17. analisis kessalahan penggunaan tanda baca (jati)

21
1 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA PADA LAPORAN AKHIR PRAKERIN AKSEK “LPK TARAKANITA” Jati Wahyono Agustinus Dosen Akademi Sekretari/LPk Tarakanita, E-mail: [email protected] Abstract This is a research study on fallacy of punctuation usage on Students Prakerin Final Report (SPFR) of Tarakanita Secretarial Academy 2002. The research has two objectives. The first objective is describing the numbers and forms of the fallacy of punctuation on SPFR. The second objective is describing the most fallacy of punctuation usage on SPFR. Using random sampling of 30 final reports, analyzing every sentence from the preface and chapter one of every report, and classifiying the fallacies in table format to calculate the fallacy, the research found that: (1) the total fallacy of punctuation usage on SPFR is 531, from 30 SPFR and (2) the most frequent of the fallacy is on acronym with the total of 171 or 32% from 30 SPFR. Keywords: Students Prakerin Final Report, Fallcy of Punctuation. Pendahuluan Pengertian Laporan Prakerin menurut buku Panduan Pelaksanaan Prakerin (Praktik Kerja Industri)-yang selanjutnya disingkat LAP dalam penelitian ini- Aksek “LPK Tarakanita” tahun 2005 (2005:27) adalah tulisan ilmiah yang memuat informasi hasil praktik kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa Aksek “LPK Tarakanita” di suatu perusahaan beserta masalah yang dihadapi dan penjelasannya. Laporan tersebut ditulis dalam bentuk prosa ilmiah dengan sistematika tertentu. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa LAP adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah. Dengan demikian LAP harus memenuhi ciri sebuah tulisan ilmiah. Ciri tulisan ilmah adalah bermakna jelas/lugas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat, padat, serta memenuhi kaidah bahasa secara tertib, dan komunikatif (Akhadiah, 1988:2). Hal ini sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi yakni agar para mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, secara lisan maupun tulisan sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah agar para mahasiswa sanggup menyusun skripsi, kertas kerja, laporan penelitian, dan karya ilmiah yang lain (Arifin, 2005:2).

Upload: amalia-choirin-syavawi

Post on 24-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 1

    ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA PADA LAPORAN AKHIR PRAKERIN AKSEK LPK TARAKANITA

    Jati Wahyono Agustinus

    Dosen Akademi Sekretari/LPk Tarakanita, E-mail: [email protected]

    Abstract

    This is a research study on fallacy of punctuation usage on Students Prakerin Final Report (SPFR) of Tarakanita Secretarial Academy 2002. The research has two objectives. The first objective is describing the numbers and forms of the fallacy of punctuation on SPFR. The second objective is describing the most fallacy of punctuation usage on SPFR. Using random sampling of 30 final reports, analyzing every sentence from the preface and chapter one of every report, and classifiying the fallacies in table format to calculate the fallacy, the research found that: (1) the total fallacy of punctuation usage on SPFR is 531, from 30 SPFR and (2) the most frequent of the fallacy is on acronym with the total of 171 or 32% from 30 SPFR. Keywords: Students Prakerin Final Report, Fallcy of Punctuation.

    Pendahuluan

    Pengertian Laporan Prakerin menurut buku Panduan Pelaksanaan Prakerin

    (Praktik Kerja Industri)-yang selanjutnya disingkat LAP dalam penelitian ini- Aksek

    LPK Tarakanita tahun 2005 (2005:27) adalah tulisan ilmiah yang memuat informasi

    hasil praktik kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa Aksek LPK Tarakanita di suatu

    perusahaan beserta masalah yang dihadapi dan penjelasannya. Laporan tersebut ditulis

    dalam bentuk prosa ilmiah dengan sistematika tertentu. Dari pengertian tersebut dapat

    dikatakan bahwa LAP adalah salah satu bentuk tulisan ilmiah. Dengan demikian LAP

    harus memenuhi ciri sebuah tulisan ilmiah.

    Ciri tulisan ilmah adalah bermakna jelas/lugas, merupakan kesatuan yang bulat,

    singkat, padat, serta memenuhi kaidah bahasa secara tertib, dan komunikatif (Akhadiah,

    1988:2). Hal ini sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran bahasa Indonesia di

    perguruan tinggi yakni agar para mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan

    bahasa Indonesia yang baik dan benar, secara lisan maupun tulisan sebagai sarana

    pengungkapan gagasan ilmiah. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah agar para

    mahasiswa sanggup menyusun skripsi, kertas kerja, laporan penelitian, dan karya ilmiah

    yang lain (Arifin, 2005:2).

  • 2

    Untuk dapat membantu pembaca memahami sebuah tulisan ilmiah dengan tepat

    diperlukan pamakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik

    berarti bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi

    pemakaiannya, sedangkan bahasa Inonesia yang benar adalah pemakaian bahasa yang

    menerapkan kaidah dengan konsisten. Salah satu kaidah dalam bahasa Indonesia adalah

    ejaan bahasa Indonesia. Berdasar ciri tulisan ilmiah tersebut, maka LAP juga dituntut

    untuk dapat memenuhi kriteria sebuah tulisan ilmiah.

    Dari landasan dan uraian tersebut, peneliti akan meneliti dan mencari jumlah serta

    jenis kesalahan penggunaan tanda baca yang paling banyak pada LAP mahasiswa Aksek

    LPK Tarakanita angkatan 2002, dan mendeskripsikan jenis tanda baca yang paling

    banyak mengalami kesalahan penggunaan pada LAP mahasiswa Aksek LPK

    Tarakanita angkatan 2002. Dengan hasil penelitian ini peneliti berharap agar kesalahan-

    kesalahan yang terdapat di LAP tidak terulang, dan LAP semakin memiliki bobot ilmiah

    yang semakin tinggi sebagai salah satu jenis tulisan ilmiah. Berdasar uraian tersebut,

    peneliti dapat merumuskan dua masalah sebagai berikut: (1) Berapa jumlah kesalahan

    penggunaan tanda baca pada LAP mahasiswa Aksek LPK Tarakanita angkatan 2002

    dan faktor apa yang mempengaruhinya? Jenis tanda baca apa saja yang paling banyak

    mengalami kesalahan penggunaan pada LAP mahasiswa Aksek LPK Tarakanita

    angkatan 2002?

    Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan jumlah dan bentuk

    kesalahan penggunaan tanda baca serta faktor yang memepengaruhi kesalahan pada LAP

    mahasiswa Aksek LPK Tarakanita angkatan 2002. (2) Mendeskripsikan jenis tanda

    baca yang paling banyak mengalami kesalahan penggunaan pada LAP mahasiswa Aksek

    LPK Tarakanita angkatan 2002.

    Kajian Pustaka

    Dalam kegiatan ilmiah, penggunaan bahasa Indonesia dituntut untuk

    menggunakan bahasa Indonesia yang memiliki ciri keilmuan yang baik dan benar. Baik

    artinya harus disesuaikan dengan sifat keilmuan dan situasi pemakaiannya, yakni bahasa

    tersebut harus tepat, logis, cermat, dan sistematis. Benar memiliki arti penggunaan yang

    sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku, baik ditinjau dari segi ejaan (untuk

  • 3

    ragam tulis), fonologi (untuk ragam lisan), morfologi, pilihan kata, sintaksis maupun

    semantis.

    Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi. Oleh sebab itu, ragam bahasa yang

    digunakan dalam kegiatan ini adalah ragam baku (dalam hal ini ragam bahasa Indonesia

    baku). Setiap ragam bahasa mempunyai ciri khas, demikian pula halnya dengan ragam

    bahasa ilmiah. Dari pengertian tersebut dapat diuraikan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah

    sebagai berikut :

    (1) Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus sesuai dengan kaidah bahasa

    Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa.

    (2) Ide yang digunakan harus benar, sesuai dengan fakta atau dapat diterima akal

    sehat (logis).

    (3) Ide yang digunakan harus tepat dan hanya mengandung satu makna. Hal ini

    tergantung pada ketepatan memilih kata dan penyusunan struktur kalimat.

    (4) Kata yang dipilih harus bersifat denotatif yaitu makna yang sebenarnya.

    (5) Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus padat isi. Oleh sebab itu

    penggunaan kata dalam kalimat seperlunya, tetapi pemilihannya tepat.

    (6) Ide dalam kalimat ataupun alinea diungkapkan secara runtun dan sistematis.

    (7) Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus jelas sehingga tidak menimbulkan

    salah tafsir (Nazar, 2004:9).

    Dari penjabaran ciri-ciri ragam bahasa ilmiah tersebut, terlihat bahwa unsur

    pemakaian kaidah tata ejaan menempati urutan yang terpenting.

    Salah satu kaidah dalam bahasa Indonesia adalah ejaan. Pengertian ejaan menurut

    Arifin (2005:170) adalah keseluruhan peraturan bagaimana kita melambangkan bunyi

    ujaran dan bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang

    dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda

    baca. Penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam tulisan ilmiah harus

    ditunjang oleh penerapan aturan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia yaitu Ejaan

    Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang disingkat EyD. Sedangkan pengertian ejaan

    menurut Kridalaksana (1982:38) adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-

    menulis yang distandardisasikan; yang lazimnya mempunyai tiga aspek yakni aspek

    fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad,

  • 4

    aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis, aspek

    sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

    Pada penelitian ini akan dibatasi pada sepuluh jenis tanda baca. Kesepuluh tanda

    baca tersebut memiliki kekhususan dan aturan yang berbeda. Kesepuluh macam tanda

    baca tersebut adalah: tanda titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, pisah, garis miring,

    huruf kapital, singkatan dan akronim.

    Berikut ini akan disajikan fungsi dan contoh penggunaan dari masing-masing

    tanda baca yang digunakan dalam kajian pustaka dalam penelitian ini. Sumber yang

    digunakan berdasar Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan tahun

    2000. Tentu tidak semua fungsi dan contoh penggunaan dari tanda baca tersebut

    disampaikan di sini, tetapi dipilih berdasar pertimbangan banyaknya kesalahan yang

    sering dilanggar/dilakukan oleh mahasiswa dalam penulisan LAP, dan berdasar

    pertimbangan fungsi yang sering dipakai dalam penulisan dalam bahasa Indonesia.

    1. Tanda titik (.)

    a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan.

    Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.

    b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,

    atau daftar.

    Misalnya: I. Ilustrasi

    1.1 Gambar

    1.2 Tabel

    c) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir

    dengan tanda tanya atau seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

    Misalnya: Kridalaksana, Harimurti. (2005). Kamus Linguistik. Jakarta:

    Gramedia.

    d) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

    atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagianya.

    Misalnya: Manajemen Penelitian

    e) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat

    atau (2) nama dan alamat penerima surat.

    Misalnya: Jalan Sriwijaya 71 Jakarta

  • 5

    1 April 2006

    Yth. Bakri Wijaya

    Jalan Merdeka 81

    Jakarta

    2. Tanda Koma (,)

    a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

    pembilangan.

    Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

    b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan

    kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.

    Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

    c) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

    mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau

    marga.

    Misalnya: A. ratulangi, S.E.

    3.Tanda Titik Koma (;)

    a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat

    yang sejenis dan setara.

    Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

    b) Tanda titik koma dipakai sebagi pengganti kata penghubung untuk

    memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.

    Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun; Ibu sibuk bekerja di ruang

    depan.

    4. Tanda Titik Dua (:)

    a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti

    rangkaian atau pemerian.

    Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan

    lemari.

    b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan

    pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

    Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

  • 6

    c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

    pemerian.

    Misalnya: Ketua :

    Sekretaris :

    Bendahara :

    d) Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab

    dan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul suatau karangan,

    serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

    Misalnya: Tempo, X(2005), 37

    Supranto, J.(2000). Statistik: Teori dan Aplikasi, Jilid 1 Edisi

    Enam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

    5.Tanda Hubung (-)

    a) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.

    Misalnya: anak-anak

    b) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya

    yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan

    -an, dan (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v)

    nama jabatan rangkap.

    Misalnya: se-Indonesia

    Pemenang ke-2

    Tahun 80-an

    Mem-PHK-kan

    Menteri-Sekretaris Negara

    b) Tanda hubung dipakai untuk merangkaiakan unsur bahasa Indonesia dengan

    unsur bahasa asing.

    Misalnya: di-smash

    6. Tanda Pisah () a) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain

    sehingga kalimat menjadi jelas.

    Misalnya: Rangkaian penelitian inievolusi, teori kenisbian, dan pembelahan

    atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

  • 7

    b) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti

    sampai atau ke-

    Misalnya: Tanggal 510 Juni 2006

    Dari JakartaBekasi

    7. Tanda Garis Miring (/)

    a) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan

    penanda masa tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

    Misalnya: No.:8/SM/IX/2005

    Jalan Lembah Nyiur I Blok L9/14

    Tahun anggaran 2005/2006

    b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, tiap, per.

    Misalnya: mahasiswa/mahasiswi

    Harganya Rp1.500,00/lembar

    8. Huruf Kapital atau Huruf Besar

    a) Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama awal kalimat.

    Misalnya: Kita harus bekerja keras.

    b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

    Misalnya: Pimpinan bertanya, Kapan tamu itu datang?

    c) Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan yang

    berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk

    Tuhan.

    Misalnya: Yang Mahakuasa

    Yang Maha Pengasih

    Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.

    Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri

    rahmat.

    d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat

    yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang

    tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

    Misalnya: Wakil Presiden Jusuf Kalla

    Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri

  • 8

    Gubernur Jawa Tengah

    e) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat

    yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat.

    Misalnya: Siapa nama gubernur yang baru dilantik hasil pemilihan itu?

    Kemarin Brigadir Jenderal Ruslan dilantik menjadi mayor jenderal.

    f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

    bahasa.

    Misalnya: bangsa Indonesia

    suku Jawa

    bahasa Inggris

    g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan

    peristiwa sejarah.

    Misalnya: tahun Masehi

    bulan Januari

    hari Natal

    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

    pangkat, dan sapaan.

    Misalnya: Dr. doktor

    dr. dokter

    S.S. sarjana sastra

    Sdr. Saudara

    i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

    Misalnya: Surat Anda telah kami terima

    9. Huruf Miring

    a) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,

    dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

    Misalnya: buku Menejemen Penelitian

    majalah Bahasa dan Kesusastraan

    surat kabar Kompas

  • 9

    b) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau

    ungkapan asing yang telah disesuaikan ejaannya.

    Catatan: dalam tulisan tangan, huruf atau kata yang akan dicetak miring

    diberi satu garis di bawah huruf atau kata tersebut.

    Misalnya: Nama ilmiah buah manggis adalah Cacinia mangostana

    10. Singkatan dan Akronim

    a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti

    dengan tanda titik.

    Misalnya: W.S.Rendra

    Suman H.S.

    S.E. sarjana ekonomi

    S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat

    S.Pd. sarjana pendidikan

    Bpk. Bapak

    Sdr. Saudara

    b) Singaktan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

    Misalnya:

    dll. dan lain-lain

    dsb. dan sebagainya

    hlm. halaman

    Yth. Yang terhormat

    Tetapi:

    a.n. atas nama

    d.a. dengan alamat

    u.b. untuk beliau

    u.p. untuk perhatian

    c) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang

    tidak diikuti tanda titik.

    Misalnya: kg kilogram

    Rp rupiah

    cm sentimeter

  • 10

    d) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis

    seluruhnya dengan huruf kapital.

    Misalnya: LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

    SIM Surat Izin Mengemudi

    RUPS Rapat Umum Pemegang Saham

    e) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,

    ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis

    dengan huruf kecil.

    Misalnya: pilkada pemilihan kepala daerah

    rapim rapat pimpinan

    pemilu pemilihan umum

    Metode Penelitian

    Pengertian metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

    untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2005:100). Karena penelitian ini termasuk

    penelitian analisis dokumen (documentary analysis), maka metode yang digunakan untuk

    mengumpulkan data berupa dokumentasi, yakni LAP. Dengan metode ini, peneliti

    bekerja secara objektif dan sistematis untuk mendeskripsikan kesalahan pemakaian tanda

    baca pada LAP. Penelitian ini biasa dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau

    analisis isi (content analisys). Dalam penelitian pendidikan khususnya bahasa, penelitian

    ini dimaksudkan untuk mencari jawaban atas hal-hal yang langsung berhubungan dengan

    analisis materi, yakni untuk mengetahui kesalahan pemakaian tanda baca (Arikunto,

    2005: 245). Studi pustaka juga digunakan dalam rangka mencari landasan mengenai

    teori tentang pengertian dan ciri tulisan ilmiah, LAP, ketepatan dan aturan pemakaian

    tanda baca yang tepat.

    Dalam penelitian ini, aspek kebahasaan yang akan diteliti adalah aspek

    penggunaan tanda baca pada kalimat. Tanda baca-tanda baca tersebut adalah: tanda titik,

    tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda garis

    miring, pemakaian huruf besar/huruf kapital, pemakaian huruf miring, pemakaian

    singkatan/akronim. Pembatasan tanda baca tersebut dilakukan karena tanda baca-tanda

  • 11

    baca tersebut adalah tanda baca yang umum dipakai. Selain itu perlu bagi peneliti untuk

    membatasi tanda baca yang dijadikan landasan teori.

    Pengertian subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk

    variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan(Arikinto,1998:116).Yang menjadi

    subjek dalam penelitian ini adalah cara penulisan/penggunaan tanda baca yang tidak

    sesuai dengan kaidah EyD pada LAP. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian

    merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral, karena pada subjek penelitian

    itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Karena

    keterbatasan waktu, peneliti dapat membatasi jumlah subjek penelitian yang diambil.Cara

    yang diambil untuk mengatasinya adalah dengan cara melakukan penelitian sampel, yaitu

    dengan menggunakan sebagian populasi sebagai subjek penelitian (Arikunto,1998:124).

    Dalam memilih sampel, peneliti menggunakan teknik sampling acak (random

    sampling). Teknik ini digunakan apabila populasi yang diambil merupakan populasi yang

    mengandung satu ciri homogen, dan jumlah yang diambil adalah tiga puluh subjek

    penelitian. Tiga puluh atau kurang dapat dikatakan sebagai sampel kecil, sedangkan lebih

    besar dari itu merupakan sampel besar (Arikunto, 1998:124).

    Langkah-langkah yang dilakukan sebelum menganalisis data adalah dengan

    mengambil secara acak sampel penelitian, yakni dokumen LAP. Langkah selanjutnya

    adalah mengambil inisial nama penulis LAP. Untuk menulisakn inisail nama, peneliti

    melakukan dengan melihat ketentuan apabila nama penulis terdiri dari tiga gabungan

    kata, (bukan suku kata) maka inisial diambil dari huruf awal tiap kata, misalnya nama

    Amalia Dewi Hestiningsih ditulis dengan inisial ADH. Apabila hanya terdiri dari dua

    kata maka inisial diambil huruf awal, tengah, dan akhir, misalnya Suharsimi Arikunto

    ditulis dengan inisial SAO. Selain itu peneliti juga menuliskan nama perusahaan tempat

    di mana para mahasiswa melakukan praktik (dalam penyampaian data, nama perusahaan

    tersebut tidak dituliskan). Hal ini dilakukan untuk menghindari pengambilan sampel yang

    sama, karena pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak

    Setelah mengambil tiga puluh sampel secara acak, dan memberi inisial dari nama

    penulis, langkah selanjutnya adalah membuat kolom isian untuk mengetahui jumlah

    kesalahan pemakaian tanda baca. Dengan cara membaca dari setiap kalimat yang terdapat

    pada bagian kata pengantar dan bab satu, maka akan diperoleh jumlah kesalahan-

  • 12

    kesalahan tersebut. Peneliti membatasi hanya pada dua bagian tersebut karena menurut

    peneliti, pada dua bagian tersebut sudah terlihat gaya penulisan yang murni dari penulis.

    Selain itu alasan mengapa peneliti hanya membatasi pada dua bagian karena pada bagian

    selanjutnya yakni bab dua berisi gambaran unit kerja/departemen dimana mahasiswa

    kebanyakan hanya tinggal mengambil gambaran unit kerja yang sudah tersedia di

    perusahaan tempat mereka praktik.

    Langkah menganalisis dilakukan dengan membaca dan menganalisis setiap

    kalimat yang terdapat kesalahan penggunaan tanda bacanya. Dengan demikian, meskipun

    pada kalimat yang berbeda, namun terdapat kesalahan pemakain tanda baca sama, maka

    tetap dihitung sendiri-sendiri kesalahan tersebut. Hal ini dilakukan karena sering

    mahasiswa, misalnya menulis singkatan yang sama pada kalimat pertama dan kalimat

    kedua sudah berbeda penulisannya (tidak konsisten).

    Hasil dan Bahasan

    Kemampuan menulis dengan menerapkan kaidah tanda baca bahasa Indonesia

    secara tepat dari hasil LAP ternyata sangat bervariasi. Dari sepuluh macam tanda baca

    yang sempat diteliti, masih banyak kesalahan yang muncul, selain kesalahan pemakaian

    tanda baca. Hal ini terlihat ketika peneliti mengambil data dalam tingkat kalimat dan

    mengisikan dalam kolom isian data.

    Untuk mempermudah memahami data, setelah peneliti membuat dalam kolom

    isian, kemudian peneliti menghitung dan meringkas data serta menyajikannya dalam

    bentuk tabel frekuensi. Penggunaan tabel frekuensi ini diharapkan akan mempermudah

    pembaca mengetahui berapa persen jumlah masing-masing kesalahan pemakaian tanda

    baca tersebut. Pada bagian ini, sesudah tabel frekuensi akan disampaikan beberapa faktor

    yang menyebabakan kesalahan pemakain tanda baca pada LAP tersebut. Pembahasan ini

    hanya dibatasi pada dua pemakaian tanda baca yang memiliki persentase tertinggi dan

    dua tanda baca yang memiliki persentase terendah kesalahan pemakaian tanda bacanya.

    Pembatasan ini dilakukan karena begitu banyaknya dan begitu beragamnya jenis

    kesalahan tersebut sehingga penulis hanya memilih dua tingkat yang tertinggi dan dua

    tingkat yang terendah. Berikut disajikan Tabel distribusi frekuensi tersebut.

  • 13

    Tabel: Distribusi Frekuensi, Frekuensi Relatif dan Persentase Kesalahan Pemakaian Tanda Baca pada LAP Mahasiswa Aksek LPK Tarakanita angkatan 2002

    No Tanda Baca Frekuensi Frekuensi relatif Persentase

    1 Titik 50 0.09 9

    2 Koma 59 0.11 11

    3 Titik koma 20 0.04 4

    4 Titik dua 27 0.05 5

    5 Hubung 46 0.09 9

    6 Pisah 24 0.05 5

    7 Garis miring 4 0.01 1

    8 Kapital 76 0.14 14

    9 Huruf miring 54 0.1 10

    10 Singkatan/akronim 171 0.32 32

    Total 531 1 100

    Sumber: Hasil Penelitian

    Pemakaian Singkatan/Akronim

    Dari jumlah keseluruhan pemakaian tanda baca ini, kesalahan pemakain

    singkatan/akronim menduduki peringkat pertama yakni sebesar 32%, ini berarti cukup

    tinggi yakni dari 30 sampel, jumlah kesalahan keseluruhannya ada 117. Ada beberapa

    indikasi mengapa pemakaian singkatan/akronim ini masih sering terjadi kesalahan.

    Indikasi pertama adalah adanya penulisan singkatan yang banyak berhubungan dengan

    nama gelar, karena dalam prakerin ini banyak berhubungan dengan beberapa orang, maka

    penulisan yang lengkap termasuk gelar orang tersebut masih banyak terjadi kesalahan.

    Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, dan kesalahan penempatan tanda

    titik pada singkatan tersebut juga menjadi indikasi kedua penyumbang kesalahan

    pemakaian tanda baca ini. Selain itu penulisan nama perusahaan (PT) juga masih banyak

    terjadi kesalahan. Hal ini terjadi entah memang dari perusahaannya sendiri sudah

    mengalami kesalahan atau ketidak tahuan mahasiswa itu sendiri.

  • 14

    Pemakaian Huruf Kapital

    Kesalahan pemakaian huruf kapital sebesar 14% atau ada 76 jumlah kesalahan

    dari 30 sampel LAP. Hal ini sering terjadi karena sebagain besar kesalahan terjadi dalam

    penulisan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan.Untuk penggunaan kata ganti

    Nya (untuk Tuhan), mahasiswa masih belum memberikan tanda hubung. Tanda hubung

    disini digunakan karena huruf kapital tidak dapat dirangkaikan secara langsung dengan

    huruf kecil. Penggunaan huruf kapital untuk menuliskan nama jabatan orang yang diikuti

    dengan nama orang atau tanpa diikuti nama orang juga masih terjadi kesalahan, atau

    masih sering terbalik dari aturan yang seharusnya.

    Pemakaian Tanda Titik Koma

    Pemakaian tanda titik koma menduduki persentase terendah yakni 4% atau

    berjumlah 20 kesalahan dari keseluruhan sampel. Kesalahan pemakaian tanda baca ini

    rendah, karena tanda baca ini sangat jarang digunakan. Apabila dilihat dari fungsinya

    yang hanya dua, sangat mungkin tanda baca ini jarang digunakan, karena rata-rata

    kalimat yang digunakan dalam LAP ini hanya kalimat tunggal dan jarang sekali

    menggunakan kalimat majemuk. Hal lain yang menarik untuk diperhatikan dalam LAP

    ini adalah masih banyaknya kalimat tunggal yang digunakan masih jauh dari kaidah

    kalimat yang efektif.

    Pemakaian Garis Miring

    Kesalahan pemakaian tanda garis miring yang hanya 1% atau berjumlah 4

    kesalahan. Hal ini terjadi karena alasan yang sama seperti tanda titik koma, yakni karena

    tanda baca ini jarang digunakan dan tanda baca ini hanya memiliki dua fungsi. Kesalahan

    yang terjadi hanya pada teknik penulisannya saja, artinya pemakaian garis miring ini

    tidak perlu menggunakan spasi, tetapi dalam praktik penulisannya mahasiswa masih ada

    yang menggunakan spasi.

    Faktor Lain Penyumbang Kesalahan Pemakain Tanda Baca

    Faktor pertama adalah faktor dari pembimbing materi (PM). Dari hasil penelitian

    ini peran PM sebagai seorang editor mungkin belum berjalan secara maksimal, artinya

  • 15

    pengetahuan dan keterampilan menyunting naskah merupakan suatu keharusan yang

    dimiliki seorang PM. Selain itu mengetahui dan menguasai bagaimana menulis karya

    ilmiah yang baik dan benar, paham kaidah penyuntingan juga merupakan modal dasar

    seorang PM.Hal ini tampak dari LAP yang masih banyak ejaan yang salah, penggunaan

    kata depan yang salah, subjek yang salah, kalimat tidak efektif dan sukar dipahami. Hal

    ini dapat dimaklumi mungkin karena dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab yang

    lain, PM tidak memiliki cukup waktu untuk memperbaiki kalimat-kalimat yang salah atau

    PM lebih fokus pada substansi materi tidak pada bahasanya.

    Faktor kedua adalah dari mahasiswa sendiri, mereka tidak cermat ketika

    melakukan pengetikan. Hal ini disebabkan karena masih banyak program komputer yang

    saat ini beredar menggunakan bahasa Inggris. Agar kesalahan ini tidak terjadi maka

    mahasiswa juga harus melakukan kegiatan penyuntingan terhadap hasil tulisannya

    sendiri. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kurang adanya semangat dari dalam diri

    mahasiswa sendiri untuk berusaha menulis LAP dengan baik dan benar, mereka merasa

    tidak perlu lagi belajar bahasa Indonesia, karena merasa sudah mampu berbahasa

    Indonesia. Dalam pergaulan sehari-hari mereka memang menggunakan bahasa Indonesia,

    tetapi masalahnya muncul ketika mereka menulis di atas kertas, tidak seperti yang

    mereka ucapkan sehari-hari. Di atas kertas mereka dituntut untuk dapat menyatakan

    pikiran dalam bahasa tulis yang sistematis, runtut, dan jelas.

    Masalah kemampuan berbahasa Indonesia kaum terpelajar sudah menjadi

    keprihatinan bersama sejak lama. Apabila dilihat lebih mendalam lagi, hal ini disebabkan

    karena dalam mata kuliah bahasa Indonesia, atau bahkan dalam pelajaran bahasa

    Indonesia sejak tingkat Sekolah Dasar hanya dibekali dengan penekanan pada

    pengetahuan kebahasaan, namun tidak pada aplikasi keterampilannya, sehingga ketika

    mereka menuangkan dalam bentuk tulisan mengalami kesulitan. Berikut ini ada beberapa

    contoh kesalahan beserta perbaikannya/yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

    1)barang yang lengkap,tempat yang bersih dan bentuk pelayanan mandiri.

    Perbaikan

    barang yang lengkap, tempat yang bersih, dan bentuk pelayanan mandiri.

    2) Pembenahan dimulai dari Gedung, Pabrik dan lain-lain.

    Perbaikan

  • 16

    Pembenahan dimulai dari gedung, pabrik, dan lain-lain.

    3) Cabang real estate di Yogyakarta, Malang dan Semarang.

    Perbaikan

    Cabang real estate di Yogyakarta, Malang, dan Semarang.

    4) Fasilitas umum seperti Kampus, Rumah sakit, Pusat Perkantoran pasar dan lain-

    lain telah diselesaikan pembangunannya oleh Waskita Karya.

    Perbaikan

    Fasilitas umum seperti kampus, rumah sakit, pusat perkantoran, pasar, dan lain-

    lain telah diselesaikan pembangunannya oleh Waskita Karya.

    5) Ucapan syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa atas berkat dan

    rahmat nya sehingga laporan ini dapat selesai.

    Perbaikan

    Ucapan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

    rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat selesai.

    6) Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan bimbingannya

    Penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

    Perbaikan

    Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya

    penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

    7) Atas berkat dan lindunganNya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan

    baik.

    Perbaikan

    Atas berkat dan lindungan-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan

    baik.

    8) Perusahaan ini memiliki izin menyelenggarakan kegiatan khusus usaha penyiaran

    televisi swasta yang bekerja / bergerak pada gelombang UHF.

    Perbaikan

    Perusahaan ini memiliki izin menyelenggarakan kegiatan khusus usaha

    penyiaran televisi swasta yang bekerja/bergerak pada gelombang UHF.

    9) ..pada divisi SDM mengatur OUTING.

  • 17

    Perbaikan

    ..pada divisi SDM mengatur Outing.

    10) Terima kasih atas berkat dan kuasaNYA kepada kita semua sehingga.

    Perbaikan

    Terima kasih atas berkat dan kuasa-Nya kepada kita semua sehingga.

    11) Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001 2004

    Perbaikan

    Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001-2004

    12) Cita cita tugas tugas adik adik

    Setiap saat sekretaris perlu berkomunikasi dengan rekan rekan kerja.

    Harian surat kabar Kompas yang mulai berkembang, kemudian diikuti oleh

    majalah Intisari.

    Perbaikan

    Cita-cita, tugas-tugas, adik-adik

    Setiap saat sekretaris perlu berkomunikasi dengan rekan-rekan kerja.

    Harian surat kabar Kompas yang mulai berkembang, kemudian diikuti oleh

    majalah Intisari.

    13) PT. PBM

    PT. Phapros

    P.T. Phapros

    PT MPI Tbk,

    Perbaikan

    PT PBM

    PT Phapros

    PT MPI Tbk.

    14) Sr.Alfonsine Th.Sukarti CB, SKM, M.Sc, MA

    Sr.Alfonsine Th Sukarti CB,SKM, M.Sc, M.A

    Perbaikan

    Sr.Alfonsine Th.Sukarti CB, S.K.M., M.Sc., M.A.

    15) Sie Kwan Djioe S.H

    Ny. Rulmansanti SH

  • 18

    Perbaikan

    Sie Kwan Djioe, S.H.

    Ny. Rulmansanti, S.H.

    16) DR.H.Ibnu Sutowo

    Perbaikan

    Jika yang dimaksud doktor, maka penulisannya menjadi Dr. H. Ibnu Suwoto.

    Jika yang dimaksud dokter, maka penulisannya menjadi dr. H. Ibnu Suwoto.

    Tidak ada penulisan gelar dengan DR.

    17) Terima kasih kepada Seluruh Staf dan Dosen Pengajar.

    Perbaikan

    Terima kasih kepada seluruh staf dan dosen pengajar.

    18) Perusahaan ini juga telah merintis pembangunan Jalan dan Jembatan sejak

    tahun 2000.

    Perbaikan

    Perusahaan ini juga telah merintis pembangunan jalan dan jembatan sejak

    tahun 2000.

    19) Penulisan istilah asing seperti training computer, psychotest room, home

    product.

    Perbaikan

    training computer, psychotest room, home product.

    Penulisan kata dari bahasa asing, (selain bahasa Indonesia, termasuk bahasa

    daerah) atau nama ilmiah ditulis dengan huruf miring.

    training computer, psychotest room, home product.

    Catatan :1. Apabila sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, tulis

    padanannya dalam bahasa Indonesia. psychotest room = ruang psikotes.

    2. Apabila penulisan bahasa asing tersebut disertai dengan singkatan,

    maka pola umum penulisannya : istilah atau terjemahan dari bahasa Indonesia

    (singkatan).

    Contoh

    Nama Matahari tercipta dari sebuah toko yang terletatak di Pasar Baru,

    dengan nama De Zone, yang berasal dari bahasa Belanda.

  • 19

    Perbaikan

    Nama Matahari tercipta dari sebuah toko yang terletatak di Pasar Baru,

    dengan nama De Zone yang berasal dari bahasa Belanda.

    Contoh yang lain:

    Boston Consulting Group (BCG)

    bukan

    BCG (Boston Consulting Group)

    3. Tidak semua istilah asing harus ditulis dengan huruf miring.

    Istilah-istilah asing yang tidak perlu ditulis dengan huruf miring meliputi :

    a) Istilah asing yang mengacu pada nama lembaga/organisasi

    b) Istilah asing yang mengacu pada nama produk

    c) Istilah asing yang mengacu pada nama perusahaan

    (Asih, 2005:11).

    20) Di bawah kepemimpinan Direksi yang dinamis, perusahaan ini dapat

    berkembang dengan pesat.

    Perbaikan

    Di bawah kepemimpinan direksi yang dinamis, perusahaan ini dapat

    berkembang dengan pesat.

    21) Dengan modal dasar Rp.134.800.000.000,- terbagi dalam 134.800 lembar

    saham.

    Perbaikan

    Dengan modal dasar Rp134.800.000.000,00 terbagi dalam 134.800 lembar

    saham.

    Catatan: Rp tanpa titik, tanpa spasi dan ,- menjadi ,00

    22) PT Indomarco menjamin akan memberikan kinerja layanan yang berkualitas

    tinggi dengan Service Level Agrements (SLA).

    Perbaikan

    PT Indomarco menjamin akan memberikan kinerja layanan yang berkualitas

    tinggi dengan Service Level Agrements (SLA).

    23) Radio ONE mengudara selama 20 jam sehari dari Pukul 05.00 sampai Pukul

    01.00

  • 20

    Perbaikan

    Radio ONE mengudara selama 20 jam sehari dari pukul 05.00 sampai pukul

    01.00

    24) Perusahaan ini beralamat di jalan Pegangsaaan Blok A-1.

    Perbaikan

    Perusahaan ini beralamat di Jalan Pegangsaan Blok A-1.

    25) Oleh karena itu peneliti memilih judul Meningkatkan Pelatihan dan Evaluasi

    Karyawan yang Efektif Pada PT DPI.

    Seharusnya

    Oleh karena itu peneliti memilih judul Meningkatkan Pelatihan dan Evaluasi

    Karyawan yang Efektif pada PT DPI.

    Kesimpulan dan Saran

    Berdasar hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik dua kesimpulan

    sebagai berikut: pertama, jumlah keseluruhan kesalahan penggunaan tanda baca pada

    Laporan Akhir Praktik Kerja Industri Mahasiswa Aksek LPK Tarakanita angkatan

    2002 berjumlah 531, dari jumlah sampel 30 LAP. Kesimpulan ini diperoleh dari tiga

    puluh sampel yang diambil, dibaca, dianalisis setiap kalimat, dituliskan dalam tabel,

    dijumlah sehingga tampak keseluruh kesalahan tersebut. Kedua, jenis kesalahan yang

    paling banyak dilakukan adalah pada penulisan singkatan/akronim, yakni berjumlah 171

    atau 32% dari jumlah sampel 30 LAP, dan jumlah terkecil adalah pemakaian tanda baca

    garis miring sebesar 1% atau 4 kesalahan dari jumlah kesalahan seluruh sampel.

    Berdasar hasil penelitian dan kesimpulan, saran yang dapat diajukan adalah

    sebagai berikut: untuk dosen PM, agar lebih mengaktifkan fungsinya selain sebagai

    pembimbing materi juga sebagi editor. Untuk pembimbing lapangan agar lebih

    memperhatikan dan mencermati bahasa yang digunakan oleh para mahasiswa dalam

    menyusun Laporan Akhir Prakerin. Untuk Lembaga Aksek LPK Tarakanita (terutama

    penyelenggara Prakerin) agar selalu memperhatikan terutama dari segi bahasa, dan

    isi/materi ketika akan merevisi buku Panduan dan Penulisan Laporan Akhir Prakerin,

    untuk menghindari sering terjadinya salah tafsir baik dari mahasiswa atau PM. Bagi

    peneliti yang ingin mengadakan penelitian sejenis hendaknya dapat memperhatikan

  • 21

    kesalahan-kesalahan, dan faktor lain yang berhubungan dengan bahasa, sehingga Laporan

    Akhir Prakerin dapat diharapkan menjadi tulisan yang benar-benar ilmiah.

    Pustaka Acuan

    Akhadiah, Sabarti; Maidar Arsjad; Sakura Ridwan. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Anggarani, Asih dkk. (2005). Bahasa Indonesia Ekonomi: Cara Efektif Menulis Kalimat, Paragraf, dan Wacana. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

    Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. (2005). Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Medi Yatama Sarana Perkasa.

    Kridalaksana, Harimurti. (2005). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Nazar, Noerzisri. (2004). Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung:

    Humaniora Utama Press. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Pedoman Umum Ejaan Bahasa

    Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Gramedia. Putranto, Sidi. (1997). Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Karangan. Skripsi.

    FKIP Universitas Widya Dharma. Klaten. Polisi EYD. Tanda Baca. http://polisieyd.blogsome.com/categori/1/(09 September 2005). Rozy, Fachrur(Dosen Faperta dan Redaktur Jurnal Agroscientiae Unlam). Dosen adalah

    Editor.http://www.yahoo.com(15 Mei 2006). Suharsimi, Arikunto. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. ________________. (2005). Manajemen Penelitian. (edisi Revisi). Jakarta: Penerbit

    Rineka Cipta. Supranto, J.(2000). Statistik: Teori dan Aplikasi Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Penerbit

    Erlangga. Tim Penyusun. (2005). Panduan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan

    Penulisan Laporan. Cetakan Kedua. Aksek LPK Tarakanita. ____________. (2006). Panduan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan

    Penulisan Laporan. Cetakan Ketiga, edisi revisi 2. Aksek LPK Tarakanita. Tim Penyusun. (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

    Jakarta: Balai Pustaka.