wasapa97987770.files.wordpress.com · web viewlaporan rekayasa inovasi rangkaian elektronika “...
TRANSCRIPT
LAPORANREKAYASA INOVASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA
“CONTROLLER MOTOR BLDC SEPEDA LISTRIK MENGGUNAKAN MOSFET”
Disusun oleh :Grup 3E2 dan 3E3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKAJURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGSeiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih,
inovasi baru mulai bermunculan, tak terkecuali pada bidang alat
transportasi. Kendaraan yang ramah lingkungan menjadi salah satu trend
di mata kostruktor alat transportasi didunia untuk berlomba-lomba dalam
pengembangan teknologi alat transportasi, baik itu kendaraan roda empat
maupun kendaraan roda dua, yang berbasis teknologi hybrid ataupun
elektrik. Hal ini dipicu oleh isu global warming yang dihasilkan oleh alat
transportasi konvensional yang mendominasi sebagian besar dari
penyebab terjadinya efek dari global warming. Selain tidak ramah
lingkungan, pemakaian bahan bakar fosil yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan sebagian besar cadangan minyak bumi lama kelamaan
akan habis.
Dalam tugas akhir ini akan dilakukan desain dan analisis untuk
controller sepeda motor listrik dengan motor BLDC (Brushless DC
Motor). Motor BLDC dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dari
pada motor DC biasa, keunggulan-kenguulan tersebut antara lain adalah;
tidak menggunakan sikat (brush), efisiensi lebih tinggi, hampir tidak
menimbulkan suara, tahan lama, dan masih banyak lagi keunggulan yang
lainya. Selain keunggulan-keunggulan diatas, motor BLDC juga memiliki
satu ciri khas lain dimana terdapat controller yang bertugas untuk
mendistribusi arus dan voltage, sesuai dengan kebutuhan untuk satu kali
putaran-nya. Untuk memperoleh performa motor listrik dan pengendalian
yang optimal. Parameter input pada unit control merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan performance dari motor BLDC.
B. RUMUSAN MASALAHBeberapa masalah yang ditemukan dan dianalisis dalam realisasi
perangkat sistem ini, antara lain:
a. Bagaimana merancang sebuah controller motor BLDC sepeda listrik
menggunakan MOSFET.
b. Bagaimana mengimplementasikan program rangkaian cotroller motor
BLDC sepeda listrik pada arduino nano agar bisa mengendalikan seluruh
kerja sistem sehingga bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
c. Bagaimana sistem dapat bekerja maksimal dalam meningkatkan
performance dari motor BLDC.
C. TUJUAN
Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada maka tujuan dari
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Membuat controller motor BLDC sepeda listrik menggunakan MOSFET.
b. Memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Motor BLDC
Motor DC tanpa sikat atau disebut juga dengan motor Brushless
DC motor (BLDC Motor) merupakan salah satu jenis motor-sinkron.
Dimana medan magnet yang dihasilkan oleh rotor dan stator pada
frekwensi yang sama. Motor BLDC tidak mengalami Slip, seperti yang
terjadi pada motor induksi biasa. Motor jenis ini mempunyai magnet
permanent pada "rotor" sedangkan pada bagian stator-nya. Setelah itu,
dengan menggunakan sebuah rangkaian sederhana (simple computer
system), maka kita dapat merubah arus eletro-magnet yang dihasilkan oleh
motor ketika bagian rotor-nya berputar. Motor BLDC sering digunakan
dalam berbagai bidang seperti; industry otomotif, kesehatan maupun
bidang otomasi robotic. Motor BLDC mempunyai banyak keuntungan
dibandingkan dengan DC motor dan Motor induksi biasa. Motor Brushless
DC (BLDC) adalah pilihan ideal untuk aplikasi yang memerlukan
keandalan yang tinggi, efisiensi tinggi, dan rasio power-volume yang
tinggi.
Keunggulan motor BLDC :
High Speed Operation, Sebuah motor BLDC dapat beroperasi pada
kecepatan di atas 10.000 rpm dalam kondisi loading dan unloading.
Responsif & acceleration, rotor Brushless DC motor memiliki
inersia rotor rendah, yang memungkinkan motor ini untuk
mempercepat, mengurangi kecepatan, dan membalik arah dengan
cepat.
High Power Density, motor BLDC memiliki torsi berjalan tertinggi
per inci kubik dari pada motor DC lainya.
Keandalan tinggi, motor BLDC tidak memiliki sikat, sehingga
motor jenis ini memiliki ketahanan dan lifetime yang cukup tinggi
hingga mencapai 10.000 jam pemakaian. Hal ini menjadikan motor
jenis ini sangat jarang sekali dilakukan penggantian atau perbaikan
secara menyeluruh.
Selain itu terdapat keunggulan-keunggulan lain yaitu:
o Kecepatan yang lebih baik untuk melawan karakteristik tenaga
putaran
o Efisiensi tinggi
o Tahan lama atau usia pakainya lebih lama
o Nyaris tanpa suara bila dioperasikan
2. Arduino Nano
Arduino merupakan sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di
sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar
sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa
pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih.
IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program,
meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory
microcontroller
Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler
yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan
breadboard.Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler
ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk
Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama
dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino
Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan
ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan
diproduksi oleh perusahaan Gravitech.
Gambar 2.1 Bagian Depan Arduino Nano
Gambar 2.2 Bagian Belakang Arduino Nano
Arduino Nano memiliki 30 Pin. Berikut Konfigurasi pin Arduino Nano.
1) VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
digital.
2) GND merupakan pin ground untuk catu daya digital.
3) AREF merupakan Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan
dengan fungsi analogReference().
4) RESET merupakan Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset
(menghidupkan ulang) mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk
menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama
Arduino
5) Serial RX (0) merupakan pin yang berfungsi sebagai penerima TTL data
serial.
6) Serial TX (1) merupakan pin yang berfungsi sebagai pengirim TT data
serial.
7) External Interrupt (Interupsi Eksternal) merupakan pin yang dapat
dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah,
meningkat atau menurun, atau perubahan nilai.
8) Output PWM 8-Bitmerupakan pin yang berfungsi untuk analogWrite( ).
9) SPI merupakan pin yang berfungsi sebagai pendukung komunikasi.
10) LED merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yag diset bernilai HIGH,
maka LED akan menyala, ketika pin diset bernilai LOW maka LED
padam. LED Tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano.
11) Input Analog (A0-A7) merupakan pin yang berfungsi sebagi pin yang
dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga
memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah
mereka menggunakan fungsi analogReference().
Konfigurasi Pin Layout Arduino Nano
Tabel Konfigurasi Pin Arduino Nano
Nomor Pin Arduino Nano Nama Pin Arduino Nano
1 Digital Pin 1 (TX)
2 Digital Pin 0 (RX)
3 & 28 Reset
4 & 29 GND
5 Digital Pin 2
6 Digital Pin 3 (PWM)
7 Digital Pin 4
8 Digital Pin 5 (PWM)
9 Digital Pin 6 (PWM)
10 Digital Pin 7
11 Digital Pin 8
12 Digital Pin 9 (PWM)
13 Digital Pin 10 (PWM-SS)
14 Digitl Pin 11 (PWM-MOSI)
15 Digital Pin 12 (MISO)
16 Digital Pin 13 (SCK)
18 AREF
19 Analog Input 0
20 Analog Input 1
21 Analog Input 2
22 Analog Input 3
23 Analog Input 4
24 Analog Input 5
25 Analog Input 6
26 Analog Input 7
27 VCC
30 Vin
Berikut ini adalah Spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Nano:
1) MikrokontrolerAtmel ATmega168 atau ATmega328
2) 5 V Tegangan Operasi
3) 7-12VInput Voltage (disarankan)
4) 6-20VInput Voltage (limit)
5) Pin Digital I/O14 (6 pin digunakan sebagai output PWM)
6) 8 Pin Input Analog
7) 40 mA Arus DC per pin I/O
8) Flash Memory16KB (ATmega168) atau 32KB (ATmega328) 2KB
digunakan oleh Bootloader
9) 1 KbyteSRAM (ATmega168) atau 2 Kbyte(ATmega328)
10) 512 ByteEEPROM (ATmega168) atau 1Kbyte (ATmega328)
11) 16 MHz Clock Speed
12) Ukuran1.85cm x 4.3cm
3. MOSFET
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah
suatu transistor dari bahan semikonduktor (silikon) dengan tingkat konsentrasi
ketidakmurnian tertentu. Tingkat dari ketidakmurnian ini akan menentukan
jenis transistor tersebut, yaitu transistor MOSFET tipe-N (NMOS) dan
transistor MOSFET tipe-P (PMOS).
Bahan silicon digunakan sebagai landasan (substrat) dari penguras
(drain), sumber (source), dan gerbang (gate). Selanjutnya transistor dibuat
sedemikian rupa agar antara substrat dan gerbangnya dibatasi oleh oksida
silikon yang sangat tipis. Oksida ini diendapkan di atas sisi kiri dari kanal,
sehingga transistor MOSFET akan mempunyai kelebihan dibanding dengan
transistor BJT (Bipolar Junction Transistor), yaitu menghasilkan disipasi daya
yang rendah.
Bila dilihat dari cara kerjanya, transistor MOS dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1) Transistor Mode Pengosongan (Transistor Mode Depletion)
Pada transistor mode depletion, antara drain dan source terdapat
saluran yang menghubungkan dua terminal tersebut, dimana saluran tersebut
mempunyai fungsi sebgai saluran tempat mengalirnya elektron bebas. Lebar
dari saluran itu sendiri dapat dikendalikan oleh tegangan gerbang. Transistor
MOSFET mode pengosongan terdiri dari tipe-N dan tipe-P, simbol transistor
ditunjukkan dalam Gambar 1.
2) Transistor Mode peningkatan (Transistor Mode Enhancement)
Transistor mode enhancement ini pada fisiknya tidak memiliki saluran
antara drain dan sourcenya karena lapisan bulk meluas dengan lapisan SiO2
pada terminal gate. Transistor MOSFET mode peningkatan terdiri dari tipe-N
dan tipe-P, simbol transistor ditunjukkan dalam Gambar 2.
Dilihat dari jenis saluran yang digunakan, transistor MOSFET dapat
dikelompokan menjadi tiga, antara lain:
1) NMOS
Transistor NMOS terbuat dari substrat dasar tipe p dengan daerah
source dan drain didifusikan tipe n+ dan daerah kanal terbentuk pada
permukaan tipe n. NMOS yang umumnya banyak digunakan adalah
NMOS jenis enhancement, dimana pada jenis ini source NMOS sebagian
besar akan dihubungkan dengan –Vss mengingat struktur dari MOS itu
sendiri hampir tidak memungkinkan untuk dihubungkan dengan +Vdd.
Dalam aplikasi gerbang NMOS dapat dikombinasikan dengan resistor,
PMOS, atau dengan NMOS lainnya sesuai dengan karakteristik gerbang
yang akan dibuat. Sebagai contoh sebuah NMOS dan resistor digabungkan
menjadi sebuah gerbang NOT. Negatif MOS adalah MOSFET yang
mengalirkan arus penguras sumber menggunakan saluran dari bahan
electron, sehinga arus yang mengalir jika tegangan gerbang lebih positif
dari substrat dan nilai mutlaknya lebih besar dari VT (Voltage Treshold).
2) PMOS
Transistor PMOS terbuat dari substrat dasar tipe-n dengan daerah
source dan drain didifusikan tipe p+ dan deerah kanal terbentuk pada
permukaan tipe p. Positif MOS adalah MOSFET yang mengalirkan arus
penguras sumber melalui saluran positif berupa hole, dimana arus akan
mengalir jika tegangan gerbang lebih negative terhadap substrat dan nilai
mutlaknya lebih besar dari VT. PMOS yang umumnya banyak digunakan
adalah PMOS jenis enhancement, dimana pada jenis ini source PMOS
sebagian besar akan dihubungkan dengan +Vdd mengingat struktur dari MOS
itu sendiri hampir tidak memungkinkan untuk dihubungkan dengan -Vss.
Dalam aplikasi gerbang PMOS dapat dikombinasikan dengan resistor, NMOS,
atau dengan PMOS lainnya sesuai dengan karakteristik gerbang yang akan
dibuat. Sebagai contoh sebuah PMOS dan resistor digabungkan menjadi
sebuah gerbang NOT.
3) CMOS (Complementary MOS)
MOSFET tipe complementary ini mengalirkan arus penguras sumber
melalui saluran tipe-n dan tipe-p secara bergantian sesuai dengan tegangan
yang dimasukkan pada gerbangnya (gate).
BAB III
RANCANGAN ALAT
1. Skema Rangkaian
2. Layout
3. Alat dan Bahan
Untuk merancang proyek akhir ini, ada beberapa kebutuhan komponen
yang perlu diperhatikan, yaitu:
Tabel 1. Alat
No. Alat Jumlah
1 Solder 1
2 Bor 1
3 Multimeter 1
4 Tang 1
5 Obeng 1
Tabel 2. Bahan
No. Bahan Jumlah
1 Arduino nano 1
2 Ir2104 3
3 Irf640 6
4 Lm317T 1
5 Pc817 3
6 Elco 47 uf 3
7 Elco 4,7 uf 1
8 Elco 470 uf/63 v 2
8 Resistor 270 Ω 1
9 Resistor 100 Ω 7
10 Resistor 10 kΩ 9
11 Resistor 82 kΩ 3
12 Resistor 1 kΩ 1
13 Led 3
14 Potensio 20k 1
4. Program Arduino
//variabel yang berubah
const int Q1 = 13; //PEMILIHAN KENDALI MOSFET PIOUTconst int Q2 = 11; //PWMconst int Q3 = 12; const int Q4 = 10; //PWMconst int Q5 = 8;const int Q6 = 9; //PWM const int S1 = 4; //PIN MASUKNYA HALL SENSORconst int S2 = 3;const int S3 = 2; const int REMSWITCH = 5; //PIN MASANG REM int U = 0;int V = 0;int W = 0;int H = 0;int R = 0;void setup() pinMode(Q1, OUTPUT); // INISIALISASI YANG SEBAGAI OUTPUT pinMode(Q2, OUTPUT); pinMode(Q3, OUTPUT); pinMode(Q4, OUTPUT); pinMode(Q5, OUTPUT); pinMode(Q6, OUTPUT); pinMode(S1, INPUT); // INISIALISASI YANG SEBAGAI OUTPUT pinMode(S2, INPUT); pinMode(S3, INPUT); pinMode(REMSWITCH, INPUT);Serial.begin(9600); void loop() int nilaiHall = analogRead(A0);nilaiHall = map(nilaiHall, 179, 857, 0, 255);if (nilaiHall >= 256)nilaiHall = 255;if (nilaiHall <= -1)nilaiHall = 0;int nilaiGas = 255 - nilaiHall; Serial.print(nilaiHall); Serial.print("%"); Serial.print(" Gas"); Serial.print(" PWM "); Serial.println(nilaiGas); //delay(100);int rem = digitalRead(REMSWITCH);int sensor1 = digitalRead(S1);
int sensor2 = digitalRead(S2);int sensor3 = digitalRead(S3); if (rem == LOW)R = 1; else R = 0;if (sensor1 == HIGH)W = 1; else W = 0;if (sensor2 == HIGH)V = 10; else V = 0;if (sensor3 == HIGH)U = 100; else U = 0;
H = U + V + W;if (H == 100)Serial.print("Step1 100 "); digitalWrite(Q6, HIGH); // Step 1 digitalWrite(Q5, LOW); analogWrite(Q4, nilaiGas); digitalWrite(Q3, LOW); digitalWrite(Q2, HIGH); digitalWrite(Q1, HIGH);if (H == 110)Serial.print("Step2 110 "); analogWrite(Q6, nilaiGas); // Step 2 digitalWrite(Q5, LOW); digitalWrite(Q4, HIGH); digitalWrite(Q3, LOW); digitalWrite(Q2, HIGH); digitalWrite(Q1, HIGH);if (H == 10)Serial.print("Step3 010 "); analogWrite(Q6, nilaiGas); // Step 3 digitalWrite(Q5, LOW); digitalWrite(Q4, HIGH); digitalWrite(Q3, HIGH); digitalWrite(Q2, HIGH); digitalWrite(Q1, LOW);if (H == 11)Serial.print("Step4 011 "); digitalWrite(Q6, HIGH); // Step 4 digitalWrite(Q5, LOW); digitalWrite(Q4, HIGH); digitalWrite(Q3, HIGH); analogWrite(Q2, nilaiGas); digitalWrite(Q1, LOW);if (H == 1)Serial.print("Step5 001 "); digitalWrite(Q6, HIGH); // Step 5 digitalWrite(Q5, HIGH);
digitalWrite(Q4, HIGH); digitalWrite(Q3, LOW); analogWrite(Q2, nilaiGas); digitalWrite(Q1, LOW);if (H == 101)Serial.print("Step6 101 "); digitalWrite(Q6, HIGH); // Step 6 digitalWrite(Q5, HIGH); analogWrite(Q4, nilaiGas); digitalWrite(Q3, LOW); digitalWrite(Q2, HIGH); digitalWrite(Q1, LOW);if (H == 111)Serial.print("Hall Rusak 1 111 "); digitalWrite(Q6, HIGH); // Bebas digitalWrite(Q5, LOW); digitalWrite(Q4, HIGH); digitalWrite(Q3, LOW); digitalWrite(Q2, HIGH); digitalWrite(Q1, LOW);if (H == 0)Serial.print("Hall Rusak 2 000 "); digitalWrite(Q6, HIGH); // Bebas digitalWrite(Q5, LOW); digitalWrite(Q4, HIGH); digitalWrite(Q3, LOW); digitalWrite(Q2, HIGH); digitalWrite(Q1, LOW);//delay(100);
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pegujian Alat
Gambar input
Gambar output
2. Cara Kerja Moto BLDC
Cara kerja pada motor BLDC cukup sederhana, yaitu magnet yang
berada pada poros motor akan tertarik dan terdorong oleh gaya
elektromagnetik yang diatur oleh driver pada motor BLDC. Hal ini
membedakakn motor BLDC dengan motor DC yang menggunakan sikat
mekanis yang berada pada komutator untuk mengatur waktu dan
memberikan medan magnet pada lilitan. Motor BLDC ini juga berbeda
dengan motor AC yang pada umumnya menggunakan siklus tenaga sendiri
untuk mengatur waktu dan memberi daya pada lilitan. BLDC dapat
memberikan rasio daya dan beban yang lebih tinggi secara signifikan dan
memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan motor tanpa sikat
tradisional.
Pada prinsip dasar medan magnet adalah kutub yang sama akan
saling tolak menolak sedangkan apabila berlainan kutub maka akan tarik
menarik. Jadi jika kita mempunyai dua buah magnet dan menandai satu
sisi magnet tersebut dengan north (utara) dan yang lainnya south (selatan),
maka bagian sisi northakan coba menarik south, sebaliknya jika
sisi north magnet pertama akan menolak sisi north yang kedua dan
seterusnya apabila kedua sisi magnet mempunyai kutub yang sama .
Prinsip mengenai kutub magnet tersebut dapat diterapkan dalam
prinsip kerja motor BLDC. Secara umum motor BLDC memiliki medan
magnet permanen pada rotor dan magnet yang berasal dari gaya
elektromagnet (magnet yang ditimbulkan dari pemberian input arus listrik)
pada bagian kumparan stator.
Pada motor BLDC, kontroler berfungsi untuk mengatur arus
masukan yang harus dialirkan ke kumparan stator untuk dapat
menimbulkan medan elektromagnet yang sesuai untuk memutar rotor. Hal
inilah yang menjadi pembeda dengan motor DC konvensional, dan
menggantikan kerja komutasi mekanisnya.
Magnet permanen pada motor BLDC dilengkapi dengan kumparan
tiga fase. Kumparan-kumparan tersebut terletak di bagian stator. Magnet
bergerak terletak di stator. Fase kumparan diaktifkan dengan penyesuain
gerakan rotor. Rotasi berbasis rotasi medan magnet diilustrasikan pada
Gambar dibawah, bagian kiri adalah fase pergerakan dan bagian kanan
adalah fase eksitasi. Fluks stator dihasilkan pada saat fase eksitasi, dan
fluks rotor dihasilkan oleh magnet permanen.
3. Gambar Bentuk Alat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang controller motor BLDC sepeda
listrik menggunakan MOSFET, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Motor Brushless DC motor (BLDC Motor) merupakan salah satu
jenis motor-sinkron. Dimana medan magnet yang dihasilkan oleh
rotor dan stator pada frekwensi yang sama.
2. Cara kerja pada motor BLDC cukup sederhana, yaitu magnet yang
berada pada poros motor akan tertarik dan terdorong oleh gaya
elektromagnetik yang diatur oleh driver pada motor BLDC.
3. Pada motor BLDC, kontroler berfungsi untuk mengatur arus
masukan yang harus dialirkan ke kumparan stator untuk dapat
menimbulkan medan elektromagnet yang sesuai untuk memutar
rotor.
Kendala ketika pengujian alat :
1. IC IRF640 mudah mengalami kerusakan
2. Jika dihidupkan terlalu lama MOSFET cepat panas
3. Saat pengukuran bentuk sinyal, respon osiloskop lambat sehingga
bentuk gelombangnya kurang pas.
B. Saran
Dalam proyek akhir ini, masih terdapat kekurangan dalam beberapa aspek
dan perlu pengembangan lebih lanjut, oleh sebab itu, berikut merupakan
beberapa saran yang diharapkan dalam pengembangan untuk kedepannya
terhadap alat ini yaitu mencari IC yang sesuai untuk rangakaian agar alat
bekerja lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alshehabi, Improving the Performance of Brushless DC Motor Using the Six Digits form of SVPWM Switching Mode, Malek- Ashtar University of Technology (MUT), Tehran, Iran, 2012
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62649/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
http://tmnstudio.com/electronics/428-teori-dasar-mosfet.html
Grup 3E2
1. Hidayati Armi (16065014)
2. Nofriyaldi (16065016)
3. Rajes Suganda (16065017)
4. Dela Rahmayanti (16065018)
5. Dheriza Ananda (16065019)
6. Dia Unnazif (16065020)
7. Febri Yuwanda (16065021)
8. Irna Aulia (16065022)
9. Muhammad Ichsan (16065024)
10. Agung Parmato (1302424)
Grup 3E3
1. Zukhrufiana Fitri (16065026)
2. Azzah Fadhilah (16065027)
3. Muhamad Fadlan (16065028)
4. Anwar Ilham (16065032)
5. Aufa Cahyo Ramadhan (16065033)
6. Dwi Elvina (16065034)
7. Elga Mukhni Rahayu (16065036)