N + . r < : ) h \ O - F - +e . t a @ N

c \ c a N i u | + k j N f . , c O O \ O Nh N t-- co r t\ o\ t- t'- N \o + o\d . . r + i h e \ t i d c o o \

. o 6

No r\ \o 6 \o \o \o 6t co co c- od o i o i c . i F : 6 | j i . . i e . i - i . ie q l i o a . l h i c o i

a o _

q - + F . ! t N € @ . n r ^

c o d d F . : r J | . i o o ' . - i i d i Io 4 q Q < -

Nq o q F h o o € o \ ' c o , c o - l^ i . . ; o d . j . j r * i ; c j F . . i lo N \ o o *

+

. l N N

+ c o o + o Nu i I r i . - r . d F i I l o ' F i . j Ico : + \o_ i

f.:- c a

, . E E g E q E E 5 F r?: ; F - o i i g E I : J : E "a > a a = z - Q , = I r : r ! t

I -O -O -O -O -O ri -o -O -o -O e -Oi ; c ; i i - : t ; i i i . a E

t

5s.d -d

...

\o

t \

t ro\

i-

No.

l'-o\

o\

o\

o\c

a

\.

?

X

FU)D

z.^_ t -

. i c \

_ . < r

> < F r

-o Ehrd lQ -r

r- lr'l lH \ o

z2

z

Ex

{

Page 310: 1{(lTA KEUANGAN

5H

o ! 6

l$

r$

T

I

zF]

FT

?6r

F,

N

$o

z

r{d

X

Ex

t-

Z . a

2

:

xEOi

-r-

^.

-(

.qF!E

Page 311: 1{(lTA KEUANGAN

293

ffii< E

Y

ac ! o

o 4+ o

D

z . ^

.d ;<F i : f - << { 6 L i

. - < o e :s c i :( { E I : A .| . l a \

15 rr1 q

z

( =

lI1

El

A

lag ;m : .f f i v

f,

I ;I A

rgfi ii d) 6I

Page 312: 1{(lTA KEUANGAN

294

F !o t E

;E3C

tll$

'a

IE89 !n# :k ;

1|

E}l

Fo)

zr \ o- - F

di ,_t c\r = ! _ r

= < F- H 6

2J

=v&

r3TH

! 3 A 6 o' E n E E - 6 - 3 - oj

Fct4v

{

, t l - o

Page 313: 1{(lTA KEUANGAN

295

Di sektor industri silikat

semen baru dalam ahun 1975/1976 yton semen setahun.

19Z6/1977 juga meningkat antara lainl.optimasi pN Iglas serta membaiknyaebagai. akibat adanya pengawasan yangg ridak wzjar.

Produksi kaca pada uhun 1975llg76 telah mencapai 61,7 juta kakipcrsegi, sedangkan pada tahun sebelumnr; ;;il;bJ 60,j jur4 kakipersegi, berarti rclah naik sebesar 2,3 persen.Hasil produksi adukan betoa

- dalam ,tahun \975/7976 adalah sebcsar110,4 ribu M3, sedanskan produksinya a"f"_ ofrun-is 74/1975 adalahberjumlah 51,2 ribu M3 atau naik 115,6 persen.

tas milik negara, yakni pN Kertaslertas Basuki Rachmat, perum Kertasmlah 46.674 ron, beraru menrngkatngan produksi tahun sebelumnya.'r4s tercantum dalam Tabel VII.54.

Page 314: 1{(lTA KEUANGAN

296

T a b c l V I I . 5 4 .

VOLUi\ lF l DAN NILr \ t PRODUKSI PABRIK PABRIK KERTAS

r971/r97 5 '- r97 5 /t97 6( ton, iu ta ruPiah )

L r n l tVolurne ton

r ) Ni la i Rp

lg7 4/Lg7 52) D7 5l lg7 6 tg|+l lg75 r975/1g76r

1. P N Kcr tus Pldalaraug

2 PN Kcr t ls l l lab. i l<

3 . P N K c r t r r s I - c t j c s

. l PenLLrr Kcr tas I lasuki Rlchmrtr

5 PcLunt Kcr tas ( i I r rvr t

6 Pcrum Kcr tes \Lrr tx l l r t r t

3 .710

5 981

13.099

9 89u

9 .957

706

5 .168

6 293

13 .564

ro .527

9 .820

1 .OO2

1 1r2

| 693

3 268

2 .98+

2 g 7 7 2 )

1 7 0

1 . 9 5 i

? o82

+ . J - t z

3.65+

3 .327

396

J t L n r l a h +3 .3 5 1 46 .671 12 .20 .+ 15 ,7 5 I

I ) P roL luks l nc t ro

Page 315: 1{(lTA KEUANGAN

{

Volune prodr.rksi garam banyak terPengaruh oleh faktor musim, karena

pengeringan garam sebagian besar berasal dari sinar matahari. Produksi garam

dari PN Garam dalam tahun 1975/1976 adalah sebesar 53.000 ton, y.tng

berarti mengaliLmi penurunan bila dibandingkan dengan produksi tahun

sebelumnya. Hal ini antara lain karena adanya musim hujan yang panjang'

Sebagai salah satu pelaksanaan dari Instruksi Presiden No' 14 tahun 197 4

tentang peningkatan mutu makauan rakyat, maka dalam menanggulangf dan

mencegah penyakit-penyakit sebagai akibat kekurangan zat yodium yang dapat

menyebabkan cacat badaniah dan kemunduran akan kecerdasan, mulai tahun

1975/1976 terhadap garam konsumsi telah di yodisasi' Program yodisasi ter-

sebut akan diteruskan dalam tahun-tahun berikumya.

7.6. Pert4mbangan

Hasil penambangan sebagian terbesar ditujukan untuk pasar-pasar di Iuar

negeri, terutama Jepang, Amerika Serikat, khususnya pantai barat yang akhir-

akhir inijuga menjadi penting sebagai pasar minyak bumi Indonesia' Sedangkan

Eropa t€tap merupakan pasar tradisionil yang terpenting bagi timah Indonesia'

oleh karena itu perkembangan hasil tambang Indonesia sangat terPengaruh

oleh gelombang konyungtur ekonomi intemasional.

Usaha peningkatandibidangproduksi, seperti Peningkatan/perbaikanperalatan produksi, kegiatan inventarisasi kekayaan alam dan kegiatan peneliti'

an terus diusahakan. Suatu teknologi yang baru bagi Indonesia yaitu teknologi

minyak pelumas telah diterapkan pada kilang minyak Cilacap sejak bulan

Agustus 197 6.

?.6.,t. Minyak dan gas bumi

Produksi minyak bumi sejak tahun pertama REPELITA I terus meng-

alami kenaikan yang mencapai punclknyr" pada tahun 1974 clm mulai mc-

nurun dalam tahun 1975. Menurunnya produksi tersebut antara la in disebab-

kan karena adanya resesi ekonomidunia, sehingga pcrmintaan tcrhadap hls i l -

nya menurun.

Produksi minyak dalam negeri akhir-akhir ini menunjukkan bahw:t krtprL-

sitas produksi dapat rnencapai lebih dari 1,5 juta barrel sehari llal ini

disebabkan karena men irrgl'-rrrnt,l kernam0uan prodnksi clari masing-masin5l

perusahaan, disamping bert lmhrl i , tva . iL i rntrr l Pert lsahlan perminf iLkan ytng

rnulai menghasilkan.

Produksi minyak mentah t l l l lm tahun 1975/1976 rnenin' lkat scbcsxr

2,5 persen dibandingkan dengan prot luksi tahrtn sebelumnyl (Trt tel \ r I { . i5.) '

+

Page 316: 1{(lTA KEUANGAN

298

Tabe l V l I . 55 .

PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR MINYAK MENTAH

196911970 - r97511976

( juta barrel )

Tahun Produlsi Volume Ekspor 1)

REPELITA I

1969/t970

1970/7977r97y1972

r972/197 319731197+

REPELITA II

t97+/r975797 5 /tg7 62',

284,O77 /17

34r,5+72,J508,4

485,5497,6

2+t , l267,7287 ,7359,7439,1

406,942 t ,8

1 ) Termasuk hasil minyakAngka sementara

Tabe t V I I . 56 .

PER.KEMBANGAN PENGILANGAN MINYAK BUMI

1969 - r975

( juta banel )

T a h u nMinyak mentah yarg diolah

( i n - t a k e )

1969197 Ot97 |t97Z197 3r97 4t Y )

7 6 , r86,090,0

100,51 17 ,8725,5I73,4

Page 317: 1{(lTA KEUANGAN

299

IE

IBFzEE

1E

c l q

9RRE9z4

2

FEu4

+

|L

Er= o

IE

IEle

Page 318: 1{(lTA KEUANGAN

TabeMI .57 .

PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI

1970 - 7975

( juta MCF ' I

Pemanfaatan

I Tahun Produksi Sebagai bahandasar produksi

La innvr

7970

7977

1972

197 3

797 +

797 5

108,5

t21 ,5

r46,s

186,1

202,3

a1' t ' t

8,7

8 ,5

1 ' J )

1 7 ) 2 )

16,4 z)

19 ,1

9 9 . 8

1r2,7

17+,4

1s5 ,9 2 )

203,1

1 ) M i l l i on Cub i c l r cc t

2) Angka diperbaiki

+

Page 319: 1{(lTA KEUANGAN

ls

fr3g< i4 X

zn< Ht r<n {

e4EdF <

x

*{

Is

:

2

t-

2

F E-ri Ar F.

> z2J 1 A '

: U o .

r J F

c

z

z

E14IrlCr

.o*E" - r - e - !,

r

Is{

EER - E - E _ 3 _ o

Page 320: 1{(lTA KEUANGAN

302

{

il;,j',.1*i1"$3:":#"T,,:i.l+:,1-1il."i:i'.$:;ffiJf:::il;,";;il ''enduduki urutan ketiga setelah Arab bz

;;;;i:;'"' 4e7'ooo barrel tiaP hart'

perkembangan pen :;,Il-t;::t'ffi1f975 dapat dilihat pada iiutabarrel, sedangkan

neeeri pada tahun 1975 t uar neqeri. Pemerosesan

,.iugi* y*g lain sebesa rkaran- pemasaran hasil

di luar negeri itu antara. r melilin ini ditukarkan

tambahan Yang beruPa stt

i."r"'.tt"U Oakar vang diperluo* ot UtT.llt'l'-,-,

Dewasa ini di rndonesia terdapat 9 buah kilanc miny* dl--1;.11ru:

dengan kapasitas 526'0 beroperasi pada bulan

adalah kilang minyak hari. Krlang ini mampu

Asustus 1976 dengan k litef setahun'

m-enghasilkan minyak pt k memenuhi kebutuhan

Pernbangunan kill

bahan bakar minyak'

bahan bakar minYak dz

dan 1975/1976 masinl

liter akan dePat terPet :madai.sebabkan adanYa f asilit:

Mengenai produksi gas bumi sejak tahun 196%I

.";;;;t ii"i"l vn' 5i ')' Pemanfaatan gas bumt s

si masih sedikit' terutama baru untuk pembuatan 1

hj;*t*'rfiT'i:ll"lL-fi 'li1i::il*,."-andiruarnegerrp"irit p"p"ft d"n p""t listrik) maupun untuk perl

7 .6.2. llasil tambang lainnYa

T i m a h r --- r-'lnncsia timah masih menduduki

Dari hasil ekspor barang tambang lndonesia' ttt

,.*P"t Latt" setelah minYak bumi'

D aram tahun' n" " nt u p'"d'1,T'jih llT"L :::l*ff ::'T.li':i i'TJ;

berarti terjatli penurunan sebanyak 2 persen dlDar

sebelumnya' u"n""""t 't' "t'to""

i"it berkenaan <Icnaan lemahnya harga

1

Page 321: 1{(lTA KEUANGAN

303

Tabe l V I I . 58 .

PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH TTMAHr969tr970 - r97 5/197 6

( ribu metrik ton )

Tahun Produksi Ekspor

REPELITA I

1969/t970

7970/197r

t97Ur972

1972t797 J

r973/7974

REPELITA II

I974/r97 5

1975t7976r)

17,9

19,1

20,5

2r ,5

22,6

76,4

17 ,4

19,r

20,8

2 l ) 2 ' )

) 4 e

)4 7

23,6

20,9

l) Sarnpai dengan Maret 1976

2) Angka diperbaiki

Page 322: 1{(lTA KEUANGAN

304

: .1 I I i I Ie : ' IN N , 1 - - - - -

ffi

+ . - - o -

I

' - :

Fffis

rlF

U

z

" i9 -<= ;a ' '' . t ,

r ; : I. J c a i

)

.\

Page 323: 1{(lTA KEUANGAN

t

le3lu

Irlels

z8

Fr'ttt

. *RE 3;; Eh,Ht

3del

rllx

"IErir*

lErBrE

Page 324: 1{(lTA KEUANGAN

306

rEr*

l 5I =

l*

,t!4z

{

? c Ld o x o =L e = o = ,

z=t-j

ln

<T*a<= = F> : o \

z - t

zEi4Iq

}t rf;

^ o o

& r

Page 325: 1{(lTA KEUANGAN

r

,\

307

,imah di p**T d:":, -dT :*'j: *lT *il#':il$:'il:l'i:::'J:::&"',:* jijt'j:l'"";jnt-li"'"X',1i;li''i1ilfi Flllliil."t:;1ili":ilfli 1""'*J'"';"fia harga timah di pasaran dunia'

dapat diharapkan banwa pada 't^t'*'i

9lA9z7 ekspor timah akan mc-

ttn*il*o,

bijih timah selama 7 tahun terakhir- rLtL-r,,rL 92'5 persen dari

oroduksinya, sedangkan O*"ito^"

-nt"sumsi dalam' negeri adalah relatif

Lasih kecil' Dalam tahun ttt;i;;; fi;alan timah dalamlegeri berjumlah

seoesar 440.133,2 tg' p"ng'n 'i"onyJ polu""" Pabrik ?eleburan Timah

Mentok pada awal tahun '"i'*ii ^^ua seluruh produksi bijih timah

telah dapat dilebur di dalam negert'

Perkembangan produksi dit' tk'po' bijih timah sejak tahun 796911970

- tgriiiiiuaalp"t iitit'at p"oa rabel vu' s8'

Penambangan bijih tirnah selain dilakukan ':nn' tt' Timah' o"akukan

oula oleh perusahaan *t' ii"t*t-tu" perjallif bagihasil' dan oleh pe-

rusahaan swasta nasional ;;'ra.ng-;" tt"t"rt.,ti1" -aengan PT Timah'

Dalam tahun rg75tr976 #;ffi; timah d'akukan di purau Bangka,

Beli$ng, SingkeP dan Karimun'

Sementa(a itu usah"-o'"ilinutn"'i'i:i p":'1lti iiTlldiseluruh Indonesia

terus dilakukan' O"rr u't'*i"t'O'J Jiversifitasi horizontal dan vertikal

a-"ri uof," p"ngt*uangan bijih timah'

n t

l*i*u"*an bijih nikel dilakuken oleh lJIt ?-ertambangan Nikel

Pr Aneka rambang dt d;'; t'*"i'"' t,,''"'iil l:lf]l'::::.H';i:ldalam REPELITA l' terus mengalami peningkatan setrap I

tr.hun 197411975 o'" t*trl iiiV*io r"e-ngat'mi Fenurunan' Menurunnya

#J"ff ';;;;::j1"#Xjl;"l$f

"',U#:',:T:l,lT'#:ffi ::vanA kurang menguntungl

i,ili 'ir.a a""p"t ditit'"t pada Tabel Vll'5e'

Dalam tahun lg75llg76 telah dilalukan p**bii: produksi dan test

hasil pLoduksi (trial run,i"n"p"tro"""ot"-clll":::t-t::t) Prbrik r:roltiiicr'

pomJaa dengan hasil ;; tffi;';;;-' piu'it' ini mulai berproduksi pada

Permulaan tahun 1976'

Page 326: 1{(lTA KEUANGAN

308

Tabe l V I I . 59 .

PRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH NIKEL

1969/1970 - r975/1976

( ribu ton )

Tahun Produksi Volume ekcoor

REPELITA T

7969/r970

t970ll97t

797u1972

19721r97 ,

r97 3tr97 4

REPELITA II

197 4tr97 5

197 51r97 6

311 ,0

689,0

850,0

97r,5

989,9

78r,7

7 5r,2

232,O

538,4

7 64,7

737,5

830,4

853,2 L)

707,6

l) Angka diperbaiki

Page 327: 1{(lTA KEUANGAN

309

Usaha peningkatan produksi juga dilakukan dengan pembanp,rnan proyeknikel matte di daerah Sulawesi Selatan. Selain itu direncanakan pula pem-bangunan pusat peleburan nikel di pulau Gag, Irian Jaya,

BauksitUsaha tambang bauksit dilakukan oleh PT Aneka Tambang di daerah

pulau Kijang, Algkut, Tembeling, Kelong dan Pulau Koyang. Sebagian dariproduksinya diekspor ke Jepang. Sebagai akibat lesunya pasaran dalam tahun197 5/797 6, produksi bauksit mengalami penurunan dibandingkan dengantahun sebelumnya. Perkembangan produksi dan ekqpor bauksit dapat dilihatpada Tabel VII.60.

Dalam rangka menambah jumlah cadaagan bijih aluminium, telah di-lakukan penyelidikan umum yeitu dengan mengadakan eksplorasi. ProyckAluminium di Bintan telah dapat menyelesaikan penelitian dan kini sedangdijajagi kemimgkinan pembiayaannya dari Uni Soviet.

Pasir besiProduksi pasir besi dalam tahun 797 5 | 197 6 rnencapai 346.200 ton, yzng

berarti sedikit menurun bila dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya.Demikian pula ekspornya telah mengalami penurunan sebagai akibat pasar-an internasional yang melesu. Namun demikian antare tahun 1969/1970 -

197+17975 baik produksi maupun ekspornya terus meningkat (Tabel VII,61.).

Da.lam usala untuk meningkatkan ekspor pada tahun 1976 telah di-usahakan perbaikan harga ekspor pasir besi. Semenrara itu dewasa ini sudahmulai diteliti proyek besi baja dari pasir besi di daerah Yogyal<arta.

Emas dan perak

Produksi logam emas pada tahun 197511976 menunjukkan peningkatansebesar 26 persen dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya,sedangkan produksi logam perak menurun 31 perscn. Sementara itu perkem-bangan penjualan kedua logam mulia tersebut di dalam negeri pada tahun7975/1976 masing-masing adalah sebesar 19,3 kg dan 0,3 ton ( Tabel VII,6Z.dan Tabel VII.63. ).

Batu bara

Da.lam tahun 1975/1976 produksi batu bara mericapai jumlah sebesar204.0O0 ton yang berarti telah meningkat :ebesar 18,8 persen dibandingkandengan produksi tahun sebelumnya.

Penambangan batu bara dilakukan oleh PN Baru Bare didua unirpenambangan yaitu Ombilin, Sumatera Barat dan Bukit Asam, SumateraSelatan.

Page 328: 1{(lTA KEUANGAN

Tab e l V I I . 50 .

PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT

1969/1970 - 797 5/1976( ribu ton )

Tahun Volume Ekspor

REPELITA

1969t1970

r970tr97r

r97U1972

r972tr97l

797t/197+

REPELITA

r974/r975

1975 /r976

907,O

1.207,7

1.288,I

7,240,2

1.2+o,7

L.284,2

935,8

863,6

7.782,2

7.271,7

7.255,O

t.266,4

1 .267 ,3

919,8

Page 329: 1{(lTA KEUANGAN

311

Tabe l V I I . 6 r .

PRODUKSI DAN EKSPOR PASIR BESI

1969/1970 - 797 5/1976( ribu ton )

T a h un Produksi Volu me Eksoor

REPELITA I

1969/1970

t970/797 |

197 | 11972

1972/r973

t973/1974

REPELITA II

r97+1r97 5797 5/7976

5 3 ,8

298,5

237,6

323,7

3+9,27 n A 7

z+2,7

276,2.

283,6

348,0

290,7

Page 330: 1{(lTA KEUANGAN

312

Tabe l V I I . 62 '

PRODUKSI LOGAM EMAS DAN LOGAMPERAK

t9691t970 - 197511976

Tahun Logam Emas(kilogram)

Logam Perak(ton)

REPELITA I

7969/1970

7970/r9777977/r972

7972/r97 3

r973/r974

REPELITA II

r974/r975

r97 5 /797 6

26r,O255,+3+1,+332,3327,3

10 ,5O J

8 ,1o?

8 ,5

260,0

327,O

6 , I

Page 331: 1{(lTA KEUANGAN

373

Tabe l V IL63 .

EKSPOR LOGAM PERAK SERTA PENJUALAN LOGAM EMASDAN LOGAM PERAK DI DALAM NEGERI

1969/1970 - 1975tr976

TahunVolume ekspor

perakton

Penjualan dalam negeri

Logam emas Logam peraktonkg

REPELITA I

1969/1970

1970/797 |

797117972

7972n97 3

197 31797 4

REPELITA II

797+n975

797 5/r976

q ?

6,7

7 ,3

4,0

r ,0

288,4

324,o

262,5

79,3

2 ,6

3 ,8

2 , I

0 ,3

-t

Page 332: 1{(lTA KEUANGAN

Tabe l V IL 64 .

PRODUKSI BATI.I BARA

1969/r970 - 197 5/r976( ribu metrik ton )

Produksi

REPELITA I

7969t7970

1970/1971

1977h972

r972/r97 3

197 3 tr97 +

REPELITA II

797+/1975

197 5 /197 6

17 6 .0

775,4

198,8

t77 ,2

145,9

L7 t,6

20+p

Page 333: 1{(lTA KEUANGAN

{

1 1 5

Scj rk tcL l r rd inr l l l is is cneLgr , t t r t l i l 1r t t t . t t t t l ; r t t tgrL I t L la t t t barr d l r . Is . l

pcr lu L:ntu i . dr l ic r , , r l t . l r . tkr l : r r r t rL . l r .L i , r i t t ' l t l t { l t r l t l lcu{ . rc1t l i ln tc- l : l lb i ! i r ' ; f l l i i l

d i I luk i t Asar t t c l r tn Ombi l in I ) i b idrLr lg pcn. turbet tgnn i t r i d i l tn ' : r tn i rkan s i r rLLr

kontra l : brg i hrs i l denglD p ih, r f . pcrLrsrhr t . r r r i ts i t rg , . tur r c l i tp i t t urcnrprot lLrks i

br tu bar i r se be s l r ' 10 J Lr t , r t ( ]n I lng L\crnt rd iJn dapi r r d i t ingkat l : , ru mer l . t r l l

25 j r . l t r ton pcr t . rhut r Pct i ' tnrLtnngnrr Produl is i br r t r r br r r l r t l lpat d i l rhat padl

Trbc l Vt l 6 .1.

Tenbaga

I 'cn i rnrb. iugan bt j ih tcnrb, rs .L r I i I r t | ' L r I ; , t r r r l i ( i t rnLLrrg I r tsbcrg, l r lan J : tyn

oteh fireeport Indottcsiir, tuc Prrd'l t.ihull t97+ tchh tlisetcsaililn pelierja^n

i ' : r . rnst i u l ,s i d ,u pcr l r l i ^ .Lr l i r tsLal . ls i t t tcs i l l -n tes in. scLr t t l iLLtnr . t p . rd. r t . ihur l 1975

suclah c l ihkukan pcrb. r l l ian dal pcnrmbahrt l a la t -a l r t t opelas i Produl (s i b i l lh

ternbrg i l ( l rhr l tnhun 1975 l i l . t l rh scbesl l 204 900 rnct r i l ; ton, sedlngl ixr r

dal l r rn tahun 197. ] se bcsur : 212 600 mctr i l i ton, be r l r t i sedik i t mengnlami

penLLrunln dalam procLul .s in" ' r r t la l in i ent r t ra l i r i l l J i l len l i td lny, r pe l 'kembang-

an hr fgr tembega iu tc | t r ls ionaiv i rng meicst t

Semcntara i [u adrur t i r langl iah langkah pembatas ln produksi o leh CIPEC

tel.rh berhlsrl ucnlil l l ian hitig.I tenbaga pada awnl Juli 1976 l\\engeDar pcr-

kembangan pfoduL(si clan ci<spoL tcmbaga drpat diihuti pacb Tabel VIl.65

G r a n i t

Pcngusahaan batu grani t t l i l . rksanakan o leh PT K;r r imun Crani r d i pu lau

Kar i rnr .Lrr . Prot luks i da lat l t lhun 1975 . rdalah sebesar ' 635.300 ton, y lng

berarti meningkat sebesat 4g pcrscn bila dibandingkan denqan tahun se-

belumnya; set iangkan e l tspor iuga meningkat b l la d ibandingkan dcngan

ekspor tahun 197 4.

Untuh meningkatl<an ltapasitas produksi telah ditambah dua buah alat

pemecah sel{un.lcr dan tertiair dcngan clilcngkapi aLat pengavak scrta unit

pengangkur. Perkembangirn pfodul(si dan ekspor batu granit dapat dilihat

pada Tabel VI I .66.

l n t a n

Penambangan intan yang dilakukan di daerah Cempaka oleh Unit

Pertarnbangan PT Aneka Tambang belum dapat dilal<ukan secara komersiel'

Namun demikian diusahakan penelitian untuk mengetahui cadangan deposit-

nya.

l

t

Page 334: 1{(lTA KEUANGAN

376

Tabe l V I I . 65 .

PRODUKSI DAN VOLUME EKSPOR TEMBAGA KONSENTRAT

L969 - r976

( ribu metrik ton kering )

Tahun Produksi Volume eksnor

1969

r970

1971

7972

197 3

197+

1975

797 6 r)

o ' 7

1 t ( o

2t2 ,6

2M,9

r35,7

8,3

t7+,2

207 ,2

793,+

138,5

I ) Sampai dengan Jtrli 1976

I

Page 335: 1{(lTA KEUANGAN

317

Tabe l V l l . 66 .

PRODUKSI DAN EKSPOR BATU GRANIT

1969 - L976

( ribu ton )

Tahun Produksi Volume ekspor

{ '

+

1969

1970

7971

1972

te73

r97+

r975

1976r)

415,0

424,8

635,3

542,7

t48,6

36,8

92,7

248,7

l) Angka sampai dengan Ju.Ii 1976

Page 336: 1{(lTA KEUANGAN

Tabe l V IL67 .

PRODUKSI BAHAN GALIAN USAHA PERTAMBANGAN SWASTA NASIONAL

PERUS$AAN DAERAH DAN LAIN.LAIN

r97Z - 1975( t o n )

lenis Bahan Galian L97 3 197+ :.q75r,

1. Bahan-bahan semen

a. Gamping

b. Lempung

2. Marmer ( dalam MZ slabs )

3 . A s p a I

4. Yodium

5. Mangan

6. Belerang

7. Fost'at

8. Asbes

9. Kaolin

10. Pasir kwarsa

417.967

7 6.610

9 .717

115 .580

9.562

7.522

900

7.320

72.906

44.t+8

995 .7 67

7 64.287

12 .232

95.r49

t9.357

15.96521

7 .957

8 i9

) ) 7

29.6092'

6+J6p)

7.1r4.O792r9 .066

13 520

7 5 .170

25.933

18.228

234gzl

s .563

283

25.971

68.4cJ2'

r . t7 4.43327 0 .803

19.828

31.077

13.870

3.9+4

7.902

a)

25.732

63 .+22

1) Angka sementara

2) Angkadiperbaiki

Page 337: 1{(lTA KEUANGAN

319

ISrtu galian lainnYa

Ustrha penambirngau batu galian lain seperti bahan-bahan semen' yodium'

pirsir krvarsa sebagian besiu dilakukan oleh perusahaau daerah dan swasta

n:rsioual clan terutama ditujultan untuk memenuhi l<ebutuhan konsumsi dalam

negcri, Pada umumnya dalam tahun 1975 produksi batu galian tersebut

mcnlngkl t .

Adapun pcrkembangan produksi bahan-bahan galian dapat dilihat pada

Tabel VI I .67.

7.7. Plri ' ivisata

Kegiatan dalam bidang parirvisata meliputi banyak segi, antara Iain

berkaitan crat dengan sektor-sektor pembangunan, kcbudayaan (pendidikan) '

inclustri, pertanian (suaka alam) dan pekerjaan umum (penyediaan prasarana

.jalaLr, tir minlrm dan listrik )

Dalarn rangka pengembangar.r kepariwisataan itu scndiri, dalam tahun

| 9 7 5 / | 9 7 ( . l t e l a h d a p a t d i s e l e s a i l < a n a n t a r a l a i n d e s a i n f i s i k ( p h y s i c a l d e s i g n )

dlri Tamitn Purbakala Nasional & Ilorobudur, rencana induk Sulawesi Utara'

Birrat dan Sclatan, pembuatan tata guna tauah di tlacrah Nusa Dua' serta

Pcngu,.laan tanah untuk penampungall penduduk yang terkena pemugaran

Kampung Lingga Su ntarera Utiru

Sebagai usal.ra untuk lebih tercapainya suatu keserasian antara jumlah

trLris irsing yang datatlg dengan perscdiaan kamar hotel, telah diselesaikan

inverltarisasi hotel-hotel yang meliputi Jakarta, jawa Barat, Yogyakarta'

Jerva Tengah, Jlwa limur, Sumatcra Utara dan Blli Perkcmbangan arus

wisatarvau as ing d i Indonesi l sc lama tahun 1969- 1975 dapat d i l ihat pada

T.rbel VI I .68.

Usah;r uutuk tctus mcningl<atl<an promosi pariwisata di luar negeri

antirrir laju telah clilakLrhan deugan mcngil<uti Bursa Pariwisata di Berlin Barat

sertr pcrrcmu.rrl dengrn tnasyaraltat wartawall di kota-kota Paris, Amstcrdam

d i ru l i t l t r k f t t L t

l(;rllu .lalam REPELI'IA I petnnsarr:: pariwisxta terutama ditujukan

kc lu,tr rcgcli, yeng dititik bcratkall pada usaha untuk memPeroleh valuta

asing, maka ilnLarn REPELITA ll usaha tersebut lcbih ditingkatkal, yait

disirmping uLrtr'tk menatik wisatar,van lulr neger i, ditujuhan pula untul'

me nggaLakl<au rvisatllvrrn dalirm negeri

l]ersamar cleugau itu, tclah pula dilancarkan kegiatan bina masyaraliat

t

Page 338: 1{(lTA KEUANGAN

320

{

t-' e . - -E{ 5E i E- d 9

E8E

A€€

Q \ o I - ^ i og p * 6 FM . . I

( \ +

! i x r f i - =

EE+' ' ' -o r a

a o 6 a HN I

t.-

\or \ O N F i ^C \ r < t N Fi c o N l. j +

\o r ,., 6i co!_ f- tt- ^r !to . q h - .

a.lo \ 9 o . d . D' l a q F |c\ s cii

@-t\ (v t- C)\ o c \ o \ Hc) c'\ Ft N\ O N F -

as E - 5 ! pE TE g Eo v c o 4 0

d

c\o.

i.o\

c.lt . .

t .

tro\

t--

Fth

co: gnt = o \

z

EF4E

Page 339: 1{(lTA KEUANGAN

I

l r l

yang bertujuan untuk meningkatkan "Sadar Wisata", sehingga rncnimbulkan

notlvasi masyarakat untuk berpatrsipasi dalam pembangunan pariwisata.

Kemajuan dibidang pariwisata kiranya sudah mulai d'apat dirasakan dan

cti hat .tlengan nyata. Pcncrbangan-penerbangan larrgsung yarr; rnengangkut

wisatawan, misalnya antii-ra Manila - Denpasar, Los Angeles - Denpasar,

serta dibukanye routc penerbangan bam d:,TiGARUDA yang menghubungkanjalurjalur turis Jakarta -- Denpasar - Ilongkong - Tokyo, telah pula di-

selenggarakan.

Berkembangnya industri pariwisata diiringi pula dengan makin ber-

kembangnya pcrusahaan perjalanan serta meningkatnyx kesempatan kerja.

Dari laporan Manpowcr Sur-vey yang dilaksanakan Direktotat Jendral Pari-

wisata bersama-sama UNDP/ILO pada tahun 1974, drketahui bahwa sampai

akhir REPELITA I tenaga kerja di sektor Pariwisata berjumlah 48.300 orang.

Diperkirakan pada akhir REPELITA II jumlah ini akan rneningkat menjadi

61700 orang, dimana DKI Jakarta akan menyerap 24.700 ormg, Jzwa Bant

6.630 orang, Jawa Timur 9.400 orang, Bali 6.070 orang dan Siimatera

7.690 orang.

Dalam pelaksanaannya, kebijaksanaan pembangunan pariwisata selalu

diarahkan pada tetciptanya iklim yang baik dalam bidang ekonomi, sosial

dan budaya. Hal ini berarri bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya

diarahkan untuk pembangunan ekonomi saja, melainkan juga untuk ikut

membina kesatuan bangsa, mengenal dan memupuk rasa cinta tanah air serta

mempertebal ketahanan nasional.

Penanaman modal

Sejak dikeluarkannya Undang.undang No.1 tahun 1967 tentang Penanam-

an Modal Asing, dan Undang-undang No.6 tahun 1968 tentang Penanaman

Modal Dalam Negeri, pelbagai macam kegiatan investasi telah berkembang

yang meliputi berbagai sektor usaha. Jumlah proyek yang disetujui, jumlah

rencana investasi maupun realisasinya scmakin meningkat'

Dalam REPELITA II, penanaman modal asing makin diarahkan untuk

bidang-bidang usaha yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku/se-

tengah jadi sesuai dengan prioritas REPELITA II. Untuk bidang-bidang usaha

semacam itu diperlukan seLain keahlian serta ketrampilan yxng tinggi, juga

diperlukan permodalan yang cukup besar. Bahan baku/setengah jadi yang

diolah didalam negeri diperlukan bagi kelanjutan Proses pengembangan

industri didalam negeri dan untuk nrengurangi ketergantungan dlri irnpor '

Proyek-proyek PMA seperti halnya PMDN dalam tahun 197 51197 6 jry'r

>

7 .8 .

)

Page 340: 1{(lTA KEUANGAN

meninskat baik jumlah maupun investasinya Demikian ptrla penyebaran

Iokasi proyek-proyek di luar Jawa jWa menunjukkan kemajuan, dimana sektor

industri dalam tahun 1975/1975 tetip peling menarik bagi Piua penanam

rrodel dibandirglian Jcrgan sclitor'sclitor yang lain.

Bagi golongan ekonomi lemah, Penrerintah terus memberikan dorongan

untul< berkembang dengan melakukan berbagai usaha, sepeni di bidang

perkreditan, menejemen, bimbingan dan penyuluhan di bidang produksi

serta pemasaran hasil aneka industri dan kerajinan.

7.8.l. Penanaman modal dalam negeri

Sampai dengan bulan Juli 1976, proyek'proyek PMDN yang disetujui

Pemerintah berjumlah 2,488 proyek dengan rencana investasi sebesar

Rp 1.916,6 milyar. Jumlah proyek yang disetujui maupun rencana investasi

yang ditanam dari tahun ke tahun terus meningkat.

Sampai dengan bulan Juli 1976 proyek-proyek di bidang perindustrian

yang telah disetujui berjumlah 1.838 buah ata:':73,9 persen dari seluruh

proyek, dengan nilai investasi sebesar Rp 1.256,7 milyar atau 65,6 persen

dari seluruh nilai rencsna investasi yang Cisetujui Pemerinte$. Sektor-se-ktorlain yang cukup menarik bagi para penanam modal adalah sektor kehu-

tznan (27 5 proyek), perhubungan (105 proyek), dan sektor pariwisata(104 proyek).

Sementara itu niiai rencana investasi yang disetujui pada tahun 1975/1976

teiah mencapai Rp 256,1 milvar, sedangkan dalam tahun 1974iL975 adalah

Rp 193 milyar. Hal ini berarti meningkat sebesar 32,7 persen. Sebagian besar

dari proi'elc-proyek :ersebut masih berlokasi di Jarva, yaitu 670 proyek(27 persen) telletak di DKI Jakarta, Jawa Barat sebanyak 531 proyek(21,3 pcrscn), Jawa Timur 288 pro,vek (11,6 persen),Jawa Tengah 204 provek(8,2 persen). Di la in pihak sejumlah 754 proyek (30,3 Persen) beracia di

h.rar J alvr.

Dalam pada itu sarnpai tahun 197 51197 6 telah terjadi pe ningkatan jum.lah

proyek yang berlokasi di luar Jawa menjadi 743 proyek, scdang pada tahun

197 +l 197 5 baru berjumlah 692 pro,vck

Proyckaroyek PMDN yang telah disetujui sampai Maret 197 6 serta

telah habis masa bebas pajak berjumlah 502 proyek yaitu meliputi rencana

investasi setresar Rp 132,5 milyar. Di lain pihak untuk periode yang sama

proyekaroyek PMDN yang tetah habis keringanan pajaknya berjumlah 784

proyck dengan rencana investasi Rp 33 3,4 milyar.

Page 341: 1{(lTA KEUANGAN

323

i ( i

: E

€ 8 " 8 0

4 ; i

89SSr3$3 :7 ; - 6 r c ? C A 9' d o i e i c t + . D - r ,q 9

e 9 q8RR

SEgs, . i F d dG O F

O F

e q 9 qN r O

3S3

:333i : 6 t 9 - :!a. € ot dr6 C D F C {

O r O c ' , r

6 r o i . ( |

l ! ] ( o + o

l isEriHi.i

ro fio.r oj

s3* R3{ , . . : o F

- 1 g | l

qr

6sg*8; . a F o o rc i d c t d ;

!o ror 1

i q o + d r

j

E ) r

RHTT{c i d r . d dr n r S

r n r t €r o c \ | ( o r ( O

j

6 r O ! O i r o

c { + t r F f l..,: .i -' 6d d{ , - j + t

o i -9 ! - & i

j

o c {o + N o l9 ' : i n : d ?6r <h c{ 16

o o

d o

cE

. € a

-

0

E"

FE e

{ *6 tE

Es

, r h

!TT E

FzEH:Har

IIl

{'IldF

z

E2

Ezzrrl

vEI

X

I

Page 342: 1{(lTA KEUANGAN

32+

( o Fr ; 9r a . -T S;z

FIE

7F

,t'.]F

z

' ; EP.! t! o\i - ) = \- Z F- v =9: : d l

: =Fr.t

u

t4I!t

.F-

.\.

: E6 i D;:-F E

Page 343: 1{(lTA KEUANGAN

3

,

c \ | D d ) 6 , a {

I t ) f r . n ! 1 6 . a

€ - 6 a or o @ r o c ' t C \ r + i r o o r

o r c o 6 r - i o ! r c . J i +i . a + ! . o

c ! C h a i + c O F

F n i a i N c i c i c ; , . : +

or o') ts lo 0 6 6 6 @o r c r ( o @ , a o

o q 1 9 c i ? q . : q e r c oF c o c ! l r j r ! + i r o

a o

o 6 r F r . . r o 6 , J : o( o 6 1 u r + r . . )

r . . d c . i + i d c i39

E

E E 3E H IEFdd E 5J . i A: c { c i ) + 1 6 ( o

325

3

o)

;

! ; '

U g

!e

3 ^

z

{

fip2

q

z

n

I

I

.,ta

2 t |<Eeiz t

IA

F< F JA <<o

X<

tr tri

+

N + . r r i , c {

E

o a {

EfF e x< F

+

i s i d i + 6 d F < i 6 i c i

Page 344: 1{(lTA KEUANGAN

t

*r :

- ;

< d n 6

r ' - a = r + : o I n

€ . € o o + 4 0 c !€ l n A c 'e q n n e q r . t l 1 l

O, c1 *

6 o \ d r o c o ( o € 4 o O O+ 6 - € O ( 6 - 1 0 - O , O c . r + r ! o ' c { O , : r c o - c r oN + ( o - O i ! ] - + 6 O , C ! O t s r rdi d <i d.i -..: d 6i ;6i ci d d -.: -.i ci -i (i

' 6 C. r6+No) 4 (D d O 6 < O r (o cO ts F 6 + Or C. r r + O, rS 6 @ts cr(oq)tsr ..t c o) C\J 6 c! - q' ci or o or (o @ '?) o (o o, co co o @

. o ) + . o o ) t s + 6 - . a d ) @ . o 4 6 0 r - - r \ + o 6 o , 0 r r t ! N n Ed d r i d c i d d i o i d q r i ; < i c i ; F : d i < l i ; d i c i - ' * o i o i c . i - - . :l o O . t r N r r

.j

f . o - t 9 : N t - l d L - < ! * r - r - r r

g s B 9 i R c * : . 6 - F c { r 6 o c ! c ! c { r i ( E , r a | |

{ r i $ 6 r t s o 6 c \ r . o n r 6 v . o 0 o F : 6 o , 0 o r r e . o r r o ! N 6 +F c r ) ( 5 o ) . o r o 0 1 N + c o + N n t l € O 6 6 r -

j

i , - -+

F>

5>

F>

I

i o

o\

o\

I

o\

2

3 . r

trl -EzE

!,Ei

Page 345: 1{(lTA KEUANGAN

327

Adapun perkembangan proyek-proyek PMDN yang telah disetujui Peme-

rintah dapat dilihat pada Tabel VIL69., scdanqkan provek-proyek PMDN

yang mendapat fasilitas masa bebas pajak serta perangsang Penanaman modal

tercantum pada Tabel VII.70. Sedangkan menurut lokasi usahanya tercermin

pada Tabel Vll.71.

7.8,2. Penanaman modal asing

Seperti halnya dengan PMDN, maka sejak dikeluarkan Undang-undang

No. 1 tentang Penanaman Modal Asing Pada tahun 1967 hingga bulan

Agustus 1976, jumlah proyek maupun rencana investasi proyek-proyek PMA

dari tahun ke tahun juga terus meningkat.

Jumlah proyek dalam rangka PMA yang telah disetujui hingga bulan

Agustus 1976 adalah sebanyak 842 proyek meliputi rencana investasi sebesar

US $ 6.647,4 juta.

Sama halnya dengan yang terdapat pada PMDN, pada umumnya penanam

modal dalam rangka PMA sebagian besar ditanamkan di sektor industri

yaitu sebanyak 500 bua} dengan rencana investasi US $ 3.661,7 juta.

Dalam tahun 1975/7976 di bidang industri dasar telah terjadi kenaikan

rencana penanaman modal asing menjadi US $ 1.644,7 juta. Kenaikan ini

disebabkan disamping adanya penambahan modal dari sebagian proyekaroyek

yang telah disetujui, juga karena bertambahnya proyek-proyek baru, antara

lain proyek Asahan yang meliputi rencana investasi sebesar US $ 860 juta.

Sektor-sektot lain yang cukup banyak menarik perhatian penanam modal

adalah sektor kehutanan, pertanian/p.erkebunan, jasajasa pembangunan/konstruksi dan real estate.

Sampai dengan bulan Maret 1976 telah terdapat perubahan/penambahan

modal asing yang cukup berarti, terutama di sektor Pertambangan, dengan

tambahan modal sebesar US $ 703,5 juta dan di sektor industri telah me-

ningkat dengan US $ 657,6 juta. Demikian pula realisasi penanaman modal

asing juga telah terjadi peningkatan terutama di sektor industri dan sektor

kehutanan.

Lokasi proyeklroyek dalam rangka PMA sebagian besar berada di DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain dari pada itu

Pemerintah telah menempuh kebijaksanaan bahwa proyekproyek dalam

rangka PMA harus berbentuk joint venture. Kebijaksanaan ini mulai berlaku

sejak 22 Januti 1974, dengan pengecuaiian bagi beberapa proyek'yang me-

merlukan modal besar dan tehnologi tinggi. Jumlah proyek PMA yang

r

Page 346: 1{(lTA KEUANGAN

328

F

+5 -3 r2 v

co

t . .+

o\q

q

\

t-

q

\o

E

m u | F t q i o \ \ i 6

SRSs SSREHo d a - i i c t i o d J -5 * ' : \ c d r F -'.i

sSS+ s=RrB. 1 ! q \ Q c a c o i , i i i -9 l 9 g o i o i - i F J $y : v : ( J N \ o i . o e

N . n1 6 i

q , q t r lo i

O \ - N Q l l o O \ O0 0 d o \ o : 1 € F . o+ \ o i F - l \ o l c a . , l< i $ d a j \ d o i d( p i : 6

-i

9 9 , . ' + e F h 6 \ o= = \ t c o c a 6 N . n €Y - ' | \ O N \ O r h \ g . Oq I ] r - d e . i - - i s o 'Y - ' m O N 6 F r \ c O\ 6 ' . r O N NN

".,1

$eD* : * "6 f i

t l

* l - l

l r r l . a m

i ' - + + \ o r . l

. . i d ; + - i 6 F - o d d

d sA l / )E>

I

'6 .A

8 9t i rd , a

t-CA

\a& F .-E o\F F

4;t-\o

c-

t,.9\

P*€s

E J

bF

$ r'+ED

:.

t-t\

\ot\

F

Fzlrl=ta

FIri F-

i 6 \irr !-r

EEZ r

ze< Dzz< t'lz2a!IEI

J

Page 347: 1{(lTA KEUANGAN

I AI gI 9

Fz,el|lE9i

Flrl

rlFr

.d ?Fi ! > q \

- Z i . -

.,r, 6 g

(! F.l F! < \ ou te

EzEzzEI

11Ir1

}1

*

+

^ o o P 9 o2.- x ; c ' r

Page 348: 1{(lTA KEUANGAN

3 3 0

b

6 A

r t t r t t t t t t t t , l

r r L r r r l t t l r l r r l

t : - : q q i o ? \ o - i r . - { i : I q a a r : I ' ! q q e _ r q I q I q

6 0 @ o o i o F r 1 { a ! . ! . ! ! c q n n E | q nJ - : ; . i = ; d . j , r i ; - i ; + 6 i c i r : $ + & N+ S : : - 9 i ' - : 3 S:i -.:

r : - i n c t 9 q . , j r 9 + . t r r r r 4 r \ 9 N n 4 " 9 . " t 9 9q - | |

t l l

; o F i < j q , d r i F A i d - d + A i o i + N + d r : r l - . : v i d r i - + F :

; o i + c i d i d ; . r , ; i i J : i n : 6 . i F i q d . i d " , i . . i d ' i j + d

ddt . in ; . i c i+ r i t r i . , i - . . : inc ; ( j ' ; F ; a i - . i ; d i u i ; . , r . i d i

1 6 6 ( . N 6 N 4 6 d r - I 4

g

i:< ! :

a

=4

a c -z -

z z< Fz )z )t z! d E

I

t

+

Page 349: 1{(lTA KEUANGAN

f

{

6 0 I N 6 d o a 6

^N d .i ,i ci .i + + d c d dl o d + ri G -: di ild ..j

6 tri ai + d cj F -r s + -.j + - 6 o ri r:'d d 6i "i ci + ..i -.j +

; i . , 1

o L

3 C g 3 E t: j : ' F | 9 | | | r ; q | | | | | | | |

t - 4 t t t t l t t l

r l t t t t l t t t l

l t t t t t t t t t !

t t L t l t l

- i l t t t r t l t t l t t - - t t t t r t l

o 9 r oR B E R 3 1 ' R , E S 3 ' { F B t 3 , r r l q R g 9 3v j + - . i ! i . i + N d i - F c i F . i 6 i j - - . ; d i +

:B * - - r r - r o - - r r r , ' r y ;Tg

o F o 9 o + t oi s g g : - 8 3 ; B 3 3 E R 3 3 3 S : 3 t A 3 6 4 R r : 3f rS '1$ d ; ; { u r 1 i r s $

ox e - 11 * e '$ s i $ $

F ; N R F 6 o $ 6 : 9 . o 9 9

-..i oi + d d F od c! d - 6l dl + !t d rr od .i d -j .i rl ir v3 d F od

d - | - | l - | I | |

, ,E3,

J 6 i o

N l l i l - l l l

:

..

it

I

,E?

t

g

?

I

2^: f , r5 l g

, E Z E

F : E

o

t

Page 350: 1{(lTA KEUANGAN

berbentuk joint venrure sampai Maret 1976 adalah sebanyak 702 proyek

atau 84,2 persen dari seluruh proyek-proyek PMA yang telah disetujui'

Sebagian dari proyek-proyek PMA yaitu sejumlah 236 proyek telah

habis masa bebas pajaknya ( tax holiday ) dengan rencana investasi sebesar

US $ 326,5 juta. Dilain pihak sejumlah 784 proyek telah habis masa kcringanan

pajaknya dcngan rcncana invcstasi sebesar US $ 331'3 juta Scbagaimana

diketahui bahwa rcalisasi dari proyck-proyek tcrsebut disamping memperbesar

volumc produksi juga turut menamPung tcnaga kcrja dan mcnambah pen-

dapatan negara,

Adapun proyek'proyek penanaman modal asing yang telah disetujui

Pemerintah menurut bidang usaha tercantum dalam 'Iabel VI|,72., sedangkan

proyek-proyek Penanaman modal asing yang disetujui Pemerintah menurut

negara asalnya dapat dilihat pada Tabel VII.73', dan menurut lokasi

usahanya terdapat dalam Tabel VII.74.

7.9. Prasarana

Bidang prasarana memainkan Peranan penting dalam pembangunan.

Peningkatan hasil-hasil pembangunan yang b€rujud dalam bentuk kenaikan

pendapatan nasional antara lain disebabkan oleh membaiknya keadaan pra-

sarana pada umumnya. Oleh karena itu perbaikan dan penyempurnaan pra'

sarana yang telah ada terus dilaksanakan, disamping memperluas dan mem'

bangun yang baru.

Pembangunan bidang prasarana mencakup usaha-usaha pembangunan

sektor pengairan, cipta karya, bina marga dan perhubungan. Sektor per-

hubungan meliputi sub sektor perhubungan darat, Perhubungan laut, per-

hubungan udara, meteorologi dan geofisika serta Pos dan telekomunikasi.

Disadari sepenuhnya bahwa adanya suatu produksi yang meningkat

haruslah disertai dengan bertambah jauhnya jangkauan pemasaran barang-

barang. Keadaan ini pada gilirannya akan membuat ramai arus perdagangan

antar daerah dan meningkatnya ekspor, yang sekaligus berarti pula akan

memperluas jaringan angkutan. Perkembangan ini selanjutnya mendorong

usaha untuk lebih meningkatnya efisiensi angkutan, menuju kepada satuan-

satuan angkutan yang lebih besar.

Sejalan dengan itu, dituntut pula adanya jalur jalan dan lintasan jembatan

yang cukup sesuai dengan standar muatan baru. l{husus dalam hal pet{uasanjaringan, persoalan yang menonjol terletak pada penggantian jembatan. Oleh

karena itu, Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk membangun

t

+

Page 351: 1{(lTA KEUANGAN

331

jembatan dengan bobot yang lebih besar dari jembatan yang sudah ada. Uraianperkembangan dari masing-masing sektor yang tercakup dalam bidang pra-sarana dapat diikuti dibawah ini.

7.9.1. Sektor pengairan

Sektor pengairan adalah mencakup irigasi, persungaian dan pengembang-an sumber-sumber air lainnya, seperti rawa pasang surut, rawa bukan pasangsurut. Flasil-hasil yang telah dicapai dari pembangunan prasarana pengairanantara lain dapat diikuti pada Tabel VII.75.

Dalam masa pelaksanaan REPELITA Il, tclah banyak pckcrjaan pcrcnca-naan pengembangan wilayah sungai yang telah diselesaikan dan segera dilak-sanakan proyek-proyek pembangunannya seperti pengembangan wilayahsungai Bengawan Solo dan Waduk Wonogiri. Disamping itu dengan adanyapengembangan wilayah sungai, akan banyak proyek-proyek serbaguna yangdilaksanakan oleh Pemerintah, misalnya Waduk Sempor di Kedu Selatan.

Pemanfaatan sumber-sumber air sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha untuk menjaga kelestarian kanal dibagian hulu dari suatu wilayal.rsungai, usaha menjaga kelestarian hutan, penghijauan dan lain-lain untukmencegah adanya Dendangkalan sungai atau waduk sebagai akibat erosi.

Salah satu manifestasi dari pada rencana pengembangan wilayah sungaiialah Proyek Serbaguna Jatiluhur, yang manfaat tehnisnya telah dapat dirasa-kan antara lain berupa terciptanya sumber penyediaan air dan tenaga listrikdan dapat menghindarkan daerah hilir dari bahaya banjir.

7.9.2. Sektor cipta karya

Dalam tahun 1975/1976 kegiatan pcmbangunan sektor cipta karyaadalah rneianjutkan pembangunan penyediaan air minum dan perumahanrakyat, sesuai dengan yang telah digariskan dalam REPELITA II- Selainpcniugl(atirn pr:odultr;i air ininun, diusahal<an pula agar hasil tcrsebut dapatdimanfaatkan oleh rakyrt seluas{uasnya melalui pcmbangunan jaringandistribusi,

Untuk lebih meningkatkan pembangunan air minum, pada tahun7976/7977 Pemerintah telah melaksanakan kebijaksanaan baru dalam pem-biayaan proyek tersebut. Dengan kebijaksanaan baru ini diusahakan agarsecara bertahap kota-kota yang sudah mampu, dapat menerima pembiayaan

iJLci,j i i i ; l r(ri irurl ' r lcrrgxir sis,i i 'r pirlJ,rrr;;u, scr' lnilg:\, i l i uni(rl\ ko'..r-kc,i.1 ,varsbelum mampu pembiayaan proyek-proyek air minum masih tetap akan

Page 352: 1{(lTA KEUANGAN

334

\o

q.

o.

t-

6 N + N+ N h r t' 1

" - a \ q\^ coO ( E A i

N $ + \ oN C ' N 6\o \o. . i o . . i GC r ( \ t ' s i

6 \ O 0 c t -F . + \ O O \o . . . r o FG - j o . o . ;6 C \ C O dC N : N A

\ O O m \ O01 CO co rn$ 1 - t t

c ) N

rf {'r { 6 c \ c \o \ c o c o 6.t ui ui rih r f e r +

+ or o < i or \ + o o \. i d c r +6 V

O \ g \ \ O Q$ F - A A

< t o..i + e.i vit- G] \O N

a 6 o \ o rN O

a d i . i . ji i . t - c t

o,

o\

F.

o.

*<- r . l

= i: r,r

o\

c.9\

t.-0\

o\

o\

t-

o\

t-o\

o\9\

crOr

o\

o\\ c ^

i zR, , 3 z 9

za<,cE

z

z

rlta

f

+

Page 353: 1{(lTA KEUANGAN

) ) f

dipcrtimbangkan sebagai bantuan pembangunan.

Pembangunan air minum sebenarnya tidak lepas dari nsaha-usaha pcr-

baikan dan peningkatan mutu Iingkungen pemukiman. Khusr.rs di daerah

pedesaan, pcmbangunan penyecliaan air rrinum diutamakan pada perbaikan

sistcm yang telah ada dan percontohan srstcrlr pcrorangan yang mcmcnnlri

syarat-syaxat kesehatan,

Perkembangan kora-kota dzrn clesadesa sebagai lingkungan pcmukiman

perlu dikendalikan, yaitu dengirn menggunakan pendekatan pcngcmbangan

wilayah. Langkah ini perlu dilakukan agar tercipta pemukirnan ;'ang bermutu,

schat, tcrtib dan terltur sehingga dapat memberikan l<escjzLhLcraan sertaketenteraman hidup.

Perbaikan lingkungan pemukiman di dacrah pedesaan dilakukan melaluiusaha pemugaran perumahan, Usaha ini akan mempengaruhi kegiatan pem-bangunan di sektor pertanian, dan sekaligus dapat mencegah urbanisasi.

Di daerah perkotaan, Pemerintah telah memulai usaha pembangunan

di bidang perumahan rakyat berupa perbaikan dan pernbanguuan lingkungan

perumahan. Salah satu contoh diantaranya adalah proyek r\llrlrammad Husni

Thamrin (MHT) di J akarta.

Dalam rangka menunjang program penimahan rakyat, telah dibentul< bc-

trerapa lembaga perumahan sepert.i Badan Kebijaksanaan Perumahln Nasional(BKPN), Perusahaan Umum Nasional (PERUMNAS) dan Bank'fabungan Nasi-

onal (BTN) sebagai bank hipotek perumahan. PERUMNAS dalam hal ini ber-

tindak sebagai lembaga yang mempersiapkan dan melaksanakan proyek-proyek

pembangunan perumahan.

Sejak berdirinya pada tahun 7974 sampai tahun kedua REPIILITA II,Perumnas telah dapat membangun 1.112 rumah sederhana, masing-masing

860 rumah di Depok dan 252 rumah di Semarang, serta masih akan dibangunlagi sebanyak 1.106 rumah.

Dibidang perencanaan tata kota sejak REPELITA I telah dapat di-selesaikan rencana induk (master plan) untuk 7 ibukota dan 5 kota lainnya.Sejak tahun 1975 untuk perencanaan tata daerah, telafi dilaksanakan peng-kajian pengembangan regional dengan bantuan tehnik dari luar negeri.Pengkajian pengembangan regional tersebut antara lain adalah (1) Pengkajian

pengembangan Sumatera bagian selatan yang meliputi propinsi Sumatera

Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung yang tahap pertama-

nya telah selesai dilaksanakan, sedangkan tahap kedua masih berlangsung;(2) Pengkajian pengembangan r€gional Sumatera bagian utara yaitu meliputi

+

Page 354: 1{(lTA KEUANGAN

336

-,(

pfopinsi D.l, Acch, Sunrirterrr Utara dan Riau dimana tahap pertamanya sudah

sclesair ( 3 ) Pcngliajian pcngembangan regional lndonesia bagian timur meliputi

propirsi Nusr 'l 'cnggara Barat dan Maluku yang waktu ini masih dalam

pclllisanaan; (4) Pcngkajian pengembangan regional Jarva yang melputi pro-

p i rs i J lwa Tengah, Jawa Timur dan Daerah ls t imewa Yogyakar ta; (5) Peng-

l<rrjirr pengembangan regional Kalimantan dan pengkajian pengcmbangan

rcsional Sulawesi yang sedang dalam pelaksanaan.

Untuk rencana-rencana khusus telah pula dilakukan pengkajian mengenai

penyusunan Strategi Pcngembangan WiJayah Jabotabek dan Pengl<ajian Pe'

ngembaugan Wilayah Pasnman Barat di propinsi Sumatera Barat, yang tahaP

pertamanya telnh pula diselesaikan. Diharapkan dengan melalui pengkajian-

pengkaj ian terscbut akan dapat d i temuk:Ln suatu metode dnn tehnik Perenca-naan tata dlerah yat.tg sesuai, sehingga claptr diterapkan di lndonesia Semen-

tara itu pengaruran vang senra diprlukan pula cli daerah pedesaan, unnrk

mcnghindarkan kemsakan lingkungan pentukiuran dau untuk meningkatkan

mum kehidupan d i dacrah pedesaan.

7.9.3, Scktor tenaga l is t r ik dan gas

Salah satu unsur prasarana yang penting baili untuk pengerrbangan wila-

yah dan lingkungln pernukinatr r't)lrLllturr trrltLtl! pengcurbangan dan penba

ngunan industri ialah tenaga hstrik, Oleh karcna itu program Penlngkatantenaga l is t r ik sc lama I {EPELITA I I . d i tckanhan l<epat la usaha untu l< mcnve-

lcnggarakan pelaynl2n [ragi kepcntingan umum agar dapat memberikan pc-

nyediaan tenaga listrik yang cul<up dan bcrkwalitas tinggi Usaha tersebut

dilaksanakan dcngan nrelll<ukan lchabilitasi, metriugkatkau dll\ 'a tcrPasang

scrta mcmperluas jaringan transnisi dan distribusi.

IJntu l< memenrrh i kebrr t i rhan ekan teneqa l is t r i l< r .211g scml l< in neuingkat

baik di bidang industri menengah naupun besar, mak.r secata bertahap di-

nsahakan penyecliaan tenaga listrilt ynng kontinu dan scsuai dengan kebutuhan

industri bersangkutan,

Selain dari pada itu, rnengingat adanya peningkatan pcrmintnirn masya-

ral<at aktt.t tcnaga listrih, nlka sebelum pcmbangunan p'rslt pcmbatrgkit

listrik 1'ang besar sclcsai, clibangun pula bcbcrapa pusat listrik tcnaga gas

(PLTG) yang dapat disclcsaikan dalam waktu }'ang lebih singkat Langkah

ini'dapat terlihat di beberapa kota besar yang kcbutuhan tenaga listriknl'a

sangat melonjnk seperti Medan, Jakarta dan Semarang.

Daianr usaha untuk menyebar lulskan pcngcmbangan kclistril ian tli-

selumh Indonesia khususnya di ibukota kabupaten, dalam tahun 197511976

n.rulai dipcrsiapkan pembangunan 140 unit Pusat listrik tenaga diesel (PLTD)

dengan kapasitas besar dan kccil,

T-

+

Page 355: 1{(lTA KEUANGAN

F

I

+

J ) /

t-o.

0\

o.

E Fi <

- ' 1? t !

1e

o\

F.Or

o\

F'o\

o\

6.

F.o\

oo\

o.o\

ra

F

J

( r oz !

€ F :

- , i z s- { o .' z , - 1

1 ( J o! z t .! r < o .F r o =

Eg

a

f

Page 356: 1{(lTA KEUANGAN

338

o 6

c^l i€ 6 a +o \ Q t - . oh \ o c o \ o+ r \N 6. n N

o { \ t6 $= i : \ q t. . r + o o \o a-q n Q o \...1 N

F o \ t r| . - o r r \ o+ \ o < , ic o . r + oO\ q\q q o \ c o

= ! c2u- =

9 9

\ots-a

i-0\

ts-

t . .

t . .

t ,

Fo\

b..q\

t-6 \ O'i c,'

ztl

{

t

+

Page 357: 1{(lTA KEUANGAN

339

.E

n

i

E.

i=

\od ' r

N \ O

o \ od o d d

6 l xN + ^ - t

Q € O C ii \ o

. C O \ Ov ^ O N

a ^ '+ ;

n

FI

- " 9 .

6 C O O .

o\_ u )F- \o Ci' I

Fi

\o, o- |\ o ! t oF,| o

6i

\o

d c o ; ' l

- i e i d i +

c\o\

F

l.ro\

€r+ t F-c rl

! trl

l.\9\

t \

F.

t .o\

t-q\

F

t-

t t

6

o\

Or \Ot . .z^

o d < S

i 3R> o :

= F r

it

Page 358: 1{(lTA KEUANGAN

340

vI

E ' o

F- z :-:

- < i x

. ' V o; 4 . ^h < =

= i

td

j

+

g

af

'E

.F

i

I

ilr

Page 359: 1{(lTA KEUANGAN

'\

J4l

Pcnyebar luasan kegiatan pembangunan kelistrikan juga dilaksana-

kan dengan pemindahan unit-unit diesel dari daerahdaerah yang zudah mem-

perolel.r tambahan daya pembangkit tenaga lisuik yang berkapasitas besar

ke daerah yang mcmerlukar, khus:snya daerah yang masih me ngalami

pemadaman.

Selanjumya, guna meningkatkan elekuifikasi di pedesaan telah dilaksa'

nakan pembangunan pusat-pusat lisuik tenaga mikohidro (PLTM), Dalam

tahun 197511976 telah diselesaikan pembangunan PLTN{ Munthe di Tanah

Karo yang berkapasitas 1 x 64 KW. Disamping itu telah direncanakan juga

pe-bangun"n PLTM di beberapa tempat lainnya'

Berkat adanya kegiatan rehabilitasi dan pembangunan yang dilakukan,

bidang kelistrikan menunjukkan perkembangan yang cukup Pesat baik dilihat

dari segi fisik maupun pengusahaannya. Perkembangan ini dapat diikuti pada

Tabel VII.76. dan Tabel VII.77.

Mengenai tenaga gas, pemanfaatannya sebagai fasilitas penyediaan bahan

bakar tidak terlepas dari perhatian Pemerintah.

Penyediaan gas yang bersih dan aman yang langsrng srmpai kepada

pemakainya, akan sangat mengurangi bahaya-bahaya yang khas pada ling'

kungan pemukiman daerah perkotaan yang berpenduduk pada1, yaitu pe'

ngotoran, pencemaran udara dan bahaya kebakaran, yrng antara lain di

sebabkan karena besarnya arus transportasi dan penimbunan bahan bakar

ke dan di tempat pemakai.

Usaha-usaha peningkatan tenaga gas juga didorong oleh kemungkinan

yang iebih luas dalam menlrnjang peningkatan penyediaan kebunrhan energi

nasional,

Dalam tahun kedua REPELITA II, kegiatirn program peningkatan tenaga

gas diutamakan kepada peningkatan kemampuan usaha dan penjajagan

menBnai kemungkinan penyaluran gas bumi dibeberapa kota, antara lain

untuk Jakarta, Surabaya dan Medan. Disamping itu juga ditekankan usaha-

usaha pengamanan fasilitas agar dapat menjamin keadaan penyediaan gas

untuk masyarakat. Hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan sampai dengan

tzhrn 1975/1976 dapat diikuti pada Tabel VII.78.

7.9:4. Sektor bina marga

Sektor bina marga meliputi bidang jatan dan jembatan. Dalam

RllPEl-.l 'tA ll, kebijaksa:raan yang ditempuh tetap dititik beratkan pada

-t-

+

Page 360: 1{(lTA KEUANGAN

342

usaha-usaha rehabilitasi dan peningkatan jaringan jalan yang mempunyai nilai

ekonomi dan sosial yang tinggi. Sampai dengan tahun kedua REPELITA II

hasil-hasil yang dicapai dapat diikuti pada Tabel VIL79.

Walaupun penanganan jaringan jalan secara meluas dihadapkan kepadakemampuan penyediaan dana yang terbatas, namun perluasannya perlu danharus dilakukan secepatnya, C)leh karena inr dalam mengatasi masalah iniditempuh pcndekatan konstruksi secara bertahap, Perbaikan ataupun pem-bangunan jalan tidak diperhitungkan untuk melayani perkembangan lalu{intasjangka oanjang, akan tempi diutamakan untuk melayani perkembangan jang-

ka pendek dan mencngah, yang pelaksanaannya ditinjau secara berkala untuk

disesuaikan dengan perkembangan pcmbangunan ditiap daerah,

Kepadatan lalulintas menggambarkan kepadatan jasa perdagangan dan

angkutan. Pada gilirannya kedr.ra jenis jasa ini akan merangsang lagi peningkat-

an produksi lebih lanjut yang menimbulkan tuntutan terhadap penyediaanprasarana produksi yang lebih baik.

Meningkamya kemampuan jaringan jalan pada umumnya, telah mendo-rong perkembangan kota dan desa. Kota berperan sebagai terminal jasa per-dagangan dan angkutan serta mempunyai fungsi pelayanan terhadap wilayahsekitarnya dalam proses pemasaran barang-barang. Dalam hubungan itu di-butuhkan pelayanan angkutanjarakjauh, jarak menengah dan lokal. Ketiganya

diusahakan untuk dipenuhi dengan memperhitungkan efisiensi dalam penye-

diaan jaringan jalan melalui penetapan klasifikasi fungsionil jalan yang mem-

bagi fungsi kedalam arteri, kolektor dan lokal. Pelaksanaannya menyangkut

pengaturan tata kota dan tata desa.

Usaha pcmbangunan jalan dalam kota yang dirujukan semata-matauntuk memenuhi runtutan pengembangan lalu-lintas, dapat berakibat me-nyulitkarr pengendalian pelkembangan kota yang belsangkutan, Terutamajika kota tersebut sebagai sentra-senra yang menguasai pelabuhan besarseperti Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang dan Ujung Pandang.Olch karena itu kini telah mulai dirumuskan program pembinaan jaringanjalan kota yang berfungsi mengendalikan perkembangan kota untuk mencegahbcrlangsungnya proses miglasi vang bcrkclcbihi{n.

Usaha perataan nngkat pertumbuhan ekonomi memerlukan penangananmenl'eluruh dan pcnycrasian anua sehtcr.scliioi pcmbangunan, K;lau dalanREPELITA I perencanaan baru dapat dilakukan secara parsiel, maka kini

tengah diusahakan membuat rencana secara terkoordinasi yang meliputi jalan

negara, propinsi mapun kabupaten/kotamadya. Dalam rangka ini penyebaran

*-

Page 361: 1{(lTA KEUANGAN

343

. E bf : - 5

? 6 a ? G '

r { o t s c ) r

q 9

O F - +

o . o r Ar | r c o ( l

!:

6.i d

c.r (o +i +

q ) ( o

tl cil ir..1 oi ro

f i r o or a i o NF r o c h

q o -d t + o

< i :

I

4€ r l is e iE!E4 - i !

at

R

ol

€ E

I I P

/(

zzz

:( 0\

< o \

z

it

+

Page 362: 1{(lTA KEUANGAN

I 5I {

r3

l 3I {

IB

rll*

IFrrI$

o r o o

z,]

F

4

III .^C H

z

z:Mc

tt

Page 363: 1{(lTA KEUANGAN

zz

zEfrl

* a IL < >

" URz

z2

EETY

}(

't-

E ; 5 ; o

T$g

,E

srl

I$

IA I

8883oO N

Page 364: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k V I I . 3 0 . 3 4 6

HASIL-HASIL PEMBANCUNAN JEMBATAN, 1969/1970 - 1975t1976

.l

+

( 000 meter ) 1969 t197 0

t970/1971

1971/1972

II

r972/197 3

197 3t197+

197 4t197 5

t97 5 t197 6(sementara)

( 000 m€tcr )

Pembangunan baruRehabilitasi

Page 365: 1{(lTA KEUANGAN

t + t

usaha-usaha pemtrangunan telnh dilakukan melalui program perluasan jaringan

jalan, baik 1'ang dttanga,ni oleh Pemerintah Pusat mattpun Pemcrintah Daerah

berdasarkan pendapatan sendiri, ataupun atas dasar bantuan Pemerintah

Pusat. Perluasan jaringan jalan yang dikaitkan dengan usaha penyebaran

pembangunan antara lain terlihat pada usaha-usaha penempatan transmfrasi

dalam wilayah jalan Srjunjung - Lubuklinggau

Didalam melaksanakan perluasan jaringan jalan, persoalan yang menonJol

terletak pada pekerjaan penggantian jembatan. Telhadap penggantian jcmbatan

dilakukan dengan cara yang murah dan cepat, misalnya menggunakan jem-

batan kcrangka baja serta balok-balok pratekan.

7.9.5. Perhubungan

Peranan dan fungsi sektor perhubungan cerletak dalam kemampuannya

unork membcrikan aneka-ragam jasa transport dan komunikasi. Pola pengcm-

bangan sektor perhubungan ditujukan pada tercaPainya suatu sistim angkutan

nasional yang seimtrang, dimana setiap macam angkutan dan komunikasi

dapat diman{aatkan secara optimal dan ekonomis

Kegiatan sektor perhubungan juga menunjang hubungnn ekonomi dengan

luar negeri. Program peningkatan ekspor memerlukan peranan sektor per-

hubungan yang mantap terulama dari sub sektor perhubungan Laut Sementara

itu kepentingan sektor perhubungan tetaP diperjuangkan dalarn berbagai

forum, sepcrti ASEAN dan kerjasama regional lainnya secara lebih luas dalam

hubungan bilateral dan mnltilateral.

Dengan keadaau wilavah yang sedemikian luas, maka peranan Pemerintah

dalam usaha memenuhi setiap kebutuhan jasa angLltan yang dapat mencapai

setiap pelosok tanah air masih tetap menentukan. Hal ini tcrcermin dengan

dilaksanakannya sendiri angkutan pelintis oleh Pemerintah

Walaupun nasih terdapat berbagai kekurangan, namun usaha pem-

bangunan disektor perhubungan yang cligalakkan sejak dilaksanakannya

REPELII'A I, telah dapat menempatkan kondisi sektor perhubungan pada

keadaan yang jauh lebih traik.

(1) Perhubungan darat

Selama REPELITA I sampai tahun kedua REPELITA Il secara berangsur-

angsur sarana angkutan jalan raya mulai menuju perbaikan. Bersamaan dengan

itu perkembangan ekonomi yang terjadi sebagai akibat laju pernbangunan,

telah menempatkan jalan raya pada posisi yar.rg menonjol Oleh karena inr

+

Page 366: 1{(lTA KEUANGAN

348

Pemerintah terus melakukan usaha perbaikan, pemeliharaan, rehabilitasi serta

penrbangunan jahn. Usche ini n.rerupakrn pfogram pembang'.rnen I'ong di-

dasarkan pada hasil penelaahan terhadap kebutuhan angkutan yang diperkira-

kan akan terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama Pada angkutan

barang dan penumpang. Adapun perkembangan jumlah armada angkutan

jalan sampai dengan tahun 7975 dapat dilihat pada Tabel VII.80.

Pada Tabel VII.80. dapat diketahui, bahwa dalam tahun 1975 jumlah

mobil angkutan (mobil barang) telah meningkat dengan 14 persen, sedang

bis dan mobil penumpang masing-masing meningkat dengan 14 persen dan

l2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam pada itu prasarana

angkutan jalan raya secara berangsur-angsur terus diperbaiki, ditingkatkan

mutunya dan bahkan juga dibangun yang baru sehingga masalah kelancaran

dan keamanan lalu lintas secara bertahap dapat dicapai meskipun bclum dapat

sepenuhnya memenuhi kebutuhan.

Bagi daerah-daerah yang masih terpencil diusahakan fasilitas angkutan

perintis yang dilakukan oleh PN DAMRI, Angkutan-angku tan perintis ter-

sebut bukan saja ditujukan agar terdapat pertumbuhan yang lebih serasi

antara daerah yang satu dengan daerah lainnya, tetapi dimaksudkan pula

sebagai usaha untuk meratakan kemakmuran, Sampai dengan bulan Maret

197 6 terdapat 10 3 unit angkutan perintis yang terdiri dari 3 0 truk dan 73 bis.

Mengenai perkereta-apian , masalah pokok yang dihadapi Perusahaan

Jawatan Kereta Api (PJKA) antara lain adalah bagaimana menyesuaikan ka-

pasitas sejalan dengan peningkatan permintaan angkutan baik penumpang

maupun barang. Berkenaan dengan itu, dalam rangka meningkatkan kemam-

puan operasionil PJKA, telah ditetapkan rencana penyehatan PJKA secara

rirenyeluruh yang meliputi periode 1974/1975 sampai dengan 1978/1979.

Walauputr dalam pelaksanaa-nnya rencana ini belum selurtrhnya dapat

dilaksanakan dengan sempurna, namun secara bertahap PJKA telah mampu

meningkatkan kapasitasnya. Perkembangan penyediaan jasa produksi ang-

krrran kereta api unruk mengimbangi kebutuhan masyarakat dapat diikuti

me la lu l i Tabel VI I .S1.

Sclain pcningkatan produksi jasa pcrkcreta-apian, juga telah diadakan

rehabilitasi dan investasi yang dititik beratkan pada usaha untuk mcmperting-

gi kapasitas angkut pada bidang sarana dan keselamatan yang mantap dibidang

prasarana, Hasil rehabilitasi yang telah dicapai sampai dengan akhir tahun

1975/I976 daoat dilihat pada Tabcl VIL82.

/.

Page 367: 1{(lTA KEUANGAN

349

Tabe l V I I . 80 .

PERKEMBANGAN ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYA

1969 - r975( dalam buah )

Trhun hls Mobil bsrang/truk Mobil Fnumpsng Jumlsh

+

f

r 969

197 0

1 9 7 7

r 972

r97 3

197 4

t97 5

20'+9?

23,45r

22.562

26.488

30.368

3r.419

t 5.900

95.660

99.814

tlz.a7a

131.175

144.060

166.356

189.480

212.12t

235.816

256.988

277.21O

307.7 39

t37.70r

377.990

328.280

359.081

392.428

4t4.E7 ?

482.167

srr.496

603.r70

Page 368: 1{(lTA KEUANGAN

t ) u

O\ r.r o\ <o o\ O \o O\r . t r . r { - . 6 € t \ : rC O C O O \ O O F \ d O \

. i . j + . i

F--

N

\ o +\o .ntn

O- q cr^ \o^ O-+ .6 + <1. r.i

! i - + o . i +- i t . i d d o ir 6 r n + N

N \ O r n . { f - O6r \o 6l r.i N o\* + \ O . n C . r r '; ; ; r . i e i G

Fl

F.1,.1

o \ o F N r n F l < - -\ o N F \ F F - = i f . . F -O \ O \ O \ O \ O \ 5 6 6

r+ cO

e { N

NaoNN

h o F

i: --E t -

0 0 ^

! 9 !

to Hg g a

c,

uo( ( ! ^g. bo

F.

I

i

F. t !

= 11 ^) F ( c

E A( ! v

z

z

=

\

Page 369: 1{(lTA KEUANGAN

\oo\

t ) I

I

< p

€ -a. , t 9 c o o \ r r \ o . . r rc \ ' A t l ^ \ o g \ ' F F - 'r a r \ o N d

. j o

i\o\

q\

F.o\

o\

F

F

F-

NF6.

N

\ Nc o . n o N N t f l

o\ ri .n .\r + \o r ,c a N

ao o \a { O @ O \ t - \ r / | ( \ C o u r tt \ @ 6 r €. { : 6 ' + +

+ d i

\ O N

' ) , Q t \ i \ Q I ( t t i b e \ Q l \ + i Q I r l i r d t i J r r r l - l i , ( l

' r l : ' r l r l t ? l \ , l r l r l t : l l m r ' ' l r r l l i r : ' l ' r l J j r l t ' S r l t t l

. l , r? r l l t I iF . l I ISBrduJ j ]n l ;C( f lo l fB rn rJz lz r r r ; : .1 f l )$irilr,',,1 ft;urJ sgr4rr r*,1ry'

1q'.t 1li,,1l!'ll,l'f i I IJ ; iJc l . l t iv

Ii t z iz r r lqn : [ r

. l r ;n i ro - r : , d l ; l l r l I r l t t - , l l ' J r : l t rd r i l : r l i r r ; I\o\ o | . | 6 0 6 ' r l

N N _ . 4 , , r ,")

' I r j , i l { f l i ! (dudi jr l lN I

E\ , {

t\q\

0\

rUl LrsJ flIt lJ., l3 A

rSpfruq RfrIluJ Irf,;{t jqu

1 rl l1o<i.1oii ir$r Sirl; l . i 'r.,

r i I i r : : d r i r ; I u ; i ! i t r q t t r q r :

1),(,.1. I. t. ) ' i ) ' , ;a 'rur. I rt JoS ,l l t r

inri lr. i ., rt i l i nrt;t; i lrts ir lb SrtrL

:r9 rfrir-, ,irri urr'tnt,rtft" l.lrI

' r r r l l r 1 ' l rU , f ; lUZ l j t l s i !a . \Q)

J ; l r l ) r t l i i r l " l , ' ' r { l " ' r : l i

't i:l';

t l t t ;r l

. r'r-iB:r

I I I I : )

i ro i r

I D r r i

n filti t)

r?rn

1 I ) l l t :q t . ) - i t ,q i : :

. / t . r t l ) t oo r l r J )

r r : , i l t , rJ t t t , l t t ; l3 l r I

tt:c1: t:t: th:l'tl

rL , l l [ r r ru . t l ; r i ( ' r , J r r t i - t - r { r ; . ' I i l . t , ] r ' r r l r i ' t r I tL ' ' I I I I ' i

' , r ' l .F i r ; I r , , : l . i r r l - \ r ; r1b ; ,1 [ r ; r l

ln t t t t r r r : r f n f f l r r [ t i r t [ , : r i t r t ' - r t r t

Page 370: 1{(lTA KEUANGAN

J : r - 4

Dcrv.rs.r rli 'PJXr\ iciali rricnrpcr-sii"pkarr iasriiras,fasili ias yarrg riapaL i,i,_-ningkatkan pelayanan masyarakat berupa pengoperasian rail car didalam kotalakar ta dan sekiLal r rva seper t i Bogor , Ci rcbon. Merak, Hal in i terutama c l i -maksudkan untuk menampung angkutan bersama (commuter), menambahfrekwensi kereta api penumpang yang berop€rasi antara kota-kota Bandung,Semarang, Yogyakarta, Jember, Tanjungkarang dan Medan. Usaha ini antaralain dilakukan dengan jalan membeli lokomotip diesel dan kereta api penum-pang, mengusahakan tingkat keamanan yang lebih dapat diandaika:r dalampengoperasian kercta api, memperbaharui sistim persinyaran, pengganulrnjembatan dengan daya dukung yang lebih besar dan pemasangan rem-rnginpada gerbong barang.

Dibidang angkutan sungai, danau dan ferry, pengembangannya dilakukrnmclalni penyediaan sarana dan prasarana serta peningkatan keamanan pelavariru. Sehribungan dengan ini langkahlangkah yang telah diambil dalam usahrLLLntuk mcningkatkan pelayanan antara lain adalah dengan mengadakarr jldwalpcLayaran yang tetap. Usaha ini kelihatannya telah mernberikan hasil vanqmenggcmbirakan terutama bagi kegiatan ekonomi daerah setenrpaL

Dalam tahun 197411975 dan 1975/1976 rc lah dapat d i real is i r pcm-bangrrnan 5 buah dermaga tet ry ,2.354 buah rambu sungai , 35 buah STA,90( t buah tonggak k i lometer , 2 buah gedung kantor , 1 uni t tc lckonrunjk ls idengan sistim gelombang tunggal (single side band), 2 buah bus sungai.3 unit rambu laut dan 1 buah terminal.

Perhu bungan laut

Angkutan teratur (Regular Line Ses,ice) yalg melayari Nusantar. ntc-rupakan tulang punggung dari angkutir.n laut dalam negeri, Untuk lebih mc-rangsang produktivitas RLS Nusantara ini, oleh pemerintah telah diambrlbeberapa langkah yang mencakup bidang penjadr,valan, pengembangan armadir,pengaturan operasionil dan lain{ain,

Untuk menjamin keteraturau jadwai peLayaran dari kapal-kapal I Stelah diadakan penertiban melalui Jornt Operation Lloard (Badan KoortlinasiAngkutan Laut). Walaupun belum tcrcapai koordinasi dalam angkutan bahanpokok melalui Badan Koordinasi Angkutan Laut, namun telah tcrcapaikerjasama dengan BULOG, PT PUSI dan pT Semen padang guna kclancar-an pengangkutan hasil-hasil produksi mcreka

I

rl,

Page 371: 1{(lTA KEUANGAN

Dalam rangka pengembangan armada, tclah berhasil direalisir pemasuk-an sebanyak 48 kapal dengan jumlah tonase 50.615 dwt. (kapal-kapal baru,.ran bekas).

Dengan makin berkembangnya angkutan laut dewasa ini, maka telahdiadal<an pcraturan-perarut;ir keegen;ir pc.laiarl.rr khusu: scrta Lr-l(L.

Adanya pelayaran perintis sangat dirasakan manfaatnya olch daerah-daerah yang lrersangl<utan, dau tellh banyak pcirnohonan J.gar Fickv,'ensikunjungan kapal perintis ditingkatkan.

Dalam kegiatan pelayaran pcrintis ini telah dapat diisi route pelayal.andisepuluh daerah terpencil dengan 15 kapal. Jumlah penumpang dan buangmenunjukkan angka yang meningkat walaupun relatif masih rendah. Untukjalur perintis ini digunakan kapal-kapal negara serta kapal charter dariPN PELNI.

Mengenai pelayaran nusantara, pada Tabel VII.83. dapat dilihat bahwaarmada pelayaran nusantara terus mengalami peningkatan. Jumlah kapal yangllsroperasi telah meningklt lebih pesat. yaitu dari 130 buah pada tahun 1969ntcnjadi 319 buah pada tahun 1975. Peningkatan ini membawa serta kenaikankapasitasnya, yaitu dari 138.004dwtmenjadi 330,416 dwt. Dalam pada itu di-simping penambahan jumlah armada, perbaikan kondisi perusahaan-perusaha-an pclayaran terus diselenggarakan untuk mencapai tingkat yang berhasil guna.

Guna menunjang sistem angkutan laut dalam negeri, khususnya RLSNusantara, Pemerintah telah pula berusaha untuk mengembangkan pelayaranlokll dln l..elayrran rakyat. Kedua jenis pelayaran tersebut disamping ber-tugas untuk menyediakan sarana angkutan laut bagi kepentingan pelavarannusantara juga dimaksudkan unruk mEnuniang pengembangan sosial ekonomidaerrh. Seciang dalam rangka pembinaannya, Pemerintah telah berusaha untukmenghimpun mereka dalam wadah Koperasi (BUUD/KUD).

Sebagaimana terlihat pada Tabel VII. 84. walaupun jumlah armada pe-layaran lokal pada tahun 1974 d,an 1975 mengalami penurunan, vaitu darr980 kapal pada tahun 1973 menjadi 965 kapal dan 858 kapal pada tahun7971 d,:an tahun 1975, namun dalam hal kapasitas dan muatan yang diangkutmenunjukkan peningkatan.

Jumlah muatan vang diangkut pada tahun 1973 berjumlah 207,5 ributon, sedangkan pada tahun 7974 dan 1975 masing-masing telah mencapai9 3 8,4 ribu ton dan 7.277 ,9 ribu ton. Hal ini adalah sejalan dengan nreningkat-nya kapasiras armada pelayaran lokal, yaitu dan92,619 ton pada tahun 1973menj.rdi 92-621ton pada trhun 1974 dan 92.7O8 ton pada tahun 1975

Page 372: 1{(lTA KEUANGAN

354

Tabe l V I I . 83 .

PERKEMBANGAN PELAYARAN NIAGA NUSANTARA1969 - 1975

TahunJumlah kapal Kapal-kapal yang beroperasi

Itupul Dwt Kapal

J*

t 969

1970

1971

7972

197 3

797 4

r97 5

1 )

t82

t '7 2

282

282

267

J \.r.t

319

r84.3 50

267 .7 59

321.669

327.669

284.93r

307,607

330.4r6

130

717

' r 1 <

282

267

304

319

138.004

23+.685

238.535

32r.669

284.93r

308.157

330.+76

l) Angka diperbaiki

Page 373: 1{(lTA KEUANGAN

J ) )G r a f i k V I I . 3 1 "

PERKEI,ItsANCi\N PELAYARAN NIACA NUSANTAT(At969 - 197 5

\3

il ! ) : I

.rfj:.{.b;

l'-ri i

E1 9 7 3

r19 i 4

I1 9 ' l f

.Jumhh l j i la l b. ro l , . rasi

( dalan bu,L\ )

Kapasitas kapal

(d anl r i6uar I )Hrr )

100 * 100 --

300__ _

20rj --

Page 374: 1{(lTA KEUANGAN

356

! E

. o ;

rar !t o\a.t co c\ r.r f- co r-\ o r - f \ + o l r l NF N + r 6 1 c \ N

F . ! - l

c ' c ) O c ) O . i c P-J a- - (\l rrrv x x =

\ q q 9 Y Y ' :o o . n \ o 6 r c ^ l ( {G o , < o c o o . o . o .

..| f\ ..t O\ O r.r aOo c ' - N F - € \ o rc O N \ O \ O O \ c t . c P

N

O \ O F r N . n ! t r

\o t- F. N 1.. F- F.

O \ O \ O \ O \ O . A O \

F{ i< Fl t-l ?_l !"1

Et)

5 r r; J V

E

,

8 . 9F Cv=

(ll

F

F.l

v

z

.1

z+ F={RF=*

z

z=

F1

+

+

Page 375: 1{(lTA KEUANGAN

358

; t '{ ' \ 0 0'-r \o F.\ o q n

a ! 9+ ' / o o b o

6 <<

ol.n .n o ffr t- € ++ !-{ rar N t--r af| o\in o, \o o. o\ o t..i .j c.i .o oi o' cd

co \o o\ r\ t-. \o 6.Fr 0o € \o 0o c] t-r. n . n { . \ f , < ' $

O\ i'l rar O.r.r r.r r{- tl- rr

O \ €

a^ o . { n r { . r r l

o\ O\ O\ O\ O\ Or O\r--{ t-l t-l Fl t-l !-i !-l

,.'E A ^

EF

Pd5 la H

=

E _Gl dt

ts

+

Et,)

z

;>€ { , . 'i H FF t d o \

zz

E!4

f

Page 376: 1{(lTA KEUANGAN

359

+

Y

*

'E

@ 6 E

d i ; . i

4 d. i + @ , n . E

a S c f& i 5

2 d , E

i E

; 13 5

' 6

h EF

J

z

-'l

! F. d < <i z 5- z l

l U F- z o ,F d ;

H:

P

Page 377: 1{(lTA KEUANGAN

360

E

\ i h 6 F .f F - o , ! + H

+ o \ \ o l d N r N I

r i 4 €d i 6 t t t t l t t F l

o 6 €r t t l t t * l

€ . o + N F 6 i c )d o

j

x

. : ^sn

- -.,i

{EE€ S + -ETI

6

o,

E

' I

AR<=

I{

l-

,\

Page 378: 1{(lTA KEUANGAN

361

+

t

..r ot-'c

F , : : X--l '1 -

"lc i - t \+ i

N O \ N . ^F c c r ;9 r -q+

;

r n - o c ^ r r - .p N c \ ! n { N. J N - r- i d - o . !

9 r . c c Q r - o o8$\oo8-g+- t - i+\ o -

c € c o c o . 6 oA - t \ \ o t . - \= ' J | O -

e 1 * O - o i

a . - \ o o 6 OO . N C \ Onqc . .

r . ' t . r

.i

r J h o

- ( r i ; + d ' c j F

c-

c\

cr

|'-

c.

t -

o\

d-

-F

-F

zz

a o ^

- ' J ' ) " 1

! Y ; :

z

J

Page 379: 1{(lTA KEUANGAN

362

Tabe l V I I . 89 '

PERKEMBANGAN HASIL PENGERUKAN PELABI,'HAN

196911970 - r97511976

( juta m3 )

4 Tshun Target Realisasi Penentase terhadap terget

+

1969/r970

7970tr97r

r97t/7972

r972t797J

1973tr974

7974tr97 5

r975/7976

11,0

1O,o

15,6

L6

t6

t6

76

l6

I 1 ,5

16,6

16

r6

16

16,7

146

115

106

100

100

100

104

Kcttrrryr! t Jumlal lumpur yang ditcruk dinyrtalcn dalaD juta ru 3 hq'F|€n( lumpur b€rcanpur rh )

k

Page 380: 1{(lTA KEUANGAN

G r a f i k V I I . 3 2 .

l lAS lL P I iNCERUKAN PELABUI IT \N, 1969/ r97o 19751r976( dalam jr.rtaarr m3 ;

363

,+

1969/1970 1970/197r-

l$i'..iS rarget ( HoPPen I

r97 I I t972 L97rt/1973 r973/ 1974 197111975 197i1/L1r;6

f n air""i 1nopp.n 1

Page 381: 1{(lTA KEUANGAN

^t

364

Pengerukan mempunyai arti yang sangat luas dan penting, yaitu unttrk

menanggulangi semakin bertambahnya lumpur pada alur-alur pclayarun, Scllirr

pengerukan khusus yaitu untuk alur pelayaran Belawan, Surabaya dun ['l lcnr-

bang dalam rangka bantuan proyek dari negeri Belanda, diusahak:n puLr pc-

ngerukan sungai Mahakam, sungai Kahayan dan sungai Barito dlLam rrngka

membuka isolasi sungai-sungai tcrsebut terhadap masuknya kapal-kapal trkur:rrr

besar. Pengerukan sungai-sungai itu akan mcmpunyai arti )'xng sangilt pcnting

sclaku penunjang utama pcrkembangan kawasan propinsi Kalinrantul Iimur,

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Disamping itu dengan bertambahnya jumlah armada kapal keruk telah

dapat mengimbangi kebutuhan untuk pemeliharaan alur pelayaran pnda dewasa

ini. Hasil pengerukan pelabuhan dapat dilihat pada Tabel VII. 89.

Perhubungan utlara

Peningkatan kemampuan operasionil perhubungan udara diarlhkan ke-

pada sasaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasajasa angkutan

udara, Untuk keperluan ini telah diusahakan peningkatannya baik melaluiusaha pengembangan armada, perluasan jaringan dan frekwensi penerbangan

maupun usaha perbaikan dan pembangunan prasarananya, Perkembangan hasil

kegiatan angkutan udara dalam dan luar negeri dapat diikuti pada Tabel VII.90.

dan Tabel VII.91.

Dibidang angkutan udara internasional kini telah ditingkatkan Iagi dengan

menggunakan pesawat DC - 10 untuk menjalani route Jakarta - Bombay

Jeddah Paris Amsterdam pulang pergi. Disamping iru untuk jurusan

Amerika sedang dirintis pembukaan route Jakarta - Biak - Honolulu -

San Fransisco pulang pergi dengan pesawat DC - 8.

Dalam pada itu guna meningkatkan arus wisatawan dari Amcrika, tclah

pula dibuka penerbangan charter dengan menempuh route Los Angeles -

Honolu lu-Guam-Denpasar. Pada tahap pertama akan diadakan penerbang-an sebulan sekali dengan mcmbawa wisatawan-wisatawan dari Anrerika keBali. Pada tahun berikutnya, direncanakan akan ditingkatkan menjadi duakali dalam satu bulan.

Dewasa ini hampir pada seluruh lokasi lapangan terbang di Indoncsiasedang dilakukan pekerjaan perbaikan landasan. Pembangunan landasan baruuntuk pesawat besar telah pula disclenggarakan di Menado, Banjarmasin dan

Jambi. Sedang lapangan udara internasional Jakarta di Cengkareng sebagaipintu gerbang dirgantara Ibukota Indonesia, kini berada dalam tahap pcrsiapan.

( 3 ) ,

f

I

A'

Page 382: 1{(lTA KEUANGAN

365

q+\o

+

ol

(\6l

N i t O \ \ O OF. Ol t-l Fr NO \ r a \ O F t l\ O C T N N+ . ' l o

?n

N \O r'rr'r o \o( \ l F . $

o.+!-{ \o

(\I

\o \o co o, o\ D\r . r * \ O F r . n c |N F{ O\ iYr \O F.O\ r.r O !iO : i N rFr in an

+ a c ) h NO \ r f O \ C D rFr \o F- o\ln t-l iYl .nf f r F i F

N

F l r . r + + N\ t ' O \ N Oo \ G l o i n\ O r < H rel H a.r

CO \OY r-.1

N C'I!f

c o . 6 t F { + r - rv l o \ F r \ o o \ ol | O \ O r + r . |Q f - N c oG l o \ o

o o o + r rco F- + r.r cot F - O \ F r O\ o + a F rr-r Qo r

. i 6 i - i + u i . o

N O \ O \ r \ O O\ O O \ N + O NFr rf F.r r.r q\

6l \t e^t sr-l Ll

Fo\

+t\6

t\

t .o\

e.lt\o.

t .o.Fi

\oo\

&rI1

z

,t

Fl

O 0

zz

=

vH

Page 383: 1{(lTA KEUANGAN

366

* + +t ' \ 6 q N9 9 \ e o \t r . n F r \ o F

i ( oH N

q Q of . O ! N + N

+ . n \ O( b 6 0 0 0o H o o c o

\ o c o 6 : a6 N + + €q . 1 q t qi a \ o 6 c oI t N + st r f N

a o 4 r o c o +c \ N r t < - D \O d \ ob - d o r . . . jor d c.t \0

6 + r F t\ o ( ? r A N r \o \ 6 + + or G l ( f N \ o@ r N r

d + + l ^+ :\ O f | ! t c O

O t - 6 . i Fc o o $

F - O \ N O \@ d N r t rN O c o t ' | O OO \ + F \ + Oc\ (O <f

t r \ o r N6 N + Oq \ e O \ r n +

@ 6 1 . . \ oo' {'

^ a

6 Xg p l r X

:-L -:l .v

F F

6 +

!!

Oi

-.i

is5 l !

3&

a-

o\

tlf\o\

i..

I'r

-{

IIl

I!z

Fl

vJ

a V l

t -ZI!

z

2

X

td

Page 384: 1{(lTA KEUANGAN

(+)

) 6 1

Pembangunan baru serta penyempurnaan landasan perintis rclah pula

di lakukan, antara la in d i Aceh, Sumttera Utara, Sumrtcra Bi r r l r , J ln tbt ,

Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kirlimantan 'l imrtr,

Kalimantan Selatatl, Sulawesi Utara, Sulawcsi Tengah, Sulawcsi Stlatrrn,

Maluku, Nusa 'Ienggara Timur, Nusa Tenggara Batat dan lri:tn Javl. Dctrgitu

ilcmikian penerbangan pcrintis sudah dapat clilakukan dengan baik

Meteorologi r:lan gcofi sika

Meteorologi mempunyai peranan yang tidak dapat diabail' ln dalam pcrn-

bangunan ekonomi. Pemlrangunan dibidang pertanian, pengcmbangan pcuvc-

diaan air, industri i lan lain sebagainya memerlukan pengctahuan yang tcPat

tentang meteorologi. Selain dari pada itu, peningkatan pcngetlhuln dibida[g

ini akan lebih mcmudal.tkan usaha pengamlnan tll lam mcnghadapi bcncana

llirm serta pcngaruh meteorologis dan geofisik yang clapat rnembahayekan

kehidupan masyarakat luas.

Kalau dahm REPELITA I kegiatan pemLrangunannya clititik bcratkan

padn rehabilitasi stasiun pengamatan, petalltan, fasilitas dan penyempurnaan

sistim telckomunikasi, maka dalam REPELITA Il disamping melanjutkan

kegiatan bidang fisik dilaksanakarr pula kegiatan non fisik. Kegiatan lon

fisik meliputi modernisasi sistim penglmpulan data dan peningkatan pencliti-

en, pengolahan dan pengujian data. Pemblngunan dan rehabilitasi untuk

meningkatkan kemampuan operasionil terutama dilakukan didaerah lndonesia

bagian t imur.

Dalam tahun 1975/1976 telah direhabilitasi dan dibangun 41 stasiun

maritim, 4 stasiun pcrt:rnian utama, 3 stasiun pertanian biasa, T stasiun pe.-

tani:rn khusus, 8 stasiun iklim, 325 stasiun pengamatan sungai dan 21 stasitrn

pengamatan penguapan (evaporasi). Dapat juga kiranya dicatat, bahwa jumlah

stasiLrn geofisika yang sudah dibangun dan dirchabilitasi melipLrti 13 st$iun

pcngamatan gempa bumi.

Pos, giro dan telekomunikasi

Pembangunan fisik pos dan giro bertujuan antara lain untuk menvedial 2n

srrana y:lng tliperlukan bagi kelancaran roda pemerintahan tlitlaerah-drcrrh,

perekonomian, transmigrasi dan pendidikan, Disamping itu ticngan hcrtrnll.rah

[rirntapnya satana rtngk].ltan yang menunjang kegiatan pos tlan giro' url' l

pemakajan jasa pos dan qiro <rleh masyarakat semakin meningkat, ilal ini

dapat d i l ihat pada' label VI l . 92.

Pelalzanan yang lcbih baik l<epnda pemakai jasa pos r,litrsah;rkln trrei:tltri

pengadaan bis-bis surat ditcmpat yang muclah dicrpai, penamhlhar kctitl lttrrtn

F.

+

t

Page 385: 1{(lTA KEUANGAN

368

+

o\

t'-

\o

- i F i d i +

+ o . . 6€- N. <:O \ d \ Oct\ co 6..1

?-[3"\ o + o \. , - \ o

h c Nh \ o\ o 6 +N < t o: N

6 \C)c r . ' N\o .\ro \ n

O\ !iJ . d +co at

C c o \ oo i d . d

o

F : + t r+ r

t .q\

F

E 4

3 {

i .o.

c-

t-

Fo\

t -cI\

z

U)

ti

^ ! zq . l

- { r -'z rl O\- < ! - {q r - l5 ! D ^d = €

zz

=frltc

f

*

Page 386: 1{(lTA KEUANGAN

169

bcrmotor ser ta pcr luasan jar ingan pos s lmpai ke pelosok-pc losok r lcs l

Dal i rn tahun 1975/1976 tc lah rL ibangun 55 bulh kantor pos pembantu,

9 buah kantor pos tambahan, , l brLah kantor pos kelas I I I , 2 bLrah l< lntor pos

bcsar kc las L Disamping i tu juga rc lah cLi t r rnbah serana penrLnj i rng beLupa

sepcdir motor dan postalvan untuk pos I<ilat. Adapun perIie rnbar.rgan

pcmbangunan kt rntor pos c lan saLana pcnunjangnva cLepat cL i ikur i mele lu i' l ' a b e l V I I . 9 3 .

Pcmbangunan dibidang telekornLrnikasi dilanjurl<an clensln pemesirngan

sentral tclepon d:rn jaringan knbel dengan rnrksr.rd uutuk meningkltkan jLr:nlah

sambungan telepon serta mutu kabel telepon. Djsamping itu jLrga telah di-

hkukan penyempurnaan instausi teleks dan pcnycmpurniran jaringan telegrap.

Semcntara itu untuk menghindari gangguan-gangguan dibirLang telepon, tcr-

lutam:r tLikotir-kota l:esar, relah rli lrr.rbil langl<ahJangl<ah tckrris clengirn cu;rmel indungi krbc l - l iabeL tersebLLt c lengan c lh le duct .

Selama t rhrLn I97511976 tc l i rh c l ise lesaikan penambahan fas i l i tas te leponsehanylk 18.000 sambungan, y l i tu dengnn adanya pembangunan dan per-lu:rsan di Jakari.L I{:Lya, Senrirrang II, Surabayt Utlr:r, Surabaya Selatln.

Padang, Palcmbang clan Jambi. Disamping itu juga telah dilnkukan pem-

bangunan kantor teLepon di Bima, perlnasan jaringan sambungan langsungjarak jauh (SLJJ) Madiun cLan Malang scr ta pcmbLLar ln cable c luct d i Jakarra(rntara kantor telepon Semanggi dan Kebayoran), Surabaya dan Palcmbang.

Ailapr-rn pcrkembangannyir dapat diikuti pada Tabel VIl. 94.

Berdasarkan Tabel Vll. 94. dapat dilihat bahr,va kapasitas telcpon tlalam

tahun 1975 re lah meningkat der . rgan 14 persen r l ibandinel<an r lengan tnhun

sebelumnya. Dalam usaha mengejar ketinggalan akrn kebutrLhrn jasl-jasa di-

b i tLang tetekomunikasi , d i rencanakan untuk meniogkatkan f rLs i l i ras tc leporr

menjadi 682,500 l ine uni t pat la akhi r t lhun 1977.

Scla in te lepon, te legrap rLtn te leks j rLg l mcngalami perkcmbungrn r ' : rLrg

pcsat , [ 'cn i r rnLrahan fas i l i t rs te leks rLengarr 2,000 l ine Lrr r i t p ; r i l r r l l rLr r r 19. / ' f

ternyata masib jauh dar i yrng c l ibutLrhkan, Oieh l tarenr t i tL t lk l t t rL i t , r i rb .Lh

lagi mcnj , rd i t3 .000 l ine Lrn i t p : r r l : r r l<h i r tahun 1977 FIrs i l 'h . rs i l l r r in vrngcLi -

capai r la lam bidang celeks drrn te lcgrap c la lam ra l r r rn 1975, arr t : r ra la in bcrr rpa

peningkattLn peslwilt-pesxlvxl iustalasi telcl<s di Jaknrta cLln penyempurnlanjrrringan celegrrp firelllui .\uromatic [(erlLrest (r\lLQ) cLi J.rkaIta, l 'anjung-

Pinang, Banjarrnlsin, Srrrabityit, UjLrng Panclang, i\lcnaclo dan Ambon.

Sementara i tu juga te lah r l i l lk tLken perr inq l ( r t : l r . l serVicc jar ingan te leks dN.n

-t

*

Page 387: 1{(lTA KEUANGAN

370

+ l

g

i

a - z

] i :

r N r n + r o

* Q \ o

r t -

h : : a r t l F l

- O ' o 6 - . n a i N

J F | ; + u i < t N o d q . c i

= i - ! Ji s : !

- i !

o\

',zaczh

t a ( i

n z;

zz4.

"'z.''I

z

f

Page 388: 1{(lTA KEUANGAN

37r

Tabe l V I I . 94 .

JUMLAH UNrT TELEPON OTOMAT, 1969 - r975

( dalam buah )

O t o m a t Manua lTahun

Sentral Unit telepon Unit telepon

t9 69

197 0

1971

r97 2

| 97 3

r97 +

r97 5

26

28

J '

33

34

' Y

506

50+

496

506

504

507

50+

84.660

90.660

9 5 .300

110 .850

1 15 .5 00

126.O00

1+4.rOO

122.7 18

t02.t67

96.r42

707.782

101.920

104.042

99.562

Page 389: 1{(lTA KEUANGAN

c l +

r; r -.. d d; vi F

@ r a c l o o o +o or (o c.,l

. o ! ^ 1 6 6 0 od di i di c.i ci oi di !.i

r o t s ( o 0 o

o o rrl oi o o, Fi od df st

i ! + 6 r + o- . : d < i d d i d

" i o

$ o r o i

i3 s-.: F

o o6 c n t s c ^ io t . a r ! N @

+ r 0 0 c o c o N-.i r.i oi c,i c,,i c.i -i d( D F ( o i

-: d d ".i

oi -.i ci !,^| o o r O +i c r | o : o q r

i ( o @ - i + l

^ - 6

d . d d d . i

d dr o ) - N I

c i r d d ;o r €

+ + 6 Oo d { i N $ . i d < io , a + o

@ @ c \ r \ o v )i c i Ndi c ' i i l

+r calc i s + < r l i i l :( o F

XzEIt4FI

s v-- = l- A a .

.: PE1 - Z

z

EEIx

f-

Page 390: 1{(lTA KEUANGAN

373

telegap di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Ujung panrJang. perkembangantelekomunikasi secara terperinci dapat dilihat pada Tabel VlI. 95.

Pembangunan proyek microwave yang sudah dapat diselesaikan adalahpembangunan jaringan microwave TransSumatera ( antara palcmbang _Pedang), microwave Indonesia bagian timur ( antara Denpasar _ UjungPandang), jaringan Troposcatter (anrara Surabaya - Banjarmasin), jaringanvery high frequency/under high frequency (VHF/UHF) di Kalimantan Timur(antara Balikpapan - Samarinda), jaringan radio frekwensi tinggi (HF) diKalimantan dan Maluku serta peDbangxn an jaringan rudio di SumateraUtara, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu dalam tahun 1976, satelit domestik pALApA telah ou_la dapat diluncurkan. Adapun manfaat yang diperoreh dari satclit tersebutadalah antara lain kemampuannyl yung dapat menghasilkan daya pancarkeseluruh Indonesia- Disamping itu kapasitasnya juga dapat jauh melebihikapasitas sistem relekomunikasi darat. Mutu hubungannya yang tinggi danmemenuhi ketentuan International Telecommunication IJ1i61, d61gan mudahdapat menarnpung keburuhan siaran televisi serta pengintegrasian jaringantelekomunikasi dari berbagai instansi, sehingga dapat menghasilkan rasiobiaya keuntungan yang lebih baik dari pada sistem komunikasi lainnya.Kapasitas satelit tersebut adalah 12 "transponder" dimana masing.masingrransponder mempunyai kapasitas sekitar 400 - 500 sirkuit telepon atausaluran televisi.

7.10. Pendidikan, kebudayaan dan kesehatan

7.10.1. Pendidikan dan kebudayaan

Kebijaksanaan dibidang pendidikan dan pembinaan generasi mudadalam REPELITA II meliputi perluasan dan pemerataan kesempatan belajar,peningkatan mutu pendidikan, peniugkaran keserasian pendidikur, peningkat_an penglolaan sistem pendidikan, pendidikan Iuar sekolah, pembinaangenerasi muda, pembinaan olah raga dan partisipasi masyarakat.

Dalam rangka pembinaan pendidikan dzsar yzng meliputi kegiatan pem-binaan, pengembangan sekola,h dasar, raman kanak-kanak dan sikolah Iuarbiasa, antara lain juga diarahkan untuk memperluas kesempatan belajar bagianak-anak umur 7 - 72 tahtn.

Dalam usaha memperluas serta meratakan kesempatan belajar tersebut,sejak tahun pertama sampai dengan tahun ketiga pelaksanaan RbpBLItA lI,antara lain telah dibangun gedung SD Inpres sebanyak 16 ribu gedung yangmasing-masing terdiri dari 6 ruang kelas yang dikerjakan dalam 2 tahapdan pengangkatan guruguru Inpres sebanyak 59 ribu orang.

F

+

*

Page 391: 1{(lTA KEUANGAN

374

Perkembangan pembinaan pendidikan sekolah dasar dapat dilihat padaTabel VIL96 . Sebagai salah satu usaha pembinaan pendidikan SD selaindilakukan dengan mengadakan sarana pendidikan y"ng berupa pengadaangedung SD baru, merehabilitasi gedung SD lama, melakukan pengangkaranguru baru, juga dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan SD, antaralain dilakukan melalui penataran tenaga pendidik, menyediakan buku pe_doman bagi guru dan mengadakan buku-buku perpustakaan bagi sekolah,sekolah Dasar. Dalam tahun l9T3/797+ untuk pendidikan dasar telahdisediakan 6,6 juta eksemplar buku untuk perpustakaan dan pada tahun1975/7976 pengadaan buku perpustakaan tersebut ditingkatkan menjadi7,3 juta eksemplar. Pada tzhun 197 6/7977 direncanakan ditingkatkan lagimenjadi 8,6 juta eksemplar.

Dibidang pembinaan pendidikan lanjutan tingkat pertama, terutamaditujukan pada SMP, karena sekolah-sekolah lanjutan tingkat pertamakejuruan secara berangsur-angsur akan diintegrasikan kedalam SMp yangdisempumakan. Tujuan utamanya antara lain adalah untuk memperluaskesempatan belajar pada SMp, meningkatkar muru pendidikan melaluikegiatan rehabilitasi, penambahan ruang laboratorium, peng.-ba.rgan kuri_kulum, pengadaan buku baru dan sebagainya.

Sejak tahun 1974/lgTS sampai dengan tahun 7976/1977 hasil yangdicapai antara lain adalah 1.482 gedung sekolah yang telah d irehabilitasikan,pembangunan 2.000 ruang kelas baru, 100 sekolah baru, 1.4g2 ruanglaboratorium serta pencetakan dan pendistribusian T.2gI ribu buah buku.

Mengenai pembinaan pendidikan lanjuta,n tingkat atas dalamREPELITA II, pengarahan pendidikan ditujukan dntara lain untuk memDer_besar daya tampung SMA, meningkatkan mutu pendidikan STM. SMEA.SKKA dan sekolah kejuruan lainnya. Hat ini agar serasi dengan keburuhanpembangunan terhadap tenaga-tenaga uampil serta peningkatan daya tampungSPG sesuai dengan keperluan penyediaan guru SD dalam rangka kebiiaksanaanpokok perluasan daya tampung pendidikan dasar.

Dari tahun pertama sampai dengan tahun ketiga REpELITA II, hasilyang dicapai anrara lain adalah telah direhabilitasikan 639 gedung sekolah,pembangunan 1.166 ruang kelas baru serta pengadaan 631 alatalat pelaiar_an kesenian dan olah raga.

Sementara itu pembinaan dibidang pendidikan tinggi, adalah ditujukanuntuk meningkarkan muft perguruan tinggi seperti universitas, institut,

+

+

Page 392: 1{(lTA KEUANGAN

+

*

375

E

x x x =6 6 X Eo o + dF 5 ! l

88slA O 6 6o O " i r -r ! l ! - r f

x x : L ! tEqn6\ o c o + \ o

= x : l xx x : Y- . 4 " 1 Y\ o 0 0 l ^ \ o

' d d

h^ b4

t .t .

\o

t-

t-o.

q\

t .

M

?

rJ r.-o\sxi \o=zA

x l

zElr:

Page 393: 1{(lTA KEUANGAN

+

376

akademi dan sekolah tinggi lainnya. Hal ini dilakukan melalui kegiatan yangdidasarkan pada Tridharma perguruan tinggi yang meliputi fungsi edukatip,penelitian dan pengabdian masyarakat.

Dalam rangka pembinaan pendidikan tinggi tersebut, dari tahun pertamasampai dengan tahun ketiga REPELITA II antara lain telah dilakukan pem-bangunan ruang kuliah seluas IO7.561,5 m2 Sehabilitasi ruangkuliah 26.816 m2,perpustakaan 3.015 m2, laborarorium 8.433 m2,penataran terhadap sebanyak2.O44 orang tenaga akademis baik didalam dan diluar negeri, pemberian beasiswa kepada 4.419 mahasiswa serta penterjemahan dan penulisan buku-bukuteks sebanyak 136 buah.

Selanjumya mengenai perkembangan peny€diaan sarana pendidikan yangmenyangkut dengan penataran tenaga dan buku pelajaran dapat dilihat dalamTabel VII. 97. Penataran terhadap tenaga tehnis edukatip adalah meliputi pe-nataran tenaga tehnis edukatip pendidikan dasar, lanjutan, olah raga, masya-rakat, pendidikan kepemudaan dan pengernbangan sistem pendidikan.

Dalam tahun 19751L976 penararan terhadap tenaga tehnis edukatipyang dilakukan rerhadap 239.936 orang, sebagian besar terdiri dari tenagaedukatip pendidikan dasar yaitu sebanyak 23l.2oo orang. Sedangkan penatar-an terhadap pendidikan lanjutan diberikan kepada 5.675 orang, pendidikanolah raga 7.730 orang, pendidikan masyarakat g5g orang, pendidikan ke-pemudaan 772 oftng dan untuk pengembangan sistem pendidikan telah ditatarsebanyak 200 orang.

Dalam tahun 79731797+ telah disediakan buku pelajaran sebanyak 27,3juta buah, tahtn 1974/7975 sebanyak 6,3 juta buah, sedang pada tahun7975/1976 telah disediakan buku pelajaran sebanyak 46,8 juta buah. Dari46,8 juta buku pelajaran yang disediakan pada tahun lgZS/7976 tersebut se-banyak 43,8 juta diperuntukkan bagi pendidikan dasar, sedangkan sisanyauntuk pendidikan menengah, tinggi serta pendidikan olah raga dan masyarakat.

Pembinaan pendidikan diluar sekolah yang artara lain dirujukan untukmeningkatkan dan memperluas kesempatan mengikuti pendidikan bagi anggotamasyarakat, terutama generasi muda yang tidak dapat sepenuhnya atau samasekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan di sekolah. Dalam tahun1975/I976 telah dilakukan berbagai kursus pemberanrasan bura huruf secarafungsionil maupun tradisionil yang diikur.i oleh 16.984 onng. Sejak tahun1974/1975 sampai tahun t976/1977 telah Jiselenggarakan kursus pBH fung-sionil sebanyak 3.272 kaIi, kursus kejuruan drLn kesejahteraan keluarga

t

Page 394: 1{(lTA KEUANGAN

: c g

$REil$EEs ar a N c i t i \ o + H€ c o h + d

F HFE E $qR N$s j j5$ .A c.i

e { + + + t . | t f o \Q r ^ \ o @ o u r o i N\ 0 @ \ 0 o r , l Nc i o . i . r i + . . j

\ c r + F . r a G o c ) + i t !F . r r o \ ! t . ? | O N HN a . u | 6 . n 6 NO CO ai rtr r-rF ( N N

$ gHa $ RBs hr a o -

A N N T Q ' . | O 0 0 F -! t c o h 6 \ C N c O . n \ O' . , ! . . : - € \ . j ql t M t . n i

r c o \ o H < a i c , l ' \c l i 6 F - o t . N 6q a - . ' a F , l? f i N t - \ O

- =t 6 ;

r i d iq q l

! ! d d d d

b o b o b o h o . o F . D j 5 . O

E F ; F A 7 ? 1 2o a o o ' E E E E E

\oI N

&; " i ;E . i . , i ; +t'i H'

NF.t-

\ot"

t -

a.r6

t!(^

rfN6

F6

Fo\

t{t\6

GI

o\

t .

Fo\

t

tro\

ao\

zX

z,{

l , = a- i' 6'c Z <

L ITI O\r o r \ oo'z ;

z

Elrlv

Page 395: 1{(lTA KEUANGAN

378

2.544 kali, serta dilal(ukan penataran terhadap 2.312 onng llctlrgas/p rnr b ir' l a

pendid i l<an nrr ry r lakr t .

Unru l , nrcnunjang kcgiatan pembinaan pendid i l<an luar sc l<olah sc lama

t iga tahrn tcrs ;c) . r ' ; , d ia t l r antara la in te lah d i terb i than satu i r r t r i r l<serrp l l r

buJru pr :J i r iaran 55 r i i ) r r l )uku perpusta l (aan, 97 r ibu bukr : pedonrarr , 1 j4

uI) j i a l i . t a la t penvr . , l i r l r dan perbaikan sel ta penambahan tenrPal I r r l r r i l r , /

yrcr id i t l ; r : , r urasvala l<at sc l t :as 3.393 m2,

l ) ; l ) rd-"np. l :e l .udaraan drr i tahun t9 i+11975 sampai tahun 19, .n l19i7

antar l I l jn re lah r l i l rku l< ln penyelamatan dan pemel iharaan war isan I (c-

l iur j I , i l r r I r las io la l vang- d i lakukan mela lu i rehabi l i tas i dan per luasan r lus iunt

dr J 5 propins i , pcnrugalan 7 keraton/ is tana, 5 taman purbakala,6 buah bala i

penvelanra l bendrr purbal<ala, 11buah candi ,21 pura-pur i drn 2 mesj id

7.10.2. Kcschr tan dan kel r rarga berencana

S;rlah satu tujuan pembangunan adalah mernperbaiki Jresehatair rli.yal..

Pelbaikan kesehatan rakl'at tersebut meruPakan sriatr.l bentuk invcstasi pem-

bangunan, yait[ investasi tenaga manusia yang bersifat komplerrcntcr dengan

invcstasi modal.

Usaha pokok dalam pembangunan kesehatan dewasa ini dilakukan mc-

lalui usaha pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, peningklt-

ar nilai gizi makanan rakyat, penyuluhnn kesehatan, pengawasan obat-obatan.

maltalan dan kosmctika, pcnelitian dan pengembangan kesehatan, pendidiir.atr

dan pendayagunaan tenaga kesehatan serta berbagai kegiatan pembangunankesehatan lainnl,a

Dibidang progranr pemberantasan penyakit menular dan penyakit

rakyat, ditujukrr) ur)tuk rnenurunkan penderita penyakit menular dan

menumnkan pcnuJaran pcnyakit ketingkat serendah-rendahnya. Didalam

pcnrberantasan pcnv:rkit mcnular TBC paru-paru, pada talrun 197+/1975

telah dilakukan pengobatan terhadap 7.091 TBC paru-paru dan pemeriksaau

bakteriologi terhadap 104.638 orang. Pada tahun 1975/7976 telah diobati

penderita TBC paru-paru sebanl'ak 79.266 onng dan pemeriksaan bakteriologi

terhadap 111.533 orang. Irerlu diketahui bahwa sejak tahun 197511976

nretodr vang dipakai untuk memberantas penyakit TBC paru-paru, yaitu

dcngirr mcngaktiphan perugas kesehatan mencari para penderita. Sedangkan

p;cia tabun-rahrrr' ..c belumnya pencatatan dan pengobatan diberikan kepada

para ncndcrita vang datang ke PUSKESMAS dan rumah sakit, sehinggr

padn tahun 197511976 jumlah pender i ta TBC yang d iobat i nampak kc-

naikannl ra mcloniak ( Tabel VI I . 98. ) .

+

+

Page 396: 1{(lTA KEUANGAN

379

l:il

+

@

aoF.

N

F.

\ot l

t,-

\oo\t -

c{eil

t-

e.i

D'

Fo.

\ot\o\

Fo.

t ro,

Fo,

F-o\

t\

t\o\o\

t\o\

NF.

GlF.

t \

zX

ztt)v,1

F

zx<o\ed ><O\ rn 6

. l < F .= x6

a l

z

tq

z

,.tE

Page 397: 1{(lTA KEUANGAN

I rlo

Dalam tahun 1976/1977 sampai dengan bulan Agustus 1976, di 7 pro.pinsi telah dilakukan pengobatan terhadap 3.182 penderita dan pcnrcriksrr.rrrbakteriologi terhadap 5 .644 orzng.

Pemberantasan penyaki! patek dalam tahun I9751I976 dilakukan tlc.ngan pemeriksaan 16,2 juta orang dan pengobatan terhadap 95.057 pcndcrirrL.Pada tahun 1976/7977 sampai dengan bulan Agustus 1976 dj7 propinsi tclirhdilakukan pemeriksaan terhadap 737.074 orang dan pengobatln rt.rhaclilr4.508 orang.

Sampai dengan tahun \97617977 penenruan prioritas terhadap penyakirmenular sama seperti tahun-rahun sebelumnya. Penentuan prioritas tersebLrrdidasarkan pada data epidemiologie, sehingga penyakit dikelompokkan rne-nurut cara pemberantasanny a yzitu yang diberantas dengan jalan immunisasi/vaksinasi, penyembuhan sendiri/pengobatan dan dilakukan dengan memberan-tas binatang yang membawa kuman penyakit ( vector control ). Usaha pcm-berantasan terutama ditujukan untuk penyakit cacar, patek, kholera, malaria,tuberculosa, penyakit kelamin, pes, kusta dan pemberantasan penyakit me-nular lainnya.

Pendidikan kesehatan mencakup usaha penataran kesehatan, peningkatanpendayagunaan tenaga kesehatan, peningkatan jaringan informasi serta do-kumentasi ilmiah dibidang kesehatan dan kedokteran. Dalam tahun lg7 S /197 6tefah ditatar tenaga kesehatan sebanyak !.7 35 orang atau 98 persen dari yangdirencanakan. Sedangkan dalam tahun 1976/7g77 dari 947 orang yang or-rencanakan akan ditatar berdasarkan data sementara telah direalisir se-banyak 742 orang atau 15 persen. Perkembangan beberapa jenis tenaga ke-sehatan dapat dilihat dalam Tabel VIL99.

Didalam program penyuluhan kesehatan masyarakat yang ditujukanuntuk m€ngatasi masalah yang adz di masyarakat sep€rti kebiasaan, adatistiadat dan norma sosial yang berhubungan dengan pembinaan kesehatan,termasuk didalamnya adalah usaha kesehatan sekolah yang bertujuan me-ningkatkan kesehatan murid. Dalam rangka program tersebut, pada tahunL9751I976 telah dididik 27 orang sebagai tenaga ahli di Fakultas Kesehatan[,fasyarakat (FKIvt) UI dan mengernbangkan usaha-usaha kesehatan sekolah( Tabel VII.100.).

Peningkatan pelayanan kesehatan antara lain mencakup bidang kegiaranpengembangan PUSKESMAS, penyediaan obat-obatan dan alat kesehatanserta pelayanan medis keluarga berencana. Pengembangan PUSKESI,{AS

+

+

Page 398: 1{(lTA KEUANGAN

381

F . FO \ F

c Ea d

E r

} E

t;' 6 c

r ; 5u 5

J1 !px s

F. \O O (.1F r * C O F rq \ q q q9 9 . 1 N e

d t-l ati

F-

\coCal

\ ooae \

r '{.r \o o . N+ \ o \ o \ o9 Q - e !f- OO O\ \O

(\l

,-r \o ac{ fri .\) !rN i.- tr.r .'.1G N d i +

6il

c.t

(!

{Jtu

oo

qr! ( u

- r 4E# 'al i ^ 0 , ; ^ d , ' /

+cl

t\t\o\

F.

F.

t-o\

F,qt

!tf\

t\

!-l

F.

&

FI

q,,

z

Page 399: 1{(lTA KEUANGAN

382+. o)6 +

+ I . -

F < . \ o h

( . nco i- ui ..i\ o ! a.: U.a N

. n ! 9 . . i\o

@ n t+ \o i ..J"

c i ;

oo co\ o oa q 9

O \ s. r \ o F - d i j. { F 0 o r

O N

5D bO DD

F 11 1 - O - o . o

E E E & Sj j i J 9 0t r t r t r F i 3t s 3 3 4 - o

o\

+o\

+t"

t . ,

N

t\

q\

I

zF

II

z

z

Et

{

Page 400: 1{(lTA KEUANGAN

3 8 3

ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih merata dan

sedekat mungkin kepada masyarakat, khususnya penduduk pedesaan dan

penduduk perkotaan yang berpenghasilan rendah. Sampai Maret 1976 telah

terdapat 3 .43 I PUSKESMAS yang terdiri dari 2.623 PUSKESMAS non

Inpres dan 808 PUSKESMAS Inpres dan telah ditempatkan 322 dokter

serta ?.274 tenaga para medis.

Sementara itu pada tahun ketiga REPELITA II sampai dengan Juli 1976,

rehabilitasi dan pembangunan PUSKESMAS baru telah mencapai 96 pcrsen

dari yang direnca:rakan. Pengadaan obat-obatan mencapai 92 persen dari

biaya yang disediakan, sedangkan penempatan dokter adalah 368 orang

dan tenaga para r,redis sebanyak 2.579 orang. Sementara itu masih terus ber-

langsung pengintegrasian BKIA kedalam PUSKESMAS.

Didalam penyediaan obat dan alat kesehatan antara lain dilakukan

dengan cara menyediakan obat yang cukup serta menyebarkannya secara

merata, de ngan menjamin mutu dan khasiat obat, Disamping itu Pemerintahjuga selalu mengadakan perlindungan terhadap bahaya narkotika, bahan-

bahan obat lainnya serta mengadakan pengawasan dalam penggunaan obat,

makanan untuk keselamatan maqyarakat pemakai dan memajukan pengem-

bangan obat-obat tradisionil.

Dalam tahun kedua REPELI'IA II berbagai industri farmasi baik melalui

PMDN dan PMA maupun ncn PMDN dan uon PMA tclah berdiri dalam

jumlah yang besar. Sementara itu untuk mendistribusikan obat-obatan telah

terdaftar sebanyak 1.23 1 apotik dan 759 pedagang bcsar farmasi.

Kebijaksanaan Pemerintah dalam program l<eluarga berencana dituj ukan

untuk menurunkan laju pertambahan penduduk dan sekaligus untuk me-

ningkatkan kesejahteraan keluarga. Perkembangannya dapat diikuti melalui

kenaikan akseptor banr, klinik keluarga bercncana dan sarana keluarga beren-

cana lainnya. Dalam tahun 1975/1,976 jumlah akseptor adalah sebanyak

i.966,6 ribu yang berarti meningkat dengan 1.913,5 ribu orang atau 36 kali

dari jumlah akseptor pada tahun pertama REPELITA I yang jumlahnya

hanya mencapai 53,1 r ibu orang ( Tabcl VI I . f01. ) .

Sebagai akibat meningkatnya jumlah peserta keluarga berencana, pe-

nyediaan alat kontrasepsi yang berupa pil, IUD dan kondom meningkat pula.

Demikian juga jumlah klinik keluarga herencana beserta sarana lainnya

turut berkembang, sebagaimana terlihat dalam Tabel VII. 102.

+

Page 401: 1{(lTA KEUANGAN

38+

v =

h q

.-i Fr rj- q --r o\ \o <p

..r ,-r o\ co o\ N \o Fr c o - F - \ o o \ \ o . 6

- r ' | 0 . 6 r o \ \ o

v: o\ o: 'o- 6I o'^ "1 +-O \ * + i o O l - - t l . C C

a - t N O , F H c O c | .c! .n .6

o + F - . f ' N ( \ o \ oO . \ O N C r r n c \ N t - rN F- ,r CO O\ CO itr O.

N . n ( \ - - r N

\ o c o € o o c - o o . c o+ O\ H F. t. F O FrF r t s - c p o r . r c p . . | {

( \ l \ O C P O . n +

e.l

O , r N . + | + u r \ O F \F . F . t . C \ F F D - r -O , O \ O \ O \ ( ' \ ( ^ O \ O \!-t !-t r--{ Ft !-t t-l r..t F{

O . O . . r N i Y r + v 1 \ O\o F. c- a- t,- c- c- ts-O. O. g. O\ O. O. O\ O.

D

dl

il!d

v)

v)

F

F

( c '

. o aqc l r n \

F ZYc i<o \

trHth

il

1

t

Page 402: 1{(lTA KEUANGAN

385

+

EA

O + o \ t f ' - rl n T ' \ \ O N No\ a! or r.| \o' j - i u i d €

N N r a \ o o o \ u lN F - ! t F . O O \m c \ l \ O O \ \ O O \

H H i C r l ( *

r o r r a o \ F c ot \ 6 0 + r ' | 6 c x

r ^ € F < o r \ o oi ' - r N . n

v r 6 c o \ o n r _ i o \r a a \ ! i | r . \ ! t c { dA \ O N t N + O \

N ( n . n

H \ O n h \ O \ O \ Ot.r r O\ @ cA h it r ^ F . c o d c h

-i -i c'i

F u r € . aN . O € 6 o H r t rF - + c O i 6 r O . n

i . r N N M 6

o r N m r f h \ oF\ T\ F- F. F\ I.\ F\O \ O \ O \ O \ C o \ o \

d ->N ; i ;\o t- i.\ t- r.\ F. t..O\ O. O\ q\ Or O\ O\

q r q

F c i! { ! v

c . ! . , : i. u e ' =F : . F

ic

f , €

E!= l

e';

E'il e g

.lt ":9 X

14

E

EE4

z \ o*hz \1': N

E9l q i

z

z

S

FI

z

it

z

tl

tlz.lv

5E:l

z

z

E!

F

Page 403: 1{(lTA KEUANGAN

-(

+

+

( 386

7.11. Tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi

7.11.1. Tenaga kerja

Penyebaran pcnduduk lndoncsia adr lah t idak sc imbang schingga me-

ni r rbulkan pen) . 'ebarrn tcnrgx l ier ja yr lg t idak merata. Dalam tahun 1978jun.r lah pendudul< hrdoncsia d ipcrk i rakan akan bcr tar lbah dengan 21.5 ju ta

dar i jumlah peni ludu)< tahun 1971, schingga jurnJahrrya mcnjadi 141,6 ju ta

j lwa( ' l ' rbc l V11.103.) , I la l in i d idasar l<an pada anggapur bahwa r ingkat per 'tambahau pcndudul i pcr tahun 2,37 persen, f ing l<at per tambahan ter t inggitcr jad i d i Sumatera, yd i t [ 2 ,94 perscn dan yang tcrcndah dr Jav, 'a- - t r l ldurasebesl r '2 ,14 persen,

l ) ru i proycksi tc t -scbut , dapat d ipc lh i re l ian bahu,a propors i go longanpenduduk berumur l<urarrg d l r i 15 t lhun n l (an turu l l ya i tu dar i 44,5 pcrscndalarr tahun 1971 menjadi 43,5 perscn Jalam tahun 1978. Sedang propors igolongau tua (65 tahun l icatas) jugr akan mcrgi r lar r i set l i l< i t pe lu l ra l ran, ya i tu

dar . i 2 ,7 pcrsen menjadi 2 ,4 perscn dalanr per iodc yang s i rna. Jr rd i propors i

golongan umur 15 sanrp l i 65 tahun l l ian nreningl i r r dar i 52,8 pcrscn dala:n

tahun 1971 menjrd i 54,1 perscn dalarr tahun 1978 I l i la program keluargaberencana yang Jntensip dapat berh ls i l ba i i< schingga dapat nerurunkan t ing-kat l<e lahi ran, maka t rngkat pcr tambahan pcnduduh goiongan us i l muda d i rparnlenuru lt,

Dalarn Ianghii penirgJ<atrn Lcscrnl:[rtln herja, sctrrcnjak rahun 1969

sampai dengan akhi r tahul 1975 tc lah dal tar d i tentpatkan sebanyah 3 lg 039orang yxng mendnftalLian diri pada 122 liantor llcl.lcl.upltiut tcrugr kerjadiseluruh lndor.rcsin.

Mengcnrri Frogfalrr tcnirgt li€fjn suliarcirl IIU'l 'SI, dalnnt tahut't l)crtamar l ln kedua REPELITA I I te lah d ipcr luas 1 ic 25 p iopi : rs i masi r rg-masi lg se-

banya)< 1.440 orang d i rn 1.226 oranl r . Sc lant i r 7 lng l<atan sampai r l<h i r rahun

1975/1976 tcnaga sul<are la BUI 'SI bcr junr lah 3 483 orang, tc ld i r i dar i sar jana

penr. rh 322 orang, sar jana muda 3.16i ( ) f ; rng i l t : r r t 2 989or . ,ng la l< i - lah i dan494 orang wani ta,

.2. Transmigrasi

Kegiatan transmigrasi rnerupakan bagian dali pcmbangunan ckonomi,dimana penempatan transmigran diarahkan untuh membentr.rk pusat-pusatpemba:rgunan yang helak dapat diarahkan untuk membentuk wilayah-wilayahpembangunan,

Usaha Pemerintah untuk mcngkaitkan dengan usaha pembangunxn

Page 404: 1{(lTA KEUANGAN

387

l-

+

'd + ..i d oo- <i "i "i rj + ct .i : : .; 6 0

. , : q 1 9 q l q , : - 1 9 \ n : 9 u l q s 6

I n 6 . 6 - n . : - - - . - 1 F . 1 1 \ 1 @ _ ! i c !

0 9 \ . : q ? : ! q q q q u : c . , . I " ? 9 6 hs 9 : i

e 9 9 6 " 9 ' - , 6 " q 1 c . I r . 4d r 6 . i - i - i o e o

a t . i a l c e . ! e r . t -P I i : o . i r j ' r 6 n i + ; d j - i - l

* d . ! d . l \ o _ € - 1€ _ i c . i d . - ' d @ ' . d J i + " j *

. i 6 i ' d ; d q i F q j ; ; t o j - . , i j

! d ! : . J - c t ' - _ 6 d d t i t ' ; n . . i - . : d d

i . i r j d i o o d d ; ' d ; + . i ^ i j , ;

N _ 6 . n q 1 6 . + -. : d c . i o i " i d d d ! i d 6 *

6 ? 3 i i 9 f l $ 3 E g F E 3 3 P g :a d d N 6i d od r: d ; ; .,i : .,;

q B $ e : : 8 S s S 1 3 3 ; t s 9 ; Be r ! o 6 dj oi ui -.i oj qd d F: d ui ; .- - *

.: ir 6i 6 r. d d .._ "i d o.i .,i -: ... d d d

, i r : + , . i d i o d d r : d + q i . i . . : , . :

r r r r t t r t t t t go - 9 ! R X ? 8 S ? S 3 B 3 3 R S

a

3

7

: :) zz )< ! E9 <Q ZY 9

/ ' Y 4

z

7

E

Page 405: 1{(lTA KEUANGAN

c'lt -

i-r-

o\o\

N

.o- oo.>lRts; ;

rn=::*$d+: . .1 . ' r qq. . i + + = i . o N

$SgHBEg+ . ^+o . :=co

o9 ' AE

U'

EoF

F

F-

F.o\

I

t\

k

ztrJth

I '

+

+

Page 406: 1{(lTA KEUANGAN

3 8 9

Iainnya selalu clitingkatlian, anrara llin dengan nrembentuk badan pem_bangunan, penbinaan dan pclahslraan pcmbangunirn daerah transmigrasi.

Sampai tahun kedua REpELITA I I te lah dapat d i laksanakan pemindah_a n s e b l n y a k 1 9 , 5 , 1 3 K K m c l : p u t r 9 7 . 7 1 5 j i w a . D a l a m t a h u n 1 9 7 4 / 1 9 7 5 t e l a hrlilal<stnakan sebanyah T 36i liK, scdangkan sisanya dihksanakan padata 'hut . . 1975/1976 yai ru scba'vak 5.019 KK. Sela in i tu juga terah d i laksanakanpemi.duhrn s is i r d l r i r ) lns Sr 'nkarsa l laupres 1973/197.1 dan l rans S, ,v t rkarsaDI\B 1973/197+ mrs ing-mrs ing sebanyal t 1 .564 KK dan 265 KK pelaksanaanrt rger 1975/1976 adahl r scbrnval i 5 ,328 KK, sedangkrrn s isr targcr l97S/1g76t lm 1974/1975 vrng scbi rnv lk 4,289 KK d ise lesai jnn prda akhl r r \gustust 9 7 6 .

Un r i r l , rxh un 197 6/ 1977 inu l l i d iusnhaLran pen€mprt i ln scbanval< 1 3 , I 10KK, <iitambah 2.000 KK khusus clari Wonogiri tlalant rangkir pembangunan,"r,a-duk pengencla l ian banj i r ke provck t ransmigras i S i t iung Sumi l tcrx I l . l r i l t

. \ lengcnai pela l isanrr r tn penempxtdn t r tnsmrgr . ln rLt r i tehun kctahr .ut ,dapr t d i l ihat pada Tabel VILt04.

7 . 1 1 . 3 . K o p c r a s i

Progrr rm pembiLngunan pcrkoperasian dr l i tm t thut 1976/1g77 d i t i r i l< bc-rat l ( rn prrda progr i rnr konsol i t l : rs i dan lkan t l i l rLn jut l i rn pada tahun 1gj7 i lgTgciengan bcror ienLusi l . r ' p ldr r i r icLrug . rga ' isas i thn mc.c jemcr, padl hrrkcLar-i rv l perrb i l .aan tcrsct rur rn. rs ih tc t r rP c l r r i r i l i bcr i r t l i rn l icprdn hoper i rs i - l iopcras ipr i r lc r

Kcur l . ;uan d ib i t lang l ioper ls i t lap i r r d iL ihar daLi pcrhcmbrrngrn jumlahl<operasi, r'olumc usirhir dan .jurnlah llggotil scrtrl dari perrirrnolnglr.t pcr.-modalannva. Dalar l pernror la lan koperasi , s impanirn anggota mcrLLpal i ln y : rngpent tng. Pefkembrng:Ln jurn lah dan s inrp. rnan koperasr r l lp :Lr d i t ihar d l lamTabcl VIL 105. dan Tabel VI I . t06.

Usahl pcr .nbinaln [<opcras i masih d ipr ior r task ln padl koperrs i pcrranian,per i l ianan, pctcruakan d i tn indusrr i r l iera j inrn. Salah satu aspel t t lar i padll<ebijaksanaan tersebut rerlihat didalam perkcmbangan 13UUD/KUD, Selarnabeberapa tahun ini BUUD/KUD telah melaksandkan l(cgiatan penycdiaandan penyaluran sarana procluksi pertanian. Disamprng itu badan yang salnatelah membantu pelaksanaan kcbijaksanaan harga dasar bcras dan kegiatanprogram pengadaan pangan untuk keperluan stock nasional dan pasar-an umum. Dilain pihak kemampuan BUUD/KUD di bidang pengolahan,

ts

,L

Page 407: 1{(lTA KEUANGAN

390

o \ 6 r . r + r ^ - c .+ \ O o ' € . aq . l \ o r - o \ 6.n \o \o ac c\ ^t .i

- N . J

c{

€ r . r $ 0 \ r \ \ o r -F - O c { - N a {

CO r . r O\ t ' \C( r \ N h a o r \ c\ o \ o \ o \ o \ o €

i C| .j- .i-\O I\ cO tiail C i r.,.l

t- (O c.i *'o r N

o \ o r N . 6 + t ' . l\o r\ t- r\ r- f- F-O\ O, O\ O\ o\ o\ O\

r ri + +atq.n vr rn

co

.Y

F

r\o\

I

o\

jv)

. f rr, fr,lc o . :

w , =

z

Ev

{

Page 408: 1{(lTA KEUANGAN

391- o , o o N t \ o , oO O o o f _ c c r O Or c.t I.- .n F-{ €} t\o S d F o d . d . or.r F. f.- |.. co \o cof\ N \C, O\ l- F- .n. . i , " i ++1dcd ;

..i t'.. F. \O !-l Fr Oc { N t r . N . r 9 | oA O \ O \ F { r r t r 6N F - O c O F r ' - +a { . f 1 l 1 . l F { 6 . O \ : ! '\tl (\l r F< F- t.- co

r-r --r Fl N

a O a o f - c o O . F - Oc O F . { \ O U - | O + O\ " l 9 \ C . i qr{ rar t\ N O\ .n ralN € O V t a { q O i ^ +

6t !-.r rvr in

o o o c o ' ' r \ o OF r ! - c o o F r o o+ ( 9 | \ o \ o t - r c o- i - i w i . . j + d * ir-t .6 + O\ CO t-.1c ! . . r + N N . n \ . r

( \ r + \ o ( \ t - r c ) ot- N r'| F.l ..r O+ \ O . f O \ o \ . . nO . { + r i - \ O 6 t . n+ N $ ti. t--{ ao coo. ".r

.1 ..1 v) n 9F r N < t \ o o ,

O \ O d 6 t . n + u r\o a\ a- |\ F.. ts- F\O. O. O. O, O. 6. S.

ED

tr

F

t-6.

I

\o

,itt

, " ( a' z

z

Page 409: 1{(lTA KEUANGAN

392

- E

4 &{ t i

EE

- \ o a + \ o + N + o N h

a+-N?. F + N d o o \ F . . r + o N € . . r e \ + h N h N. r d

o r t

€ 6 t . 6 + + N 6 \ o o \ : O N o o O + o N d \ o

N 6 N O N 6 ' I F h N N I

a g R - o . i o 6 6 N . o 6 o F .

d c n h N 6 F \ ' ? N t s t q o o * - N € + - ^ 6

6 6 € + N r f O : t 6 . r r

+ t s t \ o N + N h 6 \ o ,

F d 6 + i ,

.i.l di+ 'i .ci F. od oi o .i 6i di + -i 6 N d oi d -i .i di + vi

- ! e

{ t En5:

11

t

€E 5

t!

pP

f lE?

=

z

I

4

7

7

. D

> t

z

9

I=5

-l

I

+

Page 410: 1{(lTA KEUANGAN

l 9 l

penyimparan dan pemasaran akan selalu ditingkatkan oleh pemerintlh.

Perkembangan jumlah BUUD/KUD dari tahun 1973 - 1976 dapat dilihardalam Tabel Vll.lOT .

7.12. Pertahanan. keamanan dan hukum

Berhasilnya pembangunan diberbagai bidang dewasa ini, tidak terlepusdari keberhasilan pembangunan di bidang pertahanan*eamanan yang berupal,amenciptakan stabilitas dan keamanan nasional. Hal rersebut merupakan pra-syarat bagi dimungkinkannya segenap kegiatan pembangunan, Oleh karenititu, seperti halnya dalam REPELITA l, kebrlaksanaan pokok yang ditcmpuhdi bidang pertahanan-keamanan dalam REPELITA II adalah membangunserta memantapkan stabilitas dan keamanan nasional, agar tetap mampu meng-amankan jalannya pembangunan sekarang dan dimasa depan. Dengan demikianusaha di bidang pertahanan*eamanan akan dapat memberikan sumbanganyang berharga kepada usaha peningkatan ketahanan secara keseluruhan.

Stabilitas dan kondisi keamanan nasional yang telah tercapai dewasa ini,telah memungkinkan dikembalikannya secara bertahap para tahanan G.30.S-PKI dari golongan C, disuzul secara berargsur-angsur dari golongan B, ketengah -

tengah masyarakat. Selain dari pada itu, komunikasi yang lebih leluasa antaraDaerah, ORPOL, GOLKAR dan Organisasi Profesi telah pula bisa diciptakan,sehingga arus informasi dapat berjalan lebih lancar. Hal ini sangat pentingartinya bagi berhasilnya pembangunan dan pemilihan umum yang akan datang.

Pcningkaan daya guna ABRI merupakan strategi yang ditempuh dalampembinaan p€rtahanan-keamanan. Perencanaan yang lebrh baik dan adminis-trasi yang teratur telah memungkinkan pelaksanaar program-program pemba-ngunan dengan lebih lancar. Perhatian yang lebih besar telah dicurahkankepada usaha pemeliharaan, dengan tujuan zupaya keadaan perlengkapanselalu dalam kondisi siap dipakai, serta memperpanjang masa kegunaannyasejauh mungkin. Peralatan baru mulai diterima untuk menggantikan per-alatan lama yang sudah tidak bisa dipergunakan dan sebagian lagi untukmengisi kekosongan. Melalui usaha ini, ke:nampuan-kemampuan tertentudalam pertahanan-keamanan yang sejak lama menurun, dipulihkan dan di-tingka&an.

Pembinaan di bidang hukum dalam REPELITA I diaralrkan untuk usahapenataan kembali kerangka hukum dalam rangka pemurnian pelaksanaanUndang-undang Dasar 1945. Dalam REPELITA II usaha tersebut diarahkan

untuk pengadaan perangkatan hukurn yang berupa berbagai peraturan

F

+

"L

Page 411: 1{(lTA KEUANGAN

l o / .

-1

perundang-undangan yang antara lain berhubungan dengan kehidupan per-ckonomian, sosial budayt dan lingkungan hidup serta kekayaan alam.

Disamping itu telah dilaksanakan usaha perancang-n perundang-undangan(PRUU), penyusunan naska'h RUU (12 buah), penyusunan kodifikasi hukum na-sionai, penelitian hukum (3 7 buah) dan perremuan ilmtth (22 kali), penulisan kar-ya ilmiah (18 buah), inventarisasi yurisprudensi dan peningkatan hubungan kerjasarna di bidang hukum khususnya dengan negara-negara ASEAN. Selanjutnya te-Iah dibangun kembali 47 lembaga pemasyarakatan dan 68 lainnya mengalami per-baikan, disamping dilanjutkan pula penyempurnaan sistem pemasyarakatannyasendiri, demikian pula kegiatan pembinaen peradilan secara menyeluruh (integral)bcrdasirkan polaaola pembinaan peradilan secara benahap telah dilanjutkan.

Di bidang ke imigrasiur, pada tempat-tempat yang imigratoir strategis telahdibangun/diperluas gedung Kantor Direktorat Jendral Imigrasi sejumlah 37 buah.

Urtuk mcningkatkan sarana fisik Pengadilan dalam REPELITA II dari tahun7974/1975 sampai dengan L976/1977 telah dilaksanakan rehabilitasi/pembangun-an 113 buah gedung Pengadilan Negeri dan 2 buah gedung pengadilan Tinggi.

7.13. Pemerin tahan dalam negeri

Pembangunan di bidang pemerintahan dalam negeri anrara lain mencakupprogram bantuan pembangunan desa, bantuan pembangunan daerah tingkat II,bantuan pembangunan daerah tingkat I dan program bantuan pembangunantata guna tanah.

Dalam tahun 7976/1977 jlumlah desa yang mendapar banruan mengalami pe-ningkatan, yaitu dari 45.303 desa pada tahun sebelumnya menjadi 58.675 desa.Berdasarkan dara sementara, dari sejumlah bantuan rahun IgTS/1g76 telah meng-hasilkan swadaya maryarakat dalam bentuk proyek prasarana produksi sebrnyik10,2J3 buah, prasarana perhubungan 15.402 buah dan prasarana sosial sebanyak17 .7 2O buah.

Sementara itu terus dikembangkan pembinaan Unit Daerah Kerla pemba_ngunan (UDKP), yairu zuatusistemunmk lebih rneningkatkan dayaguna dan teperguna dalam penyelenggaraan pemerintaharr dan pcmbangunan ditingkat kecamat_Irn dengan maksud unfuk mempercepat proses perswasembadaan desa sehrmhI ndonesia.

Sejrk pelaksanaan program Inpres Dati II, sampai dengan tahun L976/IgZ7discdiakan dana sebesar Rp ZZ0,Z milyar. Sarnpai dengan tahun 197 S /197 6 dtri.lrrnr yang disediakan telah direalisir sebesar Rp 757,7 mtlyar. Hasil fisik yangrclah dicapai berupa jalan sepanjang Z8.OI9,92 km meliputi 6.949 proyek, jem-batan I t7,565 m atau 4.176 proyek, bendungan air 5.160 buah atau 749 proyekrlrrn luas areal yang diairi meliputi 650.75g hektar yang kesemuanya ini telah pulaJrplr membcrikan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya.

1-

1-

Page 412: 1{(lTA KEUANGAN

395

Di bidang program bantuan pembangunan Daerah Tingkat I pada tahun7975/1976 antara lain telah dapat diselesaikan pemeliharaan jalan propinsisepan;ang 18,127.900 km, pemeliharaan dan eksplottasi pcngairan seluas arcal937.7O2 hekrar dan eksploitasi rawa 200,000 hektar.

Di dalam pengembangan rata guna tanah pada tthun 192617977 antarulain telah dilakukan pemetaan penggunaan tanah diseluruh Indonesia, peme-taan kwalitas tanah dan survey tata guna tanah khusus seperti pemelaanletak daerah indusni dan transmiglasi,

7.14. Kesejahteraan sosial

Pembangunan dibidang kesejahteraan sosial teruama ditujukan untukmembina dan memupuk kemampuan serta kesanggupan anggota masyarakatyang mengalami berbagai hambaran, sehingga mereka dapat berperan dalamtata kehidupan yzng wajar. Adapun pelayanan dibidang kesejahteraan sosialyang telah dilaksanakan antara Iain meliputi pembinaan dan rehabilitasi anakterlantar, para penderita cacad, orang lanjut usia, gelandangan, masyarakatterasing, masyarakat yang berperrghasilan rendah di pedesaan dan para pen-dcrita korban bencana alam.

Untuk meningkatkan pelayanan terhadap anak-anak rerlantar, dalamtaht:n 197517976 telah dilanjutkan pembangunan wisma asuhan, ruang larihanketrampilan beserta perlengkapannya di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, KalimantanTimur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Di samping itu telah puladibangun panti asuhan percontohan baru di Jambi dan Riau. Sampai denganakhir tahun 1976/7977 diperkirakan akan dapat dirawat anak rerlantarsebanyak 71.368 anak.

Terhadap para penderita cacad telah diusahakan pelayanan yang lebihbaik dengan meningkatkan fasilitas dan mutu penyantunan antara lain berupaperluasan asrama, penyediaan perlengkapan alat-alat pendidikan dan tempat_tempat ketrampilan kerja pada Lembaga Rehabilitasi penderita Cacad diSurakarta, Sumarera Selatan dan Sulawesi Selatan; Lembaga pendidikan,

Pengajaran dan Kegunaan Tuna Netra di Jawa Timur, Sulawesi Utara,Kalimantan Selatan dan Jakarta serta Lernbaga penyantunan penderita CacadMental di Jawa Barat. Sejak tahun 1974/Ig7S sampai dengan akhir tahun1976/1977, diperkirakan usaha rehabilitasi serta penyaluran para penderitacacad mencapai 76.200 orang.

Demikian juga halnya bagi orang-orang lanjut usia/jompo penyantunandilakukan didalam panti dan diluar panti. Sampai dengan akhir tahun 1976/1977 diperkirakan jumlah orang lanjut usia yang telah disantun mencapai7 .562 orans..

\F'

Page 413: 1{(lTA KEUANGAN

396

Tabe l V I I . 108 .

PENDAYAGUNAAN TENAGA TUNAKARYA KE SEKTOR PERTANIANDI LAMPUNG DAN BENGKULU

1969/1970 _ r976/1977

Tahun Jumlahkepala keluarga

J umlahjiwa

{

7969/I970

1970/197r

197I/L972

1972/7973

797 3 /197 4

t974t797 5

r97 5 tr97 6

7976/79772)

669

+ o J

' 1 ,7 .7

393

500

1.000

600

1 .100

1.401

7.202

O J J

r.09+

1.47 3

4.60r

3 .0001)

5.5001)+Jumlah 5.002 18.924

I ) Per kepala keluarga rata-rata 5 jiwa2) Angka sementara

+

Page 414: 1{(lTA KEUANGAN

397

Dibidang pcnanggulangan terhadap para korban bencana alam telah di-usahakan pemindahan pcnduduk kedaerah-daerah yang aman serta bebas darirncaman bencana, sehingga mereka mampu kembali untuk memenuhi kebu-tuhan hidupnya. Dalam tahun 1975 relah Jilakukan pemindahan para korbanbencana alam sebanyak 1.455 kepala keluarga baik secara lokal maupun ke-luar J awa.

Terhadap masyarakat terasing telah diberikan bimbingan praktis dalambentuk pemberian ketrampilan dan kecakapan dibidang pertanian, perternak-an dan pertukangan ag r mereka bersedia bermasyarakat dan tinggal diper-kampungan yang menetap. Dalam rahun 1975 telah diberikan kepzda 2.123kepala keluarga masyarakat terasing yang terdapat di 7 propinsi meliputiSumrtera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, SulawcsiTengah, Sulawesi Selatan dan Maluku.

Untuk rnembangkitka.n kesadaran harga diri dan kccintaan dalam be-

kerja terhadap para tuna kzrya/gelandzngan telah diberikan rehabilitasi me-

lalui pembinaan mental, pemberian berbagai ketrampilan serta penyaluran

tenagr mereka ke sektor produksi pertanian diluar Jawa. Sampai dengan

tahun \976/1977 telah dislntun dan disalurkan keluar Iawa para tuna karya

sebanyak 5.002 kepala keluarga (Tabel V11.108.).

Sebagai usaha untuk menaikkan tingkat penghidupan bagi keluarga yang

berpenghasilan rendah dipedesaan, dalam tahun 7975/1976 telah dapat di

selesaikan secara gotong - royong 701 buah rumah. Hal ini merupakan

suatu kemajuan apabila dibandingkan dengan tahrn l9'/4/797 5 yang baru

dapat mernbangun 230 buah rumah.

Sampai dingan tzhtn 797 6/797 7 telah diberikan pembinaan produktip

cdukatip kepada 8.566 kepala keluarga.

7 . 1 5 . A g a m a

Dalam tahun kedua REPELITA ll, telah dilaksanakan penyempurnaan

dan pelayanan dibidang agama, antara lain meliputi pemberian bartuan ter-hadap kegiatan masyarakat dalam penyediaan prasarana bagi scmua kehidupanbera.gama, mcnjaga tetap terpeliharanya kerukunan hidup diantara umat ber-agama, meningkatkan kegiatan penerangan/bimbingan hidup beragama sertameningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan agama.

Seperti pada tahun-tahun sebelnmnya, dalam tahun 797 6/1977 kebljak-sanaan pembangunan dibidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Mahaesa tetap ditujukan untuk membina suasana hidup rukun diantarasesama llmat beragama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan

t

Page 415: 1{(lTA KEUANGAN

I

398

Yang Mahaesa serta meningl<atkan rasa kesadaran untuk mengamalkan agama'Dcngan demikian diharapkan dapat tercipta masyarakat yang bertaqwa ke-

pada Tuhan Yang Mahaesa dan cinta kepada negara.

Dibidang penerangan agama telah dibcrikan bimbingan kehidupan ber-

agama kepada masyarakat terasing, para transmigran, narapidana, tahananpolitik di pulau Buru, tuna susila, generasi mnda dan kepada masyarakatyang tinggal di daerah bekas basis PKI. Dalam trhtn 1975/197 6 kegiatan

tersebut ditingkatkan terus pelaksanaannya, antara lain dengan menerbitkanbuku-buku/brosur penerangan agama sebanyak 1.732.oo0 buah untuk agamaIslam, 63.000 buah untuk agama Protestan, 45.600 buah untuk agama Katolikdan 25.000 buah untuk agama Hindu/Budha.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dibidang sarana Pengadilan Agamadan Balai Nikah, dalam tahtn 1975/1976 telah dibangun 10 buah gedungPengadilan Agama dan 19 buah Gedung Balai Nikah.

Sampai dengan akhir tahun 197511976 terdapat tempat-tempat per-ibadatan meliputi 399.872 buah Mesjid, 18.977 buah Gereja Protestan,4.934 buah Gereja Katolik, 4.237 bua\ tempat ibadah agama Hindu dan1.523 buah t€mpat ibad4h agama Budha. Disamping itu untuk meningkatkansarana kehidupan beragama telah dilaksanakan pembangunan/rehabilitasisebanyak 152 bLrah tempat ibadah, meliputi 123 buah Mesjid, 10 buah Gereja

Katolik, 10 buah Gereja Protestan dan 9 buah tempat ibadah untuk agamaHindu/Budha.

Dibidang pengadaan sarana pendidikan agama, dalam tahun 7975/1976

telah dilaksanakan pembangunan/rehabilitasi sebanyak 28 buah MadrasahIbtidaiyah/SD, 21 buah Madrasah Tsanawiyah/SMP dan 7 buah MadrasahAIiyah/SMA. Selanjutnya untuk meningkatkan mutu guru agama telah di-

laksanakan penataran guru agama sebanyak 2.000 orang dan telah diberikan

buku-buku pelajaran/pedoman bagi guru dan murid sebinyak f 13.650 buah.

Selain itu dalam rangka mencukupi kebutuhan sarana keagahaan, dalam

REPELITA II direncanakan akan dapat disediakan dan diterbitkan kitab-

kitab suci untuk umat beragaina sebanyak 30O.000 buah bagi umat lslam,70.000 buah bagi umat Protestan, 20.000 buah bagi umat Katolik dan 50.000buah bagi umat Hindu/Budha.

Dibidang urusan haji, telah diusahakan penirrgkatan pelayanannya denganperluasan prasarana jemaah haji melipuri asrama haji, karantina haji, saranatra.nsportasi dan kesehatan jemaah haii. Dalam t*hun 197511976 tela'h

dilaksanakan pembangunan/rehabilitasi di tiga daerah pelabuhan haji, me-liputi pelabuhan Ujung Pandang, Dumai dan Teluk Berung. Disamping itu

p-

+

+

Page 416: 1{(lTA KEUANGAN

T

+

I

399

\oo\

\o

€ S D

i ! F

< d i

N

t-

a.l

GI

o.-$

f.-Nqf-

N N N . i - O t - - o o Oq ' r - - O , + N O . t , c O1 q " J T ' , : o g q h . ,O \ + N N O 0 O + +

i N N + \ O h N

i F i r o \ o \ \ o o- N - O + 0 O \ O O \\ o N r . t . . 1 + . n . n . n

i N \ O r i o { r a r F -o i l t r t i

r - r r - o \ - a o N oc o ! f o O . ' 1 F - O - O .P a q \ q q n 9 f nc o N o \ \ o F c q \ F

O : N . . ' * r . r \ O F .F. F. t-', t- F\ r- t\ F-O. O\ O. O\ O. O. O. 0\

t . { t F l F l r . l

O r O s N . q + h \ O\ 9 F - F f - t . r \ r - F -e. O\ O. ci. O\ O\ or o\

-c

' i :

(i

F

f\t -q\

t-r

I

N

A- F.r

' \ o

q r <

r ! <

E

..1E

Page 417: 1{(lTA KEUANGAN

1

400

untuk memenuhi kebutuhan para calon jemaah haji, telah diterbitkan dan

dibagikan buku pedoman tata cara penunaian ibadah haji sobanyak 350.000

buah. Perkembangan jumlah jemaah haji mulai tahun 1969/197O s^mpai dengan

tahun 197 6/1977 dapat diikuti pada TabeMl. 109.

Dalam rangka meningkatlan usaha kerukunan hidup beragama' telah

dilakukan berbagai pendekatan diantara para pemuka agama. Hasil yang di-

peroleh antara lain seperti dengan terbentuknya lembaga kerja sama antara

umat beragama di kota Menado, Ujung Pandang dan Medan. Disamping itu

dalam tahun lg75l1g76 telah dibentuk Majelis Ulama Indonesia yang ber-

fungsi sebagai wadah umat Islam di Indonesia dalam melakukan konsultasi

antar umat betagama, sehingga diharapkan bisa menimbulkan suasana ke-

hidupan yang serasi dan tertib diantara sesama umat beragama.

7.16. Penerangan

Kebijaksanaan pembangunan dibidang penerangan bertujuan untuk

memperluas pertisiPasi masyarakat dalam membangun stabilitas nasional yang

sehat dan dinamis, mengembangkan Pertumbuhan demokrasi Pancasila,

memperluas kehidupan konstitusionil dan meningkatkan tcgaknya hukum'

Untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan bagi para petugas serta

tenaga tehnis penerangan, Pemerintah telah melaksanakan pendidikan dan

latihan melalui penyelenggaraan Pusat Latihanr Juru . Penerangan serta

Pusat Latihan Televisi dan Pusat Latihan Radio.

Agar masyarakat pedesaan dapat mengikuti siaran televisi, dalam tahun

1976t7977 telah dipasang televisi umum sebanyak 3000 buah dan pada

tahun 7977 /7978 direncanakan dapat ditambah lagi dengan 3000 buah

Disamping itu untuk menunjang program Pemerintah dibidang penerangan ke

pedesaan, dalam tahun 1975/1976 telah dibangun 27 bue}:. gedung Pusat

Penerangan Masyarakat ( PUSPENMAS ), dalam tahun 797 61L977 dibangun

30 buah dan dalam tahun 7977 /1,978 direncanakan 12 buah lagi.

Peningkatan kegiatan dalam program perfilman dilakukan dengan mem'

buat film nasional dan film pembangunan, untuk diputar oleh unit mobil

keliling didaerahdaerah kabupaten.

Dalam tahun 7977/!978 kegiatan Penerangan disamping untuk men-

sukseskan Pemilu juga untuk memantapkan hasil Pemilu, sesuai dengan

demokrasi politik yang sehat berdasatkan Pancasila.

t-

{

Page 418: 1{(lTA KEUANGAN

.10 l

7 . 1 6 . 1 . R a d i o

Kebijaksanaan dibidang pcngembangan sarana radio ditujukan untuk nrc-

ningkatkan mutu tehnis, penyajian dan perluasan jangkauan radio. Scjak

tahun 197511976 te lah d iusahakan untuk menambah daya pemancl r l t l l l

dengan 1,280 KW yang mel iput i 46 buah pcmancar baru. Diharr rpkrn h i r l in i

sudah akan tercapai pada awal tahun 1977. Jumlah jam siaran pada tnhurl

1975/1976 tc lah d i t ingkatkan rnenjadi 245.71O jam, d isamping i tu te lah d i -

dilakukan penambahan alat-alat studio 26 buah Outsidc Broadcasting Van(O.B. Van) dan sistcm komunihasi SSB.

Perkembangan jumlah radio siaran non RRI seluruh lndonesia yang pada

tahun 7974 berjumlah 543 radio, dalam tahun 1975 berkurang menjadi 477

radro, Hal inikarena radio komersiel dan non komersiel yang dalam tahun 1974

masing-masing bequmlah 385 radio dan 80 radio, pada tahun 1975 turun men-

jadi 347 dn 38 radio.' Sedangkan radio Pemerintah Daerah naik dari 78 pada

tahun 1974 menjadi 92 pada tahun 1975.

7.16.2. Televisi

Keb ij aksanaan pembangunan televisi j uga diarahkan untuk meningkatkan

rnutu tehnis, kwalitas penyajian dan perluasan jangkauan siaran.

Mulai tahun 1975 telah diterapkan kebijaksanaan baru dalam perimbanganjenis siaran. Kalau pada tahun 1974 jam siaran untuk jenis hiburan berjumlah

3,020 jam, maka pada tahun 1975 diturunkan menjadi hanya 1.746 jam.

Scdangkan untuk jenis berita/penerangan/budaya ditingkatkan dari 2.4Io jam

menjadi 4.680 jam. Sebaliknya jam siaran iklan diturunkan dari 600 jam mcn-

jadi 559 jam. Pcrkembangan kegiatan televisi dapat dilihat pada Tabel VILll0.

Dalam tahun 1975 luas daerah jangkauan siaran televisi telah mer.ringkat

menjadi 75.600 km2. Sedangkan penduduk yang berdiam dalam daerah ter-

sebut diperkirakan 42 persen dari jumlah penduduk, dcngan jumlah televisi

sekitar 420 ribu pesawat, Perkembangan jumlah studio/pemancar, luas daera[

jumlah penduduk yang dapat dijangkau oleh siaran televisi serta jumlah

pesawat tclcvisi dapat dilihat dalam Tabel VII.111.

Sementara itu dalam tahun 197611977 telah dibagikan sel,anyak 3.000

buah pesawat TV ke kecamatrn-kecamatan yang dapat dijangkau siaran 'lV,

sedangkan dalam tahun 1977 /1978 direncanakan akan dibagikan lagi sebanyak

3,000buah pesawat TV. Selanjutnya kegiatan PUSPENMAS dan Bakohumas

akan ditingkatkan lagi.

t

Page 419: 1{(lTA KEUANGAN

402

@o\

\o

oq

I\

N

Of-.o\

\

+ c o \ o\ 9

c o o

. N

* O c -\ o t \ +

6 0 f -o \ c o N

O C t - 'o \ c o N

\o oo ...)

'ta

q

b4c

- i u

,=h .il

F ;

F-o.

F.

t'-

NN

a\

t--

q,

I6

a-l11-3

e l

= 2 , . .

F = \

- >o \O . ) F €

- z ar ! <

-tE

f

{

Page 420: 1{(lTA KEUANGAN

a.l

+

+

vlc--

vl\oN

u].Ja.l

N O O

o ,.iC'.1 C"+

\o t'-

\ O N O O

O F -

O l . 1-i ..i(\,1 ahc.t

+ c o c o3 O()

"^'c +O\ ..1

. . ,+g?.x,., +r n N

c o i

N

r-

r\

t-

t--

D\

o.

l

z

;a

a<t

J >i ^ Fj z

F<F U?z

* 3 4 , n- < = F -. - : o a (

- zZ E

a2j f

a

U)

J

f

Page 421: 1{(lTA KEUANGAN

404

Dengan memanfaatkan Sistem Komunikasi Satelit Domesrik (SKSI))seperti Satelit Palapa, diharapkan TV-RI Jakarta dapat menyiarkan :rcara-acaranya dalam dua saluran dan dapat ditangkap diseluruh propirrsi. Saluianpertama adalah untuk acara-acara nasional dan saluran kedua merupakanacar a-acar L Metro pol itan.

Untuk memenuhi kebutuhantahun 1975/197 6 telah diadakandalam tahun 1976/1977 sebanyak

J zse: .F i lm

pegawai yang semakin meningkat, dalamlatihan sebanyak 125 orang petugas dan160 orang lagi.

+

Di bidang perfilman kebijaksanaan Pemerintah lebih berorentasi kepadaproduksi film nasional dengan mengutamakan peredarannya ke daerah-daerah.Secara bertahap kebijaksanaan perfilman diarahkan untuk mengurangi filmimpor, sehingga film asing hanya menjadi pelengkap bagi film nasional denganperbandingan yang menguntungkan bali masyarakat dan kalangan pengusahafilm nasional.

Untuk menunjang kegiatan penerangan operasionil, PFN diharapkan

tetap dapat m€ngedarkan Berita Gelora Indonesia dan Siaran khusus sebanyak

62 judul masing-masing 20 copy, untuk dipumr pada g€dunggedung bioskop

di seluruh Indonesia. Disamping itu telah diproduksi 12 judul film penerangan

dan dokumenter, baik hitam putih maupun berwama untuk diputar melalui

PUSPENMAS di daerah/pedesaan.

Sementara itu dalam rangka meningkatkan mutu film nasional, telah di-kembangkan kemampuan serta ketrampilan bagi karyawan dan artis film

dengan menyediakan fasilitas pendidikan dan latihan. Demikian juga untuk

penyediaan fasilitas bagi produksi film, tclah dilaksanakan rchabilitasi/per-luasan terhadap studio dan laboratorium film.

Dalam tahun I97611977 telah dilakukan penataran terhadap 25O orangkaryawan dari PIN, Badan Sensor Fiim, Direktorat Film dan 200 karyawannon Pemerin rah. Sedangkan dalam tahun 1977 /1978, PFN selain meningkatkanjumlah film nasional, juga membuat film-filnr pembangunan untuk programpenerangan umum melalui PUSPENMAS,

7 . 1 6 . 4 . P e r s

Kebijaksanaan di bidang pers ditujukan untuk mengembangkan pola pers

yang bebas dan bertanggung jawab, yaitu dalam keseimbangan antara kebebas-

an menyatakan pendapat dan kesadaran serta tanggung jawab akan mantapnya

{

Page 422: 1{(lTA KEUANGAN

,to5

stabilisasi nasional, Seclang tl;rlam ,rspcli pcngrLsalraan pers, pembinaanrrye cli-tujukan untuk meningkatkarr kcntanrpuan metrcjcmerr, pola peretlrr.ran yangsehat scrta peralatan pecik latr.r, r.

Disamping itu rnclalui herbagai loknkarya, diusahakln meningkatnya lr r-.t rampi lan serra berkcmbangnv.r pcnBert i i tn p ihak pers terhadap nrasrr l , r l rmasalah nasifilal dan internasional vlng dihaclapi oleh pemerintah,

Usrrh:r merintis koran rnasuk dcsa I'ang dimulai dalarn tthun 1974/1975untuk kabupaten tlandung dan Letrak, tehh rliperluas dengan menerbitkan

koran TANDANG untuk Jawa [t.rrir.t, MAKARYA untuk Jawa Tengah,I lNAR BUKA untr . rk daerah Is t inrc ' , l r Yog, , 'akar ta dtn t {AI(APAN unruk

Jawa - f inrur .

Junt lah kor i rn n i rsu l i r lcs l t laLam tahun 1975 mencapai2.600.000 oplah I l l l inr rncrLr l ;akurr r r r , r tu k . ,n i r rkau pesat b i lam ana d iband ing-kan dengan tahun 197.1 vang harryr t r lmclpui 425.000 oplah.

Ulr t t tk sc)r tn jut r t r ' . r r l i l l r r . rp l<. r r r lc tgcr l l ran memblca c la lant ka langarrmrsyar i lk i r t r lcs i r scr l1 lk in r r rcn i r rg l i . r t t l , rn rcrc ipta suatu ja lur d is t r ibus i vrngtcrlttLtr slntp.ti l ic tlci.r-rlrslL, schinujrr nre nr urrqlt in kan lchih mrr,.llthrr', rr komrrl<otat t sr . tust l n l rsr r l i k t ' , icsr r i l r rn b is l r mcnt t luk l pas l r r ln b l r l bagi l tor ln-Lo r i r n ( l i l e r l l l

t

t-

Page 423: 1{(lTA KEUANGAN

Lampiran IPERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA

TAHUN ANGGARAN 1977lT978( dalam jutaan rupiah )

1

t

{

JENIS PENERIMAAN J U M L A H

PENERIMAAN DAI.AM NEGERI

l. P.j.t bng.ury

l. PaFl Fnd+atan

l . l . B u r u h

1.2. Usahawan

2. PaFt p€r!.roan

2.1. Peru sahaan n€gara

2,2. Perusahaan swa!ta

Pajat p6lcroan minyak

M P O

I P E D A

Lain-hitl

lI. PaFk-tit*-hn8rung

l. Pajek pcniuabn

2. Pajat pcnlualan inrpor

3 . C u k a i

3.1. Cukai tcmbakau

3.2. Cukai lainnya

4. Bca ma$k

5, Pajat c}3por

6. P.nctiEaan minFk hinnlq

7. Lain-hin

IIl. Penerimaan butan psjrk

B. PENERJMAAN PEMBANGUNAN

l Bantuan prqr'rm

2. Bantua[ proyc&

J U M L A H

2.49?.100

r13900

90.000

23,900

165.400

78.000

87.400

1.94?.300

196.400

42500

3l.600

898.200

?31.,100

124.600

169.900148.450

2t.450

3.484.200

76t.100

4,247.nO

3.

4.

6.

5l1.000

6?.000

- 1E.200

r2.500

88.900

35.600

727.500

Page 424: 1{(lTA KEUANGAN

DASAR PERHITUNGAN UNTUK PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA

RAPBN 197 7/1978

( dalam milyar rupiah )

A. PENERIMAAN DALAM NEGERI

I. PAJAK LANGSUNG

l Pajak pendapatan

1.1. Pajak pendapatan buruhFaktor-faktor yang diperhitungkan,

(1) Peningkatan kegiatan ekonomi sehingga :

- mendorong kegiatan usah4- terdapat peningkatan pendapatan masyarakat,- timbulnya perusahaan baru danperluasan perusahaan yang ada

sehingga memperluas lapangan kerja.

(2) Usaha pe ningkatan penerimaan melalui :

- penertiban dan perluasan wajib pajak dengan makin banyak-nya perusahaan-perusahaan yang berproduksi, khususnyaperusahaan-perusahaan ex. PMA - PMDN,

- peningkaran verifikasi sehingga dapat ditagih pajak yang se-harusnya dipungut,

- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan.tunggakan pa-j"k.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperkirakan penerimaan yangberasal dari pajak pendapatan buruh dapat mencapai Rp 90,0 mil -

yat'

1.2. Pajzk pendapatan usahawan

Faktor-faktor yang diperhitungkan'

(1) yang akan mempengaruhi penerimaan :

- peningkatan pendapatan dan gairah usaha perorangan,- perkembangan perekonomian pada umumnya.

Page 425: 1{(lTA KEUANGAN

3

(7) yang akan menambah potensi penerimaan :

- penertiban dan perluasan jumlah wajib pajak dengan intensi-

fikasi pemungutan melalui verifikasi yang mendalam,

- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan-tunggakan pajak

pendapatan usahawan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, diperkirakan penerimaan pajak

pe ndapatan usahawan dapat mencapai jumlah Rp 23 ,9 milyar.

2. Pajak perseroan

2.1. Pajak perseroan perusahaan negiua

Faktor-faktor yang diperhitungkan :

(l) peningkatur kegiatan usala dengan dilaksanakannya penertiban

adminisuasi dan organisasi perusahaan-perusahaan negda,

(2) intensifikasi dibidang pemungutan pajak.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, diperkirakan akan dapat

diterima pajak perseroan perusahaan negara sebesar Rp 78,0 milyar.

2.2. Paj* perseroan perusahaan swasta

Dalam penerirnaan ini termazuk pula pajak perseroan atas laba

yang diperoleh badan asing yang ada di Indonesia.

Faktor-faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi penerimaan :

- peningkatan pendapatan ams laba dari badan$adan usaha swasta,

- perkembangan sektor industri dan perdagangan dengan makin baik-

nya iklim ekonomi,

- telalr habisnya masa pemberian fasilitas perpajakan, berupa taxholiday dan investment allowance kepada peruuhaan penaniunan

modal dibidang produksi yang diprioritaskan.

- penertiban dan perluasur jumlah wajib pajak,

- pemeriksaan pembukuan yang lebih intensif atas jumlab laba per-

usahaan.

- pendekatan dan bimbingan kepada wajib pajak serta lebih mcning-

katkan mutu pelayanannya.

l"

{

Page 426: 1{(lTA KEUANGAN

Berdasarkan faktor-faktor diatas, diperkirakan akan dapatpajak perseroan perusahaan swasta sejumlah Rp 87,4 milyar.

3. Prjrk perseroan minyak

Perhitungan penerimaannya didasarkan atas faktor-faktor berikut :

1. produksi minyak diperkirakan mencapai 554,8 juta barrel setahun atausekitar 1,52 juta barrel sehari,

2. diperkirakan tidak akan terjadi kenaikan harga minyak ekspor yangbesar.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka penerimaan pajak perseroan

. minyak diperkirakan sebesar Rp 7.947 ,3 milyar.

4 .MPO

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan :

(1) peningkatan kegiatan perekonomian dan uansaksi perdagangan,

(2) total ekspor dan impor tanpa minyak, masing-masing d iperkirakansebesar US $ 2.896,0 juta dan US $ 6.698,0 juta,

(3) peningkatan pemungutan antara lain ,

- peningkatan kesadaran pajak,

- pengawasan yang lebih ketat terhadap wajib pungut.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka diperkirakan dapat dipungut MPOsebesar Rp 196,4 milyar.

5, Iuran Pembangunan Daerah

Usaha meningkatkan penerimaan Ipeda meliputi :

(1) peningkatan partisipasi masyarakat terhadappembangunandaerahnya,

(2) intensifikasi pemungutan, meliputi pokok pengenaan dalam tahunberjalan, dan penagihan atas tunggakan hutang Ipeda tahun-tahunsebelumnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penerimaan Ipeda diperkirakanakan mencapaijumlah sebesar Rp 42,5 milyar.

Page 427: 1{(lTA KEUANGAN

a

6. Lain-lain

Penerimaan ini terdiri dari pajak kekayaan, pajak atas bunga dividen danroyalty. Hal-hal yang mempengaruhi penerimaan adalah

(1) berkembangnya perekonomian yang menambah gairah bidang usaha,(2) perluasan wajib pajak dan intensifikasi pemungutan pajak,(3) verifikasi yang intensif terhadap perusahaanperusahaan dalam hal

pembagian dividen, pembayaran bunga dan royalry.

Atas hal-hal tersebut maka dari lain-lain pajak langsung diperkirakan akanmenghasilkan penerimaan sebesar Rp 3 1,6 milyar.

II. PAJAK TIDAK LANGSUNG

1. Pajak penjualan

Hal-hal yang mempengaruhi penerimaan adalah :

(1) perkembangan perekonomian, khususnya pada sektor industri, per-dagangan dan jasa,

(2 ) perluasan jumlah wajib pajak dan intensifikasi pemungutan melaluiverifikasi yang lebih ketat atas penyerahan barang-barang dan jasa.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penerimaan pajak penjualan diperkira-kan mencapai Rp 2 3 I ,4 milyar.

2. Pajak penjualan impor

Perkiraan pajak penjualan impor mempunyai hubungan yang eratdengan perkembangan impor serta penerimaan bea masuk yang diperkira-kan untuk tahun anggaran 1977/1978 ; perbandingan tersebut diperkira-kan 40,0 persen. Hal ini berarti dengan perkiraan penerimaar bea masuksebesar Rp 311,0 milyar maka penerimaan pajak penjualan impor diper-kirakan sebesar Rp 124,6 milyar.

3 . C u k a i

3.1. Cukai tembakau

Hal-hal yang dapat mempengaruhi penerimaan cukai tembakau ada-lah ,

T-

{

Page 428: 1{(lTA KEUANGAN

6

( 1) peningkatan persediaan bahan baku tembakau dan cengkeh yang

diharapkan akan terjadi dalam tahun 197711978,

(2) peningkatan daya beli masyarakat,

(3) peningkatan usaha pemungutan cukai berupa :

- menserasikan pita cukai dengan perkembangan h arga jtalnyz,

- verifikasi yang lebih cermat atas perusahaan-perusahaan ro-

kok,

- pencega}an dan pemberantasan pita rokok palzu dan rokok

tidak berpita cukai,- penyelesaian tunggakan-tunggakan cukai.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, diharapkan dapat diterima cukai

tembakau sebesar Rp 148,45 milyar.

3.2. Cukai lainnya

Cukai lainnya t€rdiri dari cukai gula, cukai bir dan cukai alkohol

sulingan.

Hal-hal yang dapat meningkatkan penerimaan adalah :

(1) peningkatan produksi gula, bir dan alkohol sulingan,

(2) intensifikasi pemungutan cukai,

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka cukai lainnya diperkirakan akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 21,45 milyar.

4. Bea masrk

Perkiraan penerimaan bea mazuk didasarkan atas hal-hal sebagai ber-

i ku t :

(1) impor yang dapat dikenakan bea mazuk diperkirakan berjumlah

US $ 2.775,6 juta,

(2) tarip rata-rata bea masuk diperkirakan sebesar 27,0 persen,

(3) nilai dasar perhitungan bea masuk adalah Rp 415 per US $ 1.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penerimaan bea masuk diperkirakan

depat mencapai Rp 311,0 milyar.

T

Page 429: 1{(lTA KEUANGAN

1

5. Pajak ekspor

Dasar perhitungan penerimaan pajak ekspor adalatr seb4gai berikut :

(1) ekspor diluar minyak diperkirakar sebesar US $ 2.896,0 juta,

(2) diperkirakan 75,0 persen dari jumlah tersebut merupekan barang

ekspor yang dikenakan pajak ekspor dengan tarip 5 dan 10 persen,

(3) kurs devisa adalah Rp 415 per US $ 1.

Dengan dasar perhitungan tersebut, maka penerimaan pajak ekspor diper'

kirakan sebesar Rp 67,0 milyar,

6. Penerimaan minyak lainnya

Dalam perkiraan penerimaan minyak lainnya, diperhitungkan hal'hal

sebagai berikut ;

(l) diperkirakan harga minyak m€ntah serta biaya pengadaan bahan ba-

kar minyak dalam negeri meningkat,

(2) terdapat peningkatan pernakaian bahan bakar minyak dalam negeri,

(3) barga penjualan bahan bakar minyak dalam negeri disesuaikan.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka penerimaan minyak lainnya di -

perkirakan masih defisit sebesar Rp 18,2 milyar.

7. Lain-lain

Jenis penerimaan ini meliputi penerimaan bea meterai, bea lelang

dan lain-lain penerimaan pajak tidak langsung.

Perkiraan penerimaannya didasarkan atas hal-hal sebagai berikut :

(1) peningkatan kegiatan dan transaksi ekohomi yang dapat dikenakan

bea meterai,

(2) pengawasan yang lebih ketat atas pemakaian bea meterai,

(3) penyempurnaan dan peningkatan efektivitas dalam penggunaan kan-

tor lelang.

Dengan memperhitungkan hal-hal tersebut, maka penerimaan lainlain

pajak tidak langsung diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 12,5 mil-

yer.

t"

Page 430: 1{(lTA KEUANGAN

8

PENERIMAAN BUKAN PAJAK

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaannya adalah :

(1) penertiban perusahaan negara dan bank milik negara dalam rangka me-ningkatkan penerimaan,

(2) verifikasi dan pengawasan yang lebih baik atas penyetoran dari padapenerimaan departemendepanemen-

Dengan faktor-faktor tersebut diperkirakan akan diterima penerimaan bukanpajak sebesar Rp 88,9 rnilyar.

B. PENERIMAAN PEMBANGUNAN

Perkiraan penerimaal bantuan program dan bantuan proyek didasarkan atashal-hal sebagai berikut :

(1) bantuan program dalam tahun anggaran 1977/1978 dipcrkirakan sebesarRp 35,6 milyar,

(2) Realisasi (disbursement) dalam tahun 7977/7978 dari komitmen bantuanproyek tahun-tahun yang lalu diperkirakan sebesar US $ 1.749 juta.

Dengan demikian, diperkirakan penerimaan bantuan program dan bantuan proyekmasing-masing sebesar Rp 35,6 milyar dan Rp 727 ,5 milyar.

T

Page 431: 1{(lTA KEUANGAN

lampiran 2.

ANGGARAN BELANJA RUTIN 197711978

PERINCIAN MENURUT SEKTOR./SUB SEKTOR( dalam ribuan rupiah )

a

NomorKode Sektor / Sub Sektor

SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor Pertanian

Sub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Sub Sektor Industri

Sub Sektor Pertambangan

SEKTOR TENAGA LISTRIK

Sub Sektor Tenaga Listrik dan Gas

SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Sub Sektor Perhubungan

Sub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor Perdagangan

Sub Sektor Koperasi

SEKTOR TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI

Sub Sektor Tenaga Kerja

Sub Sektor Transmigrasi

SEKTOR REGIONAL DAN DAERAH

Jumlah

7 .7 29.5 63 ,5

6.277.19+,O

r.512.169,5

4 .232 .25 | ,O

2.135.50r,3

2.096.7 49,7

18.091.086,1

77 .7 85 .+90,8

305 .59s ,3

6.o25.613,O

2 .385 .633 , r

3.639.979,9

6.649.7 96,9

4.556.s25,5

2.091.271,4

469.952.205,r

2

2 ,1

2 .2

I

1 . 1

1.2

)

3.1

+4 .1

f,

) . 1

5.2

6

6.1

6 .2{

Page 432: 1{(lTA KEUANGAN

8 .1

NomorKode

Sektor / Sub Scktor

7.7 Sub Sektor Desa dan Daerah

7.2 Sub Sektor Tata Ruang

1 0 , I

70.2

1 0 . 3

1 l

1 1 . 1

Lt .2

SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN

TERHADAP TUHAN YANG MAHAESA

Sub Sektor Agama dan KePercaYaan

Tehadap Tuhan Yang Mahae sa

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN

NASIONAL DAN PEMBINAAN

GENERASI MUDA

Sub Sektor Pendidikan Umum dan

Pembinaan Generasi Muda

Sub Sektor Pendidikan dan Latihan

Institusionil/Kedinasan

Sub Sektor KebudaYaan

SEKTOR KESEHATAN, KELUARGA

BERENCANA DAN KESEJAHTERAAN

SOSTAL

Sub Sektor Kesehatan

Sub Sektor Keluarga Berencana

Sub Sektor Kesejahteraan Sosial

SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DAN

PENYEDIAAN AIR MINUM

Sub Sektor Perumahan RakYat

Sub Sektor Air Minum dan Kesehatan

Lingkungan

Jumlah

463,677 .576,1

6.274.689,O

9.866.223,O

9.866.223,0

r47.232.062,7

14r.680.7 65 ,+

+.777 .363,3

1 .37 3 .934,0

20 .37 5 .229 ,7

1 5 .301.021, r

5+9.058,7

4.525.r49,9

r.447.847 ,6

r.287.086,9

160.7 60,7

9.r

o 7

10

Page 433: 1{(lTA KEUANGAN

NomorKode

Sektor / Sub Scktor

12 SEKTOR TERTIB HUKUM DANPEMBINAAN HUKUM

l2.I Sub Sektor Tcrt ib Hukum

13 SEKTORPERTAHANAN DAN KEAMANANNASIONAL

13.1 Sub Sektor Kekuatan

13.2 Sub Sektor Prasarana ABRI

13.3 Sub Sektor Prasarana Pertahanan dan

Keamalan Nasional

)

)

)

Jumlah

37.369.7 66,6

31.369.7 66,6

572.o9r.+00,o

572.O9r.400,0

11 .842 .5 08 ,0

11 .842 .508 ,0

9.231.451,1

r .632.7 6+,5

5.36+.126,7

2.234.559,9

763.262.995,7

3.889.+79,2

t18 .712. r82 ,3

640.667.334,2

?.079.400.000,0

t4

7+.1

15

SEKTOR PENERANGAN DAN KOMUNIKASI

Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi

SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI, PENEI,ITIAN DAN STATISTIK

15.1 Sub Sektor Penel i t ian Umum

75.2 Sub Sektor Penelitian Institusionil

15.3 Sub Sektor Statistik

16 SEKTOR APARATUR NEGARA

16.l Sub Sektor Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara

16.2 Sub Sektor Aparatur Pemerintahan

L6.3 Sub Sektor Keuangan Negara

JUMLAI I

Page 434: 1{(lTA KEUANGAN

( dalam ribuan rupiah )

Nomor

KodeSektor / Sub Sektor

SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor Pertanian

Sub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN

Sub Sektor Industri

Sub Sektor Pertambangan

3 SEKTOR TENAGA LISTRIK

3.1 Sub Sektor Peningkatan Tenaga Listrik dan Gas

SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Sub Sektor Perhubungan

Sub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI

Sub Sektor Perdagangan

Sub Sektor Koperasi

SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Sub Sektor Tenaga Kerja

Sub Sektor Transmigrasi

Juml*h

234.3+3.OOO

7 +.19+.OOO

160.149.000

52.630.0OO

40.560.000

12.O70.000

67.600.000

67.600.000

156.47r.0O0

75 5 .22r.OOO

1.250.000

11.2.+4.000

9.173.000

2.07 7.000

55.891.000

5.791.000

50.100.000

1

7 .1

T,2

2

2.7) . )

+

4.2

5

{ 1

5 .2

6

6 .1

6.7

Lamoiran 3a.ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN 1977 /1978

SUSUNAN SEKTOR/SUB SEKTOR( TANPA BANTUAN PROYEK DAN KREDIT EKSPOR )

12

T

Page 435: 1{(lTA KEUANGAN

Nomor

KodeSektot / Sub Sektor

7 SEKTOR PEMBANGUNAN REGIONAL

DAN DAERAH

7.7 Sub Sektor Desa dan Daerah

7.2 Sub Sektor Tata Ruang

8 SEKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN

TERHADAP TUHAN YANG MAHAESA

8.1 Sub Sektor Agama dan Kepercayaan Terhadap

Tuhan Yang Mahaesa

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN

NASIONAL DAN PEMBINAAN GENERASI

MUDA

Sub Sektor Pendidikan Umum dan Pembinaan

Generasi Muda

Sub Sektor Pendidikan dan Latihan

Institusionil/Kedinasan

Sub Sektor Kebudayaan

10 SEKTOR KESEHATAN, KELUARGA

BERENCANA DAN KESEJAHTERAAN

SOSIAL

10.1 Sub Sektor Kesehatan

1O.2 Sub Sektor Keluarga Berencana

10.3 Sub Sektor Kesejahteraan Sosial

11 SEKTORPERUMAHANRAKYATDANPENYEDIAAN AIR MINUM

11.1 Sub Sektor Perumahan RakYat

ll,2 Sub Sektor Air Minum dan Kesehatan Lingkungan

Jumlah

227.736.000

225.336.0O02.400.000

8.244.OOO

I .24+.000

189.969.000

762.60+.OOO

17 .47 5 .OOO

9.890.000

58.797 .OOO

44.062.OOO

8.600.000

6 .13 5 .000

40.300.000

24.800.fl)O

15.500.000

9.2

9 .3

Page 436: 1{(lTA KEUANGAN

Nomor

Kode

t2

t2 . rt2.2

r3

73.l

t4

14.l

r5

15.1

15.2

15.3

L5.4

76.2

r6.3

t7

77 .7

r6

16 .1

Sektor / Sub Sektor

SEKTOR TERTIB HUKUIT{ DAN

PEMBINAAN HUKUM

Sub Sektor Tenib Hukum

Sub Sektor Pembinaan Hukum Nasional

SEKTOR PERTAIIANAN DAN

KEAMANAN NASIONAL

Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional

SEKTOR PENERANGAN DAN KOMUNIKASI

Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi

SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DAN

TEHNOLOGI, PENELITIAN DAN

STATISTIK

Sub Sektor Pengembangan Ilmu dan Tehnologi

Sub Sektor Penelitian Umum

Sub Sektor Penelitian Institusionil

Sub Sektor Statistik

SEKTOR APARATUR NEGARA

Sub Sektor Prasarana Irmbaga Teninggi /Tinggi Negara

Sub Sektor Aparatur Pemerintahan

Sub Sektor Keuangan Negara

SEKTOR PENYERTAAN MODALPEMERINTAH

Sub Sektor Penyenaan Modal Pemerintah

JUMLAH

Jumlah

11.7 58.000

10.75 3.0001.005.o00

56.000.000

56.000.000

7.862.000

7.862.000

3 5.287.000

6.687.000

2.475.OO0

2+.350.OOO

r.775.OOO

59.856.000

1.35 3.O00

44.934.OOO

13.579.000

r66.402.000

766.+O2.OOO

r.440.400.000

7+

T

i*

Page 437: 1{(lTA KEUANGAN

Lampiran 3b

NILAI RUPIAH BANTUAN PROYEK/TEHNIS DAN KREDIT EKSPOR197711978 PERINCIAN MENURUT SEKTOR/SUB SEI(TOR

( us $ 1,- = Rp 416,- )

l1

1 .1

7 .2

SDKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN

Sub Sektor Pertanian

Sub Sektor Pengairan

SEKTOR INDUSTRI DANPERTAMBANGAN

Sub Sektor Industti

Sub Sektor Pertambangan

SEKTOR TENAGA LISTRIK

Sub Sektor Peningkatan TenagaListrik dan Gas

SEKTOR PERTIUBUNGAN DANPARIWISATA

Sub Sektor Perhubungan

Sub Sektor Pariwisata

SEKTOR PERDAGANGAN DANKOPERASI

Sub Sektor Koperasi

(bersambung)

I J

393.982 163.896.500

393.982 163.896.500

34L.+6L

109.000

z3z.46r

229.396

2r+.796

r+.600

500.567

486.+67

14,100

1 . 5 0 0

1 . 5 0 0

t+2.047 .800

45.344.000

96.703.800

95.428.7W

89.3 5 5 .100

6.O73.6N

208.235.900

202.370.300

s .865 .600

624.OOO

624.OOO

I

2

2.1

2 .2

J

3.1

4

+.74.2

5

5 .2

Nomor

KodeRibuanus$

RibuanRp.

Page 438: 1{(lTA KEUANGAN

76

(sambungan)Nomor

KodeSektor / Sub Sektor

6 SEKTORTENAGAKERJADANTRANSMIGRASI

6.1 Sub Sektor Tenaga Kerja

6.2 Sub Sektor Transmigrasi

Ribuanus$

23.600

1.000

22.600

RibuanRp.

9.817.600

416.000

9.401.600

r

7 ,2

SEKTOR PEMBANGUNAN REGIONALDAN DAERAH

Sub Sektor Tata Ruang

SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAANNASIONAL DAN PEMBINAANGENERASI MUDA

Sub Sektor Pendidikan Umum danPembinaan Generasi Muda

Sub Sektor Pendidikan dan LatihanInstitusionil / Kedinasan

SEKTOR KESEHATAN, KELUARGABERENCANA DAN KEJAHTERAANSOSIAL

Sub Sektor Kesehatan

Sub Sektor Keluarga Berencana

SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DANPENYEDIAAN AIR MINUM

Sub Sektor Air Minum dan KesehatanLingkungan

SEKTOR PENERANGAN DANKOMIjNIKASI

19.000 7.904.000

19.000 7.904.000

71.000 29.5 36.000

68.000 28.288.000

3.000 1.248.000

30.856 12 ,8 3 5 .700

29.356 12.21r.700

1.500 624.000

67.5M 28.08r.300

67.50+ 28.081.300

9 .1

9,2

I

10 .1

70.2

l l

11.2

(bersambung)

8.200 3.411.200

Page 439: 1{(lTA KEUANGAN

t7

(sambungan)

Sektor / Sub SektorRibuanUS$

RibuanRp.

-tI

{

14.1 Sub Sektor Penerangan dan Komunikasi 8.200 3.+l1.2OO

15 SEKTOR PENGEMBANGAN ILMU DANTEHNOLOGI, PENELITIAN DANSTAT|STIK 6.200 2.579.200

15.1 Sub Sektor Pengembangan llmu danTehnologi 6.200 2.579.200

17 SEKTOR PENYERTAAN MODALPEMERTNTAH 55.534 23.102.100

I7 .7 Sub Sektot Penyertaan Modal Pemerintah 55.534 23.7o2.7o0

JUMLAH 1.748.800 727.500.O0A

Page 440: 1{(lTA KEUANGAN

Iampiran 4.

RANCAN G. {N

I,JNDANG.I,JNDANG REPUBLIK INDONESTA

NOMOR TAHUN 1977

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANIA NEGARA

TAHI,'N ANGGARAN I97 7 / I97 8

DENGAN RAHM^.T TUHAN YANG MAHAESA

PR-ESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menirnbang r a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk TahunAnggaran 197 7 I 197 8 perlu ditetapkan dengan Undang-Undang;

b. bahwa sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanje N€gera tahunkeempat dalam rangka Rencana Pembangunan Lima Tahun II,Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran197 7 / 197 8 mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkandi ddam pola umum PELITA II Ketetapan Majelis Per-muryawaratan Ra-kyat Nomor lV lMPWlgT 3 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara ;

c. bahwa Anggaran Pendapaten dan Belanja Negara Tahun Anggaran197711978 adalah rencana kerja Pemerintah, khususnya pelak-

sanaan tahun keempat rcncana tahunan Pembangunan LimaTahun II ;

d. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran1977 11978 disamping memelihara dan meneruskan hasil-hasilyang telah dicapai dalam PELITA I dan tahun-tahun anggaransesudahnya, juga meletakkan landasan'landasan baru dari usaha-

usaha pembangunan selanjutnya ;

e. bahwa untuk lebih menjaga kelangsungan jalannya pembangunan,maka saldo-anggaren-lebih dan sisa kredit anggaran proyek-

proyek pada anggaran pembangunan tahun L9771197 8 perlu di-

atur dalam Undang-Undang ini.

\

Page 441: 1{(lTA KEUANGAN

Y

1 9

Mengingat : 1 Pasal 5ayat(1) jo . Ptsal23 ayat ( l ) Undang-Undang Dasar 1945:

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MpR/ 197 !tentang Garis-garis Besar Haluan Negara ;

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor X/MPR/ I 97 3tentang Pelimpahan Tugas dan Kewenangan kepada presiden/

Mandataris MPR untuk melaksanahan tugas Kabinet pcmbangun-

a n ;

4. Indische Comptabiliteitswet sebagaimana diubah dan ditambahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 196g tentangPerubahan Pasal 7 Indische Comptabiliteitswet (Lembaran NegaraRepubl ik Indonesia Tahun 1968 Nomor 53)

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

MEMUTUSKAN

Menetapkan: UNDANG - UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATANDAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1977/1978

Pasal

( 1 ) Pendapatan Negara Tahun Anggaran 1977/1978 diperoleh dari ra. Sumber-sumber Anggaran Rutin danb. Sumber-sumber Anggaran Pembangunan.

Pendapatan Rut in dimaksud pada ayat (1) sub a menurut pcr-kiraan bcrjumlah Rp. 3.484.200.000.000,00,

Pendapatan Pembangunan dimaksucl pada ayat (1) sub b me-nurut perkiraan berjumlah Rp 76 3.100,000.000,00.

Jumlah seluruh Pendapatan Negara Tahun Anggaran I7TT/f978menurut p€rkiraan berjumlah Rp +.2+7 .3OO.OO0.000,00

Perincian pendapatan dimaksud pada ayat (2) dan (i) berrurut-turut dimuat dalam Lampiran I dan II.

Pasal 2

Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1977/7978 terdiri atas,a. Anggaran Belanja Rutin danb. Anggaran Belanja Pembangunan,

I

(2)

(3 )

(4)

(s )

( l )

Page 442: 1{(lTA KEUANGAN

(2)

( 3 )

(4 )

(5 )

20

Anggaran Belanja Rutin dimaksud pada ayat (1) sub a menumt

perkiraan berjumlah Rp 2.079.400.000.000,00,

Anggaran Belanja Pembangunan dimaksud pada ayat (1) sub b'

menurut perkiraan berjumlah Rp 2.167.900.000.000,00.

Jumlah seluruh Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1977l

1 97 8 menurut perkiraan berjumlah Rp +.247 . 3 00.000.000,00

Perincian pengeluaran dimaksud pada ayar (2) dan (3) berturut-

turut dimuat dalam Lampiran III dan IV.

(6) Perincian dalam Lampiran III dimaksud dalam ayat (5) memuat

sektor dan sub sektor, sedang perincian lebih lanjut sampai pada

kegiatan ditentukan dengan Keputusan Presiden.

(7) Perincian dalam Lampiran IV dimaksud dalam ayat (5) memuat

sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih larlut sampai

pada proyek-proyel< ditentukan dengan Keputusan Presiden.

Pasal 3

(1) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realtsast me-

ngenai ;

a. Anggaran Pendapatan Rutin,

b. Anggaran Pendapatan Pembangunan,

c. Anggaran Belanja Rutin,

d. Anggaran Belanja Pembangunan.

(2) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan reahsasi ne-

n g c n a i :

a. Kebijaksanaan perkreditan,

b. Perkeinbangan laluiintas pembayaran luar negeri.

(3) Dalam laporan dimaksud pada ayat (1) dan (2) disusun prognosa

untuk enam bulan berikutnya.

(4) Laporan dimahsud dalam ayat (1) dan (2) dibahas bersama antara

Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

(5) Penyesuaian anggaran dengan perkembangan/perubahan keadaan

dibahas bersama antara Pemerintah denean Dewan Perwakilan

Rakyat.

Pasal 4

(t ) Kredit anggaran proyek-proyek pada Anggaran Belanja Pem-

bangtrnan Tahun 7977/797 8 yang pada akhir tahun anggarun

?

Page 443: 1{(lTA KEUANGAN

(2 )

(3 )

mcnunjukkan sisa, dengan Peraturan Pemerintah dipindahkan ke-

pada tahun anggaran 1978/1979 dengan menambahkannya ke-

pada kredit anggaran 197 8/1979.

Saldo-anggaran{ebih tahun 7977 / 797 I ditambahkan kepada ang-

garan tahun ).97811979 dan dipergunakar.r untuk membiavai

Anggaran tselanj a Pembangunan'f ahun | 97 8 / 197 9

Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam ayat (1) menyata-

kan pula bahwa sisa kredit anggaran yang ditambahkan itu, di-

kurangkan dari kredit anggaran tzhun L977 /1978

(4) Sisa kredit anggaran dimaksud pada avat (1) sebelum ditambah-

kan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja |rlegara Tahun

Anggaran lg78ll97g terlebih dahulu diperiksa dan dinyatakan

kebenarannya oleh Menteri Keuangan.

(5) Peraturan Pemerintah yang dimaksud dalam ayat (1) disampai-

kan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Pemeriksa

Keuangan selambat-lambatnya pada akhir triwulan I Tahun Ang-

garan 197 81197 9.

Pasal 5

Selambat-lambatnya pada akhir tahun Anggaran 197711978 oleh

Pemerintah diajukan Rancangan Undang-Undang tentang Tambahan

tlan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

Anggaran 197711978 berdasarkan tambahan dan perubahan sebagai

hasil penyesuaian dimaksud dalam Pasal I ayat (5) untuk mendaPat-

kan nersetuiuan dari Dewan Perwakilan Rakyat'

Pasal 6

Setelah Tahun Anggaran lg77llg78 berakhir, dibuat perhitungan

Anggaran mengenai pelaksanaan Anggaran '

Perhitungan Anggaran dalam ayat (1) setelah diperiksa oleh

Badan Pemeriksa Kcuangan diberitahukan oleh Pemcrintah ke-

pada Dewan Perwakilan RakYat'

( 1 )

(2 )

I

Page 444: 1{(lTA KEUANGAN

22

PasJ z

Ketentuan - ketentuan dalam Undang-Undang Perbendaharaan( Indische Comptabiliteitswet ) yang bertentangan dengan bentuk,susunan dan isl Undang - Undang ini, dinyatakan tidak berlaku,

Pasal I

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal I April 7977.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan peng'

undangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam LembaranNegara Republik Indonesia.

Disahkan di : JakartaPada tanggal i

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEHARTO

Diundangkan di JakertaPada tanggal :

MENTERVSEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA.

SUDHARMONO, S .H .

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAIIUN 1976 NOMOR :

Page 445: 1{(lTA KEUANGAN

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN 1977

TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 1977119?8

UMU M

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 7977 /7978 adalahAlggaran Pendapatan dan Belanja Negaia tahun keernpat dalam rangka pelaksana-an REPELITA ll 197+11975 - 197811979. Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara Tahun Anggaran 7977/1978 mengikuti prioritas nasionalsebagaimana di-tetapkan di dalam pola umum REPELITA II Ketetapan Majelis PermuryawaratanRakyat Nomor : IVIMPP./1973 tentang Gaxis€fiis Besar Haluan Negara. Prioritaspembangunan ekonomi dengan titik berat pembangunan scktor penanian dan pe-ningkatan industriyang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku mengandungarti, bahwa sektor yang menunjang sektor pertanian dan indusui terus diperkem-bangkan, sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya tetap akan dilakukan dalam kadardan intensitas sezuai dengan prioritas pembangunan nasional. Melalui pembangunansektor ekonomi seperti tersebut diatas, usaha peningkatan dan perbaikan taraf hiduprakyat banyak diharapkan akan dapat diwujudkan dalam rangka mencapai sasaran-sasaran seperti yang ditetapkan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.

Dalam pada itu, kebijaksanaan anggaran berimbang yang dinamis terutamaditujukan untuk menyesuaikan pengeluaran dengan penerimaan sedemikian rupa,sehingga Tabungan Pemerintab dapat terus ditingkatkan dalam rangka tercapainyausaha untuk dapat meningkatkan pembangunan dengan kemampuan sendiri.

Pengeluaran untuk tugas umum pemerintahan bemrjuan untxk terus mem-bina aparatur dan adrninistrasi negara agar lebih mampu melaksanakan tugas yangkian meningkat sesuai dengan perkembangan p€laksanaan pembangxnan. Sejalandengan itu tindakan penghematan dalam pengeluaran rutin terus dilalsanakanterutama dalam hal belanja barang. Selanjutnya pengeluaran ditujukan untuk me-melihara apa yang telah dihasilkan, menyelesaikan proyek-proyek dari tahun-tahun

23

Page 446: 1{(lTA KEUANGAN

z.+

sebelumnya, menyediakan dana bagi bantuan proyek, membiayai proyekaroyekbaru dan sebagainya,

Sementara itu bantuan pembangunan kepada Dest, Kabupaten dan DaerahTingkat I yang bern"iuan untuk lebih menggerakkan dan meratakan pembangunandaerah serta mengurangi tekanan pengangguran, dilanjutkan dan jumlah keseluruh-annya rneningkat. Jumlah Sekolah Dasar yang akan dibangun bertambah besar,sarana kesehatan (Puskesmas) ditambah dengan puskesmas keliling dan bantuanpembangunan lainnya scperti penghijauan dan penghutanan kembali tanah kritislebih ditingkatkan l4gi.

Dalam pada itu baik banoan pembangunan yang bersifat sektoral maupunbantuan pembangunan daerah dalam berbagai bentuk Inpres untuk tahun arryglrLrl.n7977/1978 diberikan pula kepada Daerah Timor Timur.

Dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut hendak dicapai pula keserasiandan keselarasan dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah yang diharapkandapat menambah penyediaan dan perluasan lapangan kerja.

Dalam pada itu, agar biaya yang tersedia dapat dimanfaatl<an secara maksimalsezuai dengan kebijaksanaan anggaran, rnaka penggeseran antar program dan antarkegiatan dalam anggaran belanja rutin dan antar program dan antar proyek dalamanggaran belanja pembangunan harus dilakukan dengan persetujuan presiden, se-dangkan penggeseran antar sektor dan antar sub sektor, baik dalam anggaran belan-ja rutin maupun dalam anggaran belanja pembangunan harus dilakukan denganUndang-Undang.

Dalam rangka kelangsungan kegiatan pembangunan, maka sisa kredit anggaranproyek-proyek pada anggaran pembangunan dan saldo-anggaranJe bih AnggaranPendapatan dan Belanja Negara ini ditambahkan kepada Anggaran pendapatandan Belanja Negara Tahun Anggaran 1978/1979.

Dengan memperhatikan hal.hal tersebut diatas, maka Anggaran pendapatandan Belanja Negara Tahun Angg zran 7977 lI9T8 disusun berdasarkan azumsi-asumsiumum sebagai berikut;

a. Dipertahankannya kestabilan moneter serta terselenggaranya perkembanganharga kearah yang lebih mantap lagi dengan selalu diusahakan dalam jangkau-an daya beli masyarakat.

b Dapat ditingkatkannya penerimaan negara meskipun diberikan berbagai fasilitasdan perangsang fiskal kepada industriindustri baik industri yang telah ada mau-pun industri baru dalam rangka penanaman modal.

Page 447: 1{(lTA KEUANGAN

25

c. Dapat dicapainya target penerimaan negara yang ditetapkan dari sektor per-

dagangan internasional.

d. Tidak terjadinya perubahan-perubahan dalam situasi internasional yang dapatmembawa pengaruh negatif dalam hubungan ekonomi internasional Republiklndonesia.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal Z

Cukup jelas.

Pasal 3

Ayat ( 1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Masalah kebijaksanaan kredit dan lalu-lintas pembayaran luar negeri sebagianbesar berada disektor bukan Pemerintah. Oleh sebab itu penyusunan kebijaksanaankredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti anggaran rutin dan anggaran pem-bangunan zukar untuk dilaksanakan, sehingga untuk itu dibuat dalam bentukprognosa.

Ayar (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal +

Cukup jelas.

Pasal 5

Pasal ini menentukan bahwa jika diperlukan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Page 448: 1{(lTA KEUANGAN

26

Negara Tambahan dan Perubahan, maka pengajuannya kepada Dewan Perwakilan

Rakyat harus dilakukan selambat{ambatnya pada akhir tahun anggaran 7977 /1978.

Pasal 6

Prosedur seperti dimaksud didalam ayat (2) yang telah dilaksanakan pada

tahun-tahun yang lalu ditempuh scmentara menunggu terbentuknyaUndang-Undang

Perbendaharaan Nasional yang baru yang dapat menampung kebutuhan pemba'

ngunan nasional.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR