ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun...

29
Yang terhormat, Rektor/Ketua Senat, Sekretaris Senat dan Para Anggota Senat Universitas SebelasMaret, Para Pejabat sipil dan Pejabat Militer, Para Guru Besar tamu undangan, Para Pembantu Rektor, Direktur dan Asisten Direktur Pascasarjana, Dekan dan Pembantu Dekan di lingkungan UNS Para Ketua dan Sekretaris Lembaga, Kepala Biro, Kepala UPT, serta seluruh pejabat di lingkungan UNS, Para Dosen, Staf Administrasi, Mahasiswa UNS khususnya Mahasiswa S2/S3 Ilmu Lingkungan dan Mahasiswa Pertanian UNS, Tamu undangan, Wartawan, Teman Sejawat, Sanak Keluarga, serta handai taulan yang berbahagia Selamat pagi, salam bahagia dan sejahtera bagi kita semua, Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan Kasih-Nya sehingga kita dapat bertemu pada sidang senat yang terhormat ini dalam keadaan sehat tak kurang suatu apapun. Pada kesempatan yang indah ini, perkenankan saya menyampaikan pidato pengukuhan saya dengan judul “ARSITEKTUR TAJUK POHON SEBAGAI SALAH SATU PENDUKUNG UPAYA PERLINDUNGAN FUNGSI HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI”. GANGGUAN PADA KINERJA SISTEM HIDROLOGI Ibu, Bapak dan hadirin yang saya muliakan, Perkenankan saya menyampaikan suatu pemikiran tentang konsep perlindungan Daerah Aliran Sungai, yang pada awalnya terpicu oleh 1

Upload: duongdieu

Post on 11-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

Yang terhormat,

Rektor/Ketua Senat, Sekretaris Senat dan Para Anggota Senat Universitas SebelasMaret,

Para Pejabat sipil dan Pejabat Militer, Para Guru Besar tamu undangan,

Para Pembantu Rektor, Direktur dan Asisten Direktur Pascasarjana, Dekan dan Pembantu Dekan

di lingkungan UNS

Para Ketua dan Sekretaris Lembaga, Kepala Biro, Kepala UPT, serta seluruh pejabat di

lingkungan UNS,

Para Dosen, Staf Administrasi, Mahasiswa UNS khususnya Mahasiswa S2/S3 Ilmu Lingkungan

dan Mahasiswa Pertanian UNS,

Tamu undangan, Wartawan, Teman Sejawat, Sanak Keluarga, serta handai taulan yang

berbahagia

Selamat pagi, salam bahagia dan sejahtera bagi kita semua,

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan Kasih-Nya sehingga

kita dapat bertemu pada sidang senat yang terhormat ini dalam keadaan sehat tak kurang suatu

apapun. Pada kesempatan yang indah ini, perkenankan saya menyampaikan pidato pengukuhan

saya dengan judul “ARSITEKTUR TAJUK POHON SEBAGAI SALAH SATU

PENDUKUNG UPAYA PERLINDUNGAN FUNGSI HIDROLOGI DAERAH ALIRAN

SUNGAI”.

GANGGUAN PADA KINERJA SISTEM HIDROLOGI

Ibu, Bapak dan hadirin yang saya muliakan,

Perkenankan saya menyampaikan suatu pemikiran tentang konsep perlindungan

Daerah Aliran Sungai, yang pada awalnya terpicu oleh pertanyaan sederhana ‘mengapa banjir

dan kekeringan senantiasa terjadi silih berganti dari tahun ke tahun dan merupakan peristiwa

rutin yang kemudian dianggap biasa oleh masyarakat?. Bukankah pergerakan air di bumi

terkendali secara alami dalam siklus hidrologi sehingga dengan demikian tidak seharusnya banjir

ataupun kekeringan berlangsung terus menerus?. Terlepas dari perubahan iklim global, saya

menganggap bahwa telah terjadi gangguan pada kinerja sistem hidrologi sehingga air hujan yang

seharusnya mengalir, meresap, dan menguap secara proporsional di daerah tangkapan hujan

menjadi tidak proporsional lagi. Sebagian besar air hujan yang mencapai permukaan tanah akan

1

Page 2: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

mengalir dengan cepat menuju badan air (sungai, waduk dan lain-lain) dan seringkali melebihi

kapasitas daya tampung badan air. Kondisi tersebut mengurangi jumlah air yang meresap ke

dalam tanah dan mengganggu mekanisme pembentukan air dalam tanah.

Ibu dan Bapak yang saya muliakan, fakta lain yang membuat saya yakin bahwa telah

terjadi gangguan pada kinerja sistem hidrologi adalah kondisi air sungai baik pada saat musim

hujan maupun kemarau. Beberapa tahun berselang, tidak pernah lagi kita dapat menikmati aliran

air sungai yang jernih. Saat musim hujan tiba, sungai-sungai besar seperti Bengawan Solo seolah

tidak mungkin lagi terhindar dari aliran air hujan yang membawa partikel tanah dan

menyebabkan air sungai menjadi keruh. Sebaliknya pada musim kemarau, air sungai berubah

warna menjadi kehitam-hitaman karena dipenuhi oleh limbah rumah tangga maupun industri

berhubung debit air mengalami penurunan yang cukup besar. Pertanyaan yang timbul adalah

mengapa kinerja sistem hidrologi terganggu? dan sumbangan pemikiran apakah yang

dapat saya berikan?, khususnya yang berkaitan dengan bidang ilmu yang saya tekuni yaitu

agrohidrologi.

FENOMENA ALIH FUNGSI LAHAN

Sebelum membahas lebih jauh, perkenankan saya terlebih dahulu menelusuri apa yang

menjadi penyebab utama terganggunya sistem tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa

perubahan tutupan lahan menjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang

selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian, lingkungan, sosial-

ekonomi) tidak jemu-jemu menyampaikan pendapat dan telah menghasilkan berbagai cara

pencegahan ataupun pengendalian seperti teknik konservasi tanah dan air, praktek budidaya

tanaman berbasis pohon, pengelolaan hutan bersama masyarakat dan lain-lain. Namun demikian,

sampai sejauh ini belum ada tanda-tanda perbaikan yang berarti dan hal ini tercermin dari tingkat

frekuensi bencana yang relatif tinggi dan bahkan membawa akibat yang lebih parah (banjir

bandang dan tanah longsor).

Hadirin yang saya muliakan, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor populasi penduduk

merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam konsep perlindungan ini. Betapa

tidak, pertumbuhan populasi penduduk membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan

hidup seperti pangan, papan, sandang dan pakan yang tersedia melalui kegiatan pertanian,

2

Page 3: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

0

500

1000

1500

2000

2500

2000-2001 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005

1018 926

1906

634

962

Defo

rest

asi (

ribu

ha.th

-1)

Tahun

Deforestasi Periode 2000-2005

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030

Jum

lah

pend

uduk

(rib

u jiw

a)

Tahun

kehutanan, perikanan dan peternakan. Mengingat bahwa jumlah penduduk terus bertambah

(Gambar 1) maka sangat logis bila terjadi peningkatan alih fungsi lahan guna mencukupi

kebutuhan hidup yang seringkali tidak mempertimbangkan aspek perlindungan lingkungan.

Kawasan hulu (upstream) berubah menjadi kawasan pertanian, kawasan tengah dan hilir (lahan

sawah beririgasi teknis dan bukan teknis, tegalan) berubah menjadi kawasan industri,

perumahan, pasar ataupun jaringan jalan. Terlebih lagi pembalakan hutan yang sampai saat ini

belum dapat dikendalikan secara tuntas (Gambar 2).

Gambar 1. Prediksi jumlah penduduk Indonesia hingga tahun 2030 (BPS, 2009)

Gambar 2. Pembalakan hutan di Indonesia periode tahun 2000-2005 (Statistik Kehutanan, 2007)

3

Page 4: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

TUTUPAN LAHAN PENENTU TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN TANAH

Ibu dan Bapak yang saya muliakan,

Tutupan lahan diartikan sebagai materi yang berada di atas permukaan tanah dan dapat

menciptakan suatu kekasaran permukaan tanah tertentu. Materi tersebut berupa bebatuan,

seresah, aneka tumbuhan (vegetasi) baik rerumputan, tumbuhan penutup tanah, tanaman

budidaya maupun pohon. Didalam konteks hidrologi, tutupan lahan lebih banyak ditentukan oleh

vegetasi daripada oleh bebatuan atau yang lainnya. Para ahli mengatakan bahwa tingkat tutupan

lahan membentuk kekasaran permukaan oleh peran tajuk vegetasi dari berbagai kenampakan

morfologi yang membentuk lapisan tajuk, semakin tinggi tingkat tutupan lahan maka semakin

tinggi pula tingkat kekasaran permukaan tanah (Seyhan, 1990; Tinker et al., 1996; Islam et al.,

2000; Melloulli et al., 2000; Susswein et al., 2001), dan hal itu berpengaruh pada tingkat

kecepatan pergerakan air hujan saat menuju permukaan tanah. Kecepatan gerakan air hujan yang

terkendali merupakan penentu awal baik buruknya kinerja sistem hidrologi. Dengan demikian,

kondisi tajuk vegetasi akan memberikan kontribusi bagi terwujudnya daerah hulu (upstream)

sebagai penyangga pada puncak hujan, pengatur aliran air, pemelihara kualitas air, pencegah

banjir, erosi maupun tanah longsor dan sekaligus perwujudan iklim mikro (Susswein et al., 2001;

Noordwijk et al., 2004).

Hadirin sekalian,

Berbicara tentang lapisan tajuk mengarahkan pemikiran saya pada pohon yang

keberadaannya tentu lebih dominan daripada jenis vegetasi yang lain di suatu hamparan lahan.

Setiap pohon dengan karakter masing-masing memberikan kontribusi yang cukup besar pada

kinerja sistem hidrologi karena minimal pohon dapat berfungsi sebagai penghambat aliran air

permukaan (runoff) dan meningkatkan peluang air hujan untuk meresap ke dalam tanah. Namun

demikian, di bagian manakah dari pohon yang paling berperan dalam hal itu, akar, batang atau

sistem percabangan (tajuk)?. Tentu saja tiap-tiap komponen pohon (sistem perakaran, batang dan

sistem percabangan) mempunyai peran penting dalam sistem hidrologi, namun saya akan

menekankan perhatian saya pada komponen yang paling awal terpapar oleh air hujan, yaitu

sistem percabangan (tajuk). Saya menganggap bahwa tajuk merupakan mediator awal yang

menentukan perilaku air hujan khususnya setelah tiba di permukaan tanah.

4

Page 5: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

ARSITEKTUR TAJUK POHON

Tajuk pohon terbentuk selama pertumbuhan dan perkembangan pohon dan memuat

jalinan kompleks dengan kerangka dasar terdiri atas batang, cabang, ranting, dan daun (Oldeman,

1986; DeReffye et al., 1995). Pada tahap akhir dari perkembangan tajuk menghasilkan

kenampakan yang spesifik sehingga dapat dibedakan dengan mudah antara pohon satu dengan

yang lain (Oldemann, 1986; Harrington et al., 1989). Didalam proses perkembangan selanjutnya,

selain faktor genetik, faktor lingkungan seperti suhu udara, kekeringan dan unsur hara,

berpengaruh khususnya pada jumlah cabang dan kedudukan daun yang terbentuk (Sinclair et al.,

1998). Kedua unsur penyusun tajuk ini menjadi kunci utama bentuk akhir tajuk yang

selanjutnya disebut arsitektur tajuk pohon.

Sebagai dasar penelusuran arsitektur tajuk pohon dipakai suatu pola umum pertumbuhan

cabang-ranting-daun yaitu pola vertikal dan pola horizontal. Variasi diantara pola vertikal dan

horizontal dipertimbangkan melalui tingkat dominansi sudut yang terbentuk pada jalinan tersebut

(Noordwijk et al., 2002; Sitompul, 2003). Sudut yang terbentuk antara cabang dan atau ranting

dengan bidang datar (permukaan tanah) dibagi kedalam dua kelas yakni sudut besar dengan

cabang cenderung tegak (erect ≥ 22,5-≤45) dan sudut kecil dengan cabang cenderung datar

(prostrate ≤ 22,5). Pola vertikal dan horizontal tersebut hendaklah dipertimbangkan dengan

jumlah cabang dan kedudukan daun (termasuk ukuran daun) untuk dapat menentukan tingkat

kerapatan tajuk pohon.

Satu hal yang tidak dapat ditinggalkan adalah kondisi hujan saat menerpa tajuk pohon,

apakah dengan intensitas tinggi dan dalam waktu lama atau sebaliknya. Sebagai gambaran,

apabila pada suatu waktu berlangsung hujan dengan intensitas tinggi dan cukup lama yang

menerpa tajuk rapat maka selain diintersep (diikat) oleh tajuk, air hujan memiliki kesempatan

untuk jatuh ke permukaan tanah secara terkendali. Mengapa demikian, pohon dengan tajuk rapat

membentuk lapisan tajuk yang berperan mengendalikan kekuatan energi kinetik tetesan air hujan

sehingga tanah terhindar dari kerusakan agregat atau penyumbatan pori makro

(Notohadiprawiro, 2000; Widianto et al., 2004; Hairiah et al., 2004). Tajuk rapat ditunjukkan

melalui cabang banyak berkedudukan tegak, berhelai daun sedang dengan kedudukan relatif

tegak dan secara keseluruhan tampak lebar (Budiastuti et al., 2009).

5

Page 6: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

FUNGSI MEDIASI TAJUK POHON

Para tamu undangan yang saya muliakan,

Penelitian saya selama lima tahun terakhir terhadap arsitektur tajuk beberapa jenis pohon

(Jati/Tectona grandis L., Mahoni/Swietenia mahagoni L., Pinus/Pinus mercusii L.,

Damar/Agathis sp., Surian/ Toona surenii L., Johar/ Casia siamea Lam., Sengon/Paraserianthes

falcataria L.) menunjukkan bahwa tidak semua tajuk dapat menjadi mediator yang baik bagi

pergerakan air hujan ke permukaan tanah. Saat intensitas hujan relatif tinggi (50-100 mm.hari-1),

tajuk pohon dapat menjadi mediator yang baik apabila menunjukkan kemampuan

mengintersep (menangkap air hujan) untuk dialirkan melalui sistem percabangan dan

batang serta meneteskan air hujan secara bertahap (melalui lapisan tajuk) ke permukaan

tanah. Tajuk demikian dapat mengendalikan kekuatan tetesan air hujan sesaat sebelum mencapai

permukaan tanah dan struktur tanah terhindar dari kerusakan. Hal ini jarang dipertimbangkan

dalam menentukan jenis pohon yang hendak digunakan dalam kegiatan reboisasi khususnya di

lahan dengan kemiringan lebih dari 25%. Sebagai contoh, pemilihan pohon Jati (Tectona

grandis. L) untuk penghijauan di kawasan hulu DAS Bengawan Solo ternyata belum dapat

mengurangi laju sedimentasi di waduk Gajah Mungkur yang sampai saat ini masih relatif tinggi

(3-3,5 juta m3 per tahun) (Winarno, 2010; komunikasi personal)

Ibu, Bapak, para tamu undangan yang saya hormati, dari beberapa tajuk pohon yang telah

saya teliti saya berani menyatakan bahwa kondisi arsitektur tajuk pohon menentukan tingkat

kemampuan tajuk untuk dapat bertindak sebagai mediator yang baik. Tiap-tiap jenis pohon

memiliki unsur penyusun tajuk tertentu yang membawa akibat pada sifat tetesan air hujan apakah

bergerak secara bertahap melalui lapisan tajuk atau celah-celah yang terbentuk dalam sistem

tajuk (canopy gap fraction). Sesuai dengan fungsi mediasi maka karakter tajuk yang diharapkan

adalah yang mampu menekan sebesar-besarnya pengaruh negatif tetesan air hujan terhadap

struktur tanah dan meningkatkan sebesar-besarnya resapan air ke dalam tanah. Harus diingat

bahwa volume resapan air yang tinggi yang tidak diimbangi oleh tanah berstruktur stabil, tentu

akan berakibat fatal (tanah longsor), dan seperti diketahui bahwa tingkat kestabilan struktur

tanah ditentukan oleh keberadaan pohon dengan sistem perakaran terutama akar proximal yang

menyebar baik secara horizontal maupun vertikal (Suprayoga, 2004; Hairiah et al., 2006).

6

Page 7: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

ANALISIS SISTEM PERCABANGAN

Para anggota sidang senat dan tamu undangan yang saya muliakan,

Pemilihan Jati sebagai pohon penghijauan di Wonogiri terbukti belum mampu menekan

laju sedimentasi yang relatif tinggi. Mengapa demikian, saya mencoba menganalisis

berdasarkan kondisi sistem percabangan. Tajuk Jati dengan daun lebar berbentuk hati (cordate)

berkedudukan pada cabang-cabang yang berjarak relatif jauh (Gambar 3), menyebabkan

terbentuknya celah-celah tajuk yang cukup banyak, sehingga dapat dipastikan apabila air hujan

menerpa tajuk Jati maka fungsi tajuk sebagai mediasi (pengendali kekuatan tetesan air hujan)

sangatlah kecil. Air hujan yang jatuh di permukaan tanah lebih banyak dalam bentuk tetesan air

hujan (lolos tajuk) dengan kekuatan cukup besar karena air bergerak bebas tanpa hambatan

apapun. Saya yakin bahwa kondisi demikian juga berlaku pada tajuk pohon lain, semakin besar

celah celah tajuk yang terbentuk semakin besar kesempatan air hujan untuk bergerak secara

bebas ke permukaan tanah (Budiastuti, 2007). Karena itu, dari aspek arsitektur tajuk pohon,

tepatkah apabila pohon Jati dipilih sebagai pohon pengendali kekuatan tetesan air hujan di

daerah tangkapan air hujan khususnya di DAS Bengawan Solo.

Penelitian tentang pohon ideal bagi perlindungan kawasan DAS menyatakan bahwa

aspek tajuk pohon saja tidak cukup untuk dipakai sebagai bahan pertimbangan penentuan jenis

pohon (Dewi et al., 2008), dan hasil penelitian ini lebih menguatkan pendapat saya bahwa Jati

memiliki peran perlindungan DAS yang kurang optimal. Dengan demikian, selain aspek

arsitektur tajuk yang telah saya kemukakan tadi, sistem perakaran ikut pula menentukan fungsi

7

A

CGambar 3. Sistem perakaran (A), percabangan (B) dan tajuk Jati (Tectona grandis L) (C) (Foto: Budiastuti, 2007)

Page 8: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

pohon sebagai penjaga kestabilan struktur tanah. Kuantifikasi terhadap sistem perakaran

dilakukan dengan menggunakan kriteria Jangkar akar dan Cengkeraman akar (Hairiah et

al., 2008) yang dihitung berdasarkan nilai indeks (Indeks Jangkar Akar/IJA dan Indeks

Cengkeraman Akar/ICA). Akar yang berkembang secara vertikal bersifat sebagai jangkar

(penguat struktur tanah ke arah dalam) dan yang berkembang secara horizontal bersifat sebagai

pencengkeram tanah lapisan atas. Pohon dengan IJA tinggi mampu menopang pohon dengan

kuat sehingga terhindar dari longsor, sedangkan ICA tinggi menahan permukaan tanah dengan

kuat sehingga tidak mudah terbawa aliran permukaan. Penelitian terhadap sistem perakaran Jati

menunjukkan hasil IJA dengan kriteria sedang (0,68) dan ICA dengan kriteria rendah (0,62)

(Gambar 3). Ini menunjukkan bahwa sistem perakaran Jati memiliki kemampuan yang rendah

dalam mencengkeram tanah lapisan atas.

Tajuk sebagai kendali kekuatan tetesan air hujan bersama dengan akar sebagai

pencengkeram tanah lapisan atas merupakan dua aspek penting yang harus dipertimbangkan

dalam pemilihan jenis pohon sebagai pengendali kinerja sistem hidrologi. Mengingat hal itu,

sangat bijaksana kiranya apabila pemilihan Jati dipertimbangkan kembali. Langkah awal yang

diambil untuk menentukan jenis pohon adalah mempertimbangkan, pertama pohon yang sesuai

dengan iklim mikro setempat, kedua pohon dengan tajuk berlapis yang mengendalikan kekuatan

tetesan air hujan dan ketiga sistem perakaran yang berperan sebagai penguat tebing dan

pemegang tanah lapisan atas. Dengan demikian ketiga pertimbangan tersebut menjadi acuan

penting untuk melindungi kawasan DAS ditinjau dari fungsi hidrologi. Saya menyadari bahwa

pemilihan jenis pohon melibatkan pula pertimbangan faktor ekonomi, dan karena itu akan

menjadi lebih tepat bila faktor ekonomi menjadi bahan pertimbangan yang keempat.

Para tamu undangan yang saya muliakan, selanjutnya saya akan menyampaikan karakter

pohon yang dapat dipilih sebagai pohon pelindung di kawasan hulu yang telah

mempertimbangkan faktor ekonomi. Sebagai contoh, kasus di area tangkapan air hujan sub DAS

Keduang Wonogiri yang merupakan penyumbang terbesar sedimentasi waduk Gajah Mungkur

(Retno, 2010) oleh dinas terkait telah diusahakan dengan reboisasi berbasis JAti, namun laju

sedimentasi masih tetap tinggi. Saya mencoba untuk memberikan saran pilihan pohon dengan

karakter tajuk dan sistem perakaran berdasarkan urutan terbaik yang mendukung upaya

perlindungan kawasan hulu khususnya DAS Bengawan Solo dan memenuhi empat

8

Page 9: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

pertimbangan yang telah saya sampaikan tadi, yakni 1). Mahoni (Swietenia mahagoni), 2).

Jambu mete (Anacardium occidentale), 3). Surian (Toona surenii), 4). Johar (Casia siamea Lam)

dan terakhir 5). Petai (Parkia speciosa) (Gambar 4, 5, 6, 7 dan 8). Mahoni, Surian, Johar

merupakan pohon penghasil kayu sedangkan Jambu mete dan Petai merupakan penghasil biji

yang bernilai ekonomi cukup tinggi.

9

Gambar 4. Tajuk (A) dan sistem perakaran Mahoni (Swietenia mahagoni) (B) (Foto: Budiastuti dan Dewi, 2008)

A

B

Gambar 5. Tajuk (A) dan sistem perakaran Jambu mete (Anacardium occidentale) (B) (Foto: Budiastuti, 2010)

B

A

Page 10: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

10

Gambar 6. Tajuk (A) dan sistem perakaran Surian (Toona surenii) (B) (Foto: Dewi, 2008)

A

B

Gambar 7. Tajuk (A) dan sistem perakaran Johar (Casia siamea) (B) (Foto: Dewi, 2008)

A B

Gambar 8. Tajuk (A) dan sistem perakaran Petai (Parkia speciosa) (B) (Foto: Dewi, 2008)

A B

Page 11: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Hadirin dan tamu undangan yang saya hormati,

Suatu kebahagiaan tersendiri buat saya dapat menyumbangkan pemikiran ini, walau saya

menyadari bahwa telah banyak pemikiran dan langkah-langkah konkrit dari para ahli untuk

menyelamatkan kawasan hulu. Pemikiran yang saya sampaikan tadi kemungkinan hanyalah

sebuah impian indah, karena sampai dengan periode hujan tahun ini banjir bandang dan tanah

longsor yang menelan korban jiwa masih saja terjadi (Wasior Papua Barat). Kondisi tersebut

merupakan bukti dari keseimbangan ekologi dan ekonomi di hulu suatu DAS yang belum

tercapai, lalu kapankah saat yang dinantikan itu akan tiba?. Rupanya kepentingan ekonomi lebih

diutamakan daripada kepentingan untuk menjaga dan memelihara harmonisasi hubungan antar

komponen dalam ekosistem. Walau kemungkinan reboisasi telah menjadi prioritas kegiatan

penyelamatan kawasan hulu, namun pemahaman tentang karakter tajuk dan sistem perakaran

belum sepenuhnya dimiliki. Semoga wacana ini bermanfaat bagi pemerhati lingkungan dan

khususnya bagi mereka yang peduli akan kehidupan saat ini dan yang akan datang.

Ibu, Bapak, hadirin yang saya muliakan,

Saya akan mengakhiri pidato ini dengan ucapan terima kasih dari lubuk hati saya yang

paling dalam kepada semua pihak yang sangat berperan dalam kehidupan saya sejak saya

dilahirkan hingga saat saya dapat berdiri di mimbar terhormat ini. Saya menyadari sepenuhnya

bahwa saya adalah manusia lemah yang penuh dengan kekurangan dan karena kebesaran dan

karya Tuhan semata yang membuat saya menjadi seperti saat ini. Terima kasih Tuhan atas

anugerah yang Kau limpahkan kepadaku.

Ucapan terima kasih saya sampaikan pertama-tama kepada Menteri Pendidikan Nasional

dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk

memangku jabatan Guru Besar dalam bidang Agrohidrologi pada Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret. Demikian pula, ucapan terima kasih kepada Rektor dan seluruh anggota senat

Universitas Sebelas Maret, Dekan dan segenap anggota senat, Ketua Jurusan, Ketua

laboratorium, teman-teman dosen dan staf administrasi di lingkungan Fakultas Pertanian UNS,

khususnya kepada Ir. Suharto Pr, MP dan Ir. Wartoyo, MS sebagai atasan langsung yang

merekomendasikan saya untuk dapat diajukan sebagai guru besar.

11

Page 12: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

Peristiwa hari ini tidak terlepas dari peran Papi, Mami, Bapak, Ibu saya, khususnya Papi

(Prof. G. Budihardjo almarhum) yang senantiasa memberi dorongan spiritual untuk menempuh

ilmu setinggi mungkin dengan tetap mengutamakan keluarga sebagai ujung tombak kebahagiaan

kehidupan saya. Saya yakin para orang tua saya yang telah berpulang ikut pula merasakan

kebahagiaan yang saya rasakan ini. Sembah nuwun untuk semua.

Kepada suamiku tercinta dr S. Bambang Widjokongko (mas O’ok) dan anak-anakku

Wedha dan Dika. Kalian adalah para pahlawanku yang dengan tulus selalu memberi semangat

dalam peningkatan karier. Tanpa doa dan dukungan dari suami dan anak-anak, saya tidak

mungkin melakukan studi lanjut dan yang akhirnya jabatan fungsional tertinggi sebagai guru

besar dapat saya raih. Kepada adik-adikku Riri dan Yawan, Christ dan Tita, Ria dan Damar,

Wike dan Prasojo, serta seluruh keponakanku, doa tulus kalian adalah kunci keberhasilanku,

terima kasih kalian selalu menjaga kebersamaan dan kasih diantara kita sesuai dengan amanat

orang tua sesaat sebelum meninggalkan kita. Kepada Mas Totok dan Mbak Henny (Jakarta) dan

keluarga besar Mas Son dan Mbak Wulan (Malang), terima kasih atas keikhlasan Mas dan Mbak

mendampingi saya saat saya studi S2 dan S3. Kepada keluarga Ibu Darno dan khususnya mbak

Anik, terima kasih atas kasihnya yang diberikan kepada keluargaku di saat aku berada jauh dari

mereka. Juga kepada Narti, terima kasih atas bantuanmu selama ini.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran para guru SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

Dengan tidak bermaksud menganggap peran guru saya yang lain kecil (semua berperan besar),

secara khusus saya sampaikan terima kasih kepada Ir. Djoko Mursito MP sebagai PA saya

sewaktu S1, yang mengarahkan studi saya dengan sangat telaten, kepada Prof. Tedjojuwono

Notohadiprawiro UGM, dari beliaulah saya memperoleh pemahaman tentang makna neraca air

dalam tubuh tanah. Juga kepada para promotor saya, Prof. Bambang Guritno, Prof. Sitompul

dan Dr. Didik Suprayogo yang dengan telaten membimbing saya, di saat usia saya telah

menginjak kepala empat dan terkadang lambat dalam proses pemahaman ilmu yang saya tekuni.

Khususnya kepada Pak Tom, cara pembimbingan bapak justru memacu saya untuk belajar dan

belajar walau akhirnya bapak mengatakan “cukup!, karena air yang saya tuangkan telah

melebihi tempatnya dan tidak mungkin ditambah lagi”, dan saya berkata dalam hati bahwa

masih ada kesempatan buat saya untuk berkembang apabila ada kemauan. Kepada teman-teman

sejawat, Karyawan dan Mahasiswa di Jurusan Agronomi dan Agroteknologi, terima kasih atas

12

Page 13: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

iklim sejuk yang terjadi antara kita sehingga motivasi untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan

kebersamaan dapat terwujud. Terlebih kepada Prof. Djoko Purnomo yang melatih saya untuk

berpikir kritis dan disiplin dalam segala hal, juga kepada Bu Warni, Bu Harjanti, Mas Trijono,

Mas Pardono, Mas Sunu, Pak Darsono, terima kasih karena pelajaran berharga untuk selalu

mensyukuri kehidupan ini. Kepada Bu Njari dan Pak Didik Suroto, terima kasih karena selalu

mendorong saya untuk segera mengajukan jabatan ini. Kepada Bu Dewi dan Bu Eny Lestari,

terima kasih atas kerjasama saat kita melakukan penelitian dan saling pengertian saat kita satu

kost hingga sekarang. Kepada sahabat-sahabatku SMA dan S1, Emmy, Andriyono, Priyo, Santi,

Edy Triharyanto, Atik Hakim, Tuti, Marwanti, Winarno, Yoyok, Sugiharto, Anton, Drajad,

terima kasih karena kita selalu dapat berbagi suka dan duka untuk saling mengisi dan

menguatkan hidup ini. Kepada teman-teman pengelola dan seluruh mahasiswa S2, S3 di Prodi

Ilmu Lingkungan PPs UNS, saya sampaikan terima kasih atas kerjasama yang kompak diantara

kita. Tak lupa kepada PPKWU LPPM UNS, karena kebaikan hati Kepala dan para stafnya, saya

memperoleh banyak kesempatan untuk dilibatkan dalam berbagai kegiatan, terima kasih tak

terhingga. Kepada mas Wardoyo dan mas Priyatmo, terima kasih atas pengurusan berkas-berkas

pengajuan saya ke jabatan guru besar. Tak lupa kepada tanteku Ibu Retno Rosari dan keluarga,

terima kasih atas doanya, juga sohibku Bu Mani dan mas Anto (Jasa Tirta), kebaikan dan

kesabaran hatimu menjadi cerminan dalam pekerjaanku sehari-hari.

Ibu dan bapak yang saya muliakan, saya menyadari bahwa jabatan guru besar tidak akan

bermakna apabila tidak diimbangi dengan komitmen yang tinggi untuk menjadi guru yang

disegani dan tidak dihindari oleh mahasiswa, serta dapat melayani kepentingan mereka kapanpun

mereka perlukan. Disamping itu, harus semakin rendah hati dan menghargai perbedaan pendapat

untuk kemudian diperoleh suatu jalan keluar yang menyejukkan semua pihak. Seorang Guru

Besar bukan berarti tidak menerima kritikan, karena itu kelapangan hati dan pikiran harus

diciptakan demi kemajuan institusi ini. Mudah diucapkan tidak mudah dijalankan, paling

tidak menjadi bahan permenungan kita bersama. Semoga Tuhan selalu mendampingi dan

menganugerahkan kesehatan kepada kita, sehingga kita dapat memajukan institusi ini. Amin.

Tiada gading yang tak retak, apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan mohon

dimaafkan. Terima kasih.

13

Page 14: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

Daftar Acuan

Badan Pusat Statistik. 2009. Sensus Penduduk 2010. BPS Jakarta

Budiastuti. 2007. Bentuk dan Kepadatan Tajuk Pohon pada Hutan Produksi: Pola Percabangan dan Tipe Daun Sebagai Pengendali Aliran Air Hujan. Agrivita 29 (2): 162-173

Budiastuti, Sumani. 2009. Peran Pohon Dalam Perlindungan Kawasan Konservasi Das Bengawan Solo: Model Kepadatan Tajuk Sebagai Deteksi Awal Pencegahan Kerusakan Permukaan Tanah. Agrivita (Edisi Khusus): 45-52

DeReffye DeReffye, P., F. Houllier, F. Blaise, D. Barthelemy, J. Dauzat and D. Auclair. 1995. Model Simulating Above and Below Ground Tree Architecture With Agroforestry Applications. Agroforestry System. 30:175-197

Dewi, W.S., Budiastuti, Sugihardjo. 2008. Karakterisasi Jenis Pohon Ideal Untuk Konservasi Fungsi Hidrologi Tanah Di Kawasan Penyangga DAS Samin. Laporan Penelitian Unggulan UNS.

Hairiah, K., Widianto, D. Suprayogo, R. H. Widodo, P. Purnomosidhi, S. Rahayu dan M. van Noordwijk. 2004. Ketebalan Seresah Sebagai Indikator Daerah Aliran Sungai (DAS) Sehat. World Agroforestry Centre. Bogor Indonesia.

Hairiah, K., Widianto, Suprayogo, D., Lestari, N.D., Kurniasari, V., Santosa, A., Verbist, B., and Van Noordwijk., M. 2006. Root Effects on Slope Stability in Sumberjaya, Lampung (Indonesia). Paper to be presented in ‘International Symposium toward Sustainable Livelihood and Ecosystem in Mountanious Regions’ Chiang Mai, 7-9 March 2006. Pp. 12.

Hairiah, K., Widianto, dan Suprayogo, D. 2008. ADAPTASI DAN MITIGASI PEMANASAN GLOBAL: Bisakah Agroforestri mengurangi resiko longsor dan emisi gas rumah kaca. Makalah pendamping dalam Seminar Nasional dan General Meeting INAFE, 3 – 5 Maret 2008. Kerjasama Fak. Pertanian UNS, INAFE, dan ICRAF.

Harrington, H. D and J. W. Durrel. 1989. How to Identify The Plant. Swallow Press. Athen.

Islam, K. R and R. R. Weil. 2000. Land Use Effect on Soil Quality in Tropical Forest Ecosystem of Bangladesh. Agric. Ecosystem and Environment. 79:9-16

Mellouli, H. J., B. Van Wesemael, J. Poesen and R. Hartmann. 2000. Evaporation Losses From Bare Soil as Influenced by Cultivation Techniques in Semi Arid Regions Agric. Water Management 42:355-369

Noordwijk, M. V., R. Mulia dan K. Hairiah. 2002. Estimasi Biomassa Tajuk dan Akar Pohon Dalam Sistem Agroforestri: Analisis Cabang Fungsional (Functional Branch Analysis) Untuk Membuat Persamaan Alometrik Pohon. Wanulcas Model

14

Page 15: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

Simulasi Untuk Sistem Agroforestri. (Eds: K. Hairiah, Widianto, S. R. Utami dan Betha Lusiana). ICRAF. Bogor. p. 137-152

Noordwijk, M. V., F. Agus, D. Suprayogo, K. Hairiah, G. Pasya dan Farida. 2004. Peranan Agroforestri Dalam Mempertahankan Fungsi Hidrologis DAS. Agrivita 26 (1):1-8

Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Penelitian Sumberdaya Lahan dan Lingkungan. Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Oldemann, R. A. A. 1986. Field Guide For The Research Group. Departement of Silviculture Agricultural University Wageningen Netherlands

Retno, L. 2010. Kekritisan Air DAS Bengawan Solo. Workshop Pemetaan KAwasan Kritis Pada DAS Bengawan Solo. PPLH. LPPM. UNS

Seyhan, A. 1990. Pengantar Hidrologi. Gadjah Mada University Press.

Sinclair, T. R and F. P. Gardner. 1998. Environmental Limits Plant Productions Principle of Ecology. Plant Production (Eds: T. R. Sinclair and F. P. Gardner). CAB. International. p. 63-78

Sitompul, S. M. 2003. Pengembangan Model Pengelolaan Sistem Tata Guna Sumberdaya Air (STASDA): Optimalisasi Hidrologi DAS Dengan Perubahan Tutupan Lahan. Proposal Riset Unggulan Terpadu. Fakultas Pertanian Unibraw. Malang.

Statistik Kehutanan. 2007. Badan Planologi Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta

Suprayogo, D., Widianto, P. Purnomosidi, R. H. Widodo, F. Rusiana, Z. Z. Aini, N. Khasanah dan Z. Kusuma. 2004. Degradasi Sifat Fisik Tanah Sebagai Akibat Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Sistem Kopi Monokultur: Kajian Perubahan Makro Porositas Tanah. Agrivita. 26:60-68

Susswein, P. M., M. V. Noordwijk and B. Verbist. 2001. Forest Watershed Function and Tropical Land Use Change. ASB. Lecture Note 7:34. ICRAF. SEA. Regional Research Program.

Tinker, P. B., J. S. I. Ingram and Sten Struwe. 1996. Effect of Slash and Burn Agriculture Deforestation on Climate Change. Agriculture, Ecosystem and Environment. 58:13-22

Widianto, D. Suprayogo, H. Noveras, R.H. Widodo, P. Purnomosidi dan M. V. Noordwijk. 2004. Apakah Fungsi Hidrologis Hutan Dapat Digantikan Sistem Kopi Monokultur. Agrivita. 26:47-52

15

Page 16: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama: Prof. Dr. Ir. MTh. Sri Budiastuti, MSiNIP: 19591205 198503 2 001Tempat/Tanggal Lahair: Bogor, 5 Desember 1959Jenis Kelamin: PerempuanAgama: KatholikPangkat/Golongan: Pembina Tingkat I/IVaJabatan Fungsional: Guru Besar/1 Juli 2010Alamat Kantor: Fakultas Pertanian

Jln. Ir. Sutami 36 A SurakartaTelp/Fax: 0271 637457

Alamat Rumah: Jl. Ekonomi 37 Perum UNS JAtiJaten KaranganyarTelp. 0271 495646

Alamat e-mail: [email protected] Perkawinan: MenikahNama Suami: S. Bambang Widjokongko, dr, PHK, MPdNama Anak: 1. V. Anindita Wedhasmara, S.Psi

(S2 Psikologi UGM)2. dr. Ch. Budhi Baskara Widya

B. Riwayat Pendidikan

Tahun Lulus Pendidikan Tempat Bidang Studi1979 SMA SMA Negeri I Surakarta IPA1984 S1 Universitas Sebelas Maret Ska Agronomi1993 S2 Universitas Indonesia Jakarta Ilmu Lingkungan2006 S3 Universitas Brawijaya Malang Ilmu Pertanian

C. Riwayat Kepangkatan dan Jabatan Fungsional

No. Uraian Tahun1 Calon Pegawai Negeri Sipil/Penata (IIIa) 19842 Pegawai Negeri Sipil/Penata muda (IIIa) 19853 Penata Muda Tk.I/Asisten Ahli (IIIb) 19884 Penata (IIIc), Lektor 19905 Penata TK.I (IIId), Lektor 19926 Pembina (IVa), Lektor Kepala 19987 Pembina Tk.I (IVb), Lektor Kepala 20108 Guru Besar 2010

16

Page 17: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

D. Pengalaman Kerja

No. Uraian Tahun1 Dosen Fakultas Pertanian 1984-sekarang2 Kepala Pendidikan Dan Layanan Masyarakat LPM UNS 1997-20013 Sekretaris S2 Prodi Ilmu LIngkungan PPS UNS 2010-sekarang4 Tim Pemantau dan Penilai MIH KLH 2010-sekarang

E. Pengalaman Mengajar

Mata Kuliah Jenjang Institusi/Jurusan/Program TahunIAD S1 Fak.Ekonomi, FKIP,UNS 2006-sekarangAgroekosistem S1 Agroteknologi Faperta UNS 2007-sekarangTBT Perkebunan S1 Agronomi Faperta UNS 2007-sekarangPerhutanan Sosial S1 PKP Fak. Pertanian UNS 2007-sekarangTeknologi AF S1 Agronomi Faperta UNS 2007-sekarangPengelolaan Air S1 Agroteknologi Faperta UNSTopik Khusus S2 Agronomi PPs UNS 2007-sekarangSistem Pertanaman S2 Agronomi PPs UNS 2008-sekarangPerub.lingk Global dan Kerjasama Internasional

S2 Ilmu Lingkungan PPs UNS

2010-sekarang

Pengelolaan DAS S2 Ilmu Lingkungan PPs UNS 2010-sekarangPengelolaan Sumberdaya Alam S2 Ilmu Lingkungan PPs UNS 2010-sekarangFilsafat Ilmu dan Perancangan Penelitian

S3 Ilmu Lingkungan PPs UNS

2010-sekarang

F. Pengalaman Penelitian

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana2004 Pengembangan Model Pengelolaan Sistem

Tata Guna Sumberdaya Air: Optimalisasi Hidrologi DAS dengan Perubahan Tutupan Lahan

Anggota Menristek

2006 Evaluasi dan Parameterisasi Model RAINS pada DAS Konto Resapan Air Agroforestri Mahoni (Swietania mahagoni L.)

Anggota Menristek

2006 Peran Pohon Dalam Sistem Agroforestri: Tajuk dan Strata Tajuk Sebagai Pengendali Sistem Hidrologi

Ketua Disertasi

2008 Karakterisasi Jenis Pohon Ideal Untuk Konservasi Fungsi Hidrologi Tanah Di Kawasan Penyangga DAS Samin

Anggota DIPA UNS

2009 Peran Pohon Dalam Perlindungan Kawasan Konservasi DAS Bengawan Solo: Model Kepadatan Tajuk Sebagai Deteksi Awal Pencegahan Kerusakan

Ketua Dirjen Dikti

17

Page 18: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

Permukaan Tanah2009 Kajian Konservasi Dan Penataan Usaha

Untuk Sabuk Hijau (Green Belt) Bendungan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah

Anggota Perum Jasa Tirta I

2010 Identifikasi Tingkat Pencemaran Air Akibat Pembuangan Limbah Boga dan Strategi Penanganan dengan Metode Adsorbsi-Biofiltrasi-Aerobik (ABA)

Anggota DIPA PPs UNS

2010 Pengembangan Sistem Insentif Teknologi Industri Produksi Bibit Dan Benih (Pengembangan Jaringan Antar Peneliti Dan Lembaga Litbang)

Anggota Kemenristek

G. Karya Tulis Ilmiah

Tahun Judul Penerbit/Jurnal2006 Evaluasi dan Parameterisasi Model RAINS

pada DAS Konto Resapan Air Agroforestri Mahoni (Swietania mahagoni)

Jurnal TerakreditasiAgrivita 28 (1): 64-78

2007 Bentuk dan Kepadatan Tajuk Pohon pada Hutan Produksi: Pola Percabangan dan Tipe Daun Sebagai Pengendali Aliran Air Hujan

Jurnal TerakreditasiAgrivita 29 (2): 162-173

2009 Hidrologi Tapak Lahan: Perubahan Tutupan Lahan dan Tingkat Resapan Air

Jurnal ISSNSains Tanah Vol.6, Januari

2009 Dampak Penyimpangan Iklim Global Terhadap Hasil Pertanian

Jurnal ISSN Agrosain 11(1): 14-23

2010 Ekologi Umum: Teori Dasar Pengelolaan Lingkungan

ISBN: 979-498-522-8UNS Press

2010 Peran Pohon Dalam Perlindungan Kawasan Konservasi Das Bengawan Solo: Model Kepadatan Tajuk Sebagai Deteksi Awal Pencegahan Kerusakan Permukaan Tanah

Agrivita 31 (edisi khusus):45-52

H. Kegiatan Seminar

Tahun Judul Makalah Penyelenggara2008 Ketahanan Pangan Potensi dan Kendala

Dalam Mencapai Millenium Development Goal’s

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi IX: LIPI, BPPT, Depkes, Deptan, Bappenas, Badan POM, Ristek, Diknas, Dep.Kelautan dan Perikanan

2008 Arsitektur Tajuk Pohon Dalam Sistem Agroforestri Sederhana: Percabangan dan Tipe Daun Sebagai Penentu Kecepatan Tetesan Tajuk

Semnas AF: Faperta UNS, ICRAF, INAFE

18

Page 19: ilmulingkunganuns.files.wordpress.com · Web viewmenjadi kunci utama bencana banjir ataupun kekeringan yang selama ini terjadi. Para ahli antar bidang (hidrologi, kehutanan, pertanian,

2008 Kharakteristik Kedelai Wil.Ska: Deteksi Tingkat Keanekaragaman Dan Hubungan Kekerabatan Jenis Tanaman Melalui Aspek Morfologi

Semnas: Pengembangan Kacang-kacangan & Umbi-umbian, FAPerta UNS, Balitkabi

2009 Potensi Usaha Tani Dalam Hadapi Krisis Global Pasca Revitalisasi Pertanian

Seminar Nasional “Revitalisasi Pertanian dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global”

2009 Tantangan IPTEK Bidang Pertanian Dalam Memenuhi Kecukupan Pangan Dan Mengatasi Krisis Global

Seminar Nasional Pemanfaatan IPTEK Sebagai Upaya Mengatasi Krisis Global, LPPM UNS, Dirjen Dikti

2009 Empowerment Of Upland System With Agroforestry For Sustaining Food Production And Ecological Functions

Seminar Internasional“Upland For Safety Food” Sudirman University Purwokerto

2010 The Climate Change Phenomenon and Continuity of Agriculture Production

International conference on Biotechnology and Climate Change, Post Graduate Programme UNS

I. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Tahun Uraian2007 Desiminasi Informasi Teknologi AF melalui Pengabdian pada Masyarakat2008 Penyuluhan dan demonstrasi Plot di Kalurahan Dayu, Kec.Gondangrejo,

Kab. Karanganyar2008 Siaran Pedesaan RRI Surakarta2010 Nara sumber dalam “UNS Menyapa” Jogja TV2010 Pemantauan dan Penilaian MIH di Klaten dan Wonosobo

J. Organisasi Profesi

Tahun Organisasi Jabatan1986-sekarang IKATANI (Ikatan Alumni Pertanian UNS) Anggota1998-sekarang Himpunan Ilmu Gulma Indonesia Anggota2009-sekarang Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia Anggota

19