zoover 2

Upload: chia-je-nugh

Post on 20-Jul-2015

115 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Zoologi Vertebrata (Osteichthyes) yang disusun oleh : Nama NIM Kelompok : Andi Sumarni Nur : 60300108003 : I (satu) dengan judul Pisces

telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, April 2010 Koordinator Asisten, Asisten,

AR. Syarif Hidayat, S.Si

AR. Syarif Hidayat, S.Si

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

St. Saenab, S.Pd., M.Pd NIP :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu contoh spesies yang jumlahnya dapat dikatakan melimpah di bumi ini. Hal tersebut dikarenakan habitat ikan yang sangat luas, baik itu di air tawar maupun air laut. Namun tidak dipungkiri bahwa ada beberapa jenis ikan yang terancam punah bahkan ada yang telah punah, baik karena ulah manusia maupun oleh proses evolusi. Dalam kehidupan masyarakat, dikenal berbagai macam ikan. Mulai dari ikan yang ukurannya kecil sampai yang terbesar. Begitupun dalam ilmu Biologi, dikenal dengan istilah Pisces (ikan), sehingga Pisces memiliki pengelompokkanpengelompokkan untuk memudahkan kita dalam mempelajarinya. Salah satu jenis ikan yang akan dipraktikumkan ini adalah ikan bandeng (Chanos-Chanos). Ikan bandeng termasuk dalam kelompok ikan yang bertulang sejati yang disebut dengan Osteichthyes. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada praktikum ini.

B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur morfologi maupun anatomi dari Pisces (Osteichthyes).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa 70 persen dari permukaan bumi ini tertutupi oleh air, sehingga tidak mengherankan jika ditemukan berbagai jenis, morfologi, serta habitat pada ikan. Ikan-ikan ditemukandiberbagai tempat dan habitat yang berbeda. Mereka ditemukan di danau tertinggi dunia dari permukaan laut yaitu danau Titicaca, Amerika Selatan (3812 meter), dan pada daerah kedalaman 7000 m di bawah permukaan laut. Beberapa jenis ditemukan pada air tawar dengan salinitas 0.01 (umumnya danau, 0.05 s/d 1) hingga pada salinitas yang sangat tinggi, 100 (umumnya 35 pada laut terbuka). Mereka juga dapat ditemui pada gua yang sangat gelap seperti ditemukan di Tibet, China, dan India hingga pada daerah yang berarus kuat1. Di Afrika ditemukan jenis ikan Tilapia yang hidup di sungai dengan temperature 44C, sedangkan di Antartika ditemukan hidup pada suhu 2C. Banyak je nis yang ditemukanmemiliki organ pernapasan udara tambahan dan hidup di rawa-rawa pada daerah tropic. Penyebaran secara vertical pun dapat melampaui kemampuan jenis vertebata lainnya (sekitar 5 km diatas permukaan laut sampai 11 km dibawahnya). Spesies yang memiliki toleransi yang luas terhadap suhu biasa

1

Zoover. Wikipedia. file:///D:Zoover/Rfrnsi%20Osteichthyes/habitat%220.htm. (20 April

2010)

disebut eurythermal sedangkan sebaliknya, yang memiliki teloransi yang sempit terhadap suhu disebut stenothermal. Istilah yang diberikan kepada spesies yang memiliki tingkat toleransi yang luas terhadapap salinitas yaitu euryhaline dan stenohaline terhadap spesies yang memiliki kisaran sempit terhadap salinitas. Ikan telah mampu bertahan seiring dengan perkembangan variasi dari tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas lebih tinggi daripada air laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di air dalam sunyi dan gelap yang tidak dihuni oleh vertebrata lainnya2. Hewan-hewan yang hidup di air asin sangat menarik karena memiliki masalah yang sama dengan hewan darat yakni menghadapi masalah mempertahankan air. Air laut merupakan medium yang hipertonis, yakni memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi dibandingkan cairan tubuh hewan laut. Karena itu, hewan-hewan ini cenderung untuk kehilangan air melalui osmosis. Untuk itu, mereka memiliki glomerulus yang lebih kecil sehingga lebih sedikit air yang keluar melalui ginjalnya3. Mekanisme ini dapat lebih ditingkatkan pada beberapa spesies melalui kelenjar khusus yang dapat mengekskresikan garam yang diambil dari air laut pada saat hewan tersebut minum. Pada beberapa spesies lain, insang dapat berfungsi untuk membuang limbah bernitrogen pada saat darah melaluinya. Kebanyakan ikan hiu dan ikan pari memiliki strategi yang berbeda. Mereka tetap mempertahankan urea atau

2 3

Ibid. Neil A. Campbell. Biologi (Cet. V; Jakarta: Erlangga, 2004), h. 199.

sisa metabolit di dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan osmosis cairan tubuh menjadi sedikit lebih tinggi dibanding tekanan osmosis air laut4. Kehidupan di laut menyangkut kondisi osmotik yang berlainan daripada kehidupan di air tawar. Air laut mengandung 3,5 % ion-ion terutama Na+ dan Cl-. Akibatnya, konsentrasi airnya hampir sama dengan konsentrasi air di dalam sitoplasma tanaman dan hewan avertebrata yang hidup di air laut. Karena itu, organisme-organisme tersebut dapat berada dalam keseimbangan dengan keadaan air di sekelilingnya. Organisme tersebut tidak kehilangan dan juga tidak mendapatkan tambahan air, karena air laut tersebut isotonik terhadap sitoplasma mereka5. Pada kebanyakan hewan aquatik, organ respiratoris terdiri atas serangkaian kelepak menonjol yang dikenal sebagai insang. Insang, yang kaya akan pembuluhpembuluh darah yang terlibat dalam pertukaran vital gas, bisa jadi merupakan pemanjangan yang relatif sederhana dari permukaan epitel, misalnya saja pada cacing laut Nereis, atau bisa jadi merupakan unit-unit terulang yang rumit dan ditutupi oleh alat-alat pelindung kompleks, seperti yang terdapat pada ikan bertulang bertulang keras (teleost). Pada kebanyakan ikan bertulang keras, air memasuki rongga mulut dan didorong keluar melalui lima set busur insang dari tulang rawan di masingmasing sisi kepala, biasanya tepat di bagian posterior mata. Insang terdiri atas

filamen-filamen seperti bulu yang memanjang dari batang-batang penyangga yang berasal dari masing-masing busur insang. Filamen-filamen itu meningkatkan luas

4 5

Ibid. John W. Kimball. Biologi (Cet. V; Jakarta : Erlangga, 1983), h. 126.

permukaannya melalui pembentukan lamela, yang merupakan penonjolan-penonjolan lateral yang berasal dari filamen-filamen insang. Pada banyak avertebrata, insang merupakan kelepak-kelepak telanjang yang memanjang dari sisi kepala, atau mungkin tertutupi oleh eksoskeleton, seperti pada krustasea. Pada beberapa jenis hewan, insang terdapat di dalam faring (tenggorokan). Pada semua ikan bertulang keras, insang tertutupi oleh perisai pelindung yang disebut operkulum6. Gelembung renang adalah organ bagian badan untuk menyesuaiakan berat tubuh ikan dan mencegah tenggelam. Tanpa gelembung renang seekor ikan memiliki 5 % lebih berat dibanding air. Untuk mencapai daya apung ikan memerlukan penambahan volume 5 % dari beberapa substansi lebih kecil dari berat yang ditambahkan. Pengeluaran berbagai macam gas ke dalam rongga internal dengan tujuan menetralkan daya apung dari 5 % (dari kecepatan renang) sampai 60 % (pada kecepatan rendah) dari usaha renang jika tidak dapat digunakan untuk menghasilkan daya angkat. Udara lebih sedikit tekanannya tentu saja sampai tingkat gravitasi yang spesifik antara 0,7 pada kedalaman 7000 meter dimana kecepatan renang ikan dapat di tangkap. Bahkan pada bobot 0,7 kecepatan renang akan naik dibanding substansi daya apung lemak, ini menunjukan gravitasi spesifik sampai 0,9 jadi kecepatan renang sangat bermanfaat pada kedalaman tertentu7. Ikan memiliki gelembung renang dan manfaat yang berbeda termasuk didalamnya ikan pelagik dan ikan yang hidup didasar. Ikan dasar seperti flounder,6

George H. Fried. Biologi (Jakarta : Erlangga, 2006), h. 231. 7 Ikhtiologi. Wikipedia. http://www.wikipedia.org (24 April 2010)

sculpins dan sebagainya kelihatannya lebih mampu untuk tinggal dan berkamuflase didasar agar tidak terbawa gelombang besar dan arus pasang surut. Tuna dan lainnya dengan cepat meninggalkan permukaan air dan berenang ke kedalaman karena memiliki gelembung renang sebagai kontrol8. Kebanyakam ikan bertulang keras menunjukkan pergerakan-pergerakan bernapas yang rumit, dimana air ditarik secara aktif untuk melewati aparatus insang. Pergerakan-pergerakan tersebut ,melibatkan sebuah sistem katup yang rumit, perubahan ukuran rongga mulut, dan pembukaan serta penutupan operkulum9.

8 9

Ibid. George H. Fried, op. cit., h. 232.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu : Hari / Tanggal Waktu Tempat : Senin / 12 April 2010 : 09.00 10.30 WITA : Laboratorium Biologi Gedung B Lt. 3 Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : a. Papan seksi b. Alat seksi c. Jarum pentul d. Loupe

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan bandeng (Chanos-Chanos).

C. Cara Kerja Cara kerja pada praktikum ini meliputi : 1. Pengamatan Bentuk Luar a. Meletakkan ikan yang sudah mati di atas papan seksi pada sisi kanannya dan arah dada. b. Mengamati bentuk luarnya, yang terdiri dari : Bagian kepala ; disini terdapat : - Celah mulut - Cekung hidung - Mata - Katup insang (operculum) Bagian badan : disini terdapat : - Sirip yang berpasangan Sirip dada (pectoral) Sirip perut (pelvic) Sirip tunggal Sirip punggung Sirip anus/belakang

-

Sisik,

mencabut

sisik

dengan

menggunakan

pinset

dan

mengamatinya di bawah mikroskop. Gurat sisi, mengamati arah gurat sisi sampai dimana. Kulit epidermis, licin berlendir menutupi sisik (merabanya dengan menggunakan jari). Anus dan papilla urogenitalia, dua lubang yang berdekatan, jika keduanya bersatu, jadi kloaka. Bagian ekor, disini terdapat sirip ekor berbentuk homocercal. c. Membuat gambar tubuh ikan secara utuh yang dipandang dari sisi kiri, kemudian menunjukkan nama-nama bagian yang disebutkan di atas. 2. Pembedahan untuk melihat alat-alat dalam tubuh a. Membuat torehan di sebelah belakang anus ke arah punggung dengan scapel sampai menyentuh tulang belakang. b. Menggunakan gunting untuk melakukan pemotongan mulai dar anus ke arah kepala sampai ke dekat katup insang. c. Melanjutkan pemotongan ke arah punggung melewati pangkal sirip dada sampai tertumbuk pada tulang belakang. d. Menahan bagian tubuh yang telah dibedah dengan menggunaka jarum pentul, satu di batas badan dan ekor, satu lagi di atas kepala dan badan.

e. Membuka dinding badan dengan menggunakan pinset. Menahan dinding badan sebelah bawah dengan menggunakan jarum pentul. f. Pada saat mengangkat dinding badan sebelah atas, dilanjutkan dengan melepaskan alat-alat tubuh (jeroan) yang melekat dengan hati-hati dan menggerakkannya dengan scapel atau dengan spatula. g. Membuka rongga perut dengan melepaskan tulang-tulang rusuk dari tulang belakang. h. Mencari dan mengamati bentuk dan letak dari alat-alat berikut : - Gelembung renang - Gonad (kelenjar kelamin) terdapat disebelah bawah gelembung renang. - Ginjal (mesonephos), warnanya merah tua melekat pada dinding rongga perut bagian punggung, terjepit oleh gelembung renang. - Hati (hepar), merah cokelat, terletak di bagian depan, merupakan alat yang paling besar. - Usus, di sebelah bawah gelembung renang, sebagian ditutupi oleh oleh hati. - Kantong empedu, berwarna hijau tua, disebelah kanan bawah hati - Jantung di sebelah depan hati, di dalam suatu ruang tersendiri. i. Membuat gambar alat-alat tersebut secara skematis sesuai dengan letaknya, kemudian melanjutkan pengamatan sistem demi sistem. 3. Sistem pencernaan

a. Melepaskan hati dari penggantungnya (mesentrium) b. Memasukkan ujung spatula ke dalam rongga mulut, pangkal kerongkongan dan tertumbuk pada lambung. c. Menggerak-gerakkan lidi tersebut. Bagian yang dimasuki lidi ini adalah alat-alat : - Kerongkongan - Lambung yang berbentuk J berhubungan dengan usus d. Mengamati pertemuan lambung dengan usus. e. Mencari tempat bermuaranya usus halus yang berkelok-kelok. f. Mengangkat usus dan melepaskan mesentriumnya tanpa merusak alatalat lainnya. 4. Pengamatan rongga mulut a. Setelah mengamati dan menggambar insang, juga mengamati alatalat lain dalam rongga mulut : - Meraba permukaan rahang atas dan rahang bawah. - Meraba permukaan lidah. b. Menusuk cekung hidung dari luar dengan menggunakan spatula, apakah menembus ke dalam rongga mulut atau tidak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan pada praktikum ini meliputi : a. Gambar Morfologi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Keterangan : 1. Cavum oris 2. Operculum 3. Nostril 4. Linea lateralis 5. Pinna dorsalis b. Gambar Anatomi 1). Sistem Digestoria 6. Pinna caudalis 7. Pinna analis 8. Pinna pelvic 9. Pinna pectoralis

Keterangan : 1. Oesophagus 2. Hepar 3. Vesica felia 4. Ventriculus 7. Cloaka

5. Usus kecil (Intestinum tenue) 6. Usus besar (Intestinum crassum)

2). Sistem Respiratoria Keterangan : 1. Filamen branchias 2. Branchis 3. Archus branchialis 4. Gill rakers 5. Efferen branchias

3). Sistem Circulatoria Keterangan : 1. Sinus venosus 2. Auriculum 3. Ventriculum

4). Sistem Urogenitalia

Keterangan : 1. Ostium 2. Ovary 3. Shell gland 4. Oviduct 5. Uterus 6. Cloaka 7. Oviduck opening 8. Urinary papilla

5). Sistem Ekskretoria Keterangan : 1. Ren 2. Urether 3. Cloaka 4. Vesica urinaria

B. Pembahasan Pembahasan pada praktikum ini meliputi : a. Morfologi 1). Cavum oris, pada ikan bandeng (Chanos-chanos) terletak di ujung dan bergigi rahang tumbuh dengan baik dan bersendi pada tulang tempurung kepala, mempunyai dua sacci olfactoris yang umumnya berhubungan dengan rongga mulut. 2). Operculum, atau disebut dengan keping tutup insang, pada bagian inilah terletak organ pernapasannya berupa insang. Pernafasan dilakukan dengan beberapa pasang insang yang terletak pada archus branchius yang berada dalam ruangan celah insang pada kedua tepi samping dari pharinx, tertutup oleh operculum, biasanya memiliki vesica pneumatica (gelembung udara) dan memiliki ductus pneumatikus. 3). Nostril, atau lubang hidung terdapat di sebelah dorsal moncong yang sebelah dalamnya terdapat sacci olfactorius. 4). Linea lateralis, atau biasa disebut gurat sisi. Berupa sebuah garis di bawah sisik sebelah menyebelah tubuh yang berupa suatu saluran. Di dalamnya terdapat alat sensoris yang peka terhadap getaran gelombang air. 5). Pinna dorsalis, atau biasa disebut dengan sirip punggung karena terletak pada punggung ikan. Fungsi sirip adalah untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air dan untuk berenang.

6). Pinna caudalis, yakni sirip ekor. Sirip ini terbagi dalam beberapa tipe, ikan bandeng khususnya memiliki tipe sirip ekor homocercal, yaitu bila columna vertebralis berakhir tidak persis di ujung ekor, tapi agak membelok sedikit, ujung ekor membagi diri menjadi dua bagian yang sama. 7). Pinna analis, terdapat di bagian ventral tepatnya di baguan bawah ekor dekat anus. 8). Pinna pelvic atau disebut dengan sirip perut, terletak di bagian bawah operculum. 9). Pinna pectoralis atau disebut dengan sirip dada, terletak di belakang operculum. b. Anatomi

1). Sistem Digestoria Sitem pencernaan pada ikan merupakan serangkaian jalur yang melalui berbagai organ yaitu dimulai dari mulut, pharink, esophagus, lambung, usus (intestin)dan anus. Pada pengamatan ketika praktikum, hanya terlihat bagian intestine atau usus yang terletak dibawah gonad dan berwarna coklat kehijauan. Bentuknya memanjang yang terlihat sebagai rangkaian saluran bulat yang panjang dan terjalin. Selain itu, dapat diamati bagian dari kelenjar pencernaan yaitu hepar (hati) ikan yang berbentuk kecil berwarna merah tua dan terletak dekat dengan jantung dan kantung empedu yang berwarna kehijauan dan

berbentuk bulatan kecil. Fungsi kelenjar pencernaan ini adalah untuk membantu sistem-sistem pencernaan dalam mencerna makanan10. 2). Sistem Respiratoria Setelah operculum dibuka, terlihat insang berwarna merah. Insang terdiri atas bagian yang berwana putih dan melengkung disebut arcus branchialis, yang berfungsi sebagai pelekat insang pada tulang tengkorak, kemudian terlihat bentukan seperti sisir berwarna merah. Bentukan seperti sisir ini berpasangan (terdiri atas dua) ini disebut holobranchialis. Satu bagian dari holobranchialis disebut hemibranchialis. Sisir-sisir berwarna merah tempat terjadinya difusi oksigen dan karbondioksida disebut filamen11. 3). Sistem Circulatoria Chanos chanos memiliki dua ruang pada jantungya, yang tersusun dari dinding tipis pada atrium dan yang tebal pada vetrikel otot. Darah mengalir dari sinus venosum ke atrium dan dari atrium ke ventrikel otot. Kontaksi ventrikel otot memaksa darah masuk ke dalam conus arteriosus yang kecil dan keluar melaui ventral aorta pendek dan menuju ke insang melalui empat pasang brachial arteries yang berbeda. Serambi (atrium)pada jantung berfungsi sebagai penerima darah dari seluruh tubuh dan satu bilik (ventrikel) yang berfungsi menyalurkan darah ke insang. Berdasarkan hasil pengamatan, warna atrium terlihat lebih gelap, sedangkan ventrikel terlihat terang dan berdinding tebal. Tampak juga10

Ikhtiologi. Wikipedia. http://www.wikipedia.com (24 April 2010) George H. Fried. Biologi (Jakarta : Erlangga, 2006), h. 232.

11

bagian yang disebut sinus venosus yang letaknya melekat pada atrium dan ventrikel. Warnanya jauh lebih muda dari keduanya dan berdinding tipis yang berfungsi sebagai penerima darah dari vena cardinalis anterior dan vena cadinalis posterior12. 4). Sistem Urogenitalia Sistem urogenitalia pada Chanos chanos yang berupa gonad dapat diliat untuk membedakan jenis kelamin ikan. Namun, pada saat praktikum tidak terlihat adanya gonad pada ikan. Hal tersebut terjadi karena rusaknya sebagian organ ikan akibat ikan tersebut sudah tidak segar lagi. Akan tetapi, berdasarkan teori yang ada yang menyatakan bahwa jenis kelamin ikan dapat diketahui dengan cara membedakan warna gonad pada ikan tersebut. Warna gonad ikan betina berwarna putih transparan seperti agar-agar, sedangkan pada ikan jantan berwarna putih keruh13. 5). Sistem Ekskretio Sistem ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di air laut. Hal ini disebabkan karena konsentrasi air laut jauh berbeda dengan konsentrasi air tawar. Chanos chanos sendiri tetrmasuk ikan yang hidup di air tawar. Air tawar merupakan medium yang hipotonik, yakni memiliki konsentrasi zat terlarut yang rendah dibanding cairan tubuh hewan laut. Karena itu ikan air tawar cenderung kelebihan air (pengeluaran urin yang banyak). Untuk itu

12 13

Ibid. Wikipedia, loc. it.

ikan air tawar memiliki glomerulus yang agak besar sehingga banyak air yang keluar melalui ginjalnya14. Pada ikan air tawar, tidak ada peralatan khusus untuk reabsorbsi air. Produk akhir bernitrogen pada ikan air tawar adalah amonia yang dikeluarkan dari insang bersama urin. Karena ikan air tawar menghasilkan urin dalam jumlah banyak, kadar amonia tidak mencapai konsentrasi yang toksik15. 6). Habitat Ikan bandeng (Chanos chanos) berasal dari daratan Asia dan telah lama dibudidayakan sebagai ikan konsumsi oleh bangsa Cina sejak 400 tahun SM. Penyebarannya merata di daratan Asia juga Eropa sebagian Amerika Utara dan Australia. Pembudidayaan ikan bandeng di Indonesia banyak ditemui di Jawa dan Sumatra dalam bentuk empang, balong maupun keramba terapung yang di letakan di danau atau waduk besar. Budidaya modern di Jawa Barat menggunakan system air deras untuk mempercepat pertumbuhannya16. Habitat aslinya yang di alam meliputi sungai berarus tenang sampai sedang dan di area dangkal danau. Perairan yang disukai tentunya yang banyak menyediakan pakan alaminya. Ceruk atau area kecil yang terdalam pada suatu dasar perairan adalah tempat yang sangat ideal untuknya. Bagian-bagian sungai

14 15

John W. Kimball. Biologi (Cet. V; Jakarta : Erlangga,1983), h. 127. Ibid. 16 John W.Kimball, loc. cit.

yang terlindungi rindangmya pepohonan dan tepi sungai dimana terdapat runtuhan pohon yang tumbang dapat menjadi tempat favoritnya17. 7). Klasifikasi Kingdom Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Actinopterygii : Gonorynchiformes : Chanidae : Chanos : Chanos chanos18.

17 18

John W. Kimball, loc. cit.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Dari hasil percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Struktur morfologi ikan bandeng (Chanos chanos) terdiri atas Cavum oris, operculum, nostril, Linea lateralis, Pinna dorsalis, Pinna caudalis, Pinna analis, Pinna pelvic dan Pinna pectoralis. 2. Struktur anatomi ikan bandeng (Chanos chanos) terdiri atas : a. Sistem digestoria yaitu Cavum oris, pharinx, esophagus, ventriculus, intestine, pancreas dan anus. b. Sistem respiratoria yaitu tepi operculum, Arcus branchialis, holobranchialis, hemibranchialis, filamen insang dan tapis insang. c. Sistem circulatoria yaitu Sinus venosus, ventrikel dan atrium. d. Sistem urogenitalia berupa ovarium. e. Sistem ekskresi yaitu ren, ureter dan uretra.

B. Saran Adapun saran-saran yang ingin disampaikan yaitu : 1. Sebaiknya dalam memilih bahan praktikum ini digunakan bahan yang masih segar-segar agar memudahkan dalam proses pengamatan organ anatominya. 2. Sebaiknya berhati-hati pada saat melakukan pembedahan, agar organ anatomi ikan tidak rusak. 3. Sebaiknya dilakukan penambahan alat-alat laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. Biologi. Jakarta : Erlangga, 2004. Fried H. George. Biologi. Jakarta : Erlangga, 2006. Ikhtiologi. Wikipedia. http://wikipedia.org Diakses pada hari Sabtu, 24 April 2010. Kimball, John W. Biologi. Jakarta : Erlangga, 1983. Zoover. Wikipedia. file:///Zoover/Rfrnsi%20Osteichthyes/habitat%220.htm Diakses pada hari Selasa, 20 April 2010.