welcome to scientific repository - scientific...

14

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan
Page 2: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

melDl-aAkesej=di ~~-02~ :!..:dal= !

~7- ~~

II I proceeding seminar seni budaya an/ar bangsa

PcnerbitJurusan Sew dan DesainFakultas SastraUniversitas Negcri MaJang

ISBN: 978-602-14671-6-9@:lOI6 Hak Cipta dilindungi Undang-undungKeorisinalan isi makalah menjadi tanggung jawab Illasing-masil)g penulis

Cctakan Perrama, Oktober 2(}16

Sckertnriat PanitiaRuang 206 Gedung E8Jurusan Seni dan DesainFakultas SastraUniversitas Negeri Malang

SUSU 'AI\"REDAKSI & PROCEEDINGPelindung: Dekan Fakulras Sastra UM.. Penanggung Jawab: Dr. Hariyanto, M.Hum ..Kerlin Pelaksana: Rudi Irawanto, S.Pd. M.Sn., Wakil Ketua Pelaksana: Joko Samudro.S.Konl. M.T .. Ketua Redaksi: Andy Pramono, S.Kom. M.T .. Sekretaris Rcdaksi: DimasRifqi. S.Sn.M.Sn .. Anggota Redaksi: Kclik Desta Rahmanlo.S.Sn,M.Pd .. Tim Pcnyunting:1'1'01': Dharsono, M.Sn (lSI Surakarta), Dr. Van Yan Sunarya (ITB Bandung), Prof.Wahyudi Siswanio (UM), Dr. Kasiyan, M.HlIlll (UNY)., Desain Sampul: Andreas SyahPahlevi. S.Sn, M.Sn

Seminar Seni Budaya Antar Bangsa

Koeksistensi Sen; Budaya Nusantara Untuk Memperkokoh IdentitasKebangsaan

Procecding Seminar Scni Budaya Antar Bangs»

Koeksistens; Seni Budaya NIISanl(WlI Untuk Memperkokoh Identitas Keb(JIIgsaoll

Penerbit Jurusan Seni dan Desain

Fakultas Sastra - Universitas Negeri Malang

Page 3: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan
Page 4: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan
Page 5: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

proceeding seminar seni budaya antar bangsa | 575

BATIK MOJOKERTO JAWA TIMUR

Laksmi Kusuma Wardani, Sriti Mayang Sari, Ronald Hasudungan Irianto SitinjakProgram Studi Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra

[email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Mojokerto merupakan kota warisan kerajaan Majapahit yang memiliki unit usaha kerajinan batikkhas Mojokerto. Pengembangan unit usaha batik Mojokerto menumbuhkan kesempatan kerja bagimasyarakat. Tulisan ini merupakan hasil kajian mengenai karakteristik khas batik Mojokerto melaluifungsi, bentuk, dan gaya. Temuan data diuraikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkanbahwa batik yang berkembang merupakan hasil kreasi baru dari pengrajin baru generasi masa kiniyang berfungsi sebagai pakaian sandang. Motif yang berkembang pada umumnya dipengaruhi olehlingkungan geografis, potensi sumber daya alam yang ada di lingkungan Mojokerto, warisan historiskerajaan Majapahit, dan penguasaan teknik produksi. Ekspresi gaya dari susunan motifnyamenyesuaikan kebutuhan masyarakat mengenai batik modern yang berkembang di masa kini.Namun demikian, secara teknik produksi, para pengrajin batik Mojokerto menguasi teknik batik tulisdan batik cap (yang di masa lampau sempat tenggelam). Teknik ini ternyata dapat dikembangkanlebih lanjut di lingkungan terdekat para pengrajin Mojokerto dan menumbuhkan usaha kreatifdibidang seni batik.

Kata Kunci: Batik Mojokerto, Fungsi, Bentuk, Gaya

Abstract

Mojokerto is a heritage city of the Majapahit Kingdom that is famous for its Mojokerto batik craftbusiness units. The development of Mojokerto batik business units has triggered job opportunitiesfor the local people. This paper is the result of research on the specific characteristics of Mojokertobatik in terms of function, form and style. The findings of this research are presented descriptively.Results show that the development of the batik is a new form of creation by the craftsman of thecurrent generation and is applied on shoulder straps or fashion clothing. The motifs currently indevelopment are majorly influenced by geographical environment, natural resource potentials inMojokerto, heritage elements of the Majapahit kingdom and mastery of production techniques. Motifpatterns expresses styles that are adapted to the needs of the society regarding modern batik thatare in style today. However, in terms of production technique, the batik craftsmen have masteredwriting and stamping techniques that were once dormant in the past. It has been found that thesetechniques can be developed further in the local environments of the Mojokerto craftsmen and theyhave help in growing creative businesses in the field of batik art.

Keywords: Mojokerto batik, Function, Form, Style

PENDAHULUAN

Seni batik merupakan keahlian yangdiwariskan turun menurun dan menjadi salahsatu sumber kreatifitas yang mendukungpeningkatan ekonomi masyarakat. Batik diIndonesia berpusat dan berkembang pesat dipulau Jawa. Dalam pertumbuhannya, batikberkembang dengan berbagai variasi motif dancorak yang berbeda antara satu daerah dengandaerah lainnya. Adanya pengakuan UNESCOuntuk batik Indonesia sebagai Masterpieces ofthe Oral and Intangible Cultural Heritage of

Humanity, membuat banyak daerah di Indonesiaberusaha mengembangkan potensi batik yangdimiliki daerahnya. Beberapa daerah menggalipotensi batik dengan menemukan ciri khasdaerah dan berupaya menghasilkan kreasi baruyang mengikuti kebutuhan jaman sekarang.Jawa Timur memiliki potensi pengrajin batikyang cukup banyak, antara lain Tanjung Bumi-Bangkalan, Banyuwangi, Batu, Jember, Blitar,Bojonegoro, Bondowoso, Kediri, Lumajang,Magetan, Malang, Mojokerto, Pacitan,

Page 6: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

576 | proceeding seminar seni budaya antar bangsa

Pamekasan, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo,Ponorogo, Sumenep, Surabaya, Trenggalek,Situbondo, Tuban, dan Tulungagung.Mengingat cukup banyak pengrajin batik yangtersebar di berbagai wilayah di Jawa Timurtersebut, maka objek penelitian ini difokuskanpada batik yang berkembang di wilayahMojokerto, daerah dimana dulu pernah ada batikkeraton Majapahit, kerajaan besar di pulau Jawapada abad ke-12.

Mojokerto memiliki 2 kecamatan dengan 8kelurahan. Luas wilayahnya 16,48 km2, beradapada posisi 7º 27’0,16’’ sampai dengan7º29’37,11’’ lintang selatan dan 112º24’14,2’’dengan 112º27’24’’ bujur timur denganketinggian rata-rata 22 m di atas permukaan laut.Secara geografis Kabupaten Mojokertoberbatasan dengan wilayah KabupatenLamongan dan Kabupaten Gresik di sebelahutara; Kabupaten Sidoarjo dan KabupatenPasuruan di sebelah timur; Kabupaten Malang disebelah selatan; dan Kabupaten Jombang disebelah barat (Pemerintah Kota Mojokerto,2007). Mojokerto sangat dikenal di Jawa Timurkarena memiliki Trowulan, tempat pusatkerajaan Majapahit. Konon, batik keratonberawal dari kerajaan Majapahit.

Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif yang menggunakan metodepengumpulan data berupa observasi lapangan,kepustakaan, wawancara, dan dokumentasi foto.Analisis yang digunakan yakni analisisdeskriptif untuk menemukan karakteristik khasbatik Mojokerto yang berkembang saat ini,terutama dari aspek fungsi, bentuk dan gaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Warisan Batik Majapahit di Mojokerto

Batik Majapahit tidak diketahui secara pastisejak kapan batik tersebut masuk ke kerajaanMajapahit, namun bukti-bukti hadirnya batikMajapahit dapat ditemukan pada arca RadenWijaya di Candi Rimbi. Raden Wijaya adalahraja pertama kerajaan Majapahit yang berkuasapada tahun 1294-1309. Tidak diketahui denganpasti, apakah arca tersebut memakai kain batikatau tidak. Namun, jika ditelusuri denganperkembangan motif batik tradisional saat ini,arca Raden Wijaya tampak menggunakan kaindengan motif kawung. Dengan indikasi visualini, kemungkinan batik pada masa kerajaanMajapahit sudah berkembang di Trowulan,Mojokerto. Hal ini didukung dengan relief-relief

pada arca-arca di candi-candi peninggalan abadke-12-13 di Jawa Timur.

Pengaruh Hindu-Budha datang dari anakbenua India karena Nusantara menjadi jalurperdagangan antara India dan Cina. RajaKrtarajasa (1293-1309), raja Singosari, diyakinisebagai dewa Wisnu. Patung ini menunjukkanlambang Wisnu berupa siput besar yangdipegang oleh salah satu di antara keempattanggannya. Yang menarik adalah patung inimenggenakan kain dengan motif Ceplok yangdikenal pada kain batik tradisional saat ini(Soemantri (ed), 2002:8).

Gambar 1. Patung Raja Krtarajasa (1293-1309) dicandi Singosari menggenakan kain dengan motif

Ceplok (Sumber: Soemantri (ed), 2002:8).

Di candi Singosari, juga dapat ditemukanmotif ukiran kain yang dikenakan olehPradjnaparamita, patung Budha dewikebijaksanaan di Jawa Timur sekitar abad ke-13M menunjukkan pola rumit yang mirip denganyang ada pada batik Jawa tradisional. Hal inimenunjukkan bahwa motif kain batik yang rumitmenggunakan canting sudah ada di Jawa Timurpada abad ke-13 atau bahkan lebih awal (Anshori& Adi K, 2011: 4).

Seni arca menempatkan motif dalamsusunan pola dalam kain ‘tapih’ (bebed atauwidhan) yang dipakai raja-raja atau dewa-dewimenurut mitologi Hindu dalam bentuk ceplokan(garis segi empat yang di bagian dalamnya diberihiasan). Patung/arca Pradjnaparamita yangmempresentasikan diri sebagai Gayatri, salahseorang Ratu Majapahit yang dalam ajaranBuddha-Mahayana diterjemahkan sebagai sosokkesempurnaan diri Buddha, dilukiskanmenggunakan kain bermotif Prabha(Dharmacakra-kalacakra) yaitu bulatan yangdiisi jari-jari anak panah yang terbagi delapanbidang ragam hias (Asa, 2014:8).

Page 7: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

proceeding seminar seni budaya antar bangsa | 577

Gambar 2. Motif ceplok pada kain panjang yangdikenakan patung Pradjnaparamita di candi Singosari(Sumber: Anshori & Adi K., 2011:5).

Gambar 3. Detail motif ceplok yang digambar ulangdari patung Pradjnaparamita. Motif ini menunjukkanmotif tradisional sekitar abad ke-13 (Sumber:Anshori & Adi K., 2011:5).

Gambar 4. Motif lain pada patung Durga di CandiSingosari (Sumber: Anshori & Adi K., 2011:6).

Gambar 5. Motif pada kain panjang yang dikenakanpatung Wisnu (Sumber: Anshori & Adi K., 2011:6).

Gambar 6. Motif pada kain yang dikenakan Syiwakeduanya pada Candi Singosari (Sumber: Anshori &Adi K., 2011:6).

Tradisi batik Majapahit menjadi tonggakpenting dibidang penciptaan seni batik. Seiringdengan keruntuhan kerajaan Majapahit, banyakpengrajin batik keraton Majapahit yangmeninggalkan wilayah Majapahit dan menyebar,tinggal, dan hidup di pusat-pusat perdagangankawasan pesisir utara hingga Jawa Tengah.Meskipun mempunyai sejarah, namun batikMajapahit belum dikenal secara luas. BatikMajapahit tidak begitu popular di kalanganmasyarakat umum dibandingkan dengan batikklasik dari kerajaan Mataram (Surakarta danYogyakarta). Beberapa masyarakat beranggapanbahwa batik Indonesia lahir di Majapahit denganhadirnya batik keraton. Namun seiringruntuhnya kerajaan ini, batik Majapahit sempatmenghilang, tenggelam, dan hilang dariperedaran perkembangan batik Indonesia.Mojokerto sendiri sebagai kota petilasanMajapahit, ditinggalkan oleh para nenekmoyang para empu batik kerajaan (Anshori & AdiK., 2011:195).

Batik baru muncul kembali pada tahun1920-an di kota Mojokerto ini. Para generasibaru menghidupkan kembali warisan nenekmoyang kerajaan ini. Batik yang muncul di kotaini bukanlah berakar dari batik keratonMajapahit, tetapi dari generasi baru masa kini.Beberapa warga masyarakat di kota ini menjadipengrajin batik dan berusaha untukmelestarikannya (Anshori & Adi K., 2011:195).Sampai awal abad-20 batik tulis masih dikenaldi Mojokerto, daerah pembatikan terdapat diKwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Padamasa pendudukan Jepang, produksi batik mulaisurut, hanya tinggal beberapa pengrajin sajayang masih bertahan. Keberadaan pengrajinyang tinggal beberapa orang itu tidak lagi adapenerusnya. Dapat dikatakan sampai akhir tahun1990 sudah tidak lagi dikenal adanya

Page 8: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

578 | proceeding seminar seni budaya antar bangsa

pembatikan di wilayah Kabupaten Mojokerto.Dari delapan unggulan Kabupaten Mojokerto,batik memang tidak dimasukkan sebagai produkunggulan kota Mojokerto pada masa itu. Bahkanpada tahun 2007, berdasarkan data PemerintahKota Mojokerto, tercatat hanya ada duapengrajin batik yakni Julaihah (di Surodinawan)dan Hindun (di Gunung Gedangan) (PemerintahKota Mojokerto, 2007).

Saat ini, batik Mojokerto kembali diangkatoleh generasi baru. Munculnya kembali batik diMojokerto berangkat dari berkembangnya senikerajinan (craft) di daerah ini. Berdasarkancatatan Disperindag dan Pemeritah KotaMojokerto, pada tahun 2013 batik tulis mulaiberkembang pesat sesuai pesanan masyarakat.Batik tulis memiliki prospek industri kecil non-formal yang produksinya semakin meningkatdan menghidupkan penyerapan tenaga kerjayang cukup baik di Mojokerto. Pengrajin kecilyang mengembangkan usaha batik tulis diMojokerto pada tahun 2013 tercatat ada 20pengrajin, antara lain Ernawati, Julaekah,Hindun Hamidah, Kunati, Sofia, Musyawamah,Siti Aisyah, Kasminten, Roikhatin, Satunah,Junaidah, Sri Saraswati, Duriani, Supiatun,Nurul, Miati, Wiwik, Saodah, Umaiyah, danSulikah. Pengrajin tersebut tersebar di daerahSurodinawan, Gunung Gedangan, dan Lingk.Keboan (Pemerintah Kota Mojokerto, 2013).

Munculnya para pengrajin inimemungkinkan penyerapan tenaga kerja,mengurangi jumlah kemiskinan danmenumbuhkan usaha kemandirian, pemerataandalam distribusi pendapatan, dan pembangunanekonomi daerah meningkat (Kuncoro,2010:288-289). Seharusnya dengan adanyaindustri kecil di bidang seni kerajinan batik diMojokerto mampu berperan positif sebagaitenaga penggerak yang merangsang lapangankerja bagi masyarakat di sekitarnya. Namun diMojokerto ini, walaupun sudah mendapatdukungan dari pemerintah kota Mojokerto,pertumbuhan seni kerajinan batik tergolongmasih lambat dibandingkan daerah lain (sepertiMadura, Tuban, Tulungagung, dsb) di JawaTimur.

2. Fungsi/Kegunaan Batik Mojokerto

Ketrampilan membatik di masa lampauberkembang di lingkungan keraton. Batikdianggap sebagai karya langka yang hanyadigunakan oleh raja dan keluarganya.Penggunaannya pun ekslusif hanya bagi

kalangan terbatas raja dan keluarga bangsawanpada saat-saat acara tertentu maupun upacarakeagamaan. Pengembangan batik di Jawa Timurpada masa kerajaan Hindu yaitu abad ke-13tidak saja digunakan sebagai barang aji (khususuntuk sarana mistik), tetapi beberapa batikdengan motif tertentu bisa dianggap bebasdigunakan untuk barang pakai masyarakat selainkeluarga istana. Sejak masa Majapahit, motifbatik yang kegunaannya dikaitkan dengankepentingan keagamaan dan bersifat simbolisseperti motif Kawung, Ceplok Bunga Padma,Ceplok Kalacakra atau yang disebut denganNitik, Gurda (lar, sidomukti), Gringsing, (urna)dan Parang merupakan batik ‘sengkeran’(artinya digunakan secara khusus oleh rajadalam bahasa Jawa) (Asa, 2014:16).

Batik telah mengalami pergeseran dan taksemuanya memiliki makna khusus. Telah terjadipergeseran batik yang tadinya bersifat sakral(berorientasi apresiasi budaya yang sakral)berubah menjadi propan. Batik berkembangmenjadi barang seni dan bertujuan ekonomis.Saat ini, fungsi batik sebagai bahan sandangsangat pokok dalam kehidupan sehari-harisemua lapisan masyarakat. Ketika batik mulaiberkembang dan tersebar ke masyarakat danmenjadi milik masyarakat, fungsinya bergesermenjadi barang seni dan menjadi kebutuhanmaterial yang bertujuan mencari nilai lebih(keuntungan materi) (Asa, 2014:215).

Perkembangan batik berubah fungsionalketika sulur-suluran berupa daun, binatang,stilasi dari tetumbuhan alam mulai digunakanuntuk memperindah dan memperkaya ragamcipta motif batik menjadi bahan untuk barangpakai yang bersifat ekonomis. PemerintahDaerah Kabupaten Mojokerto pernahmelakukan deskripsi pada tahun 1992, yangmenyimpulkan jarit grinsing motif kotak dansulur sangat popular di masyarakat. Biasanyamotif ini dipakai pada acara resmi, sedangkanpakaian sehari-hari di kalangan petanikebanyakan memakai pola lung-lungan sepertikembang srengenge atau ukel paser.

Pengrajin batik Mojokerto berusahamengembangkan batik hingga menemukan cirikhas daerah. Kebanggaan masyarakat terhadapbatik sebagai bahan sandang atau pakaiannasional, membuat pemerintah Mojokertomewajibkan karyawannya untuk mengenakanbatik pada hari Jumat dan Sabtu. BatikMojokerto pada umumnya berfungsi sebagaibahan sandang/pakaian, bebet/tapih, sarung, danselendang. Seiring dengan perkembangan

Page 9: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

proceeding seminar seni budaya antar bangsa | 579

kebutuhan masyarakat, batik merambah kesektor perlengkapan rumah tangga seperti taplakmeja, hiasan dinding, dan lain-lain.

Gambar 7. Wakil Walikota Suyitno menggunakanpakaian khas Kota Mojokerto

(Sumber: realitamasyarakat, 2015)

Kain batik juga digunakan sebagai pakaiansandang bagi masyarakat kota Mojokerto. Motifbatik yang digunakan yakni motif Rengkikwarna orange, karya pengrajin batik KotaMojokerto. Rengkik adalah salah satu ikan yangada di Sungai Brantas yang merupakan ikan khaskota Mojokerto. Walaupun ada pro-kontradengan munculnya pakaian ini, namun sudahada upaya dari masyarakat Mojokertomenciptakan ciri khas pakaian khas daerah.Namun demikian, perlu lebih ditingkatkandalam aspek desain fashion-nya. Beberapa orangmengatakan pakaian ini dipengaruhi budayaCina, Arab dan Majapahit. Warna orange dipilihkarena merupakan warna khas kota Mojokerto.Mengandung makna yang hangat, gembira,menyenangkan, antusias dan seimbang.Sementara warna hitam melambangkanketegasan dan kewibawaan. Untuk pria,memakai songkok encik-encik atau songkokCing Ho warna hitam dihiasi batik Rengkikwarna orange. Modelnya beskap Jawa Timuran.Busana wanita merupakan modifikasi kebayaberenda model encim (cina). Model kebaya JawaTimur yang mempunyai ciri khas renda danmodel kancing dalam (kutubaru)menggambarkan tentang wanita yang hangat,bersahabat dan mempunyai pikiran positif daninovatif. Bawahan untuk wanita memakai jarikbatik motif Rengkik warna orange yangmenggambarkan wanita kota Mojokerto yangselalu dapat menjaga martabat dan harga dirinyasebagai wanita yang mandiri (Koran SINDO,Kamis, 9 Juli 2015).

Batik Rengkik merupakan batik unggulanyang digunakan sebagai batik khas KotaMojokerto (ciri kedaerahan). Motif batikRengkik terinspirasi dari bentuk ikan rengkik,menggambarkan makanan khas Mojokertoyakni ikan rengkik yang hidup di SungaiBrantas. Warna orange melambangkan warnakhas Kota Mojokerto. Motif ikan rengkikdikomposisikan dengan motif Surya Majapahit,lambang kerajaan Majapahit.

Gambar 8. Teknik susun komposisi motif iramarepetisi silih ganti/selang-seling dari motif ikanrengkik dan motif surya Majapahit. Ikan Rengkikdikelilingi daun-daunan melambangkan bahwa ikanrengkik perlu dilestarikan sebagai sumber makanan(Foto: Penulis, 2015)

3. Bentuk dan Gaya Seni Batik Mojokerto

Ragam hias batik terdiri atas hiasan-hiasanyang disusun sehingga membentuk suatukesatuan rancangan yang berpola. Secaratradisional, pola batik sangat banyak jenisnya.Pola batik dapat dikelompokkan berdasarkanbentuk dan gayanya. Berdasarkan bentuknya,pola batik terbagi atas kelompok besar yaknipola bangun berulang atau pola geometris danpola non-geometris. Pola geometri mengandungunsur-unsur garis dan bangun seperti garismiring, bujur sangkar, empat persegi panjang,trapezium, belah ketupat, jajaran genjang,lingkaran, dan bintang serta disusun secaraberulang-ulang/repetisi sehingga membentuksuatu kesatuan pola. Pola geometri terdiri ataspola Ceplok atau Ceplokan dan pola garis miring(pola Parang dan pola Lereng) (Doellah,2002:20-21).

Page 10: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

580 | proceeding seminar seni budaya antar bangsa

Pola adalah hasil dari susunan ataupengorganisasian dari motif. Singkatnya polaadalah penyebaran yang berulang-ulang ataupenyusunan dari motif-motif. Penyusunan poladapat dilakukan dengan jalan menebarkan motifsecara berulang-ulang, jalin menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu motif denganmotif lainnya (Gustami, 2008:7). Pola dalamseni kerajinan batik dapat disusun secarasimetris, asimetris, diagonal/miring, dan bebas.Bisa dalam irama pengulangan (repetition),irama silih ganti (alternation), progresi ukuran-ukuran (progression), irama mengalir (melaluigerak garis kontinuitas). Perbedaan yangdiulangi juga dapat menimbulkan perasaanketeraturan. Keselarasan tercapai denganulangan-ulangan dari karakteristik yang samaatau yang serupa. Repetisi membantumeningkatkan perhatian dan efisiensi pola.

Motif yang dapat ditemukan dalampenelitian ini dibedakan menjadi beberapa jenismotif, antara lain motif geometris, motiftumbuh-tumbuhan (biomorfis), motif bendabuatan manusia, motif kombinasi tumbuhan danbinatang, motif kombinasi tumbuhan/binatangdan benda buatan manusia. Susunan motif yangmembentuk pola yang digunakan padaumumnya merupakan repetisi dalam polageometris dan organis (bebas). Pola lereng atauparang jarang ditemukan di Mojokerto. Saat inisedang berkembang sederet nama motif batikseperti Gedheg Rubuh, Mrico Bolong,Gringsing, Bunga Matahari, Koro Renteng,Rawan Inggek, Bunga Sepatu, KawungCemprot, Surya Majapahit, Alas Majapahit,Pring Sedapur, dan sebagainya. Penggambaranmotif tumbuh-an dan binatang dalam seni batikdiwujudkan dengan berbagai cara, baik naturalmaupun stilasi menyesuaikan keinginanpenciptanya. Motif tumbuhan dan binatang yangdijadikan inspirasi pada umumnya berasal darilingkungan alam tempat para pengrajin batik.

Berdasarkan gayanya, teknik perwujudanatau penggambaran motif batik di Mojokertoantara lain dengan teknik stilirisasi atau gubahandan teknik kreasi baru. Stilasi atau stilirisasiadalah pembuatan motif dengan cara melakukangubahan atau merubah bentuk tertentu dengantidak meninggalkan identitas atau ciri khas daribentuk yang diacu. Pengertian lain adalahmenggayakan bentuk tertentu menjadi karyaseni ornamen. Bentuk-bentuk yang dijadikaninspirasi antara lain tumbuhan, binatang, bendaalam, dan lainnya. Adapun teknik kreasi baruyakni dengan mengkombinasikan beberapa

motif batik tradisional menjadi kreasi baru, ataukreasi baru penciptanya berdasarkan pesananpelanggan yang memberikan rancangan-nyakepada pengrajin Mojokerto.

Batik yang berkembang di Mojokerto inipada umumnya merupakan pengembanganmotif kreasi baru. Namun demikian, masihditemukan pula motif yang berakar dari motifbatik keraton seperti motif Sekar Jagad danGringsing, walaupun juga telah dikembangkanoleh para pengrajin Mojokerto menjadikomposisi baru.

Gambar 9. Motif Sekar Jagad pengrajin batik SofiaMojokerto (Foto: Penulis, 2015).

Motif batik Mojokerto lainnya yakni motifbatik yang terinspirasi dari binatang yakni motifSisik, Peksi, dari tumbuhan yakni Mrico, Koro,dan Talas, dari elemen alam yakni Alas, Kali,Surya, Bulan dan Majapahit. Ada 7 (tujuh) namamotif batik yang dipengaruhi oleh nilai sosialbudaya di masyarakat Mojokerto, yaitu: MricoBolong, Sisik Gringsing, Mahkota Majapahit,Teratai Surya Majapahit, Surya Majapahit,Satrio Manah, dan Gerbang Mahkota Raja. Ada5 (lima) nama motif batik yang merujuk ke alamyaitu: Bunga Matahari, Daun Talas, KoroRenteng, Terang Bulan dan Lerek Kali.Sedangkan yang dipengaruhi oleh gaya hidupmanusia, yaitu: Nam Kloso, Rawan Inggek, danAlas Majapahit (Cahyani dan Indah Chrysanti,2014:117; Guntur et all, 2014:10; Nurfarida,2014).

Gambar 10. Batik klasik Mojokerto berlatar MricoBolong atau dalam batik Jawa secara umum termasukdalam kelompok Gringsing dengan warna soga(Sumber: Anshori & Adi K., 2011: 198).

Page 11: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

proceeding seminar seni budaya antar bangsa | 581

Gambar 11. Motif Mrico Bolong(Sumber: Anshori & Adi K., 2011: 201)

Gambar 12. Motif Burung Peksi(Foto: Penulis, 2015)

Gambar 13. Canting cap dengan motif burung Peksimilik pengrajin Batik Sofia (Foto: Penulis, 2015)

Ada motif yang disebut dengan PringSedapur. Motif ini menggambarkan rumpunbambu dengan dedaunan yang berjuntai dansepasang burung merak (atau burung lain). Motifini menggambarkan hidup rukun tenteram.Biasanya motif ini diberikan sebagai hadiahkepada pasangan kepada orang tua atau orangyang dihormati. Di sini fungsi motif tidak hanyasekedar fungsi estetis, tetapi dimuati denganfungsi simbolis atau maksud-maksud tertentuyang ada hubungannya dengan kepercayaanmengenai sesuatu dengan disertai harapan-harapan mengenai kebaikan dalam hidup.

Gambar 14. Motif Pring Sedapur Pengrajin BatikSofia dengan zat warna sintetis Indighosol perpaduanwarna analogus biru, biru tua (Foto: Penulis 2015).

Batik Mojokerto sempat dipamerkan diAustralia pada tahun 2007 dan mulaiberkembang dengan sederet nama motif yangunik dan khas yang terus berkembang. BatikMojokerto ini memiliki potensi untuk digunakansebagai identitas atau ciri khas dari KotaMojokerto selain makanan dan tempatbersejarahnya ("Batik Mojokerto", 2011). Adamakna-makna dengan muatan fungsi estetismaupun simbolik dibalik wujud motif yangdikembangkan oleh pengrajin Mojokerto yangberkembang saat ini.

Gambar 15. Motif Pring Sedapur pengrajin batikSofia dengan zat warna sintetis Indighosol perpaduanwarna kuning, coklat, hitam, dan putih (Foto: Penulis2015).

Gambar 16. Motif Seruni pengrajin batik Sofiadengan zat warna sintetis Indighosol perpaduanwarna kuning, biru, dan putih (Foto: Penulis 2015).

Page 12: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

582 | proceeding seminar seni budaya antar bangsa

Motif lain yang terinspirasi dari tumbuhanyang diproduksi pengrajin batik Sofia antara lainsebagai berikut.

Gambar 17. Motif Buah Manggis(Foto: Penulis 2015)

Gambar 18. Motif Buah Mojo, buah yang terkenaldari Mojokerto (Foto: Penulis, 2015).

Gambar 19. Motif kreasi baru pengrajin batik Sofia,kombinasi garis daun dan bunga dengan pola lung-lungan menggunakan pewarna alam (Foto: Penulis,

2015).

Gambar 20. Motif kreasi baru pengrajin batik Sofiadengan pola lung-lungan pewarna alam (Foto:

Penulis, 2015).

Gambar 21. Motif kreasi baru pengrajin batik Sofia,motif Daun Waru dengan hiasan tepi geometrik

pewarna alam (Foto: Penulis, 2016).

Gambar 22. Motif kreasi baru pengrajin batik Sofiayakni motif Kacang Koro dengan komposisi hiasan

tepi berupa susunan diagonal bentuk geometrik,menggunakan pewarna alam (Foto: Penulis, 2016).

Gambar 23. Motif Candi Bentar, gerbang kotaMajapahit, diapit ikan rengkik di atas gerbang motif

surya Majapahit (Foto: Penulis, 2016).

Gambar 24. Desain kreasi baru karya Edi EskakCitra Surya Majapahit, 29 cm x 42 cm. Karya inimerupakan karya yang diciptakan sebagai usaha

pencarian desain batik khas Mojokerto yang sumberinspirasinya digali dari artefak kerajaan Majapahit

berupa lambang kerajaan Majapahit yangdikomposisikan dengan motif daun, bunga, padi dan

kapas (Sumber: Salma 2012:127).

Page 13: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

proceeding seminar seni budaya antar bangsa | 583

Selain batik tersebut, ada satu lagi batik khasMojokerto yang cukup terkenal yakni batikKalangbret. Ciri khas batik ini hampir samadengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaknidasarnya putih dan warna coraknya coklatmuda dan biru tua. Menurut ceritanya, namaKalangbret diambil dari nama sebuah desa yangmenjadi lokasi terbunuhnya Adipati Kalang,yang menolak tunduk pada kerajaan Majapahit("Batik Mojokerto", 2011).

Berbagai motif yang dikembangkan olehpengrajin batik tergantung pula pada penguasaanteknik produksi membatik. Beberapa pengrajinmasih dalam taraf belajar karena teknik batikrelatif baru bagi mereka. Para pengrajin batikyang merupakan generasi baru di Mojokerto iniperlu menguasai teknik produksi batik tulis danbatik cap yang selalu dilatih terus menerus danditingkatkan ketekunan/ketelatenan, ketelitiandan kesabarannya, termasuk dalam halpengembangan desain motif batik. Pengrajinperlu memiliki kemauan belajar untukmeningkatkan desain dan penguasaanteknologinya.

KESIMPULAN

Batik yang dirintis oleh pengrajin Mojokertomerupakan upaya untuk melestarikan warisanleluhur yang sudah ada sejak masa kerajaanMajapahit. Walaupun masih belummenunjukkan hasil yang memuaskansebagaimana perkembangan batik di daerah lain

di Jawa Timur. Pengrajin batik Mojokerto masihbelum menggali lebih dalam lagi kekayaanwarisan kerajaan Majapahit. Sebenarnya, masihbanyak potensi warisan Majapahit yang bisamenjadi resources untuk pengembangan batikkreasi baru yang menjadi identitas kedaerahandan sesuai dengan kepentingan zaman sekarang.Motif hias warisan Majapahit sebagai bagiandari seni religi di masa lampau dapatdikembangkan sebagai inspirasi untukmenemukan motif identitas khas Mojokerto,sebagaimana motif Surya Majapahit. Pilihanmotif yang berkembang terlihat masih seputarmengembangkan potensi alam di Mojokerto.

Batik yang berkembang di Mojokerto saatini merupakan batik yang berfungsi sebagaibahan sandang dengan komposisi susunan motifyang menyesuaikan kebutuhan masyarakatmengenai batik modern di masa kini. Munculnyapengrajin baru di Mojokerto yang menekuniusaha batik sebagai bagian dari kesadaran diriuntuk melestarikan warisan leluhurmenumbuhkan usaha kreatif di bidang seni batikdan menumbuhkan kesempatan kerja bagimasyarakat Mojokerto. Namun demikian, walautelah mengalami kemajuan dalam kreasi motifbaru, tampaknya masih belum totalitas danmembutuhkan waktu untuk proses kesadaranyang menyangkut sejarah sosial budaya. Desainbatik yang membawa misi kedaerahan perluditingkatkan lebih lanjut. Bahkan, batik dapatmenjadi benda kenangan (souvenir) bagi wisatahistoris Majapahit di Mojokerto.

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Yusak dan Adi Kusrianto. 2011. Keeksotisan Batik Jawa Timur. Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo.

Aza, Kusnin. 2014. Mosaic of Indonesian Batik. Red & White Publishing.Cahyani, Lutfiana dan Indah Chrysanti. 2014. Pengembangan Motif Batik Pada Pusat batik

Majapahit di Kabupaten Mojokerto, dalam Jurnal Pendidikan Seni Rupa. Volume 2, Nomor 2,Tahun 2014, p.116-122.

Doellah, H. Santosa. 2002. Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Surakarta: Penerbit DanarHadi.

Guntur, Sri Marwati, dan Ranang Agung Sugihartono. 2014. Creation the Batik Motif of MojokertoStyle Based on the Majapahit’s Temple Reliefs as Local Wisdom, dalam Arts and DesignStudies, Volume 17, 2014, p. 8-18.

Gustami, SP. 2008. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.Kuncoro, Mudrajad. 2010. Masalah, Kebijakan dan Politik Ekonomi Pembangunan. Jakarta:

Erlangga.Nurfarida, Ika. 2014. Lexical Classification of Batik Mojokerto Motifs (an Ethnosemantic

Approach) dalam Thesis. Malang: Study Program of English Department of Languages andLiteratures, Faculty of Cultural Studies, Universitas Brawijaya.

Page 14: Welcome to Scientific Repository - Scientific Repositoryrepository.petra.ac.id/17489/1/Publikasi1_00011_3058.pdf · Koeksistensi Sen;Budaya Nusantara UntukMemperkokoh Identitas Kebangsaan

584 | proceeding seminar seni budaya antar bangsa

Pemerintah Kota Mojokerto. 2007. Profil Kota Mojokerto. Mojokerto: Badan PerencanaPembangunan Kota Mojokerto.

Salma, Irfa’ina Rohana. 2012. Kajian Estetika Desain Khas Mojokerto Surya Citra Majapahit,dalam jurnal Ornamen, vol 9, No.2, Januari 2012, p. 123-135.

Soemantri, Hilda (ed). 2002. Indonesia Heritage: Seni Rupa. Jakarta: Buku Antar Bangsa untukGrolier International, Inc.

Sumber internet:

"Batik Mojokerto". 1 November 2011. Diunduh 28 September 2016 darihttp://jawatimuran.wordpress.com/2011/11/01//batik-mojokerto/

"Inilah Karakter Khas Pakaian Kota Mojokerto". Diunduh 24 September 2016 darihttp://realitamasyarakat.com/2015/05/inilah-karakter-khas-pakaian-kota-mojokerto/

"Pakaian Khas Kota Mojokerto Digugat". Koran SINDO. 9 Juli 2015. Diunduh 24 September 2016dari http://daerah.sindonews.com/read/1021773/151/pakaian-khas-kota-mojokerto-digugat-1436402179.

"Pemerintah Kota Mojokerto". 2013. Diunduh 14 September 2016 darihttp//:www.bappeda.jatimprov.go.id/bappeda/ wp-content/uploads/potensi-kab-kota-2013/kota-mojokerto-2013.pdf.