iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · komparasi distribusi...

23
i

Upload: truongmien

Post on 22-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

i

Page 2: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

ii

Page 3: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T karena berkat rahmat-Nya

telah diselesaikan Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Pertanian (JEPP) Volume 4

Nomor 1 November 2013. Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Pertanian merupakan

jurnal yang berisikan hasil-hasil penelitian ilmu ekonomi telah mendapat persetujuan

dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tanggal 6 Maret 2012 dengan Nomor

ISSN 2252-4878 dan dapat diakses pada Edisi Online http://ojs.unm.ac.id/ index.php/

EPDP.

Pada edisi ini, ditampilkan delapan tulisan meliputi : (1) Estimasi Produksi

Hasil Tangkapan dengan Pendekatan Model Ekonometrika Panel Data, (2)

Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan,

(3) Kebijakan dan Strategi Pengembangan Jagung Hibrida, (4) Komparatif

Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Semangka, (5) Strategi Pengembangan Usaha

Persuteraan Alam yang Berbasis Sumberdaya Ekonomi Lokal, (6) Kajian Pendapatan

Usahatani Ip 400 Jagung Varietas Lamuru pada Lahan Kering Potensial, dan (7)

Kelayakan dan Produktivitas Modal Usahatani Bawang Merah.

Dengan terbitnya jurnal ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang ada

kepada masyarakat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi

pembangunan. Saran dan masukan dari pembaca sangat diharapkan guna

kesempurnaan penerbitan jurnal di masa mendatang.

Makassar, 27 Desember 2013

Ketua Redaksi,

Dr. Abd. Rahim, S.P., M.Si.

Page 4: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ii

ESTIMASI PRODUKSI HASIL TANGKAPAN DENGAN

PENDEKATAN MODEL EKONOMETRIKA PANEL DATA (Estimated

of Catches Production on Panel Data Econometrics Model Approach)

Oleh : Abd. Rahim …………………………………..…………………… 103 – 117

KOMPARASI DISTRIBUSI

PENDAPATAN SEKTORAL DAERAH PERBATASAN DAN NON-

PERBATASAN (Comparison of The

Sectoral Income Distribution In The Regional Borders and Non-Borders)

Oleh : Muhammad Saleh Mire …………………………………………… 118 – 135

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG

HIBRIDA (Policy and Development Strategy of Hybrid Maize)

Oleh : M. Arsyad Biba …………….……………………………………… 136 – 145

KOMPARASI PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI

SEMANGKA (Comparison of Income and Efficiency on Watermelon

Farming)

Oleh : Suprapti Supardi …………………………………..……………… 146 – 156

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM

YANG BERBASIS SUMBERDAYA EKONOMI LOKAL

(Development Strategy of Natural Silk Business Local Economic

Resources Based) Oleh : Muhammad Hasan ……………….…………… 157 – 173

KAJIAN PENDAPATAN USAHATANI IP 400 JAGUNG VARIETAS

LAMURU PADA LAHAN KERING POTENSIAL (Income Assessment

of IP 400 Farming of Lamuru Variety Corn on Potential Dryland)

Oleh : M. Arsyad Biba …………………………………….………..…….. 174 – 185

KELAYAKAN DAN PRODUKTIVITAS MODAL USAHATANI

BAWANG MERAH (Feasibility and Capital Productivity of Onion

Farm) Oleh : Diah Retno Dwi Hastuti ………….……….………...…….. 186 – 192

Page 5: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

v

Pedoman Penulisan Jurnal Ekonomi Pembangunan dan Pertanian (JEPP) 193 – 194

Page 6: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

103

ESTIMASI PRODUKSI HASIL TANGKAPAN DENGAN

PENDEKATAN MODEL EKONOMETRIKA PANEL DATA

(Estimated of Catches Production on Panel Data

Econometrics Model Approach)

Abd. Rahim

Staf Pengajar Program Studi Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar

Jln. Andi Pangeran Pettarani Kampus Gunungsari Baru Makassar, 90222

Hp 0815 240 31697/ email : [email protected]

ABSTRAK

Estimasi Produksi Hasil Tangkapan dengan Pendekatan Model Ekonometrika Panel Data.

Rendahnya pemanfaatan sumberdaya perikanan laut karena kemampuan armada terbatasnya daya

jelajah serta minimnya alat tangkap dan trip mengakibatkan terjadinya penurunan produksi hasil

tangkapan nelayan di wilayah pesisir pantai Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi hasil tangkapan nelayan di wilayah perairan

laut Sulawesi Selatan. Tujuan tersebut menggunakan metode analisis regresi berganda dengan

pengujian multikolinearitas dan autokorelasi dengan pendekatan metode ekonometri panel data

dengan fixed effect dengan data runtun waktu tahun 1986-2011. Hasil penelitian menemukan bahwa

jumlah trip, armada Laut, dan perbedaan wilayah Perairan laut Kabupaten Barru dan Kabupaten

Jeneponto berpengaruh positif dan jumlah alat tangkap berpengaruh negatif terhadap produksi hasil

tangkapan di wilayah perairan Sulawesi Selatan. Sedangkan jumlah nelayan tidak berpengaruh

signifikan. Adanya pengaruh negatif terhadap produksi hasil tangkapan seperti alat tangkap maka

diperlukan dukungan pemerintah ataupun stockholder dalam rangka meningkatkan produksi tangkapan

misalnya jaring insang hanyut. berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.8 Tahun

2008. Sedangkan pengaruh positif seperti armada laut lebih ditingkatkan kekuatan Grosstonase-nya

untuk mencapai fishing ground pada Zona Ekonomi Ekslusif yang lebih jauh. Hal ini telah mengacu

pada program pemerintah tahun 2010, yaitu revolusi biru sebagai grand strategy dalam melaksanakan

restrukturisasi armada laut nasional.

Kata kunci : estimasi, produksi tangkapan, dan panel data

ABSTRACT

Estimated of Catches Production on Panel Data Econometrics Model Approach. The low

utilization of marine fishery resources due to the limited ability of the cruising fleet and the lack of

fishing gear and the trip resulted in a decrease in the production of the catch of fishermen in the coastal

region of South Sulawesi. This study aims to analysis the factors that influence the production of the

fisherman catch in the sea waters of South Sulawesi. The purpose of using multiple regression analysis

and testing of multicollinearity and autocorrelation at approach econometrics method of panel data

with fixed effect with time series data from 1986-2011. The finding results that the number of trips,

Sea fleet, and regional differences Barru sea waters and Jeneponto positively and negatively affect the

amount of fishing gear on the production of the catch in the waters of South Sulawesi. While the

number of fishermen had no significant effect. Any negative effect on the production of the catch as

the gear required stockholder or government support in order to increase the production of drift gill net

catches example. Regulation of the Minister of Marine and Fisheries 8 of 2008. While the positive

Page 7: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

104

effects such as enhanced fleet over Grosstonase his strength to reach the fishing ground on the Zone

Economic Exclusive further. This has reference to the government's program in 2010, the blue

revolution as a grand strategy to implement the restructuring of the national fleet.

Keyword : estimated, catch production, and panel data

PENDAHULUAN

Ditinjau dari panjang garis pantai Propinsi Sulawesi Selatan seluas 2.500 km

dengan wilayah daratan seluas 62.482,54 km2, maka sebagian wilayahnya berbatasan

langsung dengan 3 (tiga) wilayah pesisir pantai, yaitu pesisir pantai bagian selatan

terdapat perairan Laut Flores, pantai timur terdapat Teluk Bone, dan bagian barat

Selat Makassar (Anonimous, 2008).

Produksi rata-rata hasil tangkapan di wilayah perairan laut Sulawesi Selatan

antara tahun 2007-2011 sebanyak 43,21 ribu ton. Produksi tersebut diperoleh dari 3

wilayah perairan lautnya, yaitu paling banyak terdapat pada wilayah pesisir pantai

Selatan Kabupaten Jeneponto sebanyak 65,38 ribu ton disusul pesisir pantai timur

Kabupaten Sinjai dan pantai barat Barru masing-masing sebanyak 45,21 ribu ton dan

19,04 ribu ton (Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan, 2007-2011). Hal ini

menunjukkan komoditas perikanan laut di Sulawesi Selatan dapat dijadikan

komoditas unggulan bernilai ekonomis tinggi.

Menurut Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan Repuplik

Indonesia (2006) penyebaran potensi jenis sumberdaya hayati laut yang terdapat di

Perairan Indonesia seluas 3.433 juta km2, masing-masing tersebar di Samudra

Indonesia 454 ribu km2, Selat Malaka 92 ribu km

2, Laut Cina Selatan 550 ribu km

2,

Laut Jawa 400 ribu km2, Selat Makassar dan Laut Flores 473 ribu km

2, Laut Banda

220 ribu km2, Laut Seram dan Teluk Tomini 306 ribu km

2, Laut Arafura 438 ribu

km2, serta Laut Sulawesi dan Lautan Pasifik 500 ribu km

2.

Dari 9 wilayah pengelolaan perikanan tangkap, potensi lestari tertinggi

terdapat di Samudra Hindia, Laut Cina Selatan, serta Selat Makassar dan Laut Flores,

sedangkan Selat Malaka dan Laut Jawa telah mengalami overfishing (Sekretaris

Page 8: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

105

Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan Repuplik Indonesia, 2006:25). Mallawa

(2006) mengemukakan bahwa wilayah yang telah mengalami overfishing lebih 100 %

dari maximum suistanable yield adalah Laut Jawa, Selat Malaka, dan Laut Banda.

Kemudian 6 wilayah lain yang masih rendah termasuk Selat Makassar dan Laut

Flores kurang dari 50 %.

Rendahnya pemanfaatan sumberdaya perikanan laut karena kemampuan

armada kurang dari 5 Grosstonase (GT) dan terbatasnya daya jelajah kurang dari 12

mil (Rifqi dkk, 2002). Untuk itu melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

dalam Revolusi Biru sebagai grand strategy melaksanakan program restrukturisasi

armada perikanan melalui zero growth untuk armada perahu tanpa motor. kemudian

perahu motor tempel pertumbuhannya dibatasi 2 % per tahun, armada kapal motor <

5 grosstonase (GT) sekitar 3 % per tahun, armada kapal menengah, yaitu 5 s-10 GT

dipacu agar tumbuh 8 % per tahun, dan armada > 10-30 GT sebesar 12 %.

Selain itu, rendahnya kemampuan armada perikanan menyebabkan terjadinya

illegal fishing (pencurian ikan) di berbagai perairan Indonesia (Fauzi, 2005). Bila

kondisi ini tetap berlangsung terus-menerus, maka tingkat pendapatan nelayan akan

sulit mengalami peningkatan. Menurut Mukhtar (2008) setiap tahun 3000 kapal ikan

asal Thailand melakukan illegal fishing di kawasan laut Indonesia, akibatnya

Indonesia kehilangan pendapatannya sekitar US$ 3-6 milyar per tahun.

Fenomena-fenomena dan kejadian tersebut merupakan pemasalahan yang

sering dihadapi dalam kehidupannya sehingga menghambat pembangunan perikanan

dan kelautan (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.18/Men/2002).

Sehubungan penjelasan dari uraian-uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi hasil tangkapan di perairan

laut Sulawesi Selatan dengan pendekatan ekonometrika

METODE

Penelitian ini bersumber dari data sekunder dengan menggunakan jenis data

berdasarkan dimensi waktu, yaitu time series (runtun waktu) tahun 1986-2012 atau

Page 9: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

106

dengan jumlah sampel data sebanyak 26 tahun setiap kabupaten dari 3 (tiga)

kabupaten (sebagai data cross-section) yang dipilih seperti Kabupaten Barru,

Jeneponto, dan Sinjai berada di wilayah propinsi Sulawesi Selatan. Kemudian data

setiap kabupaten digabung sehingga total data sebanyak 78 sampel dengan cara

pendekatan Model ekonometrika panel data (polling cross-section and time series

data) metode fixed effect, yaitu teknik estimasi menggunakan variabel dummy untuk

melihat adanya perbedaan setiap kabupaten dari penggabungan data yang dikenal

teknik least square dummy variable (LSDV) dari data time series.

Pendekatan model ekonometri digunakan dalam penelitian ini dengan

explanatory method untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi hasil tangkapan di perairan laut Sulawesi Selatan dengan

pendekatan model data panel fixed effect digunakan persamaan multiple regression.

Kemudian model tersebut akan diuji apakah sesuai dengan ketepatan model (adjusted

R2), pengujian hipotesis (F test dan t test) serta pengujian asumsi klasik

(multicollinearity dan autocorrelation).

Pengujian hipotesis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi hasil

tangkapan pada gabungan 3 (tiga) kabupaten (Barru, Jeneponto, dan Sinjai) wilayah

perairan Sulawesi Selatan di-proxy dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dan model

panel data fixed effect sebagai berikut :

QHTit = β0 QTripit β1

QALNit β2

QNit β3

QATit β4

DmWPKBi δ1

DmWPKJiδ2

μ1it

……..……………………..………………..…. (1)

Untuk memudahkan perhitungan model persamaan (1) maka persamaan

tersebut diubah menjadi linear berganda dengan metode double log atau dengan

logaritme natural (Ln) sebagai berikut:

LnQHTit = β0 + β1 LnQTripit + β2 LnQALNit + β3 LnNit + β4 LnATit

+ δ1 DmWPKBi + δ2DmWPKJi + μ1it ………...…………... (2)

dimana :

QHTBt : produksi hasil tangkapan wilayah perairan Sulawesi Selatan, tahun ke-t

(ton)

β0 : intercept/konstanta

Page 10: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

107

β1,…, β5 : koefisien regresi variabel bebas

δ1 dan δ2 : koefisien regresi variabel dummy

QTrip : jumlah trip, tahun ke-t (trip)

QALN : jumlah armada laut nelayan, tahun ke-t (unit)

QN : jumlah nelayan, tahun ke-t (jiwa)

QAT : jumlah alat tangkap, tahun ke-t (unit)

DmWPKB : 1, untuk dummy Perairan Kabupaten Barru; 0, untuk lainnya

DmWPK : 1, untuk dummy Perairan Kabupaten Jeneponto; 0,untuk lainnya

μ1it : kesalahan pengganggu

t : runtun waktu (tahun)

i : silang tempat/ cross-section (wilayah perairan kabupaten)

Pengukuran ketepatan atau kesesuaian model (goodness of fit) dilakukan

dihitung melalui Adjusted R2. Menurut Greene (1990) dan Gujarati dan Porter (2009)

dirumuskan sebagai berikut :

(n - 1)

Adjusted R2 = 1 – (1 - R

2) ----------- ……............................................... (3)

(k - 1)

di mana :

Adjusted R2 : koefisien determinasi yang disesuaikan

R2 : koefisien korelasi

k : jumlah variabel tidak termasuk intercep

n : jumlah sampel

Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara bersama-sama

digunakan uji-F dengan tingkat kepercayaan tertentu, yang menurut Gujarati dan

Porter (2009) dapat dirumuskan sebagai berikut :

ESS/ (k - 1)

F hitung = ----------------- ....................................................................... (4)

RSS/ (n – k)

F tabel = (k - 1) : (n - k) ; ..................................................................... (5)

di mana :

: tingkat signifikansi

ESS : jumlahan kuadrat yang dapat dijelaskan

RSS : residu jumlah kuadrat yang tidak dapat dijelaskan

Selanjutnya pengujian terhadap koefisien regresi secara individu (parsial)

digunakan uji t. Menurut Gujarati dan Porter (2009) dengan rumus :

Page 11: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

108

βi

t hitung = ------- …..............…………………………....………............. (6)

Sβi

t tabel = (n - k) ; /2 ................................................................................. (7)

di mana :

i : koefisien regresi ke-i

Si : kesalahan standar koefisien regresi ke-i

Dalam penelitian ini menggunakan metode variance inflation factor (VIF)

menguji multicollinerity (Gujarati dan Porter, 2009) sebagai berikut :

1

VIF = ------------ ........................................................................................ (8)

1 – R2j

R2

j diperoleh dari regresi auxilary antara variabel independen atau koefisien

determinasi antara variabel bebas ke-j dengan variabel bebas lainnya. Selanjutnya jika

nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terdapat multicolliarity.

Selanjutnya pengujian adanya autokorelasi dilakukan dengan Lagrange

Multipiler (LM) dan Breusch-Godfrey (B-G). Menurut (Hyun, dkk (2007) LM dan

BG test dilakukan jika keputusan uji Durbin Watson (DW) dikategorikan ragu-ragu

atau tidak dapat disimpulkan dengan cara dihubungkan variabel residual (μt) dengan

semua variabel independen (Xt) dan variabel lag dari residual (μt-1) berikut:

μt = λ0 + λ0 Xt + ρ1μt-1 + ρ2μt-2 + ... + ρpμt-p + vt ...................... (9)

Pengujian ada tidaknya autokorelasi dengan nilai chi-square (2). Jika

2

hitung < 2 tabel berarti tidak terdapat autokorelasi, sebaliknya Jika

2 hitung >

2

tabel berarti terdapat masalah autokorelasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi hasil tangkapan di

wilayah perairan laut Sulawesi Selatan, yaitu gabungan 3 (tiga) perairan laut pesisir

pantai barat Kabupaten Barru, pesisir pantai selatan Jeneponto dan pantai timur Sinjai

Page 12: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

109

menggunakan pengujian asumsi klasik multikolinearitas dan autokorelasi. Hasil uji

multikolinearitas dengan metode VIF menunjukkan bahwa tidak mengindikasikan

terjadi multikolinearitas atau kolinearitas ganda karena nilai VIF lebih kecil dari 10

(Tabel.1).

Pada uji autokorelasi dengan metode LM-BG pada tingkat signifikasi 1 persen

dengan nilai chi-square (2) hitung lebih kecil nilai

2 tabel untuk mendapatkan

bahwa model ini tidak terjadi autokorelasi. Nilai 2 hitung harga rill layang ditingkat

produsen sebesar 12,32 yang mana lebih kecil dari 2 tabel 30,134 sehingga

mengindikasikan tidak terjadi autokorelasi atau serial korelasi (Tabel 1).

Pada pengukuran ketepatan model atau kesesuaian model (goodness of fit)

dari nilai adjusted R2 menunjukkan variabel independen pada model fungsi produksi

hasil tangkapan yang disajikan dapat menjelaskan sebesar 67,7 % dari variasi untuk

produksi hasil tangkapan di wilayah perairan laut Sulawesi Selatan (Kabupaten

Barru, Jeneponto, dan Sinjai) sedangkan sisanya sebesar 32,3 % dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Kemudian hasil uji-F sebesar

17,234 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi hasil

tangkapan di wilayah perairan laut Sulawesi Selatan secara signifikan berpengaruh

pada tingkat kesalahan 1 % (Tabel 1).

Selanjutnya pengaruh secara individu berdasarkan uji-t dari masing-masing

variabel independen terhadap produksi hasil tangkapan di wilayah perairan laut

Sulawesi Selatan menggunakan nilai koefisien regresi. Berdasarkan hasil estimasi

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi hasil tangkapan di wilayah perairan laut

Sulawesi Selatan (Tabel 1) di peroleh nilai persamaan multiple regression berikut :

LnQHTit = -54,854 + 0,042 LnQTripit + 4,901 LnQALNit + 5,302 LnNit

- 3,103 LnATit + 49,654 DmWPKBi + 20,499 DmWPKJi

+ μ1it …………………………….…………………………... (10)

Dari hasil persamaan (10) di kembalikan ke persamaan fungsi produksi Cobb-

Douglas dengan meng-anti ln kan sebagai berikut :

Page 13: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

110

QHTSSit = anti Ln-54,854 QTripit0,042

QALNit4,901

QNit5,302

QATit-3,103

DmWPKBi49,654

DmWPKJi20,499

μ1it

……………….……….. (11)

= 1,503 QTripit0,042

QALNit4,901

QNit5,302

QATit-3,103

DmWPKBi

49,654 DmWPKJi

20,499 μ1it

…………..…….…..…. (12)

Pada nilai intersep atau konstanta menunjukkan bahwa tanpa variabel jumlah

trip, armada laut, nelayan, alat tangkap, dan perbedaan wilayah perairan laut

(Kabupaten, Barru, Jeneponto, dan Sinjai) maka produksi hasil tangkapan di propinsi

Sulawesi Selatan turun sebesar 54,854 (Tabel 1).

Tabel 1. Analisis Estimasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Hasil

Tangkapan di Wilayah Perairan Laut Sulawesi Selatan dengan Pendekatan

Metode Ekonometri Panel Data Periode Tahun 1986-2011

Variabel Independen T.H Koefisien

regresi

t hitung

VIF

Jumlah trip

Jumlah armada Laut

Jumlah nelayan

Jumlah alat tangkap

Dummy perairan laut Kabupaten Barru

Dummy perairan laut Kabupaten Jeneponto

+

+

+

+

+

+

0,042***

4,901**

5,302 ns

-3,103**

49,654***

20,499***

3,622

2,614

1,537

-2,268

3,716

3,639

2,216

4,112

4,786

2,343

9,778

7,671

Intersep/konstanta -54,854

F hitung 24,008

Adjusted R2 0,677

LM/BG 1,232

n

n hasil regresi

78

77 Sumber : Analisis Data Sekunder Setelah diolah, 2012

Ket : *** = Signifikan pada tingkat kesalahan 1 % (0,01), atau tingkat kepercayaan 99 %

** = Signifikan pada tingkat kesalahan 5 % (0,05), atau tingkat kepercayaan 95 %

ns = Tidak signifikan

T.H = Tanda Harapan

VIF = Varian Inflation Factor

LM/BG= Lagrange Multiplier (LM) dan Breusch-Godfrey (B-G)

Trip, untuk koefisien regresi pada fungsi produksi hasil tangkapan di

Sulawesi Selatan, jumlah trip berpengaruh positif pada tingkat kesalahan 1 persen.

Hal ini telah sesuai dengan tanda harapan positif, yaitu setiap penambahan aktivitas

jumlah kegiatan nelayan dalam berapa kali operasi penangkapan ikan di laut (mulai

Page 14: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

111

berangkat melaut, menangkap, dan pulang ketempat semula) maka akan

meningkatkan produksi hasil tangkapan dari wilayah perairan Sulawesi Selatan

Para nelayan (moderen dan tradisional) wilayah pesisir Sulawesi Selatan

pada saat musim penangkapan rata-rata seminggu 3 kali melaut sehingga produksi

hasil tangkapan meningkat. Khususnya nelayan modern (kapal motor dengan

kekuataan mesin grosstonase) juga melaut saat musim barat. Sedangkan nelayan

tradisionl (perahu motor tempel dengan kekuatan mesin PK/ power knot dan perahu

tanpa motor/ perahu layar)

Secara aktual rata-rata jumlah trip selama periode tahun 1986-2011 terbanyak

pada nelayan Kabupaten Sinjai sebanyak 262.271 kali atau 40,46 %, Jeneponto

sebanyak 234.295 kali (36,15 %) dan Barru 151.557 kali (23,38 %) dari total

produksi hasil tangkapan ketiga wilayah perairan laut Sulawesi Selatan (Tabel 2). Hal

terjadi karena rata-rata armada laut yang digunakan oleh nelayan Kabupaten Sinjai

adalah kapal motor (inboard motor) dengan kekuatan grosstonase (GT), yaitu 30-50

GT bahkan ada sampai 100-200 GT yang dapat melaut pada musim barat

dibandingkan nelayan di Kabupaten Jeneponto dan Barru berupa perahu motor

tempel dan perahu tanpa motor.

Armada laut (kapal motor, perahu motor tempel, dan perahu tanpa motor)

sebagai teknologi penangkapan berpengaruh positif pada tingkat kesalahan 5 % yang

dapat diartikan bahwa setiap penambahan armada laut (kapal motor, perahu motor

tempel, dan perahu tanpa motor) maka akan meningkatkan hasil tangkapan.

Umumnya armada laut yang berkekuatan grosstonase banyak digunakan oleh

nelayan Kabupaten Sinjai cenderung menangkap ikan pelagis besar (cakalang dan

tuna) dibandingkan nelayan Barru hanya menangkap ikan pelagis (layang, tembang,

dan kembung). Hal ini sejalan dengan nelayan wilayah pesisir Kabupaten Pati dengan

kapal motor purse seine antara 30-100 GT didominasi ikan pelagis kecil seperti selar,

kembung, lemuru, dan layang (Bank Indonesia, 2007). Menurut Mujiani dkk (2002)

adanya penggunaan teknologi penangkapan seperti armada laut dan alat tangkap

Page 15: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

112

merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi hasil tangkapan. Secara

aktual Persentase armada laut (Tabel 2) Kabupaten Jeneponto sebanyak 34,37 %

(2.144 unit) lebih banyak dari Kabupaten lainnya, yaitu Sinjai 32,94 % (2.055 unit)

dan Barru 32,69 % (2.039 unit).

Lain halnya variabel alat tangkap yang juga merupakan teknologi

penangkapan berpengaruh negatif terhadap produksi hasil tangkapan, yaitu bahwa

setiap penambahan alat tangkap maka akan menurunkan produksi hasil tangkapan.

Hal ini terjadi karena para nelayan tradisional (motor tempel dan perahu tanpa motor)

menangkap ikan pada musim penangkapan saat terjadi bulan terang ataupun nelayan

modern (kapal motor) menjual ikan hasil tangkapannya pada pajalloro’ (pedagang di

tengah laut) sehingga tidak semua hasil tangkapan didaratkan pada tempat pelelangan

ikan (TPI) atau pusat pendaratan ikan (PPI) Sulawesi Selatan. Alat tangkap yang

digunakan adalah purseine, bagan rambo, jaring, dan pancing.

Transaksi di laut terutama antara nelayan kapal motor (pa’bagang dan

pagae’) dengan pajalloro’ sejak era tahun 80-an sampai sekarang sering terjadi

utamanya di perairan Selat Makassar maupun Laut Flores. Hal ini dapat saja terjadi

jika harga yang diperoleh nelayan lebih menguntungkan di tengah laut daripada

didaratkan pada TPI ataupun PPI. Nelayan kapal motor wilayah pesisir barat

Kabupaten Barru dan pesisir timur Kabupaten Sinjai yang sering disebut pa’bagang

dan pagae’, sedangkan dari wilayah pesisir selatan Kabupaten Jeneponto disebut

parengge’ .

Berbeda dengan penelitian Wigopriono dan Genisa (2003) produksi hasil

tangkapan di perairan pantai utara Jawa Tengah dengan menggunakan data cross-

section bersumber dari data primer yang dipengaruhi oleh alat tangkap purse seine

dengan alat bantu cahaya dan rumpon dengan hasil tangkapan rata-rata jenis pelagis

kecil seperti layang, kembung, tembang, dan cumi-cumi.

Purse seine merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan

pelagis yang berbentuk gerombolan dengan alat bantu cahaya lampu dan rumpon baik

Page 16: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

113

siang maupun malam, sedangkan bagan rambo atau bagan perahu listrik merupakan

salah satu jaring angkat (lift net) yang dioperasikan pada malam hari dengan

menggunakan lampu (mercuri) sebagai penarik ikan (Sudirman dan Mallawa, 2004)

sebagai bentuk teknologi penangkapan yang dianggap sukses dan berkembang

dengan pesat pada industri penangkapan ikan laut dengan alat bantu cahaya

(Arimoto,1999).

Pada Tabel 2 secara aktual rata-rata jumlah alat tangkap nelayan Kabupaten

Jeneponto sebanyak 2.661 (37,50 %) lebih banyak dari nelayan Kabupaten Sinjai

2.155 (30,36 %). Hal ini terjadi karena terdapat banyak nelayan tradisional

mempunyai alat tangkap (pancing dan jala) setiap perahu motor tempel kekuatan

power knot (PK) dan tanpa motor lebih sedikit dibanding nelayan kabupaten Sinjai

dengan menggunakan kapal motor kekuatan Grosstonase (GT) oleh nelayan modern

seperti bagan dan pukat.

Selanjutnya Jenis rawai tetap juga banyak digunakan nelayan perahu motor

Kabupaten Barru dan Jeneponto pada fishing ground-nya dan hasil tangkapan berupa

jenis ikan demersal (kakap merah) dan pelagis besar (cakalang).

Tabel 2. Rata-rata Produksi hasil Tangkapan, Trip, Armada Laut, Nelayan, dan

Alat Tangkap di Wilayah Perairan Laut Sulawesi Selatan selama periode

Tahun 1986-2011

Kabupaten

Prod.

Tngkpn

(ribu

ton)/

Persen

(%)

Trip

Persen

(%)

Armada

laut

(unit)

Persen

(%)

Nelayan

(jiwa)

Persen

(%)

Alat

Tangkap

(unit)

Persen

(%)

Barru

Jeneponto

Sinjai

16,51

23,73

26,35

24,80

35,63

39,57

151.557

234.295

262.271

23,38

36,15

40,46

2.039

2.144

2.055

32,69

34,37

32,94

2.024

1.835

1.515

37,67

34,14

28,19

2.281

2.661

2.155

32,14

37,50

30,36

Total 66,59 100,00 648.123 100,00 6.238 100,00 5.374 100,00 7.097 100,00

Rata-rata 22,19 216.041 2.079 1.791 2.365

Sumber : Dinas Perikanan Sulawesi Selatan (1986 s.d. 1999) dan Dinas Perikanan dan Kelautan

Sulawesi Selatan (2000 s.d. 2011); diolah/

Menurut Soewito dkk (2000:57) perairan Selat Makassar dan Laut Flores

merupakan daerah penangkapan jenis ikan demersal dan secara tradisional kegiatan

penangkapan nelayan di perairan di Indonesia menggunakan bubu, jaring, pancing,

dan tombak.

Page 17: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

114

Pada variabel jumlah nelayan (kapal motor, perahu motor tempel, dan perahu

tanpa motor) tidak berpengaruh terhadap produksi hasil tangkapan. Hal ini terlihat

bahwa peningkatan hasil produksi sangat ditunjang oleh armada laut dengan kekuatan

grosstonase dan alat tangkap modern seperti purseine dan bagan Rambo serta

banyak nelayan telah mengetahui fishing ground ikan saat musim penangkapan

berdasarkan pengalaman melautnya, terutama nelayan kapal motor (pa’bagang,

parengge’ dan pagae’) di perairan Selat Makassar, Laut Flores dan Teluk Bone.

Berbeda dengan hasil penelitian Made (2006) mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil tangkapan dengan alat tangkap bagan rambo di perairan Selat

Makassar Kabupaten Barru dengan meng-gunakan data cross-section dipengaruhi

secara positif oleh pengalaman nelayan (sawi/ buruh nelayan) dan jumlah tenaga

kerja, serta secara negatif meliputi jumlah lampu kapal motor bagan rambo dan

pendidikan nelayan. Sedangkan hasil penelitian Roni (2011) yang juga menggunakan

data cross section menemukan faktor yang berpengaruh besar terhadap hasil

tangkapan di perairan laut Kota Probolinggo adalah ukuran alat tangkap yang dalam

hal ini ukuran mata jaring. Secara aktual rata-rata jumlah alat tangkap yang

digunakan oleh nelayan Kabupaten Sinjai yaitu sebanyak 2.155 unit (30,36 %) lebih

sedikit dibandingkan dengan nelayan Kabupaten Jeneponto sebanyak 2.661 unit

(37,50 %) dan Barru 2.281 unit (32,14 %) (Tabel 2).

Dummy perbedaan wilayah perairan berpengaruh nyata positif terhadap

produksi hasil tangkapan baik pada perairan Kabupaten Barru maupun perairan

Kabupaten Jeneponto pada tingkat kesalahan 1 %. Pengaruh positif telah sesuai

dengan tanda harapan, yaitu dapat diartikan produksi hasil tangkapan (nelayan kapal

motor, perahu motor tempel, dan perahu tanpa motor) perairan Selat Sulawesi

Kabupaten Barru lebih besar produksi hasil tangkapan nelayan pada perairan Laut

Flores Kabupaten Jeneponto dan perairan Teluk Bone Kabupaten Sinjai.

Hal ini tidak terbukti secara aktual bahwa produksi hasil tangkapan dari

perairan Kabupaten Barru sebesar 16,51 ribu ton atau 24,80 % selama periode 1986-

Page 18: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

115

2011 lebih kecil dari produksi tangkapan dari perairan Kabupaten Jeneponto dan

Sinjai masing-masing sebesar 23,73 ribu ton (35,63 %) dan 26,35 ribu ton (39,57 %)

Tabel 2. Selanjutnya pengaruh positif variabel dummy perbedaan wilayah perairan

Kabupaten Jeneponto lebih besar dari Kabupaten Barru dan lebih kecil dari

Kabupaten Sinjai .

SIMPULAN

Penelitian ini menemukan bahwa jumlah trip, armada Laut (kapal motor,

perahu motor tempel, dan perahu tanpa motor), dan perbedaan wilayah perairan laut

Kabupaten Barru dan Jeneponto berpengaruh positif terhadap produksi hasil

tangkapan di wilayah perairan Sulawesi Selatan. Artinya setiap penambahan jumlah

trip, armada Laut , dan perbedaan wilayah perairan laut akan meningkatkan produksi

hasil tangkapan. Kemudian jumlah alat tangkap berpengaruh negatif terhadap

produksi hasil tangkapan di wilayah perairan Sulawesi Selatan. Artinya setiap

penambahan alat tangkap maka akan menurunkan produksi tangkap. Sedangkan

jumlah nelayan tidak berpengaruh signifikan.

Adanya pengaruh negatif terhadap produksi hasil tangkapan seperti alat

tangkap maka diperlukan dukungan pemerintah ataupun stockholder dalam rangka

meningkatkan produksi tangkapan misalnya jaring insang hanyut (gill net) pada pada

Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan No.8 Tahun 2008. Sedangkan pengaruh positif seperti armada laut lebih

ditingkatkan kekuatan Grosstonase-nya 50-100 GT untuk mencapai fishing ground

juga pada ZEE yang lebih jauh dari 6-12 mil. Hal ini telah mengacu pada program

pemerintah Tahun 2010 melalui kementerian kelautan dan perikanan, yaitu revolusi

biru sebagai grand strategy dalam melaksanakan restrukturisasi armada laut nasional

untuk meningkatkan produksi tangkapan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2008, Komoditas Sektor Perikanan laut di Sulawesi Selatan sampai

tahun 2002, www.dkp.co.id, diakses 7 Februari 2009

Page 19: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

116

Arimoto, 1999, Light Fishing, Paper International Fisheries Training Centre, JICA,

Tokyo

Bank Indonesia, 2007, Penangkapan Ikan Pelagis Kecil dengan Purse Seine, Jakarta

Dinas Perikanan dan Kelautan, 2007-2011, Statistik Perikanan Sulawesi Selatan

dalam Angka, Sulawesi Selatan

Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006, Laporan Akhir

Perumusan Kebijakan Sumberdaya Manusia Maritim, Departemen Kelautan

dan Perikanan, Jakarta

Fauzi, A., 2005, Kebijakan Perikanan dan Kelautan (Isu, Sintesis, dan Gagasan),

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Gujarati, D.N., and D.C. Porter, 2009, Basic Econometrics, 5th

edition.McGraw-Hill,

American

Greene, W.H., 1990, Econometric Analysis (Second Edition), Macmilan Publishing

Company, Toronto

Hyun, Y., H.Moon, H.Kim, dan J. Jeong, 2007, The Effect of Variance Shift on The

Breusch-Godfrey’s LM Test, School of Economics, Yonsei University, Seoul

Korea.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/Men/2002, Tentang Rencana

Strategis Pembangunan Kelautan Perikanan Tahun 2002-2004, Jakarta

Made, S., 2006, Efisiensi dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Tangkapan

Bagan Rambo di Kabupaten Barru, Analisis Volume 3 No. 2 Tahun 2006

(jurnal Ilmiah Pascasarjana Unhas), Makasaar, www.pascaunhas.net, diakses

19 Desember 2009

Mallawa, A., 2006, Pengelolaan Ikan Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat,

disampaikan pada Lokakarya Agenda Penelitian COREMAP, di Kabupaten

Selayar.

Mujiani, L. Nagib, dan Z. Fatoni, 2002, Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di

Lokasi Coremap II Desa Mapur, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan

(Perbatasan Negara Malaysia dan Singapura), CRITC-LIPI, Jakarta

Page 20: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

117

Mukhtar, 2008, Kapal Thailand Tangkap Ikan secara Illegal, Jakarta, Tanggal 1

Maret 2008, www.kompas.com, diakses 21 Oktober 2009

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008,

Tentang Penggunaan Alat Tangkap Jaring Insang (Gill Net) pada Zona

Ekonomi Ekslusif Indonesia, Jakarta

Rifqi, M., D.G. Bengen, dan V.P.H., Nikijuluw, 2002, Arahan Strategi

Pengembangan Wilayah Pesisir Kabupaten Padang Pariaman, Jurnal

Penelitian Perikanan Indonesia, Volume 9 No.3 Tahun 2002, Balai Riset

Kelautan dan Perikanan, Jakarta

Roni, M., A. Tumulyad, dan D.B.S. Adi, 2011, Pengaruh Faktor-faktor produksi

terhadap Hasil Tangkapan Jaring Insang Hanyut di Kota Probolinggo,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawidjaya, Malang

Sudirman dan A. Mallawa, 2004, Teknik Penangkapan Ikan, Rineka Cipta, Jakarta

Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan, 2006, Laporan Akhir

Perumusan Kebijakan Sumberdaya Manusia Maritim, Departemen Kelautan

dan Perikanan, Jakarta

Soewito, S., M.S.Malangjoedo, V.Soesanto, S.Soeseno, R.Budiono, Martono,

H.T.Asikin, S.Rahman, 2000, Sejarah Perikanan Indonesia, Yasamira,

Jakarta

Wigopriono dan A.S. Genisa, 2003, Kegiatan dari Laju Tangkap dan Komposisi

Hasil Tangkapan Purse Seine Mini di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah,

Torani Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan No. I. Volume 3 Maret 2003,

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Hasanuddin, Makassar

Page 21: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

118

Page 22: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

119

Page 23: iidigilib.unm.ac.id/files/disk1/17/unm-digilib-unm... · 2016-01-20 · Komparasi Distribusi Pendapatan Sektoral Daerah Perbatasan dan Non-Perbatasan ... kepada masyarakat dan menambah

120