06. indikator audio video klas xii libre

44
 Teknik Elektronika Audio Video 1 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa TEKNOLOGI & REKAYASA Teknik Elektronika INDIKATOR CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN  MATA PELAJARAN KELAS XII SEMESTER 1 -2 UNTUK PAKET KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO (057) SEKOLA( MENENGA( KEJURUAN SMK  KUR)KULUM- Penulis: Drs. ASMUNIV, MT Drs. HENDRO HERMANTO, MT PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PPPPTK-VEDC BOE MALANG Juli 2013  INDIKATOR KOMPETENSI KEJURUAN KELAS XII  PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Upload: hari-kurniawan

Post on 08-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

06. Indikator Audio Video Klas Xii Libre

TRANSCRIPT

  • Teknik Elektronika Audio Video

    1 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    TEKNOLOGI & REKAYASA Teknik Elektronika

    INDIKATOR CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KELAS XII SEMESTER 1-2

    UNTUK

    PAKET KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO (057)

    SEKOLA( MENENGA( KEJURUAN SMK KUR)KULUM-

    Penulis: Drs. ASMUNIV, MT

    Drs. HENDRO HERMANTO, MT PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA

    PPPPTK-VEDC BOE MALANG Juli 2013

    INDIKATOR KOMPETENSI KEJURUAN KELAS XII

    PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA

  • Teknik Elektronika Audio Video

    2 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Pengembangan Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran Menurut Klasifikasi Revised Blooms Taxonomy (RBT), Webbs Depth of Knowledge (DOK) dan Hesss Cognitive Rigor Matrix (CRM) Jenjang Higher Order Thinking (HOTs) Paradigma Pengajaran &

    Pembelajaran Kurikulum 2013

    Pendahuluan Taksonomi Tujuan Pembelajaran Menurut Bloom: Hasil belajar adalah

    kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.

    Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut Benyamin Bloom dapat diukur dari tiga aspek domain pengetahuan, yaitu:

    Pengetahuan domain kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.

    Pengetahuan domain afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan (karakterisasi).

    Pengetahuan domain psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.

    Proses Domain Kognitif Pada hakekatnya proses kognitif berkaitan erat dengan proses berpikir peserta

    didik. Dengan demikian pandangan tentang proses berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk membentuk/memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen dalam Costa, 1985:43).

    Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku peserta didik yang menunjukkan pencapaian tujuan belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) penilaian (evaluation).

  • Teknik Elektronika Audio Video

    3 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    1. Pengetahuan atau Hafalan (C1) Pengetahuan atau Hafalan (Recall to Data) adalah kemampuan yang paling

    rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah di bawah kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya.

    Ingatan termasuk ranah hafalan yang meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat menggunakannya (Munaf, 2001:68). Jenjang ini merupakan tingkatan hasil belajar yang paling rendah tapi menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Suatu soal dikatakan berbentuk hafalan apabila materi yang ditanyakan terdapat (ada) dalam buku pelajaran, atau peserta didik sudah pernah diberitahukan oleh guru (Munaf, 2001:68). Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada jenjang ini adalah menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat, mendefinisikan (Munaf, 2001:68).

    Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang peserta didik. Pada dimensi proses mengingat (remember) melibatkan proses koginitif recognizing (identifying) dan recalling (retrieving). Proses kognitif recognizing atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses menemukan pengetahuan dalam memori jangka panjang (long-term memory) yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Contoh, mengidentifikasi/mengenali sejarah ditemukannya proses fabrikasi pembuatan BJT-Bipolar Junction Transistor pertama kali.

    Proses retrieving atau memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Contoh, Sebutkan siapa nama Presiden dan wakil Presiden pertama RI.

    2. Memahami (C2) Pemahaman adalah kemampuan dalam memahami pengetahuan yang telah

    diajarkan seperti kemampuan menjelaskan pembacaan kode warna resistor, membandingkan bentuk fisik macam-macam resistor, menafsirkan, dan sebagainya. Istilah kemampuan memahami dalam ranah taksonomi ini disebut juga dengan mengerti. Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana peserta didik dituntut untuk memahami atau mengetahui tentang sesuatu hal dan mampu mengiterprestasikan. Kemampuan ini termasuk kemampuan mengubah satu bentuk

  • Teknik Elektronika Audio Video

    4 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    menjadi bentuk lain, misalnya dari bentuk non-verbal (simbol, gambar) menjadi bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat).

    Memahami dapat juga sebagai proses membangun makna dari suatu informasi yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis atau gambar grafik. Peserta didik disebut memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara pengetahuan baru yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya, dan kemudian pengetahuan baru tersebut dapat diintegrasikan melalui proses kognitif yang dimilikinya.

    Proses kognitif dalam dimensi memahami terdiri dari menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kemampuan menginterpretasi terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah memiliki kemampuan mengubah suatu informasi dari bentuk representasi yang satu ke dalam bentuk representasi yang lain. Misal mengubah informasi dari bentuk gambar (non-verbal) ke dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat (verbal). Dalam bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa program studi keahlian elektronika, banyak informasi dari bentuk non-verbal (seperti, simbol, skema/gambar) diinterpretasikan kedalam bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat).

    Kemampuan memberikan contoh terjadi pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan kemudian menggunakan ciri-ciri tersebut untuk digunakan sebagai contoh.

    Simbol Interprestasi

    Transistor Transistor bipolar Transistor bipolar tipe NPN Transistor bipolar tipe NPN dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).

    Transistor Transistor bipolar Transistor bipolar tipe PNP Transistor bipolar tipe PNP dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).

    Gambar 1. Klasifikasi & Interprestasi Komponen Elektronik

    Kemampuan mengklasifikasi terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik telah dapat mengenali suatu contoh dan mengelompokannya dengan kategori tertentu.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    5 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Kemampuan mengklasifikasi melibatkan kemampuan mendeteksi ciri-ciri, baik itu dalam bentuk contoh ataupun konsep.

    Kemampuan merangkum terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik telah dapat mengemukakan gagasan, kemudian merepresentasikan informasi kedalam tema tertentu. Kemampuan merangkum melibatkan kemampuan dalam menyusun informasi peserta didik, seperti merangkum makna yang terkandung dalam karya tulis ilmiah menjadi bentuk abstraksi dengan tema tertentu.

    Kemampuan menyimpulkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat mengabstraksi suatu konsep atau prinsip. Pada tahap proses menyimpulkan, peserta didik harus memiliki bekal kemampuan dalam membandingkan suatu contoh yang satu dengan contoh yang lain. Misal, sebutkan beberapa contoh binatang berkaki empat, yaitu sapi, kucing, kambing, dan singa. Dari ke-empat contoh tersebut dapat disimpulkan, bahwa binatang berkaki empat merupakan kumpulan binatang menyusui.

    Kemampuan membandingkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat mendeteksi kesamaan dan perbedaan beberapa obyek, peristiwa, gagasan, masalah, atau situasi. Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan melibatkan menemukan hubungan dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan yang satu dengan objek, peristiwa, atau gagasan yang lain.

    3. Menerapkan (C3) Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur

    atau teori tertentu pada situasi tertentu. Peserta didik dikatakan telah menguasai kemampuan tertentu bilamana peserta didik tersebut telah dapat memberi contoh dengan kata kerja operasional seperti menggunakan, menerapkan, mengeneralisasikan, menghubungkan, memilih, menghitung, menemukan, mengembangkan, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menunjukkan, mengklasifikasikan, dan mengubah (Munaf, 2001:70). Jenjang penerapan merupakan kemampuan berfikir peserta didik yang lebih tinggi (Munaf, 2001:70). Menurut Munaf (2001:70) jenjang penerapan merupakan kemampuan peserta didik dalam menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan maupun metode yang telah dipelajari dalam situasi baru.

    Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit sebelumnya. Dalam proses kognitif, kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori, yaitu

  • Teknik Elektronika Audio Video

    6 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    melakukan prosedur latihan dan melakukan prosedur pemecahan masalah. Peserta didik dikatakan melakukan latihan jika dia secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta didik dikatakan memecahkan masalah jika peserta didik tersebut memilih dan menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam melakukan latihan atau pemecahan masalah peserta didik harus menggunakan prosedur yang tepat dan mudah dipahami.

    4. Menganalisis (C4) Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke

    dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf, 2001:71). Dengan analisis diharapkan peserta didik mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah analisis adalah menganalisa, membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan (Munaf, 2001:72).

    Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki kemampuan membedakan fakta dari opini. Peserta didik memiliki kemampuan dalam menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan. Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang penting.

    5. Mengevaluasi (C5) Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan

    standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik. Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Pada tahap evaluasi, peserta didik harus mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu. Tingkatan ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing).

  • Teknik Elektronika Audio Video

    7 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misal, pengecekan terjadi ketika peserta didik diuji apakah peserta didik tersebut dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau sebaliknya.

    Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan, peserta didik mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan criteria yang ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, dan mendukung.

    6. Mengkreasi/Menciptakan (C6) Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan

    mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman belajar peserta didik sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam menciptakan merujuk pada dua hal, yaitu hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan hal yang akan dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan (generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing).

    Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini dikenal sebagai ranah kognitif.

    Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis (C5), dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta (C6) yang berasal dari Create.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    8 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Tabel 1: Rangkuman domain Pengetahuan dan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom

    Klasifikasi Sub-domain Kata Kerja Operasional Level

    Pengetahuan (knowledge) Mengetahui Mengenali, membuat daftar, menggambarkan,

    menyebutkan. Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan informasi yang telah diterima sebelummya.

    Menggambarkan, menduplikasi, menemukan, mendaftarkan, menamakan, mengingat kembali, mengenali, menirukan, mengatakan, menggarisbawahi, menulis

    LO

    TS

    -Lo

    wer

    Ord

    er T

    hin

    gki

    ng

    Ski

    ll

    Pemahaman (comprehension) Memahami Menerangkan ide atau konsep

    Kemampuan menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan kata-katanya sendiri. Memahami pengertian, terjemahan, interpolasi dan interpretasi perintah atau masalah dengan menggunakan kalimatnya sendiri.

    Menghitung, membandingkan, menggambarkan, mendiskusikan, membedakan, memperluas, menjelaskan, mengidentifikasi, menafsirkan, mencari, memprediksi, melaporkan, menyatakan kembali, menerjemahkan, mendefinisikan

    Penerapan (Application) Menerapkan Menggunakan informasi dalam situasi lain.

    Kemampuan untuk menggunakan dan menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan informasi yang telah dipelajari ke dalam kondisi kerja atau konteks lain yang baru.

    Mengklasifikasikan, membangun, menyelesaikan menunjukkan, mendramatisir memeriksa, mengeksekusi menggambarkan, menerapkan praktik, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.

    Analisis (Analysis) Menganalisis Mengolah informasi, memahami dan mencari hubungan.

    Memisahkan materi atau konsep ke dalam bagian-bagian untuk diorganisasikan kembali menjadi struktur yang mudah dipahami.

    Mengiklankan, menganalisa, menilai, mengkategorikan, membandingkan, membedakan, membedakan, memeriksa, mengenali, menduga, menyelidiki, mengatur, menguraikan, memisahkan, mengurutkan, menguji

    HO

    TS

    -Hig

    her

    Ord

    er T

    hin

    gki

    ng

    Ski

    ll

    Evaluasi (Evaluation) Mengevaluasi Menilai suatu keputusan atau tindakan.

    Membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu

    Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, mendukung, memeriksa, memutuskan, menentukan, memprioritaskan, menyarankan, memilih, memberi argumentasi

    Mencipta/Kreasi Menciptakan Menghasilkan ide-ide baru atau produk

    Membangun sebuah struktur atau pola dari berbagai elemen atau mengkombinasikan bagian-bagian untuk membentuk sebuah kesatuan yang utuh dengan penekanan pada hasil berupa sebuah pengertian atau struktur baru.

    Menciptakan, mendesain, memformulasikan, memprediksi, mengkategorisasikan, mengkombinasikan, menghasilkan sesuatu, mengorganisasikan, merencanakan, menata kembali, merekonstruksi, merevisi, menulis kembali, merangkum.

    Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima (C5) sedangkan mencipta naik menjadi urutan keenam (C6), sehingga ranah tertinggi adalah mencipta atau mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu pengetahuan (C1) atau knowledge diubah menjadi mengingat (C1) yang berasal dari remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut untuk mengetahui suatu konsep saja, tetapi peserta didik harus sampai mengingat konsep yang dipelajarinya.

    Tingkatan berpikir tinggi (HOTS-Higher Order Thingking Skill) menurut ranah kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level Analisis, Sintesis dan Evaluasi. Perubahan tingkatan berfikir tinggi hasil revisi taksonomi Anderson sampai pada tingkatan Mengkreasikan/Menciptakan.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    9 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk

    peserta didik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada materi pembelajaran. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu dimensi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi. Ke empat pengetahuan ini akan membentuk proses perjalanan pengetahuan peserta didik dari yang bersifat konkrit menuju pengetahuan yang bersifat abstrak. Berikut akan diuraikan empat katagori dimensi pengetahuan:

    a. Pengetahuan Faktual Pengetahuan yang berupa potonganpotongan informasi yang terpisah-pisah atau

    unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu (1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) dan (2) pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element). Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology): mencakup pengetahuan

    tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam peta. Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen/unsur-unsur (knowledge of specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu kejadian, pengetahuan tentang kode produk komponen elektronika, dan pengetahuan tentang sumber informasi.

    Contoh Pengetahuan Faktual:

    Gambar 2. Tegangan VBE = 0,7V menunjukan Faktual

  • Teknik Elektronika Audio Video

    10 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa tegangan basis-emitor VBE transistor bahan dasar silikon adalah sebesar 0,7V pada suhu kamar 250C?. Apakah proses pengetahuan untuk mendapatkan tegangan VBE=0,7V diperoleh melalui proses pengukuran praktek?

    Untuk membuktikan besarnya tegangan basis-emitor VBE transistor silikon sebesar 0,7V dapat dibuktikan jika kita melakukan praktek pengukuran secara langsung. Oleh itu proses pengetahuan ini menunjukkan adanya fakta (pembuktian), sehingga proses pengetahuan ini disebut Pengetahuan Faktual.

    b. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar

    dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi dan pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan klasifikasi dan kategorisasi, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang pengelompokan material elektronika, dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan dan hewan. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan abstraksi dari sejumlah fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta. Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur:mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dan saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang model atom.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    11 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Contoh Pengetahuan Konseptual: Konsep dasar susunan (struktur) fisis dari transistor terdiri dari dua

    persambungan semikonduktor-PN. Proses tersusunnya komponen transistor terbentuk dari konsep pengetahuan, yaitu gabungan dari konsep fisika dan konsep kimia. Konsep fisika adalah proses terbentuknya dua bahan semikonduktor tipe-P dan N menjadi semikonduktor tipe-PN. Sedangkan Konsep kimia berhubungan dengan tabel periodik material elektronika.

    Gambar 3. Susuan fisis transistor menunjukan pengetahuan konsep

    Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan

    sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu. Pengetahuan prosedural meliputi: Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan prosedural, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan mengukur besaran listrik, pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas. Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu: mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan tentang teknik dan metode lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan tentang metode penelitian, pengetahuan tentang metode pengukuran parameter internal komponen transistor. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan:mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode harus

  • Teknik Elektronika Audio Video

    12 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    digunakan. Peserta didik dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria radiasi gelombang tegak (VSWR) antena, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai dalam memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika mengolah (analisa) data dalam penelitian.

    Contoh Pengetahuan Prosedural: Bagaimana kita dapat mengetahui transistor dalam kondisi baik?. Apakah proses

    pengetahuan untuk mengetahui transistor dalam keadaan baik diperlukan langkah-langkah prosedur dengan melalui proses pengukuran praktek?

    Pengetahuan prosedural: Untuk mengetahui transistor dalam kondisi baik dapat dilakukan empat langkah prosedur pengujian, mengukur (1 kaki B-E arah maju, (2) kaki B-E arah mundur, (3) kaki B-C arah maju, dan (4) kaki B-C arah mundur.

    1. Bias Maju 2. Bias Mundur 3. Bias Maju 4. Bias Mundur Gambar 4. Langkah-langkah Pengukuran menunjukan Pengetahuan Prosedural

    c. Pengetahuan Meta-kognitif Beberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai berpikir mengenai berpikir,

    sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai mengetahui tentang mengetahui. Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.

    Gambar 5. Pengetahuan Metakognisi

    Metacognition

    Self RegulationMetacognitive

    Knowledge

  • Teknik Elektronika Audio Video

    13 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Komponen pengetahuan dari metakognisi diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Flavell (dalam Neuenhaus, dkk, 2011), dengan membagi pengetahuan metakognitif dalam 3 variabel yang berinterelasi yaitu (1) pengetahuan mengenai diri sendiri dan orang lain sebagai pembelajar (person variable), (2) pengetahuan mengenai permintaan tugas (task variable) dan pengetahuan mengenai strategi (strategy variable). Sementara, berdasarkan penelitian Brown (dalam Neuenhaus, dkk, 2011) dibedakan antara (1) declarative strategy knowledge, yang merujuk pada pengetahuan mengenai apa pengukuran yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, (2) procedural strategy knowledge mengenai bagaimana merealisasikan pengukuran, dan (3) conditional strategy knowledge yang berkaitan dengan efektifitas strategi (kapan saat yang tepat untuk mengaplikasikan strategi proses pembelajaran). Gambar 6, memperlihatkan struktur dimensi pengetahuan metakognitif.

    Gambar 6. Struktur Dimensi Pengetahuan Metakognitif

    Penerapkan Pengetahuan Metakognitif Procedural metacognition diasumsikan berkembang lebih awal dalam kehidupan.

    Penelitian berdasarkan self-judgement menunjukkan bahwa anak-anak prasekolah sudah mampu mengevaluasi pencapaian pembelajaran dan pengetahuan mereka ke dalam tugas-tugas yang sederhana dan familiar (Lockl & Schneider, 2007).

    Aspek metakognitif sebagai bagian terkait dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif sangat penting untuk dapat dikembangkan agar peserta didik mampu memahami dan mengontrol pengetahuan yang telah didapatnya dalam kegiatan pembelajaran. Adapun aspek aktivitas metakognitif yang dikemukakan oleh Flavell (Suzana, 2004: B4-4) adalah: (1) kesadaran mengenal informasi, (2) memonitor apa yang mereka ketahui dan bagaimana mengerjakannya dengan mempertanyakan diri sendiri dan menguraikan dengan kata-kata sendiri untuk simulasi mengerti, (3) regulasi, membandingkan dan membedakan solusi yang lebih memungkinkan. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Borkwoski; Borkwoski, Johnson, & Reid; Pressley et al., 1987; Torgosen; Wong (Jacob, 2003: 17-18), bahwa guru mengajar peserta

  • Teknik Elektronika Audio Video

    14 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    didik untuk merancang, memonitor, dan merevisi kerja mereka sendiri mencakup tidak hanya membuat mahapeserta didik sadar tentang apa yang mereka perlukan untuk mengerjakan apabila mereka gagal untuk memahami.

    Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi (pikiran) secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan meta-kognitif meliputi: Pengetahuan strategik: mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar,

    berpikir, dan memecahkan masalah. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: (1) pengetahuan mengingat mengulang-ulang suatu informasi dan (2) pengetahuan tentang strategi perencanaan untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang tugas kognitif: mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan strategi kognitif yang sesuai dalam situasi dan kondisi tertentu. Beberapa contoh pengetahaun jenis ini misalnya: (1) tingkat kedalaman pengetahuan yang terkandung dalam buku sains lebih sulit dipahami daripada (2) tingkat kedalaman pengetahuan dalam buku populer, dan (3) pengetahuan meringkas/menyimpulkan bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman. Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar. Salah satu faktor agar peserta didik dapat menjadi mandiri adalah mengevaluasi kemampuannya, sehingga mengetahui dimana kelebihan dan. Beberapa contoh pengetahuan tentang pengetahuan diri sendiri, misalnya: (1) pengetahuan seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu, belum tentu ahli dalam bidang lain, (2) pengetahuan menentukan tujuan yang hendak dicapai dan (3) pengetahuan tentang kemampuan dalam mengerjakan tugas.

    Contoh Pengetahuan Metakognitif: Kerja projek: kolaborasi antar bidang pengetahuan yang berbeda Abstraksi, Karya Tulis Ilmiah, Jurnal, Penelitian, Penemuan Teknologi Tepat Guna Penulisan buku sain atau populer Hasil karya seni Membuat kesimpulan, difinisi, hipotesa dan analisis 3. Dimensi-Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif

    Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Ranah kognitif taksonomi Bloom terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang menunjukkan aspek

  • Teknik Elektronika Audio Video

    15 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Tabel matrik 2D dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran dalam silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    Tabel 2: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C1) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

    DIMENSI

    PROSES KOGNITIF

    Mengingat

    (C1)

    Memahami

    (C2)

    Menerapkan

    (C3)

    Menganalisis

    (C4)

    Menilai

    (C5)

    Menciptakan

    (C6)

    PE

    NG

    ET

    AH

    UA

    N 1. Faktual

    2. Konseptual

    3. Prosedural KD

    4. Metakognitif

    Tabel 2, target tujuan pembelajaran (C1) dimulai dari sel matrik 1C1, 2C1, 3C1, 3C2, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).

    Tabel 3: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C2) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

    DIMENSI

    PROSES KOGNITIF

    Mengingat

    (C1)

    Memahami

    (C2)

    Menerapkan

    (C3)

    Menganalisis

    (C4)

    Menilai

    (C5)

    Menciptakan

    (C6)

    PE

    NG

    ET

    AH

    UA

    N 1. Faktual

    2. Konseptual

    3. Prosedural KD

    4. Metakognitif

    Tabel 3, target tujuan pembelajaran (C2) dimulai dari sel matrik 1C2, 2C2, 3C2, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD). Tabel 4: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C3) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

    DIMENSI

    PROSES KOGNITIF

    Mengingat

    (C1)

    Memahami

    (C2)

    Menerapkan

    (C3)

    Menganalisis

    (C4)

    Menilai

    (C5)

    Menciptakan

    (C6)

    PE

    NG

    ET

    AH

    UA

    N

    1. Faktual

    2. Konseptual

    3. Prosedural KD

    4. Metakognitif

    Tabel 4, target tujuan pembelajaran (C3) dimulai dari sel matrik 1C3, 2C3, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).

  • Teknik Elektronika Audio Video

    16 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Tabel 5: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C4) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

    DIMENSI

    PROSES KOGNITIF

    Mengingat

    (C1)

    Memahami

    (C2)

    Menerapkan

    (C3)

    Menganalisis

    (C4)

    Menilai

    (C5)

    Menciptakan

    (C6)

    PE

    NG

    ET

    AH

    UA

    N

    1. Faktual

    2. Konseptual

    3. Prosedural KD

    4. Metakognitif

    Tabel 5, target tujuan pembelajaran (C4) dimulai dari sel matrik 1C4, 2C4 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).

    Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual. Proses berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan metakognisi membutuhkan kemampuan-kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di atas dan sebelah kirinya.

    Tabel 6: Klasifikasi Kata Kerja Operasional Menurut Taksonomi Bloom

    DIMENSI

    PROSES KOGNITIF

    Mengingat

    (C1)

    Memahami

    (C2)

    Menerapkan

    (C3)

    Menganalisis

    (C4)

    Menilai

    (C5)

    Menciptakan

    (C6)

    PE

    NG

    ET

    AH

    UA

    N

    Faktual Membuat Daftar Meringkas Menggolongkan Mengurutkan Menyusun Menggabungkan

    Konseptual Menggambarkan Menginterprestasikan Eksperimen Memaparkan Menaksir Merencanakan

    Prosedural Mentabulasi Memprediksi Menghitung Membedakan Menyimpulkan Mencipta

    Metakognitif Menggunakan sesuai

    kaidah Mengerjakan Membangun Memprestasikan Mengukur Mewujudkan

    Klasifikasi kata kerja taksonomi pada tabel 6 dapat digunakan untuk mengembangkan capaian tujuan pembelajaran proses pendidikan. Tujuan proses pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau Silabus harus mengacu dan melihat tujuan pendidikan yang tertuang dalam Standar Isi yang merupakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Aspek terpenting bagi guru dalam Standar isi adalah Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. KD ini dijabarkan dalam bentuk indikator tujuan pembelajaran. Setiap indikator tujuan pembelajaran harus mencerminkan rincian kegiatan dan kemampuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat mencapai target KD, maka untuk memudahkan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran dapat menggunakan tabel 6 sebagai acuan untuk menentukan kata kerja.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    17 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) Menurut Tabel Taksonomi Sebagai contoh kompetensi dasar (KD) yang hendak dianalisis adalah:

    Mendeskripsikan sifat-sifat dioda penyearah (KD Target). Dan dengan mencermati kata kerja operasional yang tertuang pada tabel 6 serta

    melihat Kompetensi Dasar (KD) dan standar isi dalam kurikulum, maka langkah selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan tujuan pembelajaran sebagai indikator untuk mencapai KD. Misalnya, Indikator tujuan pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau silabus adalah sebagai berikut: Setelah selesai pelajaran peserta didik dapat,

    1. membuat daftar ciri-ciri fisis dan sistem pengkode dioda penyearah frekuensi rendah dari berbagai macam produk (Indikator 1)

    2. menggambarkan karakteritik arus-tegangan dan rangkaian pengganti dioda penyearah pada saat kondisi bias maju dan mundur (Indikator 2)

    3. menginterprestasikan karakteristik kelistrikan dioda penyearah kondisi bias maju dan mundur (Indikator 3)

    4. membedakan karakteristik tahanan dalam dinamis dan statis dioda penyearah pada daerah linier (Indikator 4)

    5. mengklasifikasikan macam-macam tipe rangkaian dasar dioda penyearah berdasarkan kegunaan dan fungsinya (Indikator 5)

    Langkah selanjutnya adalah KD dan indikator tujuan pembelajaran di atas dianalisis berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Perhatikan pernyataan susunan kalimat pada KD, identifikasi kata kerja operasional yang digunakan dalam kalimat (dimensi proses kognitif) dan kata benda (dimensi pengetahuan).

    Kata kerja mendeskripsikan termasuk kata kerja atau dimensi proses kognitf, dimana dimensi proses kognitif yang memenuhi kata mendeskripsikan adalah dimensi memahami.

    Sedangkan sifat-sifat dioda penyearah merupakan kata benda yang menunjukkan dimensi pengetahuan, dimana dimensi pengetahuan yang memenuhi kata sifat-sifat dioda penyearah adalah dimensi pengetahuan konseptual karena sifat-sifat dioda penyearah merupakan kumpulan dari pengetahuan fakta atau pengetahuan konsep.

    Contoh bahwa dioda merupakan kumpulan pengetahuan fakta adalah dioda dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau germanium), dioda memiliki tegangan penghalang (barrier) sebesar 0,6V, dan dioda memiliki dua elektroda, yaitu Anode (A) dan Katode (K), sedangkan yang menunjukkan bahwa dioda terdiri dari kumpulan konsep, yaitu sejak ditemukannya sejarah perkembangan model atom Thomson, Rutherford dan Bohr,

  • Teknik Elektronika Audio Video

    18 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    dan kemudian dilanjutkan dengan ditemukannya bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N sampai terbentuk menjadi dioda persambungan tipe-PN.

    Dengan cara yang sama, hasil analisa semua indikator tujuan pembelajaran yang telah disusun dan dikembangkan, dapat dilihat pada tabel 7 taksonomi berikut ini.

    Tabel 7: Analisis Kompetensi Dasar Menurut Taksonomi Bloom

    DIMENSI

    PROSES KOGNITIF

    Mengingat

    (C1)

    Memahami

    (C2)

    Menerapkan

    (C3)

    Menganalisis

    (C4)

    Menilai

    (C5)

    Menciptakan

    (C6)

    PE

    NG

    ET

    AH

    UA

    N

    1. Faktual Indikator 1 Indikator 3 Indikator 5 x x x

    2. Konseptual Indikator 2 KD (Target)

    Indikator 4 x x x x

    3. Prosedural x x x x x x

    4. Metakognitif x x x x x

    Hasil analisis tabel 7 taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel matrik 2C2, yaitu ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan konseptual. Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang ditulis berada pada sel matrik 1C3, yaitu berada pada ranah proses kognitif menerapkan dan pengetahuan faktual. Dengan demikian, indikator tujuan pembelajaran yang ditulis pada sel matrik 1C3 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari KD yang ditargetkan. Oleh karena itu, hasil analisis KD dan indikator menunjukkan bahwa indikator tujuan pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP atau silabus merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD target. Dengan demikian berdasarkan hasil-analisis, penyusunan indikator tujuan pembelajaran yang ditampilkan pada tabel 7 termasuk pada kategori sangat baik.

    Tujuan pembelajaran pada sel matrik 1C1 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan faktual, 1C2 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan konseptual, dan 1C2 dari ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan faktual merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel KD target. Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang pada sel matrik 2C4 merupakan sel yang sama dengan sel KD target.

    Berdasarkan dari hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi dimensi proses kognitif terhadap dimensi pengetahuan sangat berguna dan memudahkan dalam menyinkronkan penyusunan tujuan intruksional dan standar sistem penilaian, sehingga target Standar Komptensi Lulusan (SKL) dapat diketahui dari sejauh mana pengembangan indikator capaian kompetensi yang merupakan penjabaran kebutuhan pengetahuan dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah terpenuhi.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    19 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Webbs Depth of Knowledge (Webbs DOK) Depth of Knowledge (DOK) dikembangkan oleh Dr Norman Webb, seorang

    ilmuwan & peneliti di bidang Pendidikan Sains dari Wisconsin Center for Education Research and the National Institute for Science Education. Setidaknya sudah 20 negara yang sudah mengadopsi DOK untuk digunakan sebagai alat evaluasi sistem standar penilaian. DOK dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana level (tingkat kedalaman) perolehan pengetahuan peserta didik. Apakah pengetahuan yang diperoleh peserta didik sudah sesuai dengan Standar Isi (SI) yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum Nasional.

    Dengan menggunakan DOK seorang guru dapat mengembangkan (melakukan) penilaian yang ketat sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum.

    Selain itu, dengan menggunakan DOK kita dapat melakukan penjenjangan kompetensi pengetahuan peserta didik, sehingga selaras dengan kebutuhan tenaga kerja.

    Menurut Norman L. Webb dari Pusat Penelitian Pendidikan Wisconsin Amerika Serikat dengan tema Jurnal Tingkat Kedalaman Empat Wilayah Pengetahuan 28 Maret 2002: Menafsirkan dan menegaskan bahwa Tingkat Kedalaman Pengetahuan untuk tujuan standar dan item penilaian merupakan persyaratan penting untuk keselarasan dalam menganalisis tingkat kedalaman pengetahuan pembelajaran. Menurut Norman Webb, tingkat Kedalaman pengetahuan terbagi dalam empat wilayah pengetahuan yaitu:

    Depth of Knowledge (DOK) atau tingkat Kedalaman Pengetahuan dibagi menjadi 4 tingkatan (Level), yaitu:

    Tabel 8. Penjenjangan Kedalaman Pengetaahuan Menurut Webbs Depth of Knowledge

    LEVEL DESKRIPSI JENJANG

    PENGETAHUAN

    DOK-1 MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI)

    Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana.

    Dasar (A)

    DOK-2 KETRAMPILAN/KONSEP

    Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptual

    Lanjut (B1)

    DOK-3 BERFIKIR STRATEGIS

    Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan Menengah (B2)

    DOK-4 BERFIKIR SECARA LUAS

    Membutuhkan penyelidikan/penelitian, pengumpulan data dan analisis hasil.

    Tinggi (C)

    Level 1: Mengingat Kembali dan Reproduksi Membutuhkan penarikan kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau

    prosedur sederhana, serta melakukan proses sains sederhana atau prosedur. Level 1

  • Teknik Elektronika Audio Video

    20 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    hanya membutuhkan peserta didik untuk menunjukkan respon hafalan, menggunakan rumus yang sudah dikenal, melakukan prosedur yang ditetapkan, seperti penulisan resep makanan, ekperimen dengan serangkaian urutan langkah kerja yang jelas.

    Sebuah prosedur sederhana yang telah terdifinisikan dengan baik, bilamana dalam penyelesaian hanya membutuhkan satu langkah, seperti mengukur nilai tegangan, resistansi dan arus. Kata kerja seperti mengidentifikasi, mengingat, mengenali, menggunakan, menghitung, dan mengukur secara umum merupakan kerja kognitifdan diklasikasikan di tingkat mengingat kembali dan reproduksi-Recall and Reproduction atau Level 1.

    Penyelesaian masalah sederhana dan dapat langsung diterjemahkan dan diselesaikan dengan rumus, seperti penerapan hukum ohm dalam rangkaian listrik dapat dikatagorikan Level 1. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran, seperti menjelaskan kemungkinan penggunaan kata kerja menjelaskan dapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas) pengetahuannya.

    Seorang peserta didik ketika menjawab permasalahan item soal DOK pada Level 1, dan jawabannya tidak mengharuskan untuk diketahui atau dipecahkan peserta didik itu sendiri, atau jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item soal secara otomatis menyediakan kunci jawaban untuk setiap item soal, maka item soal tersebut dapat diklasifikan DOK Level 1. Dan bilamana pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab soal tidak secara otomatis memberikan kunci jawaban (penyelesaian), maka item soal tersebut kemungkinan dapat diklasifikasikan pada DOK Level 2.

    Level 2: Keterampilan dan Konsep Mencakup keterlibatan beberapa proses mental untuk mengingat atau

    mereproduksi tanggapan. Isi atau proses pengetahuan yang terlibat memiliki tingkat kompleksitas lebih rumit daripada di Level 1. Oleh karena peserta didik harus membuat beberapa keputusan, sehingga mendekati pertanyaan atau masalah. Kata kerja operasional yang umum digunakan pada klasifikasi pengetahuan Level 2 adalah mengklasifikasi, mengatur, memperkirakan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menampilkan data, dan membandingkan data. Suatu tindakan yang menggunakan kata kerja ini memerlukan lebih dari satu langkah. Misalnya, untuk membandingkan data, langkah pertama yang diperlukan adalah (1) mengidentifikasi karakteristik objek atau fenomena, kemudian (2) mengelompokan atau memilah objek.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    21 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Pengetahuan DOK Level 2 meliputi kegiatan melakukan pengamatan dan mengumpulkan data; mengklasifikasikan, pengorganisasian, dan membandingkan data, dan mengatur dan menampilkan data dalam tabel dan grafik. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran, seperti menjelaskan kemungkinan penggunaan kata kerja menjelaskan atau menafsirkan dapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas) pengetahuan yang diperlukan dalam tindakan. Misalnya, menafsirkan informasi dari grafik sederhana, membutuhkan informasi bagaimana membaca dan menginterprestasikan grafik, termasuk katagori DOK Level 2. Suatu tindakan yang memerlukan interpretasi pengetahuan yang mengandung kompleksitas, seperti membuat interprestasi makna tentang grafik dan menjelaskan makna informasi yang terkandung dalam grafik, dapat dikatagorikan DOK Level 3.

    Level 3: Berpikir Strategis Berfikir strategis memerlukan tingkat kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi

    dari DOK Level sebelumnya, tingkat berfikir yang memiliki kompleksitas seperti penalaran, perencanaan, menggunakan bukti. Tuntutan pengetahuan (kognitif) DOK Level 3 sangat kompleks dan abstrak. Kompleksitas tidak tergantung hanya dari fakta saja, melainkan mungkin juga dapat bersumber dari beberapa jawaban, dan dimungkinkan juga membutuhkan urutan atau tahapan didalam penalaran.

    Dalam kebanyakan kasus, jika peserta didik diminta untuk menjelaskan pemikiran DOK Level 3; dan bilamana penjelasan dalam kalimat yang diberikan merupakan pengetahuan yang sangat sederhana, maka pengatuan ini dapat dikategorikanpada DOK Level 2.

    Suatu tindakan yang memiliki lebih dari satu jawaban dan peserta didik dituntut untuk membenarkan suatu respon, maka katagori pengetahuan ini berada pada DOK Level 3. Eksperimental desain dalam DOK Level 3 pada umumnya dibutuhkan tindakan lebih dari satu variabel dependen. Tindakan yang termasuk dalam DOK Level 3, meliputi kegiatan mendeskripsikan kesimpulan dari pengamatan; mengutip bukti dan mengembangkan argumen logis dalam konsep berfikir; menjelaskan fenomena dalam konsep, dan menggunakan konsep-konsep untuk memecahkan permasalahan tidak rutin.

    Level 4: Berpikir Secara Luas Memerlukan daya kognitif tinggi dan sangat kompleks. Peserta didik diminta

    untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan. Banyak instrumen penilaian tidak

  • Teknik Elektronika Audio Video

    22 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    dapat mencakup kegiatan penilaian yang dapat diklasifikasikan sebagai Tingkat 4. Namun, standar, tujuan, dan tujuan dapat dinyatakan sedemikian rupa untuk mengharapkan peserta didik untuk melakukan berpikir secara luas. Mengembangkan generalisasi dari hasil yang diperoleh dan strategi yang digunakan dan menerapkannya terhadap situasi masalah adalah contoh tujuan pembelajaran yang merupakan Level 4. Banyak, tapi tidak semua, kinerja penilaian dan kegiatan penilaian terbuka yang membutuhkan pemikiran yang signifikan akan berada pada Tingkat 4. Level 4 membutuhkan penalaran desain, eksperimental dan perencanaan yang kompleks, dan mungkin akan memerlukan jangka waktu, baik untuk meneliti ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh suatu tujuan, atau untuk melaksanakan beberapa langkah dari item penilaian. Namun, periode perpanjangan waktu bukan merupakan faktor yang membedakan jika pekerjaan yang dibutuhkan adalah hanya berulang dan tidak memerlukan pemahaman konseptual yang signifikan dan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik harus mengambil suhu air dari sungai setiap hari selama satu bulan dan kemudian membuat grafik, ini akan diklasifikasikan sebagai kegiatan Tingkat 2. Namun, jika peserta didik melakukan sebuah penelitian tentang suhu air sungai yang membutuhkan keputusan dengan mempertimbangkan sejumlah variabel, pengetahuan ini akan menjadi Tingkat 4.

    Komparasi Penerapan DOK Webb & Taksonomi Blom Depth of Knowledge (DOK) mirip dengan Taksonomi Bloom, namun berbeda

    dalam penggunaanya. Taksonomi Bloom: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang sama, sedangkan DOK Webb: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang belum tentu sama (tergantung tingkat kedalaman dari pengetahuan).

  • Teknik Elektronika Audio Video

    23 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Tabel 9. Komparasi Penerapan Blooms Taxonomy dan Webbs Depth of Knowledge TAKSONOMI BLOOM

    LAMA TAKSONOMI BLOOM REVISI Webbs Depth of Knowledge LEVEL

    C1

    Pengetahuan Mengingat DOK-1. MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI)

    Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana.

    DASAR (A)

    Mengingat kembali pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang.

    C2

    Pemahaman Memahami

    Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis.

    C3

    Penerapan Menerapkan DOK-2. KETRAMPILAN/KONSEP Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptual

    LANJUT (B1)

    Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.

    C4

    Analisis Menganalisis DOK-3. BERFIKIR STRATEGIS

    Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan

    MENENGAH (B2)

    Kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain.

    C5

    Sintesa Mengevaluasi DOK-4. BERFIKIR SECARA LUAS Membutuhkan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis hasil.

    Membuat Sebuah Difinisi Membuat Sebuah Kesimpulan Membuat Sebuah Hipotesa Membuat Sebuah Analisis

    TINGGI (C)

    Kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi keseluruhan yang terpadu.

    Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan pengakuan standar.

    C6

    Evaluasi Mencipta (Mengkreasi)

    Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar.

    Mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan yang utuh.

    Tabel 10. Hesss Blooms & DOK Levels

    Proses Kognitif Taksonomi Bloom

    Webbs Depth of Knowledge (DOK) Levels DOK-1

    Ingatan/Reproduksi DOK-2

    Ketrampilan/Konsep DOK-3

    Berfikir Strategis DOK-4

    Berfikir Secara Luas

    C1 Mengingat Dasar (A) x x x C2 Memahami Dasar (A) Dasar (A) Dasar (A) Dasar (A) C3 Menerapkan Lanjut (B1) Lanjut (B1) Lanjut (B1) Lanjut (B1) C4 Menganalisis Menengah (B2) Menengah (B2) Menengah (B2) Menengah (B2) C5 Mengevaluasi x x Tinggi (C) Tinggi (C) C6 Menciptakan Tinggi (C) Tinggi (C) Tinggi (C) Tinggi (C)

    Penerapan Matrik Rigor-Kognitif Hess-Kedalaman Pengetahuan Webb ke Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom

  • Teknik Elektronika Audio Video

    24 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Tabel 11. Proses Kognitif Taksonomi Bloom versus Webbs Depth of Knowledge (DOK) Levels

    Proses Kognitif Taksonomi Bloom

    Webbs Depth of Knowledge (DOK) Levels DOK-1

    Ingatan/Reproduksi

    DOK-2 Ketrampilan/Konse

    p

    DOK-3 Berfikir Strategis

    DOK-4 Berfikir Secara Luas

    C1 Mengingat

    Mengingat atau mengidentifikasi konversi, istilah, fakta

    Mengingat atau mencari fakta-fakta dasar, definisi, detail, peristiwa

    Mengidentifikasi fakta/rincian dalam teks

    Pada tingkat ini tidak ada korelasi (hubungan) antara pikiran dan kedalaman pengetahuan seseorang

    C2 Memahami

    Mengevaluasi ekspresi Cari titik pada

    grid atau angka pada garis bilangan Memecahkan masalah sederhana (satu langkah)

    Memiilih kata-kata yang tepat

    Menulis kalimat sederhana

    Menjelaskan dengan menggunakan kalimat tanya bagaimana atau mengapa

    Menjelaskan hubungan Menggunakan model atau diagram untuk menjelaskan konsep Membuat kesimpulan dasar atau prediksi logis dari data atau observasi

    Menjelaskan hubungan

    Membuat ringkasan

    Mengidentifikasi ide-ide sentral

    Menjelaskan, atau menghubungkan ide menggunakan bukti-bukti pendukung (kutipan, contoh ...)

    Menggunakan konsep untuk memecahkan permasalahan non-rutin

    Menjelaskan suatu alasan yang mungkin membutuhkan lebih dari satu jawaban

    Menjelaskan atau menghubungkan ide menggunakan bukti pendukung

    Menghubungkan konsep-konsep matematika ke ranah konten yang lainnya

    Mengembangkan generalisasi kedalam situasi baru

    Menjelaskan bagaimana konsep atau ide khusus berhubungan dengan domain konten atau konsep lainnya

    C3 Menerapkan

    Mengikuti prosedur sederhana sesuai perintah/petunjuk kerja, seperti: Menghitung,

    mengukur, menerapkan aturan Menerapkan rumus Memecahkan persamaan linear Membuat konversi

    Memilih prosedur dan menerapkannya

    Memecahkan masalah rutin menerapkan beberapa konsep atau membuat keputusan.

    Menggunakan konteks untuk mengidentifikasi makna kata

    Mendapatkan dan menginterpretasikan informasi menggunakan fitur teks

    Mendesain sebuah investigasi untuk tujuan tertentu atau pertanyaan penelitian

    Menggunakan penalaran, perencanaan, dan bukti pendukung

    Menggunakan konsep untuk memecahkan masalah non-rutin

    Mengembangkan ide-ide

    Merencanakan pendekatan dengan banyak alternatif untuk penelitian masalah baru

    Merencanakan multi alternatif pendekatan untuk mecahkan permasalahan dalam penelitian.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    25 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    C4 Menganalisis

    Mengambil (mengidentifikasi) jenis informasi yang terkandung dalam grafik, tabel, fitur teks, dll untuk menjawab pertanyaan.

    Mengidentifikasi pola

    Mengkategorikan-data, angka

    Membuat organisasi data pesanan

    Memilih grafik yang sesuai dan terorganisir & data tampilan

    Mengembangkan pola

    Menafsirkan data dari grafik sederhana

    Mebandingkan karya tulis, fakta, istilah, peristiwa

    Menganalisis format, organisasi, struktur teks

    Membandingkan informasi, data atau teks

    Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data, mengutip bukti

    Menafsirkan data dari grafik yang kompleks

    Menganalisis atau menafsirkan hasil tulisan untuk kritik teks

    Menganalisis berbagai sumber bukti atau data set (teks)

    Menganalisis tema kompleks/abstrak

    C5 Mengevaluasi

    Membuat kutipan dan mengembangkan argumen yang logis untuk dugaan yang didasarkan pada satu teks atau masalah

    Membandingkan/membedakan metode solusi

    Membenarkan kesimpulan yang dibuat

    Menerapkan pemahaman dengan cara baru, memberikan argumen atau pembenaran untuk aplikasi baru

    Mengevaluasi relevansi, akurasi, & kelengkapan sumber informasi

    Menilai kebenaran suatu kesimpulan

    C6 Menciptakan

    Brainstorm (curah pendapat) ide, konsep, masalah, atau perspektif yang berhubungan dengan topik atau konsep

    Menghasilkan dugaan berdasarkan pengamatan atau pengetahuan sebelumnya

    Menyatukan informasi dari satu sumber informasi menjadi kesatuan informasi yang baru.

    Mengembangkan solusi alternatif

    Menyatukan informasi kedalam satu set data

    Mengembangkan model kompleks atau pendekatan untuk situasi tertentu

    Menyatukan informasi dari beberapa sumber yang berbeda menjadi kesatuan informasi baru.

    Mendesain model untuk menginformasikan dan memecahkan situasi praktis atau abstrak

    Mengartikulasikan-situasi baru, tema alternatif, pengetahuan baru atau perspektif baru

    Fungsi Hess Cognitive Rigor Matrix adalah (1) untuk menentukan kedalaman pengetahuan dan jenis berpikir (verba), (2) menjelaskan kepada guru bagaimana taksonomi

  • Teknik Elektronika Audio Video

    26 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Bloom dan penjenjangan tingkat DOK Webb yang sama, namun berbeda, dan (3) sebagai alat untuk memeriksa kedalaman pemahaman yang diperlukan untuk tugas yang berbeda, yang mana pada awalnya nampak berada pada tingkat yang sebanding kompleksitasnya.

    Gambar 7 memperlihatkan klasifikasi kata kerja operasional berdasarkan kedalaman pengetahuan menurut aturan penjenjangan Webbs Depth of Knowledge.

    Gambar 7. Tabel klasifikasi Webbs Depth of Knowledge DOK-Level 1 (Kompetensi Dasar Level-A)

    Kata kerja operasional yang berada pada dok level-1 termasuk katagori pengetahuan level dasar (A), yaitu mengingat kembali (reproduksi) pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang (reproduksi) atau Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana (klasifikasi taksonomi bloom C1). Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis (Taxonomi Bloom C2).

    Penekanan pada fakta dan mengingat informasi yang sederhana diajarkan sebelumnya. Proses pembelajaran di level ini berarti juga melakukan langkah-langkah sederhana, resep, atau arah. Atau kemungkinan suatu permaslahan yang sulit, namun tanpa memerlukan penalaran. Pada DOK 1, peserta didik menemukan "jawaban yang benar," dan tidak memperdebatkan suatu "permasalahan," tersebut benar atau salah. Contoh penerapan DOK Level-1 (Kompetensi Dasar Level-A)

  • Teknik Elektronika Audio Video

    27 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Membuat daftar komponen resistor sesuai dengan norma deret E6, E12, E24 Mencari atau mengingat fakta yang ditemukan dalam teks Menentukan parameter bidang persegi panjang dengan memberi gambar atau label Menjelaskan ciri fisik komponen elektronik Menjelaskan informasi dari tabel atau grafik untuk menjawab pertanyaan

    CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target secara otomatis memberikan jawabannya, maka posisi sasaran target pengetahuan adalah DOK LEVEL-1

    DOK-Level 2 (Kompetensi Lanjut Level-B1) Kata kerja operasional yang berada pada dok level-2 termasuk katagori

    pengetahuan level lanjut (B1), yaitu pengetahuan tentang berfikir strategis, yakni bagaimana peserta didik menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptual dan jika level ini sesuai dengan taksonomi bloom C3, yaitu melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.

    Membutuhkan perbandingan dua atau lebih konsep, mencari persamaan dan perbedaan, menerapkan pembelajaran faktual di tingkat keterampilan dasar. Ide utama, membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam dari sekedar definisi. Peserta didik dituntut harus menjelaskan "bagaimana" atau "mengapa" dan sering memperkirakan atau menafsirkan untuk merespon. Contoh penerapan DOK Level-2 (Kompetensi Lanjut Level-B1)

    Membandingkan bentuk fisik terhadap frekuensi kerja komponen elektronik Mengidentifikasi dan merangkum isi materi buku pegangan siswa (handout), modul bahan

    ajar, buku literatur, .... dll Menjelaskan sebab-akibat penyebab kerusakan komponen elektronika Memprediksi hasil logis berdasarkan kebenaaran informasi atau dasar kajian teori Mengklasifikasikan maksud dan tujuan pengkode dan bentuk fisis komponen elektronik

    CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target tidak secara otomatis memberikan jawaban, maka item tersebut setidaknya DOK LEVEL 2. Kebanyakan tindakan akan membutuhkan lebih dari satu kali keputusan

    DOK-Level 3 (Kompetensi Menengah Level-B2) Kata kerja operasional yang berada pada dok level-3 termasuk katagori

    pengetahuan level menengah (B2), yaitu perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan (berfikir strategis), yakni bagaimana peserta didik memiliki kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain (Taksonomi Bloom C4).

  • Teknik Elektronika Audio Video

    28 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Berfikir strategis membutuhkan tingkat pemahaman yang mendalam seperti perencanaan, dan dalam menemukan masalah harus didukung dengan bukti, dan lebih menuntut penalaran kognitif. Pengetahuan mengandung lebih dari satu respon atau pendekatan. Membutuhkan kompleksitas pengetahuan atau berpikir abstrak, dan penerapan pengetahuan atau keterampilan dalam situasi baru dan unik. Contoh penerapan DOK Level-3 (Kompetensi Menengah Level-B2)

    Mengembangkan model ekperimen ilmiah dari berbagai ide kompleks Menemukan, mengevaluasi permasalahan dan mengusulkan solusi pemecahan

    masalah Menjelaskan, generalisasi atau menghubungkan ide, dengan menggunakan bukti-

    bukti pendukung dari teks atau berbagai sumber informasi. Membandingkan berbagai macam sumber informasi (data) yang berbeda Membuat (menjelaskan) kesimpulan hasil eksperimen

    DOK-Level 4 (Kompetensi Tinggi Level-C) Kata kerja operasional yang berada pada dok level-4 termasuk katagori

    pengetahuan level tinggi (C), yaitu berfikir secara luas tentang bagaimana cara mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan yang utuh, seperti melakukan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis hasil, seperti membuat sebuah difinisi, membuat sebuah kesimpulan, membuat sebuah hipotesa, dan membuat sebuah analisis (taksonomi bloom C5 dan C6).

    Pada tingkat ini, peserta didik melakukan identifikasi masalah, dalam melakukan perencanaan-peserta didik menggunakan langkah-langkah tindakan, dan membuat keputusan berdasarkan data yang dikumpulkan. Biasanya melibatkan lebih banyak waktu dari satu periode kelas. Dalam mencari kebenaran suatu metode digunakan beberapa solusi kemungkinan.

    Peserta didik diminta untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan.

    Contoh penerapan DOK Level-4 (Kompetensi Tinggi Level-C) Mengumpulkan, menganalisa, mengatur, dan menginterpretasikan informasi dari

    berbagai sumber untuk keperluan penyusunan laporan dengan disertai alasan. Menganalisis dan menarik kesimpulan dari berbagai sumber data (bukti). Melakukan kerja proyek dan identifikasi masalah, mengusulkan jalur solusi,

    memecahkan masalah, dan membuat hasil laporan

  • Teknik Elektronika Audio Video

    29 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    CATATAN: Kegiatan DOK LEVEL 4 sering membutuhkan jangka waktu yang lama untuk menyelesaikan beberapa langkah, namun DOK pada level ini tidak hanya ditentukan oleh lamanya waktu proses pembelajaran, dan bilamana proses keterampilan dan konsep hanya diulang-ulang dari waktu ke waktu.

    Tabel 12. Perbandingan taksonomi Bloom dengan terhadap kedalaman pengetahuan Norman Webb menurut penggabungan Karin Hess Cognitive Rigor Matrix

    Blooms Taxonomy Webbs Depth of Knowledge Penggabungan keduanya oleh Karin Hess Cognitive Rigor Matrix dapat digunakan untuk memetakan kedalaman Standar Isi (SI) maupun kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

    Klasifikasi jenis pemikiran yang terlibat dalam proses kognitif Klasifikasi jenis kata kerja operasional dalam pembuatan item soal atau tujuan pembelajaran Berguna sebagai panduan guru dalam mengembangkan dan mengarahkan tanya jawab dengan peserta didik.

    Menentukan kompleksitas isi dan kegiatan pembelajaran, dan mengukur seberapa dalam siswa telah memahami isi materi. Penggunaan kata kerja operasional tidak hanya untuk mengukur tingkat kinerja saja, melainkan juga menggambarkan kompleksitas pengetahuan yang terlibat didalam kinerja tersebut. Berguna untuk memastikan keselarasan antara sasaran belajar dan item penilaian

    Kata Kunci: Proses penilaian kedalaman pengetahuan menurut Webbs Depth of Knowledge

    Gambar 12. Sinkronisasi penilaian menurut Webbs Depth of Knowledge Penerapan kata kerja pada Webbs Depth of Konwledge

    Sebuah definisi umum untuk klasifikasi masing-masing tingkat kedalaman pengetahuan (menurut Norman Webb) terlihat pada Tabel 20 di bawah, dengan spesifikasi lebih lanjut dan contoh kata kerja mengukur untuk setiap tingkat DOK (Depth of Knowledge). Norman Webb merekomendasikan bahwa untuk keperluan penilaian (penjenjangan ) skala besar, ruang lingkup standar penilaian hanya digunakan untuk menilai tingkat kedalaman pengetahuan sampai pada DOK level 1, 2, dan 3 saja. Sedangkan untuk kedalaman pengetahuan pada Depth of Knowledge (DOK) di Level 4 dapat menggunakan sistem standar penilaian pengetahuan lokal.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    30 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    Tabel 20. Penggunaan kata kerja operasional mengukur menurut Webbs Depth of Knowledge (Webbs DOK)

    Aktifitas Webbs DOK LEVEL Tujuan Pembelajaran Menurut DOK-Webb

    Kelas

    Melakukan proses sains sederhana atau prosedur untuk mengumpulkan data

    DA

    SAR

    (A)

    DO

    K-1

    (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor,....

    X

    (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor,.... (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor dengan nilai

    resistansi berbeda-beda,....

    (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor dengan nilai resistansi berbeda-beda,....

    Merepresentasikan data yang dikumpulkan selama periode waktu, membuat perbandingan dan interpretasi

    LAN

    JUT

    (B1)

    DO

    K-2

    (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,....

    XI

    Menginterpretasikan data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan hipotesa penelitian/ekperimen untuk membuktikan kajian secara ilmiah.

    MEN

    ENG

    AH

    (B2)

    DO

    K-3

    (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,.... XI/XII

    Menganalisis hasil eksperimen/penelitian dan menemukan hipotesa baru

    TIN

    GG

    I (C

    )

    DO

    K-4

    (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,. kemudian (5) menyimpulkan bahwa hubungan yang dinyatakan dalam hukum ohm adalah benar menurut hipotesa.

    (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, dan (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,. (5) serta membuktikan bahwa hubungan tersebut hanya berlaku untuk komponen resistor yang bersifat linier dan bukan untuk semua komponen yang bersifat non-linier.

    XII

  • Teknik Elektronika Audio Video

    31 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

    BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TM/TEO MATA PELAJARAN : PERENCANAAN & INSTALASI SISTEM AUDIO KELAS : XII

    KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) KI-1 (RELIGIUS)

    1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

    1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

    1.2. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keilmuannya.

    1.3. Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global

    KI-2 (SOSIAL) 2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku

    jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

    2.1. Menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab; terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) sesuai dengan jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.

    2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

    2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah.

    2.4. Memperhatikan jaminan mutu terhadap barang dan/atau jasa yang telah melalui pengujian berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.

    2.5. Memperhatikan kualitas barang hasil pekerjaan terhadap kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

    2.6. Mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau standar tentang keamanan dan keselamatan kesehatan kerja.

    2.7. Menjaga lingkungan terhadap penceramaran limbah elektronik.

    KI-3 (PENGETAHUAN) 3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan

    pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

    3.1. Membuat macam-macam rangkaian penguat audio berdaya besar kinerja tinggi untuk kebutuhan pertunjukan musik dan reproduksi 3.1.1. Memahami konfigurasi (arsitektur) untuk

    menjelaskan evolusi konsep dasar macam-macam klasifikasi penguat audio berdaya besar.

  • Teknik Elektronika Audio Video

    32 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

    3.1.2. Mendesain rangkaian & PCB untuk macam-macam rangkaian penguat audio berdaya besar untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi.

    3.1.3. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas A untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.4. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas B/AB untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.5. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas C untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.6. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas D untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.7. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas E untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.8. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas F untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.9. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas G untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.10. Menganalisis rangkaian penguat audio berdaya besar kelas H untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil analisis.

    3.1.11. Merencana macam-macam casing (kotak) penguat audio berdaya tinggi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil perencanaan

    3.1.12. Menganalisis macam-macam penguat audio berdaya tinggi dan merencanakan penulisan/penyajian spesifikasi data teknis.

    3.2. Membuat macam-macam kotak speaker untuk kebutuhan pertunjukan ruang tertutup dan terbuka 3.2.1. Memahami fungsi dan tujuan penggunaan kotak

    loudspeaker pada sistem akustik 3.2.2. Memahami fungsi dan tujuan penggunaan kotak

    loudspeaker aktif 3.2.3. Menjelaskan perbedaan kotak loudspeaker aktif dan

    pasif 3.2.4. Merencanakan kebutuhan biaya pembuatan kotak

    loudspeaker aktif ruang kecil 3.2.5. Merencanakan kebutuhan peralatan/instrumen/alat

    uji standar untuk keperluan pengujian sistem kotak loudspeaker aktif

    3.2.6. Memahami fungsi dan tujuan penggunaan kotak loudspeaker untuk kebutuhan hiburan rumah (home

  • Teknik Elektronika Audio Video

    33 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    theater) dolby surround 5.1 3.2.7. Menjelaskan perbedaan kotak loudspeaker untuk

    kebutuhan hiburan rumah (home theater) dolby surround 5.1 dengan sistem dolby surround lainnya

    3.2.8. Merencanakan kebutuhan biaya pembuatan kotak loudspeaker untuk kebutuhan hiburan rumah (home theater) dolby surround 5.1

    3.2.9. Merencanakan kebutuhan peralatan/instrumen/alat uji standar untuk keperluan pengujian kotak loudspeaker hiburan rumah (home theater) dolby surround 5.1.

    3.2.10. Memahami fungsi dan tujuan penggunaan kotak loudspeaker untuk kebutuhan studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dan penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka).

    3.2.11. Menjelaskan perbedaan kotak loudspeaker untuk kebutuhan studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dengan kebutuhan untuk penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka).

    3.2.12. Merencanakan kebutuhan biaya pembuatan kotak loudspeaker untuk kebutuhan studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dan penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka).

    3.2.13. Merencanakan kebutuhan peralatan/instrumen/alat uji standar untuk keperluan pengujian kotak loudspeaker studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dan penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka).

    3.3. Menerapkan instalasi sistem hiburan pertunjukan rumah (home theater)

    3.3.1. Memahami informasi umum (user manual) sistem hiburan pertunjukkan rumah (home theatre).

    3.3.2. Menginterprestasikan spesfikasi teknis sistem hiburan pertunjukkan rumah.

    3.3.3. Merencanakan tata letak sistem hiburan pertunjukkan rumah.

    3.3.4. Memahami metode pengujian kekuatan daya audio menggunakan sound level meter

    3.4. Menerapkan instalasi sistem hiburan audio mobil 3.4.1. Mendeskripsikan volume ruang sistem akustik mobil. 3.4.2. Menentukan besarnya kebutuhan daya audio

    maksimum. 3.4.3. Menentukan kebutuhan kabel yang digunakan. 3.4.4. Merencanakan sistem pengawatan peralatan audio

    video mobil. 3.4.5. Merencanakan kotak sub-wofer speaker daya. 3.4.6. Menentukan tata letak posisi sistem suara

    (loudsppeaker) dan subwoofer. 3.4.7. Memahami metode pengujian kekuatan daya audio

    menggunakan sound level meter 3.5. Menerapkan instalasi sistem hiburan pertunjukkan

    siaran langsung ruang terbuka dan tertutup

  • Teknik Elektronika Audio Video

    34 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    3.5.1. Memahami instalasi sistem audio/video pertunjukkan siaran langsung ruang terbuka dan tertutup

    3.5.2. Merencanakan kebutuhan alat & peralatan sistem audio/video pertunjukan ruang terbuka dan tertutup.

    3.5.3. Merencanakan alur instalasi sistem audio/video pertunjukan ruang terbuka dan tertutup.

    3.5.4. Memahami metode pengujian kekuatan daya audio menggunakan sound level meter

    3.6. Merencanakan & menerapkan instalasi sistem audio paging 3.6.1. Memahami ambang batas gangguan (tingkat

    kebisingan) lingkungan sekitar 3.6.2. Merencanakan kebutuhan daya, tata letak dan

    jumlah loudspeaker yang akan digunakan. 3.6.3. Menjelaskan sistem paging suara tegangan standar 3.6.4. Merencanakan daya akustik sistem paging tegangan

    standar. 3.7. Merencana sistem audio/video studio perekaman untuk

    kebutuhan ruang kecil ( studio rumah) 3.7.1. Merencanakan ruang kontrol suara 3.7.2. Merencanakan tata ruang (layout) perekaman suara 3.7.3. Mendeskripsikan sistem komunikasi studio

    perekaman suara 3.7.4. Menyiapkan kebutuhan bahan, alat & peralatan

    sistem audio/video studio perekaman untuk kebutuhan ruang kecil (studio rumah)

    3.7.5. Merencanakan sistem audio/video studio perekaman untuk keperluan ruang kecil (home studio)

    3.7.6. Memahami macam-macam media penyimpanan audio video

    3.7.7. Memahami teknik perekaman suara menggunakan perangkat lunak dan interprestasi kualitas suara hasil perekaman

    3.7.8. Memahami teknik perekaman video dan interprestasi kualitas gambar hasil perekaman

    KI-4 (KETRAMPILAN) 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta

    dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

    4.1. Membuat macam-macam rangkaian penguat audio berdaya besar kinerja tinggi untuk kebutuhan pertunjukan musik dan reproduksi 4.1.1. Mendiagramkan konfigurasi (arsitektur) untuk

    menjelaskan evolusi konsep dasar macam-macam klasifikasi penguat audio berdaya besar.

    4.1.2. Membuat rangkaian & PCB untuk macam-macam rangkaian penguat audio berdaya besar untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi.

    4.1.3. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio berdaya besar kelas A untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.4. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio

  • Teknik Elektronika Audio Video

    35 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    berdaya besar kelas B/AB untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.5. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio berdaya besar kelas C untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.6. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio berdaya besar kelas D untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.7. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio berdaya besar kelas E untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.8. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio berdaya besar kelas F untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.9. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio berdaya besar kelas G untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.10. Melakukan pengukuran rangkaian penguat audio berdaya besar kelas H untuk kebutuhan kinerja tinggi pertunjukan musik dan reproduksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.11. Membuat casing dan melakukan instalasi macam-macam penguat audio berdaya tinggi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengujian

    4.1.12. Melakukan pengujian macam-macam penguat audio berdaya tinggi dan menyajikan kedalam spesifikasi data teknis.

    4.2. Membuat macam-macam kotak speaker untuk kebutuhan pertunjukan ruang tertutup dan terbuka 4.2.1. Membuat macam-macam tipe kotak loudspeaker

    sistem aktif dan pasif 4.2.2. Mendimensikan kotak loudspeaker aktif 4.2.3. Membuat kotak loudspeaker aktif 4.2.4. Melakukan instalasi kotak loudspeaker aktif 4.2.5. Melakukan pengujian sistem kotak loudspeaker aktif

    dan interprestasi data hasil pengujian 4.2.6. Mendimensikan kotak loudspeaker untuk kebutuhan

    hiburan rumah (home theater) dolby surround 5.1 4.2.7. Membuat kotak loudspeaker untuk kebutuhan

    hiburan rumah (home theater) dolby surround 5.1 4.2.8. Melakukan instalasi loudspeaker untuk kebutuhan

    hiburan rumah (home theater) dolby surround 5.1 4.2.9. Melakukan pengujian loudspeaker untuk kebutuhan

  • Teknik Elektronika Audio Video

    36 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    hiburan rumah (home theater) dolby surround 5.1 dan interprestasi data hasil pengujian

    4.2.10. Mendimensikan kotak loudspeaker untuk kebutuhan studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dan penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka).

    4.2.11. Membuat kotak loudspeaker untuk kebutuhan studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dan penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka).

    4.2.12. Melakukan instalasi kotak loudspeaker untuk kebutuhan studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dan penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka).

    4.2.13. Melakukan pengujian kotak loudspeaker untuk kebutuhan studio instrumen musik (pertunjukan ruang tertutup) dan penguatan sistem suara (sound system) pertunjukan berdaya besar (pertunjukan ruang terbuka) dan interprestasi data hasil pengujian

    4.3. Melakukan instalasi sistem hiburan pertunjukan rumah (home theater) 4.3.1. Membaca informasi umum (user manual) sistem

    hiburan pertunjukkan rumah (home theatre). 4.3.2. Membuat sketsa sesuai dengan user manual dan

    spesfikasi teknis sistem hiburan pertunjukkan rumah.

    4.3.3. Melakukan instalasi sistem hiburan pertunjukkan rumah.

    4.3.4. Melakukan pengujian kekuatan daya audio menggunakan sound level meter

    4.4. Melakukan instalasi sistem hiburan audio mobil 4.4.1. Mendimensikan volume ruang sistem akustik mobil. 4.4.2. Mendimensikan besarnya kebutuhan daya audio

    maksimum. 4.4.3. Menghitung kebutuhan kabel yang digunakan. 4.4.4. Membuat pohon kabel sistem pengawatan peralatan

    audio video mobil. 4.4.5. Membuat kotak sub-wofer speaker daya. 4.4.6. Melakukan instalasi sistem hiburan audio/video

    mobil. 4.4.7. Melakukan pengujian kekuatan daya audio

    menggunakan sound level meter 4.5. Melakukan instalasi sistem hiburan pertunjukan siaran

    langsung ruang terbuka dan tertutup 4.5.1. Membuat sketsa instalasi sistem audio/video

    pertunjukkan siaran langsung ruang terbuka dan tertutup

    4.5.2. Melakukan ceklist ketersedian alat & peralatan sistem audio/video pertunjukan ruang terbuka dan tertutup.

    4.5.3. Melakukan instalasi sistem audio/video pertunjukan ruang terbuka dan tertutup.

    4.5.4. Melakukan pengujian kekuatan daya audio

  • Teknik Elektronika Audio Video

    37 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

    menggunakan sound level meter 4.6. Menguji instalasi sistem audio paging

    4.6.1. Mendimensikan ambang batas gangguan (tingkat kebisingan) lingkungan sekitar

    4.6.2. Mendimensikan kebutuhan daya, tata letak dan jumlah loudspeaker yang akan digunakan.

    4.6.3. Melakukan instalasi sistem paging suara fasilitas umum tegangan standar.

    4.6.4. Menguji kualitas dan daya akustik sistem paging tegangan standar.

    4.7. Membangun sistem audio/video studio perekaman untuk kebutuhan ruang kecil ( studio rumah) 4.7.1. Mendimensikan dan mendiagramkan ruang kontrol

    suara

    4.7.2. Membuat tata ruang (la