129932970 referat efusi perikardium paramitha ph 10542 0036 08
DESCRIPTION
okeTRANSCRIPT
i
BAGIAN RADIOLOGI REFERAT FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2012 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
EFUSI PERIKARDIUM
Oleh :
PARAMITHA PUSPASARI HARMAN
10542 0036 08
Pembimbing :
dr.IRIANI BAHAR, M.Kes ,Sp.Rad
Penguji :
dr. ISQANDAR MAS’OUD, Sp.Rad
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini mensyatakan bahwa :
Nama : PARAMITHA PUSPASARI HARMAN
Stambuk : 10542 0036 08
Judul Refarat : “EFUSI PERIKARDIUM”
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraaan klinik pada bagian radiologi
Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, Juli 2012
Penguji, Pembimbing,
(dr. Isqandar Mas’oud, Sp.Rad) (dr.Iriani Bahar, M.Kes,Sp.Rad)
Mengetahui,
Kepala Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
(dr. Isqandar Mas’oud, Sp.Rad)
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
A. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
B. DEFINISI ................................................................................................ 2
C. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI ....................................................... 3
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI ............................................................... 3
E. ETIOLOGI .............................................................................................. 6
F. PATOFISIOLOGI .................................................................................. 7
G. DIAGNOSIS .......................................................................................... 9
1. GAMBARAN KLINIS ....................................................................... 9
2. PEMERIKSAAN UMUM ................................................................. 11
3. PEMERIKSAAN RADIOLOGI ........................................................ 12
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM .............................................. 14
H. DIFERENSIAL DIAGNOSIS ............................................................... 15
I. PENATALAKSANAAN ........................................................................ 18
J. KOMPLIKASI ...................................................................................... 20
K. PROGNOSIS ......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
1
EFUSI PERIKARDIUM
( Paramitha Puspasari Harman )
A. PENDAHULUAN
Efusi Perikardial adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang
pericardium. Perikardium biasanya berisa cairan yang sangat kecil jumlahnya.
Bila volume cairan melebihi “penuh” di tingkat perikardium itu, efusi perikardial
mengakibatkan tekanan pada jantung sehingga terjadi Cardiac Tamponade
(tamponade jantung) yaitu terjadi kompresi jantung akibat darah atau cairan yang
menumpuk di ruang antara miokardium (otot jantung) dan perikardium (kantung
jantung). Kompresi tersebut menyebabkan fungsi jantung menurun. Efusi
pericardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi, keganasan, maupun trauma. (1)
Diagnosis efusi perikardial dapat ditegakkan dengan pemeriksaan umum,
pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan umum meliputi
anamnesis dan pemeriksaan fisik.Pada pemeriksaan fisik ditemukan Beck’s triad
meliputi hipotensi, suara jantung menjauh, peningkatan JVP. Temuan klinis lain
meliputi tanda Kussmaul (Penurunan tekanan dan distensi JVP yang sebelumnya
meningkat saat inspirasi),takikardi, takipneu, pulsus paradoxus. Pada pemeriksaan
chest x-ray, tampak bayangan jantung yang membesar bentuk globuler gambaran
“Water bottle-shape heart”. Gambaran jantung seperti ini tampak jika cairan lebih
dari 250 ml serta pada pemeriksaan EKG menunjukkan kompleks QRS low-
voltage dan electrical alternans.(1,2)
Efusi perikardial adalah kondisi darurat yang membutuhkan hospitalisasi
apabila cairannya melebihi dari normal. Cairan di sekitar jantung harus dialirkan.
Pericardiocentesis adalah prosedur yang menggunakan jarum untuk
memindahkan cairan dari kantong perikardial. Prosedur untuk memotong dan
memindahkan bagian dari perikardium (surgical pericardiectomy atau pericardial
2
window) juga bisa dilakukan. Cairan diberikan untuk menjaga tekanan darah
normal sampai pericardiocentesis dapat dilakukan. Obat-obat yang meningkatkan
tekanan darah juga dapat membantu menjaga kelangsungan hidup pasien sampai
cairan dapat dialirkan. (3)
B. DEFINISI
Efusi Pericardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang
pericardium. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sistemik, local, atau
idiopatik. Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau
hemoperikardium. Efusi pericardium bisa akut atau kronis, dan lamanya
perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap gejala-gejala pasien. Efusi
pericardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi, keganasan, maupun trauma. Gejala yang timbul dari
keadaan efusi pericardium tidak spesifik dan berkaitan dengan penyakit yang
mendasari terjadinya efusi pericardium.(4)
Pericardium berfungsi sebagai barrier proteksi dari infeksi atau inflamasi
organ-organ sekitarnya. Jumlah normal cairan pericardium 15-50 ml, disekresi
oleh sel mesotelial. Akumulasi normal cairan dalam ruang pericardium dapat
menimbulkan efusi pericardium. Selanjutnya akumulasi tersebut dapat
menyebabkan peningkatan tekanan pericardium, penurunan cardiac output dan
hipotensi (tamponade jantung). Akumulasi cairan yang sangat cepat akan
mempengaruhi hemodinamik.(4)
Efusi pericardium merupakan proses selain peradangan dapat
menyebabkan akumulasi cairan di rongga pericardium. Sifat cairan bervariasi
sesuai penyebab efusi. Tipe utama efusi pericardium dan sebagian penyebab yang
sering adalah sebagai berikut :
• Serosa : gagal jantung kongestif, hipoalbunemia apapun sebabnya
• Serosanguinosa : trauma tumpul dada, keganasan
• Kilosa : obstruksi limf mediastinum
3
Efusi pericardium sering menimbulkan gejala. Volume cairan yang
menumpuk ternyata dapat sangat besar apabila proses akumulasi berlangsung
lambat. Efusi massif atau yang terbentuk cepat dapat menyebabkan tamponade
jantung. (4)
C. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI
Insidens tamponade jantung di Amerika Serikat adalah 2 kasus per 10.000
populasi. Lebih sering pada anak laki-laki (7 : 3) sedangkan pada dewasa tidak
ada perbedaan bermakna (laki-laki : perempuan – 1,25 : 1). Morbiditas dan
mortalitas sangat tergantung dari kecepatan diagnosis, penyebab dan
penatalaksanaan. Tamponade jantung yang disebabkan oleh trauma atau HIV lebih
sering terjadi pada dewasa muda, sedangkan tamponade yang disebabkan
keganasan dan atau gagal ginjal lebih sering terjadi pada individu yang lebih tua. (1,5)
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Jantung terletak dalam ruang mediastinum rongga dada, di antara kedua
paru. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm, serta tebal kira-kira 6
cm.Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih
besar dari kepalan tangan pemiliknya. Jantung memiliki bentuk cenderung
berkerucut tumpul..Setiap harinya jantung berdetak 100.000 galon darah atau
7.571 liter darah.Dua pertiga massa jantung berada di sebelah kanan dari garis
tengah tubuh. Dasar jantung adalah permukaan posteriornya yang dibentuk oleh
atrium jantung, terutama atrium kiri. Sedangkan bagian ujung jantung (apeks)
dibentuk oleh ujung ventrikel kiri. Membran pembungkus jantung disebut
perikardium yang menjaga jantung untuk tetap berada pada posisinya di
mediastinum. (6)
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskular. Bagian
kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium) yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan
4
darah. Agar darah mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup
pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Fungsi utama jantung adalah
menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolism (karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan
memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan
membuang karbodioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya
oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh. (6)
Gambar 1 : Anatomi jantung tampak depan.(7)
Pericardium merupakan kantung elastic membrane yang dilapisi oleh
membrane serosa skuamosa sederhana dan diisi dengan cairan serosa yang
membungkus jantung dan aorta serta pembuluh darah besar lainnya di
mediastinum. Dibagi menjadi dua lapisan yaitu : (5)
1. Pericardium visceral (epicardium)
Lapisan yang melekat dan mengelilingi jantung, adalah pericardium
visceral, atau epikardium. Jantung dapat bergerak dengan mudah pada
pericardium visceral memiliki lapisan luar dari sel mesothelial datar, yang
terlet
penu
darah
dari d
2. Peric
Lapi
dari
fibro
peric
dindi
jantu
pelin
medi
terdir
mem
caira
peric
kontr
tak di str
unjang ini m
h ke dinding
dinding jantu
cardium pari
san luar dar
lapisan lua
osa) dan lap
cardium par
ing luar dari
ung. Dengan
ndung yang k
iastinum. La
ri dari me
mbentuk epit
an (biasanya
cardium dari
raksi otot jan
Gambar 2 :
oma jaring
mengandung
g jantung, d
ung. (5)
ietalis
ri pericardium
ar yang kua
pisan serosa
rietalis mele
i pembuluh d
n demikian,
kuat untuk ja
apisan seros
esothelium
el skuamosa
a sekitar 25
i bergesekan
ntung (5)
Perikardium
gan penunja
serat elastic
dan cabang
m, yang dis
at, jaringan
dalam (per
ekat pada
darah besar
, pericardium
antung dan b
sa dari peric
bersama-sam
a sederhana
sampai 35
n sama lain
m visceral dan
ang fibroca
c, serta arter
vena besar
ebut parikar
ikat tebal
ricardium se
diafragma
yang memas
m parietalis
berfungsi jug
cardium par
ma dengan
dan mengel
ml), yang
dan menyeb
pericardium
aollagenous
ri besar yang
yang memb
rdium pariet
( disebut p
erosa). Lapis
dan berdifu
suki dan me
s membentu
ga untuk jan
rietalis, seba
jaringan
luarkan seju
membuat d
babkan gesek
parietal.(8)
5
. Jaringan
g memasok
bawa darah
talis, terdiri
pericardium
san fibrosa
usi dengan
ninggalkan
uk kantung
gkar dalam
agian besar
ikat kecil,
umlah kecil
dua lapisan
kan selama
6
Fungsi Jantung
Secara singkat fungsi sistem kardiovaskular adalah : (9)
1. Transportasi oksigen, nutrisi, hormone, dan sisa metabolism
Fungsi utama system kardiovaskular adalah memenuhi kebutuhan system
kapiler dan mikrosirkulasi. Komponen darah akan membawa oksigen,
glukosa, asam amino, asam lemak, hormone, dan elektrolit ke sel dan
kemudian mengangkut karbondioksida, urea, asam laktat dan sifat sisa
metabolism lainnya dari sel tersebut.
2. Transportasi dan distribusi panas tubuh
System kardiovaskular membantu meregulasi panas tubuh melalui
serangkaian pengirim panas oleh komponen darah dari jaringan yang aktif
seperti pengiriman panas dari jaringan otot menuju ke kulit dan di
sebarkan ke lingkungan luar. Aliran darah yang aktif di regulasi oleh
pengatur suhu tubuh di medulla spinalis setelah menerima pesan dari pusat
pengatur suhu di hipotalamus. System kardiovaskular menerima pesan dari
hipotalamus kemudian meregulasi aliran darah ke jaringan perifer
sehingga menyebabkan vasodilatasi dan vasokontriksi pembuluh darah di
kulit. Dengan demikian panas tubuh akan keluar dari tubuh.
3. Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit
System kardiovaskular berfungsi sebagai media penyimpanan serta
transport cairan tubuh dan elektrolit. Kedua substansi ini dikirim ke sel-sel
tubuh melalui cairan intestinal dengan proses filtrasi, difusi, dan
reabsorbsi. System kardiovaskular memompa 1700 liter darah menuju
ginjal setiap harinya agar sel-sel tubuh memiliki cairan dan elektrolit yang
seimbang. (9)
E. ETIOLOGI
Penyebab spesifik dari efusi pericardial adalah : (10)
1. HIV/AIDS
2. Infeksi virus, bacterial (TBC), jamur dan parasit.
3. Inflamasi dari pericardium yang idiopatik.
7
4. Inflamasi dari pericardium akibat operasi jantung dan heart attack
(Dressler’s syndrome).
5. Gangguan autoimmune atau gangguan jaringan ikat, seperti
rheumatoid arthritis atau systemic lupus erythematosus
6. Produksi sampah dari darah akibat gagal ginjal (uremia)
7. Hypothyroidism
8. Penyebaran kanker (metastasis), khususnya kanker paru, kanker
payudara. Leukemia, non-Hodkin’s lymphoma atau penyakit
Hodgkin’s
9. Kanker dari pericardium yang berasal dari jantung.
10. Therapy radiasi untuk kanker
11. Tindakan Chemotherapy untuk kanker
12. Trauma atau luka tusuk didekat jantung
13. Obat-obatan tertentu seperti obat tekanan darah tinggi (isoniazid,
phenytoin (Dilantin, Phenytek,dll), obat kejang epileptic.
F. PATOFISIOLOGI
Manifestasi klinis dari efusi perikardial tergantung pada tingkat akumulasi
cairan. Produksi cairan abnormal pada rongga pericardium tergantung dari
penyebabnya. Cairan transudat merupakan hasil obstruksi drainase cairan pada
saluran limfe sedangkan cairan eksudat merupakan hasil dari inflamasi sekunder
infeksi keganasan atau proses autoimun dari pericardium.(11)
Pada kasus efusi pericardial metastasis pericardial multiple lebih sering
dijumpai pada perikardiaum parietalis dibandingkan dengan pericardium viseralis.
Tumor ini dapat mensekresi cairan (eksudat), tetapi dapat juga menghalangi aliran
limfe. Adanya tumor, timbunan cairan serta penebalan pericardium akan
mengganggu gerak jantung. Penimbunan cairan akan mengganggu pengisian
diastolic ventrikel kanan sehingga menurunkan isi sekuncup (stroke volume). Hal
ini diimbangi oleh mekanisme kompensasi berupa takikardia dan peningkatan
kontraksi miokardium. Tetapi jika mekanisme kompensasi ini terlewati, curah
jatung (cardiac output) menurun maka akan terjadi gagal jantung, syok sampai
8
kematian. Berapa jumlah cairan agar dapat menimbulkan keadaan ini tergantung
dari kecepatan pembentukan cairan dan distensibilitas pericardium. (11)
Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi pericardium menyebabkan
hambatan serius aliran darah ke jantung (gangguan diastolic ventrikel).
Penyebab tersering adalah neoplasma dan uremia. Neoplasma menyebabkan
terjadinya pertumbuhan sel secara abnormal pada otot jantung. Sehingga terjadi
hyperplasia sel yang tidak terkontrol, yang menyebabkan pembentukkan massa
(tumor). Hal ini yang dapat mengakibatkan ruang pada kantung jantung
(pericardium) terdesak sehingga terjadi pergesekan antara kantung jantung
(pericardium) dengan lapisan paling luar jantung (epikardium). Pergesekan ini
dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada perikarditis sehingga terjadi
penumpukan cairan pada pericardium yang menyebabkan tamponade jantung.(12)
Uremia juga dapat menyebabkan tamponade jantung. Dimana orang yang
mengalami uremia, di dalam darahnya terdapat toksik metabolic yang dapat
menyebabkan inflamasi (dalam hal ini inflamasi terjadi pada pericardium). Selain
itu tamponade jantung juga dapat disebabkan akibat trauma tumpul/tembus. Jika
trauma ini mengenai ruang pericardium akan terjadi perdarahan sehingga darah
banyak terkumpul du ruang pericardium. Hal ini mengakibatkan jantung terdesak
oleh akumulasi cairan tersebut. (12)
9
Gambar 3 : Jantung normal dan efusi pericardium. (13)
G. DIAGNOSIS
1. GAMBARAN KLINIS
Banyak pasien dengan efusi pericardial tidak menunjukkan gejala.
Kondisi ini sering ditemukan ketika pasien melakukan foto dada x-ray atau
echocardiogram untuk mendiagnosis penyakit lain. Awalnya, pericardium dapat
meregang untuk menampung kelebihan cairan. Oleh karena itu, tanda dan gejala
terjadinya penyakit mungkin akan terjadi ketika sejumlah besar cairan telah
terkumpul.(14)
Jika gejala muncul, maka kemungkinan akan terdeteksi dari kelainan organ
di sekitarnya, seperti paru-paru, lambung atau saraf frenik (saraf yang terhubung
ke diafragma). Gejala juga dapat terjadi karena gagal jantung diastolik (gagal
jantung yang terjadi karena jantung tidak dapat berdetak normal seperti biasanya
pada setiap gerakan karena kompresi ditambahkan). Biasanya gejala yang timbul
pada efusi perikardial yaitu : (10,12,15)
10
1. Nyeri dada seperti ditekan atau ketidaknyamanan dengan karakteristik
membaik duduk / bersandar posisi membungkuk ke depan memburuk pada
posisi terlentang
2. Sesak Napas
3. Sinkop
4. Takipnea
5. Perut terasa penuh dan sulit menelan
6. Palpitasi
Pada efusi pericardium, ada 3 faktor yang menentukan apakah tetap tenang
secara klinis dan menimbulkan gejala akibat kompresi jantung. : (1) volume
cairan, (2) laju terakumulasinya cairan, (3) karakter komplians pericardium. Suatu
peningkatan mendadak volume pericardium, contohnya pada kasus trauma dada
dengan perdarahan intraperikardium, mengakibatkan peningkatan signifikan
tekana pericardium dan berpotensi menimbulkan kompresi berat pada ruang
rongga jantung. Jumlah cairan yang sedikitpun dapat meningkatkan peningkatan
signifikan tekanan jika pericardium secara patologis non-komplians, misalnya jika
efusi pericardium pada keberadaan tumor atau fibrosis kantung. Berbeda dengan
hal-hal tersebut, jika efusi pericardium terakumulasi lambat, dalam jangka waktu
mingguan hingga bulanan, pericardium perlahan teregang. Dengan adaptasi,
pericardium bisa mengakomodasi volume yang lebih besar tanpa pengingkatan
signifikan tekanan intraperikardium. Akumulasi lambat memberi kesempatan
kompensasi jantung yang lebih baik yaitu : takikardia, peningkatan resistensi
vascular perifer dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Tetapi akumulasi
yang cepat akan menimbulkan peregangan pericardium yang tidak adekuat dan
berakibat fatal dalam beberapa menit. (2,5,10)
11
2. PEMERIKSAAN UMUM
a. ANAMNESIS
Anamnesa yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat membantu
mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi pericardium, yang dapat
menyebabkan tamponade jantung. (2)
1. Pasien dengan penyakit sistemik dan keganasan dengan penurunan berat
badan, lemas, adan anoreksia.
2. Nyeri dada pada pasien perikarditis dan infark miokard.
3. Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan
jaringan ikat.
4. Riwayat gagal ginjal menyebabkan uremia sebagai penyebab efusi
pericardium.
5. Seksama terhadap obat pasien terkait obat lupus yang mengarah ke efusi
perikardial
6. Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner, atau trauma
yang dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan perikardial dan
menyebabkan tamponade.
7. Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi kateter vena central
yang dapat menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericardium dan
menyebabkan tamponade.
8. Pertimbangkan HIV efusi pericardial dan tampnade jika pasien memiliki
riwayat penggunaan narkoba suntik atau infeksi oportunistik.
9. Tanyakan tentang radiasi dinding dada (misal untuk kanker paru,
mediastum,atau esophagus).
10. Tanyakan tentang gejala keringat malam,demam, dan penurunan berat
badan, yang mengindikasikan tuberculosis.
b. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisis efusi perikardium : (2,10)
• The Beck triad atau acute compression triad ( Trias Beck ) meliputi,
peningkatan JVP, hipotensi, dan bunyi jantung melemah atau menjauh.
12
• Pulsus Paradoxus : Penurunan tekanan sistolik lebih dari 10 mmHg pada
saat inspirasi.
• Kussmaul sign : Penurunan tekanan dan distensi JVP yang sebelumnya
meningkat saat inspirasi.
• Tanda Ewart : Gambaran redup atau kusam di daerah di bawah scapula kiri
; terjadi pada efusi pericardium luas.
3. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
a. Chest X-Ray
Foto thoraks menunjukkan jantung membesar bentuk globuler gambaran
“Water bottle-shape heart” atau bentuk kendi. Gambaran jantung seperti
ini tampak jika cairan lebih dari 250 ml. (2,15)
Gambar 4 : Fhoto thoraks AP / lateral, tampak jantung membesar memberi
gambaran “Water bottle-shape heart” pada kasus efusi perikard.(16)
13
Gambar 5 : Foto thoraks AP / lateral, tampak gambaran “Water bottle-shape
heart”. (16)
b. CT-Scan
Gambar 6 : CT-scan potongan axial (16)
14
Gambar 7 : CT-scan potongan axial (16)
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Elektrolit – kelainan metabolic (misalnya gagal ginjal)
2. Complete blood count (CBC) dengan diferensial – Leukositosis bukti
infeksi, serta cytopenia, sebagai tanda penyakit kronis (misalnya
HIV,kanker)
3. Enzim jantung – untuk menyingkirkan infark miokard
4. Thyroid stimulating hormone – untuk hipotiroidism
5. Rheumatoid factor, immunoglobulin complexes, antinuclear antibody
test (ANA) – curiga kasus rhemautologi
6. Tes penyakit infeksi spesifik :rickettsial antibody – jika tinggi,curigai
tick borne disease,dan HIV serology. (11)
5. PEMERIKSAAN ECHOCARDIOGRAFI
Menunjukkan efusi perikard moderat atau berat ( echo free spase di ruang
depan jantung dibawah sternum dan dinding belakang jantung), swinging
heart dengan kompressi diastolic vena cava, atrium kanan atau ventrikel
kanan. (17)
15
Gambar 8 : Efusi perikardial yang terlihat dangan ekokardiografi 2-dimensi (2D).(18)
6. PEMERIKSAAN Elektrokardiografi (EKG)
Menunjukkan sinus takikardia, gelombang QRS rendah, elevasi segmen
ST yang cekung, electrical alternans. (14,15,19)
Gambar 9 : EKG menunjukkan kompleks QRS low-voltage dan electrical
alternans. (20)
H. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Diferensial diagnosis efusi pericardium : (18)
1. Tamponade jantung
16
Gambar 10 : Foto thoraks AP, menunjukkan jantung bentuk “bottle shaped heart” sebagai
interpretasi adanya kongesti dari pembuluh darah pulmoner.(11)
2. Cardiomiopaty dilatasi
Gambar 11 : Foto Thorax pasien dengan gagal jantung akibat cardiomyopathy. ukuran jantung diatas normal, fungsi ventrikel kiri berkurang, menyebabkan edema pulmonal
dengan edema alveolar bilateral dan dilatasi dari v. kava superior.(21)
17
Gambar 12 : foto thoraks AP/lateral, Kardiomiopati dilatasi pada anak.(22)
3. Perikarditis
Gambar 13 : Foto thoraks AP : tampak ukuran jantung normal, kalsifikasi tidak terlihat di
pericardium, vena azigos tampak melebar.(11)
18
Gambar 14 : Foto thoraks lateral dari pasien yang sama, tidak tampak
kalsifikasi pada pericardium (11).
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari efusi perikard terdiri atas non-bedah dan bedah, sebagai
berikut : (18)
- Non-Bedah (Medikamentosa)
Perlakuan dari efusi perikardial tergantung pada tingkat keparahan dan
penyebabnya. Perawatan medis dari efusi perikardial difokuskan pada
penentuan etiologi yang mendasarinya. (18)
1. Aspirin / agen anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
- Aspirin bisa menjadi agen nonsteroid disukai untuk
mengobati perikarditis setelah infark miokard karena
NSAID lain dapat mengganggu penyembuhan miokard.
2. Kortikosteroid
3. Colchine
4. Terapi antineoplstik (misalnya : kemoterapi sistematik, radiasi)
dalam hubungannya dengan pericardiosintesis telah terbukti
efektif dalam mengurangi rekurensi dari efusi ganas.
19
-Bedah
1. Perikardiosintesis
Tindakan ini merupakan tindakan darurat pada tamponade
jantung. Disini dapat dipasang pig tail cathether selama 2-3
hari. Selama itu penderita harus diberi antibiotic. Angka
kekambuhan sekitar 6-12%.
Perikardiosintesis merupakan tindakan aspirasi efusi perikard
atau pungsi perikard. Monitoring menggunakan EKG.
Lokasi tersering : Di subxyphoid
Indikasi :
a. Efusi pericardium berulang atau massif dengan tamponade
jantung
b. Biopsi pericardium
c. Pemasangan alat pacu jantung epikardium
Kontra indikasi :
a. Efusi pericardium berulang, kronis Berta “bloody”
b. Perikarditis infeksiosaSS
c. Infeksi
d. Keganasan
2. Pembuatan pericardial window
Tindakan ini memerlukan torakotomi dan dilakukan drainase
dari kavum pericardium ke kavum pleura. Angka kekambuhan
sekitar 5-20%.
3. Perikardiodesis
Disini dilakukan pemberian tetrasiklin, thiothepa atau
bleomisin ke dalam kavum pericardium untuk melengketkan
perikard. Tetrasiklin 500 mg dalam 25 ml salin dimasukkan
dalam 2-3 menit, atau bleomisin 30 unit dalam 20 ml salin.
4. Pericardiectomy
20
Disini sebagian besar pericardium diangkat sehingga angka
kekambuhan kecil, tetapi mortalitas dan morbiditas lebih besar.
Perikardietomi terutama dilakukan pada perikarditis konstriktif,
jarang dilakukan untuk mencegah efusi perikardial berulang
dan tamponade.
5. Pericardio-peritoneal shunt
Pada beberapa pasien dengan efusi perikardial ganas,
pembuatan pericardio-shunt membantu mencegah tamponade
berulang. (18)
J. KOMPLIKASI
1. Tamponade perikardial
Dapat mengakibatkan gangguan hemodinamik berat dan kematian
2. Efusi perikardial kronik
Efusi berlangsung lebih dari 6 bulan, biasanya ditoleransi dengan baik. (11)
K. PROGNOSIS
1. Pasien dengan efusi perikardial gejala dari HIV/AIDS atau kanker
memiliki tingkat kematian tinggi jangka pendek.
2. Pasien dengan efusi idiopatik umumnya memiliki prognosis yang baik.
3. Sebagian besar prognosis pasien dari efusi perikardial jenis lain
tergantung pada perawatan dan control pada kondisi mendasar yang
diendapkan efusi tersebut. (11)
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Yarlagadda,Chakri.2011.Cardiac Tamponade http://emedicine.medscape.com/article/152083-clinical. Diakses tanggal 5 Januari 2012
2. Marulam. M. panggabean. Editor :Aru W. Sudayo et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III. Ilmu Penyakit Dalam FK UI : Jakarta; 2006. 1604-05.
3. Grimm RA, Jacob R. 2008. Pericardial Disease. In: Carey WD, ed.
Cleveland Clinic: Current Clinical Medicine. 1st ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2008:Chap 23.
4. Burn DK, Kumar V. Penyakit Perikardium Buku Ajar Patologi
Robbins Volume 2 edisi 7. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h. 440
5. Munthe, Eva. 2011. Tamponade Jantung et causa Perikarditis
Tuberkulosis. Laporan Kasus CDK 184/Vol. 38 no. 3/April 2011.
6. Darling David. Pericardium Anatomy. http://www.daviddarling.info/encyclopedia/P/pericardium.html.Diakses tanggal 6 Januari 2012Lily SL, Ramos Y. Diseases of the pericardium. Patophysiology of heart disease. Edisi ke-4. Lippincott Williams & Wilkins; 2007. Hal : 334-48.
7. Datu R. Cord an Aorta. Diktat thorax. Makassar : bagian anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2006, h. 13-27
8. Venkatesan DRS. What is The Mechanism of Pericardial Rub.2008 September 28. [cited 2012 july 27]. Available from URL : http://drsvenkatesan.wordpress.com/2008/09/28/what-is-the-mechanism-of-pericardial-rub/ (online)
9. Arif Muttaqin. Editor : Prof.Elly Nurachmach. Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan system Kardiovaskular. Penerbit Salemba Medika : Jakarta ; 2009. h.3-4
10. Lily SL, Ramos Y. Disease 0f the pericardium. Patophysiology of heart disease. Edisi ke-4. Lippincott Williams & Wilkin’s :2009. H.393-344.
11. Strimel WJ. Pericardial Effusion. 2012 July 13. [cited 2012 July 24]
available from URL : http://emedicine.madscape.com/article/157325-overview (online)
22
12. Yarlagadda Chakri.. Cardiac Tamponade. 2010 october 31. [cited 2012 July 13]
available from URL : http://emedicine.medscape.com/article/152083-overview (online)
13. MyHealth.Alberta.ca. Pericard Effusion. 2011 May 9. [cited 2012 July
28]. Availabel from URL: https://myhealth.alberta.ca/health/pages/conditions.aspx?hwid=tp10894& (online)
14. LeWinter MM. Pericardial diseases. Dalam: Zipes, Libby, Bonow,
Braunwald, editors. Braunwald’s heart disease a textbook of cardiovascular medicine. Edisi ke-8. Philadelphia: Elsevier saunders; 2008. h. 1829-51
15. Kwon HD. Pericardial disease. Dalam : Brian PG, Eric JT, editors.
Manual of cardiovascular medicine. Edisi ke-3. Lippincot Williams & wilkins; 2009. h.393-414
16. Weerakkody Y. Pericardial Effusion. [cited 2012 July 16] available
from URL : http://radiopedia.org/articles/pericardial-effusion (online)
17. Dedi Affandi WK. Penyakit Perikardium. Dalam : lily ismudianti Rilantono, Faisal Baraas, Santoso Karo Karo, Popy Surwianti Roebiono. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia ; 2004.h 264-72
18. Azzilzah.Yarah.TamponadeJantung.2012 january 7. [cited: 2012 july
25] Available from : URL : http://www.slideshare.net/yar_azz/tamponade-jantung.
19. Hoit BD. Pericardial diseases. Dalam: Fuster, Walsh, O’Rourke, editors. Hurst’s: The Heart. Edisi ke-12. Mc Graw Hill; 2008. hal.1951-74.
20. Swarnalatha. Pericardial effusion. 2008 November 18. [cited : 2012 july 29 ]. Avalilable from URL : http://www.cardacedu.com/noe/203
21. Fahlevi R. Kardiomiopati. 2008 September 12. [cited 2012 july 24]. Available from : URL http://usebrains.wordpress.com/2008/09/12/kardiomiopati/. (online).
22. Afridi HR. Dilated Cardiomyopathy : imaging. 2010 February 22. [cited 2012 july 24]. Available from : URL : http://emedicine.madscape.com/article/348284-imanging (online)