1. kebebasan 5:12 baiklah mereka yang menghasut kamu itu

30
Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 1 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 2 1. KEBEBASAN Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci mengenai kebebasan. Memahami gagasan pokok kebebasan secara tepat. Menghubungkan kebebasan dengan hidup menggereja. Menerapkan kebebasan secara bertanggung-jawab. B. Inspirasi Kitab Suci: Kemerdekaan Kristen (Galatia 5:1-15) 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang- halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? 5:8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. 5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 5:10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. 5:11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. 5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. C. Gagasan Pokok Kebebasan: Apakah kebebasan itu? Seringkali manusia menyatakan kebebasannya dengan suatu kondisi yang tidak dipengaruhi oleh apapun. Bebas, tidak ada paksaan, tidak ada kekangan. Apakah benar demikian? Memang sepertinya benar. Kalau seseorang itu dinyatakan bebas maka dia sesungguhnya boleh melakukan apapun yang dia inginkan tanpa ada paksaan oleh siapapun. Tetapi kalau direnungkan lebih mendalam, sesungguhnya kebebasan itu juga tidak mutlak bebas. Kebebasan yang sejati sebenarnya ada dalam keterikatan. Kebebasan adalah keterikatan. Apakah maksudnya? Ini dikarenakan kebebasan mutlak tidaklah mungkin dilakukan. Kenapa bisa demikian? 1. Kebebasan tidak berarti kita bisa semaunya melakukan yang kita lakukan. Misalnya anda bertekad dengan kebebasan mutlak, mau membunuh satu orang setiap harinya. Apakah kebebasan itu diperbolehkan? 2. Kebebasan satu orang diperhadapkan dengan kebebasan orang lainnya. Tidaklah mungkin satu orang bisa melakukan sesuatu dengan bebasnya kepada orang lain, karena apa yang dia lakukan, orang lainpun boleh melakukan hal yang sama. Disini kebebasan bisa “bersinggungan atau bertubrukan” dengan kebebasan orang lain. 3. Kebebasan merupakan suatu tanggung-jawab kepada Allah yang memiliki sumber asali dari kebebasan tersebut. Sehingga setiap tingkah laku “bebas” manusia itu haruslah bertanggung-jawab kepada Allah yang empunya sumber kebebasan sejati. Kalau demikian, bagaimanakah sesungguhnya kebebasan itu?

Upload: others

Post on 20-Feb-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 1 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 2

1. KEBEBASAN Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci mengenai kebebasan. Memahami gagasan pokok kebebasan secara tepat. Menghubungkan kebebasan dengan hidup menggereja. Menerapkan kebebasan secara bertanggung-jawab. B. Inspirasi Kitab Suci: Kemerdekaan Kristen (Galatia 5:1-15) 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? 5:8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. 5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 5:10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. 5:11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi.

5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. 5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. C. Gagasan Pokok Kebebasan: Apakah kebebasan itu? Seringkali manusia menyatakan kebebasannya dengan suatu kondisi yang tidak dipengaruhi oleh apapun. Bebas, tidak ada paksaan, tidak ada kekangan. Apakah benar demikian? Memang sepertinya benar. Kalau seseorang itu dinyatakan bebas maka dia sesungguhnya boleh melakukan apapun yang dia inginkan tanpa ada paksaan oleh siapapun. Tetapi kalau direnungkan lebih mendalam, sesungguhnya kebebasan itu juga tidak mutlak bebas. Kebebasan yang sejati sebenarnya ada dalam keterikatan. Kebebasan adalah keterikatan. Apakah maksudnya? Ini dikarenakan kebebasan mutlak tidaklah mungkin dilakukan. Kenapa bisa demikian? 1. Kebebasan tidak berarti kita bisa semaunya melakukan yang kita lakukan. Misalnya anda bertekad dengan kebebasan mutlak, mau membunuh satu orang setiap harinya. Apakah kebebasan itu diperbolehkan? 2. Kebebasan satu orang diperhadapkan dengan kebebasan orang lainnya. Tidaklah mungkin satu orang bisa melakukan sesuatu dengan bebasnya kepada orang lain, karena apa yang dia lakukan, orang lainpun boleh melakukan hal yang sama. Disini kebebasan bisa “bersinggungan atau bertubrukan” dengan kebebasan orang lain. 3. Kebebasan merupakan suatu tanggung-jawab kepada Allah yang memiliki sumber asali dari kebebasan tersebut. Sehingga setiap tingkah laku “bebas” manusia itu haruslah bertanggung-jawab kepada Allah yang empunya sumber kebebasan sejati. Kalau demikian, bagaimanakah sesungguhnya kebebasan itu?

Page 2: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 3 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 4

Kebebasan sejati terjadi kalau anda “mengikatkan diri” dalam pagar-pagar aturan, kasih dan keadilan Allah. Allahlah yang menjadi tolak ukur anda untuk melakukan kebebasan yang Allah berikan kepada anda. Kebebasan andapun pada akhirnya diminta pertangung-jawab dari Allah. Apa maksudnya? Pahamilah siapakah Allah itu. Apakah Allah merupakan sumber kejahatan? Apakah Allah memiliki sifat iri, dengki dan sebagainya? Tidak saudaraku. Tidak ada kejahatan dalam diri Allah, yang ada ialah kebaikan. Karena itulah kebebasan harus ditempatkan pada sifat ilahi Allah itu sendiri. Misalnya, Allah adalah Kasih. Maka anda bebas melakukan tindakan kasih kepada siapapun juga. Anda boleh mengasihi dengan siapapun yang anda inginkan. Ini tidak akan bersinggungan atau bertubrukan dengan kebebasan orang lain. Allah adalah maha pemurah…, maka anda bebas mencerminkan kemurah-hatian diri anda kepada siapapun yang anda inginkan. Ini artinya kebebasan adalah keterikatan dalam pagar-pagar sifat ilahi Allah itu sendiri. Seringkali manusia salah mengartikan kebebasan. Misalnya, saya bebas untuk merokok. Apakah betul? Memang merokok merupakan kebebasan anda, tapi ingatlah, orang lain juga punya kebebasan untuk menghirup udara bersih yang bebas polusi asap rokok. Demikian dengan contoh-contoh lainnya yang demikian banyak bisa anda berikan. Dunia ini akan bersinar terang, kalau masing-masing umat manusia mempergunakan kebebasan mereka dengan benar. Kalau anda coba renungkan lebih mendalam lagi, penggunaan kebebasan itu akan berakibatkan pada 2 keterikatan. Pertama, kalau anda menggunakan kebebasan pada pagar-pagar sifat ilahi Allah, maka kebebasan anda tetap menjadi kebebasan. Tetapi ketika anda sudah mempergunakan kebebasan anda untuk satu tindakan yang kurang benar…, maka anda sudah terikat pada hal kurang benar yang anda lakukan tersebut. D. Kebebasan dan Hidup Menggereja

Liturgi: Doa memang bersifat pribadi, tetapi ada doa-doa yang diadakan Gereja misalnya Puji Syukur. Kita pakai doa-doa itu untuk menimba

kerohanian kita. Sikap-sikap liturgy di Gereja juga harus kita hayati secara khusuk.

Persekutuan: Hidup doa memang bebas di mana-mana dan bisa dilakukan setiap saat, namun bersekutu dalam doa dalam doa bersama di keluarga, sekolah, lingkungan, dan paroki merupakan tindakan yang wajib.

Pewartaan: Kita diajak untuk mewartakan kebebasan dengan cara berperilaku bebas ketika memang tidak ada peraturan yang mengikat, tetapi dapat mempertanggungjawabkan kebebasan itu secara moral.

Pelayanan: Kita coba untuk melakukan tindakan-tindakan yang bisa membebaskan orang lain dan orang lain merasa terbebaskan dari belenggu sakit, penyakit, penghiburan dalam kesusahan dll.

Kesaksian: Mencoba untuk menunjukkan diri sebagai pribadi yang ada perubahan kea rah yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya sehingga perubahan kita menular kepada orang-orang di sekitar kita.

Page 3: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 5 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 6

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema: ………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………….

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Sharing 1. Mensharingkan pengalaman melakukan kebebasan yang bertanggung jawab, akibat tindakan, dan pesan. 2. Mensharingkan pengalaman melakukan kebebasan yang tidak bertanggung jawab, akibat tindakan, dan pesan. Doa Penutup. Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

Page 4: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 7 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 8

2. MENERIMA DIRI Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci mengenai menerima diri. Memahami gagasan pokok menerima diri secara tepat. Menghubungkan tema menerima diri dengan hidup menggereja. Menjadi pribadi yang menerima diri sesuai keadaannya sehingga dapat bersosialisasi dengan wajar di mana pun berada. B. Inspirasi Kitab Suci: Roma 12:1-21, Hidup oleh Roh 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. 12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, 12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. 12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. 12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. 12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! 12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! 12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Page 5: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 9 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 10

C. Gagasan Pokok Menerima Diri: Menurut Paulus Roma 12 Bila kita perhatikan struktur Roma 12, kita dapat menemukan 3 bagian yang merupakan pokok pembicaraan rasul Paulus: 1. hubungan orang kristen dengan Tuhan (1-2) 2. hubungan orang kristen dengan/di dalam Gereja (3-13) 3. hubungan orang kristen dengan orang/dunia luar (14-21)

Ayat 3 Paulus menegaskan bahwa hubungan orang kristen dengan/di dalam gereja harus didasarkan kepada pemahaman mengenai nilai diri/citra diri yang benar. Pertama, orang kristen harus menilai dirinya sendiri berdasarkan terang pembaharuan pikiran rohaniah sehingga terhindar dari sikap yang salah mengevaluasi atau menilai diri sendiri dan orang lain berdasarkan hal-hal yang bersifat lahiriah. Kedua, orang kristen di dalam gereja memiliki karunia-karunia rohani yang berbeda-beda (cf. 4-13) dan tidak ada seorang pun yang memiliki semua karunia sekaligus . Karena itu, setiap orang di dalamnya harus menilai dan mengevaluasi dirinya berdasarkan kontribusinya bagi gereja melalui karunia yang ia miliki dan bukan justru mengevaluasi atau menilai dirinya berdasarkan kontribusi dari karunia/talenta orang lain.

Dan untuk dapat memiliki nilai diri yang benar, terlebih dahulu harus ada pembaharuan dalam berpikir. Pada ayat sebelumnya (ayat 2): terj. LAI ‘Berubahlah oleh pembaharuan budi’ – teks asli yang diterjemahkan KJV/NKJV: ‘renewal of your mind’ artinya berubahlah dalam pembaharuan pikiran. Apa artinya pembaharuan pikiran? Pembaharuan pikiran berarti perubahan dalam pola-pola/konsep-konsep berpikir yang lama, dari cara berpikir manusia lama, dari pola pikir kuno yang bersifat duniawi yang justru menghalangi pembaharuan pikiran yang sesuai dengan iman dan ajaran kitab Suci. Dalam bentuk kalimat teks aslinya, pembaharuan pikiran ini merupakan sebuah proses yang terus-menerus yang harus kita lakukan untuk membersihkan cara berpikir kita dari pengaruh cara-cara berpikir duniawi sehingga kehidupan percaya kita tidak salah arah dan makin hari makin murni seturut kehendak Allah. Pembaharuan pikiran akan menghasilkan 2 akibat positif yang membangun:

Mengenal diri dengan benar Paulus katakan, “Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih

tinggi daripada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa…” Orang percaya yang benar-benar telah mengalami pembaharuan pikiran yang benar mengenai dirinya akan mampu mengenal diri dengan benar. Pertama-tama, ia sadar sesadar-sadarnya bahwa ia adalah orang berdosa (Roma 3:23). Ia sadar bahwa citra diri/nilai diri sebagai imago Dei sudah rusak akibat dosa. Ia sadar bahwa ia berada dalam posisi Total Inability dan tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan Tuhan untuk hidup seperti yang Tuhan kehendaki. Ia sadar bahwa dirinya dihadapan Tuhan tidaklah lebih baik dari orang lain. Selanjutnya, seorang yang mengenal dirinya sendiri akan sungguh menyadari bahwa ia adalah penerima anugerah (Efesus 2:10 – ‘buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus…’). Bila hidupnya sekarang bisa punya nilai, punya makna, punya harga itu adalah oleh karena Kristus telah menebus dirinya dari kebinasaan kepada kehidupan dan pengharapan kekal kepada Allah, oleh karena Kristus telah memulihkan citra diri ilahi/ imago Dei yang telah rusak itu kembali di dalam dirinya. 2. Menerima diri dengan benar

Apa artinya ‘menurut ukuran iman’ dalam konteks pasal 12 ini? Roma 12 ini: 1. keyakinan / kepercayaan kita kepada Allah 2. derajat pengetahuan kita tentang Allah 3. karunia rohani yang Tuhan berikan

Di dalam Gereja berkaitan dengan peran kita masing-masing di dalam tubuh Kristus: setiap kita memberi kontribusi bagi pekerjaan Tuhan sesuai karunia/talenta yang Tuhan berikan kepada kita. Kita harus belajar menghargai dan mengakui kenyataan bahwa Tuhan memberi kita anugerah sesuai dengan ukuran iman kita, apa adanya kita. Kita belajar mensyukuri dan puas dengan anugerah Tuhan bagi gereja kita. Ilustrasi: kodok ingin menjadi lembu akhirnya…. Meledak!

Dalam keluarga: lakukan terobosan dalam terang Tuhan. Apa yang Tuhan perintahkan berkaitan dengan kehidupan RT dan keluarga kita aplikasikan. Itu yang akan memberkati dan menjauhkan pergumulan-pergumulan yang tidak perlu terjadi dalam RT kita.

Page 6: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 11 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 12

Dalam bisnis/pekerjaan juga demikian. Kita menilai kemampuan kita bukan lagi sekedar pada hasilnya melainkan juga pada setiap proses di dalam melakukan bisnis dan pekerjaan kita. Orang yang tidak dapat menerima diri akhirnya menghalalkan segala cara. Bisnis dan pekerjaan dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai Kitab Suci, mungkin bisa sukses, berhasil, untung besar. Tetapi, apa gunanya bila untuk meraihnya harus mengorbankan nilai-nilai Kitab Suci?! D. Menerima diri dan Hidup Menggereja

Liturgi: Mengucap syukur atas keadaan diri dan membawa semua keadaan itu dalam perayaan ekaristi.

Persekutuan: Tidak malu menunjukkan diri sebagai pribadi yang dikasihi Allah dengan percaya diri ikut dalam kelompok-kelompok kegiatan positif yang kita minati.

Pewartaan: Membaca Kitab Suci dan mengenai penerimaan diri dan berusaha mewartakan isinya kepada orang-orang yang kita jumpai sehari-hari.

Pelayanan: Melayani sesama sesuai kelebihan yang kita miliki.

Kesaksian: Memiliki pengalaman mengunjungi panti asuhan atau wisma orang cacat untuk mengajak mereka mensyukuri karunia Tuhan.

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Page 7: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 13 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 14

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Sharing 1. Mensharingkan pengalaman menerima diri , akibat tindakan, dan pesan. 2. Mensharingkan pengalaman tidak menerima diri, akibat tindakan, dan pesan. Doa Penutup. Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

3. MEMBERI DAN MENERIMA Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci memberi dan menerima. Memahami gagasan pokok memberi dan menerima secara tepat. Menghubungkan tema memberi dan menerimai dengan hidup menggereja. Memiliki kebiasaan memberi dari apa yang dimiliki dan menerima sesuatu yang diberikan dengan penuh syukur. B. Inspirasi Kitab Suci: Markus 4:3-20, Perumpamaan Seorang Penabur 4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." 4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. 4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."

Page 8: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 15 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 16

4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 4:14 Penabur itu menaburkan firman. 4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat." C. Gagasan Pokok Memberi dan Menerima: Benih yang tidak bertumbuh

Apakah menggunakan ayat ini untuk mengajak jemaat memberikan lebih dengan menawarkan mimpi mendapatkan lebih banyak tanpa menyebutkan kebenaran yang lain sesuai dengan konteks sebenarnya dari ayat ini? Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus melihat arti dari perumpamaan tersebut. Ayat-ayat di atas hanyalah ilustrasi yang diberikan Tuhan Yesus. Jadi, untuk mengerti arti sesungguhnya dari apa yang dikatakan Tuhan Yesus, kita harus melihat dengan teliti arti sebenarnya perumpamaan tersebut.

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan firman. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka

yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekhawatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuk menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang 30 kali, 60 kali, bahkan 100 kali ganda." (Markus 4:13-20)

Tuhan Yesus menjelaskan kepada para murid tentang arti perumpamaan di atas. Dia menjelaskan bahwa benih yang ditabur tersebut adalah firman Tuhan. Ada beberapa penafsiran yang mengatakan bahwa benih ini bisa berupa hal-hal lain. Apa yang membuat benih tersebut tidak bisa bertumbuh dan menghasilkan banyak buah? Ada tiga hal yang membuat semua benih tidak bisa bertumbuh, yaitu kekkhawatiran dunia, tipu daya kekayaan, dan keinginan akan hal-hal yang lain. Dari tiga hal tersebut saya akan membaginya menjadi 2, yaitu tidak khawatir dan tidak menginginkan hal-hal lain. 1. Jangan menabur disertai dengan kekhawatiran dunia Kekhawatiran timbul karena adanya ketakutan tidak mendapat apa yang diharapkan. Jika seseorang membeli sebidang tanah dan dia berharap tanah tersebut akan menjadi 2 kali lipat dalam waktu 2 tahun, dia akan menjadi khawatir bila sampai 18 bulan ternyata harga tanah tersebut belum mencapai 1,5 kali harga belinya. Mengapa dia khawatir? Karena harapannya tampaknya sulit terpenuhi. Mengapa umat Tuhan khawatir ketika memberikan sesuatu kepada-Nya? Mereka khawatir tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tuhan tahu yang terbaik dalam hidup kita. Oleh karena itu, jangan memunyai pikiran "saya harus mendapat 100 kali lipat dari persembahan yang saya berikan". Pikiran seperti ini membuat orang kuatir. Mengapa? Karena dia takut ternyata keinginannya untuk mendapatkan 100 kali dari yang dia berikan tidak terwujud. Ketika yang diinginkan tidak kunjung dia terima, dia akan semakin khawatir. Akhirnya, dia marah kepada Tuhan karena tidak

Page 9: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 17 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 18

memberikan sesuatu sesuai dengan harapannya. Jika Tuhan menganggap buah kita hanya 2 kali lipat, kita harus meyakini bahwa inilah yang terbaik bagi kita. Dia tahu yang terbaik bagi kita lebih daripada diri kita sendiri. Jangan pernah memberikan dengan kekhawatiran tidak akan mendapatkan buah dari Tuhan. Tuhan pasti akan memberikan buah yang jumlahnya sesuai dengan rencana-Nya bagi kita. Ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi dalam hidup kita. 2. Jangan menabur disertai dengan keinginan akan hal yang lain Apakah yang seharusnya umat Tuhan inginkan? Setiap umat Tuhan seharusnya ingin memuliakan Tuhan dan bukannya memuliakan diri sendiri. Ketika seseorang menabur apa pun (termasuk menabur uang), tujuannya seharusnya tidak menginginkan hal lain kecuali memuliakan nama-Nya. Dengan demikian, benih yang ditabur menjadi benih yang subur dan bisa mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya. Ladang yang subur

Pertanyaan yang sering diajukan adalah di mana tempat yang paling tepat untuk menabur? Tempat yang paling cocok untuk menabur harus dilihat dari sudut pandang Tuhan dan bukannya dari sudut pandang kita. Khusus untuk persembahan yang diberikan oleh umat Tuhan, tempat menabur yang paling cocok adalah tempat pelayanan yang menghasilkan banyak jiwa dan bukannya seperti perusahaan keluarga. Tuhan senantiasa rindu pada jiwa-jiwa yang hilang. Oleh karena itu, berilah persembahan pada pelayanan yang berfokus pada jiwa-jiwa yang hilang dan bukannya pada pelayanan yang membuat "kerajaan" mereka sendiri. Tuhan tidak melihat kefasihan berbicara seorang hamba Tuhan atau besarnya gedung yang mereka miliki. Tuhan melihat seberapa besar perhatian mereka pada jiwa yang hilang. Bagaimana umat Tuhan bisa mengetahui pelayanan yang berfokus pada jiwa yang hilang? Hal ini bisa dilihat dari dana misi yang mereka miliki. Seberapa banyak persentase dari uang yang mereka terima, mereka gunakan untuk menjangkau jiwa yang hilang? Jika sebagian besar uang mereka hanya untuk membuat gereja mereka bisa beroperasi, pelayanan ini bukanlah merupakan ladang yang subur.

Tuhan mengasihi orang-orang miskin. Oleh karena itu, uang dari umat Tuhan juga seharusnya sampai kepada mereka. Dengan memberi kepada orang miskin, umat Tuhan belajar memiliki hati yang sama seperti hati Yesus. Ladang yang subur untuk setiap orang tidak sama. Hal ini

tergantung rencana Tuhan atas setiap umat-Nya. Jika ada pembicara yang menyatakan bahwa pelayanan mereka adalah tanah yang paling subur, pernyataannya salah. Jika dia menyatakan bahwa pelayanannya lebih baik daripada pekerjaan Tuhan di tempat lain yang dilakukan oleh orang lain, dia adalah pembohong besar. Tuhan memunyai rencana yang unik atas setiap umat-Nya. Setiap pelayanan yang ada (yang melayani untuk kemuliaan Tuhan) adalah sama di mata Tuhan. Dengan kata lain, umat Tuhan harus memilih tempat untuk berinvestasi yang "benar" sehingga mendatangkan keuntungan yang paling besar. Oleh karena itu, mereka harus berhati-hati memilih tempat untuk berinvestasi jika tidak ingin menderita kerugian.

Umat Tuhan jangan sampai memberikan sesuatu dengan tujuan utama untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Mereka memberikan sesuatu karena mereka ingin nama Tuhan ditegakkan di muka bumi ini. Mereka tidak ingin mendapatkan berkat, tetapi ingin menjadi berkat. Tuhan ingin memberikan berkat kekayaan dalam kehidupan anak-anak-Nya, tetapi Dia sama sekali tidak berkenan jika tujuan utama mereka adalah mendapatkan berkat materi dari-Nya. Jika kekayaan anak-anak-Nya bisa menghambat pengenalan mereka kepada Dia, Dia akan mengambilnya kembali. Jika Dia tahu bahwa kekayaan yang Dia berikan akan membuat anak-anak-Nya menjadi jauh dari Dia, Dia tidak akan memberikan kekayaan kepada mereka. Di mata Tuhan, pertumbuhan rohani anak-anak-Nya jauh lebih penting daripada memberikan kekayaan kepada mereka. Orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula

Ayat lain yang juga sering dipakai untuk mendukung pendapat "memberi untuk mendapatkan lebih banyak" adalah 2 Korintus 9:6. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." Sering kali, para pembicara hanya mengambil ayat ini saja dan menjelaskan bahwa jika ingin mendapatkan banyak, harus memberi dengan banyak pula. Pendapat seperti ini tidak salah, tetapi yang menjadi masalah adalah ayat ini sering kali membuat umat Tuhan memunyai motivasi yang salah dalam memberikan sesuatu untuk Tuhan/pekerjaan Tuhan. Mereka memberikan persembahan dalam jumlah yang sangat banyak karena ingin mendapatkan hasil yang lebih banyak pula. "jika saya memberikan sepuluh

Page 10: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 19 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 20

ribu, saya akan mendapat satu juta rupiah. Oleh karena itu, saya akan memberikan satu juta rupiah sehingga saya bisa mendapatkan seratus juta rupiah!" Pikiran ini sering kali memenuhi kepala umat Tuhan ketika mereka akan memberikan sesuatu kepada Tuhan/pekerjaan Tuhan. Motivasi utama memberi adalah untuk mendapatkan kembali dalam jumlah yang lebih besar daripada yang sudah diberikan. Jadi, tujuan utama mereka memberi dengan lebih banyak bukanlah karena mengasihi Tuhan, melainkan karena ingin mendapatkan berkat materi yang lebih banyak. Sekarang, mari kita lihat ayat-ayat tersebut dengan lebih detail. D. Memberi, Menerima dan Hidup Menggereja

Liturgi: Walaupun sedikit selalu berusaha untuk mengisi kolekte dalam persembahan.

Persekutuan: Memiliki pengalaman makan besar/keci bersama setelah doa bersama dalam kelompok doa.

Pewartaan: Membaca Kitab Suci mengenai memberi dan menerima dan berusaha mewartakan kepada orang-orang yang kita jumpai sehari-hari.

Pelayanan: Peduli kepada warga Gereja yang luput dari perhatian umum.

Kesaksian: Memberi bantuan kepada orang-orang yang terkena bencana. Memiliki pengalaman mengunjungi panti asuhan atau wisma orang cacat untuk mengajak mereka mensyukuri karunia Tuhan.

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Page 11: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 21 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 22

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Sharingan m 1. Mensharingkan pengalaman memberi, menerima , akibat tindakan, dan pesan. 2. Mensharingkan pengalaman tidak memberi, tidak menerima dengan syukur, akibat tindakan, dan pesan. Doa Penutup. Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

4. TAHU BERSYUKUR Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci mengenai tahu bersyukur. Memahami gagasan pokok tahu bersyukur. Menghubungkan tema tahu bersyukur dengan hidup menggereja. Memiliki kebiasaan tahu bersyukur dalam segala kemungkinan. B. Inspirasi Kitab Suci: Tahu bersyukur 1 Tesalonika 5:12—22, Nasihat-nasihat 5:12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; 5:13 dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. 5:14 Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. 5:15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. 5:16 Bersukacitalah senantiasa. 5:17 Tetaplah berdoa. 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 5:19 Janganlah padamkan Roh, 5:20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. 5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 5:22 Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. C. Gagasan Pokok Tahu Bersyukur:

“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Ef 5:20)

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang

Page 12: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 23 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 24

dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1Tes 5:18) Mari kita memulai artikel ini dengan sebuah test kecil: pandanglah

diri Anda dan amatilah apa saja yang ada pada diri Anda, lalu bertanyalah apakah Anda sudah bersyukur atas apa yang ada pada diri Anda itu. Misalnya: “Sudahkah saya bersyukur atas baju yang saya pakai ini?”; “Atas jam tangan?”; “Atas sapu tangan dalam saku saya?”; .... Mungkin kita akan terkejut melihat hasil test kita: sederetan kata “Belum”. Jadi, betapa banyaknya yang sudah kita terima yang belum kita syukuri! Beberapa pertanyaan di atas pun baru menyinggung soal materi. Kita bisa bertanya lagi, “Sudahkah saya bersyukur atas jari tangan saya yang lengkap?” “Atas kedua mata saya?” “Atas bakat-bakat yang Tuhan berikan?”

Seorang anak kecil suatu hari diberi kue donat oleh ayahnya. Setelah menerima kue itu ia menangis keras-keras. Apa yang terjadi? Ternyata ia menangis karena kuenya berlubang. Tak jarang kita jatuh dalam sikap konyol si anak kecil ini yang hanya melihat “lubang” pada kuenya dan tidak melihat serta berterima kasih atas hadiah kue itu: mata kita hanya tertuju pada “lubang”, pada “apa yang kurang/tidak ada” sehingga hidup kita pun menjadi kelabu, penuh dengan keluhan dan kemurungan. Sering juga terjadi, kita tidak mensyukuri sesuatu yang ada pada kita. Namun, ketika sesuatu itu diambil dari kita, barulah kita sadar betapa berharganya pemberian Tuhan tersebut. Contoh kecil: ketika sehat kita tidak pernah mensyukuri kesehatan kita, namun ketika jatuh sakit kita mengeluh dan ingin sehat.

Artikel ini mau menggarisbawahi ajakan St. Paulus: “Bersyukurlah senantiasa!” (bdk. Ef 5:20; 1 Tes 5:18; Kol 4:2;). Ucapan syukur yang tulus akan men-“cerah”-kan jiwa kita, mengusir mendung kesedihan/kemurungan/dll, dan membuat kita lebih siap menerima berkat Allah. Si anak kecil tadi, karena air mata dan suara tangisannya, tidak bisa mendengar kata-kata lembut ayahnya dan tidak bisa melihat kedua tangan ayahnya yang terulur kepadanya, penuh dengan gula-gula dan kue kesukaannya.

Tuhan menghendaki kita bersyukur, pertama-tama bukan agar pemberian-Nya dihargai, melainkan karena sikap tidak bersyukur akan menghalangi kita untuk menerima pemberian-Nya secara penuh serta mengalami sukacita-Nya. Seperti sebuah ember yang terisi penuh dengan batu-batu tidak bisa menerima air yang dicurahkan ke atasnya,

demikianlah hati yang tidak tahu bersyukur. Batu-batu itu antara lain adalah dosa-dosa dan segala keluhan kita … entah itu mengenai suatu kepahitan, kekecewaan, kemarahan, dendam, sakit hati, dosa-dosa orang lain yang kita simpan/ingat terus, dll. Mudah dimengerti bahwa hati yang demikian sukar mengalami sukacita. Sebaliknya, rasa syukur yang tulus akan melahirkan sukacita dalam hati.

Awas! Keluhan itu “melumpuhkan”!

Mari kita lakukan suatu “eksperimen” kecil. Eksperimen ini sebetulnya ditampilkan oleh seorang dosen yang sekaligus seorang pembimbing rohani dan seorang psikolog dalam salah satu kuliahnya. Untuk eskperimen ini Anda membutuhkan seorang rekan. Pertama, rentangkan tangan kanan Anda ke samping sehingga sejajar dengan bahu Anda. Lalu, pejamkan mata Anda dan bayangkan kembali suatu peristiwa yang membuat Anda merasa bahagia dan bersyukur. Jika Anda sudah bisa membayangkan kembali peristiwa itu, Anda bisa mengangguk untuk memberi kode kepada rekan Anda. Maka, ia harus berusaha menekan tangan kanan Anda ke bawah, sedang Anda harus berusaha sekuat tenaga mempertahankan posisi tangan Anda agar tidak turun. Selang beberapa saat ulangilah kembali semua langkah di atas, namun kali ini bayangkanlah peristiwa yang membuat Anda mengeluh atau tidak bahagia. Perbedaan apa yang Anda rasakan pada eksperimen yang pertama dan yang kedua? Tentunya pada eksperimen pertama Anda merasa lebih kuat dan lebih dapat mempertahankan posisi tangan Anda, daripada pada eksperimen kedua. Rekan Anda juga merasakan perbedaan ini. Baginya lebih mudah untuk menggoyahkan/menurunkan posisi tangan kanan Anda pada eksperimen kedua daripada pada eksperimen pertama.

Eksperimen ini mau menunjukkan bahwa keadaan batin kita akan mempengaruhi keadaan fisik kita. Jika kita mengarahkan perhatian kita ke hal-hal negatif, batin kita akan “murung/kelabu”, dan fisik kita pun akan lemas. Sayang, banyak orang tidak menyadari hal ini sehingga sepanjang hari bukannya memanjatkan litani syukur dan pujian kepada Allah melainkan “litani keluhan”. Apakah dengan “litani keluhan” keadaan/masalah kita akan menjadi lebih baik? Sedikit pun tidak. Jadi, bukankah lebih baik kita panjatkan litani syukur dan pujian serta doa-doa kita kepada Tuhan yang berguna untuk mengatasi masalah kita?

Page 13: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 25 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 26

D. Tahu bersyukur dan Hidup Menggereja

Liturgi: Menyadari pemberian Tuhan yang Total dalam doa syukur agung, menerima komuni dengan penuh iman sebagai ungkapan tahu bersyukur.

Persekutuan: Berani mensharingkan pengalaman baik yang membuat kita bersyukur, misal dalam kelompok doa, bina iman dll.

Pewartaan: Membaca Kitab Suci mengenai tahu bersyukur dan berusaha mewartakan dalam kehidupan praktis sehari-hari.

Pelayanan: Menyisihkan apa yang kita miliki untuk orang-orang yang membutuhkan, misalnya teman asuh, sebagai bentuk syukur kita.

Kesaksian: Memanfaatkan setiap waktu, kesempatan, dan peluang untuk pengembangan diri dan memberdayakan kemampuan untuk kemajuan diri dan orang lain.

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Page 14: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 27 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 28

c. Niat baik yang dibangaun dari tema: ………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Sharing 1. Mensharingkan pengalaman tahu bersyukur , akibat tindakan, dan pesan. 2. Mensharingkan pengalaman tidak tahu bersyukur, akibat tindakan, dan pesan. Doa Penutup. Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

5. MENCUKUPKAN SEGALA SESUATU Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci mengenai mencukupkan segala sesuatu. Memahami gagasan pokok mencukupkan segala sesuatu. Menghubungkan tema mencukupkan segala sesuatu dengan hidup menggereja. Memiliki kebiasaan mencukupkan segala sesuatu dalam hidup sehari-hari. B. Inspirasi Kitab Suci: 2 Kor 9:6-15, Memberi dengan Suka cita Membawa Berkat 9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan suka cita. 9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. 9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." 9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; 9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. 9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. 9:13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, 9:14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.

Page 15: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 29 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 30

9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu! C. Gagasan Mencukupkan Segala Sesuatu:

"Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." (2 Korintus 9:8)

Menanggapi apa yang telah dilakukan oleh jemaat Akhaya, Paulus mengingatkan kembali janji Bapa yang sanggup mencukupi segala kebutuhan anak-anak-Nya. Akan tetapi, Paulus menekankan bahwa yang lebih penting daripada kebutuhan yang dicukupi adalah umat-Nya harus berkelebihan dalam hal kebajikan. Paulus sama sekali tidak menekankan bahwa Bapa akan memberkati secara berkelebihan di bidang materi. Paulus mengerti tidak semua orang bisa mengalahkan tantangan-tantangan karena memunyai kekayaan yang berlimpah. Sering kali orang jatuh karena memunyai berkat materi yang berlimpah. Jadi, berkat materi yang diterima anak-anak Tuhan lebih baik dalam keadaan cukup, tidak perlu berlebihan.

Paulus menekankan bahwa berkelebihan dalam pelbagai kebijakan jauh lebih baik daripada memunyai berkat materi yang berkelebihan. Sayangnya, anak-anak Tuhan biasanya menganggap mendapatkan berkat materi/kekayaan yang berkelimpahan jauh lebih baik daripada memperoleh kebajikan. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak Tuhan yang lebih mengharapkan mendapatkan berkat materi yang berkelimpahan daripada memperoleh kebajikan yang melimpah. Bapa lebih tertarik pada pembentukan karakter anak-anak-Nya daripada membuat mereka menjadi kaya. Bahkan, Bapa sering kali mengambil kekayaan anak-anak-Nya agar mereka memunyai karakter yang sesuai dengan yang Bapa inginkan. Dengan demikian, Bapa sering kali memberikan karakter yang baik sebagai balasan bagi mereka yang memberikan sesuatu kepada Dia dan sesama. Bapa melihat hal ini jauh lebih penting daripada sekadar memberikan kekayaan melimpah dalam kehidupan mereka. Bapa akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaran kita

"Ia yang menyediakan benih bagi penabur dan roti untuk dimakan. Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya

dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu." (2 Korintus 9:10) Ayat di atas menyatakan bahwa Bapa tidak hanya sekadar

melipatgandakan pemberian anak-anak-Nya, tetapi Bapa juga ingin menumbuhkan buah-buah kebenaran mereka. Menurut Bapa, menumbuhkan buah-buah kebenaran ini jauh lebih penting daripada memberikan berkat uang/kekayaan kepada mereka. Oleh karena itu, apakah yang Anda harapkan ketika memberikan sesuatu kepada Tuhan dan sesama? Mendapatkan kembali berkat materi secara berlimpah ataukah melihat buah-buah kebenaran Anda bertumbuh dan berlipat ganda? Sasarannya adalah supaya orang-orang memuliakan Tuhan

"Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang. Sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu." (2 Korintus 9:13-14)

Pelayanan ini akan mengalami ujian. Menurut Anda, ujian apakah yang bisa membuat orang-orang memuliakan Tuhan? Orang-orang akan melihat ketaatan Anda. Ketaatan ini akan teruji salah satunya jika Anda tetap memberikan sesuatu kepada Tuhan dan sesama padahal Anda tidak mendapatkan apa-apa dari pemberian Anda. Memberi untuk mendapatkan bukanlah suatu ujian, melainkan sistem yang biasa. Untuk memurnikan motivasi Anda, Bapa sering kali akan membawa Anda masuk dalam ujian ini. Bapa akan mencoba tidak memberikan sesuatu kepada Anda untuk menguji apakah Anda memunyai kemurahan hati. Setelah orang melihat ketulusan Anda, mereka akan memuliakan Bapa karena ketaatan Anda dan kemurahan hati Anda. Anda memberi karena Anda memang murah hati dan bukan karena Anda mencoba mendapatkan sesuatu yang lebih besar daripada pemberian Anda.

Paulus dengan jelas menyatakan bahwa orang-orang akan memuliakan Tuhan ketika mereka melihat kemurahan hati yang dilakukan umat-Nya. Ayat ini sama sekali tidak menyatakan bahwa orang-orang memuliakan Tuhan karena melihat mereka mendapat berkat yang melimpah. Sering kali, umat Tuhan memunyai pandangan bahwa orang

Page 16: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 31 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 32

akan memuliakan Tuhan melalui banyaknya berkat materi umat-Nya. Pandangan ini kurang tepat karena banyak orang yang tidak mengenal Tuhan sekalipun bisa memperoleh kekayaan yang sangat melimpah. Akan tetapi, orang yang memunyai kemurahan hati sangat jarang di muka bumi ini. Dengan demikian, orang-orang akan memuliakan Tuhan jika mereka melihat umat-Nya memunyai kemurahan hati yang luar biasa. Jangan ingin mendapatkan berkat yang berlebih, mintalah supaya kemurahan hati Anda bertambah.

Sekali lagi ayat ini jelas menyatakan bahwa alasan orang-orang memuliakan Tuhan bukan karena mereka melihat kekayaan yang luar biasa jemaat Akhaya. Ini mungkin sedikit berbeda dengan pendapat banyak umat Tuhan. Mereka berpikir bahwa orang akan memuliakan Tuhan jika melihat kekayaan mereka. Sayangnya, pandangan ini salah. Ada banyak orang kaya di muka bumi ini sehingga memperoleh kekayaan saja tidak akan bisa memuliakan nama Tuhan. Jika Anda memunyai konsep seperti ini, pelajari apa yang Tuhan nyatakan mengenai kekayaan. Anda akan melihat rencana-Nya yang jauh lebih besar daripada sekadar mendapatkan kekayaan. D. Mencukupkan Segala Sesuatu dan Hidup Menggereja

Liturgi: Menghayati doa Bapa Kami dengan lebih khusuk, berilah kami rejeki pada hari ini.

Persekutuan: Jika ada persekutuan doa atau pertemuan rohani, ziarah rohani, di mana pun bisa sehingga tidak memerlukan biaya besar.

Pewartaan: Membaca Kitab Suci mengenai mencukupkan yang ada dan berusaha mewartakannya kepada orang lain.

Pelayanan: Memanfaatkan apa yang ada untuk media pelayanan, jika memang tidak ada media yang cocok perlu pengadaan seperlunya.

Kesaksian: Berpenampilan sederhana dan sopan di Gereja dan berpenampilan

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Page 17: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 33 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 34

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………………………………

Sharing 1. Mensharingkan pengalaman mencukupkan segala sesuatu , akibat tindakan, dan pesan. 2. Mensharingkan pengalaman tidak mencukupkan apa yang ada, akibat

tindakan, dan pesan. Doa Penutup. Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

6. RENDAH HATI Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci mengenai rendah hati. Memahami gagasan pokok rendah hati. Menghubungkan tema rendah hati dengan hidup menggereja. Memiliki kebiasaan rendah hati dalam hidup sehari-hari. B. Inspirasi Kitab Suci: Efesus 4:1-16, Kesatuan Jemaat dan Karunia yang berbeda-bada. 4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. 4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. 4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: 4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, 4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, 4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. 4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. 4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." 4:9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? 4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. 4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Page 18: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 35 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 36

4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih C. Gagasan Kerendahan Hati:

Mat 11:29 "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

Dalam bahasa Yunani kerendahan hati dituliskan dengan kata 'praios' ( terjemahan b.Ingris : meek ) yang mana berarti juga lemah lembut. Kata praios juga dipakai dalam salah satu tema kotbah Yesus di bukit ( beatitudes ) yaitu berbahagialah orang yang lemah lembut ( praios) , karena mereka akan memiliki bumi. Para teolog yang ahli bahasa Aram ( bahasa yang Yesus gunakan ) memperkirakan maksud Yesus dengan lemah lembut ( meek ) di sini adalah seseorang yang menyerah kepada Allah. Kerendahan hati memang erat kaitannya dengan peyerahan dan ketergantungan total kepada Allah. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus menuliskan tentang buah Roh yang salah satunya adalah kerendahan hati/kelemahlembutan ( praios, praiotes ). Jadi, ternyata kerendahan hati juga merupakan salah satu bagian dari buah Roh. Salah satu tanda kedewasaan rohani adalah memiliki buah Roh termasuk salah satunya buah kerendahan hati/kelemahlembutan.

Yesus merupakan tedadan utama kita dalam mempelajari hidup dalam kerendahan hati. Selama hidup-Nya di dunia ini, Yesus selalu berjalan dalam kerendahan hati dan ketaatan kepada Bapa. Oleh karena itu, pelayanan-Nya membawa pengaruh yang begitu besar dan tidak dapat tertandingi oleh siapa pun manusia yang pernah hidup di dunia. Sejak

manusia jatuh ke dalam dosa, dunia ini sudah dikuasai oleh kesombongan dan keangkuhan hidup. Yesus datang dengan bersenjatakan kerendahan hati untuk mengalahkan dan menaklukkan kesombongan tersebut. Kesombongan hanya dapat dikalahkan oleh kerendahan hati.

Walaupun Yesus merupakan anak Raja dari segala Raja, Ia memilih untuk lahir di kandang yang hina. Lalu Ia juga memilih untuk dilahirkan sebagai anak tukang kayu yang bukan pekerjaan terhormat. Selama 30 tahun, Ia juga bekerja sebagai tukang kayu walaupun sebenarnya Ia bisa saja melayani sejak remaja sebab kemampuan dan hikmat-Nya sudah memungkinkan untuk itu. Namun, dengan sabar Yesus menunggu dalam kerendahan hati sampai waktunya (kairos) telah tiba bagi Dia untuk melayani sebagai anak Allah. Salah satu definisi dari kerendahan hati adalah kerelaan untuk mengalami hinaan dan tidak dikenal.

Pada masa-masa terakhir hidup-Nya di dunia ini, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai lambang kerelaan-Nya untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Yesus mengatakan kepada para murid-Nya: sebagaimana Aku membasuh kakimu maka kamu wajib saling membasuh kaki yang mana berarti harus saling melayani dan merendahkan diri. Selain berarti kerelaan untuk tidak dikenal, kerendahan hati juga berarti kerelaan untuk melayani dan menjadi hamba bagi orang lain. Kita wajib saling melayani satu dengan yang lain dalam kerelaan bila ingin hidup dalam kerendahan hati. Salah satu bentuk saling melayani tersebut adalah dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.

Karena itu, rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya ( I Ptr 5:6 ). Syarat untuk mendapatkan promosi/peninggian dari Allah adalah hidup dalam kerendahan hati. Bila kita hidup dalam kerelaan untuk tidak dikenal dan melayani orang lain, Tuhan akan meninggikan kita pada waktunya. Promosi yang sejati datang dari Tuhan bukan dari manusia. Bila Tuhan sendiri yang mempromosikan kita, tidak ada satu pun manusia yang dapat menghalangi-Nya.

Selain itu, hidup dalam kerendahan hati juga akan membuat hidup kita berhasil dan dipenuhi berkat. Tetapi, orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah ( Mzm 37:11). Walaupun bangsa kita sedang dirundung krisis yang sepertinya tiada berujung, bila kita hidup dalam kerendahan

Page 19: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 37 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 38

hati, kita akan mewarisi negeri ini dan menikmati kesejahteraan yang berlimpah-limpah. Jaminan kita bukan datang dari manusia melainkan datang dari Allah. Tuhan tidak akan pernah gagal menepati janji-Nya sebab Ia tidak bisa gagal.

Segala sesutu yang kita lakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan kita. Kebiasaan-kebiasaan dalam hidup kita itulah yang disebut karakter kita. Bila kita membiasakan diri untuk hidup dalam kerendahan hati, lambat laun kita akan memiliki karakter kerendahan hati. Kerendahan hati bukanlah sebuah karunia Roh melainkan karakter yang harus terus dilatih.

Beberapa waktu belakangan ini saya mulai membiasakan diri merendahkan diri setiap pagi dihadapan Tuhan. Setiap pagi saya mengakui kepada Tuhan semua kelemahan dan ketidakberdayaan saya. Saya mengakui dalam doa betapa saya ini lemah dan rentan terhadap dosa karena masih tersusun dari darah dan daging. Saya memohon kasih karunia dan kekuatan kepada Tuhan agar sepanjang hari bisa hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Setelah melakukan kebiasaan itu, saya merasakan adanya sebuah kemenangan dan lebih mudah untuk hidup dalam kekudusan sepanjang hari. Bukan berarti setelah itu tidak ada lagi pencobaan dan godaan melainkan tersedia anugerah-Nya yang memberikan kekuatan untuk mengatasi setiap pencobaan yang datang.

Kita semua sebenarnya layak binasa karena dosa namun oleh anugerah-Nya saja kita dibenarkan dan diselamatkan. Semuanya memang hanya karena anugerah-Nya bukan karena kuat kita. Marilah kita hidup dalam kerendahan hati seperti Tuhan kita, Yesus Kristus ! D. Mencukupkan Rendah Hati dan Hidup Menggereja

Liturgi: Mau bernyanyi dan mau berusaha belajar setiap lagu yang dinyanyikan dalam Ekaristi.

Persekutuan: Mau mendengarkan dan menghargai orang lain misalnya dalam sharing iman.

Pewartaan: Membaca Kitab Suci mengenai kerendahan hati dan mewartakan nya dalam hidup sehari-hari.

Pelayanan: Melayani dengan gembira hati, tidak dengan menggerutu.

Kesaksian: Tidak menyombongkan diri dalam pergaulan dan mau menerima masukan positif dari sesama.

Page 20: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 39 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 40

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Sharing 1. Mensharingkan pengalaman bersikap rendah hati , akibat tindakan, dan pesan. 2. Mensharingkan pengalaman tidak bersikap rendah hati, akibat

tindakan, dan pesan. Doa Penutup. Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

Page 21: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 41 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 42

6. JUJUR Doa Pembukaan A. Tujuan: Menimba inspirasi Kitab Suci mengenai rendah hati. Memahami gagasan pokok rendah hati. Menghubungkan tema rendah hati dengan hidup menggereja. Memiliki kebiasaan rendah hati dalam hidup sehari-hari. B. Inspirasi Kitab Suci: Kolose 3:1-9, Cari Perkara yang di atas, Manusia baru. 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. 3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. 3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. 3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. 3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, C. Gagasan Kejujuran: Tak Perlu Bohong KS : Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya (Kolose 3:9) Bacaan : Kolose 3:9-17

Seorang pelatih football universitas memutuskan untuk mengundurkan diri setelah mengaku telah memalsukan ijazah akademis dan ijazah olahraganya. Seorang perwira militer profesional mengaku

bahwa lencana tanda jasa yang ia pakai bukan miliknya. Seorang pelamar pekerjaan menyatakan bahwa pengalamannya sebagai "pengawas makanan dan minuman" yang ia tulis sebenarnya hanyalah pengalaman membuatkan kopi di pagi hari di kantornya.

Kita semua cenderung melebih-melebihkan kebenaran supaya orang lain terkesan. Baik dalam resume pekerjaan maupun percakapan biasa, sikap melebih-lebihkan tampak wajar, padahal tindakan seperti itu sebenarnya berisiko. Kebohongan kecil akan berkembang menjadi besar saat kita mencoba menutupinya. Lalu kita pun bertanya-tanya mengapa kita bisa terjerumus dalam situasi sulit seperti itu.

Dalam Alkitab tertulis, "Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya" (Kolose 3:9,10). Dengan kata lain, jika kita mengimani Yesus sebagai Juruselamat kita, kebohongan bukanlah apa yang Allah harapkan dari kita. Penangkal sikap menyombongkan diri sendiri adalah dengan bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus yang penuh belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kesabaran, pengampunan, dan kasih (ayat 12-14). Jika kita mau memperhatikan sesama kita dengan tulus, kita tidak perlu lagi berusaha membuat mereka terkesan dengan cara apa pun --David McCasland Bersikap jujur berarti Anda tidak perlu takut dinilai orang lain KS: Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya (Kolose 3:9) Bacaan : Kolose 3:1-9

Setibanya di rumah setelah melakukan perjalanan, saya memberi tahu istri saya, "Aku mendapat tiket [Ing: ticket, dapat berarti surat tilang] saat berkendaraan melintasi Indiana." Istri saya tampak akan marah saat saya melanjutkan, "Tunggu! Akan kujelaskan semuanya."

Saya menceritakan kepadanya bahwa saya baru saja menyusuri jalan tol Indiana. Setiap orang yang memasukinya menerima sebuah "tiket". Tiket itu diberikan bukan karena pelanggaran lalu lintas, melainkan untuk menentukan biaya tol yang harus dibayar berdasarkan jarak

Page 22: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 43 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 44

tempuh. Ini mengingatkan saya bahwa kita mungkin mengatakan

kebohongan saat membuat pernyataan yang benar. Ini terjadi jika kita menggunakan kata-kata bermakna ganda, atau membuat pernyataan tak lengkap untuk meninggalkan kesan yang salah.

Orang sering menceritakan kebenaran secara setengah-setengah dan menggunakan beberapa istilah tertentu untuk menyesatkan orang lain. Sebagai contoh, saat menjual sebuah TV bekas, si penjual mungkin menekankan kualitas gambar yang sangat bagus, tetapi tidak memberi tahu si pembeli bahwa kontrol volumenya tidak berfungsi dengan semestinya. Si penjual lalu mencari-cari alasan dan berkata, "Saya berkata jujur. Saya berkata kepadanya bahwa gambarnya sangat bagus. Ia tidak bertanya tentang suaranya." Padahal ini hanyalah bentuk lain dari kebohongan.

Daripada melebih-lebihkan atau membelokkan kebenaran demi memuaskan keinginan kita sendiri, marilah kita memperhatikan kata-kata dalam Kitab Suci, "Jangan lagi kamu saling mendustai" (Kolose 3:9) --Richard De Haan Pembohong yang paling memperdaya adalah mereka yang hidup di ujung kebenaran KS : Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di surga (Kolose 4:1) Bacaan : Kolose 3:22-4:1

Saat Truett Cathy memulai usaha restoran pertamanya pada tahun 1946, restoran selalu itu tutup pada hari Minggu untuk memberi waktu bagi para karyawannya berkumpul bersama keluarga dan pergi ke gereja. Hal itu masih berlaku sampai sekarang, pada lebih dari 1.000 gerai cepat saji Chick-fil-A milik perusahaan Cathy.

Semboyan Cathy adalah "utamakan orang dan prinsip dulu, baru keuntungan". Semboyan ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri, baik saat memberikan perintah maupun saat mempekerjakan seseorang.

Dalam Kolose 3:22-4:1, Rasul Paulus berpesan kepada para majikan dan hamba. Menurutnya, kita perlu ingat bahwa kita mempunyai Tuan di surga (4:1). Kita harus bekerja dengan segenap hati untuk

menyenangkan-Nya, bukan hanya untuk menyenangkan orang yang mengawasi kita (3:22-24).

Truett Cathy berusaha untuk senantiasa menerapkan prinsip alkitabiah dalam menjalankan usahanya. Larry Julian, pengarang God Is My CEO, sebuah buku tentang Cathy dan para pemimpin usaha lainnya, berkata, "Allah tidak menjanjikan keuntungan nyata atas investasi, tetapi Dia menjanjikan buah Roh, yakni kasih dan kedamaian dan sukacita, dalam kehidupan pribadi seseorang. Cathy tidak hanya mengalami kedamaian dan sukacita dan kasih dalam kehidupan pribadinya, tetapi juga membuat perbedaan dalam hidup para anak asuh, anak-anak, cucu-cucu, dan para karyawannya. Ia meninggalkan warisan tentang bagaimana melakukan segala sesuatu dengan benar." D. Kejujuran dan Hidup Menggereja

Liturgi: Pentingnya penelitian batin sebelum ekaristi, mengakui dosa-dosa kita.

Persekutuan: Tidak mudah beralasan untuk tidak mengikuti sebuah persekutuan, misalnya bina iman.

Pewartaan: Membaca Kitab Suci mengenai kejujuran dan berusaha mewartakan kejujuran dalam hidup sehari-hari.

Pelayanan: Melayani dengan penuh kejujuran dan ketulusan di mana pun berada..

Kesaksian: Selalu bertindak jujur dalam tindakan nyata sehari-hari.

Page 23: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 45 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 46

Devosi kepada Bunda Maria Definisi Devosi kepada Bunda Maria (hyperdulia) adalah seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih sedang dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi (bdk.LG No. 66) Setelah mendapat khabar gembira dari Malaikat Tuhan (Lukas 1:26-38), Maria amat bersukacita dan bernubuat: "Yes, from this day forward all generations will call me blessed, for the Almighty has done a great things for me" (Lukas 1:48). Doa kepada Maria: Seperti Doa Salam Maria, Sabtu sebagai Hari Maria dan Mei sebagai Bulan Maria.

Doa Salam Maria: Doa salam Maria berasal dari Salam Malaikat Gabriel (Luk 1:28) dan pujian Elizabet (Luk 1:42). ada abad ke-VI untuk pertama kalinya di Gereja Timur (Yunani) "Salam Malaikat Gabriel dan pujian Elisabeth" digabungkan: "Salam Maria penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah Engkau di antara semua wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus". Rumusan doa ini dijadikan sebagai doa antifon dan didaraskan secara berulang-ulang. Baru setelah beberapa tahun kemudian, antifon yang berasal dari salam malaikat dan Elisabeth ini disatukan dengan doa permohonan Gereja (umat beriman): "Santa Maria Bunda Allah, doakan kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin."

Sabtu sebagai Hari Maria: Pada abad yang sama (IV) Hari Sabtu juga dipersembahkan kepada Maria untuk mperingati kedukaan Maria yang sangat dalam atas kematian Putera-Nya Yesus Kristus.

Mei sebagai Bulan Maria: Mei masih merupakan bagian musim semi untuk Eropa. Karena itu, umat Eropa dulu mempersembahkan bulan Mei kepada Maria agar bunga-bunga yang bersemua pada bulan ini mendorong kita untuk merenungkan kelimpahan harta rohani Bunda Maria. Seperti bunga-bunga musim semi

menghiasi bumi, demikian juga umat beriman diharapkan secara alamiah bagai bunga-bunga bersemi menghormati maha pencipta bersama Maria. Doa Rosario dan sejarahnya

Definisi: Doa Rosario adalah doa kepada atau melalaui Maria dengan mendaraskan 150 kali Salam Maria sambil merenungkan peristiwa-peristiwa inti hidup Yesus dan Maria sambil menghitung biji rosario (to keep truck). Rosario dalam sejumlah agama: Kebiasaan berdoa dengan menggunakan hitungan biji-bijian sudah sangat tua usianya. Orang Peru kuno sudah memakai hitungan manil-manik dalam doa mereka. Di Ninive (abad IX BC) ditemukan angka pahatan yang

memperlihatkan sebuah untaian manik-manik. Orang Islam, Hindu, Bunda di Cina, India dan Jepang sudah lama

mengenal kebiasaan berdoa sambil memakai hitungan biji-bijian. Umat Islam khususnya mengenal doa yang disebut "doa tasbih",

yaitu doa yang terdiri atas sebuah untaian 99 butir untuk menyebut nama Allah yang Mahaesa.

Tasbih yang sama sudah ada pada umat Kristen Timur (Yunani) sejak lama yang mengulang-ulang doa pendek tertentu dengan menyebut nama Allah dan Yesus Kristus.

Rangkaian doa tasbih ditemukan dalam kubur Santa Getrudis dari Nivella pada abad yang ke IV.

Para pertapa di padang gurung dulu juga biasa memakai hitungan biji tasbih dalam doa mereka. Para pertapa itu mempunyai sebuah bakul yang berisikan kelereng yang berfungsi untuk menghubungkan doa-doa mereka yang mereka ucapkan setiap hari.

Itu berarti, pemakaian hitungan biji tasbih dalam doa-doa sudah sangat tua usianya dan merupakan suatu gejala umum pada setiap agama, dan umumnya bertujuan untuk MENGHITUNG DOA-DOA TERTENTU SEHINGGA MUDAH DIDARASKAN BERSAMA DAN UNTUK MENCIPTAKAN KONSENTRASI WAKTU BERDOA.

Page 24: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 47 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 48

Doa Rosario pada abad pertengahan "Rosario" berasal dari kata bahasa Latin "rosa", artinya "bunga mawar". Sedangkan "rosario" artinya "rangkaian atau untaian karangan bunga mawar". Di Eropa dulu (dan sampai sekarang), bunga mempunyai arti yang sangat penting. Bunga bisa diberikan kepada seseorang sebagai tanda cinta, sayang atau hormat. Pada abad pertengahan khususnya, seorang hamba mempunyai kebiasaan merangkaikan karangan bunga mawar untuk kemudian dipersembahkan kepada tuannya. Diperkirakan bahwa umat Kristen pada zaman ini secara imitatif mengambil alih kebiasaan ini. Dalam devosi kepada Maria, umat Kristen menyadari diri sebagai hamba-hamba Maria. Lalu sebagai pelayaan Maria, mereka merangkaikan bunga mawar (wreaths and crowns of roses) untuk dipersembahkan kpd Maria. Demikianlah devosi marial pada abad pertengahan berpusat pada simbol bunga mawar. Caranya: Umat Kristen merangkaikan bunga mawar itu semacam mahkota, lalu meletakannya di rumah ibadat di depan gambar atau patung St. Maria. Dalam proses merangkaikan bunga mawar itu, mereka mengucapkan litani pujian kepada Maria. Dengan itu tidak terlalu sulit untuk memahami bahwa biji tasbih atau mani-manik yang sekarang lebih dikenal dengan nama BIJI ROSARIO merupakan perkembangan untaian mahkota bunga mawar itu. Bulan Oktober sabagai Bulan Rosario Semangat dan minat umat Kristen Katolik terhadap doa rosario mendorong sejumlah Paus untuk menetapakan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Paus Leo XIII secara resmi yang secara resmi menetapkan bulan Oktober sebagai bulan rosario, menulis: "Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang mawar pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan panen buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas." Pada tahun 1883, dalam Eksikliknya "Supremasi Apostolatus" Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario bagai semua Gereja Kristen Katolik. Pada tahun 1885 malah Paus ini mengatakan bahwa umat dapat memperoleh indulgensi dengan berdoa Rosario pada bulan Oktober. Dalam sebuah suratnya, Paus Leo XIII lagi-lagi mengizinkan para petani, yang pada umumnya sangat sibuk mengumpulkan panenan pada bulan

Oktober, untuk menunda berdoa Rosario pada bulan November atau Desember. Devosi kepada Maria ( Pesan Celso Costantini) Bila kita ingin berbicara tentang sosok seorang yang baik hati, yang penuh pengabdian,, yang selalu memberi tanpa mengharapkan untuk meminta kembali, dan memberikan lebih banyak ketika anaknya nakal; bila kita ingin berbicara tentang sosok seorang yang ditempatkan lebih tinggi di atas segala egoisme manusiawi dan berhak mendapatkan cinta dan penghargaan kita, sesungguhnya kita berbicara seorang ibu. Kita masing-masing menyimpan dalam hati kita kenangan akan seorang ibu sebagai sumber kegembiraan dan kenyamanan, sebagai tempat mengadu pada waktu sakit dan saat mengalami kegagalan, sebagai pelita yang menerangi setiap langkah ketika kita dalam kegelapan. Ketika seorang sedang jatuh, ia teringat ibunya, bahkan menyebut nama ibu. Dalam situasi penderitaan yang mendalam itu, di mana tiap cahaya dirasa redup, di mana rasa kemanusiaan terkubur, muncullah sebuah nama yaitu ibu. Juga ketika seorang wanita malang ditinggal kekasihnya tetap saja setia dengan penuh cinta merawat anak haramnya itu, lihatlah ia melakukan perbuatan yang agung dan suci, itulah ibu. Oleh karena itu, ibadat kepada Maria, Perawan dan Bunda, sangat sesuai dengan kebutuhan hati manusia yang terdalam. Maria tidak mengenal dalam hatinya menjauh dari kita, meremehkan kita. Dia adalah puncak dan mahkota dari segala ciptaan, tetapi dia juga begitu manusiawi dan sangat dekat dengan kita. Bahkan mungkin sudah membaur dalam kehidupan kita sebagai seorang pribadi yang bersahabat, rendah hati, santun, dan suka senyum. Dia pernah sangat menderita dan melebihi penderitaaan yang pernah dialami oleh semua ibu. Ia pernah hidup miskin dan bersahaja. Kenyataan tersebut dapat dilihat di rumah kecil di Nazareth bekerja layaknya seorang ibu rumah tangga yang baik dan cekatan. Bekerja di dapur, duduk menemani Yosef sambil mengemas pakaian Yosef dan Yesus. Setelah itu berdoa. Dia membagikaan hal-hal surgawi dan kebutuhan hidup duniawi yang serba sangat terbatas kepada anggota keluarganya. Ada perbedaan yang sangat penting bahwa kekhawatiran material yang dialami Maria, tidak sampai mengganggu keharmonisan dan kesederhanaan keluarga kudusnya. Sebaliknya, justru keadaan tersebut

Page 25: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 49 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 50

membawanya semakin kaya dan semakin berjasa dalam menghayati keseharian hidupnya. Dengan cara demikian Maria, Bunda Allah dan Buda kita, lebih dekat dengan kita, membaur dalam kehidupan kita, kita semua dalam waktu yang bersamaan pula ada dalam Allah. Dia ditempatkan di atas segala ciptaan lainnya, namun dia tetap tinggal bersama kita, dia merasakan semua pengalaman kita: penderitaan , kesederhanaan, kemanisan, belas kasihan, dukungan, dan bimbingan kita. Putraku terkasih, bila kalian dicobai dan digoda oleh iblis, berdoalah kepada Maria, sang Benteng Daud, benteng gading kekuatan kristiani, dan kalian akan diselamatkan. Para putraku terkasih harus berbakti kepada Maria demi pengudusan hidup pribadi dan supaya karya menjadi lebih baik. Tetapi bagaimana melakukan devosi kepada Bunda Maria? Untuk melakukan devosi tak cukup hanya mengandalkan perasaan, tak cukup hanya dengan mempraktikan kulit luarnyanya saja. Devosi yang sejati terletak dalam sikap hormat kepada Bunda Maria, yaitu dengan meneladani kebijakan-kebijakan Sang Model kudus itu. Devosi kepada Bunda Maria merupakan suatu tata tertib yang mengangkat seluruh eksistensi kita sampai kita berpartisipasi penuh dalam kodrat ilahi, yaitu dalam rahmat, seperti dikatakan Santo Petrus: Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia (2 Petrus 1: 4). Urutan Doa Rosario Tanda Salib Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin. Aku Percaya Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi; dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita;yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria;yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus; disalibkan, wafat dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati; yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa; dari situ Ia akan datang, mengadili orang yang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang Kudus,

persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal, Amin. Kemuliaan…. Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef, sekarang dan selama-lamanya. Bapa Kami…. Salam Putri Allah Bapa Salam Maria… Salam Bunda Allah Putra Salam Maria… Salam mempelai Allah Roh Kudus Salam Maria… Kita memakai peristiwa sedih Peristiwa sedih yang pertama Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut . Kita berdoa untuk orang tua kita. hening… Bapa Kami ... Salam Maria ... (10 kali) Kemuliaan ... Terpujilah ... Peristiwa Sedih yang kedua Yesus didera Kita berdoa untuk memohon ketekunan belajar. hening… Bapa Kami ... Salam Maria ... (10 kali) Kemuliaan ... Terpujilah ... Peristiwa Sedih yang ketiga Yesus dimahkotai duri Kita berdoa untuk bapak dan ibu guru. hening… Bapa Kami ... Salam Maria ... (10 kali) Kemuliaan ... Terpujilah ... Peristiwa Sedih yang keempat Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Kalvari

Page 26: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 51 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 52

Kita berdoa untuk perdamaian dunia. hening… Bapa Kami ... Salam Maria ... (10 kali) Kemuliaan ... Terpujilah ... Peristiwa Sedih yang kelima Yesus wafat di salib Kita berdoa untuk kepentingan diri sendiri. hening… Bapa Kami ... Salam Maria ... (10 kali) Kemuliaan ... Terpujilah ... Bacaan Kitab Suci Banyak Anggota Tetapi satu Tubuh (Kor12:12-26) 12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. 12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. 12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. 12:15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 12:16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? 12:17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? 12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 12:19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? 12:20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."

12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. 12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. 12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, 12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. 12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Demikianlah Sabda Tuhan…Syukur kepada Allah Pesan Singkat Bacaan

- Keberagaman bukan untuk saling menjatuhkan tetapi untuk saling melayani dan melengkapi.

- Di tengah kelebihan kita, kita memiliki kekurangan. - Rendah hati untuk mengakui kelebihan orang lain - Menyadari anugerah Tuhan dalam diri kita yangberbeda satu-sama

lain. Amin. Bapa Kami….Kemuliaan…tanda salib penutup.

Page 27: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 53 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 54

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari berdoa rosario:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………..

b. Pesan yang dapat diambil dari berdoa rosario:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

c. Niat baik yang dibangaun setelah doa rosario:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

Page 28: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 55 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 56

Refleksi Bulan Kitab Suci Pertemuan I a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

Page 29: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 57 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 58

Refleksi Bulan Kitab Suci Pertemuan II a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………...

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)

Page 30: 1. KEBEBASAN 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu

Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 59 Bina Iman Kelas X Semester I-Aku Dipanggil (1) 60

Refleksi: a.Harapan pribadi yang ingin dicapai dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

b. Pesan yang dapat diambil dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

c. Niat baik yang dibangaun dari tema:

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

Sharing 1. Mensharingkan pengalaman bersikap jujur , akibat tindakan, dan pesan. 2. Mensharingkan pengalaman tidak bersikap jujur, akibat

tindakan, dan pesan. Doa Penutup. Siswa, Pembina, (………………………………….) (…………………………………)