fhabpfpikub.files.wordpress.com · web view1.2 maksud dan tujuan maksud dari praktikum ini adalah...

61
BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR HEMATOLOGI NAMA : NIM : KELOMPOK : NAMA ASISTEN : PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Upload: others

Post on 16-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

BUKU KERJA PRAKTIKUMFISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR

HEMATOLOGI

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

NAMA ASISTEN :

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020

Page 2: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari cara penilaian darah. Nilai

hematologi berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan dan sebagai acuan nilai

awal atau kontrol dalam suatu penelitian. Adanya gangguan metabolisme,

penyakit, kerusakan struktur atau fungsi organ, pengaruh agen atau obat, dan

stres dapat diketahui dari perubahan profil darah. Keadaan komposisi darah putih

dan darah merah dari organisme dapat dijadikan acuan untuk menilai kondisi

kesehatan organisme tersebut (Fitria dan Sarto, 2014).

Peran utama darah secara umum adalah mengintegrasikan fungsi

tubuh dan memenuhi kebutuhan jaringan khusus. Peran ini dilakukan melalui

transportasi, regulasi dan mekanisme perlindungan. Darah mengirimkan oksigen,

nutrient dan produk sisa dari satu tempat ke tempat lain. Regulasi dilakukan

melalui buffer dalam darah, protein plasma dan transpor panas. Fungsi darah

dalam pertahanan meliputi antibodi dan fagosit untuk melindungi tubuh terhadap

penyakit serta faktor dalam homeostasis (Tambayong, 2000).

Sistem pertahanan alami seperti makrofag dapat dikatakan sebagai kunci

terpenting dalam merespon patogen yang masuk tanpa menunggu waktu

adaptasi. Sel fagosit melakukan kerjanya tanpa memerlukan spesifikasi antigen

dan tidak memerlukan waktu yang banyak. Sel fagosit pada udang diperankan

oleh hemosit terutama sel hyalin. Sel hyalin berperan dalam proses fagositosis

mikroba yang masuk ke dalam tubuh saat terjadinya infeksi (Rozik, 2014).

Page 3: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan

struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui mekanisme dan

alat-alat yang berkenaan dengan peredaran darah.

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan (mahasiswa) dapat

melakukan pengamatan sel darah, menghitung sel darah dan mengetahui

struktur sel darah.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi Hematologi dilaksanakan

pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020 melalui video conference Google Meet.

Page 4: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah, organ

pembentuk darah dan penyakitnya (Arifin, et al., 2012). Pengertian hematologi

menurut Fitria, et al. (2016), adalah ilmu yang mempelajari pemeriksaan kondisi

sel-sel darah perifer dalam kondisi normal maupun patologis. Pemeriksaan darah

dapat menunjukkan kondisi kesehatan hewan.

2.2 Pengertian Darah

Darah adalah cairan yang terkandung dalam sistem kardiovaskular.

Unsur cairan darah adalah plasma dan unsur-unsur pembentuk darah yang

meliputi eritrosit, leukosit dan trombosit. Fungsi utama darah antara lain

oksigenasi jaringan, gizi jaringan, pemeliharaan keseimbangan asam-basa dan

pembuangan produk limbah metabolisme dari jaringan (Noercholis, et al., 2013).

2.3 Komponen Darah

Handayani dan Haribowo (2008), menyatakan bahwa komponen

penyusun darah adalah sebagai berikut:

a. Plasma darah (cairan)

b. Sel-sel darah (komponen seluler)

Sel-sel darah meliputi eritrosit (sel darah merah), trombosit (keping darah)

dan leukosit (sel darah putih). Leukosit dibagi menjadi dua:

1. Granulosit merupakan sel darah putih yang memiliki butir atau granula

dalam sitoplasma. Granulosit terdiri dari neutrofil, eosinofil dan basofil.

2. Agranulosit merupakan sel darah putih yang tidak memiliki butir-butir atau

granula. Agranulosit terdiri dari monosit dan limfosit.

Page 5: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Sumardjo (2008), menyatakan bahwa darah tersusun atas dua komponen

yaitu sebagai berikut:

1. Substansi padat, volumenya terdiri atas 45% yang terdiri atas sel-sel

darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku

(trombosit).

2. Substansi cair, volumenya sekitar 55% yang disebut plasma darah.

Sebagian besar plasma darah (90 – 92%) tersusun atas air dan bahan-

bahan kimia terlarut lainnya.

2.4 Fungsi Darah

Handayani dan Haribowo (2008), menyatakan bahwa fungsi darah dalam

tubuh adalah sebagai berikut:

a. Transportasi yaitu untuk mengambil O2, mengangkut CO2 dan

mengedarkan sari-sari makanan serta hormon.

b. Termoregulasi sebagai pengatur suhu tubuh, yaitu menyebarkan panas

ke seluruh tubuh.

c. Imunitas mengandung antibodi yaitu sebagai pertahanan tubuh terhadap

serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantara leukosit dan

antibodi atau zat-zat anti racun.

d. Homeostasis sebagai pengatur keseimbangan zat, pH dan regulator.

Penelitian lain mengenai fungsi darah menurut Sumardjo (2008), antara

lain:

a) Alat transportasi berbagai jenis bahan kimia, seperti transportasi bahan

makanan yang akan diserap pada usus ke jaringan-jaringan yang

membutuhkan serta sisa metabolisme ke organ ekskretori.

b) Sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh

sel darah putih.

Page 6: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

2.5 Sistem Peredaran Darah pada Hewan Akuakultur

Sistem peredaran pada hewan akuakultur terdapat dua macam yaitu:

a. Sistem Peredaran Darah Terbuka

Sistem peredaran darah terbuka yaitu sistem peredaran darah yang tidak

melalui pembuluh darah. Hewan yang memiliki sistem peredaran darah terbuka

yaitu crustacea, contohnya udang windu (Penaeus monodon). Udang windu

(Penaeus monodon) memiliki sistem sirkulasi darah terbuka dimana cairan darah

dan sel darahnya masing-masing dikenal dengan istilah hemolim dan hemosit.

Hemosit merupakan sel darah udang yang memiliki fungsi sama seperti sel darah

putih pada vertebrata dan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu sel

hyalin semigranular dan granular. Sel hyalin berperan dalam proses fagositosis

sehingga jumlah total sel hyalin berubah-ubah agar diperoleh keadaan

homeostasis (Rozik, 2014).

b. Sistem Peredaran Darah Tertutup

Sistem peredaran darah tertutup yaitu sistem peredaran darah yang

melewati pembuluh darah. Ikan memiliki sistem peredaran darah tunggal yakni

sirkulasi peredaran darah hanya satu kali melewati jantung. Mekanisme

peredaran darah tunggal pada ikan yaitu darah dari jantung dipompa ke insang

untuk melakukan pertukaran gas kemudian dialirkan ke berbagai organ tubuh,

selanjutnya darah akan kembali ke jantung (Mahyuddin, 2008).

2.6 Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah menurut Tangkery, et al. (2013), yaitu ketika

terjadi luka akan mengakibatkan trombosit pecah. Pecahnya trombosit

mengakibatkan aktifnya enzim trombokinase. Enzim ini bekerja dengan batuan

ion Ca⁺ dan vitamin K yang mengubah protrombin menjadi trombin. Hasil

perubahan tersebut merangsang proses pembentukan benang-benang fibrin

Page 7: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

yang disebut dengan fibrinogen. Benang-benang fibrin tersebut akan membuat

luka tertutup.

2.7 Antikoagulan

Antikoagulan adalah zat yang dapat mencegah terjadinya pembekuan

darah. Antikoagulan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Buatan

Antikoagulan buatan menurut Lessy, et al. (2013), yaitu sebagai berikut:

EDTA (Etilen Diamine Tetra Acid)

Na-sitrat

Na-fis

Heparin

2. Alami

Antikoagulan alami contohnya yaitu:

Lintah (hirudin) (Widaswara, et al., 2012).

Lamprey (Li, et al., 2018).

Kelelawar (draculin) (Low, et al., 2013).

2.8 Pola Termoregulasi

Pola termoregulasi menurut Merta, et al. (2016), dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Poikiloterm (berdarah dingin), yaitu suhu tubuhnya mengikuti suhu

lingkungan. Contoh: Ikan.

2. Homoiterm (berdarah panas), yaitu tidak dapat menyesuaikan diri

dengan suhu lingkungan. Contoh: Mamalia.

Page 8: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

2.9 Perbedaan Sistem Imun Ikan dan Udang

a. Sistem Imun pada Ikan

Ikan memiliki sistem imun yang spesifik dan non spesifik. Sistem imun

spesifik pada ikan memiliki sel B dan sel T. Sistem imun non spesifik berupa sel-

sel fagositik (leukosit, granulosit dan agranulosit). Mekanisme kerja limfosit untuk

sistem kekebalan tubuh menurut Utami, et al. (2013), yaitu dengan cara

mengenali antigen melalui reseptor spesifik pada membran sel. Kerja limfosit T

terjadi ketika tubuh atau jaringan terpapar oleh antigen, maka limfosit T tidak

mampu mengenali antigen tanpa melalui reseptor spesifik. Sel reseptor spesifik

akan membuat sel T lebih cepat mengenali antigen yang ada sehingga langsung

memberikan reaksi kekebalan dan menstimulasi sel B untuk mengeluarkan

antibodi alami. Antibodi alami dalam tubuh tersebut berguna untuk melawan

antigen atau penyakit.

b. Sistem Imun pada Udang

Sistem imun pada udang tidak sama dengan sistem imun ikan. Sistem

imun pada udang menurut Ramadhani, et al. (2017), bertumpu pada sistem imun

non spesifik atau innate. Hal ini dikarenakan udang diyakini tidak memiliki

reseptor pengingat terhadap patogen, namun sistem imun non spesifik tersebut

cukup efektif sebagai pertahanan utama. Pertahanan tersebut terdapat pada

hemosit yang berperan dalam sistem imun seluler dan hormonal. Sistem

pertahanan ini akan aktif ketika menerima rangsangan berupa protein dan

karbohidrat seperti lipopolisakarida, peptidoglikan, dan β-glukan yang dimiliki

oleh bakteri, jamur, dan protozoa.

Page 9: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat dan Fungsinya

a. Pengambilan Sampel Darah

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang pengambilan sampel darah adalah:

Lap basah :

Nampan :

Ember :

Botol vial :

Beaker glass :

Sprayer :

Kamera digital :

Akuarium :

b. Pembuatan Film Darah Tipis

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang pembuatan film darah tipis adalah:

Object glass :

Pipet tetes :

Nampan :

Kamera digital :

Washing bottle :

Mikroskop binokuler :

Page 10: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

c. Perhitungan Eritrosit

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang perhitungan eritrosit adalah:

Haemocytometer :

Pipet toma 0,5 ml :

Cover glass :

Mikroskop binokuler :

Nampan :

Handtally counter :

Kamera digital :

d. Perhitungan Leukosit

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang perhitungan leukosit adalah:

Haemocytometer :

Pipet toma 0,5 ml :

Cover glass :

Mikroskop binokuler :

Nampan :

Handtally counter :

Kamera digital :

e. Perhitungan Hemoglobin

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang perhitungan hemoglobin adalah:

Washing bottle :

Tabung sahli :

Sahlimeter :

Pipet sahli :

Page 11: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Kotak standar warna sahli :

Pipet tetes :

Kamera digital :

Haemocytometer :

3.1.2 Bahan dan Fungsinya

a. Pengambilan Sampel Darah

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang pengambilan sampel darah adalah:

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) :

Alkohol 70 % :

Na-sitrat :

Tisu :

Kertas label :

Kapas :

Spuit 3 ml :

Tube 1,5 ml :

Trash bag :

Na Fis :

b. Pembuatan Film Darah Tipis

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang pembuatan film darah tipis adalah:

Giemsa :

Methanol :

Akuades :

Sampel darah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus):

Tisu :

Kertas label :

Page 12: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Spuit 3 ml :

Tube 1,5 ml :

c. Perhitungan Eritrosit

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang perhitungan eritrosit adalah:

Larutan Hayem :

Akuades :

Sampel darah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus):

Tisu :

Kertas label :

Tube 1,5 ml :

Na-sitrat :

d. Perhitungan Leukosit

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang perhitungan leukosit adalah:

Larutan Turk :

Akuades :

Sampel darah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus):

Tisu :

Kertas label :

Tube 1,5 ml :

Na-sitrat :

e. Perhitungan Hemoglobin

Page 13: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Hematologi tentang perhitungan hemoglobin adalah:

HCl 0,1 N :

Akuades :

Sampel darah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus):

Tisu :

Kertas label :

Tube 1,5 ml :

Air :

Page 14: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

3.2 Skema Kerja

3.2.1 Pengambilan Sampel Darah

Spuit 3 ml

-Diaseptiskan dengan alkohol 70%-Dibilas dengan antikoagulan (Na-sitrat) 0,1 ml

Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

-Diaseptiskan bagian yang akan disuntik dengan alkohol 70%-Diambil darahnya dari linea lateralis-Darah dimasukkan ke dalam tube

Hasil

3.2.2 Pembuatan Film Darah Tipis

Darah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

-Diteteskan pada objek glass (1 tetes)-Diratakan dengan metode smear-Difiksasi dengan methanol (5-6 tetes) selama 5 menit-Diwarnai dengan pewarna giemsa (1-2 tetes) selama 1-2 menit-Dibilas dengan aquades-Dikeringkan selama 2 menit-Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x-Didokumentasikan

Hasil

Page 15: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

3.2.3 Perhitungan Eritrosit

Darah Ikan Lele (Clarias gariepinus)

-Diambil dengan pipet toma sampai skala 0,5-Dicampur dengan larutan hayem sampai skala 101-Dihomogenkan-Dibuang 3 tetes pertama-Diteteskan ke haemochytometer-Ditutup dengan cover glass-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x-Dihitung eritrosit dengan rumus

= n x 104 (sel/mm3)

Keterangan:n: jumlah eritrosit di kotak yang diambil104: Faktor koefisien

Hasil

3.2.4 Perhitungan Leukosit

Darah Ikan Lele (Clarias gariepinus)

-Diambil dengan pipet toma sampai skala 0,5-Dicampur dengan larutan turk sampai skala 11-Dihomogenkan-Dibuang 3 tetes pertama-Diteteskan ke haemochytometer-Ditutup dengan cover glass-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x-Dihitung leukosit dengan rumus

= n x 50 (sel/mm3)

Keterangan:n: jumlah leukosit di kotak yang diambil50: faktor koefisien

Hasil

Page 16: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Keterangan

Luas bidang pandang eritrosit

Luas bidang pandang leukosit

Gambar. Luas Bidang Pandang pada Mikroskop

3.2.5 Perhitungan Hemoglobin

Tabung Sahli

-Ditambahkan HCl 0,1 N sampai skala 2

Darah Ikan Lele (Clarias gariepinus)

-Diambil menggunakan pipet sahli sampai skala 0,02 ml-Dimasukkan ke dalam tabung sahli-Dihomogenkan sampai berwarna coklat kehitaman-Ditambahkan akuades hingga warnaya sama dengan indikator warna pada sahlihaemometer

Satuan hasil G%

Hasil

Page 17: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan Sampel Darah

Page 18: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4.2 Pembuatan Film Darah Tipis

Page 19: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4.3 Perhitungan Eritrosit

Page 20: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4.4 Perhitungan Leukosit

Page 21: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4.5 Perhitungan Hemoglobin

Page 22: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4.6 Faktor Koreksi

4.7 Manfaat di Bidang Perikanan

Page 23: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Page 24: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

5.2 Saran

Page 25: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H., W. Nofiza dan Elisma. 2012. Pengaruh pemberian jus buah naga Hylocereus undatus (Haw.) Britt & Rose terhadap jumlah hemoglobin, eritrosit dan hematokrit pada mencit putih betina. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi.17(2): 118-125.

Fitria, L. dan M. Sarto. 2014. Profil hematologi tikus (Rattus norvegicu sberkenhout, 1769) Galur wistar jantan dan betina umur 4, 6, dan 8 minggu. Biogenesis. 2(2): 94-100.

Fitria, L., L. L. Illiy dan I. R. Dewi. 2016. Pengaruh antikoagulan dan waktu penyimpanan terhadap profil hematologis tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) galur wistar. Biosfera. 33(1): 22-30.

Handayani, W. dan A. S. Haribowo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika: Jakarta.

Lessy, A., D. S. Paransa dan G. Gerung. 2013. Uji aktivitas antikoagulan pada sel darah manusia dari ekstrak alga coklat Turbinaria ornate. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 2(1): 21-27.

Li, B., M. Gou, J. Han, X. Yuan, Y. Li, T. Li, Q. Jiang, R. Xiao and Q. Li. 2018. Proteomic analysis of buccal gland secretion from fasting and feeding lampreys (Lampetra morii). Proteome Science. 16(9): 1-9.

Low, D. H. W., K. Sunagar, E. A. B. Undheim, S. A. Ali, A. C. Alagon, T. Ruder, T. N. W. Jackson, S. P. Gonzalez, G. F. King, A. Jones, A. Antunes dan B. G. Fry. 2013. Draculas’s children: molecular evolution of vampire bat venom. Journal of Proteomics. 89: 95-111.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya: Jakarta. 172 hlm.

Merta, W. I., A. R. Syachruddin, I. Bachtiar dan Kusmiyati. 2016. Perbandingan antara frekwensi denyut jantung katak (Rana sp.) dengan frekwensi denyut jantung mencit (Mus musculus) berdasarkan ruang jantung. Biota. 1(3): 126-131.

Noercholis, A., M. A. Muslim dan Maftuch. 2013. Ekstraksi fitur roundness untuk menghitung jumlah leukosit dalam citra sel darah ikan. Jurnal EECCIS. 7(1): 35-40.

Ramadhani, I. S., E. Harpeni, Tarsim dan L. Santoso. 2017. Potensi sinbiotik lokal terhadap respon imun non spesifik udang vaname Litopenaeus vannamei (Boone, 1931). Depik. 6(3): 221-227.

Rozik, M. 2014. Pengaruh Imunostimulan OMP terhadap sel hyaline dan hispatologi hepatopankreas udang windu (Penaeus monodon Fabricius) pasca uji tantang dengan Vibrio harveyi. Journal of Tropical Fisheries. 10(1): 750- 755.

Page 26: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. 650 hlm.

Tambayong, J. 2000. Patofisiologi: Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. 211 hlm.

Tangkery, R. A. B., D. S. Paransa dan A. Rumengan. 2013. Uji aktifitas antikoagulan ekstrak mangrove Aegiceras corniculatum. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 1(1): 7-14.

Utami, D. T., S. B. Prayitno, S. Hastuti dan A. Santika. 2013. Gambaran parameter hematologis pada ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diberi vaksin dna Streptococcus iniae dengan dosis yang berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(4): 2-20.

Widaswara, H., E. Purwanti dan B. Utoyo. 2012. Pengaruh terapi lintah terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di klinik terapi medis purba Kawedusan kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 8(3): 153-158.

Page 27: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

BUKU KERJA PRAKTIKUMFISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR

SISTEM SARAF

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

NAMA ASISTEN :

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020

Page 28: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel saraf adalah sel yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang, baik

dari luar maupun dalam tubuh. Sel saraf dalam keadaan istirahat, berada pada

keadaan polar, yaitu keadaan dimana sel saraf sedang tidak menghantarkan

rangsang. Keadaan ini ditandai dengan adanya muatan yang lebih negatif disisi

dalam membran dan lebih positif disisi luar membran. Keadaan semacam itu,

membran saraf bersifat impermeable terhadap ion natrium dan permeable

terhadap ion kalium, serta memperlihatkan adanya perbedaan potensial antara

bagian luar dan dalam membran (Isnaeni, 2006).

Perbedaan potensial tersebut disebabkan oleh adanya distribusi ion

natrium dan kalium yang tidak seimbang diantara kedua sisi membran saraf. Ion

natrium yang terdapat di luar sel jumlahnya lebih banyak daripada yang terdapat

di dalam sel. Sel saraf dalam keadaan istirahat, membran akson bersifat

impermeable terhadap ion natrium sehingga sejumlah besar ion natrium akan

tetap berada di luar sel. Hal ini menjadi faktor penentu adanya keadaan yang

lebih positif di luar sel dibanding di dalam sel. Perbedaan potensial ini akan

mempengaruhi transmisi sinaps (Isnaeni, 2006).

Persinaps merupakan bagian terminal akson yang terdapat banyak

vesikula sinaptik. Persinaps menghasilkan enzim kolinesterase pada bagian

celah sinaptik dan membran pascasinaptik (membran sel berikutnya yang

menerima impuls). Enzim kolinesterase tersebut berfungsi untuk merombak

asetikolin secara cepat sehingga impuls saraf dapat dihantarkan pada sel neuron

berikutnya (Hidayati, et al., 2015).

Proses transmisi sinaps terkadang mengalami gangguan sehingga

penghantaran impuls menjadi tidak normal. Beberapa jenis bahan yang

Page 29: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

diketahui dapat mengganggu transmisi sinaps antara lain pestisida, bisa ular dan

obat bius. Pestisida memiliki banyak jenis, salah satu diantaranya adalah golongan

organofosfat, misalnya diazinon yang merupakan antikolin esterase. Keracunan

diazinon ditandai dengan gejala kejang otot, sedangkan obat bius bisa membuat

hewan mengalami ganguan fungsi saraf sehingga tidak dapat merasakan sakit

meskipun bagian tubuhnya diiris (Isnaeni, 2006).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh

rangsangan terhadap saraf yang dikendalikan oleh otak.

Tujuannya untuk mengetahui kerja otak dalam mengadakan koordinasi

terhadap organ tubuh ikan dan untuk mengetahui fungsi dari masing-masing

bagian otak.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi Sistem Saraf dilaksanakan

pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020 melalui video conference Google Meet.

Page 30: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Saraf

Saraf adalah sistem koordinasi pada makhluk hidup yang terdiri atas sel

neuron. Sel saraf (neuron) merupakan sel fungsional dan utama pada sistem

saraf yang bekerja untuk menyampaikan sinyal atau impuls dari satu sel ke sel

lainnya, sehingga menghasilkan gerak potensial. Hal ini menunjukkan bahwa sel

saraf menjalankan fungsi dalam koordinasi tubuh (Djuwita, et al., 2012).

2.2 Fungsi saraf

Fungsi saraf menurut Isnaeni (2006), adalah untuk mengkoordinasikan

tindakan, mengirimkan sinyal ke bagian-bagian tubuh dan menghantarkan impuls

dari lingkungan menuju otak untuk diolah. Selain itu, fungsi saraf dibagi menjadi

dua, yaitu reseptor dan efektor. Reseptor berfungsi untuk mengenali rangsang

tertentu dari luar atau dalam, sedangkan efektor merupakan sel atau organ yang

menghasilkan tanggapan terhadap rangsang.

2.3 Sistem Saraf Tangga Tali

Sistem saraf pada crustacea menurut Wulandari, et al. (2015), termasuk

ke dalam sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali adalah sepasang

simpul saraf dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang

melintang seperti tangga. Serabut saraf membentuk simpul yang disebut

ganglion pada setiap segmen tubuh. Ganglion terdapat di kepala (otak) yang

terhubung dengan indra peraba, indra penglihatan, dan indra keseimbangan.

2.4 Neuron

Fungsi neuron menurut Satyanegara (2014), dibagi menjadi dua yaitu:

a. Apparance : menghantarkan impuls saraf dari reseptor ke otak.

Page 31: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

b. Epperance : menghantarkan impuls saraf dari otak ke afektor.

Neuron menurut Isnaeni (2006), ditinjau dari fungsinya dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

a) Neuron sensorik, ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari

daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf otak (otak dan sumsum tulang

belakang atau medulla spinalis).

b) Neuron motorik, ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari

pusat saraf ke daerah tepi (perifer tubuh).

c) Interneuron atau saraf penghubung, ialah sel saraf yang terdapat di pusat

saraf yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan neuron

motorik.

2.5 Pembagian Saraf

Pembagian saraf berdasarkan keberadaannya menurut Pearce (2016),

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Saraf pusat, dibagi menjadi 2 yaitu otak dan medulla spinalis yang

berfungsi mengatur rangsangan.

2. Saraf tepi, merupakan saraf pada tepian tubuh yang menerima

rangsangan. Saraf tepi terdiri dari 2 bagian yaitu sel otonom dan sel

somatik. Sel otonom yaitu saraf yang bekerja secara tidak sadar,

contohnya otot polos dan otot jantung. Sel somatik yaitu saraf yang

bekerja secara sadar, contohnya otot lurik.

2.6 Pembagian Otak Ikan

2.6.1 Embrio

Pembagian otak ikan saat embrio Menurut Evans (1998), dibagi menjadi

tiga yaitu prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon.

Prosencephalon merupakan bagian otak depan yang berfungsi untuk penciuman.

Page 32: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Mesencephalon adalah otak bagian tengah yang berfungsi untuk pengelihatan.

Rhombencephalon otak bagian belakang untuk keseimbangan dan koordinasi.

2.6.2 Dewasa

Pembagian otak ikan saat dewasa menurut Yamamoto (2009), dibagi

menjadi tiga, yaitu prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon.

Prosencephalon dibagi menjadi dua yaitu telencephalon untuk pembau dan

diencephalon untuk hormon dan organ pineal (pigmen). Mesencephalon

berfungsi sebagai penglihatan. Rhombencephalon dibagi menjadi dua yaitu

pertama, metencephalon (terdapat pada cerebellum atau otak kecil) yang

berfungsi mengatur koordinasi otot, keseimbangan tubuh, orientasi berenang dan

maintenance musculator. Kedua, myelencephalon (medulla oblongata) sebagai

pusat saraf sensorik, mengatur osmoregulasi dan repirasi, keseimbangan

berenang, indera peraba dan perasa.

2.7 Gerak Biasa dan Gerak Reflek

Mekanisme gerak biasa menurut Wulandari (2009) adalah:

Mekanisme gerak reflek menurut Wulandari (2009) adalah:

Rangsangan Indra Neuron sensorik

Otak dan sumsum tulang

belakang

NeuronSel organInterneuron

Rangsangan Reseptor Neuron sensorik

Sumsum tulang

belakang

Neuron motorik

Efektor Gerak

Page 33: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

2.8 Bagian Saraf

Gambar 1. Bagian-bagian saraf (Achyani, 2011)

Neuron menurut Sitorus (2014), terdiri dari tiga bagian, yaitu sebagai

berikut.

a. Badan Sel (Perikarion)

Bagian sel ini menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus),

berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler.

b. Dendrit

Dendrit berfungsi untuk meneruskan rangsang dari organ penerima

rangsang (reseptor) menuju ke badan sel.

c. Akson

Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan

sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang

berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang

spesifik, yaitu sebagai berikut:

Neurofibril, merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-

serabut halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk

meneruskan impuls.

Selubung Mielin, bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel

Schwann. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang

berfungsi untuk melindungi akson. Bagian ini juga memberikan nutrisi

dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari

Page 34: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

akson.

Nodus Ranvier, merupakan bagian akson yang menyempit serta tersusun

atas sel-sel pipih dan tidak dilapisi selubung mielin. Bagian tersebut

menyebabkan akson terlihat berbuku-buku.

2.9 Fungsi Organ Ikan

Fungsi organ ikan menurut Maia dan Wilga (2013), yaitu:

a. Sirip dorsal : untuk pergerakan naik turun.

b. Sirip ventral : untuk keseimbangan saat berhenti.

c. Sirip anal : untuk gerakan mundur dan menggulung.

d. Sirip pectoral : untuk keseimbangan saat belok.

e. Sirip caudal : untuk mengemudi.

f. Linea lateralis : untuk sensor arus, lingkungan dan keseimbangan.

2.10 Fungsi Organ Udang

Fungsi organ pada udang menurut Kurniawan dan Hartono (2006),

adalah:

a. Capit : untuk mencari makan.

b. Uropod : untuk gerakan mendorong dan loncat.

c. Kaki jalan : untuk berjalan.

d. Telson : untuk keseimbangan.

e. Antena : untuk sensor jarak jauh.

f. Antenula : untuk sensor jarak dekat.

g. Kaki renang : untuk tempat telur.

2.11 Anestesi

Anestesi menurut Kaya dan Louhenapessy (2016), merupakan kondisi

tidak sadar yang dihasilkan oleh proses terkendali dari sistem saraf pusat yang

Page 35: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan rendahnya

respon gerak dari rangsangan tersebut. Prinsip anestesi adalah menurunkan

metabolisme suatu organisme sehingga dalam kondisi lingkungan yang minimum

mampu mempertahankan hidupnya lebih lama (hibernasi). Macam-macam bahan

anestesi dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Bahan Anestesi Alami

Minyak cengkeh (Kaya dan Louhenapessy, 2016).

Ekstrak biji buah keben (Ikhsan, et al., 2017).

Ekstrak daun picung (Munandar, et al., 2017).

Biji teh (Sahrial, et al., 2017).

Ekstrak bunga kecubung (Sholichah, et al., 2017).

2. Bahan Anestesi Buatan

Propofol (Tabahhati, et al., 2011).

Ketamin (Tabahhati, et al., 2011).

MS 222 (Yanto, 2009).

Page 36: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat dan Fungsi

a. Sistem Saraf Ikan

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem Saraf tentang sistem saraf ikan adalah:

Toples Kapasitas 3L :

Seser :

Nampan :

Penggaris 30 cm :

Sectio set :

Lap basah :

Ember :

Pipet tetes :

Kamera digital :

Botol Vial :

b. Sistem Saraf Crustacea

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem Saraf tentang sistem saraf crustacea adalah:

Toples Kapasitas 3L :

Seser :

Nampan :

Penggaris 30 cm :

Sectio set :

Lap basah :

Ember :

Page 37: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Pipet tetes :

Kamera digital :

Botol Vial :

3.1.2 Bahan dan Fungsi

a. Sistem Saraf Ikan

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem Saraf tentang sistem saraf ikan adalah:

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) :

Minyak cengkeh :

Tisu :

Kertas label :

Air Tawar :

Trash bag :

b. Sistem Saraf Crustacea

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

Sistem Saraf tentang sistem saraf crustacea adalah:

Lobster air tawar (Cherax quandricarinatus) :

Minyak cengkeh :

Tisu :

Kertas label :

Air Tawar :

Trash bag :

3.2 Skema Kerja

Page 38: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

3.2.1 Sistem Saraf Ikan

-Disiapkan 9 buah-Diisi air ¾ bagian

9 ekor ikan nila (Oreochromis niloticus)

-Dimasukkan ke dalam masing-masing toples-Diadaptasikan selama 15 menit

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pertama

-Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan-Diamati tingkah laku sebagai ikan kontrol

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ke-2, ke-3, ke-4

-Ditetesi minyak cengkeh dengan perlakuanToples 1 : 1 tetesToples 2: 3 tetesToples 3 : 5 tetes

-Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan-Diamati tingkah laku

Tolples 1: ditusuk mataTolples 2: ditusuk linea lateralisTolples 3: dipotong sirip analTolples 4: dipotong sirip caudal

Tolples 5: dipotong sirip pectoral-Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan-Diamati tingkah laku

Hasil

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ke-5, ke-6, ke-7, ke-8, ke-9

Toples 3 liter

Page 39: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

3.2.2. Sistem Saraf Crustacea

-Disiapkan 9 buah-Diisi ¾ bagian

9 ekor Lobster air tawar (Cherax quandricarinatus)

-Dimasukkan ke dalam masing-masing toples-Diadaptasikan selama 15 menit

Lobster air tawar (Cherax quandricarinatus) pertama

-Diberi kejuran arus, bunyi dan sentuhan-Diamati tingkah laku sebagai udang kontrol

Lobster air tawar (Cherax quandricarinatus) ke-2, ke-3, ke-4

-Ditetesi minyak cengkeh dengan perlakuan: Tolples 1: 1 tetesTolples 2: 3 tetesTolples 3: 5 tetes

-Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan-Diamati tingkah laku

Lobster air tawar (Cherax quandricarinatus) ke-5, ke-6,, ke-7, ke-8,ke-9

Tolples 1: dipotong capitTolples 2: dipotong telson dan kaki renangTolples 3: dipotong mataTolples 4: dipotong kaki jalanTolples 5: dipotong antena dan antenula

-Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan-Diamati tingkah laku

Hasil

Toples 3 Liter

Page 40: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Saraf Ikan

Page 41: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4.2 Sistem Saraf Crustacea

Page 42: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

4.3 Faktor Koreksi

4.4 Manfaat di Bidang Perikanan

Page 43: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Page 44: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

5.2 Saran

Page 45: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

DAFTAR PUSTAKA

Achyani, R. 2011. Mekanisme pengaturan sistem saraf pada tubuh ikan dilingkungan perairan yang terkontaminasi oleh sianida. Jurnal Harpodon Borneo. 4(2): 51-61.

Djuwita, I., V. Riyacumala, K. Mohamad, W. E. Prasetyaningtijas dan Nurhidayat. 2012. Pertumbuhan dan sekresi protein hasil kultur primer sel-sel serebrum anak tikus. Jurnal Veteriner. 13(2): 125-135.

Evans, D. H. 1998. The Physiology of Fishes Second Edition. CRC Press: New York. 282 hlm.

Hidayati, I., Abdullah dan M. Sabri. 2015. Identifikasi miskonsepsi system saraf pada buku teks biologi kelas IX. Jural Biotik. 3(1): 39-44.

Page 46: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Ikhsan, N. I., M. U. K. Agung, S. Astuty dan Rosidah. 2017. Pengaruh anestesi granul ekstrak biji buah keben terhadap kelangsungan hidup benih gelondongan ikan bandeng (Chanos chanos) pada transportasi tanpa media air. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(1): 34-41.

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta. 113 hlm.

Kaya, A. O. W. dan J. M. Louhenapessy. 2016. Pengaruh konsentrasi minyak cengkeh untuk anestetik ikan bawal tawar (Colossoma macropomum) dan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus). Majalah BIAM. 12: 15-19.

Kurniawan, T. dan R. Hartono. 2006. Pembesaran Lobster Air Tawar secara Cepat. Penebar Swadaya: Bogor. 64 hlm.

Maia, A and C. A. Wilga. 2013. Function of dorsal fins in bamboo shark during steady swimming. Zoology. 116: 224-231.

Munandar, A., F. R. Indaryanto, H. N. Prestisia dan N. Muhdani. 2017. Potensial ekstrak daun picung (Pangium edule) sebagai bahan pemingsanan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada transportasi sistem kering. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. 6(2): 107-114.

Pearce, E. C. 2016. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia: Jakarta. 325 hlm.

Sahrial, Emanauli dan M. Arisandi. 2017. Karakteristik fisikokimia minyak biji teh (Camelliasinensis) dan potensi aplikasinya. Jurnal Agroindustri. 7(2): 111-115.

Satyanegara. 2014. Ilmu Bedah Saraf. PT Gramedia: Jakarta. 718 hlm.

Sholichah, I. G. N. Sudisma dan A. A. G. J Wardhita. 2017. Efek trias anestesi ekstrak daun kecubung (Dhatura metel L.,) pada tikus putih (Rattus norvegicus). Indonesia Medicus Veterinus. 6(5): 399-408

Sitorus, E. R. 2014. Peningkatan hasil belajar ipa kompetensi dasar system koordinasi dan alat indera manusia melalui metode pembelajaran resitasi pada peserta didik. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan. 1(2): 183-202.

Tabahhati, S., U. Budiono dan M.S. Harahap. 2011. Perbedaan pengaruh pemberian propofol dan etomidat terhadap agregasi trombosit. Jurnal Anestesi Indonesia. 3(1): 1-9.

Wulandari, D. A., L. D. Saraswati dan Martini. 2015. Pengaruh variasi warna kuning pada Fly grill terhadap Kepadatan lalat (studi di tempat pelelangan ikan Tambak lorok kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 3(3): 130-141.

Wulandari, I. P. 2009. Pembuatan alat ukur kecepatan respon manusia berbasis mikrokontroller at 89s8252. Jurnal Neutrino. 1(2): 208-219.

Yamamoto, N. 2009. Studies on the teleost brain morphology in search of the origin of cognition. Japanese Psychological Research. 51(3): 154-167.

Page 47: fhabpfpikub.files.wordpress.com · Web view1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui

Yanto, H. 2009. Pengggunaan MS-222 dan larutan garam pada transportasi ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii Blkr.) ukuran sejari. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 16(1): 47-54.