risalah mujahadah
TRANSCRIPT
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 1/185
1
Risalah Mujahadah
(PESAN PERJUANGAN dalam HIDUP)
Disusun oleh :Ir. HM. Munawair
Meniti Perjalanan Hidup Seorang Muslim
Diterbitkan oleh :
Penerbit “Al-Makmuriyah” Solo
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 2/185
2
Pengantarی ھ
ھ ,ھ ھ ھ : ,ھ
Segala Puji bagi Alloh yang Maha Rohman dan Rohim. Sholawat dan salam semogaselalu bagi junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta para keluarga dan
shohabatnya serta ummat yang mengikuti ajarannya.
Sebagai penyusun kami bersyukur, bahwa naskah “Risalah Mujahadah” ini telah
dapat tersusun dalam bentuk yang sederhana . Insya-Alloh mudah dibaca. Penerbitan
kali ini merupakan penerbitan yang kedua, dan Insya -Alloh lebih sempurna, karena
sesuai saran-saran dan koreksi dari para yang telah membaca buku penerbitan
pertama, Insya-Alloh telah tertampung. Kepada para pembaca yang memberikan
saran dan koreksi, kami ucapkan terimakasih, Jaza-kumullo-hu khoirul jaza'.
Dengan membaca naskah ini penulis berharap agar para pembaca dapat memulaimeniti kehidupannya yang sedang dialami lebih cermat. Walaupun tidak selalu sama
dalam perjalanan hidup masing-masing pembaca, namun kiranya apa yang tertulis
dalam naskah ini, walaupun dalam bentuk yang sederhana, sedikit banyak diharapkan
dapat membantu sebagai acuan. Insya-Alloh.
Selama penyusunan naskah ini, penyusun sangat berterima kasih dengan penuh rasa
hormat, kepada semua fih ak, yang pertama para ‘Ulama yang telah membimbingdengan memberikan teladan, memberikan ‘ilmu dari tulisan dan uraian yangdisampaikan yang tertangkap oleh penyusun, kemudian para keluar ga dekat, tetangga,
handai taulan dan para jama’ah yang memberikan a . l : dorongan, bantuan dan
masukan untuk melengkapi naskah ini, sehingga Insya -Alloh lebih lengkap. Atassegala bimbingan serta bantuan tersebut Insya -Alloh akan di-Anugerah-kan balasan
yang lebih baik dan mendapatkan Barkah dari Alloh SWT.
Akhirnya penyusun berharap mudah-mudahan naskah ini memberi manfaat bagi yang
membacanya. A-min.
ی ھ .یھ .ی
Yogyakarta,11 Maret 2013
Penyusun,
M. Munawir
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 3/185
3
Daftar IsiHalaman
P e n g a n t a r 2BAB:
I. J I H A D 5
(1). Jihad Yang Berarti Perang. (2). Adab Dalam Memerangi Musuh. (3) Jihad DalamArti Luas. (4) Jihad Melawan Hawa Nafsu. (5) At-Taubah. (6) Mencapai Kesucian
Hati. (7) Tingkat Kesucian Hati. ( 8) Kemulyaan Mujahid dan Syuhada’.
II. MENUNTUT ILMU 41(9) Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pembekalan Ilmu. (10) . Pendidikan Yang
Wajib Diberikan Orang Tua. (11) Pembinaan Diri Sebagai Ilmuwan.(12 ) Mempelajari
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (13) Mempelajari Ilmu Ekonomi. (14) Mempelajari
Ilmu Sosial. (15) Mempelajari Ilmu Politik. (16) Mempelajari Ilmu Agama. (17)
Kedudukan Ilmuwan Muslim. (18 ) Sifat Dasar Ilmuwan Muslim Dalam
Mengembangkan Ilmu
III. MENCARI NAFKAH 85(19) Kewajiban Mencari Nafkah. (20 ) Mencari Nafkah Yang Halal. (21) Terpuji Atau
Tercela Karena Harta. (22) Hidup Sederhana. (23) Peduli Orang Lain. (24) Shodaqoh.
(25) Menjaga Diri Dari Sifat Bakhil. (26) Menghindarkan Terjerumus Riba. (27)
Pengentasan Kemiskinan. (28) Bekerja Tanpa Putus Asa.
IV. PERNIKAHAN 111(29) Menikah Sangat Dianjurkan Dalam Islam. (30) Akad Nikah. (31) Maskawin. (32)
Pernikahan Berdasar Pilihan. (33) Hikmah Pernikahan. (34) Kafa’ah dalam
Perkawinan. (35) Kedudukan Suami Isteri. (36 ) N a f k a h. (37) Membina Rumah-
tangga yang Harmonis (38) Nasehat Pernikahan. (39 ) Menikah Dengan Warga Non
Muslim. (40) Undang-Undang Perkawinan RI.
V. HIDUP BERMASARAKAT 136(41) Berjama’ah. (42) Musyawarah. (43) Ta’awun. (44) Tasamuh dan Adil. (45)
Berusaha menjadi Pemimpin yang Adil. (4 6) Patuh dan Taat pada Pemimpin (Imam).
(47) Istiqomah. (48) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. (49) Menjaga Kelestarian
Alam. (50) Jihad fi Sabilillah dan Ijtihad.
Daftar Pustaka 184
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 4/185
4
Mujahadah
“Mujahadah” adalah dari bahasa Arab serumpun dengan kata al “Jihad” berasal
dari kalimat “Jahada-Jahdan” artinya berusaha dengan sungguh-sungguh (berjuang).
Ada pula yang mengartikan “Jahada” dengan arti “memberi beban yang berat”,sedang “Jahida” berarti “sukar atau sulit”, sehingga “Jihad” adalah perjuangan yangberat serta tidak sedikit kesulitannya namun wajib dilakukan dengan sungguh -
sungguh. Dengan demik ian “Mujahadah” adalah segala bentuk upaya dalammelaksanakan “Jihad” karena Alloh atau dijalan Alloh (“fi-sabilillah”), Surat Al-
Baqoroh (3) Ayat 218 :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang -orang yang berhijrah dan
ber-Jihad fi sabillah (di jalan Allah), mereka itu mengharapkan rahmat Alloh, danAlloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”. Selanjutnya dalam Surat al-Ankabut
(29) Ayat 69 Alloh ber-Firman :
Artinya : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridloan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya
Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik ”.
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang (umumnya orang) dalam berjuang untuk
mencapai tujuan, biasanya mengikuti proses yang antara lain : Berusaha memilikiIlmu yang diperlukan (Menuntut Ilmu), Mencari Bekal untuk hidup (Nafkah untuk
Hidup), Menikah (Membina Keluarga) dan lebih luas lagi yaitu Hidup Bermasarakat
secara harmonis. Dengan demikian orang tsb akan mencapai Martabat Kehidupan
yang Tinggi (terhormat) buat dirinya, Keyakinan yang benar ditinjau dari segi
kehidupan Dunia dan bahkan untuk Akhirat .
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 5/185
5
BAB IJ I H A D
Pengertian “Jihad” seperti diuraikan diatas merupakan kewajiban bagi setiap Muslim
untuk memenuhinya. Perintah Alloh a.l dalam Surat al-Hajj (22) Ayat 78 :
ھ : Artinyaھ “Dan berjihadlah kamu pada jalan Alloh dengan jihad yang sebenar-
benarnya”. Dalam ber-Jihad tidak lain wajib selalu di-Jalan Alloh,
Pengertian Jihad secara umum sangat luas, bila disimak kalimat dalam al-Quran
antara lain pada Surat at-Taubah (9) Ayat 73 Alloh ber-Firman :
Artinya : “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah nerakaJahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk -buruknya”.
Dalam memberikan tafsir Ayat tersebut terdapat setidaknya tiga kelompok
penafsir :
1. Ahli Tafsir Atsari (berdasar riwayat turunnya), maka Jihad dalam Ayat tsb
diartikan sebagai perang (qital) dengan memanggul senjata atau peralatan
perang yang lain dan bertempur melawan orang kafir dan munafiq.
2. Tafsir Bir-ro’yi (tafsir secara analitis), yaitu mengartikan bahwa jihad (denganmembaca Ayat-ayat lain), diberi tafsir yang lebih luas dari berperang seperti
tsb diatas, yaitu untuk menaklukkan kaum kafir dan munafiqin ditempuh
dengan memperkuat kedudukan dan kemampuan kaum Muslimin disegala
bidang a. l : pendidikan, ekonomi, kesejahteraan dan pertahanan, keamanan
dll, sehingga dapat memenangi (mengalahkan) mereka.
3. Tafsir Isyari (isyarat), yaitu dengan cara memahami lebih dalam apa yang
tersirat dalam Ayat tsb daripada apa yang tersurat kalimatnya, dengan
demikian dapat diartikan, bahwa setiap kaum Muslimin wajib memerangi
sifat-sifat kufur dan munafiq dalam hati masing -masing, sehingga hilang sifat
kufur dan munafiqnya.
Ketiga-tiganya mengandung kebenaran, sehingga pengertian Jihad mencakup
keseluruhan aspek tersebut. Sedang untuk ber -Jihad dalam bentuk yang
bagaimanapun, maka kaum Muslimin wajib mempersiapkan diri baik jiwa, raga dan
hartanya.
Dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 41 di-Firmankan :
Artinya : “..dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Alloh. yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu m engetahui”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 6/185
6
Dalam menjalankan Jihad mulai dari persiapan sampai pelaksanaan yang dengan
sendirinya disertai kesungguhan dalam menuju Ridlo Alloh , maka seorang Muslim
harus selalu mempunyai keyaqinan akan keberhasilannya, karena Alloh akan selalu
membimbing kejalan yang di-Ridloi-Nya, dalam Firman-Nya Surat al-Ankabaut (29)
Ayat 69 :
Artinya : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridloan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan sesungguhnya
Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik ”. Insya-Alloh.
1. Jihad Yang Berarti Perang
Jihad Yang berarti Perang (Qital) . Pengertian Jihad dengan berperang memanggul
senjata dan melawan musuh (qital) dilakukan Rosululloh SAW setelah turunnya Ayat
yang mengizinkan berperang, yaitu satu tahun setelah Rosululloh SAW hijrah ke
Madinah, di-Firmankan dalam Surat al-Hajj (22) Ayat 39 :
Artinya : “Telah diizinkan (berperang) bagi orang -orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya All oh, benar-benar Maha
Kuasa menolong mereka itu ”. Dalam Ayat tersebut, maka diizinkannya berperang
dikarenakan kaum Muslimin diperangi serta dianiaya oleh musuh-musuh mereka.
Dalam Ayat lain Surat al-Baqoroh (2) Ayat 190 Alloh ber -Firman sbb:
Artinya : “Dan perangilah di jalan Alloh orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya All oh tidak menyukai orang -
orang yang melampaui batas”. Dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 76 di-Firmankan :
Artinya : “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Alloh, dan orang-orang
yang kafir berperang di jalan thoghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu,karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah ”. Dalam Ayat tersebut secara
jelas perbedaan tujuan peperangan mereka, yaitu membela thoghut yaitu sesuatu yang
dipertuhankan selain Alloh, sedang bagi kaum Muslimin, maka peperangan itu
semata-mata karena Alloh. Oleh karenanya bagi kaum Muslimin yang berjuang dalam
peperangan Alloh berjanjinya akan membelina dengan sorga, d isebut dalam Firman-
Nya Surat at-Taubah (9) Ayat 111 di-Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 7/185
7
Artinya : “Sesungguhnya Alloh Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan
harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka, mereka berperang pada jalan
Alloh; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu t elah menjadi) janji yang benar dari
Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”.
Peperangan tentulah memerlukan keberanian serta ketabahan dan kesabaran yangluar-biasa untuk mencapai suatu kemenangan. Alloh ber -Firman dalam Surat Ali-
Imron (3) Ayat 142 :
Artinya : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surg a, padahal belum
nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang
yang sabar”. Sampai kapankah peperangan terhadap orang yang memusuhi Islam
harus dilaksanakan, maka jawabnya Alloh ber-Firman dalam Surat al-Anfal (8) Ayat
39-40 :
Artinya : “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Alloh. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya
Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan (39). D an jika mereka berpaling,
Maka ketahuilah bahwasanya Alloh Pelindungmu. Dia adalah se baik-baik Pelindung
dan sebaik-baik Penolong (40)”.
Untuk dapat berperang yang dapat diyakini kemenangannya , maka ummat Islam
diwajibkan melakukan persiapan dengan sempurna dan cermat, baik dalam sumber-
daya manusia (laskar), sarana dan prasarana dan yang lebih penting lagi stra tegi
peperangan. Untuk hal itu, Alloh ber-Firman dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 60 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 8/185
8
Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Alloh niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu d an kamu
tidak akan dianiaya (dirugikan)". Peperangan dapat dihentikan, mana -kala mereka
menghentikan permusuhan. Namun mewaspadai diantara merekan yang tetap dholim.
Alloh ber-Firman dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 193 :
Artinya : “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
ketaatan itu hanya semata-mata untuk Alloh. Jika mereka berhenti (dari memusuhi
kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang -orang yang zalim".
Dalam Surat al-Hujurot (49) Ayat 9 di -Firmankan :
Artinya : “…..maka kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah”.
Dalam menghadapi fitnah orang kafir, maka kaum Muslimin wajib senantia sawaspada, karena kaum kafir selalu berusaha melakukan fitnahnya. Alloh ber -Firman
dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 73 :
Artinya : “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi
sebagian yang lain. jika kamu (hai para muslimi n) tidak melaksanakan apa yang t elah
diperintahkan Alloh itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan
yang besar”.
Kesadaran dan bahkan keyakinan, bahwa orang kafir akan selalu berusaha membuat
fitnah, maka disatu fihak kaum Muslimin harus waspada, namun difihak lain kaum
Muslimin yaqin Alloh akan selalu meli ndungi hasutan dan fitnah yang dilakukan
mereka. Dalam Firman-Nya, Surat at-Taubah (9) Ayat 32-33 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 9/185
9
Artinya : “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allo h dengan mulut
(ucapan- ucapan) mereka, dan Alloh tidak menghendaki selain menyempurnakan
cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir ti dak menyukai (32). Dialah yang telah
mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar
untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai (33)”.
Dan dalam sejarah dapat dibuktikan betapa sedikitnya kaum Muslimin diawal
kebangkitannya yang kemudian menjadi besar, yang tentu saja disertai dengan
perjuangan yang sungguh-sungguh para pendahulu kaum Muslimin dimana da lam al-
Quran Alloh ber-Firman pada Surat al-A’rof (6) Ayat 86 :
Artinya : “..dan ingatlah di waktu dahulunya k amu berjumlah sedikit, lalu Allo h
memperbanyak jumlah kamu dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang -orang
yang berbuat kerusakan”. Dalam sejarahpun telah dibuktikan dicapainya kemenangan
demi kemenangan, yang telah dijanjikan Alloh dalam Firman-Nya, Surat ash-Shoffat
(37) Ayat (171-173) :
Artinya : “Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami
yang menjadi rosul (!71), (yaitu) Sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat
pertolongan (172). Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang (173) ”,
Namun bila kaum kafir menghendaki kedamaian, maka kaum Muslimin adalah
pencinta damai. Sebaliknya bila menipu akan mendapat ak ibat apapun yang harus
diterimanya. Alloh ber-Firman dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 61-62, sbb :
Artinya : “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah
kepadanya dan bertawakkallah kepada All oh. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan jika mer eka bermaksud hendak menipumu,
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 10/185
10
maka sesungguhnya cukuplah Alloh (menjadi pelindungmu). Dialah yang memper -
kuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para Mu'min”, Insya-Alloh.
Dalam perkembangan zaman walaupun usaha perdamaian selalu diupayakan, tetapi
Ummat Islam sadar, bahwa masih terdapat golongan -golongan yang selalu ingin
memusuhi kaum Muslimin sehingga diwilayah-wilayah tertentu didunia ini masih saja
bagi Kaum Muslimin wajib melakukan perlawanan bersenjata (al-Qital) demi untuk mempertahankan tegaknya agama diwilayah masing-masing. Rosululloh SAW dalam
haditsnya bersabda :
ھ ی ی ی ی ی .)(
Artinya : “Dien ini akan senantiasa tegak, akan tetap berperang karenanya
segolongan kaum Muslimin, sehingga datangnya Qiyamat”. (riwayat Imam Muslim).
Yang membawa bahaya yang mengganggu tegaknya agama , adalah kalau kaum
Muslimin sudah takut mati dalam berperang karena mencintai hidup (dunia), hal itu
disabdakan Rosululloh SAW :
ی ی ھ :,ھ ی ی :,ی
ی ھ ی :, , ی ی
) . . (ی Artinya : “Hampir -hampir datang waktunya kalian dikeroyok oleh semua bangsa dari
berbagai penjuru, sebagaimana mereka mengeroyok hidangan mereka”. Kami(sahabat) bertanya, “Wahai Rosululloh, apakah karena waktu itu jumlah kami sedikit?” Beliau menjawab :”Kalian ketika itu banyak, akan tetapi kalian seperti buih banjir.Dicabut rasa takut dari hati musuh -musuh kalian dan dijadikan dalam hati kalian ”al-Wahn”. Mereka (Sahabat) bertanya : “Apakah al -Wahn itu ?”. Beliau menjawab :”Cinta hidup dan benci mati”. (riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud).
Keberadaan kaum Muslimin yang berjuang kemedan peperangan berarti telah dapat
menjamin dimasa depan, berkembangnya Agama Alloh, sabda Rosululloh SAW
dalam haditsnya sbb :
ھ ھ ھ ی ,ی ی ی ی ھ ,ھ
ھ ی ھ ی ھ ی ی ی ی ,ھ ھ ی:
ی ھ ی ی ھ ی ی ی ھ ھ ,ی ھ ھ ی (.ی
.(Artinya : “Sesungguhnya Alloh menggelar permukaan bumi untukku, sehingga akudapat melihat timur dan baratnya, dan sesungguhnya um matku, kekuasaannya akan
mencapai wilayah bumi yang telah digelarkan kepadaku dan aku diberi dua harta
terpendam yang merah (emas) dan yang putih (perak). Dan sesungguhnya aku
memohon kepada Robb-ku untuk umatku agar kiranya Dia tidak membinasakannya
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 11/185
11
dengan sannah ‘ammah (bencana yang memusnakan kehidupan suatu ummat) dan agar
Dia tidak menguasakan atas mereka musuh dari golongan selain mereka, sehingga
akan meng-halalkan kesucian mereka dan sesungguhnya Robb -ku ber-Firman :”HaiMuhammad, sesungguhnya Aku apa -bila telah menentukan suatu ketetapan, maka
tidak akan dapat ditolak. Dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk
ummatmu, bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan sannah ‘ammah , dan
Aku tidak akan menguasakan terhadap mereka musuh dari golongan selain mereka,sehingga akan meng-halalkan kesucian mereka, meski manusia dari segenap penjuru
bersatu pada mengeroyok mereka (perowi mengatakan ‘atau manusia sekelilingnya’)sehingga sebagian mereka membinasakan yang lain”. (riwayat Imam Muslim dan
Abudawud). A-min.
2. Adab dalam Memerangi Musuh
Bagi seorang Mujahid (Muslim yang berjihad) dijalan Alloh, wajib memelihara Adab
(sopan santun) yang telah diajarkan oleh Rosululloh SAW, karena Jihad (walaupun
berperang), bukan karena menuruti kehendak seseorang atau golongan aka n tetapi
karena melaksanakan Perintah Alloh SWT, mengikuti tuntunan Rosululloh SAW,yang sabdanya (dalam riwayat Imam Nasa’i r.a) a. l :
ھ ھ ھ ھ .ی Artinya : “Sesungguhnya Alloh tidak akan menerima suatu ‘amal kecuali apa -bila
‘amal itu ikhlash (dikerjakan) untuk -Nya dan untuk mencari Wajhah- Nya”.
Oleh karenanya dalam melaksanakan Jihad agar tetap diusahakan melaksanakan :
1) Tetap melaksanakan “Da’wah” artinya tetap mengajak musuh untuk mengikuti
“Tuntunan Syari’at Islam” tanpa adanya paksaan, seperti Firman Alloh Surat al -
Baqoroh (2) Ayat 256 :
Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat ”. Selanjutnya pada Surat at-
Taubah (9) Ayat 29 :
Artinya : “........sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam
keadaan tunduk ”.
2) Dengan upaya butir 1 tsb diatas dapat menghindari pertumpahan darah apalagipembunuhan yang tidak semestinya dilakukan. Alloh ber -Firman dalam Surat al-
An’am (6) Ayat 151 :
Artinya : “...dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Alloh
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. demikian itu yang
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 12/185
12
diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya) ”. Kemudian dalam Surat al-
Maidah (5) Ayat 32 :
Artinya : “Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, b ukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. dan Sesungguhnya t elah datang kepada mereka rasul -rasul kamidengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi”.
3) Tidak melakukan pengrusakan, antara lain : P embakaran, Merobohkan bangunan
-bangunan yang sudah ada, Merusak fasilitas yang ada yang diperlukan oleh
masarakat, Menebangi pohon yang telah tumbuh, Membunuh binatang-binatang
ternak dsb. Alloh ber-Firman dalam Surat al-Hasyr (59) Ayat 5 :
Artinya : “Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang -orang kafir)
atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah
dengan izin Aloh; dan Karena dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang
fasik ”.
4) Tidak melakukan perampokan atau merampas barang -barang yang bukan haknya.
Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 161 :
Artinya : “Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang. barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada
hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, k emudian tiap-
tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan)
setimpal, sedang mereka tidak dianiaya ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 13/185
13
5) Tetap memenuhi janji yang telah disepakati sebel umnya antara Kaum Muslimin
dan non-Muslim yang pernah ada. Atau dalam tata pergaulan kenegaraan yang
maju berarti tidak melanggar ketentuan peraturan perundangan yang sah yang
sudah disepakati masarakat yang ada.
Dalam pelaksanaan setiap perjuangan, maka kedudukan seorang pemimpin at au
jajaran pimpinan sangat menentukan. Oleh karenannya adab dalam kepemimpinanyang berjalan menjadi suatu prasarat terlaksananya adab perjuangan yang berlaku
secara keseluruhan.
Adab kepemimpinan yang diperlukan a. l :
Pertama, A d i l . Alloh ber-Firman dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 90 :
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuatkebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran”.
Dalam Surat al-Maidah (5) Ayat 8 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang -orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allo h, menjadi saksi dengan adil. dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Alloh, Sesungguhnya Allo h Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Kemudian dalam Surat al-An’am (6) Ayat 152 :
Artinya : “.........dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil,
kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janj i Alloh. yang demikian itu
diperintahkan Alloh kepadamu agar kamu ingat”.
Dan kemudian dalam Surat al-Insan (76) Ayat 31 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 14/185
14
Artinya : “Dan memasukkan siapa yang dikehendakinya ke dalam rahmat -Nya
(surga). dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih ”.
Rosululloh SAW bersabda (dalam riwayat Imam Dailamie) :
.Artinya : “Adil itu bagus akan tetapi (keadilan) pada para pemimpin adalah jauh
lebih bagus...”.
Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam Baihaqi):
ی ھ ی ی ی ی ھ ی ھ .ی
Artinya : “Tiada seorang pemimpin kabilah melainkan dia akan didatangkan dalam
persidangan pada hari Qiyamat dalam keadaan te rbelenggu, sampai keadilan
melepaskannya atau kedzoliman membinasakannya ”.
Dalam hadits lain riwayat Imam Ahmad, Ath-Thobaroni dan Baihaqi :
ی .ی Artinya : ”Takutlah kalian terhadap tindak kedzoliman, karena kedzoliman itu
merupakan kegelapan pada hari Qiyamat ”.
Kedua, Lemah lembut. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 159 :
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah l embut
terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah den gan mereka dalam urusan itu .
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam Abdu bin Hamin dan Adh -Dhiya) : ھ .ھ Artinya : “Tiadalah kelemah-lembutan melekat pada sesuatu melainkan ia akan
memper-eloknya, dan tiadalah kelemah-lembutan terlepas dari sesuatu melainkan ia
akan memper-buruknya”.
Ketiga, Bermusyawarah. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 159 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 15/185
15
Artinya : “ ....Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telahmembulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Alloh”. Rosululloh SAW bersabda :
.Artinya : “Tiadalah suatu qaum mau bermusyawarah, melainkan mereka akan
dituntun kepada yang terbaik dari perkara -perkara mereka”. Insya-Alloh.
3. Jihad Dengan Cara Membina Masarakat
Jihad dengan cara membina masarakat . Membina masarakat dalam Jihad berarti
upaya menyeru dan mengajak kepada masarakat yang semula belum mengenal aj aran
Suci Islam agar mengenal disertai amalannya dan bagi yang sudah mengenal agar
lebih mendalami, sehingga dalam hidupnya dapat patuh dan ta’at melaksanakanamalan-amalan sesuai tuntunan Rosululloh SAW dan mendapat kehidupan yang di-
Ridloi Alloh SWT.
Alloh ber-Firman dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 125 :
Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmudialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan -Nya dan dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". Selanjutnya dalam
Surat al-Fath (48) Ayat 29 di-Firmankan :
Artinya : "Muhammad itu adalah utusan Allo h dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. kamu lihat mereka ruku ' dan sujud mencari karunia Alloh dan keridloan-Nya", Kepada orang yang kufur disadarkan agar kembali kejalan yang benar. Dalam
Surat an-Nahl (16) Ayat 106 di-Firmankan pula :
Artinya : “Barangsiapa yang kafir kepada Alloh sesudah dia beriman (Dia mendapat
kemurkaan Alloh), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 16/185
16
dalam beriman (Dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya
untuk kekafiran, maka kemurkaan Alloh menimpanya dan baginya azab yang besar”.
Dalam mencermati masalah Jihad, para Ahli Tafsir yang menghitung Ayat yang
menguraikan Jihad yang mempunyai arti pembinaan masarakat terdapat tidak kurang
dari 39 Ayat, beberapa Ayat antara lain Ayat yang mengajarkan kesa baran. Dalam
Surat Ali-Imron (3) Ayat 142 sbb: Artinya : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surg a, padahal belum
nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang -
orang yang sabar”.
Dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 24 di -Firmankan :
Artinya : “Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, ad alah lebih kamu cintai
dari Alloh dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai
Alloh mendatangkan Keputusan Nya". dan Alloh tidak memberi petunjuk kepadaorang-orang yang fasik.
Selanjutnya dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 110 :
Artinya : “Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang -orang yang berhijrah
sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya
Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”.
Dalam melaksanakan Jihad orang Mukmin wajib melakukan dengan niat masing -
masing secara sadar semata-mata karena Alloh dan Alloh Maha Mengetahui, Firman
Alloh Surat Taubah (9) Ayat 44 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 17/185
17
Artinya : “Orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, tidak akan
meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjiha d dengan harta dan diri mereka. Dan
Alloh mengetahui orang-orang yang bertakwa”.
Perjuangan tsb wajib dilakukan dengan penuh disiplin, Firman Alloh dalam Surat an -
Nur (24) Ayat 53 :
Artinya : “Dan mereka bersumpah dengan nama Alloh sekuat-kuat sumpah, jika
kamu suruh mereka berjihad, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah: "Janganlah
kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal.
Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Selain berdisiplin, maka dalam Jihad wajib disertai hati yang sungguh -sungguh
karena Alloh, dalam Perintah Alloh Surat al -Hajj (22) Ayat 78 : ھ ,ھ Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Alloh dengan jihad yang sebenar-
benarnya”.
Dalam pelaksanaan perjuangan kaum Muslimin memang ada tingkat -tingkat
kemampuan yang dimiliki masing-masing, seperti sabda Rosululloh SAW :
ھ ی ی ی ی ھ ی ).(.ی
Artinya : “Siapa melihat kemungkaran hendaklah dicegahnya dengan tangannya, bilaia tidak mampu maka dengan lidahnya, dan bila ia tidak mampu dengan hatinya dan
yang dengan ini merupakan selemah -lemah iman”. (riwayat Imam Muslim).
Dalam hadits lain Rosululloh SAW (riwayat Imam Abu Nu’aim r.a), bersabda :
:ھ ھ .
Artinya : “Jihad itu ada empat : Amar ma’ruf nahi munkar, berlaku benar padatempat-tempat yang menuntut kesabaran dan membenci orang-orang yang fasiq”.
Pengertian Jihad dengan cara membina masarakat ini hendaknya dapat memberi
kesadaran kepada Kaum Muslimin, bahwa perjua ngan mencapai cita-cita suci wajib
dilandasi dengan suatu kesabaran dis amping upaya (perjuangan) yang sungguh -sungguh sesuai arti dari Jihad itu sendiri , karena akan selalu ada godaan dan hambatan
yang sangat besar baik dari diri sendiri ataupun dari luar yaitu segala ajaran dan
pendukungnya yang sengaja menentang Islam.
Dalam hal upaya menciptakan kehidupan diantara kaum Musl imin agar bersatu saling
membantu untuk kebaikan (a mar ma’ruf nahi munkar), maka Firman Alloh dalam
Surat al-Maidah (5) Ayat 2 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 18/185
18
Artinya : “...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, danbertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Alloh amat berat siksa-Nya”.
Kemudian dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 71 :
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka m enyuruh(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Alloh dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi
rahmat oleh Alloh; Sesungguhnya Allo h Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Dari Firman Alloh SWT dan sabda Rosululloh SAW diuraikan di atas, maka Jihad
untuk membina masarakat, berarti meliputi seluruh aspek perjuangan hidup bagi
Muslimin tercakup beberapa hal, diantaranya yang penting :
Selalu menggunakan akal sehat yang dibekali ilmu , sehingga sangat penting untuk
mencari ilmu sampai tingkat yang memadahai (Tholabul-‘Ilmi), Alloh ber-Firman
dalam Surat Muhammad (47) Ayat 14 :
Artinya : “Maka apakah orang yang berpegang pad a keterangan yang datang dari
Robbnya sama seperti orang yang dinampakkan baik amal kejahatannya serta mereka
mengikuti hawa nafsu mereka?”. Selanjutnya dalam Surat Fathir (35) Ayat 19-22 :
Artinya : “Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang m elihat (19). Dan
tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya (20), d an tidak (pula) sama yang teduh
dengan yang panas (21), dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-
orang yang mati. Sesungguhnya Allo h memberi pendengaran kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam
kubur dapat mendengar” (22).
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 19/185
19
Ta’at melaksanakan Syari’at a. l :Sholat, Zakat, Amar Ma ’ruf-Nahi Munkar seperti
Firman Alloh dalam Surat at-Taubah Ayat 71 tsb diatas.
Hidup bermasyarakat yang harmonis, seperti Firman Alloh Surat al-Maidah Ayat 2
yang telah diuraikan sebelumnya. Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam Bukhori
dan Muslim) :
ھ ھ ,ی ھ ھ .ھ Artinya : “Engkau lihat orang-orang Mukmin dalam kecintaan, kasih sayang dan
belas kasih antara sesama mereka bagaikan satu tubuh, apa -bila salah satu anggota
sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasa sakit, tidak dapat tidur dan demam ”.
Insya-Alloh.
4. Jihad Melawan Hawa Nafsu
Jihad melawan Setan dan Hawa-nafsu. Musuh orang beriman yang selalu berusaha
menghalangi perbuatan Sholeh adalah selain setan juga hawa nafsu dari manusia itu
sendiri. Setan atau Syaithon ada yang mengatakan berasal dari Sya -tho artinya hancur
atau terbakar ada yang mengatakan dari Syathotho artinya melampau i batas. Kedua-
duanya sesuai dengan peri-laku setan yang menghancurkan (terbakar dineraka) dan
membawa manusia untuk melampaui batas.
Dalam Perintah Alloh secara jelas dalam Surat al -Baqoroh (2) Ayat 168 :
Artinya : “dan janganlah kamu mengikuti langkah -langkah syaitan; karena
sesungguh-nya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu ”.
Selain godaan setan, maka hawa-nafsu diri manusia itu sendiri termasuk yang harusdiperangi (dalam jihad), karena cenderung mengarah kepada yang jahat. Surat Yusuf
(12) Ayat 53 :
Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan ”. Dalam hal keinginan atau dalam istilah
al-Quran disebut Hawa wajib diperangi. Dalam Surat al -Qoshosh (28) Ayat 50 :
ھ ,ی Artinya : “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa
nafsunya dengan t idak mendapat petunjuk dari All oh sedikitpun”. Dalam Surat al-
A’rof (7) Ayat 16-17, Alloh ber-Firman :
Artinya : “ Iblis menjawab: "Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus (16),
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 20/185
20
kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat)” (17). Rosululloh SAW bersabda dalam Hadits riwayat Imam At-
Tirmidzi dan Ibnu Majah :
ھ .ھ Artinya : “Mujahid (orang yang berjihad) adalah orang yang berjihad melawan hawa
nafsunya dijalan Alloh”.
Godaan setan dan hawa-nafsu yang berupa bisikan halus dalam hati manusia dapat
melemahkan jihad manusia untuk melawannya, yang a. l adalah :
1) Manusia mempunyai sifat “ria’” suka dipuji bai k sebelum ataupun sesudah
berbuat sesuatu, sehingga amalan lebih ditujukan kepada untuk mendapat pujian
bukan karena Alloh SWT.
2) Kecintaan kepada dunia yang berlebihan, sehingga upaya lebih ditujukan untuk
mendapat dunia bukan akhirat.
3) Merasa serba lebih dari orang lain yang membawa kesombongan dan meremehkan
orang lain (takabur).
4) Meremehkan adanya dosa walau kecil, sehingga dengan ringan melakukan dosa,
dengan alasan dosa kecil.5) Terlalu ambisius terhadap kedudukan atau kekuasaan dan berburuk sangka kepada
Alloh sehingga tidak menyadari bahwa kedudukan atau kekuasaan hakikatnya
adalah milik Alloh.
Jihad melawan godaan setan dan hawa -nafsu ini merupakan jihad yang wajib
dilakukan setiap saat dan dimanapun oleh pribadi-pribadi Muslim, karena godaannya
yang tidak mengenal waktu dan tempat. Nafsu (an-Nafs) manusia seperti disebut
diatas mempunyai ciri selalu cenderung untuk berbuat kejahatan, seperti dalam
Firman Alloh dalam Surat Yusuf (12) Ayat 53, sbb :
Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi
rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Sekalipun Nafsu kencenderungannya berbuat jahat, namun bila dapat terkendali akan
sangat besar artinya dalam kehidupan manusia. Misalnya Nafsu makan bila terkendali
sangat berarti untuk kekuatan dan kelangsung an hidup manusia. Demikian pula Nafsu
seksual akan sangat berarti dalam melanjutkan keturunan.
Pengertian Nafsu dalam Ayat tersebut biasa disebut “Nafsu Amaroh” , yaitu nafsuyang menggoda manusia untuk berbuat dosa. Nafsu manusia yang lebih dapat
dikendalikan adalah yang disebut “Nafsu Lawwamah” yang artinya Nafsu yang
bersifat senang mencela. Pengertiannya ialah dalam kesadaran manusia dapat pula
mau mencela dirinya sendiri (menyesali diri atas kesalahannya).
Dalam Firman Alloh Surat al -Qiyamah (75) Ayat 1-2 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 21/185
21
Artinya : “Aku bersumpah dengan hari Qiamat (1), Aku bersumpah dengan jiwa
yang selalu menegor dirinya”(2) .
Yang diharapkan Muslimin selalu dapat mengendalikan naf su buruk dan
menghilangkannya, selanjutnya dapat dimiliki Jenis Nafsu manusia yang telah dengan
sempurna terkendali atau telah tersucikan adalah “Nafsu Muthmainnah” artinya
telah dengan tenteram dan ta’at dengan sadar hanya untuk mengikuti Perintah Alloh,dalam Firman Alloh Surat al -Fajr (89) Ayat 27-30 :
Artinya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba -hamba-Ku, dan
masuklah ke dalam surga-Ku”.
Sabda Rosululloh SAW yang sangat kita kenal :ھ ,ھ .ھ Artinya : “Kita kembali dari jihad terkecil menuju jihad terbesar, yakni jihadmelawan hawa-nafsu”.
Dengan godaan yang bertubi -tubi kepada manusia, maka Alloh Perintahkan agar
selalu berlindung kepada Alloh, dalam Firman -Nya Surat al-A’rof (7) Ayat 200 -201,
sbb :
Artinya : “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaita n, maka berlindunglah
kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha mendengar lagi Maha Mengetahui (200).
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was -was dari syaitan,
mereka ingat kepada Alloh, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan -
kesalahannya” (201). Insya-Alloh.
5. At-Taubah
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari seseorang tidak mungkin dapat sepenuhnya
terhindar dirinya dari godaan yang membawa kearah kesalahan atau kekhilafanmenurut hukum Syari'at. Akibatnya sesuai ketentuan Syari'at, maka ybs terkena dosa,
seperti dalam sabda Rosululloh SAW, dimana manusia (bani Adam) tidak ada yang
lepas dari kesalahan sbb :
, ی ). . (ی Artinya : "Setiap anak cucu Adam itu banyak kesalahannya, dan sebaik -baik orang
yang banyak kesalahannya adalah yang bertaubat". (riw ayat Imam Ahmad dan At-
Tirmidzi). Dan dengan bar-Taubat orang akan terhapus dosanya seperti disabdakan
Rosululloh SAW :
).ی ھ .(ھ
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 22/185
22
Artinya : "Orang yang ber-Taubat dari dosanya itu seperti halnya orang yang tidak
berdosa". (riwayat Imam Baihaqi)
Agar dosa yang dilakukan seseorang dapat terhapus seperti diuraikan, ybs diwajibkan
untuk ber-Taubat atau melakukan apa yang disebut “At-Taubah” berasal dari bahasa
Arab dengan kata kerja “Ta-ba, Yatu-bu, Taubatan” artinya kembali atau rujuk.
Pengertian kembali adalah kembali dari perjalanan orang yang melakukan perbuatanma’shiat kepada ta’at atau kembali dari jalan yang sesat kej alan yang di-Ridloi Alloh
SWT.
‘Ulama secara umum mengartikan “ at-sTaubah ” sebagai perjuangan (jihad) dalammembersihkan hati dari segala dosa, atau diartikan pula sebagai meninggalkan
keinginan untuk kembali (mengulang) melakukan kejahatan seperti yang pernah
dilakukan, karena ketaatannya kepada Alloh SWT dan menjauhk an diri dari
kemurkaan Alloh SWT.
Dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 153 Alloh ber -Firman :
Artinya : “Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu
dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman
itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”.
Selanjutnya dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 17 Alloh ber -Firman, sbb :
Artinya : “Sesungguhnya taubat di sisi Alloh hanyalah taubat bagi orang-orang yang
mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan
segera, maka mereka itulah yang diterima All oh taubatnya; dan Alloh Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana ”.
Bila seseorang telah ber-Taubat selain dihapus dosanya juga akan dianugerahi
keni'matan dari Alloh SWT sepaerti dalam Firman -Nya dalam Surat Hud (11) Ayat 3,
sbb :
Artinya : “..dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai k epada waktu yang telah
ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap -tiap orang yang mempunyai keutamaan
(balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu
akan ditimpa siksa hari kiamat ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 23/185
23
Selanjutnya dalam Surat at-Tahrim (66) Ayat 8, sbb :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada All oh dengan taubat
yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan -
kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, pada hari ketika Alloh tidak menghinakan Nabi dan orang -orang yang
beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah
bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atassegala sesuatu".
Dalam ber-Istighfar, Rosululloh SAW bersabda :
ھ :ی ھ:ی ی ھ ھ ی ).(.ی
Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a berkata : Saya mendengar Rosululloh SAW
bersabda : “Demi Alloh, sesungguh -nya saya membaca Istighfar dan ber -Taubat
kepada Alloh tiap hari, lebih dari tujuh puluh kali”. (Riwayat Imam Bukhori).
ھ:ی ھ ی ی
ھ : Artinya)(.ی Dari Al-Aghozz bin Yasar Al-Muzanni r.a berkata : Rosululloh SAW
bersabda :”Hai sekalian manusia, ber -Taubatlah kamu kepada Alloh dan Istighfarlah
kepada-Nya, maka sesungguhnya saya ber-Taubat/Istighfar setiap hari seratus kali”.(Riwayat Imam Muslim)
ھ: ھ : ھ .)ھی (.ی
Artinya : Dari Anas bin Malik r.a berkata : "Bersabda Rosululloh SAW :”Sesungguh -
nya Alloh lebih suka menerima Taubat seorang hamba -Nya, melebihi dari kesenangan
seseorang yang menemukan kembali dengan tiba -tiba, untanya yang telah hilang dari
padanya ditengah-tengah hutan". (Mutafaq ‘alaih).
Dari Ayat-ayat dan Sabda Rosululloh SAW tersebut dia tas dapat diartikan, bahwa
Taubat bukan hanya dilakukan oleh seseorang karena berbuat suatu dosa, tetapi
diajarkan oleh Rosululloh SAW agar selalu ber -Istighfar dan ber-taubat kepada Alloh,
bahkan Rosululloh SAW sendiri melakukan antara tujuh puluh atau se ratus kali
sehari.
Menurut ‘Ulama golongan Ahlussunah waljama’ah mengatakan, bahwa syarat Taubat
bagi orang yang berbuat dosa (ma’shiat ) untuk menjadi sah adalah tiga :1) Menyesal terhadap perbuatan dosa ( ma’shiat ) yang telah dilakukan.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 24/185
24
2) Meninggalkan perbuat tersebut.
3) Bercita-cita untuk tidak akan mengulang lagi.
Syarat-syarat tersebut bila menyangkut dosa terhadap Alloh SWT. Kalau dosa itu
terhadap sesama manusia, maka masih harus ditambah lagi syarat yang keempat ,
yaitu : kalau ada sangkut paut dengan h arta, maka harta tsb agar dikembalikan kepada
siempunya atau ahli warisnya yang berhak, kalau menyangkut kehormatan harusmeminta maaf pada orang ybs.
‘Ulama Besar al-Ghozali dll membagi Taubat menjadi tiga macam, yaitu :
1) Taubat yang berarti Kembali , yaitu kembali dari ma’shiat kepada ta’at .
2) Taubat yang berati Firor atau lari dari ke-ma’shiat -an kepada ke-ta’at -an atau dari
yang baik kepada yang lebih baik karena mengharap mendapat pahala.
3) Taubat yang berarti Inabat yaitu ber-Taubat berkali-kali (berulang-kali) walaupun
tidak berbuat dosa.
Dalam al-Quran Alloh ber-Firman Surat Qof (50) Ayat 32 -33, sbb :
Artinya : “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu
kembali (kepada Alloh) lagi memelihara (semua peraturan -peraturan-Nya). (Yaitu)
orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan
(olehnya) dan dia datang dengan hati yang ber -taubat ”.
Surat Shod (38) Ayat 30, sbb :
Artinya : “Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik -baik
hamba. Sesungguhnya dia amat ta`at (kepada Tuhannya) ”.
Dalam ber-Taubat kepada Alloh, maka kepada seseorang yang ber -Taubat , apakah
diterima oleh Alloh SWT atau tidak, hanya Alloh yang Maha Mengetahuinya. Bagi
kita manusia baik yang melakukan Taubat atau orang lain yang memperhatikannya
dapat mengamati atau mencermati tanda-tanda dari apa yang diperbuatnya apakah
sudah berubah seperti dalam Firman Alloh Surat al -Furqon (25) Ayat 70 :
Artinya : "Kecuali orang-orang yang ber-Taubat , beriman dan mengerjakan amal
sholih; Maka itu kejahatan mereka diganti Alloh dengan kebajikan. dan adalah Alloh
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Insya-Alloh".
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 25/185
25
Selain ber-Taubat oleh Rosululloh SAW diajarkan pula, agar Ummat Islam selalu ber -
Istighfar kepada Alloh SWT dan selanjutnya kepada orang yang ber -Istighfar akan
dianugerahkan keni’matan atau kedudukan yang terhormat dari Alloh SWT, a.l dalamFirman-Nya : Surat Ali-Imron (3) Ayat 193 :
Artinya : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar ( seruan) yang menyeru
kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan -mu", maka kamipun beriman.
Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa -dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang -orang yang berbakti”.
Selanjutnya dalam Surat al-Hasyr (59) Ayat 10 :
Artinya : “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka ( Muhajirin dan Anshor ),mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara -saudara kami yang
telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian
dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". Amin.
Dalam pesan yang lebih terinci yang disampaikan oleh para Hukama' (Ulama' Ahli
Hukum) terdapat 10 amalan yang dinasehatkan dan harus dila kukan agar seseorang
dapat mencapai derajat At-Taubah, yaitu sbb:
,:یی , , ,,ی ,ی
, .ی Artinya : "Seyogyanya bagi orang yang berakal yang ingin bertaubat hendaknya
melaksanakan 10 hal, ialah : 1) Lisan membaca Istighfar, 2) hati menyesali dosa yang
sudah-sudah, 3) badan menebus/mencabut kembali dosa yang dilakukan, 4) bertekad
untuk selamanya tidak akan mengulangi dosa itu lagi, 5) menggemari akhirat, 6)
membenci duniawi, 7) berbicara sedikit saja, 8) makan minum sedikit, sehingga dapat
9) mencurahkan kesempatan untuk menambah ilmu dan Ibadat, dan 10) tidurpun
sedikit saja, untuk banyak ber'ibadat". Insya -Alloh.
6. Mencapai Kesucian Hati
Hati manusia secara Fitroh adalah suci, tetapi karena berbagai godaan maka hati
manusia menjadi kotor selain karena godaan setan yang selalu mengajak kepada
kema’shiatan, juga dikarenakan hawa nafsu manusia itu sendiri untuk condong
menuruti kehendaknya kepada hal yang ma ’shiat juga. Tingkat kebersihan (kesucian)
hati manusia terdapat beberapa jenjang, dalam sabda Rosululloh SAW diuraikan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 26/185
26
: :ھ:ی ھ ,ھ ,ی ی
ھ :,, . ,.ی ھ
. ھ .ی ی ی ھ ی ی ی
, ی ی ھ ی ی )..(ی ھ
Artinya : Dari Abu Sa’id r.a, ia berkata :”Rosululloh SAW bersabda :’Hati terbagiempat : Hati yang bersih, padanya terdapat pelita yang menyala. Hati terbungkus,
yang tertutup oleh bungkusannya. Hati yang tebalik dan hati yang terbuka. Adapun
hati yang bersih adalah hati orang Mukmin yang pelitanya memancarkan cahaya. Hati
yang terbungkus adalah hati orang kafir. Hati yang terbalik adalah hati orang munafiq
yang tahu secara murni (akan kebenaran Islam) tetapi mengingkarinya. Hati yang
terbuka adalah hati yang terdapat keimanan dan kemunafiqan. Ke -Imanan dalam hati
bagaikan tumbuhan hijau yang disirami air yang bersih. Adapun kemunafiqan yangada dalam hati bagaikan borok yang mengeluarkan nanah dan darah. Bila salah satu
dari keduanya didalam hati, dapat mengalahkan yang lain, maka dialah yang
menang”. (riwayat Imam Ahmad).
Akibat godaan kema’shiatan, maka dalam hati manusia akan terdapat noda -noda
hitam yang mengotorinya. Dalam al -Quran Surat al-Muthoffifin (83) Ayat 14 :
Artinya : “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka
usahakan (yang ma’shiat) itu menutupi (menodai) hati mereka”.
Hati manusia dapat tertutup yang tersebut dalam Ayat tsb diatas adalah tertutup hal-
hal yang mengotori, sehingga boleh dikatakan hati manusia tsb mengalami kerusakan.
Seorang Tabi’in yang besar, Imam Hasan Al -Basri Rohima hulloh mengatakan
tentang kerusakan hati, sbb :
:ی ھ ,ی ی,ی ,ی ی
ھ ,ی ھ ھ ,ی ی .ی
Artinya : “Sesungguhnya kerusakan hati disebabkan oleh enam hal : Pertama - merekasengaja berbuat dosa dengan harapan dapat bertauba t, kedua - mereka menuntut ilmu
tetapi tidak meng-amalkannya, ketiga - jika mereka meng-amalkannya namun tidak
ikhlash, keempat - mereka memakan rizqi dari Alloh tetapi tidak bersyukur, kelima -
mereka tidak mau ridlo (rela) dengan pembagian yang diberikan All oh, dan keenam -
mereka mengebumikan orang-orang mati tidak mau mengambil pelajaran dari
padanya (orang yang telah mati)”.
Hati manusia yang kotor atau mengalami kerusakan, disebutkan dalam al-Quran
bahwa terdiri dari tiga tingkat, yaitu :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 27/185
27
1) Hati yang sakit.
Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 10 :
Artinya : “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Alloh penyakitnya; dan
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta ”. Dalam tafsir pengertian
hati yang sakit ini adalah keyakinan mereka terdahap kebenaran (Islam) lemah.
Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri -hati dan dendam terhadap
Rosululloh SAW dan ajarannya, dan akan be rtambah bila tanpa pemahaman terhadap
ajarannya. Dalam Surat at -Taubah (9) Ayat 125 di-Firmankan :
Artinya : “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka
dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang Telah
ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir ”.
Namun bila dapat sadar dan berusaha mengikuti petunjuk kejalan yang benar dengan
sungguh-sungguh disertai Taubat (kembali kepada Alloh) Insya-Alloh masih dapat
diluruskan.
2) Hati yang keras (membatu).
Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 74 disebutkan :
Artinya : “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebihkeras lagi…”. Tingkat kedua yaitu yang keras dan membatu tsb mempunyai arti,
bahwa hatinya teramat sukar untuk dilunakkan seperti sifat dari batu. Hanya dalam
sutiasi yang sangat luar-biasa dan dengan kehendak Alloh mungkin juga dapat
diluruskan.
3) Hati yang telah terkunci.
Dalam Surat al-Baqoroh (3) Ayat 7 disebutkan :
Artinya : “Alloh Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan
mereka ditutup, dan bagi mereka siksa yang amat berat ”.
Dalam tafsir dijelaskan sebagai orang yang tidak dapat menerima petunjuk, dan segala
macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya. Maksudnya : mereka tidak dapat
memperhatikan dan memahami petunjuk kebenaran yang mereka dengar dan tidak
dapat mengambil pelajaran untuk meluruskan dirinya, sehingga tidak mungkin akan
kembali lurus.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 28/185
28
Bagi manusia yang hatinya masih memungkinkan untuk diluruskan atau disucikan,
maka memerangi hawa nafsu dalam hati manusia ybs Insya-Alloh masih dapat
diupayakan yaitu berusaha menghapus segala dosa, sehingga mencapai “kesucian hati pada seorang Muslim”.
Upaya ini dapat ditempuh antara lain :
Pertama : Mempertahankan kesucian yang secara potensial telah dimiliki nya dalamhati setiap manusia, yaitu dengan selalu mohon anugerah dari Alloh dengan cara ber-Munajah (memohon kepada Alloh) agar ditunjukkan ke jalan yang benar dan
mengawasi/mawas diri dengan cara ber-Muroqobah atau merenungi perbuatan yang
lampau dan menjaga agar tidak terjebak kepada kekotoran ataupun kema’shiatan .
Dalam al-Quran Alloh ber-Firman pada Surat asy-Syamsy (91) Ayat 7-10 :
Artinya : “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) (7), Maka Allo h
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8).
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (9), Dan Sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya (10) ”.
Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی ی . ھ:ی ی
).ھ (
Artinya : Orang bertanya kepada Rosululloh SAW : ”Wahai Rosululloh siapakahmanusia yang terbaik?”. Rosululloh SAW menjawab :”Tiap -tiap orang mukmin yang
hatinya “makhmum”. Lalu orang itu bertanya pu la :”Apakah hati yang makhmumitu?” Rosululloh SAW menjawab :”Yaitu : orang yang taqwa, hatinya bersih, tidak ada padanya penipuan, kedurhkaan, pengkhianatan, kedengkian dan hasutan”.(riwayat Imam Ibnu Majah).
Dalam hadits Qudsi Rosululloh SAW bersabda, bahwa Alloh ber-Firman :
ی ,ی ی
ی , ی ی ی ھ ی ).(.ی
Artinya : “Wahai putra Adam, sesungguhnya engkau jika berdo’a k epada-Ku dan
mengharap kepada-Ku niscaya aku akan mengampunimu dari dosa -dosa yang ada
padamu dan Aku tidak peduli. Wahai putra Adam, jika engkau datang kepada -Ku
dengan dosa-dosa sepenuh bumi, kemudian bertemu dengan -Aku dan tidak
menyekutukan diri-Ku dengan sesuatu, niscaya Aku datang kepadamu dengan
ampunan sebanyak itu”. (riwayat Imam Tirmidzi).
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 29/185
29
Kedua : Ber’amal baik sebanyak-banyaknya dengan cara bekerja keras atau ber-Mujahadah sesuai dengan syari’at Islam, selain untuk mendekatkan diri kepadaAlloh, juga untuk dapat menghapus (mendapat ampunan) segala dosa yang pernah
diperbuat.
Alloh ber-Firman dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 95-96 :
Artinya : “Tidaklah sama antara mu'min yang d uduk (yang tidak turut berjihad) yang
tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Alloh dengan hartamereka dan jiwanya. Alloh melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan
jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka
Alloh menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Alloh melebihkan orang-orang yang
berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (ya itu) beberapa derajat
daripada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Alloh Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
Dalam Surat Hud (11) Ayat 114 di-Firmankan :
Artinya : “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang -orang yang ingat”.
Selanjutnya dalam Surat al -A’la (87) Ayat 14-17 :
Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman) (14), Dan dia ingat na ma Tuhannya, lalu dia sholat (15). Tetapi kamu
(orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi (16). Sedang kehidupan akhiratadalah lebih baik dan lebih kekal ” (17). Bila seseorang berhasil selamat dan suci
hatinya, maka selamat pula diakhiratnya.
Firman Alloh dalam Surat asy-Syu’aro (26) Ayat 88 -89 :
Artinya : “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna (88), Kecuali
orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih” (89). Insya-Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 30/185
30
Walaupun seseorang selalu ber-Mujahadah untuk mencapai kesucian dirinya namun
sangat dilarang merasa dirinya telah suci, te tapi tetap berusaha dengan ber -Mujahadah
untuk lebih mensucikan dirinya. Firman Alloh dalam Surat an-Najm (53) Ayat 32 :
Artinya : “maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah (Alloh) yang paling
mengetahui tentang orang yang bertakwa ”. Wallo-hu A’lam. Insya-Alloh.
Sebagai tambahan dalam berusaha mencapai kesucian -hati, tentulah wajib melakukan
ber-Taubat yang oleh sementara para Hukama' ( ‘Ulama Hukum) memberi sepuluh
butir 'amalan sehari-hari a.l sbb :
,:یی , ,
,,ی ,ی , .ی
Artinya : "Seyogyanya bagi orang yang berakal yang ingin bertaubat hendaknya
melaksanakan 10 hal, ialah : 1) Lisan membaca Istighfar, 2) hati menyesali dosa yang
sudah-sudah, 3) badan menebus/mencabut kembali dosa, 4) bertekad untuk selamanya
tidak akan mengulangi dosa lagi, 5) menggemari akhirat, 6) membenci duniawi, 7)
berbicara sedikit saja, 8) makan minum sedikit, sehingga dapat 9) mencurahkan
kesempatan untuk ilmu dan Ibadat, dan 10) tidurpun sedikit saja". Insya -Alloh.
7. Derajat Kesucian Hati
Upaya mencapai derajat kesucian hati tidak sama bagi masing -masing Muslim,
dikarenakan derajat ke-Imanan dan ‘Amalan Sholeh yang dicapai tidak sama untuk
masing-masing orang. Ukuran kesucian seseorang yang dapat dicapai ditentukan olehpemahaman dan pengamalan isi Kitab Suci (Al -Quran). Alloh ber-Firman dalam
Surat al-Jumah (62) Ayat 2 :
Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rosul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata ”,
Bagi kaum Muslimin sebagai pewaris al -Quran dan merupakan manusia pilihan, maka
derajat keutamaan terhadap pemahaman dan pengamalan tidak sama satu dengan yang
lain, yang dalam Kitab Suci dikelompokkan dalam tiga golongan seperti Firman Alloh
dalam Surat Fa-thir (35) Ayat 31-32 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 31/185
31
Artinya : “Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an)
itulah yang benar, dengan membenarkan kitab -kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya
Alloh benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba -hamba-
Nya.(31) Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang -orang yang Kami pilih di
antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka
sendiri (dho-limun li nafsih) dan diantara mereka ada yang pertengahan (muqtashid) dan di
antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan (sa-biqun bil khoira-t)
dengan izin Alloh. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar ”. (32)
Dalam Ayat 31 Alloh ber-Firman tentang kebenaran Al-Quran bagi Ummat Islam dan
membenarkan pada Kitab-Kitab yang diturunkan sebelumnya. Kemudian pada Ayat32 Alloh ber-Firman, bahwa Al-quran diwariskan hanya kepada hamba -hamba-Nya
yang terpilih, yang diantaranya terdapat tiga golongan (klasifikasi) :
Yang pertama , adalah Golongan Ummat yang masih suka menganiaya dirinya sendiri
(dho-limun li nafsih) , yaitu golongan Ummat yang sekalipun berbuat kebaikan namun
masih juga suka melakukan hal -hal yang seharusnya tidak boleh dilakukannya,
sihingga dia masih juga berbuat dosa (dholim). Dalam tafsir Imam Al -Maroghi
disebut sebagai orang yang suka lalai, sehingga masih sering meninggalkan yang
wajib dan juga melakukan hal-hal yang diharamkan.
Yang kedua , dalam terjemah diatas disebut sebagai golongan pertengahan (muqtashid) ,dalam tafsir lain (tafsir Al-Azhar/Buya Hamka), maka kalimat Muqtashid diartikan
sebagai golongan yang cermat memahami ajaran Islam untuk dapat di’amalkannyamenurut kadar yang ia mampu, sihingga terhindar dari perbuatan dh olim pada dirinya.
Yang ketiga , dalam terjemah disebut sebagai golongan yang lebih dahulu berbuat
kebaikan (sa-biqun bil khaira-t) , yang berarti pula telah berbuat kebaikan yang
melampaui yang semestinya atau melampaui dari yang hanya sekedar ke -
mampuannya. Dalam tafsir Imam Al-Maroghi disebut sebagai berlomba berbuat baik
bukan hanya yang wajib (fardlu) saja, tetapi diamalkan juga ibadat yang sunah
(nafilah), dan meninggalkan bukan hanya yang diharamkan saja, tetapi ditinggalkan
juga hal-hal yang bersifa t makruh.
Bagi Kaum Muslimin yang dalam kenyataan masih tergolong dalam derajat yang
rendah, maka wajib menyadari dan bertaubat kepada Alloh untuk mendapat
pengampunannya dan berusaha untuk mencapai derajat yang lebih tinggi . Insya-
Alloh.
Selanjutnya dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 133-136 di-Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 32/185
32
Artinya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang -orang yang
bertakwa (133). (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktulapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan me ma'afkan
(kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134) Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa -dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat menga mpuni dosa selain dari pada Alloh? dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui (135) Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah seb aik-baik pahala
orang-orang yang beramal (136)”.
Alloh SWT dengan sifat Maha Pengampun-Nya akan selalu memberi ampunanterhadap hambanya yang tidak musyrik. Dalam hadits qudsi disabdakan :
ی ,ی ی
ی , ی ی ی ھ ی ).(.ی
Artinya : “Wahai putra Adam, sesungguhnya engkau jika berdo’a kepada -Ku dan
mengharap kepada-Ku niscaya aku akan mengampunimu dari dosa -dosa yang ada
padamu dan Aku tidak peduli. Wahai putra Adam, jika engkau datang kepada -Ku
dengan dosa-dosa sepenuh bumi, kemudian bertemu dengan -Aku dan tidak menyekutukan diri-Ku dengan sesuatu, niscaya Aku datang kepadamu dengan
ampunan sebanyak itu”. (riwayat Imam Tirmidzi).
Pada hari Qiyamat di-Firmankan, bahwa terdapat hanya dua kategori golongan yang
mempunyai derajat (tingkatan) tertinggi, yang tentu saja dikarenakan derajat kesucia n
hatinya, yang disebut sebagai:
Pertama , Assabiqun al-Muqorrobun (Kaum terdahulu yang didekatkan Alloh SWT
kepada-Nya).
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 33/185
33
Kedua , Ashhabul-Yamin (Golongan Kanan) yang dalam Surat Ali-Imron sementara
‘Ulama memahami mungkin yang disebut sebagai al-Muqtashid(un) (Golongan yang
Cermat atau Golongan Pertengahan).
Firman Alloh dalam Surat al -Waqi’ah (56) Ayat 1-14 :
Artinya : “Apabila terjadi hari kiamat (1), Tidak seorangpun dapat berdusta tentang
kejadiannya (2). (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan
(golongan yang lain) (3), Apabila bumi digoncangkan sedahsyat -dahsyatnya (4),
Dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya (5), Maka jadilah ia debu
yang beterbangan (6), Dan kamu menjadi tiga golongan (7). Yaitu golongan kanan .alangkah mulianya golongan kanan itu (8). Dan golongan kiri. A langkah sengsaranya
golongan kiri itu (9). Dan orang-orang yang beriman paling dahulu (Assabiqun) (10),
Mereka Itulah yang didekatkan kepada Alloh (al-Muqorrobun) (11). Berada dalam
jannah kenikmatan (12). Segolongan besar dari orang -orang yang terdahulu (13),
Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian” (14). Wallohu-A’lam.
8. Kemuliaan Mujahidin dan Syuhada
Kaum Muslimin yang berjihad disebut sebagai “Mujahidin ” sedang mereka yang gugur
dalam berjihad disebut sebagai “Syuhada” . Mereka merupakan Kaum yang sangat
dimuliakan disisi Alloh SWT. Dalam Surat an- Nisa’(4) Ayat 95 di-Firmankan :
Artinya : “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang)
yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Alloh dengan
harta mereka dan jiwanya. Alloh melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta
dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka
Alloh menjanjikan pahala yang baik (su rga) dan Alloh melebihkan orang-orang yang
berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar”,
Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 154 di -Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 34/185
34
Artinya : “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap oran g-orang yang gugur di
jalan Alloh, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, teta pi
kamu tidak menyadarinya”.
Dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 169 di-Firmankan :
Artinya : “Janganlah kamu mengira bahwa oran g-orang yang gugur di jalan Alloh
itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki ”.
Kemudian dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 218 :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah
dan berjihad di jalan Alloh, mereka itu mengharapkan rahmat Alloh, dan Allo h Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang ”.
Oleh karenanya para Mujahidin dijalan Alloh, baik apakah mereka masih hidup
didunia atau gugur akan mendapatkan kemuliaan. Kemuliaan atau keutamaan yang di -
Anugerahkan kepada mereka, dalam kitab “Al-Jihadu Sabiluna ” karya Syeikh Abdul
Baqi Ramdhan diuraikan berdasar atas sabda Rosululloh SAW a. l :
1) Mendapatkan pahala yang besar, dalam sabdanya :ی ی ھ ی ی
.) .(Artinya : “Berdiri satu saat (satu jam) dijalan Alloh adalah lebih baik dari pada
berdiri sholat pada malam lailatul qodar disamping hajar aswad”. (riwayat Imam Ibnu
Hibban). Dalam hadits lain :
ی ھ ی ھ ی ی ,ی ی ھ ی ,ی ھ ی
ی ھ ی ھ ی ).ی (.ی Artinya : “Ribath (ketabahan dalam ber’amal ibadah disuatu tempat yang tiada
masarakat Muslim) sehari dijalan Alloh lebih baik dari pada dunia dan apa -apa yang
diatasnya, dan tempat cambuk seseorang dari surga adalah lebih baik dari pada dunia
dan apa-apa yang diatasnya, dan rauhah (pergi untuk berjuang disore hari) seorang
hamba Alloh dijalan Alloh adalah lebih baik dari pada dunia dan apa -apa yang
diatasnya”. (riwayat Imam Bukhori, Muslim dan Ath -Thirmidzi).
2) Amalan Mereka Terus Mengalir dan Merupakan Amalan yang Paling Utama.Artinya ‘amalan mereka merupakan ‘amalan utama, dan dialirkan kepadanya pahala
dari ‘amalan tsb sampai hari qiyamat. Rosululloh SAW bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 35/185
35
ی ھ ی ی ی ی ھ ی ھ ,ھ ی ھ ھ,ی ھ (.ی
.(Artinya :”Ribath sehari semalam adalah lebih baik dari -pada berpuasa sebulan dan
berdiri sholat pada malamnya, dan jika ia mati dalam ribath , maka pahalanya terus
dialirkan kepadanya dari amalan yang biasa ia kerjakan, dan terus dialirkan rezqinya
kepadanya, serta diamankan dari siksa kubur”. (riwayat Imam At-Tirmidzi, An-
Nasa’ai danAth-Thobaroni).
Dalam hadits lain :
ی ھ ی ی ,ی ھ ی ھ ھ :,ھ ی
ھ ).(.ی Artinya : “Tiada sesuatu yang lebih dicintai Alloh daripada dua tetesan dan dua
bekas, tetesan airmata lantaran takut kepada Alloh dan tetesan darah yang tertumpah
dijalan Alloh. Adapun dua beka s itu ialah : Bekas dijalan Alloh, dan bekas faridloh
(keutamaan) dari faridloh-faridloh Alloh”. (riwayat Imam At-Tirmidzi).
3) Bagi yang Syahid tetap Hidup dan diberi Rizqi. Mereka para Syuhada’ tetap
hidup disisi Alloh dan diberi rizqi sampai hari Qiyam at. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی ,ھ ی ھ,ی ,ی
,: ھ ی ھ ھ ,ی ھ ی
ی:ی ی,
ی , ھ (.ی .(
Artinya : “Ruh-ruh mereka berada dalam jasad burung hijau, bagi burung itu ada
lampu-lampu yang menggantung pada ‘Arsy, ia bebas terbang kemanapun yang
disukainya, kemudian ia akan kembali lagi bernaung dilampu -lampu tersebut. Alloh
mendatangi mereka dan bertanya : ”Apakah kalian menginginkan sesuatu? ”Apalagi
yang kami inginkan, sedang kami bebas terbang dalam surga sesuka kami? ” jawab
mereka. Alloh menanyakan hal tersebut terhadap mereka sampai tiga kali, hingga
ketika mereka merasa, bahwa mereka tidak akan dilepaskan dari-pada ditanya, maka
menjawablah mereka : “Wahai Robb kami, kami ingin Engkau kembalikan ruh -ruh
kami pada jasad-jasad kami, sehingga kami dapat terbunuh lagi dijalan-Mu”. Tatkala
Alloh melihat, bahwa mereka sudah tida k memiliki hajad, maka ditinggallah mereka”.(riwayat Imam Muslim dan At-Tirmidzi).
4) Terlindung dan dijauhkan dari neraka Jahannam. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ھ ی ی ی , ھ ھ ھ ی ی
ھ , ی ی ھ ,ھ ھ ی ھ ی
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 36/185
36
ھی ھ,ی ھ :ی ,ی ھ ھ ,ی ھ ھ ی
.).(Artinya : “Alloh ‘Azza wa Jalla tidak akan mengumpulkan dalam diri seorang hamba
‘debu fi-sabilillah’ dengan ‘asap jahannam’, dan barang siapa yang berdebu kedua
kakinya dalam jihad fi-sabilillah, maka Alloh menjauhkan antaranya dengan nerakapada hari Qiyamat sejauh perjalanan seribu-tahun seorang pengendara yang tergesa -
gesa, dan barang siapa terluka fi -sabilillah niscaya akan dicap baginya cap syuhada ’,ia mempunyai cahaya pada hari Qiyamat yang berwarna seperti warna za ’faron
(kunyit) dan baunya seperti bau minyak kasturi, orang-orang yang terdahulu dan
orang-orang yang kemudian mengenalnya karena cap itu, mereka mengatakan: “Fulan
mempunyai cap syuhada ’ pada tubuhnya”, dan barang siapa yang berperang fi -
sabilillah sekedar waktu orang memerah susu onta, maka wajib masuk surga”.
(riwayat Imam Ahmad).
5) Amal mereka dilipat-gandakan pahala dan kebaikannya dari-pada yang lain .
Sabda Rosululloh SAW : ھ ھ ی .ھ ھ ,ی ھ
).(.ی Artinya : “Berbahagialah bagi orang yang memperbanyak dzikir kepada Alloh saat
berjihad fi-sabilillah, karena ia akan memperoleh dengan setiap kalimat (yang
diucapkan) sebanyak tujuh puluh ribu hasanat (kebaikan), setiap hasanat dari padanya
dilipatkan sepuluh kali bersama dengan yang ada padanya disisi Alloh sebagai
tambahan”. (riwayat Imam Ath-Thobaroni).
6) Pahala mereka telah dijamin oleh Alloh. Rosululloh SAW bersabda : ھ ھ ی ی ,ی ھ ,ھ ,ی,ی ھ ھ
ھ ھ ھ ,ی ھ ,ی ی ی ,ی ی
ھ ,ی ھ ی ی ھ ,ی ھ ی ی ی
,ھ , ھ,ی ی ی ی ھ , ی ی
.). (Artinya : “Alloh telah menjamin bagi seseorang yang keluar dijalan -Nya, tidak ada
yang mendorongnya untuk keluar kecuali memang untuk berjihad dijalan -Ku serta
membenarkan Rosul-Ku, maka Alloh menjamin untuk memasukkannya keda lam
surga, atau mengembalikannya ketempat tinggalnya semula yang mana ia keluar
darinya dengan membawa perolehan pahala atau ghonimah, demi Dzat yang mana
jiwa Muhammad berada ditangan -Nya, tiada suatu luka yang diakibatkan dalam jihad
fi-sabilillah, melainkan ia datang pada hari Qiyamat persis seperti keadaannya pada
hari ia terluka, warnanya warna darah dan baunya bau minyak kasturi, demi Dzat
yang mana jiwa Muhammad berada ditangan -Nya, andaikata tidak memberatkan
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 37/185
37
ummatku, niscaya aku tidak akan tertingg al dibelakang pasukan yang berperang fi -
sabilillah, akan tetapi aku tidak mendapatkan kelapangan hingga aku bisa membawa
serta mereka, dan merekapun tidak pula mendapatkan kelapangan, dan terasa berat
oleh mereka bila harus tertinggal dariku, dan demi Dzat yang mana jiwa Muhammad
berada ditangan-Nya, sungguh aku benar-benar ingin berperang fi-sabilillah sampai
terbunuh, kemudian aku berperang lagi sampai terbunuh, kemudian aku berperang
lagi smpai terbunuh”. (riwayat Imam Muslim).
7) Mendapat ampunan dan do’a mereka dikabulkan. Sabda Rosululloh SAW :
ی ھ ). (.ی Artinya :”Diampuni bagi orang yang mati syahid dari semua dosa, kecuali hutang ”.
(riwayat Imam Muslim dan Ahmad). Dalam hadit s lain disabdakan :
,ی ھ :ھ ھ , : ,,ی
: ی (.ی .(
Artinya : “Dua waktu yang mana pintu-pintu langit akan dibuka pada kedua waktutersebut, dan jarang orang yang berdo ’a tertolak permohonannya, yaitu ketika datang
seruan sholat dan saat berada di barisan perang dijalan Alloh ”, atau dalam lafazh yang
lain dikatakan “Dua hal yang tidak akan ditolak, yaitu : Do ’a saat datang seruan sholat
dan do’a saat berlangsung peperangan tatkala sebagian membunuh sebagian yang
lain”. (riwayat Imam Abu Dawud dan Ibnu Hibban).
8) Ingin Mati Syahid berulang kali. Karena keutamaan Mati Syahid yang dirasakan,
sehingga mereka berkeinginan untuk hidup kembali dan kemudian Mati Syahid lagi.
Sabda Rosululloh SAW :
ی ھ ی ی ی ی ,ھ ی ھ ,ی ی ی
, ھ )ی (,ی (.ی .(
Artinya : “Tiada seorang masuk surga ingin kembali lagi kedunia, meski ia m emiliki
seluruh kekayaan yang ada dimuka bumi, kecuali orang yang mati syahid, ia
berangan-angan bisa kembali kedunia kemudian terbunuh dalam jihad hingga sepuluh
kali, lantaran apa yang dilihatnya dari kemuliaan yang diberikan kepadanya ”.(dalam
suatu riwyat), setelah melihat keutamaan syahidnya. (riwayat Imam Bukhori, Muslim
dan At-Tirmidzi)).
9) Mendapat naungan dari para Malaika t. Dari Jabir bin Abdulloh r.a, berkata :
ھ ھ ی ی ,ی ,ھ ھ , ,ھ
, :, ھ:ی ھ ).ھی (.ھ
Artinya : “Jasad ayahku dibawa kepada Nabi SAW, musuh telah mencincang
jasadnya. Lalu diletakkanlah jas ad ayahku dihadapan beliau, sementara aku pergi
untuk menyingkap kain penutup wajahnya, namun kaumku melarangnya. Lalu beliau
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 38/185
38
mendengan jerit tangis seorang wanita - ada yang mengatakan bahwa ia putri Amru
atau saudari Amru – maka beliaupun bertanya : “Kenapa engkau menangis?”. Atau
mengatakan : “Janganlah engkau menangis, sepanjang para Malaikat menaunginya
dengan sayap-sayapnya”. (mutafaq-‘alaih).
10) Kematian terasa hanya seperti dicubit dan tidak disiksa dalam Kubur. Dalam
menjalani proses kematian tera sa hanya seperti dicubit dan selama di Alam Kuburmerasa aman karena tidak ada siksa kubur. Rosululloh SAW bersabda :
ی ھ ی .ی ) .(
Artinya : “Orang yang mati syahid tiada merasakan sentuhan kematian melainkan
hanya seperti salah seorang diantara kalian merasakan dicubit ”. (riwayat Imam At-
Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Dalam hadits lain :
ھ ی ھ :ھ ھ ی ,ی
ی , ,ی,ی ھ ,ی ھ ی ی ی ھ ی ,ی ی ی ی
ھ ,ی ی ). (.ی Artinya : “Sesungguhnya orang yang mati syahid akan memperoleh tujuh hal disisi
Alloh : 1) Diampuni dosa-dosanya pada saat pertama -kali tertetes darahnya. 2) Melihat
tempatnya disurga. 3) Dikenakan padanya pakaian Iman. 4) diberi perlindungan dari
siksa kubur. 5) Aman dari ketakutan besar pada hari Qiyamat. 6) Diletakkan diatas
kepalanya mahkota keagungan, yang satu permata yakut dari mahkota tersebut lebih
baik dari dunia dan seisinya, serta dikawinkan dengan tujuh puluh dua isteri dari
bidadari. 7) Dan dapat memberikan syafa ’at kepada tujuh puluh orang karibkerabatnya. (riwayat Imam Ahmad dan Ath -Thobaroni).
11) Ruh Mereka dalam Jasad Burung. Dalam riwayat disebutkan, bahwa ruh para
syuhada’ berada dalam jasad burung hijau, ia terbang bebas mencari makan didalam
surga kemanapun ia suka. Rosululloh SAW bersabda :
ی ,ھ .).(
Artinya : “Sesungguhnya ruh-ruh orang yang mati syahid berada dalam rongga/jasad
burung hijau diberi makan buah -buahan dan pepohonan surga”. (riwayat Imam At-
Tirmidzi).
12) Dibangkitkan dalam kendaraan kebesaran dan darah mereka mengalir. Pada hari
kebangkitan (Hari Ba’ats ) atau hari hisab, mereka dibangkitkan dengan menggunakan
kendaraan kebesaran, dalam sabda Rosululloh SAW :
ھ ی ,ھ :ی :ی ,,
ی ی ).(.ھ
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 39/185
39
Artinya : “Tatkala para hamba sedang berdiri untuk dihisab, datang sekelompok
kaum menyandangkan pedang diatas pundaknya, dan darah mereka mengucur,
mereka berkerumun dipintu surga. Maka orang -orang bertanya :”Siapakah mereka?”lalu dijawab : “Mereka adalah para syahid, mereka hidup da n diberi rizqi”. Dalam
suatu hadits lain disebutkan mereka dengan kendaraan kebesaran.
13) Dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberi syafa’at. Dalam Hadits NabiSAW diterangkan :
ھ ی ی ی,ی . (ی ).ھ
Artinya :”...dan mereka dikawinkan dengan 72 bidadari dan dapat memberi syafa ’at
kepada 70 orang dari sanak kerabatnya”.
14) Dibawah senjata mereka terletak surga. Sabda Rosululloh SAW :
). (.ی Artinya : “Ketahuilah, bahwasanya surga itu dibawah bayangan pedang ”. (riwayat
Imam Bukhori, Muslim dan Abu Dawud). Dalam hadits lain : ). (.ی Artinya : “Sesungguhnya pintu surga itu dibawah bayangan pedang ”. (riwayat Imam
Muslim, At-Tirmidzi dan Ahmad). Dalam hadits lain lagi :
ی ). (.ی Artinya : “....sesungguhnya pedang itu adalah penghapus dosa -dosa.....” (riwayat
Imam Ahmad, Ath-Thobaroni dan Ibnu Hibban).
15) Mereka adalah manusia terbaik yang dicintai Alloh. Sabda Rosululloh SAW :
ھ ھ ی ی ھ ی ھ :ی
ھ ھ , ,ی ھ ی ھ ی ی (.ھ ی, :ی .(
Artinya :”Tiga jenis manusia yang Alloh mencintai mereka, tertawa melihat mereka
dan merasa senang dengan mereka : Seorang yang ketika pasukannya mengalami
kekalahan dan mundur kebelakang, namun ia tetap berperang dibelakangnya sendirian
karena Alloh ‘Azza wa Jalla, dengan dua kemungkinan, ia terbunu h atau Alloh
menolongnya dan mencukupkannya, lalu Alloh ber -Firman : “Lihatlah hamba-Ku itu,
bagaimana ia bersabar untuk-Ku sendirian...”. (riwayat Imam Ath-Thobaroni).
Pengertian Syuhada’ seperti yang telah disebut sebagai pahlawan dalam peperangan
ada-pula pengertian Syuhada ’ yang meninggal karena sesuatu yang dijelaskan dalamsabda Rosululloh SAW lain a. l :
ھ ی ,ھ ی :ھ ھ ی ھ ی ,ھ ی ,ی ,ی
ھ ی .,ی ھ Artinya : “Selain orang yang gugur dalam perang dijalan Alloh, masih ada lagi
(sehingga jumlahnya tujuh orang yang mati syahid), yaitu (enam yang lain) : Orang
mati karena sakit dalam perutnya adalah syahid, orang mati karena tenggelam adalah
syahid, orang mati karena sakit pinggang (ginjal) juga syahid, orang mati karena sakit
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 40/185
40
Tho’un (wabah yang menular) juga syahid, orang mati tertimpa bangunan/tanah yangroboh/longsor juga syahid, dan seorang ibu mati karena melahirkan”. Wallo-hu
A’lam.
Dalam hal seseorang berharap mendapatkan pahala sebagai seorang yang mati
Syahid, Rosululloh SAW mengajarkan do'a dari hadits Siti 'Aisyah r.a :
ی ی ھ: " ,"ی ھ ی ,ھ . (ھ .(
Artinya : "Barang siapa mengucapkan setiap hari dua -puluh lima kali :"Allo-humma ba-
rikli- fil-mauti wa fi-ma ba'dal mauti ", (artinya : Ya, Alloh berkahilah dalam matiku dan
nanti setelah mati"), kemudian ternyata mati ditempat tidurnya, maka Alloh
memberinya pahala mati syahid. (riwayat Imam Thobaroni). Insya -Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 41/185
41
BAB IIMENUNTUT ILMU
Agama Islam itu sendiri hakekatnya adalah tuntunan dari Alloh yang sekaligus adalahilmu, sehingga yang dapat menerimanya, dengan sendirinya berarti menerima ilmu
atau orang tsb adalah orang yang berilmu. Namun untuk mencapai derajat yang lebih
tinggi, maka untuk menimgkatkan Kemampuan Ilmu wajib menuntut ilmu. Alloh ber -
Firman dalam Surat al-‘Alaq (96) Ayat 1-5 :
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah yangMaha pemurah (3), Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4), Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya ” (5). Selanjutnya dalam Surat
al- Mujadalah (58) Ayat 11, Alloh ber-Firman, sbb :
Artinya : “Alloh akan meninggikan martabat orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. Kemudian dalam Surat az-Zumar (39)
Ayat 9 di-Firmankan :
Artinya : “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu)
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran ”. Dalam hadits dari Anas r.a, riwayat Imam Ibnu
Majah, Rosululloh SAW bersabda :
ی .Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim baik pria ataupun wanita ”.
Dalam Hadits lain disabdakan :
ھ ی ی ھ ی ھ ھ
ھ ی ی .ھ )
).ی Artinya : “Barang siapa keluar rumah untuk “menuntut ilmu”, maka Alloh
membukakan pintu surga untuknya , Malaikat membentangkan sayap naungan
baginya, dan untuknya pula para Malaikat penghuni langit dan ikan -ikan dilaut
memohonkan rahmat kepada Alloh”. (riwayat Imam Abu Ya’la)
Dalam menuntut ilmu tidak lain, bahwa Ummat Islam dituntut untuk mencari
kebenaran yang haqiqi, Firman Alloh dalam Surat Ali -Imron (3) Ayat 137-138 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 42/185
42
Artinya : “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Alloh; Karena
itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang -orangyang mendustakan (rasul-rasul) (137). (Al Quran) Ini adalah keterangan bagi seluruh
manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang -orang yang bertakwa” (138).
Dengan modal pengetahuan tentang kebenaran, maka Kaum Muslimin akan menjadi
golongan yang dapat menyeru kepada kebaikan dan melarang kemunkaran. Firman
Alloh dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 104 :
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf da n mencegah dari yang munkar ; merekalah
orang-orang yang beruntung”. Insya-Alloh.
9. Tanggung Jawab Orang-Tua Dalam Pembekalan Ilmu
Mengajarkan Ilmu kepada anak (mulai usia dini) atau kanak-kanak sampai tingkat
remaja sangat disadari betapa besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak ybs.
Oleh karenanya memberikan kesadaran dan menumbuhkan minat serta bekal anak
untuk gemar menuntut Ilmu sangat perlu difahami oleh orang tua atau bahkan menjadi
“tanggung jawab orang-tua” yang wajib dijalankan sebagai orang yang menerima
amanat dari Alloh SWT. Proses dalam peng-Anugrahan anak kepada seseorangtersebut, maka Alloh ber-Firman dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 72 :
Artinya : “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri -isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada
yang bathil dan mengingkari nikmat Alloh ?"
Kemudian dilanjutkan dalam Surat al -A’rof (7) Ayat 189 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 43/185
43
Artinya : “Dialah yang menciptakan kamu dari d iri yang satu dan dari padanya D ia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia
merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya
(suami-isteri) bermohon kepada Alloh, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika
Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami ter masuk orang-orang yang
bersyukur".
Selanjutnya untuk membesarkan maka orang-tua (suami) bertanggung-jawab
mencukupi kebutuhan hidupnya, yang dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 233 di-
Firmankan :
Artinya : “...dan kewajiban ayah memberi mak an dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang ma'ruf (pantas). Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadarkesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya”,
Dalam proses pendidikannya, maka Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ھ ی ی ھ ی )(
Artinya : “Setiap anak yang dilahirkan, ia dilahirkan dalam fithroh (kesucian), makakedua orang-tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai seorang Yahudi, Nasrani
atau Majusi. (riwayat Imam Bukhori).
Dalam hadits lain disabdakan : ی ). (ی
Artinya : “Ajarilah anak-anak dan keluargamu dengan ajaran yang baik dan didiklah
mereka”. (riwayat Imam Abdur -Rozaq dan Sa’id bin Manshur). Insya -Alloh.
10. Pendidikan yang Wajib diberikan Orang -tua
Orang-tua sebagai pegasuh anak yang paling dekat, maka secara alami an ak akan
selalu menyaksikan peri-laku orangtua tsb, yang tidak mustahil dijadikan panutan
dalam perbuatan, ucapan dan sikap anak yang bersangkutan. Oleh karenanya orang -
tua wajib memberikan pendidikan sekurang-kurangnya adalah: Keteladanan,
Kebiasaan baik, Nasehat, Perhatian dan kalau perlu M emberi hukuman bila salah.
Pendidikan Dengan Keteladanan. Keteladanan dalam pendidikan adalah suatu
methoda (upaya) yang dianggap influentif dan paling meyakinkan keberhasilannya
dalam mempersiapkan dan membentuk anak d alam moral, spiritual dan mental. Hal
ini karena orang-tua dan/atau pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan anak
yang akan ditirunya dalam tindak-tanduknya serta sopan santunnya, dan disadari atau
tidak, akan tercetak dalam jiwa atau perasaan mereka.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 44/185
44
Alloh SWT telah mengajarkan bahwa Rosululloh SAW yang diutus membimbing
Ummat harus menjadi teladan a. l di-Firmankan dalam Surat al-Ahzab (33) Ayat 21 :
Artinya :” Sesungguhnya telah ada pada (diri) R osulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Alloh”.
Perangai Rosululloh SAW yang dimiliki adalah seperti ucapan Sayyidah ‘Aisyah rasaat ditanya, tentang akhlaq Rosululloh SAW :
ھArtinya : “Akhlaqnya adalah Al -Quran”
Dalam Hadits riwayat Al-Asakari dan Ibnu As-Sam’an Rosululloh SAW bersabda :
”Artinya :”Tuhanku telah mendidikku dengan pendidikan yang baikی .
Dalam suatu syair diungkapkan :
ھ #ی Artinya : “Ummat itu lain tidak adalah akhlaqnya #
Apabila akhlaqnya telah hilang, umat itupun hilang.
Dari hal perangai Rosululloh SAW yang diteladankan, hendaknya menjadi acuan
untuk dimiliki oleh para orang-tua dan pendidik untuk di’amalkan dan diteladankankepada anak-anak kita. Keteladanan-keteladanan yang dicontohkan Ros ululloh SAW
dimana kita sebagai orang-tua dan/atau pendidik diharapkan berusaha memiliki sifat
terpuji yang dimiliki Rosululloh SAW, yang biasa disebut dalam pelajaran Akhlaq
sebagai : Shidiq (Jujur), Amanah (Dapat dipercaya), Fathonah (Cerdas) dan Tabligh (Mengajak kepada kebaikan). Secara lebih terinci ‘Amalan -‘amalan yang dapatdiamati dan diteladani , a. l :
1) Keteladanan dalam Ber-‘Ibadah : Keteladanan yang meliputi semua ‘Ibadahdimulai dari yang wajib (sholat wajib, shaum romadlon) sampai ‘amalan nafilahsemisal dalam melakukan Sholat -malam, membaca Al-Quran dan Berdzikir kepada
Alloh SWT, seperti dalam Firman-Nya, Surat al-Muzammil (73) Ayat 1-6 :
Artinya : “Hai orang yang berselimut (Muhammad) (1), bangunlah (untuk
sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya) (2), (yaitu) seperduanya
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 45/185
45
atau kurangilah dari seperdua itu sedikit (3), atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah
Al Qur'an itu dengan perlahan -lahan (4). Sesungguhnya Kami akan menurunkan
kepadamu perkataan yang berat (5). Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah
lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkes an (6)”.
2) Keteladanan dalam bermurah hati. Rosululloh selalu memberikan sesuatu tanpa
rasa takut kekurangan atau kemiskinan. Hadits dari Anas bin Malik disebutkan : ھ .:,ی Artinya : “Rosululloh SAW tidak pernah dimintai sesuatu dan berkata tidak
(menolak)”.
3) Keteladanan dalam Zuhud : Hidup dengan sangat sederhana. Dalam Hadits
riwayat Imam al-Baihaqi dari ‘Aisyah r. a, berkata :
ھ ی ھ ی ھ .ی
Artinya : “Selama tiga hari berturut-turut Rosululloh SAW tidak pernah membuat
dirinya kenyang. Dan bila kami inginkan kami dapat mengenyangkan beliau, tetap i
beliau lebih mengutamakan kepentingan orang lain ”.
Firman Alloh SWT dalam Surat Hud (11) Ayat 29, sbb :
Artinya : “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta bend a kepada
kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Alloh “.
4) Keteladanan dalam kerendahan hati : Beliau selalu mengucapkan salam kepada
sahabatnya. Perintah Alloh dalam Firman -Nya Surat asy-Syu’aro’ (26) Ayat 215, sbb:
Artinya : “…dan rendahkanlah dirimu terhadap orang -orang yang mengikutimu,
yaitu orang-orang yang beriman”.
5) Keteladanan dalam sikap santun terhadap musuh yang telah dikalahkan.Dalam sejarah sudah diuraikan bagaimana santunnya Rosululloh SAW (tidak
dendam) terhadap kaum yang telah ditaklukkan setelah dapat merebut kembali kota
Makkah (Fathu Makkah). Alloh ber-Firman dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 199 :
Artinya : “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf,serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”. Dalam Surat al-Hijr (15) Ayat
85:
Artinya : “… maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik ”.
6) Keteladanan dalam kekuatan Fisik. Rosululloh SAW telah pernah mencontohkan
dan memuji baik pada diri juara-juara gulat dan orang-orang yang mempunyai Fisik
yang kuat, dalam sabdanya :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 46/185
46
ھ ی )(.ی Artinya : Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Alloh dari pada Mukmin
yang lemah. (riwayat Imam Muslim).
Dalam Al-Quran di-Firmankan Surat al-Anfal (8) Ayat 60, sbb :
ھ Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi”
7) Keteladanan dalam hal keberanian. Tidak ada seorangpun yang mena ndingi
keberanian Rosululloh SAW, ditandai dengan keberaniannya mendatangi tempat yang
berbahaya sebelum ada yang berani mendatanginya.
Alloh ber-Firman dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 84 :
ھ ,ی ,ی Artinya : “Maka berperanglah kamu pada jalan All oh, tidaklah kamu dibebani
melainkan dengan kewajiban kamu sendiri, kobarkanlah semangat para mu'min
(untuk berperang)”.
Dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 13 di-Firmankan :
ھ ,ھ .ی Artinya : "Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal All oh-lah yang berhak
untuk kamu takuti, jika kamu benar -benar orang yang beriman".
8) Keteladanan dalam berorganisasi. Beliau telah menjadi contoh untuk ummat
manusia, baik bagi masyarakat kecil ataupun luas, baik itu kaum Mukminin atau kafir.
Rosululloh telah berhasil dalam segala sesuatu, karena beliau dikaruniai akhlaq mulia,
dalam ber-politik dan meletakkan segala masalah secara proporsional. Firman Allohdalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 159 :
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah-lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, ten tulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlahampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
9) Keteladanan dalam keteguhan hati. Sifat ini merupakan salah satu yang sangat
menonjol yang dimiliki Rosululloh SAW. Sebagai salah satu contoh adalah ucapan
beliau kepada pamannya seandainya dimi nta untuk berhenti berda’wah :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 47/185
47
ھ ی ی : ی ,ی ھ ھ ھ ھ .ی
Artinya : “Demi Alloh, wahai pamanku, jika mereka meletakkan matahari ditangan
kananku dan bulan ditangan kiriku, agar aku meninggalkan kewajiban berda’wah ini,aku tidak akan meninggalkannya, hingga Alloh menampakkannya atau kau binasa
dalam membelanya”.
Dari keteladanan Rosululloh SAW yang diuraikan diatas adalah hanya sebagian kecil
akhlaq mulia dari keseluruhan keagungan Rosululloh SAW yang oleh Alloh SWT
telah dianugerahkan kepadanya, yaitu sebagai akhlaq yang agung yang disebut dalam
Firman Alloh Surat al-Qolam (68) Ayat 4, sbb :
Arinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung ”.
Oleh karena dalam memberikan teladan pada anak -anak dan anak didik kita,tentulahharus mengacu selain kepada teladan Rosululloh SAW, jug a mengacu kepada teladan
para Shohabat Rosululloh SAW, dalam sabdanya yang diriwiyatkan oleh Imam
Baihaqi dan Dailami :
ھ ی .ی Artinya : “Para sahabatku adalah bagaikan bintang -bintang. Dengan siapa saja dari
antara mereka ikut, niscaya kamu dapat petunjuk”. Dalam Atsar lain disebutkanAbdullah bin Mas’ud ra be rkata :
ی .ھ ی Artinya : “Barang siapa mencari ikutan, maka hendaklah ia menjadikan shahabatRosululloh SAW sebagai ikutan.”
Didalam memberikan teladan, maka baik orang-tua atau pendidik tentulah harus lebih
dulu melakukan ‘amalan baik seperti yang diteladankan tsb, seperti dalam Firman-
Nya Surat al-Baqoroh (2) Ayat 44, sbb :
Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat) ”?
Maka tidakkah kamu berpikir? ”. Wallo-hu A’lam.
Pendidikan Dengan Adat Kebiasaan Yang baik. Menurut Syari’at pada dasarnyamanusia (sang anak), sejak lahir secara Fithroh telah memiliki Tauhid yang murni,
agama yang lurus dan Iman kepada Alloh, dalam Surat ar -Rum (30) Ayat 30 di-
Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 48/185
48
Artinya : “...(tetaplah atas) fithroh Alloh yang telah menciptakan manusia menurut
fithroh itu. Tidak ada perubahan pada fithroh Alloh. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui ”.
Dalam Hadits Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ھ ی ی ھ ی )(
Artinya : “Setiap anak yang dilahirkan, ia dilahirkan dalam fithroh (kesucian), makakedua orang-tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai seorang Yahudi, Nasrani
atau Majusi”. (riwayat Imam Bukhori).
Dengan demikian terbentuknya pribadi yang beriman tergantung dari pembiasaan
tindak laku yang diajarkan oleh orang -tuanya atau pengasuhnya. Pembiasaan yang
wajib diberikan pada anak setidaknya adalah : Pembiasaan dalam ‘amalan Islam sertalingkungan keluarga (pergaulan) yang tertib (tidak bertentangan dengan Islam).
Dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :
ی ). (ی Artinya : “Ajarilah anak -anak dan keluargamu dengan ajaran yang baik dan didiklah
mereka”. (riwayat Imam Abdur -Rozaq dan Sa’id bin Munshur).
Dalam Hadits lain :
: ھ ,ی ,ی ) ..(
Artinya : “Didiklah anak -anakmu dalam tiga perkara : Cinta kepada Nabimu, cinta
kepada keluarga dan membaca al-Quran”. (riwayat Imam Thobaroni).
Bahkan dalam pergaulan dengan teman -temannya terdapat pengaruh kepada dirinyaseperti yang disabdakan Rosululloh SAW, sbb :
ھ ی ی ).. (ی ی
Artinya : “Seseorang berada pada tuntunan temannya, maka hendaklah salah seorangdari kamu melihat siapa yang menjadi temannya”. (riwayat Imam Thirmidzi).
Dengan cara mengasuh dan mengawasi pergaulan yang demikian hakekatnya anak
akan tumbuh dalam Iman yang Haq, akan dihiasi dengan Akhlaq (Etika) Islami,
bahkan dapat mencapai puncak keutamaan spiritual dan berpribadi yang mulia.
Dari beberapa uraian diatas, maka dalam mendidik anak (yang sudah mulai dewasa)
dengan cara :Mengikatkannya dengan ‘Aqidah Islamiah , dengan cara pendekatan yang baik, dalam arti
anak dapat disadarkan, bahwa Alloh SWT, dimana dan kapan saja akan selalu
mengawasi gerak-gerik dan ucapan kita, bahkan apa saja yang sudah terdetak dalam
hati kita dapat diketahui-Nya. Dengan demikian anak akan selalu merasa takut untuk
berbuat yang dimurkai-Nya dan akan berbuat yang diperintahkan -Nya, baik secara
terang-terangan ataupun secara sembunyi.
Menerangkan cela/kejelekan tindak kemungkaran dan kekejia n. Dengan pendekatan yang
baik, maka pemahaman atas cela/jeleknya kemungkaran dan kekejian akan membawa
ketenteraman dalam berbuat baik dan menjauhi segala yang mungkar dan kehinaan.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 49/185
49
Menciptakan dan kalau perlu merubah lingkungan sosial untuk menjadi baik . Hal itu dimaksud
agar dapat menciptakan suasana yang baik dengan kehidupan yang mulia sesuai
ajaran Islam. Dalam upaya tersebut para orang -tua/ pendidik mengambil jalan dalam
memperbaiki anak asuh agar dicapai keamanan dan ketenteraman masing -masing
individu diantara mereka, Alloh SWT ber-Firman dalam Surat Yusuf (12) Ayat 108 :,
sbb :
Artinya : “Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang -orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada All oh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci
Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Adapun methoda yang digunakan adalah bertumpu pada pengaj aran dan pembiasaan.
Yang dimaksud pengajaran adalah upaya yang agak teoritis mengajarkan sesuatu pada
anak, sedang pembiasaan adalah pengajaran praktis untuk melakukan yang diajarkan.
Dalam hal ini Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ) . .(
Artinya : “Ajarkan kepada anak -anakmu kata-kata pertama ‘La-ila-ha Illa-lloh”.(riwayat Imam Al-Hakim dari Ibnu ‘Abbas).
Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
,, ھ ی ) . .(
Artinya : “..suruhlah anak -anakmu mentaati perintah-perintah dan menjauhilarangan-larangannya, maka itu adalah penjagaan mereka dan dirimu dari api neraka”.(riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Al-Mundzir dari Ibnu ‘Abbas). Insya -Alloh.
Untuk menciptakan lingkungan pergaulan yang baik, maka orang tua agar selalu
menyempatkan mengamati teman sepergaulannya, dan diupayakan selalu mempunyai
teman sepergaulan yang sejalan dengan arah pendidikan yang diberikan baik orang -
tua ataupun pendidiknya. Kawan sepergaulan ad alah sangat berpengaruh tehadap
sikap pegaulan anak ybs. Syair dari Imam Adiy bin Zaid memberikan pesan a. l :
ھ #ی ی ی ی
#ی Artinya : “Terhadap seseorang jangan menanyakan sesuatu, tapi tanyakan pada
kroninya # knoninyalah yang menentukan tindakannya ”. “Bila engkau memasuki
suatu lingkungan, ambillah orang terbaik menjadi teman # Dan jangan berteman
dengan orang terhina, karena engkau menjadi terhina bersamanya ”.
Dengan teman sepergaulan yang qualitas nya terhormat, maka anak ybs akan pula
memiliki tingkat yang terhormat pula. Insya-Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 50/185
50
Pendidikan Dengan Nasehat. Kewajiban dari orang-tua atau pengasuh memberikan
nasehat kepada anak sendiri atau anak asuh tentang segala hal yang dianggap
membawa kebaikan anak tersebut dimasa depannya. Nasehat kepada anak dapat
membukakan mata hati dari anak ybs, dan pada ha kekatnya dari situ ada sesuatu yang
dapat mendorong kepada sesuatu yang luhur yang menjadi cita -citanya, dan dapat
pula menghiasinya dengan akhlaq yang luhur.
Dalam Al-Quran terdapat serangkaian Ayat tentang nasehat yang diberikan a.l :Nasehat dengan kelembutan orang tua kepada anaknya untuk beriman kepada Alloh dengan
tanpa menyekutukan-Nya, berbakti kepada orang tua, sholat dan sopan santun, yang didalam
Al-Quran antara lain pada Surat Luqman (31) Ayat 13 -15, sbb :
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, jang anlah kamu mempersekutukan
(Alloh) sesungguhnya mempersekutukan (All oh) adalah benar-benar kezaliman yang
besar".Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbu at baik) kepada dua orang ibu -
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah -
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada -Ku dan kepada duaorang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksam u
untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada -Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan”.
Selanjutnya dalam Ayat 16-17 :
Artinya : (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Alloh akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Alloh Maha Halus lagi
Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 51/185
51
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal -hal
yang diwajibkan (oleh Alloh)”.Nasehat untuk tidak berlaku sombong dan angkuh dalam pergaulan dengan orang lain dan
dengan masarakat sekitarnya , dalam Surat Luqman (31) Ayat 18-19, sbb :
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk -
buruk suara ialah suara keledai ”.
Nasehat dengan menceritakan suatu kisah dengan Tamsil dan Ibarat. Dalam kisah tentulahdiberikan argumen-argumen yang logis menurut akal fikiran a nak ybs. Dalam Al-
Quran a. l Surat Hud (11) Ayat 120, sbb :
Artinya : “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah -
kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang -orang yang
beriman”. Selanjutnya dalam Surat Yusuf (12) Ayat 3 , sbb :
Artinya : “Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu, dan ses ungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan) nya adalah termasuk orang -orang yang belum mengetahui ”.Nasehat dengan wasiat untuk ber’ibadat dan berperi -laku kepada orang-tua dan orang-orang
disekelilingnya , Surat an- Nisa’ (4) Ayat 36 , sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 52/185
52
Artinya : “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu -bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”,
Nasehat dengan memberikan Hikmah, nasehat (mau’idhoh) dan dialog, dalam Surat an-Nahl
(16) Ayat 125, sbb :
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mau’idhoh(pelajaran yang baik) dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan -Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang -orang yang mendapat petunjuk ”.
Dalam Tafsir pengertiannya adalah :1) Menasehati dengan memberi hikmah dimaksud adalah nasehat kepada anak yang
memang sudah cukup faham mengenai kebaikan sehingga dapat dinasehati
dengan memperkaya ilmunya dengan pengertian yang lebih dalam ,
2) Pemberian nasehat dengan mau’idhoh mempunyai arti nasehat kepada anak yangtelah faham kebaikan tetapi perlu nasehat yang disertai teladan dengan amalan
dari penasehat,
3) Nasehat dengan berbantah merupakan nasehat kepada anak yang belum
sepenuhnya faham atas kebaikan, sehingga selain berbantah sering diperlukan
tindakan atau sarana-sarana tertentu yang harus disediakan yang dibenarkan dalam
pendidikan Islam. Wallo-hu A’lam.
Pendidikan Dengan Perhatian. Yang dimaksud Pendidikan dengan Perhatian adalah
mencurahkan perhatian disertai dengan senantiasa mengikuti perkembangan anak
dalam pembinaan ‘Aqidah, Akhlaq (moral spiritual) dan sosial, disamping perhatianterhadap Jasmani dan Daya pikirnya.
Islam mengajarkan pada para orang -tua dan pendidik pada umumny a untuk selalu
memperhatikan, senantiasa mengikuti perkembangan, melakukan pengawasan
terhadap ank-anaknya dalam segi kehidupan dan pendi dikan secara menyeluruh.
Dalam al-Quran Alloh ber-Firman Surat at-Tahrim (66) Ayat 6, sbb :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka”
Pengertian “Qu-amfusakum…” oleh Sayidina ‘Ali ra diartikan sebagai “Didiklah danajarilah…” sedang menurut Sayyidi na ‘Umar ra mengartikan sebagai “laranglah dariperbuatan yang dimurkai Alloh dan ajarilah deng an yang diperintahkan Alloh..”Termasuk dalam perhatian adalah mencukupi kebutuhan hidup dan kebutuhan lain,
dalam Al-Quran Alloh ber-Firman Surat al-Baqoroh (2) Ayat 233, sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 53/185
53
Artinya : “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara yang ma`ruf (pantas)”.
Secara praktis seorang pendidik atau orang -tua memberi perhatian secara saksamadalam hal-hal, a. l. :
Perhatian dalam Segi ke-Imanan pada anak. Kepada anak agar diperhatikan pada prinsip
apa yang telah dianut anak, pikiran dan keyakinan yang ada. Bila apa yang telah
dimiliki telah sejalan dengan ke -Imanan maka bersyukurlah orang-tua/pendidik
sehingga tinggal memupuknya. Bila ada kecenderungan penyimpangan terhadap
prinsip Iman, maka harus diambil tindakan dalam menanamkan jiwa Tauhid dan
mengokohkan fondasi Iman dengan pendekatan kesadaran anak yang tulus. Un tuk
lebih mendalami keadaan anak perlu diperhatikan pula pada : 1) Media yang
berbentuk cetak ataupun elektronik yang menjadi kegemaran anak tersebut. 2) Kawan
bergaul sehari-hari dengan segala kegiatannya. 3) Bentuk klompok-klompok
pergaulan yang bagaimana yang digumuli bersama dengan teman akrabnya, yangdengan sendirinya akan tampak kegiatan bersama yang dilakukan setiap waktu.
Perhatian dalam Segi moral. Perhatian dalam segi moral ini terfokus pada kejujuran anak
ybs. Jika kenyataan anak menunjukkan, bahwa dia suka berdusta dalam ucapan atau
janji, berbicara dengan cara berbelit -belit dan dalam penampilan menunjukkan
penampilan yang kurang wajar berbeda dari kawan sebayanya, maka orang tua wajib
berusaha membimbingnya dengan secara bijaksana. Upaya itu dimulai dengan
menjelaskan kejelekan sifat-sifat dusta dan ketidak wajaran penampilannya. Lebih
penting pula dicari tahu perihal apa yang telah membawa sifat tersebut. Bila hal
tersebut dirasa sudah agak melibihi yang sewajarnya sebaiknya perlu bantuan pa da
ahli jiwa yang lebih dapat mendalaminya.
Perhatian dalam Segi mental dan intelektual anak. Orang-tua mempunyai kewajiban
memperhatikan daya intelektual anaknya dan pembentukan mental budaya dalam
anak yang bersangkutan. Dalam hal intelektual dapat dili hat dari kemampuan pikir
tehadap pelajaran yang sedang diikuti, sedang pembentukan mental dan budaya dapat
dilihat dari sikap dalam menghadapi persoalan, serta perilaku kesehariannya. Dalam
norma pendidikan Islam, maka kewajiban orang -tua harus sudah mengenalkan untuk
melaksanakan yang dikategorikan sebagai “Fardlu ‘Ain” seperti Sholat Fardlu yangwajib dijalankan anak ybs dan dikenalkan juga yang bersifat “Fardlu kifayah”. Bagianak yang sudah lebih dewasa (mahasiswa) dapat pula dicari tahu tentang pandan gan
terhadap mentalitas dan tindakan para penguasa yang dikenalnya dalam masyarakat.
Perhatian dari Segi Jasmani anak. Dari penampilan anak dapat diketahui kondisi
kesehatan anak, dan perlunya upaya untuk mencapai kondisi (kesehatan) yang
seharusnya (fit). Manakala menunjukkan kondisi tidak layak, maka anak perlu
dibimbing dalam memelihara kesehatannya dengan cara yang wajar sesuai norma -
norma kesehatan kemampuan keluarga. Perintah Rosululloh SAW dari Imam Ahmad
dan An-Nasa’i sbb :
ھ ,ی ھ ھ .ی
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 54/185
54
Artinya : “Wahai hamba-hamba Alloh, berobatlah kalian, karena sesungguhnya
Alloh ‘Azza wa Jalla tidaklah menciptakan adanya peny akit kecuali Dia menciptakan
penyembuhannya”.
Perhatian dalam Segi Psikhologi anak. Untuk memberikan perhatian tentang jiwa anak
dapat diamati pada gejala-gejala pada anak antara lain :
Gejala malu atau juga rendah diri, bahkan tidak berani mengahadapi o rang lain,maka sebaiknya orang-tua menumbuhkan keberanian dengan membiasakan
berkumpul dengan orang lain dalam pegaulan yang sopan.
Gejala takut (penakut). Gejala ini dapat dihilangkan dengan meneguhkan hati untuk
menghadapi segala sesuatu dan diberi key akinan akan kemampuannya. Yang perlu
dihindarkan adalah jangan sampai anak selalu ditakut -takuti.
Gejala merasa tidak puas. atau merasa diperlakukan tidak seperti yang dikehendaki.
Perasaan tidak puas atau diperlakukan tidak adil yang dapat disebabkan ant ara lain:
Sering mendapat penghinaan, kebetulan menjadi seorang yang yatim dan adakalanya
merasa fakir atau miskin, manja, iri atau dengki dan marah. Untuk mengatasi hal yang
demikian, maka anak dianjurkan untuk didekati dengan cara melakukan panggilan
yang dapat didengar dengan lebih menyenangkan, dengan pembicaraan yang
menyenangkan pula yang dapat membesarkan hati, memberi perlakuan yang adil dan
memberikan kesadaran untuk membangun pribadi dan kesabaran. Dalam hal anak
manja hendaknya tidak dibiasakan adanya perlakuan istimewa dan bagi yang senang
marah perlu dihilangkan hal-hal yamg menjadi penyebabnya.
Perhatian dalam segi Sosial anak. Dalam pergaulan masarakat dapat dilihat apakah
seseorang dapat selalu memberikan hak -hak orang lain yang harus diberikan kepada
orang tersebut, misalnya memberikan salam waktu ketemu, menjawab pertanyaan
orang, menengok teman yang sakit atau berta’ziah. Bila hal tersebut tidak tampak pada diri seseorang yang menjadi asuhannya, maka hendaknya orang -tua mengajarkankepada anaknya agar melakukannya, karena disamping seseorang mempunyai hak
yang perlu dilayani, sebaliknya adanya hak orang lain yang harus dipenuhi. Sifat -sifat
egoistis seseorang (anak) agar dicegah dengan melatih untuk suka mendahulukan
kepentingan orang lain terutama kepada yang lebih dituakan.
Perhatian dalam segi Spiritual. Perhatian kepada anak seberapa dia memahami, bahwa
haqiqatnya Alloh selalu mengawasi dalam gerak -gerik kehidupan kita, sehingga
apapun yang kita perbuat Alloh mengetahuinya. Kemampuan i tu hanya dapat dimiliki
karena ke-Imanan yang di-Anugerahkan kepadanya. Oleh karenanya upaya
peningkatan Iman merupakan langkah yang tidak dapat diabaikan dengan bimbingan
amalan ‘Ibadah yang baik dan khusyu’. Seperti halnya Sholat, hendaknya dibiasakansejak kecil.
Dalam sabda Rosululloh SAW yang diriwayat Imam Abu Dawud dan Al -Hakim :
......ی Artinya : “Suruhlah anak -anakmu sholat ketika mereka berusia 7 tahun………”.Insya-Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 55/185
55
Pendidikan Dengan Memberikan Hukuman atau Sangsi. Pemberian hukuman atau
sangsi didasarkan pada pemberian pengertian kepada anak, bahwa untuk dapat
dicapainya suasana kehidupan yang tenteram dan harmonis yang merupakan
kebutuhan seluruh masarakat, perlu ditegakkan suatu tatanan (hukum), dimana siapa
yang melanggarnya dikenakan suatu hukuman atau sangsi sesuai ketentuan dalam
hukum tersebut. Oleh karenanya pada setiap anak diberi pengertian lebih dahulu,
bahwa dalam hidup ada suatu tatanan (aturan mai n) yang dikenal sebagai hukum.Untuk dapat memberikan pengertian demikian diperlukan tahapan -tahapan sesuai
dengan usia atau pertumbuhan akal anak ybs. Pemahaman terhadap hukum tidak lain
agar seseorang dapat melaksanakan yang disebut: ”al-kulliyyatul-khomsu” atau “lima-keharusan”, yaitu : ”1) Menjaga Agama, 2) Menjaga jiwa, 3) Menjaga kehormatan, 4) menjaga ‘akal dan 5) Menjaga harta-benda”.
Sedangkan ketentuan Hukum yang harus difahamkan kepada anak adalah :
“Hudud” yaitu hukum yang menjadi ketentuan Al loh SWT, misalnya : dilarangnya
kufur atau murtad, berzina, mencuri, minum khomr dsb. Dalam pelanggarannya ada
sangsi hukuman yang ditentukan secara jelas yang diatur dalam Syara’ dan tegas
bahkan kadang-kadang sangat berat, misalnya harus dibunuh, dicambu k, dipotongtangan dsb.
“Ta’dzir” yaitu hukum yang tidak merupakan hukum yang seketat seperti hudud dan
merupakan hukum yang lebih menyangkut kepantasan dalam kehidupan kaum
Muslimin, misalnya berpakaian atau berpenampilan yang kurang pantas dsb.
Sehingga hukuman yang diberikan a. l. berupa kecaman atau perampasan barang yang
kurang pantas atau suatu sangsi keras yang tujuannya hanya menakut -nakuti.
Beberapa metoda yang dipakai Islam dalam upaya memberi hukuman kepada anak
sesuai dengan tahapan-tahapannya a. l :
1) Memberikan teguran yang lemah lembut dan kasih sayang adalah dasar mu’amalat dengananak :
Imam Bukhori meriwayatkan : ی ی .Artinya : “Hendaknya kamu bersikap lembah lembut, kasih sayang, dan hindarilahsikap keras dan keji”
Imam Al-Ajiri meriwayatkan :
Artinya : ”Bersikap ‘Ariflah (baik) dan janganlah kalian bersikap keras”.Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Musa Al -Asy’ari bahwa Rosululloh SAWmengutusnya bersama Mu’adz kenegeri Yaman, dan Rosululloh SAW bersabdakepada mereka :
ی Artinya :”Permudahlah jangan kalian persukar. Ajarkan ilmu dan janganlah berlakutidak simpati”.
2) Dalam memberikan teguran selalu menjaga tabi’at anak seseuai kecerdasan dan kepekaannya.Mungkin ada yang cukup dengan isya rat atau pandangan mata. Sedapat mungkin
dihindarkan dengan kekerasan. Pendapat Ibnu Khaldun a. l :”Pendidikan yangbersikap keras baik terhadap anak (murid) atau orang lain (hamba sahaya, pembantu),
maka pendidikan itu telah menyempitkan jiwanya dalam hal perkembangan,
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 56/185
56
menghilangkan semangat, menyebabkan malas, dan menyeretnya untuk berdusta kare
takut mendapatkan pukulan yang keras dan kejam pada mukanya. Hal itu berarti telah
mengajarkan anak untuk berbuat makar dan tipu daya yang berkem -bang menjadi
pembinasaannya.
3) Dalam upaya memperbaiki perilaku anak, hendaknya dilakukan secara bertahap, a. l :
o Menunjukkan kesalahan dengan pengarahan. Artinya dengan nasehat yang baik danpengarahan yang membekas.
o Menunjukkan kesalahan dengan tegas tapi tetap ra mah. Misalnya memberikan suatu
hidangan yang seharusnya didahulukan kepada yang lebih tua dan keliru, maka
secara jelas dinasehatkan agar untuk tidak keliru lagi.
o Menunjukkan kesalahan dengan kecaman. Dalam riwayat Rosululloh SAW pernah
mengecam terhadap Abu Dzar yang merendahkan seseorang anak kulit Hitam
dengan kata :”kamu anak orang hitam”, maka Rosululloh mengcam denganperkataan : ”Sesungguhnya engkau masih berperilaku jahiliyah”.
o Menunjukkan adanya kesalahan dengan memutus hubungan. Misalnya meninggalkan
tempat.
o Menunjukkan kesalahan dengan memukul. (dengan pukulan yang tidak membahayakan).
Dalam hadits Rosululloh SAW yang diriwayatkan Imam Abu -Dawud dan Al-Hakim,
sbb :
,ی ی ھ , ھ .ی
Artinya : “Suruhlah anak -anak kalian mengerjakan shola t sejak mereka berusia tujuh
tahun, dan pukullah mereka jika melalaikannya, ketika mereka berusia sepuluh tahun,
dan pisahkan tempat tidurnya”.
o Menunjukkan kesalahan dengan hukuman yang membuat jera. Hukuman itu kalauperlu atau dalam hal tertentu (kadang-kadang) dapat dilakukan didepan orang
lain. Dalam Al-Quran a. l Surat an-Nur (24) Ayat 2 :
Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki -laki yang berzina, maka deralah tiap -
tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Alloh, jika kamu beriman
kepada Alloh, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman merekadisaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”. Na’udzubillah.
11. Pembinaan Diri Sebagai Ilmuwan
Bila dalam pembekalan Ilmu yang diberikan orang -tua dan para pengasuhnya sudah
berhasil, maka pada diri anak Insya-Alloh sudah terbentuk atau tampak bakat atau
minat anak ybs untuk melanjutkan ketingkat dan arah jenis pengetahuan tertentu,
sejalan dengan minat dan bakatnya. Dalam hal bakat ini, hakikatnya tidak mudah
ditentukan tanpa kecermatan dalam pengamatan dan pangalaman baik dari anak ybs,
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 57/185
57
orang-tua atau pengasuh, karena setiap manusia hakikatnya diberi kelebihan masing -
masing seperti di-Firmankan Alloh dalam Surat al-An’am (6) Ayat 165, sbb :
Artinya : “Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan -Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”.
Bila secara tepat atau setidaknya mendekati bakat yang sebenarnya, maka hendaknya
anak didorong untuk berusaha selalu meningkatkan derajat keilmuannya. Dalam kata
lain, Insya-Alloh anak bersangkutan dapat berusaha membina diri menjadi seorang
“Ilmuwan” atau Intelektual yang dalam kalangan agama sering juga disebut sebagai
“’Ulama” berdasar bakat yang dimilikinya dan sejalan dengan proses penguasaan
ilmu yang telah diupayakannya dengan baik . Upaya mendapatkan ilmu wajib disadari,karena setiap manusia setelah dilahirkan hakikatnya tidak berpengetahuan apa -apa,
seperti di-Firmankan Alloh pada Surat an-Nahl (16) Ayat 78 :
Artinya : “Dan Alloh mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur”. Dengan Firman tsb hendaklah setiap insan dengan indera danfikirannya mencermati segala sesuatunya yang terjadi dialam untuk difahami dalam
memperkaya ilmunya, seperti dalam beberapa Ayat sbb :
Surat Yunus (10) Ayat 101 :
Artinya : “Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi ”.
Surat al-Ghosyiyah (88) Ayat 17-20 :
Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan
(17), Dan langit , bagaimana ia ditinggikan? (18), Dan gunung -gunung bagaimana ia
ditegakkan? (19), Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (20) ”. Tentu saja dalam
mencari ilmu wajib didasari dengan ke -Taqwaan kepada Alloh, karena hanya berdasar
ke-Taqwaan Alloh akan selalu menambah ilmu hamba -Nya. Dalam Firman-Nya,
Surat al-Baqoroh (2) Ayat 282 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 58/185
58
Artinya : “....dan bertakwalah kepada Alloh; Alloh mengajarmu; dan Allo h Maha
mengetahui segala sesuatu”.
Di-Firmankan pula, bahwa hanya ahli ilmu pengetahuan yang takut kepada Alloh
SWT, Surat Fathir (35) Ayat 28 :
Artinya : “Sesungguhnya yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ‘Ulama. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ”.
Dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :
ھ ھ ی Artinya : “Barang siapa mengamalkan sesuatu didasarkan ilmunya, maka Alloh
menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya ”.
Untuk mendapatkan tingkat ilmu yang lebih tinggi, seseorang harus secara cermat
menggunakan akalnya karena akal merupakan landasan dalam ber'amal. Rosululloh
SAW bersabda :
.ھ ,Artinya : "Setiap amal perbuatan ada fondasinya, dan fondasi amal perbuatan
seseorang adalah akalnya". Sayyidina 'Umar bin Khotthob mengatakan :"Mahkota
seseorang adalah akalnya, derajad seseorang adalah agamanya dan harga diri se -
seorang adalah akhlaqnya".
Dengan uraian Ayat-ayat dan sabda Rosululloh SAW tidak secara otomatis manusia
sanggup mencermati serta mendalami ilmu untuk mencapai derajat ke -ilmuan yangtinggi dan bermanfaat, hal itu dikarenakan banyaknya godaan dalam kehidupan
manusia didunianya, yaitu a. l : kesombongan dan melupakan kehidupan akhirat,
seperti Firman Alloh Surat al-A’rof (7) Ayat 146 dan Surat ar-Rum (30) Ayat 6-7 :
Artinya : “...Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di
muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda -tanda kekuasaan-Ku..”
Artinya : “.......tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui (6). Mereka Hanya
mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai ” (7). Na’udzubillah.
Jenis ilmu apa saja yang harus didalami dalam membangun dunia ini, tentulah sangat
banyak jenis dan ragamnya. Untuk lebih menyederhanakannya dalam uraian ini
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2) Ilmu
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 59/185
59
Pengetahuan tentang Ekonomi, Sosial dan Politik. 3) Ilmu Pengetahuan tentang
Agama yang memuat ilmu ‘Aqidah, Syar i’ah dan Akhlaq disertai ilmu -ilmu pengantar
(diroyat) dari masing-masing ilmu ybs.
12. Mempelajari Ilmu Pengetahuan dan Tek nologi
“Ilmu” yang dalam bahasa Indonesia biasa dirangkai dengan kata Pengetahuan, berasal dari bahasa ‘Arab “‘alima” artinya “tahu” atau dalam buku Prof. QuraishShihab (Wawasan Al-Quran) diuraikan dari kata “‘ilm” yang artinya “jelas” atau
kejelasan. Sifat Alloh disebutkan sebagai “’A-lim” dari kata kerja “Ya’lam” artinya
Dia yang Mengetahui atau untuk sifat kesempunaan -Nya menjadi “’Ali-m” artinya
Dia yang Maha Mengetahui. Karena pentingnya Ilmu, maka Ahli tafsir menghitung
kalimat “’Ilm” dengan segala bentuknya disebut dalam al -Quran 854 kali. Dalam
Sifat Alloh disebutkan “‘A-limul Ghoibi wasy Syaha-dah” artinya Mengetahui baik
yang ghoib dan yang nyata. Ilmu yang dianugerahkan kepada manusiapun Insya -
Alloh dapat mencakup dari hal -hal yang terlihat mata dan yang tidak terlihat mata.
Ilmu tsb telah diterima oleh manusia dari Alloh SWT pada permulaan penciptaannya,
seperti dalam Firman-Nya pada Surat al-Baqoroh (2) Ayat 31-32 :
Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama -nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakanny a kepada para malaikat lalu ber -Firman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang
yang benar!"(31). Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; SesungguhnyaEngkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (32) ”. Dalam menerima ilmu
dari Alloh SWT, maka manusia dapat menerimanya dengan dua cara, yaitu : Pertama,ilmu diterima tanpa adanya upaya manusia tsb untuk mencarinya, artinya langsung di -
Anugerahkan Alloh kepada manusia tertentu yang disebut sebagai “Ilmu Ladunni”,
yang dalam al-Quran di-Firmankan pada Surat al-Kahfi (18) Ayat 65 :
Artinya : “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antar a hamba-hamba
kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi kami, dan yang telah kami
ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami ”. Kedua Ilmu yang diperoleh manusia denganberusaha (belajar) yang disebut “Ilmu al-Kasbi”, yang merupakan sebagian besar
dari ilmu yang dimiliki seluruh manusia.
Teknologi. Dalam kamus bahasa (Indonesia), “Teknologi” diartikan sebagai
“kemampuan tehnik yang didasarkan pada pengetahuan eksakta dan didasarkan pada
proses tehnis”. Dalam penerapannya, maka teknologi adalah merupakan ilmu tentang
bagaimana cara menerapkan sain (Ilmu Pengetahuan Murni) untuk kepentingan yang
sesuai kebutuhan masarakat dari ilmu tsb , dengan mengikuti prosedur tehnik yang
sudah dirumuskan secara baku. Teknologi selalu berkembang sesuai kemajuan zaman
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 60/185
60
atau sejalan dengan tingkat perkembangan pemik iran para tehnokrat yang hidup
dizaman itu. Dalam kehidupan mereka secara cermat melakukan penelitian dan
pengembangan untuk kemajuan teknologi ybs. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-
Imron (3) Ayat 190-191 :
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190), (yaitu)
orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keada an
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan s ia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (191)”. Dalam meneliti ataumengembangkan teknologi, maka sesuai Ayat tersebut para Tehnokrat Muslim wajib
selalu mengingat dan menyandarkan diri kepada Kebesaran Alloh SWT. Berbeda
dengan para pakar yang kufur, maka Alloh mempertanyakan dengan Firman -Nya,
Surat al-Anbiya’ (21) Ayat 30 :
Artinya : “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langitdan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan
antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? ”
Dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan dan Teknologi ummat Islam dituntut
untuk selalu memperkaya dan meningkatkan pengetahuan, bahkan kepada Rosululloh
SAW diperintahkan untuk selalu berdo ’a, mohon ditambah ilmunya, Surat Thoha (20)
Ayat 114 :
Artinya : “...dan Katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilm upengetahuan”.
Penguasaan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan tuntutan dalam
hidup manusia dialam ini dalam mencapai kesejahteraanya seperti digambarkan
dalam Surat Yunus (10) Ayat 24 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 61/185
61
Artinya : “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya, karena airitu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang
ternak. hingga apabila bumi itu telah s empurna keindahannya, dan memakai (pula)
perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya,
tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami
jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan -akan
belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda -tanda
kekuasaan (kami) kepada orang -orang berfikir”.
Dengan Ayat inilah manusia terinspirasi menyusun kaidah -kaidah ilmiah yang
menjadi salah satu dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Oleh karenanya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi umumnya bertujuan untuk kepentingan bersama dibidangkeilmuan, sehingga sifatnya lebih obyektif untuk seluruh manusia. Wallo -hu A’lam.
Bila kita lihat perkembangan Ummat Islam diseluruh dunia, tingkat kemampuan
Teknologi yang dimiliki Ummat Islam jauh masih dibawah ummat yang lain,
walaupun secara perseorangan dari waktu kewa ktu kualitas keilmuannya mengalami
kemajuan. Bagi Ummat Islam Indonesia yang merupakan penduduk mayoritas
dibanding dengan yang non-Muslim, tentulah kemajuan secara umum lebih dapat
dilihat, namun sebagai Ummat yang mayoritas, maka jumlah yang berkualitas masih
sangat terbatas dalam arti kurang proporsional dari jumlah Ummat Islam yang ada di
Indonesia. Untk memberikan penilaian tingkat kemampuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi lebih mudah diukur dalam pendidikan formal yang modern, salah satu
penilaian kualitas dalam dunia akademis adalah kelulusan para Ilmuwan dan
Tehnokrat dalam pendidikan tinggi yang diberi kategori strata 1 (S1), S2 dan S3
disertai hasil-hasil penelitiannya masing yang dikembangkan dimasarakat. Ukuran
lain yang dapat digunakan untuk meng etahui tingkat kemampuan seorang Ilmuwan
atau Tehnokrat yang tidak bersifat formal, dapat diidentifikasi melalui hasil karya
ilmiah yang nyata dari mereka yang dapat dibaca atau diamati secara terbuka. Hanya
dengan kesadaran yang penuh dan usaha yang sungg uh-sungguh dari Ummat Islam
Indonesia sendiri, peningkatan akan dapat mungkin dicapai sesuai kebutuhan Ummat.
Insya-Alloh.
13. Mempelajari Ilmu Ekonomi
Sebelum secara khusus menguraikan Ilmu Ekonomi, lebih baik kiranya ditinjau
tentang peri kehidupan manusia didunia yang secara umum menuntut a.l :
Tersediannya sarana dan prasana yang diperlukan untuk memelihara kelangsungan
hidupnya. Kemudian selain itu diperlukan suasana aman dan tenteram, disamping itu
diantara manusia tertentu ada yang berkeinginan da pat berkuasa dalam arti berwenang
mengatur kehidupan dalam masarakat lingkungannya. Kebutuhan kesemuanya hanya
mungkin didapat bila manusia memeliki ilmu pengetahuan yang cukup untuk
mewujudkan apa yang mereka cita -citakan.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 62/185
62
Tersedianya sarana dan prasarana untuk kepentingan hidup sehari-hari secara
memadahi dapat dipenuhi mana -kala diantara manusia yang ada memiliki atau faham
tentang ilmu untuk mendapatkan dan menyediakan sarana tsb , yang dalam pemikiran
awam disebut sebagai “Ilmu Ekonomi” , untuk tercapainya suasana kehidupan
kemasarakatan yang damai dapat dipelajari dalam ilmu untuk bermasarakat yang
tenteram, harmonis dan damai yaitu disebut sebagai “Ilmu Sosial” , sedang untuk
dapat mencapai kedudukan dalam kekuasaan pemerintahan mengatur masarakat dannegara oleh orang-orang tertentu dipelajari dalam “Ilmu Politik” .
Bila dalam uraian tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi lebih mengarah kepada
obyektifitas artinya digunakan dalam pemenuhan kebutuhan pengetahuan itu sendiri
dan kebutuhan manusia umumnya, namun dalam hal Ilmu Ekonomi, Sosial dan
Politik lebih cenderung mengarah kepada subyektifitas masing -masing manusia yang
terlibat, karena berhubungan dengan kepentingan dari masing -masing yang
membidanginya yang kadang-kadang berbeda antara satu fihak dan fihak lain, baik
ditinjau dari segi kepentingan, suasana ketenteraman yang diharapkan dan kekuasaan
yang diinginkan.
Ilmu Ekonomi. Seperti diuraikan sebelumnya, Pengetahuan ini (Ilmu Ekonomi)meliputi a. l : Penyediaan atau Pengadaan (Produksi) barang dan jasa yang diperlukan
manusia, disertai dengan sitem distribusi barang kebutuhan tersebut, sehingga dapat
menjangkau bagi yang memerlukan dan adanya alat yang mempunyai nilai tukar
(uang) untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan. Dalam dunia m odern
telah dirumuskan berbagai teori dan praktek dalam ilmu pengetahuan ekonomi
modern mencakup seluruh kawasan dunia dari Timur sampai Barat atau Utara -Selatan
yang umumnya sebagian besar menganut sistem ekonomi kapitalis dan sementara
negara yang padat penduduk seperti Cina mengikuti sistem ekonomi komunis, yang
pada dasarnya sistem yang ada belum mengikuti tuntunan Ekonomi seperti dalam
Syari’at Islam. Hanya tidak dapat dibantah, bahwa sistem ekonomi yang berjalan
diseluruh dunia adalah sistem ekonomi yang dianut negara non-Muslim yang memanglebih menguasai ekonomi dunia. M au atau tidak mau sesuai prosedur perekonomian
yang telah berjalan diseluruh dunia, maka walaupun tidak secara menyeluruh kaum
Muslimin, tetapi sebagaian terpaksa masih mengikuti prosedur yang terkait sistem
yang berlaku. Tentulah secara bertahap Ekonomi Syari ’at Islam bagi Ummat Islam
wajib secara cermat walaupun lambat dapat mewujudkannya. Insya-Alloh.
Sebagai manusia (makhluq) Alloh secara tegas diperintahkan agar mencari segala
karunia (keperluan untuk hidupnya), Firman Alloh Surat al -Jum’ah (62) Ayat 10 :
Artinya : “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muk a bumi;dan carilah karunia Alloh” . Sedang naluri manusia selalu ada dorongan untuk
berusaha memiliki kekayaan dunia, Firman Alloh Surat Ali -Imron (3) Ayat 14 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 63/185
63
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa -apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang ”,
Tersedianya rizqi untuk setiap makhluq sudah dijanjikan Alloh, hanya seperti dalam
Surat Jum’at tsb diatas diwajibkan manusia mencarinya. Janji Alloh menyediakan
rizqi bagi makhluq di-Firmankan dalam Surat Hud (11) Ayat 6 :
Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah
yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh) ”.
Walaupun naluri manusia ingin memiliki harta sebanyak yang diinginkan dan Alloh
menjamin tersedianya rizqi bagi makhluq, namu n Alloh memberi tuntunan agar dalammencarinya secara halal, Surat al-Baqoroh (2) Ayat 188 :
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui ”.
Bagi orang yang telah berhasil mengumpulkan harta, maka bagi mereka berkewajiban
membelanjakan uang tersebut sesuai tuntunan Agama (Islam), Firman Alloh Surat at -
Taubah (9) Ayat 34 :
Artinya : “.........dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Alloh, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih ”,
Dalam hal pengurusan harta benda kaum Muslimin diajarkan wajib berhati -hati dan
cermat dengan tidak menyerahkan begitu saja pada orang yang tidak berkemampuan.
Alloh ber-Firman dalam Surat an-Nisa’ (4) Ayat 5 :
Artinya : “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Alloh sebagai
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 64/185
64
pokok kehidupan”. Selain itu dalam pengurusan harta, Kaum Muslimin diwajibkan
secara cermat mencatatnya dengan teliti. Dalam Surat al -Baqoroh (2)Ayat 282 sbb :
Artinya : “...dan janganlah kamu jemu menucatatnya , baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Y ang demikian itu, lebih adil di sisi Al loh dan
lebih menguatkan persaksian dan le bih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu”.
Didalam mempelajari ilmu ekonomi dan dalam mengatur perekonomian, maka Kaum
Muslimin disamping mempelajarinya secara cermat dengan pencatatan yang teliti
wajib mentaati hukum Syari ’at. Firman Alloh Surat al-Baqoroh (2) Ayat 188 :
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan h arta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui ”. Insya-Alloh.
14. Mempelajari Ilmu Sosial
Ilmu Sosial. Dalam kehidupan masarakat sering disebut, bahwa manusia adalahmakhluq Sosial, artinya selalu hidup dalam kelompok yang disebut masarakat. Untuk
dapat terbentuknya masarakat yang harmonis, maka setia p anggota masarakat wajib
memelihara keserasian hidup yang saling disepakati. Pada dasarnya setiap anggota
masarakat memiliki yang disebut “hak dan kewajiban” atau dapat dikatakan bila
seseorang memenuhi kewajiban kemasarak atannya (dengan ‘amalan baik), maka dia
akan dapat menerima haknya yaitu mendapatkan perlakuan yang baik pula dari
masarakatnya. Firman Alloh Surat al-An’am (6) Ayat 108 :
Artinya : “....Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan
mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu dia memberitakan
kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan ”.
Untuk dapat faham hal-hal yang demikian, seseorang wajib memiliki ilmu yang
diperlukan seperti tsb sebelumnya, yaitu “Ilmu Sosial” atau ilmu kemasarakatan.
Karena kenyataan dalam masarakat yang ada, tidak semua memiliki kemampuan serta
pandangan hidup yang sama, sehingga perlu adanya kesepakatan yang dapat
menciptakan rasa keadilan bagi masing-masing anggota masarakat. Alloh ber -Firman
dalam Surat az-Zukhruf (43) Ayat 32 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 65/185
65
Artinya : “Apakah mereka yang mem bagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami t elah
menentukan antara mereka penghidupan mereka d alam kehidupan dunia, dan kami
telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan ”.
Pemahaman terhadap ilmu tersebut selai n harus mempelajarinya mulai dari teori yang
sudah ditumuskan oleh para ahli, perlu pula didalami dari kenyataan dalam masarakat
yang ada dan selalu memohon petunjuk dari Alloh agar tidak sesat, karena Dia -lah
yang Maha Mengetahui. Sebagai Ummat Islam, mak a yang wajib diwujudkan adalah
sebagai “Ummatan Wasathon” (Ummat Pilihan yang Adil). Firman Alloh Surat al -Baqoroh (2) Ayat 143 :
Artinya : “Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rosul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu ”.
Dalam hidup bermasarakat, maka setiap anggo ta masarakat dituntut untuk mengikutiketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama, sehingga tidak terjadi pergesekan
atau bahkan permusuhan diantara anggota masarakat. Diantara bentuk kejadian yang
dapat menyebabkan pergesekan, misalnya adanya peras aan yang saling merendahkan
satu dengan lain, dalam hal ini Alloh ber -Firman dalam Surat Hujurot (49) Ayat 11 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki -laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik darimereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lai nnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik ”. Sifat mudah memuji diri atau mencela
orang lain dari sifat seseorang atau sekelompok orang merupakan suatu penyakit,
karena kefanatikan yang dijiwai kesombongan atau kecongkaan atas rasa hebat pada
dirinya atau kelompoknya, dan begitu ringan memandang jelek dan rendah pada yang
lain. Ada ungkapan dalam suatu syair :
ی ی #ی ی ی
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 66/185
66
Artinya : “Dan Mata keridloan gelap tidak dapat melihat cacat #
Sebagaimana mata kebencian hanya melihat yang buruk saja ”.
Sifat buruk demikian agar disadari kemungkinan menjangkiti dirinya dan harus
berupaya menghilangkannya. Disisi lain, untuk mencapai keharmonisan dalam
masarakat, maka setiap anggota masarakat wajib menyadari, bahwa kemajuan
lingkungan masarakatnya tidak akan meningkat atau berkembang, tanpa adanya upaya
melakukan perubahan/pembangunan dalam segala bidang pada diri masing-masing.Alloh ber-Firman dalam Surat ar-Ro’ad (13) Ayat 11 :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
Dalam Ayat tsb terdapat dua proses perubahan, yaitu : 1) Perubahan dari masarakat
yang dilakukan oleh Alloh. 2) Perubahan keadaan dari diri manusia (perubahan sikap
mental) yang pelakunya manusia itu sendiri (dalam masarakat) bukan didasarkan
pribadi masing-masing. Sedang perubahan yang dilakukan Alloh terjadi secara pasti
melalui hukum masarakat dengan ketetapan Alloh (Sunatulloh). Adapun tanggung- jawab masing-masing pribadi dalam tanggung -jawabnya terhadap masarakat akan
dipertanggung-jawabkan sendiri-sendiri dihadapan-Nya. Alloh ber-Firman dalam
Surat Maryam (19) Ayat 93-95 :
Artinya : “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada
Tuhan yang Maha Pemurah selaku seora ng hamba (93). Sesungguhnya Alloh telah
menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti (94).
Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allo h pada hari kiamat dengan sendiri -
sendiri (95)”. Wallo-hu A’lam.
15. Mempelajari Ilmu Politik
Ilmu Politik. Bila dipelajari Struktur dari suatu masarakat yang mapan, selalu
tersusun dalam bentuk struktur yang didalamnya terdapat adanya pemimpin atau
kelompok orang tertentu yang memimpin dan kelompok yang dipimpin yang
jumlahnya lebih besar dari yang memimpin. Dalam proses pengangkatan pemimpin
atau pembentukan pimpinan setiap kelompok masarakat yang mapan tsb, umumnya
telah mereka susun mekanisme atau prosedur yang telah disepakati bersama.
Kepada anggota masarakat yang duduk dalam pimpinan agar dapat menjalankan tugas
kepemimpinannya tentulah kepadanya ada kewenangan tertentu yang diberikan atau
bahkan lebih dari itu yaitu, diberikannya suatu kekuasaan tertentu untuk dapat
melaksanakan kewajibannya sebagai yang memimpin. Dengan kewenangan atau
kekuasaan yang dimiliki, kepadanya dapat diberikan kemudahan -kemudahan tertentu
termasuk didalamnya hak untuk mengatur d an dipatuhi. Dengan hak dan kemudahan
yang diberikan kepada pemimpin tsb, maka secara wajar setiap anggota masarakat
mengakui, bahwa kedudukan pemimpin adalah lebih terhormat atau dihormati oleh
yang dipimpin atau setidak-tidaknya, mereka adalah anggota yang pantas dihormati.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 67/185
67
Dengan kondisi yang demikian, maka dalam masarakat dituntut adanya suatu
pengetahuan (Ilmu) yang mempelajarinya, bagaimana cara mengatur kehidupan suatu
masarakat dan siapa yang harus mengaturnya, sehingga seseorang dapat mencapai
kedudukan yang terhormat tsb. Secara sederhana umumnya pengetahuan tsb
dinamakan “Ilmu-Politik” dari bahasa Latin Politicos atau berasal dari kata “Polis”
yang artinya “Kota”. Kota dipandang sebagai tempat dimana masarakatnya lebihtinggi tingkat peradabannya, karena sudah mempunyai aturan dan pemimpin yang
dipatuhi untuk mengatur.
Dalam bahasa ‘Arab, ‘Ulama menyebutnya dengan kata “sasa-yasusu-sais-siasah”yang berarti mengemudi-mengendali-pengendali dan cara pengendali an sesuatu. Arti
mengendali disini mengendalikan masarakat agar arah yang dituju jelas dalam
menempuh hidup bermasarakat. Bagi seseorang Muslim yang mempunyai minat
bahkan ambisi untuk mendapat kekuasaan atu menjadi pemimpin maka pada hakikat
adalah wajar, karena kepada manusia Alloh memberi kuasa untuk dapat mengatur
segala sesuatunya dibumi ini sebagai Kholifah. Firman Alloh Surat al-Baqoroh (2)
Ayat 30 :
Artinya :“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para mal aikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Kemudian dalam Surat al-
An’am (6) Ayat 165:
Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kamu pen guasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat ”. Firmanlebih lanjut dalam Surat Yunus (10) Ayat 14 :
Artinya : “Kemudian Kami jadikan kamu pengganti -pengganti (mereka) di muka
bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat ”. Lebih
lanjut dalam Surat an-Nur (24) Ayat 55 :
Artinya : “Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sungguh -sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang -orang yang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar -benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 68/185
68
Mana-kala seorang Muslim berhasil mendapat kesempatan menjadi pemimpin, maka
wajib baginya menyandarkan pada hukum Alloh, shingga dapat tercapai keadilan,
seperti dalam Firman Alloh Surat an-Nisa’ (4) Ayat 58 :
Artinya :”....apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapka n
dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Alloh adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat”.
Dan siapakah hakekatnya orang yang dapat menjadi pemimpin, maka hanya Alloh
yang Maha Tahu yang menentukan, Firman Alloh Surat Ali -Imron (3) Ayat 26 :
Artinya : “Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau ca but kerajaan dari orang
yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu ”.
Sedangkan dalam memimpin Ummat, maka pemimpin Muslim wajib memegang
amanah tsb secara adil, Firman Alloh Surat an-Nisa’ (4) Ayat 58-59 :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberipengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allo h adalah Maha
mendengar lagi Maha Melihat (58) . Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudia n jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah i a kepada Alloh (al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (59) ”.
Untuk dapat tercapainya kondisi tersebut dalam masarakat perlu adanya kesadaran,
bahwa setiap individu berusaha dapat masuk dalam kelompok yang selalu berusaha
amar ma’ruf dan nahi munkar, Firman Alloh dalam Surat Ali -Imron (3) Ayat 104 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 69/185
69
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf da n mencegah dari yang munkar; merekalahorang-orang yang beruntung”.
Didalam Ilmu Politik yang telah berkembang dimasarakat , salah satu yang dipelajari
dan menjadi suatu perhatian penting (ambisi) seseorang adalah, bagaimana dapat
mencapai derajat atau kedudukan yang tinggi, sehingga mendapat kewenangan
(berkuasa) dalam masarakat sebagai seorang Pemimpin. Hal tsb merupakan sesuatu
yang wajar sejauh sesuai Qo ’idah agama seperti tsb diatas. Yang lebih penting adalah
untuk berlomba menjadi orang yang terbaik d iantara yang baik. Alloh ber-Firman
dalam Surat al-Maidah (5) Ayat 48 :
Artinya : “Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Alloh turunkan dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka deng an meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. untuk tiap -tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allo h menghendaki, niscaya kamu dijadikan -Nya satu
umat (saja), tetapi Alloh hendak menguji kamu terhadap pemberian -Nya kepadamu,
Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya k epada Alloh-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu ”,
Dalam berlomba kebaikan suatu hal yang wajar bila terjadi pebedaan pandangan
dalam masarakat. Hal yang lebih penting dalam perbedaan pandangan tersebut
dipergunakan untuk saling membantu dalam menuju kebaikan, karena disadari, bahwa
setiap kelompok masarakat tidak harus sama dal am memandang suatu masalah.
Dalam suatu syair diungkapkan :
ھ #ی : Artinyaی “Manusia tidaklah dapat diharapkan akan sepakat hatinya semua # Pas ti ada
yang memuji engkau dan mencela ”. Perbedaan yang terjadi untuk saling dipadukan
sehingga dapat saling menunjang. Firman Alloh Surat al-Maidah (5) Ayat 2 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 70/185
70
Artinya : “...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Alloh, Sesungguhnya All oh amat berat siksa-Nya”.
Dengan dalil-dalil diuraikan diatas, maka Muslim yang berkecimpung dalam ilmu
pengetahuan politik mempunyai pemikiran yang berbeda satu dengan lain, tentang
bagaimana secara praktis untuk melaksanakan penerapan Islam dalam berpolitik ataupun bernegara. Pakar politik seperti H. Munawir Sjadzali MA menulis , bahwa
terdapat tiga kelompok pemikiran politik dikalangan kaum Muslimin :
Kelompok pertama , dengan kecenderungan tradisionalnya dan semangat anti Barat
berpendirian, bahwa Islam bukan sekedar agama dalam pengertian Barat, tetapi
merupakan suatu pola hidup yang lengkap dengan pengaturan unt uk segala aspek
kehidupan, termasuk aspek politik. Oleh karenanya unt uk pemulihan kejayaan ummat
Islam, mereka harus kembali kepada pola hidup generasi pertama Islam, yaitu semasa
Nabi SAW dan Al-Khulafa ar-Rosyidin dan tidak perlu atau bahkan jangan meniru
pemikiran Barat.
Kelompok Kedua , berpendapat sebaliknya yang beranggapan, bahwa Islam seperti
halnya dengan agama-agama lain, yang hanya mengurusi hubungan antara manusia
dan Penciptanya; sedang tata kehidupan bermasarakat, baik dalam bidang politik,
ekonomi maupun bidang-bidang lain terserah kepada ummat (pemimpin ummat)
tentang cara atau pola pengaturan yang disepakatinya.
Kelompok ketiga , tidak sepakat dengan kelompok pertama, bahwa Islam itu lengkap
dengan pengaturannya untuk seluruh aspek kehidupan bermasarakat, termasuk sistem
politik, tetapi juga menolak anggapan kelompok kedua, bahwa Islam sama dengan
agama-agama lain. Menurut kelompok ini, didalam Islam terdapat seperangkat prinsip
dan tata-nilai moral serta etika bagi kesejahteraan hidup manusia, termasuk kehidupan
bermasarakat dan bernegara, yang untuk pelaksanaannya ummat Islam bebas memilih
sistem mana yang terbaik, dan dibenarka n seandainya meniru ummat lain, termasuk
bangsa Barat. Walloh-hu A’lam.
16. Mendalami Ilmu Agama
Yang dimaksud Agama disini adalah Agama Islam atau “ad-Dinul Islam” yang
menurut istilah diartikan sebagai “ Agama Samawi yang diturunkan oleh Alloh SWT
melalui utusan-Nya Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang ajarannya terdapat
dalam Kitab Suci Al-Quran dan Sunnah Rasul SAW dalam bentuk perintah -perintah,
larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia didunia dan
akhirat atau sebagai tuntunan yang berisi tuntunan dalam mengatur hubungan
antara manusia dengan Alloh, hubungan dengan manusia lain dan hubungan denganmakhluk lain termasuk lingkungan sekitar manusia tersebut”.
Penganut Agama pada umumnya termasuk penganut agama Islam, rata -rata berusaha
memahami agamanya sebatas pengetahuan yang menyangkut amalan yang wajib
dijalankan yang dalam tingkat pemahamannya sudah bebas dari dosa. Namun ada -
pula diantaranya berusaha menguasai ilmu pengetahuan tentang agama yang
dianutnya, bukan hanya sekeda r untuk diamalkan sendiri, akan tetapi untuk diajarkan
kepada orang lain secara sempurna. Agar dapat mendalaminya dengan sendirinya
perlu mempelajarinya secara mendalam.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 71/185
71
Secara garis besar dalam Ilmu Agama Islam para ‘U lama membagi secara garis besar
pula menjadi tiga pokok pemahaman, yaitu : Ilmu ‘Aqidah (Keimanan), IlmuSyari’ah (Hukum dan tata-cara Pengamalannya) dan Akhlaq (Budi-pekerti).
Disamping tiga Pokok Pengetahuan tersebut tentu masih banyak pengetahuan dalam
agama yang perlu dipelajari agar secara ilmu pengetahuan seorang ilmuwan lebih luas
wawasannya, antara lain : Sejarah Islam, Filsafat, Politik dsb. Namun dalam Agama
Islam, bahwa segala sesuatu yang difahami dan diamalkan seorang Muslim wajibberdasar kepada Kitab-Alloh (Al-Quran) dan Sunnah Nabi, penguasaan terhadap
kandungan kedua sumber tersebut wajib dikuasai dengan baik. Agar dapat memberi
pemahaman terhadap kedua sumber ilmu tsb, wajib dipelajari lebih dulu Ilmu
Pengetahuan yang dapat mengantar pada pemahaman terhadap kedua Sumber (al -
Quran dan Sunnah Nabi) sesuai kaidah keilmuan.
Dengan demikian seorang Muslim yang berniat ingin mengembangkan Ilmu
Agamanya, berarti wajib mengikuti proses pembelajaran yang memang sudah
dibakukan dalam pengembangan “Ilmu Agama”, yaitu mengikuti pendidik an dengan
tahapan pembelajaran terhadap ilmu -ilmu tertentu sebagai ilmu yang secara khusus
dapat membimbingnya dalam pemahaman agama yaitu “Ilmu alat” atau “IlmuDiroyat”. Diantaranya yang terpenting adalah Ilmu alat yang mempelajari Kitab Suci
(al-Quran) dan Sunnah Rosul (Hadits). Dalam tulisan ini tidak ingin diuraikan secara
menyeluruh dan hanya secara sekilas yaitu agar dapat memberi gambaran sebagai
contoh, a. l :
1) Al-Quran. Ilmu yang dapat membimbing dalam membaca kemudian memahami
kandungan isi Al-Quran. Untuk memberi gambaran tentang ilmu tsb, karena luasnya,
maka mungkin hanya dalam uraian secara garis besar sbb :
Ilmu Tajwid. . Sebelum seseorang mendalami isi al -Quran, maka seorang Muslim
sesuai dengan proses pembelajaran yang baku dalam pen didikan agama Islam, maka
mereka wajib belajar bagaimana dapat membaca al -Quran dengan baik dan benar,
baru kemudian meningkat kepada pemahaman isinya. Seperti kita maklum, bahwa al -
Quran adalah berbahasa Arab (al -Quran) dan dalam membaca wajib mengikuti
pedoman bacaan yang benar yang diuraikan dalam “Ilmu Tajwid ”, yaitu Ilmu yang
mempelajari bacaan huruf secara benar pada ucapan mulut (Makhroj), panjang
pendeknya bacaan, kemudian saat membacanya, dimana bacaan boleh berhenti dan
dimana harus lanjut dsb. Untuk mempelajarinya wajib berguru kepada yang memiliki
penguasaan Ilmu tsb artinya tidak dapat hanya belajar sendiri.
Ilmu Bahasa ‘Arab. Seseorang yang ingin mempelajari (mendalami tentang Islam)
wajib mempelajari Bahasa ‘Arab (Bahasa al -Quran), yang terdiri dari Bahasa Arabnya
sendiri yaitu Lughoh (arti kata-kata), Tata bahasa (Nahwu dan Shorof) dan yang lebih
tinggi yang sudah menyangkut sastera (Balaghoh). Seberapa ukuran orang memiliki
pengetahuan bahasa Arab, manakala seseorang dapat dikatakan sudah menjadi
‘Ulama yang mampu memberi Fatwa, maka sesuai kriteria ‘Ulama Ushul ialah orangdikatakan menguasai bahasa Arab apabila dalam membaca makalah bahasa Arab,
mereka selain faham apa yang dibaca, juga sudah mampu membedakan bahasa Arab
mana yang asli dan mana yang asing. Wallo-hu A’lam.
Ilmu Tafsir. Untuk mendalami isi “Al -Quran” atau memahami Tafsir al -Quran wajib
mempelajari yang disebut “Ilmu-Tafsir ” yaitu Ilmu yang menguraikan mulai dari arti
setiap kata (Tarjamah ), kemudian maksud disertai Tafsir dar i rangkaian kalimat dalam
al-Qoran sesuai Qo’idah Ilmu Tafsir. Secara sederhana sementara ‘Ulama membagiilmu tafsir dalam 3 kelompok, yaitu : Pertama bila didasarkan kesesuaian riwayat
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 72/185
72
kapan dan pada situasi yang bagaimana Ayat tersebut diturunkan, maka d isebut “Tafsir
Atsari”, kedua bila didasarkan pada pokok isi serta analisa kandungan (menurut
Qo’idah yang ada) sesuai maksud dan tujuan diturunkannya Ayat tersebut makadisebut “Tafsir bir-Ro’yi” , ketiga bila arti yang dimaksud lebih ditekankan pada hal a pa
yang tersirat dibalik kalimat yang tersurat, maka disebut “Tafsir Isyari ” (isyarat).
Dalam menyusun kitab tafsir umumnya dibuat secara urut sesuai susunan naskah al -
Quran, namun ada pula yang dalam menyusun mengelompokkan Ayat berdasarmaksud dan arti (pengertian) masing-masing Ayat (Maudlu’), misalnya Ayat -ayat
tentang Sholat dikumpulkan dalam suatu kelompok Ayat -ayat Sholat, demikian pula
tentang Zakat dsb. Tafsir demikian disebut sebagai Tafsir “Maudlu’i”.
2) Al-Hadits. Untuk dapat memahami arti dari Hadits, maka seperti tersebut diatas
Hadits juga adalah bahasa Arab, sehingga pemahaman bahasa adalah wajib dikuasai
dengan baik. Hanya bacaan dalam hadits tidak secara ketat dan wajib mengikuti
qoidah ilmu tajwid seperti dalam bacaan Al -Quran, namun tetap dianjurkan agar
sesuai dengan qoidah ejaan Arab. Untuk pendalaman soal hadits diperlukan “ilmu
alat” yang a. l:
Ilmu Hadits. Ilmu ini memberi pedoman agar hadits yang ditemukan bermanfaat untuk menetapkan suatu hukum dan menyusun petunjuk amalan sesuai isi dari pada hadits
tersebut. Sering disebut pula sebagai ilmu “Mustholahul-Hadits”. Dalam ilmu tersebut
dapat diidentifikasi tingkat keabsahan hadits yang diuji. Secara umum tingkat
keabsahan hadits dapat ditinjau dari :
o Pembawa Hadits (Perowi) dimana masing-masing Perowi sesuai kaidah
dalam ilmu tsb sudah mempunyai kualifikasi tertentu.
o Isi Hadits (Matan Hadits) yaitu kalimat dalam hadits yang dirujuk kepada
ketentuan (Nas) al-Quran sesuai atau tidaknya.
Dengan kriteria demikian, maka Hadits Rosulu lloh SAW secara sederhana disusun
kriteria :
o Yang tertingi keabsahannya yang disebut sebagai hadits “ Mutawatir” yaituhadis yang disampaikan oleh sebagian besar (bahkan semua perowi) sehingga
tidak disangsikan nilai keabsahannya.
o Kemudian hadis dengan kriteria dibawahnya yang dibawakan oleh perowi
perorangan (beberapa orang) atau yang disebut “Ahadi” (perorangan).
Dalam hadits yang ahadi ini ada tiga kategori keabsahannya tergantung pada
kualifikasi para perowinya, sehingga terdapat tiga kategori, yaitu :
o Shohih ,
o Hasan (baik) dan
o Dlo’if (lemah).
Kekuatan dalam penentuan hukumnya tergantung kreteria tsb :
o Bila penentuan halal dan haram , maka hanya boleh didasarkan pada haditsyang mutawatir atau shohih.
o Sedang hukum yang lebih rendah dapat didasari d engan hadits hasan.
o Adapun hadits yang lemah masih tetap berguna dalam mempertimbangkan
pada amalan-amalan keutamaan misalnya lafadz do’a yang harus dibaca dsb.
Dalam penilaian terhadap Matan Hadits (Isi dari hadits), maka penilaian
didasarkan dengan merujuk Ayat al-Quran, yaitu bila sejalan dengan isi Ayat
al-Quran, maka hadits tersebut shah.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 73/185
73
o Bila matan hadits tersebut tidak sesuai Ayat al -Quran, tetapi menurut
perowinya shohih, maka sebagaian ‘Ulama menganggap tetap shah sebagian
menganggap tidak shah. Wallo-hu a’lam.
Uraian tersebut diatas merupakan gambaran singkat tentang pengetahuan agama yang
setidaknya wajib dikuasai mana-kala seseorang cenderung dalam pejalanan hidupnya
berhasrat untuk lebih mendalami dalam arti tidak hanya untuk dirinya sendi ri, tetapiuntuk disebarkan kepada sesama manusia sebagai pelaksanaan Perintah Alloh SWT
dan Rosul-Nya sebagai amanat. Dengan demikian tidak terkesan, bahwa seseorang
untuk mempelajari pengetahuan tentang agama dengan mudah belajar sendiri dari
buku-buku terjemah yang telah ada tanpa panduan yang telah dibakukan dan tertulis
dalam buku panduan yang disusun para ‘Ulama yang berkompeten dalam ilmunya.Sehingga apa-bila seseorang mendapat kesulitan memaham pada masalah -masalah
agama sebaiknyalah untuk berguru pada yang memang menguasai pada bidang yang
ingin ditanyakan. Alloh ber-Firman dalam Surat al -Anbiya’ (21) Ayat 7 :
Artinya : “…Maka tanyakanlah olehmu kepada orang -orang yang berilmu (tentang
al-Quran), jika kamu tiada Mengetahui”. Insya-Alloh.
Siapa yang tepat menjawab soal Agama? Bila pemahaman terhadap isi al-Quran
dan Hadits sudah dapat dikuasai oleh seseorang (seorang ‘Ulama), mak a ‘Ulama ybs
biasanya mempunyai pilihan dalam pengembangan atau pendalaman ilmunya,
misalnya : sebagai “‘Ulama ahli hukum” (syari’ah), ada pula yang telah mendalamiilmu ‘Aqoid yang mendalami ilmu “’Aqidah”, dan ada pula yang mendalami Ilmu
“Akhlaq” dsb seperti diuraikan sebelumnya. Untuk itu diperlukan ilmu alat yang lebih
khusus a. l : Untuk ahli hukum, maka ia akan pelajari “ilmu ushul fiqh”, sedang
untuk ilmu ‘aqidah dipelajari “Ilmu ushuluddin” atau “I lmu kalam” dsb.
Hanya ‘Ulama yang berkualifikasi demikianlah sebenarnya yang boleh menjawabpertanyaan tentang pro blema Agama yang menyangkut apakah soal ‘Aqidah, Syari’atataukah soal Akhlaq, yaitu sebagai ‘Ulama yang dibenarkan untuk ber -“Ijtihad” .
Karena dalam pengertian “Ijtihad” ‘Ulama mendefinisikan, a. l :
ی ی ھ .
Artinya : “Ijtihad adalah berkonsentrasi dalam akal pikiran (secara sungguh -
sungguh) dalam mendapatkan hukum Syara’ dengan cara mengambil kesimpukan
berdasar Quran dan Hadits ”. Dalam kaidah ilmu ushul sudah ada ketentuan syarat apasaja yang wajib dimiliki seorang ‘Ulama yang boleh ber -Ijtihad, antara lain : 1)
Menguasai Ketentuan apa saja yang sudah te rsurat dalam al-Quran dan al-Hadits
(nususul Kitab was Sunnah). 2) Ahli dalam bahasa ‘Arab (menurut kriteria a.l faham
terhadap teks bahasa Arab, sehingga dapat membedakan bahasa Arab mana yang asli
dan mana yang dari bahasa asing) dan 3) Ahli dalam qo’idah-qo’idah dalam ilmuushul (ilmu diroyat) yang menjelaskan persoalan yang dibahas. .
Bagaimana halnya yang dapat kita saksikan dalam masarakat kita sehari-hari, dalam
media elektronik atau media lain yang dengan mudah seakan -akan siapa saja yang
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 74/185
74
tampil dalam media tsb, dengan ringan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan soal
agama yang termasuk pelik sekalipun. Hal tsb sementara dapat dijawab karena
kebutuhan masarakat muslim kita yang me ndesak ingin mendapat jawaban tentang
masalah yang ditanyakan, sehingga lebih dapat dikatakan dalam keadaan darurat.
Namun yang lebih tepat para yang mudah begitu menjawab sebaiknya berusaha
memiliki ilmu yang diperlukan sesuai syarat baku dalam prosedur pemahaman ilmuagama, seperti para ‘Ulama telah merumuskan ketentuan tsb diatas. Tetapi bila
kenyataan tidak memungkinkan untuk memenuhi syarat itu, secara jujur menjelaskan
bagaimana seharusnya menurut ketentuan baku dalam ilmu agama yang telah ada ,
tentang siapa yang seharusnya menjawabnya dan lebih tepat agar menanyakan kepada
yang ahli seperti Surat al-Anbiya’ Ayat 7 tsb diatas .
Yang wajib dihindari adalah mempelajari pengetahuan agama (Islam) seperti yang
dilakukan para Orientalis yang hanya condong untuk mencari kelemahan dalam Islam
menurut pandangan mereka sebagai alat untuk menentang Islam. Na’udzubilla.
17. Kedudukan Intelektual Muslim
Bila seorang Muslim telah berkesempatan mendalami Ilmu Pengetahuan dan
menguasainya dengan memadahi, baik dalam Ilmu Pengetahuan Teknologi, Ekonomi,
Sosial dan Politik atau Pengetahuan Agama, maka Muslim tersebut telah digolongkan
sebagai “Intelektual Muslim” yang dalam bidang agama sering pula disebut sebagai
‘Ulama. Sementara orang ada yang memberi pengertian, bahwa seorang Intelektual
adalah orang yang memiliki kemampuan mental dan pemikiran dengan pemahaman
yang baik didasarkan disiplin Ilmu tertentu yang dimilikinya. Ada pula yang
menambahkan sebagai pemikir -pemikir yang memiliki kemampuan menalar dan
meng-analisa masalah-masalah tertentu dengan memadahi. Penguasaan pengetahuan
secara mendasar telah diajarkan Alloh SWT kepada Rosululloh SAW pada permulaan
turunnya wahyu, yaitu dalam Surat al-‘Alaq (96) Ayat 1-5 di-Firmankan :
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah (3), Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4), Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5) ”. Selanjutnya dalam Surat
Ali-Imron (3) Ayat 79 :
Artinya : "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbaniy, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya ”. Kemudian dalam
Surat Fathir (35) Ayat 28 di-Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 75/185
75
Artinya : ”Sesungguhnya yang takut kepada All oh di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ‘Ulama. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ”.
Sabda Rosululloh SAW :
(.ی ی ی .(
Artinya : “’Ulama itu merupakan pelita dimuka bumi pengganti para Nabi pewariskudan pewaris para Nabi”. (riwayat Imam Ibnu ‘Ady bin ‘Ali).
Dalam hadits lain :
ھ ).(.ی Artinya : “Ulama itu adalah pemimpin, dan orang-orang yang taqwa itu adalah
ikutan, dan bergaul dengan mereka mendapat kelebihan (kehormatan) ”. (riwayat
Imam Bukhori).
Karena terhormatnya seorang ‘Ulama, maka Rosululloh SAW memerintahkan untu k
menghormatinya dengan sabdanya :
ی ھ ,ھ ھ ).(.ھ
Artinya : “Muliyakanlah para ‘Ulama, karena mereka adalah para pewaris Nabi,
barang siapa memuliyakan mereka, berartilah memuliyakan Alloh dan Rosul -Nya”.
(riwayat Imam Ath-Thobaroniy).
Dalam hadits lain diterangkan :
,ی ی ی ی .).(
Artinya : “Sesungguhnya ‘Ulama adalah penerima waris dari para Nabi. Dan para
Nabi itu tidaklah mewariskan dinar atau dirham, yang mereka wariskan adalah IlmuPengetahuan”. (riwayat Imam Abu Dawud).
Dalam uraian diatas diharapkan jangan sampai ummat Islam menjauhkan diri dari
para ‘Ulama. Terhadap orang yang demikian ada ancaman yang disabdakan
Rosululloh SAW sbb :
ھ ی ھ ی ھ ی ی ھ ::ی ھ ,ی ی :ی
ھ ھ :,ی ی ی ی .ی
Artinya : “Akan datang suatu masa ummatku menjauhkan diri dari para ‘Ulama danFuqoha, maka Alloh menimpakan tiga bencana atas mereka : Pertama , dicabut kembali
berkah usahanya. Kedua , dikuasai penguasa dzolim ata s mereka. Ketiga , mereka
meninggalkan alam dunia tanpa membawa Iman”. Na’udzubillah.
Tentang ‘Ulama bukan Muslim disebut pula dalam Surat asy-Syu’aro’ (26) Ayat 197
di-Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 76/185
76
Artinya : “Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ‘U lama
Bani Israil mengetahuinya (bahwa Rosululloh SAW akan da tang)?”.
Dari Ayat-ayat tsb diatas, maka seorang Muslim dituntut mempelajari ilmu secara
cermat (dengan baca tulis), mendalami Kitab Suci dan mengajarkannya dan memiliki
sifat Robbani (ketaqwaan kepada Alloh) dengan sifat Syahsiyah (selalu tunduk
kepada Alloh SWT). Atau dengan kata lain, manakala seorang Muslim telah menjadiseorang Intelektual Muslim (‘Ulama) dituntut untuk : Pertama, terus-menerus
mempelajari Kitab Suci dalam rangka pendalaman , dilanjutkan dengan mengamalkan
dan menjabarkan nilai-nilai yang bersifat umum agar dapat diuraikan menjadi
petunjuk-petunjuk yang dapat difahami oleh masarakat sesuai dengan kebutuhannya
yang selalu berkembang. Dalam Surat al -Baqoroh (2) Ayat 213 di-Firmankan :
Artinya : “Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka
Alloh mengutus para nabi, seba gai pemberi peringatan, dan Alloh menurunkan
bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, y aitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, k arena dengki antara mereka
sendiri. Maka Alloh memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran
tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak -Nya. dan Alloh selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki -Nya kepada jalan yang lurus”. Kedua,
mempelajari Ayat-ayat Alloh dari fenomena alam (Ayat Kauniah) baik yang dapat
dirasakan dalam diri pribadi seseorang dan kelompok atau tanda -tanda yang terjadi
dalam keseluruhan alam. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 190-191 :
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190), (yaitu)
orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia -sia, Maha
Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka (191) ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 77/185
77
Dalam istilah lain ‘Ulama menyebutkan, bahwa penguasaan ilmu yang lengkap adalah
ilmu yang menyangkut : 1)“adabud-D-in” yaitu penjelasan yang diuraikan dalam
balajar dan mengajarkan Kitab Suci , kemudian 2)“adabud Dun-ya” yaitu pemikiran
tentang penciptaan alam yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang
menjelaskan tentang peri-laku makhluq. Dengan demikian, a dalah menjadi kewajiban
Intelektual Muslim dapat merumuskan kedua hal tsb, s ehingga dapat memberikan
“Fatwa” yang dengan mudah dapat difahami seluruh masarakat untuk menjadipedoman dalam meningkatkan ilmu dan menjalani kehidupannya tanpa dapat
menolaknya. Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam Abu Dawud, Ibnu Majah dan
At-Tirmidzi) :
ھ ی ھ ھ ی ی ی ھ ھ:ی ,ھ ی .
Artinya : ”Aku tidak ingin mendapati seorangpun diantara kalian duduk santai diatas
dipannya pada saat datang kepadanya suatu urusan dariku, dari apa yang
diperintahkan kepadaku atau dilarang dariku, lalu dia mengatakan, kami tidak tahu,
kami tidak mendapatkannya dalam k itab Alloh yang kami ber -ittiba’ kepadanya”.
Sedang seorang Ilmuwan seharusnya dengan murah hati memberikan ilmu kepadasiapa saja yang memerlukan tanpa perhitungan untung rugi, dan sangat dikecam
mana-kala dalam memberikan ilmu sangat kikir dengan memperh itungkan dalam hal
untung ruginya dari soal kekayaan. Firman Alloh Surat Ali -Imron (3) Ayat 187 :
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Alloh mengambil janji dari orang-orang yang telah
diberi Kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia,
dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu kebelakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit.
Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima ”. Sabda Rosululloh SAW :
"ھ: ھ ھ ی ھ ھ ی .ی
. ھ ,,ی ی ھ ھ. ھ ھ ی
ی ,ھ ی ی,ی ھ ھ ی ھ,ھ
ھ : Artinya) .(.ی Dari Ibnu ‘Abbas r. a ia berakata : Rosululloh SAW bersabda : ”Ulama
ummat ini ada dua golongan : 1) Orang yang oleh Alloh dianugerahi Ilmu
Pengetahuan, kemudian diberikannya kepada orang -orang dan ia tidak mengambil
(upah) atasnya dengan thama’ dan ia tidak menjualnyadengan sesuatu harga, maka
itulah orang yang dimintakan ampun oleh ikan -ikan laut dan oleh binatang-binatang
darat serta oleh burung-burung diudara. 2) Orang yang oleh Alloh dianugerahi Ilmu
Pengetahuan, kemudian ia kikir, tidak mau menularkan kepada hamba-Nya dan ia
mengambil (upah) atasnya dengan thama’ dan ia menjualnya dengan suatu harga .
Itulah orang yang dipasang kendali pada mulutnya pada hari Qiyamat dengan kendali
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 78/185
78
dari neraka. Dikala itu berserulah seorang penyeru, “Inilah orang yang dianugerahi
ilmu pengetahuan oleh Alloh, kemudian ia bakhil dengan ilmu terhadap hamba -
hamba Alloh dan mengambil upah atasnya dengan thoma ’ dan ia menjualnya dengan
suatu harga”. Demikian sehingga hisab itu selesai ”. (riwayat Imam Ath-Thobaroni).
Adapun Ilmu itu hakikatnya hanya dimiliki dan terpelihara semata-mata oleh para
‘Ulama, sehingga hilangnya para ‘Ulama akan berarti hilangnya ilmu. RosulullohSAW bersabda :
ھ ی ھ ی ی ی ھ
ی .).(Artinya : “Sesungguhnya Alloh tidak akan mencabut (melenyapkan) ilmu dari
manusia dengan sekaligus, melainkan Alloh akan mencabut ilmu itu dengan wafatnya
para ‘Ulama, sehingga apabila sudah tiada seorang ‘alim-pun, maka manusia akan
mengangkat pemimpin-pemimpinnya yang bodoh (tentang Syari ’at Islam), lalu
mereka ditanya dan mereka memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka itu sesat dan
menyesatkan” (riwayat Imam Muslim).
Dalam hadits lain disabdakan :
ھ ھ ھ ی ی ی ھ ی ی ھ
ی .ی Artinya :”Sesungguhnya Alloh tidak akan mencabut ilmu begitu saja setelah
memberikannya kepada mereka, tapi akan mencabutnya dari mereka dengan peng -
genggaman ilmu oleh para ‘Ulama. Maka manusia tetap dalam kebodohan, (apa -bila)
mereka meminta sesuatu fatwa (kepada para ‘Ulama, maka para ‘Ulama ybs) akan
memberi fatwa dengan pendapat mereka sendiri, mereka itu menyesatkan dan
disesatkan”. Dengan peran ‘Ulama dalam penguasaan ilmu yang dimilikinya, makaseorang ‘Ulama wajib menyadarinya, bahwa ilmu yang dimiliki adalah amanat Alloh
yang wajib disampaikan kepada ummat secara jujur dan terbuka. Kejujuran serta
keterbukaan sesuai dengan peran para ‘Ulama (Ilmuwan) Muslim yang begitu
penting, sangat diharapkan mereka dengan teknologi yang telah maju dapat menyusun
karya ilmiahnya yang dapat diwariskan pada generasi berikutnya baik berupa tulisan
atau hasil karya lain yang mudah difahami ummat, mengingat kehidupan seorang
manusia sangat terbatas. Dengan apa yang ditinggalkan, maka seca ra obyektif dapat
dinilai tingkat kebenarannya oleh penerusnya. Dalam suatu syair diungkapkan :
ی #ی ی
#ی ی Artinya : “Tidak ada seorang penulispun melainkan akan lenyap dari dunia #
Perjalanan masa akan mengekalkan apa yang ditulis tangannya , Maka jangan kau tulis
dengan tanganmu kecuali sesuatu # Yang akan menyenangkan hatimu dihari Qiyamat
jika engkau lihat”.
Lebih dari itu seorang ‘Ulama juga wajib berupaya untuk menyusun konsep
“Pembaharuan” atau “Tajdid” , dalam arti Ummat Islam yang mengikutinya selalu
mendapat pembaharuan dalam Iman dan Tauhidnya, sehingga tidak menjadi luntur.
Rosululloh SAW bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 79/185
79
ھ :ی ی ھ ھ ھ ھ ی .) (.ی
Artinya : Dari Abu Huroiroh r.a dari Rosululloh SAW, bersabda :”Sungguh AllohMengutus/Membangkitkan untuk ummatku ini, pada aw al setiap seratus tahun,
seorang untuk memperbaharui agama buat ummatku (mujaddid)”. (riwayat Imam AbuDawud). Insya-Alloh.
18. Sifat Dasar Ilmuwan Muslim Dalam Mengembangkan Ilmu
Seorang Ilmuwan atau Intelektual Muslim adalah orang yang telah diberi ama nat oleh
Alloh SWT berupa Ilmu yang dimilikinya dan wajib di ’amalkan baik untuk dirinya
sendiri serta diajarkan dan dikembangkan untuk orang lain, sehingga akan menjadi
seluas mungkin bermanfa ’at untuk kepentingan ummat. Agar dapat terlaksana dalam
mengembangkan Ilmu yang efektif dan harmonis maka sifat dasar (asasi) yang
dimiliki Ilmuwan ybs itu sendiri setidak-tidaknya a. l adalah :
1. Ikhlash , artinya seorang ilmuwan hendaknya dalam melakukan tugas mengem-
bangkan ilmu, semata-mata karena Alloh dalam seluruh kegiatan baik berupa hukum
yang bersifat perintah atau larangan, Aqidah, nasehat, pengawasan diri ataupun sangsi
bila diperlukan kepada yang melakukannya.
Alloh ber-Firman dalam Surat al-Bayyinah (98) Ayat 5 sbb :
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya meny embah Alloh dengan
Ikhlash (memurnikan keta`atan hanya kepada-Nya) dalam (menjalankan) agama
dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus ”. Dalam Surat al-Kahfi (18) Ayat 110 sbb :
Artinya : “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya". Ke-Ikhlasan dimulai pada niat seseorang dalam
ber’amal dan Rosululloh SAW bersabda menurut riwayat Bukhori/Muslim :
)ی ھ (...یArtinya : “Sesungguhnya segala amal perbuatan (‘Ibadah) itu harus dengan Niat.Dan sesungguhnya setiap orang memiliki niat sendiri -sendiri….” (mutafaq ‘alaih)Dalam Hadits yang diriwatkan oleh Imam Abu Dawud dan Nasa -i, sbb :
ھ ھ ھ ی .ھ ھ
Artinya : “Sesungguhnya Alloh ‘Azza wa Jalla tidak menerima ‘amal perbuatan,kecuali yang dikerjakan secara tulus, semata -mata untuk-Nya, yang dengan perbuatan
itu mengharapkan ke-Ridloan Alloh”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 80/185
80
Sementara ‘Ulama memberikan penilaian tentang tingkat ke -Ikhlasan ber’amalmenjadi tiga tingkat, sbb :
Pertama, Tingkat Tertingi yaitu memurnikan amal perbuatan dari campuran makhluq,
dalam arti melakukan ‘Ibadat semata -mata demi menjunjung tinggi perintah Alloh
dan memenuhi hak pengabdian, tanpa ada maksud mencari jasa dari sesama manusia,
baik berupa simpati, pujian, sumbangan yang berupa materi ataupun yang lain.
Kedua, Tingkat Menengah, yaitu melakukan sesuatu karena Alloh, dengan maksudagar memperoleh imbalan di-Akhirat semacam dijauhkan dari neraka, dimasukkan
dan menerima berbagai keni’matan d isurga.
Ketiga, Tingkat Rendah, yaitu melakukan sesuatu karena Alloh, dengan maksud agar
memperoleh imbalan duniawi semacam lapang rizqinya, tertolaknya berbagai mara -
bahaya, dsb.
Dengan uraian diatas, maka seorang ilmuwan hendaklah memurnikan niatnya da n
bermaksud mendapatkan ke -Ridloan Alloh semata dalam setiap amal berbuatan yang
dikerjakan, agar diterima Alloh, dicintai ummat atau anak didiknya. Disamping apa
yang dinasehatkan dapat membekas pada diri anak didiknya. Insya-Alloh.
2. T a q w a , selain Ikhlas seperti tsb diatas, sifat terpenting lainnya adalah Taqwayang didefinisikan para ‘Ulama, sbb :”Alloh tidak akan melihat kamu mengerjakanapa yang Dia larang, dan meninggalkan apa yang Dia perintahkan”. Dalam definisilain ‘Ulama merumuskan dengan kata-kata lain, sbb :”Menjaga diri dari ’adzab Allohdengan mengerjakan ‘amal sholeh, dan merasa takut kepada -Nya, baik secara
sembunyi-sembunyi atau terang-terangan”.Kedua perumusan tsb pada hakikatnya sama, yaitu menjaga diri dari ‘adzab Allohdengan merasakan muroqobah kepada Alloh, bahwa Alloh senantiasa Mengawasi
perbuatannya. Dan perbuatannya senantiasa berjalan dalam jalan yang digariskan
Alloh, baik secara terang ataupun secara tersembunyi dan berusaha semaksimal
mungkin untuk menempuh jalan yang halal dan menjauhkan yang haram. Selanjutnya
Alloh ber-Firman dalam Surat al-Ahzab (33) Ayat 70, sbb :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Alloh dan
katakanlah perkataan yang benar”, Dalam Surat at-Thalaq (65) Ayat 2-3, sbb :
Artinya : “Barangsiapa yang bertakwa kepada All oh niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka -
sangkanya”.
Imam Muslim meriwayat dari Rosululloh SAW, bahwa beliau bersabda :
ی ,ی ھ ھ ی ی , ,ی , ی
.Artinya : “Sesungguhnya dunia ini manis hijau, dan sesungguhnya Allohmenjadikan kamu hidup didalamnya. Dia melihat bagaimana kamu berbuat. Maka
jagalah dirimu dari fitnah dunia, dan jagalah dirimu dari fitnah wanita, karena
sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah wanita”.Imam Ahmad, Al-Hakim dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas ra, Rosululloh
SAW bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 81/185
81
ھ ,ی ,ی ھ .
Artinya : “Taqwalah kepada Alloh dimana saja kamu berada, ikutilah perbuatanburuk dengan perbuatan baik, n iscaya akan menghapusnya, dan gaulilah orang -orang
dengan budi pekerti yang baik”.Imam Ath-Thobroni meriwayatkan dari An- Nu’man bin Basyir, bahwa RosulullohSAW bersabda :
ھ ی .ی Artinya : “Taqwalah kepada Alloh, berlaku adil -lah kepada anak-anakmu,
sebagaimana kamu menginginkan agar mereka semua berbakti kepadamu”.Sayidina ‘Utsman bin ‘Afwan r.a menguraikan tentang tanda-tanda orang Taqwa sbb :
ھ :ی ی ی ھ ی ھ ,ی ی ,ی ی
ھ ی ھ,ی ی ھ ھ,ی ھ ی ی
.Artinya : “Lima hal yang menjadi alamat orang yang bertaqwa : Pertama, tidak
bermajlis kecuali dengan orang yang membawa mashlahat agamanya dan dapat
menundukkan nafsu birahi dan lisannya. Kedua , bila mendapatkan keduniaan yang
besar dianggap sebagai suatu b encana. Ketiga , bila memperoleh sedikit langkah agama
memandangnya sebagai keuntungan yang besar. Keempat , tidak mengisi sepenuh
perutnya dengan barang yang halah khawatir tercampur barang yang haram. Kelima
memandang seluruh manusia telah beruntung dan me mandang dirinya telah binasa ”.
Kedudukan Taqwa pada diri manusia digambarkan dalam suatu syair sbb :
#ی ی
: Artinyaی “Jika seseorang tidak memakai pakaian Taqwa #
Niscaya telanjanglah dia walaupun dia berpakaian”.Dengan Ayat-ayat serta Hadits Rosululloh dan atsar tersebut diatas, maka seorang
Ilmuwan atau pendidik yang juga bertanggung-jawab kepada ummat dan anak-didik
dituntut untuk memiliki sifat-sifat Taqwa seperti Firman dan sabda Rosululloh tsb
diatas, karena akan menjadi contoh serta panutan bagi ummat dan anak didiknya .
3. Menguasai Ilmunya. Suatu hal yang sangat difahami oleh masarakat, bahwa seorang
Ilmuwan Muslim haruslah menguasai Ilmunya dengan cukup mendalam, disamping
itu memiliki Ilmu pengetahuan yang setidak -tidaknya pokok-pokok ajaran yang
sejalan dengan Syari’at Islam, dan diharapkan juga menguasai hukum -hukum tentang
halal-haram, prinsip-prinsip etika Islam dan pengetahuan Islam yang bersifat umumdengan ka’idah-ka’idah syari’atnya. Karena dengan memiliki pengetahuan (Ilmu)seperti tersebut, ilmuwan akan menjadi seorang ‘alim yang bijak, meletakkan segalasesuatu pada tempat yang benar, dengan berpijak pada ajaran kokoh dari ajaran al -
Quran dan petunjuk Rosululloh SAW. Tentang penguasaan terhadap ‘Ilmu, makasyari’at Islam sangat besar memberikan perhatiannya, sebesar perhatian dalam
pembentukan sikap ‘ilmiah. D alam Surat az-Zumar (39) Ayat 9, sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 82/185
82
Artinya : “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran”. Kemudian dalam Surat al-Mujadalah (58) Ayat 11, sbb :
Artinya : “Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh MahaMengetahui apa yang kamu kerjakan ”. Selanjutnya sabda Rosululloh SAW, sbb :
ھ ھ ی ھ ی ھ ی .ی )(
Artinya : “Barang siapa berjalan mencari ilmu peng etahuan, niscaya Alloh
memudah-kan jalan kesurga”.(riwat Imam Muslim ). Dama Hadits lain disabdakan
ھ ی ھ ی.).(
Artinya : “Dunia terkutuk dan tekutuk pula segala yang ada didalamnya, kecuali
yang berdzikir kepada Alloh, dan ta’at kepada -Nya, yang mempunyai ilmu
pengetahuan atau yang mencari ilmu pengetahuan ”. (riwayat Imam at-Tirmidzi).Sabda berikutnya :
)ھ .(ی Artinya : “Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib bagi setiap Muslim ”. (riwayat
Imam Ibnu Majah).
Dengan pesan-pesan Ayat dan Sabda Rosululloh SAW tsb, maka seorang Ilmuwan
hendaknya membekali diri dengan segala ilmu pengetahuan yang bemanfaat de ngan
metoda-metoda pengembangan yang sesuai, untuk membina generasi muda Muslim.
4. Bersifat Santun. Dari sifat-sifat pokok yang menolong keberhasilan Ilmuwan dalam
tugasnya, disamping memberikan pengetahuan adalah sifat “Santun”. Dengan sifat
itu, maka masarakat yang dibina akan memberi tanggapan yang baik terhadap ucapan -
ucapannya. Dengan sifat santun seorang Ilmuwan , maka dapat memberi pengaruh,bahwa masarakat binaan akan berhias dengan akhlaq yang terpuji dan terjauh dari
akhlaq yeng tercela, Insya-Alloh. Oleh karenanya Islam sangat memberi perhatian
pada sifat santun. Beberapa Firman Alloh dalam al -Quran a l Surat Ali-Imron (3)
Ayat 134 :
Artinya : “orang-orang yang menahan amarahnya dan me ma`afkan (kesalahan)
orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. Kemudian dalam Surat
al-A’rof (7) Ayat 199 :
Artinya : “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf,
serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”. Surat asy-Syuro (42) Ayat 43 :
Artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan mema` afkan sesungguhnya (perbuatan)
yang demikian itu termasuk hal -hal yang diutamakan”. Dalam Surat Fush-shilat (41)
Ayat 34:
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 83/185
83
Artinya : “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba -tiba orang
yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah -olah telah menjadi teman yang
sangat setia”.
Dalam Hadits Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی :ی ی ھ ھ ).(. :ی
Artinya : Rosululloh SAW bersabda kepada Asyaj ‘Abdul -Qois :”Sesungguhnyapada dirimu ada dua sifat yang disenangi Alloh : Kesantunan dan ketabahan”.(riwayat Imam Muslim). Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی , ی ی ).(.ی,
Artinya : “Sesungguhnya Alloh Maha Lemah Lembut, mencintai kelemah lembutan,memberi orang yang lemah lembut apa yang tidak diberikan kepada orang yang keras,
dan apa yang tidak diberikan kepada orang lain”. (riwayat Imam Muslim).Para ‘Ulama menasehatkan agar tidak terjadi kesombongan yang disebutkan sebagai :
ی Artinya : “Bahaya memiliki ilmu itu sombong. ” Selain sifat yang mengarah kepada
rasa sombong atau congkak juga dihindari sifat yang membangg a-banggakan diri
yang maksudnya juga sombong. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ھ ی ی ). (.ی ھ
Artinya : “Tiada lain bagi orang yang membanggakan diri sendiri dan berbuat
congkak, kecuali akan menemui Alloh dalam keadaan Ia murka kepadanya ”.
Na’udzubillah. (riwayat Imam Bukhori, Al -Hakim dan Ahmad).Oleh karenanya seorang Ilmuwan hendaknya menghiasi diriny a dengan santun, lemah
lembut dan tabah. Pengertian harus berlemah lembut tidak berarti, bahwa pembina
tidak dapat melakukan suatu hukuman kepada masarakat yang dibina yang telah
menyimpang dari tatanan pembinaan yang telah diuraikan sebelumnya.
5. Rasa Tanggung-jawab Ilmuwan. Hal lain yang harus dimiliki seorang ilmuwan atau
pembina lain dalam masarakat adalah rasa tanggung -jawab yang besar terhadap
masarakat binaan itu sendiri meliputi ke-Imanan, perangai, bahkan juga pemeliharaan
jasmani dan ruhani, persiapan mental dan sosial. Rasa tanggung-jawab ini selamanya
akan mendorong secara keseluruhan dalam m engawasi dan memperhatikan yang
dibinanya, mengarahkan, mengikuti dan membiasakan melakukan hal yang baik dan
melatihnya. Sebab bila terjadi kelalaian pad a seorang ilmuwan sebagai pembina,maka akan dapat berakibat, bahwa masarakat binaan akan terjerumus kejurang
kerusakan. Na’udzubillah.Tentang tanggung jawab seseorang yang me ndapat amanat untuk membina atau
sesuatu tanggung jawab yang lain . Dimulai dari keluarganya sendiri, maka dalam
Firman Alloh disebutkan a. l :
Surat Tho-ha (20) Ayat 132 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 84/185
84
Artinya : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya”.
Surat at-Tahrim (66) Ayat 6 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka”Surat al-Hijr (15) Ayat 92-93 :
Artinya : “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang
apa yang telah mereka kerjakan dahulu ”.
Surat Ashsha-ffat (37) Ayat 24 :
Artinya : “Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya merekaakan ditanya”.
Dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :
ھ )ھی ....(ی
Artinya : “Kaum lelaki adalah penggembala, dan bertangg ung jawab atas gembala-
nya….. .(muttafaq ‘alaih)
ھ ... ی )ھی . (ی
Artinya :”…..dan wanita adalah penggembala, dan bertanggung jawab terhadapgembalaannya…” (muttafaq ‘alaih).
ی : Artinya.ی “Ajarilah anak -anakmu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka
….(riwayat Imam Abdur -Razaq dan Sa’id bin Mansuhr)
).(
Artinya : “Tidak ada pemberian orang -tua kepada anaknya yang lebih utama dari -
pada budi- pekerti yang baik” (riwayat Imam At -Tirmidzi).
ھ ,ی یھ )(ی
Artinya : “Sesungguhnya Alloh akan bertanya kepada setiap penggembala tentang
gembalaannya, apakah dipelihara atau disia -siakannya, sehingga bertanya kepadalaki-laki tentang keluarganya”. (riwayat Imam Ibnu Hi bban).
Bertitik tolak pada Firman Alloh dan sabda Rosululloh SAW tsb diatas, maka seorang
Ilmuwan yang membina dan mendidik atau bahkan orang-tua sendiri yang Mukmin,
berakal sehat dan bijaksana wajib menunaikan tanggung -jawab dengan sesempurna
mungkin dan dengan penuh kesadaran, agar terhindar dari Murka Alloh SWT dimulai
dari keluarganya masing-masing dan diperluas pada lingkungan binaannya secara
menyeluruh. Insya-Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 85/185
85
BAB IIIMENCARI NAFKAH
Salah satu tugas-pokok dalam membina kehidupan dunia a dalah setidak-tidaknya
dapat memenuhi kebutuhan pokok hidup (makan, pakaian dan tempat tinggal) bagidirinya sendiri, yang disebut sebagai nafkah (nafaqoh). Oleh karenanya bila seseorang
telah cukup dengan pengetahuan yang dimilikinya, maka untuk kelangsun gan hidup
dirinya, tanpa tergantung kepada orang lain, wajib mencari nafkah. Dalam Surat al -
Qoshos (28) Ayat 77 di-Firmankan sbb :
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allo h kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allo h
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
19. Kewajiban Mencari Nafkah
“Nafkah” atau Nafaqoh adalah bahasa Arab dari kata infaq yang artinya belanja atau
pengeluaran. Pengeluaran belanja disini dimaksud untuk kebutuhan sendiri atau untuk
keluarga yang menjadi tanggung-jawabnya. Setiap manusia yang hidup pasti memiliki
kebutuhan yang harus dibiayainya untuk kehidupannya. Kebutuhan manusia memiliki
tingkat-tingkat pemenuhan antara yang mendesak dan kurang mendesak, sehingga
secara umum dapat dikategorikan :
o Kebutuhan Primer yaitu kebutuhan pokok yang mendesak (dloruriyat) ,
o Kebutuhan Sekunder yaitu kebutuhan pokok hanya tidak mendesak (hajiyat) dan
o Kebutuhan tertier kebutuhan yang selain kurang mendesak, juga merupakan
kebutuhan yang bersifat melengkapi (kamaliyat) pada kebutuhan-kebutuhan
primer dan sekunder.
Dari kebutuhan manusia terse but yang tidak banyak berubah adalah kebutuhan
primer, yaitu berupa : pangan, sandang dan papan. Adapun yang lain sangat berragam
sesuai kemajuan zaman dan tingkat kehidupan ybs. Dengan demikian, maka wajiblah
manusia mencari nafkah untuk memenuhinya. Per intah Alloh dalam Surat Jum’at (62)Ayat 10 :
Artinya : “Apabila Telah ditunaikan sholat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Alloh”. Dalam Ayat tsb diistilahkan sebagai “Fadlli-
llah” artinya keutamaan atau karunia yang berarti pula belanja yang diperlukan
manusia.
Dalam Surat an-Nisa’ (4) Ayat 5 Alloh ber-Firman :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 86/185
86
Artinya : “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Alloh sebagai
pokok kehidupan”. Dalam Ayat ini belanja yang diperlukan disebut sebagai harta.
Dalam hal harta, maka naluri manusia mencintainya dan berusaha memiliki sebanyak -
banyaknya. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 14 :
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa -apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenanganhidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Walaupun kecintaan manusia terhadap harta sangat b esar namun perlu dikendalikan
sehingga tidak Isrof (berlebihan), Firman Alloh dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 31 :
Artinya :”……makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Alloh tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Yang wajib dicegah adalah kemelaratan yang dalam ungkapan ‘Ulama’ disebutkan
sebagai salah satu pangkal kekufuran :
.یArtinya : “Hampir saja kefakiran itu menjadi kekufuran”. Sehingga do’a Rosululloh
SAW dalam riwayat Imam Abu Dawud, sbb :
ھ .Artinya : “Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran”.
Betapa lemahnya bagi orang yang tidak memiliki harta, disebut dalam syair a. l :
ی #ھ Artinya : “Betapa lemahnya bila seseorang tidak memiliki harta #
Yang dekatpun tidak mampu menjangkau apalagi yang jauh ”.
Sedang harta yang terbaik, oleh Ahli Hikmah dikatakan sebagai :
, ی ی Artinya : “Sebaik-baik harta adalah yang membuat orang bebas (setelah memiliki),dan sebaik-baik amal adalah yang berhak disyukurinya. ” Wallo-hu A’lam.
Dalam berusaha mencari nafkah hendaknya disertai dengan kesungguhan yang dalam
keyaqinan hati telah dijamin ada kepastian dianugerahi Alloh SWT seperti janji dalam
Firman-Nya, Surat Hud (11) Ayat 6 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 87/185
87
Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang (makhluq) m elata pun di bumi melainkan
Alloh-lah yang memberi rezqinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang
(makhluq) itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang
nyata (Lauh Mahfudh)”. Selanjutnya dalam Surat Ibrohim (14) Ayat 34, sbb :
Artinya : “Dan dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Alloh, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Al loh)”.
Dan dalam mencari nafkah sangat dianjurkan menghindarkan diri untuk meminta -
minta (mengemis) walaupun pekerjaan yang dijalaninya mungkin dalam pandangan
masarakat dianggap sebagai pekerjaan yang kasar. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ی ی ھ ی
ھ ی ھ ھ ی ھ ھ (.ی .(
Artinya : “Salah seorang diantara kamu mengambil tali, kemudian membawa seikat
kayu bakar diatas punggungnya lalu dijualnya, sehingga ditutup Alloh air -mukanya,
itu lebih baik dari-pada meminta-minta kepada orang, baik ia diberi atau ditolaknya ”.
(riwayat Imam Bukhori). Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
ھ ,ی ی ھ ھ ھ (.ی ی
).ی Artinya : “Barang siapa membuka pintu permintaan (meminta -minta), maka Alloh
membukakan baginya pintu kefakiran didunia dan akhirat ; dan barang siapamembuka pintu pemberian (berderma) karena mengharap keridloan Alloh, maka
Alloh memberinya kebaikan dunia dan akhirat”.(riwayat Imam Ibnu Jarir). Kemudian
Hadits lain berikutnya :
ھ ھ ی ھ ی ).ی (.ی
Artinya : “Tiada seseorang membuka pintu permintaan (meminta -minta) untuk
dirinya sendiri dimana ia meminta sesuatu kepada manusia, melainkan Alloh
membukakan pintu kefakiran buatnya, karena perbuatan menahan diri (untuk tidak
minta-minta) itu lebih bagus”. (riwayat Imam Ibnu Jarir). Wallo -hu A’lam.
20. Mencari Rizqi Yang HalalDalam kehidupan dunia yang luas apalagi modern, maka dalam mendapatkan rizqi
terdapat berbagai usaha dari seseorang dengan berbagai cara. Ada diantaranya yang
halal menurut syari’at, tetapi ada pula yang haram. Alloh ber -Firman dalam Surat
Yunus (10) Ayat 59 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 88/185
88
Artinya : “Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku te ntang rezki yang diturunkan
Alloh kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya Haram dan (sebagiannya) halal".
Katakanlah: "Apakah Alloh Telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu
mengada-adakan saja terhadap Alloh ?". Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 168
dijelaskan, bahwa kita wajib memilih yang halal :
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah -langkah syaitan; Karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu ”. Insya-Alloh.
Disamping dilarangnya untuk memak an atau menggunakan barang yang Haram
dilarang pula berusaha mencari harta dengan cara yang Haram atau Bathil. Firman
Alloh dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 188:
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian dari -pada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui ”.
Peringatan-peringata Alloh tsb diatas adalah dimaksud agar manusia tidak tergoda
oleh syaitan yang selalu ingin menjerumuskan kepada kehidupan yang haram. Dalam
ilmu “Akhlaq” Muslim dididik untuk berhati-hati yang di-istilahkan sebagai “Wara‘”atau “Wira’i” artinya sholih dan berhati-hati menjauhi (perbuatan dosa) atau menjauhi
perkara Syubhat (perkara yang belum jelas ke halalannya). Diartikan pula bukan hanya
menjauhi perkara syubhat tetapi juga meninggalkan segala kebutuhan harta yang
sifatnya tidak pokok (sekunder). Dengan demikian orang dituntut untuk berhati -hati
dan tidak memandang enteng (ringan) terhadap sesuatu ya ng mempunyai pengaruh
(buruk) yang besar dikemudian hari. Alloh ber -Firman dalam al-Quran Surat an-Nur
(24) Ayat 15, sbb :
Artinya : “dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi
Alloh adalah besar”.Perilaku demikian sebagai hal yang menunjukkan berhati -ha ti, karena ada perasaan,
bahwa Alloh SWT selalu mengawasi, seperti dalam Surat al-Fajr (89) Ayat 14 :
Artinya : “….sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi”.
Berhati-hati adalah langkah yang lebih utama agar tidak terjerumus kepada hal -hal
yang haram, Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam Bukhori dan Muslim) :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 89/185
89
ی : ی ,ی ھ ھ ھ ی ھ .ی
Artinya : Dari Abu Huroiroh r. a berkata : Bersabda Nabi SAW :”SesungguhnyaAlloh Cemburu, dan cemburu Alloh adalah bila seseorang melakukan ap a yang
diharamkan”. Dalam Hadits lain disabdakan :
ھ ھ ,ی ی ھ ).(.ھ Artinya : “Barang siapa memungut du nia yang halal, maka Alloh mengadakan
perhitungannya, barang siapa memungutnya yang haram maka Alloh menyiksanya”.(riwayat Imam Al-Hakim). Dalam sabdanya yang lain disebutkan :
.)(.Artinya : "Mencari harta yang halal wajib bagi setiap Muslim". (riwayat Imam Ath -
Thobarony)
Dengan situasi keduniaan yang demikian, maka setiap Muslim dituntut untuk secara
cermat dan berhati-hati dalam memilih suatu usaha sehingga dapat selalu berjalan
dalam jalur yang diyakini kehalal annya. Untuk itu perlu “kehati-hatian” yang dalam
pandangan 'Ulama dibagi menjadi tiga tingkat :1)Bersifat umum yaitu umumnya orang telah meninggalkan usaha tertentu,
karena lebih dekat kepada haram. Rosululloh SAW bersabda (riwayat dari an- Nu’manbin Baasyir r.a :
ھ ھ ی ھ ی ی ی ,ی ھ ھ ی ,ھ
ھ ی ی ھ ی ,ی , ھ
)ھی (ھ
Artinya : “Sesungguhnya halal telah jelas dan yang haram juga telah jelas, dandiantara keduanya ada hal menyerupai/meragukan (Syubhat) tidak banyak diketahui
oleh kebanyakan manusia. Maka siapa yang berhati -hati dari Syubhat akan bersih
agamanya dan kehormatannya, dan siapa yang terjerumus dalam Syubhat akan
terjerumus dalam haram, bagaikan gembala yang menggembala disekitar tempat
terlarang mungkin terjerumus kedalamnya. Ingatlah tiap raja mempunyai tempat
larangan. Ingatlah larangan Alloh itu yang diharamkan dst”. (mutafaq-alaih)
2)Bersifat Khusus, yaitu orang-orang tertentu saja yang terhadap perkara
yang umumnya orang menganggap halal -pun masih menjauhi, karena dalam hatinya
masih belum secara penuh menerima kehalalan seperti umumnya o rang. Sabda
Rosululloh SAW dari al-Hasan bin Ali r. a, dia berkata :
ی :ھ ی ی : Artinya)(ی “Saya telah ingat dari ajaran Rosululloh SAW : “Tinggalkan apa yang kau
ragukan dan kerjakan apa yang tidak kamu ragukan ”.
3)Khususnya Khusus, sifat yang hanya dimiliki oleh orang yang tergolong
‘Arif (sangat bijak) yaitu menjauhkan diri dari tindakan -tindakan yang mengarah
pada hal-hal yang tidak mendekatkan diri (mengingat) kepada Alloh SWT. Dalam
Surat Ali-Imron (3) Ayat 191, sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 90/185
90
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia -sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka ”.
Dalam Ayat tersebut diatas merupakan penjelasan Ayat sebelumnya yang menyebut -
kan “Ulul-Albab” atau orang yang dapat berpikir secara sempurna, yaitu orang yang
dapat menghayati kehidupan dengan s egala aneka peristiwa dalam lingkungannya,
sehingga ia dapat menentukan pilihan antara yang baik dan buruk menurut Syari’atIslam dan ia tidak pernah lupa mengingat Alloh SWT.
Dari uraian tsb diatas, maka berhati-hati atau “Wara’”, manusia dapat dijauhkan dari
sesuatu yang dapat memalingkan dirinya terjerumus pada hal yang haram. Sesuatu
yang Haram selain mendatangkan dosa, juga akan membutakan hati dan menutupinya
dari ingat kepada Alloh SWT. Upaya itu wajib dilakukan dengan tanpa putus asa.Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam Abu Dawud) :
ھ ,ی ھ , ھ , ی
ھ ,ی ھ ھ ,ی .
Artinya : “Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Sesungguhnya setiap
jiwa tidak akan mati sebelum dicukupkan rizqinya dan sampai batas waktunya. Maka
bertaqwalah kepada Alloh dan bersikaplah baik dalam memohonnya. Dan janganlah
keterlambatan datangnya rizqi itu menyebabkan kalian mendapatkann ya dengan tanpa
ketaatan kepada Alloh; karena apa yang ada pada Alloh itu tidak dapat diperolehkecuali dengan ketaatan kepada-Nya. Ketetapan (Alloh) telah ditulis dan lembaran -
lembaran telah dilipat”. Dengan uraian tersebut diatas alangkah baiknya dalammengelola usaha mendapatkan nafkah untuk kehidupan setiap Muslim selalu
dilakukan dengan berhati-hati seperti dalam tuntunan Syari’at. Insya -Alloh.
21. Terpuji Atau Tercela Karena HartaSecara umum telah diterima oleh akal, bahwa naluri manusia cinta kepada harta dan
punya kecenderungan untuk memiliki sebanyak mungkin. Alloh ber -Firman dalam
Surat Ali-Imron (3) Ayat 14 :
Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa -apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (surga).
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 91/185
91
Namun dalam sejarah kehidupan manusia dapat disaksikan, bahwa s ementara manusia
mendapat kemulyaan karena memiliki harta yang sangat bermanfaat bagi dirinya dan
manusia yang lain. Dibalik itu ada pula yang karena tindak kema ’shiatannya telah
terjerumus kehidupannya menjadi manusia yang hina disebabkan hartanya.
Orang yang berkecukupan hartanya didunia, maka dengan sediriny a akan mampu dan
lebih sempurna melaksanakan ‘amalan yang memang diperlukan dengan pengeluaranharta, a. l : membayar zakat, shodaqoh, menunaikan ‘ibadah haji, menyediakan sarana
dan prasarana ‘ibadah yang diperlukan masarakat dsb. Alloh ber -Firman dalam Surat
Hud (11) Ayat 15 :
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya kami berikan kepada mereka balasan pe kerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan ”. Surat Nuh (71) Ayat 12 :
Artinya : “Dan membanyakkan harta dan anak -anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai -sungai”.
Untuk dapat dipeliharanya harta yang dimiliki, maka seseorang wajib secara terbuka
memberitahukan kepada keluarga yang berhak dan lebih utama dicatat dengan dengan
cermat. Alloh ber-Firman dalam Surat al -Baqoroh (2) Ayat 180 :
Artinya : “….jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu -bapak
dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (Ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang
bertaqwa”. Kemudian dalam Ayat 282 difirmankan :
Artinya : “…….dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. yang demik ian itu, lebih adil di sisi Alloh
dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu”. Dengan mengikuti tuntunan Rosululloh SAW maka harta yang baik
hanya dimiliki oleh orang yang sholih, sabda Rosululloh SAW :
.) .(
Artinya : “Alangkah baiknya harta yang baik bagi orang yang baik (sholih)”.(riwayat Imam Ahmad dan Ath-Thobaroni).
Ketiadaan harta bagi seorang manusia dapat menjadi penyebab seseorang menjadi
kufur. Rosululloh SAW bersabda :
ی (.ی ).ھی Artinya : “Hampirlah kefakiran (kemiskinan) seseorang itu menjadi kekufuran”.(riwayat Imam Abu Muslim Al-Laitsi dan Al-Baihaqi).
Namun banyaknya harta seseorang tanpa pengendalian yang didasari pemahaman
hukum Syara’, maka manusia cenderung melampaui batas yang dapat menjerumuskanmanusia kepada kehinaan. Alloh ber-Firman dalam Surat al-‘Alaq (96) Ayat 6-7 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 92/185
92
Artinya : "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar -benar melampaui batas, (6)
Karena dia melihat dirinya serba cukup (7)". Dalam Surat at-Taghobun (64) Ayat 15 :
Artinya : “Sesungguhnya hartamu dan anak -anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan
di sisi Alloh-lah pahala yang besar”. Dalam Surat al-Munafiqun (63) Ayat 9:
Artinya : "Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak -anakmu
melalaikan kamu dari mengingat All oh. barangsiapa yang berbuat demikian Maka
mereka Itulah orang-orang yang merugi". Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ھ ی ی ھ ).(.ی یArtinya : “Tinggalkanlah dunia untuk yang mempunyainya. Siapa ya ng mengambil
dunia diatas yang mencukupinya, niscaya ia telah mengambil kebinasaan. Dan ia
tidak merasa”. (riwayat Imam al-Bazzar). Mencari dunia untuk keperluan hidup
keluarga dan dirinya adalah sebagai Jihad fi Sabilillah, sabda Rosululloh SAW :
ھ ی ھ ,ی ھ ی ھ ی ی ی ی ی ,ی
ھ ی ی ھ ھ ,ی ھ ی ی ھ ی .)(.ی
Artinya : "Jika ia (seseorang) pergi mencari dunia secukup keperluan anak (kecil) -
nya, maka dia berada dijalan Alloh. Jika ia pergi mencari dunia secukup keperluan
dua orang-tuanya yang sudah renta, maka dia berada dijalan Alloh. Jika ia pergi
mencari dunia secukup keperluan diri sendiri agar tidak minta -minta pada orang lain,
maka dia berada dijalan Alloh Jika ia pergi mencari dunia untuk pamer, maka dia
berada dijalan syaitan". (riwayat Imam Ath -Thobaroni).
Dalam hadits lain disebutkan, bahwa dunia yang berlebih mer upakan beban yang
berat dihari qiyamat. Rosululloh SAW bersabda (riwayat dari Anas r.a) :
ی ی ی ی ی
ھ : ی :یی : :ھ.:ی .: :ھ.. :ھ .ی ی
Artinya : "Wahai Abu Dzar, tahukah kamu, bahwa didepan kita terdapat bukit terjal
yang tidak dapat dilintasi kecuali oleh ora ng yang ringan bebannya? Seorang
bertanya: "Ya Rosululloh, adakah aku ini orang yan g berat beban atau ringan beban?".
Rosululloh balik bertanya: "Adakah engkau punya makanan hari ini?", jawabnya :
"Ya". Rosul bertanya lagi: "Adakah makanan untuk besuk?" ia menjawab: "Ya,
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 93/185
93
punya". Rosululloh bertanya lagi : "Adakah makanan besuk lusa?", ia menjawab :
"Tidak ada". Kemudian Rosululloh SAW bersabda : "Kalau saja engkau telah punya
jatah makanan untuk tiga hari, maka termasuk orang yang berat bebannya".
Keserasian antara pemilikan dunia dan agama adalah hal yang penting untuk
diupayakan bagi yang ingin hidup tenteram, dikatakan dalam suatu syair :
ی ی #ی Artinya : “Alangkah indahnya jika dunia dan agama berkumpul jadi satu #
dan alangkah buruknya kafir dan durhaka bergabung dalam diri seorang ”.
Dalam berusaha mencari dunia seorang Muslim wajib menghindari cara yang besifat
meminta-minta dengan cara ataupun dalih apapun, karena meminta-minta kepada
seseorang untuk mendapatkan dunia (harta) sangat te rhina dalam agama. Rosululloh
SAW bersabda :
ھ ,ی
ھ ی ھ ی ھ (.ی ).ی Artinya : “Barang siapa membuka pintu permintaan ( meminta-minta), maka Alloh
membukakan baginya pintu kefakiran didunia dan akhirat ; dan barang siapa
membuka pintu pemberian (berderma) karena mengharap keridloan Alloh, maka
Alloh memberinya kebaikan dunia dan akhirat ”.(riwayat Imam Ibnu Jarir).
Dalam Hadits lain.
ھ ھ ھ ی ی ).ی (.ی
Artinya : “Tiada seseorang membuka pintu permintaan (meminta -minta) untuk
dirinya sendiri dimana ia meminta sesuatu kepada manusia, melainkan Allohmembukakan pintu kefakiran buatnya, karena perbuatan menahan diri (untuk tidak
minta-minta) itu lebih bagus”. (riwayat Imam Ibnu Jarir).
Ayat-Ayat dan sabda Rosululloh SAW tsb mengandung arti, bahwa sangat
dimuliakan bagi yang memiliki harta karena usahanya dan digunakan sepenuhnya
untuk beribadat dan sangat dicela bagi yang menggunakan harta untuk ma’shiat atau
mendapatkan harta secara haram atau dengan meminta -minta. Namun sejauh orang
diberi kemudahan seseorang untuk mendapatkan harta tanpa meminta dengan cara
apapun, tidak ada jeleknya untuk menerimanya. Rosululloh SAW bersabda :
ی :ی ھ ی ھ : ھ ھ :,ی
ھ ,,ی . ھ:ھ:ی
.ھ ,,ی :.ھ ی
ی ھ ی ی :.ی ھ ھ, ھ ھ
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 94/185
94
ی ی ھ ی ی ھ.ی ی
ھ : .ی ی ی ی ی ی ھ (.ی
.(
Artinya : Dari Umar bin Khoththob r.a berkata :”Bahwa Rosululloh SAW memberisesuatu kepadaku, aku berkata, “Berikan (barang) itu kepada seseorang yang lebihmelarat dari pada-ku. Sabda Rosul :”Ambillah. Apabila ada sesuatu harta datangkepadamu sementara kamu tidak mengharap -harap dan tidak minta, maka ambillah
dan jangan memperturutkan dirimu”. Dalam riwayat Muslim : Rosululloh menyuruhkepada Umar :”Ambillah barang itu, kamu dapat menyimpannya atau men-shodaqoh-
kannya. Apabila kamu diberi harta (barang) pada -hal kamu tidak mengharap-harap
dan tidak meminta, ambillah dan jangan memperturutkan dirimu”. Berkata Salim :”Dari peristiwa itu, Ibnu Umar tidak pernah meminta sesu atu kepada seseorangpun,
juga tidak pernah mengembalikan pemberian orang orang lain”. Menurut riwayatMalik, bahwa Rosululloh SAW mengirim sesuatu hadiah kepada Umar bin Khoththob
tetapi Umar mengembalikannya. Maka sabda Rosululloh SAW kepada Umar :”Mengapa kamu kembalikan barang itu?”. Jawab Umar :”Wahai Rosululloh SAW,bukankah engkau telah memberi -tahu kami, bahwa sebaik-baik orang adalah yang
tidak mau mengambil sesuatu dari orang lain ”. Sabda Rosululloh SAW : ”Yangdimaksud mengambil dari orang lain t sb adalah meminta, selama tidak meminta -
minta, maka barang itu termasuk rizqi yang telah dianugerahkan oleh Alloh
kepadamu”. Umar berkomentar : ”Demi zat yang diriku dalam kekuasaan -Nya, aku
tidak akan pernah minta kepada orang lain; serta semua barang (ha rta) yang sampai
kepadaku tanpa aku mintanya, akan aku ambil”. (riwayat Imam Bukhori, Muslim,Ad-
Darimy, Malik dan Nasa’i).
Terhadap harta yang dimiliki seorang Muslim, maka sementara ‘Ulama memberikankriteria-kriterianya terhadap nilai harta (dunia) buat dirinya, yaitu dibagi dalam tiga
kategori, sbb :
Pertama Harta yang membawa pahala : ialah harta halal yang dipakai sebagai
sarana untuk menuju kebajikan dan menyingkiri kejelekan. Inilah disebut sebagai
harta anugerah orang Mukmin yang merupakan ladang akhirat.
Kedua Harta yang diperhitungkan di akhirat : ialah harta-benda yang tidak menjadi
sarana untuk menunaikan perintah Alloh, tapi juga tidak diperoleh dengan cara-cara
yang terlarang dalam agama.
Ketiga Harta yang membawa dosa : ialah harta-benda yang memberikan sebab
diabaikannya perintah Alloh, dan membawa pada dilanggarnya larangan Alloh.
Dengan pemahaman terhadap kedudukan atau nilai dari harta yang dimiliki, maka
diharapkan dapat memahami harta secara wajar dan tidak melebihi pemahaman nya
terhadap agama, jangan seperti diungkap dalam syair sbb :
ھ ھ #ی ی ی Artinya : “Sangat mengerti apabila tersinggung harta bendanya #
Tetapi apabila agamanya yang tersinggung dia tidak me rasa apa-apa”. Na’udzubillah.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 95/185
95
22. Hidup SederhanaHidup sederhana yang dimaksud adalah hidup wajar sesuai tuntunan Syari ’at dan
norma masarakat pada umumnya. Apabila seseorang telah berhasil untuk mencari dan
mendapatkan Nafkah untuk memenuhi kebutuha nnya, maka yang wajib diterapkan
adalah membuat pola hidup yang sederhana dan wajar ditengah-tengah masarakat
dimana ia tinggal. Alloh ber-Firman dalam Surat al-Furqon (25) Ayat 67 :
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah -tengah
antara yang demikian”.
Kesederhanaan hidup bagi orang yang memili ki harta adalah selain tidak boros yang
condong mubadzir, tetapi sebaliknya juga tidak dibenarkan bila terlalu ketat, hingga
menjadi kikir (bakhil). Yang lebih mendasar wajib selalu ingat (dzikir) kepada Alloh
SWT. Firman Alloh dalam Surat an -Nur (24) Ayat 37 :
Artinya : “Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual
beli dari mengingati Alloh”. Surat al-Munafiqun (63) Ayat 9 :
Artinya : “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak -anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Alloh. barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah
orang-orang yang merugi”. Surat al-Isro’ (17) Ayat 26-29 :
Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga -keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur -hamburkan (hartamu) secara boros (26). Sesungguhnya pemboros -pemboros itu
adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya
(27). Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tu hanmu
yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka u capan yang pantas (28). Dan
janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (29) ”.
Dalam ilmu Akhlaq, maka sifat hidup sesuai kewajaran yang diterimanya disebut
“Qona’ah”, artinya merasa cukup, merasa puas atas bagian ( harta kekayaan) yang
diterimanya, atau berhentinya keinginan seseorang terhadap apa yang sudah diberikan
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 96/185
96
kepadanya. Dalam istilah Ulama Akhlaq diartikan sebagai : Tidak ada lagi keinginan
untuk menambah apa yang sudah ada. Qona’ah adalah suatu sikap yang d ituntut oleh
para Ahli Hikmah agar dapat menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai
tipu daya kehidupan dunia, untuk tidak membuat lupa kepada Alloh SWT dan lalai
atas kewajiban sebagai hamba -Nya dan lalai pula mempersiapkan diri untuk menuju
kehidupan akhirat kelak. Akibat godaan nafsu yang kuat, maka manusia kadang -
kadang tidak takut lagi terhadap ancaman yang disampaikan Rosululloh SAW,sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas -batas norma Ila-hiah. Hal itu karena
Fitroh manusia dalam pandangannya terhadap dunia seperti di -Firmankan oleh Alloh
SWT dalam Surat Ai-Imron (3) Ayat 14, sbb :
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa -apayang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (surga) ”.
Dalam Haditsnya (dari Ibnu ‘Abbas ra) Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی )ھی (.ی
Artinya : “Kalau adalah bagi anak Adam dua buah lembah daripada emas, masihla h
dia menginginkan yang ketiga. Tapi tidaklah yang akan memenuhi perut anak Adam
selain tanah. Dan Alloh akan memberi taubat kepada yang bertaubat ”.(Hadits
Bukhori /Muslim)Bagi seorang Muslim dituntut untuk berusaha memiliki sikap Qona’ah agar tehindar dari godaan nafsu seperti tsb diatas. Sedangkan secara sadar kehidupan manusia harus
diyaqini, bahwa sudah dijamin rezqi untuk setiap makhluq yang melata diatas bumi
dari oleh Alloh SWT. Dalam al -Quran Surat Hud (11) Ayat 6 di -Firmankan sbb :
Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan All oh-lah
yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) ”.
Seperti dalam Surat al-Furqon (25) Ayat 67 :
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah -
tengah antara yang demikian ”.
Dalam Hadits dari Abu Hurairoh, Rosululloh SAW bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 97/185
97
ی: )ھی (
Artinya : “dari Rosululloh SAW Abu Hurairoh berkata : Bukannya kekayaan itu
karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati”.
(Bukhori Muslim). Dalam hal Qona’ah disabdakan oleh Rosululloh SAW a.l :
.ھ : .ھ ھ )(.ھ ھArtinya : dari Abdullah bin Amir ra. bahwasanya Rosululloh SAW bersabda :
“Sungguh beruntung orang yang Islam, karena rizqinya cukup dan Alloh membuatnyaQona’ah”. (at-Tirmidzi). Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
ی ) (.ی Artinya : “Qona’ah itu adalah harta yang tak kan hilang, pura (simpanan) yang tak kan lenyap”. (at-Tobaroni dari Jabir). Hadits lain dalam hal hidup sederhana,
Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ھ ھ .ھ ).(
Artinya :”Siapa yang bersifat sederhana, niscaya dikayakan oleh Alloh. Siapa yangboros (mubadzir) niscaya dimiskinkan oleh Alloh. Dan siapa yang berdzikir kepada
Alloh ‘Azza wa Jalla niscaya dikasihi oleh Alloh”. (riwayat Imama Al -Bazzar).
Pengertian “Hidup sederhana” atau “Qona’ah” seperti tersebut diatas dalamkehidupan sehari-hari yang bersifat pragmatis bukan b erarti bahwa seseorang dalam
usaha mencari suatu kebutuhan, tanpa usaha yang sungguh -sungguh (bermalas-malas
saja), akan tetapi Qona’ah diartikan dapat menerima dengan senang dari hasil usahayang sungguh-sungguh tanpa mengeluh. Insya-Alloh.
23. Peduli Orang Lain
Dalam masarakat pada umumnya selalu terjadi kondisi dimana keadaan anggotanyaterdiri dari berbagai tingkat kemampuan, baik dalam usaha ataupun pemilikan harta
kekayaan, sehingga terdapat kelompok masarakat yang tegolong berpunya dan ada
yang tidak berpunya. Dengan kesenjangan tersebut sangat penting dalam menjaga
keharmonisan diupayakan adanya kepedulian bagi yang berpunya terhadap yang
kurang beruntung yaitu kelompok masarakat yang tidak berpunya. Ketidak pedulian
berarti mengingkari ni ’mat yang dianugerahkan Alloh. Firman Alloh dalam Surat an-
Nahl (16) Ayat 71 :
Artinya : “Dan Alloh melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam
hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan
rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama
(merasakan) rezki itu. Maka Mengapa mere ka mengingkari nikmat Alloh?”.
Oleh karenanya dalam mencari nafkah seorang Muslim dianjurkan bukan hanya
sekedar memenuhi kebutuhan sendiri beserta keluarganya saja, tetapi hendaknya
peduli kepada orang lain apakah itu sanak keluarga ataupun orang sekitarnya yang
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 98/185
98
ternyata kurang beruntung dalam memenuhi kebutuhannya. Alloh ber -Firman dalam
Surat an-Nur (24) Ayat 33 :
Artinya : “....dan berikanlah kepada mereka (yang membutuhkan) sebahagian dari
harta Alloh yang dikaruniakan-Nya kepadamu.....” Dalam kisah kaum Muhajirin dan
Anshor, Alloh ber-Firman, Surat al-Hasyr (59) Ayat 9, sbb :
Artinya : “Dan orang-orang yang Telah m enempati kota Madinah dan Telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai'
orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruhkeinginan dalam hati mereka terhadap apa -apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang -orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung ”.
Dengan perintah tersebut kaum Muslimin akan tetap mengendalikan diri, agar pada
harta yang dimiliki tersedia sejumlah harta yang dapat dinafakahkan baik dalam
keadaan sedang sempit dan apalagi sedang longgar. Da lam Surat Ali Imron (3) Ayat
134 Alloh ber-Firman :
Artinya : “...(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Dengan sikap dan perilaku demikian akan dapat tercipta suatu pemerataan kekayaan
dan mengurangi kemiskinan. Dalam Surat al -Hasyr (59) Ayat 7 Alloh ber-Firman :
Artinya :”...supaya harta itu jangan beredar di antara orang -orang Kaya saja di antara
kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang
dilarangnya bagimu, Maka tinggalkan lah. dan bertakwalah kepada Alloh.
Sesungguhnya Alloh amat keras hukumannya”. Selanjutnya kesediaan berkorban
untuk orang lain dalam Surat tsb Ayat 9 di-Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 99/185
99
Artinya : “......dan mereka mengutamakan (orang -orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan ”. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ھ ھ ھ (.ی ھ ).ی
Artinya : ”Manusia manapun yang mengingini suatu keinginan, lalu ditolaknya
keinginan itu dan ia mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri, niscaya diampun-
kan dosanya”. (riwayat Imam Ibnu Hibban dan Abu Syaikh). Dalam hadits lain : ھ ھ ی
).. (ی ی Artinya : "Barang-siapa (Mukmin) yang memudahkan kesulitan -dunia saudaranya,
niscaya Alloh akan memudahkan jalannya ke -Sorga dihari Qiyamat". (riwayat Imam
Bukhori).
Dalam melakukan pemerataan dan pengurangan ke miskinan, maka dapat dicegah
penimbunan harta yang sangat dikecam dalam ajaran Islam. Alloh ber -Firman dalam
Surat at-Taubah (9) Ayat 34 :
Artinya : “....dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tida k
menafkahkannya pada jalan Alloh, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih ”. Na’udzubillah.
24. Shodaqoh“Shodaqoh” adalah bahasa Arab yang serumpun dengan kata Shodaqo artinya benar,
nyata; Yusoddaqu artinya dapat dipercaya ; Sho -daqo artinya bersahabat. Dan dalam
bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “Sedekah”, yang berarti pemberianseorang Muslim kepada orang lain baik secara terencana ataup un spontan dan dengan
sukarela semata-mata mengharap Ridlo dari Alloh SWT. Pemberian demikian sangat
dianjurkan dan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan yang sangat
diperlukan bagi yang diberi. Dalam Surat an - Nisa’ (4) Ayat 114 Alloh ber -Firman :
Artinya : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat
ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang
berbuat demikian karena mencari ker idloan Alloh, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar”. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ی ھ ی ی ھ ھ ) .ھی (.
Artinya : “Tiada seorang yang membuka pintu pemberian baik shodaqoh atau relasi,melainkan Alloh akan menambahnya lebih banyak lagi; dan tiada seorang yang
membuka pintu permintaan agar ia memperol eh lebih banyak lagi, melainkan Alloh
akan memperbesar kekurangannya” (riwayat Imam Al -Baihaqiy).
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 100/185
100
Dalam hadits lain :
ھ ":ھ ھ ی ,ھ ھ ھ,ھ ی
) .ی (.Artinya : “Alloh mewahyukan kepadaku beberapa kalimat yang masuk kedalam
telingaku, kemudian menancap kedalam kalbuku, iala h : “Barang siapa mendermakankelebihan hartanya, maka amat bagus buatnya, siapa menahannya maka jahatlah ia,
dan Alloh tidak mencela penyimpanan sejumlah kebutuhan hidupnya”. (riwayat ImamIbnu Jarir)
Dalam Ilmu “Fiqh” (hukum Islam) diantara Shodaqoh ada yang merupakan perintah
wajib (fardlu ‘ain) yaitu yang disebut “ Zakat” yang artinya suci, dalam al-Quran
Surat at-Taubah (9) Ayat 103 sbb :
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Se -
sungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan All oh
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Pengertian membersihkan dan mensucikan dalam Ayat tersebut selain bagi orangnya
yang melakukan (muzakki) berarti juga bagi harta yang dimiliki untuk d isucikan dari
harta yang haram. Ketentuan-ketentuan dalam Zakat (Zakat maal) umumnya
diuraikan secara khusus dalam Kitab Fiqh menyangkut : 1) Jenis kekayaannya,
misalnya : Emas, Uang, Ternak, Hasil tananaman Pertanian, Tambang dlsb. 2) Nishob
dan Haul, yaitu batas minimal jumlah pemilikan kekayaan dari jenis kekayaan tsb
diatas dan batas waktu (jangka waktu) kapan saat kewajiban membayarkanya, dan 3) Siapa-siapa yang berhak menerima zakat tsb.
Bagi orang yang tidak membayar zakat , maka secara tegas diancam dalam al-Quran
Surat at-Taubah (9) Ayat 34-35 di-Firmankan :
Artinya : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkah -
kannya pada jalan Alloh, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak it u dalam neraka
Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". Untuk itu
Rosululloh SAW bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 101/185
101
ی ی ی ھ ھ ھ ھ ھ ھ ھ ی ھ ,ی
ی ھ ی ,ی ھ ی ی ی – ی .
Artinya : “Tiada bagi pemilik emas atau perak yang tidak mau menunaikan hak
Zakatnya, melainkan dihari Qiyamat dipersiapkan untuknya lempengan -lempenganbara neraka yang dipanaskan pada neraka Jahannam, kemudian diseterikakan pada
lambung dan punggungnya ; setiap-kali lempengan tsb dingin, maka kembali
dipanaskan dalam suatu hari yang lamanya lima -puluh ribu tahun, sehingga diberi
keputusan diantara para hamba, dan tahulah dia nasib selanjutnya akan menuju sorga
atau neraka”. Na’udzubillah.
Karena Zakat merupakan Rukun Islam dan Fardlu ‘Ain, maka setiap Muslim wajibmenyadari dan berkewajiban berusaha memenuhinya. Sepertinya Ibadah Haji, maka
setiap Muslim-pun diwajibkan menunaikan bagi yang mampu. Untuk kemampuan
ber-Haji ini umumnya kaum Muslimin berusaha dengan menabung, sehingga pad a
saatnya dapat menunaikannya. Dalam hal zakat, karena hakikatnya adalah juga RukunIslam, artinya untuk menjadi Muslim yang sempurna Rukun itu wajib ditunaikan.
Oleh karenanya, mana-kala seorang Muslim telah berhasil mendapatkan nafkah yang
cukup, segeralah menabung agar dapat memiliki harta mencapai Nishob, sehingga
dapat menunaikan Zakat setelah Haul, setiap tahun (Haul). Alloh menjamin Zakat
yang dikeluarkan akan diganti-Nya, selanjutnya harta akan berkembang, sehingga
tahun berikutnya harta yang dimiliki dan dengan sendirinya zakat pada masa
berikutnya akan lebih besar, bahkan berlipat ganda. Insya-Alloh. Alloh ber-Firman
dalam Surat ar-Rum (30) Ayat 39 :
Artinya : “…….dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkanuntuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang -orang
yang melipat gandakan”. Insya-Alloh.
Kewajiban yang disebut Zakat tapi dalam bentuk yang lain adalah “Zakat Fitrah”yang diwajibkan untuk membayar nya bagi setiap Muslim mulai yang masih bayi
sampai yang sudah lanjut usia, yaitu berupa makanan yang diberikan pada saat
menjelang ‘Idul-Fitri. Selain zakat ada pula perintah Alloh kepada kaum Muslimin
untuk memberikan atau membelanjakan hartanya untuk ‘amal Ibadah yang disebutsebagai “Infaq” atau nafaqoh yang dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai
nafkah (belanja), dimana diantaranya ada yang bersifat wajib dan berkesinambungan
a. l : kewajiban seorang Muslim (suami) memberi nafkah keluarga nya (isteri dananaknya) atau pengeluaran seorang Muslim dalam membantu kebutuhan ummat Islam
dalam hal tertentu, hanya saja secara hukum syara’ tidak dihitung seketat dan terinci
dalam syara’ seperti pada Zakat. Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 195 di-Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 102/185
102
Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan All oh, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat baik ”. Kemudian dalam
Ayat 215 Alloh ber-Firman :
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu -
bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan."
Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya All oh Maha
Mengetahuinya”. Rosululloh SAW bersabda :
).ھی (ھ
Artinya : “Belanja seorang (suami) yang diberikan kepada keluarganya adalahShodaqoh”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).
Adakalanya seseorang Muslim sekalipun secara tidak sengaja mem berikan sesuatu,
atau karena suatu hal, kehilangan hartanya, maka mana -kala ikhlash akan menjadi
Shodaqoh pula, dalam sabda Rosululloh SAW :
ھ ھ ھ ی ھ ھ ھ ی ھ ھ ھ
ھ ).(.ی Artinya : “Tidaklah seorang Muslim -pun menanam sebatang tanaman kecuali apa
yang ia makan untuk dirinya merupakan Shodaqoh, apa yang dicuri dari tanaman itumaka baginya merupakan Shodaqoh, apa yang dimakan binatang buas dari tanaman
itu, maka baginya Shodaqoh, dan apa yang dimakan burung dariny a, maka baginya
juga Shodaqoh. Dan tak seorang -pun yang dapat terperciki sedikit saja dari hasil
tanamannya, kecuali baginya (Muslim tsb) juga Shodaqoh. (riwayat Imam Muslim).
Wallo-hu A’lam.
25. Menjaga Diri Dari Sifat Bakhil
“Bakhil” dalam bahasa Indonesia sering diartikan sebagai Kikir yang dalam agama
diartikan sebagai sifat orang yang tidak mau memberi dan menyisihkan sebagian harta
yang dimilikinya untuk orang lain. Sering pula disebut sebagai orang yang tidak punya peduli terhadap orang lain. S ifat tersebut merupakan sifat yang sangat tercela
dan wajib dihindari oleh setiap Muslim. Dalam Firman Alloh, Surat Muhammad (47)
Ayat 38:
Artinya :” …..dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir te rhadap dirinya
sendiri. dan Alloh-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang -orang yang
berkehendak (kepada-Nya)”. Dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 180 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 103/185
103
Artinya : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Alloh
berikan kepada mereka dari karunia -Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. H arta yang mereka
bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. da n kepunyaan
Alloh-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Alloh mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.
Lebih jahat lagi orang bakhil sering mengajak orang lain berbuat bakhil pula seperti
Firman Alloh dalam Surat an-Nisa’ (4) Ayat 37 :
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir,
dan menyembunyikan karunia Alloh yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan
kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan ”.
Rosululloh SAW bersabda :
ی :ی ھ ی ی
.) .(Artinya : “Sesungguhnya Alloh marah kepada tiga jenis manusia : Orang tua yang
berzina, orang bakhil (kikir) yang menyebut-nyebutkan pemberiannya dan orang yang
mempunyai tanggungan yang sombong ”. (riwayat Imam Ath-Thirmidzi dan An-
Nasa’i).Dalam hadits lain disabdakan :
.) .(
Artinya : “Dua perkara tidak akan berkumpul pada orang Mukmin, yaitu bakhil
(kikir) dan buruk akhlaq (jahat) ”. (riwayat Imam Ath-Thirmidzi dan Abu sa’id).
Dengan tercelanya sifat bakhil, maka setiap Mukmin diajarkan agar selalu membacado’a yang diajarkan oleh Rosululloh SAW, sbb :
ھ .
Artinya : “Ya Alloh, sesungguhnya hamba berlindung pada-Mu dari kekikiran. Dan
hamba berlindung pada-Mu dari sifat pengecut. Serta hamba berlindung pada -Mu
pula dari ketuaan yang menyusahkan (pikun) ”.
Sementara Ahli Hikmah mengatakan betapa beruntungnya orang yang murah hati
sebaliknya betapa celakanya, bagi orang yang bakhil, dengan ungkapan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 104/185
104
ھ ,ی ھ .ی ھ Artinya : “Kemurahan seseorang itu dapat membuatnya dikasihi oleh lawan -
lawannya, sedang kebakhilan (kikir) seseorang dapat membuatnya dibenci putra -
putrinya”.
Dalam suatu syair diungkapkan :
ھ ی ھ ی #ی ھ ی # ی
Artinya : “Kekikiran seseorang, membuka aibnya didepan manusia # Kemurahan hati
seseorang menutup aib dirinya. Tutuplah dirimu dengan busana kemurahan hati #
Sungguh, setiap aib aku tahu, hanya kemurahan hati yang menu tupi”. Insya-Alloh.
26. Menghidarkan Terjerumus Riba
“R i b a” dalam arti bahasanya (Arab) adalah kelebihan atau penambahan, yang
dalam Syari’at diartikan sebagai tambahan pada modal uang yang dipinjamkan dan
harus diterima oleh yang berpiutang sesuai dengan jangka waktu peminjaman denganprosentase yang ditetapkan. Riba diharamkan dengan secara tegas , sedang kalimat
Riba disebutkan dalam al-Quran sebanyak delapan Ayat a.l : Surat al -Baqoroh (2)
Ayat 275 :
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lanta ran (tekanan) penyakit gila,
keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Alloh telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambi l riba), Maka baginya apa yang t elah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Alloh.
orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni -penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya ”. Dalam Ayat ini secara tegas Alloh SWT
“menghalalkan Jual- beli dan mengharamkan Riba”. Rosululloh SAW bersabda :ھ ,ھ ,:ھ:
).(. ,ی ھ ,Artinya : Dari Jabir r. a, ia berkata : Rosululloh SAW melaknat orang yang makan
riba, fihak yang memberi makan riba, yang mencatatnya dan dua saksinya. Dan beliau
bersabda :”Mereka adalah sama” . (riwayat Imam Muslim)
Kalimat Riba dalam al-Quran yang mempunyai arti hadiah atau pemberian yang tidak
diharamkan hanya ada pada Surat ar-Rum (30) Ayat 39 sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 105/185
105
Artinya : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Alloh. dan apa yang kamuberikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridloan Alloh, Maka
(yang berbuat demikian), itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya) ”.
Kedudukan Uang. Dalam kehidupan manusia yang berusaha mencari penghasilan,
maka suatu faktor produksi yang sangat penting yaitu adanya modal, disamping faktor
lain yaitu sumber daya alam dan manusia. Bentuk dari modal pada zaman kemajuan
ini adalah Uang, atau segala sesuatu yang dinilai dengan uang . Bagi yang memiliki
uang sendiri dan sekaligus mengelolanya sendiri, maka lebih aman dari hal yang
memungkinkan terjerumus kepada riba. Namun bila seseorang tidak memiliki cukup
uang, sehingga harus meminjam, atau memiliki cukup tetapi tidak dapat berusaha,
sehingga dipinjamkan kepada orang lain untuk usaha, maka dalam kondisi demikianwajib baginya untuk hati-hati agar tidak terjerumus dalam riba.
Dalam Usaha Islami yang kini telah berkembang, maka ‘Ulama memberi pedoman
permodalan, a.l :
1) Mudhorobah, yaitu modal yang dimiliki pemilik modal, dipinjam kan pada mitra-
kerja untuk usaha yang keuntungannya dibagi -hasil dengan rasio yang disepakati
bersama.
2) Musyarokah yaitu bergabung bersama dengan pemilik modal lain untuk dibagi -
hasil dengan rasio yang disepakati.
3) Murobahah, yaitu berupa pembelian barang d engan peminjaman, dengan rincian
pembayaran yang ditetapkan pengutang, dengan keuntungan dan waktupembayaran yang disepakati.
Dengan cara demikian diharapkan para pemilik modal (uang) terdorong tidak
membiarkan uangnya tersimpan, sedang orang lain sangat memerlukan untuk usaha
yang memberikan kesejahteraan bersama. Insya -Alloh.
27. Pengentasan Kemiskinan
Sementara ‘Ulama Fiqh berpendapat, bahwa “Miskin” adalah keadaan tidak
tercukupinya (kekurangan) dalam memenuhi kebutuhan hidup seseorang, karena
walau mempunyai pekerjaan tertentu tetapi penghasilannya tidak mencukupi. Kondisi
tidak mampu yang lain disebut dalam Syara ’ adalah “Fakir”, yaitu kondisi ketidak tercukupinya kebutuhan hidup memang tidak ada penghasilan (pekerjaan) yang secara
tetap dapat diharapkan. Bagi para fakir ataupun miskin memerlukan perhatian bagi
para orang yang berkecukupan untuk mengentaskannya. Dalam Surat ath -Tholaq (65)
Ayat 7, Alloh ber-Firman :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 106/185
106
Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.
dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafka h dari harta yang
diberikan Alloh kepadanya. Alloh tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Alloh berikan kepadanya. Allo h kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan”.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud melalui Abud Darda’, RosulullohSAW bersabda :
.Artinya : “Kalian mendapatkan kemenangan dan kecukupan berkat orang -orang
lemah diantara kamu”.
Pengentasan kemiskinan hakikatnya adalah merupakan kewajiban yang dapat dibagai
sebagai :
1) Kewajiban setiap individu bagi dirinya,
2) Kewajiban orang lain atau kewajiban bersama dalam masarakat,
3) Kewajiban Pemerintah/Negara.
1) Kerwajiban Individu bagi dirinya. Setiap kaum Muslimin berkewajiban bekerjamencukupi kebutuhan hidupnya masing -masing. Hal itu tercermin pada naluri setiap
manusia yang selalu berkeinginan memiliki harta kekayaan, dalam Surat Ali -Imron
(3) Ayat 14 :
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa -apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan
hidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (surga) ”. Dengan
kecintaan harta tersebut Alloh Perintahk an untuk mencari nafkah tersebut, dalam
Surat al-Jum’at (62) Ayat 10 :
Artinya : “Apabila Telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;dan carilah karunia Alloh dan ingatlah Alloh banyak-banyak supaya kamu
beruntung”. Selanjutnya dalam Surat al-Insyiroh (94) Ayat 7-8 Alloh Perintahkan
agar manusia tidak menganggur :
Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain (7), Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap (8)”. Dalam Surat al-Qoshos (28) Ayat 77 di-Firmankan sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 107/185
107
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kep ada orang lain) sebagaimana Alloh
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat ke rusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ”.
Sedang Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی ی ھ ھ ی ھ ی ھ ھ ی ھ ھ (.ی
.(Artinya : “Salah seorang diantara kamu mengambil tali, kemudian membawa seikat
kayu bakar diatas punggungnya lalu dijualnya, sehingga ditutup Alloh air -mukanya,
itu lebih baik dari-pada meminta-minta kepada orang, baik ia diberi atau ditolaknya ”.
(riwayat Imam Bukhori).2) Kewajiban orang lain atau kewajiban bersama masarakat. Dalam al-Quran sudah
disebutkan, bahwa pada dasarnya dalam harta seseorang terdapat hak bagi orang yang
tidak berkecukupan, Surat adz-Dzariyat (51) Ayat 19
Artinya : “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta
dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (tidak meminta-minta)”.
Lebih jelas lagi di-Firmankan bagi orang yang masih ada hubungan k ekerabatan,
Surat al-Anfal (8) Ayat 75 :
Artinya : “...orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih
berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kera bat) di dalam Kitab Alloh.
Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui segala sesuatu ”. Selanjutnya dalam Surat al-
Isro’ (17) Ayat 26 :
Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga -keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros ”3) Kewajiban Pemerintah dan Negara . Dalam kehidupan modern hampir seluruh
pemerintah negara didunia mempunyai program pengentasan kemiskinan dinegerinya
masing-masing, apalagi pada negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Di
Indonesia, maka UUD Negara Republik Indonesia didalamnya telah men cantumkan
pasal-pasal tentang perhatian kepada pengentasan kesmiskinan, a. l disebut :
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan ”.
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 108/185
108
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar -besar kemakmuran rakyat”.
“Fakir-miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara ”Dengan pasal-pasal dalam UUD tsb sesuai dengan herarkhi perundangan dengan
sendirinya telah disusun pula Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah baik dalam
tingkat pusat ataupun tingkat daerah untuk pelaksanaannya. Adalah menjadi
kewajiban dan tanggung jawab para penguasa dalam memegang amanat, lebih -lebihyang Muslim agar melaksanakannya untuk kepentingan rakyat, seperti Firman Alloh
dalam Surat an-Nisa’ (4) Ayat 58 dan Ayat 135 :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapka n dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allo h adalah Mahamendengar lagi Maha Melihat ”.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar -benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Alloh biarpun terhadap dirimu sendiri atau
ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin, m aka Alloh lebih tahukemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata -kata) atau
enggan menjadi saksi, maka Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui segala
apa yang kamu kerjakan”. Insya-Alloh.
28. Bekerja Tanpa Putus AsaDalam menjalani kehidupan dunia dalam al -Quran disebutkan, bahwa manusia dalam
keadaan susah payah, Firman Alloh Surat al -Balad (90) Ayat 4 :
Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah
payah. Disamping itu watak asli manusia disebutkan sebagai banyak keluh kesah ”,
Surat al-Ma’arij (70) Ayat 19-21 :
Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir (19).
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (20), Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir (21)”,
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 109/185
109
Gambaran manusia yang diuraikan diatas adalah kebanyakan manusia yang tidak ber -
Iman. Dengan sifat yang demikian manusia condong kepada sifat yang mengarah
kepada rasa putus asa. Bagi yang ber -Iman dikecualikan seperti dalam Surat al -
Ma’arij (70) Ayat 22 sebagai kelanjutan Ayat 21 tsb diatas yaitu :
Artinya : “Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat”, Dalam arti sebagai orangyang ber-Iman dan mendirikan sholat.
Dengan ke-Imanan maka seseorang berkeyaqinan adanya jaminan rizqi dari Alloh
seperti yang telah difirmankan dalam Surat Hud (11) Ayat 6 :
Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allo h-lah
yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam bina tang itu dan tempat
penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh) ”.Selanjutnya dalam Surat ath-Tholaq (65) Ayat 2-3 :
Artinya :” ......barangsiapa bertakwa kepada Allo h niscaya dia akan mengadakan
baginya jalan keluar (2). Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka -
sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Allo h akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allo h melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh Telah mengadakan ketentuan bagi tiap -tiapsesuatu (3)”. Ke-Imanan dan Taqwa kepada Alloh disertai Tawakkal adalah sikap
yang wajib dimiliki Muslim dalam berusaha mencari rizqi (nafkah), sedang putus asa
adalah sifat yang dilarang, karena sifat tersebut adalah sifat orang kafir. Dalam Surat
Yusuf (12) Ayat 87 Alloh ber-Firman :
Artinya : “….dan jangan kamu berputus asa dari rahmat All oh. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Alloh, melainkan kaum yang kafir ”.
Rosululloh SAW bersabda kepada dua orang putra sahabat Kholid :
ھ ھ ھ ی ھ ھ ی ی ). . (ی Artinya : “Janganlah kamu berdua berputus asa dari rizqi selama bergerak -gerak
kepalamu berdua. Sesungguhnya manusia dilahirkan oleh ibunya merah tiada padanya
berkulit . Kemudian mereka diberi rizqi oleh Alloh Ta’ala”. (riwayat Imam Ibnu
Hiban). Selain menghindari rasa putus asa, maka wajib selalu memelihara kecermatan
dengan cara bekerja yang tidak terburu -buru. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی (.ی .(
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 110/185
110
Artinya : “Apabila engkau menghendaki suatu urusan, maka harus dengan at-tuadah
(cermat/tidak buru-buru), sehingga Alloh menjadikan bagimu kelapangan dan jalan
keluar”. (riwayat Imam Ibnul -Mubarok). Perjalanan seseorang dalam menjalani hidup
didunia banyak liku-liku serta naik-turunnya nasib yang dialami tetapi perjalanan tsb
tetap dilalui.
Dalam beberapa syair dikatakan : #ھArtinya : “Berapa banyak gunung telah didaki puncaknya oleh orang #
Orang-orang itupun turun namun gunung tetap gunung.
#ی Artinya : “Janganlah putus asa didalam mengembalikan kemuliyaan #
Kadang-kadang orang yang kalah lalu jatuh kemudian bangkit kembali”.
Dalam syair lain :
ھ ی ی #ی Artinya : ”Bila engkau tidak sanggup mengerjakan sesuatu #
Tinggalkan itu dan kerjakan saja yang engkau sanggup”.
Wallo-hu A’lam.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 111/185
111
BAB IVPERNIKAHAN
Pernikahan (Munakahah) adalah istilah untuk manusia dan bagi makhluq umumnya
sering disebut sebagai perkawinan, merupakan Sunnatulloh atau hukum alam yang
berlaku didunia, dimana diantara makhluq mengalami perjodohan antara jenis priya
(untuk manusia) atau jantan untuk makhluq lain dengan jen is pasangannya, yaitu
wanita (untuk manusia) dan betina untuk makhluq lain. Dalam al-Quran Alloh SWT
berfirman dalam Surat Ya-sin (36) Ayat 36 :
Artinya : “Maha Suci Tuhan yang t elah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui”. Kemudian dalam Surat adz-Dzariyat (51) Ayat 49, sbb :
Artinya : “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang -pasangan supaya kamumengingat kebesaran Alloh”. Dalam Kitab Suci al-Quran digunakan dua istilah dalam
menyebutkan pernikahan, yaitu :
1) “Nikah” adalah bahasa Arab yang mempunyai arti “berhimpun”.
2) “Zawwaja” atau “Zawuj” bahasa Arab yang artinya “Pasangan” yang dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai “Perkawinan” .
Kata Zawwaja dalam Kitab Suci tercantum antara lain dalam dua Ayat tsb di atas.
Sedang istilah yang menggunakan kata Nikah antara lain Surat an -Nur (24) Ayat 32 :
Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba -hamba sahayamu yang lelaki dan hamba -
hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miski n Alloh akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya”. Insya-Alloh.
29. Menikah Sangat Dianjurkan Dalam IslamDalam kehidupan seluruh makhluq bernyawa yang berpasangan, maka perkawinan
diantara kedua jenis adalah merupakan Fithroh, Alloh ber -Firman dalam Surat ar-
Rum (30) Ayat 30 :
Artinya :”… (tetaplah atas) fitrah Alloh yang Telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Alloh. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui ”,
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 112/185
112
Untuk kepentingan tersebut, maka bagi seorang Muslim atau Muslimah bila telah
mencapai usia dewasa (usia menikah) sangat dianjurkan untuk segera menikah, Ayat -
ayat dalam al-Quran tentang pernikahan a. l dalam Surat an -Nur (24) Ayat 32 sbb :
32
Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba -hamba
sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Alloh akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. dan Alloh Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui ”.
Dalam Surat ar-Rum (30) Ayat 21 :
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Pada
Surat an-Nahl (16) Ayat 72 :
Artinya : “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri -isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik ”. Dalam Surat ar-Ro’ad (13) Ayat 38 :
Artinya : “Dan Sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu
dan kami memberikan kepada mereka isteri -isteri dan keturunan”. Selanjutnya dalam
hadits Rosululloh bersabda a.l :
:ھ:ھ ی
ھ ھ ی ھ ی ھ ) . (.ی Artinya : Dari Abdulloh bin Mas ’ud r.a, berkata : Rosululloh SAW bersabda kepada
kami :”Hai para pemuda, apabila diantara kamu mampu untuk kawin, hen daklah ia
kawin, sebab kawin itu lebih mampu menjaga mata dan kemaluan; dan barang siapa
tidak mampu, hendaklah ia puasa, sebab puasa itu jadi penjaga baginya ”. (riwayat
Imam Bukhori dan Muslim). Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 113/185
113
ھ ھ :ی ,,,, ,
) . (.ی Artinya : Dari Anas bin Malik r.a : Bahwasanya Nabi SAW memuji Alloh dan
menyanjung-Nya, kemudian beliau bersabda : ”Akan tetapi aku sholat dan tidur, dan
berbuka dan mengawini wanita, maka barang siapa tidak suka akan sunnahku, mak aia bukan dari golonganku”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim). Hadits lain :
ی ھ ).ھی (.یArtinya : “Sesungguhnya Alloh telah menggantikan kita ruhbaniyyah (kependetaan/
tidak menikah) dengan yang lurus dan mudah”. (riwayat Imam Baihaqi). Hadits
selanjutnya :
ی Artinya : “Tidak ada kependetaan/tidak menikah dalam Islam ”. Hadits berikutnya :
یی ).ھی (.ی Artinya : “Barang siapa yang dimudahkan untuk menikah, lalu ia tidak menikah,
maka tidaklah ia termasuk golonganku ”. (riwayat Imam Ath-Thobaroni dan Baihaqi).
Orang yang tidak kadang dikategorikan sebagai orang yang menolak perintah yang
terpuji sepert Firman Alloh dalam Surat al -Maidah (5) Ayat 87:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang
baik yang telah Alloh halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu me lampaui batas.
Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas ”.
Dari Ayat-ayat dan sabda Rosululloh SAW tersebut diatas, maka menikah adalah
sangat dianjurkan, sebaliknya akan menjadi tidak terpuji bagi seseorang yang tidak
mau menikah apabila sudah berkemampuan. Hanya dalam kelompok yang sedikit
yang berpandangan, bahwa dalam hid up lebih ringan bila tidak menikah dengan
mengikuti atsar yang berbunyi :
ی ی .ی Artinya : “Sebaik-baik kamu dimasa 200 tahun mendatang (sejak masa Nabi), yaitu
orang-orang yang ringan, tidak beristeri dan dan tidak punya anak ”. Menurut para
‘Ulama sanatnya lemah. Wallohu-A’lam.
30. Akad Nikah
Bagi Kaum Muslimin, maka Pernikahan dianggap shah apa -bila mengikuti tuntunan
Syari’at-Islam, artinya ada “Rukun Nikah” yang wajib dipenuhi untuk shahnya
Nikah. Dalam qoidah Fiqh disebut ada empat Rukun Nikah, yaitu :
Pertama adanya calon mempelai pria,
Kedua adanya calon mempelai wanita,
Ketiga dua orang saksi,
Keempat adanya Sighot Akad (aqod) Nikah yaitu ucapan (perkataan) dari fihak wali
(fihak mempelai wanita), yaitu ucapan wali : ”Saya nikahkan engkau dengan anak
saya yang bernama “............”, jawab pengantin pria “Saya terima nikah putri bapak
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 114/185
114
bernama ........” dst. Ada pula ‘Ulama yang membolehkan dimulai dari mempelai pria
lebih dulu dengan perkataan : ”Nikahkan saya dengan putri ba pak bernama..........”.
Jawab Wali :”Saya nikahkan engakau dengan anak saya bernama.......... ”. Kalimat-
kalimat tersebut “lafadz nikah” atau “tazwij nikah” adalah kalimat yang wajib
diucapkan dalam Akad Nikah atau tanpa kalimat -kalimat tsb nikah tidak shah
menurut Syari’at.
Selain adanya Rukun, maka juga ada Syarat-syarat yang wajib dipenuhi dalam
Rukun tsb :
Syarat calon mempelai Pria :1) Bukan muhrim bagi calon mempelai wanita,
2) Tidak terpaksa (kemauan sendiri),
3) Orangnya nyata (jelas) keberadaanya,
4) Tidak sedang menjalani Ihrom haji.
Syarat calon mempelai wanita :1) Tidak ada halangan Syar ’i (menurut hukum Syara ’), yaitu : Tidak bersuami, bukan
muhrim, tidak dalam ‘iddah,2) Tidak terpaksa artinya atas kemauan sendiri,
3) Orangnya nyata keberadaannya,
4) Tidak sedang menjalani Ihrom haji.
Syarat Wali :1) Pria,
2) Baligh (dewasa menurut Syari ’at),
3) Sehat ‘akal,
4) Tidak dipaksa,
5) Adil,6) Tidak sedang ber-ihrom haji.
Syarat Saksi :1) Pria,
2) Baligh (dewasa menurut Syari ’at),
3) Sehat ‘akal,
4) Tidak dipaksa,
5) ‘Adil,
6) Tidak sedang ber-Ihrom haji,
7) Faham dengan bahasa yang diucapkan dalam akad nikah.
Tuntunan tentang Rukun tsb diatas Rosululloh SAW bersabda a.l :
,ی ).(.ی
Artinya : Dari Hasan dari Imron bin Khusoini r.a : Rosululloh SAW bersabda
:”Tidak shah nikah kecuali adanya wali dan dua orang saksi”. (Hadits marfu’, riwayat
Imam Ahmad). Perlunya dua saksi pria di -Firman dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat
282 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 115/185
115
یھ ,ھ ی ی ی ھ
Artinya : “....dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari o rang-orang lelaki (di
antaramu), jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhoi...”. Dengan merujuk Ayat tersebut
sementara ‘Ulama ada yang tidak mengharuskan kedua saksi harus pria semua,
sehingga bisa juga seorang pria dan dua orang wanita. Wallo -hu A’lam.
Kedua calon mempelai hendaknya pernah saling melihat disebut d alam hadits
Rosululloh SAW :
:ی ").(".ی ھ :"".:"".ی ھ
Artinya : “Dari Abu Huroiroh r.a berkata : Sesungguhnya Nabi SAW bertanya
kepada orang yang akan menikah dengan seorang wanita : ”Apakah engkau telah
melihatnya ?”. Dia menjawab : “Belum”. Beliau bersabda :”Pergilah dan lihatlah”.
(riwayat Imam Muslim).
Perayaan (Walimah). Dalam melaksanakan pernikahan dianjurkan untuk diadakanperayaan yang meksudnya mengundang beberapa orang untuk bergembira bersama
menyaksikan upacara tsb. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ).ھی (. : Artinya : Rosululloh SAW bersabda kepada Abdur -Rohman bin Auf :”Adakan
perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing ”. (mutafaq ‘alaih). Adapun bagi
yang diundang diwajibkan hadir. Dalam sabda Rosululloh SAW :
ھ ی ).ھی .(ی Artinya : “Apabila salah seorang diantara kamu diundang keperayaan nikah, maka
hendaklah ia datang”. (mutafaq alaih).
Dalam tuntunan ini disamping ada anjuran untuk menyelenggarakan perayaan dalam
suatu pernikahan, namun dengan perayaan yang sederhana sudah memenuhi tuntunandan tidak dipaksakan untuk perayaan dengan kemewahan yang dapat membebani dan
bahkan akan berakibat mubadzir. Wallo-hu A’lam.
31. Maskawin
Dalam pelaksanaan akad Nikah setelah dipenuhi Syarat serta Rukunnya, maka ada
suatu kewajiban bagi calon suami membayar “Maskawin” atau “Mahar” yaitu suatu
pemberian wajib seorang calon suami kepada bakal ister inya yang dinikahinya. Alloh
ber-Firman dalam Surat an-Nisa’ (4) Ayat 4 :
Artinya : “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (y ang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu
sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, m aka makanlah (ambillah) pemberian
itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya ”. Maskawin tersebut diberikan
pada calon isteri dan bukan untuk orang tuanya, sejalan dengan Surat an -Nisa’ (4)
Ayat 25 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 116/185
116
Artinya : “.....Karena itu kawinilah mereka dengan seizin keluarganya, da n berilah
maskawin mereka menurut yang patut ..”, Maksudnya: orang merdeka dan budak
yang dikawininya itu adalah sama -sama keturunan Adam dan Hawa dan sama-sama
beriman. Selanjutnya dalam Ayat 34 :
Artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
telah melebihkan sebahagian mereka (laki -laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ”.
Kadar besarnya Maskawin. Dalam menentukan seberapa besar jumlah maskawin
yang diserahkan? Diantara para ‘Ulama berpendapat yang kesimpulannya tidak secara
tegas batas atas dan batas bawahnya. Diant ara riwayat dari beberapa Sahabat yang
tidak mampu hanya membayar sepasang sandal atau beberapa Ayat al -Quran yang
diajarkan : ,ی ھ ی ) .(ھ :ی
Artinya : “Sesungguhnya ada seorang wanita menikah atas sepasang sandal. Maka
bertanyalah Rosululloh SAW kepadanya : ”Adakah engkau telah merelakan dirimu
dan apa yang ada padamu dengan sepasang sandal? ” Jawab perempuan itu : ”Ya”.
Maka beliaupun memperbolehkan pernikahannya ”. (riwayat Ath-Thirmidzi).
Dalam riwayat lain :
,ھ ,"ھ :ی ھ
", : "ی : Artinya" .ھ “Dalam sebagian riwayat (kalimat dari Imam Muslim). Rosululloh SAW
bersabda :”Pergilah aku sudah menikahkan kamu dengan dia. Oleh karena itu ajarilah
al-Quran”. Dari riwayat Imam Bukhori : ”Kami telah memperbolehkan dia untukmu,
dengan maskawin Surat-surat al-Quran”. Dari uraian diatas, maka kewajiban calon
suami membayar Maskawin dapat berbentuk sesuai yang ia mampui dan pantas,
namun tetap adanya kerelaan bagi yang menerimanya. Wallo -hu A’lam.
32. Pernikahan Berdasar Pilihan
Dalam Rukun Nikah telah disebutkan, bahwa calon mempelai pria ataupun wanita
tidak dibenarkan bila dalam keadaan terpaksa. Oleh karena untuk mendapatkan jodoh(suami atau isteri), dalam Islam ada tuntunan agar pernikahan tidak terjadi dalam
kondisi terpaksa atau pada sebaliknya yaitu sembarangan. Dalam menentukan pilihan
tersebut hendaknya didasarkan tuntunan Syari ’at dan didasarkan pula pada tata hidup
dan pergaulan masarakat yang berpandangan luas serta berakhlaq, antara lain :
Pertama memilih berdasarkan ad-Din yaitu se-Iman, artinya pemahaman yang haqiqi
terhadap Islam dan penerapannya dalam segala aspek kehidupan, secara mutl ak selalu
dipelihara dan diyaqini kebenarannya. Firman Alloh, Surat an-Nisa’ (4) Ayat 34 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 117/185
117
Artinya : “Maka wanita yang sholeh, ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka) ”.
Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی )....(
Artinya : “Sesungguhnya Alloh tidak menilai bentuk dan badan kamu, tetapi Dia
menilai hati dan perbuatan-perbuatan kamu....”. (riwayat Imam Muslim). Dalam nikah
Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ھ ھ ھ ی Artinya : “Barang siapa mengawini seorang perempuan karena agamanya, niscaya
Alloh memberi anugerah dengan harta”. Dalam hadits lain disabdakan :
: ھ : ھ ی ی ی ). (ھ
Artinya : Dari Jabir r.a : Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : ”Sesungguhnya
perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, hartanya dan kecantikannya, maka
pilih yang beragama (Islam)”. (riwayat Imam Muslim dan At -Tirmidzi). Hadits yang
hampir sama diriwayatkan Abu Huroiroh , sbb :
ھ : ی ھ ی ھ ھ .ی
Artinya : “Wanita itu dinikahi karena empat perkara : karena hartanya, karena
keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Dapatkanlah wanita yang
memiliki agama (ad-din), niscaya kedua tanganmu akan penuh debu (harta) ”.
Kedua memilih berdasarkan Keturunan dan Kemuliaan. Selain faktor agama seperti
tersebut diatas, maka diajarkan Islam agar memilih pasangan dengan memperhatikan
faktor keturunan dalam arti kemuliaan dalam segi nilai hidup keluarga, dari kalangan
yang terhormat dalam masarakat dan berakhlaq mulya. Rosululloh SAW bersabda :
.) .(Artinya : “Kawinlah kamu dengan wanita yang baik. Sebab sesungguhnya keturunan
itu kuat pengaruhnya”.(riwayat Imam Ibnu ‘Adi r. a).
Ketiga memilih didasarkan pada penampilannya, termasuk didalamnya keindahan dan
kesehatannya dan perangai yang ramah. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ی .ھ ھ
Artinya : “Sebaik-baik perempuan, ialah perempuan yang apabila engkau
memandang kepadanya ia menggirangkan engkau, dan jika engkau menyuruhnya
diturutnya perintah engkau, dan jika engkau bepergian dipelihar anya harta engkau dan
dijaganya dirinya”.Keempat memilih didasarkan harta kekayaannya. Pilihan demikian adalah pilihan
yang masuk akal dalam membina kehidupan dunia, yaitu agar dapat lebih menjamin
kelangsungan hidup keluarga dan diharapkan hidup beragam anya lebih tenang.
Kelima bila dimungkinkan diusahakan dari kerabat yang jauh. Maksudnya bukan dari
sanak keluarga yang dekat. Dalam pengertian ini mungkin lebih difahami oleh ahli
genetika (ilmu tentang perkawinan) dimana seseorang yang mempunyai hubunga n
darah yang dekat adakalanya memiliki faktor -faktor kelemahan genetis yang sama,
sehingga bila berpadu karena pernikahan akan berakibat lebih memperlemah sifat
keturunannya. Rosululloh Saw bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 118/185
118
ی .ی Artinya : “Janganlah kamu sekalian menikah kaum kerabat (dekat). Sebab, anak itu
akan mewariskan anak yang lemah jasmani dan bodoh ”.
Dari pilihan-pilihan tsb maka ada yang lebih diprioritaskan dalam memilih ialah
tentang agama dan akhlaqnya. Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ,ی ).. (ی ,
Artinya : “Apabila kamu sekalian didatan gi seseorang yang Din (agama) dan
akhlaqnya engkau ridloi, maka kawinkanlah dia. Jika engkau sekalian tidak
melakukan-nya, maka akan terjadilah fitnah dimuka bumi dan tersebarlah kerusakan ”.
(riwayat Imam Ath-Thirmidzi). Dalam hadits lain :
ھ ھ ھ ی ھ ھ ھ .ی Artinya :”Kawinkanlah dengan laki-laki yang bertaqwa kepada Alloh, kalau ia
mencintainya ia akan menghormatinya dan kalau tidak cinta tidak men ganiaya”.
Wallo-hu A’lam.
33. Hikmah Pernikahan dan Kewajiban SyariatPernikahan hakikatnya selain merupakan suatu Fitroh bagi kehidupan manusia juga
sangat penting dalam kehidupan sosial kemasarakatan : membentuk keluarga besar
dari kedua belah fihak, menjalin hubungan dari komunitas kedua fihak dan lebih luas
lagi bila berasal dari wilayah yang berjauhan. Alloh ber -Firman dalam Surat ar-Rum
(30) Ayat 30 :
Artinya : ".... (tetaplah atas) fitroh Allah yang Telah menciptakan manusia menurut
fitroh itu. tidak ada perubahan pada fitro h Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui",
Hikmah Pernikahan. Dengan Fitroh tersebut manusia membentuk masarakat dengan
peradapan yang sesuai pula ajaran Fitroh tersebut yaitu ajaran suci al-Islam. Dan
dalam pernikahan tsb terdapat hikmah yang yang sangat luhur, a. l :
Menjaga dan memelihara kelangsungan hidup manusia dengan keturunannya. Alloh
ber-Firman dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 72 :
Artinya : “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri -isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada
yang bathil dan mengingkari nikmat Alloh ?" Dalam Surat an -Nisa’ (4) Ayat 1 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 119/185
119
Artinya : "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan -mu yang Telah
menciptakan kamu dari seo rang diri, dan dari padanya Allo h menciptakan isterinya;dan dari pada keduanya Alloh memperkembang biakkan laki -laki dan perempuan
yang banyak. dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama -
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan Mengawasi kamu ".
Menjaga masarakat dari dekadensi moral. Tidak terlaksananya pernikahan yang
harmonis, sangat mungkin terjadi perzinaan dalam masarakat yang berarti merosotnya
moralitas masarakat (dekadensi). Hal demikian akan membawa kerusuhan kehidupan
masarakat. Oleh karena Rosululloh sangat menganjurkan kepada para muda -mudi
untuk menikah sesuai kemampuannya, dalam sabdanya :
ی ی: ھ, ھ , , ی ھ ی )..(
Artinya : “Wahai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu sudah mampu
menikah, maka menikahlah. S ebab pernikahan itu akan dapat lebih memelihara
pandanga dan lebih menjaga kemaluan. Barang siapa belum mampu untk menikah,
maka hendaklah dia berpuasa. Karena sesungguhnya berpuasa itu dapat mengalahkan
hawa nafsu. (riwayat Jamaah Imam).
Mencegah berbagai penyakit. Sudah diketahui secara umum terdapatnya penyakit
dimasarakat akibat perzinaan baik itu berupa penyakit kelamin atau yang disebut
sebagai penyakit sipilis. Dalam kurun zaman modern sekarang ini telah ditemukan
jenis penyakit yang lebih mengerika n akibat perzinaan tersebut yaitu pe nyakit yang
disebabkan oleh Virus HIV. Disamping penyakit yang menyerang jasmani seperti tsb
diatas, sudah disadari adanya penyakit masarakat yang lebih merusakkan masarakat
itu sendiri secara moral. Na’udzubillah.
Ketenteraman Jiwa dalam Membina Keluarga. Pernikahan sesuai yang diajarkan
syari’at dimulai dari rasa cinta dan kasih sayang suami isteri, yang kemudian
menumbuhkan keharmonisan hidup serta ketenteraman jiwa keduanya dalam
keluarga. Alloh berfirman dalam Surat ar-Rum (30) Ayat 21 :
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 120/185
120
Kewajiban Syariah setelah Pernikahan. Disamping terdapatnya Hikmah dalam
Pernikahan seperti diuraikan diatas, mana-kala seseorang yang telah menikah , maka
baginya ada kewajiban Syariah yang dilakukan terhadap a. l :
Memenuhi hajat hidup, pendidikan (Aqidah, Syariah dan Akhlaq) dan pembinaan
secara keseluruhan. Diantara kewajiban tsb, menurut tuntunan syari’at bagi yang
sudah memiliki keturunan (anak), maka sebagai orang-tua agar juga berupaya
melakukan atau mengadakan : Aqiqoh dan Khitanan untuk anak yang baru lahir(belum dewasa), selanjutnya Pernikahan bagi yang telah dewasa.
“‘Aqiqoh” . Berarti “menyembelih hewan sebagai qurban atas anak yang baru lahir sesuai tuntunan Rosululloh SAW”. Hukum ‘Aqiqoh menurut para ‘Ulama adaberbeda pendapat, antara lain : Menurut Imam Hasan Al -Basri menetapkan sebagai
“wajib”. Sedang Jumhur ‘Ulama seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hambalimenetapkan sebagai “Sunnah Muaqqad” . Hanya Imam Abu Hanifah yang
menetapkan “tidak wajib dan juga bukan Sunnah hanya “tathowwu’” atau sukarela.
Dalam Hadits Rosululloh SAW diterangkan, a. l sbb :
: ی
.)(Artinya : dari Ibnu ‘Abbas r.a “bahwasanya Nabi SAW ber’aqiqoh untuk Hasan danHusain masing-masing satu kambing”.(riwayat Imam Abu Dawud)
ھ ی .)(.ی
Artinya : dari ‘Aisyah r. a : “bahwasanya Rosululloh SAW memerintah orang -orang
agar supaya anak laki-laki di’aqiqohi dengan dua ekor kambing dan anak perempuan
seekor kambing”. (riwayat Imam Tirmidzi).
Dari hadits tersebut diatas, maka ‘Aqiq oh merupakan amalan yang menjadi tanggung -
jawab orang-tua tsb diatas.
Hikmah ‘Aqiqoh :1) Merupakan Qurban yang diharapkan mendekatkan anak kepada Alloh SWT
sejak masa dilahirkannya.
2) Merupakan Qurban bagi anak, hingga do’a orang tua agar anak terhindar da ri
berbagai malapetaka hidup dikabulkan.
3) Merupakan tebusan bagi anak yang akan memberikan Syafa’at pada hari akhir kepada orang tuanya.
4) Merupakan penampakan rasa gembira dengan ditegakkannya syari’at Islamdan bertambahnya jumlah Muslim.
5) Mengokohkan tali Silatur-Rahmi antara para warga masyarakat dan keluarga.6) Merupakan sarana merealisasi prinsip keadilan sosial dengan membagi bagian
dari “aqiqah bagi para fakir miskin. Wallo-hu A’lam.
Khitanan. Khitanan atau pelaksanaan khitan yang dalam istilah hukum , maka
diartikan sebagai memotong kulit dari ujung penis (kemaluan pria) yang dalam
hukum syari’at mempunyai pengaruh terhadap sahnya amalan yang dijalaninya.Dalam hadits Rosululloh SAW diterangkan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 121/185
121
,,: :ھ, ).ھی (. ,ی
Artinya : Rosululloh SAW bersabda :”Fitroh itu ada lima : Khitan, mencukur bulu
sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.
(muttafaq ‘alaih).
Khitan bagi priya seperti tsb diatas, menurut hukum umumnya Ulama berpendapat
Wajib dan walau sementara ada yang menganggap Sunnah, namun umumnya le bih
condong pada wajib, seperti dalam pendapat Imam Malik dari sementara hadits
disebutkan :
ھ ھ ,ی .ھ Artinya : Barang siapa yang belum Khitan, maka tidak boleh menjadi Imam (sholat)
dan tidak diterima syahadatnya.
Khitan memiliki hikmah yang besar bagi yang m enjalaninya, selain keabsahan
amalan ‘ibadah, juga dalam kesehatan ybs.
Pernikahan. Istilah pernikahan adalah terlaksananya “Aqad Nikah” yaitu aqad yang
menghalalkan pergaulan dengan saling mengatur hak dan kewajiban, serta hidup
tolong menolong antara seorang pria dan seorang wanita yang bukan muhrim seperti
telah diuraikan sebelumnya, a. l Alloh ber-Firman dalam al-Quran Surat an-Nur (24)
Ayat 32 :
Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang -orang yang layak (berkawin) dari hamba -hamba sahayamu yang lelaki dan hamba -
hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Alloh akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. dan Alloh Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui.
Dalam hadits Nabi SAW dari Abu Horoiroh r.a, disabdakan :
ھ ی ھ ھ ی ی ی ).. (ی
Artinya : “Ada tiga orang yang berhak mendapat pertolongan Alloh : Orang yang
berjuang dijalan Alloh, hamba sahaya yang berniat menebus dirinya dan orang yang
menikah untuk menjaga kehomatannya ”. (riwayat Imam Tirmidzi).
Dalam tuntunan Perkawinan (Nikah) disebutkan adanya Rukun (yang wajib dipenuhi)
agar Perkawinan tsb sah (sesuai Syariat), yaitu : adanya mempelai priya dan wanita,
wali, dua saksi dan pernyataan ijab qobul. Yang dinikahkan adalah wanita oleh
walinya (Ayah kandung). Disinilah pentingnya kedudukan orang -tua. Walaupun
seandainya Ayah kandung tidak memungkinkan, maka ybs dapat mewakilkan kepada
orang yang berhak mewakili, baik dari keluarga ayah kandung tersebut atau Hakim.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 122/185
122
Dengan uraian tsb diatas, maka orang -tua sebagai yang bertanggung jawab keluarga
diwajibkan untuk mengupayakan ter laksananya tuntunan yang telah diajarkan diatas
dalam memenuhi tuntunan Syari’at dalam keluarganya. Insya -Alloh.
34. Kafa’ah Dalam Perkawinan
“Kafa’ah” atau “Kufu” adalah bahasa ‘Arab yang artinya kesesuaian keadaan atausederajat. Ada sementara pandangan dari ahli hukum agama (Fiqh), diseyogiakan agar
seorang suami dengan isterinya memiliki kesetaraan derajat dalam hal kemuliaan
akhlaq dan kemampuan duniawi dalam pandangan masarakat dimana mereka berada.
Hal tersebut diharapkan menurut ahli hu kum tsb, dapat tercipta kehidupan keluarga
yang lebih harmonis sesuai norma agama. Namun Kafa’ah oleh ‘Ulama Fiqh tidak termasuk dalam rukun Nikah.
Secara umum manusia diciptakan oleh Alloh SWT sama hanya berbeda kebangsaan
atau suku bangsanya, Alloh ber-Firman dalam Surat al-Hujurot (49) Ayat 13 :
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki -
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ”.
Sehingga Kafa’ah termasuk sebagai hal dipertimbangkan diluar Syara’, yang lebih
mengarah kepada kepantasan dalam masarakat yang dalam ucapan Sayyidina ‘Umar r. a disebut :
.Artinya : “Sungguh saya akan mencegah perkawinan wanita -wanita bangsawan
kecuali kawin dengan laki-laki yang sekufu (kafa’ah)”. Dalam riwayat hadits lain :
(.ھ ھ .(
Artinya : “Orang ‘Arab kufu bagi lainnya, orang Mawali kufu dengan orang Mawalilainnya”. (riwayat ImamAl -Bazzar).
Dalam mempertimbangkan Kafa’ah, maka ada hal p rinsip utama yang menjadi dasar
pokok adalah soal keimanan. Seperti ucapan Sayyidina ‘Ali r. a : ی ھ ھ ھ ی ی ی ھ ھ .
Artinya :”Manusia itu sebagian kufu bagi lainnya, ‘Arabnya, ‘Ajamnya (OrangAsing), Quraisynya dan Hasyimnya, apabila mereka telah ber -Iman dan masuk
Islam”.
Dari uraian tsb diatas, maka pandangan terhadap Ka fa’ah terbagi tiga pandangan,yaitu :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 123/185
123
Pertama Kafa’ah itu hakikatnya tidak ada, yang ada hanya ke-Imanan saja. Hal itu
dikemukakan Imam Ibnu Hazm.
Kedua Kafa’ah adalah perlu diterapkan selain ke -Imanan dan dalam penerapannya
penilaian yang condong agak ketat, yaitu dalam hal yang a. l :
1) Nasab (keturunan), misalnya seorang keluarga bangsawan tidak boleh dengan
orang bukan keluarga bangsawan .
2) Kekayaan, misal orang yang berpunya dianggap kurang pantas dengan orangtidak berpunya.
3) Profesi, misal keluarga seorang pedagang juga harus dengan keluarga
pedagang dst. Pandangan tersebut adalah dari Imam Al -Hadhromi.
Ketiga adalah pandangan yang moderat yang mungkin lebih adil atau lebih sesuai
dengan ajaran Islam yang fitroh, yaitu kafa’ah adalah hanya dalam soal agama (ad -
din) dan akhlaq, sedang soal lain adalah so al kemasarakatan atau mungkin ada dalam
adat. Imam Ibnul Qoyyum mengemukakan pandangan yang sejalan dengan cara
pandang tsb, yaitu seperti pada Surat al -Hujurot Ayat 13 dan sabda Rosululloh SAW
a.l sbb :
ی .ی
Artinya :”Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang ‘Ajam, tida k ada
kelebihan orang ‘Ajam atas orang Arab, tidak ada kelebihan bagi orang kulit putihatas orang berkulit hitam, dan yang berkulit hitam atas yang berkulit putih, kecuali
karena taqwanya. Manusia itu berasal dari Adam dan Adam berasal dari debu”.
Dalam sabda lain :
ی ی ی ی ی .
Artinya : “Keluarga Bani Fulan bukanlah waliku, wali itu tidak lain adalah orang
yang taqwa, dalam keadaan bag aimanapun dan dimanapun mereka berada”. Dalamsabda lebih lanjut :
ھ ھ ,ی ھ ھ ی ,ی , :ی
ھ ھ ).. (ی Artinya : “Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang Din (agama) dan
akhlaqnya engkau ridloi, maka kawinkanlah dia. Jika engkau sekalian tidak
melakukan-nya, maka akan terjadilah fitnah dimuka bumi dan kerusakan besar
didunia”. Mereka bertanya : ”Apakah meskipun...... ’ Rosululloh SAW menjawab :
“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang Din ( agama) dan akhlaqnya engkau
ridloi, maka kawinkanlah dia ” beliau mengucapkan sabdanya tiga kali. (riwayat ImamAth-Thirmidzi).
Dalam al-Quran di-Firmankan Surat an-Nur (24) Ayat 26 :
Artinya : “......dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki -laki yang baik dan laki-
laki yang baik adalah untuk wanita -wanita yang baik (pula)”.
Dari Ayat-ayat dan hadits tsb diatas Ibnu Qoyyum mengatakan : Hukum yang ada
dari Rosululloh SAW tentang Kafa ’ah yang dimaksud adalah agama dan kesempurna -
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 124/185
124
an budi seseorang. Seorang wanita muslimah jangan dikawinkan dengan pria kafir,
wanita yang tidak pernah zina jangan dikawinkan dengan pria jahat. Quran dan
sunnah tidak menyebut-nyebut Kafa’ah selain agama dan tidak pula menyinggung-
nyinggung soal nasab, usaha, kekayaan dan pekerjaan. Wallo -hu A’lam.
35. Kedudukan Suami Isteri
Suami (pria) dan Isteri (wanita) sebagai manusia, maka pada hakikatnya mempunyaikedudukan yang sederajat, Alloh ber-Firman dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 71 :
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. M ereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,menunaikan zakat dan mereka taat pada A lloh dan Rosul-Nya. mereka itu akan diberi
rahmat oleh Alloh; Sesungguhnya Allo h Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Yang membedakan antara seseorang dengan orang lain menurut tuntunan agama
adalah tingkat amal ‘ibadat masing-masing dihadapan Alloh SWT. Demikian pula
kedudukan sebagai anggota masarakan akan tergantung pada peran masi ng-masing
dalam masarakat. Kedudukan dalam rumah tangganya, bila Akad Nikah sepasang
suami-isteri sudah dilaksanakan, maka dengan sendirinya akan berlakulah hukum
yang mengatur hubungan antara suami -isteri, dan mungkin dipengaruhi pula oleh adat
yang disepakatinya. Namun tuntunan yang ada dan wajib ditaati antara lain tanggung -
jawab seorang suami disebutkan dalam al -Quran Surat an-Nisa’ (4) Ayat 34 :
Artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, o leh karena Alloh
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ...”.
Dalam Ayat tersebut, bahwa suami adalah : 1) ”....qowwamu-na ‘alanisa’ ba’dlohum ‘ala
ba’dlin....” . Qowwamuna lebih berarti kewajiban menegakkan atau memenuhi segala
kewajiban didalam kepemimpinan, meliputi : kecukupan kebutuhan hidup, perhatian,pemeliharaan, pembelaan dan pembinaan terhadap isterinya, walaupun masing -
masing suami isteri memiliki kelebihan masing -masing. 2) “....wa bima-anfaqu min
amwa-lihim ....” kewajiban tersebut diatas diwujudkan dengan memberikan sebagian
hartanya kepada isterinya, dimana untuk isteri kewajiban itu tidak ada. Dengan
kewajiban seorang suami menegakkan kewajiban kepemimpinan dimana didal amnya
termasuk memberikan sebagian harta kepada isterinya, maka bila kewajiban itu telah
ditunaikan dengan baik dengan sendirinya dalam susunan rumah tangga seorang
suami mendapat kedudukan (derajat) setingkat lebih tinggi. Alloh ber -Firman dalam
Surat al-Baqoroh (2) Ayat 228 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 125/185
125
Artinya :”.......para suami, mempunyai satu derajat kelebihan (satu tingkat) dari pada
isterinya. dan Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”.
Pengertian derajat dalam Ayat ini sementara ‘Ulama tafsir mengartikan adalah derajat
kesabaran. Sehingga seorang suami diperlukan memiliki derajat kesabaran lebihtinggi.
Sedang seorang isteri mempunyai kewajiban a.l dalam Surat an -Nisa’ (4) Ayat 34 :
Artinya :”.....Maka wanita yang sholeh, ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka)....”.
Selain dalam hal memberi kecukupan pada keluarga maka seorang suami punya
kewajiban melindungi keluarga dari segala gangguan yang mungkin terjadi. Dalam
suatu Atsar disebutkan : ھ ی ھی ی ھی ی ی
Artinya : Para Priya (Suami) diberi hak kepemimpinan, karena berkewajiban
memberi nafkah kepada Wanita (Isterinya) dan membela keselamatannya, juga
menjadi penguasa dan berperang, dimana kewajiban itu tidak ada pada Wanita.
Wallo-hu A’lam.
36. Nafkah
“Nafkah” atau Nafaqoh dari al-infaq artinya belanja, biaya yang berarti pengeluaran
uang. Dalam pengertian hukum agama (fiqh) adalah suatu pemberian (biaya)seseorang kepada seorang penerima yang berhak menerimanya. Dalam hukum
perkawinan Islam, maka seorang suami wajib memberikan nafkah kepada isterinya
yang telah ditegaskan dalam al-Quran seperti dalam Surat an - Nisa’ Ayat 34 tsb diatas,selanjutnya juga wajib memberi nafkah kepada keluarga, dalam Surat al -Baqoroh (2)
Ayat 233 :
Artinya : “….dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan p akaian kepada para
ibu (isteri) dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya….”. Dalam Ayat tersebut kecukupan yang diberikan disebut sebagairizqu (sekurang-kurangnya makanan yang cukup), kiswah (pakaian yang pantas) dan
dengan ma’ruf artinya pantas menurut ukuran masarakat yang ada (tidak kurang dan
tidak berlebihan). Soal tempat tinggal disebut dalam Surat ath -Tholaq (65) Ayat 6 :
Artinya : “Berilah tempat tinggal mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka dan
membuat sempit (hati) mereka……..”. Selanjutnya dalam Ayat 7 dijelaskan lagi :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 126/185
126
Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.
dan orang yang disempitkan rezqinya hendaklah memberi nafkah dari harta yangdiberikan Alloh kepadanya. Alloh tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allo h berikan kepadanya. Alloh kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan”.
Nafkah yang diberikan termasuk juga dalam kadegori shodaqoh, dimana pemberian
kepada keluarga adalah shodaqoh yang paling berpahala, Rosululloh SAW bersabda :
).ھی (ھ Artinya : “Belanja seorang (suami) yang dibe rikan kepada keluarganya adalah
Shodaqoh”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).Sabda selanjutnya :
:ی ھ :ھ ی ی ھ ,ھ , ی ھ ی ی ,ی
,ھ ھ ). (ھ Artinya : Abu Hurairah RA berkata :”B er-Sabda Rosululloh SAW : Satu dinar kau
dermakan dalam perjuangan Fi-Sabilillah dan satu dinar untuk memerdekakan budak,
dan satu dinar kau sedekahkan pda orang miskin, dan satu dinar kau belanjakan pada
keluargamu, yang terbesar pahalanya adalah yang kau belanja kan kepda keluargamu”.(hadits riwayat Imam Muslim).
Sabda Rosululloh SAW yang lain :
ھ ھ
ھ ی ھ ھ ی ھ ھ ی ھ ی
).(.ھ Artinya : “Bertaqwalah kepada Alloh tentang urusan wanita (isteri), sungguh engkau
telah mengambilnya dengan amanat Alloh, engkau telah meng -halalkan kehormatan
mereka dengan kalimat Alloh. Engkau mempunyai hak atas mereka yaitu mereka
tidak boleh membiarkan orang lain yang tidak engkau sukai menempati tempat
tidurmu, apabila mereka mela kukannya, maka pukullah mereka dengan pukulan yang
tidak melukainya. Mereka berhak atasmu untuk meminta makan dan pakaian dengan
baik (pantas)”. (riwayat Imam Muslim). Wallo-hu A’lam.
37. Membina Rumah-tangga yang HarmonisAlloh menciptakan manusia dalam kelompok-kelompok yang diistilahkan sebagai :
Ummat, Qoum, bangsa, suku atau yang dalam Al -Quran disebut antara lain, sebagai
Syu'ub dan Qobail seperti dalam Firman Alloh Surat Hujurot (49) Ayat 13 diuraikan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 127/185
127
Artinya : "Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki -
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal -mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha Mengenal".
Dari kelompok yang besar itu maka didalamnya terdapat kelompok yang lebih kecildan yang terkecil tapi merupakan kelompok dan yang sangat menentukan perjalanan
hidup adalah yang disebut sebagai "keluarga" (suami-isteri dengan anak-anaknya).
Yang dalam Al-Quran Surat Nahl (16) Ayat 72 diterangkan :
Artinya : "Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri -isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepadayang bathil dan mengingkari nikmat Alloh ?". Dalam hal ini, maka setiap manusia
yang sudah dapat berhasil membentuk keluarga, maka seorang Muslim berkewajiban
membangun dan melakukan pembinaan didalamnya sesuai dengan Syari'at Islam,
untuk itu Alloh SWT menjamin Anugerah dengan hidup yang berbahagia yang dalam
Firman-Nya Surat Ar-Rum (30) Ayat 21 :
Artinya : "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir".
Dengan kedudukan keluarga yang merupakan komponen terkecil dari satu kelompok
masarakat yang lebih besar, maka disatu fihak kualitas kehidupan keluarga sebagai
komponennya akan menentukan tingkat ku alitas masarakat yang dibentuknya. Tetapi
sebaliknya corak dan pola hidup masarakat yang besar dimana keluarga tsb berada
akan dapat berpengaruh pula pada corak keluarga yang berada didalamnya.
Dengan kedudukan "Keluarga" dalam masarakat seperti diuraikan diatas, maka bagi
seorang Muslim akan mempunyai arti, bahwa keluarga adalah kelompok terkecil yangdapat dirumuskan sebagai : Pertama , kelompok yang memiliki kepemimpinan, karena
terdiri dari adanya pemimpin dan ada yang dipimpin. Kedua , sebagai tempat mendidik
(sekolah) bagi anak untuk diasuh sesuai dengan Syari'at Islam.
Sebagai kelompok yang ada kepemimpinan, maka orang -tua wajib menjaga keluarga
agar jauh dari pelanggaran Syari'at, sepert Firman Alloh dalam Surat at-Tahrim (66)
Ayat 6 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 128/185
128
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka”.
Dalam membimbing tetapa bertanggung-jawab seperti tercantum dalam Surat al-Hijr
(15) Ayat 92-93 :
Artinya : “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang
apa yang telah mereka kerjakan dahulu ”.
Dilanjutkan dengan Surat Ashsha-ffat (37) Ayat 24 :
Artinya : “Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka
akan ditanya”.
Yang selanjutnya dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :
ھ )ھی (....ی
Artinya : “Kaum lelaki adalah penggembala, dan bertanggung jawab atas gembala -
nya….. .(muttafaq ‘alaih)
ھ ... ی )ھی (.ی
Artinya :”…..dan wanita adalah penggembala, dan bertanggung jawab terhadapgembalaannya…” (muttafaq ‘alaih).
Sedang kelurga sebagai tempat mendidik anak -anak, maka sabda Rosululloh SAW :
ی .ی Artinya : “Ajarilah anak -anakmu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka
….(riwayat Imam Abdur -Razaq dan Sa’id bin Manshur) .
Pendidikan anak tsb juga mencakup membina budi -pekerti, seperti sabda Rosululloh
SAW :
.)(
Artinya : “Tidak ada pemberian orang -tua kepada anaknya yang lebih utama dari -
pada budi- pekerti yang baik” (riwayat Imam At -Tirmidzi).
ھ ,ی ی ھ )(ی
Artinya : “Sesungguhnya Alloh akan bertanya kepada setiap penggembala tentanggembalaannya, apakah dipelihara atau disia -siakannya, sehingga bertanya kepada
laki-lakitentang keluarganya”. (riwayat Imam Ibnu Hibban).
Bertitik tolak pada uraian diatas beserta Firman Alloh dan sabda Rosululloh SAW tsb,
maka pembinaan keluarga yang harmonis sesuai dengan Syari'at Islam, sangat utama
diperlukan dengan harapan masarakat yang le bih luas dimana keluarga tsb berada
juga akan merupakan masarakat Muslimin yang diharapkan. Insya -Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 129/185
129
38. Nasehat Tentang Pernikahan
Proses kehidupan manusia secara alami berjalan sesuai Sunnatulloh dimana seorang
pria yang telah dewasa mencintai pasa ngannya yaitu wanita. Untuk melanjutkan
kehidupan bersama antara pria dan wanita secara syara’ sudah diatur dengan suatuperikatan yang disebut “Pernikahan” yang merupakan amalan yang diperintahkan
Alloh SWT seperti dalam Surat an-Nur (24) Ayat 32 di-Firmankan :
Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan oran g-
orang yang layak (berkawin) dari hamba -hamba sahayamu yang lelaki dan hamba -
hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin All oh akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. Dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha
Mengetahui”.
Selain itu juga merupakan Sunnah Rosululloh SAW seperti dalam sabdanya :
: ی Artinya : Nabi SAW bersabda :”Menikah atau berumah -tangga adalah termasuk
sunnahku (ajaranku), siapapun yang sengaja membencinya berarti membenci
k epadaku, oleh karenanya bukan termasuk golongan/ummatku”.
Dalam sabdanya yang lain :
ھ ,Artinya : “Ketahuilah sesungguhnya Alloh SWT sungguh hanya menghalalkan
pergaulan pria dengan wanita sebagai suami -isteri dengan melalui nikah dan,sebaliknya Alloh mengharamkan pergaulan suami -isteri diluar nikah”.
Sedangkan berkembangnya manusia dikarenakan perjodohan diantara pria dan wanita
seperti dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 1 :
Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan -mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya All oh menciptakan isterinya;
dan daripada keduanya Alloh memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama -Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu ”.
Selanjutnya kedudukan hukum pernikahan dalam Ayat 21 disebut sebagai “M itsaqon
Gholidho” :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 130/185
130
Artinya : “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu
telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami -isteri. Dan mereka (isteri -
isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat (Mitsaqon Gholi-dho)”.
Mitsaqon Gholi-dho ini dalam al-Quran disebut tiga kali, yaitu : selain Ayat tsb diatas
yang merupakan perjanjian antara suami -isteri, kemudian Surat an-Nisa Ayat 154:
Artinya : “Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk
(menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan Kami perintahkan
kepada mereka: "Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami
perintahkan (pula), kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengen ai
hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh ”.
Ayat ini merupakan pejanjian Alloh dengan manusia dalam melaksanakan perintah -Nya dan yang ketiga dalam Surat al -Ahzab (33) Ayat 7 :
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi -nabi dan dari
kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa put era Maryam, dan Kami telah
mengambil dari mereka perjanjian yang teguh ”.
Ayat ini merupakan perjanjian antara Alloh dengan Rosul -Nya dalam kewajiban
menyampaikan risalah. Dengan tiga Ayat tersebut diatas, maka perjanjian dalam
pernikahan adalah tidak semata-mata perjanjian antar orang, tetapi lebih sakral d ari itu
yaitu merupakan perjanjian yang terkait pada hubungan dengan Alloh dan ajaran
Rosululloh, yang tidak cukup dibatasi hanya didunia saja. Artinya seandainya
pasangan suami/isteri tsb telah terpisa hkan karena salah seorang meninggal, maka
diakhir zaman (diakhirat) masih akan berlanjut. Wallohu A’lam.
Pernikahan sebagai amalan ‘Ibadah tidak lain yang dituju adalah keridloan Alloh sertadapat dicapainya kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Alloh ber-Firman
dalam Surat ar-Rum (30) Ayat 21 sbb :
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Dalam
ayat tersebut disebutkan kebahagian seseorang dalam perkawinan adalah dapat
dicapainya : sakinah, mawadah dan rohmah.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 131/185
131
Sakinah berarti tenang setelah terjadinya perasaan yang goncang, atau kondisi ten ang
karena telah dapat menemukan jalan keluar untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
Ahli ‘ibadat mengartikan sakinah sebagai thuma’ninah dalam ber‘ibadah ataukhusyu’ sehingga tanpa pernah tergoda.Mawaddah suatu anugerah dari Alloh yang memiliki si fat al-Wadud artinya sangat
mencintai. Sementara ahli tafsir mengartikan mawaddah dalam perkawinan ini adalah
cinta kasih yang timbul pada kedua makhluq dikarenakan keduanya memiliki tuntutanuntuk saling memerlukan keberadaannya. Ada pula yang mengartikan sebagai cinta
kasih yang semula menjadi lamunan dengan keindahannya kemudian menjadi
kenyataan. Bagi manusia mawaddah kadang -kadang berubah sesuai dengan tuntutan
kebutuhan manusia sendiri yang juga berubah -rubah. Oleh karena perlu adanya
ar-Rohmah yang merupakan anugerah Alloh yang mempunyai sifat ar -Rohman yaitu
kasih sayang Alloh kepada hambanya tanpa mengenal apakah hamba itu ta’at atautidak. Sifat rohmah bagi manusia wajib dipelihara agar tetap tidak berubah sepanjang
hidup didalam kelestarian perkawinan. Kasih sayang demikian telah bersama kita
ni’mati, berupa kasih sayang kedua orang -tua kita kepada kita dalam mendidik dan
membesarkan kita. Sekalipun arti atau pemahaman soal sakinah, mawaddah dan
rohmah dapat dicerna secara sederhana, tetapi k etiganya tidak dapat dicapai tanpa ijindari Alloh. Selain dalam pernikahan diharapkan keberhasilan kehidupan keluarga
seperti diuraikan diatas, maka dalam pernikahan juga mempunyai maksud agar
manusia mempunyai keturunan dalam rangka kelestarian kehidupan manusia. Dalam
segi perkembangan manusia Muslim akan berarti berkembangnya ajaran Islam dalam
arti tetap diamalkannya ajaran Islam. Doa harapan itu seyogianya telah dibaca sejak
saat seorang isteri masih mengandung bayinya yang dalam al -Quran telah diajarkan
dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 189 di-Firmankan:
Artinya : “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampuri -
nya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan
(beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri)
bermohon kepada Alloh, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau
memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami terma suk orang-orang yang
bersyukur". Selanjutnya terhadap anak yang telah lahir tidak boleh diabaikan agar
tidak terjerumus dalam kekafiran, dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 72 di-Firmankan :
Artinya : “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada
yang bathil dan mengingkari ni`mat Alloh?".
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 132/185
132
Dalam Ayat tersebut selain adanya jaminan Alloh tentang tersedianya rizqi, dalam arti
wajib berusaha ketersediaannya, maka bagi orang-tua dituntut untuk memberikan
perhatian dalam arti pendidikan penanaman aqidah. Dengan demikian anak sebagai
amanah dari Alloh akan selamat.
Oleh karenanya pernikahan mempunyai konsekwensi selain dicapai kehidupan ruma h
tangga yang dirumuskan dalam istilah sakinah, mawaddah dan rohmah, maka wajibadanya upaya membina generasi penerus dalam menegakkan Kalimah Alloh. Namun
kesemuanya hanya mungkin karena Izin dari Alloh SWT, sehingga mutlak wajib
untuk berusaha (berjuang) agar selalu dalam kondisi dekat kepada Alloh. Dengan
kata lain secara disiplin dan konsisten (Istiqomah) selalu ta’at menjalankan perintah(amar ma’ruf) dan menjauhi larangan -Nya (nahi munkar), dengan demikian berarti
juga selalu menjaga kesucian diri da n jauh dari kema’shiatan. Tanpa itu mustahil akancita-cita suci itu akan dicapainya, seperti perintah dalam Surat an - Nisa’ Ayat 1 tsbdiatas agar kita selalu bertaqwa. Insya -Alloh.
39. Menikah Dengan Warga Non Muslim
Orang bukan Muslim adakalanya Kufur, Musyrik atau Ahli Kitab. Dalam hal seorang
Muslim menikah dengan orang Musyrik, Alloh secara tegas melarangnya dengan
Firman-Nya dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 221 :
Artinya : “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyr ik,
walaupun dia menarik hatimu, dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mukmin lebih baik dari orang musyr ik, walaupun dia menarik hatimu; mereka
mengajak ke neraka, sedang Allo h mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya;
dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran ”.
Sedangkan bagi pria yang menikah dengan wanita Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani),
sementara ‘Ulama membolehkan dengan merujuk Sura t al-Maidah (5) Ayat 5 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 133/185
133
Artinya : “Pada hari Ini dihalalkan bagimu yang baik -baik. makanan (sembelihan)
orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula)bagi mereka. (dan dihalalkan mangawini) wan ita yang menjaga kehormatan diantara
wanita-wanita yang beriman dan wanita -wanita yang menjaga kehormatan di antar a
orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu t elah membayar mas
kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak
(pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (t idak
menerima hukum-hukum Islam), maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat
termasuk orang-orang merugi”.
Akan tetapi kebanyakan ‘Ulama berpendapat, bahwa arti dalam Ayat tersebut dimana
pernikahan dengan wanita Ahli Kitab akan menjadi gugur dengan Ayat 221 Surat al -
Baqoroh seperti diuraikan diatas, mana -kala wanita Ahli Kitab ybs tidak menjadi ber-Iman. Seperti ucapan Sahabat Nabi Abdulloh ibnu ‘Umar :
ی ھ ی .ھ
Artinya : “Saya tidak mengetahui kemusyrikan yang lebih besar dari seseorang yang
menyatakan, bahwa Tuhannya adalah Isa atau seorang dari hamba Alloh ”.
Sedang pengertian orang yang Kafir disebut dalam Surat al -Bayyinah (98) Ayat 1 :
Artinya : “Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang -orang musyrik (mengatakanbahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka
bukti yang nyata”.
Dalam Ayat tsb dijelaskan, bahwa orang Kafir terbagi menjadi dua kelompok ya ng
berbeda yaitu : Ahli Kitab dan Musyrik (al-Musyrikin). Dengan demikian larangan
mengawinkan wanita Muslimah dengan pria non Muslim termasuk didalamnya Ahli
Kitab telah diisyaratkan oleh al -Quran, dan tidak sedikit-pun menyinggung
sebaliknya. Sehingga d alam kaidah hukum, mana-kala dibolehkan pasti akan
ditegaskan kebolehannya. Ketentuan itu berlaku pula bagi para orang yang termasuk
Kafir. Wallo-hu A’lam.
Adapun masih terdapatnya pria Muslim yang menikah dengan wanita non Muslimah,
perlu disimak pendapat Shaikh al-Azhar Mahmud Saltut : “..dalam ketentuan yang
wajar, ialah bahwa perkawinan secara syari ’at Islam, maka suami memiliki tanggung
jawab kepemimpinan dalam rumah tangga termasuk kepada isterinya, sehingga
memiliki wewenang memimpin dan mengarahkan terhadap keluarga dan anaknya
yang sejalan dengan tuntunan Islam. Bila hal t sb dapat dilakukan dengan baik, maka
ketenteraman rumah tangga sejalan dengan tuntunan Islam akan dengan sendirinya
tercapai”. Akan tetapi apa-bila menurut kenyataan rumah tangg a yang diharapkan
seperti dalam tuntunan Islam tersebut tidak terwujud, maka mayoritas ‘Ulama
condong tidak membenarkan perkawinan campur tersebut. Wallo -hu A’lam.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 134/185
134
40. Undang-Undang Perkawinan Pemerintah R.I.
Republik Indonesia adalah merupakan Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang
terbesar diseluruh dunia. Suatu hal yang wajar mana -kala kaum Muslimin Indonesia
selalu berjuang agar dalam masarakat I slam ybs dapat dilaksanakan Syari’at Islam
secara penuh bagi kehidupannya, setidak-tidaknya dijamin, bahwa kaum Muslimin
secara bebas melaksanakan Syari ’at Islam secara penuh. Salah satunya adalahditetapkannya Undang-Undang perkawinan yang menjamin terlaksananya perkawinan
bagi kaum Muslimin sesuai Syari ’at Islam secara penuh.
Pada tahun 1974 telah ditetapkan terbitnya Undang-Undang no.1 tahun 1974 yang
disebut sebagai Undang-Undang Perkawinan. Undang-Undang tsb bukan berbentuk
hukum Syari’at, akan tetapi suatu Undang-Undang yang bersifat nasional yang secara
konsepsional telah disepakati para ‘Ulama Islam, bahwa dengan Undang-Undang tsb
dapat menjamin terlaksananya hukum perkawinan (pernikahan) sesuai Syari’at Islam.
Dalam proses penetapannya tidaklah demikian saja mulus, tetapi sangat ditentang
oleh golongan (partai) non Islam saat pembahasannya, yaitu dalam forum legislatip.
Golongan non Islam yang dimotori oleh partai yang berhaluan nasionalis sekuler
bersama partai bukan Islam lainnya yang juga beraliran sekuler, dalam persidangan
DPR melakukan Walk Out (anggotanya meninggalkan ruang sidang) saat
pengambilan suara untuk penetapan. Alhamdulillah walk out yang dilakukan tidak
dapat berhasil menggagalkan penetapan Undang -Undang tsb, karena dukungan Partai
Islam dan Partai pendukung Pemerintah bersama -sama menerima, sehingga dalam
tata-tertib DPR, Undang-Undang tersebut dengan sah dapat ditetapkan.
Secara garis besar Undang-Undang tersebut terdiri dari XVI BAB atau 67 Pasal, yang
secara umum memuat ketentuan-ketentuan, a. l :
1) Dasar Perkawinan,
2) Syarat,
3) Perjanjian dalam Perkawinan,
4) Hak Suami Isteri,
5) Perceraian, dan
6) Peradilan dalam penyelesaian Perkawinan.
Dalam naskah ini tidak bermaksud untuk menguraikan Undang-Undang ybs secara
terinci, tetapi hanya memberi gambaran atas jaminan kepada kaum Muslimin untuk
melaksanakan perkawinan sesuai Syari ’at Islam. Dalam Naskah Undang-undang tsb
yang mungkin dapat dianggap penting a. l :
Keabsahan perkawinan (pernikahan) ditegaskan dalam Pasal 2 : Ayat 1, Perkawinan adalah sah, apa-bila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu.Dalam Ayat ini ditegaskan, bahwa seorang Muslim dalam melaksanakan pernikahan
hanya sah bila sesuai Syari ’at (hukum Islam).
Selain itu juga mempunyai arti, bahwa tidak ada pernikahan yang ditempuh dengan
percampuran antara agama satu dengan yang lain.
Ayat 2 , Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang -undangan yang berlaku.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 135/185
135
Pada Ayat 2 disebut agar perkawinan dicatat sesuai peraturan. Dalam hal ini, yang
sebaiknya kaum Muslimin hendaknya menempuh perkawinan secara jelas dicatat oleh
Kantor Urusan Agama yang memang berwenang mengaturnya. Pencatatan dalam
lingkup Kantor Agama memang bukan sarat atau rukun sahnya perkawinan menurut
Syari’at, namun bagi Muslim yang menikah diluar pencatatan adalah Muslim yang
didalam Negara yang sah tetapi menempuh jal an Illegal (tidak sah) menurut Negara.
Pengadilan masalah Perkawinan. Pada Pasal 63, tentang pengadilan disebut a. l :
Ayat 1 , Yang dimaksud dengan Pengadilan dalam Undang -Undang ini ialah :a. Pengadilan Agama mereka yang beragama Islam.b. Pengadilan Umum bagi lainya.
Dalam pasal tsb memberikan ketegasan Pengadilan bagi Kaum Muslimin dalam hal
perkara perkawinan yaitu Pengadilan Agama (Islam). Sehingga penanganan hukum
yang terkait dengan urusan perkawinan bagi Kaum Muslimin telah ada perangkat
hukum yang bertugas untuk menyelesaikannya dengan dasar Syari ’at Islam didalam
Pengadilan Agama (Islam).
Dengan penjelasan yang singkat dan sederhana ini mudah -mudahan perkawinan bagi
Kaum Muslimin di Indonesia terjamin dapat terselenggara sesuai Syari ’at Islam, dan
untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam perkawinan telah ada perangkat
hukum yang menanganinya sesuai Syari ’at Islam pula. Insya-Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 136/185
136
BAB VHIDUP BERMASARAKAT
Manusia adalah dikenal sebagai makhluq sosial dimana dalam hidupnya selalu
berusaha berkelompok dengan sesamanya. Hidup berkelompok demikianlah yang
sering disebut sebagai hidup bermasyarakat. Sementara ahli ilmu sosial memberi
definisi a. l, bahwa: “masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu, baik kecil atau besar yang terikat oleh sesuatu , antara lain : adat, ritus keagamaan,kesamaan wilayah dan hukum atau ketentuan lain yang bersifat khusus, sehingga mereka perlu hidup bersama”.
Dalam kitab Suci al-Quran pengertian masyarakat disebut dengan beberapa istilah
(kalimat), a. l : Qoum, Ummah, Syu’ub atau Qobai l dsb, sebagai contoh Firman Alloh
dalam al-Quran : Surat ar-Ro’ad (13) Ayat 11 :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Alloh
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia ”.
Surat al-Jatsiyah (45) Ayat 28 :
Artinya : “Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. tiap-tiap umatdipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. pada hari itu kamu diberi balasan
terhadap apa yang Telah kamu kerjakan ”.
Surat al-Hujurot (49) Ayat 13 :
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki -
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal -mengenal. Sesungguhnya orang yang paling muliadiantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Agar seseorang dapat membina kehidupan pribadi atau keluarganya secara harmonis,
maka orang tersebut harus dapat menyesuaikan kehidupannya dalam masyarakat
dimana dia berada secara wajar.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 137/185
137
41. Berjama’ah
Dalam menjalani kehidupan seorang Mus lim wajiblah baginya membentuk jama’ahbersama kaum Muslimin lain, dimana didalamnya terdapat seorang Imam yang
memimpin atau sekelompok Pimpinan yang membina Ummat ybs dalam lingkungan
masyarakatnya sebagai yang menjadi Makmum, hal itu dimaksud agar masya rakat
Muslim tsb dapat melaksanakan ajaran Islam secara benar, baik untuk kepentingandunia ataupun akhirat. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 103, sbb :
.
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) All oh, dan
janganlah kamu bercerai berai ”.
Dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :
ھ : : ی :ھ ھ ھ
)..(ھ Artinya : Dari Al-Harits al-Asy’ari r.a, dari Nabi SAW bersabda :”Aku perintahkepadamu lima hal : Alloh telah Memerintah kepadaku kelima hal tsb : be r-Jama’ah,sanggup Mendengar, Ta’at, Hijroh, dan Jihad dalam jalan Alloh”.(riwayat ImamAhmad).
Dengan kalimat lain Rosululloh SAW bersabda :
ی . ,ی Artinya : “Wajib bagimu ber -Jama’ah dan awas jangan ber -Firqoh (pecah-belah),
bahwa ber-Jama’ah adalah Rohmat dari Alloh, sedang Firqoh itu adalah ‘Adzab”.
Memilih Imam (Pemimpin). Seperti diuraikan diatas, bahwa jama’ah wajiblah adayang memimpin atau Imam, sehingga para anggota jama’ah wajib memilih pemimpin(Imam). Kewajiban memilih pemimpin ini disabdakan Rosululloh SAW :
1- ھ ی : ی ھ ).(.ی
Artinya : Dari Abdullah bin ‘Amr r.a, bahwa Nabi bersabda : “Tidak halal bagi tigaorang yang berada dihamparan dari bumi kecuali hendaklah salah satu mereka
memimpin mereka”. (riwayat Imam Ahmad)
2- :ی :ھ
).(.ی Artinya : Dari Abu Sa’id al-Khudriy, bahwa Rosululloh SAW bersabda :”Apabilatiga orang diantara kamu keluar dalam bepergian, maka hendaklah mereka
mengangkat salah seorang menjadi pemimpin”.(riwayat Imam Abu -Dawud).
3- ی :ھ:ی ی ی .)(.ی
Artinya : Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :“Barang siapa mati dengan tanpa Imam (Pemimpin) maka dia mati dengan kea daan
jahiliyah”.(riwayat Imam Ahmad).
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 138/185
138
Siapakah pemimpin yang harus dipilih ? Jawabnya tentu saja tidak sederhana. Akan
tetapi setiap komunitas umumnya sudah mempunyai sistem atau mekanisme yang
telah disepakati bersama, dalam memilih pemimpim masing -masing. Sebagai Ummat
Islam meyakini, bahwa siapakah pemimpin (Imam) yang seharusnya, adalah Alloh
yang Maha-Tahu untuk menentukannya. Oleh sebab itu dengan sistem dan/atau
mekanisme yang disepakati bersama tsb Ummat Islam wajib mencermati pada isarat -
isarat yang diberikan oleh Alloh SWT untuk dilaksanakan, a. l :Surat as-Sajadah (32) Ayat 24, sbb :
Artinya : “Dan Kami jadikan di antara mereka itu p emimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka
meyakini ayat-ayat Kami”. Dalam Ayat tersebut kriteria yang disebut, meliputi :
kemampuan memimpin berdasar ajaran yang di -Perintahkan Alloh dengan memiliki
kesabaran dan selalu meyakini kebenaran ajaran Alloh.
Surat an- Nisa’ (4) Ayat 58, sbb :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya All oh adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.
Dalam Ayat ini diisyaratkan, pemimpin hendaknya : 1) amanah (melaksanakan
amanat dengan jujur), sehingga akan tepat mencapai siapa yang berhak , 2) a d i l artinya dengan kekuasaannya mampu menegakkan hukum dengan tidak membedakan
antara suku, agama, kelompok dll.
Kemudian dalam Surat al-Ambiya’ (21) Ayat 73, sbb :
Artinya : “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin -pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepadaKamilah mereka selalu menyembah ”.
Ayat tsb diatas mengisyaratkan, bahwa pemimpin selain memimpin berdasar Perintah
Alloh dengan kesucian jiwanya selalu dapat Bimbingan dari Alloh untuk mem bawa
kebaikan Ummat, dengan teguh menegakkan Sholat dan mem bayar Zakat serta ta’atdalam ber’ibadat.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 139/185
139
Memilih Imam (Pemimpin) yang adil. Kepemimpinan seseorang akan berjalan
dengan baik bila terjadi keharmonisan antara kemampuan yang dimiliki pemimpin
(Imam) memenuhi syarat yang diperlukan, dengan didukung oleh ketaatan yang wajar
oleh para pengikutnya (Ummat). Sifat yang utama dimiliki seorang pemimpin adalah
“Adil” dalam Surat Ali Imron (3) Ayat 18 difirmankan :
Artinya : “Alloh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang b erhak disembah)
melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan or ang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Kemudian dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 58 Alloh ber -Firman, sbb :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya All oh adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.
Keadilan yang bagaimana yang wajib ditegakkan, maka dalam Surat Ali -Imron Ayat
18 tsb diatas diajarkan, bahwa Alloh adalah yang menjadi Saksi atas yang
menegakkan keadilan baik malaikat atau manusia yang berilmu, sedang dalam Surat
an- Nisa’ Ayat 58, lebih dirinci man a-kala ada suatu amanat, maka wajib disampaikan
kepada yang berhak (yang memiliki hak), karena hal itu adalah keadilan, maka wajib
diterapkan untuk keseluruhan manusia (an -nas) tidak memandang suku, bangsa dan
agama ataupun golongan..
Kewajiban pemimpin memberi keputusan yang adil ditegaskan Firman Alloh dalam
Surat Maidah (5) Ayat 42 :
Artinya : “Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkaraitu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya All oh menyukai orang-orang yang
adil”.
Keutamaan pemimpin yang adil disabdakan Rosululloh SAW :
:ھ:ھی ھ ی ی ھ ی
ی ی ھی ھ ). (.ی
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 140/185
140
Artinya : Dari Abdulloh bin Amr r.a berkata :“Rosululloh SAW bersabda :”Sesungguhnya orang yang berbuat adil disisi Alloh akan berada disebuah menarayang terbuat dari cahaya disebelah kanan Alloh Azza wa Jalla. Itulah kedua tangan
orang yang berlaku adil terhadap hukum, keluarga dan terhadap perkara yang mereka
urusi. (riwayat Imam Muslim dan Nasa’i).
Sabda Rosululloh SAW dalam hadits lain : :ھ:ی:, ی , ی
ی ). (.ی Artinya : Dari Iyad bin Himar al-Mujasyiti r. a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Penghuni surga ada tiga, yaitu penguasa yang berlaku adil, orang yang shodaqohsecara tepat dan seorang yang mempunyai sifat belas kasih terhadap keluarga dekat
lagi muslim, serta orang miskin yang menjaga dan dijaga kehormatannya”. (riwayatImam Muslim dan Ahmad).
Dalam hadits yang panjang disabdakan :
ی"ی ی ھ ھ ی ھ ھ:ی ھ ھی ھ
ھ ھ ھ : ھ ھ
ھ ی ھ:.ی ھ ی ),,,, (.ی ھ
Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a dari Nabi SAW bersabda :”Ada tujuh orang/golongan yang akan memperoleh perlindungan pada hari qiamat yang tidak ada
perlindungan kecuali perlindungan Alloh, yaitu : Pemimpin yang adil, seorang
pemuda yang tumbuh dengan beribadat kepada Alloh, seorang yang mengingat
(dzikir) kepada Alloh saat sendirian (maka mengalirlah air matanya), seorang hatinya
tergantung dimasjid, orang yang saling bercinta/bersahabat karena Alloh, seorang
laki-laki yang diajak wanita yang punya kedudukan dan cantik untuk menggaulinya ia
menjawab ‘aku takut kepada Alloh’, seorang yang memberi shodaqoh danmerahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat
tangan kanannya”. Imam Muslim:”dua orang laki -laki besahabat karena Alloh,
bersama-sama karena Alloh dan be rpisah karena Alloh”. (riwayat Imam Bukhori,Muslim, Tirmidzi, Malik dan Nasa-i).
Selain sifat kepemimpinan yang sudah dibakukan dalam syari’at dan kesepakatanmasyarakat, maka bagi pemimpin (Imam) itu sendiri mempunyai sifat yang terbukaterlepas dari kerahasiaan yang mengandung kecurigaan. Imam Syafi’i menuliskan :
ھ #ی ی Artinya : “Rahasiaku sama saja dengan kehidupan nyataku # dan gelap gulita
malamku sama saja dengan terang benderang siangku”. Wallo-hu A’lam.
Taat kepada Imam (Pemimpin) yang Adil. Kewajiban dari para anggota jama’ahmentaati Pemimpinnya yang telah dipilih bila telah dapat memimpin dengan Adil
sesuai tuntunan Islam. Alloh ber-Firman dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 59 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 141/185
141
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Alloh dan ta`atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu”. Dalam hadits Rosululloh SAW, disabdakan :
:ھ: ی
ھ ی ).ھ (.ی Artinya : Dari Anas bin Malik r. a. berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Dengarlahdan taatlah walaupun kamu diperintah oleh seorang hamba dari Habsyi yang kepala -
nya seakan-akan bagaikan buah anggur”. (riwayat Imam Bukhori, Ibn u Majah dan
Ahmad).
Dalam membaca Ayat 59 Surat an- Nisa’ tsb diatas secara tegas disebutkan untuk
“Alloh dan Rosululloh” agar menta’ati, sedang untuk “U lil-amri” tidak disebut secara
tegas kepatuhan yang harus dijalani. Sementara Ulama tafsir memahami, b ahwa untuk
Alloh SWT dan Rosululloh SAW ada kemutlakan dalam menta’atinya, sed ang kepada
Ulil-amri ada pendapat, bahwa untuk Ulil -amri diperlukan syarat yang mewajibkan
menta’atinya yang dalam hadits Rosululloh SAW disebutkan a. l : ھ ی ی ی
ھ :ی ی ی ). (.ی
Artinya : Dari Umi Hushoini al-Ahmasiyah r. a , bahwa dia mendengar Nabi SAW
berkhotbah pada saat Haji Wada’ :”Seandainya kamu dipimpin oleh seorang hambayang membimbing dengan Kitab Alloh, maka dengarkanlah dan patuhi lah”. (riwayatImam Muslim dan Ahmad). Dalam hadits ini Ulil -amri yang wajib dita’ati adalahyang membimbing berdasar Kitab -Alloh. Kepemimpinan seseorang apakah
berpedoman pada Kitab Alloh dimungkinkan dapat dideteksi dengan sikap dan
perilaku pemimpin ybs apakah sesuai dengan yang dicontohkan Rosululloh SAWyang dalam Surat Ali Imron (3) Ayat 159 di-Firmankan :
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu (Muhammad) berlaku
lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berh ati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawara hlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya. Jika Alloh menolong kamu, maka tak adalah orang yang d apat mengalahkan
kamu; jika Alloh membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Alloh sesudah itu? Karena itu
hendaklah kepada Alloh saja orang-orang mu'min bertawakkal”.
Hubungan antara seorang pemimpin dan yang dipimpin wajib diciptakan suasana
saling mencintai dan saling mendo’akan yang baik, Rosululloh SAW bersabda :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 142/185
142
ی :ھ ھ ی ی ھ ی ی .ی
ھ ھ ی یھ .ی ی ,ی ,:ی
ھ.ی ی ی ھ ). (.ی
Artinya : Dari ‘Auf bin Ma lik al-Asyja’iy r. a dari Rosululloh SAW bersabda
:”Sebaik -baik pemimpinmu adalah orang yang kalian cintai dan mereka mencintai
kalian, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Sejelek -jelek
pemimpin adalah orang yang kalian benci dan membenci kalian”. Ditanyakan:”Wahai Rosululloh apakah tidak sebaikn ya mereka diperangi dengan pedang ?”,Rosul bersabda :”Jangan! Selama mereka menegakkan sholat diantara kalian. Apabilakalian melihat pejabat berbuat sesuatu yang tidak kalian senangi, maka bencilah
perbuatannya dan jangan kalian menarik diri dari keta’at an”. (riwayat Imam Muslimdan Darimi). Insya-Alloh.
Menyelamatkan Ummat dari Pemimpin yang menyesatkan, melanggar pet unjuk dan berkhianat. Kesengsaraan ummat dapat dimungkinkan terjadi bila pemimpin
yang ada ternyata menyesatkan, atau melanggar petunjuk -petunjuk Alloh dan bahkan
berkhianat. Ciri-ciri pemimpin yang demikian a. l :
Pemimpin yang menyesatkan. Alloh ber-Firman dalam Surat al-An’am (6) Ayat 116-
117, sbb :
Artinya : “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang -orang yang di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah
mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Alloh). Sesungguhnya Tuhanmu, Dia -lah yang lebih mengetahui tentang orang yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat
petunjuk ”. Rosululloh SAW bersabda :
:ھ: ی ی ی ی ھ ی
ی ی ھ ی ھ
ی ھ ی ی ھ ی ھی ی
.) .(Artinya : Dari Tsauban r. a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Sesungguhnyayang paling aku takutkan atas ummatku adalah adanya pemimpin yang menyesatkan.
Yaitu apabila pedang diletakkan atas ummatku tidak diangkat dari mereka hingga hari
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 143/185
143
Qiya-mat. Hari Qiyamat tidak terjadi sehingga setelah sekelompok ummatku
bergabung dengan orang musyrik, dan sekelompok ummatku menyembah berhala.
Sungguh akan ada tiga-puluh pendusta dalam ummatku s emua mengaku sebagai nabi
sesudahku. Tetapi senantiasa ada sekelompok ummatku yang menampak al -Haq; dan
tidaklah akan membahayakan mereka yang menyelisihi sehingga datang urusan Alloh
Azza wa Jalla”. (riwayat Imam Darimi dan Ahmad).
Pemimpin yang melanggar petunjuk. Firman Alloh pada Surat al-A’rof (7) Ayat 169 :
Artinya : "Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi
Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: "Kami akan
diberi ampun". Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu(pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah
diambil dari mereka, y aitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap All oh
kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di
dalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang berta qwa. Maka
apakah kamu sekalian tidak mengerti? ”.Dalam Surat Maryam (19) Ayat 59-60 :
Artinya : “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia -
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan. kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka
mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun”.
Rosululloh SAW bersabda :
ھ : ھ ھ ی :ھ ی ی
ھ ھ ھ ھ ی ھ ی ی ھ ی
ی ھ ھ ھ ھ ی .).(
Artinya : Dari Jabir bin Abdullah r. a , bahwa Rosululloh SAW bersa bda kepada
Ka’ab bin ‘Ujroh :”Semoga Alloh me lindungimu dari pemimpin yang bo doh”. Dia bertanya :”Apakah pemimpin yang bodoh itu?”.Jawab Rosululloh :”Akan adasesudahku nanti pemimpin yang membimbing tidak dengan petunjukku dan tidak me -
laksanakan sunnahku. Barang-siapa membenarkan kebohongannya dan menolong
mereka berbuat dholim, mereka itu bukan golonganku dan aku bukan dari golongan -
nya dan mereka tidak datang ditelagaku.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 144/185
144
Barang siapa tidak membenarkan kebo-hongannya dan tidak menolong mereka dalam
kedholiman, maka mereka itu termasuk golonganku dan aku termas uk golongannya
serta mereka datang padaku ditelaga”. (riwayat Imam Ahmad).
Pemimpin yang berkhianat. Alloh ber-Firman dalam Surat Al-Imron (3) Ayat 161 :
Artinya : “Tidak mungkin seorang nabi curang (berkhianat) dalam urusan harta
rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampa san perang itu,
maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu;
kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya ”.
Rosululloh SAW bersabda :
ھ : ,ی : ی ی
ی ھ ی ی ھ ی ی ی .).(
Artinya : Dari Mu’adz bin Jabal r.a berkata :”Rosululloh SAW mengutusku keYaman, setelah aku berjalan, beliau mengutus (seseorang) pada jejak pejalananku,
maka aku kembali, beliau bersabda :”Tahukah kamu, mengapa aku mengutusmu?Janganlah kamu mengambil sesuatu tanpa izinku, (apabila mengambil tanpa izinku),
maka sesungguhnya hal itu adalah peng khianatan, barang-siapa berkhianat dia akan
datang dengan khianatnya itu pad a hari qiyamat. Untuk inilah aku memanggilmu,
teruskan tugasmu”. (riwayat Imam Tirmidzi).
Dalam hadits lain disabdakan :
: ی ھ ی ی ھ ).(.ی
Artinya : Dari Sa’ad bin Ubadah r. a dari Nabi SAW bersabda :”Tidak seorangpundari sepuluh pemimpin kecuali Alloh ‘Azza wa Jalla mendatangkan pada hari qiyamatsebagai pengkhianat, tidak melepaskannya dia kecuali keadilan” (riw. Imam Ahmad).
Dari Firman Alloh SWT serta sabda Rosu lulloh SAW telah dijelaskan buruknya
berkhianat, namun pada kenyataannya diakhirat nanti semua pemimpin dikategorikan,sebagai telah berkhianat sebab mereka meninggalkan sifat adil dalam memimpin.
Dilarang berpecah belah. Dalam Jama’ah Ummat Islam kemungkinan dapat terjadi
perpecahan apabila setelah terbentuknya kelompok -keompok dalam Ummat Islam,
dimana karena godaan setan dan ambisi (nafsu pribadi) masing -masing pribadi
pemimpin atau anggota dalam satu kelompok dengan kelompok yang lain saling
berbangga diri, merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain dan berebut pengaruh
dengan tujuan yang sifatnya mencari kesenangan dunia, dalam Surat al -An’am (6)Ayat 159, disebut :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 145/185
145
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka
(terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu
(Rosululloh) terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terse rah)
kepada Alloh, kemudian Alloh akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah
mereka perbuat”.
Kalimat Rosululloh SAW dalam sabdanya :
ی . ,ی Artinya : “Wajib bagimu ber -Jama’ah dan awas jangan ber -Firqoh (pecah-belah),
bahwa ber-Jama’ah adalah Rohmat dari Alloh, sedang Firqoh itu adalah ‘Adzab”.
Dalam Ayat 159 Surat Al-An’am tsb diatas, kelompok -kelompok yang berpecahbelah disebut dengan istilah “Syia’an” yang dalam bahasa Arab sebagai kata jama’dari “Syi’ah”, artinya : sekelompok orang yang mempunyai kesamaan “ide” atau“pendirian” yang selalu dibelanya diluar tuntunan Islam. Dalam ayat tsb diartikan
sebagai kelompok yang merasa benar sendiri tidak bersedia bekerja -sama dengan
kelompok lain, dimana yang lain dianggapnya tidak benar.
Kelompok demikian merupakan sumber pemec ah belah dengan tujuan yang negatip.
Hal demikian karena godaan dalam hati para pimpinan dan anggota , baik godaan itu
dari syaitn ataupun hawa nafsunya sendiri untuk berbangga terhadap kelompok nya
sendiri dan selalu menganggap kelompoknya selain paling ben ar juga merasa lebih
terhormat, sedang kelompok lain, selain dianggap salah, juga dianggap lebih rendah
martabatnya. Dalam istilah lain sifat demikian sering disebut sebagai fanatik terhadap
kelompok (golongan), dalam bahasa Arab disebut “al -ashobiyyah” atau
“Ta’ashshub” terhadap golongan-nya. Sifat ta’ashshub pada golongan sendiri sangatdikecam dalam al-Quran Surat ar-Rum (30) Ayat 31-32 sbb :
Artinya : “…dan janganlah kamu termasuk orang -orang yang mempersekutukan
Alloh (musyrik), yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka
menjadi beberapa golongan (syia’an). Tiap-tiap golongan merasa bangga de ngan apayang ada pada golongan yang dimilikinya” .
Sikap tidak senangnya pada golongan lain dapat menimbulkan tindakan yang saling
merugikan atau saling menghancurkan dengan cara tidak baik. Hal demikian sangat
dimungkinkan terjadinya dalam masarakat ya ng membiarkan diri berpecah belah.
Surat al-An’am (6) Ayat 65 sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 146/185
146
Artinya : “Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,
dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalamgolongan-golongan (yang saling bermusuhan) dan merasakan kepada sebahagian
kamu keganasan sebahagian yang lain ”.
Kebanggaan yang menggoda yang biasanya mereka miliki antara lain : perasaan
memiliki jumlah anggota yang banyak dan bahkan terdiri orang -orang yang
terhormat, merasa mempunyai pengaruh besar dalam masarakat umum, merasa
memiliki kekayaan atau kekuasaan yang lebih be sar dari-pada yang lain dsb.
Ancaman orang yang Ta’ashshub disabdakan Rosululloh, sbb :
ھ:ھی ی ی ).(.یی
Artinya : Dari Jundab bin Abdullah al -Bajali r.a berkata :”Bersabda RosulullohSAW: “Barang-siapa terbunuh dibawah panji -pamji kesesatan, mereka menyeru
kepada ashobiyah (ta’ashshub), maka kematiannya jahi liyah”. (riwayat Imam Muslim).
Penderitaan dengan kebanggaan merasa mempunyai golongan yang banyak telah
dialami oleh Ummat Islam masa lalu dalam perang Hunain yang dalam al -Quran
Surat at-Taubah (9) Ayat (25), sbb:
Artinya : “Sesungguhnya Alloh telah menolong kamu (hai para mu'minin) di medan
peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu
menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak
memberi manfa`at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit
olehmu, kemudian kamu lari ke b elakang dengan bercerai-berai“. Dalam Ayat tsb
secara tegas Alloh ber-Firman, jumlah yang banyak apa -lagi disertai dengan
kecongkaan tidak ada artinya bagi Alloh. Kemudian dalam Surat at -Takatsur (102)
Ayat 1-2 di-Firmanka sbb :
Artinya : “Saling memperbanyak (berlomba untuk lebih banyak) telah melengahkankamu, sampai kamu menziarahi kubur -kubur”. Arti “taka-tsur” mengindikasikan
sedikitnya ada dua fihak atau lebih yang saling bersaing untuk merasa lebih banyak
dari yang lain. Persaingan itu bila secara individu adalah dalam hal banyaknya harta
atau kerabat yang membawa kehormatan dan kebanggaannya. Sedang kalau pada
kelompok atau golongan, maka “taka -tsur” yang biasa terjadi adalah bersaing d alam
hal banyaknya pengikut, kekayaan, luasnya pengaruh atau kedudukan dalam
masarakat. Dalam Ayat tersebut, maka sikap itu mempunyai indikasi kelengahan pada
diri dalam arti termakan godaan setan dan nafsu pribadi pada tingkat pimpinan atau
anggota, yang berkembang menjadi “ta’ashshub”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 147/185
147
Godaan setan dan ambisi tsb dikarenakan pikiran yang berorientasi pada keduniaan.
Atau berarti pula ketidak waspadaan pimpinan dalam mengendalikan diri dan
anggotanya dari godaan dalam memenuhi ambisi dunia. Wallo -hu A’lam.
Dalam aqidah, maka sikap kelengahannya telah membawa diri seakan -akan lebih
mempertuhankan pada hawa-nafsu dan ambisinya yang ada dalam kelompok atau
golongannya, sehingga dalam Surat ar -Rum Ayat 31 disebutkan sebagai berpotensi
masuk dalam golongan orang musyrik. Na’udzubillah.
42. Musyawarah
“Musyawarah” menurut ahli bahasa (Arab) berasal dari “syawara” yang mempunyaiarti mengeluarkan madu dari sarang lebah. Arti itu berkembang menjadi kalimat yang
berarti “berusaha mengumpulkan pendapat” atau d apat juga berarti mengajukan suatu
pendapat. Dengan isyarat yang diuraikan diatas, maka dengan musyawarah
diharapkan mendapatkan sesuatu yang digambarkan sebagai madu, yaitu sesuatu yang
berasa manis dan memberi kasiat kepada siapa yang meminumnya. Ungkapan
Rosululloh SAW dalam hal Musyawarah a. l:
Artinya : “Musyawarah itu benteng penangkal penyesalan, juga pengaman daricercaan”. Dalam nasehatnya, Sayyidina Aliy bin Abi Tholib mengatakan :
, Artinya : ”Sebaik -baik kerja-sama adalah musyawarah, dan seburuk -buruk persiapan
adalah kesewenang-wenangan”.
Firman Alloh dalam al-Quran tentang Musyawarah :
Surat al-Baqoroh (2) Ayat 233 :
Artinya : “…..apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan
kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya ….”Musyawarah dalam Ayat tersebut adalah antara suami/isteri dalam mengambil
keputusan dalam hal rumah tangga.
Surat Ali-Imron (3) Ayat 159 :
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah Lembut
terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah den gan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, m aka bertawakkallah kepada
Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
Dalam Ayat ini musyawah yang dimaksud adalah antara Rosululloh SAW dengan
para sahabat atau masarakat.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 148/185
148
Surat asy-Syuro (42) Ayat 38 :
Artinya : “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan merek a (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada
mereka”.
Musyawarah dalam Ayat ini adalah musyawarah kaum Anshor yang menyepakati
untuk menafkahkan rizqinya sebagai Anugerah Alloh. Dalam Ayat-ayat tsb diatas
bentuk musyawarah dapat berbagai macam dan berbagai persoalan yang
dimusyawarkan. Namun yang jelas sudah ditegaskan dalam al -Quran bahwa
musyawarah adalah salah satu cara yang diperintahkan untuk ditempuh dalam
mengatasi suatu perkara. Dapat diartikan seandainya musyawarah tidak me ncapai
hasil yang maksimal, maka mana -kala tanpa musyawarah, dapat diperkirakan hasilnya
akan lebih minimal. Untuk mengambil keputusan dalam Ayat 159 Surat Ali -Imron
disebutkan :”…apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Alloh…….”.
Siapakah yang harus mengambil keputusan dapat diartikan sebagai seseorang yang
berwenang memutuskan dalam sistem masarakat tersebut. Artinya musyawarah tidak
mewajibkan adanya kesepakatan bulat dari masing -masing anggota musyawarah,
tetapi pemimpin yang bertanggung-jawab yang memberi keputusan setelah menerima
berbagai pendapat dari para peserta musyawarah. Dalam Ayat tsb diatas yang
memutuskan adalah Rosululloh SAW. Dalam mengikuti pendapat sebagian besar
jama’ah, maka Rosululloh Saw bersabda :
ھی , , ) .ی (.
Artinya : “Alloh ‘Azza wa Jalla tidak akan mengumpulkan urusan ummat ku diatas
kesesatan selama-lamanya, hendaklah kamu ikuti golongan terbesar, tangan Alloh
beserta jama’ah, barang siapa mengasingkan diri, maka ia mengasingkan diri kedalam
neraka”. (riwayat Imam Al-Hakim dari Abu Huroiroh). Dalam hadits yang lebih
panjang dijelaskan :
ی ھ:ی ی ھ ی ھ :ی ی
ی ھ ی ھ ی ھ .: ی ھ,:ی
ی :ھ:. ی :ی ,ی ھ ی ی ھ ی ی ,ھ – ی : ھ ::ی
ی ھ ,ھ ھ ھ ھ :.ی ,ھی :.ی :
ھ : :.ی ھ ھ: ی
) .. (ی
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 149/185
149
Artinya : “Dari Hudzaifah r.a, ia berkata : Ada orang-orang bertanya kepada
Rosululloh SAW tentang kebaikan, dan aku bertanya kepada beliau tentang kejahatan,
karena takut apabila kejahatan itu mendapatiku.
Maka aku berkata : Ya Rosulalloh, sesungguhnya kami dahulu berada dalam alam
jahiliyah (kesesatan) dan kejahatan, maka Alloh telah me ndatangkan kebajikan ini
kepada kami. Adakah setelah kebajikan itu kejahatan ?
Beliau menjawab: Benar.Aku berkata: Adakah setelah kejahatan itu kebajikan?
Beliau menjawab: Benar.
Aku berkata: Adakah setelah kejahatan itu kebajikan?
Beliau menjawab: Benar, dan ada kekeruhan.
Aku berkata: Apakah kekeruhannya?
Beliau menjawab: Suatu kaum yang mengambil petunjuk selain dari petunjukku.
Dan dilain riwayat : Orang-orang yang melakukan cara-cara yang lain dari Sunnahku
dan mengikuti petunjuk yang lain dari petunjukku, engkau mengetahui dari mereka
dan engkau mengingkarinya.
Aku berkata: Adakah setelah kebajikan itu kejahatan?
Beliau menjawab: Benar; para penyeru (da’i) diatas pintu-pintu neraka; barang siapa
menjawab seruan mereka itu, melemparkannya kedalam neraka.
Aku berkata: Ya Rosulalloh, terangkan sifat -sifat mereka kepada kami!
Beliau bersabda: Mereka sebangsa dengan kita dan berbicara dengan bahas a-bahasa
kita.
Aku berkata: Apakah yang engkau perintahkan kepadaku, apabila aku mendapati
yang demikian itu?
Beliau menjawab: Tetaplah (berpihaklah) engkau kepada kebanyakan kaum
Muslimin dan Imam mereka.
Aku berkata: Apabila mereka tidak mempunyai jama ’ah dan Imam?
Beliau menjawab: Hendaklah engkau keluar menjauhkan diri dari semua golongan -
golongan itu, walaupun sampai engkau harus menggigit batang poho n, sehingga maut
mendatangimu dan engkau tetap demikian”. (riwayat Imam Tirmidzi).
Dalam menyampaikan suatu pendapat, maka dalam Islam sa ngat dijamin kebebasan
berpendapat terlebih yang menyangkut urusan masin g-masing fihak. Rosululloh SAW
bersabda :
).(.ی Artinya : ”Kalian lebih mengetahui urusan duniamu ”. (riwayat Imam Muslim).
Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی (.ی .(
Artinya : “Yang berkaitan dengan urusan agama kalian, maka kepadaku (rujuannya),dan yang berkaitan dengan urusan dunia kalian, maka kalian lebih mengetahuinya ”.
(riwayat Imam Ahmad). Wallo-hu A’lam.
43. T a ’ a-w u n
“Ta’a-wun” bahasa Arab dari kata “al -‘Aunu” atau “al-I’anah” artinya pertolonganatau bantuan, sehingga Ta’awun adalah diartikan sebagai “tolong menolong” atausaling memberi bantuan satu dengan yang lain. Yang kuat membantu yang lemah dst.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 150/185
150
Bila dilihat kehidupan masarakat umumnya dan khususnya kaum Muslimin selama ini
telah terhimpun dalam berbagai himpunan dan kelompok-kelompok dengan berbagai
tingkat kemampuan, baik dalam segi : kekayaan, keilmuan dan kedudukan masing -
masing dalam masarakat mereka. Sehingga untuk mewujudkan masarakat yang
harmonis perlu bersepakat untuk saling membantu dalam hal yang masing -masing
saling memerlukan. Sebagai kaum Muslimin saling menolong tersebut dibatasi hanya
dalam hal-hal yang baik dalam arti mendapat Ridlo dari Alloh. Sebaliknya sangattidak dibenarkan dalam hal-hal yang dilarang oleh Islam. Firman Alloh dalam Surat
Maidah (5) Ayat 2 :
Artinya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ber-
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ”. Dalam
Surat at-Taubah (9) Ayat 71 :
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan p erempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Alloh dan Rasul -Nya. mereka itu akan diberi
rahmat oleh Alloh; Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Selain
saling tolong menolong kaum Muslimin wajib menasehati, Perintah dalam Surat al -
‘Ashr (103) Ayat 3 :
Artinya : “…..dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran ”.
Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ی ھ ,ی .ھ ھ ھ ھ
ی ی .ی ).ھی (.ی ھ
Artinya : “Kaum Muslim itu saudara orang Muslim, tiada medholiminya dan tiadamembiarkannya binasa. Dan barang siapa memenuhi hajat saudaranya, maka Alloh
memenuhi hajatnya. Dan barang -siapa melapangkan seorang Muslim dari suatu
kesusahan, maka Alloh melapangkannya dari suatu kesusahan pada hari Qiyamat.
Dan barang siapa menutupi keaiban seorang Muslim, Alloh menutupi keaibannya
pada hari Qiyamat”. (mutafq alaih).
Dalam sejarah perkembangan kaum Muslimin dizaman Rosululloh SAW tolong
menolong ditunjukkan oleh kaum Anso r terhadap kaum Muhajirin seperti Firman
Alloh dalam Surat al-Hasyr (59) Ayat 9 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 151/185
151
Artinya : “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'me ncintai'
orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa -apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang -orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung ”.
Selanjutnya terhadap orang-orang yang tidak mementingkan urusan kaum Muslimin
Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ی ی ,ی ھ ی ھ ی ھ ھ ھ ی
.).(Artinya : “Barang-siapa tidak mementingkan urusan orang Islam, maka bukanlah ia
dari mereka (Muslimin), dan barang -siapa tiada sehari penuh berlaku jujur kepada
Alloh, kepada Rosul-Nya, kepada Kitab-Nya, kepada Imam mereka (Muslim) dan
kepada masarakat Muslimin, bukanlah ia dari mereka”. (riwayat Imam Muslim).
Godaan dalam Ta’awun . Dalam menjalankan Ta’awun banyak godaan yang sering
menimpa pada diri kaum Muslimin dalam bermasarakat antara lain : Sifat Ria’, ‘Ujub,
Takabbur, Marah, Dengki dan Dendam. Secara lebih terinci dapat dijelaskan, sbb :“Ar-Ria’” adalah bahasa Arab yang artinya menyatakan (memamerkan) sesuatu yang
tidak sesuai dengan kenyataannya. Imam M uhammad al-Barkawi (ahli Hikmah)
mangartikan, “ar -Ria’” adalah mencari manfaat duni awi dengan menampilkan amalan
ukhrowi (akhirat). Segala hal yang ditampilkan sengaja dimaksud agar dilihat oleh
orang lain (pamer). Menurut Imam al -Ghozali dikatakan, bahwa ar -Ria adalah
penampilan amalan seseorang dalam bentuk ibadat dengan tujuan supaya diperhatikan
orang lain, sehingga ia mendapat tempat didalam hatinya. Dari keterangan Imam
Ghozali tersebut diatas, ada yang berpendapat ada kalanya orang yang Ria’, tampak sebagai ahli ‘ibadat, hanya saja bukan diniatkan karena Alloh tetapi karena manusia .
Wallohu-A’lam.
Firman Alloh dalam Surat al-Ma’un (107) Ayat 4-7, sbb :
Artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolong
dengan) barang berguna”. Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 264 Alloh ber -Firman :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 152/185
152
Artinya : “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti
orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manu sia dan dia tidak beriman
kepada Alloh dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin
yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari ap a yang mereka
usahakan; dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang -orang yang kafir”.
Dalam suatu Hadits Qudsi Rosululloh SAW bersabda :
ھ ھ ی ھ ھ ھ ی ی ھ ).. (ی
Artinya : Alloh ‘Azza wa Jalla ber -Firman :”Siapa yang berbuat ‘amal bagi -Ku, yang
dipersekutukannya padanya dengan yang lain dari pada -Ku, maka ‘amal itu baginyasemuanya. Dan Aku terlepas dari padanya dan Aku itu yang terkaya dari segala yang
kaya dari yang disekutukan”. (riwyat Imam Muslim).
Dari sudut perbuatan “Ria’” yang dilakukan, maka Ria’ dibagi menjadi dua, yaitu : (1) Ria’yang nyata (Ria’ jalli) artinya Ria’ yang diperbuat sejak semula semata -mata untuk
mendapatkan pujian atau keuntungan yang bersifat duniawi. (2) Ria’ tersembunyi(Ria’ Kho-fi), dimana maksud semula tidak semata -mata untuk pamer namun dalam
perjalannnya, karena suatu sebab, maka yang dituju menjadi keinginan untuk
mendapat pujian atau keuntungan dunia yang lain.
Dari sudut niat dari orang yang berbuat “Ria’” , maka Ria mempunyai empat tingkatan : (1) Semata-mata untuk memikat hati orang. Ria’ demikian adalah merupakan Ria yangmempunyai nilai paling buruk. (2) Selain untuk memikat hati orang, maka orang yang
berbuat masih berusaha mendapatkan pahala. Akan tetapi kadar keinginan memikat
orang lebih besar dari upaya mendapatkan pahala. (3) Ria’ mempunyai nilai lebihtinggi dari no. 2, yaitu keinginan memikat orang sama kuat dengan untuk
mendapatkan pahala. (4) Ria’ yang mempunyai nilai tertinggi (lebih -baik) adalah bilakeinginan untuk mendapat pahala lebih besar dari keinginan memikat hati orang lain.
Sekalipun lebih baik perbuatan Ria’ wajib dihindarkan.
Dari sudut penampilan orang yang berbuat , maka Ria’ dibagi menjadi empat , yaitu a. l :(1) secara lahir (nampak) se lalu mempertunjukkan penampilan seolah -olah seperti
orang ‘alim ataupun ahli ‘ibadah a. l : tubuh yang lunglai seperti ahli puasa, berpakaiannya dengan penampilan pakaian orang ‘alim, menunjukkan bekas sujudpada dahi seakan ahli sholat dsb. (2) Ria dalam perkataan, seperti seseorang yang
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 153/185
153
selalu berbicara soal agama dan soal ibadat namun tidak dijalankan dalam amalan. (3) Ria dalam perbuatan a. l. didepan halayak ramai selalu menunjukkan banyak
melakukan ‘amalah baik (sholat sunnah). (4) Ria dalam pergaulan a. l. memaksakan
diri untuk selalu tampak mengiring i atau berdampingan dengan orang-orang ‘alimdan para ahli ‘ibadah yang lain. Wallo -hu A’lam.
“‘Ujub” serumpun dengan kata ta’ajub artinya mengagumi. Dalam hal ‘ujub berartimengagumi tetapi terhadap diri sendiri, karena merasa memiliki keunggulan
dibanding yang lain. Dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai
“Congkak”. Perasaan ‘Ujub didasari atas adanya perasan, bahwa dalam dirinya, iamemiliki suatu tingkat kemampuan yang lebih atau keun ggulan dari orang yang lain.
Perasaan kagum pada diri sendiri condong menghilangkan kesadaran, bahwa
keunggulannya terhadap orang lain itu hakekatnya adalah karunia Alloh, yang harus
disyukuri. Salah satu Firman dalam Surat at -Taubah (9) Ayat 25, disebutkan sbb :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh telah menolong kamu (hai para mu'minin) di medan
peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu
menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak
memberi manfa`at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas it u telah terasa sempit
olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai -berai”.
Dalam Hadits Rosululloh SAW bersabda a. l :
ھ ی ی ی .).(
Artinya : “Apabila engkau melihat kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti danmasing-masing yang mempunyai pendapat mengagumi dengan pendapat sendiri,
maka engkau harus menjaga diri engkau”. (riwayat Imam Thobaroni).
Hadits lain :
:ھ . (ھ ).ھی
Artinya : “Tiga perkara yang membinasakan, yaitu : kikir yang diikuti orang, hawa -
nafsu yang dituruti dan mengagumi (‘Ujub) pada dirinya sendiri”. (riwayat Imam al -Bazzar, Imam ath-Thobaroni dan al -Baihaqi).
Keunggulan seseorang yang mendorong untuk menjadi ‘Ujub, a. l :1) Penampilan fisik yang berupa kecantikan atau ketampanan yang dimiliki
seseorang. Orang yang cantik atau tampan secara kasat mata dapat disaksikan
siapapun dan pengertian seseorang itu cantik atau tampan sudah jela s dapat
diketahui semua orang tentang kriterianya. Sehingga seseorang yang memiliki
kriteria tersebut wajar untuk merasai, hanya tidak harus terlarut untuk mengagumi
diri.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 154/185
154
2) Keperkasaan atau ketangkasan olah fisik. Hal tersebut dapat diuraikan seperti
pada no.1.
3) Kecerdasan dan kepandaian yang dapat diuji dari kemampuan ilmunya, atau
dalam dunia pendidikan modern dapat dinyatakan dalam bentuk gelar akademis.
4) Kekayaan kadang-kadang dapat dilihat kasat mata.
5) Kepangkatan atau kedudukan dalam masarakat.
6) Keturunan yang diperoleh dari kebangsawanan atau ketokohan leluhurnya.7) Luasnya pergaulan dan banyaknya kerabat dan handai taolan terutama bila terdiri
dari para orang yang terhormat.
Perasaan lebih tinggi dari orang lain bila dibiarkan berkembang dalam hati dapat
menimbulkan kesombongan atau takabbur. Sifat demikian merupakan sifat yang
dimiliki Iblis dalam menjawab pertanyaan tsb dalam al -Quran Surat al-A’rof (7) Ayat12, di-Firmankan sbb :
Artinya : "Alloh berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada
Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya :
Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Na’udzubillah.
“Takabbur” adalah bahasa Arab yang berasal dari “Kibru” artinya “kemuliaan”atau “kebesaran”. Orang takabbur adalah orang yang merasa lebih mulia atau lebihsebagai orang besar dari pada yang lain. Dalam bahasa Indonesia sering
diterjemahkan sebagai “Sombong” atau”Angkuh”. Orang yang takabbur disebut“mutakabbir”.
Dalam al-Quran sifat mutakabbir yang positif hanya dimiliki Alloh, di -Firmankan
dalam Surat al-Hasyr (59) Ayat 23, sbb :
Artinya : “Dia-lah Alloh Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja,
Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha
Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki s egala
keagungan, Maha Suci, Alloh dari apa yang mereka persekutukan ”.
Pengertian sifat Alloh yang Mutakabbir ini adalah perbuat an baik Alloh yang serba
melimpah yang ditunjukkan kepada makhluq. Sedang bagi manusia memberi
penilaian yang negatif berupa kesombongan dan kean gkuhan terhadap sesama
manusia. Menurut sabda Rosululloh SAW pengertian sombong adalah :
ھ ) . .(Artinya : “Orang yang mengingkari kebenaran dan menghina manusia”. (riwayatIbnu Mas’ud). Takabbur adalah sifat dasar yang dimiliki Iblis, seperti dalam firmanAlloh Surat al-Baqoroh (2) Ayat 34 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 155/185
155
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami (Alloh) berfirman kepada para malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecual i Iblis; ia enggan dantakabur dan adalah ia termasuk golongan orang -orang yang kafir”. Bagi manusia sifat
demikian sangat dikecam dalam al -Quran, a. l :
Surat az-Zumar (39) Ayat 60 dan 72 :
Artinya : “Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang -orang yang berbuat dusta
terhadap Alloh, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada
tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? ” Artinya : “Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu -pintu neraka Jahannam itu,
sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Ja hannam itulah seburuk-buruk
tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri ”.
Surat al-Mukmin (40) Ayat 60 :
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi Takabbur, a. l : Pertama merasa
memiliki a. l : ilmu, kecantikan/ketampanan, harta/kekayaan atau handai
taulan/pendukung yang banyak dan terdiri dari orang terhormat lebih dari orang lain ;
dalam hal pemilikan ilmu, disebutkan disebutkan dalam atsar :
.یArtinya: “Bahaya memiliki ilmu itu adalah sombong ”.
Sedang seharusnya semakin bertam bahnya ilmu seseorang semakin tawadlou’(santun). Hal itu dapat terjadi karena ilmu yang dimiliki tidak menyentuh haqiq at
tentang Alloh dan dirinya. Bila dalam memiliki ilmupun dapat mendatangkantakabbur apalagi memiliki yang lain seperti halnya harta ataupun kedudukan. Kedua
karena godaan setan yang menyebabkan jiwa dan akhlaq seseorang menjadi rendah
mutunya dan kemudian takabbur. Kepada Rosulpun setan menggoda, dalam al -Quran
Alloh ber-Firman pada Surat al-Haj (22) Ayat 52, sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 156/185
156
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak
(pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun
memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Alloh menghilangkan apa yang
dimasukkan oleh syaitan itu, dan Alloh menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Alloh Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”,
Untuk menghilangkan sifat takabbur diperlukan keberanian dan intero -speksi secara berkelanjutan dalam diri sendiri. Atau disebut sebagai mujahadah, yakni “perjuanganbatin untuk menundukkan hawa-nafsu angkara-murka”. Upaya itu anta ra lain :
1) Perasaan atas kekayaan ilmu harus disadari bahwa ilmu yang dimiliki manusia
adalah sangat sedikit dan Alloh -lah yang Maha-Mengetahui, seperti dalam Firman
Alloh Surat Bani-Isroil (17) Ayat 85 dan Surat Yusuf (12) Ayat 76 :
Artinya : “… dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Artinya : “..dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha
Mengetahui”.
2) Perasaan diri, bahwa dirinya yang paling ta’at kepada Alloh, hendaknya diukur dengan ke-Ikhlashan yang teramat tinggi dalam ber’ibadat. Sementara ‘Ulamamembagi ke-Ikhlashan dalam tiga tingkat :
Pertama, Tingkat Tertingi yaitu memurnikan amal perbuatan dari campuran makhluq,
dalam arti melakukan ‘Ibadat semata -mata demi menjunjung tinggi perintah Alloh
dan memenuhi hak pengabdian, tanpa ada maksud mencari jasa dari sesama manusia,
baik berupa simpati, pujian, sumbangan yang berupa materi ataupun yang lain.
Kedua, Tingkat Menengah, yaitu melakukan sesuatu karena Alloh, dengan maksudagar memperoleh imbalan di-Akhirat semacam dijauhkan dari neraka, dimasukkan
dan menerima berbagai keni’matan disurga.Ketiga, Tingkat Rendah, yaitu melakukan sesuatu karena Alloh, dengan ma ksud agar
memperoleh imbalan duniawi semacam lapang rizqinya, tertolaknya berbagai mara -
bahaya, dsb.
3) Perasaan tingginya derajat dan keutamaan melebihi orang lain dihilangkan dengan
kesadaran, bahwa kemuliaan diukur oleh Alloh dengan ke -Taqwaan. Firman Alloh
dalam Surat al-Hujurot (49) Ayat 13 :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ”.
Perasaan atas kekayaan yang banyak melebihi orang lain hendaknya disadarkan,
bahwa manusia adalah miskin sedang yang Maha-Kaya adalah Alloh dalam al-Quran
Surat Fathir (35) Ayat 15, sbb :
Artinya : “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Alloh; dan Alloh Dia-lah
Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 157/185
157
Dengan ber-mujahadah dan menyadari semua tsb mudah -mudahan dapat terhindar
dari sifat takabbur, Insya-Alloh.
“Marah” atau “al-Ghodlob” secara umum mempunyai arti “keras”, hatinya panasdan tidak mudah reda. Bila hal itu diperankan oleh manusia mempunyai arti memiliki
perasaan tidak puas disertai tindakan emosional yang mengarah pada keburukan.
Karena marah hakekatnya adalah godaan syaiton. Rosulul loh SAW bersabda : ی .ی Artinya : “Sesungguhnya kemarahan itu adalah dari syaiton dan syaiton diciptakan
dari api dst”. (riwayat Imam Abu Dawud).
Dalam hadits lain Rosululloh SAW b ersabda :
. ی ھ ی ی ,ھ ی ).(.ی
Artinya : “Ingatlah bahwa kemarahan adalah bara api yang menyala -nyala dalam hati
anak Adam, dapat kamu lihat pada merah matanya dan urat lehernya yang membesar.
Barang siapa merasakan hal tersebut, hendaklah mereka menempelkan dirinya pada
bumi (riwayat Imam Turmudzi). Dari hadits tersebut diatas dan dari pengalaman
pergaulan dapat secara jelas indikasi kemarahan seseorang dapat diketahui mulai dari
yang nampak a. l : matanya yang merah, bicara secara keras dengan urat lehernya
yang membesar dan tindakannya yang kasa r. Selain itu dapat diduga dalam hati
menyala bara yang diindikasikan sebagai godaan syaiton. Na’udzubillah.Agar seseorang dapat meredam kemarahan, maka Rosululloh SAW bersabda :
(.ی .(
Artinya : “Apabila marah seseorang dari kamu, maka hendaklah ia mengambilwudlu, sesungguhnya marah itu dari api”. (riwayat Imam Turmudzi).
Dalam hadits lebih lanjut disabdakan :
ی .ی Artinya : “Bila saat marah kamu berdiri, maka duduklah. Sedang bila daat marahduduk maka berdirilah”.
Sikap terpuji yang wajib dilakukan bagi seorang Muslim adalah mengendalikan
marah serta mudah memaafkan. Mudah memaafkan artinya memberikan maaf tanpa
menunggu permintaan maaf bagi orang yang dianggap salah. Alloh ber -Firman dalam
Surat Ali Imron (3) Ayat 134 dan Surat al -A’rof (8) Ayat 199, sbb :
Artinya :”..dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ”.
Artinya : “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf,
serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”. Insya-Alloh.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 158/185
158
“Dengki” atau “al-Hasad” adalah salah satu sifat buruk seseorang dimana dia
merasa tidak senang bila orang lain mendapat kebahagiaan. Buruknya sifat dengki (al -
hasad) digambarkan Rosululloh SAW dengan sabdanya :
ی ) .(Artinya : “Dengki (al-hasad) memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu
kering”. (riwayat Imam Abu Dawud).
Dalam al-Quran sifat dengki kaum musyrikin terhadap kaum Mukminin, digambarkan
dalam Firman Alloh pada Surat Ali -Imron (3) Ayat 120, sbb :
Artinya : “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetap i jika
kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya ”.
Selanjutnya terdapat pula dalam sabda Rosululloh SAW tentang keburukan dengki,
sbb :
ی : Artinya).ھی (ی “Hampirlah kemiskinan itu menjadi kufur dan hampirlah kedengkian itumengalahkan taqdir”. (riwayat Imam Baihaqi). Pengertian mengalahkan taqdir dalam
hadits tersebut adalah hilangnya keimanan terhadap adanya taqdir. Na’udzubillah.
“Dendam” atau “al-Ghillu” adalah perasaan marah atau tidak senang terhadap
seseorang yang berkepanjangan tersimpan dalam hati. Perangai ini adalah sangat
buruk dan perasaan demikian hanya akan hilang bila ada kesadaran dan upaya untuk
menghilangkannya. Untuk dapat hilang hanya Kuasa Alloh saja yang dapat meng -
hilangkannya, yaitu dengan selalu meningkatkan keta’atan, mengingat -Nya, bersi-
latur-rahmi dengan sesama dan bermohon kepada-Nya dengan sungguh-sungguh.
Kepada orang yang sadar Alloh menjanjikan dalam Surat Al-A’r of (8) Ayat 43 :
Artinya : “Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada
mereka; mengalir di bawah mereka sungai -sungai dan mereka berkata: "Segala puji
bagi Alloh yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali -kali tidak
akan mendapat petunjuk kalau Alloh tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnyatelah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada
mereka: "Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu
kerjakan." Kemudian dalam Surat Al-Hijr (15) Ayat 47-48 Alloh ber-Firman :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 159/185
159
Artinya : “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap -hadapan di atas dipan-dipan.
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali -kali tidak akan dikeluarkan
daripadanya”. A-min.
Masarakat Muslimin (Mukmin) digambarkan oleh sabda Rosululloh SAW sbb :
ھ ھ ی
ھ ھ ) .(ھ Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang Mukmin itu dalam sayang -
menyayanginya, santun menyantuni dan kasih mengasihinya, adalah bagaikan satu
tubuh yang apabila menderita satu anggota dari tubuh itu, ikut menderita pula
keseluruhan tubuh dengan tidak dapat tidur dan demam”. (riwayat Imam Bukhori)
Bantu-membantu sesama Muslim sudah jelas dalam sabda Rosululloh SAW, namun
bantu-membantu yang dilakukan bersama bukan Muslim dengan maksud yang
bersifat tidak mencari keridloan Alloh, maka agar diwaspadai dan tidak dibenarkan
dalam dalam Firman-Alloh Surat al-Hasyr (59) Ayat 11-12 sbb :
Artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata
kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika
kamu diusir niscaya kami-pun akan keluar bersamamu; dan kami selama -lamanyatidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, da n jika kamu
diperangi pasti kami akan membantu kamu." dan Alloh menyaksikan bahwa
sesungguhnya mereka benar-benar pendusta (11). Sesungguhnya jika mereka diusir,
orang-orang munafik itu tidak a kan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika
mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya; Sesungguhnya jika
mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang; Kemudian
mereka tidak akan mendapat pertolongan (12) ”. Wallo-hu A’lam.
44. Tasamuh dan Adil
“Tasamuh” dari bahasa Arab “as -Samhu” artinya “murah -hati” atau toleran dansering diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai “Tenggang -rasa” atau “Toleransi”.Kalimat tersebut merupakan lawan-kata dari “Fanatik” atau dalam bahasa Arabdisebut sebagai “Ta’ashub” yang berarti menganut sifat “’ashobiyah” yaitu merasapandangan sendiri yang paling baik dan pandangan orang lain tidak baik, sifat
demikian merupakan sifat yang sangat dicela dalam Islam. Sifat Tasamuh ini sangat
penting, karena kenyataan dalam masarakat kita umumnya telah terbentu k berbagai
kelompok atau golongan dengan pandangan dan jalan pikiran masing -masing yang
yang dikembangkan dan saling berbeda satu dengan yang lain . Alloh ber-Firman
dalam Surat al-Isro’ (17) Ayat 36 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 160/185
160
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanyaitu akan diminta pertanggungan jawabnya”. Kehati-hatian menilai suatu yang terjadi
sangat penting, karena banyaknya pandangan masarakat yang oleh masing -masing
dianggap benar sendiri. Alloh ber-Firman dalam Surat Yunus (10) Ayat 36 :
Artinya : “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.
Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun bergun a untuk mencapai kebenaran
Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan ”.
Dalam memandang faham keagamaan seseorang -pun, maka kaum Muslimin tidak
dibenarkan memaksakan pemahamannya sendiri. Surat al -Baqoroh (2) Atar 256 :
Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat ……”. Terahadap kesalahan
orang lain kita wajib berlapang dada dalam arti dapat memaafkan dengan
mengendalikan rasa marah yang ada pada hati kita. Surat Ali-Imron (3) Ayat 134 :
Artinya : ”……..dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai ora ng-orang yang berbuat kebajikan”. Mana-kala
seseorang mendapat kesempatan memimpin suatu masarakat, maka seorang Muslimwajib lemah lembut kepada masarakat yang dibina memaafkan terhadap mereka dan
mampu bermusawarah bersama mereka. Surat Ali -Imron (3) Ayat 159 :
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah Lembut
terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah den gan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada -Nya”.
Kondisi yang terbaik adalah kemampuan kaum Muslimin untuk dapat mendengarkan
segala sesuatu yang disampaikan seseorang, namun wajib menyaring, memilih dan
memilah yang mana yang terbaik untuk dapat dijadikan pedoman. Sikap yang perlu
dimiliki dalam bergaul tetap ramah. Dalam Surat az-Zumar (39) Ayat 17-18 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 161/185
161
Artinya : “...Oleh karena itu gembirakanlah hamba -Ku (17) Yaitu yang
mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yan g paling baik di antaranya, merekaitulah orang-orang yang telah diberi Alloh petunjuk dan mereka Itulah orang-orang
yang mempunyai akal”. Dalam hal teleransi Rosululloh SAW bersabda :
ی ).(Artinya : “Iman paling utama ialah kesabaran dan toleransi (tasamuh)”. (riwayatImam Muslim). Dalam riwayat Imam Bukhori :
ی ی .Artinya : “Hendaknya kamu bersikap lembah lembut, kasih sayang, dan hindarilahsikap keras dan keji” . Dalam riwayat Imam Al-Ajiri :
Artinya :”Bersikap ‘Ariflah (baik) dan janganlah kalian bersikap keras”. Dalam
hadits lain Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Musa Al -Asy’ari bahwa RosulullohSAW mengutusnya bersama Mu’adz kenegeri Yaman, dan Rosululloh SAW bersabdakepada mereka :
ی Artinya :”Permudahlah jangan kalian per sukar. Ajarkan ilmu dan janganlah berlaku
tidak simpati”. Selanjutnya dalam riwayat Imam At -Tirmidzi dan lain, bersabda :
ھ :, ,ی ی :.ی ,ھ .ھ
Artinya : “Tidaklah kalian akan beriman sebelum kalian mengasihi”. Mereka berkata:”Wahai Rosululloh, masing -masing kami adalah orang yang mengasihi”. Beliau bersabda :”Kasih sayang itu bukanlah kasih sayang seseorang diantara kamu kepada
sahabatnya (yang Mukmin) saja, tetapi kasih sayang yang menyeluruh” (seluruh umatmanusia). Dalam hadits lain dari Imam Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad :
ھ ی,ی .
Artinya : “Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Kasihilaholeh kalian siapa yang ada dibumi, niscaya kalian akan dikasihi oleh siapa yang
dilangit”. Dalam menyaring segala bentuk irformasi yang diperoleh, maka Alloh ber-
Firman dalam Surat az-Zumar (39) Ayat 18 :
Artinya : “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. mereka Itulah orang -orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka
Itulah orang-orang yang mempunyai akal ”. Suatu hal yang tidak boleh ditinggalkan
adalah selalu menyeru kepada jalan Alloh dengan segala upaya yang benar. Dalam
Firman Alloh diperintahkan Surat an-Nahl (16) Ayat 125 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 162/185
162
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmudialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan -Nya dan dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ”.
Bahkan kepada masarakat diluar Islam yang tidak ada indikasi berbuat jahat kepada
kaum Muslimin sewajarnya diperlakukan secara baik. Alloh ber-Firman dalam Surat
al-Mumtahanah (60) Ayat 8-9 :
Artinya : “Alloh tidak melarang kamu untuk berbu at baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu k arena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berlaku adil (8).
Sesungguhnya Alloh hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanm u orang-
orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan
membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan barangsiapa menjadikan mer ekasebagai kawan, Maka mereka itulah orang-orang yang zalim (9)”. Suatu hal yang
penting lagi yang diperhatikan adalah seorang Muslim hendaklah bersikap wajar dan
tidak oportunis. Sabda Rosululloh SAW (riwayat Imam at -Tirmidzi), sbb :
ی ,,:ی . ,
.ھ Artinya :”Hendaklah diantara kamu tidak ada yang bersikap a pportunis (hanya cari
yang enak ), yang berkata :”Saya bersama orang -orang, jika mereka berbuat baik,
sayapun berbuat baik, dan jika mereka berbuat jelek m aka sayapun berbuat jelek.
Akan tetapi tegarlah dirimu, jika mereka berbuat baik, maka hendaklah kamu berbuat baik, dan jika mereka berbuat jelek, maka jauhilah perbuatan jelek mereka”.
“Adil” sudah merupakan bahasa Indonesia yang dalam bahasa Arab diba ca al-‘Adlumempunyai banyak arti antara lain tidak berat sebelah, berpegang pada yang benar,
tidak sewenang-wenang atau dholim, merupakan sifat yang wajib dimiliki seorang
pemimpin. Oleh karenanya menegakkan keadilan adalah tuntutan amal ibadat, yang
wajib bagi seseorang apalagi manakala menjadi pemimpin dalam masarakat dimana
dia berada. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 18 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 163/185
163
Artinya : “Alloh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang -orang yangberilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”. Kemudian
dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 58 Alloh ber -Firman, sbb :
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberipengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya All oh adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.
Keadilan tsb bagaimana wajib ditegakkan, maka d alam Surat Ali-Imron Ayat 18
diterangkan diatas diajarkan, bahwa Alloh adalah yang menjadi Saksi atas yang
menegakkan keadilan baik malaikat atau manusia, sedang dalam Surat an - Nisa’ Ayat58, lebih dirinci mana-kala ada suatu amanat, maka wajib disampaikan kepada yang
berhak (yang memiliki), bila itu adalah keadilan, maka wajib diterapkan untuk
keseluruhan manusia (an-nas) tidak memandang suku, bangsa dan agama.
Kewajiban pemimpin memberi keputusan yang adil ditegaskan Firman Alloh dalam
Surat Maidah (5) Ayat 42 :
Artinya : “Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara
itu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya All oh menyukai orang-orang yang
adil”. Keutamaan seorang yang bertindak adil disabdakan Rosululloh SAW :
:ھ:ھ ی ھ ی ھ ی ی
ھ ھ ی ی ی ). (.ی
Artinya : “Dari Abdulloh bin Amr r.a berkata :“Rosululloh SAW bersabda :”Sesungguhnya orang yang berbuat adil disisi Alloh akan berada disebuah menara
yang terbuat dari cahaya disebelah kanan Alloh Azza wa Jalla. Itulah kedua tangan
orang yang berlaku adil terhadap hukum, keluarga dan terhadap perkara yang mereka
urusi”.(riwayat Imam Muslim dan Nasa’i). Sabda Rosululloh SAW dalam hadits lain :
:ھ:ی:, ی , ی
ی ). (.ی
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 164/185
164
Artinya : Dari Iyad bin Himar al-Mujasyiti r. a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Penghuni surga ada tiga, yaitu penguasa yang berlaku adil, orang yang shodaqohsecara tepat dan seorang yang mempunyai sifat belas kasih terhadap keluarga dekat
lagi muslim, serta orang miskin yang menjaga dan dijaga kehormatannya”. (riwayatImam Muslim dan Ahmad). Dalam hadits yang panjang disabdakan :
ی ی" ی ھ ھ ی
ھ ھ:ی ھ ھ ھی
ھ ھ ھ : ھ ھ
ھ ی ھ:.ی ھ ی ),,,, (.ی ھ
Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a dari Nabi SAW bersabda : ”Ada tujuh orang/golongan yang akan memperoleh perlindungan pada hari qiamat yang tidak ada
perlindungan kecuali perlindungan Alloh, yaitu : Pemimpin yang adil, seorang
pemuda yang tumbuh dengan beribadat kepa da Alloh, seorang yang mengingat(dzikir) kepada Alloh saat sendirian (maka mengalirlah air matanya), seorang hatinya
tergantung dimasjid, orang yang saling bercinta/bersahabat karena Alloh, seorang
laki-laki yang diajak wanita yang punya kedudukan dan can tik untuk menggaulinya ia
menjawab ‘aku takut kepada Alloh’, seorang yang memberi shodaqoh danmerahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat
tangan kanannya”. Imam Muslim:”dua orang laki -laki besahabat karena Alloh,
bersama-sama karena Alloh dan berpisah karena Alloh”. (riwayat Imam Bukhori,Muslim, Tirmidzi, Malik dan Nasa -i). Insya-Alloh.
Menghindarkan diri dari menuntut kedudukan. Dalam bermasarakat sifat ambisi
pribadi yang bermaksud mendapat kedudukan adalah suatu berbuat an yang sangat
tercela. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 26 :
Artinya : “Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang
yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu ”.
Rosululloh SAW bersabda :
:ھ : . ی ھ ی
ی ھ ی ھ ی .ی ھ ی ی ی ھ ی ی ی ی ی
.) .(
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 165/185
165
Artinya : Dari Abdur-Rahman bin Samuroh r.a berkata :”Bersabda kepadakuRosululloh SAW :”Wahai Abdur -Rahman bin Samuroh, janganlah kamu meminta
jadi pemimpin, sebab apa -bila kamu diberi atas dasar permintaan, kamu kan dibebani,
tetapi apa-bila kamu diberi jabatan pemimpin tidak karena minta, kamu akan ditolong.
Apa-bila kamu telah bersumpah (sebagai pemimpin), kemudian melihat ada orang
yang lebih baik, datangilah orang yang lebih baik itu (untuk mengganti) dan ber -
kafaratlah (membayar denda) untuk sumpahmu. (riwayat Imam Bukhori, Muslim, Nasa’i dan Ahmad).Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
ی :ی ,ی
) (.ھ:Artinya : Dari Abu Huroiroh r.a dari Nabi SAW bersabda :”Sesungguhnya kamuakan berambisi menjadi pemimpin dan akan menjadi penyesalan pada hari Qiyamat.
(Kekuasaan) ibarat sebaik-baik pemberi susuan dan sejelek - jelek penyapih”. Menurutriwayat Imam Nasa’i :”Sesungguhnya kepemimpinan (jabatan pemimpin) ini akanmenjadi penyesalan dan kerugian (pada hari Qiyamat)”.(riwayat Imam Bukhori,nasa’i dan Ahmad). Dari Firman Al loh serta Sabda Rosululloh tsb diatas menuntut
kesadaran, bahwa hakikatnya kedudukan (jabatan) adalah milik Alloh dan kepada
siapa diberikan atau dicabut adalah hak-Nya. Meminta bahkan menuntut untuk
mendapatkannya merupakan hal yang sangat tidak dikehenda ki Rosululloh SAW,
karena hakikatnya kedudukan itu suatu beban yang harus dipertanggung -jawabkan
diakhirat nanti. Wallo-hu A’lam.
45. Berusaha menjadi Pemimpin yang AdilSeorang yang ber-Iman, manakala dipercaya untuk menjadi Pemimpin (Imam) wajib
menjalankan tugasnya secara Adil. Istilah “Adil” sudah merupakan bahasa Indonesia
yang dalam bahasa Arab dibaca al-‘Adlu mempunyai banyak arti antara lain tidak beratsebelah, berpegang pada yang benar, tidak sewenang -wenang atau dholim, merupakan
sifat yang wajib dimiliki seorang pemimpin. Oleh karenanya menegakkan keadilan
adalah tuntutan amal ibadat, yang wajib bagi seseorang yang berkedudukan sebagai
seorang pemimpin (Imam) ditingkat manapun dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 18 :
Artinya : "Alloh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berha k disembah)
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang -orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ".
Kemudian dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 58 Alloh ber-Firman, sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 166/185
166
Artinya : "Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya All oh memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Alloh adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat".
Keadilan bagaimanapun wajib ditegakkan, maka dalam Surat Ali -Imron Ayat 18 tsbdiatas diajarkan, bahwa Alloh adalah yang menjadi Saksi atas yang menegakkan
keadilan, dan menjadi saksi pula baik m alaikat ataupun manusia, sedang dalam Surat
an- Nisa’ Ayat 58, lebih dirinci mana -kala ada suatu amanat, maka wajib disampaikan
kepada yang berhak (yang memiliki), bila itu adalah dalam menegakkan keadilan,
maka wajib diterapkan untuk keseluruhan manusia (a n-nas) tidak memandang suku,
bangsa, agama dan golongan. Kewajiban pemimpin memberi keputusan yang adil
ditegaskan Firman Alloh dalam Surat Maidah (5) Ayat 42 :
Artinya : "Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara
itu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya All oh menyukai orang-orang yangadil". Keutamaan pemimpin yang adil disabdakan Rosululloh SAW :
ی :ھ:ھی ھ ھ ی ی ی
ھ ی ی ی ). (.ھی Artinya : Dari Abdulloh bin Amr r.a berkata :“Rosululloh SAW bersabda :”Sesungguhnya orang yang berbuat adil disisi Alloh akan berada disebuah menarayang terbuat dari cahaya disebelah kanan Alloh Azza wa Jalla. Itulah kedua tangan
orang yang berlaku adil terhadap hukum, keluarga dan terhadap perkara yang mereka
urusi. (riwayat Imam Muslim dan Nasa’i).
Sabda Rosululloh SAW dalam hadits lain : :ھ:ی
:, ی , ی ی ). (.ی
Artinya : Dari Iyad bin Himar al-Mujasyiti r. a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Penghuni surga ada tiga, yaitu penguasa yang berlaku adil, orang yang shodaqohsecara tepat dan seorang yang mempunyai sifat belas kasih terha dap keluarga dekat
lagi muslim, serta orang miskin yang menjaga dan dijaga kehormatannya”. (riwayatImam Muslim dan Ahmad).
Dalam hadits yang panjang disabdakan :
ھ "ی ھ ی ی ی ھ ھ:ی ھ ھ ھ ی
ھ ھ :ھ ھ ھ
ھ ی ھ:.ی ھ ی ),,,, (.ی ھ
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 167/185
167
Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a dari Nabi SAW bersabda :”Ada tuj uh orang/
golongan yang akan memperoleh perlindungan pada hari qiamat yang tidak ada
perlindungan kecuali perlindungan Alloh, yaitu : Pemimpin yang adil, seorang
pemuda yang tumbuh dengan beribadat kepada Alloh, seorang yang mengingat
(dzikir) kepada Alloh saat sendirian (maka mengalirlah air matanya), seorang hatinya
tergantung dimasjid, orang yang saling bercinta/bersahabat karena Alloh, seorang
laki-laki yang diajak wanita yang punya kedudukan dan cantik untuk menggaulinya iamenjawab ‘aku takut kepada Alloh’, seorang yang memberi shodaqoh danmerahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat
tangan kanannya”. Imam Muslim:”dua orang laki -laki besahabat karena Alloh,
bersama-sama karena Alloh dan berpisah karena Alloh”. (riwayat I mam Bukhori,
Muslim, Tirmidzi, Malik dan Nasa -i). Insya-Alloh.
46. Patuh dan Ta’at pada Pemimpin (Imam)
Kepemimpinan seseorang akan berjalan dengan baik bila terjadi keharmonisan antara
kemampuan yang dimiliki pemimpin ( Imam ) memenuhi syarat yang diper lukan,
dengan didukung oleh ketaatan yang wajar oleh para pengikutnya ( Umma t). Alloh ber-Firman dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 59 :
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Alloh dan ta`atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu". Dalam hadits Rosululloh SAW, disabdakan :
:ھ: ی ھ ی ).ھ (.ی
Artinya : Dari Anas bin Malik r. a. berkata :”Rosululloh SAW ber sabda :”Dengarlahdan taatlah walaupun kamu diperintah oleh seorang hamba dari Habsyi yang kepala -
nya seakan-akan bagaikan buah anggur”. (riwayat Imam Bukhori, Ibnu Majah danAhmad).
Dalam membaca Ayat tsb diatas secara tegas disebutkan untuk Alloh dan Rosululloh
agar menta’ati, sedang untuk ulil -amri tidak disebut secara tegas. Sementara ‘Ulama
tafsir memahami, bahwa untuk Alloh SWT dan Rosululloh SAW ada kemutlakan
dalam menta’atinya, sedang kepada ulil -amri ada pendapat, bahwa untuk ulil- amri
diperlukan syarat yang mewajibkan menta’atinya. Dalam hadits lain Rosululloh SAWbersabda :
ھ ی ی ی ھ :ی ی ی
). (.ی Artinya : Dari Umi Hushoini al-Ahmasiyah r. a , bahwa dia mendengar Nabi SAW
berkhotbah pada saat Haji Wada’ :”Seandainya kamu dipimpin oleh seorang hambayang membimbing dengan Kitab Alloh, maka dengarkanlah dan patuhilah”. (riwayatImam Muslim dan Ahmad). Dalam hadits ini Ulil -amri yang wajib dita’ati adalahyang membimbing berdasar Kitab -Alloh. Kepemimpinan seseorang apakah
berpedoman pada Kitab Alloh dimungkinkan dapat dideteksi dengan sikap dan
perilaku pemimpin ybs apakah sesuai dengan yang dicontohkan Rosululloh SAW
yang dalam Surat Ali Imron (3) Ayat 159 -160 di-Firmankan :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 168/185
168
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu (Muhammad) berlaku
lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawara hlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan teka d, maka bertawakkallah
kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya. Jika Alloh menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan
kamu; jika Alloh membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakahgerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari All oh sesudah itu? Karena itu
hendaklah kepada Alloh saja orang-orang mu'min bertawakkal”.
Hubungan antara seorang pemimpin dan yang dipimpin wajib diciptakan suasana
saling mencintai dan saling mendo’akan yan g baik, Rosululloh SAW bersabda :
ی :ھ ھ ی ی ھ ی ی .ی
ھ ھ ی یھ .ی ی ,ی ,:ی
ھ.ی ی ی ھ ). (.ی Artinya : Dari ‘Auf bin Makil al -Asyja’I r. a dari Rosululloh SAW bersabda :”Sebaik -baik pemimpinmu adalah orang yang kalian cintai dan mereka mencintai
kalian, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Sejelek -jelek
pemimpin adalah orang yang kalian benci dan membenci kalian”. Ditanyakan:”Wahai Rosululloh apakah tidak sebaikn ya mereka diperangi dengan pedang ?”,Rosul bersabda :”Jangan! Selama mereka menegakkan sholat diantara kalian. Apabilakalian melihat pejabat berbuat sesuatu yang tidak kalian senangi, maka bencilah
perbuatannya dan jangan kalian menarik diri dari keta’at an”. (riwayat Imam Muslimdan Darimi). Insya-Alloh.
47. I s t i q o m a h“Istiqomah” berasal dari bahasa ‘Arab “Istaqoma, Yastaqimu, Istiqomatan”artinya “menjadi lurus” atau menjadi benar atau teguh. Dalam Istilah Agama diartikansebagai “Tetap teguh mengikuti jalan lurus (ajaran Islam) yang telah ditunjukkan oleh
Rosululloh SAW”. Kemudian berubah menjadi “Mustaqim” artinya lurus atau benar,
dan dikatakan pula orang yang Istiqomah adalah orang yang mengikuti “ShirotlolMustaqim”, seperti dalam Su rat al-Fatihah (1) Ayat 6 dimana setiap Muslim dalam
Sholatnya wajib membacanya, yaitu :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 169/185
169
Artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Dalam al-Quran Alloh ber-Firman dalam Surat Fushilat (41) Ayat 30, sbb :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah A lloh"
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (Istiqomah), maka Malaikat akan
turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan Alloh kepadamu".
Dalam Hadits Rosululloh SAW diterangkan :
ھ ھ:ی ی ھ:,ھ .
),(Artinya : Dari Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqofi ra, dia berkata :”Aku bertanya:”Wahai Rosululloh ! Katakanlah kepada saya didalam Islam suatu perkataan yangsaya tidak perlu lagi bertanya kepada seseorang sesudah Engkau”. Rosulululloh SAWmenjawab :”Katakanlah aku ber-Iman kepada Alloh, lalu ber-Istiqomahlah”. (HaditsMuslim dan ad-Dailami).
Kalimat Istiqomah dalam Ayat serta Hadits sering dikaitkan dengan kalimat Iman,
sehingga pengertian Istiqomah yang berarti teguh (benar), maka keteguhan yang
dimaksud adalah dalam mempertahankan ke -Imanan seseorang. Dalam arti sehari – hari, maka orang yang Istiqomah dapat pula diartikan sebagai “orang yang ta’at dan berdisiplin dalam melaksanakan Sy ari’at Islam”. Kedudukan orang yang Istiqomah
digambarkan dalam Firman Alloh Surat Yunus (10) Ayat 89 sbb:
Artinya : “Alloh berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu
berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus (Istiqomah) dan
janganlah sekali -kali kamu mengikuti jalan orang -orang yang tidak mengetahui".
Selain Istiqomah memberikan pengaruh tidak ada kekawatiran dan diperkenankan
do’anya oleh Alloh SWT, maka Istiqomah juga dapat me ncegah perbuatan yangma’shiat, Firman Alloh dalam surat F ushshilat (41) Ayat 6 :
Artinya : “Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,
diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka
tetaplah pada jalan yang lurus (Istiqomah) menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 170/185
170
kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang yang mempersekutukan
(Nya)”,
Dengan Ayat-ayat serta sabda Rosululloh SAW tersebut diatas maka “Istiqomah”adalah sifat yang harus diupayakan dengan sungguh -sungguh dimiliki oleh seorang
yang ber-Iman, sehingga selalu bersikap konsisten terhadap pengakuan Iman dan
Islamnya, secara tulus dan ikhlash mengabdikan diri kepada Alloh SWT, atau jugadikatakan dengan konsisten mengikuti pedoman yang disebut “Shirotlol Mustaqim”,yang dalam akhir Surat al-Fatihah (1) Ayat 7 diuraikan lebih rinci, yaitu :
Artinya : “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan ) mereka yang
sesat”. Anugerah ni’mat yang diberikan kepada hamba Alloh seperti tersebut dalamAyat diatas sangat bermacam-macam, akan tetapi anugerah ni’mat dari Alloh yangdianggap paling tinggi adalah anugerah ni’mat yang berupa ni’mat keagamaan(menta’ati Ajaran Islam). Orang-orang tsb di-Firmankan dalam Surat an- Nisa’ (4)
Ayat 69, sbb :
Artinya : “Dan barangsiapa yang menta`ati All oh dan Rasul (Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Alloh, yaitu: Nabi-
nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.
Dari Firman Alloh tsb, maka orang yang mencapai derajat “Istiqomah” danmendapatkan keni’matan dari Alloh terdapat empat kelompok, yaitu :Kelompok pertama adalah para Nabi, yaitu mereka yang dipilih oleh Alloh SWT untuk
memperoleh wahyu guna menuntun manusia menuju kebenaran Ilahi. Mereka selalu
berucap dan bersikap benar, memiliki kesungguhan, amanah, cerdas, terbuka,
sehingga mereka dapat menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan. Meraka
terpelihara integritasnya sehingga tidak melakukan dosa ataupun pelanggaran apapun.
Kelompok kedua adalah para Shiddiqin, yaitu orang-orang yang dengan pengertian
apapun selalu berkata atau bertindak benar dan jujur. Mereka tidak ternodai oleh
kebatilan, tidak pula mengambil sikap yang bertentangan dengan kebenaran. Tampak
pada pelupuk mata mereka segala sesuatu yang haq. Mereka mendapat petunjuk dan
bimbingan dari Alloh SWT, walau bukan dalam bentuk wahyu seperti pada Nabi.Kelompok ketiga adalah para Syuhada’, yaitu mereka yang bersaksi atas kebenaran dan
kebajikan yang sebenarnya, melalui ucapan dan tindakannya, walaupun mungkin
harus mengorbankan nyawa sekalipun; dan/atau mereka yang disaksikan kebenaran
dan kebajikannya oleh Alloh SWT, para malaikat serta masar akat lingkungannya.
Kelompok keempat adalah ash-sholihin yaitu kelompok orang-orang sholeh artinya
orang-orang yang tangguh dalam hal kebajikan, yang selalu berusaha mewujudkan
kebajikan dalam seluruh hidupnya. Kalau mereka ada kedapatan melakukan
pelanggaran, maka pelanggaran itu sangat kecil (tidak berarti) dibanding kebajikan
yang telah dilakukannya.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 171/185
171
Dalam kehidupan kaum Muslimin sehari -hari ada pula yang merumuskan secara
sederhana, bahwa Muslim yang “Istiqomah” adalah Muslim yang berdisiplin dalam
meng’amalkan ‘amalan Agama baik yang wajib ataupun nafilah, sekalipun yangpaling ringan dan selain secara teratur juga berkesinambungan (Ajeg).
Dengan uraian tsb diatas kita berusaha mencapai derajat “Istiqomah” mengacu padakelompok-kelompok pilihan tsb dalam Surat an- Nisa’ Ayat 69 diatas, sesuai dengan
kemampuan yang kita miliki. Insya-Alloh.
48. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Setiap manusia yang dilahirkan dimana saja tempatnya, pada hakikatnya adalah
bukan karena pilihannya. Selain itu men jadi bangsa apa serta menjadi anak siapa, juga
bukan karena pilihannya sendiri. Keadaan manusia yang demikian disebut sebagai
“Makhluq Muyassar” artinya tidak dapat memilih apa yang dikehendaki dan hanya
menerima apa adanya. Lain halnya bila sudah dewasa, maka apakah ingin menjadi
pedagang atau pegawai, hal itu dia mungkin saja dapat memilih pada awalnya dan
tergantung usahanya, sehingga ia dapat mencapainya, hal demikian disebut sebagai
“Makhluq Mukhoyyar” artinya dapat memilih, walaupun pilihannya belum t entudapat tercapai seperti yang dikehendaki.
Kedudukan seseorang yang di lahirkan disuatu Negara dengan K ebangsaannya yang
ada, lebih tepat baginya untuk disadari dan diterima dengan ikhlash bahkan lebih dari
itu yaitu dengan disyukuri. Adanya manusia sud ah diciptakan berbangsa-bangsa di-
Firmankan dalam Surat al-Hujurot (49) Ayat 13 :
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki -
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha Mengenal ”. Dalam Ayat tersebut
telah jelas kenyataan diciptakannya manusia berbangsa dan bergolong -golong, agar
saling mengenalnya satu dengan yang lain untuk bermasarakat yang harmonis.
Sedang kemulyaan yang diperoleh bukan karena kebangsaannya itu sendiri tetapi
hanya “ke-taqwaannya” kepada Alloh semata.
Kecintaan terhadap tempat kelahiran ( Negara) adalah suatu hal yang alami bagi setiap
manusia seperti halnya Rosululloh SAW dalam sabdanya :
ھ ھ .Artinya : “Demi Alloh, sesungguhnya engkau adalah bumi Alloh yang paling aku
cintai, seandainya yang bertempat tinggal disini tidak mengusirku, niscaya aku tidak
meninggalkannya”. Dalam hadits lain :
ی ). (.ھ ی Artinya : “Wahai Alloh, cintakanlah kota Madinah kepada kami, sebagaimana
Engkau mencintakan kota Makkah kepada kami, bahkan lebih ”. (riwayat Imam
Bukhori, Malik dan Ahmad). Sebagai Muslimin Indonesia wajar saja untuk mencintai
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 172/185
172
Negara dan Bangsanya. Yang tidak dibenarkan adalah memban ggakan disertai dengan
menganggap bangsa lain lebih rendah atau yang disebut sebagai bangsa yang
berfaham Fasis seperti bangsa Jepang yang menjajah negara-negara di Asia Timur
termasuk Indonesia pada Perang Dunia II. Sebagai Muslim walaupun mempunyai
kebangsaan tertentu, tetapi harus tetap memiliki wawasan kebangsaan dan kenegaraan
terhadap dunia secara menyeluruh. Dalam suatu syair diungkapkan :
# ی : Artinyaھ “Kalau benar asalku dari tanah #
maka semua adalah negeriku dan semua manusia keluargaku ”.
Selanjutnya sebagai seorang Muslim Indonesia seharusnya menyadari, bahwa Negara
Republik Indonesia adalah Negara terbesar jumlah penduduk Muslimnya diseluruh
dunia, sehingga peran Muslimin akan menjadi sa ngat menentukan dalam negara ybs .
Bila secara cermat dipelajari berdirinya negara RI, maka kaum Muslimin telah berdiri
dideretan terdepan dalam memandu perjuangan rakyat yang berkebangsaan I ndonesia
yang mayoritas Muslim, sehingga terujud negara yang merdeka dan berdaulat.
Oleh karenanya wajar seandainya peran kaum Muslimin dominan pula. Kondisidominan yang wajib terjadi, diupayakan dipertahankan yang selanjutnya disyukuri.
Bagaimana kenyataan yang terjadi, sebaiknya kaum Muslimin berusaha dengan
saksama dan dengan data-data yang cermat dipelajari, seberapa besar peran rakyat
Muslimin dalam perjuangan sejak pra kemerdekaan, kemerdekaan dan pasca
kemerdekaan, demikian juga dalam perjuangan fisik (pertempuran) ataupun dalam
diplomasi. Adapun peran kaum Muslimin dewasa ini belum sepadan dengan
kedudukannya yang dominan, dengan demikian sebaiknya masing-masing
mempertanyakan pada diri masing -masing, tentang peran apa dari dirinya yang
dimampui dan diperlukan masarakat apakah memang sudah mempunyai kemampuan
dan kemudian sudah diberikan kepada bangsa dan negara?
Juga sebaiknya bertanya pada diri Muslim masing -masing, apakah eksistensi masing-
masing dalam masarakat majmuk, sebagai seorang Muslim sudah merupakan orang
berperan yang diperlukan bahkan dapat menjadi teladan ataukah sebetulnya hanya
sebagai beban dan dapat mengganggu perasaan diri masarakat itu sendiri? Masing-
masing mempunyai ukuran dalam penilai an terhadap apa yang dilihat dan dirasakan.
Dalam penampilan seseorang dimas yarakat dikaitkan identitas teman bergaulnya ada
suatu syair dari Imam Adiy bin Zaid yang memberi pesan a. l :
ھ ی #ی ی ی #ی
Artinya : “Terahadap seseorang jangan menanyakan sesuatu, tapi tanyakan padakroninya # knoninyalah yang menentukan tindakannya ”.
Bila engkau memasuki suatu lingkungan, ambillah orang terbaik menjadi teman #
Dan jangan berteman dengan orang terhina, karena engkau menjadi terhina
bersamanya. Dalam syair yang lain disebutkan :
ھ ھ#ھ Artinya : “Terahadap seseorang jangan menanyakan peri -lakunya #
Diwajahnya sudah merupakan bukti yang tampak jel as”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 173/185
173
Syair bukanlah merupakan dasar atau pegangan hukum, tapi tidak ada jeleknya untuk
menyimaknya. Dalam masarakat luas dewasa ini sudah dengan secara kasat -mata
identitas ke-Musliman seseorang cukup ditonjolkan baik ditengah masarakat, bahkan
dijalan-jalan atau dimanapun, diujudkan dan dircerminkan dalam bentuk pakaian
ataupun penampilan sosok dirinya. Demikian pula gerakan -gerakan masa atau
tindakan yang dilakukan fisik dan non fisik dari komunitas Muslim masing-masing
kelompok, sehingga tidak berkelebi han bila dari menampilan tersebut masarakatmenilai kelompok-kelompok yang tampil tsb.
Bagaimana masarakat menilai merupakan hak masarakat untuk menilainya menurut
ukuran masing-masing. Bila hal itu dinilai baik yang berakibat baik, maka akan
berpengaruh baik pula pada seluruh komunitas Muslimin, tetapi bila sebaliknya, maka
mungkin juga terjadi pada yang sebaliknya. Wallo -hu A’lam. Untuk dapat mencapai
hal yang dapat diharapkan, perlu landasan berpikir dan bertindak yang mendasar ,
mulai dari hal-hal yang kasat-mata sampai hal yang hanya dapat dirasa atau direnungi
a.l :
1) Sebagai warga negara Muslim yang merupakan moyoritas hendaklah berusaha
selalu tampil dalam kedudukan terhormat dan tidak membiarkan diri untuk tidak berperan yang secara nyata pada hal yang diperlukan masarakat, bangsa dan Negara,
Firman Alloh dalam Surat an-Nisa’ (4) Ayat 95-96 :
Artinya : “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berjuang )
yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Alloh dengan
harta mereka dan jiwanya. Alloh melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta
dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka
Alloh menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Alloh melebihkan orang-orang yang
berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar (95), (yaitu) beberapa
derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. dan adalah Alloh Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (96)”. Dalam berperan prinsip dasar adalah melakukan amalan baik
(‘Amal Sholih) yang secara obyektip dapat difahami seluruh masarakat. Bahkan
amalan baik dapat pula menghapus segala kekurangan yang diperbuat seseorang.
Firman Alloh Surat Hud (11) Ayat 114 :
Artinya : “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang -orang yang ingat”.
Untuk dapat melangkah yang lebih mulus dalam masarakat, maka sebagai warga
negara yang baik perlu memahami ketentuan -ketentuan yang berlaku dalam
masarakat dan bangsa, baik itu berupa peraturan perundangan atau adat yang berlaku.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 174/185
174
Dengan memenuhi ketentuan peraturan perundangan, maka segala gerak -gerik
seseorang dalam suatu negara akan dinilai sebagai legal (sah). Yang perlu dihindarkan
adalah bila yang dilakukan hal yang sebaliknya (tid ak mengikuti peraturan), maka
akan dinilai sebagai illegal. Dalam hal adat, maka kadang-kadang tidak sepenuhnya
mengikat seseorang, kecuali keluarga seadat setempat, sehingga dapat lebih longgar.
Mana-kala seseorang atau sekelompok masarakat Muslim meras a ada sesuatu ketidak sesuaian pandangan, apalagi bila dianggap tidak sesuai dengan ajaran Suci, maka
wajiblah Muslim tersebut mengingatkan dengan cara sesuai ketentuan yang berlaku ,
yang sudah diatur dalam peraturan perundangan negara yang bagi seorang wa rga
negara tidak terkecuali Muslimpun wajib berupaya memahaminya. Alloh ber-Firman
dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 62 :
Artinya : "Aku sampaikan kepadamu amanat -amanat Tuhanku dan Aku memberi
nasehat kepadamu. dan Aku mengetahui dari Alloh apa yang tidak kamu ketahui".
Sejalan dengan itu Rosululloh SAW bersabda : :ھ ی ھی
ھ : ھ ی ھ ).(.ی
Artinya : Dari Anas bin Malik r.a dari Rosululloh SAW bersabda :”Tiga hal yangdada setiap Muslim tidak akan mendengkinya yaitu ikhlash ber’amal hanya kepadaAlloh, memberi nasehat kepada pemimpin serta tetap berada dalam jama’ahMuslimin. Maka jika mendoakan mereka, berarti kamu selalu menjaga dari belakang
mereka”.(riwayat Imam Ahmad). Insya -Alloh.
2) Meningkatkan derajat keilmuan masing -masing individu Muslim sesuai bakat dankemampuannya. Dalam tuntunan Rosululloh SAW sudah jelas kepemilikan ilmu bagi
setiap Muslim adalah wajib. Dalam hadits dari Anas r.a, riwayat Imam Ibnu Majah,
Rosululloh SAW bersabda :
.ی Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim baik pria ataupun wanita ”.
Dalam Surat Mujadalah (58) Ayat 11, Alloh ber -Firman, sbb :
Artinya : “Alloh akan meninggikan martabat orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. dan Allo h
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. Selanjutnya dalam Surat az-Zumar (39)
Ayat 9 di-Firmankan :
Artinya : “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu)
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 175/185
175
3) Menghimpun dan mengerahkan segala potensi (kekuatan) dalam menghadapi
tantangan zaman. Dalam perjalanan perkembangan zaman , maka pada setiap bangsa
atau kelompok masarakat yang lain, selalu terdapat banyak tantangan yang wajib
diatasi baik dari bidang : Pengetahuan dan Teknologi, Ekonomi, Politik, Budaya dll.
Sehingga sebagai kaum Muslimin yang merupakan bagian dari suatu bangsa yang
merdeka dan berdaulat bahkan mayoritas, wajib menghadapinya dengan cara dan
upaya mengerahkan segala potensi (kekuatan) dalam bentuk yang memadahi dandengan cara yang masuk akal, sehingga mampu memecahkan persoalan bangsa yang
timbul. Dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 60 Alloh ber-Firman :
Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapanitu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Alloh niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu
tidak akan dianiaya (dirugikan) ”.
4) Berusaha membantu terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa. Perpecahan dan
juga bentuk perselisihan dalam masarakat merupakan hal yang selalu terjadi, bahkan
susah dihindari. Namun sebagai Muslim wajib terus berusaha memb ina kesatuan dan
persatuan dimulai dari masarakat Muslim sendiri, Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-
Imron (3) Ayat 105 :
Artinya : “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang -
orang yang mendapat siksa yang berat ”.
Walaupun kenyataan ujud masarakat dan bangsa yang ada selalu dalam bentuk yang
beraneka ragam, namun dijamin kaum Muslimin adalah merupakan kelompok
masarakat bangsa yang baik, untuk itu yang perlu diciptakan adalah berlomba dalam
menciptakan keadaan yang lebih b aik. Alloh ber-Firman dalam Surat al -Baqoroh (2)
Ayat 148 :
Artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu
berada pasti Alloh akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu ”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 176/185
176
Untuk menghimpun masarakat yang beraneka pandangan tidak mu ngkin dilakukan
secara sendiri namun harus melalui kelompok yang berpandangan yang sej alan
dengan cita-cita tsb. Agar kelompok pembina dapat berjalan dengan harmonis, dipilih
diantara para anggota masarakat yang dapat diyakini i ’tikat baiknya. Untuk dapat
mengharap dipenuhinya upaya tersebut Alloh ber -Firman dalam Surat Ali-Imron (3)
Ayat 118 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti -
hentinya (menimbulkan) kemudhorotan bagimu. Mereka menyukai apa yang
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah K ami terangkankepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya ”. Untuk memahamkan arti
Ayat tersebut, Rosululloh SAW bersabda :
:ھ:ی ھ , ,ھ
ھ ی ).(.ھ
Artinya : Dari Abu Huroiroh r.a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Tidak adasatu pemimpin-pun kecuali selalu disertai dua kepercayaan, satu kepercayaan yang
menyuruh kepada yang ma’ruf d an mencegahnya dari kemunkaran, satu kepercayaan
lagi yang membuat kerusakan. Bara ng-siapa terjaga dari kejahatannya berarti dia akanterjaga. Dia termasuk orang yang dapat mengalahkannya (keburukan)”. (riwayatImam Nasa’i).
Dengan memahami isyarat-isyarat yang ada dalam Ayat dan Sabda Rosululloh SAW
tsb Insya-Alloh dapat terhimpun kesatuan dan persatuan yang diinginkan..
5) Menjauhi sifat takabur dan arogan. Sifat takabur yang menjadi sebab seseorang
menjadi arogan adalah sifat yang sangat dicela yang disabdakan Rosululloh SAW :
ھ ) ..(Artinya : “Orang yang mengingkari kebenaran dan menghina manusia”. (riwayatIbnu Mas’ud). Takabbur adalah sifat dasar yang dimiliki Iblis, seperti dalam firmanAlloh Surat al-Baqoroh (2) Ayat 34 :
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami (Alloh) berfirman kepada para malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 177/185
177
Arogansi golongan pernah dimiliki sebagian kaum Muslimin yang telah membawa
petaka pada perang Hunain zaman Nabi SAW diceritakan dala al -Quran Surat at-
Taubah (9) Ayat 25 :
Artinya : “Sesungguhnya Alloh Telah menolong kamu (hai para mukminin) di
medan peperangan yang banyak, dan (Ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu
kamu menjadi congkak, karena banyaknya jumlah (mu), m aka jumlah yang banyak
itu tidak memberi manfaat kepadamu sedi kitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa
sempit olehmu. Kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai -berai”.
Untuk itu perlu dihindari untuk saling mengecam yang hakikatnya kemungkinan yang
dikecam yang justru lebih baik, seperti Firman Alloh Surat al -Hujurot (49) Ayat 11 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki -laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang dit ertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik ”.
Sifat mudah memuji atau mengecam kadang -kadang mudah dilakukan kepada
seseorang dikarenakan pandangan fa natik kepada seseorang dalam penilaian atas baik
atau buruknya. Dalam Syair disebut :
ی ی #ی ی ی
Artinya : Dan mata keridloan gelap tidak dapat melihat cacat #
Sebagaimana mata kebencian hanya melihat yang buruk saja .
Namun setiap Muslim menyadari, bahwa melihat sesuatu secara obyektip adalah
mutlak dilakukan, sedang bagi seseorang yang berilmu, maka sesungguhnya ilmu
yang dianugerahkan oleh Alloh kepada hambanya hanyalah sangat sedikit dan yakin
bahwa diatas setiap manusia masih ada yang Maha T ahu. Firman Alloh dalam Surat
Isro’ (17) Ayat 85 :
Artinya : “........dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". Kemudian
dalam Surat Yusuf (12) Ayat 76 :
Artinya : “.......dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang
Maha Mengetahui”. Wallo-hu A’lam.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 178/185
178
49. Menjaga Kelestarian AlamManusia sejak awal diciptakan Alloh SWT ad alah sebagai makhluq yang bertugas
menjadi "Kholifah" (yang diberi kuasa) dibumi, seperti dalam Firman -Nya pada
Surat Al-Baqoroh (2) Ayat 30 :
Artinya : "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dengan kedudukan manusia yang
sangat penting tersebut, maka berkewajibanlah baginya untuk memahami keberadaan
alam, terutama bumi diamana mereka berada seperti Firman Alloh Surat al -Qo-f (50)Ayat 6-7 :
Artinya : "Maka apakah mereka tidak melihat ak an langit yang ada di atas mereka,
bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai
retak-retak sedikitpun ? (6) Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya
gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala m acam tanamanyang indah dipandang mata (7)". Untuk kehidupan makhluq dibumi ditumbuhkan
berbagai tanaman untuk memberi makan dan kebutuhan lain seperti dalam Surat tsb
Ayat 9-11, sbb :
Artinya : Dan kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam (9), Danpohon kurma yang tinggi -tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun - susun (10),
Untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan kami hidupkan dengan air itu
tanah yang mati (kering). seperti Itulah terjadinya kebangkitan (11). Lebih tegas lagi
untuk memeliharanya, Firman Alloh Surat Ash -Shod (38) Ayat 27 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 179/185
179
Artinya : "Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang -orang kafir, Maka
celakalah orang-orang kafir itu Karena mereka akan masuk neraka ". Sedang alam
sendiri berjalan dalam keadaan yang selalu serasi, seperti halnya dalam penciptaan
manusia dalam keadaan sempurna dan serasi dalam Fiman -Nya Surat al-A'la (82)
Ayat 7 :
Artinya : "Yang Telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang",
Kenyataan yang terjadi adalah banyak hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan,
yaitu terjadi berbagai kerusakan yang memang karena ulah tangan manusia sendiri
seperti Firman Allo dalam Surat Ar-Ruum (30) Ayat 41 :
Artinya : "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perb uatan
tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) ". Dalam hal ini Alloh
selalu memesankan kepada manusia untuk tidak merusakkan sesuatu apalagi setelah
dibangun dengan Firman-Nya pada Surat al-A'rof (7) Ayat 56 :
Artinya : "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada -Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik". Hal tsb dapat terjadi mana-kala ada manusia yang
meras serba cukup, sehingga melampaui batas seper Firman Alloh Surat al -'Alaq (96)
Ayat 6-7, sbb :
Artinya : Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar -benar melampaui batas (6),
Karena dia melihat dirinya serba cukup (7).
Namun tidak sedikit manusia yang dengan lapang dada memelihara lingkungan sesuai
tuntunan Agama, terutama bagi yang telah menyadari fungsi kehidupan mereka sesuai
tuntunan seperti yang diajarkan dalam Syari'at. Sebagai contoh seperti peta ni dengan
tanaman yang dipeliharanya sekalian memberi makan bagi hewan disekitarnya dan
merupakan Shodaqoh, yang dalam sabda Rosululloh SAW :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 180/185
180
ھ ھ ھ ی ھ ھ ھ ی ھ ھ ھ
ھ ).(.ی Artinya : “Tidaklah seorang Muslim -pun menanam sebatang tanaman kecuali apa
yang ia makan untuk dirinya merupakan Shodaqoh, apa yang dicuri dari tanaman itu
maka baginya merupakan Shodaqoh, apa yang dimakan binatang buas dari tanamanitu, maka baginya Shodaqoh, dan apa yang dimakan burung darin ya, maka baginya
juga Shodaqoh. Dan tak seorang -pun yang dapat terperciki sedikit saja dari hasil
tanamannya, kecuali baginya (Muslim tsb) juga Shodaqoh. (riwayat Imam Muslim).
Wallo-hu A'lam.
50. Jihad fi Sabilillah dan Ijtihad
“Jihad fi Sabilillah” atau berjuang dijalan Alloh untuk menegakkan Kalimah Alloh
adalah kewajiban setiap Muslim. Untuk itu, dalam menjalani hidup bermasarakat dan
bergaul, maka seorang Muslim agar tetap memiliki dasar berpikir dan bertindak yang
selalu meng-amalkan prinsip Jihad dan dalam mencapai kebenaran wajib didasarkanpada ketentuan yang benar yang dapat diperoleh dengan jalan ber-Ijtihad
Kalimat “Jihad” telah diuraikan sebelumnya adalah berasal dari kalimat “Jahada -
Jahdan” artinya berusaha dengan sungguh -sungguh (berjuang). Ada pula yang
mengartikan “Jahada” dengan arti “memberi beban yang berat”, sedang “Jahida” berarti “sukar atau sulit”, sehingga “Jihad” adalah perjuangan yang berat serta tidak sedikit kesulitannya namun wajib dilakukan dengan sungguh -sungguh, sedang arti fi-
Sabillah adalah dijalan Alloh . Sedangkan kalimat “Ijtihad” yang serumpun pula
dengan kalimat Jihad yang mempunyai arti bersungguh -sungguh dalam berfikir untuk
dapat menyimpulkan rumus, yang dalam Ilmu Ushul oleh ‘Ulama didefinisikan
sebagai :ی ی ھ
.Artinya : “Ijtihad adalah berkonsentrasi dalam akal pikiran (secara sungguh -
sungguh) dalam mendapatkan huk um Syara’ dengan cara mengambil kesimpukanberdasar dalil dalam Quran dan Hadits ”.
“Jihad” yang merupakan ‘amalan wajib bagi setiap Muslim di -Firmankan Alloh, a. l
dalam Surat al-Hajj (22) Ayat 78 :
Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar -
benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali -kali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan”. Selain Ayat tersebut masih banyak Ayat lain yang
menguraikan Jihad, yang merurut ‘Ulama ada empat puluh Ayat. Kewajiban Jihad
bagi kaum Muslimin telah memberikan tujuan yang tingi lagi mulia baik dalam hidup
ataupun berkehidupanny, yaitu : menegakkan Kalimat Suci, men egakkan keadilan,
amar ma’ruf dan nahi mungkar serta melindungi dan menolong orang yang lemah dan
menderita. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 110 :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 181/185
181
Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang -orang yang fasik ”.
Kalimat Jihad tsb diatas mengandung ma ’na sebagai ujian atau cobaan yang berat
untuk menunjukkan kualitas seseorang, Surat Ali -Imron (3) Ayat 142 menyebutkan :
Artinya : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surg a, padahal belum
nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang -orangyang sabar”. Dalam menjalankan Jihad kaum Muslimin dituntut untuk senantiasa
shabar. Termasuk didalamnya mengeluark an hartanya. Dalam Surat at -Taubah (9)
Ayat 79, di-Firmankan :
Artinya : “ (orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang
mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang -orang yang
tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Alloh akan membalas penghinaan mereka itu,
dan untuk mereka azab yang pedih ”.
Godaan untuk ber-Jihad bagi seorang Muslim adalah sangat banyak, sehingga pilihan
berJihad adalah wajib diutamakan. Dalam Surat at -Taubah (9) Ayat 24 di-Firmankan :
Artinya : “Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kam u
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, ad alah lebih kamu cintai
dari Alloh dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Alloh
mendatangkan Keputusan Nya". dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang -
orang yang fasik ”. Namun betapun berat bagi seorang Muslim untuk ber -Jihad, Alloh
akan menunjukkan jalan keluarnya. Dalam Surat al -Ankabut (29) Ayat 69, sbb :
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 182/185
182
Artinya : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar -
benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan -jalan kami. dan Sesungguhnya Alloh
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik ”. Insya-Alloh.
“Ijtihad” yang berarti bersungguh-sungguh dalam berfikir dan berkonsentrasi untuk merumuskan tindakan dalam amalan (berjihad), berdasar al-Quran dan Hadits wajib
dilakukan, karena Jihad bukan kepentingan seseorang atau kelompok tetapi Perintah
Agama. Untuk melakukan proses penentuan hukum, Rosululloh SAW bersabda :
ھ ی ,: ی :.ھ :ی
:ھ .ھ ی ھ :ھ :.ی ھ
) .(.ھ
Artinya : “Dari beberapa orang dari sahabat Mu ’adz dari Rosulullohi SAW dikalabeliau mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda : ”Bagaimana engkau memutus
hukum ?” Ia menjawab :”Aku akan menghukum dengan apa yang terdapat dalam
kitab Alloh”. Beliau bersabda :”Apabila tidak terdapat dalam Kitab Alloh? ”. Ia
menjawab :”Maka dengan Sunnah Rosululloh SAW ”. Beliau bersabda :”Apabila tidak
ada dalam Sunnah Rosululloh? ”. Ia menjawab : ”Aku akan berijtihad dengan
pikirannku”. Beliau bersabda :”Segala Puji bagi Alloh yang telah memberi Taufiq
kepada utusan Rosululloh SAW ”. (riwayat Imam Tirmidzi).
Dalam Hadits lain :
ھ ھ :ی
ھ ھ ھ .ھ ). (Artinya :”Dari ‘Amr ibn ‘Ash bahwasanya ia pernah mendengar R osululloh SAW
bersabda : ”Apabila seorang hakim menghukumi, lalu ia ber -Ijtihad dan benar dalam
Ijtihadnya, maka ia mendapat dua pahala; dan apabila ia menghukumi, lalu ber -Ijtihad
dan salah Ijtihadnya, maka ia akan mendapat satu pahala. (riwayat ImamTirmidzi).
Hanya-saja untuk melakukan suatu Ijtihad tidaklah setiap orang Mu slim wajib
melakukan sendiri-sendiri, karena sesuai ketentuan atau Kaidah ilmu usul ada sarat -
sarat tertentu yang wajib dimiliki oleh orang yang ber-ijtihad (Mujtahid). Berpegang
teguhnya pada al-Quran dan hadits ditulis dalam syair oleh ‘Ulama a.l :
# ھ ی ی ی ھ #:ی ی ی
Artinya : “Tiap-tiap ilmu, lain dari al-Quran, hanyalah membuang tempo belaka #
Kecuali Ilmu Hadits dan Fiqh dalam hal agama , Yang ilmu adalah yang memakai
dasar “haddatsana” # lain dari itu adalah was-was syaithon belaka”.Wallo-hu A’lam.
Bagi Muslim yang awam yang tidak memiliki kemampuan ber-ijtihad wajiblah
menanyakan hal-hal yang tidak difahami kepada seseorang yang berpredikat Mujtahid
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 183/185
183
yang dalam al-Quran disebut sebagai Ahli-dzikir. Hal itu semata-mata menjaga
kesucian hukum agar tidak tercemar nafsu yang menyimpang dari kebenaran. Dalam
Surat al-Anbiyak (21) Ayat 7 Alloh ber-Firman :
Artinya : “....... Maka tanyakanlah olehmu kepada orang -orang yang berilmu, jika
kamu tiada Mengetahui”.
Didalam berpendirian, maka seorang Muslim harus selalu teguh dalam melaksanakan
kebenaran. Dalam suatu syair disebutkan :
ی ھ #ی ی ی Artinya : “Teguhlah pada pendapatmu didalam hidup itu dan berjuanglah #
Karena sesungguhnya hidup itu ialah aqidah dan jihad ”.
Dalam keteguhan kadang-kadang harus sabar, karena dalam masarakat selalu terdapat
orang yang sefaham dan tidak sefaham dengan kita, yang dalam suatu syair
diungkapkan :
ھ #ی ی Artinya : “Manusia tidaklah dapat diharapkan akan sepakat hatinya semua #
Pasti ada yang memuji engkau dan mencela ”.
Wallo-hu A’lam.
P E N U T U P
Alhamdulillah naskah ini telah te rsusun kembali dengan beberapa koreksi dari
penerbitan pertama, Insya-Alloh lebih sempurna. Namun kami tetap menyadari
terbatasnya pengetahuan penyusun, maka mudah -mudahan dapat mendapat koreksilebih lanjut disana-sini, sehingga menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi yang
membaca.
,ی ی ھ ھ ی
.ی ,ی ,ی
ھ .ی .ی
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 184/185
184
Daftar Pustaka :Al-Quran al-Karim
Tafsir al-Quran : A. Hasan, Tafsir “Al-Furqon”, Persatuan Islam Bangil 1406 H. Abu Muhammad Ma’muri, Imam Ghozali bin Hasan Ustadz , Tafsir “Al-Quran Wa Sunnatu
Sayyidil A-nam”, Al-Ma’muriyah, Solo 1936. Al-Maroghi , Ahamad Mustafa, Tafsir “Al -Maroghi”, Mustafa al-Babi al-Halabi Mesir.
HAMKA, Prof. DR , Tafsir “Al-Azhar”, Pustaka Panjimas, Jakarta 1982.Ibnu Katsir , Abu al-Fida I, Tafsir “Al-Quran al-‘Adhim”, Isa al-Babi al-Halabi Mesir.
Quraish Shihab, Prof. DR. M , Tafsir “Al-Mishbah”, Lentera Hati, Jakarta 1999.Quthb, Sayyid . “Fi Zhilal al-Quran”, Dar al-Syuruq, Kairo-Beirut, 1978.
Al-Hadits Al-Bukhori, Ibnu Abdillah , “Shohih al-Bukhori”, Dar wa Matabi’ al-Sya’b, Kairo.Muslim, Abu Hasan , “Shohih Muslim”, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut.
Pustaka lain Abduh, Muhammad Syeh , “Risalah at-Tauhid” (Terjemah), Bulan Bintang, Jakarta 1979. Abdul Baqi Ramdhun , “Al-Jihad Sabiluna”, Pustaka Al -‘Alaq, Solo 1990. Abu Muhammad Ma’muri, Imam Ghozali bin Hasan Ustadz , “Kitab Al-Imamah”, Al-Ma’muriyah, Solo 1968.
------------”-------------------, “At-Tijan fi Syu’ab al-Iman”, Al-Ma’muriyah Solo 1968.------------”-------------------, “Al-Islam wal-Muslim”, Al-Ma’muriyah Solo 1968.
Akhdlori, Imam, “Ilmu Balaghoh” (Tarjamah Jau har maknun), Al-Ma’arif Bandung1979.
Al-Asyqolani, Al-Hafidh Ibnu Hajar, ”Bulugh al-Marom” min Adillah al-Ahkam
(Terjemah), Al-Ma’arif , Bandung 1978.
Al-Ghozali, Abu Hamid , “Ihya’ Ulum ad-Din”, Dar al-Fikr, Beirut 1975.
Amanah, Dra. H. St , “Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir”, CV. Asyifa, Semarang1991.
Al-Hamdani, H.S.A , “Risalah Nikah”, Pustaka Amani, Jakarta 1989. An-Nawawi Al-Banteniy , “Nasho-ihul ‘Ibad” (Terjemah), Menara Kudus, Kudus 1983. An-Nawawy, Imam Abu Zakariya bin Syarof , “Riadhus-Sholihin” (Terjemah), Al-Ma’arif Bandung 1978.
An-Nawawi, Syeih Muhyiddin Abi Zakaria, Yahya Ibnu Syorof “Al-Adzkar” (Terjemah),Al-Ma’arif Bandung 1984.Haekal, Dr. Muhammad Husein PhD , “Hayat Muhammad” (Terjemah), PT Dunia
Pustaka, 1984.HAMKA, Prof. DR, “Tasauf Modern”, Djaja Murni, Jakarta. 1970.Hanafi, A. MA , “Usul Fiqh”, Penerbit Widjaya, Jakarta, 1987.Ibnu Rusyd , “Bidayatul-Mujtahid” (Terjemah), Pustaka Amani, Jakarta 1995.Latif Osman, A. “Ringkasan Sejarah Islam”, Penerbit Widjaya, Jakarta 1992.Nashih Ulwan, Dr. Abdullah , “Tarbiyatu l-Aulad fi l-Islam” (Terjemah), CV Asy -Sifa’Semarang 1993.
Munawir Sadzali, H. MA , “Islam dan Tata Negara”, Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta 1990.
Natsir, M , “Capita Selecta”, Bulan -Bintang, Jakarta 1973.
7/14/2019 Risalah Mujahadah
http://slidepdf.com/reader/full/risalah-mujahadah 185/185
185
Qardawi,, Prof Dr. Yusuf, “Fiqhuz-Zakat” (Terjemah), PT Letera Antar Nusa, Jakarta1991
Qardawi,, Prof Dr. Yusuf, “Fi-Fiqhil Aulawiyat” (Terjemah), Robbani Press, Jakarta
1996.
Quraish Shihab, Prof. DR. M , “Membumikan Al-Quran”, Penerbit Mizan, Bandung
1994.
------------”------------------, “Wawasan Al-Quran”, Penerbit Mizan, Bandung 1997.Sayid Sabiq , “Al-‘Aqaid Al-Islamiyyah” (Terjemah), CV Diponegoro, Bandung 1978.Shalahuddin Sanusi, KH , “Integrasi Ummat Islam”, Penerbit Iqamatuddin, Bandung1987.
------------------, “Insiklopedi Islam”, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta 1994.------------------, “Insiklopedi Al-Quran”, PT Kharisma Ilmu, Jakarta 2005.------------------, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, 1945.
------------------, Undang-Undang Republik Indonesia no. 1 Tahun 1974, Tentang
Perkawinan.