herlinarumanta.files.wordpress.com · web viewmakalah kebudayaan jawa tengah aplikasi komputer dan...
TRANSCRIPT
MAKALAH KEBUDAYAAN JAWA TENGAH
APLIKASI KOMPUTER DAN BISNIS
DI SUSUN OLEH
Herlina (1202016065)
Manajemen Sore Semester III
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2018
KATA PENGANTAR
Seiring dengan kemajuan jaman tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya
dipegang teguh di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku kini sudah hampir
punah Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan
dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah Kebanyakan masyarakat memilih
untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang
berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya
lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanyaMereka lebih memilih dan
berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan
masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari
daerahnya sendiri
Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya
kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah
kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya
oleh setiap individu di masyarakat Besar harapan saya semoga dengan dibuatnya makalah
yang berjudul Budaya Jawa Tengah yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang
berasal dari daerah Jawa tengah ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari
betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa
Jakarta 06 januari 2018
Herlina
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
21 Pengertian Budaya Jawa 3
22 Kebudayaan Jawa Tengah 8
221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8
222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10
223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16
BAB III PENUTUP 22
31 Kesimpulan 22
32 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa
Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa
kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita
sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah
kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan
cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena
kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan
budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang
harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa
12 Rumusan Masalah
A Apa Pengertian Budaya Jawa
B Apa kebudayan khas jawa tengah
1
C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa
13 Tujuan penelitian
Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta
menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari
setiap orang
2
BAB II
PEMBAHASAN5
21 Pengertian Budaya Jawa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat
istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan
kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya[1]
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan
kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari
budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta
rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]
Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh
unsur universal yakni
1 Bahasa
2 Sistem Teknologi
3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
KATA PENGANTAR
Seiring dengan kemajuan jaman tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya
dipegang teguh di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku kini sudah hampir
punah Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan
dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah Kebanyakan masyarakat memilih
untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang
berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya
lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanyaMereka lebih memilih dan
berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan
masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari
daerahnya sendiri
Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya
kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah
kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya
oleh setiap individu di masyarakat Besar harapan saya semoga dengan dibuatnya makalah
yang berjudul Budaya Jawa Tengah yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang
berasal dari daerah Jawa tengah ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari
betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa
Jakarta 06 januari 2018
Herlina
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
21 Pengertian Budaya Jawa 3
22 Kebudayaan Jawa Tengah 8
221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8
222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10
223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16
BAB III PENUTUP 22
31 Kesimpulan 22
32 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa
Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa
kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita
sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah
kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan
cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena
kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan
budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang
harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa
12 Rumusan Masalah
A Apa Pengertian Budaya Jawa
B Apa kebudayan khas jawa tengah
1
C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa
13 Tujuan penelitian
Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta
menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari
setiap orang
2
BAB II
PEMBAHASAN5
21 Pengertian Budaya Jawa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat
istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan
kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya[1]
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan
kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari
budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta
rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]
Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh
unsur universal yakni
1 Bahasa
2 Sistem Teknologi
3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
21 Pengertian Budaya Jawa 3
22 Kebudayaan Jawa Tengah 8
221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8
222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10
223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16
BAB III PENUTUP 22
31 Kesimpulan 22
32 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa
Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa
kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita
sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah
kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan
cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena
kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan
budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang
harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa
12 Rumusan Masalah
A Apa Pengertian Budaya Jawa
B Apa kebudayan khas jawa tengah
1
C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa
13 Tujuan penelitian
Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta
menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari
setiap orang
2
BAB II
PEMBAHASAN5
21 Pengertian Budaya Jawa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat
istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan
kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya[1]
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan
kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari
budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta
rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]
Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh
unsur universal yakni
1 Bahasa
2 Sistem Teknologi
3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 3
21 Pengertian Budaya Jawa 3
22 Kebudayaan Jawa Tengah 8
221 Wayang helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 8
222Kesenian Tari Khas Jawa Tengah 10
223Kesenian Musik Khas Jawa Tengah 15
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa 16
BAB III PENUTUP 22
31 Kesimpulan 22
32 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa
Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa
kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita
sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah
kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan
cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena
kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan
budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang
harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa
12 Rumusan Masalah
A Apa Pengertian Budaya Jawa
B Apa kebudayan khas jawa tengah
1
C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa
13 Tujuan penelitian
Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta
menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari
setiap orang
2
BAB II
PEMBAHASAN5
21 Pengertian Budaya Jawa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat
istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan
kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya[1]
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan
kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari
budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta
rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]
Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh
unsur universal yakni
1 Bahasa
2 Sistem Teknologi
3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki
berbagaimacam suku bangsa bahasa adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaanKeanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa
Indonesiamerupakan negara yang kaya akan budayaTidak bisa kita pungkiri bahwa kita pungkiri bahwa
kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global yang biasa kita
sebut dengan kebudayaannasional Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah
akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber darikebudayaan daerah akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah
kebudayaanlokalKebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan
cirikhas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerahKarena
kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah maka menjagamemelihara dan melestarikan
budaya merupakan kewajiban dari setiap individu dengan katalain kebudayaan merupakan kekayaan yang
harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa
12 Rumusan Masalah
A Apa Pengertian Budaya Jawa
B Apa kebudayan khas jawa tengah
1
C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa
13 Tujuan penelitian
Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta
menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari
setiap orang
2
BAB II
PEMBAHASAN5
21 Pengertian Budaya Jawa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat
istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan
kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya[1]
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan
kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari
budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta
rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]
Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh
unsur universal yakni
1 Bahasa
2 Sistem Teknologi
3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
C Bagaimana Sistem Religi di Masyarakat Jawa
13 Tujuan penelitian
Makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta
menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari
setiap orang
2
BAB II
PEMBAHASAN5
21 Pengertian Budaya Jawa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat
istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan
kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya[1]
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan
kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari
budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta
rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]
Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh
unsur universal yakni
1 Bahasa
2 Sistem Teknologi
3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
BAB II
PEMBAHASAN5
21 Pengertian Budaya Jawa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Budaya diartikan pikiran akal budi adat
istiadat sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab maju) sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah Sedangkan Kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan
kesenian dan adat istiadat keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya[1]
Menurut Koentjaraningrat (1980) kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atauakal Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal Sedangkan
kata budaya merupakan perkembangan majemuk dari budi daya yang berarti daya dari
budi Sehingga dibedakan antara budaya yang berarti ldquodaya dari budirdquo yang berupa cipta
rasa karsa dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta rasa dan karsa[2]
Selanjutnya menurut konsep-konsep BMalinowske kebudayaan di dunia mempunyai tujuh
unsur universal yakni
1 Bahasa
2 Sistem Teknologi
3 Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
4 Organisasi sosial
5 Sistem pengetahuan
6 Religi
7 Kesenian[3]
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah berkembang
semenjak masa prasejarah Sebagai halnya suku-suku sederhana lainnya budaya asli Jawa
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme Dasar pikiran dalam religi animisme dan
dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang
dan juga kekuatan-kekuatan (daya-daya) ghaib[4]
Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan Jawa
adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi mata pencaharian
organisasi sosial corak berpikir sistem keagamaan dan kesenian yang dianut dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya salah satunya masyarakat
atau suku Jawa Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya
menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara turun-menurun Suku bangsa
Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah Jawa Timur serta
mereka yang berasal dari kedua daerah tersebut Secara geografis suku bangsa Jawa
mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas Kedu Yogyakarta Surakarta Madiun
Malang dan Kediri Sedangkan di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur Surakarta
dan Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-XVI
4
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
adalah pusat dari kebudayaan Jawa Keduanya adalah tempat kerajaan terakhir dari
pemerintahan Raja-raja Jawa[5]
Yang dimaksud orang Jawa atau Javanese menurut Franz Magnis Suseno adalah orang
yang memakai Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli bagian
tengah dan timur pulau Jawa (Suseno 2003 11)Sementara Tony Whitten sebagaimana
dikatakan oleh Roehayat Soeriatmadja dan Suraya Afif The Ecology Java and Bali (1996)
bahwa penduduk asli pertama Pulau Jawa adalah mirip dengan suku Aborigin di Australia
Mereka disebut Austroloid Namun demikian kemudian mereka tersingkir oleh pendatang
dari Asia Tenggara Mereka tidak dapat hidup di Jawa tetapi saat ini keturunan mereka
dapat ditemukan di suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah atau Indonesia bagian
timur[6]
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara Indonesia
Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental yang mereka gunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat bahkan mulai dari kehamilan sampai kematian Menurut
Sujamto 1997 budaya Jawa memiki empat ciri-ciri utama yaitu
1 Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa masyarakat Jawa sudah mempercayai
kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka dan keberagaman agama itu semakin
berkualitas dengan masuknya agama besar seperti Hindu Budha Islam dan Kristen yang
menjadikan masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar
2 Non doktriner
5
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel) karena sejak zaman dahulu masyarakat
Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk sebenarnya hanya berbeda caranya
saja untuk menuju pada tercapainya satu tujuan yang sama
3 Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong selain itu juga bisa
menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang lain
4 Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai budi pekerti
luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang masuk yang sesuai dan bermanfaat
bagi masyarakat[7]
Secara kodrati budaya Jawa seperti halnya budaya lainnya akan selalu mengalami
proses perubahan atau perkembangan dalam arti yang luas Pengembangan nilai budaya
Jawa merupakan upaya secara sadar untuk secara terus menerus meningkatkan kualitasnya
Bahasa Jawa misalnya perkembangannya sangat jauh sehingga menjadi bahasa yang tak
tertandingi oleh bahasa manapun terutama mengenai kekayaan kosa katanya[8]
Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan sosial sehari-hari
mereka berbahasa Jawa Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini seseorang harus
memperhatikan dan membeda-bedakan keadaan orang yang diajak berbicara atau yang
sedang dibicarakan berdasarkan usia maupun status sosialnya Demikian pada prinsipnya
ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya Yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
6
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab dan terhadap orang
yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya Lebih khusus lagi
adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan Ngoko Andap Sebaliknya bahasa
Jawa Krama dipergunakan untuk bicara dengan yang belum dikenal akrab tetapi yang
sebaya dalam umur maupun derajat dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta
status sosialnya Dari kedua macam derajat bahasa ini kemudian ada variasi berbagai dan
kombinasi-kombinasi antara kata-kata dari bahasa Jawa Ngoko dan Krama dan yang
pemakaiannya disesuaikan dengan keadaaan perbedaan usia dan derajat sosial Demikian
ada misalnya bahasa Jawa Madya yang terdiri dari tiga macam bahasa yaitu Madya Ngoko
Madyaantara dan Madya Krama ada bahasa Krama Inggil yang terdiri dari kira-kira 300
kata-kata yang dipakai untuk menyebut nama-nama anggota badan aktivitas benda milik
sifat-sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih tinggi derajat
sosialnya bahasa Kedaton yang khusus dipergunakan di kalangan istana bahasa
Jawa Krama Desa atau bahasa orang-orang di desa-desa dan akhirnya bahasa
Jawa Kasar yakni salah satu macam bahasa daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang
sedang dalam kedaan marah atau mengumpat seseorang[9]
7
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
22 Kebudayaan Jawa Tengah
Suku Jawa merupaka suku yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah Kesenian yang terdapat
dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari tari-tarian lagu daerah wayang
orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai macam kesenian lainnya
Yang pertama adalah tari-tarian Dalam bahasa Jawa tari disebut dengan kata beksa yang
berasal dari kata ldquoambegrdquo dan ldquoesardquo kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian
bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan yaitu
menyerahkan seluruh jiwanya pada tarian Seni tari di Jawa sendiri mengalami kejayaan
pada masa Kerajaan Kediri Singasari dan Majapahit Pada masa sekarang ini kota
Surakarta dianggap sebagai pusat seni tari terutama di Keraton Surakarta dan Pura
Mangkunegaran
Seni tari dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Tari Klasik Tari Tradisional dan Tari
Garapan Baru
221 Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau
Jawa dan Bali Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible
Heritage of Humanity) Kata `wayang diduga berasal dari kata `wewayangan yang
artinya bayangan Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit
yang menggunakan kelir secarik kain sebagai pembatas antaradalang yang memainkan
8
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
wayang dan penonton di balik kelir itu Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan
wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir
Budaya wayang meliputi seni peran seni suara seni musik seni tutur seni
sastra seni lukis seni pahat dan juga seni perlambang Budaya wayang yang terus
berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan dakwah
pendidikan hiburan pemahaman filsafat serta hiburan
TABEL 21 Jenis Wayang
JENIS WAYANG
WAYANG KULIT - Wayang Purwa
- Wayang Wadya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
Wayang Kayu - Wayang Golek
- Wayang Menak
- Wayang templong
Wayang orang - Wayang Gun
- Wayang topeng
- Wayang wong priangan
222 Kesenian Tari Khas Jawa Tengah
9
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Beberapa contoh tarian sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Tari Bedhaya
Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya diciptakan oleh Sultan Agung raja pertama
dari kerajaan Mataram dan disempurnakan oleh Sunan Kalijaga Tari Bedhaya Ketawang
ini tidak hanya ditampilkan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga tiap tahunnya
yang bertepatan dengan hari penobatan raja atau ratu Pada pementasan tari Bedhaya
Ketawang digunakan kostum Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan Dari
segi alat musik pengiring pun sangat spesial karena digunakan yaitu gamelan Kyai Kaduk
Manis dan Kyai Manis Renggo Pada zaman Sri Susuhunan PakuBuwono XII pertunjukan
tari Bedhaya Ketawang selalu diselenggarakan pada hari kedua bulan Reuwah atau bulan
Syaban dalam kalender Jawa
GAMBAR 21
10
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
2 Tari Srimpi
Tarian ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan muncul di lingkungan keraton
Tetapi diperkirakan mulai ada saat Prabu Amiluhur masuk ke keraton Tarian ini
dipentaskan oleh empat orang putri yang melambangkan empat unsur dan empat penjuru
mata angin Dari beberapa jenis tari Srimpi ada satu yang dianggap sakral atau suci yaitu
Tari Srimpi Anghlir Mendhung
3 Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah suatu tarian yang gerakannya terinspirasi atau mengambil salah
satu bagian dari cerita pewayangan Dalam pementasannya tarian ini boleh memiliki
gerakan yang sama atau tidak antar penarinya boleh menggunakan ontowacono atau dialog
dalam tariannya pakaian yang digunakan tidak sama setiap penarinya kecuali yang
memerankan lakon kembar Dalam kisah yang termuat dalam tarian pun ada peran yang
mati dan yang tetap bertahan hidup
11
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
GAMBAR 22
4 Tari Golek
Tari ini berasal dari Yogyakarta dan pertama kali dipentaskan pada perayaan
pernikahan KGPH Kusumoyudho dan Gusti Ratu Angger di tahun 1910 Tarian ini
menggambarkan cara-cara berhias diri seorang gadis yang baru memasuki masa
dewasanya agar terlihat lebih cantik dan menarik
5 Tari Bondan
12
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Tari Bondan memiliki tiga jenis yaitu Bondan Cindogo Bondan Marsidiwi dan
Bondan Pegunungan atau Tani Tari Bondan Cindogo dan Marsidiwi merupakan tarian
gembira dibuat untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran anak
6 Tari Topeng
Tarian ini sebenarnya secara tidak langsung diilhami oleh wayang wong atau
wayang orang Tarian ini sempat mengalami kejayaan pada masa kerajaan Majapahit Lalu
pada masa masuknya islam sunan kalijaga menggunakannya sebagai media penyebaran
islam Beliau jugalah yang menciptakan 9 jenis tari topeng diantaranya Topeng Panji
Ksatrian Condrokirono Gunung sari Handoko Raton Klono Denowo Benco dan Turas
Tari topeng sendiri dianggap sebagai perlambang sifat manusia karena banyaknya model
topeng yang menggambarkan emosi manusia yaitu marah sedih dan kecewa Biasanya
cerita yang diangkat dalam tari topeng adalah bagian dari hikayat atau cerita rakyat
terutama cerita-cerita panji
7 Tari Dolalak
Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari yang mengenakan kostum ala prajurit
Belanda atau Prancis tempo dulu dan diiringi oleh alat musik seperti kentrung rebana
kendang kencer dan lain-lain Menurut legenda tarian ini terinspirasi dari semangat
perjuangan perang rakyat Aceh yang kemudian meluas ke daerah lain di nusantara
Kedua adalah berbagai macam kesenian rakyat yang dikenal di masyarakat Jawa baik
Jawa Tengah maupun Jawa Timur Patolan atau prisenan yang dikenal di daerah Rembang
13
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Jawa Tengah Kesenian ini adalah semacam olahraga gulat rakyat dan dipimpin oleh dua
orang wasit dari masing-masing pihak Olahraga yang juga hiburan ini biasanya dimainkan
di tempat berpasir seperti di pinggir pantai
Daerah Blora dikenal memiliki kesenian barongan kuda kepang dan wayang krucil
(sejenis wayang kulit namun terbuat dari kayu)
Di daerah Pekalongan dikenal kesenian kuntulan dan sintren Kuntulan adalah
kesenian bela diri yang dilukiskan dengan tarian dengan iringan bunyi-bunyian seperti
bedug dan lain-lain Sedangkan sintren yang juga dikenal luas di Cirebon adalah sebuah
tarian yang dipenuhi dengan unsur mistis Dimana sang penari melakukan gerakan tarian
dalam keadaan tidak sadar Pertunjukan sintren biasanya dipentaskan pada saat bulan
purnama setelah panen
Lengger calung adalah kesenian tradisional yang berasal dari daerah Banyumas Tarian ini
terdiri dari lengger (penari) dan calung (alat musik bambu) Gerakan tariannya sangat
dinamis dan lincah mengikuti irama dari calung Beberapa gerakan khas dari tarian lengger
adalah geyol gedhag dan lempar sampur Dahulu penari lengger adalah para pria yang
berdandan seperti wanita namun sekarang para pria tersebut hanyalah sebagai pelengkap
tarian saja
14
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
GAMBAR 23
Selain kesenian yang berbentuk tarian suku Jawa pun memiliki kesenian dalam bentuk
lain misalnya saja dalam seni musik
223 Kesenian Musik Khas Jawa Tengah
Beberapa contoh alat music sebagai bagian dari kebudayaan suku Jawa antara lain
1 Degung
Degung merupakan sebuah kesenian Jawa yang biasany dimainkan pada acara hajatanKesenian
degung ini digunakan sebagai musik pengiringpengantarDegung ini merupakan gabungan dari peralatan
musik khas Jawa Tengah yaitu gendanggoong kempul saron bonang kacapi suling rebab dan
sebagainyaDegung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Tengah karena
iringanmusik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adattradisional
selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir padasetiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Tengah lainnya
2 Rampak Gendang
15
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Tengah Rampak Gendang
iniadalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan iramatertentu
serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya pada umumnyadimainkan oleh
lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalammenabuh gendang Biasanya rampak
gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acararitual
GAMBAR 24
3 Calung
Di daerah Jawa Tengah terdapat kesenian yang disebut Calung calung ini adalah kesenianyang
dibawakan dengan cara memukulmengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa
dengan pemukulpentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yangkhasBiasanya calung ini
ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring
nyanyian Jawa atau pengiring dalam lawakan
Sedangkan bentuk kesenian seni musik yang berupa lagu-lagu daerah dari Jawa
antara lain Bapak Pucung Cublak-Cublak Suweng Gambang Suling Gai Bintang Gek
Kepriye Gundul-Gundul Pacul Lir-ilir Jamuran Kembang Malathe Karapan Sape[10]
16
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
23 Sistem Religi di Masyarakat Jawa
Ciri masyarakat Jawa yang lain adalah berketuhanan bahkan sejak masa
prasejarah Kepercayaan yang dianutnya adalah kepercayaan animisme yaitu suatu
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan
juga pada manusia sendiri Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama
Semua benda yang bergerak diangap hidup dan memiliki roh baik itu roh berwatak baik
atau jahat[11]
Suku-suku bangsa Indonesia dan khususnya suku Jawa sebelum kedatangan pengaruh
Hinduisme telah hidup teratur dengan religi animisme-dinamisme sebagai akar
spiritualitasnya dan hukum adat sebagai pranata kehidupan sosial mereka Adanya warisan
hukum adat menunjukkan bahwa nenek moyang suku bangsa Indonesia asli telah hidup
dalam persekutuan-persekutuan desa yang teratur dan mungkin di bawah pemerintahan atau
kepala adat desa walaupun masih dalam bentuk yang cukup sederhana Religi animisme-
dinamisme yang merupakan akar budaya asli Indonesia dan khususnya dalam masyarakat
Jawa cukup mengakar dalam sehingga punya kemampuan yang kenyal (elastis) Dengan
demikian dapat bertahan walaupun mendapat pengaruh dan berhadapan dengan
kebudayaan-kebudayaan yang telah berkembang maju[12]
Dengan kepercayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang ada
terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia Dan agar terhindar dari roh
tersebut mereka menyembahnya dengan jalan mengadakan upacara disertai dengan sesaji
17
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Pelaksanaan upacara dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah agar keluarga mereka
terlindung dari roh yang jahat Cara yang ditempuh untuk menghadirkan arwah nenek
moyang adalah dengan mengundang orang yang sakti dan ahli dalam bidang tersebut yang
disebut prewangan untuk memimpin acara Sebagai kelengkapan upacara tersebut mereka
menyiapkan sesaji dan membakar kemenyan atau bau-bauan lainnya yang digemari oleh
nenek moyang Selain itu mereka juga menyempurnakan upacara dengan bunyi-bunyian
dan tari-tarian
Seperti upacara kematian secara berurutan diadakan sebagai berikut
1 Selametan surtanah atau geblak yang diadakan pada saat meninggalnya seseorang
2 Selametan nelung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada
hari ketiga sesudah kematian seseorang
3 Selametan mitung dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
ketujuh
4 Selametan matang puluh dina yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
pada hari keempat puluh
5 Selametan nyatus yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseratus
6 Selametan mendak sepisan dan mendak pindo yaitu upacara selamatan kematian
yang diadakan pada tahun pertama dan kedua kematian seseorang
7 Selametan nyewu yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan pada hari
keseribu
18
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
8 Selametan nguwis-nguwisi yaitu upacara selamatan kematian yang diadakan
terakhir kali
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa apa yang telah mereka bangun adalah hasil
adaptasi pergaulan dengan alam Keberhasilan pertanian tergantung dari kekuatan alam
matahari hujan angin dan hama Tetapi mereka masih mempercayai
kekuatan adikodrati dibalik semua kekuatan alam itu
Dalam kepercayaan Jawa terdapat usaha untuk menambah kekuatan batin Usaha ini
dilakukan dengan menggunakan benda-benda bertuah atau berkekuatan gaib yang sering
disebut dengan jimat[13]
Selain itu masyarakat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan-
kegiatan besar seperti
1 Kematian (Mendhak)
2 Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada Tuhan)
3 Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak keluarga kepada orang tua dan leluhur
mereka yang telah meninggal dunia)
4 Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman Upacara Ngerik Upacara
Midodareni Upacara diluar kamar pelaminan Srah-srahan atau Peningsetan
Nyantri Upacara Panggih atau Temu Balangan suruh Penganten dan lain-lain)
5 Upacara untuk kelahiran bayi seperti
a) Wahyu Tumurun
19
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Sido Asih
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang selalu dicintai dan
dikasihi oleh sesama serta mempunyai sifat belas kasih
c) Sidomukti
Maknanya agar bayi yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa yaitu
berbahagia dan disegani karena kewibawaannya
d) Truntum
Maknanya agar keluhuran budi orang tuanya menurun (tumaruntum) pada sang
bayi
e) Sidoluhur
Maknanya agar anak menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur
f) Parangkusumo
Maknanya agar anak memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki
ketangkasan bagai parang yang sedang dimainkan pesilat tangguh
g) Semen romo
Maknanya agar anak memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta
kasih Rama dan Sinta pada rakyatnya
h) Udan riris
Maknanya agar anak dapat membuat situasi yang menyegarkan enak
dipandang dan menyenangkan siapa saja yang bergaul dengannya
20
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
i) Cakar ayam
Maknanya agar anak pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan
dengan cakarnya karena rasa tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya sehingga
kebutuhan hidupnya tercukupi syukur bisa kaya dan berlebihan
j) Grompol
Maknanya semoga keluarga tetap bersatu tidak bercerai-berai akibat
ketidakharmonisan keuarga (nggrompol berkumpul)
k) Lasem
Bermotif garis vertikal bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa
l) Dringin
Bermotif garis horisontal bermakna semoga anak dapat bergaul
bermasyarakat dan berguna antar sesama[14]
21
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
BAB III
PENUTUP
31 KESIMPULAN
Kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa sistem teknologi
mata pencaharian organisasi sosial corak berpikir sistem kegamaan dan kesenian yang
dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat Budaya Jawa
memiliki empat ciri utama yaitu religius non doktriner toleran dan akomodatif Di lihat
dari kriteria tingkatannya ada dua macam bahasa Jawa yaitu bahasa
Jawa Ngoko danKrama
Pada umumnya orang-orang Jawa bekerja pada segala bidang terutama
administrasi negara dan kemiliteran Selain itu mereka bekerja pada sektor pelayanan
umum pertukangan perdagangan dan pertanian dan perkebunan
Silsilah keturunan jawa anak putu buyut canggah wareng udheg-udheg gantung siwur
gropak senthe kandhang bubrah debog bosok galih asem
Dalam sistem kemasyarakatan Jawa dikenal 4 tingkatan yaitu Priyayi Ningrat atau
Bendara Santri dan Wong Cilik
Kesenian yang terdapat dalam kebudayaan Jawa sangat beraneka ragam mulai dari
tari-tarian lagu daerah wayang orang dan juga wayang kulit serta masih ada berbagai
macam kesenian lainnya
22
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
Kepercayaan masyarakat jawa adalah kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan
tentang adanya roh atau jiwa pada benda-benda tumbuhan-tumbuhan dan juga pada
manusia sendiri
32 SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan Karena sesungguhnya kesempurnaan
itu milik Allah dan kekurangan adalah bagian dari kita Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki makalah berikutnya
Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita Terima kasih
23
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
DAFTAR PUSTAKA
Aveling Harry The Development of Indonesian Socirty 1979
Daroji Amin Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005
Hana Siti Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi
Semarang IAIN Walisongo 2010
Khalim Samidi Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954
M Munandar Sualiman Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988
Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013
Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa
Sofwan Ridin Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004
httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml
24
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25
[1] Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Jakarta
Balai Pustaka 2005 hlm 169
[2] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar Bandung Rosda Offset 1988 hlm 21
[3] Sualiman M Munandar Ilmu Budaya Dasar hlm 22-23
[4] Simuh Keunikan Interaksi Islam dan Budaya Jawa hlm 6
[5] Samidi Khalim Islam dan Spiritualitas Jawa Semarang Rasail Media Group 2008
hlm 4
[6]Shodiq Potret Islam Jawa Semarang Pustaka Zaman 2013 hlm 3-4
[7] Siti Hana Makalah Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Jawa Di Era Globalisasi Semarang
IAIN Walisongo 2010 hlm 2-3
[8]Harry Aveling The Development of Indonesian Socirty 1979 hlm 41
[9]Koentjaraningrat Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia Jakarta Djambatan 2007
hlm 329-330
[10] httppemulungelitd19kkwordpresscom20130930kebudayaan-masyarakat-jawa
diakses pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 1147 WIB
[11]Kuncoroningrat Sejarah Kebudayaan Indonesia Yogyakarta Jambatan 1954 hlm
103
[12]Ridin Sofwan Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa Yogyakarta Gama Media
2004 hlm 17-18
[13]Amin Daroji Islam dan Kebudayaan Jawa Semarang Gama Media 2000 hlm 10
[14] httph3rcul3zblogspotcom201404makalah-kebudayaan-suku-jawahtml diakses
pada Sabtu 20 Desember 2014 pukul 0943 WIB
25