welcome_ akuntansi pendapatan, belanja dan pembiayaan_spn
TRANSCRIPT
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 1/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan_6.html 1/8
WELCOME
Jumat, 06 Desember 2013
I. AKUNTANSI PENDAPATAN
Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
pendapatan didefinisikan sebagai berikut :
“Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.”
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, mendefinisikan pendapatan sebagai
hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah yang
menambah nilai ekuitas dana pemerintah.
Kelompok pendapatan yang diterima oleh PPKD adalah sebagai berikut:
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dana Perimbangan (pendapatan transfer)
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Dari kelompok pendapatan di atas, hanya Pendapatan Asli Daerah yang ada di SKPD,
sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya hanya ada di PPKD. Rincian dari kelompok
PAD menurut kedua peraturan pemerintah tersebut, yaitu:
Pajak Daerah
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
P P No. 24 t ahun 2005 P ermendagri No. 13 Tahun 2006
Pajak Daerah Pajak Daerah
Retribusi Daerah Retribusi Daerah
Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah Lain-lain PAD yang sah
1. Akuntansi Pendapatan SKPD
a. Transaksi pendapatan di SKPD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-
SKPD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan atau pada
saat menerima bukti transfer dari pihak ketiga.
b. Koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan tahun
berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian
pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja tidak terduga (PP No. 24 Tahun 2005,
dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar).
c. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan periode berjalan
atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan.
d. Akuntansi pendapatan dilaks anakan berdasarkan azas bruto.
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi pendapatan di Satker ini
adalah sebagai berikut :
Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan PAD- Surat Ketetapan Pajak Daerah
- Surat Ketetapan Retribusi Daerah
- Surat tanda bukti pembayaran
- Bukti penerimaan lainnya yang sah
AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DANPEMBIAYAAN
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 2/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan_6.html 2/8
Standar Jurnal Transaksi Pendapatan
Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan di
SKPD :
No. Standar Jurnal Debit Kredit
1. Dr. Kas di Bend Penerimaan
Cr. Pendapatan Pajak Daerah
XXX
XXX
Untuk mencatat penerimaan pendapatan pajak daerah
2. Dr. Kas di Bendahara Penerimaan
Cr. Pendapatan Retribus i Daerah
XXXXXX
Untuk mencatat penerimaan pendapatan retribusi daerah
3.Dr. Kas di Bendahara Penerimaan
Cr. Hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahk an
XXX
XXX
Untuk mencatat penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan
4.Dr. Kas di Bendahara Penerimaan
Cr. Lain-lain PAD yang sah
XXX
XXX
Untuk mencatat penerimaan Lain-lain PAD yang sah
Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi penyetoran pendapatan ke Kas Daerah:
Standar Jurnal Debit Kredit
Dr. RK-PPKD
Cr. Kas di Bendahara Penerimaan
XXX
XXX
Untuk mencatat penyetoran Pendapatan ke Kas Daerah
Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan
yang harus dikembalikan ke pihak ketiga. Jika pengembalian kelebihan pendapatan
sifatnya berulang (recurring ) baik yang terjadi di periode berjalan atau periodesebelumnya, dan juga berlaku bagi pengembalian yang sifatnya tidak berulang tetapi
terjadi dalam periode berjalan. PPK-SKPD berdasarkan informasi transfer kas dari BUD
mencatat transaksi pengembalian kelebihan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan
pendapatan
Dr. Pendapatan ........................................ xx
Cr. RK-PPKD .............................................
xx
Pada saat pengembalian kelebihan pendapatan tersebut dilakukan melalui Rekening
Kas Daerah, Akuntansi PPKD akan mencatat transaksi pengembalian kelebihan
pendapatan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Pengembalian kelebihan
Pendapatan Satker yang dicatat
oleh PPK-PPKD
Dr. RK-SKPD ...........................................
xx
Cr. Kas di Kas Daerah .............................
xx
Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak berulang (non
recurring ) dan terkait dengan pendapatan periode sebelumnya, Satuan Kerja tidak
melakukan pencatatan. Pencatatan dilakukan oleh Akuntansi PPKD dengan jurnal sebagai
berikut :
Pengembalian kelebihan
Pendapatan, bersifat tidak
berulang (non recurring )
Dr. SiLPA ..................................................
xx
Cr. Kas di Kas Daerah ..............................
xx
2. Akuntansi Pendapatan PPKD
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 3/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan_6.html 3/8
Kelompok pendapatan yang menjadi kewenangan PPKD adalah sebagai berikut:
Dana Perimbangan ( pendapatan transfer )
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
a. Transaksi pendapatan di PPKD dicatat oleh Petugas Penatausahaan
b. Keuangan PPKD (PPK-PPKD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas diterima oleh Kas
Daerah atau pada saat menerima bukti transfer dari pihak ketiga.
c. Koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas pendapatan
tahun berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi atas pengembalian
pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja tidak terduga (PP No. 24 thn 2005,
dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar).
d. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan periode
berjalan atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan.
e. Akuntansi pendapatan dilaks anakan berdasarkan azas bruto.
II. AKUNTANSI BELANJA
Definisi belanja menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut :
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.”
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan
ekuitas dana pemerintah daerah.
Kedua peraturan yang mengatur penatusahaan belanja tersebut,
mengklasifikasikan belanja dengan klasifikasi yang berbeda. Perbedaan dimaksud semata-
mata karena ada hal lain yang ingin dicakup dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006.
Sebagaimana diketahui Permendagri No. 13 Tahun 2006 merupakan pedoman
pengelolaan keuangan daerah, yang mencakup mengenai perencanaan, penganggaran,
penatausahaan, akuntansi dan pertanggungjawaban. Sebagai instrumen penganggaran,
beberapa informasi diperlukan diantaranya informasi pengendalian.yang dikaitkan dengan
konsep anggaran berbasis kinerja.
Konsep anggaran berbasis kinerja menghendaki adanya keterkaitan antara
output/hasil dari suatu program/kegiatan dikaitkan dengan input yang digunakan. Dalam
bahasa keuangan input tersebut tercermin dari belanja yang dikeluarkan untuk membiayai
suatu program ataupun kegiatan. Oleh karena itu untuk tujuan dimaksud dalam
Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat pengelompokkan Belanja Langsung dan Belanja
Tidak Langsung. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan program dan kegiatan. Sedangkan Belanja Tidak Langsung merupakan
belanja yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan.
Selanjutnya untuk keperluan penyajian Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, Permendagri No. 13 Tahun 2006 telah mengamanatkan bahwa penyajian laporan
keuangan berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
NO. PP No. 24 tahun 2005 Permendagri No. 13 tahun 2006
1. Belanja Operasi Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai Belanja pegawai
Belanja barang Belanja bunga
Bunga Belanja subsidi
Subsidi Belanja hibah
Hibah Belanja bantuan sosial
Bantuan sosial Belanja bagi hasil kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan PemerintahDesa
Belanja bantuan keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 4/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan_6.html 4/8
Belanja tidak terduga
Belanja modal Belanja Langsung
Belanja tanah Belanja pegawai
Belanja peralatan dan mesin Belanja barang dan jasa
Belanja gedung dan bangunan Belanja modal
Belanja jalan, irigasi, dan
Jaringan
Belanja aset tetap lainnya
Belanja aset lainnya
Kewenangan Satuan Kerja dalam transaksi belanja meliputi :
a. Belanja tidak langsung, yaitu : belanja pegawai.
b. Belanja langsung, yaitu : belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.
Akuntansi Transaksi Belanja SKPD
a. Transaksi belanja di SKPD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-SKPD).
Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atau pada saat
menerima tembusan bukti transfer ke pihak ketiga.
b. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja, dicatat
sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi belanja dicatat
sebagai pendapatan lain-lain (PP No. 24 th 2005).
c. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary , yaitu dicatat dengan 2 (dua)
jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh
dari transaksi belanja modal tersebut.
e. Transaksi belanja di SKPD dilakukan dengan dua (2) cara yaitu :
pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU
pembayarannya dengan SP2D LS
f. Transaksi penerimaan fihak ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa penerimaan kas
dari pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus
diakui sebagai utang.
Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi belanja ini adalah sebagai
berikut :
No . TRA NS A K S I
B E L A N J A
D O K U M E N
S U M B E R
L A M P I R A N
D O K U M E N
S U M B E R
1. Belanja dengan
mekanisme LS
SP2D
nota debit bank
bukti pengeluaran
lainnya yang
sah
SPM
SPD
berita acara serah
terima barang /
jasa
2Belanja dengan
mekanisme UP/GU/TU
Bukti Pengesahan
SPJ
SPM
SPD
Bukti t ransaksi
lainnya
3Penerimaan PFK SP2D
Bukti potongan
SPM
4Pelunasan PFK Surat Setoran
Nota Kredit
Bukti potongan
Bukti
pengeluaran
lainnya
SPM
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 5/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan_6.html 5/8
Di bawah ini adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi belanja di Satker :
No. Standar Jurnal Debit Kredit
1. Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran
Cr. RK-PPKD
XXX
XXX
Untuk mencatat penerimaan SP2D-UP/GU/TU oleh bendahara
pengeluaran di Satker
2.Dr. Belanja
Cr. Kas di BendaharaPengeluaran
XXXXXX
Untuk mencatat pelaksanaan Belanja dengan menggunakan uang
persediaan yang sebelumnya dicairkan melalui SP2D-UP/GU/TU
3. Dr. Belanja
Cr. RK-PPKD
XXX
XXX
Untuk mencatat pelaksanaan belanja dengan menggunakan
SP2D- LS
Dalam hal terjadi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D-UP/TU dari Satker ke BUD,maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
No. Standar Jurnal Debit Kredit
4. Dr. RK-PPKD
Cr. Kas di Bendahara Pengeluaran
XXX
XXX
Untuk mencatat pengembalian kas SP2D-UP/TU di Satker
Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK-Satker juga mengakui
penambahan aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal :
No. Standar Jurnal Debit Kredit
5.Dr. Belanja modal
Cr. RK-PPKD
XXX
XXX
Untuk mencatat belanja modal dengan menggunakan SP2D-LS
6.Dr. Aset tetap
Cr. Ekuitas Dana Investas i –
Diinvestasik an dalam Aset
tetap
XXX
XXX
Untuk mencatat pengakuan aset tetap dari belanja modal Satker
Keterangan : Pengakuan belanja modal pada butir No. 5 disesuaikan dengan
kebijakan akuntansi tentang kapitalisasi aset yang merupakan pengakuan terhadap
jumlah kas/s etara kas dan nilai wajar imbalan lainnya yang dibayarkan sebagaipenambah nilai aset tetap.
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah jumlah
neto (setelah dikurangi potongan), namun PPK-Satker tetap mencatat belanja gaji dan
tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-Satker tidak perlu mencatat potongan tersebut karena
pencatatannya sudah dilakukan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) dalam sub sistem
Akuntansi PPKD.
Standar jurnal nya adalah sebagai berikut :
No. Standar Jurnal Debit Kredit
7. Dr. Belanja Gaji dan Tunjangan
Dr. Tunjangan Keluarga
Dr. Tunjangan Fungsional Umum
Dr. Tunjangan.... Cr. RK-PPKD
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Untuk mencatat belanja LS Gaji di Satker
Dalam kasus Belanja Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang
diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 6/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan_6.html 6/8
Satker tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. Selanjutnya potongan tersebut
dicatat sebagai utang pajak dan akan dicatat oleh yang memotong pajak tersebut dengan jurnal
sebagai berikut:
No. Standar Jurnal Debit Kredit
8. Dr. Kas .... *
Cr. Utang Pajak
XXX
XXX
Untuk mencatat penerimaan Potongan Pajak oleh pemotong
pajak
9. Dr. Utang Pajak
Cr. Kas ... *
XXX XXX
Untuk mencatat pelunasan Pajak
Catatan: * Bila dipotong oleh Satker maka mengurangi Kas di Bendahara
Pengeluaran. Namun apabila dipotong di BUD, maka akan dicatat oleh PPK-PPKD
sebagai pengurang Kas di Kasda.
AKUNTANSI PEMBIAYAAN
”Pembiayaan adalah semua penerimaan yang harus dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.”
Pengertian yang lebih bersifat teknis didapat pada pasal 23 peratuan menteri dalam negeri
tahun 2006 mengatakan bahwa pembiayaan daerah meliputi :
1. semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
2. untuk memanfaatkan surplus.
Karakteristik Pembiayaan:
ž Akuntansi pembiayan mengikuti sifat pembiayaan.
ž Pembiayaan ada yang bersifat cash in flow ada yang bersifat cash out flow.
ž Yang bersifat aliran kas masuk mengikut sifat dan teknis akuntansi pendapatan
ž Sementara yang bersifat aliran kas keluar menerapkan akuntansi seperti halnya belanja.
Struktur pembiayaan:
1. P em bi ayaan P eneri maan 2. P em bi ayaan P engel uaran
a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya (SILPA)
a. Pembentukan dana cadangan
b. Pencaiaran dana cadangan b. Penyertaan modal (investasi) pemerintah
daerah
c. Hasil penjulan kekayaan daerah yang
dipisahkan
c. Pembayaran pokok utang
d. Penerimaan pinjaman d. Pemberian pinjaman daerah
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
f. Penerimaan piutang daerah
Dokumen sumber pembiayaan:
ž Transkasi pembiayaan seperti disampaikan diatas dalam rauang lingkup pembiayaan
berbeda antara satu dengan yang lain. Pembiayaan penerimaan merupakan
aktifitas pembiayaan untuk menutupi keadaan anggaran yang bersifat kekurangan
atau defisit merupakan kegiatan yang bersifat cash in flows atau aliran kas
masuk. Dokumen sumber yang digunakan adalah dokumen sumber yang sama
dengan pendapatan yang juga bersifat aliran kas masuk.
ž Dokumen sumber untuk Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya dibutktikan dengan rekening koran pada saat penerbitan atau
perhitungan SILPA tersebut atau pada periode atau tanggal pisah batas.
ž Dokumen sumber Pencairan dana cadangan memerlukan SP2D yang dilampiri
dengan peraturan daerah mengenai dana cadangan.
ž Dokumen sumber untuk hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
memerlukan surat tanda setoran ke kas daerah sebagai bukti penyetoran kas dan
lampiran lain yang diperlukan.
ž Dokumen sumber untuk penerimaan pinjaman adalah nota kredit bank yang
membutkikan telah diterimanya kas atau telah masuknya kas dari pemberi
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 7/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan_6.html 7/8
pinjaman serta lampiran lain yang diperlukan.
ž Penerimaan kembali pemberian pinjaman memerlukan dokumen nota kredit sebagai
bukti telah dibayarkan melalui bank dan lampiran yang diperlukan.
ž Dokumen sumber untuk penerimaan piutang berupa nota kredit dan lampiran lain
yang diperlukan seprti surat ketetapan pajak atau retibusi atau yang lainnya.
ž Sementara itu untuk pembiayaan pengeluaran dokumen sumbernya kurang lebih
sama dengan belanja terutama belanja dengan mekanisme LS.
ž Secara keseluruhan elemen pembiayan pengeluaran memerlukan dokumen SP2D
yang dilengkapi dengan dokuem pelengkap sebagai lampiran.
Berikut adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi pembiayaan di Satuan Kerja :
A. Pembiayaan penerimaan yang terdiri dari:
1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA)
○ Tidak ada jurnal (hal karena pada dasarnya tidak ada transaksi untuk SILPA)
2. Pencairan dana cadangan
Kas di Kas daerah Rp
Penerimaan Pembiayaan-
Pencairan dana cadangan
Rp
Transaksi diatas dikuti dengan jurnal penyesuaian terhadap penurunan nilai dana
cadangan sbb
Ekuitas dana cadangan Rp
Dana Cadangan Rp
3. Hasil penjulan kekayaan daerah yang dipisahkan
Kas di Kas daerah Rp
Penerimaan Pembiayaan-Hasil
penjulan kekayaan daerah
yang dipisahkan
Rp
Transaksi diatas dikut i dengan jurnal penyesuaian terhadap penurunan nilai aset
terkait sbb
Ekuitas dana diinvestasikan
dalam aset tetap
Rp
Aset tetap-Mesin Rp
4. Penerimaan pinjaman
Kas di Kas daerah Rp
Penerimaan Pembiayaan -
penerimaan pinjaman
Rp
Transaksi diatas dikuti dengan jurnal penyesuaian terhadap penambahan nilai
hutang sbb
Hutang... Rp
Ekuitas dana Lancar –
dana yang harus
disediakan untuk
pembayaran hutang ...
Rp
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Kas di Kas daerah Rp
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
Rp
Transaksi diatas dik uti dengan jurnal penyesuaian terhadap penurunan nilai piutang
sbb
Ekuitas dana lancar-cadangan
piutang
Rp
Piutang ... Rp
6. Penerimaan piutang daerah
Kas di Kas daerah Rp
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan piutang daerah
Rp
Transaksi diatas dik uti dengan jurnal penyesuaian terhadap penurunan nilai piutang
sbb
Ekuitas dana lancar-cadangan
piutang
Rp
Piutang ... Rp
B. Pembiayaan pengeluaran terdiri dari:1. Pembentukan dana cadangan
Pengeluaran Pembiayaan
pembentukan dana cadangan
Rp
Kas di kas Daerah Rp
Jurnal Diatas diikuti dengan jurnal penyesuaian terhadap peningkatan nilai
7/26/2019 Welcome_ Akuntansi Pendapatan, Belanja Dan Pembiayaan_spn
http://slidepdf.com/reader/full/welcome-akuntansi-pendapatan-belanja-dan-pembiayaanspn 8/8
2/16/2016 W ELCOME: AKUNTANSI PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
http://wwwblogger -irma.blogspot.co.i d/2013/12/akuntansi- pendapatan- bel anja-dan 6.html 8/8
cadangan sbb
Dana cadangan Rp
Ekuitas Dana
cadangan
Rp
2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
Pengeluaran Pembiayaan-
penyertaan modal
Rp
Kas di Kas daerah Rp
Transaksi diatas dikuti dengan jurnal penyesuaian terhadap peningkatan nilai
penyertaan modal sbb
Investasi... Rp
Ekuitas dana Investasi-
diinvestasikan dalam
investasi
Rp
3. Pembayaran pokok utang
Pengeluaran Pembiayaan-
pembayaran pokok utang
Rp
Kas di Kas daerah