zaid bin sabit
DESCRIPTION
just taskTRANSCRIPT
![Page 1: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abu al ‘Awar Said bin Zaid merupakan salah satu tokoh dalam islam, dan
yang lebih istimewa beliau merupakan salah satu dari 10 sahabat Rasulullah SAW
yang dijanjikan akan masuk surga, sesuai hadist Dari Abi Dzar ra. berkata bahwa
Rasulullah SAW masuk ke rumah Aisyah ra. dan beliau bersabda, “Wahai Aisyah,
maukah kamu kuberikan kabar gembira? Ayahmu (Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.) di
surga, temannya adalah Nabi Ibrahim as. Umar di surga dan temannya adalah
Nabi Nuh as., Utsman di surga dan aku temannya. Ali di surga dan temannya
adalah Yahya bin Zakaria. Thalhah di surga dan temannya Nabi Daud as. Az-
zubair di surga dan temannya Nabi Ismail as. Sa’d bin Abi Waqqash di surga dan
temannya Nabi Sulaiman bin Daud. Said bin Zaid di surga dan temannya Musa
bin Imran. Abdurrahman bin Auf di surga dan temannya Isa bin Maryam.
Abu Ubaidah bin Al-Jarrah di surga dan temannya Idris as. Wahai Aisyah,
aku junjungan para nabi, ayahmu shiddiqin yang paling utama dan kamu adalah
ummul mukminin.” Dan hal ini juga diterangkan di hadist-hadist yang lain.
Abu al ‘Awar Said bin Zaid merupakan salah seorang yang pantas kita
jadikan tauladan, terutama di zaman sekarang. Akan ada banyak hal yang bisa kita
tiru dan kita amalkan di kehidupan sehari-hari dari beliau. Selain itu kita sebagai
umat islam mengetahui dan mempelajari tokoh-tokoh dalam islam dan sahabat-
sahabat Rasul juga dirasakan sangat perlu. Ada ungkapan “bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghormati sejarah bangsanya” bukan hanya dihormati
tetapi dipelajari, dan diamalkan hal-hal yang baik.
Selain itu kami membuat pembahasan tentang Abu al ‘Awar Said bin Zaid
juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di jurusan
Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
1
![Page 2: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Tokoh
Nama sahabat yang akan kita bahas bernama Abu al ‘Awar Said bin Zaid
bin Amr ra atau juga biasa disebut Said bin Zaid bin Amru bin Nufail Al Adawi.
Abul A'waar lahir di Mekah 22 tahun sebelum Hijrah. Sa’id lahir dan dibesarkan
dalam rumah tangga yang mencela dan mengingkari kepercayaan dan adat istiadat
orang-orang Quraisy yang sesat itu. Sa’id dididik dalam kamar seorang ayah yang
sepanjang hidupnya giat mencari agama yang hak. Bahkan dia mati ketika sedang
berlari kepayahan mengejar agama yang hak. Ia cucu Nufail bin Abdul Uzza bin
Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Razah bin Adyy bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib.
Bertemu silisilah/ keturunan dgn Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Ka’b
bin Luayy.Ibunya: Fatimah binti Ba’jah bin Umayyah bin Khuwailid, dari Bani
Mulaih dari Khuzaah . Ayah beliau bernama Zaid bin Amru bin Nufail.
Ayah Said bernama Zaid bin Amru bin Nufail adalah sosok yang taat
kepada Allah, dia selalu berusaha untuk memberi tahu kaumnya untuk
menyembah Allah. Pada saat dia hendak pergi ke Mekkah untuk bertemu
Rasulullah SAW dan untuk memeluk islam, dia terbunuh sewaktu dalam
perjalanan. Lalu dia berdoa kepada Allah “Ya Allah, jika Engkau memang tidak
menghendaki kebaikan ini (agama Islam) untukku, maka janganlah Engkau
halangi anakku (Sa’id) darinya.”
Allah memperkenankan do’a Zaid. Serentak Rasulullah mengajak orang
banyak masuk Islam, Sa’id segera memenuhi panggilan beliau, menjadi pelopor
orang-orang yang beriman dengan Allah dan membenarkan kerasulan Nabi-Nya,
Muhammad saw.
Sa’id masuk Islam tidak seorang diri. Dia Islam bersama-sama isterinya,
Fathimah binti Al Khatthab, adik perempuan ‘Umar bin Khatthab. Karena pemuda
Quraisy ini masuk Islam, dia disakiti dan diani’aya, dipaksa oleh kaumnya supaya
kembali kepada agama mereka. Tetapi jangankan orang Quraisy berhasil
mengembalikan Sa’id suami isteri kepada kepercayaan nenek moyang mereka,
sebaliknya Sa’id dan isterinya sanggup menarik seorang laki-laki Quraisy yang
2
![Page 3: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/3.jpg)
paling berbobot baik fisik maupun intelektualnya masuk ke dalam Islam. Mereka
berdualah yang telah menyebabkan ‘Umar bin Khatthab masuk Islam.
Sa’id masih merahasiakan keimanannya dan dia sangat sabar menghadapi
siksaan yang berasal dari kaumnya, sehingga dia pun tidak diusir dari Makkah,s
eperti yang dialami sebelumnya oleh orang tuanya. Akan tetapi kemudian, ‘Umar
mengetahui keimanan Sa’id. ‘Umar pun bermaksud membunuhnya, lalu dia
memukulnya hingga darah mengalir dari wajah Sa’id . Akan tetapi, kesabaran
Sa’id dalam menghadapi sikap ‘Umar inilah yang menjadi salah satu faktor
penyebab masuknya ‘Umarradhiallahu ‘anhu ke dalam Islam.
Sa’id pergi berhijrah ke Madinah bersama istrinya, Fathimah. Sebelum
terjadinya perang Badar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
memilihnya dan mengutusnya untuk pergi bersama Thalhah bin Ubaidillah
dengan tujuan agar dia mengetahui jumlah pasukan kaum musyrikin dan mematai
gerak-gerik mereka. Oleh karena itu, Sa’id pun tidak ikut serta dalam peperangan
Badar. Akan tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberinya
bagian ghanimah (harta rampasan) yang diperoleh dalam perang tersebut. Dia
dianggap seperti orang yang ikut serta dalam perang itu.
Setelah itu Sa’id ikut serta dalam setiap peperangan bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia bertempur dengan menggunakan
pedangnya dan beriman dengan menggunakan hatinya. Bahkan pada suatu hari dia
pernah berada bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di gua Hira’
dengan para shahabat lainnya. Ketika itu tiba-tiba gunung Hira’ bergetar, maka
nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Tenanglah, wahai Hira’, karena
sungguhnya tidak ada yang berada di atasmu, kecuali seorang nabi, seorang yang
sangat jujur (ash-shiddiq), dan seorang syahid.”
Ketika orang-orang bertanya kepada Sa’id, “Siapa sajakah yang
bersamamu pada saat itu ?”
Sa’id pun menjawab, “Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, Zubair, Thalhah,
‘Abdur Rahman bin ‘Auf, dan Sa’ad bin Malik.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda tentang Sa’id, “Sa’id
bin Zaid di surga.”
3
![Page 4: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/4.jpg)
Sa’id merupakan salah satu dari sepuluh orang yang mendapat kabar
gembira bakal masuk surga. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridhoinya.
Dia memegang teguh janjinya kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi
wasallam untuk memerangi kaum musyrikin di negeri Persia, sehingga melalui
tangannya dan juga tangan shahabat-shahabatnya, Allah pun memadamkan api
yang menjadi sesembahan kaum Majusi ; dan berkat perjuangannya pula para
penduduk Persia beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Setelah penaklukan terhadap negeri Persia selesai, Sa’id tidak tinggal
diam. Dia mengangkat pedang dan barang-barangnya untuk pergi ke negeri-negeri
lain yang sedang di perangi oleh kaum muslimin. Kali ini sasarannya adalah
negeri Syam dimana pada saat itu sedang berlangsung pertempuran yang sangat
menentukan antara kaum muslimin dengan bangsa Romawi, yaitu perang
Yarmuk.
Di atas kertas, nampaknya kemenangan lebih dekat kepada pasukan
Romawi, karena jumlah mereka sangat banyak, sementara jumlah kaum muslimin
sangat sedikit.
Kekalahan bangsa Romawi berarti jatuhnya negeri Syam secara
keseluruhan ke tangan kaum muslimin. Karenanya, kedua pasukan itu pun sama-
sama mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk menghadapi pertempuran ini.
Pasukan Romawi datang dengan jumlah personel seratus dua puluh ribu pasukan,
sedangan jumlah pasukan kaum muslimin hanya dua puluh empat ribu pasukan
saja. Kedua pasukan ini saling berhadap-hadapan.
Para pendeta dan uskup datang sambil membawa salib-salib mereka
sambil mengeraskan suara mereka untuk membaca doa-doa. Ketakutan pun
merasuk ke dalam hati kaum muslimin ketika pasukan Romawi mengulang-ulang
doa-doa tersebut. Suara mereka laksana gunung-gunung yang bergeser dari
tempatnya.
Pemimpin kaum muslimin yang bernama Abu Ubaidah bin Jarrah berdiri
untuk memberikan khutbah kepada kaum muslimin. Dia berkata, “Wahai hamba-
hamba Allah, tolonglah Allah, niscaya Allah akan menolong kalian dan
meneguhkan kaki-kaki kalian. Bersabarlah, sesungguhnya kesabaran akan
menyelamatkan kalian dari kekufuran dan akan menyebabkan kalian diridhai oleh
4
![Page 5: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/5.jpg)
Tuhan. Tetaplah kalian diam sampai aku memberikan perintah kepada kalian.
Ingatlah selalu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Diantara kaum muslimin, keluarlah seorang laki-laki. Dia berkata kepada
Abu Ubaidah, “Wahai Abu Ubaidah, sekarang aku akan pergi dengan harapan aku
dapat gugur sebagai syahid dan aku akan keluar untuk memerangi mereka.
Apakah kamu mempunyai pesan yang akan kamu kirimkan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam ?”
Abu Ubaidah menjawab, “Ya. Kirimkan salam dari kami untuk beliau, dan
katakan kepada beliau bahwa kami telah mengetahui bahwa apa yang dijanjikan
oleh Tuhan kami kepada kami adalah benar.”
Melihat itu, Sa’id bin Zaid radhiallahu ‘anhu pun berkata, “Ketika aku
melihat lelaki tersebut telah menaiki kudanya, menghunus pedangnya, dan
melesat menuju musuh-musuh Allah guna memerangi mereka, aku pun
meletakkan lututku ke tanah, lalu aku melemparkan anak panahku ke arah seorang
anggota pasukan berkuda dari bangsa Romawi. Saat itu Allah menghilangkan rasa
takut dari dalam hatiku. Maka, aku pun langsung masuk menembus barisan
musuh. Aku memerangi mereka hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan
kemenangan kepada kami.”
Abu Ubaidillah telah mengetahui dengan baik kesungguhan keimanan
Sa’id. Karenanya Abu Ubaidillah pun menyerahkan misi penaklukan Damaskus
kepada Sa’id, lalu dia menjadikan Sa’id sebagai wali (gubernur) disana. Ketika
semua orang yang hidup pada masanya sudah berpulang keharibaan Allah, Sa’id
bin Zaid masih tetap hidup sampai masa Dinasti Bani Umayyah.
Pada masa Dinasti Bani Umayyah, Sa’id bin Zaid menangisi shahabat-
shahabat Islam yang telah meninggal sebelumnya. Tinggalah dia seorang diri
menyaksikan terjadinya fitnah (kerusuhan) dan menyaksikan bagaimana
kehidupan dunia dengan segala macam perhiasannya telah masuk ke dalam hati
kaum muslimin, maka Sa’id pun lebih memilih untuk kembali ke Madinah dan
tinggal disana. Pada waktu itu yang menjadi gubernur di Madinah adalah Marwan
bin Hakam bin ‘Ash.
Saat itu seorang wanita yang bernama Arwa binti Uwais keluar, lalu dia
berkata, “Sesungguhnya Sa’id telah mencuri tanahku dan telah memasukkannya
5
![Page 6: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/6.jpg)
ke bagian tanahnya.” Sungguh perkataan itu sangat menyakitkan hati Sa’id bin
Zaid, shahabat Rasulullah dan salah satu dari sepuluh orang yang mendapat kabar
gembira berupa surga. Karenanya, Sa’id pun berkata, “Ya Allah, jika dia
berbohong, maka hilangkanlah penglihatannya dan bunuhlah ia di tanahnya
sendiri.”
Seketika itu pula hujan turun dari langit sampai di perbatasan tanah yang
menurut wanita itu Sa’id telah melampaui batas tersebut. Seketika mata wanita itu
pun menjadi buta dan hanya selang beberapa hari, wanita itu terjatuh dalam
sebuah lubang yang berada di tanah miliknya hingga dia meninggal dunia.
Allah SWT telah mengabulkan doa Sa’id bin Zaid yang terzalimi dan telah
dituduh sebagai seorang pembohong dan pendusta.
Pada suatu pagi penduduk Madinah dikagetkan oleh suara seorang pelayat
yang menangisi kepergian Sa’id bin Zaid radhiallahu ‘anhu. Peristiwa itu terjadi
pada masa kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan, tepatnya pada tahun ke-51
Hijriyah. Beliau meninggal pada umur 73 tahun Dia di kuburkan oleh Sa’ad bin
Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu dan ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu.
Salam sejahtera baginya.
2.2 Pelajaran dari Beliau
Beliau sangat sabar dalam menghadapi siksaan dari kaumnya karena dia
memilih islam sebagai jalan hidupnya, begitu pula dengan sikap Umar
yang bahkan hendak membunuhnya. Namun, dari hal inilah Umar mulai
terbuka hatinya, dan ingin masuk islam juga. Kesabaran beliau harus kita
tiru terutama dalam menghadapi segala problema hidup, kita tidak boleh
menyerah layaknya beliau. Ingatlah Allah tidak akan member ujian
melebihi kemampuan orang itu.
Beliau selalu ikut serta berjuang dalam perang membela umat islam, guna
menyebar luaskan pengaruh islam ke dunia. Dalam zaman sekarang,
perasaan untuk membela agama sendiri harus ada di tiap umat, serta
menyebar luaskan agama dan dakwah. Bukan berarti harus selalu dalam
bentuk perang perwujudannya, tapi bisa dalam hal lain.
6
![Page 7: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/7.jpg)
Dalam peperangan beliau selalu menetapkan hatinya terhadap Allah, tidak
berkurang sedikitpun keimanannya. Dia berperang dengan pedangnya, dan
beriman dengan hatinya. Kita harus senantiasa memantapkan iman kita,
dan berserah diri kepada Allah dan berdoa setelah usaha yang kita
lakukan.
Sabar dan tawakkal kepada Allah, pada saat ada orang lain yang
memfitnahnya.
7
![Page 8: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/8.jpg)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abu al ‘Awar Said atau Said adalah tokoh yang dijanjikan surga diantara
10 sahabat Rasulullah yang lain. Kesabaran beliau dalam mempertahankan
kepercayaannya dan terhadap kerasnya fitnah yang menimpa patut kita tiru dalam
kehidupan sehari-hari. Begitu pula keberaniannya dalam berjihad membela agama
Allah patut kita tiru, mungkin dalam zaman sekarang tidak dengan perang tapi
bisa dengan saling membantu sesama lain, saling ingat-mengingatkan sesama
umat, menyebarkan dakwah, dan berpegang teguh terhadap agama, dsb.
3.2 Saran
Kita bisa menjadikan tauladan sosok Abu al ‘Awar Said dalam kehidupan
kita sehari-hari, tidak hanya sebatas beliau selain Rasulullah SAW ada banyak
tokoh-tokoh dalam islam yang bisa kita jadikan pelajaran dan tauladan di
kehidupan kita.
8
![Page 9: Zaid Bin Sabit](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081811/548ad913b47959f10c8b5ff9/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Bustaman.2008. Sa’id bin Zabid Sahabat Rasulullah.
http://hbis.wordpress.com/2008/05/21/sa%E2%80%99id-bin-zaid-shahabat-
rasulullah/. Diakses tanggal 10-11-2012. Pukul 23.00 WIB.
Rasyidin, Khulafaur. 2012. 10 Sahabat Rasulullah Yang Dijamin Masuk Surga Dan Didampingi Oleh Para Nabi Disurga, Beserta Profil Dan Biografi Kesepuluh Sahabat Sampai Pada Putera-Puteri Keturunan Mereka Pada Masa Berdirinya Ajaran Islam . http://tausyah.wordpress.com/2012/09/17/10-sahabat-rasulullah-yang-dijamin-masuk-surga-dan-didampingi-oleh-para-nabi-disurga-beserta-profil-dan-biografi-kesepuluh-sahabat-sampai-pada-putera-puteri-keturunan-mereka-pada-masa-berdirinya-ajar/. Diakses tanggal 11-11-2012. Pukul 7:43 WIB.
Snowyautumn. 2011. 10 Nama-Nama Sahabat Rasullullah yang Dijamin
Masuk Surga . http://snowyautumn.wordpress.com/tag/keistimewaan-10-
sahabat-yang-dijamin-masuk-surga/. Diakses tanggal 29-10-2012. Pukul 23.34
WIB.
9