volume 20 no 1, januari 2018 jurnal ekonomi & bisnis
TRANSCRIPT
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
92
VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018
JURNAL EKONOMI & BISNIS
DHARMA ANDALAS
PENGARUH DPK, NPF, CAR DAN ROA TERHADAP
PEMBIAYAAN, MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA
BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2011-2016
Murniati1, Firsta1
1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh DPK, NPF, CAR dan ROA terhadap
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2016.
Jenis penelitian adalah penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan Bank Syariah Mandiri ( BSM) dari periode 2012-2016. Pemilihan sampel
dengan metode purposive sampling. Analisis data dengan regresi logistik dan uji t untuk melihat
Pengaruh DPK, NPF, CAR dan ROA terhadap Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada
Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2016.
Kata kunci: DPK; NPF; CAR; ROA
PENDAHULUAN
Perbankan syariah merupakan
suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan sistem
syariah (hukum islam). Sistem ini
terbentuk sehubungan dengan larangan
islam untuk memungut dan meminjam
berdasarkan bunga yang termasuk riba
dan investasi untuk usaha yang
dikategorikan haram, misalnya dalam
makanan, minuman, dan usaha-usaha
lain yang tidak islami yang mana hal
tersebut tidak diatur dalam bank
konvensional. Fungsi bank syariah
secara garis besar tidak berbeda dengan
bank konvensional, yakni sebagai
lembaga intermediasi (intermediary
institution) yang mengerahkan dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali
dana-dana tersebut kepada masyarakat
yang membutuhkannya dalam bentuk
fasilitas pembiayaan. Perbedaan
pokoknya terletak dalam jenis
keuntungan yang diambil bank dari
transaksi-transaksi yang dilakukannya.
Bila bank konvensional mendasarkan
keuntungannya dari pengambilan bunga,
maka bank syariah dari apa yang disebut
sebagai imbalan, baik berupa jasa fee-
base income maupun mark-up atau profit
margin, serta bagi hasil loss and profit
sharing. Dana yang dihimpun oleh bank
syariah digabung menjadi satu yang
sering disebut dengan pooling of fund
dan sesuai dengan fungsinya bank
syariah menginvestasikan dana tersebut
dengan pola-pola penyaluran dana yang
dibenarkan syariah.
Seiring berkembangnya bank
syariah di Indonesia, bank yang pertama
kalinya muncul adalah Bank Muamalat
Indonesia (BMI), selain BMI bank
syariah selanjutnya yang milik
pemerintah adalah Bank Syariah Mandiri
(BSM). Keberadaan BSM di industri
perbankan nasional turut memberikan
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
93
andil dalam meningkatkan pemerataan
ekonomi masyarakat dengan kegiatan
penghimpunan dan penyaluran dananya,
ditengah persaingan perbankan-
perbankan syariah, BSM adalah salah
satu bank syariah yang berhasil
berkembang dengan sangat pesat, Pada
november 2015 BSM mendapatkan
suntikan dana sebesar 500 miliar dari
Bank Mandiri dan menjadikan BSM
sebagai bank syariah pertama yang
masuk kategori buku 3 (bank dengan
modal inti Rp 5 triliun sampai dengan
sampai dengan kurang dari Rp 30
triliun). Keberhasilan dan perkembangan
BSM yang sangat pesat dapat dilihat dari
aset BSM yang meningkat setiap
tahunnya.
Berdasarkan tabel dibawah ini kita
dapat melihat perkembangan aset BSM
selama 5 tahun terakhir:
Tabel 1
Total Aset BSM periode 2011-2015
Bank Syariah Mandiri (Dalam Triliun
Rupiah)
Tahun Jumlah Aset
2011 48,67
2012 54,22
2013 63,96
2014 66,94
2015 70,37
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BSM
Dari tabel diatas dapat kita lihat
perkembangan aset BSM setiap
tahunnya yang terus meningkat dari
tahun ketahun pada tahun 2011 aset
BSM 48,67 pada tahun 2012 meningkat
sebesar 5,55 triliun dan ditahun 2013
meningkat sebesar 9,74 triliun di 2014
meningkat 2,98 trilun dan di tahun 2015
meningkat lagi sebesar 3,43 triliun.
Namun di balik pesatnya perkembangan
total aset BSM, masih ada hal yang patut
disayangkan yaitu pembiayaan berbasis
bagi hasil belum dapat menggeser
dominasi prinsip akad murabahah (jual
beli) yang dinilai kurang mencerminkan
karakteristik bank syariah sebagai bank
dengan prinsip bagi hasil. Dengan
demikian, idealnya pembiayaan berbasis
bagi hasil yang mendominasi
pembiayaan lainnya. Namun
kenyataannya, hingga akhir tahun 2015,
porsi prinsip akad murabahah (jualbeli)
masih mendominasi penyaluran dana
pada bank syariah mandiri.
Berdasarkan tabel dibawah ini kita
dapat melihat total pembiayaan
murabahah ,mudharabah dan
musyarakah BSM, selama kurun waktu 6
tahun terakhir.
Tabel 2
Total Pembiayaan Murabahah,
Mudharabah dan Musyarakah Bank
Syariah Mandiri (Dalam Triliun Rupiah)
Pembiayaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Murabahah 19,77 27,55
33,21
33,71 34,81 35.20
Musyarakah 4,67 6,37 7,37 7,66 10,59 13.34
Mudharabah
5,43 4,27 3,91 3,16 2,89 3.15
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BSM
Berdasarkan tabel diatas dapat
kita lihat bahwa jumlah akad murabahah
lebih mendominasi penyaluran dana
pada BSM dan kemudian baru diikuti
dengan pembiayaan musyarakah dan
diposisi ketiga ditempati pembiayaan
mudharabah. Masih relative kecilnya
jumlah porsi pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil yang disalurkan BSM
menunjukkan bahwa BSM belum
mencerminkan core business
sesungguhnya. Pada hal seharusnya
dominasi produk murabahah dikurangi
porsinya dan direlokasi ke pembiayaan
mudharabah dan musyarakah, karena
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
merupakan ciri utama dari bank syariah
karena memenuhi prinsip - prinsip
kesetaraan, keadilan dan kejujuran,
dimana dengan konsep bagi hasil
tersebut bank syariah siap berbagi resiko
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
94
usaha dengan nasabah, berbeda dengan
kredit pada bank konvensional dimana
nasabah menanggung semua resiko.
Oleh karena itu, untuk mencari solusi
atas masalah masih rendahnya
pembiayaan berbasis bagi hasil yang
disalurkan BSM, maka perlu dikaji
faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi jumlah pembiayaan bagi
hasil.
Dalam kaitannya peningkatan
dan penurunan pembiayaan ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhinya,
salah satu faktor yang mempengaruhinya
adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), DPK
merupakan aspek yang sangat penting
bagi usaha bank syariah. Pertumbuhan
setiap bank syariah akan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannya dalam menghimpun
dana masyarakat atau dana pihak ketiga,
baik berskala kecil maupun besar
(Shiedieq, 2011). Faktor lain yang perlu
diperhatikan bank yaitu Non Performing
Financing (NPF) atau pembiayaan
bermasalah, Setiap bentuk penyaluran
dana yang dilakukan oleh lembaga
mediasi keuangan seperti bank ini
tentunya memiliki resiko tersendiri atas
terjadinya kemacetan dalam proses
pengembalian dana kepada bank.
Jika pada bank konvensional
dikenal istilah kredit macet dengan Non
Performing Loan (NPL) sebagai rasio
yang menggambarkan seberapa besar
kredit macet tersebut, maka pada bank
syariah dikenal istilah pembiayaan
bermasalah dengan Non Performing
Financing (NPF) sebagai rasio yang
menggambarkan seberapa besar
terjadinya pembiayaan bermasalah
(Pravitasari, 2011).
Non Performing Financing (NPF)
ini menunjukkan seberapa besar
kolektibilitas bank dalam
mengumpulkan kembali pembiayaan
yang telah disalurkannya. Menurut Bank
Indonesia (BI) salah satu kategori bank
yang sehat adalah bank yang memiliki
Non Performing Financing (NPF)
kurang dari 5%. Besar kecilnya Non
Performing Financing (NPF) dapat
dijadikan pertimbangan oleh bank
syariah untuk menyalurkan dan
memberikan pembiayaan kepada
masyarakat. Semakin besar pembiayaan
bermasalah maka bank syariah akan
lebih berhati-hati dalam menyalurkan
pembiayaan. Untuk menghadapi
kemungkinan risiko seperti pembiayaan
bermasalah maka bank syariah perlu
memiliki kecukupan modal, modal yang
cukup dapat membantu bank dalam
menutup kerugian dan menjadi cadangan
bagi bank ketika terjadi risiko dalam
pembiayaan.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah rasio kecukupan modal yang
berfungsi menampung risiko kerugian
yang kemungkinan dihadapi oleh bank.
Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio
(CAR) maka semakin baik kemampuan
bank tersebut untuk menanggung risiko
dari setiap kredit/aktiva produktif yang
berisiko. Jika nilai Capital Adequacy
Ratio (CAR) tinggi maka bank tersebut
mampu membiayai kegiatan operasional
dan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas
(Kusumaningtyas, 2013).
Kemudian faktor lain yang perlu
diperhatikan bank yaitu Return On
Assets (ROA) merupakan indikator dari
rasio profitabilitas bank. Suseno dan
Piter (2003) menyatakan bahwa aspek
lain yang berpengaruh terhadap
keputusan bank untuk menyalurkan
kredit kepada debitur adalah rentabilitas
atau tingkat keuntungan yang tercermin
dalam Return On Assets (ROA). ROA
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar nilai rasio
ini menunjukkan tingkat rentabilitas
usaha bank semakin baik atau sehat.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
95
Stabil atau sehatnya rasio ROA
mencerminkan stabilnya jumlah modal
dan laba bank. Kondisi perbankan yang
stabil akan meningkatkan kemampuan
bank dalam menyalurkan kreditnya
(Meydianawati, 2007).
Berdasarkan tabel dibawah ini
kita dapat melihat total pembiayaan,
DPK, NPF, CAR dan ROA pada kurun
waktu 6 tahun terakhir:
Tabel 3
Total Pembiayaan, DPK, NPF, CAR dan
ROA Bank Syariah Mandiri
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pembiayaan
(Dalam Triliun Rupiah)
36,72 44,75 50,46 49,13 51,09 53.17
DPK
(Dalam Triliun Rupiah)
42,61 47,40 56,46 59,82 62,11 64,7
NPF (%) 0,95 1,14 2,29% 4,29 4,05 4,92
CAR (%) 14,57 13,82 14,10 14,12 12,58 14,01
ROA (%) 1,95 2,25 1,53 -0,04 0,56 0.59
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan BSM
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan peningkatan DPK dari
tahun 2011 sampai 2015, menunjukkan
NPF yang mengalami fluktuatif dari
tahun 2011 sampai 2015, pada tahun
2011 NPF sebesar 0,95% ditahun 2012
meningkat sebesar 0,19%,ditahun 2013
meningkat sebesar 1,15%,ditahun 2014
meningkat lagi sebesar 2% ditahun 2015
mengalami penurunan sebesar 0,24%,
pada tahun 2016 mengalami peningkatan
sebesar 4.92% dan tabel diatas
menunjukkan fluktuatif CAR pada tahun
2011 sampai dengan 2015 pada tahun
2011 CAR sebesar 14,57% pada tahun
2012 menurun sebesar 0,75% pada tahun
2013 naik lagi sebesar 0,28% pada
tahun tahun 2014 naik lagi sebesar 0,02
% dan pada tahun 2015 mengalami
penurunan sebesar 1,54 % pada tahun
2016 mengalami peningkatan 14.01%.
Kemudian tabel diatas juga
menunjukkan fluktuatif ROA setiap
tahunnya pada tahun 2011 ROA sebesar
1,95% pada tahun 2012 naik sebesar
0.3% pada tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 0,72% pada tahun
2014 turun lagi 1,57% dan pada tahun
2015 naik lagi 0,52%, dari hal ini dapat
dilihat bahwa pergerakan pembiayaan
seiring dengan naik turunnya jumlah
DPK, CAR,NPF dan ROA.
Berdasarkan uraian diatas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini
adalah bagaimana pengaruh Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan
mudharabah dan musyarakah pada Bank
Syariah Mandiri, bagaimana pengaruh
terhadap pembiayaan mudharabah dan
musyarakah pada Bank Syariah Mandiri,
bagaimana pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR) terhadap pembiayaan
mudharabah dan musyarakah pada Bank
Syariah Mandiri, bagaimana pengaruh
Return On Asset (ROA) terhadap
pembiayaan mudharabah dan
musyarakah pada Bank Syariah Mandiri,
serta bagaimana pengaruh Dana Pihak
Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Capital Adequacy
Ratio (CAR) dan Return On Asset
(ROA) secara simultan terhadap Bank
Syariah Mandiri.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dan objek dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan tahunan
Bank Syariah Mandiri (BSM) yang dari
periode 2012-2016. Populasi dalam
penelitian adalah laporan keuangan
tahunan Bank Syariah Mandiri ( BSM)
dari periode 2012-2016.
Kriteria yang digunakan dalam
penentuan sampel pada penelitian ini
adalah selama periode penelitian yaitu
2012-2016 bank tersebut selalu aktif
dalam menerbitkan dan
mempublikasikan laporan keungan
bulanan secara lengkap di Bank
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
96
Indonesia. Berdasarkan kriteria
pemilihan sampel tersebut, diperoleh
sampel yakni berupa laporan publikasi
tahunan Bank Syariah Mandiri (BSM)
selama 5 periode yaitu periode 2012-
2016.
Variabel dalam penelitian ini
adalah segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian. Menurut
Sugiyono (2009), variabel adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari atau ditarik
kesimpulannya
Variabel terikat (Y) dalam
penelitian ini adalah pembiayaan
mudaharabah dan musyarakah dan
Variabel bebas pada penelitian ini
adalah:
1. Dana Pihak Ketiga (DPK)
DPK= Giro + Deposito + Tabungan.
2. Non performing financing (NPF)
NPF diperoleh rumus sebagai berikut
(Himaniar,2010):
π΅π·π = π·πππππππππ π©πππππππππ
π»ππππ π·ππππππππππΏ πππ%
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)
πͺπ¨πΉ =π΄ππ ππ π©πππ
π»ππππ π¨π»π΄πΉ πΏ πππ%
4. Return On Asset (ROA)
ROA= ππππ πΊππππππ π·ππππ
π»ππππ πππππ Γ 100%
Data diperoleh dari website Bank
Syariah Mandiri (BSM)
www.syariahmandiri.co.id berupa
laporan keuangan tahunan Bank Syariah
Mandiri periode 2012-2016. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian adalah
data sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan. Kemudian dilakukan uji
asumsi klasik beupa uji, normalitas,
multikolinieritas, uji heterokedastisitas,
serta uji autokorelasi
Untuk mengetahui jumlah
pengaruh DPK, NPF, CAR dan ROA
terhadap Pembiayaan mudharabah dan
musyarakah pada Bank Syariah Mandiri,
maka dapat dikemukakan persamaan
regresi Linear Berganda dengan
persamaan berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Keterangan :
Y = Pembiayaan mudharabah
dan musyarakah
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi
X1 : DPK, X2 : NPF, X3 : CAR, X4 :
ROA, e : eror
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Data ini menyajikan keadaan
data masing-masing variabel yang di
teliti seperti: skor rata-rata, distribusi
frekuensi, dan tingkat pencapaian
responden masing-masing variabel.
Dalam penelitian ini analisis deskriptif
adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
LN_DPK 6 3.75 4.17 4.0057 .16502
LN_MD 6 1.15 1.69 1.4439 .20296
LN_MS 6 1.54 2.59 2.0628 .37114
LN_NPF 6 .13 1.59 1.0765 .54244
LN_CAR 6 2.53 2.68 2.6285 .05029
LN_ROA 6 -.58 .81 .2036 .60516
Valid N (listwise)
6
Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Dari tabel 4 diatas menunjukkan
bahwa variabel yang paling dominan
nilai mean/rata-rata ialah DPK dengan
jumlah 4.0057, nilai minimum ialah
3.75, nilai maksimum 4.17 dengan
standar deviasi 0.16502. Kemudian
variabel CAR dengan nilai mean 2.6285,
nilai minimum 2.53 dan nilai maksimum
2.68 dengan standar deviasi 0.05029.
Kemudian variabel Musyarokah dengan
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
97
nilai mean 2.0628, nilai minimum 1.54
dan nilai maksimum 2.59 dengan standar
deviasi 0.37114. Kemudian variabel
Mudharobah dengan nilai mean 1.4439,
nilai minimum 1.15 dan nilai maksimum
1.69 dengan standar deviasi 0.20296.
Kemudian variabel NPF dengan nilai
mean 1.0765, nilai minimum 0.13 dan
nilai maksimum 1.59 dengan standar
deviasi 0.54244. Dan variabel ROA
dengan nilai mean 0.2036, nilai
minimum -0.58 dan nilai maksimum
0.81 dengan standar deviasi 0.60516.
Uji Normalitas
Tabel 5
Uji Normalitas
LN_DPK LN_MD LN_MS LN_NPF LN_CAR LN_ROA
N 6 6 6 6 6 6
Normal Parametersa,b
Mean 4.0057 1.4439 2.0628 1.0765 2.6285 .2036
Std. Deviation
.16502 .20296 .37114 .54244 .05029 .60516
Most Extreme Differences
Absolute .234 .179 .195 .224 .315 .310
Positive .160 .154 .195 .170 .185 .220
Negative -.234 -.179 -.122 -.224 -.315 -.310
Kolmogorov-Smirnov Z .572 .439 .479 .548 .771 .758
Asymp. Sig. (2-tailed) .899 .991 .976 .925 .592 .613
Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa
dari masing-masing variabel nilai
Asymp sig > 0.05, maka dapat dikatakan
datanya normal.
Uji Multikolinieritas
Untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam model regresi
dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF). Batasan
yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya mutikolineritas adalah nilai
Tolerence < 0,10 atau VIF > 10
(Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini uji
multikoloniaritas adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Uji Multikoloniaritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_DPK .346 2.890
LN_NPF .304 3.294
LN_CAR .391 2.560
LN_ROA .162 6.160
Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Dari tabel 6 diatas menunjukkan
bahwa variabel DPK, NPF, CAR dan
ROA dapat dikatakan tidak terjadi
multikoloniaritas, hal ini dikarenakan
nilai VIF < 10 dan nilai toleransi > 0.1
Uji Heteroskedastisitas.
Gambar 1
Uji Heterokedaksitas
Dari Gambar 1 diatas
menunjukkan bahwa variabel DPK,
NPF, CAR dan ROA dapat dikatakan
tidak terjadi heterokedaksitas, hal ini
dikarenakan butiran-butiran pada gambar
berada diatas dan dibawah nol.
Uji Autokorelasi
Tabel 7
Uji Autokorelasi
Model
R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .998a .996 .981 .02778 3.316
Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Dari tabel 7 diatas menunjukkan
bahwa variabel DPK, NPF, CAR dan
ROA dapat dikatakan tidak terjadi
autokorelasi, hal ini dikarenakan nilai
Durbin Watson 3.316 berada diantara -4
sampai 4.
Analisis Regresi Linear Berganda.
Tabel 8
Analisis Liner Berganda Terhadap
Mudharobah Model Unstandarized Standardized t Sig.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
98
Coefficients Coefficients
B Std. Error
Beta
1 (Constant) 10.959 1.169 9.377 .068
LN_DPK -.583 .128 -.474 -4.557 .138
LN_NPF
-.470 .042 1.255 -
11.299 .046
LN_CAR -2.968 .395 -.735 -7.509 .044
LN_ROA .571 .051 1.703 11.209 .047
Dependent Variabel : Mudharobah (Y)
Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Tabel 8 diatas menunjukkan
bahwa analisis linear berganda adalah
sebagai berikut :
Y = a + bx1 + bx2 + bx3 + bx4 + e
Y= 10.959 + -0.583x1 + 0.470x2 + -
2.968x3 + 0.571x4 + e
1. Nilai konstan bernilai positif sebesar
10.959, hal ini berarti tanpa adapun
variabel bebas seperti DPK, NPF,
CAR dan ROA, nilai Mudharobah
tetap.
2. Nilai DPK bernilai negatif sebesar
0.583, hal ini berarti jika nilai DPK
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah menurun sebesar 0.583
dengan asumsi variabel NPF, CAR
dan ROA tetap.
3. Nilai NPF bernilai negatif sebesar
0.470, hal ini berarti jika nilai NPF
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah menurun sebesar 0.470
dengan asumsi variabel DPK, CAR
dan ROA tetap.
4. Nilai CAR bernilai negatif sebesar
2.968, hal ini berarti jika nilai CAR
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah menurun sebesar 2.968
dengan asumsi variabel DPK, NPF
dan ROA tetap.
5. Nilai ROA bernilai positif sebesar
0.571, hal ini berarti jika nilai ROA
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah meningkat sebesar 0.571
dengan asumsi variabel DPK, NPF
dan ROA tetap.
Tabel 9
Analisis Liner Berganda Terhadap
Musyarokah
Model
Unstandarized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std.
Error Beta
1 (Constant) -8.366 5.117 -1.635 .349
LN_DPK 1.452 .560 .646 2.592 .234
LN_NPF -.287 .182 -.419 -1.575 .360
LN_CAR 1.912 1.730 .259 1.105 .468
LN_ROA -.523 .223 -.853 -2.344 .257
Dependent Variabel : Musyarokah (Y)
Sumber Data : Olahan SPSS 2017 Dari tabel 9 diatas menunjukkan
analisis linear berganda sebagai berikut :
Y = a + bx1 + bx2 + bx3 + bx4 + e
Y= -8.366 + 1.452x1 + -0.287x2 +
1.912x3 + -0.523x4 + e
1. Nilai konstan bernilai negatif sebesar
8.366, hal ini berarti tanpa adapun
variabel bebas seperti DPK, NPF,
CAR dan ROA, nilai Musyarokah
tetap.
2. Nilai DPK bernilai positif sebesar
1.452, hal ini berarti jika nilai DPK
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah meningkat sebesar 1.452
dengan asumsi variabel NPF, CAR
dan ROA tetap.
3. Nilai NPF bernilai negatif sebesar
0.287, hal ini berarti jika nilai NPF
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah menurun sebesar 0.287
dengan asumsi variabel DPK, CAR
dan ROA tetap.
4. Nilai CAR bernilai positif sebesar
1.912, hal ini berarti jika nilai CAR
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah meningkat sebesar 1.912
dengan asumsi variabel DPK, NPF
dan ROA tetap.
5. Nilai ROA bernilai negatif sebesar
0.523, hal ini berarti jika nilai ROA
naik satu-satuan maka nilai
mudharobah menurun sebesar 0.571
dengan asumsi variabel DPK, NPF
dan ROA tetap.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
99
Uji t
Dari tabel 8 dan 9 diatas
menunjukkan bahwa uji t adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel DPK mempunyai tidak
pengaruh baik terhadap mudharobah
maupun musyarokah. Hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi
mudharobah (0.138 > 0.05) dan nilai
signifikansi musyarokah (0.234 >
0.05). Maka dapat dikatakan Ho
diterima dan menolak Ha.
2. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel NPF mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.046 < 0.05). Maka dapat dikatakan
Ho ditolak dan menerima Ha.
Sedangkan variabel NPF tidak
mempunyai pengaruh terhadap
musyarokah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi (0.360 > 0.05). Maka
dapat dikatakan Ho diterima dan
menolak Ha.
3. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel CAR mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.044 < 0.05). Maka dapat dikatakan
Ho ditolak dan menerima Ha.
Sedangkan variabel CAR tidak
mempunyai pengaruh terhadap
musyarokah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi (0.468 > 0.05). Maka
dapat dikatakan Ho diterima dan
menolak Ha.
4. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel ROA mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.047 < 0.05). Maka dapat dikatakan
Ho ditolak dan menerima Ha.
Sedangkan variabel ROA tidak
mempunyai pengaruh terhadap
musyarokah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi (0.257 > 0.05). Maka
dapat dikatakan Ho diterima dan
menolak Ha
Uji F
Tabel 10
Uji f Mudharobah ANOVAb
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1
Regression .205 4 .051 66.469 .042a
Residual .001 1 .001
Total .206 5
Predictors: (Constant), DPK, NPF, CAR dan ROA
b. Dependent Variable: Mudharobah
Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Dari tabel 10 diatas menunjukkan
bahwa uji f dimana variabel DPK, NPF,
CAR dan ROA mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Mudharobah,
hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
< 0.05 (0.042). Maka dapat dikatakan Ho
ditolak dan Ha diterima
Tabel 11
Uji F Musyarokah ANOVAb
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1
Regression .674 4 .168 11.388 .218a
Residual .015 1 .015
Total .689 5
a. Predictors: (Constant), DPK, NPF, CAR dan ROA b. Dependent Variable: Musyarokah Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Dari tabel 11 diatas menunjukkan
bahwa uji f dimana variabel DPK, NPF,
CAR dan ROA tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Musyarokah, hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi > 0.05 (0.218). Maka
dapat dikatakan Ho diterima dan Ha
ditolak
Koefisien Determinasi ( RΒ²)
Tabel 11
Uji Koefisien Determinasi Mudharobah Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
100
1 .998a .996 .981 .02778 .998a
a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_CAR, LN_DPK, LN_NPF b. Dependent Variable: LN_MD
Tabel 12
Uji Koefisien Determinasi Musyarokah Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .989a .979 .893 .12163 .989a
a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_CAR, LN_DPK, LN_NPF b. Dependent Variable: LN_MS Sumber Data : Olahan SPSS 2017
Berdasarkan hasil pengolahan
data, pada tabel 11 dan 12 dapat dilihat
nilai Adjusted R Square yang
mempunyai nilai 0,981 untuk variabel
dependen Mudharobah yang berarti
pengaruh NPF, DPK, CAR dan ROA
dapat menjelaskan 98.1% terhadap
Mudharobah, sedangkan 1.9%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
ada dalam penelitian ini. Sedangkan nilai
Adjusted R Square untuk variabel
dependen Musyarokah mempunyai nilai
0,893 yang berarti pengaruh NPF, DPK,
CAR dan ROA dapat menjelaskan
98.1% terhadap Musyarokah, sedangkan
10.7% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak ada dalam penelitian ini.
Pengaruh DPK terhadap Mudharobah
dan Musyarokah
Berdasarkan uji hipotesis dapat
dilihat bahwa variabel DPK tidak
mempunyai pengaruh baik terhadap
mudharobah maupun musyarokah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
mudharobah (0.138 > 0.05) dan nilai
signifikansi musyarokah (0.234 > 0.05).
Maka dapat dikatakan Ho diterima dan
menolak Ha. Artinya
Pengaruh NPF terhadap Mudharobah
dan Musyarokah
Berdasarkan uji hipotesis dapat
dilihat bahwa variabel NPF mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.046 < 0.05). Maka dapat dikatakan Ho
ditolak dan menerima Ha. Sedangkan
variabel NPF tidak mempunyai pengaruh
terhadap musyarokah. Hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi (0.360 >
0.05). Maka dapat dikatakan Ho diterima
dan menolak Ha. Artinya NPF
merupakan rasio perbandingan antara
pembiayaan yang bermasalah dengan
total penyaluran dana kepada
masyarakat. Besarnya rasio NPF yang
diperbolehkan Bank Indonesia yaitu
maksimal sebesar 5%. Semakin kecil
rasio NPF maka semakin baik tingkat
kesehatan suatu bank. Minimnya
pembiayaan yang bermasalah
membuktikan bahwa bank syariah
tersebut telah mampu menjaga
kestabilan dananya. Sedangkan NPF
yang tinggi menunjukkan semakin
rendahnya kemampuan bank dalam
mengumpulkan kembali pembiayaan
yang dikeluarkannya. Semakin sedikit
dana pinjaman yang kembali ke bank,
akan menyebabkan dana bank yang
tersedia untuk disalurkan semakin
berkurang. Akibatnya, bank akan
mengurangi jumlah dana yang akan
disalurkan ke masyarakat. Secara garis
besar hasil penelitian terdahulu
menyatakan bahwa NPF berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan, namun dari penelitian ini
diperoleh hasil bahwa NPF berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah dan
musyarakah. Hasil tersebut memberikan
gambaran bahwa semakin tinggi NPF
belum tentu diikuti dengan turunnya
penyaluran dana yang dilakukan oleh
Bank Syariah Mandiri, begitu juga
sebaliknya apabila NPF menurun belum
tentu diikuti dengan kenaikan
penyaluran dana yang diberikan bank.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu dimana rata-rata
besarnya pembiayaan yang bermasalah
atau persentase NPF pada perbankan
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
101
syariah tergolong kecil dibandingkan
dengan perbankan konvensional, yaitu
masih berkisar di bawah standar BI
(Bank Indonesia sebesar 5%) yang mana
bank konvensional lebih sensitif dengan
instrumen derivatif sedangkan bank
syariah akan lebih sensitif apabila sektor
riil mengalami goncangan. Perbankan
syariah lebih aktif dan cenderung untuk
membiayai dunia usaha dalam sektor riil
dalam kegiatan penyaluran dananya, dan
hingga saat ini sektor riil di Indonesia
masih dalam batas yang dapat dikatakan
aman dari berbagai goncangan
perekonomian. Demikian halnya dengan
Bank Syariah Mandiri karena nilai NPF
tidak terlalu besar maka hal tersebut
menunjukkan bahwa sektor riil yang
dibiayai melalui pembiayaan
mudharabah dan musyarakah masih
dalam batas yang dapat dikatakan aman
sehingga NPF tidak perpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah dan musyarakah.
Pengaruh CAR terhadap Mudharobah
dan Musyarokah
Berdasarkan uji hipotesis dapat
dilihat bahwa variabel CAR mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.044 < 0.05). Maka dapat dikatakan Ho
ditolak dan menerima Ha. Sedangkan
variabel CAR tidak mempunyai
pengaruh terhadap musyarokah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.468 > 0.05). Maka dapat dikatakan Ho
diterima dan menolak Ha. Hasil ini
mengindikasikan bahwa kecukupan
modal bank (CAR) berbanding lurus
terhadap besar kecilnya pembiayaan
yang dilakukan oleh bank. Bank syariah
yang memiliki modal besar dan dapat
menggunakan modal tersebut secara
efektif untuk menghasilkan pendapatan
bagi bank, maka modal yang besar
berpengaruh secara signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah bank
Berpengaruhnya modal terhadap
pembiayaan dapat disebabkan karena
bank-bank syariah yang beroperasi pada
tahun tersebut mengoptimalkan modal
yang ada. Hal ini terjadi karena
peraturan Bank Indonesia yang
mensyaratkan capital adequacy ratio
minimal sebesar 8% mengakibatkan
bank umum syariah selalu berusaha
menjaga agar capital adequacy ratio
yang dimiliki sesuai dengan ketentuan.
Namun bank cenderung menjaga CAR-
nya tidak lebih dari 8%. Menurut
Mawardi (2005), jika CAR lebih dari
8%, maka ini berarti idle money atau
bahkan pemborosan, karena sebenarnya
modal utama bank adalah kepercayaan,
sedangkan capital adequacy ratio 8%
hanya dimaksudkan Bank Indonesia
untuk menyesuaikan kondisi dengan
perbankan internasional sesuai BIS
(Bank for International Settlements).
Jadi secara realitas bisnis dapat
membuktikan bahwa bank syariah yang
profitable tidak hanya sekedar memiliki
capital adequacy ratio 8%, namun yang
lebih penting adalah kepercayaan
masyarakat (Mawardi, 2005).
Kepercayaan masyarakat terhadap dunia
perbankan syariah juga disebabkan
adanya jaminan pemerintah terhadap
dana yang di simpan di bank umum
syariah. Lebih daripada itu, jika dilihat
kondisi empiris dari obyek penelitian
maka akan tampak bahwa sebagian besar
bank syariah mempunya capital
adequacy ratio diatas 8% bahkan sampai
melebihi angka 20%. Hal ini disebabkan
karena adanya penambahan modal untuk
mengantisipasi perkembangan skala
usaha yang berupa ekspansi pembiayaan
atau pinjaman yang diberikan. Salah satu
cara untuk menguji kecukupan modal
adalah dengan melihat rasio modal itu
terhadap berbagai aset bank yang
bersangkutan. Walaupun suatu rasio
dapat membantu sebagai titik awal
dalam menganalisis kecukupan modal
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
102
suatu bank, namun rasio tersebut
janganlah dianggap sebagai tujuan
tersendiri. Rasio hanya merupakan
indikator saja, sehingga belum cukup
untuk menarik kesimpulan. Karena itu
penyelidikan kecukupan modal yang
harus dilakukan tidak terbatas pada rasio
saja (Darmawi, 2011). Rasio modal bank
terhadap total deposit merupakan rasio
yang dulu pernah dipergunakan untuk
mengukur dan menetukan kecukupan
modal. Tetapi karena kecukupan modal
harus menunjukkan sampai seberapa
jauh modal sebuah bank dapat menyerap
kerugian tetapi masih dapat melindungi
deposan, maka ukuran kecukupan modal
benar-benar harus dikaitkan dengan
sebuah rekening dalam neraca. Rekening
dalam neraca tersebut mungkin bisa
mengalami kerugian yang tercermin
dalam neraca bank pada sisi aset, yang
ditunjukkan oleh berkurangnya nilai
aset. Berdasarkan alasan tersebut, maka
suatu ukuran kecukupan modal yang
baik harus dikaitan dengan aset bukan
dengan deposit. Oleh karena itu, rasio
modal terhadap aset lebih tepat
digunakan. Modal bank dapat
digolongkan atas dua golongan besar,
yaitu modal inti dan modal pelengkap.
Modal inti disebut pula sebagai modal
sendiri, karena dananya berasal dari
pemilik (Darmawi, 2011). Sedangkan
modal pelengkap terdiri atas cadangan
yang dibentuk tidak dari laba setelah
pajak dan pinjaman yang sifatnya
dipersamakan dengan modal dalam hal
tertentu, dan dalam keadaan lain dapat
dipersamakan dengan utang seperti
modal pinjaman.
Pengaruh ROA terhadap Mudharobah
dan Musyarokah
Berdasarkan uji hipotesis dapat
dilihat bahwa variabel ROA mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.047 < 0.05). Maka dapat dikatakan Ho
ditolak dan menerima Ha. Sedangkan
variabel ROA tidak mempunyai
pengaruh terhadap musyarokah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.257 > 0.05). Maka dapat dikatakan Ho
diterima dan menolak Ha Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori
Dendawijaya (2005) yang menyatakan
bahwa kegiatan pembiayaan yang
dilakukan bank mencapai 70%-80% dari
kegiatan usaha bank. Dalam formula
perhitungan return on asset, laba
sebelum pajak dibagi dengan total
aktiva. Dalam hal ini digunakan total
aset atau aktiva pada akhir periode.
Penggunaan total asset pada akhir
periode dianggap lebih konsisten
dibandingkan dengan menggunakan
ratarata total aset. Hal ini dikarenakan
lebih konsisten dengan penggunaan
return on asset sebagai pengukur
prestasi pada satu periode tertentu. Hasil
perhitungan rasio return on asset juga
terpengaruh beberapa hal, antara lain
adalah adanya perubahan prinsip
akuntansi yang dipakai dalam bank
tersebut dan biaya restrukturisasi.
Tingkat inflasi yang tinggi atau berubah-
ubah selama periode pelaporan keuangan
telah menyebabkan munculnya situasi
dimana nilai aset tetap atau properti
dalam laporan keuangan jauh
menyimpang dari realitas. Jadi dapat
diterima bahwa perlu menghilangkan
penyimpangan dengan cara revaluasi dan
aset tetap disajikan berdasarkan
penilaian saat ini bukan berdasarkan
biaya. Pekerjaan terakhir dan terberat
dalam analisis akuntansi adalah
membuat penyesuaian yang layak atas
laporan keuangan. Kebutuhan akan
penyesuaian ini disebabkan oleh distorsi
atas angka yang dilaporkan. Seperti yang
telah dijelaskan di atas, bahwa ada
beberapa hal yang mengakibatkan hasil
pengukuran rasio return on asset
menjadi bias. Akan tetapi, rasio return
on asset ini masih bermanfaat bagi pihak
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
103
manajemen, antara lain untuk
mengetahui produktivitas dari seluruh
dana perbankan syariah yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal
sendiri dan mengetahui besarnya tingkat
laba yang diperoleh perbankan syariah
dalam satu periode. Dengan mengetahui
posisi laba perbankan tahun sekarang,
maka laba tersebut dapat dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya
sehingga perkembangan laba perbankan
syariah dari waktu ke waktu dapat
diketahui. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan
oleh AndriyaniIsna dan Sunaryo (2012)
yang menyatakan bahwa variabel return
on asset memiliki pengaruh signifikan
dengan arah negatif terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah dan
menolak penelitian yang dilakukan oleh
Arianti dan Muharam (2011) dan
Fitriyanti et al. (2014) yang menyatakan
bahwa return on asset tidak memiliki
pengaruh terhadap besarnya
pembiayaan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian,
analisis data dan pembahasan, maka
diambil simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel DPK mempunyai tidak
pengaruh baik terhadap mudharobah
maupun musyarokah. Hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi
mudharobah (0.138 > 0.05) dan nilai
signifikansi musyarokah (0.234 >
0.05). Maka dapat dikatakan Ho
diterima dan menolak Ha.
2. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel NPF mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.046 < 0.05). Maka dapat dikatakan
Ho ditolak dan menerima Ha.
Sedangkan variabel NPF tidak
mempunyai pengaruh terhadap
musyarokah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi (0.360 > 0.05). Maka
dapat dikatakan Ho diterima dan
menolak Ha.
3. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel CAR mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.044 < 0.05). Maka dapat dikatakan
Ho ditolak dan menerima Ha.
Sedangkan variabel CAR tidak
mempunyai pengaruh terhadap
musyarokah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi (0.468 > 0.05). Maka
dapat dikatakan Ho diterima dan
menolak Ha.
4. Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat
bahwa variabel ROA mempunyai
pengaruh terhadap mudharobah. Hal
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
(0.047 < 0.05). Maka dapat dikatakan
Ho ditolak dan menerima Ha.
Sedangkan variabel ROA tidak
mempunyai pengaruh terhadap
musyarokah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi (0.257 > 0.05). Maka
dapat dikatakan Ho diterima dan
menolak Ha
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat mendorong untuk melakukan
penelitianpenelitian berikutnya.
Penelitian yang dilakukan berikutnya
diharapkan dapat memperbaiki
keterbatasan pada penelitian ini. Oleh
karena itu peneliti menyampaikan
beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yang
memiliki kepentingan dengan hasil
penelitian ini. Saran yang dianjurkan
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan
sampel bank syariah mandiri dengan
periode 6 tahun. Untuk peneliti
selanjutnya akan lebih baik jika
memperluas obyek penelitian seperti
seluruh bank syariah mandiri, unit
usaha syariah, dan bank pembiayaan
bank syariah mandiri serta
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
104
memperpanjang periode pengamatan.
Jumlahsampel yang lebih besar akan
dapat mengeneralisasi hasil penelitian
dan periode yang lebih lama akan
memberikan hasil yang lebih valid
atau hasil yang mendekati kondisi
sebenarnya.
2. Bagi para peneliti selanjutnya
disarankan agar menambah variabel
independen dan dependen yang
berpengaruh terhadap pembiayaan
mudharabah, baik dari internal
maupun eksternal perbankan seperti
pendapatan masyarakat, suku bunga,
dan kebijakan pemerintah.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
agar tidak hanya menggunakan regresi
linear berganda sebagai alat uji data,
tetapi juga dengan metode lain yang
mampu menguji pegaruh secara
signifikansi yaitu model regresi linear
berganda.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad. 2002. Bank
Syariβah dan Teori ke Prakteknya.
Jakarta: Gema Insani Press Tazkia
Institute.
Ascarya. 2011. Akad & Produk
BankSyariah. Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada.
Adiwarman A. Karim. 2004. Bank
Islam:Analisis Fiqih dan
Keuangan, EdisiKetiga. Jakarta:
PT Raja GrafindoPersada.
______ 2007. Bank Islam: Analisis Fiqh
danKeuangan. Jakarta: PT. Raja
GrafindoPersada.
As, Mahmoeddin. 2004. Melacak Kredit
Bermasalah. Pustaka Sinar
Harapan :Jakarta.
______ 2010. Melacak Kredit
Bermasalah.Cetakan Pertama.
Jakarta: PustakaSinar Harapan
Abdullah, Faisal. 2005. Manajemen
Perbankan. Cetakan Ketiga.
Malang:UMM Press. Al-Asqalany,
Ibnu Hajar. t.t.
BulughulMaram,Darul Kitab
Islami
Annisa. 2012. Pengaruh Dana Pihak
Ketiga,Nisbah Bagi Hasil, FDR,
CAR danBOPO terhadap
pembiayaanmusyarakah oleh Bank
SyariahMandiri.
Bungin, Burhan. 2005.
MetodologiPenelitian Kuantitatif
Komunikasi,Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu
SosialLainnya, Edisi Pertama.
CetakanPertama, Prenada Media,
Jakarta.
Brigham, Eugene dan Joel F Houston.
2001.Manajemen Keuangan II.
Jakarta:Salemba Empat.
_____ 2007. Essentials of Financial
Management: Dasar-
dasarManajemen Keuangan.
Terjemahanoleh Ali Akbar
Yulianto. 2011.Jakarta: Salemba
Empat. Dahlan,
Siamat. 2005. Manajemen Lembaga
Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan, edisi kesatu .Jakarta
:Fakultas Ekonomi
UniversitasIndonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2005.
Manajemen Perbankan, Edisi
Kedua. CetakanKedua. Ghalia
Indonesia. BogorJakarta.
Fraser, L.M., dan Ormiston, A.
2008.Memahami Laporan
Keuangan, EdisiKetujuh.
Indonesia: PT. MacananJaya
Cemerlang.
Gema Insani Press Tazkia Institute Drs.
H.Malayu, S.P. Hasibuan.
2007.Manajemen Sumber Daya
Manusia.Jakarta : Cetakan 9. PT.
Bumi Aksara.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
105
Gianni, Nur Gilang. 2013. Jurnal. Faktor
yang mempengaruhi pembiayaan
mudharabah pada Bank Umum
Syariah. Semarang:
UniversitasNegeri Semarang
Indonesia.
Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim.
2007.Analisa Laporan
Keuangan.Yogyakarta:UPP
YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
2002.Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta:Salemba
Empat.
Luh Gede Meydianawathi. 2007.
AnalisisPerilaku Penawaran Kredit
Perbankan kepada Sektor UMKM
diIndonesia. Fakultas
Ekonomi.Universitas Udayana,
Bali.
Meydianawati. 2007. Perilaku
PenawaranKredit Perbankan
Kepada Sektor UMKM di
Indonesia. Buletin StudiEkonomi,
Volume 12 Nomor 2.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank
Syariah. Yogyakarta: Unit
Penerbitdan Percetakan AMP
YKPN.
Maharai, Sagita Devi. 2010.
AnalisisPengaruh CAR, NPF, dan
DPKterhadap Penyaluran
Pembiayaan (Studi Pada Bank
Muamalat Indonesia Periode
2001-2009.
Mahmoedin. 2004. Kredit
Bermasalah.Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Martini, Risma.2010. Analisis faktor-
faktoryang mempengaruhi
pembiayaanmusyarakah di BMT
HanivaWonokromo Bantul.
Skripsi.Yogyakarta: Universitas
Islam SunanKalijaga.
Maula, Khodijah Hadiyyatul Maula.
2008.Pengaruh Simpanan Dana
Pihak Ketiga, Modal Sendiri,
ungan Marjin Keuntungan dan
NPF terhadap pembiayaan
murabahah pada Bank Syariah
Mandiri.
Qalby, Muhammad Luthfi. 2013. Faktor
faktor yang mempengaruhi
Musyarakah pada Perbankan
Syariahdi Indonesia Periode 2007-
2013.
Rivai, Veithzal, dkk. 2012. Banking and
Finance (Dari Teori ke Praktik
Bank dan Keuangan Syariah
Sebagai Solusidan Bukan
Alternatif),
EdisiPertama.Yogyakarta: BPFE
Rohmatul, Hasanah Laila. 2015. Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan mudharabah dan
musyarakah pada Bank
SyariahMandiri. skripsi. IAIN
Tulung Agung.
Riyadi, Slamet. 2004. Banking Assets
and Liability Managemen, Edisi
Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit
FakultasEkonomi Universitas
Indonesia.
______ 2006. Banking Assets and
LiabilityManagemen, Edisi Ketiga.
Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas
EkonomiUniversitas Indonesia.
Suseno dan Piter Abdullah. 2003. Sistem
dan Kebijakan Perbankan
diIndonesia. Jakarta: Pusat
Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan BI.
Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data
Statistik Secara Profesional. PT.
AlexMedia Komputindo. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
______ 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan RND.
Bandung :Alfabeta.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273
E- ISSN 2527 - 3469
106
______ 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung:Alfabeta.
Sekaran, Uma. 2003. Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta:
Salemba 4.
Shiedieq, Hasby Syahrul. 2011.
Pengaruh Dana Pihak Ketiga
Terhadap Jumlah Pembiayaan
Bagi Hasil pada Bank Permata
Syariah. Skripsi FE UPI: tidak
diterbitkan.
Triasdini, Himaniar. 2010. Pengaruh
CAR,NPL, Dan ROA Terhadap
Penyaluran Kredit Modal
Kerja.SKRIPSI Strata Satu.
Ekonomi. Semarang :Unversitas
Diponegoro.
Toto Prihadi. 2008. Deteksi Cepat
Kondisi Keuangan: 7 Analisis
Rasio Keuangan. Cetakan 1.
Jakarta : PPM.
Kasmir.2008. Bank Dan lembaga
Keungan Lainnya. Edisi Revisi
2008. Jakarta:PT RAJA
GRAFINDO PERSADA.