kurniatioktanna.files.wordpress.com  · web viewtechnology devices can be used to help students...

22
Jurnal : IJCSI International Journal of Computer Science Issues, Vol. 9, Issue 4, No 1, July 2012 Judul Artikel : Developing E-Learning Based on Animation Content for Improving Mathematical Connection Abilities in High School Students Penulis : Dedi Rohendi, Mechanical Engineering Education Department, Faculty of Technology and Vocational Education, Indonesia University of Education, Bandung, Indonesia No Aspek Yang Dianalisis Isi Analisis Jurnal (Dalam Bahasa Inggris) Translate (Dlm Bahasa Indoensia) A. Judul Developing E-Learning Based on Animation Content for Improving Mathematical Connection Abilities in High School Students Mengembangkan E-Learning Berdasarkan Animasi Konten untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMA - BAB 1 PENDAHULUAN B. Latar Belakang The electronic technology can be used to assist students in comprehending the visual images of mathematical ideas, it also facilitates students in organizing and analyzing data, and helps students to calculate in a quick and accurate way. One technology Teknologi elektronik dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami gambar visual dari ide matematika, itu juga memfasilitasi siswa dalam mengorganisir dan menganalisa data, dan membantu siswa untuk menghitung Salah satu teknologi yang diharapkan sebagai alat untuk melengkapi keunggulan

Upload: others

Post on 20-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

Jurnal : IJCSI International Journal of Computer Science Issues, Vol. 9, Issue 4, No 1, July 2012Judul Artikel : Developing E-Learning Based on Animation Content for Improving Mathematical Connection Abilities in High School

Students Penulis : Dedi Rohendi, Mechanical Engineering Education Department, Faculty of Technology and Vocational Education,

Indonesia University of Education, Bandung, Indonesia

NoAspek Yang

DianalisisIsi Analisis Jurnal

(Dalam Bahasa Inggris) Translate (Dlm Bahasa Indoensia)A. Judul Developing E-Learning Based on Animation

Content for Improving Mathematical Connection Abilities in High School Students

Mengembangkan E-Learning Berdasarkan Animasi Konten untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMA

-

BAB 1 PENDAHULUAN

B. Latar Belakang

The electronic technology can be used to assist students in comprehending the visual images of mathematical ideas, it also facilitates students in organizing and analyzing data, and helps students to calculate in a quick and accurate way. One technology that can be used is computer. Dubinsky and Tall stated that the computer can be used as a tool to complement advantage mathematical thinking in a variety of ways [3]. Based on these advantages of the advance role of technology, in facing the challenges of the 21st century, it is necessary to develop various strategies, learning models, and to use an electronic technology-based learning media in such a way to create a pleasant atmosphere for both students and teachers.In association with the development of Information and Communication Technology (ICT), teachers and students should be able to be equal to and utilize the

Teknologi elektronik dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami gambar visual dari ide matematika, itu juga memfasilitasi siswa dalam mengorganisir dan menganalisa data, dan membantu siswa untuk menghitung dengan cara cepat dan akurat. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah komputer. Dubinsky dan Tall menyatakan bahwa komputer dapat digunakan sebagai alat untuk melengkapi keunggulan pemikiran matematika dalam berbagai cara [3]. Berdasarkan keunggulan ini peran kemajuan teknologi, dalam menghadapi tantangan abad ke-21, perlu untuk mengembangkan berbagai strategi, model pembelajaran, dan menggunakan media pembelajaran elektronik berbasis teknologi sedemikian rupa untuk menciptakan suasana yang

Salah satu teknologi yang diharapkan sebagai alat untuk melengkapi keunggulan pemikiran matematika adalah komputer. Dalam menghadapi tantangan abad ke-21 guru diharapkan dapat mengembangkan berbagai strategi, model pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran elektronik berbasis

Page 2: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

advance of it. Teachers should be able to exploit or utilize the ICT-based media in the learning process. With the rapid development of ICT, there has been a shift in views on learning in and outside the classroom.In the field of education, especially in learning, the utilization of ICT in Indonesia is less. Though there are numerous education application programs such as traded learning software, yet the suitability of materials, technology devices used, instructional strategies, and languages are still the obstacles. Thus, the development of computer usage in mathematics, which is designed in accordance with the requirement, is expected to be much help to enhance students' mastery of mathematics.Technology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning mathematics. For example, through a computer students can check more examples or formats that seen visually and observed directly, so that students can easily formulate and explore mathematical conjectures. Dunham and Dick stated that with the proper use of computer technology, students are expected to learn mathematics in more meaningful and profound ways [4].In utilizing the advantage of ICT, it needs to consider diversity of student’s abilities as well as wider opportunities for society to obtain education. To meet the children necessities with various abilities, teachers should try to serve all children well. To meet these expectations, teacher’s role is certainly not easy. Ruseffendi stated that

menyenangkan bagi siswa dan guru.Dalam kaitannya dengan perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), guru dan siswa harus mampu menjadi sama dan memanfaatkan kemajuan itu. Guru harus mampu mengeksploitasi atau memanfaatkan media berbasis ICT dalam proses pembelajaran. Dengan pesatnya perkembangan TIK, telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran di dalam dan luar kelas.Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran, pemanfaatan ICT di Indonesia masih kurang. Meskipun ada banyak program aplikasi pendidikan seperti software pembelajaran diperdagangkan, namun kesesuaian bahan, perangkat teknologi yang digunakan, strategi pembelajaran, dan bahasa masih menjadi kendala. Dengan demikian, perkembangan penggunaan komputer dalam matematika, yang dirancang sesuai dengan kebutuhan, diharapkan akan banyak membantu untuk meningkatkan penguasaan matematika siswa.Perangkat teknologi dapat digunakan untuk membantu siswa menyelidiki berbagai fenomena matematika. ICT juga dapat membantu siswa dalam belajar matematika. Misalnya, melalui komputer siswa dapat memeriksa lebih banyak contoh atau format yang terlihat secara visual dan diamati secara langsung, sehingga siswa dapat dengan mudah merumuskan dan mengeksplorasi dugaan matematika. Dunham dan Dick menyatakan bahwa

teknologi.

Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran di Indonesia masih sangat kurang. Meskipun ada banyak program aplikasi pendidikan seperti software pembelajaran diperdagangkan, namun kesesuaian bahan, perangkat teknologi yang digunakan, strategi pembelajaran, dan bahasa masih menjadi kendala. Dengan demikian, perkembangan penggunaan komputer dalam matematika, yang dirancang sesuai dengan kebutuhan, diharapkan akan banyak membantu untuk meningkatkan penguasaan

Page 3: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

the more heterogeneous the students, the more difficult to teach [10]. Therefore, teachers need extra effort to serve students with various abilities. One particular way of teaching mathematics may be understood by some students, but most of the others are probably not. Such conditions encourage the efforts to design an acceptable learning model, for example through ICT-based learning model.In relation with efforts to design innovative learning, today the utilization of ICT in learning has begun. One of them is known by the term of e-learning. Researches related to the utilization of e-learning in mathematics have been done at the college level. As for high-school level, it is still limited. Besides the advantages of e-learning, there are also disadvantages in the view of points of teachers, teachers are required to be ready to serve or to answer questions to students any time.The advantages, the disadvantages and also limited utilization of ICT in learning mathematics in school, encourage researchers to develop e-learning base on animation content and implement it in teaching and learning mathematics to improve mathematical connections abilities of high school students.

dengan penggunaan yang tepat dari teknologi komputer, siswa diharapkan untuk belajar matematika dengan cara yang lebih bermakna dan mendalam [4].Dalam memanfaatkan keuntungan dari ICT, perlu mempertimbangkan keragaman kemampuan siswa serta peluang yang lebih luas bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dengan berbagai kemampuan, guru harus mencoba untuk melayani semua anak dengan baik. Untuk memenuhi harapan tersebut, peran guru tentu tidak mudah. Ruseffendi menyatakan bahwa lebih heterogen siswa, semakin sulit untuk mengajar [10]. Oleh karena itu, guru perlu usaha ekstra untuk melayani siswa dengan berbagai kemampuan. Salah satu cara tertentu mengajar matematika dapat dipahami oleh beberapa siswa, tetapi sebagian besar yang lain mungkin tidak. Kondisi tersebut mendorong upaya untuk merancang model pembelajaran yang dapat diterima, misalnya melalui model pembelajaran berbasis ICT.Sehubungan dengan upaya untuk merancang pembelajaran yang inovatif, hari ini pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah dimulai. Salah satunya dikenal dengan istilah e-learning. Penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan e-learning dalam matematika telah dilakukan di tingkat perguruan tinggi. Adapun tingkat SMA, masih terbatas. Selain keuntungan dari e-learning, ada juga

matematika siswa.

Penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan e-learning dalam matematika telah dilakukan di tingkat perguruan tinggi. Adapun tingkat SMA, masih terbatas. Peneliti berkeinginan untuk mengembangkan e-learning berbasis konten animasi dan menerapkannya dalam mengajar dan matematika untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa SMA belajar.

Page 4: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

kerugian dalam pandangan guru, guru dituntut untuk siap melayani atau menjawab pertanyaan kepada siswa setiap saat.Keuntungan, kerugian dan pemanfaatan ICT yang terbatas dalam pembelajaran matematika di sekolah, mendorong para peneliti untuk mengembangkan e-learning berbasis konten animasi dan menerapkannya dalam mengajar dan matematika untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa SMA belajar.

C. Rumusan Masalah

1. How can we develop e-learning based on animation contents which could improve the students’ mathematical connections abilities?

2. How far is the improvement of students’ mathematical connection after e-learning which is based on animation content is implemented in teaching learning process?

1. Bagaimana kita dapat mengembangkan e-learning berdasarkan isi animasi yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa?

2. Seberapa jauh peningkatan hubungan matematika siswa setelah e-learning yang didasarkan pada konten animasi diimplementasikan dalam proses belajar mengajar?

Cukup jelas.

D Tujuan Penelitian

This research includes two major areas, namely developing e-learning based on animation content and studying towards the students achievement especially in mathematical connection abilities.

Penelitian ini meliputi dua bidang utama, yaitu mengembangkan e-learning berdasarkan konten animasi dan belajar terhadap prestasi siswa terutama dalam kemampuan koneksi matematika.

Cukup jelas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

- - -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Prosedur Penelitian

The procedure of this study uses the techniques of research and development with the following steps: (i) development of models, which are: preliminary study, planning, content design and writing, material

Prosedur penelitian ini menggunakan teknik penelitian dan pengembangan dengan langkah-langkah berikut: (i) pengembangan model, yaitu: studi pendahuluan, perencanaan, desain konten dan

Penelitian ini dimulai dengan mengembangkan e-learning berdasarkan

Page 5: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

development, and field testing and revision of the model. (ii) analysis of the e-learning model impact on the student mathematical connection abilities.To find out the students mathematical connection abilities an experiment with pretest-posttest control group design was used to the student. One class was given a treatment with e-learning based on animation content and the other with conventional treatment.The design of the study is: O1 X1 O2

O1 O2

Note:O1: Pretest mathematical connection.O2: Posttest mathematical connectionX1: Mathematics Learning with e-learning based onanimation contentSample subjects of this study were the eleventh grade students from high schools in Bandung, Indonesia, which were set purposefully based on the completeness of ICT laboratory facilities. The students divide into two classrooms which were randomly assigned—one class for e-learning based on animation content and one class for conventional learning.

menulis, pengembangan materi, dan pengujian lapangan dan revisi model. (ii) analisis model dampak e-learning pada siswa kemampuan koneksi matematika.Untuk mengetahui kemampuan koneksi matematika siswa eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretest-posttest digunakan untuk siswa. Satu kelas diberi perlakuan dengan e-learning berdasarkan konten animasi dan yang lainnya dengan perlakuan konvensional.Desain penelitian ini adalah : O1 X1 O2

O1 O2

Catatan:O1: Pretest koneksi matematika.O2: Posttest koneksi matematikaX1: Pembelajaran Matematika dengan e-learning berdasarkan konten animasiSubyek sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI dari SMA di Bandung, Indonesia, yang didirikan sengaja berdasarkan kelengkapan fasilitas laboratorium ICT. Para siswa dibagi menjadi dua ruang kelas yang secara acak-satu kelas untuk e-learning berdasarkan konten animasi dan satu kelas untuk pembelajaran konvensional.

isi animasi yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa SMA. Untuk mengetahui kemampuan koneksi matematika siswa digunakan desain kontrol pretest-posttest. Penelitian ini menggunakan dua kelas, dimana salah satunya adalah kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan e-learning berdasarkan konten animasi dan yang lainnya diberikan perlakuan konvensional.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Hasil Penelitian

a. Development of E-Learning Based on Animation ContentAccording to the procedure of this study in developing elearning based on animation content

a. Pengembangan e-learning berdasarkan konten animasiMenurut prosedur penelitian ini dalam

Hasil penelitian dalam laporan ini sudah cukup jelas

Page 6: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

it was developed with the following steps according to Backroad Connections Pty Ltd 2003: (1) preliminary study, (2) planning, (3) Content design and writing, (4) Material development, and (5) Testing and final checking [15].

b. Research Result in Implementation of E-Learning Based on Animation ContentAfter the e-learning have been developed continued by implementes it to the studentsThe research results are as follows:

Based on the total score of mathematical ability presented in Table 1 and Table 2., the results obtained were that the top most mathematical ability was the mathematical connection abilities of students with e-learning. From the results it can be said that e-learning increased students' mathematical connection abilities rather than with conventional one.

mengembangkan e-learning berdasarkan konten animasi itu dikembangkan dengan langkah-langkah berikut sesuai dengan Backroad Connections Pty Ltd 2003: (1) studi pendahuluan, (2) perencanaan, (3) desain konten dan menulis, (4) pengembangan bahan, dan (5) pengujian dan pemeriksaan akhir [15]

b. Hasil penelitian dalam pelaksanaan e-learning berdasarkan konten animasiSetelah e-learning dikembangkan terus menerus oleh siswa diperoleh hasil sebagai berikut :

Berdasarkan total skor kemampuan matematika yang disajikan dalam table 1 dan table 2, hasil yang diperoleh adalah bahwa kemampuan koneksi matematika yang paling tinggi adalah kemampuan koneksi matematika siswa dengan e-learning. Dari hasil itu dapat dikatakan bahwa e-learning meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa bukan dengan pembelajaran konvensional.

dideskripsikan.

Page 7: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

BAB V PENUTUP

G. Kesimpulan From the results of the research and discussion, it can be concluded that:1. E-Learning based on animation content can be

developed according to the development of systems models, which are: preliminary study, planning, field testing and revision of the model.

2. Students with e-learning have a better result in its mathematical connection ability than students with conventional learning.

Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapatdisimpulkan bahwa:

1. E-Learning berdasarkan konten animasi dapat dikembangkan sesuai dengan pengembangan sistem model, yaitu: awal studi, perencanaan, bidang pengujian dan revisi model.

2. Siswa dengan e-learning memiliki hasil yang lebih baik dalam kemampuan koneksi matematika dibandingkan siswa dengan pembelajaran konvensional.

Pengembangan e-learning berdasarkan konten animasi dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa.

Page 8: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

Jurnal : http://www.educatejournal.org/ Educate~ Vol.7, No.1, 2007, pp. 39-47Judul Artikel : The relationship between goals, metacognition, and academic success Penulis : Savia A. Coutinho ([email protected]) Northern Illinois University, United States of America

NoAspek Yang

DianalisisIsi Analisis Jurnal

(Dalam Bahasa Inggris) Translate (Dlm Bahasa Indoensia)A. Judul The relationship between goals, metacognition,

and academic successHubungan antara tujuan, metakognisi, dan keberhasilan akademis

-

BAB 1 PENDAHULUAN

B. Latar Belakang

Researchers in the field of educational psychology have investigated a number of variables in their relationship to academic performance. Two variables that have been of particular interest to researchers are achievement goals and metacognition. The present study seeks to examine achievement goals and metacognition in relation to academic success. Academic success in this research refers to academic performance which is assessed in the United States by Grade Point Average (GPA). GPA is cumulated across academic subject areas and over semesters, and thereby provides a fairly robust measure of success in university.

The first variable in this study is achievement goals. Whenever students are in learning environments, they are believed to have certain goals towards learning, referred to as achievement goals. Achievement goals are the types of outcomes students pursue in learning environments (Dweck,

Para peneliti di bidang psikologi pendidikan telah meneliti sejumlah variabel dalam hubungan mereka dengan kinerja akademik. Dua variabel yang telah menarik khusus untuk para peneliti adalah tujuan pencapaian dan metakognisi. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji tujuan prestasi dan metakognisi dalam kaitannya dengan keberhasilan akademis. Keberhasilan akademik dalam penelitian ini mengacu pada prestasi akademik yang dinilai di Amerika Serikat oleh Grade Point Average (GPA). IPK terakumulasi di bidang studi akademis dan semester lebih, dan dengan demikian menyediakan ukuran cukup kuat kesuksesan di perguruan tinggi.

Variabel pertama dalam penelitian ini adalah tujuan prestasi. Setiap kali siswa dalam lingkungan belajar, mereka diyakini memiliki tujuan tertentu terhadap pembelajaran, disebut sebagai tujuan prestasi.

Keberhasilan akademik di Amerika Serikat mengacu pada IPK. Dua variabel yang berhubungan dengan kinerja akademik yaitu tujuan pencapaian dan metakognisi.

Penelitian ini meneliti hubungan antara tujuan prestasi, metakognisi, dan

Page 9: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

1989). There are two main types of achievement goals: mastery goals and performance goals (Dweck and Leggett, 1988). Mastery goals orient students to a focus on learning and mastery of content, and have been linked to adaptive outcomes such as strong self-efficacy, good metacognition, and good performance. People with mastery goals seek challenging tasks and strive under difficult situations. When faced with failure, they respond with ‘solution-oriented instructions, as well as sustained or increased positive affect and sustained or improved performance’ (Elliot and Dweck, 1988, p 5).

The second variable in this study is metacognition. Metacognition refers to awareness and monitoring of one’s thoughts and task performance, or more simply, thinking about yourthinking (Flavell, 1979). It refers to higher-order mental processes involved in learning such as making plans for learning, using appropriate skills and strategies to solve a problem, making estimates of performance, and calibrating the extent of learning (Dunslosky and Thiede, 1998). Metacognition is comprised of two major components: metacognitive knowledge and metacognitive regulation (Schraw and Moshman, 1995). Metacognitive knowledge refers to knowledge of cognition such as knowledge of skills and strategies that work best for the learner, and how and when to use such skills and strategies. Metacognitive regulation refers to activities that control one’s thinking and learning such as planning,monitoring comprehension, and evaluation (Artzt and Armour-Thomas, 1992; Baker, 1989; Schraw and Dennison, 1994).

Tujuan Prestasi adalah jenis hasil siswa mengejar dalam lingkungan belajar (Dweck, 1989). Ada dua jenis utama dari tujuan pencapaian: tujuan penguasaan dan tujuan kinerja (Dweck dan Leggett, 1988). Tujuan penguasaan mengarahkan siswa untuk fokus pada pembelajaran dan penguasaan konten, dan telah dikaitkan dengan hasil adaptif seperti kuat self-efficacy, metakognisi yang baik, dan kinerja yang baik. Orang dengan tujuan penguasaan mencari tugas yang menantang dan berusaha di bawah situasi yang sulit. Ketika facedwith kegagalan, mereka merespon dengan 'berorientasi solusi instruksi, serta berkelanjutan atau meningkat berdampak positif dan berkelanjutan atau peningkatan kinerja' (Elliot dan Dweck, 1988, hal 5).

Variabel kedua dalam penelitian ini adalah metakognisi. Metakognisi mengacu pada kesadaran dan pemantauan pikiran seseorang dan kinerja tugas, atau lebih sederhana, berpikir tentang pemikiran Anda (Flavell, 1979). Hal ini mengacu pada tingkat tinggi proses mental yang terlibat dalam belajar seperti membuat rencana untuk belajar, menggunakan keterampilan dan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah, membuat perkiraan kinerja, dan kalibrasi tingkat pembelajaran (Dunslosky dan Thiede, 1998). Metakognisi terdiri dari dua komponen utama: pengetahuan metakognitif dan regulasi metakognitif (Schraw dan Moshman, 1995). Pengetahuan metakognitif mengacu pada pengetahuan tentang kognisi seperti pengetahuan keterampilan dan strategi

keberhasilan akademis dan didasarkan pada hipotesis bahwa hubungan antara tujuan dan keberhasilan akademis sepenuhnya dimediasi oleh metakognisi.

Page 10: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

The present study examines the relationship between achievement goals, metacognition, and academic success and is based on the hypothesis that the relationship between goals and academic success is fully mediated by metacognition (see Figure 1 for the mediation).

yang paling cocok untuk pelajar, dan bagaimana dan kapan harus menggunakan keterampilan dan strategi tersebut. Peraturan metakognitif mengacu pada kegiatan yang mengendalikan pikiran seseorang dan belajar seperti perencanaan, pemantauan pemahaman, dan evaluasi (Artzt dan Armour-Thomas, 1992; Baker, 1989; Schraw dan Dennison, 1994).

Penelitian ini meneliti hubungan antara tujuan prestasi, metakognisi, dan keberhasilan akademis dan didasarkan pada hipotesis bahwa hubungan antara tujuan dan keberhasilan akademis sepenuhnya dimediasi oleh metakognisi (lihat Gambar 1 untuk mediasi).

C. Rumusan Masalah

Penelitian ini tidak menampilkan rumusan masalah secara jelas.

D Tujuan Penelitian

Achievement goals are typically assessed using a sample of students in elementary and secondary schools and not students in universities. Therefore,another reason for this investigation was to contribute to existing educational psychology research on university students and allows for comparisons between elementary and secondary students and

Tujuan pencapaian biasanya dinilai menggunakan sampel siswa di sekolah dasar dan menengah, bukan mahasiswa di perguruan tinggi. Oleh karena itu, alasan lain untuk penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi untuk penelitian psikologi pendidikan yang ada pada mahasiswa dan memungkinkan untuk perbandingan antara siswa SD dan menengah dan

Cukup jelas.

Page 11: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

university students. This area of research is also important because relationships between achievement goals, metacognition, and performance could be used to support training programs to teach students metacognitive skills and strategies and the importance of achievement goals. Results could also be used to alter teaching techniques in universities to meet learning needs of students.

mahasiswa. Daerah penelitian ini juga penting karena hubungan antara tujuan prestasi, metakognisi, dan kinerja dapat digunakan untuk mendukung program-program pelatihan untuk mengajar siswa keterampilan metakognitif dan strategi dan pentingnya tujuan prestasi. Hasil juga dapat digunakan untuk mengubah teknik mengajar di perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

- - -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Prosedur Penelitian

This study employed survey methodology. Participants were informed that the purpose of the experiment was to understand the learning process. Participants completed a survey comprising a goal orientation scale, a metacognition measure, and a demographics sheet that also asked for their college GPA and the scale of the GPA since GPA can be measured on different scales. There was no experimental manipulation of participants and participants were not divided into groups. All participants completed the same survey.

Penelitian yang digunakan ini metodologi survei. Peserta diberitahu bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami proses belajar. Peserta menyelesaikan survei yang terdiri dari orientasi skala tujuan, ukuran metakognisi, dan selembar demografi yang juga meminta IPK perguruan tinggi mereka dan skala IPK sejak IPK dapat diukur pada skala yang berbeda. Tidak ada manipulasi eksperimental peserta dan peserta tidak dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Semua peserta menyelesaikan survei yang sama.

Penelitian ini menggunakan metode survei. Peserta menyelesaikan survei yang terdiri dari orientasi skala tujuan, ukuran metakognisi dan meminta IPK perguruan tinggi. Peserta tidak dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Semua

Page 12: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

peserta menyelesaikan survei yang sama.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Hasil Penelitian

Table 1 presents descriptive statistics for the variables. Descriptive statistics are the first step in any quantitative analysis as they provide information on the distribution of scores, average scores (i.e., mean scores), and help to identify any anomalies in the data. The data in this study was normally distributed and had no problems with skewness (scores clumping towards one end of the scale) or kurtosis (scores gathering in the middle of the scale).

The next analysis conducted was a regression analysis. Regression analyses typically follow significant correlations and are used to determine the extent to which GPA can be predicted from mastery goals, performance goals, and metacognition. The utility of regression lies in its future use. For example, if metacognition is a strong predictor of GPA, then we can typically predict GPAs of students who complete the same metacognition scale before they enter university, assuming that metacognition remains stable. Regression is also used to examine

Tabel 1 menyajikan statistik deskriptif untuk variabel. Statistik deskriptif adalah langkah pertama dalam analisis kuantitatif karena mereka memberikan informasi tentang distribusi skor, skor rata-rata (yaitu, nilai rata-rata), dan membantu untuk mengidentifikasi anomali dalam data. Data dalam penelitian ini terdistribusi normal dan tidak punya masalah dengan kemiringan (skor menggumpal terhadap salah satu ujung skala) atau kurtosis (skor berkumpul di tengah-tengah skala).

Analisis selanjutnya dilakukan adalah analisis regresi. Analisis regresi biasanya mengikuti korelasi yang signifikan dan digunakan untuk menentukan sejauh mana IPK dapat diprediksi dari tujuan penguasaan, tujuan kinerja, dan metakognisi. Utilitas regresi terletak pada penggunaan masa depan. Sebagai contoh, jika metakognisi adalah prediktor kuat dari IPK, maka kita dapat memprediksi biasanya GPAs siswa yang menyelesaikan skala metakognisi yang sama sebelum

Hasil penelitian dalam laporan ini sudah cukup jelas dideskripsikan.

Page 13: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

mediation where one variable has an influence on another variable through a mediating variable.

mereka memasuki universitas, dengan asumsi metakognisi yang tetap stabil. Regresi juga digunakan untuk memeriksa mediasi di mana satu variabel memiliki pengaruh terhadap variabel lain melalui variabel mediasi.

BAB V PENUTUP

G. Kesimpulan Results showed that mastery goals were related to GPA performance whereas performance goals were unrelated to GPA performance. This suggests that students with the intent to deeply comprehend information tend to be successful in their academic performance. Students who seek to simply perform well on a test without understanding the information do not necessarily have good performance. Metacognition is also related to academic success and students with good metacognition have good GPAs. Mastery goals influence GPAs through metacognition as students with mastery goals may have superior metacognitive skills and strategies that they use to mastery information; the use of superior metacognition eventually leads to enhanced GPA.

Findings from this research may support raining programs instructing students on how to adopt effective metacognitive skills and strategies and learn how to master information instead of simply seeking to perform well. These research findings may also encourage teaching techniques that present information to students in a way that encourages the use of mastery goals and metacognitive strategies. In conclusion, the present study supports the utilization

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan penguasaan terkait dengan IPK kinerja sedangkan tujuan kinerja yang berhubungan dengan IPK kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dengan maksud untuk memahami secara mendalam informasi cenderung sukses dalam prestasi akademis mereka. Mahasiswa yang berusaha untuk hanya melakukan dengan baik pada tes tanpa memahami informasi tidak selalu memiliki kinerja yang baik. Metakognisi juga terkait dengan keberhasilan akademik dan mahasiswa dengan metakognisi yang baik memiliki IPK yang baik. Tujuan penguasaan mempengaruhi IPK melalui metakognisi mahasiswa dengan tujuan penguasaan mungkin memiliki metakognitif superior keterampilan dan strategi yang mereka gunakan untuk penguasaan informasi; penggunaan metakognisi unggul akhirnya mengarah ditingkatkan IPK.Temuan dari penelitian ini dapat mendukung program pelatihan menginstruksikan siswa tentang bagaimana untuk mengadopsi keterampilan metakognitif yang efektif dan strategi dan belajar bagaimana menguasai informasi bukan hanya berusaha untuk tampil dengan

Mahasiswa dengan maksud untuk memahami secara mendalam informasi cenderung sukses dalam prestasi akademis mereka. Mahasiswa yang berusaha untuk hanya melakukan dengan baik pada tes tanpa memahami informasi tidak selalu memiliki kinerja yang baik. Metakognisi juga terkait dengan keberhasilan akademik dan mahasiswa

Page 14: kurniatioktanna.files.wordpress.com  · Web viewTechnology devices can be used to help students investigate various mathematical phenomenon. ICT can also assist students in learning

of mastery goals and metacognition in generating academic success rewards.

baik. Hasil penelitian ini juga dapat mendorong teknik pengajaran yang menyajikan informasi kepada siswa dengan cara yang mendorong penggunaan tujuan penguasaan dan strategi metakognitif. Dalam kesimpulan, penelitian ini mendukung pemanfaatan tujuan penguasaan dan metakognisi dalam menghasilkan imbalan keberhasilan akademis.

dengan metakognisi yang baik memiliki IPK yang baik.