1.1.1.03.029 keumuman risalah

12
LEMBAGA KAJIAN MANHAJ TARBIYAH ( LKMT) MINHAJ TARBIYYAH MARHALAH TAMHIDI ________________ ____ MADAH : AQIDAH No. Dok : 03/MT/LKMT/01 Pokok Bahasan : Keumuman Risalah Muhammad saw No. Kode P.B : 1.1.1.03.029 Status Revisi : 0/0 Jumlah Halaman : 8 I. TUJUAN UMUM MADAH Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin mengotorinya. II. TUJUAN KOGNITIF 1. Memahami keumuman misi risalah Rasulullah dan perbedaannya dengan risalah Rasul-rasul sebelumnya. 2. Mampu menunjukkan dan menjelaskan inti dari risalah Muhammad SAW. 3. Menjelaskan bahwa Nabi Muhammad diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh alam, III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK 1. Termotivasi untuk berdawah melanjutkan misi risalah kepada seluruh manusia 2. Meyakini bahwa Risalah Muhammad merupakan risalah terakhir 3. Berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah yang merupakan sumber utama risalah Nabi Munahhad Saw ___________________________________________________ Materi Tarbiyah Tamhidi, madah Aqidah, pb. Keumuman Rasilah Nabi Muhammad saw 1

Upload: andi-wijaya

Post on 26-Sep-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

materi tarbiyah mula

TRANSCRIPT

LEMBAGA

KAJIAN MANHAJ TARBIYAH

( LKMT)

MINHAJ TARBIYYAH

MARHALAH TAMHIDI

____________________MADAH : AQIDAHNo. Dok : 03/MT/LKMT/01

Pokok Bahasan :

Keumuman Risalah Muhammad saw

No. Kode P.B : 1.1.1.03.029

Status Revisi : 0/0

Jumlah Halaman : 8

I. TUJUAN UMUM MADAHMengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin mengotorinya.

II. TUJUAN KOGNITIF

1. Memahami keumuman misi risalah Rasulullah dan perbedaannya dengan risalah Rasul-rasul sebelumnya.

2. Mampu menunjukkan dan menjelaskan inti dari risalah Muhammad SAW.3. Menjelaskan bahwa Nabi Muhammad diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh alam,

III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK1. Termotivasi untuk berdawah melanjutkan misi risalah kepada seluruh manusia

2. Meyakini bahwa Risalah Muhammad merupakan risalah terakhir

3. Berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah yang merupakan sumber utama risalah Nabi Munahhad SawIV. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :

1. Kegiatan Pembuka a. Mengkomunikasikan tentang; Keumuman Risalah Muhammad sawb. Menginventarisir tentang penomena yang berhubungan dengan tema kajian

2. Kagiatan Inti:

a. Kajian tentang Keumuman Risalah Muhammad sawb. Berdikusi dan tanya jawab tema kajian ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor)c. Penekanan dari Murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi Keumuman Risalah Muhammad saw3. Kegiatan Penutup:

a. Tugas mandiri (lihat tujuan)

b. EvaluasiVI. PILIHAN KEGIATAN

1. mengadakan rihlah dan tafakkur tentang ciptaan Allah Swt hingga dapat membuktikan adanya pencipta dengan akalnya

2. mengumpulkan ayat-ayat al Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur

3. mengumpulkan ayat-ayat tentang pentinga mengkaji Keumuman Risalah Muhammad saw4. mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas

5. menulis makalah tentang pentingnya mengkaji Keumuman Risalah Muhammad saw mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang obyektif tentang pentingnya mengkaji Keumuman Risalah Muhammad sawVII. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH1. Test akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialogmenggunakan metode pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan

2. Test kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai

VIII. TUJUAN TARBIYAH DZATIYYAH

1. Menjelaskan bahwa Risalah Rasul adalah Risalah untuk seluruh manusia

2. Menjelaskan bahwa Risalah Muhammad merupakan risalah terakhir

3. Menjelaskan Kesempurnaan Risalah Muhammad saw diperkuat oleh masih authenticnya sumber utama risalah ini, yaitu al-Quran dan as-SunnahIX. MUHTAWA

Keumuman Risalah Muhammad sawRisalah Muhammad untuk seluruh manusia [ ]Risalah Muhammad tidak hanya untuk umat tertentu, suku tertentu, bangsa tertentu, tetapi untuk seluruh manusia yang hidup dimuka bumi. Hal ini dijelaskan oleh Allah azza wajalla:

(((((( ((((((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((( ((((((((( (((((((( (((((((( (( ((((((((((( ((((

Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui. [QS. Saba, 34: 28]

Sebagai sebuah risalah yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia, maka risalah Muhammad saw memiliki karakteristik kemanusiaan [insaniyah]. Karakter insaniyah yang ditunjukkan oleh risalah ini adalah prinsip persamaan antar sesama manusia. Menurut pandangan Islam, manusia tidak dibedakan oleh warna kulit, suku, bahasa, dan atau perbedaan-perbedaan lainnya. Sebagaimana firman-Nya:((((((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((((( ( (((( (((((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((

Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. Al-Hujurat, 49: 13]

Bentuk nyata dari prinsip persamaan ini adalah Islam mengikis habis diskriminasi ras [rasialisme] dalam kehidupan, tidak ditemukan bangsa kulit putih lebih unggul ketimbang kulit hitam, sehingga bangsa kulit putih harus menjadi tuan bagi bangsa kulit hitam, dan bangsa kulit hitam menjadi budaknya. Islampun mengikis habis diskriminasi keturunan [kasta-kasta] dalam kehidupan, tidak ada kasta atas atau kasta bawah, tidak ada keturunan berdarah biru [ningrat] atau jelata. Islampun mengikis habis pembedaan berdasarkan status ekonomi, pangkat, profesi, dan atau hal-hal lain yang melekat pada diri seseorang. Jadi, tidak menjadi pembeda kekayaan dan kemiskinan, tidak menjadi pembeda jenderal dan kopral, tidak menjadi pembeda pemerintah dan rakyat biasa, tidak menjadi pembeda dokter dan petugas cleaning service. Seorang dokter adalah manusia, seorang petugas cleaning service pun manusia. Seorang jenderal adalah manusia, seorang kopralpun manusia. Seorang yang kaya adalah manusia, seorang yang miskinpun manusia. Pendek kata, semua orang sama atas kemanusiaannya. Dan yang akan menjadi penentu prestasi manusia di hadapan Allah adalah tingkat ketaqwaannya. Dan ketaqwaan merupakan sesuatu yang setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperolehnya. Seperti seorang ningrat berpeluang untuk menjadi orang bertaqwa sebagaimana peluang yang sama juga dimiliki oleh orang biasa. Bilal bin Rabbah tadinya adalah seorang budak yang berkulit hitam legammerupakan perawakan orang Habasyah [Etiopia]kemudian menjadi orang yang mendapatkan posisi berarti di hadapan Allah yang sampai-sampai terompahnya sudah terdengar di syurga disaat Bilal masih mengembara di dunia.Contoh lain bisa dilihat dari kisah Hablah bin Al-Aihamseorang Amir Ghassandengan seorang Arab Badui yang mengadukan kepada Umar Amiril Mukminin bagaimana Hablah telah menamparnya tanpa alasan yang benar, maka Umar tidak dapat berbuat apapun lagi kecuali menghadirkan Hablah dan menuntutnya supaya membolehkan bagi orang Arab Badui itu agar dapat membalasnya [qishash], satu tamparan untuk satu tamparan, kecuali dia mau memaafkan dan mengampuninya, namun Amir Ghassan itu merasa keberatan untuk melakukan hal itu seraya mengatakan secara terus terang kepada Umar:

Bagaimana ia melaksanakan qishash pada diriku padahal saya adalah seorang raja dan dia hanya seorang rakyat biasa?

Lalu Umar mengatakan: Sesungguhnya Islam telah menyamakan antara kamu berdua.

Amir tersebut tidak menyadari nilai agung ini dan ia keluar kabur dari Madinah dengan murtad [keluar] dari Islam yang mewajibkan persamaan antara seorang raja dan rakyat jelata.Selain tumbuh prinsip persamaan juga akan tumbuh pula prinsip persaudaraan. Persaudaraan antara sesama manusia apapun suku, bangsa, kedudukan sosial, strata ekonomi yang diikat oleh tali aqidah, sebagaimana firman Allah swt:((((((( ((((((((((((((( (((((((( ((((((((((((( (((((( (((((((((((( ( ((((((((((( (((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [QS. Al-Hujurat, 49: 10]

Orang muslim yang satu merupakan saudara dari muslim yang lainPersaudaraan yang menjadi penyebab beberapa orang kafir memeluk Islam. Persaudaraan yang membuat iri para Malaikat. Persaudaraan yang membuat kuat setelah kelemahan. Persaudaraan yang membuat potret masyarakat Islam berbeda, khasRisalah Muhammad merupakan risalah terakhir [ ]Risalah Muhammad saw merupakan risalah terakhir, tidak akan datang risalah setelahnya. Kalau pun ada yang mencoba mendatangkannyatentu buatan manusiatidak akan sanggup menandingi terangnya Islam, ibarat cahaya bulan di siang hari, tak akan sanggup menunjukkan cahayanya, dia akan tenggelam oleh terangnya sinar matahari. Sehingga, yang datang kemudian baik yang mengatasnamakan agama atau bukan, yang lama maupun yang baru, yang lokal maupun yang global, didukung dengan teknologi ataupun tidak, tidak akan menggantikan Risalah Muhammad saw.Lihat saja yang mutakhir, ilmu pengetahuan, akan dan telah dijadikan agama oleh sebagian manusia di dunia. Padahal ilmu pengetahuan tidak akan bisa menggantikan agama sampai kapanpun, seperti yang dikatakan oleh Dr. Yusuf Qardhawi:Ilmu pengetahuan sama sekali bukanlah alternative pengganti agama dan keimanan, karena ruang lingkup ilmu pengetahuan bukan ruang lingkup agama. Yang saya maksud dengan Ilmu Pengetahuan di sini adalah ilmu pengetahuan menurut versi Barat yang terbatas, bukan menurut persepsi Islam yang konfrehensifyang mencakup ilmu pengetahuan tentang objek fisik partikel alam dan ilmu pengetahuan tentang hakekat eksistensi kehidupan yang besaryaitu ilmu pengetahuan yang mencakup ilmu dunia dan ilmu agama, bukan sekedar ilmu pengetahuan tentang materi dan karakter partikelnya saja, melainkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam, kehidupan, manusia dan Penciptanya Yang Maha Suci.

Ilmu pengetahuan dengan persepsi Barat tidak pantas menjadi pengganti agama, karena fungsi ilmu pengetahuan ini adalah memudahkan fasilitas hidup bagi manusia, bukan untuk menginterpretasikan [menafsirkan] kepada manusia rahasia kehidupan.Oleh karena itu kita melihat negeri-negeri kontemporer yang paling besar kemajuannya dalam ilmu pengetahuan dan pencapaian teknologinya, justru warganya banyak mengeluhkan kekosongan rohani, stress kejiwaan, kekalutan pikiran, dan perasaan minder, perasaan sengsara. Dan kita saksikan para generasi mudanya terjerumus dalam berbagai kontroversi ekstrimitas pemikiran dan perilaku, dengan berontak kepada mekanisme kehidupa dan materialisme peradaban, meskipun mereka tidak sampai menemukan petunjuk konsep kehidupan yang benar dan jalan hidup yang lurus.

Sebagai risalah terakhir, risalah Muhammad saw memiliki karakteristik kesempurnaan [takamuliyah] sebagaimana yang Allah tegaskan dalam firman-Nya:

(((((((((( (((((((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((( (((((( ((((((((((( (((((( (

...pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu... [QS. Al-Maidah, 5: 3]Kesempurnaan menjamin bahwa Risalah Muhammad saw akan bisa menjawab dan bahkan mengantisipasi permasalahan dan perkembangan kehidupan manusia hingga akhir zaman. Dengan kesempurnaannya, Risalah Muhammad saw dapat menjawab permasalah dan perkembangan perekonomian khususnya perbankan, seperti dalam FATAWA QARDHAWI ketika mengatasi masalah KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH DARI BANK, jawabannya ada empat kemungkinan adalah:1. Membiarkan uang itu untuk kepentingan si penyimpan, hal ini tidak mungkin, karena sudah jelas uang itu haram.2. Uang tersebut dibakar atau dibuang, akan tetapi dilarang karena bukan miliknya dan bersifat mubazir.

3. Uang tersebut dibiarkan di bank yang mempraktekkan riba atau bank non-Islam, ini juga akan memperkuat bank tersebut.

4. Mengambil uang tersebut dari bank untuk diinfakkan di bidang-bidang social atau diamalkan untuk kepentigan kaum Muslimin umumnya.

Bagian keempat inilah satu-satunya jalan keluar dengan dasar pemikiran yang sehat, dapat diterima oleh akal yang sehat, tidak menyimpang dari jiwa agama yang sehat pula. Dan solusi menyeluruh dari permasalahan ini adalah sudah adanya bank-bank yang menerapkan system bagi hasil [syariah].Kesempurnaan Risalah Muhammad saw diperkuat oleh masih authenticnya sumber utama risalah ini, yaitu al-Quran dan as-Sunnah yang telah sempurna pula turunnya, tidak ada yang belum turun dan tidak yang disembunyikan. Keduanya ini telah selamat dari tangan-tangan jahil yang akan merubahnya, dengan masih terdapatdari masa ke masaulama-ulama ahli dalam bidang keduanya, sehingga deteksi atas kesalahan-kesalahan sampai kekeliruan dapat dilakukan dengan akurat.

Kedua sumber utama Risalah Muhammad saw telah memuat hal-hal pokok tentang bagaimana menyelesaikan dan mengantisipasi masalah manusia, yang telah memberikan prinsip-prinsip yang tetap tidak berubah [tsawabith] sampai akhir zaman, untuk dijadikan rujukan dan pijakan atas sesuatu yang berubah [mutaghayyirat], yaitu menyangkut metodelogi dan sarana-sarananya.Risalah Rahmatan lil alamin

[ ]

Nabi Muhammad diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh alam, sebagaimana firman Allah swt:(((((( ((((((((((((( (((( (((((((( (((((((((((((((

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [QS. Al-Anbiya, 21: 107]

Sehingga risalahnya adalah risalah yang membawa rahmat bagi seru sekalian alam. Sebagai sebuah risalah rahmat, maka Islam memiliki karakter wasathiyah [pertengahan] atau yang lebih dikenal tawazun [seimbang]. Wasathiyah atau tawazun itu adalah karakter Islam yang pertengahan dan seimbang antara dua kutub yang berlawanan dan bertentangan, yang salah satunya tidak berpengaruh sendirian sementara kutub lawannya dibuang, dan yang salah satu dari kedua kutub itu tidak diambil lebih dari yang semestinya [haknya] dan melanggar serta menzhalimi kutub lawannya. Karakter Islam itu juga tidak tasyadud [ketat, menyusahkan] dan tidak tasahul [longgar, menggampangkan]. Kalau Islam bersifat tasyadud akan hilang rasanya sebagai rahmat, karena orang yang melaksanakan Islam akan memiliki kesulitan, padahal Rasulullah sebagai pembawanya memerintahkan untuk mempermudah jangan mempersulit. Dan tasahul juga akan membuat rasa dari rahmat juga hilang, karena aturan Islam menjadi tidak jelas batasannya. Hidup tanpa aturan akan membuat hidup carut marut. Lalu, seperti apa rasanya hidup yang carut marut, akan banyak orang yang terzhalimi, karena hakekatnya tanpa aturan akan mengambil hak orang lain.Wasathiyah dalam ibadah dan praktek ritual

Wasathiyah dalam ibadah terlihat dalam firman Allah swt, yaitu:

((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((( ((((((( ((((((((((( ((( (((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((( (((((( (((( ((((((((( (((((((((( ( ((((((((( (((((( (((((( ((( ((((((( ((((((((((( ((( ((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((((( ((( (((((((( ((((((((((((( ((( (((((( (((( ((((((((((((( (((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. [QS. Al-Jumuah, 62: 9-10]Terlihat betul pertengahan dalam ibadah dan rahmatnya Islam pada ayat-ayat di atas ini. Islam tidak mengharuskan umatnya untuk memutuskan sama sekali aspek duniawi [dalam hal ini aktivitas jual beli] atas ibadah. Sebelum solat Jumat, umat Islam melakukan perdagangan. Setelah itu solat Jumat. Setelah solat Jumat, umat Islam melakukan perdagangan kembali, dengan selalu berzikir kepada Allah, yang berarti kehidupan berdangangnya pun tidak lepas dari aktivitas ibadah dan praktek ritual lainnya. Wasathiyah dalam moral

Islam bersikap moderat antara kaum idealis ekstrim yang membayangkan manusia sebagai malaikat atau menyerupai malaikat, maka mereka meletakkan untuknya nilai-nilai dan adab susila yang tidak mungkin baginya untuk dapat melaksanakannya dan antara kaum pragmatis [realis] ekstrim yang menyangka manusia adalah bagaikan hewan, maka mereka menginginkan tata perilaku yang tidak pantas bagi manusia.Manusia menurut pandangan Islam, tentu sebagaimana yang Allah sampaikan lewat firman-Nya:(((((((( ((((( (((((((( ((( ((((((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((( (((( (((((((( ((( (((((((( ((( (((((( ((((( ((( (((((((( ((((

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. [QS. Asy-Syams: 7-10]

___________________________________________________ Materi Tarbiyah Tamhidi, madah Aqidah, pb. Keumuman Rasilah Nabi Muhammad saw 1