pauddikmaskalteng.kemdikbud.go.idpauddikmaskalteng.kemdikbud.go.id/.../inovasitebaremas.docx · web...
TRANSCRIPT
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara
A. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Keaksaraan fungsional (KF) merupakan sebuah pendekatan melalui program
pendidikan non formal untuk mengatasi masyarakat yang menyandang buta aksara.
Keaksaraan fungsional diartikan secara sederhana sebagai kemampuan untuk membaca,
menulis dan berhitung (calistung) serta berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan
memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar untuk
meningkatkan mutu dan taraf hidup warga belajarnya.
Keaksaraan fungsional membantu masyarakat lebih berdaya dengan cara belajar untuk
menambah kemampuan dan pengetahuan. Penyandang buta aksara dalam kehidupan sehari-
hari akan dihadapkan pada dilema dan masalah yang sangat komplek. Seperti, kesulitan
mendampingi dan membantu dalam menyelesaikan tugas sekolah anaknya di rumah.
Penyandang buta aksara (buta huruf) dapat dianggap negatif di lingkungan sekitar yang
berdampak pada psikologisnya karena adanya kesenjangan dalam status sosial pada baca, tulis
dan berhitung mengenai angka dan bukan hanya pada menghitung uang saja.Salah satu
permasalahan dalam pendidikan di Indonesia adalah masalah kebuta aksaraan penduduk,
terutama angka melek aksara. Sehingga sangat berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Karena begitu pentingnya masalah buta aksara, sampai di dunia internasional
menjadi salah satu aspek penentu tingkat pembangunan suatu bangsa, diukur dari tingkat
keberaksaraan penduduknya. Program pemberantasan buta aksara telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Indonesia sejak tahun 60-an, akan tetapi sampai saat ini masih banyak anggota
masyarakat Indonesia yang masih buta aksara di antaranya adalah perempuan.
Pada tahun 1997/1998 pemerintah Indonesia mencoba Program Pemberantasan Buta
Aksara dengan pendekatan keaksaraan fungsional. Program ini merupakan pendekatan untuk
mengembangkan kemampuan membaca, menulis, berhitung dan keterampilan hidup lainya.
Tujuan dari program adalah cara untuk mengembangkan kemampuan dalam menguasai dan
menggunakan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung dan keterampilan hidup yang
dicerminkan pada kebutuhan, minat, perhidup sehari-hari serta pemanfaatan potensi
lingkungan sekitar.
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara Namun, Program Pendidikan Keaksaraan Fungsional tidak terlepas dari berbagai
permasalahan. Mulai dari anggaran, metode pembelajaran, minat warga belajar, tutor, dan
bahkan pada penggunaan strategi pembelajaran yang tepat untuk mempermudah proses
kegiatan pembelajaran.
Salah satu permasalahan di atas yaitu mengenai metode pembelajaran Pendidikan
Keaksaraan yang berfungsi untuk mempercepat proses pembelajaran yang digunakan
membaca menulis dan berhitung. Sedangkan strategi pembelajaran yang terpadu dengan
keterampilan fungsional warga belajar dalam konteks lokal masih belum dimanfaatkan
dengan baik. Kelemahan pada metode pembelajaran tanpa memperhatikan ruang lingkup
keseharian warga belajar akan menjadi permasalahan tersendiri saat warga belajar
mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Strategi pembelajaran terkadang menjadi
permasalahan bagi tercapainya kompetensi membaca, menulis, berhitung dan keterampilan
fungsional yang dimiliki warga belajar, dari permasalahan metode pembelajaran tersebut
berdampak pada minat dan motivasi warga belajar untuk melanjutkan belajar pada tingkatan
keaksaraan maupun pada program kesetaraan.
Realitas dilapangan berdasarkan pengalaman Tutor Keaksaraan, khususnya pada
Warga belajar PKBM Al-Alim Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota
Palangka Raya menunjukan bahwa tanggapan warga belajar cukup positif dengan metode
yang digunakan tutor dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kondisi tersebut menjadi
faktor penting bagi tingkat kepekaan emosional dan semangat belajar warga belajar yang
mayoritas perempuan. Karena pada prinsipnya mereka adalah manusia yang sudah dewasa
yang semestinya diberdayakan sesuai kondisinya.
Dari kenyataan tersebut di atas, penggunaan metode pembelajaran yang relevan
dengan kebutuhan dasar warga belajar membaca, menulis, berhitung dan tentunya kompetensi
fungsional dasar warga belajar sangatlah penting. Dan untuk mewujudkan atau merealisasikan
pemecahan masalah tersebut, konsep konstektual harus didukung oleh inovasi dan media
pembelajaran yang tepat dan familiar bagi warga belajar.
Selanjutnya, berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melalui lomba apresiasi
PTK PAUDNI tingkat Kota Palangka Raya tahun 2016, mencoba mengupas tentang inovasie
pembelajaran keaksaraan fungsional yang efektif yang sudah diterapkan penulis dalam
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara melakukan kegiatan pembelajaran keaksaraan pada PKBM Al-Alim. Untuk memberikan
batasan dalam penulisan karya nyata ini penulis mengusung sebuah judul “TEBAR EMAS
(TEbak gamBAR kEMASan)” sebagai inovasi MEMPERCEPAT MELEK AKSARA PADA
PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM AL-ALIM.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam karya nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara menerapkan “TEBAR EMAS” pembelajaran keaksaraan pada PKBM
Al-Alim ?
2. Sejauh mana tingkat keberhasilan dari inovasi “TEBAR EMAS” dalam pembelajaran
keaksaraan pada PKBM Al-Alim?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penggunaan “TEBAR EMAS” dalam pembelajaran keaksaraan di
PKBM Al-Alim.
2. Untuk menggambarkan tingkat keberhasilan inovasi “TEBAR EMAS” dalam
pembelajaran keaksaraan pada PKBM Al-Alim.
D. Strategi Pemecahan Masalah
1. Alasan pemilihan Inovasi Pembelajaran
Inovasi pembelajaran “TEBAR EMAS” dalam pembelajaran merupakan suatu
rangkaian rencana kegiatan yang termasuk di dalamnya penggunaan metode dan
pemanfaatan limbah yang biasa ditemukan di lingkungan keluarga peserta didik.
Alasan pemilihan Inovasi pembelajaran “TEBAR EMAS” sebagai bagian dari
pemanfaatan limbah kemasan bumbu dalam proses kegiatan pembelajaran keaksaraan
pada PKBM AL-Alim adalah sebagai berikut :
a. Prinsip Andragogi yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan sumber yang
sangat penting dalam proses belajar orang dewasa. Oleh karena itu inti pembelajaran
terhadap orang dewasa adalah menganalisis pengalaman dirinya untuk dijadikan
wahana proses pembelajaran di kelompok belajar Keaksaraan Fungsional.
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara b. Pembelajaran yang fungsional, artinya dalam pelaksanaannya ada aksi atau
penerapan dari keterampilan keaksaraan yang telah dipelajari atau dikuasai oleh
warga belajar dalam kehidupannya.
c. Metode pembelajaran yang menggunakan pemanfaatan kemasan bumbu sangat
efektif karena relative mudah untuk dilaksanakan, dalam proses pembelajarannya
materi yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar, media
pembelajaran yang digunakan menarik, suasana pembelajaran sesuai dengan
keinginan warga belajar sesuai hasil kesepakatan tutor dan warga belajar selain itu
untuk mendukung “Go Green” sebagai pemanfataan tepat guna.
2. Gambaran Pemecahan Masalah
Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang tutor dituntut dapat
memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai
cara dalam pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan
kondisi nyata di tempat kegiatan pembelajaran.
Peran dan tugas tutor pada pembelajaran keaksaraan dengan inovasi pembelajaran
“TEBAR EMAS” yaitu dengan pemanfaatan kemasan bumbu untuk menciptakan peserta
didik yang beraksara yang dapat memahami kalimat secara sederhana, memahami
gambar, dan dapat melakukan komunikasi secara benar.
Adapun Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” dapat penulis gambarkan sebagai
berikut:
Mengumpulkan Bungkus Kemasan
TEBAR EMAS
MelakukanKomunikasi
MemahamiGambar
Memahami Kalimat
Sederhana
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosedur Penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS (TEbak gamBAR
kEMASan)”
1. Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS (TEbak gamBAR kEMASan)”
Inovasi pembelajaran keaksaraan menebak kata, gambar, simbol dan petunjuk pada
kemasan untuk menciptakan warga belajar yang cepat melek aksara pada PKBM AL-Alim,
Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya.
T E => TEbak BAR
=>gamBAR EMAS
=> kEMASan
Inovasi pembelajaran ini dibuktikan berhasil karena pada kemasan kompetensi
yang harus dimiliki peserta didik buta aksara dapat ditemukan pada kemasan. Inovasi
“TEBAR EMAS” yang digunakan tutor sebagai media pembelajaran melalui inovasi tebak
gambar berupa penebakan kata, gambar, simbol dan petunjuk pada kemasan.
CONTOH GAMBAR KEMASAN
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara
Katanya adalahRE-N-DA-NG
Katanya adalahNA-SI GO-RE-NG
CONTOH TEBAK “KATA” KEMASAN
GambarnyaA-YA-M
GambarnyaTE-M-PE
CONTOH TEBAK “GAMBAR” KEMASAN
SIMBOLBoleh dibalik
SIMBOLTidak Boleh dibalik
CONTOH TEBAK “SIMBOL” KEMASAN
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara
CONTOH TEBAK “PETUNJUK ” KEMASAN
2. Prosedur Penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS (TEbak gamBAR
kEMASan)”
a. Tahap Perencanaan
1. Identifikasi Kebutuhan Belajar
Pendidik/Tutor mengidentifikasi kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta
didik dalam aksara dan angka yang merupakan kebutuhan utama yang sangat
berguna dalam aktivitas lingkungan dan pekerjaan mereka sehari-hari.
Kelemahan peserta didik dalam aksara dan angka membatasi mereka dalam
keterampilan membaca, menulis dan berhitung dan berkomunikasi.
Penunjang dalam pembelajaran keaksaraan di tempat tinggal warga belajar
terdapat potensi lokal berupa kemasan yang banyak terdapat pada lingkungan
keluarga yang digunakan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
2. Identifikasi Kemampuan Fungsional
Tutor menggali keterampilan dasar yang dimiliki oleh warga belajar guna
menentukan bahan ajar. Kemampuan warga belajar yang dimiliki yaitu mereka
mengetahui kemasannya seperti garam tetapi mereka tidak mengenal huruf yang
ada dikemasan bumbu tersebut. Berdasarkan identifikasi kemampuan awal warga
belajar sebagian warga belajar menggenal dan menggetahui kemasan bumbu tetapi
mereka tidak menggetahui tulisan yang ada dikemasan bumbu tersebut.
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara Tabel 1. Identifikasi Kemampuan Awal Warga Belajar
Kemampuan awal warga belajar Jenis
Keterampilan
yang diminati
Harapan
Warga Belajar setelah
masuk kejar KeaksaraanMembaca Menulis Berhitung
Tidak Bisa Cukup Baik Tata boga 1. Memahami kalimat
sederhana
2. Berkomunikasi dengan
baik
3. Berketerampilan
3. Kesepakatan Belajar
Tutor bersama penyelenggara mengadakan pertemuan dengan warga
belajar dan membuat kesepakatan belajar, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Kesepakatan Pembelajaran A ntara Warga Belajar dengan Tutor
Nama Kelompok Belajar : Al-Alim
Alamat : Jl. Karanggan No. 33
Nama Tutor : Rohayah Ayu Malasari
Jumlah Warga belajar : 10 Orang
Waktu Belajar : 2 kali dalam seminggu
Hari : Sabtu dan Minggu
Jam/Pukul : 14.00 WIB sampai 16.00 WIB
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara 4. Tujuan Pembelajaran
Tutor menyusun tujuan pembelajaran keaksaraan dengan metode
“TEBAR EMAS (TEbak gamBAR kEMASan)” adalah untuk memperkuat
kemampuan keaksaraan warga belajar dengan membaca, menulis, berhitung,
mendengar dan berbicara serta mengorientasikan warga belajar pada praktek
keterampilan dan nilai ekonomisnya agar warga belajar dapat berwirausaha
mandiri.
5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tutor mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tabel 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Kompetensi Dasar Membaca kalimat sederhana dengan
menggunakan Bahasa Indonesia
B. Indikator Membaca huruf vocal dan konsonan abjad latin dengan
lancar
C. Tujuan Mampu membaca huruf vocal dan konsonan abjad latin
dengan lancar
D. Alokasi Waktu 2x60 menit
E. Strategi Pembelajaran BDPS (Belajar Dari Pengalaman Sendiri)
F. Inovasi Pembelajaran Pemanfaatan kemasan bumbu dengan metode kata kunci
G. Materi Ajar Membaca dan Menulis : “Garam”
Garam
Ga-ra-m
G-a-r-a-m
Garam Beryodium Cap Kapal Layar
Berhitung:
Konsep berat isi kemasan
Tanggal Kadaluarsa
Lambang
Halal
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara b. Tahap Pelaksanaan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS (TEbak gamBAR
kEMASan)”
1) Pembelajaran membaca, menulis, berhitung, mendengar dan berbicara
a. Tutor bersama warga belajar melakukan diskusi mengenai tema
pembelajaran dengan metode tebak gambar dengan menebak satu kata kunci yang
sesuai dengan tema pembelajaran. Setelah warga belajar menebak gambar
contoh “garam”, “masako”, selanjutnya kata-kata kunci tersebut dikembangkan
menjadi sebuah kalimat.
b. Tutor menyampaikan pembelajaran “MEMBACA” dengan menggunakan kata
yang telah ditemukan pada tebak gambar kemasan, warga belajar dibimbing
mengenal huruf yang tertera pada kemasan bumbu.
c. Tutor menyampaikan pembelajaran “MENULIS” dengan menggunakan kata yang
telah ditemukan pada tebak gambar kemasan, warga belajar dibimbing untuk
menulis huruf yang tertera pada kemasan bumbu.
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara
d. Tutor menyampaikan pembelajaran “BERHITUNG” dengan mengenal
berat sebuah kemasan dan tanggal kadaluarsa .
e. Tutor melakukan diskusi dengan peserta didik tentang kemasan yang ditebak yang
dapat mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a) Tempat mendapatkan produk dengan kemasan yang ditebak.
b) Harga produk dengan kemasan yang ditebak.
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara c. Tahap Penilaian / Evaluasi
Penilaian atau evaluasi menjadi parameter untuk mendapat SUKMA (Surat
Melek Aksara), terdapat kompetensi yang dinilai diantara membaca, menulis, berhitung,
dan keterampilan.Kemampuan tersebut dipandang sangat verbal dalam
pandangan bagaimana meningkatkan kemampuan hidup dengan keterampilan dasar
fungsional yang dimiliki oleh warga belajar.
Penilaian dilakukan oleh pendidik/Tutor dengan cara penilaian akhir pembelajaran
dengan memberikan pertanyaan pada proses kegiatan pembelajaran.
d. Hasil Atau Dampak yang Dicapai dalam Penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR
EMAS” .
Hasil atau dampak yang diperoleh dari Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” dalam
pembelajaran Keaksaraan di PKBM Al-Alim adalah:
1. PKBM Al-Alim
Dampak penerapan Inovasi Pembelajaran pemanfaatan kemasan bumbu sebagai
metode pembelajaran keaksaraan pada PKBM Al-Alim, sangat efektif hal ini terbukti
dengan antusias dan banyaknya warga belajar yang datang untuk mengikuti
pembelajaran. Pada awalnya dari sepuluh warga belajar yang datang untuk mengikuti
pembelajaran maksimal hanya 50% tetapi setelah inovasi pembelajaran dirubah dengan
pemanfaatan kemasan bumbu maka warga belajar yang datang untuk mengikuti
pembelajaran mencapai 90%.
Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” ditetapkan sebagai inovasi di PKBM Kota
Palangka Raya dalam pembelajaran keaksaraan.
2. Warga Belajar
a. Meningkatkan keberaksaraan warga belajar melalui membaca, menulis, berhitung,
berbicara dan mendengar yang fungsional artinya belajar calistung.
b. Hasil evaluasi secara keseluruhan untuk membaca, menulis dan berhitung,
mendengar dan berbicara yang dilanjutkan dengan praktek keterampilan warga
belajar dilihat dari data perolehan nilai keseluruhan test, baik secara tertulis
maupun lisan pada masing-masing warga belajar.
TEBAR EMAS (TEBAK GAMBAR KEMASAN)
dengan Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Mempercepat Melek Aksara e. Kendala-Kendala Yang Dihadapi dalam Penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR
EMAS” Sebagai Inovasi Pembelajaran Keaksaraan Pada PKBM Al-Alim.
Pelaksanaan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” di PKBM Al-Alim terdapat
kendala-kendala di lapangan, yaitu sulitnya merubah pola pikir masyarakat di lingkungan
PKBM Al-Alim yang berada pada daerah heterogen sebagian buruh lepas dan penduduk
yang mayoritas ibu rumah tangga tentang pentingnya pendidikan, sehingga diperlukan
pendekatan secara individu agar dapat merubah pola pikir meraka supaya termotivasi untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun hal tersebut dapat diatasi oleh PKBM dan
Pendidik karena dengan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” pembelajaran semakin
mudah dan cepat.
f. Faktor-Faktor Pendukung
Pelaksanaan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” mempercepat melek aksara
warga belajar keaksaraan fungsional pada PKBM Al-Alim palangka Raya didukung oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Kesederhanaan penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS’ dengan media yang
sangat mudah ditemukan dimanapun daerah dan tempat tinggal masyarakat;
b. Komplitnya kemampuan yang dapat diperoleh dari sebuah kemasan yang digunakan
dalam Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS”.
c. Kemasan adalah media yang dijumpai setiap hari oleh warga belajar/peserta didik.
g. Tindak Lanjut
Bentuk tindak lanjut dari penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” dalam
pembelajaran membaca, menulis, berhitung, mendengar dan berbicara yang fungsional
dapat ditetapkan sebagai satu metode jitu dalam mempercepat melek aksara.
Selain dalam hal keberaksaraan keterampilan TATA BOGA yang telah
dilaksanakan oleh warga belajar dapat ditingkatkan dalam bentuk usaha mandiri ataupun
kelompok.
TEBAR EMAS (TEbak gamBAR kEMASan)
Pembelajaran Keaksaraan di PKBM Al-
A. Kesimpulan
BAB III
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa k es impulan sebagai berikut:
1. Kelebihan dari Metode “TEBAR EMAS” dalam proses pembelajaran
keaksaraan adalah bahwa metode Tebak Gambar dengan “pemanfaatan kemasan”
merupakan metode yang sangat efektif karena pelaksanaan pembelajarannya yang
sangat fleksibel disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan warga belajar, fungsional
karena dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkelanjutan menuju
kearah usaha yang dapat dikembangkan.
2. Keberhasilan dari penerapan metode “TEBAR EMAS” dalam pembelajaran
dapat dilihat dari kemamuan warga belajar untuk dapat menerapkan keterampilan
keberaksaraan membaca, menulis, berhitung, mendengar dan berbicara yang
fungsional dalam kehidupan sehari-hari sehingga kualitas hidup warga
belajar meningkat, hal ini terbukti warga belajar sudah mampu membaca alat-alat
yang dibutuhkan dan menuliskan proses Tata Boga serta mampu membuat
perhitungan sederhana tentang analisa usaha Tata Boga.
3. Dampak lain yang diperoleh warga belajar dari pelaksanaan praktek keterampilan
Tata Boga adalah warga belajar atau peserta dapat mengembangkan keterampilan
Tata Boga menjadi salah satu usaha yang dapat meningkatkan kemampuan ekonomi.
4. Dalam penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” terdapat beberapa
kendala yang dijumpai yaitu masih rendahnya kesadaran warga akan pentingnya
pendidikan, dan karakteristik dari warga belajar yang materialistis menyebabkan
warga belajar kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran membaca, menulis,
berhitung, mendengar dan berbicara, mereka sebaliknya warga lebih antusias
mengikuti pembelajaran praktek keterampilan.
5. Faktor-faktor pendukung dalam penerapan metode “TEBAR EMAS” adalah
sederhana, murah dan dapat diterapkan di mana-mana.
TEBAR EMAS (TEbak gamBAR kEMASan)
Pembelajaran Keaksaraan di PKBM Al-
B. Saran
Karya nyata ini dapat direkomendasikan untuk pihak-pihak yang terkait
dengan penerapan Inovasi Pembelajaran “TEBAR EMAS” dalam pembelajaran
keaksaraan berbasis pendidikan kecakapan hidup yaitu:
1. Untuk tutor, sebagai pelaksanaan teknis di lapangan agar menerapkan
strategi yang berfokus pada kegiatan keterampilan dalam pembelajaran keaksaraan
berbasis kecakapan hidup diseluruh daerah dengan jenis keterampilan yang
berbeda- beda disesuaikan dengan kearifan lokal di daerah masing-masing.
2. Untuk penyelenggara, sebagai pelaksana program dan penyedia
seluruh fasilitas untuk pembelajaran keaksaraan agar ada komitmen yang kuat dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diawali dengan penyampaian materi
membaca, menulis, berhitung, mendengar dan berbicara sampai pada
pelaksanaan praktek keterampilan usaha yang dapat dikembangkan sesuai dengan
kearifan lokal.
3. Untuk Pemerintah agar dibuat kebijakan dari Pemerintah ataupun pihak
stakeholders yang dapat menjamin sumber-sumber permodalan dan aplikasi
kewirausahaan, sehingga warga belajar yang telah menguasai teknik keterampilan
yang diajarkan dapat mengembangkannya untuk berwirausaha mandiri, sehingga
diharapkan akan ada perubahan yang nyata yaitu meningkatnya kualitas taraf hidup
warga.