repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/6206/1/a.docx · web viewperhatian khusus dalam...
TRANSCRIPT
UPAYA PEMERINTAH DALAM PENYIMPANGAN PENYALURAN
BANTUAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP
MASYARAKAT MISKIN DI DESA PENEROKAN KABUPATEN
BATANGHARI JAMBI
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh:
SEPTIANINGRUM
SIP.162472
DOSEN PEMBIMBING:
Ulya Fuhaidah, S.Hum., M.Si
Sigit Hartono, M.A
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2020
1
2
3
4
5
MOTTO
أَ��ن سِ� �ا أَ ٱل أَ� يْ أَ� تُ�م يْ� أَ� أَ� أَ�� سِ�� أَ� أَ�ا سِ� يْ� أَ�� �� ىٰٓ أَل سِ�� سِ� �أَ� �أَ أَ�! يْ" ٱ تُ$�ا۟� أَ% تُ& أَ��ن يْم تُ' تُ) تُ يْ�ا أَ( أَ* � أَ ٱل أَن سِ�� رً)� ) سِ, أَ� رً-ا عًۢ سِ� أَ/ أَن أَ'ا أَ* � أَ ٱل أَن سِ�� 0 ۗ سِ*ۦىٰٓ سِ� تُ�م ت3ُ سِ- أَ( أَ�ا سِ- س4ِ أَ* � أَ ٱل أَن سِ�� 0 ۚ س6ِ ي7ْ أَ- يْل سِ�ٱ تُ�وا۟� تُ� يْ: (٥٨أَ&
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan )menyuruh kamu( apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. )QS. An-Nisa : 58("
PERSEMBAHAN
6
Alhamdulilllah….
Dengan Menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan rasa Syukur kehadirat Allah SWT. Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Ayahanda Sudiono dan Ibunda Fatonah serta Kakak Agus Mauludin dan
Cintia Ivo
Panutan hidup yang akan selaluku banggakan dan kumuliakan
Kasih dan Sayang mereka tak akan terungkapkan dengan lisan, dan tak akan
pernah sanggupku balas dengan perbuatan.
Sebagai bukti dan sembah sujudku, kudo'akan semoga beliau selalu diberikan
kesehatan, dan kekuatan, serta umur yang panjang, dilimpahkan rezeki yang baik
dan halal menuju jalan yang di ridhoi Allah SWT.
Terimakasih kepada selaku Pembimbing I Ibu Ulya Fuhaidah,S.Hum.M.Si
dan Pembimbing II Bapak Sigit Hartono,M.A
Selalu membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini
Terimakasih atas jasamu semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.
Teman temanku Ilmu Pemerintahan "G" angkatan 2016
seperjuangan, Siska Amelia Rahayu, Suci Aulia Pratiwi, yang selalu motivasi dan
memberi solusi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Semoga pengorbanan dan motivasi yang kalian berikan membawa berkah dan
rahmat terhadap karya ini dan dikemudian hari. Dan semoga Allah SWT
senantiasa mencurahkan kasih dan sayangnya kepada kita semua
Aamiin.....
ABSTRAK
7
Penelitian ini berjudul "Upaya Pemerintah Dalam Penyimpangan Penyaluran
Bantuan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Terhadap Masyarakat Miskin Di
Desa Penerokan Kabupaten Batanghari Jambi”. Peneliti melakukan penelitian
mengenai upaya Desa mengatasi bantuan penyelenggaraan jaminan sosial kepada
masyarakat miskin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif
dengan cara menyajikan fakta-fakta yang objektif sesuai dengan kondisi yang
terjadi pada saat penelitian dilakukan. Sedangkan jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini bahwa
dengan adanya upaya ini maka bantuan jaminan sosial dapat mensejahterakan
masyarakat di Desa Penerokan. Selama ini masyarakat merasa bantuan ini tidak
adanya keadilan dalam setiap hasil pemberian dari bantuan tersebut, dan tidak
merata nya bantuan yg di berikan. Dengan bantuan ini banyak membantu
masyarakat yang kurang mampu
Kata Kunci : bantuan, sejahtera dan keadilan
KATA PENGANTAR
8
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam
dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan. Skripsi ini diberi judul
“Upaya Pemerintah Desa Mengatasi Bantuan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan Kabupaten Batanghari Jambi”,
merupakan suatu kajian terhadap strategi pemerintah desa dalam meningkatkan
pelayanan administrasi dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi ini. Berkat
adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang
diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Suaidi Asy’ari, MA., Ph. D selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Ibu Dr. Rafika selaku Wakil Rekto I Bidang Akademik dan Pengembangan
Pendidikan, Bapak Dr. As’ad Isma, Mpd.I selaku Wakil Rektor II Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr. Bahrul Ulum,
selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Sayuti Una, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
4. Bapak Dr. Agus Salim, M.A,M.I.R,Ph.D selaku Wakil Dekan I, Bidang
Akademik, Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M.H selaku Wakil Dekan
II, Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr.
Ishak, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP, M.SI selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
9
6. Bapak Yudi Armansyah, M.Hum selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum., M.Si, selaku Pembimbing I, dan Bapak Sigit
Hartono., M.A selaku pembimbing II tidak pernah bosan memberi arahan,
pengetahuan dan bimbing penulis dalam bimbingan skripsi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah
memberikanilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi.
10. Sahabat-sahabatku Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2016.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita mohon
ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya. Semoga amal
kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, November 2020
Penulis,
Septianingrum
SIP.162472
DAFTAR ISI
10
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.............................................................iv
MOTTO.......................................................................................................v
ABSTRAK...................................................................................................vi
PERSEMBAHAN........................................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................viii
DAFTAR ISI................................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................7
C. Batasan Masalah..................................................................8
D. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian.......................8
E. Kerangka Teori....................................................................9
F. Tinjauan Pustaka..................................................................13
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.....................................................................18
B. Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................18
C. Pendekatan Penelitian..........................................................19
D. Jenis dan Sumber Data.........................................................19
E. Instrumen Pengumpulan Data..............................................20
F. Teknik Analisis Data............................................................21
G. Sistematika Penulisan..........................................................22
11
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Penerokan....................................................... 24
B. Geografis Desa Penerokan................................................... 28
C. Visi Dan Misi Desa Penerokan............................................ 29
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksana Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial
Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan............................... 36
..............................................................................................
B. Kendala Dalam Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial
Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan .............. 48
C. Upaya Dalam Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial
Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan .............. 50
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan.......................................................................... 53
B. Saran..................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA …………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITTAE
12
DAFTAR TABEL
Penerimaan Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial............................... 7
Jumlah Pendidikan....................................................................................... 34
Mata Pencarian Desa Penerokan....................................................................... 35
Penerimaan Bantuan Program Keluarga Harapan Tahun 2018 .................. 40
Penerimaan Bantuan Program Keluarga Harapan Tahun 2019 - 2020 ....... 42
Penerimaan RASTRA.................................................................................. 44
Penerimaan Bantuan Pangan Non-Tunai..................................................... 45
13
DAFTAR SINGKATAN
BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
UU SJSN : Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional
PBI : Penerimaan Bantuan Iuran
PKH : Program Keluarga Harapan
KIS : Kartu Indonesia Sehat
BPNT : Bantuan Pangan Non-Tunai
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial )BPJS( merupakan lembaga
yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional
)JKN( di Indonesia dan merupakan badan hukum nirlaba. Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial merupakan transpormasi dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara
)BUMN( yaitu diantaranya lembaga ansuransi jaminan kesehatan PT. Askes
)persero( menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga ansuransi jaminan
ketenagakerjaan PT. Jamsostek )persero( menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Peserta
BPJS Kesehatan dibagi menjadi dua yaitu PBI )Penerimaan Bantuan Iyuran( dan
bukan PBI atau non PBI. Peserta PBI iyurannya ditanggung Pemerintah,
sedangkan non PBI terdiri dari pekerjaan penerima upah dan anggota
keluarganya.
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial berbeda dengan JKN-KIS yaitu :
a. JKN-KIS merupakan program jaminan kesehatan untuk warga kurang mampu
sedangkan BPJS merupakan badan pengelolanya.
b. JKN-KIS terbatas hanya untuk rakyat miskin dan kurang mampu sedangkan
kartu jaminan kesehatan yang dikelola BPJS wajib dimiliki warga Negara
Indonesia baik mampu maupun kurang mampu.
c. Wilayah pemekaian KIS bebas dan BPJS terbatas. JKN-KIS merupakan kartu
yang bisa digunakan diklinik, puskesmas dan rumah sakit dimanapun tersebar
2
d. diwilayah Indonesia sedangkan kartu JKN yang di kelola BPJS hanya terbatas
diwilayah yang didaftarkan.
e. Pemakaian KIS bisa untuk segala perawatan kesehatan baik untuk pencegahan
maupun pengobatan sedangkan kartu JKN dikelola BPJS hanya bisa dipakai
ketika kondisi benar-benar sedang sakit atau dirawat.
f. KIS merupakan kartu kesehatan yang disubsidi oleh pemerintah, masyarakat
cukup mendaftar tanpa mengeluarkan biaya. Sedangkan kartu jaminan
kesehatan, ketika mendaftar kartu JKN yang dikelola BPJS terdapat biaya
yang harus dibayarkan setiap bulannya. 1
Ditegaskan dalam Pasal 28 ayat )3( dan Pasal 34 ayat )2( UUD 1945 ‘’
Jaminan sosial merupakan hak setiap warga Negara’’ dan ‘’Negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan kurang mampu’’.2
Telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial )BPJS( yang terdiri dari BPJS Kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan. Lalu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial )BPJS(
Kesehatan ini merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab langsung
kepada presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggara Jaminan Kesehatan
Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
)BPJS( Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,
Jaminan hari tua, Jaminan pensiun, dan Jaminan kematian adapun tujuan Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial adalah untuk mewujdkan terselenggaranya
pemberian jaminan terpenuhnya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
1Harizatul Qudsiah, ‘’Pemanfaatan Kartu JKN-KIS Pada Pasien rawat Inap RSUD Ungaran’’, skripsi Universitas Negeri Semarang, Tahun 20182Undang-undang Dasar Republik Indonesia Pasal 28 ayat 3 dan Pasal 34 ayat 2
peserta dan atau annggota keluarga . Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
)BPJS( Kesehatan ini berdiri berdiri pada 1Januari 2014.3
Dan program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial )BPJS( Kesehatan
berupa perlindungan kesehatan agar peserta jaminan kesehatan bisa memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan juga manfaat pelindungan dalam memenuhi
kebutuhan pokok yang diberikan kepada tiap masyarakat yang sudah
membayarkan iuran ataupun yang sudah dibayarkan oleh Pemerintahan.
Beberapa misi Badan Jaminan Penyelenggaraan Sosial )BPJS( Kesehatan
di antaranya meliputi :
1. Meningkatkan kualias layanan yang berkeadilan kepada peserta,pemberi
pelayanan kesehaan dan pemangku kepentingan lainnya melalui sistem kerja
yang efekif dan efisien.
2. Memperluas kepersertaan JKN-KIS mencakup seluruh Indonesia paling
lambat 1Januari 2019 melalui peningkatan kemitraan dengan seluruh
pemangku kepentingan dan mendorong partisipasi masyarakat serta
meningkatkan kepatuhan kepersertaan.
3. Menjaga kesinambungan progran JKN-KIS dengan mengoptimalkan
kolekititibilitas iuran, sistem pembayaran fasilitas kesehatan dan pengolaan
keuangan secara transparan dan akuntabel.
4. Memperkuat kebijakan dan implemenasi program JKN-KIS melalui
peningkatan kerja sama antar lembaga, koordinasi dan komunikasi dengan
seluruh pemamngku kepentingan.
5. Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi dengan di dukung SDM
yang profesional, penelitian, perencanaan dan evaluasi, pengelolaan
3Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
prosesbisnis dan manajemen risiko yang efektif serta infrastruktur dan
teknologi informasi yang handal.4
Peningkatan upaya kesehatan dalam rangka mempengaruhi status kesehatan
masyarakat selama krisis ekonomi diprioritaskan untuk mengatasi dampak krisis,
disamping tetep mempertahankan peningkatan pembangunan kesehatan. Perhatian
khusus dalam mengatasi dampak krisis diberikan kepada kelompok berisiko dari
keluarga-keluarga miskin agar derajat kesehatannya tidak memburuk dan tetep
hidup produktif. Pemerintah bertanggung jawab terhadap terhadap biaya
pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin. Setelah melewati masa krisis
ekonomi,satatus kesehatan masyarakat diusahakan meningkat melalui pencegahan
dan pengurangan morbiditas, mortlitas, dan kecacatan terutama pada bayi, anak
balita, serta wanita hamil, melahirkan, nifas melalui upaya promosi hidup sehat,
pencegahan, dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan penyakit
rehabilitas.5
Secara umum peserta BPJS )Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial(
terdiri dari dua kelompok yaitu PBI Jaminan Kesehatan. Penerimaan Bantuan
Iuran )PBI( adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak
mampu sebagaimana dimaksud UU SJSN yang iyurannya dibayarkan pemerintah
sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI adalah faktor miskin
yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah. Bukan
PBI Jaminan Kesehatan. Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan terdiri dari :
4https://www.bpjs-kesehatan .go.id>read. Akses 27 Desember 20195 Wahid Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi )Jakarta: salemba Medika 2009(,hlm.21
a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya
c. Bukan pekerja dan anggota keluarga nya 6
Penerapan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial )BPJS( Kesehatan
masih memiliki kendala dalam berbagai hal kendal pertama adalah mengenai
persoalan BPJS telah muncul semenjak proses aktifasi kartu. Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial )BPJS( menerapkan aturan bahwa kartu
Pengguna BPJS baru bisa aktif sepekan setelah pendaftaran diterima padahal
persoalan sakit dapat menimpa siapa saja tanpa dapat diduga. Selanjutnya rujukan
lembaga kesehatan yang ditunjuk BPJS )Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial(.Kesehatan juga terbatas dan tidak fleksibel. Peserta BPJS )Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial( hanya dapat memilih satu fasilitas kesehatan
untuk memperoleh rujukan dan tidak bisa ke fasilitas kesehatan lain meski sama-
sama bekerja sama dengan BPJS )Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial(.
Persoalan lainnya terletak pada rumitnya out alur pelayanan BPJS )Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial( Kesehatan karena menerapkan alur pelayanan
berjenjang. Sebelum kerumah sakit, peserta wajib menghubungi fasilitas
kesehatan pada tingkat pertama yaitu Puskesmas. Persoalan berikutnya banyak
peserta BPJS )Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial( mengeluh perihal
pembayaran biaya perobatan yang tidak ditanggung sepenuhnya oleh BPJS
)Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial( sesuai dengan pasal 2 UU NO. 24
Tahun 2011 yang berbunyi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial )BPJS(
seharusnya menyelenggarakan sistem jaminan sosial berdasarkan asas
kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk 6https://www.bpjs-kesehatan .go.id>read. Akses 27 Desember 2019 Pukul 20.2
itu pihaknya terus mendesak pemerintah agar segera memperbaiki sistem dan
pelayanan BPJS )Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial( Kesehatan agar
pelayanan kesehatan yang layak dapat segera terpenuhi.
Adapun Jaminan Sosial lainnya selain BPJS dan JKN-KIS disini ada bantuan
Jaminan Sosial dari Daerah yaitu PKH )Program Keluarga Harapan( dan BPNT
)Bantuan Pangan Non-Tunai(. Peneliti memfokuskan
Cakupan kepersertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial )BPJS(
Kesehatan di Provinsi Jambi masih tergolong sangat rendah jumlah warga Jambi
yang sudah terdaftar menjadi peserta BPJS hingga Maret 2019 baru mencapai
75,15 persen. Rendahnya cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan tersebut banyak
dipengaruhi minimnya dukungan dana pelayanan kesehatan masyarakat kurang
mampu dari Pemerintah Daerah. Sedangkan kepersertaan program BPJS di
Batanghari tercatat baru 43 persen ditahun 2016. Dari total penduduk Batanghari
yang mencapai sekitar 305.878 jiwa, namun yang tercatat sebagai pemegang kartu
bpjs kesehatan hanya berkisar 43 persen. Sementara itu, untuk pengguna BPJS
kesehatan diantaranya dari Pegawai Negeri Sipil )PNS(, Pensiunan, Pekerja
Penerima Upah dari sektor swasta dan perusahaan, serta BPIA dan BPNI yang
dibiayai oleh pemerintah Pusat. Di Desa Penerokan Penerimaan Bantuan Jaminan
Sosial masih cukup rendah untuk mencapai yang ditargetkan.7
Dalam hal ini ada pun jumlah-jumlah penerimaan bantuan jaminan sosial
terdiri dari : KIS )Kartu Indonesia Sehat( yang berjumlah 439 Orang, BPNT
)Bantuan Pangan Non Tunai( 110 orang, PKH )Program Keluarga Harapan( 78
Orang. Dengan jumlah penduduk di Desa Penerokan sebanyak 8.138 Orang, 7 http//tribunjambi.com//110-desa-di-batanghari-sudah-serahkan-data-kepesertaan-BPJS-kesehatan.
hanya 627 orang yang menjadi penerimaan bantuan jaminan sosial.Adapun tabel
penerimaan Penyelanggaraan Jaminan Sosial di Desa Penerokan.
Tabel I
N
O
Penerimaan Jaminan Sosial Jumlah Penerimaan
1. Bantuan Pangan Non-Tunai 110
2. Program Keluarga Harapan 78
3. Kartu Indonesia Sehat 439
Jumlah 627
Sedangkan jumlah masyarakat yang kurang mampu sebanyak 3.675 Orang,
masih terdapat 3.048 Orang yang kurang mampu yang belum mendapatkan
bantuan jaminan sosial di Desa Penerokan.Dari Penerimaan Bantuan Jaminan
Sosial di Desa Penerokan tidak seutuhnya langsung dipilih untuk mendapatkan
Jaminan Sosial Tersebut melainkan masyarakat harus juga mendaftarkan dirinya
untuk mendapatkan bantuan tersebut.8
Beranjak dari permasalahan diatas maka penelititertarik untuk Penelitian
yang berjudul’’Upaya Pemerintah Desa Mengatasi Bantuan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan
Kabupaten Batanghari ‘’
B. Rumusan Masalah
8Sumber data dari Kantor Desa Penerokan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
A. Bagaimana Pelaksana Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial Masyarakat
Miskin di Desa Penerokan ?
B. Bagaimana Kendala Dalam Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial
Terhadap Masyarakat Miskin di Desa Penerokan ?
C. Bagaimana Upaya Dalam Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial Terhadap
Masyarakat Miskin di Desa Penerokan ?
C. Batasan Masalah
Batasan penelitian merupakan suatu langkah untuk memberikan arah agar
masalah yang hendak diteliti menjadi jelas dan mudah di pahami. Selain itu
batasan masalah diperlukan untuk lebih memusatkan perhatian dari pada inti dari
permasalahan yang sedang di teliti. Sesuai dengan kajian masalah yang diteliti,
dalam penelitian ini penulis hanya membahas bagaimana pelaksanaan
penyelenggaraan bantuan jaminan sosial terhadap masyarakat miskin di Desa
Penerokan, bagaimana kendala dalam penyelenggaraan bantuan jaminan sosial
terhadap masyarakat miskin di Desa Penerokan dari tahun 2017-2019 bagaimana
upaya dalam penyelenggaraan bantuan jaminan sosial terhadap masyarakat miskin
di Desa Penerokan.
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah :
G. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan penyelenggaraan bantuan
jaminan sosial masyarakat Miskin di Desa Penerokan.,
H. Untuk mengetahui bagaimana kendala dalam penyelenggaraan bantuan
jaminan sosial terhadap masyarakat miskin di desa Penerokan.,
I. Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam penyelenggaraan bantuan jaminan
sosial terhadap masyarakat miskin di desa Penerokan.
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil sebuah penelitian pada dasarnya mempunyai manfaat atau
kegunaan baik untuk peneliti maupun orang lain. Maka dari itu, kegunaan
penelitian ini ialah :
a. Bagi fakultas, penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
literature pada fakultas syariah dan jurusan ilmu pemerintahan.
b. Bagi Desa dan masyatakat, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan
bagi semua pihak khususnya Kepala Desa selaku pemimpin di Desa dan
Aparatur Desa selaku yang membantu Kepala Desa dalam menjalankan
tugasnya serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat agar
lebih memahami tentang upaya pemerintah desa mengatasi bantuan
penyelenggaraan jaminan sosial terhadap masyarakat miskin di desa
penerokan kabupaten Batanghari
c. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk
mengembangkan diri dan pengalaman serta pengetahuan terkait upaya
pemerintah desa mengatasi bantuan penyelenggaraan jaminan sosial terhadap
masyarakat miskin di desa penerokan kabupaten Batanghari.
E.Kerangka Teori
Menurut Thomas R. Dye adalah ‘’Whatever Goverments choose to do or
not to do’’. Kebejikan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan dan tidak
dikerjakan oleh pemerintah. Sedangkan menurut David Easton mendefisiensikan
kebijakan publik sebagai ‘’ pengalokasian nilai-nilai kepada seluruh masyarakat
secara keseluruhan. Pengertian lainnya dari kebijakan publik adalah merupakan
rumusan keputusan Pemerintah yang menjadi pedoman guna mengatasi masalah
publik yang akan dilaksanakan secara jelas.
Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu keputusan yang
dimaksudkan untuk mengatasi kesalahan tertentu melakukan kegiatan tertentu,
atau untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan oleh intansi yang mempunyai
wewenang dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan Negara dan
pembangunan, berlangsung dalam satu kebijakan tertentu. Dalam kehidupan
administrasi Negara, secara formal keputusan tersebut lazimnya dituangkan dalam
berbagai bentuk peraturan perundang-undang. Masalah publik dapat dibedakan
kedalam prosedural yaitu berhubungan dengan bagaimana tugas-tugasnya.
Dengan melihat definisi tersebut, maka pemahaman mengenai kebijakan publik
dapat disimpulkan menjadi dua pembagian. Pembagian jenis kebijakan publik
yang pertama adalah makna dari kebijakan publik adalah hal-hal yang diputuskan
pemerintah untuk dikerjakan atau dibiarkan. Pembagian jenis kebijakan publik
yang kedua adalah bentuknya.
Kebijakan publik dalam arti luas dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kebijakan dalam bentuk peraturan-peraturan pemerintah yang ditulis dalam
bentuk peraturan perundangan, dan peraturan-peraturan yang tidak tertulis namun
di sepakati yaitu yang disebut sebagai konvensi-konvensi.
Menurut Nugroho Kebijakan publik adalah factor yang me-leverage
kehidupan bersama. Dalam teori Pareto, kebijakan publik adalah factor 20% yang
menyebabkan terjadinya 80%. Kesepakatan awal pada teori ini bahwa kebijakan
public merupakan factor kritikal bagi kemajuan dan kemunduran suatu bangsa.
Pada prinsipnya, pelayanan public senantiasa harus selalu ditingkatkan
kinerjanya sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna jasa. Untuk
meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi
perlindungan bagi setiap warga Negara dan penduduk dari penyalahgunan
wewenang didalam penyelenggaraan pelayanan publik, dengan Persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia,
maka pada tanggal 18 juli 2009 Indonesia mensahkan Undang-undang No 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Pubik.
Menurut Undang-Undang tersebut, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuha pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan atau pelayanan administrative yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Menurut Ibrahim dalam bukunya Konsep Reinventing Government dan
Banishing Bureaucracy asas-asas pelayanan publik, antara lain:
a. Hak dan kewajiban, baik bagi pemberi dan penerima pelayanan public
tersebut, harus jelas dan diketahui dengan baik oleh masing-masing pihak,
sehingga tidak ada keragu-raguan dalam pelaksanaannya.
b. Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan
kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar,
berdasarkan ketentuan perundang-undanagan yang berlaku, dengan tetap
berpegang pada efisiensi dan efektifitasnya. )Tentunya kebijakan publik
yang melahirkan aturan perundang-undangan atau peraturan daerah
tersebut, harus pula menganut prinsip partisipasi masyarakat sejak
masukan proses hingga pengambilan keputusannya, karena masyarakatlah
yang menjadi objek pelayanan tersebut(.
c. Mutu proses keluaran dan hasil pelayanan publik tersebut harus
diupayakan agar dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran,
dan kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan )mestinya juga
dengan penuh empati dalam pelayanannya(.
d. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Instansi atau Lembaga
Pemerintah atau Pemerintahan ‘’terpaksa harus mahal’’, maka Instansi
atau Lembaga Pemerintah atau Pemerintahan yang bersangkutan
berkewajiban ‘’memberi peluang’’ kepada masyarakat untuk ikut
menyelenggarakannya, sesuai dengan peraturan perundang-undanagan
yang berlaku.
Adapun empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu Bharata:
1. Penyediaan pelayanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan
penyerahan barang )goods( atau jasa-jasa )services(.
2. Penerimaan pelayanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen
)customer( atau customer yang menerima berbagai layanan dari penyediaan
layanan.
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan
kepada pihak yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasan pelanggan, dalam memberik layanan penyediaan layanan harus
mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini
sangat penting dilakaukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para
pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang
dan atau jasa yang mereka nikmati. Keterlibatan pemerintah dalam
menyelenggarakan fungsi pelayanan publik berkembang seiring dengan
munculnya paham atau pandangan tentang filsafat Negara. Hal ini
diungkapkan oleh Prawirohardjo dengan mengatakan bahwa "Semenjak
dilaksanakan cita-cita Negara kesejahteraan, maka pemerintah semakin
inisiatif melakukan campur tangan terhadap interaksi kekuatan-kekuatan
kemasyarakatan dengan tujuan agar setiap warga dapat terjamin kepastian
hidup minimalnya. Oleh karena itu, secara berangsur-angsur, fungsi awal dari
pemerintahan yang bersifat represif )polisi dan peradilan( kemudian
bertambah dengan fungsi lainnya yang bersifat melayani".
Fungsi pelayanan yang dijalankan oleh pemerintah modern saat ini terkait
erat dengan tujuan dibentuknya pemerintah, seperti yang dikemukakan oleh
Rasyid bahwa "Tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga
suatu sistem ketertiban di dalam mana masyarakat bisa menjalani kehidupannya
secara wajar.
Pemerintah modern pada hakekatnya adalah pelayanan kepada
masyarakat.Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk
melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakt mengembangkan kemampuan dan kreativitas dalam mencapai
kemajuan bersama.
Lebih lanjut Rasyid mengemukakan bahwa pelayanan pada hakeketnya
adalah “Salah satu dari tiga fungsi hakiki pemerintahan, disamping fungsi
pemberdayaan dan pembangunan. Keberhasilan seseorang dalam menjalankan
misi pemerintahan dapat dilihat dari kemampuan mengembang tiga fungsi
tersebut”9
Berkaitan dengan hal itu, maka pemerintah dapat dikatakan merupakan
suatu lembaga yang menyelenggarakan tugas Negara “Pemerintah adalah segenap
alat pelengkapan Negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan Negara” Ndraha mengatakan bahwa tugas
Negara atau pemerintah tercermin dalam struktur serta proses pelaksanaan
kegiatan yang tekanannya pada kegiatan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan
dan dikerjakan oleh beberapa orang dengan pembagian tugas tertentu.
Tugas mengorganisasi pekerjaan ini dilakukan dalam birokrasi. Menurut
Parson mengatakan bahwa:
9Deddy Mulyadi, Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik,Edisi Revisi.)Bandung Januari 2015( hlm. 192-194
“Birokrasi adalah instrument yang terbaik untuk dapat mencapai tujuan Negara kesehjateraan yaitu dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat”
Pertanyaan-pertanyaan etis kemudian muncul sehubungan dengan
kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat. Untuk
memperoleh pelayananyang paling sederhana saja, masyarakat selalu dihadapkan
pada berbagai kesulitan yang sengaja dibuat-buat. Pemandangan tentang
pelayanan yang tidak memuaskan ini dapat dilihat hampir di semua instansi
pemerintah.
Dalam kaitan ini Kumorotomo mengatakan:
“Rutinitas tugas-tugas pelayanan yang berlebihan kepada pertanggung jawaban formal telah mengakibatkan adanya prosedur yang kaku dan lamban”
Keterlibatan pemerintah dalam menyelenggarakan fungsi pelayanan public
berkembang seiring dengan munculnya paham atau pandangan tentang filsafat
Negara. Hal ini diungkapkan oleh Prawirohardjo dengan mengatakan bahwa:
“Semenjak dilaksanakan cita-cita Negara kesejahteraan, maka pemerintah semakin intensif melakukan campur tangan terhadap interaksi kekuatan-kekuatan kemasyarakatan dengan tujuan agar setiap warga dapat terjamin kepastian hidup minimalnya. Oleh karena itu, secara berangsur-angsur, fungsi awal dari pemerintah yang bersifat represif )polisi dan peradilan( kemudian bertambah dengan fungsi lainnya yang bersifat melayani”
Disadari atau tidak, setiap warga selalu berhubungan dengan aktivitas
birokrasi pemerintah, sehingga keberadaannya menjadi suatu yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Pelayanan birokrasi akan menyetuh ke berbagai segi
kehidupan masyarakat, demikian luasnya cakupan pelayanan masyarakat yang
harus dilaksanakan pemerintah maka mau tidak mau pemerintah harus berupaya
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan
public.
Fungsi pelayanan yang dijalankan oleh pemerintah modern saat ini terkait
erat dengan tujuan dibentuknya pemerintah, seperti yang dikemukakan oleh
Rasyid bahwa: Tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu
sistem keterlibatan di dalam mana masyarakat bisa menjalani kehidupannya
secara wajar.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini membahas tentang upaya pemerintah desa mengatasi bantuan
penyelenggaraan jaminan sosial terhadap masyarakat miskin. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan tinjauan pustaka yang mendekati sebagai berikut:
Pertama,Mega Purnamawati Tahun 2018, Optimalisasi Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Ripin Kabupaten Muaro
Jambi (studi perbandingan di ruang Vip antara pengguna badan
penyelenggaraan jaminan sosial dan non badan penyelenggaraan jaminan
sosial tahun 2017. Dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penelitian ini membahas mengenai optimalisasi pelayanan antara pasien pengguna
kartu jaminan kesehatan dan pasien yang tidak menggunakan kartu jaminan
kesehatan. Didalam penelitian tersebut peneliti berusaha menggali seberapa
optimal pelayanan yang dilakukan pihak RSUD Ahmad Ripin mengenai
pelayanan terhadap pasien BPJS kesehatan dan NON BPJS. Yang mana dalam
jumlah klafikasi data terdapat 87 persen 41 BPJS dan 46 NON BPJS, selain itu
peneliti juga menemukan bahwa pasien awam saat berobat harus menunggu lama
karena kepengurusan berkas BPJS dan jika mau masuk ke ruangan VIP pasien
BPJS saat berobat harus membayar biaya selisih yang sesuai perda Rumah Sakit
yang lama dan NON BPJS yang dikeluhkan ialah fasilitas yang ada diruanagan
VIP yang masih kurang memedai dan penelitian ini menggunakan penelitian
Deskripti Kualitatif , melalui wawancara, pegawai di Rumah Sakit Ahmad Ripin
dan pengambilan data.10
Kedua, Akun Tanjung Prayogo Tahun 2017 ,Efektifitas Strategi Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Dalam Perluasan Peserta Bukan
Penerima Upah di Kota Serang. Dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Tujuan penulis untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektifitas strategi badan
penyelenggaraan jaminan sosial kesehatan dalam perluasan peserta bukan
penerima upah di kota Serang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Keith Davis. Pengumpulan
data dilakukan dengan data primer yaitu, Kuesioner )angket(, Interview
)wawancara( dan data sekunder yaitu, Studi Dokumentasi, Studi Kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kurangnya sosialisasi langsung kepada
masyarakat tentang program Jaminan Sosial Kesehatan kepada masyarakat,
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat Program Jaminan Kesehatan
Nasional untuk memperoleh manfaat dari Program Jaminan Kesehatan Nasional,
kurang kompetensinya sumber daya manusia dalam organisasi Badan
Penyelanggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Kota Serang dalam mensosialisasikan
Program Jaminan Kesehatan Nasional.11
10 Mega Purnamawati , ‘’Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi (studi perbandingan di ruang Vip antara pengguna badan penyelenggaraan jaminan sosial dan non badan penyelenggaraan jaminan sosial tahun 2017’’. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,Tahun 2018.11Akun Tanjung Prayogo.’’Efektifitas Strategi Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Dalam Perluasan Peserta Bukan penerima Upah di Kota Serang’’, Universitas sultan Ageng Tirtayasa, Tahun 2017.
Ketiga, Dwi Nur Aulia Tahun 2018,Analisis Terhadap Program Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Menurut Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Dari
Universitas Bandar Lampung. Tujuan penulis untuk mengetahui landasan hukum
pelaksana Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Indonesia, dan mengetahui
analisis pelaksanaan program BPJS menurut Undang-undang No 24 Tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normative yaitu merupakan
pendekatan masalah dengan melihat, menelaah dan menginterpretasikan hal-hal
yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum yang berupa konsepsi,
peraturan perundang-undagan, pandangan, doktrin hukum dan sistem hukum yang
berkaitan. Pengumpulan data yang digunakan yaitu, studi kepustaka. Hasil
penelitian ini bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesian pada September 2016
mencapai 27,76 juta orang atau mencapai 10,70 persen dari total penduduk, dan
berkurang sebanyak 250 ribu orang jika dibandingkan pada Maret 2016 adalah
10,49 juta orang atau naik 0,15 juta orang. Menyadari akan pentingnya pekerja
bagi perusahaan, pemerintah dan masyarakat maka diperlukan pemikiran agar
pekerja dapat menjaga keselamatannya dalam menjalankan pekerjaannya.12
Keempat, Prisilia Rattu Tahun 2015, Perbedaan Kualitas Pelayanan
Keperawatan Terhadap Pasien Penerimaan Bantuan Iuran Dan Pasien
Bukan Penerima Bantuan Iuran. Dari Universitas Sam Ratulangi. Tujuan
penelitaian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas pelayanan keperawatan
terhadap pasien penerimaan bantuan iuran dan pasien bukan penerima bantuan
iuran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu metode
12 Dwi Nur Aulia,’’Analisis Terhadap Program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial’’. Universitas Bandar Lampung, Tahun 2018
membandingkan dengan maksud untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan suatu
variabel. Hasil penelitian ini yaitu, kualitas pelayanan keperawatan terhadap
pasien Penerimaan Bantuan Iuran di Irina C RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado ‘’baik’’, kualitas pelayanan keperawatan terhadap pasien Bukan
Penerima Bantuan Iuran di Irina C RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ‘’baik’’
tidak ada perbedaan kualitas pelayanan keperawatan terhadap pasien Penerima
Bantuan iuran dan pasien Bukan Penerima Bantuan Iuran.13
Kelima, M. Ali Imron Rosyadi Tahun 2015 Implementasi Kebijakan Tata
Kelola Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional di Jawa Timur. Dari
Dinas kesehatan Pemprov Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu diskreptif
kualitatif yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan. Hasil peneliti ini
terhadap implementasi kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional di
Provinsi Jawa Timur, bahwa standard an sasaran kebijakan dalam tata kelola
peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional telah diatur dengan jelas menurut
keputusan Menteri Sosial No146/HUK/2013 maupun keputusan Menteri Sosial
No147/HUK/2013 sehingga hal ini telah sesuai dengan teori Van Mater dan Van
Horn, dimana kriteria peserta maupun jumlahnya telah diatur cukup jelas.14
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas ada persamaan dan perbedaan dengan
penelitian saya dan penelitian sebelumnya yaitu persamaan dalam menggunakan
metode kualitatif, melakukan observasi, wawancara, dokuemntasi, pengambilan
data.Perbedaan dalam penelitian terdahulu dan sekarang hanya berbeda dengan
pembahasan.
13Prisilia Rattu, ‘’Perbedaan Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Pasien Penerimaan Bantuan Iuran Dan Pasien Bukan Penerima Bantuan Iuran’’.Universitas Sam Ratulangi. Tahun 201514 M. Ali Imron Rosyadi. ‘’ Implementasi Kebijakan Tata Kelola Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional di Jawa Timur’’. Dinas kesehatan Pemprov Jawa Timur. Tahun 2015
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini digunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah
metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami maknanya oleh sejumlah
orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian
kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, dengan mengajukan pertanyaan
penting dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para
partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus
ketema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian
ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam
bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pendekatan penelitian yang bergaya
induktif, berfokus pada makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu
persoalan.15
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian lapangan )fuel research( yaitu
penelitian yang dilakukan dilapangan atau dilokasi, dimana peristiwa-peristiwa
yang menjadi objek penelitian berlangsung, atau sumber-sumber primer dapat
ditemukan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini terfokus di Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Darat
Kabupaten Batanghari.
15John W. Cresswell, RASEARCH DESIGEN Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi Ke Empat,)Yogyakarta, Pustaka Pelajar: 2016( Hlm 4-5
20
21
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah
bersifat kualitatif yang memanfaatkan wawancara tebuka untuk menalaah dan
memahami sikap, pandangan, dan prilaku individu atau sekelompok orang.16
Pendekatan sosial adalah pendekatan yang dilakukan dalam rangka menjalin
komunikasi dan menumbuhkan partisipasi dari masyarakat
D. Jenis dan Sumber data
Jenis data adalah jenis-jenis sumber yang diperoleh oleh peneliti pada subjek
penelitiannya. Jenis data dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer.
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian, atau
keseluruhan data hasil penelitian yang dipeoleh di lapangan.17 Dan diperoleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan melakukannya. Data
primer yang penulis kumpulkan adalah hasih wawancara, dokumentasi dan
observasi. Data primer ini diperoleh lansung dari objek penelitian dikantor Desa
Penerokan Kecamatan Bajubang Darat Kabupaten Batanghari,.
b. Data sekunder.
Data sekunder adalah data yang berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca,melihat atau mendengarkan. Data
sekunder diperoleh dari buku dan internet. Dalam penelitian ini data sekunder
16Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. )Bandung: pt Remaja Rosdakarya, 2017(, hlm. 14.17Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi. )IAIN STS Jambi: Syariah Press, 2014(
22
penulis peroleh dari sumber-sumber yang telah ada sebelumnya yang biasanya
diperoleh dari perpustakaan,atau laporan-laporan penelitian terdahulu. Misalnya
data yang tersedia ditempat tertentu seperti kantor, perpustakaan, majalah,
dokumen, dan sebagainya. Sumber data yang didapat adalah dari kantor Balai
Desa Penerokan, berupa dokumentasi wawancara dari struktur organisasi kantor
desa tersebut.18
E . Instrumen pengumpulan data
a. Observasi.
Observasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan, peninjauan,
penyelidikan riset. Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan
“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat,mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Observasi yang berarti pengamatan bertujun untuk mendapatkan data suatu
masalah,sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-chesckhing atau
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara lansung wacana
yang terdapat dalam kantor desa Penerokan Kecamatan Darat Kabupaten
Batanghari.
a. Wawancara
18W. Gulo, Metode Penelitian, Cetakan Ke-1)Jakarta April 2002. Hlm 140
23
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan berhadapan secara langsung dengan yang di wawancarai tetapi dapat
juga diberikan daftar pernyataan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.19
Wawancara ini dilakukan dengan Kepala Desa Penerokan dan Masyarakat yang
terlibat dalam Penerimaan Bantuan Iuran.
b. Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi, sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan
harian, cendra mata, lapran, dan foto, sifat data ini tak terbatas ruang dan waktu
sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah
terjadi diwaktu silam. Berdasarkan hal diatas dapat dikemukakan disini bahwa
analisis data yang digunakan peneliti adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil catatan lapangan, wawancara, dan bahan
lain sehingga dapat dipahami dengan mudah, serta membuat kesimpulan atau
analisa dengan tujuan agar dapat diinformasikan dan mudah untuk dipahami oleh
orang lain.
F.Teknik analisis data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya,
sehingga mudah dipahami dan tentunya dapat di informasikan kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian secara teknis dilaksanakan secara induktif yaitu
analisa yang dimulai dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.19Juliansyah Noor. Metode Penelitian, )Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011( hlm.138
24
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah akifitas peneliti dalam memilih dan memilah data yang
dianggap relava untuk disajikan. Menurut Miles dan Huberman, ‘’ data reduction
refers to the process of selecting, focusing, simplifying, abstracting, and
transforming the ‘raw’ data that appear inwritten up fieldnole’’. Proses pemilihan
data menfokuskan pada informasi yang mengarahkan untuk pemecahan masalah,
pemaknaan, dan penemuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kegiatan ini
akan berlangsung sejak awal sampai akhir penelitian.20
b. Penyajian Data
Penyajian data ini dapat membantu penulisan dalam memahami apa yang sedang
terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman yang penulis dapat
dari penyajian-penyjian tersebut.21
c. Penarikan Kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan bagian dari penelitian sebagai konfigurasi yang
utuh.Kesimpulan atau variabel dilakukan selama penelitian berlangsung.22
G. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan berisi tentang deskriptif daftar isi karya tulis bab per bab.
Uraian dibuat dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dan struktur dari
bangunan bahsan skripsi. Bentuk sistematika penulisan secara lengkap dapat
dilihat sebagai berikut:
20Ibid21Ibid22Ibid
25
BAB I pada bagian bab ini hakekatnya menjadi pijakan bagi penulis skripsi baik
mencakup background,pemikiran tentang tema yang dibahas, dengan sub latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka.
BAB II pada bagian bab 2, berisikan metode penelitian yang mencakup tempat
dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrument
pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan.
BAB III pada bagian bab 3, berisikan tentang gambaran umum atau
pendeskripsian tempat atau lokasi penelitian, yang mencakup historis, geografis,
BAB IV Bab ini merupakan inti dari penulisan skripsi dimana pada bab ini
membahas tentang bagaimana Pelaksana Penyelenggaraan Bantuan Jaminan
Sosial Masyarakat Miskin di Desa Penerokan, bagaimana Kendala Dalam
Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial Terhadap Masyarakat Miskin di Desa
Penerokan, bagaimana Upaya Dalam Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial
Terhadap Masyarakat Miskin di Desa Penerokan
BAB V Bab ini merupakan penutup dari akhir penulisan skripsi
dimana dalam bab ini mencakup dari kesimpulan dari penulisan
skripsi serta saran dari hasil penelitian.
H. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian di lapangan, maka penulis menyusun
26
agenda secara sistematis yang terdiri dari tabel jadwal penelitian
sebagai berikut:
Tabel 1
NO Kegiatan
Tahun 2019-2020November
Februari Maret Juni Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1Pengajuan judul
x
27
2Pembuatan proposal
x
3Perbaikan proposal dan seminar
X
4Surat izin riset
x
5Pengumpulan data
x
6Pengolahan data dan analisis data
X
7Pembuatan laporan
x
No KegiatanTahun 2020
Januari Februari Maret April Mei1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
8Bimbingan dan perbaikan
9Agenda dan ujian skripsi
10Perbaikan dan penjilidan
Catatan : Jadwal berubah sesuai waktu
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Bantuan Jaminan Sosial
Sejak tahun 2014 Presiden Jokowi meluncurkan program Kartu Indonesia
Sehat )KIS(, dalam hal ini, BPJS Kesehatan adalah badan yang
menyelenggarakan, sedangkan KIS adalah programnya. Sehingga KIS pun dasar
hukumnya adalah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional )SJSN( dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
Kesehatan. Secara oprasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran )PBI(, Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan Peta Jalan JKN )Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional(. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap
pelayanan kesehatan, sejak tahun 2008 Pemerintah telah menyelenggarakan
program jaminan kesehatan masyarakat )JAMKESMAS(, dengan sasaran program
Jamkesmas berjumlah 19,1 juta rumah tangga miskin )RTM( yang setara dengan
76,4 jita jiwa masyarakat yang terdiri dari masyarakat miskin dan masyarakat
tidak mampu.
Kartu Indonesia sehat )KIS( adalah kartu yang memiliki fungi untuk
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan secara gratis. Penggunaannya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS
ini disetiap fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut.
Program Keluarga Harapan )PKH( ada sejak tahun 2007 yaitu dengan
memberikan Bantuan Tunai Bersyarat )BTB( yang dikenal dengan nama Program
28
Keluarga Harapan )PKH( sebagai salah satu tahapan menuju system perlindungan
sosial. Program perlindungan sosial yang juga dikenal di dunia Internasional
dengan istilah Conditional Cash Tranfer )CCT( ini terbukti cukup berhasil dalm
menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di Negara-negara tersebut, terutama
masalah kemiskinan kronis.23
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian
bantuantunai bersyarat kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM)
yang memenuhi syarat kepersertaan dan ditetapkan oleh
Kementrian Sosial.Sasaran Program Keluarga Harapan (PKH)
adalah Keluarga Sangat Miskin (KSM) berdasarkan Basis Data
Terpadu.Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) harus
terdaftar dan hadir pada fasilitas kesehatan dan pendidikan
terdekat.Kewajiban peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di
bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu
hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan
anak balita.Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah
mendaftarkan dan memastikan kehadiran anggota keluarga
Program Keluarga Harapan (PKH) ke satuan pendidikan sesuai
jenjang sekolah dasar dan menegah.Khusus anggota keluarga
peserta Program Keluarga Harapan (PKH) penyandang disabilitas
kewajibannya disesuaikan dengan kondisi disabilitasnya.
Program Keluarga Harapan seperti disebutkan dalam Peraturan
Menteri Sosial Republik Indonesia No.10 Tahun 2017 tentang
23Kemensos RI. Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, 2005
Program Keluarga Harapan Pelaksanaan Program Keluarga
Harapan Pusat dilakukan oleh direktorat yang menangani
pelaksanaan Program Keluarga Harapan pada Kementerian
Sosial"24 kemudian "Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
Daerah dilakukan oleh Dinas/Instansi Sosial tingkat Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang membidangi Bantuan
sosial Program Keluarga Harapan, perlindungan dan jaminan
sosial.
Program Bantuan Pangan Non-Tunai awalnya merupakan program pengganti dari
Program Beras Sejahtera )Rastra(.Badan Pangan Non Tunai )BPNT( adalah
bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari Pemerintah diberikan kepada
KPM setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya
untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang
bekerjasama dengan Bank Negara seperti Bank BRI dan BTN dan sebagainya.
Namun penerima Bantuan Pangan Non-tunai )BPNT( tidak hanya peserta
Program Keluarga Harapan saja. Setiap Keluarga Penerima Manfaat )KPM(,
mendapatkan bantuan sosial sebesar 110.000 ribu, yang ditransfer setiap bulannya
melalui Kartu Keluarga Sejahtera )KKS( elektronik. Dengan adanya KKS, peserta
Keluarga Penerima Manfaat )KPM( dapat membelanjakan dana bantuan sosial
untuk membeli bahan kebutuhan pokok. Apabila dana bantuan tersebut masih
tersisa dan tidak habis dalam jangka 1 bulan, maka dana tersebut akan secara
otomatis tersimpan di tabungan serta dapat digunakan kembali pada bulan
berikutnya.
24 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Program Keluarga Harapan, Pasal 24
Tujuan Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) salah satunya
adalah untuk mengurangi beban pengeluaran kebutuhan pangan
masyarakat serta memberikan nutrisi seimbang kepada Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) secara tepat sasaran dan tepat waktu.
Hal ini telah diatur pada PERMENSOS Nomor 10 Tahun 2017
tentang Program Keluarga Harapan (PKH) dan PERPRES RI Nomor
63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai,
serta PERMENSOS Nomor 25 Tahun 2016 tentang Bantuan
Pengembangan Usaha Melalui Elektronik Warung Gotong Royong
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan.
A. Sejarah singkat Desa Penerokan
Sejarah singkat dari Desa Penerokan yaitu dimana di zaman dahulu Penerokan
terbagi menjadi 2 bagian hulu dan hilir dengan Simpang Bahar sebagai batasnya.
Asal muasal Penerokan ditarik menjadi tiga cerita yaitu:
1. Cerita tertua asal muasal penduduknya.
Penduduk Penerokan berasal dari orang Melayu. Dulu di Desa orang asli hulu,
mata pencariannya mencari ikan di kali )sungai(. Mereka mencari ikan
menggunakan tongkat yang memiliki tiga mata tombak yang dinamakan terok.
Disinilah nama Penerokan berasal karena pene bermakna’tempat’ sehingga
Penerokan berarti tempat mencari ikan.
2. Sebagai tempat menitipkan barang.
Bajubang merupakan daerah tambang minyak, namun di Hilir ada kali yang
belum ada jembatannya )arah Pom Bajubang Darat(. Perahu menjadi satu-satunya
transportasi, tapi karena mayoritas penduduknya di Hulu jumlah perahu dikit dan
bentuknya kecil. Ini menyulitkan pekerja yang ke Bajubang dari arah jambi Kota.
Maka daerah Hilir kelamaan menjadi tempat istirahat dan penitipan, dari inilah
penamaan Penerokan ‘’PE’’bermakna Tempat dan ‘’NAROKAN’’ bermakna
Menaruh, menjadi PENEROKAN.
3. Tragedi seorang Putri
Di Daerah Hulu ada keluarga yang memiliki putri yang sangat cantik.
Karena situasi seperti ini Daerah lain menamakannya Penerokan Pene)tempat(
Irukan )tempat yang ribut-ribut( karena si putri cantik.25
B. Tugas Dan Fungsi Kasi Kesehjahteraan
1. Pendidikan
- Pembangunan/Rehabilitas /Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana/Alat peraga Edukatif )APE(
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non-Formal Milik Desa
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sarana Prasarana
Perpustakaan/Taman Bacaan Desa/Sanggar Belajar Milik Desa
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana Posyandu/Polindes/PKD
2. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
- Pemeliharaan Jalan Desa
- Pemeliharaan Jalan Lingkungan Permukiman/Gang
25 https://carisanasiniweb.wordpress.com/desa-penerokan.4 Agustus 2020 pukul 15.30
- Pemeliharaan Jalan Usaha Tani
- Pemeliharaan Prasarana Jalan Desa )Gorong-gorong, Selokan,
Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana Jalan Lain(
- Pemeliharaan Gedung/Prasarana Balai Desa/Balai Kemasyarakatan
- Pemeliharaan Pemakaman Milik Desa/Situs Bersejarah Milik
Desa/Petilasan Milik Desa
- Pemeliharaan Embung Milik Desa
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengerasan Jalan Desa
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/PengerasanJalan
Lingkungan Permukiman/Gang
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengerasan Jalan Usaha
Tani
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengerasan Jembatan Milik
Desa
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Prasarana Jalan Desa
)Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana
Jalan Lain(
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Balai Desa/Balai
Kemasyarakatan
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Pemakaman Milik
Desa/Situs Bersejarah Milik Desa/Petilasan Milik Desa
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Embung Desa
3. Kawasan Permukiman
- Dukungan Pelaksanaan Program Pembangunan/Rehab Rumah
Tidak Layak Huni )RTLH( GAKIN )pemetaan, validasi, dll(
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sumur Resapan
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sumber Air Bersih Milik
Desa )Mata Air/Tandon Penampungan Air Hujan/Sumur Bor, dll(
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sambungan Air Bersih ke
Rumah Tangga )pipanisasi, dll(
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sanitasi Permukiman
)Gorong-gorong, Selokan, Parit, dll(
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas jamban
Umum/Mck Umum, dll
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas Pengelolaan
Sampah Desa/Permukiman )Penampung, Bank Sampah, dll(
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sistem Pembuangan Air
Limbah )Drainase Air Limbah Rumah Tangga(
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Taman/Taman Bermain
Anak Milik Desa
4. Kehutanan dan Lingkungan Hidup
- Pengelolaan Hutan Milik Desa
- Pengelolaan Lingkungan Hidu Desa
5. Energi dan Sumber Daya Mineral
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sarana dan Prasarana
Energi Altenatif tingkat Desa
6. Pariwisata
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pariwisata Milik Desa
- Pengembangan Pariwisata Tingkat Desa
7. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
- Penyediaan Pos Kesiapsiagaan Bencana Skala local Desa
8. Kebudayaan dan Keagamaan
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kebudayaaan/Rumah Adat /Keagamaan Milik Desa
9. Kepemudaan dan Olah Raga
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kepemudaan dan Olahraga Milik Desa
10. Kelautan dan Perikanan
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Kramba/Kolam Perikanan
Darat Milik Desa
- Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Pelabuhan Perikanan
Sungai/Kecil Milik Desa
11. Penanggulangan Bencana26
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
26 Sumber data Desa Penerokan
Kaur Keuangan
Sekretaris Desa
Staf Kaur Keuangan
Kepala Desa Penerokan
Kaur Umum dan Perencanaan
Kaur KesraKaur Pemerintahan
Sumber: Data Monografi Desa Penerokan tahun 2010.
Berikut ini adalah nama-nama Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Penerokan tahun 2016-2022, sebagai berikut :Kepala Desa : Sugiyono
Sekretaris Desa : Zumar
Kaur Pemerintahan : Ahmad Sidik
Kaur Kesra : Zainal Arifin
Kaur Umum dan Perencanaan : Wahyu Hari Mukti, SP
Kaur Keuangan : Astuti
Staf Kaur Keuangan : Sumiarti
Kepala Dusun Purwosari : Dwiyanto
Kepala Dusun Porwodadi : Mulyadi
Kepala Dusun Wonorejo : Parman
Kepala Dusun Sekarsari : Rohmad. S
D. Geografis Desa Penerokan
Desa Penerokan merupakan salah satu wilayah desa dalam Kecamatan Bajubang
dari 9 desa yang ada di Kecamatan Bajubang. Secara geografi, Desa Penerokan
terletak dibagian barat Kecamatan Bajubang yang meliputi wiayah seluas 12.000
km2 dengan jumlah kepala keluarga 2.293 KK.27 Yang berbatasan langsung
dengan beberapa Desa yaitu :
- Sebelah Utara : Desa Petajen dan Desa Batin
27 Sumber data: Dokumentasi Profil Desa Penerokan 2017-2018
Kepala Dusun Purwosari
Kepala Dusun Purwodadi
Kepala Dusun wonorejo
Kepala Dusun Sekarsari
- Sebelah Timur : Desa Tj. Pauh KM. 39 dan Desa Baru Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi
- Sebelah Selatan : Desa Ladang Pris
- Sebelah Barat : Kelurahan Bajubang Desa Mekar sari Ness dan Desa Batin
Desa Penerokn memiliki corak iklim tropis seperti halnya wilayah di Kabupaten
Batanghari lainnya, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap
kecocokan tanam pada lahan perkebunan/pertanian yang ada di Desa Penerokan
seperti Karet dan Kelapa Sawit.28
E. Visi Dan Misi Desa Penerokan
Visi Desa Penerokan
‘’Hadir Lebih Dekat Melayani Masyarakat Demi Terwujudnya Desa Penerokan
Maju, Aman, Damai, Makmur, Sejarah Serta Menjunjung Tinggi Nilai Sosial,
Budaya, Agama, Berlandasan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa’’.
Misi Desa Penerokan
1. Menjalin hubungan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten, Provinsi
dalam rangka mewujudkan pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
yang selaras.
2. Meningkatkan pemberdayaan semua potensi yang ada di Desa Penerokan
meliputi :
a. Meningatkan sumber daya manusia )SDM(
b. Menningkatkan sumber daya alam )SDA(
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi kerakyatan.,
28 Sumber data: Dokumentasi Profil Desa Penerokan 2017-2018
3. Memberikan rujukan terhadap kesejahteraan masyarakat dalam bidang
pendidikan, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan sosial kepada Pemerintah
Kabupaten.,
4. Menciptakan kondisi masyarakat Desa Penerokan yang aman, tertib, guyup dan
rukun dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpegang pada prinsip-prinsip :
a. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi
b. Ringan sama di jinjing, berat sama dipikul
c. Sepiring pamprih, rame ing gawe, nrimo ing pandum bater tan
mbacangi, duwur tan ngungkuli, yang artinya : Tidak banyak
mengharap imbalan, selalu bersemangat dan kerja keras, menerima
hasil swajarnya, cepat tanpa mendahului, tinggi tanpa melebihi.
5. Optimilisasi penyelenggaraan Pemerintah Desa Penerokan meliputi :
a. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Desa yang
profssional, efektif, efesien, transparan, akuntabel.
b. Meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima yaitu : cepat, tepat
dan benar.
c. Meningkatkan pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan yang berkesinambungan dengan mengedepankan skala
prioritas, partisipasi yang berkeadilan.
d. Memberikan keteladanan dan dorongan semangat untuk menciptakan
Desa Penerokan yang maju dan sejahteraan.
e. Menciptakan berbagai inovasi dalam lingkungan
f. Menciptakan kondisi atau suasana kondusif
g. Memberikan dorongan moral dan semangat kerja ketika seseorang
dalam ketertinggalan.
6. Mencetak generasi muda yang tangguh, inovatif, berkualitas, kompoten dan
berbudi luhur meliputi :
a. Meningkatkan pembinaan dan pelatihan keterampilan, kemandirian
yang berdaya guna dan berhasil guna.
b. Meningkatkan pembinaan melalui kegiatan-kegiatan pengajian,
organisasi kepemudaan.
c. Memperhatikan
7. Mewujudkan Pemerintah yang bersih dan profesional serta responsif :
a. Menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang cepat dan prima
b. Melaksanaan dan memfasilitasi pembangunan yang aspiratif,
bermanfaat, terpelihara dan berkelanjutan serta peningkatan
perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur,
c. Mengembangkan sistem informasi Desa data tata kelola yang dinamis
sebagai upaya mempromosikan Desa dan kegiatan pembangunan Desa
d. Melaksanakan pembinaan kehidupan kmasyarakatan dengan
pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial
budaya seperti bidang kesehatan, pendidikan, pemuda dan adat istiadat
e. Penguatan dan manajemen lembaga kemasyaraatan, pembentukan
Badan Usaha Milik Desa, serta kerjasama antar Desa
f. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis argobisnis, pertanian,
perkebunan dan kehutanan rakyat dengan kondisi sosial budaya yang
berbasis kearifan lokal.
g. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya Desa, guna
mendukung peningkatan pendapatan Desa
h. Menentukan kebijakan yang akan mendorong perkembangan usaha
perdesaan
i. Menjaga kondisi wilayah yang kondusif
j. Mewujudkan pemerataan pembagunan Desa dan berkeadilan
8. Menciptakan Pemerintahan yang Profesional untuk mencapai pelayanan yang
prima Program Perencanaan Pembangunan Desa :
a. Program Pengembangan data Profil Desa berbasis Teknologi Informasi
b. Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan
Catatan Sipil
c. Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Desa
d. Pelayanan Administrasi Pertahanan dan PBB
e. Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
9. Mengembangkan potensi masyarakat untuk mengembangkan kreativitas dan
bakatnya dalam meningkatkan kualitas hidup dan Pemenuhan Kebutuhan
Dasar
a. Pengelolaan dan Pembinaan PAUD dan TK/RA Serta sarana
Pendidikan Lainnya
b. Pengelolaan dan Pembinaan Posyandu
c. Pengembangan Pos Kesehatan
d. Program Pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan
e. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
f. Program Perbaikan Gizi
g. Program Pengembangan Lingkungan yang Sehat
h. Program Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Posyandu
i. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
j. Program Peingkatkan Keselamatan Ibu melahirkan dan Anak
10. Mengembangkan potensi masyarakat melalui potensi produk unggulan
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
b. Program Pendirian dan pengembangan BUM Desa
c. Program Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal
d. Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan
e. Program Pengembangan Industri Rumah Tangga
f. Program Peningkatan, Pemasaran hasil Industri Rumah Tangga yang
berbasis pertanian
g. Program Peningkatan Hasil Pertanian/Perkebunan/Peternakan berbasis
Teknologi tepat guna
h. Program pembangunan dan pengelolaan energi Mandiri
11. Meningkatkan partisipasi dan pern serta masyarakat dalam pembangunan
infrastruktur/sarana dan prasarana Desa
a. Program Pembangunan Jalan Desa, Jalan Usaha tani, dan Jembatan
b. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
c. Program Penyediaan Sarana Air Bersih bersekala Desa
d. Program Penyediaan Sanitasi Lingkungan
e. Program Penyediaan Sarana Dan Prasarana Produksi Di Desa
f. Program Pengelolaan Air minum Dan Air Limbah
g. Program Pengelolaan Aset-Aset/Insfrastruktur Pertanian
h. Program Insfrastruktur Perdesaan
i. Program Pembangunan Energi Baru Dan Terbarukan
12. Menjaga Kelestarian Adat-Istiadat dan menumbuh kembangkan
keseimbangan pembangunan budaya perdesaaan yang berlandaskan keimanan
dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
a. Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
b. Program Penataan, Penguasaan, Kepemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah Desa
c. Program Keluarga Berencana
d. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
e. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Olahraga
f. Program Pengelolaan Keragaman Seni Budaya
g. Program Pemberdayaan MasyarakatUntuk Menjaga Keamanan dan
Ketertiban.29
a. Pendidikan
Dari total jumlah penduduk Desa Penerokan usia sekolah, sejumlah 1386
orang telah mengenyam pendidikan sampai tingat WAJIB BELAJAR 9 TAHUN.
Adapun angka putus sekolah sangat rendah dan bahkan nyaris tidak ada, hal ini
didukung oleh kesadaran orang tua siswa akan arti pentingnya pendidikan. Selain
itu juga, di dukung dengan adanya program Pemerintah yang telah melaksanakan
program pendidikan gratis bermutu.
Tidak hanya pendidikan formal, pendidikan non formal seperti kegiatan-
kegiatan anak-anak dan remaja juga berperan penting dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat, seperti Pengajian Antara Maghrib dan Isya )PAMI(,
29 Sumber Data: Kantor Balai Desa
Hadrah,Kompangan, Majelis Ta'lim, Majelis Dzikir dan kegiaan umum serta
Keagamaan memperingati Hari Besar Islam dan sejenisnya.30
Tabel 2
Jenjang Jumlah
PAUD 4
TK/RA 2
SD 3
SMP/MTS 2
DTA 3
b. Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan keadaan Desa Penerokan yang di didominasi oleh iklim tropis
dan topografi wilayahnya sangat strategis dan mendukung dalam sektor
perkebunan, maka sebagian besar masyarakat berprofesi seebagai petani dan
buruh tani.31
30 Sumber Data dari Kantor Balai Desa Penerokan31 Sumber Data dari Kantor Balai Desa Penerokan
Tabel 3
Berikut ini tabel Mata Pencarian Penduduk Desa Penerokan
No Mata Pencarian Jumlah
1. Petani Karet 2250
2. Petani Sawit 2034
3. PNS 160
4. Pegawai Swasta 100
5. Peternak 50
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penyelengaraan Bantuan Jaminan Sosial Terhadap
Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan Dari Tahun 2019-2020
Pelaksanaan Penyelenggaraan bantuan jaminan sosial adalah kegiatan dalam
penyaluran bantuan di Desa Penerokan yang dianggap sebaagai proses dari
berjalannya kebijakan Pemerintah untuk mensejahterahkan masyarakat Desa serta
untuk membangun perekonomiannya masyarakat Indonesia. Dengan pelaksanaan
bantuan Desa maka akan mengurangi kesulitan yang sedang dihadapi oleh
masyarakat.
Adapun jenis-jenis Program bantuan di Desa Penerokan adalah:
a. PIP )Program Indonesia Pintar(
b. JKN-KIS )Program Jaminan Kesehatan(
c. PKH )Program Keluarga Harapan(
d. Bansos Rastra/BPNT )Bantuan Pangai Non-Tunai(
e. PBI )Penerima Bantuan Iuran(
Dalam penelitian ini mengfokuskan tiga jenis program bantuan yaitu: KIS )Kartu
Indonesia Sehat(, PKH )Program Keluarga Harapan(, dan BPNT )Bantuan Pangan
Non-Tunai(
1. Kartu Indonesia Sehat )KIS(
Sejak tahun 2014 Presiden Jokowi meluncurkan program Kartu Indonesia
Sehat )KIS(, dalam hal ini, BPJS Kesehatan adalah badan yang
45
menyelenggarakan, sedangkan KIS adalah programnya. Sehingga KIS pun dasar
hukumnya adalah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional )SJSN( dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
Kesehatan. Secara oprasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran )PBI(, Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan Peta Jalan JKN )Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional(. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap
pelayanan kesehatan, sejak tahun 2008 Pemerintah telah menyelenggarakan
program jaminan kesehatan masyarakat )JAMKESMAS(, dengan sasaran program
Jamkesmas berjumlah 19,1 juta rumah tangga miskin )RTM( yang setara dengan
76,4 jita jiwa masyarakat yang terdiri dari masyarakat miskin dan masyarakat
tidak mampu.
Kartu Indonesia sehat )KIS( adalah kartu yang memiliki fungi untuk memberikan
jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara gratis. Penggunaannya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini disetiap
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut.
Sebelum KIS didistribusikan kepada masyarakat secara luas maka ada tahapan
yang harus dilalui dalam pelaksanaan distribusi jaminan sosial di Desa. Hal ini
senada dengan hasil wawancara penulis dengan Bapak Zainal Arifin selaku Kasi
Kesra Pemerintah Desa Penerokan
‘’ pelaksanaan Jaminan Sosial di Desa Penerokan ialah tahap pertama melalui pemberitahuan yang di informasikan oleh Kecamatan bahwa KIS akan keluar, tahap selanjutnya ialah dari Desa langsung diberikan kepada masyarakat sesuai
dengan didata. Pemberian ini juga langsung diawasi oleh orang kecamatan langsung ”32
Berdasarkan hasil wawancara diatas, menjelaskan bahwa pelaksanaan dalam
bantuan KIS ialah melalui pemberitahuan dari Kecamatan kepada Pemerintah
Desa yang kemudian diberikan langsung kepada masyarakat yang terdata
menerima bantuan KIS, penerimaan KIS sebanyak 439 orang.
2. Program Keluarga Harapan )PKH(
Program Keluarga Harapan )PKH( ada sejak tahun 2007 yaitu dengan
memberikan Bantuan Tunai Bersyarat )BTB( yang dikenal dengan nama Program
Keluarga Harapan )PKH( sebagai salah satu tahapan menuju system perlindungan
sosial. Program perlindungan sosial yang juga dikenal di dunia Internasional
dengan istilah Conditional Cash Tranfer )CCT( ini terbukti cukup berhasil dalm
menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di Negara-negara tersebut, terutama
masalah kemiskinan kronis.33
Program Keluarga Harapan )PKH( adalah program pemberian
bantuantunai bersyarat kepada Keluarga Sangat Miskin )KSM( yang memenuhi
syarat kepersertaan dan ditetapkan oleh Kementrian Sosial.Sasaran Program
Keluarga Harapan )PKH( adalah Keluarga Sangat Miskin )KSM( berdasarkan
Basis Data Terpadu.Peserta Program Keluarga Harapan )PKH( harus terdaftar dan
hadir pada fasilitas kesehatan dan pendidikan terdekat.Kewajiban peserta Program
Keluarga Harapan )PKH( di bidang kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan
bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan anak
balita.Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan
32 Wawancara kepada Bapak Zainal Selaku Kasi Kesra Pora & pelayanan33Kemensos RI. Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, 2005
memastikan kehadiran anggota keluarga Program Keluarga Harapan )PKH( ke
satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menegah.Khusus anggota
keluarga peserta Program Keluarga Harapan )PKH( penyandang disabilitas
kewajibannya disesuaikan dengan kondisi disabilitasnya.34
Program Keluarga Harapan seperti disebutkan dalam Peraturan Menteri Sosial
Republik Indonesia No.10 Tahun 2017 tentang Program Keluarga Harapan
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Pusat dilakukan oleh direktorat yang
menangani pelaksanaan Program Keluarga Harapan pada Kementerian Sosial"35
kemudian "Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Daerah dilakukan oleh
Dinas/Instansi Sosial tingkat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang
membidangi Bantuan sosial Program Keluarga Harapan, perlindungan dan
jaminan sosial.36
Begitu juga pelaksanaan Program Keluarga Harapan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa yang merupakan organisasi Pemerintah yang terdekat dengan
masyarakat menurut Jhon.D.Miler, organisasi Pemerintah
”Adalah kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.37 Dalam menjalankan sebuah organisasi Pemerintah tersebut harus didukung dengan sumber daya manusia adalah "kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.”38
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Desa Penerokan memang sudah
dilaksanakan yang ditandai dengan adanya masyarakat yang mendapatkan
34Kemensos RI. Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, 200535 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Program Keluarga Harapan, Pasal 2436 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2017, Pasal37 Inu Kencana,ILMU PEMERINTAHAN,)JAKARTA: BUMI AKSARA,2015( hlm, 12838 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi,)Jakarta: PT Bumi Aksara,2009(. Hlm. 244
manfaat Program Keluarga Harapan ini, seperti wawancara saya dengan aparat
Desa Penerokan mengatakan:
"Di Desa Penerokan sudah melaksanakan Program Keluarga Harapan. Ini
ditandai dengan adanya masyarakat yang mendapatkan Program Keluarga
Harapan tersebut, dengan total penerimaan 78 orang.”39
Adapun wawancara kepada salah satu petugas pendamping Program Keluarga
Harapan Desa Penerokan yang mengatakan:
"Memang benar di Desa Penerokan sudah melaksanakan Program Keluarga Harapan yang dimana ada sebanyak 78 warga Desa Penerokan yang mendapatkan manfaat dari Program Keluarga Harapan dengan kriteria bantuan yang berbeda, pesertaakan menerima manfaat Program Keluarga Harapan selama 5 tahun, akan tetapi peserta tersebut dapat kami hentikan jika sudah tidak memenuhi kriteria penerimaan manfaat Program Keluarga Harapan lagi."
Daftar penerima bantuan PKH )Program Keluarga Harapan( Tahun 2018
Tabel 4
No NAMA PENERIMA PKH No NAMA PENERIMA PKH
1 PUTRI LESTARI 26 EGI SUSANTI
2 ARIF MAULANA 27 AHMAD RASYID
3 FITRI HIDAYANTI 28 MAHDI
4 MELANI DWI AULIA 29 NINIK RIANA
5 ATIK MALICHAN 30 AGUS M
6 M ROBBI 31 KARINA DIVA
7 DIMAS WP 32 WALUYO39 Wawancara kepada Bapak Sugiyono Kepala Desa Penerokan
8 DIMAS WAHYU 33 KHOFIFAH
9 IKE ARUM 34 JOTI JANUATI
10 WAHYU ONGKO 35 SUMIRAH
11 ILHAM AJI SAPUTRA 36 SAIPUN ANWAR
12 SAERAH 37 AMRIN
13 INDI SUPRIATIN 38 SIYAM
14 MUHTASAR 39 WAGIYEM
15 BAGAS RESTU AJI 40 GUNTORO
16 TIARA SYAHLIMAH 41 KARSONO
17 HADI PANGESTU 42 WARTINI
18 NUR ALAM TARIQ 43 PAIRUN
19 ANISSA 44 SURAHMAN
20 KHAIRUL HAFILUDI 45 AL MUHSUN
21 FUAD KAMAL 46 AL MUJAHIDIN
22 M SYAHRUL 47 SENI
23 AGUS JAYANTO 48 SANEM
24 SUPRIYANI 49 TAUHID
25 MUSLIMIN 50 MUSLIMIN
Daftar penerima bantuan PKH )Program Keluarga Harapan( Tahun 2019-2020 40
40 Wawancara kepada Bapak Zainal Arifin Selaku Kasi Kesra Pora & Pelayanan
Tabel 5
No Nama Penerima PKH
No Nama Penerima PKH No Nama Penerima PKH
1 Sujini 27 Hartini 53 Suryati2 Suryanawati 28 Muji Rahayu 54 Kartini3 Catur Winarti 29 Tatik 55 Mutrikhatun4 Leni 30 Nur khasanah 56 Wagirah5 Siti Aisyah 31 Delvian Nur Bastra 57 Supriyani6 Sutiyem 32 Alek 58 Sugihartini7 Saminah 33 Saripah 59 Suminem8 Kaminah 34 Sumiatun 60 Watirah9 Paisah 35 Maya Istianah 61 Rosita10 Mutini 36 Suwarsini 62 Ermayani11 Misriyah 37 Susanti 63 Sumiati12 Herly Kurniawati 38 Sumini 64 Mut Tolingah13 Retnowati 39 Suaibatul Aslamiah 65 Masriah14 Asmawati 40 Siti Nurmalis 66 Timasiyah15 Fatmawati 41 Yahudi 67 Tum Niasih16 Isma Nasution 42 Subagio 68 Siti Jamilah17 Ngaisah 43 Surip 69 Musliha18 Yulia 44 Samsiyah 70 Turmi19 Sumarni 45 Yetti 71 Leni Andrini20 Ratna Utami 46 Sri Ningsih 72 Fitria21 Maryati 47 Sumarni 73 Susilawati22 Sri Mulyani 48 Mungalim 74 Kiptiyah23 Turini 49 Elina Wagini Astuti 75 Wailana24 Supriyati 50 Eli 76 Maya Istianah25 Siti Umroh 51 Aslamiah 77 Jajak26 Bariyem 52 Megawati 78 Nur tiah
Penerimaan Program Keluarga Harapan dari 2019-2020 tidak ada mengalami
perubahan penerima, dan di tahun 2018.
3. Badan Pangan Non Tunai )BPNT(
Program Bantuan Pangan Non-Tunai awalnya merupakan program pengganti dari
Program Beras Sejahtera )Rastra(.Badan Pangan Non Tunai )BPNT( adalah
bantuan sosial pangan dalam bentuk non tunai dari Pemerintah diberikan kepada
KPM setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya
untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang
bekerjasama dengan Bank Negara seperti Bank BRI dan BTN dan sebagainya.
Namun penerima Bantuan Pangan Non-tunai )BPNT( tidak hanya peserta
Program Keluarga Harapan saja. Setiap Keluarga Penerima Manfaat )KPM(,
mendapatkan bantuan sosial sebesar 110.000 ribu, yang ditransfer setiap bulannya
melalui Kartu Keluarga Sejahtera )KKS( elektronik. Dengan adanya KKS, peserta
Keluarga Penerima Manfaat )KPM( dapat membelanjakan dana bantuan sosial
untuk membeli bahan kebutuhan pokok. Apabila dana bantuan tersebut masih
tersisa dan tidak habis dalam jangka 1 bulan, maka dana tersebut akan secara
otomatis tersimpan di tabungan serta dapat digunakan kembali pada bulan
berikutnya.
Tujuan Program Bantuan Pangan Non-Tunai )BPNT( salah satunya adalah untuk
mengurangi beban pengeluaran kebutuhan pangan masyarakat serta memberikan
nutrisi seimbang kepada Keluarga Penerima Manfaat )KPM( secara tepat sasaran
dan tepat waktu. Hal ini telah diatur pada PERMENSOS Nomor 10 Tahun 2017
tentang Program Keluarga Harapan )PKH( dan PERPRES RI Nomor 63 Tahun
2017 tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai, serta PERMENSOS Nomor
25 Tahun 2016 tentang Bantuan Pengembangan Usaha Melalui Elektronik
Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan.
“Adapun wawancara kepada bapak Sugiono selaku Kepala Desa Penerokan mengatakan bahwa: " Badan Pangan Non Tunai )BPNT( adalah Program dari
Dinas Sosial atau Kemensos yang berbentuk beras yang diberikan kepada keluarga miskin yang ada di Desa Penerokan, BPNT di Desa Penerokan berjumlah 110 KK. Badan Pangan Non Tunai ini pelaksanaan 1 bulan sekali jika lancar, dan 2 bulan sekali jika BULOG sedang kosong. Sistem BPNT ini diberikan kartu kepada keluarga miskin yang mendapatkan bantuan ini, yang bekerjasama dengan Bank BRI terdekat."41
Berdasarkan hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa program BPNT di Desa
Penerokan pelaksanaan program tersebut dilakukan 1 bulan sekali yang akan
diberikan kepada keluarga miskin yang telah di data dan memiliki kartu yang
berkerja sama kepada Bank BRI terdekat.
Adapun daftar nama-nama penerima Rastra tahun 2017-2018
Tabel 6
No Nama Penerima BPNT No Nama Penerima BPNT1 SENIYAH 23 UMMI BALADATUN2 SITI KHAFSOH 24 WAGIYAH3 SITI MUNIPAH 25 WIJI LESTARI4 SITI RAHMADANI 26 WIWIT NUR INDAH5 SLAMET SUPRIYADI 27 URIP6 SOLIMAH 28 TURINI7 SRI JUWITA 29 YAUNA8 SUKARSIYAH 30 SUMIRAH9 SULASTRI 31 ASI YARNI10 SULASTRI 32 OPITA SARI11 SULINAH 33 DEDI IRAWAN12 SUNARMI 34 RIADI13 SUNIAH 35 ISMADI14 SURATI 36 NINIK RIANA15 SURATMIN 37 SATIA16 SUSETRO 38 MEI DAPRIANTI17 SUTINAH 39 EDY PURWANTO18 SUTYAH 40 NOPI HARTONO19 SUWARSO20 TARISAH21 TITI MARBAWATI22 TUMIASIH
Adapun daftar nama-nama penerima BPNT tahun 2019.
Tabel 7
41 Wawancara Kepada Bapak Sugiyono Selaku Kepala Desa Penerokan
No Nama Penerima BPNT No Nama Penerima BPNT1 ARMINI 21 PARJU2 BINAJI 22 RAISSA ARSYFA3 DIANI LESTARI 23 RASIMAN4 ETIK ISTIANA WATI 24 SALFINAR5 FANDIKA NUGRAHA 25 SAMIRAN6 FATWAHENI 26 SITI MARFUAH7 FITRIANI 27 SITI ZAHIRO8 IIT MUZAIDAH 28 SOSILA9 JULIANAH 29 SUMIANI10 JUMALI 30 SUMIATI11 KOMSIATUN 31 SUPARTI12 MANISEH 32 SUPIYATI13 MUGIONO 33 SUPRI HARTINI14 MUKHTARUDIN 34 SURANI NINGSIH15 MUNAWAROH 35 SUWARNO16 NGADIRAH 36 SYAH HUDA M17 NGATINI 37 TOSAN18 NUR NAZARIA 38 TUGISAH19 PAIJAH 39 WARSINI20 PAINI 40 ZAENATUN
Adapun daftar nama penerima BPNT di tahun 2020.
Tabel 8
No Nama Penerima BPNT No Nama Penerima BPNT1 AHMAD CHAMIM 23 MINAH2 APRIYANI 24 MISNAWATI3 ASTUTIK 25 MUHAMAD MUHTAR4 ASTUNIK 26 MUSTAJAB5 CHUSNI MUBAROK 27 MUTMAINAH6 DEWI SUSANTI 28 NURAIS7 DYAH TARI NINGRUM 29 NURHCAMDI8 FARMAWATI 30 NURHUDA9 HAMDANI 31 PAIMIN10 IWAN PURWANTO 32 PARINAH11 JULIATI 33 PATIMAH12 JUMAIYAH 34 PONIRAN13 JUMIATI ANISA Y 35 PURWANTI14 KORRI IRAWAN 36 PURWANTI15 LEGINEM 37 SAFITRI UZMUL F16 LEGINO 38 SAMINGAN17 MAKSUM 39 SANTOSO18 MARIYANI 40 SARING19 MANISAH 41 SARISIH
20 MELUK KUSNIATI 42 SARTO21 SARING 43 SARISIH22 SALAWIYAH 44 SARTO
Dari Program Bantuan Pangan Non-Tunai di atas berdasarkan dari tahun 2017-
2020 tidak ada nama yang mendapatkan bantuan dari tahun ketahun. Dan bantuan
dari tahun2017-2018 bukan BPNT tetapi Rastra
Dari pelaksanaan bantuan Penyelengaraan jaminan sosial, mulai dari bantuan KIS
)Kartu Indonesia Sehat(, PKH )Program Keluarga Harapan(, dan BPNT )Badan
Pangan Non Tunai(. Penyelenggaraan ini dipeoleh dari anggaran Negara, dan
dibentuk oleh Dinas Sosial, Kemensos, Kabupaten atau Provinsi.Wawancara dari
Bapak Sugiono selaku Kepala Desa Penerokan mengatakan bahwa:
“Pelaksanaannya melalui program, karena bantuan sosial ini diselenggarakan oleh Kabupaten, Provinsi, dan dari Kementerian Sosial. Dalam pelaksanaan ini dari anggaran Negara diturunkan ke Desa untuk membantu kesejahteraan Desa. Karena adanya COVID-19 ini 30 persen dari Dana Desa ini diperbantukan kepada masyarakat yang membutuhkan, atau diberikan kepada keluarga yang terkena dampak COVID-19 ini.”42
Dari hasil wawancara diatas bahwa sudah ada pelaksanaan penyelenggaraan
bantuan jaminan sosial kepada masyarakat Desa Penerokan yang disalurkan dari
program Kabupaten, Provinsi atau pun Kemensos.
Dalam hal ini pelaksanaan penyelenggaraan bantuan jaminan sosial di Desa
Penerokan, sudah terlaksana dengan baik. Adapun dari hal tersebut pelaksanaan
bantuan penyelenggaraan jaminan sosial memiliki manfaat dan tujuan, sesuai
dengan Pasal 28 ayat )3( dan Pasal 34 ayat )2( UUD 1945 ‘’ Jaminan sosial
merupakan hak setiap warga Negara’’ dan ‘’Negara mengembangkan Sistem
42 Wawancara kepada Bapak Sugiyono selaku Kepala Desa Penerokan
Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan kurang mampu’’ dalam hal ini di wawancarai kepada Bapak Sugiono selaku
Kepala Desa Penerokan, mengatakan bahwa "bantuan penyelenggaraan jaminan
sosial untuk mensejahterakan, memberdayakan masyarakat miskin di Desa
Penerokan sesuai dengan Undang-undang yang tertera. Desa juga mewujudkan
kemakmuran kepada masyarakat miskin".43
Kriteria penerima bantuan Jaminan sosial sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial
Nomor 1 Tahun 2019 Pasal 16 berbunyi " Jenis Bantuan Sosial pada penanganan
fakir miskin sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf d meliputi: a. Bantuan
Sosial Pangan b. Rehabilitas sosial rumah tidak layak huni dan sarana prasarana
lingkungan dan atau c. Bantuan Sosial usaha ekonomi produktif melalui
kelompok usaha bersama.44Wawancara kepada Kepala Desa Bapak Sudiono
mengatakan bahwa
“kriteria-kriteria yang mendapatkan bantuan dari Desa yaitu jika masyarakat tersebut keadaan rumahnya berdinding papan, berlantai tanah, dan beratap rambai, berpenghasilan sangat rendah. Dan juga ada perbandingan dengan masyarakat yang mampu.”
B. Kendala Dalam Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial Terhadap
Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan
Adapun kendala-kendala dalam penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial
Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan yaitu.
Kecemburuan Sosial
43Wawancara kepada Bapak Sugiyono selaku Kepala Desa Penerokan44Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Tahun 2019 Tentang Penyaluran Belanjaan Bantuan Sosial, Pasal 16
Kecemburuan sosial adalah suatu kondisi dimana munculnya
kelas sosial karena adanya perbedaan dalam kehidupan
masyarakat.
Kemudian setelah mengetahui bagaimana pelaksana Penyelengaraan
Jaminan Sosial Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan selanjutnya
peneliti ingin mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi Pemerintah
Desa Penerokan dalam melaksanakan penyelenggaraan bantuan jaminan sosial
tersebut seperti yang dijelaskan oleh Agus Dwiyanto dalam bukunya,
‘’penyelenggaraan pelayanan publik adalah suatu ukuran yang menunjukan
seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanandengan ukuran
nilai-nilai atau norma ekternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh
para stakeholders.45
Begitu pula dengan pelaksanaan Penyelenggaraan Bantuan Jaminan Sosial
di Desa Penerokan harus sesuai dengan norma dan aturan yang ada, prinsip yang
berhak menerima kebijakan bantuan Jaminan Sosial,ditegaskan dalam Pasal 28
ayat )3( dan Pasal 34 ayat )2( UUD 1945 ‘’ Jaminan sosial merupakan hak setiap
warga Negara’’ dan ‘’Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan kurang
mampu’’.46 Hal ini juga di disampaikan kepada kepala Desa Penerokan
mengatakan bahwa “ PemerintahDesa melakukan program Jaminan sosial untuk
mengembangkan, mensejahterahkan masyarakat yang kurang mampu.’’47
45 Agus Dwiyanto,Referensi Birokrasi Publik Di Indonesia, ) Yogyakarta: Gajah Mada University press, 2006(. Hlm 5146Undang-undang Dasar Republik Indonesia Pasal 28 ayat 3 dan Pasal 34 ayat 247Wawancara Kepada Kepala Desa Penerokan
“Dalam hal ini juga disampaikan kepada Bapak Kepala desa kendala dalam bantuan ini adalah “ kecemburuan sosial yang tinggi terhadap masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan, karena jumlah masyarakat miskin yang ada di Desa Penerokan tidak semuanya mendapatkan Program Bantuan Desa disebabkan anggaran yang kurang dan program ini juga diselengarakan oleh Provinsi, Kabupaten dan Kemensos yang dipilih melalui program tersebut masyarakat cemburu karena tidak dapat bantuan dan masih banyak yang membutuhkan mendapatkan bantuan itu.”48
Dalam hal ini juga disampaikan kepada Bapak Zainal Arifin mengatakan bahwa “
“Kendalanya hanya kecemburuan sosial terhadap masyarakat yang mendapatkan bantuan, dan juga tidak ratanya pembagian bantuan, masih banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan bantuan.”
Dengan hal ini menyikapi kendala dalam bantuan ini yaitu masih banyaknya
kecemburuan sosial di masyarakat yaitu dimana masyarakat mengalami tidak
kesetaraan yang didapatkan oleh masyarakat yang lainnya. Seperti di wawancara
masyarakat mendapatkan bantuan, ibu Misnawati mengatakan bahwa:
“ saya hanya mendapatkan beras sebesar 15kg dari Bantuan Pangan Non-Tunai dalam 1 bulan, saya baru mendapatkan bantuan dari bulan juni sampai sekarang, sedangkan data nama saya sudah ada satu tahun yang lalu.”49
Adapun wawancara dari masyarakat lain yaitu, Ibu Sosila mengatakan bahwa:
“Saya mendapatkan beras 15kg dan 2liter minyak sayur juga mendapatkan uang sebesar Rp 600,000.”50
Adapun wawancara lain yaitu, ibu Parinah mengatakan bahwa”
“ Saya hanya mendapatkan beras 15 Kg setiap bulannya di Bantuan Pangan Non-Tunai.”51
48Wawancara Kepada Kepala Desa Penerokan49 Wawancara Kepada Ibu Misnawati 50 Wawancara Kepada Ibu Sosila51 Wawancara Dengan Ibu Parinah
Dengan hal peneliti menyimpulkan bahwa kendala dalam bantuan tersebut
Pemerintah Desa harus memperatakan dalam pembagian bantuan masyarakat satu
dengan masyarakat lain yang mendapatkan bantuan. Segala kendala dan
permasalahan yang terjadi memang dibutuhkan kerjasama antar Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah serta stakeholderterkait yang berperan penting dalam
melancarkan penyaluran bantuan sosial ini agar tepat sasaran dan efesien. Namun
hal terpenting adalah bagaimana setiap permasalahan yang ada dapat disikapi dan
diselesaikan kekeluargaan.Pengubahan pola piker masyarakat terhadap bantuan
sosial juga perlu dilakukan. Masyarakat sudah saatnya berfikir bahwa bantuan
sosial diberikan untuk ditunjukan hanya kepada masyarakat miskin sehingga
mereka yang dianggap mampu sudah sepatutnya tidak mengharapkan bantun
bahkan bisa melepaskan program bantuan yang ia, terima agar bisa diberikan
kepada mereka yang benar membutuhkan.
Dalam Program bantuan ini masyarakat yang kurang mampu bisa sangat
terbantu.Tetapi dalam hal ini juga pemerintah Desa juga harus memperhatikan
masyarakat miskin yang belum menerima Program bantuan tersebut.
C. Upaya Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial Terhadap Masyarakat
Miskin Di Desa Penerokan
Setelah mengetahui kendala-kendal dalam pelaksanaan Penyelenggaraan Jaminan
sosial Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan selanjutnya peneliti ingin
mengetahui apa yang dilakukan aparat dan pendamping Desa dalam pelaksanaan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Berikut adalah upaya yang ingin dilakukan oleh
Pemerintah Desa Penerokan, seperti pernyataan dari aparat Desa yang
mengatakan
”Pemerintah Desa berharap untuk calon kebijakan bantuan seperti KIS )Kartu Indonesia Sehat(, PKH )Program Kelurga Harapan( dan BPNT )Bantuan Pangan Non Tunai( tersebut kedepannya kementerian terkait dapat berkerja sama dengan Pemerintah Desa untuk mengetahui situasi dan kondisi masyarakat Desa itu adalah Pemerintah Desa.”52
Selanjutnya pernyataan dari pendamping dari penyelenggaraan Jaminan Sosial
Desa Penerokan juga mengatakan bahwa
“yang harus dilakukan adalah merubah system dalam penetapan serta penerima manfaat bantuan tersebut, karena kalau masih seperti program tersebut tidak akan efektif dan tidak tepat sasaran.”53
Pernyataan tersebut sejalan pula dengan pernyataan Kepala Desa Penerokan yang
mengatakan:
“Agar data yang diambil dalam menentukan siapa saja yang mendapatkan bantuan Desa, diharapkan dapat bekerjasama dengan Pemerintah Desa dan Pemerintah Desa pun memberdayakan jajarannya untuk menentukan siapa sajakah yang berhak menerima KIS,PKH dan BPNT tersebut. Tapi memang dengan syarat dan ketentuan yang berlaku’’.54
Dari pernyataan aparat Desa Penerokan tersebut dapat disimpulkan bahwaupaya
yang ingim dilakukan aparat Desa Penerokan adalah ingin bekerjasama dengan
Pemerintah yang terkaitdalam menentukan data peserta penerima bantuan KIS,
PKH, dan BPNT.
Agar peserta penerima bantuan tersebut kedepannya lebih efisien dan sesuai
dengan apa yang dicita-citakan, yang bertujuan agar kendala yang terjadi saat ini
dapat diselesaikan dan kedepannya kebijakan yang sama dapat berjalan sesuai
dengan apa yang direncanakan.
52Wawancara dengan Bapak Sugiyono selaku Kepala Desa Penerokan53 Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Selaku Kasi Kesra Pora & pelayanan54 Wawancara dengan Bapak Sugiyono Selaku Kepala Desa Penerokan
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Desa Penerokan mempunyai bantuan dari Pemerintah yaitu
Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non-Tunai, dan
Kartu Indonesia Sehat. Di sini peneliti memfokuskan tiga Program
bantuan diatas yaitu dimana Kartu Indonesia Sehat mempunyai
439 orang. Kartu Indonesia Sehat di sini yaitu memberikan
jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan gratis, dalam Kartu Indonesia Sehat ini dapat
membantu masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan,
dan Program Keluarga Harapan sebanyak 78 Orang, Program
Keluarga Harapan disini juga membantu masyarakat miskin di
Desa Penerokan dapat juga membantu masyarakat di Desa
Penerokan untuk menjadi masyarakat yang sejahtera dan
Bantuan Pangan Non-Tunai sebesar 110 orang, adapun Bantuan
Pangan Non-Tunai yaitu yang sebelumnya ialah RASTRA dimana
bantuan ini hanya berupa makanan pokok, bantuan ini juga
sangat membantu kepada masyarakat yang kurang mampu, dan
penduduk Desa Penerokan yang kurang mampu sebanyak 3.675
orang, sedangkan jumlah masyarakat yang mendapatkan
bantuan 627 Orang. Dan kendala dalam penerimaan bantuan
jaminan sosial yaitu kuatnya kecemburuan sosial dimana
masyarakat yang mendapatkan bantuan berbeda dengan jumlah
61
penerima dengan masyarakat yang lain dan juga masih kurang
ratanya penerimaan bantuan yang di berikan kepada masyarakat
yang kurang mampu lainnya. Dalam upaya penyelenggaraan
bantuan jaminan sosial tersebut Pemerintah Desa harus
mengetahui situasi dan kondisi masyarakat yang benar-benar
layak mendapatkan bantuan dengan tepat sasaran.
B. SARAN
Dengan melihat fenomena yang terjadi di desa Penerokan dalam
Upaya Pemerintah Desa Mengatasi Bantuan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial Terhadap Masyarakat Miskin Di Desa Penerokan,
penulis dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan
penyelenggaran bantuan jaminan sosial masyarakat miskin, dan
kendala dan upaya yang dihadapi dan dilakukan Pemerintah
Desa Penerokan agar bantuan tersebut tepat sasaran. Penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada aparat Desa hendaknya selalu transparansi
terhadap masyarakat Desa dan selalu memperjuangkan
kepentingan masyarakat agar dapat mensejahterahkan
masyarakat yang dilayaninnya.
2. Kepada masyarakat hendaknya masyarakat selalu
mengawasi dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan
Desa, dan juga harus bersikap sosial terhadap lingkungan
sekitar demi tercapainya masyarakat yang Sejahtera,
Reformis, Mandiri, Intelek, Demokratis dan Islami, sesuai
dengan visi dan misi dari Desa Penerokan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Agus Dwiyanto,Referensi Birokrasi Publik Di
Indonesia,Yogyakarta: Gajah Mada University press, 2006
Deddy Mulyadi, Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik,Edisi
Revisi.Bandung Januari 2015
Dwi Nur Aulia,’’Analisis Terhadap Program Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Menurut Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial’’. Universitas Bandar Lampung, Tahun 2018
Harizatul Qudsiah, ‘’Pemanfaatan Kartu JKN-KIS Pada Pasien
rawat Inap RSUD Ungaran’’, skripsi Universitas Negeri Semarang,
Tahun 2018
Inu Kencana,Ilmu Pemerintahan, Jakarta: Bumi Aksara,2015
Juliansyah Noor. Metode Penelitian, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group 2011
John W. Cresswell, RASEARCH DESIGEN Pendekatan Metode
Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi Ke Empat, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar: 2016
Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
Revisi,Jakarta: PT Bumi Aksara,2009
Sayuti Una, M.H. Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi.IAIN STS
Jambi: Syariah Press, 2014
64
Wahid Iqbal Mubarak, Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan
Aplikasi, Jakarta: salemba Medika 2009
W.Gulo, Metode Penelitian, Cetakan Ke-1, Jakarta April 2002.
B. JURNAL
Akun Tanjung Prayogo.’’Efektifitas Strategi Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Dalam Perluasan
Peserta Bukan penerima Upah di Kota Serang’’, Universitas
sultan Ageng Tirtayasa, Tahun 2017
Dwi Nur Aulia,’’Analisis Terhadap Program Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Menurut Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial’’. Universitas Bandar Lampung, Tahun 2018
Harizatul Qudsiah, ‘’Pemanfaatan Kartu JKN-KIS Pada Pasien
rawat Inap RSUD Ungaran’’, skripsi Universitas Negeri Semarang,
Tahun 2018.
Mega Purnamawati , ‘’Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Di
Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
(studi perbandingan di ruang Vip antara pengguna badan
penyelenggaraan jaminan sosial dan non badan
penyelenggaraan jaminan sosial tahun 2017’’. Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,Tahun 2018.
M. Ali Imron Rosyadi. ‘’ Implementasi Kebijakan Tata Kelola
Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional di Jawa
Timur’’.Dinas kesehatan Pemprov Jawa Timur. Tahun 2015.
Prisilia Rattu, ‘’Perbedaan Kualitas Pelayanan Keperawatan
Terhadap Pasien Penerimaan Bantuan Iuran Dan Pasien Bukan
Penerima Bantuan Iuran’’.Universitas Sam Ratulangi. Tahun
2015.
B. INTERNET
https://www.bpjs-kesehatan .go.id>read. Akses 27 Desember
2019
http//tribunjambi.com//110-desa-di-batanghari-sudah-serahkan-
data-kepesertaan-BPJS-kesehatan.
C. UNDANG-UNDANG
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Pasal 28 ayat 3 dan
Pasal 34 ayat 2
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2019 Tentang Penyaluran Belanjaan Bantuan Sosial, Pasal 16
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2017 Tentang Program Keluarga Harapan, Pasal 24
D. Lain-lain
Data Desa Penerokan
Wawancara dengan Bapak Sugiyono selaku Kepala Desa
Penerokan
Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Selaku Kasi Kesra Pora &
pelayanan
Wawancara dengan Ibu Misnawati
Wawancara dengan Ibu Parinah
Wawancara dengan Ibu Sosila
LAMPIRAN
Pengambilan Data dan Sekaligus wawancara
Wawancara kepada Bapak Sugiono (Kades Penerokan)
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Septianingrum
Tempat, Tanggal lahir : Penerokan, 16 September 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Nim : SIP.162472
Alamat : Jln. Bajubang Darat KM 48 RT 16
Dusun Sekarsari Desa Penerokan
Nama Orang Tua
Ayah : Sudiono
Ibu : Fatonah
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Pendidikan
2005 – 2010 SDN 77/1 Penerokan
2011 – 2013 SMPN 8 BatangHari
2014 – 2016 SMAN 6 BatangHari
lxx