visualisasi sejarah dan sejarah publik: tinjauan konten

14
Jurnal Sejarah. Vol. 3(2), 2020: 49 – 62 © Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia Haldi Patra & Aldi Dio Afrada; DOI/ 10.26639/js.v3i2.267 Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten Sejarah Dalam Platform YouTube Haldi Patra & Aldi Dio Afrada Alumni Universitas Airlangga & Universitas Andalas Abstrak Sejarah publik merupakan salah satu pendekatan untuk mengkomunikasikan sejarah kepada khalayak yang berada di luar ranah akademis. Para sejarawan yang menggagas mengenai ini seringkali dikenal dengan sebutan sejarawan publik. Sejarawan publik menggunakan berbagai media publik sebagai sarana komunikasi tersebut baik di media sosial, New media, cetak, hingga elektronik. Dengan meningkatnya penggunaan new media, seperti kanal YouTube saat ini, sejarawan publik memiliki kesempatan untuk menghasilkan karya serta mengunggah karya-karya audio-visual bertema sejarah di lamanitu. Artikel ini mencoba untuk menganalisis beberapa laman-laman sejarah di kanal YouTube. Terdapat empat kanal yang menjadi unit analisis yaitu Armchair Historian, Oversimplified, Inspect History dan Lazardi Wong Jogya. Setiap kanal memiliki keunikan tersendiri dan memiliki kekuatan untuk ditawarkan kepada penonton. Empat kanal ini pun berhasil mengundang jutaan orang untuk menyaksikan konten-konten sejarah yang mereka ciptakan. Selain itu, sejarawan publik yang fokus menciptakan konten-konten YouTube bisa menjadi pilihan karir yang bernilai secara ekonomis. Kata kunci: Sejarah Publik, Visualisasi Sejarah, YouTube Pendahuluan Beberapa tahun yang lalu, hanya televisi atau rumah produksi yang bisa membuat konten sejarah dengan berbagai macam model videografi, dan kita hanya bisa melihat dalam televisi atau DVD. Sekarang, teknologi telah berkembang secara pesat. Internet dan smartphone (telefon pintar/gadget) telah digunaan secara luas dalam aktivitas sehari-hari. Kita bisa menonton video atau film di laman tertentu dengan gadget kita. YouTube adalah sebuah aplikasi berbagi video secara daring yang bisa ditonton oleh masyarakat dan telah dikunjungi oleh dua miliar pengguna dari 100 negara di dunia (YouTube, 2020). Selain itu, aplikasi

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah. Vol. 3(2), 2020: 49 – 62 © Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia Haldi Patra & Aldi Dio Afrada; DOI/ 10.26639/js.v3i2.267

Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten Sejarah Dalam Platform YouTube

Haldi Patra & Aldi Dio Afrada Alumni Universitas Airlangga & Universitas Andalas

Abstrak Sejarah publik merupakan salah satu pendekatan untuk mengkomunikasikan sejarah kepada khalayak yang berada di luar ranah akademis. Para sejarawan yang menggagas mengenai ini seringkali dikenal dengan sebutan sejarawan publik. Sejarawan publik menggunakan berbagai media publik sebagai sarana komunikasi tersebut baik di media sosial, New media, cetak, hingga elektronik. Dengan meningkatnya penggunaan new media, seperti kanal YouTube saat ini, sejarawan publik memiliki kesempatan untuk menghasilkan karya serta mengunggah karya-karya audio-visual bertema sejarah di lamanitu. Artikel ini mencoba untuk menganalisis beberapa laman-laman sejarah di kanal YouTube. Terdapat empat kanal yang menjadi unit analisis yaitu Armchair Historian, Oversimplified, Inspect History dan Lazardi Wong Jogya. Setiap kanal memiliki keunikan tersendiri dan memiliki kekuatan untuk ditawarkan kepada penonton. Empat kanal ini pun berhasil mengundang jutaan orang untuk menyaksikan konten-konten sejarah yang mereka ciptakan. Selain itu, sejarawan publik yang fokus menciptakan konten-konten YouTube bisa menjadi pilihan karir yang bernilai secara ekonomis. Kata kunci: Sejarah Publik, Visualisasi Sejarah, YouTube Pendahuluan

Beberapa tahun yang lalu, hanya televisi atau rumah produksi yang bisa membuat konten sejarah dengan berbagai macam model videografi, dan kita hanya bisa melihat dalam televisi atau DVD. Sekarang, teknologi telah berkembang secara pesat. Internet dan smartphone (telefon pintar/gadget) telah digunaan secara luas dalam aktivitas sehari-hari. Kita bisa menonton video atau film di laman tertentu dengan gadget kita. YouTube adalah sebuah aplikasi berbagi video secara daring yang bisa ditonton oleh masyarakat dan telah dikunjungi oleh dua miliar pengguna dari 100 negara di dunia (YouTube, 2020). Selain itu, aplikasi

Page 2: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 50

YouTube dapat dengan mudah diunduh. Hari ini, setiap orang dapat membuat video atau animasi dari rumah. YouTube secara masif meningkat baik dari jumlah isi tampilan video yang tersedia untuk ditonton, maupun para pengunjungnya (Hartley, 2009:1). YouTube telah mengubah cara orang menghibur, meraih popularitas dan iklan (Zhou, Khemmarat, Gao, Wan, & Zhang, 2016).

YouTube adalah sebuah new media. New Media adalah media komunikasi yang mengacu pada konten yang bisa diakes kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital, serta memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi antara pemberi informasi dan penerima informasi, serta dimungkinkannya partisipasi kreatif dari berbagai pihak (Schivinski & Dabrowski, 2016:2–19). Teknologi dari new media akan selalu memanfaatkan keunggulan dari digitalisasi, kemampuan untuk memanipulasi dan melalui jaringan yang padat serta kompresibel dan interaktif (Flew, 2007).Beberapa orang yang tertarik memproduksi sejarah melihat situasi ini sebagai sebuah kesempatan. Kini telah banyak muncul kanal-kanal di YouTube yang khusus membahas tema-tema sejarah. Tema-tema itu ditampilkan dalam bentuk video dan diunggah ke YouTube dan dapat disaksikan secara gratis oleh para pengguna internet. Tipe kerja ini dikenal sebagai public history atau sejarah publik. C. Ryant mendeskripsikan sejarah publik sebagai sebuah praktik dari sejarah dan keterkaitan dengan disiplin sejarah dalam aturan dimana suatu disiplin sejarah yang dilakukan di luar institusi pendidikan atau universitas (Ryant, 1986: 63). Sedangkan Sayer mendiskripsikan sejarah publik sebagai sarana komunikasi dari sejarah kepada masyarakat dalam spektrum yang lebih luas atau keterkaitannya dengan publik secara umum pada praktik dan produksi karya-karya sejarah (Sayer, 2015: 11). Menggunakan YouTube sebagai sumber dari diskursus informal sejarah, akan memunculkan audiens yang lebih besar pada konten platform audio-visual dan menjadi jalan baru untuk terlibat atau terkait secara kreatif pada sejarah publik (Sheey, 2008: 74). Mereka bertujuan untuk membawa sejarah lebih luas kepada masyarakat dengan memberikan akses dan layanan kepada informasi. Subjek ini telah menjadi jalan untuk mengenalkan sejarah secara populer. Meskipun sejarawan publik bisa menjadi guru, sejarah publik didefinisikan sebagai sejarah yang melampaui dinding dari kelas tradisional (“What is Public History?”, 2020).

Dengan kata lain, sejarah publik adalah upaya dari wujud sejarah yang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Merujuk kepada Sayer, sangat dimungkinkan sebagai sejarawan publik untuk membuat konten video yang menjelaskan sejarah. Deskripsi judul, isi tampilan harus jelas, mudah untuk dibaca dan sesuai dengan penonton adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pengelola. . Hal ini juga termasuk gambar atau video klip (seperti YouTube). Text juga harus secara seksama diedit dan dilakukan proof-read sebelum diunggah. Selain itu, harus tertera pula keywords atau kata kunci, agar bisa dibaca oleh search engines atau mesin pencarian (Sayer, 2015). Sejarawan pupuler memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan cara kerja sejarah profesional dalam tujuan untuk membuat masyarakat luas paham dengan mudah. Sejarawan publik mungkin saja lebih mampu untuk menulis sejarah popular dibandingkan dengan sejarawan akademis karena sejarah publik. Dari definisi di atas, sejarah publik lebih berorientasi kepada layanan (serivie oriented) (Ryant, 1986;66; Trask, 1985:79–85).

Satu ciri yang menarik dari ketiga akun yang dibahas dalam artikel ini adalah memiliki gaya yang unik dan menarik. Armchair yang memilih topik sejarah perang, Oversimplified hingga Inspect History mendiskusikan hal penting yang terjadi di sejarah, sedangkan Lazardi Wong Jogya mencoba untuk membuat peta sejarah yang terdiri dari sejarah peradaban Indonesia secara kronologis dalam berbagai macam area Nusantara. Melalui berbagai pilihan yang diambil tersebut, mereka sukses menarik perhatian masyarakat untuk menonton konten-konten akun yang mereka kelola. Bagaimanapun, keberadaan sejarah publik memberikan opsi untuk mempelajari sejarah berdasarkan selera pasar. Variasi ditawarkan juga mengikuti trend.

Page 3: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 51

Mempelajari Youtube menarik perhatian para peneliti belakangan ini . Ada beberapa studi tentang sejarah publik dan YouTube. Konten YouTube diupload dan dilihat oleh masyarakat dari seluruh dunia. Konten-konten itu terdiri atas vlog otobiografi, film pendek amatir dengan hubungan kuat ke masyarakat, tempat dan peristiwa, foto-foto dan lain-lain. metode sejarah dalam YouTube, perspektif yang menyegarkan bisa dibawa kedalam cara kerja masa lalu dan bagaimana hal itu bisa diintepretasikan dalam lingkup publik (Sheey,2008). Kondisi ini bisa dijadikan kesempatan bagi sejarawan sebagai karir (Nopriyasman, 2018). Dalam praktiknya, menjadi sejarawan publik tidak datang hanya dari mereka yang mempelajari sejarah, namun bisa pula berasal dari berbagai macam disiplin ilmu lain seperti dari ilmu alam ataupun ekonomi. Karenanya, sejarawan publik harus memiliki keahlian memberi ciri khas karya mereka agar dapat menarik perhatian publik. Selain itu, sejarawan publik juga harus didukung oleh teori dan etika untuk menjaga agar karya mereka tetap berkualitas.

Keberadaan sejarah publik memberikan pilihan untuk mempresentasikan sejarah berdasarkan selera pasar. Signifikansi dari kajian ini adalah untuk memahami bagaimana sejarah publik bisa diaplikasikan dalam kemajuan teknologi. Kajian ini juga akan menjadi semacam panduan bagi para pelajar atau mahasiswa sejarah dan mereka yang tertarik dengan sejarah dan juga yang mempertimbangkan sejarah publik sebagai pilihan karir. Artikel ini mencoba untuk menganalisis beberapa implementasi sejarah publik yang berada di kanal YouTube. Terdapat empat kanal yang dipilih untuk dianalisis; Armchair Historian, Oversimplified, Lazardi Wong Jogya, dan Inspect. Armchair History dan Oversimplified bersal dari Amerika Serikat, sedangkan Lazardi Wong Jogya dan Inspect berasal dari Indonesia. Pemilihan keempat kanal tersebut karena mempertimbangkan bahwa kanal tersebut memiliki subscriber yang besar. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka sukses untuk menarik penonton YouTube untuk melihat konten mereka. Kajian ini lebih dalam akan memberikan laporan bagaimana respon dari pengguna YouTube yang telah melihat konten tersebut. Untuk tujuan itu, kami akan menawarkan pertanyaan; bagaimana keempat akun ini mempresentasikan sejarah sebagai konten video mereka? dan bagaimana respon publik?

Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan artikel ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis konten yang akan menawarkan metode alternatif yang mengeksplorasi teks secara sistematis dengan diskursus analisis. Analisis ini fokus kepada bagaimana fenomena tertentu ditampilkan (Krippendorff, 1993). Dengan kata lain, analisis ini akan mengarah kepada bagaimana fakta dikontruksi atau dibangun dalam video yang diupload di kanal YouTube.

Sampel riset ini adalah empat akun YouTube; Armchair Historian, Lazardi Wong Jogya, Oversimplified, dan Inspect History. Informasi yang ditampilkan pada kanal YouTube memudahkan kami untuk mendapat berbagai macam informasi seperti deskrispi, ketertarikan, jumlah video yang diunggah subscribers, dan komentar. Studi ini menggunakan berbagai informasi tersebut untuk membangun sebuah gambaran keseluruhan dari keempat akun tersebut. Data yang dikumpulkan juga terkait berapa video yang diunggah, jumlah penonton, likes, dislikes, komentar, dan keterkaitan dengan video lain, kategori dan tag. Terdapat 329 video yang diunggah dari keempat akun tersebut. Dalam artikel ini, kita hanya menggunakan video yang memiliki jumlah penonton yang paling tinggi, sehingga hanya ada empat video dari keempat akun terkait. selain itu, ada beberapa video lain yang akan didiskusikan secara singkat. Kita juga menganalisis berbagai komentar pada tampilan video untuk mengetahui respon publik terhadap video.

Dengan menggunakan akun YouTube, kita tahu bahwa keempat akun tersebut memiliki seratus ribu subscriberdan konten mereka telah ditonton jutaan kali. Oversimplified memiliki 20 video dan telah ditonton sebanyak 350 juta kali. Konten yang diposting oleh Oversimplified dengan judul “WW2” telah ditonton sebanyak 45(?) juta kali. Armchair telah memiliki 84 video dan telah ditonton total sebanyak 57,7M. “D-Day from the German Perspective” dari

Page 4: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 52

Armchair telah ditonton sebanyak enam juta seratus ribu kali. Inspects History memiliki 56 video dan jumlah penonton yang paling besar adalah sebuah video berjudul “Japan’s Long Journey to World War II” dengan 925.000 kali tonton. Sedangkan angka dari total ditontonnya adalah 6.311.700 kali. Lazardi Wong Jogya memiliki Sembilan belas video dan telah ditonton sebanyak 6.029.288 kali. Penonton paling tinggi dari akun ini adalah video dengan judul Sejarah Jawa, 10.000 SM-2017 M yang telah ditonton sebanyak 2.300.000 kali. Account Subscribe

r Content

viewer Most viewer

Armchair Historian 612,000 84 videos

57,949,064

D-Day from German Perspective

Oversimplified 3,300,00 20 videos

306,449,377

WW2

Lazardi Wong Jogya 33,900 19 videos

6,029,288 Sejarah Jawa (10,000 SM-2017M)

Inspect History 182,000 56 videos

6,311,700 Perjalanan Panjang Jepang Menuju Perang

Sumber: diproses dari beberapa sumber oleh penulis Tidak seperti cara kerja media besar, media kecil YouTuber membuat konten mereka

dengan menggunakan sejarah general atau jika dalam istilah akademisi sejarah disebut conjuncture. Karena topik lebih general dan menggunakan conjuncture media kecil seringkali mendapatkan jumlah tontonan lebih banyak dan juga lebih dirujuk ketimbang media besar yang lebih berfokus pada satu kejadian atau jika dalam istilah sejarahnya disebut sebagai Evenements. Sejarah publik seringkali mempresentasikan conjuncture ketimbang evenements dan karena hal tersebut mengapa sejarawan publik lebih popular secara umum. Baik Longee duree ataupun evenements lebih spesifik dalam kaitan kejadian atau fokus kepada motif. Model riset seperti ini tidak dapat dipungkiri lebih membosankan untuk masyarakat umum dan membutuhkan waktu untuk dicerna.

Armchair Historian

Video dari Armchair history yang berjudul “D-day from German Perspective”

mendapatkan 6.000.000 penonton, 89.000 likes (suka), 6.800 dislikes (tidak suka), dan 9.800 komentar. Durasi dari video ini adalah 10 menit dan 52 detik. Video ini diunggahke YouTube pada 12 Januari 2019 (The Armchair Historian, 2019). Dari sudut pandang finansial, The Armchair Historian memiliki potensi pemasukan bulanan dari 18 hingga 290 juta Rupiah per bulan serta pendapatan per tahun kisaran 200 hingga 3 milyar Rupiah (“YouTube Stats Summary / User Statistics for The Armchair Historian,” 2020).

The Armchair Historian memilih topik perang dunia dari salah satu perspektif, yakni Jerman. Topik dari video ini secara general adalah bagaimana tenggelamnya Jerman pada Perang Dunia I. Terlepas dari topik umum yang dipilih, video ini menawarkan perspektif lain dari perang dan bagaimana penjelasan tentang tenggelamnya Jerman secara perlahan. Lebih jauh lagi, dalam video tersebut juga menjelaskan kejadian secara kronologis tentang D-day dan bagaimana militer Jerman terlibat dalam friksi yang secara ironis membuat mereka kalah.

Page 5: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 53

Gambar 1 Host Armchair Historian memandu video

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=OdiUezHJNI0 Terlepas dari cerita yang sangat general tentang Perang Dunia II, Armchair Historian

berupaya menjelaskan dari sudut pandang lain (Oversimplified, 2018). Terdapat informasi berharga terkait perang yaitu keberadaan legion militer mereka yang bernama Ostilegionen yang berarti legion timur. Pasukan tersebut berasal dari tahanan beberapa negara seperti Polandia, Georgia, dan Soviet. Tahanan tersebut digunakan sebagai pasukan militer perang, dimana mereka ditarik dari negara asal mereka untuk kemudian digabungkan dengan tantara Jerman. Fakta yang diberikan dari video mengatakan bahwa jika dalam satu waktu mereka bisa tidak diberi makan dalam beberapa hari. Armchair Historian juga memberikan informasi mengenai salah satu nama dan cerita dalam bentuk testimoni tentang perang. Paul mengatakan bahwa ia tidak menerima air ataupun makanan selama tiga hari. Kemudian, sekitar pukul enam pagi, Paul berjalan menuju sebuah desa dan memohon untuk bisa mendapatkan susu. Sayangnya, orang Perancis mengetahui Paul dan menyuruhnya untuk pergi karena pasukan sekutu telah mendarat dengan tank.

Salah satu cerita atau pengalaman mengenai perang tersebut dimasukkan dalam video dan menjadi nilai tambah untuk mengedukasi dan menjelaskan sejarah perang. Dari sudut pandang visual, Armchair Historian memberikan kombinasi berupa animasi dan eksplanasi langsung dari narator. Lebih jauh lagi, meskipun menggunakan animasi untuk bercerita, narator tersebut turut pula untuk membuat dirinya dalam bentuk animasi dalam upaya memberikan informasi kunci terkait perang ketika animasi utama berjalan. Armchair Historian mengkombinasikan narasi dengan menggunakan animasi dan wajah asli. Pada video pembuka, narrator memperkenalkan dirinya untuk kemudian bercerita. Animasi digunakan untuk memvisualisasikan kondisi perang dan Jerman. Dari menit pertama, narator menyebut pendaratan Normandy dilakukan oleh sekutu. Narator Armchair Historian juga menyebut sejarawan militer terkait opininya terhadap pendaratan Normandy.

Page 6: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 54

Gambar 2 Hitler dan Para Jenderalnya Sedang Menyusun Strategi

Sumber https://www.youtube.com/watch?v=_uk_6vfqwTA

Kemudian, sebelum berpindah ke topik selanjutnya, narator menekankan bahwa dia tidak sedang bersimpati kepada Nazi sebagai pihak yang kalah dalam perang ini. Narator hanya mencoba memberikan sudut pandang lain perang terlepas dari siapapun pihaknya. Video kemudian berpindah dari pembukaan menuju pembahasan mengenai dimana lokasi Normandy dan memberikan informasi singkat tentang strategi militer yang digunakan oleh Jerman. Dalam video tersebut, narator berpendapat bahwa Adolf Hitler selaku pimpinan dari Nazi memerintahkan kepada kepala staffnya mengenai penempatan armada militernya. Poin penting selanjutnya adalah pembicaraan mengenai problem internal dari bagaimana mereka memperkirakan sekutu bergerak. Sebagai contoh, militer Jerman menduga bahwa sekutu tidak akan berani untuk melintasi selat karena cuaca buruk yang sedang terjadi. Momen penting tersebut fokus kepada bagaimana buruknya dugaan dan strategi perang Jerman berakibat buruk pada area bertahan mereka. Sekutu sukses membangun landasan pendaratan mereka dan mengamankan area tersebut dari Jerman.

Dalam momen tersebut, grafik visual dikombinasikan dengan animasi sebagai gambaran umum dan pemberian detail informasi dari narator dalam bentuk animasi pula. Disamping pemilihan topik yang general mengenai perang dunia, video ini berusaha untuk memberikan alternatif narasi baik secara topik maupun visual. Namun seperti problem sejarah publik lainnya, video ini tidak memberikan rujukan akademis untuk dijadikan sumber atau bukti dalam memberikan informasi. Dengan kata lain, meskipun menggunakan topik umum, namun sejarah publik juga menekankan sesuatu dalam penjelasannya. Inspect History

Satu dari empat kanal YouTube yang dibahas kali ini adalah Inspect History sebagai salah satu pengguna sejarah publik sebagai konten. Dalam video dengan tontonan terbanyaknya, Inspect History mendapatkan 931.000 views, 19.000 likes, 641 dislikes, dan 2300 komen. Dari sudut pandang ekonomi, Inspect History diperkirakan mendapatkan pendapatan tahunan mulai dari 75 juta hingga 1,2 milyar Rupiah (“YouTube Stats Summary / User Statistics for Inspect

Page 7: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 55

History,” 2020). Video dari Inspect History dengan judul “Perjalanan Panjang Jepang Menuju Perang Dunia” diunggah pada 16 Maret 2019 dengan durasi 10 menit 53 detik (Inspect History, 2019).

Inspect History menjelaskan bagaimana kekuatan Jepang muncul dan perjalanannya menuju perang dunia satu. Pembukaan dari video ini menunjukkan kepada penonton bagaimana Jepang menang melawan Rusia. Meskipun kemenangan atas Rusia bukan merupakan kemenangan pertama dari orang Asia, namun Jepang adalah negara modern Asia pertama yang bisa mengalahkan negara Eropa. Inspect History mengajak penonton kembali dalam flashback ke era dinasti Ming yang dapat menaklukkan Asia. Fokus utama dalam tiga menit pertama adalah zaman kekaisaran Jepang. Selanjutnya, kreatormenekankan usaha kekaisaran Jepang untuk menaklukan Cina melalui Korea. Bagaimanapun, hasil yang didapatkan menyedihkan: Jepang kalah dalam perang antara aliansi Korea dan Cina. Kemenangan Jepang atas Rusia memberikan bukti kesuksesan restorasi Meiji yang dilakukan dan usaha mereka agar dapat setara dengan Eropa. Selain itu, Jepang juga menjadi lebih kuat karena mengadopsi cara Eropa maju, yakni modernisasi. Kekuatan Jepang mulai membuat Eropa plus Amerika Serika mulai mewaspadainya. Negara barat berpikiran bila Jepang dapat membahayakan koloni mereka di Asia karena mereka mendapatkan momentum.

Gambar 3 Jepang mendapatkan keuntungan dalam keikusertaanya pada Perang Dunia I

Sumber https://www.youtube.com/watch?v=iNkc0jemtyQ&list=PLgG90ngz-ydmz9qiYVqKxcmHQe3IrbYPe

Dalam Inspect History, tidak ada sesuatu yang benar-benar unik atau menarik yang

diberikan kepada penonton, sejak topik mereka tentang perjalanan Jepang dari era kekaisaran menuju negara modern dan Perang Dunia 1. Informasi mengenai persekutuan antara Jepang dan Inggris mungkin saja berguna untuk penonton guna memahami kondisi di Asia Pasifik. Jepang menang bersama sekutu pada PD1 merupakan langkah besar untuk menjadi negara Superpower. Kekuatan Jepang berkembang dan membahayakan pengaruh negara barat di koloni mereka. Video dari Inspect History juga memberikan detail informasi dari waktu ke waktu mengenai bagaimana pertarungan negara barat denan Jepang dalam aspek teknologi, utamanya dalam pengembangan armada angkatan laut. Setelah perjanjian Washington yang

Page 8: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 56

mengatur pembatasan dan pengembangan senjata misil, situasi politik internal di Jepang mengalami perpecahan atau polarisasi terkait bagaimana Jepang menerima porsi terkecil dalam perjanjian tersebut. Terlepas dari konflik internal yang terjadi, pemimpin Jepang juga sadar bahwa negaranya masih belum cukup kuat dibandingkan dengan negara Barat.

Serupa dengan Armchair Historian, tema dari Inspect History juga menggunakan pembagian waktu evenements. Antara Armchair Historian dan Inspect History memiliki jenis topik yang mirip, seputar PD1. Ketidaksamaan antara Armchair Historian dengan Inspect Historian adalah subjek negara yang dijadikan topik, dimana Armchair Historian menggunakan Jerman sedangkan Inspect History menggunakan Jepang. Inspect History adalah kanal YouTube yang berasal dari Indonesia, sebagian dari kontennya menggunakan bahasa Indonesia. Meskipun menggunakan bahasa Indonesia dalam narasi teks maupun pengisi suara dalam video, namun Inspect History juga memberikan pilihan Bahasa Inggris pada bagian teks bawah. Dari aspek visual, Inspect History menggunakan full animasi tanpa ada tambahan lain.

Berdasarkan konten video, kreator menggunakan narasi populer mengenai sejarah Jepang dan memulai pembahasan sejak zaman kekaisaran. Narasi umum mengenai bagaimana Jepang berkembang dan jatuh pada PD menarik untuk diikuti, terutama karena Jepang merupakan satu-satunya negara Asia yang dikatakan setara dengan negara Barat dalam aspek teknologi dan kekuatan. Lebih jauh lagi, narasi dalam video tersebut memasukan narasi cukup detail mengenai bagaimana kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi Jepang pada PD 1 dan PD 2. Model informasi tersebut cukup baik untuk menjelaskan bagaimana Jepang dapat memenangkan dan kalah dalam dua edisi PD yang berbeda kepada penonton.

Oversimplified

Perang Dunia dua adalah konten terpenting dari Oversimplified. Pembahasan singkat

mengenai PD 2 kurang dari 30 menit dan terbagi dalam dua bagian. Narator berbicara secara langsung sejak awal untuk memberikan narasi. Mungkin saja diperlukan untuk membatasi durasi tanpa menghilangkan aspek-aspek penting yang harus disampaikan. Dalam beberapa kesempatan mereka membuat lelucon sarkas dengan gaya yang unik dan ekspresif. Video dari Oversimplified telah ditonton lebih dari 39 juta kali tayangan sejak diupload pada 16 Maret 2018 (Oversimplified, 2018). Oversimplified diperkirakan mendapatkan penghasilan bulanan mulai dari 33 sampai dengan 500 juta rupiah, serta pendapatan tahunan sebesar 400 juta hingga 6,5 milyar Rupiah (“YouTube Analytical History for OverSimplified,” 2020). Terkait konten, Oversimplified menggunakan cara yang eksentrik dalam menyampaikan sejarah. Dengan menggunakan ide kreatif mereka, sejarah menjadi satu hal yang lucu atau menghibur, terutama pada bagian topik perang dunia dimana banyak tragedi yang terjadi. Kanal YouTube dari Oversimplified telah diberi iklan pada bagian tayangannya. Video dari Oversimplified dengan judul “WW2” didukung oleh Skillshare. Tingginya frekuensi dari YouTube berdampak pada ketertarikan perusahaan untuk digunakan sebagai media marketing (Labas & Yasmine, 2017:105).

Untuk menjelaskan emosi dari fakta sejarah yang terjadi, mereka menggunakan video-video lucu seperti yang bisa kita lihat dalam video lain. Metode komedi tersebut menjadi daya tawar yang mereka ajukan ke publik. Karakter utama yang menjadi pemain penting sengaja dibuat lucu (seperti digambarkan dalam gerak tubuh yang dilakukan Hitler dalam gambar 3). Dengan pendekatan ini, tidak mengagetkan bila kemudian kita merasa terhibur ketika menonton video tersebut. Narasi bermula dari kondisi tatanan politik pasca PD 1. Empat kerajaan besar (Jerman, Austria-Hungaria, Ottoman, dan Russia) secara perlahan hancur. Amerika Serikat memulai langkahnya untuk menjadi negara superpower menggantikan Inggris, turut pula Jepang muncul sebagai kekuatan baru. Gelombang fasisme menyebar melalui beberapa negara. Hitler memegang kendali di Jerman dan Mussolini di Italia.

Page 9: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 57

Seperti yang dapat kita saksikan dalam gambar 3, mereka menggunakan meme untuk mendukung narasi mereka. gambar ini menggambarkan bahwa Inggris tidak akan mundur paska gagal di Perancis pada tahun 1941. Pada konten yang kita pindai dalam gambar tiga, “Inggris” direpresentasikan dalam bentuk pulau yang mengejek Hitler sambil mengangkat tulisan Never Surrender atau takkan mundur. RAF (Royal Air Force) atau angkatan udara kerajaan Inggris memenangkan Battle of Britain dimana mereka mengalahkan Lufwaffe yang tidak pernah mencapai pesisir pantai Inggris. Perhatian Hitler bergeser ke timur untuk menyerang Russia. Figur 5 pada video WW2 bagian dua, digambarkan gestur Stalin ketika dia menyadari pecahnya Perang Dunia 1. Setelah mengalahkan Perancis di barat, Hitler mengalihkan perhatiannya ke timur. Operasi militer dalam skala besar, dengan nama operasi Barbarossa dengan hampir 3.000.000 personel diarahkan ke Soviet. Baik Inggris maupun Amerika Serikat telah mengingatkan Stalin mengenai bahaya tersebut. Namun, Stalin menolak mempercayai sekutunya. Ketika Jerman melintasi perbatasan, the Red Army atau pasukan merah seperti tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menghadapi Blitzkrieg. Hal tersebut menunjukkan bahwa Stalin lebih memilih untuk menelantarkan ancaman itu ketimbang mempersiapkan diri untuk bertahan menghadapi potensi ancaman dari barat.

Figure 4 Meme ‘Inggris’ mengolok-olok Hittler Source https://www.youtube.com/watch?v=I79TpDe3t2g

Page 10: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 58

Gambar 5 Stalin menimbun kepalanya dalam tanah karena menolak kenyataan invasi Jerman

akan datang cepat atau lambat Sumber https://www.youtube.com/watch?v=fo2Rb9h788s&t=269s

Sebuah kanal YouTube bernama Mashup 7 membuat reaksi untuk menanggapi video

dari Oversimplified yang berjudul WW2 (The Mashup 7, 2019). Video yang diupload pada bulan Maret 2019 dan telah ditonton sebanyak 1.900.000 kali tayangan. Sang kreator mengajak masyarakat untuk menonton video dari Oversimplified dan memberikan komentar terhadapnya. Hasilnya, mereka sering tertawa ketika menonton video tersebut. Meskipun hampir semua dari kita mengetahui cerita tentang Perang Dunia II, mereka yang menonton seringkali terkejut dengan narasi yang dilakukan oleh Oversimplified. Dalam kasus ini, kita mengasumsikan bahwa mereka tidak terkejut dengan pengkhianatan Hitler terhadap Stalin atau bagaimana Jepang “berjudi” dengan menyerang Pearl Harbour, namun dengan cara yang eksentrik. Hal ini merupakan sebuah jalan baru dan menyegarkan untuk menjelaskan sejarah. Dalam tahapan tertentu, karena hal ini merupakan bagian dari sejarah publik yang bertujuan untuk menarik atensi publik; kanal YouTube tersebut berusaha mengubah jalan untuk mendiskusikan sejarah dengan cara yang lebih menghibur. Lazardi Wong Jogya

Konten sejarah publik lainnya datang dari Indonesia, Lazardi Wong Jogya (Lazardi Wong

Jogja, 2017). Satu dari video yang mereka tayangkan dengan judul “Sejarah Jawa (10,000 SM-2017M)” mendapatkan 2,300,000 ribu penonton, 25,000 likes, 1,200dislikes, 8000 komentar dan diunggahpada 17 Februari 2017. Lazardi Wong Jogya diperkirakan memperoleh pemasukan tahunan mulai dari 1,1 juta sampai dengan 17 juta Rupiah (“YouTube Stats Summary / User Statistics for Lazardi Wong Jogja,” 2020).

Tidak seperti tiga kanal YouTube dan video sebelumnya yang menggunakan Perang Dunia sebagai konten video mereka, Lazardi menggunakan sejarah Jawa sebagai pembahasannya. Lazardi cenderung menjelaskan sejarah Nusantara secara general sebagai konten, seperti Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Melaka. Sejarah Jawa yang dibahas secara umum dijelaskan selama enam menit dan memberikan beberapa informasi penting kepada penonton mengenai

Page 11: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 59

Jawa. Topik spesifik dari Lazardi sangat berguna bagi penonton dan menjadikan kreator rujukan serta membedakan diri dengan pembuat konten YouTube lainnya. Video dari Lazardi berisikan perkembangan kerajaan secara politis atau juga periodisasi waktu yang ditandai dengan tahun dimulainya yakni 10.000 SM sampai 2017 M.

Fokus pada masa prehistoric, kemunculan dari kerajaan tradisional di Jawa baik dalam periode Hindhu-Buddha atau Islam, masa VOC, masa Hindia Belanda, Jepang, dan Indonesia. Lebih jauh lagi, terminologi “Jawa” dalam video ini, murni Jawa sebagai sebuah pulau dan tidak merujuk ke Jawa sebagai sebuah kerajaan di kawasan tengah ataupun timur pulau. Selain itu, video ini juga mengandung tahun dan juga fase peradaban, kerajaan atau kondisi politik yang sedang terjadi ditandai dengan pemberian warna tertentu pada setiap wilayah atau masa kekuasaan atau periode. Seperti yang bisa kita saksikan bahwa Mataram diberikan warna marun sedangkan banten berwarna coklat. Hal ini sangat bagus untuk untuk dijadikan media pembelajaran sejarah untuk kebutuhan pendidikan di sekolah, seperti misalnya agar dapat digunakan sebagai materi pengajaran bagi guru. Video dari Lazardi di YouTube ini telah ditonton sebanyak 2.000.000kali, sebuah angka yang cukup luar biasa mengingat bahwa video ini hanya menunjukkan sebuah peta Pulau Jawa dan periodisasi waktu yang terjadi dalam kurun waktu terkait.

Gambar 6 Peta Pulau Jawa pada periode Islam

Sumber https://www.youtube.com/channel/UCInxmQ2FBoKC6gL71adum1A/about

Konten video ini menggunakan 34 sumber yang menjadi buku babon atau rujukan utama untuk sejarah Jawa seperti History of Java, Nusa Jawa Silang Budaya, dan Indianized States of Southeast Asia pada bagian kredit. Namun, dari beberapa daftar sumber menunjukkan ketidak lengkapan dalam standar bibliografi. Lebih jauh lagi, tidak ada informasi lanjutan seperti nama penulis, tahun publikasi buku atau sumber terkait, dan siapakah penerbitnya. Kita tahu bahwa History of Java ditulis oleh Thomas Stanford Raffles atau Nusa Jawa Silang Budaya oleh Denys Lombard, namun sayangnya mereka tidak memberikan informasi lanjutan mengenai rujukan yang diberikan mengingat tidak semua orang familiar dengan karya tersebut. Meskipun bukan

Page 12: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 60

merupakan sebuah karya akademis dan memang menjadi konsumsi publik, namun informasi yang lengkap harus diberikan oleh pembuat konten, terlepas dari pertimbangan tersebut. Selain buku-buku yang telah disebutkan, video dari Lazardi juga menggunakan sumber primer lain sebagai rujukan. Sumber primer yang dijadikan rujukan diberikan kredit dengan dituliskan, seperti Babad Raja Blambangan dan Babad Tanah Jawi.

Secara garis besar, tidak diberikan penjelasan detail terkait konten video dari Lazardi Wong Jogya. Pembuat konten hanya berfokus pada visualisasi dan identifikasi kondisi serta periodisasi waktu di Jawa. Hal tersebut merupakan normal, mengingat video tersebut hanya menarasikan sejarah Jawa secara umum, namun meluas dalam aspek waktu. Pada awal video, narator mendeskripsikan masa awal sejarah Jawa dari Gunung Padang di Jawa bagian barat. Lebih jauh lagi, Lazardi memberikan penjelasan bahwa sejarah Jawa berawal dari barat kemudian menyebar ke area timur Jawa. Karenanya, video tersebut mengambil rentan waktu yang sangat panjang, yakni sejak masa lampau hingga kontemporer. Dalam pembahasan yang lebih besar, Lazardi Wong Jogya menggunakan Longee Duree periodisasi waktu dalam konten videonya. Menurut Braudel, Longee Duree adalah proses sejarah yang berlangsung dalam waktu berabad-abad, sejarah yang panjang, atau yang benar-benar sangat panjang rentang waktunya (Braudel, 1980 :27).

Terlepas kesadaran dari pembuat konten pada metode historiografi, video dari Lazardi Wong Jogya kurang lebih mempraktikan bagaimana penelitian sejarah dalam bentuk lain. Periodisasi merupakan hal penting untuk membedakan dari satu periode ke periode sejarah berikutnya (Kuntowijoyo, 2008: 20). Dari 10.000 SM ke 2017 M telah ditentukan oleh pembuat konten sebagai periodisasi waktu, meskipun perlu untuk dilakukan kritik bagaimana sumber diberikan.

Penutup

Sebagai usaha untuk menyampaikan sejarah kepada masyarakat luas, penggunaan video

dalam pendekatan sejarah publik sangat dimungkinkan. Dengan platform YouTube yang sedang digemari oleh berbagai kalangan, video-video tadi dapat diunggah dalam YouTube. Terdapat beberapa orang atau kelompok yang telah melakukan hal itu. Artikel ini mengambil empat kanal YouTube yang memuat video-video sejarah; Inspect Hisotry, Oversimplified, Armchair Historian dan Lazady Wong Jogya. Video-video dalam paltform YouTube itu telah disaksikan puluhan juta kali.

Hal ini secara sederhana membuktikan bahwa animo pengguna internet dengan hal-hal sejarah cukup tinggi. Sejarah publik sebagai konten ternyata juga dapat menghasilkan nilai ekonomi yang tidak sedikit. Berdasarkan perkiraan dari data diatas, dapat dikatakan bahwa konten kreator akan menerima jumlah yang cukup banyak yang berarti memang sangat potensial untuk dijadikan sebagai pekerjaan. Dengan tetap memberikan konten yang edukatif dan konsisten, bukan tidak mungkin hasil yang didapatkan juga stabil atau bahkan semakin meningkat seiring naiknya engagement konten. Maka dari itu, tidak ada salahnya bila kemudian baik masyarakat luas maupun akademisi itu sendiri terjun dan terlibat dalam sejarah publik. Kemudian, fungsi publik dari keberadaan konten visual sejarah publik juga perlu diperhatikan dampaknya. Sebagai upaya untuk mengenalkan disiplin ilmu sejarah kepada masyarakat luas, sejarah publik sangat membantu masyarakat untuk mencerna sejarah dalam bentuk disiplin ilmu, sehingga ketertarikan masyarakat terhadap sejarah bisa meningkat. Sebagai sarana pengenalan, sejarah publik dalam bentuk visual adalah sebuah proses penyeseuaian zaman agar sejarah tidak menjadi sebuah hal yang antik, jauh dari jangkauan masyarakat, dan cenderung ekslusif.

Terakhir, sejarah publik juga dapat memberikan kontribusi dalam dunia akademik. Keberadaan masyarakat baik mereka yang mengkonsumsi atau membuat sejarah publik

Page 13: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 61

secara langsung maupun tidak akan memperkaya khasanah sejarah itu sendiri. Lebih jauh lagi, keterlibatan masyarakat luas dalam sejarah publik akan memberikan semacam diskursus akademik, sehingga tidak hanya akadmisi saja yang memiliki otoritas ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu sejarah. keterlibatan banyak pihak dalam sejarah akan dirasakan manfaatnya, baik oleh kademisi ataupun masyarakat umum.

Page 14: Visualisasi Sejarah dan Sejarah Publik: Tinjauan Konten

Jurnal Sejarah – Vol. 3/2 (2020): 49 - 62 | 62

Daftar Pustaka Braudel, F. (1980). On History. Chicago: University Chicago Press. Flew, T. (2007). New Media: An Introduction. In Oxford University Press USA. Inspect History. (2019). Perjalanan Panjang Jepang Menuju Perang Dunia - Part 1. Diambil dari

https://www.youtube.com/watch?v=iNkc0jemtyQ Krippendorff, K. (1993). Analisis Isi; Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Citra Rajawali

Pers. Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana. Lazardi Wong Jogja. (2017). Sejarah Jawa (10.000 SM - 2017 M). Diambil dari

https://www.youtube.com/watch?v=TEBSkwHU2wI Nopriyasman. (2018). Sejarah Publik Sebagai Alternatif Karir. Kuliah Umum FKIP Universitas

Muhammadiyah Palembang. Oversimplified. (2018). WW II. Diambil dari

https://www.youtube.com/watch?v=fo2Rb9h788s&t=269s Ryant, C. (1986). Public History as a Popular Movement: How Public? How Popular? The

Journal of Popular Culture. https://doi.org/10.1111/j.0022-3840.1986.2001_63.x Sayer, F. (2015). Public History: A Practical Guide. London: Bloomsbury. Schivinski, B., & Dabrowski, D. (2016). The effect of social media communication on

consumer perceptions of brands. Journal of Marketing Communications. https://doi.org/10.1080/13527266.2013.871323

Sheey, M. (2008). New Perspectives on the Pass: YouTube, Web 2.0 and Public History. Melbourne Historical Journal, 36, 59–74.

The Armchair Historian. (2019). D-Day From the German Perspective | Animated History. Diambil dari https://www.youtube.com/watch?v=OdiUezHJNI0

Trask, D. F. (1985). Popular History and Public History: Tuchman’s “The March of Folly.” Public Historian. https://doi.org/10.2307/3377553

What is Public History? (2020). Diambil dari National Council on Public History website: https://ncph.org/what-is-public-history/about-the-field/

YouTube Analytical History for OverSimplified. (2020). Diambil 30 Juli 2020, dari Socialblade website: https://socialblade.com/youtube/c/oversimplified

YouTube by the Numbers: Stats, Demographics & Fun Facts. (2020). Diambil dari Omnicore website: https://www.omnicoreagency.com/youtube-statistics/

YouTube Stats Summary / User Statistics for Inspect History. (2020). Diambil 30 Juli 2020, dari https://socialblade.com/youtube/channel/UCrv-qcKVnKpqt2qC8Wwo3TA

YouTube Stats Summary / User Statistics for Lazardi Wong Jogja. (2020). Diambil 29 Juli 2020, dari Socialblade website: https://socialblade.com/youtube/channel/UCInxmQ2FBoKC6gL71adum1A

YouTube Stats Summary / User Statistics for The Armchair Historian (2020-07-18 - 2020-07-31. (2020). Diambil 29 Juli 2020, dari Socialblade website: https://socialblade.com/youtube/channel/UCeUJFQ0D9qs6aVNyUt9fkeQ

Zhou, R., Khemmarat, S., Gao, L., Wan, J., & Zhang, J. (2016). How YouTube videos are discovered and its impact on video views. Multimedia Tools and Applications. https://doi.org/10.1007/s11042-015-3206-0