yogyakarta 2016 -...
TRANSCRIPT
FLEKSIBILITAS POLA ASUH
PADA FASE PERKEMBANGAN ANAK
(Studi Atas Hadis Nabi dan Teori Psikologi Elizabet B. Hurlock)
Oleh:
Ade Ardo Fittra
NIM: 1420410202
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Islam
Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
YOGYAKARTA
2016
vii
ABSTRAK
Studi ini akan menjawab sebuah pertanyaan mendasar: Bagaimana pola
asuh yang ideal sesuai fase perkembangan anak dalam rangka memosisikan diri
sebagai solusi yang relevan ditengah masyarakat modern saat ini? Untuk
menjawabnya, studi ini meminjam gagasan pola asuh dan fase perkembangan
Elizabet B. Hurlock untuk mengetahui konsep pola asuh dan fase perkembangan
teori psikologi (bias Barat). Kemudian menindaklanjutinya dengan pendekatan
hadis Nabi tentang pendidikan keluarga,
Dewasa ini dimana era kemajuan teknologi dan arus globalisasi semakin
tidak dapat dibendung lagi banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan bagi
setiap orang tua didalam pola asuh, anak-anak saat ini tumbuh di era akselerasi
dan kompetisi global, norma-norma dan nilai-nilai kehidupan manusia, yang
semakin lama semakin hilang jati dirinya, Maka dari itu, sudah saatnya nilai-nilai
keislaman atau religiositas dijadikan sebagai landasan pendidikan keluarga di
dalam penerapan pola asuh terhadap anak.
Dalam situasi inilah, transformasi teori pola asuh merupakan sebuah
keniscayaan yang sangat mungkin diterapkan, dengan mengarahkan studi ini
kepada rekonseptualisasi pola asuh fase perkembangan anak yang tetap atas
pertimbangan psikologi (Bias Barat) serta tidak lepas dari (frame) nilai-nilai—
Islam—hadis. Karena pola asuh orang tua bias (psikologi) Barat—gagasan
Hurlock—serta pola asuh bias (Islami) Timur—hadis-hadis Rasulullah—tidak
dapat diaflikasikan secara kaku, (artinya) pola asuh orang tua dalam fase
perkembangan anak, perlu untuk diaktualisasikan dengan konteks kekinian, maka
gagasan fleksibilitas merupakan sebuah gagasan integrasi dua sisi (bias timur—
bias barat), sebagai usaha yang kreatif, aktif dan solutif dalam rangka mencarikan
solusi yang relevan dan tidak termarginal dari kemajuan peradaban umat manusia
secara global.
Fleksibilitas pola asuh pada fase perkembangan anak dapat dipahami
sebagai penyesuaian pola asuh orang tua”(pendidikan)” dengan mengikuti fase
perkembangan anak serta sesuai tuntunan zaman, namun masih tetap atas prinsip
asas islam.
Implikasi dari studi ini adalah menunjukkan bagaimana pola asuh orang
tua dalam fase perkembangan anak, yang pada gilirannya menawarkan alternatif
solusi yang relevan dengan masyarakat modern, serta konformis dengan teori
psikologi(Barat)—sekaligus tidak bertentangan dengan syar’i (hadis-hadis Nabi).
Katakunci: pola asuh orang tua, Teori Elizabet B. Hurlock, Hadis-hadis
pendidikan keluarga.
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI, Menteri
Pendidikan dan Menteri Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987
Tertanggal 22 Januari 1988
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin N a m a
Alif tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
- Ba B ب
- Ta T ت
śa‟ Ś s (dengan titik di atas) ث
- Jim J ج
ha‟ H h (dengan titik di bawah) ح
- kha‟ Kh خ
- Dal D د
Zal Ż z (dengan titik di atas) ذ
- Ra R ر
- Za Ż ز
- Sin S س
- Syin Sy ش
Sad Ş s (dengan titik di bawah) ص
Dad D d (dengan titik di bawah) ض
Ta T t (dengan titik di bawah) ط
Za Z z (dengan titik di bawah) ظ
ix
ain „ koma terbalik ke atas„ ع
- Gain G غ
- Fa F ؼ
- Qaf Q ؽ
- Kaf K ؾ
- Lam L ؿ
- Mim M ـ
- Nun N ف
- Wawu W ك
- Ha H ق
Hamzah ‟ Apostrof ء
ya‟ Y ي
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
contoh : ـهحـمد يـ أ ditulis Ahmadiyyah
C. Ta’ Marbutah di Akhir Kata
1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya.
ditulis jama’ah جـما عـة
2. Bila dihidupkan ditulis t, contoh :
’ditulis karamatul-auliya كرا مـة األ وليـاء
D. Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
x
E. Vokal Panjang
a panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī dan u panjang ditulis ū, masing-masing
dengan tanda hubung (-) di atasnya.
F. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya‟ mati ditulis ai, contoh :
,ditulis bainakum بيـنكـم
2. Fathah + wawu mati ditulis au, contoh : قـو ل ditulis qaul
G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
apostrof (‘)
ditulis mu’annas مؤ نـث ditulis a’antum أانتـم
H. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah, contoh :
ditulis al-Qiyas القيـاس ditulis al-Qur’an القـران
2. Bila diiikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
ditulis asy-Syams الشـمس ditulis as-Sama السـماء
I. Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
J. Kata dalam rangkaian Frasa dan Kalimat
1. Ditulis kata per kata, contoh :
ditulis zawi al-furud ذوى الفـروض
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapan dalam rangkaian tersebut, cintoh :
ditulis ahl as-Sunnah أهـل السـنه
سـالمشـيخ اإل ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul-Islam
xi
MOTTO
علموا أكالدكم على غي شاكلتكم “ “فإنػهم ملوقػوف لزماف غي زمانكم
“Didiklah (persiapkanlah) anak-anakmu
atas hal yang berbeda dengan keadaanmu (sekarang)
karena mereka adalah makhluk yang hidup untuk satu zaman
yang bukan zamanmu (sekarang)”1
1 Muhamad ibn Husa>in ibn ‘Abd as}-S{amad al-Ha>rasyi al-ʻĀmilī al-Hamda>ni>y Bahāʼ al-
Dīn, al-Kasyku>l, (Bairut: Da>r al-Ki>ta>b al-‘Alamiyaah,1998), juz 2. hlm. 160
xii
PERSEMBAHAN
Tulisan ini kupersembahkan untuk:
Almamaterku tercinta
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga
&
Kedua orang tuaku Tercinta apak dan mak (Zuhdi & Muslimah)
untukmu Segalanya...
dukungan dan do’a restumu selalu memberikan pancaran kasih untuk terus
memperlihatkanku pada mata dunia dan tak lelah mengitarikuagar aku tidak
silau oleh gemerlapnya dunia, dan terimakasih atas jerih payahmu.
Dan untuk adik-adikku tercinta,
( Desi , Dede,Tari dan Tiwi )
terimakasih atas doanya.
xiii
KATA PENGANTAR
Al-hamd li Alla>h haqqa hamdih, wa s}alla> Allah wa sallam ‘ala > khai>r
khalqih, wa ala> a>lih wa s}ahbih. Kurang-lebih empat bulan penulis mengerahkan
segala daya dan upaya untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan. Penulis
menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki tidak sebanyak yang dimiliki
„orang-orang pandai‟. Tesis yang ada ditangan pembaca ini adalah ‚baz|li> al-
majhu>d fi tahs}i>li> al-maqs}u>d‛. Hasil yang dicapai mungkin tidak seimbang dengan
jerih payah yang dikerahkan—sekirannya „orang pandai‟ yang mengerjakan.
Namun demikian ‚ma> la> yudrak kulluh la> yutrak julluh‛ .
Meski harus berusaha keras menganalisis, mengkritik, melacak Hadis-
hadis yang berhubungan dengan pola asuh, hal-hal yang menyangkut dengan
Elizabet B. Hurlock baik itu pola asuh dan fase perkembangan, serta hal-hal lain
yang membuat tercapainya tujuan tesis ini. Pada akhirnya, tesis ini bisa rampung
dengan judul Fleksibilitas Pola Asuh Pada Fase Perkembangan Anak (Studi
Atas Hadis Nabi dan Teori Psikologi Elizabet B. Hurlock). Sebuah studi yang
diupayakan menjadi problem solving bagi problematika pola asuh orang tua
ditengah masyarakat modrn ini, yang diupayakan menjadi alternatif solusi yang
relevan. Tesis ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan banyak pihak. Terimakasih
kepada pihak-pihak yang turut serta, langsung maupun tak langsung, selama
proses penelitian.
xiv
1. Bapak Prof. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A, M.Phil., Ph.D Direktur Program
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Nurun Najwah, M.Ag, selaku dosen pembimbing tesis.
4. Para Guru Besar dan Dosen Program Pascasarjan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang telah banyak membimbing matakuliah selama ini.
5. Kedua orang tua penulis, yang selalu mendoakan kebaikan bagi penulis.
6. Segenap teman PAI-D dan teman dari Jambi yang kuliah di Yogyakarta.
Jika tesis ini punya tujuan, maka tujuannya adalah menawarkan alternatif
solusi dalam pola asuh orang tua dizaman modern ini, yang konformis dengan
nilai-nilai Islam. Tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran tak kan ditolak.
Yogyakarta, 10 Afril 2016
Penulis
Ade Ardo Fittra
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ...................................................... iii
PENGESAHAN DIREKTUR .................................................................. iv
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................ v
NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN ................................. viii
MOTTO ..................................................................................................... xi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... xii
KATA PENGANTAR ............................................................................... xiii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian .............................................................. 7
E. Kaajian Pustaka ..................................................................... 8
F. Kerangka Teori ...................................................................... 13
G. Desain Teoritik ...................................................................... 19
H. Metode Penelitian .................................................................. 20
I. Sistematika Pembahasan ....................................................... 23
BAB II GAGASAN POLA ASUH DAN FASE PERKEMBANGAN
ANAK ELIZABET B. HURLOCK .......................................... 24
A. Potret Sejarah Elizabet B. Hurlock ........................................ 24
xvi
B. Menelaah Kembali Konsep Pola Asuh ..................................... 26
C. Sekilas konsep Fase perkembangan .......................................................... 32
D. Kritik Terhadap Teori Elizabet B. Hurlock ......................................... 40
BAB III KRITIK DAN PEMAHAMAN HADIS-HADIS POLA
ASUH DALAM FASE PERKEMBANGAN ANAK .................. 43
A. Hadis Dasar Fitrah Manusia .................................................. 44
B. Hadis Kasih sayang dalam pola asuh .................................... 79
C. Hadis perintah sholat dalam pola asuh .................................. 103
D. Hadis anak kecil menaiki pundak rasulullah ketika shalat .... 129
BAB IV FLEKSIBELITAS POLA ASUH DALAM FASE
PERKEMBANGAN ANAK ......................................................... 150
A. Problematika globalisasi menuntut perlunya transpormasi ... 151
B. Fleksibilitas pola asuh pada fase perkembangan anak ......... 153
C. Relevansi Fleksibilitas pola asuh dalam fase perkembangan
anak terhadap konteks kekinian ............................................. 158
D. Implikasi Etis fleksibelitas pola asuh .................................... 160
BAB V PENUTUP ................................................................................... 162
A. Kesimpulan ............................................................................ 162
B. Saran ...................................................................................... 164
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 165
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unsur terpenting yang perlu diperhatikan dalam masa perkembangan anak
adalah pola asuh orang tua. Pola asuh yang diterapkan orang tua berpengaruh besar
terhadap perkembangan mentalitas dan intlektualitas anak.1 Dikatakan, “pendidikan
pertama (al-Madrasah al-Ula) bagi anak yang bersifat formal dan kodrati adalah
orang tua”.2 Dalam hadis yang populer, dijelaskan bahwa setiap anak dilahirkan
dalam keadaan suci, orang tualah yang meyahudikan, menasranikan dan
memajusikannya.3 Jhon Locke (1704)—penggagas aliran emprisme—mengemukakan
bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan putih, bersih, bagaikan „tabularasa‟.4
Menjadi apakah anak itu kelak? Sepenuhnya tergantung pada pola asuh orang tua.
Karena pola asuh merupakan penentu keberhasilan dan/atau kegagalan terhadap
pendidikan dasar anak (basic educational).5
1 Diperkirakan 1-3% penduduk Indonesia menderita retardasi mental karena pengaruh pola
asuh yang salah dari orang tua. Dikutif dari Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi
Juni 2015. 2 Nur Ahid, Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: Pustaka pelajar
2010),hlm. 99. 3
سلم: أن أبا رير صلى للا علي عى، قال: قال رسل للا ، »ة رضي للا داو اي ي لد إل يلد على الفطرة، فأب ما مه م
، ساو يمج ، أ راو يىص lihat:Abu Abdi<lla>h Muhammad bin Isma>i<l al-Bukha>ri>, al-Ja<mi’ as}-S{hahi<h. Tahqiq: Muhammad Fuad ibn Abd al-Baqi>, hadis No 1359 (t.t) Cairo: Mat}ba’ah as-Salafiyah. juz I ,hlm. 416.
4 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (jakarta : rajawali pers , 2012), hlm
86. 5 Nur Ahid, Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam. Hlm. 63.
2
Dalam penelitian tentang pola asuh orang tua, Elizabet B. Hurlock
mengemukakan bahwa, terdapat tiga pola asuh yang sering digunakan masyarakat
dalam pendidikan keluarga: pertama pola asuh otoriter, kedua pola asuh permisif dan
ketiga pola asuh demokratis. Dari ketiganya, pola asuh domokratis—yang ditandai
dengan sikap terbuka antara orang tua dengan anak—meregulasi aturan-aturan yang
telah disetujui bersama, sekaligus memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya. Pola asuh inilah yang
dikatakan Hurlock sebagai “pola asuh terbaik”.
Senada dengan itu, tentang fase perkembangan anak, Hurlock menyatakan
bahwa terdapat lima fase (tahapan) dalam perkembangan anak. Menurutnya periode
perkembangan anak dimulai dari periode pralahir (pembuahan sampai lahir), periode
neonatus (lahir sampai 10-14 hari), periode bayi (2 minggu sampai 2 tahun ),
periode kanak-kanak (2 tahun sampai masa remaja), periode puber (11 sampai 16
tahun ).6
Sayangnya, gagasan Hurlock tentang pola asuh dan fase perkembangan itu
masih “belum tuntas”. Konsekuensinya memunculkan pertanyaan, apakah mungkin
pola asuh orang tua terhadap anak yang baru lahir sampai masa puber, hanya
menggunakan satu pola asuh? Jawabannya “tentu saja tidak”. Hurlock melupakan
fakta—ditengah masyarakat—bahwa, anak yang baru lahir dibandingkan dengan
anak yang baru memasuki usia puber, cara orang tua berkomunikasi sudah sangat
6 Elizabet B. Hurlock, child development, Terjemahan Meitasari Tjandarasa, Edisi Keenam
(Jakarta : Erlangga, 2002), hlm. 38.
3
berbeda, bahkan tidak sedikit orang tua dalam sebuah keluarga, menggunakaan pola
asuh yang variatif, ketiga pola asuh yang disebutkan diatas, digunakan oleh orang tua
dalam mendidik anaknya, baik secara terpisah maupun secara bersamaan.
Pertanyaannya kemudian: kapan dan dimana pola asuh tersebut harus
diterapkan dengan semestinya sesuai dengan fase perkembangan anak?
Inilah yang luput dari gagasan Hurlock, maka untuk menjawab pertanyaan
tersebut, kajian ini mencoba menawarkan penjelasan lebih jauh tentang korelasi
antara pola asuh dan fase perkembangan anak, dengan pendekatan hadis, mengkaji
kembali pola asuh Rasulullah melalui pemahaman terhadap teks-teks hadis yang
berkaitan dengan pendidikan keluarga, agar ditemukan titik terang pola asuh yang
tepat, untuk digunakan dalam masing-masing fase perkembangan anak, yang pada
giliraannya nanti, akan menawarkan sebuah konsep yang disebut sebagai fleksibilitas
dalam pola asuh.
Mengapa harus hadis Nabi? Jawabannya adalah karena hadis Nabi
mengandung signifikansi nilai-nilai edukatif, bagi pola asuh dalam periode
perkembangan anak. al-Nahlawi mensinyalir bahwa, didalam hadis dapat ditemukan
berbagai metode pendidikan yang sangat menyentuh perasaan, mendidik jiwa dan
juga membangkitkan semangat.7 Hal ini akan terwujud, hanya jika tela‟ah dan
analisis lebih lanjut terhadap hadis-hadis—tarbawi—dilakukan, mengingat masih
minimnya kajian mendalam mengenai hadis-hadis yang dipahami dalam perspektif
7 „Abd ar-Rahman an-Nahla>wi>y, Usu> at-Tarbi>yah al-Isla>mi>yah wa ‘Asa> li>buha>, cet III, jilid 5
( Bairut : dar al-Fikr al mu‟asir t.t), hlm. 13.
4
pendidikan, terutama dalam pola asuh sekaligus fase perkembangan. Selain itu
gagasan ini juga berfungsi menuntaskan pola asuh dan fase perkembangan teori oleh
Elizabet B. Hurlock, yang penulis anggap masih “bermasalah” (belum tuntas). Serta
menyeuaikannya dengan konsep Islam, yang akan melandasi gagasan penulis yakni
fleksibilitas pola asuh.
Mengapa fleksibilitas pola asuh, bukan pola asuh otoriter permisif ataupun
demokrasi? Secara teknis fleksibilitas pola asuh ini, muncul dari gabungan otoriter,
permisif, dan demokrasi, dengan tidak berpihak kepada salah satu dari ketiganya,
namun berupaya untuk melengkapi hal tersebut dengan fase perkembangan anak,
sehingga ketiga tipologi pola asuh tersebut tidak menoton dan zaklik dengan satu
macam tipe saja, namun bisa diterapkan sesuai dengan fase-fase perkembangan atau
situasi-kondisi yang dianggap tepat.
Secara teori pola asuh orang tua dan fase perkembangan anak—gagasan
Elizabet B. Hurlock—memang merupakan dua pembahasan yang berbeda, namun
dalam hemat penulis kedua hal tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan,
orang tua memiliki peran yang besar dalam fase perkembangan anak, dikarenakan
pola asuh akan sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak.8 Menurut Abu
Ahmadi dan Munawar Sholeh, bahwa “(Children learn what they live)” anak-anak
8 Agoes Dariyo, Psikologi perkembangan Remaja, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 65.
5
belajar dari apa yang mereka alami dan hayati, maka hendaknya pola asuh orang tua,
mencontohkan kepribadian hidup atas nilai-nilai—agama—yang tinggi.9
Selain itu, membahas pola asuh dengan mengabaikan fase perkembangan
ataupun sebaliknya, merupakan sebuah “kejenakaan” akademik, keduanya merupakan
hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Apakah memberikan pengajaran
yang cukup kepada anak tampa memperhatikan perkembangannya dapat dikatakan
sebagai pola asuh yang benar? Pola asuh bukan hanya tentang cara menjaga anak,
melainkan juga tentang bagaimana memperhatikan mentalitas, intlektualis,
perkembangan dan pertumbuhan anak sesuai dengan yang diharapkan.
Hal ini disebabkan, setiap fase—tahapan—perkembangan anak membutuhkan
metode, pendekatan dan pola asuh yang berbeda-beda. Dewasa ini, di mana
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta pengaruh globalisasi semakin
tidak dapat dibendung lagi, gaya hidup sebagian besar masyarakat lebih bersifat
pragmatis dan hedonis, banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan bagi setiap
orang tua dalam mendidik anaknya. Apabila orang tua salah dalam menerapkan pola
asuh maka akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Maka dari itu,
sudah saatnya nilai-nilai keislaman atau religiositas dijadikan sebagai landasan
pendidikan keluarga di dalam penerapan pola asuh terhadap anak.
Dalam situasi inilah, transformasi teori pola asuh yang berasal dari barat
merupakan sebuah keniscayaan yang sangat mungkin diterapkan, dengan
9 Abu Ahmadi-Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Reneka Cipta, 2005),
hlm. 135.
6
mengintegrasikan dua sisi antara bias barat dan bias timur diharapkan dapat membuat
sebuah pola asuh yang tidak hanya menanamkan nilai-nilai kedisiplinan yang tinggi,
tetapi juga memiliki nilai-nilai religiositas yang luhur. Namun persoalan kita saat ini
bukan hanya untuk menemukan konsep pola asuh semata, tetapi lebih bagaimana
mendesain rumusan pola asuh (di)sesuai(kan) dengan fase perkembangan anak,
memiliki nilai-nilai keislaman yang transformatif universal sehingga dapat
menambah khasanah seni pengasuhan anak di era dewasa ini.
Dengan demikian, untuk menjawab kegelisahan di atas, maka penulis
menawarkan sebuah gagasan psikologi hadis yang tidak mengabaikan fase
perkembangan, serta relatif relevan dengan tuntunan zaman, sekaligus tidak
bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. yang penulis sebut dengan: Fleksibilitas
Pola Asuh Pada Fase Perkembangan Anak (Studi Atas Hadis Nabi dan Teori
Psikologi Elizabet B. Hurlock).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka secara rinci ada tiga pokok
permasalahan yang ingin ditelusuri dalam studi ini, ketiganya dirumuskan dalam
pertanyaan mendasar:
1. Bagaimana konsep pola asuh dan fase perkembangan Anak Elizabet B.
Hurlock ?
2. Bagaimana konsep pola asuh dan fase perkembangan anak dalam hadis Nabi?
3. Bagaimana pola asuh yang ideal sesuai fase perkembangan anak dalam rangka
7
memosisikan diri sebagai solusi yang relevan ditengah masyarakat Islam saat
ini?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menelaah kembali konsep pola asuh dan fase
perkembangan anak, baik itu menurut teori Elizabet B. Hurlock maupun
perspektif hadis Nabi.
2. Mengetahui dan membahas konsep dan otentisitas hadis tentang pola asuh
orang tua pada fase perkembangan anak.
3. Menjelaskan konsep pola asuh yang ideal dengan fase perkembangan anak
dan relevan dengan masyarakat islam saat ini
D. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoretis
1. Menempatkan fleksibilitas pola asuh sebagai bahan komparasi dalam studi
pendidikan keluarga maupun psikologi hadis.
2. Memperlihatkan bagaimana konsep fleksibilitas menjadi sebuah solusi
yang konformis serta relevan dengan tuntunan zaman, senafas dengan teori
psikologi, sekaligus tidak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman
sehingga menambah khasanah seni pengasuhan anak di era dewasa ini
b. Kegunaan Praktis
8
1. Menawarkan konsep fleksibilitas pola asuh sebagai alternatif solusi bagi
orang tua dalam mendidik anaknya.
2. Memberi sumbangsih pemikiran dan kontribusi ilmiah, khususnya dalam
rangka untuk memperkaya khazanah dalam bidang pendidikan Islam.
3. Dapat memberikan motivasi dan inspirasi positif bagi para mahasiswa pada
khususnya, untuk melakukan kajian dan penelitian serupa yang
berhubungan dengan dunia pendidikan Islam.
4. Dapat menjadi bahan bacaan bagi siapa saja yang mempunyai minat untuk
mengetahui dan mendalami pola asuh orang tua dan periode perkembangan
anak.
E. Kajian Pustaka
Sejauh penelusuran dan pengetahuan penulis belum ditemukan penelitian
ataupun karya ilmiah yang khusus membahas Elizabet B. Hurlock, namun penulis
menemukan beberapa penelitian dan studi karya-karya ilmiah yang berhubungan
dengan pola asuh orang tua dan periode perkembangan anak serta pendidikan
keluarga perspektif Islam (alquran dan hadits ), penulis menemukan beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
Penelitian Laili Maghfiroh dalam tesisnya yang berjudul Pendidikan Anak
Pada Usia Dini Dalam Keluarga, penelitian ini mengekplorasi atau mengungkap
nilai-nilai pendidikan yang ada dalam al-quran, pendidikan agama islam pada anak
9
usia dini sangat penting diberikan terutama dalam lingkungan keluarga, hal ini masa
pertumbuhan dan masa perkembangan pada anak usia dini mengalami kemajuan yang
sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa selanjutnya sehingga para ahli
menyebut masa keemasan. Pada masa ini anak lebih banyak berada dalam keluarga,
karena itu keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Keluargalah
yang mempunyai fungsi fundamental dalam mempersiapkan anak di masa depan.10
Penelitian Mukhlison Efendi dalam tesisnya yang berjudul Urgensi
Komunikasi Dengan Anak Dalam Keluarga (Perspektif Pendidikan Islam ), penelitian
ini menyoroti tentang peran komunikasi dalam keluarga, faktor-faktor penghambat
komunikasi, makna komunikasi dalam keluarga. Lebih jauh dalam tesis ini
menguraikan bahwa komunikasi dengan anak dalam keluarga muslim yang lancar
dan bahagia akan memberikan dampak yang luas dalam kehidupan keluarga tersebut,
seperti : keutuhan keluarga, kasih sayang dan tanggung jawab yang semakin besar,
prestasi belajar anak-anak yang semakin baik, dan yang terpenting mempermudah
proses pengoperan nilai-nilai islam bagi anak.11
Penelitian Baihaki A.k dalam desertasinya yang berjudul Pendidikan Anak
Dalam Rumah Tangga Menurut Ajaran Islam, penelitian ini menyoroti bigaimana
mendidik anak dalam rumah tangga dilihat dalam ajaran Islam, menjelaskan bahwa
proses dalam mendidik anak dalam keluarga menurut agama Islam harus dimulai
10
Laili Maghfiroh, Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini Dalam Keluarga (tesis),
program pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2011. 11
Mukhlison Effendi, Urgensi Komunikasi Dengan Anak Dalam Keluarga, (tesis), program
pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 1999.
10
sejak saat pemilihan jodoh (memilih calon istri yang beragama), setelah anak
dilahirkan, metode pendidikan dilanjutkan dengan metode-metode teladan,
pembiasaan, ceritera, penerangan, pembinaan daya kreatif, pengontrolan dan
hukuman. lebih jauh penelitian menegaskan bahwa jika orang tua tidak mampu
(miskin) untuk membiayai pendidikan anaknya maka kewajiban tersebut jatuh pada
saudara yang kaya, masyarakat sekampung, terakhir pemerintah.12
Penelitian Sofyan Sori N dalam tesisnya yang berjudul Tela’ah Edukatif
Tentang Prilaku Anak Terdidik Terhadap Orang Tua Menurut Alquran Dan Hadis,
dalam tesis ini menyebutkan tentang pengertian anak terdidik yaitu manusia yang
pemikirannya telah berkembang dengan baik, emosi dan tingkah laku telah tertata
dengan baik sesuai dengan ajaran agama islam yang baik dan berdasarkan alquran
dan hadis, diantaranya menanamkan nilai iman kepada anak, menanmkan aklak yang
baik dan menghindari akhlak yang rendah, mendidik fisik, pendidikan akal, psikis,
dan prilaku sosial melalui lingkungan keluarga dan masyarakat. Kata orang tua yang
dimaksud desini adalah orang orang yang sudah lanjut usia. lebih jauh tesis ini juga
menjelaskan bagaimana anak terdidik dan kewajibannya terhadap orang tua sesuai
alquran dan hadis.13
Penelitian Asep Shalahudin dalam tesisnya yang berjudul Pendidikan Tanpa
Kekerasan Dalam Perspektif Hadits Dan Kontekstualisasinya Terhadap Tujuan
12
Baihaki A.K, Pendidikan Anak Dalam Rumah Tangga Menurut Ajaran Islam, (disertasi),
fakultas pasca sarjana IAIN syarif Hidayatullah, jakarta 1989. 13
Sofyan Sori, Telaah Edukatif Tentang Prilaku Anak Terdidik Terhadap Orang Tua
Menurut Alquran Dan Hadits, (tesis), program pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2000
11
Pendidikan Islam, penelitian ini menyoroti bagaimana pendidikan dalam keluarga
tampa kekerasan, dengan menggunakan pendekatan hadits, penelitian ini mencoba
menggali bagaimana otentitas hadis yang dijadikan rujukan tentang hadits-hadits
yang dijadikan rujukan tentang adanya kekerasan dalam pendidikan keluarga. Hasil
dari penelitian ini menegaskan bahwa hukuman yang diberikan kepada anak dalam
keluarga haruslah bersifat edukatif.14
Penelitian Nur Kholis dalam tesisnya yang berjudul Pola Kepemimpinan
Rasulullah SAW Dalam Membina Keluarga, penelitian ini menyebut tentang
pengertian kepemimpinan, yang menurut Hadar Nawawi, kepemimpinan dalam Islam
dibagi menjadi dua bagian yaitu spritual yang disebut dengan khalifah dan emfiris,
fungsi kepemimpinan, gaya kepemimpinan, kepemimpinan Rasullah baik sebagai
seorang suami maupun ayah, akhlak seorang pemimpin ditinjau dari alquran dan
hadis, pengertian pendidikan, dasar pembinaan keluarga, tujuan dan mampaat
keluarga, beberapa metode Rasullah dalam mendidik umat baik anak-anak, maupun
orang dewasa, hak dan kewajiban anak terhadap orang tua serta nasehat-nasehat
Rasulullah terhadap istri dan anak.15
Penelitian Moh. Masduki dalam tesisnya yang berjudul Fase Pendidikan
Manusia Dalam al-Quran, penelitian ini menjelaskan konsep dan fase perkembangan
manusia yang dikemukan oleh para ahli, diantaranya masa bayi, kanak-kanak awal,
14
Asep Shalahudin , Pendidikan Tanpa Kekerasan Dalam Perspektif Hadits Dan
Kontekstualisasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam, (tesis), program pasca sarjana uin sunan
kalijaga, yogyakarta 2011 15
Nur Kholis, Pola Kepemimpinan Rasulullah SAW Dalam Membina Keluarga, (tesis),
program pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2007.
12
masa sekolah, remaja, dewasa muda, dewasa lanjut, dan usia lanjut. Lalau ditinjau
dari alquran yang meliputi manusia dalam pandangan alquran yang setidaknya ada
tiga kelompok dimana alquran menyebut manusia kata al-Basyar, al-Ins, al-Insan,
an-Nas, dan al-Unas serta bani adam, perkembangan manusia berdasarkan alquran
meliputi perkembangan biologis, perkembangan kognitif, perkembangan emosional,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu hereditas, lingkungan,
dan intern manusia dan fase pendidikan manusia pada masa prenatal sampai akhir
hidupnya.16
Penelitian Akmal Janan Abror dalam skripsinya”Pola Asuh Orang Tua Karir
Dalam Mendidik Anak (Studi Kasus Keluarga Sunaryadi. Kelompok TNI AU Blok K
No 12 Lanud Adisucipto Yogyakarta)” dalam skripsinya dijelaskan bagaimana pola
asuh orang tua karir keluarga sunaryadi dalam endidik anak, kemudian faktor apa saja
yang menjadi pendukung dan penghambat pola asuh orang tua dan bagaimana hasil
pola asuh keluarga tersebut dalam mendidik anak.17
Jurnal pendidikan Ani Siti Anisah yang berjudul Pola Asuh Orang Tua Dan
Implikasinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak, dalam jurnal ini menjelaskan
bahwa pola asuh orang tua mempengaruhi karakter anak, orang tua harus
mempersiapkan anak sejak lahir, pendidikan keluarga hendaknya dilakukan secara
komprehensif , meliputi seluruh aspek pendidikan, mulai dari, disampaikan dengan
16
Moh. Masduki, Fase Pendidikan Manusia Dalam Al-Quran, (tesis), program pasca sarjana
uin sunan kalijaga, yogyakarta 2008. 17
Akmal janan Abror, pola asuh orang tua karir dalam mendidik anak (studi kasus keluarga
Sunaryadi. Kelompok TNI AU Blok K No 12 Lanud Adisucipto yogyakarta, (tesis), program pasca
sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2007
13
nasihat, dengan contoh yang baik serta dengan proses pembiasaan terhadap hal-hal
yang baik sehingga berimplikasi pada kepribadian anak dimasa dewasa.18
Berdasarkan Tinjauan Pustaka di atas dan sejauh pengetahuan penulis, posisi
penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya. Studi ini menempuh
jalan dialektis dalam gagasan pola asuh dan fase perkembanagan Hurlock, dengan
tidak mengunggulkan satu dan mengalahkan yang lainnya. penulis mencoba untuk
menggabungkan pola asuh dan fase perkembangan anak melalui pendekatan hadis
Nabi SAW., serta pengkajian secara mendalam terhadap sanad dan matan hadits,
sehingga memunculkan gagasan metode fleksibilitas pola asuh fase perkembangan
anak, sebuah konsep yang sesuai dengan Islam.
F. Kerangka Teori
Ada dua hal yang perlu diketengahkan dalam penelitian ini. Pertama pola asuh
orang tua kedua fase perkembangan anak.
1. Pola Asuh Orang Tua
Orang tua merupakan pengasuh dan pembimbing dalam keluarga. Yang
memiliki peran yang sangat signipikan dalam tumbuh kembangnya anak. karena apa
yang dilihat dan dipelajari oleh anak terhadap orang tuanya akan menjadi cerminan
kehidupan baginya.
18
Ani Siti Anisah, Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pembentukan karakter
anak, Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 05; No. 01; 2011; 70-84
14
Menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya Psikologi Remaja, Pola asuh orang
tua adalah sikap dan cara orang tua dalam mempersiapkan anggota keluarga yang
lebih muda termasuk anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak
sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantung kepada orang tua
menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.19
Agoes Dariyo, mengemukakan bahawa, Orang tua mempunyai peran besar
bagi pembentukan dan perkembangan moral seorang anak. Pendidikan yang diterima
sejak masa anak-anak akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku dalam diri
remaja”.20
Adapun teori pola asuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola asuh
Elizabet B. Hurlock
Menurut Hurlock:“Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan
anak, perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak
terhadap mereka dan prilaku mereka.; Jika sikap orang tua menguntungkan,
hubungan orang tua dan anak jauh lebih baik ketimbang bila sikap orang tua
tidak positif”21
Dari ungkapan Hurlock tersebut sangat tegas menjelaskan bahwa sikap orang
tua dalam mengasuh anak-anaknya memiliki kecenderungan yang lebih dominan
kepada pola sikap pola asuh tertentu, apakah berdampak kepada perkembangan anak
yang positif atau negatif. Dalam hal ini Singgih mengemukakan acapkali orang tua
tidak sengaja, tanpa disadari mengambil suatu sikap tertentu. Anak melihat dan
19
Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Gunarsa, Singgih D , Psikologi Remaja, (Jakarta: Gunung
Mulia, 2007), cet. 16, hlm. 109. 20
Agoes Dariyo, Psikologi perkembangan Remaja, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), hlm.
65. 21
Elizabet B. Hurlock, child development, terjemahan meitasari tjandarasa edisi keenam
(jakarta : erlangga, 2002), hlm. 202.
15
menerima sikap orang tuanya dan memperlihatkan suatu reaksi dalam tingkah laku
yang dibiasakan sehingga menjadi suatu pola kepribadian”.22
2. Fase perkembangan anak
Istilah “perkembangan” ( development ) dalam psikologi merupakan sebuah
konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi
seperti pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Secara sederhana Menurut Monks, mengartikan perkembangan sebagai suatu
proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan
menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.”
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju ke
arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”23
Sedangkan Desmita mendefinisikan perkembangan tidak terbatas pada
pengertian perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung
serangkaian perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan
rohaniah yang dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan
belajar.24
Pada periode perkembangan anak ini penulis juga menggunakanm teori
Elizabet B. Hurlock
22
Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Gunarsa, Singgih D , Psikologi Remaja, (Jakarta: Gunung
Mulia, 2007), cet. 16, hlm. 82. 23
F.J. Monks A.M.P Knoers, Ontwikkelings Psychology, terj. Siti Rahayu Haditono,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), cet. 11, hlm. 1. 24
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 4
16
Menurut Hurlock: “ada lima periode perkembangan anak yang dimulai dari
saat pembuahan, dan berakhir ketika anak itu matang secara seksual.25
Dari dua teori pola asuh dan fase perkembangan Elizabet B. Hurlock di atas,
dalam hemat penulis masih terdapat kekurangan yakni tidak adanya penjelasan lebih
lanjut tentang pola asuh yang tepat untuk diterapkan dalam setiap fase perkembangan
anak, selain itu juga bertentangan dengan realita yang ada ditengah masyarakat, di
mana pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dilakukan secara variatif, maka untuk
menyelesaikan hal tersebut kajian fleksibilitas yang menggabungkan teori pola asuh
dan fase perkembanagan anak sebagai solusi alternatif yang relevan, kajian ini
menggunakan pendekatan hadis Nabi.
Dengan demikian penelitian ini slain menggunakan teori psikologi, penulis
juga menggunakan teori kritik hadis (Naqdal-H{adis>).26
kerangka besarnya adalah pada
kajian terhadap aspek sanad27
dan matan28
dengan metodenya masing-masing.29
25
Elizabet B. Hurlock, child development, Terjemahan meitasari tjandarasa edisi keenam
(jakarta : erlangga, 2002) hlm 37. 26
Kritik hadis (Naqdal-H{adis>) merupakan sebuah upaya untuk meneliti tingkat validitas dan
orisinalitas sanad dan matan hadis. Muhammad T}a>hir al-jawa>bi menegaskan bahwa Naqdal-H{adis
berarti menetapkan kualitas rawi, dengan menilai cacat atau adil, lewat penggunaan lafal tertentu dan
dengan menggunakan alasan-alasan yang telah ditetapkan para ahli hadis, serta dengan meneliti matan-
matan hadis yang sanadnya shahih dalam rangka untuk menetapkan keshahihan dan kelemahan matan
tersebut, dan untuk menghilangkan kemuskylan pada hadis-hadis shahih yang tampak musykil
maknanya serta menghapuskanpertentangan kandungan dengan mlalui penerapan standar yang
mendalam (akurat). Lihat Muhammad T}a>hir al-jawa>bi>, Juhud al-Muh}adis|s|in fi> Naqd Matn al-H{adi>s an-Nabawi>asy-Syarif(Tunisia : Mu’assasa>t ibn ‘Abd Allah, t.t.) hlm 94.
27 Sanad hadis adalah rangkaian para periwayat yang menyampaikan atau menerima hadis
dari tabaqah ke tabaqah, lihat ibid., M. Syuhudi Ismail, Metododlogi Penelitian Hadis (Cet. I; Jakarta:
Bulan Bintang, 1992), h. 15 28
Matan hadis adalah teks yang berupa sabda Nabi SAW. Yang terletak sesudah sanad, lihad
ibid., M. Syuhudi Ismail, Metododlogi Penelitian Hadis (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 17 29
Muhammad yusuf, metode dan aflikasi pemahaman hadits: relasi iman dansosial-
humanistik paradigma integrasi-interkoneksi (yogyakarta: teras, 2009),hlm. 3.
17
Langkah pertama yang dilakukan adalah takhrij al-hadis, Mahmud al-Tahhan
mendefenisikan takhrij sebagai dua perkara yang saling berlawanan dalam satu
masalah, adapun secara istilah para ahli hadis, mempunyai pengertian yang beragam.
Setidaknya ada tiga pengertian yang diuraikan al-Tahhan yaitu: pertama,
mengeluarkan dan meriwayatkan hadis dari beberapa kitab, kedua, menunjukkan
sumber-sumber kitab hadis, dan menisbatkan dengan cara menyebutkan para
periwayatnya, yakni para pengarang kitab-kitab sumber hadis tersebut. dan ketiga
menjelaskan hadis pada orang lain dengan menyebutkan muharrijnya yakni para
periwayat dalam sanad hadis.30
Adapun secara istilah takhrij al-Hadis adalah
penelusuran atau pencarian hadis dari berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis
yang bersangkutan, yang mana didalam sumber tersebut dikemukakan secara lengkap
sanad dan matan hadis yang akan diteliti.31
Setelah melakukan penelitian sanad maka langkah selanjutnya adalah
penelitian matan hadis, penelitian matan ini juga dapat dijadikan sebagi upaya dari
memahami suatu hadis selain untuk mengetahui kualitasnya. Muhammad T}a>hir al-
jawa>bi lebih spesifik menjelaskan didalam Kitabnya Juhud al-Muh}adis|s|in fi> Naqd
Matn al-H{adi>s an-Nabawi>asy-Syarif bahwa kritik matan hadis mencakup dua hal;
pertama, kritik dalam upaya menentukan benar atau tidaknya matan tersebut, kedua,
kritik dalam rangka mendapatkan pemahaman yang benar mengenai kandungan yang
30
Mahmud altahhan, metode takhrij dan penelitian sanad hadis, terj ridwan nasir ( surabaya :
bina ilmu 1995), hlm. 1-4. 31
M. Syuhudi ismail, metodologi penelitian hadis. Hlm. 45
18
terdapat dalam sebuah matan hadis.32
Selanjutnya dalam melakukan penelitian matan,
Syuhudi ismail menegaskan ada tiga langkah metodologis dalam melakukuan kritik
matan, yaitu meneliti matan dengan melihat kualitas sanadnya, selanjutnya meneliti
susunan lafal matan yang semakna, lalu meneliti kandungan matan.33
Secara umum para ulama ahli hadis kontemporer menyepakati, bahwa tolak
ukur kritik matan hadis—pemahaman hadis—mencakup:
1. Sesuai—tidak bertentangan—dengan ayat-ayat Alquran
2. Sesuai—tidak bertentangan—dengan hadis yang lebih kuat
3. Tidak menyalahi rasio dan logika yang sehat atau ilmu pengetahuan.
4. Berkelayakan sebagai ungkapan pemegang otoritas nubuwwah (kajian
linguistik).34
Empat tawaran tersebut dijadikan ukuran dalam menganalisis—memahami—
matan hadis dalam tulisan ini. Selain itu penulis juga menggunakan pendekatan
historis, yakni memahami hadis dengan mempertimbangkan kondisi historis-empiris
pada saat hadis itu disampaikan Nabi SAW, selain itu dapat juga dengan
menggunakan pendekatan sosiologis, yakni memahami hadis Nabi dari aspek tingkah
32
Muhammad T}a>hir al-jawa>bi>, Juhud al-Muh}adis|s|in fi> Naqd Matn al-H{adi>s an-Nabawi>asy-
Syarif. Hlm .94. 33
M. Syuhudi ismail, kaidah kesahihan sanad hadis, telaah kris dan tinjauan dengan
pendekatan ilmu sejarah ( jakarta : bulan bintang, 2007 ), hlm. 177-178. 34
Lihat Suryadi, Metode Kotemporer Memahami Hadis Nabi: Perspektif Muhammad al-
Ghazali dan Yusuf al-Qardawi, (yogyakarta: teras, 2004),hlm 20. Bandingkan dengan: S{alah ad-Din
bin Ah}mad a1-Ad1abi>, Manhaj Naqd al-Matn, him. 238; Muhammad al-Ghazali, StudiKritis atas Hadis Nabisaw: antara Tekstual dan Kontekstual terj. Muhmmad at- Baqir, Cet. Ke-6 (Bandung:
Mizan, 1998); Yu>suf al-Qara>dàwi>, Kaifa> Nata‘amal ma ‘a as-S unnah an-Nabawiyah: Ma’a>lim wa D{awa>bit (USA: al-Ma’had al-Alami> li al-Fikr al-Islami,1990),hlm111-150; M. Syuhudi ismail,metode
penelitian hadis nabi.hlm. 129; Muhammad T}a>hir al-jawa>bi>, Juhud al-Muh}adis|s|in fi> Naqd Matn al-H{adi>s an-Nabawi>asy-Syarif. Hlm .456-494.
19
laku sosial dan konstruksi-konstruksi sosial.35
Untuk memahami hadis diperlukan
perangkat lain agar memperoleh makna otentik, pendekatan yang dapat digunakan
juga beragam, sesuai dengan kajian yang ingin didalami lebih lanjut, hal ini
bertujuan, untuk (menghasilkan) memahami—meminjam istilah Fazlur Rahman—
ideal moral atau konsep konprehensip terkait pola asuh orang tua dalam fase
perkembangan anak.
G. DESAIN TEORITIK
Pendidikan keluarga
Hadis
Pola Asuh
Teori Hurlock
Fase
perkembangan
Pola asuh
islami
Teori Hurlock
Pendekatan
Hadis Nabi
Fleksibilitas Pola Asuh Pada Fase Perkembangan Anak
(Studi Atas Hadis Nabi dan Teori Psikologi Elizabet B.
Hurlock)
Hurlock
Pemahaman hadis
Teori Kritik Hadis
(Naqdal-H{adis>)
35
Abdul mustaqim, dkk. Pradigma integrasi interkoneksi dalam memahami hadis
(yohyakarta) bidang akademik uin sunan kalijaga,2008)hlm. 6-9.
20
H. METODE PENELITIAN
Setiap penulisan suatu karya ilmiah dapat dipastikan memakai suatu metode,
karena metode adalah cara bertindak dalam upaya agar penelitian dapat terlaksana
secara rasional dan terarah hingga tercapai hasil optimal.36
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian dengan mengumpulkan datadata
yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas, baik itu yang bersumber dari
buku atau sumber tertulis lainnya (makalah, artikel, atau laporan penelitian).37
Tujuan
Penelitian kepustakaan ini adalah untuk mengekplorasi atau mengungkap Pola asuh
dan periode perkmbangan anak, dengan menggunakan analisis kualitatif, berupa
teori-teori, konsep-konsep, pernyataan-pernyataan beberapa ahli yang memiliki
relevansi dengan masalah yang dibahas, dimana penyajiannya bersifat deskriftif
dengan menggunakan metode berfikir induktif38
dan deduktif.39
1. Sumber Data
Dalam setiap penelitian sumber data merupakan komponen utama, tampa
sumber data penelitian tidak akan berjalan, Sumber data yang dibutuhkan dalam
36
Anton Bakker Dan Ahmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian,(Yogyakarta:kanisius,
1992), hlm. 10. 37
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-1 (Bandung:
Pustaka Setia, 2009), hlm. 140-141. 38
Induktif: bersifat (secara) induksi, metode pemikiran yg bertolak dr kaidah (hal-hal atau
peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yg umum; penarikan kesimpulan berdasarkan
keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum; penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah
khusus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001). 39
Deduktif: bersifat (secara) deduksi, penarikan kesimpulan dari keadaan yg umum;
menemukan yg khusus dari yg umum, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, hlm. 329.
21
penelitian ini, meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder.40
Sebagai
peneliti kepustakaan, maka bahan-bahan yang digunakan sebagai sumbernya adalah:
a. Sumber primer dalam penelitian ini diambil dari karya-karya Elizabet B.
Hurlock seperti buku Child Development (perkembangan anak), Development
Psycology (psikologi perkembangan), dan kitab-kitab hadits al-Kutub al-
Sittah.
b. Sumber sekunder meliputi karya-karya tulis, baik berupa buku, artikel atau
essai, jurnal yang membahas tentang perkembangan dan pola asuh orang tua
terhadap anak.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh penelitian yang maksimal, dalam penelitian kepustakaan
penulis menggunakan tujuh langkah pengumpulan data, yaitu:41
a. Mengidentifikasi permasalahan serta mengembangkannya dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan mendasar terkait dengan permasalahan yang sedang
diteliti.
b. Mencari background information (informasi yang terkait dengan latar
belakang masalah). Langkah ini dilakukan dengan mengandalkan tulisan-
tulisan atau artikel-artikel terkait yang terdapat dalam inseklopedi atau buku
dan karya tulis lainnya.
40
Jujun Suriasumantri, Penelitian Ilmiah, kefilsafatan dan keagamaan, mencari paradigma
bersama dalam tradisi baru penelitian agama islam : tinjauan antar disiplin ilmu, (bandung : nuansa
bekerja sama dengan pusjarlit press, 1998), 41-61 41
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, cet. ke-1 (Bandung: Pustaka
Setia, 1998) hlm. 110.
22
c. Menggunakan katalog untuk mencari buku atau media-media yang terkait
dengan masalah yang sedang diteliti.
d. Menggunakan buku-buku indeks untuk menemukan artikel-artikel yang
berisifat periodik.
e. Menggunakan search engine untuk menemukan informasi atau sumber data
yang ada di dunia maya (internet). Dengan menggunakan mesin ini
pencarian data-data lebih mudah.
f. Mengevaluasi semua informasi yang telah diperoleh dengan cara
menganalisanya secara kritis.
g. Mendokumentasikan semua informasi yang telah diperoleh ke dalam suatu
format standar yang dalam hal ini ke dalam suatu bentuk karya tulis dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Teknik Analisa Data
Adapun metode yang digunakan untuk menganalisa data tersebut adalah
metode analisis isi (content analysis), yakni melakukan analisa terhadap Pola asuh
dan periode perkembangan anak konsep Elizabet B. Hurlock, dan Pola asuh dalam
periode perkembangan anak konsep hadits, kemudian dijabarkan secara rinci.42
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosial
historis, yaitu untuk mengungkap, menggali dan menelaah serta menganilisis
42
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.165-167.
23
persoalan-persoalan yang menjadi objek penelitian dari aspek keluarga dan kondisi
sosial secara objektif tentang Pola asuh dan periode perkmbangan anak.
I. Sistematika Pembahasan
Bab ini disusun dalam lima bab utama. Bab I adalah pendahuluan yang
sedang diuraikan ini, karenanya tidak memerlukan keterangan lebih lanjut.
BAB II berisikan Biograpi singkat Elizabet B. Hurlock, pola asuh orang tua
dan peride perkembangan anak (pengertian, macam-macam, serta urgensinya) baik
itu secara umum maupun menurut Elizabet B. Hurlock
BAB III membahas tentang hadits-hadits pendidikan keluarga ( pola asuh
orang tua ) dengan menelaah sanad dan matan hadits, mengetahui kualitas sebelum
dikaji secara mendalam melalui ilmu kritik hadits.
BAB IV mengungkapkan problematika pola asuh orang tua dizaman modern,
menjelaskan fleksibelitas pola asuh pada fase perkembangan anak sebagai basis
solusi dari promlem pola asuh, serta melihat implikasi etis dari konsep fleksibilitas
BAB V merupakan penutup, bab ini akan berisikan rangkuman menyeluruh
dari seluruh pembahasan pada bab-bab sebelumnya, rangkuman ini akan diuraikan
dalam rangka menjawab tiga pertanyaan penelitian yang telah disajikan pada bab
pertama. Selain rangkuman dan kerangka keseluruhan, bab ini juga berisikan
rekomendasi untuk studi-studinya.
162
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi ini berawal dari pendidikan keluarga khususnya kajian mendasar dari
psikologi yakni dua hal yang saling berkaitan pola asuh dan fase perkembangan anak,
dalam pandangan Elizabet B. Hurlock, bahwa pola asuh dan fase perkembangan anak
secara garis merupakan salah satu problematika umat yang selalu menjadi sorotan
dan banyak dihadapi dalam keluarga. Karena pola asuh merupakan cara ataupun
strategi yang diterapkan orang tua dalam upaya pemeliharaan dan mendidik seorang
anak, agar anak mampu tumbuh dan berkembang dalam mencapai kedewasaan serta
sesuai dengan norma-norma yang diharapkan ditengah masyarakat pada umumnya.
Hurlock sendiri menjelaskan bahwa pola asuh merupakan sebuah disiplin dalam
keluarga. Secara garis besar menurut Hurlock pola asuh terbagi menjadi tiga tipologi
yakni: otoriter, permisif dan demokratis, dari ketiganya Hurlock memandang bahwa
pola asuh demokratis merupakan pola asuh terbaik.
Selanjutnya tentang fase perkembangan anak, elizabet B. Hurlock membagi
dalam lima tahapan, menurutnya ada lima periode perkembangan anak yang dimulai
dari periode pralahir (pembuahan sampai lahir), masa neonatus (lahir sampai 10-14
hari), masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun ), masa kanak-kanak (2 tahun sampai
masa remaja), masa puber (11 sampai 16 tahun ).
162
163
Namun yang menjadi permaslahan gagasan Hurlock akan dua hal- ―pola
asuh dan fase perkembangan anak‖ –diatas yang saling berkaitan, terlihat sedikit
tidak tuntas, karena tidak adanya penjelasan kapan pola pola asuh yang bagaimana
yang diterapkan dalam fase-fase perkembangan anak, karena itu penulis melakukan
takhrij hadis yang berkaitan dengan pola asuh, lalu dikaji secara mendalam agar
diketahui bagaimana pola asuh fase perkembangan persfektif hadis Nabi, sehingga
dapat dipahami bagaimana cara kerja konsep fleksibilitas pola asuh yang sesuai
dengan islam.
Alhasil, penulis mengemukakan beberapa hadis, hadis fitrah manusia,
sebagai landasan dari pentingnya pola asuh orang tua, lalu hadis kasih sayang
menunjukkan bahwa didalam pola asuh Islam dianjurkan untuk mencintai dan
menyayangi anak, selanjutnya hadis perintah mengajarkan anak sholat, sebagai
bentuk dari pola asuh disiplin dan menjaga komunikasi yang baik dengan anak,
terakhir hadis membiarkan anak bermain artinya didalam hadis nabi juga terdapat
keterangan pola asuh otoriter, permisif dan demokratis.
Sehingga penulis mengemukakan bahwa pola asuh fleksibilitas merupakan
sebuah solusi pola asuh dizaman modern ini, kajian ini merupakan sebuah wacana
integrasi dua sisi antara pola asuh modern (psikologi barat) dan pola asuh islami
sebagi usaha untuk menjawab problematika masyarakat saat ini, dengan
mengupayakan interpretasi baru yang lebih kontekstual yang bersifat kreatif dan
164
progresif, yakni dengan wacana konsep fleksibilitas pola asuh pada fase
perkembangan anak.
Fliksibilitas ini diterapkan melalui pertimbangan yang tepat dengan fase
perkembangan anak,melalui pendekatan hadis nabi, sehingga didalam gagasan
fleksibilitas ini tipologi pola asuh permisif, otoriter dan demokratis berovolusi
menjadi satu-kesatuan yang saling melengkapi dalam menentukan pola asuh yang
islami, serta sesuai deengan fase-fase perkembangan anak.
Pada akhirnya penulis menyatakan bahwa konsep fleksibilitas pola asuh
pada fase perkembangan anak dapat dijadikan sebagi alternativ solusi yang solutif
untuk menjembatani, mengatasi, dan mengurai permasalahan pola aasuh di zaman
modern ini.
B. Saran
Sebagaimana terungkap dalam kesimpulan di atas, studi ini menyarankan
bahwa gagasan-gagasan psikologi tentang pola asuh dan fase perkembangan
seharusnya tidak hanya responsif terhadap realitas sosial, tetapi juga harus tidak
bertentangan dengan islam, serta selalu bisa menjawab persoalan zaman. Meski
demikian, yang terpenting untuk dipahami adalah sistem pola asuh yang sudah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW.sebagimana yang terdapat didalam hadis-hadis
Nabi, baik secara sharih maupun kinayah atau secara eksplisit (tersurat) maupun
implisit (tersirat). tergantung bagaimana kita mengimplementasikannya.
165
DAFTAR PUSTAKA
Abd Allah ibn Abd al-Rahman ibn fadl ibn Bahra>m, Abu Muhammad, Sunan al-Dara>miy, tahqiq : husai>n sa>lim asad al-dara>ni, Riyad: Dar al-Mughni,
1407H.
Abdul mustaqim, dkk. Pradigma integrasi interkoneksi dalam memahami hadis,
Yogyakarta: bidang akademik uin sunan kalijaga,2008
Abror, Akmal janan, pola asuh orang tua karir dalam mendidik anak (studi kasus
keluarga Sunaryadi. Kelompok TNI AU Blok K No 12 Lanud Adisucipto
yogyakarta, (tesis), program pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta
2007
Abu Ahmad dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembengan, Jakarta: PT. Rineka
cipta, 2009.
ad-Din ibn Ah}mad ibn Husai>n Burhan ad-Di>n Ibn Hamzah al-Husaini>y al-
Dimasyqi>y, Ibrahi>m ibn Muhammad ibn kamal, Al-Baya>n wa al-Ta’ri>f fi> Asba>b al-Wuru>d al-Hadi>s\ al-syari>f, Beiru>t: Maktabah al-‘Ilmiyyah, 1402.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-1,
Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Ahid,Nur, pendidikan keluarga dalam perspektif islam, Yogyakarta: pustaka pelajar
2010
Ahmad bin Faris, Abu al-Husain, Mu'jam Maqayis al-Lugah, Messir: Mustafa al-
Babi al-Halabi, 1967.
Ahmad ibn Sya’i>b ibn ‘Ali>y as-Syahir, Abi> ‘Abd ar-Rahman, Sunan an-Nasa>i, ar-
Riya>d: Maktabah al-Ma’a>rif(t.t).
Ahmadi, Abu, dkk, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Januari
2005
al-‘Ali>m al-h}az}rajy> al-Ans}ary>, Ahmad ibn ‘Abdullah ibn Aby> al-khai>r ibn ‘Abdu,
khula>s}ah Tahdzi>b al-Tahdzi>b al-Kama>l Fi> Asma al-Rija>l, Beirut: maktab
al-Mat}bu>’ah al-Islami>yah1416H.
166
al-‘Asqala>ni, Ibn H{ajar, Tahdzi>b al-Tahdzi>b, India:Majlis Da’irah al-Ma’a>rif al-
Nizha>miyah al-Ka>inah 1325
-----------------------, Taqri>b al-Tahdzi>b, Suria: Da>r ar-Rasyid, 1406 H
Al-Abrosy,M. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1970
Alawi Al-maliki, Muhammad, Ilmu Ushul Hadits, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009.
al-Bukha>ri>, Abu Abdi<lla>h Muhammad bin Isma>i<l. Al-ja<mi’ ash-shahi<h.tahqiq:
Muhammad Fuad bin Abd Al-Baqi, cairo:mathba’ah as-salafiyah. t.t
al-Dzahabi, Abu Abd Allah Muhammad ibn Ahmad Ibn Usman, Miza>n al-'Itidal,
Mesir: Da>r Ihya al-Kutub al-Arabiyah, 1963.
al-Fattah Jalal, Abd, Min Ujul al-Tarbawiy fi al-Islam, Kairo: Markaz al-Duwali li
al-Ta'lim, 1988.
al-Haq ad-Din Abadi, at-Tayyib Muhammad Syam, `Aun al-Ma`bud, Beirut, Dar al-
Fikr, 1974.
Ali Fayyad, Mahmud, Metodologi Penetapan Kesahihan Hadis,Alih
Bahasa;A.Zarkasy Chumaidy, Bandung: Pustaka Setia, 1998
Ali Mustafa Ya’kub, Kritik Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003
Ali Nashif, Manshur, Mahkota Pokok-Pokok Hadis Rasulullah Saw, terj. Bahrun
Abu Bakar, Bandung: Sinar Baru, 1993.
al-Khusraujirdi>y al-Khurasa>ni>y Abu Bakar al-ba>yhaqi>y, Ahmad ibn al-Husai>yn ibn
‘Ali>y ibn Mu>sa>, Syu’ab al-I<ma>n, Maktabah: ar-Rasd li an-Nasr al-Hindi,
2003.
al-Nahlawi, Abd al rahman, usu al tarbiyah al islamiyah wa asa libuha cet III, Bairut
: dar al fikr al mu‘asir t.t
al-Qarda>wi>, \Yusuf, al-Fiqh al-Isla>mi> Bayn al-Asa>lah wwa al-Tajdi>d, Kairo:
Maktabat Wahbah, 1999
al-Suyuthi, Jalaluddin, Tadrib al-Rawi Fi Syarh Taqrib al-Nawawi, Tahqiq:
Muhammad Aiman bin ‗Abdullah al-Syibrori, Kairo: Dar al-Hadis, 2004.
167
al-Tahhan, Mahmud,metode takhrij dan penelitian sanad hadis, terj ridwan nasir,
Surabaya: bina ilmu 1995.
al-Taoumy al-Shaibani, Omar Muhammad, Filsafat pendidikan Islam,terj. Hasan
Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, cet. ke-1, Bandung:
Pustaka Setia, 1998.
Anisah, Ani Siti, Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap pembentukan
karakter anak, Jurnal Pendidikan Universitas Garut Vol. 05; No. 01;
2011; 70-84
anshari,yahya zakaria, fathul wahab, bairut: dar al-kutub 1987
Anton bakker dan ahmad charis zubair, metodologi penelitian,yogyakarta: kanisius,
1992.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pres, 2002.
B. Hurlock, Elizabet, An evaluation of certain incentives used in school work,
"Journal of Educational Psychology",1925
---------------------------,Child Development, USA: Mc Graw Hill Book Company, ,
1993
----------------------------, perkembangan anak, terjemahan meitasari tjandarasa, edisi
ke-6, jakarta : Erlangga, 2002
-----------------------------, Psychologist, Native of Harrisburg,Writes Daily Colum for
Telegraph dalam Harrisburg Telegraph (Harrisburg, Pennsylvania) · Fri,
Apr 4, 1947
Baihaki A.k, pendidikan anak dalam rumah tangga menurut ajaran islam, (disertasi),
fakultas pasca sarjana IAIN syarif Hidayatullah, jakarta 1989
Baumrind, D. Effects of Authoritative Parental Control on Child Behavior, journal
:Child Development, vol 37 no 4, 1966.
168
Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Juni 2015
Bustamin dan M.Isa H.A. Salam, Metodologi Kritik Hadis, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004
Dariyo,Agoes, Psikologi perkembangan Remaja, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004.
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005
Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orangtua & Anak Dalam Keluarga,
Jakarta:Rineka Cipta,2004
Dosen TH fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Studi Kitab Hadits,
Yogyakarta: TERAS, 2003.
F.J. Monks, Knoers, Ontwikkelings Psychology, terj. Siti Rahayu Haditono,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998
H{a>tim al-Ra>zi, Ibn Abi, al-Jarh wa al-Ta’di>l, Beirut: Dar al-Kitab al-
‘Alamiyah,1953.
Hamdanah, Psikologi Perkembangan, Malang: Setara Press, Januari 2009.
Hasbi al-Shiddieqy,Teungku Muhammad Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, cet.
II,Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
Hornby, A S, oxford advanced learner’s dictionary of curent english, New York :
oxford university press, 2010
Ibn H{anbal, ah}mad, Musnad ahmad ibn hambal, Beiru>t:ar-Risa>lah, t.t.
ibn Mani' Abu Abd Allah al-Bas}riy al-Zuhriy, Muhammad ibn Sa'ad, al-T}abaqat al-Kubra, Bairut: Da>r S}adr, 1985.
Ibnu H{ibba>n Ibnu Ah}mad Abu H{a>tim at-Tami>mi, Muh}ammad, al-Tsiqa>t, Beirut:
Daar al-Fikr, 1975.
Imam Mawardi, Ahmad, Fiqh Minoritas, Yogyakarta: Penerbit: LKiS, 2010
J. Monks, Knoers, Siti Rahayu H., Psikologi Perkembangan; Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya, cetakan ke-11,Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2004
169
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 219
John Wensinck, Concordance et Indices De Ela Tradition Musulmane, diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab oleh Muhammad Fuad bin Abd Al-
Baqi dengan judul, Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz} al-Hadi>s al-Nabawi, Leiden: E.J. Brill, 1936
Kamus bahasa ingris-Indonesia luar jaringan (luring) (KamuskuV5.4.2)[software
komputer]]
Kementerian Agama RI Derektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Direktorat Urusan Agama Islam Dan Pembinaan Syari’ah, Alquran Dan
Terjemahannya ( jakarta : sinergi pustaka Indonesia,2012
M. Solahudin & Agus Suyadi, Ulumul Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Maccoby, E. E., & Martin, J. A. Socialization in the context of the family: Parent–
child interaction. In P. H. Mussen (Ed.) 1983.
Maghfiroh, Laili, pendidikan agama islam pada anak usia dini dalam keluarga
(tesis), program pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2011
Majid Khon, Abdul Ulumul Hadis, Jakarta: Amzah, 2009
Mappanganro, Masa Kanak-Kanak dan Perkembangan Rasa Keagamaan dalam
―Warta Alauddin‖ Tahun XII No. 66 Ujungpandang: IAIN Alauddin,
1993
Moh. Masduki, Fase pendidikan manusia dalam al-Quran, (tesis), program pasca
sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2008
Muallifah, psychologi islamic smart parenting, Diva: press anggota IKAPI 2009
Mukhlison effendi, urgensi komunikasi dengan anak dalam keluarga, (tesis),
program pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 1999
Mukhta>r ‘Umar, Ahmad, Mu’jam al-Lughah al-‘Arabi>yyah al-Mu’ashirah, Cairo,
‘Alam Al-Kutub, 2008
170
Muslim bin al-H}ajja>j ibn Muslim al-Qusyairi> Al-Naisabu>ri>, Abu> al-H}usain , S}ah}i>h} Muslim, Beiru>t: Da>r al-Fikr, t.t.
Nur Kholis, pola kepemimpinan Rasulullah SAW dalam membina keluarga, (tesis),
program pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2007
Paul Hauck, Psikologi Populer, (Mendidik Anak dengan Berhasil), Cet.Ke 5,Jakarta :
Arcan, 1993
Rahman, Fatchur, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Cet. XI; Bandung: PT Alma'arif, t.t
Safari,Triantoro, oftimis question menanam dan menumbuhkan sikap optimis pada
anak, Yogyakarta: pyramid publisher,2007.
Shalahudin, asep, pendidikan tanpa kekerasan dalam perspektif hadits dan
kontekstualisasinya terhadap tujuan pendidikan islam, (tesis), program
pasca sarjana uin sunan kalijaga, yogyakarta 2011
Sori, Sofyan, telaah edukatif tentang prilaku anak terdidik terhadap orang tua
menurut alquran dan hadits, (tesis), program pasca sarjana uin sunan
kalijaga, yogyakarta 2000
Suriasumantri, Jujun, Penelitian Ilmiah, kefilsafatan dan keagamaan, mencari
paradigma bersama dalam tradisi baru penelitian agama islam : tinjauan
antar disiplin ilmu, Bandung : nuansa bekerja sama dengan pusjarlit
press, 1998
Suryadi dkk, Metodologi Penelitian Hadits, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006
Syihab al-Din Abi al-Fadhl Ahmad ibn 'Aliy Ibn Hajar 'Asqalaniy,Tahzib al-Tahzib, Cet. I: Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1994.
Ismail, M. Syuhudi. Hadīs Nabi Menurut Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya Jakarta:
Gema Insani Press, 1995
------------------------, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1992.
------------------------,Kaedah Kesahihan Sanad Hadis, Jakarta: Bulan Bintang,1995.
171
Syukri al-Maduri, Mahmudi walad, al-Hawasyi al-Maduriyah, Batu: Ma’had Da>r al-
Muttaqi>n li ad-Dira>sah al-Islamiyah wa al-Arabiyah, t.t
T}a>hir al-jawa>bi>, Muhammad, Juhud al-Muh}adis|s|in fi> Naqd Matn al-H{adi>s an-Nabawi>asy-Syarif(Tunisia : Mu’assasa>t ibn ‘Abd Allah, t.t.
Tony Buzan, Brain Child: Cara Pintar Membuat Anak Jadi Pintar, Terj. Marselita
Harapan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005.
William J Goode, Sosiologi Keluarga (The Family), terj. Laila Hanom Hasyim,
Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Yu>suf al-Mizzi, Jama>l al-Din, Tahdzi>b al-Kama>l Fi> Asma al-Rija>l, Beirut : Darul
Fikr, 1994.
Yusuf, Syamsu Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosda Karya: 2000.
Yusuf,Muhammad, metode dan aflikasi pemahaman hadits: relasi iman dansosial-
humanistik paradigma integrasi-interkoneksi, yogyakarta: teras, 2009.
Zahabi, Muhammad husain, al-syari’ah al- islamiyah, dirasah muqaranah baina
mazahib ahli sunnah wal-al mahazib al-ja’fariyah Mesir: dar al-kutub al-
hadisah 1968.
LAMPIRAN
Artikel tentang Elizabet Hurlock
1.
https://www.newspapers.comDownloaded on Nov 25, 2015
Harrisburg Telegraph (Harrisburg,Pennsylvania)Fri,Apr4,1947Page 24
2.
Harrisburg Telegraph (Harrisburg, Pennsylvania) · Wed, Jul 23, 1924 · Page 6
Downloaded on Nov 26, 2015
3.
Medford Mail Tribune (Medford, Oregon) · Sun, Feb 1, 1953 · Page 22
4.
Medford Mail Tribune (Medford, Oregon) · Mon, Sep 7, 1953 · Page8
LAMPIRAN : 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Ade Ardo Fittra
Tempat/Tgl. Lahir : Simpang Parit, 4 April 1992
NIM : 14.204.10202
Alamat Rumah : Jl.Bangko-Kerinci, Desa Simpang Parit, Kecematan
Renah Pembarap, Kabupaten Merangin
Nama Ayah : Zuhdi
Nama Ibu : Muslimah
No Handphon : 085273125449
Alamat Email : [email protected]/[email protected]
B. Riwayat Pendidikan
No Jenis Pendidikan Tempat Tahun Lulus
1 SD NEGRI 155 Parit Ujung
Tanjung Desa Simpang Parit 2004
2 SMP NEGRI 2 Sungai Manau Desa Guguk 2007
3 MAN Bangko Bangko 2010
4 IAIN STS Jambi
( tafsir hadits) Mendalo 2014
C. Karya Ilmiah
1. Skripsi S1 dengan judul “Musik dalam Perspektif Hadis ( Kajian Mukhtalif
Hadis ).”