· web viewdi bidang kegrafikaan dalam tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 antara lain telah...

88
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,KEBUDAYAAN NASIONAL DAN

KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DANKEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAMA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah "mencerdaskan kehi-dupan bangsa". Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, maka Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1983 menetapkan bahwa pembangunan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ke-taqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keteram-pilan, mempertinggi budi pekerti serta memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat mem-bangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Selanjutnya, dalam GBHN ditetapkan pula bahwa generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan merupakan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, yang berarti pula bahwa pembinaan dan pengembangan generasi muda secara terus menerus perlu ditingkatkan dalam kerangka pendidikan nasional. Pembinaan dan pengembangan generasi muda menuntut partisipasi dan tanggung jawab seluruh masyarakat dan untuk itu perlu semakin ditingkatkan kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan yang menyeluruh dan terpadu. Pembangunan pendidik-an dan pengembangan generasi muda sebagaimana diutarakan di atas dilangsungkan sejalan dengan upaya pengembangan kebuda-yaan Indonesia yang berupa nilai-nilai luhur warisan sejarah dan tradisi yang dimiliki oleh berbagai kelompok masyarakat yang menjadi ciri bangsa Indonesia dan yang selanjutnya men-

869

jadi landasan untuk mewujudkan pembentukan dan pengukuhan identitas bangsa Indonesia.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Penggarisan GBHN sebagaimana dikemukakan di atas telah dijabarkan dalam serangkaian kebijaksanaan pokok dan langkah-langkah yang ditempuh dalam bidang pendidikan, antara lain sebagai berikut :

a. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila selain diwujudkan dengan meningkatkan kecerdasan dan keterampil-an, juga meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar selalu dapat belajar dan berkarya secara mandiri yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

b. Pendidikan Pancasila selain diwujudkan dengan meningkat-kan pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Peng-amalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, juga dengan menegakkan tata krama yang didasarkan atas asas kekeluargaan serta bernafaskan keselarasan dan keseim-bangan dalam lingkungan sekolah serta kampus. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dilaksanakan di sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta dalam rangka menerus-kan dan mengembangkan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945.

c. Mutu dan relevansi pendidikan diarahkan pada usaha mewu-judkan kemampuan setiap warga menghadapi mesa depan dengan kesiapan yang mencukupi untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tantangan dan harapan lingkungannya, termasuk kehidupan yang makin kompleks karena kemajuan ilmu dan teknologi.

d. Pendidikan selain dilaksanakan di sekolah, dilakukan juga dalam lingkungan keluarga serta masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah me-lainkan juga tanggung jawab keluarga, masyarakat dan warga belajar itu sendiri.

e. Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan di dalam dan di luar sekolah pada tingkat pendidikan dasar dilakukan dalam rangka melaksanakan wajib belajar, sedangkan per-luasan kesempatan belajar pada tingkat pendidikan mene-

870

ngah dilakukan dengan meningkatkan daya tampung sekolah-sekolah maupun pendidikan di luar sekolah serta mening-katkan partisipasi perguruan swasta.

f. Pengembangan tenaga kependidikan diarahkan pada pemenuhan jumlah kebutuhan, peningkatan mutu dan kesejahteraan serta usaha penyusunan persyaratan minimal tenaga kepen-didikan.

g. Pembangunan gedung-gedung sekolah baru dengan memperhati-kan lokasi penyebarannya, pembangunan ruang perpustakaan, ruang keterampilan dan latihan praktek, pengadaan buku pelajaran, buku bacaan dan alat-alat peraga serta pemeli-haraan seluruh prasarana dan sarana pendidikan, ditujukan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pendidikan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan.

h. Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia makin diting-katkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan di dalam dan luar sekolah.

i. Pembinaan kepustakaan serta penerbitan, penulisan dan pe-nerjemahan buku dan terbitan lainnya dilaksanakan antara lain dengan menciptakan iklim yang baik guna mendorong pengembangan penerbitan dan perbukuan.

j. Pendidikan kejuruan dan keterampilan diarahkan untuk me-ngembangkan dan menggerakkan pendidikan kejuruan dan ke-terampilan dalam suatu sistem yang utuh dan mantap se-hingga terdapat kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Berbagai jenis pendidikan kejuruan dan ke-terampilan akan disesuaikan dengan berbagai kesempatan kerja sejalan dengan kebutuhan tenaga kerja yang diperlu-kan untuk pembangunan.

k. Perguruan tinggi terus dikembangkan antara lain dalam me-laksanakan Wawasan Almamater dalam upaya menjadikan per-guruan tinggi sungguh-sungguh sebagai lembaga ilmiah dan menjadikan kampus sebagai masyarakat ilmiah dengan melak-sanakan Trikarya, yakni institusionalisasi, profesiona-lisasi dan transpolitisasi dalam tatakrama pergaulan ber-dasarkan asas kekeluargaan serta menjunjung tinggi kese-larasan dan keseimbangan. Daya tampung perguruan tinggi akan ditingkatkan sesuai dengan kemampuan yang ada. Per-guruan tinggi swasta akan ditingkatkan mutu dan daya tam-pungnya secara lebih terarah dan terpadu agar dapat lebih

871

berperan dalam penyelenggaraan pain pendidikan nasional yang mantap.

l. Pembinaan perguruan swasta ditujukan untuk membantu per-tumbuhan dan perkembangannya dengan tetap mengindahkan ciri-ciri khan masing-masing dalam rangka memenuhi kebu-tuhan tenaga untuk pembangunan.

m. Pendidikan masyarakat diarahkan agar setiap anggota masyarakat sedini mungkin dan sepanjang hidupnya mendapat kesempatan menuntut ilmu yang berguna, dan mengarah ke-pada lapangan mata pencaharian hidup dalam bentuk usaha bersama, dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar sambil bekerja dan berusaha.

n. Pendidikan jasmani dan olahraga diarahkan pada usaha mem-bina kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat serta usaha memasyarakatkan olahraga, meng-olahragakan masyarakat dan meningkatkan prestasi.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan kebijaksanaan dan langkah-langkah tersebut, telah disusun berbagai program pembangunan di bidang pendi-dikan dan generasi muda sebagai berikut:a. pembinaan pendidikan dasarb. pembinaan pendidikan menengah tingkat pertamac. pembinaan pendidikan menengah tingkat atasd. pembinaan pendidikan tinggie. pembinaan bakat dan prestasif. peningkatan pendidikan masyarakatg. peranan wanitah. generasi mudai. keolahragaanj. pendidikan kedinasan dank. pengembangan sistem pendidikan.

Hasil-hasil pelaksanaan program-program pembangunan di bidang pendidikan dan generasi muda selama lima tahun, yaitu tahun terakhir Repelita III (1983/84) dan tahun pertama sampai dengan tahun ke empat Repelita IV (1984/85 - 1987/88) dapat diikuti dari uraian di bawah ini.

a. Pembinaan Pendidikan Dasar

Program ini bertujuan untuk mengembangkan kepribadian, menumbuhkan pengetahuan dan memberi bekal keterampilan kepada

872

anak muda yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungan. Program Pembinaan Pendidikan Dasar mencakup usaha-usaha pem-binaan pendidikan prasekolah pada Taman Kanak-kanak (TK); usaha menyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak berke-lainan (mengalami hambatan fisik atau mental) melalui pembi-naan Sekolah Luar Biasa (SLB); dan usaha-usaha penyediaan fasilitas belajar pada tingkat pendidikan dasar bagi semua anak usia 7-12 tahun melalui pembinaan Sekolah Dasar (SD). Segala upaya tersebut disertai pula dengan berbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada jen-jang pendidikan dasar.

Murid pendidikan dasar (Sekolah Dasar Negeri, S.D. Swas-ta dan Madrasah Ibtidaiyah) yang pada tahun 1982/83 berjumlah 28.238 ribu telah meningkat pada tahun ajaran 1987/88 menjadi sekitar 30.960 ribu, yang berarti kenaikan 2.722 ribu atau 9,64% dalam lima tahun terakhir ini (Tabel XVI-1).

Seperti yang tercantum dalam Tabel XVI-1 jumlah murid 7-12 tahun adalah 25.483,1 ribu pada tahun ajaran 1987/88 atau sebanyak 99,6% dari kelompok usia 7-12 tahun yang ber-jumlah 25.585,4 ribu sudah tertampung (angka partisipasi murni) pada pendidikan dasar dibandingkan dengan 95,2% pada tahun 1982/83. Angka partisipasi murni sebanyak 100% yang di-rencanakan dicapai pada tahun 1986/87 tidak dapat terpenuhi karena ada sejumlah anak-anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil atau masih berpindah-pindah dan anak-anak cacat yang belum sepenuhnya terjaring oleh gerakan wajib be- lajar. Namun demikian usaha-usaha terus dilanjutkan untuk memberi kesempatan pada anak-anak tersebut memperoleh pendi-dikan antara lain dengan mendirikan Sekolah Kecil di daerah-daerah terpencil dan memperbanyak Sekolah Dasar Luar Biasa.

Apabila seluruh jumlah murid pendidikan dasar (termasuk murid di bawah 7 tahun dan di atas 12 tahun), dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun (angka partisipasi kasar), maka daya tampung pendidikan dasar pada tahun 1987/88 ini diperkirakan mencapai 121,0%. Murid tingkat pendidikan dasar pada tahun 1987/88 menjadi 30.960,0 ribu dibandingkan pada tahun 1982/83 sejumlah 28.238,0 ribu, sedangkan lulusan pendidikan dasar 3.815,1 ribu pada tahun 1987/88 dibandingkan pada tahun 1982/83 sejumlah 2.737,0 ribu yang berarti kenaik-an sebesar 39%.

Usaha perluasan dan pemerataan belajar pada SD dilakukan melalui Instruksi Presiden tentang Bantuan Pembangunan Seko-

873

TABEL XVI – 1PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN

TINGKAT SEKOLAH DASAR1982/83 – 1987/88 1)

Catatan : 1) Tahun Ajaran2) Angka sementara (proyek per awal tahun ajaran 1987/88)

Jumlah Murid dalam Usia Sekolah yang bersangkutan3) Angka Partisipasi Murni = ---------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Murid dalam Usia Sekolah yang bersangkutan4) Angka Partisipasi Kasar = ---------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

874

GRAFIK XVI – 1PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN TINGKAT SEKOLAH DASAR

1982/83 — 1987/88

875

875

(Lanjutan Grafik XVI – 1)

876

lah Dasar (Inpres SD). Sejak tahun 1983/84 sampai dengan ta-hun 1987/88 telah dan sedang dibangun 22.144 unit gedung SD baru (masing-masing 3 ruang kelas). Di samping itu untuk me-ningkatkan daya tampung dilaksanakan pula pembangunan tambah-an 49.745 ruang kelas baru pada SD yang sudah ada dan rehabi-litasi 105.115 gedung sekolah (SD Negeri, SD Swasta dan Ma-drasah Ibtidaiyah Swasta) serta disediakan bantuan penunjang penyelenggaraan pendidikan untuk seluruh SD (157.500 seko-lah). Selanjutnya telah dibangun pula 182.290 rumah dinas ke-pala sekolah/perumahan guru terutama di daerah terpencil dan 16.080 rumah penjaga sekolah.

Perluasan pemerataan dan pemantapan kesempatan belajar pada SD disertai pula dengan usaha peningkatan mutu pendidik-annya, antara lain melalui penataran guru, pengadaan buku pe-lajaran dan buku bacaan/perpustakaan, penyediaan alat-alat peraga, keterampilan, kesenian dan olahraga. Dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 sebanyak 777.418 tenaga guru kelas/bidang studi termasuk guru Pendidikan Moral Panca-sila telah mendapatkan penataran. Jumlah buku pelajaran pokok SD yang telah dan sedang disediakan dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 mencapai sekitar 106.188.020 buku.

Di samping buku pelajaran, telah disediakan pula buku bacaan anak-anak pada perpustakaan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Pelaksanaan penyediaan buku ini disesuaikan dari tahun ke tahun dengan bertambahnya jumlah sekolah. Sejak tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah disediakan 119,2 juta buku bacaan.

Demikian pula sejak tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah disediakan alat peraga (IPA, IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia) sebanyak 457.296 perangkat, serta alat keterampilan, kesenian dan olahraga sebanyak 524.013 perang-kat pada SD. (Tabel XVI-5).

Sementara itu dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 pembinaan pendidikan Taman Kanak-Kanak dilakukan an-tara lain melalui pengadaan berbagai jenis buku (buku pedoman guru/murid, buku perpustakaan dan buku kurikulum TK) sebanyak 1.788,5 ribu buku. Sejalan dengan penyempurnaan kurikulum, dilakukan penataran bagi 4.802 guru dan pembina TK. Di sam-ping itu alat-alat peraga untuk Taman Kanak-Kanak telah dise-diakan sebanyak 2.050 perangkat. Selanjutnya dalam rangka pembinaan mutu, telah pula dibangun 7 gedung sekolah Taman Kanak-Kanak Pembina.

877

Dalam rangka peningkatan pendidikan untuk anak-anak pe-nyandang cacat, telah dibina Sekolah-sekolah Luar Biasa (SLB). Dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah dilaksanakan antara lain pengadaan 879,5 ribu buah pedoman guru/murid dan buku kurikulum, 249,7 ribu buku perpustakaan, serta penataran guru dan pembina SLB sebanyak 1.703 orang. Selanjutnya telah diadakan peralatan pendidikan 1.459 perang-kat dan direhabilitasi 17 gedung sekolah.

Melalui program Pembinaan Pendidikan Dasar telah pula dibangun 266 unit kantor Depdikbud Kecamatan serta pengadaan 183 unit peralatan kantor.

b. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama

Program ini terutama bertujuan untuk meningkatkan daya tampung terutama pada SMP serta meningkatkan mutu SMP dan SMTP Kejuruan dan Teknologi.

Seperti yang tercantum dalam Tabel XVI-2 jumlah siswa SMTP secara keseluruhan SMP dan SMTP Kejuruan dan Teknologi yang pada tahun ajaran 1982/83 berjumlah 4.334.000 siswa (4.263.000 murid SMP dan 71.000 siswa SMTP Kejuruan dan Tek-nologi) telah meningkat menjadi 6.687.000 siswa (6.578.000 siswa SMP dan 109.000 siswa SMTP Kejuruan dan Teknologi) pada tahun ajaran 1987/88. Hal ini berarti kenaikan 2.353.000 siswa SMTP atau 54,29% selama 5 tahun terakhir yaitu untuk SMP kenaikan jumlah siswa 2.315.000 atau 54,3% dan untuk siswa SMTP Kejuruan dan Teknologi sebanyak 38.000 siswa atau 53,52%. SMTP Kejuruan di daerah pedesaan telah dibina kembali mutu dan relevansinya sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan tenaga pembangunan setempat.

Pada akhir Repelita IV diperkirakan jumlah siswa SMTP akan mencapai sekitar 7.773.700, ternyata pada tahun 1987/88 sudah tertampung 6.687.000 siswa (86,5%).

Jika jumlah siswa SMTP pada tahun ajaran 1987/88 seba-nyak 6.687.000 itu dibandingkan dengan jumlah penduduk 13-15 tahun yang diperkirakan berjumlah 11.537.000 maka dapat dika-takan bahwa day& tampung SMTP terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan (angka partisipasi) mencapai 58%. Hal ini berarti bahwa angka partisipasi pada SMTP yang pada tahun 1982/83 adalah 41,4% telah meningkat 16,6% selama lima tahun terakhir ini (Tabel XVI - 2).

878

TABEL XVI – 2PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN

PENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT PERTAMA1982/83 – 1987/88 1)

Catatan : 1) Tahun Ajaran2). Angka sementara (proyeksi per awal tahun ajaran 1987/88)3) Angka diperbaiki4) Digabung dengan SMA (Tabel XVI – 3)

Jumlah Murid dalam Usia Sekolah yang bersangkutan5) Angka Partisipasi Kasar = ------------------------------------------------------------------------------ x 100 %

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

6) Angka Melanjutkan ke SMTP adalah terhadap lulusan SD saja

879

GRAFIK XVI – 2PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN PENDIDIKAN

MENENGAH TINGKAT PERTAMA1982/83 – 1987/88

880

(Lanjutan Grafik XVI – 2)

881

881

Dalam pada itu, sekitar 2.377.000 lulusan SD atau seki-tar 67,8% dari keseluruhan 3.503.500 lulusan SD tahun ajaran 1986/87 dapat ditampung pada SMTP tahun ajaran 1987/88. Mes-kipun angka melanjutkan pada SMTP pada tahun ajaran 1987/88 menurun yaitu dari 71,4% menjadi 67,8% dibandingkan dengan tahun ajaran 1983/84, namun terdapat kenaikan jumlah siswa baru yang melanjutkan, yaitu dari 1.771 ribu menjadi 2.377 ribu siswa yang berarti kenaikan 606 ribu siswa atau sebesar 34,2% dalam lima tahun terakhir. Angka partisipasi kasar me-ningkat dari 44,4% pada tahun 1983/84 menjadi 58% pada tahun 1987/88, sedikit di bawah sasaran tahun ke-IV Repelita yaitu 63,7%. Hal ini disebabkan karena meledaknya lulusan pendidik-an dasar setiap tahun sedangkan daya tampung SMTP masih ter-batas.

Pembangunan gedung baru SMP sejak 1983/84 sampai dengan 1987/88 mencapai jumlah 1.535 gedung baru (dengan rata-rata masing-masing enam ruang kelas) di samping pembangunan 11.680 tambahan ruang kelas baru pada SMP yang ada. Sebagai usaha peningkatan fasilitas belajar yang telah ada, telah diper-baiki kembali (rehabilitasi) 1.006 gedung SMP. Bersamaan dengan itu telah dirintis dan dikembangkan sejumlah SMP Ter-buka yang ditunjang dengan penyediaan modul sebagai satuan pelajaran yang memungkinkan anak didik belajar secara mandiri.

Peningkatan mutu pendidikan di SMP terutama telah diusa-hakan melalui penataran guru, penyediaan buku pelajaran pokok dan secara khusus melengkapi SMP yang memerlukan ruang-ruang laboratorium IPA, ruang keterampilan, ruang perpustakaan dan sekaligus disediakan peralatan praktek laboratorium IPA, per-alatan keterampilan, peralatan kesenian dan olahraga, per-alatan pelajaran matematika dan peralatan peraga ilmu-ilmu sosial (IPS). Dalam rangka pembinaan SMP dan SMA sebagai se-kolah lanjutan umum, beberapa kegiatan utama telah diusahakan pelaksanaannya secara terpadu, antara lain dalam hal pe-nataran guru dan penyediaan guru serta penyediaan buku-buku pelajaran dan buku perpustakaan. Untuk meningkatkan keahlian guru dikembangkan. 250 buah sanggar Pemantapan Kerja Guru (PKG).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan guru baru khususnya pada SMP dan SMA serta pada pendidikan tingkat menengah pada umum- nya, berbagai usaha telah dilakukan baik melalui program pen-didikan guru yang regular maupun program diploma. Adapun pe-ngangkatan dan penempatan tenaga guru baru yang telah dilak-sanakan sejak tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 berjumlah

882

154.525 guru baru SMP dan SMA. Berbagai langkah telah ditem-puh agar penempatan tenaga baru dapat lebih merata secara efisien dan demikian pula penyebaran kembali para guru yang telah mendapat penataran.

Dalam rangka peningkatan mutu SMP, telah diadakan usaha-usaha peningkatan sarana belajar mengajar. Sejak tahun 1983/-84 sampai dengan 1987/88 telah dilaksanakan- pembangunan 849 ruang laboratorium IPA, 1.040 ruang keterampilan, 928 ruang perpustakaan, pengadaan alat kesenian dan olahraga 9.706 pe-rangkat, alat pelajaran matematika 4.970 perangkat, 12.517 perangkat alat praktek IPA, serta 3.802 perangkat alat kete-rampilan (Tabel XIV-6).

Pembinaan SMTP Kejuruan dan Teknologi

Sesuai dengan kebijaksanaan pengembangan SMTP Kejuruan secara selektif maka sejak tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah dilakukan pengembangan gedung sekolah bagi se-kitar 150 ST dan SKK yang disertai dengan pengadaan peralatan praktek sebanyak 759 perangkat dan penyediaan 16.000 buku pe-lajaran pokok dan 64.310 buku perpustakaan. Di samping itu telah dilaksanakan penataran bagi guru dan pembina sebanyak 1.471 orang.

c. Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas (SMTA)

Kegiatan pembinaan Pendidikan Menengah Atas yang terdiri dari SMA, SMTA Kejuruan dan Teknologi, serta SPG/SGO, teruta-ma ditujukan untuk meningkatkan daya tampung pada SMA dan SMTA Kejuruan dan Teknologi serta meningkatkan mutu pendidik-an SMA, SMTA Kejuruan dan Teknologi dan SPG/SGO.

Dalam Tabel XVI-3 terlihat daya tampung berbagai SMTA meningkat dari 2.285.000 siswa pada tahun 1982/83 menjadi 3.655.000 pada tahun 1987/88. Dengan demikian, selama lima tahun terakhir ini terdapat kenaikan jumlah siswa sebesar 1.370.000 atau 60,0%.

Jumlah siswa SMA meningkat dari 1.503.000 pada tahun 1982/83 menjadi 2.263.000 pada tahun 1987/88 yang berarti ke-naikan 50,6%. Dalam jangka waktu yang sama, siswa pada SMTA Kejuruan dan Teknologi meningkat dari 545.000, menjadi 1.103.000 yang berarti kenaikan 102,4%, hampir mencapai sa-saran Repelita IV yaitu 1.112,8 ribu siswa. Siswa SPG/SGO me- ningkat dari 237.000 menjadi 289.000 atau 21,9%. Kenaikan

883

TABEL XVI – 3PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN

PENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT ATAS1982/83 – 1987/88 1)

Catatan : 1) Tahun Ajaran2) Angka sementara (proyek per awal tahun ajaran 1987/88)

Jumlah Murid dalam Usia Sekolah yang bersangkutan3) Angka Partisipasi Kasar = ---------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Pemasukan (Murid baru tk.1) pada suatu tingkat pendidikan dalam tahun tertentu4) Angka Melanjutkan = --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya

884

GRAFIK XVI – 3PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN PENDIDIKAN

MENENGAH TINGKAT ATAS1982/83 – 1987/88

885

(Lanjutan Grafik XVI – 3)

*) Data belum teredia

886

jumlah siswa SMTA tersebut berarti pula pada tahun ajaran 1987/88 jumlah lulusan SMTP tahun sebelumnya yang dapat di-tampung pada SMTA (angka melanjutkan) telah mencapai 82% (Tabel XVI-3). Sedangkan perbandingan murid SMTA dengan pen-duduk kelompok usia 16-18 tahun (angka partisipasi) mencapai 34%, dibandingkan dengan 23,6% pada tahun 1982/83. Jumlah lulusan SMTA tiap tahun terus meningkat dari 591,0 ribu pada tahun 1982/83 menjadi 1.182,0 ribu pada tahun 1987/88 yang berarti menjadi dua kali lipat. Sasaran yang sudah dicapai tersebut telah melampaui sasaran Repelita IV ialah 1.080,6 ribu lulusan (Tabel XVI-3).

1) Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Dalam rangka mempercepat perluasan kesempatan belajar pada SMA, pada tahun 1982/83 dibangun 152 buah SMA, dan sejak tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 telah dibangun 357 buah SMA (rata-rata dengan 9 ruang kelas) serta 4.247 ruang kelas tambahan. Di samping itu sejumlah 266 gedung telah direhabi-litasi untuk memungkinkan berlangsungnya proses belajar-meng-ajar dapat berlangsung dengan baik dan lancar.

Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan telah dibangun 222 ruang laboratorium IPA, 191 ruang perpus-takaan dan 202 ruang keterampilan pada SMA yang masih memer-lukannya. Demikian pula telah disediakan 3.180 perangkat per-alatan laboratorium IPA dan alat peraga matematika sebanyak 2.337 perangkat, serta alat kesenian dan olahraga 3.123 pe-rangkat (Tabel XVI-6).

Sementara itu secara terpadu telah dilakukan penataran tenaga kependidikan SMP/SMA 127.923 guru/kepala sekolah, pe-ngadaan buku pelajaran pokok SMP/SMA 33.944.148 buku dan buku perpustakaan SMP/SMA 5.333.938 buku.

2) Pembinaan Sekolah Menengah Teknologi Atas (SMTA) Kejuruan dan Teknologi

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan daya tam-pung pada berbagai Sekolah Menengah Teknologi dan Kejuruan tingkat atas, sejak tahun 1983/84 telah dilakukan berbagai usaha untuk pembangunan, memperluas dan merehabilitasi fasi-litas pendidikan yang dilengkapi dengan peralatan dan per-lengkapan pendidikan lainnya. Dalam tahun 1984/85 kegiatan pengembangan tersebut dilakukan terhadap 5 buah SMT Pembangun-an ( 4 tahun) dan 9 Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT),

887

145 SMT (3 tahun), 23 SMT Pertanian, 7 SMT Khusus (Grafika, Perkapalan dan Penerbangan), 277 SMEA dan 115 berbagai Seko-lah Kejuruan lainnya (Tabel XVI-7).

Usaha-usaha peningkatan mutu Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi telah dilanjutkan pula agar para tamatan makin memenuhi persyaratan kerja di samping memper-luas daya tampung. Pembinaannya diselaraskan dengan perkem-bangan teknologi sehingga sesuai dengan pertumbuhan industri baik menyangkut industri konstruksi, pengolahan, maupun manu-faktur, di samping kebutuhan akan jasa-jasa di bidang perda-gangan dan dunia usaha pada umumnya. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan daya tampung pada berbagai Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi telah dilakukan berbagai usaha pembangunan, memperluas dan mereha-bilitasi fasilitas belajar lainnya.

Di samping itu sejak tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah dilakukan pengadaan buku pelajaran sekolah (termasuk pedoman guru, kurikulum, buku pelajaran pokok dan perpustakaan) sebanyak 31.401.291 eksemplar, dan pengadaan peralatan pendidikan. Selanjutnya telah pula dilakukan penga-daan dan penataran guru teknologi dan kejuruan sebanyak 95.874 orang (Tabel XVI-7).

Selanjutnya sejak tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 telah dilakukan pula penyediaan sebanyak 1.245 perangkat per-alatan pendidikan.

3) Pembinaan Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan

Dalam rangka meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan dalam jumlah yang cukup serta memiliki kemampuan yang memadai sebagai guru sekolah dasar, guru taman kanak-kanak maupun guru keterampilan dan kesenian, berbagai usaha telah dilaku-kan untuk mencapai maksud tersebut.

Sejak tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah dilakukan pengembangan 205 SPG/SGO/SGPLB, antara lain melalui usaha rehabilitasi berbagai fasilitas pendidikan, pengadaan peralatan pendidikan sebanyak 982 perangkat, buku pelajaran pokok sebanyak 2.594.800 buku dan buku bacaan/perpustakaan sebanyak 326.900 buku. Di samping itu telah dilaksanakan pula penataran tenaga pendidikan sebanyak 27.398 orang serta pe-

888

nempatan/pengangkatan guru sebanyak 918 orang untuk guru SPG dan SGPLB (Tabel XVI-8).

d. Pembinaan Pendidikan Tinggi

Pembinaan pendidikan tinggi selain untuk memperluas daya tampung juga ditujukan untuk meningkatkan mutu, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan tinggi secara kese-luruhan. Selama 5 tahun terakhir, yaitu dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah dilanjutkan pembangunan 45 perguruan tinggi negeri dan pemberian bantuan pada perguruan tinggi swasta. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi antara lain pembangunan ruang kuliah/kantor seluas 707.710 m2, pem-bangunan ruang laboratorium 148.955 m2, pembangunan ruang perpustakaan 95.699 m2, rehabilitasi gedung seluas 61.148 m2, serta pengembangan/perluasan kampus bagi 11 universitas/ins-titut termasuk pembangunan tahap pertama kampus Universitas Indonesia di Depok (Tabel XVI-9). Termasuk dalam pengembangan pendidikan tinggi, pembangunan dan pengembangan sejumlah po-litek yang tersebar di berbagai propinsi. Pada tahun 1987/88 telah dan sedang dibangun sebanyak 40 politek dan program yang sejenis sebanyak 40 buah yang berarti telah melampaui sasaran Repelita IV yaitu sebanyak 34 buah.

Dalam kegiatan peningkatan sarana pendidikan telah dila-kukan pengadaan buku perpustakaan sebanyak 263.797 buku, pe-ngadaan/penerbitan buku sebanyak 43.376 buku, serta pengadaan peralatan laboratorium sebanyak 5.606 perangkat (Tabel XVI-9).

Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut di atas, selama lima tahun terakhir dapat dilihat peningkatan daya tampung mahasiswa dan tingkat produktivitas (Tabel XVI-4).

Jumlah mahasiswa baru yang telah diterima sejak tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 adalah sebanyak 1.620,8 ribu orang (yaitu 224,4 ribu pada tahun 1983/84 dan 1.396,4 ribu pada tahun 1987/88) terdiri dari 355,3 ribu orang program Diploma, dan 1.265,5 ribu orang program gelar (Tabel XVI-4). Sehubungan dengan itu jumlah mahasiswa secara keseluruhan me-ningkat dari 824,4 ribu orang pada tahun terakhir Repelita III (1983/84) yang terdiri dari 59,4 ribu orang program Di-ploma dan 765,0 ribu orang program gelar, menjadi 1.638,7 ribu orang pada tahun 1987/88 yang terdiri dari 369,0 ribu orang program Diploma dan 1.269,7 ribu orang program gelar (Tabel XVI-4). Dengan demikian jumlah mahasiswa perguruan tinggi pada tahun 1987/88 telah melampaui sasaran Repelita IV

889

yaitu 1.614,5 ribu mahasiswa. Demikian pula angka partisipasi kasar meningkat dari 5,3% pada akhir Repelita III menjadi 8,5% pada tahun 1987/88 yang berarti pula telah melampaui sa-saran Repelita IV yaitu sebesar 8,2%.

Selanjutnya, selama lima tahun terakhir (1983/84) sampai dengan 1987/88 telah diluluskan sebanyak 457,3 ribu orang yang terdiri dari 210,6 ribu orang lulusan program Diploma dan 246,7 ribu orang lulusan program gelar (Tabel XVI-4).

Apabila jumlah mahasiswa dibandingkan dengan kelompok penduduk usia 19-24 tahun (angka partisipasi) maka terdapat kenaikan dari 5,3% pada tahun 1983/84 menjadi 8,5% pada tahun 1987/88 (Tabel XVI-4).

Dalam usaha peningkatan mutu tenaga akademis/dosen telah dilaksanakan penataran dosen yang selama 5 tahun terakhir diikuti oleh 83.341 orang, serta melalui pendidikan Pasca Sarjana/Doktor yang diikuti oleh 13.107 orang. Sementara itu usaha untuk pengadaan tenaga akademis meningkat dari 23.124 orang pada tahun 1983/84 menjadi 46.593 orang pada tahun 1987/88.

Selanjutnya telah diselenggarakan kegiatan khusus berupa pengadaan sejumlah 195.734 orang tenaga kependidikan untuk memenuhi kebutuhan guru sekolah menengah. Sementara itu program pendidikan Diploma non kependidikan/politeknik di-ikuti oleh 71.040 orang.

Dalam rangka pembinaan untuk mengembangkan dan mening-katkan kemampuan masyarakat akademik, telah diadakan peneli-tian sebanyak 5.514 judul. Pelaksanaan pengabdian pada masya-rakat melalui Kuliah Kerja Nyata yang bertujuan untuk turut berperanserta dalam pembangunan masyarakat pedesaan telah di-ikuti oleh 110.116 mahasiswa. Peningkatan bakat dan prestasi mahasiswa telah dilaksanakan melalui pemberian beasiswa ke-pada 25.869 mahasiswa (Tabel XVI-9).

Demikian pula dalam rangka pembinaan terhadap Perguruan Tinggi Swasta, telah dilakukan usaha-usaha antara lain meman-tapkan pengembangan dan pembinaan Perguruan Tinggi Swasta me-lalui penataan, penilaian kembali terhadap status, pemberian bantuan prasarana dan sarana secara selektif serta bantuan yang bersifat pemerataan.

890

TABEL XVI – 4PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA DAN LULUSAN PENDIDIKAN TINGGI

1982/83 – 1987/88 1)

Catatan : 1) Tahun Ajaran2) Angka sementara (proyek per awal tahun ajaran 1987/88)

Jumlah Murid dalam Usia Sekolah yang bersangkutan3) Angka Partisipasi Kasar = ---------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Pemasukan (Murid baru tk.1) pada suatu tingkat pendidikan dalam tahun tertentu4) Angka Melanjutkan = --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- x 100 %

Jumlah lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya

891

891

GRAFIK XVI – 4PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA DAN LULUSAN PENDIDIKAN TINGGI

1982/83 – 1987/88

892

(Lanjutan Grafik XVI – 4)

893

TABEL XVI – 5PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR

1982/83 – 1987/88

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)3) Pada tahun 1987/88 tidak dilakukan rehabilitasi gedung

Prioritas diberikan pada Bantuan Penunjang PendidikanUntuk seluruh SD (Negeri dan Swasta) serta MadrasahBantuan ini dimulai pada tahun 1987/88

4) Pada tahun 1987/88 tidak diadakan alat ketrampilan,Kesenian dan Olah raga, karena sudah disediakan pada dua tahun sebelumnya untuk seluruh SD (Negeri dan Swasta) serta Madrasah

894

TABEL XVI – 6PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM (SMP DAN SMA)

1982/83 – 1987/88

1) Digabung dengan SMA2) Angka diperbaiki3) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)4) Pada tahun 1986/87 dan 1987/88 tidak dibangun tambahan ruang

Perpustakaan karena prioritas diberikan untuk pengadaan bukuPelajaran dan buku perpustakaan

895

TABEL XVI – 7PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN TEKNOLOGI,

1982/83 – 1987/88

1) Kegiatan berkelanjutan dan bertahap2) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

896

TABEL XVI – 8PEMBINAAN PENDIDIKAN GURU (SPG, SGO DAN SGPLB)

1982/83 – 1987/88

1) Berkelanjutan dan bertahap2) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

897

TABEL XVI – 9PEMBINAAN PENDIDIKAN TINGGI

1982/83 – 1987/88

*) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

898

e. Pembinaan Bakat dan Prestasi

Melalui program penunjangan bakat dan prestasi, beasiswa diberikan kepada siswa dan mahasiswa yang berbakat dan ber-prestasi tetapi lemah dalam kemampuan ekonomi agar dapat bet-hasil mencapai tujuan pendidikannya.

Beasiswa yang diberikan sejak tahun 1983/84 sampai de-ngan tahun 1987/88 mencapai sebanyak 79.819 orang, yaitu tingkat SD 33.835 orang, tingkat SMTP 22.415 orang, tingkat SMTA sebanyak 16.581 orang, dan tingkat perguruan tinggi ne-geri dan swasta sebanyak 6.988 orang. Termasuk didalamnya beasiswa khusus bagi siswa dan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur, Timor Timur dan Irian Jaya 222 orang.

f. Peningkatan Pendidikan Masyarakat

Pendidikan Masyarakat dititikberatkan pada peningkatan kemampuan anggota masyarakat untuk dapat belajar dan bekerja sendiri serta peningkatan kemampuan belajar bersama dari sumber belajar yang ada. Usaha tersebut bertujuan untuk me-ningkatkan taraf hidup warga masyarakat agar menjadi warga-negara Indonesia yang bertanggung jawab.

Kegiatan program ini dilaksanakan antara lain melalui pembinaan, kegiatan belajar, terutama meliputi kegiatan pem-berantasan tiga buta, yaitu buta aksara dan angka, buta pe-ngetahuan dasar, dan buta bahasa Indonesia. Bentuk usaha pen-didikan masyarakat ini dilakukan melalui Kelompok Belajar Pendidikan Dasar (Kejar Paket A) yang dipadukan dengan pendi-dikan mata pencaharian (Upa Jiwa).

Selanjutnya, untuk membantu warga masyarakat yang putus sekolah diselenggarakan pula program magang dan dibina mela-lui lembaga Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat (Diklusemas). Hasil yang telah dicapai sejak tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 antara lain ialah telah dilak-sanakannya kegiatan pembinaan kegiatan belajar pada kelompok buta huruf yang dipadukan dengan pendidikan mata pencaharian yang melibatkan sekitar 14.262.924 orang, dan pendidikan warga masyarakat usia 13 - 29 tahun melalui kejar usaha de-ngan 337.335 orang peserta, serta penataran/latihan bagi pe-tugas dan pembina masyarakat termasuk tutor/monitor bagi se-kitar 383.20O orang. Selain itu pengadaan buku Paket A beser-ta buku pedoman telah mencapai sebanyak 165.885.792 buah (Tabel XVI-10). Selama 4 tahun pertama Repelita IV pengadaan

899

TABEL XVI – 10PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

1982/83 – 1987/88

1) Mulai tahun 1984/85 kegiatan a, b, dan c telah dipadukan2) Angka sementara (sampai dengan Desember 1987)

900

buku paket A sejumlah 101.683.135 telah melampaui sasaran Re-pelita IV yang berjumlah 89 juta.

g. Generasi Muda

Usaha pembinaan generasi muda diarahkan untuk memper-siapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan na-sional dengan tetap memberikan keleluasaan yang bertanggung jawab sesuai dengan perkembangan jaman, serta memberikan bekal kepemimpinan dan keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, kepribadian dan budi pekerti luhur dalam rangka peningkatan dan perluasan partisipasi generasi muda dalam berbagai bidang pembangunan.

Sejak tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88, di bidang pembinaan generasi muda antara lain telah dilaksanakan ke-giatan sebagai berikut:

Dalam rangka pengembangan kepemimpinan dan ketenagaan generasi muda telah dilaksanakan berbagai penataran kepemuda-an termasuk penataran P4 dan keterampilan Pemuda, yang meli-batkan sebanyak 136.697 orang, latihan perintis pemuda 34.736 orang, kepemimpinan pemuda 4.315 orang dan pembina pemuda 555 orang serta pengadaan peralatan latihan sebanyak 305 unit.

Pengembangan keterampilan dan daya kreasi generasi muda antara lain telah dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembinaan kelompok minat pemuda 1.940 orang, pembinaan purna Paskibraka 1.716 orang, festival pemuda 8.320 orang, pembina- an Satgas sukarela pemuda 400 orang, pertukaran pemuda antar propinsi 600 orang, pertukaran pemuda dengan luar negeri 827 orang, Kapal Nusantara 656 orang, pembinaan kelompok kerja produktif 280 orang, napak tilas jejak pahlawan 1.000 orang dan perkemahan kerja pemuda 1.285 orang serta pengadaan buku kepemudaan 86.000 eksemplar.

Dalam rangka pengembangan wadah-wadah pembinaan generasi muda telah diberikan bantuan kepada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan pengadaan publikasi 89.120 eksemplar. Di samping itu juga diberikan bantuan kepada Gerakan Pramuka untuk kegiatan berbagai latihan kepramukaan yang melibatkan 1.010.905 orang, Jambore Nasional dan Internasional dengan peserta 93.810 orang, pembangunan gedung Cadika 5 unit serta pengadaan buku kepramukaan dan kepemudaan 163.815 eksemplar.

901

Dalam rangka pengembangan dan pengendalian operasional program generasi muda secara terpadu, kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pengembangan kebijaksanaan dan program operasional terpadu dengan melibatkan 3.282 orang serta pe-ngelolaan dan pengembangan informasi kepemudaan 21 orang.

Dalam rangka pengadaan dan peningkatan fasilitas dan sarana bagi pembinaan generasi muda telah diselesaikan pem-bangunan gedung pusat informasi/komunikasi pemuda dan gedung pusat latihan kepemimpinan dan keterampilan pemuda serta asrama, pengembangan dan peningkatan pelaksanaan proyek pe-rintis pemuda bagi 776 orang, serta persiapan pusat komuni-kasi pemuda dan bantuan kepada organisasi pemuda penunjang KNPI.

Penyelenggaraan latihan perintis pembangunan regional pemuda/pramuka antara lain meliputi penyusunan kurikulum la-tihan serta sistem dan metode latihan oleh 37 orang, latihan keterampilan pemuda/pramuka bagi 54 orang dan latihan penge-lola dan pembina pusat latihan pemuda/pramuka sebanyak 23 orang. Selanjutnya telah dimulai pembukaan dan penyiapan tanah untuk pusat latihan pemuda/pramuka seluas 12 hektar dan pengadaan bangunan 2.300 m2.

Selain itu telah selesai dibangun fasilitas kepemudaan di Jakarta, Pandeglang, Solok, dan pusat latihan keterampilan pemuda di Lampung, serta perluasan beberapa pondok pemuda di daerah.

Dalam pada itu pembinaan dan pengembangan generasi muda diintegrasikan pula dalam berbagai bidang pembangunan lain-nya sehingga mencakup pula antara lain kegiatan-kegiatan se-bagaimana diuraikan berikut ini.

Di bidang perkoperasian, pembinaan generasi muda meli-puti kegiatan meningkatkan kemampuan para pemuda dalam mem-bangun dirinya sendiri melalui kegiatan koperasi, disamping memberikan dorongan kepada mereka untuk turut berpartisipasi aktif dalam koperasi back sebagai anggota pengurus, badan pe-meriksa ataupun manager/karyawan koperasi. Sasaran pembinaan adalah para pemuda-pemuda putus sekolah, pemuda terampil, mahasiswa ataupun pemuda lainnya yang berminat pada koperasi, yang berumur antara 15 sampai 30 tahun. Para pemuda yang telah memperoleh kesempatan untuk mendapatkan latihan di bidang perkoperasian dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 sebanyak 8.788 orang.

902

Di bidang transmigrasi telah dilaksanakan latihan ke-terampilan di bidang usaha pertanian, peternakan, industri kecil pengolahan hasil pertanian, kerajinan, pertukangan, pan-dai besi, montir radio, jahit-menjahit, peternakan unggas, pembuatan tahu tempe dan ternak lebah, kerajinan rotan, dalam rangka peningkatan pendapatan para transmigran. Dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah dilaksanakan la-tihan keterampilan pemuda transmigran sebanyak 640 orang.

Di bidang agama, pembinaan generasi muda dilaksanakan dengan pembinaan kehidupan beragama di kalangan generasi muda dan pengembangan potensi/bakat generasi muda melalui kegiat-an-kegiatan bagi pelajar dan mahasiswa, antara lain melalui gelanggang remaja/pemuda dan pramuka.

Sejak tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 telah dilaksa-nakan berbagai kegiatan antara lain penataran tenaga pembina tingkat pusat sejumlah 220 orang dan tingkat daerah sejumlah 4.730 orang; latihan keterampilan/kewiraswastaan sebanyak 4.038 orang; darmabakti kemasyarakatan yang diikuti oleh 1.850 orang peserta; bantuan appresiasi pemuda bagi 456 ke-lompok pemuda; bantuan paket pembinaan sebanyak 1.679 perang-kat dan bantuan pagelaran pada RRI-TVRI serta berbagai ke-giatan pembinaan keagamaan bagi berbagai kelompok remaja.

Di bidang kesehatan telah dilaksanakan kegiatan pening-katan taraf kesehatan dan gizi generasi muda serta peningkat-an perlindungan anak dan remaja terhadap kelainan dan ganggu-an mental. Selain itu telah diupayakan penanggulangan bahaya narkotika di kalangan generasi muda melalui usaha-usaha pre-ventif oleh guru dan tokoh masyarakat. Selanjutnya dilaksana-kan pula penyediaan buku pedoman pengobatan, keikutsertaan aktif generasi muda dalam upaya kesehatan masyarakat dengan terbentuknya 2.300 kader inti luar sekolah dan 18.000 kader kesehatan sekolah (dokter kecil), Usaha Kesehatan Sekolah serta latihan bagi 27 Kwartir Daerah dan 297 Kwartir Cabang Pramuka.

Kegiatan-kegiatan lain dalam tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 pembinaan generasi muda di bidang kesehatan mencakup pula penataran pengelolaan generasi muda di Denpasar sebanyak 38 orang; pelayanan konsultasi kesehatan remaja di 150 kabu-paten; pelayanan konsultasi kesegaran jasmani dan kesehatan olahraga di 27 propinsi; penanggulangan penyalahgunaan nar-kotika melalui tokoh-tokoh masyarakat serta latihan kepramu-kaan dan latihan kader generasi muda.

903

Di bidang perdagangan pembinaan generasi muda diarahkan pada pembinaan pengusaha muda secara kreatif dan mandiri. Da-ri tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah ditatar sebanyak 6.560 orang.

Di bidang pertanian usaha pembinaan generasi muda di-arahkan pada penyuluhan pertanian. Dalam tahun 1983/84 telah terbentuk kelompok tani 206.076 buah dan telah meningkat men-jadi 225.041 buah dalam tahun 1987/88. Selain daripada itu telah diadakan kursus-kursus tani bagi wanita tani, taruna tani dan petani transmigrasi.

Di bidang hukum sejak tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1987/88 telah dilaksanakan peningkatan pembinaan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak melalui kegiatan pendidik-an di sekolah, pendidikan keagamaan, kepramukaan dan berba-gai jenis kegiatan keterampilan seperti pertukangan kayu, me-nyulam, jahit-menjahit, bertani dan berternak serta keteram-pilan berwiraswasta pada 16 Lembaga Pemasyarakatan Anak/Lem-baga Kemasyarakatan Pemuda.

h. Keolahragaan

Dalam rangka mendukung pelaksanaan panji olahraga "me-masyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat" seba-gai upaya mewujudkan kesegaran jasmani bangsa, maka program keolahragaan mencakup kegiatan yang bersifat pemasalan dan pembibitan atau pembinaan prestasi dalam berbagai cabang olahraga.

Hasil yang telah dicapai selama lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) adalah antara lain pembinaan olahraga ma-syarakat yang melibatkan 48.005.222 orang dan olahragawan berbakat 4.808 orang; penataran pelatih/pembina/penggerak olahraga 11.020 orang; pembinaan olahraga berbakat 2.728 orang; kejuaraan olahraga pelajar dan mahasiswa 494.175 orang; pembinaan olahraga masyarakat 1.713.273 orang; peng-adaan prasarana olahraga termasuk lapangan keras, lapangan rumput, taman bermain seluas 577.851 m2; pengadaan paket alat olahraga untuk pedesaan 11.570 paket; penelitian dan pengem-bangan kesegaran jasmani 68.038 orang; pengadaan sarana diklat Unit Pelaksanaan Teknis 150 paket; pengadaan publikasi panji olahraga serta bantuan kepada KONI dalam meningkatkan penyelenggaraan administrasi untuk semua induk cabang olah-raga dan dalam peningkatan prestasi serta bantuan penyeleng-garaan PON XI 1985.

904

Selain itu telah diberikan bantuan kepada Komite Olah-raga Nasional Indonesia (KONI), antara lain untuk kegiatan peningkatan mutu pelatih/pembina olahraga.

Di bidang sarana dan prasarana olahraga telah dilaksana-kan antara lain pembangunan lapangan rumput 10 buah, lapang-an keras 35 buah, lapangan atletik, kolam renang, gedung olahraga, stadion, asrama, dan rehabilitasi berbagai fasili-tas olahraga termasuk SMP/SMA Ragunan serta pengadaan berba-gai buku keolahragaan 31.000 eksemplar dan pengadaan paket alat olahraga untuk pedesaan 28.767 set.

Di bidang pembinaan ketenagaan telah dilakukan antara lain peningkatan mutu tenaga teknis 636 orang.

Dalam rangka pembinaan kesegaran jasmani dan rekreasi telah dilakukan antara lain kegiatan penelitian kesegaran jasmani serta rekreasi pendidikan dan kesehatan sekolah. Selain itu ditingkatkan mutu tenaga di bidang penelitian ke-segaran jasmani 47 orang, pengadaan alat laboratorium 145 paket dan pengadaan buku 13.500 eksemplar.

i. Pengembangan Sistem Pendidikan

Sebagai upaya menunjang usaha pengembangan suatu sistem pendidikan yang mantap, telah dilakukan secara berkelanjutan berbagai usaha kegiatan penelitian dan pengembangan.

Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional telah menghasil-kan laporan antara lain berupa gagasan dan saran-saran kebi-jaksanaan mengenai pengembangan dan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional semesta yang menyeluruh dan terpadu serta telah dihasilkan Rancangan Undang-Undang Pendidikan Nasional yang pada saat ini telah siap untuk dibahas oleh DPR.

Kegiatan penelitian kebijaksanaan di bidang pendidikan dan kebudayaan selama waktu 5 tahun terakhir (1983/84 sampai dengan 1987/88) mencakup berbagai masalah, antara lain peme-rataan kualitas pendidikan; kaitan pendidikan dengan kebuda-yaan nasional; pendidikan dasar manusia Indonesia; pendidikan di daerah-daerah terpencil (khusus); perencanaan pendidikan dan kebudayaan; hubungan lingkungan alam dengan pendidikan di sekolah; sumber daya manusia bagi pengembangan pendidikan di daerah; kebutuhan dasar manusia Indonesia yang harus dipenuhi melalui pendidikan; pendidikan kebudayaan di keluarga dan ma-syarakat; efisiensi dan efektivitas pelaksanaan EBTANAS SD; seleksi masuk perguruan tinggi; kesesuaian sistem dan isi ku-

905

rikulum dengan kebutuhan dan kondisi nasional di daerah serta penelitian kesenjangan antara buku pelajaran dan kuri- kulum.

Sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, antara lain telah dilakukan kegiatan-kegiatan penyesuaian dan perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah; pengembangan kuri-kulum muatan lokal; pengembangan metodologi pengajaran ber-bagai mata pelajaran; pengembangan berbagai sumber belajar dengan menggunakan media cetak dan elektronik (modul, radio, kaset, slide, video dan film); pengembangan berbagai sarana pendidikan seperti alat IPA dan Matematika untuk SD dan SMP; pengembangan ruang belajar dan perabot sekolah SD dan SMP; pengembangan sistem bengkel dan penataran keliling alat-alat pendidikan; penataran guru-guru SD dan calon guru SD melalui siaran radio pendidikan; pengembangan model bimbingan profe-sional kepada guru SD (proyek Supervisi Cianjur); pengem-bangan cara belajar siswa aktif (CBSA) serta peningkatan pe-layanan pendidikan melalui media televisi dan film.

Khususnya dalam rangka pengembangan sistem penilaian pendidikan yang tepat, telah dan sedang dilaksanakan pening-katan kemampuan daerah melalui pengembangan jaringan penguji-an; pengembangan Bank Soal Nasional dan pengembangan model-model penilaian. Mengingat pentingnya fungsi penilaian pendi-dikan, maka materi pengujian pendidikan harus disusun oleh tenaga-tenaga yang berkelayakan. Sehubungan dengan itu, se-bagai bagian dari usaha ke arah pelimpahan wewenang kepada aparatur di daerah telah dilakukan usaha meningkatkan kemam-puan aparatur daerah, melalui pendidikan dan latihan bagi staf Kanwil Depdikbud dan Perguruan Tinggi setempat, antara lain dengan penataran tatap muka tentang sistem penilaian, prosedur penilaian dan penulisan soal dalam berbagai bidang studi. Selain itu, untuk mempercepat proses peningkatan ke-mampuan tenaga kependidikan di daerah dan demi efisiensi, telah dilakukan penataran jarak jauh bagi penulis soal untuk tingkat SD, SMP, dan SMA dengan menggunakan paket-paket bela-jar mandiri (modul). Dengan terdapatnya tenaga-tenaga yang berkelayakan di bidang pengujian pendidikan di daerah, faktor keanekaragaman antar daerah diharapkan mendapat perhatian yang sepadan dalam penilaian pendidikan. Sementara itu, dalam rangka pengembangan Bank Soal Nasional telah disusun model pengelolaan bank soal dan telah dihasilkan lebih dari 15.000 butir soal untuk SD, SMP, dan SMA.

Telah pula dikembangkan jaringan penelitian pendidikan dan kebudayaan di tujuh propinsi. Selanjutnya telah dikem-

906

bangkan berbagai naskah akademik untuk bahan penyusunan naskah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan pendidikan (meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah umum, pendidikan kejuruan, pendidikan tinggi, pendidikan non-formal, dan tenaga kependidikan) dan kebudayaan. Dalam kaitan dengan pengembangan dan penyediaan data dan informasi tentang pendidikan dan kebudayaan telah dan sedang dikembangkan suatu sistem komputerisasi pengelolaan informasi secara terpadu. Kegiatan-kegiatan yang telah dila1ukan mencakup pengembangan sistem, pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak serta pengembangan tenaga manusia. Kegiatan ini meliputi pe-rintisan di tiga propinsi, yaitu Jawa Barat, Sulawesi Sela-tan, dan Nusa Tenggara Barat.

Selain itu telah ditingkatkan pengembangan bank data; penyediaan data pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan me-nengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pemuda, dan olahraga) dan kebudayaan serta pengadaan buku statistik persekolahan, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, pe-muda dan olahraga serta kebudayaan.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan

Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, Garis-ga-ris Besar Haluan Negara tahun 1983 mengarahkan antara lain sebagai berikut :

Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat pengha-yatan dan pengamalan Pancasila, memperkuat kepribadian bang-sa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan. Selanjutnya kebudayaan nasional terus dibina dan diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepri-badian bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Dengan tumbuhnya kebudayaan bangsa yang berkepribadian dan berkesadaran nasional maka sekaligus dapat dicegah nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feodal dan kedaerahan yang sempit serta ditanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang ne-gatif, sedang di lain pihak ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai-nilai dari luar yang posi-tif dan memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pem-bangunan.

907

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mewajibkan penggunaannya secara baik dan benar. Pembi-naan bahasa daerah dilakukan dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia dan untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indone-sia dan khasanah kebudayaan nasional sebagai salah satu sara-na identitas nasional.

Usaha ke arah pembauran bangsa perlu lebih ditingkatkan di segala bidang kehidupan baik di bidang ekonomi maupun so-sial budaya, dalam rangka usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan ketahanan nasional.

Dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional perlu diperhatikan antara lain : Keanekaragaman masyarakat Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, agama dan budaya dan bahasa bersatu dalam perkembangan sejarahnya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Hal ini berarti adanya pembauran nilai dalam berbagai segi kehidupan. Selan-jutnya keanekaragaman latar belakang budaya juga mengalami pergeseran nilai-nilai sebagai akibat pembangunan. Hal ini berarti adanya pembauran nilai dalam berbagai segi kehidupan. Selain itu adanya pengaruh kebudayaan asing yang masuk dengan cepat, berkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan terutama bidang komunikasi dan transportasi yang memperlancar hubungan kebudayaan antar bangsa.

Selanjutnya berkenaan dengan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, GBHN menetapkan sebagai berikut:

Atas dasar kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka perikehidupan beragama dan perikehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adalah selaras dengan pengha-yatan dan pengamalan Pancasila. Kehidupan keagamaan dan ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga terbina hidup rukun di antara sesama penganut keper-cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan antara semua umat beragama dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bang-sa dan meningkatkan„amal untuk bersama-sama membangun masya-rakat.

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak merupakan agama. Pembinaannya didasarkan pada pedoman : Agar tidak me-ngarah pada pembentukan agama baru serta mengefektifkan peng-ambilan langkah yang perlu agar pelaksanaan kepercayaan ter-hadap Tuhan Yang Maha Esa benar-benar sesuai dengan dasar Ke-

908

tuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Sesuai dengan pengarahan Garis-garis Besar Haluan Negara maka kebijaksanaan dan langkah-langkah pengembangan kebudaya-an nasional dalam Repelita IV digariskan lebih lanjut sebagai berikut:

1) Perlindungan dan pembinaan peninggalan sejarah dan purba-kala beserta situs-situsnya bertujuan untuk memajukan ke-budayaan nasional dan dilaksanakan dengan menggali, memu-gar, memelihara dan mengamankan serta mengumpulkan infor-masi pelbagai peninggalan sejarah dan purbakala beserta situs-situsnya. Dalam rangka ini peraturan perundang-undangan tentang kepurbakalaan akan disempurnakan. Kegiat-an permuseuman diarahkan agar museum berfungsi sebagai sa-rana kultural-edukatif untuk mengembangkan kesadaran na-sional, memantapkan pengembangan budaya nasional serta mendorong penalaran dan sikap positif terhadap perkembang-an ilmu dan teknologi, sesuai dengan kepribadian bangsa.

2) Perwujudan nilai budaya Indonesia ditekankan pada usaha melakukan inventarisasi dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga masyarakat tanggap terhadap perubahan zaman, mampu menyaring dan menerapkan pengaruh kebudayaan asing yang relevan dengan pembangunan dan se-kaligus mampu menangkal unsur-unsur kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, serta memiliki rasa toleransi terhadap keragaman agama, budaya, ras, dan kemasyarakatan.

3) Pembinaan kesenian diarahkan untuk menciptakan kondisi dan situasi masyarakat yang memungkinkan tumbuhnya kreativitas seniman serta penghargaan atas hasil karya seni. Usaha ini dilaksanakan dengan memberikan penghargaan atas hasil kar-ya seni para seniman beserta organisasinya. Dalam rangka pengembangan seni, dilaksanakan pengembangan seni melalui pemeliharaan, penyebarluasan dan pemanfaatan seni daerah, penyuluhan terhadap organisasi profesi seni dan peningkat-an kesejahteraan hidup para seniman. Selain itu dilaksana-kan pengembangan seni daerah melalui peningkatan fungsi Taman Budaya.

909

4) Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, lisan mau-pun tulisan, sebagai bahasa negara dan sarana komunikasi nasional diarahkan agar bahasa itu dapat berfungsi seba-gai unsur kebudayaan yang dinamis dan sebagai sarana pendukung dalam usaha pengembangan ilmu dan teknologi. Selain daripada itu pengembangan bahasa dan sastra Indo-nesia dilaksanakan melalui penelitian-penelitian, serta memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Peningkatan mutu penggunaan bahasa dengan baik dan benar, dilaksanakan dengan usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia melalui pemasyarakatan dan penyempurnaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), serta pe-nyusunan pedoman pembentukan istilah pembakuan bahasa Indonesia dalam ilmu. Dalam rangka pembinaan dan pengem-bangan bahasa dan sastra daerah sebagai sumber bahasa Indonesia dan sastra Indonesia, dilaksanakan kegiatan pembakuan bahasa melalui penyusunan kamus bahasa daerah, penerjemahan karya sastra daerah ke dalam bahasa Indone-sia dan penyusunan buku acuan bahasa daerah ke dalam Bahasa Indonesia.

5) Dalam rangka pemantapan sistem nasional perpustakaan dan perbukuan serta peningkatan pelayanan perpustakaan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sampai ke desa-desa, dilaksanakan peningkatan pelayanan bahan pus-taka, serta diselenggarakan usaha-usaha pengembangan perbukuan nasional secara menyeluruh.

6) Pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilanjutkan karena hal itu merupakan budaya yang hidup dan dihayati oleh sebagian bangsa Indonesia. Dalam hubung-an ini pembinaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan kepada pembinaan budi luhur bangsa dan benar-benar sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional dan ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa selanjutnya dijabarkan dalam berbagai program/kegiatan sebagai berikut:

a. Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman.

b. Pengembangan Seni Budaya.

910

c. Kebahasaan dan Kesastraan, serta Perbukuan dan Perpusta-kaan.

d. Inventarisasi Kebudayaan.

e. Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan.

a. Program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman

Tujuan utama dari program tersebut antara lain adalah untuk menjaga kelestarian warisan budaya sebagai salah satu sarana pembinaan bangsa bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Penyelamatan warisan budaya ini dilakukan melalui usaha-usaha inventarisasi, pemeliharaan, pemugaran, pengamanan, penghayatan, pendokumentasian dan penerbitan hasil-hasil warisan budaya nasional maupun budaya daerah.

Demikian pula dilaksanakan usaha meningkatkan fungsi mu-seum sebagai sarana sosial kultural edukatif untuk mengem-bangkan kesadaran dan memantapkan pengembangan budaya nasio-nal.

Program di bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permu-seuman diusahakan melalui kegiatan: (1) pemugaran bangunan berupa monumen hidup maupun monumen mati berupa candi, is-tana, taman purbakala, masjid, gereja, rumah adat, benteng, pura, puri/istana; (2) pemeliharaan, penggalian, penyela-matan, dan pengamanan benda-benda purbakala; (3) pendokumen-tasian; (4) pemberian tunjangan kepada juru pelihara; (5) pe-ningkatan kerjasama dengan negara-negara asing khususnya di lingkungan ASEAN; (6) pengadaan koleksi museum antara lain etnografi, arkeologika, historika, naskah kuno, replika, dan miniatur 27; (7) pembangunan dan pemeliharaan gedung museum negeri propinsi; (8) perawatan koleksi; (9) pemberian bantuan 100 museum swasta; (10) peningkatan fungsionalisasi melalui pameran tetap, pameran keliling, dan ceramah.

Selama lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) telah dilak-sanakan antara lain studi kelayakan kepurbakalaan di 27 lo-kasi serta telah diselesaikan pemugaran candi 30 buah, makam 80 lokasi, taman purbakala 10 lokasi, benteng 15 lokasi, pura l2 lokasi, istana 19 lokasi, rumah adat 12 buah dan pemeli-haraan peninggalan sejarah dan purbakala 2.858 situs. Demi-

911

kian pula telah dilanjutkan pemugaran Candi Muara Jambi di Jambi, Candi Muara Takus di Riau, Candi Prambanan dan Kraton Ratu Boko di Yogyakarta, Candi Sewu di Jawa Tengah, Kraton Banten di Jawa Barat, bekas peningkatan Kerajaan Mojopahit di Trowulan Jawa Timur, serta pemugaran Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Peristiwa budaya yang sangat penting ialah telah dapat diresmikannya Purna Pugar Candi Borobudur pada tahun 1983.

Selanjutnya, dalam lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) antara lain telah dapat diresmikan tiga buah museum negeri propinsi, pengadaan koleksi 14.506 buah yang meliputi jenis arkeologika, numismatika, etnografika, replika, naskah kuno dan anthropologika. Sejalan dengan itu telah diselenggarakan pendidikan tenaga teknis permuseuman 230 orang, penataan pa-meran 111 kali dan penerbitan 8.000 eksemplar, penyediaan pe-ralatan teknis 347 buah/unit, inventarisasi dan dokumentasi koleksi serta bantuan kepada 95 buah museum daerah/swasta. Sebagai usaha peningkatan/perluasan prasarana fisik telah di-bangun 12.818 m2 gedung museum negeri propinsi dan direhabi-litasi museum seluas 12.221 m2.

b. Program Pengembangan Seni Budaya

Langkah-langkah pengembangan seni budaya terutama dilaku-kan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(1) mengadakan inventarisasi, penggalian, pembinaan kesenian tradisional yang hampir punah dan mengadakan penilaian seni atas pengaruh kebudayaan asing yang negatif;

(2) peningkatan apresiasi dan daya kreativitas melalui pame- ran, pementasan, duta seni tingkat daerah dan nasional, sayembara dan perlombaan, ceramah seni, studi perbanding-an serta penyuluhan;

(3) pemberian penghargaan kepada seniman yang berprestasi tinggi;

(4) meningkatkan peranserta masyarakat dalam pembinaan dan pengembangan kesenian;

(5) membina organisasi profesi dan memberikan bantuan per-alatan kesenian untuk daerah transmigrasi, organisasi kesenian, kecamatan, kabupaten dan propinsi;

912

(6) melanjutkan pembangunan Taman Budaya;

(7) meningkatkan kerjasama antar negara khususnya ASEAN dalam berbagai cabang seni;

Dalam 5 tahun terakhir (tahun 1983/84 sampai dengan 1987/ 88) antara lain telah diselenggarakan panggung kesenian di Timor Timur sebanyak 4 kali dan telah diresmikan Taman Budaya di Lampung. Dalam rangka pengembangan kesenian telah dise-lenggarakan lomba kesenian tingkat nasional 8 kali, tingkat kabupaten/kodya 962 kali dan tingkat propinsi 130 kali; per-gelaran kesenian di Taman Mini Indonesia Indah 70 kali serta dukungan pergelaran kesenian Luar Negeri termasuk ASEAN 31 kali (Asean Youth Music Workshop 3 kali, Asean Festival of the Performing Arts 6 kali, kegiatan Festival Hongkong 4 kali, Asean Culture Symposium 2 kali, pameran Luar Negeri 14 kali, Festival Seni di Mexico, dan Expo di Jepang (Tsukuba) dan Canada (Vancouver); inventarisasi pengaruh ke-senian asing, revitalisasi kesenian di 26 propinsi serta penggalian kesenian daerah dan bimbingan aktivitas organisasi kesenian. Selain itu disediakan peralatan kesenian untuk Taman Budaya 314 unit, propinsi 401 unit, kabupaten/kodya 549 unit, kecamatan 3.453 unit, organisasi kesenian 456 unit dan Daerah Transmigrasi 169 unit.

Selanjutnya untuk pengembangan Taman Budaya telah diada-kan tanah 75.480 m2, pengadaan gedung 16.403 m2, dan penataan lingkungan 24.123 m2. Untuk pengembangan Wisma Seni Nasional telah dilaksanakan rehabilitasi gedung Pameran Temporer se-luas 1.000 m2, pencetakan katalogus, perawatan dan pengamanan gedung, penyusunan program induk serta pameran lukisan yang dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun pelukis Affandi yang ke-80.

c. Program Kebahasaan, Kesastraan, Perbukuan dan Perpus-takaan

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di bidang kebaha-saan, kesastraan, perbukuan dan perpustakaan antara lain me-liputi

(1) meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar;

(2) meningkatkan pembinaan bahasa daerah dalam rangka mengem-bangkan bahasa Indonesia, memperkaya perbendaharaan dan khasanah kebudayaan nasional;

913

(3) meningkatkan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan;

(4) penyusunan kamus besar bahasa Indonesia dan daerah, dan kamus istilah;

(5) penyusunan tatabahasa baku bahasa Indonesia;

(6) pengadaan bahan pustaka untuk Perpustakaan Wilayah, Per-pustakaan Umum, Perpustakaan Keliling, Sekolah, Kecamat-an, dan Desa;

(7) pemantapan sistem nasional perpustakaan dan perbukuan;

(8) memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi/ menonjol di bidang perbukuan;

(9) meningkatkan penyebarluasan hasil pembinaan dan pengem- bangan kebudayaan melalui pembuatan film, video, slide, album seni budaya, pustaka wisata budaya, dan cerita ber- gambar.

Hasil yang telah dicapai selama lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra antara lain ialah penyusunan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Buku Tatabahasa tahap I dan II, Buku Kamus Bahasa Daerah 6 judul, Kamus Istilah 19 judul, Daftar Istilah 12 judul dan Buku Acuan 19 judul. Selanjutnya telah diseleng-garakan sayembara mengarang kesastraan 500 naskah, pemberian beasiswa; kerjasama kebahasaan Indonesia-Malaysia dan Si-dang-sidang Kebahasaan 146 naskah serta kegiatan pembinaan bahasa Indonesia di TVRI dan RRI sebanyak 324 kali. Demikian pula telah dicetak dan disebarluaskan 70 naskah buku dan kamus sebanyak 140.000 eksemplar serta diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia.

Hasil-hasil yang telah dicapai selama lima tahun tera-khir (1983/84-1987/88) di bidang perpustakaan antara lain adalah penyusunan buku pemandu pustakawan 22 naskah dengan 62.500 eksemplar; pengadaan buku untuk Pusat Pembinaan Per-pustakaan Nasional 200 judul; penyebaran informasi perpusta-kaan melalui RRI 36 kali, TVRI 20 kali, pameran 18 kali dan lomba minat baca tingkat nasional 3. kali; pertemuan organi-sasi profesi 1 kali; pengkajian sistem perbukuan dan perpus-takaan 4 naskah dengan 5.000 eksemplar; peningkatan kegiatan

914

Badan Pertimbangan Pengembangan Buku Nasional (BPPBN); per-siapan pembangunan jaringan perpustakaan umum dan sekolah 2 naskah; pengembangan sistem nasional jaringan perpustakaan dan informasi 5 naskah dengan 18.000 eksemplar; penerbitan buku informasi bahan baru 750 entri, Katalog Induk Nasional 1.500 entri, Indeks Berita dan Artikel Surat Kabar 2.000 entri, Bibliografi Nasional Indonesia 2.600 entri dan biblio-grafi tentang ASEAN untuk Indonesia 400 entri; pembuatan mikro film/fumigasi/konservasi bahan pustaka rusak 277.650 eksemplar dan pengadaan 15 unit dengan 1.027 buah jenis per-alatan. Untuk peningkatan tenaga pustakawan telah dilaksana-kan penataran komputer bagi 65 orang. Dalam rangka pembi-naan dan pengembangan perpustakaan wilayah/daerah telah di-hasilkan pengadaan buku 925.277 eksemplar; penyusunan biblio-grafi daerah 34.200 eksemplar; pengadaan dan pengoperan mobil unit perpustakaan keliling 196 buah di 27 propinsi; pengadaan tanah 106.386 m2 untuk pembangunan gedung baru dan lanjutan gedung perpustakaan wilayah 38.185 m2 di 23 propinsi beserta sarana lingkungannya, dan peralatan teknis perpustakaan. Untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat luas telah dilakukan lomba mint baca tingkat propinsi 90 kali di 27 propinsi.

Dalam rangka pembinaan perbukuan selama lima tahun ter-akhir (1983/84-1987/88) antara lain telah dilaksanakan pener-bitan naskah buku bacaan popular 126.500 eksemplar, sayembara mengarang bacaan popular 32 naskah, pengadaan dan pengumpulan serta pengolahan naskah 285 judul serta pencetakan dan pen-distribusian buku sastra Indonesia dan daerah 130 judul di 27 propinsi.

Dalam rangka pengembangan media kebudayaan selama lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) antara lain telah dilakukan pembuatan film dan copi film kebudayaan 120 buah dan video 13 judul, album seni budaya 21 judul, pustaka wisata budaya 9 judul, siaran TVRI 24 kali, pameran seni budaya 4 kali, pem-buatan cerita bergambar 8 judul dan booklet/leaflets 16 judul, serta pembuatan slide seni 8 set dan ceritera ber-gambar 2 naskah.

d. Program Inventarisasi Kebudayaan

Dalam membina Wawasan Nusantara, kegiatan inventarisasi kebudayaan daerah, penelitian bahasa, penelitian purbakala terus menerus dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

915

(1) inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah dan se- jarah nasional di seluruh propinsi, termasuk tradisi lisan turun temurun serta menerbitkan dan menyebarluas- kan hasil penelitian;

(2) penulisan biografi pahlawan dan tokoh nasional;

(3) pengkajian kebudayaan daerah melalui pertemuan ilmiah, diskusi, sarasehan, dan penerbitan naskah;

(4) menyelenggarakan pertemuan ilmiah kesejarahan nasional;

(5) mengadakan penyelamatan, penerjemahan dan penerbitan kembali naskah kuno;

(6) melaksanakan penelitian kepurbakalaan dan mengadakan sarana dan prasarana untuk Balai Penelitian Arkeologi;

(7) mengadakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah, termasuk sastra Indonesia dan Daerah, termasuk sastra lisan;

(8) pembinaan teknik dan kebijaksanaan kebudayaan dengan ke-giatan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan serta pe-nyusunan/penulisan sumber informasi kebudayaan.

Hasil yang telah dicapai selama lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) antara lain ialah inventarisasi dan doku-mentasi kebudayaan daerah di 27 propinsi, penelitian kebuda-yaan daerah 624 naskah di 26 propinsi; perekaman peristiwa kesejarahan dan upacara tradisional 92 naskah; pencetakan hasil penelitian 417 naskah; pertemuan ilmiah kesejarahan 3 kali; penelitian dan pengkajian kebudayaan nusantara 9 nas-kah; ceramah tentang kebudayaan 32 kali; penyusunan satu nas-kah konsepsi Pembinaan Kesadaran dan Penjernihan Sejarah serta penerbitan 2 naskah dan penyusunan hasil penelitian. Selain itu telah pula dilaksanakan penelitian bahasa dan sas-tra Indonesia dan Daerah sebanyak 330 judul serta penerbitan dan penyebarluasan 43 judul dengan 70.000 eksemplar. Di bi-dang penelitian purbakala telah dilaksanakan penelitian pur-bakala 5 bidang, analisis hasil penelitian 18 situs, pener-bitan dan penyebarluasan 1.661 buku/eksemplar serta pengadaan 7 unit peralatan teknis penelitian dan laboratorium kepurba-kalaan.

Selain itu telah dilaksanakan pula pencangkokan tenaga peneliti arkeologi di Universitas Indonesia.

916

Dalam rangka peningkatan dan pengendalian pelaksanaan program kebudayaan telah dilaksanakan pemantapan kebijaksanaan dan penyusunan program kebudayaan 30 naskah, bimbingan pe-laksanaan 183 buah, pengkajian dan pelayanan data kebudayaan 40 naskah serta penanggulangan kasus di 27 propinsi.

e. Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa pembinaan terhadap kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dilakukan :

(1) Agar tidak mengarah pada pembentukan agama baru;

(2) untuk mengefektifkan langkah yang perlu agar pelaksanaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa benar-benar se-suai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dalam ketetapan MPR Nomor II tahun 1983 antara lain di-nyatakan bahwa kehidupan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan, sehingga terbina hidup rukun di antara sesama umat beragama, di antara sesama penganut kepercayaan dan semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Atas dasar ketentuan tersebut dalam rangka Program Pembinaan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah dilakukan kegiatan-kegiatan :

(1) inventarisasi dan dokumentasi serta evaluasi tentang permasalahan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di berbagai daerah;

(2) menyusun kebijaksanaan pembinaan bagi para penghayat ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara;

(3) menyusun program kerja dan langkah-langkah kegiatan yang sesuai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Ke-manusian Yang Adil dan Beradab;

(4) melaksanakan pemaparan budaya spiritual serta bekerja-sama dengan berbagai instansi yang terkait.

Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan dalam lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) antara lain meliputi inventarisasi

917

dan dokumentasi 27 naskah/daerah meliputi data penghayat Ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain susunan pengurus, lambang, riwayat hidup, anggaran dasar serta ang-garan rumah tangga; evaluasi hasil inventarisasi 11 naskah; peningkatan komunikasi antar penghayat dan instansi 62 kali; pemaparan budaya spiritual di 17 propinsi serta penyebaran informasi melalui RRI/TVRI dan media cetak 195 naskah.

f. Pendidikan Tenaga Kebudayaan

Guna meningkatkan pengetahuan teknis para tenaga kebu-dayaan telah dilakukan pendidikan dan latihan di bidang kebu-dayaan dalam lima tahun terakhir (1983/84-1987/88) bagi 17.234 orang antara lain dalam bidang museum, kepurbakalaan, kesenian, perpustakaan dan kebahasaan. Di bidang kegrafikaan dalam tahun 1983/84 sampai dengan 1987/88 antara lain telah dilatih sebanyak 2.218 orang dalam 12 jurusan meliputi antara lain perwajahan, susunan huruf, cetak ofset, cetak tinggi, foto reproduksi, penyelesaian grafika, pengujian bahan dan pengelolaan usaha grafika. Untuk menunjang kelancaran pelak-sanaan latihan kegrafikaan telah ditatar asisten instruktur sebanyak 80 orang dan juga tenaga instruktur, di samping pe-ngiriman tenaga instruktur ke luar negeri sebanyak 18 orang. Selain dari pada itu telah diterbitkan majalah penyuluhan grafika sebanyak 70.000 eksemplar.

918