ervanam.files.wordpress.com · web viewnasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai nasionalisme Indonesia, perlu dicatat bahwa Nasionalisme
Indonesia adalah nasionalisme berfondasi Pancasila. Nasionalisme yang bersenyawa
dengan keadilan sosial, yang oleh Bung Karno disebut Socio-nasionalisme. Nasionalisme
yang demikian ini menghendaki penghargaan, penghormatan, toleransi kepada bangsa
atau suku bangsa lain. Seperti yang kita ketahui di era globalisasi ini rasa nasionalisme
yang dimiliki masyarakat indonesia terutama dari generasi muda mengalami degradasi
rasa nasionalisme yang artinya jiwa nasionalisme pada diri kalangan muda sangat
mengalami kemerosotan, hal ini dapat diketahui dari gaya hidup dan cara berperilaku
masyarakat masa kini yang kebarat-baratan sehingga nilai-nilai nasionalisme dan cinta
tanah air beserta kekayaan budaya didalamnya juga ikut mengalami kemerosota. Kondisi
demikian sangat memprihatinkan, meskipun nasionalisme di kalangan anak muda belum
sepenuhnya luntur karena masih banyak anak muda yang berprestasi. Untuk kembali
menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan anak muda, diharapkan nilai-nilai
Pancasila semakin dipahami, merenung dan diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Nasionalisme?
2. Bagaimana bentuk-bentuk Nasionalisme?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Nasionalisme?
4. Upaya-upaya seperti apa untuk meningkatkan Nasionalisme?
5. Bagaimana proses terbentuknya bangsa dan Negara ?
6. Apa saja unsur-unsur yang membentuk bangsa dan Negara?
7. Bagaimana pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara?
8. Apa pentingnya nasionalisme bagi kelangsungan hidup bangsa dan Negara?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Nasionalisme
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Nasionalisme
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh dalam
Nasionalisme
4. Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mengetahui faktor-faktr dalam Nasionalisme
5. Mengetahui upaya-upaya seperti apa yang dapat dilakukan untuk meniungkatkan
Nasionalisme
6. Untuk mengetahui proses terbentuknya Bangsa dan Negara serta unsur-unsur
pembentuk Negara
7. Mengetahui pentingnya Nasionalisme bagi kehidupan Bangsa dan Negara
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
BAB II
PEMBAHASAN
A. NASIONALISMEI. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata latin “nation” artinya “bangsa yang
dipersatukan karena kelahiran”. Nasionalisme dihubungkan dengan suatu
kenyataan objekif sebagai ciri-ciri yang khas, yaitu persamaan bahasa, persamaan
ras, persamaan agama, dan persamaan peradaban. Pengertian Nasionalisme itu
sendiri adalah faham bagi bangsa Indonesia suatu yang menyatukan berbagai suku
bangsa dan berbagai keturunan bangsa asing dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia. Nasionalisme mempunyai akar-akar yang dalam di masa
lampau, kondisi-kondisi yang menyebabkan timbulnya nasionalisme telah matang
sebelumnya, dan berkembang di suatu saat tertentu sebagai kesatuan.
Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama
bangsa Indonesia masih ada.
Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin
masih lebih kaya lagi pada zaman sekarang ini. Nasionalisme menjadi syarat
mutlak bagi hidupnya sebuah negara, karena nasionalisme membentuk kesadaran
rakyat bahwa loyalitas ditujukan kepada Negara. Berikut merupakan pengertian
Nasionalisme dari para tokoh :
1. Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan
bernegara.
2. Menurut Otto Bauer: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau
karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and
Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:
a) Hasrat untuk mencapai kesatuan.
b) Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
c) Hasrat untuk mencapai keaslian.
d) Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
4. Sedangkan menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan
faktor-faktor politik, ekonomi, social, dan intelektual. Nasionalisme timbul dari
diri kita sendiri, rasa itu timbul jika kita meraskan hal yang sama dengan orang
lain ataupun masyarakat yang lainnya. Jadi nasionalisme berbanding lurus
dengan persamaan anatara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
2. Jenis Nasionalisme
Berikut merupakan macam-macam jenis nasionalisme: a. Nasionalisme Kewarganegaraan
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya,
"kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-
Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal
adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai
Kontrak Sosial").
b. Nasionalisme Etnis
Nasionalisme Etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh
Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman
untuk "rakyat").
c. Nasionalisme Romantik
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)
adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik
secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat
romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya
etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep
nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder
merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
d. Nasionalisme Budaya
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang
menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah
dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap
sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat
istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat
Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya
mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
e. Nasionalisme Kenegaraan
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga
diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu
negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.
Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-
olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah
Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil,
Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan
golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang
secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih
otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara
sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang
berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme
Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di
antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme
Basque, Catalan, dan Corsica.
f. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat
nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di
India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
II. Faktor-Faktor Dalam Nasionalisme
Berikut ini akan dijabarkan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
nasionalisme yang didalamnya mencakup dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor dari dalam (Internal)
Faktor-faktor intern yang menyebabkan lahir dan berkembangnya
nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Kejayaan Bangsa Indonesia sebelum Kedatangan Bangsa Barat
Sebelum kedatangan bangsa Barat, di wilayah Nusantara sudah berdiri
kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya, Mataram dan Majapahit.
Kejayaan masa lampau itu menjadi sumber inspirasi untuk melepaskan diri
dari belenggu penjajahan.
b. Penderitaan Rakyat akibat Politik Drainage(Pengerukan Kekayaan)
Politik drainage itu mencapai puncaknya ketika diterapkan sistem tanam
paksa yang dilanjutkan dengan sistem ekonomi liberal.
c. Adanya Diskriminasi Rasial Diskriminasi merupakan hal menonjol
yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda dalam kehidupan sosial
pada awal abad ke-20. Dalam bidang pemerintahan, tidak semua jabatan
tersedia bagi kaum pribumi.
d. Munculnya Golongan Terpelajar Pada awal ke-20, pendidikan
mendapatkan perhatian yang lebih baik dari pemerintah kolonial. Hal itu
sejalan dengan diterapkannya politik etis. Melalui penguasaan bahasa
asing yang diajarkan di sekolah-sekolah modern, mereka dapat
mempelajari berbagai ide-ide dan paham-paham baru yang berkembang di
Barat, seperti ide tentang HAM, liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
2. Faktor dari luar (eksternal)
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
a. Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1904-1905)
Kemenangan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang telah berhasil
mengguncangkan dunia. Kemenangan Jepang tersebut berhasil
menggugah kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk melawan
penjajahan bangsa-bangsa kulit putih.
b. Kebangkitan Nasionalisme Negara-Negara Asia-Afrika
Kebangkitan nasional bangsa-bangsa Asia-Afrika memberikan dorongan kuat bagi bangsa Indonesia untuk bangkit melawan penindasan pemerintahan kolonial. Revolusi Tiongkok (1911) dan pementukan partai Kuomintang oleh Sun Yan Set yang berhasil menjadikan Cina sebagai negara mereka pada tahun (1912).
c. Masuknya Paham-Paham Baru
Paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi dan nasionalisme muncul setelah terjadinya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Hubungan antara Asia dan Eropa menyebabkan paham-paham itu menyebar dari Eropa ke Asia, termasuk ke Indonesia.
III. Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Rasa Nasionalisme
Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
rasa nasionalisme dalam diri kita.
1. Bangga Menjadi Bagian dari Bangsa Indonesia
Dengan memiliki rasa bangga menjadi bagian dari
bangsaIndonesia akan semakin meningkatkan rasa nasionaisme pada diri
kita. Kita harus bangga menjadi pewaris bangsa Indonesia yang telah
terkenal dengan keanekaragaman budaya dan sumber daya alam yang
melimpah . Menjaga dan melestarikan kebudayaan dan kekayaan bangsa
merupakan tanggung jawab dan tugas bagi seluruh masyarakat indonesia.
2. Menghargai Produk dalam negeri
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat
meningkatkan kreatifitas bangsa untuk membuat sesuatu yang tidak kalah
menarik dengan produk-produk luar negeri dan akan menciptakan
pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat. Seperti halnya adanya batik
di Indonesia, kita harus bangga dengan adanya batik yang hanya ada di
Negara kita.
3. Belajar dan Berprestasi
Kita harus mengarumkan nama sang Merah Putih ini dengan
prestasi kita, sampai kita bisa memmbanggakan Negara ini dan
masyarakat seisinya. Membuat suatu prestasi-prestasi yang
membanggakan baik dalam bidang science, olahraga, tekologi dan
sebagainya, karena dengan prestasi tersebut akan membuat negara ini
disegani oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi dianggap
sebagai negara para pecundang.
4. Menghargai perjuanga para pahlawan
Kita harus membayangkan perjuangan mereka untuk
memerdekakan Negara ini sampai benar-benar merdeka. Karena
kemerdekaan yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka para
pahlawan yang berjuang.
5. Bangga akan bahasa yang kita miliki
Jangan hanya karena kita benar-benar bisa berbahasa Indonesia
sehingga kita ingin menguasai bahasa-bahasa asing, sehingga terkadang
bahasa Indonesia selalu di lupakan akan tetapi dalam kenyataan yang
sebenarnya bahasa Indonesia sangat luas akan kosa kata dan terkadang
kita mengucapkan tanpa tahu artinya.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
B. BANGSA dan NEGARA
I. Pengertian Bangsa dan Negara
Bangsa dapat diartikan sebagai orang-orang yang memiliki kesamaan asal
keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri, atau bisa saja
diartikan sebagai kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan
bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi. Jadi, “Bangsa Indonesia” adalah
sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan
dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah
Nusantara/Indonesia.
Sementara, pengertian dari “Negara” adalah suatu organisasi dari
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang sama-sama mendiami satu
wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata
tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.
“Negara” juga dapat diartikan sebagai satu perserikatan yang melaksanakan
pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk
memaksa bagi ketertiban sosial. Istilah bangsa sering disebut dengan istilah
rakyat. Untuk membedakan keduanya para ahli mengatakan bahwa bangsa adalah
suatu pengertian politis, sedangkan rakyat adalah suatu pengertian sosiologis.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik
yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat,
wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat
dan pemerintah daerah yang berkuasa.
II. Unsur-Unsur Bangsa dan Negara
a. Unsur-Unsur Negara yang bersifat Konstitutif
1) Rakyat yaitu masyarakat atau warga negara.
Rakyat merupakan unsur terpenting negara, karena rakyatlah yang
pertama kali berkehendak membentuk negara. Secara politis, rakyat adalah
semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi
penghuni negara yang tunduk pada kekuasaan negara itu.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
Berdasarkan hubungannnya dengan pemerintah negaranya rakyat
dapat dibedakan antara, warga negara dan bukan warga Negara. Warga
negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan
anggota dari suatu negara, dengan status kewarganegaraan warga negara
asli atau warga negara keturunan asing. UU yang mengatur
kewarganegaraan Indonesia yang sekarang berlaku adalh, UU No. 12
tahun 2006. Bukan warga negara (orang asing), adalah mereka yang
berada di suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara
yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintah dimana mereka
berada.
2) Wilayah
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara sebagai tempat
berhuninya negara dan tempat berlangsungnya pemerintahan yang
berdaulat. Wilayah suatu negara, secara umum dapat dibedakan atas:
wilayah daratan, wilayah lautan, wilayah udara, dan wilayah
ekstrateritorial.
1. pertama wilayah darat adalah batas wilayah darat suatu negara adalah
tergantung dari perjanjian internasional yang dibuat antara dua negara
disebutperjanjian bilateral, dan multilateral ketika banyak negara.
Batasan dua negara dapat berupa :
a. batas alam (sungai, danau, pengunungan, dan lembah).
b. perbatasan buatan seperti (pagar tembok, pagar kawat, tiang
tembok).
c. perbatasan menurut ilmu pasti yaitu dengan menggunakan ukuran
garis lintang atau bujur pada peta bumi.
2. Kedua Wilayah lautan, yaitu dukenal dengan perairan atau laut
teritorial, sebagaimana laut teritorial pada umumnya 3 mil laut (5,555
km) yang dihitung dari pantai yang surut. Laut yang berada diluar laut
teritorial disebut dengan laut bebas (Mare Liberum).
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
3. Ketiga wilayah udara yaitu mengenai batas udara tidak memilki batas
yang pasti asalkan negara yang bersangkutan dapat
mempertahankannya.
4. Wilayah ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adal wilayah suatu negara yang berada di luar
wilayah negara itu. Menurut hukum internasional yang mengacu pada
Kongres Wina (1815) dan Kongres Aachen (1818), perwakilan
diplomatik suatu negara di negara lain merupakan ekstrateritorial.
Ada 2 macam daerah ekstrateritorial, yaitu:
1. Daerah perwakilan diplomatik suatu negara,
2. Kapal laut yang berlayar di laut lepas di bawah bendera
Negara
3) PemerintahanYang Berdaulat
Alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara untuk mencapai tujuan negara. Unsur ini termasuk unsur konstitutif
unsur pembentuk negara yang mutlak harus adanya. Suatu pemerintahan
yang berkuasa atas seluruh wilayah dan segenap rakyatnya disebut
“berdaulat”. Kekuasaan tertinggi yang dimiliki pemerintah dapat berupa
“kedaulatan kedalam dan kedaulatan keluar”.
1. Kedaulatan kedalam, artinya pemerintah emiliki
kewenangan tertinggi dalam mengatur dan menjlankan
organisasi negara sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
2. Kedaulatan Keluar, artinya pemerintah berkuasa bebas,
tidak terikat, dan tidak tunduk terhadap kekuatan lain.
b. Unsur yang bersifat Deklaratif (bersifat formalitas karena
diperlukan dalam rangka memenuhi unsur), yang terdiri dari
Pengakuan de Facto, pengakuan yang bersifat sementara terhadap
muncul atau terjadinya suatu Negara baru, karena kenyataanya
Negara baru itu memanng ada namun prosedurnya melalui hukum.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
Pengakuan de Jure, pengakuan yang seluas-luasnya dan bersifat
tetap terhadap muncul atau terjadinya suatu Negara baru
dikarenakan teerbentuknya negara baru adalah berdasarkan yuridis
atau berdasarkan hukum.
III. Pentingnya Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam hidup bernegara masyarakat Indonesia memiliki beberapa hubungan antara warga negara dan negaranya yang intinya menjelaskan kedudukan warga negara dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat seperti: a. Hubungan yang bersifat emosional yaitu pembekalan yang berupa nilai-nilai, sikap dan tingkah laku sehingga setiap lapisan masyarakat mempunyai rasa bangga terhadap bangsa atau negaranya, rasa cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negaranya serta tumbuhnya nilai-nilai kejuangan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. b. Hubungan yang bersifat formal yaitu pembekalan konsep dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara seperti Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Politik dan strategi Nasional. c. Hubungan yang bersifat fungsional yaitu pembekalan yang mengarah pada peran, fungsi dan partisipasi setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dengan rasa nasionalisme yang tinggi maka persatuan dan kesatuan
sebuah Negara semakin kuat, solidaritas social yang tinggi dan bisa mewujudkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.
C. PENTINGNYA NASIONALISME BAGI KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN
NEGARA
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa sekarang ini merupakan masa
yang modern. Dimana pada era ini laju dari arus globalisasi semakin cepat bahkat
seakan akan globalisasi ini tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Dengan semakin
majunya IPTEK akan membawa berbagai dampak bagi bangsa indonesia baik
berdampak positif dan berdampak negatif. Dalam hal inilah sangat diperlukan
tingginya rasa nasionalisme untuk sedikit memfilter dan memproteksi potensi
baik dalam segi budaya maupun dalam segi kehidupan lainnya.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
Banyaknya masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari
masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme dan lain sebagainya. Menimbulkan
suatu ataupun banyak permasalahan. Salah satunya adalah rendahnya rasa
Nasionalisme Bangsa Indonesia. Rendahnya rasa nasionalisme ini juga akan
berdampak buruk bagi bangsa indonesia ,seperti berkurangnya rasa persatuan
antar masyarakat Indonesia, menurunnya stabilitas keamanan nasional, semakin
tingginya angka kriminalitas dan terorisme. Oleh karena itu sangat diperlukan
untuk memupuk jiwa nasionalisme di kalangan masyarakat indonesia demi
menjaga keutuhan bangsa indonesia.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Rasa Nasionalisme dan patriotisme yang ada dimasyarakat harus senantiasa
dipupuk sebab rasa nasionalisme sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan memiliki rasa nasionalisme yang kuat dalam diri setiap warga negara
maka akan dapat menjamin keutuhan suatu bangsa. Rasa cinta,rasa bangga akan terhadap
bangsa akan membuat kita senantiasa selalu berusaha yang terbaik demi kemajuan bangsa
kita. Negara Indonesia sendiri menganut Nasionalisme Pancasila yang mana dalam
Nasionalisme ini kita tidak hanya mencintai Bangsa dan Negara Indonesia sendiri tapi
juga menghormati Negara dan bangsa lainnya termasuk keanekaragaman suku dan
budaya yang ada di indonesia.
II. SARAN
Sebagai genarasi muda penerus bangsa ,sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk
melestarikan dan memperkuat rasa nasionalisme dan rasa cinta dan bangga kita kepada
bangsa Indonesia. Dengan rasa nasionalisme yang tinggi maka persatuan dan kesatuan
bansa indonesia dapat terwujud. Banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai wujud
nasionalisme seperti belajar dan bersekolah yang rajin serta prestasi yang kita raih. Kita
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang hebat,dan kita harus bangga menjadi bagian
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
DAFTAR PUSTAKA :
http://pancasila.weebly.com/pengertian-nasionalisme.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme_Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan (edisi revisi 4/2013), Unesa University Press-2013
http://harmanza.wordpress.com/2010/09/21/jenis-jenis-nasionalisme/
http:/ / kabarindonesia.com/berita.php?pil=8&jd=Pengaruh+Globalisasi+Terhadap+Nilai- Nilai+Nasionalisme&dn=20090607183541
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“PENTINGNYA RASA NASIONALISME BAGI KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA”
Dosen: Drs. I Made Suwanda, M.Si
Disusun Oleh :
NAMA : ERVAN ALI MAHMUD
NIM : 134254082
PRODI : S1 PPKN 2013/ B
JURUSAN PPKN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “PENTINGNYA RASA
NASIONALISME BAGI KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA”
ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan walaupun dengan keterbatasan
pengetahuan, tenaga dan informasi yang dimiliki penulis.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang penulis tempuh pada semester dua dengan dosen pengajar Bapak
Drs. I Made Suwanda, M.Si
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya penulis dan para pembaca pada umumnya. Atas kritik dan saran yang
disampaikan penulis mengucapkan terima kasih.
Surabaya, 27 April 2014
Penulis
NASIONALISME, BANGSA DAN NEGARA