warta tuberkulosis indonesia

8
1 TUBERKULOSIS INDONESIA Warta Wadah Informasi Gerakan Terpadu Nasional TB Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012 Buletin Tiga Bulanan P eringatan TB Day 2012 me- ngusung tema global Let’s Unite to Stop TB, yang di- terjemahkan dalam tema nasional menjadi “Bersatu Menuju Indonesia Bebas TB” bertujuan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengendali- kan Tuberkulosis sehingga dunia terbebas dari penyakit TB. Tema ini mendorong orang diseluruh dunia, tua, muda, besar, kecil, terpanggil untuk terlibat dalam pengendalian TB dan menyuarakan perubahan, pengobatan dan pencegahan yang mereka harapkan untuk terjadi da- lam hidup mereka. Pesan kunci dari tema tersebut adalah: Keterlibatan semua pihak dalam pengendalian TB. Dengan slogan “Jangan Biarkan TB Hadir Di hidupku” pada Peringat- an TB Day 2012 merupakan upaya untuk mengingatkan bahwa saat ini tidak seharusnya orang mening- gal karena TB, dimana TB dapat dideteksi dan bisa disembuhkan dengan minum obat sampai tuntas TB DAY 2012 dan keterlibatan semua pihak da- lam pengendalian TB masih terus perlu dilakukan demi terciptanya Indonesia bebas TB. Sehubungan dengan kondisi tersebut diatas upaya-upaya baru terkait dengan pengendalian TB perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari semua pihak. Tujuan dari peringatan hari TB Sedunia 2012 adalah: a) Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat utk memperoleh akses pengobatan TB dengan strategi DOTS yang berkualitas. b) Melibatkan semua layanan ke- sehatan dalam pengendalian TB dengan strategi DOTS c) Mendorong semua mitra TB dan kelompok masyarakat untuk senantiasa melakukan upaya-upaya baru dalam pe- ngendalian TB d. Melibatkan orang terdampak TB dalam mendukung program pengendalian TB e) Meningkatkan komitmen dan kepemilikan terhadap Program Pengendalian TB Nasional f) Roadmap menuju Indonesia Bebas TB Kegiatan yang berlangsung dalam rangkaian kegiatan Perayaan Hari TB Sedunia (HTBS) Tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1. Media Workshop dilaksanakan bekerja sama dengan Pusat Komunikasi Publik Kementeri- an Kesehatan RI. 2. “Press Release” dan “Media Briefing” pada bulan Februari 2012 3. Media award dilakukan beker- jasama dengan Pusat Komu- nikasi Publik Kementerian Kesehatan RI. 4. Acara puncak Peringatan Hari TB Sedunia Tahun 2012: a. Press Conference, yang dihadiri WHO representatives, Ditjen PP dan PL, KOMLI, dll b. Talkshow TV oleh Ditjen PP dan PL, Praktisi ke- sehatan dan perwakilan NGO peduli TB (PPTI) serta KOMLI TB. 5. Seminar sehari yang dilaksana- kan pada tanggal 31 Maret 2012. Seminar ini dikoordinatori oleh FK UI. Peserta yang hadir diantaranya berasal dari : Sektor pemerintah, NGO/CSOs/FBOs, Organisasi Profesi (IDI, PAPDI, PDPI, IDI, IAKMI), Lembaga- lembaga Intersektoral (Ekster- nal dan Internal Kementeri- an Kesehatan), Mahasiswa, Masyarakat, mitra/NGO interna- tional dll. Seminar dilaksanakan di Menara 165 Jakarta Selatan. Sekitar 2000 peserta meng- hadiri acara seminar ini. 6. Mobilisasi Sosial dengan acara Bersepeda dan Jalan Sehat TB yang dikoordinasikan oleh mi- tra Layanan Kesehatan Cuma- Cuma Dompet Dhuafa. Acara dilaksanakan di Area Taman Monumen Nasional sebelah Ba- rat pada tanggal 1 April 2012, mulai jam 6 pagi sampai jam 11 siang. Kegiatan mobilisasi sosial ini dihadiri oleh Men- teri Koordinator Kesejahtera- an Rakyat, Wakil Menteri Kesehatan RI, Walikota Jakarta Pusat, Duta Besar Amerika- Serikat, Presiden Dompet Dhu- afa, dan pejabat di lingkungan Kementerian Kesehatan dan sektor lainnya. Acara ini juga melibatkan komunitas penggiat sepeda, komunitas penggiat jalan sehat, LSM, Pemerhati TB, masyarakat, dll akan berkumpul di Lapangan Monas untuk ber- sepeda dan berjalan bersama. Peserta diperkirakan sekitar 8.000 orang. 7. Rangkaian acara peringatan Hari TB Sedunia dikuti dengan Kam- panye Pencegahan TB melalui media elektronik (TV dan Radio) dan cetak, kerjasama dengan Pusat Promosi Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan In- formasi sepanjang tahun 2012 8. Promosi HTBS 2012 melalui penyebarluasan media: poster, leaflet, kaos, pin, topi, handuk, botol minum, stiker, block note, pulpen, tas,dll Acara diselenggarakan Subdit Tuberkulosis Ditjen PP dan PL Kemenkes RI bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. [Devi] TBCARE 1 Consensus Meeting 2012 Berita Riset Operasional Tuberkulosis Pelayanan TB Centre Di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Penguatan Akar Bawah : Inisiasi Kelompok Orang Terdampak Tuberkulosis (TB) – Terbentuknya Jaringan Peduli Tuberkulosis Indonesia (JAPETI) PERTEMUAN NASIONAL EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS (TB) TAHUN 2012 Daftar Isi: TB DAY 2012 Kunjungan Delegasi Vietnam Dalam Rangka Case Study Tentang Penanganan TB, TB-HIV Dan TB MDR Khususnya Di Lapas dan Rutan Di Indonesia WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA Volume 20 Juli 2012 20/VII/2012 wti edisi 20 final artwork.indd 1 08/08/2012 21:43:48

Upload: ikes-dwi

Post on 23-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buletin Informasi seputar Gerakan Terpadu Nasional TB Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Tuberkulosis Indonesia

1

TUBERKULOSIS INDONESIAWarta

Wadah Informasi Gerakan Terpadu Nasional TB

Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012Buletin Tiga Bulanan

Peringatan TB Day 2012 me­ngusung tema global Let’s Unite to Stop TB, yang di­terjemahkan dalam tema

nasional menjadi “Bersatu Menuju Indonesia Bebas TB” bertujuan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengendali­kan Tuberkulosis sehingga dunia terbebas dari penyakit TB. Tema ini mendorong orang diseluruh dunia, tua, muda, besar, kecil, terpanggil untuk terlibat dalam pengendalian TB dan menyuarakan perubahan, pengobatan dan pencegahan yang mereka harapkan untuk terjadi da­lam hidup mereka. Pesan kunci dari tema tersebut adalah: Keterlibatan semua pihak dalam pengendalian TB.

Dengan slogan “Jangan Biarkan TB Hadir Di hidupku” pada Peringat­an TB Day 2012 merupa kan upaya untuk mengingatkan bahwa saat ini tidak seharusnya orang mening­gal karena TB, dimana TB dapat di deteksi dan bisa disembuhkan de ngan minum obat sampai tuntas

TB DAY 2012

dan keterlibatan semua pihak da­lam pengendalian TB masih terus perlu dilakukan demi terciptanya Indonesia bebas TB.

Sehubungan dengan kondisi tersebut diatas upaya­upaya baru terkait dengan pengendalian TB perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari semua pihak.

Tujuan dari peringatan hari TB Sedunia 2012 adalah:a) Meningkatkan kewaspadaan

dan kesadaran masyarakat utk memperoleh akses pengobatan TB dengan strategi DOTS yang berkualitas.

b) Melibatkan semua layanan ke­sehatan dalam pengendalian TB dengan strategi DOTS

c) Mendorong semua mitra TBdan kelompok masyarakat untuk senantiasa melakukan upaya­upaya baru dalam pe­ngendalian TB

d. Melibatkan orang terdampakTB dalam mendukung program pengendalian TB

e) Meningkatkan komitmen dan

kepemilikan terhadap Program Pengendalian TB Nasional

f) Roadmap menuju Indonesia Bebas TB

Kegiatan yang berlangsung dalam rang kaian kegiatan Perayaan Hari TB Sedunia (HTBS) Tahun 2012 adalah sebagai berikut:1. Media Workshop dilaksanakan

bekerja sama dengan Pusat Komunikasi Publik Kementeri­an Kesehatan RI.

2. “Press Release” dan “MediaBriefing” pada bulan Februari 2012

3. Media award dilakukan beker­jasama dengan Pusat Komu­nikasi Publik Kementerian Ke sehatan RI.

4. Acara puncak Peringatan HariTB Sedunia Tahun 2012:a. Press Conference, yang

dihadiri WHO representatives,Ditjen PP dan PL, KOMLI, dll

b. Talkshow TV oleh DitjenPP dan PL, Praktisi ke­sehatan dan perwakilan NGO peduli TB (PPTI) serta KOMLI TB.

5. Seminar sehari yang dilaksana­kan pada tanggal 31 Maret 2012. Seminar ini dikoordinatori oleh FK UI. Peserta yang hadir diantaranya berasal dari : Sektor pemerintah, NGO/CSOs/FBOs, Organisasi Profesi (IDI, PAPDI, PDPI, IDI, IAKMI), Lembaga­ lembaga Intersektoral (Ekster­nal dan Internal Kementeri­an Kesehatan), Mahasiswa, Masyarakat, mitra/NGO interna­tional dll. Seminar di laksanakan di Menara 165 Jakarta Selatan. Sekitar 2000 peserta meng­hadiri acara seminar ini.

6. Mobilisasi Sosial dengan acaraBersepeda dan Jalan Sehat TB yang dikoordinasikan oleh mi­tra Layanan Kesehatan Cuma­Cuma Dompet Dhuafa. Acara dilaksanakan di Area Taman Monumen Nasional se belah Ba­rat pada tanggal 1 April 2012, mulai jam 6 pagi sampai jam 11 siang. Kegiatan mobilisasi sosial ini dihadiri oleh Men­teri Koordinator Kesejahtera­an Rakyat, Wakil Menteri Ke sehatan RI, Walikota Jakarta

Pusat, Duta Besar Amerika­Serikat, Presiden Dompet Dhu­afa, dan pejabat di lingkungan Kementerian Kesehat an dan sektor lainnya. Acara ini juga melibatkan komunitas penggiat sepeda, komunitas penggiat jalan sehat, LSM, Pemerhati TB, masyarakat, dll akan berkumpul di Lapangan Monas untuk ber­sepeda dan berjalan bersama. Peserta diperkirakan sekitar 8.000 orang.

7. Rangkaian acara peringatan HariTB Sedunia dikuti dengan Kam­panye Pencegahan TB melalui media elektronik (TV dan Radio) dan cetak, kerjasama de ngan Pusat Promosi Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan In­formasi sepanjang tahun 2012

8. Promosi HTBS 2012 melaluipenyebarluasan media: poster, leaflet, kaos, pin, topi, handuk, botol minum, stiker, block note, pulpen, tas,dll

Acara diselenggarakan Subdit Tuberkulosis Dit jen PP dan PL Kemenkes RI bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Layanan Kesehatan Cuma­Cuma. [Devi]

• TBCARE 1 Consensus Meeting 2012

• Berita Riset Operasional Tuberkulosis

• Pelayanan TB Centre Di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma

• Penguatan Akar Bawah : Inisiasi Kelompok Orang Terdampak Tuberkulosis (TB) – Terbentuknya Jaringan Peduli Tuberkulosis Indonesia (JAPETI)

• PERTEMUAN NASIONAL EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS (TB) TAHUN 2012

Daftar Isi:• TB DAY 2012

• Kunjungan Delegasi VietnamDalam Rangka Case Study Tentang Penanganan TB, TB-HIV Dan TB MDR Khususnya Di Lapas dan Rutan Di Indonesia

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

wti edisi 20 final artwork.indd 1 08/08/2012 21:43:48

Page 2: Warta Tuberkulosis Indonesia

2

Operational Research (Riset Operasional) Tuberkulosis (TB) adalah kajian ter­hadap unsur­unsur yang terlibat dalam pelaksanaan program, atau kegiatan­

kegiatan yang berada dalam kendali manajemen program TB. Berbagai kajian menyebutkan pen tingnya riset operasional bagi pembuatan keputus an dalam program kesehatan. Riset operasional merupakan salah satu komponen dalam strategi pengendalian TB global, the Stop TB Strategy.

Riset Operasional telah menjadi salah satu area kegiatan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) bidang Informasi Strategis TB, salah satu RAN yang disusun untuk mendukung Strategi Nasional Program Pengendalian TB 2010­2014. Hal ini berarti, Riset Operasional dikembangkan untuk melakukan evaluasi maupun pengembang­an model dalam rangka mempercepat proses pencapaian rencana strategis pengendalian TB secara nasional.

Sub Direktorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membentuk Kelompok Kerja Riset Operasional Tuberkulo­sis (Tuberculosis Operational Research Group/ TORG) dibentuk untuk: 1) Memberikan bantuan teknis pelaksanaan riset operasional di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; 2) Membangun kapasitas riset operasional TB melalui workshop riset; dan 3) Menilai kualitas dan relevansi proposal riset yang diserahkan pada Subdit TB.

Workshop Manajemen Data Riset Operasional TB telah dilakukan pada akhir April 2012, dengan tujuan untuk memberikan pembekalan pengolah­an data bagi riset operasional yang akan di­laksanakan pada tahun 2012 ini, dengan bimb­ingan fasilitator/TORG. Peserta workshop dari FK UI, FK UNPAD­RS Hasanudin Bandung, FKM UNDIP Semarang, dan Dinas Kesehat an Provinsi Jawa Tengah. Pada workshop ini diberikan materi

Berita Riset Operasional Tuberkulosis

pengenalan program CS Pro sebagai alat mana­jemen data, pembuatan template data dan prak­tikum, pembuatan aplikasi data entry kuesioner, uji coba program CS Pro, dan diakhiri presentasi hasil pengembangan data base program CS Pro oleh peserta.

Beberapa Riset Operasional Tuberkulosis yang telah dihasilkan tahun 2011 yang mendapat­kan pendanaan dari Global Fund (GF):

“Contact investigation pada anak yang tinggal serumah dengan penderita tuberkulosis paru dewasa di Yogyakarta: Prevalensi dan faktor risiko infeksi laten Tuberkulosis, 2011”

Riset ini dilaksanakan dengan tujuan: 1) Mengetahui prevalensi sakit TB dan infeksi laten TB pada anak­anak yang kontak erat dengan penderita TB paru dewasa; dan 2) Mengetahui faktor risiko infeksi laten TB pada anak yang kontak erat dengan penderita TB paru dewasa.

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di Kota Yogyakarta, dari Mei sampai dengan November 2011. Se­jumlah 215 anak dari 117 penderita TB paru dewasa diikutsertakan dalam penelitian ini. Se­bagian besar sumber penularan (77%) adalah penderita TB dengan BTA positif dan merupa­kan orang tua dari anak kontak serumah (59%). Hasil pemeriksaan di antara anak­anak kontak serumah menunjukkan bahwa 13 anak (6%) sakit TB, 81 anak (38%) dengan infeksi laten TB dan 121 anak (56%) tidak mempunyai bukti infeksi maupun sakit TB. Uji tuberkulin positif didapatkan pada 92 (42,8%) anak. Faktor risiko terjadinya infeksi laten TB dianalisis terhadap 81 anak dengan infeksi laten TB dan 121 anak tanpa bukti infeksi atau sakit TB. Beberapa faktor terkait karakteristik anak dan sumber penularan serta kedekatan anak dengan sumber penularan

dianalisis dengan regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko terjadinya infeksi laten TB meningkat jika sumber penularan dengan BTA positif (OR: 2,8; 95% CI 1,2­6,6).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Contact investigation merupakan kegiatan yang pen ting untuk mengidentifikasi anak­anak dengan infeksi laten TB. Infeksi laten TB banyak ditemukan pada anak di atas 5 tahun. Sumber penularan dengan BTA positif merupakan faktor risiko terjadinya infeksi laten TB. Berdasarkan data ini dapat direkomendasikan bahwa contact investigation diprioritaskan pada sumber pe­nularan dengan BTA positif dan ditujukan pada seluruh anak yang kontak erat dengan sumber pe nularan, tidak hanya ditujukan pada balita. Diperlukan peneliti an lebih lanjut untuk mem­follow up anak­anak dengan infeksi laten TB tersebut untuk mengetahui perjalanan infeksi dan faktor risiko berkembang menjadi sakit TB. (Rina Triasih1, Setyorini Hestu Lestari2, Ning Rintiswati3, Endang Sri Rahayu4; FK UGM, RS Dr Sardjito, Dinkes Provinsi DI Yogyakarta).

“Penemuan suspek dan kasus Tuberkulosis melalui upaya pengembangan pelayanan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Buru, 2011”

Angka Case Detection rate (CDR) Provinsi Maluku pada tahun 2008­2010 telah menunjuk­kan kenaikan yang cukup berarti, dari 37% di tahun 2008 menjadi 64% di tahun 2009 dan meningkat menjadi 73% di tahun 2010. Namun, angka penemuan kasus di Kabupaten Buru ta­hun 2010 hanya 44%, dan Puskesmas Airbuaya adalah puskesmas yang paling sedikit Angka Penemuan Kasus TB. Tujuan penelitian ini ada­lah meningkatkan penemuan suspek dan kasus TB melalui upaya pengembangan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kabupaten Buru.

Rancangan penelitian eksperimental diguna­kan untuk membandingkan antara pustu yang dilakukan kegiatan pengembangan Pustu de­ngan Pustu yang tidak diintervensi. Kegiatan pengembangan Pustu dilakukan dengan melaku­kan peningkatan pengetahuan dan keterampilan fiksasi kepada petugas Pustu serta kunjungan rutin petugas program TB serta memberikan bantuan logistik dan non logistik TB. Petugas Pustu mendeteksi suspek, mengumpulkan da­hak dan melakukan fiksasi di objek gelas, kemu­dian dilakukan pewarnaan dan pembacaan oleh petugas TB puskesmas, kemudian memberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kepada suspek yang dinyatakan penderita TB. Data jumlah sus­pek dan kasus TB diambil sebelum dan sesudah intervensi.

Dengan adanya pengembangan pelayanan pustu dapat meningkatkan penemuan suspek dan kasus TB, masyarakat menjadi senang karena akses kesehatan yang lebih mudah, biaya yang

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

wti edisi 20 final artwork.indd 2 08/08/2012 21:43:51

Page 3: Warta Tuberkulosis Indonesia

3

dikeluarkan semakin kecil dan meningkatkan angka cakupan Puskesmas maupun Kabupaten. (Josepina Mainase, S.Pd,M.Kes; Ronald Ratulangi, SKM; dr. Indrawanti Kusadhiani; Novi A. J. Suripatty, SKM; Farudia Sanaky, SKM; Dinkes Provinsi Maluku).

“Survei Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dokter praktik swasta dalam penanganan tuberkulosis di 12 kota di Indonesia, 2011”

Survei pengetahuan, sikap dan perilaku prak­tisi swasta dalam penanganan tuberkulosis di 12 kota besar ini bertujuan untuk: (1) Mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku dokter praktisi swasta dalam penanganan penyakit TB; (2) Mem­perkirakan jumlah suspek TB yang ditemukan dan jumlah kasus TB yang ditangani di praktek swasta; (3) Mengeksplorasi persepsi para pemangku ke­pentingan terhadap intervensi­intervensi potensial untuk pelibatan DPS dalam program TB; dan (4) Menghasilkan data dasar untuk keperluan peren­canaan dan evaluasi PPM TB.

Disain utama dari penelitian ini adalah cross-sectional (potong lintang) dengan populasi dok­ter praktek swasta di 12 kota besar di Indonesia. Sebanyak 12 provinsi dari 7 regional Indone­sia dipilih berdasarkan beban kasus TB yang dilaporkan dan jumlah dokter yang terdaftar. Kota dengan jumlah dokter dan kasus TB terbanyak di setiap provinsi dipilih menjadi sampel peneliti­an di tingkat kota. Pemilihan provinsi dan kota tempat penelitian tidak dilakukan secara ran­dom, sehingga setiap kota terpilih menjadi satu populasi. Jumlah sampel dokter dihitung untuk setiap provinsi dengan tingkat kepercayaan 95%. Selain itu dilakukan penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi persepsi para pemangku kepentingan untuk pengembangan program TB pada dokter praktik swasta, serta survei fasilitas dan beban kerja TB di apotik swasta dan labo­ratorium swasta untuk memperoleh deskripsi potensi pengembangan program TB di laborato­rium swasta dan apotek swasta.

Tidak semua dokter pernah menjumpai suspek TB ataupun kasus TB di tempat praktik swasta. Volume suspek TB dan kasus TB per dokter bervariasi antar kota dan profesi (Umum, SpPD, SpP, SpA). Banyak dokter praktik swasta yang belum terpapar terhadap ISTC/DOTS dan skoring chart TB anak. Dokter praktik swasta cenderung meresepkan obat lepas. Beberapa meresepkan OAT lini ke­2 untuk kasus TB baru. Dokter praktik swasta cenderung tidak menunjuk PMO dalam pengobatan Dokter praktik swasta cenderung tidak melaporkan pasien TB ke Dinas Kesehatan. (Yodi Mahendradhata, Adi Utarini, Ari Probandari; FK UGM)

Workshop Pengembangan Proposal Riset Operasional TB

Workshop Pengembangan Proposal Riset Operasional Tuberkulosis dilaksanakan pada tanggal 20­31 Mei 2012 di Bogor, merupakan tindak lanjut dari kegiatan identifikasi masalah

dan topik riset operasional tuberkulosis (TB) di Propinsi Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara, bertujuan untuk mengem­bangkan kapasitas tenaga peneliti di Indonesia, untuk dapat membantu program pengendalian TB dalam mengatasi beberapa permasalahan spesifik program TB, yaitu: 1) Meningkatkan ka­pasitas peneliti dalam mengembangkan proposal riset operasional yang relevan dengan masalah program TB; 2) Meningkatkan kerjasama antara peneliti dari universitas dan pelaksana program, dalam upaya meningkatkan kualitas program TB Nasional; 3) Tersusunnya Proposal riset operasi­onal TB Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Peserta terdiri dari tim peneliti terpilih dari institusi pendidikan dan pelaksana program TB yang terkait, dari 4 provinsi, Riau, Kali mantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara, masing­masing provinsi terdiri dari 5 orang pe­neliti. Alasan dipilih 4 provinsi tersebut adalah merupakan research agenda, sesuai Strategi Nasional Program Pengendalian TB, bahwa riset operasional TB dilakukan di 33 provinsi di Indo­nesia, dan yang belum terpapar oleh kegiatan riset operasional tuberkulosis. Sedangkan topik area riset operasional ditentukan sesuai dengan kebutuhan program, baik di pusat maupun di provinsi dan kabupaten/ kota.

Sebagai Fasilitator adalah dari Pokja Riset Operasional Tuberkulosis (Tuberculosis Operational Research Group-disingkat TORG).

Modul yang digunakan dalam workshop ini adalah Modul: “Merancang dan Melaksanakan Riset Sistem Kesehatan Jilid 1. Penyusunan Proposal dan Penelitian Lapangan”.Agenda workshop:• PresentasimengenaiProgramTBdiIndonesia, oleh Subdit TB.• Pemaparan Modul oleh Fasilitator, disertai tanya jawab.• Presentasi masing-masing Tim Peneliti,

tahap­tahap dalam penyusunan proposal riset, dilanjutkan tanya jawab.

• Diskusi kelompok (Tim Peneliti masing- masing).• Presentasi masing-masing Tim Peneliti

mengenai proposal riset operasional TB yang telah dikembangkan.

Proposal riset operasional yang dihasilkan ini merupakan penelitian case detection (dari 3 kelompok peneliti, Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah), dan merupakan penelitian angka kepatuhan (dari kepompok peneliti Maluku Utara). Semua penelitian intervensi, ingin memperbaiki sistem kesehatan, pasien TB.

Berikut proposal riset operasional tuberkulosis hasil workshop pengembangan proposal:1. “Keterlibatan Bidan dalam Penemuan orang

dengan Tuberkulosis pada Kabupaten Siak, Provinsi Riau”

Tujuan penelitian: Untuk menilai dampak keterlibatan bidan yang telah mendapatkan pelatihan manajemen terpadu TB dalam hal peningkatan jumlah suspek TB dan jumlah kasus.

2. “Peningkatan peran pasien TB dalam upayapenjaringan suspek TB di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat”

Tujuan penelitian: Meningkatkan peran pasien TB dalam penjaringan suspek TB di Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2012.

3. “Peningkatan peran perawat dalam upaya penemuan suspek TB di Kota Palu, Sulawesi Tengah”

Tujuan penelitian: Meningkatkan peran perawat dalam upaya penemuan suspek TB di Kota Palu.

4. “Peran comprehensive of education padapemahaman pasien tentang pengobatan TB di Provinsi Maluku Utara”

Tujuan penelitian: Mengukur besarnya perancomprehensive of education oleh petugas kesehatan untuk meningkatkan pemahaman pasien pada kepatuhan pengobatan TB dalam 2 bulan pertama pengobatan di Maluku Utara.

Kegiatan selanjutnya paska workshop adalah: Penerapan riset di lapangan selama 6 bulan; kemudian dilaksanakan Workshop kedua yaitu Analisis Data dan Penulisan Laporan Riset; dan selanjutnya adalah Diseminasi Hasil Riset (di provinsi masing­masing), dan Publikasi hasil riset baik nasional maupun internasional. [Retno Budiati]

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

wti edisi 20 final artwork.indd 3 08/08/2012 21:43:53

Page 4: Warta Tuberkulosis Indonesia

4

Pelayanan TB Centre Di Layanan Kesehatan Cuma-CumaOleh : dr. Yahmin Setiawan, MARSDirektur LKC Dompet Dhuafa

Saat ini TB Center LKC sudah ada di 2 lokasi yaitu TB Center Ciputat Tangerang Selatan dan Kota Bekasi. TB Center LKC ini akan dikembang­kan lagi di daerah Parung Kabupaten Bogor, Tambun Kabupaten Bekasi dan Kota Tangerang. Dalam TB Center LKC tersebut dilaksanakan kegiatan pelayanan untuk pasien suspek TB dan pasien TB yang diobati sampai sembuh, di mana pelayanan dilakukan setiap hari SENIN dan RABU (Hari TB) pukul 09.00­15.00 WIB di 2 lokasi TB Center LKC.

Pelayanan pada Hari TB tersebut dilakukan oleh tim khusus yang terdiri dari dokter umum, perawat, ahli gizi, analis laboratorium dan pem­bina rohani yang sudah terlatih dalam program TB berstandar Nasional serta didukung tenaga relawan Dokter Spesialis Paru dan Spesialis Anak yang rutin berpraktek setiap seminggu

sekali sebagai konsultan program dan pe­ngobatan pasien. Untuk penegakkan diagnosis penyakit TB, TB Center LKC dilengkapi dengan fasilitas laboratorium TB mandiri yang lengkap serta dilaksanakan oleh para analis laboratorium yang telah mengikuti pelatihan petugas laborato­rium khusus TB berstandar Nasional serta telah mendapatkan penilaian kualitas laboratorium yang baik dalam program TB nasional dengan Hasil Cross Chek Sediaan Dahak Laboratorium LKC adalah 0% (Error Rate = 0 %) sejak tahun 2007.

Obat Anti TB (OAT) yang diberikan kepada pasien adalah obat yang berstandar Nasional dalam bentuk paket (FDC & Kombipak) atau Lepasan sesuai dengan lamanya waktu pengobatan. Bahkan kepada pasien TB yang _berobat di TB Center LKC, juga diberikan makanan tambahan berupa susu dan telur setiap hari dengan tujuan memperbaiki gizi pasien TB dan menunjang keberhasilan pengobatan. OAT dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) tersebut diberikan kepada pasien TB secara cuma­cuma, baik anggota LKC ataupun bukan.

TB Center LKC juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk peduli TB berupa pelatihan kader sehat TB di beberapa Kelurahan/Kecamatan dan pelatihan Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat untuk peduli TB di wilayah Jadebotabek serta pembentukan Pusat Informasi Tuberkulosis di Masyarakat (PIT Mas). Kegiatan lain yang dilakukan TB Center LKC adalah kegiatan penyuluhan tentang TB kepada masyarakat di masjid, rumah dan fasilitas umum lainnya serta pemanfaatan media massa seperti radio dan koran. Di setiap peringatan hari TB Se­Dunia pada tanggal 24 April, TB Center LKC melakukan kegiatan sosialisasi dan penggalang an kepedulian masyarakat TB dalam bentuk Talk Show, Sepeda Sehat dan Jalan Sehat.

Tahun 2012, LKC bekerjasama dengan Subdit TB Kemenkes RI dan beberapa mitra/NGO lainnya melaksanakan kegiatan Jalan dan Sepeda Sehat di Monas dalam rangka memperingati Hari TB Se­Dunia. Kegiatan tersebut diikuti hampir 8.000 peserta dengan membawa spanduk berisi informasi tentang TB, seperti “TB Bisa disembukan”.

Layanan Kesehatan Cuma­Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD) adalah sebuah lembaga nirlaba/sosial yang memberikan pelayanan kesehatan secara cuma­cuma dengan

sistem kepesertaan kepada keluarga miskin/ dhuafa dengan sumber dana dari ZISWaf (Zakat, Infaq, Shadaqoh dan Waqaf). LKC DD turut berperan aktif dalam program pemberantas an Tuberkulosis (TB) sejak awal berdiri tahun 2002. Mulai tahun 2006 sampai sekarang, LKC DD bekerjasama dengan Sub Direktorat Tuber kulosis Kementerian Kesehatan (Subdit TB Kemenkes), Pimpinan Pusat Aisyiyah (PP Aisyiyah) dan GF­ATM terlibat di dalam National TB Program (NTP).

Untuk penanganan pasien TB secara kom­prehensif LKC DD menggunakan strategi DOTS dan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program TB Center LKC.

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

wti edisi 20 final artwork.indd 4 08/08/2012 21:43:57

Page 5: Warta Tuberkulosis Indonesia

5

TBCARE 1 APA3 Consensus Meeting kembali diselenggarakan oleh KNCV di Hotel Bidakara, Jakarta pada tang­gal 19 Juni 2012. Dibuka secara

resmi oleh Kasubdit TB, Ditjen PP dan PL, Kementerian Kesehatan, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, acara ini dihadiri oleh para peserta dari Kementerian Ke sehatan, USAID, WHO, FHI360, JATA, perwakilan dari provinsi dan pemangku kebijakan lainnya seperti organisasi profesi. Dalam pidato pembukaanya, kasubdit TB menyatakan ha rapannya akan harmonisasi rencana pro­gram TBCARE APA 3 dengan program TB nasional sehingga dapat bersinergi untuk mencapai tujuan dari Program TB Nasional.

Dalam Kesempatan lain, Ibu Candyana Yohan selaku wakil dari USAID memberi­kan informasi bahwa pemerintah Amerika Serikat melalui USAID tetap memberikan komitmen yang kuat terhadap program pemberantasan TB di seluruh dunia, ter­masuk di Indonesia. Meskipun terdapat pe­motongan anggaran, namun pemotongan itu terbilang kecil.

Sementara itu Dr. MD Salim Hamid, Country Representative Officer KNCV WHO se kaligus Country Project Director TBCARE menyatakan program APA3 direncanakan akan melibatkan semua pihak sehingga lebih efektif. Masukan­masukan dari para

TBCARE 1 Consensus Meeting 2012

peserta konsensus ini diharapkan akan meminimalkan tantangan atau kendala yang terjadi dalam pelaksanaannya.

Pertemuan sehari ini, selain menampil­kan paparan hasil pencapaian dan kendala yang dihadapi lewat presentasi yang diberi­kan oleh drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH dan Dr.MD. Salim Hamid, pertemuan ini juga melibatkan para peserta untuk memberikan masukan­masukan lewat diskusi kelompok

yang dibagi atas cakupan kegiatan. Di akhir acara, 4 kelompok yakni kelompok labo­ratorium, TB/HIV,“Universal Access” dan TB MDR mempresentasikan hasil diskusi mereka.

Hasil akhir dari pertemuan ini ada­lah rangkuman rencana kegiatan penting TB Nasional yang akan disepakati untuk mendapatkan dukungan pendana an dari USAID melalui project TBCARE 1. [KNCV]

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

wti edisi 20 final artwork.indd 5 08/08/2012 21:43:59

Page 6: Warta Tuberkulosis Indonesia

6

Pada 9 Juli – 13 Juli 2012 telah dilaku­kan Pertemuan Nasional Evaluasi dan Perencanaan Program Pengendalian Tuberkulosis di Hotel The Santosa Villas

and Resort, Nusa Tenggara Barat yang dihadiri kurang lebih 350 orang yang terdiri dari: Kepala Bidang/Kepala Seksi, Petugas M&E/ Wasor Pro­gram TB, Provincial Project Officer (PPO) dan Finance Administration (FA) yang berasal dari 33 Provinsi. Peserta juga berasal dari Project Officer dan Finance Administration (FA). Pe­serta dari SR Khusus, yaitu Subdit Akreditasi­BUK Rujukan, Subdit Mikrobiologi­BPPM, Balitbangkes, Kemenhan/TNI dan IDI serta SR NGO. Peserta pusat terdiri dari Direktorat Jendral PP dan PL, Direktorat PPML, Kepala Biro dan Kepala Subdit terkait di lingkungan Kementrian

PERTEMUAN NASIONAL EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS (TB) TAHUN 2012

Kesehatan, KOMLI, CCM, Principal Recipient TB yang lain, partner Program TB, staf Subdit TB dan undangan lainnya.

Hasil Pertemuan Nasional Evaluasi dan Perencanaan Program Pengendalian TB tahun 2012 ini antara lain : a. Dipaparkan 5 provinsi terbaik dalam hal

pencapaian program maupun penyerapan dana. Kelima provinsi tersebut adalah: Bangka Belitung, Sulawesi Utara, DI Yogyakarta, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.

b. Telah dilakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama dan Serah Terima GeneXpert kepada 8 site PMDT (RS Saiful Anwar Malang, RS Labuang Baji Makasar, BLK Sura­baya, BLK Bandung, RS Adam Malik Medan, Fakultas Kedokteran UGM, RS Sanglah Bali, Laboratorium NECHRI Makasar). Selanjut­nya dimohon agar 8 Site PMDT ini dapat me­manfaatkan semaksimal mungkin penggu­naan GeneXpert untuk sarana diagnosis TB MDR dan melakukan evaluasi efisiensi serta efektivitasnya se bagai lesson learnt untuk pengembangan ke provinsi berikutnya.

c. Pembahasan Draft dalam peningkatan kualitas

PMDT (Programmatic Management of Drug Resistent Tuberculosis) yang di sepakati beberapa issue mengenai jejaring rujukan suspek/pasien TB MDR di daerah dengan akses layanan terbatas. Selanjutnya pengem­bangan jejaring rujukan bagi Provinsi yang be­lum memiliki layanan PMDT sampai dengan awal tahun 2013 dan pembagian peran da­lam penatalaksanaan rujukan pasien TB MDR yang terletak di perbatasan 2 provinsi.

d. Kajian singkat mengenai hasil capaianprogram di 5 provinsi yang paling rendah pencapaiannya baik dalam hal rating GF maupun pencapaian program. Untuk me­ningkatkan performance kelima provinsi ter sebut, maka dilakukan intensifikasi dukungan teknis terutama ke provinsi Kepulauan Riau dan Maluku Utara serta penyederhana an mekanisme finansial pencairan dana WHO.

e. Telah dilakukan validasi data program danevaluasi pelaksanaan Sistem Informasi TB Terpadu (SITT) selama 2 bulan terakhir. Se­luruh data TB terkumpul, baik program mau­pun “project” untuk periode triwulan 1 dan 2

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

wti edisi 20 final artwork.indd 6 08/08/2012 21:44:01

Page 7: Warta Tuberkulosis Indonesia

7

Pada tanggal 2 – 5 Juli 2012, Indonesia mendapat kehormatan dikunjungi oleh delegasi dari negara Vietnam berjum­lah 12 orang yang terdiri dari Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Vietnam, Kemente­rian Kesehat an Vietnam program TB dan HIV, Kementeri an Keamanan Vietnam, perwakilan USAID di Vietnam dan NGO yaitu KNCV dan FHI360.

Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk study tentang model yang ada di Indonesia yaitu pe nanganan TB, TB­HIV dan TB MDR khusus­nya di Lembaga Pemasyarakatan. Selain itu juga untuk mendapat masukan dari pengalaman lapas dan rutan dalam menangani pasien TB dan HIV.

Pada kesempatan ini Tim Delegasi Vietnam yang diketuai oleh Prof. Dr. Bui Duc Dhong (Deputy Director Vietnam Authority of HIV-AIDS Ministry of Health) berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Ditjen PP dan PL yang diwakili oleh drg. Dyah Mustikawati, MPH (Ka­subdit TB), Ditjen Pemasyarakatan yang diwak­ili oleh Drs. Bambang Krisbanu, BcIP, SH, MH (Direktur Bina Kesehatan dan Perawatan Napi dan Tahanan) guna mendapat gambaran umum tentang program pengendali an TB dan HIV di Indonesia dan Kebijakan Ditjen Pemasyarakatan terkait TB dan HIV.

tahun 2012 dari provinsi dan teridentifikas­inya permasalahan yang terjadi pada imple­mentasi SITT serta perumusan pemecahan masalahnya.

f. Kemitraan dengan TNI telah ditetapkan 10 Provinsi (Aceh, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Su­lawesi Selatan, Papua, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku) yang akan di intensifkan pelaksanaan penemuan kasus dan tata laksana TB sesuai standar. Bentuk kegiatan adalah sosialisasi dengan konsep mobilisasi sosial dalam kegiatan pengenda­lian TB di fasilitas kesehatan Kementeri an Pertahanan (Kemhan) dan TNI.

Dalam waktu dekat yaitu Juli­Desember 2012, SR Kemhan akan mengadakan kegiatan pelatihan petugas mobsos bagi Babinsa (Bintara Pembina Desa) dan petugas Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) TNI. Daerah yang menja­di pilot project pertama adalah Provinsi Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau. Selanjutnya provinsi lain akan menyusul.

Beberapa usulan yang diperoleh dari pertemuan ini adalah:a. Exit strategi; perlu melibatkan seluruh sumber

daya dalam pengendalian TB baik di tingkat Pusat maupun daerah

b. Mandatory Notification; secara legal aspek seluruh layanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah wajib memberikan pelaporan kasus TB dan adanya akreditasi penyedia layanan pemerintah dan swasta.

c. Program TB dalam BPJS (Badan Penye­lenggara Jaminan Sosial); Konsep pem­biayaan BPJS1 untuk pelayanan TB harus mengacu pada pedoman nasional TB yang ada dan berlaku di seluruh Indonesia. Semua kasus TB termasuk Resisten, TB­HIV, TB­Anak, EP mulai dari suspek sampai sembuh ditanggung oleh BPJS1.

d. Pengaturan obat; adanya Quality Assurance untuk obat yang akan diproduksi, adanya re­gulasi terhadap distribusi obat kepada PBF dan regulasi kepada apotek dengan melibatkan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), koordinasi dengan IAI untuk me ngevaluasi resep dok­ter yang tidak sesuai dengan program serta adanya edukasi kepada seluruh stakeholder (pasien, dokter, penyedia layanan, apotek.

e. Programmatic Management of Drug resis-tance Tuberculosis (PMDT); membahas me ngenai alur rujukan PMDT dari wilayah yang belum memiliki RS rujukan PMDT atau dari Kab/Kota yang jauh dari RS rujukan PMDT di propinsinya untuk menjamin ter­sedianya universal access bagi suspek/

pasien TB MDR. Pada pertemuan ini dibahas draft awal alur rujukan suspek dan pasien dan mendapat masukan dari berbagai pihak yang terlibat. Sebagai tindak lanjut, Ditjen PP PL akan membuat surat edaran tentang alur rujukan suspek dan pasien MDR yang akan diperbaiki sesuai masukan.

Diakhir Pertemuan Pertemuan Nasional Evaluasi Dan Perencanaan Program Pengendali­an Tuberkulosis (TB) disampaikan penghargaan berupa keikutsertaan pada Kongres TB Interna­tional di Kuala Lumpur kepada provinsi terbaik (Bangka Belitung) dalam pelaksanaan program pengendalian TB dan pengelolaan dana hibah GF ATM TB SSF. [Devi & Crysti]

Selain itu rombongan juga berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke RS Persahabat an yang merupakan RS rujukan untuk penangan an TB MDR. Guna melihat secara langsung penerapan nya di Lapas dan Rutan maka dilakukan kunjungan ke Rutan Klas I Cipinang, Lapas Klas IIA Salemba dan RS Pengayoman Cipinang. Pada saat kunjungan ini rombongan banyak mendapat informasi penting dalam penatalaksanaan TB dan HIV juga tantangan yang dihadapi oleh Lapas dan Rutan terutama da­lam hal sistem rujukan setelah Napi atau Tahanan bebas agar tetap melanjutkan pengobatan.

Di akhir kegiatan Tim Delegasi menyampaikan kesimpulan hasil kunjungan mereka kepada Ditjen PP dan PL, Ditjen Pemasyarakatan dan USAID yang secara garis besar menjelaskan bahwa banyak kemiripan kondisi antara Indo­

nesia de ngan Vietnam. Namun disampaikan pula banyak hal yang menjadi pembelajaran untuk diterapkan di Vietnam dalam upaya pen­gendalian TB dan HIV di lapas seperti kebijakan, sistem yang di terapkan serta jejaring internal dan eksternal. Ketua Tim Delegasi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memfasilitasi kegiat an ini ter utama kepada Kepala Rutan Klas I Cipinang, Kepala Lapas Klas IIA Salemba, Kepala RS Pengayoman, Tim Ahli Klinis RS Persahabat an, para petugas kesehatan di Lapas dan Rutan serta pihak­pihak terkait lain­nya. Harapan nya untuk masa yang akan datang dapat bekerjasama untuk saling berbagi informa­si dan pengalaman guna keberhasilan program pengendalian TB dan HIV di Lapas dan Rutan. [Tim TB Lapas]

Kunjungan Delegasi Vietnam Dalam Rangka Case Study Tentang Penanganan TB, TB-HIV Dan TB MDR Khususnya Di Lapas dan Rutan Di Indonesia

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

wti edisi 20 final artwork.indd 7 08/08/2012 21:44:03

Page 8: Warta Tuberkulosis Indonesia

8

Pelindung:Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama(Direktur Jenderal PP dan PL)

Penasehat:dr. H.M Subuh MPPM

(Direktur P2ML)

Penanggung Jawab:Drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH

(Ka Subdit TB)

Dewan Redaksi:

Ketua Redaksidr. Dyah Armi Riana, MARS.

Redaksidr. Triya Novita Dinihari

Surjana, SKM, M.SiBudiarti, S, SKM, M. KesCrysti Mei Manik, SKM

drg. Devi YuliastantiNenden Siti Aminah, SKM

Redaksi Kehormatan:Prof. Dr. dr. Sudijanto Kamso

Administrasi:Harsana, SE

Alamat Redaksi:Subdit TB, Dit P2ML, Ditjen PP dan PL,

DEPKES RIGedung B Lantai 4

Jl. Percetakan Negara No. 29Jakarta 10560 Indonesia

Telp/Fax: (62 21) 42804154website: www.tbindonesia.or.id

Email: [email protected]

Penguatan Akar Bawah : Inisiasi Kelompok Orang Terdampak Tuberkulosis (TB) – Terbentuknya Jaringan Peduli Tuberkulosis Indonesia (JAPETI)

Program Pengendalian TB di Indonesia secara global sudah mencapai target yaitu dengan tercapainya angka penemuan kasus dan angka keberhasilan pengobat­

an serta angka kematian akibat TB yang telah me­lampaui target MDGs. Keberhasilan tersebut secara kuantitas telah memenuhi target, namun secara kualitas dalam hal pelaksanaan di lapangan masih memerlukan peningkatan mutu baik dalam pe­layanan maupun dari segi sumber daya manusia. Hal ini disebabkan salah satunya karena adanya masyarakat yang tidak mampu menjangkau fasilitas layanan kesehatan terutama di daerah­daerah ter­pencil, mulai munculnya kasus penderita yang ke­bal terhadap obat­obat TB (kasus MDR dan XDR) yang salah satu faktor penyebab adalah karena ketidakteraturan minum obat dan berhubungan dengan fungsi dan peran Pengawas Minum Obat (PMO). Untuk mengatasi berbagai permasalahan TB tsb diperlukan langkah yang sistematis, efektif dan terus menerus. Pemerintah merupakan leading sector, namun demikian ke terlibatan secara aktif dari seluruh elemen masyarakat dalam proses implementasi program pengendali an TB sangat dibutuhkan.

Selama ini sudah banyak berkembang di masyarakat ada nyakelompok­kelompok masyarakat peduli TB yang berasal dari pasien dan mantan pasien serta orang­orang yang peduli ter­hadap TB. Kelompok peduli TB tersebut masih belum me miliki jejaring satu dengan lainnya dan kegiatannya belum terkordinasi dengan baik. Maka untuk itulah Kementerian Ke sehatan me­nginisiasi pembentuk an jejaring kelompok peduli TB sebagai

WARTA TUBERKULOSIS INDONESIA • Volume 20 • Juli 2012 • 20/VII/2012

upaya pe ningkatan pemberdayaan masyarakat. Kelompok­kelompok tersebut tergabung dalam Jaringan Peduli Tuberkulosis Indonesia (JAPETI). JAPETI berperan sebagai mitra pemerintah un­tuk mengatasi masalah Tuberkulosis Nasional. JAPETI berfungsi mendorong tumbuh dan berkembangnya masyarakat peduli Tuberkulosis dan menjadi wadah bagi siapapun yang ingin berkontribusi dan atau bekerja dengan ikhlas dan saling bergandengan tangan untuk membantu mengatasi masalah Tuberkulosis Nasional.

Keanggotaan JAPETI saat ini telah meliputi 17 provinsi dan 50 kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai wujud aktualisasi eksistensi organisasi dan sebagai langkah awal keterlibatan organisasi dalam membantu upaya Pengendali­an Tuberkulosis di Indonesia JAPETI telah me­laksanakan Munas yang pertama pada akhir Juni 2012. Dalam Munas telah dikukuhkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga JAPETI serta dilakukan pemilihan Dewan dan Sekretaris Nasional (Seknas) JAPETI. Drg. Niniek Harsini, M.Kes dari Paguyuban TB Pulo Merak telah terpilih sebagai Seknas JAPETI periode 2012­2017.

Dengan berdasar pada visi me­wujudkan Masyarakat Sehat Berdaya dan Mandiri Menuju Indonesia Bebas Tuber­kulosis, Dewan dan Seknas JAPETI telah mengembang kan Strategi Nasional JAPETI tahun 2012­2017 serta membuat program jangka pendek dan jangka panjang. [Nenden & Crysti]

Sekretariat Nasional JAPETI : Jl. Baru Lenteng Agung Jakarta Selatan Telp/Fax. 021 – 91265433 E mail : [email protected]

wti edisi 20 final artwork.indd 8 08/08/2012 21:44:05