· web viewdalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di sulawesi...

57
PENGELOLAAN SUMBER ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Upload: others

Post on 05-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

PENGELOLAAN SUMBER ALAMDAN LINGKUNGAN HIDUP

Page 2:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630
Page 3:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

BAB II

PENGELOLAAN SUMBER ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

A. PENDAHULUAN

Pokok-pokok kebijaksanaan dalam pembangunan di sektor sum-ber alam dan lingkungan hidup dalam Repelita IV sebagaimana te-lah digariskan dalam GBHN 1983 ditujukan untuk meneruskan dan meningkatkan inventarisasi dan evaluasi sumber alam dengan tu-juan lebih mengetahui dan memanfaatkan potensi sumber alam di darat, taut maupun di udara berupa tanah, air, energi, flora, fauna dan lain sebagainya yang diperlukan bagi pembangunan. Se-lanjutnya dalam rangka kegiatan penelitian, penggalian, peman-faatan dan pembinaan lingkungan hidup dipergunakan teknologi yang sesuai dan pengelolaan yang tepat agar mutu dan kelestari-an sumber alam dan lingkungan hidup dapat dipertahankan untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan.

Sementara itu disadari pula bahwa dalam pelaksanaan pemba-ngunan perlu selalu diadakan penilaian yang seksama terhadap pengaruhnya bagi lingkungan hidup sehingga pengamanan terhadap pelaksanaan pembangunan dapat dilakukan sebaik-baiknya dan di-lakukan secara terpadu, baik sektoral maupun regional. Untuk maksud tersebut dikembangkan kriteria baku mutu lingkungan hi-dup. Demikian pula rehabilitasi sumber alam berupa hutan, tanah dan air yang rusak lebih ditingkatkan lagi melalui pendekatan terpadu daerah aliran sungai dan wilayah. Program penyelamatan hutan, tanah dan air dilanjutkan dan makin disempurnakan. Kecu-ali itu pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara dilaksanakan dengan cara-cara yang tidak merusak kelesta-rian lingkungan hidup.

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Dalam Repelita IV kebijaksanaan pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup telah dituangkan dalam 4 program pokok yaitu : (1) inventarisasi dan Evaluasi Sumber Alam dan Lingkungan Hi-dup, (2) Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air, (3) Pembinaan Sum-ber Alam dan Lingkungan Hidup, dan (4) Pengembangan Meteorologi dan Geofisika. Program-program tersebut masing-masing terdiri

II/3

Page 4:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

dari berbagai kegiatan yang menyangkut pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup yang tersebar di berbagai daerah.

1. Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Alam dan Lingkungan Hidup

Dalam Repelita IV mulai dikembangkan pendalaman isi dari hasil inventarisasi dan evaluasi sumber alam dan lingkungan hi-dup yang dilakukan sebelumnya. Koordinasi inventarisasi dan evaluasi lautan mulai ditingkatkan pula.

Pengembangan usaha pemetaan dasar, agroekologi, vegetasi, geologi, hidrogeologi dan kemampuan tanah diarahkan untuk mem-berikan informasi sumber alam yang tepat bagi keperluan pemba-ngunan di berbagai sektor dan daerah.

2. Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air

Tujuan Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air adalah :(1) melindungi hasil-hasil pembangunan dari ancaman bencana yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan seperti bahaya banjir dan kekeringan, (2) membangun sumber alam baru dan merehabili-tasikan sumber alam yang rusak di daerah kritis, (3) memperbai-ki sistem hidrologi di daerah aliran sungai, (4) meningkatkan produktivitas sumber daya tanah, hutan dan air, (5) membina pe-lestarian alam, plasma nutfah dan fungsi perlindungan wilayah.

Usaha-usaha yang termasuk dalam program ini adalah penghi-jauan, konservasi tanah dan reboisasi, pengendalian dan penga-manan sungai, pengembangan wilayah dan penanggulangan bencana alam. Usaha-usaha itu dilaksanakan dalam rangka pengelolaan DAS secara terpadu, pembinaan dan pembangunan taman nasional dan suaka alam, pelestarian fungsi kawasan lindung dan pembinaan wisata alam, penyelamatan flora dan fauna langka serta pembina-an pelestarian ekosistem pesisir dan lautan.

3. Pembinaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup

Selama Repelita IV ditempuh kebijaksanaan yang mengusaha-kan agar: (1) sumber alam Indonesia digunakan secara rasional, (2) pemanfaatan sumber alam diusahakan tidak merusak tata ling-kungan hidup manusia, (3) pemanfaatan sumber alam dan lingkung-an hidup dilakukan dengan kebijaksanaan menyeluruh dan dengan lebih memperhitungkan kemungkinan pemanfaatannya oleh generasi mendatang.

II/4

Page 5:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

4. Pengembangan Meteorologi dan Geofisika

Kegiatan utama dalam program pengembangan Meteorologi dan Geofisika adalah mengamati, mengumpulkan dan menafsirkan geja-la-gejala Meteorologi dan Geofisika secara terus-menerus dan sistematis dan melakukan analisa dan ramalan atas dasar data yang diperoleh. Secara khusus kegiatan Meteorologi dan Geofisi-ka juga menyajikan informasi tentang keadaan cuaca, iklim dan geofisika, serta segala yang terjadi di atmosfir.

Program Pengembangan Meteorologi dan Geofisika dalam Repe-lita IV meliputi upaya : (1) memperbanyak jaringan stasiun pengamatan agar makin sesuai dengan kebutuhan, (2) meningkat-kan kemampuan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan perkembang-an teknologi, (3) meningkatkan kemampuan lembaga yang bersang-kutan untuk menggunakan metoda ramalan yang lebih tepat, (4) meningkatkan kelancaran sistem penyampaian informasi mete-orologi dan geofisika kepada masyarakat pemakai jasa dan mem-perluas jangkuannya, dan (5) meningkatkan keterampilan pegawai melalui latihan dan pendidikan di dalam dan di luar negeri. Di samping itu dalam rangka program ini dilaksanakan pula kegiatan untuk meningkatkan jam operasi stasiun pengamatan menjadi 24 jam penuh per hari, dan meningkatkan kerjasama regional dan internasional di bidang meteorologi dan geofisika.

C. HASIL-HASIL KEBIJAKSANAAN YANG TELAH DICAPAI

1. Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Alam dan Lingkungan Hidup

Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam program ini adalah (1) pemetaan dasar wilayah darat dan wilayah laut, (2) pemetaan geologi dan hidrogeologi, (3) pemetaan agroekologi, (4) pemeta-an vegetasi dan kawasan hutan, (5) pemetaan kemampuan tanah,(6) penatagunaan sumber daya alam seperti hutan, tanah dan air,(7) inventarisasi dan pemetaan tipe ekosistem dan (8) kegiatankegiatan pendidikan dan latihan, penelitian dan pengembangan teknologi.

a. Pemetaan Dasar

Penerapan metode survai bertahap dengan mempergunakan po-tret panchromatic dan potret infra merah berwarna semu terus dikembangkan. Pemotretan untuk survai bertahap tersebut dilak-

II/5

Page 6:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

sanakan secara sekaligus dengan mempergunakan kamera ganda. Dengan penerapan teknologi tersebut maka sebagian besar gang-guan iklim dan cuaca terhadap kegiatan pemotretan dapat ditang-gulangi karena potret infra merah berwarna semu tidak terganggu cuaca berawan ataupun kabut. Untuk melengkapi potret-potret udara yang sudah dibuat sebelumnya, dalam tahun 1983/84 dilaku-kan pemotretan di Kalimantan, khusus untuk daerah seluas 476.875 ha yang sebelumnya belum berhasil dipotret.

Dalam rangka pemetaan dasar dilaksanakan pula survai pene-gasan batas internasional di darat. Penegasan batas dengan Ma-laysia dilakukan di Kalimantan dengan perbatasan yang panjang-nya 120 km, dan dengan Papua New Guinea di Irian yang panjang-nya 725 km. Dalam tahun 1984/85 telah diselesaikan batas dengan Malaysia sepanjang 95 km dan Papua New Guinea sepanjang 137 km. Dalam rangka survai penegasan perbatasan negara Republik Indo-nesia dengan Papua New Guinea, pada tahun 1984/85 kegiatan yang dilakukan menyangkut: a) survai Doppler sepanjang 137 km, dan b) pengukuran transverse dan pemasangan pilar batas sebanyak 8 pilar batas. Dalam tahun 1985/86 survai Doppler telah dilaksa-nakan untuk 15 pilar batas sepanjang 80 km, pengukuran trans-verse dan pemasangan pilar batas sebanyak 8 pilar dan counter checking dari hasil pengukuran batas dengan Papua New Guinea sebanyak 2 pilar batas. Dengan demikian sampai dengan tahun 1985/86 telah dikerjakan penentuan perbatasan negara R.I. de-ngan Papua New Guinea sepanjang 467 km.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam tahun 1983/84 telah dilaksanakan pembuatan peta tematik untuk menunjang program transmigrasi. Dalam tahun 1984/85 dan 1985/86 kegiatan pembuat-an peta tematik masih dilanjutkan.

Selain pemetaan dasar wilayah darat, seperti yang telah diuraikan terdahulu, dalam tahun 1985/86 juga dilaksanakan pe-metaan dasar wilayah laut di sekitar Sumatera. Peta dasar yang dihasilkan berupa peta dasar hidrografi, peta medan magnetik dan peta aeronautika. Peta-peta dasar tersebut diperlukan untuk perencanaan di berbagai bidang pembangunan dan untuk kegiatan-kegiatan lain. Peta dasar hidrografi khusus diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai perairan atau kedalaman laut dan pasang surut laut, yang antara lain sangat diperlukan untuk pe-metaan jalur lalu lintas pelayaran.

Peta dasar aeronautika diperlukan untuk pemetaan jalur lalu lintas penerbangan. Sedangkan peta medan magnetik adalah peta yang diperlukan untuk menjaga keselamatan lalu lintas pelayaran

II/6

Page 7:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

dan untuk pendugaan kandungan dasar laut.

b. Pemetaan Geologi dan Hidrogeologi

Dalam tahun 1984/85 pemetaan geologi dan geofisika telah terselesaikan masing-masing 77,6% dan 71,6%. Selanjutnya dalam tahun 1985/86 telah dapat diselesaikan masing-masing 84,5% dan 75,9% daripada seluruh Jawa dan Madura. Pembuatan peta yang sama berskala 1 : 250.000 untuk daerah di luar kedua pulau ter-sebut dalam tahun 1983/84 telah selesai masing-masing 59,1% dan 22,3% dari seluruh peta yang harus diselesaikan. Dalam tahun 1984/85 dapat terselesaikan masing-masing 64,4% dan 23,5%. Se-dangkan dalam tahun 1985/86 masing-masing terselesaikan 72,4% dan 26,8%.

Pemetaan hidrogeologi dimaksudkan untuk penyediaan data da-sar hidrogeologi kualitatif mengenai adanya persediaan air ta-nah dan produktivitas lapisan pembawa air tanah.

Kegiatan pemetaan hidrogeologi bersistem dengan skala 1: 250.000 untuk wilayah Indonesia pada tahun 1984/85 mencapai 37,9% dan tahun 1985/86 mencapai 41,2%. Pembuatan peta hi-drogeologi bersistem yang telah selesai tersebut meliputi dae-rah Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor(NTT), Sumba dan sebagian Sumatera dan Sulawesi.

Dalam tahun 1985/86 pemetaan hidrogeologi dilanjutkan, me-liputi daerah Sulawesi Selatan dan Sumatera dengan skala 1: 250.000. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 1985/86 telah berhasil dipetakan 40 % dari seluruh daratan Indonesia.

Dengan tersedianya peta hidrogeologi tersebut diharapkan para perencana pembangunan dapat melaksanakan perencanaan pe-nyediaan air yang bersumber dari air tanah secara lebih teliti.

c. Pemetaan Agroekologi, vegetasi dan kemampuan tanah.

Dalam tahun 1985/86 telah diselesaikan pemetaan agroekologi daerah pertambakan udang di Jawa, Kalimantan dan Sumatera.

Dalam pada itu pada tahun 1984/85 telah dipetakan kawasan hutan seluas 4,1 juta ha untuk skala 1 : 100.000 dan 429.499 ha untuk yang berskala 1 : 20.000. Dalam tahun 1985/86 telah diselesaikan pemetaan vegetasi dan kawasan hutan berskala 1: 100.000 seluas 8 juta ha.

II/7

Page 8:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

Di samping kegiatan-kegiatan pemetaan di atas, dilakukan pula kegiatan-kegiatan pemetaan tanah pedusunan dan perkotaan, pemetaan kemampuan tanah, pemetaan penggunaan tanah detail dan revisi pemetaan penggunaan tanah yang merupakan rangkaian kegi-atan dalam rangka pengembangan tataguna tanah.

Dalam tahun 1984/85 pemetaan penggunaan tanah desa melipu-ti areal seluas 9,36 juta ha dengan skala 1 : 50.000 sampai 1 : 1.000, pemetaan kemampuan tanah untuk pertanian seluas 1,12 juta ha dengan skala 1 : 25.000 dan pemetaan penggunaan tanah kota di 41 kota dengan skala 1 : 5.000 serta pemetaan penggunaan tanah kota kecamatan di 214 kota kecamatan dengan skala 1 : 5.000. Dalam tahun 1985/86 kegiatan-kegiatan tersebut terus dilanjutkan.

Selanjutnya pengukuran dan pemetaan tataguna tanah yang da-pat diselesaikan dalam tahun 1984/85 dan tahun 1985/86 masing-masing mencakup 573.080 ha dan 119.408 ha.

d. Inventarisasi dan Penatagunaan Sumber Daya Alam dan Pemetaan Ekosistem

Untuk memperoleh informasi mengenai sumber daya tanah, hu-tan, dan iklim telah dilaksanakan survai sumber daya regional di Sumatera dan Sulawesi. Seluruh informasi yang diperoleh te-lah disusun dalam suatu sistem informasi sumber daya alam. Se-lanjutnya keseluruhan informasi sumber daya alam ini telah di-himpun dalam peta sumber daya nasional.

Pelaksanaan inventarisasi hutan ditempuh melalui survai udara dengan penginderaan jauh "multi stage" dengan menggunakan citra satelit dan penafsiran potret udara dengan berbagai ska-la, diikuti dengan survai lapangan dan inventarisasi terres-tris, atau pengumpulan data secara langsung di lapangan. Dalam rangka peningkatan produksi hasil hutan, pelaksanaan inventari-sasinya dititik beratkan pada survai lapangan dan survai udara.

Dalam tahun 1984/85 telah diselesaikan inventarisasi hutan melalui penafsiran citra satelit seluas 19,2 juta ha, penafsir-an potret udara berskala 1 : 100.000 seluas 4,1 juta ha dan berskala 1 : 20.000 seluas 429.500 ha. Di samping itu telah di-laksanakan pula inventarisasi pendahuluan seluas 218.500 ha dan inventarisasi arahan hutan produksi yang dapat dikonversi selu-as 7,6 juta ha. Dalam tahun 1985/86 telah diselesaikan inventa-risasi hutan seluas 45 juta ha penafsiran citra satelit, 29 ju-ta ha penafsiran potret udara berskala 1 : 100.000 dan 13 juta

II/8

Page 9:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

ha berskala 1 : 20.000, 36,500 ha inventarisasi pendahuluan dan 7,6 juta ha inventarisasi arahan hutan produksi.

Dalam inventarisasi dan eksplorasi mineral logam, mineral bukan logam dan batubara di berbagai tempat telah banyak di temukan berbagai bahan tambang. Berbagai jenis mineral telah ditemukan, misalnya tembaga, timbal, seng, perak, emas, timah, air raksa, besi, khromit, wolfram, mangan, tufit, pirofilit. Dewasa ini eksplorasi batubara telah dilaksanakan di daerah Om-bilin, Bukit Asam dan Kalimantan Timur. Hasil eksplorasi terse-but menunjukkan bahwa cadangan batubara Ombilin adalah sekitar 78,9 juta ton, cadangan batubara Bukit Asam sekitar 511,5 juta ton, dan cadangan batubara daerah Kalimantan Timur berjumlah lebih kurang 800 juta ton.

e. Pendidikan dan Latihan, Penelitian dan Teknologi

Dalam tahun 1984/85 telah selesai dididik sebanyak 29 tena-ga teknisi, sedangkan dalam tahun 1985/86 telah selesai dididik sebanyak 96 orang. Pendidikan tenaga tehnisi tersebut dilaksa-nakan di Yogyakarta dan Bandung.

Dalam bidang kehutanan, kegiatan penelitian dalam rangka menunjang inventarisasi dan tataguna hutan sampai saat ini te-lah menghasilkan berbagai data. Antara lain telah diperoleh berbagai informasi mengenai jenis pohon ekspor dan mengenai berbagai jenis tanaman yang cocok untuk reboisasi, penghijauan dan rehabilitasi padang alang-alang. Misalnya, dari 259 jenis botanis kayu perdagangan Indonesia sebanyak 150 jenis telah di-teliti sifat-sifatnya secara lengkap. Di samping itu atas dasar data yang diperoleh, antara lain, telah disusun sejumlah pedo-man mengenai berbagai jenis pohon ekspor. Salah satu yang pen-ting adalah penelitian pembudidayaan rotan yang telah dapat di-selesaikan dalam tahun 1985/86.

Penelitian mengenai kesuburan dan produktivitas tanah serta konservasi tanah dan air yang dilakukan selama ini telah meng-ungkapkan, misalnya, bahwa banyak lahan yang disediakan untuk perluasan areal pertanian ternyata merupakan tanah-tanah masam, miskin hara dan tanah tererosi. Penelitian yang lain telah da-pat membantu mendapatkan teknologi usaha tani sederhana yang mampu meningkatkan hasil dengan memperhatikan kelestarian ling-kungan dan tingkat biaya yang sesuai dengan kemampuan petani.

Sampai dengan tahun 1985/86 masih terus diadakan penelitian geologik mengenai sumber daya mineral dan air tanah serta po-

II/9

Page 10:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

tensi panas bumi dengan tujuan memperoleh gambaran tentang de-posit, volume, garis potensi cadangan dan lokasinya. Disamping itu telah diadakan pula penelitian geologik tentang tata kota dan tata daerah dengan tujuan mempelajari kemungkinan pemanfa-atan sumber-sumber daya alam yang tersedia. Selanjutnya telah dilakukan pula penelitian geofisika kelautan di wilayah barat perairan Indonesia, yang tujuannya mencari endapan mineral ti-mah dan mineral berat lainnya.

2. Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air

Kegiatan-kegiatan dalam program ini meliputi usaha-usaha penghijauan, reboisasi, perbaikan, pengaturan dan pengembangan wilayah sungai, serta pembinaan dan pembangunan taman nasional, kawasan konservasi sumber daya alam dan penyelamatan flora dan fauna langka.

a. Penghijauan

Dalam tahun 1984/85 usaha penghijauan dilaksanakan di 21 propinsi, 160 kabupaten, 1.060 kecamatan yang meliputi 34 DAS, dan mencakup areal seluas lebih dari 208.000 ha. Pembangunan dam pengendali dan unit percontohan dalam tahun itu masing-masing mencapai sebanyak 345 buah dan 687 unit. Pembangunan hu-tan rakyat dan kebun rakyat dalam tahun tersebut berhasil meli-puti areal seluas hampir 5.000 ha. Adapun pelaksanaan penghi-jauan sampai dengan tahun 1985/86 seluruhnya berhasil mencakup areal yang luasnya sekitar lebih dari 2,7 juta ha. Hasil upaya tahunan kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel II-1 sampai dengan Tabel II-7.

Usaha penghijauan dalam tahun 1985/86 diwujudkan dalam ben-tuk rehabilitasi tanah kritis yang dilaksanakan di 22 propinsi, 174 kabupaten, 1.036 kecamatan dan meliputi areal seluas hampir 98.000 ha dan 36 DAS. Dalam tahun itu pula kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan peranserta masyarakat ditingkatkan melalui usaha pembangunan petak percontohan dan peningkatan mutu tenaga penyuluh lapangan. Sebanyak 5.356 orang tenaga penyuluh telah selesai dilatih dalam tahun tersebut.

b. Reboisasi

Selama tahun 1984/85 kegiatan reboisasi dilaksanakan di 17 propinsi, 58 KPH dan 196 BKPH. Reboisasi dalam tahun itu menca-kup areal seluas kira-kira 57.600 ha dan meliputi 24 DAS. Re-boisasi dalam tahun 1985/86 dilakukan di 19 propinsi, 66 KPH,

II/10

Page 11:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 1

HASIL PELAKSANAAN PENGHIJAUAN MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/84 - 1985/86(ha)

Repelita IVNo. Daerah Tingkat I

1983//841) 1984/851) 1985/862)

1. Daerah Istimewa Aceh 750 4.418 2.575

2. Sumatera Utara 20.808 9.200 9.325

3. Sumatera Barat 11.071 1.600 1.950

4. R i a u 1.240 2.540 3.200

5. J a m b i 2.194 1.180 1.000

6. Sumatera Selatan 6.590 4.100 5.660

7. Bengkulu 3.300 2.730 0

8. Lampung 12.750 5.900 6.050

9. Jawa Barat 47.044 43.390 17.498

10. Jawa Tengah 48.562 46.240 18.750

11. D.I. Yogyakarta 66.150 4.290 3.100

12. Jawa Timur 29.184 35.720 12.800

13. Kalimantan Barat 465 720 0

14. Kalimantan Selatan 2.980 6.540 3.51015. Sulawesi Utara 4.600 5.060 0

16. Kalimantan Tengah 1.875 4.240 0

17. Sulawesi Selatan 9.290 10.804 3.28018. Sulawesi Tenggara 3.370 4.700 2.530

19. B a 1 i 3.620 3.800 2.850

20. Nusa Tenggara Barat 18.206 8.510 0

21. Nusa Tenggara Timur 11.090 2.770 2.940

22. Maluku _ - 910

Jumlah : 245.139 208.450 97.928

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

-) Tidak ditargetkan

Page 12:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

0) Dilaksanakan tahun 1986/87

II/11

Page 13:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 2

HASIL PELAKSANAAN AREAL DAMPAK PETAK PERCONTOHAN,1983/84 - 1985/86

(ha)

No.Daerah Tingkat I/

Propinsi1983/84

Repelita IV

1984/851) 1985/862)

1. Daerah Istimewa Aceh - 1.280 1.530

2. Sumatera Utara 330 2.400 2.970

3. R i a u 240 1.920 1.800

4. Sumatera Barat 150 800 0

5. J a m b i 100 640 0

6. Bengkulu 50 1.120 0

7. Sumatera Selatan 340 1.760 2.790

8. Lampung 300 3.200 2.430

9. Jawa Barat 1.520 26.720 7.830

10. Jawa Tengah 1.640 27.520 7.020

11. D.I. Yogyakarta 400 1.920 1.890

12. Jawa Timur 420 16.640 5.760

13. Kalimantan Barat 200 640 0

14. Kalimantan Tengah - - -

15. Kalimantan Selatan 480 4.800 1.890

16. Kalimantan Timur - - -

17. Sulawesi Utara 100 2.880 -

18. Sulawesi Tengah 60 2.240 0

19. Sulawesi Selatan 70 2.720 1.260

20. Sulawesi Tenggara 370 2.880 1.170

21. B a 1 i 240 2.400 1.170

22. Nusa Tenggara Barat 370 4.480 0

23. Nusa Tenggara Timur 340 960 360

24. Maluku - - 90

Jumlah . 7.720 109.920 39.960

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

-) Tidak ditargetkan0) Dilaksanakan tahun 1986/87

II/12

Page 14:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 3

HASIL PELAKSANAAN AREAL TANGKAPAN DAM PENGENDALI,1983/84 - 1985/86

(ha)

No.Daerah Tingkat I/

Propinsi1983//84

Repelita IV

1984/851) 1985/862)

1. Daerah Istimewa Aceh 750 2.250 0

2. Sumatera Utara 19.250 3.750 3.000

3. R i a u 1.000 500 1.000

4. Sumatera Barat 4.500 750 250

5. J a m b i 1.500 500 1.000

6. Bengkulu 3.250 1.500 0

7. Sumatera Selatan 6.250 2.250 2.250

8. Lampung 11.000 2.500 2.750

9. Jawa Barat 35.750 15.000 7.000

10. Jawa Tengah 38.750 17.000 9.750

11. D.I. Yogyakarta 5.750 2.250 1.000

12. Jawa Timur 25.500 18.000 6.000

13. Kalimantan Barat - - 0

14. Kalimantan Tengah - - -

15. Kalimantan Selatan 2.500 1.250 1.250

16. Kalimantan Timur - - -

17. Sulawesi Utara 4.500 2.000 750

18. Sulawesi Tengah 1.750 1.750 0

19. Sulawesi Selatan 9.000 6.750 1.750

20. Sulawesi Tenggara 3.000 1.500 1.750

21. B a 1 i 2.500 1. 250 1. 500

22. Nusa Tenggara Barat 11.750 3.750 0

23. Nusa Tenggara Timur 10.750 1.750 2.500

24. Timor Timur - - -

25. Maluku - - 500

Jumlah 199.000 86.250 43.250

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

-) Tidak ditargetkan0) Dilaksanakan tahun 1986/87

II/13

Page 15:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 4

HASIL PELAKSANAAN HUTAN RAKYAT,1983/84 - 1985/86

(ha)

No. Daerah Tingkat IPropinsi

Repelita IV

1983/84 1984/851) 1985/862)

1. Daerah Istimewa Aceh - 808 875

2. Sumatera Utara 1.228 2.900 3.0253. R I a u - - -

4• Sumatera Barat 6.421 - 1.700

5. Jambi 594 - -

6. Bengkulu - - -

7. Sumatera Selatan - - -

8. Lampung 1.450 - 600

9. Jawa Barat 9.774 - 1.798

10. Jawa Tengah 8.172 - 1.200

11. D.I. Yogyakarta - - -

12. Jawa Timur 3.264 - 400

13. Kalimantan Barat 265 - -

14. Kalimantan Tengah - - -

15. Kalimantan Selatan - - -

16. Kalimantan Timur - - -

17. Sulawesi Utara - - -

18. Sulawesi Tengah 65 - 0

19. Sulawesi Selatan 220 1.124 0

20. Sulawesi Tenggara - - 100

21. B a 1 i 880 - 50

22. Nusa Tenggara Barat 6.086 - -

23. Nusa Tenggara Timur - - -

24. Maluku - - 300

Jumlah . 38.419 4.832 10.048

1) Angka diperbaiki2) Angka Sementara

-) Tidak ditargetkan0) Dilaksanakan tahun 1986/87

II/14

Page 16:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL I I - 5

PEMBUATAN PETAK PERCONTOHAN/DEMPLOT PENGAWETAN TANAHDAN USAHA PERTANIAN MENETAP MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/84 - 1985/86(unit)

No.Daerah Tingkat I/

Propinsi1983//841)

Repelita IV

1984/851) 1985/862)

1. Daerah Istimewa Aceh - 8 17

2. Sumatera Utara 33 15 33

3. R i a u 24 12 20

4. Sumatera Barat 15 5 0

5. J a m b i 10 4 0

6. Sumatera Selatan 34 11 31

7. Bengkulu 5 7 0

8. Lampung 30 30 27

9. Jawa Barat 152 167 87

10. Jawa Tengah 164 172 78

11. D.I. Yogyakarta 40 12 21

12. Jawa Timur 42 104 64

13. Kalimantan Barat 10 4 0

14. Kalimantan Selatan 24 30 21

15. Sulawesi Utara 10 18 -

16. Sulawesi Tengah 6 14 0

17. Sulawesi Selatan 6 17 14

18. Sulawesi Tenggara 23 18 13

19. B a 1 i 24 15 '13

20. Nusa Tenggara Barat 37 28 0

21. Nusa Tenggara Timur 34 6 4

22. Maluku - - 1

Jumlah : 723 687 444

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

-) Tidak ditargetkan0) Dilaksanakan tahun 1986/87

II/

Page 17:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 6

PEMBUATAN DAM PENGENDALI MENURUT DAERAH TINGKAT I,1983/84 - 1985/86

(bush)

No. Daerah Tingkat I/Propinsi

1983/84 1)

Repelita IV

1984/851) 1985/862)

1. Daerah Istimewa Aceh 3 9 02. Sumatera Utara 77 15 12

3. Sumatera Barat 18 3 1

4. R i a u 4 2 4

5. J a m b i 6 2 46. Sumatera Selatan 25 9 9

7. Bengkulu 13 6 08. Lampung 44 10 119. Jawa Barat 143 60 2810. Jawa Tengah 155 68 3911. D.I. Yogyakarta 23 9 412. Jawa Timur 102 72 24

13. Kalimantan Barat - - 0

14. Kalimantan Selatan 10 5 515. Sulawesi Utara 18 8 316. Sulawesi Tengah 7 7 017. Sulawesi Selatan 36 27 718. Sulawesi Tenggara 12 6 419. B a 1 i 10 5 620. Nusa Tenggara Barat 47 15 021. Nusa Tenggara Timur 43 7 1022. Maluku - 2

Jumlah : 796 345 173

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

-) Tidak Ditargetkan

II/16

Page 18:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 7

PERKEMBANGAN KEADAAN HASIL PENGHIJAUAN,1983/84 - 1985/861/

(ha)

No. Daerah Tingkat I/Propinsi

1983/842)

Repelita IV

1984/852) 1985/863)

1. Daerah Istimewa Aceh 8.549 12.967 15.542

2. Sumatera Utara 165.390 174.590 183.915

3. Sumatera Barat 51.473 53.070 55.023

4. R i a u 8.988 11.528 14.728

5. J a m b i 3.464 4.644 5.644

6. Sumatera Selatan 61.819 65.919 71.579

7. Bengkulu 6.363 9.093 9.093

8. Lampung 43.875 49.775 55.8259. Jawa Barat 527.331 570.721 588.219

10. Jawa Tengah 506.105 552.345 571.095

11. D.I. Yogyakarta 100.045 104.335 107.435

12. Jawa Timur 384.812 420.532 433.332

13. Kalimantan Barat 31.757 32.477 32.477

14. Kalimantan Selatan 9.114 15.654 19.164

15. Sulawesi Utara 47.105 52.165 52.165

16. Sulawesi Tengah 25.020 29.260 30.010

17. Sulawesi Selatan 206.947 217.751 221.031

18. Sulawesi Tenggara 46.537 51.237 53.767

19. B a 1 i 60.316 64.116 66.966

20. Nusa Tenggara Barat 61.179 69.689 69.689

21. Nusa Tenggara Timur 82.230 85.000 87.941

22. Maluku 910

Jumlah : 2.438.419 2.646.871 2.745.550

1) Angka kumulatif sejak Repelita I2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

II/17

Page 19:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

GRAFIK I I — 1PERKEMBANGAN KEADAAN HASIL PENGHIJAUAN

1983/84 — 1985/86

SI

2500.000

2000.000 —

1500.000

1000.000

500.000

0.000

Page 20:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630
Page 21:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

dan 250 BKPH, mencapai luas lebih dari 40.000 ha dan meliputi 27 DAS ( Tabel II-8). Dalam pada itu perkembangan hasil reboi-sasi dapat dilihat pada Tabel II-9.

Reboisasi dan permudaan areal bekas tebangan HPH dalam ta-hun 1984/85 mencapai 7.429 ha. Dalam tahun 1985/86 kegiatan tersebut berhasil ditingkatkan dan berhasil mencapai 58.881 ha, dilaksanakan di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kali-mantan Selatan.

Kegiatan reboisasi dan rehabilitasi di areal pengusahaan hutan belum berjalan seperti seharusnya karena beberapa hal, antara lain karena kesulitan dalam pengadaan benih dan bibit, kurangnya penguasaan teknik reboisasi dan kurangnya tenaga te-rampil di kalangan pemegang Hak Pengusahaan Hutan. Untuk mem-bantu pengembangan sumber benih bagi keperluan tersebut dalam tahun 1985/86 telah dikembangkan 1.600 ha sumber benih di Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Untuk mengatasi masalah tersebut, mulai tahun 1984/85 diadakan tenaga petugas lapangan reboisasi dalam areal HPH. Dalam tahun 1985/86 telah diadakan perbaikan dalam penyelenggaraannya dan pengawas-annya di daerah-daerah ditingkatkan.

Sampai dengan tahun 1985/86 untuk pelaksanaan penghijauan dan reboisasi dipekerjakan 5.356 orang petugas lapangan penghi-jauan, 1.536 orang petugas lapangan reboisasi dan 168 orang petugas khusus penghijauan. Mereka itu ditempatkan di Kabupa-ten-kabupaten yang ada kegiatan penghijauannya. Petugas-petugas tersebut telah memperoleh latihan-latihan yang dilaksanakan se-cara khusus dan setiap tahun ketrampilan mereka ditingkatkan melalui penataran dan kursus. Perkembangan jumlah petugas la-pangan penghijauan dan petugas lapangan reboisasi dapat dilihat pada Tabel II-10,

Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan tanaman untuk tu-juan produksi yang hasilnya diolah melalui industri hasil hutan yang dibangun dalam satuan-satuan pengelolaan tertentu dan se-bagai satuan usaha komersial yang secara ekonomis harus dapat mandiri.

Pembangunan hutan tanaman industri (HTI) Baru dimulai tahun 1984/85 dengan areal seluas 5.892 ha. Dalam tahun 1985/86 pem-bangunan HTI adalah seluas 23,8 ribu Ha.

II/19

Page 22:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II – 8HASIL PELAKSANAAN USAHA REBOISASI MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/1986(ha)

II/20

Page 23:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II – 9PERKEMBANGAN KEADAAN HASIL REBOISASI

1983/84 – 1985/1986¹)(ha)

II/21

Page 24:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

GRAFIK I I — 2PERKEMBANGAN KEADAAN HASIL REBOISASI.

1983/84 — 1985/86

Page 25:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 10

JUMLAH PETUGAS LAPANGAN PENGHIJAUAN (PLP) DAN PETUGASLAPANGAN REBOISASI (PLR) MENURUT DAERAH TINGKAT I,

1983/84 - 1985/86(orang)

Page 26:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630
Page 27:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

No. Daerah Tingkat IPropinsi

1983/84 1984/851) 1985/862)

PLP PLR PLP PLR PLP PLR

1 Daerah Istimewa Aceh 30 37 40 37 28 25

2. Sumatera Utara 451 280 233 180 403 159

3. R i a u 60 6 101 6 84 14

4. Sumatera Barat 151 44 151 45 138 27

5. J a m b i 54 5 46 5 40 7

6. Sumatera Selatan 283 142 283 142 273 144

7. Bengkulu 60 25 56 25 44 23

8. Lampung 122 205 122 205 118 205

9. Jawa Barat 667 63 770 63 779 64

10. Jawa Tengah 694 - 950 - 931

11. D.I. Yogyakarta 138 10 138 10 134 10

12. Jawa Timur 740 - 610 - 606 -

13. Kalimantan Barat 132 47 140 47 92 46

14. Kalimantan Selatan 79 42 95 42 87 45

15. Sulawesi Utara 194 140 190 140 188 85

16. Sulawesi Tengah 90 117 88 117 82 104

17. Sulawesi Selatan 750 288 594 288 569 296

18. Sulawesi Tenggara 198 199 198 199 204 117

19. B a 1 i 122 7 122 7 119 7

20. Nusa Tenggara Barat 213 69 224 69 209 58

21. Nusa Tenggara Timur 242 98 242 98 212 98

22. Maluku 16 2

Jumlah : 5.470 1.824 5.393 1.725 5.356 1.536

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

II/23

Page 28:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

c. Perbaikan, Pengaturan dan Pengembangan Wilayah Sungai

Kegiatan perbaikan, pengaturan dan pengembangan wilayah su-ngai meliputi: (1) perbaikan dan pemeliharaan sungai, (2) per-baikan dan pengaturan sungai, (3) penanggulangan akibat bencana alam gunung berapi, dan (4) pengembangan wilayah sungai.

Selama tahun 1984/85 kegiatan-kegiatan perbaikan, pengatur-an dan pengembangan wilayah sungai dilaksanakan di 12 propin-si, dan areal yang diamankan mencapai 24.870 ha. Dalam tahun 1985/86 kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan di 15 propinsi, dan areal yang diamankan lebih dari 27.160 ribu ha, yang teru-tama terdapat di propinsi Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Yogyakarta dan Lampung. Perincian luas areal menu-rut propinsi dapat dilihat pada Tabel II-11.

Untuk menanggulangi bencana alam akibat gunung berapi, ter-utama terhadap bahaya banjir lahar dingin dari G. Merapi, G. Kelud, G. Semeru, G. Agung, dan G. Galunggung, maka sampai de-ngan tahun 1985/86 telah dilakukan pembuatan kantong-kantong pasir, dam pengendali dan bangunan pengendali lainnya. Adapun bahaya banjir ditanggulangi dengan membangun waduk-waduk; dian-taranya waduk Wonogiri yang telah berfungsi sejak tahun 1981, waduk Wadaslintang dan Kedung Ombo yang dewasa ini masih dalam tahap pelaksanaan serta waduk Jatigede dan waduk Wonorejo, ke-duanya sampai sekarang masih dalam tahap persiapan pembangun-annya.

d. Pembinaan dan Pembangunan Kawasan Pelestarian Alam dan Penyelamatan Flora dan Fauna Langka

Pelestarian sumber alam dan lingkungan hidup meliputi kegi-atan untuk meningkatkan perlindungan atas proses ekologis esen-sial, mempertahankan keanekaragaman Janis sumber plasma nutfah dan ekosistemnya, menjamin kelestarian pemanfaatan sumber daya alam, dan menanggulangi semua gangguan dan hambatan terhadap eksistensi sumber daya alam.

Dalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam ba-ru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630 ha dan se-buah taman wisata seluas 2.000 ha. Dalam tahun 1985/86 terjadi perluasan taman wisata seluas 3.139 ha. Dengan demikian sampai dengan tahun 1985/86 telah ditunjuk areal seluas lebih dari 12.2 juta ha sebagai kawasan konservasi. Letak kawasan tersebut tersebar di 314 lokasi.

II/24

Page 29:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 11

PERKEMBANGAN HASIL PELAKSANAAN USAHA PENGENDALIAN SUNGAI,PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

MENURUT DAERAH TINGKAT I,1983/84 - 1985/86

(ha)

No. Daerah Tingkat I/1983//84

Repelita IV

1984/85*)

1985/86Propinsi

1. Daerah Istimewa Aceh 1.500 3.000 3.900

2. Sumatera Utara 2.520 - -

3. Sumatera Barat 1.665 919 104

4. R i a u - - -

5. J a m b i 400 - -

6. Sumatera Selatan 9.900 - -

7. Bengkulu 720 400 600

8. Lampung 900 900 1.950

9. Kalimantan Barat 7.000 1.060 -

10. Kalimantan Selatan 2.900 - 500

11. Kalimantan Timur - - 3.409

12. Kalimantan Tengah 555 - -

13. DKI Jakarta - - -

14. Jawa Barat 18.565 11.556 5.725

15. Jawa Tengah 2.440 - -

16. D.I. Yogyakarta - 2.600 2.257

17. Jawa Timur 2.188 1.565 3.512

18. Sulawesi Utara 880 1.300 750

19. Sulawesi Tengah 5.399 - 100

20. Sulawesi Selatan 5.100 - -

21. Sulawesi Tenggara - - 994

22, B a l i 908 1.294 150

23. Nusa Tenggara Barat 100 - 625

24. Nusa Tenggara Timur - 200 391

25. Maluku - - -

26. Timor Timur - 75

27. Irian Jaya 110 - -

Jumlah : 63.750 24.869 27.167

*) Angka sementara

II/25

Page 30:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

Sementara itu pada tahun 1984/85 ditunjuk 3 taman na-sional baru, sehingga luas taman nasional seluruhnya menjadi 4.665.325 ha. Perkembangan taman nasional sampai dengan tahun 1985/86 dapat dilihat dalam Tabel II - 12.

Dalam rangka pelestarian jenis-jenis satwa yang tidak di-lindungi, di masa lalu telah diadakan penertiban perburuan de-ngan jalan membentuk obyek olah raga dan wisata melalui peneta-pan taman buru. Dalam rangka pengembangannya pada tahun 1984/85 telah dilakukan survai mengenai potensi satwa buru di Pulau Mo-yo di propinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan dalam tahun 1985/86 telah mulai dikembangkan kegiatan penangkaran buaya di Irian Jaya dan latihan gajah di Lampung.

Agar gangguan satwa liar terhadap pemukiman penduduk dan perkebunan di sekitarnya dapat dikurangi, maka pada tahun 1984/85 dan awal 1985/86 telah dilaksanakan penggiringan satwa liar ke habitat yang daya dukungnya lebih tinggi. Usaha terse-but antara lain berupa penggiringan gajah di Jambi, Lampung dan Aceh serta operasi penggiringan banteng di Leuweung Sancang di Garut.

3. Program Pembinaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup

Dalam tahun 1985/86 dalam rangka pelaksanaan Undang-undang No. 4 Tahun 1982 telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang Analisa mengenai Dampak Lingkungan (ANDAL) dengan 11 pedomannya. Dalam pada itu telah tersusun pula RPP pencemaran udara dan RPP pencemaran air.

Penanganan masalah lingkungan hidup didaerah-daerah dila-kukan oleh berbagai instansi dan lembaga. Dalam penanganan itu ada koordinasi antara instansi sektoral dan pusat-pusat studi lingkungan di berbagai Perguruan Tinggi, antara Biro Bina Ke-pendudukan dan Lingkungan Hidup di lingkungan Sekretariat Wila-yah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I dan Bappeda, dan antara instansi-instansi tersebut dan lembaga-lembaga swadaya masyara-kat.

Pusat Studi Lingkungan (PSL) di Perguruan Tinggi terus di-kembangkan sebagai pusat pengembangan teknologi dan pusat pen-didikan tenaga ahli dan tenaga terampil dalam bidang lingkungan hidup. Sedangkan Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup merupakan wadah dan koordinator operasional penanganan masalah lingkungan hidup di daerah. Lembaga ini kini telah terbentuk

II/26

Page 31:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 12

PERKEMBANGAN HASIL PELAKSANAAN KAWASAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM,1)1983/84 - 1985/86

Repelita IVNo. Fungsi Kawasan

1983/84 2) 1984/852) 1985/86

1. Cagar Alam- unit 174 177 177

- luas (ha) 6.784.150,20 6.827.780,20 6.828.690,78

2. Suaka Margasatwa

- unit 66 66 66

- luas (ha) 4.905.357 4.905.357 4.905.357

3. Taman Wisata

- unit 54 55 55

- luas (ha) 173.591,79 175.591,79 178.730

4. Taman Buru

- unit 11 11 11

- luas (ha) 326.920,70 326.920,70 326.920,70

5 . Taman Laut

- unit

- luas (ha)5

7.480

5

7.480

5

7.480

Jumlah :310 314 314- unit

- luas (ha) 12.197.499,69 12.243.129,69 12.247.178,48

6. Taman Nasional- unit 16 19 19- luas (ha) 4.406.671 4.665.325 4.665.32.6

1) Angka kumulatif sejak sebelum Repelita

2) Angka diperbaiki

II/27

Page 32:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

di setiap propinsi. Demikian pula satuan-satuan kerja dalam bidang-bidang lingkungan hidup di Bappeda Tingkat I. Dengan adanya jalur tersebut maka dewasa ini telah terdapat rangkaian kegiatan yang saling mengisi antara pengembangan keilmuan dan kelembagaan dan penerapan teknis penanganan masalah lingkungan secara operasional di lapangan.

Sampai dengan 1984/85 sebanyak 1.319 orang telah selesai mengikuti Kursus Dasar-Dasar ANDAL (Analisa Dampak Lingkungan). Pengikut kursus ini berasal dari kalangan berbagai instansi pe-merintah, perusahaan swasta dan lembaga swadaya masyarakat. Ke-hadiran tenaga-tenaga ini di berbagai kegiatan pembangunan telah berhasil meningkatkan perhatian dan penanganan masalah lingkungan hidup serta pemanfaatannya bags pembangunan. Lulus-an Kursus Penyusun ANDAL dalam tahun 1983/84 dan 1984/85 telah berjumlah 99 orang. Sebagian dari lulusan tersebut telah meli-batkan dirt dalam penyusunan ANDAL mengenai berbagai proyek pembangunan di masing-masing instansinya, baik di pusat maupun di daerah. Sedangkan sebagian lainnya telah aktif dalam menga-dakan evaluasi ANDAL terhadap berbagai proyek pembangunan. Se-lain itu jumlah tenaga PSL yang telah mencapai pendidikan ting-kat S2 dan S3 dalam bidang keahlian lingkungan telah mencapai 20 orang, dan kini mereka telah aktif dalam pengembangan PSL di lingkungannya masing-masing.

Dalam tahun 1985/86 latihan ANDAL dilaksanakan bags para perencana sektoral, petugas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD), Agraria dan pejabat Biro Kependudukan dan Ling-kungan Hidup Daerah Tingkat I. Dalam tahun tersebut telah sele-sai mengikuti kursus dasar ANDAL sebanyak 419 orang, dan kursus penyusunan ANDAL sebanyak 60 orang. Jumlah tenaga PSL yang te-lah mencapai pendidikan S2 dan S3 dalam bidang keahlian ling-kungan dalam tahun 1985/86 telah bertambah sekitar 10 orang.

Dalam tahun 1984/85 studi ANDAL telah diterapkan antara la- in dalam pembangunan proyek-proyek Hydro-cracker Dumai (Riau), PLTA Cirata (Jawa Barat), PLTA Kiwa (Kalimantan Selatan), per-luasan pabrik semen Indarung (Sumatera Barat), dan PLTA Kedung Ombo (Jawa Tengah).

Penanggulangan pencemaran lingkungan dilaksanakan dalam berbagai bidang. Di bidang industri dilakukan terutama dalam industri-industri minyak dan gas, industri baja, industri semen dan pupuk; dalam industri pertanian, seperti minyak kelapa sa-wit dan kayu lapis; dalam industri tekstil dan dalam pertam-bangan. Disamping itu juga telah dilaksanakan penanggulangan

II/28

Page 33:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

terhadap pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga. Upaya-upaya tersebut sudah dilakukan, antara lain, melalui re-habilitasi/reklamasi kawasan bekas pertambangan terbuka, mela-lui penerapan sistem daur ulang, melalui netralisasi buangan limbah, dan melalui pengembangan pemanfaatan limbah padat dari rumah tangga diperkotaan untuk pertanian.

Pemantauan dan penilaian mutu lingkungan hidup telah dila-kukan dan akan dikembangkan terus di wilayah-wilayah Jabotabek, Gerbang kertasusila, Bandung-Raya, Cirebon, Yogyakarta, Medan-Raya, Denpasar, Ujung Pandang, Pontianak, Palembang, di bebera-pa daerah aliran sungai (DAS), seperti Ciliwung-Cisadane, Cita-rum, Cimanuk, Bengawan Solo, Brantas, Musi, Kapuas, dan di be-berapa daerah pesisir dan lautan, seperti Teluk Jakarta, Selat Madura, Laut Jaws, Selat Bangka, Teluk Ambon, dan Selat Malaka.

Sumber alam laut yang mencakup perairan pantai dan pesisir, perairan terumbu karang (coral reef), hutan mangrove dan per-airan zona ekonomi ekslusif, sampai sekarang merupakan sumber alam yang belum dikembangkan secara optimal. Padahal sumber-sumber tersebut merupakan sumber alam perairan yang sangat ka-ya. Sampai tahun 1985/86 telah dilakukan berbagai studi ke-giatan untuk pelestarian dan pemanfaatan sumber-sumber alam tersebut. Laporan-laporan hasil studi tersebut antara lain me-liputi: penelitian ekologik dan pengelolaan lingkungan hutan payau, penelitian pengembangan wilayah pesisir, penelitian bio-logik perikanan daerah payau, penelitian perikanan pelagis, dan penelitian perikanan pantai. Khusus dalam tahun 1985/86 kegia-tan-kegiatan studi yang dilakukan meliputi kemungkinan pemben-tukan sistem nasional perlindungan lingkungan laut dan penang-gulangan darurat pencemaran laut, cara-cara pengelolaan tata lingkungan, serta mengenai cara-cara rehabilitasi dan peningka-tan daya dukung lingkungan wilayah pesisir.

Ikhtiar untuk meningkatkan kesadaran dan peranserta masya-rakat dalam pengelolaan lingkungan hidup terus dikembangkan. Tanggapan masyarakat cukup menggembirakan, seperti ternyata da-ri semakin banyaknya organisasi lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pada tahun 1984/85 terdapat sekitar 600 organisasi LSM di Indonesia. Pada tahun 1985/86 dibentuk suatu Dana Mitra Lingkungan, suatu dana yang berasal dari para usahawan untuk membantu kegiatan LSM di Indonesia.

Guna menumbuhkan minat masyarakat dalam mengembangkan pem-bangunan yang berwawasan lingkungan, setiap tahun diberikan penghargaan KALPATARU bags perintis, pengabdi dan penyelamat

II/29

Page 34:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

lingkungan. Di samping itu dilakukan pula kegiatan pengenalan paket kegiatan dan pelajaran dalam bidang lingkungan hidup. Pe-ngembangan upaya penyelamatan lingkungan selama Repelita III dan pada tahun pertama dan kedua Repelita IV dititik beratkan pada pengembangan peranserta masyarakat, baik masyarakat indus-tri, konsumen, maupun perorangan.

Pembinaan tata ruang yang telah dilaksanakan meliputi ren-cana pengembangan tata guna tanah, tata kota dan tata daerah serta tata agraria. Salah satu kegiatan yang sedang dikembang-kan adalah tata ruang JABOTABEK dan Bogor-Puncak-Cianjur.

Perbaikan lingkungan pemukiman kota merupakan salah satu bentuk usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pening-katan kesehatan lingkungan pemukiman. Upaya perbaikan lingkung-an perumahan kota dalam tahun 1984/85 telah mencakup sekitar 4.041 ha dan bermanfaat bagi 1,26 juta penduduk. Dalam tahun 1984/85 dibangun 10.515 unit. Selanjutnya pada tahun 1985/86 telah selesai pula dibangun 15.072 unit.

Sementara itu dalam tahun 1984/85 telah terjadi penambahan daya terpasang air bersih di perkotaan sebesar 1.405 liter/de-tik dan tahun 1985/86 sebesar 235 liter/detik.

Dalam tahun 1984/85 telah disyahkan Undang-undang No. 5 Ta-hun 1984 tentang Perindustrian. Undang-undang itu juga merupa-kan dasar untuk berbagai ketentuan dalam pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup di bidang industri. Pada tahun itu juga telah diterbitkan pedoman pengamanan bahan beracun dan berbahaya. Selanjutnya dalam tahun 1985/86 telah dimulai upaya penelaahan kelayakan pusat pengolahan limbah industri di daerah Cibinong.

Dengan diterapkannya Undang-undang No.5/1984 dalam pemba-ngunan industri yang berwawasan lingkungan, maka ditingkatkan pula komunikasi, saling informasi dan kerjasama antara lembaga swadaya masyarakat (LSM) dengan pemerintah, LSM dengan pengu-saha industri (KADIN, assosiasi-assosiasi pengusaha industri), pengusaha industri dengan pemerintah, para ilmuwan dengan peme-rintah, serta pengusaha industri dan LSM.

Kerjasama ASEAN di bidang pengembangan lingkungan hidup te-rus dikembangkan, khususnya dalam bidang perlindungan ekosis-tem, pengelolaan lingkungan laut, penanggulangan pencemaran in-dustri, pendidikan dan hukum.

II/30

Page 35:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

4. Program Pengembangan Meteorologi dan Geofisika

Dalam rangka upaya pelayanan dalam penyediaan informasi di bidang meteo-geofisika upaya pengembangan dan rehabilitasi sa-rana dan prasarana meteo-geofisika terus ditingkatkan. Keberha-silan dalam pengembangan dan rehabilitasi tersebut memungkinkan dilaksanakannya peningkatan jam operasi stasiun pengamatan se-tiap harinya. Dengan demikian tingkat ketelitian data dan ting-kat ketepatan ramalan, serta kecepatan dan penyebaran data da-pat makin meningkat dan pelayanan data menjadi makin memadai baik dalam kualitas maupun kuantitasnya.

Kerjasama internasional, yang antara lain meliputi kerja-sama ASEAN dalam pembuatan peta iklim dan statistik klimatologi dan dalam pembuatan peta pembagian daerah gempa, juga makin me-ningkat.

Dalam tahun 1985/86 telah selesai dibangun sebuah stasiun meteorologi penerbangan/synoptic klas III, 3 buah stasiun me-teorologi pertanian khusus, 8 buah stasiun iklim, 4 buah stasi-un penguapan, 262 buah stasiun pengamatan hujan dan sebuah sta-siun geofisika klas III (Tabel II-13). Pada tahun 1985/86 semua balai dan stasiun tersebut sudah berfungsi.

Dalam hal produksi data telah dapat dihasilkan produksi da-ta dalam tahun 1984/85 dan 1985/86 masing-masing sebanyak 1.351 ribu data dan 1.370 ribu juta data. Penurunan produksi beberapa Janis data dalam tahun 1985/86 antara lain disebabkan oleh ada-nya penggantian peralatan yang rusak yang terjadi sejak tahun 1983. Disamping itu khususnya dalam hal data maritim, laporan dari kapal-kapal niaga ke Badan Meteorologi dan Geofisika dalam tahun tersebut mengalami penurunan.

Untuk memenuhi data dan informasi di bidang meteorologi dan geofisika yang diperlukan, telah diusahakan pemanfaatan data dan informasi yang dihasilkan oleh berbagai satelit cuaca dan satelit sumber alam. Dalam hubungan itu kerjasama internasional di bidang meteorologi terus dikembangkan baik di lingkungan ASEAN maupun di lingkungan internasional yang lebih luas.

Dalam tahun 1984/85 permintaan akan informasi dan data me-teorologi dan geofisika yang dapat dilayani berjumlah 172.000 permintaan. Dalam tahun 1985/86 jumlah tersebut telah mening-kat menjadi 204.340 permintaan. Data yang disajikan telah pula bertambah mutu dan ketelitiannya. Ketepatan ramalan telah dapat ditingkatkan dari ketepatan sekitar 75% pada akhir Repelita III

II/31

Page 36:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 13

PERKEMBANGAN JUMLAH STASIUN METEOROLOGI,KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA YANG TELAH BERFUNGSI,

1983/84 - 1985/19861)

(unit)

Repelita IV

No. U r a i a n 1983/84 1984/852) 1985/863)

1. Balai Meteorologi dan Geofisika 5 5 5

2. Stasiun Meteorologi :

a. Penerbangan / Synoptic- Stasiun Klas I 7 7 7- Stasiun Klas II 12 12 12- Stasiun Klas III 82 82 83

b. Maritim :

- Stasiun Klas I - 1 1- Stasiun Klas II 5 5 5

3.

- Stasiun Klas III

Stasiun Klimatologi :

- - -

- Stasiun Klas I 5 5 5- Stasiun Klas II 7 7 7- Stasiun Klas III, 3 3 3- Stasiun Meteorologi Pertanian 83 84 87

khusus (SMPK)

- Stasiun Iklim 309 316 324- Stasiun Penguapan 141 142 146- Stasiun Pengamatan Hujan 4.063 4.327 4.589

4. Stasiun Geofisika :

- Stasiun Klas I 6 6 6- Stasiun Klas II 6 6 6- Stasiun Klas III 14 15 16

1) Angka jumlah unit kumulatif2) Angka diperbaiki3) Angka sementara

II/32

Page 37:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

TABEL II - 14

PERKEMBANGAN PRODUKSI DATA STASIUN METEOROLOGI,KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA YANG TELAH BERFUNGSI,

1983 84 - 1985/1986(buah)

No. U r a i a n Repelita IV1983/84 1984/851) 1985/862)

1. Stasiun Meteorologi :a. Data Synoptic 559.142 599.637 599.639b. Data Penerbangan 348.049 371.521 371.621c. Data Pengamatan Maritim 24.125 39.067 37.145d. Data Pengamatan Udara Atas 24.761 25.062 30.228e. Data Pengamatan Satelit 1.036 593 1.318

2. Stasiun Klimatologi :a. Data Pertanian 17.963 14.494 15.303b. Data Iklim 181.817 143.948 155.154c. Data Pengamatan Hujan 239.273 132.119 133.212d. Data Pengamatan Penguapan 3.297 1.995 2.635

3. Stasiun Geofisika :a. Data Pengamatan Gempa 19.909 20.075 20.090b. Data Pengamatan Magnit Bumi 1.101 1.095 1.371c. Data Listrik Udara 1,468 1.460 2.900d. Data Ionosfera 367 365 364

Jumlah produksi data pada tahun yang berjalan 1.462.308 1.351.431 1.370.980

Page 38:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara

Page 39:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

.II/33.

Page 40:  · Web viewDalam tahun 1984/85 telah ditunjuk 3 kawasan cagar alam baru, masing-masing di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Kalimantan Tengah, yang seluruhya meliputi areal seluas 43.630

menjadi sekitar 80% pada tahun 1985/86. Jenis-jenis jasa berupa data yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel II-14.

Hasil-hasil pembangunan dibidang meteorologi dan geofisika sampai dengan tahun 1985/86, serta hubungan yang satu dan yang lain, secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 1I-13, dan Ta-bel II-14.

II/34