waham 2
DESCRIPTION
LP JIWA Tentang WAHAMTRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan Jiwa Klien Dengan Waham Kebesaran
LANDASAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y.S DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR
”WAHAM KEBESARAN” RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH KELAS A
PROVINSI SULAWESI UTARA
I. Asuhan Keperawatan Jiwa
A. Pengertian
- Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan / asuhan yang bersifat humanistik, profesional dan
holistik berdasarkan ilmu dan kiat, memiliki standar asuhan dan menggunakan kode etik, serta
dilandasi oleh profesionalisme yang mendiri dan / atau kolaborasi (lokakarya, 1983).
- Pengertian Asuhan Keperawatan.
Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien / pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
-Pengertian Proses Keperawatan.
Proses keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara pasien sampai ke taraf optimum melalui suatu pendekatan yang
sistematika untuk mengenal dan membantu memenuhi kebutuhan khusus pasien. (Dep. Kes. RI.
Dan JICA 1982).
-Gangguan Jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku
psikomotorik dan verbal, yang menjelma dalam kelompok gejala klinis yang disertai oleh
penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individu. C PPDGJ III atau ICD
– X.
- Keperawatan Jiwa adalah Proses Intrapersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan
mempertahankan prilaku sehingga klien dapat berfungsi sebagai manusia antara perawat dengan
klien , keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
( Carpenito, 1989 dikutip oleh kawat 1991)
B. Tujuan Keperawatan
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan
masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi serta diselesaikan. Dengan
menggunakan proses keperawatan perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
bersifat rutin, intuisi dan tidak unik bagi individu klien. Keperawatan Jiwa merupakan proses
interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien
dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
1. Bagi Perawat.
a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
b. Tersedia pola pikir / kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan terorganisir.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung
jawab dan bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana / wahana desiminasi IPTEK keperawatan.
f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.
2. Bagi Klien.
a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah
b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (Independent Care)
c. Terhindar dari malpraktek
C. Proses Keperawatan Jiwa Dan Langkah-langkah Proses Keperawatan
- Pengkajian Keperawatan.
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian
terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Data pada pengkajian
keperawatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian
terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart dan Larai
2001). Cara pengkajian lain berfokus pada 5 dimensi yaitu fisik, emosional, intelektual, sosial,
dan spiritual kemampuan perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah
mempunyai kesadaran / titik diri (self-awareness), kemampuan mengobservasi dengan akurat,
kemampuan komunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif (Stuart dan L)
2001. Perilaku yang perlu dilakukan perawat-perawat adalah membina hubungan saling percaya
dengan melakukan kontrak, mengkaji data dari klien dan keluarga, memvalidasi data dengan
klien, mengorganisir atau mengelompokkan data, serta menetapkan kebutuhan atau masalah
klien.
- Diagnosa Keperawatan.
Pengertian diagnosa keperawatan adalah identifikasi / peniliaian terhadap pola respon klien baik
aktual maupun potensial (Stuart dan Laraia, 2001)
Tipe-tipe diagnosa keperawatan dalam rencana asuhan keperawatan dan dokumentasi oleh
Carpenito adalah.....
- Diagnosa aktual; fokus intervensi yaitu mengurangi atau menghilangkan masalah
- Diagnosa resti; fokus intervensi untuk mengurangi faktor resiko untuk mencegah terjadinya
masalah aktual
- Diagnosa kemungkinan; fokus intervensi mengumpulkan data tambahan untuk / atau
menetapkan tanda gejala / faktor resiko
- Masalah kolaboratif; fokus intervensi menentukan awitan atau status masalah penatalaksanaan
status
- Perencanaan Keperawatan.
Perencanaan keperawatan terdiri dari 3 aspek yaitu, tujuan umum, tujuan khusus dan rencana
tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus kepada penyelesaian permasalahan sedangkan
tujuan umum dapat dicapai apabila serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus
berfokus pada penyelesaian etiologi sehingga tujuan ini perlu dicapai atau dimiliki klien.
Umumnya kemampuan klien pada tujuan khusus dapat menjadi 3 aspek yaitu kemampuan
kognitif, psikomotor, dan afektif. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan standar asuhan
keperawatan jiwa di Indonesia atau standar keperawatan Amerika. Tindakan keperawatan yang
telah direncanakan dicatat dalam formulir dokument keperawatan.
- Implementasi Keperawatan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada
siatuasi nyata implementasi sering kali jauh berbeda dengan rencana. Sebelum melaksanakan
tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri,
apakah mampu melaksanakan, perawat harus menilai kembali, apakah tindakan tersebut aman
bagi klien. Pada saat akan melaksanakan tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak
dengan klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta yang diharapkan
dari klien. Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan.
- Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi keperawatan merupakan proses berkelanjutan menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah
ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan pendekatan SOAP yaitu.....
S: Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
A: Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
tetap / muncul masalah baru
P: Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon klien yang terdiri dari
lanjut klien dari perawat.’
Bagan Rentang Neurobiologis
D. Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditegakkan pada klien dengan gangguan
delusi ( waham )
1. resiko membaayakan diri / orang lain.
Faktor resiko meliputi : - ancaman bahaya yang dirasakan
- peningkatan bahaya yang dirasakan
Indikator yang mungkin : - berperilaku dalam cara yang tidak rasional
- menjadi terancam atau diserang dalam
Menghadapi ancaman yang dirasakan.
2. ansietas
dapat dihubungkan dengan, kemungkinan ditandai oleh :
- ketidakmampuan untuk percaya
- sistem delusi yang kaku
- merasa takut terhadap orang lain dan permusuhannya sendiri.
Hasil yang diinginkan / kriteria evaluasi
- mengakui delusi dan mengatasinya secara tepat.
- Mendefinisikan metode untuk menurunkan kadar ansietasnya sendiri.
- Melaporkan bahwa ansietas berkurang ketingkat yang dapat dikendalikan
- Menunjukkan sikap yang rileks.
3. ketidakberdayaan
dapat dihubungkan dengan :
- gaya hidup tidak berdaya : perasaan tidak adekuat, gangguan harga diri yang parah.
- Interaksi interpersonal.
Kemungkinan ditandai oleh :
- Ekspresi verbal yang tidak mempunyai pengendalian/pengaruh terhadap situasi.
- Penggunaan delusi paranoid, perilaku agresif untuk mengopensasi kurangnya pengendalian.
Hasil yang diharapkan :
- Menunjukkan perubahan gaya hidup/ perilaku yang penting untuk mempertahankan
pengendalian tanpa menggunakan penyerangan.
4. hambatan interaksi sosial
dapat dihubungkan dengan :
- gangguan proses pikir, perasaan tidak percaya terhadap orang lain/ pikiran delusi.
- Defisit pengetahuan/ keterampilan tentang cara meningkatkan mutualitas.
Kemunkinan ditandai oleh :
- Ketidaknyamanan dalam situasi sosial, kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang
lain.
- Menghadapi masalah dengan kemarahan/ permusuhan dan perilaku kekerasan.
Hasil yang diinginkan :
- Mengungkapkan kemauan untuk terlibat dngan orang lain.
- Berpartisipasi dalam aktivitas/ program bersama orang lain dengan hanya sedikit
ketidaknyamanan.
Rencana tindakan keperawatan
1. resiko membahayakan diri / orang lain
tindakan / interaksi :
- perhatikan riwayat perilaku berbahaya sebelumnya bila dalam keadaan stress. Indikator
peningkatan resiko kambuhnya perilaku berbahaya/ menyerang.
- Bimbing klien untuk mengidentifikasi situasi yan memicu ansietas berat perilaku agresif.
Memahami hubungan antara ansietas berat dan perasaan agresif dapat membantu klien
mengidentifikasi. Pilihan untuk menghindari perilaku kekerasan.
- Terima sikap bermusuhan secara verbal tanpa perlawanan atau pertahanan perawat perlu
menyadari responsnya sendiri terhadap perilaku klien. Perilaku tidak selalu diarahkan pada
perawat secara individu, dan berespons secara defensif dapat membentuk situasi. Kesadaran
yang responsnya sendiri, memungkinkan perawat untuk melawan/ menghadapi perasaan
tersebut.
- Hindari menunjuk, menyentuh, memerintah, memaki, menantang, mengganggu, berargumen,
menganggap sepele, atau mengintimidasi klien. Tindakan ini dapat dianggap mengancam dan
dapat memicu klien untuk melakukan kekerasan.
- Minta izin untuk mengajukan pertanyaan, cara untuk melihat jelas kejadian yang memicu emosi
yang mendasari, seperti takut, ansietas, atau malu beri jalan keluar/ alternatif lain.
2. ansietas
tindakan / intervensi
- kembangkan hubungan perawat/ klien utama. Kontinuitas hubungan perawatan utama memberi
waktu yang diperlukan untuk membentuk pertahanan dengan orang yang dicurigai.
- Gali pola koping yang timbul terhadap ansietas dan seberapa efektif koping tersebut.
Meningkatkan kewaspadaan bahwa tindakan agresif dapat diungkapkan secara destruktif.
- Diskusikan alternatif perilaku tidak efektif terbaru. Klien menggunakan koping tidak sesuai
dengan mengidentifikasi strtegi yang konstruktif dan efektif untuk mengatasi situasi yang
menakutkan dapat merangsang perubahan.
- Kolaborasi : beri pengobatan sesuai indikasi. Menurunkan ansietas dan pikiran delusi yang dapat
meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
3. ketidakberdayaan
tindakan / intervensi
- anjuran klien untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan bagi dirinya, beri pilihan bila
mungkin. Memungkinkan / memampukan pengendalian situasi sehinggakecurigaan dapat
dikurangi.
- Bimbing klien untuk mengidentifikasimunculnya perasaan kehilangan kendali dan kejadian /
situasi yang mengarah pada perasaan tidak berdaya.
- Tinjau ulang kontak sosial/ huungan terdahulu, jika tidak lagi terlibat dalam hubungan ini,
biarkan klien menggambarkan apa yang terjadi. Pengetahuan dapat tercapai dari bagaimana klie
membangun hubungan dan mengaoa hubungan ini memburuk atau tetap utuh, ang memberi
kesadaran untuk merubah perilaku diri dan meningkatkan hubungan yang akan datang.
4. hambatan interaksi sosial
tindakan / intervensi
- bangun hubungan, gunakan teknik mendengar aktif dan beri lingkungan yang aman untuk
keterbukaan diri. Kontak yang jujur, jelas, konsisten dapat membantu klien memulai dan
menguasai tugas yang berhubungan dengan belajar mempercayai orang lain.
- Tentukan derajat hambatan, dengarkan pendapat klien tentang kesendirian, perhatikan adanya
perasaan diri berharga. Perasaan tidak percaya dapat menimbulkan kesulitan dalam membangun
hubungan, dan klien dapat menarik diri dari kontak tertutup dengan orang lain.
- Anjurkan klien mengungkapkan perasaan tidak nyaman terhadap situasi sosial dan persepsi
tentang alasan permasalahan. Pengakuan membantu klien menyadari perasaan dan memulai
mengatasinya.
- Kaji hubungan keluarga pola komuikasi, pengetahuan tentang kondisi klien. Masalah dalam
keluarga dapat membuat anggota keluarga memberi dukungan yang adekuat / hubungan yang
berkelanngjutan dan dapat mengganggu kemajuan klien.
- Gali dan contohkan cara mengubah interaksi / perilaku sosial. Beri umpan balik terhadap usaha
klien. Memberi lingkan yang aman untuk mencoba perilaku baru. Pemberian dorongan dapat
meningkatan pengulangan perilaku tersebut dan pengambilan resiko
II. Konsep Dasar Penyakit
A. Pengertian
Waham atau delusi adalah kesalahan dalam menilai diri sendiri atau keyakinan tentang isi
pikirnya pada hal tidak sesuai dengan kenyataan atau kepercayaan yang telah terpaku/terpajang
kuat dan tidak dibenarkan berdasarkan fakta tetapi dipertahankan jika disuruh membuktikan
berdasarkan akal sehatnya tidak bisa, atau disebut juga kepercayaan yang palsu dan sudah tak
dapat dikoreksi.
B. Faktor-faktor lainnya yang dapat melatar belakangi terjadinya waham antara lain:
Tahap tumbuh kembang tidak terpenuhi, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
dan masa kecil tidak bahagia. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses berfikir
misalnya faktor somatik ( gangguan otak), faktor psikologik ( gangguan emosi tpsikosa ), dan
faktor sosial ( kegaduhan yang sangat mempengaruhi perhatian dan konsentrasi individu ).
C. Macam-macam waham
1. Waham kejar
Keyakinan bahwa orang lain atau lingkungan memusuhi/mencurigai dirinya, misalnya merasa
ada orang yang ingin membunuhnya, memata-matai atau membicarakan kejelekannya.
2. Waham kebesaran
Yakin bahwa dirinya mempunyai kekuatan, kekuasaan, kedudukan, kekayaan berlimpah,
pendidikan tinggi atau kepandaian yang luar biasa, misalnya seorang yakin bahwa dirinya adalah
seorang raja.
3. Waham nihilistik
Penyangkalan terhadap dirinya atau lingkungan, misalanya yakin bahwa dirinya sendiri sudah
mati dunia ini sudah tak ada, dsb.
4. Waham keagamaan
Yaitu waham yang berhubungan dengan keagamaan, misalnya merasa dirinya adalah seorang
nabi, merasa dalam waktu 10 hari terjadi kiamat disuatu tempat.
5. Waham dosa
Keyakinan pada dirinya bahwa ia telah melakukan dosa yang sangat besar dan tidak mungki
terampuni dan karenanya ia bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tertentu.
6. Waham pengaruh
Keyakinan bahwakeadaan pikiran, emosi atau tingka lakunya dipengaruhi oleh kekuatan dari luar
yang tidak terlihat atau gaib.
7. Waham somatik dan hipokondrik
Keyakinan bahwa keadaan tubunya sudah tidak mungkin benar atau sakit misalnya yakin bahwa
ususnya telah busuk diperutnya ada gejalah, dsb.
8. Waham sakit
Keyakinan bahwa seluruh atau sebagian tubuhnya sedang dilanda penyakit kronis.
9. Waham hubungan
Interpretasi yang salah dari pembicaraan, kejadian ataugerak-gerik yang didasarkan berhubungan
langsung dengan dirinya.
D. Gambaran klinis dan diagnosa
Waham kebesaran yang menetap seringkali merupakan tanda dari gangguan kepribadian,
waham kebesaran merupakan suatu gangguan psikotik, biasanya mania skizofremia, atau
gangguan waham organik (sebagai contoh : intoksikasi dengan kokain, aphetamin atau
halusinogen). Tujuan yang penting dalam memeriksa waham kebesaran adalah untuk
menentukan berat, irama dan penyebab
Pedoman wawancara dan psikoterapi :
Pasien dengan waham kebesaran masih diikat dengan suatu wawancara jika memberikan
kesempatan kepada mereka untuk membicarakan isi kepercayaan kebesarannya walaupun
beberapa pasien mudah tersinggung dan tidak dapat bekerjasama, jangan menantang
kepercayaan kebesaran klien walaupun jika jelas sudah tetapi jangan setujui jika mereka benar,
jika pasien bertanya langsung kepada anda bahwa saya dapat terbang?. Jawaban yang paling baik
adalah bahwa anda mengerti pasien mempercayainya dan kepercayaan itu akan teliti lebih lanjut,
selama wawancara cobalah menentukan dalamanya ide. Apakah pasien mempunyai kebesaran
dibidang lain? Galilah pikiran paranoid, beberapa ide paranoid mempunyai inti yang kebesaran
yaitu pasien paranoid percaya bahwa meraka cukup penting bagi orang yang melawan mereka.
E. Pemeriksaan dan pelaksanaan
2. Tentukan apakah pasien psikotik dan tentukan derajat gangguan pertimbangan, pasien dengan
gangguan delusional mungkin memiliki gangguan pertimbangan tersebut, sehingga mereka
berbahaya bagi dirinya/orang lain dan memerlukan perawatan di RS, involunter jika diperlukan.
Apakah pasien berkelahi dengan orang yang menantang kebesaranya?. Apakah pasien
merencanakan untuk melakukan kepercayaan kebesarannya?. Apakah terdapat rencana
membunuh? Apakah pasien mempunyai resiko membahayakan diri sendiri karena sikap waham
kebesarnnya.
3. Singkirkan penyebab organik khususnya jika pasien psikotik jika gejalah adalah baru pada
seorang pasien, pasien tanpa adanya riwayat gejalah yang serupa sebelumnya obat yang
diresepkan seperti contoh steroid, trisiklik, inhibutor, paroamin oksidasi (madro-dofa dan
phenileprine). Dapat menyeabkan waham kebesaran
4. Pasien dengan waham kebesaran yang ringan telah mengalami haltersebut selama beberapa
tahun mungkin memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian narsistik ambang histronik atau
paranoid. Pasien yang mempunyai sistem kebesaran yang persisten dan baik yang tidak
mengalami depresi atau yang tidak mempunyai halusinasi/waham kacau yang menonjol mungkin
mendapatkan diagnosis dan delusional jenis kebesaran.
5. Terapi obat adalah bergantung pada diagnosis definitif. Agitasi akut mungkin memerlukan
tronkulisasi dengan benzodiasepam. (contoh :oxazepam (seraks) 10-30mg/oral, estazolam
(prosem) 0,5-1 mg/oral, lorazopam (oktofan) 1-2 mg/oral/IV, suatu anti psikotik (sebagai contoh
trifluoperalin (prulaksume)/haloperidol, semuanya diberikan 2-5 mg/oral/IV). Jika pasien adalh
psikotik gangguan delusional diobati dengan anti psikotik.
.
III. Konsep Analisa Proses Interaksi (API).
A. Pengertian.
Analisa Proses Interaksi adalah merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk
memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.
Analisa Proses Interaksi meliputi:
- Catatan hubungan perawat – klien.
- Resume Interaksi yang terjadi selama perawat berhubungan individual dengan klien.
- Kelompok klien pada terapi modalitas keperawatan.
B. Tujuan Analisa Proses Interaksi (API).
1. Meningkatkan kemampuan mendengar
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
3. Memberi dasar belajar; artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat / mahasiswa
dalam berinteraksi dengan klien dan data bagi CI /supervisor pembimbing untuk memberi
arahan.
4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan
dan perubahan pendekatan perawat.
5. Membantu perawat merencanakan tindakan keperawatan.
C. Data Dalam Format (API).
1. Inisial klien; tulis inisial bukan nama lengkap.
2. Status interaksi; pertemuan beberapa fase berhubungan.
3. Lingkungan; tempat interaksi, situasi tempat interaksi, posisi mahasiswa dan klien.
4. Deskripsi klien; Penampilan umum klien.
5. Tujuan; tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit
- Tujuan berpusat pada klien.
- Tujuan terkait dengan prosek keperawatan klien.
6. Komunikasi verbal – Ucapan verbal Perawat Klien.
7. Komunikasi non-verbal – non verbal klien dan perawat saat bicara / saat
mendengar.
8. Analisa berpusat pada perawat.
Pusat analisa proses yang berhubungan dengan komponen sebagai berikut :
a. Perasaan Sendiri.
Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri dan menunjukkan peningkatan kemampuan
untuk menjelaskan riwayat / latarbelakang bagaimana perasaan perawat dan bagaimana perasaan
perawat dipengaruhi oleh tingkah laku non verbal klien.
b. Tingkah Laku non-verbal.
Cari / kenali, diskusikanlah analisa tingkah laku non verbal diri sendiri.
c. Isi Pembicaraan yang muncul dan terselubung.
Cari / kenali, bedakan dan diskusikanlah tehnik komunikasi yang
Digunakan.
d. Tujuan Interaksi.
Perawat berperan sebagai apa? Pasien sebagai apa?
Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi? Bagaimana
seharusnya berinteraksi.
Bagaimana pengaruh proses interaksi pada mereka.
Apakah mereka perlu berubah? Dan jika perlu berubah, mengapa?
Apakah interaksi ini mempengaruhi tujuan dan rencana interaksi yang
akan datang?
1. Analisa berpusat pada klien.
Analisa; pusatkan analisa proses interaksi pada komponen sebagai berikut :
a. Tingkah laku non verbal.
Cari / kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal klien.
b. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung.
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan keadaan perasaan klien.
c. Perasaan klien.
- Temukan, cari arti tingkah lakuklien.
- Identifikasi dan diskusikan keadaan perasaan klien.
- Bagaimana perasaan klien mempengaruhi / dipengaruhi oleh perawat.
d. Kebutuhan klien dengan menggunakan data dari interaksi, yang terjadi interaksi sebelumnya,
riwayat klien dan teori.
2. Analisa Teoritis (rasional).
- Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal: Berikan alasan teoritis, intervensi anda atau
intervensi lain. Tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah klien dalam
rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap sumber-sumber teori lain yang dikenal.
- Perawat diharapkan menggunakan teori komunikasi, teori komunikasi terapeutik, teori
interpersonal dan setiap pembelajaran dasar ilmu pengetahuan tingkah laku yang telah diperoleh
disamping itu juga digunakan teori perawatan psikiatri yang didapat dari bacaan dan kuliah.
D. Contoh Format (API).
Analisa Proses Interaksi
Inisial Klien : .................................... Nama Mahasiswa :................................
Status Interaksi : .................................... Tanggal :................................
Lingkungan : .................................... Jam :................................
Deskripsi Klien : .................................... Bangsal :................................
Tinjauan (orientasi pada klien) : ..............................................
Komunikasi
Verbal
Komunikasi
Non verbal
Analisa Berpusat
Pada Perawat
Analisa Berpusat
Pada Klien
Rasional
P ...............
K ..............
Dst.
P ...................
K ..................
K ..................
P ...................
………………
………………
…………
Gambar Contoh Format (API)
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. Y. S DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR
“WAHAM KEBESARAN” RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH KELAS A
PROVINSI SULAWESI UTARA
3.1 Pengkajian Keperawatan.
1. Identitas Klien.
Inisial : Nn Y. S
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Talutu, Tondano Jaga III
Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Tidak Kawin
Tanggal MRS : 03 Maret 2009
Tanggal Pengkajian : 13 Oktober 2009
Ruang Perawatan : Ruangan E (Ruangan Maengket)
Pekerjaan : Tidak Ada
Diagnosa Medik : Skizofrenia Residual
2. Penanggung Jawab.
Nama : Nn. L. L
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SD Kelas II
Pekerjaan : Tani
Hubungan : Ibu Klien
Alamat : Talutu, Tondano Jaga III
II. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien MSJ Ramtumbuysan Manado diantar oleh orang tuanya karena menurut
keluarga klien sering bicara-bicara sendiri, suka tidur terus, gelisah dan kadang-kadang
marah dan mengamuk
Keluhan saat pengkajian : klien bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri
klien tampak kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Klien terkadang
terlihat bingung, mondar-mandir sendiri, ± 10 kali ganti pakaian, klien juga
mengatakan dia anak tunggal yang disayangi orang tuanya
III. Faktor Predisposisi.
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu > ya. Karena sejak 2 tahun yang
lalu klein sudah merasakan gejela-gejala ini
2. Pengobatan Sebelumnya.
Klien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya,
3. Trauma
Sejak kecil pernah mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Ibu klien perna mengalami gangguan jiwa
4. Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
Klien dilarang oleh keluarga untuk bekerja dan sering tinggal di rumah
IV. Pemeriksaan Fisik.
a. Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 18 x/menit
b. Berat Badan : 155 cm
Tinggi Badan : 50 kg
c. Keluhan Fisik : Saat pengkajian klien mengeluh demam.
V. Status Psikososial
1. Genogram
A B
C D
E
A. Orang tua dari ayah
Orang tua dari ibu
Ayah klien bersaudara
D. Ibu klien bersaudara
Klien bersaudara
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tinggal serumah
2. Konsep Diri.
a. Citra Tubuh.
Klien mengatakan bahwa dia sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya, karena ia merasa
bahwa ia adalah orang luar negeri.
b. Identifikasi Diri.
Klien dapat meyebutkan idetitasnya seperti nama umur, alamat klien dengan baik.
c. Peran.
Belumnya MRS. Klien hanya membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti memasak,
membersihkan rumah, mencuci baju, karena tidak diizinkan ayahnya untuk berkerja.
d. Ideal Diri.
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan cepat pulang ke rumah.
e. Harga Diri.
Klien mengatakan bahwa dirinya masih berguna dalam keluarganya dan masyarakat.
3. Hubungan Sosial.
- Orang yang terdekat.
Klien mengatakan bahwa di rumah ia dekat dengan kedua orang tuanya.
- Peran serta dalam kelompok masyarakat.
Klien sangat aktif dalam mengikuti kegiatan aktivitas kelompok.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak memiliki hambatan dalam beriinteraksi dengan orang lain karena sifat klien yang
mudah bergaul dengan orang lain.
4. Spiritual
- Nilai dan Keyakinan.
Klien beragama kristen protestan dan yakin akan sembuh karena pertolongan Tuhan.
- Kegiatan Ibadah :
Klien jarang mengikuti ibadah karena menurut klien ia tidak mempunya baju gereja.
VI. Status Mental.
1. Penampilan.
Cukup, menggunakan pakaian sesuai, ganti baju ± 10 kali sehari
2. Pembicaraan.
Pembicaraan cepat, suara perlahan
3. Aktivitas Motorik
Klien gelisah, suka mondar-mandir di ruangan
4. Alam Perasaan
Klien tampakm gelisah, dia mengatakn ingin pulang rumah
5. Afek
Adar, kadang-kadang tampak tenang, kadang-kadang tampak gelisah, suka bertengkar dengan
klien lain.
Maslah keperawatan : resiko tinggi melakukan tindak kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Saat dikaji klien kooperatif menunjukan sifat bersahabat dan mau menjawab semua pertanyaan.
7. Perpepsi
Saat pengakjian. Klien mengatakan masih mendengar dan melihat bayangan-bayangan
8. Proses Pikir
Klien selalu menjawab pertayaan yang diajukan
9. Isi Pikir
Klien mengatakan bahwa ayah dan ibunya tinggal diluar negeri, klien juga mengatakan bahwa
dia memiliki banyak pacar. Dan klien mengatakan dia tinggal di luar negri.
Masalah : waham kebesaran
10. Tingkat Kesadaran
Klien dapat mengenal orang yang berbicara dengannya, dapat menyebutkan tempat dam waktu
tanpa bantuan perawat.
11. Memori
Klien sudah tidak bisa mengingat kejadian dimasa lalu. Tapi dia masih ingat kejadian sekarang
Masalah : gangguan proses pikir.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien dapat menghitung dengan benar.
13. Kemampuan Penilaian
Klein mampu mengambil keputusan.
14. Daya Tilik diri
Klien menyadari kalau dirinya sedang sakit dan berada di RS.
VII. Kebutuhan Persiapan Pulang.
1. Makan.
- Frekuansi makan kien 3 x/hari dengan komposisi nasi, ikan, sayur, dan buah, klien dapat
menghabuskan makanan yan disajikan.
2. BAB Dan BAK.
Klien mampu melakukan sendiri tanpa bantuna orang lain.
3. Mandi
Klein dapat mandi sendiri, mandi 3x/hari dan 3x gosok gigi/hari
4. Berpakaian.
Klien dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain
5. Istirahat dan Tidur.
Klien dapat tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 8 jam.
6. Penggunaan Obat.
Klien dapat minum obat secara mandiri dan dimonitor oleh perawat (di RSJ) dam dikontrol oleh
keluarga bila sudah pulang
7. Pemeliharaan Kesehatan.
Untuk sementara waktu klien harus durawat du RSJ
8. Aktivitas di dalam rumah.
Untuk dirumah, kadang-kadang klien melakukan aktivitas seperti saat diruma mencuci baju,
memasak dan membersihkan rumah.
9. Aktivitas di luar rumah.
Klien belum bisa melakukan aktivitas diluar rumah.
VIII. Aspek medik.
1. Diagnosa medik
Skizofrenia residual
2. Terapi medic
- CPZ (clorpromazime) 3 x 100 mg.
- Hallop ( Hollopenidol) 3 x 5 mg
- THP ( trihexphenidyl) 3 x 2 mg
IX. Masalah Keperawatan
- Gangguan isi pikir : Waham Kebesaran
- Koping induvidu tidak efektif.
- Resiko melakukan tindakan kekerasan.
IIX. Pengelompokan Data
Data subjektif
- Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri
- Klien mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar
- Klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri
- Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi orang tuanya
Data objektif
- Pembicaan capat
- Klien sudah mengalami gejala ini ± 2 tahun yang lalu
- Klien suka bertengkar dengan teman-temannya
- Klien MRS bertengkar dengan teman-temannya
2. ANALISA DATA
Data Masalah
Ds :- Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri
- Klien mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar
- Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang
disayangi orang tuanya
Do :
- Pembicaan capat
Gangguan Isi pikir : waham Kebesaran
Ds :-
Do :
Resiko Tinggi melakukan tindak kekerasan
- Klien sudah mengalami gejala ini ± 2 tahun yang lalu
- Klien suka bertengkar dengan teman-temannya
- Klien MRS bertengkar dengan teman-temannya
3. Masalah Keperawatan.
1. Gangguan isi pikir : waham kebesaran b.d individu tidak efektif.
2. Resiko tinggi melakukan tindak kekerasan b.d waham kebesaran.
Resiko tinggi melalukan tindak kekerasan
Gangguan isi pikir : waham kebesaran
Koping individu tidak efektif
Akibat
Masalah utama
penyebab 4. Pohon Masalah.
ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA KLIEN : Nn. Y. S
RUANGAN : E (Maengket)
Diagnosa keperawatan
Perencanaan Keperawatan Implementasi Keperawatan
Evaluasi keperawatanTujuan/kriteria
hasilIntervensi Rasional
Gangguan isi pikir :
waham kebesaran b.d
individu tidak efektif
yang ditandai dengan.
Ds :- Klien mengatakan
bahwa ia adalah orang
luar negeri
Klien mengatakan
bahwa ia memiliki
banyak pacar
Klien mengatakan
bahwa dia anak
tunggal yang disayangi
orang tuanya
Do :
Pembicaraan capat
TUM
Gangguan isi pikir
waham kebesaran
teratasi dalam 3
bulan
Tuk
1. Bina hubungan
saling percaya
dengan kriteria hasil
kien dapat
menerima kehadiran
perawat
1. Bina hubungan
saling percaya
- Dorong dan beri
kesempatan kien
untuk
mengungkapkan
perasaannya
- Dorong ungkapkan
klien dengan empati
1. Hubungan saling
percaya sebagai dasar
interaksi yang
terapeutik perawat
klien
- Ungkapkan perasaan
klien kepada perawat
sebagai bakti bahwa
klien mulai
mempercayai perawat
- Rasa empati dapat
meningkatkan
hubungan saling
percaraya.
Tgl : 13/10-2009
Jam : 09.00
1. Membina hubungan
saling percaya sengan
klien
Menyakan pada klien
apa yang dirasakan
klein
Mendengarkan klien
mengungkapkan
perasaannya dengan
menerima tanpa
memotong
pembicaraan
Tgl : 13/10-
2009
Jam : 09.15
S :
- Nama saya Y. S
- Saya merasa
senang
- Saya tinggal di
luar negeri
- Ayah saya
tinggal di
belanda, dana ibu
daya tinggal di
inggris
- Saya punya
pacar namanya
D..
- Saya anak
tinggal
O :
- Hubungan saling
percaya mulai
tercipta
- Klien kooperatif
2. Kenali waham
klien dengan kriteria
hasil klien dapat
bercerita tentang
dirinya dan apa
yang dipikirkan
3. Klien dapat
membedakan antara
khayalan dan
kenyataan dengan
kriteria hasil klien
2. Anjurkan
pertayaan-pertayaan
yang penting
- Identifikasi
ketakutan dan
perhatian klien saat
ini, tetapi juga
terlihat diskusikan
panjang tentang
waham yang
kompleks
3. Tanyakan apa
yang dipikirkan
klien
- Bantu klien
membedakan
khayalan dan
2. Mengetahui jenis
gangguan pada pasien.
- Mencegah
pembicaraan
terlampaui jauh
sehingga pikiran
pasien lebih meningkat
lagi ke waham.
3. Menguji daya ingat
dan mengidetifikasi
alam perasaan klien
- Membantu klien
membedakan khayalan
dan kenyataan
Jam : 10.00
2. Menanyakan pada
klien tanggapan
pribadi terhadap
dirinya sendiri
- Mendengarkan klien
mengungkapkan
perasaannya dan
wahamnya tanpa
berusaha
meningkatkan
wahamnya. Meminta
klien untuk
mengungkapkan
penilaian pribadi
terhadap dirinya
sendiir.
Jam : 11.00
3. Membantu klien
mengingat bahwa
klien sedang sakit dan
untuk itu klien
sementara dirawat
dengan tujuan
mengatasi penyakitnya
- Membantu
menjelaskan pada
klien bahwa saat ini
dia sedang dirawat
bersama-sama dengan
teman-temannya yang
dan mau
menjawab
pertanyaan
perawat
- Klien dapat
menerima bahwa
ia harus dirawat
di RS.
A :
- Hubungan saling
percaya mulai
tercipta
P :
- Lanjutkan
intervensi
keperawatan
mengenala situasi,
klien dapat
membedakan
khayalan dan
kenyataan
kenyataan punya masalah karena
sakit dan meyakinkan
klien bahwa perawat
akan membantunya
dalam mengatasi
masalahnya
Resiko tinggi
melekukan tindak
kekerasan b.d waham
kebesaran yang
ditandai dengan.
Ds :
Do : Klien sudah mengalami
gejala ini ± 2 tahun yang
lalu
Klien suka bertengkar
dengan teman-temannya
Klien MRS bertengkar
dengan teman-temannya
TUM
Tidak terjadi tindak
kekerasan
TUK
1. Bina hubungan
saling percaya
dengan kriteria hasil
klien dapat
menerima kehadiran
perawat
1.1 Bina hubungan
saling percaya
1.2 Dorong dan beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya
1.3 Dengarkan
ungkapan klien
dengan empati
1.1 Hubungan saling
percaya sebagai dasar
interaksi yang
terapeutik antara
perawat klien
1.2 Ungkapkan perasaan
klien kepada perawat
sebagai bukti klien
mulai mempercayai
perawat
1.3 Rasa empati dapat
meningkatkan seling
percaya.
Tgl : 14/10- 2009
Jam : 09.00
- Salam terapeutik
- Memperkenalkan diri
- Berjabat tangan
- Duduk berdampingan
- Meningkatkan
kontrak
- Menunjukan sikap
empati ” selamat pagi”
perkenalkan nama
saya Feila, saya
mahasiswa Akper
yang akan melakukan
praktek disini selama 3
hari mulai hari ini saya
akan berbincang-
bincang dengan anda
selama 15 menit.
Tgl : 31/10-
2009
Jam : 09.15
S :
- Kalau saya
sedang emosi.
Saya biasanya
marah-marah
pada orang lain
- Iya suster saya
itu tidak akan
melakukan itu
lagi dan akan
rajin minum
obat
O :
- Klien dapat
mengungkapka
n tindakan yang
2. Klien dapat
mengontrol
emosinya dengan
kriteria hasil klien
tidak marah-marah
2.1 Indentifikasi
bersama klein
tindakan apa yang
dilakukan bila
sedang emosi
2.2 Diskusikan cara
mengontrol emosi
2.1 Tindakan yang
biasanya dilakukan
klien merupakan
upaya mengatasi
emosinya
2.2 Dengan terkontrolnya
emosi oleh klien mata
resiko kekerasaan
tidak akan terjadi
Nama anda siapa?
Terus umur berapa?
Tinggal dimana?
Bagaimana perasaan
anda sekarang?
Tgl : 14/10- 2009
Jam : 09.00
TUK 2
- Mengkaji tindakan
yang biasa dilakukan
klien untuk
mengontrol emosinya
- Kalau Y. S sedang
emosi biasanya apa
yang dilakukan?
- Mendiskusikan cara
mengontrol emosi ”
kalau Nn. Y.S sedang
emosi. Y. S jangan
berkelahi dengan yang
lain apalagi sampai
memukul teman, Y.S
kan orang kristen
kalau Y.S melakukan
itu Tuhan Yesus
marah, Y.S juga
jangan lupa minum
obat secara teretur.
dilakukannya
saat emosi dan
amu menerima
nasehat perawat
A :
- TUK 2 tercapai
P :
- Lanjutkan
pertemuan
berikutnya
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nam : Nn. Y. S
Umur : 31 Tahun
Interaksi : I (Fase perkenalan)
Waktu interaksi : 13/10- 2009, jam : 09.00-09.30
Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampingan kira-kira 1 m
Deskripsi : Klien mengunakan kaos berwarna biru dongker, celana panjang jeans berwarna biru, rambut
pendek terurai, memakai sendal jepit
Tujuan : Klien dapat memperkenalkan diri/ identitas, terbina hubungan saling percaya antara perawat
dan klien
Komunikasi Analisa Berpusat padaRasional
Verbal Non verbal Klien perawat
P : Selamat pagi
K : Selamat pagi
P : Menatap klien
sambil tersenyum
K : Tersenyum dan
duduk disamping
perawat
Merasa senang
ditegur perawat
Berharap ada
tanggapan
positif dari
klien
Mengucapkan
salam sebagai awal
dari terjadi
hubungan saling
percaya
P : Perkenalkan nama
saya Feila, saya
mahasiswa Akper
Bethesda yang akan
praktek disini
selama 3 hari, mulai
hari ini saya akan
berbincang-bincang
dengan anda selama
± 15 menit nama
anda siapa? Terus
umur berapa?
K : Nama saya Y.S
sekarang umur 31
P : Mengulurkan
tangan dan
menatap klien
Nampak mulai
ada kedekatan
Berharap klien
akan
menyebutkan
nama dan umur
interaksi
berjalan sesuai
dengan harapan
Perkenalkan dapat
meninggalkan
hubungan saling
percaya antara
perawat dan klien
tahun
K : Mengulurkan
tangan dan
menatap perawat
P : Nn. Y.S tinggal
dimana
K : Saya tinggal di
asrama
P : Bernada
memohon
K : Dengan yakin dan
cepat menjawab
pertayaan
Langsung
menjawab
pertayaan
Senang karena
pertayaan
langsungan
dijawab
Mengukur daya
ingat
P : Kalau orang tua Nn.
Y. S tinggal dimana?
K : Kalau ayah saya
tinggal di belanda,
sendangkan ibu saya
tinggal di inggris
P : Bernada ingin
tahu
K : Dengan yakin dan
cepat menjawab
pertayaan yang
diajukan
Langsung
menjawab
pertayaan
Senang karena
pertayaan
langsungan
dijawab
Mengukur daya
ingat
P : Nn. Y.S besok kita
berbincang-bincnag
lagi yach, selamat
siang
K : Iya suster
P : Menatap klien dan
tersenyum
Segera berjalan
kembali ke
ruangannya
Mengkhiri
interaksi,
berharap dapat
melanjutkan
interaksi pada
esok hari
Perpisahan yang
baik
memungkinkan
interaksi dapat
dilanjutkan
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nam : Nn. Y. S
Umur : 31 Tahun
Interaksi : II (Fase kerja)
Waktu interaksi : 14/10- 2009, jam : 09.00-09.30
Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampingan kira-kira 1 m
Deskripsi : Klien mengunakan kaos berwarna hijau, celana pendek, memakai sendal jepit
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan perasaannya
Komunikasi Analisa Berpusat pada Rasional
Verbal Non verbal Klien perawat
P : Selamat pagi
K : Selamat pagi suster
P : Menatap klien
tersenyum
K : Menatap perawat
sambil tersemyum
Menyapa
perawat
Berharap klien
mejawab sapaan
perawat
Mengucapkan
salam sebagai
awal memulai
komunikasi
P : Nn. Y.S sudah mandi?
K : Sudah suster, pagi ini
saya sudah mandi 4xkali
P : Bertanya dengan
penuh harapan
klien menjawab
pertayaan
K : Menjawab
pertayaan perawat
dengan malu-malu
Menjawab
dengan malu-
malu
Bertanya
sekaligus
bercanda
Memulai
interaksi dengan
bercanda
P : Nn. Y.S sudah berapa
kali masuk RS?
K : Baru sekarang suster
P : Nn. Y.S masih ingat
kapan pertama kali
merasakan sejala seperti
ini
K : ± 2 tahun suster saya
merasakan gejala seperti
ini
P : Menatap klien
K : Menatap perawat
Berusaha
mengingat dan
segara menjawab
pertayaan
Mengkaji
orientasi klien
Dengan
menanyakan
kapan masuk RS
dan diketahui
orientasi klien
P : Didalam keluarga Nn.
Y.S ada yang sakit seperi
Nn. Y.S
K : Ibu saya pernah masuk
RS jiwa sama sperti saya
P : Meoertahankan
kontak mata
Langsung
menjawab
pertayaan
Berharap klien
dapat menjawab
pertayaan sesuai
dengan
kenyataan
Mengetahui
faktor herediter
P : Apakah Nn. Y.S sering
dijenguk keluarga?
K : Ayah dan ibu saya hanya
datang 1 bulan 1x karena
P : Mempertahan kan
kontak mata
K : Menatap perawat
sambil tersemyum
Menjawab
pertayaan dari
perawat
Menganalisa isi
pikir klien
Menganalisa isi
pikir
klien/waham
klien
mereka tinggal jauh di
luar negeri
P : Nn. Y.S sampai disini
dulu perbincangan kita,
nanti kita lanjutkan
besok, selamat pagi
K : Pagi ses
P : Berditri dan
berjalan
K : Berjalan kembali
ke ruangan
Segera berjalan
kekamar
Mengakhiri
interaksi
berharap dapat
melanjutkan
interaksi esok
hari
Perpisahan yang
baik
memungkinkan
interaksi dapat
dilanjutkan pagi
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nam : Nn. Y. S
Umur : 31 Tahun
Interaksi : III (Fase perkenalan)
Waktu interaksi : 15/10- 2009, jam : 09.00-09.15
Lingkungan : Di dalam ruangan, duduk saling berdampingan
Deskripsi : Klien mengunakan pakaian berwarna putih, celana panjang garis-garis
Tujuan : Pemutusan hubungan/perpisahan dengan klien
Komunikasi Analisa Berpusat padaRasional
Verbal Non verbal Klien perawat
P : Selamat pagi Nn. Y.
S
K : Selamat pagi
P : Menatap klien
sambil tersenyum
K : Menatap perawat
dan tersemyum
Menyapa
perawat
Berharap klien
mejawab sapaan
perawat
Mengucapkan
salam sebagai awal
memulai
komunikasi
P : Nn. Y.S sudah
minum obat
K : Sudah suster
P : Menatap kien
K : Menatap perawat
Langsung
menjawab
pertayaan
Berharap klien
menjawab
pertayaan
perawat
Mengkaji ingatan
klien
P : Bagus Nn. Y. S
harus rajin minum
obat supaya cepat
sembuh dan boleh
P : mempertahan kan
kontak mata
Menerima
nasihat dari
perawat
berharap klien
dsapat
menerima
nasihat
Memberi tahu klien
tentang pentingnya
minum obat
pulang
K : Iya suster K : Menatap perawat
dan tersenyum
P : Nn. Y. S ini adalah
hari terakhir saya
disini, mulai besok
teman suster yang
akan menggatikan
suster disini yang
ingat pesan suster.
K : Iya suster
P : Mengulurkan
tangan dan
berjabat tangan
K : Mengulurkan
tangan
Tampak
menerima
perpisahan
Berharap klien
menerima
perpisahan
Terminasi yang
baik membuat klirn
dapat menerima
perpisahan dan
sebgai tanda akhir
interaksi
Read more: http://yayannerz.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-jiwa-klien-dengan.html#ixzz2KMZ1eXK7
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RSJ. DAERAH JAMBI
Nama : Tn. S Ruangan : Pe-Ga
No. MR : 033921
Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Gangguan proses pikir : waham
Hari / tanggal : kamis / 3 Mei
2012
jam : 10.00
1. Membina hubungan saling
percaya dengan tindakan:
Mengucap salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topik, waktu dan
tempat setiap kali bertemu pasien
2. Membantu orientasi realita
dengan tindakan:
Tidak mendukung atau membantah
pasien waham
Yakinkan klien berada dalam
keadaan aman
Observasi pengaruh waham
terhadap aktivitas sehari-hari
Jika pasien terus menerus
membicarakan wahamnya
dengarkan tanpa mendukung atau
menyangkal sampai pasien
berhenti membicarakannya.
3. Mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara
memenuhi kebutuhan
S: Klien mengatakan dia seorang
presiden Klien mengatakan dia tidak ingin
berkhianat kepada warganya. Klien mengatakan dia merasa
keluarga tidak sayang dengan dirinya.
O: Kontak mata (+) Klien terlihat lebih suka
menyendiri di kamar Klien terus membicarakan tentang
wahamnya.A: klien belum mampu kembali ke
orientasi realita.P:
Intervensi di lanjutkan di SP1Topik :
optimalkan lagi SP1 (mengidentifikasi kemampuan
yang belum terpenuhi)Waktu : pukul 10.00 WIB tgl 4 Mei 2012Tempat : diteras depan ruangan Pe-Ga.
4. Melatih/praktekkan pasien untuk memenuhi kebutuhannya dan masukkan dalam jadwal harian pasien
Gangguan Proses Pikir : Waham
Hari / tanggal : Jumat / 4 Mei
2012
jam : 10.00
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1)
2. Mengidentifikasi kemampuan
yang belum terpenuhi
3. Membantu mempraktekkan
kemampuan yang tidak terpenuhi.
4. Memasukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
S: klien mengatakan sekarang dia
berada di rumah sakit jiwa klien mengatakan hobinya adalah
bernyanyi
O : klien tampak suka duduk sendiri
dan tidak mau melakukan aktifitas kontak mata positif
A : klien belum mau melakukan
aktifitas seperti membantu menyapu dan membersihkan tempat tidur
Klien belum mau mempraktekkan bernyanyi.
P : intervensi di lanjutkan,
pertahankan SP.1 Topik : lanjutkan SP 2
mengidentifikasi kemampuan positif klien dan membantu mempraktekkannya.Tempat : diteras depan ruangan Pe-GaWaktu : pukul 10.00 WIB tgl 5 Mei 2012
Gangguan proses pikir : waham
Hari / tanggal : Sabtu / 5 Mei 2012
jam : 10.00
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1)
2. Mengidentifikasi kemampuan
positif pasien
3. Memilih dan melatih kemampuan
positif yang dimiliki pasien
S: klien mengatakan sekarang dia
berada di rumah sakit jiwa klien mengatakan hobinya adalah
bernyanyi Klien mengatakan mau bernyanyi
tapi tunggu yang lain pergi dulu.
O : klien tampak suka duduk sendiri
dan tidak mau melakukan aktifitas kontak mata positif Klien bernyanyi lagu roma irama
walaupun hanya sebentar.
4. Memasukkan dalam jadwal
kegiatan pasienA : klien belum mau melakukan
aktifitas seperti membantu menyapu dan membersihkan tempat tidur
P : intervensi di lanjutkan;
pertahankan SP 1 dan SP2. Topik : lanjutkan SP 3 mengajarkan
dan melatih cara minum obat yang benar.Tempat : diteras depan ruangan Pe-GaWaktu : pukul 10.00 WIB tgl 7 Mei 2012
Hari /tanggal : Senin / 7 Mei 2012
pukul : 11.00 WIB
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu
(SP 1 & 2)
memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara
teratur meliputi :
Pengenalan obat, nama obat,
warna obat dan guna obat.
Manfaat dan akibat bila obat
tidak digunakan sesuai program
Akibat bila putus obat
Cara mendapatkan obat/berobat
Cara menggunakan obat
2. melatih dan mengajarkan pasien
minum obat secara teratur dan
masukkan dalam jadwal harian
pasien
S : klien mengatakan mau minum obat
dan tidak membuangnya klien mengatakan warna obat yang
diminumnya putih dan orange Klien mengatakan manfaat obat
adalah supaya dia sembuh Klien mengatakan efek samping
dari obat adalah mengantuk Klien mengatakan akibat putus
obat penyakitnya akan kambuh lagi
Klien mengatakan akan minum obat secara teratur
Klien mengatakan akan memasukkan minum obat kedalam jadwal
O : Klien dapat menyebutkan kembali
nama dan warna obat, manfaat, efek samping, dan akibat putus obat
kontak mata positif
A : Klien dapat mengerti dan
menjelaskan tentang minum obat secara teratur
P : Pertahankan SP.1-Sp.3 waham. intervensi di lanjutkan SP 1
Perilaku KekerasanTopik : SP 1 mengidentifikasi penyebab, tanda gejala, jenis perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan akibat perilaku kekerasan dan mengontrol perialku kekerasan dengan cara latihan fisik 1 : tarik nafas dalamTempat : diruang Pe-GaWaktu : pukul 10.00 WIB tgl 9 Mei 2012
Perilaku Kekerasan
Hari/ Tanggal : Rabu / 9 Mei 2012 Jam : 14.30 wib
1. Memberi salam terapeutik2. Mengidentifikasi penyebab
perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dirasakan dan akibatnya
3. Melatih cara fisik 1 : tarik nafas dalam untuk mengontrol rasa marah.
4. Meminta klien untuk mempraktekkan kembali cara fisik 1 : tarik nafas dalam
5. Menyusun jadwal kegiatan harian klien untuk cara pertama.
S: Klien mengatakan penyebab ia
marah adalah orang tua tidak mau kasih modal untuk dagang.
Klien mengatakan ketika emosi, jantung berdebar-debar , kepala terasa panas
Klien mengatakan memukul dan melempar barang rumah tangga ketika marah
Klien mengatakan akibat perilakunya tersebut keluarga marah kepadanya dan akhirnya membawa dia ke rsj
Klien mengatakan mau belajar cara mengatasi marah
Klien mengatakan akan memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
O : Klien terlihat tegang saat
menceritakan masalahnya Klien mampu memperagakan cara
mengatasi marah dengan tarik nafas dalam
A : Klien dapat menyebutkan
penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dirasakan dan akibatnya.
Klien dapat memperagakan cara mengatasi marah dengan tarik nafas dalam
P : Evaluasi SP.I, Lanjutkan SP 2Topik : cara mengontrol marah dengan
pukul bantal / kasur Waktu : 10 Mei 2012, pukul : 10.00 wib Tempat : di dalam Ruangan Pe-Ga
Hari / tanggal : kamis /10 Mei 2012 Jam : 10.00 wib
SP 2 :1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu :
latihan nafas dalam (SP 1)2. Melatih cara fisik 2 : pukul kasur /
bantal dalam mengontrol rasa marah
3. Meminta klien untuk mempraktekkan kembali cara fisik 2 pukul kasur / bantal
4. Menyusun jadwal kegiatan harian klien untuk cara kedua
S : Klien mengatakan ada
mempraktekkan cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam
Klien mengatakan akan memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Klien mengatakan ketika di RSJ klien sering kesal melihat tingkah laku teman-temannya.
O : Klien mempraktekkan mengontrol
cara fisik 1 (tarik nafas dalam) Klien mempraktekkan teknik pukul
kasur dan bantal dengan benar dengan mengepalkan tangannya membentuk tinju lalu dihantamkan ke kasur dan bantal
Klien menuliskan teknik pukul kasur dan bantal ke dalam jadwal harian atas anjuran perawat
A : Klien mampu memperagakan cara
mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 2 : pukul kasur / bantal
P : Topik : pertahankan SP.1 dan SP.II,
lanjutkan SP 3 perilaku kekerasan (cara verbal)
Waktu : 11 Mei 2012 pukul : 10.00 wib
Tempat : di teras depan ruangan Pe-Ga
Hari / tanggal : Jum’at /11 Mei 2012 Jam : 10.00
SP 3 :
S : Klien mengatakan melaksanakan
cara fisik 1 dan 2 bila merasa emosi
Klien mengatakan menarik nafas
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu : dua cara fisik (fisik 1 dan 2)
2. Melatih cara mengungkapkan rasa marah dengan cara verbal yaitu meminta dengan baik, menolak dengan baik, dan mengungkapkan perasaan yang baik
3. Meminta klien untuk mempraktekkan kembali cara verbal
4. Menyusun jadwal kegiatan harian klien untuk cara verbal
dalam bila merasa kesal Klien mengatakan bila ada
temannya yang meminta rokok miliknya, terkadang klien memberikan denga baik, tapi terkadang klien kesal karena tidak puas menghisapnya.
Klien mengatakan akan mencoba mengungkapkan perasaaannya dengan baik sesuai yang telah diajarkan
Klien mengatakan akan memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya O :
Kontak mata (+), klien kooperatif Klien dapat memperagakan cara
mengungkapkan rasa marah secara verbal seperti meminta dengan baik, menolak dengan baik, dan mengungkapkan perasaan yang baik
Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol emosi secara fisik 1 dan fisik 2
A : Klien dapat mempraktekkan cara
mengontrol marah dengan cara verbal
P :Topik : pertahankan SP.1-3, lanjutkan SP 4
Perilaku kekerasan (mengontrol marah dengan cara spiritual). Waktu : 12 Mei 2012, pukul : 10.00 wibTempat : di Ruang makan Pe-Ga
Hari / tanggal : sabtu /12 Mei 2012 Jam : 10.00
SP 4 :1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu :
dua cara fisik (fisik 1 , 2 dan cara verbal)
2. Mengidentivikasi kemampuan klien melaksanakan ibadah/sholat
3. Melatih cara mengungkapkan rasa
S : Klien mengatakan melaksanakan
cara fisik 1 dan 2, meminta dengan baik bila merasa emosi.
Klien mengatakan menarik nafas dalam bila merasa kesal.
Klien mengatakan bila ada temannya yang meminta rokok miliknya, terkadang klien memberikan denga baik, tapi terkadang klien kesal karena tidak
marah dengan cara spiritual yaitu mengambil air wudhuk dan solat.
4. Meminta klien menyebutkan lima waktu solat.
5. Meminta klien untuk mempraktekkan cara mengambil air wudhu yang benar.
6. Meminta klien mempraktekkan cara sholat yang benar.
7. Menyusun jadwal kegiatan harian klien untuk melaksanakan solat dan beribadah lain.
puas menghisapnya. Klien mengatakan akan mencoba
mengungkapkan perasaaannya dengan baik sesuai yang telah diajarkan.
Klien mengatakan tidak pernah beribadah/sholat selama di RSJ.
Klien mengatakan akan mengambil wudhu dan melaksanakan sholat.
Klien mengatakan akan memasukkan jadwal sholat 5 waktu ke dalam jadwal kegiatan hariannya.
O : Kontak mata (+), klien kooperatif Klien dapat menyebutkan waktu
sholat dan bacaannya dengan benar.
Klien dapat mempraktekkan cara berwudu yang benar.
Klien dapat memperagakan cara sholat yang benar.
Klien terlihat semangat melakukan praktek.
A : Klien dapat mempraktekkan cara
mengontrol marah dengan berwudhuk dan melaksanakan sholat dengan benar.
P :Topik : pertahankan SP.1-4, lanjutkan SP 5
Perilaku kekerasan (mengontrol marah dengan minum obat). Waktu : 14 Mei 2012, pukul : 10.00 wibTempat : di teras luar depan Pe-Ga
Hari / tanggal : Senin /14 Mei 2012 Jam : 10.00 wib
SP 5 :1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu :
dua cara fisik (fisik 1 , 2 dan cara verbal, spiritual)
2. Mengidentivikasi kemampuan
S : klien mengatakan mau minum obat
dan tidak membuangnya klien mengatakan warna obat yang
diminumnya putih dan orange Klien mengatakan manfaat obat
adalah supaya dia sembuh Klien mengatakan efek samping
dari obat adalah mengantuk
klien minum obat dan memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur meliputi :
Pengenalan obat, nama obat, warna obat dan guna obat.
Manfaat dan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
Akibat bila putus obat Cara mendapatkan obat/berobat Cara menggunakan obat
3. melatih dan mengajarkan pasien minum obat secara teratur dan masukkan dalam jadwal harian pasien
Klien mengatakan akibat putus obat penyakitnya akan kambuh lagi
Klien mengatakan akan minum obat secara teratur
Klien mengatakan akan memasukkan minum obat kedalam jadwal
O : Klien dapat menyebutkan kembali
nama dan warna obat, manfaat, efek samping, dan akibat putus obat
kontak mata positif
A : Klien dapat mengerti dan
menjelaskan tentang minum obat secara teratur
P : Pertahankan SP.1-Sp.5 PK. intervensi di lanjutkan evaluasi
kembali SP.1 sampai SP 3 Waham Tempat : diruang Pe-Ga Waktu : pukul 10.00 WIB tgl Mei 2012