05. isi
DESCRIPTION
ssssasaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perlakuan panas merupakan kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan
terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat dengan waktu tertentu untuk
mendapatkan sifat tertentu. Langkah pertama dalam setiap proses perlakuan panas
adalah memanaskan logam atau paduan itu sampai ke temperature tertentu, lalu
menahan beberapa saat pada temperature tersebut kemudian didinginkan dengan
laju pendinginan tertentu. Selama pemanasan dan pendinginan ini akan terjadi
beberapa perubahan struktur mikro, dapat berupa perubahan fase dan/atau bentuk
butir kristalnya sehingga menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari logam atau
paduan tersebut.
Untuk memudahkan pengerjaan benda kerja pada suatu proses pengerjaan
biasanya diperlukan suatu sifat tertentu dari bahan benda kerja itu. Untuk
memperoleh sifat ini mungkin akan diperlukan suatu proses perlakuan panas. Suatu
proses perlakuan panas juga mungkin diperlukan untuk memberikan sifat tertentu
pada produk akhir yang siap pakai. Dengan melakukan uji metallography, maka kita
dapat mengetahui struktur mikro suatu material, dan dari struktur mikronya kita
dapat mengetahui sifat dari material tersebut.
Pada percobaan kali ini, material yang digunakan adalah roda gigi yang
terbuat dari baja AISI 4140, connecting rod yang terbuat dari malleable iron, serta
mata bor yang terbuat dari baja AISI D3. Dari praktikum ini diharapkan kita dapat
memahami mengenai struktur mikronya, menganalisa kondisi benda kerja serta
memperkirakan sifat – sifat paduan logam tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui struktur mikro dari roda gigi yang terbuat dari baja AISI 4140,
connecting rod yang terbuat dari malleable iron, serta mata bor yang terbuat
dari baja AISI D3.
2. Menganalisa kondisi benda kerja (roda gigi, connecting rod, serta mata bor)
3. Memperkirakan sifat dan tingkah laku material benda kerja (roda gigi,
connecting rod, serta mata bor) apabila mendapat pemanasan dan pendinginan.
1.3 Diagram Alir Praktikum
Preparasi
Cutting
Mounting
Grinding
Polishing
Etching
Pengamatan
Laporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Perlakuan Panas
Perlakuan panas atau heat treatment dapat didefinisikan sebagai kombinasi
operasi pemanasan dan pendinginan terhadap logam / paduan dalam keadaan padat
dengan waktu tertentu, dimaksudkan untuk memperoleh sifat tertentu (Ir. Wahid
Suherman, 2001)
Perlakuan panas (heat treatment) juga bisa dinyatakan sebagai “Heating and
cooling a solid metal or alloy in such away as to obtain desired conditions or
properties. Heating for the sole purpose of hot-working is excluded from the meaning of
this definition” (Avner , 1974)
Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam
keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat mekaniknya. Baja dapat dikeraskan sehingga
tahan aus dan kemampuan memotong meningkat atau dapat dilunakan untuk
memudahkan proses pemesinan lanjut. Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan
dalam dapat dihilangkan, ukuran butir dapat diperbesar atau diperkecil. Selain itu
ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras
disekeliling inti yang ulet. Untuk memungkinkan perlakuan panas tepat, komposisi
kimia baja harus diketahui karena perubahan komposisi kimia, khususnya karbon dapat
mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis.
Adapun langkah pertama dalam setiap proses laku panas adalah memanaskan
logam/paduan itu sampai ke suatu temperatur tertentu, lalu menahan beberapa saat
temperatur itu, kemudian mendinginkannya dengan laju pendinginan tertentu. Selama
pemanasan dan pendinginan ini akan terjadi beberapa perubahan struktur mikro, dapat
berupa perubahan fase dan/atau bentuk/ukuran butir kristalnya, dan perubahan struktur
mikro ini akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari logam/paduan
tersebut(Ir.Wahid Suherman)
II.2 Komponen Mesin
II.2.1 Roda Gigi
Roda gigi adalah elemen mesin berbentuk gigi yang berfungsisebagai
tramsmisi gerak putar dan daya dari komponen mesin satu ke lainnya.
Efisiensinya mendekati 98% sehingga roda gigi banyak dipakai untuk membuat
transmisi motor penggerak ke connecting rod yang digerakan (Sunyoto,2008)
Gambar... Roda Gigi Metrik
Dalam bidang permesinan, jenis roda gigi adalah bermacammacam. Ada
yang membedakan roda gigi dari bentuk giginya dan ada pula yang
membedakannya menurut posisi dari connecting rod untuk masing-masing roda
gigi pada suatu pasangan roda gigi. Akan tetapi, dari dua cara membedakan itu
pada dasarnya jenis roda gigi yang dibedakan adalah sama.
Jenis Roda Gigi Menurut Bentuk Gigi
Berdasarkan dari bentuk giginya maka roda gigi dapat dibedakan :
Roda gigi helix (helical gear)
Jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya tidak lurus tetapi sedikit
membentuk sudut di sepanjang badan gigi yang berbentuk silinder. Bila dilihat
arah alur giginya nampak bahwa alur tersebut membengkok.
Roda gigi lurus (spur gear)
Gambar --.Roda gigi helix
Roda gigi lurus (spur gear)
Pada jenis roda gigi ini, pemotongan gigi-giginya adalah searah dengan
connecting rodnya. Ada pula jenis gigi lurus lainnya tetapi badan gigi tidak
berbentuk lingkaran melainkan berbentuk batang segi empat panjang. Pada
permukaan memanjang inilah pemotongan gigi-giginya dilakukan yang arahnya
kadang- kadang tegak lurus dan kadang-kadang membentuk sudut terhadap
batang gigi (badan gigi). Bentuk gigi yang ini biasa disebut dengan Gigi Rack.
Gambar --. Roda gigi lurus
Roda gigi payung (straight bevel gear)
Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya adalah pada bagian
yang konis. Pada permukaan yang konis ini gigi-gigi dibentuk yang arahnya
lurus dan searah dengan connecting rod roda gigi.
Gambar --. Roda gigi payung
Roda gigi spiral (spiral gear)
Gigi-gigi roda gigi spiral arahnya membentuk suatu kurve. Biasanya
pemotongan gigi-giginya juga pada permukaan yang konis.
Roda gigi cacing (worm gear)
Jenis roda gigi ini biasanya merupakan satu pasangan yang terdiri dari
batang berulir cacing dan roda gigi cacing. Pada batang ulir cacing giginya
seperti ulir. Dan pada roda gigi cacing bentuk giginya hampir sama dengan roda
gigi helix, akan tetapi permukaan giginyamembentuk lengkungan ke dalam.
Gambar --. Roda gigi cacing
Roda gigi dalam (internal gear)
Pada jenis roda gigi ini pemotongan gigi-giginya adalah pada bagian
dalam dari permukaan ring/lubang. Biasanya bentuk giginya adalah lurus seperti
roda gigi lurus (spur gear).
Jenis Roda Gigi Menurut Posisi Connecting rod Pasangan Roda Gigi
Cara membedakan roda gigi yang kedua ini adalah dengan melihat posisi
dari masing-masing roda gigi untuk pasangan roda gigi. Jenis roda gigi tersebut
antara lain adalah :
Roda gigi yang masing-masing connecting rodnya satu sama lain posisinya
sejajar sewaktu roda-roda gigi tersebut dipasangkan. Contohnya adalah roda
gigi lurus (spur gear) dan roda gigi helix (helical gear).
Roda gigi yang masing-masing connecting rodnya mempunyai posisi saling
menyiku satu sama lain. Contoh nya adalah roda gigi payung dan roda gigi
spiral. Menyiku di sini artinya connecting rod roda gigi yang satu posisinya
tegak lurus terhadap connecting rod roda gigi yang lain.
Ada pula pasangan roda gigi yang connecting rod-connecting rodnya satu
sama lain posisi tegak lurus, akan tetapi connecting rod yang satu berada di
atas connecting rod yanglian dengan posisi menyilang. Roda gigi yang
termasuk dalam jenis ini adalah roda gigi cacing, juga roda gigi helix.
Fungsi Roda Gigi
Secara umum fungsi dari roda gigi adalah untuk :
a. Meneruskan daya dari connecting rod penggerak ke connecting rod
yangdigerakkan.
b. Mengubah putaran dari connecting rod penggerak ke connecting rod yang
digerakkan, yaitu dari putaran tinggi ke putaran rendah atau dari putaran rendah ke
putaran tinggi. Bisa juga mengubah putaran di sini berarti membuat arah putaran
connecting rod yang digerakkan berlawanan dengan arah putaran connecting rod
penggerak.
c. Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain, misalnya oli, minyak
tanah, dan sebagainya. Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa zat
cair. Dalam otomotof dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi.
II.2.2 Connecting Rod
Connecting rod merupakan penghubung antara piston dan connecting rod
engkol yang berada dalam motor bakar. Berikut merupakan gambar dari connecting rod
dan lokasinya di dalam motor bakar:
Gambar 2….. Gambar skematik connecting rod
Sand Cast Connecting Rod
Connecting rod jenis ini dibentuk melalui green sand molds, kemudian dianneal pada
temperature 1750oF selama 18 jam dan didinginkan di udara. Setelah didinginkan
dengan udara, material connecting rod tersebut dipanaskan kembali pada 1600oF
kemudian di quench di dalam oil untuk membentuk struktur martensit, setelah itu di
temper selama 3 sampai 4 jam pada temperatur 1150 – 1180 oF.
Gambar…. Perbandingan antara Connecting rod hasil casting dan hasil forging
Wrought Forged Connecting Rod
Material yang digunakan untuk connecting rod jenis ini adalah plain carbon steel
forgings. Gambar… menunjukkan satu set connecting rod yang diforging.
Gambar… Satu set forging dies untuk menempa connecting rod
II.3 Baja Perkakas
Baja perkakas (tool steel) biasanya adalah baja khusus, berkualitas tinggi, yang
dipakai untuk membuat perkakas perautan (cutting) maupu pembentukan (forming) (Ir.
Wahid Suherman).
Baja perkakas (tool steel), yang dikenal juga sebagai baja premium, adalahsatu
jenis baja yang dirancang untuk aplikasi seperti alat memotong baja lain pada mesin
perkakas, alat penumbuk (punch), landasan cetak (die), cetakan cor (mold), pisau
pemotong, pahat dan alat-alat sejenis. Untuk bisa menjalankan aplikasi-aplikasi di atas,
baja perkakas harus mempunyai kelebihan dalam hal kekuatan (strength), kekerasan
(hardness), kekerasan ketika panas (hot hardness), ketahanan terhadap aus (wear
resistance), dan keuletan (toughness) terhadap impak (impact)(sumber pdf)
Karakteristik dari Tool Steels
1. Nondeforming property
2. Perkakas biasanya dikeraskan dengan laku panas.
3. Nondeforming property baik tidak banyak mengalami perubahan bentuk dan
dimensi
4. Pada pemanasan dan pendinginan baja akanmengalami pemuaian dan
penyusutan mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran mungkin juga terjadi
distorsi atau retak
5. Perkakas yang kompleks atau yang mempunyai perbedaan penampang yang
drastis harus mempunyai sifat nondeforming yang baik
6. Biasanya air-hardening mempunyai sifat nondeforming yang baik
Klarifikasi Baja Perkakas
Berikut ini adalah tujuh kelompok tersebut,beserta huruf prefiks dan uraiannya.
Sedangkan dalam tabel setelahnya diperlihatkan komposisi kimia beberapa jenis baja
paduan yang termasuk dalam baja perkakas.
1. T, M High-speed tool steels, digunakan sebagai alat potong dalam mesin-
mesinpemroses. Dirancang sehingga mempunyai ketahanan tinggi terhadap aus
dan tetap mempunyai kekerasan tinggi walaupun dalam keadaan panas.Kode
baja perkakas dalam kelompok ini memakai prefiks T kalau mengandung
Tungsten, dan memakai prefiks M kalau mengandung Molibdenum.
2. H Hotworking tool steel, digunakan untuk aplikasi cetakan (dies)
yangdioperasikan dalam keadaan panas, seperti penempaan (forging),
ekstrusi,dan cetakan pada pengecoran. Prefiks H untuk hot.
3. D Cold-work tool steels, adalah baja untuk aplikasi cetakan (dies)
yangdioperasikan dalam keadaan dingin, seperti pekerjaan pres
terhadaplembaran baja, ekstrusi dingin, dan beberapa operasi penempaan
(forging).Prefiks D untuk die. Kelompok ini berhubungan erat dengan kode
AISI yang memnggunakan prefiks A dan O. Prefiks A untuk air hardening
(pengerasanyang pendinginannya mengunakan udara, dan prefiks O untuk oil
hardening(pengerasan yang pendinginannya mengunakan oli). Kelompok
inimempunyai kelebihan dalam ketahanan terhadap aus, dan rendahnya distorsi.
4. W Water hardening tool steels, mempunyai kandungan karbon yang
tinggi,dengan sedikit (atau tidak ada sama sekali) elemen lain yang dipadukan.
Baja kelompok ini hanya bisa diperkeras dengan cara pencelupan cepat ke dalam
air.Bajajenis ini dipakai secara luas karena biayanya rendah,tapipenggunaannya
terbatas hanya pada aplikasi bertemperatur rendah. Prefiks W untuk water.
5. S Shock-resistant tool steels, ditujukan untuk aplikasi dimana
diperlukankeuletan (toughness) yang tinggi, seperti pada operasi shearing pada
logamlembaran, punching dan bending.
6. P Mold steels, digunakan untuk aplikasi cetakan yang digunakan untuk
mencetak plastik dan karet.
7. L Low-alloy tool steels, kelompok ini berisi bermacam baja perkakas untukaplikasi khusus.
Unsur Paduan dan Pengaruh Paduan
Biasanya baja perkakas mengandung unsur carbon antara 0,5%-1,4% ,disamping
unsure rahasia perusahaan yang hanya biasa diketahui dengan uji komposisi
kimia ,biasanya baja perkakas mengandung beberapa unsur lainnya diantaranya adalah
Cr, Mn Mo ,Si ,V dan masih banyak yang lainnya namun dengan kadar yang cukup
rendah.Adapun pengaruh dari unsur paduan tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel--, Pengaruh Unsur Paduan pada Baja Perkakas
Tabel --. Komposisi paduan pada jenis-jenis Tool Steel
II.3.1 Mata Bor
Mata bor (Drill bit) adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang secara
silinder.
Bagian-bagian dari Mata Bor
Gambar --. Bagian- bagian Mata Bor ( Haryantoabdi, 2012 )
BAB III
METODOLOGI
III.1 Standar Pengujian
Standar pengujian yang digunanakan dalam preparasi spesimen uji
metalografi ini adalah ASTM E3
III.2 Material yang Digunakan
Material yang digunakan dalam praktikum ini adalah roda gigi yang
terbuat dari baja AISI 4140, connecting rod yang terbuat dari malleable iron,
serta mata bor yang terbuat dari baja AISI D3.
III.3 Peralatan dan Bahan
1. Gergaji.
2. Mesin grinding.
3. Resin dan katalist pengeras beserta cetakan dari pipa paralon.
4. Kertas gosok dengan grade kekasaran 80, 100, 120, 180, 200, 220, 280, 300,
320, 360, 400, 500, 600, 800, 1000, 1200, 1500, dan 2000.
5. Air.
6. Polisher yang digerakkan dengan mesin listrik. Proses penggosokan diatas kain
beludru dengan pengolesan metal polesh (autosol) pada spesimen yang dicuci
dengan menggunakan alkohol 70%.
7. Etching reagent menggunakan nital dengan komposisi 2 ml HNO3 & 98 ml
alkohol 70%, serta aqua regia dengan komposisi 100 ml HCl 3 ml HNO3 serta
100 ml Alkohol
8. Mikroskop optic dengan kamera pengambil foto mikrografi dengan kapasitas
hingga 1000x
III.4 Prosedur Pelaksanaan
a) Pemotongan Spesimen (Cutting)
Pemotongan spesimen untuk tiap material berbeda-beda karena material
uji yang didapat juga memiliki dimensi yang berbeda. Material uji berasal dari
impeller pompa air, uang logam kuningan, spesimen las, dan handle rem motor.
b) Mounting
Mounting dilakukan bila spesimen yang tersedia memiliki dimensi yang
kecil yang menyulitkan saat proses preparasi selanjutnya. Untuk itu, dengan
tujuan memudahkan handling, spesimen yang memiliki dimensi kecil di
mounting dengan resin dan katalis. Dalam praktikum ini, seluruh spesimen
diberi mounting.
c) Grinding
Spesimen yang telah dipersiapkan selanjutnya digosok, penggosokan
spesimen dilakukan secara bertahap.Tahap pertama spesimen digosok
menggunakan mesin gerinda seperti pada Gambar 3.4. Setelah itupenggosokan
dilanjutkan dengan menggunakan kertas amplas seperti pada gambar 3.5.
Penggosokan menggunakan amplas dilakukan mulai dari grade kecil dan
dilanjutkan dengan grade yang lebih besar.
Gambar 3.1. Spesimen roda gigi Gambar 3.2. Spesimen connecting rod
Gambar 3.3. Spesimen mata bor
Waktu penggosokan spesimen dan grade yang digunakan disesuaikan
dengan tingkat kekerasan spesimen. Penggosokan dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terdapat bekas penggosokan yang terlalu dalam dan bekas
gosokannya yang berupa garis-garis yang sejajar harus merata pada seluruh
permukaan.
Spesimen digosok dengan kertas gosok dengan grade 80, 100, 120, 180,
200, 220, 280, 300, 320, 360, 400, 500, 600, 800, 1000, 1200, 1500, dan 2000
sambil dialiri air.Gerakan penggosokan dilakukan dengan menjauh dan
mendekat (maju-mundur) terhadap praktikan (penggosok). Setelah muncul
garis-garis goresan yang sejajar dan merata spesimen dicuci dengan air, sebelum
digosokkan pada kertas gosok dengan kehalusan yang lebih tinggi.
Gambar 3.4. Proses grinding
Gambar 3.5. Proses Penggosokan menggunakan kertas amplas
d) Polishing
Setelah melalui Grinding proses sampai kehalusan grade 2000,
permukaan spesimen dicuci dengan air kemudian dikeringkan dengan soft tissue.
Permukaan spesimen yang kering dioleskan pasta metal polish (autosol) atau
dicelupkan pada autosol yang telah dilarutkan dengan air.Spesimen
ditelungkupkan dan ditekan pada piringan polish machine yang berputar dan
telah dilapisi kain beludru.
Proses Polishing selesai jika bekas bekas goresan dari proses grinding
(dengan grid 2000) telah hilang dan permukaan spesimen telah halus dan
mengkilap.
Gambar 3.6. Pengolesan Autosol
Gambar 3.7. Proses polishing
e) Etching
Proses etsa digunakan untuk mendapatkan gambaran yang nyata daristruktur
logam melalui mikroskop metalurgi. Dilakukan dengan cara menceluptissue ke larutan
nital (campuran Alkohol dengan HNO3 dengan perbandingan 98:2) untuk material roda
gigi dan connecting rod serta aqua regia (campuran HCl, HNO3 serta Alkohol dengan
perbandingan 100:3:100). Setelah itu tissue yang basah tersebut di usapkan ke
permukaan spesimen kurang lebih 3 kali pengusapan. Langkah ini juga bisa diganti
dengan menclupkan spesimen ke laruta etsa selama 2-3 detik seperti pada gambar 3.8.
Jika terlalu lama diusap maka spesimen akan gosongkarena korosinya terlalu dalam.
Tujuan etching adalah mengkorosikanspesimen. Korosi yang diperlukan hanya
sampai batas butir. Oleh karena itutidak boleh terlalu lama proses pencelupannya.
Etching dapat mengkorosikantepat sampai batas butir karena batas butir merupakan
tempat yang mempunyaitegangan yang paling tinggi sehingga energinya paling tinggi.
Setelah itu spesimen dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan menggunakan
hairdryer.
f) Pengamatan Metallography
Spesimen yang telah di etsa selanjutnya diamati dibawah mikroskopdengan
pembesaran 50x, 100x, 200x, dan 500x. Kemudian dilakukanpengambilan (pemotretan)
foto metallography. Saat pengambailan foto dicaridaerah yang bagus dan fokus untuk
mempermudah pengamatan.
Gambar 3.8. Proses etching
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Roda Gigi
Pada praktikum perlakuan panas ini, spesimen pertama yang digunakan
adalah roda gigi yang terbuat dari baja AISI 4140 tampak seperti di bawah ini :
IV.2 Connecting Road
Pada praktikum perlakuan panas ini, spesimenkedua yang digunakan
adalah connectimg road yang terbuat dari baja AISI 1045 tampak seperti di bawah
ini :
IV.3 Mata Bor
T Material & Metalurgi FTI ITS 17/10/2013 14:09:43
Pada praktikum perlakuan panas ini, spesimenketiga yang digunakan
adalah mata bor yang terbuat dari baja… tampak seperti di bawah ini :
BAB V
KESIMPULAN
V.1 Roda Gigi
V.2 Connecting rod
V.3 Mata Bor