565561365380555616.weebly.com565561365380555616.weebly.com/uploads/2/0/6/0/20609014/... · web...
TRANSCRIPT
MAKALAH ILMU PANGAN DASAR
BAHAN PENYEGAR
DISUSUN OLEH :
Kelompok 13
1. Hilda
2. Uyun Yusnisari Taslim
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI
2012
DAFTAR ISI
BAB I PENGERTIAN..............................................................................................3
BAB II JENIS...........................................................................................................3
2.1 Jenis kopi................................................................................................6
2.2 Jenis teh...................................................................................................7
2.3 Jenis coklat(kakao)..................................................................................8
BAB III SIFAT FISIK..............................................................................................9
3.1 Sifat fisik kopi.........................................................................................9
3.2 Sifat fisik teh...........................................................................................9
3.3 Sifat fisik coklat(kakao).........................................................................10
BAB IV KOMPOSISI KIMIA................................................................................11
4.1 Komposisi kimia kopi............................................................................11
4.2 Komposisi kimia teh..............................................................................11
4.3 Komposisi kimia coklat(kakao).............................................................11
BAB V SYARAT MUTU........................................................................................12
5.1 Syarat mutu kopi....................................................................................12
5.2 Syarat mutu teh......................................................................................13
5.3 Syarat mutu coklat(kakao).....................................................................14
BAB VI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PASCA PANEN......15
6.1 Faktor-faktor penyebab perubahan pasca panen kopi..............................16
6.2 Faktor-faktor penyebab perubahan pasca panen teh ...............................17
6.3 Faktor-faktor penyebab perubahan pasca panen coklat(kakao)...............18
BAB VII HASIL OLAHAN SETENGAH JADI......................................................19
7.1 Hasil olahan setengah jadi kopi...............................................................20
7.2 Hasil olahan setengah jadi teh..................................................................21
7.3 Hasil olahan setengah jadi coklat(kakao)................................................21
BAB VIII KESIMPULAN.........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................23
LAMPIRAN...............................................................................................................24
BAB I PENGERTIAN
Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat merangsang pemakainya, baik
digunakan untukmerokok(furnitori), menyirih (mastikatori) ataupun dalam minuman.
Mengapa disebut penyegar karena bias merangsang respon syaraf untuk lebih aktif sehingga
menghasilkan efek segar. Yang termasuk bahan penyegar antara lain
kopi,teh,colakt,tembakau,sirih,kola,candu dan ganja. Pada umumnya bahan – bahan tersebut
mengandung zat perangsang yang temasuk golongan alkaloid. Pada bab ini akan diberikan
gambaran mengenai kopi, teh dan coklat.
BAB II JENIS
Jenis-jenis bahan penyegar
2.1 kopi
Kopi adalah biji dari tanaman Coffea spp dalam bentuk bugil dan belum disangrai.Kopi
merupakan sejenis berasal dari proses pengolahan dan ekstrasi biji tanaman kopi.kata kopi
sendiri beasal dari bahasa arab qahwah yang berarti kekuatan ,karena pada awalnya kopi
digunakan sebagai makanan berenergi tinggi.Kata qahwah kembali mengalami perubahan
menjadi kahvehdalam bahasa belanda.Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini. Berdasarkan jenis kopi dapat dibedakan
ke dalam :
Varietas kopi Arabica
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi
yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Ethiopia dan
sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika
Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia.
Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika
tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh
hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC.
Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.
Varietas kopi Robusta
Salah satu varietas kopi robusta yang terkenal adalah kopi luwak dari Indonesia dan Kape
Alamid dari Filipina. Biji kopi ini dikumpulkan dari musang luwak. Kopi ini memiliki rasa
yang khas.
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat
dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan
mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh
kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian
tertentu. Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut.
Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini
menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat,
Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.
Gambar 24. Biji Kopi
2.2 Teh
Daun teh digunakan terutama untuk membuat the hitam dan teh hijau. Perbedaan kedua
macam the tersebut disebabkan oleh cara pengolahan yang berbeda. Mutu the sangat
ditentukan oleh cara daun yang dipetik. Kuncup atau peko dan daun muda akan memberikan
mutu the yang lebih baik dari pada daun tua.
Daun burung adalah daun pucuk terakhir sebelum pucuk dorman. System pemetikan P+1
berarti pucuk yang dipetik dari pucuk peko dan sebuah daun sebelumnya (di bawahnya), P+2
berarti peko dan 2 daun pucuk berturut – turut sebelumnya. Teh (camellia sinenesis)
merupakan jenis tanaman yang tumbuh baik didataran tinggi.Bagian yang paling banyak
dimanfaatkan dari tanaman teh adalah bagian daunnya.
Daun the yang baru dipetik mengandung air sekitar 75 – 82 % dan selebihnya terdiri dari
bahan organic misalnya tannin,kafein,pectin,protein,pati,minyak atsiri dan vitamin.
Gambar 25. Teh
2.3 coklat(kakao)
Biji coklat diperoleh dari buah tanaman coklat. Berdasarkan bentuk dari buahnya
dibedakan atas jenis Kriolo(Criollo) yang bentuknya agak memanjang dan jenis Forastero
yang bentuknya agak bulat. Selain dari bentuknya, jenis kriolo dan forastero dibedakan
berdasarkan pada warna dimana kriolo tidak berwarna sedangkan forastero berwarna ungu
muda. Pada umumnya mutu coklta forastero lebih rendah daripada coklat kriolo
Buah coklat biasanya mengandung 30 – 40 biji yang tertutup oleh pulp yang
berlendir.pulp segar umumnya berwarna putih susu,lunak dan berlendir. Bagian pulp ini
sebenarnya adalah bagian dinding buah yang melekat pada epidermis kulit biji.
Biji coklat mentah yang masih segar terdiri dari bagian – bagian, berturut – turut dari
luar adalah pulp,kulit biji,kulit ari,keeping biji dan lembaga(embryo). Biji coklat umumnya
terutama mengandung lemak,karbohidrat,protein,dan tannin, disamping zat – zat lainnya
seperti mineral,pigmen,asam dan air. Tannin dalam coklat berperan dalam proses fermentasi
yang akan merubah aroma coklat yang dihasilkan, selain itu, pulp berperan sebagai sumber
fermentasi coklat.
Menurut jenis tanaman,biji kakao digolongkan dalam :
1. Couverture
Couverture adalah jenis cokelat terbaik. Cokelat ini murni dengan persentase lemak
kakaonya yang tinggi, sehingga menghasilkan flavor yang sangat baik. Biasanya
digunakan untuk pembuatan produk cokelat buatan tangan. Sebelum digunakan,
cokelat jenis ini melalui proses temper (dilelehkan) terlebih dahulu.
2. Cokelat tawar
Cokelat jenis ini baik digunakan untuk kue, cake, dan aneka makanan ringan lainnya.
Persentase massa kakao bervariasi, antara 30-70 persen. Semakin tinggi konsentrasi
massa kakao, semakin baik flavor-nya.
3. Cokelat susu
Jenis cokelat yang satu ini merupakan campuran gula, kakao, cokelat cair, susu, dan
vanila. Cokelat jenis ini paling banyak dikonsumsi. Massa kakaonya cukup rendah,
hanya 20 persen dan rasanya lebih manis dibandingkan cokelat tawar.
Cokelat satu ini pasti disukai anak-anak karena bisa langsung disantap dengan rasa
yang manis. Kandungan susunya membuat rasa menjadi lebih lembut. Jika Anda
hendak membuat kue, cokelat jenis ini bukanlah pilihan yang baik. Selain kandungan
cokelatnya relatif sedikit, cokelat ini mudah hangus bila dilelehkan.
4. Cokelat putih
Cokelat yang umumnya berwarna putih ini tidak mengandung massa kakao yang
tinggi. Selain dikonsumsi langsung, cokelat putih kerap digunakan untuk dekorasi.
Cokelat ini terbuat dari lemak cokelat, gula, dan vanili yang tidak mengandung
cokelat padat. Karena mudah hangus, ada baiknya dimasak secara hati-hati.
5. Kakao
Produk cokelat satu ini terbuat dari massa kakao setelah lemak kakaonya dipisahkan.
Produk ini sangat mudah diolah dan ekonomis. Bisa didapati di warung-warung
sekitar tempat tinggal Anda.
6. Cokelat cair
Cokelat cair merupakan produk minuman yang mengandung massa kakao dan
mengandung kadar gula tinggi. Kadar gulanya, disebut-sebut sebagai biang keladi
meningkatnya berat badan.
BAB III SIFAT FISIK
3.1 Sifat fisik kopi
Buah kopi terdiri atas 3 bagian :
1) lapisan kulit luar (excocarp)
2) lapisan daging (mesocarp)
3) lapisan kulit tanduk (endoscarp)
Derajat penyangraian diidentifikasi dari sifat fisik –mekanisme biji kopi meliputi
warna,kehilangan berat,kadar air,tekstur dan densitas biji.Penurunan kekerasan dan densitas
dapat dimodelkan dengan persamaan kinetika sedangkan perubahan warna ditunjukkan denga
penurunan nilai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu penyangraian berpengaruh
terhadap perubahan sifat fisik mekanis pada kopi. Suhu minimum untuk penyangraian
adalah180°C,sedangkan penyangraian dengan suhu 200°C selama 12 menit menghasilkan biji
kopi yang tersarai baik.
3.2 Sifat fisik teh
Pada saat sebelum ditemukan cara pengujian mutu fisik maka atribut mutu fisik teh
diukur secara inderawi.Atribut tersebut misalnya kekeringan,kerapuhan,warna(teh kering,air
seduhan),bentuk,density,ukuranpartikel, dan lain-lain.pada saat ini beberapa atribut mutu
fisik telah dapat ditentukan dengan prosedur dan instrumen analisis fisik tertentu sehingga
cara mengkomunikasikannya lebih kuantitaf.warna teh dapat diukur memakai
chromameter,dan warna seduhan teh dinyatakan dalam besaran total warna yang merupakan
persen absorbansi sinar tampak pada panjang gelombang tertentu.
3.3 Sifat fisik coklat(kakao)
a) Kadar Air Biji
Kadar air merupakan sifat fisik yang sangat penting dan sangat diperhatikan.
Selain sangat berpengaruh terhadap randemen hasil (yield), kadar air berpengaruh pada daya
tahan biji kakao terhadap kerusakan terutama saat penggudangan dan pengangkutan. Biji
kakao, yang mempunyai kadar air tinggi, sangat rentan terhadap serangan jamur dan
serangga, keduanya sangat tidak disukai oleh konsumen karena cenderung menimbulkan
kerusakan cita-rasa dan aroma dasar yang tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya.
Standar kadar air biji kakao mutu ekspor adalah 6 - 7 %. Jika lebih tinggi dari nilai
tersebut, biji kakao tidak aman disimpan dalam waktu lama, sedang jika kadar air terlalu
rendah biji kakao cenderung menjadi rapuh.
b) Ukuran Biji
Ukuran biji kakao merupakan karakteristik fisik penentuan randemen hasil lemak,
dimana semakin besar ukuran biji kakao, maka semakin tinggi randemen lemak dari dalam
biji. Ukuran biji kakao dinyatakan dalam jumlah biji (beans account) per 100 gram contoh uji
yang diambil secara acak pada kadar air 6 - 7 %. Ukuran biji rata-rata yang masuk kualitas
ekspor adalah antara 1,0 - 1,2 gram atau setara dengan 85 - 100 biji per 100 gram. Ukuran biji
kakao kering sangat dipengaruhi oleh jenis bahan tanaman, kondisi kebun (curah hujan)
selama perkembangan buah, perlakuan agronomis dan cara pengolahan
Biji kakao terdiri atas keping biji (nib) yang dilindungi oleh kulit (shell). Kadar kulit
dihitung atas dasar perbandingan berat kulit dan berat total biji kakao (kulit + keping) pada
kadar air 6 - 7 %. Standar kadar kulit biji kakao yang umum adalah antara 11 - 13 %. Namun,
nilai kadar kulit umumnya tergantung pada permintaan konsumen. Beberapa konsumen
bersedia membeli biji kakao dengan kadar kulit di atas nilai tersebut. Mereka akan
memperhitungkan koreksi harga jika kadar kulit lebih tinggi dari ketentuan karena seperti
halnya ukuran biji, kadar kulit berpengaruh pada randemen hasil lemak.
c) Kadar Kulit Biji
Biji kakao dengan kadar kulit yang tinggi cenderung lebih kuat atau tidak rapuh saat
ditumpuk di dalam gudang sehingga biji tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lebih
lama. Sebaliknya, jika kadar kulit terlalu rendah, maka penjual (eksportir) biji kakao akan
mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan bobot. Kadar kulit biji kakao dipengaruhi oleh
jenis bahan tanaman dan cara pengolahan (fermentasi dan pencucian). Semakin singkat
waktu fermentasi, kadar kulit biji kakao semakin tinggi karena sebagian besar sisa lendir
(pulp) masih menempel pada biji. Namun demikian, kandungan kulit biji tersebut dapat
dikurangi dengan proses pencucian
BAB IV KOMPOSISI KIMIA
4.1 Komposisi kimia kopiKomposisi kimia kopi terdiri atas :
Komposisi Kandungan %
Air 11,23Kafein 1,21Lemak 12,27Gula 8,55Selulosa 18,87Nitrogen 12,07Bahan bukan N 32,58Abu 3,92
4.2 Komposisi kimia tehKomposisi kimia teh terdiri atas :
Zat Persen bahan kering
Selulosa dan serat kasar 34Protein 17Khorofil dan pigmen 1,5Tannin 25Pati 0.5Kafein 4Asam amino 8Gula 3Abu 5.5
4.3 Komposisi kinia coklat
Komposisi kimia coklat terdiri atas :
Komposisi Kandungan (%)
Lemak 30 – 35Karbohidrat 18Protein 18Tannin 8 – 10Mineral 3 – 4Pigmen 2- 4Asam – asam 0,5 – 1Air Sisanya
BAB V SYARAT MUTU
5.1 Syarat mutu kopi a.Syarat mutu umum Tabel 1 - Syarat mutu umumNo Kriteria Satuan Persyaratan1 Serangga hidup Tidak ada2 . Biji berbau busuk dan atau berbau kapang Tidak ada3 Kadar air % fraksi massa Maks. 12,54 Kadar kotoran % fraksi massa Maks 0,5
b.Syarat mutu khususBerdasarkan ukuran bijiTabel 2 - Syarat mutu khusus kopi robusta pengolahan kering
Ukuran Kriteria Satuan PersyaratanBesar Tidak lolos ayakan berdiameter 6,5
mm(Sieve No. 16)% fraksi massa Maks lolos 5
Kecil Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 3,5 mm (SieveNo. 9)
% fraksi massa Maks lolos 5
Tabel 3 - Syarat mutu khusus kopi robusta pengolahan basah
Ukuran kriteria satuan persyaratanBesar Tidak lolos ayakan berdiameter 7,5 mm (Sieve
No. 19)% fraksi massa Maks lolos 5
Sedang Lolos ayakan diameter 7,5 mm,tidak lolosayakan berdiameter 6,5 mm (Sieve No. 16)
% fraksi massa Maks lolos 5
Kecil Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolosayakan berdiameter 5,5 mm (Sieve No. 14)
% fraksi massa Maks lolos 5
Tabel 4 Syarat mutu khusus kopi arabikaUkuran kriteria Satuan persyaratan
Besar Tidak lolos ayakan berdiameter 6,5 mm (SieveNo. 16)
% fraksi massa Maks lolos 5
Sedang Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolosayakan berdiameter 6 mm (Sieve No. 15
% fraksi massa Maks lolos 5
Kecil Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolosayakan berdiameter 6 mm (Sieve No. 15
% fraksi massa Maks lolos 5
Berdasarkan jumlah keping bijiTabel 5 - Syarat mutu khusus kopi peaberry dan kopi polyembrio
Jenis kriteria Satuan persyaratanPeaberry Tanpa ketentuan lolos % fraksi massa
Maks lolos 5
ayakpolyembrio Tanpa ketentuan lolos
ayak dan tidakmasuk klasifikasi biji pecah
- -
Berdasarkan sistem nilai cacatTabel 6 - Syarat penggolongan mutu kopi robusta dan arabika
Mutu PersyaratanMutu 1 Jumlah nilai cacat maksimum 11*Mutu 2 Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25Mutu 3 Jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44Mutu 4a Jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60Mutu 4b Jumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80Mutu 5 Jumlah nilai cacat 81 sampai dengan 150Mutu 6 Jumlah nilai cacat 151 sampai dengan 225
CATATAN Untuk kopi arabika mutu 4 tidak dibagi menjadi sub mutu 4a dan 4bPenentuan besarnya nilai cacat dari setiap biji cacat dicantumkan dalam Tabel 7.* untuk kopi peaberry dan polyembrio
Tabel 7 - Penentuan besarnya nilai cacat biji kopi No Jenis cacat Nilai cacat1 1 (satu) biji hitam 1 (satu)2 1 (satu) biji hitam sebagian ½ (setengah)3 1 (satu) biji hitam pecah ½ (setengah)
4 1 (satu) kopi gelondong 1 (satu)
5 1 (satu) biji coklat ¼ (seperempat) ¼ (seperempat)
6 1 (satu) kulit kopi ukuran besar 1 (satu)7 1 (satu) kulit kopi ukuran sedang ½ (setengah)8 1 (satu) kulit kopi ukuran kecil 1/5 (seperlima)9 1 (satu) biji berkulit tanduk ½ (setengah)10 1 (satu) kulit tanduk ukuran besar ½ (setengah)11 1 (satu) kulit tanduk ukuran sedang 1/5 (seperlima)12 1 (satu) kulit tanduk ukuran kecil 1/10 (sepersepuluh)13 1 (satu) biji pecah 1/5 (seperlima) 1/5 (seperlima)14 1 (satu) biji muda 1/5 (seperlima)15 1 (satu) biji berlubang satu 1/10 (sepersepuluh)16 1 (satu) biji berlubang lebih dari satu 1/5 (seperlima)17 1 (satu) biji bertutul-tutul 1/10 (sepersepuluh)18 1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran besar 5 (lima)
19 1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran sedang 2 (dua)
20 1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran kecil 1 (satu)KETERANGAN Jumlah nilai cacat dihitung dari contoh uji seberat 300 g. Jika satu bijikopi mempunyai lebih dari satu nilai cacat, maka penentuan nilai cacat tersebutdidasarkan pada bobot nilai cacat terbesar.
5.2 Syarat mutu tehTabel 1.Spesifikasi mutu teh kering dalam kemasan
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan1 Keadaan air seduhan
1.1 Warna - Hijau kekuningan sampai merah kecoklatan
1.2 Bau - Khas teh bebas bau asing1.3 Rasa - Khas teh bebas bau asing2 Kadar air %,b/b Maks.83 Kadar ekstrak %,b/b Min.324 Kadar abu total %,b/b Maks.85 Kadar abu larut dalam air
dari abu total%,b/b Min.45
6 Kadar abu tak larut dalam asam
%,b/b Maks.1
7 Alkalinitas abu larut dalam air(sebagaiKOH)
%,b/b 1-3
8 Serat kasar %,b/b Maks.16
5.3 Syarat mutu coklat (kakao) a.Syarat mutu umum
Tabel 1 – Persyaratan MutuNo Jenis uji Satuan Persyratan1 Serangga hidup - Tidak ada2 Kadar air % fraksi massa Maks.7,53 Biji berbau asap dan atau hammydan
atau berbau asing- Tidak ada
4 Kadar benda asing - Tidak ada b.Syarat mutu khusus
Tabel 2- Persyaratan MutuJenis Mutu Persyaratan
Kakao mulia (fine cocoa)
Kakao lindak (bulk cocoa)
Kadar bijiberjamur(biji/biji)
Kadar biji slaty(biji/biji)
Kadar biji berserangga(biji/biji)
Kadar kotoranWaste(biji/biji)
Kadar biji berkecambah(biji/biji)
I- FI-B Maks.2 Maks.3 Maks.1 Maks.1,5 Maks.2
II- F II-B Maks.4 Maks.8 Maks.2 Maks.2,0 Maks.3III-F III-B Maks.4 Maks.20 Maks.2 Maks.3,0 Maks.3
BAB VI
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBABPERUBAHAN PASCA PANENPenanganan Pasca Panen
a. KOPI
Pengolahan buah kopi dapat dilakukan dengan cara basah maupun kering.
Kedua cara pengolahan ini akan menghasilkan kopi beras dengan kadar air sekitar
14,5%. Berikut ini cara kerja pengolahan buah kopi baik dengan cara basah
maupun kering.
a) Cara Basah
Kupas buah kopi sudah masak, diusahakan kutit tanduknya tidak ikut terkupas.
Pengupasan dilakukan dengan menggunakan mesin pulper yang digerakan
oleh mesin penggerak atau tenaga manusia. Biji kopi yang sudah terlepas dari
daging buahnya segera di cuci atau dialirkan lewat saluran air. Selanjutnya
dilakukan :
1. Pengolahan cara basah dengan fermentasi kering
Biji kopi setelah dicuci langsung dikeringkan.
2. Pengolahan cara basah dengan fermentasi kering
Setelah pencucian, biji kopi digunduk – gundukan dalam bentuk gunungan
kecil (kerucut) dan ditutup dengan karung goni. Agar proses fermentasi
berlangsung merata, maka perlu dilakukan pengadukan dan
penggundukkan kembali sampai proses fermentasi dianggap selesai yaitu
jika lapisan lender mudah terlepas
3. Pengolahan cara basah dengan fermentasi basah
Biji kopi direndam dalam bak fermentasi dimana proses fermentasi itu
sendiri akan berlangsung sekitar 1,5 – 4,5 hari.
Setelah proses fermentasi, biji kopi dicuci baik secara manual (diaduk –
aduk dengan tangan atau diinjak – injak dengan kaki) atau secara mekanik
dengan mesin pencuci. Selanjutnya biji kopi dikeringkan. Pengeringan
dilakukan 2 tahap, pada tahap pertama pengeringan dilakukan pada suhu
1000C sampai kadar air biji 30% selanjutnya pada pengeringan tahap
kedua dilakukan pada suhu 50 – 600C sampai kadar air dibiji 6 – 8%. Biji
kopi yang telah dikeringkan, didinginkan selama 24 jam kemudian dikupas
dengan mesin huller untuk melepaskan kulit tanduknya.
b) Cara Kering
Buah kopi dijemur selama 10 – 14 hari sehingga kadar iarnya 18 – 20%.
Selanjutnya dilakukan pengeringan pada suhu 50 – 600C sehingga diperoleh
kopi gelondongan dengan kadar air 6 – 8%. Setelah didinginkan, dilakukan
pengupasan dua kali. Pengupasan pertama untuk melepaskan daging buah
yang telah dikeringkan, dan pengupasan kedua untuk melepaskan tanduk dan
kulit ari
Biji kopi
Biji kopi kering maupun Biji coklat kering tidak dapat langsung dikonsumsi
karena belum mempunyai aroma,flavor dan warna yang khas. Oleh karena itu
biji coklat tersebut harus diolah lebih lanjut untuk memperoleh sifat – sifat
yang dikehendaki. Pengolahan dasar yang dilakukan adalah dengan
peyangraian dan penggilingan.
Biji kopi disangrai pada suhu 193 - 1990C (light roast), 2040C (medium roast)
dan 213-2210C (dark roast). Penyangraian dihentikan apabila kopi sudah mudah
dipecah dengan kedua jaringan. Selanjutnya diinginkan cepat – cepat dalam kotak
pendingin dan kemudian digiling dengan menggunakan grinder. Penyaringan
dilakukan supaya ukuran partikel seragam
b. TEH
Di Indonesia dikenal 2 macam pengolahan teh yaitu pengolahan teh hitam dan
pengolahan teh hijau. Pengolahan teh hitam dilakukan oleh perkebunan – perkebunan
besar, sedangkan untuk pengolahan teh hijau biasanya dilakukan oleh perkebunan –
perkebunan rakyat. Di samping the hitam dan the hijau dikenal juga pengolahan teh
“Oolong” dimana pengolahan jenis the ini hanya dilakukan di Taiwan.
Daun teh digunakan terutama untuk membuat teh hitam dan teh hijau, perbedaan
kedua macam teh tersebut disebabkan oleh cara pengolahan yang berbeda. Mutu teh
sangat ditentukan oleh macam daun yang dipetik. Kuncup atau peko dan daun muda
akan memberikan mutu teh yang lebih baik daripada daun tua.
Daun burung adalah daun pucuk terakhir sebelum pucuk dorman. System
pemetikan P + 1 berarti pucuk yang dipetik terdiri dari pucuk peko dan sebuah daun
sebelumnya (di bawahnya), P+2 berarti peko dan 2 pucuk berturut – turut
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10. 2
Daun teh yang baru dipetikmengandung air sekitar 75 – 82% dan selebihnya
terdiri dari bahan organic misalnya tanin. Zat tanin yang banyak terdapat pada pucuk
teh memegang peranan penting dalam menentukan warna, rasa dan aroma.
Beberapa pengolahan daun teh yang biasa dilakukan diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Teh hitam
Daun teh dilayukan pada suhu 35o C selama 10 – 20 jam atau pada suhu
54.40C (1300F) selama 3 – 4 jam. Selanjutnya dilakukan penggulungan
menggunakan mesin penggulung. Bagian – bagian pucuk yang telah digulung
dan telah melalui saringan, langsung dibawa ke ruang fermentasi, sedangkan
bagian – bagian yang masih kasar digulung kembali dan apabila perlu
diberikan tekanan selama proses penggulungannya.
Bubuk daun the difermentasikan pada meja atau rak tempat fermentasi selama
2,5 – 3 jam dengan suhu ruangan fermentasi sekitar 260 C. kemudian bubuk
the dikeringkan dengna system counter current dengan udara panas bersuhu
71,1 – 82,20 bola kering serta 37,80 C bola basah. Pengeringan dilakukan
sampai kadar air bubuk the mencapai 3%. Penyaringan dilakukan terhadap
bubuk teh yang sudah dikeringkan.
b. Teh Hijau
Proses pembuatan teh hijau hampir sama dengan proses pembuatan teh hitam,
hanya tidak dilakukan fermentasi. Proses pembuatannya biasanya dilakukan
dengan cara dan peralatan sederhana.
Proses pengolahannya yaitu dengan melayukan daun the dengan cara
menjemurnya beberapa jam di atas tampah sampai daun tersebut layu.
Selanjutnya dilakukan penggulungan dengan cara menggilas daun teh di atas
tampah menggunakan tangan atau kaki sampai sebagian besar cairan sel
terperas keluar. Lalu dikeringkan sampai kadar airnya cukup rendah.
c. The Oolong
Pelayuan daun teh dilakukan pada suhu sekitar 300C selama 5 – 6 jam.
Pemanasan dilakukan pada suhu tinggi 10 menit dengan menggunakan panic
pemanasan. Selama pemanasan, dilakukan pengadukan agar daun teh tidak
hangus. Selanjutnya dilakuakn penggulungan selama 10 menit.
Pencucian dilakukan dengan cara mengaduk – aduk daun dengan tangan
dalam air yang mengalir. Pencucian dilakuakn dengan hati – hati untuk
mencegah kerusakan daun. Selanjutnya teh tersebut dijemur di atas tikar.
Penjemuran diatur sebagai berikut :
Hari pertama dijemur 8 – 10 jam
Hari kedua dijemur 3 – 4 jam
Hari ketiga dijemur 3 – 4 jam
Hari keempat dijemur 3 – 4 jam
Hari kelima dijemur 3 – 4 jam
Hari keenam tidak dijemur
Hari ketujuh dijemur 8 – 10 jam
c. COKLAT
Penanganan panen dan pasca panen buah kakao sangat penting, kegiatan
inilah yang menentukan produk akhir buah kakao.
Proses pengolahan buah coklat hampir sama denga proses pengolahan buah kopi.
Pada prinsipnya proses pengolahan buah coklat meliputi tahap
pengupasan,fermentasi,perendaman dan pencucian serta pengeringan, berikut langkah
– langkah yang bias dilakukan dalam pengolahan buah coklat yaitu:
a. Buah coklat dikupas dengan pisau yang tajam atau alat lain. Lalu biji coklat
ditempatkan dalam keranjang bamboo, didasar keranjang diberi alas daun
bamboo. Tumpukan biji coklat ditutup dengan daun pisang juga. Fermentasi
dilakukan selama 2 – 8 hari. Tumpukan biji coklat diaduk setiap 1 – 2 hari sekali.
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara memindahkan biji coklat yang
difermentasikan pada keranjang yang lain. Proses fermentasi dihentikan jika
warna biji sudah berwarna coklat dan bentuknya menggembung. Setelah proses
fermentasi, dilakukan perendaman dan pencucian. Perendaman dilakukan selama
kurang lebih 2 jam.
b. Menggunakan Mortat
Pertama – tama contoh ditimbang sebanyak 10 gram. Sementara itu disiapkan 30
ml aquades pada geleas ukur. Lalu contoh ditempatkan pada mortar dengan sedikit
pasir bersih, kemudian ditambahkan sedikit aquades dari gelas ukur ke dalam
mortar. Contoh dihancurkan selama 3 menit. Selanjutnya semua sisa air pada
gelas ukur di tambahkan ke dalam mortar dan dicampur sampai merata.
Kemudian dilakukan pengeringan dengan metode seperti pada nomor 1.
Biji Coklat
Biji coklat kering tidak dapat langsung dikonsumsi karena belum mempunyai
aroma,flavor dan warna yang khas. Oleh karena itu biji coklat tersebut harus diolah
lebih lanjut untuk memperoleh sifat – sifat yang dikehendaki. Pengolahan dasar yang
dilakukan adalah dengan peyangraian dan penggilingan.
Biji Coklat disangrai pada suhu 120 - 1210 C selama 15 menit sampai 2 jam. Khusus
untuk biji coklat jenis criollo, pennyangraian dilakukan pada suhu 95 - 1100 C.
proses pemyaraian selesai apabila warna bagian dalam keeping berubah menjadi
coklat tua dan rasa pahit berkurang. Kadar air biji setelah penyangraian sekitar 2,5%
selanjutnya biji coklat yang sudah disangrai digiling dengan menggunakan
grinder sehingga didapatkan bubuk coklat. Penyaringan dilakukan untuk mendapatkan
ukuran partikel seragam.
BAB VII HASIL OLAHAN SETENGAH JADI
Hasil olahan setengah jadi kopi
Kopi bubuk
Kopi sachet
Hasil olahan setengah jadi teh
Teh Sachet
Teh seduh daun kering
Hasil olahan setengah jadi coklat
Coklat permen
Coklat bubuk
Coklat powder
Susu coklat sachet
BAB VIII KESIMPULAN
Bahan penyegar adalah semua bahan nabati yang dapat memberi rangsangan kepada
pemakainya, baik digunakan untuk merokok (fumitori), menyirih (mastikatori) ataupun
dalam minuman.
Bahan yang termasuk bahan penyegar antara lain kopi, teh, coklat, tembakau, sirih, kola,
candu dan ganja.
Pada umumnya bahan-bahan tersebut mengandung zat perangsang yang termasuk
golongan alkaloid.
DAFTAR PUSTAKAProf .Dr.Ir.Tien, R.Muchtadi M.S, Dr.Ir.Sugiyono,M.App.Sc, Fitriyono Ayustaningwarno S.Tp.M.Si
2005,Buku Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan ,ALFABETA,CV.
CVhttp://ditjenbun.deptan.go.id/perbenpro/images/Pdf/snibijikopi.pdfYusianto dan Mulato Sri.2005.pengolahan Dan Komposisi Kimia Biji Kopi : Pengaruhnya Terhadap cita rasa
seduhan dalam uji cita rasa kopi.Jember: PUSLIT KOKA
http://jwijayapahlevi.blogspot.com/2012/09/v-behaviorurldefaultvmlo_24.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi)( http://andrewopunk.blogspot.com/2010/11/teknologi-bahan-
penyegar.html)
LAMPIRANSNI 3747:2009 Kakao Bubuk
SNI 2323:2008 Biji Kakao
SNI 01-2917-2008 Biji Kopi