01. laporan praktik kerja lapangan.docx

162
No. 06/PKL/TS-SST-PJJ-JT/2015 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BEKASI – CAWANG – KAMPUNG MELAYU (BECAKAYU) SEKSI I Disusun Oleh : Muhammad Helmi NIM: 4111110017 Rikki Sofyan Rizal NIM: 4111110007 Pembimbing : Tjaturoso Iman M., S.T. PT. Waskita Karya (Eko Wiyono, Drs., S.T., M.Eng.) NIP. 19601228 198603 1 003

Upload: mutya2009

Post on 18-Dec-2015

195 views

Category:

Documents


54 download

TRANSCRIPT

Laporan Praktik Kerja Lapangan

No. 06/PKL/TS-SST-PJJ-JT/2015

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANPROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BEKASI CAWANG KAMPUNG MELAYU (BECAKAYU) SEKSI I

Disusun Oleh :Muhammad Helmi NIM: 4111110017

Rikki Sofyan Rizal NIM: 4111110007

Pembimbing :Tjaturoso Iman M., S.T.PT. Waskita Karya

(Eko Wiyono, Drs., S.T., M.Eng.)NIP. 19601228 198603 1 003

PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN KONSENTERASI JALAN TOLJURUSAN TEKNIK SIPILPOLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2015Halaman PengesahanLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (BECAKAYU) Seksi I

Diajukan Oleh:

Mahasiswa I

Muhammad Helmi NIM : 4111110017Mahasiswa II

Rikki Sofyan Rizal NIM : 4111110007

Menyetujui,

Pembimbing Industri

Tjaturoso Iman M., S.T.PT. Waskita Karya Pembimbing Jurusan

(Eko Wiyono, Drs., S.T., M.Eng.)NIP. 19601228 198603 1 003

Mengetahui,Ketua Jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri Jakarta

Putera Agung Maha Agung, Ph.DNIP. 19660602 199003 1 002

Laporan Praktik Kerja LapanganProyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU) Seksi I

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesikan laporan praktik kerja lapangan ini dengan judul Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (BECAKAYU) Seksi I.Maksud dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan mendapatkan nilai Praktik Kerja Lapangan pada semester ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan Laporan ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun ucapan terimakasih tersebut penulis tujukan kepada :1. Bapak Eko Wiyono, Drs., S.ST., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Jurusan.2. Bapak Tjaturoso Iman M., S.T. selaku Dosen Pembimbing Industri.3. Kedua Orang Tua Tercinta beserta adik dan kakak tersayang, yang telah memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat terus meraih yang terbaik. 4. Seluruh Staff PT. Waskita Karya yang telah banyak membantu dan memberikan masukan selama Praktik Kerja Lapangan berlangsung.5. Teman-teman praktik kerja lapangan yang membantu dalam segala hal.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini, maka dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala saran dari pembaca dengan harapan semoga laporan praktik kerja lapangan ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya di Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.

Depok, Maret 2014 Penulis DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR TABEL vDAFTAR GAMBAR viDAFTAR LAMPIRAN ixBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan 21.2.1. Tujuan Umum 21.2.2. Tujuan Khusus 21.3. Sistematika Penulisan 3BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN2.1. Sejarah PT. Waskita Karya 42.2. Visi dan Misi PT. Waskita Karya 62.3. Budaya PT. Waskita Karya 62.4. Organisasi Perusahaan 72.4.1. Dewan Komisaris 72.4.2. Jajaran Direksi 72.4.3. Komite Audit 7 2.4.4. Tugas, Kewajiban, Wewenang, Tanggung Jawab, dan Hak 92.5. Nilai Budaya Perusahaan 20 2.6. Kode Etik dan Good Corporate Governance (CGC) 212.6.1. Kode Etik 212.6.2. Good Corporate Governance (CGC)232.7. Kebijakan Waskita 232.8. Pelaksanaan Disiplin Kerja24BAB III PENGENALAN PROYEK 3.1. Prosedur Mendapatkan Proyek 253.2. Gambaran Umum Proyek 253.2.1. Data Umum 263.2.2. Data Teknis 273.3. Struktur Organisasi Proyek 283.4. Personalia dan Organisasi Proyek 29 3.5. Proses Pelaksanaan Proyek 33BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI 4.1. Lingkup Pekerjaan 384.1.1. Pekerjaan Persiapan 38 4.1.2. Pekerjaan Galian Tanah 434.1.3. Pekerjaan Timbunan dan Perataan Tanah 444.1.4. Pekerjaan Struktur 454.2. Kegiatan yang Diamati 524.2.1. Pekerjaan Pancang 534.2.2. Tes Pile Dynamic Analyzer (PDA)614.2.3. Pemotongan Tiang Pancang 664.2.4. Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja (Lean Concrete)684.2.5. Pekerjaan Pembesian Pile Cap714.2.6. Pembobokan Pilar 744.2.7. Pekerjaan Steel Sheet Pile 764.2.8. Pengujian Standart Penetration Test (SPT) di Lapangan794.2.9. Stressing I Girder Segmental834.3. Studi Kasus91BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan 995.2. Saran 100DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data pancang PWB-180/2293Tabel 4.2. Data pancang PWB-180/2194 Tabel 4.3. Data pancang PWB-180/2095Tabel 4.4. Data pancang PWB-180/1396 Tabel 4.5. Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Daya Dukung 98

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Strutur Organisasi PT Waskita Karya8Gambar 3.1. Struktur Organisasi Proyek28Gambar 3.2. Peta Lokasi Proyek Jalan Tol Becakayu33Gambar 3.3. Kebijakan PT Waskita Karya yang Berkaitan dengan K336Gambar 4.1. Bagan Alir Pekerjaan Galian43Gambar 4.2. Galian Pile Cap45Gambar 4.3. Pembobokan Tiang Pancang46Gambar 4.4. Proses Dewatering46 Gambar 4.5. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian46Gambar 4.6. Pekerjaan Pengecoran Pile Cap46Gambar 4.7. Curing47Gambar 4.8. Bearing Pad49Gambar 4.9. Pekerjaan Pegecoran Diafragma50Gambar 4.10. Pekerjaan Pemasangan RC Plat50Gambar 4.11. Penulangan Lantai Jembatan51Gambar 4.12. Bagan Alir Pekerjaan Rambu-rambu52Gambar 4.13. Bagan Alir Metode Pelaksanaan54Gambar 4.14. Mobilisasi Dan Penurunan (unloading) Square Pile Ke Lokasi Stock Yard55Gambar 4.15. Pengangkatan Tiang Pancang56Gambar 4.16. Pengaturan Posisi Tiang Pancang57Gambar 4.17. Pembuatan Data Kalendering58Gambar 4.18. Tiang Pancang yang Baru di Datangkan ke Lokasi60Gambar 4.19. Penempatan Tiang Pancang Dilapangan60Gambar 4.20. Pengangkatan Tiang Pancang untuk Sambungan 60Gambar 4.21. Proses Pemancangan 61Gambar 4.22. Tiang Pancang yang Sudah Terpasang untuk Satu Pile Group61Gambar 4.23. Strain transducer dan Accelorometer62Gambar 4.24. Pile Driving Analyzer 62Gambar 4.25 Tanah sekeliling tiang pancang digali untuk tes PDA64Gambar 4.26. Tanah sekeliling pancang yang sudah digali dan siap untuk di tes PDA64Gambar 4.27. Pemasangan Strain Tranducer dan Accelorometer dan Setting data PDA 65Gambar 4.28. Pelaksanaan Tes PDA 65Gambar 4.29. Pelaksanaan PDA 65Gambar 4.30. Pahat67Gambar 4.31. Pekerja yang sedang melakukan pemotongan tiang pancang67Gambar 4.32. Beberapa Tiang Pancang yang Sudah di Potong67Gambar 4.33. Semua tiang pancang sudah di potong68Gambar 4.34. Pekerja sedang membersihkan puing-puing sisa pemotongantiang pancang68Gambar 4.35.Truck Mixer sedang menuangkan beton70Gambar 4.36. Pekerja sedang meratakan beton70Gambar 4.37. Pekerja sedang mendorong beton yang masih tersisa di papan agar jatuh ke lokasi70Gambar 4.38. Baja tulangan pile cap73Gambar 4.39. Silinder beton decking73Gambar 4.40. Block decking yang telah terpasang74Gambar 4.41. Pemasangan tulangan pile cap74Gambar 4.42. Pemasangan tulangan pile cap74Gambar 4.43. Pilar eksisting dari tahun 199876Gambar 4.44. Pekerja sedang membobok pilar76Gambar 4.45. Peletakan steel sheet pile di lapangan78Gambar 4.46. Peralatan yang digunakan dalan pemancangan steel sheet pile(a) Crawler crene Hitachi KH15078(b) vibratory hammer78(c) genset78Gambar 4.47. Proses pemancangan steel sheet pile dengan menggunakan vibratory hammer79Gambar 4.48.Steel sheet pile yang telah terpasang79Gambar 4.49. Pengujian SPT di Lapangan82Gambar 4.50. Pekerja sedang mengambil sampel tanah dari dalam lubang82Gambar 4.51. Pekerja sedang mengeluarkan sampel tanah dari tabung belah83Gambar 4.52. Pekerja sedang mengidentifikasi sampel tanah83Gambar 4.53.InstallStrand85Gambar 4.54. Pemasangan Wedge Plate85Gambar 4.55. Wadges Plate dan Wadges/Baji86Gambar 4.56.Prosesstressingbalok girder88Gambar 4.57. Alur Pekerjaan Stressing89Gambar 4.58. Proses Grouting PCI Grider90

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan PKL dari Jurusan Teknik Sipil Lampiran 2 Surat Jawaban dari PerusahaanLampiran 3 Surat Keterangan Selesai PKL Lampiran 4 Formulir PKL-2 : Daftar Hadir PKLLampiran 5 Formulir PKL-3 : Catatan Kegiatan Harian Lampiran 6 Formulir PKL-7 : Lembar AsistensiLampiran 7 Foto Pilling Driving Record PWB 180/ 13, 20, 21, dan 22Lampiran 8 Foto Grafik S dan K PWB 180/ 13, 20, 21, dan 22

vi

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangTransportasi merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin padat dan perkembangan masyarakat yang semakin maju, maka pergerakan barang dan jasa juga akan meningkat yang kemudian harus diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi, diantaranya penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu lintas.Penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu lintas ini sangat diperlukan terutama disepanjang Jl. Inspeksi Kalimalang hingga Jl. Bypas dan Jl. Otto Iskandardinata yang merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting menghubungkan kota bekasi dengan Jakarta. Penambahan jaringan jalan tersebut sangat perlu dilaksanakan mengingat volume lalu lintas yang melewati jalur tersebut semakin hari semakin padat apalagi pada saat memasuki jam padat pada pagi dan sore hari, sementara kapasitas dan kemampuan jalan untuk melayani lalu lintas kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut tidak bertambah. Berdasarkan hal tersebut, dilaksanakan penambahan jaringan jalan yaitu dengan membangun jalan tol yang menghubungkan Bekasi Cawang Kampung Melayu (BECAKAYU). Proyek pembangunan Jalan tol BECAKAYU (Bekasi Cawang-Kampung Melayu) yang merupakan salah satu program Presiden Jokowi untuk membangun 1000 km jalan tol, merupakan konstruksi layang yang dibangun di atas sungai Kalimalang. Jalan tol ini dimulai pembangunannya pada tahun 1996 oleh PT. Kresna Kusuma Dyandra Marga, namun terhenti dua tahun kemudian akibat krisis moneter yang melanda. Selain dari krisis moneter, pembangunan jalan tol Becakayu terkendala pembebasan lahan seluas 7 hektar dan juga tidak diperbaruinya analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL).Setelah 16 tahun terbengkalai, PT. Waskita Toll Road selaku investor dan pengelola Tol Becakayu yang merupakan anak perusahaan dari PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. memulai kembali pembangunan jalan tol ini pada bulan Oktober 2014. Jalan Tol Becakayu terdiri dari dua seksi yaitu seksi 1 (Kasablanka Jaka Sampurna) dan seksi 2 (Jaka Sampurna Duren Jaya). Panjang seksi 1 ini adalah 11 km, dan seksi 2 adalah 10,4 km. Jalan Tol Becakayu ini diharapkan dapat memberikan konstribusi nyata dalam mengurangi kemacetan yang ada di wilayah Jabodetabek, terutama di Jalan Raya Kalimalang.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan1.2.1. Tujuan UmumDalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adapun tujuannya secara umumya itu, mahasiswa diharapkan mampu mengenal situasi dan kondisi proyek yang sesungguhnya, sebagai bekal untuk terjun ke dalam dunia kerja dan membuka komunikasi yang baik antara organisasi yang berkecimpung dalam dunia industri konstruksi, dimana secara tidak langsung akan memberikan informasi tentang keberadaan Program Studi S1 Terapan Jalan Tol Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, dengan harapan pada akhirnya nanti akan memberikan peluang lapangan kerja baru untuk lulusan Program Studi S1 Terapan Perancangan Jalan dan Jembatan Konsentrasi Jalan Tol Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.

1.2.2. Tujuan KhususSelain adanya tujuan umum kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga ada tujuan khusus, diantaranya:a. Untuk memenuhi tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi S1 Terapan Jalan Tol Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.b. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai pengetahuan di lapangan yang merupakan aplikasi dari teori yang didapat dari bangku kuliah.c. Mampu menerapkan teori-teori dan praktek yang pernah didapatkan dibangku kuliah serta membandingkan dengan kondisi dilapangan.d. Mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai jalannya pelaksanaan suatu proyek baik secara teknis maupun nonteknis.e. Menjalin hubungan komunikasi antara mahasiswa dengan pihak yang terlibat dalam proyek.

1.3. Sistematika Penulisan a. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang proyek yang di amati, tujuan praktek kerja lapangan baik tujuan umum maupun tujuan khusus, dan sistematika penulisan. b. BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN Pada bab ini dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, organisasi perusahaan, pelaksanaan disiplin kerja dan lain-lain. c. BAB III PENGENALAN PROYEK Bab III ini berisikan bagaimana prosedur mendapatkan proyek yang sedang di jalankan, gambaran umum proyek, personalia dan organisasi proyek, serta proses pelaksanaan proyek. d. BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATAI Pada bab ini dijelaskan mengenai kegiatan yang di amati selama PKL, lingkup pekerjaan, tugas selama praktik, dan studi kasus yang terjadi pada saat PKL. e. BAB V KESIMPULAN Bab V ini berisikan kesimpulan dan saran yang di ambil dari bab-bab sebelumnya yang didapatkan selama praktek kerja lapangan ini berlangsung.

BAB IIPENGENALAN PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Waskita Karya Didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 PT. Waskita Karya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di Indonesia yang memainkan peran utama dalam pembangunan negara. Berasal dari sebuah perusahaan Belanda bernama "Volker Aannemings Maatschappij NV", yang diambil alih berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62/1961, PT. Waskita Karya pada awalnya adalah perkembangan yang hanya berhubungan dengan air seperti reklamasi, pengerukan pelabuhan, dan irigasi.Selama rentang waktu tahun 1973, status hukum Waskita Karya telah berubah menjadi PT "Persero". PT. Waskita Karya sendiri lebih familliar dengan panggilan "Waskita" karena lebih mudah untuk diucapkan. Sejak saat itu, perusahaan mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor umum terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan yang lebih luas termasuk jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandar udara, bangunan, tanaman selokan, pabrik semen, pabrik dan fasilitas industri lainnya.Pada tahun 1980, PT. Waskita Karya mulai melakukan berbagai proyek dengan melibatkan beberapa alat teknologi yang sudah canggih. Transfer teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis dalam bentuk kerjasama operasi dan joint venture dengan perusahaan asing terkemuka. Prestasi yang luar biasa dan bukti signifikan adalah membangun bandara kebanggaan nasional yaitu bandara Soekarno-Hatta, Reaktor Serbaguna Siwabessy, dan Muara Karang PLTU di Jakarta. Memasuki tahun 1990, PT. Waskita Karya telah menyelesaikan beberapa bangunan bertingkat dengan baik dan telah memperoleh reputasi seperti BNI City 46 (bangunan tertinggi di Indonesia), Kantor Bangunan Bank Indonesia, Graha Niaga Tower, Plaza Mandiri Tower, Shangri-La Hotel dan beberapa bangunan apartemen bertingkat di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia. Kinerja yang telah dicapai oleh PT. Waskita Karya dibedakan dalam pembangunan jangka panjang jembatan beton yang menggunakan sistem free cantilever yang telah berhasil menyelesaikan tiga jembatan: Raja Mandala, Rantau Berangin, dan IV Barelang. Prestasi besar lainnya yang menggunakan teknologi serupa dicapai dalam pembangunan "Pasteur-Cikapayang-Surapati" yaitu melakukan peninggian jalan dan kabel untuk jembatan di Bandung. Kisah sukses yang sama juga dicapai dalam pembangunan bendungan besar beberapa seperti Pondok, Grogkak, Tilong, Gapit, dan Sumi, Pembangunan diselesaikan lebih cepat dari jadwal dengan hasil kualitas memuaskan. Upaya yang selalu mengutamakan kualitas dibandingkan dengan yang lainnya telah memungkinkan PT. Waskita Karya dalam memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994 pada bulan November 1995 dan mendapatkan pengakuan internasional yang meyakinkan di Sistem Manajemen Mutu ISO diterapkan oleh perusahaan dan titik awal menuju era global persaingan. Pada bulan Juni 2003, Waskita telah berhasil memperbarui Sistem Manajemen Mutu dan mampu memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Hal ini menjadi indikasi yang kuat tentang bagaimana perusahaan memahami dan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan. Selama krisis ekonomi yang melanda beberapa daerah di dunia pada tahun 1997, Perusahaan yang tidak terhitung khususnya dalam bidang industri konstruksi menderita kerugian besar dan didorong ke dalam kebangkrutan. Namun, PT. Waskita Karya 47 merupakan satu-satunya yang memiliki daya tahan dan kekuatan untuk bertahan hidup melalui krisis parah tersebut. Dengan menggunakan implementasi strategi yang tepat, sistem manajemen, dan adanya struktur organisasi merupakan bukti bukti yang kuat kalau PT. Waskita Karya dapat menahan semua cobaan di saat kondisi sulit. Mereka juga memiliki moto perusahaan yaitu " Onward through high quality performance" yang telah ditanam di hati dan pikiran semua orang yang bekerja di perusahaan. Hal ini menghasilkan motivasi yang kuat dalam kehidupan kerja orang-orang yang selalu bersedia untuk memberikan kinerja terbaik dari mereka untuk kemajuan perusahaan. Dengan segala cara tingkat kepercayaan untuk tumbuh menjadi perusahaan besar dan kuat berkembang di era globalisasi dan otonomi daerah, PT. Waskita Karya mengakui perlunya untuk melakukan konsolidasi dan introspeksi melalui tindakan nyata. Untuk memungkinkan memberikan orientasi yang jelas dalam menentukan tujuan perusahaan dalam memasuki milenium ketiga, PT. Waskita Karya telah dirumuskan visi, misi, filosofi kerja, dan budaya perusahaan yang telah menjadi milik perusahaan selama lebih dari lima belas tahun.

2.2. Visi dan Misi PT Waskita Karya 2.2.1. VisiMenjadi perusahaan Indonesia terkemuka di bidang industri Konstruksi, Rekayasa, Investasi, Infrastruktur dan Property/Realty

2.2.2. Misi Meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui :1. Sumber daya yang kompeten,2. Sistem dan teknologi terintegrasi,3. Sinergi dengan mitra usaha, 4. Inovasi, 5. Diversifikasi usah.

2.3. Budaya PT Waskita Karya Setiap manusia di Waskita memiliki sikap dan perilaku, yang didasarkan pada kreativitas, dinamis, militansi, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas profesionalnya. PT Waskita Karya (Persero) suka mengadakan program orientasi pegawai baru yang diselenggarakan oleh Biro Sumber Daya Manusia (SDM), program orientasi dilakukan melalui pengenalan terhadap nilai-nilai budaya perusahaan, sejarah, visi dan misi perusahaan, sistem dan prosedur yang ada, fasilitas yang ada (fisik dan non fisik), business process perusahaan, peluang dan kesempatan karir yang ada maupun wawasan dari para senior yang telah berhasil dalam karirnya ( meet the star), serta kunjungan ke proyek-proyek yang dikemas melalui class training. Setelah itu pegawai baru akan menjalankan masa On Job Training (OJT) selama 6 enam) bulan sebelum akhirnya mendapatkan Permanen placement.

2.4. Organisasi Perusahaan 2.3.1. Dewan Komisaris Komisaris Utama : Mohamad Hasan Komisaris Independen : Iwan Nursyirwan Komisaris Independen : Kohirin Suganda Saputra Komisaris : Arif Baharudin Komisaris : Imam Majdi Achid Komisaris : Satya Arinanto

2.3.2. Jajaran Direksi Direktur Utama : M. Choliq Direktur : Agus Sugiono Direktur: Tunggul Rajagukguk Direktur : Desi Arryani Direktur : Adi Wibowo Direktur : Didi Triyono

2.3.3. Komite Audit Ketua Komite Audit : Iwan Nursyirwan Diar Anggota : Arif Baharudin Anggota : Muhammad Danial Laporan Praktik Kerja LapanganProyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU) Seksi I

Anggota : Agus Suparto 8

Gambar 2.1. Strutur Organisasi PT Waskita Karya 2.3.4. Tugas, Kewajiban, Wewenang, Tanggung jawab dan Hak 1. KomisarisKomisaris merupakan organ Perusahaan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan secara umum dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.a. Tugas :1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, serta melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, perundang-undangan dan/ atau keputusan RUPS2. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris harus: Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban, serta kewajaran; Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untukb. KewajibanDalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berkewajiban untuk :1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan;2. Menelaah, memberikan pendapat dan persetujuan Rencana Jangka Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan, serta rencana lainnya, yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;3. Mengikuti, mengawasi perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;4. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh;5. Mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;6. Meneliti dan menelaah serta memberikan tanggapan atas laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;7. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;8. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;9. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;10. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS;11. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia, Anggaran Dasar, dan keputusan RUPS.c. WewenangDewan Komisaris berwenang untuk:1. Memeriksa buku-buku, surat-surat, dokumen lainnya, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi) dan lainlain surat berharga sera mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;2. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan;3. Meminta keterangan/ penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan Direksi harus memberikan semuaketerangan/ penjelasan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana diperlukan Komisaris4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan Direksi;5. Meminta Direksi dan/ atau pejabat lainnya dibawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris;6. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;8. Membentuk Komite Audit, Komite Risiko dan Asuransi, dan Komite lainnya jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perseroan;9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu aras beban Perseroan, jika dianggap perlu dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku;10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;11. Menghadiri Rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan tehadap hal-hal yang dibicarakan;12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS;d. Tanggung JawabSetiap Anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dapat membuktikan:1. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian dan;3. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut;e. HakDewan Komisaris berhak untuk:1. Mendapatkan honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk tantiem dan santunan puma jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;2. Melakukan pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris yang diatur oleh mereka sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris;3. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan kewajiban memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

2. Direksi a. Tugas pokok Direksi adalah :1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik didalam maupun diluar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.2. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi wajib mencurahkan tenaga, pikiran,3. perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas , kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan.4. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi hrs mematuhi AD Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.b. Kewajiban1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya.2. Menyiapkan pada waktunya RJPP, RKAP dan rencana kerja lainnya, berikut perubahannya serta menyampaikannya paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.3. Memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris mengenai RJPP dan RKAP.4. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.5. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggung jawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Dokumen Perseroan.6. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit.7. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan .8. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan.9. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.10. Menyampaikan pemberitahuan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia.11. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan perseroan serta dokumen perseroan lainnya.12. Menyimpan ditempat kedudukan perseroan:Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan perseroan serta dokumen perseroan lainnya.13. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan.14. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham seri A Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan perundanganundangan serta peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia.15. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya.Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham seri A Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan perundangan-undangan serta peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia.16. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perseroan.17. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.c. Wewenang1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau nbeberapa anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai perseroan baik sendiri sendiri amupun bersama-sama atau kepada orang lain dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili perseroan kepada kepala cabang atau kepala perwakilan di dalam atau di luar negeri.3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun/jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan, dg ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris.4. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan.5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan.6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada optimalisasi pemanfaatan aset Perseroan, dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan/atau keputusan RUPSd. Tanggung Jawab1. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dg mengindahkan perundang-undangan18.2. Setiap anggota Direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali apabila anggota Direksi yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa : Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. Telah melakukan pengurusan dg itikad baik dan kehatihatian untuk kepentingan dan sesuai dg maksud & tujuan Perseroan. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.3. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi diluar yang diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui oleh rapat Direksi.4. Salah seorang anggota direksi ditunjuk oleh rapat direksi sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG5. Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan dewan komisaris di anak perusahaan/ perusahaan patungan dan/atau perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Dewan Komisaris) serta fasilitas dan/atau tunjangan lain yang diterima dari BUMN yang bersangkutan dan akan perusahaan/perusahaan patungan BUMN yang bersangkutan, untuk dimuat dalam laporan tahunan BUMN.6. Direksi wajib melaporkan kepada BUMN mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya (istri, suami dan anak-anaknya) pada BUMN yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk perubahannya.1. Anggota Direksi diberi gaji berikut fasilitas dan/atau tunjangan lainnya termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.2. seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis maksudnya tersebut kepada Perseroan, perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri, dalam hal perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut, pengunduran diri anggota direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, namun perseroan wajib menyampaikan laporan/ pengunduran diri tersebut dalam RUPS yang akan datang3. sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku dibidang pasar modal di Indonesia4. Direksi yang mengundurkan diri baru bebas dari tanggung jawab setelah memperoleh pembebasan tanggung jawab dari RUPS Tahunan3. Komite AuditKomite Audit terdiri dari satu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya yang berasal dari luar PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen yang juga merangkap sebagai anggota Komite Audit. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit adalah membantu Komisaris dalam hal :a. Melakukan review atas laporan efektifitas pengendalian internal perusahaan.b. Melakukan review atas upaya manajemen dalam menindaklanjuti rekomendasi auditor internal (SPI) berkaitan dengan pengendalian internal.c. Membuat rekomendasi mengenai sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.d. Meyakinkan penerapan prinsip-prinsip akuntansi secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan.e. Meneliti pengumuman pendahuluan, laporan keuangan interim, dan hasil pengujian analis.f. Meneliti laporan keuangan tahunan dan meyakinkan bahwa laporan telah lengkap dan konsisten dengan laporan sebelumnya.g. Meneliti hasil audit laporan keuangan oleh auditor eksternal.h. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur pengkajian yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan, termasuk laporan-laporan keuangan, proyeksi (forecast) dan informasi keuangan lainnya yang disampaikan baik kepada Pemegang Saham maupun Regulator.i. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI). Untuk memenuhi tugas tersebut, Komite Audit melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut : Mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) dan mendorong tindak lanjutnya. Mengevaluasi kebijakan pengawasan SPI dan penyusunan PKPT. Mengevaluasi hasil temuan-temuan SPI dan memberikan masukan-masukan perbaikan yang diperlukan. Membahas kebutuhan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia SPI dalam rangka pemberdayaan SPI. Mengkaji kecukupan Piagam Auditor Internal. Berkoordinasi dengan SPI dalam rangka menyamakan persepsi dan operasi intern SPI. Mengadakan koordinasi dan kerjasama antara Komite Audit, SPI dan Auditor Eksternal. Atas persetujuan Komisaris, Komite Audit dapat melakukan konsultasi dengan Direksi untuk menyarankan bidang-bidang yang perlu diaudit sebelum Direksi melakukan finalisasi rencana audit internal tahunan. Menilai peranan dan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Membuat rencana kegiatan tahunan Komite Audit yang disetujui oleh Komisaris. Memberikan masukan kepada Komisaris tentang penyusunan dan penyempurnaan Piagam Komite Audit secara berkala. Komite audit wajib menyampaikan laporan kepada Komisaris. Laporan yang disampaikan berupa :a. Laporan atas aktivitasnya yang disampaikan secara berkala sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.b. Laporan khusus yang berisi temuan yang diperkirakan dapat mengganggu kegiatan Perusahaan. Laporan khusus wajib disampaikan kepada Komisaris selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal temuan diketahui, dan dalam tempo paling lama 3 x 24 jam disampaikan oleh Komisaris kepada Menteri BUMN.c. Komite Audit membuat Laporan Tahunan kepada Komisaris mengenai pelaksanaan kegiatan Komite Audit dan dimuat pada Laporan Tahunan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, antara lain berkait dengan hal-hal : Pelanggaran yang dilakukan oleh Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku (jika ada) Kesalahan/kekeliruan penyajian laporan Keuangan, Sistem Pengendalian Internal dan Independensi Auditor Eksternal (jika ada) Kajian atas pelaksanaan paket remunerasi Komisaris dan Direksi sesuai dengan keputusan RUPS.

2.4. Nilai Budaya Perusahaan Insan PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah manusia berintegritas dan professional yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan bisnis, manajemen dan teknologi untuk kemajuan perusahaan dan kesejahteraan umat manusia. Perumusan budaya perusahaan tersebut dalam kesehariannya dianut dalam semua aspek kegiatan sebagai berikut :IPTEX1. Integrity (Integritas) :a. Jujurb. Adilc. Disiplin2. Profesionalism (Profesionalisme) :a. Ahli di bidangnyab. Menjalankan hak dan kewajibanc. Bekerja efektif dan efisien3. Team Work (Kerjasama) :a. Terbukab. Komunikatifc. Peduli4. Excellence (Unggul) :a. Kreatif dan inovatifb. Responsif dan proaktifc. Tangguh dan militan

2.5. Kode Etik dan GCG2.5.1. Kode Etik Dalam Prosedur inti Waskita di Bidang Etika dan Perilaku PT Waskita Karya (Persero) Tbk berisi persyaratan yang harus dilaksanakan dan larangan yang harus dihindari sebagai implementasi terjemahan prinsip Good Corporate Governance (GCG) adalah: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibility, Independence, dan Keadilan.1. TransparansiTransparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan dan mengungkapkan informasi yang relevan mengenai perseroan secara akurat dan tepat waktu.2. AkuntabilitasAkuntabilitas adalah pertanggung jawaban kinerja pimpinan perseroan secara transparan dan wajar. Perseroan mengenal 3 (tiga) tingkatan akuntabilitas dalam setiap aktivitas perseroan. Ketiga jenis akuntabilitas tersebut adalah :a. Akuntabilitas KorporasiAkuntabilitas Korporasi adalah pertanggung jawaban atas aktivitas bisnis yang dijalankan. Masing-masing organ perseroan dapat dimintai akuntabilitas masing-masing sesuai tugas dan tanggungjawab dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.b. Akuntabilitas TimAkuntabilitas Tim adalah pertanggung jawaban suatu unit kerja/bisnis atas tercapai/tidak tercapai tugasnya.c. Akuntabilitas IndividualAkuntabilitas Individual adalah pertanggung jawaban atas aktivitas kinerja individu yang dijalankan dalam perseroan.3. ResponsibilitasResponsibilitas adalah kepatuhan pengelolaan perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Responsibilitas juga diikuti komitmen untuk menjalankan aktivitas bisnis sesuai dengan standar etika yang baik.4. IndependensiIndependensi adalah kemandirian perseroan yang dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun.5. FairnessFairness adalah kewajaran, keadilan dan keseteraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders.Tujuan dan formulasi tujuan Waskita Prosedur di Bidang Etika dan Perilaku ini tidak hanya untuk memastikan perusahaan yang harus mematuhi semua peraturan perusahaan dan perundang-undangan terkait, namun memberikan panduan bagi perusahaan atau karyawan untuk melakukan interaksi berdasarkan pada nilai-nilai moral yang merupakan bagian dari budaya perusahaan. Dengan demikian, etika bisnis dan etika kerja yang dijalankan merupakan bagian dari budaya perusahaan.2.5.2. Good Corporate Governance (GCG) PT Waskita Karya (Persero) Tbk berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara menyeluruh dan konsisten dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.Corporate Governance pada dasarnya terdiri dari pelaksanaan, fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dari perusahaan yang terdiri oleh Rapat Umum Pemegang Saham ("RUPS"), Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagai Anggaran Dasar, Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan manajemen Perseroan untuk kepentingan Perseroan. Pelaksanaan tugas oleh Direksi diawasi oleh Dewan Komisaris, Anggaran sesuai Anggaran Dasar Perseroan, memiliki tugas untuk memantau jalannya manajemen dan kebijakan dan memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada pemegang saham melalui RUPS.

2.6. Kebijakan Waskita PT. Waskita Karya (Persero), Tbk sebagai Badan Usaha Jasa Konstruksiselalu mengendalikan risiko terhadap Keselamatan - Kesehatan Kerja, Lingkungan, Mutu, dan Pengamanan dengan cara menerapkan Sistem Manajemen Waskita untuk memenuhi kepuasanStakeholders.Sebagai bentuk komitmen, manajemen selalu:1. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku.2. Meningkatkan kinerja secara berkesinambungan.3. Mencegah cedera, sakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dan terjadinya insiden keamanan yang berdampak pada proses bisnis perusahaan.4. Memberikan pelatihan, menyediakan tempat dan sarana kerja yang sehat, aman, dan nyaman kepada seluruh Stakeholders.

2.7. Pelaksanaan Disiplin Kerja PT. Waskita Karya melakukan beberapa tata tertib perusahaan demi terciptanya disiplin kerja yang baik. Tata tertib perusahaan yang diberlakuakan antara lain:1. Jam Kerjaa. Jam kerja hari Senin s/d Jumat (kecuali jam kerja dilapangan, masuk setiap hari).b. Masuk kerja: Pukul 08.00 WIBc. Pulang kerja: Pukul 17.00 WIBd. Istirahat: Pukul 12.00 13.00 WIB2. Jam LemburBagi karyawan yang bekerja terus selama 1 (satu) jam atau lebih bahkan bisa sampai 24 jam setelah jam 18.00 WIB bisa diperhitungkan sebagai jam lembur, begitu pula untuk hari minggu diperhitungkan hari lembur. Besarnya uang lembur per jam diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.3. Tidak Masuk KerjaBagi karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit selama 1 (satu) hari atau lebih,harus ada bukti surat keterangan dari dokter. Bila tidak ada surat keterangan dari dokter maka dipotong dari hak cutinya.

BAB IIIPENGENALAN PROYEK

3.1. Prosedur Mendapatkan Proyek Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu seksi I C STA 1+011 STA 11+501, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga selaku pemilik proyek/ owner mengadakan dan memilih pelaksana konstruksi dengan cara Pelelangan Terbatas (metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi).Untuk mendapatkan Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu seksi I STA 1+011 STA 11+501 ini, terlebih dahulu PT WASKITA KARYA (Persero) mengikuti tata cara yang berlaku, yaitu dengan mengikuti dan memenangkan pelelangan yang diselenggarakan oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (MKKD). Pengumuman pelelangan diumumkan melalui media cetak, lalu diadakan pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi. Dokumen tersebut dikembalikan dan di evaluasi oleh panitia lelang. Setelah dievaluasi oleh panitia, maka diumumkanlah kontraktor pemenang prakualifikasi, salah satunya PT Waskita Karya. Proses selanjutnya yaitu kontraktor yang lolos prakualifikasi memasukkan dokumen penawaran dan penawaran harga, maka dibukalah pembukaan dokumen penawaran. Setelah itu dokumen penawaran dievaluasi oleh panitia. Dari hasil evaluasi tersebut didapatkanlah pemenang lelang yang jatuh kepada PT Waskita Karya.

3.2. Gambaran Umum Proyek Jalan tol Bekasi Cawang Kampung Melayu ini melewati 12 Kelurahan dan terdiri dari 2 provinsi yaitu Jawa Barat dan DKI Jakarta. Untuk Seksi I ini dibagi menjadi 3 yaitu seksi 1A, 1B, dan 1C yaitu dari Kelurahan Rawa Bunga Jakarta sampai dengan Kelurahan Jaka Sampurna, Bekasi. Jalan tol ini merupakan jalan layang tol yang berada di sisi kali malang.

3.2.1. Data Umum Pekerjaan :Pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melaui Seksi 1

Nomor AB:DS 2B 14 143

Lokasi Pekerjaan :Jakarta dan Bekasi

Pemilik Proyek :PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM)

Kontraktor :PT Waskita Karya Divisi Sipil

Konsultan Supervisi :PT Virama Karya

Konsultan Perencana :PT Buana Archicon

Nilai Kontrak :Rp 1,167,705,617,273 (Exc PPN)

Jenin Kontrak :Lump Sump Price

Sumber Dana :PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (MKKD)

Waktu Pelaksanaan:1095 hari kalender

Terhitung sejak :28 November 2014 31 Desember 2017

Masa Pemeliharaan :365 Hari kalender

Terhitung sejak :1 Januari 2017 31 Desember 2017

3.2.2. Data Teknis Panjang Jalan :10.500 meter

Lebar Jalan :2 x 14.0 meter (2 Jalur / 4 Lajur)

Perkerasan Jalan :Flexible Pavement (ACWC)

Jenis Struktur

a. Pondasi Tiang Pancang :Square Pile 45 x 45 cm

b. Pilar / Kolom :Oktagonal (Pilar Existing) : 79 Pilar Square 2.50 x 2.50 m (Pilar Lanjutan) : 485 Pilar

c. Gelagar Jembatan :PCI Girder Span 25, 29, 32, dan 38 Mtr

d. Metode Erection :Crane dan Launching Gantry

e. Crossing NS Link:Steel Girder Span 40 80 40 Meter

f. Crossing JORR :Steel Girder Span 60 Meter

g. On / Off Ramp (7bh):On Ramp Panjaitan On / Off Ramp NS Link On / Off Ramp Cipinang On / Off Ramp Jatiwaringin On / Off Ramp Pondok Kelapa 1 & 2On / Off Ramp Patriot

Laporan Praktik Kerja LapanganProyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (BECAKAYU) Seksi I

27

3.3. Struktur Organisasi Proyek

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Proyek28

3.4. Personalia dan Organisasi ProyekPT. Waskita Karya (Persero), Tbk memiliki tugas melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Pelaksana proyek ini mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang semuanya dikoordinasi oleh pemilik proyek dan diawasi oleh pengawas proyek. Dengan adanya struktur organisasi saat di lapangan dapat memperjelas pembagian tugas dan menunjang kinerja pelaksanaan proyek.A. Kepala ProyekKepala Proyek berkedudukan sebagai penanggung jawab proyek. Tugas dan tanggung jawab manajer proyek adalah sebagai berikut :1) Mempersiapkan sistem quality dan analisis proyek dengan cara package project.2) Mengatur sistem pelaksanaan proyek.3) Membuat master schedule dan membuat time schedule detail, bulanan, mingguan, harian, dan memonitor realisasinya serta menemukan langkah-langkah yang harus diambil apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan.4) Menjaga dan menjamin quality status dari proyek.5) Mempersiapkan laporan-laporan progress dari setiap bagian.6) Mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan proyek baik dalam hal teknis maupun non teknis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam ruang lingkup internal dan eksternal.7) Mengelola dana proyek seefisien mungkin dengan mempertimbangkan faktor kelayakan teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh konsultan perencana.8) Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan pemilik proyek atau badan yang ditunjuk oleh pemilik proyek dalam hal pekerjaan yang dilakukan.9) Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan di lapangan dengan rencana pelaksanaan proyek.

B. Kepala Seksi TeknikKepala Seksi Teknik mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :1) Melakukan review dan mengevaluasi dokumen-dokumen perencanaan yang dihasilkan oleh konsultan perencana.2) Melakukan review dan mengevaluasi gambar-gambar desain pelaksanaan yang telah disiapkan oleh kontraktor agar kualitas pelaksanaan tetap baik.

C. DrafterDrafter mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :1) Melakukan gambar desain pelaksanaan yang telah ditetapkan.2) Bekerja sama dengan engineer dalam menyiapkan gambar pelaksanaan.3) Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Engineering.

D. SurveyorSurveyor mempunyai tugas dan tanggung jawab :1) Memahami dan melaksanakan pekerjaan sesuai gambar kerja dan spesifikasi.2) Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.3) Mengadakan hubungan langsung dengan pekerja lain terkait pekerjaan.4) Melakukan pengukuran dan pekerjaan teknis.5) Melakukan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di lapangan.6) Bertanggung jawab kepada Manajer Konstruksi.

E. Quality Control1) Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai dengan criteria yang diinginkan pemilik proyek bangunan.2) Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana, sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan atau pemngadaan material yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.3) Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan maupun yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status kepada bahan bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat kualitas bahan.4) Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibanding perlakuan pengecekan pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjadi mutu yang kurang baik harus dilakukan bingkar pasang yang dapat menyebabkan biaya tambahan.5) Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.6) Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja.7) Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan.

F. Kepala Seksi Keuangan Umum dan SDMKepala Seksi Keuangan Umum dan SDM mengurusi masalah surat-surat keluar dan masuk, seperti surat kontrak, perjanjian dan lain-lain. Kepala Seksi Keuangan Umum dan SDM mempunyai fungsi, tugas dan kewajiban sebagai berikut :1) Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Kepala Proyek tentang masalah administrasi proyek.2) Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up data in-voice ke pemilik proyek.3) Bekerjasama dengan engineer didalam mempersiapkan paket-paket pekerjaan.4) Mempersiapkan surat perjanjian/kontrak kerja kepada masing-masing kontraktor/spesialis.5) Memeriksa kelengkapan administrasi in-voice kontraktor sebelum disetujui oleh Kepala Proyek.

G. Pelaksana 1) Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.2) Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.3) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.4) Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.5) Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan.6) Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.7) Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.8) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.9) Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

3.5. Proses Pelaksanaan Proyek Pada pelaksanaan proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu seksi I ini di bagi menjadi 3 yaitu :1. Seksi I A Seksi I A ini melintasi Kelurahan Rawa Bunga, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, dan Kelurahan Cipinang Melayu. 2. Seksi I B Seksi I B melintasi Kelurahan Pondok Bambu dan Kelurahan Cipinang Melayu.3. Seksi I CSeksi I C melintasi Kelurahan Duren Sawit, Kelurahan Pondok Kelapa, Kelurahan Bintara Jaya, Kelurahan Jati Bening, dan Kelurahan Jaka Sampurna

Gambar 3.2. Peta Lokasi Proyek Jalan Tol Becakayu

Dalam proses pelaksanaan proyek juga perlu memperhatikan Rencana Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (RMK3L). RMK3L merupakan gambaran untuk memenuhi komitmen perusahaan yaitu, untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan seluruh komunitas yang berhubungan dengan seluruh kegiatan, khususnya Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu Seksi I dengan cara mengendalikan setiap resiko terhadap Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L) sehingga akan dihasilkan proses kerja dan produk yang berkualitas, sehat dan aman baik terhadap manusia maupun lingkungan.Rencana Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan merupakan integrasi pemenuhan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000, OHSAS 18001 dan ISO 14001 yang dituangkan dalam prosedur yang dapat digunakan untuk melihat, memeriksa, mengkaji, menilai, mengukur efektifitas, mengetahui ketaatan atau kepatuhan petugas selama proses pelaksanaan proyek.Sistem Manajemen Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMMK3L) ini merupakan bagian dari RMK3L yang terintegrasi dari sistem manajemen mutu (SMM), sistem manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan sistem manajemen Lingkungan (SML) yang sebelumnya dilaksanakan dengan sistem terpisah. Tujuan dilakukannya integrasi sistim manajemen mutu, K3 & Lingkungan adalah agar dapat diperoleh sistim manajemen perusahaan yang ringkas, praktis dan efektif serta mengikuti perkembangan teknologi informatika.

1) Sistim Manajemen Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMMK3L)Tujuan yang akan dicapai dari Sistim Manajemen Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMMK3L) ini antara lain:a. Segi Mutu:1. Memenuhi semua persyaratan dan ketentuan peraturan Kesehatan & Keselamatan Kerja yang terkait.2. Mengendalikan proses suatu kegiatan di dalam Proyek untuk mengurangi resiko ketidak-sesuaian terhadap Kesehatan & Keselamatan Kerja.3. Dapat meningkatkan kepedulian karyawan terhadap Kesehatan & Keselamatan Kerja.4. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya kecelakaan dan sakit akibat kerja.5. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya resiko kerugian material akibat terjadinya kecelakaan kerja.

b. Segi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja:1. Memenuhi semua persyaratan dan ketentuan peraturan Kesehatan & Keselamatan Kerja yang terkait.2. Mengendalikan proses suatu kegiatan di dalam Proyek untuk mengurangi resiko ketidak-sesuaian terhadap Kesehatan & Keselamatan Kerja.3. Dapat meningkatkan kepedulian karyawan terhadap Kesehatan & Keselamatan Kerja.4. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya kecelakaan dan sakit akibat kerja.5. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya resiko kerugian material akibat terjadinya kecelakaan kerja.

c. Segi Lingkungan:1. Memenuhi semua persyaratan dan ketentuan peraturan yang terkait Lingkungan (AMDAL).2. Mengendalikan proses suatu kegiatan di dalam Proyek untuk mengurangi resiko terhadap kerusakan/pencemaran Lingkungan.3. Mengurangi atau menghilangkan sama sekali adanya keluhan dari penduduk sekitar lokasi pekerjaan tentang adanya gangguan-gangguan yang terjadi sebagai akibat kegiatan Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Seksi I ini.

Gambar 3.3. Kebijakan PT Waskita Karya yang Berkaitan dengan K3

2) Monitoring dan PelaporanSebagai kewajiban kontraktor dalam memberikan hasil nyata sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan maka kontraktor akan melakukan monitoring semua hasil pekerjaan yang dicapai. Tata cara pelaporan dibuat seefektif dan seefisien mungkin, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam melakukan evaluasi terhadap tahapan proyek yang sedang berjalan. Evaluasi ini berfungsi sebagai kontrol dan pedoman tindak lanjut apa yang harus dilakukan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai rencana schedule dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.Sistim laporan PT. Waskita Karya secara garis besar seperti dibawah ini :a. Pelaksanaan (dari tiap staf) diwajibkan membuat catatan berupa laporan harian atau mingguan yang memberikan gambaran dan catatan yang jelas mengenai: Produktivitas kerja & jumlah TK. Pekerjaanpekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan lisan maupun tulisan. Hal ikhwal mengenai bahanbahan (yang masuk dan terpakai), serta yang ditolak. Keadaan cuaca serta kendalakendala yang dihadapi. Hasil laboratorium/pengujian lainnya.b. Setiap laporan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh pimpinan masingmasing unit.c. Laporan mengenai pelaksanaan harus disertai dengan fotofoto kegiatan proyek dalam bagian/tahapan yang penting, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sebagai dokumen dari awal proyek sampai akhir proyek.d. Laporan yang berhubungan dengan pelaksanaan di lapangan yang bersifat extern harus diketahui oleh Konsultan Pengawas.Secara umum, PT. Waskita Karya membuat laporan harian dan mingguan mengenai kemajuan pekerjaan yang harus ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dengan tembusan kepada Pemberi Tugas, yang berisi: Jumlah pekerjaan yang dikerjakan Jumlah tenaga kerja yang bekerja Uraian kemajuan pekerjaan diakhir minggu Bahanbahan dan perlengkapan yang telah masuk Keadaan cuaca Kunjungan tamutamu Kejadiankejadian khusus Rencana minggu depan

BAB IVKEGIATAN YANG DIAMATI

4.1. Lingkup Pekerjaan 4.1.1. Pekerjaan PersiapanA. Lingkup Pekerjaan1. Penyediaan sebidang lahan yang diperlukan untuk kantor direksi.Penyediaan gudang bahan dan bedeng pekerja.Pemasangan instalasi listrik untuk kantor proyek.Penyediaan generator untuk keperluan sumber listrik kantor kontraktor.Penyediaan meja, kursi dan peralatan administrasi (standar perkantoran yang layak)Penyediaan transportasi untuk staf proyek.Penyediaan rambu pengaman lalu lintas, traffic cone pers release.Pemasangan alat pendingin di setiap ruang kerja.Penyediaan air bersih yang memadai.Penyediaan fasilitas untuk keamanan proyek dan tenaga pengatur lalu lintasPenyediaan papan nama proyek.Penyediasan foto proyek.Penyediaan alat pemadam kebakaran.Penyediaan peralatan komunikasi (telepon/radio komunikasi).Menyewa alat penerangan untuk kerja malam.Penyediaan pagar seng untuk pengaman proyek dilengkapi dengan lampu pagar.Pemeliharaan jalan dan pelestarian lingkungan menuju lokasi proyek dan lokasi buangan serta area lokasi buangan.Pengadaan dokumentasi audio visual(film/video) selama tahap pembangunan.Pengadaan lahan stock yard.

B. Pembuatan Kantor Lapangan Dan FasilitasnyaKontraktor akan menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada saat selesainya kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek. Dimana :1. Kontraktor akan mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.2. Kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan penempatannya diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) yang telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.3. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.4. Bangunan yang dibuat akan mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca dan elevasi lantai yag lebih tinggi dari tanah disekitarnya.5. Bangunan untuk penyimpanan bahan akan diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.6. Kantor lapangan dan gudang sementaraa akan didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.7. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan adalah bekas pakai, tetapi dengan syarat masih berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.8. Kontraktor akan menyediakan alat pemadam kebakaran, kebutuhan P3K serta kebutuhan sanitasi yang memadai diseluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.9. Perlengkapan dalam ruang rapat dan ruang penyimpanan dokumentasi proyek.

C. Bengkel dan gudang1. Kontraktor akan menyediakan sebuah bengkel dilapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk merawat dan memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.2. Bengkel tersebut akan dikelola oleh seorang kepala peralatan/mekanik yang mampu melakukan perawatan dan perbaikan mekanis serta memiliki sejumlah pembantu yang terlatih.

D. Material & penyimpananMaterial yang digunakan disini harus :1. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.2. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam gambar dan seksi lain dari spesifikasi atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh direksi pekerjaan umum.3. Material berasal dari supplier yang telah diajukan dan disetujui oleh direksi.Setelah didatangkan, material sedapat mungkin ditempatkan didalam lingkungan lokasi pagar untuk menghindari kehilangan material.Sebelum material dibongkar terlebih dahulu petugas gudang bersama pengawas mutu melakukan inspeksi apakah sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki.Pada awal sebelum pendatangan material ke lokasi proyek, maka kontraktor harus mengajukan ijin pendatangan material terlebih dahulu dengan menyerahkan contoh material bersama dengan detail lokasi sumber material yang akan dipakai, untuk selanjutnya dimintakan persetujuan.

E. Mobilisasi & DemobilisasiPekerjaan ini mencakup tenaga kerja, bahan, perlengkapan, dan Alat Berat. Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap jenis/kapasitas alat berat yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas Lapangan. Mobilisasi dilakukan sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan kepada kontraktor. Demobiliassi dilakukan bila Tenaga Kerja/Perlengkapan/Alat Berat sudah tidak dibutuhkan lagi.

F. Pekerjaan Pembersihan LokasiPekerjaan Pembersihan Lahan bertujuan membersihan lokasi dari pohon, perdu, rumput, tanah sampah dan bangunan agar pekerja mudah melaksanakan kegiatan.1. Penebangan pohon dilkukan dengan gergaji mesin sementara pembersihan sampah, perdu dilakukan dengan bulldozer.2. Hasil pembersihan dikumpulkan kemudian dibuang menggunakan dump truck pada dizposol area yang telah disetujui.

G. Pekerjaan Pengukuran1. Pekerjaan pengukuran bertujuan untuk melaksanakan pekerjaan pengukuran untuk mengambil data data eksisting di lapangan maupun untuk mengaplikasikan data data yang ada dalam gamabr dilapangan serta mendapatkan peta proyek secara keseluruhan dan kondisi lapangan di sekitar proyek sehingga didapatkan koordinat dan elevasi jalan dan jembatan secara presisi.2. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran pada pekerjaan yang memerlukan akuasi.3. Alat yang digunakan diantaranya:a) Waterpassb) Rambu Baca 5 mc) Meteran 50 md) Theodolite4. Bahan yang digunakan:a) Cat Minyakb) Cat Semprotc) Kayu5. Tahap pelaksanaan pengukurana) Kontrak drawing dan data titik acuan lokal diberikan kepada Surveyor dari Kepala Teknik.b) Surveyor melakukan pengecekan dan penandaan titik acuan lokal yang akan digunakan untuk pengukuran selanjurnya, kemudian pengesahan titik acuan lokal tersebut yang akan digunakan.c) Pengukuran CL (Center Line) bedasarkan titik acuan lokal yang telh disetujui.d) Pengukuran melintang jalan per 5 m sampai batas-batas jalan yang akan

4.1.2. Pekerjaan Galian TanahTujuan pelaksanaan pekerjaan galian tanah sesuai dengan elevasi rencana. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah, urugan limestone, urugan tanah dan pemadatan menggunakan alat berat dan stamper. Volume pekerjaan galian tanah memiliki variasi tergantung kedalaman penggaliannya. Ruang lingkup pekerjaan galian tanah:a) Penyiapan Steak out elevasi sesuai rencanab) Galian sesuai dengan elevasi rencanaAlat yang digunakana) Cangkulb) Alat Bantuc) Light truckd) Excavatore) Dump Truck

Gambar 4.1. Bagan Alir Pekerjaan Galian

A. Pekerjaan Galian Untuk Timbunan 1) Galian untuk timbunan diperlakukan terhadap material eksisting yang berada pada area pekerjaan , memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan sebagai bahan timbunan pada lokasi pekerjaan2) Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, sesuai spesifikasi, garis ketinggian, kelandaian, sampai dengan kedalaman yang ditentukan, disesuiakan jenis tanah (grafik kemiringan lereng dan kedalaman yang disyaratkan) agar tidak longsor, sedangkan kemiringan arah memanjang memungkinkan alat berat bermuatan bisa lewat,3) Penggalian dengan menggunakan Excavator dan diangkut ke lokasi timbunan dengan dump truk pada lokasi yang membutuhkan pekerjaan galian timbunan.

B. Pekerjaan Galian Tanah Untuk Dibuang/Dipindahkan1) Pekerjaan Galian untuk dibuang dilakukan terhadap unsuitable material yg berada pada lokasi konstruksi badan jalan yang membutuhkan pekerjaan galian2) Penggalian tanah dilakukan sesuai spesifikasi, garis ketinggian, kelandaian, sampai dengan kedalaman yang ditentukan.3) Penggalian dengan menggunakan Excavator.4) Hasil galian dibuang dengan bantuan Dump Truck ke daerah yang telah disetujui.5) Pekerjaan galian selesai apabila elevasi akhir sudah sesuai gamabr dengan toleransi yang diterima.

4.1.3. Pekerjaan Timbunan dan Perataan TanahTujuan pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah sesuai dengan elevasi rencana. Ruang lingkup pekerjaan timbunan tanah:a) Penyiapan Steak out elevasi sesuai rencanab) Timbunan sesuai dengan elevasi rencana

A. Alat yang digunakan1) Tamping Rammer2) Alat Bantu3) Roller4) Dump Truck5) Motor Grader

B. Tahap pelaksanaan1) Jarak dumping tanah adalah diperhitungkan terhadap volume tanah per ritase dump truk, lebar timbunan / badan jalan dan tebal timbunan.2) Pekerjaan timbunan dilakukan per layer padat dan dibentuk kemiringan melintang agar air hujan dapat langsung melimpas.3) Penghamparan dengan bulldozer dan pemadatan dengan vibratory roller sesuai hasil trial compaction hingga 95% kepadatan maksimum.4) Segera setelah setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.

4.1.4. Pekerjaan StrukturA. Pekerjaan Drainase1) Drainase yang dibuat adalah drainase pipa, karena jalan tol ini merupakan jalan layang. 2) Pembuatan saluran pengelak untuk mengalirkan aliran air eksisting. Kemudian dilanjutkan dengan penggalian pada saluran yang akan dibangun seuai ukuran yang diperlukan..B. Pekerjaan Pemancangan

C. Pekerjaan Pile CapSetelah pekerjaan galian struktur dilaksanakan pemotongan kepala tiang pancang. Pemotongan kepala tiang pancang diawali dengan pemotongan elevasi top kepala tiang pancang dengan concrete cutter. Di atas batas potongan tersebut dilakukan pembobokan tiang sampai batas besi yang harus masuk ke pile cap. Kemudian besi dipotong dengan gergaji besi dan sisa tiang dibuang ke disposal area.1) Galian Pile CapPekerjaan ini mencakup penggalian area pile cap (open cut) sesuai kedalaman yang direncanakan. Alat yang digunakan yaitu : excavator dan dump truck

Gambar 4.2. Galian Pile Cap

2) Pembobokan Tiang PancangPekerjaan ini pemotongan kepala tiang bor sesuai dengan tinggi yang direncanakan. Alat yang digunakan yaitu : palu, gergaji dan alat las untuk potong besi.

Gambar 4.3. Pembobokan Tiang Pancang

3) DewateringUntuk jumlah unit alat disesuaikan dengan kondisi air . Air dibuang ke saluran pembuang terdekat, dan tidak mengganggu area. Kondisi air, terus tetap dikontrol oleh pengawas dengan pengawasan yang baik agar tidak sampai mengganggu struktur utama. Alat yang digunakan : mesin penyedot air.

Gambar 4.4. Proses Dewatering

4) Leveling Bottom Pile CapPastikan sesuai dengan posisi, dimensi ukuran gambar desain Pastikan kondisi permukaan telah bersih dari air, kotoran sebelum penghamparan pasir, dan pengecoran lantai kerja. Pasir dipadatkan dengan mesin stamper seluas bidang yang ditentukan. Sebelum penghamparan lean concrete maka harus dipersiapkan batas tepi penghamparan dengan kaso yang mana tinggi kaso harus sama dengan tinggi pengecoran lean concrete. Pengecoran lean concrete akan dilaksanakan secara manual. Penurunan concrete dari truk mixer sampai batas pengecoran di bawah dilakukan dengan menggunakan chute.

5) Bekisting dan Pembesian Pekerjaan ini pemasangan formwork pile cap serta pemasangan besi (rebar) sesuai dengan gambar kerja.

Gambar 4.5. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian

6) Pekerjaan PengecoranPekerjaan ini mencakup pengecoran beton pile cap, menggunakan concrete mixer dan concrete pump.

Gambar 4.6. Pekerjaan Pengecoran Pile Cap

7) Pekerjaan Curing

Gambar 4.7. Curing

D. Pekerjaan Pier 1) Pekerjaan pembesian.Pembesian kolom dirakit di workshop dan dibawa ke lapangan dengan truck. Rakitan besi kolom disetel di lapangan dengan alat crane.2) Pekerjaan BekisrtingPanel bekisting dibuat dari plat baja dan rangka baja. Bekisting disetel dilapangan setelah penyetelan pembesian kolom. 3) Pekerjaan PengecoranPengecoran kolom beton dengan meggunakan alat truck mixer & pompa beton. Selama pengecoran, dilakukan proses pemadatan beton dengan alat concrete vibrator. Bekisting dapat dibuka sehari setelah pengecoran dan dilanjutkan dengan pekerjaan pembetonan berikutnya.

E. Pekerjaan Pier Head1) Pembesian pier headJarak pembesian sesuai drawing yang telah disetujui bersama. Pemasangan dilakukan dengan man power.2) Bekisting pier head Pemasangan bekisting harus sesuai dengan desain yang telah disetujui bersama. Pemasangan dilakukan dengan man power. 3) Pengecoran Pier HeadSetelah pembesian, dilakukan pengecoran beton. Pengecoran dilakukan secara bertahap, menggunakan truck mixer dan concrete pump. Untuk pemadatan menggunakan concrete vibrator.

F. Pekerjaan Bearing Pads1) Tahapan Bearing ShoesBearing Shoes dipasang tepat pada posisi yang ditentukan. Pekerjaan pemasangan dikerjakan hati-hati dengan adukan mortar khusus yang tidak susut sehingga alas bearing shoes dapat melekat pada bagian atas pier atau abutment.2) Tahapan Bearing PadsDipasang tepat di tempatnya sesuai petunjuk konsultan pengawas atau ketentuan gambar. Bila dipasang diatas lapisan tipis adukan semen(mortar). Adukan itu harus dirawat hingga mencapai kekuatan yang cukup sebelum balok jembatan diletakkan. Bearing pads dijaga tetap pada posisinya selama penempatan jembatan

Gambar 4.8. Bearing Pad

G. Pekerjaan GirderGirder diangkat menggunakan dua buah crawler crane. Satu bentang girder terdiri dari 5 segmen. Potongan-potongan girder disusun, setelah selesai dimasukkan tendon, lalu d prestress. Untuk mencegah karat, block pengunci di tutup dengan mortar, setelah itu d grouting. Apabila dalam satu span girder sudah siap maka girder siap di pasang pada pier head.

H. Pemasangan Diafragma & RC Plate1) Pemasangan stager sementara untuk pekerja. Pemasangan diafragma yang dilakukan dengan pengecoran ditempat. Pemasangan bekisting, Pemasangan besi tulangan, pengecoran diafragma dengan menggunakan concrete pump, curing dan pembongkarang bekisting.

Gambar 4.9. Pekerjaan Pegecoran Diafragma

2) Pemasangan stager sementara untuk pekerja Pemasangan precast RC Plate yang sudah dipabrikasi sebelumnya Loading material RC Plate ke atas jembatan, pengangakatan dengan menggunakan mobile crane. Sementara material diletakkan di atas girder. Pemasangan precast RC Plate pada posisinya, dengan bantuan manpower, mobil crane atau kaki tiga dan katrol.

Gambar 4.10. Pekerjaan Pemasangan RC Plat

I. Pekerjaan Lantai JembatanPada pekerjaan ini mencakup pemasangan formwork, rebar dan pengecoran lantai jembatan. Alat yang digunakan : concrete pump, truck mixer.

Gambar 4.11. Penulangan Lantai Jembatan

J. Pekerjaan ParaphetPekerjaan penulangan parapet dan pemasangan bekisting, kemudian dilanjutkan pengecoran beton untuk parapet. Pekerjaan dikerjakan dimulai pada jembatan kesatu sisi kiri kanan, setelah itu pada jembatan kedua kiri kanan

K. Pekerjaan FinishingPekerjaan finishing dilaksanakan setelah semua pekerjaan selesai. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi seperti penyambungan pipa ,pemotongan dan pekerjaan penyiapan lainnya dilakukan secara pabrikasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan dan penyetelan di proyek lokasi proyek.1) Pekerjaan Mekanikal dan ElektrikalBerupa kegiatan penyediaan perakitan dan pemasangan penerangan lampu penerangan serta instalasi listrik lainnya sesuai yang direncanakan.2) Pekerjaan Pemasangan Pelengkap JalanPelengkap jalan seperti pemasangan kilometer post dipasang setiap 200 meter. Serta pemasangan Guadrail pada tikungan horizontal.3) Pekerjaan Marka Jalan dan Rambu JalanBerupa kegiatan penyediaan perakitan dan pemasangan rambu serta pengecatan marka sesuai yang direncanakan.

Gambar 4.12. Bagan Alir Pekerjaan Rambu-rambu

4) Pekerjaan Pembongkaran dan PembersihanBerupa kegiatan membongkar bangunan non-permanen dengan tenaga kerja tukang dan membersihkan lokasi proyek sehingga proyek bersih sesuai yang direncanakan. Jika diperlukan menggunakan alat berat untuk membersihkan lokasi. 5) Pekerjaan DemobilisasiUntuk Demobilisasi berbagai alat berat menggunakan Truck Trailer.

4.2. Pekerjaan yang Diamati Adapun pekerjaan yang kami amati selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu sebagai berikut :1. Pekerjaan Pancang 2. Tes Pile Dynamic Analyzer (PDA)3. Pemotongan Tiang Pancang4. Pengecoran Lantai Kerja (Lean Concrete)5. Pembesian Pile Cap6. Pembobokan Pilar 7. Pemancangan steel sheet pile8. Stressing PC-I Gireder 9. Standar Penetration Test (SPT) di Lapangan Betikut penjelasan dari setiap pekerjaan yang kami amati selama praktik kerja lapangan di proyek tersebut.

4.2.1. Pekerjaan Pancang Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancangkomposit (kayu beton dan baja beton).Tiang pancang beton berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu Cast in place (tiang beton cor ditempat atau fondasi tiang bor) dan Precast pile (tiang beton dibuat di tempat lain atau di pabrik).Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.Pekerjaan pemancangan pondasi dalam berupa square pile 40 x 40cm dengan menggunakan Diesel hammer 650 pada titik yang ditentukan.Lokasi yang diamati pada titik P 188 P 193 di seksi 2 (Jakasampurna Duren Jaya).

a. SELESAIPEMESANANMOBILISASI &UNLOADINGSPUN PILE(segmental) KE STOCK YARDPEMANCANGANPENGETESANMetode pelaksanaan

Gambar 4.13. Bagan Alir Metode Pelaksanaanb. Pemesanan Square PilePengadaan Square pile produksi Waskita Beton Precast dengan panjang tiang bottom 12 m, tiang top 10 mdan Beton K-500 dengan kebutuhan:P 188 dibutuhkan 45 titikP 189 dibutuhkan 45 titikP 190 dibutuhkan 45 titikP 191 dibutuhkan 42 titikP 192 dibutuhkan 45 titikP 193 dibutuhkan 45 titik

c. Mobilisasi Dan Penurunan (unloading) Square Pile Ke Lokasi Stock YardUrutan pekerjaan mobilisasi dan penurunan (unloading) segmen Square Pile Lokasi Stock Yard sekitar lokasi proyek. Terlihat pada bagan alir dibawah ini :

SELESAIPERSIAPAN MOBILISASI DENGAN TRAILLER TRUCKPENURUNAN SEGMEN SQUARE PILE DENGAN CRANEPENEMPATAN SQUARE PILE

Gambar 4.14. Mobilisasi Dan Penurunan (unloading) Square Pile Ke Lokasi Stock YardUrutan pelaksanaan mobilisasi dan penurunan (unloading) Square Pile antara lain : Persiapan material, alat, dan tenaga kerja yang dibutuhkan serta persiapan lokasi stock yard. Mobilisasi Square Pile dari tempat produksi ke lokasi stock yard dengan menggunakan trailler truck. Penurunan dan penempatan Square Pile (segmental) dengan crane.

d. Pemancangan Square Pile dengan Diesel HammerPekerjaan Pemancangan Square Pile adalah pekerjaan mengangkat dan memancang Square Pile pada titik yang telah ditentukan. Urutan pelaksanaan pemancangan Square Pile sebagai berikut :1. Stel PeralatanPeralatan yang perlu disetel adalah peralatan pemancangan dan service crane.Peralatan pemancangan dapat berupa service crane ditambah leader dan hammer. Untuk menjaga keutuhan tiang pancang, maka diperlukan bantalan penghubung antara tiang pancang dengan hammer (biasanya terbuat dari kayu tebal lebih kurang 10 cm).

2. Angkat Tiang PancangTiang pancang yang akan dipancangkan diletakkan dekat alat pemancang dengan bantuan service crane/mobile crane. Tiang pancang diangkat oleh alat pemancang dengan letak titik angkat sesuai ketentuan dari pabrik.

Gambar 4.15. Pengangkatan Tiang Pancang

3. Pengaturan Posisi Tiang PancangDirikan tiang pancang, dimana as tiang pancang tepat pada titik pemancangan (titik marking).Posisi tiang pancang harus benar-benar vertikal, pengecekan dilakukan dengan menggunakan theodolith pada 2 arah bumbu yang saling tegak lurus.

Gambar 4.16. Pengaturan Posisi Tiang Pancang

4. Pemancangan AwalPemancangan dimulai dengan hati-hati, sambil tetap dijaga vertikalitasnya dengan theodolith.Pada pemancangan awal ini perlu diperhatikan apabila terdapat lapisan tanah jelek, terutama di bagian atas (dekat permukaan tanah).Hal ini disebabkan ada kemungkinan tiang pancang tersebut terperosok kebawah dengan dengan cepat. Untuk itu operator alat pemancangan harus diberitahukan agar ia dapat mengantisipasinya.

5. Pencatatan Jumlah PukulanCatat jumlah pukulan (komulatif) per tiap-tiap kedalaman (biasanya kelipatan 50 cm atau sesuai spesifikasi) pada form pencatatan, perhitungan sebaiknya dilakukan dengan alat hitung mekanik (counter).

6. Pembuatan Data KalenderingApabila penambahan kedalaman pada tiap pemukulan sudah hampir tidak terlihat, lakukan monitoring penurunan dengan teliti, dengan menggunakan kertas milimeter, yang biasanya disebut kalendering.Urutan pembuatan kalendering adalah sebagai berikut : Siapkan referensi (terbuat dari kayu atau besi) berbentuk u atau kotak Pasang kertas milimeter pada tiang pancang dengan cara dilem atau diplakban Pukul tiang pancang dengan hammer seperti sebelumnya Tarik garis horisontal ke kanan setiap selesai pemukulan, dengan posisi alattulis (sebaiknya spidol) selalu menempel pada kertas milimeter Pencatatan di kertas milimeter ini minimal 10 kali pukulan Ambil kertas milmeter tersebut, catat nama titik tiang pancang dan mintakantanda tangan ke pengawas atau yang ditunjuk Ukur jarak garis horisontal untuk 10 kali pukulan terakhir (yang tertulis dikertas milimeter) dan bandingkan dengan syarat yang harus dipenuhi.Apabila penurunan 10 pukulan (kalendering) tersebut lebih kecil dari yangdisyaratkan, maka pemancangan dapat dihentikan (selesai), tetapi jikasebaliknya, maka lakukan pemukulan lagi sampai syarat tersebut terpenuhi. Apabila tiang pancang sudah tertanam habis dan kalendering belumpersyaratan, tiang pancang tersebut harus disambung atau sesuai arahan daripengawas/konsultan. Lakukan pencatatan pada form mengenai level atas tiang pancang dan posisi tiamg terhadap titik yang seharusnya.

Gambar 4.17. Pembuatan Data Kalendering7. Pemindahan Alat (Pemancangan Selanjutan)Pindahkan alat pancang ke titik pancang berikutnya, dan pemancangan dilakukan dengan cara sesuai urutan diatas.Apabila pemancangan disuatu lokasi sudah selesai, lakukan pengukuran ulang mengenai elevasi tiang dan bandingkan dengan data elevasi yang tercatat di form, hal ini diperlukan untuk mengetahui heaving (elevasi tiang naik) tiang pancang. Jika hal ini terjadi maka harus dilakukan redrive (pemukulan ulang) sampai dengan elevasi sama dengan yang tercatat di form.

e. Pengujian Square PilePemancangan akan dihentikan (mencapai final setting ) apabila dari hasil kalendering pile turun kurang dari 10 mm setelah dilakukan pemukulan sebanyak 10 kali.Tenaga Kerja dan Alat yang digunakan Tenaga kerja Operator Diesel Hammer Operator Crane Pengawas Tukang Surveyor Alat yang digunakan Diesel Hammer machine 100 HP Crawler crane 5 - 10 ton Mesin Las Theodolite, water pass meteran

f. Dokumentasi

Gambar 4.18. Tiang Pancang yang Baru di Datangkan ke Lokasi

Gambar 4.19. Penempatan Tiang Pancang Dilapangan

Gambar 4.20. Pengangkatan Tiang Pancang untuk Sambungan

Gambar 4.21. Proses Pemancangan

Gambar 4.22. Tiang Pancang yang Sudah Terpasang untuk Satu Pile Group

4.2.2. Tes Pile Dynamic Analyzer (PDA)Pengujian loading test pada tiang pancang pada proyek jalan tol Becakayu ini menggunakan PDA. PDA adalahsebuah komputer yang dapat mengolah data yang diperoleh dari tes dinamis terhadap suatu tiang pancang. Dari test dinamis tersebut diatas, dapat ditentukan bermacam-macam besaran yang terjadi pada tiang, antara lain ; daya dukung ultimit, integritas tiang, gaya maksimum yang terjadi pada tiang, energi yang di transfer. Pelaksanaan test PDA ini cukup singkat, hanya membutuhkan waktu 30 menit saja untuk 1 titik tiang pancang. Adapun informasi yang dibutuhkan dalam tes PDA ini adalah :1. Nama Proyek dan Lokasi titik PDA,2. Tanggal pemancangan,3. Panjang tiang dan diameter tiang,4. Panjang tiang tertanam,5. Jenis tanah hasil borlog,6. Daya dukung tiang ultimate.

a. Alat-alat yang diperlukan dalam tes ini adalah :1. Pile Driving Analyzer ( PDA ),2. strain transducer.3. accelerometer4. Kabel Penghubung.Peralatan dapat dimasukkan dalam kotak perjalanan yang cukup kuat. Setiap set PDA dan perlengkapannya membutuhkan satu atau dua kotak yaitu berukuran sekitar 600 mm x 500 mm x 400 mm: dengan berat sekitar 30 kg.

Accelorometer

Strain transducer

Gambar 4.23. Strain transducer dan Accelorometer

Gambar 4.24. Pile Driving Analyzer b. Prosedur Pengujian PDA Test1. Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi yang terjadi ketika tiang dipukul oleh palu.2. Regangan dan percepatan selama pemancangan diukur menggunakan strain transducer dan accelerometer. Dua buah strain transducer dan dua buah accelerometer ditempelkan (dengan cara di bor terlebih dahulu) pada minimal 2x diamater tiang uji dari kepala tiang, dan 2 x diameter dari dasar tanah. Hal ini untuk mengamankan alat transducer dan accelerometer saja.Jika kepala tiang pecah saat dilakukan PDA, maka posisi letak alat pembaca data tadi tetap aman. Demikian juga jika saat pemancangan terjadi penurunan tiang, maka posisi alat baca terhadap dasar tanah juga tetap aman. Karena menurut pihak aplikator PDA, harga alat transducer dan accelerometer ini sangat mahal.3. Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk menjamin hasil rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah satu instrument tidak bekerja dengan baik.4. Pengukuran direkam oleh PDA dan dianalisis dengan Case Method yang sudah umum dikenal, berdasarkan teori gelombang satu dimensi. Dari metode ini dapat ditentukan bermacam-macam besaran yang terjadi pada tiang antara lain daya dukung ultimit, integritas tiang, gaya maksimum yang terjadi pada tiang energi yang di transfer dan sebagainya.

c. Pemasangan Instrumen Pengujian dinamis dilaksanakan untuk memperkirakan daya dukung aksial tiang. Karena itu, pemasangan instrument dilakukan sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur selama pengujian dapat dihilangkan sebanyak mungkin. Untuk itu harus dilakukan adalah :1. Strain transducer harus dipasang pada garis netral dan accelerometer pada lokasi berlawanan secara diametral.2. Posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap garis strain transducer.

d. Persiapan Pengujian PDA TESTPersiapan pengujian terdiri dari :1. Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala tiang sama rata permukaan tanah.2. Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan accelerometer.3. Pemasangan instrument.Catatan :Sebelum pelaksanaan PDA, sebaiknya minta pada pihak aplikator PDA untuk :1. Melakukan presentasi, dan2. Menyerahkan bukti kalibrasi alat.Hal ini dilakukan untuk menjamin kemampuan penguasaan personil pihak aplikator dan kebenaran data yang dihasilkan oleh alat PDA tersebut.

Gambar 4.25 Tanah sekeliling tiang pancang digali untuk tes PDA

Gambar 4.26. Tanah sekeliling pancang yang sudah digali dan siap untuk di tes PDA

Gambar 4.27. Pemasangan Strain Tranducer dan Accelorometer dan Setting data PDA

Gambar 4.28. Pelaksanaan Tes PDA

Gambar 4.29. Pelaksanaan PDA 4.2.3. Pemotongan Tiang Pancang Karena perbedaan kondisi tanah keras menyebabkan elevasi muka tiang pancang tidak seragam.Agar tiang pacing tersebut elevasinya seragam perlu dilakukan suatu tidakan yaitu dengan memotong tiang pancang tersebut.tentunya pemotongan ini harus dilakukan sesuai Spesifikasi Teknis dalam Dokumen Kontrak.

a. Metode KerjaPekerjaan pemotongan tiang pancang ini menggunakan alat Palu Godam dan Pahat Besi.Pemotongan 1 buah tiang pancang memakan waktu 2 jam, di karenakan alat yang digunakan hanya pahat dan palu godam.Berikut adalah urutan metode pekerjaan pemotongan tiang pancang :1. Ukur ketinggian tiang pancang yang harus dipotong dari Top LC, pengukuran bisa dilakukan dengan menggunakan pita ukur.2. Dari hasil pengukuran yang didapat, kemudian buat garis acuan di sekeliling tiang pancang.3. Kemudian lakukan pembobokan tiang pancang dengan menggunakan pahat dan palu godam.4. Tulangan dalam tiang pancang harus dipotong minimal 30 cm dari ketinggian muka tiang pancang ditinjau dari Top LC.5. Setelah proses pembobokan dan pemotongan, hasil pembobokan kemudian diangkat menggunakan excavator yang dihubungkan dengan katrol untuk mengangkat tiang pancang yang sudah dipotong.

b. Hal-hal yang Harus DiperhatikanDalam pemotongan tiang pancang ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :1. Pengukuran yang dilakukan untuk menentukan ketinggian tiang pancang yang dipotong harus tepat, karena jika kurang atau berlebih akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan hingga kegagalan struktur.

2. Pemotongan tulangan pada tiang pancang harus dilakukan secara presisi, tidak boleh kurang dari 30 cm, karena tulangan tersebut berfungsi sebagai penyalur tegangan menuju tiang pancang secara sempurna.

Gambar 4.30. Pahat

Gambar 4.31. Pekerja yang sedang melakukan pemotongan tiang pancang

Gambar 4.32. Beberapa Tiang Pancang yang Sudah di Potong

Gambar 4.33. Semua tiang pancang sudah di potong

Gambar 4.34. Pekerja sedang membersihkan puing-puing sisa pemotongan tiang pancang

4.2.4. Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja (Lean Concrete)Setelah tanah di gali dan tiang pancang di potong sesuai dengan elevasi yang telah di tentukan maka di buatlah lantai kerja (Lean Concreta) sebagai landasan tulangan pile cap. Tujuan di buatnya lantai kerja ini adalah1. Memudahkan pekerja berdiri d atas lahan datar, lahan menjadi tidak kotor dan becek.2. Merupakan dudukan besi lapis bawah. 3. Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.

a. Metode Kerja Untuk pekerjaan ini di datangkan 1 truck mixer dengan kapasitas 7 m3 dan pekerjaan ini dilakukan oleh 6 orang pekerja. Adapun metode pelaksanaannya :1. Dibuat bekisting sebagai acuan untuk lantai kerja, untuk ketebalan lantai kerja 10 cm. 2. Setelah itu di buat papan untuk mengalirkan beton yang di tuang dari truck mixer. 3. Lalu setelah papan untuk pengaliran beton segar telah selesai maka truck mixer memulai untuk mengalirkan beton segar melaui bucketnya ke papan pengaliran beton sampai jatuh di tempat pengecoran yang di inginkan. 4. Beton yang sudah jatuh di lokasi lalu di ratakan oleh tukang sesuai dengan ketebalan yang di tentukan dengan menggunakan ruskam. 5. Lanjutkan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi.

b. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam pengecoran lantai kerja ini ada beberapa hal yang harus di perhatikan :1. Tinggi jatuh beton tidak boleh melebihi dari 1 meter, karena apabial lebih dari 1 meter akan terjadi segregasi. 2. Waktu pengangkutan beton oleh truck mixer tidak boleh lebih dari 90 menit, jika diperlukan jangka waktu tempuh yang lebih lama lagi, maka harus dipakai bahan tambah penghambat waktu ikat (retarder).3. Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus tanpa berhenti hingga selesainya pengecoran, maka akan sangat baik apabila selang waktu kedatangan antara truck mixer tidak lebih lama dari waktu pengecoran yang dibutuhkan oleh 1 (satu) truck mixer.4. Pastikan ruang yang akan diisi adukan beton harus bebas da