1311_bahan galian industri
DESCRIPTION
bTRANSCRIPT
Madq University Press
-t:' 'r*1* * . lrr*li''.,..,r' &,
BAHAN GALIANINDUSTRI
Prof. Ir. Sukandarrumidi, MSc.' PhD.
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Hak Penerbitan @ 2009 GADJAH MADA UNIVERSITY PRESSP.O. Box 14, Bulaksumur, Yogyakarta 55281E-mail : [email protected]
Homepage : http://www.gmup.ugm.ac.id
Cetakan portamaCetakan keduaCetakan ketlga
Maret 1998September 20M
Maret 2009
Dilarang mengulip dan memperbanyak tanpa izin teftulisdari penerbil, sobarTrrrr atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, plr<ttoprint, microfilm dan sebagainya.
1499.10.03.09
Diterbitkan dan dicetak oleh:GADJAH MADA UNIVERSITY PRESSAnggota IKAPI
081'1171,-C2E
lsBN 979420-449-8
KATA PENGANTAR
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, antara lain disebutkan:
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalqhpokok-pokok kemakmuran ralqtat. Sebab itu harus dikuasai olehnegara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran ralqtat.Kekayaan alam yang dimaksudkan di atas adalah sumber daya mineralyang salah satunya adalah Bahan Galian Industri. Secara keseluruhanIndonesia memiliki Bahan Galian Industri dalam jumlah dan variasiyang cukup melimpah, tetapi secara setempat-setempat pada umum-nya sangat terbatas. Oleh sebab itu pemberdayaan Bahan GalianIndustri yang paling sesuai, diusahakan oleh rakyat, dan dapat diusa-
hakan dengan teknologi sederhana.
Buku ini disusun dari berbagai pustaka dan hasil penelitian serta
pengalaman lapangan, diramu dan dikemas secara praktis dengan
tidak meninggalkan kaidah-kaidah ilmiah. Buku ini terdiri dari sebelas
Bab dengan urutan Bab I-I[ membahas tentang Pendahuluan; Perusa-
haan Pertambangan; Teknik Eksplorasi dan Eksploitasi; Bab IV-IXmembahas tentang Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan
batuarl sedimen, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuangunung api, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intrusiplutonik batuan asam dan ultra basa, Bahan Galian Industri yang
berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan, Bahan GalianIndustri yang berkaitan dengan proses ubahan hidrothermal dan BahanGalian lndustri yang berkaitan dengan batuan malihan, Bab X meng-
uraikan tentang Keselamatan Keq'a yang perlu mendapat perhatian
oleh semua pelaku industri, diakhiri dengan Bab XI yang membahastentang Strategi Pengelolaan Sumber Daya Mineral.
Dari uraian singkat tersebut, memberi gambaran bahwa buku ini
vt
tidak hanya dapat dipergunakan oreh mereka yang menaruh minattentang Ilmu geologi tetapi juga dapat dirrpnfaaikari oreh masyarakatyang ingin memberdayakan Bahan Galian Industri sebagai komoaitasekonomi.
Semoga apa yang diuraikan dalam buku ini bermanfaat.
Yogyakarta, September I 99g
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
vii
xii
xiii
DAF-TAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I.
BAB II.
BAB III.
PENDAHULUAN1. Sumber Daya Mineral ................ I
2. Sumber Daya (Resource) dan Cadangan (Re-
serve) 2
3. Menghitung Cadangan ............... 5
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN1. Kuasa Pertambangan (KP) 7
2. Persyaratan dan Prosedur Permohonan KP ........ 8
3. Pengawasan dan Pembinaan Usaha Pertam-bangan I I
4. Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD) 12
5. Persyaratan dan Prosedur Permohonan SIPD .... l36. Proscdur Pennohonan SIPD ......... 14
7. Pengendulian dan Pengawasan Usaha Pertam-- bangan 15
TEKNIK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASIl. Teknik Eksplorasi 16
2. Kualitas Contoh Batuan 18
3. Tcknik Ekploitasi 26-1. Peledakan .............. 28
viii
5. Pengolahan Bahan Galian Industri6. Pemasaran
BAB IV. BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITANDENGAN BATUAN SEDIMEN
A. SUBKELOMPOK A1. Batu gamping2. Dolomit3. Kalsit4. Marmer5. Oniks6. Fosfat
B. SUBKELOMPOK B1. Bentonit2. Ball clay dan Bond clay3. Fire clay ...........
4. Zeolit5. Diatomea ...............
6. Yodium7. Mangan8. Feldspar
BAB V BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITANDENGAN BATUAN GLTNLTNG APIl. Obsidian2. Perlit3. Pumice4. Tras5. Belerang6. Trakhit7. Kayu terkersikan8. Opal
3436
38555759
6567
6263
128130132
72198283
9r93
95103
109
ll1113
116
t22t27
9. Kalscdon 6. Pirofilit
1X
l0.Andesit dan basalt 135
I l.Pasir gunung api 140
BAB VI BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITANDENGAN INTRUSI PLUTONIK BATUAN ASAMDAN ULTRA BASA1. Granit dan Granodiorit2. Gabro dan Peridotit ................
3. A1kali Felspar4. Bauksit5. Mika6. Asbes
BAB VII BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAITANDENGAN ENDAPAN RESIDU DAN ENDAPANLETAKANl. Lempung 160
2. Pasir Kuarsa 170
148
150
t521521s5
157
178185
192r93195198
201
3. Intan4. Kaolin5. Zirkon6. Korundum7. Kelompok Kalsedon8. Kuarsa Kristal9. Sirtu
BAB VIIIBAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAIT-AN DENGAN PROSES UBAHAN HIDROTHER-MAL1. Barit2. Gipsum3. Kaolin4. Talk5. Magnesit ...............
203205206206207209
7.
8.
9.
OkerToseki 2tt
215217Tawas
BAB IX.
BAB X.
BAB XI.
BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAIT.AN DENGAN BATUAN MALIHANl. Kalsit ...............:......,.,-,....2. Marmer3. Batu Sabak4. Kuarsit5. Grafit6. Mika7. Wolastonit
KESELAMATAN KERIAl. Kecelakaan Akibat Kerja dan Pencegahannya ..
2. Statistik Kecelakaan Kerja .........3. Peraturan Perundangan Dibidang Keselamatan
Kerja .........
4. Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran5. Pesawat/Pembangkit Uap ............6. Pengamanan Mesin dan Alat Mekanik7. Bahan Berbahaya dan Keselamatan Kerja .........8. Alat-alat Tangan9. Aneka Pendekatan Keselamatan lain ...................
STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYAMINERALl. Penggolongan Bahan Galian2. Usaha Pertambangan Bahan Galian3. Pengusaha Pertambangan Bahan Galian4. Kuasa Pertambangan ...............
-5. Bentuk Kuasa Pertambangan ...............6. Isi Kuasa Pertambangan ...............
7. Peranan Gubernur/Kepala Daerah Dati I-pro-pinsi ..........
219220220222223224226
228230
23123223723924124s247
25t)\)253253254255
255
8.
9.
10.
11.
12.13.
14.
15.
16.17.
DAFTAR PUSTAKA
xl
Pemindahan Kuasa Pertambangan .................... 251.Hubungan Kuasa Pertambangan dengan HakTanah 257Pemilik Bahan Galian 258Batasan Pertambangan Rakyat 258Macam Bahan Galian yang Diusahakan .......... 259Kuasa (Izin) Pertambangan 259Yang Melakukan Penambangan 259Bentuk Usaha Pertambangan ............... 259Tujuan Adanya Pertambangan RakyatPungutan Negara Berkaitan dengan KuasaPertambangan ...............
260
260
262
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan alir kegiatan pada kuari andesit
Gambar 2. Bagan alir pengolahan gipsum
Gambar 3. Bagan alir pengolahan butir bentonit
Gambar 4. Bagan alir pengolahan mineral zeolit ........
Gambar 5. Bagan alir pengolahan feldspar
Gambar 6. Bagan alir pengolahan tras .....................
Gambar 8. Bagan alir proses pengolahan bongkah ande-sit/basalt menjadi ukuran sesuai dengan keperluan
Gambar 9. Bagan alir pengolahan batuapung ..............
Gambar 10. Bagan alir pengolahan pasir kuarsa
Gambar 1 1. Bagan alir proses pengolahan kaolin secara umum
Gambar l2.Bagan alir pengolahan kaolin untuk pengisi
28
70
78
86
107
t2tt24
139
146
175
r89
190
Tabel 1.
Tabel2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
TabelT.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Tabel 16.
DAFTAR TABEL
Ukuran dan jumlah agregat pada pengujian keta-hanan terhadap pelapukan
Susunan gradasi agregat yang diuji dan jumlah bolabaja ...........
Tujuan dan sistem pengolahan bahan galian industri
Tatanama batugamping sesuai dengan kadar mag-nesium
Susunan kimia kapur tohor yang diperdagangkan diAmerika Serikat
Species zeolityangumum didapatkan dalam batuan .
Persyaratan bijih mangan untuk batere kering
Standart komposisi kimia Tras
Sifat fisik breksi pumice, bata merah dan batako .......
Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas/kaca .....
Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api
Spesifi kasi pasir kuarsa untuk pengecoran ..................
Derajat kejernihan intan ...........
Wama dan kejernihan intan
Sifat bahaya kebakaran beberapa bahan yang dipakaidalam industri
23
24
35
40
47
84
100
tt6t44
176
t77
t78
183
t84
233
Klasifikasi bahan-bahan yang dapat meledak menu-rut kecepatan naiknya tekanan 235
BAB I
PBNDAHULUAN
1. SUMBER DAYA MINERAL
Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pemben-tukannya memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utamanya tidakterbarukan. Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalamindustri/produksi. Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagaibahan galian. Betapa pentingnya kedudukan bahan galian di Indonesiamaka melalui Peraturan Pernerintah No. 27 tahun 1980. PemerintahRepublik Indonesia membagi bahan galian menjadi 3 golongan yaitu:o Bahan galian strategis disebut pula sebagai bahan galian golongan A
terdiri dari: minyak bumi, bitumen cair, lilin bek-u, gas alam, bitumenpadat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium,thoriurn bahan galian radioaktif lainnya, nikel, kobalt, timah.
o Bahan galian vital disebut pula sebagai bahan galian golongan B.terdiri dari: besi, mangaan, molibden, khrom, wolfram, vanidium,titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa,arsen, antimon, bismut, ytriunt, rhutenium, cerium, dan logam-logamlangka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriotit,fluorspar, barit, yodium, brom, khlor, belerang.
. Bahan galian non strategis dan non vital, disebut pula sebagai bagangalian golongan C. Terdiri. dari: nitrat, nitrit, fbsfat, garam batu(halit), asbes, talk. mika. grafit. magnesit, yarosit. leusit, tawas(alum), oker, batu pemata, batu setengah permata, pasir kuarsa, kao-lin. feldspar, gipsum, bentonit. tanah diatomea. tanah serap (fuLler
2
earth'), batu apung, trass, obsidian, marmer, batutulis, batu kapur,doiomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepan-jang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupungolongan B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertam-
bangan.Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian
golongan C, walaupun beberapa jenis t;rmasuk dalam bahan galiangolongan yang lain. Secara geologi bahan galian industri terdapat dalamketiga jenis batuan yang ada dialam yaitu terdapat dalam batuan beku,batuan sedimen ataupun batuan metamorf, mulai dari yang berumur PraTersier sampai Kuarter. Bahan bangunan alam tidak lain adalah bahan
galian industri yang belum diientuh rekayasa teknik. Oleh sebab itudengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinanjenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya. Bahan galian
industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari,bahkan dapat dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari bahan
galian industri. Hampir semua peralatan rumah tangga, bangunan fisik,obat, kosmetik, alat rulis, barang pecah belah sampai kreasi seni dibuatlangsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melaluirekayasa teknik.
2. SUMBER DAYA (RESOURCE) DAN CADANGAN(RESERVE)
Di Indonesia cukup banyak terdapat batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf yang berumur Pra Tersier sampai Kuarter. Sebagai
akibat proses geologi yang telah berlangsung jutaan tahun secara kese-
luruhan menghasilkan macafi) dan jumlah bahan galian industri yang
cukup banyak, namun secara setempat-setempat mempunyai jumlahyang mungkin sangat terbatas. Untuk mengetahui kualitas suatu bahan
galian dikenal istilah sumberdaya ( Re source ) dan Cadangan ( Re se n,e ).
3
a. Sumber Daya (Resource)
Dikenal dua istilah yaitu Sumber Daya yang diketahui (identifiedresource') dan Sumber Daya yang belum ditemukan (wtdiscot,eredresource). Disamping itu dikenal pula istilah:o Sumber Daya Tingkat Spekulatif (Speculutive Resource)
Adalah potensi sumber daya bahan galian yang mungkin dapatdiproduksi dari suatu daerah prospek bahan galian dimana data yangdijadikan dasar perhitungan terutama mengacu pada hasil stuclipustaka dan penelitian lapangan sepintas (rer:ognii.e).
. Sumber Daya Tingkat Hipotetis (HypotheticaL Resource)Adalah potensi sumber daya bahan galian yang mungkin dapatdiproduksi dari suatu daerah prospek bahan galian dimana data yangdijadikan dasar adalah tinjauan lapangan secara regional serta hasilanalisa laboratorium. Dengan demikian maka sumber daya tingkatspekulatif merupakan tingkat perhitungan yang relatif sangat kasardibandingkan dengan sumber daya tingkat hiporetis.
b. Cadangan (Reserve)
Mengacu pada klasifikasi hasil Koordinasi Teknis Neraca SumberDaya Alam Nasional (1991), Cadangan (Resente) dibedakan menjadi:o Cadangan Hipotetik (Hypothetir:al Resen,e)
Adalah cadangan suatu bahan galian yang bersifat deduktif/ dugaandari kemungkinan faktor-faktor geologi yang mengontrolnya ataudugaan dari hasil penyelidikan arvaVtinjau. Tingkat keyakinancadangan sebesar (10-15)7o dari total cadangan yang diduga.
o Cadangan Tereka (Probable Reserve)Adalah caclangan suatu bahan galian yang perhitungannya didasarkanatas tinjauan lapangan dengan tingkat keyakinan cadangan (20-30)Eadari total cadangan yang ada
. Cadangan Terindikasi (lndicated Resente)Adalah cadangan suatu bahan galian yang perhitungannya didasarkanatas penelitian lapangan dan hasil analisa laboratorium dengantingkat keyakinan cadangan (50-60)Vo dari total cadangan yang
4
terindikasi.o Cadangan Terukur (Measured Reserve)
Adalah cadangan suatu bahan galian yang perhitungannya didasarkanatas penelitian lapangan secara sistematis dan hasil analisa labora-torium dengan tingkat keyakinan cadangan (80-85)Vo dari totalcadangan yang ada.
Disamping istilah tersebut di atas didalam perhitungan cadang-an suatu bahan galian dikenal pula:. Cadangan Ditempat (ln Place/Geologicctl Reserve/Reserve Base)
Adalah jumlah bahan galian yang sebenarnya terdapat di bawahtanah yang telah dihitung melalui persyaratan ekonomi pertambangandalam kondisi tertentu. Dalam kegiatan penambangan komersialcadangan ditempat selanjutnya dievaluasi untuk memperhitungkanberapa sebenamya jurnlah bahan galian yang dapat dimanfaatkanmelalui operasi penambangan. Dalam hal ini dikenal istilahCadangan dapat ditambang.
o Cadangan Dapat Ditambang (Recoverable Resen,e)Adalah jumlah cadangan bahan galian yang diharapkan akan dapatditambang dengan menggunakan teknologi pada saat perhitungan.Cadangan dapat ditambang dalam metode tambang blka (open cutmining) pada umumnya diperhitungkan lebih dari 907o dari cadanganditempat, tetapi dalam lingkungan tambang dalam (undergroundmining) khususnya yang cukup dalam pada umumnya diperhitungkanfaktor perolehan kurang dari 60Vc. Kondisi struktur endapan, metodapenambangan memegang peranan penting dalam menentukan faktorpembatas bagi bahan galian yang mempunyai afti ekonomi. Angkaprosentase tersebut sangat mungkin bersifat lokal, diperoleh daripengalaman operasi tambang dan hanya berlaku untuk bahan galianyang bersangkutan.
o Cadangan Dapat Dijual (SaleabLe Reserue)
Apabila bahan galian dari hasil tambang dapat dijual tanpamengalami benefisiasi/peningkatan mutu seperti pencucian, pemilah-an dan sebagainya seluruh perolehan tambang tersebut seluruhnyaakan dapat dijual. Tetapi apabila hasil tambang tersebut terlalu kotor
5
dan perlu dibenefiasi untuk memenuhi permintaan pasar. makajumlah bahan galian yang akan dapat dijual di kurangi oleh faktorbenefisiasi. Faktor ini sebagian ditentukan oleh kualitas bahan galianitu sendiri dan sebagian oleh spesifikasi bahan galian yang akandijual sesuai dengan permintaan pembeli. Bilamana data pencucian
dan spesifikasi sudah dapat ditentukan maka akan dapat diperkirakanbesarnya cadangan dapat dijual (Saleable Reserve) yang menyatakannilai ekonomis sebenarnya dari endapan bahan galian tersebut.
3. MENGHITUNG CADANGAN
Memperhitungkan Sumber Daya atau Cadangan bahan galianindustri sangat sederhana dibandingkan dengan bahan galian yang lain.Hal ini pada dasamya disebabkan oleh kesederhanaan geometri endapanbahan galian tersebut terutama yang telah dideliniasi oleh kegiataneksplorasi. Evaluasi Sumber Daya atau Cadangan bahan galian industridalam lingkup Pengelolaan Sumber Daya (Resource Management)memerlukan tindak tambahan sehubungan dengan ketelitian pelaporaneksplorasi. Penilaian suatu cadangan bahan galian industri dapatdilakukan dengan beberapa metoda sesuai dengan tingkat eksplorasinyasepefti metode poligon, esopah, penampang melintang atau metodegeometri lainnya. Dengan metode tersebut atau metode konvensionallainnya dianggap bahwa ketebalan lapisan bahan galian industri yangbersangkutan dapat diikuti dan diketahui dari singkapan yang ada.Karena kesederhanaan geometri endapan bahan galian tersebut,ditunjang dapat diamati dilapangan biasanya metode konvensionaltersebut cukup dapat diterima.
Catatan:
Data planimeter ditetapkan untuk perhitungan cadangan bahangalian dari data permukaan (peta geologi). Asumsinya adalah bahwavolurne cadangan diperhitungkan sebagai hasil perkalian antara kelasdua bidang pembatas yang saling sejajar (yang merupakan manifestasi
6
interval garis kontur). Tubuh bahan galtan dianggap sebagai bukit, yangterdiri atas bentuk prisma terpancung/bentuk piramid/bentuk kerucut.
Rumusan pri sma terpancung
Y =1l2xHx(A+B)V = volume (mr)H - jarak (selisih) dua bidang pembatas (m)A = luas biclang kontur bawah (mr)
B = luas bidang kontur atas (rnr)
Rumusan piramid/kerucut
V=l/3HxAV, H dan A identik keterangan diatas
Parameter A, B dan H dapat dihitung dari peta topografi sedang Hmerupakan beda tinggi (elevasi) dari bidang A ke bidang B, luas bidangA dan B dihitung dengan cara planimeter.
Rumusan perhitungan cara planimeter
A =(P-Q)x(m/n)2xUuA = luas kontur (m2)
P = pembacaan akhir pada planimeter
Q - pembacaan awal pada planimeterm = skala peta-peta topografin = skala planimeter (ditetapkan)
Ua = unit area, merupakan konstante
BAB II
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
Di dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33, Ayat (3) dise-
butkan, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnyadikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Di dalam pasal tersebut tersirat didalam kekaya-
an alam salah satu di antaranya adalah bahan galian industri. Agarsemua bahan galian tersebut di atas memberi manfaat sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat. Disadari sepenuhnya bahwa
kegiatan penambangan bahan galian tidak terkecuali juga bahan galian
industri akan mengubah keadaan lingkungan. Oleh karenanya semua
kegiatan yang berkaitan wajib diusahakan secara benar dan memper-
hatikan keseimbangan alam yang dilaksanakan dengan sadar dan tidakperlu pengawasan. Berkaitan dengan hal tersebut seorang pengusaha
bahan galian diwajibkan untuk memahami dan melaksanakan konsep-
konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam (Resource Management).
Untuk mewujudkan hal tersebut telah diatur pengusahaan
pertambangan bahan galian golongan A dan B yang diatur dalam
bentuk Kuasa Pertambangan (KP) sedang untuk bahan galian golong-
an C dalam bentuk Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD).
I. KUASA PERTAMBANGAN (KP)
Dikenal 6 jenis KP yaitu KP Penyelidikan Umum, KP Eksplo-
rasi, KP Eksploitasi, KP Pengolahan dan Pemurnian, KP Pengangkut-
an dan KP Penjualan. Kuasa Pertambangan dapat diberikan kepada:
8
o Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Pertambangano Perusahaan Negarao Perusahaan Daeraho Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan daeraho Koperasio Badan atau Perseorangan Swasta yang memenuhi syarato Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan atau daerah
dengan koperasi dan atau badan/perseorangan swasta yang meme-nuhi syarat-syarat
o Pertambangan Rakyat.Perlu diketahui bahwa bahan galian golongan A pada hakekat-
nya hanya dapat diusahakan oleh Instansi Pemerintah yang ditunjukoleh Menteri Pertambangan dan Energi dan Perusahaan Negara.Selain itu dapat pula diusahakan oleh swasta maupun PertambanganRakyat dengan syarat tertentu seperti telah diatur dalam Undang-Undang No. I I tahun 1967, pasal 7 dan pasal 8.
2. PIiRSYARATAN DAN PROSEDUR PBRMOHONAN KP
Persyaratan dan prosedur permohonan KP oleh perusahaanyang berlaku, diajukan kepada Menteri Pertambangan dan Energi(MPE). Wewenang Menteri Pertambangan dan Energi tersebutkemudian dilimpahkan kepada Direktur Direktorat Jendral pertam-bangan Umum (DJPU) dengan mengacu pada Keputusan MenteriPertambangan dan Energi (Kepmen MPE No. 2027, WZO\/ME/1985tanggal 28 September 1985), sehingga permintaan Kp dan penye-lesaiannya menjadi wewenang Direktorat Jendral pertambanganUmum. Sebagai pelaksanaan keputusan menteri tersebut, oleh Direk-torat Jendral Pertambangan Umum dikeluarkan Keputusan No.667.W2011040000/1986 tanggal I I November 1986.
9
a. Persyaratan Permohonan KP
Persyaratan yang harus dilengkapi oleh pemohon dalam. suratpermohonan KP adalah sebagai berikut:o Surat permohonan bagi perusahaan harus diajukan di atas kop surat
perusahaan pemohon dengan dibubuhi materai tempel dan bagiperorangan diajukan di atas kertas bermaterai dengan ketentuan yangberlaku.
o Peta bagan/wilayah yang dimohon dengan skala 1:50.000 untukPulau Jawa dan Pulau Bali, atau skala l:250.000 di luar Pulau Jawadan Pulau Bali.
o Surat Jaminan Bank dari Bank Pemerintah sesuai dengan KeputusanMPE No. 749/I{PTSIM/Pertamben/1981 dengan ketentuan bahwaJaminan Bank tersebut baru dapat dicairkan setelah disetujui atauditolaknya permohonan KP yang bersangkutan.
r Setoran Pajak Terhitung (SPT) tahun terakhir.o Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).o Pernyataan tenaga ahli, perjanjian kerja tenaga ahli, fotokopi ljazah,
daftar riwayat hidup dan fotokopi Karru Tanda Penduduk (KTp).o Fotokopi KTP penanda tangan surat permohonan.o Akte Pendirian Perusahaan yang salah satu dari maksud dan
tujuannya menyebutkan berusaha di bidang pertambangan dengandisertai bukti pendaftaran akte tersebut pada pengadilan Negarasetempat bagi CV dan Firma serta tambahan pengesahan dariDepartemen Kehakiman bagi PT dan Anggaran Dasar yang disahkanoleh instansi yang berwenang bagi Koperasi.
Untuk permohonan KP Eksploitasi di samping persyaratantersebut di atas ditambah lagi dengan:o Laporan Eksplorasi lengkap.o Laporan Studi Kelayakan juga meliputi Rencana Kerja Eksploitasi.
b. Prosedur Permohonan KP
Secara umum prosedur permohonan dan proses yang diakuioleh Direktur Direktorat Jendral Pertambangan Umum atas nama
L2
3. PENGAWASAN DAN PBMBINAAN USAHA PERTAM-BANGAN
Pengawasan dan pembinaan pengusahaan pertambangan, baikmencakup aspek teknis pertambangan maupun manajerial, secaraumum menjadi wewenang dan tanggung jawab Menteri pertambangan
dan Energi. Menteri tersebut melaksanakan wewenang eksekutifPemerintah untuk melaksanakan kebijaksanaan di bidang pertambang-an sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. DirekturDirektorat Jendral Pertambangan Umum dalam hal ini melaksanakanwewenang yang dilimpahkan oleh MPE untuk menjalankanpengawasan dan pembinaan terhadap pengusahaan pertambanganumum, kecuali sebagian bahan galian golongan C .yang telahdilimpahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat I.Pengawasan dan pembinaan yang dilakukan tersebut terutamamelip'rti keselamatan dan kesehatan kerja, pengawasan produksi,prinsip konservasi dan pengelolaan lingkungan yang baik. Selamaberlakunya KP, Direktur Jendral Pertambangan Umum (DJPU)berkewajiban mengurusi dan membina pelaksanaan Kp, menjaminhak-hak serta di lain pihak menjaga agar kewajibannya dipenuhisesuai dengan ketentuan KP, mulai dari tahap penyelidikan umumsampai tahap operasi produksi termasuk pemasarannya.
Para pemegang KP berkewajiban menyampaikan laporanberkala setiap triwulan dan laporan tahunan mencakup segala kegiatanutama yang dilakukan. Pemegang KP juga berkewajiban membayariuran pertambangan (iuran tetap dan iuran produksi), memberikanbatas wilayah KP Eksplorasi dan atau Eksploitasi serta membayarganti rugi tanah yang dipakai. Di lain pihak para pemegang Kp berhakatas pelayanan, antara lain dalam benuk bantuan dalam pemecahanberbagai permasalahan yang dihadapi, seperti masalah pembebasanlahan, permasalahan lingkungan, gangguan para penambang tanpa izindan lain-lain.
13
4. SURAT IZIN PERTAMBANGAN DAERAH (SIPD)
Pengusahaan pertambangan bahan galian golongan C termasukbahan galian industri hanya dilaksanakan setelah mendapat izin dariyang berwenang.
Jenis-jenis SIPD adalah: SiPD Eksplorasi, SIPD Eksploitasi,S IPD Pen golahan/Pemurn ian, S IPD Penj ualan, S IPD Pengangkutan.
SIPD dapat diberikan kepada:o Perusahaan Daeraho Koperasio Badan Usaha Milik Negarao Badan Hukum Swastao Perorangano Perusahaan dengan modal milik bersama antara Negara/Badan Usaha
Milik Negara (BLIMN) dengan Pemda TK I dan atau Pemda TK IIatau Perusahaan Daerah (PD)
o Perusahaan dengan modal bersama antara BUMN dan atau pemda
TK yIyPD dengan Koperasi, Badan Hukum Swasta atau perorangan.
5. PERSYARATAN DAN PROSEDUR PERMOHONAN SIPD
Persyaratan dan prosedur permohonan SIPD diajukan kepadaGubernur KDH seperti telah diatur oleh Peraturan Daerah (percla)Propinsi Daerah Tingkat I.
a. Persyaratan Permohonan SIPD adalah:
. Mengajukan permohonan tertulis kepada Gubemur dengan melam-pirkan l) Rekomendasi dari BupatiAValikotamadya sctempat di manapenambangan akan dilaksanakan. 2) Peta lokasi di mana penam-bangan akan dilaksanakan.
r Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, setelah mempertim-bangkan aspek-aspek tataguna tanah, land reform, hak-hak atas tanah
11
untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut dalam usaha untukmengetahui jumlah cadangan/ketebalan perlapisan dan kualitas/mutubahan galian diperlukan pekerjaan:
BAB III
TEKNTK EKSPLORASI DAN EKPLOITASI
1. TEKNIK EKSPLORASI
Pembagian bahan galian industri berdasarkan atas asosiasidengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk(1990) adalah sebagai berikut:o Kelompok I: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan Batuan
sedimen. Kelompok ini dibagi menjadi:o Sub Kelompok A: Bahan Galian lndustri yang berkaitan
dbrigan batugamping. Sub Kelompok B: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan
batuan sedimen lainnya.o Kelompok II: Bahan Galian lndustri yang berkaitan dengan batuan
gunung api.o Kelompok III: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intrusi
plutonik batuan asam dan ultra basa.. Kelompok IV: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan endapan
residu dan endapan letakan.o Kelompok V: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan proses
ubahan hidrotermal.o Kelompok VI: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan
metamorf.Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka teknik eksplorasi
awal yang ditetapkan adalah pemetaan geologi permukaan utamanyamendasarkan atas singkapan batuan dipermukaan.
a. Pemboran inti
Tujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contohbahan galian secara vertikal yang berada dibawah permukaan tanah,disarnping itu mengetahui ketebalannya.
Teknik melerakkan titik rokasi pemboran inti ini agar dida-patkan kedalaman yang maksimal dilakukan dengan bantuan petageologi dan peta topografi. oleh sebab itu apabila didaerah tersebutbelum/tidak didapatkan pera topografi dengan skala yang meiradai,maka perlu dibuat pera topografinya terlebih dahulu.
Sesuai dengan tingkat kedaraman pemboran yang diinginkandan waktu yang tersedia, pemboran inti dapat dilaksanakan dengan:o Alat bor auger, yang dioperasikan secara manual oleh tenaga
manusia. AIat ini sesuai diterapkan apabila sasaran pemboranmerupakan batuan yang lunak, sedang kemampuan kedalamanpemboran sangat dangkal. oleh sebab itu apabila batuan yang akandibor cukup tebal/cukup dalam maka perpindahan lokasi pemboransecara sistematis perlu dilakukan. Suatu keuntungan dari metode iniadalah bahwa alat bor auger mudah dilepas dari rangkaiannyasehingga dapat diangkut dengan mudah.
o Alat bor inti yang dioperasikan dengan mesin.Alat ini sesuai diterapkan pada batuan yang lunak ataupun padabagian yang keras. Kemampuan membor alat ini cukup dalam,sehingga pemindahan lokasi pemboran dapat dilakukan seminimalmungkin apabila dikehendaki pencapaian keseluruhan pemboranyang sangat dalam. Didalam operasinya, mengerjakan pemborandengan alat ini memerlukan keahlian khusus, terutama didalammemakai peralatan pemboran inti yang dapat dilepas.
Dari kedua alat pemboran inti tersebut apabila dikehendakiperolehan inti pemboran dapat mencapai loovo, dan inti pemborantersebut siap untuk dilakukan analisa laboratorium. untuk masing-
20
0,03 mm, ketebalan ini dapat diketahui dengan membandingkanwarna mineral yang tampak pada mikroskop pada saat nikoldisilangkan (misalnya mineral homblende) dengan warna mineralbaku seperti yang terlihat pada wama interferensi.
. Apabila telah diperoleh ketebalan yang diinginkan, preparat dipanas-kan sebentar, kemudian ditutup dengan gelas penutup, biarkansejenak sampaidingin.
o Beri label sesuai dengan informasi sampel, preparat ini siap untukdideterminasi.
b. Analisa kimia
Analisa kimia dinilai relatif rebih rinci dibandingkan dengananalisa petrografi. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui komposisikimia (senyawa oksida) dalam batuan. pemeriksaan komposisi kimiadilakukan dengan prosedur sebagai berikut:o Contoh batuan digiling hingga mencapai ukuran 100 mesh lalu
dikeringkan pada temperatur l50o c dalam cawan platina, kemudiandi fitsing dengan NazCO: pada suhu 1.000o C. Tambahkan aquadesdan HCl, panasi hingga kering. Ulangi perlakuan tersebut sampailarut lalu disaring untuk penentuan kadar SiO2.Filtratnya untuk penentuan kadar trace elemenls dengan mengguna-kan AAS (Atomic Absorptbn spectrophcttometer). untuk kadarCalsium (Ca) dan atau Magnesium (Mg) yang tinggi, clitentukandengan cara Kompleksiometer. Dengan AAS akan segera dapat dike-tahui macam-macam unsur dan jumlahnya secara tepat dan cepat.Perhitungan kandungan air dilakukan sebagai berikut: contoh batuanditimbang beratnya. Kemudian dimasukan ke dalam oven padatemperatur 100 - 105" C maka semua air akan keluar dan menguap.Sampel tersebut kemudian ditimbang lagi. Selisih berat yangdiperoleh merupakan berat kandungan air.Perhitungan bahan hilang terbakar dilakukan sebagai berikut: contohdipanaskan pada suhu 105" C dan ditimbang = a gram. Kemudiandipanaskan lagi pada.futnqce sampai 1.000" C, selima 1,5 - 2 jam,
21
dan ditimbang lagi = b gram. Harga selisih a - b gram merupakanbahan yang hilang terbakar.
c. Analisa Difraktometer Sinar X
Analisa ini diperlakukan untuk batuan yang sulit ditentukanjenis unsur kimianya dengan petrografi karena mempunyai butir yangsangat halus, antara lain untuk jenis lempung/tanah liat.
d. Analisa besar butir
Analisa besar/ukuran butir dilakukan dengan mengikuti prose_dur sebagai berikut:o Ambil sampel secara acak seberat 100 gram.e Pisahkan ukuran butir dengan cara diayak pada ayakan berjenjang.
Agar hasilnya baik pergunakan ayakan bermesin dengan waktusecukupnya.
' Sampel yang tertampung dalam setiap ayakan dengan mesh tertenfu,sel anj utnya diti mban g.
o Prosentase analisa ukuran butir dapat ditentukan.Cotatan'. Analisa ukuran butir cocok untuk contoh bahan galian
yang bersifat lepas.
e. Analisa berat jenis
Berat jenis yang diukur pada contoh batuan adalah bulk density.Hal ini disebabkan batuan merupakan kumpulan mineral yang masing-masing mineral mempunyai berat jenis tersendiri.
Prinsip pengukuran berat jenis sebagai berikut:o contoh batuan dipa,askan dalam oven pada suhu minimum l00o c
supaya semua air yang ada di dalamnya menguap, kemudiandidinginkan pada suhu kamar.
o Contoh batuan ditimbang untuk mengetahui beratnya.o Volume batuan ditentukan.o Berat jenis batuan diperoleh dengan membagi berat dengan volume.
24
sampai beratnya tetap.o Benda uji dan bola baja dimasukan ke dalam mesin LoS ANGELES.o Putar mesin dengan kecepatan 30 - 33 rpm sebanyak 500 putaran
untuk gradasi A, B, C dan D, serta 1000 putaran untuk gradisi E, Fdan G (lihat tabel berikut).
o Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin, kemudiansaring dengan saringan no. 12.
o Butiran yang tertahan diatasnya, dicuci bersih, selanjutnya dikering-kan dalam oven pada suhu I l0o + 5o C sampai beratnya tetap.
o Perhitungan keausan sebagai berikut:
K=a-bxl00Zob
dimana: a = berat benda semula (gram)b - berat benda uji tertahan saringan No. 12 (gram)K - tingkat keausan
Tabel 2. Susunan gradasi agregat yang diuji danjumlah bola baja
UkuranLewat (mm)
Saringan
Iertahan (mm)
Berat dan gradasi benda uji (gram)
A B C D E F c76.2 63.5 2.50063.5 50.8 2.50050.8 38, r 5.000 5.00038,1 25,4 1.250 5.000 5.000 -5.00025.4 19.05 l'250 i!.500
r9,05 17,7 1.250 2.-500
t2.7 9,51 r.250 2.5009,5 r 6,35 2.5006,15 4,75 2.5004,75 2.36 5.000
Jumlah bola 12 ll 8 6 12 t2 t2Beraf bola (gram) 5.000
+254.584+25
3.330
!202.500+15
5.000+25
5.000
!255.000+25
25
o Hasil pengujian tersebut dinyatakan sebagai bilangan bulat dalamprosen.
o Keausan batuan yang cukup besar akan berpengaruh pada kekuatanperkerasan jalan karena langsung bergesekan dengan roda-rodakendaraan.
i. Pengujian kuat tekan bebas
Untuk mencegah kerusakan konstruksi akibat beban (misalnyalalu lintas), agregat harus cukup kuat menahan tekanan.
Kuat tekan suatu bahan adalah kemampuan batuan tersebutdalam menahan beban atau gaya tekan yang dikenakan sehinggabatuan tersebut pertama kali mengalami deformasi. Besarnya kuattekan batuan dipengaruhi oleh tekstur, mineral penyusun, porositasmaupun gesekan dengan bidang penekan. Pada pengujian kuat tekanbebas batuan diperlukan contoh batuan dengan bentuk tertentu yaitudalam bentuk kubus atau silinder. Hal tersebut dimaksudkan agarperbedaan kuat tekan yang terjadi pada keduanya tidak berbeda, dankalaupun ada perbedaan tersebut sangat kecil sehingga dapatdiabaikan.
Rumus kuat tekan bebas (Krynine dan Judd, 1957):
Kuat tekan tpl = I kg/cm 2
Adimana: P = kuat tekan bebas batuan (kg/cm2)
P = besar gaya yang menekan (kg)A = luas penampang yang dikenai gaya (.*').
Cara melakukan untuk pengujian kuat tekan bebas batuan:o Contoh dibuat bentuk kubus dengan sisi 7 - l0 cm.o Kedua sisi yang menempel pada alat tekan dibuat lebih licin.. Contoh dipasang pada alat penguji, pembacaan alat menunjukan nol.o Tekanan diberikan secara perlahanJahan sampai contoh batuan mulai
pecah, pembacaan dilakukan pada saat batuan mengalami pecahawal.
26
o Nilai P diketahui demikian pula nilai A, dengan mempergunakanrumus di atas nilai Kuat tekan (p) dapat dihitung.
3. TEKNIK EKSPLOITASI
Pada umumnya bahan galian industri terdapat didekat permu-kaan tetapi juga ada yang terdapat dan terkumpul dibawah permukaanyang relatif agak dalam. Selain itu bahan galian tersebut ada yangkeras, ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena teriJesak olehkeperluan bahkan ada bahan'galian yang berada di bawah air.Sehubungan dengan hal tersebut di atas teknik penambangan bahangalian industri berdasarkan atas cara kerjanya teknik penambangandapat dilakukan dengan :
o digali misalnya penambangan batugampingo disemprot dengan pompa bertekanan tinggi misalnya penambangan
pasir. disedot dengan pompa hisap misalnya penambangan pasir di laut.
Disamping itu berdasarkan atas tempat kegiatan penambangandilaksanakan dikenal:o Tambang terbuka, semua kegiatan penambangan dilakukan diper-
mukaan tanah/bumi. Pada kegiatan penambangan ini khususnyauntuk bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas
produk yang dihasilkan, letak dan bentuknya kuari dibagi menjadi:o Kuari tipe sisi bukit (.sirlr hill type), dengan lereng yang ber-
jenjang.o Kuari tipe lubang galian (pir type/ sun surface ry,pe), yaitu kuari
yang endapannya terletak di bawah permukaan tanah dan topo-grafinya mendatar sehingga setelah ditambang akan membentukcekungan (pil ) berjenjang.
o Tambang bawah tanah, dikenal dengan istilah lubang tikus(gophering), disebut pula sebagai lubang marmot, biasa diterapkanuntuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentukdan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah penam-
21
bangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yangditambang. Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus antaralain terdapat pada tambang phospat didaerah Ciamis (Jawa Barat),tambang gipsum di daerah Ponorogo (Jawa Timur).
Dalam melaksanakan kegiatan tambang terbuka tahapan kerjayang perlu diperhatikan sebagai berikut:o Pengupasan tanah penutup (land clearing) perlu dilakukan apabila di
atas endapan bahan galian terdapat tanah penutup (.soil) dan tumbuh-tumbuhan.
o Bagian tanah penutup yang subur sesudah dikupas, dipindahkan ketempat penimbunan yang nantinya dimanfaatkan kembali pada saatmelakukan reklarnasi.
o Secara umum kegiatan penambangan dari suatu kuari meliputi pem-beraian (pembongkaran, pemuatan, pengangkutan dan penimbunan).
o Cara pemberaian atau pembongkaran bahan galian dari batuan induk-nya tergantung dari kekerasan bahannya. Jika lunak pembongkarandapat dilakukan dengan alat gali manual (cangkul, ganco, dsb) ataualat gali mekanis yang tergolong dalam excavator. Jika agak keraspembongkaran dibantu dengan alat penggaru (ripper). Untuk bahangalian yang keras atau sangat keras, pembongkaran dilakukan denganpemboran dan peledakan.
o Kegiatan selanjutnya adalah pendorongan dan pemuatan, pengang-kutan diakhiri dengan penumpahan/penimbunan pada unit pengo-lahan.
Urutan kegiatan tersebut di atas dapat digambarkan sebagaiberikut (Gambar 1).
Di Indonesia bahan galian industri tersebar luas dan penam-bangannya relatif mudah dilakukan. Oleh sebab itu penambangan ba-han galian industri selain dilakukan oleh pengusaha besar juga olehmasyarakat setempat. Perbedaan kemampuan modal pengusaha me-nyebabkan mutu produk bahan yang dihasilkan akan sangat bervariasi.Pada umumnya tambang skala kecil dikerjakan oleh 2 - 5 orangpekerja bekerjasama dengan pemilik tanah untuk menjual produksinyakepada pedagang pengumpul.
28
Pemboran
lubang tembak
Pendorongan dan
pemuatan
I
Y
I pat.la unit pengolahan I
Gambar l. Bagan alir kegiatan pada kuari andesit.
4. PELEDAKAN
Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledakterutama untuk membongkar batuan/bahan galian dari batuaninduknya.
Secara garis besarjenis bahan peledak dibedakan menjadi:o Bahan peledak mekanis (mechanical explosives)o Bahan peledak kimia (chemical explosives)o Bahan peledak nuklir (nuclectr explosives)
Dari ketiga jenis bahan pr:ledak tersebut di atas yang umumdigunakan sebagai bahan peledak industri ialah jenis bahan peledakkimia yang berdasarkan atas kecepatan reaksinya dibedakan:o Bahan peledak kuat, mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi yaitu
5.000 - 24.000 fps (l - 6 mile per detik), tekanan yang dihasilkansangat tinggi yaitu 50.000 - 4.000.000 psi. Sifar reaksinya ialahdetonasi, yaitu penyebaran gelombang kejut (shock wave). Termasukjenis bahan peledak kuat yaitu semua jenis dinamit antara lain TNT(Tri Nitro Toluena), PETN (Penta Ery-Thritol Nitrate).
o Bahan peledak lemah, mempunyai kecepatan reaksi rendah yaitu
29
kurang dari 5.000 fps (dari beberapa inchi sampai beberapa feet perdetik). Tekanan yang dihasilkan kurang dari 50.000 psi. Untukpenggunaan ditempat yang mengandung gas atau berdebu bahanpeledak ini harus lulus uji sebagai "permissible explosive" (perminedexplosives). Bahan peledak jenis ini biasanya dipergunakanditambang batubara. Bahan peledak lemah yang tidak perlu lulus ujidisebut non perntissible explosives. Contoh bahan peledak lainadalah: black powder, propellant.
a. Bahan peledak industri (komersial)
Merupakan bahan peledak kimia yang lazim digunakan untukkeperluan pertambangan/pembangunan. Bahan peledak yang diguna-kan untuk kepentingan militer tidak termasuk dalam bahan peledakindustri.
Jenis bahan peledak industri antara lain:o Black Powder
Terbuat dari campuran arang, belerang dan potasium nitrat 8C + 35 +l0 KNO3------+ 3K2SO4 + 2K2CO3 + 6 COz + 5 Nz.Dibuat dalam 2 bentuk yaitu:o bentuk butiran (granulzr) untuk isian sumbu apio bentuk pellet untuk isian lubang tembak
o DinamitTennasuk jenis bahan peledak kuat dengan bahan dasar NitroGlycerin (NG). Berdasar atasFomposisinya dikenal:. Straight Dynamite
Komposisi: NG 20 - 6lVa, NiNOr 59 -237oo Celltine Dynamite
Konrposisi: campuran NG dan NC (disebut Blasting Gelatine -BG) sebagai bahan dasar, ditambah NaNOr atau KNO3 sebagaisumber Oxygen. Gelatine dynamite tahan terhadap air sehinggamampu disimpan hingga 3 tahun.
o Ammonia Gelatine DynamiteKomposisi: BG sebagai bahan dasar, ditambah ammonium nitrat
30
(NHaNO:) sebagai sumber Oxygen.Permissible ExplosiveKomposisi: Ammonium Gelatine Dynamite ditambah SotliumChlorida (NaCl) yang berfungsi sebagai .flame depressarzl untukmendapatkan temperatur peledakan rendah, volunre gas seclikit clanpenyalaan sesingkat mungkin sehingga mengurangi kemungkinanterjadi ledakan skunder.Blasting AgentBlasting Agent merupakan bahan kimia yang apabila belumdicampur, belum mempunyai daya leclak. Tetapi setelah dicampurdengan perbandingan tertentu akan merupakan bahan peleclakBahan peledakjenis ini tennasuk bahan peledak kuat.Contoh:ANFO (Ammonium Nitrat + Fuel Oil)Reaksi kimia: 3NH1NO3 + 2CH2-+ CO: + 3N2 + 7H2O
(94Ea) (47c)
Sifat ANFO: Harganya murah, sangat ni,dah rusak karena air, sesuaidigunakan dibatuan yang kering.Kecepatan detonasi sangat dipengaruhi oleh diameterlubang ternbak. Hasil terbaik apabila lubang tembaklebih dari 2.-5 inchi (6,3-5 crn).
S lurry/lVatergel Explosi ves/Emul sionJenis ini tidak peka terhadap gesekan api ataupun rangsangan me-kanis lainnya. Oleh karenanya dinilai sangat aman dalam penggu-naannya dan tahan air. Terdiri dari campuran AN atau SN (SodiumNitrat) dengan combustible fuel sebagai sensitizer dan air (sampai207o), ditambah bahan pengikat (gelling agent). pada jenis emulsibahan pengikatnya sejenis oli dan lllin (wax). Combustible fuel yangdipakai:gula cair, serbuk gergaji. belerang, logam Mg atau Al,kadang-kadalg TNTContoh bahan peledak jenis ini:o Tovex (produksi Du Pont - USA)e Aquagel (produksi Atlas - USA)o Emulite (produksiNitro Nobel - Swedia)o Gel. Powder (produksi Hercules - USA)
3l
b. Sifat gas beracun
Bahan peledak yang meledak dapat rnenghasilkan dua jenis gasyang berbeda silatnya yaitu:o Sntoke, tidak berbahaya terdiri dari uap atau asap putiho Funte, cukup berbahaya karena beracun, terdiri dari gas karbon
monoksida (CO) dan Oksida Nitrogen (NO atau NO2), gas rersebutberwarna kuning. Funtes dapat terjadi bila peledak;. Yang diledakkan tidak memiliki keseimbangan Oksigen. Telah dalam keadaan rusak karena lama atau penyimpanan tak
benaro Penyalaan yang tidak sempurna.o Oleh karena timbul Junrcs yang beracun dan cukup berbahaya
bagi pekerja, maka dalam setiap operasi peledakan baik dipermu-kaan atau di bawah tanah, saltrh satu prosedur yang harus diikutiadalah membiarkan tempat yang baru saja diledakan sekurang-kurangnya satu jam sampai diperkirakan tempat tersebut terbebasdari furnes.
c. Lokasi penyimpanan bahan peledak
Beberapa persyaratan lokasi dimaksud:o Harus mudah dicapai, aman terhadap daerah lingkungan dan
memperhatikan j arak keselamatan terhadap situasi sekelil ingo Bila dimungkinkan dipilih pada daerah berbukit yang dapat memberi
perlindungan terhadap gedung, jalan raya dan instalasi umum.. Sesuai fungsinya tempat penyimpanan dibedakan:
o Tempat penyimpanan induk (main storage)o Tempat penyimpanan sementara dilapangan
Gudang penyimpanan trahan peledak
Gudang dimaksud harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:Memiliki konstruksi yang cukup kuat, tahan peluru, tahan api denganlantai tidak lembab
d.
32
. Atap terbuat dari bahan yang ringan, pintu dilengkapi dengan kunci
yang baiko Terdiri dari 2 bangunan/bagian yang telpisah:
. Bangunan pertama khusus untuk menyinlpan bahan peledak
o Bahan kedua khusus untuk ntenyimpan detonatoro Bahan peledak dan detonator tidak boleh disimpan dalam satu
bangunan yang disatu tempat. Dilengkapi dengan penangkal petir dan harus diperiksa setiap 6
bulan.
e. Tatacara penyimpanan bahan peledak
Tatacara penyimpanan harus mengikuti ketentllan sebagai
berikut:o Bahan peledak disinrpan dan disusun menurut sistem rak dengan
tumpukan yang serendah-rendahnya, 30 cm di atas lantai. Tinggi susunan bahan peledak tidak boleh lerbih 1,80 m, dan sirkulasi
udara harus diperhatikan. Di dalam gudang bahan peledak tidak boleh disirnpan benda laino Dilarang mentbuka peti bahan peledak pada jarak kurang dari l5 m
dari gudang bahan peledako Suhu dalam gudang tidak boleh lebih dari 3.5" C.
f. Peraturan-peraturan tentang bahan peledak
Agar bahan tidak disalah gunakan oleh orang yang tidakbertanggung jawab, Pemerintah telah rnembuat peraturan yang
menyangkut. Pengadaan (pembuatan dan perrbelian)o Pengangkutan. Penyimpanan dan penggunaan bahan peledak
Untuk pengamanan bahan peledak, beberapa peraturan yang
berlaku;o Kepres no.27 tahun 1982 tentang pengadaan bahan peledak
JJ
. Kep Men Hankam no. Kep/01/ltrVl/1984 tentang pengawasan danpengendalian bahan peledak
o Skep Men Hankam no.Skep/l98/MltM984 tentang perincian bahanpeledak
. Skep Men Hankam no.Skep/l99lM/frIll984 tentang penunjukanpelabuhan bagi pemasukan, pengeluaran dan pengangkutan antarpulau bahan peledak
o Juklak Kapolri no.Juklak/06 BlXUl979r Intruksi Presiden RI.no.9 tahun 1979 tentang peningkatan,
pengawasan dan pengendalian senjata api.o Dibidang. pertambangan umum, perizinan mengenai bahan peledak
ditangani oleh Direktorat Teknik Penambangano Untuk menjadi juru ledak diwajibkan memiliki keahlian tentang hal
tersebut dengan bukti sertifikat.
g. Pembuatan lubang temtrak
Lubang tembak dibuat pada batuan yang akan diledakan dan;o Dibuat dengan alat ttoro Jurnlah lubang tenrbak satu atau lebih tergantung kepentinganr Kedalaman dan lebar lubang tembak menyesuaikan dengan jenis
o Sebelurn diisi dengan bahan peledak tiap lubang tembak harusdibersihkan dengan konrpresor.
h. Sistem peledakan
Untuk menghemat waktu dan tenaga untuk menghancurkanbatuan dibuat lebih dari satu lubang tembak. Oleh sebab itu sistempeledakau dapat di lakrrkan dengan;o Serentak, apabila peledakan dilakukan dengan skala kecil sehingga
suara dan getaran yang ditintbulkan tidak membahayakano Beruntun (deluyed blu.srirtg), apabila peledakan dilakukan dengan
skala nrenengah-besar sehingga apabila dilakukan peledakan tunggal
34
suara dan getaran yang dihasilkan diduga sudah berdampik negatip.
Dampak ini akan menjadi lebih besar apabila peledakan dilakukan
serentak.
Catatano Tempat yang akan diledakan agar diberi tanda (biasanya dengan
bendera merah yang dapat dilihat darijarak minimal 500 m)
o Berikan tanda peringatan awal (biasanya dengan bunyi sirine) agar
daerah sekitar diamankan. Pilih Sistem peledakan sesuai dengan kepentingan dan berdampak
seminimal mungkin sebagai akibat suara dan getaran yang ditim-
bulkano Berikan tanda perrngatan a(hir (biasanya seperti pada peringatan
awal) apabila lokasi ledakan sudah dinyatakan aman untuk melan-
jutkan pekerjaan/kegiatan.o Yakinkan bahwa petugas kegiatan peledakan mempunyai kewenang-
an melaksanakan pekerj aan tersebut.
5. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN INDUSTRI
Pengolahan bahan galian industri jauh lebih beraneka ragam
dibanding dengan bahan logam. Pengolahan bertujuan untuk mening-
katkan mutu dan berbagai nilai seperti tingkat konsentrat, kadar se-
suatu unsur kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan. Berbagai
cara pengolahan bahan galian industri dapat digambarkan Tabel 3.
Uraian beberapa sistem pengolahan adalah sebagai berikut:
a. Pemurnian dengan konsentrasi
Penambangan intan yang dipisahkan dari mineral lain dilakukan
dengan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat seperti meja
goyang dan alat-alat Jig. Pemurnian feldspar mempergunakan proses
gaya berat dan juga floatasi untuk menghasilkan feldspar bermutu
tinggi. Pemurnian fosfat dilakukan dengan cara floatasi, sedang barit
serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing penambangan emas
35
di pulau Wetar diolah dengan cyclone, classifier, filter dan pengering(dryer).
Tabel 3. Tujuan dan sistem pengolahan bahan galian industri
Tujuan Sistcrn Contoh
PengolahanBahan GalianIndustri
pemurnian dengan
konsentrasialat-alat konsentrasi t'eldspar, zirkon
peningkatan kadarsuatu unsur
alat konsentrasi danproses kimia
belerang hasilpenyulingan
peningkatan sifatkimia
pembakaran dengantungku
pengaktifan secara
kimia
batu kapur bakar(CaO)
zeolit
peningkatan sifatfisik
alaralat konsentrasi
- pemecahan
- delaminasi
kaolin berlapis sifatviskositas keputihantinggi
peningkatan bentukdan penampilan
pemolesan danpembentukan
marmerbatu permata
b. Peningkatan kadar sesuatu unsur
Pengolahan belerang dapat dilakukan dengan proses penyu-lingan (frazer) dalam usaha mendapatkan belerang dengan mututinggi.
Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan perbedaan beratjenis dengan mineral yang lain dan sifat kemagnitannya telahdilakukan pada penambangan pasir besi di Cilacap.
c. Peningkatan sifat kirnia
Peningkatan sifat kimia yang sudah dilakukan adalah pemba-karan batu gamping untuk mendapatkan calsium oksida. Peningkatanmutu zeolit dengan pengolahan secara benefisiasi dan kimia temyatatelah berhasil meningkatkan nilai jualnya.
36
d. Peningkatan sifat fisika
Pengolahan kaolin untuk meningkatkan kehalusan dan kepu-tihan dengan pencampuran (blending) untuk mendapatkan jenis kaolindengan mutu prima.
e. Peningkatan bentuk permukaan
Cara ini diterapkan khususnya untuk bahan bangunan dan batu
hias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan penggo-sokan (polishing).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan pengolahanbahan galian dalam usaha untuk meningkatkan mutu merupakan suatu
rekayasa teknologi yang perlu ditingkatkan. Tiap-tiap bahan galianmemerlukan penanganan usaha dan teknologi yang sesuai.
Pengolahan bahan galian industri harus memenuhi spesifikasiuntuk keperluan tertentu. Dalam pemakaian dan pasaran berbagai
bahan diperlukan untuk berbagai tujuan dengan spesifikasi yangberlainan.
6. PEMASARAN
Dalam usaha penambangan bahan galian industri, pemasaran
merupakan masalah yang lebih sulit dari pada penambangannya.
Untuk usaha bahan galian yang dapat menjual hasil tambangnya tanpamelalui proses pengolahan, pada umumnya hanya soal angkutan sajayang menjadi kendala dalam pemasaran. Usaha penggalian pasir dan
batu yang dapat memasarkan hasil galiannya langsung kepada penjualbahan bangunan, tidak akan kesulitan dalam pemasaran asal lokasiusahanya berdekatan letaknya dengan si pembeli. Kelangsungan usaha
bahan galian industri sangat ditennrkan oleh lokasi dan biaya angkutanmengingat produk yang harus dipasarkan selain berat juga besarvolumenya, sedang harga satuannya relatif rendah.
3',]
Untuk batugamping sebelum siap digunakan melalui jalur pe-
masaran yang relatif panjang. Penggalian batugamping dapat dilaku-
kan dengan cara sederhana dan semua orang dapat melakukannya.
Hasilnya dapat langsung drjual kepada pihak pabrik pembakaran
kapur. Ditempat ini batugamping mengalarni proses pengolahan yaitu
pembakaran di tungku.Contoh lain pada pengusahaan kaolin, penambangan sangat
sederhana. Kaolin dari tambang diproses melalui tahap pencucian dan
pengendapan setelah itu dipanggang untuk dikeringkan, kemudian
digiling. Produk dari proses pengolahan ini berupa tepung kaolin yang
dapat dipasarkan sebagai filler ke pabrik cat, pabrik keramik dengan
persyaratan Yang tidak tinggi.Kaolin juga dapat diproses secara lebih canggih antara lain
melalui floatasi, filtering dan bleachirtg untuk menghasilkan produk
berupa bubuk kaolin berbutir sangat halus, bertekstur seragam, sangat
murni, bersih dari kotoran dan mengkilap, memiliki sifat high gloss
dan brightness dan tidak mudah bereaksi (chemically inert). Bubuk
kaolin berkualitas tinggi ini antara lain diperlukan oleh industri obat-
obatan. pabrik kertas berkualitas tinggi (yaitu untuk papercoating),
untuk bahan kosmetik dan lain-lain.Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
meningkatkan produk bahan galian industri diperlukan proses pengo-
lahan dengan kecermatan tinggi yang pada akhimya dapat mening-
katkan multiguna dari bahan galian tersebut sehingga pemasaran-
nyapun menjadi lebih luas. Kecermatan kerja diperlukan dalam semua
tahap kegiatan; eksplorasi yang teliti untuk menemukan dan
membatasi cadangan yang baik, jumlahnya harus cukup, kualitas
bahan galian harus serasi dan konsisten; kegiatan penambangan
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh bahan galian
dengan sedikit pengotoran. Agar dapat diperoleh bahan galian yang
konsisten komposisinya diperlukan pengolahan yang cermat baik
secara fisik maupun kimiawi. Hasil akhir memenuhi persyaratan yang
diinginkan konsumen.
BAB IV
BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BER.KAITAN DENGAN BATUAN SEDIMEI{
Mengacu pada Tushadi dkk. 1990 kelompok bahan galian inidibagi menjadi Subkelompok A: Bahan galian industri yang berkaitandengan batu gamping dan Subkelompok B: Bahan galian industri yangberkaitan dengan batuan sedimen lainnya.
A. SUBKELOMPOK A
1. Batu gamping
Dikenal batu gamping non-klastik, merupakan koloni daribinatang laut antara lain dari Coelenterata, Moluska dan Protozoa,Foraminifera dan sebagainya, jenis batu gamping ini sering disebutsebagai batu gamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koralyang merupakan anggota dari Coelenterata. Batu gamping inimerupakan pertumbuhan/perkembangan koloni Koral, oleh sebab itudilapangan tidak menunjukkan perlapisan yang baik dan belumbanyak mengalami pengotoran mineral lain.
Batu garirping klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi,sedimentasi. Oleh karenanya selama proses tersebut terikut jenismineral lain yang merupakan pengotor dan memberi warna pada batugamping yang bersangkutan. Akibat adanya proses sortasi makasecara alamiah akan terbentuk pengelompokan ukuran butir. Dikenal
39
ienis kalsirudit apabila batu gamping tersebut fragmental, kalkarenitapabila batu gamping tersebut berukuran pasir, dan kalsilutit apabilabatu gamping tersebut berukuran lempung. Tingkat pengotoran/kon-
taminasi oleh mineral asing berkaitan erat dengan ukuran butirnya.Pada umumnya jenis batu gamping ini dilapangan menunjukkan
berlapis. Adanya perlapisan dan struktur sedimen yang lain serta
adanya kontaminasi mineral tefientu yang akan memberi warna dalambeberapa hal memberikan nilai tambah setelah batu gamping tersebutterkena sentuhan teknologi.
Selain itu mataair mineral dapat pula mengendapkan batugamping yang disebut sebagai endapan sinter kapur. Batu gampingjenis ini terjadi karena proses kimia di alam, peredaran air panas alammaka melarutlah batu gamping di bawah permukaan yang kemudiandiendapkan kembali dipermukaan bumi.
Secara kimia batu gamping terdiri dari atas kalsium karbonat(CaCOr). Di alam tidak jarang pula dijumpai batu gamping
magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batu gamping
menjadi batu gamping dolomitan dengan komposisi kimiaCaCOrMgCOr. Hasil penyelidikan hingga kini menyebutkan bahwakadar Calsium Oksida batu gamping di Jawa umumnya tinggi (CaO >
50Vo). Selain magnesium batu gamping kerapkali tercampur dengan
lempung, pasir, bahkan jenis mineral lain.Pada umumnya batu gamping yang padat dan keras mempunyai
berat jenis 2. Selain yang pejal (masif) dijumpai pula batu gampingyang sarang (porus). Mengenai warna dapat dikatakan bervariasi dariputih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah, bahkan hitam.
Semuanya disebabkan karena jumlah dan jenis pengotor yang ada.
Warna kemerahan disebabkan oleh mangaan, oksida besi sedang
kehitaman karena zat organik. Batu gamping yang mengalami
metamorfose berubah meniadi marmer.Di beberapa daerah berbatu gamping yang tebal lapisannya
didapatkan gua atau sungai bawah tanah yang terjadinya berkaitan erat
dengan kerjanya airtanah. Air hujan yang mengandung COz dari udara
dan COz hasil pembusukan zat organik dipermukaan setelah meresap
ke dalam tanah dapat melarutkan batu gamping yang dilaluinya
40
sepanjang rekahan. Reaksi kimia yang berlangsung adalah:
CaCO: +2COz+ H2O-----+ Ca(HCO3)2 + CO2
Ca(HCO:)z larut dalam air sehingga lambat laun terjadilahrongga dalam bentuk gua atau sungai bawah tanah.
Seperti dijelaskan dimuka, secara geologi batu gampingmungkin berubah menjadi dolomitan (MgO 2,2Vo - lO,9Vo) ata:udolomit (MgO > l9,9vo) karena pengaruh pelindian (leaching) atauperesapan unsur magnesium dari laut kedalam batu gamping tersebut.Disamping itu dolomit juga diendapkan secara tersendiri ataubersamaan dengan batu gamping. Ada hubungan yang erat antara batugamping dan dolomit seperti yang dikemukakan oleh Pettijohn (1949).
Tabel 4. Tatanama batu gamping sesuai dengan kadar magnesium (pettijohn, 1949)
Nama batuan Kadar dolomit i7o) Kadar MgO (%)
Batu gampingBatu gamping bermagnesiumBatu gamping dolomitanDolomit berkalsiumDolomit
0-55-10
10-5050-90
0 - 100
0,1 * r,rt,t - 2,22,2 * 10,9
to,9 - t9,7t9.7 - 2t.8
Catatan: dolomit tidak larut dalam HCl.
Tempat Diketemukan
Penyebaran batu gamping di alam mudah dikenal pada fotoudara yang menunjukkan rona yang khas berwarna terang. Dalambeberapa hal kenampakan karst dapat dikenali pada foto udara, padapeta topografi ataupun dilapangan khususnya pada batu gampingnonklastik.
Tempat diketemukan dengan berbagai kualitas dan jumlahcadangan:o Aceh: meliputi Lam Teungoh, Kec. Pakan Badaeve, Kab. Aceh;
Krueng Raya, Kab. Aceh Besar; Ujung Pidie, Kab. Pidie; Bahr pahat,
Lhokseumawe, Kab. Aceh Utara; Pantai Barat Aceh, Kec.Lhokseumawe, Kab: Aceh Besar; Kec. lndrapuri, Kab. Aceh Besar;
41
Tapak Tuan, Kab. Aceh Selatan.
Sumatera Utara: Penen antara Kota Tinggi dan Ujung Menah Lapas,Bohorok antara'Ianjung Naman dan Selang Pungkur, Prapat sekitarDanau Toba; Tarutung; Balige.Sumatera Barat: Padang Tarab, Kab. Agam; Silungkang, Kec.Sawahlunto, Kab. Sijunjung, Bancah Lawas dekat Padang Panjang;Kolok sebelah barat Sawahlunto Kab. Sijunjung: Karang Putihselatan lndarung; Singkarak Kab. Tanah Datar.
. Riau:Kec. Kampar Kiri Kab. Kamparo Sumatera Selatan: Kec. Baturaja, Kab. Kc-rmering Ulu; Ds. Muara
Dua; Ds. Pedangan; Lahat.
Jambi: Siulak Deras Mudik, Kab. Kennci; Kotabaru, Kec. Danaur
Krinci; Muara Ponco Kec. Sungai Mahan; Sungai Fenuh.Bengkulu: Air Bandung Kiri dan Kanan, Kec. Lebong Utara; AirSaleh, Air Nyuruk, Air Panjang, Kec. Lebong Utara, Kab. I{ejangLebong; Muara Air Kasam, Kab. Rejang Lebong; I{ulu Air Palik,Kec. Kerkop Lubuk Durian Kab. Bengkulu Utara.Lampung: Pematang Emas antara I'ar4ung Karang - Ranrai; WaiMetro, Kec. Lima, Lampung Utara.Jawa Barat: P. Tunda, Kab. Serang, Pulau Panjang di teluk Banten;Muncang Kab. Rangkasbitung; Buluheum, Kec. Cipanas, Kab.Lebak; Jagabaya, Kec. Parungpan3ang; Jampang Tengah Kab.Sukabumi; Pangkalan Karawang; Tagogapu; Bongas, PalimananCirebon, Taraju, Tasikmalaya; Kec. Sukareja, Tasilcnalaya; Kec.Cibalong Tasilcnalaya; Kec. Cijulang, Kec. Pangandaran, Kec.Kalipucang.Jawa Tengah: Kab. Cilacap, Nusakambangan, Karangpucung,Karang-trawang, Darmakradenan; Karangbolong; Kebumen; Suko-lilo; Pati; Pamolan; Rembang; Pegunungan Selatan Wonogiri.Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Wonosari, PegununganSelatan.
Jawa Timur: Kec. Merakurak, Kab. Tuban; Kec. Kebomas, Gresik;lndro, Gresik, Kec. Babat, Kab. Lamongan; Baureno, Kab.Bojonegoro, Socah Timur, Kab. Bangkalan, Madura, Kec. Labang,
42
Kab. Bangkalan Madura.Kalimantan Barat: Kotawaringin, S. Pinoh, S. Melawi; Dayak kecil,Kasinhr dan Purukcau serta Jukin, Kp. Wonorejo, Kp. Pendreh, S.
Tiung, Gn. angah, Kec. Tewe Tengah, Kec. Gunung Timung; S.
Menawing, Bukitsari, Kec. Murung, Kab. Barito Utara.
Kalimantan Timur: Kp. Ujoh Halang, Kec. Long Iram, Kab. Kutai;batu Butok, Kab. Pasir; Desa Bebulu Darat (Rintik) Kab. Pasir; Ds.Lambangka, Kab. Pasir; Gn. Batu, Ds. Sesulu, Kab. Pasir; TelukSulaiman Kab. Berau.
Kalimantan Selatan: Pleihari, Manunggul, S. Satui daerah Peg.
Meratus; S. Jantung Timur Banjarmasin; Pandangbatung, Kandang-gunung; Cantung Kab. Kotabaru.
Bali: Prapat Agung, Kab. Buleleng; Sekiti; Nusa Penida, Kab.Klungkung; Bukit Unggaran Kab. Badung.
Nusa Tenggara Barat: Mangkung Kec. Praya Barat, Kab. LombokTengah; Pengembor, Kec. Sengkol, Kab. Lombok Tengah; Kete Kec.Praya Barat Kab. Lombok Tengah; Rumbitan, Turuai, Kec. Pujut,Kab. Lombok Tengah; Tente, Wera Barat, Sape, Kab. Bima; MojoKarangjati-Taliwang, Cereweh, Plampang, Kab. Sumbawa.
Nusa Tenggara: Labuhan Bajo, Kec. Komodo, Kab Manggarai;Lewoleba, Kec. Ili Nape, Kec. Omesuri, Kec. Banyusari, Kab. FloresTimur; Butik Hitokolok, Bukit Pedang, Bukit Talibu, Kab. Sikka;Atambua, Atapupu, Kab. Belu; Taelias, Eban, Moil Toho, Kab.Timor Tengah Utara; Ds. Alak, Kec. Kupang Barat, Kab. Kupang.Sulawesi Utara: Tinombo, Sumalata, Bolaang Mongondao, Wori, P.
Bunaken, P. Siladen, Kec. Belang, Kec. Bolalang, Kec. Lolak, Kec.Dumoga dan Kec. Maelang.Sulawesi Tengah: Tonassa, Kab. Pangkep; Bantimurung Kab. Maros;Bojong Kab. joneponto; Watan Soppeng Kab. Soppeng; Malusetasi,
Kab. Bamr;Takalar, Kab. Takalar.
Sulawesi Tenggara: Tanjung Ponopono, Gn. Puuwatu, LaimenaAnggoro; Pegunungan Marombea (Kab.Kendari); Wawo, Kab.
Kolaka;P. Muna, P. Buton, Kep. Wakatohi, Kep. Timoro.Maluku: Daruba; Morotai, Wasite, Fayaul, Halmahera Tengah, P.
43
Mandioli; Masohi di reluk Elpa, p. Seram; Tahuha; p.
Obi, W. Bujanana;P. Manggali Barat.o Irian Jaya: Bukit Mlabator; Mlasadin, Remu, S.
Klamono, Skandi, Kab. sorong, Abe pantai, Gn. Mer,Hitam dan Gn. Syakisro, Kab. Jayapura; BiakTeminabuan.
Saparua, P.
Warsansan,
Gn. TanahP. Misool;
Teknik Penambangan
Pada umumnya deposit batu gamping clitemukan dalam bentukbukit. oleh sebab itu teknik penambangan dilakukan dengan tambangterbuka dalam bentuk kuari tipe sisi bukit (side hill type). tJntukpenambangan skala besar pembongkaran dibantu dengan sistempeledakan beruntun dibantu peralatan berat antara lain escavator danripper (penggaru), sedang untuk penambangan skala kecil dilakukandengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco dan sekop. Apabilabatu gampingnya tidak keras, pemberaian dibantu dengan membuatsederetan "lubang" tembak yang diisi dengan lempung. Sesudahlempung diisikan pada masing-masing lubang lalu dituangkanpadanya air. Akibatnya lempung mengembang yang akhirnya denganbantuan "linggis" batu gamping mudah dibongkar.
Apabila skala penambangannya kecil, sistem yang diterapkandalam kegiatan penambangan adalah sistem gophering, mengikutibagian/jalur batu gamping yang relatif mudah dibongkar. Disampinghal tersebut teknik penambangan juga mempertimbangkan ukur-an/bentuk pembongkaran yang diinginkan. Mempertimbangkan kese-lamatan kerja sistem gophering tidak dianjurkan.
P e ng olaha n da n P e manfaatan
Cara pengolahan hasil penambangan sangat ditentukan olehrencana pemanfaatan/penggunaan batu gamping antara Iain untuk:o Fondasi rumatr/pengeras jalan/bangunan fisik lainnya.
Apabila disekitar daeratr/ditempat tersebut tidak didapatkan jenis
44
batuan beku,/batuan lain yang lebih keras, maka batu gamping dapat
climanfaatkan untuk keperluan tersebut. Untuk itu dipilih batu
gamping yang pejal dan tidak berlubang. Bentuk dan ukuran tidak
ada standart, tetapi seyogyanya mudah diangkat oleh tenaga manusia.
Bagaimanapun kerasnya batu gamping akan mudah lapuk dan larut
oleh air hujan. Oleh sebab itu batu gamping untuk fondasi rumah
disarankan untuk rumah yang tidak menahan beban berat. Disamping
itu fragmen batu gamping tidak disarankan untuk campuran adonan
semen cor, karena disamping batu gamping mempunyai kekerasan
rendah juga mudah larut dengan air yang bersifat asam.
Untuk pengeras jalan tidak disarankan untuk jalan yang menahan
beban berat. Apabila terpaksa dipergunakan untuk dinding saluran
atau bendung, dituntut pengerjaan yang sempuma, karena batu
gamping mudah larut dalam air yang mengalir. Batu gamping yang
dibuat berukuran krakal tidak disarankan untuk pengeras alas
bantalan rel kereta api. Apabila hal ini terpaksa dilakukan karena
tidak ada pilihan lain, maka pengontrolan harus lebih sering
dilakukan.Penetral keasaman tanah
Tanah yang terlalu asam misalnya di daerah gambut, tidak sesuai
untuk budidaya pertanian karena tanaman tidak dapat tumbuh dengan
baik. Dalam usaha untuk menetralkan keasaman tanah, salah satu
caranya dengan menambah kapur/batu gamping. K4rena batu
gu*pirg mudah larut dalam air dalam usaha penetrblan tanah
disarankan dipergunakan flagmen batu gamping yang berukuran
kerikil-kerakal, bukan berukuran pasir. Hal ini dilakukan dengan
maksud fragmen batu gamping tersebut dapat tahan lama sebagai
bagian dari tanah dan tidak mudah larut dalam air. Batu gamping
yang dimanfaatkan langsung dari hasil penanrbangan dan belum
dimatikan/dibakar.Kapur tohor dan kapur padam
Kapur tohor (quick lirne) dlhasilkan dari batu gamping yang
dikalsinasikan, yaitu dipanaskan dalam dapur pada suhu 600" C -900" C. Kapur tohor ini apabila disiram dengan air secukupnya akan
45
menghasilkan kapur padam (hydrated/slukecl quicklime) denganmengeluarkan panas. Pengkalsinasian batu gamping/dolomit tersebutumurnnya dilakukan dalam dapur tegak untuk produksr kecil-kecilandan dalam dapur putar (ftiln) untuk produksi besar-besaran. Sesuai
dengan bahan bakunya maka kapur yang dihasilkan adalah
itiI(I
Iir
e Batu gamping: CaCO3Batu gamping
9oo"c > cao+corKapur tohor kalsium
o Dolomit :CaCO3MgCO, -j4l{T- CaOMgO + CO2Dolomit Kapur tohor dolomitan
Reaksi bolak balik ini telladi pada tekanan 1 atm. Apabila tekananlebih besar dari I atm maka gas CO2 yang terbentuk akan bereaksi
dengan CaO dan membentuk kembali CaCOr (hard burnedlover-burneQ. Untuk menghindari ini suhu harus dinaikkan hingga 1000'C - 1200" C dan kapur tohor yang berbentuk harus segera
didinginkan. Kapur tohor tidak dapat disimpan terlalu lama karenadengan air dan udara (kelembaban) akan menimbulkan panas. Reaksikimianya sebagai berikut:
CaO + H20;------+ Ca(OH)2 + panasKapur tohor Kapur padamKalsium Kalsium
CaOMgO + H2O ;----) Ca(OH)2 Mg(OH)z + panasKapur tohor Kapur padamdolomitan dolomitan
Demikian pula CO2 dari udara menyebabkan kapur tohor tidak mumilagi karena terbentuk kembali Kalsium Karbonat.Reaksinya sebagai berikut:
CaO+CO. =CaCO.rDari uraian tersebut di atas disimpulkan bahwa mutu kapur to-hor/padam tergantung pada :
. mutu bahan asal/batu gampingnya
. cara memproduksinya.
46
Untuk menghasilkan kapur tohor yang memenuhi persyaratan ter-tentu diperlukan batu gamping tertentu pula. Unnrk bahan bangunanseyogyanya mengandung MgO cukup rendah dan ini dihasilkanapabila banr gampingnya berkadar MgCO3 rendah. Apabila kadarMgCO3 cukup tinggi seperti pada batu gamping dolomit makakemungkinan terjadi penurunan mutu kapur tohor yang diperoleh jikabahan tersebut dipakai sebagai bahan bangunan. Adapun keteranganproses sebagai berikut:o MgO yang terbentuk pada temperatur tinggi lebih sulit diseduh
dengan air dibanding dengan yang terbentuk pada suhu rendah.o Makin tinggi suhu yang dipakai makin tidak aktif zat tersebut.o Pembentukannya tidak dapat dihindari karena pada reaksi
penguraian CaCOr dibutuhkan suhu yarg lebih tinggi daripadauntuk menguraikan MgCO:.Suhu jadi lebih tinggi lagi apabila yang digunakan ialahbongkahan batu gamping yang lebih besar, MgO yang terbentukpada suhu agak tinggi dapat pula terseduh menjadi Mg(OH)rmeskipun lambat.
o Kehadiran MgO bersama CaO dalam bahan bangunan akanmenyebabkan kejadian sebagai berikut:o CO yang terjadi pada pembakaran normal lebih mudah
diseduh daripada MgO, akibatnya Ca(OH)z akan lebih cepat
terbentuk daripada Mg(OH)2 sehingga dalam campurantersebut terdapat MgO dan Ca(OH)z atau MgO dengan sedikitMg(OH)z dan banyak Ca(OH)z
o Pada pengerasan (setting) Ca(OH)z akan lebih dulu mengeras
[Ca(OH)z + COz = CaCO:r + H2O], sedangkan MgO belumatau baru akan mengalami penyeduhan, MgO + H2O =Mg(OH)2 yang disertai penambahan isi.
o Akibatnya dinding yang terbuat dari bahan tersebut akan retak-retak atau ada bagian yang meloncat.
. Apabila penyeduhan dilakukan diudara dan bahan bangunanitu digunakan setelah CaO dan MgO terseduh semua menjadiCa(OH)z dan Mg(OH)2 maka ada kemungkinan Ca(OH)2
41
bereaksi dengan CO2 (dari udara) menjadi CaCOr sebelumter pasang dan CaCOr tidak aktif lagi sedang MgO yang tidakaktifhanya berfungsi sebagai bahan pengisi (ballast).
Di Indonesia sampai sekarang belum ada standart tentang kapur tohordan kapur padam. Di bawah ini susunan kimia kapur tohor yemg
diperdagangkan di Amerika Serikat sebagai berikut:
Tabel 5. Susunan kimia kapur tohor yang diperdagangkan di Amerika Serikat(menurut A.I.M.E dalam lndustrial Minerals and Rocks/Lime th. 1970)
Mutu kapur tohor sebagai hasil kalsinasi dibedakan:o terbakar lunak (sofi burnecl) dengan sifat:
. kapurnya sarang,
. tidak begitu mengkeruto terbakar terlalu masak (hard burned, overburned)
o kurang sarang dan kompak. cukup mengkerut
Bahan untuk kalsinasi (pembuatan kapur tohor) yang paling baikadalah kayu karena tipis kemungkinan bahwa kapur tohor yangdihasilkan terlalu masak. Kayu terbakar dengan temperatur yangrelatif rendah tetapi dengan nyala yang panjang sehingga bongkahbatu gamping yang dipanaskan terselimuti seluruhnya nyala tersebutsehingga menimbulkan kondisi yang sangat baik untuk penyaluranpanasnya.
Dalam usaha difersifikasi bahan bakar Balai Penelitian Tambang danPengolahan Bahan Galian (1976) telah melakukan penelitian
Komposisi Kapur tohor kalsium( hi g h calcium q uickline)
Kapur tohor dolomitan(doLomitic quickline)
CaOMgosi02
Fe2Oj
Al2olH:OCor
93,28 - 98,000,30 - 2,50
0,20 - 1,50
0, l0 - 0,500,r0 - 0,s00, l0 - 0,900,40 - 1,50
55,60 - 57,5037,60 - 40,800,10- 1,50
0,05 - 0,400,05 - 0,500, l0 - 0,900,40 - 1,50
!48
pembakaran kapur dengan bahan bakar batubara dengan melakukan
modifikasi pada tungku rakyat.Di samping unsur pengotor sebagai akibat bawaan batu gamping
seperli telah diuraikan di atas, akibat pengkalsinasian, kapur tohordapat mengandung beberapa unsur pengotor lainnya antara lain inti(core) CaCOt yan1 tidak terbakar dan bahan-bahan yang teg'adi
akibat persenyawaan CaO dengan alumina, silika dan sebagainya.
Seluruh kadar bahan pengotor tersebut dalam kapur tohor berkisar
antara 4-10%.Di Amerika Senkat kapur kalsium (high calcium quicklime)
umumnya dipergunakan dalam bidang industri dengan standa( CaO> 90o . Untuk industri tertentu bahan pengotor seperti fosfor (P)
dalam industri karbid, belerang (S) dalam pembuatan baja, warangan(arsenat) dan Jloor (F) dalam pembuatan serbuk masak (bukingpowder) serta Fe2O3 (Oksida besi) ihlam pembuatan gelas
merupakan unsur yang tidak diingini.Bahan bangunanBahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan
untuk plester, adukan pasangan bata (mortel), pembuatan semen tras
ataupun semen merah" Di Indonesia kapur yang dipergunakan
umunmya adalah kapur kalsium, karena batu gamping di lndonesia
pada umumnya berkadar Magnesium rendah. Di Amerika Serikat
kapur kalsium un'rulnrlya dipergunakan dalam industn sedang kapur
dolomitan dipergunakan dalam bidang bangunan.
Syarat yang diperlukan sebagai standart adalah (CaO + Ivigo)minimum 95%; (SiO: + Al:O: + Fe2O3) maksimum 5o/,; COz
maksimum 3oh dan 70% lolos ayakan 0.85 mm. Kapur padam
apabila dicampur dengan tras akan membentuk semacam semen dan
apabila dicampur dengan serbuk bata akan membentuk semen merah.
Terjadinya sifat semen dalam campuran dengan kapur dan air oleh
kedua bahan tersebut karena kandungan oksida alumina dan silikayang bersifat asam dalam kedua bahan tersebut membentuk perse-
nyawaan sebagai berikut:
Ca(OH): + SiO2 + (n-1) H2O----+ CaO.SiOz nH2O (semen)
49
Ca(OH)z +AlzO: + 5HzO----+ CaOAlzO:6H2O (semen)
Daya tahan semen tras bertambah bila padanya ditambahkan semen
Portland sebanyak 10-15% atau kadar kapumya dinaikkan 40-60%.
Semen tras sangat baik dipergunakan ditempat yang lembab/berair
dan merupakan bahan murah dalam pembuatan batako.
Bahan penstabilan jalan raya
Pemakaian kapur padam dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya
termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengu-
rangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan
tersebut. Reaksi yang berlangsung diduga sama dengan pembentukan
semen tras. Pemakaian kapur padam sebesar 1-6o% sesuai dengan
keadaan tanah dan konstruksi jalan yang akan dibuat.
Bahan baku pernbuatan semen portland
Dalam pembuatan semen batu gamping merupakan bahan baku
utama. Untuk memproduksi satu ton semen diperlukan paling sedikit
satu ton batu gamping disamping lempung, pasir kuarsa dan gipsum
serta pasir besi. Pembuatan semen dapat dilak'ukan dengan dua cara
yaitu proses basah dan kering. Sebagai pedoman umlrm pabrik
dengan produksi semen lebih besar dari 1 juta ton per tahun biasanya
dipakai proses kering karena lebih ekonomis sedang proses basah
menguntungkan untuk pabrik dengan produksi dibawah I juta ton per
tahun.Bahr gamping sebagai bahan baku semen diperlukan kurang lebih 75
- 80% dari bahan baku seluruhnya. Beberapa persyaratan batu gam-
ping yang harus dipenuhi antara lain kadar CaO 50-55o/o; MgO mak-
simum 2% (di negara tertentu sampai 5%); kekentalan (viscositas)
luluhan 3200 centipoise (40% H2O); kadar FezOt 2,47o/o dan AlzO:
O,95yo. Seperli diketahui semen portland merupakan hasil yang dida-
pat dengan jalan memadukan CaO, Al:Or, Fe2O3 dan SiO: menjadi
satu campuran.Dari analisis kimia semen portland, proses reaksi antara oksida-
oksida adalah sebagai berikut:CzS : jika temperatur tinggi maka akan terjadi reaksi antara SiOz
dan CaO membentuk CzS (dikalsium sulfur)
)()
r ,'r .rJ,.l rl.rl),rl r;i\'lr'lrl);rlt scttttta ('3S ritcrrjacii C.S maka CaO1;rr,.,, ,:tl;r lr:rl iis ltrlebrltan dari ),anB diltu{uirkur
(',,'r . t,clcbiharr Al2C)j sclltua bcrcaksi dengan CaO membentukCrA (trikalsium aluminat = 3 CaO AlrO:).
C+AF : C4 AF (tetrakalsium alumina i'erit = CaO AI2O3Fe2O3) rnerupakan hasil reaksi dari FezOr + CaO + AlzOrntemhetrtuk Ca AF.
Jika temperatur makin tinggi, maka terjadi reaksi antara SiO: dan
CaO membentuk C2S, dan dapat mengubah CzS meniadi C:S.Unruk membuat semen dengan kadar CzS tinggi dilakukan pem-
bakaran dua kali, pertama pembakaran bahan mentah dan keduaclinker. Masing-masing mempunyai peran:. C:S; pemberi kekuatan paling banyak sepanjang masa terutama
kekuatan awal sampai umur 28 hari. CzS; pemberi kekuatan pada masa terakhir yaknijangka I tahun
dan selanjutnya, komposisi ini sifat khusus yang disyaratkan tidakada.
o C-rA; menurunkan suhu pembakaran hingga dapat menggunakanpanas yang lebih sedikit dan memberikan kekuatan awal denganwaktu I -3 hari
o C+AF; menurunkan suhu pembakaran dan memberikan kekuatan
semen dalam jumlah sedikit sekali atau hampir tidak ada.
Semerr po(land menurut ASTM dapat dibagi menjadi;o Semen portland tipel (regular ponland cement)
Merupakan semen portland biasa yang tidak memerlukanpcrsyaratan khusus dalam pengerjaannya, proses mengeras danpengembangan kckuatan lainbat, dipergunakan untuk konstruksibeton umum.
. Semen p-ortland tipe II (moderate heat of hardening portlandcemcnt)Merupakan semen portland yang penggunaannya memerlukanketahanan torhadap sulfat, dimana syarat-syarat konstruksi tidakbcginr berat, panas hidrasi sedang yang bersifat mengeras dan
pengembangan kekuatemnya lebih cepat
51
Semen portland tipe III (high earb strength portland cement)
Merupakan semen portland yang penggunaannya memerlukan
kekuatan awal yang tinggi pada permukaan setelah terjadi
penyekatan, mengandung trikalsium silikat (CrS) lebih tinggi
dibanding tipe I sehingga mengeluarkan panas hidrasi tinggi dan
cepat mengeras.
Semen portland tipe IV (low heat ponland cement)
Merupakan semen portland yang pengguniumnya memerlukan
panas hidrasi rendah mengandung tetrakalsium silikat (Ca AF = 4
CaO AhO:) dan dikalsium silikat (CzS = 2CaO SiO) tinggio Semen portland tipe V (sulfate resisting portland cement)
Merupakan portland semen yang penggunaannya memerlukan
tahanan yang tinggi terhadap sulfat, mengandung tetrakalsium
alumino fenite (C4 AF) tinggi, trikalsium sulfat (C3A) rendah
dibanding tipe I sehingg tahan terhadap zat kimia.
Pada umumnya semen di Indonesia mempunyai ketentuan kadar
CaO 250Vo. Menurut Standart Industri Indonesia kadar CaCO: t857o;MgO <5Vo dan CaO250Vo .
Unruk menghasilkan I ton semen beberapa pabrik semen di Indo-
nesia memerlukan bahan baku sebagai berikut:
PT. Semen Padang
PT. Semen Gresik
PT. Semen Tonasa
Batu gampingLcmpungBatuan silika (rijang)
Batu gampingLempungPasir silikaBatu gampingLempungPasir silika
1,25 ton0,23 ton
0,17 ton1,332ton0,268 ton
0.067 ton
7,22 ton0,25 ton
0.09 ton
Sebagai bahan tambahan adatah gypsum yang berfungsi untuk
memperlambat proses pengerasan semen apabila telah dicampur
dengan air.
Pembuatan karbidBahan utama untuk pembuatan karbid ialah kapur tohor (+ 60Vo) dan
').)
1..,,1..1 ,1t ,1o",,) l)rsilnrl)ulll rlrr clipcrlukar-r bahan lain seperti antrasit,
1r.tr.lt'rrrrr t.kr' (clrrlrorr black). Kapur tohor untuk pembuatan karbidnrt'rrrrrul AS lM (l 258 - 52 adalah: Total CaO minimum 92%;MgOrrrirksirlum l,l5o/o; SiO2 maksimum2oh1. Fe2O3 tidak lebih dari 0,5%;S maksimum 0,2oh; P maksimum 0$2%; hilang dalam pemijaranpada contoh yang diambil di tungku 4,0oh. Karbid merupakan bahanutama untuk pengelasan logam.Tambahan dalam proses peleburan dan pemumian bajaBatu gamping/dolomit dipakai sebagai imbuh pada tanur tinggi da-lam peleburan dan pemumian besi dan logam lainnya. Besi mengan-dung silika dan alumina sebagar unsur tambahan dalam proses pele-buran unsur tersebut bersenyawa dengan bahan pengimbuh berupakerak cairanlslag yang mengapung di atas lelehan besi sehinggamudah dipisahkan.Di samping itu batu gamprng ini diperlukan untuk mengikat gas-gasseperti SO2, H2S dan HF'. Pcnyebaran panas pada tanur metalurgiharus baik. Untuk itu drsyaratkan batu gamping mempunyai kadarCaO yang tinggi. Batu gamping/dolomit yang lunak akan hancursebelum tercapai titik cair logamnya. Persyaratan utama batugamping untuk keperluan ini; CaO minimum 52o/o; SO2 (maksimum)4'/o; Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3'/r; MgO maksimum 3,5oh; Fe2O5maksimum 0,650/o; sedang untuk dolomit MgO ll-l9o/o; SiO2maksimum 6ah; Al2O3 + Fe:O: + MgO maksimum 57o.
Bahan pemutih (Serbuk CaC-O:)Merupakan batu gamping hablur murni yang ditumbuk halus/digerusmenjadi tepung halus. Bahan bakunya merupakan batu gamping nonklastik yang, berwarna putih atau CaC03 buatan berupa hasil sam-pingan pembuatan basic magnesium karbonat dari dolomit. Syaratutama dari bahan pemutih adalah CaCO3 yang hampir mumi (CaCO3,98%), kehalusan * 325 mesh, plastisitas, daya serap terhadap minyak,wama putih bersih dan PH > 7,8. Bahan pemutih ini dipakai dalamindustri kertas untuk pemutih pulp, pengisi, pelapis (coating) danpengkilap yang dipakai dalam industri cat, selebihnya selain unhrkindustri kertas dipakai pula dalam pembuatan ban (industri karet)kertas sigaret, tinta putih, pasta gigi, mercon/bahan peledak, isolasi
a
a
53
kabel, obat-obatan dan industri kimia lainnya.
Soda abuBatu gamping dipakai untuk membuat soda abu dengan proses
amonia soda. Untuk memprodusir 1 ton soda diperlukan l-1,25 tonbatu gamping. Di Amerika batu gamping yang dipakai untukkeperluan ini, disyaratkan mengandung CaCOs 90-99o/o; MgCO3:0,6oh;Fe2(\ + AlzO: + SiOz: O,3oA.
Bahan penggosokPada umumnya dipakai dolomit (43% MgO3). Dolomit dikalsina-sikan menjadi MgO dan CaO yang tidak mengandung air,yanglazimdi sebut Vienna lime merupakan bahan penggosok pada beberapamacam logam dan mutiara. Penggunaan terutama dipakai sebagai
bahan penggosok dan pembersih barang/logam yang akan dipemikelsupaya unsur nikel dapat lebih meresap.
Pembuatan logam magnesium dan air laut
Pembuatan alumina; untuk melakukan desilifikasi pada penyin-teraannya.
FloatasrUntuk pemumian emas, air raksa, seng, nikel dan timbal, pembersihbijih uranium.
Pembuatan senyawa alkaliDalam industn alkali jenis batu gampingyang dolomitan merupakan
bahan utama. Syarat utama mengandung MgO:60/oSebagai pembasmi hamaSebagai warangan timbal (PbAsO:) dan warangan kalsium (CaAsO:)atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan.Bahan pupuk clan insektisida dalam pertanianDalam pertanian batu gamping umumnya dipakai dalam bentukserbuk apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatiftidak banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium danmagnesium yang berkurang akibat panenan, erosi serta untukmenggemburkan tanah. Kapur padam dipergunakan sebagai desin-fektan pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos dansebagainya.
54
Bahan keramikDalam industri keramik, batu gamping dip*ai sebagai imbuh untukmenurunkan suhu leleh benda-benda keramik. Tujuannya untukmempengaruhi pemuaian panas masa sesudah dibakar, sehinggasesuai dengan pemuaian glasir. Dengan demikian glasir tidak retakatau lepas. Pemakaian banr gamping untuk benda keramik + l}Vc.Batu gamping ini juga dapat diganti dengan kuarsa.
GlasirBatu gamping dipakai dalam jumlah sedikit dalam pembuatan glasir.Susunan glasir terdiri dari frit 9l,47at kaolin 8,67o. Fnt dibuat daricampuran meni timbal 44,3Vo, asam borat l2,l7o; kaolin 9,3Vc ktarsa26,0Vo dan kapur 8,37o. Baiu gamprng yang dipergunakan disya-ratkan: CaCOr minimum 977o, FezO", maksimum 0,3olo SiOz 2,007cdan SOr 0,17o.
Industri kacaDalam pembuatan kaca diperlukan + 507o pasir silika dan bahan lainseperti soda (NaCO3), kapur dan lain-lain. Kapur dapat berasal daribatu gamping atau dolomit. Persyaratan batu gamping menurutstandar Perancis mempunyai kadar SiO2 0,96Va, Fe2O3, O,04Vo, AlzOt0,147o, MgO 0,l5%o, CaO 55,87o. Untuk dolomit dengan standarPerancis adalah SiO2 0,l5Vo, FetOt 0,037o, AlzOt 0,05Vo, MgO20,807a dan CaO 3l,8Vo.
Bata silikaUntuk pembuatan bata silika, kapur diperlukan dengan persyaratanCaCO: minimum 9O7o; MgO maksimum 4,57o; FezO3 + Al2O3
maksimum l,5olo, SiO2 + yang tak larut maksimum 37o; COZmaksimum 57o.
Bahan tahan api
Dikenal dengan nama "dead burned dolomite" umumnya dipakaisebagai pelapisan (linind tanur peleburan baja. Bahan dibuat daridolomit dengan komposisi MgCOr 357a, SiOz maksimum 1,07o
Fe2Or maksimum l,SVo, AlzO3 maksimum 1,5 sisanya sebagai
CaCOr. Bahan ini dibakar sedemikian rupa sehingga hasil yang
diperoleh adalah tidak aktif lagi (secara kimia).
55
. Penjemihan airDalam penjernihan pelunakan air untuk ind,lsrri, kapur dipergunakanbersama-sama dengan soda abu dalarm proses yang dinamakan proseskapur soda. Kapur menghilangkan bikarbonat sebagai penyebabkekerasan sementara pada air. Air kotor yang banyak mengandungbakteri akan bersih selama 24-48 jam apabila dibubuhi kapur yangcukup banyak, dernikian pula air yang keruh akan menjadi jemih.Air yang mengandung CO2 dinetralkan oleh kapur untuk meng_hindari dari karat pada pipa yang menyalurkan kekonsumerr. Kapurdolomitan dipakai untuk rnenghilangkan silika dari eir paclrr ketel-keteluap. Dengan mempergunakan kapur dalam penjernrhan air jugadiendapkan besi, mangaan, senyawa florida. Kapur juga dipergu-nakan untuk membersihkan sampah buangan pabrik.
2. Dolomit
Kebanyakan dolomit didapatkan bersama-sama dengan batugamping. Dolomit umumnya terjadi karena proses pclindihan(leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedaram batugamping. Proses ini disebut dengan proses dolomitisasi yaitu prosespenggantian Ca oleh unsur Mg. Berdasarkan atas jumlah mine-rallunsur dolomit (Mg CO3) maka dibedakan
CaCO: = l00Vo dikenal sebagai batu gampingCaCO,+>107o Mg CO3 dikenal sebagai batu gamping
dolomitanCaCO.+> 45Vo MgCOr dikenal sebagai dolomitBerkaitan dengan hal tersebut di atas karena surnber rrragnesium
berasal dari air laut sedang bahr gamping menjadi dolomit karenaproses pelindihan maka kcbanyakan secara stnrr.iqr',rl-is dolomitdidapatkan dibagian bawah dari satu scri batu gampirrg. Di sampingitu dolomit dapat diendapkan tersendiri sebagai evaporir. I)olonrirsendiri masif, butiran halus hingga kastrr. hqru,arna lbn-ahu putih,kebiruan, kunin. :lenrarr iristal berbentuk hexagouul. I)olornrt ticlaklarut dalam HCl, kadaug dijurrrpai bersama halir dln gipsunr.
56
Kekerasannya antara 3,5 - 4 dengan Berat Jenis 2,8 - 2'9'
Tempat Diketeruukat,
Telah dir:raikan di atas dolomit didapatkan berasosiasi dengan
batu gamping. Tempat diketemukan antara lain
o Daerah Istimewa Aceh: daerah Kungkr Aceh Tenggara
o Sumatera Utara: Pengoloan Tapanuli Selatan
o Sumatera Barat: Kp. Manggis, Lubuksikaping
o Jawa'Iengah: Pamotan
o Jawa Timur: Tamperan' Kab. Pacitan, Gtr' Ngaten, Gn' Ngimbang
Tuban, Sekapuk, iab. Gresik' Sedayu, Kab' Tuban' Gn' Klakak Kab'
Gresik. Socah Bangkalan, G' Lengis Kab. Gresik, Pacitan Lamongan
. Timor Timur: Abe Pantai sekitar Gn" sejahiro' Gn' Mer dan Tanah
Hitam.
Teknik Penambangan
SePeni Penambangan baltt gamPing
Pengolahan dan Pemanfoatan nYa
. BahanbangunanPenggrrnaannya tidak jauh berbeda dengan batu gamprng
. Sebagai kapurtohorProses kalsinasi dilakukan seperti pada batu gamping. Apabila
sesudah proses kalsinasi didapatkan kapur tohor dolomitan
(CaOMgO) maka bahan ini cukup baik untuk campuran adukan
purungun bata (mortel) tetapi tidak baik untuk plaster (lihat uraian
pada batu gamPing)
. Bahan tahan aPi (reliaktori)
Pada tungku pemanas atau nrngku pencair (lihat uraian pada batu
gamping pada pembahasan bahan tahan api)'
o Penggosok
57
Lihat uraian pada batu gamping pada pembahasan penggosoko Pertanian
Sebagai pupuk sumber unsur Mg dan pengatur PH tanaho Industri kimia
Sebagai bahan baku untuk membuat/mendapatkan logam mag-nesium.
3. Kalsit
Merupakan mineral kalsium karbonat yang murni. Jenis mineralini terjadi karena penghabluran kembali larutan batu gamping akibatpengaruh air tanah/hujan. Endapan kalsit diketemukan berupapengisian rongga, tekanan dan kekar, sehingga jumlahnya tidakbanyak karena sifatnya setempat-setempat. Mempertimbangkan cara
terbentuknya dan sifat batu gamping klastik maupun batu gampingnon klastik, kemungkinan dijumpai endapan kalsit sangat besardidaerah batu gamping non klastik. Kemungkinan akan menjadibertambah besar tentang keberadaan endapan kalsit apabila batugamping non klastik mengalami proses perlipatan/tektonik sehinggaterbentuk rekahan dimana endapan kalsit berada. Oleh sebab itu pada
umumnya didapatkannya kalsit berkelompok mungkin dapat luasataupun sempit penyebarannya.
Selain karena proses penghabluran kembali, kalsit juga dapatterbentuk karena proses metamorfose kontak atau regional pada batugamping yang diterobos oleh batuan beku. Kalsit dapat pula terbentukakibat proses hidrothermal temperatur rendah dan berasosiasi dengansenyawa sulfida. Mineral kalsit dengan rumus kimia CaCO:dipergunakan sebagai skala kekerasan Mohs berderajad 3, denganberat jenis 2,71, sistem kristal heksagonal, mempunyai warna berva-riasi, yang murni tidak berwarna (colorless), putih, coklat, kuning ataukehijauan. Warna tersebut akibat kontaminasi mineral lain misalnyaoksida besi (coklat-kemerahan), mangaan (coklat kehitaman).
58
Tempat Diketemukan
Kalsit pada umumnya dijumpai berasosiasi dengan
gamping khususnya pada batu gamping non-klastik. Kalsitbernilai ekonomis didapatkan antara lain di:o Daerah Istimewa Yogyakarta: Samigaluh Kab. Kulon Progo,
Semanu, Ponjong dan Tepus Kab. Gunung Kidul.
a
a
Jawa Timur: Klepu, Beji, Ledok Gelem, Poko Kec. Pringkuku;
Talem, Gn. Tumpuk, Kepil, Kab. Pacitan, Trenggalek, Tanen, BukitGubik, Kalidawe, Denok, Panggung, Wuni, Tulungrejo, Kab.
Tulungagung; Bantur Selatan, Wonogoro, Gedongan, Sumberman-jing wetan, Sendangbiru, Tambakrejo, Bowotrate, Kab. Malang.
Nusa Tenggara Barat: Desa Sari Kec. Sape, Kab. Bima.
Sulawesi Selatan: Bojong Kab. Jenoponto.
Teknik Penambangan
Seperti telah diuraikan di atas kalsit terdapat berkelompokberasosiasi dengan batu gamping. Oleh sebab itu kalsit ditambang
dengan mempergunakan peralatan sederhana antara lain gancu,
linggis. Demikian sederhananya dan tidak memerlukan keahlian
khusus sehingga dapat dilaksanakan oleh masyarakat/pertambangan
rakyat. Kalsit dapat pula dikumpulkan dari hasil sampingan
penambangan batu gamping.
P e ng olahan dan P emanfaatanny a
Kalsit yang dikumpulkan dari tempat penambangan dipisah-
pisahkan (sortasi) berdasarkan atas warnanya. Kemudian dibersihkan
dari kemungkinan masih terikutnya batu gamping. Proses selanjutnya
dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran yang menempel,
kemudian dikeringkan dan digerus sehingga menjadi serbuk yang
halus. Serbuk ini dimanfaatkan sesuai dengan kepentingan baik
melewati kalsinasi atau tidak dikalsinasi.o Keperluan optik
batuyang
o
a
59
Kristal kalsit yang tidak berwarna dipergunakan untuk prismapolarisasi pada mikroskopKeperluan industriSebagai bahan pemutih dan pengisi ffiller), cat, gelas, plastik, karetdan penetral asam, industri farmasi, pengecoran logam.Keperluan industri kertas
Dengan bergesemya teknik pembuatan kerlas dari asam ke netral atau"alkalin" maka kedudukan kaolin yang selama ini dipakai sebagaibahan pelapis tergeser oleh kalsit. Dengan cara ini kerlas yangdihasilkan mempunyai daya serap tinta yang lebih baik dan tidakmemantulkirn cahaya.
o PertanianSerbuk kalsit dapat dipergunakan sebagai fertilizer/pupuk sebagaipenetral tanah asam.
4. Marmer
Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil prosesmetamorfose kontak atau regional dari jenis batu gamping. Oleh sebabitu jenis dari marmer sangat tergantung dari jenis batuan asal. Warnaasli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang justrumembuat marmer menjadi menarik. Mineral pengotor antara laingrafit memberi warna hitam-coklat, pyrit, ilmenit memberi warnacoklat-kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jurnlahsedikit mineral lain yaitu dolomit, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas,epidote, diopsid, piroksen, tremolit, wolastonite, visuvianite, forste-rite, olivin, talk, brucit, serpentin dan periklas. Disamping itu tingkatmetamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari zeolitefacies hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan petrografi.Berdasarkan atas kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitumarmer ordinario untuk bangunan dan marmer statuario untuk senipahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles menunjukkan gambaranyang bervariasi dan dikenal dengan istilah tekstur. Berdasarkan atasteksturnya marmer diklasifikasi sebagai berikut:
t,
a
a
O
a
a
a
a
a
Statuary rnarble
Architectural marble
Ornamental marble
Onix marble
Cipdin marble
Ruin marble
Breccia marble
Shell marbleBerdasarkan daya
60
tekstur lembut, putih bersihwruna, tekstur, mutu dan kekuatan bagus
warna indah dan bervariasi: mangandung dolomit/arorganit, transparanmengandung mika dan talktekstur halus dan seginya tak teraturtekstur kasar dan persegi
terdapat fosil.aus dan kekuatan tekan marmer dibedakan:
Kelas Daya aus (mm/menit) Kuat tekan (kg/cm2)
I
2
3
4
< 0.1000.100 - 0.1300.130 - 0.1 60
< 0.160
r 500 - 2000r200 - 1400990 - I 100
300 - 800
Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arahpemotongan terhadap pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknikpolesan (polishing). Disamping itu retakan rambut sering terjadi padamarmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitasmarmer. Untuk mengetahui adanya retakan rambut pada permukaanmarmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakanrambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus.
Marmer tidak tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itubahan yang terbuat dari marmer seyogyanya terhindar dari sinarmatahari atau air hujan agar polesan tahan lama.
Tempat Diketemukan
Marmer terbentuk sebagai akibat metamorfose regional ataupunmetamorfose kontak. Pada metamorfose kontak tingkat metamor-fosenya bertahap makin rendah apabila menjauhi instrusi batuan beku.Oleh karenanya sering masih terlihat struktur asli dari batugampingnya. Kenampakan demikian yang menunjukkan batu gamping
a
a
a
61
sudah berubah menjadi meta sedimen. Gradasi metamorfose yangdemikian tidak akan didapatkan pada marmer yang terjadi sebagaiakibat proses metamorfose regional. Tempat didapatkannya marmeradalah:r Sumatera: Daerah P. Nias dan Tapanulio Jawa Barat: Daerah Palimanan di G. Kudo, G. Kromong (marmer
biru)o Jawa Tengah : Daerah Banjamegara di G. Kebunrh, Bernal, Bukit
Jiwo, G. Djokotua Bayat KlatenJawa Timur: Daerah Panggul, Tulungagufg, CampurdaratDi daerah ini pernah berdiri: PT. Industri Marmer Indonesia.TulungagungSulawesi: Daerah sekitar TonasaTimor: Daerah sekitar KupangIrian Jaya
Teknik Penambangan
Tujuan utama penambangan marmer adalah memperoleh blockmarmer sebesar-besarnya. cara penambangan dapat dilakukan denganalat sederhana atau dengan gergaji yang diawali dengan pembuatanlubang. Metode penambangan dengan sistem kuari berjenjang akanmencegah kerusakan.
Pe ngolahan dan Pemanfaatan
o Bahan bangunano Setelah block marmer diperoleh kemudian digergaji dengan bentuk
yang diinginkan dan dipoles dalam bentuk tegel, baik untuk dindingataupun lantai.
o Industrirumah tanggaSesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung, hiasan ataupunmeja. Pecahan dari marrner dimanfaatkan untuk tegel campuransemen.
62
5. Oniks
Endapan oniks mempunyai komposisi kimia CaCO-r terdiri darimineral kalsit yang berlapis dengan ketebalan dan pola yangbervariasi. Umumnya berwarna putih kekuningan dan agak beningsehingga tembus pandang. Oniks terjadi pada rongga atau tekananbatu gamping yang berasal dari larutan kalsium karbonat baik yangterjadi pada temperatur panas atau dingin. Bila oniks ini terkenaproses metamorfose maka akan terbentuk oniks marmer. Sepertimarmer, oniks tidak tahan terhadap larutan asam oleh sebab itudisarankanjangan sampai terkena air hujan.
Tempat Diketemukan
Endapan oniks yang sudah diketahui keberadaannya antara laino Jawa Barat : Ciniru, Kab. Kuningano Jawa Tengah: Daerah Wirosari. Jawa Timur : Desa Jari, Kec. Bubulan, Kab. Bojonegoro; P. Bawean
Kec. Sangkapura, Kab. Gresik; Petiken, Kab. Mojo-kerto
Teknik Penambangan
Seperti penambangan marmer
P e n g o lahan dan P e manfadt an ny a
Oniks digergaji/digerenda sesuai dengan peruntukannya. Kare-na sifatnya yang tembus pandang dan berwarna putih kekuninganoniks dimanfaafkan sebagai:o Untuk hiasan/omamen
Dibentuk sebagai asbak, vas, lampu duduk/gantung atau bentukan
dekorasi lainnya.
63
6. Fosfat
Endapan fosfat di Indonesia terdapat dibeberapa gua diIndonesia dalam berbagai bentuk dari butiran, bongkahan sampaibongkahan besar. Endapan fosfat guano dengan komposisi kalsiumfosfat terdapat sebagai endapan permukaan, endapan gua dan endapanbawah permukaan. Secara garis besar proses pembentukan ketiga jenisfosfat guano ini adalah sama yaitu merupakan hasil reaksi antara batugamping dengan kotoran burung dan kelelawar yang mengandungasam fosfat karena pengaruh air hujan atau air tanah.
Endapan fosfat permukaan umumnya terdapat dilapisan teratasbatu gamping klastik, endapan fosfat bawah permukaan terdapatdalam rongga pada tubuh batu gamping terumbu sedang endapanfosfat gua terdapat di dasar gua batu gamping dan berasal dari kotorankelelawar dan burung. Batuan fosfat merupakan batuan yangmengandung apatit. Dikenal 4 jenis apatit yang sering didapatkandalam fosfat yaitu:
Apatit :Ca5(POa)3$Ce)Hydroxyapatit :Cas(PO+)rOHOxyapatit : Caro(PO+)r(COr)Carbonate apatit : Caro(PO+)o(CO.,XHzO)Endapan fosfat di alam berwarna abu-abu, kebiruan, hitam,
jingga hingga putih kotor. Penggolongan fosfat didasarkan atas kadarPzO-s. Fosfat yang terdapat di Jawa rata-rata berkadar PzOs 30-40Vo.
Tempat Diketemukan
Di Indonesia penyebaran batu gamping sangat luas, demikianjuga dijumpainya endapan fosfat berhubungan erat dengan keberadaanbatu gamping. Tempat-tempat diketemukan endapan fosfat antara lain:o Daerah Istimewa Aceh: Gua Sigeum di Desa Monikeum, Kec.
Lhoknga Kab. Aceh Besar: Gua Truh Desa Monikeum Kec.Lhoknga, Kab. Aceh Besar; Gua Tujuh Desa Kulee Kec. Batee, Kab.Aceh Besar; Gua Gle Teumiga Kp. Krueng Tunong, Kec. LamnoJaya Kab. Aceh Barat.
I
i
64
Sumatera Utara: Gua Telpus, gua air dekat Kp. Namada daerah Lau
Buluh Kab. Tanah Karo.
Jawa Barat: Gn. Jambu Kec. Leuwiliang Kab. Bogor; Jampang
tengah Kab. Sukabumi; Nyalindung Kab. Sukabumi; Gn. CibentikCileungsi Bogor, Cibunut, Cileungsi Bogor; Dewa Sawarna Kab.
Lebak; Desa Cihideung Kab. Lebak; Desa Bayah Kab. Lebak; Kp.
Paliamanan Cirebon; Desa Bojongmanik Kab. Lebak; Cigugur Kab.
Ciamis; Desa Babakan Kec. Parigi Ciamis; Desa Batukoras Cijulang,
Ciamis; Desa Cikalong Pangandaran; Padaherang Kab. Ciamis;Tunggiling Kalipucang, Ciamis.Jawa Tengah: Margasari Kab. Tegal; Pemalang Pekalongan; Jekenan
Semarang; Kendal; Keling; Sukolilo Kab. Pati; Branti KayemGrobogan Pati; Karangrayung Grobogan; Sawangan, Ajibarang;
Salaman Kab. Magelang; Ajibarang Kab. Banyumas; Wuryantoro
Kab. Wonogiri; Baturetno Kab. Wonogiri; Pracimantoro Kab.
Wonogiri; Jatilawang Kab. Kroya; Gua Banteng Gombong;Karangbolong , Turian Kebumen Ponjong Gn. Kidul; Semanu Gn.
Kidul.Jawa Timur: Semanding Tuban; Palong (timur Tuban) Kab. Tuban;
Blitar Selatan Kab. Blitar; Babat Ka. Lamongan Kab. Gresik; Gn.
Malang Panceng Gresik; Paciran Kab. Lamongan; KemantrenPrupuk Kab. Gresik; Sedayu Kab. Gresik; Karawang, Bangkalan
Madura; Komundung, Pamekasan Madura, Sumenep Madura.
Kalimantan Timur: Bukit Kapur dekat Kp. Ujoh Kab. Kutai; Gua
Bukit Kapur di Kp. Sanggulan Kec. Sebulu Kab. Kutai; Gua G.
Perigi Kec. Long Ikis Kab. Pasir; Gua Batu Desa Sesulu Kab. Pasir.
Kalimantan Selatan: Telaga Langsat (sebelah timur Kandengan) Kab.
Hulu Sungai Selatan; Padang Batung; Gn. Batuhapu;Gn. Talikur.Timor Timur: Kp. Daemena, Desa Abo Kec. Quelicau Kab. Baucau;
Kp. Laleia, Kec. Vemasse Kab. Manatuto.
Sulawesi Tenggara: Gua Laboranda, Lawela P. Buton; Gua Laompo,Gua Masiri, Gua Lokulepa dan Gua Reno, P. Buton; Gua Bahari Ds.
Wapulaka, Kec. Sampolawa, P. Buton; Gua Lalole, Gua
Kagundigundi, Gua Pagalompa, Kec. Bantauga, P. Siompu.
65
o kian Jaya; P. Ajawidi barat laut Salpiori, Ajam Aru dekat Kp.Soroan.
Teknik Penambangan
Penambangan fosfat pada umumnya dilakukan dengan carasederhana. Hal ini terpaksa dilakukan karena cadangan endafan fosfatrelatif sedikit. Untuk cadangan endapan fosfat yang cut<up besar,penambangan dilakukan semi mekanis seperti C.v. tri Dharma diJawa Barat; c.v. Fackindo di Jawa Timur dan c.v. Masyarakat danPT. Tri Ubaya Paksi di Jawa Timur.
P e n g olahan dan P e manfaatan
Pengolahan fosfat cukup sederhana. Dari hasil penambanganfosfat yang tercampur tanah dicuci, kemudian diplcah sampaiberdiameter 3 cm, dikeringkan dengan sinar matahari, selanjutnyadigiling dan diayak sampai berupa tepung berukuran g0 mesh.Pemanfaatannya:r Pertanian
Dipergunakan sebagai pupuk baik pupuk buatan (TSp dan DSp)maupun pupuk alam untuk tanah yang asam.
r IndustriDimanfaatkan dalam industri untuk pembuatan detergen, asam fosfatdan industri kimia lainnya.
7. Rijang
Rijang (sio2) terbentuk dari proses repracernent terhadap batugamping oleh silika organik atau anorganik. Rijang berbutir .ungu,halus (crypto crystalline) umumnya berwarna kemerah-merahan(merah hati), kadang-kadang berwarna kehijauan atau kehitaman, nilaikekerasan 7.
I
66
Tempat Diketemul<an
Kebanyakan rijang didapatkan di sungai sebagai endapan
aluvial. Dengan demikian baik bentuk, ukuran warnanya sangat
bervariasi. Tempat dijumpainya rijang antara lain:
o Daerah Istimewa Aceh: Sungai Tutut, Meulaboh, Aceh Barat;
Blangkejeren Aceh Tenggara;
Jawa Barat: Cigelang Kab. Sukabumi; Waluran Kab' Sukabumi,
Pelabuhan Ratu, Kab. Sukabumi;
Jawa Tengah: Tirtomojo, Kab' Wonogiri; Kismantoro dan
Pracimantoro Kab. Wonogiri;o Jawa Timur: Sungai Cepoko, Sungai Winong, Sungai Kedung Semar
Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo; Sungai Ngrendeng Kec' Tulakan,
Kab. Pacitan;Badegan Kab' Ponorogo, Arjosari Kab' Pacitan'
o Kalimantan Barat: Sungai Kapuas;
o Kalimantan Selatan: Kp. Simpang Empat; Martapura, Kab' Banjar;
r Sulawesi Selatan: S. Tandiwoto, Lengkuna, Bakumponbini; Tondo;
o NusaTenggaraTimur: Wowonato.
Teknik Penambangan
Rijang kebanyakan didapatkan sebagai endapan aluvial, 9:'g*demikian pinambangan dilalcukan dengan cara sederhana. Karena
jumlahnya sedikit kebanyakan pencarian dilakukan oleh rakyat'
P e ng olahan dan P emanfaatannY a
Rijang termasuk sebagai bahan batu setengah permata. oleh
sebab itu kebanyakan dibentuk sebagai hiasan (ornament). Pengolahan
di awali dengan rencana penggunaannya. Oleh sebab itu dengan
gerenda dan gergaji bongakahan ruang dibentuk sesuai dengan
feinginan, kemudian dipoles hingga mengkilap. Dengan berbagai
desain polesan rijang siap untuk dipasarkan. Membentuk batu
setengah permata untuk perhiasan dilakukan dengan jiwa seni. Di
daerul Wonogiri terdapat Unit Bina Industri Batu Mulia (UBIBAM)
67
Sri Giri Sejati Wonogiri sebuah anak perusahaan binaan dariPerusahaan Negara Pusri Palembang yang mendidik, melatih danmembina para calon pengrajin batu mulia.
8. Gipsum
Gipsum dengan rumus CaSO+2HzO mempunyai kekerasan 2dan dipakai sebagai salah satu standart kekerasan Mohs. Dilapangangips didapatkan dalam bentuk lembaran pipih, kristalin, serabutdidaerah batu gamping, batu gamping dan fumarole. Konsep utamaterbentuknya gips adalah terdapatnya Ca*2 dan SOa-2, yang tersebutterakhir dapat berasal dari belerang (S) atau pirit (FS2). Adanyakondisi reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan(misal pada batulempung) akan menghasilkan gipsum yang berlembarpipih. Adanya fumarol dari daerah batuan yang bersifat karbonatanakan menghasilkan gips kristal. Demikian pula adanya pirit (FeSr.Disamping itu gipsum berbentuk akibat hidrothermal yang berdekatandengan batuan karbonat akan menghasilkan gips kristal sepertididapatkan di daerah Ponorogo. Secara teoritis gipsum mempunyaikomposisi CaO 37,6Vo, SOt 46Vo dan HzO 20,9Vo. Dipasaran dikenal:o Gelas maria = selenit; lembaran gips dengan ukuran cukup besar dan
tembus pandangr Gips serat atau dikenal pula sebagai gips sutrao Alabaster;jenis gips yang berutir halusr Batu gips; berbutir halus sekali dan kompak
Gipsum sering didapatkan bersama dengan halit dan anhydrit(Gips: CaSO+ 2HzO; Anhydrit CaSO+).
Tempat Diketemukan
Seperti diuraikan di atas gips didapatkan dalam berbagai bentukkristal. Tempat didapatkannya gips antara lain:o Daerah Istimewa Aceh: Pante Raya, Kec. Trenggading, Kab. Aceh
Utara didapatkan berwarna bening, berupa bongkah dengan ukuran
68
sampai 30 cm.. Jawa Barat: Jati, Cibareng, Teluk Jambe Kab. Karawang; Cidadap
Tasikmalaya; Subang dan Sumedang;o Jawa Tengah: Jatingaleh, Semarang dan Gaplok Kab. Blora;
Mojosari, Sedan, Tanjung Sulang, Ngandang Kab. Rembang;. Jawa Timur: Bukul, Kec. Slahung, Kab. Ponorogo dijumpai inengisi
rekah-rekah pada andesit; Bojonegoro, Kalianget, Madura.o Kalimantan Timur: Sedadap, P. Nunukan, P. Sebatik Kab. Bulungan;
Sungai Belayan, Kab. Kutai.o Nusa Tenggara Barat: Ds. Kuta, Pujut Lombok Tengah,o Nusa Tenggara Timur: Teun, Boutena, Lamaknen; Managa,
Lamakera, Kukuwerang Kec. Solor Timur (dijumpai berupa lensa-
lensa pada batuan dasit terubah),o Sulawesi Tengah: Polipobom Kab. Donggala,o Sulawesi Selatan: Cangkareng, Kab. Soppeng (diperkirakan
terbentuk akibat proses penguapan air laut pada zaman Miosen-Pliosen);Laballe, Kec. Ajangale Kab. Bone (berbentuk urat-urat pada
batu lempung).
Teknik Penambangan
Teknik penambangan dilakukan dengan sistem kuari denganperalatan sederhana ataupun dengan sistem gophering apabila bentukdeposit sebagai retas-retas atau mengisi bongkahan.
P e n g olahan d an p e manfaatanny a
Gips yang diperoleh dari tempat penambangan dibersihkan darikotoran kemudian dicuci dengan air lalu dikeringkan. Apabila diingin-kan akan dibuat tepung gips, harus dirubah dahulu gips (CaSOa zHzO)menjadi anhydrit (CaSO+) dengan cara dimasukan dalam tungkupemanas. Keluarkan gips yang masih dalam bentuk kristal dari oven.Gips yang telah berubah menjadi anhydrit siap untuk dibuat serbuk.o Bahan tanrbahan semen portland
il
69
Dalam jumlah yang relatif sangat sedikit gips dalam bentuk kristar di-campur bersama dengan bahan baku semen portland untuk bersama-sama dipanaskan/dicampur dalam kiln. Tujuan menambah.gips kedalam semen, agar semen tidak cepat membeku apabila diadukdengan air.
o Bahan plesterAnhydrit dalam bentuk serbuk diaduk dengan cairan perekat dan siapdipergunakan untuk plester dinding
o Bahan pembuat cetakanSerbuk anhydrit ditambah air secukupnya. Bahan campuran ini siapuntuk dipakai sebagai bahan pembuat cetakan
r KedokteranSerbuk anhydrit direkayasa untuk spalk.
e Bahan pembuat kapur tulisSerbuk anhydrit dicampur dengan air. Adonan ini siap untuk dicetakmenjadi kapur tulis.
o Alat optik dalam mikroskop polarisasiGips yang pipih untuk keping gips. Dengan adanya keping gips yangmerupakan asesori pada ntikrosk,,n ,",roOufi maka identifikasi suatumineral dapat lebili rtr:rta.
o Industri kimiaSebagai bahan utanta pcrnbtilrt .r\arrr \ull:tl
o Industri makanalrDicampur dalanr be.tuk arrlrrrlrit dengan bahan pembuat tahu.Dengan campuran anhydrit dan kedelai yang sudah dibuat sebagaibahan dasar perusahaan kecil dalam bentuk bubur tahu. Tahu menjidir latif keras dan awet.
Di alam gipsurn merupakan mineral hidroskalsium sulfat(caSoa2H2o). Sifat fisik rrineral antara lain: berwarna putih, kuning,abu-abu, merah jingga atau hitam, bila tidak murni; lunak, pe.jalkekerasan antara l,-5 - 2, b.d.: 2,35 dan mempunyai kilap sutera.Kelarutan dalam air adalth 2,1 grll pada suhu 40" C;1,g grll pada 0oC dan 1,9 grll parla suhu 70o - 90o C. Kelarutan bertambah denganpenambahan HCI atau HNOr. Pada umumnya gipsum mempunyaikomposisi CaO:32,67o; SOr; 46,52o dan H2O: 2O.9To.
70
----------------1
Produk gipsumuntuk semen
Gipsum untuk fillerdan pertanian
Gambar 2.Bagan alir pengolahan gipsum
Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk menghilangkan mineralpengotor yang terkandung didalamnya serta untuk mendapatkanspesifikasi yang diperlukan industri pemakai. Pada dasarnya garis
besar, pengolahan gipsum terdiri dari 3 tahap yaitu; preparasi (penge-
cilan ukuran, pengayakan dan lain-lain) kalsinasi dan formulasi. Tam-
Peremukan II & Pengayakan
i
I 7l
bahan proses tersebut tidak perlu dilakukan seluruhnya, tergantungpada kualitas dan jenis gipsum yang dibutuhkan.
Dalam penggunaannya gipsum dibagi menjadi 2 jenis yaitu:o Gipsum yang belum dikalsinasi, dimanfaatkan untuk:
o Industri semen portland dengan persyaratan
minimum 357o
minimum 2/3 berat SO3
maksimum 0,17o
maksimum 97o
95Vo (-14 mesh). Industri pertanian sebagai conditioner tanah yang mengandung
alkali dan sebagai pupuk terutama pada tanaman kacang tanah.o Industri kertas, cat dan insektisida sebagaifiller.
o Gipsum yang telah mengalami proses kalsinasi antara lain untuk:e sektor konstruksi : papan dinding (wallboard) dan partisi
bidang kedokteran : cetakan gigi, spalk
industri pasta gigi dengan persyaratan:o CaSO+ llzH2O : >93Voo Waktu pengerasan : 5 - 20 menito Ukuran partikel : - 100 mesh (> 957o)
- 30 mesh (I00Vo)
industri keramik/sanitair, untuk cetakan dengan persyaratan(menurut ASTM)o CaSO+ ll2Hzoo Waktu pengerasan
o Kuat tekano Ukuran partikel
o industri bahan tahan api, sumber pembuatan asam sulfat,ammonium sulfat, untuk kapur tulis, lumpur pemboran.
Selain diproduksi oleh alam, gipsum dihasilkan juga denganmemproses air laut dan airkawah yang banyak mengandung sulfatdengan menambahkan unsur Kalsium padanya. Sebagai produk sam-pingan pembuatan asam fosfat, asam sulfat dan asam nitrat. Produk ini
o SOso CaOo Garam Na dan Mg. Hilang pUaro Ukuran partikel
a
a
> 807o
20 - 40 menit> 1800 psi- 100 mesh (> 90Vo)
- 30 mesh (IN%o)
72
disebut gipsum sintetis.Sebagian besar dari gipsum (98Vo) dipakai oleh industri semen'
Sisanya dimanfaatkan untuk industri keramik dll'
B. SUBKELOMPOK B
Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan sedirnen
lainnya. Yang termasuk dalam jenis ini adalah:
1. Bentonit
Bentonit adalah jenis lempung yang 807o lebih terdiri dari
mineral monmorilonite (Na. Ca)0.:: (Al.Mg)rz Si+ Oro (OH)z n H:O'
bersifat lunak (kekerasan I pada skala Mohs, berat jenis antara l,J -2,7, mudah pecah, terasa berlernak. mempunyai sifat mengembang
apabila kena air. Menurut Knight, 1896 nama lain dari bentonit adalah
Soap Clay, Taylorit, Bleaching clay, Fullers earth. Konfolensit,
Saponit, Smegmatit. Sifat bentonit antara lain:
. Berkilap lilin umumnya lunak, plastis dan sarang
o Berwarna pucat dengan kenampakan putih, hijau ntuda. i;el.riru
merah muda dalam keadaan segar dan menjadi krem bila lapuk yang
kemudian berubah menjadi kuning, merah coklat serta hitam.
o Bila diraba terasa licin seperti sabun dan kadang-kadang pada
permukaannya dijumpai cermin sesar.
. Bila dimasukan kedalam air akan menghisap air sedikit atau banyak.
o Bila kena hujan singkapan bentonit berubah menjadi bubur dan bila
kering akan menirnbulkan rekahan yang nyata.
Terbentuknya bentonit disebabkan oleh:
o Proses pelapukan
Faktor utama yang menyebabkan terbentuknya mineral lempung
adalah komposisi batuan, komposisi kimia air dan daya lalu air
tersebut pada batuan. Yang tersebut terakhir ini dipengaruhi oleh
iklim inacam batuan dan relief serta tumbuhan yang berada di atas
a
a
a
73
batuan tersebut. Pembentukan lempung karena pelapukan sebagai
akibat reaksi ion-ion H* yang terdapat dalarn air tanah dengan
mineral-mineral silikat. H* umumnya berasal dari asam karbon yangterbentuk sebagai akibat pembusukan oleh bakteri terhadap zat-zatorganik yang terdapat dalam tanzfi. Menurut Keller (1957) ionHidrogen ini dapat pula berasal dari:asam-asam organikakar halus tumbuhan
berasal dari air itu sendiriMenurut Wollast (1961) pada proses pelapukan:o bila laju aliran lebih cepat dibanding dengan pelarutan yang
terjadi maka akan terbentuk gibsito bila laju aliran makin rendah dibanding dengan pelarutan yang
tejadi maka akan terbentuk kaolinito bila laju aliran hampir terhenti, suatu reaksi yang lambat akan
terjadi antara kation dengan AI(OH)3 dan silika membentukmonmorilonit.
Proses hidrothermalPada alterasi hidrothermal yang sangat lemah. rnineral-mineral yang
kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit cenderungmembentuk klorit. Pada alterasi lemah, kehadiran unsur-unsur logamalkali dan alkali tanah, kecuali kalium, mineral mika, fero magnesiumdan feldspar plagioklas umumnya akan r-nembentuk monmorilonit.Terjadinya monmorilonit terutama disebabkan oleh adanya mag-nesium. Kehadiran kalium baik yang berasal dari feldspar ataupunmika primer yang terbentuk karena alterasi hidrothermal seringditemukan zonl-zorra yang terbentuk lingkaran dengan susunan daridalam keluar adalah:. yang terdalarn serisito kemudian kaolinitr disusul monmorilonit dan terakhir kloritBentonit di Ponza Italia terbennrk oleh alterasi dari abu gunungapi.
Proses transformasi./detri vikasiProses transformasi/detrivikasi dari abu gunungapi yang sempuma
;74
akan terjadi apabila debu gunungapi tersebut diendapkan dalamcekungan danau atau laut. Gelas alam(natural glass) yang dikandungabu gunung api lambat laun akan mengalami detrivikasi seperti pada
endapan piroklastik di Laut Tengah dekat G. Vesuvius dan Sisilia.Monmorilonit dijumpai pula pada endapan resen disekitar kepulauanAzores yang bersifat vulkanis dan diduga tidak ada sangkut pautnyasama sekali dengan endapan-endapan yang dibawa dari daratan.
. Proses pengendapan kimiaMenurut Millot (1970) monmorilonit dapat terbentuk tidak saja daritufa tetapi merupakan endapan sedimen dalam suasana basa (alkali)yang sangat silikaan. Mineral-mineral yang terbentuk secara sedi-mentasi dan tidak berasosiasi dengan tufa adalah attapulgit, sepeolitdan monmorilonit, terbentuk dalam cekungan sedimen yang bersifatbasa dimana karbonat, silika pipih, fosfat laut dan sebagainya
terbentuk. Perlu ditekankan disini bahwa pada lingkungan ini banyakmengandung larutan silika yang dalam beberapa hal dapat mengen-
dap sebagai flint, kristobalit (dan monmorilonit) atau bersenyawa
dengan alumunium dan magnesium.
Seperti diuraikan di atas bentonit didefinisikan sebagai lempunghalus yang mengandung 80Va monmorilonit. Lempung tersebutsebenarnya lebih tepat disebut lempung monmorilonit tetapi diduniaperdagangan tetap lebih senang menyebut bentonit.
Di alam dikenal 2 jenis bentonit yaitu:o Natrium bentonit (Na bentonit) ( = Wyoming bentonit)
Jenis ini mengembang kurang lebih 8 kali bila dicelupkan dalam airo Kalsium-Magnesiumbentonit
Jenis ini mengembang 1,5 kali bila dicelupkan alam air. Jenis Ca-Mgbentonit secara teknik dapat dijadikan Na-bentonit.
Tempat Diketemukan
Di Indonesia bentonit terdapat cukup banyak antara laino Daerah Istimewa Aceh: Daerah Tupin, Reusip, Belangkaring
Lokseumawe terdapat pada Formasi Julu Rayeu yang berumur
75
Miosen.Sumatera Utara: Daerah Pangkalan Brandan, terdapat dalam FormasiSeureula yang terinterkalasi oleh batupasir dan lumpur, jenisnya Ca-Mg bentonit dapat dipakai untuk lumpur pemboran setelahdiaktifkan.Riau: Daerah Kab. Inderagiri Hulu terdapat mineral monmorilonit,kuarsa, kaolinit dan mika; sekitar desa Petai, Nia, Lembu, Lipat kainKab. Singingi; Paranap Kec. Paranap; sekitar desa Rombatan Kec.Rengat tediri dari mineral monmorilonit dan kuarsa; Sungai Tanangdan Sungai Adar Kec. Siberida; kampung Krupe Berangin Kec.Inderagiri terdiri dari mineral monmorilonit, kuarsa dani kaolin;Kampung Kinali, Bukit Pedusunan, Desa Pelapakan, Kec. KuantenMudik; sekitar Basuaoh Kec. Kuantan Hulu Kab. Inderagiri; sekitarRawagedong, Kec. Longgam Kab. Kampar.Sumatera Selatan: Kebon Agung Kab. Tanjungenim terdapat Ca-Mgbentonit dalam Formasi Palembang yang berumur Pliosen; Bantaian,Ujan, G. Megang terdapat Ca bentonit dalam Formasi palembangyang berumur Pliosen; Tebing Tahisapi Muaraenim terdapat Ca-Mgbentonit dalam Formasi Palembang yang berumur Miosen;Belimbing Prabumulih terdapat Ca-bentonit dalam FormasiPalembang Tengah; Bangko Tanjungenim terdapat Na-bentonit;Merapi, Lahat; Silangit Musi Rawas terdapat Ca-Mg bentonitberasosiasi dengan kaolin.Bengkulu: Tabah Pananjung Kab. Bengkulu Utara; TalangbaruMuaraaman; Tanjung Agung, KerlopJawa Barat: Jasinga Kab. Bogor; Nanggung Kab. Bogor; BojongManik, Kab. Lebak; Cilayang makam Jepang Kab. Lebak;Leuwidamar Kab. Lebak; Pangkalan, Sukanagara Kab. Cianjur; G.Walang, Warung Bitung, Kab. Cianjur; Lengkong Kab. Sukabumi;Kawalu Kab. Tasikmalaya; Manonjaya Kab. Tasikmalaya;Karangnunggal Kab. Tasikmalaya; Tomo Kab. Sumedang; SiturajaKab. Sumedang; Desa Kamal, Tanjung Kerta Kab. Sumeda4g;Hasian, Tanjungkerta, Kab. Sumedang; Desa Wanasari, Kec.Buahdua, Kab. Sumedang; Subang. Kab. Subang.
t
76
. Jawa Tengah: Sumberlawang Kab. Sragen; Tangen Kab. Sragen;
Sangiran Kab. Sragen; Gundih Kab. Grobogan; Jatingaleh Kab.
Semarang; Bandung Klan Wonosegoro Kab. Boyolali; G. Candi,Bangsri, Simo Kec. Karanggede Kab. Boyolali; Bandungan, Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali; Klego Kec. Karanggede Kab. Boyolali;Klari, Kec. Klari Kab. Boyolali; Lemah Jaya Kec. Moeden Kab.
Banjamegara; Kendel, Boyolali.. Daerah Istimewa Yogyakarta: Patuk, Sepat, Gembyong Kab. Gunung
Kidul, Gayamharjo, Kab. Sleman.o Jawa Timur: Jahurpang, Sokokidul, Pule, Kori, Dongko; Jajai, Kab.
Trenggalek Tanjungagung, G. Ujong Kab. Tranggalek; Petung,
Klumpit; Jeblogan; Nagapoh, Jatipokoh, Kasasi, Kab. Ponorogo;Slahung, Ngipung, Kab. Ponorogo; Ngampak, Mraen, Baso Lor,Kab. Ponorogo; Jatipahak, Kasri, Kab. Ponorogo; TanggunggunungKab. Tulungagung; Punung, Donorojo Kab. Pacitan; Saren Kab.Pacitan; Nganut Kec. Bandar Kab. Pacitan; Banyuurip, Ngandong,Sonde, Betos, Sumberlawang Kab. Ngawi; Pandangan Kab.Lamongan; Kampung Jabon, Kutugan, Pletes dan Boncikal Kec.Bantur Kab. Malang; Sitiarjo, Sumberagung Kec. SumbermanjingKab. Malang;
o Timor Timur: Desa Mulia-Que licai, Desa Venilale Kab. Bobonaro. Sulawesi Utara: Kec. Modayang, Kab. Boloangmangandow.
Teknik Penambangan
Bentonit merupakan bahan galian yang lunak, oleh sebab ituteknik penambangan dengan sistem kuari dan dapat mempergunakanperalatan sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Bentonit dari hasil tambang yang masih berupa bongkahan di-angkut kepabrik untuk diolah melalui tahapan; penghancuran, pema-r&Son; penggilingan dan pengayakan. Proses selanjutnya disesuaikandengan penggunaannya. Pengolahan lanjut bertujuan untuk mening-
77
katkan mutu bentonit antara lain dengan proses pengaktifan.o Proses pengaktifan
Seperti diketahui di alam dikenal Na-bentonit dan Ca-Mg bentonit.Proses pengaktifan dilak-ukan khusus untukjenis bentonit yang tidakmengembang yaitu Ca-Mg bentonit jenis ini di bagi 2 macam yaituyang aktif dan tidak aktif.
Pengaktifan bertujuan untuk melarutkan unsur penggangguseperti: Ca, Al, Mg, Fe, Na, K, dll. Dengan memakai media pengaktifHzSO+ (5Vo) danHCl (57o) pada suhu 100oC dalam selang waktu 2-4jam. Hasil proses ini bentonit dipakai untuk menjernihkan minyakkelapa.o Proses pengubahan ion
Kation yang bervalensi tinggi atau yang berukuran kecil pada
umumnya akan menggantikan kation yang bervalensi rendah atau
yang berukuran besar. Atas dasar ini maka kation H* jauh lebih kuatmenggantikann kation K* seperti terlihat sebagai berikut:
H* > Mg*'> ca*z > Li*l > Na*l> K*l
Kation Ca*2 pada bentonit dapat pula didesak oleh Na*r apabilakonsentrasi Na*r cukup tinggi.
Pengubahan kation ini dilakukan dengan menghilangkan ataumengeluarkan dari sistem produk samping yang terjadi seperti terlihatpada reaksi berikut:
Ca bentonit + NazCO: -----+ Na bentonit + CaCO:
Produk CaCOr yang terbentuk selalu dikeluarkan dari sistem.Oleh karenanya reaksi akan berlangsung kekanan.
Adapun pemanfaatan bentonit adalah sebagai berikut:o Na-bentonit
. Dimanfaatkan sebagai lumpur pemboran minyak bumi/gas/panasbumi
o Sebagai bleaching powder mtnyak sawit, industri kimia, farmasio Sebagai pencampur semen, insektisida, sabuno Karena pengembangannya besar (8 x) dimanfaatkan untuk pe-
nyumbat kebocoran bendungan.
78
+10mm
+ 200 mesh
+ 200 mesh - 200 mesh
- 200 mesh
Bongkahan bentonit dari tambang
Preparasi ukuran butir
Pengayakan 100 mm
Pengeringan 1,5 jamdengan burner
Pengayakan (5 mm)
Pengeringan I jamdengan burner
PRODUK AKHIR
Gambar 3. Bagan alir pengolahan butir bentonit
I
I
I
;li,rii:
79
Ca-Mg bentonito Bahan pembuat Na-bentonit dengan proses pengaktipan dengan
asamo Industri penyaringan lilin, minyak kelapa, industri baja yaitu
sebagai perekat pasir cetak dalam proses pengecoran bajao Industri kimia sebagai katalisator, zat pemutih, zat penyerap,
pengisi, lateks, tinta cetak.
Untuk lumpur pemboran menurut American Petroleum Institute(API) spesifikasi No. 13 B Na-bentonit dipersyaratkan sebagai beri-kut:o Analisa saringan basah US Sieve No. 200 : Sisa maksimum 47o
o Kandungan air saat pengiriman :Maksimum 107o
o Pada contoh basah seberat 225 grambentonit dalam 350liter air:o pembacaan Fann VC meter : pada 600 rpm minimum 30o yield point 100 lbs/sqft : 3 kali kekentalan plastisr penyaringan :Maksimum 13,5 cc
o Pada suspensi 22,5 ppgkekentalan terbukti:Minimum 15 Cpr Wetyield :Minimum 94,02bbUton
Persyaratan Na-bentonit sebagai Viscosifier:o Analisa saringan kering US Sieve No. 200 : Maksimum 27o
. Pengembangan
o Tidakmengandungbahan-bahan
: l0 - 12 kali volumekering
: Magnetik dan radioaktif
2. Ball clay dan Bond clay
Ball clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral
kaolinit = AlzSizOs(OH)a /anS bentuk kristalnya tidak sempurna (40-
60Vo), ilit (18-337o), kuarsa (7-22Vo) dan mineral lain yang
mengandung karbon (l- %o). Apabila sifat-sifat fisik ball clay tersebut
lebih rendah dari standart maka lempung tersebut disebut bond clay.Ball clay dan bond clay umumnya bersifat sangat plastis karena
terdiri dari partikel sangat halus, mempunyai daya ikat dan daya aliryang sangat baik. Ball clay dan bond clay terbentuk sebagai akibat
80
sedimentasi dalam lingkungan lakustrin atau delta, berasosiasi dengan
endapan pasir, lanau dan lignit/batubara. Oleh sebab itu didapatkan
setempat-setempat baik dalam bentuk lensa atau nodul dan berwarna
gelap. Pengujian terhadap bahan galian di lapangan dapat dilakukanyaitu dengan menambahkan air sedikit, kemudian di'plintir'l dengan
tangan sehingga bentuknya seperti silinder. Bentukan tersebut kemu-
dian dibengkokan perlahan-lahan sehingga terbentuk melengkung.
Apabila pada bagian lengkungan terjadi retakan-retakan terbuka lebar
maka menunjukkan mutu bahan galian tersebut relatif kurang plastis
sehingga dikatakan jelek. Apabila dengan perlakuan yang sama tidakterjadi retakan-retakan maka bahan galian tersebut mempunyai sifatplastisitas tinggi sehingga katakan baik.
Tempat Diketemukan
o Sumatera Barat: Ombilin, terdiri dari mineral disordered kaolinit, ilit,kuarsa dan feldspar, cocok untuk keramik Low Refractory, Salido: S.
Beningin Sinjung, Sawahlunto Kab. Sawahlunto;o Sumatera Selatan:Tambang Mahmud, P. Bangka P. Belitung;o Riau: Air Semenal, P. Karimun Besar; S. Jodoh Balui Darai, P.
Bentam, Tj. Tili, S. Terusan, Gesek dan G. Bintan P. Bintan;o Jawa Barat: Cicarucung, Cisaat Kab. Sukabumi, Ciadeg Kab. Bogor,
G. Guruh dan Cipicung, Cisaat Sukabumi, Bojongmanik, Kab.
Sukabumi;o Jawa Tengah: Cangkring, Sambiroto, Pamotan Kab. Rembang, Sedan
Kab. Rembang, Blora, Kedung Jati, Jatijajar, Gombong Kab.
Kebumen, Ruwakan Kab. Kebumen, Jatingaleh Kab. Semarang;o Jawa Timur: Tengger Kulon, Bancar, Tuban; Kp. Trikil - Krajan, Ds.
Gondosari, Kec. Punung, Kab. Pacitan; Kp. Jatigunung, Ds.
Jatigunung Kec. Tulakan, Kab. Pacitan; Kp. Kedungdowo, Ds.
Wonogondo, Kec. Wonogondo/Kebonatung Kab. Pacitan; Kp.
Donorojo, Ds. Donorojo Kec. Punung Kab. Pacitan; Kp. Nglebo, Ds.
Wonokerto Kec. Karangan Kab. Trenggalek: Sekitar Wates, Kec.
Wat6s, Kab. Blitar; Ds. Tunggu, Nyengir Kec. Mantup Kab.
81
Lamongan.
Kalimantan Barat: Sebawi Kab. Sambas, Pangkalan batu Kab.
Ketapang; Motrando Kab. Sambas; Mandor dan Salamantan Kab.
Sambas; Ds. Balai, Karangan Kec. Sekayam, Kab. Sanggau;
Kalimantan Tengah: Tanjungkalap; G. Mas sebelah barat S. Kahayan
Kalimantan Selatan: Bitahan, Rantau Kab. Tapin, Tatakan, Rantau,
Kab. Tapin; Sembelimbingan dan Stagen Kab. Tanah Laut; Stagen
Selatan Kotabaru, Kab. Kotabaru;
Sulawesi Utara: Podo Kab. Minahasa, Unan Kalo. Minahasa.
Teknik Penambangan
Ball clay dan bond clay merupakan bahan galian yang lunakdapat dijumpai dekat permukaan atau agak dalam dari permukaan.
Apabila terdapat didekat permukaan cara penambangan dilakukandengan sistem kuari, dan apabila jauh dari permukaan sistem penam-
bangan dengan gophering atau membuat sumuran dapat dilakukan.Peralatan yang dipergunakan cukup sederhana walaupun demikianapabila dikehendaki dapat dilakukan dengan alat mekanis.
P e ngolahan dan P emanfaatan
Komposisi utama dari ball clay dan bond olay adalah kaolinit =Al+Si+Oro (OH)s yang bersifat liat dan tahan panas dan menghisapcairan. Pemanfaatan antara lain:o Untuk bahan industri keramik dan bata tahan api. Campuran makanan ternak (pelet)
. Sebagai bahan r,ulkanisir dalam industri karet
Ball clay dan bond clay yang berasal dari daerah penambangan
tercampur dengan mineral/bahan organik pengotor. Oleh karenanyaterlebih dahulu bahan galian ini dibersihkan dari kotoran dengan handsorting terutama mineral yang berwarna (pada umumnya Oksida besi).Kemudian dilanjutkan dengan proses floatation untuk memisahkandari butiran yang lebih kasar atau dari pengotor zat organik, sesudah
a
a
82
terlebih dahulu dilakukan proses grinding. Dalam proses floatationdiperlukan air dalam jumlah banyak dan ini dapat dilakukan dengansistem pengendapan dan sirkulasi.
3. Fire clay
Merupakan bahan galian yang terdiri dari mineral kaolinit yangbentuk kristalnya tidak sempurna (melorit = disordered kaolinit), ilite,kuarsa dan mineral lempung lainnya, bersifat plastis, dilapangan tidakmenunjukan perlapisan. Jenis lempung ini tahan terhadap suhu tinggi(lebih dari 1600" C) tanpa terjadi pembentukan masa gelas. Secaramegaskopis sulit membedakan antara fire clay dan ball clay. Hal inidapat diketahui dengan metoda AAS dimana kaolinit merupakankomposisi utama. Berbeda dengan ball clay dan bond clay, fire clayterbentuk akibat proses sortasi dan sedimentasi yang telah lanjutsehingga didalamnya tidak memperlihatkan adanya perlapisan,diendapkan pada lingkungan lakustrin ataupun delta yang umurrrnyamengandung batubara.
Tempat Diketemulean a
o Sumatera Selatan: Air Batu Kab. Ogan Komering Hulu merupakanendapan sekunder bersama-sama dengan kaolin, G. Meraksa, Kab.Ogan Komering Hulu.
o Jawa Barat: Cicarucug Kab. Bogor; Parungpanjang Kab. Bogor;Kebunbeura, Kab. Bogor.
o Kalimantan Selatan: Binuang Kab. Tapin (terdapat dalam sedimenPaleogen, berasosiasi dengan batubara.
o Kalimantan Timur: Sigihan Kab. Kutai (terdapat dalam batuansedimen Miosen dan berasosiasi dengan lapisan batubara); MerandaiKab. Kutai (terdapat dalam batuan sedimen Pliosen, berasosiasidengan batubara); Tg. Pude Kab. Kutai.
o Sulawesi: Daerah Mengempan; Tondongkura.
83
Teknik Penambangan
Fire clay merupakan bahan galian yang lunak. Oleh sebab itupenambangan dilakukan dengan sistem kuari dengan alat sederhana.Sistem penambangan gophering tidak dianjurkan, tetapi apabilakarena kondisi geologi terpaksa harus dilaksanakan dengan teknikpenambangan yang aman.
P e ng olahan dan P e manfoatan
Fire clay dari hasil penambangan dibersihkan dari kotoranterutama dari kontaminan pengganggu yang umumnya merupakanoksida besi yang berwarna coklat. Kemudian dilakukan prosespemisahan ukuran butir dengan cara diaduk dengan air laludiendapkan pada bak pengendapan. Endapan yang berada dibagianatas diambil dan siap dimanfaatkan untuk pembuatan bata tahan api.
4. Zeolit
Tnolit merupakan senyawa alumino silikat hidrat terhidrasi darilogam alkali dan alkali tanah (terutama Ca dan Na), dengan rumusumur Lm Alx Sig O2nH2O (L = logam). Sifat umum dari zeolit adalahmerupakan kristal yang agak lunak, berat jenis 2-2,4, warna putihcoklat atau kebiru-biruan. Kristalnya berwujud dalam struktur tigadimensi yang tak terbatas dan mempunyai rongga-rongga yangberhubungan dengan yang lain membentuk saluran kesegala arahdengan ukuran saluran tergantung dari garis tengah logam alkali ataualkali tanah yang terdapat pada strukturnya. Dialam saluran tersebutakan terisi oleh air yang disebut sebagai air kristal. Air kristal inimudah dilepas dengan melakukan pemanasan, mudah melakukanpertukaran ion-ion dari logam alkali atau alkali tanah dengan ion-ionelemen lain. Cara dan lingkungan terbentuknya zeolit sangat berva-riasi. William (1992) didalam bukunya Natural Zeolities, zeolit dike-lompokkan menjadi 3 yaitu:c T,eolit yang terbentuk pada temperatur yang tinggi, dimana pada
84
masing-masing temperatur tertentu akan terbentuk jenis zeolittertentu pula. Yang termasuk dalam group ini adalah akibat dariproses magmatik primer, proses metamorfose kontak, prosesmetamorfose hidrothermal, proses penurunan dan pengangkatanlingkungan pembentukannya dengan disertai metamorfose regional.
o Tnolit yang berbentuk didekat permukaan lingkungan sedimentasinyadengan perubahan proses kimia merupakan faktor utama. Yangtermasuk group ini adalah sebagai akibat pengaruh pergerakan airtanah, pelapukan ataupun karena sifat alkalin pada saline lakedeposits.
o Z,eolit yang terbentuk pada suhu rendah pada lingkungan pengen-dapan laut
o Tnolit yang terbentuk sebagai akibat dari terbentuknya cratersdilingkungan dasar laut yang menghasilkan fast hidrothermalzeolitization dari gelas vulkanik.
Proses-proses tersebut di atas akan berakibat bervariasinya luaspenyebaran zeolit yang terbentuk disamping bervariasinya ion-ionelemen alkali dan alkali tanah yang diikat dan mengakibatkan terben-tuknya spesies zeolit. Oleh Breck (vide Riyanto, l99l) dilaporkantelah ditemukan puluhan spesies zeolit, tetapi dari sekian banyak,hanya 9 jenis yang sering terdapat dalam mineral seperti tersebut padatabel di bawah ini.
85
Pembentukan zeolit secara alamiah sangat menarik sehinggamemunculkan pemikiran tentang pembuatan zeolit dengan prosesyang sama. Pada kenyataannya sedimentasi zeolit berlangsung secaraberkesinambungan terutama yang terbentuk pada dasar lautan. Daripenelitian oceanografi diketahui bahwa zeolit spesies phillipsit meru-pakan mineral yang paling banyak didapatkan dialam.
Perihal zeolit buatan, peneliti mencoba meniru proses hidrother-mal pada mineral zeolit yang terjadi dialam. T.eolit buatan direkayasadari gel alumino silikat jenis gel tersebut dibuat dari larutan-rarutannatrium aluminat, natrium silikat dan natrium hidroksida.
Struktur gel terbentuk karena polimerisasi anion-anion aluminatdan silikat. Kelihatannya komposisi dan struktur gel hidrat ini ditentukan oleh ukuran dan struktur dari hasil proses polimerisasi.Perbedaan dan komposisi kimia dan distribusi berat morekul darilarutan silikat asal akan menyebabkan perbedaan struktur zeorit yangterjadi. Selama kristalisasi gel ion natrium, senyawa aluminat dansilikat mengalami penyusunan ulang sehingga terjadi struktur kristal.Sampai saat ini kurang lebih 30 macam zeolit telah berhasil dibuatdalam keadaan murni, dengan mengubah variabel seperti temperaturkristalisasi dan komposisi awal dari gel. Gel yang bersifat seperrizeolit dapat diperoleh pula apabila abu tangkai padi ..merang,'
direndam dalam air.
Tempat Diketemukan
Mempertimbangkan kegunaan zeolit yang cukup bervariasi,pencarian endapan zeolit terus dilaksanakan. Tempat-tempat yangsudah diketahui keberadaannya antara lain:o Jawa Barat: Desa Naggung, Bogor; Bayah Kab. Lebak (elah
diusahakan oleh PT. Prodmin dan PT. Bamas); Geger Bitung Kab.Sukabumi (elah diusahakan oleh PT. Windu Rejo, pT. Mineral AlehIndo dan PT. Gram); Limusnunggal Kab. Sukabumi; Cisaru, CisolokKab. Sukabumi; Cikembar Kab. Sukabumi; Cikalong Kab.Tasikmalaya; Leuwidamar Kab. Lebak; Cikidang Kab. Sukabumi
o Jawa Tengah: Wadaslintang Kab. Wonosobo
I
I
I
I
I
Tabel 6. Spesies Zeolityang umum didapatkan dalam batuan
Zeolit Tahun penemuan Komposisi Unit Sel
KiabasitAnalsimLeumontitPhillipsitHeulanditMordenitKlinoptilotitErionitFerrierit
772
784801
824785
864
890
890
.918
Ca2[(AlO2)a (SiOr3] 18 H2O
Na 16 [(AlO2)16 (SiO2)32] l6 H2O
Ca+ (Aln Si23 O72) 24 H2O(K,Na)r9 [(Al02)rg (SiO2)22] H2O
Caa Al3 Si16 O48 l6 H2ONa6 [(AlO2)3 (SiOr4o] 24H2ONa6 [(,4102)6 (Sio2)jo] 24 H2O(Ca Mg K2 Na)a.5 [(AlOz)e (SiO2)27] 27 H2O(K,Na)2 (Ca Mg)z [(A16 Si$ Or2)] l8 H2O
il
8687
Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Kab. Kulon ProgoJawa Timur: Slahung, Ngendut Kab. Ponorogo; Sekitar KalitengahKab. Blitar; Sekitar Tambarejo Kec. Sumbermanjing Kab. Malang;G. Cagak Ketro, Wonosidi Kab. Pacitan
Nusa Tenggara Timur; Kec. Nangapada, Kab. Ende.
Teknik Penambangan
Kebanyakan zeolit yang mempunyai nilai ekonomi, terletakdidekat permukaan. Oleh karenanya, penambangan dilakukan dengansistem kuari baik dengan mempergunakan alat mekanik, semimekanik ataupun peralatan sederhana.
P e ngolahan dan P emanfaatan
Pengolahan zeolit sangat tergantung dari tujuan pemanfa-atannya.Pengolahan zeolit bertujuan untuk meningkatkan nilaitambah. Pada prinsipnya pengolahan dilakukan dengan 2 tahap yaitutahap preparasi dan tahap aktipasi.o Tahap preparasi:
Dengan mempertimbang zeolit mempunyai tingkat kekerasan yang
rendah maka preparasi dengan menggunakan mesin giling (mill)yang mampu memproduksi sampai ukuran lebih kecil dari 100 mesh
dan mengkombinasi-kan dengan sistem siklun untuk dapat
mengelompokan hasilnya menjadi fraksi-fraksi. Umpan untuk mesingiling ini dapat berupa hasil pemecahan secara manual yang
berukuran 3 cm ataupun dapat dilakukan dengan mesin pemecah.
Ketidak mampuan siklun dalam memisahkan menjadi fraksi,menyebabkan masih diperlukan proses pengayakan. Apabila tahap inisudah selesai untuk keperluan khusus masih memerlukan pengolahan
aktipasi.r Proses aktipasi
Proses ini dilakukan dengan pemanasan dan atau dengan pereaksi
zat ymtg dipergunakan sebagai pereaksi adalah NaOH dan HzSO+.
a
a
ukuran 3 cm
alias atas
aliran bawah
Pengolahan air Pengolahan
Pembuangan
I
i
I
rl
I
I
,l
il
il
It
Umpan Zeolit (minimal 307o klinoptiolitatau6OVo zeolitberukuran 15 cm
Mesin pemecah batu/dengan Palu
aliran bawah
Fraksi-fraksi ukuran zeolit
Pereaksi kimiaNaOH dan H2SOa
perikanan
Gambar 4. Bagan alir pengolahan mineral zeolit
7
88
Bagan alir pengolahan mineral zeolit secara skematis ditunjukkan
Gambar 4.
Pemanfaatan zeolit cukup bervariasi :
Bahan bangunan fisikT.eolit yang dibentuk sebagai blok/balok dengan ukuran tertentu(tanpa diawali dengan pengolahan lanjut) dapat dipergunakan'sebagai
dinding rumah. Pekerjaan tambahan dalam bentuk pemolesan akan
memperjelas struktur dan tekstur sedimen sehingga lebih menarik.
Berhubung zeolit mempunyai tingkat kekerasan rendah, maka mudah
lapuk dan mudah tererosi oleh air hujan. Oleh karenanya pemakaian
zeolit sebagai dinding rumah harus dihindarkan langsung dari sinar
mataharilair hujan. Untuk bangunan air penggunaan zeolit tidak
disarankan, disamping bersifat porous juga tidak tahan terhadap
arus/aliran air.
Bidang pertanian
Pemanfaatan tepung zeolit (sebelum aktipasi) dari jenis klinoptilolitpada tanah pertanian dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman. Hal ini sebagai akibat kemampuan zeolit terhadap kapasitas
penyimpan (adsorpsi) dan penyimpanan (retensi) ammonium dan
kalium. Dengan adanya penambahan zeolit pada tanah maka proses
nitrifikasi dapat lebih ditingkatkan. Percobaan pemberian zeolit dan
kapur serta dengan pemupukan N,P dan K telah dicoba pada tanah
podsolik merah kuning. Hasilnya dapat meningkatkan hasil tanaman
kedelai dan iagung.Pemberian kapur dan zeolit berpengaruh nyata terhadap sifat kimiatanah seperti peningkatan kalsium (Ca), kalium (K) pH tanah dan
penurunan alumunium (Al), sehingga berpengaruh nyata terhadap
peningkatan hasil tanaman kedelai dan jagung, tetapi tidak
berpengaruh nyata pada kapasitas tukar kation (KTK), nitrogen dan
fosfor yang tersedia. Terjadi interaksi yang nyata antara pemberian
kapur dan zeolit terhadap berat biji kedelai dan jagung.
Sebagai pegangan pemberian kombinasi kapur dan zeolit K2'ZA
(artinya 2 ton kalsit + 6 ton zeolit) per hektar memberikan hasil
tertinggi yaitu i.450 ton biji kering kedelai per hektar dibanding
tanpa perlakuan K0Z0 yaitu 0,256 ton per hektar. Pemberian 2 ton
89
kapur per hektar memberikan hasil 2,33 ton biji jagung keringdibanding tanpa perlakuan yaitu 0,95 ton. Pemberian zeolit 6 ton perhektar tanpa kapur menghasilkan 2,30 ton brji jagung. Pengaruhresidu, sisa pemberian kalsit dan zeolit ke dalam tanah masih tampakpada periode tanam ketiga bahkan periode selanjutnya.
Bidang perikananZeolit dalam bentuk serbuk (sebelurn aktipasi) dipnkai sebagaipenyerap/pengontrol amonium yang biasa dikeluarkan oleh ikan atauakibat pembusukan sisa makanan. Apabila hal ini tidak dikontroljurnlah amonium yang terkumpul akan meracuni ikan tersebut.Dengan penambahan zeolit, pada luasan ruang yang sama jumlahikan yang dapat dipelihara dapat lebih banyak.Bidang peternakanDi bidang peternakan, zeolit dimanfaatkan sebagai bahan penambahmakanan temak seperti unggas, babi, domba, sapi dan binatangpemamah biak lainnya. Tnolit akan menambah cepat pertumbuhandan menambah berat badan ternak yang bersangkutan. Sebuahpenelitian menunjukan penambahan 57o klinoptilolit terhadapmakanan babi menambah berat antara 25 - 29Vo dibanding denganmakanan normal.Bidang lingkunganDalam bidang lingkungan zeolit dapat dimanfaatkan untuk:. sebagai bahan penghilang bau. sebagai penangkap ion Ca*2 (dalam air)o sebagai penyerap gas N2, 02 dan CO2
setelah melalui pengaktipan pemanasan dapat dimanfaatkan untukpengolahan limbah radioaktif 1Sr8s;, dipergunakan sebagai bahanpenukar untuk menangkap/mengisolasi Iogam besi dan mangaanyang terdapat dalam air, karena keberadaan logam besi danmangaan dalam air sangat merugikan penggunaannya baik untukkeperluan rumah tangga/industri.sesudah diaktipasi dengan NaOH zeolit dapat dimanfaatkan untukmenyerap logam berat seperti Pb,Cu dan Mn, juga dapat untukmenyerap NH4, NOl dan COD, dengan demikian cukup bagus
90
untuk pengolahan air buangan. Jika diaktipkan dengan NaOH danHzSO+ dapat dipergunakan untuk pengolahan air sungai guna
mendapatkan air bersih.o Bidang industri
o Sebelum diaktipasi dengan NaOH atau HzSO+, zeolit dapatdipergunakan untuk bahan penjernih minyak kelapa sawit.Penambahan belat 3Eo (berat/volume) menunjukkan kejernihandengan transmitan sebesar 5IVo sedangkarbon aktip787o
o Znolit (sebelum aktipasi dengan NaOFI/H2SOa) dapat dipakaimenyerap zat warna yang terdapat dalam minyak hati ikan hiu.Hasil yang diperoleh menunjukkan, peningkatan nilai transmitanuntuk minyak adalah sebesar 2lVo dan kandungan vitamin A padaminyak tersebut menurun sebsar 9,7 7o
o Ze,olit (sebelum diaktipasi) dapat dipergunakan sebagai bahanpengisi dan memberi sifat yang lebih baik dari pada denganmemakai lempung atau kaolin
o Tnolit dapat dipergunakan untuk memperoleh normal parafin dariberbagai timbunan umpan hidrokarbon, juga metan dari gas hasilperusahaan bahan organik seperti sampah dan tinja
o Penyerapan dan pemisahan air, karbon dioksida dan belerang darigas alam, penyerapan nitrogen dari udara dalam produksi gas
oksigen dan pengerirtgan gas freono Masih dalam penelitian lanjut, pengembangan penelitian energi
matahari, penggunaan panel-panel zeolit juga memberikanprospek yang baik terutama yang mempunyai panas serapan
rendah seperti mordenit.
Dalap perdagangan zeolit diproduksi dalam 2 jenis yaitu dalambentuk tepung yang berukuran 50-70 mesh dan 150 mesh, serta bentukfragmen dengan ukuran butir L,2,3,4, dan 5 mm. Kedua jenis tersebuttelah dikemas dengan ukuran 1,2y2,5,10 dan 15 kg.
Adapun komposisi setiap kilogram zeolit adalah sebagai
berikut:o SiO = 694,80 gramo Al2O3 = 126,70 gram
o Fe2O3 = 20,00 gramo CaO = 16,50 gram. MgO = 3,30 gramo Na2O = 11,40 gramo K2O = 28,40 gramo TIOZ = 2,40 gramo P2O5 = 0,10 gram
5. Diatomea
Disebut pula sebagai tanah diatomea (diatomeus earth) atau
kloseguhr. Diatomea sebenarnya adalah sejenis ganggang, bersifatplankton, dimana jaringan batangnya terdiri dari SiOz. Koloni diato-mea akan berkembang baik apabila ditempat itu terdapat batuan
piroklasik/yang cukup banyak mengandung SiOz. Diatomea mem-punyai berat jenis rendah (+ 0,45) oleh sebab itu agar diatomea yangmati dapat membentuk endapan maka pengaruh arus air harus kecil.
Sifat diatomea yang lain adalah berat jenis rendah (0,45), dayaserap air 25-45Vo, warna putih-coklat tergantung kontaminasinya,kemampuan daya hantar listrik atau panas rendah, dilapangan membe-
rikan kenampakan seperti lembaran tipis dan mudah dipisahkan.
Tempat Diketemukan
o Sumatera Utara: P. Samosir, Tapanuli (dengan kandungan SiO2:
84,0-92,57o, Al2O3: 5,7-t3,8%o, CaO: 0,2-0,6Vo; KzO: 0,7-l,2Vo;Na2O: 0,4-0,8Vo: HzO: I,|Vo; FezO3: I,03Vo); Balige, Siborong-
borongo Jawa Barat: Cicurug, Bogor; Darma, Kuningan (dengan kandungan
SilOZ: 45,70-85,23%o, AlzO:: 34,20-4,86Vo, Fe2O3: 6,?-0-L,4?o, TiO:1,20-0,21Vo, P2O5: 0,07'0,0LVo, HzO: 12,t8-4,86Vo, bahan organik:
6,67-11,30Vo); Cianjur Selatan; Cineam, Tasikmalaya; Nanggung,
Bogor; Kec. Pagelaran, Cianjur.o Jawa Tengah: Mendawa, Kec. Bumiayu; Brebes; Desa Pingit,
9t
I
92
Temanggung; Sangiran, Solo; Sumberlawang, Solo; Wadaslintang,Wonosobo; Wonosegoro, Boyolali.
. Daerah Istimewa Yogyakarta: Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta(dalam bentuk tuf kaca yang dapat sebagai pengganti diatomeaden gan komposisi SiO z: 5 5,20Vo; NazO : 1,7 37o ; AlzO: : 1 6,80Vo ; KzO :
l,ljVo ; Fe2O3 : 3,307o ; CaO : 4,5 5Vo; H2O: 5,27 7a ; MgO : l,38%o).
. Jawa Timur: Kabuh, Jombang (dengan komposisi: SiOz: 35,0-52,07o;
AlzO:: 11,0-19,07o; Fe2Or: 4,0-6,OTa); Karangasem, Kriyan,Mojokerto
Teknik Penambangan
Diatomea merupakan bahan galian yang lunak. pada umumnyadidapatkan dekat permukaan. OIeh karenanya sistem penambangan
dilaksanakan dengan sistem kuari, mempergunakan peralatan seder-
hana.
P e n g o lahan dan P e manfaatan
Diatomea yang diperoleh dari penambangan dilakukan sortasi
khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organik.Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butiryang halus atau diayak dengan ukuran yang dikehendaki. Sesudah
pengolahan dilakukan, baru dapat dimanfaatkan sesuai dengankepentingannya antara lain:o Bahan bangunan
Diatomea dicampur dengan bahan perekat, kemudian dicetak tekandapat dimanfaatkan sebagai bata ringan ataupun wallboard. Batacetak tekan dengan diberi pori-pori dapat dimanfaatkan sebagai
dinding peredam.r Bahan isolator/peredam panas
Karena sifatnya yang ringan, tidak terbakar, maka diatomea dengan
bahan perekat tertentu dapat dicetak sesuai dengan bentuk dan
ukuran. Salah satu penggunaannya untuk isolator pipa gas/cairan
93
yang rnenghasilkan panas.
Bahan penyannglfiherAdanya SiO2 yang tak larut dalam air atau minyak, diatomeadimanfaatkan sebagai penyaring airlminyak kelapa.
Bahan pemutihDicampur dengan bahan perekat, diatomea dimanfaatkan sebagaibahan pemutih pada industri keftas, cat tembok ataupun plamerlfiller.Bahan keramikDiatomea sebagai salah satu sumber silika sebagai pencampur bahankeramik disamping itu dimanfaatkan juga sebagai isolator padaindustri elektronik, katal isator dalam laboratorium kimia.Bahan penggosok logamKandungan SiOz yang tinggi, menyebabkan diatomea dapatdipergunakan sebagai bahan penggosok logarn.
6. Yodium
Yodium (iod.ine) merupakan unsur halogen yang terberat danaktip didapatkan pada tumbuhan laut dan mata airlsumber air garam(brine). Yodium sebagai bahan galian berasosiasi dengan cekunganminyak bumi dan gas bumi ataupun ada pada mata air garam. Yodiumterdapat bersama dengan bromium. Secara garis besar terjadinyayodium diawali sewaktu bitumenal batuan berubah menjadi minyakbumi, maka larutan yodium dan bromium kedalam air yang menyertaiminyak.
Tempat Diketemukan
o Sumatera: A. Conong, Langsa Aceh; Kesambah, Rejang; Gemura,Ngabang;
r Jawa Barat: Tegalwaru, Karawang (per 1000 gram air 71 mgr);Ciraos. Karawang, Cibarusa Bekasi (3,4 mgr); Pondok Gedeh, Bogor(17,0 mgr); Palimanan, Cirebon (31,0 mgr);
o Jawa Tengah: Penasinan, Pemalang (13,0 mgr); Sogonerto, Weleri
I
o
a
94
Kendal; Selokaton, Kendal (57,0 mgr); Gebangan, Selokaton, Kendal(68,0 mgr);
Jawa Tengah: Kroya, Banyumas (23,0 mgr); Bledug, Purwodadi;
Jawa Timur: Desa Citro, Lamongan (33,0 mgr); Karanganyar,Sidoarjo (117,0 mgr); Pulungan Sidoarjo (131,0 mgr); Bulu G.
Kendeng (140,0 mgr); Kedung Wat, G. Kendeng (147,0 mgr);Genukwatu G. Kendeng (103,0 mgr); Minid, Tuban; Watudakon,Mojokerta (112,0 - 182,0 mgr).
Di Jawa Timur ada 3 antiklin yang potensial mengandung garam
beryodium yaitu antiklin utara melalui Lidah-Guyangan-Kedung-waru; antiklin tengah yang melalui Watudakon-Sekalputih dan
antiklin selatan. Mata air Puion yang juga mengandung yodium
diduga berhubungan dengan keadaan tersebut.o Kalimantan Barat: Sepauk, Sintang (74,0 mgr)
Teknik Penambangan
Yodium yang mempunyai nilai ekonomis diperoleh dengan
pengeboran. Yodium saat ini hanya diusahakan oleh pabrik yodium
dan eter PT. Kimia Farma Watudakon, Mojokerto yang merupakan
kelanjutan dari usaha sejak jaman Belanda. Hasil pemboran diWatudakon yang dilaksanakan oleh PT. Kimia Farma tahun 1989
mendapatkan yodium 120 mgll.
Pe ngolahan dan P emanfaatan.
o Bidang industri kimiaSebagai bahan obat-obatan: emulsi fotografi, film, kertas dan sebagai
reageno Bidang industri pangan
Untuk yodisasi garam dapur sebagai pencegah penyakit gondok
Pemisahan yodium dari air didasarkan atas perbedaan berat
jenis atau perbedaan suhu penguapan.
95
7. Mangan
Mangan di Indonesia ditemukan pertama kali pada tahun 1854didaerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat, tetapi pengusa-haannya baru dimulai menjelang akhir abad yang lalu. Meskipuntempat penemuan pertama di Karangnunggal tetapi endapan yangdiusahakan terlebih dahulu adalah yang terdapat di Kliripan, KulonProgo, Yogyakarta.
Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan berbagai carayaitu karena proses hidrothermal yang dijumpai dalam bentuk vein,metamorfik, sedimenter ataupun residu. Endapan mangan sedimentermerupakan endapan bijih Mn yang banyak dijumpai dan mempunyainilai eltonomis. "Manganese oolites" dan "manganese shales" terben-tuk di lingkungan laut. Pirolusit yang merupakan salah satu anggotakelompok senyawa Mn, dapat pula terbentuk karena proses pelapukanbijih sejenis yang kemudian membentuk endapan residu. Dikenal 4jenis mineral bijih yang mengandung Mn yaitu:r Pirolusit: BMnO2, massa kristalin kompak, keras (nilai kekerasan 5-
6), berwama abu-abu kehitaman. Dibawah mikroskop bijih pirolusitmudah dibedakan dengan mineral mangan lainnya, dan wamanyayang putih kekuningan, cemerlang, pemadaman lurus, belahan sejajardengan bidang kistal dan anisotropi yang kuat. Selain sebagaikumpulan kristal yang relatif kasar, pirolusit juga terdapat sebagaikristal berbentuk jarum yang halus.
o Hollandite(Ramsdellit)Rumus kimianya Ba2 (MnO2)s = BazMnsOr6 berkilap logam (brilliantmettalic), terdapat bersama-sama dengan pirolusit dalam massakristalin berbutir kasar. Di bawah mikroskop bijih kedua jenis logamtersebut menunjukkan warna yang sama yaitu putih kekuningan,perbedaannya pirolusit lebih cemerlang dibanding hollandite.Disamping itu hollandite relatif lebih lunak dibanding pirolusit.
o KriptomelanRumus kimia &MnaOr6 = K2 (MnO)s. Di bawah mikroskop bijihmineral ini terdapat dalam bermacam-macam bentuk antara lainsebagai urat-urat kecil atau massa berserabut, kristal seperti jarum
96
berwarna abu-abu kebiruan atau lapisan koloidal konsentrisberselang-seling dengan lapisan yang berbeda warna, struktur bunga
es dan massa berbentuk.o Psilomelan
Rumus kimia (Ba HzO)z Mn5O1s. Merupakan massa masif keras
berwarna hitam. Dibawah mikroskop bijih psilomelan sulit dibedakandari kriptomelan. Baik bentuk maupun warnanya hampir sama.
Sedikit perbedaan ialah sifat anisotropi dimana psilomelan lebihlemah dibanding kriptomelan.
Mangan di Jawa umumnya terdapat sebagai kantong dan lensa
dalam batu gamping yang terletak didalam atau di atas batuanvolkanik seperti tufa, breksi. Bijih mangan didapatkan sebagaipirolusit, psilomelan dan wad (massa seperti tanah). Karenakenampakan atau bentuknya didaerah penambangan Mn di Kliripanorang mempunyai istilah setempat yaitu "meling" untuk pirolusit yangtercampur kalsit menunjukan permukaan yang mengkilat dan "paku"yang menunjukan seperti serat, secara mineralogi umumnya pirolusittetapi dapat pula psilomelan. Mineral ikutan yang sering ditemukanadalah barit. Pada saat ini Mangan yang ditambang terbatas pada bijihberkadar MnOz diatas 757o. Asosiasi pirolusit adalah psilomelan,kadang-kadang rhodonit dan rodhokhrosit.
Tempat Diketemuknn
e Aceh: Karang Igeuh (indikasi berupa rodhonit, proses hidrothermal).Lhok Kruet, Calang Aceh Barat (kontak metasomatik berupapirolusit berasosiasi dengan bijih besi); Kapi, tenggara Blankejeran(psilomelan didaerah patahan/hidrothermal).
o Sumatera Utara: Pantai timur (kadar Mn3O4 = 7,9Va dalam bog iron,berupa konversi dari besi rawa dengan kadar Mn3O4 = 13,5-20,lVo);23 k{n sebelah timur laut Natal (berupa bongkah oksida manganberukuran sampai 50 cm, tampak berlapis dan terbentuk karenareplagement batuan chert radiolaria);
o Sumatera Barat: Mangani (proses hidrothermal dalam urat breksi
a
a
91
berasosiasi dengan Au dan Ag terdapat sebagai rhodokhrosit); t-IlisAyer (proses hidrothermal berupa urat kecil Polianite daiam batuandiabas); S. Lumut, Singingi Riau (proses hidrothermal, bijih Mnberupa sedimen dalam breksi); Belang Beo (proses hidrothermalditemukan Mangan Oksida sebagai bongkah.Sumatera Selatan: S. Saelan, P. Bangka (kadar MnO2 :21,5oh).Bengkulu: Gebang Ilir, Tambang Sawah (kadar MnO2 = 44,050 ),proses hidrothermal, berasosiasi dengan Au, mineral berupa rhodonit,rhodokhrosit, psilomelan, pirolusit, bustanit dan inesit).Lampung: G. Pesawaran'Ratai (G. Waja Kedondong, G. Kasih); G.Waja kadar = 60"/o, Kedondong Mn:2-7oh, G. Kasih Mn (a5-50%).Jawa Barat: Cikotok Kab. Pandeglang (MnO : 9-32%), berasosiasidengan Au terdapat sebagai rhodonit, rhodokhrosit dan spartait);Cibadong Kab. Sukabumi (kadar MnOz : 32-60% terdapat dalamtufa dan breksi): daerah Karangnunggal Kab. Tasikmalaya (kadarMnO2 : 45-90o/o, terdapat sekitar 13 lokasi mineralisasi); CigemborSalopa Kab. Tasikmalaya (kadar Mn 54,680/o; MnO2 : 83,34 terdapatberupa bongkah-bongkah limonit mengandung Mn); Cikatomas Kab.Tasikmalaya (kadar Mn : 50-52,43o , MnO : 66-910A, Manganberupa bongkah-bongkah terdapat pirolusit).Jawa Tengah: Karangbolong, Kab. Banyumas (kadar MnOz : 60%,terdapat sebagai pirolusit dan psilomelan berupa gumpalan oolitikdalam batu gamping); Ngargoretno, Salaman, Kab. Magelang (kadarMnOz : 80oh, sebagai pirolusit berbentuk lensa); Bapangsari,Purworej o Kab. Purworej o, Cengkerep Semanggung, Purworej o.
Daerah Istimewa Yogyakarla: Kliripan dan Samigaluh Kab. KulonProgo (Kliripan kadar Mn : 25Yo; Samigaluh MnO2: 57,75o/o
terdapat dalam bentuk pirolusit dan psilomelan); daerah Gedacl,Batuwamo, Eromoko Kab. Wonogiri (Gedad, kadar Mn : 58,5yo,MnO2 : 92,10o/o, Baturetno kadar MnO2 : 82,74o/o, kadar Mn total52,28o/o, Eromoko kadar MnO - 78,31o/o, kadar Mn total 49,48ohterdapat sebagai lensa diantara batu gamping dan Farmasi AndesitTua); daerah G. Kidul (kadar MnO2 : 27,19o/o, kadar Mn total :23,5oA, terdapat di Kepuh, Ngepek, Ngejring, Ngagli( Kutuan dan
98
Selonjono Timur.Jawa Timur: Pacitan dan Ponorogo (Nambakan kadar Mnz = 3,0Vo,
Tambah kadar Mn = 4,5Vo berupa pirolusit sebagai lensa diantara
batu gamping dengan batuan volkanik/tufa; Ngrandu kadar Mn =5,0Va; Sempor kadar Mn = 6,6Vo; G. Gede kadar Mn =60,55%o;Dawng kadar }l4.n=58,26Vo; Klumpit, kadar Mn = 58,55Vo;
Banyumuntah kadar Mn = 53,517o; Bukul kadar Mn = 49,O4Vo; G.
Kembar kadar Mn = 60,55Vo; Cikuli, kadar Mn = 57,6-57,97o; Goro
kadar Mn = 57,82Vo); Blimbing, Pupung. Kab. Ponorogo (kadar Mn
= 59,52 dalam bentuk pirolusit); Panggul. Kab. Trenggalek (sebagai
psilomelan berupa lensa diantara batu gamping dan batuan
vulkanik/tufa); G. Kuncung, G.'Tumpak telor, Serut Kab. Trenggalek(sebagai piroksit dan psilomelan berupa lensa dalam batu gamping
dan batuan volkanik, di G. Kuncung kadar Mn = 56,667o; Serut kadar
Mn = 39,007o; Tumpak Gumaewang kadar Mn = 60.317o; Gelang
kadar mn 47 .19; G. Prongos kadar Mn = 59,787o; Belih Gondangan
kadar Mn = 59,95Vo; Gelang kadar Mn = 47,19; Belik kadar Mn =54,8l%o; Irmpung kadar Mn = 30,67%oi Danah kadar Mn = 46,76Vo;
Kompal, Ampelgading kadar Mn = 35,68Vo; Daerah Blitar (G. Jimbe,
kadar Mn - 6,4-5,l%o; G. Puncak Asem kadar Mn = 5,6Vo; G.
Cemenung kadar Mn = 4,7Va Kec. Wlingi kadar Mn = 6-6,75Vo
semuanya sebagai piroksit dan psilomelan; Sukorejo dan Tenggong
Kab. Tulung Agung (Sukorejo kadar Mn = 4l,42%o sebagai pirolusit
dan psilomelan berupa lensa-lensa tipis diantara batu gamping dan
batuan vulkanik/tufa; Tenggong (kadar Mn = 34,24Vo); G. Rajak dan
Kalirejo Kab. Malang (kadar MnOz = 5}90%o;berupa Mangan dalam
bentuk lensa); Puger Kab. Jember (Bedug I dan" tr kadar Mn = 2,l%a
sebagai pirolusit dan psilomelan dalam bentuk lensa diantara batu
gamping dan batuan vulkanik/tufa; Karangbale kadar Mn = 31,8-
56,7Vo; G. Maroondon Sekunir kadar Mn = l3,8%o; G. Sadeng kadar
Mn = 18,87o).
Kalimantan Barat: Lumar, Kab. Sambas (kadar Mn = 14,94-56,42Vo
terdapat berupa sedimen dan urat dalam tufa terhadap rhodonit,
rhodokhrosit).o Kalimantan Timur: G. Bambu, Muara Ancolong (proses hidro-
a
a
99
thermal,/berupa urat-urat halus bersama mineral/kuarsa.
Kalimantan Selatan: B. Besi, daerah Pengaron, Martapura (kadar
MnOz =70- 40Vo, proses hidrothermal dan sedimen); S. Tawao Kab.B irayon g (proses hidrothermal kontak berupa bon gkah-bon gkah).
Nusa Tenggara Barat: Teluk Maja, Kab. Sumbawa berupa bongkahmangenit; Pada Kab. Binoa terdapat bersama limonit.Nusa Tenggara Tirmrr: Kab. Manggarai, Flores; P. Roti (kadarMn3Oa = 69,l%o berupa bongkah bijih besi dan konkresi bijih Mn);Sebelah timur Kupang Timor; Ole Manenak, Kupang Timor terdapatsebagai lensa kecil pada batulempung, Trias; Tanini, Kupang Timor(ditemukan pada sungai sebelah timur Bukit Tanini); sebelah selatan
Kupang Timor; Ikan Foti; Amarasi, Kupang Timor (kadar MnO2 =85,l5%o berupa bongkah pirolusit dan nodul hasil endapan lautdalam); Niuk Baun Amarasi kadar MnOz = 85Vo terdapat sebagai
lensa; Moil Tobe (sebagai lapisan antara tanah liat dan serpihpasiran); Busleo sebelah timur Niki-niki berupa konkresi pada
komplek Babonaro; antara desa Ponu dan Kaubeleh sebelah baratAtapupu berupa konkresi pada komplek Babonaro; Oe Ekam, OeBaki Babuin Kalbanu Kab. Timor Tengah.
Timor Timur: Kab. Viquequel (berupa pirolusit dan manganitberkadar tinggi terdapat di Batukerbau Vemase, Buibau dan Seisal);Venilale (hasil endapan laut dalam berasosiasi dengan fosfat marin);Selatan Airu Condor.Sulawesi Utara: Tanjung Tarowitan Minahasa (berupa butiranmangan terserak ditanah, kadar Mn = 32,42Vo); Molosipat berbentukpsilomelan.
Sulawesi Tengah: Tawangko, Tona (sebagai psilomelan dalambongkah kuarsa).
Sulawesi Selatan: Wonomulyo, Polewali; Liburung, Bone; Ternate,
Riaja terdapat dalam batu gamping dan batulanau.
Sulawesi Tenggara: S. Rumu, Wapowaru berupa bongkah.
Maluku: Kec. Laloda dan Galela (terdapat di daerah Supu, Pasawani,
A. Pacao, A. Keretalamo; A. Salu, A. Doitia, A. Pitan sebagai
pirolusit dan psilomelan sebagai bongkah disungai; P. Batanta berupa
il
100
psilomelan dan pirolusit terdapat pada batas urat porfir dan kuarsa;Kp. Waturen, Tg. Fatufat, P. Buru (berupa fragmen pirolusit berupalapisan tipis dalam batu gamping); P. Doi, P. Dongasuli (kadar MnO2: 35-75,86o/o berupa pirolusit dan psilomelan sebagai lapisan tipispada batas tufa); Waigeo, mangan ditemukan bersama kobaltmerupakan lapisan penutup pada nikel.
Teknik Penambangan
Penambangan Mangan ditentukan oleh letak deposit yangbersangkutan. Apabila depositnya terletak di dekat permukaan, teknikpenambangan dengan sistem tambang permukaan/terbuka lebih sesuai
ditrapkan. Apabila depositnya terdapat jauh dipermukaan maka,pembuatan sumuran yang dilanjutkan dengan sistem gophering lebihsesuai seperti yang telah dilakukan di daerah Kliripan KecamatanNanggulan, Kabupaten Kulon Progo.
Pengolahan dan Pemanfaatan
. Brjih Mangan (Mn) 95% dimanfaatkan untuk industri baja. Kegunaan
lain adalah untuk industri kimia, batere kering, korek api, gelas, cat,
bahan celup, pupuk dan lainJain.. Khusus Mangan untuk pembuatan batere kenng persyaratan yang
harus dipenuhi adalah seperti diuraikan pada Tabel 7 (IndustrialMinerals, Juli 1985).
Di Amerika dikenal 3 jenis bijih Mangan grade batere yakni: Grade
A (milrter), grade A (komersial) dan grade B (komersial)
Tabel 7. Persyaratan bijih mangan untuk batcre kering
101
o Grade A untuk militer sekurang-kurangnya blih mengandung kadar
oksrgen yang setara dengan 85% MnOz. Grade A komersial mengandung sekurang-kurangnya 75oh MnO2,
timbal maksimum 0,5%o, besi maksimum 3,07r, logam berat selain Fe
dan Pb total 0,57o, bahan yang tak larut total 10%o, Mn total
maksimum 48o,PH antara 4-7
o Grade B komersial mengandung kadar Oksigen sekurang-kurangnya
setara dengan 68% MnO2.
Catatan tentang batere kering
Batere kering atau istilah tekniknya sel Leclanche ferdin dari
bagian luar berupa selubung seng berfungsi sebagai wadah yang diisidengan pasta elektrolit yaitu suatu campuran yang terdapat mangan
dioksida, cairan amonium khlorida, seng khlorida dan serbuk grafit.
Pada bagian tengah terdapat sebuah batang karbon yang berfungsi
sebagai penghubung arus listrik antata anoda (selubung seng) dan
katoda (pasta elektrolit). Energi listrik timbul bila kedua elektroda
berada dalam keadaan berhubungan dengan larutan berair. Pada waktu
pelepasan listrik gas hidrogen terlepas dari elektrolit, terbentuk pada
katoda. Bila gas hidrogen tersebut tidak segera dihilangkan, maka
akan segera menyelaputi elektroda karbon dan mempolanisir batere.
Akibatnya luas permukaan efektif elektroda menjadi berkurang dan
tenaga batere turun. Dalam hal ini mangan dioksida dalam batere
kering berfungsi sebagai depolarisator. Oksigen yang terdapat dalam
mangan dioksida bereaksi dengan hidrogen membentuk air dan
dengan demikian hubungan antara elektroda dengan larutan berair
tetap dipertahankan.Agar memenuhi fungsinya sebagai depolarisator, mangan diok-
sida yang digunakan harus memiliki sifat tertentu yang menonjol.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Electrochemical Society di ll-S'A.menunjukkan bahwa sifat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain struktur kristal, luas permukaan, penyebaran ukuran pori,
bentuk dan ukuran partikel, penghantaran listrik, keadaan permukaan,
komposisi kimia, macam pengotor dan cacat dalan-r struktur. Sifat fisik
Kadar oksigen sebagai MnO2 | 75 - 85%
Mn total I 48 - 58%Kelembaban I l-SUBesi sebagai Fe | 0,2 - 3%Silikon sebagai SiO2 | 0,5 - 5%
Pengotor logam lain | 0,1 - 0,2%
il
t02
yang penring ialah bijih harus mempunyai strukrur kristal yang buruk(struktur gamma) dan harus keras tetapi sarang. untuk kJperluanpembuatan batere kering mangan dioksida yang digunakan dapatmangan dioksida alam (biji), mangan dioksida buatan ituo .urnpurundari keduanya. Dialam terdapat rebih dari 20 minerar *urgo,dioksida. Diantara minerar tersebut hanya beberapa mineral yangcocok untuk batere kering antara lain:o Kelompok kriptomelan, hollandit (a-Mno2). Ada dioksida
kriptomelan yang dapat dipakai untuk bahan batere kering yangmenghasilkan kinerja yang cukup bagus dan dengan daya tahan yanglama.
Pirolusit (F-MnOz), pada umumnya merupakan depolarisator batereyang buruk. Beberapa pirolusit memberikan daya guna dengan dayatahan lama boleh jadi karena adanya sisa magnit (o_MnOOHlRamsdelit, sebagai ubahan dari groutif (o-MnOOH), bukandepolisator yang baik. mungkin komposisinya selalu mendekati kemangan dioksida yang stoichiometric.Nsutit (y-Mno2), bersifat non stoichiometric dan sarang memberikandaya guna yang baik.Birnessit (6-MnO2), salah satu mineral yang paling banyakditemukan dalam bintil mangan dasar samodra. Bahan inimemberikan daya guna yang baik untuk batere biasa dan relatifmemberikan daya guna yang unggul dalam pemakaian heaw dut,n.Todoraktif [(Mr*t, Zn,Mf ,Ba, Sr, Ca, K, Cu, pb)r Mn*a16O3] adalahmangan umum. Terdapat sebagai endapan mangan didarat jugamerupakan salah satu mineral utama dalam bintil mangan dasur iout.Mineral sekunder dibentuk melalui atau oleh aksi air meteor yangdingin, penggantian batu garnping. sebagian terbentuk oleh pela-pukan dan ploses hidrothermal.
Mangan dioksida buatan adalah mangan dioksida yang diha-silkan oleh proses kimia dan fisika. Dalam industri baiere keringdikenal 3 jenis mangan dioksida buatan yairu:
' Mangan dioksida elektronik = Electrolitic Mangan Diokside = EMD.Jenis ini dibuat dengan elektrolisa larutan mangan sulfat. Larutan
103
MnSO+ dibuat dari rodokrosit (MnCOr) atau dari mangan dioksida.Mangan karbonat akan lebih baik karena mudah larut dalam asam
sulfat. Pemakaian bijih mangan -dioksida baru ekonomis bila kadarMnOz lebih dari l5%o.Bijlh dipanggang dan direduksi menjadi MnOagar dapat larut dalam asam sulfat.
o Mangan dioksida yang diaktifkan secara kimia = Chemical ManganDiokside = CMD. Merupakan jenis mangan hidrar buatan yangdiperoleh dengan penguraian thermal senyawa mangan selain oksida,misal mangan nitrat. untuk menghasilkan oksida padat yang halus.
. Mangan hidrat buatan diperoleh dari permanganat, bersifat sangatreaktif.
Mangan dioksida buatan kebanyakan digunakan dalam baterekering terutama dari jenis batere manganis alkali, premium atau heavyduty dan sebagai campuran dengan bijih alam untuk batere Lechlanchebiasa. Pencampuran ini dimaksudkan untuk meningkatkan teganganjepit dan waktu tegangan.
8. Feldspar
Feldspar merupakan kelompok mineral/mineral dengan kom-posisi alumunium silikat, potasium (kalium), sodium. (natrium)kadang-kadang Kalsium. Feldspar terjadi selama proses'kristalisasimagma baik melalui proses pneumatolytic ataupun proses hidro-thermal dalam urat pegmatik tetapi jarang terjadi karena proseskristalisasi larutan magma pada suhu rendah. Feldspar merupakanmineral pembentuk batuan beku terutama pada batuan beku dalam
Qtlutonicroc,t) yang bersifat umum tetapi terdapat pula pada batu4nerupsi ataupun metamorf. Pada batuan granit, feldspar berasosiasidengan kuarsa, mika, khlorit, beril dan rutil sedang pada batuanpegmatit feldspar berasosiasi dengan kuarsa, mika dan topas. Mineralfeldspar yang paling umum adalah ortoklas (K Al Si3 Os), mikroklin(K Al Si3 Os) dan plagioklas feldsparseris (yang terdapat seri Albite,Oligoklas, Andesin, Labrodorit, Bytownite, Anortit dengan rumuskimia Na Al Si3 08 Ca Alz Siz Os
Pada dasarnya feldspar mempunyai jaringan struktur tiga
T
104
dimensi yang disebut tektosilikat dan mempunyai 4 atom oksigenyang membentuk silikat (SiO4) tetrahedral. mempunyai wama cerah.Silikat ini dapat mengalami perubahan oleh unsur alumunium yangmembentuk alumunium silikat. Sifat fisik feldspar antara lain ber-warna putih, keabuan, hijau muda dan kuning kotor, nilai kekerasan6,0-6,5 (dan dipakai sebagai skala kekerasan Mohs), berat jenis 2,4-2,8 dengan titik lebur 1.100-1500" C. Feldspar yang dapat ditambangdan bemilai ekonomis adalah jenis:. natrium (sodium) feldspar:Na Al Si: Oa
. kalium (potas) feldspar : K Al Sir Os
o kalsium feldspar : Ca Alz Si: Oa
Feldspar sering juga didapatkan dalam bentuk endapan yangterjadi karena proses diagenesa dari endapan piroklastik halus yangbersifat asam (riolitik) dan terendapkan dalam lingkungan lakustrinyang umufirnyaberada dalam cekungan Tersrer.
Tempat Diketemukun
Daerah Isimewa Aceh: Rampelan dan Ampokolak, Kec. Rikitgaik,Kab.Aceh Tenggara (terdapat pada batuan leukogranit, dapat dipakaisebagai bahan keramik halus), Kendawi, Kec. Blangkejeran, Kab.Aceh Tenggara (dalam batuan pegmatik yang menerobos sekis, jenismineralnya mikroklin berasosiasi dengan kuarsa dan mika, cukupbaik untuk glasir dan keramik halus), Tutong Sawah (sebagai retas
aplit dan batuan granit yang berumur Pra Tersier).Sumatera Utara: Pantai timur (Pangkalansusu, Tg. Balai); Sungai
Biang; Danau Toba, Tonggiring, Tapanuli Utara (didapatkan pada
batuan liparit); Sibolga, Tarutung, Balige, Tapanuli Utara (pada
batuan granit)Riau: Kec. Sibarida, Kab. Indera Giri Hulu; Pasir Panganrayan Kab.Inderagiri Hulu (pada batuan granit).
Sumatera Barat: Sulit Air (pada batuan Syenit/Granit); Lundar, panti(pada batuan granit).
Sumatera Selatan: Gunungbatu, Palembang (pada batuan tuf trachit);
105
Sungai Alas, Kab. Muara Enim (pada batuan lipanit); S. Semendo
Fajar bulan Kab. Muara Enim (pada batuan pegmatit); S. Payung,
Palembang (dyke dalam batuan granit).Lampung: Wai Pubian (cukup baik untuk bahan baku keramik); WaiGua (terdapat dalam batuan granit); Wai Sulan (didapatkan pada
batuan granit pegmatit dan granit aplit).Jawa Barat: Cikembar, Kab. Sukabumi (pada batuan tufit)Jawa Tengah: Kebutuh duwur, Kebutuh jurang, Banjarnegara(sebagai komponen pada batuan metasedimen.
Jawa Timur: Desa Pojok, G. Slemer, Kab. Trenggalek (pelapukan
tufa dasit pada Formasi Andesit Tua; SiOz > llVc, FeOr < 27o); G.Banjiran, G. Sapu dan G. Jabung Sliwer Trenggalek (sedimentasi daritufa dasit dalam Formasi Andesit Tua, SiOz > 707c, AlzO: > l07c;FezOr > 17o); Wonotirlo, Pasiraman Kab. Blitar; Ngeni, Kab. Blitar(pelapukan dari tufa riolit pada Formasi Wuni yang berumur Miosen,cukup baik untuk bahan keramik halus); Kalitengah Kab. Blitar(pelapukan tufa riolit, pada Formasi Wuni yang berumur Miosen),Wonosari, Pagergunung Kab. Malang (pelapukan tufa riolit);Banjarsari; Gampingan Kab. Malang (pelapukan tufa riolit); PantaiUtara Bondowoso Kab. Bondowoso (pelapukan tufa rioli0;Wonosidi, Ketro, Pacitan (baik untuk keramik).Kalimantan Barat: G. Buduk, Kab. Sanggau (baik untuk keramik,merupakan retas pegmatik pada granit); Balai Karangan Kec.Sekayam, Kab. Sanggau (pelapukan dari tufa dasitik); Pandan
Sembuat Kutayan Hulu, Kab. Sanggau (berupa urat berwarna putihkehijauan pada batuan granit)Nusa Tenggara Timur: Kab. Ende, Kolowan (pada nrbuh granit)Sulawesi Utara: Kec. Tapa Kab. Bolaangmangandow (dyke padabatuan asam)
Sulawesi Tengah: Dende Kab. Donggala (pelapukan granit meru-pakan granit, endapan pantai); Benawi, Kec. Labezm Tombo, Kab.Donggala (pelapukan granit merupakan endapan pantai); SibualangKab. Donggala (pelapukan granit, endapan pantai); Budi Mukti Kab.Donggala (endapan pantai) Tambu (endapan pasir pantai terdapat
a
a
'
a
a
t106
pasir k-uarsa dan feldspar pelapukan granit)o Sulawesi Selatan; Timur laut Kab. Maros (mineral/orthoklas pada
retas trachit). Irian Jaya: pantai barat P. Tamagoei (merupakan dyke aplit)
Teknik Penambangan
Penambangan bahan galian feldspar dapat dilakukan secaratambang terbuka dalam bentuk kuari dengan sistem teras (benchsystem) atau tambang dalam. Feldspar yang diperoleh dilak-ukanpemilihan/penyortiran (hand sorting) untuk selanjutnya diolah sesuaikeperluan.
Pe ngolahan dan P emanfaatan
Pengolahan feldspar dimaksudkan untuk menghilangkan/me-nurunkan kadar mineral pengotor seperti besi, biotit, turmalin, garnet,mika/muscovit dan kuarsa. Pengolahan dapat dilakukan secara seder-hana dengan penggilingan, pencucian, dan pengayakan. Penggilingandapat dilakukan denlan pan mill atau pebble mill. Cara lain dalampengolahan feldspar rnodel floatasi brjih (froth floatation) yaitu prosespemilahan partikel halus dan partikel kasar dengan memanfaatkansifat fisik dan kimia antara batas fase padat (mineral), fase air (media)dan gas, sehingga diperoleh mineral berharga yang disebut konsentrat(yang dalam hal ini berupa buih/busa). Proses pengolahan inidilakukan secara bertahap, yaitu dengan mengapungkan mineralpipihimika terlebih dahulu dan kotoran besinya dihilangkan denganpemisah magnetis (magnetic separator) atau dengan pelarut H2SO4.Proses ini dapat memisahkan secara selnpurna antara feldspar dengankuarsa, mika-dan oksida besi. Keberhasilan dari proses ini ditentukanoleh penentuan segmen kimia yang sesuai untuk dipergunakan dalampengolahan tersebut. Bagan alir pengolahan feldspar secara floatasibuih adalah pada Gambar 5.
Mutu feldspar ditentukan oleh oksida kimia seperti K2O danNazO. Kalau kandungan oksida tersebut relatif tinggi (>67o), bahan
t07
fG**" I_____T__________ j
t----------- - t1,il:xl, -l
asetat-l i
Jaw crusher
Penghilangan besi (pemisahan
MagnetiVpelarut H:SOr)besi/larutan besi
Dibuang
Pasir kuarsa
Produk feldspar mumi
solaramine
asam hidroflor-l l=oot^'[_}---amine asetat I tpH, z,s - ll
Ipineoil J
=-I_o"ro,;;*,---lti .--."* _l
----r-f ..-",*- IY
Gambar 5. Bagan alir pengolahan feldspar
il
108
tersebut digolongkan jenis feldspar. Selain itu ditentukan pula olehoksida pengotor yang terdapat dalam bahan baku feldspar seperti
FezOr dan TiOz.Feldspar digunakan dalam berbagai industri seperti industri
keramik, gelas dan kaca lembaran.o Industri keramik
Spesifikasi feldspar untuk keramik (Str. No. 1145, 1984)
o Industri gelas
Spesifikasi feldspar untuk industri gelas:
BAB V
RAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAIT.AN DENGAN BATUAN GUNUNG API
I. OBSIDIAN
Merupakan "ienis batuan beku luar, hasil pembekuan magmayang kaya silika. Pembekuan terjadi demikian cepat sefiingga mineralpembentuknya tidak sempat mengkristal dengan baik dan kedudukankristalnya tidak beraturan. Obsidian kebanyakan bdrwarna putihkeabu-abuan hingga hitam, kadang-kadang ada garis merah kecoklat-an dan hitam. Dijumpai pula obsidian yang berwarna kehijauan, unguataupun warna perak. jenis ini dikenal dengan obsidian pelangi.Obsidian dengan silika sebagai komposisi utama mempunyai kekeras-an lebih dari 6 menurut skala Mohs, berat jenis 3-3,5, rnempunyai sifatpecahan konkoidal. Menurut reaksi Bowen, mineral silika akan mele-bur pada temperatur 700" - 800' C.
Tempat Diketemukan
Kebanyakan obsidian didapatkan sebagai batuan beku luar padajalur gunung api di [ndonesia yang berumur relatif rnuda (Pleistosen -
Kuarter). Ter-npat diketemukannya obsidian antara lain:o Jarnbi: G. Cianturrg, S. Purgut dan S. Penuh (pada batuan lava
andesit)o Jawa Barat: Nagreg Kab. Bandung (berupa sisipan dan bongkah pada
batuan tras); G. Cian-ris Kab. Gamt (terdapat selang-seling dengan
I
{I
i
itII
ii
SiOz$o)Al2O3 (Vo)
KzOzNaz(Vo)FezOt (Vo)
Ukuran butir + 16 mesh (maksimum)+ 20 mesh (maksimum)
68,00 - 69,99>ll>il0,t -0,2noll7o
- 100 mesh (maksimum) :25VoSpesifikasi feldspar untuk industri gelas "amber" (berwarna coklat)Kalium feldspar (7o) :99,5 (-20 mesh)
FezOt (7o)
KzO (7o)
AlzOt (7o)
:0,05 (maksimum):> 10
:>18Silika bebas (7o) : 6 (maksimum)CaO (7o) :2 (maksimum)Spesifikasi feldspar untuk industri kaca lembaranAl2O3(7o):>18FeOt(Vo) : < 0,8KzO(7o) :>10
Oksidasi Jenis industri
Porselen 7o SaniterTo Gerabah halus padat 7o
K2O + Na2O
Fe2Oj
Ti02CaO
6 - t50,5ol0,5
6 - 15
0,70,70.5
6 - t50,8
t,0
I110
perlit diatas andesit); Ciasmara Kab. Bogor; Leuwiliang, G. Kiara-beres, kurang lebih 6 km sebelah barat G. Salak (merupakan lava dankurang lebih panjang 2 km dan aliran lava yang merupakan susunanbalok berwarna abu-abu dengan steroida); Terogog, Priangan (sing-kapan 100 - 150 m panjang, tebal 1-5 m); Anyer, G. Barengkongsebelah selatan/barat Barengkok, Banten.
o Lampung: Pulau Krakatau, Pulau Panjang, Wai Seputih (meiupakansingkapan bulat sepanjang I km).
o Kalimantan: dekat Sampitr Sulawesi Utara: Tataaran, Tomohon Kab. Minahasao Irian Barat: P. Namotote
Teknik Penambangan
Dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan sederhana.Karena obsidian merupakan tubuh batuan yang keras, pada tahap awalpenambangan untuk memperoleh blok-blok yang cukup besar dimulaiproses peledakan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
o Obsidian mempunyai wama indah dan keras, disamping itu mudahdibentuk. Pada jaman Prasejarah, manusia purba memanfaatkanobsidian untuk senjatalkapak atau "titikan" penimbul api.
o BangunanKarena sifatnya yang keras dan sangat resisten, obsidian dapatdimanfaatkan sebagai fondasi bangunan. Obsidian tidak porous, halini mengakibatkan daya rekat semen menjadi berkurang. Obsidianapabila dipecah mempunyai sifat konkoidal dengan pinggiran yangtajam. Oleh karenanya dalam pengerjaannya harus hati-hati.
o Bahan batu muliaKarena sifatnya yang kompak, beberapa jenis berwarna terang dantransparan obsidian dapat dibentuk menjadi batu mulia. Menurutklasifikasi Kinge, obsidian termasuk batu mulia tanggung
1il
( H alfe de I s t e n e n) batu kelas [V.o Bahan perlit rekayasalartificial perLit
Perlit anificial dapat direkayasa dengan bahan baku dari obsidian
(Sukandamrmidi, 1983). Dari penelitian dengan bahan baku obsidran
dari Nagreg sesudah dipanaskan dengan oven selama 90 menit pada
temperatur 1000" - 1 100' C terjadi perubahan sebagai berikut:
I semula warna hitam berubah meniadi putih keabuan
i volume berkembang menjadi 5 kali lipat
r berat jenis yang semula 3,35 menjadi 0,6
o selama terjadinya perubahan warna, keluar air dari massa batuan,
dan batuan menjadi berpori dan lengket antara fragmen yang satu
dengan yang lainDengan demikian maka artificial perlit beratnya menjadi sangat
kurang dengan kekuatan yang tinggi. Oleh sebab itu perlit hasil
rekayasa dari obsidian, dapat digunakan untuk bahan beton ringan
ataupun dinding peredam dan isolasi panas.
2. PERLIT
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tiba-tiba
dengan tekanan yang tinggi dalam suasana basah. Komposisi utama
adalah mineral silikat berbutir sangat halus, terbangun oleh steroida-
steroida kecil, ringan. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehi-
taman. Perlit ini bila dipanaskan bertahap hingga mencapai suhu
antara 950-1050' C, akan mencapai perkembangan isi yang tetap dan
maksimum. Sifat perkembangan ini sangat penting untuk penggu-
naannya sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan ringan.
Menurut hasil penelitian perlit yang baik mengandung SiOz707o, air
2-5Vo,Na dan K sebanyak 5-8Vo berat. Dengan susunan ini perlit akan
mempunyai suhu kelembaban/pencairan rendah demikian pula suhu
pemuaiannya tidak jauh berbeda. Banyaknya air yang dikandungnya
akan berpengaruh terhadap pemuaian. Air yang terlalu banyak akan
mengakibatkan desintegrasi. Berat jenis perlit sebelum diolah/dipanas-
kan antara l,10-2,50, setelah dipanaskan menjadi 0,11-0,15.
112
Tempat Diketemukan
Seperti halnya obsidian, perlit didapatkan disekitar gunung apiyang berumur relatif muda. Tempat diketemukan antara lain:o Sumatera Utara: Pansur Napitu, Kec. Silindung Kab. Tapanuli Utara
(prosentase nilai ekspansi I 58,3Vo terdapat sebagai bongkah-bongkahdalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian)
o Sumatera Barat: Bukit Rasam, Kec. Lubuk Sikaping Kab. pasaman
(prosentase nilai ekspansi maksimum 5l,5l7o HzO 0,03' ',r, minimum50,007o HzO 2,837o terdapat sebagai bongkah dalam tufa); BukitSipinang Kec. Sepuluh Koto, Singkarak Kab. Solok.(prosentase nilaiekspansi 947o terdapat sebagai bongkah dalam tufa dan berasosiasidengan obsidian); Bukit Batu Kambing, Kab. Solok (nilai ekspansimaksimum 63,15%o H2O 0,057o, minimum 8,50Vo H2O l,12%oterdapat dalam Formasi Andesit)
o Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat, Kab. Kerinci; G. Gantung S.Purgut dan S. Penuh (nilai ekspansi l00Vo terdapat dalam satuanbatuan lava andesit)
o Bengkulu: Bukit Naning, Kotadonok, Bengkulu (terdapat dalambenmk bongkah dialiran sungai terdiri breksi vulkanik)
e Sumatera Selatan: Gunung Batu dan Uladanau, Kec. Pulau Beringin,Kab. Ogan Komering Ulu (nilai ekspansi maksimum 75Vo sebagaifragmen dalam breksi tufa);
o Lampung: Mutar Alam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara (nilaiekspansi 16,21-269Ea, berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalarngraben Gedongsurian); Gedong Surian, Kec. Surnberjaya Kab.Lampung Utara (berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam grabenGedongsuriiur); Suwoh Kec. Belalau Kab. Lampung Utara (nilaiekspansi maksimum 68,757o, berasosiasi dengan dasit, tufa breksi,sebagai hasil erupsi Plio-Pleistosen pada sesar Semangko/GrabenSuwoh); G. Asahan, desa Pumawiwitan Kec. Sumberjaya Kab.Lampung Utzra (nilai ekspansi 100-200Vo); Antatai (berwama hitamperlitik kompak); Penaga/tepi pantai berwarna hitam keabuan perlitikkompak); G. Muhul Kec. Belalau Kab. Lampung Utara (nilaiekspansi maksimum 329To,berasosiasi dengan tufa breksi, lava riolit
l13
dan dasit sebagai erupsi celah pada Plio-Plistosen)Jawa Barat: Ciasmara Kab. Bogor (nilai ekspansi l27Vo terdapatsebagai fragmen dalam breksi lahar dan aliran lava gelas volkanik);G. Kiamis Kec. Samarang Kab. Garut (nilai ekspansi ll9%o terdapatberselang-seling dengan obsidian diatas breksi); Santrijaya Kec.Karangnunggal Kab. Tasikmalaya (terdapat sebagai aliran gelas
volkanik dalam tufa dasit-andesit dan sebagai fragmen dalam breksi.Nusa Tenggara Barat: Dorodonggamasa Kec. Sape Kab. Bima (nilaiekspansi 300Vo, sebagai gang dalam andesit).Sulawesi Utara: Tataaran Kec. Tomohon Kab. Minahasa (nilai eks-pansi 1767o terdapat sebagai sisipan dalam aliran lava gelas volkanikriolitik
Teknik Penambangan
Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karena perlitmerupakarf bahan galian lunak penambangan dilakukan dengan alatsederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Perlit disamping didapatkan dialam, dapat pula direkaya-sa/dibuat dari obsidian derrgan pemanasan
Bahan bangunanPerlit dimanfaatkan sebagai "very light aggregate" untuk beton ataubata cetak yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pulameninggikan daya isolasi terhadap panas dan suara/peredam, tetapimempunyai daya tekan rendah.
Dalam bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air.
3. PUMICE/BATU APUNG
' Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan danbersentuhan dengan udara luar secara tiba-tiba. Buih gelas alam
114
dengan gas yang terkandung didalamnya mempunyai kesempatanuntuk keluar dan magma membeku dengan tiba-tiba. Pumice umum-nya terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat letusangunung api dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah. Pumiceumumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan lepasatau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuatdengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pema-nasan yang dilakukan pada obsidian dari Krakatau, suhu yangdipe^rlukan untuk mengubah obsidian menjadi batu apung rata-rata880oC. Berat jenis obsidian yang semula 236 turun menjadi 0,416sesudah perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung didalam air.Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis. Pumice berwama putihabu-abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuranlubang, yang bervariasi ukurannya baik berhubungan satu sama lainatau tidak struktur skorious dengan lubang yang terorientasi. Kadang-kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit/kalsit. Batuan ini tahanterhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis (meng-isap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah. Kekuatan-tekan antara 3O-2Okglcm2. Komposisi utama mineral silikat amorf.
Tempat Diketemukan
Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan denganrangkaian gunung api Kuarter sampai Tersier muda. Tempat dimanabatu apung didapatkan antara lain:o Jambi: Salambuku, Lubukgaung, Kec. Bangko, Kab. Sarko (meru-
pakan piroklastik halus yang berasal dari satuan batuan gunung apiatau tufa dengan komponen batu apung diameter 0,5-15 cm terdapatdalam Fonrlasi Kasai).
o Lampung: sekitar kepulauan Krakatau terutama di P. Panjang(sebagai hasil letusan G. Krakatau yang memuntahkan batu apung).
. Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat(diduga hasil kegiatan G. Krakatau); Nagreg, Kab. Bandung (berupafragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutubaik untuk agregat beton, berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran
115
permukaan); Cicurug Kab. Sukabumi (kandungan SiOz = 63,20Vo,
AlzOr - 12,5Vo berupa fragmen pada batuan tufa); Cikatomas,Cicurug, G. Kiaraberes Bogor.
o Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon Progo pada Formasi AndesitTua.
o Nusa Tenggara Barat: Lendangnangka, Jurit, Rempung, Pringgesela(tebal singkapan2-5 m sebaran 1000 Ha): Masbagik Utara Kec. Mas-bagik Kab. Lombok Timur (ebal singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha);Kopang, Mantang Kec. Batukilang Kab. Lombok Barat (telah diman-faatkan untuk batako sebaran 3000 Ha); Narimaga Kec. RembigaKab. Lombok Barat (tebal singkapan}-4 m, telah diusahakan rakyat).
o Maluku: Rum, Gato, Tidore (kandungan SiO2 - 35,92-67,89Vo; Al2O3
= 6,4- 16,98%o).
o Nusa Tenggara Timur: Tanah Beak, Kec. Baturliang Kab. LombokTengah (dimanfaatkan sebagai campuran bgton ringan dan filter).
Teknik Penambangan
Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan,dan relatif tidak keras. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan
tambang terbuka/tambang permukaan dengan peralatan sederhana.Pemisahan terhadap pengotor dilakukan dengan cara manual. Apabiladikehendaki ukuran butir tertentu proses pemecahan (grinding) danpengayakan dapat dilakukan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
o Sebagai bahan bangunanSebagai bahan tahan api, dinding penyekat ruangan dalam bentuklembaran sifatnya yang hidraulis baik untuk teknik bangunan basah.
Disamping itu berfungsi pula sebagai bahan isolasi panas dan suara
atau untuk isolasi kamar/peredam atau almari es
r IndustriSebagai bahan penyaring setelah diproses dengan ukuran butir ter-
tentu disamping untuk abrasive khususnya bahan poles untuk logam.
116
4. TRAS
Tras disebut pula sebagai pozolan, merupakan bahan galianyang cukup banyak mengandung silika amorf yang dapat larut diairatau dalam larutan asam. Nama pozolan diambil dari suatu desa
Puzzuoli de Napel, Italia dimana bahan tersebut diketemukan. Tras(alam) pada umumnya terbentuk dari batuan volkanik yang banyakmengandung feldspar dan silika, antara lain breksi andesit, granit,rhyolit yang telah mengalami pelapukan lanjut. Akibat proses
pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral lempung/kaolin dan
senyawa silika amorf. Makin lanjut tingkat pelapukannya makin baikmutu dari tras. (Santoso, 1994) menyelidiki tras yang ditemukan diKulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, diperoleh unsur kimiasebagai berikut: SiOz, AlzO:, CaO, FezO:, MgO, Na2O, KzO, MnO,TiO2, P2O5, HzO. Dari unsur tersebut yang menjadi perhatian adalahunsur SiO2, Al2O3, dan CaO. Standart unsur kimia untuk tras yangakan diusahakan adalah sebagai berikut (BKPMD vide Santoso,
1994).
Tabel 8. Standart komposisi kimia tras.
Sebagai bahan bangunan tras mempunyai sifat-sifat yang khas.
Sifat tras yang terpenting apabila dicampur dengan kapur padam(kapur tohor) dan air akan mempunyai sifat seperti semen. Sifat inidisebabkan oksida silika (SiOz) yang amorf dan oksida alumina(Al2O3) di dalam tras yang menjadi bersifat asam. Kedua macamoksida yang bersifat.asam tersebut bersenyawa dengan kapur tohordan air yang akhirnya mempunyai sifat seperti semen.
Unsur I Kisaran 7o berat
sio: | 40.76-s6.20At2or | 11.35-27.55Fe2O1 | 7.35-13.15H2O | 3.35-10.70CaO I 0.82-t0.27Mgo | 1.96- 8,05
fi1
Tempat Diketemukan
Penyebaran tras di Indonesia mengikuti jalur rangkaian gunungapi Tersier dan Kuarter antara lain:o Daerah Istimewa Aceh: Ujung Batu dan Krueng Raya, Kab. Aceh
Besar (pelapukan tufa breksi dengan komponen dasit dan andesit);Gronggong Kab. Aceh Pidie (berupa tufa pasiran, berbutir kasar-kasar halus telalr mengalami pelapukan); Takengon, Kec. Takengon,Kab. Aceh Tengah (berupa tufa-pasiran berbutir kasar mengandungkomponen batu apung yang telah lapuk)
o Sumatera Utara: Sarulla, Kab. Tapanuli Utara (berasal dari hasilpelapukan tufa riolit berbatu apung)Sumatera Barat: Muara Laboh Kab. Solok; Padang Panjang Kab.Tanah Datar, Matur dan Gadut Kab. Agam (dapat dipergunakansebagai bata cetak atau tanah mantap dengan penstabil kapur atau se-men, kuat tekan = 4,6-19, kuat lentur = 1,9-9,3 kg/cm2; Bonjol Kab.Pasarnan (telah digunakan sebagai bahan bata cetak dan bangunan)Jambi: P. Pandan dan Batuputih, Kec. Danau Kerinci Kab. Kerinci(terdapat sebagai hasil pelapukan batuan gunung api yangmengandung fragmen batu apung); Lolo Kecil Kec. Gunugraya Kab.Kerinci (merupakan pelapukan batuan gunung api yang mengandungfragmen batuapung); Kampai, Bukit limon, Selai Pulau tengah danBatu putih (merupakan hasil pelapukan batuan gunung api yangmengandung fragmen batu apung)Bengkulu: Jambu keling, Kotadonok (pelapukan breksi tufa berbatuapung) Tanjung panai Kec. Padang Ulaktanding; Lubuk TanjungKec. Kerkap; Kapahiang, dekat perbatasan dengan Propinsi SumateraBarat (pelapukan batuan vulkanik muda)Lampung: Mutaralam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara (baikuntuk bahan pernbuatan batako dan plester, merupakan hasilpelapukan batuan volkanik berumur Kuartar);Jawa Barat: Ciomas Kab. Serang (sebagai tufa batu apung hasilkegiatan G. Danan); Batu recg dan Bongkor, Kec. Lembang Kab.Bandung (berasosiasi dengan pelapukan bahan yang berasal dari G.Tangkuban Prahu dan bercampur dengan obsidian dan batuapung);
118
Cicurug Kab. Sukabumi (merupakan hasil pelapukan bahan yang
berasal dari G. Salak. Lapisan atas bercampur dengan batu apung);
Sulukuning Kab. Purwakarta (kandungan SiO2 = 42,7-48,5Vo; Al2Or
= ll,5-lJ,ZVa; Fe2O3 = l3,l-l9,2%o; CaO = 1,9-4,6Vo; MgO = 1,2-
6,07o; NazO = 0,6-l ,5Vo; KzO = 0,1-0,6Vo; H2O = 6,2-9,77o; HD =12,3-19,2Va, berat jenis = 2,43); Nagreg, Kab. Bandung (erdapatdalam batuan tufa andesit, dapat dipergunakan sebagai batuan
campuran semen poftland pttzzolan); Cimeong, Sukaresmi Kec. MajaKab. Majalengka (merupakan pelapukan nrf dan breksi andesit);
Sukamelang Kec. Kadipaten Kab. Majalengka (kandungan SiO2 =46,60Vo, AlzO: + Fe2O3 = 38,227o, CaO = 5,08Vo, MgO = l,24Vo,
kadar air rata-rata 1,07o, dapat digunakan sebagai tanah mantap tanpa
tekan); Sukaraja, Maruyung dan Cikancung Kab. Bandung; Cikalongwetan Kab. Bandung; Nyalindung, Padalarang, Kab. Bandung;Batujajar Kec. Cililing Kab. Bandung; Bobos dan Loji Kec. Sumber,
Kab. Cirebon (kandungan SiO2 = 68,747o, Fe2O3 + Al2O3 = 23,26Vo;
CaO = 1,707o, MgO - 0,547o, kadar air =2,387o); Gekbrong Kec.
Warungkondang, Kab. Cianjur (kandungan SiO2 - 457o, Al2O3 =ZOVo krat tekan 5 2- I 00 kg/cm2
Jawa Tengah: Kalirejo, Kec. Ungaran Kab. Semarang (dapat
digunakan untuk batako tanpa beban, kuat tekan =29,0, kuat lentur =10,5 kg/cm2) Pudak Payung, Kec. Ungaran Kab. Semarang (kuat
tekan = 83,2 kuat lentur = 25,5 k{cm2, dapat digunakan untuk batako
tanpa beban); Lajan, Kec. Sumowono (dapat digunakan sebagai tanah
mantap tanpa beban, kandungan SiO2 = 5':.,82Vo; A12O: + Fe2O3 =28,407o; CaO = 6,10%o, MgO = 1,627a, kadar air rata-rata = l,5%o);
Bandungan, Kec. Ambarawa (dapat digunakan sebagai tanah mantap
tanpa beban, kandungan SiO2 - 50,57o, AlzO: + Fe2O3 = 34,78?o;
CaO = 7,92Vo; MgO = 1,837o, kadar air rata-rata= 1,087o); KragilanKec. Mojosongo Kab. Boyolali (dapat digunakan sebagai bata cetak
dengan beban, kandungan SiO2 = 44,44Va; AlzO: + Fe2O3 = 35,24Vo;
CaO = 7,547o; MgO = 0,42Va, kadar air 4,1Vo); Kaligesing Kab.
Purworejo (merupakan pelapukan breksi rulkanik bersifat lunak,
kandungan SiO2 = 507o; AlzOt = 20Vo); G. Muria Kab. Pati
(kandungan SiO2 - 50,l3%o; AlzOr + Fe2Oj = 38,93Vo; CaO =
119
0,286Vo; MgO = 0,l4Vc; MnO = 0,3687o, SO3 = l,59Vo); KendelKec. Kemusu Kab. Boyolali (kandungan SiOr = 4j,36Vo, AlzO: +Fe2Oj = 35,867o; CaO = ll,867a; MgO = 0,22To, kadar air rata-rata3,37a); Jatinom Kec. Jatinom, Klaten (dapat sebagai bata cetakdengan beban, kandungan SiO2 - 53,0Vo; Al2O3 + FeOj = 33,4Vo,CaO = 8,587o: MgO - 0,447o, kadar air rata-rata = 3,8Vo); Towel,Kab. Tegal; (baik untuk batako); Rahtawu, Kab. Jepara (baik untukbatako); Badungan Kab. Magelang (baik untuk batako); Samigaluh,Kulon Progo, DIY (baik untuk batako); Wonogiri Kab. Wonogiri;Rembang Kab. Probolinggo.Jawa Timur: Batu, Malang (kandungan SiO2 - 54,72Vo; AlzOr +FezO.r - 25,17Va; CaO = 2,37o); Kec. Pujon Kab. Malang (kandunganSiO2 = 57,ZVo, Al2Or + FeOr - 30,48Va; CaO = j,OBVo, kadar air rata-rata4,l7o; Sumberbrantas Kec. Batu, Kab. Malang (kandungan SiO2
= 59,56, AlzO: + FezO: = 30,48Va, CaO = 6,287o, MgO = l,SVa,kadar air = 2,3Vo); Punten, Kec. Batu, Malang (kandungan SiO2 -58,287o, Al2O3 + FezOr = 26,587o, CaO = 7,84Vo, MgO = l,27Vo,kadar air = 2,37o); Turan Kab. Malang, Jari, Kec. Bubukan, Kab.Bojonegoro (kandungan SiO2 - 5O,3-58,48Vo, Al2O,1 * Fe2O3 =26,46-4,68Vo, MgO = 0,35Vo, kadar air = 3,51-'7,067o), G. Kelud(kandungan SiO, = 39,637a, Al2Oj = 24,147o, CaO = l,9lVo, MnO =0,747o, FeOj = 1,SlVo); Pacet, Kec. Pacet, Mojokerto (kandunganSiO2 = 56,127o, Al2Or + Fe2O3 = 29,887o, CaO = lO,44Vo, MgO =0,607o, kadar air = 0,97o); Made, Kec. Pacet Kab. Mojokerlo(kandungan SiO2 - 57,18Vo, AlzOr + Fe2O3 - 24,10Vo; CaO =ll,08Vo; MgO = 1 1 ,lL%o, kadar air = 3 ,67o dapat dipergunakan untukbata cetak dengan beban dan bersifat puzolianik); Singgahan, PulungKab, Ponorogo; Puger Kab. Trenggalek (baik unruk batako); Pana-rukan, Situbondo; Pandak, Parseh, Tegalampel, Bondowoso (baikuntuk batako dan plester).
Bali; Bajar Males dan Batujulung Kec. Kura, Kab. Bandung; Marga,Kab. Tabanan; Bringkit Kab. Badung; Samplangan, Gua Gajah,Bunitan, Kab. Gianyar; Bukitjambul Kab. Klungkung;Banjar WanyuKec. Marga. Tabanan.
Nusa Tenggara Barat: Tanah Beak Kab. Lombok barat (dapat
ilI
I
l
l
I
I
j
;l
t20
dimanfaatkan untuk batako, kuat tarik = 2,9-7,7 kglcm2, kuat tekan =20,7-35,07okf,cm2Nusa Tenggara Timur: Waipora Kec. Bola Kab. Sikka (merupakan
hasil pelapukan batuan tufa, baik untuk batako); Maumere Kab.Sikka (pelapukan batuan tufa); Waulupang Kab. Flores Timur(pelapukan batuan tufa); Lewoleba, P. Lembata (pelapukan. batuantufa, sudah dimanfaatkan); Rainimi dan Atambuna Kab. Kupang.Sulawesi Utara: Pineleng Kec. Pineleng Kab. Tondano (kandungan
SiO2 - 57,96 - 64,607o; Al2O3 + Fe2Oj = 19,22-27,36Vo; CaO = 0,33 -
9,36Vo; MgO = 0,53-l,64Vo; kadar air = 0,8-5,8Vo, pelapukan batuantufa kaca); Matani, Kec. Tomohon (kandungan SiO2 = 65,28 -72,18Vo; Al2O3+Fe2Ot = 14,76-25,387o; SOr = 0,9-0,827oi MgO =0,16-1,59Vo, kadar air = 0,7-3,lVo, dapat sebagai bahan batako)
o Sulawesi Selatan; Bukit Lakapala, Kec. Malusetasi, Kab. Bamr;Malino, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa.
Teknik Penambangan
Bahan galian tras relatif lunak dan terdapat dekat permukaan.Oleh sebab itu penambangan terbuka dapat dilakukan dengan pera-
latan sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat mengikat dan mengerastetapi apabila bahan ini ada dalam keadaan butir halus dan kemudiandicampur dengan kapur padarr dan air secukupnya maka akanmempunyai sifat hidraulis didalam beberapa waktu. Oleh sebab itupengolahan awal tras dilakukan seperti pada Gambar 6.
Penggunaan tras antara [ain:. Untuk luluh, plesteran, lantai. Untuk keperluan tersebut campuran
tras: kapur padam = 5 : l, dan air secukupnya. Ditambah dengansemen portland akan memberikan hasil yang lebih baik.
o BatakoDengan perbandingan tersebut di atas, tras dapat dicetak untuk batako
*j
Bahan baku dari tambang
121
Siap dicampur dengan kapur tohor
Gambar 6. Bagan alir pengolahan tras.
(tanpa bakar). Mesin cetak manual/tidak otomatis antara lain:Landcrete (Afrika Selatan), Cinva Ram (Amerika) yang semi oto-matik mesin buatan Italia dengan merk Rosacometta. Buatan Indo-nesia, termasuk jenis tidak otomatis yang dapat mencetak denganukuran 10 x 20 x 40 cm, tidak berlubang. Pengolahan selanjutnyasetelah dicetak dipindahkan ke dalam rak (tidak ditumpuk) beradadiruang terbuka, beratap dan teduh sehingga udara dapat bebasmasuk kedalam. Tiap hari disiram dengan air selama 1 minggu.Setelah didiamkan selama 3 minggu batako menjadi keras dapatdipakai. Proses ini dapat dipercepat dengan sistem curing.Batako yang dipakai untuk konstruksi bangunan disyaratkanmempunyai kuat tekan minimum 25 kglcmz.Semen ral<yatKomposisi kimia dari tras sesudah ditambah kapur tohor menye-rupai komposisi kimia dari semen portland. Walaupun demikianproses pengerasannya cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebutperlu penelitian lanjutan khusus pencarian zat additif yang mampumempercepat proses pengerasan.
Pengayakan
I
i
122
5. BELERANG
Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk yaitu sebagai
senyawa sulfida dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfida
didapatkan dalam bentuk galena-PbS, chalkopirit-CuFeSz dan Pirit-
FeS. Kesemuanya terbentuk akibat proses hidrothermal, kecuali yang
tersebut terakhir dapat pula terjadi karena proses sedimenasi dalam
kondisi tertentu. Sedang belerang alam unsur tersebut berbentuk
kristal bercampur lumpur atau merupakan hasil sublimasi. Endapan
belerang ini terbentuk oleh kegiatan solfatara, fumarola atau sebagai
akibat dari gas dan larutan yang mengandung belerang keluar dari
dalam bumi melalui rekahan-rekahan, serta selalu berkaitan dengan
rangkaian gunung api aktif. Dengan demikian belerang alam dapat
dikelompokkan menjadi tipe sublimasi dan tipe lumpur. Belerang
berrvarna kuning, kekerasan 1,5-2,5, berat jenis: 2,05' blla dibakar
berwarna biru, menghasilkan gas SO2 yang berbau tidak enak'
Tempat Diketemukan
Seperti telah diuraikan di atas, endapan belerang berkaitan
dengan gunung api yang masih. aktif. Tempat diketemukan endapan
belerang antara lain:. Daerah Istimewa Aceh: G. Lamo Mete, P. We, Kab. Aceh besar
(merupakan endapan fumarola, kadar S = 30Vo); Meluak Gayolestan,
Kec. Blangkejeraen, Kab. Aceh Tenggara (merupakan endapan
solfatara): G. Seulawah, Kab' Aceh Barat (kadar S = 45-50%);
Bumiteulong, Kab. Aceh Tengah
o Sumatera Utara: G. Sorik Merapi, Kab. Taput (enis danau kawah
kadarS =20-93Vo)o Sumatara Barat: LembangJaya Kab. Solok
o Jambi: Sungai Tutung, Air Hangat, Kec. Air Hangat Kab' Kerinci
(erdapat sekitar mata air panas, umulrmya menempel pada batuan
lempung tufaan); G. Kunyit, Kec. Gunungraya Kab. Kerinci (terdapat
disekitar mata air panas pada umumnya menempel pada batuan
t23
Iempung tufaan)
Jawa Barat: G. Papandayan (tipe sublimasi, kadar S = 9O-95Vo); G.Kraha (tipe sublimasi, kadar S = 25-60Vo): G. Galunggung (ipeendapan lumpur), G. Putri (tipe endapan lumpur, telah digunakanuntuk industri kimia dan pupuk); G. Ciremai, G. Tangkuban Prahu;G. Wayang. G. Matang, Kawah Saat, Kawah Mas.Jawa Tengah: G. Dieng (tipe danau kawah dan endapan lumpur,kadar S =32Vo): G. Telaga Terus
Jawa Timur: G. Arjuna, G. Welirang, K. Ijen (tipe sublimasi, kadar S
=20-807o); G.IjenSulawesi Utara: G. Soputan, Kawah Masem (tipe sublimasi, kadar S
= 46-567o) Ronasui, Tomboan (tipe sublimasi kadar S = 70Vo): G.Ambang (tipe sublimasi kadar S =70Va); G. Ambang (tipe sublimasi,kadar S = 83-997o); G. Mahawu (tipe danau kawah dan endapanlumpur, kadar S =70VoMaluku: Wuslah, P. Damar (tipe sublimasi dan endapan lumpurkadar S = 55-79Vo).
Teknik Penambangan
Penambangan endapan belerang dapat dikerjakan dengan caratambang terbuka. Penggalian belerangnya dapat dilakukan denganalat-alat sederhana atau dapat pula dengan tambang semprot. Apabilajumlah endapan belerang sedikit maka penambangannya dapatdilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan antara lain:cangkul, linggis, ganco dan keranjang dan dilaksanakan dengan tenagamanusia
Untuk endapan belerang yang ditutupi oleh lapisan penutupyang cukup tebal, cara penambangannya dapat dilakukan dengan caraFrasch Process, yaitu dengan pemboran kemudian dimasukan airpanas (suhu 335' F) kedalam endapan belerang. Melalui pipa-pipakondensasi dipompakan keluar dan ditampung dan diendapkan. Tahapberikutnya disublimasi untuk mendapatkan belerang yang bersih.
j'1l
I
t,l
124
Pengolahan
Cara pengolahan belerang tergantung dari jenis endapannya dan
hasil yang diinginkan. Untuk belerang yang berbentuk kristal dapat
langsung dimasukkan ke dalam autoklaf. Dalam autcklaf dimasukkan/
ditambahkan solar, air dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan me-
masukkan uap air panas dengan tekanan 3 atmosler selama 30-60 me-
nit. Pemisahan akan terjadi karena belerang mempunyai titik lebur
yang lebih rendah dibandingkan dengan mineral-mineral pengotornya.
Hasilnya yang berupa belerang cair dialirkan melalui filter dan kemu-
dian dicetak.Untuk belerang jenis lumpur, pengolahannya perlu dilakukan
secara floatasi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf.
Tujuan dari floatasi adalah untuk meningkatkan kadar belerang dan
memisahkan senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan.
Cara pengolahan lain untuk belerang jenis ini dengan cara pelarutan
dan penghabluran dengan menggunakan pelarut karbon disulfida,
dimethyl disulfit atau larutan hidrokarbon berat lainnya.
di.laring
4r**----1 5
dihltncurkan M il-ffi
125
Untuk pengolahan belerang secara sederhana dapat dilakukandengan jalan memanaskan bongkah-bongkah belerang di dalam wajanbesi atau aluminium yang berdiameter 80-100 cm di atas tungkusederhana yang terbuat dari tanah liat/andesit. pemanasan dilakukandengan kayu atau kompor minyak tanah sambil diaduk-aduk, sesudahbelerang mencair kemudian disaring dengan kantong-kantong yangterbuat dari kain. Selanjutnya ditampung dalam tabung-tabung bambusebagai alat cetakannya. Secara skematis digambarkan pada Gambar7.
Pemanfaatan
Belerang banyak digunakan dalam industri kimia yaitu untukpembuatan asam sulfat (H2SO4) yang diperlukan untuk pembuatanpupuk, penghalusan minyak bahan-bahan kimia berat dan keperluanlain untuk metalurgi.
Di samping belerang dimanfaatkan dalam industri cat, industrikaret, industri tekstil, industri korek api, bahan peledak, industri ban,pabrik kertas, industri gula yang digunakan dalam proses sulfinasi, in-dustri rayon, film celulosa, ebonit, cairan sulfida, CS2, bahan anti se-ranggaltikus, bahan pengawet kayu, obat-obatan dan lain-lain. Bebe-rapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:. Untuk industri gula
Kadar S:99,3%o, As : 0,05% (maksimum), bitumen :0,03o/o,H2O:0,01o/o, Abu : 0,03yo, Sisa bakar : 0.7% dan CS2 :0,08%
. Untuk industri pupukKadar S : 99,88% (minimum), H2O : O,lgyo, Abu : 0,03, Sisabakar: 0,20oA, acid sebagai H2SO4 :0,07o/o, NaCl:41,87 ppm, Fe: 36,10 ppm
. Untuk industri kimia pokok (kecuali pupuk)Kadar S : 99,8o/o, bitumen : 130 ppm, H2O : 1,52%o, Abu :0,009oA, Fe2O3 : 0,0008%
. Lain-lainIndustri korek api kadar S :98%o, industri karet yang tidak termasuk
Catatan:
Uap belerang I. Bongkah 3.
berbahaya apabila belerang dari
terhirup manusia, tambang 4.
usahakan cerobong 2. Butir belerang
asap dan masker ukuran I cm
Belerang
dipanaskan
Serbuk
belerang murni
5. Cetakan tabung
yang diisi bele
rang hasilpervrnasan
6. Belerang murnidalam bentuksilinder
Kapasilas lfi) kg
dipana*kan
Gambar 7. Skema pengolahan belerang.
126
golongan manapun diperlukan ukuran butir = 300 mesh
. Industri ban (luar dan dalam)
Kadar S =99,997o,ukuran butir = 325 mesh, Abu = 0,0lVo, moisture
= O,\lVo, HzSOr matter -- 0,04Vo, CSz insolubl e = 0,04Va
Mata air panas yang sering muncul di sekitar gunung api, juga
mengandung belerang, dimanfaatkan untuk penyembuhan sakit kulit(sebagai desinfektan)
Catatan:Endapan belerang berkaitan erat dengan kegiatan gunung api'
Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen, kerak belerang
atau endapan hidrothermal-meiasomatik. Beberapa pendapat tentang
asal mula belerang antara lain diuraikan sebagai berikut:
o Bischof menjelaskan belerang berasal dari HzS yang merupakan hasil
reduksi CaSO+ oleh karbon dan methan
CaSO+ +2C- + CaS + 2COz
CaSO+ + CH+-+ CaS + COz + 2HzO
CaS + COz + HzO------+ CaCO: + HzS
2HzS + Oz--) 25 + zHzO
Terbentuknya H2S menjadi belerang (S) dapat dengan 2 cara yaitu
oksidasi oleh air tanah dan reaksi antara H2S dengan CaSO+
2HzS + Oz-a 2HzO + 2A(O2 dari air tanah)
3HzS + CaSO+-. --r 45 + Ca (OH)z + 2HzO
o Belerang berasal dari dome. Dalam hal ini belerang dibentuk oleh
bakteri de sulpho vibrio desulfuricans. Sulfat oleh bakteri diubah
menjadi sulfit, kemudian sulfit diubah lagi menjadi belerang.
Belerang tipe ini terdapat antara lain di Gulf-Coast, Amerika'
e Kadang-kadang belerang didapatkan pada gipsum' Diterangkan
bahwa belerang pada gipsum diendapkan langsung dat', polysuffit
(suatu solut yang mengandung sangat banyak belerang)'
o Di Indonesia cara terjadinya belerang erat sekali hubungannya
dengan kegiatan gunung api. cebakan belerang didapatkan sebagai
127
hasil sublimasi uap solfatara dengan kadar belerang (S) sekitar 70-99,9Vo.
o Tipe lumpur, terdapat didekat danau kawah dengan kadar S = 40-60Vo
o Tipe kerak, terdapat disekitar kawah dengan kadar S =20-50Vo.
6. TRAKHIT
Merupakan batuan beku luar, kristalnya relatif kecil mempunyaikomposisi mineral seperti granit tetapi tanpa mineral kuarsa, utama-nya adalah mineral feldspar jenis ortoklas. Wamanya tidak seteranggranit, yaitu berwarna kuning muda hingga abu-abu, berat jenis 2,1-2,3 kekuatan tekan 500-900 kglcm'. Mineral feldsparnya sangat do-minan sehingga apabila mengalami pelapukan feldspar tersebut akanberubah menjadi kaolin. Batuan ini terdapat sebagai retas, aliranpermukaan bongkah, debu ataupun breksi gunung api.
Tempat Diketemukan
o Bengkulu: Rejang Lebong (terdapat dalam batuan andesit terubah,kadar KzO - 9,26Vo)
o Sumatera Selatan: Gunung Batu sebelah timur Palembang (terdapatdalam batuan ortoklas porfir, kadar KzO = 9,36Vo)
o Lampung: G. Siamang dan G. Galih Wijaya (erdapat dalam batuanortoklas porfir, kadar KzO = 7,20Vo)
o Jawa Tengah: G. Muria (terdapat dalam batuan leusit-basanit, kadarKzO = 5,56-7,95Vo); Karangkobar (terdapat dalam batuanpegmatoidal kadar K2O =8,72Vo)
o Jawa Timur: G. Ringgit (terdapat dalam banran leusit, teprit, basanit,leusit basalt, trakhit andesit dan trakhit basalt, kadar K2O = 5,45-8,837o)
o Sulawesi Selatan: Balloci Kab. Pangkep; S. Gentungan 15 km selatanUjung Pandang (terdapat dalam batuan trakhit, alkali syenit porfir
128
dan nefelin-syenit, kadar K2O : 8,67-9,110/o); Pangkajene (terdapat
dalam batuan leusit basalt kadar K2O :8,00%)
Teknik Penambangan
Untuk batuan yang masih keras, cara penambangan seperti cara
menambang obsidian. Untuk batuan yang telah mengalami pelapukan
penambangan dilakukan dengan peralatan sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Untuk keperluan offIamen, pengolahan dilakukan dengan cara
digergaji/dibentuk dan dipoles sesuai dengan ukuran. Kandungan orto
klas yang dominan menyebabkan batuan ini tidak tahan abrasi'
Kandungan K2O yang relatif cukup tinggi, trakhit yang dibuat dalam
bentuk serbuk dapat dipergunakan untuk pupuk- Kandungan mineral
ortoklas yang cukup tinggi dapat dipergunakan untuk bahan keramik'
7. KAYU TERKERSIKKAN (SILICIFIED WOOD)
Kayu terkersikkan merupakan hasil proses permineralisasi oleh
mineral silika (disebut pula sebagai proses silifikasi) pada tumbuhan
Jaringan batang tumbuhan yang sebagian besar terdiri dari unsur
C.H.O.N.S.P oleh bakteri anaerobic dimakan sehingga akan mening-
galkan pori-pori dengan pola seperti jaringan semula. Pori-pori ini
kemudian diisi oleh larutan silika yang berasal dari batuan sekeli-
lingnya. Oleh sebab itu kayu terkersikkan berkaitan erat dengan
batuan piroklastik/yang bersifat silikaan baik yang berumur Kuarter
atau lebih tua. Bentuk dan ukuran dari silicified wood sesuai dengan
bentuk dan ukuran batang tumbuhan semula demikian pula pola
jaringannya. Ukurannyapun sangat bervariasi. Silicified wood yang
berwarna gelap mempunyai umur relatif lebih tua dibandingkan
dengan yang berwama agakterang, sangat resisten
129
Tempat Diketemukan
Beberapa tempat diketemukannya siliciJiecl ytoocl selalu berka-itan dengan batuan piroklastik/bersifat siiikaan. Tempat tersebulantara lain:
Sumatera Selatan: Seleman, Kec. Tanjung Agung Kab. Muara Enim(terdapat sebagai endapan rombakan disungai, telah diusahakan olehpenduduk setempat); Sukacinta dan Senabing, Kec. Merapi Kab.Lahat (terdapat sebagai endapan sungai, telah diusahakan olehpenduduk setempat)
Jawa Barat: Mekarsari Kec. Sajira Kab. Lebak (terdapat sebagaiendapan rombakan disungai, telah diusahakan oleh penduduksetempat)
Jawa Tengah: daerah Sangiran, Solo; S. Basoka, Wonogiri (terdapatsebagai endapan rombakan disungai); Samigaluh, Kulon ProgoJawa Timur: Mrayan dan Badegan Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo(terdapat sebagai endapan rombakan disungai.
Selain tempat-tempat tersebut di atas penemuan ditempat yangbaru sangat dimungkinkan.
Teknik Penambangan
Silicified wood pada umumnya tampak dipermukaan karenabatuan penutupnya tererosi, sesudahnya ada yang terangkut oleh aliranair hujan dan diendapkan disepanjang sungai. Oleh karenanya teknikpenambangan yang diterapkan sangat sederhana. mempergunakanalat-alat sederhana pula. Ketelitian yang diinginkan adalah pelaksanapenambangan dapat membedakan dan mengidentifikasi silicffied waa,:,,dengan jenis bahan galian yang lain.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Silicified wood yang berasal dari daerah tambang dibersihkandari kotorannya dengan cara menyemprotkan air. Kemudian dibentuksesuai dengan keinginan. Bentukan ini pada umumnya dimanfaatkan
130
untuk ornamen dinding rumah ataupun hiasan taman. Silicified woodtahan terhadap air hujan dan cuaca, sehingga dapat dipasang/diletakan
dimana saja. Silicified woocl yang berserat halus, dapat diasah dan
dibentuk menjadr perhiasan/untuk mata cincin. Silicified wood yangsudah dibentuk digolongkan kedalam batu mulia tanggung(haffedelstenen) jenis batu kelas IV (menurut Kinge).
8. OPAL
Opal dengan rumus kimia SiO: n H2O terbentuk sebagai akibatpengerasan dari agar-agar silika (silica gel) yang berasal dari batuan
piroklasik. Larutan silika tersebut, karena pengaruh air tanah selan-jutnya terendapkan dalam pori-pori, rongga atau rekahan batuan yang
bersifat kedap air. Opal yang mempunyai rumus kimia SiOz n HzO
dimana harga n berkisar dari I sampai 26, termasuk batu muliatanggung (Halfedelstenen) kelas IV dengan nilai kekerasan 4 s.d. 7.
Opal jenis batu mulia ini mengandung air kristal sejumlah 6 sampai
lO7o, mempunyai struktur amorf indeks bias tunggal 1,44-l,46,beratjenis 1,98-2,20. Berat jenis ini tergantung dari jenis opal yang
bersangkutan, mungkin ada hubungannya dengan jumlah kandungan
air kristal didalamnya. Misal opal hitam dan opal susu mempunyai
berat jenis 2,10 sedangkan opal api berat jenisnya 2,00. Opal mem-
punyai warna bervariasi oleh karenanya dalam dunia perdagangan
disebut sebagai akik Kalimaya, Biduri Sisik, Biduri Ratna Kencana,
Biduri Dahana Sutra, Akik Raja dan Akik Widodari.Permainan warna pada opal disebabkan oleh lapisan-lapisan
tipis (film) yang berbeda indek biasnya. Film-film ini diduga meru-
pakan pengisian (sekunder) didalam retakan-retakan yang terjadi
karena tarikan agar-agar silika selama pengendapan dan pengeringan.
Anggapan lain adanya kristal-kristal kalsit yang kecil dan udara yang
mengisi kristal atau retakan-retakan tersebut. Pendapat terakhir
mengatakan bahwa air kristal dan molekul SiOz tersusun seperti
ayakan yang terbentuk karena proses polimerisasi di dalam agar-agar
silika tersebut dan ini telah dibuktikan dengan kenampakan pada
131
Scaning Electron Microscop dengan perbesaran 50.000 kali. Opaldibagi menjadi 3 kelompok utama yaitu opal biasa termasuk kalsedon,opal mulia dan opal matrik.. Opal biasa ialah silika amorf yang sarang hingga dapat melekat di
lidah misal fosil kayu yang terkersikkan dimana struktur serat-seratnya masih terlihat jelas (lihat pembahasan tentang silicifiedwoo$.
. Opal mulia, bervariasi dan dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan ataswarnanya, yaitu:. Opal hitam, merupakan wafila dasar gelap misal biru, hijau, me-
rah, abu-abu dan hitam. Opal hitam yang warna dasarnya betul-betul hitam sangat jarang dan harganya mahal. Satu-satunyanegara penghasil opal hitam terbesar adalah Australia, DaerahBanten, Jawa Barat sering didapatkan jenis opal, yang terbanyakjenis opal mawar (Rose Opal)
. Opal susu atau opal putih yaitu opal yang mempunyai wama dasarputih seperti susu atau putih keabu-abuan.
. Opal api yang mempunyai warna dasar tembus cahaya (bening)atau mengkilap dengan warna oranye atau kemerah-merahan.Opal jenis ini jarang atau sama sekali tidak memperlihatkanpermainan warna.
. Opal air mempunyai warna dasar bening dan tembus cahaya,mem-perlihatkan permainan warna pelangi. Opal jenis ini mudahmenjadi suram atau pucat karena terlalu sarang.
. Opal matrik terdiri dari limonit pejal berwarna coklat yang mengan-dung urat-urat kecil atau bintik-bintik opal mulia. Opal mulia didalammasa dasar limonit ini tidak mungkin untuk diasah secara terpisahkarena terlalu kecil, sehingga dibentuk dan diasah berikut matriknya.Opal matrik kurang berharga biasanya hanya untuk koleksi.
Tempat Diketemukan
o Jawa Barat: Mekarsari, Kec. Sajira, Kab. Lebak (terdapat mengisirongga dan celah pada batu lempung tufaan dari Formasi Genteng.
132
Wama opal putih, kelabu, coklat kemerahan bening sampai hitam,mernperlihatkan permainan wama telah diusahakan penduduk
seten-rpat); Candi, Cokel, Cilayang, Kec. Maja, Kab. Lebak (terdapat
mengisi rongga dan celah pada batu lempung tufaan, FormasiCenteng. wama bening sampai putih, memperlihatkan perniainan
warna pelangi); Mede, Pandak Kab. Lebak (terdapat mengisi rongga
dan celah pada batu lempung tufaan dari Formasi Genteng, warnaputih, kelabu, coklat kemerahan sampai hitam, menunjukkanpermainan warna pelangi).
o Daerah Istimewa Yogyakarta: Desa Sawangan, Kec. PanggangGunung Kidul
r Irian Jaya: Teluk Cilinta, P. Misool, Kab. Sorong (terdapat dalamfacies lempung-gampingan berumur Kapur)
Teknik Penambangan
Penambangan bahan galian opal kebanyakan dilaksanakan olehrakyat dengan metode dan peralatan yang sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Opal yang berasal dari penambangan digergaji dan digerendasesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan untuk dimanfaatkan sebagaiornamen/hiasan antara lain mata cincin, kristal lampu gantung
9. KALSEDON
Kalsedon merupakan salah sat.r variasi mineral silika yangterbentuk oleh pengendapan beftahap sehihgga memberikan kenam-pakan berlapis dari larutan silika koloid tidak jenuh didalam ronggaatau celah-celah batuan perangkap. Silika koloid (agar-agar silika)tersebut berasal dari mineral lernpung atau batuan piroklastik yangmengalami proses diafenese khususnya karena pengaruh air tanah.Berbeda dengan opal, kalsedon berlubang-lubang lembut sehingga
t33
memungkinkan diberi macam-macam warna didalamnya. Warna yangutama dari kalsedon adalah hijau (dikenal sebagai krisopras) tetapi adajuga yang berwarna merah (Karnelian), coklat (Sordion), menunjukanperlapisan yang konsentris (Agat), perlapisan sejajar (Oniks), oniksmerah (Sardonik)
Catatan'. Di dalam perdagangan batu mulia pengertian onikslebih ditekankan pada kenampakan struktur yang berlapis sejajar.Oleh sebab itu dikenal batu oniks dengan komposisi karbonat dengankenampakan fisik transparan dan oniks dengan komposisi silikadengan kenampakan fisik yang juga tembus pandang.
Tempat Diketemukan
Kalsedon di Indonesia ditemukan mengikuti jalur penyebarangunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, NusaTenggara Timur hingga Sulawesi. Tempat-tempat tersebut yang telahdiusahakan oleh rakyat adalah:e Jawa Barat: Jampang tengah, Sirnasari, Kab. Sukabumi (terdapat
sebagai endapan rombakan pada aliran S. Cijambe, warna kalsedonputih, kekuningan, kelabu ukuran 5-25 cm, sudah diusahakanpenduduk); Jampang tengah Cikanyere, Kab. Sukabumi (mengisirekahan pada breksi volkanik, kadang-kadang membentuk bong-kahan pada aliran S. Ciseuruh), telah diusahakan oleh penduduksetempat); Jampang tengah, Ciseuruh, Kab. Sukabumi (berupabongkah pada endapan S. Ciseuruh, wama putih, ukuran 5-15 cm);Jampang tengah, Malingping, Kab. Sukabumi (berupa endapanrombakan dan bongkah yang tersebar tak merata, warna putih,kelabu, merah, telah diusahakan oleh penduduk); Jampang tengah,Puncak manggu (berupa bongkahan lepas, tersebar tak merata padatanah pelapukan breksi vulkanik. warna putih kekuningan, ukuran 5-20 cm, telah diusahakan); Jampang tengah, Cipetai Kab. Sukabumi(terdapat sebagai bongkah dalam endapan aluvial dialiran S. Cipetai,warna putih sampai merah daging ukuran 2-5 cm, telah diusahakan);Waluran Kab. Sukabumi (berupa bongkah pada tebing teras danaliran S. Cihanjuang, warna putih susu, ukuran 10-25 cm, telah
134
diusahakan); Cijambe, Kab. Sukabumi (bongkahan pada endapan
aluvial aliran S. Cikarang, warna putih kelabu, ukuran 5-30 cm, telah
diusahakan); Cigelang Kab. Sukabumr (bongkahan pada aliran S.
Cipanarikan, warna putih, coklat sampai tnerah daging, telah diusa-
hakan); Pasir Sandi, Kec. Sajira Kab. Lebak (berupa bongkah/pengisi
rongga-rongga dalam batuan tuf putih, bening tebal l-2 cm, telah
diusahakan); Ciiambi Kab. Sukabumi (sebagai jasper berbentuk
bongkah-bongkah pada aliran S. Cikarang, warna merah, telah diusa-
hakan); Jampang tengah, Cipetai Kab. Sukabumi (ber-upa bongkah
pada aliran S. Cipetai, walna merah diameter l-3 cm telah diusa-
hakan); Bungbulang, Kab. Garut (merupakan krisopras nrengisi urat
dalam batuan vulkanik, telah digali penduduk).
Jawa Tengah: Daerah Rah Tawu Kec. Batuwarr.ro, Kab. Wonogiri(sebagai pengisian pada batuan dasit dengart struktur gigi, sistem
kristal hexagonal tak sempurna); Daerah sekitar K. Tirtomoyo Kab.
Wonogiri (sebagai pengisian rongga-rongga dalam lava basalt de-
ngan ukuran l-20 cm, wzuna kelabu-putih kecoklatan, mikrokristalindan transclusent.
Jawa Timur: Kec. Badegan Kec. Cepoko, Kec.: Mrayan dan Kec.
Kalikedung semar, Desa Badegan Kab. Ponorogo (terdapat sebagai
kalsedon, krisopras dan agat Formasi Andesit Tua, pada batuan
basalt, dasit dan breksi sebagai pengisi rongga dan rekahan): Kec.
Tulakan, Kec. Bandar, Desa Jatisari dan Jajar, Kalingagik, K.
Klandang, G. Gunggeng, K. Watupatok, K. Kopo, Desa Bandar, Kab.
Pacitan (terdapat pada Formasi Andesit Tua, pada lava basalt sebagai
pengisi rekahar/rongga); Kab. Ponorogo Kec. Ngrayan, Badegan,
Kec. Badegan, Cepoko dan Mrayan (di Cepoko jasper sebagai
endapan aluvial ukuran bongkah 1-50 cm, coklat merah hati, di
Mrayan, jasper sebagai endapan aluvial ukuran 5-25 cm, coklat
merah hati, di Badegan jasper sebagai endapan aluvial membulat
ukuran 3-15 cm, warna coklat - kemerahan); Kec. Tulakan dan
Arjosari Kab. Pacitan (terdapat sebagai bongkah ukuran 20-50 cm
warna merah-merah hati).
Nusa Tenggara Barat: Kab. Lombok Tengah, Kec. Pamunjak dan
Lereng timur G. Mereje dan daerah Awang (terdapat sebagai Agat,
135
dan kalsedon warna putih, kuning, kemerahan).o Maluku: Daerah Kasikuta, di Hulu S. Kasikuta (terdapat pada
Formasi Bacaan, merupakan urat-urat pada batuan andesit yangberumur Tersier bawah).
Teknik Penambangan
Dilakukan dengan sistem penambangan rakyat, dengan pera-latan sederhana. Pada umumnya dilakukan sebagai pekerjaansambilan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Kalsedon yang berasal dari penambangan, dipotong dengangergaji batu, sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Tahapberikutnya dipoles. Kalsedon dimanfaatkan sebagai batu mulia atau-pun untuk hiasan/ornamen.
10. ANDESIT DAN BASALT
Merupakan jenis batuan beku luar, merupakan hasil pembekuanmagma yang bersifat intermedier sampai basa dipermukaan bumi.Jenis batuan ini bertekstur porfiritik afanitik, komposisi mineral utamajenis plagioklas, mineral mefik adalah piroksen dan amfibol sedangmineral tambahan adalah apatit dan zirkon. Jenis batuan ini berwarnagelap umumnya abu-abu sampai hitam, tahan terhadap air hujan, beratjenis 2,3-2,7, kuat tekan 600-2400 kglcm2. Dijumpai sebagai retas,sill, lakolit, aliran permukaan atau sebagai fragmen dan lahar gunungapi ataupun fragmen breksi
Tempat Diketemukan
Terdapat disepanjang jalur gunung api baik yang masih aktifataupun yang sudah mati. Penyebaran terdapat di:
a
a
a
136
Daerah Istimewa Aceh: Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara;
Krueng Raya Kab. Aceh Besar; Pantai Calang, Kab. Aceh Barat;
Lhokruet, Kab. Aceh Selatan;Pantai Lamno, Kab. Aceh Barat.
Sumatera Utara: Daerah Aik Puli, Kab. Tapanuli Utara.
Sumatera Barat: Kota Baru dan S. Sirah Paninan Kab. Pesisir Selatan.
Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat Kab. Kerinci; Pulau Pandah Kec.
Danau Kerinci; Rantau Keloyang Kab. Muarabungo; Maliki dan
Baru Kab. Sarko; P. Sangkar Kab. Kerinci; Bukit Baru, Kec. Pelepat,
Kab. Bungalebo Tebo.
Bengkulu: G. Kandis dan G. Beringin Kab. Bengkulu Utara.
Lampung: Langkapura, Tanjungkarang; Kedatuan Bandar Lampung;
G. Merbabu; G. Lubukitik; G. Batuserampuk.
Jawa Barat: Ujung berung, Kab. Bandung; Lagadar Kab. Bandung;
G. Bojong, Cililin Kab. Bandung; G. Koromong Kab. Bandung;
Jelekong Kab. Bandung; Kebon Tunggul Kab. Bandung; Selakaso
Kab. Bandung; Kec. Pacet, Kab. Bandung; Majalaya Kab. Bandung;
Cicalengka Kab. Bandung; G. Sagu Kab. Bandung; Karangtanjung,
Kab.Bandung; G. Karang, Kab. Bandung; G. Cengkik Kab'
Karawang; G. Cipaga Kab. Karawang; Rajamandala, Kab. Bandung:
G. Sindanglengis, Kec. Plered, Kab. Purwakarta; Ciarok Kab. Garut;
G. Sugih, Anyer Kab. Serang; G. Gede; Parung panjang Bogor;
Ciomas, Parung panjang, Kab. Bogor.
Jawa Tengah: Selogiri Bendokerep Kab. Wonogiri; G. Mergi Kab.
Semarang; Beringin, Suruh Kab. Salatiga; Kandangan, Bawean,
Slawi Kec. Balapulang Kab. Tegal; Kec. Belik Kab. Pemalang.
Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi; G. Gajah; G. Ijo, KulonProgo.
Jawa Timur: G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; Ketapang-Lawang
Kab. Malang, Prigen Kab. Pasuruan; Lumang, Kab. Pasuruan;
Polaman Lawang Kab. Malang; Gamang, Gading, Paiton, Bogo,
Kab. Probolinggo; Pasir putih Besuki Kab. Panarukan; G. Kapuran;
Sumbersuko Padaan; G. Pandan Saradan Kab. Madiun; Pacet Wetan,
Kambengan, Barakan, Pelak, Ngemplak, Kesiman, Tengah Wiyu,Slawe,.Briti, dan Padi Kab. Mojokerto; Bantal, Belik, Sumberejo dan
131
Sukorame Kab. Mojokerto.Kalimantan Selatan: Jimban, Tambang, Ulang, Pleihan Kab. TanahLaut, Ujung Batu, P. Laut Kab. Kotabaru.Nusa Tenggara Timur: Lekebai, Kec. Paga Kab. Sikka; Ae Baru danKelisamba, Kab Flores.
Sulawesi Utara: Lilang Kab. Minahasa; Noongan dan Mokupa.Sulawesi Selatan: Bilibili Kec. Botonompo Kab. Gowa, Lena Kec.Parangloe.
Maluku: G. Mede, Kab. Halmahera Utara; Takome, Tugato, Ternate;Bobo, Dukiri; Sandora;Tidore, Kab. Maluku Tengah; Babang dan G.Sayoding, P. Bacaan; Pantai Itawlaka, P. Saparua, Hitu Barat, p.Ambon;G. Lana, Lei Timur.
o Irian Jaya: Rumba, Bukit, Cendrawasih Kab. Sorong.
Teknik Penambangan
Batuan andesit dan basalt merupakan batuan yang cukup kerasdan masif. Apabila penambangan dilakukan oleh rakyat, karenaketerbatasan modal dilakukan dengan peralatan sederhana denganproduksi yang sangat terbatas. Apabila diinginkan produksi bongkahyang cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat, penambangandengan dilakukan sistem peledakan, diawali dengan pembuatanlubang tembak sangat dianjurkan. walaupun demikian persyaratankeamanan harus tetap diperhatikan. Penggunaan backhoe, showel,buldoser atau scraper pada pelaksanaan penambangan dianjurkansedang pengangkutan bongkah dari tempat penambangan ke ternpatpengumpulan dipergunakan dengan truck ungkit. Apabila dikehendakibentuk dan ukuran tertentu, penambangan awal yang menghasilkarrbentukan balok dapat dilakukan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat olehmanusia, andesit dan basalt dimanfaatkan untuk fondasi rumah.Apabila akan dibentuk menjadi batu candi (benrukan empat persegi
a
a
o
a
Il
138
panjangikubus dengan ukuran tertentu) atau dibentuk menjadi batu
tempel dengan ukuran tertentu, penggergajian sistem basah pada balok
hasil penambangan dapat dilakukan. Andesit dan basalt apabila di-
manfaatkan sebagai batu tempel/hiasan pada tembok luar/pengganti
tegel, dan ditempatkan di luar (yang tidak terlindung dari hujan dan
panas matahari) tidak ada masalah karena kedua jenis batuan tersebut
cukup resisten.Bentukan balok andesit dan basalt apabila telah disentuh oleh
seniman patung dengan rekayasa seni dapat dlbentuk menjadi
patung/relief yang tentu saja akan meningkatkan nilaijual'Untuk keperluan lainnya, bongkah hasil peledakan yang
ukurannya belum sesuai dengan ukuran konsumen dapat dipecah lagi
dengan palu atau alat mekanis (breakerlcrusher) untuk disesuaikarl
ukurannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya dimuat dengan alat
mleat (wheel loader) dan diangkut dengan truck ungkit ke konsumen.
Secara umum, kegiatan peremukan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu
peremukan, pengayakan dan pengangkutan. Bagan alir proses
peremukan seperti berikut (Gambar 8)'Hasil dari pengolahan ini berupa batu pecah yang terdiri dari
berbagai ukuran, misal -< l0 mru, > 10 - S 20 trtrtt' > 20 - ! 30 mtrt,
> 30 - S 50 mm dan sebagainya'
Sebagian besar batu pecah tersebut dipergunakan untuk pemba-
ngunan rumah (concrete beton) ataupun untuk alas jalan.
Untuk batu pecah kebanyakan dipergunakan spesifikasi ukuran
butir sebagai berikut: untuk batu pecah berdasarkan ukuran yang
dihasilkan terdiri dario abu dengan ukuran < 10 mm. split dengan ukuran (1 x 1 cm, I xZ cm,2 x3 cm,3 x 5 cm)
o screening {engan ukuran 2 x l0 cm
Abu yang dihasilkan tidak tercampur bahan organik. Seperti
halnya pasir andesit/pasir basalt yang bersih (tidak tercampur bahan
organik) baik digunakan untuk bahan adukan beton. Ukuran split
umumnya digunakan untuk campuran beton dan aspal. Sedang ukuran
yang lebih besar digunakan sebagai pelapis jalan dan pondasi. Gambar 8. Bagan alir proses pengoiahan bongkah andesit/basalt menjadi ukuransesuai dengan keperluan.
139
Ban berjalan
Pengayakan (pengayak getar)
Tempat penimbunan (stock pile)- lolos saringan (2,5 inci)- tak lolos saringan (2,5 - 4 inci)
Pengumpan peremukan kedua (1 -2inci)
Lolos saringan 314 inci
Split (peremuk "Barmac")
Pengayakan- lolos saringan (- 3/8 inci)- tak lolos saringan (ll2inci)
I
IT. PASIR GUNUNG API
Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang
dihasilkan pada saat gunung api meletus. Komposisi mineralogi pasir
gunung api tidak jauh berbeda dengan komposisi batuar/magma asal'
Pada saat gunung api meletus material yang dilontarkan ukurannya
sangat bervariasi mulai dari bongkah sampai pasir. Pada umumnya
suatu letusan yang mendadak sangat kuat akan membentuk suatu
kaldera yang sangat luas, misalnya G. Bromo di Jawa Timur, G.
Galunggung di Jawa Barat, G. Agung di Bali. Dengan demikian pasir
yang dimuntahkan mempunyai penyebaran yang sangat luas. Apabilaletusannya tidak kuat sehingga tidak rnampu menghamburkan materialyang terbawa dari dalam perut bumi, maka pembentukan kepundan
akan terjadi dan penumpukan pasir akan terjadi disekitar kepundan.
Pasir tersebut bersifat relatif masih lepas, dan pada saat turun hujan dipuncak, tumpuk4n pasir akan longsor dan bersama dengan air hujan
nkan mengalir melalui sungai yang berhulu disekitar puncak gunung
api. Aliran ini mempunyai kekentalan yang cukup tinggi sehingga
mampu "mengapungkan" dan menghanyutkan benda/material yang
dilalui oleh air sungai bahkan mampu meluap sampai dilembah
sungai. Aliran demikian dikenal sebagai aliran lahar dingin, sepertiyang terjadi di G. Merapi, Jawa Tengah pada tahun 1995 dan
sesudahnya. Untuk rnenghindarkan kerusakan lebih lanjut dibagian
hilir sungai akibat luapan "banjir pasir" maka dibuat checkdam.
Chekdam ini dibangun secara berturutan, sehingga pada satu sungai
sangat dimungkinkan dibangun beberapa btah chekdarz. Sebagai
contoh untuk mengendalikan sungai Boyong yang berhulu di lerengpuncak G. Merapi, Jawa Tengah yang mengalir melalui daerah antara
Turgo dan Kaliurang, kearah selatan (Daerah Istimewa Yogyakarta)paling sedikit telah dibangun 5 buah chekdam dengan nama BOD 1 -
BOD 5. Fungsi lain dari bangunan ini:o menghambat dan menampung aliran pasiro menyediakan tempat sedimentasi pasir sehingga erosi vertikal tebing
sungai dapat dicegah,. pendalaman sungai dapat dihindarkan. mencegah terjadinya banjir lahar dingin
141
o menyediakan tempat meresapnya air sungai/air hujan, sehingga ikutberperan dalam melakukan konservasi air tanah.
Berkaitan dengan kualitas pasir gunung, sangat ditentukan olehpola aliran dan pengangkutan sedimen. Tempat-tempat dimana terjaditurbulensi, pencucian pasir akan terjadi, sehingga ditempat tersebutkualitas pasir dianggap baik. Demikian juga ukuran butir pasir, sangatditentukan oleh kecepatan aliran. Walaupun demikian sesuai dengankonsep transportasi sedimen makin jauh dari sumber sedimen ukuranbutir makin halus/seragam.
Tempat Diketemukan
Pasir gunung api merupakan produk vulkanisme, dengandemikian pasir gunung api didapatkan disekitar gunung api baik yangaktivitasnya terjadi pada jaman Tersier maupun Kuarter. Beberapatempat yang telah diusahakan oleh masyarakat antara lain:o Jawa Barat: S. Cikunir, G. Galunggung, Kab. Tasikmalaya, Cicurug
Leles Kab. Garut; Desa Cipeundeug, Kab. Subang; Komplek Legok,Kec. Ciawigebang, Kab. Kuningan; Desa trbak Mekar, Kab.Cirebon.
. Jawa Tengah: G. Merapi; G. Muria, Kudus.o Jawa Timur: G. Bromo.
Di samping itu terdapat pula endapan pasir pantai sepertididaerah Riau.
Teknik Penambangan
Teknik penambangan pasir gunung api disesuaikan dengan jenisendapan, produksi yang diinginkan dan rencana pemanfaatannya.Oleh sebab itu teknik penambangan yang akan diuraikan menunjukpada pekerjaan per kasus sebagai berikut:o Endapan gunung api Kuarter/Resen
Pada jenis endapan ini, tanah penutup belum terbentuk. Endapan didapatkan sepanjang alur sungai. Keadaan endapan yang masih lepas,teknik penambangan permukaan dengan alat sederhana antara lain
t40
r
142
dengan sekop dengan pemilihan endapan secara selektif. Hasil yang
diperoleh diangkut dengan truck untuk dipasarkan. Dengan cara
penambangan seperti ini junrlah produksi sangat terbatas. Apabiladiinginkan produksi dalam jurnlah banyak, penggalian dengan
showel dan backhoe dapat dilakukan. Pemilahan besar butir (untuk
memisahkan ukuran pasir dan ukuran kerikil dapat dilakukan secara
semi mekanis dengan memakai saringan pasir). Hasil yang sudah
dipisahkan kemudian dinaikan ke truck ungkit dengan showel, untuk
selanjutnya dikirim ketempat penimbunan diluar alur sungai.
Ditempat ini truck pengangkut siap untuk mengirim ke konsumen.
Cara penambangan seperti ini telah dilakukan di S. Boyong G.
Merapi dan S. Cikunir, G. Galunggung.
Endapan pasir gunung api yang telah membentuk FormasiTipe endapan seperti ini telah tertutup oleh tanah penutup/soil.
Pekerjaan awal dilakukan dengan land clearinglpembersihan tanah
penutup. Endapan pasir jenis ini pada umumnya sudah agak keras,
tercampur dengan lempung. Untuk mendapatkan pasir yang bebas
dengan lempung/kotoran organik sistem penambangan dengan cara
pompa tekan/semprot tekanan tinggi dan pencucian sangat
dianjurkan. Untuk menghemat penggunaan air pemakaian air dengan
sistem sirkulasi dapat dilakukan. Hasilnya pasir yang bersih bebas
dari lempung dan bahan organik. Model ini telah dilakukan pada
penambangan pasir didaerah desa Lebak Mekar, Kab. Cirebon.Apabila air tidak tersedia, cara penambangan rakyat dengan peralatan
sederhana dapat dilakukan. Cara ini telah dilakukan pada penam-
bangan pasir di lereng G. Muria Kab. Kudus.
Endapan Pasir Pantai
Endapan ini merupakan pengendapan lanjutan dari pasir yang ada
disekitar muara sungai/dilepas pantai. Untuk menambang pasir yang
demikian dipergunakan pompa isap berkekuatan tinggi dan hasil
pemompaan langsung ditampung ditongkang dan siap diangkut dan
dipasarkan. Untuk menghindarkan terjadinya longsoran bawah laut,
perlu ditentukan jarak pemompaan terhadap garis pantai. Pasir yang
diperoleh dengan cara ini mengandung garam NaCl dan zat organik
cukup banyak, sehingga jenis ini tidak sesuai untuk dimanfaatkan
143
sebagai bahan bangunan. Cara penambangan seperti ini telah dila-kukan didaerah pantai Riau.
Pemanfaatan utama pasir gunung api untuk bahan konstruksibangunan. Persyaratan utama apabila akan dimanfaatkan sebagaibahan konstruksi, pasir tersebut harus bersih, bebas dari lempung danzat organik yang dianggap sebagai pengotor.
12. BREKSI PUMICE
Breksi pumice merupakan batuan piroklastik berbutir kasar.Fragmen breksinya merupakan pumice dengan bentuk dan ukuransangat bervariasi, berwarna putih - abu-abu, matrik terdiri dari andesit,batu lempung dengan semen silika amorf. Dengan contoh breksipumice yang diambil dari Pegunungan Selatan, Daerah IstimewaYogyakarta didapatkan data sebagai berikut; berdasarkan atas analisapetrografi breksi pumice mengandung pumice sebagai fragmen 80-907o, andesit sebagai matrik 2-47o, lempung sebagai matrik 2-8Vo.
Sedang sebagai semen adalah silika amorf. Sifat fisik breksi pumice:berat jenis = 1,28, daya serap - 43%o,kuat tekan = 68,81 kg/cm2, titiklebur = 1.100oC, Menurut Persyaratan Umum Bahan BangunanIndonesia (PUBD termasuk kwalitas 8.1.
Tempat Diketemukan
Breksi pumice terjadi karena aktivitas vulkanisme/merupakanbatuan piroklastik. Dengan demikian keberadaannya disepanjang jalurvulkanik di Indonesia. Rekayasa breksi pumice untuk bahan bangunanbernilai ekonomi cukup tinggi baru saja dilaksanakan (pada tahun1970-an), dengan demikian belum dikenal masyarakat. Tempat yangsudah diketahui potensinya adalah pada Formasi Semilir yang tersebarluas di daerah Pegunungan Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta(komposisi SiO2 - 6l,98Vo; Al2O3 = 15,84Vo; FezOr = 2,07Vo; FeO =3,147o; CaO = 4,867o; MgO = 1,847o: Na2O = 2,02Vo; MnO = 0,l3%o;TiO2 = 0,757a; P2O5 = O,ll%o; H2O = 2,O57c.
i
t44
Teknik Penambangan
Endapan breksi pumice tersingkap dipermukaan. Oleh sebab ituteknik penambangan dilaksanakan dengan tambang terbukamempergunakan alat-alat sederhana. Breksi pumice mudah lapukmenghasilkan tanah yang warnanya gelap. Oleh karenanya pada saatakan mulai ditambang lapisan tanah ini harus dikupas terlebih dahulu.Untuk mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi, breksi pumice padaawalnya ditambang dalam bentuk balok.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Balok breksi pumice (disebut pula sebagai breksi batu apung),diproses ditempat pemotongan batu dengan gergaji khusus. Pemo-tongan dengan ukuran tertentu dapat dilakuken dengan sistem basahataupun sistem kering. Sistem basah lebih disukai karena membuatgergaji lebih awet disamping proses pemotongan menjadi lebih cepat.Breksi pumice yang sudah dipotong siap untuk dimanfaatkan sebagaibahan bangunan konstruksi yang tidak menahan bahan.
Breksi pumice dengan ukuran 5 cm x l0 cm x 22 cm biladibandingkan dengan bata merah dan batako dengan dasar sifatfisiknya adalah sebagai berikut (Tabel 9).
Dengan demikian breksi pumice mempunyai kelebihan sifatfisik dibandingkan dengan bata merah dan batako.
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam pemakaian breksipumice sebagai bahan bangunan konstruksi antara lain:o Mempunyai kuat tekan tinggi, hampir 2 x kuat tekan bata merah
Tabel 9. Sifat fisik brEksi pumice, bata merah dan batako.
Sifat fisik Breksi pumice Bata merah Batako
145
dan 4 x kuat tekan batako. Walaupun demikian disarankan breksipumice dimanfaatkan sebagai bahan bangunan yang tidak menahanbeban.
Lebih ringan dibandingkan dengan bata merah dan batako. Olehkarenanya sangat sesuai untuk bangunan bertingkat.Menyerap panas dengan porositas tinggi, apabila dipakai sebagaidinding akan mudah menyerap kelembaban udara sehingga menye-jukkan ruangan pada siang hari.Daya hantar panas rendah, sehingga menghangatkan ruangan padamalam hari.
o Mempunyai pori-pori cukup Uunyut sehingga dapat berfungsi seba-gai peredam suara, sangat sesuai untuk dinding gedung pertemuan.
o Mempunyai tekstur alami yang cukup menarik, sehingga tidakmemerlukan plesteran.
o Komposisi breksi pumice mempunyai tingkat resistensi yangberbeda. Oleh sebab itu disarankan sebagai bahan bangunan dipasangditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung dan airhujan. Disamping itu tidak disarankan untuk dimanfaatkan sebagailantai. Penggunaan breksi pumice untuk bangunan candi Boko,diselatan candi Prambanan telah membuktikan hal tersebut di atas.
Disamping breksi pumice dimanfaatkan untuk bahan bangunankonstruksi sebagai pengganti bata merah, juga dapat dibentuk menjadiberbagai ornamen. Hal ini diutamakan karena teksturnya yang sangatartistik.
Dalam hal batu apung yang merupakan pecahan dari breksipumice akan dimanfaatkan untuk bata beton ringan tahapan pengo-lahan dilakukan sebagai berikut:
Batu apung dari tempat penambangan terlebih dahulu dipisah-kan dari bahan pengotor (antara lainkayu/zat organik, tanah dan lain-lain), kemudian dicuci dengan air untuk mendapatkan batuapung yangbersih, dengan cara disemprot dengan air bersih. Air yang sudahdipergunakan bercampur dengan lempung dialirkan di bak pengen-dapan, yang nantinya dipergunakan untuk menyemprOt lagi. Batuapung yang sudah bersih dikeringkan. i
Berat jenis (grlcm3)Daya serap/porositas (7o)
Kuat tekan (kg/cm2)Berat rata-rata (kg)
1,28
43
66,811,43
1,7 5
4036,12
1,93
))a38
17,852,45
146
Batu apung tersebut kemudian diayak, fraksi yang mempunyaiukuran lebih besar dari20 mm dilakukan penghancuran, sedang fraksiyang berukuran +5 - 20 mm dimasukkan ke dalam mesin pengaduk(mixer).
Ke dalam mesin pengaduk tersebut kemudian ditambahkan airdan semen dengan proporsi campuran tertentu. Dalam hal ini perludiperiksa homogenitas bahan campuran.
Setelah adukan cukup memadahi/memenuhi syarat, makaadukan dicetak dengan mesin cetak. Cetakan batu apung tersebutkemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Adapun bagan alir pengolahan batu apung untuk bata betonringan adalah sebagai berikut (Gambar 9).
Pencetakan
Produk Akhir Siap Dipasang
Gambar 9. Bagan alir pengolahan batu apung.
Catatan: Hasil percobaan terhadap batu apung dari P. Lombokdiperoleh:o Analisa kimia: SiO2 - 52,30-65,607o, Fe2O3 = 4,53-8,77Vo,
0,52-1,26Vo, Al2O3 = 15,75-l9,l9%a, CaO = 2,89-9,51Vo,
1,30-3,54Vo.
147
Hasil pengujian sifat fisik: Kadar air rata-rata; 27,03Vo, Kadarlumpur; 3,02Vo, Penyerapan ur 50,64Vo, berat jenis; 0,99, bobot(grllt), gembur; 805,60, padat; 87 2,53
Hasil ujian batu apung sebagai bahan baku beton ringan untuk beratsemen: batu apung; 7:6, l'.7,1:8, cukup baik dimana ukuran butir+5 - 20 mm dengan kuat tekan 3l - 57 kglcm2.
Tio2 -MgO =
Penghancuran(Crushing)
Pengayakan(Screening)
BAB VI
BAHAN GALIAN INDUSTRT YANG BE,RKAIT.AN DENGAN INTRUST PLUTONIK BATUAN
ASAM DAN ULTRA BASA
Bahan galian yang termasuk dalam kelompok ini adalah: Granitdan Granodiarit; Gabro dan Peridotit; Alkali feldspar; Mika; Bauksitdan Asbes.
1. GRANIT DAN GRANODIORIT
Batuan ini terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam,terbentuk jauh di dalam kulit bumi sehingga disebut sebagai batuandalam. Terbentuknya kira-kira 3-4 km dibawah permukaan bumi,bahkan sampai pada jarak 15-50 km di dalam bumi. Bentuk inrrusidapat berupa batholit, lakolit maupun phacolit. Karena membekunyajauh didalam kulit bumi, bentuk dan ukuran mineral pembentuknyabesar-besar dan mudah dibedakan antara mineral satu dengan lainnya.Kenampakan demikian dikenal dengan istilah holokristalin, porfiritik.Warna batuannya bermacam-macam tergantung dari jenis mineralpenyusunnya antara lain merah, coklat, abu-abu atau kombinasidiantaranya. Khusus untuk granodiorit memperlihatkan ukuran butirkristal yang relatif kecil dibandingkan dengan granit.
Granit mempunyai komposisi utama kuarsa, potash feldspar(khususnya ortoklas dan microklin), plagioklas (terurarna albite-oligoklas), biotit dan mika, mineral penyeftanya antara lain magnetit,
119
ilmenit, pirit, zirkon, allanit, turmalin kadang-kadang didapatkanmuskovit, hornblende, piroksen dan garnet. Granit mempunyaikekuatan tekan 1000 - 2.500 kg/cm2, dengan berat jenis 2,6-2,j.. Diorit,mempunyai komposisi mineral mendekati granit dengan ukuran butiryang relatif lebih kecil. Transisi antara granit dan diorit disebutsebagai granodiorit mempunyai warna yang relatif lebih gelap,kekuatan tekan 1000-2.500 kg/cm2, derga, berat jenis 2,6-2,9.
Tempat Diketemukan
Batuan granit dan granodiorit di lndonesia pada umumnya ber-umur Mesozoikum. Beberapa tempat yang telah diketahui kebera-daannya antara lain:o Daerah Istimewa Aceh: Samadua Kab. Aceh Selatan (pinggir jalan
raya Meulaboh-Tapaktuan, batuan berwama abu-abu keputihan,berbutir sedang sampai kasar, kompak); Kungke Kec. Blangkejeren,Kab. Aceh Tenggara (batuan berwarna abu-abu keputihan, lapuklanjut, banyak rekahan).
o Sumatera Utara: Sibolga, Tapanuli Tengah; Kotanopan TapanuliSelatan; P. Berhala; Tarutung Tapanuli Utara; parapat Kab.Sirnalungun (granit/diorit sebagai intrusi yang bersifat masif).
o Sumatera Barat: Alahan Panjang Kab. Solok; Air Bangis Kab.Pasaman Riau; G. Krjang P. Bintan, Kec. Rombak; Kec. Kampar.'
o Jambi: Desa S. Manau Kec. S. Manau Kab. Sarko (enis granodiorit,wama abu-abu kecoklatan); Kec. Palepat dan Rantau pandan Kab.Bungolebu (wama abu-abu kemerahan).
o Riau: Kec. Tandun, Kab. Kampar (wama abu-abu berbintik hitamdan pink); Kec. Kritan Kab. Indragiri Hulu (warna abu-abu sampaipink); Kec. Siberida; G. Bintan besar P. Bintan.
r Bengkulu: Air Manna, Kec. Manna Utara (terdapat berupa bongkah-' bongkah lepas didaerah aliran sungai dengan diameter 2,5 m, warnakelabu muda, kemerahan).
o Kalimantan Barat: Daerah G. Raya, Burik, Banil, pandang, Beng-kayang; DaerzLll Kab. Sanggau.
Il
150
Kalimantan Selatan: Daerah Bt. Raya, Kec. Sungai Pinang Kab.
Banjar (enis diorit piroksen dan granodiorit, warna abu-abu
kehitaman).Sulawesi Selatan: Daerah Boloci, Kab. Pangkep (terdapat
granodiorit, granit dan trakhit); Daerah Bantimurung Kab. Maros
(berupa terobosan batuan granodiorit, sebagian telah mengalami
ubahan).
Teknik Penambangan
Teknik penambangan granitlgranodiorit dilakukan seperti pada
penambangan andesit. Mempbrtimbangan warna dan tekstur gra-
nit/granodiorit lebih indah dibandingkan dengan andesit, penambang-
an dalam bentuk balok untuk selanjutnya dipotong/digerenda dengan
ukuran tertentu kemudian dipoles sangat dianjurkan. Sisa hasil
pemotongan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teraso.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Lembaran granit/granodiorit yang sudah dipoles dapat diper-
gunakan sebagai lantai atau ornamen dinding. Batuan ini apabila
terkena sinar matahari dan air hujan relatif lebih resisten dibandingkan
dengan marmer. Disamping itu granit/granodiorit dimanfaatkan juga
sebagai meja dan sebagainya. Sisa potongan granit/granodiorit dicetak
bersama semen putih untuk membuat teraso.
2. GABRO DAN PERIDOTIT
Gabro dan Peridotit terbentuk dari proses pembekuan magma
ultrabasa, berwarna gelap bervariasi antara hijau, hitam hingga hitam
legam atau kombinasi diantaranya.
Gabro merupakan batuan intrusi dalam, tekstur granular
hypidiomorphic, uliuran butir sedang, komposisi mineral utama adalah
plagioklas jenis labradorit - anorthit> 50Vo, apatit, sulfid, titanit, rutil,
l5l
kadang-kadang dijumpai pula korundum, ampibol, garnet dan biotit.Gabro mempunyai berat jenis 2,9-3,3 dengan kekuatan tekan antara2.000 - 3.500 kg/cm2.
Peridotit merupakan batuan intrusi tekstur granular denganxenomorphic olivin dan piroksen, kadang-kadang didapatkan kromit,struktur masif. Peridotit mempunyai berat jenis 2,9-3.00 dengankekuatan tekan 2.000 - 3.300 kg/crn2
Tempat Diketemukan
o Maluku: Desa Fayaul, Kec. Wasile, Halmahera Tengah; Wusia, Hal-mahera Timur.
o Irian Jaya: Daerah Ijar, P. Roan, S. Sentani.o Sulawesi Tenggara: Komplek Pulau PadamranglP. Lambusina.o Nusa Tenggara Timur/Timor Timur: Daerah Manufahi, Kab.
Manufahi; Daerah Hilimahu, Laclo, Manatuto.o Kalimantan Tengah: Daerah Tengkiling sebelah barat Palangkaraya.
Teknik Penambangan
Gabro dan peridotit bentuk tubuh batuan dan sifat fisiknya tidakjauh berbeda dengan granit dan granodiorit. Oleh sebab itu teknikpenambangan yang ditrapkan pada granit dapat pula diperlakukanpada gabro dan peridotit.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pengolahan dan pemanfaatan gabro dan peridotit serupa denganpengolahan dan pemanfaatan granit. Karena gabro dan peridotitmempunyai warna yang relatif lebih gelap dibandingkan dengangranit, apabila akan dipergunakan untuk lantai atau ornamen dinding,seyogyanya dipasang ditempat yang relatif terang agar menimbulkankesan estetika tinggi.
3. ALKALIFELDSPAR
Mineral ini terbentuk dari proses kristalisasi pada fasepembekuan magma yang bersifat asam dengan kadar SiOz tinggi unsuralkalinya (K dan Na) sehingga merupakan mineral utama pembentukbatuan dengan komposisi kimia K Al2SiO8 - Na Alz SiO3 yangberwarna terang dengan kekerasan 6. Dijumpainya mineral jenis iniberkaitan erat dengan daerah pembentukan granit pegmatit. Umumnyamineral ini didapatkan dalam bentuk urat/vein atau tersebar sebagaikomponen utama dalam tubuh batuan granit pegmatit.
Tempat Diketemukan
Periksa pembahasan Feldspar.
Teknik Penambangan
Periksa pembahasan Feldspar.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Periksa pembahasan Feldspar.
4. BAUKSIT
Bauksit merupakan kelornpok mineral aluminium hidroksidaseperti gibsirAl2Or3HzO; boehmit-AlzOrHzO; diaspor Al20jHzO.Mempunyai warna putih atap kekuningan dalarn keadaan murni,nrerah atau coklat apabila terkontaminasi oleh besi oksida ataubitumen. Bauksit relatif sangat lunak (kekerasan l-3), relatif ringandengan berat jenis 2,3-2,1; mudah patah tidak larut dalam air dan tidakterbakar. Bahan galian ini terjadi dari proses pelapukan (laterisasi)batuan induk erat kaitannya de ngan persebaran granit. Boehmitdidapatkan juga dalam rekaharr pacla hatuan nepelin syenit pegmatit
153
sebagai hasil proses alterasi hidrothermal dari nepelin atau feldspar.Bauksit di Indonesia terdapat di P. Bintan, P. Bangka dan Kali-
mantan Barat. Jenis mineralnya adalah gibsit - AlzOr 3HzO, dengankadar utama alumina, kuarsa, silika aktif, TiO: dan Fe2O.1.
Bijih bauksit laterit terjadi didaerah tropis dan subtropis sertamembentuk perbukitan landai, yang memungkinkan terjadinya pela-pukan yang cukup kuat. Bauksit dapat terbentuk dari batuan yangmempunyai kadar aluminium relatif tinggi, kadar Fe rendah dansedikit kadar kuarsa (SiO2) bebas. Batuan yang memenuhi persyaratanitu antara lain nepelin syenit dan sejenisnya yang berasal dari batuanbeku, batuan lempung/serpih. Batuan diatas akan mengalami proseslaterisasi yaitu proses yang terjadi karena pertukaran suhu secara terusmenerus sehingga batuan mangalami pelapukan. Pada musim hujanair memasuki rekahan-rekahan dan menghanyutkan unsur yang mudahlarut, sementara unsur yang sukar larut/tidak larut tertinggal dalambatuan induk. Setelah unsur-unsur yang mudah larut seperti Na dan K,Mg dan Ca, dihanyutkan oleh air, residu yang tertinggal (disebutlaterit) menjadi kaya akan hidroksida alumina Al(OH)3 yang kemudianoleh proses dehidrasi akan mengeras rr-renjadi bauksit.
Tempat Diketemukan
Di Indonesia bauksit diketemukan di P. Bintan dan sekitarnya,P. Bangka dan Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambanganbauksit di P. Bintan satu-satunya yang terdapat di Indonesia. Beberapatempat antara lain:o Sumatera Utara: Kota Pinang (kandungan Al2Oj = l-5,05-58,107o).. Riau: P. Bulan, P. Bintan (kandungan SiO2 - 4,97c,FezOt= lO,2o/o,
TiO, = -0,8ok, Al2O3 = 51,4c/o); P. Lobang (Riau Kepulauan); P.Kijang (kandungan, SiO, = 2,5o/c. FetOt = 2,5o/c, TiO2 - 0,257o.Al20l = 61,5c/c, H:O - 337c) mempakan akhir pelapukan lateritiksetempat.
o Kalinrantan Barat.
t52
154
Teknik Penambangan
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbukadiawali dengan land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkandengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanahpenutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loaderyang sekaligus memuat buih tersebut ke dalam dump truck untukdiangkut ke instalasi pencucian.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian. Proses pen-cucian bijih bauksit dimaksudkan untuk menaikan kualitasnya dengancara mencuci dan memisahkan (desliming) bijih bauksit tersebut dariunsur lain yang tak diinginkan seperti kuarsa, lempung dan pengotorlainnya. Partikel yang halus ini dapat terbebaskan dari yang kasar
antara lain dengan pancaran air (water jer) yang kemudian dibebaskanmelalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukanproses pemecahan (size reduction) dari butiran-butiran yang beru-kuran lebih dari 3 inch dengan jaw crusher. Untuk pengolahan lebihlanjut dilakukan dengan proses Bayer dengan prinsip kerja sebagai
berikut:o Bauksit mengandung berbagai mineral dengan kadar bervariasi, bila
kandungan AlzO: dominan baru dinamakan bauksit.o Dilakukan proses penggilingan sampai ukuran < 35 mesh (4,4n
mm).o Proses melarutkan Al2Oj )ang terdapat pada bauksit dengan larutan
soda api pada konsentrasi dan suhu tertentu dengan menggunakan
uap sebagai media penghantar panas dalam tabung baja yang tahan
terhadap tekanan yang ditimbulkan uap.
o Proses untuk memisahkan larutan AlzOr dari benda-benda padat yang
tidak larut dan disiliccrtion product, endapan dari persenyawaan yang
terbentuk antara silika reaktif dengan Na2O dan AlzOT.
o Penyaringan larutan Alzor dari koloid-koloid dan benda padat
lainnya sehingga diperoleh larutan Al2Or )ang bening.
l5-5
Endapan benda padat, sebelum dikumpulkan ketempat penimbunanterlebih dahulu diusahakan mengambil larutan-larutan AIzO: dancaustic soda yang masih terdapat bersama benda padat tersebut.Terhadap larutan AlzO-l bening dilanjutkan dengan proses presipitasiAl:Or dan dengan menambahkan seed yang terdiri dari hidrat Al2O3yang halus, proses presipitasi dipercepat dan membangun partikel-partikel Al2Oj 1,ang lebih besar akan tetapi tidak mudah peczrh.
Endapan hidrat Al:O: yang terjadi, selanjutnya diseleksi, hidrat AlzOryang berukuran besar diambil sebagai produksi, sedangkan hidratAl2O3 yang masih halus dikembalikan kedalam proses presipitasisebagai seed.
r Hidrat Al2Oj yang berukuran besar, selanjutnya dikalsinasi (dipang-gang) sedemikian rupa untuk mengeluarkan kadar air dan molekul airyang terikat dalam partikel AlzOr.
o Alumina hasil dari kalsinasi adalah hasil akhir dari pabrik alumina,yang siap untuk dikapalkan ke pabrik peleburan untuk dileburkanmenjadi logam aluminium.
Adapun kegunaan dari bauksit adalah bahan utama pembuatanlogam aluminium dan bahan dasar industri kimia dan refractory.
5. MIKA
Kelompok mika (muskovit, plogopit dan biotit) terbentuk padatahap akhir dari proses pembekuan magma yang kekentalannya rendahdan bersifat asam. Kristal mika berukuran lebar dan berlapis, relatiflunak (kekerasan 2-2,5) transparan dengan warna bervariasi. Muscovit- KAl2 (AlSi3) Or0 (OH)2 berwarna putih, kuning kadang-kadangcoklat, bersifat fleksible dan elastis didapatkan pada batuan beku yangkaya silika dan alumina (pegmatit dan granit) juga dalam batuanmetamorf tingkat rendah-menengah-tinggi antara lain greenschist danampibolit-facies. Plogopit - K(Mg, Fe)3 (AlSir) Or0 (F,OH)2, trans-paran, fleksible dan elastis, berwarna coklat muda atau kekuninganterdapat pada batuan metamorf tingkat menengah - tinggi yang kaya
l-56
magnesiLrm (antara lain kristalin dolontit, peridotit yang lapuk dan
serpentinit) dan pegmatit. Biotit - K(Mg.Fe)3 (AlFe) Sir Oro (OH),
F)2, berwarna hitam hingga hijau gelap. fleksible. elastis dijumpaipada batuan pegmatit, lamprophyre, kadang-kadang pada lava atau
batuan metamorf.
Tempat Diketemukan
Daerah Istimewa Aceh: Kec. Ampakolak Kab. Aceh Tenggara
(didapatkan pada granit pegmatit ukuran mineral l-5 ,cm tersebar
tidak merata); Kp. Alue Rambut Kec. Blang Pidie Kab. Aceh Selatan
(pada batuan malihan, komposisi AlzOr = 18,677o, FezOj = 0,53Va,
SiOr = J2,6c/o, K2O = 2,70o/c, Na2O = 0.65Va, CaO = 1,05, MgO =0.457c.
Sumatera Utara: Pangaribuan Kab. Tapanuli Utara; Dolok Emas,
Kec. Sumbul, Kab. Dairi (sudah diusahakan)
Kalimantan Barat: G. Buduk Kab. Sanggau (terdapat muskovit dan
plogopit pada granit pegrnatit dan alkali granit).
Kalimantan Tengah: S. Lenro, Barito; G. Mas. Kehayan Hulu; Kuala
Kuayan; Kuala Kurun (warna putih kekuningan, abu-abu kehitaman,
keras diterobos urat-urat kuarsa).
Sulawesi Tengah: Fatoba Kab. Banggai; Mamulusan Kab. Lumri;Biromatu Tutontowi, Sibodo Kab. Donggala; P. Peling (merupakan
pegmatit dalam batuan malihan).Irian Jaya: P. Roau disernenanjung Wan Demen dan teluk Oemork(terdapat pada batuan malihan berukuran kasar, berlembar-lembar).
Teknik Penambangan
Apabila terdapat dekat permukaan, penambangan dilakukandengan sistem tambang terbuka dengan peralatan sederhana. Sistent
penambangan dengan menrbuat sumLlran diikuti dengan sistem
gophering dapat pula dilakukan apabila endapan cukup dalam dan
tidak teratur.
151
Pengolahan dan Pemanfaatan
Dengan rlernpertimbangkan mika rnenrpunyai berat jenisrendah dan bertrentuk lentbaran pernisahan terhadap mineral laindilakukan dengan cara floatasi. Karena mika rnerupakan pengantarlistrik yang lernah. rnaka nrika dimanfaatkan pada industri rnesin danindustri listrik.
6. ASBES
Asbes adalah nama perdagangan dari ntineral tertentu yangdapat dipisahkan menjadi serabut-serabut dan tidak dapat dibakar.Mineral ini demikian panjang dan halus sehingga dapat dipintal.Asbes teriadi karena proses metamorfose (proses serpentinisasr)batuan yang bersifat basa atau ultra basa. Berdasarkan komposisi dansifatnya, asbes dibagi rneniadi 2 kelompok yuitu:r Asbes serpentin
Jenis ini dapat dipintal, yang terr.nasuk golongan ini antara lainrnineral krisotil - 3Mg 2SiOr 2HrO; serabutnya lernas dan halusseperti sutera. wanra putih, panjang serabut antara 4-_5 inch, sangatkuat, satu ton bahan ini dapat dipintal sampai 10.000 meter, biladipanaskan dapat bertahan hingga 2160'C.
o Asbes amfibolJenis ini sukar dipintal, yang terrnasuk golongan ini antara lainmineral antofilit - (Fe, Mg) SiOj, terdapat sebagai gumpalan serabutpendek dan gelas, panjang serabut 4-.5 inch. bila dipanaskan dapatbeftahan hingga 2160' C. Antofilit selain didapat dialam, dapat puladibuat dengan mentanaskan ntagnesium metasilikat yang jauh lebihtinggi dari pada titik lelehnya dan kemudian dengan cepatdidinginkan.
Tempat Diketemukan
o Jawa Tengah: Karangsarnburrg. Krrh. Kcbrrnrcrr (termasuk jenis
I
1
l
li
158
antofilit dan sisanya golongan serpenttn).
Halmahera: Di Weda (P. Seram) termasuk jenis krisotil; Wusia,
Halmahera timur (terdapat didalam masif serpentin atau peridotityang mengikuti rekahan).
Sulawesi Tenggara: Komplek P. Padamarang/P. Lambasina (terdapat
dalam batuan ultrabasa peridotit dan serpentinit yang berumur Pra
Tersier.
Nusa Tenggara Timur: Atapupu Kab. Belu (didapatkan pada celah di
tubuh batuan ultra basa, umumnya sudah lapuk dan berserat panjang).
Irian Jaya: Sepanjang S. Sentani dekat Jayapura (merupakan urat-uralyang tak beraturan dalam batuan serpentinit).
Teknik Penambangan
Asbes digali dengan tambang terbuka mempergunakan pera-
latan sederhana. Apabila didapatkan agak dalam, dilakukan dengan
membuat sumuran dan diikuti dengan sistem gophering.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Asbes dari hasil penggalian diadakan pemilahan dengan tangan.
Serabut yang disebut mutu no. 1 adalah yang panjangnya > 314 inch,
sedang yang panjangnya3lS - 314 inch disebut mutu no. 2.
Bahan galian yang harus digiling, kernudian disaring berrahap
dengan cara penyedotan dengan udara dan akhirnya disisir dan
dipintal. Di dalam pemanfaatan asbes dibagi rnenjadi 2 kelompok:
. Yang dapat dipintalTerutama dari jenis krisotil, dipergunakan sebagian besar untuk
lapisan pada rem mobil. Selain itu dipergunakan untuk bahan
pelindung terhadap api, listrik dan bahan kimia.. Yang sukar dipintal
Dimanfaatkan untuk petnbuatan panil asbes (lazirn disebut eternit).
Eternit dibuat dari semen porlland dan serabut asbes golongan no' 2.
Banyaknya asbc:' Ltntuk pettlbuatatr eternit biasanya l0-15%. Pipa
159
asbes semen dipergunakan untuk rnengalirkan berbagai macam air,larutan bahan kimia, sebagai pelindung kabel listrik, telepon dansebagainya.
l
I
I
l
ir
BAts VII
RAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKA.ITAN DENGAN ENDAPAN RESIDU DAN
ENDAPAN LtrTAKAN
Yang termasuk dalam kelornpok ini adalah: lempung, kaolin,pasir kuarsa, zirkon, kalsedon, korundur.n, intan, kuarsa kristal, pasir
kerakal.
I. LBMPUNG
Lempr-rng scbetulnya t'nerupakan istilah ukuritrl butir yang lcbih
kecil dari lr1256 mm (menurut ukuran Wcntworth). Apabila butir-butirtersebut sudah kompak kemudiitn discbut batu lempung. Didalarrpembicaraan masyarakat yang dirnaksud lenlptrrlg sitlna l)t'llgerti:.rtlnyadengan batu lempung. Lernpung dikelornpokan rnen.iadi 2 bagilnbesar yaitu:o Lempung residu
Merupakan sc.jenis lernpung yang terbetlluk karerla proscs pelaprrkan
(alterasi) batuan bcku dan dijLrrnpai disekitar brtttran induknya. Mutu
lerrpung ini pada umurntiya lebih baik dihrandingkan dengan lem-
pung sedirnen. Komposisi lempung residu didorrinasi oleh trincral
ilit, umumnya dipergr.rnakan untuk bahan penlbttatan kerarnik
struktur antara lain bata, genting dan gcrabah.
o Lempung sedimenSering disebut sebagai tanah lirtt. Pcnyebutan ini didasarkan atas
l6l
sitatnya yang liat apabila terkena air. Tanah liat merupakan hasildesiutegrasi, pelapukan kirnia, terutama pengaruh HzO dan CO:dibantu oleh mikroolganisnte terhadap batuan induk. Hasilnyanrerupakan bagian yang halus c'lan tidak larut dalanr air. Selanjutnyarnaterial inr diangkut oleh air sebagai suspensi dan akhirnyarlengendap berlapis-lapis. Selama proses pen-gendapal/pengangkutansarlgat dintungkinkan dikotori oleh mineral yang berukuran halusantara lain kuarsa, besi oksida dan bahan organis.
Sifat yang penting dari lempung adalah plastisitasnya (keliatan-nya). Sifat ini dapat diperoleh bila ada air, dan karena sifatnya ini,lempung dapat dicetak.
Derajat keliatannya tergantung dari :
o Susunan dan kehalusan dari butiran mineralr Banyaknya air yang ada didalamnya. Banyaknya garam lain yang terlarut dalam air. Jumlah bahan organis yang ada.
Makin banyak bagian-bagian kecil yang aktif (berukurankurang dari 0,01 rnm) nrakin tinggi sifat keliatannya. Sifat yang lainialah bila tanah liat dipanaskan atau dibakar. hingga sebagian atausernua air yang dikandungnya menguap, maka sifat keliatannyamenjadi kurang atau saltla sekali hilang terus dan akan menjadi keraswalaupun diberi air lagi. Sifat ini yang menguntungkan dari tanah liatuntuk dipakai sebagai bahan bangunan. Untuk membuang airsemuanyii, didalam praktek tanah liat dibakar pada suhu 450-750"C.Untuk nrembuang gas COz dari batuan karbonat dan gas SOr dan gipsrnisalnya rnaka suhu pembakaran ditingkatkan lagi antara 950- 1250"C,untuk beberapa jam. Pada suhu tersebut FeO dapat berubah menjadiFe2Oj, karenanya warnanyapun akan lebih merah pula, dan kekuatannrekanis dari bahan akan meniadi lebih tinggi. Perbaikan sifat yangterakhir irrr, disebabkan bahwa antara suhu-suhu tadi ada beberaparnineral akan rne leleh, dan setelah dingin akan membeku kernbali danrrengikat nrineral-mineral lainnya, sehingga massa bahan akanmenjadi lebih kompak dan keras.
Warna dari hasil produksi disanrping tergantung dari pemba-
{
162
karan, juga tergantung darr perbandingan banyak antara FezOr dan
(CaO + Al:Or). Makin banyak FezOr, makin merah dan sebaliknya
akan makin pucat warnanya. Bila tanah liat mengandung banyak
bahan organis, hasilnya setelah dibakar akan memberikan struktur
berlubang/berpori karena banyak gas terutama COz yang keluar.
Bahan organis ini berasal dari tumbuhan atau binatang. Semua pengo-
lahan bahan galian yang melalui proses pemanasan atau pembakaran
yang mengubah sifat keliatan meniadi tetap keras disebut proses
keramik.Berdasarkan atas sifat fisiknya tanah liat dikelompokkan
menjadi:o Tanah liat gemuk:
Sebagian besar tersusun oleh hidro alumunium silikat. Sifatnya liat
sekali dan kompak dalam keadaan basah' Pada waktu kering
mengkerut dan dapat pecah, karenanya sukar diolah.
o Tanah liat kurus:
Mengandung pasir kuarsa disamping hidro alumunium silikat. Tanah
ini sifat keliatannya kurang dibandingkan dengan tanah liat gemuk,
karenanya agak lebih mudah dikerjakan. Tanah liat jenis ini yang
umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan bahan bangunan'
Antara kedua golongan tersebut dapat dilakukan pencampuran
sehingga diperoleh tanah liat yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil
yang baik dari hasil pencampuran tersebut diperlukan latihan dan
pengalaman.Di masyarakat sering terdengar beberapa variasi tanah liat
dengan pemanfaatannya, meskipun masing-masing istilah tersebut
dengan mengacu pada proses geologi sudah berbeda dan kehilangan
sifat liatnya. Variasi tersebut:
o Tanah liat putih bersih
Jenis ini disebut Pula dengan
relatif lebih mahal. bahan ini
bahan bangunan konstruksi'. Napal = marl = mergel
Jenis ini mengandung mineral
nama kaolin. Karena harganYa Yangjarang dimanfaatkan untuk membuat
karbonat (terutama Kalsium Karbonat)
163
lebih besar dari 60Vc, wamanya putih. Bata yang dibuat dari napalwamanya tetap putih, biasanya strukturnya berlubang-lubang karenagas COl yang menguap. Bata ini tidak disukai oleh pengusahadisamping karena warnanya putih juga relatif lebih rapuh.
o Loas
Tanah liat kurus yang mengandung cukup banyak pasir kuarsa.Banyak dipakai untuk menrbuat bahan bangunan konstruksi.Hasilnya setelah dibakar susutnya sedikit dan harapan untuk retakjuga tidak banyak
o Tanah serpih = shales
Tanah liat jenis ini sudah mengeras, sifat keliatannya sudah rendahdan tidak akan lebih liat walaupun diberi air. Tidak disenangi karenapengerjaannya relatif sulit.
o Batu tulis = slate
Batu tulis merupakan hasil metamorfose dari shale. Kenampakannyasangat keras dan berlembar-lembar. Karena pengerjannya yang sulit,bahan ini tidak untuk membuat bata, tetapi dapat dimanfaatkansebagai batu tempel.
o Tanah liat tahan api
Sering disebut sebagai ball clay. Cukup baik untuk membuar baratahan api antara lain bata kaolinit (ririk leleh = 1785o C, bata bauksit(tirik leleh 1732-1850" C) dipakai dalam ranur/dapur ketel. Bata initidak bereaksi dengan bahan dari abu sebagai sisa bahan bakar.
Tempat Diketemukan
o Daerah Istimewa Aceh: Daerah Air Eumpeking (cukup baik untukbahan baku semen kandungan SiO2 - 57,62Vo, Al2O3 = 20,517o,Fe2Oj = 1,307a, berupa serpih); Kab. Aceh Pidie Kec. Delima DaerahKungkung (terdapat sebagai endapan rawa, berwarna putih abu-abu,plastis); Kab. Aceh Timur, daerah Kuala Simpang (terdapat berse-lingan dengan pasir kuarsa dan seryih); Kab. Aceh Tengah, daerahGlurnpong dekat Takengon (merupakan endapan aluvial); Kab. AcehTenggara, daerah Kutacane; Kab. Aceh Barat, daerah Tutut(merupakan endapan aluvial): Kab. Aceh Utara, Kec. Muara dua,
164
daerah Muara Dua (merupakan endapan aluvial); Kab. Aceh Timur,daerah Kec. Tamiang Hulu (berupa serpih yang berselingan dengan
batu lumpur dan batu pasir pada Formasi Bampo).
Sumatera Utara: Daerah Bohorok, 80 km barat daya Medan(kandungan Fe2O3 = 4-67o).
Riau: S. Cenako, Belilas, Seberida, Indragiri Hulu (baik untuk batamerah pejal); Bengkalis Kec. Mandau (kandungan SiO2 - 65,60Vo,
Al2O3 = 22,037o, Fe2O3 = l,lVo).Sumatera Barat: Muara, Sawah Lunto, Sijunjung (baik untuk bahan
semen); Taratak, Sawah Lunto, Kab. Sawah Lunto, Sijunjung (baikuntuk bahan semen); S. Limau Manis dan S. Padangbes IndarungKab. Padang Pariaman (baik untuk bahan semen).
Jawa Barat: Kab. Bandung, Kec. Soreang, desa Sayati (baik untukbata merah) Kab. Bandung, desa Cisaman (baik untuk bata merah);
Kab. Bandung Kec. Majalaya daerah Cikancung (baik untuk batamerah); Kab. Bandung, Kec. Pacet, desa Pamoyaman (hasil
pelapukan batuan gunung api tak teruraikan); Kab. Bandung Kec.
Soreang, daerah Banjaran (hasil pelapukan batuan gunung api takteruraikan); Kab. Bandung Kec. Cililin daerah Citalam (merupakan
hasil pelapukan batuan gunung api tak teruraikan); Kab. Bandung
Kec. Batujajar desa Cilemer (endapan aluviurn); Kab. Sumedang,Kec. Darmaraja (hasil pelapukan gunung api tak teruraikan); Kab.Cianjur Kec. Karangtengah desa Maleber (hasil pelapukan batuangunung api tak teruraikan); Kab. Cianjur Kec. Sukaratu desa Bojongpicung (facies sedimen baik untuk genteng); Kab. Cianlur Kec.Cibeber desa Cibadak dan Cihaur (hasil pelapukan tuf Kwarter); Kab.
Cianjur Kec. Mande, desa Jamali (pelapukan batuan gunung api takteruraikan); Kab. Subang, daerah Parung (facies sedimen); Kab.Subang daerah G. Sembung (facies sedirnen); Kab. Subang daerah
Pringkasap (facies sedimen); Kab. Subang daerah Bo.jongkendang(facies sedimen); Kab. Subang daerah Cipeundeug (tacies sedimen);Daerah Purwakarta (facies sedimen); Daerah Karawang (endapan
aluvial); Kab. Tangerang. daerah Gorowong, Parung paniang(endapan aluvial); Kab. Serang daerah Tanjung (endapan aluvial)
165
Kab. Serang daerah Cicalengpong (facies sedimen); Kab. Lebakdaerah Gabus Rangkasbitung (facies sedimen); Kab. Sukabumidaerah Cibadak (pelapukan batuan gunung api tak teruraikan).Jawa Tengah: Kab. Kebumen Kec. Karangbolong (facies sedimen);Nusa-kambangan (facies sedimen); Kab. Grobogan, Kec. DesaGundik (endapan aluvial); Daerah Mayong Kab. Kudus (endapanaluvial); Kab. Rembang, Kec. Sedan, desa Sumberejo, Galanter(endapan aluvial); Kab. Kudus, desa Jekulo (endapan aluvial),kandungan SiO2 - 34Vo, FezOt = 5,47o, CaO = 13,5Vo, AlzO: =7l,5%o, MgO = 4,80Vo); Kab. Klaten daerah Bayat (komposisi SiO2 =447o, CaO = lVo, FezOr = 2,27o, Al2O3 = 29Vo); Kab. Cilacap,Kec./Desa Singganangga (endapan aluvial); Kab. Kudus Kec.Jatiroto, desa Katen (endapan aluvial); Kab. Cilacap, Kec./DesaKesugihan (endapan aluvial), SiO, = 53,96Vo, Fe2Oj = 7,7lVo, AlzOt= 19,07Vo); Kab. Semarang/daerah sekitar Semarang (faciessedrmen); Nanggulan (endapan gunung api Kwarter); Daerah patuk,G. Kidul (endapan gunung api Kuarter); Daerah Semanu, Wonosari(endapan gunung api Kuarter); Desa Semin, Gunung Kidul (endapangunung api Kuarter); desa Tawang Kec. Ponjong (endapan gunungapi Kuaner); Desa Pasirombo, Kec. Rongkop, Kab. Gunung Kidul(endapan -qunluls api Kuarrer); Kab. Pekalongan, Kec. Tepus, desaDuwet (endapan aluvial); Kab. Pekalongan, Kec. Bojong; desaJornblang. Suntur (rombakan batuan gunung api Kuarter); Kab.Pe,urlarrg Kc'c. Bantarbolang, Kec. Magawanagata, desa pakembaran(ronrbakan batuan gunung api Kuarter); Kab. pekalongan Kec.Wonopringgo, desa Rowokembo (rombakan gunung api Kua(er);Kab. Purbalingga, Kec. Karangrejo, desa Sragen (rombakan gunungapi Kuarte$; Kab. Temanggung Kec. Keloran, desa Keloran,Kalimanggis (facies sedimen); Kab. Kendal Kec. Sukorejo desaCepiring, Patebon dan Gemuh (rombakan batuan gunung apiKuarter); Kab. Bantul, daerah Bawuran (rombakan batuan gunungapi Kuarter).Jawa Timur: Kab. Pacitan, Kec. Tulakan, desa Bungur, Tulakan,Ngumbul dan Bayu (terdapat dalam Formasi Jaten); Kab. ponorogo,sekitar Sumoroto, Mojododol, Balong, dan Arjawinangun (endapan
166
aluvial, sebagai bahan baku keramik berat); Kab. Tulungagung Kec.
Gedangan desa Sumberingin wetan Kalidawir; Kab. Kertosono, Kec.
Mojosari, desa Brangkal (endapan aluvial); Kab. Gresik dan sekitar
Gresik (sebagai bahan baku PT. Semen Gresik); Surabaya, Driyorejo(endapan aluvial); Kab. Malang, Kec. Singosari, Kec. Sidodadi dan
Kec. Tawang, desa Songsong sepanjang aliran Kalimas, Kali Pakel(endapan aluvial, bahan genteng pres); Kab. Bangkalan Madura, desa
Socah, Labang dan Tragah (endapan aluvial); Kab. Pasuruan Kec.
Kembang Singgit, desa Nguro (endapan aluvial); Kab. Malang, Kec.
Sumbermanjing wetan, desa Tunggumangir dan Sumberagung(endapan aluvial); Kab. Ngawi, desa Bangunrejo (facies sedimen);
Kab. Nganjuk Desa Nguben, Dioso (facies sedimen, SiO2 - 47,177o,
Fe2O3 = 0,16Vo, Al2O3 = 24,29Vo, KzOr = 0,807o, PzOs = O,ll%o,HzO
= 34,78Vo, CaO = 3,96Vo, MgO = 1,407c, Na2O = 0,137o, TiO2 =0,227o, Fe2O = 0,15Vo); Desa Gampingan Kec. Tirtoyudo; Kab.
Malang (dalam Formasi Jaten, mengandung sisipan dan lensa
batubara penyebaran tipis); Purboyo, Kalijening, Rejosari dan AstinoKec. Bantur Kab. Malang (kandungan AlzOr = 34,22Vo, SiO2 =41,507o dari hasil analisa sinar X termasuk jenis kaolinit-holoysitdapat dipergunakan sebagai bahan keramik dan refractori); Kab.
Boionegoro Kec. Solio, desa Kedungsumber, Pujeng Dodol (facies
sedimen SiO2 - 34,22-53,860/o, Fe203 = 0,84-1 ,777o, AlzOt = 16,09-
22,937o, CaO = 4,95-20,87o, MgO = 1,42-2,10Va, NazO = 0,22-
0,65Vo, K2O = 0,40-0,45Vo, PzOs = 0,06-0,08Vo, H2O = 17,44-
20,42Vo); Kab. Jombang, Perak (hasil residu dari endapan aluvial
rulkanik); Kab. Bondowoso, Kec. Waringin, desa Banyuputih (facies
sedimen, warna putih kelabu untuk bahan keramik); Bawean, sekitar
Kec. Tambak (lempung limonitan = 97Vo, kalsit = 2Va, kuarsa =0,5Va,fragmen bafuan =0,57o, baik untuk genteng).
Kalimantan Selatan: Kab. Hulu sungai Selatan, Kec. Padang Batung,
Kp. Jelatang (lempung residu, bahan baku semen = SiOz = 59,36Vo,
TiO2 = 0,84Vo, Al2Oj = 18,29Vo, PzOs= O,05Vo, SOr - 0,167o, MgO =l,NVa, Na2O = 0,l5%o, K2O = 0,49Vo, HzO - 3,89Vo); Kab. Tapin,
Kec. Binuang, Kp. Binuang (facies sedimen, hasil X RD; kaolinit,ilit, kuarsa, feldspar); Kab. Tanah Laut, Kec./Desa Kintap (facies
161
sedimen; SiO2 = 59,6-69,26Va, AluO: = 16,25-23,38Vo, FezOt = 0,92'1,297o); Kab. Kotabaru, daerah Stagen (facies sedimen); Kab.
Kotabaru, daerah Sambelumbingan (facies sedimen); Kab. Hulu-sungai Selatan, daerah Telaga Langsat (facies sedimen, hasil X RD;disordered kaolinit, kuarsa, lempung); Desa Paringin Kab. Hulu-sungai Selatan, Gedung Tengah, Kec. Tabuh, Kab. Banjar (endapan
aluvial).Kalimantan Barat: Desa Sago, Benawah Kec. Tayan Hilir Kab.
Sangau;
Bali: Kab. Tabanan, Kec. Prajekan, desa Prajekan (pelapukan batuan
gunung api Kuarter); Kab. Gianyar, Kec. Gianyar, desa Seronggo(pelapukan batuan gunung api Kuarter);Nusa Tenggara Barat: Kab. Lombok Timur, Kec. Pringgabaya(pelapukan batuan gunung api Kuarter; SiO2 = 49,85Vo, AI2O3 =19,587a, CaO = 4,277o, MgO = 1,6lVo, K2O = 0,88Vo, Na2O = 1,46Vo,
TiO2 = O,80Vo, H2O = 7,01, oleh penduduk telah dibuat genteng);
Kab. Lombok Barat Kec. Pringgarata, desa Jabondare (pelapukan
batuan gunung api Kuarter; SiO2 = 41,'707o, Al2Oj = 23,687o, Fe2O3 =14,50Vo, CaO = l,20%a, MgO - 0,34o/a, Na2O = 5,99o/c, digunakan
sebagai bahan genteng); Kab. Bima daerah Rabba (pelapukan batuan
gunung api; SiOz = 50,96Vo, Al2Oj = 21,50Vo, Fe2Oj = 8,88o/o, CaO =2,217o, MgO = l,l1Vo); Tente Kab. Bima (kandungan SiO2 =51,52Va, Al2O3 = 20,417o, Fe2O3 = 8,147o, CaO = 2,407o, MgO -l,l57a, bahan baku genteng) Desa Kandai, Kec. Dompu, Kab.
Dompu (kandungan SiOz -- 48,70Vo, Fe2O3 = 7,84Vo, Al2Oj = 23,4Vo,
Na2O = 2,807o, K2O = l,52Vo, CaO = 27a, MgO = 0,577o, H2O =6,l0Va) Desa Bawi, Kec. Dompu, Kab. Dompu (kandungan SiO2 -74,887o, Al2Oj = 14,31Vo, Fe2Or - 0,447o, CaO = 0,807o, MgO =1,307a, Na2O = 0,26Vo, SO: - 0,477o); Kab. Bima daerah Tangga
(pelapukan batuan gunung api, SiO2 = 52,42Vo, AlzOr - 20,2Vo,
Fe2O3 = 8,29Vo, CaO = 1,73, MgO = l,l5o/o); Kab. Sumbawa daerah
Taliwang (pelapukan batuan gunung api, SiO2 = J4,35Va, AlzOr =l2,llVo, Fe2Oi = 2,51Vo, CaO = 0,06Va, MgO = 2,107o, baik untuk
bahan baku semen); Kab. Lombok Tengah, Kec. Sengkol, desa
Pengembur (facies sedimen), SiOr = 26,62-60,127c, AlzOr = 7,74-
168
23,357c, Fezor = 4,75-13,33Vo, CaO = l,7l-24,89Vo,MgO = l,l0-2,10Vo); Kab. Lombok Tengah Kec. Praya Barat, desa Mangkung(facies sedimen, SiO2 - 19,52-53,687c, Al:Or = 8,91-23,7jo/c, Fe2O.,
= 5,39-13,37a, CaO = 2,13-26,97o, MgO = 0,10-5,i6Vc, baik untukbahan semen); Kab. Lontbok Barat, Kec. Gerung, desa Gerung(pelapukan andesit, SiO2 - 74,88Vo, AlzOr - l4,3l%o,FezOt - 0,447a,CaO = 0,80o/o, MgO - 1,03o/c, Na2O = O,Z6Vo, K2O = 3Zc, SOr =0,977o).
o Nusa Tenggara Timur: Kab. Manggapai, Kec. Borong, clesa Teng-kulese dan desa Meler (pelapukan batuan gunung api tua, ubahan daritufa dasit);
o Sulawesi Utara: Daerah Bolaang Mangondow (pelapukan batuanvolkanik)-
o Sulawesi Tenggara: Kab. Kendari, daerah Palangon (facies sedimenmollasa); Kab. Kendari daerah Ranoinceto (facies sedimen mollasa);Kab. Kendari daerah Ponggaluku (facies sedimen mollasa).
o Sulawesi Selatan: Kab. Pangkep, daerah Tonassa (pelapukan batuangunung api dan metasedimen, telah ditambang oleh pT. SenrenTonassa); Kab. Bulukumba, daerah Tanah Kungkung (hasil pela-pukan batuan gunung api); Kab. Sopeng Daerah Watansoppeng (hasilpelapukan gunung api).
Teknik Penambangan
Pada umumnya daerah dirnana didapatkan tanah liat merupakandaerah yang subur. Penambangan tanah liat diawali dengan pengu-pasan tanah penutup baik dilakukan dengan peralatan sederhanaataupun dengan peralatan berat misalnya bulldozer. proses seranjutnyayaitu penambangan terbuka dengan bentukan undak-undak. Kegiaranini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana ataupun shovel/back-hoe, yang selanjutnya siap untuk clipindahkan ketempat penirnbunan.Dalam hal penambangan dilakukan secara besar-besaran rnisalnyasebagai bahan baku semen, perlu dilakukan teknik penambangan danpengangkutan dengan persyaratan ketat agar tidak menggangguI i ngkungan.
r69
Pengolahan dan Pemanfaatan
Di tempat penambangan tanah liat diadakan pemilihan, antarayang baik dan yang kurang baik sesuai dengan rencana pemanfaatan.
Yang dianggap baik dapat langsung diolah dan yang kurang baikdapat dicampur hingga sesuai. Kotoran yang ada harus dibuang baikitu mineral asing (misal nodul oksida besi; ataupun sisa tumbuh-an/bahan organik. Bahan ini kemudian ditambah air dicarnpur/di-lumatkan sehingga tampak plastis dan merata, ditimbun berbentukkerucut. Dalam bentuk yang demikian air yang berlebih akanrnengalir. Bahan ini siap dicetak dan selanjutnya dikeringkan diudarabebas beberapa jarn, sebelumnya dimasukan kedalam dapur pem-
bakaran untuk menghernat kayu bakar. Di negara yang sudah majupengolahan tanah liat mulai dari menggali sampai menjadi barangyang siap pakai dilakukan keseluruhannya secara otomatik.
Tanah liat dirnanfaatkan untuk membuat bata merah, gentengatallpur.l keramik. Persyaratan utama untuk genteng dan keramikadalah tingkat pengkerutan harus sedikit mungkin, tidak mengandungbahan organik yang rnenyebabkan genteng/keramik berpori. Dalampernbuatan bata merah masyarakat mencampur tanah liat dengansekanr padi derrgarr tujuan bata merah rnenjadi relatif ringan tetapikuat tekannya rnenjadi berkuran-q. Darlam hal tanah liat akan diman-faatkan untuk bahan baku semen pofililnd harus memenuhi persya-riltan tertentu (Boque, 1974)
Pcrscntase (7o)
Scrnen SiOr Alror FclO1 CaO SO, Loss InsolMgo
Tipc I
'f ipc IITipc Ill'l'ipc IV'l-ipc VPutih
Pozzolart
2 I .l (r.011 I JT20.+ -5.9
2.t..r 4.-l
l-5.0 3..1
2-s.-s -5.9
26.0 6.9
L.1 63.2
4,-l (r-l.l
3. r 64.34. r 62.2
2.8 (r.1. I
0.6 6-s.0
3.6 52.i
1.3 0.2
0.8 0.1
t.2 0.20.9 0.2
0.9 n.d
n.d n.d
4.8 94
2,9
2.5
2.0
1.8
1.9
l.t4.2
1.8
I .'7
2.31.9
1.6
0.1
1.8
t70
2. PASIR KUARSA
Pengertian pasir kuarsa (pada umumnya dijumpai berwarnaputih) berbeda pengertiannya dengan pasir putih, Pasir kuarsa terdapatsebagai endapan sedirnen. berasal dari rombakan batuan yangmengandung silikon dioksida (kuarsa - SiO2) seperti granit, riolit,granodiorit. Endapan pasir kuarsa te{adi setelah melalui prosestransportasi, softasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasirkuarsa dialam tidak pernah didapatkan dalam keadaan murni. Butirkuarsa dialam umumnya terdapat tercampur dengan lempung, feldspar(K,Na,Ca,Al,Silikatt, magnetit (FeiO+), ilmenit (FeO, TiO2), limonit[FeO (OH)n H2O], pirit (FeSj), mika (gabungan mineral), biotit [K(Mg,Fe)r (AlSiO] Orn) (OH):1, hornblende [Ca: Na (Mg Fe2;* (Al, Fe3,Ti)3 Si8 O2r (O.OH)21, zirkon (Zr SiO+). dan bahan organik daritumbuhan dan sebagainya. Proses transportasi oleh air menyebabkanbutiran pasir rnenjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni.Material pengotor tersebut pada umumnya memberi warna pada pasirkuarsa, sehingga dari warna yang ditunjukan dapat diperkirakanderajat kemurniannya. Pada umumnya pasir kuarsa diendapkan dalampenyebaran melebar, dengan ukuran butir yang berbeda mulai darifraksi halus (0,06 mm) sampai dengan fraksi ukuran kasar (2 mm).
Secara individu sifat fisik mineral kuarsa antara lain:. Berwarna putih bening tetapi kadang-kadang berwama lain tergan-
tung pada oksida pengotomya, misal kuning mengandung Fe-Oksida,wama merah mengandung Cu-Oksida
r Kekerasan '. J (skala Mohs), bentuk kristal hexagonalo Berat jenis :2,65o Titik lebur : l7l5o Co Konduktivitas : l2- 100' C
Secara umum pasir kuarsa Indonesia mempunyai komposisio Sio:o Fe:Orr Tio:o AlzOr
55.30-99,87Vc
0,01-9,14vc
0,01-0,4evc
0.01-19,(NVc
t7t
o CaO:0,01-0,267oo MgO :0,01-0,267co KzO :0,01-17 .007o
Dalam perhitungan cadangan endapan pasir kuarsa dapatdilakukan dengan cara perkalian antara luas penyebaran denganketebalan rata-rata, sedang ketebalan rata-rata dapat diketahui dengancara pemboran tangan, sumur uji atau parit uji. Disamping itu untukmenentukan kualitas endapan dilakukan pengambilan contoh endapanuntuk keperluan analisa laboratorium baik analisa kimia maupunmikroskopik.
Tempat Diketemukan
o Daerah Istimewa Aceh: Kab. Aceh Barat, pantai Lhokruet, Kec.Lhokkuret sebelah barat laut Calang (termasuk Formasi Liganberumur Oligasen, tebal lapisan 3 m); Kab. Aceh Barat Kec. Calangpantai Calang (terdapat sebagai endapan pantai dan aluvial),pelapukan granit dan batupasir kuarsa, wama putih kecoklattrn); Kab.Aceh Selatan pantai sekitar Tapak Tuan (sebagai endapan aluvial danpantai, wama putih abu-abu); Kab. Aceh Tenggara, daerah Lawesebelah tenggara Kutacane (terdapat sebagai batu pasir kuarsa , wamaputih kuning); Kab. Aceh Besar pantai Lhoknga 18 km dari BandaAceh (terdapat pasir kuarsa, warrra putih kotor, endapan pantai); Batupeletak, Rampelan Kec. Gaib, Aceh Tenggara).
o Sumatera Utara: Kab. Simalungun, Panahatan. Tanjung Dolok(terdapat batupasir kuarsa bercampur konglomerat ).
o Sumatera Barat: Kab. Tanah Datar, Samaso (terrlasuk ForrnariOmbilin); Kab. Sawahlunto, Sijunjung, Pelangke Sawahlunto(termasuk Formasi Ombilin); Kab. Pasisir Selatan, Tarusan; Kab.Solok, Singkarak, Kab. Lima puluh Kota, Kota Baru.
o Sumatera Selatan: P. Bangka Tanjung Pengusuk (endapan aluvial;SiO2 - 98,377o, AlzOr = 0,l6Vo, FeOr - 0,147c); P. Bangka, Matras(Tanjung layang Batu (endapan aluvial, SiO2 - 97,56o/c, Al:Or =0,68Vo, Fe2O1 = 0,20Vo); P. Bangka Pasir Padi (endapan aluvial, SiO2
a
a
112
= 98,53a/c, Al2Oj = 0,6BVo, Fe2O3 - 0,07Vo); P. Bangka Taboali;Biliton, Taryung Bunga (endapan aluvial, SiO2 * 93,957o, FezOr -0,547a, Al:Or - 0,717o,); P. Belitung, Tanjung Empang Jebut(endapan aluvial, SiO2 - 97,30Vo, Al2Oj = 0,587a, Fe2Oj = 0,707c) P.
Belitung, Kp. Baru (endapan aluvial, SiO2 - 87,05Vo, Al2Oq = 0,70o/c,
Fe2Or - 0,077o, P. Belitung Tanjung Batu, Penyu (endapan.aluvial,SiO2 = 92,10Va, Al2O3 = 2,9lVa, Fe2Oj = 0,26Vo).
Jambi: Kab. Sarko, Sekanjing (sebagai pasir kuarsa, SiO2 = 88o/o),
Batang Tembesi Kab. Sarko.
Bengkulu = Krui, SiO2 = 72,60Vo,Fe2O1= 4q"1.
Rrau: P. Kundur Kab. Riau Kepulauan (merupakan tailing tambangtimah); P. Karimun Kab. Riau Kepulauan (merupakan tailing tam-bang, timah); P. Singkep Kab. Riau Kepulauan (sebagai batu pasirpantai).
Jawa Barat: Kab. Karawang, Cibitung, Jatiwangi (merupakanendapan alur); Kab. Sukabumi, Kec. Cibadak, G. Walat (sebagai batupasir kuarsa berumur Miosen atas, warna putih; SiO2 = 84,84Vo,
Al2O3 = 1,477a, Fe2Oj = 0,607o), Kab. Lebak, Pasung Malingping(merupakan batupasir kuarsa, dekat aliran S. Ciliman).Jawa Tengah: Kab. Rembang Kec. Sedan, G. Klumit, G. Gempoldaerah Sambiroto (termasuk Formasi Ngrayong, putih, abu-abu,kuning, coklat, mudah lepas, SiO2 = 967a); Kab. Rc.mbang, Krogan,K. Nyamplong (endapan pantai, SiO, = 69,97-82."75c/c, Al.rOt = l,9l-3,907o); Banjamegara, Sigugur, Karangkobar; Rembang, Pamotan(endapan pasir pantai); Luk Ulo, Kedu, Banyumas; Baturetno Kab.Wonogiri (bercampur dengan rnineral sanidin warna coklat, SiO2 =657c, ,\lzOt - 187a, KzO = 1'l7o); Beji Kab. Klaten; Pantai Utara,Rembang-Jepara (endapan pantai, SiO2 = 69,31Vo, AlzOr - 3,897o,Fe2O3 = 3,89Vo); Ngandang Kab. Rembang, SiO2 = 97Vo, Al2Oj =1,207o, Fe2Oj = 0,3Vo).
Jawa Timur: Kab. Tuban (endapan pantai, SiO2 - 97,0-98,7Vo, CaO =0,02-0,047o, MgO = 0,01-0,087c); Ngadon, Bumen, Tambakboyo,Tasikharyo (endapan pantai, SiO2 - 90,73-96,83Vo, FezOr = 0,66-0,76Va, CaO = 0,21-3,240/o, TiO2 = 0,24-O,497o); Ampelgading Kab.
173
Malang; Nusabarung, Kab. Jembcr (endapan pantai, Resen);Lamongan Kab. Lamongan; Bangkalan Madura (endapan aluvial,SiO2 - 807o, AlzO: - lVo, Fe2Or - lVc); Pantai Utara Madura(endapan aluvial): Ambunten. Sumenep. Madura (endapan pantai.SiO2 - 807c, Al:Or - LVo, Fe2O3 - 37c); Blego, Bangkalan Madura(pelapukan batu pasir kuarsa berumur Miosen, SiO2 - 907o, A12O3 =47o, Fe2C)1 = lo/o).
Kalimantan Barat: Kab. Sambas; Daerah Mandor. sebelah timurMenpawah; Kab. Ketapang, Padangduabelas (SiO2 = 95,63Vo,FezOt= 0,20%. Al:Or - l,B77c, TiO, = 0,18); Desa Wuko, Entugau danSenrentai Kec. Muko Kab. Sanggau (facies sedimen, berwama putih,butir halus); Desa Bodok, Lapo, Kec. Sanggau Kapuas, Kab.Sanggau (facies sedinren. berwarna putih, butir halus), Desa SanjanPandan Sembuat Kec. Tayan Kab. Sanggau (facies sedimen,berwarna putih, butir halus).Kalirnantan Selatan: Kab. Banjar, Liang Anggang, Jln. Banjarmasin-Pleihari (endapan pantai. SiO2 = 96,037o, FezO.r = 2,40Va, TiO2 -0,13o/c, CaO = 0,59ch. MgO - 0,02Vo, Al2O3 = 07o); Kab. TanahLaut, Bantahan. S. Parnpau (endapan aluvial) berasal dari batu pasirkursa Tersier, SiO: = 9J-99c/o. FelO1 = 0,1-0,27a, Cr2Oj = g,1qo,
Al2O.q = 0,2-0,1ch, TiOl = 0.0-5-0,3%', NazO = lVo, KzO = O,OZVo,
MgO - 0,0lVc. CaO = 0.017c): Kab. Tapin, Binuang (lapisanbatupasir kuarsa beruntur Paleogen, SiO, = 94,47o, Al2O3 = 7,79Vo,Fe:O.r - 3,34cI', CaO = 0.30Vo, MgO = 0.267o, TiO2 - O,33Vo);Padang Batung Kandangan (sisipan tipis pada endapan lempung).Sulawesi Selatan: Kab. Maros, Canrha (enclapan kuarsa, putih-kunirrg-abu-abu, SiOl = 90(h. FelO1 = 27c).
Irian Jaya: Konda dan Sangkalun-9. Teninabuan (endapan aluvial),Wamena (masa kontpak berbutir halus, putih, SiOr = 99Vc);Hotekang Abe Pantai (SiOr = 66.40ch. Al:Or - 9,43c/c. Fe:O.r =5,89Vo).
Kalirnantan Tirnur: Kuiu-o Kab. Pasir: Langiran Kab. Kutai, S. Nihin,Kec. Barang Tongbak Kutai; Pantai tintur Sarnarinda.
174
Teknik Penamtrangan
Penambangan pasir kuarsa dilakukan secara tambang terbukaberbentuk jenjang. Tahapan kegiatan meliputi: pengupasan lapisanpenutup, pembongkaran pemuatan dan pengangkutan, dengan uraiansebagai berikut:r Pengupasan lapisan penutup
Bermaksud memindahkan tanah penutup endapan pasir kuarsaketempat yang tidak mengganggu kegiatan penambangan. Tanah ininantinya untuk reklamasi. Peralatan yang digunakan antara laincangkul, sekop dan Iain-lain atau peralatan mekanis seperti scrapper,shovel dan lain-lain. Pemilihan alat ini tergantung pada kondisilapangan dan skala produksi yang diinginkanPembongkaran
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melepaskan endapan pasir kuarsadari batuan induknya. Pada umumnya endapan pasir kuarsa meru-pakan endapan lepas/lunak yang mudah dibongkar. Oleh sebab itudapat digunakan peralatan tradisional seperti cangkul, sekop atau alatmekanis sepefti bulldozer, wheel loader, backhoe atau power shovelbila diinginkan produksi banyak.Pemuatan dan pengangkutanMaterial hasil pembongkaran dimuat dan diangkut ke unit pengolah-arlpenampungan (stock pile). Pemlatan dapat menggunakan alatmuat wheel loader, back hoe atau dredging. Pengangkutan dapatmenggunakan alat angkut truck ungkit, gerobak lori, pikuliin danlain-lain.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pada dasarnya pengolahan/pencucian pasir kuarsa dimaksudkanuntuk menghilangkan zat pengotor, meningkatkan kadar SiO2 ataumemisahkan/mengubah ukuran butir untuk memperoleh spesifikasiyang diinginkan. Tingkat pengolahan pasir kuarsa ditentukan olehjenis penggunaannya. Bagan alir pengolahan pasir kuarsa adalahsebagai Gambar 10.
i,lrilil
l'7 5
lempung dan ma-
terial pengotor
Sisa lempung/senyawa besi
Gambar 10. Bagan alir pengolahan pasir kuarsa.
Adapun pemanfaatan pasir kuarsa antara lain:
Industri keramik, sebagai bahan baku pembuatan tegel, mosaik dan
enamel
Industri cat sebagai bahan pengisi (filler)
Pasir kuarsa dari tambang
Pencucian dengan air untuk menghilang-kan lempung yang dikandungnya dengan
menggunakan siklon/classifi er/washer
Scrubbing (pencucian) dengan kekentalan tinggi:60-'7l%o Padatan
Pemisahan magnetis(magnetic separator)
Pasir kuarsa murni dengan
Spesifikasi tertentu
176
o Industri karet sebagai bahan pengeraso Industri gerenda sebagai bahan ampelaso Industri logam sebagai bahan penghilang karate Industri penjemih air sebagai bahan penyari ng (filter)r Pembuatan fero silikon dan silikon karbid dengan persyaralan: sio2
(minimum) 98vo,besi oksida (maksimum) o,3vo dinbebas dari pirit(FeS).
o Industri semen portlandPasir kuarsa merupakan bahan baku penolong untuk pembuatansemen portland yaitu sebagai pengontrol kandungan sltit<a (didalamsemen untuk keperluan umum kadar sekitar 21,3Vo SiO2;. Untuk Iton semen diperlukan 66,5 kg pasir kuarsa.
o Industri gelaslkacaDalam industri gelasrkaca pasir kuarsa dipergunakan sebagai bahanbaku utama. untuk memperoreh produk gltur.-n u"u yang difnginkan,dalam proses pembuarannya kadang-kadang ditamuat'kan lrciau-
Tabel 10. Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas/kaca.
Spesifikasi dan Jenis produk
Analisis Kaca lembaran(E")
Celas kemasan danrumah tangga (%)
Gelas optik(vo)
Komposisi kimia
si02Fe2Oj
AI203
CaO + MgOC12Oj
Distribusi ukuran butir(+20-200 mesh)25 mesh
36 mesh* 120 mesh
Hilang pijar pada 1000. CKelembaban
99,00 (min)0,-50 (maks)
0,10 (maks)
0,50 (mrrks)
0,50 (maks)
I (maks)
5 (maks)
5 (maks)
0,5 (maks)
5 (maks)
98,50 (min)0,03* (maks)
0,30 (maks)
0,20 (maks)
0,0006 (maks)
0,5 (maks)
1,5 (maks)
0,-5 (maks)
5 (mask)
99,80 (min)0,10 (maks)
0,02 (maks)
0,10 (maks)
0,0002 (maks
S5 (mats)95 (maks)
0,5 (maks)tuntuk menghasilkan gelas kenrasan yang tak berwarna.
177
oksida seperti:o AlzO: dan BzO: untuk menambah ketahanan terhadap proses
kimiao Oksida krom, kobalt, besi atau nikel sebagai bahan pewarna
o Oksida belerang untuk memperbaiki proses peleburan dan pelem-
butan gelas yang dicairkan.Jenis produk dari industri gelas/kaca antara lain:. Kaca lembaran, digunakan dibidang konstruksi bangunano Gelas kemasan, untuk pengemasan produk pada industri makanan
minuman dan farmasio Gelas keperluan rumah tangga, piring, cangkir, gelas
r Gelas untuk keperluan teknik, ilmu pengetahuan dan industrigelas optik, gelas laboratorium, kaca penghantar listrik, gelas
isolator listrik, kaca laminasi, fiber glass dll.o lndustri bata tahan api
Dalam industri ini, pasir kuarsa merupakan bahan utama, persya-
ratannya seperti Tabel I I berikut.
Tabel 11. Spesifikasi pasir kuarsa untuk bata tahan api.
Analisis Spesifikasi
Komposisi kimiasi02Al201Na2OjKzoTi02
Distribusi ukuran butirKasarSedangHalusBentuk butiran
o lndustri pengecoran
Dalam industri ini pasir kuarsa terutama digunakan sebagai pasir
cetak. Spesifikasi pasir kuarsa yang disyaratkan sebagai berikut(Tabel l2).
95Vo (min)17o (min)0,307o (maks)
0,307o (maks)
0,307o (maks)
3,35-0,50 mm0,50-0,18 mm
< 0,18 mmagak bersudut
178
Tabel 12. Spesifikasi pasir kuarsa untuk pengecoran
Analisis Spesifikasi
Komposisi kimiasi02Na2O + K2O
Fe203
Distribusi ukuran butirKasar (-30 + 70 mesh)
Sedang (70 mesh)Halus (-70 + 200 mesh)Bentuk butiran
90Vo (nin)2Vo (maks)1,57o (maks)
35Vo
3jVo
35Vo
sub-angular
3. INTAN
Intan merupakan satu-satunya batu permata yang mempunyaiformula yang terdiri dari satu unsur yaitu karbon (C). Intan terbentukbersamaan dengan pembekuan batuan ultrabasa misal peridotit dankimberlit. Kristalisasi intan pada kimberlite pipe terbentuk padakedalaman 60 mil (kurang lebih 95 km) atau lebih dalam dibawahpermukaan bumi dan pada temperatur 1 500 - 2.000' C. Intanmempunyai hablur dengan sistem kubus, umumnya berwarna beningtetapi kadang-kadang berwarna kebiruan, kehijauan, kemerahan ataukuning, berat jenis 3,52 dengan kilap adamantin dengan garis tengahatom 1.54o A, kekerasan l0 skala Mohs atau 8000-8500 knop. Sejauhini tidak diketahui asal dan arti kata intan yang dalam bahasa Inggrisdisebut diamond. Kata diamond yang diturunkan dari bahasa Belandadiamant sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidakterhancurkan. Ikatan atom karbon dalam kisi-kisi hablur mempunyaiempat arah keleinahan atau bidang belah. Bila mendapat tekanan yangkerirs maka kristal ini akan terbelah meninggalkan permukaan ataubidang yang halus sejajar dengan bidang oktahedron. Sifat ini sangatpenting bagi pengrajin intan (lapidan) dalam membagi intan berbutirbesar menjadi butir-butir yang lebih kecil serta dalam membuatbentuk dan mengasahnya. Sifat lain yang penting adalah dalam
179
membiaskan dan memantulkan sinar. Sinar yang berbeda akandibiaskan dan dipantulkan berbeda arahnya, karena adanya indeksbias. Sebagai contoh terhadap sinar merah mempunyai indeks bias2,407, sedangkan indeks bias terhadap sinar ungu atau lembayung2,465. Dispersi antara sinar merah dan ungu tercatat 0,058 ( = 2,465-2,407) dan antara sinar merah dan biru 0,048. Karena harga dispersiyang sangat tinggi itu maka intan kelihatan gemerlapan.
Tiap-tiap batu mulia (termasuk intan) dicari dan dihitung beratjenisnya. Sesudah mengetahui nilai kerasnya, beratnya dapat dihitungdalam karat dari batu mulia itu. Karat untuk batu mulia (termasukintan) adalah satuan berat yang setimbang dengan seperlima gram (lkarat = 0,20 gram). Satuan ini dipakai diseluruh dunia, oleh karenanyadisebut karat metrik. Jika kita timbang berat intan, tidak dikatakanberat intan itu satu gram, melainkan dikatakan lima karat intan. Agartidak salah pengertian, harap diketahui bahwa timbangan karat yangdipakai untuk batu mulia tidak sama dengan satuan karat yang dipakaiuntuk emas. Misalnya emas dinamakan 24 karat adalah jenis emasmurni ( = 100?a Au). Emas disebut 18 karat mengandung 18124 x1007o = 75Vo emas murni. Intan Indonesia terkenal karena intan yangpaling keras dan paling berat dibandingkan dengan intan dari negaralain, mungkin dalam hal ini disebabkan intan Indonesia mempunyaibentuk kristal kembar. Di Indonesia intan sering terdapat sebagaiendapan aluvial bersama dengan kuarsa, korundum dan sirkon. DiIndonesia terdapat di Martapura (Kalimantan Selatan) dalam batuanyang disebut Breksi Pemali dan didaerah Landak, Sekayan, Sanggau(Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kecamatan Permata Intan).Ditempat ini terdapat kampung yang bernama kampung Sungai Gulatempat pemukim penambang intan tradisional. Kebanyakan intan dariKalimantan mempunyai warna. Warna yang digemari adalah Air Lautyang berwarna putih, agak kebiruan seperti air laut, yang berwarnalebih biru disebut Air Hujan harganya sangat mahal. Warna kuningmerupakan intan yang paling murah. Kesemuanya ditemukan padaendapan aluvial di sungai purba. Jenis endapan intan yang lain ialahendapan pipa breksi yang disebut endapan kimberlit, misalnya yangdijumpai di Kimberly (Afrika) dan Australia Barat. Endapan kimberlit
180
ini mempunyai ciri bahwa mineral olivin yang berasosiasi telahmengalami proses serpentinisasi. Intan yang diketemukan diKalimantan dan berukuran paling besar adalah intan Trisakti dengan166,72 karat diketemukan di Kab. Cempaka tahun 1965. Intan inidigosok di Amsterdam. Menyusul penemuan intan Galuh Cempakaberukuran 29,75 karat pada tanggal l8 Agustus 1969. Pada tahun itujuga ditemukan intan Galuh Bulan berukuran 27,5 karat, sedang pada27 November 1967 ditemukan intan Galuh Badu berukuran 26,50karat di Kec. Bati-Bati, Kab. Tanah Laut dan pada tahun 1987 akhirditemukan lagi intan dengan berat 50 karat berwarna kuning.Walaupun penelitian tentang intan tidak pernah berhenti, tetapi orangtidak pernah menemukan batuan asal intan. Meskipun semulaKoolhoven, 1936 menduga asalnya dari Breksi Pemali, tetapi hinggasaat ini pendapat itu belum dapat diyakini oleh semua orang. Intanternyata tidak hanya ditemukan dalam endapan Pleistosen (dahuludisebut Diluvium), tetapi juga dalam lapisan berumur Eosen bahkandalam Formasi Manunggul yang berumur Kapur Atas. Dengandemikian jelas intan setidaknya berumur Pra-Manunggul. Hingga kiniintan digali dari endapan sungai yang berumur Pleistosen hinggasekarang yang terd.iri dari ukuran kerakal sampai lanau.
Tempat Diketemukan
Intan yang diketemukan di Indonesia baik untuk permata.Tempat penemuan antara lein di daerah:o Riau: S. Siabu, Kamper, Bangkinang (berupa indikasi pada endapan
aluvial).o Kalimantan Barat: Muara Mengkiang (sebagai rombakan pada
endapan aluvial); Ngabang (sebagai rombakan pada endapan aluvial).o Kalimantan Tengah: Kampung Sungi Gula, Kec. Permata Intan
Barito Utara (merupakan endapan intan letakan pada aluvial);Purukcau, Murungraya; Sei Pinang (semuanya merupakan endapan
intan letakan pada aluvial); Pujon, cabang S. Bohot (berupa indikasipada komplek batuan ultrabasa yang dikelilingi oleh batupasir danserpih yang mengandung batu bara.
l8l
o Kalimantan Selatan: Kab. Martapura, Simpang Empat (antara
kampung Mataram dan Sungkai, pinggir Jl. Raya Banjarmasin -
Kandangan (terdapat dalam endapan kerikil pada daerah dataranbanjir, telah diusahakan oleh masyarakat.
o Kalimantan Timur: Sekatak bunyi (berupa indikasi pada endapan
aluvial), Kab. Kutai, Kec. Longiran, S. Babi; Kab. Kutai sekitar Kp.Tiongohan cabang sungai sebelah kanan.
Teknik Penambangan
Intan dicari dengan cara membuat galian lubang didalam tanahyang mungkin mengandung intan. Ada dua macam lubang yaitulubang surut dan lubang dalam. Lubang surut kedalamannya antarasatu sampai satu setengah meter sedang lubang dalam dapat mencapaisepuluh meter atau lebih. Untuk menghancurkan tanahnya padamulanya hanya digali dengan tenaga manusia, tetapi saat sekarangsudah ada yang mempergunakan pompa semprot seperti dilakukandidaerah penambangan rakyat didaerah Sungai Gula, Kec. PermataIntan. Pemisahan tanah dengan intan dilakukan dengan dulang ( -lingganan) yang terbuat dari kayu. Tempat mendulang batu dan tanahdinamakan pendulangan. Pendulangan yang ada disekitar Martapuraialah di Cempaka, Banyu Ireng, Ampar Tikar, Pendarapan danBanjarbaru. Disekitar proyek Riam Kanan terdapat pendulanganMandikapau, Awang Bangkal, Tiwingan, Rantau Bu-iur dan RantauAlayung. Dimasa mendatang dimungkinkan melakukan penambanganintan dengan cara mekanik sedang pekerjaan mendulang memerlukanpengalaman bertahun-tahun.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Intan diasah dengan bentuk asahan fasit, misal berlian, markis,pendelop dan briolet. Di antara bentuk tersebur bentuk fasit berlianyang paling umlrm, sehingga intan yang demikian disebut pula dengannama berlian. Sering terjadi pedagang intan berlian membuat istilahintan dan berlian. Menurut mereka yang disebut intan adalah yang
182
tidak gemerlapan atau nampak suram, walaupun kedua permatatersebut sama-sama diasah dalam bentuk asahan fasit. Pendapattersebut sebetulnya tidak benar. Bentuk asahan berlian bermacam-macam antara lain berlian Swiss (sederhana), berlian gunting, berlianraja (standar), berlian mawar, berlian magna, berlian bintang bersinar.Intan yang berukuran kecil biasanya diasah dengan bentuk asahanberlian sederhana yang hanya mempunyai fasit meja, fasit mahkotadan fasit paviliun. Intan berukuran besar diasah dengan bentuk asahanberlian standar atau berlian lain yang mempunyai fasit meja, bintang,mahkota, sabuk atas, sabuk bawah, paviliun dan kulet. Dalammengasah intan dengan bentuk asahan fasit, pengaturan sudut fasitsangat penting. Hal yang sama juga dengan sudut antara mahkota danpaviliun merupakan kunci gemerlapannya bagi intan yang bersang-kutan. Perbandingan panjang, lebar dan tinggijuga merupakan faktoryang harus diperhatikan. Apabila salah satu dari tiga faktor tersebutdilupakan, maka intan tersebut kurang gemerlapan. Lebih-lebihapabila ketiga faktor tersebut dilupakan, maka sebuah berlian akannampak suram seperti sebuah potongan/pecahan gelas.
Terdapat dua jenis intan yang ada dialam yaitu intan beningyang disebut intan mulia atau intan permata dan intan hitam yangdisebut intan industri. Intan industri dipergunakan sebagai alatpemotong, dan pemoles misalnya sebagai mata gergaji, mata pahatbor, pemotong kaca, dan bubuk penggosok, pengasah dan pemoles.Jenis intan ini banyak dihasilkan oleh negara di Amerika Latin misal;Brasil, Boliva, Argentina, Uruguay dan negara Afrika Selatan danAfrika Barat. Ada pula yang disebut intan Matara, yang sebenarnyamineral zirkon yang berwarna bening es, atau dengan kata lain intanimitasi. Walaupun sangat jarang, intan bening yang berwarna seringpula didapatkan misalnya berwarna kekuningan, kebiruan, kehijauan,kemerahan dan kadang dijumpai dalam keadaan warna tua. Karenaintan yang berwarna menjadi sangat indah, tetapi jarang sehinggaharga menjadi mahal. Ini dilakukan dalam reaktor atom dengan jalanneutronisasi atau penembakan dengan partikel atau elemen yang mem-punyai atom_berukuran sama. Misal warna hijau dengan menggunakanpartikel radroaktif dari ikatan radium. Warna yang telah dihasilkan ini
183
dapat diubah menjadi kuning atau coklat dengan pemanasan yangdiatur.
Intan termasuk batu permata yang jarang dan sukar didapat,sehingga dibuat sintetis dan imitasinya. Di antara intan-intan danimitasinya yang terkenal dan banyak beredar di toko permata adalah:o fabulit (strontium fifanat), titanium (rutil)r linobat (litium niobat), nilam putih, spinel putih, sirkono sirkonia (sirkon kubus), diamonairo YAG (yttrium alumunium garnet)o YIG (yttrium ion gamet), GGG (godolinium gallium garne0. djevalit (sirkonia Amerika Serikat)r paionit (sirkonia Rusia).
Untuk membedakan intan asli dan palsu perlu pengalaman.Harga atau nilai sebuah intan ditentukan 4 faktor utama (biasa disebut4 C yaitu berut(carat); warna (colour); kejernihan/kebersihan (clarity)dan bentuk asahan (cut).Intan dengan berat 0.5-2.0 karat sangat idealkarena mudah dijual, dipakai tidak terlalu mencolok. Intan berwarnameskipun dari warna buatan tetap lebih berharga dan lebih mahal daripada intan yang bening. Kejernihan sebuah intan diartikan bahwaintan tersebut tidak mengandung atau mempunyai cacat termasukpengotoran seperti gelembung atau mineral lain. Berdasarkan derajatkejernihan ini, intan dibagi menjadi beberapa kelas sebagai berikut(Tabel l3).
Pengotoran atau cacat yang dimaksudkan di atas hanya dapatdilihat oleh ahli permata/intan khususnya menggunakan alat laborato-
Tabel 13. Derajat kejernihan intan.
Simbol Kelas Keterangan
IFVVSVS
SI
PI
P2
P3
1
2
3
45
6
7
mutu tinggi, tak ada cacatlpengotoransedikit sekali mengandung cacatlpengotoransedikit mengandung cacatlpengotoranpengotoran/cacat sekalipengotoran/cacat nyatapengotoran/cacat besar
mutu rendah, pcngotoran/cacat besar sekali
r84
rium. Mungkin intan kelas 6 atau 7 dapat diuji dengan menggunakanperalatan sederhana misalnya mikroskop birokuler. Di sampingklasifikasi tersebut di atas, ada pula klasifikasi berdasarkan kejernihanyang digabungkan dengan warna serta dinyatakan dengan huruf danangka seperti Tabel l4 berikut.
Tabel.l4. Warna dan kejernihan intan.
AAAAB
= putih biru
= putih kebiru-biruan- putih
= putih keperak-perakan
- perak bunga tanjung bagian atas
= perak bunga tanjung kabur
= bunga tanjung muda
= bunga tanjung
bersihjernihsangat sedikit sekali mengan-dung pengotoran
sangat sedikit mengandung pe-
ngotoran
sedikit pengotoran
sedikit pengotoran 2
sedikit pengotoran 3
berbi ntik-bintiksangat berbintik-bintik
BCCDEF
3
3
4
5
6
7
Apabila dalam suatu sertifikat yang menyertai sebuah permatamenyebutkan:AB I -2 : berarti intan yang bersangkutan putih jernih dan jernihF-6 : berarti intan yang bersangkutan berwarna bunga tanjung
dan berbintik-bintikAA3 : berarti intan tersebut berwarna putih biru dan sangat sedikit
mengandung pengotoran.Walaupun intan merupak;rn benda terkeras yang tidak mungkin
tergores oleh benda-benda lain, namun memerlukan perawatan pula.Pemakaian yang terus menerlls menyebabkan intan akan kehilangangemerlapannya. Hal ini disebabkan oleh kotoran yang melekat padapermukaan fasit dan menghalangi sinar yang menembus, dibiaskanserta dipantulkan.
Dalam hal ini perawatan dilakukan dengan mencuci dan mem-bersihkan. Alat-alat yang diperlukan antara lain:. sikat halus (misal sikat bulu mata)o larutan yang terdiri dari 20 ons natrium bicarbonat (NaHCOj), I ons
185
kaporit (CaOClz), 1 ons garam dapur (NaCl) dan 16 ons air.
Yang sangat perlu diperhatikan ialah jangan sekali-sekali mele-
paskan intan dari ikatannya, karena dapat menyebabkan intan tersebut
menjadi cacat. Apabila hal ini harus dikerjakan, serahkan kepada ahlipermata. Apabila saat ini intan banyak dipakai sebagai perhiasan
untuk keindahan dan status sosial, pada jaman dahulu intan dianggap
barang bertuah.
4. KAOLIN
Nama kaolin berasal dari kauling bahasa Cina yang berartipegunungan tinggi. Ditempat ini penambangan kaolin telah dilakukansejak beberapa abad yang lalu. Kaolin merupakan masa batuan yang
tersusun dari mineral lempung dengan kandungan besi yang renddh.
Kaolin mempunyai komposisi hidros aluminium silikat (Al2O3 2SiO2
zHzO) dengan disertai beberapa material penyerta. Mineral yang
termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit dan
haloisit dengan kaolinit sebagai mineral utama. Proses pembentukankaolin adalah karena pelapukan dan proses hidrothermal alterasi pada
batuan beku yang banyak mengandung feldspar dimana mineralpotasium aluminium silikat dan feldspar dirubah menjadi kaolin.Dapat pula terbentuk sebagai pelapukan batuan metamorf khususnyagneis, sedang kaolin sekunder merupakan hasil transportasi kaolinprimer. Proses pelapukan sebagai berikut:
2Kal SirOa +ZHzO + COz----, AlzOr2SiOz ZHzO + 4SiO2 + KzCO:
feldspar kaolin
Proses pelapukan tersebut terjadi pada permukaan atau sangat
dekat dengan permukaan, pada umumnya terjadi pada batuan beku.Endapan kaolin yang terjadi karena proses hidrothermal terdapat pada
rekahan-rekahan, patahan atau daerah dengan permiabilitas tinggi. DiIndonesia endapan kaolin yang potensial nrerupakan endapan residualdari hasil pelapukan batuan beku asam/granit. Kaolin umum berwarnaputih, kekerasan 2-2,5, berat jenis 2,60-2,63, indeks bias 1,56, titik
186
lebur 1850o C, plastis, daya hantar panas dan listrik yang rendah, PHbervariasi. Kaolin yang diambil dari Pangkal Pinang, Bangka (2tempat yaitu di Batu Belubang dan Air Mesu menunjukan kandunganSiO2 - 64,28-52,347a, Al2O3 = 24,00-31,80Vo, Fe2O1 = 1,35-1,707o,Tio2 - 0,003-0,002va.
Tempat Diketemukan
Daerah Istimewa Aceh: Kab. Aceh Tenggara, daerah Blangkejeren(kaolin berwama putih, plastis, mengandung pasir kuarsa dan pirit);Kab. Aceh Barat daerah Krueng, Seunagan (terdapat dalam FormasiTutut yang berumur Kwarter, warna putih abu-abu, plastismengandung pasir kuarsa dan sisipan tipis lignit); Kab. AcehTenggara, Kec. Kuta Panjang Kp. Akul (telah digunakan sebagaibahan keramik, analisa X-RD adalah kaolin, kuarsa dan mika,terdapat dalam Formasi Rampong yang berumur Oligosen Atas -Miosen Bawah).
Sumatera Utara: Kab. Tapanuli lJtara, daerah Perbukitan dan RawaAek Rao didataran Sarulla (merupakan hasil proses hidrothermal,berasosiasi dengan batuan andesit).Sumatera Selatan: daerah G. Muda, Belinyu, P. Bangka (berasal darigranit lapuk berumur Trias, merupakan kaolin letakan/aluvial, dapatdipergunakan untuk bahan baku industri keramik halus, industri catdan kertas); daerah Muntok, Jebus Sungai Liat, P. Bangka (sifatseperli kaolin G. Muda, Belinyu); daerah Merawang, P. Bangka (sifatseperti kaolin G. Muda, Belinyu); daerah Air Seru, Pangkal Pinang,P. Bangka (berasal granit lapuk berumur Trias, kemudian diendapkansebagai kaolin letakan disekitar pantai/aliran sungai, dapat diper-gunakan sebagai bahan industri keramik halus, keramik kasar setelahmengalami proses pencucian); daerah Cerucuk, P. Belitung (berasaldari batuan granit berumur Trias yang mengalami pecampuran secara
intensif (endapan kaolin residu, dapat dipergunakan sebagai bahanindustri keramik haius, keramik kasar); daerah Pangkalan Baru, P.
Belitung (seperti kaolin Carucuk) daerah Pangkalalang, Tanjung-pandan P. Belitung (pemanfaatan seperti kaolin Carucuk, merupakan
187
endapan aluvial); daerah Aer Rajah, P. Belitung (seperti kaolin
daerah Pangkalalang); Kab. Lahat, daerah Tanjungsari (terdapat
dalam batuan sedimen Neogen, dapat dipergunakan untuk industri
keramik, kandungan FeO = 0,407o); daerah Aer Saga, P' Belitung(endapan kaolin residu, mengandung kuarsa dapat dipergunakan
untuk industri keramik halus, cat, kertas dan kosmetik); Kab'
Belitung Kec. Tanjung pandang, desa Badau (endapan residual,
kandungan SiO2 = 66,10.85,86Vq Al2Or = 7,99'22,77a, K2O = 0,10-
2,9OVo, Na2O = 0,001-0,317o, MgO = 0,01-0,19Vo, CaO = 0,011-
O,63Vo, TiO2 = 0,094-0,59Va, Cr2Or = 0,002-60 ppm, hilang prjar =O,O94Vo, brightness = 65,7-887o, hasil X-RD = kuarsa, halosit,
ortoklas, baik untuk filler pada industri kertas, cat, kosmetik, zat
pembawa dan keramik halus); Kab. Belitung, daerah Air Seru Kec.
Tanjung Pandan (merupakan endapan residu, banyak mengandung
kuarsa, dapat dipergunakan untuk industri keramik berat, keramik
halus, keftas, cat dan kosmetik); daerah Bintahan, Rantau (berasal
dari batuan beku asam, sebagai bahan bata tahan api, kandungan SiO2
= 56,6-86,56Va), AlzOt + TiOz = 15,43-39,547o,FezOt = 0,24-4,83Vo,
CaO = 0,01-0,65Vo, MgO = 0,02-2,O47o, PzOs - 0,02-0,03Vo, SO: -0,23-0,947o, KzO + Na2O = 0,35'2,25Va).
Kalimantan: Kab. Banjar, daerah Liang Anggang (merupakan
endapan aluvial, analisa X-RD; kuarsa, holoysit-kaolinit,mika); Kab.
Martapura daerah Utamik (hasil pelapukan tufa asam dan batuan
beku, hasil X-RD: disordered kaolin, kuarsa, lempung)
Jawa: Banjarnegara, Wonogiri, desa Jetak Kec. Semin, Gunung
Kidul, Trenggalek.
Bali: Kab. Tabanan, Kec. Baturiti, desa Bangli (merupakan pela-
pukan tufa batuapung, wama putih abu-abu).
Nusa Tenggara Barat: Kab. Lombok Timur, Kec. Kmak, desa Batu
nampar (pelapukan andesit, komposisi SiO2 - 51,347o, Al2O3 =28,767o, Fe2O3 = 1,037a, CaO = 1,20Vo, MgO - 0,92Vo, Na2O =0,897o,K2O = l,60Vo,TiO2 - 0,84Vo, H2O = 4,20Vo); Kab. Bima Kec'
Sape, desa Sari (pelapukan andesit, dapat digunakan unhrk bahan
baku keramik kasar. analisa kimia; SiOz - 57,61Vo, Al2Oj = 24,87Vo,
il188
Fe2Or = 2,8lVc, CaO = 1,20Vc, MgO = 0,40Va, Na2O = 0,68Vo" K2O =0,167c, TiOr - 0,577o); Kab. Lombok Tengah, Kec. Pujur, desaLentak (pelapukan batuan gunung api, wama putih abu-abu,bercampur pirit).
o Sulawesi Tengah: Palawa Kab. Donggala (pelapukan ruf kaca,berumur Kwarter).
o Maluku: Ngai Modomera, Tabobo, Halmahera Tengah.
Teknik Penambangan
Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:o Tambang terbuka (open pit)o Tambang semprot (hydraulicking)o Tambang dalam (underground mining).
Dua cara yang pertama lebih banyak diterapkan dibanding carayang ketiga. Pada tambang terbuka, pengupasan tanah penutupdilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis (bulldoser,scrapper dll). Endapan kaolinnya dapat digali dengan menggunakanexcavator antara lain: backhoe ataupun shovel, kemudian dimuatkedalam truck dan diangkut kepabrik pengolahan. Pada cara tambangsemprot setelah pengupasan tanah penutup lalu disemprot denganmenggunakan pompa air beftekanan tinggi. Hasil penyemprotanberbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudianlumpur tersebut dipompakan ketempat pengolahan dengan pipa-pipa.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pada dasarnya pengolahan kaolin ditujukan untuk membuangmineraukontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksicla titaniurn,mika dll. Selain itu bertujuan untuk mendapatkan bLrtir-butir- halus,tingkat keputihan/kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dansifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukansangat tergantung pada jumlah jenis mineral pengotor dan spesifikasipenggunaan. Proses pengolahan dapat dilakukan sebagai berikut(Gambar I I dan Gambar l2).
189I
ilri
ii
Tangki pengurnpul ------->
I Pcnyaringan l---- I- pr* kr**_l| --'-- I
t _-.......-
ItI Penserinonn l-___l-
+
I Kaolin murni I
Ii
l-=.rc.r,,fi]-_-T---+
Tepung kaolin
Talang dengan sekat(sluice box)
Tangki pengendapan(setting tank)
(Jambar I l, Bagan alir prcscs pengolaan kaolin secara umum.
190
Kaolin dari tambang
Drum pencuci (washing drunt)
Pengayak Eetar (vibrating screen)
Penyaring tekan (filter press)
Pengeringan I (rotary/belt dryer)
Penepungan Qtul ve rize r) @---T-_@
-_T_t-ltb--_-l-l--F..r*-r;l-__l_
I ruotin ,n,rt uut un p.ngirGt-rl-'l
Pengeringan ll Qtressure hot air)
Kaolin untuk bahan palapis (coating)
Gambar 12. Bagan alir pengolahan kaolin untuk pengisi
l9l
Kaolin sebagai bahan baku industri mempunyai kegunaan yang
bervariasi:r Industri keftas
Kaolin digunakan sebagai bahan pengisi (filler material) dan sebagar
bahan pelapis (coating nruterial)
Industri keramik dan porselinKaolin digunakan sebagai bahan body melalui proses biscuit,maupun untuk bahan glasir
lndustri karetKaolin digunakan sebagai bahan wlkanisir dalam industri karet
Bahan tahan api
Kaolin sebagai bahan utama pembuatan bata tahan api
Bagian dari industri cat, kaolin digunakano Sebagai bahan extender produksi cato Sebagai bahan substitusi yang mewamai cat
o Untuk membuat cat berwarna cemerlang
Dalam industri plastik, kaolin digunakan untuko Membuat permukaan plastik menjadi ratao Membuat plastik resisten terhadap serangan zat-zatLjmiaBarang-barang industri lain yang memerlukan kaolin antara lain:o Tinta putiho Lemperekato Insektisida/obat pembunuh serangga
o Rooting gramaleso Obat-obatano Semenr Pupukr Bahan pemutih. Kosmetika (alat atau obat kecantikan)o Pasta gigio Tekstil
Tiap penggunaan kaolin memerlukan spesifikasi yang tersendiri
misal:. Sebagaiy'//er (pengisi) persyaratan antara lain:
192
. derajat keputihan (brightness): 79-83,5Vo
. sisa lolos saringan
.PH
. kandungan air
:0,3-0,5Vo
: 4,5-J,0:maksimum l7o
: < 2 mikron:71-80Vo> 3 mikron: 3-87o
: Jlat shape
Sebagai pelapis persyaratannya antara lain:o derajat keputihan (brightness): > 83Voo ukuran butir
o bentuk partikel
5. ZIRKON
Disebut pula dengan nama jargoon atau batu yakut mempunyaikomposisi kimia ZrSiOa, kekerasan 7,5 dengan berat jenis 3,9-4,8,berwarna merah tua, kuning, hijau merupakan mineral tambahan padabatuan beku dalam yang kaya akan sodium seperti granit, syenit <Jan
pegmatit. Disamping itu didapatkan pula pada batuan metamorf yangberasal dari batuan tersebut di atas. Dijumpai pula pada endapanaluvial dalam bentuk ukuran butir yang kecil bersama dengan pasirkuarsa dan kasiterit. Sebagian dari jenis zirkon tidak tembus cahayadan disebut sebagai zirkon "biasa" dan tidak clipergunakan sebagaiperhiasan, yang berwarna bening dinamakan zirkon mulia atauHyacinth. Batuan zirkon berganti-ganti warna jika dipanaskan misalzirkon yang berwarna kuning (disebut sebagai Hyacinth) biladipanaskan menjadi biru, apabila pemanasannya berlanjut akanmenjadi kehijauan. Batu zirkon jika difasit menjadi ..inran Matura,',nama ini diambil dari daerah Matura di Ceylon dan sulit dibecrakandengan intan asli. salah satu jenis mineral zirkon yang dikenar sebagaimetamict zirkon dijumpai dalam bentuk mineral ekanite yang banyakmengandung thorium dijumpai bersama dengan pasir di Ceylon. Jenismineral ini dikenal sebagai "low zirkon" berwarna hijau.
193
Tempat Diketemukan
Di Indonesia endapan zirkon belum banyak diketahui kebera-
daannya. Didaerah S. Seputih (Lampung) didapatkan bersama dengan
pasir kuarsa dan kasiterit, jumlah cadangan diperkirakan sebanyak
21.350 ton. Didaerah lain keberadaannya masih terus diteliti.
Teknik Penambangan
Di Indonesia zirkon didapatkan sebagai endapan aluvial.Penarnbangan dapat dilakukan dengan peralatan sederhana ataupundengan peralatan berat. Karena berbentuk pasir dapat pula dilakukanpenambangan dengan cara diisap, selanjutnya diangkut ketempatpenampungan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Mempertimbangkan perbedaan berat jenis antara zirkon (berat
.jenis 3,9-4,8), kasiterit (berat jenis 6,8-7,1) dan kuarsa (2,65), makapemisahan ketiga mineral tersebut dapat dilakukan atas perbedaanberat jenis.
Dengan mempertimbangkan zirkon mempunyai titik lebur yangcukup tinggi yaitu 2430' C, maka zirkon dimanfaatkan untukkonstruksi reaktor nuklir ataupun refraktori tinggi, ataupun untukalloys. Zirkon oksida dimanfaatkan untuk pelapis atau glasur.Disamping itu apabila dijumpai dalam bentuk butiran yang dapatdiasah, dipergunakan sebagai perhiasan/batu mulia. Di luar Indonesiazirkon banyak di Ceylon, India, Brazil, Amerika, Kanada, Thailand.
6. KORUNDUM
Korundum dengan runtus kimia AI:Or, ntempunyai kekerasan 9(clipergunakan sebagai standafi skala Mohs). berat jenis 3,95-4,10,sistem kristal rhonrbohedral, pecahan konkoitLtl. Warnanya bervariasi
!194
antara lain biru, merah, abu-abu, coklat dan putih. Korundum ter-bentuk dari segregasi batuan yang bebas silika yang terdapat padabatuan nefelin syenit, syenit ataupun pegmatit. Didapatkan pula padabatuan metamorf tingkat tinggi yang miskin silika tetapi kaya alumi-nium antara lain marmer, mika sekis, granulit, eklogit dn radingenit.Dijumpai pula dalam aluvial ataupun pada pasir laut/pantai.
Tempat Diketemukan
Sampai saat ini di Indonesia belum dijumpai endapan korundumyang potensial. Tempat yang'sudah diketahui keberadaannya antaralain:o Kalimantan Tengah: S. Busang, Kp. Jujang, Kab. Barito, Kab. Barito
Hulu (cukup baik untuk permata, jenis rubi dan safir terdapat dalamendapan sungai, bentuk membundar tanggung sampai baik); S.
Tuhup (baik untuk permata, sebagai endapan placer didaerahpendulangan intan)
o Kalimantan Selatan: Simpang Empat, Martapura Kab. Banjar(terdapat pada endapan sungai didaerah pendulangan intan).
Teknik Penambangan
Pada umumnya korundum didapatkan berasosiasi dengan intan.Oleh sebab itu teknik penambangan dilakukan seperti penambanganintan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Korundum yang tidak berwarna dipergunakan sebagai bahanabrasive, yang mempunyai warna indah dan ukurannya besar dapatdibentuk dan dipoles menjadi batu permata.
7. KELOMPOK KALSEDON
Kelompok kalsedon merupakan nrineral yang terjadi olehlarutan magma yang mengisi rekahan (cavim* fillinfl dan urat-urat(vein). Variasi mineralnya terdiri dari kalsedon, opal, jasper (jaspis)dan agat (periksa pula pembahasan kalsedon). Karena kejadiannyalangsung dari pembekuan larutan magma, maka dapat disebut pulasebagai kalsedon primer. Jenis kalsedon disebut pula dengan namabatu Mirah atau rabijn atalr ruby berasal dari kata Latin rubber yangartinya merah. Apabila padanya dipancarkan cahaya ultraviolet akanbercahaya pijar. Jika dipanaskan sampai 1000 "C, wama merah darahberubah menjadi merah muda dan setelah dingin lalu menjadi merahseperti semula. Warna merah ini terbentuk karena pengotor darilarutan besi oksida, Jasper disebut juga sebagai batu hati ayam terlihatkeruh oleh unsur-unsur asing sehingga kepadatan dan warnanyabervariasi, merah, kuning, coklat, warna merah pengaruh dari unsurbesi oksida, kuning oleh besi hydroksida, dan coklat/merah tua olehmangan dioksida. Opal disebut pula batu Kalimaya atau biduriKluwung, berwarna putih, abu-abu, ungu putih seperti awan, kadang-kadang terdapat bintik-bintik warna emas, didalamnya seringdidapatkan "air magma". Air ini apabila kena sinar menampakanwarna seperti pelangi (kluwung).
Agat disebut pula sebagai agaat atau achate, warnanya ber-variasi dari merah, sampai putih susu, dari biru sampai hitam pekat.Warna-warna tersebut dapat berkombinasi sehingga memberi warnayang indah. Warna tersebut sebenarnya adalah unsur pengo-tor/kontaminan.
Dari uraian tersebut jenis-jenis kalsedon primer lebih dicirikanpada ekspresi warna, sedang komposisi dan kekerasannya relatif sama,
kesemuanya mempunyai komposisi kimia SiO2. Kalsedon primerterdapat didaerah batuan vulkanik, dapat pula terombak dandiendapkan sepanjang sungai dalam bentuk bongkah. Hal yang
terakhir ini sering dijumpai dilapangan, sehingga pengambilannyarelatif mudah.
195
r96
Tempat Diketemukan
Kelompok kalsedon tersebut di bawah ini cukup baik untukbatu permata dan batu hias. Tempat didapatkan adalah sebagaiberikut:
Jawa Barat: Kab. Sukabumi, Jampang Tengah, Sirnasari (eniskalsedon dan agat, wama putih, kuning, kelabu, sebagai endapanrombakan pada aliran S. Cijambe); Kab. Sukabumi, JampangTengah, Ciseureuh (berupa bongkahan pada endapan aluvial pada S.Ciseureuh, warna putih); Kab. Sukabumi, Jampang Tengah,Cikanyere (mengisi rekahan pada breksi rulkanik pada aliran S.Ciseureuh); Kab. Sukabumi, Jampang Tengah, Malingping (berupaendapan rombakan, bongkahan, warna putih, kelabu, merah, coklat);Kab. Sukabumi, Jampang Tengah, Puncak Mangu (bongkahan lepas,pada tanah pelapukan breksi vulkanik, warna putih kekuningan);Kab. Sukabumi, Jampang Tengah, Ciperai (endapan rombakan danbongkahan dalam endapan aluvial didaerah aliran S. Cipetai, warnilmerah putih sampai merah); Kab. Sukabumi, Waluran (bcmpabongkahan pada teras dan aliran S. Cihanjuang, warna putrh susu);Kab. Sukabumi, Cijambe (berupa bongkahan pada endapan aluvialaliran S. Cikarang, warna putih, kelabu); Kab. Sukabumi. Cigelang(berupa bongkahan pada aliran sungai Cipanarikan, wama putih,coklat, rnerah); Kab. Lebak, Kec. Sa.jira, Pasir Sandi (bcrupabongkahan/pengisi rongga dalam batuan tuf, putih bening); Kab.Lebak, Leuwidamar (berupa urat/pengisi rongga dalam batuan tuf,putih bening); Kab. Garut, Bungbulang (berupa krisopras mengisiurat dalarn batuan gunung api ).
Jawa Tengah: Kab. Wonogiri, Kec. Batuwarna, duerah Rahtawu(sebagai pengisian pada dasit berstruktur gigi, sistern kristalhexagonal, tak sempurna); Kab. Wonogiri, daerah sekitar S.Tirtomoyo (sebagai pengisian rongga pada lava basalt, wama kelabu,putih, kecoklatan, mikrokristalin dan translucent); Ungaran, Sema-rang (sebagai pengisian rongga pada breksi andesit, wama abu-abu).Jawa Timur: Kab. Ponorogo, Kec. Badegan, Kec. Cepoko, Kec.Mrayan, Kec. Ngrayun dan Kcc. Kalikedung Semar desa Badegan
t9l
(berupa kalsedon. krisopras dan a-eat pada andesit tua, terdapat pada
basalt, dasit, dan breksi sebagai pen-qisi rongga dan rekahan); Kab.Pacitan, Kec. Tr.rlakan. Kec. Bandar desa Jatisari dan Jajar,Kalingagik, K. Klandang, G. Gunggeng. K. Watupatok, K- Kopo,desa Bandar (didapatkan pada Formasi Andesit Tua, pada lava basaltseba-eai pengisi rekahan); Kab. Trenggalek Kec. Tugu, G. Pandan(sebagar pengisi rekahan, pada lava basalt dari Formasi Andesit Tua);Kab. Ponorogo, Kec. Ngrayan Badegan Kec. Badegan, Cepoko dan
Mrayen (sebagai jasper pada endapan aluvial warna coklat-merah);Kab. Pacitan, Kec. Tulakan. Kec. Arjosari (sebagai bongkah warnamerah - merah hati).
o Nusa Tenggara Barat: Kah. Lornbok Tensah Kec. Pamunjak. Kec.Pujut dan Lereng Timur G. Mereje diln daerah Awang (dalarl Lrentuk
agat dan kalsedcln wama putih. kuning kenreralran).o Maluku: Kasiruta. dihulu sungai Kasimta (terdapat pada Forntasi
Bacan diduga berupa urat-urat pada batuan anclesitik berurnur TersicLBawah).
'l'eknik Penambangan
Dilakukan dcngan alat scdcrhuna clenqan cara digali berda-sarkan atas indikasi pr,errnukaan. Llntuk cndapan sungai dalarn bentukkrakal-bongkahan tinggal rnelakukan pensunrpulan. I)alam hal inike.jelian berdasarkan pen-elalanrarr lapangan saugat rnenentukandidalam memilih bahan baku batLr mulia ini.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pen-golahan dari kclopok kalsedon diarvali dengan pemilihan,penggergajian dan pernolesan sesuai densan bentuk yang diinginkan.Pemanfaatan terutama untuk hiasan dan bltu perrnata. Ketelitiandidalam mengasah dan ntentbcntuk rncrniliki scni tersendiri sehinggatidak mengherankan apabila hiasan/batu pcrntata vang telah berhasildibentuk mernpunyai harga sarnpli pultrhan.jutir rupiah.
r98
8. KUARSA KRISTAL
Kuarsa kristal dengan rumus kirnia SiOr rnempunyai bentukkrrstal hexagonal prisma bipiramida, warna putih seperti susu.mengkilap lemak tidak mempunyai brdang belah (cleavage), olehsebab itu sukar dibelah. Pada suhu kamar tidak akan bereaksi denganasam atau basa kecuali dengan asam florida ( = HF). Berat jenis 2,65dengan kekerasan '7 (dan dipergunakan sebagai standaft skala Mohs).Kekuatan tekan besarnya luar biasa yaitu 20.000 kg/cm2, mempunyaidaya tahan yang luar biasa terhadap abrasi (kikisan). Dipanaskan pada
suhu 1710o C akan mencair.. Bila didinginkan secara cepat akanmemberikan masa SiO2 amorf. Karena mempunyai kuat tekan yangsangat besar didalam pemakaiannya dapat menahan beban yang sangatberat. Karena tidak mempunyai bidang belah maka dalam pekerjaanpemotongan tidak mudah,
Dialam kristal kuarsa tunggal pernah didapatkan hinggamencapai berat sampai 130 kg, tetapi ada yang berbentuk kristalsangat kecil. Hal ini sangat berkaitan dengan cara terbentuknya.Kristal kuarsa (primer) terbentuk dari pembekuan magma asam,
berawal magma pegmatit-pneumatolytic pada proses hidrothermaltemperatur rendah. Dijumpai pula dalam batuan beku asam misalnyagranit, granodiorit, tonalit, juga pada batuan beku hypabisal (granitporfiri, rhyolit). Didalam batuan sedimen klastik didapatkan sebagaidetrital mineral, ataupun dalam batuan metamorf (phylit, kuarzit,granulit dan eklogit). Didalam "geode berongga" yang didapatkandidaerah batuan piroklastik didapatkan pula kuarsa kristal denganstruktur bergerigi. Dikenal millqquartz, jenis yang sangat umum,warna putih sepe(i kabut semata-mata disebabkan oleh gas dan cairan(air magma),-sering didapatkan gelembung cairan Rock crystaldidapatkan dalam geode berongga, atau pada celah-celah batuandolomit. Smolqquartz berwarna terang sampak coklat-hitam (yangberwarna hitam disebut morion), warna ini mungkin disebabkan olehpengaruh radioaktif alam, Apabila dipanaskan berubah menjadikuning kemudian p$ih. Bluequartz dijumpai pada batuan metamorf,warna disebabkan oleh mineral rutil, turmalin atau zoizite. Citrine
ilil 199
mempunyai warna kuning-coklat disebabkan oleh larutan besi hidrat,
bila dipanaskan menjadi putih, dan apabila disinari dengan sinar-Xberubah menjadi coklat, dipergunakan sebagai batu permata jenis
topaz dengan nama Brasilian topaz. Rosequartz, wiuna disebabkan
oleh oksida Mn atau titanium, dijumpai pada pegmatit, warna hilangbila dipanaskan, dan menjadi hitam bila diradiasi. Amethyst berwarnaviolit, disebabkan oleh larutan unsur besi bervalensi tiga, biladipanaskan hingga 300 oC, warna berubah menjadi putih, bila sampai
500 oC berubah menjadi kuning, apabila ditembak dengan sinarradioaktif berubah menjadi violet lagi. Jenis tiger's eye mengandungserat-serat dari crocodiolite ( = pseudocrocidolite = riebeckite, sejenis
serpentin), memperlihatkan warna kuning. Jenis falcon's eye
mempunyai warna biru. Rufilated quartz mengandung struktur jarum (
= acicular) berwarna kuning dan merah dari kristal rtfile. Aventurinequartz mengandung sisik-sisik dari mika atau qutit yang memancarkanwarna hijau atau coklarhijau.
Tempat Diketemukan
Di Indonesia kuarsa kristal banyak dimanfaatkan sebagai batu
permata. Beberapa tempat yang sudah diketahui keberadaannya antara
lain:o Jawa Barat: Picisan, Cijambe Kab. Sukabumi (berwarna putih susu
bentuk kristal anhedral), dijumpai berupa bongkah pada endapan
aluvial di sungai); Puncak mangu, Jampang Tengah, Kab. Sukabumi(berwarna putih sampai bening, bentuk kristal umumnya anhedral,
dijumpai berupa bongkah-bongkah lepas, tersebar tak merata pada
tanah pelapukan breksi vulkanik berwama merah kecoklatan,
didapatkan jrga mengisi rongga/rekahan pada batuan breksi
vulkanik); Sereweh, Leuwidamar Kab. Lebak (berwama putih susu,
bening ukuran kristal 2-4 mm, berupa urat-urat dalam batu gamping).
o Jawa Tengah: Wonoleran, Kab. Wonogiri (umumnya berwama putih
dan ungu muda pelapukan); Kistmantoro dan Purwantoro, Kab.
Wonogiri (warna putih susu sampai bening kusam, berupa endapan
placer didaerah aliran K. Gedek dan K. Saba); Rahtawu dan
il200
sekitarnya Kab. Wonogiri (wzrna bening sampai putih, berupa urat-urat dalam batuan dasit ataupun dalam bentuk lepas-lepas padabatuan dasit yang lapuk); Tirtomoyo Kab. Wonogiri (berwarna ungumuda-ungu tua berupa urat yang kadang-kadang berstruktur sisirdalam batuan basalt dan dasit); Sangiran, Solo (dalam bentuk geode,bagian dalam mengisi rongga, berstruktur sisir, ada yang berwamaputih, kombinasi putih-oranye, putih-hijau, putih-kuning).Jawa Timur: G. Cikuk, Ngrayun, Kab. Ponorogo (warna putih sususampai bening, transparan, ukuran kristal 3-30 mm, berupa urat-uratdalam batuan tufa dan lava basalt yang telah lapuk); Badegan Kab.Ponorogo (warna putih susu, bentuk bundar sampai bundar tanggungukuran 3-10 cm, berupa bongkah dalam endapan aluvial); G.Juranggaleng Kab. Trenggalek (wama bening sampai putih berupaurat dalam batuan dasit dengan ketebalan urat l-5 cm); Bandar Kab.Pacitan (wama putih susu sampai bening pudar, mengisi rekahan-rekahan pada batuan basalt dengan tebal l-8 mm); Arjosari, Kab.Pacitan (warna ungu muda sampai putih susu, ukuran l-5 cm, berupaendapan placer didaerah aliran K. Pacitan dan K. Brungkah).Kalimantan Tengah: Daerah Ajang Balai Riam, Kab. KotawaringinBarat (enis ametis terdapat dalam urat-urat pada granit, endapansekunder merupakan endapan sungai dengan diameter kristal l-5 cm,panjang 2-10 cm); Semantun dan Nibung Terjun, Kab. KotawaringinBarat (enis ametis, merupakan endapan sekunder dialur sungai,wama bening, keruh dan putih); Prigi Naga Bulik Kab. KorawaringinBarat (enis ametis, bentuk kristal, diameter 0,5-5 cm, panjang l-10cm); Bt. Batuduyung, Naga Bulik Kab. Kotawaringin Barat (warnabening transparan, kristal hexagonal, prismatik, diameter l--5 cnr,panjang 2-10 cm, sebagai endapan aluvial dan rombakan urat-uratdidalam pelapukan seperri di S. Kampa); S. Mentayau, Naga BulikKab. Kotawaringin Barat (berbentuk kristal diameter l-2 cm,panjang2-5 cm, merupakan endapan sungai)i Suja Tapinbini Kab.Kotawaringin Barat (merupakan hasil rombakan urat-urat kuarsa,berbentuk kristal diameter 3-20 cm, panjang l0-60 cm, sistem kristalhexagonal).
201
Teknik Penambangan
Usaha penambangan kuarsa kristal pada umumnyaoleh masyarakat. Oleh sebab itu teknik penambangandengan peralatan yang sederhana. Untuk endapan sungaidengan cara mendulang. Dalam hal mendulang diperlukankecermatan dan kesabaran.
dilakukandilakukandilakukanketelitian,
Pengolahan dan Pemanfaatan
Di Indonesia saat ini kuarsa kristal baru dimanfaatkan sebagaibahan baku batu permata, pengolahan dilakukan dengan pemotongan,pembentukan dan pemolesan. Di samping itu kuarsa kristal dapatdimanfaatkan untuk alat-alat optik, seperti lensa, keping kuarsa padamikroskop polarisasi. Pemanfaatan lainnya seperti halnya pasir kuarsa(periksa pembahasan pasir kuarsa)
9. STRTU
Sirtu adalah nama singkatan dari pasir dan batu, hal inidipertimbangkan dipergunakan karena sirtu mempunyai komposisimineralogi dan ukuran yang sangat beragarn. Dengan demikianapabila seseorang menyebut nama sirtu, para akadelnisi tidak dapatrnenyebutkan komposisi rnineralogi dan ukurannya apabila belummengetahui batuan asal pernbentuk sirtu. Oleh sebab itu penamaansirtu lebih bersifat praktis bukan nama akadenris. Sirtu rnerupakanhasil kegiatan gunung api yang tak teruraikan, tercarnpur daribeberapa ukuran rnulai dari ukuran pasir sampai bongkah. beradadidataran rendah sekitar gunung api baik yang prosL-s erupsinya terjadipada jarnan Tersier atau Kuarter. Batuan tersebut sangat ntungkindiendapkan sepanjang sungai yang berhulu dilereng atas/puncakgunung api yang bersangkutan. Sesuai dengan konsep transportasi danpemilihan rnakin .iauh dari sumbernya makin seragam konrposisimineralogi dan ukuran butirnya. Sancat dirrrungkinkan sirtu akan
202
mengendap di muara sungai dan mulai terpengaruh olch garam NaCldari air laut. Dalam hal demikian sirtu tidak direkomendasikan sebagaibahan bangunan konstmksi.
Tempat Diketemukan
Sirfu didapatkan didaerah dataran rendah lereng sekitar gunungapi. Oleh sebab itu di Indonesia sirtu didapatkan menyebar sepanjangjalur gunung api, ataupun merupakan endapan sungai/pantai. Dalamhal sirtu merupakan bagian dari suatu litostratigrafi pada umumnyatercampur dengan lempung sehingga menurunkan mutu. Apabilaterdapat keadaan seperti ini proses pencucian dengan air akan dapatmemisahkan antara butir pasir dan lempung sehingga mutu dari sirtuakan lebih baik.
Teknik Penambangan
Dapat digali dengan alat sederhana. Dalam hal sirtu didapatkanpada Formasi litostratigrafi kombinasi digali dan disemprot denganpompa air bertekanan tinggi akan sangat membantu (periksa pulateknik penambangan pasir gunung api).
Pengolahan dan Pemanfaatan
Sirtu dimanfaatkan sebagai bahan bangunan/bahan beton corberat. Penyeragaman ukuran butir dapat dilakukan dengan saringan
kawat/baja dengan ukuran yang dikehendaki. Pasir pantai yang sudahtercemar garam NaCl dari air laut tidak direkomendasikan untukbahan bangunan konstruksi (periksa prrla pembahasan pasir gunungapi).
BAB VIII
BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKA.ITAN DENGAN PROSES UBAHAN
HIDROTHERMAL
Yang termasuk dalam kelornpok ini adalah barit, talk, magnesit,grps, toseki, pirofilit dan kaolin. Ketiga jenis bahan galian yangtersebut terakhir pada umumnya berasosiasi satu sama lain karenaterbentuk oleh proses dan dari sumber yang sama.
1. BARIT
Barit dengan rumus kimia BaSO+, bentuk kristai tabular, tidakberwarna/putih apabila murni, kuning, merah, hijau kadang-kadanghitarn akibat adanya kontaminasi. Kumpulan kristal dapat membentukkenampakan seperti kipas, roset (= desert roses). Sifat kristal yanglain kompak, granular, masive, ataupun berbentuk sellagui stalaktit.Mempunyai kekera;.an 2,5-3,5, berat jcnis 4,48, cukup bcrat walaupunbukan termasuk logam. Mudah pecah ntembentuk belal-r:rn prismatiktransparan atau translusen dengan luster vitreus, cerat putih, sulitterbakar dan tidak larut dalarn asam, apabrla dipanasi memberi nyalakuning-hijau.
Barit sangat umum sebagai mineral gang pada proses hidro-thermal tingkat menengah sampai rendah. Barit kadang-kadang ber-asosiasi dengan timbal, perak, sulfida antintonit. Endapan barit sangatrnungkin berasosiasi dengan bijih crnas cpithcrrnal dan merupakan
If
204
salah satu mineral indeks. Saat ini bijih emas dijumpai pula baritmengisi celah batu gamping/dolomit 1= saat ini dikenal sebagaiendapan residual tipe Karst). Dalam jumlah sedikit terbentuk padamata air panas (= hot springs). Terdapat juga dalam bentuk masivepada iron-manganese bearing jasper, pada celah baiuan basalt dalambentuk kristal.
Tempat Diketemukan
o Jawa Barat: Cikondang, Kec. Cineam, Kab. Tasikmalaya (berupa
urat-urat pada celah-celah batuan tufa breksi).o Jawa Tengah: Kp. Plampang Kukusan, Watutugu, Sermo, Kab.
Kulon Progo (berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit,ditandai dengan kenampakan warna coklat tua); Durensari, Bagelen,Kab. Purworejo (seperti yang terdapat di Plampang).
o Kalimantan Barat: Desa Lanjut, Kec. Kendawangan, Kab. Pontianak(berupa urat/pengisian pada rekahan-rekahan silicified limestonedengan komposisi BaSO+ = 96,5-98,57o, SiO2 = 0,9-2,2Vo, FezOr =0,3-0,57Vo.
o Nusa Tenggara Timur: Tg. Merah dan Pakuoyong (P. Lomblen),Kab. Flores Timur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada
dasit); Kec. Riung Kab. Ngada (berupa urat-urat dalam batuan tufadasit).
o Sulawesi Selatan: Sangkanropi, Kab. Tanotoraja (berasosiasi denganbijih sulfida pada zona riolit/dasit yang terkersikkan).
Teknik Penambangan
Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapanyang tampak dipermukaan. Oleh sebab itu sistem penambangan yangditerapkan adalah penambangan terbuka dengan peralatan sederhana.Pada umumnya barit terakumulasi pada retakan-retakan ataupun padapatahan. Oleh sebab itu penambangan sistem gophering sangatmungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena terjadinyaruntuhan tanah akan sangat mungkin terjadi.
205
Pengolahan dan Pemanfaatan
Barit dari penambangan pada umumnya kotor dan dilekati olehbatuan yang lain. Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan airdengan cara disemprot. Yang bersih dan kering dapat ditumbuk dandigerus, kemudian disaring dengan ukuran tertentu. Karena baritmempunyai berat jenis besar (+ 4,4) maka proses floatasi dapat meng-hasilkan fraksi barit murni. Pada instalasi pengolahan yang agakmodern, fraksi barit yang merupakan hasil proses pemecahan, dicucidengan log-washer, kemudian disaring, Fraksi yang berukuran halusdiproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan carafloatasi. Hasilnya dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuktepung.
Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industri karet,kaca atau gelas, kertas dan plastik. Tepung barit juga dimanfaatkanuntuk lumpur pemboran minyak dan gas (untuk mengangkut cuttingdari dasar lubang bor keatas lubang bor). Dalam hal pemakaian yangdemikian barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali(dengan sistem sirkulasi). Karena berat jenis besar, barit cukup baikuntuk bahan tambahan dalam membangun reaktor atom. Barit dicam-pur dengan f'enol-forrnal dehid, silikat, asbes dan arang kemudiandigerus halus akan diperoleh sernen t-enolik yan_q mempunyai dayatahan yang besar terhadap berbagai bahan kirnia.
2. GIPSUM
Gipsunr dengan rumus kirnia CaSO+ 2HrO atau dalam bentukAnhydrit CaSO+ HzO dapat terbentuk karena proses segregasi danevaporasi juga dapat terbentuk karena proses hidrothermal. Uraiansecara rinci dapat dilihat pada Bab IV nonror 8.
206
3. KAOLIN
Kaolin yang disebut oleh masyarakat tanah lempung putih atautanah liat putih merupakan endapan residual atau dapat pula terjadisebagai akibat proses hidrothermal. Uraian secara rinci dapat dilihatpada Bab VII, nomor 4.
4. TALK
Talk dengan rumus kimia Mg3 Si+ Oro (OH)z merupakankelompok mineral hydrous magnesium silicate, berwarna putih, putihkehijauan, abu-abu atau kecoklatan. Di lapangan menunjukkan perla-pisan yang sangat tipis, kenampakan seperti hersisik, memperlihatkanfoliasi. Talk mempunyai tingkat kekerasan 1 (dipakai sebagai indeksskala Mohs), mudah dibentuk tetapi tidak elastis, perlapisannyamengkilat seperti berlemak, tidak larut dalam air dan tidak terbakar,mempunyai berat jenis 2,58-2,83, penghantar panas kurang baik. Talkterbentuk dari hasil alterasi mineral magnesium silikat dalam batuanbeku ultrabasa, umum didapatkan pada batuan hasil proses
metamorfose regional khususnya pada batuan sekis. Talk juga dapatterbentuk oleh proses metasomatisme pada marmer dolomitan. Talkyang mutunya baik berasal dari batuan induk dolomit. Mineral talkumumnya berasosiasi dengan tremolit [Ca Mg5 Sis Ozz (OH)] =hydrous calcium magnesium silicate, aktinolit [Ca2 (Mg, Fe): Sir Ozz
(OH):l = hydrous calcium magnesium iron silicate, dan mineralmalihan lainnya. Talk yang merupakan hasil ubahan hidrotherrnalmetamorfose sudah dapat terbentuk pada temperatur 300o C ataulebih.
Tempat Diketemukan
o Jawa Tengah: daerah Karangsambung, Luk Ulo, Kebumen; daerah
Bayat, Klaten (hasilalterasi batuan sekis).r Sulawesi Tengah: Daerah Pompongeo, Kab. Poso-Taripa, S.
201
Uwemadago (terdapat sebagai sisipan/pengisian dalam sekis, meru-pakan ubahan dari seryentinit).
o Maluku: Desa Fayaul sepanjang S. Wayalele, Kec. Wasile, Halma-hera Tengah (ubahan dalam breksi serpentinit didaerah jalur patahan
dengan arah timur laut - barat daya); Kopel Labuna, P. Bacan(terdapat pada batuan ultrabasa, sekitarialur patahan).
. Irian Jaya: Dekat Ifar (pengisian rekahan dalam batuan ultrabasa).
Teknik Penambangan.
Endapan talk diketahui karena tampak dipermukaan. Oleh sebab
itu sistem penambangan yang dilakukan adalah sistem tambang terbu-ka, dapat dilakukan dengan peralatan sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pengolahan talk yang telah berhasil dikumpulkan dari tempatpenambangan dapat dilakukan seperti pengolahan bentonit. Talkdigunakan dalam berbagai industri seperti industri cat, farmasi,keramik, kosmetika, kertas, karet, isolator, tekstil dan sebagaipembawa dalam insektisida.
5. MAGNESIT
Magnesit dengan rumus kimia MgCaOj = magnesium karbonat,dijumpai dalam bentuk kompak dan mikrokristalin, bentukrhombohedral jarang didapatkan, warna putih, kuning atau abu-abu,kadang-kadang memperlihatkan kenampakan seperti porselin denganfraktur konkoidal. Mineral ini mempunyai tingkat kekerasan (3,5-4,5),berat jenis 3,0, tidak larut dalam asam klorida tetapi berbuih biladipanaskan, tidak terbakar. Apabila disinari ultraviolet akan meman-
carkan warna biru atau hijau. Kristal magnesit umumnya terbentukoleh proses dolomitisasi hidrothermal batu gamping ganggang ataupenggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit, riolit,
iI
I
1
208
basalt dan granit. Magnesit kriptokristalin atau amorf terbentuk dari
alterasi larutan serpentin atau larutan ultrabasa lainnya. Magnesit jenis
yang tersebut terakhir ini umumnya terdapat dalam jumlah sedikit
karena sebarannya terbatas hanya dipermukaan batuan induk.
Tempat Diketemukan
Di Indonesia mineral magnesit dijumpai antara lain:
Daerah Istimewa Aceh: Daerah Kr. Jreue Kab. Aceh Besar (cukup
baik, berupa urat-urat pada bahran ultrabasa berasosiasi dengan talk).
Nusa Tenggara Timur: P. Moa (berasosiasi dengan peridotit -serpentinit).Timor Timur: Desa Vemasse dan Laleia antara Manatuto, Baucau
(mengisi rekahan pada batuan ultrabasa, kadar MgO = 6,75-9,24o/o).
Sulawesi Tenggara: P. Padamarang (berasosiasi dengan batuan
ultrabasa, peridotit serpentinit yang berumur Pra Tersier); P.
Lambasina (berasosiasi dengan batuan ultrabasa, peridotit serpentinit
yang berumur Pra Tersier).
Teknik Penambangan
Endapan magnesit di Indonesia kebanyakan mengisi rekah-
an/dalam bentuk urat-urat dan tampak dipermukaan. Oleh karenanya
teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dengan alat-alat sederhana
Pengolahan dan Pemanfaatan
Magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengo-
tor/kontaminan. Tahap berikutnya disemprot dengan air untuk meng-
hilangkan kotoran yang masih menempel. Proses lanjutan dapat
diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan magnesit alam sangat
terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit sintetis
dari dolomit atau batu gamping dolomitan (dikenal sebagai seuwqter
magnesia). Magnesit alam dan magnesit sintetis banyak digunakan
209
dalam industri refraktori, farmasi, kosmetik, karet, plastik, kertas(terutama kertas rokok), cat, pembuatan logam Mg, pertanian, isolatorpipa.
6. PIROFTLIT
Pirofilit termasuk mineral hydrus alumunium silicate dengan
rumus kimia Alz Si4 Ol0 (OH) = Al2Or 4SiO:. H:O. Seperti halnyakaolin, pirofilit terbentuk pada zona ubahan argilik lanjut (hipogen)
pada temperatur tinggi (250' C) dan PH asam. Pirofilit mempunyai
sistem kristal monoklin. pada umumnya memperlihatkan lapisan tipisatau merupakan agregat foliasi yang radial berwarna kuning-putih.hijau pucat atau hijau-coklat. Pirofilit rlempunyai tingkat kekerasan
rendah (l-2), berat jenis 2, relatif ringan, mempunyai belahan nyata.
Dalam keadaan pipih mudah dibentuk (flexible) tetapi tidak elastis.
Kenampakan yang lain mengkilat atau terlihat seperti berminyak tidaklarut dalam air, dan tidak terbakar tetapi apabila dipanaskan akanmembentuk serpih. Secara megaskopis pirofilit sulit dibedakan dengantalk kecuali dengan analisa kimia atau analisa sinar-X. Apabiladiperhatikan rumus kimianya pirofilit termasuk jenis mineral lempungyang berair dan rnempunyai komposisi kirnia hampir sama dengan
mineral lempung lainnya. Di Jepang. batuan ubahan yang banyakmengandung pirofilit disebut sebagai roseki. Berdasarkan jenis nrine-ral lenrpung yang dikandungnya pirofilit (roseki) dibedakan rnenjadijenis kaolinit [= 41,5i,r5(OH)+1. sericit dan roseki pirofilit. Di Indo-nesia pirofilit terbentuknya berkaitan erat dengan sebaran FonnasiAndesit Tua yang berurnur Oligo-Miosen. nrenriliki kontrol strukturdarr intensitas ubahan lridrothernral yarr-s kuat atau terbentuk sebagai
hasil ubahan hidrotherrnal batuan glulung api (tutir riolit atau dasit).
Tempat Diketemukan
o Daerah Istinrewa Acelr: Takengon Kab. Acelr Tengah. Bengkulu: Sungai Batuintan dan S. Musna, desa Air Kopras, Kec.
210
Lebong Utara, Kab. Rejang Lebong (berwarna abu-abu mudakeputihan, kompak, agak keras dari tufa dasitis terubah, komposisiSiO2 = 58,48-6-5,5.17c, AlzOt = 13,25-l4,37Vo,Fe2O1= 1,2'7-2,36Vc,
MgO = 0,12-0,487c, CaO = 4,03-4,370/o).
Jawa Barat: Desa Cikatulampa, Kec. Cipatujah. Kab. Tasikmalaya(wama putih kecoklatan, berasosiasi dengan urat kuarsa, ubahan daritufa dasit anggota Formasi Jampang).
Jawa Timur: Desa Mlokomanis, Temon Kab. Pacitan (hasil ubahanhidrothermal dari tufa dasit, komposisi SiO2 = 72,877o, AlzOr =7,224k, Fe:O: = 0,2-1o/c, NazOr + KzO = 0,05-0,4o/a, TiO2 = 0,67-0,12o/a); Wonokerto, Lorok, Kab. Pacitan; G. Tales, Nglebo, Kec.Karangan, Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrothermal dari batuandasit anggota dari Fomrasi Andesit Tua, hasil X-RD adalah mikaserisit, kaolinit, kuarsa dan pirofilit); Wonokerto, Kec. KaranganKab. Trenggalek (ubahan hidrothermal dari Formasi Andesit Tua,komposisi SiO2 = 61,66ok, AlzOr - 16,517o, Fe2Oj = 6,907o, K2O =0,087o, Na2O = 0,027o, analisa X-RD = kaolinit, pirofilit, kuarsa,kristobalit dan serisit); Pojok desa Mlinjon, Kec. Karangan Kab.Trenggalek (hasil ubahan hidrothermal dari batuan dasit anggota dariFonnasi Andesit Tua, mutu cukup baik, telah digunakan sebagai
bahan wall tile/floor tile di pabrik keramik Tulungagung); NgepringKec. Kule Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrothermal dari batuan
dasit anggota Formasi Andesit Tua, setelah dibakar pada suhu 1200o
C warna putih, komposisi: SiOz = 83,847o, Al2Oi = 9,70Vo, FezOr =0,997a, Na2O = 0,02ck, K2O = 0,207o, TiO2 = 0,187o); Masaran, Kec.
Bendungan Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrothermal dari batuan
dasit dan tufa dasitik anggota Formasi Andesit Tua, komposisi: SiOz
= 54,43Vo, Fe2Oj = 0,997o, AlzOr - 3,37o, Na2O = 0,027a, K2O =0,04, TiOz = 0,277a); G. Soblo, Tumpak soblah Kab. Blitar (hasil
ubahan hidrothermal dari batuan dasitik berasosiasi dengan kaolin,komposisi: SiO2 - 79,14Vo, AlzOr - 11,957a, FezO: = 0,407o); G.
Sampirubuh, Sembor, Gebang, Kab. Blitar (komposisi: SiO2 - 69,10-75,807o, Al2Oj = 16,68-17,147c, Fe2O3 =0,14-2,52Va); Sumberbende
Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang (hasil ubahan hidrothermaldari batuan tufa dasitik anggota Formasi Andesit Tua, berasosiasi
2ll
dengan toseki dan kaolin, telah digunakan untuk pembuatan wal/tile/floor tile, mutu cukup baik, komposisi SiO: = 83,417o, Al2Oi =12,457o, Fe2O3 - 0,307c, TiO2 - 0,58Vo); Tambakrejo Kab. Malang(ubahan hidrothermal dari batuan tuta dasitik, komposisi: SiO2 =53,19-69,827o, Al:Or = 19,92-30,367a, Fe2O3 = 0,20-2,257a);
Pujiharjo, Ampelgading, Kab. Malang (ubahan hidrothermal tufadasirik).Nusa Tenggara Barat: Desa Wawo, Kec. Sape, Kab. Bima; Prado,
Kab. Bima (warna abu-abu, komposisi SiO2 - 65,277a, AlzOt - l5Va,
Fe2O3 - 8,147r,, K2O = 0,207o, Na2O = 0,80Vo, TiO2 = 0,617o); BukitTonggo Tata, Desa Sari Kab. Birna.
Kalimantan Tengah: Kuala Kurun Tewah.
Kalimantan Barat: Desa Sememeng, Kec. Sekayam, Kab. Sanggau
(berasal dari tufa terubah, wama putih).
Teknik Penambangan
Dilakukan seperti penambangan kaolin.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pengolahan dilakukan sepefii pada kaolin. Pirofilit banyakdigunakan pada industri keramik, refraktori, kosmetik, kertas, cat,
plastik, karet, dan industri kimia/sabun.
7. TOSEKI
Nama mineral ini relatif baru, sehingga belum banyak dikenal.
Toseki atau batuan kuarsa-serisit terbentuk pada zona ubahan filik,yakni pada suhu 220 nC, dan kondisi PH netral. Endapan toseki
biasanya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang berkomposisi asam
dan terbentuk sebagai hasil ubahan hidrothermal batuan vulkanik jenis
tufariolitik ataupun dasitik. Komposisi utama dari toseki adalah mine-ral kuarsa 59-707a, serisit l5-307o, kaolinit l-12Vo, feldspar 1-3Vo.
a
a
2t2
Berdasarkan atas kandungan mineral utama toseki dibagi menjadi 3
tipe yaitu tipe serisit, tipe kaolinit dan tipe feldspar, sedangberdasarkan atas kandungan Fe2O3 nya toseki dikelompokan menjadi4 kelas yaitu kelas I dengan kandungan FezOr - (0,4-0,5Vo), kelas 2dengan kandungan FezO: (0,5-0,77o); kelas 3 dengan kandunganFe2O3 = (0,7-0,9); kelas 4 dengan kandungan TiO2 kurang dari0,004Vo dan MgO kurang dari 0,17o. Sifat umum dari toseki'hampirsama dengan sifat roseki khususnya pada sifat fisiknya.
Tempat Diketemukan
o Sumatera Barat: Barangan, Kab. Padang Pariaman.r Bengkulu: Tambang Sawah: Muaraaman (wama putih-keabuan,
keras).o Lampung: Sukamantri, Kec. Sumberjaya, Kab. Lampung Utara,
komposisi: SiO2 = 88,90-94,98Vo, AlzOr =2,31-4,30Vo, FezOr = 0,89-7,25Vo, CaO = 0,58-0,J4Vo, MgO = 0,48-0,51Vo,TtOz= 1,'72-2,107o,
H2O = 0,ll-33,957o.o Jawa Barat: Bujal Kec. Cipanas Kab. Lebak (ubahan hidrothermal
dari batuan riolitik, komposisi: kuarsa = 50Va, serisit = 257o,lempung
= 22Vo, zeolit = 27o, dan bijih = l7o); Cicarucup Kec. Cikotok Kab.Lebak (ubahan hidrothermal dari batuan tufa dasitik, komposisi; SiO2
= 82,167o, AlzOr - 8,757o, Fe2Oj = 0,657o, Na2O = 0,64Vo, K2O =3,027o, bijih Oksida = 2,867o); Talang, Kab. Sukabumi (komposisi;kuarsa = 50-557a, serisit = Z5-Z9Vo,lempung = 2jVo,t:tjth = 47o).
. Jawa Tengah: Batuwarno, Wonogiri (hasil ubahan hidrothermal daribatuan tufa dasitik); G. Rahtawu, Wonogiri (hasil ubahanhidrothermal, baik untuk bahan baku wall tile dan floor tile, mutucukup baik, komposisi ; SiOz = 7 1,32-7 7,897o, Al2C) 1 = 12,08- \J,97 o/o,
Fe2O3 = 1,08-3,477a).o Jawa Timur: Pojok, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (hasil ubahan
dari batuan tufa dasitik anggota Formasi Andesit Tua, baik untukbahan baku wall tile danJloor /i/e, komposisi;kuarsa, serisit, minerallempung, plagioklas, telah diusahakan oleh CV. Sinar Agung; G.
213
Sambi, Kec. Karangan, Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrothermaldari batuan tufa dasitik anggota Formasi Andesit Tua, warnakecoklatan banyak mengandung oksida besi, mutu kurang baik); G.Miri, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (keadaan seperti di G, Sambi,Kec. Karangan); Wonokerto, Kec. Karangan, Kab. Trenggalek (hasilubahan hidrothermal dari batuan dasitik anggota Formasi AndesitTua, komposisi; SiOz = 48,17-57,147o, AlzOt = 35,69-29,llVo,Fe2O3
= 0,99 = 0,797o, Na2O = 0,22-0,06Vo, K2O = 0,66-0,55Vo, telahdigunakan sebagai bahan baku wall tile dan floor tile oleh pabrikkeramik CV. Dian Karisma Tulung Agung; Ngentrong Kec.Karangan, Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrothermal dari tufadasitik anggota Formasi Andesit Tua, mutu cukup baik, komposisi;SiO2 = 74,167o, AlzOr = 14,907o, FezOr = 1,18, K2O - lVo, Na2O3 =1,187o, TiOr = 0,217a, sudah diusahakan untuk bahan baku wall tiledan floor tile; Temptran Kec. Karangan, Kab. Trenggalek (hasilubahan hidrothermal dari batuan tufa dasitik anggota FormasiAndesit Tua, komposisi; feldspar = 137a, kuarsa = 87o, serisit --37Vo,lempung =25Vo, klorit = J7c dan oksida besi = l07o); G. Banjiran, G.Gliner, G. Sapu, G. Jabung, Klepu Kec. Karangan Kab. Trenggalek(hasil ubahan hidrothermal dari batuan tufa dasitik anggota FormasiAndesit Tua, mutu kurang baik); Kp. Dringu, Kp. Dungowo, Kp.Jorongan, Desa Ngeni, Kec. Sutoyayan, Kab. Blitar (hasil ubahanhidrothermal dari batuan tufa riolit, di Kp. Dringu berumutu baik);Pujiharjo, Lengosono, Kec. Tirtoyudo, Kab. Malang (hasil ubahanhidrothermal dari batuan dasit); Desa Sumberbende Kec.Sumbermanjing Wetan, Kab. Malang (hasil ubahan hidrothermal daribatuan tufa dasitik anggota Formasi Andesit Tua, komplek G.Kitiran); Cokrokembang, Tanjung lor dan Bogoharjo, Kec. NgadirejoKab. Pacitan (hasil ubahan hidrothermal dari batuan dasit, banyakmengandung oksida besi dan pirit, warna agak kecoklatan); G.Nglenglengan, Wonosidi, Kec. Tulakan Kab. Pacitan (hasil ubahanhidrothermal dan batuan dasit, wama putih agak kompak); G. PeletKalibaru, Kaliseren, Malangsari, Kab. Banyuwangi (hasil ubahanhidrothermal dari batuan tufa, mutu cukup baik, komposisi; SiOz =76,357o, Al:Or - l2,8JVa, Fe2Oj = 0,83o/a, Na:Or = 4,l4Va, K2O =
214
1,53c/c, TiO2 = 0,53c/o); Sumberkuat, Karangrejo, Karangdoro,Gleenmore, Kab. Banyuwangi (mutu belum ciiketahui).Kalimantan Barat: Lumar, Kab. Bengkoyang (hasil ubahanhidrothermal dari batuan tufa dasitik, mutu kurang baik).Nusa Tenggara Barat: Parado Kec. Monta. Kab. Surnbawa Besar(hasil ubahan hidrothermal dan batuan tufa dasit, warna putihkekunrngan, kompak); Desa Sari Kec. Sape, Kab. Bima (hasil ubahanhidrothermal dari baruan tufa dasit, meliputi G. Ranggate dan BT.Gopah, wama putih).Nusa Tenggara Timur: Waili Kab. Sikka (hasil ubahan hidrothermaldari batuan dasit); Wailolong Kab. Flores Timur (hasil ubahanhidrothermal dari batuan dasi0; Sambor, Kec. Lembor Kab.Manggarai (hasil ubahan hidrothermal batuan dasit); Kopoone.Wolomage, Leke, Koanaro, Kec. Wolowaru, Kab. Ende (hasilubahan hidrotherrnal dari dasit, warna putih-coklat, denganpengotoran oksida besi); Ae Bora dan Oka Moge, Wolowaru, Kab.Ende (ubahan batuan ler-rkogranit oleh batuan andesit, berwarnaputih, agak masif); Bukit Batuputih, Desa Labusen Bajo, Kab.Manggarai (berasal dari tufa dasitik yang terubah).Sulawesi Utara: Duhurnulyo, Kab. Gorontalo (hasil ubahanhidrothermal batuan tufa); Buhu, Kab. Gorontalo (hasil ubahanhidrothermal batuan tufa); Malitaga Kab. Bolaang Mangandow(komposisi; KzO * 2,04c/c,, Na2O = 3.087o, Fe2Oj = 2p6Va\ Kec.Tafaga (komposisi; K2O = 2,81-3,4Vc, Na20 = 2,88-3,9Ec. Fe2Oj =l,3l-3,43ch); Kec. Isimi (kornposisi; K2O = 2,81-3,4Vc, Na:O = 2"88-3.9c/a, Fe2O3 = I "31 -3,43).
o Sulawesi Selatan: Sadang Malingbong, Kec. Sesean, Kab. Tator(hasil ubahan hidrothermal dalam batuan tufa dasit).
Teknik Penambangan
Dilakukan seperti penambangan pirofilit/roseki.
2 1.5
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pengolahan toseki dapat dilakukan seperli pengolahan pirofilit.Kegunaan toseki umunrnya dikaitkan dengan kadar Fe2O3. Tosekiterutama untuk bahan baku keramik, refraktori, isolator. Sebagaibahan keramik toseki mudah dikerjakan dan tidak memerlukan bahancampuran lain.
8. OKER
Oker adalah tanah yang lunak terdiri dari campuran oksida besidan bahan yang liat kadang terdapat juga karbonat dan pasir kuarsahalr,rs (Darnrner Tietze, 1928 vide Basari. 1967). Selain itu, disebutkanpula bahwa oker adalah tanah liat yang cukup banyak mengandungoksida logarn dipergunakan sebagai bahan cat. Oksida besi yang telahdigerus halus dan dapat dipergunakan sebagai bahan cat disebut jugaokcr. Oker yang berwarna agak coklat atau kekuning-kuningan me-ngandung bi.iih besi dalarn bentuk limonit (= 2Fe:Or 3H2O), yangberwarna merah mengandung hematit Fe:O:. Diantaranya terclapatbermacam tingkatan warna yang kehitam-hitaman disebabkan oleh Catau Ti, dan apabila berwarna agak ungu karena mengandung Mn atauCu.
Di pasaran/masyarakat dikenal 2 jenis oker yaitu oker gemukbilamana oker tersebut banyak mengandung tanah liat dan oker kurusapabila oker tersebut mengandung banyak pasir dan sedikit tanah liat.Pada umumnya oker dinilai bukan clari susunan kimianya, tetapi darikenyataannya didalam praktek setelah dicampur dengan minyak dandipulaskan.
Oker dari Ciater, Telaga warna dan Karaha terdapat dilereng-lereng bekas Gunung api. Oleh karena itu oker terjadi karena proseshidrothermal yang semula membawa bijih oksida besi dari batuangunung api, yang dalam hal ini biasanya bersifat basa.
fl
216
Tempat Diketemukan
Di Indonesia cukup banyak proses hidrothermal baik yangterjadi pada Tersier maupun selama jaman Kuarter. Walaupundemikian tempat dimana oker diketemukan belum banyak. Beberapatempat tersebut antara lain:. Jawa Barat: Ciatei Telaga Warna, Kawah Karaha, Kuningan'dekat
Cipasung.o Jawa Timur: Kampak, Panggul, Kab. Pacitan; Songgoriti Kab.
Malang.
Teknik Penambangan
Oker keterdapatannya ditunjukan oleh adanya singkapan dipermukaan. Oleh karenanya penambangan oker dapat dilakukandengan cara tambang terbuka dengan peralatan yang sederhana. Untukdeposit yang terbentuk gang penam-bangan dilakukan dengan sistemgophering.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Sebelum oker digiling, kotoran yang ada harus dibuang terlebihdahulu, kemudian dilakukan penggilingan. Untuk rnemisahkan fraksidari serbuk dapat dilakukan penyedotan sehingga nantinya diperolehdalam bentuk tepung. Pada waktu tertentu proses pembakaran
diperlukan guna mendapatkan warna tertentu. Pada saat pembakaran
besi hidrat yang semula berwama kekuningan akan berubah menjadimerah karena airnya menguap dan terbentuk besi oksida. Pada
pembakaran diudara yang lebih lama dan suhu yang lebih tinggi, ferroakan berubah menjadi ferri oksida yang warnanya merah tua. Okerdimanfaatkan sebagai bahan utama cat merah, dapat pula untukmemberi warna pada ubin atau sebagai luluh. Sebagai cat merah, okerdicampur dengan minyak cat.
2l'7
9. TAWAS
Tawas atau alum merupakan persenyawaan garam komplekdengan rumus kimia KzSO4.AI2(SO4)3 24H2O (= tawas kalium) dan
NazSO4.Alz(SO+)r 24HzO (= tawas natrium). Dialam tawas didapatkandalam 2 bentuk yaitu dalam bentuk padat (dalam batuan/seperti yangdijumpai didaerah Ciater (dekat Bandung) dan dalam bentuk airkawah seperti yang didapatkan dikawah gunung Ijen. Pada air tersebutmengandung I gram K2O tiap satu liter dan mengandung 1,4 gramNa2O tiap satu liter. Tawas terjadi dari proses pelapukan dari batuanyang mengandung mineral sulfida didaerah volkanis (solfatara) atauterjadi didaerah batu lempung, serpih atau batu sabak yangmengandung pirit 1= Fe S) dan markasit (= FeSz). Kebanyakan tawasdijumpai dalam bentuk padat pada batu lempung, seryih ataupun batusabak.
Tempat Diketemukan
Beberapa tempat yang telah diketahui keberadaan tawas antaralain:r Jawa Barat: Daerah Ciater dalam keadaan padat, K. Wayang.o Jawa Tengah: Telaga Sari, Banyun-ras.o Jawa Timur: Kawah Iien (dalarn bentuk cair"an); Gua Prusi, Kediri.
Teknik Penambangan
Tawas di.junrpai pada batuan yang lunak/dijumpai dalam bentukcair. Oleh sebab itu parda urnumnya teknik penambangan tawasdilakukan dengan larnbang terbuka dengan peralatan sederhana.
Pengolahan dan Pemanfiratan
Bahan tawas yang cliperoleh dari hasil ltenarnbangan. dibentukdalarrr bonskah-hongkah kecrl. kenrudian cligiling dengan crusher.Tahap kenrudian cli.jcrnur pacll panas nratuhuri dcngatr cara clibentang-
*lII
218
kan/ditabur tipis atau dapat pula dipanggang (roasted) dengan tujuanuntuk mengoksidasikan sulfida menjadi sulfat. Pada tahap akhir bahanyang telah diolah tersebut dibebaskan dari sulfuric acid, dan dida-patkan tawas.
Tawas dimanfaatkan untuk menjernihkan airlair sumur yang
keruh. Air yang telah dijernihkan dengan tawas tidak boleh diminumsecara langsung tetapi harus dimasak terlebih dahulu.
Tawas dimanfaatkan pula sebagai sumber bahan pembuatan
natrium dan kalium, untuk bahan antiseptik, bahan industri farmasi,untuk bahan cat, bahan penyamak kulit.
BAB IX
BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKA.ITAN DENGAN BATUAN MALIHAN
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, jade, mika dan wolastonit.
1. KALSIT
Pada Bab IV nomor 3, diatas dibahas kalsit dengan penekananmineral kalsit dengan komposisi CaCOr murni dan belum terpengaruholeh metamorfose. Kalsit yang akan dibahas adalah kumpulan mineralkalsit (batu kalsit) yang telah terpengaruh oleh proses metamorfosekontak tetapi tekstur aslinya masih tampak (disebut sebagai teksturpalimses sehingga disebut sebagai kalsit meta sedimen. Teksturpalimses yang tampak memperlihatkan seperti kumpulan butir gulabatu sehingga sering disebut sugary limestone. Pada umumnya sugarylimestone terbentuk oleh mineral kalsit murni, hampir tidak pernahada kontaminan yang berarti sehingga warna putih bersih.
Tempat Diketemukan
Kalsit jenis ini yang diusulkan dinamakan kalsit meta dikete-mukan didaerah dimana terdapat marmer.
xl
220
Teknik Penambangan
Teknik penambangan kalsit meta dapat dilakukan seperti teknikpenambangan batu gamping.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Kalsit meta komposisi kimianya tidak berbeda dengan kom-posisi mineral kalsit yaitu CaCOj. Dengan demikian pengolahan danpemanfaatan kalsit meta sama dengan pengolahan dan pemanfaatankalsit.
2. MARMER
Dalam geologi marmer adalah jenis batuan metamorf yangberasal dari batu gamping yang terkena proses metamorfose kontakmaupun metamorfose regional. Di masyarakat/pengusaha bahanbangunan/istilah dagang (yang sebenarnya pendapat ini tidak benar)marmer adalah mengkilap, batuannya dapat berupa batu gamping,granit, basalt marmer dan jenis lainnya. Uraian telttang marmer yangsebenarnya dapat dilihat pada Bab IV nomor 4, tentang marmer.
3. BATU SABAK (SLATE)
Batu sabak (= batu tulis), penamaan didasarkan pada salah satukegunaanya, yaitu dapat dipergunakan untuk menulis. Batu sabakmerupakan batuan malihan yang berasal dari lernpung atau serpihyang mengalami metamorfose regional ataupun metamorfbse kontaktingkat rendah - medium yang dicirikan oleh facies hornfels - sub-facies hornblende hornfel. Ciri utama dari batu sabak bidang belahnya(cleava ge) paralel tekstur lepidoblastik - granoblastik, kadang-kadangpoikiloblastik, struktur sekistos, dengan mineral utama mika (terma-suk muskovit, biotiti), cordierit, andalusit, warna mengarah kewarna
221
gelap, mengkilat. Jenis batuan ini akan mengalami rekristalisasi padasuhu 500 oC nta, pada tekanan + 2,5 kilobar. Dari hasil analisamineralogi teliti batu sabak di Indonesia tersusun oleh mineral kuarsa(307o),illite(27%a), serisit (107o), kalsit (107c), plagioklas (6clo), klorit(57o) dolomit (4o/a), grafit (2,57a), dan rutil (0,5olo). Kandunganmineral tersebut sangat ditentukan oleh batuan asal. dan kandunganmineral tersebut mempengaruhi warna batu sabak, misal warna abu-abu sampai hitam karena grafit. merah dan violet karena hematit,warna hijau karena klorit atau oksida besi.
Tempat Diketemukan
r Daerah Istimewa Aceh: Daerah Goh. Kedongdong, Goh. Tebara.Tanah Reubuh, Bukit Lampulo, Kr. Bidien. Kr. Jarnbuaye, Kp.Laudo (warna abu-abu gelap).
o Sumatera Barat: Siguntur Mudo. Kab. Pesisir Selatan. Simkam. Kab.Solok dan Panti Kab. Pasaman (wama abu-abu gelap): DesaTanjungbalit, Kec. Lernbah Gurnanli. Kab. Solok (warna abu-abupernah dimantaatkan untuk batu tulis).
Teknik Penambangan
Pada dasarnya batu sabak dimanfaatkan dalam bentuk yangtipis. Oleh sebab itu sistem penambangan dilakukan dengan dibuatdalanr bentuk balok. Apabila hal ini sudah didapar kernudian digergajisesuai dengan ukuran yang diinginkan demikian pula tingkat keha-lusan permukaan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Balok batu sabak sesuai clengan keperluan digerga.ji dan diben-tuk. Batu sabak yang sudah diolah dinrantaatakan untuk atap runtah.batu tenrpel dinclirrg, batu tulis (pada rnasa lanrpau), sedang pecahan-nya dapat digerurs menjadi tcplutg sebagai bahan pengisi atau pcngem-bang dalarn indrrslri cal.
I222
4. KUARSIT
Komposisi utama adalah mineral kuarsa yang mengalamimetamorfose regional. Batuan ini akan mengalami kristalisasi pada
temperatur minimum 800' C atau pada tekanan 5,5 kilobar. Kuarsitterbentuk dari batuan sedimen yang banyak mengandung mineralkuarsa yaitu jenis arkose atau graywacke, orthoquarzite, jasper, flint,batuan silika lainnya. Kuarsa yang ada dapat pula merupakan hasilrombakan batuan beku asam antara lain aplit dan pegmatit. Kuarsityang murni berwarna putih, tekstur granoblastik, mosaik kadang-kadang sakaroidal, struktur masii foliasi atau sekistose tergantungbanyaknya mineral pipih. Kehadiran mineral lain sebagai kontaminanmenyebabkan perubahan warna misalnya adanya mineral biotit, grafitatau magnetik mengakibatkan warna gelap. Sifa-sifat fisik dari kuarsittidak jauh berbeda dengan kuarsa.
Tempat Diketemukan
Daerah Istimewa Aceh: Daerah Seukulan, Kutapanjang, AcehTenggara (wama putih, terdapat pada Formasi Batuan Gunung apiAkul, komposisi: SiOz = 90Va, Al2O3 = 3,99Vo, Fe2O3 = 0,4l%o);Danau Laut Tawar, Takengoq Aceh Tenggara.
Sumatera Utara: Daerah Dolok Sialang, Kab. Tapanuli Utara (warna
abu-abu, masif, berbutir halus).
Riau: Kec. Kampar Kiri, Kab. Kampar (warna putih abu-abu muda,
komposisi: kuarsa = 90Vo, Serisit = 5Vo, bijih = lVo); Logas Kec.MuaraLembu.Jambi: Lubuk Gedang, Muara Hemat, Kab. Kerinci (warna bening,
kecoklatah, coklat tua, bila lapuk berwarna putih sedikit hitam).
Maluku: Daerah W. Limolo, pantai selatan pulau Taliabu dan (kadar
SiO2 - 98-997o, malihan dari batupasir);W. Lan. pulau Sulabesi.
Jawa Tengah: Daerah Bayat, Klatan (warna kuning dalam bentukfragmen pelapukan batuan genis).
223
Teknik Penambangan
Kuarsit walaupun keras, tetapi hasil penambangan tidak disya-ratkan mempunyai bentuk dan ukuran yang teratur. oleh karenanyakuarsit dapat ditambang dengan peralatan sederhana secara tambangterbuka.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Pengolahan kuarsit sangat ditentukan oleh rencana pemanfa-atannya. Dalam keadaan belum diolah kuarsit dirnanfaatkan sebagaiagregat bahan bangunan. sesudah diolah dengan persyaratan tertentukuarsit dapat dimanfaatkan seperti mineral kuarsa antara lain untukpembuatan bata refraktori, bahan abrasif, industri gelas, keramik,agregat lantai dan dinding.
5. GRAFIT
Grafit merupakan native elements dengan komposisi C (car-bon). Sistem kristal dari grafit adalah hexagonal, merupakan massaberfoliasi atau lembaran-lembaran tipis yang terlepas, struktur opaquepada umumnya berwarna hitam. Grafit merupakan dimorphisme dariintan, tetapi mempunyai tingkat kekerasan rendah (1-2), berat jenis2,23, belahan baik/jelas apabila diraba terasa berminyak. Grafit tidakterbakar dan tidak mudah larut dalam air. Grafit terbentuk padametamorfose tingkat tinggi dari batuan yang mengandung zat organik,dapat terjadi pula karena proses magmatisme antara lain pada pegmatitdan juga terdapat pada hidroterrnal vein. Grafit sangat umumdidapatkan dalam granit, sekis, genis, mika sekis ataupun batugamping kristalin.
Tempat Diketemukan
o Sumatera: Muara Saiti, Pangkalan dan Tanjung balit, Kab. Limapuluh Kota (merupakan sisipan pada batuan sekis); Ombilin daerah
r
't1ALL+
danau Singkarakr Siberlabu. Payakumhuh.
Teknik Penambangan
Grafit didapatkan merupakan asosiasi dengan batuan lain.Apabila tersingkap dipermukaan teknik penambangan dilakukandengan sistem tambang terbuka. Dalam beberapa hal pekerjaan pem-
bongkaran batuan yang mengandung grafit cukup memberatkan,sehingga pilihan penambangan dengan membuat sumuran diikutidengan gophering tidak dapat dihindarkan. Pekerjaan tersebut dapat
dilakukan dengan peralatan sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Grafit dari hasil penambangan, masih tercampur dengan kotor-anlbatuan yang lain, untuk itu dilakukan dengan sortasi. Sesudah
tahap pekerjaan ini selesai dilaksanakan, grafit tersebut digiling(crushing) dibentuk menjadi serbuk, kemudian dipisahkan darikotorannya dengan cara floatasi. Tahap selanjutnya grafit dibentuksesuai dengan keperluan. Grafit dapat dimanfaatkan antara lainsebagai bahan pensil, bahan cat, bahan imbuhan pada dapur pemanas,
ketel uap, permukaan tuangan sebagai bahan tahan api, campuranmetalurgi dan alat penghantar listrik.
6. MIKA
Mika merupakan nama sekumpulan mineral yang terdiri darimuskovit (K-mika = Kalz (AISI:)Oro(OH): = hydrous potasium alumi-nium silicate), muskovit (var. tuchsite = K(Al,Cr)z(AlSir)O10(OH)2 =hydrous potasium aluminium silicate), phlogopite (Mg-mika) =K(Mg,Fe)3 AlSir)roro(F,OH)2 = hydrous potasium aluminiumsilicate), biotite (Mg-Fe-mika) = K(Mg,Fe)r(Al,Fe)SirO16 (OH,F)2 =hydrous potasip,. aluminiurn silicate, Lepidolite (Li-mika) =K(Li,Al)3 (Si,Al)4Or0(F,OH), - hydrous potasium lithium alumunium
225
silicate.Muscovit pada umumnya memberi kenampakan pipih (tabular),
berfoliasi, seperti sisik merupakan masa yang berlapis-lapis tipis.Warna putih keperakan, putih atau kuning, kadang-kadang warnanyacoklat akibat kontaminasi hematit atau rutil. Sifat fisik berlapis tipis,kekerasan 2-2,25, berat jenis 2,76-2,88, fleksible dan elastis, tidaklarut dalam asam, tetapi sulit terbakar. Muscovit merupakan mineralyang sangat umum pada batuan beku dalam yang kaya akan silika danaluminium (misalnya pegmatit dan granit), batuan metamorfbsetingkat rendah-menengah-tinggi (misalnya green schist dan amphi-bolite facies), kadang dijumpai pada batupasir ataupun batuan yangmengalami diagenesa antara lain pada batupasir atau napal.
Muscovit (var. fuchsite), memperlihatkan kenampakan sangattipis, seperti bersisik, warna cerah hingga hijau, kekerasan 2-2,25,berat jenis 2,88, mudah terbakar dan mudah larut dalarn larutan asam.Mineral ini terdapat pada batuan metamorfose tingkat menengahantara lain sekis, berasosiasi dengan biotit, dijumpai pula padamarmer yang berasal dari dolomit atau calcshist.
Phlogopite, merupakan benrukan pipih pernah didapatkanberdiameter 2 m, warna coklat muda atau kuning, kadang-kadangmenunjukan foliasi, lunak yang tingkat kekerasan 2,5-3, ringandengan berat jenis 2,86, belahan jelas, fleksrble, elastis, lembaran yangtransparan memantulkan/menimbulkan warna./kilat seperti mutiara,sulit terbakar, larut dalarn asam sultat (sedang muskovit tidak larut).Jenis mineral ini dijumpai pada batuan r.netarnorfbse tingkatmenengah-tinggi yang kaya nragnesium (antara lain dolonrit. peridotityang mengalarni alterasi dan batuan serpentinit. Ju-ea didapatkun padabatu:rn kinrberlite, batu garnping yxng terkenil kontak metarrrortbs,dun padtr hlrtrurrr pegrltrtit.
Biotite, warna hitarn, coklat atau hijlu tLla, umullnya meru-prakan lernbaran-lernbaran agregat, Iunak dengan tingkat kekerasan2.-5-3 cukup be'rat dengan berat.ienis 2,8-3.2. belahan jelas tetapi kecil-kecil, fleksible. e'lastis. transl)aran. agak sulit terbakar. larut dalarnasam sullht setelah dipanaskan. Mineral ini san-qat umum pada batuanbekr.r (rnisalny'a peernatit. glarrir). batuan sedirnen ataupun pada batuan
226
metamorf.Lepidolite, bentuk pipih-pipih kecil, warna oranye, kekerasan
2,5-4, relatif ringan dengan berat jenis 2,8-2,9, belahan jelas, fleksible,elastis, mudah terbakar, tidak larut dalam asam. Jenis mineral inididapatkan pada pegrnatit, pada rekahan di greisen (= batuan bekuyang mengalami alterasi oleh cairan yang mengandung gas) beraso-
siasi dengan spodumene, ambiligonite dan furmalin.
Tempat Diketemukan
Periksa Bab VI. Pembahasan tentang mika no. 5.
Teknik Penambangan
Periksa Bab VI. Pembahasan tentang mika no. 5.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Periksa Bab VI. Pembahasan tentang mika no. 5.
7. WOLASTONIT
Wolastonit dengan mmus kimia CaSiO: (apabila murni mempu-nyai komposisi CaO = 48,3Vo dan SiO2 = 51,'7Va, mempunyai bentuk
kristal triklin, jarang berbentuk pipih, pada umumnya berserat, sepertijarum atau merupakan masa yang mempunyai pola radier, warna abu-
abu ataupun tidak berwarna, tingkat kekerasan 4,5-5, berat jenis 2,8-
3,09, belahan jelas yang memberikan warna mutiara, seperti sutera
dalam bentuk serat, larut dalam asam kuat, mudah terbakar. Jenis
mineral ini terdapat pada batu gamping yang mengalami metamorfose
kontak ataupun yang mengenai batuan napal. Disamping itu dijumpaipula pada batuan tersebut yang terkena metamorfose regional dengan
tekanan rendah.
227
Tempat Diketemukan
Belum banyak tempat yang telah diketahui keberadaan wola-stonit. Tempat tersebut antara lain:o Sumatera Barat: Daerah Air Abu, Kab. Solok (terdapat pada batu
gamping yang bermetamorfose kontak).
Teknik Penambangan
Hasil penambangan wolastonit tidak menginginkan bentuk danukuran yang teratur. Oleh sebab itu teknik penambangan dilakukandengan peralatan sederhana dengan cara penambangan terbuka.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Hasil akhir dari pengolahan wolastonit adalah dalam bentukserbuk. Oleh karenanya wolastonit yang diperoleh dari tambangdibersihkan dai zat pengotor dan dilakukan secara manual. Tahapberikutnya dicuci dengan air untuk membebaskan wolastonit diman-faatkan sebagai bahan refraktori.
fl
BAB X
KESELAMATAN KERIA
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang ada hubungannyadengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukanpekerjaan. Keselamatan kerja sangat penting untuk semua pelakukegiatan industri, tidak terkecuali para ahli geologi yang selalu bekerjadengan penuh tantangan baik di lapangan pada saat melaksanakan
eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan, pengolahan maupun pada saat
bekerja di laboratorium.Tempat-tempat yang menjadi sasaran keselamatan kerja yaitu:
di darat, di dalam tanah, di permukaan dan di dalam air serta di udara,
di mana terjadi kegiatan kerja seperti pertambangan, industri, perta-
nian, perhubungan dan kegiatan-kegiatan lai n.
Keberhasilan dalam manajemen keselamatan kerja akanmenghindari kecelakaan kerja dari semua orang yang terlibat dalamkegiatan tersebut. Untuk itu telah diatur dengan berbagai undang-undang dan peraturan yang dapat menjamin tenaga kerja selarnat sehat
selama dalam kegiatan kerjanya.
1. KECELAKAAN AKIBAT KERJA DAN PENCEGAHANNYA
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak terduga (tidak ada
unsur kesengajaanlada perencanaan) dan tidak diharapkan (yangmengakibatkan kerugian material dan penderitaan). Kecelakaan akibatkerja berhubungan dengan kerja di perusahaan yang meliputr; kecela-
229
kaan akibat langsung dari suatu pekerjaan atau kecelakaan pada saat
sedang melakukan kerja. Sering kali program perusahaan memperluasruang lingkup program keselamatan kerja sehingga kecelakaan dapat
dikelompokkan pada:o Kecelakaan akibat kerja di perusahaan
. Kecelakaan lalu lintas
. Kecelakaan di rumah.Kecelakaan dapat menyebabkan 5 jenis kerugian (5K) yaitu:
o Kerusakano Kekacauan organisasio Keluhan dan kesedihan. Kelainan dan cacatr Kematian.
Penyebab kecelakaan kemungkinan besar (857") adalah tindakperbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe humanccfs) atau kecelakaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condi-tions). Upaya untuk mencari penyebab kecelakaan disebut dengananalisis sebab kecelakaan, yang harus mencari jawaban bagaimanadan mengapa kecelakaan tersebut dapat terladi.
Pencegahan kecelakaan akibat kerja dapat dilakukan denganmelaksanakan berbagai usaha di bawah ini:o Peraturan perundangano Standarisasi. Pengawasano Penelitian bersifat tekniko Riset mediso Penelitianpsikologisr Penelrtian statistiko Pendidikano Latihan-latihan. Penggairahan kerjao Asuransio Usaha keselanratan tingkat penrsahaan.
230
2. STATISTIK KECELAKAAN KENJA
Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi kecelakaan yangdisebabkan dan diderita pada waktu menjalankan pekerjaan (selamamenjalankan pekerjaan, ke/dari perusahaan) yang berakibat kematianatau kelainan-kelainan, serta penyakit akibat kerja. Satuan peng-hitungan kecelakaan untuk statistik adalah peristiwa kecelakaan.
Statistik kecelakaan dimaksudkan untuk mengumpulkan berba-gai jenis kasus kecelakaan yang terjadi dalam usaha kegiatan kerja(perusahaan, industri, pertambangan dan lain-lain, baik didaerah,nasional, maupun internasional) yang terjadi dari tahun ketahun,sehingga dapat diperbandingkah dan dapat dipantau usaha keselamat-an kerja yang dilakukan untuk mengurangi kecelakaan kerja.
Untuk dapat melakukan statistik kecelakaan akibat kerja perludiadakan keseragaman terlebih dahulu pada berbagai hal misalnya:definisi kecelakaan (dilaporkan dan ditabulasikan secara seragam),angka frekuensi (F) dan beratnya kecelakaan (S) (penyeragamanpengukuran), klasifikasi industri dan klasifikasi kecelakaan (keadaanterjadinya, sifat dan letak luka atau kelainan).
Perhitungan angka frekuensi (F) adalah banyaknya kecelakaanuntuk setiap juta jam-manusia, yang dapat dituliskan sebagai berikut:
F_ b any akny a ke c e lakaan xl . 000. 000
jammanusiatotal
Sedang angka beratnya kecelakaan (S)
hilangnya hari kerja per-1000 jam manusia,berikut:
jumlah hlangnya hariker jaxl.O00jam manusiatotal
yaitu jumlah totaldirumuskan sebagai
s-
231
3. PERATURAN PERUNDANGAN DIBIDANG KESELAMAT,AN KERJA
Setiap peraturan atau perundangan dibidang keselamatan kerjadimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja dari sesuatu yang
mungkin mendatangkan kerugian. Undang-undang Pokok Keselamat-an dan Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 dan Undang-undang No.4 Tahun 1984 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidupadalah untuk memberi perlindungan bagi karyawan dan masyarakatumumnya dari akibat yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan eko-nomi yang relatif baru di Indonesia terutama pada kegiatan industriyang menggunakan teknologi maju. Dalam Undang-undang didefini-sikan berbagai hal antara lain; tempat kerja, tenaga kerja dan bahaya
kerja. Di samping itu dalam pasal 3 juga ditetapkan kerja untuk:o Mencegah dan mengurangi kecelakaan.o Mencegah, mengurangi dan meinadamkan kebakaran.o Mencegah dan mengurangai bahaya peledakan.o Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.o Memberi pertolongan pada kecelakaan.
Memberi alaGalat perlindungan pada para pekerja.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
fisik, psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungancara dan proses kerjanya.
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang.
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perla-
a
a menyebarluasnyahembusan angrn,
akibat kerja baik
a
o
a
a
a
rl
232
kuan dan penyimpanan barang.o Mencegah sengatan aliran listrik yang berbahaya.o Menyelesaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang kecelakaannya menjadi benambah tinggi.Pada pasal 4 menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja.dalam
perencanaan, pembuatan, pemasangan, pemakaian, penggunaanpemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kebakaran.
4. KESELAMATAN KE&IA BIDANG KEBAKARAN
Kebakaran dalam kegiatan kerja merupakan sesuatu yang tidakdiinginkan. Kebakaran mengakibatkan penderitaan dan malapetakabagi tenaga kerja, khususnya bagi mereka yang tertimpa kecelakaandan dapat berakibat hilangnya pekerjaan. Dengan terjadinya keba-karan tersebut, hasil usaha yang telah dirintis dalam waktu yang cukuplama dapat musnah dalam sekejap. Oleh karenanya kewaspadaanterhadap bahaya kebakaran perlu diperhatikan dan ditingkatkan.
Peristiwa kebakaran dapat terjadi apabila oksigen, bahan yangmudah terbakar dan panas terdapat bersama-sama. Tanpa salah satu
unsur tersebut kebakaran tidak akan terjadi. Peristiwa kebakaran dapatdigambarkan sebagai suatu reaksi yang hebat dari zat yang mudahterbakar dengan zat asam. Reaksi pembakaran menghasilkan nyaladan panas. Bahaya kebakaran yang umum terjadi dipicu oleh;merokok, zat cair yang mudah terbakar, nyala api terbuka, ketatarumah tanggaan yang jelek, mesin yang tidak terawat dan menjadipanas, kabel listrik yang salah fungsi, kelistrikan statis, alat-alat las
dan lain-lain. Minyak bumi dan gas bumi, cat, pertambangan batubaracukup rawan dipandang dari sudut kebakaran. Beberapa kasus yangmenyebabkan terjadinya kebakaran antara lain :
. Nyala api dan bahan-bahan yang pijar
. Penyiharan
233
o Peledakan uap dan gas
o Peledakan debu dan noktah-noktah zat air
o Percikan apio Terbakar sendirio Reaksi kimiawio Peristiwa-peristiwalain
Bahan yang Mudah Terbakar
Zat padat/cair yang terbakar adalah akibat suatu reaksi oksidasi
berantai yang dipacu oleh panas, menghasilkan gas hasil pembakaran
berupa asap yang terdiri dari uap HzO, COz, CO, C (karbon) dan lain-
lain. tergantung dari kandungan mulanya. Resiko bahaya yang mudah
Tabel 15. Sifat bahaya kebakaran beberapa bahan yang dipakai dalam industri.
AmoniaAsetilenAseton
Bensin (gasolin)
Benzen
EtilalkoholEtil eterEter minyak bumi (benzin)
HidrogenKamperKarbon disuliidaKarbon monoksida
KloretarrMinyak kastroliMinyak linsidMinyak tanah
Parafi n
i,,n0,800,880,79
0,71
0,600,09
0,991,26
0,901,0
0.9
I
0.9
0,6 gas
0,9 gas
2,0 - 18
3,4 -43
2,8 -il1,6 13
2,6 -45, ( _1)
0,1 gas
5.2 66
2,6 -301,0 gas
2,2 -50_ 230
11n
-38- 199
t6-25 651
2.5-81 300
2,6-12,8 538| ,4-1 ,6 371|,3-71 5624.3-19 423
r,9-48 r 80r,1-5,9 288
4.0-75 585
0,6-3,5 466t.3-4,4 100
t2.5-74 609
3,8-15,4 519_ 449- 3430.7-5 229- 24s
Tidak YaTidak YaTidak YaTidak TidakTidak TidakTidak YaTidak SedikitTidak TidakTidak SedikitTidak TidakTidak TidakTidak YaTidak TidakYa TidakYa Tidak
Tidak TidakTidak Tidak
Kctclanglln: A = belat.ienis.[] = perhandingrn helat tclhadap udara
Cl = titik nyala ("C).I) = hatas untuk nrcn),ala (7c).
EFG
= suhu menyala sendiri,
= nyala atas pemanasan,
= carnpur dengan air
234
terbakar tergantung pada titik nyala, suhu menyala sendiri, sifatterbakar oleh pemanasan berat jenis, perbandingan campuran udaradan uap, sifat bercampur dengan air, keadaan fisik dan lain-lain. Tabelberikut adalah sifat bahaya kebakaran sejumlah bahan yang dipakaidalam industri (Tabel 13).
Selain kebakaran, bahaya peledakan yang dapat mengakibatkankebakaran sering terjadi terutama dalam industri. Sering mengalamikesulitan untuk mengganti penggunaan bahan-bahan yang dapatrnengakibatkan kebakaran dalam industri, sehingga perlu dilakukanusaha pencegahan atau pengurangan bahaya kecelakaan (kebakaran)dengan berbagai usaha. Untuk pencegahan dan perlindungan terhadapbahaya kebakaran dapat dilakukan usaha sebagai berikut:
a. Penyimpanan
Termasuk lokasi dan disain gudang alat maupun bahan, penge-pakan bahan yang mudah terbakar, pemisahan bahan menurut cirinya(mudah terbakar, meledak, korosit, beracun dll) ventilasi udara yangbaik, kelembaban, pengontrolan suhu dll.
b. Pengolahan
Pencucian dan pembersihan gemuk/minyak, penggunaan bahanmudah terbakar sesedikit mungkin, penempatan bahan padat yangtersusun secara aman, penempatan dan pengangkutan bahan bakar cairmelalui pipa dan dalam drum/ tanki yang aman.
c. Meniadakan Sumber-Sumber Awal Mula Kebakaran
Pemisahan yang aman antara proses yang menimbulkan panasdengan bahan yang mudah terbakar, proses pengeringan dilengkapidengan ventilasi yang cukup pemasahgan jaringan listrik dan peralatanmemenuhi ketentuan yang berlaku.
235
Bahan yang Mudah Meledak
Peledakan adalah suatu peristiwa akibat bebasnya energi secara
cepat dan tak dapat dikendalikan. Energi yang ada dapat dalam bentuk
panas, sinar, suara dan kejutan mekanis, tekanan, akibat reaksi kimia.
Misal peledakan ditambang batubara atau ledakan nuklir yang berada
dalam keadaan kritis. Peledakan dapat terjadi apabila:o Bahan mudah terbakaro Adanya udara dan unsur penunjang lain untuk terjadinya pembakaran
o Sumber nyala atau suhu diatas suhu suatu zat terbakar.
Tabel 16. Klasifikasi bahan-bahan yang dapat meledak menurut kecepatan naiknya
tekanan.
Bahan-bahan kelas A (kenaikan tekanan yang lambat)
Debu logam: Antimon, Besi
murni), Kadmium, Tembaga,
hitam, Tungsen, Uap 1.2,
retan.
(tidak Aneka debu lainnya; Antrasit, Grafit,Timah Karbon hitam, Kokas (tdk menguap),
Diklo- Kopi, kulit, teh.
Bahan-bahan kelas B (keceapatan menengah)
Debu atau tepung logam: Besi (yang dire
duksi karbonit, elektrolitis, atau
secara hidrogen), Mangaan, Seng,
Timah putih, Uap: Propilin diklorida
Debu-debu plastik: Fenol formal dehid;
Ftolatanhidrid dan resin-resinnya,
Metil metakrilat, Polietilen, Polis-
tiren, Resin urea, Resin urea mela-
min, Selulosa asetat, Vinil butirat
Debu-debu bijian, bumbu dsb.: Alfalta,beras, bumbu, campuran bijian, ka-
cang, pati, ragi
Aneka debu lainnya: Arang bitumen,Asam kalium lignosulfanat, bele-
rang, dekstrin, gabus, kumaron in-den, lignin, lignit, piretrum, sirlak,silikon, tepung kayu, tepung obat-
obatan
Bahan-bahan kelas C (kecepatan tinggi)
Debu-debu logam: Aluminium, beberapa
hibrida logam, campuran magne-
sium aluminium, magnesium titani-um. zirkon.
Uap-uap dan gas: Asitilen, Aseton, Al-kohol (metil, etil, isopropil, butil),Eter, Etilen, Hidrokarbon, Karbon
disulfida, metil etil keton, zat air(hidrogen)
I236
Beberapa jenis bahan pada keadaan yang sesuai dapat meledakapabila dinyalakan seperti :
o Debu halus zat padat yang mudah terbakar (termasuk logam). Uap yang mudah terbakaro Gas-gas yang mudah terbakar.
Klasifikasi bahan yang dapat meledak menurut kecepatannaiknya tekanan sesuai Norma Kebakaran Nasional Amerika Serikatseperti Tabel 16. Dari tabel tersebut terlihat bahwa bahaya peledakandebu mungkin terjadi pada pengolahan bahan alamiah seperti: gula,pati, tepung, arang dan kayu, pengolahan plastik, bahan kimia organik,pengolahan logam (alumunium, titanium, magnesium) dan belerang.Dengan demikian bahaya potensial dapat terjadi dalam kegiatan per-tanian, industri kimia dan logam serta pada pertambangan (misalnyabatubara).
Keadaan yang mengarah pada terjadinya peledakan misalnya:kadar debu yang mudah terbakar tinggi (> l0 mg/m3, suhu tinggi 150-400' C), ada percikan api listrik, gesekan awan debu atau pengaruhkekerasan mekanis seperti nyala api.
Pencegahan bahaya ledakan diarahkan pada pengurangankonsentrasi sampai sekecil mungkin dari campuran yang dapatterbakar dan menghi I an gkan sumber terj adi nya pembakaran.
Sering dijumpai penyebab kebakaran diakibatkan oleh listrik.Beberapa faktor yang sering dijumpai antara lain:o Instalasi listrik yang tidak memakai sekring/sekring diganti kawato Pemasangan kabel yang tidak tepat sehingga terjadi hubungan
pendeko Instalasi yang sudah usang dan rusak.
Oleh sebab itu pencegahan kebakaran diarahkan pada perbaikandan penyempurnaan hal-hal tersebut di atas.
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Merupakan semua tindakan yang berhubungan dengan pen-cegahan, pengalatan, dan pemadaman kebakaran, yang meliputiperlindungan jiwa dan'keselamatan manusia serta perlindungan harta
231
benda. Pencegahan kebakaran dan pengurangan sangat ditentukan dantergantung pada:o Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atau kepanikano Pembuatan bangunan yang tahan api. Pengawasan yang teratur dan berkalao Penemuan kebakaran pada tingkat awal pemadamannya.o Pengendalian kerusakan akibat kebakaran dan tindakan pemadaman
Beberapa hal yang dilakukan dalam mencegah bahaya keba-karan adalah:r Keselamatan terhadap terjadinya kebakaran atas dasar pengaturan
perusahaan dan perencanaannya.o Tata letak, konstruksi bangunan dan materialo Pengawasan terhadap kemungkinan kebakarano Sistem tanda kebakaran dalam perusahaano Jalan untuk menyelamatkan diri. Perlengkapan pemadam dan penanggulangan kebakaran di peru-
sahaano Dinas pemadam kebakaran.
Pemerintah menyelenggarakan Program Operasional Serentak,Singkat Padat untuk Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran,mengingat pentingnya pengamanan pembangunan ditinjau dari sudutkerawanan akan terjadinya kebakaran yaitu melalui.e Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 158 tahtn 1972
tentang Program Operasi Serentak, Singkat Padat untuk Pencegahandan Penanggulangan Kebakaran dengan 2 lampirannya.
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 170 tahun 1970 tentangPenunjukan Pejabat yang Berwenang Menetapkan Ahli KeselamatatKerja Bidang Kebakaran bersama lampirannya.
5. PESAWAT/PEMBANGKIT UAP
Pesawat uap adalah suatu sistem bertekanan tinggi yangpadanya air diubah menjadi uap sebagai produk akhir oleh panas dari
?
ll
l'
238
sumber yang bersuhq tinggi, yang biasanya berupa hasil pembakaransuatu bahan bakar. Uap yang dihasilkan dimanfaatkan untuk ke-perluan diluar pesawat uap, pada umumnya mempunyai ukuran yangbervariasi dari yang kecil (p,ortable) sampai dengan yang berukuranraksasa. Pesawat uap merupakan suatu bentuk hasil teknologi yangmemerlukan perhatian ditinjau dari sudut keselamatan kerja, makadibuat peraturan perundangan yang dapat memaksakan penerapanstandart yaitu:
l
o Undang-Undang Uap 1930 Stbl. No. 225 tatu:n 1930r Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 4 tahun l97l yang mengatur
biaya pemeriksaan dan ppngawasan keselamatan kerja di perusa\aan.Penilaian pesawat uap, yang dikaitkan dengan keselamatan kerja
dapat ditinjau dari: konstruksinya (bahan yang dipakai), air se!,agaipengisi ketel uap, udara dan bahan bakar, se.rta metoda pengukurandan pengamanannya. Pesawat uap dan perlengkapannya unlqrnnyaterbuat dari logam, baik logam ferro (besi baja), maupun logap nonferro (perunggu, tembaga, alumunium, timbal, seng, timah putih, dll).Masing-masing logam mBmpunyai sifat fisik maupun mekanik yangbertalian dengan penggunaannya. Berbagai cara dilakukan untukmenguji sifat-sifat logam yaitu:. Pengujian yang bersifat destruktif (merusak), misalnya menguji
kekuatan tarik dan tek?n (tenstle and compression test), pengujianlengkung (bending test), pukup tarik (impact test), [ekerasan(hardne s s) dan lainJain
o Pengujian yang bersifat non destruktif (tanpa merusak), misalnyadengan cara radiogrifi, ultrasonik, magneflux yang bernrjuanmenelaah kemungkinan bagian yang tidak sempurna, seperti cacat,keretakan d-an sambungan yang kurang baik. Perhitungan jugadilakukan untuk menentukan tebal dinding ketel uap luar, serta
perkiraan leleh dari bahan konstruksinya.Air pengisi ketel uap adalah air yang dimasukan kedalaJn ketel
untuk pengganti ais yang hilang oleh karena pengurasan danpenguapan, Uap dqpat diembunkan dan dipakai lagi dbbagai penggantiair ketel sedang lainnya diberikan tambahan. Air y4ng dipakai harus
ir 239
memenuhi syarat tertentu karena apabila tidak memenuhi akan
menimbulkan kesulitan dan kerusakan dalam operasinya, pada
akhirnya dimungkinkan terjadi kecelakaan. Kesukaran yang terjadi
apabila air tidak memenuhi standart antara lain:o Terbentuknya kerak sebagai akibat kesadahan airo Korosi sebagai akibat asam dalam air dengan PH rendah,
oksigen dan karbon dioksidakadar
o Terbentuk busa oleh karena kadar zat padat dalam air ketel, lemak
alkali berlebihan.o Terbawanya busa kedalam uap, karena busa yang banyako Retak kaustik yang diakibatkan oleh tegangan dalam dinding ketel,
alkalinitas terlalu tinggi, adanya silikat.Udara yang dipakai untuk pembakaran dapat berupa udara pri-
mer, udara sekunder dan tersier atau udara bocoran. Masuknya udara
dapat dilakukan dengan tarikan alami atau dengan tarikan buatan.
Konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak membahayakanpekerjanya, ,antara lain cerobong gas hasil pembakaran harus tinggi.Disamping itu batran bakar (baik padatlcairlgas) harus mempunyai
kotoran yang cukup rendah antara lain kandungan belerang karena
mengakibatkan karat pada konstruksi dan mencemari lingkungan.
Metoda pengukuran dan perawatan hendaknya disusun rapi agar
pelaksanaan kerja efisien dan aman dilakukan antara lain: pada saat
pengosongan, pengisian serta pada operasinya.
6. PENGAMANAN MESIN DAN ALAT MEKANIK
Didalam proses penambangan dan pengolahan bahan galian
industri tidak dapat terlepas dari penggunaan mesin dan alat mekanik
lainnya. Ukuran peralatan dapat besar atau kecil tergantung dari jenis
peralatan tersebut. Mesin dan alat mekanik banyak dipakai dalam
pekerjaan penambangan. Dengan mesin dan alat mekanik produksi
dan efisiensi kerja dapat ditingkatkan. Mesin-mesin dapat dike-lompokan dalam: mesin penrbangkit tenaga, mesin penyalur kekuatan
dan mesin untuk pekerjaan. Disarnping itu berdasarkan atas sektornya
240
mesin dapat dibagi dalam mesin industri, pertanian, kehutanan, per-tambangan dan lain-lain.
Pengamanan mesin digunakan untuk mengurangi/mencegahefek negatif dari mesin yang ada. Pagar mesin dan alat mekanis sertaperlengkapan pengamanan mesin disebut pengaman mesin. Penga-turan keselamatan mesin dibawah Undang-Undang No. I Tahun 1970tentang keselamatan kerja. Pasal 2 ayat 2 dari Undang-Undangtersebut menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang diatur olehUndang-Undang berlaku dalam tempat kerja yang padanya dibuat,dicoba dipakai atau dipergunakan mesin. Untuk pengawasannyaditugaskan pengawai pengawas dan ahli keselamatan kerja (pasal 5ayat 1 UU No. I Tahun 1970). Dari uraian tersebut diambil kesim-pulan ada kewajiban pemasangan pengaman mesin untuk pencegahankecelakaan.
Dalam Model Code of Safety Regulation forEstablishment yang dirumuskan dalam Konferensi TeknisOPI di Geneva tahun 1948 disebutkan persyaratan antara lain:e Pengaman mesin harus memberi perlindungan yang positif.. Pagar pengaman harus mencegah masuknya tenaga kerja
tempat atau daerah berbahaya selama proses atauberlangsung
. Pengaman tidak menyebabkan ketidak nyamanan dan gangguan bagitenaga kerja.
o Pengaman tidak boleh secara langsung/tak langsung menggangguproduksi
o Pengaman harus cocok bagi pekerjaan dan mesino Sebaiknya pengaman merupakan bagian keseluruhan dari mesino Pengaman harus memungkinkan perminyakan, penggemukan, penge-
cekan penyetelan dan perbaikan.o Pengaman harus tahan terhadap efek pemakaian mesin yang lama
dan kuat terhadap bekerjanya dan goncangan mesin denganperawatan yang minim.
o Pengaman harus tahan dan juga tahan terhadap api dan korosi.. Pengaman tidak boleh merupakan bahaya tersendiri dan khususnya
IndustialTripartit
kesemuakegiatan
r241
harus bebas dari patahan-patahan, sudut-sudut yang runcing, tepi-tepiyang kasar atau sumber-sumber kecelakaan lain.
. Pengaman harus memberikan perlindungan terhadap hal-hal takterduga dan tidak melulu hanya terhadap bahaya yang sudah
diperkirakan.
7. BAHAN BERBAHAYA DAN KESELAMATAN KERIA
Bahan berbahaya adalah bahan yang pada saat pembuatannya,pengolahan, pengangkutan. penyimpanan dan penggunaannya mung-kin menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap, gas, serat
atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran,ledakan, korosi. mati lemas, keracunan dan bahaya lain dalam jumlahyang memungkinkan gangguan kesehatan orang berkaitan dengan-nyaatau menyebabkan kerusakan pada barang atau harta benda.
Pada saat ini telah diketahuijutaan persenyawaan bahan kimia,sementara bahan berbahaya meliputi kurang lebih 12.000 jenis.Bahan-bahan berbahaya dapat dikelompokan sebagai berikut:o Bahan eksplosif; yang dapat meledak sendiri atau dalam campuran
tertentu, atau jika mengalami pemanasan, kekerasan atau gesekan
dapat mengakibatkan peledakan yang diikuti kebakaran. Beberapabahan mungkin menjadi eksplosif karena perubahan sendiri dalamstruktur kirnia tanpa pengaruh luar tertentu, seperti oksidasi.Contohnya antara lain garam logam yang peka.
o Bahan yang mengoksidasi. Bahan ini kaya akan oksigen yangmendukung terjadinya kebakaran, antara lain khlorat dan perma-nganat. Bahan tersebut dapat menyebabkan nyala api pada bubukkayu atau jerami jika terjadi gesekan. Asam kuat teftentu misalnyaasam sulfat dan asam nitrat dapat menyebabkan pembakaran jikabersentuhan dengan bahan organik.
r Bahan yang mudah terbakar. Methan, acethylene, bahan bakar gas
dikelompokan dalam bahan yang mudah terbakar, bahan yang sangatmudah terbakar, bahan yang dapat mudah terbakar di udara secaraspontan.
242
Tingkat bahaya ditentukan dengan titik bakarnyaBahan beracun, yang dapat dikelompokkan menjadi debu berbahaya,debu beracun, beracun melalui kontak kulit, berbahaya jika termakanterminum, bahaya bila terhirup, tertelan, gas-gas beracun, gas-gas takberbau tetapi beracun, uap-uap yang berbahaya dan lain-lain.Bahan korosif, meliputi asam-asam, bahan kuat lainnya yang dapatmembakar bagian tubuh yang dikenai, atau merangsang kulit, mataatau sistem pernafasan atau berakibat kerusakan pada benda.
Bahan radioaktif, misalnya bahan yang rneliputi isotop-isotop dan
semua persenyawaan yang mengandung zat radioaktif.Ada beberapa bahan yang memiliki bahaya sama, misalnya
benzena menyebabkan keracunan jika uapnya terhirup, cairan tersebutdapat menyebabkan kebakaran bahkan uapnya mengakibatkan pele-dakan. Untuk dapat menangani bahan berbahaya tersebut dianjurkanagar nama dagang selalu disertai dengan nama dan rumus kimiabahan, komposisi serta sifat-sifat pokoknya (misal: berat jenis, beratmolekul, titik didih, penyimpanan. penggunaan, dll). Pemasangan
label dan tanda yang mempergunakan tulisan atau gambar/lambangpada wadah adalah suatu tindakan pencegahan yang sangat penting.Pada waktu bahan kimia diproduksi, pekerja melakukan usaha
keselamatan secara baik. Sedangkan bahan kimia dalam wadah/botolpada saat pensangkutan atau pada saat digunakan konsumen, merekasering heiurrr mengenal betul sifat bahan tersebut. Dalam hal inilahmaka pemberian label sangat penting. Peringatan dengan label baikdalam bentuk uraian kata/kalimat ataupun dengan lambang merupakansyarat penting perlindungan, namun tidak berasi perlindungan secara
lengkap atau usaha keselamatan kerja lain tidak diperlukanlagi.
Penyimpanan
Bahan-bahan berbahaya harus disimpan secara tepat untuk me-
lindungi kemungkinan bahaya. Selain itu harus dijaga agar bahan ter-
setrut'tidak bereaksi dengan bahan lain yang disimpan. Segenap baha-
ya harus diperhatikan dan diamankan. Keselamatan yang bertaliandengan penyimpanan bahan-trahan berbahaya adalah sebagai berikut:
243
Bahan yang mudah meledak
Meliputi bahan peledak, korek api, garam-garam metalik yang peka
perlu pengamanan yang ketat antara lain: tempat kokoh, selaltr
terkunci, jauh dari tempat ramai terutdrha surnber tenaga, bangunan
kokoh, ventilasi baik bebas dari kelembaban, dengan penerangan.
Lebih baik mempergunakan perlindunpan alam seperti bukit, tanah
cekung yang bebas dari tumbuhan kering.Bahan peledak untuk penambangan bahan galian harus disimpan
dalam tempat penyimpanan khusus, dijauhkan dari alat detonatot,
alat atau barang lain, penempatannya sesuai dengan aturan yang
berlaku (periksa pada pembahasan bahan peledak). Untuk membuka
wadah bahan peledak dipakai alat bukan logam.
Bahan-bahan yang mengoksidasi
Baharr yang mengandung banyak oksigen ini dapat membebaskan
oksigen selama waktu penyimpanan, seddrtg yang lain mungkin perlu
pemanasan lebih lanjut. Resiko bahaya dapat dikurangi apabila
ditempatkan terpisah, terutama jangan berdekatan,dengan bahan yang
mudah terbakar. Tempat penyimpanan harus sejuk dan ada ventilasi
yang baik pada bangunan tahan aPi.
Bahan yang mudah terbakar
Gas tersebut antara lain hidrogen, propan, butan, etilen, acetilen,
hidtogen sulfida, gas arang batu dan etena. Pembakaran dapat terjadijika campuran gas dan udara dalam batas "flarueability Limit", maka
penyimpanan ditempat sejuk berventilasi. Instalasi listrik diatur
sebaik-baiknya, dihubungkan dengan tanah dan diperiksa secara
berkala atau dengan alat pengaman otomatis' Katup tangki cairan
diberi label dan pipa-pipa saluran dicat dengan warna yang mudah
dibedakan, dengan tandajelas macam cairan dan arah aliran. Tangki
tersebut ditempatkan jauh dari bangunan. Pada tempat datar harus
dibuat parit agar dapat menampung cairan sehingga tidak menyebar,
dengan kapasitas 1,5 kali isi tangki. Tempat dilengkapi dengan
pemadam kebakaran dan merokok dilarang.
Bahan-bahan beracun
Sangat sulit untuk menutup kebocoran dengan sempurna. Oleh sebab
244
itu diusahakan pertukaran, tempat sejuk, tak terkena sinar matahari
secara langsung dan jauh dengan bahan lain yang dapat
menghasilkan reaksi dengannYa.
Bahan korosifAntara lain asam florida, asam khlorida, asam nitrat, asam semut dan
asam perkhlorat. Bahan tersebut dapat merusak tempat penyimpanan,
bereaksi dengan logam tertentu, atau menguap dan bereaksi dengan
bahan organik atau zat kinua lainnya. Beberapa jenis gas beraksi
clelgan uap air, menghasilkan kabut asam yang korosit dan sangat
mengganggu pekerja. Dalam beberapa hal perlu pendinginan sampai
diatas titik bekunya (asam acetat beku berubah volumenya dan dapat
memecahkan wadah). Bahan korosif mungkin juga berbahaya karena
sifat lain (misal: asam peikhlorat adalah oksidator kuat). Air raja
(campuran asam khlorat dan asam nitrat) juga oksidator kuat yang
dalam keadaan panas dapat membebaskan nitrasil khlorida yang
beracun.f)aerah penyimpanan bahan korosif harus terpisah dari bangunan lain
dengan dinding dan lantai yang tahan korosi dilengkapi perlengkapan
untuk penyaluran tumpahan. Ventilasi harus baik' Asam fluorida
tidak boleh disimpan dalam botol gelas tetapi dengan botol khusr.rs.
Disediakan tempat pertolongan pertama seperti pancaran air untuk
mandi dan air untuk cuci mata ditempat penyimpanan.
Pengangkutan
Keamanan pengangkutan sehubungan dengan bahan-bahan
yang berbahaya sangat penting. Pencegahan bahaya dilakukan bagr
tenaga kerja, masyarakat dan kerusakan harta benda termasuk alat
angkut. Untuk angkutan udara IATA mengeluarkan ketentuan
pengangkutan bagi bahan berbahaya antara lain larangan membawa
bahan eksplosif dan bahan yang mudah terbakar. Untuk angkutan laut
terdapat Norma-norma Maritim Internasional Bahan-bahan Berbahaya
(lntemational Maritim DangeroLts Goods Code). Klasifikasi bahan
berbahaya sehubungan d_engan pengangkutan adalah sebagai berikut:
o Bahan petedak
245
o Gas ditekan, dicairkan atau dilarutkan dengan tekanan
o Cairan yang dapat terbakar' zat yang dapat menyala sendiri' bahan
V*g Uifu UJrsentufran dengan air dapat mengeluarkan gas yang dapat
terbakaro Bahan-bahan Yang mengoksidasi
o Bahan beracun dan bahan yang dapat
o Bahan berbultaYa lainnYa'
menimbulkan infeksi
berbahaya, bahaYa utamaDalam kegiatan pengangkutan bahan
adalah peledakan dan kebakaran'
8. ALAT-ALAT TANGAN
Banyak pekerjaan geologi yang dilakukan dengan alat tangan
misalnya palu, obeng' kuici baut' kunci .rantai' pisau' kikir' gergaji'
dll. Parta unlumnya kecelakaan oleh alat tersebut banyak namun
termasuk ringan. Meskipun dernikian luka yang diakibatkan dapat
berbahaya dan menyetabkan kehilangan waktu keria' Faktor
kecelakian yang terjadi disebabkan oleh:
o Terlepas dari pegangan pada saat dipergunakan
o Cara pemakaian Yang salah
o Ketidak hatian dan salah Pakai
. Penyimpanan alat yang kurang baik'
egar peLerjoun J"ngon alat tangan memberi tingkat kese-
lamatanlnng tinggi perlu diikuti persyaratan sebagai berikut:
oAlat-alattanganharusterbuatdaribalranberkualitasbaikdanmemenuhi keperluan pekerjaan yan g memerlukannya
o Alat-alat tangan ttanya boleh dipakai sesuai dengan rnaksud
pembuatannYao Pegangan-pegangan kayu dari alat-alat tallgan harus memenuhi
p.iryoiurun iLrotit,t baik, bentuk dan ukuran tepat' halus' tanpa
ietakan atau pinggir-pinggir yang tajant)'
oJikaterdapatkemungkinatrleclakandarihahandiudaraolehlorrcatanapi. semua tangan haius bebas dari kemungkinan loncatan api'
246
Palu, pemotong, pembuat lubang dan alat-alat sejenis harus terbuatdari baja yang dipilih dengan kekerasan cukup untuk menahanperubahan bentuk berlebih oleh pukulan tetapi tidak terlalu kerassehingga pecah,
Kepala alat tangan yang mendapat pukulan harus dibentuk kembalisegera setelah terjadi perubahan bentukAlat-alat tangan harus dibuat, dibentuk dan diperbaiki hanya olehorang yang memiliki keahlian.
Apabila tidak dipakai, alat-alat tangan yang tajam atau runcing harusmendapat perlindungan terhadap bagian-bagian tajam atau run-cingnya.Alat-alat tangan tidak boleh tergeletak dilantai, jalanan lalulintas,tangga atau pada tempat lain yang mungkin orang lewat atau bekerjaatau tergeletak disuatu ketinggian dengan kemungkinan jatuh dan
menimpa orang.
Lemari, penggantung atau rak yang tepat dan baik penempatannyaharus tersedia pada bangku kerja atau mesin untuk alat tangan.Tenaga kerja harus mendapat bimbingan dan terlatih dalammenggunakan alat tangan secara tepat.
Alat-alat perawatan dan perbaikan harus tersimpan secara baik danharus diperiksa secara teratur oleh orang yang berkompeten.
Tenaga yang ditugaskan untuk pekerjaan perbaikan dan perawatanharus dilengkapi dengan kantung alat khusus atau peti alat yang dapatdibawa atau disediakan kereta dorong untuk memindahkan alat-alatberat yang diperlukan.Pada perusahaan besar, lemari atau peti alat disediakan pada suatu
tempat khusus untuk perawatan dan perbaikan
Semua pekerja yang terlibat dengan perawatan dan perbaikan harusdilengkapi dengan lampu batere yang terang dan dari jenis yang takmungkin menimbulkan kebakaran.
247
9. ANEKA PENDEKATAN KESELAMATAN LAIN
Untuk mendukung terciptanya keselamatan kerja diperlukan:. perencanaan kerja yang tePat
o ketata rumah tanggaan yang baiko pakaian kerja yang tePat
. penggunaan alat-alat perlindungan dirio pengaturan warnao tanda-tandaperingatano tanda-tanda petunjuko label-label. penerangan lampu yang baik
(. pengaturan pertukaran udara dan suhu serta usaha terhadap
kebisingan
Perencanaan
Perencanaan harus mempertimbangkan; lokasi, fasilitas pengo-
lahan dan penyimpanan material serta peralatan, lantai, penerangan,
ventilasi, lift, ketel uap, bejana bertekanan, instalasi listrik, mesin-
mesin, fasilitas perawatan dan perbaikan sefta pencegahan terhadap
bahaya kebakaran. Prinsip yang seharusnya diikuti oleh seorang
pimpinan perusahaan dalam perencanaan keselamatan dan efisiensi
produksi antara lain:o Usahakan pengolahan material dan bahan dengan kontak sesedikit
mungkin.r Menciptakan keadaan yang aman untuk berjalan dilantai, tangga,
dataran kerja, lorong dan sebagainya.
o Menyediakan lahan yang cukup luas untuk mesin dan perawatan.
I Ivienr.rpayakan keadaan seaman mungkin kesetiap tempat yang
menjaditujuan Peke{a.o Mengadakan keselamatan sebaik nu.rngkin bagi pekerja yang
melakukan perbaikan dan perawatan.
. Fasilitas transportasi harus disertai keselamatannya.
248
. Menyediakan jalan penyelamatart yang tepat jika terjadi kecelakaan.
. Menyediakan ruangan untuk pengembangan.o Mengisolasi proses-proses berbahaya seperti penyemprotan cat, dan
proses dengan resiko besar peledakan dan kebakaran.o Membeli mesin yang disertai perlengkapan keamanan.
Kerja sama dalam perencanaan antar bagian-bagian organisasitugas akan mengurangi bahaya kecelakaan.
Pakaian Kerja
Pakaian kerja termasuk sepatu harus digunakan sesuai denganfungsinya. Pakaian tua dan usang menunjukan mutu kegiatan/ke-hidupan yang rendah. Apabila pakaian kerja cepat rusak oleh karenasifat pekerjaan yang berat, udara lembab dan penuh kotoran makapengusaha harus menyediakan pakaian yang sesuai atau pekerjamembeli sendiri pakaian tersebut. Pakaian kerja harus berfungsi pulasebagai alat perlindungan misalnya terhadap logam panas, bagian-bagian yang melayang dan lain-lain disesuaikan dengan sifatpekerjaan.
Peralatan Perlindungan Diri
Untuk mencegah bahaya kecelakaan, selain pengaman mesindan peralatan lain juga diperlukan alat perlindungan diri bagi pekerjayaitu:o masker untuk perlindungan terhadap debu
kaca mata untuk perlindungan terhadap debu dan cahaya menyengatsepatu, untuk melindungi kaki terhadap kemungkinan terantuk bendatajam atau barang kerashelm, untuk melindungi kepala terhadap benturar/benda jatuhsarung tangan, melindungi telapak tangan terhadap kemungkinanterluka/terkena benda kasar/keraspenutup telinga untuk menutup kebisingan
a
a
a
a
{
249
Pemakaian warna, Peringatan, Tanda-tanda dan Label
Pemakaian wama, peringatan, tanda dan label sangat pentingbagi keselamatan kerja. Misalnya warna menandakan daerah bahaya,peralatan penanggulangan bahaya kebakaran, perlengkapan PPPK,jalan keluar/pengaman, lalulintas dan sebagainya. Disamping ituwarna dapat menunjukkan isi khusus dalam silinder gas, pipa-pipa,dan lain-lain.
Peringatan dan tanda-tanda juga dimaksudkan untuk berbagaitujuan misalnya membawa suatu pesan, memberi keterangan. Labeldipergunakan biasanya pada wadah berbahaya.
Penerangan
Pe4erangan merupakan aspek lingkungan fisik yang pentingbagi keselamatan dan kesehatan kerja. Penerangan/pencahayaan yangtepat disesuaikan dengan pekerjaannya menghasilkan kinerja danproduk maksimal. Penerangan yang tidak memadai akan mengundangkecelakaan kerja. Akhirnya keselamatan kerja adalah merupakantanggung jawab bersama, disiplin kerja, mengikuti aturan yang benar,ketelitian dan kehati-hatian serta bertanggung jawab penuh padapekerjaan merupakan modal awal dalam mencapai keselamatan kerja.
BAB XI
STRATEGI PENGELOLAANSUMBERDAYA MINERAL
palam Undang'Undang Dasar 19945, pasal 33 ayat (3): bumidan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasaioleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuranrakyat. Dari kata-kata itu tersirat bahwa Pemerintah mempunyaiwewenang untuk mengatur pengelolaan dan pemanfaatannya. Bumidalam hal ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber-daya mineral. Dalam Be-ngertian umum yang dimaksudkan sebagai
sumberdaya rnineral adalah bahan galian.Secara singkat pengertian bahan galian adalah bahan yang
dijumpai didalam bai,k berupa unsur kimia, mineral, bijih ataupun
segala macam batuan. Didalam pengertian ini termasuk bahan galianyang berbentuk padat (rnisalnya emas, perak, batu gamping, lempung
dll), berbentuk cair (misalnya minyakbumi dan yodium dll), maupunyang berbentuk gas (misalnya gas alam).
Sebenarnya untuk memperoleh bahan-bahan tersebut tidaksemuanya harus dengan cara digali tetapi dapat pula dengan cara
disemprot dengan air, disedot dengan pipa ataupun dipompa. Darikenyataan tersebut lalu diusulkan dan saat sekarang telah diterimaoleh masyarakat bidang ilmu yang bersangkutan, bahan galian disebutpula sebagai bahan tambang. Dengan mempertimbangkan Undang-
Undang Pertambangan No.37 Tahun 1960, juga didalam Undang-
Undang Pokok Pertambangan No.ll Tahun 1967 pasal 3 pada
penggolongan bahan galian, maka sampai saat ini disebut dengan
nama bahan galian.
251
1. PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Didalam Undang-Undang Pertambangan no. 37 Tahun 1960dan Undang-UndangFokokPenambangan no. t1 Tahun 1957 pasal3,bahan galian di Indonesia dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut:. Bahan galian golongan A (bahan galian strategis) adalah bahan galian
yang mempupyai peranan penting untuk kelangsungan kehidupannegara, misalnya; minyak bumi, gas alam, batubara, timah putih,besi, nikel dll, Bahan galian ini sepenuhnya dikuasai oleh negara.
o Bahan galian golongan B (bahan galian vital) adalah bahan galianyang mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kegiatanperekonomian negar-a dan dikuasai oleh negara dengan menyertakanrakyat, misalnya emas, perak" intan, timah hitam, belera4g_, air raksadll. Bahan galian ini dapat diusahakan oleh Badan Usaha MilikNegara ataupun bersarna-gama dengan, rakyat.
. Bagan galian golon&n e (tidak teqrna_suk strategis dan trdak vitatyadalah bahan galian yang dapat diusahakan oleh rakyat ataupunbadan usaha milik rakyat, rnisalnya batugarnping, narmer,batusabak, pasir dll.
Di dalam perkembangannya penguasaan dan pengelolaan telahbanyak dikeluarkan aturan-aturan yang pada prinsipnya memberikeluasan usaha masyarakat. Disamping itu apabila dicermati lebihlanjut penggolongan bahan galian seperti yang tersebut didalamUndang'Undang didasarkan atas;. Memiliki peranan yang tinggi dalam pertahanan, pembangunan dan
perekonomian negara.o Memiliki peranan penting bagi hajat hidup orang banyako Banyak tidaknya bahan galian tersebut didapatkan.. Teknik pengolahan bahan galian tersebute Penggunaan bahan galian tersebut dalam industri.
252
2. USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN
Dimaksudkan dengan Usaha Pertambangan adalah semua usahayang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum/badan usaha untukmengambil bahan galian dengan tujuan untuk dimanfaatkan lebihlanjut bagi kepentingan manusia. Usaha pertambangan bahan galianyang dimaksud dalam Undang-Undang meliputi kegiatan:. Penyelidikan Umumo Eksplorasi. Eksploitasi Pengolahan dan Pemumiano Pengangkutano Penjualan
Di dalam Undang-Undang pokok pertambangan usaha_usahatersebut dirumuskan sebagai berikut:a) Usaha Pertambangan Penyelidikan umum ialah penyelidikan geologi
ataupun geofisika secara umum, baik didaratan, perairan ataupun dariudara dengan maksud untuk membuat peta geologi umum dalamusaha untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian.
b) usaha Pertambangan Eksplorasi ialah segala usaha penyelidikangeologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti/lebih saksamaadanya, sifat dan letak bahan galian.
c) Usaha Pertambangan Eksploitasi ialah usaha pertambangan denganmaksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.
d) Usaha Pertambangan Pengolahan dan pemurnian ialah pengerjaanuntuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfa_atakannya dan memperoleh uns;ur-unsur yang terdapat dalam bahangalian tersebut.
e) Usaha Pertambangan Pengangkutan ialah segala usaha pemindahanbahan galian dari daerah eksplorasi, eksploitasi atau dari tempatpengolahan/pemumian ketempat lai n.
fl Usaha Pertambangan Penjualan ialah segala usaha penjualan darihasil pengolahan ataupun pemurnian bahan galian.
253
3. PENGUSAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN
Yang dapat menjadi pengusaha pertambangan di Indonesia
dibagi menjadi beberapa golongan. Penggolongan ini bertitik tolakdari kedudukan masing-masing bahan galian yang bersangkutan didalam Undang-Undang. Untuk bahan galian golongan A hanya dapat
diusahakan oleh Badan Usaha Milik Negara, bahan galian golongan B
dapat diusahakan oleh badan Usaha Milik Negara ataupun bekerja
sama dengan swasta, sedang bahan galian golongan C dapat diu-sahakan oleh Badan Usaha Swasta ataupun rakyat. Khusus di Indo-nesia untuk bahan galian golongan C dapat dilakukan oleh perse-
orangan/pengusaha yang tunduk pada hukum yang berlaku diIndonesia. Untuk jenis bahan galian ini didalam Undang-Undang yang
berlaku di Indonesia pengusahaannya telah dilimpahkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat I. Untuk itu maka ditiap Daerah Tingkat I(Propinsi) telah dibentuk Dinas Pertambangan. Di dalam Undang-Undang ataupun Peraturan yang diterbitkan oleh instansi terkaitdisebutkan bahwa apabila pengusahanya adalah perseorangan, makaharus warga negara Indonesia dan bertempat tinggal di wilayahIndonesia. Rakyat setempat, anggota suatu masyarakat hukum adat
tertentu diperkenankan melakukan penambangan bahan galiangolongan manapun juga, tetapi dilaksanakan secara kecil-kecilandalam usaha untuk memenuhi kehidupannya, dilakukan dengan
peralatan sederhana dan dikategorikan sebagai Pertambangan Rakyat.
4. KUASA PERTAMBANGAN
Kuasa Pertambangan disingkat dengan K.P., adalah ijin untukmelakukan kegiatan penambangan, dengan demikian K.P., adalah
dasar untuk melaksanakan Usaha Pertambangan.
Dengan memiliki K.P., maka seseorang ataupun suatu badan
hukum boleh melaksanakan Usaha Pertambangan (meliputi penye-lidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian,pengangkutan ataupun penjualan). Kuasa Pertambangan hanya
254
memberikan kuasa untuk melaksanakan Usaha Pertambangan, tidakmemberikan hak pemilikan pertambangan kepada sipemegang KuasaPertambangan. Berbeda dengan konsesi yang dapat memberikan hakterlalu kuat dan luas serta langsung hak pemilikan atas hasilpertambangan yang bersangkutan.
5. BENTUK KUASA PERTAMBANGAN
Bentuk Kuasa Pertambangan (KP) ada 4 macam yaitu:o Surat Keputusan Penugasan Pertambangano Surat Keputusan Ijin Pertambangan Rakyato Surat Keputusan Pemberian Kuasa Pertambangano Surat Ijin Pertambangan Daerah.
Keterangan rinci tentang hal tersebut di atas adalah sebagaiberikut:
Surat Keputusan Penugasan Pertambangan. Ini adalah bentuk KuasaPertambangan yang dikeluarkan oleh Menteri Pertambangan dan
Energi kepada instansi pemerintah sendiri misalnya kepada BATAN,Direktorat Geologi/Puslitbang Geologi.Surat Keputusan ljin Pertambangan Ralqtat.Ini adalah bentuk KuasaPertambangan yang dikeluarkan oleh Menteri Pertambangan danEnergi kepada rakyat setempat. Usaha pertambangan yang dilakukanharus bersifat sederhana, skala kecil untuk memenuhi kehidupansehari-hari dengan luas terbatas maksimum 5 hektar. Oleh karenasifatnya seperti tersebut dan juga keragaman dari bahan galian yang
ada disuatu daerah berbeda dengan daerah lain, maka MenteriPertambangan dan Energi memberikan wewenang untuk membe-rikan Surat Keputusan Ijin Pertambangan Rakyat kepada Guber-nur/Kepala Daerah Dati I (Propinsi), dengan catatan memperhatikanpedoman dan petunjuk yang diberikan oleh Menteri Pertambangandan Energi. Hal tersebut perlu diperhatikan agar tidak timbul kesalahpahaman/salah pengertian antara rakyat yang melakukan suatu UsahaPertambangan Rakyat dengan pengusaha/perorangan yang meme-gang Kuasa Pertambangan yang dikeluarkan oleh Menteri Pertam-
255
bangan dan Energi.o Surat Keputusan Pemberian Kuasa Pertambangan. Surat Keputusan
ini diberikan oleh Menteri Pertambangan dan Energi kepada
Perusahaan Daerah, Badan Koperasi, Perusahaan Swasta ataupun
Perseorangan. Surat Keputusan Pemberian Kuasa Pertambangan iniadalah yang terpenting bagi pengusaha.
o Surat ljin Pertambangan Daerah. Surat Ijin Pertambangan Daerah
ini adalah suatu bentuk Kuasa Pertambangan yang dikeluarkan olehGubernur/Kepala Dati I (Propinsi) kepada pengusaha/badan usaha
ataupun perseorangan untuk melakukan Usaha Pertambangan bahan
galian golongan C.
6. ISI KUASA PERTAMBANGAN
Suatu Kuasa Pertambangan berisi hal-hal penting sebagai
berikut:Letak wilayah/daerah dimana pemegang KP akan melakukan Usaha
Pertambangan disertai dengan peta dan batas-batasnya.
Luas wilayah KP:o KP Penyelidiknn Umum. untuk satu KP maksimum 5.000 ha, dan
paling banyak 5 KP yaitu 25.000 ha.
o KP Eksplorasi; untuk satu KP maksimum 2.000 ha, dan paling
banyak lima KP atau 10.000 ha.
o KP El<sploitasi; untuk satu KP maksimum 1.000 ha dan paling
banyak lima KP atau 5.000 ha.
Bahan galian (yang diperkirakan) akan ditambang
Dalam hal ini harus tercantum bahan galian apa yang akan
diambil/ditambang. Adakalanya disertakan pula mineral/bahan
ikutannya misalnya minyakbumi dengan bahan ikutannya gas alam,
emas dengan bahan ikutannya perak dan tembaga.
Jangka waktu berlakunya Kuasa Pertambangan:
. KP Penyelidiknn Umum, diberikan dalam jangka waktu 1 tahun
dengan kemungkinan perpanjangan 1 tahun lagi.
256
KP Eksplorasi, diberikan dalam jangka waktu 3 tahun dengankemungkinan perpanjangan 2 kali 1 tahun lagi. Apabila dalamwaktu tersebut pemegang KP berhasil menyatakan akanmelanjutkan dengan Usaha Pertambangan Eksploitasi maka dapatdiberikan oleh Menteri Pertambangan dan Energi waktu selama 3tahun untuk masa pembangunan sarana dan prasarana yangdiperlukan.KP Eksploitasi, diberikan waktu maksimum 30 tahun dengankemungkinan perpanjangan 2 kali 1 0 tahun lagi.KP Pengolahan dan Pemurnian, maksimum diberikan selama 30tahun dengan kemungkinan perpanjangan 2 kali 10tahun.KP Pengangkutan dan Penjualan (yang terpisah dari KP Eks-ploitasi) diberikan selama l0 tahun dengan kemungkinan perpan-jangan Zkali 5 tahun.
7. PERANAN GUBERNUR/KEPALA DAERAH DATI I.PRO-PINSI
Apabila akan diberikan suatu KP Eksplorasi dan atau Eks-ploitasi, maka Gubernur/Kepala Daerah Dati I selalu dimintaipendapat oleh Menteri Pertambangan dan Energi.
Kalau usaha pe(ambangan itu dianggap merugikan masyarakat(setelah berusaha diselesaikan/dievaluasi), maka Gubernur dapatmenyatakan keberatannya. Kesempatan menyatakan keberatan ituterbatas dalam waktu 3 bulan. Apabila tidak menjawab menyatakankeberatannya, berarti Gubernur tidak keberatan (demi hukum). Dalamhal ini Kanwil Dep. Pertambangan dan Energi memiliki perananpenting dalam memberikan masukan untuk bahan pertimbanganGubernur dalam mengambil keputusan tersebut, sehingga keputusanyang diambil akan lebih cepat dan tepat.
257
8. PBMINDAHAN KUASA PERTAMBANGAN
Kuasa Pertambangan pada prinsipnya tidak boleh dipindahkankepada pihak lain, tidak boleh diperjualbelikan. Apabila karena halyang dianggap "wajar" ingin memindah KP tersebut maka pemegangKP harus mengajukan permohonan dan permasalahannya kepadaMenteri Pertambangan dan Energi. Apabila pertimbangan Menteri da-pat mengeluarkan surat izin pemindahan kuasa pertambangan tersebut.
9. HUBUNGAN KUASA PERTAMBANGAN DENGAN HAKTANAH PERMUKAAN (BUMI)
Pada pasal 26 dan 27 Undang-Undang Pokok PertambanganNo. I I Tahun 1967 mengatur sebagai berikut:o Apabila telah didapat izin Kuasa Pertambangan atas suatu daerah
atau wilayah mereka yang berhak atas tanah diwajibkan mem-perbolehkan pekerjaan pemegang KP atas tanah yang bersanglrutanapabila kepadanya:o Sebelum pekerjaan dimulai diberitahukan maksud tempat bekerja
serta diperlihatkan surat Kuasa Pertambangan.o Diberi ganti kerugian atau jaminan ganti kerugian itu terlebih
dahulu.. Apabila telah ada hak atas sebidang tanah yang bersangkutan dengan
wilayah Kuasa Pertambangan, maka kepada yang berhak diberikanganti rugi yang jumlahnya ditentukan bersama antara pemegangKuasa Pe(ambangan dengan yang mempunyai hak atas tanahtersebut.
. Apabila telah diberikan Kuasa Pertambangan pada sebidang tanahyang diatasnya tidak terdapat hak tanah, maka atas sebidang tanahtersebut atau bagian-bagiannya tidak dapat diberi hak tanah kecualidengan persetujuan Menteri Pertambangan.
Di sini terlihat bahwa penggalian bahan galian dapat didahu-lukan pelaksanaannya dibandingkan pengolahan tanah untuk perke-bunan dan pertanian. Bila diperlukan diberi penggantian atas tanaman
258
yang tumbuh di atas tanah yang dimaksud.
10. PEMILIK BAHAN GALIAN
Pemilik bahan galian dapat dikelompokkan menjadi Z yaitu:o Pada saat bahan galian belum ditambang/digali. Bahan galian dalam
posisi sepelti inr berdasarkan Undang-Undang Pokok pertambangan
no.11 Tahun 1967, pemiliknya adalah seluruh bangsa Indonesia.o Pada saat bahan galian telah ditambang/telah digali dan telah
berada dipermuknan tanaUbumi. Bahan galian dilam posisi sepertiini berdasarkan Undang-Undang Pokok Peftambangan no. I I tahun1967, maka pemiliknya adalah orang yang menarhbang menjadibahan galian tersebut dengan syarat:o Ada/memiliki Kuasa Pertambangan (yang sah)o Telah membayar iuran pasti dan iuran produksi pertambangan.
Waktu terjadinya pemilikan bahan galian diatur dengan Pera-turan Pemerintah No. 32 Tahun 1969, yang merupakah pelaksanaanUndang-Undang Pokok Pertambangan
Pemegang KP yang berhasil melakukan penambangan bahangalian menjadi pemilik bahan galian yang diperoleh apdbila telahmemenuhi kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan diper-olehnya bahan galian tersebut sewaktu diadakan eksplorasi maupunsewaktu dilakukan eksploitasi.
11. BATASAN PERTAMBANGAN RAKYAT
Pada prinsipnya Pertambangan Rakyat adalah usaha pertam-bangan bahan galian oleh rakyat setempat, secara sendiri ataubergotong-royong, diusahakan secara kecil-kecilan, dengan peralatansederhana, untuk mata pencarian sendiri.
259
12. MACAM BAHAN GALIAN YANG DIUSAHAKAN
Pertambangan Rakyat ini boleh mengusahakan bahan galiangolongan A, B atau C.
13. KUASA (rZIN) PERTAMBANGAN
Untuk penertiban diperlukan juga kuasa (izin) pertambangan.Izin Pertambangan disini nilainya sama dengan Kuasa pertambangan,
hanya karena isinya lebih sederhana maka dikeluarkan dalam bentuklzin Pertambangan. Pengurusannya tetap berada dalam tanganPemerintah Pusat yaitu Dep. Pertambangan dan Energi, tetapi karenalebih sederhana dan untuk memudahkan pelaksanaannya maka izinPertambangan dilimpahkan kepada Pemerintah PropinsilGubernurKepala Daerah Tk.I. Propinsi sebagai pejabat yang diserahi tugastersebut oleh Menteri Pertambangan dan Energi.
14. YANG MELAKUKAN PENAMBANGAN
Yang melakukan penambangan adalah rakyat setempat, yaituyang berada didaerah penambangan tersebut. Bisa saja ada tambahanBangsa lndonesia dari daerah lain yang kemudian pindah ke tempattersebut. Dengan cara yang lazim dan diterima oleh masyarakatsetempat.
15. BENTUK USAHAPERTAMBANGAN
Bentuk Usaha Pertambangan Rakyat harus sederhana, dilaku-kan oleh keluarga kecil dengan peralatan sederhana.
260
16. TUJUAN ADANYA PERTAMBANGAN RAKYAT
Tujuan usaha Pertambangan Rakyat ini adalah sekedar rakyat
dapat membiayai kehidupan sehari-hari beserta keluarganya.
17. PUNGUTAN NEGARA BERKAITAN DENGAN KUASAPERTAMBANGAN
Pungutan Negara yang langsung berhubungan/berkaitan de-
ngan:
1. Macam-macam Pungutan Negara
Pungutan negara yang berhubungan dengan Kuasa Pertambangan
yaitu berupa:o Iuran Tetapo Iuran Eksplorasio luran Eksploitasi
Iuran Tetapluran Tetap ini dikenakan kepada pemegang KP PenyelidikanUmum, Eksplorasi dan Eksploitasi. Iuran Tetap ini dipungut atas
dasar perhitungan luas daerah/tanah permukaan bumi dari KPyang diperolehnya, iuran ini sering disebut dengan landrent.Besarnya Iuran Tetap per-hektarnya untuk KP penyelidikanUmum lebih murah dibandingkan dengan untuk KP Eksplorasi.Demikian pula untuk KP Eksplorasi lebih murah dibandingkanIuran Tetap untuk KP Eksploitasi, perhektarnya.
Iuran EksplorasiPada usaha Pertambangan Eksplorasi biasanya telah ditemukanbahan galian. apabila hasil bahan galian eksplorasi tersebut dijualoleh penemunya (misalnya untuk meringankan biaya eksplorasi)
maka terhadap bahan galian hasil produksinya tersebut dikenakan
Iuran Eksplorasi, tetapi kalau bahan galian yang diambil tersebut
hanya untuk contoh (mrsalnya untuk dianalisa) walaupun
2.
J.
26t
jumlahnya besar (puluhan ton), tidak dikenakan Iuran Eksplorasi.Besarnya,Iuran Eksplorasi sekitar 4Va dat', produksi/bahan galianyang diambil.
o luran EksploitasiBesarnya iuran ini sekitar 4Vo dari jurnlah produksi yangdiperoleh. Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi biasanya disebutdengan royalty, atau Iuran Produksi.
Pembayaran iuranPada dasarnya si pemegang Kuasa Pertambangan mempunyai kewa-jiban sebagai pembayar Iuran Tetap, atau Iuran Eksplorasi dan IuranEksploitasi.
Pembagian Hasil Pungutan NegaraPada Peraturan Pemerintah tentang Pertambangan No. 32 Tahun1969, Lembaran Negara 1969 No. 60 pasal 62 menegaskan bahwahasil Iuran Tetap, Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi dari suatuusaha pertambangan diberikan :
70Va kepada Pemerintah Daerah yang bersangkutan dan307o kepada Pemerintah Pusat
Untuk kutdrent, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negerimenetapkan (1971):
507o untuk Direktorat IPEDA507o untuk Dep. Pertambangan dan Energi.
dari bagian Departemen Pertambangan danlagi yaitu:307o untuk Pemerintah Pusat atas nama Dep.l07o tntuk Pemerintah Daerah,
dari bagian Pemerintah Daerah ini,707o tntukPemda Dati I, dan307o untuk Pemda Dati II.
Energi ini dibagi
Pertambangan
DAFTAR PUSTAKA
An, P.K. dan Kay, H.S., 1993, Rahasia Batu Permala, PT.Mandira,Semarang.
Anderson, B.W., 1982. Gem Testing, Butterworths Scientefic,London.
Anonim, 1987. Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan Cbeserta Petunjuk Pelaksanaannya, Propinsi Dati I Jawa Tengah,Semarang.
Anonim, 1995, Indonesia, Brief Notes and Summaries on MineralProspecting Activities, Indonesia Mining Association Jakarta.
Anonim, 1995. Profi.l Bahan Galian Golongan C untuk Bahan BakuIndustri Semen di Kabupanten Dati II Barito Selatan,Kalimantan Tengah.
Anonim, I975. Buku Tahunan Pertambangan Indonesia, DepartemenPertambangan RI, Jakarta. .
Anonim, 1987. Feasibility Study Industri Kaolin di Yogyakarta, DinasPerindustrian dan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.
Anonim, 1987. Bahan Galian Industri Granit dan Andesir-PPTM-Bandung.
Basari, S, 1967. Bahan-Bahan Galian di Indonesia Sebagai BahanB aku B an gunan. Dirjen Cipta Karya-B andung.
Bisri, K., l98l'. Bahan Galian Industri Feldspar, PPTN-Bandung.Bisri, K. dan Kunrat, T.S., 1991. Bahan Galian Industi Gipsum,
PPTM-Bandung.Bisri, K. dan Lukmatr, A., 1992. Bahan Galian Industri Batu dan
Pasir, PPTM-Bandung.Bisri, K. dan Lukman, A., 1992. Bahan Galian Pasir Kuarsa PPTM-
Bandung.
263
Bisri, K. dan Perman&, D., 1991. Bahan GalianPPTM-Bandung.
Bisri, K. dan Riyanto, A., 1990. Bahan GalianPPTM-Bandung.
Industri Fosfat,
Industri Kaolin.
Boegel. H., 1976. Mineral and Gemstones, Thames & Hudson,Singapore.
Boque, R.H., 1947. The Chemistry of Portland Cement. ReinholdPubl. Corp. New York.
Cox, K.G., Bell.J.D. and Pankhurst R.J., 1981. The Interpretation ofIgneous Rocks, George Allen & Unwin London.
Hardatmo, Ruseno, dan Sariman, 1991. Pengkajian dan PemrosesanBijih Mangaan Karangtunggal di Tasikmalaya. Jawa Barat.Bul. PPTM vol. 13 No. 10, hal. 8-23. Bandung.
Harsoyo, D., Dohar, S. dan Darmoko, S., 1992. PertambanganBauksit (dalam Pengantar Pertambangan) Indonesia Asos.Pertamb. Indonesia. Jakarta, hal. 416-440.
Hatch, F.H., Wells, A.K. and Wells, M.K., 1972. Petrology of theIgneous Rocks, Thomas Murby & Co, London.
Katili, J.A., 1985. Advancement of Geoscience in the IndonesianRegion,IAGI Bandung.
Katili, J.A., 1986. Sumberdaya Alam dan Perubahan Global, PPIM-Bandung.
Martadipura, T., Amir dan Zulfahmi, 1977. Batu gamping danDolomit di Indonesia. Dir. Geologi. Bandung.
Mohana, A., Crispi, R and Liborio, G, . 1988, Guide to Roclcs andMinerals, Simon & Schuster Inc. Publ. Tokyo.
Murachman, B., 1995. Keselamatan Kerja, Fak. Teknik. UGM.Pough, F.H. 1976. Field Guide to Rocks and Minerals. Hougton
Mifflin Co. Boston.Riyanto, A.,1991. Bahan Galian Industri Zeolit. PPTM-Bandung.Riyanto, A.,1992. Bahan Galian Industri Belerang, PPTM-Bandung.Riyanto, A.,1992. Bahan Galian Industri Bentonit, PPTM-Bandung.Riyanto, A. dan Harsodo, 1990. Bahan Galian Industri Tras, PPTM-
Bandung.Santoso, S., 1994. Kualitas Tras Daerah Pegunungan Kulon Progo
{
264
P ropins i D IY. Laporan Penelitian STTNAS Yogyakarta.Sanusi, B., 1984. Mengenal Hasil Tambang Indonesia. Bina Aksara
Jakarta.Simatupang, M. dan Sigit, S., (Ed) 1992. Pengantar Pertambangan
Indonesia Asos. Pertamb. Indonesia Jakarta.Simatupang, M dan Wahyu, B.N., 1993. Invironmental Aspects of
Mining in Indonesia. Indonesian Mining Association, Jakarta.Skinner, 8.J., 1976. Sumber Daya Bumi. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.Soetiarto, N.A., 1979. Hukum Tambang, Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.Sudradjat, A., 1991. Sumberdaya Alam Dalam Upayo Pengentasan
Kemiskinan (dalam Ilustrusi Geologi), G. Tatamedia Jakarta.Suhayat, Y.P.,1997. Potensi Sumber Daya Bahan Galian lndustri tli
Indonesia dan Permasalahan Pengembangannya. Dir. SumberDaya Nasional Bandung.
Sukandarrumidi, 1983. Obsidian Sebagcri Bahan Pentbucrt Perlit.Forum Teknik UGM. Yogyakarta jilid l3 no. 2. hal. 63-69.
Sukandamrmidi, 1995. Bahan Baku lJatu lvlulia. Studi Kasus diGiriwoyo, Wonogiri, Jawa Tengah, Lemb. Penel. UGM.
Tirtosoekotjo, S dan Afandi, A., l9ll. Pcrsir Kuursu lndonesiu,PPTM-Bandung.
Tsitsishvili, G.V., Kirov, G.N. and Filizova, L.D., 1992. NuturulZeolit, Ellis Horwood, New York.
Tushadi, M., Sarno, H., Sutaatmadia, J., Supardan, M., Noer, M.R..Rachmat, Sabri, Sulaeman, A.A, Yusuf, A.F. dan Zulfikar..1990, Bahan Galian Indus,;ri, Dir. SDM Bandung.
Wicijaja, S.K., Ruseno, Harsono, M. Sinugroho, C. dan Aksa, 2.,1976. Pembakaran Kapur Dengun Bahan Bokur Bcrtuboru, BPT& PBH Jakarta.
Z.en, M.T. 1984. Sumber Daya dan Industri Mineral. Gadjah MadaUniversity Press, Yogy akarta.
Foto l. ( arlt pcrt:tttthlrttg.trt hrekst
Pivungun. Yogvakltrla.
rllrt lttttr.ttlcl i:urlrrtklttt
Foto 2. Cara pcttantbltt-uart battt gatttl.ttltg lattg slrl;th tllttl bcrblrh.rrlr.
Foto 3. Penambangan batu gamping secara tradisional di daerah Bayat, Klaten. Folo 5. [)cPostt keo]ttt tlt .llier,rlt \\ ()lt()!rrl
Foto 4. Daerah bekas penambangan intan di Kecamatan Permata Intan, KalimantanI oto 6. I)oposrt Jaspcr dr dacrah W'onogtrt
E!
@ o !. E p 2. s c p o D a 1 o C- =
p oc (D i( o
Fot
o 10
. D
epos
it be
nton
it di
dae
rah
Leng
kong
, S
ukab
umt.
Fot
o 11
. S
alah
sat
u un
it pa
brik
pcn
gola
han
bent
onit
di
Tas
ikm
alay
a.ba
han
galia
n le
mpu
ng d
i
r211
ut
-a
-=O.)
o
CC]
al)
--o6Z
:IE(-l-al)a=a
7..;,u1aal)
-=-al)CO-t
E
j,€
t":
Ciu
=2ET
-\/n-.iE
a':.i:4
'tril;
,!a,,Hl
Foto l-1. l-anrbang-lrnrhang gambar bahaya: i. bahaye kcracunan. 2. blhaya ledakan,
.1. h.rhuyu kehukarun,,l. birhrvl oksidlsi.5. buhaya korosi. (r. hirhlyaradiasi l.lren.gion.
HD6o \\i,Ni€-r
F'oto 14. Jebakan bant dalam bentukKulon Progo.
vetn di daerah Plampang, Kecamatan Kokap,
Foto L5. Lrnsa bijih mangan yang terdapat di dalam lapisan batu gamping di daerahKembang, Kliripan, Kulon progo.