christianmarchel20.files.wordpress.com · web view... alay ini berasal dari singkatan “anak...
TRANSCRIPT
GENERASI MUDA DALAM BERBAHASA INDONESIA
MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ILMU SOSIAL DASAR
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO
Disusun Oleh :
CHRISTIAN MARCHEL SAROINSONG
NPM : 11315489
KELAS : 1TA03
PROGRAM STUDI : S1 - TEKNIK SIPIL
FAKULTAS : TEKNIK SIPIL DAN PENCERAHAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, Terima Kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia, yang senantiasa menuntun dan memberikan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar
dengan tema Perkembangan Generasi Muda Saat Ini dan Hubungan dengan
Globalisasi yang berjudul
“GENERASI MUDA DALAM BERBAHASA INDONESIA”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dalam makalah ini, penulis ingin memaparkan bagaimana
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh generasi muda. Makalah
ini masih banyak kekuarangan baik dalam segi tulisan maupun materi, karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
Akhir kata, terima kasih yang sebesar besarnya penulis ucapkan kepada pihak-
pihak yang telah memberikan bantuan berupa dukungan baik secara moril maupun
material demi tersusunnya makalah berjudul Generasi Muda Dalam Berbahasa
Indonesia ini.
Depok, November 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia oleh Generasi Muda……..………………… 3
2.2 Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Generasi Muda…………...……….. 5
2.3 Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia………………………. 13
2.4 Upaya Mempertahankan Bahasa Indonesia agar Tidak Tergeser
Oleh Bahasa Gaul…………………………………………………………. 15
2.5 Sikap Bahasa ……………………………………………………………… 16
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 19
3.2 Saran ............................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Diawali dari Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia mempunyai peranan yang signifikan terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia terutama generasi muda. Namun saat ini, generasi muda Indonesia dengan mudahnya terbawa arus werternisasi. Mereka terlalu rapuh dalam menerima pengaruh kebudayaan barat yang tanpa mereka sadari akan melunturkan apa yang selama ini menjadi identitas mereka, yaitu bahasa.
Bahasa Indonesia di era modern ini cenderung kurang diminati oleh penuturnya terutama kalangan muda. Generasi muda saat ini lebih memilih menggunakan bahasa gaul, prokem, slang, dan bahasa asing.Teknologi yang terus berkembang tiap waktunya sebagai bagian dari globalisasi, juga turut mempengauhi penyebaran bahasa gaul.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi beberapa
permasalahan dalam beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengunaan Bahasa Indonesia oleh generasi muda saat ini?
2. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana upaya mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak
tergeser oleh bahasa gaul?
1.3 TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui:
1. Keadaan penggunaan Bahasa Indonesia oleh generasi muda.
2. Pengaruh bahasa gaul terhadap Bahasa Indonesia.
3. Bagaimana upaya mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak
tergeser oleh penggunaan bahasa gaul.
Dan juga agar pembaca memahami pentingnya kebanggan terhadap
Bahasa Indonesia, yang juga adalah identitas Bangsa.
1.4 METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan
pengumpulan data dari berbagai sumber di internet. Kemudian penulis
menganalisis setiap sumber dengan membandingkan antara sumber yang
satu dengan sumber yang lain sehingga di peroleh data yang otentik, lalu
menyusunnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia oleh Generasi Muda
Negara kita mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan
nasional yakni bahasa persatuan antar masyarakatnya yang majemuk.
Berbicara tentang bahasa berarti kita sedang membicarakan sebuah alat.
Sebuah alat yang dapat menjadi kebutuhan pokok yang menjadi pemersatu
setiap orang yang memahami bahasa tersebut. Bahasa adalah cerminan
atas eksistensi suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan yang tinggi, pasti ia
memiliki sebuah bahasa pemersatu yang pokok pada masanya. Tidak bisa
kita menghindar bahwa bangsa ini telah mulai kehilangan jati diri akan
bahasanya.
Mengingat makna dari isi sumpah pemuda dimana “kami putera
puteri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan yang
satu,yaitu berbahasa Indonesia”. Makna tersebut harus dijunjung tinggi
sebagai ikrar janji persatuan bangsa,Sedemikian rupa melalaui proklamasi
perjuangan Indonesia meraih kemerdekaannya. Peningkatan jumlah
penutur bahasa Indonesia seharusnya diikuti dengan sikap positif penutur
bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya pun sehari-hari bahasa
Indonesia telah banyak tercampur adukan menjadi satu oleh berbagai
masuknya bahasa global, bahasa campuran(trend), ataupun gaya bahasa
media. Orang Indonesia sendiri yang telah menyumbangkan lunturnya
keaslian ataupun ketepatan bahasa Indonesia. Namun demikian, orang
Indonesia yang mengadopsi bahasa asing sebenarnya menunjukkan bahwa
kebanggaan orang Indonesia terhadap miliknya sendiri sangat minim
untuk diterjemahkan dalam lingkungan masyarakat.
3
Dan maraknya bahasa gaul atau bahasa modern yang kini
menyebar luas di kalangan pemuda-pemudi Indonesia tampaknya telah
menggeser kedudukan bahasa Indonesia di mata mereka. Kini mereka
tidak lagi bersemangat untuk mempelajari bahasa nasional kita seperti
halnya semangat pemuda sebelum kemerdekaan. Dahulu, pemuda-dan
pemudi Indonesia begitu kerasnya berjuang mempersatukan Indonesia
hingga pada akhirnya tercetuslah sumpah yang sangat terkenal yakni
sumpah pemuda.
Saat ini sulit ditemukan generasi muda bangsa Indonesia yang bangga dan
menyukai bahasa Indonesia. Justru mereka lebih bangga menggunakan
bahasa asing dari pada bahasa mereka sendiri yaitu bahasa Indonesia.
Seharusnya, generasi muda saat ini mampu berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Apalagi dalam kehidupan saat ini, generasi mudah harus
mampu memiliki kemampuan berbahasa, kemampuan menulis, dan
kemampuan berbicara.
Generasi muda sekarang terbuai akibat kemajuan teknologi yang
berkembang pesat. Arus globalisasi dan teknologi memang tidak
selamanya memberikan dampak positif bagi masyarakatnya, akan selalu
ada efek negatif dalam proses perkembangan. Jejaring sosial yang semakin
hari semakin pesat berkembang di era globalisasi dan teknologi saat ini,
yang diawali dari sebuah send message short(sms) hingga email
chat,facebook,twitter,bbm dan sebagainya juga telah mengiringi
penyebaran dan perkembangan bahasa “trend” yang dikatakan para remaja
sekarang yang terpacu pada arus jaman.
Maraknya kalangan artis,ataupun orang yang berpengaruh menggunakan
bahasa “trend” di media massa dan elektronik,membuat remaja semakin
sering menirunya di kehidupan keseharian. Hal ini sudah menjadi hal
wajar karena remaja umumnya suka meniru hal-hal yang baru. Kebiasaan
para penonton meniru publik figur dan dijadikan kebiasaan lelucu di
4
lingkungan masyarakat sekitar, akan berdampak pada tutur bahasa. Di lain
sisi para remaja dan mahasiswa banyak yang mengatakan penggunaan
bahasa Indonesia yang diajarkan disekolah atau lingkungan pendidikan
terkesan kaku dan formal, akhirnya para remaja dan mahasiswa mencoba
keluar,yaitu dengan menggunakan bahasa “trend” sekarang. Para remaja
pada masa saat ini jauh lebih bangga ketika dia dapat berbicara bahasa
asing khususnya bahasa Korea,yang mulai saat ini para remaja sudah dapat
mengatakan sebuah kalimat dalam bentuk sapaan terhadap lawan
bicaranya.
2.2 Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Generasi Muda
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun
1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para
bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan
sebagai preman.
Bahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan
oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan (KBBI,
2008: 116). Bahasa gaul identik dengan bahasa percakapan (lisan). Bahasa
gaul muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya penggunaan
teknologi komunikasi dan situs-situs jejaring sosial.
Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di
antara remaja sekelompoknya selama kurun waktu tertentu. Hal ini
dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan
ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain
atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang
dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain
petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam
bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif
5
menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan
Partana, 2002:150).
Menurut Owen (dalam Papalia: 2004) remaja mulai peka dengan kata-
kata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan
metafora, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan
pendapat, bahkan perasaan mereka. Terkadang mereka menciptakan
ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah
yang kemudian banyak dikenal dengan istilah “Bahasa Gaul” atau Bahasa
Alay.”
Munculnya fenomena bahasa alay di kalangan generasi muda adalah
sebuah bentuk pemberontakan. Pemberontakan hanya akan terjadi jika ada
sesuatu yang salah. Lalu apa yang salah ? “Bukan karena bahasa Indonesia
yang kaku, melainkan metode pembelajaran di kelas yang mungkin kaku.
Padahal tata bahasa Indonesia termasuk yang fleksibel dan mudah
dipelajari.
Pada dasarnya ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat,
lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek,
sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses
morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek. Kalimat-
kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-
bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat
menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang
tidak lengkap. Hal itu dapat dilihat dari :
• Pengunaan awalan e
Kata emang itu bentukan dari kata memang yang disisipkan bunyi e.
Disini jelas terlihat terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf
depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan
merancu dari kata aslinya.
6
Kombinasi k, a, g
Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf
konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a.
Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
Sisipan e
Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a
menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
Contoh lain yang merupakan jenis-jenis padanan kata yang ada dalam
kamus alay:
Barang abal yang dipamerin ketemen terus dia ngaku beli di
singapore. amrik . dan sbgainya. “eh liat nih gue beli gelang dijerman
gituloh asli kalo ga salah sih dirupiahin 500 ribu ya.” padahal dia beli di
itc aja!! yang 10 ribu 5 hahaha.
Tulisan gede-kecil. “aLoW kLiAnZ hArUz ADd GwE YaH!!” atau
dengan angka “K4Ng3nZ dWEcChh” NNNNNZZZZZ
- minta di add di shotout, “j9n lupa ett ghw”
-gaya dengan bibir monyong, telunjuk nempel bibir, gaya tangan dengan
oke dipinggir kepala dan foto dari atas
-.nge post bulbo cuma buat kasih tau dia lagi online & minta comment.
- iya : ia
- kamu: kamuh,kammo,kamoh,kamuwh,kamyu,qamu,etc
- aku : akyu,aq,akko,akkoh,aquwh,etc
- maaf: mu’uph,muphs,maav,etc
- sorry: cowyie,cory,tory(?),etc
- add : ett,etths,aad,edd,etc
- for : vo,fur(zz),pols,etc
- lagi : agi,agy
- makan: mums,mu’umhs,etc
7
- lucu : lutchuw,uchul,luthu,etc
- siapa: cppa,cp,ciuppu,siappva,etc
- apa : uppu,apva,aps,etc
- narsis: narciezt,narciest,etc
Tulisannya gede kecil dan pake angka (idihh) sebenarnya masih banyak
kata-kata atau frase yang belum aku tuliskan, paling tidak contoh diatas itu
membuktikan bahwa memang adanya kata-kata alay.
Di era globalisasi ini bahasa indonesia yang baik dan benar
semakin jarang dipakai terutama dikalangan remaja, seiring perkembangan
jaman munculah modifikasi gaya bahasa menjadi bahasa gaul. Hal ini
dipengaruhi juga oleh semakin berkembangnya teknologi, terutama
berkembangnya situs jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada
tahun 2008, bahasa “Alay” Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal,
karena cukup menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser
penggunaan bahasa Indonesia dikalangan segelintir remaja. Sehubungan
dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh
sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak
yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Penggunaan gaya bahasa alay akan mengancam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar walaupun penggunaannya hanya dalam
media elektronik seperti HP (Hand Phone), Facebook atau Twitter.
Pesatnya perkembangan jumlah pengguna bahasa Alay menunjukkan
semakin akrabnya genersai muda Indonesia dengan dunia teknologi
terutama internet.
Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa
ini, akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh ribuan remaja lain.
Bila ditelusuri, bahasa gaul juga muncul di kalangan anak sekolah dasar
8
karena pengaruh lingkungan. Umumnya mereka menyerap dari
percakapan orang-orang dewasa di sekitarnya. Atau meniru dari media
massa, semisal dari adegan percakapan di televisi maupun mengikuti tren
bahasa gaul di media cetak. Yang pasti, bahasa gaul akan selalu muncul
dan berkembang sesuai zaman masing-masing. Beberapa tahun lalu, istilah
“memble aje” atau “Biarin, yang penting kece” sempat ngetren. Istilah-
istilah tersebut lantas tenggelam dengan sendirinya, tergantikan oleh
istilah lain. Di antaranya, “woles”, “kepo”, dan “jones!”
Untuk itu perlu dipahami bahwa menyerap bahasa gaul yang tengah
menjadi tren merupakan bagian dari konformitas terhadap lingkungan.
Pahami pula jika hal ini merupakan salah satu tahapan perkembangan
kepribadian anak usia sekolah. Yang dimaksud konformitas adalah
meleburkan diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan.
Munculnya bahasa Alay juga menunjukkan adanya perkembangan zaman
yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan dengan
masyarakat penggunanya agar tetap eksis.
Akan tetapi, munculnya bahasa Alay juga merupakan sinyal ancaman yang
sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya
kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Dalam ilmu
linguistik memang dikenal adanya beragam-ragam bahasa baku dan tidak
baku. Bahasa baku biasnya digunakan dalm acara-acara yang kurang
formal. Akan tetapi bahasa Alay merupakan bahasa gaul yang tidak
mengindah.
Bahasa alay itu adalah variasi bahasa yang muncul karena adanya
komunitas anak-anak remaja/muda. Alay adalah singkatan dari Anak
layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan yang
menghubungkannya dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling
terkenal adalah Anak layangan. Dominannya, istilah ini menggambarkan
anak yang menganggap dirinya keren secara gaya busananya. Menurut
9
Koentjaraningrat, Alay adalah gejala yang dialami pemuda dan pemudi
bangsa Indonesia, yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya.
Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian mereka.
Istilah alay hadir setelah di facebook semakin marak penggunaan bahasa
tulis yang tak sesuai kaidah bahasa Indonesia oleh remaja. Hingga kini
belum ada definisi yang pasti tentang istilah ini, namun bahasa ini kerap
dipakai untuk menunjuk bahasa tulis. Dalam bahasa alay bukan bunyi
yang dipentingkan tapi variasi tulisan.
Menurut Koentjaraningrat, alay adalah gejala yang dialami pemuda-
pemudi Indonesia yang ingin diakui statusnya. Gejala ini akan mengubah
gaya penulisan serta komunikasi secara lisan. Penggunaan bahasa sandi
tersebut menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa atau
dipakai dalam komunikasi secara tertulis. Dalam ilmu bahasa, bahasa alay
termasuk sejenis bahasa diakronik. Yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu
kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang hanya dalam
kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya penting
dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga
politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan
berkemban karena fenomena sosial tertentu.
Ada sumber yang menyebutkan, alay ini berasal dari singkatan “anak
layangan”, yang punya asosiasi pada anak muda tukang kelayapan, atau
anak kampung yang berlagak mengikuti tren fashion dan musik. Ada lagi
yag sekadar merujuk pada anak muda yang demi mendapatkan pengakuan
di tengah lingkungan pergaulan akan melakukan apa saja, dari meniru
gaya pakaian, gaya berfoto dengan muka yang sangat dibuat-buat.
Adapun ciri – cirri lain dari bahasa yang dikategorikan sebagai bahasa alay
sebagai berikut:
10
1. Menggunakan angka untuk menggantikan huruf. Contoh: “t3m4n,
b350k k1t4 p3r91 yuuk”.
2. Kapitalisasi yang sangat berantakkan. Contoh:”tEmAn, bEsOk kItA
pErGi YuUuK”
3. Menambahkan “x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti
beberapa huruf seperti “s” dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan
huruf-huruf yang tidak perlu serta merusak EYD atau setidaknya bahasa
yang masih bisa dibaca. Mengganti huruf “s” dengan “c” sehingga seperti
balita berbicara. Contoh: “nanti Aq xmx kamyu deeech”, “xory ya, becok
aQ gx bica ikut”
Penggunaan bahasa alay akhir-akhir ini, tentu saja mengkhawatirkan. Hal
ini dikarenakan bahasa tersebut tidak sesuai dengan kaidah berbahasa
Indonesia yang baik dan benar Penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan
sehari – hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa
Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :
1. Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2. Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
3. Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak
mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
4. Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul.
Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu,
tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap
atau nyokap.
11
5. Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada
penulisan bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang
diberi huruf kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam
sebuah kata ataupun kalimat.
Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan
budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-
anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan
juga sebagai identitas bangsa. Pada dasarnya ada dua hal utama yang
menjadi perhatian remaja, yaitu identitas dan pengakuan. Penulisan bahasa
dengan ciri khasnya bisa jadi pembentukan kedua hal di atas.
Menurut Lina Meilinawati, pengamat bahasa dari Fakultas Sastra
Indonesia Unpad, ada dua hal alasan utama remaja menggunakan bahasa
tulis dengan ciri tersendiri (alay), “Pertama, mereka mengukuhkan diri
sebagai kelompok sosial tertentu, yaitu remaja. Yang kedua, ini
merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap dominasi bahasa baku atau
kaidah bahasa yang telah mapan,” jelasnya. Artinya, remaja merasa
menciptakan identitas dari bahasa yang mereka ciptakan sendiri pula.
Remaja sebagai kelompok usia yang sedang mencari identitas diri
memiliki kekhasan dalam menggunakan bahasa tulis di facebook. Ada
semacam keseragaman gaya yang kemudian menjadi gaya hidup (lifestyle)
mereka.
Remaja yang masih labil dan gemar meniru, sangat mudah tertular dan
memilih menggunakan bahasa ini daripada menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. “Apalagi ada anggapan bahwa bahasa ini
adalah bahasa gaul, sehingga orang yang tidak menggunakannya akan
dianggap ketinggalan jaman atau kuno.
Para remaja yang gemar menggunakan bahasa Alay dalam tulisannya
sudah jelas mempengaruhi keutuhan Bahasa Indonesia. Bila dalam satu
12
kalimat ada kata-kata gue dan lo mungkin tidak terlalu mengganggu
sebuah makna. Tapi pada saat sebuah kalimat dan semua kata-kata yang
ada dalam kalimat itu disingkat dan dibubuhi angka sebagai huruf, artinya
menjadi kabur dan banyak tafsiran. Dalam bahsa Alay memang tidak ada
singkatan baku, kita bebas menyingkat kata sendiri dan membiarkan
pembaca menafsirkannya dengan panduan kata sebelum dan sesudahnya.
Apabila kegemaran ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita
mengubur semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Untuk menghindari hal itu, perlu adanya usaha saat ini untuk menanamkan
dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi
bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Para
orangtua, guru dan pemerintah sangat dituntut kinerja mereka dalam
menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan
anak-anak terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian
bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan masa mendatang
akan semakin meningkat.
2.3 Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai
alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi.
Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi
yang disampaikan. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal
penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama.
Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain
disebabkan oleh adanya bahasa gaul. Hal ini mengakibatkan bahasa yang
digunakan menjadi tidak baik. Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser
digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan
bahasa gaul.
13
Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di
Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa
gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya.
Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak
negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat
sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda
Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan
generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada
pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul
yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan
dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat,
banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul
terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa
diantaranya sebagai berikut:
1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi.
Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa
Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin
sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan
identitas bangsa.
2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia
Karena bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan
berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa
gaul, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul sebagai
bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan
dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat
bahasa indonesia.
3. Menyebabkan Punahnya Bahasa Indonesia
14
Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja
merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia
dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda
zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa
Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan
datang.
2.4 Upaya Mempertahankan Bahasa Indonesia agar tidak Tergeser oleh
Bahasa Gaul
Agar Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita
sebagai warga Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-
langkah pencegahan dan penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia
benar-benar punah. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Langkah-langkah pencegahan :
1) Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa
2) Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan
sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku.
Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu meliputi kaidah
ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah
penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran.
3) Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan
Dengan adanya undang-undang penggunaan bahasa diarapkan
masyarakat Indonesia mampu menaati kaidahnya agar tidak mencintai
bahasa gaul di negeri sendiri.
4) Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia di Negeri Sendiri
b. Langkah-langkah penanggulangan :
1) Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di
masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini
15
menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan
dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Nasional. Para orangtua, guru dan pemrintah sangat dituntut kinerja
mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman
dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia.
2) Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap
eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa
persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
3) Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus
bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus
diutamakan penggunaannya.
4) Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi
bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa
Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana kita
ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita
gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
5) Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa
Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar
maupun sinetron.
6) Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di
perguruan tinggi.
7) Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia
dilakukan dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan.
2.5 Sikap Bahasa
Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan dapat dibanggakan.
Bahasa Indonesia telah membuktikan kemampuannya bukan sekadar
sebagai bahasa pengantar pendidikan di tingkat lembaga pendidikan dasar
dan menengah, tetapi juga sebagai sarana penyebaran ilmu pengetahuan
16
dan teknologi serta sarana alih pengetahuan dan alih teknologi di tingkat
lembaga pendidikan tinggi. Fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana
pengembangan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut perhatian khusus karena kepesatan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut kedinamisan bahasa Indonesia,
terutama dalam kaitan dengan pengembangan tata istilah keilmuan.
Sikap bahasa merupakan faktor pendukung optimalisasi peran dan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai penguat jati diri bangsa. Sikap positif
terhadap bahasa Indonesia harus terus ditingkatkan. Sikap berbahasa
mengandung keterpaduan antara sikap menghormati dan memuliakan
secara nyata serta sikap taat pada kesepakatan bangsa mengenai peran dan
kedudukan bahasa Indonesia. Hal ini sekaligus akan sejalan dan setara
dengan peningkatan dan pemantapan sikap kebersamaan dalam membina,
memelihara, dan mempertinggi harkat dan martabat bangsa dan negara
Indonesia tercinta melalui idealisme bahasa Indonesia.
Sikap bahasa yang perlu dimiliki ini dilakukan dengan berbagai upaya, yakni:
1. meningkatkan rasa kebanggaan memiliki dan menggunakan bahasa
Indonesia dalam berbagai keperluan dan kemanfaatannya yang
menjangkau seluruh lapisan, kelompok, dan golongan dalam masyarakat
bangsa Indonesia,
2. menghindari penggunaan bahasa asing secara berlebihan atau di luar garis
ketentuan dan kebijakan yang telah ditentukan. Penghindaran penggunaan
bahasa asing secara berlebihan dapat disebabkan telah ada padanannya
dalam bahasa Indonesia ataupun untuk menghindari gangguan terhadap
kelancaran komunikasi. Selain itu, penggunaan bahasa asing secara
berlebihan atau di luar lingkungan dan keperluannya selain merupakan
pelecehan terhadap peran dan kedudukan serta hasil-hasil pengembangan
bahasa Indonesia, juga melemahkan pembinaan wawasan kebangsaan,
17
3. meningkatkan frekuensi pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia dalam
semua kesempatan dan aktivitas, baik resmi maupun tidak resmi. Dari
sudut pandang psikologi pendidikan, suatu keberhasilan bukan sekadar
tercapai melalui pendidikan formal dan pelatihan, tetapi lebih-lebih
melalui pembiasaan penggunaan secara terus-menerus dalam lingkungan
masyarakat dan di tengah-tengah keluarga.
Kesiapan dan peran nyata bahasa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan pemantapan rasa
kecintaan dan rasa kebanggaan memiliki bahasa Indonesia. Rasa
kebanggaan memiliki bahasa Indonesia terikat erat dengan pencerminan
dan perwujudan cinta tanah air, cinta budaya Indonesia, serta cinta
terhadap keseluruhan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa Indonesia.
Kita sebagai bangsa Indonesia, sudah sepatutnya dengan bangga
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan dengan gaya
bicara yang kebarat-baratan agar dianggap keren atau gaul. Bahasa
tersebut sudah jelas-jelas berbeda dengan tata krama dan aturan moral dari
budaya kita, Indonesia.
Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita bertugas untuk melestarikan
dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara menggunakannya
dalam percakapan sehari-hari. Dengan demikian, orang-orang di sekitar
kita bisa ikut berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
benar, dengan diawali dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai,
jika dibiarkan terus seperti ini, keeksistensian bahasa Indonesia menjadi
semakin tergeser dengan keberadaan bahasa-bahasa gaul
Indonesia/kebarat-baratan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adalah akibat dari
perkembangan zaman yang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan
sampai teknologi.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya
kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya
atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama
dikalangan remaja.
Generasi muda Indonesia harus bisa bersikap adil terhadap bahasa Indonesia.
Generasi muda diharapkan dapat menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang
tepat dalam berbahasa. Jangan biarkan bahasa Indonesia terbenam di perut ibu
pertiwi. Yang muda yang beradab yang berbahasa karena bahasa menunjukkan
bangsa.
3.2 Saran
Kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik harus mencintai bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia. Kita harus menjaga kebenaran dan keaslian
bahasa Indonesia agar tidak pudar karena adanya bahasa gaul yang sudah
menyebar di kalangan remaja pada saat sekarang ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2015. Sekilas tentang sejarah Bahasa Indonesia.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/
Sekilas%20Tentang%20Sejarah%20Bahasa%20Indonesia
Ratnaningsih,B. 2015. Karya Ilmiah “Pudarnya penggunaan bahasa Indonesia
oleh bahasa gaul di kalangan remaja”.
http://baiqjulia.blogspot.co.id/2014/01/karya-ilmiah-pudarnya-
penggunaan-bahasa.html
Kusumawati,E,D. 2015. Bahasa Indonesia dalam sudut pandang generesi muda.
http://www.kompasiana.com/ernaaditakusumawati/bahasa-indonesia-
dalam-sudut-pandang-generasi-muda_5517d243a333118407b65f6a
Sitihalimah. 2015. Wajah bahasaku kini.
http://sitihalimahfight.blogspot.co.id/2013/10/maraknya-penggunaan-
bahasa-indonesia.html
Anonim. 2015. Penggunaan bahasa Indonesia dikalangan remaja.
http://rtscorp.blogspot.co.id/2013/11/penggunaan-bahasa-indonesia-di-
kalangan.html
Aisyah,S. 2015. Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja ditengah
maraknya bahasa alay.
http://aisyahppkn.blogspot.co.id/2015/06/penggunaan-bahasa-indonesia-
di-kalangan.html
20
Irnawati,N. 2015. Pengaruh bahasa alay terhadap eksistensi penggunaan Bahasa
Indonesia di kalangan generasi muda
http://iniirna.blogspot.co.id/2014/07/pengaruh-bahasa-alay-terhadap.html
Anonim. 2015
http://pelitaku.sabda.org/
sikap_generasi_muda_melestarikan_bahasa_indonesia
21