zulfikar afandy_efek moratorium izin kapal perikanan dengan pemodelan sistem dinamik sebagai...
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Zulfikar Afandy_Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Dengan Pemodelan Sistem Dinamik Sebagai Decision Supp
1/7
Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Terhadap Stok Sumberdaya Ikan Di Laut
Arafura dengan Pemodelan Sistem Dinamik
Zulfikar Afandy
C25014011
ABSTRAK
Salah satu implementasi kebijakan poros maritim pemerintahan jokowi adalah
menjaga kelestarian sumberdaya perikanan, mengingat semakin banyaknya perairan yang
telah mengalami overfishing dan jumlah kapal perikanan asing yang berada di perairan
Indonesia semakin banyak. Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah
melakukan moratorium pengeluaran ijin kapal yang diatur dalam Peraturan Menteri Nomor
56 Tahun 2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan
Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Terkait dengan
kebijakan tersebut kami ingin menganalisis efek dari moratorium perijinan terhadap stoksumberdaya ikan di Laut Arafura dengan menggunakan model sistem dinamik. Analisa model
menggunakan perangkat lunak Stella 9,2. Semua data yang digunakan merupakan data
sekuder dari berbagai laporan.Hasil simulasi model menunjukkan pemberlakuan kebijakan
moratorium ini, memberikan efek yang cukup signifikan terhadap pemulihan sumberdaya
ikan dan udang yang di Laut Arafura.
PENDAHULUAN
Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)
Laut Arafura merupakan perairan paparan
benua (continental shelf)yang luas dan subur
dan merupakan sebagian dari perairan
Paparan Sahul. WPP RI 718 yang meliputi
perairan Laut Aru, Laut Arafuru dan Laut
Timor bagian timur merupakan salah satu
tujuan utama daerah
penangkapan udang dan ikan di Indonesia.
Estimasi potensi sumberdaya ikan di
WPPNRI 718 mencapai 13% dari potensi
sumberdaya ikan laut nasional. Udang dan
ikan demersal memiliki kontribusi terhadap
produksi perikanan laut nasional masing-
masing sekitar 45% dan 20%. Udang dan
ikan demersal telah lama menjadi sasaran
utama kegiatan penangkapan ikan di
WPPNRI 718 oleh armada perikanan yang
beroperasi. Diperkirakan, kegiatan yang
termasuk dalam kategoriIllegal, Unreported
and Unregulated (IUU) Fishing di WPPNRI718 telah berlangsung lama dengan intensitas
yang cukup tinggi, yang mengakibatkan
kerugian cukup besar bagi Indonesia baik
dari aspek sosial, ekonomi dan ekosistem
termasuk aspek pengelolaan sumberdaya
ikan secara berkelanjutan (RPP WPP 718).
Beberapa point penting dalam
Peraturan Menteri Nomor 56 Tahun 2014
tentang Penghentian Sementara
(Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan
Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia adalah:
1)
Menghentikan sementara penerbitandan perpanjangan ijin usaha perikanan
tangkap di WPP RI;
2) Penghentian sementara dilakukan
terhadap kapal dengan ukuran > GT
dan pembangunannya dilakukan di luar
negeri;
3) Penghentian sementara perizinan ini
berlaku sampai dengan 30 April 2015
(6 bulan).
-
7/25/2019 Zulfikar Afandy_Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Dengan Pemodelan Sistem Dinamik Sebagai Decision Supp
2/7
Analisis sistem dan pemodelan dapat
menjadi alat yang sangat efektif didalam
proses perencanaan dan pengambilan
keputusan (Susilo, 1999). Sistem model
dinamik merupakan salah satu pendekatankesisteman yang memiliki beberapa
keunggulan antara lain :
1)
Dapat menyederhanakan model
masalah yang kompleks menjadi lebih
sederhana, dan;
2)
adanya umpan balik (feed back) dalam
model (Kholil 2005).
Dalam pengembangan model dinamik,
penggunaan perangkat lunak (software tool)
computer sangat diperlukan. Melalui
perangkat lunak kita dapat melakukan
simulasi terhadap model yang telah
dikembangkan untuk melihat trend (pola)
sistem pada masa yang akan datang seiring
perubahan waktu. Sehingga perubahan
(perbaikan) yang diperlukan untuk
mendapatkan sistem model yang diinginkan
dapat dilakukan. Ada dua jenis perbaikan
yang dapat dilakukan : a) perbaikanstruktural, yakni dengan melakukan
penyempurnaan model
(menambah/mengurangi), dan b) perbaikan
fungsional, yakni dengan melakukan
penyempurnaan unsur-unsur sistem.
Tujuan penulisan paper ini adalah
untuk mengetahui kondisi stok sumberdaya
ikan di Laut Arafura dalam kaitannya dengan
moratorium perizinan usaha perikanan
tangkap selama 6 bulan.METODOLOGI
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan yaitu
sistem dinamik, dengan mempergunakan
software Stella 9.2. Data yang digunakan
adalah data sekunder diperoleh melalui studi
literatur dari laporan laporan dan dokumen-
dokumen serta hasil publikasi data perizinan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jenis
dan sumber data yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 1.
Kegiatan utama dalam pengelolaan
perikanan adalah pengaturan pemanfaatan
untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
memperhatikan kelestarian stock, pada paper
ini dikembangkan model yang mensimulasi
kondisi stok terkait moratorium ijin
penangkapan ikan.
Data Nilai Sumbe r
Jumlah Pukat Udang 19760 GT DJPT 2007
Jumlah Pukat Ikan 115932 GT DJPT 2007
Jumlah Gill Net Oceanik 23360 GT DJPT 2007
Produktivitas Pukat Udang
terhadap Udang
0,50 Ton/GT/Tahun Kepmen KP No 61 Tahun 2014
Produktivitas Pukat Udang
terhadap Ikan
0,50 Ton/GT/Tahun Kepmen KP No 61 Tahun 2014
Produktivitas Pukat Ikan Laut
Arafura terhadap Udang
0,50 Ton/GT/Tahun Kepmen KP No 61 Tahun 2014
Produktivitas Pukat Ikan Laut
Arafura terhadap Ikan
3,40 Ton/GT/Tahun Kepmen KP No 61 Tahun 2014
Produktivitas Gill Net Oceanik 0,85 Ton/GT/Tahun Kepmen KP No 61 Tahun 2014
Potensi Lestari WPP 718 855.500 Ton/Tahun Kepmen KP No 45 Tahun 2011
Laju Rekruitmen 1,64
Tabel 1. Jenis data dan sumbernya
-
7/25/2019 Zulfikar Afandy_Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Dengan Pemodelan Sistem Dinamik Sebagai Decision Supp
3/7
Prinsip pengelolaan sumberdaya
mengacu pada model matematik Russel
(1932) dalam Dahuri (1999) :
St = So + (G+R)(M+) (1)
Dimana :
St = Stok sumberdaya pada tahun ke t
So = Stok sumberdaya pada tahun ke 0
G = Pertumbuhan individu ikan
R = Rekruitmen dari sumberdaya ikan
M = Tingkat kematian ikan karena faktor
alami
F = Tingkat kematian ikan karena faktor
penangkapan
Pertumbuhan, rekruitmen dan kematian
alami sangat sulit untuk dihitung karena
berhubungan dengan kondisi alami yang
terjadi pada saat tertentu, akan tetapi model
ini diasumsikan nilai matematisnya sesuai
dengan data-data dari penelitian yang ada
sebelumnya. Pada kondisi lestari (sutainable)
jumlah besar rekruitmen ditambah jumlah
pertumbuhan harus sama dengan jumlah
besar tingkat kematian alami ditambah
tingkat kematian karena penangkapan
Untuk menduga stok, Beverton dan
Holt (1975) menyatakan ada dua komponen
mortalitas yang mempengaruhi rekruitmen
yaitu density independent dan density
dependent sehingga:
= /(+ )/ (2)
Dimana
R: Rekruitmen
P: Stock Ikan
+: konstanta dua bentuk mortalitas.Untuk menyesuaikan tingkat
komsumsi (St) yang sesuai dengan ambang
batas komsumsi (So), banyak variabel yang
tidak diatur secara teoritis. Variabel G, R, M
secara empirik susah untuk diatur, karena sisi
alamiahnya sangat besar daripada sisi
manusianya.
Batasan model
Dalam paper ini, rekruitmendidapatkan dengan mengalikan jumlah stok
dengan laju rekruitmen, sementara untuk
mortalitas, yang dihitung cuma mortalitas
karena penangkapan, sedangkan mortalitas
alami diabaikan.
Mortalitas penangkapan dihitung
dengan menggunakan nilai produktivitas
masing-masing alat tangkap yang dikalikan
dengan jumlah alat tangkap yang beroperasisebelum dan sesudah pemberlakuan
moratorium.
Alat tangkap yang dikaji yaitu Jaring
Insang, Pukat Udang dan Pukat Ikan, yang
merupakan 3 alat tangkap yang dominan
digunakan di Laut Arafura (tabel 2)
Tabel 2. Jumlah kapal yang memiliki ijin di Laut Arafura
-
7/25/2019 Zulfikar Afandy_Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Dengan Pemodelan Sistem Dinamik Sebagai Decision Supp
4/7
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kondisi Awal
Pada kondisi ini nilai variabel
didasarkan pada data sebelum
pemberlakukan moratorium, dimana:- Jumlah pukat udang : 19.760 GT
- Jumlah pukat ikan : 115.932GT
- Jumlah jaring insang oseanik 23.360
GT
Kondisi ini berlangsung sebelum
moratorium, tepatnya mulai pada bulan 10
(2014) sampai dengan bulan 11.
Proses dilakukan selama 9 bulan
mulai dari bulan Oktober 2014 sampai
dengan Juni 2015.
b. Pemberlakuan Moratorium
Pemberlakuan moratorium dimulai
pada bulan ke 12 (2014) sampai dengan
bulan ke 16 (April 2015), dimana pada fase
ini tidak ada perpanjangan dan penerbitan
izin baru
Pada bulan 12 terdapat beberapa kapal
yang expired ijnnya, diantaranya 41 kapal
pukat ikan dengan total 9782 GT, 9 kapalpukat udang dengan total 1560 GT dan 1
kapal gillnet oceanik dengan total 199 GT.
Pada bulan Januari (13) kapal yang
expired ijnnya, sebanyak 62 kapal pukat ikan
dengan total 17345 GT, 3 kapal pukat udang
dengan total 518 GT dan 11 kapal gillnet
oceanik dengan total 2485 GT.Pada bulan Februari (14) kapal yang
expired ijnnya, sebanyak 25 kapal pukat ikan
dengan total 6966 GT, dan 12 kapal gillnet
oceanik dengan total 2732 GT.
Pada bulan Maret (15) kapal yang
expired ijnnya, sebanyak 62 kapal pukat ikan
dengan total 17345 GT, 3 kapal pukat udang
dengan total 518 GT dan 11 kapal gillnet
oceanik dengan total 1050 GT.
Pada bulan April (16), kapal yang
expired ijnnya, sebanyak 20 kapal pukat ikandengan total 5504 GT, 2 kapal pukat udang
dengan total 334 GT dan 3 kapal gillnet
oceanik dengan total 1214 GT. Pada bulan
ini merupakan akhir dari pemberlakuan
moratorium.
Pada bulan Mei (17) tidak adak kapal
yang habis masa ijinya, dan pada bulan ini
penerbitan ijin baru akan dilanjutkan
kembali.
Perubahan jumlah alat tangkap yang
beroperasi dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 1. Model konseptual yang digunakan
-
7/25/2019 Zulfikar Afandy_Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Dengan Pemodelan Sistem Dinamik Sebagai Decision Supp
5/7
19:03 07 Jan 2015Page 2
10.00 11.75 13.50 15.25 17.00
Months
1:
1:
1:
2:
2:
2:
3:
3:
3:
60000
90000
120000
17000
18500
20000
15500
19500
23500
1: Pukat Ikan 2: Pukat Udang 3: Gill Net
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
20:11 07 Jan 2015Page 1
10.00 11.75 13.50 15.25 17.00
Months
1:
1:
1:
2:
2:
2:
0
400000000
800000000
20000
30000
40000
1: Stok 2: Catch
1 11
1
2
2
2
2
Pemberlakuan kebijakan moratorium
ini, memberikan efek yang cukupsignifikan terhadap pemulihan sumberdaya
ikan dan udang yang di Laut Arafura, hal
ini dapat dilihat pada hasil pemodelan
sistem dinamik pada gambar 3.
Pada gambar 3, dapat dilihat
peningkatan jumlah stok bertambah seiring
dengan penurunan jumlah alat tangkap
yang beroperasi. Peningkatan ini dimulai
pada bulan 12 (2014) dan mecapai titik
tertinggi pada akhir simulasi pada bulan 17
(Mei 2015).
Stok pada akhir simulasi sebanyak
282.786.834.54 ton
Gambar 2. Jumlah alat tangkap setelah pemberlakukan moratorium
Gambar 3. Kondisi stok setelah pemberlakuan moratorium
-
7/25/2019 Zulfikar Afandy_Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Dengan Pemodelan Sistem Dinamik Sebagai Decision Supp
6/7
KESIMPULAN
Secara resmi, status pemanfaatan
sumberdaya ikan di WPP NRI, termasuk di
WPP 718 masih mengacu pada Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan NomorKEP.45/MEN/2011 tentang Estimasi
Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia terlihat bahwa tingkat
pemanfaatan sumberdaya ikan di WPPNRI
718 sebagian besar berada pada status
over-exploited, kecuali udang (fully
exploited) dan ikan pelagis kecil (moderate
exploited).Untuk ikan demersal sebagai
target pengelolaan yang sudah dalam
kondisi over-exploited memerlukan adanya
pengurangan kegiatan penangkapan dalamrangka mengembalikan kelestarian sumber
daya ikan dan lingkungannya. Sehingga
pemberlakuan Pemberlakuan kebijakan
moratorium perlu diperpanjang
memberikan efek yang cukup signifikan
terhadap pemulihan sumberdaya ikan dan
udang yang di Laut Arafura.
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. 1999. Pengelolaan Perikanan Secara
Berkelanjutan. Makalah disajikan pada Seminar
Kelautan. Jakarta
Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 54 Tahun 2014
tentang Rencana Pengelolaan Perikanan WPP 718.
Sekretariat Jenderal KKP RI. Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 56 Tahun 2014tentang Moratorium Perizinan Usaha Perikanan
Tangkap Wilayah Republik Indonesia. Sekretariat
Jenderal KKP RI. Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 61 Tahun 2014
tentang Peroduktivitas Alat Tangkap Wilayah
Republik Indonesia. Sekretariat Jenderal KKP RI.
Jakarta.
-
7/25/2019 Zulfikar Afandy_Efek Moratorium Izin Kapal Perikanan Dengan Pemodelan Sistem Dinamik Sebagai Decision Supp
7/7
Lampiran 1. Formulasi model matematis yang digunakan
Stok(t) = Stok(t - dt) + (Rekruitmen - Catch) * dtINIT Stok = 855500
INFLOWS:
Rekruitmen = Stok*Laju_RekruitmenOUTFLOWS:
Catch = Ikan+Udang
Laju_Rekruitmen = 1.64
Produktivitas_GN = 0.85*0.5
Produktivitas_PI_I = 3.40*0.5
Produktivitas_PI_U = 0.50*0.5
Produktivitas_PU_I = 0.50*0.5
Produktivitas_PU_U = 0.50*0.5
Udang = Produktivitas_PI_U*Pukat_Ikan+Produktivitas_PU_U*Pukat_Udang
Gill_Net = GRAPH(TIME)
(10.0, 23360), (11.0, 23360), (12.0, 23161), (13.0, 20676), (14.0, 17944), (15.0, 16894),
(16.0, 15680), (17.0, 15680), (18.0, 14525)
Ikan =
GRAPH(Gill_Net*Produktivitas_GN+Produktivitas_PI_I*Pukat_Ikan+Produktivitas_PU_I*
Pukat_Udang)
(0.00, 0.00), (10.0, 0.00), (20.0, 0.00), (30.0, 0.00), (40.0, 0.00), (50.0, 0.00), (60.0, 0.00),
(70.0, 0.00), (80.0, 0.00), (90.0, 0.00), (100, 0.00)
Pukat_Ikan = GRAPH(TIME)
(10.0, 115932), (11.0, 115932), (12.0, 106150), (13.0, 88805), (14.0, 81839), (15.0, 70116),(16.0, 64612), (17.0, 64612), (18.0, 52910)
Pukat_Udang = GRAPH(TIME)
(10.0, 19760), (11.0, 19760), (12.0, 18200), (13.0, 17682), (14.0, 17682), (15.0, 17443),
(16.0, 17109), (17.0, 17109), (18.0, 15685)