library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-2... · web viewcontoh...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Definisi Pemasaran
Ada beberapa definisi pemasaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Menurut Kotler & Armstrong (2000, p5), pemasaran merupakan sebuah
proses sosial dan proses manajerial yang saling berhubungan dan membuat
individu - individu maupun sekelompok memperoleh sesuatu yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui proses penciptaan dan pertukaran untuk
mendapatkan timbal balik ( feed back ) produk dan nilai dengan orang lain.
Menurut Ebert dan Griffin (2009, p150), pemasaran adalah suatu
aktivitas, serangkaian institusi dan proses menciptakan, menghubungkan,
menghadirkan dan menawarkan peningkatan yang memberikan nilai kepada
pelanggan, klien, partner serta masyarakat luas.
Menurut Mohammed et al (2003, p3), pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan
distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
kebutuhan individu dan organisasi.
7
2.1.2 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2013, p72), strategi pemasaran (marketing
strategy) adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap dapat menciptakan
nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang saling menguntungkan. Perusahaan
memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya menurut segmentasi dan
penetapan target dan bagaimana cara perusahaan melayaninya menurut differensiasi
dan positioning. Perusahaan dapat mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya
menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling
menjanjikan, dan memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan
dalam segmen tersebut.
Menurut Kotler dan Armstrong (1994, p17 – p35), ada 5 konsep pemasaran
yang dapat dijadikan sebagai landasan bagi organisasi untuk strategi pemasaran
mereka yaitu :
Konsep Produksi
Berpendapat bahwa para pelanggan akan menyukai produk-produk yang
tersedia secara luas dan harganya murah. Manajemen dalam organisasi yang
berorientasi pada produksi mengerahkan segenap upayanya untuk mencapai
efisiensi produksi yang tinggi dan liputan distribusi yang luas.
Konsep Produk
Berpendapat bahwa para konsumen akan menyukai produk-produk yang
memberikan kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang terbaik. Manajemen
dalam organisasi yang berorientasi pada produk demikian memusatkan energi
mereka untuk membuat produk yang baik dan terus-menerus meningkatkan
suatu produk tersebut.
8
Konsep Penjualan
Berpendapat bahwa para konsumen, jika dibiarkan sendiri biasanya tidak
akan membeli produk-produk dari organisasi tersebut. Oleh karena itu,
organisasi harus melakukan kegiatan penjualan yang agresif dan usaha
promosi yang gencar.
Konsep Pemasaran
Berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi terdiri
dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan
produk yang memuaskan secara lebih efektif dan lebih efisien dibanding para
pesaing.
Konsep Pemasaran bersifat sosial
Beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan,
keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih
efektf serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan
atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
2.1.3 Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (1994, p15) mendefinisikan manajemen
pemasaran sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli yang ditetapkan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran yang meliputi cara
mengatur permintaan, yang selanjutnya mengatur hubungan dengan pelanggan.
Selain itu, perusahaan dapat merancang strategi untuk menarik pelanggan baru,
9
mereka juga memusatkan perhatian untuk mempertahankan pelanggan yang sudah
ada dengan memberikan nilai dan kepuasan yang superior bagi pelanggannya.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Definisi Internet
Menurut Ebert & Griffin (2009, p185) internet adalah sebuah sistem raksasa
pada komputer-komputer yang saling berhubungan, lebih dari 100 juta komputer di
lebih dari 100 negara yang kita ketahui sekarang.
Menurut Kotler & Armstrong (2008, p.24) internet adalah jaringan global dari
jaringan-jaringan komputer yang luas dan berkembang tanpa adanya manajemen
atau kepemilikan terpusat.
2.2.2 Keuntungan menggunakan internet
Menurut Chaffey et al (2000, p10) ada 6 macam keuntungan yang
menggunakan internet, dengan kata lain “6C” yaitu :
Cost Reduction
Dicapai melalui pengurangan kebutuhan untuk penjualan dan
permintaan pemasaran yang ditangani oleh operator telepon dan pengurangan
kebutuhan untuk biaya cetak dan pendistribusian bahan dari komunikasi
pemasaran, yang digantikan penerbitan di website.
Capability
Internet menyediakan peluang baru, untuk produk dan jasa baru dan
eksploitasi pasar baru.
10
Competitive Advantage
Jika sebuah perusahaan menyediakan kemampuan baru sebelum
pesaingnya, maka ini akan menjadi sebuah keuntungan sampai kompetitor
tersebut memiliki kemampuan yang sama.
Communications Improvement
Hal ini meliputi peningkatan komunikasi dengan customer, staf,
pemasok dan distributor.
Control
Internet dan Intranet menyediakan penelitian pemasaran yang lebih
baik melalui pelacakan perilaku konsumen dan cara karyawan memberikan
pelayanan.
Customer Service Improvement
Disediakan oleh database interaktif yang mendukung ketersediaan stok
atau pertanyaan bagi pelayanan konsumen.
2.2.3 Definisi Internet Marketing atau e-Marketing
Menurut Mohammed et al (2003, p4) internet marketing merupakan proses
membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan
online untuk memfasilitasi pertukaran ide, produk, dan pelayanan untuk memenuhi
keinginan dari kedua belah pihak.
Menurut Chaffey et al (2000, p6) internet marketing atau pemasaran berbasis
internet dapat didefinisikan sebagai penggunaan internet dan teknologi digital
untuk mencapai tujuan pemasaran dan mendukung konsep pemasaran modern.
Teknologi-teknologi ini mencakup media Internet dan media digital lainnya seperti
11
kabel dan satelit yang digunakan bersama perangkat keras dan perangkat lunak
yang memungkinkan operasi dilaksanakan.
Pengertian internet marketing sama dengan e-marketing yang memiliki
pengertian bahwa proses pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi
elektronik (Chaffey, 2006, p9).
e-Marketing juga merupakan bagian dari e-business dimana e-business adalah
segala kegiatan yang dapat mendukung keseluruhan proses bisnis perusahaan yang
dilakukan melalui media elektronik seperti e-commerce, e-CRM (Customer
Relationship Management), e-Procurement dan lain sebagainya (Chaffey, 2006,
p11).
2.2.4 Komponen e-Marketing
Menurut Mohammed et al. (2003, p4) terdapat 5 komponen dari e-marketing yang
utama, yaitu:
Proses
Seperti halnya program pemasaran tradisional, program pemasaran
melalui internet melibatkan sebuah proses. Tujuh tahap dari proses program
pemasaran yang dilakukan melalui internet adalah membentuk peluang pasar,
menyusun strategi pemasaran, merancang pengalaman pelanggan, membangun
hubungan antarmuka dengan pelanggan, merancang program pemasaran,
meningkatkan informasi pelanggan melalui teknologi dan mengevaluasi hasil
program pemasaran secara keseluruhan.
12
Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
merupakan tujuan dari pemasaran. Tiga tahapan hubungan dengan pelanggan
adalah awareness, exploration dan commitment. Program pemasaran dapat
dikatakan berhasil apabila mampu untuk mengarahkan pelanggan sampai pada
tahap komitmen pada perusahaan. Dan tujuan dari pemasaran melalui internet
adalah menjalin hubungan dengan pelanggan, baik secara online maupun
offline.
Online
Sesuai dengan definisinya, e-marketing adalah pemasaran yang
dilakukan dalam dunia internet, namun tetap terkait dengan program
pemasaran secara tradisional.
Pertukaran
Dampak dari program pemasaran online adalah pertukaran yang tidak
hanya terjadi di dalam dunia internet saja atau online, namun juga harus
berdampak pada pertukaran di penjualan secara nyata.
Pemenuhan kepuasan kebutuhan kedua belah pihak
Dengan adanya e-marketing, pemenuhan kepuasan akan kedua belah
pihak lebih cepat terpenuhi, yaitu dari segi perusahaan yang menggunakan e-
marketing bisa mencapai tujuan perusahaan seperti meningkatnya laba
perusahaan, pangsa pasar yang semakin meluas, dan lain-lain. Dari segi
pelanggan adalah terpenuhinya kebutuhan seperti mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dengan lebih cepat.
13
2.2.5 Pengaruh e-Marketing Pada Perusahaan
Menurut Mohammed, Jawroski, Fisher and Paddison (2003, p96-97) pengaruh
e-Marketing terhadap strategi pemasaran perusahaan ada 4, yaitu :
Peningkatan segmentasi
Dengan penggunaan internet, segmentasi pasar semakin luas sehingga
jangkauan pemasaran juga semakin luas. Internet tidak membatas luasnya
jangkauan pemasaran karena seluruh konsumen diseluruh dunia dapat
mengaksesnya dengan mudah melalui media tersebut.
Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycletime
Dengan pertukaran waktu yang lebih cepat dengan mudah maka
strategi marketing dapat lebih cepat pula dikembangkan. Strategi marketing
dapat dipengaruhi oleh peningkatan kecepatan yang digunakan pihak
marketing yang saling berbagi informasi melalui internet.
Peningkatan pertanggungjawaban dari usaha marketing
Informasi yang dapat diperoeh dengan cepat dan mudah dapat juga
meningkatkan strategi perusahaan sehingga kegiatan pemasaran dapat
dilakukan dengan lebih transparan.
Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis.
2.2.6 Manfaat e-Marketing
Menurut Chaffey (2000, p130) e-marketing memiliki beberapa manfaat
sebagai berikut, yaitu :
14
Secara langsung
Meningkatnya jumlah penjualan dari pelanggan baru, pasar yang baru,
pelanggan yang sudah ada. Pengurangan biaya dari penjualan secara online,
pengurangan biaya atas biaya distribusi dan pencetakan untuk komunikasi
pemasaran.
Secara tidak langsung
Meningkatnya brand, memenuhi harapan pelanggan atas situs web,
umpan balik dari pelanggan atas produk yang dihasilkan, manajemen informasi
pemasaran dan informasi mengenai pelanggan yang baik, peningkatan
customer service.
2.2.7 Keuntungan online marketing
Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p544) pemasaran online memberikan
manfaat pada konsumen maupun marketer.
Keuntungan online marketing untuk konsumen:
Convenient
Artinya konsumen tidak harus terjebak kemacetan, menemukan tempat
parkir, dan berjalan melalui toko-toko yang tidak terhitung jumlahnya untuk
menemukan produk. Konsumen dapat membandingkan merek, mengecek
harga dan memesan barang 24 jam sehari dari lokasi manapun.
15
Easy and private
Konsumen menghadapi lebih sedikit perselisihan dalam membeli
barang dan tidak perlu untuk menghadapi penjual atau membuka diri mereka
terhadap bujukan dan hubungan emosional.
Information
Layanan online dan internet memberikan konsumen akses terhadap
perbandingan informasi yang berlimpah mengenai perusahaan dan produk.
Interactive and immediate
Konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk menemukan
informasi yang tepat mengenai produk atau layanan yang mereka inginkan, lalu
memesan atau men-download-nya secara langsung.
Keuntungan online marketing untuk marketers:
Pemasaran online merupakan suatu alat yang bagus untuk membangun
hubungan dengan konsumen.
Perusahaan dapat berinterkasi dengan konsumen untuk mempelajari
tentang kebutuhan dan keinginan konsumen yang lebih spesifik dan untuk
membangun database konsumen.
Pemasaran online dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
Online marketer dapat menghindari biaya-biaya untuk
mempertahankan tokonya dan biaya dari penyewaan, asuransi dan peralatan
lainnya.
16
Pemasaran online juga menawarkan fleksibilitas yang besar.
Hal ini memungkinkan marketer untuk membuat penyesuaian terhadap
penawaran dan program-programnya.
Internet merupakan suatu medium global.
Hal ini memungkinkan pembeli dan penjual untuk mengklik dari satu
tempat ke tempat lainnya dalam hitungan detik.
2.2.8 Bidang Utama e-Marketing
Menurut Kotler, Armstrong (2008, p 460), ada 4(empat) bidang utama
dalam e-marketing adalah :
a) Business to Consumer Online Marketing (B2C)
Menjual produk dan jasanya kepada pengguna akhir secara online.
b) Business to Bussiness Online Marketing (B2B)
Memanfaatkan B2B website, email, online product catalogs, online trading
networks, dan online resources lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis
baru, melayani pelanggan yang sudah ada dengan lebih efektif dan
mendapatkan efisiensi pembelian serta harga yang lebih baik.
c) Consumer to Consumer Online Marketing (C2C)
Pertukaran barang dan informasi diantara konsumen akhir secara online.
d) Consumer to Business Online Marketing (C2B)
Pertukaran secara online dimana konsumen mencari penjual, mempelajari
penawaran mereka dan memulai pembelian, kadang-kadang melakukan
transaksi secara berkala.
17
Targeted to
consumer
Targeted to
businesses
Initiated by
business
B2C
(business to
consumer)
B2B
(business to
business)
Initiated by
consumer
C2C
(consumer to
consumer)
C2B
(consumer to
business)
Tabel 2.1 e-Marketing Domains
Sumber : Kotler, Armstrong (2008, p 460)
2.2.9 Segment e-Marketing
Menurut Strauss dan Frost (2001, p50) segment e-marketing dapat dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu:
• Geographic Segments, walaupun lokasi geografis dari komputer di cyberspace
tidak penting bagi pengguna internet, itu sangat penting bagi perusahaan yang
menggunakan internet. Alasannya karena banyak perusahaan yang menargetkan
kota, wilayah, atau negara yang spesifik dengan produk yang ditawarkan.
• Demographic Segments, pada awal internet penggunanya adalah remaja,
mahasiswa, dan orang yang menyadari pemasukan yang tinggi.
• Psychographic Segments, mencakup kepribadian, nilai-nilai, gaya hidup,
aktivitas, opini, dan minat. Kepribadian dibedakan menjadi self oriented dan other
oriented, nilai-nilai dibedakan menjadi kepercayaan agama masing-masing, gaya
18
hidup dan aktivitas dikelompokan menjadi perilaku yang tidak berkaitan dengan
produk seperti olahraga, opini dan minat sikap dan kepercayaan yang mereka
punya.
• Behavior Segments, ada 2 jenis dari behaviour segement : mencari keuntungan
dan kegunaan produk. Pemasar sering menggunakan benefit segmentation untuk
membuat kelompok pelanggan berdasarkan keuntungan yang mereka inginkan
dari produk. Kegunaan produk adalah dapat digunakan dalam banyak cara.
• Benefit Segements, jika pemasar dapat membuat segment berdasarkan dari
keuntungan yang dicari oleh pelanggan maka mereka dapat membuat produk yang
sesuai dengan keinginan pelanggan.
• User Segments, dapat dikelompokan sesuai dengan bagaimana mereka
menggunakan medium (Home and Work; ISP; Wireless; Timeonline)
2.2.10 Ciri-ciri e-Marketing
Ciri e-marketing yang baik adalah e-marketing yang mampu memanfaatkan
website untuk melakukan (Chaffey, 2008, p.18):
1. Identifikasi kebutuhan customer dengan memanfaatkan komentar, request dan
complaint dari pelanggan yang disampaikan melalui e-mail, bulletin board,
chat room. Selain itu bisa juga dengan menggunakan hasil analisis dari web
analytic dan survey online. Semua informasi ini dapat membantu perusahaan
untuk meningkatkan kualitas situs, meningkatkan kualitas produk dan
pelayanan, serta memprediksi kebutuhan customer di masa depan.
19
2. Antisipasi mengenai adanya kebutuhan lain dari customer, dengan
menanyakan pertanyaan secara online kepada customer, atau memberikan
rekomendasi kepada pelanggan berdasarkan pembelian terdahulu, yang
memungkinkan pelayanan secara personal berdasarkan pola perilaku
pelanggan yang telah dianalisis.
3. Pemuasan kebutuhan customer secara mudah, karena dengan adanya website,
perusahaan dapat memberikan pelayanan after sales yang dilengkapi dengan
komunikasi secara kontinu yang dapat mendukung terciptanya hubungan
jangka panjang dengan customer.
4. Melakukan ketiga hal di atas secara mudah, seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, dengan adanya internet semua hal di atas jadi lebih mudah
dilakukan bila dibandingkan dengan melakukannya melalui media offline.
2.2.11 Tingkatan-tingkatan pembangunan website
Ada beberapa tingkatan pembangunan website yang mungkin bisa dipilih oleh
perusahaan untuk melakukan e-marketing (Chaffey, 2006, p. 162)
1. Level 0, pada tahap ini perusahaan belum mempunyai website sama sekali.
2. Level 1, pada tahap ini perusahaan hanya mendaftarkan nama perusahaan ke
dalam website seperti Yellow Pages (www.yell.co.uk), sehingga customer bisa
mengetahui bahwa perusahaan tersebut ada. Pelanggan juga bisa mengetahui
informasi produk apa saja yang dijual oleh perusahaan tersebut, walaupun hanya
berupa informasi singkat. Pada tahap ini perusahaan belum mempunyai website.
20
3. Level 2, pada tahap ini perusahaan telah mempunyai website tapi hanya berupa
static web (brochureware), yang hanya memuat nama perusahaan dan informasi
produk secara terbatas. Tipe website ini tidak mengizinkan adanya interaksi dua
arah antara perusahaan dengan customer.
4. Level 3, pada tahap ini perusahaan telah mempunyai website yang
mengizinkan interaksi sederhana, dimana user diizinkan untuk mencari tahu
mengenai product availability dan harga dari produk melalui menu search.
Registrasi costumer melalui form online dan komunikasi melalui email juga
memungkinkan.
5. Level 4, pada tahap ini tidak hanya interaksi sederhana yang dimungkinkan,
tapi juga mungkin ada transaksi pembelian online walau hanya beberapa produk
saja. Fungsi lain yang mungkin ada interactive costumer-service helpdesk, input
testimonial dan review product oleh user, koneksi dengan social network, dan
lain-lain.
6. Level 5, full interactive site yang sudah menyediakan relationship marketing
terhadap individual customer, dan juga sudah menyediakan fungsi transaksi secara
lengkap.
2.2.12 Strategi e-Marketing
Menurut pengamatan dari beberapa sumber di internet, strategi e-marketing
merupakan suatu strategi pemasaran berbasis online untuk memperluas jangkauan
pasar para pelaku bisnis. Ada beberapa hal yang menjadi bagian dari strategi e-
marketing yaitu :
21
1. Strategi Online Marketing via Website atau Blog.
Dengan memiliki sebuah website ( toko online ) atau blog akan membuat
usahanya seakan-akan buka selama 24 jam nonstop. Salah satu yang penting
untuk diperhatikan dari web tersebut adalah mampu untuk menjelaskan secara
rinci tentang produk yang dipasarkan.
2. Strategi Marketing Online Dengan Optimasi Website
Sebagian besar pengguna internet mencari informasi lewat search engine
seperti Google, Yahoo, Bing dan lain-lain sesuai kata kunci yang ingin dicari.
Hal itu bertujuan agar website tersebut tampil di posisi terbaik di search engine
agar mendapatkan potensi pembeli yang lebih besar.
3. Memanfaatkan Jejaring Sosial
Saat ini, sebagian besar pengguna internet mempunyai akun di situs jejaring
sosial misalnya Facebook dan Twitter. Jejaring sosial ini juga bisa dimanfaatkan
untuk promosi produk.
4. E-mail Marketing
Selain menggunakan website dan jejaring sosial, juga bisa memanfaatkan e-
mail sebagai media promosi produk. Pemberitahuan mengenai produk terbaru
yang dikirimkan via e-mail kepada calon pembeli dapat mencapai target.
Sehingga kegiatan promosi produk semakin mudah dan murah.
5. Komunitas atau Forum
Forum atau tempat diskusi lainnya juga bisa menjadi sarana yang bagus untuk
promosi produk. Manfaatkan tool signature untuk memberikan link menuju web
tersebut.
22
6. Promosi Bisnis Melalui Iklan Gratis
Di internet, sudah menjamurnya layanan iklan gratis online sehingga tidak
perlu lagi mengeluarkan biaya untuk iklan. Dengan cara cukup registrasi ke situs
iklan dan membuat iklan produk ke situs tersebut.
7. Memasang Banner Di Situs Lain
Dengan cara memasang banner di situs atau blog yang mempunyai banyak
pengunjung setiap harinya. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan website
usaha tersebut.
8. Review
Review atau ulasan suatu produk bisa menjadi salah satu senjata yang ampuh
dalam online marketing. Dengan cara meminta pengunjung untuk menulis
review tentang produk yang ditampilkan di website tersebut.
2.3 Kerangka SOSTAC dalam Perencanaan e-Marketing
Menurut Chaffey and Smith (2008, p. 442), suatu kerangka perencanaan yang bisa
dipakai untuk membantu perusahaan menerapkan e-marketing yang efektif adalah
kerangka perencanaan SOSTAC®. SOSTAC dikembangkan oleh Paul Smith sekitar tahun
1990-an dimana didalamnya ada tahapan-tahapan sebagai berikut :
23
1. Situation – where are we now?
2. Objectives – where do we want to be?
3. Strategy – how do we get there?
4. Tactics – how exactly do we get there?
5. Action – what is our plan?
6. Control – did we get there?
Gambar 2.1 : SOSTAC (Chaffey, 2008,p419).
2.3.1 Situation analysis (Where Are We Now?)
Situation analysis merupakan tahap pertama dalam menyusun perencanaan e-
marketing dimana pada tahapan ini dilakukan analisis mengenai kondisi atau
keefektifan dari aktivitas pemasaran yang sekarang berjalan di perusahaan.
Situation analysis adalah analisis lingkungan dan peninjauan dari proses dan
sumber daya internal perusahaan untuk membentuk strategi. Tujuan dari situation
24
analysis adalah memahami lingkungan saat ini dan kedepan perusahaan yang
beroperasi agar tujuan strategis menjadi realistis dalam apa yang terjadi di pasar
(Chaffey 2008, p420).
2.3.1.1 Demand Analysis
Menurut Chaffey (2008, p421), faktor utama yang mendorong tujuan
strategi e-marketing dan e-business adalah tingkat saat ini dan proyeksi
masa depan permintaan pelanggan untuk layanan e-commerce di segmen
pasar yang berbeda. Analisis permintaan memeriksa penggunaan
pelanggan saat ini dan proyeksi dari masing-masing saluran digital dalam
target pasar yang berbeda. Hal ini dapat ditentukan dengan meminta setiap
pasar :
• Berapa persen dari bisnis pelanggan memiliki akses ke internet?
• Berapa persen anggota membeli unit dalam bisnis ini memiliki akses ke
internet?
• Berapa persen pelanggan yang siap untuk membeli produk secara
online?
• Berapa persen pelanggan dengan akses ke internet yang tidak siap
membeli secara online, tetapi dipengaruhi oleh informasi dari website
untuk membeli produk secara offline?
• Apa popularitas dari berbagai online customer engagement devices
fitur web 2.0 seperti blogs, online communities dan RSS feeds?
25
• Apa saja hambatan penerapan antara pelanggan dari saluran yang
berbeda dan bagaimana dapat mendorong adopsi?
2.3.1.2 Competitor Analysis
Menurut Chaffey (2008, p346) competitor analysis adalah review dari
layanan e-business yang ditawarkan oleh pesaing yang lama dan pesaing
yang baru dan penerapan dari pelanggan mereka. Competitor analysis atau
pemantauan penggunaan e-commerce dari kompetitor untuk mendapatkan
dan mempertahankan pelanggan, sangat penting dalam e-marketplace
karena sifat dinamis dari media internet.
2.3.1.3 SWOT Analysis
SWOT analysis dapat digunakan untuk merangkum jangkuan dari analisis
yang dibahas. Menurut Chaffey (2008, p274), SWOT analysis adalah alat
sederhana namun kuat yang dapat membantu perusahaan dalam
menganalisis sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan
kelemahan dan mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal
peluang dan ancaman.
26
Tabel 2.2: Tabel SWOT Dengan Kolom Penyusunan Strategi
2.3.2 Objectives – where do we want to be?
Menurut Chaffey (2008, p428), perencanaan e-marketing yang efektif
didasarkan pada tujuan yang didefinisikan secara jelas sebab akan membentuk
strategi dan taktik dan membantu dalam mengkomunikasikan strategi yang hendak
dicapai dalam lingkungan pekerjaan dan investor. Strategi di sepakati sebagai cara
untuk menjadi cara yang paling efektif ketika mendukung bisnis objektif. Teknik
khusus yang berguna untuk membantu menyelaraskan strategi dan tujuan adalah
untuk menyajikan bersama-sama dalam sebuah tabel dengan wawasan yang
dikembangkan dari Situation Analysis yang mungkin telah mengidentifikasi strategi
yang tepat.
Menurut Chaffey& Smith (2008, p.451), ada lima contoh manfaat
diterapkannya e-marketing bagi perusahaan, yang dapat dirangkum menjadi 5s. 5s
ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menetapkan tujuan bagi perusahaan
yang ingin melakukan e-marketing. Berikut penjelasan dari 5s tersebut adalah :
27
• Sell
Salah satu manfaat dari adanya penerapan e-marketing pada perusahaan adalah
dapat membantu dalam meningkatkan penjualan, karena promosi yang dilakukan
perusahaan secara online bisa menjangkau masyarakat luas. Jika tujuan perusahaan
menerapkan e-marketing ini adalah untuk meningkatkan penjualan, maka buatlah
promosi secara online yang dapat meyakinkan calon pelanggan untuk membeli
produk perusahaan.
• Serve
Manfaat lain dari adanya penerapan e-marketing adalah menambah value. Jika
tujuan perusahaan menerapkan e-marketing adalah untuk menambah value bagi
pelanggan, maka buatlah e-marketing yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan
atau customer service.
• Speak
Jika penerapan e-marketing pada perusahaan bertujuan untuk bisa lebih dekat
dengan pelanggan, maka buatlah e-marketing menjadi sarana komunikasi yang
efektif antara perusahaan dengan pelanggan.
• Save
Jika penerapan e-marketing bertujuan untuk mengurangi biaya promosi, maka
buatlah e-marketing yang dapat mengurangi anggaran biaya yang sering
dikeluarkan perusahaan sebelum adanya penerapan e-marketing (misal, dengan
adanya e-marketing, perusahaan dapat meminimalkan metode promosi yang kurang
efektif, seperti melalui pencetakan brosur secara berlebihan)
28
• Sizzle
Jika tujuan perusahaan menerapkan e-marketing adalah untuk meningkatkan
brand awareness dan recognition melalui jalur online, maka buatlah e-marketing
yang dapat menyebarkan informasi mengenai brand, produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan secara cepat kepada masyarakat luas.
2.3.3 Strategy – how do we get there?
Menurut Chaffey & Smith (2008, p454) unsur strategi dari perencanaan e-
marketing mendefinisikan bagaimana e-marketing mencapai tujuan. Definisi
strategi harus terintegrasi ke dalam proses perencanaan e-marketing karena proses
perencanaan e-marketing merupakan proses berulang dari analisis situasi untuk
pengaturan tujuan dalam mendefinisikan strategi.
Cara yang dapat digunakan untuk mengingat elemen kunci yang harus ada
dalam strategi khususnya dalam pembentukan strategi e-marketing yang efektif
adalah dengan berpedoman pada akronim berikut: STOP (Chaffey & Smith, 2008,
p.459).
Segmentation
Segmentation (segmentasi) adalah identifikasi dari kelompok yang berbeda
dalam target pasar untuk mengembangkan penyampaian produk yang berbeda dan
komunikasi untuk kelompok.
Target Marketing Strategy
Target Marketing Strategy (Target strategi marketing) adalah evaluasi dan
pemilihan segmen yang tepat dan pengembangan penawaran.
29
OVP (Online Value Proposition)
Online value proposition adalah sebuah pernyataan manfaat dari layanan e-
commerce yang idealnya tidak tersedia dalam penawaran kompetitor atau
penawaran offline.
Positioning
Positioning merupakan cara untuk mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap
suatu produk dalam pasar.
Selain STOP, elemen pendukung lainnya dalam menerapkan e-marketing yaitu
SIT.
Sequence or Stage
Menentukan tahapan - tahapan dari tipe e-marketing yang akan dibangun.
Integration
Menentukan integrasi proses atau integrasi database yang mana saja akan
berhubungan.
Tools
Menentukan tool - tool yang akan digunakan untuk tahap pembuatan website
perusahaan.
30
2.3.4 Tactics – how exactly do we get there?
Taktik yang digunakan untuk menerapkan e-marketing yaitu dengan
menggunakan 7p mix marketing. Pendekatan 7P (Chaffey & Smith P.R (2008,
p497)) (product, place, price, promotion, people, process, physical evidence), yaitu:
Tabel 2.3 : Pendekatan 7P
1. Product, sediakan pelayanan baru melalui media e-marketing yang telah
dibangun sehingga dapat memberikan experience yang positif bagi pelanggan
mengenai brand yang dijual perusahaan, seperti penyediaan online customer
service, penyediaan informasi lengkap mengenai produk (termasuk isi testimoni
atau review terhadap produk yang diberikan oleh pelanggan lain) dan pembentukan
komunitas lewat jalur online, untuk menambah value pada produk atau jasa yang
ditawarkan.
2. Price, berikan penawaran harga spesial atau lebih murah melalui channel
online, contoh: pemberian diskon pada barang tertentu yang dibeli secara online
atau penyediaan extra products atau service jika membeli dalam jumlah tertentu.
3. Place, Jalur online dapat menyediakan channel baru yang relatif lebih praktis
digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan perusahaan, contohnya,
pelanggan dapat melakukan order kapan saja dengan mudah melalui jalur online
tanpa harus datang ke toko offline nya.
31
4. Promotion, Jalur online menyediakan banyak kesempatan dan kemudahan bagi
perusahaan dalam melakukan promosi secara cepat, murah dan mampu menjangkau
masyarakat luas secara efektif. Yang terpenting dalam hal promosi adalah kreatif
dalam mengkombinasikan e-tools yang sudah banyak tersedia untuk membantu
keberhasilan website e-marketing yang telah diluncurkan, seperti penggunaan
Search Engine Optimization, Display Ads, Social Networks, dan lain sebagainya
sebagai sarana atau alat untuk mempermudah customer acquisition.
5. Physical evidence, berperan penting dalam menciptakan persepsi pelanggan
terhadap brand yang dijual perusahaan. Sehingga untuk dapat menciptakan Online
Proposition Value yang efektif.
6. People, People berperan penting dalam mensukseskan customer service.
7. Process, kualitas performa dan kemudahan akses dari website perusahaan,
kemudahan prosedur order melalui jalur online, dll.
2.3.5 Action – what is our plan?
Setelah berhasil merumuskan taktik, saatnya untuk memecah taktik itu menjadi
suatu rangkaian rencana kerja yang terstruktur dan terjadwal (Chaffey, 2008,
p.469). Pada tahap ini kita bisa membuat suatu jadwal kerja dalam bentuk Flow
Chart, Gantt Chart, membuat perencanaan budget alokasi sumber daya secara
mendetail, membuat risk management plan, dan lain-lain.
2.3.6 Control – did we get there?
Menurut Chaffey (2008, p470), elemen kontrol rencana e-marketing dapat
dicapai melalui kombinasi tradisional teknik seperti riset pemasaran untuk
32
mendapatkan pandangan pelanggan dan pendapat dan teknik novel seperti analisis
web-server file log yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan
tercapai.
2.3.7 Pengembangan Metode Prototype Website e-Marketing
Pada umumnya dalam upaya pengembangan website e-marketing, perusahaan
melaksanakannya dengan menggunakan metode prototyping. Prototypes adalah
versi percobaan dari sebuah website, yang kemudian secara bertahap akan
diperbaiki melalui proses yang berulang dalam sebuah siklus, hingga akhirnya
tercipta versi final dari website yang siap diluncurkan (Chaffey, 2006, p. 308).
Terdapat dua macam pendekatan yang bisa dipilih oleh perusahaan jika
menggunakan pendekatan prototyping dalam pembangunan website nya, yakni
dengan melakukan hard launch atau soft launch (Chaffey, 2006, p.309). Hard
launch adalah suatu pendekatan pengimplementasian website dimana perusahaan
memutuskan untuk menyelesaikan terlebih dulu website e-marketing nya sampai
tahap final version sebelum diluncurkan ke target audience. Sedangkan soft launch
adalah suatu pendekatan pengimplementasian website dimana perusahaan
memutuskan untuk meluncurkan website e-marketing nya walau masih berupa trial
atau limited version, dimana nantinya akan diperbaiki secara bertahap.
33
Gambar 2.2: Empat Tahap Dari Kegiatan Prototyping Website Secara Umum (Chaffey, 2006,
p.308)
1. Tahap Analisis: Researching Site Users’ Requirements
Menurut Chaffey et al(2006, p312). tahap Analisis merupakan identifikasi
requirements dari website yang akan dibuat. Teknik yang dapat dilakukan untuk
dapat mengumpulkan data mengenai hal ini antara lain melalui focus group,
questionnaire yang dikirim kepada target pelanggan atau melalui interview dengan
pihak yang bersangkutan.
2. Tahap Design: Designing The User Experience
Menurut Chaffey et al (2006, p322), tahap perancangan ini adalah tahap yang
penting untuk mewujudkan website yang sukses, karena pada tahap ini akan
ditetapkan kualitas experience seperti apa yang akan dirasakan oleh user situs
tersebut. Jika experience yang dirasakan memuaskan, maka user tersebut akan
kembali lagi ke situs tersebut.
Quality of Content adalah konsep penting yang harus diperhatikan dalam
perancangan website, dimana suatu website harus dapat menyediakan informasi
34
pada saat diminta, selalu fresh atau up to date, dan sesuai dengan kebutuhan user
(Chaffey, 2008, p.226). Setelah itu, untuk mendukung supaya konten dari website
bisa diperoleh secara mudah, perlu dibuat perancangan Information Architecture
yang disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan yang telah diperoleh.
Information Architecture merupakan kombinasi dari pengorganisasian,
pelabelan dan pengelompokan informasi dalam struktur logical, serta penyusunan
skema navigasi dalam rancangan suatu website (Chaffey, 2006, p.318).
Manfaat dari pembuatan Information Architecture adalah:
Menggambarkan struktur dan kategori informasi yang akan mendukung tujuan
user dan organisasi.
Membantu menggambarkan aliran informasi pada website.
Search engine optimisation –dengan mengelompokkan informasi pada sebuah
website ke dalam struktur yang baik, website tersebut dapat masuk ke dalam
urutan paling atas pada hasil pencarian melalui search engine dengan kata kunci
tertentu.
Dapat digunakan untuk menggambarkan integrasi komunikasi offline dengan
halaman tertentu pada website – komunikasi offline antara lain ads atau direct
mail, dapat digunakan untuk menghubungkan customer ke halaman tertentu dalam
website, dengan mencantumkan alamat website dalam media offline tersebut.
Perancangan Information Architecture bisa dilakukan dengan membuat site
map (blueprint) dan wireframes.
35
Site Map (blueprints), digambarkan untuk menunjukkan atau memperjelas
hubungan antara halaman yang satu dengan yang lain dalam suatu website juga
hubungan antar konten-konten yang berada dalam website (Chaffey, 2006, p.318).
Gambar 2.3: Site Structure Diagram (Blueprint) yang digunakan untuk menampilkan layout
dan hubungan antar halaman dalam website (Chaffey, 2006, p.320)
36
Wireframes merupakan rancangan hasil akhir layout dari setiap halaman
website yang akan dibangun (Chaffey, 2006, p.320).
Gambar 2.4 : Contoh Rancangan Wireframes pada website e-marketing yang memasarkan
mainan anak-anak (Chaffey, 2006, p.321)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya blue print akan digunakan untuk
menggambarkan skema navigasi antar konten atau bagaimana tiap konten yang
ada pada sebuah website dapat saling berhubungan, sementara wireframes
berfokus pada perancangan layout dari setiap halaman yang akan dibangun.
37
3. Tahap Development and Testing of Content
Setelah seluruh syarat pembuatan website telah diperoleh dari hasil analisis dan
perancangan di tahap sebelumnya, pada tahap ini akan dilakukan pengembangan
website dengan menggunakan software tertentu (Chaffey, 2006, p.334). Tugas
pengembangan website meliputi penulisan konten HTML, pembuatan desain
grafik, dan pemrograman fungsi website. Untuk bisa melaksanakan
pengembangan secara terorganisasi maka harus dibuat Gantt Chart untuk
menjadwalkan pembagian tugas. Selain itu harus dibuat juga catatan alokasi
budget penggunaan resource.
Setelah prototype hasil kegiatan pengembangan selesai dibuat, prototype akan
diuji. Pengujian atau testing meliputi berbagai aspek, mulai dari test content
(apakah content akan ditampilkan secara benar di berbagai tipe dan versi
browser?), test fungsi dari semua fitur yang ada (test validitas link, test fitur
dinamis seperti form filling dan database queries), test spelling dan grammar
yang digunakan, test service quality yang disediakan oleh website e-marketing ter-
sebut dan lain sebagainya.